pembelajaran kooperatif tipe stad

29
MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN “Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD” Disusun oleh: Kelompok 1 1. Aji Ramadhan 2. Dedi Firmanto 3. Dwi Iswahyudi 4. Nurlitasari Ningsih 5.Ristiana 6. Umi Yuli Astuti 7. Zakaria Akhmad Semester III A Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran Dosen : Drs. Mugiadi, M. Pd 1

Upload: ristiana-togetherforever

Post on 26-Jun-2015

9.202 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) )

TRANSCRIPT

Page 1: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN

“Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”

Disusun oleh: Kelompok 1

1. Aji Ramadhan

2. Dedi Firmanto

3. Dwi Iswahyudi

4. Nurlitasari Ningsih

5. Ristiana

6. Umi Yuli Astuti

7. Zakaria Akhmad

Semester III A

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran

Dosen : Drs. Mugiadi, M. Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2012

1

Page 2: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia mengalami pergantian beberapa kurikulum.

Kurikulum yang saat ini dianut Indonesia adalah KTSP atau yang lebih

dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi. Perubahan kurikulum KBK

menjadi KTSP adalah salah satu inovasi dalam bidang pendidikan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Peningkatan kualitas

ini dapat dilihat dari bentuk penguasaan kompetensi sebagai target dan

indikator keberhasilan belajar siswa di sekolah. Namun, dengan penerapan

KTSP pada tahun pelajaran 2006/2007 banyak sekolah yang belum siap untuk

mengimplementasikan KTSP.

Salah satu karakteristik KTSP yang mempunyai ciri-ciri proses

pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi serta

sumber belajar tidak terbatas pada guru tetapi dapat dilengkapi dengan

berbagai sumber lain yang relevan, menuntut setiap guru untuk lebih kreatif

dan inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan model

pembelajaran yang bervariatif dapat menunjang keberhasilan belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Oleh karena itu, pada makalah ini akan

dibahas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang yang telah disampaikan, ditemukan

beberapa permasalahan diantaranya:

1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif?

2. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD?

3. Apakah ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD?2

Page 3: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

4. Apakah kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD?

5. Bagaimana langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dalam proses belajar mengajar?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran kooperatif.

2. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

5. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif

tipe STAD dalam proses belajar mengajar.

3

Page 4: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Muslimin, dkk (2000) dalam Widyantini (2008)

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama antarsiswa dalam kelompok untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Wina (2006) dalam Widyantini (2008)

mengemukakan bahwa model pembelajaran kelompok adalah rangkaian

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok

tertentu, dimana siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan

bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar. Ada empat unsur

penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu adanya peserta

dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap

anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai.

Sementara menurut Anita (2007) dalam Widyantini (2008), model

pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya

menekankan kerjasama. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran

yang menekankan pada kerjasama antarsiswa dalam menyelesaikan

masalah-masalah belajar, saling bertukar pikiran dalam belajar yang

dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga siswa bertangung

jawab secara individu maupun kelompok untuk mencapai hasil belajar.

4

Page 5: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Widyantini (2008) tujuan pembelajaran kooperatif yaitu,

pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keberagaman, dan

pengembangan keterampilan sosial.

1. Pencapaian hasil belajar

Belajar kooperatif membantu siswa dalam memahami konsep-

konsep yang sulit serta dapat meningkatkan penilaian siswa pada

belajar akademik dan perubahan normal yang berhubungan dengan

hasil belajar. Pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma budaya

anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerim prestasi

menonjol dalam berbagai tugas pembelajaran akademik. 

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan pembelajaran kooperatif salah satunya adalah dengan

penerimaan terhadap perbedaan individu. Perbedaan meliputi

perbedaan ras, agama, tingkat sosial, dan tingkat kecerdasan.

Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa yang

berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerjasama, saling

tergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui

struktur penghargaan kooperatif serta belajar menghargai satu sama

lain.

Dalam mewujudkan tujuan di atas dilakukan dengan

pembentukan kelompok secara heterogen baik dalam tingkat

kecerdasan, jenis kelamin, agama, dan lain-lain, dengan begitu siswa

akan terlatih menerima kenyataan yang ada bahwa di dalam setiap

individu terdapat perbedaan.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa

ketreampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan sosial yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah kerjasama, menghargai

pendapat orang lain, melaksanakan tugas dalam kelompok,

5

Page 6: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

berpartisipasi dalam kelompok, menerima tanggung jawab, dan

menerima perbedaan. 

3. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif

Johnson dan Johnson (1994) dalam Trianto (2010) mengemukakan

bahwa ada lima unsur penting yang harus diterapkan dalam pembelajaran

kooperatif, yakni:

1) Saling ketergantungan positif (positif interpendence)

Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang

bekerjasama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.

Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya

juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari

kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.

Artinya lewat pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat

tergantung pada usaha setiap anggotanya.

Saling ketergantungan positif bertentangan dengan

ketergantungan negatif. Dalam ketergantungan negatif siswa berada

dalam situasi saling bersaing, dimana kemajuan, kemampuan, dan

kecerdasan masing-masing anggota kelompok tidak digunakan untuk

saling membantu antarsiswa. Karena itu, untuk menciptakan

kelompok kerja yang efektif guru perlu menyusun tugas sedemikian

rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2) Interaksi langsung antarsiswa (face to face interaction student)

Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antarsiswa. Hal

ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk

sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini

akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam

kelompok akan mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi

masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan

dari teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam belajar

6

Page 7: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah

yang sedang dipelajari bersama.

Kegiatan interaksi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bersinergi demi keuntungan semua

anggota. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih baik disbanding

pemikiran seorang diri. Inti dari sinergi itu adalah menghargai

perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-

masing.

3) Tanggung jawab individu (individual accountability)

Tanggung jawab individual dalambelajar kelompok dapat

berupa tanggung jawab siswa dalam hal: a) membantu siswa yang

membutuhkan bantuan, b) siswa tidak dapat hanya sekedar

“membonceng” pada hasil kerja teman sekelompoknya.

Artinya setiap anggota kelompok dalam pembelajaran

kooperatif perlu menyadari tanggung jawab pribadi dalam

kelompoknya. Secara individu seseorang menentukan keberhasilan

kelompok dalam menyelesaikan tugasnya. Karena itu, kunci utama

keberhasilan mendorong tanggung jawab individu dalam kelompok

terletak pada tugas yang dirancang guru untuk dikerjakan setiap

kelompok.

4) Keterampilan interpersonal (interpersonal skill)

Dalam pembelajaran kooperatif selain dituntut untuk

mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa juga dituntut untuk

belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lai dalam kelompoknya.

Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan

menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut keterampilan

khusus.

Keterampilan ini berperan mengarahkan seorang siswa

berinteraksi dan membangun kerjasama dengan siswa yang lain.

Keterampilan interpersonal yang dimiliki akan menuntun siswa lebih

7

Page 8: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

peka menghargai berbagai perbedaan diantara teman belajar, sehingga

ia mampu menempatkan diri diantara berbagai keragaman baik

budaya, ekonomi, dan bahasa yang justru dapat digunakan untuk

menunjang keberhasilan belajar.

5) Proses kelompok (group processing)

Pembelajaran kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses

kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok

mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik

dan membuat hubungan kerja yang baik.

4. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Arends dalam Trianto (2010) pelajaran yang menggunakan

pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah.

c. Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

dan jenis kelamin yang beragam.

d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

5. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa manfaat, diantaranya

sebagai berikut:

a) Pembelajaran kooperatif mengajarkan nilai kerjasama. Kerjasama

yang dimaksud adalah saling membantu dan mengembangkan sikap

yang lebih mementingkan kepentingan bersama.

b) Membiasakan siswa bekerjasama menurut paham demokrasi, yakni

memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan sikap

musyawarah dan bertanggungjawab.

8

Page 9: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

c) Pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan hidup yang

mendasar. Keterampilan-keterampilan yang berkembang melalui

pembelajaran kooperatif misalnya mendengarkan, menghargai

pandangan orang lain, berkomunikasi secara intensif, memecahkan

konflik, dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

d) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik dan

rasa percaya diri siswa.

B. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Trianto (2010) pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu tipe dari model

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil

dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.

Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,

kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Slavin dalam Trianto (2010) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim. Mereka harus memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe dari model

pembelajaran kooperatif dengan membentuk kelompok kecil dengan jumlah

anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen agar semua siswa

menguasai materi yang diberikan oleh guru.

C. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Arends dalam Widyantini (2008) ciri-ciri pembelajaran

kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1. Anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, mereka heterogen dalam

berbagai hal seperti prestasi akademik dan jenis kelamin. Penempatan

9

Page 10: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

siswa dalam kelompok lebih baik ditentukan oleh guru dari pada memilih

sendiri.

2. Bahan pelajaran disajikan oleh guru.

3. Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk lembar kerja siswa.

4. Setelah tiga kali pertemuan diadakan tes individu berupa kuis mingguan

yang dikerjakan siswa sendiri-sendiri.

5. Penghargaan terhadap upaya maupun hasil belajar individu.

D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Sebagaimana setiap model pembelajaran, di satu sisi memiliki

berbagai kelebihan, namun juga memiliki kelemahan, demikian halnya

dengan STAD ini. Namun dalam STAD apa yang dikatakan kelemahan,

sebenarnya adalah kesulitan dalam menerapkan STAD di kelas, kerumitan

tersebut seminimal mungkin dapat diatasi.

Beberapa kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD yakni:

1. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar.

2. Mengharuskan setiap siswa aktif berinteraksi satu sama lain.

3. Saling ketergantungan positif dan kepercayaan kelompok dikembangkan.

4. Meningkatkan rasa tanggung jawab.

5. Adanya penghargaan yang dapat memotivasi siswa dalam belajar.

Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

sebagai berikut:

1. Kecocokan antarsiswa untuk membentuk kelompok kadang-kadang sulit

untuk menggabungkan siswa yang mau bekerjasama dengan baik.

2. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang sehingga

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

3. Memerlukan waktu yang banyak, tenaga, dan pikiran.

4. Ada kecenderungan topik permasalahan yang dibahas meluas.

E. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

10

Page 11: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terdiri dari

lima komponen utama, yaitu:

1. Presentasi kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di

dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali

dilakukan dengan metode ceramah, demonstrasi, atau diskusi pelajaran

yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi

audiovisual. Presentasi kelas berbeda dengan presentasi biasa, karena

dalam presentasi kelas harus benar-benar terfokus pada unit STAD.

Dengan cara ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-

benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan

demikian akan sangat membantu siswa-siswa untuk mengerjakan kuis-

kuis, dan skor yang mereka peroleh akan menentukan skor tim mereka.

Presentasi kelas haruslah mencakup pembukaan, pengembangan, dan

pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran, pada tahap

presentasi kelas ini, guru memulai dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran serta memotivasi rasa ingin tahu para siswa tentang materi

yang akan dipelajari. Selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk

mengingatkan kembali materi prasyarat agar siswa dapat menghubungkan

materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang dimiliki.

2. Tim

Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Dalam model

kooperatif STAD ini dibentuk tim yang terdiridari 4-5 orang siswa yang

mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis

kelamin, ras dan etnisitas. Para siswa akan duduk bersama dalam

kelompok/tim tersebut.

Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota

tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk

mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.

Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul bersama rekan

11

Page 12: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

timnya untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi pelajaran yang

diberikan oleh guru. Dalam hal ini pembelajaran melibatkan pembahasan

masalah bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap

kesalahpahaman apabila ada anggota tim yang membuat kesalahan.

Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling

membantu, saling berdiskusi dan berargumentasi, untuk mengasah

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam

pemahaman masing-masing. Tahap kerja kelompok ini memerlukan waktu

satu atau dua jam pelajaran untuk masing-masing kelompok menuntaskan

materi yang telah diberikan. Anggota kelompok bekerjasama untuk

menyelesaikan LKS yang telah diberikan dan guru perlu memeriksa bahwa

setiap anggota kelompok dapat menjawab semua pertanyaan dalam LKS.

Guru perlu memotivasi siswa dalam kelompok untuk saling bekerjasama

karena selama sesi kelompok inilah para siswa akan saling mengajari dan

belajar dari temannya.

Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.

Sehingga untuk membantu proses ini, guru berkeliling dari satu kelompok

ke kelompok lainnya sambil mengajukan pertanyaan dan memotivasi

siswa untuk menjelaskan jawabannya.

3. Kuis

Sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan

sekitar satu atau dua periode melakukan kerja tim, para siswa akan

diberikan kuis yang akan dikerjakan secara individual. Para siswa tidak

diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.

Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling

membantu dalam mengerjakan kuis. Tanggung jawab individual seperti ini

memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain.

Karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat

semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan.

Kuis yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

12

Page 13: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

pengetahuan siswa tentang materi yang telah dipelajari selama diskusi

kelompok berlangsung.

4. Skor kemajuan individual

Skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada setiap

siswa tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka bekerja lebih giat

dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa

dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam

sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukan tanpa

memberikan usaha mereka yang terbaik.

Skor perkembangan individual ini diperoleh dari perbandingan antara

skor awal (pretest) sebelu diadakan pembelajaran dengan skor yang

diperoleh siswa setelah diadakan pembelajaran model kooperatif STAD

(posttest). Selanjutnya siswa akan mengumpulkan poin untuk tim mereka

berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan skor awal,

berdasarkan kriteria dibawah ini:

Kriteria Pemberian Skor Perkembangan Individu

Skor Kuis Skor Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal

5

Antara 10 sampai 1 poin di bawah skor awal

10

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal

20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal

30

Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)

30

Contoh perhitungan: Seorang siswa dalam kelompok belajar

memperoleh skor awal (pretest) yaitu 20 dari skor maksimal yang harus

diperoleh (misalnya skor maksimal adalah 30). Kemudian setelah

melaksanakan posttest siswa tersebut mendapatkan nilai 25, maka nilai 13

Page 14: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

perkembangan yang disumbangkan siswa tersebut untuk kelompoknya

adalah 20 (karena nilai posttest yang diperoleh adalah 5 poin di atas skor

pretest).

Untuk menghitung skor tim, dilakukan dengan mencatat tiap poin

kemajuan semua anggota tim pada lembar rangkuman tim dan setelah itu

jumlah total poin kemajuan seluruh anggota tim dibagi dengan jumlah

anggota tim.

5. Rekognisi tim/penghargaan

Salah satu hal yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa

adalah dengan memberikan sebuah penghargaan. Begitupun dalam

kelompok, penghargaan yang diberikan dapat membuat sebuah kelompok

lebih kompak dan lebih aktif lagi untuk belajar. Tim akan mendapatkan

sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka

mencapai kriteria tertentu. Adapaun kriterianya adalah sebagai berikut:

Kriteria Tingkat Penghargaan Kelompok

Penghitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan

masing-masing sumbangan skor individu anggota dalam kelompok dan

hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya, sehingga

didapat rata-rata skor perkembangan individu dalam kelompok yang

disebut rata-rata kelompok/tim.

Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe

STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan

pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:

a. Perangkat pembelajaran

14

Kriteria (Rata-rata Tim) Predikat0 ≤ x ≤ 5 -5 ≤ x ≤ 15 Tim baik15 ≤ x ≤ 25 Tim hebat25 ≤ x ≤ 30 Tim super

Page 15: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu

dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, lembar kegiatan siswa

(LKS) beserta lembar jawabannya.

b. Membentuk kelompok kooperatif

Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan

siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan

antarkelompok relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok

kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar

belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang

yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan

pada prestasi akademik, yaitu:

1) Siswa dalam kelas terlebih dahulu diranking sesuai kepandaian

dalam mata pelajaran tertentu, sains fisika misalnya. Tujuannya

adalah untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuan sains

fisikanya dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam

kelompok.

2) Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas,

kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas

sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa ranking

satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari

urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah

sebanyak 25% dari seluruh siswa yaitu terdiri atas siswa setelah

diambil kelompok atas dan kelompok menengah.

c. Menentukan skor awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah

nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada

kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan

tes, maka hasil masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.

d. Pengaturan tempat duduk

15

Page 16: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga

diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan

pembelajaran kooperatif. Apabila tidak ada pengaturan tempat duduk

dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya

pembelajaran pada kelas kooperatif.

e. Kerja kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran

kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerjasama

kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-

masing individu dalam kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada

langkah-langkah kooperatif yang terdiri dari 6 langkah atau fase, yaitu:

1. Fase 1: menyampaiakan tujuan dan menyajikan informasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan

menyajikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang

akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan metode

pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa.

Misal, antara lain dengan metode ceramah, demonstrasi, ataupu lewat bahan

bacaan. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi

dapat lebih dari satu.

2. Fase 2: mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-

5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik

yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota

kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan

kesetaraan jender.

3. Fase 3: membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru memberikan tugas (LKS) kepada kelompok yang berkaitan

dengan materi yang diberikan. Kemudian, kelompok mendiskusikannya

secara bersama-sama, saling membantu antaranggota lain, serta membahas

16

Page 17: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan

bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas

untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang

diharapkan dapat dicapai. Guru perlu memotivasi siswa dalam kelompok

untuk saling bekerjasama karena selama sesi kelompok inilah para siswa akan

saling mengajari dan belajar dari temannya.

4. Fase 4: menyerahkan/mempresentasikan hasil kerja kelompok

Guru meminta masing-masing kelompok untuk menyerahkan atau

mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Setelah semua

kelompok telah menyerahkan atau mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya, kemudian guru memfasilitasi siswa dalam membuat

rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi

pembelajaran yang telah dipelajari sehingga pemahaman siswa pada

materi yang dipelajari semakin mantap dan mengatasi kesalahpahaman

terhadap materi yang dipelajari.

.

5. Fase 5: pemberian tes/kuis

Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individu. Dan skor

dari tes atau kuis dari masing-masing siswa akan menentuan poin yang

diperoleh kelompoknya masing-masing.

6. Fase 6: memberikan penghargaan

Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan

nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis

berikutnya.

17

Page 18: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahsan diatas dapat ditarik bebrapa kesimpulan yaitu:

1. pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

menekankan pada kerjasama antarsiswa dalam menyelesaikan

masalah-masalah belajar, saling bertukar pikiran dalam belajar

yang dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga

siswa bertangung jawab secara individu maupun kelompok

untuk mencapai hasil belajar.

2. Dalam pembelajaran koopertaif ini perlu adanya unsur-unsur

yang saling mendukung yaitu,saling ketergantungan positif

(positif interpendence),interaksi langsung antarsiswa (face to

face interaction student),tanggung jawab individu (individual

accountability),keterampilan interpersonal (interpersonal skill),

proses kelompok (group processing).

3. Tujuan pembeljaran kooperatif

1. Pencapaian hasil belajar

1. Penerimaan terhadap perbedaan individu

2. Pengembangan keterampilan sosial

3. Manfaat pembelajran koopertif

a) Pembelajaran kooperatif mengajarkan nilai kerjasama.

Kerjasama yang dimaksud adalah saling membantu dan

mengembangkan sikap yang lebih mementingkan

kepentingan bersama.

b) Membiasakan siswa bekerjasama menurut paham

demokrasi, yakni memberikan kesempatan kepada mereka

18

Page 19: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

untuk mengembangkan sikap musyawarah dan

bertanggungjawab.

c) Pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan hidup

yang mendasar. Keterampilan-keterampilan yang

berkembang melalui pembelajaran kooperatif misalnya

mendengarkan, menghargai pandangan orang lain,

berkomunikasi secara intensif, memecahkan konflik, dan

bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

d) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi

akademik dan rasa percaya diri siswa.

B. Saran

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD jika diterapkan dengan baik

dan benar sesuai dengan langkah-langkah yang ada, dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran siswa. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran

siswa maka hasil belajar siswa pun meningkatkan. Model pembelajaran

kooperatif tipe STAD ini dapat diterapkan pada mata pelajaran apapun dan

dapat disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Kelebihan tipe

STAD diharapkan dapat menutupi kekurangan tipe STAD itu sendiri.

19