pembangunan sistem zona agroekologi (zae)...

Download Pembangunan Sistem Zona Agroekologi (ZAE) …ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/eeada28fe9785251cf73c274196eaeea.pdf · Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, ... Semarang mengalami permasalahan

If you can't read please download the document

Upload: vuongdiep

Post on 06-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 61

    Pembangunan Sistem Zona Agroekologi (ZAE)menggunakan Logika Fuzzy pada Wilayah Pertanian

    Kabupaten Semarang Berbasis Data Spasial

    1)Yerymia Alfa Susetyo, 2)M. A. Ineke Pakereng, 3)Sri Yulianto J. Prasetyo

    Fakultas Teknologi InformasiUniversitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, IndonesiaEmail: 1)[email protected], 2)[email protected],

    3)[email protected]

    Abstract

    Agroecology zone is the result of grouping the soil characteristicsand climate in a region. The groupings of soil and climate characteristicsare helpful in establishing an area of agricultural systems. SemarangDistrict as a district which has decreased the conversion of agriculturalland is requires the handling of agricultural planning. Fuzzy logic as amethod to determine the zoning based on the degree of membership. Theoutput of fuzzy logic is an agroecology zone of the region. By knowingthe agroecology zone of a region and presented in spatial data, then theplanning of agricultural development will be more planned carefully.

    Keywords: Agroecology Zone, Fuzzy Logic, Spatial Data

    1. Pendahuluan

    Pembangunan pertanian sebagai salah satu dasar bagi pembangunan nasional,tidak hanya cukup menjadi sektor yang berperan tangguh pada persoalanpembangunan perekonomian, akan tetapi juga harus berperan dalam pembangunanlingkungan dan sosial masyarakat. Dalam bidang pertanian terdapat hubungan yangerat antara faktor klimatologis, bentuk kewilayahan, dan tanah. Pengelompokansuatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama, dimanakeragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak ada perbedaan secara nyata,disebut sebagai Agroekologi. Komponen utama agroekologi adalah iklim, fisiografiatau bentuk wilayah, dan tanah. Tujuan yang hendak dicapai pada penetapan zonaagroekologi (ZAE) adalah untuk menetapkan komoditas potensial berskala ekonomiagar sistem usaha tani dapat berkelanjutan.[1] Untuk tujuan perencanaanpembangunan pada wilayah pertanian, saat ini belum mampu menjangkau sampaiskala aplikatif di lapangan. Oleh karena itu diperlukan karakterisasi potensi sumberdaya lahan zona agroekologi (ZAE) tingkat semi detail di tingkat kabupaten,kecamatan, dan desa. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka muncullahkeinginan untuk melakukan karakterisasi, deliniasi, dan penyusunan database sumberdaya lahan, serta menyusun pola pewilayahan komoditas pertanian berdasar zona

  • Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 8. No.1, Februari 2011 : 1 - 100

    62

    agroekologi dengan menggunakan logika fuzzy dan diimplementasikan dalam dataspasial berbasis web.Logika fuzzy merupakan logika yang mampu mengatasiketidakpastian dalam menentukkan zona agroekologi di suatu wilayah. Logika fuzzymerupakan pengembangan dari logika boolean atau klasik, dimana logika booleanmenyatakan bahwa segala hal diekspresikan dalam istilah, sedangkan logika fuzzymenyatakan segala hal diekspresikan dalam istilah derajat keanggotaan. KabupatenSemarang mengalami permasalahan berkaitan dengan konversi lahan pertanian. Luaslahan sawah Kabupaten Semarang tahun 2009 tercatat seluas 24.411,46 Hadibandingkan tahun 2008 terjadi penurunan konversi lahan sawah seluas 3,54 Ha.Keprihatinan akan cepatnya penurunan konversi lahan di Kabupaten Semarang inibenar-benar membutuhkan perhatian serta penanganan yang komprehensif dari semuakalangan. Hal ini mengingat posisi Kabupaten Semarang yang merupakan daerahpenunjang ketersediaan pangan di Jawa Tengah pada khususnya dan Indonesia padaumumnya. Selain itu juga mengingat semakin gencarnya isu penanganan pemanasanglobal. [2] Pembangunan sistem zona agroekologi ini, diimplementasikan di wilayahKabupaten Semarang.Wilayah Kabupaten Semarang dipilih karena merupakan salahsatu pendukung lumbung pangan Provinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi yangcukup besar di bidang pertanian. Di samping itu, pada saat ini potensi tersebut belumdimanfaatkan secara maksimal.

    2. Kajian Pustaka

    Dalam jurnal lain yang berjudul Penggunaan Metode Fuzzy dalam PenentuanLahan Kritis dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Daerah SubdasCipeles dinyatakan bahwa SIG adalah sistem yang dapat digunakan untukmemasukkan,menyimpan,memeriksa,mengintegrasikan,memanipulasi,menganalisis,dan menampilkan data yang berhubungan dengan posisi-posisipermukaan bumi. Kemampuan SIG yang paling menonjol adalah dalam pengolahandata spasial antara lain teknik overlay (tumpang-susun). Dalam jurnal yang samapula, dituliskan bahwa hasil interpretasi data melalui metode fuzzy dengan defuzzifikasiCentre of Grafity (COG) menunjukkan bahwa metode fuzzy mampu mengatasiketidakpastian dalam klasifikasi data lahan kritis yang disajikan dalam bentuk diskrit,dimana dari hasil uji Wilcoxon interpretasi hasil analisis fuzzy mendekati kondisiyang sebenarnya di lapangan. [3]

    Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang dapat mengintegrasikandata spasial (pada vektor dan citra digital),atribut (sistem basis data),dan propertieslainnya. [4] Fungsionalitas dari sistem informasi geografis adalah kemampuan dalammenjawab hal-hal terkait analisis (query). SIG dapat memecahkan masalah-masalahanalisis spasial, atribut, dan kombinasinya.Sistem informasi geografis, menghubungkanunsur-unsur yang terdapat dalam peta dengan atribut-atributnya ke dalam sebuahsatuan yang disebut layer. Layer dapat berupa batas-batas administrasi atau kondisialam. Sistem informasi yang dirancang akan menggabungkan layer-layer tersebutbeserta atributnya sehingga membentuk suatu basis data. Sistem juga melakukananalisis spasial sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.Pada sistem informasi geografis, terdapat beberapa sub sistem yang masing masing

  • 63

    Pembangunan Sistem (J. Prasetyo, dkk)

    memiliki fungsi yang spesifik. Sub sistem dalam sistem informasi geografis yaitua).Input data, adalah sub sistem yang bertugas untuk mengelola input atau masukandata spasial yang ada; b).Output data, adalah menampilkan informasi, baik berupapeta, tabel, atau laporan lain; c).Manajemen data, adalah sub sistem yangmengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam basis data; d).Manipulasidata, adalah sub sistem yang berfungsi untuk menentukan informasi-informasi apasaja yang akan dihasilkan dan ditampilkan. Selain itu, sub sistem ini bertugas untukmanipulasi dan pemodelan data, sehingga menjadi informasi yang diharapkan. Secaraskema, sub sistem dalam sistem informasi geografis ditunjukkan pada Gambar 1.

    Sistem Informasi Geografis

    (SIG)

    Manipulasi Data

    Output Data Input Data

    Manajemen Data

    Gambar 1 Sub Sistem dalam SIG [5]

    MapServer adalah lingkungan pengembangan software yang bersifat opensource yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi internet-based yang melibatkan data spasial atau peta digital. Aplikasi yang dibangunmenggunakan MapServer memiliki tipikal arsitektur seperti yang ditunjukkan Gambar2.

    Browser

    Internet

    HTTP Server (Apache, IIS, etc)

    MapServer

    MapServ CGI,or MapScript + PHP Or MapScript + Perl, or etc

    Map File

    HTML Tempate

    Map Data

    External Data

    File HTML

    HTTP/CGI request

    Gambar 2 Arsitektur Web SIG dengan MapServer [4]

    Pada mulanya, browser (client) mengirimkan request (melalui jaringan internet atauintranet) ke web server dalam bentuk request terkait spasial. Kemudian, oleh web

  • Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 8. No.1, Februari 2011 : 1 - 100

    64

    server, request terkait spasial ini dikirimkan ke server aplikasi (yang dibangun denganmenggunakan pemrograman script yang telah tersedia) dan MapServer. Setelahitu, MapServer akan membaca mapfile, data peta, dan data eksternal (jika ada)untuk membentuk gambar yang sesuai dengan request. Setelah gambar ini di-render,file images yang bersangkutan akan dikirimkan ke web server, dan akhirnya kebrowser milik client sesuai dengan format tampilan template-nya. ArsitekturMapServer ini cenderung bersifat thin-client atau fokus pada server side hinggaprosedur-prosedur yang terkait pengelolaan data dan analisis diproses di server,sementara browser hanya menerima hasil request dalam bentuk file HTML besertafile images-nya. [4]

    Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisiklingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapatdiharapkan tidak akan berbeda dengan nyata. Komponen utama agroekologi adalahiklim, fisiografi atau bentuk wilayah, dan tanah.Sistem pertanian berkelanjutan akanterwujud apabila lahan digunakan untuk sistem pertanian yang tepat dengan carapengelolaan yang sesuai. Apabila lahan tidak gunakan dengan tepat, produktivitasakan cepat menurun dan ekosistem menjadi terancam kerusakan. Penggunaan lahanyang tepat selain menjamin bahwa lahan dan alam ini memberikan manfaat untukpemakai pada masa kini, juga menjamin bahwa sumberdaya alam ini bermanfaatuntuk generasi penerus di masa mendatang. Dengan mempertimbangkan keadaanagroekologi, penggunaan lahan berupa sistem produksi dan pilihan-pilihan tanamanyang tepat dapat ditentukan.Metode penyusunan Zona Agroekologi (ZAE) dilakukanmelalui penggabungan antara karakteristik fisiografi lahan (kelerengan, drainase, tinggitempat) dan iklim (curah hujan dan suhu). Data karakteristik fisiografi lahan daniklim diperoleh melalui pengolahan peta kontur, peta ketinggian tempat, dan datacurah hujan menjadi peta digital kemiringan, kelembaban, rejim suhu, dan drainase.Peta-peta digital yang telah dihasilkan tersebut ditumpang-susunkan sehinggadiperoleh Zona Agroekologi (ZAE) sebagai satuan pemetaan. Struktur ZonaAgroekologi dapat dilihat pada Gambar 3. Tahap-tahap dalam menentukan ZonaAgroekologi (ZAE) adalah:1. Pengelompokan zona utama, yang didasarkan pada peta digital kemiringan lereng.

    Wilayah dikelompokkan dalam empat zona berdasarkan kemiringan lereng, yaitua) Zona Satu : Kemiringan < 8%, dengan fisiografi datar hingga agak datar; b)Zona Dua : Kemiringan 8-15%, dengan fisiografi berombak dan lereng agakcuram; c) Zona Tiga : Kemiringan 15-40%, dengan fisiografi berbukit dan lerengcuram; d) Zona Empat : Kemiringan > 40%, dengan fisiografi bergunung danlereng sangat curam.

    2. Pengelompokan atas dasar rejim suhu udara maka wilayah terbagi menjadi tigakelompok yaitu a).Panas (simbol A) yaitu daerah pada ketinggian 500 mdplatau memiliki rataan suhu udara tahunan > 26C; b).Sejuk (simbol B) yaitudaerah pada ketinggian 500-1000 mdpl atau memiliki rataan suhu udara tahunan26C-23C; c).Dingin (simbol C) yaitu daerah pada ketinggian >1000 mdplatau memiliki rataan suhu udara tahunan < 23C.

    3. Pengelompokan sub zona rejim kelembaban, dibedakan berdasarkan jumlahbulan kering (curah hujan

  • 65

    besarnya curah hujan. Sedangkan rejim suhu didasarkan pada ketinggian tempatdari permukaan laut yang mengikuti proses lapse rate adiabatic. Berdasarkandata rejim kelembaban yang didasarkan pada data bulan kering atau curah hujan,maka wilayah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu a) Kering (X) yaitu jika bulankering>7 bulan dalam satu tahun atau curah hujan tahunan 3000 mm.

    4. Pengelompokan sub zona Drainase. Berdasarkan keadaan drainase tanah(mudah tidaknya air hilang dari tanah) maka wilayah dikelompokkan atas a)Drainase baik (simbol satu) yaitu daerah yang tanahnya tidak tergenang; b)Drainase buruk (simbol dua) yaitu daerah yang tanahnya selalu tergenang.

    Zona 1

    Zona 2

    Zona 3

    Zona 4

    Zona

    KELERENGAN

    1. Baik

    2. Buruk

    Sub Zona

    DRAINASE

    A. Panas

    B. Sejuk

    Sub Zona

    C. Dingin

    SUHU

    X. Basah

    Y. Lembab

    Sub Zona

    Z. Kering

    KELEMBABAN

    Zona Agroekologi

    Gambar 3 Struktur Zona Agroekologi [6]

    Lotfi A. Zadeh memperkenalkan teori himpunan fuzzy, yang secara tidaklangsung mengisyaratkan bahwa tidak hanya teori probabilitas saja yang dapatdigunakan mempresentasikan masalah ketidakpastian.Namun demikian,teorihimpunan fuzzy bukanlah pengganti dari teori probabilitas. Pada teori himpunanfuzzy, komponen utama yang sangat berpengaruh adalah fungsi keanggotaan. Fungsikeanggotaan merepresentasikan derajat kedekatan suatu objek terhadap atributtertentu, sedangkan pada teori probabilitas lebih pada penggunaan frekuensi relatif.[6] Proses dalam logika fuzzy dapat dilihat pada Gambar 4. Input fuzzy adalahberupa bilangan crisp (bilangan tegas) yang dinyatakan dalam himpunan input.Fuzzifier merupakan proses untuk mengubah bilangan crisp menjadi nilaikeanggotaan dalam himpunan fuzzy. Fuzzy inference system merupakan bagianpengambilan kesimpulan (reasoning) dan keputusan.Knowledge/ rule base berisiaturan-aturan yang biasanya dinyatakan dengan perintah IF THEN.Defuzzifiermerupakan proses untuk merubah nilai output fuzzy menjadi nilai crisp. Fungsikeanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkanpemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya.Salah satu cara yangdapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melaluipendekatan fungsi.

    Pembangunan Sistem (J. Prasetyo, dkk)

  • Gambar 4 Skema Dasar Fuzzy Logic [7]

    Ada beberapa representasi kurva dalam fungsi keanggotaan, antara lainRepresentasi Linear Pemetaan input dimana derajat keanggotaannya digambarkansebagai suatu garis lurus. Persamaan 1 menunjukkan fungsi keanggotaan untukrepresentasi liniear.

    (1)

    Representasi Kurva Segitiga, pada dasarnya merupakan gabungan antara duagaris (linear), seperti terlihat pada Gambar 5.

    Gambar 5 Representasi Kurva Segitiga [7]

    Fungsi keanggotaan menggunakan rumus pada Persamaan 2.

    (2)

    Representasi Bentuk Bahu. Kurva bahu merupakan daerah yang terletak ditengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, padasisi kanan dan kirinya akan naik dan turun.Representasi bentuk bahu ditunjukkanpada Gambar 6.

  • Gambar 6 Representasi Kurva Bahu

    3. Perancangan Sistem

    Dalam sistem ini,terdapat dua pengguna yakni, admin dan user.Untuk masukke dalam sistem, admin harus login terlebih dahulu. Sedangkan, untuk user tidaperlu login. User di sini adalah pegawai Bappeda Kabupaten Semarang,ataupegawai Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Semarang.Sedangkan admin adalah pegawai Bappeda Kabupaten Semarang, atau pegawaiDinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Semarang yang diberiotoritas untuk mengolah atau me-manage database. Secara umum, use case diagramuntuk sistem ini ditunjukkan pada Gambar 7.

    Login Manage Database

    User Sistem ZAE

    Admin

    Gambar 7 Use Case Diagram Sistem

    Use Case Diagram untuk user dan admin secara detail ditunjukkan padaGambar 8. Gambar 8 dalam use case diagram untuk user, terdapat lima fungsiyang dapat dilakukan oleh user. Fungsi lihat informasi pembagian wilayah KabupatenSemarang berfungsi untuk melihat peta pembagian wilayah Kabupaten Semarangper kecamatan, serta untuk mendapatkan informasi berupa batas-batas wilayahKabupaten Semarang, dan luas wilayah masing-masing kecamatan. Fungsi lihatinformasi kelerengan Kabupaten Semarang berfungsi untuk melihat peta kelerenganwilayah dan melihat informasi kelerengan minimal dan maksimal di masing-masing

    Pembangunan Sistem (J. Prasetyo, dkk)

  • Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 8. No.1, Februari 2011 : 1 - 100

    68

    kecamatan. Fungsi lihat informasi ketinggian dan fungsi lihat informasi curah hujanKabupaten Semarang pada intinya sama dengan fungsi lihat informasi kelerenganKabupaten Semarang, bedanya dalam fungsi ini, sebagai data yang diolah adalahdata ketinggian atau curah hujan. Fungsi lihat hasil ZAE berfungsi untuk melihat petazona agroekologi pada suatu kecamatan dengan satuan per desa, kemudian jugauntuk melihat gambaran umum zona tersebut dan melihat komoditas pertanian yangcocok dibudidayakan pada daerah tersebut. Fungsi untuk admin pada use casediagram Gambar 8, terdapat enam fungsi. Fungsi-fungsi tersebut sama dengan fungsimilik user akan tetapi, untuk admin, ada tambahan, yakni fungsi edit data kelerengan,ketinggian, dan curah hujan.

    Edit Data Kelerengan, Ketinggian dan Curah Hujan

    Lihat Informasi Pembagian WilayahKab. Semarang

    Lihat Informasi Ketinggian Kab. Semarang

    Lihat Informasi Curah Hujan Kab. Semarang

    Lihat Hasil Zona Agroekologi

    User AdminLihat Informasi Kelerengan

    Kab. Semarang

    Gambar 8 Use Case Diagram untuk User dan Admin

    4. Perancangan Algoritma dangan Logika Fuzzy

    Algoritma yang digunakan dalam sistem ini adalah logika fuzzy. Logika fuzzydigunakan untuk menentukan zona agroekologi dari suatu wilayah desa di KabupatenSemarang. Indikator atau komponen yang digunakan adalah kelerengan ataukemiringan lahan, ketinggian tempat, dan curah hujan. Fungsi keanggotaan fisiografilahan Domain himpunan fuzzy yang terdiri dari Fisiografi Datar (80%).Sedangkan kurva untuk fungsi keanggotaan fisiografi lahan ditunjukkanpada Gambar 9.

  • 69

    Gambar 9 Kurva Fungsi Keanggotaan Fisiografi Lahan

    Fungsi keanggotaan untuk fisiografi lahan datar ditunjukkan pada Persamaan 3.

    (3)

    Fungsi keanggotaan untuk fisiografi lahan agak curam ditunjukkan pada Persamaan4.

    (4)

    Fungsi keanggotaan untuk fisiografi lahan curam ditunjukkan pada Persamaan 5.

    (5)

    Fungsi keanggotaan untuk fisiografi lahan sangat curam ditunjukkan pada Persamaan6.

    (6)

    Fungsi keanggotaan ketinggian tempat. Domain himpunan fuzzy terdiri darisuhu panas (1000 mdpl). Kurva untuk fungsi keanggotaan ketinggian tempat ditunjukkan padaGambar 10.

    Gambar 10 Kurva Fungsi Keanggotaan Ketinggian Tempat

    Pembangunan Sistem (J. Prasetyo, dkk)

  • Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 8. No.1, Februari 2011 : 1 - 100

    70

    Fungsi keanggotaan untuk ketinggian tempat dengan suhu panas ditunjukkan padaPersamaan 7.

    (7)

    Fungsi keanggotaan untuk ketinggian tempat dengan suhu sejuk ditunjukkan padaPersamaan 8.

    (8)

    Fungsi keanggotaan untuk ketinggian tempat dengan suhu dingin ditunjukkan padaPersamaan 9.

    (9)

    Fungsi Keanggotaan Curah Hujan.Domain himpunan fuzzy terdiri darikelembaban kering (3000 mm).Kurva untuk fungsi keanggotaan curah hujanditunjukkan pada Gambar 11.

    Gambar 11 Kurva Fungsi Keanggotaan Curah Hujan

    Fungsi keanggotaan untuk curah hujan dengan kelembaban kering ditunjukkan padaPersamaan 10.

    (10)

    Fungsi keanggotaan untuk curah hujan dengan kelembaban lembab ditunjukkan padaPersamaan 11.

    (11)

  • 71

    Fungsi keanggotaan untuk curah hujan dengan kelembaban basah ditunjukkan padaPersamaan 12.

    (12)

    5. Hasil Pembahasan dan Implementasi

    Dalam Sistem Zona Agroekologi Kabupaten Semarang ini, terdapat lima menuutama, yaitu: Home, Informasi, ZAE, Data, dan Help. Tampilan Sistem ZonaAgroekologi Kabupaten Semarang ditunjukkan pada Gambar 12.

    Gambar 12 Tampilan Halaman Home

    Halaman informasi pembagian wilayah memiliki tiga navigasi yaitu: pembagian wilayahkecamatan, pembagian wilayah Kabupaten Semarang per kecamatan, dan pembagianwilayah per desa. Halaman informasi kelerengan/kemiringan lahan memiliki duanavigasi yaitu: kelerengan wilayah kecamatan, dan kelerengan wilayah KabupatenSemarang.

    Gambar 13 Tampilan Peta Kelerengan Lahan 15,1% - 25% Kabupaten Semarang

    Pembangunan Sistem (J. Prasetyo, dkk)

  • Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 8. No.1, Februari 2011 : 1 - 100

    72

    Dalam halaman informasi kelerengan wilayah Kabupaten Semarang terdapat combobox yang berisi klasifikasi kelerengan (kemiringan 40%).Keti kauser memilih salah satu item dari combo box tersebut, maka akan ditampilkan petakelerengan berdasarkan item yang dipilih. Misalkan user memilih kelerengan 15,1%-25%, maka tampilan peta kelerengan adalah seperti yang ditunjukkan Gambar 13.

    Halaman zona agroekologi merupakan halaman utama dari Sistem ZonaAgroekologi Kabupaten Semarang. Dalam halaman ini, pertama kali akan ditampilkanpeta Kabupaten Semarang, kemudian user memilih salah satu kecamatan untukditampilkan ZAE kecamatan tersebut.

    Gambar 14 Tampilan Peta Zona Agroekologi Kecamatan Getasan

    Misalkan user memilih Kecamatan Getasan untuk diketahui zona agroekologinya,maka setelah proses pemilihan kecamatan, sistem akan melakukan perhitunganalgoritma dengan logika fuzzy. Hasil perhitungan logika fuzzy akan ditampilkan dalamdata spasial seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14. Selain ditampilkan petazona agroekologi tersebut, juga ditampilkan dalam bentuk tabel, keterangan zonaagroekologi dari masing-masing desa di Kecamatan Getasan. Tampilan tabel zonaagroekologi ditunjukkan pada Gambar 15. Sistem Pertanian dan kesesuaiankomoditas di suatu daerah direkomendasikan berdasarkan kelerengan ataukemiringan tanah (fisiografi), akan menentukan sistem pertanian yang layakdiusahakan. Karakteristik iklim (curah hujan, bulan basah-bulan kering, suhu udara)dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian jenis tanaman yang dapatdikembangkan diwilayah ZAE.Hal-hal yang dijelaskan dalam detail zona agroekologisetiap desa adalah kelerengan/kemiringan, etinggian tempat, curah hujan, semuazona agroekologi yang ada di desa tersebut, penjelasan umum masing-masing zona,sistem pertanian yang direkomendasikan berdasarkan ZAE.Penerapan logika fuzzydalam Sistem Zona Agroekologi Kabupaten Semarang adalah dengan mengambilnilai kelerengan, ketinggian, dan curah hujan dari database kemudian nilai tersebut

  • 73

    akan diproses pada fungsi untuk menghitung derajat keanggotaan.

    Gambar 15 Tampilan Tabel Zona Agroekologi Kecamatan Getasan

    Contoh perintah untuk menghitung derajat keanggotaan ditunjukkan padaKode Program 1 dimana merupakan salah satu fungsi/ method untuk menentukanderajat keanggotaan. Dalam baris enam sampai dengan baris tiga belas merupakanblok kondisi untuk menghitung nilai crisp sesuai dengan klasifikasi nilai tersebut.Setelah dihasilkan nilai derajat keanggotaan, kemudian nilai-nilai tersebut akan masukke dalam proses fuzzy inference system dengan menggunakan operasi Zadeh minyaitu mencari nilai paling kecil.

    Kode Program 1 Perintah untuk Menghitung Derajat Keanggotaan...1 function DKRendah($x,$y,$n){2 $f=new fuzzyMachine();3 $bawah=$f->nilaiBawah($x,$y);4 $tengah=$f->nilaiTengah($x,$y);5 $atas=$f->nilaiAtas($x,$y);

    6 if($n=$bawah)&&($n

  • Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 8. No.1, Februari 2011 : 1 - 100

    74

    1 function operatorMin($n1,$n2,$n3)2 {3 return min($n1,$n2,$n3);4 }

    Proses terakhir adalah proses deffuzifikasi menggunakan metode MOM(Mean Of Maximum) dengan mencari nilai rata-rata terbesar. Kode program untukmencari nilai maksimum ditunjukkan pada Kode Program 3. Kode Program 3menunjukkan proses pencarian nilai tertinggi menggunakan perintah sorting yangditunjukkan pada baris satu. Baris kedua sampai baris tujuh merupakan pengisiannilai-nilai yang telah diurutkan dari tertinggi ke terendah ke dalam array. Setelahdiketahui zona agroekologi dari suatu wilayah, maka sistem akan menampilkan petazona agroekologi, beserta penjelasan-penjelasan sistem pertanian yang cocokdiusahakan dan beberapa komoditas pertanian yang layak dibudidayakan.

    Kode Program 3 Kode Program untuk Mencari Nilai Maksimum

    1 array_multisort($dk, SORT_DESC, $zona, SORT_ASC,$data);2 for ($x=0;$x

  • 75

    7. Daftar Pustaka

    [1] Balitbang Pertanian.1999.Panduan Metodologi Analisis Zone Agro Ekologi.www.oocities.org/thetropics/lagoon/3449/PDF/aez.pdf. Diakses tanggal 4Februari 2011.

    [2] BPS Kab. Semarang.2010.Kabupaten Semarang Dalam Angka Tahun2010.Semarang: Badan Pusat Statistik Kab. Semarang.

    [3] Kastaman, Roni, 2007, Penggunaan Metode Fuzzy dalam Menentukan LahanKritis dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Daerah SubdasCipeles.http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/No.16%20Jurnal%20FTIP-Roni%20Vol.1%20No.2-2007.pdf. Diakses tanggal 10 Februari 2011.

    [4] Prahasta, Eddy.2002.Sistem Informasi Geografis: Tutorial Arc View.Bandung: Informatika

    [5] Papilaya, Frederik Samuel.2006.Sistem Informasi Geografis Pemilihan Umum(Studi Kasus Pilpres Tahap II di Jawa Tengah).AITI Jurnal TeknologiInformasi (3/2), 136-146.

    [6] Simanjuntak, Bistok.2009.Penyusunan Indikator dan Pemetaan RawanPangan Kabupaten Semarang Tahun 2009.Semarang: Bappeda Kab.Semarang.

    [7] Kusumadewi, Sri, Sri Hartati, Agus Harjoko, dkk.2006. Fuzzy Multi-Attribute Decission Making (Fuzzy MADM).Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Pembangunan Sistem (J. Prasetyo, dkk)