pembangunan manusia publikasi indeks pembangunan manusia (ipm) 2010-2014. publikasi itu dimaksudkan...

65
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR 4102002.7301

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • INDEKSPEMBANGUNANM A N U S I AK A B U P A T E N K E P U L A U A N S E L A Y A R

    4102002.7301

  • INDEKSPEMBANGUNANM A N U S I AK A B U P A T E N K E P U L A U A N S E L A Y A R

    4102002.7301

  • INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR 2014 Katalog : 4102002.7301 No. Publikasi : 73015.1533 Ukuran Buku : 25 cm x 17,6 cm Jumlah Halaman : iv + 30 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Penyunting : Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

    Gambar Kulit : Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Diterbitkan Oleh : ©Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Selayar Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Kebutuhan konsumen akan data statistik semakin kompleks, khususnya data

    yang menngkompositkan bidang sosial dan ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan

    data tersebut Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Selayar menerbitkan

    publikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2010-2014.

    Publikasi itu dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh

    mengenai tingkat pemberdayaan penduduk dalam bidang pendidikan, kesehatan,

    daya beli penduduk. Ketiga indikator itu berfungsi sebagai salah satu ukuran

    pencapaian keberhasilan Pembangunan di Kabupaten Kepulauan Selayar.

    Sumber data yang digunakan dalam publikasi ini bersumber dari Badan Pusat

    Statistik yaitu hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2014, dan berbagai

    data sekunder dari instansi terkait dengan pembangunan manusia. Dan kepada

    semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga terbitnya publikasi ini, diucapkan

    banyak terima kasih. Saran dan kritik kami harapkan untuk perbaikan publikasi

    selanjutnya.

    Benteng, Oktober 2015

    BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

    K e p a l a,

    Drs. ABD. HALIM, M.Si NIP. 19611231 198302 1 008

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .........................................................................................ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

    1.2 Tujuan Penulisan. ............................................................................ 4

    1.3 Ruang Lingkup dan Sumber Data ..................................................... 4

    1.4 Sistematika Penulisan ...................................................................... 5

    BAB II METODOLOGI .................................................................................. 6

    2.1 Konsep dan Definisi ......................................................................... 6

    2.2 Metode Perhitungan ...................................................................... 12

    BAB III KONDISI WILAYAH ........................................................................ 16

    3.1 Geografis ........................................................................................ 16

    3.2 Penduduk ....................................................................................... 17

    3.3 Perekonomian ................................................................................ 19

    BAB IV KINERJA PEMBANGUNAN MANUSIA ........................................... 23

    4.1 Shortfall Pembangunan Manusia .................................................. 24

    4.2 Bidang Kesehatan .......................................................................... 27

    4.3 Bidang Pendidikan ......................................................................... 29

    4.4 Bidang Ekonomi ............................................................................. 32

    4.5 Indeks Daya Beli ............................................................................. 33

    4.6 Pengeluaran Rumah Tangga .......................................................... 33

    4.7 Fasilitas Perumahan ....................................................................... 34

    BAB V. TENAGA KERJA .............................................................................. 39

    5.1 Angkatan Kerja ............................................................................... 39

    5.2 Tingkat Pengangguran ................................................................... 40

  • iv

    5.3 Komposisi Pekerja .......................................................................... 41

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 44

    6.1 Kesimpulan .................................................................................... 44

    6.2 Saran .............................................................................................. 45

    LAMPIRAN .................................................................................................... 47

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    A. Konsep Pembangunan Manusia

    Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia

    menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, bukan alat

    dari pembangunan.

    Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang

    memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan

    menjalankan kehidupan yang produktif (United Nation Development

    Progamme-UNDP).

    Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi

    penduduk (a process of enlarging people's choices).

    Belakangan ini perhatian global disamping terfokusnya pada isu-isu

    pertumbuhan ekonomi dan perlunya dilaksanakan reformasi ekonomi, juga

    perlunya diperhatikan dimensi manusia dalam pembangunan. Hal terakhir muncul

    sebagai salah satu isu sehubungan dengan tujuan pembangunan yang dinilai kurang

    berorientasi pada manusia dan hak asasi. Perkembangan pemikiran tentang

    pradigma pembangunan. Pada dekade 60-an, pembangunan berorientasi pada

    peningkatan produksi (production centered development) yaitu pertumbuhan

    ekonomi yang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi bukanlah akhir dari tujuan

    pembangunan, akan tetapi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang esensial

    yaitu human security. Sehingga, “manusia” tidak ditempatkan sebagai faktor

    variabel, akan tetapi sebagai faktor produksi. Kemudian pada dekade 70-an,

    menekanan pada distribusi hasil-hasil pembangunan (distribution-growth

    development). Selanjutnya, pada dekade 80-an, paradigma pembangunan lebih

    berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia (basic need development),

    dan dekade 90-an, terpusat pada aspek manusia (human centered development).

  • 2

    B. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia

    IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan

    dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

    IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara

    berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).

    IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar :

    a. Umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life)

    b. Pengetahuan (knowledge)

    c. Standar hidup layak (decent standard of living)

    Berbagai pergeseran kebijaksanaan pembangunan mengakibatkan

    pengukuran terhadap hasil-hasil pembangunan perlu disesuaikan. Upaya untuk

    mengangkat manusia sebagai tujuan utama pembangunan, sebenarnya telah

    terkandung dalam konsep “basic need development”. Konsep ini telah mengukur

    keberhasilan pembangunan dengan menggunakan Indeks Mutu Hidup (Physical

    Quality of Life Index), dengan parameter; angka kematian bayi, angka harapan

    hidup waktu lahir dan tingkat melek huruf. Kemudian, paradigma baru

    pembangunan manusia, United Nation Development Programme (UNDP)

    menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

    Index (HDI) untuk mengukur keberhasilan/ kinerja pembangunan manusia suatu

    negara/ wilayah.

  • 3

    Keterangan :

    Peningkatan produksi (pertumbuhan ekonomi) tidak dapat berjalan sendiri; bergantung pada

    distribusi pendapatan penduduk dan prioritas belanja pemerintah. Untuk mencapai

    peningkatan kesehatan dan pendidikan perlu perbaikan standar hidup penduduk yaitu

    penurunan tingkat kemiskinan dan tidak kalah pentingnya adanya partisipasi pihak swasta

    dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

    C. Manfaat IPM

    IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya

    membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

    IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu

    wilayah/negara.

    Pertumbuhan Ekonomi

    Peningkatan kesehatan dan

    Pendidikan

    Distribusi Pendapatan

    Sinergi

    Belanja Sosial Publik

    Perbaikan Standar Hidup,

    Penurunan Kemiskinan

    Belanja swasta : Pendidikan, Kesehatan

    Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia

  • 4

    Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran

    kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator

    penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

    1.2 Tujuan Penulisan.

    Tujuan penulisan laporan Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2010-2014

    Kabupaten Kepulauan Selayar adalah ;

    a Memberikan data dan informasi tentang kinerja pembangunan yang diukur

    berdasarkan peningkatan kualitas hidup manusia.

    b Sebagai sumber informasi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan

    daerah dalam rangka upaya peningkatan kualitas hidup manusia.

    c Dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi dan memonitor program

    pembangunan yang telah dilakukan, agar prioritas pembangunan dapat

    ditentukan.

    1.3 Ruang Lingkup dan Sumber Data

    Ruang lingkup dalam pelaporan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten

    Kepulauan Selayar tahun 2010-2014 hanya mencakup wilayah kabupaten. Cakupan

    tersebut disebabkan oleh keterbatasan besarnya sampel dan ketersediaan data

    sekunder.

    Ketersediaan data meliputi :

    Angka harapan hidup saat lahir (Sensus Penduduk 2010-SP2010, Proyeksi

    Penduduk)

    Angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah (Survei Sosial Ekonomi

    Nasional-SUSENAS)

    PNB per kapita tidak tersedia pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota,

    sehingga diproksi dengan pengeluaran per kapita disesuaikan menggunakan

    data SUSENAS.

  • 5

    Penentuan nilai maksimum dan minimum menggunakan Standar UNDP untuk

    keterbandingan global, kecuali standar hidup layak karena menggunakan

    ukuran rupiah.

    1.4 Sistematika Penulisan

    Dalam pelaporan ini akan dibagi beberapa bab/ bagian penulisan, sebagai

    berikut;

    Bab I Pendahuluan; memberikan penjelasan tentang latar belakang, tujuan,

    ruang lingkup dan sumber data serta sistematika penulisan pelaporan.

    Bab II Metodologi; menjelaskan tentang konsep/ definisi dan metode

    perhitungan.

    Bab III Kondisi Wilayah; memberikan informasi keadaan geografi, penduduk

    dan ekonomi wilayah.

    Bab IV Kinerja Pembangunan Manusia; menguraikan pencapaian indeks

    pembangunan manusia berdasarkan komponen, fasilitas pendidikan

    dan kesehatan, anggaran pendidikan dan kesehatan, pengeluaran

    rumah tangga serta fasilitas perumahan.

    Bab V Ketenagakerjaan ; memaparkan keadaan tenagakerja, tingkat

    pengangguran dan komposisi tenagakerja..

    Bab VI Kesimpulan dan saran; memberikan pernyataan hasil-hasil temuan/ diperoleh dalam pelaporan.

  • 6

    BAB II

    METODOLOGI

    2.1 Konsep dan Definisi

    A. Perubahan Metodologi IPM

    B. Mengapa Metodologi IPM Diubah?

    Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM.

    1) Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam

    penghitungan IPM. Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam

    mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan

    kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar

    daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat

    pendidikan antardaerah dengan baik.

  • 7

    2) PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada

    suatu wilayah.

    3) Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM

    menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat

    ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain.

    C. Apa Saja Yang Berubah?

    Indikator

    Angka melek huruf pada metode lama diganti dengan Angka Harapan

    Lama Sekolah .

    Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional

    Bruto (PNB) per kapita.

    Metode Penghitungan

    Metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik menjadi rata-rata

    geometrik.

    D. Apa Saja Keunggulan IPM Metode Baru?

    Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan

    baik (diskriminatif).

    1) Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama

    sekolah, bisa didapatkan gambaran yang lebih relevan dalam

    pendidikan dan perubahan yang terjadi.

    2) PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan

    masyarakat pada suatu wilayah.

    3) Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM

    dapat diartikan bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh

    capaian di dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan

  • 8

    manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian yang

    sama besar karena sama pentingnya.

    E. Konsep dan Definisi

    Konsep dan definisi yang akan dijelaskan berikut ini merupakan konsep

    yang telah disepakati dan direkomendasi oleh badan dunia yaitu UNDP.

    Batasan baku ini diperlukan agar pemahaman tentang suatu indikator atau

    pengukuran pada suatu masalah mempunyai determinan yang sama. Konsep

    dan definisi yang dimaksud, sebagai berikut;

    a) Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan angka yang

    menggambarkan keadaan tentang tingkat pendidikan, kesehatan dan

    kesejahteraan penduduk secara umum. Dengan kata lain angka tersebut

    digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian upaya pembangunan

    manusia secara keseluruhan yang bersifat agregat/ komposit. komposit

    artinya dihitung berdasarkan rata-rata sederhana dari indeks harapan

    hidup, indeks pendidikan (angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama

    sekolah), dan indeks standar hidup layak (purchasing power parity).

    Untuk melihat capaian IPM antar wilayah dapat dilihat melalui

    pengelompokkan IPM ke dalam beberapa kategori, yaitu:

    1) IPM < 60 : IPM rendah

    2) 60 ≤ IPM < 70 : IPM sedang

    3) 70 ≤ IPM < 80 : IPM tinggi

    4) IPM ≥ 80 : IPM sangat tinggi

    b) Angka Harapan Hidup Saat Lahir – AHH (Life Expectancy – e0) didefinisikan

    sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh

    seseorang sejak lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu

    masyarakat. AHH dihitung dari hasil sensus dan survei kependudukan.

    Interprestasi, semakin tinggi angka harapan hidup maka semakin berhasil

  • 9

    pembangunan dibidang sosial ekonomi suatu daerah terutama dibidang

    kesehatan. Perhitungan angka harapan hidup di Indonesia umumnya

    dilakukan dengan cara tidak langsung, hal ini dilakukan karena registrasi

    vital penduduk belum berjalan dengan baik. Badan Pusat Statistik

    menghitung angka harapan hidup menggunakan pendekatan anak lahir

    hidup dan anak yang masih hidup. Estimasi angka tersebut menggunakan

    model West Coale-demeny Trussell equations (program mortpak-lite).

    c) Angka Harapan Lama Sekolah - HLS (Expected Years of Schooling-EYS)

    didefinisikan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan

    dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan

    bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur

    berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah

    penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah

    dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan

    untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai

    jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun)

    yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak..

    d) Rata-rata Lama Sekolah – RLS (Mean Years of Schooling - MYS) didefinisikan

    sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani

    pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata

    lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang

    dihitung dalam penghitungan rata-rata lama sekolah adalah penduduk

    berusia 15 tahun ke atas. RLS menggambarkan tingkat pencapaian setiap

    penduduk dalam kegiatan bersekolah, semakin tinggi angka lama

    bersekolah maka semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah dicapai.

    e) Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, ditentukan dari nilai pengeluaran per

    kapita dan paritas daya beli (Purcashing Power Parity-PPP). Rata-rata

    pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas, dihitung dari level

    provinsi hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat

    konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100. Perhitungan paritas daya beli

  • 10

    pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas

    merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas nonmakanan.

    Metode penghitungan paritas daya beli menggunakan Metode Rao.

    f) Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah seluruh nilai barang dan jasa

    yang ditimbulkan oleh faktor-faktor produksi (buruh, kewiraswastaan,

    modal, dan barang modal) di suatu wilayah tanpa memperhatikan

    pemilikan faktor-faktor produksi itu. Jadi PDRB merupakan penjumlahan

    dari seluruh nilai tambah bruto dari setiap sektor kegiatan dalam suatu

    periode tertentu di suatu wilayah.

    17

    1iintbpdrb

    Keterangan : pdrb = produk domestik regional bruto ntbi = nilai tambah bruto sektor ke-i i = kategori kegiatan usaha ke-i, i = 1 .. 17

    Nilai tambah bruto adalah nilai manfaat suatu barang dan jasa yang

    dihasilkan oleh suatu kegiatan ekonomi, atau secara sederhana adalah

    nilai produksi/output dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk

    menghasil produksi/ output (biaya antara).

    Nilai produksi/ output adalah penilaian atas barang dan jasa yang

    dihasilkan oleh suatu kegiatan ekonomi. Biaya antara adalah biaya

    yang dikeluarkan dalam proses penciptaan barang dan jasa dalam

    suatu periode produksi.

    Penilaian barang dan jasa dilakukan dengan menggunakan harga

    konstan tahun 2010 dan tahun berjalan. Atas dasar harga berlaku

    adalah penilaian suatu barang dan jasa pada saat terjadinya transaksi

    atau current price, dan dinilai dalam Rupiah.Atas dasar harga konstan

    adalah penilaian suatu barang dan jasa dengan suatu harga yang tetap.

  • 11

    Dalam hal ini, penilaian dilakukan dengan harga barang dan jasa pada

    tahun 2010.

    baontb iii

    Keterangan : ntb = nilai tambah bruto O = produksi/output barang dan jasa ba = biaya antara i = kegiatan usaha ke-i, i = 1 .. n

    Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kuantum produksi

    barang dan jasa dalam suatu periode tertentu (dinilai dalam harga

    konstan).

    %100%1001

    x

    pdrb

    pdrbr n

    k

    n

    k

    eko

    Keterangan : reko = pertumbuhan ekonomi pdrbnk = pdrb atas dasar harga konstan tahun ke-n

    pdrbn-1k = pdrb atas dasar harga konstan tahun ke-n-1

    PDRB per kapita adalah nilai PDRB dibagi dengan jumlah penduduk

    pertengahan tahun.

    popmed

    pdrbkapitapdrb .

    Keterangan : Pdrb,kapita = pdrb per kapita pdrb = produk domestik regional bruto popmed = jumlah penduduk pertengahan tahun

  • 12

    g) Susenas adalah singkatan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional yang

    dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Kegiatan survei rumah tangga

    tersebut telah dilakukan sejak tahun 1958 hingga kini, format daftar

    isian telah banyak mengalami perubahan sesuai dengan dinamika

    pembangunan di Indonesia. Sejak tahun 1993, ruang lingkupnya

    diperluas hingga memungkinkan dapat memperkirakan populasi

    hingga wilayah kabupaten/ kota. Keterangan yang dikumpulkan

    meliputi keterangan individu/ perorangan dan rumah tangga.

    Keterangan individu mencakup keterangan pendidikan, kesehatan,

    fertilitas, tenaga kerja, dan pendapatan upah/gaji. Sedangkan

    keterangan rumah tangga mencakup keterangan fasilitas perumahan

    dan pengeluaran rumah tangga.

    h) Reduksi Shortfall digunakan untuk mengukur kecepatan

    perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu. Reduksi shortfall

    menunjukkan perbandingan antara capaian yang telah ditempuh

    dengan capaian yang harus ditempuh untuk mencapai titik IPM ideal

    (100). Semakin tinggi nilai reduksi shortfall, semakin cepat

    peningkatan IPM. Reduksi shortfall dihitung dengan:

    IPMIPM

    IPMIPM

    tideal

    tntr

    n1

    2.2 Metode Perhitungan

    Untuk memperoleh angka indeks pembangunan manusia dibutuhkan

    beberapa proses pengolahan dan perhitingan, secara sederhana dapat

    dijelaskan sebagai berikut;

    a) Indeks Pembangunan Manusia, dihitung melalui indeks harapan hidup,

    indeks pendidikan, dan indeks daya beli “Purchasing Power Parity” atau

    PPP. Secara matematik dapat ditulis sebagai berikut;

    Keterangan : r = Reduksi Shortfall t = tahun n = selisih tahun antar IPM IPMideal = 100

  • 13

    1003tan

    xxIPM IxII npengeluarapendidikankeseha

    b) Indeks Kesehatan, dihitung berdasarkan angka harapan hidup sejak

    seseorang dilahirkan dengan mempertimbangkan angka harapan hidup

    terendah dan tertinggi. Secara matematik dapat ditulis sebagai berikut;

    AHHAHHAHHAHH

    Imaks

    keseha

    min

    min

    tan

    Angka Harapan Hidup, dapat diperoleh melalui suatu paket program

    Mortpaklite dengan meng-input data hasil susenas rata-rata jumlah

    anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata jumlah anak yang masih

    hidup hingga referensi survei per wanita yang berumur 15-49 tahun

    (kelompok umur lima tahunan). Hasil dari Mortpaklite tersebut tersaji

    beberapa metode pendekatan, metode yang sesuai dengan keadaan

    fertilitas/ mortalitas di Indonesia adalah model West Coale-demeny

    Trussell equations. Kemudian, untuk mendapatkan hasil angka

    harapan hidup yang lebih baik dirata-ratakan pada kelompok umur

    20-35 tahun, demikian pula dengan waktu rujukan “reference date of

    life expectancy at birth”.

    Rumus untuk memperoleh rata-rata anak yang dilahirkan hidup

    (children ever born) , sebagai berikut;

    7

    1

    7

    1

    ii

    ii

    w

    alhRalh

    Keterangan : Ralh = rata-rata anak lahir hidup alh = anak lahir hidup menurut kelompok umur ibu ke-i w = wanita menurut kelompok umur ke-i i = kelompok umur 15-19; 20-24; 25-29;30-34;35-39;40-44;45-49

  • 14

    Rumus untuk memperoleh rata-rata anak yang masih hidup

    (children surviving), sebagai berikut;

    7

    1

    7

    1

    ii

    ii

    w

    amshRamsh

    c) Indeks Pendidikan, dihitung berdasarkan dua komponen yaitu indeks

    harapan lama sekolah dan indeks rata-rata lama bersekolah (baca:

    konsep/definisi). Rumus untuk mendapatkan angka tersebut, sebagai

    berikut;

    2

    III

    RLSHLS

    pendidikan

    Indeks Harapan Lama Sekolah; diperoleh dengan cara

    membandingkan angka harapan lama sekolah hasil perhitungan di

    suatu daerah yang terendah dan tertinggi. Rumusnya sebagai berikut;

    HLSHLSHLSHLS

    Imaks

    HLS

    min

    min

    Indeks Rata-rata lama bersekolah, cara memperolehnya mirip dengan

    indeks harapan lama sekolah, rumusnya sebagai berikut;

    RLSRLSRLSRLS

    Imaks

    RLS

    min

    min

    d) Indeks Daya Beli, “Purchasing Power Parity” (PPP) diharapkan sebagai proxy

    terhadap kehidupan layak bagi penduduk. Diberbagai negara

    Keterangan : Ramsh = rata-rata anak yang masih hidup amsh = anak yang masih hidup menurut kelompok umur ibu ke-i w = wanita menurut kelompok umur ke-i i = kelompok umur 15-19; 20-24; 25-29;30-34;35-39;40-44;45-49

  • 15

    menggunakan angka pendapatan per kapita sebagai proxy tersebut, akan

    tetapi di Indonesia belum dapat mempublikasikan angka pendapatan per

    kapita pada tingkat provinsi dan kabupaten/ kota secara berkala. Hal

    tersebut berkaitan dengan keterbatasan data. Data yang dapat

    dipublikasikan pada tingkat provinsi dan kabupaten/ kota adalah

    pendapatan regional per kapita. Dimana kedua indikator tersebut sangat

    berbeda, dan perbedaan kedua indikator itu tidak dijelaskan dalam

    bahasan ini. Di Indonesia untuk memperoleh tingkat daya beli digunakan

    suatu paket komoditas yang terdiri dari 96 komoditas yang diperoleh dari

    Susenas pada keterangan Pengeluaran Rumah Tangga. Rumus Indeks Daya

    Beli (PPP) sebagai berikut:

    p

    pPPP

    ik

    ij

    m

    m

    ij

    1

    1

    e) Indeks Pengeluaran, merupakan pengeluaran per kapita yang disesuaikan

    ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli

    (Purcashing Power Parity-PPP).

    )ln()ln(

    )ln()ln(

    min

    min

    npengeluaranpengeluara

    npengeluaranpengeluaraI

    maks

    npengeluara

    Keterangan : pij = harga komoditas I di kab/kota j pik = harga komoditas I di Jakarta Selatan m = jumlah komoditas

  • 16

    BAB III

    KONDISI WILAYAH

    3.1 Geografis

    Kabupaten Kepulauan Selayar (dahulu Kabupaten Selayar) adalah sebuah

    kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak

    di Kota Benteng. Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan suatu kabupaten yang

    mempuyai beberapa kecamatan yang dipisahkan oleh lautan.

    Kabupaten Kepulauan Selayar terletak di ujung selatan dan memanjang

    dari Utara ke Selatan. Daerah ini memiliki kekhususan, yakni satu-satunya

    Kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan

  • 17

    Sulawesi Selatan dan lebih dari itu wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar

    terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga merupakan wilayah kepulauan.

    Gugusan pulau-pulau yang berjumlah 130 buah baik pulau-pulau besar

    maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Utara ke Selatan. Luas

    wilayah Kabupaten Selayar tercatat 10.503,69 km persegi yang meliputi 11

    kecamatan. Terdiri dari wilayah daratan 1.357,03 km².

    Kabupaten Selayar terletak antara 5°42' - 7°35' Lintang Selatan dan 120°15'

    - 122°30' Bujur Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba di

    sebelah Utara, Laut Flores sebelah Timur, Laut Flores dan Selat Makassar

    sebelah Barat dan Propinsi Nusa Tenggara Timur di sebelah Selatan.

    Berdasarkan letak, Kepulauan Selayar merupakan kepulauan yang

    terletak diantara jalur alternative perdagangan internasional, yang

    menjadikan Selayar secara geografis sangat strategis sebagai pusat

    perdagangan atau pengumpul dan distribusi baik secara nasional untuk

    melayani Kawasan Timur Indonesia maupun pada skala internasional melayani

    Negara-negara di kawasan Asia.

    3.2 Penduduk

    Penduduk Kabupaten Selayar pada tahun 2010 berjumlah 1212.055 orang

    yang tersebar di 11 kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar di

    Kecamatan Benteng sebagai ibukota kabupaten. Pada tahun 2014, jumlah

    penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar meningkat menjadi 128.744 jiwa.

    Dalam lima tahun terakhir jumlah penduduknya meningkat sebesar 1,34

    persen per tahun.

  • 18

    Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan

    lebih banyak dari pada penduduk yang berjenis kelamin laki-laki, yang

    tercermin dari angka rasio jenis kelamin yang lebih kecil dari 100. Jumlah

    penduduk laki-laki adalah 61.813 jiwa, sedangkan jumlah penduduk

    perempuan adalah 66.931 jiwa atau dengan rasio jenis kelamin sebesar 92,35

    Pertumbuhan penduduk yang positif bila terus berlanjut akan berakibat

    berkurangnya lahan hunian dan lahan usaha bagi setiap penduduk. Hal

    tersebut ditunjukkan oleh indikator kepadatan penduduk yang meningkat dari

    90 jiwa/km2 pada 2010 menjadi 95 jiwa/km2 pada 2014. Agar akibat buruk dari

    pertumbuhan penduduk dapat ditekan, maka diperlukan peningkatan potensi

    ekonomi dari setiap penduduk. Kabar baiknya adalah pertumbuhan ekonomi

    Selayar juga positif.

    7.96

    8.88

    7.88

    9.18 9.18

    1.001.41

    1.21 1.29 1.20

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    2010 2011 2012 2013 2014

    Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Penduduk

    Grafik. 1 Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar pada rentang Tahun 2010-2014 (dalam persen)

  • 19

    3.3 Perekonomian

    Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan masih menjadi

    penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Regional BrutoTahun Dasar

    2010 yaitu mempunyai peranan sekitar 44,91 persen dari total perekonomian

    (pada tahun 2014). Disusul oleh Konstruksi dan Administrasi Pemerintahan,

    Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.

    43.21%

    0.69%

    3.45%

    0.14%0.14%

    15.88%

    8.71%

    2.27%

    0.24%

    2.95%

    1.05%1.71%

    0.01%

    10.70%

    6.43%1.93%

    Grafik. 2 Persentase Distribusi Persentase Pdrb Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Selayar Tahun 2014 (dalam persen)

    PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN

    PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

    INDUSTRI PENGOLAHAN

    PENGADAAN LISTRIK DAN GAS

    PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DANDAUR ULANG

    KONSTRUKSI

    PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DANSEPEDA MOTOR

    TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

    PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

    INFORMASI DAN KOMUNIKASI

    JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

    REAL ESTATE

    JASA PERUSAHAAN

    ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINANSOSIAL WAJIB

    JASA PENDIDIKAN

    JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

    JASA LAINNYA

  • 20

    Grafik. 3 PDRB Per Kapita Kabupaten Kep. Selayar dan Kabupaten

    Terdekat

    Pada Tahun 2013 dan 2014 (dalam Juta Rupiah)

    Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 9,18 persen relatif sama

    dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013. Secara rata-rata

    pertumbuhan ekonomi per tahun dalam kurun periode tahun 2010 hingga

    2014 tercatat sebesar 8,62 persen per tahun. Pertumbuhan ekonomi tersebut

    diukur berdasarkan produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan

    2010.

    Produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku pada tahun

    2014 sebesar 3.463,52 milyar rupiah yang relatif jauh lebih besar bila

    dibandingkan pada tahun 2010 yang sebesar 1.807,29 milyar rupiah.

    Sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan, dalam tahun 2010 sebesar

    1.807,29 milyar rupiah dan menjadi 2.530,65 milyar rupiah pada tahun 2014.

    0.00

    5,000,000.00

    10,000,000.00

    15,000,000.00

    20,000,000.00

    25,000,000.00

    30,000,000.00

    2013 2014

  • 21

    Produk domestik regional bruto per kapita pada tahun 2010 tercatat sebesar 14,77

    juta rupiah dan terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan

    pembangunan ekonomi, yang pada tahun 2014 menjadi 26,90 juta rupiah atau rata

    – rata selama tahun 2010 sampai 2014 meningkat sebesar 16,18 persen. Produk

    domestik regional bruto per kapita Kabupaten Kepulauan Selayar sudah melampaui

    angka beberapa kabupaten terdekat seperti Kabupaten Bulukumba dan

    Jeneponto. Namun masih relatif lebih rendah dari Kab. Bantaeng.

    Jenis Indikator 2010 2011 2012 2013 2014

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 Penduduk a Jumlah (Jiwa)

    122.055 123.283 124.553 127.220 128.744

    b Pertumbuhan (%) 1.00 1.41 1.21 1.29 1.20

    c Kepadatan km2 90 91 92 94 95 2 Perekonomian

    a Struktur (%)

    -Pertanian 42,89 42,96 43,06 43,26 44,91

    -Perdagangan 8,98 8,70 8,61 8,16 7,60

    -Lainnya 48,13 48,34 48,33 48,58 47,49

    b PDRB (Milyar Rp)

    -Atas dasar harga berlaku 1.807,29 2.119,81 2.464,94 2.879,79 3.463,52

    -Atas dasar harga konstan 1.807,29 1.967,83 2.122,81 2.317,79 2.530,65

    c Pertumbuhan Ekonomi 7,96 8,88 7,88 9,18 9,18

    d PDRB Perkapita (Rp.000) 14.768,24 17.080,89 19.624,82 22.636,30 26.902,37

    Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Selayar

    Tabel 1. Indikator Penduduk dan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2010-2014

  • 22

    Kab/Kota 2010 2011 2012 2013* 2014**

    Kep. Selayar 14.768.239,67 17.080.894,03 19.624.817,58 22.636.302,05 26.902.367,45

    Bulukumba 11.977.643,58 13.299.344,51 15.534.468,49 17.708.551,39 20.465.352,15

    Bantaeng 15.207.639,81 18.181.348,63 21.275.973,23 23.964.408,46 27.083.157,54

    Jeneponto 10.343.240,26 11.834.617,82 13.537.854,27 14.976.330,22 17.379.594,27

    Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Per kapita Kabupaten Kepulauan Selayar dan Kabupaten Terdekat (dalam Rupiah)

  • 23

    BAB IV

    KINERJA PEMBANGUNAN MANUSIA

    Salah satu komponen penting dalam pembangunan manusia adalah

    pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas hidup.

    Umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka semakin baik

    pula kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha

    sadar manusia untuk mengembangkan kepribadian di dalam maupun di luar

    sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu agar pendidikan dapat

    dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu,

    maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.

    Pendidikan merupakan salah satu modal untuk dapat berpartisipasi dalam

    kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

    Modal manusia (human capital) merupakan salah satu faktor penting dalam

    proses pertumbuhan ekonomi. Dengan modal manusia yang berkualitas kinerja

    ekonomi diyakini akan lebih baik. Kualitas modal manusia dapat dicerminkan oleh

    tingkat pendidikan, kesehatan, atau pun indikator-indikator lain. Oleh sebab itu,

    dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan pembangunan

    manusia. Kebijakan pembangunan yang tidak mendorong peningkatan kualitas

    manusia, akan membuat daerah yang bersangkutan tertinggal dari daerah yang

    lain, termasuk dalam hal ini kinerja ekonominya. Dengan kata lain, bahwa

    peningkatan kualitas modal manusia akan sekaligus memberikan manfaat dalam

    mengurangi ketimpangan antar daerah.

    Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan angka agregat yang

    menggambarkan kemajuan pembangunan manusia di suatu daerah/wilayah. Jarak

  • 24

    yang harus ditempuh–shortfall-suatu wilayah mempunyai nilai maksimum 100.

    Artinya jika suatu wilayah telah mencapai angka 100 maka pembangunan manusia

    secara keseluruhan telah tercapai. Jadi suatu wilayah yang mempunyai angka IPM

    yang masih rendah atau masih jauh dari angka 100, artinya jarak yang ditempuh

    untuk mencapai tujuan dari pembangunan manusia dapat dikatakan masih jauh.

    Dan tentunya hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua

    daerah/wilayah/Negara. Oleh karena itu, pemerintah sebagai penggerak utama

    harus mengupayakan pember-dayaan manusia sehingga dapat memperpendek

    jarak ke tujuan.

    4.1 Shortfall Pembangunan Manusia

    Keberhasilan pembangunan manusia tidak hanya diukur dari tingginya

    capaian angka IPM di suatu wilayah, tetapi juga melihat kecepatan dalam

    peningkatan IPM. Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam

    suatu kurun waktu digunakan ukuran reduksi shortfall per tahun. Semakin

    rendah kecepatan peningkatan IPM, semakin lama waktu yang dibutuhkan

    untuk mencapai nilai IPM yang ideal karena reduksi shortfall merupakan

    gambaran laju pergerakan IPM untuk mencapai nilai idealnya yaitu 100.

    Dengan kata lain, reduksi shortfall menunjukkan perbandingan antara capaian

    yang telah ditempuh dengan capaian yang harus ditempuh untuk mencapai

    titik IPM ideal.

    Hasil yang diperoleh, pada tahun 2010 indeks pembangunan manusia

    Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar 62,15 dan pada tahun 2011, angka

    tersebut meningkat menjadi 62,53. Kinerja pembangunan manusia tersebut

    pada tahun 2012, menjadi 62,87 hingga pada tahun 2013, indeksnya telah

    mencapai 63,16, dan pada tahun 2014 indeksnya mencapai 63,66. Selama

  • 25

    periode tahun 2010 hingga 2014, angka indeks pembangunan manusia telah

    mengalami peningkatan rata-rata per tahun sebesar 0,45 (reduksi short fall).

    Fakta ini memberikan petunjuk bahwa kinerja pembangunan manusia di

    Kabupaten Kepulauan Selayar meningkat. Namun demikian selama periode

    tahun 2010 hingga 2014 angka IPM Kabupaten Kepulauan Selayar berada di

    bawah angka provinsi Sulawesi Selatan.

    58.00

    60.00

    62.00

    64.00

    66.00

    68.00

    70.00

    2010 2011 2012 2013 2014

    62.15 62.5362.87 63.16

    63.66

    66.0066.65

    67.2667.92

    68.49

    selayar sulsel

    2013

    2014

    55.00

    60.00

    65.00

    70.00

    selayar bulukumba bantaeng jeneponto

    63.16 64.2764.88

    60.55

    63.6665.24 65.77

    61.45

    2013 2014

    Grafik.4. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Selayar dan Sulawesi Selatan Tahun 2010-2014

    Grafik.5. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Selayar dan Kabupaten Sekitarnya (Persentase)

  • 26

    Perbandingan dengan beberapa kabupaten yang terletak berdekatan

    dengan Kabupaten Kepulauan Selayar, seperti, Kabupaten Bulukumba dan

    Bantaeng masih lebih rendah namun lebih tinggi bila dibandingkan dengan

    Kabupaten Jeneponto, maka pola kebijakan pemerintah daerah Kabupaten

    Kepulauan selayar secara umum lebih mendorong meningkatnya

    pembangunan manusia.

    Fakta tersebut di atas merupakan cerminan angka indeks pada tiga

    komponen yang menjadi indikator pengukuran kinerja pembangunan

    manusia. Untuk jelasnya, akan diuraikan masing-masing komponen tersebut,

    yaitu pembangunan bidang kesehatan, pendidikan, dan bidang ekonomi atau

    daya beli. Namun sebelumnya bahwa dari ketiga komponen tersebut, indeks

    daya beli merupakan indeks yang terendah, Grafik.6.

    0.00

    20.00

    40.00

    60.00

    80.00

    100.00

    120.00

    140.00

    160.00

    IPM I. Kesehatan I. Pendidikan I.Pengeluaran

    63.16 73.06 55.99 61.60

    63.66

    73.07

    56.9661.97

    2013 2014

    Grafik.6. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Selayar Menurut Komponennya Tahun 2013-2014 (Persentase)

  • 27

    4.2 Bidang Kesehatan

    Tercapainya tujuan pembangunan dibidang kesehatan berupa derajat

    kesehatan masyarakat yang optimal ditandai dengan adanya; kemampuan

    untuk hidup sehat bagi setiap penduduk; terse-lenggaranya upaya kesehatan

    yang bersifat menyeluruh dan terpadu, merata dan dapat diterima serta

    terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain itu derajat kesehatan yang

    optimal mengandung makna bahwa masyarakat mampu menikmati kesehatan

    secara bermakna sehingga dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari dapat

    mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraannya, baik secara

    individu, keluarga dan masyarakat.

    Upaya-upaya dibidang kesehatan dapat dilakukan oleh pemerintah dan

    lembaga swasta. Pemerintah dan swasta dalam memberikan upaya-upaya

    pelayanan kepada masyarakat dengan penyediaan fasilitas kesehatan. Upaya

    pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Selayar dalam usaha mencapai

    tujuan tersebut di atas, telah melakukan beberapa program antara lain

    memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada penduduk Selayar sejak

    tanggal 1 Agustus 2006 (Surat keputusan Bupati Selayar No. 146 Tahun 2006)

    berupa pembebasan biaya pelayanan kesehatan kelas tiga (Kelas III) yang

    dilakukan pada unit-unit pelayanan seperti Puskesmas, Pustu, Polindes dan

    Rumah Sakit,peningkatan dan pengadaan serta rehabilitasi sarana

    kesehatan.Indikator yang menjadi pengukuran dalam hal ini adalah indeks

    harapan hidup seseorang sejak dilahirkan. Angka tersebut diharapkan dapat

    mencerminkan tingkat/ derajat kesehatan penduduk, karena apabila

    seseorang mempunyai derajat kesehatan yang baik maka ia mempunyai

    harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan orang yang derajat

    kesehatannya buruk.

    4.2.1. Indeks Kesehatan

    Seperti telah diuraikan dalam metodologi, bahwa indeks kesehatan

    merupakan angka harapan hidup yang memper-timbangkan standar yang

  • 28

    direkomendasikan oleh UNDP. Dimana angka harapan hidup dihitung

    berdasarkan angka kematian bayi.

    Berdasarkan hasil perhitungan di Kabupaten Kepulauan Selayar,

    selama periode 2010–2014 angka indeks tersebut memperlihatkan

    kecenderungan yang terus meningkat. Rata-rata peningkatan per tahun

    (reduction short fall) sebesar 0,27 persen, yaitu dari 72,92 menjadi 73,07.

    4.2.2. Angka Harapan Hidup

    Angka harapan hidup telah mengalami peningkatan dari 67,40 tahun

    pada 2010 menjadi 67,50 tahun pada 2014. Angka tersebut relatif lebih

    rendah dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar

    69,60 tahun pada keadaan 2014. Angka harapan hidup Kabupaten

    Kepulauan Selayar meningkat rata-rata per tahun 0,24 tahun.

    4.2.3. Fasilitas Kesehatan

    Sebagai gambaran umum keadaan fasilitas kesehatan dalam uraian

    berikut akan digunakan rasio sarana kesehatan (rumah sakit dan puskemas,

    termasuk puskesmas pembantu dan keliling) dan tenaga kesehatan (dokter,

    dokter gigi, bidan, apoteker dan perawat/paramedis) terhadap 10 ribu

    penduduk sebagai indikator. Keadaan tahun 2010 hingga 2014 bidang

    kesehatan telah mengalami perubahan yang lebih baik. Bila pada tahun

    2010 rasio fasilitas kesehatan terhadap 10.000 penduduk hanya 6,14 maka

    pada tahun 2014 meningkat menjadi 6,21. Artinya dalam 10 ribu penduduk

    terdapat 6 fasilitas kesehatan. Namun untuk ketersediaan jumlah dokter

    dan tenaga kesehatan lainnya pada periode 2010 hingga tahun 2013

  • 29

    mengalami penurunan dari 0,19 menjadi 0,13. Dan pada tahun 2014

    mengalami peningkatan kembali sebesar 0,19.

    4.3 Bidang Pendidikan

    Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk

    menyiapkan sumber daya manusia berkualitas bagi pembangunan, dan juga

    sebagai salah satu pilar utama agar penduduk dapat memper-dayakan dirinya

    berpartisipasi dalam pembangunan. Pendidikan disini tidak diartikan hanya

    pendidikan formal saja, akan tetapi dalam arti lebih luas, termasuk pendidikan

    berpolitik. Pendidikan politik tidak mesti diisolasikan dari yang lainnya, akan

    tetapi menjadi salah satu unsur pendidikan yang penting agar penduduk dapat

    secara partisipatif menentukan serta menikmati hasil pembangunan. Namun

    disadari, indikator dasar tentang pendidikan politik sampai saat ini belum

    tersedia.

    4.3.1. Indeks Pendidikan

    Perhitungan angka indeks ini terdiri dari dua unsur yaitu angka melek

    huruf dan rata-rata lama bersekolah. Kedua unsur tersebut akan dijelaskan

    kemudian.

    Keadaan tahun 2014 , kondisi pendidikan Kabupaten Kepulauan Selayar

    memperlihatkan tidak banyak berbeda dengan kondisi dua tahun yang lalu.

    Fakta tersebut digambarkan oleh indeks pendidikan pada tahun 2010 sebesar

    54,35 dan meningkat menjadi 54,89 pada tahun 2011, dan sedikit meningkat

    hingga tahun 2014 mencapai 56,96. Hal yang menggembirakan adalah bahwa

    Kabupaten Kepulauan Selayar untuk indeks pendidikan mendapat peringkat

    17 dari 24 kabupaten/kota se Sulawesi Selatan. Akan tetapi, bila dilihat dengan

    indeks pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan maka indeks pendidikan

  • 30

    kabupaten Kepulauan Selayar sedikit lebih rendah, dimana indeks pendidikan

    Provinsi Sulawesi Selatan adalah 60,79.

    4.3.2. Angka Harapan Lama Sekolah

    Angka harapan lama sekolah dihitung berdasarkan penduduk yang

    berumur 7 tahun ke atas, dengan asumsi bahwa peluang anak tersebut akan

    tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang

    penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat

    ini. Dalam periode 2010-2014, di Kabupaten Kepulauan Selayar

    memperlihatkan bahwa lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan

    dapat dicapai oleh setiap anak semakin meningkat. Fakta ini ditunjukkan oleh

    angka harapan lama sekolah pada tahun 2010 tercatat 11,58 tahun dan

    meningkat menjadi 11,98 tahun pada tahun 2014. Apabila dibandingkan

    dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan, maka angka haraan lama sekolah

    Kabupaten Kepulauan Selayar relatif sedikit lebih rendah. Angka harapan

    lama sekolah Sulawesi Selatan pada 2014 adalah sebesar 12,90.

    4.3.3. Angka Rata-rata Lama Sekolah

    Angka ini sangat berguna untuk memonitor tingkat pencapaian setiap

    penduduk dalam kegiatan bersekolah. Interpretasinya, semakin tinggi angka

    tersebut maka semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah dicapai

    penduduk.

    Di Kabupaten Kepulauan Selayar, keadaan rata-rata lama bersekolah

    penduduk tahun 2014 lebih baik daripada keadaan tahun 2010. Keadaan

    tersebut digambarkan oleh rata-rata lama bersekolah, dimana pada tahun

    2010 rata-rata lama bersekolah penduduk 6,66 tahun dan meningkat menjadi

  • 31

    7,10 tahun pada 2014. Dengan kata lain pada tahun 2014, bahwa rata-rata

    penduduk yang berumur 15 tahun ke atas bersekolah sampai kelas 1 SMP

    (belum tamat). Angka ini pun masih relatif rendah apabila dibandingkan

    dengan angka provinsi yang sebesar 7,49 tahun pada 2014.

    4.3.4 .Fasilitas Pendidikan

    Fasilitas ini merupakan

    suatu syarat hampir mutlak

    yang harus tersedia.

    Ketersediaan fasilitas

    tersebut dapat berupah

    gedung sekolah, tenaga

    pengajar, ruang kelas,

    laboratorium, ruang

    komputer dan perpustakaan serta ruang serba guna. Dalam bahasan ini akan

    digunakan indikator daya tampung sekolah (rasio murid terhadap sekolah)

    dan beban kerja seorang tenaga pengajar (rasio murid terhadap tenaga

    pengajar).

    Daya tampung sekolah menurut jenjang pendidikan memperlihatkan

    bahwa pada sekolah dasar perbandingan jumlah murid per sekolah relatif

    meningkat selama periode 2010-2014. Pada tahun 2010 rata-rata sekolah

    dasar harus menampung sekitar 110 murid kemudian di tahun 2014 menjadi

    117 murid. Untuk Tahun 2014, pada jenjang pendidikan sekolah menengah

    pertama , setiap sekolah rata-rata menampung 98 siswa dan untuk sekolah

    lanjutan(SMU, SMK maupun Aliyah) setiap sekolahnya rata-rata menampung

    186 siswa.

  • 32

    Beban kerja tenaga pengajar/ atau perbandingan antara jumlah murid

    terhadap guru; di sekolah dasar pada tahun 2010 sebesar 9,06 orang dan

    menjadi 8,68 orang murid per guru tahun 2014. Sekolah menengah

    pertama dan sekolah menengah atas keadaannya cenderung berfluktuatif.

    4.4 Bidang Ekonomi

    Dalam bidang ekonomi telah memperlihatkan adanya kecen-derungan

    yang semakin membaik, hal tersebut dapat ditunjukkan oleh indikator

    pertumbuhan ekonomi, produk domestik regional bruto per kapita, paritas

    daya beli dan dampak terhadap adanya perbaikan ekonomi. Dampak

    tersebut dapat dicerminkan oleh beberapa informasi pendukung seperti

    ketersediaan air bersih, listrik, dan konsumsi rumah tangga. Dalam bahasan

    berikut tidak dikemukakan pertumbuhan ekonomi dan produk domestik

    regional per kapita, karena hal tersebut telah dikemukakan dalam bab

    sebelumnya.

    9.06

    8.59

    11.40

    9.59

    7.87

    10.05

    8.30

    8.65

    11.03

    8.91

    8.24

    12.86

    8.68

    8.96

    10.29

    0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00

    sd

    smp

    smu/k/a

    2014 2013 2012 2011 2010

    Grafik.8. Rasio Murid Guru Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2010-2014

  • 33

    4.5 Indeks Daya Beli

    Seperti telah dikemukakan dalam bab pendahuluan bahwa indeks daya

    beli merupakan gambaran kemampuan ekonomi penduduk. Kemampuan ini

    diperoleh dari pengeluaran konsumsi rumah tangga baik konsumsi makanan

    maupun non makanan, untuk lebih jelasnya baca bab pendahuluan.

    Pada tahun 2010 paritas daya beli penduduk Kabupaten Kepulauan

    Selayar sebesar Rp. 7.310,73 ribu dan meningkat menjadi Rp.7.656,12 ribu

    pada tahun 2014. Keadaan itu, menghasilkan nilai indeks daya beli pada

    tahun 2010 sebesar 60,56 dan meningkat di tahun 2014 menjadi 61,97

    persen.

    Indeks daya beli Kabupaten Kepulauan Selayar baik pada level provinsi

    maupun pada level kabupaten/ kota merupakan komponen yang terendah

    apabila dibandingkan dengan dua komponen lainnya. Pada tahun 2014,

    angka indeks daya beli Kabupaten Kepulauan Selayar tergolong rendah bila

    dibandingkan dengan Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto dan

    Provinsi Sulawesi Selatan .

    4.6 Pengeluaran Rumah Tangga

    Selama kurun waktu yang sama di atas, rata-rata pengeluaran rumah

    tangga sebulan, memperlihatkan adanya kecenderungan yang terus

    mengalami peningkatan. Hal itu ditunjukkan oleh hasil survei sosial ekonomi

    nasional pada keadaan tahun 2009 sebesar 1,34 juta rupiah per rumah tangga

    sebulan dan meningkat menjadi 1,88 juta rupiah pada tahun 2012. Namun

    untuk tahun 2013 menurun menjadi 1,72 juta rupiah.

  • 34

    Perbandingan antara konsumsi makanan dan non makanan dalam kurun

    yang sama memperlihatkan persentase yang relatif sama. Secara rata-rata

    persentase konsumsi makanan mempunyai porsi yang relatif besar,

    fenomena ini terjadi bukan saja di Kepulauan Selayar akan tetapi di

    Indonesia.

    4.7 Fasilitas Perumahan

    Salah satu cerminan adanya peningkatan kesejahteraan rumah tangga

    adalah tersedianya fasilitas air bersih dan penggunaan penerangan yang

    bersumber dari listrik. Berdasarkan penelitian Universitas Atmajaya

    Yogjakarta tahun 2004 bahwa terdapat dua variabel yang sangat signifikan

    yaitu variabel lama bersekolah dan air bersih yang mempunyai pengaruh

    terhadap pendapatan. Seperti diketahui bahwa ketersediaan air bersih

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    1800

    2000

    2009 2010 2011 2012 2013

    530.6 548.6777.22 835.84 702.1

    810.6 854.3

    1064.671052.36

    1018.73

    Non makanan Makanan

    Grafik.9. Perbandingan Konsumsi Makanan dan Non Makanan Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2009-2013 (Rp.000)

  • 35

    merupakan suatu hal yang sangat mendasar bagi penduduk. Dengan

    ketidaktersediaan akan air bersih menjadi sumber penyakit misalnya desentri

    dan kolera.

    Di Kabupaten Kepulauan Selayar, rumah tangga yang menggunakan air

    bersih menggunakan air isi ulang dan ledeng pada tahun 2014 sekitar 35,39

    persen dari total rumah tangga. Hal ini karena rumah tangga banyak yang

    menggunakan air minum isi ulang dan juga dari program pemerintah yaitu

    PNPM yang mengelola air bersih di beberapa desa di Kabupaten Kepulauan

    Selayar.

    Fasilitas penerangan listrik dianggap dapat mempengaruhi tingkat

    pendidikan, karena berpengaruh terhadap rata-rata lama belajar atau

    membaca bahkan akses terhadap media massa. Persentase rumah tangga

    yang memiliki fasilitas penerangan dari listrik dalam kurun waktu 2010-2014

    23.45

    13.85

    0.37

    42.44

    19.90Air Isi Ulang

    Leding

    Pompa/SumurBor

    SumurTerlindung

    Mata AirTerlindung

    Grafik.10.Sumber Air Bersih Kepulauan Selayar Tahun 2014 (%)

  • 36

    memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Hal tersebut ditunjukkan

    oleh jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik pada tahun 2010 sebesar

    90,90 persen dan meningkat menjadi 95,46 persen pada tahun 2014.

    Kabupaten/Kota (terdekat)

    2012 2013 2014

    Shortfall

    2012-14 (%) IPM Shortfall

    2011-12 (%) IPM

    Shortfall

    2012-13 (%) IPM

    Shortfall

    2013-14 (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Kep. Selayar 62,87 0,01 63,16 0,01 63,66 0,01 0,15

    2 Bulukumba 63,82 0,01 64,27 0,01 65,24 0,03 0,20

    3 Bantaeng 63,99 0,02 64,88 0,02 65,77 0,03 0,22

    4 Jeneponto 59,62 0,02 60,55 0,02 61,45 0,02 0,21

    Sulawesi Selatan 67,26 0,02 67,92 0,02 68,49 0,02 0,19

    Sumber : Kabupaten Kepulauan Selayar

    61.23

    34.23

    4.54

    Listrik PLN Listrik non PLN Bukan Listrik

    Tabel.3. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Selayar dan Kabupaten Terdekat Tahun 2012-2014 (%)

    Grafik.11.Sumber Penerangan Listrik Kepulauan Selayar Tahun 2014 (%)

  • 37

    Indikator Komponen 2010 2011 2012 2013 2014

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 Kesehatan

    a Angka Harapan Hidup 67,40 67,43 67,47 67,49 67,50

    b Indeks Kesehatan 72,92 72,97 73,03 73,06 73,07

    2 Pendidikan

    a Angka Harapan Lama

    Sekolah

    11,58 11,68 11,78 11,88 11,98

    b Rata-rata Lama Sekolah 6,66 6,74 6,82 6,90 7,10

    c Indeks Pendidikan 54,35 54,89 55,44 55,99 56,96

    3 Hidup Layak

    a Paritas Daya Beli 7.311 7.423 7.506 7.564 7.656

    b Indeks Daya Beli 60,56 61,03 61,37 61,60 61,97

    IPM 62,15 62,53 62,87 63,16 63,66

    Tabel. 4. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Selayar Menurut Komponennya Tahun 2010-2014 (%)

    Sumber : BPS KabupatenKepulauanSelayar

  • 38

    Jenis Indikator 2010 2011 2012 2013 2014

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. Bidang Kesehatan

    a.Rasio Fasilitas terhadap 10 ribu Penduduk 6,14 6,16 6,10 6,29 6,21

    b.Rasio Tenaga Kesehatan terhadap 10 ribu

    Penduduk 16,39 16,95 17,66 17,21 21,44

    c.Rasio Dokter terhadap terhadap 10 ribu

    Penduduk 1,15 1,14 0,96 0,79 1,40

    c.Rasio Dokter terhadap Fasilitas 0.19 0.18 0.16 0.13 0.19

    2. Bidang Pendidikan

    a.Rasio Murid terhadap Sekolah

    -Sekolah Dasar/sederajat 110 90 115 121 117 -Sekolah Menengah Pertama/sederajat 96 97 102 96 98

    -Sekolah Menengah Umum/sederajat 247 239 280 268 186

    b.Rasio Murid terhadap Guru

    -Sekolah Dasar/sederajat 9 10 8 9 9 -Sekolah Menengah Pertama/sederajat 9 8 9 8 9

    -Sekolah Menengah Umum/sederajat 11 10 11 13 10

    3. Fasilitas Perumahan Penduduk

    a.Rumah Tangga menggunakan Listrik (%) 90,90 91,28 90,84 89,79 95,46

    b. Rumah Tangga menggunakan Air Bersih (%) 95.17 91.7 90.65 96.19 94.89

    c. Pengeluaran Rumah Tangga/bulan (Rp.000) 1.402,9 1.841,88 1.888,20 1.747,89 2.023,88

    -Konsumsi Makanan (Rp.000) 854,3 1.064,67 1.052,36 1.034,71 1.170,49

    -Konsumsi Bukan Makanan (Rp.000) 548,6 777,22 835,84 713,18 853,39

    Tabel. 5. Indikator Pendukung Menurut Jenis Indikator Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2010-2014 (%)

    Sumber : BPS KabupatenKepulauanSelayar

  • 39

    BAB V.

    TENAGA KERJA

    Masalah ketenagakerjaan merupakan masalah yang cukup mendasar dalam

    kehidupan manusia karena mencakup aspek ekonomi dan sosial. Aspek ekonomi

    pekerjaan terkait dengan pemenuhan kebutuhan sehari –hari, aspek sosial terkait

    dengan pengakuan masyarakat terhadap keberadaan/ eksistensi atas kemampuan

    dari individu, baik pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena itu setiap

    upaya pembangunan selalu diarahkan tidak hanya pada perluasan lapangan kerja

    akan tetapi kemudahan dalam berusaha di semua sektor ekonomi sehingga

    penduduk tidak hanya terlibat tetapi juga dapat memperoleh manfaat langsung

    dari pembangunan itu sendiri.

    Perkembangan sektor ketenagakerjaan secara tidak langsung dapat dilihat dari

    besarnya keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi, atau dengan kata lain

    keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi dapat diukur dari besarnya

    penduduk yang memasuki pasar kerja.

    5.1 Angkatan Kerja

    Penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja adalah penduduk yang

    berusia 15 tahun ke atas baik yang terdiri dari mereka yang melakukan kegiatan

    bekerja maupun sedang mencari pekerjaan. Tahun 2014, dari 90.688 penduduk

    usia kerja terdapat 54.958 angkatan kerja dengan rincian laki-laki sebanyak

    36.009 dan perempuan 18.949, dan yang bukan angkatan kerja sebanyak

    35.730 orang. Perbandingan antara jumlah angkatan kerja terhadap jumlah

    penduduk disebut dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Selama

    periode 2013 hingga 2014; TPAK memperlihatkan kecenderungan yang

    menurun dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 61,11 persen menjadi sebesar

  • 40

    60,60 persen pada 2014. Walaupun kedua data tersebut sebenarnya tidak

    dapat secara langsung dapat dibandingkan, karena jenis survei berbeda dan

    umur penduduknya.

    Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    Angkatan Kerja (Jiwa) 56.886 54.791 53.814 52.947 54.958

    a. Bekerja 52.223 52.226 52.064 50.501 53.778

    b. Mencari Pekerjaan 4.663 2.565 1.750 2.446 1.180

    Bukan Angkatan Kerja (Jiwa) 27.116 29.379 31.991 33.702 35.730

    a. Sekolah 6.129 4.052 8.641 6.789 8.405

    b. Mengurus Rumah Tangga 16.671 20.749 18.817 22.832 22.001

    c. Lainnya 4.313 4.578 4.533 4.081 5.324

    Jumlah (Jiwa) 84.002 84.170 85.805 86.649 90.688

    5.2 Tingkat Pengangguran

    Tingkat pengganguran merupakan angka yang menunjukkan besarnya

    angkatan kerja usia 15 tahun ke atas yang sedang aktif mencari pekerjaan.

    Ketidakseimbangan antara permintaan akan lapangan kerja yang semakin

    meningkat dengan jumlah lapangan kerja yang terbatas, merupakan masalah

    utama dalam pengangguran. Tingkat pengangguran (terbuka) penduduk

    Kabupaten Kepulauan Selayar sekitar 2,15 persen pada tahun 2013. Tingkat

    pengangguran Kabupaten Kepulauan Selayar relatif lebih rendah daripada

    tingkat pengangguran Sulawesi Selatan pada tahun yang sama yaitu 5,08

    Tabel.6 .Penduduk Kep. Selayar Menurut Kegiatan Tahun 2010 - 2014

    Catatan : Tahun 2010-2014; Penduduk Usia 15 tahun ke atas, Survei Angkatan Kerja Nasional

  • 41

    persen. Begitu pula tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Kepulauan

    Selayar lebih rendah bila dibandingkan dengan Kabupaten terdekat.

    5.3 Komposisi Pekerja

    Dari jumlah angkatan kerja terdapat pekerja sebanyak 53.778 terdiri dari

    35.325 laki-laki dan 18.453 perempuan. Sebagian besar pekerja atau sekitar

    4,93 persen bekerja pada sektor pertanian, yang berarti bahwa pertanian

    merupakan sektor utama yang mendukung perekonomian di wilayah ini.

    Perikanan merupakan salah satu bagian sektor pertanian yang menyerap

    tenaga kerja paling besar didukung oleh kondisi geografis Kabupaten

    Kepulauan Selayar sebagai wilayah maritim. Sektor lainnya yaitu industri

    11,23%, perdagangan 11,55%, jasa-jasa 25,64% dan lainnya 4,65%

    2.15

    2.84

    2.42

    2.73

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    Grafik. 11 Tingkat Pengangguran Kabupaten Kepulauan Selayar dan Kabupaten Sekitarnya Tahun 2014.

  • 42

    Kualitas Pekerja dapat diamati dari tingkat pendidikannya, pekerja yang

    berpendidikan tinggi diharapkan tingkat produktivitasnya akan lebih baik.

    Rata-rata pekerja di Kepulauan Selayar masih berpendidkan rendah. Ini

    terlihat dari persentase pekerja yang tamat sekolah dasar ke bawah sebesar

    51,53 persen (menurun dari 55,30 persen pada 2013), sedangkan pekerja yang

    pendidikan tinggi (Diploma/ Universitas) persentasenya sekitar 13,66 persen

    (meningkat dari 11,82 persen pada tahun 2013).

    Rendahnya produktifitas pekerja dapat dicerminkan oleh mereka yang

    bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu. Kelompok pekerja ini biasa

    disebut dengan pengangguran terselubung, pada tahun 2014 persentasenya

    sekitar 46,69 persen dari total pekerja. Artinya jika terdapat 100 pekerja maka

    yang setengah penganngguran/ terselubung sebanyak 47 pekerja.

    51.53

    12.84

    21.97

    13.66

    Tamat SD kebawah Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat PT

    Grafik. 12 Struktur Pendidikan Pekerja, 2014 (Persen)

  • 43

    43

    44

    45

    46

    47

    48

    49

    50

    51

    52

    53

    54

    Bekerja=35

    46.69

    53.31

    Grafik. 13. Penduduk yang Bekerja dalam seminggu, 2014 (Persen)

  • 44

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    1. Indeks pembangunan manusia Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2014

    sebesar 63,66 dan shortfallnya sebesar 0,01 selama periode 2013-2014.

    2. Komponen indeks pembangunan manusia tahun 2014, indeks kesehatan

    sebesar 73,07 indeks pendidikan 56,96 dan indeks daya beli 61,97 persen.

    3. Dari ketiga komponen indeks pembangunan manusia di atas, indeks daya

    beli dan indeks pendidikan merupakan komponen yang perlu mendapat

    perhatian, karena angka indeksnya masih relatif rendah apabila

    dibandingkan dengan angka Sulawesi Selatan (69,28 dan 60,79) .

    4. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2014 sebesar

    9,18 persen.

    5. Produk domestik regional bruto per kapita Tahun 2014 sekitar 26,90 juta

    rupiah, angka tersebut relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

    keadaan tahun 2010 yang sebesar 14,77 juta rupiah.

    6. Pengeluaran rumah tangga sebulan untuk konsumsi baik makanan maupun

    bukan makanan sekitar 2,02 juta rupiah pada tahun 2014.

    7. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai sumber

    penerangan sekitar 95,46 persen dan yang menggunakan air isi ulang dan

    ledeng sebagai sumber air minum 35,39 persen pada tahun 2014.

  • 45

    6.2 Saran

    Berdasarkan beberapa hasil temuan di atas, disarankan beberapa hal

    antara lain:

    1. Program pendidikan dan kesehatan gratis yang sudah dilakukan hendaknya

    terus dilanjutkan mengingat hasil yang telah dicapai masih harus

    ditingkatkan.

    2. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat masih dibutuhkan

    pelayanan kesehatan yang lebih luas, peningkatan status gizi masyarakat

    terutama bagi bayi dan anak balita serta ibu hamil/ menyusui. Upaya

    peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih luas berkaitan dengan

    ketersediaan dan pemerataan sarana/ fasilitas kesehatan. Peningkatan

    daya tampung fasilitas kesehatan menjadi suatu hal yang penting karena

    akan memperluas akses kesehatan. Banyaknya jumlah tenaga medis pun

    menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan kesehatan di suatu daerah.

    Peningkatan status gizi masyarakat juga tidak kalah pentingnya, diharapkan

    adanya program-program kesehatan yang terpadu dari pemerintah untuk

    bisa lebih meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten

    Kepulauan Selayar .

    3. Upaya peningkatan daya beli masyarakat berkaitan dengan perluasan

    lapangan pekerjaan. Perluasan lapangan pekerjaan akan berhubungan

    dengan potensi dan daya saing daerah. Potensi daerah Kabupaten

    Kepulauan Selayar bertumpu pada sektor pertanian, terutama subsektor

    tanaman Perkebunan dan perikanan. Dimana sektor ini merupakan sangat

    berorientasi kepada pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah,

    sehingga berpotensi dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Sub sektor

  • 46

    perikanan terutama penangkapan ikan di laut mempunyai daya saing yang

    baik di antara kabupaten/ kota di Sulawesi Selatan. Dalam rangka

    mendukung potensi dan daya saing diharapkan kepada pemerintah daerah

    berusaha bermitra dengan para investor meyediakan industri pengolahan

    untuk dua komoditi tersebut.

  • 47

    LAMPIRAN

    Tabel 1 Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Paritas Daya

    Beli Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan, 2010-2014

    Kode Prov/Kab/Kota Angka Harapan Hidup (AHH)

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 68.93 69.12 69.31 69.50 69.60

    7301 Selayar 67.40 67.43 67.47 67.49 67.50

    7302 Bulukumba 66.15 66.23 66.31 66.39 66.43

    7303 Bantaeng 69.44 69.52 69.59 69.65 69.68

    7304 Jeneponto 65.09 65.18 65.27 65.35 65.39

    7305 Takalar 65.76 65.80 65.84 65.88 65.90

    7306 Gowa 69.72 69.75 69.77 69.78 69.78

    7307 Sinjai 66.11 66.19 66.26 66.33 66.36

    7308 Maros 68.42 68.44 68.47 68.49 68.50

    7309 Pangkajene Kepulauan 65.20 65.25 65.30 65.35 65.37

    7310 Barru 67.44 67.52 67.61 67.69 67.73

    7311 Bone 65.47 65.57 65.67 65.76 65.81

    7312 Soppeng 68.03 68.15 68.26 68.37 68.42

    7313 Wajo 65.50 65.63 65.75 65.87 65.93

    7314 Sidenreng Rappang 67.96 67.99 68.02 68.05 68.07

    7315 Pinrang 67.84 67.89 67.95 68.00 68.03

    7316 Enrekang 70.12 70.15 70.18 70.20 70.21

    7317 Luwu 69.05 69.08 69.11 69.13 69.14

    7318 Tana Toraja 72.03 72.06 72.08 72.10 72.11

    7322 Luwu Utara 66.86 66.91 66.95 66.98 67.00

    7325 Luwu Timur 69.26 69.32 69.38 69.42 69.44

    7326 Toraja Utara 72.44 72.46 72.47 72.49 72.50

    7371 Kota Makasar 71.37 71.37 71.38 71.38 71.38

    7372 Kota Pare Pare 70.35 70.36 70.37 70.38 70.39

    7373 Kota Palopo 69.94 70.00 70.05 70.10 70.12

  • 48

    Tabel 1 Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Paritas Daya

    Beli Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan, 2010-2014 (Lanjutan)

    Kode Prov/Kab/Kota

    Expected Years of Schooling (EYS)

    Harapan Lama Sekolah (HLS)

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 11.47 11.82 12.16 12.52 12.90

    7301 Selayar 11.58 11.68 11.78 11.88 11.98

    7302 Bulukumba 10.79 11.21 11.56 11.91 12.31

    7303 Bantaeng 10.01 10.35 10.70 11.07 11.48

    7304 Jeneponto 9.93 10.24 10.54 11.22 11.68

    7305 Takalar 9.34 9.64 10.17 10.81 11.31

    7306 Gowa 11.42 11.65 11.76 12.19 12.45

    7307 Sinjai 11.27 11.51 11.74 11.79 11.96

    7308 Maros 10.82 11.18 11.57 11.96 12.37

    7309 Pangkajene Kepulauan 10.44 10.98 11.40 11.83 12.37

    7310 Barru 11.59 12.06 12.14 12.83 13.45

    7311 Bone 10.97 11.20 11.43 11.85 12.16

    7312 Soppeng 11.33 11.36 11.39 11.42 11.45

    7313 Wajo 10.88 11.17 11.81 12.51 13.05

    7314 Sidenreng Rappang 11.20 11.42 11.65 12.16 12.80

    7315 Pinrang 11.49 11.87 12.27 12.52 13.16

    7316 Enrekang 11.76 12.00 12.25 12.50 13.29

    7317 Luwu 10.71 11.15 11.67 12.33 12.87

    7318 Tana Toraja 11.34 11.47 12.02 12.49 12.89

    7322 Luwu Utara 11.37 11.60 11.84 11.91 12.09

    7325 Luwu Timur 11.32 11.54 11.75 11.79 11.95

    7326 Toraja Utara 11.85 12.19 12.21 12.42 12.61

    7371 Kota Makasar 13.71 13.83 14.22 14.48 14.75

    7372 Kota Pare Pare 13.23 13.51 13.58 13.65 14.04

    7373 Kota Palopo 13.03 13.84 14.16 14.49 15.01

  • 49

    Tabel 1 Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Paritas Daya

    Beli Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan, 2010-2014 (Lanjutan)

    Kode Prov/Kab/Kota

    Mean Years of Schooling (MYS)

    Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 7.29 7.33 7.37 7.45 7.49

    7301 Selayar 6.66 6.74 6.82 6.90 7.10

    7302 Bulukumba 6.58 6.59 6.61 6.63 6.66

    7303 Bantaeng 5.47 5.47 5.70 5.92 6.16

    7304 Jeneponto 5.15 5.24 5.38 5.43 5.63

    7305 Takalar 6.23 6.27 6.30 6.34 6.57

    7306 Gowa 6.34 6.50 6.52 6.74 6.99

    7307 Sinjai 6.19 6.44 6.57 6.97 7.03

    7308 Maros 6.88 7.10 7.12 7.14 7.17

    7309 Pangkajene Kepulauan 6.70 6.74 6.78 7.10 7.31

    7310 Barru 7.06 7.08 7.11 7.13 7.28

    7311 Bone 5.71 5.75 5.87 5.91 6.11

    7312 Soppeng 6.81 6.81 6.81 6.93 7.04

    7313 Wajo 6.02 6.33 6.33 6.33 6.36

    7314 Sidenreng Rappang 6.76 6.78 6.80 7.08 7.30

    7315 Pinrang 7.14 7.24 7.33 7.43 7.45

    7316 Enrekang 7.16 7.42 7.69 7.92 7.98

    7317 Luwu 7.07 7.18 7.21 7.36 7.60

    7318 Tana Toraja 7.63 7.69 7.75 7.80 7.81

    7322 Luwu Utara 6.48 6.78 6.81 7.02 7.19

    7325 Luwu Timur 7.49 7.61 7.70 7.78 7.80

    7326 Toraja Utara 6.62 7.05 7.22 7.56 7.70

    7371 Kota Makasar 10.23 10.24 10.42 10.61 10.64

    7372 Kota Pare Pare 9.28 9.46 9.68 9.89 9.95

    7373 Kota Palopo 9.77 9.83 9.89 9.95 9.96

  • 50

    Tabel 1 Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Paritas Daya

    Beli Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan, 2010-2014 (Lanjutan)

    Kode Prov/Kab/Kota

    Pengeluaran

    Paritas Daya Beli (PPP)

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 9,331 9,459 9,560 9,632 9,723

    7301 Selayar 7,311 7,423 7,506 7,564 7,656

    7302 Bulukumba 9,022 9,127 9,136 9,145 9,618

    7303 Bantaeng 9,822 9,984 10,117 10,226 10,294

    7304 Jeneponto 8,138 8,237 8,305 8,348 8,417

    7305 Takalar 8,858 9,026 9,165 9,280 9,351

    7306 Gowa 8,270 8,361 8,420 8,455 8,515

    7307 Sinjai 7,794 7,957 8,092 8,203 8,272

    7308 Maros 8,920 9,069 9,155 9,258 9,355

    7309 Pangkajene Kepulauan 9,754 9,892 10,058 10,090 10,161

    7310 Barru 9,121 9,325 9,501 9,655 9,733

    7311 Bone 7,518 7,635 7,722 7,785 7,845

    7312 Soppeng 8,186 8,351 8,489 8,603 8,699

    7313 Wajo 10,364 10,506 10,618 10,705 10,778

    7314 Sidenreng Rappang 10,318 10,380 10,398 10,416 10,434

    7315 Pinrang 10,253 10,398 10,514 10,605 10,680

    7316 Enrekang 8,959 9,084 9,179 9,250 9,347

    7317 Luwu 8,454 8,560 8,636 8,687 8,764

    7318 Tana Toraja 5,978 6,066 6,124 6,156 6,214

    7322 Luwu Utara 10,250 10,375 10,471 10,541 10,605

    7325 Luwu Timur 11,754 11,813 11,828 11,844 11,859

    7326 Toraja Utara 6,670 6,703 6,803 6,879 6,955

    7371 Kota Makasar 14,746 14,842 14,907 14,947 15,079

    7372 Kota Pare Pare 12,071 12,259 12,419 12,554 12,692

    7373 Kota Palopo 11,252 11,372 11,493 11,590 11,713

  • 51

    Tabel 2 Indeks Harapan Lama Sekolah, Indeks Rata-rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan

    Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan, 2010-2014

    Kode Prov/Kab/Kota Indek Harapan Lama Sekolah (HLS))

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 63.73 65.65 67.55 69.58 71.65

    7301 Selayar 64.32 64.88 65.44 66.00 66.58

    7302 Bulukumba 59.97 62.26 64.22 66.19 68.40

    7303 Bantaeng 55.60 57.50 59.45 61.48 63.79

    7304 Jeneponto 55.19 56.86 58.54 62.31 64.89

    7305 Takalar 51.89 53.56 56.48 60.06 62.85

    7306 Gowa 63.47 64.72 65.31 67.71 69.18

    7307 Sinjai 62.61 63.92 65.23 65.47 66.46

    7308 Maros 60.09 62.14 64.25 66.44 68.70

    7309 Pangkajene Kepulauan 58.00 60.98 63.35 65.73 68.70

    7310 Barru 64.38 67.02 67.46 71.29 74.72

    7311 Bone 60.95 62.23 63.50 65.84 67.56

    7312 Soppeng 62.96 63.12 63.29 63.46 63.62

    7313 Wajo 60.44 62.06 65.61 69.50 72.51

    7314 Sidenreng Rappang 62.24 63.47 64.72 67.56 71.13

    7315 Pinrang 63.82 65.97 68.18 69.56 73.11

    7316 Enrekang 65.34 66.68 68.04 69.43 73.82

    7317 Luwu 59.48 61.92 64.84 68.50 71.52

    7318 Tana Toraja 63.00 63.74 66.78 69.37 71.63

    7322 Luwu Utara 63.14 64.45 65.79 66.16 67.19

    7325 Luwu Timur 62.89 64.09 65.29 65.51 66.41

    7326 Toraja Utara 65.85 67.70 67.86 68.98 70.06

    7371 Kota Makasar 76.19 76.83 79.01 80.45 81.92

    7372 Kota Pare Pare 73.49 75.05 75.45 75.84 78.02

    7373 Kota Palopo 72.41 76.88 78.68 80.49 83.38

  • 52

    Tabel 2 Indeks Harapan Lama Sekolah, Indeks Rata-rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan

    Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan, 2010-2014 (Lanjutan)

    Kode Prov/Kab/Kota Indek Rata-rata Lama Sekolah (RLS))

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 48.59 48.86 49.13 49.69 49.93

    7301 Selayar 44.39 44.91 45.44 45.98 47.34

    7302 Bulukumba 43.85 43.96 44.07 44.18 44.39

    7303 Bantaeng 36.48 36.49 37.98 39.47 41.05

    7304 Jeneponto 34.35 34.94 35.87 36.17 37.56

    7305 Takalar 41.55 41.79 42.03 42.28 43.79

    7306 Gowa 42.24 43.30 43.49 44.92 46.57

    7307 Sinjai 41.30 42.96 43.78 46.50 46.86

    7308 Maros 45.87 47.37 47.49 47.61 47.83

    7309 Pangkajene Kepulauan 44.66 44.92 45.17 47.34 48.77

    7310 Barru 47.07 47.22 47.38 47.54 48.52

    7311 Bone 38.05 38.37 39.14 39.40 40.76

    7312 Soppeng 45.38 45.38 45.38 46.23 46.94

    7313 Wajo 40.16 42.17 42.20 42.23 42.37

    7314 Sidenreng Rappang 45.09 45.22 45.35 47.20 48.67

    7315 Pinrang 47.62 48.26 48.90 49.56 49.69

    7316 Enrekang 47.73 49.50 51.26 52.82 53.18

    7317 Luwu 47.13 47.86 48.08 49.08 50.69

    7318 Tana Toraja 50.87 51.28 51.68 51.99 52.06

    7322 Luwu Utara 43.20 45.18 45.41 46.77 47.94

    7325 Luwu Timur 49.97 50.71 51.30 51.89 52.02

    7326 Toraja Utara 44.11 47.02 48.12 50.40 51.33

    7371 Kota Makasar 68.18 68.26 69.47 70.76 70.93

    7372 Kota Pare Pare 61.86 63.06 64.54 65.93 66.32

    7373 Kota Palopo 65.11 65.51 65.91 66.31 66.39

  • 53

    Tabel 2 Indeks Harapan Lama Sekolah, Indeks Rata-rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan

    Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan, 2010-2014 (Lanjutan)

    Kode Prov/Kab/Kota Indek Pendidikan

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 56.16 57.25 58.34 59.64 60.79

    7301 Selayar 54.35 54.89 55.44 55.99 56.96

    7302 Bulukumba 51.91 53.11 54.15 55.18 56.39

    7303 Bantaeng 46.04 46.99 48.72 50.47 52.42

    7304 Jeneponto 44.77 45.90 47.20 49.24 51.22

    7305 Takalar 46.72 47.68 49.26 51.17 53.32

    7306 Gowa 52.86 54.01 54.40 56.31 57.87

    7307 Sinjai 51.95 53.44 54.51 55.99 56.66

    7308 Maros 52.98 54.75 55.87 57.02 58.26

    7309 Pangkajene Kepulauan 51.33 52.95 54.26 56.54 58.73

    7310 Barru 55.73 57.12 57.42 59.41 61.62

    7311 Bone 49.50 50.30 51.32 52.62 54.16

    7312 Soppeng 54.17 54.25 54.33 54.85 55.28

    7313 Wajo 50.30 52.11 53.91 55.86 57.44

    7314 Sidenreng Rappang 53.66 54.34 55.04 57.38 59.90

    7315 Pinrang 55.72 57.11 58.54 59.56 61.40

    7316 Enrekang 56.53 58.09 59.65 61.12 63.50

    7317 Luwu 53.30 54.89 56.46 58.79 61.10

    7318 Tana Toraja 56.94 57.51 59.23 60.68 61.85

    7322 Luwu Utara 53.17 54.82 55.60 56.46 57.57

    7325 Luwu Timur 56.43 57.40 58.30 58.70 59.21

    7326 Toraja Utara 54.98 57.36 57.99 59.69 60.69

    7371 Kota Makasar 72.18 72.54 74.24 75.60 76.43

    7372 Kota Pare Pare 67.67 69.06 69.99 70.89 72.17

    7373 Kota Palopo 68.76 71.19 72.30 73.40 74.89

  • 54

    Tabel 3 Indeks Kesehatan dan Indeks Pengeluaran Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi

    Selatan, 2010-2014

    Kode Prov/Kab/Kota Indek Kesehatan

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 75.28 75.57 75.86 76.15 76.30

    7301 Selayar 72.92 72.97 73.03 73.06 73.07

    7302 Bulukumba 71.00 71.12 71.24 71.37 71.43

    7303 Bantaeng 76.06 76.19 76.29 76.39 76.43

    7304 Jeneponto 69.36 69.50 69.64 69.76 69.82

    7305 Takalar 70.40 70.46 70.53 70.59 70.62

    7306 Gowa 76.49 76.53 76.57 76.58 76.59

    7307 Sinjai 70.94 71.06 71.17 71.28 71.33

    7308 Maros 74.50 74.53 74.57 74.60 74.62

    7309 Pangkajene Kepulauan 69.53 69.61 69.69 69.76 69.80

    7310 Barru 72.99 73.11 73.25 73.37 73.44

    7311 Bone 69.96 70.11 70.27 70.41 70.48

    7312 Soppeng 73.89 74.07 74.24 74.41 74.49

    7313 Wajo 70.00 70.20 70.39 70.57 70.66

    7314 Sidenreng Rappang 73.79 73.84 73.88 73.93 73.95

    7315 Pinrang 73.61 73.68 73.78 73.85 73.89

    7316 Enrekang 77.10 77.15 77.19 77.23 77.24

    7317 Luwu 75.47 75.51 75.56 75.59 75.61

    7318 Tana Toraja 80.04 80.09 80.12 80.15 80.16

    7322 Luwu Utara 72.10 72.17 72.23 72.28 72.30

    7325 Luwu Timur 75.78 75.87 75.96 76.03 76.06

    7326 Toraja Utara 80.67 80.70 80.72 80.75 80.76

    7371 Kota Makasar 79.04 79.04 79.05 79.05 79.05

    7372 Kota Pare Pare 77.46 77.48 77.49 77.51 77.52

    7373 Kota Palopo 76.83 76.92 77.00 77.08 77.11

  • 55

    Tabel 3 Indeks Kesehatan dan Indeks Pengeluaran Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi

    Selatan, 2010-2014 (Lanjutan)

    Kode Prov/Kab/Kota Indek Pengeluaran

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 68.02 68.44 68.76 68.99 69.28

    7301 Selayar 60.56 61.03 61.37 61.60 61.97

    7302 Bulukumba 66.99 67.34 67.38 67.41 68.95

    7303 Bantaeng 69.59 70.09 70.49 70.82 71.02

    7304 Jeneponto 63.84 64.21 64.46 64.62 64.87

    7305 Takalar 66.43 67.00 67.47 67.85 68.09

    7306 Gowa 64.33 64.66 64.88 65.01 65.22

    7307 Sinjai 62.52 63.15 63.67 64.08 64.34

    7308 Maros 66.64 67.15 67.44 67.78 68.10

    7309 Pangkajene Kepulauan 69.38 69.80 70.31 70.41 70.62

    7310 Barru 67.32 68.00 68.57 69.06 69.31

    7311 Bone 61.42 61.89 62.24 62.48 62.72

    7312 Soppeng 64.02 64.63 65.13 65.54 65.88

    7313 Wajo 71.23 71.64 71.97 72.22 72.43

    7314 Sidenreng Rappang 71.09 71.28 71.33 71.38 71.43

    7315 Pinrang 70.90 71.33 71.67 71.93 72.15

    7316 Enrekang 66.78 67.20 67.52 67.75 68.07

    7317 Luwu 65.00 65.38 65.65 65.83 66.11

    7318 Tana Toraja 54.42 54.86 55.15 55.31 55.60

    7322 Luwu Utara 70.89 71.26 71.54 71.75 71.93

    7325 Luwu Timur 75.07 75.23 75.27 75.31 75.35

    7326 Toraja Utara 57.76 57.91 58.36 58.70 59.04

    7371 Kota Makasar 82.00 82.20 82.34 82.42 82.69

    7372 Kota Pare Pare 75.89 76.36 76.76 77.09 77.42

    7373 Kota Palopo 73.74 74.07 74.39 74.64 74.97

  • 56

    Tabel 4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi

    Selatan, 2010-2014

    Kode Prov/Kab/Kota

    IPM

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 66.00 66.65 67.26 67.92 68.49

    7301 Selayar 62.15 62.53 62.87 63.16 63.66

    7302 Bulukumba 62.73 63.36 63.82 64.27 65.24

    7303 Bantaeng 62.46 63.07 63.99 64.88 65.77

    7304 Jeneponto 58.31 58.95 59.62 60.55 61.45

    7305 Takalar 60.23 60.83 61.66 62.58 63.53

    7306 Gowa 63.83 64.42 64.65 65.45 66.12

    7307 Sinjai 61.31 62.13 62.74 63.47 63.83

    7308 Maros 64.07 64.95 65.50 66.06 66.65

    7309 Pangkajene Kepulauan 62.79 63.60 64.30 65.24 66.16

    7310 Barru 64.94 65.73 66.07 67.02 67.94

    7311 Bone 59.69 60.21 60.77 61.40 62.09

    7312 Soppeng 63.51 63.80 64.05 64.43 64.74

    7313 Wajo 63.07 64.00 64.88 65.79 66.49

    7314 Sidenreng Rappang 65.54 65.88 66.19 67.15 68.14

    7315 Pinrang 66.25 66.96 67.64 68.14 68.92

    7316 Enrekang 66.27 67.03 67.74 68.39 69.37

    7317 Luwu 63.95 64.71 65.43 66.39 67.34

    7318 Tana Toraja 62.83 63.22 63.96 64.55 65.08

    7322 Luwu Utara 64.77 65.57 65.99 66.40 66.90

    7325 Luwu Timur 68.47 68.94 69.34 69.53 69.75

    7326 Toraja Utara 63.51 64.48 64.89 65.65 66.15

    7371 Kota Makasar 77.63 77.82 78.47 78.98 79.35

    7372 Kota Pare Pare 73.55 74.20 74.67 75.10 75.66

    7373 Kota Palopo 73.03 74.02 74.54 75.02 75.65

  • 57

    Tabel 4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi

    Selatan, 2010-2014 (Lanjutan)

    Kode Prov/Kab/Kota

    Ranking IPM

    2010 2011 2012 2013 2014

    7300 SULAWESI SELATAN 15 13 13 15 15

    7301 Selayar 20 20 20 21 21

    7302 Bulukumba 18 17 19 19 17

    7303 Bantaeng 19 19 17 16 16

    7304 Jeneponto 24 24 24 24 24

    7305 Takalar 22 22 22 22 22

    7306 Gowa 12 13 14 14 15

    7307 Sinjai 21 21 21 20 20

    7308 Maros 10 10 10 11 11

    7309 Pangkajene Kepulauan 17 16 15 15 13

    7310 Barru 8 8 8 8 8

    7311 Bone 23 23 23 23 23

    7312 Soppeng 13 15 16 18 19

    7313 Wajo 15 14 13 12 12

    7314 Sidenreng Rappang 7 7 7 7 7

    7315 Pinrang 6 6 6 6 6

    7316 Enrekang 5 5 5 5 5

    7317 Luwu 11 11 11 10 9

    7318 Tana Toraja 16 18 18 17 18

    7322 Luwu Utara 9 9 9 9 10

    7325 Luwu Timur 4 4 4 4 4

    7326 Toraja Utara 14 12 12 13 14

    7371 Kota Makasar 1 1 1 1 1

    7372 Kota Pare Pare 2 2 2 2 2

    7373 Kota Palopo 3 3 3 3 3

  • Page 1