pembantaian mesuji belum semua terkuak filemasa kerja timwas bisa dipu-tuskan melalui musyawarah...

1
RUANG RAPAT SEPI: Suasana sepi dalam rapat paripurna di Gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Rapat paripurna dihadiri 272 anggota dewan saat dimulai. Akan tetapi sebelum rapat resmi ditutup, sebagian anggota dewan sudah lebih dulu meninggalkan rapat. SOLIDARITAS UNTUK SONDANG: Anggota Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan menabur bunga untuk korban bakar diri Sondang Hutagalung di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin. Mereka menyerukan kepada pemerintah untuk memberi keadilan khususnya bagi korban pelanggaran HAM. MI/SUSANTO ANTARA/ MUHAMMAD RYAN WIBOWO MAYORITAS fraksi di DPR me- mutuskan perpanjangan masa tugas tim pengawas (timwas) skandal bailout Bank Century mengingat belum rampungnya hasil audit forensik yang tengah dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Cuma Fraksi Demokrat yang menolak perpanjangan itu, sementara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan masih pikir-pikir. “Kita masih tunggu hasil audit BPK, sehingga timwas perlu diperpanjang. Bila tidak diperpanjang, apa yang telah dilakukan selama ini akan sia-sia. Apalagi kalau sampai ditutup, cuma jadi pepesan kosong,” ujar anggota Timwas Century dari Fraksi PDIP Gan- jar Pranowo di Gedung DPR Jakarta, kemarin. Ia mengemukakan, ke- beradaan Timwas Century justru akan menguatkan komit- men pemerintah untuk mem- berantas korupsi. Apalagi, BPK menyebutkan proses audit forensik atas skandal bailout yang mencapai Rp6,7 triliun itu sudah mencapai 80%. Anggota Timwas Century dari Fraksi Hanura Akbar Faisal juga berpendapat yang sama. “Kami tetap berjuang karena sudah banyak kema- juan yang dicapai selama ini. Tinggal tunggu hasil audit forensik dari BPK saja,” ka- tanya. Anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno sejalan dengan pendapat dua koleganya itu. Menurutnya, perpanjangan masa tugas timwas minimal selama satu kali masa sidang lagi. “Jauh lebih baik kita beri ke- sempatan paling tidak sampai satu masa persidangan lagi. Kita juga akan mendorong agar masa kerja timwas bisa dipu- tuskan melalui musyawarah tanpa harus melalui voting,” katanya. Pendapat berbeda disampai- kan oleh Ketua DPR Marzuki Alie. Ia menilai Timwas Cen- tury tak perlu diperpanjang lagi karena pengawasan atas skandal itu cukup dilakukan oleh komisi terkait di DPR. “Sebaiknya kalau menurut saya disetop saja. Kan kita serahkan kepada penegak hu- kum. Kita serahkan penga- wasan kepada Komisi III DPR atau komisi terkait lainnya,” tutur Marzuki. Menurutnya, keberadaan timwas itu bisa berujung pada penyalahgunaan kekuasaan ( abuse of power karena DPR bisa ikut campur dalam pe- nanganan kasus hukum. “Jangan sampai politik itu abuse of power,” katanya. Saat ditemui di kesempatan terpisah, Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar menyatakan fraksinya akan berkoordinasi dulu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. “Belum diputuskan,” ujar Marwan. (Wta/*/P-2) Demokrat Ingin Timwas Century Berakhir AKHMAD MUSTAIN W AKIL Ketua DPR Pramono Anung langsung meradang seusai menyaksikan penayangan re- kaman video pembantaian terhadap 30 warga Mesuji, Lampung, oleh sekelompok orang yang menggunakan se- ragam aparat. Pimpinan DPR pun menugaskan Komisi III DPR untuk mengumpulkan fakta di lapangan. “Kalau dilihat dari video, itu sangat biadab. Praktik-praktik yang terjadi di era demokrati- sasi saat ini, hak asasi manusia harusnya kita junjung tinggi,” ucap politikus Partai Demokra- si Indonesia Perjuangan itu kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Ia juga melihat adanya upaya pihak tertentu untuk menutup- nutupi peristiwa itu sehingga tidak diketahui pusat. Dugaan- nya merujuk pada penjelasan Kapolri yang tak mampu men- jawab secara detail peristiwa itu. “Kalau dilihat, peristiwanya terjadi pada 2010-2011. Itu me- nguatkan ada hal yang mung- kin tertutupi atau sengaja ditu- tupi. Dengan demikian, dewan berkewajiban untuk membuka, mencari kebenaran dari semua yang berkaitan,” tuturnya. Di tempat terpisah, ang- gota Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengungkapkan komisinya telah membentuk sebuah tim investigasi dan berangkat ke Mesuji hari ini (Jumat, 16/12) atau paling lam- bat besok (Sabtu, 17/12) untuk mengumpulkan fakta-fakta. “Dari Fraksi Partai Golkar, anggota timnya Ade Supriyat- na atau Nudirman Munir.” Tim itu, sambungnya, ditu- gaskan untuk menggali fakta dari Kapolda Lampung, serta memanggil kapolres dan kapol- sek setempat. “Tim juga akan mengunjungi dan melihat lang- sung lokasi tempat kejadian, sesuai dengan yang ada dalam video yang diputar di Komisi III. Fakta-fakta juga akan di- gali dari keluarga-keluarga korban,” jelasnya. Diharapkan, dalam waktu dekat sebelum masa reses DPR, segera temukan titik terang dari kasus pembantaian itu, terutama siapa pelaku yang melakukan tindak keji tersebut. “Apalagi ada rumor perusa- haan kelapa sawit dari Malaysia di Lampung itu yang dibekingi oleh orang-orang berkuasa di Jakarta. Soal itu, kita akan panggil dirut perusahaannya dan menanyakan siapa inves- tor asingnya,” ujarnya. Ia pun tak segan menyebut pembantaian di Mesuji itu masuk dalam kategori pelang- garan HAM berat. Dari tayang- an video, sulit sekali untuk memungkiri adanya aksi keji terhadap para warga. Kini, tu- gas utama ialah mencari pelaku sebenarnya. “Polisi boleh bilang itu bu- kan aparat. Tapi kalau kita lihat sama-sama, pelaku memakai seragam aparat dan senjata organik. Nah, ini yang perlu diselidiki Polri dan TNI. Ka- rena melibatkan dua kesatuan itu,” tegasnya. Di tempat terpisah, Juru Bi- cara Presiden Julian Aldrin Pasha menyebutkan Presiden sudah memerintahkan Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk membentuk tim khusus guna mengusut kasus itu. “Presiden menginstruksikan agar semua pihak yang ter- bukti bersalah harus ditindak berdasarkan peraturan dan pe- rundang-undangan.” (*/*/P-2) [email protected] Polri dan TNI ditantang untuk membuktikan ketidakterlibatan mereka dalam kasus Mesuji. Pasalnya, pelaku memakai seragam aparat dan senjata organik. Pembantaian Mesuji belum Semua Terkuak R APAT Paripurna DPR yang digelar kemarin seperti biasa sepi peminat. Rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPR Pramono Anung itu molor setengah jam, dan hanya dihadiri 272 anggota dewan saat rapat dimulai. Bahkan sebelum rapat resmi ditutup, sebagian anggota dewan sudah lebih dulu meninggalkan ruang rapat paripurna. Namun, jumlah kehadiran para wakil rakyat itu baru bisa didapat Media Indonesia setelah mengubek-ubek berkas absensi yang dipegang petugas Sekretariat Jenderal. Tidak terlalu mudah mendapatkannya karena si petugas memberi sejumlah pertanyaan yang bernada menyelidik. Ibarat jauh panggang dari api, hal itu berbeda jauh dengan janji Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR Muhammad Prakosa yang pernah berjanji akan memberikan akses bagi publik untuk melihat absensi anggota dewan. Saat itu, tepatnya 21 November 2011, ia berujar akses publik harus dipermudah guna menjadi kontrol bagi anggota dewan dan diharapkan menjadi pendorong bagi mereka untuk bekerja lebih rajin. Dalam pemaparan yang panjang lebar, ia menyebutkan rencana itu sudah terpikirkannya sejak lama. Konkretnya, akan dibuat sebuah papan seperti majalah dinding (mading) yang tergantung di setiap ruang sidang. Di mading itu nanti akan ditempelkan daftar absensi peserta rapat, termasuk wakil rakyat yang tidak ikut bersidang berikut alasannya. Namun apa daya, hingga empat minggu setelah ia berucap, mading itu tak kunjung ada. “Papan pengumuman yang memajang absensinya mana, Pak?” tanya wartawan yang ingin menagih janjinya itu. Prakosa yang dicegat saat keluar dari ruang rapat BK kemarin itu tidak langsung menjawabnya. Ia malah celingukan mencari stafnya. Tidak didapatinya stafnya di luar ruangan, ia berbalik ke ruang rapat dan menghampiri stafnya. “Papan absensinya mana? Itu ditanya wartawan,” ujarnya. Perempuan berkerudung yang menjadi stafnya itu pun diminta Prakosa menjelaskan kepada wartawan. “Oh sedang kita pesankan,” ujar stafnya itu sambil lari. (Nurulia Juwita Sari/P-2) Ketiadaan Papan Absensi Anggota DPR 4 JUMAT, 16 DESEMBER 2011 P OL KAM

Upload: ngonguyet

Post on 20-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembantaian Mesuji belum Semua Terkuak filemasa kerja timwas bisa dipu-tuskan melalui musyawarah tanpa harus melalui voting,” katanya. Pendapat berbeda disampai-kan oleh Ketua DPR

RUANG RAPAT SEPI: Suasana sepi dalam rapat paripurna di Gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Rapat paripurna dihadiri 272 anggota dewan saat dimulai. Akan tetapi sebelum rapat resmi ditutup, sebagian anggota dewan sudah lebih dulu meninggalkan rapat.

SOLIDARITAS UNTUK SONDANG: Anggota Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan menabur bunga untuk korban bakar diri Sondang Hutagalung di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin. Mereka menyerukan kepada pemerintah untuk memberi keadilan khususnya bagi korban pelanggaran HAM.

MI/SUSANTO

ANTARA/ MUHAMMAD RYAN WIBOWO

MAYORITAS fraksi di DPR me-mutuskan perpanjangan masa tugas tim pengawas (timwas) skandal bailout Bank Century mengingat belum rampungnya hasil audit forensik yang tengah dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Cuma Fraksi Demokrat yang menolak perpanjangan itu, sementara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan masih pikir-pikir.

“Kita masih tunggu hasil audit BPK, sehingga timwas perlu diperpanjang. Bila tidak diperpanjang, apa yang telah dilakukan selama ini akan sia-sia. Apalagi kalau sampai ditutup, cuma jadi pepesan kosong,” ujar anggota Timwas Century dari Fraksi PDIP Gan-jar Pranowo di Gedung DPR Jakarta, kemarin.

Ia mengemukakan, ke-beradaan Timwas Century justru akan menguatkan komit-men pemerintah untuk mem-berantas korupsi. Apalagi, BPK menyebutkan proses audit forensik atas skandal bailout yang mencapai Rp6,7 triliun itu sudah mencapai 80%.

Anggota Timwas Century dari Fraksi Hanura Akbar Faisal juga berpendapat yang sama. “Kami tetap berjuang karena sudah banyak kema-juan yang dicapai selama ini. Tinggal tunggu hasil audit forensik dari BPK saja,” ka-tanya.

Anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN)

Teguh Juwarno sejalan dengan pendapat dua koleganya itu. Menurutnya, perpanjangan masa tugas timwas minimal selama satu kali masa sidang lagi.

“Jauh lebih baik kita beri ke-sempatan paling tidak sampai satu masa persidangan lagi. Kita juga akan mendorong agar masa kerja timwas bisa dipu-tuskan melalui musyawarah tanpa harus melalui voting,” katanya.

Pendapat berbeda disampai-kan oleh Ketua DPR Marzuki Alie. Ia menilai Timwas Cen-tury tak perlu diperpanjang lagi karena pengawasan atas skandal itu cukup dilakukan oleh komisi terkait di DPR.

“Sebaiknya kalau menurut saya disetop saja. Kan kita serahkan kepada penegak hu-kum. Kita serahkan penga-wasan kepada Komisi III DPR atau komisi terkait lainnya,” tutur Marzuki.

Menurutnya, keberadaan timwas itu bisa berujung pada penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power karena DPR bisa ikut campur dalam pe-nanganan kasus hukum.

“Jangan sampai politik itu abuse of power,” katanya.

Saat ditemui di kesempatan terpisah, Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar menyatakan fraksinya akan berkoordinasi dulu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. “Belum diputuskan,” ujar Marwan. (Wta/*/P-2)

Demokrat InginTimwas Century

Berakhir

AKHMAD MUSTAIN

WA K I L K e t u a DPR Pramono Anung langsung meradang se usai

menyaksikan penayangan re-kaman video pembantaian terhadap 30 warga Mesuji, Lampung, oleh sekelompok

orang yang menggunakan se-ragam aparat. Pimpinan DPR pun menugaskan Komisi III DPR untuk mengumpulkan fakta di lapangan.

“Kalau dilihat dari video, itu sangat biadab. Praktik-praktik yang terjadi di era demokrati-sasi saat ini, hak asasi manusia harusnya kita junjung tinggi,”

ucap politikus Partai Demokra-si Indonesia Perjuangan itu kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Ia juga melihat adanya upaya pihak tertentu untuk menutup-nutupi peristiwa itu sehingga tidak diketahui pusat. Dugaan-nya merujuk pada penjelasan Kapolri yang tak mampu men-jawab secara detail peristiwa itu.

“Kalau dilihat, peristiwanya terjadi pada 2010-2011. Itu me-nguatkan ada hal yang mung-kin tertutupi atau sengaja ditu-tupi. Dengan demikian, dewan berkewajiban untuk membuka,

mencari kebenaran dari semua yang berkaitan,” tuturnya.

Di tempat terpisah, ang-gota Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengungkapkan komisinya telah membentuk sebuah tim investigasi dan berangkat ke Mesuji hari ini (Jumat, 16/12) atau paling lam-bat besok (Sabtu, 17/12) untuk mengumpulkan fakta-fakta.

“Dari Fraksi Partai Golkar, anggota timnya Ade Supriyat-na atau Nudirman Munir.”

Tim itu, sambungnya, ditu-gaskan untuk menggali fakta dari Kapolda Lampung, serta memanggil kapolres dan kapol-

sek setempat. “Tim juga akan mengunjungi dan melihat lang-sung lokasi tempat kejadian, sesuai dengan yang ada dalam video yang diputar di Komisi III. Fakta-fakta juga akan di-gali dari keluarga-keluarga korban,” jelasnya.

Diharapkan, dalam waktu dekat sebelum masa reses DPR, segera temukan titik terang dari kasus pembantaian itu, ter utama siapa pelaku yang melakukan tindak keji tersebut.

“Apalagi ada rumor perusa-haan kelapa sawit dari Malaysia di Lampung itu yang dibe kingi oleh orang-orang berkuasa

di Jakarta. Soal itu, kita akan panggil dirut perusahaannya dan menanyakan siapa inves-tor asingnya,” ujarnya.

Ia pun tak segan menyebut pembantaian di Mesuji itu masuk dalam kategori pelang-garan HAM berat. Dari tayang-an video, sulit sekali untuk memungkiri adanya aksi keji terhadap para warga. Kini, tu-gas utama ialah mencari pelaku sebenarnya.

“Polisi boleh bilang itu bu-kan aparat. Tapi kalau kita lihat sama-sama, pelaku memakai seragam aparat dan senjata organik. Nah, ini yang perlu

diselidiki Polri dan TNI. Ka-rena melibatkan dua ke satuan itu,” tegasnya.

Di tempat terpisah, Juru Bi-cara Presiden Julian Aldrin Pasha menyebutkan Presiden sudah memerintahkan Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk membentuk tim khusus guna mengusut kasus itu.

“Presiden menginstruksikan agar semua pihak yang ter-bukti bersalah harus ditindak berdasarkan peraturan dan pe-rundang-undangan.” (*/*/P-2)

[email protected]

Polri dan TNI ditantang untuk membuktikan ketidakterlibatan mereka dalam kasus Mesuji. Pasalnya, pelaku memakai seragam aparat dan senjata organik.

Pembantaian Mesuji belum Semua Terkuak

RAPAT Paripurna DPR yang digelar kemarin seperti biasa sepi

peminat. Rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPR Pramono Anung itu molor setengah jam, dan hanya dihadiri 272 anggota dewan saat rapat dimulai. Bahkan sebelum rapat resmi ditutup, sebagian anggota dewan sudah lebih dulu meninggalkan ruang rapat paripurna.

Namun, jumlah kehadiran para wakil rakyat itu baru bisa didapat Media Indonesia setelah mengubek-ubek berkas absensi yang dipegang petugas Sekretariat Jenderal. Tidak terlalu mudah

mendapatkannya karena si petugas memberi sejumlah pertanyaan yang bernada menyelidik.

Ibarat jauh panggang dari api, hal itu berbeda jauh dengan janji Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR Muhammad Prakosa yang pernah berjanji akan memberikan akses bagi publik untuk melihat absensi anggota dewan. Saat itu, tepatnya 21 November 2011, ia berujar akses publik harus dipermudah guna menjadi kontrol bagi anggota dewan dan diharapkan menjadi pendorong bagi mereka untuk bekerja lebih rajin.

Dalam pemaparan yang panjang lebar, ia menyebutkan rencana itu sudah terpikirkannya sejak lama. Konkretnya, akan dibuat sebuah papan seperti majalah dinding (mading) yang tergantung di setiap ruang sidang. Di mading itu nanti akan ditempelkan daftar absensi peserta rapat, termasuk wakil rakyat yang tidak ikut bersidang berikut alasannya.

Namun apa daya, hingga empat minggu setelah ia berucap, mading itu tak kunjung ada.

“Papan pengumuman yang memajang absensinya mana,

Pak?” tanya wartawan yang ingin menagih janjinya itu.

Prakosa yang dicegat saat keluar dari ruang rapat BK kemarin itu tidak langsung menjawabnya. Ia malah celingukan mencari stafnya.

Tidak didapatinya stafnya di luar ruangan, ia berbalik ke ruang rapat dan menghampiri stafnya. “Papan absensinya mana? Itu ditanya wartawan,” ujarnya.

Perempuan berkerudung yang menjadi stafnya itu pun diminta Prakosa menjelaskan kepada wartawan. “Oh sedang kita pesankan,” ujar stafnya itu sambil lari.(Nurulia Juwita Sari/P-2)

Ketiadaan Papan Absensi Anggota DPR

4 JUMAT, 16 DESEMBER 2011POLKAM