pembahasan.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau
fetusdi dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting dalam
kehidupanseorang wanita.Masa ini juga merupakan tahap penyesuaian sebelum
memasuki masamenjadi seorang ibu. Dan pada masa ini terjadi berbagai
perubahan baik secara fisikmaupun secara psikilogis sehingga kebutuhannya
pun akan berbeda dengan saatsebelum hamil. Disitulah peran bidan sangat
dibutuhkan terutama dalam memberikanasuhan yang komprehensif yaitu
asuhan yang menyeluruh kepada ibu hamil dengantujuan untuk menjaga dan
meningkatkan mensejahterakan kesehatan ibu dan janin.
Dalam mengembangkan asuhan yang komprehensif hal perlu
diperhatikanadalah:
1. Menetapkan kebutuhan tes labolatorim
2. Menetapkan kebutuhan belajar
3. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
4. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional
lainnya
5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
6. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
7. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan
kehamilan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Umum
Tujuan umum dalam penyusunan dan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I (Askeb I)
Akademi Kebidanan Kutai Husada Tenggarong.
Agar dapat merencanakan asuhan secara tepat dan
berkesinambungan,sehingga klien mendapatkan kepuasan terhadap
1
asuhan yang diberikan danuntuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan
janin.
1.2.2 Khusus
1. Menetapkan kebutuhan tes labolatorim
2. Menetapkan kebutuhan belajar
3. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
4. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga
profesional lainnya
5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory
guidance
6. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
7. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap
perkembangan kehamilan.
1.3 Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menggunakan beberapa metode
penulisan,yaitu:
1. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan dengan mangambil bahan-bahan materi
dari buku-bukuyang berkaitan.
2. Pranata luar (internet)
Pranata luar atau internet dilakukan dengan melakukan browsing di
internet yangberkaitan dengan materi makalah.
3. Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing.
2
1.4 Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Sistematika penulisan
BAB II ISI
2.1 Menetapkan Kebutuhan Tes Labolatorim
2.2 Menetapkan Kebutuhan Belajar
2.3 Menetapkan Kebutuhan Untuk Pengobatan Komplikasi Ringan
2.4 Menetapkan Kebutuhan Konsultasi Atau Rujukan Pada Tenaga
Profesional Lainnya
2.5 Menetapkan Kebutuhan Untuk Konseling Spesifik Atau Anticipatory
Guidance
2.6 Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMS
2.7 Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan
Kehamilan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif
2.1 Menetapkan Kebutuhan Tes Laboratorium
Ketika seseorang menduga bahwa dirinya hamil, sebaiknya segera
memastikannya secepat mungkin. Sehingga pada trimester I, kebutuhan
akantes laboratorium memang diperlukan, hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah seseorang itu hamil atau tidak. Tes laboratorium pada
trimester I digunakan untuk mendiagnosa apakan seseorang hamil atau tidak.
Adapun tes laboratorium yang dapat dilakukan pada trimester I diantaranya:
tes urine (PP test) dan tes darah (Hb dan gol. Darah).
a) Tes darah.
Tes ini harus dilakukan oleh dokter dan dianggap akurat untuk
mengetahui tingkat hormon fetal hCG (human
chorionicgonadotropin) di dalam darah sesegera mungkin, kira-kira
2 minggu pasca pembuahan sekitar saat seseorang mulai terlambat
haid.Sedangkan tes darah yang dapat dilakukan oleh seorang bidan
adalahhanya mengukur kadar Hb dan gol. Darah pasien saja.
Cara ini juga efektif dilakukan oleh para bidan yang
belumdilengkapi dengan alat USG.Selain itu, penting melakukan
pemeriksaandarah pada awal kehamilan seperti pemeriksaan darah
rutin yaitukomponen Hb, trombosit, leukosit dan hematokrit.Hal
ini untuk mengetahui status keadaan ibu pada awal kehamilan secara
laboratorium,baik keadaan kurang darah (anemia), kelainan darah
(thalasemia),maupun ada tidaknya infeksi.
Biasanya wanita hamil mengalami penurunan Hb dibandingkan
padasaat dia tidak hamil. Jika penurunannya tidak terlalu drastis,
maka dianggap wajar. Hal ini umumnya disebabkan banyaknya cairan
dalam tubuh wanita hamil, yang dikenal dengan istilah haemodilusi.
4
Bila ada kelainan atau ketidaknormalan, pada saat pemeriksaan
harus dipastikan apakah sifat ketidaknormalan atau kelainan
tersebutmayor atau minor. Jika diprediksi kondisi bakal memburuk,
misalnyakelainan dapat menyebabkan kematian atau kelainan
berat, akandipikirkan tindakan terminasi atau pengakhiran kehamilan.
Karena itu,apabila dokter mendeteksi adanya kelainan, maka jadwal
kontrol padatrimester pertama yang biasanya per-empat minggu dapat
dimajukanhingga per-tiga atau dua minggu.
Kadar zat besi ini dapat diketahui dengan tesHb, bila rendah, ibu
akan merasa mudah lelah dan lesu. Olehkarena itu perlu diberikan
konseling mengenai nutrisi yangmengandung sumber zat besi seperti
bayam dan daging merah. Bilakadar zat besi ibu berubah-ubah selama
kehamilan, jangan raguuntuk melakukan tes lagi pada kehamilan 28
minggu. Daripemeriksaan darah perlu untuk menentukan Hb, tiga
bulan sekalikarena pada orang hamil sering timbul anemia karena
defisiensi Fe.Sel darah merah terdiri atas zat besi dan mengangkut
oksigen; jikates menunjukkan jumlah sel darah merah rendah, atau sel
darahmerah kekurangan zat besi, maka disarankan untuk
mengkonsumsimakanan kaya zat besi dan minum tablet zat besi.
Biasanya pada ibu hamil trimester I, penurunan jumlah sel darah merah
hanya sedikit, terkadang Hb-nya masih normal. Tetapi hal ini harus tetap
diwaspadai. Nilai normal Hb ibu hamil yaitu 10,5-14,0 mg/dl. Apabila
kadar Hb ibu hamil <10,5 mg/dl, perlu diwaspadai adanya anemia.
b. Tes urin.
HCG juga dapat dideteksi dengan tes urin. Tes ini banyak
tersedia di mana-mana dan tingkat keakuratannya dapat lebih dari
90%. Tes ini dapat dilakukan secepat mungkin, yaitu 2 minggu
setelahpembuahan.Tes urin tidak hanya dilakukan untuk memastikan
kehamilansaja, tetapi dengan tes urin juga dapat mengetahuiapakah
ibu terpaparobat-obatan tertentu, alkohol, bahkan narkotika.Efek
penggunaan obat tertentu berdampak buruk bagi perkembangan
5
otak janin.Penggunaanterus-menerus, terutama pada awal kehamilan,
bisa mengacaukan sistemsyaraf bayi.
2.2 Menetapkan kebutuhan belajar
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan,
dan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu sikap dan
perilaku tertentu ketika menghadapi suatu keadaan tertentu.
Tujuan menetapkan kebutuhan belajar adalah:
1. Memberikan para calon orang tua pengetahuan dan keterampilan
2. Menyiapkan calon orang tua menjadi konsumen perawatan kesehatan yang
terinformasi
3. Membantu ibu dalam mengatasi nyeri
4. Membantu para orang tua dalam mencapai pengalaman persalinan dan
kelahiran yang positif, aman dan memuaskan.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada
masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akanmelahirkan bayi
yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung
padakeadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Oleh karena itu sebelum
hamil, wanita harus yakin bahwa berat badannya berada dalam parameter
normal.Indikasi parameter yang normal bisa dihitung dengan indeks Quetelet
atau sering disebut Indeks Masa Tubuh (IMT). Rumusnya adalah:
Berat Badan (Kg) / Tinggi Badan2 (m)
Berikut ini adalah tabel (pickard, 1984) yang memperlihatkan efek dariBB
rendah, BB normal, dan obesitas kesehatan.
Indeks Quetelet EfekRasio BB terhadap berat
badan<20 berat badan
<20 berat badan dibawah
normal
Risiko amenorrhoe
meningkat, infertilitas
Bahaya kesehatan jangka
panjang
19,5=51 Kg
6
20-25 diinginkan Rentang ideal untuk
kehamilan dan kesehatan
jangka panjang
22,3=58 Kg
26-30 obesitas moderat Risiko ringan terhadap
kesehatan
27,7=72 Kg
>30 obesitas berat Risiko masalah
menstruasidan komplikasi
kehamilanmeningkat
Bahaya kesehatan jangka
panjang
30,3=80 Kg
Selain itu, berikut ini merupakan faktor risiko yang dapat terjadi pada ibu
yang mengalami kekurangan gizi baik sebelum maupun selama kehamilan:
1. Terhadap ibu: gizi kurang pada ibu hamil dapat mengakibatkan risiko dan
komplikasi antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal, terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap persalinan: pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan proses persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan serta persalinan dengan
operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap janin: kekurangan gizi ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,abortus (berhentinya
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian
janin), bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
asfiksia (keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan
dan teratur). Kematian intrapartum/IUFD (mati dalamrahim) dan lahir dengan
berat badan rendah (BBLR).
Faktor risiko pada ibu hamil yang obesitas:
1. Meningkatnya risiko pre-eklampsia
Preeklampsia (toksemia) adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh
setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan
7
darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita
hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki
dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur
kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal
masakehamilan.
Sedangkan eklampsia sendiri adalah kondisi lanjutan dari preeklampsia
yang tidak teratasi dengan baik.Selain mengalami gejala preeklampsia, pada
wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami kejang
kejang.Eklampsia dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian pada
saat sebelum persalinan, persalinan atau sesudah persalinan.
2. Gangguan trombo-embolisme
Trombosis aadalah pembentukan massa bekuan darah dalam sistem
kardiovaskuler yang tidak terkendali. Emboli adalah oklusi beberapa bagian
sistem kardiovaskuler oleh suatu masa (Embolus) yang tersangkut dalam
perjalanannya ke suatu tempat melalui arus darah. Jadi, tromboembolisme
adalah gangguan trombosis dan embolisme (Robin & Kumar,1995)
Untuk ibu yang merencanakan kehamilan, perlu untuk menyeimbangkan
gizinya sebelum hamil, selain makan 4 sehat 5 sempurna, perlu juga ditambah
dengan makanan yang mengandung asamfolat. Kekurangan asam folat sangat
berpengaruh pada perkembangansistem saraf utama otak dan tulang belakang
janin.
Pada ibu hamil, kekurangan asam folat menyebabkan meningkatnya
resiko Anemia,sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat.Artinya, bila
memang ingin hamil, seorang wanita sebaiknya sudah harus mencukupi
kebutuhan asam folatnya, minimal 4 bulan sebelum kehamilan.Jika
perkembangan sistem saraf utama terganggu, maka akan mempengaruhi
perkembangan janin, yakni pembentukan tulang-tulang kepala, termasuk wajah
(menyebabkan sumbing), sistem hormon (pada anak perempuan, di saat
dewasa kelak bisa tidak mengalami menstruasi) dan perkembangan pusat
kecerdasan (gangguan belajar). Selain itu, juga berakibat pada sistem motorik
8
(mengalami lumpuh, tidak bisa berjalan tegak), tidak ada kontrol untuk buang
air besar maupun buang air kecil serta adanya gangguan jantung.
Sebagaimana zat gizi lain, kecukupan asam folat yang merupakan
turunan dari vitamin B ini, juga bisa diperoleh dari berbagai makanan sehari-
hari. sayuran berwarna hijau, seperti brokoli, bayam serta asparagus, kaya akan
asam folat. Begitu juga dengan buah-buahan berwarna merah atau jinga,
seperti semangka, jeruk, pisang, nanas, juga kiwi. Asam folat juga terdapat
pada daging, hati sapi, ikan juga susu.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara mengolah danmemasak
makanan kaya asam folat. Bila dimasak terlalu lama, kandungan asam folat
bisa berkurang atau malah hilang. Mengingat risiko tersebut, maka ibu hamil
perlu mengonsumsi suplemen asam folat secara teratur sesuai rekomendasi
dokter, yaitu sekitar 0,4 hingga 1 mg per hari. Ibu hamil tak perlu takut
kelebihan asam folat karena akan dikeluarkan dari tubuh secara alamiah,
namun sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter.
2.3 Menetapkan Kebutuhan Untuk Pengobatan Komplikasi Ringan
Konstipasi adalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada
trimester pertama kehamilan.Ini juga merupakan masalah nutrisi yang umum
terjadi pada kehamilan.
Konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada
peristaltik usus dari uterus yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin
plasenta, dan kemungkinan akibat menngkatnya kadar progesteron.Konstipasi
menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan.
a. Temuan Pengkajian
Adanya rasa begah dan penuh pada abdomen
Hilang nafsu makan
Perubahan pola eliminasi usus
b. Implikasi Keperawatan
Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor
penyebab
Anjurkan klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur
9
Anjurkan pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam
makanan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran dan minum air
dalam jumlah lebih dari biasanya setiap hari
Jika klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang
klien mengkonsumsi suplemen tersebut yang berguna untuk
menambah simpanan besi, lebih baik kita membantu klien untuk
konstipasi melalui cara lain
Ingatkan klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk
mencegah konstipasi, terutama minyak mineral yang akan
mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang diperlukan bagi
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu
Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat
mencetuskan persalinan
Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas
selama kehamilan kecuali diresepkan oleh dokter
Berikan pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi
Nasehatkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas,
seperti kubis atau buncis, sehingga flatus dapat dikontrol.
2.4 Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional
lainnya
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan
tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul
baik secara vertikal maupun horizontal.
Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke
unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke
rumah sakit provinsi. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan
komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara
bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak.
Tujuan rujukan adalah sebagai berikut:
Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-
baiknya
10
Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya
Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of
knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat
pendidikan dan daerah
Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa :
Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit
kesehatan yang lebih lengkap
Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-
kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis
Pengiriman bahan laboratorium
Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai
dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)
Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa :
Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan
advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan data-
data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai
kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk
memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
Prinsip yang kita gunakan dalam sistem rujukan di kebidanan adalah
BAKSOKUDA, yaitu singkatan dari:
B (Bidan)
pastikan ibu/klien/bayi didampingi oleh tenaga kesehatan yang komponen
dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan.
A (Alat)
11
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan, seperti spuit,
infuseset, tensimeter, dan stetoskop, dll.
K (Keluarga)
Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia
dirujuk. Suami dan anggota keluarga lain harus menemani klien ketempat
rujukan.
S (Surat)
Beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), aslasan
rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat-obatan yang telah diterima
ibu(klien).
O (Obat)
Bawa obat- obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk.
K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan klien dalam
kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang
cepat.
U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan ditempat rujukan.
DA (Darah)
Siapkancalonpendonordarahdarikeluargauntukberjaga-
jagadarikemungkinankasusyang memerlukandonordarah.
2.5 Menetapkan Kebutuhan Untuk Konseling Spesifik Atau Anticipatory
Guidance
Konseling prakonsepsi adalah suatu cara untuk mengidentifikasisemua
faktor yang berpotensi hasil akhir kehamilan, berupa nasihat tentangresiko
yang ada pada klien dan di berikan suatu strategi atau mengeliminasi pengaruh
patologis yang diketahui berdasarkan riwayat keluarga, medis,
atauobstetris.Manfaat konseling prakonsepsi:
1. Mempersiapkan kehamilan baik secara fisik dan psikologis ibu
2. Memperbaiki hasil akhir kehamilan
12
3. Menurunkan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan
4. Mengurangi angka kehamilan dengan resiko tinggi.Konseling prakonsepsi
dasar yang sering diberikan berupa konselingmengenai:
Makanan/ nutrisi
Kebiasaan minum aklohol
Merokok
Pemakaian obat terlarang
Asupan vitamin
Konseling dimulai tentang dengan pemeriksaan menyeluruh
tentangriwayat reproduksi, sosial, keluarga.
1. Riwayat reproduksi, mencakup usaha-usaha sebelumnya
terhadapkonsepsi, adanya fertilitas dan hasil kehamilan yang abnormal
termasuk abortus, kehamilan ektopik (kehamilan diluar rahim), atau
kematian janin berulang, jadi faktor-faktor resiko yang dapat terjadi
selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Riwayat sosial. Yang harus dipehatikan pada saat konseling adalah:
a. Usia ibu.
Usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan, misalnya:
Pada kehamilan remaja.Remaja memilki kemungkinan lebih besar
mengalami anemia,dan beresiko lebih tinggi memiliki janin yang
pertumbuhannyaterhambat, persalinan prematur, dan angka
kematian bayi yang tinggi.
Pada kehamilan setelah usia 35 tahun atau lebih:
1. Meningkatkan resiko kematian ibu
2. Meningkatkan resiko terjadinya kelahiran bayi
premature,disebabkan oleh usia ibu yang rentan terhadap
penyulit,seperti hipertensi dan diabetes.
b. Gaya hidup dan kebiasaan kerja
Olahraga, pada selama kehamilan olahraga tidak dilarang.
Sebagian besar waniata hamil dapat melanjutkan olahraga,
walaupun mungkin perlu dilakukan perubahan-perubahan.
13
Kekerasan dalam rumah tangga, kehamilan dapat
memicukembali masalah antarpribadi. Selama kehamilan,
terdapat peningkatan resiko dari pasangan yang pernah
menganiaya. Penganiayaan lebih besar kemumgkinannya
terjadi padawanita yang pasangannya yang merupakan pecandu
alkoholatau obat, baru menganggur, latar belakang pendidikan
rendah, serta riwayat di penjara.
3. Riwayat keluarga
Status kesehatan dan reproduksi dari keluarga sedarah ditinjau untuk
penyakit medis, retardasi mental (keterbelakangan mental), infertilitas
(ketidaksuburan) dan kematian janin.Latar belakang ras, etnik atau
keagamaan tertentu dapat menigkatkan resiko penyakit resesif
tertentu.Riwayat keluarga tidak selalu akurat, tapi setiap kekhawatiran
perlu dibuktikan.
2.6 Menetapkan Menetapkan kebutuhan konseling HIV(Human
Immunodeficiency Virus) /PMS
Konseling HIV/AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antara
klien dan konselor bertujuan meningkatkan kemampuan menghadapi stressdan
mengambil keputusan berkaitan dengan HIV/AIDS.
AIDS adalah PMS (Penyakit Menular Seksual) yang paling sering
didengar belakangan ini.Ketakutan orang tentang AIDS sangat besar, karena
sejauh ini belum dapat disembuhkan. Semua orang bisa saja terkena AIDS. Di
Indonesia sudah ada bayi maupun orang dewasa yang terkena AIDS. Karena
itu, kita harus waspada terhadap bahaya penularan AIDS.
Berikut beberapa catatan khusus tentang AIDS:
1. Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS (bibit penyakit
AIDS) hanya berdasarkan penampilannya
2. AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan
3. AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian
4. AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lain
14
5. Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa
seperti TBC, tumor, radang paru, infeksi saluran pencernaan dan lain-lain
6. AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan
seorang pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita,
atau dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual
Alasan Pentingnya Konseling HIV/AIDS adalah konseling merupakan
suatu proses pencegahan dan perubahan perilaku dapat mencegah penularan.
Konseling HIV/AIDS merupakan proses dengan tiga tujuan umum:
1. Menyediakan dukungan psikologis, misalnya: dukungan yang berkaitan
dengan kesejahteraan emosi, psikologis, sosial dan spiritualseseorang yang
mengidap virus HIV atau virus lainnya.
2. Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan informasi tentang
perilaku berisiko (seperti seks aman atau penggunaan jarum bersama)dan
membantu orang dalam mengembangkan keterampilan pribadiyang
diperlukan untuk perubahan perilaku dan negosiasi praktek lebih aman.
3. Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan perawatanmelalui
pemecahan masalah kepatuhan berobat.
Petugas harus mengutamakan keadaan bayi, tetapi tidak
denganmengorbankan kondisi ibu.Skrining HIV yang diwajibkan
melibatkandiskriminasi, stigma sosial, dan risiko bereproduksi pada
wanita hamil.Insiden tranmisi perinatal dari seorang ibu HIV positif ke
janinnya bervariasidari 25%-35%.Metode untuk mencegah transmisi
ibu ke janin danpengobatan janin sampai saat ini belum ada.Sebelum
ada perubahanteknologi yang mengubah diagnosis dan pengobatan pada
janin, tes padawanita hamil harus dilakukan atas kemauan wanita itu
sendiri.Tenagakesehatan memiliki kewajiban memastikan calon ibu
memperoleh informasiyang cukup tentang gejala dan tes HIV.
a. Definisi
Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan
danpembahasan masalah-masalah antara kita dengan konselor
(orangyang dilatih untuk mengatasi masalah PMS).
15
a. Penyakit Menular seksual (PMS) dan AIDS
AIDS adalah PMS yang paling sering didengar belakangan ini.Ketakutan
orang tentang AIDS sangat besar, karena sejauh ini belumdapat
disembuhkan.Obat-obatan yang dapat membantu perawatanmereka yang
sudah kena AIDS (bukan menyembuhkan) juga sangatmahal.
Semua orang bisa saja terkena AIDS. Di Indonesia sudah adabayi
maupun orang dewasa yang terkena AIDS. Karena itu, kita mestiwaspada
terhadap bahaya penularan AIDS.
b. Catatan khusus tentang AIDS
Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS (bibitpenyakit
AIDS) hanya berdasarkan penampilannya
AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan ataujamu-
jamuan
AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian
AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMSyang lain
Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenaiorang biasa
seperti TBC, tumor, radang paru, infeksi saluranpencernaan dan lain-lain
AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seksdengan
seorang pasangan yang juga hanya berhubunganseksual dengan kita,
atau dengan menggunakan kondom setiapkali berhubungan seksual.
Perlu kita ketahui bahwa HIV/AIDS dan PMS pada ibu hamil
dapatmempengaruhi keadaan psikologi ibu hamil dan mempengaruhi
pertumbuhanjanin yang dikandungnya.
Konseling merupakan keharusan bagi wanita positif (+) HIV. Hal
inisebaiknya dilakukan pada awal kehamilan, dan apabila ia memilih
untukmelanjutkan kehamilannya, perlu diberikan konseling berkelanjutan
untukmembantu wanita tersebut secara psikologis. Perkembangan
penatalaksanaanselama kehamilan mengikuti kemajuan-kemajuan dalam
pengobatan individunon-hamil yang terinfeksi HIV.Standar penanganan
yang berlaku saat inimengharuskan wanita hamil dan janinnya menjalani
terapi yang paling efektifyang tersedia. Karena konsekuensi penyakit
yang tidak diobati sangatmerugikan, terjadi pergeseran dari fokus
16
pengobatan yang semata-mata untukmelindungi janin menjadi
pendekatan yang lebih berimbang berupapengobatan bagi ibu dan
janinnya (Kass dkk., 2000).
2.7 Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan
Kehamilan
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara
bidandengan ibu hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu
danbidan.Serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum
dankontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan
umumnya(Salmah, 2006).
Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil
denganpemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan
dankesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi
danmemberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).
Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibudan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dansosial
ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadiselama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanandan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan denganselamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal
danpemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiranbayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.Menurut
Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agaribu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifasdengan baik dan
17
selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Setiap wanita hamil memerlukan minimal 4 kali kunjungan selama periode
antenatal:
a. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester II (antara minggu 14-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester III (antara 28-36 dan sesudah minggu
ke 36)
Idealnya penjadwalan ulang bagi wanita yang mengalami perkembangan
normal selama kehamilan adalah:
a. Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan dilakukan setiap 4 minggu
b. Antara minggu ke 28-36, setiap 2 minggu
c. Setiap minggu ke 36 hingga persalinan, dilakukan setiap minggu
Bila ibu hamil mengalami masalah, tanda bahaya atau jika merasa
khawatir, dapat sewaktu-waktu melakukan kunjungan.
Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak 12-13 kaliselama
hamil.Di negara berkembang pemeriksaan antenatal dilakukansebanyak 4 kali
sudak cukup sebagai kasus tercatat.
Keuntungan antenatal care sangat besar karena dapat
mengetahuiberbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat
diarahkanuntuk melakukan rujukan ke rumah sakit.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau
fetus di dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting
dalam kehidupan seorang wanita.
Pada masa ini terjadi berbagai perubahan baik secara fisik maupun
secara psikologis sehingga kebutuhannya pun akan berbeda dengan saat
sebelum hamil. Disitulah peran bidan sangat dibutuhkan terutama dalam
memberikan asuhan yang komprehensif yaitu asuhan yang menyeluruh
kepada ibu hamil dengan tujuan untuk menjaga dan meningkatkan
mensejahterakan kesehatan ibu dan janin.
Dalam mengembangkan asuhan yang komprehensif hal perlu
diperhatikan adalah:
1. Menetapkan kebutuhan tes labolatorim
2. Menetapkan kebutuhan belajar
3. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
4. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional
lainnya
5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory
guidance
6. Menetapkan kebutuhan konseling HIV(Human Immunodeficiency
Virus)/PMS
7. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan
kehamilan.
19
3.2 Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan harus memperhatikan kesehatan bagi ibu
hamil dan kandungannya. Dan memberikan pelayanan yang baik kepada ibu
hamil, agar tercipta ibu dan bayi sehat.
Bidan harus memberikan jadwal kunjungan pada ibu, agar asuhan
yangdiberikan komprehensif dan berkesinambungan. Sehingga keadaan dan
perkembangan ibuserta janinnya dapat terpantau dan dapat mendeteksi secara
dini kemungkinan bahaya yangakan terjadi di setiap trimesternya. Dan bidan
harus mampu memberikan pendidikankepada ibu saat kehamilan berlangsung,
yang meliputi:
Pendidikan mengenai nutrisi ibu hamil
Pendidikan mengenai sekualitas ibu hamil
Kebutuhan istirahat
Ketidaknyamanan di setiap trimester
Personal hygiene
Tanda bahaya di setiap trimester.
20
DAFTAR PUSTAKA
Romauli Suryati, 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan,Yogyakarta: Medical Book
Rukiyah Ai Yeyeh, S. SiT, MKM, dkk, 2009. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan),
Jakarta: Trans Info Media
http://scribd.com
http://sitimuslihaamkeb.blogspot.com/2011/06/pengembangan-rencana-asuhan-
yang.html
http://www.anakibu.com/pre-eklamsia-pada-ibu-hamil/
http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia-dan-eklampsia-pada-
kehamilan/
21