pembahasan.docx

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetusdi dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting dalam kehidupanseorang wanita.Masa ini juga merupakan tahap penyesuaian sebelum memasuki masamenjadi seorang ibu. Dan pada masa ini terjadi berbagai perubahan baik secara fisikmaupun secara psikilogis sehingga kebutuhannya pun akan berbeda dengan saatsebelum hamil. Disitulah peran bidan sangat dibutuhkan terutama dalam memberikanasuhan yang komprehensif yaitu asuhan yang menyeluruh kepada ibu hamil dengantujuan untuk menjaga dan meningkatkan mensejahterakan kesehatan ibu dan janin. Dalam mengembangkan asuhan yang komprehensif hal perlu diperhatikanadalah: 1. Menetapkan kebutuhan tes labolatorim 2. Menetapkan kebutuhan belajar 3. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan 4. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya 5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance 1

Upload: risa-ariani

Post on 11-Aug-2015

335 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBAHASAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau

fetusdi dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting dalam

kehidupanseorang wanita.Masa ini juga merupakan tahap penyesuaian sebelum

memasuki masamenjadi seorang ibu. Dan pada masa ini terjadi berbagai

perubahan baik secara fisikmaupun secara psikilogis sehingga kebutuhannya

pun akan berbeda dengan saatsebelum hamil. Disitulah peran bidan sangat

dibutuhkan terutama dalam memberikanasuhan yang komprehensif yaitu

asuhan yang menyeluruh kepada ibu hamil dengantujuan untuk menjaga dan

meningkatkan mensejahterakan kesehatan ibu dan janin.

Dalam mengembangkan asuhan yang komprehensif hal perlu

diperhatikanadalah:

1. Menetapkan kebutuhan tes labolatorim

2. Menetapkan kebutuhan belajar

3. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan

4. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional

lainnya

5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance

6. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS

7. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan

kehamilan.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Umum

Tujuan umum dalam penyusunan dan penulisan makalah ini adalah

untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I (Askeb I)

Akademi Kebidanan Kutai Husada Tenggarong.

Agar dapat merencanakan asuhan secara tepat dan

berkesinambungan,sehingga klien mendapatkan kepuasan terhadap

1

Page 2: PEMBAHASAN.docx

asuhan yang diberikan danuntuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan

janin.

1.2.2 Khusus

1. Menetapkan kebutuhan tes labolatorim

2. Menetapkan kebutuhan belajar

3. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan

4. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga

profesional lainnya

5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory

guidance

6. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS

7. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap

perkembangan kehamilan.

1.3 Metode Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menggunakan beberapa metode

penulisan,yaitu:

1. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan dengan mangambil bahan-bahan materi

dari buku-bukuyang berkaitan.

2. Pranata luar (internet)

Pranata luar atau internet dilakukan dengan melakukan browsing di

internet yangberkaitan dengan materi makalah.

3. Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing.

2

Page 3: PEMBAHASAN.docx

1.4 Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Sistematika penulisan

BAB II ISI

2.1 Menetapkan Kebutuhan Tes Labolatorim

2.2 Menetapkan Kebutuhan Belajar

2.3 Menetapkan Kebutuhan Untuk Pengobatan Komplikasi Ringan

2.4 Menetapkan Kebutuhan Konsultasi Atau Rujukan Pada Tenaga

Profesional Lainnya

2.5 Menetapkan Kebutuhan Untuk Konseling Spesifik Atau Anticipatory

Guidance

2.6 Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMS

2.7 Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan

Kehamilan.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3

Page 4: PEMBAHASAN.docx

BAB II

PEMBAHASAN

Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif

2.1 Menetapkan Kebutuhan Tes Laboratorium

Ketika seseorang menduga bahwa dirinya hamil, sebaiknya segera

memastikannya secepat mungkin. Sehingga pada trimester I, kebutuhan

akantes laboratorium memang diperlukan, hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah seseorang itu hamil atau tidak. Tes laboratorium pada

trimester I digunakan untuk mendiagnosa apakan seseorang hamil atau tidak.

Adapun tes laboratorium yang dapat dilakukan pada trimester I diantaranya:

tes urine (PP test) dan tes darah (Hb dan gol. Darah).

a) Tes darah.

Tes ini harus dilakukan oleh dokter dan dianggap akurat untuk

mengetahui tingkat hormon fetal hCG (human

chorionicgonadotropin) di dalam darah sesegera mungkin, kira-kira

2 minggu pasca pembuahan sekitar saat seseorang mulai terlambat

haid.Sedangkan tes darah yang dapat dilakukan oleh seorang bidan

adalahhanya mengukur kadar Hb dan gol. Darah pasien saja.

Cara ini juga efektif dilakukan oleh para bidan yang

belumdilengkapi dengan alat USG.Selain itu, penting melakukan

pemeriksaandarah pada awal kehamilan seperti pemeriksaan darah

rutin yaitukomponen Hb, trombosit, leukosit dan hematokrit.Hal

ini untuk mengetahui status keadaan ibu pada awal kehamilan secara

laboratorium,baik keadaan kurang darah (anemia), kelainan darah

(thalasemia),maupun ada tidaknya infeksi.

Biasanya wanita hamil mengalami penurunan Hb dibandingkan

padasaat dia tidak hamil. Jika penurunannya tidak terlalu drastis,

maka dianggap wajar. Hal ini umumnya disebabkan banyaknya cairan

dalam tubuh wanita hamil, yang dikenal dengan istilah haemodilusi.

4

Page 5: PEMBAHASAN.docx

Bila ada kelainan atau ketidaknormalan, pada saat pemeriksaan

harus dipastikan apakah sifat ketidaknormalan atau kelainan

tersebutmayor atau minor. Jika diprediksi kondisi bakal memburuk,

misalnyakelainan dapat menyebabkan kematian atau kelainan

berat, akandipikirkan tindakan terminasi atau pengakhiran kehamilan.

Karena itu,apabila dokter mendeteksi adanya kelainan, maka jadwal

kontrol padatrimester pertama yang biasanya per-empat minggu dapat

dimajukanhingga per-tiga atau dua minggu.

Kadar zat besi ini dapat diketahui dengan tesHb, bila rendah, ibu

akan merasa mudah lelah dan lesu. Olehkarena itu perlu diberikan

konseling mengenai nutrisi yangmengandung sumber zat besi seperti

bayam dan daging merah. Bilakadar zat besi ibu berubah-ubah selama

kehamilan, jangan raguuntuk melakukan tes lagi pada kehamilan 28

minggu. Daripemeriksaan darah perlu untuk menentukan Hb, tiga

bulan sekalikarena pada orang hamil sering timbul anemia karena

defisiensi Fe.Sel darah merah terdiri atas zat besi dan mengangkut

oksigen; jikates menunjukkan jumlah sel darah merah rendah, atau sel

darahmerah kekurangan zat besi, maka disarankan untuk

mengkonsumsimakanan kaya zat besi dan minum tablet zat besi.

Biasanya pada ibu hamil trimester I, penurunan jumlah sel darah merah

hanya sedikit, terkadang Hb-nya masih normal. Tetapi hal ini harus tetap

diwaspadai. Nilai normal Hb ibu hamil yaitu 10,5-14,0 mg/dl. Apabila

kadar Hb ibu hamil <10,5 mg/dl, perlu diwaspadai adanya anemia.

b. Tes urin.

HCG juga dapat dideteksi dengan tes urin. Tes ini banyak

tersedia di mana-mana dan tingkat keakuratannya dapat lebih dari

90%. Tes ini dapat dilakukan secepat mungkin, yaitu 2 minggu

setelahpembuahan.Tes urin tidak hanya dilakukan untuk memastikan

kehamilansaja, tetapi dengan tes urin juga dapat mengetahuiapakah

ibu terpaparobat-obatan tertentu, alkohol, bahkan narkotika.Efek

penggunaan obat tertentu berdampak buruk bagi perkembangan

5

Page 6: PEMBAHASAN.docx

otak janin.Penggunaanterus-menerus, terutama pada awal kehamilan,

bisa mengacaukan sistemsyaraf bayi.

2.2 Menetapkan kebutuhan belajar

Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan,

dan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu sikap dan

perilaku tertentu ketika menghadapi suatu keadaan tertentu.

Tujuan menetapkan kebutuhan belajar adalah:

1. Memberikan para calon orang tua pengetahuan dan keterampilan

2. Menyiapkan calon orang tua menjadi konsumen perawatan kesehatan yang

terinformasi

3. Membantu ibu dalam mengatasi nyeri

4. Membantu para orang tua dalam mencapai pengalaman persalinan dan

kelahiran yang positif, aman dan memuaskan.

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada

masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akanmelahirkan bayi

yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.

Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung

padakeadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Oleh karena itu sebelum

hamil, wanita harus yakin bahwa berat badannya berada dalam parameter

normal.Indikasi parameter yang normal bisa dihitung dengan indeks Quetelet

atau sering disebut Indeks Masa Tubuh (IMT). Rumusnya adalah:

Berat Badan (Kg) / Tinggi Badan2 (m)

Berikut ini adalah tabel (pickard, 1984) yang memperlihatkan efek dariBB

rendah, BB normal, dan obesitas kesehatan.

Indeks Quetelet EfekRasio BB terhadap berat

badan<20 berat badan

<20 berat badan dibawah

normal

Risiko amenorrhoe

meningkat, infertilitas

Bahaya kesehatan jangka

panjang

19,5=51 Kg

6

Page 7: PEMBAHASAN.docx

20-25 diinginkan Rentang ideal untuk

kehamilan dan kesehatan

jangka panjang

22,3=58 Kg

26-30 obesitas moderat Risiko ringan terhadap

kesehatan

27,7=72 Kg

>30 obesitas berat Risiko masalah

menstruasidan komplikasi

kehamilanmeningkat

Bahaya kesehatan jangka

panjang

30,3=80 Kg

Selain itu, berikut ini merupakan faktor risiko yang dapat terjadi pada ibu

yang mengalami kekurangan gizi baik sebelum maupun selama kehamilan:

1. Terhadap ibu: gizi kurang pada ibu hamil dapat mengakibatkan risiko dan

komplikasi antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah

secara normal, terkena penyakit infeksi.

2. Terhadap persalinan: pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan proses persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan serta persalinan dengan

operasi cenderung meningkat.

3. Terhadap janin: kekurangan gizi ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,abortus (berhentinya

kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian

janin), bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,

asfiksia (keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan

dan teratur). Kematian intrapartum/IUFD (mati dalamrahim) dan lahir dengan

berat badan rendah (BBLR).

Faktor risiko pada ibu hamil yang obesitas:

1. Meningkatnya risiko pre-eklampsia

Preeklampsia (toksemia) adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh

setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan

7

Page 8: PEMBAHASAN.docx

darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita

hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki

dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur

kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal

masakehamilan.

Sedangkan eklampsia sendiri adalah kondisi lanjutan dari preeklampsia

yang tidak teratasi dengan baik.Selain mengalami gejala preeklampsia, pada

wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami kejang

kejang.Eklampsia dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian pada

saat sebelum persalinan, persalinan atau sesudah persalinan.

2. Gangguan trombo-embolisme

Trombosis aadalah pembentukan massa bekuan darah dalam sistem

kardiovaskuler yang tidak terkendali. Emboli adalah oklusi beberapa bagian

sistem kardiovaskuler oleh suatu masa (Embolus) yang tersangkut dalam

perjalanannya ke suatu tempat melalui arus darah. Jadi, tromboembolisme

adalah gangguan trombosis dan embolisme (Robin & Kumar,1995)

Untuk ibu yang merencanakan kehamilan, perlu untuk menyeimbangkan

gizinya sebelum hamil, selain makan 4 sehat 5 sempurna, perlu juga ditambah

dengan makanan yang mengandung asamfolat. Kekurangan asam folat sangat

berpengaruh pada perkembangansistem saraf utama otak dan tulang belakang

janin.

Pada ibu hamil, kekurangan asam folat menyebabkan meningkatnya

resiko Anemia,sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat.Artinya, bila

memang ingin hamil, seorang wanita sebaiknya sudah harus mencukupi

kebutuhan asam folatnya, minimal 4 bulan sebelum kehamilan.Jika

perkembangan sistem saraf utama terganggu, maka akan mempengaruhi

perkembangan janin, yakni pembentukan tulang-tulang kepala, termasuk wajah

(menyebabkan sumbing), sistem hormon (pada anak perempuan, di saat

dewasa kelak bisa tidak mengalami menstruasi) dan perkembangan pusat

kecerdasan (gangguan belajar). Selain itu, juga berakibat pada sistem motorik

8

Page 9: PEMBAHASAN.docx

(mengalami lumpuh, tidak bisa berjalan tegak), tidak ada kontrol untuk buang

air besar maupun buang air kecil serta adanya gangguan jantung.

Sebagaimana zat gizi lain, kecukupan asam folat yang merupakan

turunan dari vitamin B ini, juga bisa diperoleh dari berbagai makanan sehari-

hari. sayuran berwarna hijau, seperti brokoli, bayam serta asparagus, kaya akan

asam folat. Begitu juga dengan buah-buahan berwarna merah atau jinga,

seperti semangka, jeruk, pisang, nanas, juga kiwi. Asam folat juga terdapat

pada daging, hati sapi, ikan juga susu.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara mengolah danmemasak

makanan kaya asam folat. Bila dimasak terlalu lama, kandungan asam folat

bisa berkurang atau malah hilang. Mengingat risiko tersebut, maka ibu hamil

perlu mengonsumsi suplemen asam folat secara teratur sesuai rekomendasi

dokter, yaitu sekitar 0,4 hingga 1 mg per hari. Ibu hamil tak perlu takut

kelebihan asam folat karena akan dikeluarkan dari tubuh secara alamiah,

namun sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter.

2.3 Menetapkan Kebutuhan Untuk Pengobatan Komplikasi Ringan

Konstipasi adalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada

trimester pertama kehamilan.Ini juga merupakan masalah nutrisi yang umum

terjadi pada kehamilan.

Konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada

peristaltik usus dari uterus yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin

plasenta, dan kemungkinan akibat menngkatnya kadar progesteron.Konstipasi

menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan.

a. Temuan Pengkajian

Adanya rasa begah dan penuh pada abdomen

Hilang nafsu makan

Perubahan pola eliminasi usus

b. Implikasi Keperawatan

Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor

penyebab

Anjurkan klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur

9

Page 10: PEMBAHASAN.docx

Anjurkan pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam

makanan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran dan minum air

dalam jumlah lebih dari biasanya setiap hari

Jika klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang

klien mengkonsumsi suplemen tersebut yang berguna untuk

menambah simpanan besi, lebih baik kita membantu klien untuk

konstipasi melalui cara lain

Ingatkan klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk

mencegah konstipasi, terutama minyak mineral yang akan

mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang diperlukan bagi

pertumbuhan janin dan kesehatan ibu

Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat

mencetuskan persalinan

Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas

selama kehamilan kecuali diresepkan oleh dokter

Berikan pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi

Nasehatkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas,

seperti kubis atau buncis, sehingga flatus dapat dikontrol.

2.4 Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional

lainnya

Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan

tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul

baik secara vertikal maupun horizontal.

Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke

unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke

rumah sakit provinsi. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan

komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara

bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak.

Tujuan rujukan adalah sebagai berikut:

Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-

baiknya

10

Page 11: PEMBAHASAN.docx

Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan

laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap

fasilitasnya

Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of

knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat

pendidikan dan daerah

Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa :

Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit

kesehatan yang lebih lengkap

Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas

Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-

kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis

Pengiriman bahan laboratorium

Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,

kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai

dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)

Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa :

Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan

advis rehabilitas kepada unit yang mengirim

Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan data-

data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai

kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk

memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.

Prinsip yang kita gunakan dalam sistem rujukan di kebidanan adalah

BAKSOKUDA, yaitu singkatan dari:

B (Bidan)

pastikan ibu/klien/bayi didampingi oleh tenaga kesehatan yang komponen

dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan.

A (Alat)

11

Page 12: PEMBAHASAN.docx

Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan, seperti spuit,

infuseset, tensimeter, dan stetoskop, dll.

K (Keluarga)

Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia

dirujuk. Suami dan anggota keluarga lain harus menemani klien ketempat

rujukan.

S (Surat)

Beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), aslasan

rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat-obatan yang telah diterima

ibu(klien).

O (Obat)

Bawa obat- obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk.

K (Kendaraan)

Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan klien dalam

kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang

cepat.

U (Uang)

Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk

membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan ditempat rujukan.

DA (Darah)

Siapkancalonpendonordarahdarikeluargauntukberjaga-

jagadarikemungkinankasusyang memerlukandonordarah.

2.5 Menetapkan Kebutuhan Untuk Konseling Spesifik Atau Anticipatory

Guidance

Konseling prakonsepsi adalah suatu cara untuk mengidentifikasisemua

faktor yang berpotensi hasil akhir kehamilan, berupa nasihat tentangresiko

yang ada pada klien dan di berikan suatu strategi atau mengeliminasi pengaruh

patologis yang diketahui berdasarkan riwayat keluarga, medis,

atauobstetris.Manfaat konseling prakonsepsi:

1. Mempersiapkan kehamilan baik secara fisik dan psikologis ibu

2. Memperbaiki hasil akhir kehamilan

12

Page 13: PEMBAHASAN.docx

3. Menurunkan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan

4. Mengurangi angka kehamilan dengan resiko tinggi.Konseling prakonsepsi

dasar yang sering diberikan berupa konselingmengenai:

Makanan/ nutrisi

Kebiasaan minum aklohol

Merokok

Pemakaian obat terlarang

Asupan vitamin

Konseling dimulai tentang dengan pemeriksaan menyeluruh

tentangriwayat reproduksi, sosial, keluarga.

1. Riwayat reproduksi, mencakup usaha-usaha sebelumnya

terhadapkonsepsi, adanya fertilitas dan hasil kehamilan yang abnormal

termasuk abortus, kehamilan ektopik (kehamilan diluar rahim), atau

kematian janin berulang, jadi faktor-faktor resiko yang dapat terjadi

selama kehamilan, persalinan, dan nifas.

2. Riwayat sosial. Yang harus dipehatikan pada saat konseling adalah:

a. Usia ibu.

Usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan, misalnya:

Pada kehamilan remaja.Remaja memilki kemungkinan lebih besar

mengalami anemia,dan beresiko lebih tinggi memiliki janin yang

pertumbuhannyaterhambat, persalinan prematur, dan angka

kematian bayi yang tinggi.

Pada kehamilan setelah usia 35 tahun atau lebih:

1. Meningkatkan resiko kematian ibu

2. Meningkatkan resiko terjadinya kelahiran bayi

premature,disebabkan oleh usia ibu yang rentan terhadap

penyulit,seperti hipertensi dan diabetes.

b. Gaya hidup dan kebiasaan kerja

Olahraga, pada selama kehamilan olahraga tidak dilarang.

Sebagian besar waniata hamil dapat melanjutkan olahraga,

walaupun mungkin perlu dilakukan perubahan-perubahan.

13

Page 14: PEMBAHASAN.docx

Kekerasan dalam rumah tangga, kehamilan dapat

memicukembali masalah antarpribadi. Selama kehamilan,

terdapat peningkatan resiko dari pasangan yang pernah

menganiaya. Penganiayaan lebih besar kemumgkinannya

terjadi padawanita yang pasangannya yang merupakan pecandu

alkoholatau obat, baru menganggur, latar belakang pendidikan

rendah, serta riwayat di penjara.

3. Riwayat keluarga

Status kesehatan dan reproduksi dari keluarga sedarah ditinjau untuk

penyakit medis, retardasi mental (keterbelakangan mental), infertilitas

(ketidaksuburan) dan kematian janin.Latar belakang ras, etnik atau

keagamaan tertentu dapat menigkatkan resiko penyakit resesif

tertentu.Riwayat keluarga tidak selalu akurat, tapi setiap kekhawatiran

perlu dibuktikan.

2.6 Menetapkan Menetapkan kebutuhan konseling HIV(Human

Immunodeficiency Virus) /PMS

Konseling HIV/AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antara

klien dan konselor bertujuan meningkatkan kemampuan menghadapi stressdan

mengambil keputusan berkaitan dengan HIV/AIDS.

AIDS adalah PMS (Penyakit Menular Seksual) yang paling sering

didengar belakangan ini.Ketakutan orang tentang AIDS sangat besar, karena

sejauh ini belum dapat disembuhkan. Semua orang bisa saja terkena AIDS. Di

Indonesia sudah ada bayi maupun orang dewasa yang terkena AIDS. Karena

itu, kita harus waspada terhadap bahaya penularan AIDS.

Berikut beberapa catatan khusus tentang AIDS:

1. Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS (bibit penyakit

AIDS) hanya berdasarkan penampilannya

2. AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan

3. AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian

4. AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lain

14

Page 15: PEMBAHASAN.docx

5. Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa

seperti TBC, tumor, radang paru, infeksi saluran pencernaan dan lain-lain

6. AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan

seorang pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita,

atau dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual

Alasan Pentingnya Konseling HIV/AIDS adalah konseling merupakan

suatu proses pencegahan dan perubahan perilaku dapat mencegah penularan.

Konseling HIV/AIDS merupakan proses dengan tiga tujuan umum:

1. Menyediakan dukungan psikologis, misalnya: dukungan yang berkaitan

dengan kesejahteraan emosi, psikologis, sosial dan spiritualseseorang yang

mengidap virus HIV atau virus lainnya.

2. Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan informasi tentang

perilaku berisiko (seperti seks aman atau penggunaan jarum bersama)dan

membantu orang dalam mengembangkan keterampilan pribadiyang

diperlukan untuk perubahan perilaku dan negosiasi praktek lebih aman.

3. Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan perawatanmelalui

pemecahan masalah kepatuhan berobat.

Petugas harus mengutamakan keadaan bayi, tetapi tidak

denganmengorbankan kondisi ibu.Skrining HIV yang diwajibkan

melibatkandiskriminasi, stigma sosial, dan risiko bereproduksi pada

wanita hamil.Insiden tranmisi perinatal dari seorang ibu HIV positif ke

janinnya bervariasidari 25%-35%.Metode untuk mencegah transmisi

ibu ke janin danpengobatan janin sampai saat ini belum ada.Sebelum

ada perubahanteknologi yang mengubah diagnosis dan pengobatan pada

janin, tes padawanita hamil harus dilakukan atas kemauan wanita itu

sendiri.Tenagakesehatan memiliki kewajiban memastikan calon ibu

memperoleh informasiyang cukup tentang gejala dan tes HIV.

a. Definisi

Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan

danpembahasan masalah-masalah antara kita dengan konselor

(orangyang dilatih untuk mengatasi masalah PMS).

15

Page 16: PEMBAHASAN.docx

a. Penyakit Menular seksual (PMS) dan AIDS

AIDS adalah PMS yang paling sering didengar belakangan ini.Ketakutan

orang tentang AIDS sangat besar, karena sejauh ini belumdapat

disembuhkan.Obat-obatan yang dapat membantu perawatanmereka yang

sudah kena AIDS (bukan menyembuhkan) juga sangatmahal.

Semua orang bisa saja terkena AIDS. Di Indonesia sudah adabayi

maupun orang dewasa yang terkena AIDS. Karena itu, kita mestiwaspada

terhadap bahaya penularan AIDS.

b. Catatan khusus tentang AIDS

Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS (bibitpenyakit

AIDS) hanya berdasarkan penampilannya

AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan ataujamu-

jamuan

AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian

AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMSyang lain

Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenaiorang biasa

seperti TBC, tumor, radang paru, infeksi saluranpencernaan dan lain-lain

AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seksdengan

seorang pasangan yang juga hanya berhubunganseksual dengan kita,

atau dengan menggunakan kondom setiapkali berhubungan seksual.

Perlu kita ketahui bahwa HIV/AIDS dan PMS pada ibu hamil

dapatmempengaruhi keadaan psikologi ibu hamil dan mempengaruhi

pertumbuhanjanin yang dikandungnya.

Konseling merupakan keharusan bagi wanita positif (+) HIV. Hal

inisebaiknya dilakukan pada awal kehamilan, dan apabila ia memilih

untukmelanjutkan kehamilannya, perlu diberikan konseling berkelanjutan

untukmembantu wanita tersebut secara psikologis. Perkembangan

penatalaksanaanselama kehamilan mengikuti kemajuan-kemajuan dalam

pengobatan individunon-hamil yang terinfeksi HIV.Standar penanganan

yang berlaku saat inimengharuskan wanita hamil dan janinnya menjalani

terapi yang paling efektifyang tersedia. Karena konsekuensi penyakit

yang tidak diobati sangatmerugikan, terjadi pergeseran dari fokus

16

Page 17: PEMBAHASAN.docx

pengobatan yang semata-mata untukmelindungi janin menjadi

pendekatan yang lebih berimbang berupapengobatan bagi ibu dan

janinnya (Kass dkk., 2000).

2.7 Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan

Kehamilan

Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara

bidandengan ibu hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu

danbidan.Serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum

dankontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan

umumnya(Salmah, 2006).

Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil

denganpemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan

dankesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi

danmemberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).

Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibudan

tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dansosial

ibu dan bayi.

3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadiselama

hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanandan

pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan denganselamat

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal

danpemberian ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiranbayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.Menurut

Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agaribu hamil dapat

melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifasdengan baik dan

17

Page 18: PEMBAHASAN.docx

selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Setiap wanita hamil memerlukan minimal 4 kali kunjungan selama periode

antenatal:

a. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)

b. Satu kali kunjungan selama trimester II (antara minggu 14-28)

c. Dua kali kunjungan selama trimester III (antara 28-36 dan sesudah minggu

ke 36)

Idealnya penjadwalan ulang bagi wanita yang mengalami perkembangan

normal selama kehamilan adalah:

a. Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan dilakukan setiap 4 minggu

b. Antara minggu ke 28-36, setiap 2 minggu

c. Setiap minggu ke 36 hingga persalinan, dilakukan setiap minggu

Bila ibu hamil mengalami masalah, tanda bahaya atau jika merasa

khawatir, dapat sewaktu-waktu melakukan kunjungan.

Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak 12-13 kaliselama

hamil.Di negara berkembang pemeriksaan antenatal dilakukansebanyak 4 kali

sudak cukup sebagai kasus tercatat.

Keuntungan antenatal care sangat besar karena dapat

mengetahuiberbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat

diarahkanuntuk melakukan rujukan ke rumah sakit.

18

Page 19: PEMBAHASAN.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau

fetus di dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting

dalam kehidupan seorang wanita.

Pada masa ini terjadi berbagai perubahan baik secara fisik maupun

secara psikologis sehingga kebutuhannya pun akan berbeda dengan saat

sebelum hamil. Disitulah peran bidan sangat dibutuhkan terutama dalam

memberikan asuhan yang komprehensif yaitu asuhan yang menyeluruh

kepada ibu hamil dengan tujuan untuk menjaga dan meningkatkan

mensejahterakan kesehatan ibu dan janin.

Dalam mengembangkan asuhan yang komprehensif hal perlu

diperhatikan adalah:

1. Menetapkan kebutuhan tes labolatorim

2. Menetapkan kebutuhan belajar

3. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan

4. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional

lainnya

5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory

guidance

6. Menetapkan kebutuhan konseling HIV(Human Immunodeficiency

Virus)/PMS

7. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan

kehamilan.

19

Page 20: PEMBAHASAN.docx

3.2 Saran

Kita sebagai tenaga kesehatan harus memperhatikan kesehatan bagi ibu

hamil dan kandungannya. Dan memberikan pelayanan yang baik kepada ibu

hamil, agar tercipta ibu dan bayi sehat.

Bidan harus memberikan jadwal kunjungan pada ibu, agar asuhan

yangdiberikan komprehensif dan berkesinambungan. Sehingga keadaan dan

perkembangan ibuserta janinnya dapat terpantau dan dapat mendeteksi secara

dini kemungkinan bahaya yangakan terjadi di setiap trimesternya. Dan bidan

harus mampu memberikan pendidikankepada ibu saat kehamilan berlangsung,

yang meliputi:

Pendidikan mengenai nutrisi ibu hamil

Pendidikan mengenai sekualitas ibu hamil

Kebutuhan istirahat

Ketidaknyamanan di setiap trimester

Personal hygiene

Tanda bahaya di setiap trimester.

20

Page 21: PEMBAHASAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Romauli Suryati, 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan

Kehamilan,Yogyakarta: Medical Book

Rukiyah Ai Yeyeh, S. SiT, MKM, dkk, 2009. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan),

Jakarta: Trans Info Media

http://scribd.com

http://sitimuslihaamkeb.blogspot.com/2011/06/pengembangan-rencana-asuhan-

yang.html

http://www.anakibu.com/pre-eklamsia-pada-ibu-hamil/

http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia-dan-eklampsia-pada-

kehamilan/

21