pembahasan quiz pendidikan kewarganegaraan
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
OLEH
KELOMPOK IV
KETUA : Hayuwaty Odilia Wennike (06101410009)
WAKIL KETUA : Fitri Sadewi (06101410007)
NOTULIS : Riska Ria Lestari (06101410016)
PENYAJI : Delsi Fitriani (06101410030)
Fenny Rizky Pratiwi (06101410002)
Nursa’id Fitria (06101410022)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010/2011
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat, jelas dan sistematis !
1. Jelaskan perbedaan antara UUD dengan konstitusi dan untuk memperjelas
jawaban anda berilah contohnya ?
2. Bagaimana perkembangan periodelisasi konstitusi/UUD di Negara
Indonesia ?
3. Jelaskan latar belakang amandemen (perubahan) terhadap UUD NKRI
1945 ?
4. Jelakan lembaga- lembaga Negara Indonesia setelah amandemen UUD
NKRI 1945 ?
5. Jelaskan bagaimana prosedur pengusulan pemberhentian presidern/ wakil
presiden jikalau terbukti melanggar UUD NKRI 1945 ?
Jawab
1. Konstitusi adalah keseluruhan system aturan yang menetapkan dan
mengatur tata kehidupan kenegaraan melalui system pemerintahan Negara
dan tata hubungan secara timbal balik antara pemerintah Negara dan orang –
seorang yang berada di bawah pemerintahannya. Sedangkan UUD adalah
aturan- aturan pokok Negara yang bersifat dasar dan belum memiliki sanksi
pemaksa atau sanksi pidana bagi penyelenggaranya.
UUD adalah suatu naskah tertulis, sedangkan konstitusi lebih luas mencakup
keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis, yang mengatur
secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
msyarakat.
Contoh konstitusi : teks proklamasi
Contoh UUD : dokumen hukum atau pasal- pasal yang mengandung
norma- norma dasar dalam penyelenggaraan
Negara, hubungan antar rakyat dan Negara atau
antar lembaga Negara.
2. Periode Berlakunya Undang-Undang Dasar Negara Indonesia
Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949
Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada
tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan
legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November
1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel ("Semi-Parlementer")
yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem
pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus
1950
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
Bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang
didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara
bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam
negerinya.
Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak
saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan
UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959 , Presiden Sukarno
mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan
kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.
Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:
Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta
Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara
MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September
Partai Komunis Indonesia
Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan
menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD
1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang
Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt)
dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk
menghancur hutan dan sumberalam kita. Pada masa Orde Baru, UUD
1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara
melalui sejumlah peraturan:
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR
berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan
melakukan perubahan terhadapnya
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara
lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945,
terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang
merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto
digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur
dari NKRI.
Periode UUD 1945 Amandemen
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan
UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi
di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang
terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta
kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara
yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Tujuan perubahan UUD
1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi
negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai
dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD
1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD
1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur)
kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan
presidensiil.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan
MPR:
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14 - 21 Oktober 1999 -> Perubahan
Pertama UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7 - 18 Agustus 2000 -> Perubahan
Kedua UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1 - 9 November 2001 -> Perubahan
Ketiga UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1 - 11 Agustus 2002 -> Perubahan
Keempat UUD 1945
3. Latar belakang terjadinya perubahan terhadap UUD NKRI adalah adanya
pandangan bahwa UUD NKRI tahun 1945 belum cukup memuat landasan
bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan penghormatan
HAM. Selain itu didalamnya terdapat pasal- pasal yang menimbulkan multi
tafsir dan membuka peluang begi penyelenggaraan Negara yang otoriter,
sentralistik, tertutup, dan KKN yang memungkinkan kemerosotan kehidupan
nasional di berbagai kehidupan nasional.
4. A. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
Lembaga Negara dalam system ketatanegaraan RI yang terdiri atas anggota
DPR dan DPD.
B. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Lembaga Negara dalam system ketatanegaraan Indonesia sebagai
lembaga perwakilan rakyat, dan memegang kekuasaan membentuk UU.
C. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
Lembaga negara yang merupakan wakil- wakil provinsi dan dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilu.
D. BPK (Badan Pengawas Keuangan)
Lembaga negara yanng memiliki wewenang untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.
E. MA (Mahkamah Agung)
Lembaga negara yang memegang wewenang kekuasaan kehakiman dan
badan peradilan lainnya yang terlepas dari pengaruh semua lembaga Negara.
F. KY (Komisi Yudisial)
Lembaga Negara yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan
wewenangnnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan
lainnya.
G. MK (Mahkamah Konstitusi)
Lembaga negara yang memiliki kekuasaan kehakiman yang diatur
dalam UUD 1945 yang memiliki kewajiban dan wewenang untuk mengadili
pada tingkat pertama dan terakhir.
H. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden memiliki fungsi sebagai kepala Negara (simbol resmi negara
Indonesia di dunia) dan kepala pemerintahan (pemegang kekuasaan
eksekutif dalam pelaksanaan tugas pemerintahan). Sedangkan wakil presiden
secara umum memiliki tugas untuk membantu presiden dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya.
5. - Proses pengusulan pemberhentian presiden/ wapres apabila melanggar
UUD dapat diajukan oleh DPD kepada MPR hanya dengan terlebih
dahulu mengajukan permintaan kepada Mahhkamah Konstitusi untuk
memeriksa, mengadili. Dan memutus pendapat DPR bahwa presiden/
wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya.
- Pendapat DPR bahwa presiden dan wakil presiden telah melakukan
penyelenggaraan hukum adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan DPR
- Pengajuan permintaan DPR kepada Mahkamah konstitusi hanya dapat
dilakukan dengan dukungan sekurang- kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
DPR
- MK wajib memeriksa, mengadili, dan memutuskan dengan seadil- adilnya
terhadap pendapat DPR tersebut paling lama 90 hari setelah permintaan
DPR itu diterima oleh MK
- Apabila MK memutuskan bahwa presiden dan wakil presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum, maka DPR menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian presiden dan wakil
presiden kepada MPR
- MPR wajib menyelenggara sidang untuk memutuskan usul DPR tersebut
paling lambat 30 hari sejak MPR menerima usul tersebut.
- Keputusan MPR atas pemberhentian presiden dan wakil presiden harus
diambil dalam rapat paripurna. MPR yang diadili oleh sekurang-
kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir. Setelah presiden dan wakil
presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat
paripurna MPR.