pembelajaran remedial _ anakfisika

15
 11/1/2015 Pembel aj aran Remedi al | Anak Fi si k a http://yogabudibhak ti.w or dpress.com/2012/06/06/pembelaj aran-remedi al / 1/15 Pembelajaran Remedial Posted on Juni 6, 2012 PENGERTIAN PENGAJARAN REMEDIAL DAN CIRI-CIRINYA  Ditinjau dari arti kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan”. Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial merupakan bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan. Sebagaimana pengerian pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar murid dapat mencapai hasil  belaja r ya ng opti mal, j ika ternyat a ha sil belaj ar yang d ica pai tida k memua skan bera rti muri d ma sih di angga p  belum mencapa i ha sil belaj ar ya ng di hara pkan sehi ngga diperluka n suat u proses peng aja ran ya ng da pat membantu murid agar tercapai hasil belajar seperti yang diharapkan. Proses pen gajara n remedial ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan  belaja r ya ng di hada pi m urid. Proses ba ntua n lebih diteka nkan pa da usaha perba ikan car a mengaja r, menyesuaikan materi pelajaran, arah belajar dan menyembuhkan hambatan-hambatan yang dihadapi. Jadi dalam pengajaran remedial yang diperbai ki ata u yang disembuhkan adalah kese luruhan proses be lajar mengajar yang meliputi metode mengajar, materi pelajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkunagn turut mempengaruhi proses belajar mengajar. Melalui pengajaran remedial, murid yang mengalami kesulitan  belaja r da pat diperb aiki ata u disembuhkan sehingga dapa t mencapa i ha sil yang diha rapka n sesuai dengan kemampuan. Kesulitan belajar yang dihadapi murid mungkin beberapa mata pelajaran atau satu mata pelajaran atau satu kemampuan khusus dari mata pelajaran tertentu. Penyembuhan ini mungkin mencakup sebagian aspek kepribadian atau sebagian kecil saja. Demikian pula proses penyembuhan, ada yang dalam jangka waktu lama atau dalam waktu singkat. Hal ini tergantung pada sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi murid. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial sebagai bentuk khusus pengajaran yang  bertu juan untuk memperba iki sebagi an a tau seluruh kesulita n belaj ar ya ng di hada pi oleh m urid. Perba ikan diarahkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui perbaikan keselu ruhan proses belajar mengajar dan kesel uruhan kepribadian m urid.  Ada pun ci ri-c iri pengaj ara n remedi al da pat dijela skan seba gai berikut : 1. Pengajaran remedial dilaksanakan s etelah diketahui kesulitan bel ajarnya dan kemudian diberikan pelayanan khusus se suai dengan sifat, jenis dan latar belakangnya. 2. Dalam pengajaran remedial tujuan instruksion al dises uaikan dengan ke sulitan belajar yang dihadapi murid. 3. Metode yang digunakan p ada pengajara n remedial bersifat diferens ial, artinya disesuaikan de ngan sifat,  jenis da n lat ar b elakang kesulitan belaja rnya. 4. Alat-alat yang dipergunakan d alam pengajaran remedial l ebih bervariasi dan mun gkin murid terten tu AnakFisika  Ikuti Follow “AnakFisika” Get every new post delivered to your Inbox. Masukkan alamat email Anda Sign me up Buat situs dengan WordPress .com

Upload: vanjhi-alouistvooru

Post on 04-Oct-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kjpo

TRANSCRIPT

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 1/15

    Pembelajaran RemedialPosted on Juni 6, 2012

    PENGERTIAN PENGAJARAN REMEDIAL DAN CIRI-CIRINYA

    Ditinjau dari arti kata, remedial berarti sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan. Dengan demikian

    pengajaran remedial, adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan.

    Pengajaran remedial merupakan bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau

    menyembuhkan.

    Sebagaimana pengerian pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar murid dapat mencapai hasil

    belajar yang optimal, jika ternyata hasil belajar yang dicapai tidak memuaskan berarti murid masih dianggap

    belum mencapai hasil belajar yang diharapkan sehingga diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat

    membantu murid agar tercapai hasil belajar seperti yang diharapkan.

    Proses pengajaran remedial ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan

    belajar yang dihadapi murid. Proses bantuan lebih ditekankan pada usaha perbaikan cara mengajar,

    menyesuaikan materi pelajaran, arah belajar dan menyembuhkan hambatan-hambatan yang dihadapi. Jadi

    dalam pengajaran remedial yang diperbaiki atau yang disembuhkan adalah keseluruhan proses belajar

    mengajar yang meliputi metode mengajar, materi pelajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkunagn turut

    mempengaruhi proses belajar mengajar. Melalui pengajaran remedial, murid yang mengalami kesulitan

    belajar dapat diperbaiki atau disembuhkan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan

    kemampuan. Kesulitan belajar yang dihadapi murid mungkin beberapa mata pelajaran atau satu mata

    pelajaran atau satu kemampuan khusus dari mata pelajaran tertentu. Penyembuhan ini mungkin mencakup

    sebagian aspek kepribadian atau sebagian kecil saja.

    Demikian pula proses penyembuhan, ada yang dalam jangka waktu lama atau dalam waktu singkat. Hal ini

    tergantung pada sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi murid.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial sebagai bentuk khusus pengajaran yang

    bertujuan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh murid. Perbaikan

    diarahkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui

    perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian murid.

    Adapun ciri-ciri pengajaran remedial dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Pengajaran remedial dilaksanakan setelah diketahui kesulitan belajarnya dan kemudian diberikan

    pelayanan khusus sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakangnya.

    2. Dalam pengajaran remedial tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi

    murid.

    3. Metode yang digunakan pada pengajaran remedial bersifat diferensial, artinya disesuaikan dengan sifat,

    jenis dan latar belakang kesulitan belajarnya.

    4. Alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi dan mungkin murid tertentu

    AnakFisikaApapun dan Dimanapun Anda Tetaplah

    Jadi Yang Terbaik

    Ikuti

    FollowAnakFisika

    Get every new post delivered

    to your Inbox.

    Masukkan alamat email Anda

    Sign me up

    Buat situs dengan WordPress.com

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 2/15

    lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya: penggunaan tes diagnostic, sosiometri dan alat-alat

    laboratorium.

    5. Pengajaran remedial dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain. Misalnya: pembimbing, ahli dan

    lain sebaginya.

    6. Pengajaran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih diferensial, maksudnya lebih disesuaikan

    dengan keadaan masing-masing pribadi murid yang dibantu. Misalnya: pendekatan individualisme.

    7. Dalam pengajaran remedial, alat evalusi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang

    dihadapi murid.

    Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk

    memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.

    Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami

    hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan

    keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan

    dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:

    1. Adaptif

    Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial

    hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya

    belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual

    peserta didik.

    2. Interaktif

    Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan

    pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar

    peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui

    kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan

    bantuan.

    3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian

    Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam

    pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan

    karakteristik peserta didik.

    4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin

    Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu

    diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera

    mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 3/15

    peserta didik.

    5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan

    Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian

    program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia

    agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

    FUNGSI PENGAJARAN REMEDIAL

    Secara umum, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa mencapai mencapai hasil belajar sesuai

    dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Secara khusus, pengajaran remedial

    bertujuan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan

    melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.

    Pengajaran remedial mempunyai fungsi yang penting dalam proses pembelajaran. Beberapa fungsi

    pengajaran tersebut bila dirinci adalah sebagai berikut:

    1. fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat diadakan perbaikan terhadap sesuatu yang

    dipandang masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran. Hal-hal

    yang diperbaiki dan dibetulkan melalui pengajaran remedial antara lain: perumusan tujuan, penggunaan

    metode mengajar, cara-cara belajar, materi dan alat pengajaran, materi dan alat pengajaran, evaluasi dan

    segi-segi pribadi murid.

    2. Fungsi pemahaman, artinya pengajaran remedial dapat membantu murid untuk lebih menyesuaikan

    dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan

    pribadinya sehingga mempunyai peluang yang lebih besar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih

    baik.

    3. Fungsi pengayaan, artinya bahwa materi pengajaran remedial dapat memperkaya varian/jenis metode

    pengajaran. Materi yang disampaikan dalam pengajaran dalam pengajaran tidak menggunakan metode

    pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran reguler, metode pembelajaran yang digunakan dalam

    pengajaran remedial lebih mengacu pada materi yang telah lalu yang sulit dipahami, sehingga pengajaran

    lebih bersifat pengayaan.

    4. Fungsi akselerasi, artinya pengajaran remedial dapat membantu mempercepat proses pembelajaran,

    karena pengajaran remedial memberi pengajaran khusus yang memudahkan penangkapan materi oleh

    siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar untuk mengerti dan menguasai materi sesuai dengan tujuan

    instruksional dan kurikuler sesuai waktu yang telah ditentukan dalam kurikulum.

    5. Fungsi terauputik, artinya secara langsungh maupun tidak langsung menyembuhkan atau memperbaiki

    kondisi-kondisi kepribadian murid yang diperkirakan menunjukan ada penyimpangan (bimbingan dan

    konseling).

    Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 4/15

    Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami

    kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam

    pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar,

    dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.

    1. Diagnosis Kesulitan Belajar

    a. Tujuan

    Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan

    belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.

    Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti

    pembelajaran.

    Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari

    luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.

    Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya

    tuna rungu, tuna netratuna daksa, dsb.

    b. Teknik

    Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat

    pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.

    Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk

    mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat

    pengetahuan dan prasyarat keterampilan.

    Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi

    tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada

    kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.

    Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih

    dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik.

    Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari

    pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.

    2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

    Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan

    perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

    Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat

    disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.

    Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai

    ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali

    dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.

    Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal

    peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan

    secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor.

    Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 5/15

    mencapai ketuntasan.

    Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-

    tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes

    akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang

    ditetapkan.

    Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih.

    Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan

    belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih

    terbuka dan akrab.

    3. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

    Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial dilaksanakan.

    Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian,

    mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah pembelajaran remedial itu diberikan

    setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu? Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah

    peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu

    sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu.

    Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang

    terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh

    tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu

    kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu

    perlu mengikuti program pembelajaran remedial.

    Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian

    proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain.

    Sedangkan penilaian hasil diperoleh melaluiulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir

    semester.

    Pendekatan Pengajaran Remidi

    Pada garis besarnya ada 2 macam pendekatan yang dapat ditempuh (Ross & Stanley), yaitu pendekatan

    kuratif dan preventif. Sedangkan Dinkmeyer & Caldwell menambahkan satu lagi yaitu yang bersifat

    pengembangan.

    1. 1. Pendekatan yang Bersifat Kuratif

    Tindakan pengajaran dikatakan bersifat kuratif bilamana diberikan setelah selesainya program PBM. Utama

    diselenggarakan. Tindakan tersebut dilakukan setelah melihat kenyataan bahwa adan seseorang atau sebagian

    siswa bahkan sebagian besar siswa yang dipandang tidak mampu untuk menyelesaikan program PBM yang

    bersangkutan secara sempurna sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Program tersebut dapat dilihat

    setiap kali pertemanan, setiap satuan unit pelajaran, atau satuan waktu (mingguan, bulanan bahkan triwulan

    atau semesteran). Dengan ciri-ciri yang telah dikemukakan di depan, yaitu antara lain prestasi di bawah rata-

    rata kelas, bahkan siswa yang mempunyai prestasi tinggi di atas rata-rata juga perlu mendapatkan perhatian

    dengan memberikan tambahan pelajaran ekstra. Sebab selain untuk meningkatkan prestasi secara optimal,

    juga untuk menyalurkan kepada kesibukan. Karena siswa ini lebih cepat menyelesaikan tugas dibandingkan

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 6/15

    dari temannya. Selama menanti teman-teman lain yang sedang bekerja atau menyelesaikan tugas berikan

    tambahan, kalau tidak dia mungkin sekali akan mengganggu teman yang bekerja, atau berkeliaran. Yang jelas

    prestasi atau kemampuan yang dimiliki lebih tersebut akan ditingkatkan secara maksimal. Justru di kelas-

    kelas anak yang demikian kurang mendapatkan perhatian guru kelas / bidang studi. Untuk dapat mencapai

    sasaran tersebut beberapa tehnik yang dipergunakan dengan pendekatan : pengulangan (repotition),

    pengayaan (enrichment), dan pengukuhan (Re inforcement) serta pencepatan (acceleration).

    Pelaksanaannya

    1. Pengulangan (Repetition)

    Pelaksanaannya dapat dilakukan pada tiap akhir jam pelajaran, tiap akhir unit (satuan) pelajaran tertentu,

    maupuan setiap akhir pokok bahasan. Sasaran dapat diberikan kepada perorangan (individual maupun

    kelompok, tergantung kepada kebutuhan.

    Sedangkan waktu penyampaiannya dapat diberikan sesudah pelajaran selesai maupun di luar jam pelajaran.

    Misalnya pada sore hari. Sering kita lihat ada sementara guru yang memberikan pelajaran tambahan/ulangan

    pada waktu sore hari pada murid tertentu. Cara lain yang dapat diberikan melalui kelas remedial yaitu

    khusus bagis siwa yang memerlukan bantuan tersendiri lantaran rendah prestasi. Siswa lainnya melaukan

    proses belajar secara biasa.

    b. Pengayaan dan Pengukuhan (Enrichment dan Reinforcement)

    Sasarannya ditujukan kepada siswa yang mempunyai kelemahan ringan atau bahkan siswa yang mempunyai

    kemampuan tingi.

    Materi yang diberikan yaitu yang masih ada kaitannya (ekuivalen). Dengan materi pokok atau dapat juga

    merupakan tambahan (suplementer) sehingga akan memperoleh cakrawala yang lebih luas dari materi

    tersebut. Dengan demikian bagi siwa yang berkemampuan lebih mempunyai kesibukan yang bersifat positif.

    Baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya, sedang kemampuannya dapat ditingkatkan secara optimal.

    Pelaksanaannya dapat dengan memberikan tugas-tugas (take home) bakat siswa yang lemah dengan

    dikerjakan di rumah atau tambahan pada saat temannya yang lain sedang mengikuti pelajaran utama,

    mereka yang berkemampuan lebih mendapat tugas tambahan. Setelah selesai tugas tersebut sebaiknya

    diperiksa oleh guru.

    1. c. Percepatan (acceeleration, akselerasi)

    Cara lain yang dapat diberikan kepada siswa berbakat tetapi menunjukkan kesulitan emosional dapat dengan

    memberikan promosi penuh atau maju berkelanjutan (continues progres). Pelaksanaannya dapat diberikan

    pelajaran untuk tingkat yang lebih tinggi / semester di atasnya. Dahulu pernah kita dengan ada siswa yang

    naik kelas sebelum waktu setahun, sedangkan siswa lain naiknya setiap akhir tahun. Begitupun pada

    perguruan Tinggi yang telah menerapkan SKS murni dapat memberi kesempatan pada siswa untuk

    mengambil kredit lebih banyak sehingga mungkin dapat menyelesaikan program lebih cepat. Sayangnya

    sistim di sekolah lanjutan hal tersebut masih jarang.

    kalau ketiga cara pendekatan tersebut dapat dipergunakan secara baik. Oleh guru, maka kesulitan yang

    dihadapi para siswa secara kuratif dapat diatasi hasil karya tambahan tersebut perlu dibukukan dalam

    kemajuan akademik siswa sehingga dapat merupakan bahan masukan untuk menentukan prestasi

    akademiknya. Hal ini akan merupakan tambahan motivasi bagi siswa tersebut.

    2. Pendekatan Bersifat Preventif

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 7/15

    Pada pendekatan kuratif ditujukan pada siswa yang secara nyata telah mempunyai kesulitan tertentu,

    sedangkan pada pendekatan preventif ditujukan kepada siswa yang diperkirakan mempunyai kesulitan

    berdasarkan informasi yang diperoleh. Sehingga langkah ini merupakan antisipasi atau pencegahan agar apa

    yang mungkin terjadi dapat dicegah. Sehingga pendekatan tersebut disebut juga sebagai pencegahan. Siswa

    yang digolongkan dalam usaha tersebut adalah mereka yang diperkirakan dapat menyelesaikan program

    belajar lebih cepat dari waktu yang direncanakan, atau mereka yang diperkirakan akan lebih lambat dari

    waktu yang telah diprogramkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara kelompok maupun secara individual

    tergantung pada siswanya.

    3. Pendekatan Pengajaran Remidi bersifat Pengembangan (Developmental)

    Seperti yang dikemukakan oleh dinkmeyer dan Caldwell ada satu pendekatan lainnya yaitu pengembangan.

    (Developmental). Pada dasarnya pendekatan kuratif diberikan sesudah berlangsungnya proses belajar

    pendekatan preventif dilakukan sebagai tindak lanjut dari perkiraan sebelum terjadinya kesulitan belajar,

    maka pada pengembangan merupakan tindak lanjut yang dilakukan selama proses belajar berlangsung

    (during teaching diagnostik). Tujuan utamanya adalah agar siswa dapat segera mengatasi hambatan atau

    kesulitan yang mungkin akan dialaminya. Pelaksanaannya dapat diberikan berupa pemberial self instructional

    audio, modul, tutorial dan sebagainya.

    Strategi dan Teknik Remedial

    Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain, (1)

    pemberian tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya jawab (3) kerja kelompok (4) tutor sebaya (5)

    menggunakan sumber lain. (Ditjen Dikti, 1984; 83).

    1. Pemberian Tugas

    Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan pemberian rangkuman

    baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok, pemberian advance organizer dan yang sejenis.

    Belajar dengan rangkuman lebih efektif daripada tanpa rangkuman (Spurlin, Denserau, and Brooks, 1980),

    mereka juga menyimpulkan bahwa rangkuman yang memusatkan pada organizing content lebih efektif

    daripada rangkuman yang memusatkan pada isi yang lebih rinci. Eksperimen yang dilakukan Reder dan

    Anderson (1980), menyimpulkan bahwa membaca rangkuman teks lebih efektif daripada membaca teksnya

    saja. Ditemukan juga bahwa transfer belajar menjadi lebih baik, apabila rangkuman teks dipelajari lebih

    dahulu baru kemudian mempelajari teksnya yang asli. Dengan demikian rangkuman lebih unggul meskipun

    ide-ide pokok yang terdapat dalam teksnya yang lebih asli telah diberi garis bawah.

    Ross dan Divesta (1976), mengemukakan bahwa peserta didik yang belajar dengan membuat rangkuman

    tentang apa yang telah dibaca, memperlihatkan unjuk kerja yang lebih baik dalam tes mengingat isi teks

    daripada mereka yang membaca teks yang berulang-ulang tanpa membuat rangkuman. Merrill dan Stolurow

    (1966), menyimpulkan bahwa pemberian rangkuman yang ditata secara hirarkhis sebelum penyajian

    keselurhan isi, menyebabkan peserta didik belajar konsep lebih cepat dan transfer yang lebih baik. Hasil

    penelitian Grotelueschen dan Sorgren (1968), mendukung temuan Merrill dan Stolurow (1966), disimpulkan

    bahwa peserta didik yang sebelum belajar, membaca rangkuman yang berisi prinsip-prinsip dasar dari semua

    prinsip yang akan dipelajari memperlihatkan hasil belajar dan transfer yang lebih baik, jika dibandingkan

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 8/15

    dengan peserta didik yang langsung membaca keseluruhan. Di sisi lain advance organizer atau kerangka isi

    pada tingkat abstrak, dimaksudkan untuk menyediakan kerangka konseptual yang dapat dipergunakan oleh

    peserta didik untuk memperoleh kejelasan lebih dahulu mengenai apa yang akan dipelajari kemudian.

    Ausubel (1963) mengungkapkan bahwa advance organizer dapat dipakai untuk memudahkan belajar bahan

    bahan tertulis. Tujuan advance organizer menurut Ausubel adalah untuk mengaitkan bahan bermakna yang

    akan dipelajari dengan struktur yang dimiliki peserta didik. Barnes dan Claswson (1975) mengkaji sejumlah

    penelitian tentang advance organizer, dari 32 penelitian yang dikajinya, 12 diantaranya memperlihatkan

    bahwa advance organizer secara signifikan memudahkan belajar peserta didik. Sedangkan 20 diantaranya

    menunjukkan perbedaan yang amat kecil (tidak signifikan). Hartley dan Davis (1976) merangkum hasil

    kajiannya mengenai variabel advance organizer sebagai berikut: (1) Sebagian besar penelitian menunjukkan

    bahwa advance organizer memudahkan belajar, dan sekaligus meningkatkan retensi. Ada 10 penelitian yang

    memperlihatkan yang sejenis. (2) Penelitian lain menunjukkan bahwa pengaruh advance organizer terhadap

    hasil belajar dan retensi tidak signifikan, sedangkan 15 penelitian yang termasuk kelompok ini menyatakan

    siginifikan pengaruhnya terhadap hasil belajar dan retensi. (3) Beberapa peserta didik cenderung

    mendapatkan keuntungan lebih banyak dari penggunaan advance organizer daripada peserta didik lainnya.

    Peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rerata lebih diuntungkan oleh adanya advance organizer, ada 7

    penelitian yang menunjukkan hal ini. (4) Organizer ekspositorik amat bermanfaat pada anak-anak yang

    memiliki kemampuan verbal dan kemampuan analitik yang rendah, ada 2 penelitian yang menunjukkan hal

    ini. (5) Terdapat 10 penelitian menemukan advance organizer yang diberikan setelah pembelajaran kadang-

    kadang lebih dapat memudahkan belajar peserta didik daripada organizer yang diberikan sebelum

    pembelajaran. Namun ada 2 temuan penelitian yang tidak menunjukkan arah yang pasti mengenai hal ini.

    2. Melakukan aktivitas fisik, misal demosntrasi, atau praktek dan diskusi

    Ada konsep-konseps yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik, missal contoh, memahai bahwa volume

    fluida tidak beuabah kalau berada di dalam wadah yang berbeda bentuknya. Anda sebaiknya menggunakan

    berbagai media dan alat pembelajaran sehingga dapat mengkonkritkan konsep yang dipelajarinya, selain itu

    hendaknya Anda banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengunakan media terebut, karena siswa

    pada umumnya perkemangan berpikir mereka berada pada tingkat operasional konkrit. Mereka akan dapat

    mencerna dengan baik konsep yang divisualisasikan atau dikonkritkan.

    3. Kegiatan Kelompok

    Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalamikesulitan belajar. Yang perlu

    diperhatikan guru dalam menetapkan kelompok dalam kegiatan remedial adalah dalam menentukan anggota

    kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa, jika diantara anggota kelompok ada

    siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya.

    4. Tutorial Sebaya

    Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini seorang guru meminta bantuan

    kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang

    dijadikan tutor bisa berasal dari kelas yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi. Apabila menggunakan

    tutor yang sebaya sangat membantu sekalai, karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor yang sebaya

    lebih dimengerti oleh siswa yang bermasalah, selain itu mereka tidak merasa canggung dalam menanyakan

    setiap permasalahan karena usia mereka sama sehingga mudah dimengerti olehnya.

    5. Menggunakan Sumber Lain

    Selain dengan pembelajaran ulang, kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 9/15

    belajar lain yang relevan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran.

    Misalanya guru meminta untuk mengunjungi ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas,

    misalnya bagaimana cara mencangkok siswa dapat mendatangi tukang kebun yang kegiatan sehari-hari

    memang mencakok. Atau juga siswa diminta membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin

    mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian yang sesuai dengan materi yang dipelajari.

    Evaluasi Pengajaran Remedial

    Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan penilaian.

    Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa. Apabila siswa mengalami

    kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan

    cukup fektif membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami

    kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif.

    Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran.

    Evaluasi dan Follow Up; cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah seyogyanya

    dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang

    telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi peserta didik. Berkenaan dengan evaluasi

    pengajaran remedial. Kriteria-kriteria keberhasilan pengajaran remedial yaitu:

    1. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik berkaitan dengan masalah yang dibahas

    2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan, dan

    3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah pelaksanaan remedial dalam rangka

    mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah belajar yang dialaminya.

    Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan beberapa kriteria dari

    keberhasilan dan efektivitas remedial yang telah diberikan, yaitu apabila:

    1. Peserta didik telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.

    2. Peserta didik telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.

    3. Peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara

    obyektif (self acceptance).

    4. Peserta didik telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).

    5. Peserta didik telah menurun penentangan terhadap lingkungannya

    6. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan

    mengambil keputusan secara sehat dan rasional.

    7. Peserta didik telah menunjukkan kemampuan melakukan usahausaha perbaikan dan penyesuaian diri

    terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya.

    Pengajaran Pengayaan

    A. Pembelajaran Menurut Standar Nasional Pendidikan

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 10/15

    Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan

    kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam rangka mencapai

    tujuan tersebut, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

    menetapkan 8 standar yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pendidikan. Kedelapan standar dimaksud

    meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

    standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

    Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta

    didik setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran ditetapkan dalam standar isi dan standar kompetensi

    lulusan. Standar isi (SI) memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai

    peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi lulusan (SKL) berisikan

    kompetensi yang harus dikuasai peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Sementara berkenaan dengan

    materi yang harus dipelajari, disajikan dalam silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang

    dikembangkan oleh guru. Menurut pasal 6 PP. 19 Th. 2005, terdapat 5 kelompok mata pelajaran yang harus

    dipelajari peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk jenis pendidikan umum,

    kejuruan, dan khusus. Kelima kelompok mata pelajaran tersebut meliputi: agama dan akhlak mulia;

    kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi; estetika; jasmani, olah raga, dan

    kesehatan.

    Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan

    atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

    memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa,

    kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

    didik.

    Untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak jarang dijumpai adanya peserta

    didik yang memerlukan tantangan berlebih untuk mengoptimalkan perkembangan prakarsa, kreativitas,

    partisipasi, kemandirian, minat, bakat, keterampilan fisik, dsb. Untuk mengantisipasi potensi lebih yang

    dimiliki peserta didik tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program pembelajaran

    pengayaan.

    B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan

    Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui

    persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.

    Untuk memahami pengertian program pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku berdasar Permendiknas 22, 23, dan 24 Tahun

    2006 pada dasarnya menganut sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan

    sistem pembelajaran yang memperhatikan dan melayani perbedaan individual peserta didik. Sistem

    dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)

    yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur dengan menggunakan

    sistem penilaian acuan kriteria (PAK). Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta

    didik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan.

    Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan

    penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan

    dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

    berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb.

    Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 11/15

    dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dsb. Di tengah

    pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian

    proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan

    belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari.

    Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-

    hambatan.

    Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan

    harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau

    berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk

    menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau

    ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.

    Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang

    ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan.

    Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan

    pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat

    mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya

    mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi,

    inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan

    pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi

    untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.

    Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan

    atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

    memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa,

    kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

    didik.

    Untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak jarang dijumpai adanya peserta

    didik yang memerlukan tantangan berlebih untuk mengoptimalkan perkembangan prakarsa, kreativitas,

    partisipasi, kemandirian, minat, bakat, keterampilan fisik, dsb. Untuk mengantisipasi potensi lebih yang

    dimiliki peserta didik tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program pembelajaran

    pengayaan.

    A. Hakikat Pembelajaran Pengayaan

    Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui

    persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.

    Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan

    penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan

    dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

    berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb.

    Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual

    dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dsb. Di tengah

    pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian

    proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan

    belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari.

    Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-

    hambatan.

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 12/15

    Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan

    harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau

    berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk

    menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau

    ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.

    Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang

    ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan.

    Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan

    pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat

    mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.

    Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan

    memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb.

    Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan

    tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.

    B. Jenis Pembelajaran Pengayaan

    Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu:

    1. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian

    dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam

    kurikulum.

    2. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan

    investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

    3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi

    berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan

    investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan:

    (a) identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;

    (b) penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;

    (c) penggunaan berbagai sumber;

    (d) pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;

    (e) analisis data; dan

    (f) penyimpulan hasil investigasi.

    Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajar dibanding sekolah-sekolah pada

    umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standari isi. Misalnya sekolah-sekolah yang

    menginginkan memiliki keunggulan khusus.

    C. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

    Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang

    memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar pemberian pengayaan

    tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu (1) mengidentifikasi kelebihan

    kemampuan peserta didik, dan (2) memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.

    1. Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar

    a. Tujuan

    Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 13/15

    belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:

    1. Belajar lebih cepat. Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya

    penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.

    2. Menyimpan informasi lebih mudah Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih

    mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses

    untuk digunakan.

    3. Keingintahuan yang tinggi. Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta

    didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.

    4. Berpikir mandiri. Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas

    mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.

    5. Superior dalam berpikir abstrak. Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai

    kegiatan pemecahan masalah.

    6. Memiliki banyak minat. Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam

    banyak kegiatan.

    b. Teknik

    Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan

    antara lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.

    1. Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta

    didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal,

    logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.

    2. Tes inventori. Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat,

    hobi, kebiasaan belajar, dsb.

    3. Wawancara. Wanwancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk

    menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.

    4. Pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar

    peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang

    perlu diprogramkan untuk peserta didik.

    2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

    Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

    1. Belajar Kelompok. Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama

    pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran

    remedial karena belum mencapai ketuntasan.

    2. Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

    3. Pembelajaran berbasis tema. Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat

    mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 14/15

    4. Pemadatan kurikulum. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui

    peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi

    baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

    Perlu diperhatikan bahwa penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan kegiatan

    tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun demikian kegiatan pembelajaran pengayaan

    dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

    Sekolah dapat juga memfasilitasi peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan

    pengembangan diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya untuk bidang sains.

    Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri mengikuti

    kompetisi tingkat nasional maupun internasional seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi.

    Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan

    penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa,

    tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang

    normal

    Kesimpulan

    Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Sesuai dengan kemampuan dan

    karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka permasalahan yang dihadapi berbeda-beda pula. Dalam

    melaksanakan pembelajaran, pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi peserta didik.

    Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, peserta didik yang

    gagal mencapai tingkat pencapaian kompetensi yang telah ditentukan perlu diberikan pembelajaran remedial

    (perbaikan). Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemberian pembelajaran remedial antara lain

    adaptif, interaktif, fleksibel, pemberian umpan balik, dan ketersediaan program sepanjang waktu.

    Sebelum memberikan pembelajaran remedial, terlebih dahulu pendidik perlu melaksanakan diagnosis

    terhadap kesulitan belajar peserta didik. Banyak teknik yang dapat digunakan, antara lain menggunakan tes,

    wawancara, pengamatan, dan sebagainya.

    Setelah diketahui kesulitan belajarnya, peserta didik diberikan pembelajaran remedial. Banyak teknik dapat

    digunakan, misalnya pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, penyederhanaan materi,

    pemanfaatan tutor sebaya, dan sebagainya.

    Dalam memberikan pembelajaran remedial perlu dipertimbangkan kapan pembelajaran tersebut diberikan.

    Sesuai dengan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, maka pembelajaran

    remedial dapat diberikan setelah peserta didik satu atau beberapa kompetensi dasar. Untuk mengetahui

    tingkat penguasaan peserta didik setelah menempuh remedial, perlu diberikan tes ulang.

    Share this:

    Twitter Facebook 3

    Suka

    Be the f irst to like this.

  • 11/1/2015 Pembelajaran Remedial | AnakFisika

    http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-remedial/ 15/15

    Tentang yogabudibhaktifisika

    physics teacher

    Lihat semua tulisan dari yogabudibhaktifisika

    Tulisan ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

    AnakFisika

    Terkait

    Remedial dan Pengayaan Psikologi Pendidikan : Belajar dan

    Pembelajaran

    Filsafat Ilmu Bahasa dan Ilmu Budaya

    The Twenty Ten Theme. Blog di WordPress.com.