pembahasan tembaga
DESCRIPTION
ASDTRANSCRIPT
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pecobaan tentang Tembaga (II)
Ammonium Berhidrat dan Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat. Pada percobaan
pertama praktikan membuat garam tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat. Pada proses
pembuatan garam ini, awalnya praktikan mencampurkan serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna
biru muda dan (NH4)2SO4 yang berwarna hijau muda dalam air panas. Molekul air
mempunyai momen dipol yang besar dan dapat ditarik baik ke kation maupun anion untuk
membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya ini maka digunakanlah air sebagi pelarutnya karena
pada CuSO4.5H2O maupun (NH4)2SO4 dapat larut dalam air dan tetap berupa satu spesies
ion. Hasil campuran ini membentuk larutan berwarna biru muda. Warna biru muda tersebut
terjadi sebagai akibat campuran yang kurang sempurna (heterogen), berdasarkan pengamatan
warna endapan yang terbentuk adalah warna biru yang homogen, pewarnaan biru disini
merupakan warna dari ion Cu2+ yang menjadi salah satu komponen pembentuk garam
rangkap tersebut. Dikatakan garam rangkap karena suatu garam yang terbentuk lewat
kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu disebutlah
garam rangkap. Dan hal ini yang sama terjadi pada garam tembaga (II) ammonium sulfat
berhidrat.
Sebelum praktikan mendinginkan campuran tersbut, terlebih dulu praktikan
menutup campuran dengan kaca arloji, hal ini dilakukan agar tidak menguapnya beberapa ion
yang diinginkan untuk dapat membentuk kristal monoklin sempurna. Proses pendinginan ini
dilakukan karena bila suatu zat cair didinginkan, terjadi gerakan translasi molekul-molekul
menjadi lebih kecil dan gaya tarik molekul-molekul makin besar, sehingga setelah
mengkristal molekul mempunyai kedudukan tertentu dalam kristal. Pada percobaan ini
didapatkan garam rangkap kupriammonium sulfat berupa kristal monoklin berwarna biru
muda seberat 7,89 gram, dengan persen hasil (% rendemen) sebesar 57,8 %. Reaksi yang
terjadi dalam pembuatan garam ini yaitu :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Berikutnya praktikan melakukan pembuatan garam tembaga (II) tetra amin sulfat
berhidrat. Praktikan melarutkan serbuk CuSO4.5H2O yang berwarna biru dengan
menggunakan larutan NH3 pekat. Pencampuran ini dilakukan dalam lemari asam, karena
pencampuran ini dapat menghasilkan gas yang berbau menyengat yaitu berasal dari larutan
amonia pekat yang digunakan. Dari hasil campuran ini, terbentuk larutan yang berwarna biru
tua atu biru dongker. Selanjutnya ke dalam campuran biru tua tersebut ditambahkan alkohol
95 % sedikit demi sedikit, hal ini bertujuan untuk mengurangi energi solvasi ion- ion sehingga
pembentukan kristal dapat terjadi lebih sempurna. Praktikan menggunakan alkohol, karena
alkohol merupakan pelarut yang baik untuk senyawa ionik, dimana alkohol sendiri memiliki
tetapan dielektrik yang rendah. Setelah penambahan ini, campuran didiamkan dalam
penanggas es. Pendinginan ini dilakukan karena pada dasarnya semua garam-garam tersebut
akan terbentuk melalui pencampuran (larutan pekat panas dari komponen sulfat) yang
kemudian didinginkan. Kristal-kristal alumi yang mengendap terjadi akibat kelarutannya
rendah dalam air dingin, sehingga pendinginan ini pun perlu untuk dilakukan.
Endapan biru tua yang pun kemudian disaring, lalu dicuci dengan campuran amonia
pekat dan alkohol, kemudian dengan larutan alkohol dan eter. Pencucian dilakukan untuk
memurnikan endapan kristal yang terbentuk dari pengotor-pengotor yang tidak diinginkan
pada garam yang terbentuk. Terakhir endapan kristal dikeringkan, kemudian ditimbang.
Praktikan memperoleh berat endapan kristal yang terbentuk sebanyak 1,06 gram, dengan
persen hasil (% rendemen) sebesar 83,04 %. Reaksi yang terjadi pada saat pembentukan
garam kompleks ini adalah:
CuSO4.5H2O+ 4NH3 → Cu(NH3)4SO4.5H2O
III.KESIMPULAN
Massa kristal CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah 7,89 gram, kristal berwarna biru muda.
% rendemen CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah 57,8 %
Massa kristal Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 1,06 gram, kristal berwarna biru tua.
% rendeman Cu(NH3)4SO4.6H2O adalah 83,04 %
DAFTAR PUSTAKA
Chalid, Sri Yadial. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik . Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah.
Day & Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.Jakarta :
Erlangga.
Harjadi. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta : PT. Gramedia.
http://id.wikipedia.org/wiki diakses 17 oktober 2012 03.00