pembahasan retensio plasenta

Upload: dinn-yaach-ndet

Post on 04-Mar-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askeb

TRANSCRIPT

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian data sesuai dengan kasus diatas baik yang didapat secara anamnese atau melalui pemeriksaan di peroleh diagnosa yaitu Ny. J P6105 Ab000 dengan retensio plasenta. Klien datang dengan rujukan dari Puskesmas, dengan kondisi awal saat pasien datang pasien mengeluarkan perdarahan banyak dari jalan lahir karena plasenta belum dapat dilahirkan pasca persalinan. Pasien tampak anemis berat dan mengalami syok hipovolemik pada kehamilannya saat ini yang memasuki usia kehamilan 7 bulan. Berdasarkan keterangan ibu, selama kehamilan ini tidak pernah mengalami perdarahan yang sama sebelumnya. Ibu tidak merasakan ada rasa mules pada perutnya, perdarahan encer, banyak, dan tidak ada gumpalan. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan dalam dimana didapatkan hasil pengeluaran pervaginam berupa darah berwarna merah kehitaman dan konsistensinya encer, serta tidak ada pembukaan porsio. Sesuai dengan teori yang ada, seharusnya pada kasus perdarahan tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam. Pada Ny. S dilakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan apakah porsio membuka atau tidak, untuk menunjang penegakan diagnosa. Berdasarkan pemeriksaan denyut jantung janin dengan menggunakan doppler, didapatkan hasil bahwa denyut jantung janin masih dalam batas normal, gerakan janin aktif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi distress pada janin. Berdasarkan pengkajian data yang dilakukan, belum dapat diketahui secara pasti penyebab daripada perdarahan yang dialami ibu, sehingga yang dapat disimpulkan kemungkinan penyebab perdarahan yang dialami ibu adalah plasenta previa. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sarwono Prawirohardjo, bahwa tanda gejala plasenta previa adalah terjadinya perdarahan pervaginam secara tiba-tiba tanpa disertai rasa nyeri. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum ibu tampak lemah dan konjunctiva tampak anemis, sebagai akibat dari pengeluaran darah pervaginam yang banyak. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap untuk memeriksa kadar hemoglobin ibu. Berdasarkan hasil pemeriksaan, didapatkan kadar Hb ibu 6,7 gr%, dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami anemia sedang. Untuk itu kebutuhan segera yang diperlukan ibu adalah peningkatan kadar hemoglobin melalui tindakan tranfusi darah.

Perlu dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obtetri gynekologi untuk pemeriksaan lebih lanjut menggunakan ultrasonografi (USG) untuk memastikan posisi plasenta. Namun oleh karena untuk melakukan pemeriksaan USG, tidak bisa dilakukan secara langsung harus melaui prosedur pendaftaran yang cukup rumit, sehingga penatalaksanaan yang dapat dilakukan sebelum pemeriksaan USG dilakukan adalah perbaikan keadaan umum dan observasi secara ketat tanda-tanda kegawatan janin. Pada penanganan kasus ini harus dilakukan secara berkasinambungan dan sesuai dngan prosedur.