pembahasan tembaga

3
PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pecobaan tentang Tembaga (II) Ammonium Berhidrat dan Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat. Pada percobaan pertama praktikan membuat garam tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat. Pada proses pembuatan garam ini, awalnya praktikan mencampurkan serbuk CuSO 4 .5H 2 O yang berwarna biru muda dan (NH 4 ) 2 SO 4 yang berwarna hijau muda dalam air panas. Molekul air mempunyai momen dipol yang besar dan dapat ditarik baik ke kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya ini maka digunakanlah air sebagi pelarutnya karena pada CuSO 4 .5H 2 O maupun (NH 4 ) 2 SO 4 dapat larut dalam air dan tetap berupa satu spesies ion. Hasil campuran ini membentuk larutan berwarna biru muda. Warna biru muda tersebut terjadi sebagai akibat campuran yang kurang sempurna (heterogen), berdasarkan pengamatan warna endapan yang terbentuk adalah warna biru yang homogen, pewarnaan biru disini merupakan warna dari ion Cu 2+ yang menjadi salah satu komponen pembentuk garam rangkap tersebut. Dikatakan garam rangkap karena suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu disebutlah garam rangkap. Dan hal ini yang sama terjadi pada garam tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat. Sebelum praktikan mendinginkan campuran tersbut, terlebih dulu praktikan menutup campuran dengan kaca arloji, hal ini dilakukan agar tidak menguapnya beberapa ion yang diinginkan untuk dapat membentuk kristal monoklin sempurna. Proses pendinginan ini dilakukan karena bila suatu zat cair didinginkan, terjadi gerakan translasi molekul-molekul menjadi lebih kecil dan gaya tarik molekul-molekul makin besar, sehingga setelah mengkristal molekul mempunyai kedudukan tertentu dalam kristal. Pada percobaan ini didapatkan garam rangkap kupriammonium sulfat berupa kristal monoklin berwarna biru muda seberat 7,89 gram, dengan persen hasil (% rendemen) sebesar 57,8 %. Reaksi yang terjadi dalam pembuatan garam ini yaitu : CuSO 4 .5H 2 O + (NH 4 ) 2 SO 4 → CuSO 4 (NH 4 ) 2 SO 4 .6H 2 O Berikutnya praktikan melakukan pembuatan garam tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat. Praktikan melarutkan serbuk CuSO 4 .5H 2 O yang berwarna biru dengan menggunakan larutan NH 3 pekat. Pencampuran ini dilakukan dalam lemari asam, karena pencampuran ini dapat menghasilkan gas yang berbau menyengat yaitu berasal dari larutan

Upload: irvan-nurliansyah

Post on 18-Dec-2014

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASD

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBAHASAN tembaga

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pecobaan tentang Tembaga (II)

Ammonium Berhidrat dan Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat. Pada percobaan

pertama praktikan membuat garam tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat. Pada proses

pembuatan garam ini, awalnya praktikan mencampurkan serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna

biru muda dan (NH4)2SO4 yang berwarna hijau muda dalam air panas. Molekul air

mempunyai momen dipol yang besar dan dapat ditarik baik ke kation maupun anion untuk

membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya ini maka digunakanlah air sebagi pelarutnya karena

pada CuSO4.5H2O maupun (NH4)2SO4 dapat larut dalam air dan tetap berupa satu spesies

ion. Hasil campuran ini membentuk larutan berwarna biru muda. Warna biru muda tersebut

terjadi sebagai akibat campuran yang kurang sempurna (heterogen), berdasarkan pengamatan

warna endapan yang terbentuk adalah warna biru yang homogen, pewarnaan biru disini

merupakan warna dari ion Cu2+ yang menjadi salah satu komponen pembentuk garam

rangkap tersebut. Dikatakan garam rangkap karena suatu garam yang terbentuk lewat

kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu disebutlah

garam rangkap. Dan hal ini yang sama terjadi pada garam tembaga (II) ammonium sulfat

berhidrat.

Sebelum praktikan mendinginkan campuran tersbut, terlebih dulu praktikan

menutup campuran dengan kaca arloji, hal ini dilakukan agar tidak menguapnya beberapa ion

yang diinginkan untuk dapat membentuk kristal monoklin sempurna. Proses pendinginan ini

dilakukan karena bila suatu zat cair didinginkan, terjadi gerakan translasi molekul-molekul

menjadi lebih kecil dan gaya tarik molekul-molekul makin besar, sehingga setelah

mengkristal molekul mempunyai kedudukan tertentu dalam kristal. Pada percobaan ini

didapatkan garam rangkap kupriammonium sulfat berupa kristal monoklin berwarna biru

muda seberat 7,89 gram, dengan persen hasil (% rendemen) sebesar 57,8 %. Reaksi yang

terjadi dalam pembuatan garam ini yaitu :

CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O

Berikutnya praktikan melakukan pembuatan garam tembaga (II) tetra amin sulfat

berhidrat. Praktikan melarutkan serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna biru dengan

menggunakan larutan NH3 pekat. Pencampuran ini dilakukan dalam lemari asam, karena

pencampuran ini dapat menghasilkan gas yang berbau menyengat yaitu berasal dari larutan

Page 2: PEMBAHASAN tembaga

amonia pekat yang digunakan. Dari hasil campuran ini, terbentuk larutan yang berwarna biru

tua atu biru dongker. Selanjutnya ke dalam campuran biru tua tersebut ditambahkan alkohol

95 % sedikit demi sedikit, hal ini bertujuan untuk mengurangi energi solvasi ion- ion sehingga

pembentukan kristal dapat terjadi lebih sempurna. Praktikan menggunakan alkohol, karena

alkohol merupakan pelarut yang baik untuk senyawa ionik, dimana alkohol sendiri memiliki

tetapan dielektrik yang rendah. Setelah penambahan ini, campuran didiamkan dalam

penanggas es. Pendinginan ini dilakukan karena pada dasarnya semua garam-garam tersebut

akan terbentuk melalui pencampuran (larutan pekat panas dari komponen sulfat) yang

kemudian didinginkan. Kristal-kristal alumi yang mengendap terjadi akibat kelarutannya

rendah dalam air dingin, sehingga pendinginan ini pun perlu untuk dilakukan.

Endapan biru tua yang pun kemudian disaring, lalu dicuci dengan campuran amonia

pekat dan alkohol, kemudian dengan larutan alkohol dan eter. Pencucian dilakukan untuk

memurnikan endapan kristal yang terbentuk dari pengotor-pengotor yang tidak diinginkan

pada garam yang terbentuk. Terakhir endapan kristal dikeringkan, kemudian ditimbang.

Praktikan memperoleh berat endapan kristal yang terbentuk sebanyak 1,06 gram, dengan

persen hasil (% rendemen) sebesar 83,04 %. Reaksi yang terjadi pada saat pembentukan

garam kompleks ini adalah:

CuSO4.5H2O+ 4NH3 → Cu(NH3)4SO4.5H2O

III.KESIMPULAN

Massa kristal CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah 7,89 gram, kristal berwarna biru muda.

% rendemen CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah 57,8 %

Massa kristal Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 1,06 gram, kristal berwarna biru tua.

% rendeman Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 83,04 %

DAFTAR PUSTAKA

Chalid, Sri Yadial. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik . Jakarta : UIN Syarif

Hidayatullah.

Day & Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.Jakarta :

Erlangga.

Harjadi. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta : PT. Gramedia.

Page 3: PEMBAHASAN tembaga

http://id.wikipedia.org/wiki diakses 17 oktober 2012 03.00