pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyaie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/skripsi...

134
i PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAI MELALUI PENGAJIAN KITAB IHYA’ ULUMIDDIN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN 2018) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh NURUL BADIAH 111 13 222 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: hoangdang

Post on 12-Mar-2019

297 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

i

PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAI

MELALUI PENGAJIAN KITAB IHYA’ ULUMIDDIN

(STUDI KASUS PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI SALATIGA

TAHUN 2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

NURUL BADIAH

111 13 222

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

ii

PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI TERHADAP KYAI

MELALUI PENGAJIAN KITAB IHYA’ ULUMUDDIN

( STUDI KASUS PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI SALATIGA

TAHUN 2018 )

SKRIPSI

Oleh :

NURUL BADIAH

111 13 222

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 3: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

iii

Page 4: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

iv

Page 5: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

v

Page 6: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

vi

Page 7: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

vii

MOTTO

ليس منها من لم ي جله كبيرنا، ويرحم صغيرنا، ويعرف لعالمنا ح قه

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak

memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda

serta yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar

diutamakan pandangannya).”

(Riwayat Ahmad)

Page 8: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

viii

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya, saya persembahkan

karya ini kepada:

1. Bapak Jiman dan ibu Siti Fatimah tercinta yang selalu memberi kasih sayang,

semangat, motivasi, dan nasihat untuk keberhasilan.

2. Abah dan umah ku yang selalu memberi motivasi dan selalu mendoakan ku

3. Adik-adiku Fahmi Fathurahman dan Arief lukman hakim yang saya sayangi

4. Simbah ku yang senantiasa selalu mendoakan ku

5. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memotivasi dalam kebaikan.

Page 9: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, segala puji dan Syukur penulis panjatkan atas

kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada

terhimgga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “pembentukan sikap

ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian kitab Ihya Ulumiddin (studi kasus pondok

pesantren sunan giri salatiga)”.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan Uswah Khasanah Rasulullah

Muhammad S.A.W, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang

setia yang mana beliaulah sebagai Rosul utusan Allah untuk membimbing umat manusia.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (SPd) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Skripsi

ini berjudul “pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian kitab Ihya

Ulumiddin (studi kasus pondok pesantren Sunan Giri Salatiga)”.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. Nasafi, M.Pd.I. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Page 10: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

x

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu

pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta

bantuan.

7. Teman-teman Pendidikan Agama Islam Angkatan 2013, yayah, mbk dwi ,

dono, sukitrem, sanah, mbk reza, bastul, ika dan kawan kawanku yang tak kan

terlupakan

8. Rekan-rekanku semua di Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga, khuausnya

dek Ulfa, Mbk Yu, Mbk Dwi, Asiyah, Nafisah, dan kawan kawanku semuanya

yang telah membantuku.

9. Segenap keluarga pondok pesantren Sunan Gri yang selalu aku sayangi dan

banggakan

10. Buat teman sepsialku semoga selalu sepisial dalam hidup aku

Page 11: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

xi

11. Almamater IAIN Salatiga.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat

terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah

SWT.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna

bagi penulis khususnnya serta para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 20 Maret 2018

Penulis

Nurul Badiah

111 13 222

Page 12: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

xii

ABSTRAK

Badiah, Nurul. 2018. Pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui

pengajian kitab Ihya’ Ulumuddin (studi kasus pondok pesantren sunan

giri Salatiga tahun 2018). Skripsi. Jurusan Terbiyah Program Studi

Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Slatiga.

Pembimbing: Dr. Nasafi, M.Pd.I.

Kata kunci : Pembentukan sikap Ta’dzim santri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana pengajian kitab

Ihya’ Ulumuddin di Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga?, (2) mengetahui

bagaimana sikap Ta’dzim santri kepada Kyai di Pondok pesantren Sunan Giri

Salatiga?, (3)untuk mengetahui adakah pengaruh antara pengajian kitab Ihya’

Ulumuddin terhadap sikap ta’dzim Kyai di Pondok Pesantren Sunan Giri

Salatiga?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif yang menitik beratkan pada data kualitatif yaitu data hasil

wawancara, observasi dokumentasi. Pengumpulan data dengan menggunakan

instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan yang terangkum dalam pedoman

wawancara. Pedoman wawancara menggunakan triangulasi yang ditujukan

kepada Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga, Ustadz dan Ustadzah,

pengus dan juga santriwan santriwati Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga.

Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data, Data yang terkumpul

dianalisis dengan menggunakan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa:

Temuan dari penelitian ini adalah (1)pengajian kitab Ihya Ulumuddin di

Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga menggunakan metode bandongan yang di

lakukan mulai dari setelah sholat subuh sampai dengan pukul 07.00 WIB, dan

khatam setiap empat tahun sekali, (2) Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di Pondok

Pesantren Sunan Giri Salatiga yaitu dengan memuliakan orang yang lebih tua atau

kepada Kyai, (3)pengaruh pengajian kitab Ihya Ulumuddin terhadap sikap

Ta’dzim santri kepada Kyai yaitu mendidik menjadi santri yang Akhlakul karimah

dan patuh terhadap orang yang lebih tua. Dan penghambat dalam pembentukan

sikap Ta’dzim santri yaitu ego santri yang masih mengutamakan masalah dunia.

Page 13: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 6

F. Sistematika penulisan .................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Biografi Imam AL-Ghozali .......................................................... 10

1. Riwayat pendidikan ................................................................ 11

Page 14: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

xiv

2. Guru dan panutan Imam Ghozali ............................................ 15

3. Karya-karya Imam Ghozali ..................................................... 16

4. Kepribadian dan pengaruh Imam Ghozali .............................. 18

B. Latar belakang penulisan kitab Ihya’ Ulumuddin .......................... 23

C. Pengertian pembentukan sikap Ta’dzim ...................................... 26

1. Pengertian sikap Ta’dzim ........................................................ 26

2. Ciri-ciri sikap Ta’dzim ............................................................ 27

3. Fungsi dan manfaat sikap Ta’dzim .......................................... 29

4. Proses pembentukan sikap Ta’dzim ........................................ 30

a. Pengajaran dan pembiasaan .............................................. 31

b. Pembentukan kognitif ...................................................... 32

c. Pembentukan rohani .......................................................... 32

5. Pondok Pesantren .................................................................... 33

1. Defininisi pondok pesantren ............................................. 33

2. Ciri-ciri umum pondok pesantren ..................................... 34

3. Unsur-unsur pondok pesantren ......................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian ................................................... 40

B. Kehadiran peneliti ......................................................................... 41

C. Lokasi penelitian ........................................................................... 41

D. Sumber data ................................................................................... 41

a. Data primer .............................................................................. 42

b. Data sekunder .......................................................................... 42

Page 15: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

xv

E. Metode pengumpulan data ............................................................ 43

a. Metode wawancara .................................................................. 43

b. Metode dokumentasi ............................................................... 43

c. Metode observasi .................................................................... 44

F. Analisis data .................................................................................. 44

G. Pengecekan keabsahan data .......................................................... 45

H. Tahap-tahap penelitian .................................................................. 46

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran umum lokasi pondok pesantren suana giri .................. 47

1. Sejarah singkat ......................................................................... 47

2. Letak geografis ........................................................................ 48

3. Profil pondok Pesantren .......................................................... 48

4. Visi dan Misi Pondok Pesantren .............................................. 49

5. Aktifitas pendidikan ................................................................ 49

6. Tata tertib Pondok Pesantren ................................................... 50

7. Keadministrasian ..................................................................... 50

8. Sarana dan prasarana Pondok .................................................. 52

9. Kegiatan santri putra dan putri ................................................ 53

10. Pembelajaran dan pendidikan Madrasah ................................. 54

11. Dewan pengajar Madrasah Diniyah ........................................ 56

12. Struktur organisasi pengurus ................................................... 58

13. Keadaan santri pondok pesantren ............................................ 60

B. Analisis .......................................................................................... 63

Page 16: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

xvi

1. Kajian kitab Ihya Ulumuddin .................................................. 63

2. Sikap ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren Sunan

Giri Salatiga ............................................................................ 67

3. Pengaruh pengajian kitab Ihya Ulumuddin terhadap sikap

ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri

salatiga ..................................................................................... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 79

B. Saran .............................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 17: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

Lampiran 3. Transkip Hasil Wawancara

Lampiran 4. Daftar Nilai SKK

Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 6. Riwayat Hidup

Page 18: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai nilai luhur bangsa indonesia terutama tentang sikap

menghargai orang lain, sopan santun dan semangat kebersamaan adalah

nilai yang telah terbentuk sejak lama , terlebih setelah datangnya agama

Islam di Indonesia dimana Indonesia membawa ajaran Rahmatan

lil’alamin, saling mengasih dan sikap menghormati terhadap orang lain

(Salam, 1997:32). .Nilai-nilai luhur yang telah diajarkan para ulama

seyogyanya kita lestarikan sehingga Indonesia tetap menjadi negara yang

bermoral dan beradab.

Pemikiran–pemikiran yang luhur pada masa lalu haruslah kita

lestarikan sehingga tetap menjadi kaum yang berbudi pekerti yang baik

terutama pada orang tua dan guru. Siswa suatu saat akan menjadi pemuda

penerus dan pemegang kepemimpinan bangsa haruslah memiliki nilai-nilai

luhur yang telah diwariskan oleh para ulama, Diantaranya sikap ta’dzim.

Dengan sikap ta’dzim atau sikap menghormati dan sopan, akan dapat

membawa seseorang pada kemulyaan dan akan dihormati oleh orang lain.

Tapi kenyataannya, sekarang ini banyak siswa yang berani kepada

gurunya, mungkin karena kurangnya pengajaran tentang akhlak di

sekolah-sekolah. Pondok pesantren menjadi alternatif yang setrategis bagi

siswa untuk menanamkan akhlak.

Page 19: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

2

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang religius

Islami dan merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia.

Pada awal didirikannya, pesantren tidak semata-mata ditujukan untuk

memperkaya pikiran santri (murid) tetapi meningkatkan moral (akhlaq),

memotivasi, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,

mengajarkan tingkah laku dan bermoral serta mempersiapkan para santri

untuk hidup sederhana dan bersih hati (Dhofier,1994:50). Tujuan utama

pengajaran ialah untuk mendidik calon-calon ulama. Pesantren sebagai

suatu lembaga pendidikan yang tumbuh berkembang di tengah-tengah

masyarakat sekaligus memadukan tiga hasil pendidikan yang amat penting

yaitu: ibadah untuk menanamkan iman, tabligh untuk penyebaran ilmu dan

amal untuk mewujudkan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari (Shaleh,

1978:8).

Pengajaran pendidikan Islam klasik sebenarnya sudah menawarkan

konsep tentang pembentukan akhlak dan mental yang baik, yaitu dengan

pengajaran sebuah kitab yang menekankan pada pendidikan akhlak dan

penumbuhan sikap menghormati atau lebih dikenal dengan pembentukan

sikap ta’dzim yang salah satunya melalui Pengajaran kitab Ihya`

Ulumuddin buah karya Imam Ghazali. Kitab ini menerangkan sikap

ta’dzim santri terhadap kyai yang mana untuk mendidik karakter santri

sebagai santri yang sopan dan santun akan akhlaknya. Sikap ta‟dzim

merupakan wujud dari sikap manusia terdidik.

Sebagaimana sebuah maqolah dalam bahasa arab sebagai berikut :

Page 20: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

3

ليس منا من لم يجل كبيرنا، ويرحم صغيرنا، ويعرف لعالمنا

Artinya : “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak

memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang

tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan

pandangannya).” (Riwayat Ahmad)

Pengajaran Kitab Ikhya Ulumidin dan pembentukan sikap ta’dzim

yang semakin menipis. Pondok Pesantren Sunan Giri adalah salah satu

madrasah yang mengkaji Kitab Ihya Ulumidin sehingga santri dipondok

pesantren tersebut memiliki sikap yang sopan, santun dan patuh terhadap

gurunya.

Berangkat dari sinilah penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana

kitab Ihya’ Ulumiddin mendiskripsikan apa dan bagaimana pembentukan

sikap santri terhadap kyai yang seharusnya mempunyai sikap yang sopan

dan santun dan apakah ada perbedaan antara santri yang mengaji kitab

ihya’ ulumudin dan tidak mengaji kitab Ihya’ Ulumiddin. Adapun fokus

penelitian yang peneliti tulis berbeda dari skripsi-skripsi sebelumnya.

Penulis memberi judul skripsi ini “ PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM

SANTRI TERHADAP KYAI MELALUI PENGAJIAN KITAB IHYA

ULUMIDIN (STUDI KASUS SANTRI PONDOK PESANTREN

SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN 2108).

Page 21: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan pokok masalah yang akan dikaji dan diteliti dalam

penyusunan skripsi ini, yaitu:

1. Bagaimanakah pengajian Kitab Ihya Ulumidin di pondok pesantren

Sunan Giri Salatiga ?

2. Bagaimana Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren

Sunan Giri Salatiga ?

3. Adakah Pengaruh dari pengajian kitab ihya ulumidin Terhadap

Sikap ta’dzim santri terhadap kyai di pondok pesantren Sunan Giri

Salatiga?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan penelitian

Tujuan peneliti ini pasti tidak terlepas dari permasalahan yang

peneliti munculkan. Adapun tujuanya adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana pengajian kitab Ihya Ulumudin

di pondok pesantren Sunan Giri Salatiga.

b. Untuk mengetahui bagaimana Sikap ta’dzim santri kepada

Kyai di pondok pesantren Sunan Giri Salatiga.

c. Untuk mengetahui adakah Pengaruh antara Pengajian kitab

Ihya Ulumidin Terhadap Sikap ta’dzim santri terhadap kyai di

pondok pesantren Sunan Giri Salatiga.

Page 22: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

5

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan manfaat yang diatas, maka manfaat penelitian ini

antara lain :

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan wawasan keilmuan yang berkaitan dengan

pembelajaran kitab Ihya’ Ulumidin dengan sikap ta’dzim

santri.

b. Untuk menambah khazanah pengetahuan kepustakaan

pengaruh pengajaran kitab Ihya Ulumidin terhadap

pembentukan sikap ta’dzim santri terhadap Kyai.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pihak pondok pesantren, hasil penelitian ini di harapkan

dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi

dalam rangka pelaksanaan pembelajaran akhlak dengan

pengajian kitab Ikhya’ Ulumidin.

b. Bagi santri, mempunyai prilaku sopan santun dan menghormati

orang yang lebih tua sesuai dengan pengajian kitab Ihya’

Ulumidin.

c. Bagi peneliti, bisa di jadikan sumber rujukan dalam rangka

melakukan pengembangan penelitian mengenai kitab Ihya

Ulumudin dan sikap ta’dzim santri terhadap kyai.

Page 23: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

6

E. Penegasan istilah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan kemungkinan

terjadinya salah penafsiran terhadap apa yang terkandung dalam skripsi ini,

maka perlu kiranya penulis perjelas dan membatasi pengertian sebagai

berikut:

1. Pembentukan sikap ta’dzim

Pembentukan memiliki arti menjadikan atau perbuatan (hal, cara,

dan sebagianya ) membentuk wujud atau rupa sesuai dengan yang

diinginkan. (Poerwadarminta, 1976:122).

2. Sikap

Menurut Ngalim Purwanto (1987:141). Sikap atau yang dalam

bahasa inggris attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu

perangsang.

3. Ta’dzim

Kata ta’dzim dalam bahasa Inggrisnya adalah “ respect” yang

mempunyai makna sopan santun, menghormati dan mengagungkan

orang yang lebih tua atau yang di tuakan. (Nicholson, 1978; 1-2)

4. Santri

Menurut pengertian yang dipakai dalam lingkungan orang-

orang pesantren, seorang alim hanya bisa disebut kyai bilamana

memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren

tersebut untuk mempelajari kitab-kitab Islam klasik. Oleh karena

itu, santri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga

Page 24: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

7

pesantren. Walaupun demikian, menurut tradisi pesantren, terdapat

2 kelompok santri, yang pertama santri mukim yaitu murid-murid

yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok

pesantren. Dan yang kedua adalah santri kalong yaitu murid-murid

yang berasal dari desa-desa di sekeliling pesantren, yang biasanya

tidak menetap dalam pesantren.

5. Kyai adalah gelar yang diberikan masyarakat kepada ahli agama

Islam yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan

mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya. Selain

gelar kyai, ia juga sering disebut orang alim (Zamakhsyari, 1983:

55).

6. Pondok pesantren adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan

dan keagamaan yang ada di Indonesia. Secara lahiriyah, pesantren

pada umumnya merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri

dari rumah kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan

ruang belajar. Pondok pesantren juga berarti suatu lembaga

pendidikan dan pengajaran agama islam yang pada umumnya

pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara non

klasikal, tetapi dengan sistem bandongan dan sorogan. Dimana

seorang kyai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang

tertulis dalam bahasa arab oleh ulama-ulama besar abad

pertengahan (Nasir, 2005:81)

Page 25: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

8

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam

membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian

kualitatif, secara garis besar sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal ini, meliputi: sampul, lembar berlogo, judul (sama

dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak,

daftar isi, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Pada bagian inti dalam skripsi ini, memuat data:

BAB I : Pendahuluan

Meliputi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan

Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penulis Skripsi.

BAB II : Kajian Pustaka

Berisi kajian kitab Ihya Ulumudin dalam pemebentukan sikap

ta’dzim santri terhadap kyai.

BAB III : Paparan Data Penelitian

Meliputi Gambaran Umum Pondok Pesantren Sunan Giri

Salatiga dan pembentukan sikap santri terhadap kyai dalam

kajian kitab Ihya’ Ulumudin Pondok Pesantren Sunan Giri

Salatiga.

Page 26: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

9

BAB IV : Analisis Data Penelitian

Meliputi pembentukan sikap ta’dzim santri terhadap kyai dalam

kajian kitab ihya ulumudin Pondok, faktor pendukung dan

kajian kitab Ihya Ulumudin pondok Pesantren Sunan Giri

Salatiga, serta pengaruh sikap ta’dzim santri terhadap Kyai

dalam kajian kitab Ihya’ Ulumidin Pondok Pesantren Sunan Giri

Salatiga.

BAB V : Kesimpulan, Saran dan Penutup

Yang meliputi Kesimpulan, Saran-saran, dan Penutup.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir dari skripsi ini, memuat: Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran,

dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.

Page 27: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Biografi Imam Al Ghozali

Imam Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad

Ibnu Muhammad al-Ghazali, yang terkenal dengan Hujjatul Islam

(Argumentator Islam) karena jasanya yang besar di dalam menjaga Islam

dari pengaruh ajaran bid’ah dan aliran rasionalisme Yunani. Beliau lahir

pada tahun 450 H, bertepatan dengan 1059 M di Ghazalah, suatu kota

kecil yang terlelak di Thus wilayah Khurasah, yang mana saat itu

merupakan salah satu tempat pusat ilmu pengetahuan di dunia Islam (Tim

Penyusun Ensiklopedi Islam, 1997:25).

Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, ayahnya

adalah seorang pengrajin wool sekaligus sebagai pedagang hasil

tenunannya, taat beragama dan mempunyai semangat keagamaan yang

tinggi. Karena simpatiknya kepada ulama, ayahnya pun kemudian

mengharapkan anaknya menjadi ulama yang selalu memberi nasehat

kepada umat. Itulah sebabnya, ayahnya sebelum wafat menitipkannya

(Imam Ghazali) dan saudarnya (Ahmad) pada teman ayahnya (seorang ahli

tasawuf) untuk mendapatkan bimbingan dan didikan (Ghazali, 2004:4).

Meskipun dibesarkan dalam keadaan keluarga yang sederhana,

tidak menjadikan Imam Ghazali merasa rendah atau malas, justru beliau

semangat dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, sehingga beliau

menjelma menjadi seorang ulama besar dan seorang sufi. Imam Ghazali

Page 28: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

11

hidup dalam kesederhanaan sebagai seorang sufi sampai usia 15 tahun

(450-456) (Ghazali, 2004:4).

1. Riwayat pendidikan

Perjalanan mencari ilmu Imam Ghazali dimulai dari tanah

kelahirannya, beliau belajar al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu

keagamaan yang lain pada ayahnya, di lanjutkan di Thus dengan

mempelajari dasar-dasar pengetahuan. Setelah beliau belajar pada

teman ayahnya (seorang ahli tasawuf), kemudian beliau masuk ke

sekolah untuk memperoleh selain ilmu pengetahuan. Beliau

mempelajari dasar Islam (al-Qur’an dan al-Hadist).

Diantara kitab-kitab hadist yang beliau pelajari, antara lain :

a. Shahih al-Bukhori, beliau belajar dari Abu Sahl Muhammad bin

Abdullah al-Hafshi.

b. Sunan Abi Daud, beliau belajar dari al-Hakim Abu al-Fath al-

Hakimi.

c. Maulid an-Nabi, beliau belajar pada Abu Abdillah Muhammad

bin Ahmad al-Khawani.

d. Shahih al-Bukhari dan Shahih al-Muslim, beliau belajar dari Abu

al-Fatyan ‘Umar ar-Ru’asai (Ghazali, 2004:267).

Begitu pula diantaranya bidang-bidang ilmu yang dikuasai Imam

Ghazali adalah ushuluddin, ushululfiqh, mantiq, filsafat, dan tasawuf

(Hasan, 2006:267).

Page 29: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

12

Kesantunan hidup sebagaimana waktu beliau belajar fiqh pada

Imam Kharamain, beliau belajar bersungguh-sungguh sampai mahir

dalam madzhab, khilaf (perbedaan pendapat), perdebatan, mantiq,

membaca hikmah, dan falsafah, Imam Kharamain menyikapinya

sebagai lautan yang luas (Himawijaya, 2004:15).

Setelah Imam Haramain wafat kemudian beliau pergi ke Baghdad

dan mengajar di Nidzhamiyah. Beliau mengarang tentang madzhab

kitab al-Basith, al- wasith, al-Wajiz, dan al-Khulashoh. Dalam ushul

fiqih beliau mengarang kitab al-Mustasyfa, kitab al-Mankhul,

Bidayatul-hidayah, al-Ma’lud fil-Khilafiyah, Syifaal-ali fi Bayani

Masalikit Ta`wil dan kitab-kitab lain dalam berbagai bidang (Bik,

1980:570).

Antara tahun 465-470 H, Imam Ghazali belajar fiqih dan ilmu-

ilmu dasar yang lain dari Ahmad Radzaski di Thus dan dari Abu

Nasral Ismailli di Jurjan. Setelah Imam Ghazali kembali ke Thus, dan

selama 3 tahun di tempat kelahirannya, beliau mengaji ulang

pelajaran di Jurjan sambil belajar tasawuf kekpada Yusuf an-Nassaj

(w-487 H), pada tahun itu Imam Ghazali berkenalan dengan al-

Juwaini dan memperoleh ilmu kalam dan mantiq. Menurut Abdul

Ghofur, Ismail Farisi dan Imam Ghozali menjadi pembahas paling

pintar di zamanya. Imam Haramain merasa bangga dengan prestasi

muridnya, karena walaupun kemasyhuran telah diraih Imam Ghazali,

beliau tetap setia terhadap gurunya sampai dengan wafatnya pada

Page 30: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

13

tahun 478 H. Sebelum al-Juwaini wafat, beliau memperkenalkan

Imam Ghazali kepada Nidzham al-Mulk, perdana mentri sultan

Saljuk Malik Syah. Nidzham adalah pendiri madrasah al-

Nidzhamiyah. Di Naisabur ini Imam Ghazali sempat belajar tasawuf

kepada Abu Ali al-Faldl Ibn Muhammad Ibn Ali al-Farmadi (w.477

H/1084 M) (Himawijaya, 2004:15).

Setelah gurunya wafat, Imam Ghazali meninggalkan Naisabur

menuju negri Askar untuk berjumpa dengan Nidzham al-Mulk. Di

daerah ini beliau mendapat kehormatan untuk berdebat dengan ulama.

Dari perdebatan yang dimenangkan ini, namanya semakin populer

dan disegani karena keluasan ilmunya. Pada tahun 484 H/1091 M,

Imam Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah

Nidzhamiyah, ini dijelaskan dalam bukunya al-Munqiz Minadl-dlalal.

Selama megajar di madrasah, dengan tekunnya Imam Ghozali

mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al-Farabi, Ibn

Sina Ibn Miskawih dan Ikhwan as-Shafa. Penguasaanya terhadap

filsafat terbukti dalam karyanya seperti al-Maqasidul Falasifah,

Tahafutul Falasifah (Himawijaya, 2004:17).

Pada tahun 488 H/1095 M, Imam Ghazali dilanda keraguan

(skeptis) terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya (hukum, teologi, dan

filsafat), sehingga beliau menderita penyakit selama dua bulan dan

sulit diobati. Karena itu, Imam Ghazali tidak dapat menjalankan

tugasnya sebagai guru besar di madrasah Nidzhamiyah, yang

Page 31: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

14

akhirnya beliau meninggalkan Baghdad menuju kota Damaskus. Di

kota ini, selama kira-kira dua tahun, Imam Ghazali melakukan uzlah,

riyadah, dan mujahadah. Kemudian beliau pihdah ke Bait al-Maqdis

Palestina untuk melakukan ibadah serupa. Setelah itu tergeraklah

hatinya untuk menunaikan ibadah haji dan menziarohi maqom

Rosulullah SAW (Himawijaya, 2004:19).

Sepulang dari tanah suci, Imam Ghazali mengunjungi kota

kelahirannya di Thus, disinilah beliau tetap berkhalwat dalam

keadaan skeptis sampai berlangsung selama 10 tahun. Pada periode

itulah beliau menulis karyanya yang terkenal ” Ihya’ Ulumuddin ” the

revival of the religious (menghidupkan kembali ilmu agama)

(Himawijaya, 2004:19).

Karena mendapat desakan dari madrasah Nidzhamiyah di

Naisabur, berselang selama dua tahun, akhirnya kemudian beliau

memberi pelajaran bagi para fuqoha dan jawiyah atau khanaqoh

untuk para mustafifah. Di kota inilah (Thus) beliau wafat pada tahun

505 H / 1 Desember 1111 M (Ghazali, Tt:7).

Abul Fajar al-Jauzi dalam kitabnya al-Asabat ‘inda Amanat

mengatakan, Ahmad saudaranya Imam Ghazali berkata: pada waktu

shubuh, Abu Hamid berwudhu dan melakukan sholat, kemudian

beliau berkata: ambillah kain kafan untukku, kemudian ia mengambil

dan menciumnya, lalu ia meletakkan diatas kedua matanya, beliau

berkata ” aku mendengar dan taat untuk menemui al-Malik kemudian

Page 32: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

15

menjulurkan kakinya dan menghadap kiblat. Imam Ghazali yag

bergelar Hujjatul Islam itu meninggal dunia menjelang matahari terbit

di kota kelahirannya (Thus) pada hari senin 14 Jumadil Akhir 505 H

(1111 M). Imam Ghazali dimakamkan di Zhahir at-Tabiran, ibu kota

Thus (Ghazali, 2004:266).

2. Guru dan panutan Imam Ghazali

Imam Ghazali dalam perjalanan menuntut ilmunya mempunyai

banyak guru, diantaranya guru-guru Imam Ghazali adalah sebagai

berikut:

a. Abu Sahl Muhammad Ibn Abdullah al-Hafsi, beliau mengajar

Imam Ghazali dengan kitab Shohih Bukhori.

b. Abul Fath al-Hakimi at-Thusiy, beliau mengajar Imam Ghazali

dengan kitab Sunan Abi Dawud.

c. Abdullah Muhammad Bin Ahmad al-Khawari, beliau mengajar

Imam Ghazali dengan kitab Maulid an-Nabi.

d. Abu al-Fatyan Umar ar-Ru’asi, guru kitab Shohih Bukhori dan

Shohih Muslim (Hasan, 2006:267).

Dengan demikian guru-guru Imam Ghazali tidak hanya mengajar

dalam bidang tasawuf saja, akan tetapi beliau juga mempunyai guru-

guru dalam bidang lainnya, bahkan mayoritas guru-guru beliau itu

adalah ahli dalam bidang hadist.

Page 33: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

16

3. Karya-karya Imam Ghazali

Imam Ghazali termasuk penulis yang tidak terbandingkan lagi,

karya beliau diperkirakan mencapai 300 kitab, diantaranya adalah :

a. Maqhasid Falasifah

b. Tahafutul Falasifah

c. Mi’yar al-‘Ilmi

d. Ihya’ Ulumuddin

e. Al-Munqiz min adl-Dlalal

f. Al-Ma’arif al-Aqliyah

g. Misykat al-Anwar

h. Minhajul Abidin

i. Al-Iqtishad fil I’tiqod

j. Ayyuhal Walad.

k. Al-Musytasyfa

l. Ilham al-Awwam an ‘Ilmal Kalam.

m. Mizan al-Amal.

n. Akhlaq al-Abror wan Najah minal Asyar

o. Assrarul Ilmi ad-Din

p. Al washit

q. Al-Wajiz

r. Az-Zariyah ilaa Makarim asy-Syari’ah

s. Al-Hibr al-Masbuq fin Nashihah al-Muluk

t. Al-Mankhul min Ta’liqoh al-Ushul

Page 34: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

17

u. Syifa`ul Qolil fi Bayanis Syaban wal Mukhil wa Masalikit ta’wil

v. Tarbiyatul Aulad fil Islam

w. Tahzibul Ushul

x. Al-Ikhtishos fil Itishod

y. Yaaqutut Ta’wil (Nasution, Tt:155).

4. Kepribadian dan pengaruh Imam Ghazali

Terkait dengan pengaruh Imam Ghazali terhadap perkembangan

dunia Islam, Samuel M. Zwemer mengatakan, ada empat orang yang

paling besar jasanya terhadap Islam, yaitu Nabi Muhammad, Imam

Bukhari sebagai pengumpul hadist yang paling masyhur, Imam

Asy’ari sebagai teolog terbesar dan menantang rasionalisme dan

Imam Ghazali sebagai “reformer” dan sufi.

Imam Ghazali merupakan penyelamat tasawuf dari kehancuran

yakni dengan mengintegrasikannya dengan fiqh dan kalam sehingga

menjadi ajaran Islam yang utuh. Imam Ghazali telah meninggalkan

pengaruh begitu luas atas sejarah Islam. Bahkan karya-karya beliau

telah diterima secara luas di kalangan komunitas muslim yang

berbahasa Arab, baik di Timur maupun di Barat. Sekalipun sudah

hampir seribu tahun Imam Ghazali meninggalkan kita, namun

ilmunya, tetesan kalam buah penanya tetap mengekal abadi.

Pemikiranya telah memberi pengaruh besar, karena diperlukan dan

ditelaah oleh umat manusia dari berbagai bangsa dan agama (Smith,

2000:225).

Page 35: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

18

Tokoh Imam Ghazali yang menjadi fokus pembahasan

menempati kedudukan yang unik dalam sejarah agama dan pemikiran

Islam karena kedalaman ilmunya, keorisinilan pemikirannya, dan

kebenaran pengaruhnya di kalangan Islam. Di samping ahli agama,

pendidikan dan hukum Islam, ia juga memiliki ilmu yang luas tentang

filsafat, tasawuf, akhlak, dan masalah kejiwaan serta spiritualitas

Islam. Di belahan timur dunia Islam ia amat berpengaruh bagi

masyarakat Islam Sunni dan memperoleh sukses dalam memimpin

mereka, sedangkan di belahan barat dunia Islam pengaruhnya tidak

kecil. Sampai sekarang pengaruh Imam Ghazali masih terus ada di

seluruh dunia Islam (Jaya, 1994:12).

Di Timur, Imam Ghazali mendapat sukses di bidang

pembaharuan mental dan spiritual umat, sehingga pendapat-

pendapatnya merupakan aliran yang penting dalam Islam.

Bukunya Ihya` Ulumuddin adalah bukti dari adanya usaha tersebut.

Pada waktu itu juga, ia berjasa dalam membela agama Islam dan

umatnya dari pengaruh negatif pemikiran filsafat Yunani, ilmu

Kalam, dan aliran kebatinan. Dengan pembelaannya itu, ia berhasil

memperbaiki keadaan masyarakat Islam, dari pemujaan akal atas

agama, menjadi ketaatan kepada Allah SWT, yaitu dalam arti hukum

syari`at menguasai akal dan akhlak manusia, sehingga kebahagiaan

dapat dicapai. Berdasarkan keterangan di atas, maka tidak salah

apabila orang menjuluki Imam Ghazali sebagai Hujjatul-

Page 36: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

19

Islām (pembela agama Islam), Zainud-Dîn (permata agama Islam)

dan Mujaddid (pembaharu). Imam Ghazali telah melakukan

pembaharuan dalam tasawuf. Pembaharuan yang dilakukan adalah

mengintegrasikan kesadaran tasawuf dengan syari`at yang telah

dimulai pada pertengahan kedua abad ketiga hijriah dengan tokoh-

tokoh seperti al-Kharraz dan al-Junaid, dan gerakan ini mencapai

puncaknya dibawa komando Imam Ghazali yang selanjutnya sangat

menentukan perkembangan pemikiran Islam (Rahman, 2010:202).

Upaya Imam Ghazali mendamaikan antara tasawuf dan fiqh yang

bercorak sunni mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat

Islam, terbukti dengan menyebarnya tasawuf keberbagai daerah Islam

dan menjamurnya tarekat diberbagai daerah Islam (Siddiqi,

1996:55). Dengan langkah perdamaian Imam Ghazali ini, ketegangan

antara fuqaha dan sufi dapat diredamkan dan sejak saat itu, seorang

tokoh teolog besar adalah seorang sufi besar pula.

Imam Ghazali dikenal sebagai seorang yang cerdas, luas

cakrawalanya, kuat hafalannya, jauh dari keraguan, sekaligus

mendalam dalam memahami makna-makna secara jeli (Subki,

1978:103). Ia juga seorang yang kritis, gemar menyelidiki sesuatu

karena sikap skeptisnya untuk melepaskan diri dari belenggu taqlid

(Ghazali, 1960:47). Unsur-unsur kepribadian Imam Ghazali ini cukup

untuk membekalinya dalam pencariannya terhadap hakekat

kebenaran.

Page 37: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

20

Di belahan barat dunia Islam, tulisan Imam Ghazali tidak saja

mempengaruhi pemikir Islam seperti Ibn Rusyd, tetapi juga

mempengaruhi para pemikir Kristen dan Yahudi seperti Thomas

Aquinas dan Blaise Puscal, (Ghazali, 1960:14) dan filsuf-filsuf Barat

lainnya, sebagaimana diakui oleh Asim Palaeros, banyak

persamaannya dengan Imam Ghazali dalam pendiriannya, bahwa

pengetahuan-pengetahuan agama tidak diperoleh dari akal pikiran

tetapi harus hati dan rasa (Poerwantama, dkk, 1994:168). Imam

Ghazali juga sering disebut sebagai pembuktian Islam, hiasan

keimanan, atau pembaharu agama. Dalam buku berjudul Historiografi

Islam Kontemporer disebutkan, seorang penulis bernama As-subkhi

dalam bukunya yang berjudul Thabaqat as Shafiyya al Kubra pernah

menyatakan, “Seandainya ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad,

maka manusianya adalah Imam Ghazali.” Hal ini menunjukkan

tingginya ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang dimiliki Imam

Ghazali. (Natsir, 1988:175).

Di Eropa Barat, Imam Ghazali mendapat perhatian besar, tak

sedikit orang Barat yang memberikan penghargaan kepadanya.

Filosof asal Prancis Renan, pujangga-pujangga Cassanova, Carra de

Vaux, adalah orang-orang yang kagum terhadap Imam Ghazali (Ali,

1991:70).

Masuknya pengaruh filsafat Imam Ghazali di benua Eropa tidak

bisa dipisahkan dari adanya pengaruh filsafat Ibn Rusyd yang lebih

Page 38: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

21

dulu masuk Eropa. Pada abad pertengahan, Eropa dikuasai gereja.

Gereja yang mengatasnamakan “wakil Tuhan” bertindak tidak

manusiawi dan mengekang rasio. Keadaan semacam ini membuat

para ilmuwan Eropa menolak dominasi gereja. Alat yang dipakai para

ilmuwan saat itu adalah filsafat Ibn Rusyd. Begitu hebatnya pengaruh

Ibn Rusyd sampai-sampai di Eropa ada kelompok Averoesme. Ketika

gejolak perkembangan Averoesme sedang menjalar di Eropa pada

abad pertengahan, gereja menggunakan Tahafut al-Falasifah sebagai

pembendungnya. Alexander Hales, seorang pendeta ternama, adalah

orang yang paling masyhur dalam membelokkan Averoesme kepada

filsafat Imam Ghazali. Bahkan Santo Thomas Aquines sebagai

pemuda Ibn Rusyd dalam beberapa kritikannya terhadap orang yang

dipujanya tersebut tidak sedikit ia mendapatkan ilham dari Imam

Ghazali.

Ketidak gentarannya dalam mencari kebenaran melalui

kegandrungannya pada ajaran-ajaran tasawuf banyak pula

mendatangkan kritikan dan pertentangan di kalangan Mutakallimin,

baik ketika Imam Ghazali masih hidup maupun setelah

meninggalnya. Di Andalusia, seorang Qadhi dari Cordoba, Abu

Abdullah Muhammad bin Hamdin, menyalahkan karangan-

karangan Imam Ghazali. Para Qadhi di Spanyol pada umumnya

menerima pengutukan itu, hasilnya seluruh karya-karya Imam

Ghazali dibakar. Masyarakat dilarang memiliki karya-karya Imam

Page 39: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

22

Ghazali dengan ancaman sangsi hukuman mati. Termasuk di

dalamnya kitab Ihya` (Smith, 2000:226).

B. Latar belakang penulisan kitab Ihya` Ulumuddin

Kitab Ihya’ Ulumuddin merupakan salah satu karya monumental

yang menjadi intisari dari seluruh karya Imam Ghazali. Secara bahasa,

Ihya’ Ulumuddin berarti menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama.

Sebagaimana judulnya kitab ini berisi tentang ilmu-ilmu agama yang akan

menuntun umat Islam tidak berorientasi pada kehidupan dunia belaka,

akan tetapi kehidupan akhirat yang lebih utama.

Imam Ghazali, menjadi rektor di Universitas Nidzamiyah selama

empat tahun, tentu kedudukannya sebagai pejabat tinggi dalam

pemerintah, namanya termasyhur telah memengaruhi jiwanya untuk cinta

kepada kebendaan. Tetapi pengaruh yang demikian itu tidak lama

menyelinap pada dirinya, karena kemudian timbul pergolakan-pergolakan

pada batinnya, pergolakan dan pertentangan antara “ilmu dan amal”.

Semua suara batin yang mengajak kepada kebendaan itu dapat dikalahkan.

Tetapi, pergolakan perjalanan dalam batinnya itu menyebabkan dia jatuh

sakit. Seorang dokter yang hendak menolongnya mengatakan bahwa

penyakitnya sukar disembuhkan, karena penyakit itu bukan berasal dari

luar, melainkan dari dalam. Oleh karena itu pengobatan dari luar tidak

akan dapat membawa manfaat baginya, dan selama waktu itu ia tertimpa

keragu-raguan tentang kegunaan pekerjaannya, sehingga akhirnya ia

menderita penyakit yang tidak bisa diobati dengan obat lahiriah

Page 40: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

23

(Psikoterapi). Oleh karena itu, dia berusaha mengobati penyakitnya itu

dengan kekuatan jiwanya sendiri. Penyakit itu beliau obati dengan

berlindung diri kepada Allah, mohon bantuan dan pertolongan agar

penyakit itu lepas dari dalam dirinya. Akhirnya berkat anugrah Allah,

sakitnya menjadi sembuh, bahkan ia mendapat ilham dan petunjuk dari-

Nya. Hatinya menjadi terang, sikapnya menjadi tabah serta memperoleh

kepastian tentang ilmu.

Secara diam-diam Imam Ghazali meninggalkan Baghdad menuju

Syam, agar tidak ada yang menghalangi kepergiannya baik dari penguasa

(khalifah) maupun sahabat Universitas. Pekerjaan mengajar ditinggalkan

dan mulailah Imam Ghazali hidup jauh dari lingkungan manusia, zuhud

yang dia tempuh. Hampir dua tahun, Imam Ghazali menjadi hamba Allah

yang betul-betul mampu mengendalikan gejolak hawa nafsunya. Dia

menghabiskan waktunya untuk berkhalwat, ibadah dan i’tikaf di sebuah

masjid di Damaskus. Berdzikir sepanjang hari di menara untuk

melanjutkan taqarrubnya kepada Allah, lalu kemudian Imam Ghazali

pindah ke Baitu al-Maqdis, di sinilah Imam Ghazali selalu merenung,

membaca dan menulis karya puncaknya “Ihya’ Ulumuddin”. Dia

melanjutkan berjihad melawan hawa nafsu, mengubah akhlak,

memperbaiki watak yang menimpa hidupnya.

Kitab Ihya` Ulumuddin disusun pada waktu ketika umat Islam

teledor terhadap ilmu-ilmu Islam, yaitu setelah Imam Ghazali kembali dari

rasa keragu-raguan dengan tujuan utama untuk menghidupkan kembali

Page 41: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

24

ilmu-ilmu agama. Mengapa demikian? Ketika itu, umat islam acuh

terhadap ilmu-ilmu Islam dan mereka lebih asik dengan filsafat barat. Oleh

karena itu, Imam Ghazali tergugah hatinya untuk membersihkan hati umat

dari kesesatan, sekaligus pembelaan terhadap serangan-serangan pihak

luar baik Islam ataupun barat (orentalist) dengan menghadirkan sebuah

karya ilmiah ditengah-tengah umat Islam.

Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin ini seseorang akan dapat melihat

bagaimana ia memadukan antara wawasan spiritual dengan soal-soal

praktis dan menghasilkan pendekatan yang khas terhadap topik yang ia

bicarakan dimana ia tak pernah lupa menghubungkan apapun yang ia

bicarakan dengan kondisi spiritual manusia. Oleh karenanya Abul Hasan

an-Nadwi mengomentari kitab ini dengan mengatakan, “kitab Ihya’

Ulumuddin dengan semuanya itu telah menjadi kitab ishlah dan tarbiyyah,

seakan-akan pengarangnya ingin agar kitab ini berfungsi sebagai mursyid

dan murabbi yang tidak membutuhkan yang lainnya, yang mewakili

semua perpustakaan Islam. Untuk itu, ia menjadikannya berisi tentang

aqidah, fiqih, tazkiyyatun nafs (penyucian jiwa), tahdzibul akhlaq

(pendidikan akhlaq)”.

Imam Ghazali dalam menulis kitab tersebut merujuk kepada

sumber-sumber tasawuf lama. Ia menulisnya dengan kelembutan hati

yang jujur dan ungkapan yang kuat, sehingga kitab tersebut memberikan

kesan yang mendalam dalam jiwa dan mendorong terjadinya perubahan

besar di dalamnya. Sejak kitab ini terbit, telah terjadi keributan besar.

Page 42: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

25

Sebagian orang menerima dan takjub terhadap isinya, sementara itu

sebagian yang lainnya mencampakkannya, sehingga di negeri Maghrib

khususnya, banyak terjadi fitnah dan ta’ashub karena kitab ini, sehingga

nyaris mereka membakarnya dan ada kemungkinan sebagian kecil dari

kitab itu telah terbakar (repo.iain-tulungagung.ac.id/3192/5/BAB_III,

diakses tanggal 22 Maret 2017 pukul 22.11).

C. Pengertian pembentukan sikap ta’dzim

Pembentukan memiliki arti menjadikan atau perbuatan (hal, cara,

dan sebagianya ) membentuk wujud atau rupa sesuai dengan yang

diinginkan. (poerwadarminta, 1976:122).

1. Pengertian sikap ta’dzim

Sikap Menurut Ngalim Purwanto (1987:141). Sikap atau yang

dalam bahasa inggris attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu

perangsang.

Kata ta’dzim dalam bahasa inggrisnya adalah “ respeck” yang

mempunyai makna sopan santun, menghormati dan mengagungkan

orang yang lebih tua atau yang di tuakan. (Nicholson, 1978; 1-2).

W.J.S Poerwardaminta mengatakan bahwa sikap ta’dzim

adalah perbuatan dan prilaku yang mencerminkan kesopanan dan

menghormati kepada orang lain terlebih kepada yang lebih tua darinya

atau kepada seorang kyai, guru dan orang yang di anggap di muliakan.

(Poerwardaminta, 1976; 995).

Menurut A. Ma’ruf Asrori sikap ta’dzim di artikan lebih luas

Page 43: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

26

lagi yaitu bukan hanya bersikap sopan santun dan menghormati saja

akan tetapi lebih dari itu, yaitu :

a. Konsentrasi dan memperhatikan

b. Mendengarkan nasehat-nasehatnya

c. Meyakini dan merendahkan diri kepadanya

(Asrori1996;11-12).

Sikap-sikap tersebt di atas lebih lanjut di jelaskan oleh

Ma’ruf merupakan wujud dari sikap mengagungkan seorang guru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulakn bahwa sikap

ta’dzim adalah suatu totalitas dari kegiatan rohani (jiwa) yang di

reaslisasikan dengan prilaku dengan wujud yang sopan santun,

menghormati orang lain dan mengagungkan guru.

Sikap ta’dzim ini wajib di lakukan seorang siswa kepada

gurunya, sebagaimana syair Syeh Salamah Abi Abdul Hamid yang

di terjemahkan oleh Mas’ud bin Abdur Rohman sebagai berikut :

(4)متعلما فيما يحل وعضما) (3ذاان تكن متعلمافا متثلن )

Artinya :

“ siswa itu wajib taat kepada gurunya, menurut apa yang di

perintahkan gurunya di dalam perkara yang halal, dan

wajib ta’dzim (mengagungkan ) kepada gurunya.” (Mas’ud bin

Abdur Rohman, 1967:3-4).

Page 44: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

27

2. Ciri ciri sikap Ta’dzim

Menurut A. Ma’ruf ciri-ciri sikap ta’dzim ada 5 yaitu :

a. Apabila duduk di depan gurunya selau sopan

b. Selalu mendengarkan perkataan guru

c. Selalu melaksanakan perintahnya

d. Berfikir sebelum berbicara kepada guru

e. Selalu merendahkan diri kepadanya. (Ma’ruf, 1996:11)

Sedangkan menurut Sidik Tono et.Al, ciri ciri sikap ta’dzim

adalah sebagai berikut:

a. Selalu bersikap hormat kepada guru

b. Selalu datang tepat waktu

c. Senantiasa berpaikaian rapi

d. Mendengarkan saat guru menrangkan

e. Menjawab saat guru bertanya

f. Berbicara ketika sudah di beri izin

g. Selalu melaksanakan tugas yang di berikan guru. (Tono,

et.Al,2002:107)

Menurut Syeh Salman dalam kitab Jawahirul adab ciri-ciri

sikap ta’dzim adalah sebagai berikut :

a. Selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru

b. Mengerjakan pekerjaan yang membuat guru senang

c. Senantiasa menundukan kepala ketika duduk di dekat

guru

Page 45: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

28

d. Ketika bertemu guru di jalan senantiasa berhenti di

pinggir jalan seraya menaruh hormat kepadanya

e. Senantiasa mendengarkan ketika guru menrangkan

seraya mencatat

f. Selalu hormat kepada siapapun

g. Menjaga nama baik guru dimanapun

Jadi secara umum ciri-ciri sikap ta’dzim adalah bila di hadapn

guru selalu menundukan kepala dengan niat hormat, selalu

mendengarkan perkataan-perkataan guru, selalu menjalankan

perintahnya, menjawab ketika di tanya, selalu merendah diri

kepadanya, menjaga nama baik guru, dan lain lainya.

3. Fungsi sikap Ta’dzim

a. Fungsi sikap Ta’dzim

1. Untuk menunjukan sebagai orang yang terdidik

2. Sebagai salah satu jalan mendapatkan ilmu yang bermanfaat

3. Untuk mengharapkan rasa pertemanan

4. Memberikan penghormatan kepada sesama dan kepada orang

yang lebih tua.

b. Manfaat sikap Ta’dzim

1. Mendapat ilmu yang bermanfaat

2. Di hormati orang lain

3. Di cintai orang lain

4. Banyak temanya

Page 46: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

29

5. Di senangi teman-temanya

6. Di senangi guru

Fungsi dan manfaat sikap Ta’dzim di atas sudah bersifat spesifik,

adapun fungsi dan manfaat dari sikap Ta’dzim secara umum yaitu

dimana sikap Ta’dzim meruopakan wahana untuk mencapai tujuan

dari berbagai fariasi tujuan dalam kehidupan manusia. Sebagai

manfaatnya adalah akan mendapatkan sesuatu tujuan yang di harapkan

dengan tanpa menimbulkan masalah.

4. proses pembentukan sikap Ta’dzim

sikap ta’dzim itu bukan tumbuh dan berkembang dengan

sendirinya, akan tetapi harus di bentuk dan di pengaruhi oleh

pendidikan dan lingkungan ke arah tujuan yang sesuai dan di inginkan.

Ada 4 unsur yang dapat membentuk sikap ta’dzim yaitu :

a. المتعلم (pelajar)

b. االستاد(guru/pengajar)

c. االب (orang tua)

d. اشريك (sekutu, rekan, teman/Masyarakat) (Al-

Zamaji,t.th:21)

Berdasarkan di atas, proses pembentukan sikap Ta’dzim di

pengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor dari siswa itu sendiri dimana

setiap orang memiliki watak yang di bawa sejak lahir (faktor gen)

Page 47: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

30

sendiri-sendiri.

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri

siswa yaitu:

1. faktor guru dan tempat pendidikan

2. faktor orang tua dan rumah tangga

3. faktor lingkungan teman dan Masyarakat.

Adapun dalam pembentukan sikap ta’dzim siswa tersebut melalui

tiga proses, yaitu:

1. pengajaran dan pembiasaan

setelah ilmu-ilmu pengetahuan dan ilmu akhlak di

sampaikan oleh seorang guru perlu di lakukan suatu pembiasaan

membentuk aspek kerjasama dan kerohanian dari sikap atau

kecakapan harus di lakukan secara kontiyu (terus-menerus),

dimana pembiasaan adalah salah satu alat pendidikan untuk

membentuk sikap yang ingin dicapai. Al-Zamaji juga

menggunakan teori pembiasaan pengulangan dalam belajar sebgai

berikut:

ا اذا طا ل السبق فى اإل بتداء واحتا ج المتعلم الى ات اإل عادت عشر وام مر

د كثير ته يعتا د ذلك واليترك تلك اإلعادةإال بجه أيضا يكون كذلك،ل فهو فى اإلنتهاء

(12نوجى :رقيل السبق حرف والتكرار ألف )الز وقد

Artinya: Adapun pelajaran pertama yang di ajarkan

panjaang dan pelajaran membutuhkan

Page 48: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

31

pengulangan sepuluh kali, maka ia sampai akhirnya

demikian, karena hal ini menjadi kebiasaan yang

sulit di hilangkan kecuali dengan susah payah dan

di katakan; pelajaran satu huruf pengulanganya

seriu kali. (As’ad:75).

2. Pembentukan kognitif

Pembentukan kognitif adalah proses yang berlaku pada

seseorang dengan memberikan interprestasi pada milleu.

Sehubungan dengan ini samoel mengatakan sebagai berikut:

“memperkenalkan sesuatu kepada anak yang beraneka ragam

pengertianya melalui proses kognitif. Perkembangan sikap pada

anak di pengaruhi oleh pengertian pengerian yang di kuasai anak”.

(soetione,1982:54).

Menurut Samuel, pada proses ini perlu adanya perluasan

pemikiran dan pengertian yang di miliki oleh anak, karena anak

akan bersikap sesuai dengan apa yang di ketahuinya.

Pembentukan sikap perlu di perhatikan bahwa manusia

yang di bentuk adalah manusia secara keseluruhan melalui tenaga-

tenaga aspek kepribadian, dengan mempergunakan fikiran dapat di

tanamkan pengertian sikap Ta’dzim sehingga akan menjadi

kebiasaan.

3. Pembentukan rohani

Proses yang ketiga adalah membentuk rohani, dimana

Page 49: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

32

dalam proses ini di tanaman suatu keyakinan untuk melakukan hal-

hal yang baik dan akan membawa kemanfaat hidup di dunia dan di

akhirat.

Rohani (jiwa) merupakan inti atau atau suatu hal yang halus

dan akan membentuk hakekat manusia. Dari sinilah akan muncul

suatu kehendak untuk melakukan sesuatu, karena rohani (jiwa)

merupakan pimpinan bagi anggota- anggota tubuh lainya.

(Fanidin,2001:105).

Maka dari itu sikap Ta’dzim perlu tersentuh terlebih dahulu

aspek rohani dari manusia (siswa) melalui pengkajian kitab Ihya’

Ulumuddin. Dengan mempengaruhi seluruh anggota tubuh dan

dapat membawa siswa kepada sifat kebaikan dan adab sopana

santun, untuk membentuk akhlaq yang baik, terutama sikap

ta’dzim kepada gurunya.

5. Pondok pesantren

1. Definisi Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan

pesantren. Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari

bahasa Arab yang berarti penginapan atau hotel. Akan tetapi di

dalam pesantren Indonesia, khususnya pilau Jawa, lebih mirip

dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu

perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-

kamar yang merupakan asrama bagi santri. Sedangkan istilah

Page 50: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

33

pesantren secara etimologis asalnya pe-santri-an yang berarti

tempat santri. Santri atau murid mempelajari agama dari seorang

kyai atau syaikh di pondok pesantren. Pondok pesantren adalah

lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran

serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama dan islam

(Nasir, 2005:80).

Menurut Zamakhsyari Dhofier sebagaimana dikutip Nasir,

bahwa pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di

depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Lebih

lanjut beliau mengutip dari pendapat Profesor Johns dalam ”Islam

in South Asia”, bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil,

yang berarti guru ngaji. Sedang menurut C.C Berg, bahwa istilah

santri berasal dari istilah shastri yang dalam bahasa india berarti

orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu. Kata shastri berasal

dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama

atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan.

1. Ciri-ciri Umun Pesantren

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai

cirri-ciri umum, yaitu:

a. Kyai (abuya, encik, ajengan, tuan guru) sebagai sentral

figure, yang biasanya juga disebut pemilik.

b. Asrama (kampus atau pondok) sebagai tempat tinggal

para santri, di mana masjid sebagai pusatnya,

Page 51: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

34

c. Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui

sistem pengajian (weton dan bandongan), yang sekarang

sebagian sudah berkembang dengan sistem klasikal atau

madrasah. Pada umumnya kegiatan tersebut sepenuhnya

dibawah kedaulatan dan leadership seorang atau

beberapa orang kyai.

Sedangkan ciri khususnya ditandai dengan sifat

karismatik dan suasana kehidupan keagamaan yang

mendalam (Dhofier, 1986:18-43).

2. Unsur-unsur Pesantren

Menurut Damakhsyari Dhofier bahwa tradisi pesantren

terdiri dari lima elemen dasar, yaitu pondok, masjid,

pengajaran kitab-kitab klasik, santri dan kyai. Jika suatu

lembaga telah memiliki unsur-unsur tersebut, maka sudah dapat

disebut sebagai pesantren. Berikut definisi (Dhofier, 1980:44-

55) dari masing-masing unsur:

a. Pondok

Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah

asrama pendidikan islam tradisional di mana para

siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah

bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal

dengan sebutan “kyai”. Asrama untuk para siswa tersebut

berada dalam lingkungan komplekpesantren di mana kyai

Page 52: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

35

bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid

untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan

keagamaan-keagamaan yang lain. Komplek pesantren ini

biasanya dikelilingi dengan tembok untuk dapat

mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Pondok, asrama bagi para santri, merupakan cirri

khas tradisi pesantren, yang membedakannya denagn

sistem pendidikan tradisional di masjid-masjid yang

berkembang di kebanyakan wilayah islam di Negara-

negara lain. Bahkan sistem asrama ini pula yang

membedakan pesantren dengan sistem pendidikan surau

di daerah minangkabau.

b. Masjid

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat

dipisahkan denagn pesantren dan dianggap sebagai

tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri,

terutama dalam praktek sembahyang lima waktu,

khutbah, dan sembahyang jum’ah, dan pengajaran kitab-

kitab islam klasik.

Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan

dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi

universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional.

Page 53: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

36

Denagn kata lain kesinambungan sistem pendidiakn islam

yang berpusat pada masjid sejak masjid al-Qubba

didirikan dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad

saw tetap terpancar dalam sistem pesantren. Sejak zaman

Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan islam. Di

mana kaum muslimin berada, mereka selalu

menggunakan masjid sebagai tempat pertemuan, pusat

pendidiakan, aktivitas administrasi, dan cultural.

d. Pengajaran Kitab-kitab Klasik

Pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab islam klasik,

terutama karangan-karangan ulama yang menganut

faham Syafi’iyah, merupakan satu-satunya pengajaran

formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren.

Tujuan utama pengajaran ini ialah untuk mendidik

calon-calon ulama. Para santriyang tinggal di pesantren

untuk jangka waktu pendek (misalnya kurang dari satu

tahun) dan tidak bercita-cita menjadi ulama, mempunyai

tujuan untuk mencari pengalaman dalam hal

pendalaman perasaan keagamaan.

Para santri yang bercita-cita ingin menjadi

ulama, mengembangkan keahliannya dalam bahasa

Arab memalui sistem sorogan dalam pengajian sebelum

Page 54: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

37

mereka pergi ke pesantren untuk mengikuti sistem

bandongan. Meskipun sekarang banyak pesantren yang

telah memasukkan pengajaran pengetahuan umum

sebagai suatu bagian penting dalam pendidikan

pesantren, namun pengajaran kitab-kitab islam klasik

tetap diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan

utama pesantren mendidik calon-calon ulama, yang setia

kepada faham islam tradisional.

Keseluruhan kitab-kitab klasik yang diajarkan di

pesantren dapat digolongkan kedalam 8 kelompok yaitu

nahwu (syntax) dan saraf (morfologi, fiqh, usul fiqh,

hadis, tafsir, tauhid, tasawuf dan etika, serta cabang-

cabang lain seperti tarikh dan balaghah. Kitab-kitab

tersebut meliputi teks yang sangat pendek sampai teks

yang terdiri dari berjilid-jilid tebal mengenai hadis,

tafsir, fiqh, usul fiqh, dan tasawuf. Kesemuanya ini

dapat pula digolongkan kedalam tiga kelompok yaitu,

kitab-kitab dasar, kitab-kitab tingkat menengah, dan

kitab-kitab besar.

e. Santri

Menurut pengertian yang dipakai dalam

lingkungan orang-orang pesantren, seorang alim hanya

bisa disebut kyai bilamana memiliki pesantren dan

Page 55: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

38

santri yang tinggal dalam pesantren tersebut untuk

mempelajari kitab-kitab islam klasik. Oleh karena itu,

santri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga

pesantren. Walaupun demikian, menurut tradisi

pesantren, terdapat 2 kelompok santri, yang pertama

santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari

daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok

pesantren. Dan yang kedua adalah santri kalong yaitu

murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekeliling

pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam

pesantren.

f. Kyai

Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari

suatu pesantren. Ia sering kali bahkan merupakan

pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu

pesantren semata-mata bergantung pada kemampuan

pribadi kyainya.

Menurut asal-usulnya, perkataan kyai pada bahasa

jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda

yaitu: sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang

dianggap keramat, gelar kehormatan untuk orang-orang tua

pada umumnya, dan gelar yang diberikan pleh masyarakat

kepada seorang ahli agamaislam yang memiliki atau

Page 56: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

39

menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab-kitab

islam klasik kepada para santrinya.

Page 57: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

40

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Seperti sudah dijelaskan, variasi metode

dimaksud adalah: angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes,

dokumentasi (Arikunto, 2010:203). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang

baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-

tahapan sebagai berikut:

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field

research) dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif analisis yang umumnya menggunakan strategi multi metode

yaitu wawancara, pengamatan, serta penelaahan dokumen studi

dokumenter yang antara satu dengan yang lain saling melengkapi,

memperkuat dan menyempurnakan (Sukmadinata, 2005:108). Dalam

laporan penelitian ini data memungkinkan berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan dokumen lainnya.

Moleong (2008:2) menyatakan, bahwa penelitian lapangan (field

research) dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian

kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide

pentingnya adalah peneliti berangkat ke lapangan mengadakan

pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau

in situ.

Page 58: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

41

B. Kehadiran Penelitian

Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting.

Karena peneliti harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di

lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang

penelitiannya. Peneliti melakukan penelitian langsung di Pondok

Pesantren Sunan Giri Salatiga , dan melakukan wawancara dan observasi

dengan subjek penelitian di Pondok Sunan Giri Salatiga.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Pondok Pesantren Sunan Giri

Salatiga. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian di Pondok Pesantren

Sunan Giri Salatiga berkaitan dengan pengkajian akhlakul karimah santri

terhadap kyai yang diajarkan di Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga

sangatlah penting. Oleh karena itu, pembentukan sikap ta’dzim santri

Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga perlu terus dikembangkan,

sehingga akan meningkat pula akhlakul karimah santri dalam

mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada

padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil).

D. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek

darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner

atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut

responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-

Page 59: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

42

pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto,

2010:172).

Sumber data dibedakan menjadi dua (2) antara lain:

a. Data Primer

Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata

dan tindakan subjek serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman

dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi

data. Data atau informasi tersebut diperoleh secara langsung dari

orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji

dan bersedia memberi data atau informasi tersebut diperlukan. Sumber

data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan

oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber data utama yaitu santri, ustadz, dan pengasuh pondok.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data informasi yang diperoleh dari

sumber-sumber lain selain data primer. Diantaranya buku-buku

literature, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lembaga-lembaga

yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut diantaranya buku-

buku referensi seperti: Risalah Akhlak ,Panduan Perilaku Muslim

Modern karya Wahid Ahmadi, Tasawuf dan Tarekat karya Cecep

Alba, Kapita Selekta Pendidikan karya M Arifin, Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik karya Suharsimi Arikunto, Analisis Data

Penelitian Kualitatif karya Burhan Bungin, Metodologi Penelitian

Page 60: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

43

Kualitatif karya Lexy J Moleong Pemikiran Al Ghazali Tentang

Pendidikan karya Abidin Ibnu Rusn.

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, digunakan metode-

metode berikut:

a. Metode Wawancara

Menurut Moleong (2011:186) metode wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini, wawancara

ditujukan kepada pengasuh Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga,

dewan asatidz, pengurus, santri serta wali santri pondok pesantren

Sunan Giri guna memperoleh informasi terkait tentang sikap ta’dzim

santri terhadap kyai, pelaksanaan pembentukan sikap ta’dzim santri

serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan mendukung pelaksanaan

kajian kitab ihya ulumudin Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

cara membaca dan mengutip dokumen-dokumen yang ada dan

dipandang relevan. Dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, peraturan

rapat, catatan seharian dan sebagainya (Arikunto, 1989:131). Metode

Page 61: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

44

ini digunakan untuk memperoleh data sejarah Pondok Pesantren

Sunan Giri Salatiga. Letak geografis, Struktur organisasi, serta

keadaan ustadz dan santri Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga.

c. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengumpulan data dengan

pengamatan langsung kepada objek penelitian (Surakhmad,

1994:164). Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan

kondisi lingkungan Pondok Pesantren Pesantren Sunan Giri Salatiga

baik keadaan santri-santri maupun ustadznya.

Melalui metode observasi ini, peneliti bisa mengetahui secara

langsung fenomena yang diteliti, mengenai kajian kitab ihya

ulumudin,dalam pembentukan sikap ta’dzim santri terhadap kyai serta

faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kajian kitab ihya’

ulumudin di pondok pesantren Sunan Giri Slatiga.

F. Analisis data

Menurut Bungin (2010:83) dalam penelitian kualitatif dikenal ada

dua analisis data yang sering digunakan bersama-sama atau secara terpisah

yaitu model strategi analisis deskriptif kualitatif dan atau model strategi

analisis verivikatif kualitatif. Kedua model analisis itu member gambaran

bagaimana alur logika analisis data pada penelitian kualitatif sekaligus

memberi masukan terhadap bagaimana teknik analisis data kualitatif

digunakan.

Page 62: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

45

Proses berjalannya analisis data kualitatif menurut Seiddel

sebagaimana dikutip Moleong (2011:248) adalah sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya,

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan

membuat temuan-temuan umum.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan data

temuannya. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan

tersebut yaitu teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Danzin (dalam Moleong, 2011:330-331) membedakan empat macam

triangulasi sebagai teknik peemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyidik, dan teori.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi dengan

metode terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2)

Page 63: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

46

pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang ssama.

Teknik triangulasi jenis ketiga adalah dengan jalan

memanfaatkan peneliti dengan pengamat lainnya untuk keperluan

pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Sedangkan triangulasi

dengan teori, beranggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat

kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

H. Tahap-tahap Penelitian

a. Kegiatan administratif yang meliputi, pengajuan ijin operasional untuk

penelitian dari pengasuh pondok pesantren Sunan Giri Salatiga selaku

penanggung jawab, kemudian menyusun pedoman wawancara dalam

melakukan administrasi lainnya.

b. Kegiatan lapangan yaitu meliputi:

1) Menemui pengasuh pondok untuk memberikan surat ijin

penelitian.

2) Menemui para santri yang akan dijadikan subjek penelitian.

3) Melakukan wawancara kepada para responden atau informan

sebagai langkah pengumpulan data.

4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan

untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

5) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai

deskriptif temuan penelitian.

6) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

Page 64: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

47

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. PAPARAN DATA

1. Sejarah Singkat

Pondok pesantren Sunan Giri sudah berdiri sejak tahun 1992 M,

dibawah naungan KH. Maslikhuddin Yazid, KH. Muslimin Asy’ari, Kyai

Sa’dullah dan KH. Zumroni, yang letak perkembangannya tepat disebuah

perkampungan di dusun Krasak, desa Ledok, Kecamatan Argomulyo, kota

Salatiga.

Semula pondok pesantren Sunan Giri adalah sekolah yang

mengajarkan kitab-kitab kuning (madrasah diniyah) yang diasuh KH.

Muslimin Asy’ari. Kemudian setelah KH. Maslikhudin Yazid pulang dari

menuntut ilmu agama di pondok pesanten Tulung Agung dan dengan

perkembangan santri yang selalu bertambah maka didirikan pondok

pesantren.Nama yang digunakan adalah mengikuti nama salah satu tokoh

wali songo, karena di Pondok Tulung Agung nama-nama pondok untuk

tiap komplek juga mengambil dari nama-nama wali songo. Dan pada

tahun 2014, salah satu pengasuh yaitu KH. Zumroni telah wafat. Maka,

setelah itu sampai sekarangjumlah pengasuh pondok pesantren Sunan Giri

tiga orang.

Sistem pembelajaran di pesantren dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

tingkat TPA dan Ibtida’iyah, tingkat Tsanawiyah dan Aliyah.Mulai dari

awal berdirinya sampai sekarang Pondok Sunan Giri selalu mengalami

Page 65: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

48

peningkatan dalam jumlah santri maupun bentuk dan bangunan fisik.

Sampai saat ini santri putra dan sntri putri tercatat kurang lebih 250 santri

yang bermukim di pondok.

2. Letak geografis

Letak geografis Pondok Pesanten Sunan Giri adalah sebagai berikut:

a. Batas bagian Barat : dusun Ledok

b. Batas bagian utara : desa Klumpit

c. Batas bagian timur :desa Kalibening

d. Batas bagian selatan : desa Tingkir

3. Profil Pondok

Nama Pondok Pesantren : Sunan Giri

Status : Yayasan

Nomor Telp /Hp : (0298)322179

Alamat : Jalan Argowilis no. 15-16 Krasak,

Ledok, Argomulyo, Salatiga

Nama Pendiri/ Pengasuh : KH. Muslimin Al-Asyari

KH. Maslihuddin Yazid

KH. Zumroni AR (Alm)

K Sa’dullah

4. Visi dan Misi Pondok Pesantren

a. Visi

Page 66: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

49

1) Pesantren merupakan syiar tholab al ‘ilmi dan sumber

pengetahuan Islam untuk mencapai Ridho Allah SWT.

2) Mencetak kader-kader ulama dan menciptakan masyarakat

islami yang berhaluan ahlu sunnah wal jamaah

b. Misi

1) Mempersiapkan pribadi umat yang berilmu pengetahuan,

berakhlak mulia, dan berkhidmat kepada agama, masyarakat

dan negara.

2) Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum menuju

terbentuknya kader ulama yang taqwa.

5. Aktifitas Pendidikan :

a. Formal : - SMP Islam Sunan Giri

- Paket B

- Paket C

b. Nonformal : - TPQ

- Madin Takmiliyah

6. Tata Tertib Pondok Pesantren Putri

a. Kewajiban-kewajiban

1) Menjalankan kewajiban-kewajiban syari’at Islam dengan baik.

2) Melaksanakan shalat berjama’ah dan dzikir sampai selesai

3) Menjaga nama baik alamamater Pondok Pesantren

4) Mengikuti pengajian kitab secara aktif

5) Menjaga kebersihan dan keamanan pondok

Page 67: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

50

6) Mengikuti progam-progam kepengurusan

7) Taat akan semua peraturan pondok yang berlaku

8) Saling menghormati dan tolong menolong

b. Larangan-larangan

1) Melanggar hukum syara’

2) Tidak boleh membawa Hp/ alat elektronik (kecuali memenuhi

syarat)

3) Bergaul dengan ajnabi (lawan jenis)

4) Membuka aurat tidak pada tempatnya

5) Tidak mengaji/ sekolah madrasah tanpa adanya udzur

6) Pulang/ pergi tanpa izin Bu nyai dan pengurus

7) Tidak boleh bergurau melebihi batas waktu (pukul 11.00-12.00

baik siang/ malam)

8) Tidak boleh memakai kerudung instan, kecuali anak sekolah

dengan syarat ketika di sekolah saja.

9) Saat mengaji tidak boleh memekai kaos pendek dilapisi jaket

10) Tidak boleh memakai baju ketat/ pakaian yang berbahan kaos

11) Tidak boleh memakai celana (kecuali saat tidur)

c. Anjuran

1) Menjalankan berbagi riyadhoh

2) Membudayakan salam

3) Membudayakan disiplin, mandiri dan giat belajar

Page 68: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

51

7. Keadministrasian

a. Pondok Pesantren Sunan Giri

1) Kewajiban

a) Pendaftaransantri baru

i. biaya pendaftaran : Rp.50.000,-

ii. biaya kartu santri : Rp.15.000,-

iii. biaya kamar : Rp.25.000,-

iv. syahriah dua bulan : Rp.60.000,-

b) Syahriah pondok : Rp. 30.000,-/ bulan

c) Jam’iyah : Rp. 5000,-/ bulan

d) Menyetrika : Rp. 2000,-/ minggu

2) Ta’ziran

a) Pulang melebihi batas : Rp. 5000,-/hari

b) Tidak shalat berjamah : Rp. 1000,-/shalat

c) Tidak mengikuti pengkajian : Rp. 2000,-/kajian

2) Madrasah SunanGiri

1) Pendaftaran siswa-siswi baru

a) Biaya pendaftaran : Rp. 35.000,-

b) Raport : Rp. 18.000,-

c) Ijazah : Rp. 30.000,-

d) Seragam

Page 69: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

52

i. Putra : Rp. 75.000,-

ii. Putri : Rp. 85.000,-

e) Syahriah : Rp. 30.000,-

2) I’anah Syahriah perbulan

a) Tingkat Ibtidaiyah : Rp. 12.000,-

b) Tingkat Tsanawiyah : Rp. 15.000,-

c) Tingkat Aliyah : Rp. 18.000,-

8. Sarana dan Prasarana pondok

Tabel 3.1

Sarana dan Prasarana Pondok

No. Nama Barang Banyaknya

1. Asrama Putra 20

2. Asrama Putri 22

3. Dapur 2

4. Aula 2

5. Kelas Madrasah 13

6. Perpustakaan 1

7. Kantor 4

8. Puskestren (Puskesmas

pesantren)

1

9. Pertukangan 1

10. SMP Islam Sunan Giri 1

10. Mushola (putri) 1

11. Sound system 2

12. Printer 2

13. Komputer 2

Page 70: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

53

9. Kegiatan santri Putri dan Putri

a. Harian

Waktu Kegiatan

1. 03.30 (Sebelum

Subuh)

Pembacaan shalawat Burdah (bagi

anak yang tidak sekolah)

2. 04.30(Subuh) Shalat Subuh berjama’ah

3. 04.45 (Setelah Subuh) Sorogan Al Qur’an bagi anak sekolah

4. 05.30 Pengajian kitab Ihya’ Ulumuddin dan

Inarotut Duja (kelas 3 Tsanawiyah ke

atas)

Pengajian kitab Umdatus Salik

5. 06.00 Pengajian kitab Aqidatul Awam (kelas

5 dan 6 Ibtidaiyah)

6. 07.30 Pengajian kitab Tafsir Nawawi (kelas 3

tsnawiyah ke atas)

Pengajian kitab Targhib wa Tarhib

(kelas 3 tsanawiayah ke bawah)

7. 08.00 Pengajian kitab Aklaqul Lilbanain juz

4

8. 08.30 Pengajian kitab Bidayatul Hidayah

9. 12.00 Shalat Dzuhur berjama’ah

10. 12.30 Pengajian kitab Fathul Wahab dan

kitab Dahlan (syarah Alfiyah)

Pengajian kitab Tanqihul Qoul

11. 13.30 Sorogan Alqur’an bagi anak pondok

12. 15.45 Shalat Berjama’ah Ashar

13. 16.00 Pengajian kitab Syarah Arba’in

Nawawi

Pengajian kitab Minahus Saniyah

14. 16.45 Musyawarah Pelajaran

15. 18.00 Shalat Magrib berjama’ah

16. 18.30 Sekolah/Madrasah

17. 21.30 Pembacaan shalawat Burdah bagi anak

sekolah

Page 71: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

54

Pengajian kitab Mujarobat

b. Mingguan

No. Waktu Kegiatan

1. Malam Selasa Musyawarah pertingkatan

2. Kamis Sore Tahlilan

Pengajian Ta’limul Muta’alim

3. Malam Jum’at Mujahadah

Jam’iyah Albarzanji

4. Jum’at pagi Muhafadzoh (lalaran)

Ro’an/kerja bakti bersama anak pondok

5. Malam Sabtu Musyawaroh bersama ilmu Fiqh

6. Minggu Ro’an/kerja bakti anak sekolah

c. Tahunan

No. Waktu Kegiatan

1. Dzulhijjah Takbir Keliling

Qurbanan

2. Sya’ban Pawai Ta’aruf (TPA dan santri putra)

Pra Haflah Muwada’ah

Pengjian Haflah Muwada’ah

Akhirusanah

3. Ramadhan Pengajian kilatan

10. Pembelajaran dan Pendidikan Madrasah

No. Kelas Mata Pelajaran

1. 5 Ibtida’iyah

(Awamil)

Khoridatul Bahiyah

Tafrihatul Wildan

Taishirul Kholaq

Tashilul Mubtadiin

Tuhfatul Mubtadiin

Tshilul Mubtadi’in

2. (6 Ibtida’iyah)

Jurumiyah

Al jurumiyah

Qoidah Shorfiah juz 1

Nurul Yaqin juz 3

Page 72: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

55

Tasrif istilahi

Qowaidul I’lal

Sulamut Taufiq

Hidayatul Mustafid

Washoya

3. 1 Tsanawiyah

(Al imriti)

Al imriti (Nahwu)

Qoidah Shorfiah juz 2

Tasrif Lughowi

Fathul Qorib 1

Jazariyah

Maqsud

Tahliyah

Jawahirul Kalamiyah

4. 2 Tsanawiyah

(Alfiah Awal)

Alfiyah Ibnu Malik 1

Fathul Qorib 2

Ta’limul Muta’alim

Qowaidul I’lal

Qowaidul I’rob

Mukhtar Hadis 1

5. 3 Tsanawiyah

(Alfiah Tsani)

Alfiyah Tsani 2

Fathul Mu’in 1

Mukhtar Hadis 2

Waraqat

Kifayatul Atqiya’

Rohabiyah

6. 1 Aliyah

(Jauhirul Maknun)

Jauhirul Maknun

Fathul Mu’in 2

Sulamun Manruq

Al ‘urud

Jam’ul Jawami’

Faroidul Bahiyah

7. 2 Aliyah

(Juman Awal)

‘Uqudul Juman 1

Tashilul Turuqot

Fathul Mu’in 3

Jam’ul Jawami’ 2

Kifayatul Atqiya’ 1

8. 3 Aliyah

(Juman Tsani)

‘Uqudul Juman 2

Fathul Mu’in 4

Jam’ul Jawami’ 3

Kifayatul Atqiya’ 2

Page 73: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

56

Falaq

11. Dewan Pengajar Madrasah Diniyah

No. Nama Keadaan Asal

1. KH. Muslimin Al asy’ari Desa

2. KH. Maslikhudin Yazid Desa

3. K.Sa’dullah Desa

4. Ustadz Mufid Desa

5. Ustadz Mutho’ Desa

6. Ustadz Yahya Desa

7. Ustadz.Misbah Desa

8. Ustadz Nur Kholis Desa

9. H.Abdul Qodir Desa

10. UstadzMuqorrobin Desa

11. Ustadz Fauzan Desa

12. Ustadz Rosyidi (Dimik ) Desa

13. Ustadz Rosyidi (Mamik) Desa

14. Ustadz Yasin Desa

15. Ustadz Asmu’i Desa

16. Ustadz Ali Mustofa Desa

17. Ustadz Nadzir Desa

18. Ustadz Anas Desa

19. Ustadz Nasrul Desa

20. Ustadz Ridholillah Pondok

21. Ustadz Shofwan Pondok

22. Ustadz Hasan Ali Pondok

23. Ustadz Jamali Pondok

24. Ustadz Wahid Pondok

25. Ustadz Slamet Ihsan Pondok

26. Ustadz Nur Tadho Pondok

27. Ustadz Mustaqim Pondok

28. Ustadz Budi Pondok

29. Ustadz Ali Mahfudz Pondok

30. Ustadz Hafidzin Pondok

31. Ustadz Da’i Sholeh Pondok

32. Ustadz Mansur Pondok

Page 74: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

57

33. Ustadz Fatoni Azka Pondok

34. Ustadz Dzawil Ulum Pondok

35. Ustadz Imam Qusairi Pondok

36. Ustadz Musbikhin Wahid Pondok

37. Ustadz Sholahudin Pondok

38. Ustadz Mutakalim Pondok

39. Ustadz Burhanudin Pondok

40. Ustadz Sanusi Pondok

41. Ustadz Mustofa Pondok

42. Ustadz Wawan Setiawan Pondok

43. Ustadz Ali Mahfudz Pondok

44. Ustadz Burhanudin Pondok

45. Ustadz Dai sholih Pondok

46. Ustadz Sulahudin Al Ayubi Pondok

47. Ustadz Abidurrahman Pondok

48. Ustadz Ridhoilah Pondok

49. Ustadz Abdul Aziz Pondok

50. Ustadz Muhyidin Pondok

51. Ustadz Mutaqin Pondok

52. Ustadz Ibnu Rosyadi Pondok

53. Ustadz Ahmad Kalim Pondok

54. Ustadz Yasin Pondok

55. Ustadz Novianto Prabowo Pondok

56. Ustadz Abdul Kholiq Pondok

57. Ustadz Abdu Syukur Pondok

58. Ustadz Zam Zam Mubarok Pondok

12. Struktur Organisasi Pengurus

a. Pengurus Putra

1) Ketua : Eko Nur Wahid

2) Wakil ketua : Nur Tadho

3) Sekretaris :Abdul Aziz

:Novianto Prabowo

4) Bendahara :Ahmad Kalim

Page 75: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

58

: Burhanuddin

5) Seksi-seksi :

a) Seksi Pendidikan : Sanusi

: Fatoni Azka

b) Seksi Keamanan : Muhammad Khazim

: Ridhoilah

c) Seksi Burdah : Yasin

: Muhammad Imam

d) Seksi Jam’iyah : Ali Mahfudz

: Ibnu Rosyadi

e) Seksi Kebersihan : Muttaqin

: Abdul Kholiq

: Sholahuddin Al-Ayubi

f) Seksi Perlengkapan : Mutaalimun

: Sholihul hadi

b. Pengurus Putri

1) Ketua : Nurul Aini

2) Wakil ketua : Anik Samtia

3) Sekretaris : Nurul Badriah

4) Bendahara : Laela khasnaf

Page 76: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

59

5) Seksi-seksi :

a) Seksi Pendidikan : Khanifahtus zuhriyah

: Erika

b) Seksi Keamanan : Devi Ambarwati

: Qudsiyah

: Ringayatun nisa

c) Seksi Burdah : Nafisatus saadah

: Nurul Latifah

d) Seksi Jam’iyah : Istiqomah

: Nurul Badiah

e) Seksi Kebersihan : Ulfa Nurolita

: Nurul Fauziyah

: Jariyatun

13. Keadaan Santri Pondok Pesantren

Pada tahun 2017/2018 jumah santri pondok pesantren Sunan

Giri tercatat kurang lebih 400. Adapun santri yang mengkaji kitab Ihya

Ulumuddin di Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga berjumlah 125,

seperti terlihat dalam tabel berikut:

1. Santri Putri

No. Nama Kelas

1. Lailatul Qodariyah 3 Aliyah

2. Afiya Khoirina 3 Aliyah

3. Murtafi’ah 3 Tsanawiyah

4. Jariyatun 3 Tsanawiyah

5. Nurul Badriyah 3 Tsanawiyah

Page 77: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

60

6. Ana Suratmi Ningsih 3 Tsanawiyah

7. Siti Nur Sayidah 3 Tsanawiyah

8. Mu’sodatul Atsna 3 Tsanawiyah

9. Afita Setyawati 3 Tsanawiyah

10. Alwinda Nurul Asfiya’ 3 Tsanawiyah

11. Izza Aulida Awalina 3 Tsanawiyah

12. Nur Naila Mufidah 3 Tsanawiyah

13. Aprilia Siti Fatimah 3 Tsanawiyah

14. Ulfa Zulianingsih 3 Tsanawiyah

15. Ringayatun Nisa’ 3 Tsanawiyah

16. Ni’mahtur rofi’ah Ustadzah

17. Yuanita Ustadzah

18. Siti Zaeniyah Ustadzah

19. Tri Umami Ustadzah

20. Siti Nurul Asiyah Ustadzah

21. Nurul Badiah Ustadzah

22. Nurul Aini Ustadzah

23. Dewi Kholifah 3 Tsanawiyah

24. Indana Khoirun Nida Ustadzah

25. Ulfi Diana Ustadzah

26. Ana Rizkiya Ustadzah

27. Fina Ainul Fitria Ustadzah

28. Devi ambarwati 2 Aliyah

29. Anik samtia 2 Aliyah

30. Erika 2 Aliyah

31. Istiqomah 2 Aliyah

32. Siti qudsiyah 2 Aliyah

33. Laela khasanaf 2 Aliyah

34. Khanifatus zuhriyah 2 Aliyah

35. Nafisatus saadah 2 Aliyah

2. Santri Putra

No. Nama Asal

1. Renaldi Ade Candra Ustadz

2. Solikhul Hadi Ustadz

3. A.Mutaalimun Ustadz

4. Khazim Abdullah Ustadz

5. Lukman Aziz Ustadz

6. Fathul Muna Ustadz

7. Zuhadul Makhasin Ustadz

8. Miftakhur Roziqin 3 Aliyah

9. M.Mahrus 3 Aliyah

10. Dipo Hanuraga Fathoni 3 Aliyah

11. Lutfi Syaroful Mujib 3 Aliyah

Page 78: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

61

12. Mukhib Ikhyaudin 3 Aliyah

13. Abdul Muntaha 3 Aliyah

14. M.Syarifudin 2 Aliyah

15. M.Syaifullah Kamal 2 Aliyah

16. Abdul Syakur 2 Aliyah

17. A.Sudarsono 2 Aliyah

18. A.Hasan 2 Aliyah

19. M. Afwan Fitriyanto 2 Aliyah

20. A.Zaenuri Rosyid 1 Aliyah

21. M.Arifin 1 Aliyah

22. M.Fathur rohman 1 Aliyah

23. Wakhid Mustofa 1 Aliyah

24. M.Maksum 1 Aliyah

25. M.Khoirul Umam 1 Aliyah

26. Syamsul Ma’arif 1 Aliyah

27. Roufurrohim 1 Aliyah

28. Nailun Ni’am 1 Aliyah

29. Ali Faqih Saifudin 1 Aliyah

30. Nur Wahid 1 Aliyah

31. Nur tadho 1 Aliyah

32. Abdul aziz 1 Aliyah

Page 79: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

62

B. ANALISIS

Kumpulan data yang dianalisa dalam skripsi ini bersumber dari hasil

wawancara dengan warga pondok yang penulis anggap mampu untuk

memberikan keterangan yang relevan, dilengkapi dengan dokumen yang ada.

Mengacu pada fokus penelitian dalam skripsi ini, maka penulis akan

menganalisa dan menyajikanya secara sistematis tentang pembentukan sikap

ta’dzim santri terhadap kyai dalam kajian kitab Ihya’ Ulumudin Pondok

Pesantren Sunan Giri Salatiga .

Setelah terjun kelapangan di pondok pesantren Sunan Giri Salatiga.

Penulis menemukan pembentukan sikap Ta’dzim santri kepada kyai sebagai

berikut

1. Kajian kitab Ihya Ulumuddin

Di Pondok Pesantren Sunan Giri, Pengajian kitab Ihya` Ulumuddin

dilakukan rutin setiap pagi setelah shalat Shubuh berjama`ah.

Guru/pengajarnya adalah KH. Maslikhuddin Yazid. Adapun Pengajian ini

sudah berlangsung sejak tahun 1997 dan sudah khatam sebanyak empat

kali. Metode yang diterapkan adalah bandongan; yakni guru membaca dan

menerangkan isi yang terkandung dalam kitab, kemudian para santri

mendengarkan, mencerna, menyimpulkan apa yang telah disampaikan

guru kemudian menulisnya.

Mayoritas alumni Pondok pesantren Sunan Giri Salatiga dengan

masa pembelajaran 5 tahun, bisa dipastikan sudah pernah mengikuti

pengajian kitab Ihya` Ulumuddin, karena pengajian kitab ini wajib diikuti

oleh setiap santri tingkat aliyah dan santri mutakhorijin.

Page 80: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

63

Tidak lepasnya kitab kuning dari pondok pesantren sejalan dengan

apa yang dikemukakan Dhofier (1980:44-55), bahwa unsur-unsur

pesantren adalah;

a. Pondok

Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama

pendidikan islam tradisional di mana para siswanya tinggal bersama

dan belajar di bawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih

dikenal dengan sebutan “kyai”. Asrama untuk para siswa tersebut

berada dalam lingkungan komplekpesantren di mana kyai bertempat

tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, ruang

untuk belajar, dan kegiatan keagamaan-keagamaan yang lain.

Komplek pesantren ini biasanya dikelilingi dengan tembok untuk

dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Pondok, asrama bagi para santri, merupakan cirri khas tradisi

pesantren, yang membedakannya denagn sistem pendidikan

tradisional di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan wilayah

islam di Negara-negara lain. Bahkan sistem asrama ini pula yang

membedakan pesantren dengan sistem pendidikan surau di daerah

minangkabau.

b. Masjid

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan

denagn pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat

Page 81: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

64

untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang lima

waktu, khutbah, dan sembahyang jum’ah, dan pengajaran kitab-kitab

islam klasik.

Kedudukan masjid sebagai pusat pendidiakan dalam tradisi

pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem

pendidikan islam tradisional. Denagn kata lain kesinambungan sistem

pendidiakn islam yang berpusat pada masjid sejak masjid al-Qubba

didirikan dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad saw tetap

terpancar dalam sistem pesantren. Sejak zaman Nabi, masjid telah

menjadi pusat pendidikan islam. Di mana kaum muslimin berada,

mereka selalu menggunakan masjid sebagai tempat pertemuan, pusat

pendidiakan, aktivitas administrasi, dan cultural.

c. Pengajaran Kitab-kitab Klasik

Pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab islam klasik, terutama

karangan-karangan ulama yang menganut faham Syafi’iyah,

merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam

lingkungan pesantren. Tujuan utama pengajaran ini ialah untuk

mendidik calon-calon ulama. Para santriyang tinggal di pesantren

untuk jangka waktu pendek (misalnya kurang dari satu tahun) dan

tidak bercita-cita menjadi ulama, mempunyai tujuan untuk mencari

pengalaman dalam hal pendalaman perasaan keagamaan.

Para santri yang bercita-cita ingin menjadi ulama,

mengembangkan keahliannyadalam bahasa Arab memalui sistem

Page 82: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

65

sorogan dalam pengajian sebelum mereka pergi ke pesantren untuk

mengikuti sistem bandongan. Meskipun sekarang banyak pesantren

yang telah memasukkan pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu

bagian penting dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-

kitab islam klasik tetap diberikan sebagai upaya untuk meneruskan

tujuan utama pesantren mendidik calon-calon ulama, yang setia

kepada faham islam tradisional.

Keseluruhan kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren

dapat digolongkan kedalam 8 kelompok yaitu nahwu (syntax) dan

saraf (morfologi, fiqh, usul fiqh, hadis, tafsir, tauhid, tasawuf dan

etika, serta cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah. Kitab-

kitab tersebut meliputi teks yang sangat pendek sampai teks yang

terdiri dari berjilid-jilid tebal mengenai hadis, tafsir, fiqh, usul fiqh,

dan tasawuf. Kesemuanya ini dapat pula digolongkan kedalam tiga

kelompok yaitu, kitab-kitab dasar, kitab-kitab tingkat menengah, dan

kitab-kitab besar.

d. Santri

Menurut pengertian yang dipakai dalam lingkungan orang-

orang pesantren, seorang alim hanya bisa disebut kyai bilamana

memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren tersebut

untuk mempelajari kitab-kitab islam klasik. Oleh karena itu, santri

merupakan elemen penting dalam suatu lembaga pesantren.

Walaupun demikian, menurut tradisi pesantren, terdapat 2 kelompok

Page 83: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

66

santri, yang pertama santri mukim yaitu murid-murid yang berasal

dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren. Dan

yang kedua adalah santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari

desa-desa di sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam

pesantren.

e. Kyai

Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu

pesantren. Ia sering kali bahkan merupakan pendirinya. Sudah

sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu pesantren semata-mata

bergantung pada kemampuan pribadi kyainya.

Menurut asal-usulnya, perkataan kyai pada bahasa jawa

dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda yaitu: sebagai gelar

kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat, gelar

kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya, dan gelar yang

diberikan pleh masyarakat kepada seorang ahli agamaislam yang

memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab-kitab

islam klasik kepada para santrinya.

2. Sikap Ta’dzim santri kepada Kyai di Pondok Pesantren Sunan Giri

Salatiga

Tidak dapat diragukan bahwa akhlakul karimah merupakan buah

dari iman yang mantab dan pertumbuhan agama yang benar. Tatkala santri

diarahkan dan dididik untuk mencintai Allah, takut kepada-Nya, dan

merasakan pengawasanNya, tentu santri selalu terbuka untuk menerima

Page 84: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

67

setiap nasihat, pembinaan, arahan, serta peraturan pondok pesantren dan

juga terbiasa berperilaku yang baik.

Yunus (1978:22) mengatakan bahwa tugas yang pertama dan

teruama yang dipikul atas pundak alim ulama, guru-guru agama, dan

pemimpin-pemimpin islam ialah mendidik anak-anak, pemuda-pemuda,

puteri-puteri, orang-orang dewasa dan masyarakat umumnya, supaya

semuanya itu berakhlak yang mulia dan berbudi pekerti yang halus. Pandai

hidup bermasyarakat, tolong menolong, berlaku jujur dan peramah,

berlaku adil dalam segala hal, berkasih sayang antara satu dengan yang

lain, seolah-olah mereka itu satu tubuh, bila sakit satu anggota, niscaya

mereka sakit seluruh tubuhnya, atau seolah-olah mereka seperi satu bina

yang terdiri dari satu batu-bata, satu sama lain saling menguatkan,

sehingga menjadi bina yang kokoh kuat.

Tujuan dengan adanya pembentukan sikap Ta’dzim santri yaitu

untuk menanamkan pada diri santri rasa ta’dzim dan s ikap sopan dan

santun, rasa hormat terhadap orang yang lebih tua dari kita, agar santri

lebih tau bagaimana etika kita terhadap orang yang harus kita dan rasa

saling menghormati sesama muslim karna pada zaman sekarang sikap

yang seperti itu akan tumbang dengan sendirinya karena perkembangan

zaman yang semakin maju, maka santri di tuntut untuk menumbuhkan

sikap ta’dzim dan sopan santun, yang mana akan kita rasakan nantinya

kalau kita sudah terjun langsung di kalangan masyarakat.

Page 85: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

68

Sesuai dengan penuturan Bapak Kyai bahwasanya pembentukan

sikap Ta’dzim itu memuliakan orang yang lebih tua atau kepada seoarang

kyai.

Sebagaimana yang di ungkapakan oleh (Poerwardaminta, 1976;

995) yaitu :

sikap ta’dzim adalah perbuatan dan prilaku yang mencerminkan

kesopanan dan menghormati kepada orang lain terlebih kepada yang lebih

tua darinya atau kepada seorang kyai, guru dan orang yang di anggap di

muliakan.

Santri merupakan amanat dari orang tua yang diberikan kepada

pengasuh pondok pesantren, oleh karena itu santri harus siap dibina, dan

dididik menuju kepada perkembangan akhlak yang lebih baik. Maka dia

akan tumbuh dengan baik dan agar bahagia di dunia dan akhirat. Untuk itu

mendidik akhlak yang baik pada santri merupakan cara pendidikan yang

berhasil.

Dalam rangka mendidik pembentukan sikap Ta’dzim pada santri,

bapak kyai telah memberikan keteladanan yang baik. Dengan pendidikan

secara langsung pada santri diharapkan akan benar-benar memberiakan

perubahan yang berarti kepada diri santri bukan hanya sikap Ta’dzim saja

yang harus kita lakukan akan tetapi kita juga harus mendengarkan nasehat

nasehat beliau yang lebih tua memperhatikan apa yang beliau katakan

melaksanakan apa yang beliau perintahkan. Sehingga apa yang yang

Page 86: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

69

diharapkan bapak kyai terwujud yaitu santri memiliki akhlakul karimah

yang baik.

Seperti halnya yang di ungkapan oleh (Asrori1996;11-12) sikap

ta’dzim di artikan lebih luas lagi yaitu bukan hanya bersikap sopan santun

dan menghormati saja akan tetapi lebih dari itu, yaitu :

a. Konsentrasi dan memperhatikan

b. Mendengarkan nasehat-nasehatnya

c. Meyakini dan merendahkan diri kepadanya

Sikap-sikap tersebt di atas lebih lanjut di jelaskan oleh Ma’ruf

merupakan wujud dari sikap mengagungkan seorang guru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulakn bahwa sikap

ta’dzim adalah suatu totalitas dari kegiatan rohani (jiwa) yang di

reaslisasikan dengan prilaku dengan wujud yang sopan santun,

menghormati orang lain dan mengagungkan guru.

Menurut A. Ma’ruf ciri-ciri sikap ta’dzim ada 5 yaitu :

a. Apabila duduk di depan gurunya selau sopan

b. Selalu mendengarkan perkataan guru

c. Selalu melaksanakan perintahnya

d. Berfikir sebelum berbicara kepada guru

e. Selalu merendahkan diri kepadanya. (Ma’ruf, 1996:11)

Sedangkan menurut Sidik Tono et.Al, ciri ciri sikap ta’dzim adalah sebagai

berikut:

a. Selalu bersikap hormat kepada guru

Page 87: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

70

b. Selalu datang tepat waktu

c. Senantiasa berpaikaian rapi

d. Mendengarkan saat guru menrangkan

e. Menjawab saat guru bertanya

f. Berbicara ketika sudah di beri izin

g. Selalu melaksanakan tugas yang di berikan guru. (Tono,

et.Al,2002:107)

Menurut Syeh Salman dalam kitab Jawahirul adab ciri-ciri sikap ta’dzim

adalah sebagai berikut :

a. Selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru

b. Mengerjakan pekerjaan yang membuat guru senang

c. Senantiasa menundukan kepala ketika duduk di dekat guru

d. Ketika bertemu guru di jalan senantiasa berhenti di pinggir jalan seraya

menaruh hormat kepadanya

e. Senantiasa mendengarkan ketika guru menrangkan seraya mencatat

f. Selalu hormat kepada siapapun

g. Menjaga nama baik guru dimanapun

Jadi secara umum ciri-ciri sikap ta’dzim adalah bila di hadapn guru

selalu menundukan kepala dengan niat hormat, selalu mendengarkan

perkataan-perkataan guru, selalu menjalankan perintahnya, menjawab

ketika di tanya, selalu merendah diri kepadanya, menjaga nama baik guru,

dan lain lainya.

3. Pengaruh kajian kitabh Ihya’ Ulumuddin terhadap sikap Ta’dzim santri

Page 88: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

71

kepada kyai di Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga.

sikap ta’dzim itu bukan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, akan

tetapi harus di bentuk dan di pengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan ke arah

tujuan yang sesuai dan di inginkan, sesuai dengan yang di kemukan oleh (Al-

Zamaji,t.th:21) bahwasanya dalam pembentukan sikapa ta’dzim itu ada 4 unsur di

antaranya yaitu

e. المتعلم (pelajar)

f. االستاد(guru/pengajar)

g. االب (orang tua)

h. ريك الش (sekutu, rekan, teman/Masyarakat)

Jadi dalam pembentukan sikap itu santri bukan hanya rasa hormat terhadap

orang yang lebih tua atau kyai, akan tetapi juga kepada guru, pengajar, dan orang

tua juga masyarakat.

Namun tujuan pembentukan sikap ta’dzim di pondok pesantren Sunan Giri

Salatiga dapat berhasil karena adanya beberapa factor pendukung, antara lain:

1) Santri dari awal masuk ke pondok pesantren sudah berada di

lingkungan yang kental dengan pendidikan sikap akhlaqul karimah

sehingga lebih bisa menarik minat santri untuk mempelajari dan

ikut terjun dalam pembentukan sikap santri.

2) Adanya tokoh pesantren yang memiliki charisma yang kuat dan

menjadi panutan bagi santri dan masyarakat sekitar.

3) Adanya rasa ketertarikan dengan pembentukan sikap yang

akhlaqul karimah

Page 89: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

72

4) Pendapat bahwa belajar tasawuf adalah sarana untuk memperbaiki

akhlak menjadi lebih baik.

Seperti yang di kemukakan oleh (soetione,1982:54) tentang beberapa faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap ta’dzim santri terhadap kyai yaitu

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor dari siswa itu sendiri dimana

setiap orang memiliki watak yang di bawa sejak lahir (faktor gen)

sendiri-sendiri.

2. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri

siswa yaitu:

d. faktor guru dan tempat pendidikan

e. faktor orang tua dan rumah tangga

f. faktor lingkungan teman dan Masyarakat.

Akan tetapi tidak hanya faktor saja yang bisa membentuk

sikap ta’dzim santri akan tetapi dalam pembentukan sikap ta’dzim

siswa tersebut melalui tiga proses, yaitu:

4. pengajaran dan pembiasaan

setelah ilmu-ilmu pengetahuan dan ilmu akhlak di

sampaikan oleh seorang guru perlu di lakukan suatu pembiasaan

membentuk aspek kerjasama dan kerohanian dari sikap atau

kecakapan harus di lakukan secara kontiyu (terus-menerus),

Page 90: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

73

dimana pembiasaan adalah salah satu alat pendidikan untuk

membentuk sikap yang ingin dicapai. Al-Zamaji juga

menggunakan teori pembiasaan pengulangan dalam belajar sebgai

berikut:

ا اذا طا ل الس ات فهو فى اإلنتهاء أيضا ي بق فى اإل بتداء واحتا ج المتعلم الىوام كون اإل عادت عشر مر

زنوجى :(التكرار ألف )القيل السبق حرف و يترك تلك اإلعادةإال بجهد كثير وقدكذلك،ل ته يعتا د ذلك وال

Artinya

“Adapun pelajaran pertama yang di ajarkan panjaang dan

pelajaran membutuhkan pengulangan sepuluh kali, maka ia

sampai akhirnya demikian, karena hal ini menjadi kebiasaan yang

sulit di hilangkan kecuali dengan susah payah dan di katakan;

pelajaran satu huruf pengulanganya seriu kali”. (As’ad:75).

5. Pembentukan kognitif

Pembentukan kognitif adalah proses yang berlaku pada

seseorang dengan memberikan interprestasi pada milleu.

Sehubungan dengan ini samoel mengatakan sebagai berikut:

“memperkenalkan sesuatu kepada anak yang beraneka

ragam pengertianya melalui proses kognitif. Perkembangan sikap

pada anak di pengaruhi oleh pengertian pengerian yang di kuasai

anak”.

Menurut Samuel, pada proses ini perlu adanya perluasan

pemikiran dan pengertian yang di miliki oleh anak, karena anak

akan bersikap sesuai dengan apa yang di ketahuinya.

Pembentukan sikap perlu di perhatikan bahwa manusia

yang di bentuk adalah manusia secara keseluruhan melalui tenaga-

Page 91: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

74

tenaga aspek kepribadian, dengan mempergunakan fikiran dapat di

tanamkan pengertian sikap Ta’dzim sehingga akan menjadi

kebiasaan.

6. Pembentukan rohani

Proses yang ketiga adalah membentuk rohani, dimana

dalam proses ini di tanaman suatu keyakinan untuk melakukan hal-

hal yang baik dan akan membawa kemanfaat hidup di dunia dan di

akhirat.

Rohani (jiwa) merupakan inti atau atau suatu hal yang halus

dan akan membentuk hakekat manusia. Dari sinilah akan muncul

suatu kehendak untuk melakukan sesuatu, karena rohani (jiwa)

merupakan pimpinan bagi anggota- anggota tubuh lainya.

(Fanidin,2001:105).

Maka dari itu sikap Ta’dzim perlu tersentuh terlebih dahulu

aspek rohani dari manusia (siswa) melalui pengkajian kitab Ihya’

Ulumuddin. Dengan mempengaruhi seluruh anggota tubuh dan

dapat membawa siswa kepada sifat kebaikan dan adab sopana

santun, untuk membentuk akhlaq yang baik, terutama sikap

ta’dzim kepada gurunya.

Pada dasarnya dilaksanakannya pendidikan santri karena

tujuan pembinaan tersebut untuk kebaikan santri sendiri di masa

depan. Karena pondok memiliki sistem pembinaan yang berbeda

dengan lembaga-lembaga pendidikan lain. Akhlak santri di pondok

Page 92: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

75

pesantren Sunan Giri dibina dengan baik mlalui metode

keseharian. Santri dididik hablun minnaalah dengan banyak cara.

Namun dalam kenyataannya ada beberapa faktor penghambat dan

pendukung dalam pelaksanaannya. Seperti yang diungkapkan oleh

Bapak ustad Nur Wahid, selasa, 13 Februari 2018, jam 19.00 yang

menyatakan

“hambatan yang biasa dialami oleh para santri adalah

sifat keduniawian yang masih ada pada diri santri, santri masih

senang dengan hal-hal yang berbau dunia, memang tidak

dipungkiri bahwa usia yang masih muda merupakan factor utama

yang menghambat suksesnya pendidikan akhlakul karimah. Sikap

malu atau tidak enak dengan temanpun juga merupakan faktor

yang menghambat dan masih banyak yang lain.

Disaat remaja-remaja lain di luar sibuk dengan gadget dan

barang-barang branded keluaran terbaru, santri pondok pesantren

Sunan Giri sudah harus dituntut untuk belajar dan mengamalkan

apa yang telah diajarkan di pondok, yaitu pendidikan akhlak . Tak

ayal banyak diantara mereka yang juga masih menginginkan hal-

hal duniawi tersebut. Dan tidak dipungkiri pula usia mereka yang

masih muda pun menjadi faktor mengapa mereka belum bisa fokus

denganpendidikan pembentukan sikap tersebut.

Perasaan segan, malu, dan perasaan-perasaan lain yang

menyelimuti hati mereka ketika teman-teman mereka asik main

dan pergi bersama pacar atau teman dekat kemudian mereka

diajak, namun menolak ajakan teman-teman mereka tersebut

dengan alasan yang menurut teman-teman mereka tidak logis dan

Page 93: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

76

lebay. Karena menurut teman-teman mereka belum saatnya mereka

ingat hal-hal yang berbau akhhirat, masa muda adalah masa untuk

bermain, pergi dan senang-senang.

Akan tetapi Lingkungan pondok yang kental sekali dengan

pendidikan akhlak merupakan salah satu faktor yang mendorong

seorang santri tertarik dengan sikap akhlakul karimah dan akan

mengikuti apa yang biasa dilakukan disana. Seperti halnya

seseorang yang tinggal di lingkungan pedesaan maka orang

tersebut pasti akan ikut dengan tradisi dan gaya hidup layaknya

orang desa. Begitu pula seseorang yang hidup di lingkungan

perkotaan maka pasti orang tersebut juga akan ikut memiliki gaya

hidup layaknya seseorang yang tinggal di daerah perkotaan.

Selain lingkungan pondok yang kental sekali dengan

pendidikan akhlak, kharisma bapak kyai pun ikut andil dalam

menarik hati santri untuk bersikap sopan dan santun. Dan yang

umum diketahui di masyarakat pada umumnya dan khususnya

santri disini bahwa belajar kajian kitab dan mengamalkannya

merupakan sarana untuk memperbaiki akhlak agar menjadu lebih

baik.

Kebanyakan santri di pondok pesantren Sunan Giri selalu

menurut dengan apa yang dikatakan bapak kyai. Mereka

beranggapan bahwa ilmu mereka tidak akan manfaat jika mereka

tidak patuh dengan bapak kyai. Dan mereka lebih mementingkan

Page 94: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

77

kepentingan guru daripada diri sendiri. Seperti yang diajarkan

dalam kitab Ihya’ Ulumudin bahwa santri yang lebih

mementingkan kepentingan guru dan menuntut ilmu akan dekat

dengan keanugrahan nikmat dari Allah, dan akan dimudahkan

dalam segala hal. Hal ini menjadikan alasan para santri untuk

selalu menuruti apa yang dikatakan oleh kyai. Sehingga

pendidiakan akhlak dapat berhasil, namun memang untuk

pendidikan akhlak tasawuf tidak ada pacuan atau tolak ukur untuk

mengukur keberhasilan pendidikan ini. Karena yang tahu dan bisa

merasakan adalah diri sendiri. Sebagaimana penuturan imam,

pengurus pondok putra pada sabtu, 13 Februari, 20.00 Wib. .

Pembentukan sikap di pondok pesantren Sunan Giri tidak

serta merta berjalan dengan mulus. Namun ada juga hal-hal yang

menghambat pembentukan sikap santri. Berikut adalah faktor-

faktor yang menghambat pembentukan sikap santri:

1) Ego santri yang masih mengutamakan masalah dunia. Tidak

dipungkiri di usia mereka yang masih remaja, mereka disuguhkan

pada godaan-godaan dunia yang sungguh manis. Disaat anak-anak

seusia mereka sibuk dengan gadget dan gaya hidup yang mewah,

mereka sudah harus bergelut dengan kajian-kajian kitab kuning

yang mengharuskan mereka menjauhi gaya hidup seperti itu, dan

fokus mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah.

Page 95: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

78

2) Perasaan segan tatkala teman-teman seusia mereka tahu kalau

mereka mempelajari kitab-kitab kuning. Perasaan malu ketika

mereka diajak pergi teman-teman seusia mereka namun menolak

dengan alasan yang menurut teman-teman mereka tidak logis.

3) Tuntutan dari orang tua mereka yang mengharuskan mereka giat

dalam bekerja sehingga sedikit menjadi penghambat mereka

dalam mengamalkan apa yang telah didapat.

Page 96: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

79

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di atas, maka penulis

dapat menyimpulkan hasil penelitian tentang pembentukan sikap ta’dzim

santri kepada kyai studi kasus pondok pesantren Sunan Giri Slatiga tahun

2018 adalah sebagai berikut :

1. Kajian kitab Ihya Ulumuddin di pondok pesantren Sunan Giri

Slatiga yaitu di lakukan setiap pagi setelah sholat subuh

berjamaah, dengan menggunakan metode bandongan, yakni

guru membaca dan menerangkan isi yang terkandung dalam

kitab, kemudian para santri mendengarkan, mencerna,

menyimpulkan apa yang telah disampaikan guru kemudian

menulisnya.

2. Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan

giri yaitu memuliakan orang yang lebih tua atau kepada

seorang kyai. Seperti mendengarkan nasehat beliau, selalu

bersikap hormat kepada guru, senantiasa berpakaian rapi,

mendengarkan saat guru menrangkan, menjawab saat guru

bertanya, berbicara ketika sudah di beri izin, dan selalu

melaksanakan tugas yang di berikan oleh guru.

3. Pengaruh kajian kitab Ihya Ulumuddin terhadap sikap ta’dzim

santri kepada kyai yaitu mendidik santri menjadi santri yang

Page 97: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

80

akhlakul karimah dan patuh terhadap orang yang lebih tua. Dan

Penghambat dalam pembentukan sikap Ta’dzim santri yaitu

Ego santri yang masih mengutamakan masalah dunia, Perasaan

segan tatkala teman-teman seusia mereka tahu kalau mereka

mempelajari kitab-kitab kuning, serta tuntutan dari orang tua

mereka yang mengharuskan mereka giat dalam bekerja

sehingga menjadi penghambat mereka dalam mengamalkan apa

yang telah mereka dapatkan.

Page 98: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

81

B. SARAN

Di harapkan penelitian tentang pembentukan sikap ta’dzim santri

kepada kyai ini dapat di sempurnakan dengan tema penelitian yang lain

yang masih erat kaitanya dengan pembentukan sikap ta’dzim santri kepada

kyai sehingga dapat memberikan gambaran yang lengkap tentang

pembentukan sikap santri kepada kyai atau orang yang lebih tua Dalam

penulisan ini penulis juga memiliki pengaharapan antara lain :

1. Hendaknya pembentukan sikap ta’dzim santri ini lebih dioptimalkan agar

hasilnya lebih baik dalam mencetak santri-santri yang berakhlakul karimah

dan berbudi luhur.

2. Hendaknya santri lebih memaksimalkan dalm pembentukan sikap sopan

santun dan saling menghormati yang telah diberikan agar dapat menjadi

contoh santri-santri yang lain.

3. Hendaknya orang tua lebih memperhatikan anak dan bisa memberikan

motivasi agar anak lebih giat dalam pembelajaran di pondok.

4. Saran kepada peneliti lain yang hendak meneliti obyek yang sama

yaitu,pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai supaya mengambil

tema yang lain agar lebih inovatif sekaligus menambah khasanah wawasan

dan pengetahuan bagi masyarakat.

Page 99: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

82

DAFTAR PUSTAKA

Al Ghazali, Imam. 2004. Pembuka Pintu Hati. Bandung: MQ Publishing.

Al-Subki. 1978. Tabaqah al-Syafi’iyah. Beirut: Daral-Fikr.

Al-Zarnuji, Syeh, Ta‟limulMutta‟alim.Tuban: t.p.,t.th.

Ali, Yunasril. 1991. Perkembangan Pemikiran Falsafi Dalam Islam. Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Bina aksara

_________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta

Asrori,. Ma‟ruf. 1996.EtikaBermasyarakat.Surabaya : Al-Miftah.

As‟ad,Aly. 2007.Terjemahan Ta‟limul Mutta‟alim, Kudus: Menara Kudus.

Bik, Hudari. 1980. Tarikh Al Tasri Al Islam. Semarang : Darul Ihya.

Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

Dhofier, Zamakhsyari. 1982. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup

Kyai. Jakarta: LP3ES

Fanidin,Sumarkan.2001. Konsep Al-Qolbdalam Al-Qur‟an, QualitaAhsana,

III,I,April.

Ghazali, Imam. 1960. Al-Munqiz min al-Dhalal. Diterjemahkan oleh Abdullahbin

Nuh. Jakarta: Tinta Mas.

Himawijaya. 2004. Mengenal Al Ghazali Keraguan Adalah Awal Keyakinan.

Bandung:Mizan Media Utama MMU.

IAIN Salatiga. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Salatiga:

IAIN Salatiga.

Page 100: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

83

Jaya, Yahya. 1994. Spritualisasi Islam dalam Menumbuhkembangkan

Kepribadian dan Kesehatan Mental. Jakarta: Rahama.

M, Hasan. 2006. Perbandingan Madzhab. Jakarta: PT Raja Granfindo Persada.

Moleong, J.lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

_________.2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Nasir, Ridlwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal. Yogyakarta :

PUSTAKA PELAJAR

Natsir, M. 1988. Kebudayaan Islam; Dalam Presfektif Sejarah. Editor Endang

Saefudin Anshari. Jakarta: Grimukti Pusaka.

Nasir, Ridlwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal. Yogyakarta :

PUSTAKA PELAJAR

Nicholson,Rinold.A. 1978. The Idea Of Respect, Insafism, Idaroh I, Adawiyah I,

Delli t.

Poerwadaminta,W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai

Pustaka.

Poerwantama, dkk. 1994. Seluk-beluk Filsafat Islam Bandung: Remaja

Rosdakarya.

(repo.iain-tulungagung.ac.id/3192/5/BAB_III, diakses tanggal 22 Maret 2017

pukul 22.11).

Siddiqi, Nourouzzaman. 1996. Jeram-jeram Peradaban Muslim. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Smith, Margareth. 2000. Pemikiran dan Doktrin Mistis Imam Al-Ghazālī,

diterjemahkan oleh Amrouni. Jakarta: Riora Cipta

Sukmadinata, Saudih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Soetione,Samoel.1982.Psikologi Pendidikan II.Jakarta:Fak. Ekonomi, UI.

Syeh Salamah Abi Abdul Hamid. 1967. Jawahirul Adab. Semarang: Toha Putra

Page 101: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

84

PEDOMAN WAWANCARA

A. Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Sunan Giri Salatiga

1. Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga?

2. Berapa jumlah santri, ustadz/ustadzah?

3. Apa sajakah sarana dan prasarana di pondok pesantren Sunan Giri Salatiga?

4. Bagaimanakah pengajian Kitab ikhya ulumudin di pondok pesantren sunan giri

salatiga ?

5. Bagaimana Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri

salatiga ?

6. Adakah Pengaruh dari pengajian kitab ihya ulumudin Terhadap Sikap

Ta’dzim santri terhadap kyai di pondok pesantren sunan giri salatiga?

Page 102: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

85

B. Wawancara dengan dewan asatidz pondok pesantren sunan giri salatiga

1. Bagaimana pengajian kitab Ihya Ulumudin di Pondok Pesantren Sunan Giri

Salatiga?

2. Apa visi dan misi Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga?

3. Bagaimana cara Pak Kyai menyampaikan pengajian kitab Ihya’ Ulumudin?

4. perubahan apa saja yang biasa dialami santri setelah mendapatkan pengajian

Kitab Ihya Ulumudin ?

5. Bagaimana Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri

salatiga ?

6. Bagaimanakah respon santri setelah mendapatkan pengajian kitab Ihya

Ulumudin ?

7. Adakah Pengaruh dari pengajian kitab ihya ulumudin Terhadap Sikap

Ta’dzim santri terhadap kyai di pondok pesantren sunan giri salatiga ?

Page 103: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

86

C. Wawancara dengan pengurus pondok pesantren Sunan Giri Salatiga

1. Bagaimana cara Bapak Kyai menyampaikan pengajian Kitab Ihya Ulumudin di

Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga?

2. Setiap jam berapa kajian kitab Ihya’ Ulumudin itu berlangsung ?

3. Berapa tahun sekali kitab Ihya’ Ulumudin ini khatam ?

4. perubahan apa saja yang biasa dialami santri setelah mendapatkan pengajian

Kitab Ihya Ulumudin?

5. Bagaimana Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri

salatiga ?

6. Di mana letak geografis Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga?

7. bagaimana struktur organisasi Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga?

8. Fasilitas apa sajakan yang dimiliki pondok pesantren Sunan Giri Salatiga?

Page 104: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

87

D. Wawancara dengan santri pondok pesantren Sunan Giri Salatiga

1. Bagaimana kondisi saat berlangsungnya pengajian Kitab Ihya’ Ulumudin di

bacakan oleh Pak Kyai ?

2. Bagaimana Bapak Kyai mendidik sikap santri Sunan Giri Salatiga ?

3. Aturan apa yang telah diberlakukan pondok Pesantren dalam kajian Kitab Ihya’

Ulumudin pada santri?

4. Bagaimanakah pengajian Kitab ikhya ulumudin di pondok pesantren sunan giri

salatiga ?

5. Bagaimana Sikap Ta’dzim santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri

salatiga ?

6. Adakah Pengaruh dari pengajian kitab ihya ulumudin Terhadap Sikap

Ta’dzim santri terhadap kyai di pondok pesantren sunan giri salatiga?

Page 105: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

88

E. Wawancara dengan wali santri pondok pesantren Sunan Giri Salatiga

1. Berapa lamakah putri bapak/ibu berada di pondok pesantren Sunan Giri

Salatiga?

2. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu setelah putra putrinya mengaji Kitab Ihya

Ulumudin di Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga?

3. apakah kelebihan sikap ta’dzim di pondok Sunan Giri Salatiga ?

4. apakah ada kelemahan dalam pembentukan sikap ta’dzim terhadap kyai di

pondok yang putri bapak/ibu tempati sekarang?

5. perubahan apa saja yang terlihat pada anak setelah pualng dari pondok?

6. Apa saran bapak/ibu untuk pembentukan sikap santri terhadap kyai dalam

pondok peantren Sunan Giri Salatiga?

Page 106: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

89

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

NARASUMBER 1

Nama : KH. Maslihkudin Yazid (selaku pengasuh Pondok Pesantren )

Tanggal wawancara : 13 maret 2018

Waktu : 07.30 WIB

Transkip wawancara:

Peneliti : Assalamualaikum

Informan : Waaalaikumussalam

Peneliti : Anggene kulo sowan teng mriki sepindah kulo ten mriki bade

silaturrohim, kaping kalihipun kulo saking IAIN Salatiga bade

penelitian ten pondok pesantren meniko..

Informan : lha kanggo opo nduk ..?

Peneliti : Damel memenuhi tugas akhir kuliah inggih meniko skripsi bah..

Informan : oo... lha skripsine judule opo nduk ?

Peneliti : judul kulo inggih puniko “pembentukan sikap ta’dzim santri kepada

kyai dalam pengajian kitab Ihya Ulumuddin (Studi kasus pondok

pesantren sunan giri salatiga)

Informan : owalah iyo nduk ... lha trus leh meh mok takok.e aku opo nduk ?

Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga?

Informan : owalah iyo nduk sejarah berdirinya pondok pesantren sunan giri ki

tahun 1992

M , aku yo ora dewe nek kene enek 4 pengasuhe yoiku KH. Muslimin

Asy’ari,

Kyai Sa’dullah dan Alm.KH. Zumroni. Mengko njaluk pak ustad foto

copiyan

Page 107: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

90

sejarah,e pondok kene.

Peneliti : oh.. enggeh bah, nek menawi jumlah sedanten santri lan Ustadz

Ustadzah e wonten pinten nggeh bah..?

Informan : nek pirone q ra patek paham kurang lebih ya 400 aa, nek rinciane

mengko takon penguruse dewe

Peneliti : Oh.. enggeh bah, nek menawi sarana dan vasilitas pondok pesantren

sunan giri meniko nopo mawon bah.?

Informan : sarana nek kene ya enek kelas kanggo belajar, puskestren (pusat

kesehatan pesantren ), pawon, kamar mandi, kamar, lian lian e mengko

takon penguruse..

peneliti : oh.. enggeh bah, lajeng menwai pengajian kitab Ihya Ulumuddin teng

pondok pesantren meniko pripun bah ?

informan : pengajian kitab Ihya nek kene ki bandongan aku macak,e trus anak anak

seng maknani

peneliti : emm.. enggeh .. lajeng nek menawi pembentuikan sikap Ta’dzim

santrinipun pripun bah ?

Informan : pembentukan sikap Ta’dzim santri kui lewat pengajian pengajian

kitab kitab kuning nek kene ora kabeh melu ngaji kitab ihya’ enek

seng ngaji tafsir yo enek seng ngaji kitab kitab cilik, soko ngaji kui mau

santri iso rety pye adab adab,e nek marang guru pye adab,e nek marang

wong seng luwih tuwo pye adab,e karo wong seng kudu di hormati lan

sak pitutre dadine santri kui mulai di bentuk akhlakul karimah soko

jasamani yo rohani ne atine yo di toto awak,e

yo di jogo

peneliti : ohh enggeh bah... lajeng ndak nggeh wonten pengaruh pengajian

kitab Ihya Ulumuddin meniko kalian pembentukan sikap ta’dzim

santri ?

Informan : pengaruh pengajian kitab ihya ki mesti enek,e santri seng wes ngaji

kitab ihya karo seng durunmg ngaji kitab ihya kui tetep bedho,

mergane nek nggon ihya ki akeh tasawufe, lan akeh bab bab seng

Page 108: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

91

nerangke tentang adab adab,e murid, pokok,e nek kono okeh bab

seng iso di terapke nek oamh lan isi gawe sikap,e

santri dadi luweh apik. yo koyo seng tak omongke mau

peneliti : ohh enggeh bah,, sakderenge ngatur akaen matur suwun sanget

sampu maringi wekdal damel kulo,, niki kulo badhe ngaljutaken

wawancara kalianpengurus pondok meniko

Informan : oh,, yo,, yo,, aku ya selak meh lungo...luweh jelase takon karo

penguruse, mugo mugo lancar

peneliti : emm enggeh bah matursuwun amin amin

informan : Assalamualaikum

peneliti : Waalaikumsalam

Page 109: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

92

NARASUMBER 2

Nama : Bapak Ustadz. Nur Wahid

Tanggal Wawancara : 13 maret 2018

Waktu : 19.00 WIB

TRANSKIP WAWANCARA

Peneliti : Assalamualaikum pak..

Informen : Waalaikumsalam mbk.. Pinarak..

Peneliti : Enggeh pak,, Matursuwun

Informen : wonten prlu nopo nggeh mbk ?

Peneliti : sakderenge nyuwun pangapuntene pak niki mengganggu waktunya

sekedap..niki kulo saking IAIN Salatiga, sepindah kulo badhe silaturahmi

kalianpondok pesantren sunan giri meniko, kapeng kalihipun niki kulo

badhe wawancara kalian bapak ustad. Damel memenuhi tugas terakhir

kulo enggih meniko skripsi pak.

Informen : ohh,, enggeh mbk, sakderenge niki kaleh sinten nggeh ?

Peneliti : enggeh pak niki kulo Nurul Badiah, emmm lha panjenenganipun asman

sinten pak?

Informen : oh niki nami kulo Nur Wahid

Peneliti : emm enggeh kalian bapak Ustad Nur Wahid langsung mawon niki wau

kulo nggeh sampun sowan wonten dalemipun abah yai, sampun

wawancara kalian beliau nah sekarang saya mau bewawancara dengan

ustad yang sekalian menjadi lurah di sini ya pak, sebelumnya dari judul

skrpsi saya kan pembentukan sikap

ta’dzim santri kepada kyai dalam pengajian kitab ihya ulumuddin (studi

kasus pondok pesantren sunan giri salatiga), nah di sisni nanti ada

beberapa pertanyaan yang mau saya tanyakan kepada bapak, langsung

saja untuk pertanyaan yang pertama yaitu bagaimana pengajian kitab

Ihya ulumuddin di pondok pesantren ini pak ?

Page 110: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

93

Informen : ya,, kalau metode pengajran pengajian kitab ihya ulumuddin di pondok

pesantren sunan giri ini sejak awal di lakukan dengan cara bandongan

yang di kaji secara bersama-sama, kalau sorogan kan individual

sedangkan bandongan itu bersama sama dengan pak yai membacakan

lalu santrinya memaknai

Peneliti : Lalu apa visi misi pondok pesantren sunan giri salatiga ini pak ?

Informen : kalau visi misi di pondok pesantren ini yaitu seperti yang sudah tertera

dalam mmt di depan untuk visi itu ada dua yang pertama yaitu

Pesantren merupakan syiar tholab al ‘ilmi dan sumber pengetahuan Islam

untuk mencapai Ridho Allah SWT, dan yang kedua yaitu Mencetak

kader-kader ulama dan menciptakan masyarakat islami yang

berhaluan ahlu sunnah wal jamaah, sedangkan kalau misi nya juga ada

dua yaitu yang pertama Mempersiapkan pribadi umat yang berilmu

pengetahuan, berakhlak mulia, dan berkhidmat kepada agama,

masyarakat dan negara dan yang kedua yaitu Mengajarkan ilmu

pengetahuan agama dan umum menuju terbentuknya kader ulama

yang taqwa.itu visi misi dari pondok kami.

Peneliti : selanjutnya bagaimana cara pak yai menyampaikan pengajian kitab Ihya

Ulumuddin di pondok pesantren sunan giri ini ?

Informen : kalau penyampaian dalam pengajian kitb ihya ulumuddin ini kan di

ampu oleh beliau bapak KH Maslihudin Yazid sendiri, mungkin perlu di

ketahui bahwasanya mulai pengajian kitab ini di mulai dari setelah jamah

sholat subuh sekitar jam 05.30 sampai sekitar jam 07.00 kurang lebih

satu jam, dan yang selam ini berlaku yaitu di bacakan ala pesantren kalau

bahasa pesantrenya “ngapsahi” kemudian kadang ada santri-santri juga

Page 111: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

94

ada yang di suruh untuk murod, murod itu mentranslit kedalam bahasa

indonesia kadang di poin poin tertentu mbh kyai juga menjelaskan.

Peneliti : emmm trus selanjutnya ya pak, perubahan apa saja yang di alami santri

setelah mendapat pengajian kitab ihya ulumudin ?

Informen : e.. kalau perubahan setelah pengajian kitab ihya itu berbeda beda karna

manusiapun tak semuanya sama, kan tetapi sebagian besar mereka yang

mengaji kitab ihya itu mengalami perubahan tersendiri, ya seperti sikap

ta’dzim kepada kyai semakin bertamabh seperti itu

peneliti : lanjut ke pertanyaan selanjutnya ya pak, bagaimana sikap ta’dzim santri

kepada kyai dalam pengajian kitab ihya ulumuddin disini pak ?

Informen : kalau menanggapi tentang sikap ta’dzim santri ke kyai mungkin kalu di

dunia pesantren ta’dzim itu sudah menjadi sebuah keharusan ciri khas

pesantren itu ta’dzim kepada kyai atau kepada atasan

Peneliti : emm selanjutnya untuk pertanyaan yang terakhir ya pak, adakah

pengaruh pengajian kitab Ihya Ulumuddin di pondok pesantren sunan grii

salatiga ini ?

Informen : itu ya sedikit banya berpengaruh karna kebanyakan yang mengikuti

pangajian kitab ihya ulumuddin ini mayoritas yang mengaji itu kan

senior, jadi kalau senior itu sudah dari awal sudah ada di pesantren lama

jadi mayoritas sikap ta’dzim santri itu sudah ada, tinggal sekarang

bagaiamana meningkatkan sikap ta’dzim santri tersebut.

Page 112: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

95

Peneliti : emm bapak tadi bilang kalau yang mengaji kitab ihya’ itu hanya yang

senior saja memang santri yang mengaji kitab ihya itu di batasi kelas atau

usianya pak ?

Informen : e ya kalau yang mengaji kitab Ihya itu memang di kasih batas dan

memang sudah ada waktunya tersendiri untuk boleh mengikuti pengajian

kitab ihya ulumuddin tersebut, kalau udah lulus tsanawiyah itu baru

boleh mengikuti pengajian kitab ihya ulumuddin tersebut.

Peneliti : emm trus apa respon santri setelah mengaji kitab ihya ulumuddin pak ?

Informen : respon santri setelah mengaji kitab ihya ulumudin itu kembali ke pribadi

masing masing karna daya tangkap juga yang berbeda-beda, akan tetapi

kebanyakan respon dari mereka itu ya di tanggapi dengan positif jadinya

paling tidak awal-awal mereka mengikuti pengajian ihya itu merasa

bangga atau seneng, tapi seiring berjalan waktu itu namanya proses itu

bnyak dinmika yang terjadi selama perjalan namnya proses juga usia

muda yang masih labil tapi semuanya mengarah ke dalam yang lebih

baik.

Peneliti :ya pak terimakasih sebelumnya atas informasi yang telah bapak berikan

selebihnya saya mohon maaf karna telah menggangu waktunya

Informen : iya mbk sama-sama saya juga seneng bisa sering-sering bersama,

mungkin lain waktu bisa sering lagi bisa ketemu lagi

Peneliti : iya pak, insya allah kalau ada waktu luang.

Informen : iya mbk semoga sukses sekripsinya

Page 113: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

96

Peneliti : amin amin doanya ya pak

Informen : iya mbk

Peneliti : Assalamualaikum pak,,,

Informen : Walaikumsalam mbk

Page 114: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

97

NARASUMBER 3

Nama : Novianto Prabowo

Tanggal wawancara : 13 Maret 2018

Waktu : 20.00 WIB

TRANSKIP WAWANCARA

Peneliti : Assalamualaikum

Informen : Waalaikumsalam

Peneliti : maaf mas sebelumnya mengganggu waktunya sebentar, ini saya dari

IAIN Salatiga mau wawancara dengan warga pondok pesantren sunan

giri ini.

Informen : iya mbk, boleh, mau wawancara apa mbk ?

Peneliti : begini mas ini kan saya mau memenuhi tugas terakhir saya yaitu skripsi

nah kebetulan judul skripsi saya itu tentang pondok pesantren sunan giri

ini, yaitu pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai dalam pengajian

kitab ihya ulumuddin (studi kasus pondok pesantren sunan giri salatiga)

Informen : oh iya mbk trus apa yang mau mbk tanyakan ke saya ?

Peneliti : begini mas langsung saja ya, untuk pertanyaan yang mau saya tanyakan

yaitu pertama bagaimana kondisi saat berlangsungnya pengajian kitab

Ihya Ulumuddin di bacakan oleh pak kyai ?

Page 115: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

98

Informen : ya,, Alhamdulilah ketika kitab ihya di bacakan oleh pak kyai itu santri

sanrti-santri pun asyik untuk mengapsahi apa yang di utarakna oleh pak

kyai lagipula kitan Ihya ulumuddin itu ilmu yang membahas tentang

tasawuf membersihkan hati jadi para santri itu juga sangat antusias untuk

mengaji kitab ihya ulumuddin tersebut apalagi di sertai oleh pakar

pakarnya

Peneliti : emmm ya mas, trus selanjutnya bagaimana pak kyai mendidik sikap

ta’dzim santri sunan giri salatiga ?

Informen : ya,, alhamdulilah pak kyai pun juga memberi contoh yang baik baik

pula karna bagaimana pun pak yai itu beliau ngalim ya dalam artian

ngalim itu tau sekaligus mengamalakan ilmu ilmunya yang di kaji dalam

kitab ihya ulumuddin yang tentang tasawuf atau akhlak-akhlak jadi para

santri pun juga mengikuti apa yang di lakukan oileh pak kyai

Peneliti : selanjutnya aturan apa yang telah di berlakukan pondok peantren sunan

giri dalam kajian kitab ihya ulumudin pada santri?

Informen : aturan-aturan yang di berlakukan dalam pengajian kitab ihya ulumuddin

ya seperti biasanya ya semisal ada kalangan santri putra yang ingin

mengikuti pengajian kiyab ihya ulumuddin minimal itu harus alviyah

tsani kalau nggak ya jauharul maknun karna apa, mungkin dari alviyah

tsani atau jauharul maknun itu pola pikirnya itu sudah dewasa dari kelas

yang di bawahnya. Untuk mbk pondok ya sama mengkiblat dengan yang

laki-laki

Page 116: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

99

Peneliti : emm iya mas lalu bagaimana kajian kitab ihya ulumuddin di pondok

pesantren suanan giri ini ?

Informen : kalu kajia dalam kitab ihya disini metode yang di gunakan oleh pak

kyai itu ya seperti biasa kyainya membacakan kemudian para usame’

atau yang mendengarkan itu mencatat apa yang di dengarkandr pak yai,

tapi bukan itu saja kadang di beri tau tentang pengalaman-pengalaman

apa yang telah ada atau yang di alami oleh kyai mungkin pengalaman-

pengalaman apa yang telah ada atau yang di alami oleh pak kyai

mungkin dari pengalaman masa lamapau sehingga bisa menjadikan kita

lebih baik tau semisalnya lah, trus masih ada banyak pula terkadang

dalam ihya pun santri juga ikut berpartisipasi di suruh membaca

memuroti dan selai laninya pula.

Peneliti : emm iya mas, stelah itu bagaimana sikapa ta’dzim santri kepada kyai di

pondok pesantren sunan giri salatiga ?

Informen : rasa ta’dzim, rasa ta’dzim itu kan mengagungkan ya, mengagungkan

para kyai itu ya sepertibiasanya lah kalau kita lihat pak kyai kita tunduk,

tunduk itu bukan karna rasa takut bukan tetapi karena merasa mengagung

kan semisal di jalan bertemu pak kyai bersalaman ya masih banyak

lainya

Peneliti : emm trus adakah pengaruh dari kajian kitab ihya ulumuddin terhadap

sikap ta’dzim santri terhadap kyai di pondok pesantren sunan giri salatiga

?

Page 117: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

100

Informen : berpengaruh besar banget, semisal dulu sebelum mengkaji ihya ya

mungkin bisa saya katakan , e..mulai dari pengalaman saya kalu dulu ya

rasa ta’dzim nya itu ada tapi ya setelah mengkaji kitab ihya ulumuddin

itu bertambah.

Peneliti : emm ya sebelumnya terimakasih dengan sodara mas novianto prabowo

atas informasinya saya ucapkan banyak terumakasih

Informen : iya mbk sama sama saya juga seneng

Peneliti : iya mas sama sama , kalau begitu saya mau opamit dulu mau ke pondok

putri

Informen : iya mbk

Peneliti : Asslamualaikum

Informen : Waalaikumsalam

Page 118: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

101

NARASUMBER 4

Nama : Nafisatus sa’adah

Tanggal wawancara : 13 Maret 2018

Waktu : 09.00 WIB

TRANSKIP WAWANCARA

Peneliti : Asslamualaikum mbk ,,

Informan : Waalaikumsalam mbk,,

Peneliti : maaf sak sebelumnya menggangu waktunya sebentar, ii saya dari IAIN

salatiga mau berwawancara dengan warga pondok pesantren sunan giri

yang mengaji kitab ihya ulumuddin, sebelumnya maaf saya berbicara

dengan sodari siapa ini ?

Informan : iya mbk,, nama saya Nafisatus Sa’adah, mungkin apa yang bisa saya

bantu mbk?

Peneliti : iya mbk begini nah,, untuk memenuhi tugas terakhir saya ini kan skripsi

kebetulan saya mengambil judul pembentukan sikap ta’dzim santri

kepada kyai dalam pengajian kitab ihya ulumuddin (studi kasus pondok

pesantren sunan giri salatiga), nahh saya mau tau informasi seputar

pengajian kitab ihya di sini kepada mbk .

Informan : ohh iya mbk gimana silahkan ..

Page 119: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

102

Peneliti : begini mbk untuk yang pertama bagaimanakah pengajian kitab ihya

ulumuddin di pondok pesantren sunan giri salatiga ini ?

Informan : ya biasanya abah niku melalui metode bandongan

Peneliti : emm setiap jam berapa pengajian kitab ihya ulumuddin itu berlangsung

?

Informan : nggak menentu sih mbk, tapi itu sekira jam 05.30 sampa jam 07.00

sudah selesai

Peneliti : berapa tahun sekali kita Ihya Ulumuddin itu khatam mbk ?

Informan : karna kitab Ihya ulumuddin itu ada 4 jilid dan satu jilid nya itu khatam 1

tahun berarti sekitar 4 tahun kitab ihya itu khatam mbk

Peneliti : trus perubahan apa saja yang di alami santri setelah mengaji kitab ihya

ulumuddin mbk ?

Informan : ya banyak mbk dari sikap nya dari pengetahuanya bisa bertambah karna

kitabnya aja yang menciptakan orang yang ahli tasawuf jadi ya kita

menjadi lebih tambah ta’dzim kepada guru, jadi lebih tau hak-haknya

guru hak-haknya murid ya lebiih mempunyai etika dan sopan santun

yang sesuai dengan syariat islam

Peneliti : trus bagaimana sikap ta’dzim santri kepada kiya di pondok pesantren

sunan giri saltiga ini ?

Informan : itu di contohkan saja ya mbk, emm contohnya itu ada banyak mbk

misalnya kita berpapasan dengan pak kyai itu kita menundukan kepala ya

Page 120: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

103

bukan berartarti itu sebagai suatu yang kolot sih mbk, ya itu sebagai rasa

hormat kita kepada kyai atau orang yang lebih tua

Peneliti : emm trus lebih tepatnya letak geografis pondok sunan giri ini dimana ya

mbk ?

Informan : di krasak ledok argomulyo saltiga

Peneliti : bagaimana struktur organisasi di pondok pesantren sunan giri saltiga ini

?

Informan : strukturnya ada mbk di buku nanti bisa di lihat sendiri,, kalau di sini

saya sebagai sexi burdah mbk dan untuk lurahnya sendiri itu bernama

nurul aini, di sini pengurusnya berjumlah 17 mbk dan keseluruhan semua

santri itu kira kira ada 130an

Peneliti : emm lalu fasilitas apa sajakah yang dimiliki pondok pesantren sunan

giri salatiga ini mbk ?

Informen : mck, ada PKBM, ada SLBM, ada PUSKESTREN, ada

PERTUKANGN, ada mesin jshit, kamar, juga fasilitas yang lainya

Peneliti : emm ya mbk ,,, terimakasih atas informasinya ya mbk

Informen : Iya mbk sama sama semoga lancar cepet selesai skripsinya

Peneliti : amin mbk amin

Informen : kapan mbk skripsnya ?

Peneliti : Insyaalah April ini nanti mbk

Informen :Oh ya mbk semoga sukses

Page 121: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

104

Peneliti : amin mbk,, ya udah kalu gitu saya cukupkan sampai sini ya mbk atas

informasinya terimakasih ya mbk. Assalamualaikum

Informen :Waalikumslam mbk

NARASUMBER

Nama : Siti Nurul Asiyah

Tanggal wawancara : 13 maret 2018

Waktu : 09.30 WIB

TRANSKIP WAWANCARA

Peneliti : Asslamualaikum mbk ,,

Informan : Waalaikumsalam mbk,,

Peneliti : langsung saja ya mbk tadi kan udah tau dari mbk nafis nah

bagamana kajian kitab ihya ulumuddin di pondok pesantren sunan

giri salatiga ini ?

Informan : kajian kitab ihya ulumuddin di sunan giri itu maknani kitab gundul

menggunakan hi tech, trus cara pak yai menyampaikan itu

membacakan kemudian para santri menulisanya atau memaknai

Page 122: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

105

kitab tersebut kada abah juga menyuruh santri-santrinya untuk

membacanya kembali absahan yang sudah di maknai tersebut

kadang ya di kasih pertnya,an kadang kalau nggak bisa juga di

bentak bentak trus kadang juga di suruh memurod,i atau membaha

indonesiakan apa yang ada di dalam kitab ihya ulumuddin tersebut

Peneliti : trus perubahan apa saja yang bisa di alami santri setelah

mendapatkan pengajian kitab ihya ulumuddin ?

Informan : perubahanya kalau masih di pondok itu masih belum ketoro karena

e,, setiap santri itu pastinya ta’dzim kepada kyai, emm intinya itu

kalau nek ngomah iku keliatan o,, kae seng ngaji ihya kae seng ora

ngaji ihya tapi juga tergantung nek kene ki ngaji ne ihya pye nek

koyo aku jarang mangkat ngaji yo mboh

Peneliti : lalu bagaimana sikap ta’dzim santri kepada kyai di pondok

pesantren sunan giri salatiga ini ?

Informan : sikap itu bisa di lihat saat kita , emm hal kecil saat kita berjalan

kemudian ada pak yai itu ta’dzimnya kita itu menundukan kepala

atau membungkukan bada trus juga selalu menghormati

Peneliti : trus bagaimanakah respon santri setelah mendapatkan pengajian

kitab ihya ulumuddin ?

Informan : yang pasti responya seneng karena kita itu hanya di suruh

mendengarkan dan menulis dan sedikit berfikir meski kui do

ngantuk ngantuk

Page 123: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

106

Peneliti : emm adakah pengaruh dari pengajian kitab ihya ulumuddin

terhadap sikap santri kepada kyai di pondok pesantren sunan giri

salatiga ini ?

Informan : ya pastinya ada karena di situ kitab ihya ulumuddin bukan hanya

mempelajari tentang ta’dzim saja tapi banya yang pastinya setelah

mengaji kitab ihya ulumuddin seorang santri itu bisa lebih ta’dzim

dengan kyai nya

Peneliti : ya mbk terimakasih atas informasinya kurang lebihnya saya mohon

maaf

Informan : ok ,, sampai jumpa kembali

Peneliti : iya mbk terimakasih Asslamualaikum Wr.Wb,

Informan : Waalaikumsalam Wr.Wb.

Page 124: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

107

Page 125: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

108

Page 126: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

109

Page 127: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

110

Page 128: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

111

Page 129: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

112

Page 130: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

113

Page 131: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

114

Page 132: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

115

Page 133: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

116

Page 134: PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA KYAIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4002/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · i pembentukan sikap ta’dzim santri kepada kyai melalui pengajian

117

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Nurul Badiah

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 07 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Sekarang : Dsn Baok, Ds. Ujung-Ujung RT 03 RW 04,

Kec. Pabelan, Kab. Semarang

No. HP : 085741651900

Pendidikan : SDN Ujung-Ujung 03, lulus tahun 2007

SMP N 8 Salatiga, lulus tahun 2010

MAN Salatiga, lulus tahun 2013

Kuliah strata satu (S1) jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI) dan Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama

Islam Negri (IAIN) Salatiga Tahun 2013

sampai Sekarang

Salatiga, 20 Maret 2018

Penulis

Nurul Badiah