pembelajaran sistem saraf dengan model somatik

147
PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI SMA N 2 KUDUS skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Oleh Dewi Alimah 4401406026 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Upload: duongdiep

Post on 17-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

1

PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI)

BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI SMA N 2 KUDUS

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

Dewi Alimah

4401406026

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2010

Page 2: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

1

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang

berjudul “Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual

Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus” disusun

berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber

informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam

program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, 29 September 2010

Dewi Alimah 4401406026

ii

Page 3: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

2

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul :

Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual Intelektual

(SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus

disusun oleh:

Nama : Dewi Alimah

NIM : 4401406026

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 7 September

2010.

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Dr. Kasmadi Imam S., M.S. Dra. Aditya Marianti, M.Si.

19511115 197903 1001 19671217 199303 2 001

Penguji Utama

Dra. Wiwi Isnaeni, M.S.

19580802 198503 2001

Anggota Penguji I/ Anggota Penguji II/

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Lisdiana, M.Si. Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si.

19591119 198603 2001 19621028 198803 2002

iii

Page 4: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

3

ABSTRAK

Alimah, Dewi. 2010. Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr.Lisdiana, M.Si. dan Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si.

Pembelajaran dengan model SAVI (Somatik, Auditori, Visuali, Intelektual) mengajak siswa belajar dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera agar hasil belajar siswa menjadi lebih optimal. Pengaktifan semua indera dapat dirangsang dengan bantuan slide multimedia sebagai media belajar dan internet sumber belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis TI di SMA N 2 Kudus.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 2 Kudus yang berjumlah 196 siswa dan terbagi menjadi 5 kelas. Sampel penelitian sebanyak 79 siswa di 2 kelas, satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Rancangan penelitian yakni Posttest-Only Control Design. Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran SAVI berbasis TI dan variabel terikatnya adalah hasil belajar, aktivitas siswa, tanggapan siswa dan guru. Pembelajaran SAVI berbasis TI dikatakan efektif apabila ada perbedaan hasil belajar yang menunjukkan kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol dengan ketentuan: ≥85% siswa mencapai nilai 70 secara kognitif, ≥75% nilai afektif dan psikomotorik siswa dalam kriteria baik atau sangat baik, ≥75% siswa aktif atau sangat aktif dan tanggapan siswa dan guru positif terhadap model SAVI berbasis TI.

Penelitian menunjukkan hasil belajar kelompok eksperimen memiliki rata-rata 80,01 lebih baik dari pada kelompok kontrol dengan rata-rata 73,97, ketuntasan klasikal kelompok eksperimen mencapai 97,5%, 95% siswa kelompok eksperimen memiliki nilai psikomotorik dalam kriteria baik atau sangat baik, 90% siswa dalam kriteria aktif atau sangat aktif dan 75% siswa memiliki tanggapan dalam kriteria baik atau sangat baik. Model tersebut ditanggapi positif oleh guru. Nilai afektif minat siswa dalam kriteria baik atau sangat baik 8% dan sikap siswa dalam kriteria baik atau sangat baik 52,5%.

Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa model pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis TI efektif diterapkan pada materi pembelajaran sistem saraf di SMA. Dengan demikian pembelajaran SAVI berbasis TI dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mengoptimalkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

Kata kunci: sistem saraf, SAVI, teknologi informasi

iv

Page 5: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan laporan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Sistem Saraf dengan

Model Somatik Auditori Visual Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi

di SMA N 2 Kudus”.

Laporan penelitian ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Biologi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Lisdiana, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ir. Nur Rahayu

Utami, M.Si selaku dosen pembimbing II yang dengan tulus dan sabar

memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran yang sangat berharga

kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Dra. Wiwi Isnaeni, M.S. selaku dosen penguji yang telah dengan sabar

memberikan arahan dan bimbingan penulis dalam menyusun skripsi.

6. Bapak dan Ibu dosen jurusan Biologi yang telah membagikan ilmunya kepada

penulis.

7. Kepala SMA N 2 Kudus yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.

8. Ibu Endang Puspowati, S.Pd, guru Biologi SMA N 2 Kudus yang telah

berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam melaksanakan

penelitian.

9. Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 Tahun Ajaran 2009/2010 SMA N 2 Kudus

yang telah membantu dan berkenan menjadi sampel dalam penelitian.

10. Bapak Khusin (Alm), ayahku tercinta yang telah berjuang keras hingga aku

menjadi seperti sekarang serta ibu dan keluarga di Kudus terima kasih selalu

mendoakan, mendukung, dan memotivasi untuk menggapai impianku.

v

Page 6: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

5

11. Teman-teman kos “Griya Ayu” dan sahabat-sahabat terbaikku di Kudus

12. Semua teman-teman Bio’06 khususnya rombel 1

13. Semua pihak dan instansi yang telah membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran yang membangun dari semua

pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca umumnya.

Semarang, September 2010

Penulis

vi

Page 7: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

6

DAFTAR ISI Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii PENGESAHANAN ...................................................................................... iii ABSTRAK ................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Penegasan Istilah .......................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian. ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6 B. Hipotesis. ...................................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 20 B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 20 C. Variabel Penelitian ........................................................................ 20 D. Rancangan Penelitian ................................................................... 20 E. Prosedur Penelitian ....................................................................... 21 F. Data dan Teknik Pengambilan Data ............................................... 25 G. Metode Analisis Data ................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................. 33 B. Pembahasan ................................................................................. 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ...................................................................................... 52 B. Saran ............................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 53 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 56

vii

Page 8: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

7

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Dukungan TI dalam pembelajaran SAVI ................................................... 16

2. Gambaran rancangan Posttest-Only Control Design .................................. 21

3. Teknik pengambilan data dari sumber data ............................................... 25

4. Rekapitulasi validitas soal uji coba ............................................................ 27

5. Kriteria indeks kesukaran .......................................................................... 28

6. Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba.............................................. 28

7. Klasifikasi daya pembeda soal................................................................... 29

8. Hasil daya pembeda soal uji coba .............................................................. 29

9. Rekapitulasi soal yang dipakai dan soal yang dibuang untuk evaluasi pada materi pembelajaran sistem saraf ............................................................... 30

10. Hasil belajar kognitif dan ketuntasan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ...................................................................................... 33

11. Persentase jumlah siswa yang menguasai kompetensi psikomotorik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ............................................. 37

12. Keaktifan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ............................................................. 38

13. Persentase siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ................... 39

14. Persepsi guru terhadap model SAVI berbasis TI ........................................ 40

15. Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen ............................ 41

16. Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok kontrol ................................... 41

viii

Page 9: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

8

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Skema kerangka berfikir .......................................................................... 19

2. Grafik rekapitulasi minat siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ..................................................................................................... 35

3. Grafik rekapitulasi nilai sikap siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .................................................................................... 36

ix

Page 10: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

9

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1.Silabus ................................................................................................................ 56

2. RPP, LDS, LKS dan lembar penugasan ............................................................ 59

3. Contoh Brain Card ............................................................................................ 84

4. Analisis soal uji coba ......................................................................................... 85

5. Kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan lembar jawab ................................... 93

6. Rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa ........................................................... 102

7. Perhitungan normalitas. ..................................................................................... 107

8. Perhitungan persamaan kelompok dan uji perbedaan 2 kelompok.................... 109

9. Kisi-kisi afektif siswa, angket efektif siswa, dan rubrik penilaian Afektif ................................................................................................................ 111

10. Daftar nilai afektif siswa terhadap pembelajaran ............................................... 113

11. Kisi-kisi dan lembar observasi psikomotorik siswa ........................................... 117

12. Rekapitulasi hasil belajar psikomotorik siswa .................................................. 119

13. Kisi-kisi dan lembar observasi aktivitas siswa ................................................... 121

14. Rata-rata % keaktifan siswa dan kriterianya ...................................................... 125

15. Kisi-kisi dan angket tanggapan siswa dan rekapitulasi angket ......................... 128

16. Pedoman wawancara tanggapan guru ............................................................... 130

17. Foto penelitian .................................................................................................... 131

18. Surat ijin penelitian ............................................................................................ 135

19. Surat keterangan telah melakukan penelitian .................................................... 136

20. Usulan penetapan dosen pembimbing ............................................................... 137

x

Page 11: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

1

BAB I

PENDAHULUAN .

A. Latar Belakang

Globalisasi yang ditandai dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK), mendorong terjadinya perubahan di berbagai sektor, tak

terkecuali dunia pendidikan. Perkembangan teknologi informasi yang demikian,

membentuk paradigma baru dalam pendidikan yang memungkinkan siswa belajar

lebih aktif dalam mencari dan mengelaborasi pengetahuan. Perubahan paradigma

tersebut terjadi dalam praktek pembelajaran, yang sebelumnya berpusat pada

“guru mengajar” menjadi berpusat pada “siswa belajar”. Paradigma tersebut

berpusat pada kegiatan belajar yang berorientasi pada pencapaian tujuan dalam

rangka mempersiapkan siswa menjadi manusia yang dapat belajar secara mandiri

dan terus-menerus. Belajar adalah perubahan perilaku akibat interaksi antara

individu dengan sumber belajar yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan

dengan siapa/ apa saja. Terjadinya proses belajar tidak harus ada orang yang

mengajar. Guru berperan sebagai salah satu sumber belajar dan menciptakan

suasana yang positif agar terjadi kegiatan belajar pada siswa (Depdiknas 2006).

Keadaan seperti yang diuraikan diatas, paling tidak merupakan keadaan

yang diharapkan dapat terwujud apada era ini. Namun kenyataan menunjukkan

bahwa pembelajaran Biologi di sekolah saat ini masih cenderung bersifat teacher

centered learning dan belum student centered learning. Banyak guru yang hanya

sekedar menyampaikan materi dan belum menggunakan metode dan model yang

bervariasi, menggunakan satu metode atau model saja akan cenderung membuat

siswa merasa bosan apalagi tidak di padukan dengan pengembangan media dan

sumber belajar yang belum dikelola dengan baik sehingga siswa hanya cenderung

menghafal konsep dan belum sampai pada taraf aplikasi dalam kehidupan nyata.

Keberlangsungan kegiatan belajar mengajar memang bertumpu pada guru. Namun

demikian, di dalam kelas guru tidak berperan sebagai ahli, pawang, komandan,

atau instruktur. Apabila guru berperan seperti itu, maka hal yang terjadi adalah

pemasungan proses belajar terhadap anak. Dalam kondisi tersebut gurulah yang

banyak beraktivitas dan siswa berlaku pasif.

Page 12: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

2

Pembelajaran yang sesungguhnya perlu mengacu pada empat pilar

prinsip pendidikan dari UNESCO yakni learning to know, learning to do,

learning to be, dan learning to live together. Learning to know bahwa siswa perlu

diperkaya pengalaman belajarnya, learning to do bahwa siswa harus

memperbanyak interaksi dengan lingkungan fisik, sosial dan budaya dalam

belajar, learning to be bahwa dalam belajar siswa akan membangun pengetahuan

dan kepercayaan dirinya dari kegiatan dan interaksi yang bermacam- macam, dan

learning to live together dan bahwa belajar adalah melalui interaksi dengan orang

lain.

Belajar berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif daripada yang

didasarkan presentasi saja, materi saja, dan media saja. Dan alasannya sederhana:

cara belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya. Telah terbukti berkali-kali

bahwa orang biasanya belajar lebih banyak dari berbagai aktivitas dan

pengalaman yang dipilih dengan tepat, daripada jika mereka belajar dengan duduk

di depan penceramah, buku panduan, televisi, ataupun komputer. Maka sekarang

perlu pembelajaran yang memanfaatkan seluruh kekuatan diri (pikiran, tubuh,

emosi, dan semua indera) untuk belajar (Meier 2005).

Pembelajaran yang didasarkan pada aktivitas seperti yang diuraikan diatas

sesuai dengan model pembelajaran yang pernah diimplementasikan oleh Hardian

(2009) yakni model pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI).

Dalam pembelajaran dengan model SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)

siswa diajak belajar dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas

intelektual dan penggunaan semua indera. Dengan banyaknya aktivitas yang

melibatkan banyak indera maka pemahaman siswa akan meningkat, hal ini sesuai

ungkapan Konfucius yang diacu oleh Yunanto (2004), yaitu bahwa: ”Apa yang

saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya

paham”.

Proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan afisien apabila ditunjang

dengan sumber belajar yang dikelola dengan baik. Sumber belajar dapat berupa

orang, bahan, peralatan, dan lingkungan. Pada dasarnya, pembelajaran

diselenggarakan dengan harapan agar siswa mampu menangkap/menerima,

memproses, menyimpan, serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya

Page 13: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

3

(Rahmat 2008). Edgar Dale dalam Rakim (2008) menggambarkan pentingnya

visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman belajar yang disebut “kerucut

pengalaman Edgar Dale”. Kerucut pengalaman tersebut menunjukkkan bahwa ada

suatu kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan

verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkrit

pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar.

Adanya globalisasi dengan kemajuan teknologi informasi dapat

dimanfaaatkan untuk mengelola sumber belajar dan media pembelajaran

sedemikian rupa, sehingga hal tersebut dapat lebih menarik minat siswa dalam

mempelajari materi yang bersifat abstrak. Salah satu media yang populer saat ini

adalah multimedia. Multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks

nonsekuensial, nonlinier, dan multidimensional secara interaktif maupun non

interaktif. Visualisasi tersebut akan mempermudah dalam memilih, mensintesa

dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahami. Internet dapat menjawab

kesempitan materi yang hanya sedikit didapat dari buku, guru dan sumber lainnya.

Dari observasi langsung (dengan mewawancarai beberapa siswa dan guru)

di SMAN 2 kudus, diperoleh informasi bahwa materi sistem saraf merupakan

materi yang cukup sulit karena bersifat abstrak, dan guru juga merasakan

kesulitan dalam menerangkan dan memilih aktivitas yang sesuai untuk

menyampaikan materi tersebut. Dari observasi tersebut juga diketahui bahwa

SMA N 2 Kudus telah memiliki berbagai fasilitas belajar berbasis teknologi

informasi yaitu komputer dan perangkat keras lain seperti LCD, namun fasilitas

tersebut masih jarang digunakan dalam pembelajaran.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran SAVI dengan

media comic strip terbukti efektif digunakan pada pembelajaran materi pewarisan

sifat di SMP N 2 Taman kabupatem pemalang dengan nilai hasil belajar siswa

mencapai indikator efektivitas yakni 80,05 dan ketuntasan klasikal mencapai 95%

serta aktivitas siswa secara klasikal dengan kriteria sangat tinggi (Eliana 2009).

Sementara itu hasil penelitian Widyaningrum (2009) menujukkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas

keterampilan proses siswa, baik pada level individu maupun level kelas.

Page 14: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

4

Berdasarkan uraian-uraian diatas, mengenai model pembelajaran SAVI

dan kemajuan teknologi informasi terutama komputer, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas

siswa melalui pembelajaran SAVI berbasis TI. Pembelajarn SAVI dengan

pengelolaan sumber dan media belajar berbasis teknologi informasi ini diharapkan

dapat efektif untuk meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa

sehingga hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa lebih optimal

(dapat mencapai KKM atau bahkan melebihi).

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: apakah model somatik auditori

visual intelektual (SAVI) berbasis teknologi informasi efektif pada pembelajaran

sistem saraf di SMA N 2 Kudus?.

C. Penegasan Istilah

A. Sistem Saraf

Sistem Saraf merupakan materi pembelajaran pada mata pelajaran

Biologi, yang harus dipelajari siswa kelas XI SMA/MA atau sederajat. Pada

materi sistem saraf ini mempelajari struktur, susunan dan fungsi sistem saraf,

mekanisme gerak dan kelainan atau penyakit pada sistem saraf serta efek

psikotropika terhadap kesehatan saraf. Materi sistem saraf yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah sistem saraf pada manusia.

B. Model Pembalajaran SAVI berbasis TI

Model pembelajaran SAVI bebasis TI yang dimaksud adalah

pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan

penggunaan semua indera dalam pembelajaran yang dipadukan dengan teknologi

informasi yakni teknologi dalam penyampaian informasi berupa slide power point

yang dilengkapi gambar, video dan suara serta kartu otak (Brain card) sebagai

media pembelajaran dan internet sebagai sumber belajar sehingga dapat

berimplikasi meningkatnya hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Page 15: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

5

C. Efektivitas model pembelajaran SAVI berbasis TI

Efektivitas berasal dari kata efektif, yang artinya dapat membawa hasil

atau berhasil guna,atau ada efeknya (akibat, pengaruh) (KBBI, 1992). Model

pembelajaran SAVI berbasis TI dikatakan efektif apabila hasil belajar yang

kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol dengan ketentuan: ≥85%

siswa mencapai nilai 70 (KKM SMA N 2 kudus) secara kognitif, ≥75% nilai

afektif dan psikomotorik siswa dalam kriteria baik atau sangat baik, ≥75% siswa

aktif atau sangat aktif dalam pembelajaran dan ≥75% tanggapan siswa dan guru

terhadap pembelajaran baik atau sangat baik.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas pembelajaran

sistem saraf dengan model somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis

teknologi informasi (TI) di SMA N 2 Kudus.

E. Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi:

A. Siswa

1. Menjadikan siswa lebih aktif dalam belajar sehingga mampu meningkatkan

pemahaman dan daya ingat terhadap materi yang dipelajari dan dapat

berimplikasi meningkanya hasil belajar siswa.

2. Meningkatkan motivasi dalam belajar karena suasana belajar yang berbeda.

3. Meningkatkan kompetensi siswa pada materi sistem saraf.

B. Guru

Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru maupun calon guru biologi

dalam memilih strategi pembelajaran yang efektif dan bervariasi sehingga

pembelajaran di kelas menjadi menarik dan meyenangkan.

C. Sekolah

Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran di

sekolah sehingga pembelajaran di sekolah dapat lebih efektif dan efisien.

Page 16: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Paradigma Baru Pembelajaran

Paradigma adalah kerangka berpikir (KBBI 1999). Kerangka berpikir

dapat diartikan sebagai pola berpikir. konsep paradigma yang dikaitkan dengan

pendidikan. Dikaitkan dengan pembaruan-pembaruan yang harus dan telah

dilakukan di dalam dunia pendidikan. Paradigma baru pendidikan, adalah pola

berpikir dan pola bertindak baru dalam pendidikan. Pola berpikir dan pola

bertindak itu menyangkut dengan sikap, prilaku, dan tindakan dalam pelaksanaan

pendidikan (Diran 2008). Jadi, paradigma baru pendidikan adalah “pola berpikir

dan bertindak baru dalam memandang, menyikapi, dan melaksanakan

pendidikan”.

Kehidupan umat manusia dalam milenium yang baru mempunyai dimensi

bukan hanya dimensi domestik tetapi global (Tilaar 2004). Kehidupan global

dalam dunia terbuka dengan perdagangan bebas serta kerjasama regional

memerlukan manusia-manusia yang berkualitas. Manusia-manusia berkualitas

hanya dapat dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan yang berkualitas bukanlah pendidikan yang hanya

mengembangkan inteligensi akademik tetapi perlu mengembangkan seluruh

spektrum intelegensi manusia. Intelegensi tersebut antara lain inteligensi

emosional, inteligensi spasial, inteligensi inter-personal, inteligensi intra-personal

dan seterusnya (Harefa 2008).

Masyarakat global ditandai dengan berbagai hal antara lain adanya

kemampuan mengelola informasi, mengelola sumber daya, mengelola hubungan

sosial, mengelola diri, bersikap fleksibel, mampu memecahkan masalah, mampu

mengambil keputusan, mampu beradaptasi, mampu berpikir kreatif, dapat

memotivasi diri, dan mampu menyusun pertimbangan (Harsanto 2007). Pada

masa lalu pendidikan semata-mata hanya untuk mengembangkan kemampuan

akal “bahkan sebagian besar dari kemampuan akal” dan kurang memperhatikan

Page 17: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

7

segi-segi estetika, moral, budi pekerti, jasmani yang sehat, sikap yang santun

(Tilaar 2004).

Dalam upaya menjawab kebutuhan dan tantangan dunia global dengan

kemajuan teknologi informasi saat ini, paling tidak ada dua aspek dalam sistem

pendidikan yang perlu diubah menjadi paradigma baru yang berlaku. Kedua aspek

tersebut adalah dalam hal metode pembelajaran dan manajemen pendidikan

(Prayudi 2007). Aspek pertama adalah dalam hal metode pembelajaran, sejak

dahulu metode pembelajaran kita selalu berorientasi dan bersumber hanya kepada

guru dan berlangsung satu arah (one way). Metode ini sudah tidak dapat

dipertahankan lagi dengan tanpa mengenyampingkan bahwa GURU itu tetap

harus menjadi insan yang patut di Gugu dan di tiru (Suryana 2008). Sudah saatnya

kini orientasi berubah tidak hanya kepada satu sumber saja (Guru), tetapi harus

dilakukan berorientasi kepada siswa dan secara multi arah (Harsanto 2007).

Proses interaksi yang multi arah ini diharapkan akan menstimulir para siwa untuk

lebih menumbuhkan tingkat kepercayaan dirinya, proaktif, mau saling bertukar

informasi, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, berfikir kritis, membangun

kerja sama, memahami dan menghormati akan adanya perbedaan pendapat dan

masih banyak harapan positif lainnya yang lahir dari adanya perubahan tersebut

(Suryana 2007).

Metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dunia global adalah

metode pembelajaran berbasis teknologi informasi yang menurut Prayudi (2007)

memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. dari instruksi yang terpusat pada guru –> instruksi terpusat pada siswa

b. dari stimulasi single -sense –> stimulasi multisensory

c. dari pengembangan single path –> pengembangan multi path

d. dari single media –> multimedia

e. dari isolasi –> kolaborasi

f. dari informasi sepihak –> pertukaran informasi

g. dari belajar pasif –> belajar aktif

h. dari sifat faktual –> berfikir kritis

i. dari pengetahuan –> pengambilan keputusan

j. dari respon reaktif –> proaktif dan tindakan terencana

Page 18: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

8

k. dari konteks artifisial –> konteks dunia nyata

Aspek kedua adalah menyangkut manajemen lembaga pendidikan.

Sebelumnya sekolah hanya bergerak dan beroperasi sendiri-sendiri secara

mandiri, maka dalam konteks pembelajaran masa kini dan kedepan setiap sekolah

harus mempunyai dan membangun networking antar lembaga pendidikan yang

dapat saling bertukar informasi, pengetahuan dan sumber daya. Artinya sekolah

selain sebagai institusi tidak lagi dipandang sebagai rival atau kompetitor semata

tetapi lebih sebagai mitra (counterpart) (Suryana 2007).

Terdapat beberapa karakteristik perubahan paradigma baru manajemen

pendidikan menurut Prayudi (2007), yaitu :

a. dari belajar sekali seumur hidup –> pembelajar seumur hidup

b. dari menara gading –> pasar yang kompetitif

c. dari sekolah single mode –> sekolah multiple mode

d. dari sekolah berlingkup melebar –> sekolah dengan profil khas/spesifik

e. dari sekolah isolatif –> sekolah kooperatif

f. dari kurikulum single faculty –> kurikulum inter faculty

g. dari broad basic studies –> just in time basic studies

h. dari lulusan berorientasi kurikulum –> sertifikasi ilmu pengetahuan

i. dari pembelajaran beroriantasi termin –> learning on demand

j. dari kurikulum linear –> ruang pembelajaran

Dua perubahan paradigma baru pendidikan diatas tentunya juga akan

mengubah konteks dan konsep pendidikan. Implementasi kedua perubahan

paradigma tersebut harus disikapi lewat upaya sebagai berikut (Suryana 2007):

a. Sistem pendidikan harus berorientasi pada ” muatan lokal namun orientasi

global”

b. Konten dan kurikulum harus berbasis pada penciptaan kompetensi siswa (baik

secara kognitif, afektif ataupun psikomotorik)

c. Proses pembelajaran harus berorientasi pada pemecahan masalah riil dalam

kehidupan (problem based learning).

d. Teknologi informasi harus dioptimalkan guna menciptakan jejaring pendidikan

antar sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.

Page 19: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

9

e. Individu yang terlibat dalam proses pendidikan harus memiliki kemampuan

multidimensi agar bisa mengoptimalkan multi-intelegensia peserta didik.

f. Manajemen sekolah harus terpadu secara administrasi maupun akademis

g. Kebijakan keuangan harus bersifat otonom dengan memanfaatkan kemampuan

potensi lokal.

Dalam memahami pergeseran paradigma pembelajaran yang baru di era

global dengan kemajuan teknologi informasi, alangkah baiknya ditinjau kembali

hakikat dan makna belajar dan pembelajaran yang sesungguhnya.

2. Belajar dan pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk

mempengaruhi suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2003).

Pembelajaran menurut Isjoni (2006) adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam

sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya

laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi,

slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari

ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi

jadwal dan metode penyampian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Rumusan tentang pembelajaran diatas tidak terbatas dalam ruang saja,

akan tetapi juga sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan

dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena diwarnai oleh

organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk

membelajarkan siswa (De porter dan Hernacki 2006).

Pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa dalam belajar

tersebut tidaklah mudah untuk diciptakan. Untuk membuat siswa terlibat secara

langsung, dan membuat siswa merasakan kegembiraan dalam belajar perlu

diciptakan kondisi kelas yang mendukung, dengan setting yang membuat mereka

tetap dalam keadaan belajar (Harsanto 2007). Hal itu dapat terlaksana jika prinsip-

prinsip dasar belajar dilaksanakan sepenuhnya.

Page 20: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

10

Prinsip-prinsip dasar tersebut seperti yang diungkapkan oleh Meier (2005)

antara lain:

a. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh.

b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi.

c. Kerja sama membantu proses belajar.

d. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.

e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik).

f. Emosi positif sangat membantu pembelajaran.

g. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis

Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, diperlukan suatu pembelajaran

yang membuat siswa terlibat secara aktif sepenuhnya. Meier (2005) menyebut

pembelajaran yang membuat siswa aktif ini dengan sebutan Belajar Berdasar

Aktivitas (BBA). Belajar Berdasar Aktivitas (BBA) berarti belajar dengan

bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indera sebanyak

mungkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar.

Pembelajaran yang didasarkan pada aktivitas ini sesuai dengan model

pembelajaran yang pernah dilakukan oleh Hardian (2009) yakni model

pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI).

3. Model pembelajaran SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)

Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan meningkatkan aktifitas

fisik yang bermacam-macam. Akan tetapi, menggabungkan gerakan fisik dengan

aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dapat berpengaruh besar pada

pembelajaran. Model pembelajaran yang menggabungkan aktivitas fisik dengan

aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera adalah model pembelajaran

SAVI (Meier 2005). SAVI berkembang atas dasar pengembangan accelerated

learning (percepatan belajar) yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran

menjadi efisien, efektif, dan menyenangkan (Gunawan 2004).

Model pembelajaran SAVI memiliki unsur-unsur yang penting dalam

pembelajaran. Unsur-unsur SAVI menurut Meier (2005) yakni somatik, auditori,

visual dan intelektual.

Page 21: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

11

a. Somatik

Belajar somatik berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis,

melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar,

jadi belajar somatis yakni belajar dengan bergerak dan berbuat (De porter dan

Hernacki 2006). Integrasi gerakan ke dalam proses pembelajaran akan sangat

membantu meningkatkan daya ingat karena otak mengingat dan menjangkarkan

informasi yang dipelajari dengan memasukkan unsur pengalaman (Gunawan

2004).

Meier (2005) mengemukakan bahwa orang dapat berbuat ketika mereka:

1) Memeragakan suatu proses, sistem atau seperangkat konsep

2) Mendapatkan pengalaman, lalu membicarakannya dan merefleksikannya.

3) Melengkapi suatu proyek yang memerlukan kegiatan fisik.

4) Melakukan tinjauan lapangan, menulis, menggambar, dan membicarakan

tentang apa yang dipelajari.

5) Mewawancarai orang-orang di luar kelas

6) Dalam tim, menciptakan pelatihan pembelajaran aktif bagi seluruh siswa.

b. Auditori

Belajar dengan berbicara dan mendengar (De porter dan Hernacki 2006).

Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penggunaan

sarana auditori dalam belajar (Meier 2005):

1) Mengajak untuk membaca dengan keras dari buku panduan atau layar

komputer.

2) Mengajak membuat rap, sajak, atau hafalan dari yang sedang dipelajari

3) Meminta berpasangan atau berkelompok memperbincangkan secara terperinci

apa yang baru saja dipelajari dan bagaimana menerapkannya.

4) Mempraktikkan suatu keterampilan atau memeragakan fungsi sambil

mengucapkan secara terperinci apa yang sedang dikerjakan.

c. Visual

Belajar dengan cara melihat dan mengamati (De porter dan Henacki 2006).

Beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pembelajaran lebih visual

menurut Meier (2005) antara lain:

1) Bahasa yang penuh gambar

Page 22: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

12

2) Grafik presentasi yang hidup

3) Benda tiga dimensi

4) Bahasa tubuh yang dramatis

5) Cerita yang hidup

6) Pengamatan lapangan

d. Intelektual

Belajar dengan memecahkan masalah dan berfikir. Intelektual

menunjukkan apa yang dilakukan dalam fikiran secara internal ketika

menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan

hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Berikut aktivitas

yang dapat merangsang kegiatan intelektual (Meier 2005):

1) Memecahkan masalah.

2) Menganalisis pengalaman.

3) Melahirkan gagasan kreatif.

4) Mencari dan menyaring informasi.

5) Merumuskan pertanyaan.

Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa

pembelajaran. Misalnya, seorang siswa dapat belajar sedikit dengan menyaksikan

presentasi (V), tetapi ia dapat belajar jauh lebih banyak jika dapat melakukan

sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa yang mereka

pelajari (A), dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi

tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada (I) (Meier 2005).

Model pembelajaran SAVI dapat direncanakan dalam empat tahap

(Herdian 2009), yaitu:

a. Tahap persiapan (gairah)

Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif

mengalami pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka

dalam situasi optimal untuk belajar.

b. Tahap presentasi (encounter)

Pada tahap ini siswa dikondisikan agar menemukan materi belajar yang baru

dengan cara menari, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan

cocok untuk semua gaya belajar.

Page 23: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

13

c. Tahap praktek (integrasi)

Pada tahap ini siswa dibantu untuk mengintegrasikan dan menyerap

pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara.

d. Tahap kinerja (aplikasi)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas

pengetahuan atau ketrampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil

belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.

Meier (2005) menyebutkan strategi dalam menerapkan SAVI antara lain :

a. Belajar akan efektif dalam keadaan “Fun” (menyenangkan).

b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi. Sudah bukan zamannya lagi

anak disuapi, tetapi ia harus menciptakan sendiri. Pembelajaran harus

berpusat pada siswa, bukan berpusat pada guru. Oleh karena itu, pada saat

merancang pembelajaran, guru harus memikirkan apa yang akan dilakukan

siswa, bukan apa yang dilakukan guru.

c. Belajar yang baik itu bersifat sosial. Tak perlu diragukan lagi manfaat yang

akan dirasakan jika belajar dilakukan dalam kelompok.

d. Belajar yang baik juga bersifat multi inderawi.

e. Belajar terbaik dalam keadaan alfa. Sebagaimana stasiun pemancar radio atau

televisi, otak manusia juga bekerja pada gelombang atau frekuensi tertentu.

Belajar terbaik itu pada frekuensi alfa karena sebagian besar memori kita

disimpan di pikiran bawah sadar. Dan yang dapat menghantarkan memori ke

pikiran bawah sadar adalah gelombang alfa.

Untuk menerapkan strategi pembelajaran SAVI seperti yang disebutkan

diatas tentu tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari siswa. Kehidupan

sehari-hari siswa tidak akan terlepas dari adanya kemajuan teknologi komunikasi

dan informasi yang sangat cepat dan canggih. Dengan demikian teknologi

informasi dapat diimplementasikan dalam pembelajaran SAVI untuk menjadikan

pembelajaran lebih efektif dan efisien.

4. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran dengan model

SAVI

Haag dan Keen dalam Akib (2006) menyatakan teknologi informasi

adalah seperangkat alat yang membantu bekerja dengan informasi dan melakukan

Page 24: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

14

tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Martin dalam Akib

(2006) mengungkapkan bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada

teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan

untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi

komunikasi untuk mengirim/menyebarkan informasi. Sementara Williams dan

Sawyer diacu oleh Akib (2006), mengungkapkan bahwa teknologi informasi

adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur

komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.

Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi maupun

digital menurut Putra (2009) dapat digunakan baik secara synchronous (proses

belajar mengajar dilakukan secara bersamaan, terjadi interaksi dua arah antara

pengajar dan peserta pembelajaran) maupun asynchronous (proses belajar

mengajar antara pengajar dan peserta pembelajaran dilakukan pada waktu yang

berbeda). Bentuk realisasi dari pembelajaran berbasis TI (Teknologi Informasi) ini

dapat melalui 2 cara (Pustekkom 2009):

a. Stand-alone & off-line

1) Dapat dijalankan pada komputer yang tidak terhubung dengan jaringan

2) Dipakai untuk pembelajaran mandiri maupun kelompok

3) Biasanya dalam bentuk materi yang telah diorganisasikan sedemikian rupa

sehingga dapat menjadi media belajar individu maupun klasikal di kelas.

Contohnya multimedia interaktif, slide animasi, video, film.

b. Web-based training (WBT)

1) Lingkungan belajar berbasis Web dan teknologi Internet

2) Lebih kaya dan interaktif

3) Dapat digunakan untuk pembelajaran mandiri maupun kolektif

4) Selain media juga sebagai sumber belajar, karena aksesnya lebih luas.

Salah satu media pembelajaran berbasis teknologi informasi adalah slide

multimedia den internet. Slide multimedia merupakan sumber belajar yang

dirancang (By Design Learning Resources) dan internet merupakan sumber

belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (By Utility Learning

Resources) (Pustekkom 2009).

Page 25: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

15

Slide adalah media yang penyajiannya menggunakan proyektor

(Rumampuk 1988). Multimedia terdiri dari dua suku kata yaitu; multi (Latin

nouns) berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Latin) yaitu sesuatu yang

dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Medium (American

Heritage Electronic Dictionary 1991) yaitu alat untuk mendistribusikan dan

mempresentasikan informasi. Elemen-elemen multimedia menggabungkan

beberapa komponen seperti warna, teks, animasi, gambar/grafik, suara, dan video

sangat menunjang dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki

kemampuan kognitif yang berbeda. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape

audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi (Arsyad

2009).

Pembelajaran berbasis multimedia menunjang implementasi kurikulum,

membantu upaya meningkatkan minat belajar, dan menjadi pelengkap sumber

belajar. Kehadiran teknologi multimedia dalam pembelajaran hanya bertindak

sebagai pelengkap, tambahan (suplemen) atau alat bantu bagi guru. Multimedia

tidak akan mengambil alih peran dan fungsi guru, karena ada hal yang tidak dapat

digantikan oleh multimedia. Multimedia hanya sebagai pilihan dalam

menyampaikan informasi kepada siswa untuk menciptakan suasana belajar

mandiri yang menyenangkan (Kariadinata 2010).

Media dan sumber belajar selain slide multimedia yang dapat

dimanfaatkan untuk pembelajaran adalah internet. Internet merupakan jaringan

komputer global yang mempermudah, mempercepat akses, dan distribusi

informasi dan pengetahuan (materi pembelajaran) sehingga materi dalam proses

belajar mengajar selalu dapat diperbaharui. Dengan adanya internet sebagai

sumber belajar akan membuat siswa mengeksplorasi pengetahuan yang hanya

sedikit didapat dari guru dan buku teks (Oetomo 2006).

Penggunaan slide multimedia dan internet dalam pembelajaran akan lebih

membuat siswa tertarik dalam pembelajaran, namun pembelajaran yang menarik

saja tidak cukup untuk menciptakan pemahaman yang mendalam sehingga siswa

dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, media dan

sumber ini perlu dipadukan dengan model pembelajaran yang membuat siswa

terlibat secara aktif dalam pembelajaran, model pembelajaran yang dimaksud

Page 26: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

16

adalah model pembelajaran SAVI. Dengan memadukan model pembelajaran

SAVI berbasis teknologi informasi (slide multimedia dan internet) akan

menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan melibatkan siswa

secara penuh sehingga hasil belajar siswa menjadi optimal.

Bentuk penerapan TI (Teknologi informasi) menurut Nugroho (2009)

dalam kegiatan pembelajaran SAVI di kelas dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Dukungan TI dalam pembelajaran SAVI Modus belajar Dukungan TI Somatik Presentasi disertai simulasi dengan media slide multimedia, browsing internet mencari referensi, wawancara tentang sistem saraf dengan staf ahli, game mencari fungsi bagian otak dengan panduan kartu otak Auditori Diskusi dalam kelompok dipandu slide multimedia Visual memperhatikan gambar-gambar dan video/film pendek pada slide multimedia Intelektual memecahkan permasalahan tentang sistem saraf dalam kehidupan sehari-hari melalui browsing internet dan panduan slide multimedia, bermain game mekanisme kerja saraf dengan game flash

Pembelajaran SAVI berbasis teknologi informasi (slide multimedia dan

internet) sangat cocok diimplementasikan pada materi yang cukup sulit untuk

dipahami siswa dan guru kesulitan memilih model yang sesuai untuk mengajarkan

materi tersebut. Materi yang sulit diajarkan guru dan sulit dipahami siswa adalah

materi sistem saraf.

5. Pembelajaran sistem saraf

Sistem saraf dalam hal ini adalah pada manusia. Materi ini diberikan

kepada siswa kelas XI SMA/MA atau sederajat pada mata pelajaran Biologi.

Sistem saraf merupakan materi Biologi yang meliputi struktur saraf, susunan dan

fungsi sistem saraf, mekanisme penghantaran impuls dan kelainan-kelainan pada

sistem saraf dan efek psikotropika terhadap kesehatan saraf.

Page 27: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

17

Kurikulum yang dianut saat ini adalah kurikulum 2009 yang dikenal

dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dalam KTSP, terdapat

Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terkait dengan sistem saraf pada

mata pelajaran Biologi, yaitu sebagai berikut :

a. Standar Kompetensi No. 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan

hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta

implikasinya pada salingtemas

b. Kompetensi Dasar No. 3.6. menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan

proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia

(saraf, endokrin, dan penginderaan).

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tersebut menuntut siswa

menguasai dan memahami tentang sistem saraf dan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Penguasaan dan pemahaman siswa ditentukan oleh

adanya proses pembelajaran yang membuat mereka mudah menguasai dan mudah

memahami materi sistem saraf tersebut. Pembelajaran yang tepat untuk membuat

siswa mudah belajar dan mudah memahami adalah pembelajaran yang melibatkan

siswa sepenuhnya dalam pembelajaran, dan pembelajaran yang cocok adalah

pembelajaran SAVI yang menggabungkan aktifitas fisik dengan kegiatan

intelaktual dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dalam pembelajaran.

Beberapa proses yang terjadi dalam organ saraf kemungkinan akan sulit

dipahami oleh siswa, oleh karena itu penggunaan media dalam pembelajaran

sangat diperlukan untuk memperjelas dalam mempelajari suatu proses yang sukar

diamati secara langsung. media pembelajaran sangat bermacam-macam jenisnya

namun media yang sangat cocok untuk mempelajari objek yang abstrak adalah

gambar bergerak disertai suara. Termasuk dalam media gambar bergerak dan

disertai suara adalah film atau video, akan tetapi media ini tidak dapat diatur

tampilannya untuk disesuaikan dengan materi yang sedang dibicarakan. Untuk

mengatasi hal tersebut film atau media tersebut dapat dipotong bagian yang

diinginkan kemudian dengan bantuan komputer dapat dimasukkan dalam bentuk

slide power point disertai animasi. Slide tersebut kemudian dapat dibakar ke

dalam CD (compact disc) ataupun flashdisc agar lebih mudah penggunaanya

dalam proses pembelajaran dan distribusinya kepada siswa.

Page 28: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

18

Pada strategi pembelajaran SAVI berbasis TI yang akan diterapkan, siswa

akan dikondisikan untuk melakukan berbagai aktivitas belajar mulai dari diskusi

kelompok, presentasi, tanya jawab, penugasan, praktik dan pemecahan masalah

sehari-hari berkaitan dengan sistem saraf. Pengalaman belajar yang akan dialami

siswa antara lain melakukan observasi melalui slide animasi, wawancara nara

sumber, memecahkan masalah dan bahkan menjadikan dirinya sendiri sebagai

objek yang dipelajari. Slide animasi yang akan digunakan dalam pembelajaran

berisi tentang materi sistem saraf yakni struktur dan fungsi sistem saraf, gerak dan

mekanisme penghantaran impuls, dan penyakit dan/ kelainan yang terjadi pada

sistem saraf. Masing-masing sub topik tersebut akan dibahas tiap pertemuan. Slide

animasi tersebut berisi keterangan dan gambar-gambar disertai film pendek untuk

lebih memperjelas keterangan yang ada pada slide.

Dalam penelitian ini, materi sistem saraf mempunyai alokasi waktu 8 JP,

dengan 6 JP untuk kegiatan pembelajaran di kelas dan 2 JP untuk evaluasi test

tertulis. Pokok bahasan yang akan dipelajari meliputi struktur dan fungsi susunan

saraf, gerak dan mekanisme penghantaran impuls dan penyakit dan/ kelainan

pada sistem saraf. Tiap pokok bahasan akan dibahas pada satu kali pertemuan

sama dengan 2x45 menit atau 2 jam pelajaran.

Pembelajaran SAVI berbasis TI yang akan dilakukan di SMA N 2 Kudus

kelas XI IPA diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sejalan dengan

pengorganisasian materi yang tepat dan meningkatnya aktivitas belajar. Oleh

karena itu menciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa aktif belajar

dengan menyenangkan sebagai pusat pembelajaran serta peran guru sebagai

fasilitator (bukan pusat pembelajaran) sangat penting dalam pembelajaran.

Adapun kerangka berfikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 29: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

19

Gambar 1 Skema kerangka berfikir pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis TI

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah model somatik auditori visual

intelektual (SAVI) berbasis teknologi informasi efektif pada pembelajaran sistem

saraf di SMA N 2 Kudus.

Pembelajaran SAVI berbasis TI

Model pembelajaran SAVI berbasis TI efektif pada materi pembelajaran sistem saraf

Pembelajaran sistem saraf masih Teacher Centered Learning, kurang variasi pembelajaran, Materi sistem saraf sulit dilihat langsung dan sulit dipahami, aktivitas belajar terbatas

Siswa kurang aktifitas dan kurang pengalaman belajar, siswa bosan dalam pembelajaran.

Hasil belajar kognitif mencapai KKM, hasil belajar afektif dan psikomotorik dalam kriteria tinggi atau sangat tinggi, aktivitas siswa dengan kriteria aktif atau sangat aktif, tanggapan siswa dan guru baik atau sangat baik

Pembelajaran menjadi Student centered learning, aktivitas belajar bervariasi, materi lebih tervisualisasi sehingga mudah dipahami

Hasil belajar (kognitif, afektif, psikomotorik) siswa belum optimal

Page 30: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 2 Kudus yang beralamat di

Jl.Ganesha Purwosari Kudus Telp/Fax (0291) 431630 Kudus 59354. Penelitian

ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri

2 Kudus Tahun Ajaran 2009/2010 yang berjumlah 196 siswa yang terbagi

menjadi 5 kelas.

2. Sampel penelitian ini sebanyak 79 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas. Satu

kelas sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 40 dan kelas lainnya

sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa 39. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu meliputi:

1. Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran SAVI

berbasis TI.

2. Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar (kognitif, afektif dan

psikomotorik), aktivitas siswa, tanggapan siswa dan guru.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Posttest-Only Control Design

(Sugiyono 2006). Dalam desain ini terdapat kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen yang diambil secara random kemudian diberi perlakuan. Setelah

diberi perlakuan kemudian diberikan post tes. Desain tersebut dapat digambarkan

pada Tabel 2.

Page 31: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

21

Tabel 2 Gambaran rancangan Posttest-Only Control Design Kelompok Perlakuan Pengukuran E K

X1 X2

Post Post

Keterangan: E : kelompok eksperimen K : kelompok kontrol X1 : model pembelajaran SAVI berbasis TI X2 : model pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif

(pembelajaran yang biasa diterapkan di SMA N 2 Kudus) Post : post test

Untuk melihat sejauh mana keefektifan model SAVI berbasis TI ini

terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran Biologi materi sistem

saraf, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran SAVI

berbasis TI dan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran diskusi

dengan charta berbasis kooperatif (pembelajaran yang biasa digunakan di SMA N

2 Kudus).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi tahap perencanaan, persiapan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Perencanaan penelitian

Dalam kegiatan perencanaan meliputi hal-hal berikut ini:

a. Melaksanakan observasi awal melalui wawancara dengan guru Biologi untuk

mendapatkan data awal siswa, data sekolah dan proses belajar mengajar yang

dilakukan oleh guru.

b. Menyusun proposal penelitian untuk mempermudah dalam pelaksanaan

penelitian.

2. Persiapan penelitian

a. Bersama guru bidang studi berkolaborasi menyusun desain pembelajaran yaitu

pembelajaran materi sistem saraf dengan model pembelajaran SAVI berbasis

TI .

b. Mempersiapkan instrumen penelitian, meliputi: silabus, RPP, LDS, dan alat-

alat evaluasi berupa soal-soal, lembar observasi aktivitas siswa, angket

tanggapan siswa terhadap pembelajaran, dan lembar wawancara tanggapan

guru.

Page 32: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

22

c. Melakukan uji coba instrumen yakni soal-soal yang akan digunakan sebagai

alat ukur hasil belajar.

d. Analisi soal uji coba meliputi : validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan

tingkat kesukaran soal test.

3. Pelaksanaan penelitian

a. Melaksanakan proses pembelajaran materi sistem saraf manusia menggunakan

model pembelajaran SAVI berbasis TI.

Pertemuan 1 (2 jam pelajaran)

1) Tahap persiapan (10 menit)

a) Guru menayangkan sebuah video orang yang sedang bersin.

b) Guru bertanya kepada siswa tentang interpretasi dari video yang

ditayangkan dan kaitannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan.

(intelektual)

2) Tahap presentasi (20 menit)

a) Guru menayangkan video berisi rangkuman sistem saraf (visual-intelektual)

b) Tiap siswa diberi sebuah kartu (brain card) yang berisi fungsi-fungsi otak

dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian

otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik)

c) Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka

masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan

berkumpul dalam kelompoknya (somatik)

3) Tahap praktek (integrasi) (15 menit)

a) Guru membagikan LDS pada tiap kelompok untuk didiskusikan.

b) Siswa melakukan diskusi kelompok dengan bantuan slide multimedia

sementara guru mengawasi jalannya diskusi (somatik-visual-intelektual)

4) Tahap kinerja (aplikasi) (35 menit)

a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah

dilakukan (auditori)

b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti (auditori)

5) Kegiatan akhir (10 menit)

a) Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia

Page 33: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

23

b) Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang berbagai

rangsang dan respon gerak biasa dan gerak refleks dalam kehidupan sehari-

hari.

c) Guru menutup kegiatan pembelajaran

Pertemuan 2 (2 jam pelajaran)

1) Tahap persiapan (10 menit)

a) Guru mencubit salah seorang siswa (somatik)

b) Guru meminta siswa megungkapkan hasil interpretasinya tentang apa yang

dirasakan ketika dicubit, dan menanyakan tanggapan dari siswa lain tentang

peristiwa tersebut (Auditori-intelektual)

2) Tahap presentasi (10 menit)

a) Tiap siswa diberi sebuah kartu (Brain Card) yang berisi fungsi-fungsi otak

dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian

otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik)

b) Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka

masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan

berkumpul dalam kelompoknya (somatik)

3) Tahap praktek (integrasi) (50 menit)

a) Guru membagikan LKS dan LDS untuk dikerjakan siswa secara

berkelompok (auditori-visual-intelektual)

4) Tahap kinerja (aplikasi) (10 menit)

a) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti (auditori)

b) Guru meminta beberapa siswa untuk maju dan mendemonstrasikan refleks

patella atau menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan bantuan

slide multimedia (somatik-auditori)

5) Kegiatan akhir (10 menit)

a) Guru bersama siswa menyimpulkan mekanisme kerja sistem saraf

b) Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang kelainan dan/

penyakit pada sistem saraf baik di internet/koran/majalah dan melakukan

wawancara ke puskesmas atau kepolisian.

c) Guru menutup kegiatan pembelajaran

Page 34: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

24

Pertemuan 3 ( 2 jam pelajaran)

1) Tahap persiapan (10 menit)

a) Guru menayangkan video orang yang sedang mabuk (auditori-visual)

b) Guru meminta salah satu siswa menjelaskan keterkaitan antara video dengan

sistem saraf (intelektual)

2) Tahap presentasi (15 menit)

a) Siswa diminta duduk dalam kelompoknya (somatik)

b) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang pembagian tugas

presentasi (auditori)

3) Tahap praktek (integrasi) (40 menit)

a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil observasi dan

wawancaranya tentang kelainan dan/ penyakit tentang sistem saraf

(auditori)

4) Tahap kinerja (aplikasi) (15 menit)

a) Siswa diberi kesempatan melakukan tanya jawab dalam diskusi kelas

(auditori- intelektual)

b) Guru memberikan penjelasan tentang materi yang belum tersampaikan

dalam diskusi kelas (auditori)

5) Kegiatan akhir (10 menit)

a) Siswa bersama guru menyimpulkan kesimpulan dari pembelajaran kelainan

dan/ penyakit pada sistem saraf

b) Guru menutup kegiatan pembelajaran.

b. Mengamati jalannya proses pembelajaran materi sistem saraf manusia yang

dilakukan oleh observer dan guru mitra, dan mencatat hasilnya pada lembar

observasi.

c. Memberikan evaluasi akhir dengan pemberian tes tertulis kepada siswa.

d. Memberikan angket pada siswa mengenai pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

e. Melakukan wawancara dengan guru mitra tentang pembalajaran yang telah

dilaksanakan.

4. Analisis dan penyimpulan

Page 35: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

25

a. Melakukan analisis hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas siswa dan,

hasil angket yang diperoleh dari siswa, serta mengevaluasi hasil wawancara

dengan guru mitra.

b. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.

F. Data dan Teknik Pengambilan Data

Terdapat 2 macam data berdasarkan cara pengambilan data, yakni data

langsung dan data tak langsung. Data langsung merupakan data yang diambil

secara langsung dari sumber data, sedangkan data tak langsung merupakan data

yang diambil dengan perantara atau dokumen tanpa berhubungan langsung

dengan sumber data. Sumber data dalam penelitian ini yakni: Guru dan Siswa.

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengambilan data dari sumber

data, disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Teknik pengambilan data dari sumber data:

Data yang Diambil Teknik Pengambilan Data Hasil belajar kognitif Tes Hasil belajar psikomotorik Observasi Hasil belajar afektif Angket Aktivitas siswa Observasi Tanggapan siswa Angket Tanggapan guru wawancara

G. Metode Analisis data

1. Analisis tahap awal

Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui bahwa kelompok yang

digunakan untuk penelitian dapat memenuhi syarat sebagai subyek penelitian

yakni dengan menentukan kelayakan kelompok yang akan dijadikan sampel

penelitian. Analisis yang digunakan yaitu:

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan distribusi nomal atau tidak (Sudjana 2002). Teknik yang digunakan

untuk menguji kenormalan adalah teknik Chi kuadrat. Hipotesis yang diuji adalah:

Ho : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

Page 36: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

26

Adapun rumus chi kuadrat adalah sebagai berikut :

x hitung = ∑

Keterangan : x2 : chi kuadrat Oi : frekuensi pengamatan Ei : frekuensi yang diharapkan

: banyaknya kelas interval

Selanjutnya harga x2hitung yang diperoleh dikonsultasikan ke 푥2

tabel dengan

derajat kebebasan (dk) = k-3 dan taraf signifikan 5%. Ho diterima jika 푥2hitung <

푥2tabel, dan jika sebaliknya Ha diterima.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui bahwa kedua sampel berasal

dari populasi homogen. Untuk menguji homogenitas Sudjana (2002) dapat

menggunakan rumus Barleth. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : σ12 = σ2

2

Ha : σ12 ≠ σ2

2

Kriteria Ho diterima jika x2 hitung ≤ x2 tabel, jika sebaliknya maka Ha

diterima. Kedua kelompok homogen jika x2 ≤ x2 (1-α) (k-1) dengan dk = k-3

dengan taraf signifikansi 5%.

c. Analisis soal uji coba

1) Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat valid suatu

instrument. Validitas dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar (Arikunto 2006a).

rxy = N∑XY- ( ∑X)(∑Y)

{N∑X− (∑X)2}{N∑Y− (∑Y)2}

Keterangan : rxy : koefisien korelasi antara variable X dan Y X : skor item setiap nomor soal Y : skor total setiap peserta N : jumlah peserta

Harga rxy yang diperoleh dari tiap-tiap item kemudian dikonsultasikan

dengan tabel r product moment dengan taraf signifikan 5 %, jika harga rhitung≥ rtabel

Page 37: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

27

item soal dikatakan valid, dan jika sebaliknya maka soal dikatakan tidak valid.

Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Rekapitulasi validitas soal uji coba*

Uji validitas Nomor Soal Jumlah soal Valid 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20,

22, 23, 24,26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 38, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55

42

Tidak Valid 3, 6, 11, 14, 16, 21, 25, 30, 36, 37, 39, 40, 42, 45 13 Jumlah 55

*Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 4. 2) Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan reliabel (dapat dipercaya) jika memberikan hasil

yang tetap apabila digunakan berkali-kali. Reliabilitas dapat diukur dengan rumus

K-21 ( Arikunto 2006a) sebagai berikut :

r11 = k 1- m(k-m)

k-1 kVt

keterangan : r11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir soal m : mean (skor rata-rata) Vt : varians total

Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel

product moment, bila r hitung > r tabel, maka soal tes bersifat reliabel. Untuk n=

35 diperoleh r tabel = 0,334. Dari hasil perhitungan untuk seluruh item soal diperoleh

harga r hitung sebesar 0,877. Karena r hitung > r tabel maka alat ukur tersebut sudah

reliabel. Perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

3) Analisis tingkat kesukaran

Indeks kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan

mudahnya suatu soal. Menurut Arikunto (2006b) besarnya tingkat kesukaran

dihitung dengan rumus :

P =

Page 38: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

28

Keterangan : P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 5, dan hasil analisis

tingkat kesukaran pada soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5 Kriteria indeks kesukaran (P) Interval P Kriteria 0,0 < P ≤ 0,3 Soal sukar 0,3 < P ≤ 0,7 Soal sedang 0,7 < P≤ 1,0 Soal mudah Tabel 6 Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba

Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah soal Mudah 3, 4, 5, 12, 13, 15, 19, 21, 24, 27, 40, 46, 47,

48, 53, 55 16

Sedang 1, 2, 7, 8, 10, 14, 16, 17, 18, 23, 25, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 41, 42, 44, 45, 49, 50,51, 52, 54

28

Sukar 6, 9, 11, 20, 22, 26, 30, 33, 37, 39, 43, 11 Jumlah 55

*Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 4. 4) Daya pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (Arikunto 2006b).

Untuk mencari nilai daya pembeda digunakan rumus :

D= - = PA-PB

Keterangan : D : daya pembeda (indeks diskriminasi) BA : banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas atas BB : banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas bawah JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya siswa kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 7, dan hasil analisis daya

pembeda pada soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 39: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

29

Tabel 7 Klasifikasi daya pembeda soal

Interval Daya Pembeda Kriteria 0,00 ≤ D ≤ 0,20 jelek 0,20 < D ≤ 0,40 cukup 0,40 < D ≤0,70 baik 0,70 < D ≤ 1,00 baik sekali negatif daya pembeda tidak baik dan sebaiknya dibuang

Tabel 8 Hasil daya pembeda soal uji coba*

Daya pembeda Nomor Soal Jumlah soal Jelek 3, 4, 6, 11, 14, 16, 22, 26, 27, 37, 39, 40, 42, 45,

55 15

Cukup 2, 5, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51,52, 53, 54

30

Baik 1, 7, 8, 10, 23, 24, 28, 31, 35, 38, 10 Baik Sekali - Jumlah 55

*Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 4.

Berdasarkan hasil analisis di atas soal yang dipakai dalam penelitian ini

adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, mempunyai daya pembeda dengan

kriteria cukup, baik, atau baik sekali dengan persentase tingkat kesukaran soal

sukar 30%, sedang 40% dan sukar 30% dari keseluruhan soal yang dipakai. Soal

yang dipakai dan soal diperbaiki dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Rekapitulasi soal yang dipakai dan soal yang dibuang untuk evaluasi pada

materi pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis TI

Nomor Soal Keterangan

Dipakai Diperbaiki

1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24,26, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 38, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55

3, 6, 11, 14, 16, 21, 25,28, 30, 36, 37, 39, 40, 42, 45,

Dipakai = 40 Diperbaiki = 15

Jumlah 55

2. Analisis tahap akhir

Page 40: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

30

Setelah perlakuan diberikan, selanjutnya diadakan posttest untuk

mengambil data hasil belajar siswa kelompok sampel. Hasil belajar tersebut

dianalisis dan dibandingkan untuk mengetahui pada kelompok mana perlakuan

tersebut paling efektif. Analisis data yang digunakan adalah :

a. Analisis data hasil belajar kognitif siswa

Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai LDS, nilai tugas, LKS dan

nilai post test. Hasil dari nilai tersebut kemudian dihitung hasil belajar siswa tiap

individu menurut rumus Arikunto (2006b).

NA = 4

)3())(1( NPTNTGSNJLDKS

Keterangan :

NA : nilai akhir NJLDKS : nilai jawaban LDS dan LKS NTGS : nilai tugas NPT : nilai posttest

Setelah didapatkan nilai akhir, maka nilai tersebut dianalisis untuk

mengetahui adanya perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

Hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari analisis lembar penilaian

psikomotorik, sementara itu analisis hasil belajar afektif diperoleh dari lembar

penilaian minat dan sikap. Analisis lembar penilaian psikomotorik siswa dan

lembar penilaian minat dan sikap menurut Arikunto (2006b) dilakukan dengan

menggunakan rumus :

Nilai yang diperoleh kemudian dikonfirmasikan dengan Kriteria menurut

Ridlo & Rudyatmi (2005). Setelah didapat masing-masing nilai kemudian

dihitung ketuntasan klasikalnya dengan rumus yang sama untuk menghitung

ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif.

b. Uji perbedaan 2 rata-rata

Nilai = maksimalskor Jumlah

diperoleh yangSkor Jumlah x 100%

Page 41: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

31

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar siswa materi

sistem saraf kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai perbedaan

rata-rata atau tidak. Hipotesis yang diuji adalah : H0 : σ12 = σ2

2

Ha : σ12 ≠ σ2

2

Karena α1=α2 maka statistik yang digunakan adalah Uji t dengan rumus :

t =

Keterangan : X1 = rata-rata nilai kelas eksperimen X2 = rata-rata nilai kelas kontrol n1 = jumlah anggota kelas eksperimen n2 = jumlah anggota kelas kontrol Statistik tersebut berdistribusi dengan dk=(n1+n2-1)

Kemudian dari nilai akhir tersebut dihitung nilai ketuntasan klasikalnya

untuk mengetahui efektivitas pembelajaran yang dilakukan. Perhitungan

dilakukan dengan menggunakan rumus :

P =

nni

x 100%

Keterangan : P : Ketuntasan klasikal ni : Jumlah siswa tuntas secara individu (nilai ≥70)

n : Jumlah seluruh siswa 100 : Bilangan tetap

Setelah mendapatkan ketuntasan klasikal, kemudian hasilnya dikonfirmasi

dengan Kriteria persentase kelulusan menurut Ridlo dan Rudyatmi (2005).

c. Analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran

1) Menghitung jumlah skor masing-masing siswa dalam kegiatan pembelajaran

2) Menghitung persentase tingkat aktivitas siswa dengan rumus (Purwanto

2008) sebagai berikut :

Page 42: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

32

Keterangan : NP : nilai persen yang dicari R : jumlah skor yang diperoleh siswa SMI : skor maksimal ideal

3) Mengkonfirmasikan nilai persen dengan Kriteria menurut Ridlo dan

Rudyatmi (2005) yang dimodifikasi sebagai berikut:

≤ 54% : jelek 55%-5%9 : kurang aktif 60%-75% : cukup aktif 76%-85% : aktif 86%-100% : sangat aktif

d. Analisis angket tanggapan siswa

Angket tanggapan siswa dianalisis dengan skala Likert. Angket yang

digunakan memiliki dua jawaban yaitu ya dan tidak. Analisis angket menurut

Arikunto (2006b) dengan menggunakan rumus :

Nilai = maksimalskor Jumlah

ya menjawabSkor Jumlah x 100%

Nilai yang diperoleh kemudian dikonfirmasikan dengan Kriteria persentase

menurut Ridlo & Rudyatmi (2005) dibawah ini:

≤ 54% : jelek 55%-59% : kurang baik 60%-75% : cukup baik 76%-85% : baik 86%-100% : sangat baik

NP = SMI

R x 100%

Page 43: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

F. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 SMA Negeri 2

Kudus pada Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010. Pembelajaran yang

diterapkan adalah pembelajaran SAVI berbasis Teknologi Informasi pada

kelompok eksperimen (XI IPA 1) dan pembelajaran diskusi dengan media charta

berbasis kooperatif pada kelompok kontrol (XI IPA 3). Hasil penelitian ini berupa

hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa pada materi sistem saraf

manusia. Aktivitas siswa, data tanggapan siswa dan tanggapan guru digunakan

sebagai data pendukung. Adapun hasil penelitian yang diperoleh, akan diuraikan

sebagai berikut :

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 (kelompok eksperimen) dan kelas XI

IPA 3 (kelompok kontrol) diukur dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Hasil belajar kognitif siswa diukur berdasarkan nilai LDS, LKS, Tugas, dan post

test yang berupa nilai akhir. Rekapitulasi hasil belajar kognitif tersebut disajikan

pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil belajar kognitif dan ketuntasan siswa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol*

No Hasil belajar kognitif Kelompok eksperimen Kelompok kontrol 1 Rata-rata 80,01 73,97 2 Nilai tertinggi 87,13 81,5 3 Nilai terendah 69,25 68,25 4 Jumlah siswa yang tuntas 39 34 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 1 5 6 Ketuntasan klasikal 97,5% 87,18%

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Data hasil belajar kognitif yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji

normalitas dan uji kesamaan dua varians terlebih dahulu sebagai syarat uji t.

Hasil uji normalitas kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal.

Page 44: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

34

Hasil uji normalitas didapatkan 푥 hitung untuk kelompok eksperimen 1,4

dan 푥 hitung untuk kelompok kontrol 5,75 dengan 푥 tabel 7,81. Hal ini

menunjukkan 푥 hitung < 푥 tabel, maka data kedua kelompok dikatakan

berdistribusi normal.

Uji kesamaan dua varians antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menunjukkan kedua kelompok memiliki varians yang sama. Hasil uji

kesamaan dua varians data nilai kognitif siswa kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menunjukkan bahwa Fhitung 1,51 dan Ftabel dengan kesalahan 5% adalah

1,71. Jika F hitung < F tabel maka berarti kedua kelompok memiliki varians yang

sama.

Setelah lolos uji normalitas dan uji kesamaan dua varians, selanjutnya

hasil belajar kognitif dari kedua kelas yakni XI IPA 1 (eksperimen) dan kelas XI

IPA 3 (kontrol) dibandingkan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil

belajarnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kognitif

siswa, rata-rata nilai dibandingkan secara statistik dengan uji t. Hasil uji t

menunjukkan bahwa thitung 6,59 dan ttabel dengan dk = 77 dan taraf signifikansi 5%

adalah 1,66. Karena t hitung > t tabel maka berarti kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol berbeda secara signifikan.

Hasil belajar afektif pada siswa diukur menggunakan nilai minat dan

sikap. Nilai minat dan sikap diperoleh dari hasil skor angket minat dan sikap.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek afektif (minat) siswa pada

kelompok eksperimen mencapai rata-rata 54,69 (lebih baik dari kelompok kontrol

yang mencapai rata-rata 43,91). Ukuran untuk mengukur minat adalah kehadiran

siswa, keadaan catatan dan referensi yang dimiliki. Indikator kehadiran pada item

1 dan 2 menunjukkan bahwa siswa kelompok eksperimen lebih antusias untuk

hadir dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang memiliki catatan pada kelompok

eksperimen lebih sedikit daripada siswa kelompok kontrol. Kepemilikan referensi

oleh siswa menunjukkan bahwa 100% siswa kelompok eksperimen memiliki

referensi berbahasa Indonesia, sedangkan siswa kelompok kontrol yang memiliki

referensi berbahasa indonesia hanya 97,4% saja. Hampir seluruh siswa kelompok

eksperimen (90%) melakukan penelusuran internet untuk memperluas

Page 45: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

35

pengetahuannya, sedangkan kelompok kontrol yang melakukan penelusuran

internet hanya 12,82 %. Persentase jumlah siswa yang mencapai aspek minat pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digambarkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Persentase siswa yang mencapai aspek minat pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

Hasil belajar afektif berupa sikap menunjukkan sikap siswa pada

kelompok eksperimen mencapai rata-rata 81,56 lebih baik dari kelompok kontrol

dengan rata-rata 68,13. Sikap siswa diukur menggunakan indikator berupa

kesukaan siswa terhadap mata pelajaran, pentingnya mempelajari materi sistem

saraf, interaksi untuk memahami materi dan sikap terhadap tugas-tugas yang

diberikan oleh guru. Hasil angket tentang sikap siswa menunjukkan bahwa semua

siswa pada kelompok eksperimen (100%) menyatakan setuju pentingnya

mempelajari materi sistem saraf, sedangkan siswa pada kelompok kontrol yang

Keterangan :

A. Selama sehat saya selalu hadir mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf B. Saya tidak mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf hanya jika saya sakit dan / ada

keperluan lain yang mendesak C. Saya memiliki catatan materi sistem saraf D. Catatan materi sistem saraf yang saya miliki lengkap E. Saya memiliki buku biologi berbahasa inggris F. Saya memiliki buku biologi berbahasa Indonesia G. Saya menelusuri internet untuk memperdalam pemahaman saya tentang sistem saraf H. Saya berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas untuk bertanya pada dokter atau perawat

tentang materi sistem saraf

0

20

40

60

80

100

120

A B C D E F G H

Pers

enta

se (%

)

Aspek minat siswa

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Page 46: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

36

setuju hanya mencapai 92,5% (Gambar 3). Siswa pada kelompok eksperimen

menyatakan 62,5% siswa selalu mengerjakan sendiri tugasnya, dan siswa yang

menyegerakan mengerjakan sendiri tugas yang diberikan hanya 52,5%. Pada

kelompok kontrol hanya 47,5% siswa mengerjakan sendiri tugasnya, dan hanya

17,5% siswa yang menyegerakan mengerjakan tugas yang diberikan. Kesukaan

siswa terhadap pembelajaran dan interaksi siswa agar memahami materi yang

diberikan tidak menunjukkan persentase yang berbeda jauh antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Persentase jumlah siswa yang mencapai aspek

minat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digambarkan pada

Gambar 3. Gambar 3 Grafik persentase siswa yang mencapai aspek sikap pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

Hasil belajar psikomotorik siswa diukur berdasarkan nilai psikomotorik

siswa. Pada kelompok eksperimen nilai psikomotorik diperoleh dari lembar

Keterangan : A. Mempelajari sistem saraf sangat penting bagi kehidupan kita B. Saya mengerjakan sendiri setiap PR/ tugas yang diberikan guru C. Apabila guru memberikan PR/ tugas maka saya akan mengerjakannya sesegera mungkin

setelah saya tiba dirumah D. Saya selalu bertanya kepada guru bila ada materi sistem saraf yang saya tidak mengerti E. Saya selalu berdiskusi dengan teman apabila saya menghadapi kesulitan dalam belajar

biologi materi sistem saraf F. Saya selalu memperhatikan instruksi atau penjelasan guru saat pembelajaran materi

sistem saraf berlangsung G. Saya tidak mengganggu teman lain saat pembelajaran berlangsung H. Setelah mempelajari sistem saraf saya jadi lebih memperhatikan dan mengatur makanan

untuk menjaga fungsi saraf

020406080

100120

A B C D E F G H

Pers

enta

se (%

)

Aspek sikap siswa

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Page 47: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

37

observasi psikomotorik dan dari nilai makalah, sedangkan pada kelompok kontrol

diambil dari observasi saat diskusi. Nilai psikomotorik kelompok eksperimen

mencapai rata-rata 86,67 dengan kriteria sangat baik, sedangkan pada kelompok

kontrol rata-ratanya mencapai 77,00 dengan kriteria baik. Perbedaan kompetensi

yang dicapai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terutama

ditunjukkan pada kemampuan mempresentasikan hasil dengan media yang

menarik dan mudah dipahami. Siswa pada kelompok eksperimen yang dapat

mempresentasikan hasil praktikum atau diskusinya dengan media yang menarik

mencapai 77% siswa, sedangkan siswa pada kelompok eksperimen hanya 44%

saja. Hasil analisis psikomotorik siswa disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11 Persentase jumlah siswa yang menguasai kompetensi psikomotorik pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol*

No Kompetensi psikomotorik (Praktikum/Diskusi) Persentase (%)

Eksperimen Kontrol

1 Mendeskripsikan hasil praktikum atau diskusi dalam bentuk tabel dan tulisan

100,00 100,00

2 Mempresentasikan hasil praktikum atau diskusi di depan kelas dengan media yang menarik

72,50 44,43

3 Mempresentasikan hasil praktikum atau diskusi dengan bahasa komunikatif dan mudah dipahami

66,67 63,25

4 Melaporkan dan mendiskusikan hasil praktikum atau diskusi sesuai dengan konsep yang benar

86,67 77,47

5 Menyimpulkan hasil praktikum atau diskusi dengan benar

89,17 75,21

6 Mengumpulkan hasil praktikum atau diskusi 100,00 100,00 7 Merapikan dan mengembalikan peralatan praktikum

atau diskusi kepada guru 91,67 77,78

2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi kegiatan belajar

mengajar di kelas XI IPA 1 (eksperimen) dan XI IPA 3 (kontrol) yang diambil

pada 3 pertemuan dalam pembelajaran sistem saraf. Hasil observasi aktivitas

siswa menunjukkan kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol

meskipun memiliki kriteria yang sama namun rata-ratanya berbeda. Hal ini

dibuktikan dengan persentase jumlah siswa yang terlibat aktif terhadap aktivitas

yang dinilai pada kelompok kontrol memiliki rata-rata 85,13% dengan kriteria

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.

Page 48: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

38

aktif, sedangkan pada kelompok kontrol memiliki rata-rata lebih rendah dari

kelompok eksperimen (75,56%) dengan kriteria aktif.

Aktivitas yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen yang dinilai, yakni pada kegiatan praktikum. Pada kelompok kontrol

tidak ada kegiatan praktikum dalam pembelajaran yang diterapkan sehingga

kelompok tersebut tidak memiliki nilai praktikum(dapat dilihat pada Tabel 12).

Aktivitas praktikum hanya ditemukan pada pertemuan 2 dan 3 di kegiatan

pembelajaran kelompok eksperimen. Perhitungan persentase keaktifan siswa

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sudah disesuaikan dengan jumlah

skor maksimal ideal (SMI) masing-masing. SMI pada pertemuan pertama

kelompok eksperimen dan seluruh pertemuan (3 pertemuan) pada kelompok

kontrol adalah 56, sedangkan SMI untuk pertemuan ke-2 dan ke-3 pada kelompok

eksperimen adalah 60. Persentase siswa yang terlibat aktif terhadap aktivitas

belajar yang dinilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan

pada Tabel 12.

Tabel 12 Keaktifan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol*

No Aktivitas yang dinilai Persentase (%)

Eksperimen Kontrol

1 Menyiapkan bahan ajar di awal pembelajaran 96,47 89,93 2 Memperhatikan guru saat memberi penjelasan 95,87 86,47 3 Menanggapi pertanyaan/ pendapat siswa lain 60,67 62,07 4 Duduk tenang saat diskusi berlangsung 93,17 88,62 5 Penerimaan siswa terhadap teman sekelompok 98,5 96,96 6 Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan

dari guru maupun siswa lain 87,97

74,73

7 Membuat catatan hasil diskusi 59,93 47,93 8 Tidak mengganggu kelompok lain 96,20 93,43 9 Terlibat dalam presentasi hasil diskusi 63,91 45,53 10 Kerjasama kelompok 83,42 89,43 11 Meninggalkan kelas saat jam pelajaran/ saat

pembelajaran berlangsung 94,03

99,67

12 Terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum** 88,55

-

13 Terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran 83,47

68,80

14 Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi

89,60

39,25

Rata-rata keaktifan Kriteria

85,13 Aktif

75,56 Aktif

3. Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran

* Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. ** Aktivitas hanya ditemukan pada kelompok eksperimen

Page 49: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

39

Tanggapan siswa terhadap pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI

berbasis teknologi informasi diperoleh dari hasil pengisian angket tanggapan

siswa yang terdiri dari 11 pernyataan maupun pertanyaan tentang pembelajaran

sistem saraf dengan model SAVI berbasis teknologi informasi. Angket diberikan

di akhir pembelajaran pada pertemuan terakhir. Hasil analisis tanggapan siswa

menunjukkan siswa kelompok eksperimen yang menanggapi positif terhadap

pembelajaran SAVI berbasis TI lebih banyak dari pada siswa yang menanggapi

positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kontrol. Siswa

kelompok eksperimen yang menanggapi positif terhadap pembelajaran mencapai

rata-rata 82,5% dengan kriteria baik, sedangkan siswa pada kelompok kontrol

yang menanggapi positif hanya 66,67% dengan kriteria cukup. Persentase jumlah

siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam Tabel 13.

Tabel 13 Persentase siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang

dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol* No Pertanyaan dan/pernyataan

Eksperimen Kontrol

Persentase (%)

Kriteria Persentase (%) Kriteria

1 Suasana pembelajaran yang diterapkan menyenangkan

90,00 Sangat Baik 82,00 Baik

2 Ketertarikan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran

77,50 Baik 79,49 Baik

3 Pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa

85,00 Baik 61,54 Cukup Baik

4 Pembelajaran yang diterapkan membantu siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapat di depan kelas

87,50 Sangat Baik 64,1 Cukup Baik

5 Guru sering memberikan contoh-contoh yang sering siswa temukandi lingkungan sekitar

87,50 Sangat Baik 87,18 Sangat Baik

6 Guru sering membahas topik yang sedang aktual di televisi atau Koran dan mengaitkannya dengan materi yang diajarkan

62,50 Cukup Baik 56,41 Kurang baik

7 Pembelajaran yang diterapkan sudah melibatkan siswa secara fisik

82,50 Baik 53,85 Jelek

8 Pembelajaran yang diterapkan sudah melibatkan aspek audio-visual (pendengaran-penglihatan) siswa

82,50 Baik 64,11 Jelek

9 Pembelajaran yang diterapkan sudah melibatkan aspek intelektual siswa

87,50 Sangat Baik 74,36 Cukup Baik

10 Media yang digunakan memudahkan siswa memahami materi sistem saraf

82,50 Baik 58,97 Kurang baik

11 Media yang digunakan membuat siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran

82,50 Baik 51,28 Jelek

Rata-rata 82,50 Baik 66,67 Cukup Baik

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

Page 50: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

40

4. Hasil Wawancara terhadap Guru tentang Pembelajaran SAVI berbasis TI

Tanggapan guru terhadap pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI

berbasis Teknologi Informasi diperoleh dari wawancara dengan guru mitra.

Wawancara dilakukan dengan mengajukan 5 pertanyaan tentang pembelajaran

sistem saraf dengan model SAVI berbasis Teknologi Informasi. Hasil wawancara

menunjukkan guru cukup tertarik dan menanggapi poisitif terhadap pembelajaran

SAVI berbasis TI. Hasil wawancara dapat disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14 Persepsi guru terhadap model SAVI berbasis TI

No Pertanyaan Persepsi guru 1 Tanggapan dan kesan guru terhadap

pembalajaran sangat tertarik karena sebelumnya belum pernah mengetahui model pembelajaran tersebut, guru bertanya-tanya bagaimana sebetulnya pembelajaran SAVI berbasis TI ini dan bagaimana penerapannya.

2 Aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

Guru menyatakan bahwa siswa jadi lebih tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran yang di rancang, dan hasil belajarnya juga relativlebih bagus karena jumlah siswa yang tidak tuntas menjadi berkurang

3 Kendala atau kesulitan apa yang ditemukan guru dalam penerapan model pembelajaran

Kendala yang ditemui pada pengaturan waktu dan pengkodisian siswa yang masih belum terbiasa dengan model pembelajaran yang baru. Jadi butuh waktu pengkondisian lebih lama sehingga mengurangi jam belajar efektif

4 Tanggapan guru tentang kekurangan dan kelabihan dari penerapan model pembelajaran

Kekurangannya pada pengaturan waktu dan fasilitas internet yang kurang dalam proses pembelajaran, kelebihannya lebih meningkatkan minat belajar, aktivitas dan hasil belajar siswa serta lebih memudahkan pekerjaan guru di kelas karena tidak terlalu banya berbicara dikelas.

5 Ketertarikan guru untuk menerapkan model SAVI berbasis teknologi informasi pada materi pembelajaran yang lain

Guru tertarik menggunakan model SAVI berbasis TI pada materi lain jika materinya cocok menggunakan model tersebut

Untuk menentukan efektivitas pembelajaran yang diterapkan pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, dapat ditentukan oleh indikator

pencapaian efektivitas. Pembelajaran yang diterapkan efektif bila ≥ 75% siswa

memiliki minat, sikap, nilai psikomotorik, aktivitas dan tanggapan dalam kriteria

baik atau sangat baik. Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen

menunjukkan bahwa ≥75% siswa memiliki nilai psikomotorik, aktivitas siswa dan

tanggapan siswa dalam kriteria baik atau sangat baik. Sedangkan untuk nilai

Page 51: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

41

afektif berupa minat dan sikap siswa dengan kategori baik/sangat baik belum

mencapai ≥75%. Siswa pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa semua nilai

afektif (minat dan sikap), nilai psikomotorik, aktivitas siswa dan tanggapan siswa

dengan kriteria baik/sangat baik belum mencapai ≥75% . Pencapaian ketentuan

efektivitas kelompok eksperimen selengkapnya disajikan pada Tabel 15 dan

pencapaian ketentuan efektivitas kelompok kontrol disajikan pada Tabel 16.

Tabel 15 Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen

Aspek Jumlah siswa dalam kriteria Persentase jumlah siswa dalam kriteria

baik/sangat baik (%) Jelek Kurang

baik Cukup baik

Baik Sangat baik

Nilai Minat 23 16 1 8 Nilai Sikap 2 17 21 52,5 Nilai Psikomotorik 2 15 23 95 Aktivitas siswa 4 27 9 90 Tanggapan siswa 1 4 5 12 18 75

Tabel 16 Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok kontrol

Aspek Jumlah siswa dalam kriteria Persentase jumlah siswa dalam kriteria

baik/sangat baik (%) Jelek Kurang

baik Cukup baik

Baik Sangat baik

Nilai Minat 35 4 0 0 Nilai Sikap 8 20 11 28,2 Nilai Psikomotorik 14 19 6 64 Aktivitas siswa 1 18 19 1 50 Tanggapan siswa 6 10 11 6 6 30,77

G. Pembahasan

Penelitian tentang penerapan pembelajaran dengan model SAVI berbasis

TI pada materi sistem saraf yang telah dilaksanakan, bertujuan untuk mengetahui

efektivitas model tersebut. Penelitian ini melibatkan siswa dan siswi dalam 2 kelas

dari kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kudus. Kelas XI IPA 1 sebagai kelompok

eksperimen dikenai dengan model pembelajaran SAVI berbasis TI dan kelas XI

IPA 3 dikenai dengan pembelajaran diskusi dengan media Charta berbasis

kooperatif. Pada dasarnya kedua model belajar yang digunakan dalam penelitian

masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan dan kelemahannya. Penelitian

ini melihat segi efektivitas model pembelajaran dari berbagai aspek, mulai dari

Page 52: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

42

hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotorik) sampai pada tanggapan siswa dan

tanggapan guru.

1. Hasil belajar siswa

Hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari LDS, LKS dan post test

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki perbedaan.

Kelompok eksperimen secara umum memiliki hasil belajar yang lebih bagus dari

pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai rata-rata kelas, nilai

tertinggi dan terendah serta ketuntasan klasikalnya yang semuanya menunjukkan

hasil dari kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil kelompok kontrol

yang dapat dilihat pada Tabel 10.

Hasil belajar kognitif yang diperoleh kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol meskipun secara umum sudah dapat dilihat perbedaannya namun untuk

lebih memperkuat asumsi perbedaan tersebut perlu dilakukan analisis secara

statistik. Uji statistik dilakukan dengan uji-t membandingkan dua rata-rata nilai

akhir siswa.

Hasil uji-t menunjukkan ada perbedaan secara signifikan antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol dengan kesalahan 5%. Ketuntasan klasikal

siswa dengan KKM 70 menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki

siswa tidak tuntas hanya 1 siswa dari 40 siswa sehingga ketuntasannya mencapai

97,5%, sedangkan kelompok kontrol menunjukkan 5 siswa tidak tuntas dari 39

siswa sehingga ketuntasan klasikalnya hanya 87,18%. Ditinjau dari ketentuan

ketuntasan klasikal yang ditentukan, yakni ketuntasan klasikal yang harus

mencapai ≥85%, maka kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol sudah

dapat dikatakan efektif pembelajarannya, akan tetapi masih perlu ditinjau dari

ketentuan efektivitas yang lain agar pembelajaran bisa dikatakan lebih efektif lagi.

Hasil belajar afektif siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yang diperoleh dari nilai minat dan sikap juga menunjukkan hasil yang

berbeda. Siswa kelompok eksperimen yang dikenai dengan model SAVI berbasis

TI memiliki nilai rata-rata minat maupun sikap yang lebih tinggi daripada siswa

kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran diskusi

dengan media charta berbasis kooperatif.

Page 53: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

43

Nilai rata-rata minat kelompok eksperimen lebih baik (yakni 53,69 dengan

kriteria kurang baik) daripada kelompok kontrol dengan kriteria jelek yang hanya

mencapai rata-rata 43,91 (lihat Gambar 2). Hasil nilai minat yang demikian

menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelompok eksperimen

dengan model SAVI berbasis TI lebih menarik minat siswa dari pada

pembelajaran yang dilakukan di kelompok kontrol dengan diskusi dipadukan

media charta berbasis kooperatif. Perbedaan yang paling mencolok antara siswa

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dibuktikan dari pernyataan

tentang keadaan catatan dan penelusuran referensi yang tidak terlalu luas. Siswa

cenderung tidak berusaha memperluas pengetahuan yang didapat dari

pembelajaran disekolah dengan belajar mandiri di luar sekolah. Buku referensi

yang dimiliki terbatas hanya buku biologi berbahasa Indonesia, sedangkan hampir

seluruh siswa tidak memiliki buku biologi berbahasa inggris. Selain itu siswa juga

belum menunjukkan usaha untuk bertanya atau berkunjung ke puskesmas atau

rumah sakit untuk memperluas pengetahuan mereka tentang materi biologi. Siswa

lebih suka memperluas pemahaman materi dengan cara menelusuri internet, hal

ini dapat dibuktikan bahwa 90% siswa menelusuri internet untuk memperluas

materi yang dipelajari.

Pada kelompok kontrol juga terjadi yang hampir sama bahkan lebih buruk,

buku yang dimiliki hanya buku biologi berbahasa Indonesia dan bahkan tidak ada

yang memiliki buku referensi biologi berbahasa inggris. Tidak ada usaha siswa

untuk bertanya pada seseorang yang lebih mengetahui secara mendalam tentang

materi sistem saraf untuk menambah pemahaman materi. Lebih buruk dari

kelompok eksperimen hanya sekitar 12,8% saja dari kelompok kontrol yang

menelusuri internet untuk memperluas dan memperdalam pemahaman materinya.

Padahal internet sangat penting untuk menunjang materi yang dijelaskan sekilas di

kelas karena keterbatasan waktu, hal ini sesuai dengan pendapat Beale (1997)

Internet sebagai sumber belajar memungkinkan penyampaian materi terjadi secara

global meskipun sumber ini diakses mandiri oleh siswa di luar pertemuan kelas.

Hasil belajar afektif berupa sikap menunjukkan kelompok eksperimen

memiliki rata-rata dan kriteria yang lebih baik dari kelompok kontrol. Setiap

aspek sikap pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil sikap yang lebih baik

Page 54: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

44

dari pada kelompok kontrol. Aspek yang menunjukkan perbedaan yang mencolok

adalah pada aspek pemberian tugas, Siswa pada kelompok eksperimen

menyatakan 62,5% siswa selalu mengerjakan sendiri tugasnya dan 52,5% siswa

menyegerakan mengerjakan tugas yang diberikan, pada kelompok kontrol hanya

47,5% siswa mengerjakan sendiri tugasnya dan hanya 17,5% siswa yang

menyegerakan mengerjakan tugas yang diberikan (lihat Gambar 3). Aspek lain

yang menunjukkan perbedaan adalah sikap setelah mendapatkan materi sistem

saraf. Siswa kelompok eksperimen lebih menunjukkan perubahan perilaku yang

nyata setelah mempelajari sistem saraf, karena 85% siswa menyatakan lebih

mengatur dan menjaga pola makannya untuk menjaga kesehatan fungsi saraf. Hal

ini sesuai dengan ungkapan Slameto (2003) bahwa hasil belajar sesungguhnya

adalah adanya perubahan perilaku pada siswa yang diperoleh dari pengalaman.

Nilai psikomotorik kelompok eksperimen mencapai rata-rata 86,67 dengan

kriteria sangat baik, sedangkan pada kelompok kontrol rata-ratanya mencapai

77,00 dengan kriteria baik (Tabel 11). Perbedaan kompetensi yang dicapai antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terutama ditunjukkan pada

kemampuan mempresentasikan hasil dengan media yang menarik dan mudah

dipahami. Meskipun memilki rata-rata hasil belajar psikomotorik tinggi tetapi

kelompok kontrol belum dapat dikatakan efektif pembelajarannya. Pembelajaran

yang diterapkan pada kelompok eksperimen sudah mencapai ketentuan efektivitas

untuk nilai psikomotorik yakni 95% siswa yang mencapai nilai psikomotorik

dalam kriteria baik atau sangat baik, sedangkan kelompok kontrol hanya 65%

siswa saja yang mencapai nilai psikomotorik dalam kriteria baik atau sangat baik

(Tabel 15&16).

Perbedaan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik ini dikarenakan

pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen berbeda dengan

pembelajaran yang diterapkan pada kelompok kontrol. Kelas XI IPA 1 sebagai

kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan model SAVI berbasis TI,

sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran diskusi dengan media charta

berbasis kooperatif.

Pembelajaran diskusi berbasis kooperatif yang diterapkan pada kelompok

kontrol dengan media charta lebih didominasi oleh kegiatan diskusi dan tanya

Page 55: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

45

jawab saja. Pembelajaran kooperatif memang sudah terbukti memberikan hasil

yang bagus dalam belajar terutama belajar bekerjasama dengan teman sebaya

(Slavin 1995). Namun pembagian kelompok yang monoton, hanya ditentukan

oleh nomor urut absen ataupun letak bangku menjadikan siswa kesulitan

mengakrabkan diri dengan teman lain selain kelompoknya.

Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen agak berbeda

dengan kelompok kontrol. Pembelajaran SAVI berbasis TI dipenuhi kegiatan-

kegiatan belajar yang bermacam-macam melalui serangkaian kegiatan permainan,

diskusi, tanya jawab, dan presentasi yang dipadukan dengan media slide

multimedia. Adanya kegiatan belajar yang bermacam-macam akan mengatasi

karakteristik siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga tidak hanya

beberapa siswa yang memiliki hasil belajar yang tinggi tetapi diharapkan semua

siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Hal ini menurut Meier (2005)

disebut sebagai accelerated learning. Accelerated learning mengakui bahwa

setiap siswa memiliki cara-cara belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya

sendiri, maka siswa akan belajar secara alamiah, karena alamiah maka akan lebih

mudah dalam belajar, dank arena lebih mudah maka dia akan belajar lebih cepat.

Pembagian kelompok dalam pembelajaran SAVI berbasis TI dilakukan

dengan cara menemukan anggota kelompok melalui Brain Card (kartu yang berisi

fungsi bagian-bagian otak). Pembagian kelompok dengan cara seperti ini akan

membuat siswa bergerak sekaligus berpikir. Anggota kelompok yang terbentuk

menjadi acak dan akan berganti di setiap pertemuannya. Hal ini akan membantu

siswa akrab dengan semua temannya dalam satu kelas. Terciptanya suasana kelas

yang akrab akan menumbuhkan interaksi sosial yang baik diantara para siswa. Hal

ini sesuai dengan strategi penerapan SAVI yang disebutkan Meier (2005) bahwa

belajar yang baik itu bersifat sosial.

Kegiatan pembelajaran yang bermacam-macam seperti yang diterapkan

pada kelompok eksperimen tersebut menuntut keterlibatan penuh siswa agar

melibatkan berbagai indera yang dimilki untuk belajar. Dengan keterlibatan siswa

dalam pembelajaran akan membuat hasil belajar lebih meningkat, bermakna dan

dapat diterapkan dalam kehidupan siswa setelah mempelajarinya (Gunawan

2004).

Page 56: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

46

Belajar membutuhkan aktivitas tertentu agar terjadi perubahan perilaku

sebagai hasil belajar. Aktivitas belajar seseorang yang berbeda-beda akan

mempengaruhi hasil belajar yang akan diperoleh. Hal ini sesuai dengan pendapat

Darsono (2001) bahwa aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat

pembelajaran mengakibatkan semakin tinggi hasil belajar yang akan dicapai. hal

ini juga sesuai dengan pernyataan Bobby de Porter (2008) bahwa aktivitas

pembelajaran yang bervariasi akan meningkatkan hasil belajar yang berlipat

ganda.

2. Aktivitas siswa

Rekapitulasi hasil penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran yang

dilakukan pada tiga kali pertemuan memiliki perbedaan hasil antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Siswa kelompok eksperimen memiliki rata-

rata keaktifan 85,13 dengan kriteria baik (Tabel 12). Pada pertemuan pertama

keaktifan siswa kelompok eksperimen memiliki rata-rata yang paling rendah

dibandingkan pertemuan lainnya. Hal ini terjadi karena pada pertemuan pertama

siswa masih belum terbiasa dengan model SAVI yang digunakan dalam aktivitas

belajarnya, sehingga siswa masih cenderung bingung menempatkan dan

mengikuti aktivitas belajar yang belum biasa dilakukan sebelumnya. Pada

pertemuan kedua siswa kelompok eksperimen mulai menyesuaikan diri dengan

model pembelajaran yang dilakukan sehingga aktivitasnya meningkat. Pada

pertemuan ketiga, rata-rata keaktifan siswa kelompok eksperimen memiliki nilai

paling tinggi daripada pertemuan pertama dan ke-2.

Pada siswa kelompok kontrol, rata-rata keaktifan siswa mencapai 75,56

dengan kriteria aktif juga. Meskipun memiliki kriteria yang sama dengan

kelompok eksperimen, namun jumlah rata-rata keaktifannya lebih tinggi pada

kelompok eksperimen. Nilai rata-rata keaktifan siswa pada kelompok kontrol

mengalami penurunan pada pertemuan kedua dan meningkat kembali pada

pertemuan ketiga, akan tetapi nilai rata-rata tersebut masih tetap dalam kategori

baik. Penurunan keaktifan siswa dikarenakan siswa cenderung bosan dengan

aktivitas belajar yang monoton, sehingga terjadi penurunan hasil aktivitas belajar,

ini diperkuat dengan ungkapan Anni (2006) bahwa kurang aktifnya siswa dalam

Page 57: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

47

pembelajaran dapat terjadi karena faktor kebosanan. Peningkatan keaktifan siswa

pada pertemuan ketiga terjadi karena topik pada pertemuan ketiga yakni tentang

kelainan dan penyakit pada sistem saraf sangat sering ditemui dalam kehidupan

sehari-hari siswa. Hal ini menjadikan siswa lebih bersemangat membicarakan hal-

hal yang pernah dialami dan pernah ditemukan langsung oleh siswa sehingga

aktivitas belajar di kelas menjadi meningkat (De Porter dan Hernacki 2006).

Aktivitas berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

adalah adanya kegiatan praktikum gerak refleks pada kelompok eksperimen.

Aktivitas praktikum yang dinilai menunjukkan 88,5% siswa ikut terlibat dalam

menggunakan alat saat praktikum. Kegiatan praktikum yang dilakukan

merangsang siswa untuk terlibat lebih aktif lagi dalam kegiatan pembelajaran. Ini

dibuktikan dengan keterlibatan siswa kelompok eksperimen dalam presentasi hasil

praktikum (63,91%) dan menjawab pertanyaan (87,97%) yang lebih tinggi

persentasenya dari pada kelompok kontrol, siswa yang terlibat presentasi hasil

diskusi hanya mencapai 45,53% dan yang menjawab pertanyaan hanya 74,73%

(lihat Tabel 12). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran SAVI berbasis TI

yang dilakukan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dibandingkan dengan

pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif. Kegiatan

praktikum yang diterapkan pada kelompok eksperimen merupakan rangsangan

yang kuat untuk memotivasi siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang

dirancang. Pada dasarnya setiap siswa memiliki keinginan untuk mempelajari

sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun apabila

mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang, maka

perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang mengakibatkan

siswa yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya menjadi bosan

terlibat daam pembelajaran (Anni 2006).

Pembelajaran SAVI berbasis TI dikatakan efektif bila ≥75% siswa

memiliki keaktifan dalam kriteria aktif atau sangat aktif. Karena 90% siswa

kelompok eksperimen telah mencapai keaktifan dalam kriteria aktif atau sangat

aktif, maka pembelajaran SAVI berbasis TI dapat dikatakan efektif untuk materi

pembelajaran sistem saraf (Tabel 15). Sedangkan pembelajaran diskusi dengan

media charta berbasis kooperatif menunjukkan 50% siswa belum termasuk dalam

Page 58: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

48

kriteria aktif atau sangat aktif, sehingga pembelajaran tersebut dapat dikatakan

belum efektif diterapkan untuk materi sistem saraf (Tabel 16).

3. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran

Tanggapan siswa sangat penting untuk mendapatkan umpan balik

mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil rekapitulasi tanggapan siswa

menunjukkan bahwa siswa kelompok eksperimen yang menanggapi positif

terhadap pembelajaran mencapai rata-rata 82,5% dengan kriteria baik, sedangkan

siswa pada kelompok kontrol yang menanggapi positif hanya 66,67% dengan

kriteria cukup (lihat Tabel 13). Perbedaan tanggapan ini terutama pada tanggapan

siswa tentang keterlibatannya dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran SAVI

berbasis TI yang telah dilakukan, ±82,5% siswa merasa bahwa pembelajaran

sudah melibatkan aspek somatik, audio, visual, intelektual, sedangkan

pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif yang diterapkan

pada kelompok kontrol hanya ±65% siswa merasa pembelajaran sudah melibatkan

siswa aspek fisik, penglihatan, pendengaran, kecerdasan serta emosionalnya. Hal

ini menunjukkan pembelajaran SAVI berbasis TI yang diterapkan sudah sesuai

dengan prinsip pembelajaran SAVI yang melibatkan berbagai indera dalam

belajar dan unsur-unsur pembelajaran SAVI yang diterapkan juga sudah muncul

dalam pembelajaran. Unsur-unsur pembelajaran SAVI meliputi somatik

(bergerak), auditori (berbicara, mendengar), visual (melihat), dan intelektual

(berfikir) (Meier 2005). Pembelajaran diskusi dengan media charta cocok bagi

siswa dengan gaya belajar tertentu saja. Diskusi hanya cocok diterapkan bagi

pembelajar dengan gaya belajar auditori (De porter dan Hernacki 2006), sehingga

sebagian siswa yang cenderung kurang suka berbicara dan cenderung pada

kegiatan fisik belum terlibat aktif dalam pembelajaran yang diterapkan kelompok

kontrol tersebut.

Media yang digunakan di kelompok eksperimen berbeda dengan media

yang digunakan pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan

slide multimedia dan kelompok kontrol menggunakan media charta. Slide

multimedia membantu 82,5% siswa lebih memahami materi dan membuat siswa

lebih tertarik pada materi, sedangkan charta hanya membantu sekitar 55% siswa

lebih memahami materi dan membuat siswa lebih tertarik pada materi.

Page 59: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

49

Teknologi informasi berupa slide multimedia yang diselipkan dalam

pembelajaran SAVI pada kelompok eksperimen mampu membuat siswa tertarik

dan lebih memahami materi yang sulit untuk diamati secara langsung. Slide

multimedia yang digunakan merupakan media berbasis power point yang di insert

video, gamba-gambar tak bergerak dilengkapi juga dengan musik instrumentasi.

Gambar bergerak lebih menguntungkan daripada gambar tak bergerak, karena

gambar bergerak dapat mengatasi untuk menjelaskan suatu proses yang tidak

mungkin diamati secara langsung secara visual sehingga memudahkan siswa

dalam memahami materi, musik instrumentasi yang di insert membantu siswa

mengkondisikan otak untuk belajar karena dapat menciptakan suasana belajar

yang nyaman dan menyenangkan. Meier (2005) mengatakan belajar akan lebih

mudah jika otak dalam kondisi alfa, musik dapat membantu menciptakan kondisi

alfa bagi otak sehingga belajar akan lebih nyaman dan mudah dikonstruksi oleh

otak. Perasaan nyaman dan menyenangkan ketika belajar akan membuat siswa

merasa tidak ragu-ragu untuk terlibat penuh dalam pembelajaran (Harsanto 2007).

Media charta yang digunakan dalam pembelajaran diskusi berbasis

kooperatif tergolong sebagai media gambar tak bergerak (Arsyad 2009). Media

tersebut belum mampu menjelaskan suatu proses yang sukar diamati.

Pembelajaran SAVI berbasis TI dapt dikatakan efektif dari segi ketentuan

efektivitas yakni jika ≥75% siswa kelompok eksperimen menanggapi positif

(kriteria baik atau sangat baik) terhadap pembelajaran. Hasil penelitian

menunjukkan 75% siswa memiliki tanggapan dalam kriteria baik atau sangat baik

terhadap pembelajaran (Tabel 15). Tanggapan siswa yang baik dalam

pembelajaran SAVI berbasis TI yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa

pembelajaran tersebut sudah mencapai ketentuan efektivitas.

4. Persepsi Guru terhadap Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi sekaligus guru mitra di

SMA N 2 Kudus, guru sangat tertarik dan antusias dengan adanya penelitian ini

(lihat Tabel 14). Sebelumnya guru belum pernah mendengar apalagi menerapkan

model pembelajaran SAVI. Guru Biologi di SMA N 2 Kudus sangat tertarik

dengan perkembangan teknologi informasi khususnya komputer dan sangat aktif

mempelajari media berbasis komputer untuk pengembangan proses pembelajaran

Page 60: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

50

di kelas. Adanya penelitian yang menerapkan model pembelajaran SAVI berbasis

TI ini guru merasa diuntungkan karena dapat mengetahui perkembangan dunia

pendidikan saat ini yang sangat kental sekali dengan pemanfaatan TI dan

pengembangan metode pembelajaran.

Setelah mengikuti kegiatan penelitian sebagai observer, guru menyatakan

senang terhadap pembelajaran yang telah diterapkan pada kelompok eksperimen,

yakni pembelajaran SAVI berbasis TI. Pembelajaran SAVI berbasis TI

menjadikan siswa lebih tertarik mengikuti rangkaian proses pembelajaran yang di

laksanakan dan menyatakan nilai siswa juga meningkat dan ketuntasan klasikal

siswa menjadi bertambah.

Guru juga menyatakan kendala dalam penerapan model pembelajaran

SAVI berbasis TI ini terletak pada pengkondisian siswa yang cukup sulit karena

belum terbiasa dengan pembelajaran yang barupertama kali didapat. Siswa masih

bingung untuk menempatkan dirinya, hal ini diperkuat dengan hasil observasi

aktivitas pembelajaran pertemuan pertama yang memiliki persentase yang lebih

rendah dari pada pertemuan lainnya pada kelas eksperimen. Pengkondisian siswa

yang cenderung sulit ini mempengaruhi jam belajar efektif siswa sehingga banyak

waktu yang terbuang sia-sia. Hal ini menunjukkan kemiripan dengan hasil

penelitian Widyanungrum (2009) yang menyatakan kelemahan model

pembelajaran SAVI berbasis TI yang membutuhkan alokasi waktu lebih banyak

dalam pelaksanaannya. Namun demikian pada proses pembelajarannya untuk

pertemuan selanjutnya dapat berjalan lebih baik daripada pertemuan sebelumnya.

Penjelasan yang rinci dari guru di awal pembelajaran dapat mengurangi

kelemahan pembelajaran ini.

Segala sesuatu memiliki kelebihan dan kelemahan. Selain kelemahan

tersebut model pembelajaran SAVI juga memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan

model pembelajaran SAVI berbasis TI ini menjadikan siswa lebih aktif dalam

proses pembelajaran dan meringankan pekerjaan guru di kelas. Guru lebih sedikit

berbicara memberikan materi-materi kepada siswa, sebaliknya siswa saling

berdiskusi mempelajari materi yang sedang dipelajari, membicarakannya dan

menjelaskannya kepada sesama teman dan melakukan presentasi. Dengan

pengalaman belajar yang bervariasi dan menuntut keterlibatan siswa hasil belajar

Page 61: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

51

akan menjadi maksimal. Kegiatan belajar yang demikian sesuai dengan

pembelajaran yang berpusat pada siswa yang diungkapkan oleh Prayudi (2007)

bahwa dalam paradigma pendidikan yang saat ini guru berperan sebagai fasilitator

bukan komandan atau instruktur.

Setelah guru mengetahui bagaimana penerapan dan pelaksanaan model

pembejaran SAVI berbasis TI ini guru tertarik untuk mencoba menerapkan model

tersebut pada materi lainnya yang cocok.

Uraian-uraian diatas mengindikasikan bahwa guru memiliki tanggapan

yang positif terhadap model pembelajaran SAVI berbasis TI yang diterapkan pada

kelas XI IPA I SMA N 2 Kudus.

Dari semua hasil tinjauan mulai dari hasil belajar siswa (kognitif, afektif

dan psikomotorik) serta tanggapan siswa maupun guru terhadap pembelajaran

yang telah dilakukan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol,

model pembelajaran SAVI berbasis TI antara lain dapat :

a. Meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa

b. Meningkatkan aktivitas dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

c. Siswa dan guru menanggapi positif terhadap pembelajaran

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model SAVI berbasis TI efektif

diterapkan pada materi pembelajaran sistem saraf dan lebih efektif daripada

pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif.

Page 62: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

52

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis teknologi

informasi efektif diterapkan pada materi pembelajaran sistem saraf di SMA N 2

Kudus.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa saran yang dapat

diajukan oleh penulis antara lain :

1. Pembelajaran SAVI berbasis Teknologi Informasi dapat dijadikan sebagai salah

satu alternatif pembelajaran yang dapat mengoptimalkan hasil belajar dan

aktivitas siswa.

2. Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien perlu dilakukan dalam menerapkan

setiap tahap dalam pembelajaran SAVI sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran agar pembelajaran SAVI berbasis TI menjadi lebih optimal.

3. Pembelajaran SAVI berbasis Teknologi Informasi dapat diterapkan pada materi

biologi lainnya yang bersifat abstrak dan materi yang membutuhkan kegiatan

belajar yang menarik dalam penemuan konsep materi.

Page 63: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

53

DAFTAR PUSTAKA

Akib F. 2006. Teknologi Sistem Informasi. On line at http://teknikinformatika.com [diakses tanggal 18 Februari 2010]

Anni C. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Anonim. 2007. Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup

Matematika. Modul disampaikan pada Program Pelatihan Kecakapan Hidup. USAID DBE3. 19 September 2007. On line at http://inovasipendidikan.net [diakses tanggal 28 Desember 2009]

Arikuto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung:

Rineka Cipta. . 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi

Aksara. Arsyad A. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: Rajawali pers. Carthy B. 2006. Leaning Style (Gaya Belajar). On line at

translate:http://xnet.rrc.mb.ca/journal/new_page_40.htm [diakses tanggal 10 Maret 2010]

Beale DD. 1997. Accelerative Learning and The Emerging Science of Wholeness.

On line at http://www.gaianxaos.com/pdf/consciousness/journalofacceleratedlearning [diakses tanggal 10 juli 2010]

(BSNP) Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Petunjuk Teknis

Pengembangan Silabus dan contoh/ model Silabus SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

De porter B dan Hernacki. 2006. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Gunawan A W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Harefa A. 2008. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas. Harsanto R. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius. Isnaeni W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius. Isjoni. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini dalam UU. On line at

http://www.isjoni.com/web [diakses tanggal 28 januari 2010].

Page 64: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

54

Kartimi. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP On line at http://one.indoskripsi.com [diakses tanggal 18 Februari 2010].

Meier D. 2005. The Accelerated Learning. Bandung: Kaifa. Muttaqin M. 2002. Sebuah media alternatif dalam pembelajaran PAI di SD.

Jurnal Lembaran Ilmu kependidikan UNNES 1(2). 266-287. Oetomo BSD. 2006. E-education. Yogyakarta: Andi. Pratiwi DA. 2008. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Prayudi Y Yusuf. 2007. Paradigma Baru Pendidikan. On line at

http://prayudi.wordpress.com [diakses tanggal 6 juni 2010]. Putra IKGD. 2008. Pendidikan Bebasis Teknologi. On line at

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com [diakses tanggal 6 Februari 2010].

Purwanto N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. Pustekkom. 2008. Pusat Sumber Belajar. On line at

http://pustekkom.depdiknas.go.id [diakses tanggal 18 Februari 2010] Ridlo S & Rudyatmi E. 2005. Evaluasi Pembelajaran Biologi. Semarang: Biologi

FMIPA UNNES. Sebastian 2009. Melibatkan Seluruh Indera dalam Membaca dengan Pendekatan

SAVI. On line at http://rayapkabel.wordpress.com [diakses tanggal 28 Desember 2009].

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka cipta. Slavin RE. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung:

Nusa Media Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alphabeta. Suryana E. 2007. Menggugah Perspektif Masyarakat Terhadap Paradigma Baru

Sistem Pendidikan (Nasional). On line at http://eduarticles.com [diakses tanggal 6 juni 2010].

Tilaar H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 65: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

55

Tim Penyusun. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Jurusan Biologi. Semarang:

Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Widyaningrum Y. 2009. Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA-4 Semester Genap SMA Negeri 8 Malang Tahun Pelajaran 2008/2009. Malang. On line at http://um.ac.id. [diakses tanggal 2 Januari 2010]

Yunanto SY. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo.

Page 66: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

56

Silabus Satuan Pendidikan : SMAN 2 Kudus Kelas : XI (Sebelas) Semester : 2 (Dua) Mata Pelajaran : Biologi Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta

implikasinya pada salingtemas Kompetensi dasar : 3.6 Menjelaskan Keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelaian/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem

regulasi manusia (saraf, endokrin, dan peng-inderaan)

Materi Pokok/

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen o Struktur dan

fungsi sistem saraf, Sistem saraf meliputi susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi

Mengkaji dari berbagai literatur (penelusuran internet /model) mengenali struktur dan fungsi: susunan saraf pada manusia.

Mendiskusikan susunan saraf dan fungsi nya dengan media slide multimedia dan Brain Card

Mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasil kajian tentang susunan saraf dan menjelaskan masing-masing fungsinya

Dapat Menjelaskan struktur dan fungsi susunan saraf

Tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan.

lembar observasi aktivitas siswa, soal Pilihan Ganda

Struktur yang menghubungkan dua neuron dan berfungsi sebagai alat komunikasi antar neuron adalah.... a. Nodus ranvier b. sinapsis c. akson d. sel schwan e. myelin

2 X 45’

Sumber: Buku Biologi SMA XI Erlangga,E-Book Biology 6th Raven Johnson,E-book Campbell 8th, internet. Alat: model otak, LCD, Komputer, Brain Card Bahan: LDS,Slide presentasi, video, charta susunan saraf,

Page 67: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

57

Materi Pokok/

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen o Proses

penghantaran impuls penghantaran impuls pada system saraf melalui sl saraf dan melalui sinapsis

o Kelainan/peny

akit yang terjadi pada susunan saraf Beberapa gangguan sistem regulasi, antara lain mabuk, gangguan kesadaran, mata

Mengamati dan menganalisis keterkaitan fungsi kerja susunan saraf melalui tayangan video

Melakukan demonstrasi gerak refleks dan gerak biasa

Melakukan diskusi fungsi kerja sistem saraf

Mengkomunikasikan hasil analisis dan kajian tentang keterkaitan fungsi kerja syaraf

Menggali informasi dari

berbagai sumber media/koran/majalah/penelusuran internet menemukan berbagai gangguan/kelainan/penyakit dan penyebabnya pada sistem saraf melalui penugasan.

Melakukan observasi ke

Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron

Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf

Menjelaskan keterkaitan fungsi susunan saraf

Mengenali berbagai

gangguan/penyakit/kelainan dan penyebabnya yang berkaitan dengan susunan saraf

Mencegah/menghindari gangguan/penyakit yang terjadi pada

Tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan. Tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan

lembar observasi aktivitas siswa, soal Pilihan Ganda lembar observasi aktivitas siswa, soal Pilihan Ganda

Pada saat istirahat, muatan listrik di luar membran neuron adalah...., sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah... A.Negatif-negatif B.Positif-negatif C.Positif –positif D.Negatif-netral E.Positif-netral Penyakit atau kelainan yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi adalah.... A.Alzheimer B.Poliomielitis C.Stroke D.Epilepsi E.Neuritis

2 X 45’ 2 X 45’

Sumber: Buku Biologi SMA XI Erlangga,E-Book Biology 6th Raven Johnson,E-book Campbell 8th, internet. Alat: LCD, Komputer Bahan: LKS, Slide Presentasi Sumber: Buku Biologi SMA XI Erlangga,E-Book Biology 6th Raven Johnson,E-book Campbell 8th, internet. Alat: komputer, LCD

Page 68: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

58

Materi Pokok/

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen rabun dsb. puskesmas/kepolisian/ru

mah sakit /pusat rehabilitasi mengenai gangguan susunan saraf akibat penggunaan narkoba.

Mempresentasikan dalam diskusi kelas hasil observasi tentang pengaruh narkoba terhadap susunan saraf

susunan saraf Mengkomunikasikan

dampak pengaruh narkoba terhadap susunan saraf

Page 69: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

59

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SAVI BERBASIS TI

Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI (Sepuluh)/ II Pertemuan : 1,2,3 Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia

dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin

terjadi serta implikasinya pada Salingtemas Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)

Indikator : 1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem

saraf manusia 3. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 4. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses

sistem saraf manusia 5. Menyimpulkan gejala, penyebab, dan

pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia

A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron dengan benar

2. Melaui diskusi dan presentasi dengan media slide siswa dapat mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem saraf manusia dengan benar

3. Melalui praktikum gerak refleks siswa dapat menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf dengan benar

4. Melalui pengamatan video pada slide multimedia siswa dapat mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia dengan benar

5. Melalui penelusuran dan observasi siswa dapat menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia dengan benar

B. Materi Ajar 1. Sistem saraf 2. Sel-sel saraf (neuron) 3. Struktur otak dan sumsum

tulang belakang

4. Sistem saraf tepi 5. Mekanisme penjalaran impuls 6. Penyakit dan/ kelainan pada

sistem saraf

Lampiran 2 RPP, LDS, LKS dan lembar penugasan

Page 70: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

60

C. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : konstruktivis 2. Model : somatik auditori visual intelektual 3. Media :Teknologi Informasi (Slide Multimedia)

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 (2 jam pelajaran) I. Tahap persiapan (10 menit)

a. Guru menayangkan sebuah video orang yang sedang bersin. b. Guru bertanya kepada siswa tentang interpretasi dari video yang

ditayangkan dan kaitannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan. (intelektual)

II. Tahap presentasi (20 menit) a. Guru menayangkan video berisi rangkuman sistem saraf (visual-

intelektual) b. Tiap siswa diberi sebuah kartu (Brain Card) yang berisi fungsi-fungsi

otak dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik)

c. Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan berkumpul dalam kelompoknya (somatik)

III. Tahap praktek (integrasi) (15 menit) a. Guru membagikan LDS pada tiap kelompok untuk didiskusikan. b. Siswa melakukan diskusi kelompok dengan bantuan slide multimedia

sementara guru mengawasi jalannya diskusi (somatik-visual-intelektual) IV. Tahap kinerja (aplikasi) (35 menit)

a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan (auditori)

b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti (auditori)

V. Kegiatan akhir (10 menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang berbagai

rangsang dan respon gerak biasa dan gerak refleks dalam kehidupan sehari-hari.

c. Guru menutup kegiatan pembelajaran. Pertemuan 2 (2 jam pelajaran) I. Tahap persiapan (10 menit)

a. Guru mencubit salah seorang siswa (somatik) b. Guru meminta siswa megungkapkan hasil interpretasinya tentang apa

yang dirasakan ketika dicubit, dan menanyakan tanggapan dari siswa lain tentang peristiwa tersebut (Auditori-intelektual)

II. Tahap presentasi (30 menit) a. Tiap siswa diberi sebuah kartu (Brain Card) yang berisi fungsi-fungsi

otak dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik)

Lanjutan Lampiran 2

Page 71: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

61

b. Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan berkumpul dalam kelompoknya (somatik)

c. Guru membagikan LKS dan LDS untuk dikerjakan siswa secara berkelompok (auditori-visual-intelektual)

III. Tahap praktek (integrasi) (30 menit) a. Guru meminta beberapa siswa untuk maju dan mendemonstrasikan

refleks patella dan refleks pupil serta menjelaskannya dengan bantuan slide animasi atau menjelaskan mekanisme penghantaran impuls (somatik-auditori)

IV. Tahap kinerja (aplikasi) (10 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti (auditori) V. Kegiatan akhir (10 menit)

a. Guru bersama siswa menyimpulkan mekanisme kerja sistem saraf b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang kelainan

dan/ penyakit pada sistem saraf baik di internet/koran/majalah dan melakukan wawancara ke puskesmas atau kepolisian.

c. Guru menutup kegiatan pembelajaran Pertemuan 3 (2 jam pelajaran) I. Tahap persiapan (10 menit)

a. Guru menayangkan video orang yang sedang mabuk (auditori-visual) b. Guru meminta salah satu siswa menjelaskan keterkaitan antara video

dengan sistem saraf (intelektual) II. Tahap presentasi (15 menit)

a. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya (somatik) b. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang pembagian tugas

presentasi (auditori) III. Tahap praktek (integrasi) (40 menit)

a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil observasi dan wawancaranya tentang kelainan dan/ penyakit tentang sistem saraf (auditori)

IV. Tahap kinerja (aplikasi) (15 menit) a. Siswa diberi kesempatan melakukan tanya jawab dalam diskusi kelas

(auditori- intelektual) b. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang belum tersampaikan

dalam diskusi kelas (auditori) V. Kegiatan akhir (10 menit)

a. Siswa bersama guru menyimpulkan kesimpulan dari pembelajaran kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf

b. Guru menutup kegiatan pembelajaran. E. Alat/Bahan/Sumber

1. Buku Biologi XI, karangan Pratiwi dkk, Erlangga hal 185-215 2. LDS (Lembar Diskusi Siswa) 3. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) 4. Slide multimedia sistem saraf 5. Brain Card (susunan dan fungsi sistem saraf) 6. Video sistem saraf

Lanjutan Lampiran 2

Page 72: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

62

F. Penilaian

1. Kuis 2. Laporan hasil kegiatan/pengamatan 3. Uji kompetensi tertulis (tes pilihan ganda)

Kudus, 18 Mei 2010 Mengetahui, Guru Biologi Peneliti, Endang Puspowati, S. Pd. Dewi Alimah NIP 19710829 200501 2 006 NIM. 4401406026

Lanjutan Lampiran 2

Page 73: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

63

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOOPERATIF DENGAN MEDIA CHARTA

Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI (Sepuluh)/ II Pertemuan : 1,2,3 Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia

dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)

Indikator : 1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem

saraf manusia 3. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 4. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem

saraf manusia 5. Menyimpulkan gejala, penyebab, dan

pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia

A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron dengan benar

2. Melaui diskusi dan presentasi dengan media slide siswa dapat mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem saraf manusia dengan benar

3. Melalui praktikum gerak refleks siswa dapat menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf dengan benar

4. Melalui pengamatan video pada slide multimedia siswa dapat mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia dengan benar

5. Melalui penelusuran dan observasi siswa dapat menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia dengan benar

B. Materi Ajar 1. Sistem saraf 2. Sel-sel saraf (neuron) 3. Struktur otak dan sumsum

tulang belakang

4. Sistem saraf tepi 5. Mekanisme penjalaran impuls 6. Penyakit dan/ kelainan pada

system saraf

Lanjutan Lampiran 2

Page 74: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

64

C. Metode Pembelajaran

1. Model : kooperatif 2. Media : Charta

D. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 jam pelajaran) I.Tahap informasi (10 menit)

a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu fungsi dan organ pada sistem saraf.

b. Menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta tujuan pembelajaran.

II.Tahap pengarahan-strategi (20 menit) a. Guru menjelaskan materi sistem saraf dan komponen penyusunnya pada

manusia dengan slide presentasi III.Tahap membentuk kelompok heterogen (10 menit)

a. Guru membagi kelas menjadi 8-7 kelompok dengan anggota maksimal 6 orang

b. Guru membagikan LDS dan memberikan topik diskusi kepada masing-masing kelompok

IV.Tahap kerja kelompok (15 menit) a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi

kelompok. V.Tahap presentasi hasil kelompok (30 menit)

a. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.

b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

VI.Tahap pelaporan a. Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal di LKS c. Guru menutup kegiatan pembelajaran.

Pertemuan 2 (2 jam pelajaran) I. Tahap informasi (10 menit)

a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu fungsi dan organ pada sistem saraf.

b. Menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta tujuan pembelajaran. II. Tahap pengarahan-strategi (20 menit)

a. Guru menjelaskan materi gerak refleks dan mekanisme penjalaran impuls dengan slide presentasi

III. Tahap membentuk kelompok heterogen (15 menit) a. Guru membagi kelas menjadi 7-8 kelompok dengan anggota maksimal

6 orang b. Guru membagikan LDS dan memberikan topik diskusi kepada masing-

masing kelompok IV. Tahap Kerja kelompok (15 menit)

a. Guru memberikan waktu kapada siswa untuk melakukan diskusi kelompok

Lanjutan Lampiran 2

Page 75: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

65

V. Tahap presentasi hasil kelompok (20 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang

telah dilakukan. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti. VI. Tahap pelaporan

a. Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal di LKS c. Guru menutup kegiatan pembelajaran.

Pertemuan 3 (2 jam pelajaran)

I. Tahap informasi (10 menit) a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu kelainan dan

penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf b. Menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta tujuan

pembelajaran. II. Tahap pengarahan-strategi (20 menit)

a. Guru menjelaskan tentang kelainan dan penyakit pada sistem saraf dengan slide presentasi

III. Tahap membentuk kelompok heterogen (15 menit) a. Guru membagi kelas menjadi 7-8 kelompok dengan anggota

maksimal 6 orang b. Guru membagikan LDS dan memberikan topik diskusi kepada

masing-masing kelompok IV. Tahap kerja kelompok (15 menit)

a. Guru memberikan waktu kapada siswa untuk melakukan diskusi kelompok dengan mencari literatur di perpustakaan

V. Tahap presentasi hasil kelompok (30 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang

telah dilakukan. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti. VI. Kegiatan akhir (10 menit)

a. Siswa bersama guru menyimpulkan kesimpulan dari pembelajaran kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf

b. Guru menutup kegiatan pembelajaran. E. Alat/Bahan/Sumber

1. Buku Biologi XI, karangan Pratiwi dkk, Erlangga hal 185-215 2. LDS (Lembar Diskusi Siswa) 3. Charta

Lanjutan Lampiran 2

Page 76: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

66

F.Penilaian

1. Kuis 2. Uji kompetensi tertulis (tes pilihan ganda)

Kudus, 18 Mei 2010 Mengetahui, Kepala SMA N 2 Kudus Guru Biologi Drs. Zainuri, M. Si. Endang Puspowati, S. Pd. NIP.19641122 199203 1005 NIP 19710829 200501 2 006

Lanjutan Lampiran 2

Page 77: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

67

Lanjutan Lampiran 2

Page 78: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

68

Lanjutan Lampiran 2

Page 79: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

69

Lanjutan Lampiran 2

Page 80: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

70

Lanjutan Lampiran 2

Page 81: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

71

Kunci jawaban LDS

1. Skor 6 poina. Otak b. Medulla spinalis c. 12 pasang saraf kranial

d. 31 pasang saraf spinal e. Sistem saraf autonom f. Sistem saraf simpatik

2. Skor 8 poin1) Serebrum

2) Talamus

3) Hipotalamus

4) Kelenjar pituitari

5) Pons

6) Medulla oblongata

7) Serebelum

8) Medula spinalis

3. Skor 10 poin Pada awal perkembangan menjadi janin otak terbentuk 1 kali mjd 3 bagian saja, namun selanjutnya bagian otak berkembang mengalami spesifikasi menjadi 5 bagian, dan saat dewasa terbentuk daerah2 otak yang terspesifikasi. Otak depan menjadi serebrum, talamus, hipotalamus dan kelenjar hipofisis, bagian tengah disebut otak tengah dan bagian belakang menjadi serebelum, pons varolli, medulla oblongata dan medulla spinalis.

4. Skor 8 poin a. Serebrum : Mengontrol perilaku yang telah dipelajari, pusat kesadaran,

ingatan , interpretasi pesan, berperan dalam proses belajar, berfikir bahasa b. Serebelum : Pusat keseimbangan dan pusat koordinasi motor/ gerakan,

memantau kedudukan posisi tubuh c. Mesensefalon : Pengatur gerak bola mata, refleks pupil dan refleks akomodasi,

mengatur konus otot dan postur/bentuk tubuh d. Medulla spinalis : Pusat gerak refleks e. Talamus : Memproses seluruh rangsangan sebelum disampaikan ke bagian

lain otak, persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan f. Hipotalamus : Mengendalikan sushu tubuh, selera makan, haus, lapar,

keseimbangan Metabolisme lemak dan karbohidrat, tingkah laku, tidur, kelenjar hipofisis

g. Kelenjar pituitary : Sekresi berbagai macam hormon h. Medulla oblongata :Mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan

pernapasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, bersin 5. Skor 10 poin

i a. Saraf intermediet b. Saraf motorik c. Saraf sensorik d. Reseptor e. Efektor

ii Reseptor-saraf sensorik-saraf intermediet-saraf motorik-efektor

Lanjutan Lampiran 2

Page 82: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

72

6. Skor 13 poin a. Sensorik, aferen b. Motorik, eferen c. Mata, telinga, lidah d. Otot, kelenjar e. Sistem saraf somatic terdiri saraf kranial yang berjumlah 12 pasang dan saraf

spinal yang berjumlah 31 pasang. 7. Skor 8 poin

a. Simpatik (BDFG) b. Parasimpatik (ACEH)

8. Skor 12 poin Sebelum terjadi kecelakaan yang terjadi kerja adalah kerja otak normal yang biasa disebut gerak biasa namun perlu difahami juga system yang lain semuanya bekeja dari endokrin indera, system pencernaan, pernafasan dll teteap bekerja normal. kerja saraf yang dominan antara lain melihat jalan dan konsentrasi yang datur oleh otak besar,gerak tangan dan kaki saat menyetir diatur oleh otak baik depan, tengah maupun belakang. Sesaat setelah kecelakaan kedua pengendara baik motor maupun mobil mengalami gerak refleks dengan membanting stir namun tetap saja kecelkaan tak terelakkan Setelah kecelakaan pengendara motor mengalami cedera parah dan koma,jika seseorang mengalami koma ia masih dapat bernafas, mengatur suhu tubuh, dan tertidur, hal ini dapat dikatakan bahwa semua bagian otaknya mengalami kerusakan namun hipotalamus masih selamat dan bekerja sebagaimana mestinya.

Nilai = ( )

X 100

Lanjutan Lampiran 2

Page 83: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

73

Lanjutan Lampiran 2

Page 84: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

74

Lanjutan Lampiran 2

Page 85: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

75

Lanjutan Lampiran 2

Page 86: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

76

Kunci Jawaban LKS I.

1. Kaki segera terangkat dengan cepat (skor 2) 2. Yang bereaksi adalah otot kaki/fleksor yang kerjanya berlawanan

dengan otot kuadrisep/paha (skor 2) 3. Probandus tidak merasakan dia menggerakkan kakinya (skor 2) 4. Hal ini disebabkan kontrol gerak yakni interneuron tersebut tidak

berada di otak melainkan di sumsum tulang belakang (medulla spinalis) (skor 2)

5. Reseptor (otot kuadrisep)-neuron sensorik- medulla spinalis-neuron motoris-efektor(otot paha/ fleksor) (skor 5)

6. Pernah, bersin dapat terjadi karena adanya bakteri atau debu pada hidung, rangsang tersebut segera diterima otak bagian medulla oblongata dan diteruskan ke otot hidung dan terjadilah bersin. Bersin merupakan refleks karena terjadi dengan cepat namun pusat kendalinya berada di otak (skor 5)

7. Gerak yang terjadi dengan cepat dan tanpa disadari karena pusat kendalinya berada di medulla spinalis dan bukan di otak dinamakan gerak refleks namun ada pula gerak refleks yang terjadi dengan kendali otak karena interneuron berada di otak contohnya bersin dan akomodasi pupil (skor 5)

II. 1. Probandus dengan lamban mlihat buku dan baru mencatat apa yang

diinstruksikan (skor 2) 2. Probandus dapat merasakan tangannya bergerak dan menulis huruf-

huruf (skor 2) 3. Kontrol gerak ini terjadi di otak besar, yang merupakan pusat

kesadaran, melihat, bahasa dan perilaku. (skor 2) 4. Bagian saraf yang mengaturnya adalah otak besar (serebrum) (skor 2) 5. Reseptor (mata, telinga)-neuron sensorik- otak besar (serebrum)-neuron

motoris-efektor(otot tangan dan jemari) (skor 5) 6. Gerak yang terjadi tidak secara cepat dan disadari dan pusat kendalinya

di otak karena interneuronnya berada di otak dinamakan gerak biasa (skor 4)

Nilai = ( )

X 100

Lanjutan Lampiran 2

Page 87: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

77

TUJUAN:

1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 3. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia

PELAJARILAH MEKANISME PENJALARAN IMPULS PADA SUATU GERAK, DISKUSIKAN DALAM KELOMPOKMU TENTANG MEKANISME MELALUI SEL SARAF DAN MELALUI SINAPSIS, LALU PILIHLAH SUATU CARA UNTUK MEMPRESENTASIKAN DI DEPAN KELAS AGAR TEMANMU YANG LAIN MENJADI PAHAM BAGAIMANA MEKANISME TERSEBUT

COBA DISKUSIKAN DENGAN TEMAN-TEMANMU TENTANG MACAM-MACAM NEUROTRANSMITTER LAINNYA YANG KALIAN KETAHUI!

Lanjutan Lampiran 2

Page 88: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

78

LEMBAR JAWABAN LDS MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS

Penjalaran impuls melalui sel saraf dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pad waktu sel beristirahat dan tidak ada stimulus, kutub positif berada di bagian luar dan kutub negative berada di bagian dalam. Keadaan ini disebut polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat maka permeabilitas membrane akan berubah polarisasi mengalami pembalikandi lokasi tertentu.kemudian proses polarisasi diulang menyebabkan rantai reaksi, dengan demikian impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaanya seperti semula.

Sinapsis merupakan titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinaps. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur tonjolan membran kecil berisi neurotransmitter, yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinaps. Membrane ujung dendrite dari sel berikutnya membentuk post-sinapsis.

Jika impuls tiba di tonjolan sinapsis maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane pra sinaps terhadap ion Ca2+. akibatnya ion Ca2+ akan masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinaps sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinaps. Neurotransmitter membawa impuls ke celah post sinaps. Setelah membawa impuls kemudian eurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran post sinaps, misalnya enzim asetilkolin esterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Tabel perbedaan penghantaran impuls melalui sel dan melalui sinapsis Perbedaan Melalui sel Melalui sinapsis Lintasan Dendrit, badang sel, akson Membran pra dan post sinaps Impuls Elektrik Kimia Terjadi karena Perbedaan potensial di dalam dan

di luar membran akson Adanya ion ca2+

Bahan yang dihantarkan Muatan positif dan negatif Neurotransmitter

Lanjutan Lampiran 2

Page 89: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

79

Tabel macam-macam Neurotransmitter berdasarkan golongan fungsional dan tempat sekresinya

Neurotransmitter Golongan fungsional Tempat sekresei 1. Asetilkolin

Eksitatoris pada efek

rangka vertebrata, eksitatoris atau inhibitoris pada tempat lain

Sistem saraf pusat, saraf

tepi, persambungan pada neuromuskular invertebrata

Amina Biogenik 1. Norepinefrin 2. Dopamine 3. Serotonin

Eksitatoris atau

inhibitoris Umumnya eksitatoris,

bias inhibitoris pada beberapa tempat

Umumnya inhibitoris

Sistem saraf pusat,

sistem saraf tepi Sistem saraf pusat,

sistem saraf tepi Sistem saraf pusat

Asam amino 1. GABA (asam Gama

aminobutirat) 2. Glisin 3. Glutamate 4. Aspartat

Inhibitor Inhibitor Eksitator eksitator

Sistem saraf pusat,

persambungan neuromuskular invertebrata

Sistem saraf pusat Sistem saraf pusat,

persambungan neuromuskular invertebrata

Sistem saraf pusat

Neuropeptida 1. Substansi P 2. Met-enkefalin (suatu

endorphin)

Eksitatoris Umumnya inhibitoris

Sistem saraf pusat,

sistem saraf tepi Sistem saraf pusat

Tabel perbedaan gerak refleks dengan gerak biasa Perbedaan Gerak refleks Gerak biasa Pusat pengaturan Medulla spinalis Otak Waktu terjadinya Sangat cepat Biasa Respon Tak sadar Sadar

Lanjutan Lampiran 2

Page 90: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

80

TUJUAN:

1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 3. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia

PELAJARILAH MEKANISME PENJALARAN IMPULS PADA SUATU GERAK, DISKUSIKAN DALAM KELOMPOKMU TENTANG MEKANISME MELALUI SEL SARAF DAN MELALUI SINAPSIS, LALU PILIHLAH SUATU CARA UNTUK MEMPRESENTASIKAN DI DEPAN KELAS AGAR TEMANMU YANG LAIN MENJADI PAHAM BAGAIMANA MEKANISME TERSEBUT

COBA DISKUSIKAN PERBEDAAN ANTARA GERAK REFLEKS DAN GERAK BIASA, DAN BERILAH CONTOH MASING-MASING GERAK TERSEBUT……

Lanjutan Lampiran 2

Page 91: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

81

Tabel perbedaan gerak refleks dengan gerak biasa Perbedaan Gerak refleks Gerak biasa Pusat pengaturan Medulla spinalis Otak Waktu terjadinya Sangat cepat Biasa Respon Tak sadar Sadar

Tabel perbedaan penghantaran impuls melalui sel dan melalui sinapsis

Perbedaan Melalui sel Melalui sinapsis Lintasan Dendrit, badang sel, akson Membran pra dan post

sinaps Impuls Elektrik Kimia Terjadi karena Perbedaan potensial di dalam dan

di luar membran akson Adanya ion ca2+

Bahan yang dihantarkan Muatan positif dan negatif Neurotransmitter

Penjalaran impuls melalui sel saraf dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pad waktu sel beristirahat dan tidak ada stimulus, kutub positif berada di bagian luar dan kutub negative berada di bagian dalam. Keadaan ini disebut polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat maka permeabilitas membrane akan berubah polarisasi mengalami pembalikandi lokasi tertentu.kemudian proses polarisasi diulang menyebabkan rantai reaksi, dengan demikian impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaanya seperti semula.

Sinapsis merupakan titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinaps. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur tonjolan membran kecil berisi neurotransmitter, yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinaps. Membrane ujung dendrite dari sel berikutnya membentuk post-sinapsis.

Jika impuls tiba di tonjolan sinapsis maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane pra sinaps terhadap ion Ca2+. akibatnya ion Ca2+ akan masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinaps sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinaps. Neurotransmitter membawa impuls ke celah post sinaps. Setelah membawa impuls kemudian eurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran post sinaps, misalnya enzim asetilkolin esterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat.

Lanjutan Lampiran 2

Page 92: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

82

TUJUAN :

Siswa Dapat Menyimpulkan Gejala, Penyebab, Dan Pencegahan/

Pengobatan Pada Kelainan Atau Penyakit Yang Terjadi Pada Sistem Saraf

Manusia.

PETUNJUK:

1. Kerjakan tugas ini dengan berkelompok

2. Cari tahulah gejala, penyebab dan pencegahan atau pengobatan

penyakit-penyakit di bawah ini:

a. EPILEPSI

b. PARKINSON

c. ALZHEIMER

d. AUTISME

e. POLIOMIELITIS

f. OBAT-OBATAN PSIKOAKTIF DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KESEHATAN SARAF

g. PENGARUH ALKOHOL TERHADAP KESEHATAN SARAF

h. HIDROSEPHALUS

Pencarian dapat dilakukan lewat internet, koran, majalah, rumah

sakit, puskesmas, dan atau wawancara terhadap orang yang

berkaitan dengan istilah diatas

3. Buatlah hasil yang diperoleh dalam bentuk makalah ringkas dan

komunikatif

4. Presentasikan hasil pencarian dengan media slide atau media lainnya

yang menarik dalam diskusi kelas

Lanjutan Lampiran 2

Page 93: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

83

RUBRIK PENILAIAN MAKALAH

PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM SARAF

Kriteria dan skor untuk makalah siswa:

1. Sistematika makalah ( skor maksimal = 6 )

Ada judul

Ada pendahuluan

Ada isi / materi

Ada kesimpulan

Ada saran

Ada pertanyaan yang belum dimengerti

2. Pendahuluan ( skor maksimal 10 )

Memuat latar belakang ,tujuan dan permasalahan. Disajikan dalam bentuk

paragraf singkat dan mudah dipahami

3. Isi / materi

10-12 poin Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan

sistem saraf disertai gejala-gejalanya dan bahayanya beserta

cara pencegahannya. Materi disajikan komunikatif dan

mudah dipahami

8-10 poin Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan

sistem saraf beserta gejala-gejalanya dan bahayanya serta

cara pencegahannya. Materi disajikan kurang komunikatif

dan kurang mudah dipahami

5-7 poin Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan

sistem saraf minimal gejala-gejalanya dan bahayanya tanpa

cara pencegahannya. Materi disajikan dalam bentuk

komunikatif dan mudah dipahami

3-4 poin Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan

sistem saraf tanpa disertai gejala-gejalanya dan bahayanya

tanpa cara pencegahannya. Materi disajikan tidak dalam

bentuk komunikatif dan mudah dipahami

Lanjutan Lampiran 2

Page 94: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

84

1-2 poin Materi membahas penyakit yang berkaitan dengan sistem

saraf tanpa gejala-gejalanya tanpa bahaya dan tanpa cara

pencegahannya. Materi tidak disajikan dalam bentuk tabel,

komunikatif dan mudah dipahami

4. Kesimpulan

2 poin Kesimpulan yang diambil relevan dengan materi yang

dikembangkan

1 poin Kesimpulan yang diambil tidak relevan dengan materi yang

dikembangkan

5. Saran

2 poin Saran yang diberikan sesuai dengan kesimpulan

1 poin Saran yang diberikan tidak sesuai dengan kesimpulan

6. Pertanyaan yang belum dimengerti

2 poin Pertanyaan bersifat pertanyaan tingkat analisis

1 poin Pertanyaan yang diajukan jawabannya sudah ada di dalam

makalah tersebut

Lanjutan Lampiran 2

Page 95: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

85

BRAIN CARD

BIOLOGI 2010

BRAIN CARD

BIOLOGI 2010

BRAIN CARD

BIOLOGI 2010

BRAIN CARD

BIOLOGI 2010

BRAIN CARD

BIOLOGI 2010

BRAIN CARD

BIOLOGI 2010

BRAIN CARD

BIOLOGI 2010

BRAIN CARD

BIOLOGI 2010

BRAIN CARD

BIOLOGI 2010

BAGIAN MANAKAH AKU???

BAGIAN MANAKAH AKU???

BAGIAN MANAKAH AKU???

BAGIAN MANAKAH AKU???

BAGIAN MANAKAH AKU???

BAGIAN MANAKAH AKU???

BAGIAN MANAKAH AKU???

BAGIAN MANAKAH AKU???

BAGIAN MANAKAH AKU???

AKU DIBEDAKAN MENJADI AREA SENSORI, AREA MOTORI DAN AREA ASOSIASI

AKU MEMILIKI 4 LOBUS, 2 DIANTARANYA: LOBUS FRONTALIS UTK PENGATURAN GERAK OTOT DA N L O B U S P A R E I T A L I S UTK....................

AKU BAGIAN TERBESAR DAN TERDEPAN DARI OTAK MANUSIA, AKU SEBAGAI PUSAT KESADARN, KECERDASAN, INGATAN DAN INTERPRETASI KESAN

AKU MEMILIKI 4 LOBUS, 2 DIANTARANYA: LOBUS OKSIPITAS SBG PUSAT PENGLIHATAN DAN LOBUS TEMPORALIS SBG PUSAT PENDENGARAN.

AKU MENGONTROL PERILAKU YANG DIPELAJARI ATAU PERILAKU AKIBAT BELAJAR.

AKU MEMPROSES SELURUH R A N G S A N G A N S E B E L U M DISAMPAIKAN KE BAGIAN LAIN DI OTAK

AKU MELAKUKAN PERSEPSI RASA SAKIT DAN RASA MENYENANGKAN JIKA SESEORANG MARAH AKULAH

YANG BERPERAN MENIMBULKAN G E JA LA M UK A M E M E R A H , M E N I N G K A T K A N D E N Y U T JANTUNG

A K U M E N G A T U R D A N MENGKOORDINASI MENIFESTASI LUAR DARI EMOSI

Lampiran 3Contoh Brain Card

Page 96: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

86

ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, TINGKAT KESUKARAN DAN RELIABILITAS SOAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 C12 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 12 C6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 C35 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 14 C16 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 C13 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 16 C2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 C21 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 18 C18 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 19 C22 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 110 C31 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 111 C28 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 112 C1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 113 C20 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 114 C33 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 115 C4 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 116 C8 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 117 C5 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 118 C7 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 119 C9 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 120 C10 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 121 C14 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 122 C29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 123 C26 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 124 C30 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 125 C23 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 126 C15 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 027 C25 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 128 C24 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 029 C34 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 130 C27 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 031 C3 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 132 C11 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 033 C32 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 134 C17 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 135 C19 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SX 23 18 26 32 25 1 23 17 5 14 8 30SX2 23 18 26 32 25 1 23 17 5 14 8 30SXY 770 617 745 983 815 30 773 590 193 501 273 941rxy 0,640 0,577 -0,234 0,402 0,549 0,022 0,676 0,575 0,406 0,499 0,166 0,465

rTabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334

KriteriaValid Valid Tidak

Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak

Valid Valid

BA 15 12 11 17 15 0 17 12 5 11 5 17BB 8 6 15 15 10 1 6 5 0 3 3 13JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17P 0,41 0,35 -0,24 0,12 0,29 -0,06 0,65 0,41 0,29 0,47 0,12 0,24

Kriteria Baik Cukup Jelek Jelek Cukup Jelek Baik Baik Cukup Baik Jelek CukupB 23 18 26 32 25 1 23 17 5 14 8 30JS 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35D 0,66 0,51 0,74 0,91 0,71 0,03 0,66 0,49 0,14 0,40 0,23 0,86

Kriteria Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar MudahDipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai

No Kode

Val

idita

s

Kriteria

Day

a Pe

mbe

da

Soal

Ting

kat

Kesu

kara

n

No Soal

Lampiran 4 Analisis soal uji coba

Page 97: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

87

1 C122 C63 C354 C165 C136 C27 C218 C189 C22

10 C3111 C2812 C113 C2014 C3315 C416 C817 C518 C719 C920 C1021 C1422 C2923 C2624 C3025 C2326 C1527 C2528 C2429 C3430 C2731 C332 C1133 C3234 C1735 C19

SXSX2

SXYrxy

rTabel

KriteriaBABBJAJBP

KriteriaBJSD

Kriteria

No Kode

Valid

itas

Kriteria

Day

a Pe

mbe

da

Soa

lTi

ngka

t K

esuk

aran

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 11 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 11 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 11 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 11 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 11 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 11 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 10 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 11 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 01 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 11 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 11 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 11 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 11 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 01 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 00 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 11 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 01 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 10 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 11 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 00 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 10 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 028 17 30 13 22 20 28 4 26 10 17 27

28 17 30 13 22 20 28 4 26 10 17 27891 547 942 437 719 668 889 165 817 353 589 866

0,532 0,281 0,473 0,254 0,448 0,498 0,489 0,453 0,299 0,419 0,581 0,5120,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334

Valid Tidak Valid Valid Tidak

Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid

16 9 17 8 14 12 17 4 16 6 13 1712 8 13 5 8 8 11 0 10 4 4 1017 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 1717 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17

0,24 0,06 0,24 0,18 0,35 0,24 0,35 0,24 0,35 0,12 0,53 0,41Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Baik Baik

28 17 30 13 22 13 28 4 26 10 17 2735 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

0,80 0,49 0,86 0,37 0,63 0,37 0,80 0,11 0,74 0,29 0,49 0,77Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Mudah Sukar Sedang MudahDipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai

No Soal

Lanjutan Lampiran 4

Page 98: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

88

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 361 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 01 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 00 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 10 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 10 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 11 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 11 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 10 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 01 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 00 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 00 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 11 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 10 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 00 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 10 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 00 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 00 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 10 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 00 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 00 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 00 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 01 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 11 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 11 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 011 5 26 14 14 9 12 15 7 24 17 1711 5 26 14 14 9 12 15 7 24 17 17383 188 818 503 482 314 431 521 271 768 601 548

0,286 0,365 0,339 0,587 0,335 0,300 0,524 0,449 0,446 0,377 0,644 0,2640,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

8 5 14 11 9 7 10 10 6 14 13 113 0 12 3 5 2 2 5 1 10 4 6

17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 1717 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17

0,29 0,29 0,12 0,47 0,24 0,29 0,47 0,29 0,29 0,24 0,53 0,29Cukup Cukup Jelek Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Baik Cukup

11 5 26 14 14 9 12 15 7 24 17 1735 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

0,31 0,14 0,74 0,40 0,40 0,26 0,34 0,43 0,20 0,69 0,49 0,49Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang SedangDibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang

No Soal

1 C122 C63 C354 C165 C136 C27 C218 C189 C22

10 C3111 C2812 C113 C2014 C3315 C416 C817 C518 C719 C920 C1021 C1422 C2923 C2624 C3025 C2326 C1527 C2528 C2429 C3430 C2731 C332 C1133 C3234 C1735 C19

SXSX2

SXYrxy

rTabel

KriteriaBABBJAJBP

KriteriaBJSD

Kriteria

No Kode

Valid

itas

Kriteria

Day

a Pe

mbe

da

Soa

lTi

ngka

t Ke

suka

ran

Lanjutan Lampiran 4

Page 99: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

89

1 C122 C63 C354 C165 C136 C27 C218 C189 C22

10 C3111 C2812 C113 C2014 C3315 C416 C817 C518 C719 C920 C1021 C1422 C2923 C2624 C3025 C2326 C1527 C2528 C2429 C3430 C2731 C332 C1133 C3234 C1735 C19

SXSX2

SXYrxy

rTabel

KriteriaBABBJAJBP

KriteriaBJSD

Kriteria

No Kode

Valid

itas

Kriteria

Day

a Pe

mbe

da

Soa

lTi

ngka

t Ke

suka

ran

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 481 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 10 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 10 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 11 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 10 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 10 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 10 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 10 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 10 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 11 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 10 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 10 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 11 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 10 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 10 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 00 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 10 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 11 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 10 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 00 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 10 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 01 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 00 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 11 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 10 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 00 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 10 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 09 15 2 34 12 23 10 13 24 28 27 29

9 15 2 34 12 23 10 13 24 28 27 29304 506 72 1018 432 717 385 451 743 886 847 916

0,247 0,397 0,094 0,012 0,530 0,270 0,623 0,457 0,235 0,424 0,416 0,4910,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334Tidak Valid Valid Tidak

ValidTidak Valid Valid Tidak

Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid

5 11 1 17 9 12 8 9 13 17 16 174 4 1 17 3 11 2 4 11 11 11 1217 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 1717 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17

0,06 0,41 0,00 0,00 0,35 0,06 0,35 0,29 0,12 0,35 0,29 0,29Jelek Baik Jelek Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup

9 15 2 34 12 23 10 13 24 28 27 2935 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

0,26 0,43 0,06 0,97 0,34 0,66 0,29 0,37 0,69 0,80 0,77 0,83Sukar Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah

Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai

No Soal

Lanjutan Lampiran 4

Page 100: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

90

1 C122 C63 C354 C165 C136 C27 C218 C189 C22

10 C3111 C2812 C113 C2014 C3315 C416 C817 C518 C719 C920 C1021 C1422 C2923 C2624 C3025 C2326 C1527 C2528 C2429 C3430 C2731 C332 C1133 C3234 C1735 C19

SXSX2

SXYrxy

rTabel

KriteriaBABBJAJBP

KriteriaBJSD

Kriteria

No Kode

Val

idita

s

Kriteria

Day

a P

embe

da

Soal

Ting

kat

Kesu

kara

n

49 50 51 52 53 54 550 1 1 1 1 1 1 511 0 1 1 1 1 1 480 1 1 1 1 1 1 441 1 0 1 1 1 1 421 1 1 1 1 0 1 421 1 1 1 1 0 1 380 1 1 0 1 1 1 371 0 1 1 1 1 1 370 1 0 0 1 1 1 331 0 0 1 1 0 1 370 1 0 0 1 1 1 321 0 1 1 1 1 1 361 1 0 0 1 1 1 291 0 1 1 1 0 1 310 1 0 0 0 1 1 311 1 1 1 1 0 1 310 1 1 1 1 0 1 290 1 1 1 1 1 1 300 1 0 0 1 1 1 271 1 1 1 1 0 1 281 1 0 1 1 0 1 280 1 1 0 1 0 1 251 0 0 0 1 1 1 250 0 0 1 0 1 1 201 0 0 0 1 0 1 250 0 1 1 1 0 1 210 0 0 1 1 0 1 210 1 0 0 0 1 0 200 0 0 0 0 1 1 150 0 0 0 0 0 1 140 0 0 1 0 0 0 170 1 0 0 1 1 1 190 0 0 0 0 0 1 140 0 0 0 1 0 0 150 0 1 0 0 0 0 1314 19 16 19 27 18 31 100514 19 16 19 27 18 31

477 619 549 635 869 585 9620,440 0,407 0,471 0,493 0,587 0,340 0,4510,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

10 12 11 12 16 11 174 7 5 7 11 7 14

17 17 17 17 17 17 1717 17 17 17 17 17 17

0,35 0,29 0,35 0,29 0,29 0,24 0,18Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek

14 19 16 19 27 18 3135 35 35 35 35 35 35 k = 55

0,40 0,54 0,46 0,54 0,77 0,51 0,89 M = 28,714Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Vt = 98,604Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai r11 = 0,877

961

17641444

2601

1369

19361764

2304

32309

961961

10241296841

136913691089

784

841900

Y Y2

729

625441441400

784625625400

No Soal

196225169

225196289361

Lanjutan Lampiran 4

Page 101: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

91

Rumus

Butir soal Valid jika rxy > rtabelPerhitungan

Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :

x x

x - x -

=Hasil perhitungan bahwa nilai rhitung adalah = Karena r hitung > r tabel, maka soal no 1 valid.

32309Jumlah 23 1005

1005

rxy

23 1005

35 23

0,640

0 13766

rxy =35 32309

23 35 32309

169 034 C17 0 15 225 035 C19

361 033 C32 0 14

31 C3 1 17

196 032 C11 0 19

0 15

289 1730 C27 0 14 196 0

225 028 C24 0 20 400 029 C34

441 027 C25 1 21

25 C23 1 25

441 2126 C15 0 21

1 25

625 2524 C30 0 20 400 0

625 2522 C29 1 25 625 2523 C26

784 2821 C14 1 28

900 0C9 1 27

784 28C10 1 28

841 0181920

729 27C7 0 30

1 3117 C5 0 29

961 3115 C4 1 31 961 3116 C8

841 014 C33 1 31

12 C1 1 36

961 3113 C20 0 29

1 37

1296 3611 C28 1 32 1024 32

1369 379 C22 1 33 1089 3310 C31

37 1369 378 C18 1 37

426 C2 1 38

1369 377 C21 1

C16 1 42

1444 385 C13 1 42 1764

1764 42

483 C35 1 44 1936 444

512 C6 1 48 2304

C12 1 51 2601

Perhitungan Validitas Butir Soal

0,6399

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh sepertipada tabel analisis butir soal.

No Kode Butir soal no 1 (X)

Skor Total (Y) Y2 XY

1

22

2222

xyrSSSS

SSS

Lanjutan Lampiran 4

Page 102: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

92

Rumus:

Keterangan:: Banyaknya butir soal: Mean Skor Total: Varians total

KriteriaApabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:==

2

55 -55 1 55

Pada a = 5% dengan n =35 diperoleh r tabel = 0.334

28,7198,604

1005

Perhitungan Reliabilitas Instrumen

kMVt

k 55

= 55

M 28,7143

Vt =32309

= 0,877

Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebutreliabel

= 98,60413535

r11 1 28,71

kVtMM(k1

1-kk r11

Lanjutan Lampiran 4

Page 103: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

93

Rumus

Keterangan:: Indeks kesukaran: Jumlah butir soal yang dijawab benar: Jumlah total responden

Kriteria

<< << << <

=

+

=

Terlalu Sukar

8

Sangat MudahIK 1,00

1718

1535

0,66Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaranyang sedang

Jumlah 15 Jumlah 8

IK =

C5 0 17C7 0

1 15

C19 016 C8 1 16 C17 0

C32 014 C33 1 14 C11 015 C4

C27 013 C20 0 13

11 C28 1 11

C3 112 C1 1 12

1 9

C34 010 C31 1 10 C24 0

C25 18 C18 1 8 C15 09 C22

C30 07 C21 1 7

5 C13 1 5

C23 16 C2 1 6

1 3

C26 14 C16 1 4 C29 1

C14 12 C6 1 2 C10 13 C35

Kode Skor1 C12 1 1

0,70 TK 1,00 Mudah

C9 1No Kode Skor No

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untukbutir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperolehseperti pada tabel analisis butir soal.

Kelompok Atas Kelompok Bawah

0,00 TK 0,30 Sukar0,30 TK 0,70 Sedang

Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

PBJS

Interval IK KriteriaTK 0,00

JSBP

Lanjutan Lampiran 4

Page 104: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

92

KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA Satuan Pendidikan: SMA N 2 Kudus Mapel : Biologi Materi pokok : sistem saraf pada Manusia Kls/Semester : XI (sebelas)/ 2 Waktu : 60 menit Standar kompetensi : 3. Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia

dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas Kompetensi dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat

terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan) Materi pokok Indikator No. Soal Kunci jawaban Tingkat kompetensi Struktur dan fungsi neuron

•Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron

1, 4, 12, 17, 24, 25, 36, 38

A, B, D, D, B, D, A, A C1, C1, C1, C4, C1, C1, C2, C2

Struktur dan fungsi saraf pusat dan saraf tepi

•Mengidentifikasi struktur dan fungsi pada sistem saraf manusia

2, 3, 6, 7, 11, 13, 20, 21, 27, 29, 30, 34, 36

E, D, A, D, A, D, C, A, B, B, A, C, D

C4, C1, C1, C1, C1, C2, C4, C2, C1, C2, C2, C2, C1

Mekanisme penghantaran impuls

•Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf

5, 9, 14, 15, 16, 18, 19 B, A, B, C, C, A, C C4, C1,C1, C3, C1, C1, C1, C1

Mekanisme gerak refleks dan gerak biasa

•Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia

8, 22, 23, 26, 28,32, 33, 35, 37, 53

A, D, D, C, E, D, D, B,E, D

C4, C6, C4, C5, C2, C4, C5, C3,C3, C3

Kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf manusia

•Menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia

10, 31, 40 D, B, C C2, C1, C4

Page 105: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

95

SOAL EVALUASI

Mapel : Biologi Materi pokok : sistem saraf Kelas/ semester : XI/ 2 Waktu : 90 menit

Petunjuk! a) Berdoalah sebelum mengerjakan soal b) Tulis identitas saudara pada lembar jawab c) Jawablah soal-soal berikut dengan cara memilih satu jawaban yang tepat

dengan memberi tanda silang huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawab yang disediakan

d) Periksalah jawaban saudara sebelum diserahkan kepada petugas.

1. Perhatikan gambar di bawah ini, nomor berapakah yang berfungsi sebagai penghantar impuls ke badan sel?

A.1 B.2 C.3 D.4 E.5

2. Diagram di bawah ini merupakan jalur impuls gerak refleks. Neuron motorik ditunjukkan oleh huruf....

A. A B. B C.C D. D E.E

3. Gambar di bawah merupakan gambar otak manusia Pada gambar tersebut, bagian yang mengontrol keseimbangan dan koordinasi otot ditunjukkan nomor.... A. 1 B.3 C.6 D.8 E.9

A

E

D

C B

Lanjutan Lampiran 5

Page 106: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

96

4. Struktur yang menghubungkan dua neuron dan berfungsi sebagai alat komunikasi antar neuron adalah....

A. Nodus ranvier B. Sinapsis C. Akson

D. Sel Schwan E. Mielin

5. Saraf otak yang berasal dari retina mata disebut... A. Saraf olfaktori B. Saraf optik C. Saraf okulomotor

D. Saraf troklear E. Saraf trigeminal

6. Pusat penglihatan di otak terjadi pada bagian..... A. Serebrum B. serebelum C. mesensefalon

D. Saraf troklear E. Saraf trigeminal

7. Pusat pengaturan suhu tubuh terdapat di otak bagian.... A. Medula oblongata B. Medula spinalis C. Serebelum

D. Hipotalamus E. Talamus

8. Urutan penghantaran impuls saraf pada gerak refleks berturut-turut melalui... A. Reseptor – aferen - sumsum tulang belakang – eferen – efektor B. Reseptor – eferen – sumsum tulang belakang – aferen – efektor C. Efektor – aferen – sumsum tulang belakang – eferen – reseptor D. Efektor – eferen – sumsum tulang belakang – aferen – reseptor E. Sumsum tulang belakang – aferen – reseptor – eferen – efektor

9. Pesan yang dibawa oleh saraf disebut dengan.. A. Impuls B. Akson C. S inaps

D. Dendrit E. Schwan

10. Jenis-jenis obat di bawah ini mengakibatkan timbulnya halusinasi (menghayal), kecuali..... A. kokain B. Mariyuana C. Ekstasi

D. Kafein E. Ganja

1…

2…3…4…….. 5……..

6

7…8…….

9…

Lanjutan Lampiran 5

Page 107: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

97

11. Saraf tepi yang bersifat sadar (somatik) pada otak manusia

terdiri atas........... A. 12 pasang saraf karnial dan 31 pasang saraf spinal B. 12 pasang saraf karnial dan 21 pasang araf spinal C. 31 pasang saraf karnial dan 21 pasan saraf spinal D. 13 pasang saraf karnial dan 31 pasang saraf spinal E. 31 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf spinal

12. Bagian saraf yang berfungsi meneruskan impuls dari badan sel menuju otot atau kelenjar adalah..

A. Sel schwann B. Dendrit C. Badan sel

D. Akson E. Myelin

13. Bagian otak yang merupakan tempat penyambungan alat tubuh bagian kanan ke kiri dan sebaliknya adalah ...

A. Otak tengah B. Otak kecil C. Sumsum lanjutan

D. Pons varol E. Hipotalamus

14. Pada saat istirahat, muatan listrik di luar membran neuron adalah...., sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah...

A. Negatif-negatif B. Positif-negatif C. Positif –positif

D. Negatif-netral E. Positif-netral

15. Impuls yang diterima oleh reseptor dihantarkan melalui... A. Efektor dan neuroglia B. Neuroglia dan neuron C. Neuron dan sinapsis

D. Sinapsis dan neuroglia E. Neuron dan efektor

16. Keadaan dimana muatan listrik di luar membran neuron negatif dan di dalam neuron positif disebut...

A. Repolarisasi B. Muatan positif C. Depolarosasi

D. Muatan negatif E. Terpolarisasi

17. Sebuah neuron memiliki ciri-ciri: Struktur (I) Fungsi (II)

(a) Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek dan ada yang panjang

(b) Dendritnya pendek dan aksonnya panjang

(c) Badan selnya bergelombang

membentuk ganglion. Aksonnya pendek, sedangkan dendritnya panjang.

(a) Membawa rangsangan ke sistem saraf pusat

(b) Menerima rangsangan dari

neuron sensori atau neuron intermediet yang lain

(c) Membawa atau meneruskan

impuls dar sistem saraf pusat ke efektor

Lanjutan Lampiran 5

Page 108: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

98

Berdasarkan tabel diatas yang termasuk ciri dan fungsi neuron motorik adalah.... A. Ia-IIa B. Ib-IIb C. Ic-IIc

D. Ib-IIc E. Ia-IIb

18. Zat kimia yang dapat menanggapi impuls elektrik dan dapat mentransmisikan impuls ke neuron berikutnya dinamakan.....

A. Neurotransmitter B. Neurolemma C. Serebrospinal

D. Serebrokimia E. Protoplasma

19. Cairan pelindung otak dinamakan..... A. Kranioplasma B. Neuroplasma C. Serebrospinal

D. Neurit E. Myelin

20. Urutan lapisan pelindung otak dari dalam ke luar adalah...... A. Durameter-arakhnoid- piameter B. Arakhnoid-piameter- duarameter C. Piameter- arakhnoid-durameter D. Durameter- piameter- arakhnoid E. Arakhnoid- durameter- piameter

21. Lapisan luar dari otak berwarna.... A. Abu-abu karena banyak mengandung badan sel B. Putih karena banyak mengandung akson C. Abu-abu karena banyak mengandung akson D. Putih karena banyak mengandung dendrit E. Abu-abu karena banyak mengandung dendrit

22. Dalam suatu kecelakaan lalu lintas, seorang korban mendapat kecelakaan otak sehingga lumpuh, tidak sadar tetapi masih bisa bernafas. Dalam hal ini, bagian otak yang tidak rusak adalah.....

A. Serebellum B. Serebrum C. Daerah sensorik

D. Medula oblongata E. Medula spinalis

23. Kerjasama dan keselarasan dalam sistem regulasi terjadi antara sistem saraf dan sistem hormon, daerah yang diduga terlibat dalam hal ini terdapat pada.....

A. Serebrum B. Serebelum C. Hipotalamus

D. Hipofisis E. Talamus

24. Bagian sel saraf yang berfungsi mempercepat jalannya impuls dinamakan... A. Neurit B. Dendrit C. Akson

D. Sel Schwan E. Nodus ranvier

25. Sel saraf sensorik, sel saraf motorik dan sel saraf interneuron merupakan pembagin sel saraf berdasarkan.....

A. Cara kerja B. Ukuran C. Letak inti

D. Fungsi E. Bentuk

Lanjutan Lampiran 5

Page 109: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

99

26. Hubungan antara fungsi saraf dan organnya yang sesuai adalah.....

A. Saraf parasimpatis mempercepat denyut jantung B. Saraf simpatis memperlambat denyut jantung C. Saraf parasimpatis memacu proses pencernaan D. Saraf simpatis melebarkan arteri E. Saraf parasimpatis melebarkan bronkiolu

27. Sistem saraf yang berperan mengendalikan aktivitas tubuh yang tidak disadari dinamakan.... A. Sistem saraf sadar B. Sistem saraf otonom C. Sistem saraf tepi

D. Sistem saraf pusat E. Sistem saraf kraniospinal

28. Sistem saraf yang membawa impuls dari reseptor menuju saraf pusat dinamakan... A. Sistem saraf pusat B. Sistem saraf tepi C. Sistem saraf otonom

D. Sistem saraf kranial E. Sistem saraf aferen

29. Berikut ini merupakan reseptor pada manusia.... A. Saraf tepi, saraf pusat, dan saraf otonom B. Mata, kulit, dan telinga C. Otak besar dan otak kecil D. Kelenjar hipofisis, kelenjar epifise, kelenjar anak gondik, dan kelenjar tiroid E. Sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang

30. Cermati ciri-ciri berikut, Merupakan bagian sistem saraf pusat Menyimpan aspek ingatan dan kecerdasan Memiliki ukuran yang paling besar di banding bagian lainnya Ciri-ciri diatas dimiliki oleh.....

A. Serebrum B. Mesensefalon C. Medullaa spinalis

D. Serebelum E. Medulla oblongat

31. Penyakit atau kelainan yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi adalah..... A. Alzheimer B. Poliomielitis C. Stroke

D. Epilepsi E. Neuritis

32. Rangsangan berikut ini yang berasal dari dalam tubuh adalah...... A. Bau, pahit, cahaya, suhu B. Bau, pahit, lapar, haus C. Sentuhan, cahaya, lapar, nyeri D. Haus, kenyang, lelah, nyeri E. Suhu, cahaya, rasa manis, rasa pahit

33. Pernahkah kamu melihat orang yang sedang marah, wajahnya akan memerah dan banyak berkeringat. Bagian otak manakah yang mengendalikan gejala tersebut...

A. Simpatik B. Parasimpatik C. Talamus

D. Hipotalamus E. Medulla oblongata

Lanjutan Lampiran 5

Page 110: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

100

34. Fungsi utama sistem saraf manusia adalah ... A. Pesan yang dibawa oleh saraf B. Memproses informasi yang telah diterima C. Alat pengatur dan pengendalian seluruh kegiatan alat tubuh D. Menerima informasi berupa stimulus E. Membawa informasi yang diterima

35. Sistem saraf pada manusia terdiri atas sistem ... A. Saraf tengah dan saraf samping B. Saraf pusat dan saraf tengah C. Saraf tengah dan saraf tepi D. Saraf pusat dan saraf tepi E. Saraf tepi dan saraf tengah

36. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah .... A. selaput myelin B. ujung akson C. nodus ranvier

D. sel sachwann E. inti sel Schwann

37. Berikut ini adalah merupakan refleks otak, kecuali… A. Refleks pupil B. Refleks kejap mata C. Refleks kebiasaan

D. Refleks bersin E. Refleks lutut

38. Jaringan saraf yang bertanggung jawab mensuplai nutrisi bagi neuron adalah ... A. Neuroglia B. Neurotransmitter C. Neurokorteks

D. Nefron E. Nefridia

39. Memukul nyamuk yang menempel di tangan kita merupakan gerak yang jalan rangsangnya secara berurutan adalah …

A. saraf sensorik – rangsang – konduktor – saraf motorik – gerak B. saraf sensorik – rangsang – otak – saraf motorik – gerak C. rangsang – saraf sensorik – konduktor – saraf motorik – gerak D. rangsang – saraf sensorik – otak – saraf motorik – gerak E. rangsang-konduktor-saraf sensorik-otak-saraf motorik-gerak

40. sebuah penyakit memiliki ciri-ciri : tangan gemetar sewaktu istirahat tetapi gemetar itu hilang waktu tidur, sulit bergerak, otot kaku, biasanya menyerang pada seseorang usia lanjut atau mantan atlet

ciri-ciri tersebut merupakan gejala penyakit..... A. nueritis B. epilepsi C. parkinson D. stroke E. amnesia

Lanjutan Lampiran 5

Page 111: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

101

Lanjutan Lampiran 5

Page 112: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

100

DAFTAR HASIL BELAJAR KOGNITIF KELOMPOK EKSPERIMEN (XI IPA 1)

No Kode Siswa

LDS LKS Tugas Post test

Rata-rata LDS,LKS,Tugas

3 kali nilai post test

Nilai Akhir

Ketuntasan Kriteria

1 A1 91 80 80 75 83,67 225 77,17 Tuntas Baik 2 A2 91 80 77 87,5 82, 67 262,5 86,29 Tuntas Sangat Baik 3 A3 87 72 77 75 78, 67 225 75,92 Tuntas Cukup Baik 4 A4 87 87,5 77 80 83,83 240 80,96 Tuntas Baik 5 A5 87 72 77 85 78, 67 255 83,42 Tuntas Baik 6 A6 83 80 73 72,5 78,67 217,5 74,04 Tuntas Cukup Baik 7 A7 87 72 77 80 78, 67 240 79, 67 Tuntas Baik 8 A8 73 61 67 70 67 210 69,25 Tidak Tuntas Cukup Baik 9 A9 96 77 67 77,5 80 232,5 78,13 Tuntas Baik

10 A10 83 80 77 77,5 80 232,5 78,13 Tuntas Baik 11 A11 91 82 77 82,5 83,33 247,5 82,71 Tuntas Baik 12 A12 83 61 80 80 74,67 240 78,67 Tuntas Baik 13 A13 73 82 73 70 76 210 71,5 Tuntas Cukup Baik 14 A14 83 72 77 80 77,33 240 79,33 Tuntas Baik 15 A15 73 61 77 72,5 70,33 217,5 71,96 Tuntas Cukup Baik 16 A16 90 61 77 82,5 76 247,5 80,88 Tuntas Baik 17 A17 90 72,5 77 80 79,83 240 79,96 Tuntas Baik 18 A18 90 77 77 82,5 81,33 247,5 82,21 Tuntas Baik 19 A19 90 82,5 77 85 83,17 255 84,54 Tuntas Baik 20 A20 90 82,5 77 82,5 83,17 247,5 82,67 Tuntas Baik

Page 113: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

101

No Kode Siswa

LDS LKS Tugas Post test

Rata-rata LDS,LKS,Tugas

3 kali nilai post test

Nilai Akhir

Ketuntasan Kriteria

21 A21 96 72,5 67 90 78,5 270 87,13 Tuntas Sangat Baik 22 A22 96 72,5 77 72,5 81,83 217,5 74,83 Tuntas Cukup Baik 23 A23 90 72,5 77 85 79,83 255 83,71 Tuntas Baik 24 A24 90 82 80 77,5 84 232,5 79,13 Tuntas Baik 25 A25 73 77 77 87,5 75,67 262,5 84,54 Tuntas Baik 26 A26 83 61 80 87,5 74, 67 262,5 84,29 Tuntas Baik 27 A27 91 87,5 73 87,5 83,83 262,5 86,58 Tuntas Sangat Baik 28 A28 73 82 80 87,5 78,33 262,5 85,21 Tuntas Baik 29 A29 87 77 67 80 77 240 79,25 Tuntas Baik 30 A30 90 82 77 82,5 83 247,5 82,63 Tuntas Baik 31 A31 93 72,5 80 80 81,83 240 80,46 Tuntas Baik 32 A32 93 77 80 77,5 83,33 232,5 78,96 Tuntas Baik 33 A33 90 82,5 73 70 81,83 210 72,96 Tuntas Cukup Baik 34 A34 93 82,5 77 80 84,17 240 81,04 Tuntas Baik 35 A35 93 72 77 85 80,67 255 83,92 Tuntas Baik 36 A36 93 82,5 77 80 84,17 240 81,04 Tuntas Baik 37 A37 91 80 80 72,5 83, 67 217,5 75,29 Tuntas Cukup Baik 38 A38 90 87,5 77 87,5 84,83 262,5 86,83 Tuntas Sangat Baik 39 A39 96 87,5 77 75 86,83 225 77,96 Tuntas Baik 40 A40 96 87,5 67 75 83,5 225 77,13 Tuntas Baik

Rata-rata nilai akhir

80,01 Tuntas Baik

Page 114: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

102

DAFTAR HASIL BELAJAR KOGNITIF KELOMPOK KONTROL (XI IPA 3)

No

Kode Siswa

LDS LKS Tugas Post test

Rata-rata LDS,LKS,Tugas

3 kali nilai post test

Nilai Akhir

Ketuntasan Kriteria

1 C1 66 60 80 70 68, 67 210 69,67 Tidak Tuntas Cukup Baik 2 C2 66 60 80 70 68, 67 210 69,666667 Tidak Tuntas Cukup Baik 3 C3 66 60 80 75 68,67 225 73,42 Tuntas Cukup Baik 4 C4 66 60 80 72,5 68, 67 217,5 71,54 Tuntas Cukup Baik 5 C5 66 60 80 72,5 68,67 217,5 71,54 Tuntas Cukup Baik 6 C6 79 63 75 67,5 72,33 202,5 68,71 Tidak Tuntas Cukup Baik 7 C7 79 63 75 72,5 72,33 217,5 72,46 Tuntas Cukup Baik 8 C8 79 63 75 72,5 72,33 217,5 72,46 Tuntas Cukup Baik 9 C9 79 63 75 75 72,33 225 74,33 Tuntas Cukup Baik 10 C10 79 63 75 77,5 72,33 232,5 76,21 Tuntas Baik 11 C11 75 83 85 70 81 210 72,75 Tuntas Cukup Baik 12 C12 75 83 85 70 81 210 72,75 Tuntas Cukup Baik 13 C13 75 83 85 75 81 225 76,5 Tuntas Baik 14 C14 75 83 85 72,5 81 217,5 74,63 Tuntas Cukup Baik 15 C15 75 83 85 80 81 240 80,25 Tuntas Baik 16 C16 73 80 87 72,5 80 217,5 74,38 Tuntas Cukup Baik 17 C17 73 80 87 75 80 225 76,25 Tuntas Baik 18 C18 73 80 87 67,5 80 202,5 70,63 Tuntas Cukup Baik 19 C19 73 80 87 67,5 80 202,5 70,63 Tuntas Cukup Baik 20 C20 73 80 87 72,5 80 217,5 74,38 Tuntas Cukup Baik 21 C21 59 67 80 72,5 68, 67 217,5 71,54 Tuntas Cukup Baik

Page 115: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

103

No

Kode Siswa

LDS LKS Tugas Post test

Rata-rata LDS,LKS,Tugas

3 kali nilai post test

Nilai Akhir

Ketuntasan Kriteria

22 C22 59 67 80 75 68, 67 225 73,42 Tuntas Cukup Baik 23 C23 59 67 80 75 68, 67 225 73,42 Tuntas Cukup Baik 24 C24 59 67 80 72,5 68, 67 217,5 71,54 Tuntas Cukup Baik 25 C25 59 67 80 70 68,67 210 69, 67 Tidak Tuntas Cukup Baik 26 C26 81 97 80 75 86 225 77,75 Tuntas Baik 27 C27 81 97 80 80 86 240 81,5 Tuntas Baik 28 C28 81 97 80 65 86 195 70,25 Tuntas Cukup Baik 29 C29 81 97 80 67,5 86 202,5 72,13 Tuntas Cukup Baik 30 C30 81 97 80 65 86 195 70,25 Tuntas Cukup Baik 31 C31 93 87 73 80 84,33 240 81,08 Tuntas Baik 32 C32 93 87 73 70 84,33 210 73,58 Tuntas Cukup Baik 33 C33 93 87 73 75 84,33 225 77,33 Tuntas Baik 34 C34 93 87 73 75 84,33 225 77,33 Tuntas Baik 35 C35 93 87 73 72,5 84,33 217,5 75,46 Tuntas Cukup Baik 36 C36 87 67 80 75 78 225 75,75 Tuntas Cukup Baik 37 C37 87 67 80 72,5 78 217,5 73,88 Tuntas Cukup Baik 38 C38 87 67 80 75 78 225 75,75 Tuntas Cukup Baik 39 C39 87 67 80 65 78 195 68,25 Tidak Tuntas Cukup Baik

Rata-rata nilai akhir 73, 67 Tuntas Cukup baik

Page 116: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

106

36 A36 81,04 36 C36 75,7535 A35 83,92 35 C35 75,4634 A34 81,04 34 C34 77,3333 A33 72,96 33 C33 77,3332 A32 78,96 32 C32 73,5831 A31 80,46 31 C31 81,0830 A30 82,63 30 C30 70,2529 A29 79,25 29 C29 72,1328 A28 85,21 28 C28 70,2527 A27 86,58 27 C27 81,5026 A26 84,29 26 C26 75,7525 A25 84,54 25 C25 69,6724 A24 79,13 24 C24 71,5423 A23 83,71 23 C23 73,42

DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

Kode NilaiEksperimen Kontrol

No Kode Nilai No1 A1 77,17 12 A2 86,29 2

C3 73,42C4 71,54

C1 69,67C2 69,67

80,96 475,92 33 A3

4 A45 A5 83,42 56 A6 74,04 6

C7 72,46C8 72,46

C5 71,54C6 68,71

69,25 879,67 77 A7

8 A89 A9 78,13 9

10 A10 78,13 10C11 72,75C12 72,75

C9 74,33C10 76,21

78,67 1282,71 1111 A11

12 A1213 A13 71,50 1314 A14 79,33 14

C15 80,25C16 74,38

C13 76,50C14 74,63

80,88 1671,96 1515 A15

16 A1617 A17 79,96 1718 A18 82,21 18

C19 70,63C20 74,38

C17 76,25C18 70,63

82,67 2084,54 1919 A19

20 A2021 A21 87,13 2122 A22 74,83 22

C21 71,54C22 73,42

S = 10921,04 S77,1340 A40

=

= 40x1 = 80,30s1

2 =

n1

s1 = 4,214 s2

s22

x2

17,7599

39n2

=

3,1489,9122

=

11473,60

73,55

=

=

37 A37 75,29 37 C37 73,8838 A38 86,83 38 C38 75,7539 A39 77,96 39 C39 68,25

Lanjutan Lampiran 6

Page 117: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

107

HipotesisHo : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika c2 < c2 tabel

Pengujian HipotesisNilai maksimal = Panjang Kelas =Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =Rentang = s =Banyak kelas = n =

-----

c²Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =

Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal4,2957 7,81

7,81

87,75 1,74= 4,2957

0,4589

0,0126,3719 11 3,362

90,2996 0,1593

9,337584,25 87,25 83,75 0,8481,25 83,25 80,75 0,17 0,0662 0,233478,25 80,25 77,75 -0,51 10,4038 1075,25 77,25 74,75 -1,18 0,3811 0,1872 5 0,827

1 0,0024

0,1939 0,2601

0,0777,4887

0,016

1,04480,4681 0,0870 3,481572,25 74,25 71,75 -1,85

69,25 71,25 68,75 -2,53 0,4943 0,0261

17,88 4,456 40

Oi (Oi-Ei)²Ei

Luas Kls. Untuk Z Ei

69,25 80,01

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

UJI NORMALITAS DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) KELOMPOK EKSPERIMEN

87,13 2,98

Peluang untuk Z

Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho

c

k

1i i

2ii2

EEO

Lampiran 7 Perhitungan normalitas

Page 118: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

108

HipotesisHo : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika c2 < c2 tabel

Pengujian HipotesisNilai maksimal = Panjang Kelas =Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =Rentang = s =Banyak kelas = n =

-----

c²Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =

Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal5,9226 7,81

7,81

85,75 3,76= 5,9226

0,4999

3,81090,0868 0 0,0868

30,4977 0,0022

1,024383,25 85,25 82,75 2,8380,25 82,25 79,75 1,90 0,4714 0,026377,25 79,25 76,75 0,97 5,3429 374,25 76,25 73,75 0,04 0,0165 0,3179 15 0,5459

7 0,185011

0,3344 0,1370

0,266612,3983

1,0274

5,95080,3130 0,3295 12,850971,25 73,25 70,75 -0,89

68,25 70,25 67,75 -1,82 0,4656 0,1526

13,25 3,226 39

Oi (Oi-Ei)²Ei

Luas Kls. Untuk Z Ei

68,25 73,62

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

UJI NORMALITAS DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) KELOMPOK KONTROL

81,50 2,21

Peluang untuk Z

Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho

c

k

1i i

2ii2

EEO

Lanjutan Lampiran 7

Page 119: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

109

Hipotesis

Ho : =Ha : =

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)

F 1/2a (nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

Pada a = 5% dengan:

dk pembilang = nb - 1 = 39 - 1 = 38dk penyebut = nk -1 = 40 - 1 = 39F (0.025)(36:36) =

UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

s12

s12

s22

s22

Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlahnx

Varians (s2)

4010921 11474

39

1,71

1,711,7917

73,559,9122

80,3017,7599

4,21Standart deviasi (s) 3,15

Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa keduakelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.

= 1,7917F = 17,769,91

Daerah penerimaan Ho

Daerah penerimaan Ho

terkecilVarians terbesarVarians F

Lampiran 8 Perhitungan persamaan kelompok dan uji perbedaan 2 kelompok

Page 120: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

110

HipotesisHo : <Ha : >

Uji HipotesisUntuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Dimana,

Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

1 + 1+ 2

1 140 39

Pada a = 5% dengan dk = 37 + 37 - 2 = 72 diperoleh t(0.95)(72) =

UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

m1 m2

m1

Jumlah 10921,04 11473,6

m2

n 40 39x 80,30 73,55

Varians (s2) 17,7599 9,9122Standart deviasi (s) 4,21 3,15

9,91 = 3,7265339

s = 40

+

17,76 39

1,66 8,053

40

Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompokeksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol

8,053

1,66

=t =80,30 73,55

3,72653

Daerah penerimaan

Daerah penerimaan

21 n1

n1 s

xx t 21

2nn

1n1n s

21

222

211

ss

Lanjutan Lampiran 8

Page 121: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

111

KISI-KISI INSTRUMEN MINAT DAN SIKAP

Sekolah : SMA N 2 Kudus

Mapel : Biologi

Kelas : XI (Sebelas)

No. Indikator No. soal 1. Memiliki catatan pelajaran Biologi 3, 4 2. Memiliki buku referensi biologi 5, 6 3. Berusaha memahami Biologi 7, 8 4. Selalu hadir dalam belajar Biologi 1, 2 5. Menyukai pelajaran biologi materi sistem

saraf 14, 15

6. Memahami pentingnya belajar biologi 9, 16 7. Melakukan interaksi untuk belajar biologi 12, 13 8. Mengerjakan semua tugas mata pelajaran

Biologi 10, 11

Ket : No. 1 - 4 : Indikator Minat No. 5 – 8 : Indikator Sikap

Lampiran 9 Kisi-kisi afektif siswa, angkat afektif siswa, dan rubrik penilaian afektif

Page 122: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

112

Lanjutan Lampiran 9

Page 123: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

113

DAFTAR MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI

No Kode siswa

Persentase Minat (%)

Kriteria No Kode siswa

Persentase Minat (%)

Kriteria

1 A1 50 Jelek 1 C1 50 Jelek 2 A2 62,5 Cukup Baik 2 C2 62,5 Cukup Baik 3 A3 62,5 Cukup Baik 3 C3 25 Jelek 4 A4 62,5 Cukup Baik 4 C4 75 Cukup Baik 5 A5 50 Jelek 5 C5 37,5 Jelek 6 A6 50 Jelek 6 C6 50 Jelek 7 A7 50 Jelek 7 C7 25 Jelek 8 A8 50 Jelek 8 C8 37,5 Jelek 9 A9 50 Jelek 9 C9 50 Jelek 10 A10 50 Jelek 10 C10 37,5 Jelek 11 A11 62,5 Cukup Baik 11 C11 37,5 Jelek 12 A12 37,5 Jelek 12 C12 25 Jelek 13 A13 50 Jelek 13 C13 50 Jelek 14 A14 50 Jelek 14 C14 37,5 Jelek 15 A15 37,5 Jelek 15 C15 50 Jelek 16 A16 50 Jelek 16 C16 50 Jelek 17 A17 50 Jelek 17 C17 37,5 Jelek 18 A18 62,5 Cukup Baik 18 C18 50 Jelek 19 A19 62,5 Cukup Baik 19 C19 50 Jelek 20 A20 62,5 Cukup Baik 20 C20 37,5 Jelek 21 A21 87,5 Sangat Baik 21 C21 50 Jelek 22 A22 62,5 Cukup Baik 22 C22 50 Jelek 23 A23 62,5 Cukup Baik 23 C23 62,5 Cukup Baik 24 A24 75 Cukup Baik 24 C24 37,5 Jelek 25 A25 37,5 Jelek 25 C25 37,5 Jelek 26 A26 37,5 Jelek 26 C26 25 Jelek 27 A27 50 Jelek 27 C27 37,5 Jelek 28 A28 50 Jelek 28 C28 37,5 Jelek 29 A29 37,5 Jelek 29 C29 50 Jelek 30 A30 62,5 Cukup Baik 30 C30 50 Jelek 31 A31 62,5 Cukup Baik 31 C31 50 Jelek 32 A32 50 Jelek 32 C32 62,5 Cukup Baik 33 A33 50 Jelek 33 C33 37,5 Jelek 34 A34 62,5 Cukup Baik 34 C34 37,5 Jelek 35 A35 62,5 Cukup Baik 35 C35 50 Jelek 36 A36 50 Jelek 36 C36 37,5 Jelek 37 A37 62,5 Cukup Baik 37 C37 50 Jelek 38 A38 50 Jelek 38 C38 37,5 Jelek 39 A39 50 Jelek 39 C39 37,5 Jelek 40 A40 62,5 Cukup Baik

Rata-Rata 55 Kurang

Baik Rata-Rata 43,91026 Jelek

Lampiran 10 Daftar nilai afektif siswa

Page 124: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

114

REKAPITULASI ANGKET MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI

No Pertanyaan dan/pernyataan

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Persentase

ya (%) Kriteria Persentase

ya (%) Kriteria

1 Selama sehat saya selalu hadir mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf

100 Sangat Baik

97,4 Sangat Baik

2 Saya tidak mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf karena sakit dan/ ada keperluan lainyang mendesak

75 Cukup Baik

69,23 Cukup Baik

3 Saya memiliki catatan materi sistem saraf

65 Cukup Baik

69,23 Cukup Baik

4 Catatan materi sistem saraf yang saya miliki lengkap

2,5 Jelek 5,13 Jelek

5 Saya memiliki buku biologi berbahasa inggris

2,5 Jelek 0 Jelek

6 Saya memiliki buku biologi berbahasa Indonesia

100 Sangat Baik

97,44 Sangat Baik

7 Saya menelusuri internet untuk memperdalam pemahaman saya tentang sistem saraf

90 Sangat Baik

12,82 Jelek

8 Saya berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas untuk bertanya pada dokter atau perawat tentang materi sistem saraf

2,5 Jelek 0 Jelek

Lanjutan Lampiran 10

Page 125: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

115

DAFTAR sSIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI

No Kode siswa

Persentase Sikap (%)

Kriteria No Kode siswa

Persentase Sikap (%)

Kriteria

1 A1 75 Cukup Baik 1 C1 87,5 Sangat Baik 2 A2 100 Sangat Baik 2 C2 62,5 Cukup Baik 3 A3 100 Sangat Baik 3 C3 75 Cukup Baik 4 A4 75 Cukup Baik 4 C4 75 Cukup Baik 5 A5 100 Sangat Baik 5 C5 62,5 Cukup Baik 6 A6 62,5 Cukup Baik 6 C6 37,5 Jelek 7 A7 75 Cukup Baik 7 C7 75 Cukup Baik 8 A8 62,5 Cukup Baik 8 C8 75 Cukup Baik 9 A9 75 Cukup Baik 9 C9 50 Jelek 10 A10 75 Cukup Baik 10 C10 75 Cukup Baik 11 A11 87,5 Sangat Baik 11 C11 50 Jelek 12 A12 62,5 Cukup Baik 12 C12 75 Cukup Baik 13 A13 75 Cukup Baik 13 C13 87,5 Sangat Baik 14 A14 100 Sangat Baik 14 C14 50 Jelek 15 A15 50 Jelek 15 C15 50 Jelek 16 A16 100 Sangat Baik 16 C16 75 Cukup Baik 17 A17 62,5 Cukup Baik 17 C17 87,5 Sangat Baik 18 A18 87,5 Sangat Baik 18 C18 100 Sangat Baik 19 A19 87,5 Sangat Baik 19 C19 87,5 Sangat Baik 20 A20 75 Cukup Baik 20 C20 62,5 Cukup Baik 21 A21 75 Cukup Baik 21 C21 62,5 Cukup Baik 22 A22 87,5 Sangat Baik 22 C22 87,5 Sangat Baik 23 A23 62,5 Cukup Baik 23 C23 100 Sangat Baik 24 A24 75 Cukup Baik 24 C24 87,5 Sangat Baik 25 A25 100 Sangat Baik 25 C25 50 Jelek 26 A26 87,5 Sangat Baik 26 C26 62,5 Cukup Baik 27 A27 87,5 Sangat Baik 27 C27 50 Jelek 28 A28 62,5 Cukup Baik 28 C28 87,5 Sangat Baik 29 A29 100 Sangat Baik 29 C29 75 Cukup Baik 30 A30 87,5 Sangat Baik 30 C30 87,5 Sangat Baik 31 A31 75 Cukup Baik 31 C31 100 Sangat Baik 32 A32 100 Sangat Baik 32 C32 37,5 Jelek 33 A33 87,5 Sangat Baik 33 C33 62,5 Cukup Baik 34 A34 100 Sangat Baik 34 C34 62,5 Cukup Baik 35 A35 87,5 Sangat Baik 35 C35 62,5 Cukup Baik 36 A36 87,5 Sangat Baik 36 C36 75 Cukup Baik 37 A37 50 Jelek 37 C37 62,5 Cukup Baik 38 A38 100 Sangat Baik 38 C38 62,5 Cukup Baik 39 A39 87,5 Sangat Baik 39 C39 50 Jelek 40 A40 75 Cukup Baik

Rata-rata 81,56 Baik Rata-rata 69,87179 Cukup Baik

Lanjutan Lampiran 10

Page 126: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

116

REKAPITULASI ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI

No Pertanyaan dan/pernyataan

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Persentase

ya (%) Kriteria Persentase

ya (%) Kriteria

1 Mempelajari sistem saraf sangat penting dalam kehidupan kita

100 Sangat Baik

92,5 Sangat Baik

2 Saya mengerjakan sendiri setiap tugas/ PR yang diberikan oleh guru

62,5 Baik 47,5 Jelek

3 Apabila guru memberikan PR/tugas maka saya akan mengerjakannya sesegera mungkin setelah saya tiba di rumah

52,5 jelek 17,5 Jelek

4 Saya selalu bertanya kepada guru bila ada materi sistem saraf yang saya tidak mengerti

77,5 Baik 62,5 Cukup Baik

5 Saya selalu berdiskusi dengan teman apabila saya menghadapi kesulitan dalam belajar biologi materi sistem saraf

90 Sangat Baik

90 Sangat Baik

6 Saya selalu memperhatikan instruksi / penjelasan guru saat pembelajaran materi sistem saraf berlangsung

92,5 Sangat Baik

87,5 Sangat Baik

7 Saya tidak mengganggu teman lain saat pelajaran berlangsung

92,5 Sangat Baik

80 Baik

8 Setelah mempelajari sistem saraf saya jadi lebih memperhatikan dan mengatur makanan untuk menjaga fungsi saraf

85 Baik 67,5 Cukup Baik

Lanjutan Lampiran 10

Page 127: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

117

KISI-KISI INSTRUMEN PSIKOMOTORIK Sekolah : SMA N 2 Kudus

Mapel : Biologi

Kelas : XI (Sebelas)

No. Indikator No. soal 1. Menafsirkan hasil pengamatan dalam bentuk

tabel dan tulisan 1, 6, g, b

2. Memperlakukan alat e 3. Berbicara di depan kelas dengan bahasa

komunikatif 3

4. Membuat sajian yang komunikatif 2, c 5. Menginterpretasikan sesuatu dengan benar 4, f 6. Memeragakan kembali suatu

kejadian/proses a

7. Membuat kesimpulan hasil diskusi/ praktikum

5, f

Keterangan : Angka : Indikator untuk diskusi Huruf : Indikator untuk praktikum

Lampiran 11 Kisi-kisi dan lembar observasi psikomotorik siswa

Page 128: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

118

Lanjutan Lampiran 11

Page 129: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

119

REKAPITULASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK

SISWA KELAS XI IPA 1 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI

No Kode siswa

Pertemuan 1 (%)

Pertemuan 2 (%)

Pertemuan 3 (%)

Rata-rata Kriteria

1 A1 71,43 100 85,71 86 Sangat Baik 2 A2 71,43 71,43 85,71 76,19 Baik 3 A3 57,14 85,71 100 80,95 Baik 4 A4 57,14 100 100 86 Sangat Baik 5 A5 71,43 71,43 100 80,95 Baik 6 A6 100 100 71,43 90,48 Sangat Baik 7 A7 57,14 71,43 100 76,19 Baik 8 A8 85,71 85,71 57,14 76,19 Baik 9 A9 85,71 71,43 57,14 71,43 Cukup Baik 10 A10 100 100 100 100 Sangat Baik 11 A11 57,14 85,71 100 80,95 Baik 12 A12 100 57,14 100 86 Sangat Baik 13 A13 71,43 85,71 57,14 71,43 Cukup Baik 14 A14 100 85,71 85,71 90,47 Sangat Baik 15 A15 85,71 57,14 100 80,95 Baik 16 A16 85,71 57,14 100 80,95 Baik 17 A17 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 18 A18 85,71 85,71 85,71 86 Sangat Baik 19 A19 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 20 A20 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 21 A21 85,71 100 57,14 80,95 Baik 22 A22 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 23 A23 100 100 100 100 Sangat Baik 24 A24 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 25 A25 100 85,71 85,71 90,47 Sangat Baik 26 A26 71,43 57,14 100 76,19 Baik 27 A27 71,43 100 57,14 76,19 Baik 28 A28 71,43 71,43 100 80,95 Baik 29 A29 57,14 71,43 100 76,19 Baik 30 A30 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 31 A31 100 100 85,71 95,24 Sangat Baik 32 A32 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 33 A33 100 100 57,14 86 Sangat Baik 34 A34 85,71 85,71 100 90,47 Sangat Baik 35 A35 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 36 A36 100 100 85,71 95,24 Sangat Baik 37 A37 71,43 85,71 85,71 80,95 Baik 38 A38 100 100 100 100 Sangat Baik 39 A39 85,71 100 100 95,24 Sangat Baik 40 A40 85,71 100 57,14 80,95 Baik

Rata-rata 84,28 86,78 88,93 86,67 Sangat Baik

Lampiran 12 Rekapitulasi hasil belajar psikomotorik siswa

Page 130: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

120

REKAPITULASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA KELAS XI IPA 3 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI

No Kode siswa

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Rata-rata Kriteria

1 C1 85,71 71,43 71,43 76,19 Baik 2 C2 71,43 71,43 71,43 71,43 Cukup Baik 3 C3 85,71 71,43 85,71 80,95 Baik 4 C4 85,71 71,43 85,71 80,95 Baik 5 C5 85,71 42,86 71,43 66,67 Cukup Baik 6 C6 71,43 42,86 71,43 61,91 Cukup Baik 7 C7 85,71 57,14 85,71 76,19 Baik 8 C8 71,43 57,14 85,71 71,43 Cukup Baik 9 C9 85,71 57,14 85,71 76,19 Baik 10 C10 71,43 57,14 85,71 71,43 Cukup Baik 11 C11 85,71 71,43 85,71 80,95 Baik 12 C12 100 71,43 71,43 80,95 Baik 13 C13 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 14 C14 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 15 C15 100 85,71 100 95,24 Sangat Baik 16 C16 71,43 85,71 71,43 76,19 Baik 17 C17 71,43 85,71 71,43 76,19 Baik 18 C18 71,43 71,43 71,43 71,43 Cukup Baik 19 C19 71,43 85,71 57,14 71,43 Cukup Baik 20 C20 71,43 100 42,86 71,43 Cukup Baik 21 C21 71,43 85,71 71,43 76,19 Baik 22 C22 85,71 85,71 57,14 76,19 Baik 23 C23 71,43 85,71 57,14 71,43 Cukup Baik 24 C24 71,43 71,43 57,14 66,67 Cukup Baik 25 C25 85,71 71,43 71,43 76,19 Baik 26 C26 85,71 85,71 57,14 76,19 Baik 27 C27 85,71 100 71,43 86 Sangat Baik 28 C28 85,71 85,71 71,43 80,95 Baik 29 C29 71,43 85,71 85,71 80,95 Baik 30 C30 85,71 100 85,71 90,47 Sangat Baik 31 C31 57,14 57,14 85,71 66,66 Cukup Baik 32 C32 71,43 85,71 57,14 71,43 Cukup Baik 33 C33 71,43 71,43 71,43 71,43 Cukup Baik 34 C34 71,43 85,71 71,43 76,19 Baik 35 C35 71,437 71,43 71,43 71,43 Cukup Baik 36 C36 85,71 71,43 85,71 80,95 Baik 37 C37 100 57,14 71,43 76,19 Baik 38 C38 100 57,14 85,71 80,95 Baik 39 C39 100 71,43 85,71 86 Sangat Baik Rata-rata 81,32 74,72 75,46 77,17 Baik

Lanjutan Lampiran 12

Page 131: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

121

KISI-KISI PENILAIN AKTIVITAS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN Sekolah : SMA N 2 Kudus

Mapel : Biologi

Kelas : XI (Sebelas)

No. Indikator No. soal 1. Memanfaatkan bahan ajar 1, 14 2. Memperhatikan pelajaran 2, 4, 8, 11 3. Aktifitas berbicara/bertanya 3,6, 9 4. Terlibatan siswa dalam setiap kegiatan

belajar yang dirancang 7, 12

5. Bekerjasama antar siswa 5, 10

Lampiran 13 Kisi-kisi dan lembar observasi aktivitas siswa

Page 132: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

122

Lanjutan Lampiran 13

Page 133: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

123

Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa

No. Aspek yang dinilai Skor 1. Menyiapkan bahan ajar di awal pembelajaran Siswa membuka dan membaca buku Biologi diawal pembelajaran dengan

kesadaran sendiri 4

Siswa membuka dan membaca buku Biologi diawal pelajaran disuruh oleh guru

3

Siswa tidak membuka dan membaca buku Biologi diawal pelajaran/ membuka bukan buku Biologi

2

Siswa tidak membawa buku Biologi 1 2. Memperhatikan guru saat memberi penjelasan Duduk tenang, mendengarkan penjelasan guru, tidak berbuat gaduh 4 Duduk tenang, kurang mendengarkan penjelasan guru, tidak berbuat gaduh 3 Duduk tenang, tidak mendengarkan penjelasan guru, sesekali berbuat gaduh 2 Duduk tidak tenang, tidak mendengarkan penjelasan guru, sering berbuat

gaduh 1

3. Menanggapi pertanyaan/ pendapat siswa lain Mendengarkan, bersikap antusias, sering (± 2x) memberikan pendapat 4 Mendengarkan, bersikap antusias, kadang (1x) memberikan pendapat 3 Mendengarkan, tidak memberikan pendapat 2 Tidak mendengarkan, bersikap apatis, tidak memberikan pendapat 1 4. Duduk tenang saat diskusi berlangsung Siswa duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi 4 Siswa duduk tetapi berbicara sendiri tidak sesuai topik diskusi 3 Siswa duduk dengan banyak tingkah 2 Siswa berdiri bahakan berjalan-jalan di kelas saat diskusi sedang berlangsung 1 5. Penerimaan siswa terhadap teman sekelompok Menerima dengan baik dan berbicara dengan sopan 4 Menerima tapi berbicara kurang sopan 3 Acuh tak acuh tapi masih dibiarkan dalam kelompok 2 Komplain meminta menukar teman kelompok 1 6. Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru maupun siswa

lain

Siswa aktif (≥4x) menjawab pertanyaan 4 Siswa kadang (2-3x) ikut menjawab pertanyaan 3 Siswa jarang (hanya 1x) menjawab pertanyaan 2 Siswa tidak pernah menjawab pertanyaan 1 7. Membuat catatan hasil diskusi Siswa selalu mencatat hasil diskusi dengan lengkap 4 Siswa mencatat hasil diskusi tapi kurang lengkap 3 Siswa jarang mencatat hasil diskusi 2 Siswa tidak pernah mencatat hasil diskusi 1 8. Tidak mengganggu kelompok lain Siswa tidak mengganggu kelompok lain 4 Siswa jarang (hanya 1x) mengganggu kelompok lain 3 Siswa kadang-kadang (2-3x) mengganggu kelompok lain 2 Siswa sering (≥4x) mengganggu kelompok lain 1 9. Terlibat dalam presentasi hasil diskusi Ikut maju di depan kelas mempresentasikan hasil diskusi 4

Lanjutan Lampiran 13

Page 134: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

124

Ikut maju di depan kelas namun tidak mempresentasikan hasil diskusi 3 Tidak ikut maju di depan kelas mempresentasikan hasil diskusi tapi ikut

membantu menjawab pertanyaan teman 2

Tidak ikut mempresentasikan hasil dan tidak membantu teman menjawab pertanyaan

1

10. Kerjasama kelompok 4-6 anggota kelompok aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi 4 2-3 anggota kelompok aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi 3 Hanya 1 anggota kelompok yang aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi 2 Seluruh anggota kelompok tidak aktif mengemukakan pendapat dalam

diskusi 1

11. Meninggalkan kelas saat jam pelajaran/ saat pembelajaran berlangsung Siswa tidak pernah ijin meninggalkan jam pelajaran 4 Siswa jarang (hanya 1x) meninggalkan jam pelajaran 3 Siswa kadang-kadang (2-3x) ijin meninggalkan jam pelajaran dengan alasan

jelas 2

Siswa sering (≥4x) ijin meninggalkan jam pelajaran dengan alasan tidak jelas 1 12. Terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum Semua anggota kelompok dapat menggunakan alat dengan baik, benar,

terampil 4

Semua anggota kelompok dapat menggunakan alat kerja dengan baik, benar tapi kiurang terampil

3

Sebagian anggota kelompok dapat menggunakan alat kerja dengan baik tapi kurang benar dan kurang terampil

2

Hanya satu anggota kelompok yang dapat menggunakan alat kerja dengan baik

1

13. Terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran Siswa selalu (≥3x) terlibat dalam menyimpulkan pelajaran 4 Siswa kadang-kadang (1-2x) terlibat dalam menyimpulkan pelajaran 3 Siswa jarang (hanya 1x) terlibat dalam menyimpulkan pelajaran 2 Siswa tidak pernah terlibat dalam menyimpulkan pelajaran 1 14. Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan

presentasi

Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi

4

Menggunakan media slide saja, atau satu media tertentu untuk diskusi dan presentasi

3

Menggunakan media slide saja, atau satu media tertentu untuk diskusi saja atau presentasi saja

2

Tidak Menggunakan media untuk diskusi maupun presentasi 1

Lanjutan Lampiran 13

Page 135: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

125

REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA KELAS XI IPA 1

DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI

No Kode siswa

Pertemuan 1 (%)

Pertemuan 2 (%)

Pertemuan 3 (%)

Rata-rata Kriteria

1 A1 84,62 91,07 87,5 87,73 Sangat Baik 2 A2 73,08 78,57 83,93 78,53 Baik 3 A3 71,15 82,14 82,14 78,48 Baik 4 A4 63,46 89,29 92,86 81,87 Baik 5 A5 75 89,29 83,93 82,74 Baik 6 A6 69,23 73,21 78,57 73,67 Cukup Baik 7 A7 71,15 82,14 82,14 78,48 Baik 8 A8 65,38 83,93 91,07 80,13 Baik 9 A9 76,92 83,93 82,14 81 Baik 10 A10 78,85 91,07 91,07 87 Sangat Baik 11 A11 67,31 80,37 83,93 77,20 Baik 12 A12 75 67,86 67,86 70,24 Cukup Baik 13 A13 80,77 64,29 78,57 74,54 Cukup Baik 14 A14 86,59 78,57 87,5 84,22 Baik 15 A15 80,77 78,57 87,5 82,28 Baik 16 A16 90,38 83,93 82,14 85,48 Baik 17 A17 80,77 89,29 91,07 87,04 Sangat Baik 18 A18 73,08 80,36 83,93 79,12 Baik 19 A19 80,77 92,86 92,86 88,83 Sangat Baik 20 A20 76,92 92,86 92,86 87,55 Sangat Baik 21 A21 75 89,29 92,86 85,72 Baik 22 A22 69,23 89,29 89,29 82,60 Baik 23 A23 75 91,07 89,29 85,12 Baik 24 A24 84,625 83,93 89,29 85,95 Baik 25 A25 82,69 83,93 87,5 84,71 Baik 26 A26 69,23 85,71 85,71 80,22 Baik 27 A27 76,92 89,29 91,07 85,76 Baik 28 A28 80,77 60,71 60,71 67,4 Cukup Baik 29 A29 78,85 87,5 89,29 85,21 Baik 30 A30 80,77 80,36 85,71 82,28 Baik 31 A31 80,77 89,29 89,29 86,45 Sangat Baik 32 A32 78,85 85,71 85,71 83,42 Baik 33 A33 71,15 82,14 83,93 79,07 Baik 34 A34 80,77 87,5 92,86 87,04 Sangat Baik 35 A35 82,69 80,36 82,14 81,73 Baik 36 A36 78,85 89,29 94,64 87,59 Sangat Baik 37 A37 69,23 89,29 89,29 82,60 Baik 38 A38 78,85 89,29 87,5 85,21 Baik 39 A39 75 91,07 92,86 86,31 Sangat Baik 40 A40 71,15 89,29 91,07 83,84 Baik

Rata-rata 76,54 84,2 86,34 82,36 Baik

Lampiran 14 Rata-rata % keaktifan siswa dan kriterianya

Page 136: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

126

REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA KELAS XI IPA 3 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI

No Kode siswa

Pertemuan 1 (%)

Pertemuan 2 (%)

Pertemuan 3 (%)

Rata-rata Kriteria

1 C1 71,15 71,15 73,08 71,79 Cukup Baik 2 C2 82,69 82,69 76,92 80,77 Baik 3 C3 80,77 80,77 78,85 80,13 Baik 4 C4 86,54 82,69 84,62 84,62 Baik 5 C5 71,15 61,54 71,15 67,95 Cukup Baik 6 C6 65,38 53,85 59,62 59,62 Kurang Baik 7 C7 78,85 73,08 71,15 74,36 Cukup Baik 8 C8 76,92 73,08 71,15 73,72 Cukup Baik 9 C9 76,92 75 71,15 74,36 Cukup Baik 10 C10 75 69,23 73,08 72,44 Cukup Baik 11 C11 76,92 71,15 69,23 72,43 Cukup Baik 12 C12 78,85 75 71,15 75 Cukup Baik 13 C13 86,54 78,85 92,31 85,9 Baik 14 C14 80,77 75 84,62 80,13 Baik 15 C15 76,92 75 84,62 78,85 Baik 16 C16 69,23 65,38 76,92 70,51 Cukup Baik 17 C17 82,69 88,46 73,08 81,41 Baik 18 C18 80,77 69,23 75 75 Cukup Baik 19 C19 67,30 67,31 69,23 67,95 Cukup Baik 20 C20 71,15 73,08 78,85 74,36 Cukup Baik 21 C21 82,69 80,77 78,85 80,77 Baik 22 C22 78,85 76,92 76,92 77,56 Baik 23 C23 78,85 71,15 82,69 77,56 Baik 24 C24 78,85 76,92 76,92 77,56 Baik 25 C25 76,92 78,85 78,85 78,21 Baik 26 C26 73,08 75 73,08 73,72 Cukup Baik 27 C27 75 75 80,77 76,92 Baik 28 C28 67,31 63,46 67,31 66,03 Cukup Baik 29 C29 73,08 69,23 67,31 69,87 Cukup Baik 30 C30 75 75 78,85 76,28 Baik 31 C31 88,46 84,62 86,54 86,54 Sangat Baik 32 C32 69,23 65,38 65,38 66,66 Cukup Baik 33 C33 75 59,62 67,31 67,31 Cukup Baik 34 C34 76,92 75 67,31 73,08 Cukup Baik 35 C35 76,92 75 82,69 78,20 Baik 36 C36 75 75 78,85 76,28 Baik 37 C37 88,46 84,62 82,69 85,26 Baik 38 C38 78,85 80,77 78,85 79,49 Baik 39 C39 80,77 75 78,85 78,21 Baik Rata-rata 77,07 73,82 75,79 75,56 Cukup Baik

Lanjutan Lampiran 14

Page 137: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

127

REKAPITULASI KEAKTIFAN SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL DI TIGA PERTEMUAN

No Aspek aktivitas yang dinilai Kelompok eksperimen Kelompok kontrol Pert 1 Pert 2 Pert 3 Pert 1 Pert 2 Pert 3

1 Menyiapkan bahan ajar di awal pembelajaran

97,5

93,1

98,8

91 80,1 98,7

2 Memperhatikan guru saat memberi penjelasan

95

96,3

96,3

87 85,9 86,5

3 Menanggapi pertanyaan/ pendapat siswa lain

66,9

53,1

62

58 52,6 75,6

4 Duduk tenang saat diskusi berlangsung

96

92,5

91

87 85,9 92,95

5 Penerimaan siswa terhadap teman sekelompok

100

97,5

98

96

98,08

96,8

6 Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru maupun siswa lain

91,9

85

87

71 67,3 85,9

7 Membuat catatan hasil diskusi

58,8

61

60

49 48,08 46

8 Tidak mengganggu kelompok lain

96,3

96,3

96

91 92,3 97

9 Terlibat dalam presentasi hasil diskusi

50,63

68,1

73

49,4 46,8 40,4

10 Kerjasama kelompok 81,25 83 86 96,8 95,5 76 11 Meninggalkan kelas saat

jam pelajaran/ saat pembelajaran berlangsung

83,1

99

100

99 100 100

12 Terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum

-

88,1

89

- - -

13 Terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran

76,5

86,9

87

75 75 56,4

14 Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi

99

78,8

91

53

32,05 32,7

Rata-rata Kriteria

84,07 Baik

84,19 Baik

86,79 Sangat Baik

77,17 Cukup Baik

73,9 Cukup Baik

75,8 Cukup Baik

Lanjutan Lampiran 14

Page 138: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

128

KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA ATAS

PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU Sekolah : SMA N 2 Kudus

Mapel : Biologi

Kelas : XI (Sebelas)

No. Indikator No. soal 1. Menarik perhatian siswa 1, 2 2. Memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif 3, 4 3. Bersifat kontekstual 5, 6 4. Menuntut keterlibatan berbagai indera dalam

proses pembelajaran 7, 8, 9

5. Media yang digunakan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran

10,11

Lampiran 15 Kisi-kisi dan angket tanggapan siswa dan rekapitulasi angket

Page 139: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

129

Lanjutan Lampiran 15

Page 140: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

130

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP GURU Sekolah : SMA N 2 Kudus

Mapel : Biologi

Kelas : XI (Sebelas)

No. s No. soal 1. Tanggapan dan kesan terhadap

pembelajaran 1, 2

2. Kendala dan kesulitan terhadap pembelajaran SAVI berbasis TI

3

3. Kekurangan dan kelebihan pembelajaran SAVI berbasis TI

4

4. Kendala keertarikan untuk menerapkan pembelajaran SAVI berbasis TI pada materi Biologi yang lain

5

PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP GURU

1. Bagaiman tanggapan dan kesan ibu terhadap pembalajaran materi sistem saraf melalui model SAVI berbasis teknologi informasi?

2. Bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model SAVI berbasis teknologi informasi?

3. Kendala atau kesulitan apa yang ibu temui selam proses pembelajaran dengan model SAVI berbasis teknologi informasi?

4. Menurut ibu apakah kekurangan dan kelabihan dari penerapan model SAVI berbasis teknologi informasi pada proses pembelajaran yang diterapkan?

5. Apakah ibu tertarik menerapkan model SAVI berbasis teknologi informasi pada materi pembelajaran yang lain? Mengapa?

Lampiran 16 Pedoman wawancara tanggapan guru

Page 141: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

131

Foto 1 Guru memberikan apersepsi di awal pembelajaran

Foto 2 Foto 3

Foto 2 & 3 Guru membagikan brain card untuk pembentukan kelompok

Lampiran 17 Foto penelitian

Page 142: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

132

Foto 4 Guru membagikan membantu siswa yang belum mendapatkan kelompok kelompok

Foto 5 Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan LDS dengan bantuan slide multimedia maupun charta

Foto 5 Siswa melakukam praktek gerak refleks dan menjawab LKS

Lampiran Lampiran 17

Page 143: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

133

Foto 7 Foto 8

Foto 9 Foto 10

Foto 7&8 Guru mengawasi jalannya diskusi

Foto 9&10 Siswa mempresentasikan hasil kerja dan hasil diskusi

Lampiran Lampiran 17

Page 144: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

134

Foto 11 Foto 12

Foto 13 Foto 14

Foto 11&12 Siswa mempresentasikan makalah dalam bentuk slide power point

Foto 13&14 Aktivitas siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan

Lampiran Lampiran 17

Page 145: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

135

Lampiran 18 Surat ijin penelitian

Page 146: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

136

Lampiran 19 Surat keterangan telah melakukan penelitian

Page 147: PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK

137

Lampiran 20 Usulan penetapan dosen pembimbing