pembelajaran sistem saraf dengan model somatik
TRANSCRIPT
1
PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI)
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI SMA N 2 KUDUS
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh
Dewi Alimah
4401406026
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
1
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang
berjudul “Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual
Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus” disusun
berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber
informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam
program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, 29 September 2010
Dewi Alimah 4401406026
ii
2
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul :
Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual Intelektual
(SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus
disusun oleh:
Nama : Dewi Alimah
NIM : 4401406026
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 7 September
2010.
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S., M.S. Dra. Aditya Marianti, M.Si.
19511115 197903 1001 19671217 199303 2 001
Penguji Utama
Dra. Wiwi Isnaeni, M.S.
19580802 198503 2001
Anggota Penguji I/ Anggota Penguji II/
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Lisdiana, M.Si. Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si.
19591119 198603 2001 19621028 198803 2002
iii
3
ABSTRAK
Alimah, Dewi. 2010. Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr.Lisdiana, M.Si. dan Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si.
Pembelajaran dengan model SAVI (Somatik, Auditori, Visuali, Intelektual) mengajak siswa belajar dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera agar hasil belajar siswa menjadi lebih optimal. Pengaktifan semua indera dapat dirangsang dengan bantuan slide multimedia sebagai media belajar dan internet sumber belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis TI di SMA N 2 Kudus.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 2 Kudus yang berjumlah 196 siswa dan terbagi menjadi 5 kelas. Sampel penelitian sebanyak 79 siswa di 2 kelas, satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Rancangan penelitian yakni Posttest-Only Control Design. Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran SAVI berbasis TI dan variabel terikatnya adalah hasil belajar, aktivitas siswa, tanggapan siswa dan guru. Pembelajaran SAVI berbasis TI dikatakan efektif apabila ada perbedaan hasil belajar yang menunjukkan kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol dengan ketentuan: ≥85% siswa mencapai nilai 70 secara kognitif, ≥75% nilai afektif dan psikomotorik siswa dalam kriteria baik atau sangat baik, ≥75% siswa aktif atau sangat aktif dan tanggapan siswa dan guru positif terhadap model SAVI berbasis TI.
Penelitian menunjukkan hasil belajar kelompok eksperimen memiliki rata-rata 80,01 lebih baik dari pada kelompok kontrol dengan rata-rata 73,97, ketuntasan klasikal kelompok eksperimen mencapai 97,5%, 95% siswa kelompok eksperimen memiliki nilai psikomotorik dalam kriteria baik atau sangat baik, 90% siswa dalam kriteria aktif atau sangat aktif dan 75% siswa memiliki tanggapan dalam kriteria baik atau sangat baik. Model tersebut ditanggapi positif oleh guru. Nilai afektif minat siswa dalam kriteria baik atau sangat baik 8% dan sikap siswa dalam kriteria baik atau sangat baik 52,5%.
Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa model pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis TI efektif diterapkan pada materi pembelajaran sistem saraf di SMA. Dengan demikian pembelajaran SAVI berbasis TI dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mengoptimalkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Kata kunci: sistem saraf, SAVI, teknologi informasi
iv
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Sistem Saraf dengan
Model Somatik Auditori Visual Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi
di SMA N 2 Kudus”.
Laporan penelitian ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Biologi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Lisdiana, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ir. Nur Rahayu
Utami, M.Si selaku dosen pembimbing II yang dengan tulus dan sabar
memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran yang sangat berharga
kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Dra. Wiwi Isnaeni, M.S. selaku dosen penguji yang telah dengan sabar
memberikan arahan dan bimbingan penulis dalam menyusun skripsi.
6. Bapak dan Ibu dosen jurusan Biologi yang telah membagikan ilmunya kepada
penulis.
7. Kepala SMA N 2 Kudus yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.
8. Ibu Endang Puspowati, S.Pd, guru Biologi SMA N 2 Kudus yang telah
berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam melaksanakan
penelitian.
9. Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 Tahun Ajaran 2009/2010 SMA N 2 Kudus
yang telah membantu dan berkenan menjadi sampel dalam penelitian.
10. Bapak Khusin (Alm), ayahku tercinta yang telah berjuang keras hingga aku
menjadi seperti sekarang serta ibu dan keluarga di Kudus terima kasih selalu
mendoakan, mendukung, dan memotivasi untuk menggapai impianku.
v
5
11. Teman-teman kos “Griya Ayu” dan sahabat-sahabat terbaikku di Kudus
12. Semua teman-teman Bio’06 khususnya rombel 1
13. Semua pihak dan instansi yang telah membantu penulis selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran yang membangun dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
Semarang, September 2010
Penulis
vi
6
DAFTAR ISI Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii PENGESAHANAN ...................................................................................... iii ABSTRAK ................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Penegasan Istilah .......................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian. ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6 B. Hipotesis. ...................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 20 B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 20 C. Variabel Penelitian ........................................................................ 20 D. Rancangan Penelitian ................................................................... 20 E. Prosedur Penelitian ....................................................................... 21 F. Data dan Teknik Pengambilan Data ............................................... 25 G. Metode Analisis Data ................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................. 33 B. Pembahasan ................................................................................. 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ...................................................................................... 52 B. Saran ............................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 53 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 56
vii
7
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Dukungan TI dalam pembelajaran SAVI ................................................... 16
2. Gambaran rancangan Posttest-Only Control Design .................................. 21
3. Teknik pengambilan data dari sumber data ............................................... 25
4. Rekapitulasi validitas soal uji coba ............................................................ 27
5. Kriteria indeks kesukaran .......................................................................... 28
6. Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba.............................................. 28
7. Klasifikasi daya pembeda soal................................................................... 29
8. Hasil daya pembeda soal uji coba .............................................................. 29
9. Rekapitulasi soal yang dipakai dan soal yang dibuang untuk evaluasi pada materi pembelajaran sistem saraf ............................................................... 30
10. Hasil belajar kognitif dan ketuntasan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ...................................................................................... 33
11. Persentase jumlah siswa yang menguasai kompetensi psikomotorik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ............................................. 37
12. Keaktifan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ............................................................. 38
13. Persentase siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ................... 39
14. Persepsi guru terhadap model SAVI berbasis TI ........................................ 40
15. Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen ............................ 41
16. Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok kontrol ................................... 41
viii
8
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Skema kerangka berfikir .......................................................................... 19
2. Grafik rekapitulasi minat siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ..................................................................................................... 35
3. Grafik rekapitulasi nilai sikap siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .................................................................................... 36
ix
9
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1.Silabus ................................................................................................................ 56
2. RPP, LDS, LKS dan lembar penugasan ............................................................ 59
3. Contoh Brain Card ............................................................................................ 84
4. Analisis soal uji coba ......................................................................................... 85
5. Kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan lembar jawab ................................... 93
6. Rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa ........................................................... 102
7. Perhitungan normalitas. ..................................................................................... 107
8. Perhitungan persamaan kelompok dan uji perbedaan 2 kelompok.................... 109
9. Kisi-kisi afektif siswa, angket efektif siswa, dan rubrik penilaian Afektif ................................................................................................................ 111
10. Daftar nilai afektif siswa terhadap pembelajaran ............................................... 113
11. Kisi-kisi dan lembar observasi psikomotorik siswa ........................................... 117
12. Rekapitulasi hasil belajar psikomotorik siswa .................................................. 119
13. Kisi-kisi dan lembar observasi aktivitas siswa ................................................... 121
14. Rata-rata % keaktifan siswa dan kriterianya ...................................................... 125
15. Kisi-kisi dan angket tanggapan siswa dan rekapitulasi angket ......................... 128
16. Pedoman wawancara tanggapan guru ............................................................... 130
17. Foto penelitian .................................................................................................... 131
18. Surat ijin penelitian ............................................................................................ 135
19. Surat keterangan telah melakukan penelitian .................................................... 136
20. Usulan penetapan dosen pembimbing ............................................................... 137
x
1
BAB I
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang
Globalisasi yang ditandai dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK), mendorong terjadinya perubahan di berbagai sektor, tak
terkecuali dunia pendidikan. Perkembangan teknologi informasi yang demikian,
membentuk paradigma baru dalam pendidikan yang memungkinkan siswa belajar
lebih aktif dalam mencari dan mengelaborasi pengetahuan. Perubahan paradigma
tersebut terjadi dalam praktek pembelajaran, yang sebelumnya berpusat pada
“guru mengajar” menjadi berpusat pada “siswa belajar”. Paradigma tersebut
berpusat pada kegiatan belajar yang berorientasi pada pencapaian tujuan dalam
rangka mempersiapkan siswa menjadi manusia yang dapat belajar secara mandiri
dan terus-menerus. Belajar adalah perubahan perilaku akibat interaksi antara
individu dengan sumber belajar yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan
dengan siapa/ apa saja. Terjadinya proses belajar tidak harus ada orang yang
mengajar. Guru berperan sebagai salah satu sumber belajar dan menciptakan
suasana yang positif agar terjadi kegiatan belajar pada siswa (Depdiknas 2006).
Keadaan seperti yang diuraikan diatas, paling tidak merupakan keadaan
yang diharapkan dapat terwujud apada era ini. Namun kenyataan menunjukkan
bahwa pembelajaran Biologi di sekolah saat ini masih cenderung bersifat teacher
centered learning dan belum student centered learning. Banyak guru yang hanya
sekedar menyampaikan materi dan belum menggunakan metode dan model yang
bervariasi, menggunakan satu metode atau model saja akan cenderung membuat
siswa merasa bosan apalagi tidak di padukan dengan pengembangan media dan
sumber belajar yang belum dikelola dengan baik sehingga siswa hanya cenderung
menghafal konsep dan belum sampai pada taraf aplikasi dalam kehidupan nyata.
Keberlangsungan kegiatan belajar mengajar memang bertumpu pada guru. Namun
demikian, di dalam kelas guru tidak berperan sebagai ahli, pawang, komandan,
atau instruktur. Apabila guru berperan seperti itu, maka hal yang terjadi adalah
pemasungan proses belajar terhadap anak. Dalam kondisi tersebut gurulah yang
banyak beraktivitas dan siswa berlaku pasif.
2
Pembelajaran yang sesungguhnya perlu mengacu pada empat pilar
prinsip pendidikan dari UNESCO yakni learning to know, learning to do,
learning to be, dan learning to live together. Learning to know bahwa siswa perlu
diperkaya pengalaman belajarnya, learning to do bahwa siswa harus
memperbanyak interaksi dengan lingkungan fisik, sosial dan budaya dalam
belajar, learning to be bahwa dalam belajar siswa akan membangun pengetahuan
dan kepercayaan dirinya dari kegiatan dan interaksi yang bermacam- macam, dan
learning to live together dan bahwa belajar adalah melalui interaksi dengan orang
lain.
Belajar berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif daripada yang
didasarkan presentasi saja, materi saja, dan media saja. Dan alasannya sederhana:
cara belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya. Telah terbukti berkali-kali
bahwa orang biasanya belajar lebih banyak dari berbagai aktivitas dan
pengalaman yang dipilih dengan tepat, daripada jika mereka belajar dengan duduk
di depan penceramah, buku panduan, televisi, ataupun komputer. Maka sekarang
perlu pembelajaran yang memanfaatkan seluruh kekuatan diri (pikiran, tubuh,
emosi, dan semua indera) untuk belajar (Meier 2005).
Pembelajaran yang didasarkan pada aktivitas seperti yang diuraikan diatas
sesuai dengan model pembelajaran yang pernah diimplementasikan oleh Hardian
(2009) yakni model pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI).
Dalam pembelajaran dengan model SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)
siswa diajak belajar dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas
intelektual dan penggunaan semua indera. Dengan banyaknya aktivitas yang
melibatkan banyak indera maka pemahaman siswa akan meningkat, hal ini sesuai
ungkapan Konfucius yang diacu oleh Yunanto (2004), yaitu bahwa: ”Apa yang
saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya
paham”.
Proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan afisien apabila ditunjang
dengan sumber belajar yang dikelola dengan baik. Sumber belajar dapat berupa
orang, bahan, peralatan, dan lingkungan. Pada dasarnya, pembelajaran
diselenggarakan dengan harapan agar siswa mampu menangkap/menerima,
memproses, menyimpan, serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya
3
(Rahmat 2008). Edgar Dale dalam Rakim (2008) menggambarkan pentingnya
visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman belajar yang disebut “kerucut
pengalaman Edgar Dale”. Kerucut pengalaman tersebut menunjukkkan bahwa ada
suatu kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan
verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkrit
pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar.
Adanya globalisasi dengan kemajuan teknologi informasi dapat
dimanfaaatkan untuk mengelola sumber belajar dan media pembelajaran
sedemikian rupa, sehingga hal tersebut dapat lebih menarik minat siswa dalam
mempelajari materi yang bersifat abstrak. Salah satu media yang populer saat ini
adalah multimedia. Multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks
nonsekuensial, nonlinier, dan multidimensional secara interaktif maupun non
interaktif. Visualisasi tersebut akan mempermudah dalam memilih, mensintesa
dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahami. Internet dapat menjawab
kesempitan materi yang hanya sedikit didapat dari buku, guru dan sumber lainnya.
Dari observasi langsung (dengan mewawancarai beberapa siswa dan guru)
di SMAN 2 kudus, diperoleh informasi bahwa materi sistem saraf merupakan
materi yang cukup sulit karena bersifat abstrak, dan guru juga merasakan
kesulitan dalam menerangkan dan memilih aktivitas yang sesuai untuk
menyampaikan materi tersebut. Dari observasi tersebut juga diketahui bahwa
SMA N 2 Kudus telah memiliki berbagai fasilitas belajar berbasis teknologi
informasi yaitu komputer dan perangkat keras lain seperti LCD, namun fasilitas
tersebut masih jarang digunakan dalam pembelajaran.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran SAVI dengan
media comic strip terbukti efektif digunakan pada pembelajaran materi pewarisan
sifat di SMP N 2 Taman kabupatem pemalang dengan nilai hasil belajar siswa
mencapai indikator efektivitas yakni 80,05 dan ketuntasan klasikal mencapai 95%
serta aktivitas siswa secara klasikal dengan kriteria sangat tinggi (Eliana 2009).
Sementara itu hasil penelitian Widyaningrum (2009) menujukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas
keterampilan proses siswa, baik pada level individu maupun level kelas.
4
Berdasarkan uraian-uraian diatas, mengenai model pembelajaran SAVI
dan kemajuan teknologi informasi terutama komputer, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas
siswa melalui pembelajaran SAVI berbasis TI. Pembelajarn SAVI dengan
pengelolaan sumber dan media belajar berbasis teknologi informasi ini diharapkan
dapat efektif untuk meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa
sehingga hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa lebih optimal
(dapat mencapai KKM atau bahkan melebihi).
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: apakah model somatik auditori
visual intelektual (SAVI) berbasis teknologi informasi efektif pada pembelajaran
sistem saraf di SMA N 2 Kudus?.
C. Penegasan Istilah
A. Sistem Saraf
Sistem Saraf merupakan materi pembelajaran pada mata pelajaran
Biologi, yang harus dipelajari siswa kelas XI SMA/MA atau sederajat. Pada
materi sistem saraf ini mempelajari struktur, susunan dan fungsi sistem saraf,
mekanisme gerak dan kelainan atau penyakit pada sistem saraf serta efek
psikotropika terhadap kesehatan saraf. Materi sistem saraf yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah sistem saraf pada manusia.
B. Model Pembalajaran SAVI berbasis TI
Model pembelajaran SAVI bebasis TI yang dimaksud adalah
pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan
penggunaan semua indera dalam pembelajaran yang dipadukan dengan teknologi
informasi yakni teknologi dalam penyampaian informasi berupa slide power point
yang dilengkapi gambar, video dan suara serta kartu otak (Brain card) sebagai
media pembelajaran dan internet sebagai sumber belajar sehingga dapat
berimplikasi meningkatnya hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
5
C. Efektivitas model pembelajaran SAVI berbasis TI
Efektivitas berasal dari kata efektif, yang artinya dapat membawa hasil
atau berhasil guna,atau ada efeknya (akibat, pengaruh) (KBBI, 1992). Model
pembelajaran SAVI berbasis TI dikatakan efektif apabila hasil belajar yang
kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol dengan ketentuan: ≥85%
siswa mencapai nilai 70 (KKM SMA N 2 kudus) secara kognitif, ≥75% nilai
afektif dan psikomotorik siswa dalam kriteria baik atau sangat baik, ≥75% siswa
aktif atau sangat aktif dalam pembelajaran dan ≥75% tanggapan siswa dan guru
terhadap pembelajaran baik atau sangat baik.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas pembelajaran
sistem saraf dengan model somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis
teknologi informasi (TI) di SMA N 2 Kudus.
E. Manfaat Penelitian
Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi:
A. Siswa
1. Menjadikan siswa lebih aktif dalam belajar sehingga mampu meningkatkan
pemahaman dan daya ingat terhadap materi yang dipelajari dan dapat
berimplikasi meningkanya hasil belajar siswa.
2. Meningkatkan motivasi dalam belajar karena suasana belajar yang berbeda.
3. Meningkatkan kompetensi siswa pada materi sistem saraf.
B. Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru maupun calon guru biologi
dalam memilih strategi pembelajaran yang efektif dan bervariasi sehingga
pembelajaran di kelas menjadi menarik dan meyenangkan.
C. Sekolah
Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran di
sekolah sehingga pembelajaran di sekolah dapat lebih efektif dan efisien.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Paradigma Baru Pembelajaran
Paradigma adalah kerangka berpikir (KBBI 1999). Kerangka berpikir
dapat diartikan sebagai pola berpikir. konsep paradigma yang dikaitkan dengan
pendidikan. Dikaitkan dengan pembaruan-pembaruan yang harus dan telah
dilakukan di dalam dunia pendidikan. Paradigma baru pendidikan, adalah pola
berpikir dan pola bertindak baru dalam pendidikan. Pola berpikir dan pola
bertindak itu menyangkut dengan sikap, prilaku, dan tindakan dalam pelaksanaan
pendidikan (Diran 2008). Jadi, paradigma baru pendidikan adalah “pola berpikir
dan bertindak baru dalam memandang, menyikapi, dan melaksanakan
pendidikan”.
Kehidupan umat manusia dalam milenium yang baru mempunyai dimensi
bukan hanya dimensi domestik tetapi global (Tilaar 2004). Kehidupan global
dalam dunia terbuka dengan perdagangan bebas serta kerjasama regional
memerlukan manusia-manusia yang berkualitas. Manusia-manusia berkualitas
hanya dapat dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan yang berkualitas bukanlah pendidikan yang hanya
mengembangkan inteligensi akademik tetapi perlu mengembangkan seluruh
spektrum intelegensi manusia. Intelegensi tersebut antara lain inteligensi
emosional, inteligensi spasial, inteligensi inter-personal, inteligensi intra-personal
dan seterusnya (Harefa 2008).
Masyarakat global ditandai dengan berbagai hal antara lain adanya
kemampuan mengelola informasi, mengelola sumber daya, mengelola hubungan
sosial, mengelola diri, bersikap fleksibel, mampu memecahkan masalah, mampu
mengambil keputusan, mampu beradaptasi, mampu berpikir kreatif, dapat
memotivasi diri, dan mampu menyusun pertimbangan (Harsanto 2007). Pada
masa lalu pendidikan semata-mata hanya untuk mengembangkan kemampuan
akal “bahkan sebagian besar dari kemampuan akal” dan kurang memperhatikan
7
segi-segi estetika, moral, budi pekerti, jasmani yang sehat, sikap yang santun
(Tilaar 2004).
Dalam upaya menjawab kebutuhan dan tantangan dunia global dengan
kemajuan teknologi informasi saat ini, paling tidak ada dua aspek dalam sistem
pendidikan yang perlu diubah menjadi paradigma baru yang berlaku. Kedua aspek
tersebut adalah dalam hal metode pembelajaran dan manajemen pendidikan
(Prayudi 2007). Aspek pertama adalah dalam hal metode pembelajaran, sejak
dahulu metode pembelajaran kita selalu berorientasi dan bersumber hanya kepada
guru dan berlangsung satu arah (one way). Metode ini sudah tidak dapat
dipertahankan lagi dengan tanpa mengenyampingkan bahwa GURU itu tetap
harus menjadi insan yang patut di Gugu dan di tiru (Suryana 2008). Sudah saatnya
kini orientasi berubah tidak hanya kepada satu sumber saja (Guru), tetapi harus
dilakukan berorientasi kepada siswa dan secara multi arah (Harsanto 2007).
Proses interaksi yang multi arah ini diharapkan akan menstimulir para siwa untuk
lebih menumbuhkan tingkat kepercayaan dirinya, proaktif, mau saling bertukar
informasi, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, berfikir kritis, membangun
kerja sama, memahami dan menghormati akan adanya perbedaan pendapat dan
masih banyak harapan positif lainnya yang lahir dari adanya perubahan tersebut
(Suryana 2007).
Metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dunia global adalah
metode pembelajaran berbasis teknologi informasi yang menurut Prayudi (2007)
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. dari instruksi yang terpusat pada guru –> instruksi terpusat pada siswa
b. dari stimulasi single -sense –> stimulasi multisensory
c. dari pengembangan single path –> pengembangan multi path
d. dari single media –> multimedia
e. dari isolasi –> kolaborasi
f. dari informasi sepihak –> pertukaran informasi
g. dari belajar pasif –> belajar aktif
h. dari sifat faktual –> berfikir kritis
i. dari pengetahuan –> pengambilan keputusan
j. dari respon reaktif –> proaktif dan tindakan terencana
8
k. dari konteks artifisial –> konteks dunia nyata
Aspek kedua adalah menyangkut manajemen lembaga pendidikan.
Sebelumnya sekolah hanya bergerak dan beroperasi sendiri-sendiri secara
mandiri, maka dalam konteks pembelajaran masa kini dan kedepan setiap sekolah
harus mempunyai dan membangun networking antar lembaga pendidikan yang
dapat saling bertukar informasi, pengetahuan dan sumber daya. Artinya sekolah
selain sebagai institusi tidak lagi dipandang sebagai rival atau kompetitor semata
tetapi lebih sebagai mitra (counterpart) (Suryana 2007).
Terdapat beberapa karakteristik perubahan paradigma baru manajemen
pendidikan menurut Prayudi (2007), yaitu :
a. dari belajar sekali seumur hidup –> pembelajar seumur hidup
b. dari menara gading –> pasar yang kompetitif
c. dari sekolah single mode –> sekolah multiple mode
d. dari sekolah berlingkup melebar –> sekolah dengan profil khas/spesifik
e. dari sekolah isolatif –> sekolah kooperatif
f. dari kurikulum single faculty –> kurikulum inter faculty
g. dari broad basic studies –> just in time basic studies
h. dari lulusan berorientasi kurikulum –> sertifikasi ilmu pengetahuan
i. dari pembelajaran beroriantasi termin –> learning on demand
j. dari kurikulum linear –> ruang pembelajaran
Dua perubahan paradigma baru pendidikan diatas tentunya juga akan
mengubah konteks dan konsep pendidikan. Implementasi kedua perubahan
paradigma tersebut harus disikapi lewat upaya sebagai berikut (Suryana 2007):
a. Sistem pendidikan harus berorientasi pada ” muatan lokal namun orientasi
global”
b. Konten dan kurikulum harus berbasis pada penciptaan kompetensi siswa (baik
secara kognitif, afektif ataupun psikomotorik)
c. Proses pembelajaran harus berorientasi pada pemecahan masalah riil dalam
kehidupan (problem based learning).
d. Teknologi informasi harus dioptimalkan guna menciptakan jejaring pendidikan
antar sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.
9
e. Individu yang terlibat dalam proses pendidikan harus memiliki kemampuan
multidimensi agar bisa mengoptimalkan multi-intelegensia peserta didik.
f. Manajemen sekolah harus terpadu secara administrasi maupun akademis
g. Kebijakan keuangan harus bersifat otonom dengan memanfaatkan kemampuan
potensi lokal.
Dalam memahami pergeseran paradigma pembelajaran yang baru di era
global dengan kemajuan teknologi informasi, alangkah baiknya ditinjau kembali
hakikat dan makna belajar dan pembelajaran yang sesungguhnya.
2. Belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk
mempengaruhi suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2003).
Pembelajaran menurut Isjoni (2006) adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam
sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya
laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi,
slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari
ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi
jadwal dan metode penyampian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Rumusan tentang pembelajaran diatas tidak terbatas dalam ruang saja,
akan tetapi juga sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena diwarnai oleh
organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk
membelajarkan siswa (De porter dan Hernacki 2006).
Pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa dalam belajar
tersebut tidaklah mudah untuk diciptakan. Untuk membuat siswa terlibat secara
langsung, dan membuat siswa merasakan kegembiraan dalam belajar perlu
diciptakan kondisi kelas yang mendukung, dengan setting yang membuat mereka
tetap dalam keadaan belajar (Harsanto 2007). Hal itu dapat terlaksana jika prinsip-
prinsip dasar belajar dilaksanakan sepenuhnya.
10
Prinsip-prinsip dasar tersebut seperti yang diungkapkan oleh Meier (2005)
antara lain:
a. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh.
b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi.
c. Kerja sama membantu proses belajar.
d. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.
e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik).
f. Emosi positif sangat membantu pembelajaran.
g. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, diperlukan suatu pembelajaran
yang membuat siswa terlibat secara aktif sepenuhnya. Meier (2005) menyebut
pembelajaran yang membuat siswa aktif ini dengan sebutan Belajar Berdasar
Aktivitas (BBA). Belajar Berdasar Aktivitas (BBA) berarti belajar dengan
bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indera sebanyak
mungkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar.
Pembelajaran yang didasarkan pada aktivitas ini sesuai dengan model
pembelajaran yang pernah dilakukan oleh Hardian (2009) yakni model
pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI).
3. Model pembelajaran SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)
Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan meningkatkan aktifitas
fisik yang bermacam-macam. Akan tetapi, menggabungkan gerakan fisik dengan
aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dapat berpengaruh besar pada
pembelajaran. Model pembelajaran yang menggabungkan aktivitas fisik dengan
aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera adalah model pembelajaran
SAVI (Meier 2005). SAVI berkembang atas dasar pengembangan accelerated
learning (percepatan belajar) yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran
menjadi efisien, efektif, dan menyenangkan (Gunawan 2004).
Model pembelajaran SAVI memiliki unsur-unsur yang penting dalam
pembelajaran. Unsur-unsur SAVI menurut Meier (2005) yakni somatik, auditori,
visual dan intelektual.
11
a. Somatik
Belajar somatik berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis,
melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar,
jadi belajar somatis yakni belajar dengan bergerak dan berbuat (De porter dan
Hernacki 2006). Integrasi gerakan ke dalam proses pembelajaran akan sangat
membantu meningkatkan daya ingat karena otak mengingat dan menjangkarkan
informasi yang dipelajari dengan memasukkan unsur pengalaman (Gunawan
2004).
Meier (2005) mengemukakan bahwa orang dapat berbuat ketika mereka:
1) Memeragakan suatu proses, sistem atau seperangkat konsep
2) Mendapatkan pengalaman, lalu membicarakannya dan merefleksikannya.
3) Melengkapi suatu proyek yang memerlukan kegiatan fisik.
4) Melakukan tinjauan lapangan, menulis, menggambar, dan membicarakan
tentang apa yang dipelajari.
5) Mewawancarai orang-orang di luar kelas
6) Dalam tim, menciptakan pelatihan pembelajaran aktif bagi seluruh siswa.
b. Auditori
Belajar dengan berbicara dan mendengar (De porter dan Hernacki 2006).
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penggunaan
sarana auditori dalam belajar (Meier 2005):
1) Mengajak untuk membaca dengan keras dari buku panduan atau layar
komputer.
2) Mengajak membuat rap, sajak, atau hafalan dari yang sedang dipelajari
3) Meminta berpasangan atau berkelompok memperbincangkan secara terperinci
apa yang baru saja dipelajari dan bagaimana menerapkannya.
4) Mempraktikkan suatu keterampilan atau memeragakan fungsi sambil
mengucapkan secara terperinci apa yang sedang dikerjakan.
c. Visual
Belajar dengan cara melihat dan mengamati (De porter dan Henacki 2006).
Beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pembelajaran lebih visual
menurut Meier (2005) antara lain:
1) Bahasa yang penuh gambar
12
2) Grafik presentasi yang hidup
3) Benda tiga dimensi
4) Bahasa tubuh yang dramatis
5) Cerita yang hidup
6) Pengamatan lapangan
d. Intelektual
Belajar dengan memecahkan masalah dan berfikir. Intelektual
menunjukkan apa yang dilakukan dalam fikiran secara internal ketika
menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan
hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Berikut aktivitas
yang dapat merangsang kegiatan intelektual (Meier 2005):
1) Memecahkan masalah.
2) Menganalisis pengalaman.
3) Melahirkan gagasan kreatif.
4) Mencari dan menyaring informasi.
5) Merumuskan pertanyaan.
Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa
pembelajaran. Misalnya, seorang siswa dapat belajar sedikit dengan menyaksikan
presentasi (V), tetapi ia dapat belajar jauh lebih banyak jika dapat melakukan
sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa yang mereka
pelajari (A), dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi
tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada (I) (Meier 2005).
Model pembelajaran SAVI dapat direncanakan dalam empat tahap
(Herdian 2009), yaitu:
a. Tahap persiapan (gairah)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif
mengalami pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka
dalam situasi optimal untuk belajar.
b. Tahap presentasi (encounter)
Pada tahap ini siswa dikondisikan agar menemukan materi belajar yang baru
dengan cara menari, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan
cocok untuk semua gaya belajar.
13
c. Tahap praktek (integrasi)
Pada tahap ini siswa dibantu untuk mengintegrasikan dan menyerap
pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara.
d. Tahap kinerja (aplikasi)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas
pengetahuan atau ketrampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil
belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.
Meier (2005) menyebutkan strategi dalam menerapkan SAVI antara lain :
a. Belajar akan efektif dalam keadaan “Fun” (menyenangkan).
b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi. Sudah bukan zamannya lagi
anak disuapi, tetapi ia harus menciptakan sendiri. Pembelajaran harus
berpusat pada siswa, bukan berpusat pada guru. Oleh karena itu, pada saat
merancang pembelajaran, guru harus memikirkan apa yang akan dilakukan
siswa, bukan apa yang dilakukan guru.
c. Belajar yang baik itu bersifat sosial. Tak perlu diragukan lagi manfaat yang
akan dirasakan jika belajar dilakukan dalam kelompok.
d. Belajar yang baik juga bersifat multi inderawi.
e. Belajar terbaik dalam keadaan alfa. Sebagaimana stasiun pemancar radio atau
televisi, otak manusia juga bekerja pada gelombang atau frekuensi tertentu.
Belajar terbaik itu pada frekuensi alfa karena sebagian besar memori kita
disimpan di pikiran bawah sadar. Dan yang dapat menghantarkan memori ke
pikiran bawah sadar adalah gelombang alfa.
Untuk menerapkan strategi pembelajaran SAVI seperti yang disebutkan
diatas tentu tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari siswa. Kehidupan
sehari-hari siswa tidak akan terlepas dari adanya kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi yang sangat cepat dan canggih. Dengan demikian teknologi
informasi dapat diimplementasikan dalam pembelajaran SAVI untuk menjadikan
pembelajaran lebih efektif dan efisien.
4. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran dengan model
SAVI
Haag dan Keen dalam Akib (2006) menyatakan teknologi informasi
adalah seperangkat alat yang membantu bekerja dengan informasi dan melakukan
14
tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Martin dalam Akib
(2006) mengungkapkan bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan
untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi
komunikasi untuk mengirim/menyebarkan informasi. Sementara Williams dan
Sawyer diacu oleh Akib (2006), mengungkapkan bahwa teknologi informasi
adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur
komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi maupun
digital menurut Putra (2009) dapat digunakan baik secara synchronous (proses
belajar mengajar dilakukan secara bersamaan, terjadi interaksi dua arah antara
pengajar dan peserta pembelajaran) maupun asynchronous (proses belajar
mengajar antara pengajar dan peserta pembelajaran dilakukan pada waktu yang
berbeda). Bentuk realisasi dari pembelajaran berbasis TI (Teknologi Informasi) ini
dapat melalui 2 cara (Pustekkom 2009):
a. Stand-alone & off-line
1) Dapat dijalankan pada komputer yang tidak terhubung dengan jaringan
2) Dipakai untuk pembelajaran mandiri maupun kelompok
3) Biasanya dalam bentuk materi yang telah diorganisasikan sedemikian rupa
sehingga dapat menjadi media belajar individu maupun klasikal di kelas.
Contohnya multimedia interaktif, slide animasi, video, film.
b. Web-based training (WBT)
1) Lingkungan belajar berbasis Web dan teknologi Internet
2) Lebih kaya dan interaktif
3) Dapat digunakan untuk pembelajaran mandiri maupun kolektif
4) Selain media juga sebagai sumber belajar, karena aksesnya lebih luas.
Salah satu media pembelajaran berbasis teknologi informasi adalah slide
multimedia den internet. Slide multimedia merupakan sumber belajar yang
dirancang (By Design Learning Resources) dan internet merupakan sumber
belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (By Utility Learning
Resources) (Pustekkom 2009).
15
Slide adalah media yang penyajiannya menggunakan proyektor
(Rumampuk 1988). Multimedia terdiri dari dua suku kata yaitu; multi (Latin
nouns) berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Latin) yaitu sesuatu yang
dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Medium (American
Heritage Electronic Dictionary 1991) yaitu alat untuk mendistribusikan dan
mempresentasikan informasi. Elemen-elemen multimedia menggabungkan
beberapa komponen seperti warna, teks, animasi, gambar/grafik, suara, dan video
sangat menunjang dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki
kemampuan kognitif yang berbeda. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape
audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi (Arsyad
2009).
Pembelajaran berbasis multimedia menunjang implementasi kurikulum,
membantu upaya meningkatkan minat belajar, dan menjadi pelengkap sumber
belajar. Kehadiran teknologi multimedia dalam pembelajaran hanya bertindak
sebagai pelengkap, tambahan (suplemen) atau alat bantu bagi guru. Multimedia
tidak akan mengambil alih peran dan fungsi guru, karena ada hal yang tidak dapat
digantikan oleh multimedia. Multimedia hanya sebagai pilihan dalam
menyampaikan informasi kepada siswa untuk menciptakan suasana belajar
mandiri yang menyenangkan (Kariadinata 2010).
Media dan sumber belajar selain slide multimedia yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran adalah internet. Internet merupakan jaringan
komputer global yang mempermudah, mempercepat akses, dan distribusi
informasi dan pengetahuan (materi pembelajaran) sehingga materi dalam proses
belajar mengajar selalu dapat diperbaharui. Dengan adanya internet sebagai
sumber belajar akan membuat siswa mengeksplorasi pengetahuan yang hanya
sedikit didapat dari guru dan buku teks (Oetomo 2006).
Penggunaan slide multimedia dan internet dalam pembelajaran akan lebih
membuat siswa tertarik dalam pembelajaran, namun pembelajaran yang menarik
saja tidak cukup untuk menciptakan pemahaman yang mendalam sehingga siswa
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, media dan
sumber ini perlu dipadukan dengan model pembelajaran yang membuat siswa
terlibat secara aktif dalam pembelajaran, model pembelajaran yang dimaksud
16
adalah model pembelajaran SAVI. Dengan memadukan model pembelajaran
SAVI berbasis teknologi informasi (slide multimedia dan internet) akan
menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan melibatkan siswa
secara penuh sehingga hasil belajar siswa menjadi optimal.
Bentuk penerapan TI (Teknologi informasi) menurut Nugroho (2009)
dalam kegiatan pembelajaran SAVI di kelas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Dukungan TI dalam pembelajaran SAVI Modus belajar Dukungan TI Somatik Presentasi disertai simulasi dengan media slide multimedia, browsing internet mencari referensi, wawancara tentang sistem saraf dengan staf ahli, game mencari fungsi bagian otak dengan panduan kartu otak Auditori Diskusi dalam kelompok dipandu slide multimedia Visual memperhatikan gambar-gambar dan video/film pendek pada slide multimedia Intelektual memecahkan permasalahan tentang sistem saraf dalam kehidupan sehari-hari melalui browsing internet dan panduan slide multimedia, bermain game mekanisme kerja saraf dengan game flash
Pembelajaran SAVI berbasis teknologi informasi (slide multimedia dan
internet) sangat cocok diimplementasikan pada materi yang cukup sulit untuk
dipahami siswa dan guru kesulitan memilih model yang sesuai untuk mengajarkan
materi tersebut. Materi yang sulit diajarkan guru dan sulit dipahami siswa adalah
materi sistem saraf.
5. Pembelajaran sistem saraf
Sistem saraf dalam hal ini adalah pada manusia. Materi ini diberikan
kepada siswa kelas XI SMA/MA atau sederajat pada mata pelajaran Biologi.
Sistem saraf merupakan materi Biologi yang meliputi struktur saraf, susunan dan
fungsi sistem saraf, mekanisme penghantaran impuls dan kelainan-kelainan pada
sistem saraf dan efek psikotropika terhadap kesehatan saraf.
17
Kurikulum yang dianut saat ini adalah kurikulum 2009 yang dikenal
dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dalam KTSP, terdapat
Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terkait dengan sistem saraf pada
mata pelajaran Biologi, yaitu sebagai berikut :
a. Standar Kompetensi No. 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan
hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada salingtemas
b. Kompetensi Dasar No. 3.6. menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan
proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia
(saraf, endokrin, dan penginderaan).
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tersebut menuntut siswa
menguasai dan memahami tentang sistem saraf dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Penguasaan dan pemahaman siswa ditentukan oleh
adanya proses pembelajaran yang membuat mereka mudah menguasai dan mudah
memahami materi sistem saraf tersebut. Pembelajaran yang tepat untuk membuat
siswa mudah belajar dan mudah memahami adalah pembelajaran yang melibatkan
siswa sepenuhnya dalam pembelajaran, dan pembelajaran yang cocok adalah
pembelajaran SAVI yang menggabungkan aktifitas fisik dengan kegiatan
intelaktual dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dalam pembelajaran.
Beberapa proses yang terjadi dalam organ saraf kemungkinan akan sulit
dipahami oleh siswa, oleh karena itu penggunaan media dalam pembelajaran
sangat diperlukan untuk memperjelas dalam mempelajari suatu proses yang sukar
diamati secara langsung. media pembelajaran sangat bermacam-macam jenisnya
namun media yang sangat cocok untuk mempelajari objek yang abstrak adalah
gambar bergerak disertai suara. Termasuk dalam media gambar bergerak dan
disertai suara adalah film atau video, akan tetapi media ini tidak dapat diatur
tampilannya untuk disesuaikan dengan materi yang sedang dibicarakan. Untuk
mengatasi hal tersebut film atau media tersebut dapat dipotong bagian yang
diinginkan kemudian dengan bantuan komputer dapat dimasukkan dalam bentuk
slide power point disertai animasi. Slide tersebut kemudian dapat dibakar ke
dalam CD (compact disc) ataupun flashdisc agar lebih mudah penggunaanya
dalam proses pembelajaran dan distribusinya kepada siswa.
18
Pada strategi pembelajaran SAVI berbasis TI yang akan diterapkan, siswa
akan dikondisikan untuk melakukan berbagai aktivitas belajar mulai dari diskusi
kelompok, presentasi, tanya jawab, penugasan, praktik dan pemecahan masalah
sehari-hari berkaitan dengan sistem saraf. Pengalaman belajar yang akan dialami
siswa antara lain melakukan observasi melalui slide animasi, wawancara nara
sumber, memecahkan masalah dan bahkan menjadikan dirinya sendiri sebagai
objek yang dipelajari. Slide animasi yang akan digunakan dalam pembelajaran
berisi tentang materi sistem saraf yakni struktur dan fungsi sistem saraf, gerak dan
mekanisme penghantaran impuls, dan penyakit dan/ kelainan yang terjadi pada
sistem saraf. Masing-masing sub topik tersebut akan dibahas tiap pertemuan. Slide
animasi tersebut berisi keterangan dan gambar-gambar disertai film pendek untuk
lebih memperjelas keterangan yang ada pada slide.
Dalam penelitian ini, materi sistem saraf mempunyai alokasi waktu 8 JP,
dengan 6 JP untuk kegiatan pembelajaran di kelas dan 2 JP untuk evaluasi test
tertulis. Pokok bahasan yang akan dipelajari meliputi struktur dan fungsi susunan
saraf, gerak dan mekanisme penghantaran impuls dan penyakit dan/ kelainan
pada sistem saraf. Tiap pokok bahasan akan dibahas pada satu kali pertemuan
sama dengan 2x45 menit atau 2 jam pelajaran.
Pembelajaran SAVI berbasis TI yang akan dilakukan di SMA N 2 Kudus
kelas XI IPA diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sejalan dengan
pengorganisasian materi yang tepat dan meningkatnya aktivitas belajar. Oleh
karena itu menciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa aktif belajar
dengan menyenangkan sebagai pusat pembelajaran serta peran guru sebagai
fasilitator (bukan pusat pembelajaran) sangat penting dalam pembelajaran.
Adapun kerangka berfikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
19
Gambar 1 Skema kerangka berfikir pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis TI
B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah model somatik auditori visual
intelektual (SAVI) berbasis teknologi informasi efektif pada pembelajaran sistem
saraf di SMA N 2 Kudus.
Pembelajaran SAVI berbasis TI
Model pembelajaran SAVI berbasis TI efektif pada materi pembelajaran sistem saraf
Pembelajaran sistem saraf masih Teacher Centered Learning, kurang variasi pembelajaran, Materi sistem saraf sulit dilihat langsung dan sulit dipahami, aktivitas belajar terbatas
Siswa kurang aktifitas dan kurang pengalaman belajar, siswa bosan dalam pembelajaran.
Hasil belajar kognitif mencapai KKM, hasil belajar afektif dan psikomotorik dalam kriteria tinggi atau sangat tinggi, aktivitas siswa dengan kriteria aktif atau sangat aktif, tanggapan siswa dan guru baik atau sangat baik
Pembelajaran menjadi Student centered learning, aktivitas belajar bervariasi, materi lebih tervisualisasi sehingga mudah dipahami
Hasil belajar (kognitif, afektif, psikomotorik) siswa belum optimal
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 2 Kudus yang beralamat di
Jl.Ganesha Purwosari Kudus Telp/Fax (0291) 431630 Kudus 59354. Penelitian
ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010.
B. Populasi dan sampel
1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Kudus Tahun Ajaran 2009/2010 yang berjumlah 196 siswa yang terbagi
menjadi 5 kelas.
2. Sampel penelitian ini sebanyak 79 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas. Satu
kelas sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 40 dan kelas lainnya
sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa 39. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik cluster random sampling.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu meliputi:
1. Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran SAVI
berbasis TI.
2. Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar (kognitif, afektif dan
psikomotorik), aktivitas siswa, tanggapan siswa dan guru.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Posttest-Only Control Design
(Sugiyono 2006). Dalam desain ini terdapat kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang diambil secara random kemudian diberi perlakuan. Setelah
diberi perlakuan kemudian diberikan post tes. Desain tersebut dapat digambarkan
pada Tabel 2.
21
Tabel 2 Gambaran rancangan Posttest-Only Control Design Kelompok Perlakuan Pengukuran E K
X1 X2
Post Post
Keterangan: E : kelompok eksperimen K : kelompok kontrol X1 : model pembelajaran SAVI berbasis TI X2 : model pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif
(pembelajaran yang biasa diterapkan di SMA N 2 Kudus) Post : post test
Untuk melihat sejauh mana keefektifan model SAVI berbasis TI ini
terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran Biologi materi sistem
saraf, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran SAVI
berbasis TI dan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran diskusi
dengan charta berbasis kooperatif (pembelajaran yang biasa digunakan di SMA N
2 Kudus).
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini meliputi tahap perencanaan, persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Perencanaan penelitian
Dalam kegiatan perencanaan meliputi hal-hal berikut ini:
a. Melaksanakan observasi awal melalui wawancara dengan guru Biologi untuk
mendapatkan data awal siswa, data sekolah dan proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru.
b. Menyusun proposal penelitian untuk mempermudah dalam pelaksanaan
penelitian.
2. Persiapan penelitian
a. Bersama guru bidang studi berkolaborasi menyusun desain pembelajaran yaitu
pembelajaran materi sistem saraf dengan model pembelajaran SAVI berbasis
TI .
b. Mempersiapkan instrumen penelitian, meliputi: silabus, RPP, LDS, dan alat-
alat evaluasi berupa soal-soal, lembar observasi aktivitas siswa, angket
tanggapan siswa terhadap pembelajaran, dan lembar wawancara tanggapan
guru.
22
c. Melakukan uji coba instrumen yakni soal-soal yang akan digunakan sebagai
alat ukur hasil belajar.
d. Analisi soal uji coba meliputi : validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan
tingkat kesukaran soal test.
3. Pelaksanaan penelitian
a. Melaksanakan proses pembelajaran materi sistem saraf manusia menggunakan
model pembelajaran SAVI berbasis TI.
Pertemuan 1 (2 jam pelajaran)
1) Tahap persiapan (10 menit)
a) Guru menayangkan sebuah video orang yang sedang bersin.
b) Guru bertanya kepada siswa tentang interpretasi dari video yang
ditayangkan dan kaitannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan.
(intelektual)
2) Tahap presentasi (20 menit)
a) Guru menayangkan video berisi rangkuman sistem saraf (visual-intelektual)
b) Tiap siswa diberi sebuah kartu (brain card) yang berisi fungsi-fungsi otak
dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian
otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik)
c) Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka
masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan
berkumpul dalam kelompoknya (somatik)
3) Tahap praktek (integrasi) (15 menit)
a) Guru membagikan LDS pada tiap kelompok untuk didiskusikan.
b) Siswa melakukan diskusi kelompok dengan bantuan slide multimedia
sementara guru mengawasi jalannya diskusi (somatik-visual-intelektual)
4) Tahap kinerja (aplikasi) (35 menit)
a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah
dilakukan (auditori)
b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti (auditori)
5) Kegiatan akhir (10 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia
23
b) Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang berbagai
rangsang dan respon gerak biasa dan gerak refleks dalam kehidupan sehari-
hari.
c) Guru menutup kegiatan pembelajaran
Pertemuan 2 (2 jam pelajaran)
1) Tahap persiapan (10 menit)
a) Guru mencubit salah seorang siswa (somatik)
b) Guru meminta siswa megungkapkan hasil interpretasinya tentang apa yang
dirasakan ketika dicubit, dan menanyakan tanggapan dari siswa lain tentang
peristiwa tersebut (Auditori-intelektual)
2) Tahap presentasi (10 menit)
a) Tiap siswa diberi sebuah kartu (Brain Card) yang berisi fungsi-fungsi otak
dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian
otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik)
b) Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka
masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan
berkumpul dalam kelompoknya (somatik)
3) Tahap praktek (integrasi) (50 menit)
a) Guru membagikan LKS dan LDS untuk dikerjakan siswa secara
berkelompok (auditori-visual-intelektual)
4) Tahap kinerja (aplikasi) (10 menit)
a) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti (auditori)
b) Guru meminta beberapa siswa untuk maju dan mendemonstrasikan refleks
patella atau menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan bantuan
slide multimedia (somatik-auditori)
5) Kegiatan akhir (10 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan mekanisme kerja sistem saraf
b) Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang kelainan dan/
penyakit pada sistem saraf baik di internet/koran/majalah dan melakukan
wawancara ke puskesmas atau kepolisian.
c) Guru menutup kegiatan pembelajaran
24
Pertemuan 3 ( 2 jam pelajaran)
1) Tahap persiapan (10 menit)
a) Guru menayangkan video orang yang sedang mabuk (auditori-visual)
b) Guru meminta salah satu siswa menjelaskan keterkaitan antara video dengan
sistem saraf (intelektual)
2) Tahap presentasi (15 menit)
a) Siswa diminta duduk dalam kelompoknya (somatik)
b) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang pembagian tugas
presentasi (auditori)
3) Tahap praktek (integrasi) (40 menit)
a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil observasi dan
wawancaranya tentang kelainan dan/ penyakit tentang sistem saraf
(auditori)
4) Tahap kinerja (aplikasi) (15 menit)
a) Siswa diberi kesempatan melakukan tanya jawab dalam diskusi kelas
(auditori- intelektual)
b) Guru memberikan penjelasan tentang materi yang belum tersampaikan
dalam diskusi kelas (auditori)
5) Kegiatan akhir (10 menit)
a) Siswa bersama guru menyimpulkan kesimpulan dari pembelajaran kelainan
dan/ penyakit pada sistem saraf
b) Guru menutup kegiatan pembelajaran.
b. Mengamati jalannya proses pembelajaran materi sistem saraf manusia yang
dilakukan oleh observer dan guru mitra, dan mencatat hasilnya pada lembar
observasi.
c. Memberikan evaluasi akhir dengan pemberian tes tertulis kepada siswa.
d. Memberikan angket pada siswa mengenai pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
e. Melakukan wawancara dengan guru mitra tentang pembalajaran yang telah
dilaksanakan.
4. Analisis dan penyimpulan
25
a. Melakukan analisis hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas siswa dan,
hasil angket yang diperoleh dari siswa, serta mengevaluasi hasil wawancara
dengan guru mitra.
b. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
F. Data dan Teknik Pengambilan Data
Terdapat 2 macam data berdasarkan cara pengambilan data, yakni data
langsung dan data tak langsung. Data langsung merupakan data yang diambil
secara langsung dari sumber data, sedangkan data tak langsung merupakan data
yang diambil dengan perantara atau dokumen tanpa berhubungan langsung
dengan sumber data. Sumber data dalam penelitian ini yakni: Guru dan Siswa.
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengambilan data dari sumber
data, disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Teknik pengambilan data dari sumber data:
Data yang Diambil Teknik Pengambilan Data Hasil belajar kognitif Tes Hasil belajar psikomotorik Observasi Hasil belajar afektif Angket Aktivitas siswa Observasi Tanggapan siswa Angket Tanggapan guru wawancara
G. Metode Analisis data
1. Analisis tahap awal
Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui bahwa kelompok yang
digunakan untuk penelitian dapat memenuhi syarat sebagai subyek penelitian
yakni dengan menentukan kelayakan kelompok yang akan dijadikan sampel
penelitian. Analisis yang digunakan yaitu:
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
digunakan distribusi nomal atau tidak (Sudjana 2002). Teknik yang digunakan
untuk menguji kenormalan adalah teknik Chi kuadrat. Hipotesis yang diuji adalah:
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
26
Adapun rumus chi kuadrat adalah sebagai berikut :
x hitung = ∑
Keterangan : x2 : chi kuadrat Oi : frekuensi pengamatan Ei : frekuensi yang diharapkan
: banyaknya kelas interval
Selanjutnya harga x2hitung yang diperoleh dikonsultasikan ke 푥2
tabel dengan
derajat kebebasan (dk) = k-3 dan taraf signifikan 5%. Ho diterima jika 푥2hitung <
푥2tabel, dan jika sebaliknya Ha diterima.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui bahwa kedua sampel berasal
dari populasi homogen. Untuk menguji homogenitas Sudjana (2002) dapat
menggunakan rumus Barleth. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : σ12 = σ2
2
Ha : σ12 ≠ σ2
2
Kriteria Ho diterima jika x2 hitung ≤ x2 tabel, jika sebaliknya maka Ha
diterima. Kedua kelompok homogen jika x2 ≤ x2 (1-α) (k-1) dengan dk = k-3
dengan taraf signifikansi 5%.
c. Analisis soal uji coba
1) Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat valid suatu
instrument. Validitas dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar (Arikunto 2006a).
rxy = N∑XY- ( ∑X)(∑Y)
{N∑X− (∑X)2}{N∑Y− (∑Y)2}
Keterangan : rxy : koefisien korelasi antara variable X dan Y X : skor item setiap nomor soal Y : skor total setiap peserta N : jumlah peserta
Harga rxy yang diperoleh dari tiap-tiap item kemudian dikonsultasikan
dengan tabel r product moment dengan taraf signifikan 5 %, jika harga rhitung≥ rtabel
27
item soal dikatakan valid, dan jika sebaliknya maka soal dikatakan tidak valid.
Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Rekapitulasi validitas soal uji coba*
Uji validitas Nomor Soal Jumlah soal Valid 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20,
22, 23, 24,26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 38, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55
42
Tidak Valid 3, 6, 11, 14, 16, 21, 25, 30, 36, 37, 39, 40, 42, 45 13 Jumlah 55
*Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 4. 2) Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliabel (dapat dipercaya) jika memberikan hasil
yang tetap apabila digunakan berkali-kali. Reliabilitas dapat diukur dengan rumus
K-21 ( Arikunto 2006a) sebagai berikut :
r11 = k 1- m(k-m)
k-1 kVt
keterangan : r11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir soal m : mean (skor rata-rata) Vt : varians total
Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel
product moment, bila r hitung > r tabel, maka soal tes bersifat reliabel. Untuk n=
35 diperoleh r tabel = 0,334. Dari hasil perhitungan untuk seluruh item soal diperoleh
harga r hitung sebesar 0,877. Karena r hitung > r tabel maka alat ukur tersebut sudah
reliabel. Perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
3) Analisis tingkat kesukaran
Indeks kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan
mudahnya suatu soal. Menurut Arikunto (2006b) besarnya tingkat kesukaran
dihitung dengan rumus :
P =
28
Keterangan : P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 5, dan hasil analisis
tingkat kesukaran pada soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5 Kriteria indeks kesukaran (P) Interval P Kriteria 0,0 < P ≤ 0,3 Soal sukar 0,3 < P ≤ 0,7 Soal sedang 0,7 < P≤ 1,0 Soal mudah Tabel 6 Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba
Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah soal Mudah 3, 4, 5, 12, 13, 15, 19, 21, 24, 27, 40, 46, 47,
48, 53, 55 16
Sedang 1, 2, 7, 8, 10, 14, 16, 17, 18, 23, 25, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 41, 42, 44, 45, 49, 50,51, 52, 54
28
Sukar 6, 9, 11, 20, 22, 26, 30, 33, 37, 39, 43, 11 Jumlah 55
*Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 4. 4) Daya pembeda soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah (Arikunto 2006b).
Untuk mencari nilai daya pembeda digunakan rumus :
D= - = PA-PB
Keterangan : D : daya pembeda (indeks diskriminasi) BA : banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas atas BB : banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas bawah JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya siswa kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 7, dan hasil analisis daya
pembeda pada soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 8.
29
Tabel 7 Klasifikasi daya pembeda soal
Interval Daya Pembeda Kriteria 0,00 ≤ D ≤ 0,20 jelek 0,20 < D ≤ 0,40 cukup 0,40 < D ≤0,70 baik 0,70 < D ≤ 1,00 baik sekali negatif daya pembeda tidak baik dan sebaiknya dibuang
Tabel 8 Hasil daya pembeda soal uji coba*
Daya pembeda Nomor Soal Jumlah soal Jelek 3, 4, 6, 11, 14, 16, 22, 26, 27, 37, 39, 40, 42, 45,
55 15
Cukup 2, 5, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51,52, 53, 54
30
Baik 1, 7, 8, 10, 23, 24, 28, 31, 35, 38, 10 Baik Sekali - Jumlah 55
*Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 4.
Berdasarkan hasil analisis di atas soal yang dipakai dalam penelitian ini
adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, mempunyai daya pembeda dengan
kriteria cukup, baik, atau baik sekali dengan persentase tingkat kesukaran soal
sukar 30%, sedang 40% dan sukar 30% dari keseluruhan soal yang dipakai. Soal
yang dipakai dan soal diperbaiki dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Rekapitulasi soal yang dipakai dan soal yang dibuang untuk evaluasi pada
materi pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis TI
Nomor Soal Keterangan
Dipakai Diperbaiki
1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24,26, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 38, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55
3, 6, 11, 14, 16, 21, 25,28, 30, 36, 37, 39, 40, 42, 45,
Dipakai = 40 Diperbaiki = 15
Jumlah 55
2. Analisis tahap akhir
30
Setelah perlakuan diberikan, selanjutnya diadakan posttest untuk
mengambil data hasil belajar siswa kelompok sampel. Hasil belajar tersebut
dianalisis dan dibandingkan untuk mengetahui pada kelompok mana perlakuan
tersebut paling efektif. Analisis data yang digunakan adalah :
a. Analisis data hasil belajar kognitif siswa
Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai LDS, nilai tugas, LKS dan
nilai post test. Hasil dari nilai tersebut kemudian dihitung hasil belajar siswa tiap
individu menurut rumus Arikunto (2006b).
NA = 4
)3())(1( NPTNTGSNJLDKS
Keterangan :
NA : nilai akhir NJLDKS : nilai jawaban LDS dan LKS NTGS : nilai tugas NPT : nilai posttest
Setelah didapatkan nilai akhir, maka nilai tersebut dianalisis untuk
mengetahui adanya perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari analisis lembar penilaian
psikomotorik, sementara itu analisis hasil belajar afektif diperoleh dari lembar
penilaian minat dan sikap. Analisis lembar penilaian psikomotorik siswa dan
lembar penilaian minat dan sikap menurut Arikunto (2006b) dilakukan dengan
menggunakan rumus :
Nilai yang diperoleh kemudian dikonfirmasikan dengan Kriteria menurut
Ridlo & Rudyatmi (2005). Setelah didapat masing-masing nilai kemudian
dihitung ketuntasan klasikalnya dengan rumus yang sama untuk menghitung
ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif.
b. Uji perbedaan 2 rata-rata
Nilai = maksimalskor Jumlah
diperoleh yangSkor Jumlah x 100%
31
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar siswa materi
sistem saraf kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai perbedaan
rata-rata atau tidak. Hipotesis yang diuji adalah : H0 : σ12 = σ2
2
Ha : σ12 ≠ σ2
2
Karena α1=α2 maka statistik yang digunakan adalah Uji t dengan rumus :
t =
Keterangan : X1 = rata-rata nilai kelas eksperimen X2 = rata-rata nilai kelas kontrol n1 = jumlah anggota kelas eksperimen n2 = jumlah anggota kelas kontrol Statistik tersebut berdistribusi dengan dk=(n1+n2-1)
Kemudian dari nilai akhir tersebut dihitung nilai ketuntasan klasikalnya
untuk mengetahui efektivitas pembelajaran yang dilakukan. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan rumus :
P =
nni
x 100%
Keterangan : P : Ketuntasan klasikal ni : Jumlah siswa tuntas secara individu (nilai ≥70)
n : Jumlah seluruh siswa 100 : Bilangan tetap
Setelah mendapatkan ketuntasan klasikal, kemudian hasilnya dikonfirmasi
dengan Kriteria persentase kelulusan menurut Ridlo dan Rudyatmi (2005).
c. Analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran
1) Menghitung jumlah skor masing-masing siswa dalam kegiatan pembelajaran
2) Menghitung persentase tingkat aktivitas siswa dengan rumus (Purwanto
2008) sebagai berikut :
32
Keterangan : NP : nilai persen yang dicari R : jumlah skor yang diperoleh siswa SMI : skor maksimal ideal
3) Mengkonfirmasikan nilai persen dengan Kriteria menurut Ridlo dan
Rudyatmi (2005) yang dimodifikasi sebagai berikut:
≤ 54% : jelek 55%-5%9 : kurang aktif 60%-75% : cukup aktif 76%-85% : aktif 86%-100% : sangat aktif
d. Analisis angket tanggapan siswa
Angket tanggapan siswa dianalisis dengan skala Likert. Angket yang
digunakan memiliki dua jawaban yaitu ya dan tidak. Analisis angket menurut
Arikunto (2006b) dengan menggunakan rumus :
Nilai = maksimalskor Jumlah
ya menjawabSkor Jumlah x 100%
Nilai yang diperoleh kemudian dikonfirmasikan dengan Kriteria persentase
menurut Ridlo & Rudyatmi (2005) dibawah ini:
≤ 54% : jelek 55%-59% : kurang baik 60%-75% : cukup baik 76%-85% : baik 86%-100% : sangat baik
NP = SMI
R x 100%
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
F. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 SMA Negeri 2
Kudus pada Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010. Pembelajaran yang
diterapkan adalah pembelajaran SAVI berbasis Teknologi Informasi pada
kelompok eksperimen (XI IPA 1) dan pembelajaran diskusi dengan media charta
berbasis kooperatif pada kelompok kontrol (XI IPA 3). Hasil penelitian ini berupa
hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa pada materi sistem saraf
manusia. Aktivitas siswa, data tanggapan siswa dan tanggapan guru digunakan
sebagai data pendukung. Adapun hasil penelitian yang diperoleh, akan diuraikan
sebagai berikut :
1. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 (kelompok eksperimen) dan kelas XI
IPA 3 (kelompok kontrol) diukur dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Hasil belajar kognitif siswa diukur berdasarkan nilai LDS, LKS, Tugas, dan post
test yang berupa nilai akhir. Rekapitulasi hasil belajar kognitif tersebut disajikan
pada Tabel 10.
Tabel 10 Hasil belajar kognitif dan ketuntasan siswa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol*
No Hasil belajar kognitif Kelompok eksperimen Kelompok kontrol 1 Rata-rata 80,01 73,97 2 Nilai tertinggi 87,13 81,5 3 Nilai terendah 69,25 68,25 4 Jumlah siswa yang tuntas 39 34 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 1 5 6 Ketuntasan klasikal 97,5% 87,18%
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
Data hasil belajar kognitif yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji
normalitas dan uji kesamaan dua varians terlebih dahulu sebagai syarat uji t.
Hasil uji normalitas kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal.
34
Hasil uji normalitas didapatkan 푥 hitung untuk kelompok eksperimen 1,4
dan 푥 hitung untuk kelompok kontrol 5,75 dengan 푥 tabel 7,81. Hal ini
menunjukkan 푥 hitung < 푥 tabel, maka data kedua kelompok dikatakan
berdistribusi normal.
Uji kesamaan dua varians antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen menunjukkan kedua kelompok memiliki varians yang sama. Hasil uji
kesamaan dua varians data nilai kognitif siswa kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen menunjukkan bahwa Fhitung 1,51 dan Ftabel dengan kesalahan 5% adalah
1,71. Jika F hitung < F tabel maka berarti kedua kelompok memiliki varians yang
sama.
Setelah lolos uji normalitas dan uji kesamaan dua varians, selanjutnya
hasil belajar kognitif dari kedua kelas yakni XI IPA 1 (eksperimen) dan kelas XI
IPA 3 (kontrol) dibandingkan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil
belajarnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kognitif
siswa, rata-rata nilai dibandingkan secara statistik dengan uji t. Hasil uji t
menunjukkan bahwa thitung 6,59 dan ttabel dengan dk = 77 dan taraf signifikansi 5%
adalah 1,66. Karena t hitung > t tabel maka berarti kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berbeda secara signifikan.
Hasil belajar afektif pada siswa diukur menggunakan nilai minat dan
sikap. Nilai minat dan sikap diperoleh dari hasil skor angket minat dan sikap.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek afektif (minat) siswa pada
kelompok eksperimen mencapai rata-rata 54,69 (lebih baik dari kelompok kontrol
yang mencapai rata-rata 43,91). Ukuran untuk mengukur minat adalah kehadiran
siswa, keadaan catatan dan referensi yang dimiliki. Indikator kehadiran pada item
1 dan 2 menunjukkan bahwa siswa kelompok eksperimen lebih antusias untuk
hadir dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang memiliki catatan pada kelompok
eksperimen lebih sedikit daripada siswa kelompok kontrol. Kepemilikan referensi
oleh siswa menunjukkan bahwa 100% siswa kelompok eksperimen memiliki
referensi berbahasa Indonesia, sedangkan siswa kelompok kontrol yang memiliki
referensi berbahasa indonesia hanya 97,4% saja. Hampir seluruh siswa kelompok
eksperimen (90%) melakukan penelusuran internet untuk memperluas
35
pengetahuannya, sedangkan kelompok kontrol yang melakukan penelusuran
internet hanya 12,82 %. Persentase jumlah siswa yang mencapai aspek minat pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digambarkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Persentase siswa yang mencapai aspek minat pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
Hasil belajar afektif berupa sikap menunjukkan sikap siswa pada
kelompok eksperimen mencapai rata-rata 81,56 lebih baik dari kelompok kontrol
dengan rata-rata 68,13. Sikap siswa diukur menggunakan indikator berupa
kesukaan siswa terhadap mata pelajaran, pentingnya mempelajari materi sistem
saraf, interaksi untuk memahami materi dan sikap terhadap tugas-tugas yang
diberikan oleh guru. Hasil angket tentang sikap siswa menunjukkan bahwa semua
siswa pada kelompok eksperimen (100%) menyatakan setuju pentingnya
mempelajari materi sistem saraf, sedangkan siswa pada kelompok kontrol yang
Keterangan :
A. Selama sehat saya selalu hadir mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf B. Saya tidak mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf hanya jika saya sakit dan / ada
keperluan lain yang mendesak C. Saya memiliki catatan materi sistem saraf D. Catatan materi sistem saraf yang saya miliki lengkap E. Saya memiliki buku biologi berbahasa inggris F. Saya memiliki buku biologi berbahasa Indonesia G. Saya menelusuri internet untuk memperdalam pemahaman saya tentang sistem saraf H. Saya berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas untuk bertanya pada dokter atau perawat
tentang materi sistem saraf
0
20
40
60
80
100
120
A B C D E F G H
Pers
enta
se (%
)
Aspek minat siswa
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
36
setuju hanya mencapai 92,5% (Gambar 3). Siswa pada kelompok eksperimen
menyatakan 62,5% siswa selalu mengerjakan sendiri tugasnya, dan siswa yang
menyegerakan mengerjakan sendiri tugas yang diberikan hanya 52,5%. Pada
kelompok kontrol hanya 47,5% siswa mengerjakan sendiri tugasnya, dan hanya
17,5% siswa yang menyegerakan mengerjakan tugas yang diberikan. Kesukaan
siswa terhadap pembelajaran dan interaksi siswa agar memahami materi yang
diberikan tidak menunjukkan persentase yang berbeda jauh antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Persentase jumlah siswa yang mencapai aspek
minat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digambarkan pada
Gambar 3. Gambar 3 Grafik persentase siswa yang mencapai aspek sikap pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
Hasil belajar psikomotorik siswa diukur berdasarkan nilai psikomotorik
siswa. Pada kelompok eksperimen nilai psikomotorik diperoleh dari lembar
Keterangan : A. Mempelajari sistem saraf sangat penting bagi kehidupan kita B. Saya mengerjakan sendiri setiap PR/ tugas yang diberikan guru C. Apabila guru memberikan PR/ tugas maka saya akan mengerjakannya sesegera mungkin
setelah saya tiba dirumah D. Saya selalu bertanya kepada guru bila ada materi sistem saraf yang saya tidak mengerti E. Saya selalu berdiskusi dengan teman apabila saya menghadapi kesulitan dalam belajar
biologi materi sistem saraf F. Saya selalu memperhatikan instruksi atau penjelasan guru saat pembelajaran materi
sistem saraf berlangsung G. Saya tidak mengganggu teman lain saat pembelajaran berlangsung H. Setelah mempelajari sistem saraf saya jadi lebih memperhatikan dan mengatur makanan
untuk menjaga fungsi saraf
020406080
100120
A B C D E F G H
Pers
enta
se (%
)
Aspek sikap siswa
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
37
observasi psikomotorik dan dari nilai makalah, sedangkan pada kelompok kontrol
diambil dari observasi saat diskusi. Nilai psikomotorik kelompok eksperimen
mencapai rata-rata 86,67 dengan kriteria sangat baik, sedangkan pada kelompok
kontrol rata-ratanya mencapai 77,00 dengan kriteria baik. Perbedaan kompetensi
yang dicapai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terutama
ditunjukkan pada kemampuan mempresentasikan hasil dengan media yang
menarik dan mudah dipahami. Siswa pada kelompok eksperimen yang dapat
mempresentasikan hasil praktikum atau diskusinya dengan media yang menarik
mencapai 77% siswa, sedangkan siswa pada kelompok eksperimen hanya 44%
saja. Hasil analisis psikomotorik siswa disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Persentase jumlah siswa yang menguasai kompetensi psikomotorik pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol*
No Kompetensi psikomotorik (Praktikum/Diskusi) Persentase (%)
Eksperimen Kontrol
1 Mendeskripsikan hasil praktikum atau diskusi dalam bentuk tabel dan tulisan
100,00 100,00
2 Mempresentasikan hasil praktikum atau diskusi di depan kelas dengan media yang menarik
72,50 44,43
3 Mempresentasikan hasil praktikum atau diskusi dengan bahasa komunikatif dan mudah dipahami
66,67 63,25
4 Melaporkan dan mendiskusikan hasil praktikum atau diskusi sesuai dengan konsep yang benar
86,67 77,47
5 Menyimpulkan hasil praktikum atau diskusi dengan benar
89,17 75,21
6 Mengumpulkan hasil praktikum atau diskusi 100,00 100,00 7 Merapikan dan mengembalikan peralatan praktikum
atau diskusi kepada guru 91,67 77,78
2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi kegiatan belajar
mengajar di kelas XI IPA 1 (eksperimen) dan XI IPA 3 (kontrol) yang diambil
pada 3 pertemuan dalam pembelajaran sistem saraf. Hasil observasi aktivitas
siswa menunjukkan kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol
meskipun memiliki kriteria yang sama namun rata-ratanya berbeda. Hal ini
dibuktikan dengan persentase jumlah siswa yang terlibat aktif terhadap aktivitas
yang dinilai pada kelompok kontrol memiliki rata-rata 85,13% dengan kriteria
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.
38
aktif, sedangkan pada kelompok kontrol memiliki rata-rata lebih rendah dari
kelompok eksperimen (75,56%) dengan kriteria aktif.
Aktivitas yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang dinilai, yakni pada kegiatan praktikum. Pada kelompok kontrol
tidak ada kegiatan praktikum dalam pembelajaran yang diterapkan sehingga
kelompok tersebut tidak memiliki nilai praktikum(dapat dilihat pada Tabel 12).
Aktivitas praktikum hanya ditemukan pada pertemuan 2 dan 3 di kegiatan
pembelajaran kelompok eksperimen. Perhitungan persentase keaktifan siswa
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sudah disesuaikan dengan jumlah
skor maksimal ideal (SMI) masing-masing. SMI pada pertemuan pertama
kelompok eksperimen dan seluruh pertemuan (3 pertemuan) pada kelompok
kontrol adalah 56, sedangkan SMI untuk pertemuan ke-2 dan ke-3 pada kelompok
eksperimen adalah 60. Persentase siswa yang terlibat aktif terhadap aktivitas
belajar yang dinilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan
pada Tabel 12.
Tabel 12 Keaktifan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol*
No Aktivitas yang dinilai Persentase (%)
Eksperimen Kontrol
1 Menyiapkan bahan ajar di awal pembelajaran 96,47 89,93 2 Memperhatikan guru saat memberi penjelasan 95,87 86,47 3 Menanggapi pertanyaan/ pendapat siswa lain 60,67 62,07 4 Duduk tenang saat diskusi berlangsung 93,17 88,62 5 Penerimaan siswa terhadap teman sekelompok 98,5 96,96 6 Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan
dari guru maupun siswa lain 87,97
74,73
7 Membuat catatan hasil diskusi 59,93 47,93 8 Tidak mengganggu kelompok lain 96,20 93,43 9 Terlibat dalam presentasi hasil diskusi 63,91 45,53 10 Kerjasama kelompok 83,42 89,43 11 Meninggalkan kelas saat jam pelajaran/ saat
pembelajaran berlangsung 94,03
99,67
12 Terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum** 88,55
-
13 Terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran 83,47
68,80
14 Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi
89,60
39,25
Rata-rata keaktifan Kriteria
85,13 Aktif
75,56 Aktif
3. Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
* Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. ** Aktivitas hanya ditemukan pada kelompok eksperimen
39
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI
berbasis teknologi informasi diperoleh dari hasil pengisian angket tanggapan
siswa yang terdiri dari 11 pernyataan maupun pertanyaan tentang pembelajaran
sistem saraf dengan model SAVI berbasis teknologi informasi. Angket diberikan
di akhir pembelajaran pada pertemuan terakhir. Hasil analisis tanggapan siswa
menunjukkan siswa kelompok eksperimen yang menanggapi positif terhadap
pembelajaran SAVI berbasis TI lebih banyak dari pada siswa yang menanggapi
positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kontrol. Siswa
kelompok eksperimen yang menanggapi positif terhadap pembelajaran mencapai
rata-rata 82,5% dengan kriteria baik, sedangkan siswa pada kelompok kontrol
yang menanggapi positif hanya 66,67% dengan kriteria cukup. Persentase jumlah
siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 13 Persentase siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang
dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol* No Pertanyaan dan/pernyataan
Eksperimen Kontrol
Persentase (%)
Kriteria Persentase (%) Kriteria
1 Suasana pembelajaran yang diterapkan menyenangkan
90,00 Sangat Baik 82,00 Baik
2 Ketertarikan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
77,50 Baik 79,49 Baik
3 Pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
85,00 Baik 61,54 Cukup Baik
4 Pembelajaran yang diterapkan membantu siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapat di depan kelas
87,50 Sangat Baik 64,1 Cukup Baik
5 Guru sering memberikan contoh-contoh yang sering siswa temukandi lingkungan sekitar
87,50 Sangat Baik 87,18 Sangat Baik
6 Guru sering membahas topik yang sedang aktual di televisi atau Koran dan mengaitkannya dengan materi yang diajarkan
62,50 Cukup Baik 56,41 Kurang baik
7 Pembelajaran yang diterapkan sudah melibatkan siswa secara fisik
82,50 Baik 53,85 Jelek
8 Pembelajaran yang diterapkan sudah melibatkan aspek audio-visual (pendengaran-penglihatan) siswa
82,50 Baik 64,11 Jelek
9 Pembelajaran yang diterapkan sudah melibatkan aspek intelektual siswa
87,50 Sangat Baik 74,36 Cukup Baik
10 Media yang digunakan memudahkan siswa memahami materi sistem saraf
82,50 Baik 58,97 Kurang baik
11 Media yang digunakan membuat siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran
82,50 Baik 51,28 Jelek
Rata-rata 82,50 Baik 66,67 Cukup Baik
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.
40
4. Hasil Wawancara terhadap Guru tentang Pembelajaran SAVI berbasis TI
Tanggapan guru terhadap pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI
berbasis Teknologi Informasi diperoleh dari wawancara dengan guru mitra.
Wawancara dilakukan dengan mengajukan 5 pertanyaan tentang pembelajaran
sistem saraf dengan model SAVI berbasis Teknologi Informasi. Hasil wawancara
menunjukkan guru cukup tertarik dan menanggapi poisitif terhadap pembelajaran
SAVI berbasis TI. Hasil wawancara dapat disajikan dalam Tabel 14.
Tabel 14 Persepsi guru terhadap model SAVI berbasis TI
No Pertanyaan Persepsi guru 1 Tanggapan dan kesan guru terhadap
pembalajaran sangat tertarik karena sebelumnya belum pernah mengetahui model pembelajaran tersebut, guru bertanya-tanya bagaimana sebetulnya pembelajaran SAVI berbasis TI ini dan bagaimana penerapannya.
2 Aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Guru menyatakan bahwa siswa jadi lebih tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran yang di rancang, dan hasil belajarnya juga relativlebih bagus karena jumlah siswa yang tidak tuntas menjadi berkurang
3 Kendala atau kesulitan apa yang ditemukan guru dalam penerapan model pembelajaran
Kendala yang ditemui pada pengaturan waktu dan pengkodisian siswa yang masih belum terbiasa dengan model pembelajaran yang baru. Jadi butuh waktu pengkondisian lebih lama sehingga mengurangi jam belajar efektif
4 Tanggapan guru tentang kekurangan dan kelabihan dari penerapan model pembelajaran
Kekurangannya pada pengaturan waktu dan fasilitas internet yang kurang dalam proses pembelajaran, kelebihannya lebih meningkatkan minat belajar, aktivitas dan hasil belajar siswa serta lebih memudahkan pekerjaan guru di kelas karena tidak terlalu banya berbicara dikelas.
5 Ketertarikan guru untuk menerapkan model SAVI berbasis teknologi informasi pada materi pembelajaran yang lain
Guru tertarik menggunakan model SAVI berbasis TI pada materi lain jika materinya cocok menggunakan model tersebut
Untuk menentukan efektivitas pembelajaran yang diterapkan pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, dapat ditentukan oleh indikator
pencapaian efektivitas. Pembelajaran yang diterapkan efektif bila ≥ 75% siswa
memiliki minat, sikap, nilai psikomotorik, aktivitas dan tanggapan dalam kriteria
baik atau sangat baik. Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa ≥75% siswa memiliki nilai psikomotorik, aktivitas siswa dan
tanggapan siswa dalam kriteria baik atau sangat baik. Sedangkan untuk nilai
41
afektif berupa minat dan sikap siswa dengan kategori baik/sangat baik belum
mencapai ≥75%. Siswa pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa semua nilai
afektif (minat dan sikap), nilai psikomotorik, aktivitas siswa dan tanggapan siswa
dengan kriteria baik/sangat baik belum mencapai ≥75% . Pencapaian ketentuan
efektivitas kelompok eksperimen selengkapnya disajikan pada Tabel 15 dan
pencapaian ketentuan efektivitas kelompok kontrol disajikan pada Tabel 16.
Tabel 15 Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen
Aspek Jumlah siswa dalam kriteria Persentase jumlah siswa dalam kriteria
baik/sangat baik (%) Jelek Kurang
baik Cukup baik
Baik Sangat baik
Nilai Minat 23 16 1 8 Nilai Sikap 2 17 21 52,5 Nilai Psikomotorik 2 15 23 95 Aktivitas siswa 4 27 9 90 Tanggapan siswa 1 4 5 12 18 75
Tabel 16 Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok kontrol
Aspek Jumlah siswa dalam kriteria Persentase jumlah siswa dalam kriteria
baik/sangat baik (%) Jelek Kurang
baik Cukup baik
Baik Sangat baik
Nilai Minat 35 4 0 0 Nilai Sikap 8 20 11 28,2 Nilai Psikomotorik 14 19 6 64 Aktivitas siswa 1 18 19 1 50 Tanggapan siswa 6 10 11 6 6 30,77
G. Pembahasan
Penelitian tentang penerapan pembelajaran dengan model SAVI berbasis
TI pada materi sistem saraf yang telah dilaksanakan, bertujuan untuk mengetahui
efektivitas model tersebut. Penelitian ini melibatkan siswa dan siswi dalam 2 kelas
dari kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kudus. Kelas XI IPA 1 sebagai kelompok
eksperimen dikenai dengan model pembelajaran SAVI berbasis TI dan kelas XI
IPA 3 dikenai dengan pembelajaran diskusi dengan media Charta berbasis
kooperatif. Pada dasarnya kedua model belajar yang digunakan dalam penelitian
masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan dan kelemahannya. Penelitian
ini melihat segi efektivitas model pembelajaran dari berbagai aspek, mulai dari
42
hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotorik) sampai pada tanggapan siswa dan
tanggapan guru.
1. Hasil belajar siswa
Hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari LDS, LKS dan post test
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki perbedaan.
Kelompok eksperimen secara umum memiliki hasil belajar yang lebih bagus dari
pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai rata-rata kelas, nilai
tertinggi dan terendah serta ketuntasan klasikalnya yang semuanya menunjukkan
hasil dari kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil kelompok kontrol
yang dapat dilihat pada Tabel 10.
Hasil belajar kognitif yang diperoleh kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol meskipun secara umum sudah dapat dilihat perbedaannya namun untuk
lebih memperkuat asumsi perbedaan tersebut perlu dilakukan analisis secara
statistik. Uji statistik dilakukan dengan uji-t membandingkan dua rata-rata nilai
akhir siswa.
Hasil uji-t menunjukkan ada perbedaan secara signifikan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol dengan kesalahan 5%. Ketuntasan klasikal
siswa dengan KKM 70 menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki
siswa tidak tuntas hanya 1 siswa dari 40 siswa sehingga ketuntasannya mencapai
97,5%, sedangkan kelompok kontrol menunjukkan 5 siswa tidak tuntas dari 39
siswa sehingga ketuntasan klasikalnya hanya 87,18%. Ditinjau dari ketentuan
ketuntasan klasikal yang ditentukan, yakni ketuntasan klasikal yang harus
mencapai ≥85%, maka kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol sudah
dapat dikatakan efektif pembelajarannya, akan tetapi masih perlu ditinjau dari
ketentuan efektivitas yang lain agar pembelajaran bisa dikatakan lebih efektif lagi.
Hasil belajar afektif siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang diperoleh dari nilai minat dan sikap juga menunjukkan hasil yang
berbeda. Siswa kelompok eksperimen yang dikenai dengan model SAVI berbasis
TI memiliki nilai rata-rata minat maupun sikap yang lebih tinggi daripada siswa
kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran diskusi
dengan media charta berbasis kooperatif.
43
Nilai rata-rata minat kelompok eksperimen lebih baik (yakni 53,69 dengan
kriteria kurang baik) daripada kelompok kontrol dengan kriteria jelek yang hanya
mencapai rata-rata 43,91 (lihat Gambar 2). Hasil nilai minat yang demikian
menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelompok eksperimen
dengan model SAVI berbasis TI lebih menarik minat siswa dari pada
pembelajaran yang dilakukan di kelompok kontrol dengan diskusi dipadukan
media charta berbasis kooperatif. Perbedaan yang paling mencolok antara siswa
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dibuktikan dari pernyataan
tentang keadaan catatan dan penelusuran referensi yang tidak terlalu luas. Siswa
cenderung tidak berusaha memperluas pengetahuan yang didapat dari
pembelajaran disekolah dengan belajar mandiri di luar sekolah. Buku referensi
yang dimiliki terbatas hanya buku biologi berbahasa Indonesia, sedangkan hampir
seluruh siswa tidak memiliki buku biologi berbahasa inggris. Selain itu siswa juga
belum menunjukkan usaha untuk bertanya atau berkunjung ke puskesmas atau
rumah sakit untuk memperluas pengetahuan mereka tentang materi biologi. Siswa
lebih suka memperluas pemahaman materi dengan cara menelusuri internet, hal
ini dapat dibuktikan bahwa 90% siswa menelusuri internet untuk memperluas
materi yang dipelajari.
Pada kelompok kontrol juga terjadi yang hampir sama bahkan lebih buruk,
buku yang dimiliki hanya buku biologi berbahasa Indonesia dan bahkan tidak ada
yang memiliki buku referensi biologi berbahasa inggris. Tidak ada usaha siswa
untuk bertanya pada seseorang yang lebih mengetahui secara mendalam tentang
materi sistem saraf untuk menambah pemahaman materi. Lebih buruk dari
kelompok eksperimen hanya sekitar 12,8% saja dari kelompok kontrol yang
menelusuri internet untuk memperluas dan memperdalam pemahaman materinya.
Padahal internet sangat penting untuk menunjang materi yang dijelaskan sekilas di
kelas karena keterbatasan waktu, hal ini sesuai dengan pendapat Beale (1997)
Internet sebagai sumber belajar memungkinkan penyampaian materi terjadi secara
global meskipun sumber ini diakses mandiri oleh siswa di luar pertemuan kelas.
Hasil belajar afektif berupa sikap menunjukkan kelompok eksperimen
memiliki rata-rata dan kriteria yang lebih baik dari kelompok kontrol. Setiap
aspek sikap pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil sikap yang lebih baik
44
dari pada kelompok kontrol. Aspek yang menunjukkan perbedaan yang mencolok
adalah pada aspek pemberian tugas, Siswa pada kelompok eksperimen
menyatakan 62,5% siswa selalu mengerjakan sendiri tugasnya dan 52,5% siswa
menyegerakan mengerjakan tugas yang diberikan, pada kelompok kontrol hanya
47,5% siswa mengerjakan sendiri tugasnya dan hanya 17,5% siswa yang
menyegerakan mengerjakan tugas yang diberikan (lihat Gambar 3). Aspek lain
yang menunjukkan perbedaan adalah sikap setelah mendapatkan materi sistem
saraf. Siswa kelompok eksperimen lebih menunjukkan perubahan perilaku yang
nyata setelah mempelajari sistem saraf, karena 85% siswa menyatakan lebih
mengatur dan menjaga pola makannya untuk menjaga kesehatan fungsi saraf. Hal
ini sesuai dengan ungkapan Slameto (2003) bahwa hasil belajar sesungguhnya
adalah adanya perubahan perilaku pada siswa yang diperoleh dari pengalaman.
Nilai psikomotorik kelompok eksperimen mencapai rata-rata 86,67 dengan
kriteria sangat baik, sedangkan pada kelompok kontrol rata-ratanya mencapai
77,00 dengan kriteria baik (Tabel 11). Perbedaan kompetensi yang dicapai antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terutama ditunjukkan pada
kemampuan mempresentasikan hasil dengan media yang menarik dan mudah
dipahami. Meskipun memilki rata-rata hasil belajar psikomotorik tinggi tetapi
kelompok kontrol belum dapat dikatakan efektif pembelajarannya. Pembelajaran
yang diterapkan pada kelompok eksperimen sudah mencapai ketentuan efektivitas
untuk nilai psikomotorik yakni 95% siswa yang mencapai nilai psikomotorik
dalam kriteria baik atau sangat baik, sedangkan kelompok kontrol hanya 65%
siswa saja yang mencapai nilai psikomotorik dalam kriteria baik atau sangat baik
(Tabel 15&16).
Perbedaan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik ini dikarenakan
pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen berbeda dengan
pembelajaran yang diterapkan pada kelompok kontrol. Kelas XI IPA 1 sebagai
kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan model SAVI berbasis TI,
sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran diskusi dengan media charta
berbasis kooperatif.
Pembelajaran diskusi berbasis kooperatif yang diterapkan pada kelompok
kontrol dengan media charta lebih didominasi oleh kegiatan diskusi dan tanya
45
jawab saja. Pembelajaran kooperatif memang sudah terbukti memberikan hasil
yang bagus dalam belajar terutama belajar bekerjasama dengan teman sebaya
(Slavin 1995). Namun pembagian kelompok yang monoton, hanya ditentukan
oleh nomor urut absen ataupun letak bangku menjadikan siswa kesulitan
mengakrabkan diri dengan teman lain selain kelompoknya.
Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen agak berbeda
dengan kelompok kontrol. Pembelajaran SAVI berbasis TI dipenuhi kegiatan-
kegiatan belajar yang bermacam-macam melalui serangkaian kegiatan permainan,
diskusi, tanya jawab, dan presentasi yang dipadukan dengan media slide
multimedia. Adanya kegiatan belajar yang bermacam-macam akan mengatasi
karakteristik siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga tidak hanya
beberapa siswa yang memiliki hasil belajar yang tinggi tetapi diharapkan semua
siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Hal ini menurut Meier (2005)
disebut sebagai accelerated learning. Accelerated learning mengakui bahwa
setiap siswa memiliki cara-cara belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya
sendiri, maka siswa akan belajar secara alamiah, karena alamiah maka akan lebih
mudah dalam belajar, dank arena lebih mudah maka dia akan belajar lebih cepat.
Pembagian kelompok dalam pembelajaran SAVI berbasis TI dilakukan
dengan cara menemukan anggota kelompok melalui Brain Card (kartu yang berisi
fungsi bagian-bagian otak). Pembagian kelompok dengan cara seperti ini akan
membuat siswa bergerak sekaligus berpikir. Anggota kelompok yang terbentuk
menjadi acak dan akan berganti di setiap pertemuannya. Hal ini akan membantu
siswa akrab dengan semua temannya dalam satu kelas. Terciptanya suasana kelas
yang akrab akan menumbuhkan interaksi sosial yang baik diantara para siswa. Hal
ini sesuai dengan strategi penerapan SAVI yang disebutkan Meier (2005) bahwa
belajar yang baik itu bersifat sosial.
Kegiatan pembelajaran yang bermacam-macam seperti yang diterapkan
pada kelompok eksperimen tersebut menuntut keterlibatan penuh siswa agar
melibatkan berbagai indera yang dimilki untuk belajar. Dengan keterlibatan siswa
dalam pembelajaran akan membuat hasil belajar lebih meningkat, bermakna dan
dapat diterapkan dalam kehidupan siswa setelah mempelajarinya (Gunawan
2004).
46
Belajar membutuhkan aktivitas tertentu agar terjadi perubahan perilaku
sebagai hasil belajar. Aktivitas belajar seseorang yang berbeda-beda akan
mempengaruhi hasil belajar yang akan diperoleh. Hal ini sesuai dengan pendapat
Darsono (2001) bahwa aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat
pembelajaran mengakibatkan semakin tinggi hasil belajar yang akan dicapai. hal
ini juga sesuai dengan pernyataan Bobby de Porter (2008) bahwa aktivitas
pembelajaran yang bervariasi akan meningkatkan hasil belajar yang berlipat
ganda.
2. Aktivitas siswa
Rekapitulasi hasil penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran yang
dilakukan pada tiga kali pertemuan memiliki perbedaan hasil antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Siswa kelompok eksperimen memiliki rata-
rata keaktifan 85,13 dengan kriteria baik (Tabel 12). Pada pertemuan pertama
keaktifan siswa kelompok eksperimen memiliki rata-rata yang paling rendah
dibandingkan pertemuan lainnya. Hal ini terjadi karena pada pertemuan pertama
siswa masih belum terbiasa dengan model SAVI yang digunakan dalam aktivitas
belajarnya, sehingga siswa masih cenderung bingung menempatkan dan
mengikuti aktivitas belajar yang belum biasa dilakukan sebelumnya. Pada
pertemuan kedua siswa kelompok eksperimen mulai menyesuaikan diri dengan
model pembelajaran yang dilakukan sehingga aktivitasnya meningkat. Pada
pertemuan ketiga, rata-rata keaktifan siswa kelompok eksperimen memiliki nilai
paling tinggi daripada pertemuan pertama dan ke-2.
Pada siswa kelompok kontrol, rata-rata keaktifan siswa mencapai 75,56
dengan kriteria aktif juga. Meskipun memiliki kriteria yang sama dengan
kelompok eksperimen, namun jumlah rata-rata keaktifannya lebih tinggi pada
kelompok eksperimen. Nilai rata-rata keaktifan siswa pada kelompok kontrol
mengalami penurunan pada pertemuan kedua dan meningkat kembali pada
pertemuan ketiga, akan tetapi nilai rata-rata tersebut masih tetap dalam kategori
baik. Penurunan keaktifan siswa dikarenakan siswa cenderung bosan dengan
aktivitas belajar yang monoton, sehingga terjadi penurunan hasil aktivitas belajar,
ini diperkuat dengan ungkapan Anni (2006) bahwa kurang aktifnya siswa dalam
47
pembelajaran dapat terjadi karena faktor kebosanan. Peningkatan keaktifan siswa
pada pertemuan ketiga terjadi karena topik pada pertemuan ketiga yakni tentang
kelainan dan penyakit pada sistem saraf sangat sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari siswa. Hal ini menjadikan siswa lebih bersemangat membicarakan hal-
hal yang pernah dialami dan pernah ditemukan langsung oleh siswa sehingga
aktivitas belajar di kelas menjadi meningkat (De Porter dan Hernacki 2006).
Aktivitas berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
adalah adanya kegiatan praktikum gerak refleks pada kelompok eksperimen.
Aktivitas praktikum yang dinilai menunjukkan 88,5% siswa ikut terlibat dalam
menggunakan alat saat praktikum. Kegiatan praktikum yang dilakukan
merangsang siswa untuk terlibat lebih aktif lagi dalam kegiatan pembelajaran. Ini
dibuktikan dengan keterlibatan siswa kelompok eksperimen dalam presentasi hasil
praktikum (63,91%) dan menjawab pertanyaan (87,97%) yang lebih tinggi
persentasenya dari pada kelompok kontrol, siswa yang terlibat presentasi hasil
diskusi hanya mencapai 45,53% dan yang menjawab pertanyaan hanya 74,73%
(lihat Tabel 12). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran SAVI berbasis TI
yang dilakukan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dibandingkan dengan
pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif. Kegiatan
praktikum yang diterapkan pada kelompok eksperimen merupakan rangsangan
yang kuat untuk memotivasi siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang
dirancang. Pada dasarnya setiap siswa memiliki keinginan untuk mempelajari
sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun apabila
mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang, maka
perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang mengakibatkan
siswa yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya menjadi bosan
terlibat daam pembelajaran (Anni 2006).
Pembelajaran SAVI berbasis TI dikatakan efektif bila ≥75% siswa
memiliki keaktifan dalam kriteria aktif atau sangat aktif. Karena 90% siswa
kelompok eksperimen telah mencapai keaktifan dalam kriteria aktif atau sangat
aktif, maka pembelajaran SAVI berbasis TI dapat dikatakan efektif untuk materi
pembelajaran sistem saraf (Tabel 15). Sedangkan pembelajaran diskusi dengan
media charta berbasis kooperatif menunjukkan 50% siswa belum termasuk dalam
48
kriteria aktif atau sangat aktif, sehingga pembelajaran tersebut dapat dikatakan
belum efektif diterapkan untuk materi sistem saraf (Tabel 16).
3. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Tanggapan siswa sangat penting untuk mendapatkan umpan balik
mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil rekapitulasi tanggapan siswa
menunjukkan bahwa siswa kelompok eksperimen yang menanggapi positif
terhadap pembelajaran mencapai rata-rata 82,5% dengan kriteria baik, sedangkan
siswa pada kelompok kontrol yang menanggapi positif hanya 66,67% dengan
kriteria cukup (lihat Tabel 13). Perbedaan tanggapan ini terutama pada tanggapan
siswa tentang keterlibatannya dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran SAVI
berbasis TI yang telah dilakukan, ±82,5% siswa merasa bahwa pembelajaran
sudah melibatkan aspek somatik, audio, visual, intelektual, sedangkan
pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif yang diterapkan
pada kelompok kontrol hanya ±65% siswa merasa pembelajaran sudah melibatkan
siswa aspek fisik, penglihatan, pendengaran, kecerdasan serta emosionalnya. Hal
ini menunjukkan pembelajaran SAVI berbasis TI yang diterapkan sudah sesuai
dengan prinsip pembelajaran SAVI yang melibatkan berbagai indera dalam
belajar dan unsur-unsur pembelajaran SAVI yang diterapkan juga sudah muncul
dalam pembelajaran. Unsur-unsur pembelajaran SAVI meliputi somatik
(bergerak), auditori (berbicara, mendengar), visual (melihat), dan intelektual
(berfikir) (Meier 2005). Pembelajaran diskusi dengan media charta cocok bagi
siswa dengan gaya belajar tertentu saja. Diskusi hanya cocok diterapkan bagi
pembelajar dengan gaya belajar auditori (De porter dan Hernacki 2006), sehingga
sebagian siswa yang cenderung kurang suka berbicara dan cenderung pada
kegiatan fisik belum terlibat aktif dalam pembelajaran yang diterapkan kelompok
kontrol tersebut.
Media yang digunakan di kelompok eksperimen berbeda dengan media
yang digunakan pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan
slide multimedia dan kelompok kontrol menggunakan media charta. Slide
multimedia membantu 82,5% siswa lebih memahami materi dan membuat siswa
lebih tertarik pada materi, sedangkan charta hanya membantu sekitar 55% siswa
lebih memahami materi dan membuat siswa lebih tertarik pada materi.
49
Teknologi informasi berupa slide multimedia yang diselipkan dalam
pembelajaran SAVI pada kelompok eksperimen mampu membuat siswa tertarik
dan lebih memahami materi yang sulit untuk diamati secara langsung. Slide
multimedia yang digunakan merupakan media berbasis power point yang di insert
video, gamba-gambar tak bergerak dilengkapi juga dengan musik instrumentasi.
Gambar bergerak lebih menguntungkan daripada gambar tak bergerak, karena
gambar bergerak dapat mengatasi untuk menjelaskan suatu proses yang tidak
mungkin diamati secara langsung secara visual sehingga memudahkan siswa
dalam memahami materi, musik instrumentasi yang di insert membantu siswa
mengkondisikan otak untuk belajar karena dapat menciptakan suasana belajar
yang nyaman dan menyenangkan. Meier (2005) mengatakan belajar akan lebih
mudah jika otak dalam kondisi alfa, musik dapat membantu menciptakan kondisi
alfa bagi otak sehingga belajar akan lebih nyaman dan mudah dikonstruksi oleh
otak. Perasaan nyaman dan menyenangkan ketika belajar akan membuat siswa
merasa tidak ragu-ragu untuk terlibat penuh dalam pembelajaran (Harsanto 2007).
Media charta yang digunakan dalam pembelajaran diskusi berbasis
kooperatif tergolong sebagai media gambar tak bergerak (Arsyad 2009). Media
tersebut belum mampu menjelaskan suatu proses yang sukar diamati.
Pembelajaran SAVI berbasis TI dapt dikatakan efektif dari segi ketentuan
efektivitas yakni jika ≥75% siswa kelompok eksperimen menanggapi positif
(kriteria baik atau sangat baik) terhadap pembelajaran. Hasil penelitian
menunjukkan 75% siswa memiliki tanggapan dalam kriteria baik atau sangat baik
terhadap pembelajaran (Tabel 15). Tanggapan siswa yang baik dalam
pembelajaran SAVI berbasis TI yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa
pembelajaran tersebut sudah mencapai ketentuan efektivitas.
4. Persepsi Guru terhadap Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi sekaligus guru mitra di
SMA N 2 Kudus, guru sangat tertarik dan antusias dengan adanya penelitian ini
(lihat Tabel 14). Sebelumnya guru belum pernah mendengar apalagi menerapkan
model pembelajaran SAVI. Guru Biologi di SMA N 2 Kudus sangat tertarik
dengan perkembangan teknologi informasi khususnya komputer dan sangat aktif
mempelajari media berbasis komputer untuk pengembangan proses pembelajaran
50
di kelas. Adanya penelitian yang menerapkan model pembelajaran SAVI berbasis
TI ini guru merasa diuntungkan karena dapat mengetahui perkembangan dunia
pendidikan saat ini yang sangat kental sekali dengan pemanfaatan TI dan
pengembangan metode pembelajaran.
Setelah mengikuti kegiatan penelitian sebagai observer, guru menyatakan
senang terhadap pembelajaran yang telah diterapkan pada kelompok eksperimen,
yakni pembelajaran SAVI berbasis TI. Pembelajaran SAVI berbasis TI
menjadikan siswa lebih tertarik mengikuti rangkaian proses pembelajaran yang di
laksanakan dan menyatakan nilai siswa juga meningkat dan ketuntasan klasikal
siswa menjadi bertambah.
Guru juga menyatakan kendala dalam penerapan model pembelajaran
SAVI berbasis TI ini terletak pada pengkondisian siswa yang cukup sulit karena
belum terbiasa dengan pembelajaran yang barupertama kali didapat. Siswa masih
bingung untuk menempatkan dirinya, hal ini diperkuat dengan hasil observasi
aktivitas pembelajaran pertemuan pertama yang memiliki persentase yang lebih
rendah dari pada pertemuan lainnya pada kelas eksperimen. Pengkondisian siswa
yang cenderung sulit ini mempengaruhi jam belajar efektif siswa sehingga banyak
waktu yang terbuang sia-sia. Hal ini menunjukkan kemiripan dengan hasil
penelitian Widyanungrum (2009) yang menyatakan kelemahan model
pembelajaran SAVI berbasis TI yang membutuhkan alokasi waktu lebih banyak
dalam pelaksanaannya. Namun demikian pada proses pembelajarannya untuk
pertemuan selanjutnya dapat berjalan lebih baik daripada pertemuan sebelumnya.
Penjelasan yang rinci dari guru di awal pembelajaran dapat mengurangi
kelemahan pembelajaran ini.
Segala sesuatu memiliki kelebihan dan kelemahan. Selain kelemahan
tersebut model pembelajaran SAVI juga memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan
model pembelajaran SAVI berbasis TI ini menjadikan siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran dan meringankan pekerjaan guru di kelas. Guru lebih sedikit
berbicara memberikan materi-materi kepada siswa, sebaliknya siswa saling
berdiskusi mempelajari materi yang sedang dipelajari, membicarakannya dan
menjelaskannya kepada sesama teman dan melakukan presentasi. Dengan
pengalaman belajar yang bervariasi dan menuntut keterlibatan siswa hasil belajar
51
akan menjadi maksimal. Kegiatan belajar yang demikian sesuai dengan
pembelajaran yang berpusat pada siswa yang diungkapkan oleh Prayudi (2007)
bahwa dalam paradigma pendidikan yang saat ini guru berperan sebagai fasilitator
bukan komandan atau instruktur.
Setelah guru mengetahui bagaimana penerapan dan pelaksanaan model
pembejaran SAVI berbasis TI ini guru tertarik untuk mencoba menerapkan model
tersebut pada materi lainnya yang cocok.
Uraian-uraian diatas mengindikasikan bahwa guru memiliki tanggapan
yang positif terhadap model pembelajaran SAVI berbasis TI yang diterapkan pada
kelas XI IPA I SMA N 2 Kudus.
Dari semua hasil tinjauan mulai dari hasil belajar siswa (kognitif, afektif
dan psikomotorik) serta tanggapan siswa maupun guru terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol,
model pembelajaran SAVI berbasis TI antara lain dapat :
a. Meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa
b. Meningkatkan aktivitas dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
c. Siswa dan guru menanggapi positif terhadap pembelajaran
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model SAVI berbasis TI efektif
diterapkan pada materi pembelajaran sistem saraf dan lebih efektif daripada
pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif.
52
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis teknologi
informasi efektif diterapkan pada materi pembelajaran sistem saraf di SMA N 2
Kudus.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa saran yang dapat
diajukan oleh penulis antara lain :
1. Pembelajaran SAVI berbasis Teknologi Informasi dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif pembelajaran yang dapat mengoptimalkan hasil belajar dan
aktivitas siswa.
2. Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien perlu dilakukan dalam menerapkan
setiap tahap dalam pembelajaran SAVI sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran agar pembelajaran SAVI berbasis TI menjadi lebih optimal.
3. Pembelajaran SAVI berbasis Teknologi Informasi dapat diterapkan pada materi
biologi lainnya yang bersifat abstrak dan materi yang membutuhkan kegiatan
belajar yang menarik dalam penemuan konsep materi.
53
DAFTAR PUSTAKA
Akib F. 2006. Teknologi Sistem Informasi. On line at http://teknikinformatika.com [diakses tanggal 18 Februari 2010]
Anni C. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Anonim. 2007. Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
Matematika. Modul disampaikan pada Program Pelatihan Kecakapan Hidup. USAID DBE3. 19 September 2007. On line at http://inovasipendidikan.net [diakses tanggal 28 Desember 2009]
Arikuto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung:
Rineka Cipta. . 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara. Arsyad A. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: Rajawali pers. Carthy B. 2006. Leaning Style (Gaya Belajar). On line at
translate:http://xnet.rrc.mb.ca/journal/new_page_40.htm [diakses tanggal 10 Maret 2010]
Beale DD. 1997. Accelerative Learning and The Emerging Science of Wholeness.
On line at http://www.gaianxaos.com/pdf/consciousness/journalofacceleratedlearning [diakses tanggal 10 juli 2010]
(BSNP) Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Petunjuk Teknis
Pengembangan Silabus dan contoh/ model Silabus SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
De porter B dan Hernacki. 2006. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Gunawan A W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Harefa A. 2008. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas. Harsanto R. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius. Isnaeni W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius. Isjoni. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini dalam UU. On line at
http://www.isjoni.com/web [diakses tanggal 28 januari 2010].
54
Kartimi. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP On line at http://one.indoskripsi.com [diakses tanggal 18 Februari 2010].
Meier D. 2005. The Accelerated Learning. Bandung: Kaifa. Muttaqin M. 2002. Sebuah media alternatif dalam pembelajaran PAI di SD.
Jurnal Lembaran Ilmu kependidikan UNNES 1(2). 266-287. Oetomo BSD. 2006. E-education. Yogyakarta: Andi. Pratiwi DA. 2008. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Prayudi Y Yusuf. 2007. Paradigma Baru Pendidikan. On line at
http://prayudi.wordpress.com [diakses tanggal 6 juni 2010]. Putra IKGD. 2008. Pendidikan Bebasis Teknologi. On line at
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com [diakses tanggal 6 Februari 2010].
Purwanto N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Pustekkom. 2008. Pusat Sumber Belajar. On line at
http://pustekkom.depdiknas.go.id [diakses tanggal 18 Februari 2010] Ridlo S & Rudyatmi E. 2005. Evaluasi Pembelajaran Biologi. Semarang: Biologi
FMIPA UNNES. Sebastian 2009. Melibatkan Seluruh Indera dalam Membaca dengan Pendekatan
SAVI. On line at http://rayapkabel.wordpress.com [diakses tanggal 28 Desember 2009].
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka cipta. Slavin RE. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung:
Nusa Media Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alphabeta. Suryana E. 2007. Menggugah Perspektif Masyarakat Terhadap Paradigma Baru
Sistem Pendidikan (Nasional). On line at http://eduarticles.com [diakses tanggal 6 juni 2010].
Tilaar H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
55
Tim Penyusun. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Jurusan Biologi. Semarang:
Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Widyaningrum Y. 2009. Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA-4 Semester Genap SMA Negeri 8 Malang Tahun Pelajaran 2008/2009. Malang. On line at http://um.ac.id. [diakses tanggal 2 Januari 2010]
Yunanto SY. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo.
56
Silabus Satuan Pendidikan : SMAN 2 Kudus Kelas : XI (Sebelas) Semester : 2 (Dua) Mata Pelajaran : Biologi Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada salingtemas Kompetensi dasar : 3.6 Menjelaskan Keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelaian/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem
regulasi manusia (saraf, endokrin, dan peng-inderaan)
Materi Pokok/
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen o Struktur dan
fungsi sistem saraf, Sistem saraf meliputi susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi
Mengkaji dari berbagai literatur (penelusuran internet /model) mengenali struktur dan fungsi: susunan saraf pada manusia.
Mendiskusikan susunan saraf dan fungsi nya dengan media slide multimedia dan Brain Card
Mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasil kajian tentang susunan saraf dan menjelaskan masing-masing fungsinya
Dapat Menjelaskan struktur dan fungsi susunan saraf
Tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan.
lembar observasi aktivitas siswa, soal Pilihan Ganda
Struktur yang menghubungkan dua neuron dan berfungsi sebagai alat komunikasi antar neuron adalah.... a. Nodus ranvier b. sinapsis c. akson d. sel schwan e. myelin
2 X 45’
Sumber: Buku Biologi SMA XI Erlangga,E-Book Biology 6th Raven Johnson,E-book Campbell 8th, internet. Alat: model otak, LCD, Komputer, Brain Card Bahan: LDS,Slide presentasi, video, charta susunan saraf,
57
Materi Pokok/
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen o Proses
penghantaran impuls penghantaran impuls pada system saraf melalui sl saraf dan melalui sinapsis
o Kelainan/peny
akit yang terjadi pada susunan saraf Beberapa gangguan sistem regulasi, antara lain mabuk, gangguan kesadaran, mata
Mengamati dan menganalisis keterkaitan fungsi kerja susunan saraf melalui tayangan video
Melakukan demonstrasi gerak refleks dan gerak biasa
Melakukan diskusi fungsi kerja sistem saraf
Mengkomunikasikan hasil analisis dan kajian tentang keterkaitan fungsi kerja syaraf
Menggali informasi dari
berbagai sumber media/koran/majalah/penelusuran internet menemukan berbagai gangguan/kelainan/penyakit dan penyebabnya pada sistem saraf melalui penugasan.
Melakukan observasi ke
Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron
Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf
Menjelaskan keterkaitan fungsi susunan saraf
Mengenali berbagai
gangguan/penyakit/kelainan dan penyebabnya yang berkaitan dengan susunan saraf
Mencegah/menghindari gangguan/penyakit yang terjadi pada
Tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan. Tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan
lembar observasi aktivitas siswa, soal Pilihan Ganda lembar observasi aktivitas siswa, soal Pilihan Ganda
Pada saat istirahat, muatan listrik di luar membran neuron adalah...., sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah... A.Negatif-negatif B.Positif-negatif C.Positif –positif D.Negatif-netral E.Positif-netral Penyakit atau kelainan yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi adalah.... A.Alzheimer B.Poliomielitis C.Stroke D.Epilepsi E.Neuritis
2 X 45’ 2 X 45’
Sumber: Buku Biologi SMA XI Erlangga,E-Book Biology 6th Raven Johnson,E-book Campbell 8th, internet. Alat: LCD, Komputer Bahan: LKS, Slide Presentasi Sumber: Buku Biologi SMA XI Erlangga,E-Book Biology 6th Raven Johnson,E-book Campbell 8th, internet. Alat: komputer, LCD
58
Materi Pokok/
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen rabun dsb. puskesmas/kepolisian/ru
mah sakit /pusat rehabilitasi mengenai gangguan susunan saraf akibat penggunaan narkoba.
Mempresentasikan dalam diskusi kelas hasil observasi tentang pengaruh narkoba terhadap susunan saraf
susunan saraf Mengkomunikasikan
dampak pengaruh narkoba terhadap susunan saraf
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SAVI BERBASIS TI
Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI (Sepuluh)/ II Pertemuan : 1,2,3 Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia
dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)
Indikator : 1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem
saraf manusia 3. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 4. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses
sistem saraf manusia 5. Menyimpulkan gejala, penyebab, dan
pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron dengan benar
2. Melaui diskusi dan presentasi dengan media slide siswa dapat mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem saraf manusia dengan benar
3. Melalui praktikum gerak refleks siswa dapat menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf dengan benar
4. Melalui pengamatan video pada slide multimedia siswa dapat mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia dengan benar
5. Melalui penelusuran dan observasi siswa dapat menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia dengan benar
B. Materi Ajar 1. Sistem saraf 2. Sel-sel saraf (neuron) 3. Struktur otak dan sumsum
tulang belakang
4. Sistem saraf tepi 5. Mekanisme penjalaran impuls 6. Penyakit dan/ kelainan pada
sistem saraf
Lampiran 2 RPP, LDS, LKS dan lembar penugasan
60
C. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : konstruktivis 2. Model : somatik auditori visual intelektual 3. Media :Teknologi Informasi (Slide Multimedia)
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 jam pelajaran) I. Tahap persiapan (10 menit)
a. Guru menayangkan sebuah video orang yang sedang bersin. b. Guru bertanya kepada siswa tentang interpretasi dari video yang
ditayangkan dan kaitannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan. (intelektual)
II. Tahap presentasi (20 menit) a. Guru menayangkan video berisi rangkuman sistem saraf (visual-
intelektual) b. Tiap siswa diberi sebuah kartu (Brain Card) yang berisi fungsi-fungsi
otak dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik)
c. Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan berkumpul dalam kelompoknya (somatik)
III. Tahap praktek (integrasi) (15 menit) a. Guru membagikan LDS pada tiap kelompok untuk didiskusikan. b. Siswa melakukan diskusi kelompok dengan bantuan slide multimedia
sementara guru mengawasi jalannya diskusi (somatik-visual-intelektual) IV. Tahap kinerja (aplikasi) (35 menit)
a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan (auditori)
b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti (auditori)
V. Kegiatan akhir (10 menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang berbagai
rangsang dan respon gerak biasa dan gerak refleks dalam kehidupan sehari-hari.
c. Guru menutup kegiatan pembelajaran. Pertemuan 2 (2 jam pelajaran) I. Tahap persiapan (10 menit)
a. Guru mencubit salah seorang siswa (somatik) b. Guru meminta siswa megungkapkan hasil interpretasinya tentang apa
yang dirasakan ketika dicubit, dan menanyakan tanggapan dari siswa lain tentang peristiwa tersebut (Auditori-intelektual)
II. Tahap presentasi (30 menit) a. Tiap siswa diberi sebuah kartu (Brain Card) yang berisi fungsi-fungsi
otak dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik)
Lanjutan Lampiran 2
61
b. Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan berkumpul dalam kelompoknya (somatik)
c. Guru membagikan LKS dan LDS untuk dikerjakan siswa secara berkelompok (auditori-visual-intelektual)
III. Tahap praktek (integrasi) (30 menit) a. Guru meminta beberapa siswa untuk maju dan mendemonstrasikan
refleks patella dan refleks pupil serta menjelaskannya dengan bantuan slide animasi atau menjelaskan mekanisme penghantaran impuls (somatik-auditori)
IV. Tahap kinerja (aplikasi) (10 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti (auditori) V. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan mekanisme kerja sistem saraf b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang kelainan
dan/ penyakit pada sistem saraf baik di internet/koran/majalah dan melakukan wawancara ke puskesmas atau kepolisian.
c. Guru menutup kegiatan pembelajaran Pertemuan 3 (2 jam pelajaran) I. Tahap persiapan (10 menit)
a. Guru menayangkan video orang yang sedang mabuk (auditori-visual) b. Guru meminta salah satu siswa menjelaskan keterkaitan antara video
dengan sistem saraf (intelektual) II. Tahap presentasi (15 menit)
a. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya (somatik) b. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang pembagian tugas
presentasi (auditori) III. Tahap praktek (integrasi) (40 menit)
a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil observasi dan wawancaranya tentang kelainan dan/ penyakit tentang sistem saraf (auditori)
IV. Tahap kinerja (aplikasi) (15 menit) a. Siswa diberi kesempatan melakukan tanya jawab dalam diskusi kelas
(auditori- intelektual) b. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang belum tersampaikan
dalam diskusi kelas (auditori) V. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan kesimpulan dari pembelajaran kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf
b. Guru menutup kegiatan pembelajaran. E. Alat/Bahan/Sumber
1. Buku Biologi XI, karangan Pratiwi dkk, Erlangga hal 185-215 2. LDS (Lembar Diskusi Siswa) 3. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) 4. Slide multimedia sistem saraf 5. Brain Card (susunan dan fungsi sistem saraf) 6. Video sistem saraf
Lanjutan Lampiran 2
62
F. Penilaian
1. Kuis 2. Laporan hasil kegiatan/pengamatan 3. Uji kompetensi tertulis (tes pilihan ganda)
Kudus, 18 Mei 2010 Mengetahui, Guru Biologi Peneliti, Endang Puspowati, S. Pd. Dewi Alimah NIP 19710829 200501 2 006 NIM. 4401406026
Lanjutan Lampiran 2
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOOPERATIF DENGAN MEDIA CHARTA
Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI (Sepuluh)/ II Pertemuan : 1,2,3 Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia
dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)
Indikator : 1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem
saraf manusia 3. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 4. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem
saraf manusia 5. Menyimpulkan gejala, penyebab, dan
pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron dengan benar
2. Melaui diskusi dan presentasi dengan media slide siswa dapat mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem saraf manusia dengan benar
3. Melalui praktikum gerak refleks siswa dapat menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf dengan benar
4. Melalui pengamatan video pada slide multimedia siswa dapat mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia dengan benar
5. Melalui penelusuran dan observasi siswa dapat menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia dengan benar
B. Materi Ajar 1. Sistem saraf 2. Sel-sel saraf (neuron) 3. Struktur otak dan sumsum
tulang belakang
4. Sistem saraf tepi 5. Mekanisme penjalaran impuls 6. Penyakit dan/ kelainan pada
system saraf
Lanjutan Lampiran 2
64
C. Metode Pembelajaran
1. Model : kooperatif 2. Media : Charta
D. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 jam pelajaran) I.Tahap informasi (10 menit)
a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu fungsi dan organ pada sistem saraf.
b. Menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta tujuan pembelajaran.
II.Tahap pengarahan-strategi (20 menit) a. Guru menjelaskan materi sistem saraf dan komponen penyusunnya pada
manusia dengan slide presentasi III.Tahap membentuk kelompok heterogen (10 menit)
a. Guru membagi kelas menjadi 8-7 kelompok dengan anggota maksimal 6 orang
b. Guru membagikan LDS dan memberikan topik diskusi kepada masing-masing kelompok
IV.Tahap kerja kelompok (15 menit) a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi
kelompok. V.Tahap presentasi hasil kelompok (30 menit)
a. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.
VI.Tahap pelaporan a. Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal di LKS c. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan 2 (2 jam pelajaran) I. Tahap informasi (10 menit)
a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu fungsi dan organ pada sistem saraf.
b. Menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta tujuan pembelajaran. II. Tahap pengarahan-strategi (20 menit)
a. Guru menjelaskan materi gerak refleks dan mekanisme penjalaran impuls dengan slide presentasi
III. Tahap membentuk kelompok heterogen (15 menit) a. Guru membagi kelas menjadi 7-8 kelompok dengan anggota maksimal
6 orang b. Guru membagikan LDS dan memberikan topik diskusi kepada masing-
masing kelompok IV. Tahap Kerja kelompok (15 menit)
a. Guru memberikan waktu kapada siswa untuk melakukan diskusi kelompok
Lanjutan Lampiran 2
65
V. Tahap presentasi hasil kelompok (20 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang
telah dilakukan. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti. VI. Tahap pelaporan
a. Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal di LKS c. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan 3 (2 jam pelajaran)
I. Tahap informasi (10 menit) a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu kelainan dan
penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf b. Menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta tujuan
pembelajaran. II. Tahap pengarahan-strategi (20 menit)
a. Guru menjelaskan tentang kelainan dan penyakit pada sistem saraf dengan slide presentasi
III. Tahap membentuk kelompok heterogen (15 menit) a. Guru membagi kelas menjadi 7-8 kelompok dengan anggota
maksimal 6 orang b. Guru membagikan LDS dan memberikan topik diskusi kepada
masing-masing kelompok IV. Tahap kerja kelompok (15 menit)
a. Guru memberikan waktu kapada siswa untuk melakukan diskusi kelompok dengan mencari literatur di perpustakaan
V. Tahap presentasi hasil kelompok (30 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang
telah dilakukan. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti. VI. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan kesimpulan dari pembelajaran kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf
b. Guru menutup kegiatan pembelajaran. E. Alat/Bahan/Sumber
1. Buku Biologi XI, karangan Pratiwi dkk, Erlangga hal 185-215 2. LDS (Lembar Diskusi Siswa) 3. Charta
Lanjutan Lampiran 2
66
F.Penilaian
1. Kuis 2. Uji kompetensi tertulis (tes pilihan ganda)
Kudus, 18 Mei 2010 Mengetahui, Kepala SMA N 2 Kudus Guru Biologi Drs. Zainuri, M. Si. Endang Puspowati, S. Pd. NIP.19641122 199203 1005 NIP 19710829 200501 2 006
Lanjutan Lampiran 2
67
Lanjutan Lampiran 2
68
Lanjutan Lampiran 2
69
Lanjutan Lampiran 2
70
Lanjutan Lampiran 2
71
Kunci jawaban LDS
1. Skor 6 poina. Otak b. Medulla spinalis c. 12 pasang saraf kranial
d. 31 pasang saraf spinal e. Sistem saraf autonom f. Sistem saraf simpatik
2. Skor 8 poin1) Serebrum
2) Talamus
3) Hipotalamus
4) Kelenjar pituitari
5) Pons
6) Medulla oblongata
7) Serebelum
8) Medula spinalis
3. Skor 10 poin Pada awal perkembangan menjadi janin otak terbentuk 1 kali mjd 3 bagian saja, namun selanjutnya bagian otak berkembang mengalami spesifikasi menjadi 5 bagian, dan saat dewasa terbentuk daerah2 otak yang terspesifikasi. Otak depan menjadi serebrum, talamus, hipotalamus dan kelenjar hipofisis, bagian tengah disebut otak tengah dan bagian belakang menjadi serebelum, pons varolli, medulla oblongata dan medulla spinalis.
4. Skor 8 poin a. Serebrum : Mengontrol perilaku yang telah dipelajari, pusat kesadaran,
ingatan , interpretasi pesan, berperan dalam proses belajar, berfikir bahasa b. Serebelum : Pusat keseimbangan dan pusat koordinasi motor/ gerakan,
memantau kedudukan posisi tubuh c. Mesensefalon : Pengatur gerak bola mata, refleks pupil dan refleks akomodasi,
mengatur konus otot dan postur/bentuk tubuh d. Medulla spinalis : Pusat gerak refleks e. Talamus : Memproses seluruh rangsangan sebelum disampaikan ke bagian
lain otak, persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan f. Hipotalamus : Mengendalikan sushu tubuh, selera makan, haus, lapar,
keseimbangan Metabolisme lemak dan karbohidrat, tingkah laku, tidur, kelenjar hipofisis
g. Kelenjar pituitary : Sekresi berbagai macam hormon h. Medulla oblongata :Mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan
pernapasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, bersin 5. Skor 10 poin
i a. Saraf intermediet b. Saraf motorik c. Saraf sensorik d. Reseptor e. Efektor
ii Reseptor-saraf sensorik-saraf intermediet-saraf motorik-efektor
Lanjutan Lampiran 2
72
6. Skor 13 poin a. Sensorik, aferen b. Motorik, eferen c. Mata, telinga, lidah d. Otot, kelenjar e. Sistem saraf somatic terdiri saraf kranial yang berjumlah 12 pasang dan saraf
spinal yang berjumlah 31 pasang. 7. Skor 8 poin
a. Simpatik (BDFG) b. Parasimpatik (ACEH)
8. Skor 12 poin Sebelum terjadi kecelakaan yang terjadi kerja adalah kerja otak normal yang biasa disebut gerak biasa namun perlu difahami juga system yang lain semuanya bekeja dari endokrin indera, system pencernaan, pernafasan dll teteap bekerja normal. kerja saraf yang dominan antara lain melihat jalan dan konsentrasi yang datur oleh otak besar,gerak tangan dan kaki saat menyetir diatur oleh otak baik depan, tengah maupun belakang. Sesaat setelah kecelakaan kedua pengendara baik motor maupun mobil mengalami gerak refleks dengan membanting stir namun tetap saja kecelkaan tak terelakkan Setelah kecelakaan pengendara motor mengalami cedera parah dan koma,jika seseorang mengalami koma ia masih dapat bernafas, mengatur suhu tubuh, dan tertidur, hal ini dapat dikatakan bahwa semua bagian otaknya mengalami kerusakan namun hipotalamus masih selamat dan bekerja sebagaimana mestinya.
Nilai = ( )
X 100
Lanjutan Lampiran 2
73
Lanjutan Lampiran 2
74
Lanjutan Lampiran 2
75
Lanjutan Lampiran 2
76
Kunci Jawaban LKS I.
1. Kaki segera terangkat dengan cepat (skor 2) 2. Yang bereaksi adalah otot kaki/fleksor yang kerjanya berlawanan
dengan otot kuadrisep/paha (skor 2) 3. Probandus tidak merasakan dia menggerakkan kakinya (skor 2) 4. Hal ini disebabkan kontrol gerak yakni interneuron tersebut tidak
berada di otak melainkan di sumsum tulang belakang (medulla spinalis) (skor 2)
5. Reseptor (otot kuadrisep)-neuron sensorik- medulla spinalis-neuron motoris-efektor(otot paha/ fleksor) (skor 5)
6. Pernah, bersin dapat terjadi karena adanya bakteri atau debu pada hidung, rangsang tersebut segera diterima otak bagian medulla oblongata dan diteruskan ke otot hidung dan terjadilah bersin. Bersin merupakan refleks karena terjadi dengan cepat namun pusat kendalinya berada di otak (skor 5)
7. Gerak yang terjadi dengan cepat dan tanpa disadari karena pusat kendalinya berada di medulla spinalis dan bukan di otak dinamakan gerak refleks namun ada pula gerak refleks yang terjadi dengan kendali otak karena interneuron berada di otak contohnya bersin dan akomodasi pupil (skor 5)
II. 1. Probandus dengan lamban mlihat buku dan baru mencatat apa yang
diinstruksikan (skor 2) 2. Probandus dapat merasakan tangannya bergerak dan menulis huruf-
huruf (skor 2) 3. Kontrol gerak ini terjadi di otak besar, yang merupakan pusat
kesadaran, melihat, bahasa dan perilaku. (skor 2) 4. Bagian saraf yang mengaturnya adalah otak besar (serebrum) (skor 2) 5. Reseptor (mata, telinga)-neuron sensorik- otak besar (serebrum)-neuron
motoris-efektor(otot tangan dan jemari) (skor 5) 6. Gerak yang terjadi tidak secara cepat dan disadari dan pusat kendalinya
di otak karena interneuronnya berada di otak dinamakan gerak biasa (skor 4)
Nilai = ( )
X 100
Lanjutan Lampiran 2
77
TUJUAN:
1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 3. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia
PELAJARILAH MEKANISME PENJALARAN IMPULS PADA SUATU GERAK, DISKUSIKAN DALAM KELOMPOKMU TENTANG MEKANISME MELALUI SEL SARAF DAN MELALUI SINAPSIS, LALU PILIHLAH SUATU CARA UNTUK MEMPRESENTASIKAN DI DEPAN KELAS AGAR TEMANMU YANG LAIN MENJADI PAHAM BAGAIMANA MEKANISME TERSEBUT
COBA DISKUSIKAN DENGAN TEMAN-TEMANMU TENTANG MACAM-MACAM NEUROTRANSMITTER LAINNYA YANG KALIAN KETAHUI!
Lanjutan Lampiran 2
78
LEMBAR JAWABAN LDS MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS
Penjalaran impuls melalui sel saraf dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pad waktu sel beristirahat dan tidak ada stimulus, kutub positif berada di bagian luar dan kutub negative berada di bagian dalam. Keadaan ini disebut polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat maka permeabilitas membrane akan berubah polarisasi mengalami pembalikandi lokasi tertentu.kemudian proses polarisasi diulang menyebabkan rantai reaksi, dengan demikian impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaanya seperti semula.
Sinapsis merupakan titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinaps. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur tonjolan membran kecil berisi neurotransmitter, yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinaps. Membrane ujung dendrite dari sel berikutnya membentuk post-sinapsis.
Jika impuls tiba di tonjolan sinapsis maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane pra sinaps terhadap ion Ca2+. akibatnya ion Ca2+ akan masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinaps sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinaps. Neurotransmitter membawa impuls ke celah post sinaps. Setelah membawa impuls kemudian eurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran post sinaps, misalnya enzim asetilkolin esterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Tabel perbedaan penghantaran impuls melalui sel dan melalui sinapsis Perbedaan Melalui sel Melalui sinapsis Lintasan Dendrit, badang sel, akson Membran pra dan post sinaps Impuls Elektrik Kimia Terjadi karena Perbedaan potensial di dalam dan
di luar membran akson Adanya ion ca2+
Bahan yang dihantarkan Muatan positif dan negatif Neurotransmitter
Lanjutan Lampiran 2
79
Tabel macam-macam Neurotransmitter berdasarkan golongan fungsional dan tempat sekresinya
Neurotransmitter Golongan fungsional Tempat sekresei 1. Asetilkolin
Eksitatoris pada efek
rangka vertebrata, eksitatoris atau inhibitoris pada tempat lain
Sistem saraf pusat, saraf
tepi, persambungan pada neuromuskular invertebrata
Amina Biogenik 1. Norepinefrin 2. Dopamine 3. Serotonin
Eksitatoris atau
inhibitoris Umumnya eksitatoris,
bias inhibitoris pada beberapa tempat
Umumnya inhibitoris
Sistem saraf pusat,
sistem saraf tepi Sistem saraf pusat,
sistem saraf tepi Sistem saraf pusat
Asam amino 1. GABA (asam Gama
aminobutirat) 2. Glisin 3. Glutamate 4. Aspartat
Inhibitor Inhibitor Eksitator eksitator
Sistem saraf pusat,
persambungan neuromuskular invertebrata
Sistem saraf pusat Sistem saraf pusat,
persambungan neuromuskular invertebrata
Sistem saraf pusat
Neuropeptida 1. Substansi P 2. Met-enkefalin (suatu
endorphin)
Eksitatoris Umumnya inhibitoris
Sistem saraf pusat,
sistem saraf tepi Sistem saraf pusat
Tabel perbedaan gerak refleks dengan gerak biasa Perbedaan Gerak refleks Gerak biasa Pusat pengaturan Medulla spinalis Otak Waktu terjadinya Sangat cepat Biasa Respon Tak sadar Sadar
Lanjutan Lampiran 2
80
TUJUAN:
1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 3. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia
PELAJARILAH MEKANISME PENJALARAN IMPULS PADA SUATU GERAK, DISKUSIKAN DALAM KELOMPOKMU TENTANG MEKANISME MELALUI SEL SARAF DAN MELALUI SINAPSIS, LALU PILIHLAH SUATU CARA UNTUK MEMPRESENTASIKAN DI DEPAN KELAS AGAR TEMANMU YANG LAIN MENJADI PAHAM BAGAIMANA MEKANISME TERSEBUT
COBA DISKUSIKAN PERBEDAAN ANTARA GERAK REFLEKS DAN GERAK BIASA, DAN BERILAH CONTOH MASING-MASING GERAK TERSEBUT……
Lanjutan Lampiran 2
81
Tabel perbedaan gerak refleks dengan gerak biasa Perbedaan Gerak refleks Gerak biasa Pusat pengaturan Medulla spinalis Otak Waktu terjadinya Sangat cepat Biasa Respon Tak sadar Sadar
Tabel perbedaan penghantaran impuls melalui sel dan melalui sinapsis
Perbedaan Melalui sel Melalui sinapsis Lintasan Dendrit, badang sel, akson Membran pra dan post
sinaps Impuls Elektrik Kimia Terjadi karena Perbedaan potensial di dalam dan
di luar membran akson Adanya ion ca2+
Bahan yang dihantarkan Muatan positif dan negatif Neurotransmitter
Penjalaran impuls melalui sel saraf dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pad waktu sel beristirahat dan tidak ada stimulus, kutub positif berada di bagian luar dan kutub negative berada di bagian dalam. Keadaan ini disebut polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat maka permeabilitas membrane akan berubah polarisasi mengalami pembalikandi lokasi tertentu.kemudian proses polarisasi diulang menyebabkan rantai reaksi, dengan demikian impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaanya seperti semula.
Sinapsis merupakan titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinaps. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur tonjolan membran kecil berisi neurotransmitter, yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinaps. Membrane ujung dendrite dari sel berikutnya membentuk post-sinapsis.
Jika impuls tiba di tonjolan sinapsis maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane pra sinaps terhadap ion Ca2+. akibatnya ion Ca2+ akan masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinaps sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinaps. Neurotransmitter membawa impuls ke celah post sinaps. Setelah membawa impuls kemudian eurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran post sinaps, misalnya enzim asetilkolin esterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat.
Lanjutan Lampiran 2
82
TUJUAN :
Siswa Dapat Menyimpulkan Gejala, Penyebab, Dan Pencegahan/
Pengobatan Pada Kelainan Atau Penyakit Yang Terjadi Pada Sistem Saraf
Manusia.
PETUNJUK:
1. Kerjakan tugas ini dengan berkelompok
2. Cari tahulah gejala, penyebab dan pencegahan atau pengobatan
penyakit-penyakit di bawah ini:
a. EPILEPSI
b. PARKINSON
c. ALZHEIMER
d. AUTISME
e. POLIOMIELITIS
f. OBAT-OBATAN PSIKOAKTIF DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KESEHATAN SARAF
g. PENGARUH ALKOHOL TERHADAP KESEHATAN SARAF
h. HIDROSEPHALUS
Pencarian dapat dilakukan lewat internet, koran, majalah, rumah
sakit, puskesmas, dan atau wawancara terhadap orang yang
berkaitan dengan istilah diatas
3. Buatlah hasil yang diperoleh dalam bentuk makalah ringkas dan
komunikatif
4. Presentasikan hasil pencarian dengan media slide atau media lainnya
yang menarik dalam diskusi kelas
Lanjutan Lampiran 2
83
RUBRIK PENILAIAN MAKALAH
PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM SARAF
Kriteria dan skor untuk makalah siswa:
1. Sistematika makalah ( skor maksimal = 6 )
Ada judul
Ada pendahuluan
Ada isi / materi
Ada kesimpulan
Ada saran
Ada pertanyaan yang belum dimengerti
2. Pendahuluan ( skor maksimal 10 )
Memuat latar belakang ,tujuan dan permasalahan. Disajikan dalam bentuk
paragraf singkat dan mudah dipahami
3. Isi / materi
10-12 poin Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan
sistem saraf disertai gejala-gejalanya dan bahayanya beserta
cara pencegahannya. Materi disajikan komunikatif dan
mudah dipahami
8-10 poin Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan
sistem saraf beserta gejala-gejalanya dan bahayanya serta
cara pencegahannya. Materi disajikan kurang komunikatif
dan kurang mudah dipahami
5-7 poin Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan
sistem saraf minimal gejala-gejalanya dan bahayanya tanpa
cara pencegahannya. Materi disajikan dalam bentuk
komunikatif dan mudah dipahami
3-4 poin Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan
sistem saraf tanpa disertai gejala-gejalanya dan bahayanya
tanpa cara pencegahannya. Materi disajikan tidak dalam
bentuk komunikatif dan mudah dipahami
Lanjutan Lampiran 2
84
1-2 poin Materi membahas penyakit yang berkaitan dengan sistem
saraf tanpa gejala-gejalanya tanpa bahaya dan tanpa cara
pencegahannya. Materi tidak disajikan dalam bentuk tabel,
komunikatif dan mudah dipahami
4. Kesimpulan
2 poin Kesimpulan yang diambil relevan dengan materi yang
dikembangkan
1 poin Kesimpulan yang diambil tidak relevan dengan materi yang
dikembangkan
5. Saran
2 poin Saran yang diberikan sesuai dengan kesimpulan
1 poin Saran yang diberikan tidak sesuai dengan kesimpulan
6. Pertanyaan yang belum dimengerti
2 poin Pertanyaan bersifat pertanyaan tingkat analisis
1 poin Pertanyaan yang diajukan jawabannya sudah ada di dalam
makalah tersebut
Lanjutan Lampiran 2
85
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
AKU DIBEDAKAN MENJADI AREA SENSORI, AREA MOTORI DAN AREA ASOSIASI
AKU MEMILIKI 4 LOBUS, 2 DIANTARANYA: LOBUS FRONTALIS UTK PENGATURAN GERAK OTOT DA N L O B U S P A R E I T A L I S UTK....................
AKU BAGIAN TERBESAR DAN TERDEPAN DARI OTAK MANUSIA, AKU SEBAGAI PUSAT KESADARN, KECERDASAN, INGATAN DAN INTERPRETASI KESAN
AKU MEMILIKI 4 LOBUS, 2 DIANTARANYA: LOBUS OKSIPITAS SBG PUSAT PENGLIHATAN DAN LOBUS TEMPORALIS SBG PUSAT PENDENGARAN.
AKU MENGONTROL PERILAKU YANG DIPELAJARI ATAU PERILAKU AKIBAT BELAJAR.
AKU MEMPROSES SELURUH R A N G S A N G A N S E B E L U M DISAMPAIKAN KE BAGIAN LAIN DI OTAK
AKU MELAKUKAN PERSEPSI RASA SAKIT DAN RASA MENYENANGKAN JIKA SESEORANG MARAH AKULAH
YANG BERPERAN MENIMBULKAN G E JA LA M UK A M E M E R A H , M E N I N G K A T K A N D E N Y U T JANTUNG
A K U M E N G A T U R D A N MENGKOORDINASI MENIFESTASI LUAR DARI EMOSI
Lampiran 3Contoh Brain Card
86
ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, TINGKAT KESUKARAN DAN RELIABILITAS SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 C12 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 12 C6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 C35 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 14 C16 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 C13 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 16 C2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 C21 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 18 C18 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 19 C22 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 110 C31 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 111 C28 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 112 C1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 113 C20 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 114 C33 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 115 C4 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 116 C8 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 117 C5 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 118 C7 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 119 C9 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 120 C10 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 121 C14 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 122 C29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 123 C26 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 124 C30 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 125 C23 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 126 C15 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 027 C25 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 128 C24 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 029 C34 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 130 C27 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 031 C3 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 132 C11 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 033 C32 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 134 C17 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 135 C19 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SX 23 18 26 32 25 1 23 17 5 14 8 30SX2 23 18 26 32 25 1 23 17 5 14 8 30SXY 770 617 745 983 815 30 773 590 193 501 273 941rxy 0,640 0,577 -0,234 0,402 0,549 0,022 0,676 0,575 0,406 0,499 0,166 0,465
rTabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
KriteriaValid Valid Tidak
Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak
Valid Valid
BA 15 12 11 17 15 0 17 12 5 11 5 17BB 8 6 15 15 10 1 6 5 0 3 3 13JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17P 0,41 0,35 -0,24 0,12 0,29 -0,06 0,65 0,41 0,29 0,47 0,12 0,24
Kriteria Baik Cukup Jelek Jelek Cukup Jelek Baik Baik Cukup Baik Jelek CukupB 23 18 26 32 25 1 23 17 5 14 8 30JS 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35D 0,66 0,51 0,74 0,91 0,71 0,03 0,66 0,49 0,14 0,40 0,23 0,86
Kriteria Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar MudahDipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai
No Kode
Val
idita
s
Kriteria
Day
a Pe
mbe
da
Soal
Ting
kat
Kesu
kara
n
No Soal
Lampiran 4 Analisis soal uji coba
87
1 C122 C63 C354 C165 C136 C27 C218 C189 C22
10 C3111 C2812 C113 C2014 C3315 C416 C817 C518 C719 C920 C1021 C1422 C2923 C2624 C3025 C2326 C1527 C2528 C2429 C3430 C2731 C332 C1133 C3234 C1735 C19
SXSX2
SXYrxy
rTabel
KriteriaBABBJAJBP
KriteriaBJSD
Kriteria
No Kode
Valid
itas
Kriteria
Day
a Pe
mbe
da
Soa
lTi
ngka
t K
esuk
aran
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 11 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 11 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 11 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 11 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 11 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 11 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 10 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 11 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 01 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 11 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 11 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 11 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 11 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 01 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 00 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 11 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 01 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 10 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 11 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 00 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 10 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 028 17 30 13 22 20 28 4 26 10 17 27
28 17 30 13 22 20 28 4 26 10 17 27891 547 942 437 719 668 889 165 817 353 589 866
0,532 0,281 0,473 0,254 0,448 0,498 0,489 0,453 0,299 0,419 0,581 0,5120,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Valid Tidak Valid Valid Tidak
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
16 9 17 8 14 12 17 4 16 6 13 1712 8 13 5 8 8 11 0 10 4 4 1017 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 1717 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0,24 0,06 0,24 0,18 0,35 0,24 0,35 0,24 0,35 0,12 0,53 0,41Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Baik Baik
28 17 30 13 22 13 28 4 26 10 17 2735 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
0,80 0,49 0,86 0,37 0,63 0,37 0,80 0,11 0,74 0,29 0,49 0,77Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Mudah Sukar Sedang MudahDipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai
No Soal
Lanjutan Lampiran 4
88
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 361 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 01 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 00 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 10 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 10 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 11 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 11 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 10 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 01 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 00 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 00 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 11 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 10 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 00 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 10 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 00 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 00 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 10 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 00 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 00 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 00 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 01 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 11 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 11 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 011 5 26 14 14 9 12 15 7 24 17 1711 5 26 14 14 9 12 15 7 24 17 17383 188 818 503 482 314 431 521 271 768 601 548
0,286 0,365 0,339 0,587 0,335 0,300 0,524 0,449 0,446 0,377 0,644 0,2640,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
8 5 14 11 9 7 10 10 6 14 13 113 0 12 3 5 2 2 5 1 10 4 6
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 1717 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0,29 0,29 0,12 0,47 0,24 0,29 0,47 0,29 0,29 0,24 0,53 0,29Cukup Cukup Jelek Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Baik Cukup
11 5 26 14 14 9 12 15 7 24 17 1735 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
0,31 0,14 0,74 0,40 0,40 0,26 0,34 0,43 0,20 0,69 0,49 0,49Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang SedangDibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang
No Soal
1 C122 C63 C354 C165 C136 C27 C218 C189 C22
10 C3111 C2812 C113 C2014 C3315 C416 C817 C518 C719 C920 C1021 C1422 C2923 C2624 C3025 C2326 C1527 C2528 C2429 C3430 C2731 C332 C1133 C3234 C1735 C19
SXSX2
SXYrxy
rTabel
KriteriaBABBJAJBP
KriteriaBJSD
Kriteria
No Kode
Valid
itas
Kriteria
Day
a Pe
mbe
da
Soa
lTi
ngka
t Ke
suka
ran
Lanjutan Lampiran 4
89
1 C122 C63 C354 C165 C136 C27 C218 C189 C22
10 C3111 C2812 C113 C2014 C3315 C416 C817 C518 C719 C920 C1021 C1422 C2923 C2624 C3025 C2326 C1527 C2528 C2429 C3430 C2731 C332 C1133 C3234 C1735 C19
SXSX2
SXYrxy
rTabel
KriteriaBABBJAJBP
KriteriaBJSD
Kriteria
No Kode
Valid
itas
Kriteria
Day
a Pe
mbe
da
Soa
lTi
ngka
t Ke
suka
ran
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 481 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 10 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 10 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 11 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 10 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 10 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 10 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 10 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 10 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 11 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 10 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 10 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 11 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 10 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 10 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 00 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 10 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 11 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 10 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 00 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 10 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 01 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 00 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 11 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 10 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 00 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 10 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 09 15 2 34 12 23 10 13 24 28 27 29
9 15 2 34 12 23 10 13 24 28 27 29304 506 72 1018 432 717 385 451 743 886 847 916
0,247 0,397 0,094 0,012 0,530 0,270 0,623 0,457 0,235 0,424 0,416 0,4910,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334Tidak Valid Valid Tidak
ValidTidak Valid Valid Tidak
Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
5 11 1 17 9 12 8 9 13 17 16 174 4 1 17 3 11 2 4 11 11 11 1217 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 1717 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0,06 0,41 0,00 0,00 0,35 0,06 0,35 0,29 0,12 0,35 0,29 0,29Jelek Baik Jelek Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup
9 15 2 34 12 23 10 13 24 28 27 2935 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
0,26 0,43 0,06 0,97 0,34 0,66 0,29 0,37 0,69 0,80 0,77 0,83Sukar Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah
Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai
No Soal
Lanjutan Lampiran 4
90
1 C122 C63 C354 C165 C136 C27 C218 C189 C22
10 C3111 C2812 C113 C2014 C3315 C416 C817 C518 C719 C920 C1021 C1422 C2923 C2624 C3025 C2326 C1527 C2528 C2429 C3430 C2731 C332 C1133 C3234 C1735 C19
SXSX2
SXYrxy
rTabel
KriteriaBABBJAJBP
KriteriaBJSD
Kriteria
No Kode
Val
idita
s
Kriteria
Day
a P
embe
da
Soal
Ting
kat
Kesu
kara
n
49 50 51 52 53 54 550 1 1 1 1 1 1 511 0 1 1 1 1 1 480 1 1 1 1 1 1 441 1 0 1 1 1 1 421 1 1 1 1 0 1 421 1 1 1 1 0 1 380 1 1 0 1 1 1 371 0 1 1 1 1 1 370 1 0 0 1 1 1 331 0 0 1 1 0 1 370 1 0 0 1 1 1 321 0 1 1 1 1 1 361 1 0 0 1 1 1 291 0 1 1 1 0 1 310 1 0 0 0 1 1 311 1 1 1 1 0 1 310 1 1 1 1 0 1 290 1 1 1 1 1 1 300 1 0 0 1 1 1 271 1 1 1 1 0 1 281 1 0 1 1 0 1 280 1 1 0 1 0 1 251 0 0 0 1 1 1 250 0 0 1 0 1 1 201 0 0 0 1 0 1 250 0 1 1 1 0 1 210 0 0 1 1 0 1 210 1 0 0 0 1 0 200 0 0 0 0 1 1 150 0 0 0 0 0 1 140 0 0 1 0 0 0 170 1 0 0 1 1 1 190 0 0 0 0 0 1 140 0 0 0 1 0 0 150 0 1 0 0 0 0 1314 19 16 19 27 18 31 100514 19 16 19 27 18 31
477 619 549 635 869 585 9620,440 0,407 0,471 0,493 0,587 0,340 0,4510,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
10 12 11 12 16 11 174 7 5 7 11 7 14
17 17 17 17 17 17 1717 17 17 17 17 17 17
0,35 0,29 0,35 0,29 0,29 0,24 0,18Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek
14 19 16 19 27 18 3135 35 35 35 35 35 35 k = 55
0,40 0,54 0,46 0,54 0,77 0,51 0,89 M = 28,714Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Vt = 98,604Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai r11 = 0,877
961
17641444
2601
1369
19361764
2304
32309
961961
10241296841
136913691089
784
841900
Y Y2
729
625441441400
784625625400
No Soal
196225169
225196289361
Lanjutan Lampiran 4
91
Rumus
Butir soal Valid jika rxy > rtabelPerhitungan
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :
x x
x - x -
=Hasil perhitungan bahwa nilai rhitung adalah = Karena r hitung > r tabel, maka soal no 1 valid.
32309Jumlah 23 1005
1005
rxy
23 1005
35 23
0,640
0 13766
rxy =35 32309
23 35 32309
169 034 C17 0 15 225 035 C19
361 033 C32 0 14
31 C3 1 17
196 032 C11 0 19
0 15
289 1730 C27 0 14 196 0
225 028 C24 0 20 400 029 C34
441 027 C25 1 21
25 C23 1 25
441 2126 C15 0 21
1 25
625 2524 C30 0 20 400 0
625 2522 C29 1 25 625 2523 C26
784 2821 C14 1 28
900 0C9 1 27
784 28C10 1 28
841 0181920
729 27C7 0 30
1 3117 C5 0 29
961 3115 C4 1 31 961 3116 C8
841 014 C33 1 31
12 C1 1 36
961 3113 C20 0 29
1 37
1296 3611 C28 1 32 1024 32
1369 379 C22 1 33 1089 3310 C31
37 1369 378 C18 1 37
426 C2 1 38
1369 377 C21 1
C16 1 42
1444 385 C13 1 42 1764
1764 42
483 C35 1 44 1936 444
512 C6 1 48 2304
C12 1 51 2601
Perhitungan Validitas Butir Soal
0,6399
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh sepertipada tabel analisis butir soal.
No Kode Butir soal no 1 (X)
Skor Total (Y) Y2 XY
1
22
2222
xyrSSSS
SSS
Lanjutan Lampiran 4
92
Rumus:
Keterangan:: Banyaknya butir soal: Mean Skor Total: Varians total
KriteriaApabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:==
2
55 -55 1 55
Pada a = 5% dengan n =35 diperoleh r tabel = 0.334
28,7198,604
1005
Perhitungan Reliabilitas Instrumen
kMVt
k 55
= 55
M 28,7143
Vt =32309
= 0,877
Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebutreliabel
= 98,60413535
r11 1 28,71
kVtMM(k1
1-kk r11
Lanjutan Lampiran 4
93
Rumus
Keterangan:: Indeks kesukaran: Jumlah butir soal yang dijawab benar: Jumlah total responden
Kriteria
<< << << <
=
+
=
Terlalu Sukar
8
Sangat MudahIK 1,00
1718
1535
0,66Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaranyang sedang
Jumlah 15 Jumlah 8
IK =
C5 0 17C7 0
1 15
C19 016 C8 1 16 C17 0
C32 014 C33 1 14 C11 015 C4
C27 013 C20 0 13
11 C28 1 11
C3 112 C1 1 12
1 9
C34 010 C31 1 10 C24 0
C25 18 C18 1 8 C15 09 C22
C30 07 C21 1 7
5 C13 1 5
C23 16 C2 1 6
1 3
C26 14 C16 1 4 C29 1
C14 12 C6 1 2 C10 13 C35
Kode Skor1 C12 1 1
0,70 TK 1,00 Mudah
C9 1No Kode Skor No
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untukbutir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperolehseperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
0,00 TK 0,30 Sukar0,30 TK 0,70 Sedang
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
PBJS
Interval IK KriteriaTK 0,00
JSBP
Lanjutan Lampiran 4
92
KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA Satuan Pendidikan: SMA N 2 Kudus Mapel : Biologi Materi pokok : sistem saraf pada Manusia Kls/Semester : XI (sebelas)/ 2 Waktu : 60 menit Standar kompetensi : 3. Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia
dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas Kompetensi dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan) Materi pokok Indikator No. Soal Kunci jawaban Tingkat kompetensi Struktur dan fungsi neuron
•Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron
1, 4, 12, 17, 24, 25, 36, 38
A, B, D, D, B, D, A, A C1, C1, C1, C4, C1, C1, C2, C2
Struktur dan fungsi saraf pusat dan saraf tepi
•Mengidentifikasi struktur dan fungsi pada sistem saraf manusia
2, 3, 6, 7, 11, 13, 20, 21, 27, 29, 30, 34, 36
E, D, A, D, A, D, C, A, B, B, A, C, D
C4, C1, C1, C1, C1, C2, C4, C2, C1, C2, C2, C2, C1
Mekanisme penghantaran impuls
•Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf
5, 9, 14, 15, 16, 18, 19 B, A, B, C, C, A, C C4, C1,C1, C3, C1, C1, C1, C1
Mekanisme gerak refleks dan gerak biasa
•Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia
8, 22, 23, 26, 28,32, 33, 35, 37, 53
A, D, D, C, E, D, D, B,E, D
C4, C6, C4, C5, C2, C4, C5, C3,C3, C3
Kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf manusia
•Menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia
10, 31, 40 D, B, C C2, C1, C4
95
SOAL EVALUASI
Mapel : Biologi Materi pokok : sistem saraf Kelas/ semester : XI/ 2 Waktu : 90 menit
Petunjuk! a) Berdoalah sebelum mengerjakan soal b) Tulis identitas saudara pada lembar jawab c) Jawablah soal-soal berikut dengan cara memilih satu jawaban yang tepat
dengan memberi tanda silang huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawab yang disediakan
d) Periksalah jawaban saudara sebelum diserahkan kepada petugas.
1. Perhatikan gambar di bawah ini, nomor berapakah yang berfungsi sebagai penghantar impuls ke badan sel?
A.1 B.2 C.3 D.4 E.5
2. Diagram di bawah ini merupakan jalur impuls gerak refleks. Neuron motorik ditunjukkan oleh huruf....
A. A B. B C.C D. D E.E
3. Gambar di bawah merupakan gambar otak manusia Pada gambar tersebut, bagian yang mengontrol keseimbangan dan koordinasi otot ditunjukkan nomor.... A. 1 B.3 C.6 D.8 E.9
A
E
D
C B
Lanjutan Lampiran 5
96
4. Struktur yang menghubungkan dua neuron dan berfungsi sebagai alat komunikasi antar neuron adalah....
A. Nodus ranvier B. Sinapsis C. Akson
D. Sel Schwan E. Mielin
5. Saraf otak yang berasal dari retina mata disebut... A. Saraf olfaktori B. Saraf optik C. Saraf okulomotor
D. Saraf troklear E. Saraf trigeminal
6. Pusat penglihatan di otak terjadi pada bagian..... A. Serebrum B. serebelum C. mesensefalon
D. Saraf troklear E. Saraf trigeminal
7. Pusat pengaturan suhu tubuh terdapat di otak bagian.... A. Medula oblongata B. Medula spinalis C. Serebelum
D. Hipotalamus E. Talamus
8. Urutan penghantaran impuls saraf pada gerak refleks berturut-turut melalui... A. Reseptor – aferen - sumsum tulang belakang – eferen – efektor B. Reseptor – eferen – sumsum tulang belakang – aferen – efektor C. Efektor – aferen – sumsum tulang belakang – eferen – reseptor D. Efektor – eferen – sumsum tulang belakang – aferen – reseptor E. Sumsum tulang belakang – aferen – reseptor – eferen – efektor
9. Pesan yang dibawa oleh saraf disebut dengan.. A. Impuls B. Akson C. S inaps
D. Dendrit E. Schwan
10. Jenis-jenis obat di bawah ini mengakibatkan timbulnya halusinasi (menghayal), kecuali..... A. kokain B. Mariyuana C. Ekstasi
D. Kafein E. Ganja
1…
2…3…4…….. 5……..
6
7…8…….
9…
Lanjutan Lampiran 5
97
11. Saraf tepi yang bersifat sadar (somatik) pada otak manusia
terdiri atas........... A. 12 pasang saraf karnial dan 31 pasang saraf spinal B. 12 pasang saraf karnial dan 21 pasang araf spinal C. 31 pasang saraf karnial dan 21 pasan saraf spinal D. 13 pasang saraf karnial dan 31 pasang saraf spinal E. 31 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf spinal
12. Bagian saraf yang berfungsi meneruskan impuls dari badan sel menuju otot atau kelenjar adalah..
A. Sel schwann B. Dendrit C. Badan sel
D. Akson E. Myelin
13. Bagian otak yang merupakan tempat penyambungan alat tubuh bagian kanan ke kiri dan sebaliknya adalah ...
A. Otak tengah B. Otak kecil C. Sumsum lanjutan
D. Pons varol E. Hipotalamus
14. Pada saat istirahat, muatan listrik di luar membran neuron adalah...., sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah...
A. Negatif-negatif B. Positif-negatif C. Positif –positif
D. Negatif-netral E. Positif-netral
15. Impuls yang diterima oleh reseptor dihantarkan melalui... A. Efektor dan neuroglia B. Neuroglia dan neuron C. Neuron dan sinapsis
D. Sinapsis dan neuroglia E. Neuron dan efektor
16. Keadaan dimana muatan listrik di luar membran neuron negatif dan di dalam neuron positif disebut...
A. Repolarisasi B. Muatan positif C. Depolarosasi
D. Muatan negatif E. Terpolarisasi
17. Sebuah neuron memiliki ciri-ciri: Struktur (I) Fungsi (II)
(a) Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek dan ada yang panjang
(b) Dendritnya pendek dan aksonnya panjang
(c) Badan selnya bergelombang
membentuk ganglion. Aksonnya pendek, sedangkan dendritnya panjang.
(a) Membawa rangsangan ke sistem saraf pusat
(b) Menerima rangsangan dari
neuron sensori atau neuron intermediet yang lain
(c) Membawa atau meneruskan
impuls dar sistem saraf pusat ke efektor
Lanjutan Lampiran 5
98
Berdasarkan tabel diatas yang termasuk ciri dan fungsi neuron motorik adalah.... A. Ia-IIa B. Ib-IIb C. Ic-IIc
D. Ib-IIc E. Ia-IIb
18. Zat kimia yang dapat menanggapi impuls elektrik dan dapat mentransmisikan impuls ke neuron berikutnya dinamakan.....
A. Neurotransmitter B. Neurolemma C. Serebrospinal
D. Serebrokimia E. Protoplasma
19. Cairan pelindung otak dinamakan..... A. Kranioplasma B. Neuroplasma C. Serebrospinal
D. Neurit E. Myelin
20. Urutan lapisan pelindung otak dari dalam ke luar adalah...... A. Durameter-arakhnoid- piameter B. Arakhnoid-piameter- duarameter C. Piameter- arakhnoid-durameter D. Durameter- piameter- arakhnoid E. Arakhnoid- durameter- piameter
21. Lapisan luar dari otak berwarna.... A. Abu-abu karena banyak mengandung badan sel B. Putih karena banyak mengandung akson C. Abu-abu karena banyak mengandung akson D. Putih karena banyak mengandung dendrit E. Abu-abu karena banyak mengandung dendrit
22. Dalam suatu kecelakaan lalu lintas, seorang korban mendapat kecelakaan otak sehingga lumpuh, tidak sadar tetapi masih bisa bernafas. Dalam hal ini, bagian otak yang tidak rusak adalah.....
A. Serebellum B. Serebrum C. Daerah sensorik
D. Medula oblongata E. Medula spinalis
23. Kerjasama dan keselarasan dalam sistem regulasi terjadi antara sistem saraf dan sistem hormon, daerah yang diduga terlibat dalam hal ini terdapat pada.....
A. Serebrum B. Serebelum C. Hipotalamus
D. Hipofisis E. Talamus
24. Bagian sel saraf yang berfungsi mempercepat jalannya impuls dinamakan... A. Neurit B. Dendrit C. Akson
D. Sel Schwan E. Nodus ranvier
25. Sel saraf sensorik, sel saraf motorik dan sel saraf interneuron merupakan pembagin sel saraf berdasarkan.....
A. Cara kerja B. Ukuran C. Letak inti
D. Fungsi E. Bentuk
Lanjutan Lampiran 5
99
26. Hubungan antara fungsi saraf dan organnya yang sesuai adalah.....
A. Saraf parasimpatis mempercepat denyut jantung B. Saraf simpatis memperlambat denyut jantung C. Saraf parasimpatis memacu proses pencernaan D. Saraf simpatis melebarkan arteri E. Saraf parasimpatis melebarkan bronkiolu
27. Sistem saraf yang berperan mengendalikan aktivitas tubuh yang tidak disadari dinamakan.... A. Sistem saraf sadar B. Sistem saraf otonom C. Sistem saraf tepi
D. Sistem saraf pusat E. Sistem saraf kraniospinal
28. Sistem saraf yang membawa impuls dari reseptor menuju saraf pusat dinamakan... A. Sistem saraf pusat B. Sistem saraf tepi C. Sistem saraf otonom
D. Sistem saraf kranial E. Sistem saraf aferen
29. Berikut ini merupakan reseptor pada manusia.... A. Saraf tepi, saraf pusat, dan saraf otonom B. Mata, kulit, dan telinga C. Otak besar dan otak kecil D. Kelenjar hipofisis, kelenjar epifise, kelenjar anak gondik, dan kelenjar tiroid E. Sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang
30. Cermati ciri-ciri berikut, Merupakan bagian sistem saraf pusat Menyimpan aspek ingatan dan kecerdasan Memiliki ukuran yang paling besar di banding bagian lainnya Ciri-ciri diatas dimiliki oleh.....
A. Serebrum B. Mesensefalon C. Medullaa spinalis
D. Serebelum E. Medulla oblongat
31. Penyakit atau kelainan yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi adalah..... A. Alzheimer B. Poliomielitis C. Stroke
D. Epilepsi E. Neuritis
32. Rangsangan berikut ini yang berasal dari dalam tubuh adalah...... A. Bau, pahit, cahaya, suhu B. Bau, pahit, lapar, haus C. Sentuhan, cahaya, lapar, nyeri D. Haus, kenyang, lelah, nyeri E. Suhu, cahaya, rasa manis, rasa pahit
33. Pernahkah kamu melihat orang yang sedang marah, wajahnya akan memerah dan banyak berkeringat. Bagian otak manakah yang mengendalikan gejala tersebut...
A. Simpatik B. Parasimpatik C. Talamus
D. Hipotalamus E. Medulla oblongata
Lanjutan Lampiran 5
100
34. Fungsi utama sistem saraf manusia adalah ... A. Pesan yang dibawa oleh saraf B. Memproses informasi yang telah diterima C. Alat pengatur dan pengendalian seluruh kegiatan alat tubuh D. Menerima informasi berupa stimulus E. Membawa informasi yang diterima
35. Sistem saraf pada manusia terdiri atas sistem ... A. Saraf tengah dan saraf samping B. Saraf pusat dan saraf tengah C. Saraf tengah dan saraf tepi D. Saraf pusat dan saraf tepi E. Saraf tepi dan saraf tengah
36. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah .... A. selaput myelin B. ujung akson C. nodus ranvier
D. sel sachwann E. inti sel Schwann
37. Berikut ini adalah merupakan refleks otak, kecuali… A. Refleks pupil B. Refleks kejap mata C. Refleks kebiasaan
D. Refleks bersin E. Refleks lutut
38. Jaringan saraf yang bertanggung jawab mensuplai nutrisi bagi neuron adalah ... A. Neuroglia B. Neurotransmitter C. Neurokorteks
D. Nefron E. Nefridia
39. Memukul nyamuk yang menempel di tangan kita merupakan gerak yang jalan rangsangnya secara berurutan adalah …
A. saraf sensorik – rangsang – konduktor – saraf motorik – gerak B. saraf sensorik – rangsang – otak – saraf motorik – gerak C. rangsang – saraf sensorik – konduktor – saraf motorik – gerak D. rangsang – saraf sensorik – otak – saraf motorik – gerak E. rangsang-konduktor-saraf sensorik-otak-saraf motorik-gerak
40. sebuah penyakit memiliki ciri-ciri : tangan gemetar sewaktu istirahat tetapi gemetar itu hilang waktu tidur, sulit bergerak, otot kaku, biasanya menyerang pada seseorang usia lanjut atau mantan atlet
ciri-ciri tersebut merupakan gejala penyakit..... A. nueritis B. epilepsi C. parkinson D. stroke E. amnesia
Lanjutan Lampiran 5
101
Lanjutan Lampiran 5
100
DAFTAR HASIL BELAJAR KOGNITIF KELOMPOK EKSPERIMEN (XI IPA 1)
No Kode Siswa
LDS LKS Tugas Post test
Rata-rata LDS,LKS,Tugas
3 kali nilai post test
Nilai Akhir
Ketuntasan Kriteria
1 A1 91 80 80 75 83,67 225 77,17 Tuntas Baik 2 A2 91 80 77 87,5 82, 67 262,5 86,29 Tuntas Sangat Baik 3 A3 87 72 77 75 78, 67 225 75,92 Tuntas Cukup Baik 4 A4 87 87,5 77 80 83,83 240 80,96 Tuntas Baik 5 A5 87 72 77 85 78, 67 255 83,42 Tuntas Baik 6 A6 83 80 73 72,5 78,67 217,5 74,04 Tuntas Cukup Baik 7 A7 87 72 77 80 78, 67 240 79, 67 Tuntas Baik 8 A8 73 61 67 70 67 210 69,25 Tidak Tuntas Cukup Baik 9 A9 96 77 67 77,5 80 232,5 78,13 Tuntas Baik
10 A10 83 80 77 77,5 80 232,5 78,13 Tuntas Baik 11 A11 91 82 77 82,5 83,33 247,5 82,71 Tuntas Baik 12 A12 83 61 80 80 74,67 240 78,67 Tuntas Baik 13 A13 73 82 73 70 76 210 71,5 Tuntas Cukup Baik 14 A14 83 72 77 80 77,33 240 79,33 Tuntas Baik 15 A15 73 61 77 72,5 70,33 217,5 71,96 Tuntas Cukup Baik 16 A16 90 61 77 82,5 76 247,5 80,88 Tuntas Baik 17 A17 90 72,5 77 80 79,83 240 79,96 Tuntas Baik 18 A18 90 77 77 82,5 81,33 247,5 82,21 Tuntas Baik 19 A19 90 82,5 77 85 83,17 255 84,54 Tuntas Baik 20 A20 90 82,5 77 82,5 83,17 247,5 82,67 Tuntas Baik
101
No Kode Siswa
LDS LKS Tugas Post test
Rata-rata LDS,LKS,Tugas
3 kali nilai post test
Nilai Akhir
Ketuntasan Kriteria
21 A21 96 72,5 67 90 78,5 270 87,13 Tuntas Sangat Baik 22 A22 96 72,5 77 72,5 81,83 217,5 74,83 Tuntas Cukup Baik 23 A23 90 72,5 77 85 79,83 255 83,71 Tuntas Baik 24 A24 90 82 80 77,5 84 232,5 79,13 Tuntas Baik 25 A25 73 77 77 87,5 75,67 262,5 84,54 Tuntas Baik 26 A26 83 61 80 87,5 74, 67 262,5 84,29 Tuntas Baik 27 A27 91 87,5 73 87,5 83,83 262,5 86,58 Tuntas Sangat Baik 28 A28 73 82 80 87,5 78,33 262,5 85,21 Tuntas Baik 29 A29 87 77 67 80 77 240 79,25 Tuntas Baik 30 A30 90 82 77 82,5 83 247,5 82,63 Tuntas Baik 31 A31 93 72,5 80 80 81,83 240 80,46 Tuntas Baik 32 A32 93 77 80 77,5 83,33 232,5 78,96 Tuntas Baik 33 A33 90 82,5 73 70 81,83 210 72,96 Tuntas Cukup Baik 34 A34 93 82,5 77 80 84,17 240 81,04 Tuntas Baik 35 A35 93 72 77 85 80,67 255 83,92 Tuntas Baik 36 A36 93 82,5 77 80 84,17 240 81,04 Tuntas Baik 37 A37 91 80 80 72,5 83, 67 217,5 75,29 Tuntas Cukup Baik 38 A38 90 87,5 77 87,5 84,83 262,5 86,83 Tuntas Sangat Baik 39 A39 96 87,5 77 75 86,83 225 77,96 Tuntas Baik 40 A40 96 87,5 67 75 83,5 225 77,13 Tuntas Baik
Rata-rata nilai akhir
80,01 Tuntas Baik
102
DAFTAR HASIL BELAJAR KOGNITIF KELOMPOK KONTROL (XI IPA 3)
No
Kode Siswa
LDS LKS Tugas Post test
Rata-rata LDS,LKS,Tugas
3 kali nilai post test
Nilai Akhir
Ketuntasan Kriteria
1 C1 66 60 80 70 68, 67 210 69,67 Tidak Tuntas Cukup Baik 2 C2 66 60 80 70 68, 67 210 69,666667 Tidak Tuntas Cukup Baik 3 C3 66 60 80 75 68,67 225 73,42 Tuntas Cukup Baik 4 C4 66 60 80 72,5 68, 67 217,5 71,54 Tuntas Cukup Baik 5 C5 66 60 80 72,5 68,67 217,5 71,54 Tuntas Cukup Baik 6 C6 79 63 75 67,5 72,33 202,5 68,71 Tidak Tuntas Cukup Baik 7 C7 79 63 75 72,5 72,33 217,5 72,46 Tuntas Cukup Baik 8 C8 79 63 75 72,5 72,33 217,5 72,46 Tuntas Cukup Baik 9 C9 79 63 75 75 72,33 225 74,33 Tuntas Cukup Baik 10 C10 79 63 75 77,5 72,33 232,5 76,21 Tuntas Baik 11 C11 75 83 85 70 81 210 72,75 Tuntas Cukup Baik 12 C12 75 83 85 70 81 210 72,75 Tuntas Cukup Baik 13 C13 75 83 85 75 81 225 76,5 Tuntas Baik 14 C14 75 83 85 72,5 81 217,5 74,63 Tuntas Cukup Baik 15 C15 75 83 85 80 81 240 80,25 Tuntas Baik 16 C16 73 80 87 72,5 80 217,5 74,38 Tuntas Cukup Baik 17 C17 73 80 87 75 80 225 76,25 Tuntas Baik 18 C18 73 80 87 67,5 80 202,5 70,63 Tuntas Cukup Baik 19 C19 73 80 87 67,5 80 202,5 70,63 Tuntas Cukup Baik 20 C20 73 80 87 72,5 80 217,5 74,38 Tuntas Cukup Baik 21 C21 59 67 80 72,5 68, 67 217,5 71,54 Tuntas Cukup Baik
103
No
Kode Siswa
LDS LKS Tugas Post test
Rata-rata LDS,LKS,Tugas
3 kali nilai post test
Nilai Akhir
Ketuntasan Kriteria
22 C22 59 67 80 75 68, 67 225 73,42 Tuntas Cukup Baik 23 C23 59 67 80 75 68, 67 225 73,42 Tuntas Cukup Baik 24 C24 59 67 80 72,5 68, 67 217,5 71,54 Tuntas Cukup Baik 25 C25 59 67 80 70 68,67 210 69, 67 Tidak Tuntas Cukup Baik 26 C26 81 97 80 75 86 225 77,75 Tuntas Baik 27 C27 81 97 80 80 86 240 81,5 Tuntas Baik 28 C28 81 97 80 65 86 195 70,25 Tuntas Cukup Baik 29 C29 81 97 80 67,5 86 202,5 72,13 Tuntas Cukup Baik 30 C30 81 97 80 65 86 195 70,25 Tuntas Cukup Baik 31 C31 93 87 73 80 84,33 240 81,08 Tuntas Baik 32 C32 93 87 73 70 84,33 210 73,58 Tuntas Cukup Baik 33 C33 93 87 73 75 84,33 225 77,33 Tuntas Baik 34 C34 93 87 73 75 84,33 225 77,33 Tuntas Baik 35 C35 93 87 73 72,5 84,33 217,5 75,46 Tuntas Cukup Baik 36 C36 87 67 80 75 78 225 75,75 Tuntas Cukup Baik 37 C37 87 67 80 72,5 78 217,5 73,88 Tuntas Cukup Baik 38 C38 87 67 80 75 78 225 75,75 Tuntas Cukup Baik 39 C39 87 67 80 65 78 195 68,25 Tidak Tuntas Cukup Baik
Rata-rata nilai akhir 73, 67 Tuntas Cukup baik
106
36 A36 81,04 36 C36 75,7535 A35 83,92 35 C35 75,4634 A34 81,04 34 C34 77,3333 A33 72,96 33 C33 77,3332 A32 78,96 32 C32 73,5831 A31 80,46 31 C31 81,0830 A30 82,63 30 C30 70,2529 A29 79,25 29 C29 72,1328 A28 85,21 28 C28 70,2527 A27 86,58 27 C27 81,5026 A26 84,29 26 C26 75,7525 A25 84,54 25 C25 69,6724 A24 79,13 24 C24 71,5423 A23 83,71 23 C23 73,42
DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Kode NilaiEksperimen Kontrol
No Kode Nilai No1 A1 77,17 12 A2 86,29 2
C3 73,42C4 71,54
C1 69,67C2 69,67
80,96 475,92 33 A3
4 A45 A5 83,42 56 A6 74,04 6
C7 72,46C8 72,46
C5 71,54C6 68,71
69,25 879,67 77 A7
8 A89 A9 78,13 9
10 A10 78,13 10C11 72,75C12 72,75
C9 74,33C10 76,21
78,67 1282,71 1111 A11
12 A1213 A13 71,50 1314 A14 79,33 14
C15 80,25C16 74,38
C13 76,50C14 74,63
80,88 1671,96 1515 A15
16 A1617 A17 79,96 1718 A18 82,21 18
C19 70,63C20 74,38
C17 76,25C18 70,63
82,67 2084,54 1919 A19
20 A2021 A21 87,13 2122 A22 74,83 22
C21 71,54C22 73,42
S = 10921,04 S77,1340 A40
=
= 40x1 = 80,30s1
2 =
n1
s1 = 4,214 s2
s22
x2
17,7599
39n2
=
3,1489,9122
=
11473,60
73,55
=
=
37 A37 75,29 37 C37 73,8838 A38 86,83 38 C38 75,7539 A39 77,96 39 C39 68,25
Lanjutan Lampiran 6
107
HipotesisHo : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika c2 < c2 tabel
Pengujian HipotesisNilai maksimal = Panjang Kelas =Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =Rentang = s =Banyak kelas = n =
-----
c²Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal4,2957 7,81
7,81
87,75 1,74= 4,2957
0,4589
0,0126,3719 11 3,362
90,2996 0,1593
9,337584,25 87,25 83,75 0,8481,25 83,25 80,75 0,17 0,0662 0,233478,25 80,25 77,75 -0,51 10,4038 1075,25 77,25 74,75 -1,18 0,3811 0,1872 5 0,827
1 0,0024
0,1939 0,2601
0,0777,4887
0,016
1,04480,4681 0,0870 3,481572,25 74,25 71,75 -1,85
69,25 71,25 68,75 -2,53 0,4943 0,0261
17,88 4,456 40
Oi (Oi-Ei)²Ei
Luas Kls. Untuk Z Ei
69,25 80,01
Kelas Interval Batas Kelas
Z untuk batas kls.
UJI NORMALITAS DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) KELOMPOK EKSPERIMEN
87,13 2,98
Peluang untuk Z
Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho
c
k
1i i
2ii2
EEO
Lampiran 7 Perhitungan normalitas
108
HipotesisHo : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika c2 < c2 tabel
Pengujian HipotesisNilai maksimal = Panjang Kelas =Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =Rentang = s =Banyak kelas = n =
-----
c²Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal5,9226 7,81
7,81
85,75 3,76= 5,9226
0,4999
3,81090,0868 0 0,0868
30,4977 0,0022
1,024383,25 85,25 82,75 2,8380,25 82,25 79,75 1,90 0,4714 0,026377,25 79,25 76,75 0,97 5,3429 374,25 76,25 73,75 0,04 0,0165 0,3179 15 0,5459
7 0,185011
0,3344 0,1370
0,266612,3983
1,0274
5,95080,3130 0,3295 12,850971,25 73,25 70,75 -0,89
68,25 70,25 67,75 -1,82 0,4656 0,1526
13,25 3,226 39
Oi (Oi-Ei)²Ei
Luas Kls. Untuk Z Ei
68,25 73,62
Kelas Interval Batas Kelas
Z untuk batas kls.
UJI NORMALITAS DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) KELOMPOK KONTROL
81,50 2,21
Peluang untuk Z
Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho
c
k
1i i
2ii2
EEO
Lanjutan Lampiran 7
109
Hipotesis
Ho : =Ha : =
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 39 - 1 = 38dk penyebut = nk -1 = 40 - 1 = 39F (0.025)(36:36) =
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
s12
s12
s22
s22
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlahnx
Varians (s2)
4010921 11474
39
1,71
1,711,7917
73,559,9122
80,3017,7599
4,21Standart deviasi (s) 3,15
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa keduakelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
= 1,7917F = 17,769,91
Daerah penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
terkecilVarians terbesarVarians F
Lampiran 8 Perhitungan persamaan kelompok dan uji perbedaan 2 kelompok
110
HipotesisHo : <Ha : >
Uji HipotesisUntuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
1 + 1+ 2
1 140 39
Pada a = 5% dengan dk = 37 + 37 - 2 = 72 diperoleh t(0.95)(72) =
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
m1 m2
m1
Jumlah 10921,04 11473,6
m2
n 40 39x 80,30 73,55
Varians (s2) 17,7599 9,9122Standart deviasi (s) 4,21 3,15
9,91 = 3,7265339
s = 40
+
17,76 39
1,66 8,053
40
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompokeksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol
8,053
1,66
=t =80,30 73,55
3,72653
Daerah penerimaan
Daerah penerimaan
21 n1
n1 s
xx t 21
2nn
1n1n s
21
222
211
ss
Lanjutan Lampiran 8
111
KISI-KISI INSTRUMEN MINAT DAN SIKAP
Sekolah : SMA N 2 Kudus
Mapel : Biologi
Kelas : XI (Sebelas)
No. Indikator No. soal 1. Memiliki catatan pelajaran Biologi 3, 4 2. Memiliki buku referensi biologi 5, 6 3. Berusaha memahami Biologi 7, 8 4. Selalu hadir dalam belajar Biologi 1, 2 5. Menyukai pelajaran biologi materi sistem
saraf 14, 15
6. Memahami pentingnya belajar biologi 9, 16 7. Melakukan interaksi untuk belajar biologi 12, 13 8. Mengerjakan semua tugas mata pelajaran
Biologi 10, 11
Ket : No. 1 - 4 : Indikator Minat No. 5 – 8 : Indikator Sikap
Lampiran 9 Kisi-kisi afektif siswa, angkat afektif siswa, dan rubrik penilaian afektif
112
Lanjutan Lampiran 9
113
DAFTAR MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI
No Kode siswa
Persentase Minat (%)
Kriteria No Kode siswa
Persentase Minat (%)
Kriteria
1 A1 50 Jelek 1 C1 50 Jelek 2 A2 62,5 Cukup Baik 2 C2 62,5 Cukup Baik 3 A3 62,5 Cukup Baik 3 C3 25 Jelek 4 A4 62,5 Cukup Baik 4 C4 75 Cukup Baik 5 A5 50 Jelek 5 C5 37,5 Jelek 6 A6 50 Jelek 6 C6 50 Jelek 7 A7 50 Jelek 7 C7 25 Jelek 8 A8 50 Jelek 8 C8 37,5 Jelek 9 A9 50 Jelek 9 C9 50 Jelek 10 A10 50 Jelek 10 C10 37,5 Jelek 11 A11 62,5 Cukup Baik 11 C11 37,5 Jelek 12 A12 37,5 Jelek 12 C12 25 Jelek 13 A13 50 Jelek 13 C13 50 Jelek 14 A14 50 Jelek 14 C14 37,5 Jelek 15 A15 37,5 Jelek 15 C15 50 Jelek 16 A16 50 Jelek 16 C16 50 Jelek 17 A17 50 Jelek 17 C17 37,5 Jelek 18 A18 62,5 Cukup Baik 18 C18 50 Jelek 19 A19 62,5 Cukup Baik 19 C19 50 Jelek 20 A20 62,5 Cukup Baik 20 C20 37,5 Jelek 21 A21 87,5 Sangat Baik 21 C21 50 Jelek 22 A22 62,5 Cukup Baik 22 C22 50 Jelek 23 A23 62,5 Cukup Baik 23 C23 62,5 Cukup Baik 24 A24 75 Cukup Baik 24 C24 37,5 Jelek 25 A25 37,5 Jelek 25 C25 37,5 Jelek 26 A26 37,5 Jelek 26 C26 25 Jelek 27 A27 50 Jelek 27 C27 37,5 Jelek 28 A28 50 Jelek 28 C28 37,5 Jelek 29 A29 37,5 Jelek 29 C29 50 Jelek 30 A30 62,5 Cukup Baik 30 C30 50 Jelek 31 A31 62,5 Cukup Baik 31 C31 50 Jelek 32 A32 50 Jelek 32 C32 62,5 Cukup Baik 33 A33 50 Jelek 33 C33 37,5 Jelek 34 A34 62,5 Cukup Baik 34 C34 37,5 Jelek 35 A35 62,5 Cukup Baik 35 C35 50 Jelek 36 A36 50 Jelek 36 C36 37,5 Jelek 37 A37 62,5 Cukup Baik 37 C37 50 Jelek 38 A38 50 Jelek 38 C38 37,5 Jelek 39 A39 50 Jelek 39 C39 37,5 Jelek 40 A40 62,5 Cukup Baik
Rata-Rata 55 Kurang
Baik Rata-Rata 43,91026 Jelek
Lampiran 10 Daftar nilai afektif siswa
114
REKAPITULASI ANGKET MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI
No Pertanyaan dan/pernyataan
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Persentase
ya (%) Kriteria Persentase
ya (%) Kriteria
1 Selama sehat saya selalu hadir mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf
100 Sangat Baik
97,4 Sangat Baik
2 Saya tidak mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf karena sakit dan/ ada keperluan lainyang mendesak
75 Cukup Baik
69,23 Cukup Baik
3 Saya memiliki catatan materi sistem saraf
65 Cukup Baik
69,23 Cukup Baik
4 Catatan materi sistem saraf yang saya miliki lengkap
2,5 Jelek 5,13 Jelek
5 Saya memiliki buku biologi berbahasa inggris
2,5 Jelek 0 Jelek
6 Saya memiliki buku biologi berbahasa Indonesia
100 Sangat Baik
97,44 Sangat Baik
7 Saya menelusuri internet untuk memperdalam pemahaman saya tentang sistem saraf
90 Sangat Baik
12,82 Jelek
8 Saya berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas untuk bertanya pada dokter atau perawat tentang materi sistem saraf
2,5 Jelek 0 Jelek
Lanjutan Lampiran 10
115
DAFTAR sSIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI
No Kode siswa
Persentase Sikap (%)
Kriteria No Kode siswa
Persentase Sikap (%)
Kriteria
1 A1 75 Cukup Baik 1 C1 87,5 Sangat Baik 2 A2 100 Sangat Baik 2 C2 62,5 Cukup Baik 3 A3 100 Sangat Baik 3 C3 75 Cukup Baik 4 A4 75 Cukup Baik 4 C4 75 Cukup Baik 5 A5 100 Sangat Baik 5 C5 62,5 Cukup Baik 6 A6 62,5 Cukup Baik 6 C6 37,5 Jelek 7 A7 75 Cukup Baik 7 C7 75 Cukup Baik 8 A8 62,5 Cukup Baik 8 C8 75 Cukup Baik 9 A9 75 Cukup Baik 9 C9 50 Jelek 10 A10 75 Cukup Baik 10 C10 75 Cukup Baik 11 A11 87,5 Sangat Baik 11 C11 50 Jelek 12 A12 62,5 Cukup Baik 12 C12 75 Cukup Baik 13 A13 75 Cukup Baik 13 C13 87,5 Sangat Baik 14 A14 100 Sangat Baik 14 C14 50 Jelek 15 A15 50 Jelek 15 C15 50 Jelek 16 A16 100 Sangat Baik 16 C16 75 Cukup Baik 17 A17 62,5 Cukup Baik 17 C17 87,5 Sangat Baik 18 A18 87,5 Sangat Baik 18 C18 100 Sangat Baik 19 A19 87,5 Sangat Baik 19 C19 87,5 Sangat Baik 20 A20 75 Cukup Baik 20 C20 62,5 Cukup Baik 21 A21 75 Cukup Baik 21 C21 62,5 Cukup Baik 22 A22 87,5 Sangat Baik 22 C22 87,5 Sangat Baik 23 A23 62,5 Cukup Baik 23 C23 100 Sangat Baik 24 A24 75 Cukup Baik 24 C24 87,5 Sangat Baik 25 A25 100 Sangat Baik 25 C25 50 Jelek 26 A26 87,5 Sangat Baik 26 C26 62,5 Cukup Baik 27 A27 87,5 Sangat Baik 27 C27 50 Jelek 28 A28 62,5 Cukup Baik 28 C28 87,5 Sangat Baik 29 A29 100 Sangat Baik 29 C29 75 Cukup Baik 30 A30 87,5 Sangat Baik 30 C30 87,5 Sangat Baik 31 A31 75 Cukup Baik 31 C31 100 Sangat Baik 32 A32 100 Sangat Baik 32 C32 37,5 Jelek 33 A33 87,5 Sangat Baik 33 C33 62,5 Cukup Baik 34 A34 100 Sangat Baik 34 C34 62,5 Cukup Baik 35 A35 87,5 Sangat Baik 35 C35 62,5 Cukup Baik 36 A36 87,5 Sangat Baik 36 C36 75 Cukup Baik 37 A37 50 Jelek 37 C37 62,5 Cukup Baik 38 A38 100 Sangat Baik 38 C38 62,5 Cukup Baik 39 A39 87,5 Sangat Baik 39 C39 50 Jelek 40 A40 75 Cukup Baik
Rata-rata 81,56 Baik Rata-rata 69,87179 Cukup Baik
Lanjutan Lampiran 10
116
REKAPITULASI ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI
No Pertanyaan dan/pernyataan
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Persentase
ya (%) Kriteria Persentase
ya (%) Kriteria
1 Mempelajari sistem saraf sangat penting dalam kehidupan kita
100 Sangat Baik
92,5 Sangat Baik
2 Saya mengerjakan sendiri setiap tugas/ PR yang diberikan oleh guru
62,5 Baik 47,5 Jelek
3 Apabila guru memberikan PR/tugas maka saya akan mengerjakannya sesegera mungkin setelah saya tiba di rumah
52,5 jelek 17,5 Jelek
4 Saya selalu bertanya kepada guru bila ada materi sistem saraf yang saya tidak mengerti
77,5 Baik 62,5 Cukup Baik
5 Saya selalu berdiskusi dengan teman apabila saya menghadapi kesulitan dalam belajar biologi materi sistem saraf
90 Sangat Baik
90 Sangat Baik
6 Saya selalu memperhatikan instruksi / penjelasan guru saat pembelajaran materi sistem saraf berlangsung
92,5 Sangat Baik
87,5 Sangat Baik
7 Saya tidak mengganggu teman lain saat pelajaran berlangsung
92,5 Sangat Baik
80 Baik
8 Setelah mempelajari sistem saraf saya jadi lebih memperhatikan dan mengatur makanan untuk menjaga fungsi saraf
85 Baik 67,5 Cukup Baik
Lanjutan Lampiran 10
117
KISI-KISI INSTRUMEN PSIKOMOTORIK Sekolah : SMA N 2 Kudus
Mapel : Biologi
Kelas : XI (Sebelas)
No. Indikator No. soal 1. Menafsirkan hasil pengamatan dalam bentuk
tabel dan tulisan 1, 6, g, b
2. Memperlakukan alat e 3. Berbicara di depan kelas dengan bahasa
komunikatif 3
4. Membuat sajian yang komunikatif 2, c 5. Menginterpretasikan sesuatu dengan benar 4, f 6. Memeragakan kembali suatu
kejadian/proses a
7. Membuat kesimpulan hasil diskusi/ praktikum
5, f
Keterangan : Angka : Indikator untuk diskusi Huruf : Indikator untuk praktikum
Lampiran 11 Kisi-kisi dan lembar observasi psikomotorik siswa
118
Lanjutan Lampiran 11
119
REKAPITULASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK
SISWA KELAS XI IPA 1 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI
No Kode siswa
Pertemuan 1 (%)
Pertemuan 2 (%)
Pertemuan 3 (%)
Rata-rata Kriteria
1 A1 71,43 100 85,71 86 Sangat Baik 2 A2 71,43 71,43 85,71 76,19 Baik 3 A3 57,14 85,71 100 80,95 Baik 4 A4 57,14 100 100 86 Sangat Baik 5 A5 71,43 71,43 100 80,95 Baik 6 A6 100 100 71,43 90,48 Sangat Baik 7 A7 57,14 71,43 100 76,19 Baik 8 A8 85,71 85,71 57,14 76,19 Baik 9 A9 85,71 71,43 57,14 71,43 Cukup Baik 10 A10 100 100 100 100 Sangat Baik 11 A11 57,14 85,71 100 80,95 Baik 12 A12 100 57,14 100 86 Sangat Baik 13 A13 71,43 85,71 57,14 71,43 Cukup Baik 14 A14 100 85,71 85,71 90,47 Sangat Baik 15 A15 85,71 57,14 100 80,95 Baik 16 A16 85,71 57,14 100 80,95 Baik 17 A17 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 18 A18 85,71 85,71 85,71 86 Sangat Baik 19 A19 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 20 A20 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 21 A21 85,71 100 57,14 80,95 Baik 22 A22 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 23 A23 100 100 100 100 Sangat Baik 24 A24 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 25 A25 100 85,71 85,71 90,47 Sangat Baik 26 A26 71,43 57,14 100 76,19 Baik 27 A27 71,43 100 57,14 76,19 Baik 28 A28 71,43 71,43 100 80,95 Baik 29 A29 57,14 71,43 100 76,19 Baik 30 A30 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 31 A31 100 100 85,71 95,24 Sangat Baik 32 A32 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 33 A33 100 100 57,14 86 Sangat Baik 34 A34 85,71 85,71 100 90,47 Sangat Baik 35 A35 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 36 A36 100 100 85,71 95,24 Sangat Baik 37 A37 71,43 85,71 85,71 80,95 Baik 38 A38 100 100 100 100 Sangat Baik 39 A39 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 40 A40 85,71 100 57,14 80,95 Baik
Rata-rata 84,28 86,78 88,93 86,67 Sangat Baik
Lampiran 12 Rekapitulasi hasil belajar psikomotorik siswa
120
REKAPITULASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA KELAS XI IPA 3 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI
No Kode siswa
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Rata-rata Kriteria
1 C1 85,71 71,43 71,43 76,19 Baik 2 C2 71,43 71,43 71,43 71,43 Cukup Baik 3 C3 85,71 71,43 85,71 80,95 Baik 4 C4 85,71 71,43 85,71 80,95 Baik 5 C5 85,71 42,86 71,43 66,67 Cukup Baik 6 C6 71,43 42,86 71,43 61,91 Cukup Baik 7 C7 85,71 57,14 85,71 76,19 Baik 8 C8 71,43 57,14 85,71 71,43 Cukup Baik 9 C9 85,71 57,14 85,71 76,19 Baik 10 C10 71,43 57,14 85,71 71,43 Cukup Baik 11 C11 85,71 71,43 85,71 80,95 Baik 12 C12 100 71,43 71,43 80,95 Baik 13 C13 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 14 C14 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 15 C15 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 16 C16 71,43 85,71 71,43 76,19 Baik 17 C17 71,43 85,71 71,43 76,19 Baik 18 C18 71,43 71,43 71,43 71,43 Cukup Baik 19 C19 71,43 85,71 57,14 71,43 Cukup Baik 20 C20 71,43 100 42,86 71,43 Cukup Baik 21 C21 71,43 85,71 71,43 76,19 Baik 22 C22 85,71 85,71 57,14 76,19 Baik 23 C23 71,43 85,71 57,14 71,43 Cukup Baik 24 C24 71,43 71,43 57,14 66,67 Cukup Baik 25 C25 85,71 71,43 71,43 76,19 Baik 26 C26 85,71 85,71 57,14 76,19 Baik 27 C27 85,71 100 71,43 86 Sangat Baik 28 C28 85,71 85,71 71,43 80,95 Baik 29 C29 71,43 85,71 85,71 80,95 Baik 30 C30 85,71 100 85,71 90,47 Sangat Baik 31 C31 57,14 57,14 85,71 66,66 Cukup Baik 32 C32 71,43 85,71 57,14 71,43 Cukup Baik 33 C33 71,43 71,43 71,43 71,43 Cukup Baik 34 C34 71,43 85,71 71,43 76,19 Baik 35 C35 71,437 71,43 71,43 71,43 Cukup Baik 36 C36 85,71 71,43 85,71 80,95 Baik 37 C37 100 57,14 71,43 76,19 Baik 38 C38 100 57,14 85,71 80,95 Baik 39 C39 100 71,43 85,71 86 Sangat Baik Rata-rata 81,32 74,72 75,46 77,17 Baik
Lanjutan Lampiran 12
121
KISI-KISI PENILAIN AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN Sekolah : SMA N 2 Kudus
Mapel : Biologi
Kelas : XI (Sebelas)
No. Indikator No. soal 1. Memanfaatkan bahan ajar 1, 14 2. Memperhatikan pelajaran 2, 4, 8, 11 3. Aktifitas berbicara/bertanya 3,6, 9 4. Terlibatan siswa dalam setiap kegiatan
belajar yang dirancang 7, 12
5. Bekerjasama antar siswa 5, 10
Lampiran 13 Kisi-kisi dan lembar observasi aktivitas siswa
122
Lanjutan Lampiran 13
123
Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa
No. Aspek yang dinilai Skor 1. Menyiapkan bahan ajar di awal pembelajaran Siswa membuka dan membaca buku Biologi diawal pembelajaran dengan
kesadaran sendiri 4
Siswa membuka dan membaca buku Biologi diawal pelajaran disuruh oleh guru
3
Siswa tidak membuka dan membaca buku Biologi diawal pelajaran/ membuka bukan buku Biologi
2
Siswa tidak membawa buku Biologi 1 2. Memperhatikan guru saat memberi penjelasan Duduk tenang, mendengarkan penjelasan guru, tidak berbuat gaduh 4 Duduk tenang, kurang mendengarkan penjelasan guru, tidak berbuat gaduh 3 Duduk tenang, tidak mendengarkan penjelasan guru, sesekali berbuat gaduh 2 Duduk tidak tenang, tidak mendengarkan penjelasan guru, sering berbuat
gaduh 1
3. Menanggapi pertanyaan/ pendapat siswa lain Mendengarkan, bersikap antusias, sering (± 2x) memberikan pendapat 4 Mendengarkan, bersikap antusias, kadang (1x) memberikan pendapat 3 Mendengarkan, tidak memberikan pendapat 2 Tidak mendengarkan, bersikap apatis, tidak memberikan pendapat 1 4. Duduk tenang saat diskusi berlangsung Siswa duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi 4 Siswa duduk tetapi berbicara sendiri tidak sesuai topik diskusi 3 Siswa duduk dengan banyak tingkah 2 Siswa berdiri bahakan berjalan-jalan di kelas saat diskusi sedang berlangsung 1 5. Penerimaan siswa terhadap teman sekelompok Menerima dengan baik dan berbicara dengan sopan 4 Menerima tapi berbicara kurang sopan 3 Acuh tak acuh tapi masih dibiarkan dalam kelompok 2 Komplain meminta menukar teman kelompok 1 6. Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru maupun siswa
lain
Siswa aktif (≥4x) menjawab pertanyaan 4 Siswa kadang (2-3x) ikut menjawab pertanyaan 3 Siswa jarang (hanya 1x) menjawab pertanyaan 2 Siswa tidak pernah menjawab pertanyaan 1 7. Membuat catatan hasil diskusi Siswa selalu mencatat hasil diskusi dengan lengkap 4 Siswa mencatat hasil diskusi tapi kurang lengkap 3 Siswa jarang mencatat hasil diskusi 2 Siswa tidak pernah mencatat hasil diskusi 1 8. Tidak mengganggu kelompok lain Siswa tidak mengganggu kelompok lain 4 Siswa jarang (hanya 1x) mengganggu kelompok lain 3 Siswa kadang-kadang (2-3x) mengganggu kelompok lain 2 Siswa sering (≥4x) mengganggu kelompok lain 1 9. Terlibat dalam presentasi hasil diskusi Ikut maju di depan kelas mempresentasikan hasil diskusi 4
Lanjutan Lampiran 13
124
Ikut maju di depan kelas namun tidak mempresentasikan hasil diskusi 3 Tidak ikut maju di depan kelas mempresentasikan hasil diskusi tapi ikut
membantu menjawab pertanyaan teman 2
Tidak ikut mempresentasikan hasil dan tidak membantu teman menjawab pertanyaan
1
10. Kerjasama kelompok 4-6 anggota kelompok aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi 4 2-3 anggota kelompok aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi 3 Hanya 1 anggota kelompok yang aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi 2 Seluruh anggota kelompok tidak aktif mengemukakan pendapat dalam
diskusi 1
11. Meninggalkan kelas saat jam pelajaran/ saat pembelajaran berlangsung Siswa tidak pernah ijin meninggalkan jam pelajaran 4 Siswa jarang (hanya 1x) meninggalkan jam pelajaran 3 Siswa kadang-kadang (2-3x) ijin meninggalkan jam pelajaran dengan alasan
jelas 2
Siswa sering (≥4x) ijin meninggalkan jam pelajaran dengan alasan tidak jelas 1 12. Terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum Semua anggota kelompok dapat menggunakan alat dengan baik, benar,
terampil 4
Semua anggota kelompok dapat menggunakan alat kerja dengan baik, benar tapi kiurang terampil
3
Sebagian anggota kelompok dapat menggunakan alat kerja dengan baik tapi kurang benar dan kurang terampil
2
Hanya satu anggota kelompok yang dapat menggunakan alat kerja dengan baik
1
13. Terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran Siswa selalu (≥3x) terlibat dalam menyimpulkan pelajaran 4 Siswa kadang-kadang (1-2x) terlibat dalam menyimpulkan pelajaran 3 Siswa jarang (hanya 1x) terlibat dalam menyimpulkan pelajaran 2 Siswa tidak pernah terlibat dalam menyimpulkan pelajaran 1 14. Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan
presentasi
Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi
4
Menggunakan media slide saja, atau satu media tertentu untuk diskusi dan presentasi
3
Menggunakan media slide saja, atau satu media tertentu untuk diskusi saja atau presentasi saja
2
Tidak Menggunakan media untuk diskusi maupun presentasi 1
Lanjutan Lampiran 13
125
REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA KELAS XI IPA 1
DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI
No Kode siswa
Pertemuan 1 (%)
Pertemuan 2 (%)
Pertemuan 3 (%)
Rata-rata Kriteria
1 A1 84,62 91,07 87,5 87,73 Sangat Baik 2 A2 73,08 78,57 83,93 78,53 Baik 3 A3 71,15 82,14 82,14 78,48 Baik 4 A4 63,46 89,29 92,86 81,87 Baik 5 A5 75 89,29 83,93 82,74 Baik 6 A6 69,23 73,21 78,57 73,67 Cukup Baik 7 A7 71,15 82,14 82,14 78,48 Baik 8 A8 65,38 83,93 91,07 80,13 Baik 9 A9 76,92 83,93 82,14 81 Baik 10 A10 78,85 91,07 91,07 87 Sangat Baik 11 A11 67,31 80,37 83,93 77,20 Baik 12 A12 75 67,86 67,86 70,24 Cukup Baik 13 A13 80,77 64,29 78,57 74,54 Cukup Baik 14 A14 86,59 78,57 87,5 84,22 Baik 15 A15 80,77 78,57 87,5 82,28 Baik 16 A16 90,38 83,93 82,14 85,48 Baik 17 A17 80,77 89,29 91,07 87,04 Sangat Baik 18 A18 73,08 80,36 83,93 79,12 Baik 19 A19 80,77 92,86 92,86 88,83 Sangat Baik 20 A20 76,92 92,86 92,86 87,55 Sangat Baik 21 A21 75 89,29 92,86 85,72 Baik 22 A22 69,23 89,29 89,29 82,60 Baik 23 A23 75 91,07 89,29 85,12 Baik 24 A24 84,625 83,93 89,29 85,95 Baik 25 A25 82,69 83,93 87,5 84,71 Baik 26 A26 69,23 85,71 85,71 80,22 Baik 27 A27 76,92 89,29 91,07 85,76 Baik 28 A28 80,77 60,71 60,71 67,4 Cukup Baik 29 A29 78,85 87,5 89,29 85,21 Baik 30 A30 80,77 80,36 85,71 82,28 Baik 31 A31 80,77 89,29 89,29 86,45 Sangat Baik 32 A32 78,85 85,71 85,71 83,42 Baik 33 A33 71,15 82,14 83,93 79,07 Baik 34 A34 80,77 87,5 92,86 87,04 Sangat Baik 35 A35 82,69 80,36 82,14 81,73 Baik 36 A36 78,85 89,29 94,64 87,59 Sangat Baik 37 A37 69,23 89,29 89,29 82,60 Baik 38 A38 78,85 89,29 87,5 85,21 Baik 39 A39 75 91,07 92,86 86,31 Sangat Baik 40 A40 71,15 89,29 91,07 83,84 Baik
Rata-rata 76,54 84,2 86,34 82,36 Baik
Lampiran 14 Rata-rata % keaktifan siswa dan kriterianya
126
REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA KELAS XI IPA 3 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI
No Kode siswa
Pertemuan 1 (%)
Pertemuan 2 (%)
Pertemuan 3 (%)
Rata-rata Kriteria
1 C1 71,15 71,15 73,08 71,79 Cukup Baik 2 C2 82,69 82,69 76,92 80,77 Baik 3 C3 80,77 80,77 78,85 80,13 Baik 4 C4 86,54 82,69 84,62 84,62 Baik 5 C5 71,15 61,54 71,15 67,95 Cukup Baik 6 C6 65,38 53,85 59,62 59,62 Kurang Baik 7 C7 78,85 73,08 71,15 74,36 Cukup Baik 8 C8 76,92 73,08 71,15 73,72 Cukup Baik 9 C9 76,92 75 71,15 74,36 Cukup Baik 10 C10 75 69,23 73,08 72,44 Cukup Baik 11 C11 76,92 71,15 69,23 72,43 Cukup Baik 12 C12 78,85 75 71,15 75 Cukup Baik 13 C13 86,54 78,85 92,31 85,9 Baik 14 C14 80,77 75 84,62 80,13 Baik 15 C15 76,92 75 84,62 78,85 Baik 16 C16 69,23 65,38 76,92 70,51 Cukup Baik 17 C17 82,69 88,46 73,08 81,41 Baik 18 C18 80,77 69,23 75 75 Cukup Baik 19 C19 67,30 67,31 69,23 67,95 Cukup Baik 20 C20 71,15 73,08 78,85 74,36 Cukup Baik 21 C21 82,69 80,77 78,85 80,77 Baik 22 C22 78,85 76,92 76,92 77,56 Baik 23 C23 78,85 71,15 82,69 77,56 Baik 24 C24 78,85 76,92 76,92 77,56 Baik 25 C25 76,92 78,85 78,85 78,21 Baik 26 C26 73,08 75 73,08 73,72 Cukup Baik 27 C27 75 75 80,77 76,92 Baik 28 C28 67,31 63,46 67,31 66,03 Cukup Baik 29 C29 73,08 69,23 67,31 69,87 Cukup Baik 30 C30 75 75 78,85 76,28 Baik 31 C31 88,46 84,62 86,54 86,54 Sangat Baik 32 C32 69,23 65,38 65,38 66,66 Cukup Baik 33 C33 75 59,62 67,31 67,31 Cukup Baik 34 C34 76,92 75 67,31 73,08 Cukup Baik 35 C35 76,92 75 82,69 78,20 Baik 36 C36 75 75 78,85 76,28 Baik 37 C37 88,46 84,62 82,69 85,26 Baik 38 C38 78,85 80,77 78,85 79,49 Baik 39 C39 80,77 75 78,85 78,21 Baik Rata-rata 77,07 73,82 75,79 75,56 Cukup Baik
Lanjutan Lampiran 14
127
REKAPITULASI KEAKTIFAN SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL DI TIGA PERTEMUAN
No Aspek aktivitas yang dinilai Kelompok eksperimen Kelompok kontrol Pert 1 Pert 2 Pert 3 Pert 1 Pert 2 Pert 3
1 Menyiapkan bahan ajar di awal pembelajaran
97,5
93,1
98,8
91 80,1 98,7
2 Memperhatikan guru saat memberi penjelasan
95
96,3
96,3
87 85,9 86,5
3 Menanggapi pertanyaan/ pendapat siswa lain
66,9
53,1
62
58 52,6 75,6
4 Duduk tenang saat diskusi berlangsung
96
92,5
91
87 85,9 92,95
5 Penerimaan siswa terhadap teman sekelompok
100
97,5
98
96
98,08
96,8
6 Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru maupun siswa lain
91,9
85
87
71 67,3 85,9
7 Membuat catatan hasil diskusi
58,8
61
60
49 48,08 46
8 Tidak mengganggu kelompok lain
96,3
96,3
96
91 92,3 97
9 Terlibat dalam presentasi hasil diskusi
50,63
68,1
73
49,4 46,8 40,4
10 Kerjasama kelompok 81,25 83 86 96,8 95,5 76 11 Meninggalkan kelas saat
jam pelajaran/ saat pembelajaran berlangsung
83,1
99
100
99 100 100
12 Terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum
-
88,1
89
- - -
13 Terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran
76,5
86,9
87
75 75 56,4
14 Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi
99
78,8
91
53
32,05 32,7
Rata-rata Kriteria
84,07 Baik
84,19 Baik
86,79 Sangat Baik
77,17 Cukup Baik
73,9 Cukup Baik
75,8 Cukup Baik
Lanjutan Lampiran 14
128
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA ATAS
PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU Sekolah : SMA N 2 Kudus
Mapel : Biologi
Kelas : XI (Sebelas)
No. Indikator No. soal 1. Menarik perhatian siswa 1, 2 2. Memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif 3, 4 3. Bersifat kontekstual 5, 6 4. Menuntut keterlibatan berbagai indera dalam
proses pembelajaran 7, 8, 9
5. Media yang digunakan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran
10,11
Lampiran 15 Kisi-kisi dan angket tanggapan siswa dan rekapitulasi angket
129
Lanjutan Lampiran 15
130
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP GURU Sekolah : SMA N 2 Kudus
Mapel : Biologi
Kelas : XI (Sebelas)
No. s No. soal 1. Tanggapan dan kesan terhadap
pembelajaran 1, 2
2. Kendala dan kesulitan terhadap pembelajaran SAVI berbasis TI
3
3. Kekurangan dan kelebihan pembelajaran SAVI berbasis TI
4
4. Kendala keertarikan untuk menerapkan pembelajaran SAVI berbasis TI pada materi Biologi yang lain
5
PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP GURU
1. Bagaiman tanggapan dan kesan ibu terhadap pembalajaran materi sistem saraf melalui model SAVI berbasis teknologi informasi?
2. Bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model SAVI berbasis teknologi informasi?
3. Kendala atau kesulitan apa yang ibu temui selam proses pembelajaran dengan model SAVI berbasis teknologi informasi?
4. Menurut ibu apakah kekurangan dan kelabihan dari penerapan model SAVI berbasis teknologi informasi pada proses pembelajaran yang diterapkan?
5. Apakah ibu tertarik menerapkan model SAVI berbasis teknologi informasi pada materi pembelajaran yang lain? Mengapa?
Lampiran 16 Pedoman wawancara tanggapan guru
131
Foto 1 Guru memberikan apersepsi di awal pembelajaran
Foto 2 Foto 3
Foto 2 & 3 Guru membagikan brain card untuk pembentukan kelompok
Lampiran 17 Foto penelitian
132
Foto 4 Guru membagikan membantu siswa yang belum mendapatkan kelompok kelompok
Foto 5 Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan LDS dengan bantuan slide multimedia maupun charta
Foto 5 Siswa melakukam praktek gerak refleks dan menjawab LKS
Lampiran Lampiran 17
133
Foto 7 Foto 8
Foto 9 Foto 10
Foto 7&8 Guru mengawasi jalannya diskusi
Foto 9&10 Siswa mempresentasikan hasil kerja dan hasil diskusi
Lampiran Lampiran 17
134
Foto 11 Foto 12
Foto 13 Foto 14
Foto 11&12 Siswa mempresentasikan makalah dalam bentuk slide power point
Foto 13&14 Aktivitas siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan
Lampiran Lampiran 17
135
Lampiran 18 Surat ijin penelitian
136
Lampiran 19 Surat keterangan telah melakukan penelitian
137
Lampiran 20 Usulan penetapan dosen pembimbing