pembahasan makalah etika profesi lingkungan

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap lingkungan. Karena antara manusia dengan komponen-komponen lingkungan, memiliki hubungan timbal-balik yang sangat menguntungkan, tetapi dapat pula menimbulkan suatu kerugian. Dengan berkembangnya jaman, pemanfaatan pada lingkungan semakin banyak, sedangkan pasokannya akan semakin berkurang. Dampak positif yang didapat tidak dalam jumlah yang besar, karena semakin majunya suatu negara, pencemaran yang dilakukan semakin besar, dan penanganan yang tepat untuk menanggulanginya tidak mencapai seluruhnya. Untuk menghadapi hal tersebut, maka setiap negara, terutama Indonesia, membuat suatu standarisasi dan sertifikasi kompetensi pada berbagai sektor, salah satunya lingkungan. Standarisasi ini dapat menjadikan sebuah acuan pasti bagi manusia akan penyelenggaraan suatu kegiatan, bagaimana seharusnya sebuah proses berjalan, juga untuk menunjang mutu suatu produk yang dihasilkan dari sebuah proses. Metoda standar analisis ini juga dibutuhkan oleh seorang analis kimia di ruang lingkup pekerjaannya yang tentunya tidak jauh dari bidang analisis. Oleh karena itu dalam pengerjaannya membutuhkan pengetahuan lebih lanjut 1 | Page

Upload: nchie-dhys

Post on 10-Aug-2015

374 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan, manusia memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap

lingkungan. Karena antara manusia dengan komponen-komponen lingkungan,

memiliki hubungan timbal-balik yang sangat menguntungkan, tetapi dapat pula

menimbulkan suatu kerugian.

Dengan berkembangnya jaman, pemanfaatan pada lingkungan semakin banyak,

sedangkan pasokannya akan semakin berkurang. Dampak positif yang didapat tidak

dalam jumlah yang besar, karena semakin majunya suatu negara, pencemaran yang

dilakukan semakin besar, dan penanganan yang tepat untuk menanggulanginya tidak

mencapai seluruhnya.

Untuk menghadapi hal tersebut, maka setiap negara, terutama Indonesia, membuat

suatu standarisasi dan sertifikasi kompetensi pada berbagai sektor, salah satunya

lingkungan. Standarisasi ini dapat menjadikan sebuah acuan pasti bagi manusia akan

penyelenggaraan suatu kegiatan, bagaimana seharusnya sebuah proses berjalan, juga

untuk menunjang mutu suatu produk yang dihasilkan dari sebuah proses.

Metoda standar analisis ini juga dibutuhkan oleh seorang analis kimia di ruang

lingkup pekerjaannya yang tentunya tidak jauh dari bidang analisis. Oleh karena itu

dalam pengerjaannya membutuhkan pengetahuan lebih lanjut dan mendalam mengenai

berbagai macam metoda standar analisis dalam berbagai aspek, seperti makanan,

perikanan, instrumen, farmasi, lingkungan, perkebunan, dan pertanian. Pada

kesempatan ini kami akan mencoba memaparkan tentang metoda analisis di bidang

lingkungan. Standar analisis yang akan dijelaskan terdiri dari SNI ( Standar Nasional

Indonesia), UNEP (United Nation Environment Program), dan ISO (International

Organization of Standarization). Selain itu dibutuhkan pula pemahaman terkait

dengan etika profesi diantaranya dengan memahami metoda standar dalam

manajemen lingkungan.

Standar mutu tersebut tidak hanya untuk skala nasional tapi internasional. Karena

daya saing semakin pesat pertumbuhannya. Apabila tidak dapat meningkatkan

kompetensi maka tidak akan bisa bersaing dengan produsen lain.

1 | P a g e

Page 2: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

Pembuatan makalah ini didasarkan untuk mengetahui standar kompetensi yang

dimiliki, supaya masyarakat Indonesia tidak kalah untuk bersaing dalam dunia kerja

dengan masyarakat asing. Juga untuk membandingkan standar kompetensi yang

dimiliki dan menjadi acuan di Indonesia, dengan standar kompetensi dengan skala

Internasional. Untuk mengetahui standar kompetensi manakah yang seharusnya

menjadi standar mutu terbaik yang diberlakukan untuk Indonesia maupun negara lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja standar kompetensi yang dibuat baik skala Nasional maupun skala

Internasional dalam bidang lingkungan?

2. Apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam standar tersebut?

1.3 Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah maka penulis dapat dibatasi pada :

1. Metode standar pada lingkungan yang berlaku baik di Indonesia maupun di dunia

2. Metoda uji yang terkait pada lingkungan

1.4 Tujuan

1. Dapat mengetahui metoda standar apa saja yang digunakan untuk menjadi acuan

dalam bidang lingkungan, baik secara Nasional maupun Internasional

2. Dapat mengetahui berbagai macam metoda uji yang terkait dalam bidang

lingkungan

3. Memberikan pemahaman yang mendalam dan informasi lebih lanjut kepada

mahasiswa/i 2A Analis Kimia tentang berbagai macam standar/metoda yang

berhubungan dengan lingkungan.

1.5 Metode Penelitian

1. Jelajah internet

Melakukan pencarian data maupun artikel yang dapat menjadi pembahasan dalam

makalah untuk dijadikan sebuah acuan dalam pencarian di internet.

2 | P a g e

Page 3: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber

daya alam seperti tanah, air, energi matahari, serta flora dan fauna yang tumbuh diatas tanah

maupun dalam lautan dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan

bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotok adalah

segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi, dll.

Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan,

manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Lingkungan di indonesia di atur dalam perundang-undangan, seperti lingkungan hidup

diatur dalam undang-undang no. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.

Menurut undang-undang ini definisi dari lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lain.

Dalam mengelola suatu lingkungan terdapat standar atau tatacara dalam mengelola

lingkungan tersebut agar lingkungan tersebut tidak terjadi kerusakan dan pencemaran yang

dapat menghilangkan lingkungan tersebut.

3 | P a g e

Page 4: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

BAB III

PEMBAHASAN

Ada beberapa standar yang mengatur pengelolaan lingkungan baik yang berlaku

secara nasional maupun standar yang berlaku secara internasional. Standar-standar tersebut

diantaranya adalah ISO, SNI, dan UNEP.

3.1 ISO (International Organization for Standarization)

ISO adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti sama (Suardi,

2003). Pertama kali ISO didirikan di Jenewa, Swiss, pada tahun 1947. ISO merupakan

singkatan dari International Organization for Standardization. ISO adalah badan standar

dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan

perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai koordinasi standar kerja

internasional, publikasi standar harmonisasi internasional, dan promosi pemakaian standar

internasional. Pada intinya, ISO bertujuan untuk mengharmonisasi standar-standar nasional di

masing-masing negara menjadi satu standar internasional yang sama. (Rabbit & Bergh, 1994).

Seiring dengan perkembagan industri yang semakin pesat saat ini membuat persaingan

semakin ketat antar perusahaan yang ada didunia. Segala upaya dilakukan untuk menjadi

yang terbaik. Manajemen yang baik menjadi kunci kesuksesan dunia industri saat ini baik itu

manajemen produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan. Seiring perkembangan

industri yang semakin maju perusahaan juga dituntut untuk memberikan kualitas yang terbaik,

baik dalam produk maupun jasa yang dihasilkan, tetapi tidak melupakan dampak lingkungan

yang terjadi dari segala aktivitas perusahaan.

Dalam suatu perusahaan terdapat suatu sistem manajemen yang menyangkut tentang

menajemen lingkungan yang lebih dikenal dengan sistem manajemen lingkungan (SML).

Sistem manajemen lingkungan adalah suatu kerangka acuan yang merupakan kumpulan dari

keseluruhan sistem manajemen termasuk struktur organisasi, aktivitas perencanaan, tangung

jawab, praktik, prosesdur, proses dan sumber daya untuk membuat, menerapkan, mencapai,

menkasi dan memelihara kebijakan lingkungan.

Dengan memenuhi keinginan konsumen perusahaan berorientasi pada kualitas produk

yang dihasilkan dengan kualitas produk yang sesuai dengan standar salah satunya yaitu ISO

4 | P a g e

Page 5: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

9001. Perusahaan yang menerapkan ISO 9001 memastikan karakteristik yang diinginkan dari

produk dan layanan seperti kualitas, keamanan, keandalan, dan efisiensi.

Untuk memenuhi tuntutan pelanggan sekaligus menghindari pencemaran lingkungan,

perusahaan dapat mengadopsi standar ISO 9001 serta ISO 14001 secara terintegrasi. Dalam

standar ISO 9001 membahas bagaimana tata kelola perusahaan agar menghasilkan produk

yang bermutu. Sedangkan ISO 14001 membahas dan menjelaskan bagaimana tata kelola

perusahaan agar menghasilkan produk dan proses produksi yang ramah lingkungan. Kedua

standar ini memiliki kesamaan prinsip dan teknik manajemen (Zeng et al, 2005).

I. ISO 9001

Standar ISO 9001 merupakan suatu standar yang melingkupi standar kualitas

atau mutu suatu produk yang dihasilkan oleh sautu perusahaan atau industri.

ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui dunia untuk sistem

manajemen mutu (SMM) dan bersifat global. Dalam SMM ini menyediakan kerangka

kerja bagi perusahaan dan seperangkat prisnip-prinsip dasar dengan pendekatan

manajemen secara nyata dalam aktivitas rutin perusahaan. Sistem ini bersifat umum

dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga

bersifat fleksibel untuk mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai

efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.

Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari

pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi

persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang

dihasilkannya.

ISO 9001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan seperti dalam bidang

ekonomi dan ergonomi ( teknik industri ), sistem manajemen ini banyak ditemui

dikuliah total quality management (TQM).

II. ISO 14001

Standar ISO 14001 adalah suatu standar yang membahas mengenai standar

lingkungan. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan industi dewasa ini telah

menyebabkan krisis lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka

organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap

konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia

terhadap pertanggungjawaban organisasi telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara

maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan

5 | P a g e

Page 6: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan,

maka berdasarkan kesepakatan internasional pada tahun 1996, International

Organization of Standardization meluncurkan suatu standar unutk mengelola

lingkungan secara profesional didalam organisasi dan industri. Standar ini disebut

dengan standar ISO 14001.

Standar ISO 14001 juga dipelajari diberbagai bidang namun tidak seumum

ISO 9001 yang banyak ditemui dibidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak

ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga

mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi ( teknik industri ) terutama pada kuliah

manajemen limbah industri.

Dalam suatu proses produksi pada suatu organisasi atau perusahaan/industri

akan berkaitan dengan dampak lingkungan yang timbul dari proses produksi. Oleh

karena itu sistem manajemen mutu ISO 9001 akan selalu berkaitan dengan sistem

manajemen lingkungan ISO 14001. Sejalan dengan banyak perusahaan yang

mengimplementasikan dan mengintegrasikan bagian-bagian kerja, yaitu bagian kerja

kualitas dan bagian kerja lingkungan hidup akan semakin mendapat perhatian dan

menjadi sorotan yang serius dari kalangan bisnis.

Standar ISO 14001 bermanfaat memberikan kerangka kerja dan panduan bagi

organisasi dalam upaya mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh

aktivitas organisasi, meningkatkan citra organisasi dimata publik dan pihak-pihak

yang berkepentingan (pemerintah, pelanggan), dan meningkatkan efisiensi dalam

upaya organisasi untuk memenuhi peraturan dan regulasi lingkungan yang berlaku.

Penerapan ISO 14001 berarti merencanakan pengendalian dan menerapkan

pengendalian terhadap semua aktifitas dalam organisasi yang mempunyai aspek-aspek

lingkungan yang potensial merugikan lingkungan. Organisasi juga harus memahami

semua peraturan dan perundang-undangan lingkungan yang terkait dengan aktivitas-

aktivitasnya dan berupaya untuk memenuhi peraturan dan perundangan tersebut.

Untuk menerapkan ISO 14001 membutuhkan komitmen dari pihak manajemen

dan pengembangan wawasan dan setiap karyawan akan pentingnya kelestarian

lingkungan. Sama halnya dalam penerapan ISO 9001 yang membutuhkan tahapan-

tahapan yang sistematis, yang dimulai dari tahapan perencanaan perubahan,

pelaksanaan, pemantauan dan tindak lanjut.

6 | P a g e

Page 7: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

3.2 UNEP (United Nation Environment Program)

UNEP adalah organisasi utama PBB di bidang lingkungan hidup, yang pada

dasarnya melakukan pemantauan dan penelitian secara ilmiah pada tingkat global dan

regional serta memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah. UNEP juga

melakukan kemitraan dan dukungan kapasitas pada tingkat nasional, dengan tujuan untuk

mengangkat isu lingkungan dalam pembangunan (environment for development).

3.3 SNI ( Standar Nasional Indonesia)

Standar Nasional Indonesia adalah satu satunya standar yang digunakan di indonesia

secara nasional. SNI dirumuskan oleh panitia teknis dan ditetapkan oleh panitia BSN.

Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI

dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:

1. Keterbukaan (Openness).

2. Transparansi (Transparancy).

3. Konsensus dan tidak memihak (Consensus and impartiality).

4. Efektifitas dan relevan (Effectiveness and Relevan) agar dapat memfasilitasi

perdagangan.

5. Koheren (Coherence) dengan pengembangan standar.

6. Berdimensi pembangunan (Development Dimension).

Standar yang digunakan dalam pengelolaan suatu organisasi yang berdampak negatif

terhadap lingkungan adalah menggunakan Standar Nasional Indonesia mengenai

beberapa permasalahan yang menyangkut pengelolaan air, udara, dan tanah.

Pengelolaan Air

Untuk pengelolaan lingkungan yang berhubungan dengan pengelolaan air terdapat

point-point standar yang digunakan, yaitu air dan air limbah, metode pengujian rasa

dalam air, kualitas air- pedoman validasi metode mikrobiologi.

1. Air dan air limbah

Standar yang berhubungan dengan air dan air limbah dengan cara menguji derajat

keasamannya dengan menggunakan pH-meter. Ruang lingkup dalam pengujian air dan

7 | P a g e

Page 8: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

air limbah menggunakan metode pengujian derajat keasaman (pH) air dan air limbah

dengan menggunakan alat pH-meter.

Prinsip dasar yang digunakan dalam metoda ini adalah dengan cara mengukur

aktivitas ion-ion hidrogen yang terdapat dalam air dan air limbah secara potensiometri

atau elektrometri dengan menggunakan pH-meter.

2. Pengujian rasa dalam Air.

Untuk menentukan kualitas air yang baik, digunakan metoda pengujian rasa dalam air

yang meliputi:

Pengertian, ketentuan-ketentuan, cara uji, dan laporan uji

Pengertian

Terdapat beberapa pengertian dalam pengujian rasa dalam air diantaranya :

- Angka rasa merupakan perbandingan jumlah volume benda uji dan volume air

pengencer dengan volume benda uji.

- Contoh uji adalah contoh air yang diproses menjadi benda uji.

- Benda uji adalah contoh air yang siap diuji.

- Larutan pengencer adalah larutan yang tidak mengandung unsur yang sedang

diuji dan digunakan sebagai pembanding dengan angka terendah.

Ketentuan

Terdapat ketentuan-ketentuan dalam melakukan uji rasa dalam air diantaranya

menyertakan nama, tanda tangan penguji dan penanggung jawab pada formulir kerja,

harus sensitif terhadap rasa dan tidak mempunyai alergi terhadap rasa, terbiasa

menggunakan prosedur pengujian rasa, dan tidak boleh mengetahui jumlah

pengenceran benda uji.

Cara uji

- Uji pendahuluan

- Penetapan rasa angka

- Interprestasi hasil

Laporan uji

Format laporannya adalah sebagai berikut

8 | P a g e

Page 9: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

- Identitas laboratorium prnguji

- Identitas pemakai jasa

- Identitas contoh uji

- Hasil uji

3. Kualitas air- pedoman validasi metode mikrobiologi

Metoda ini menjelaskan validasi metode mikrobiologi, dengan penekanan khusus pada

metoda kuantitatif selektif dimana perkiraan kuantitatif berdasarkan pada perhitungan

partikel mikroorganisme baik secara langsung, dengan bantuan alat mikroskop, ataupun

tidak secara langsung, berdasarkan pada pertumbuhan (perbanyakan) sel mikroorganisme

menjadi koloni atau kekeruhan dalam media cairnya.

Prinsip dan prosedur dalam metoda ini dinyatakan secara umum dengan ada atau tidak

ada, angka paling memungkinkan, jumlah koloni dan jumlah perhitungan langsung secara

mikroskopis.

Standar ini tidak diterpakan untuk validasi metode cepat atau modern yang sebagian

besar berdasarkan pada pengukuran produk yang terbentuk atau perubahan yang terjadi

pada aktivitas mikroorganisme, tetapi tidak mendeteksi individu partikel sel

mikoorganismenya.

Tanah

Standar yang berhubungan dengan pengelolaan tanah yang baik berdasarkan pada

standar yang menggunakan beberapa metoda diantaranya: pengujian kadar air tanah dan

perangkat pengujian tanah sawah.

1. Pengujian kadar air tanah

Metoda pengujian kadar air tanah dilakukan terhadap semua jenis tanah. Kadar air

tanah adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering

tanah tersebut. Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung parameter sifat-sifat

tanah.

2. Perangkat pengujian tanah sawah

Rekomendasi pemupukan berimbang harus didasarkan atas penilaian status dan

dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan tanaman, agar pemupukan efektif dan efisien.

9 | P a g e

Page 10: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

Pemupukan berimbang tidak harus memberikan semua unsur makro/mikro yang

dibutuhkan, tetapi memberikan unsur yang jumlahnya tidak cukup tersedia untuk

tanaman. Penambahan hara yang sudah cukup tersedia justru menyebabkan masalah

pencemaran lingkungan (tanah dan perairan), terlebih bila status hara tanah sudah sangat

tinggi. Sebagai contoh pemupukan P terus menerus pada sawah intensifikasi

menyebabkan kejenuhan P dan ketidak-seimbangan hara di dalam tanah. Pemupukan P

tidak lagi memberikan peningkatan hasil tanaman yang nyata. Efisiensi pemupukan

menjadi rendah, dan kemungkinan unsur hara lain seperti Zn menjadi tidak tersedia.

Penerapan pemupukan berimbang berdasar uji tanah memerlukan data analisa tanah.

Disisi lain daya jangkau (aksesibilitas) pengguna, penyuluh dan petani untuk

menganalisis contoh tanah rendah karena: (1) biaya analisa tanah relatif mahal, (2)

laboratorium uji tanah di sekitar wilayah pertanian masih sangat terbatas, dan (3)

sosialisasi yang belum menyeluruh ke tingkat pengguna. Hal ini menyebabkan

rekomendasi pupuk untuk padi sawah masih bersifat umum dan seragam untuk seluruh

Indonesia.

Untuk mengatasi kesenjangan penerapan teknologi pemupukan berimbang ini, balai

penelitian tanah telah membuat satu perangkat alat bantu untuk menentukan kandungan

(status) hara tanah yang dapat dikerjakan di lapangan disertai dengan rekomendasi

pupuknya. Alat bantu ini dinamakan perangkat uji tanah sawah (PUTS). Penggunaan

PUTS diharapkan mampu membantu petani dalam meningkatkan ketepatan pemberian

dosis pupuk N, P, dan K untuk padi sawah dengan produktivitas padi setara IR-64.

Deskripsi PUTS

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) terdiri dari satu set alat dan bahan kimia untuk

analisis kadar hara tanah sawah, yang dapat digunakan di lapangan dengan relatif cepat,

mudah, murah dan cukup akurat. PUTS ini dirancang untuk mengukur kadar N, P, K dan

pH tanah.

Hasil pengukuran kadar hara N, P, dan K tanah dengan PUTS dikategorikan menjadi

tiga kelas status hara mengacu pada hasil penelitian uji tanah, yaitu : status rendah (R),

sedang (S) dan tinggi (T). PUTS ini merupakan penyederhanaan dari pekerjaan analisa

tanah di laboratorium yang didasarkan pada hasil penelitian uji tanah. Kriteria

penggolongan status N, P, K dan pH tanah untuk PUTS disajikan pada Tabel 1.

10 | P a g e

Page 11: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

Tabel 1. Kriteria

pengukuran kadar hara

P dan K tanah ekstrak

HCl 25%, serta pH

tanah Sifat kimia

tanah

Kriteria pengukuran

Rendah Sedang Tinggi

N-KCl 1N (mg/kg) <39 40-99 >99

P- ekstrak HCl 25%

(mg/100g)

<20 20-40 40

K-ekstrak HCl 25%

(mg/100g)

<10 10-20 >20

PH- Tanah Kriteria pengukuran

Sangat

masam

Masam Agak

masam

netral Agak

alkalis

Alkalis

4,5 4,6 –5,5 5,6– 6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 >8,6

Satu paket kemasan PUTS terdiri dari : (a) satu set larutan ekstraksi untuk penetapan

N, P, K dan pH, (b) peralatan pendukung, (c) bagan warna N, P, K, dan pH, (d) bagan

warna daun (BWD), serta (e) buku petunjuk penggunaan. PUTS ini dapat digunakan

untuk analisa contoh tanah sebanyak ± 50 sampel. Jika dirawat dan ditutup rapat segera

setelah dipergunakan maka masa kadaluarsa bahan kimia yang ada dalam PUTS ini

berkisar 1-1,5 tahun dari pertama kali kemasan dibuka.

Udara

Standar yang digunakan untuk menentukan kualitas udara dengan metode penentuan

lokasi pengambilan contoh pemantauan kualitas udara. Cara uji partikel tersuspensi total

menggunakan peralatan high volume air sampler (HVAS) dengan metoda gravimetri.

Cara uji kadar oksidan dengan metode neutral buffer kalium iodida (NBKI)

menggunakan spektrofotometer, penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan

kualitas udara roadside, cara uji kadar nitrogen dioksida (NO2) dengan metoda Griess

Saltzman menggunakan spektrofotometer, dan cara uji kadar sulfur dioksida (SO2)

dengan metode pararosanilin menggunakan spektrofotometer.

11 | P a g e

Page 12: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

1. Penentuan lokasi pengambilan contoh.

Standar yang digunakan dalam menentukan lokasi pengambilan contoh uji kualitas

udara yang meliputi:

a. Pemilihan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara.

b. Penempatan peralatan pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara sesaat

dan secara kontinue.

2. Uji partikel tersuspensi total.

Standar ini digunakan untuk penentuan partikel tersuspensi total menggunakan alat

high volume air sampler.

Pengujian ini meliputi:

a. Cara pengambilan contoh uji dalam jumlah volume udara yang besar di atmosfer,

dengan nilai rata-rata laju alir pompa vakum 1,13 sampai 1,70 m3/menit. Dengan

laju alir ini maka diperoleh partikel tersuspensi kurang dari 100 µm (diameter

ekivalen) yang dapat dikumpulkan. Adapun untuk efisiensi partikel berukran lebih

besar dari 20 µm akan berkurang sesuai dengan kenaikkan ukuran partikel, sudut

dari angin, atap sampler, dan kenaikkan kecepatan.

b. Penggunaan filter serat kaca dapat mengumpulkan partikel dengan kisaran

diameter 100 µm sampai 0,1 µm (efisiensi 99,95 % untuk ukuran partikel 0,3 µm).

c. Jumlah minimum partikel yang terdeteksi oleh metode ini adalah 3 mg (tingkat

kepercayaan 95 %). Pada saat alat dioperasikan dengan laku alir rata-rata 1,7

m3/menit selama 24 jam, maka berat massa yang didapatkan antara 1 sampai 2

µg/m3.

3. Cara uji kadar oksidan dengan metode neutral buffer kalium iodida (NBKI)

menggunakan spektrofotometer.

Standar untuk mengetahui kualitas udara dengan cara menguji kadar oksidan yang

terkandung dalam udara. Standar ini digunakan untuk penentuan oksidan di udara dengan

menggunakan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) yang meliputi ruang lingkup

pengujian diantaranya :

12 | P a g e

Page 13: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

a. Cara pengambilan contoh uji oksidan dengan menggunakan larutan penyerap.

b. Cara perhitungan volume contoh uji gas yang diserap.

c. Cara penentuan oksida di udara menggunakan metode neutral buffer kalium iodida

secara spektrofotometri pada panjang gelombang 352 nm dengan kisaran

konsentrasi 0,01 ppm – 10 ppm (19,6 µg/Nm3 – 19620 µg/Nm3 sebagai ozon).

4. Penentuan lokasi pengambilan uji roadside.

Metoda yang dapat digunakan untuk pengujian kualitas udara dapat menggunakan

metode penentuan titik pengambilan contoh uji kualitas udara roadside yang meliputi :

a. Pemilihan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara dengan

kriteris roadside.

b. Penempatan peralatan pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara kriteria

roadside.

Prinsip metode ini adalah pemilihan lokasi dan penentuan titik pengambilan contoh

uji, harus mewakili daerah yang sedang dipantau, sehingga data hasil pengukuran yang

diperoleh menggambarkan kondisi kualitas udara di daerah tersebut.

5. Cara uji kadar nitrogen dioksida.

Standar yang digunakan dalam pengujian kualitas udara salah satunya adalah dengan

menggunakan metode penentuan nitrogen dioksida di udara menggunakan metode Griess

Saltzman yang meliputi :

a. Cara pengambilan contoh uji gas nitrogendiokida menggunakan larutan penyerap.

b. Cara pengihtungan volume contoh uji gas yang diserap.

c. Cara penentuan gas nitrogen dioksida di udara menggunakan metode Griess

Saltzman secara spektrofotometri dengan panjang gelombang 550 nm dengan

kisaran konsentrasi 0,005 ppm sampai 5 ppm udara atau 0,01 µg/L sampai dengan

10 µg/L.

Prinsip metode ini menyerap gas nitrogen dioksida dengan menggunakan larutan

Griess Saltzman sehingga membentuk suatu senyawa azo dye berwarna merah muda

yang stabil setelah 15 menit. Konsentrasi larutan ditentukan secara spektrofotometri pada

panjang gelombang 550 nm.

13 | P a g e

Page 14: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

6. Cara uji kadar sulfur.

Sama halnya dalam mengukur kualitas udara di atmosefer dengan cara mengukur

kadar sulfurnya dengan metode cara uji kadar sulfur dioksida dnegan menggunakan

metode pararosanilin menggunakan spektrofotometri yang meliputi :

a. Cara pengambilan uji gas sulfur dioksida dengan menggunan larutan penyerap.

b. Cara perhitungan volume contoh gas yang diserap.

c. Cara penentuan gas sulfur dioksida di udara dengan metode pararosanilin

menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm dengan kisaran

konsentrasi 0,01 ppm sampai 0,4 pp udara atau µg/m3 sampai 1000 µg/m3.

Prinsip metode ini yaitu dengan menyerap gas sulfur dioksida ke dalam larutan penyerap

tetrakloromerkurat membentuk senywa kompleks diklorosulfonatomerkurat. Dengan

menambahkan larutan pararosanilin dan formaldehida, ke dalam senyawa

diklorosulfonatomerkurat maka terbentuk senyawa pararosanilin metil sulfonat yang berwarna

ungu. Konsentrasi larutan diukur pada panjang gelombang 550 nm.

3.4 Sistem Manajemen Lingkungan

1. Unsur Sistem Manajemen Lingkungan

A. Persyaratan sistem manajemen lingkungan

Persyaratan umum

Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan

memperbaiki sistem manajemen lingkungan secara berkelanjutan sesuai dengan

persyaratan standar yang berlaku dan menentukan bagaimana organisasi akan

memenuhi persyaratan tersebut.

Persyaratan peraturan perundang-undangan

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk :

a) Mengidentifikasi dan memperoleh informasi tentang persyaratan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti

organisasi, yang terkait dengan aspek lingkungannya.

b) Menentukan bagaimana persyaratan tersebut berlaku terhadap aspek

lingkungannya.

14 | P a g e

Page 15: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

B. Model sistem manajemen lingkungan

Sistem manajemen lingkungan yang dirinci dalam standar ini mengikuti model

manajemen Rencanakan-Lakukan-Periksa-Tindaki (“Plan-Do-Check-Act” atau

PDCA).

Model sistem manajemen lingkungan dan proses yang terus berjalan untuk

perbaikan berkelanjutan dijelaskan pada gambar 1.

Gambar 1 Model sistem manajemen lingkungan untuk standar nasional ini

Sistem manajemen lingkungan paling baik dipandang sebagai suatu kerangka kerja

pengorganisasian yang sebaiknya dipantau secara berkelanjutan dan dikaji secara berkala

untuk memberikan arahan yang efektif bagi manajemen lingkungan organisasi dalam

menghadapi perubahan akibat faktor internal dan eksternal. Semua tingkatan dalam

organisasi sebaiknya menerima tanggung jawab untuk bekerja mencapai perbaikan

lingkungan, sesuai yang dapat dilaksanakan.

Saat pertama menetapkan sistem manajemen lingkungan, organisasi sebaiknya

memulai dari hal yang memiliki manfaat yang jelas, misalnya dengan memfokuskan pada

15 | P a g e

Perencanaan

Kebijakan Lingkungan

Penerapan dan OperasiPemeriksaan

Tinjauan Manajemen

Perbaikan Berkelanjutan

Page 16: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

penghematan biaya secara cepat atau penataan peraturan perundang-undangan yang

sebagian besar terkait dengan aspek lingkungan penting. Saat sistem manajemen

lingkungan berkembang lebih lanjut, maka prosedur, program dan teknologi dapat

digunakan untuk lebih menyempurnakan kinerja lingkungan. Selanjutnya dengan

semakin matangnya sistem manajemen lingkungan, pertimbangan lingkungan dapat

diintegrasikan kedalam seluruh keputusan bisnis.

PDCA adalah proses yang terus menerus berulang yang memungkinkan organisasi

untuk menetapkan, menerapkan dan memelihara kebijakan lingkungannya yang didasarkan

pada kepemimpinan manajemen puncak dan komitmen untuk sistem manajemen

lingkungan. Setelah organisasi melakukan evaluasi status terkininya yang terkait dengan

lingkungan langkah-langkah proses berikutnya adalah:

1) Perencanaan : Menetapkan proses perencanaan yang terus menerus yang

memungkinkan organisasi untuk :

- Mengidentifikasi aspek lingkungan dan dampak lingkungan yang terkait.

- Mengidentifikasi dan memantau persyaratan peraturan perundang-undangan

dan persyaratan lainnya yang berlaku yang diikuti organisasi dan membuat

kriteria kinerja internal bila diperlukan.

- Membuat tujuan dan sasaran lingkungan dan merumuskan program untuk

mencapainya.

- Mengembangkan dan menggunakan indikator kinerja.

2) Penerapan : menerapkan dan melaksanakan sistem manajemen lingkungan.

- Menciptakan struktur manajemen, menetapkan peran dan tanggung jawab

dengan kewenangan yang memadai.

- Menyediakan sumber daya yang memadai.

- Melatih orang-orang yang bekerja untuk kepentingan organisasi dan menjamin

kepedulian dan kompetensi mereka.

- Menetapkan proses untuk komunikasi internal dan eksternal.

- Menetapkan dan memelihara dokumentasi.

- Menetapkan dan menerapkan pengendalian dokumen.

- Menetapkan dan memelihara pengendalian operasi.

- Menjamin adanya kesiagaan dan tanggap darurat.

3) Pemeriksaan : menilai proses sistem manajemen lingkungan.

- Melakukan pemantauan dan pengukuran secara terus menerus.

16 | P a g e

Page 17: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

- Mengevaluasi status penataan.

- Mengidentifikasi ketidaksesuaian dan melakukam tindakan koreksi dan

pencegahan.

- Mengelola rekaman.

- Melakukan audit internal secara berkala.

4) Tindakan : mengkaji dan melakukan tinakan untuk menyempurnakan sistem

manajemen lingkungan

- Melakukan tinjauan manajemen terhadap sistem manajemen lingkungan pada

interval yang memadai

- Mengidentifikasi bidang untuk penyempurnaan.

- Komitmen dan kepemimpinan manajemen puncak

Untuk menjamin keberhasilan, langkah awal dalam pengembangan atau

penyempurnaan sistem manajemen lingkungan melibatkan adanya komitmen dari

manajemen puncak. Komitmen dan kepemimpinan manajemen puncak yang

berkesinambungan dapat menentukan. Identifikasi manfaat dan tantangan yang

dapat dihadapi dengan sistem manajemen lingkungan dapat membantu untuk

meyakinkan komitmen dan kepemimpinan manajemen puncak.

1) Lingkup sistem manajemen lingkungan

Dalam hal ini, manajemen puncak sebaiknya menentukan batasan organisasi

dimana sistem manajemen lingkungan diterapkan. Saat lingkup telah ditentukan,

semua kegiatan, produk dan jasa organisasi yang berada dalam lingkup yang telah

ditentukan tersebut sebaiknya dicakup dalam sistem manajemen lingkungan.

2) Kajian awal lingkungan

Kajian sebaiknya meliputi empat bidang utama :

a. Identifikasi aspek lingkungan, termasuk yang terkait dengan kondisi operasi

normal, kondisi abnormal, awal operasi (start-up) dan akhir operasi (shut-down),

serta situasi darurat dan kecelakaan.

b. Identifikasi persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya

yang berlaku yang diikuti organisasi.

c. Pengujian pelaksanaan dan prosedur sistem manajemen lingkungan yang telah ada,

termasuk kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa dan kontrak.

d. Evaluasi situasi darurat dan kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya.

17 | P a g e

Page 18: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

Metode yang dapat digunakan untuk menguji praktek dan prosedur manajemen

lingkungan yang telah ada, meliputi:

a) Wawancara dengan orang-orang yang bekerja saat ini atau sebelumnya untuk atau

atas nama organisasi untuk menentukan lingkup kegiatan produk dan jasa

organisasi saat ini dan sebelumnya.

b) Evaluasi komunikasi internal dan eksternal yang dilakukan dengan pihak-pihak

berkepentingan, termasuk keluhan, persoalan yang terkait dengan persyaratan

peraturan perundang-undangan dan persyaratan yang lainnnya yang diikuti

organisasi, insiden dan kecelakaan lingkungan atau yang terkait masa lampau.

c) Pengumpulan informasi yang terkait dengan praktek manajemen lingkungan saat

ini.

3) Kebijakan lingkungan

Kebijakan lingkungan menetapkan prinsip sebagai dasar bagi organisasi

dalam melakukan tindakan. Kebijakan menentukan tingkat tanggung jawab dan

kinerja yang disyaratkan oleh organisasi, dimana semua tindakan berikutnya akan

dinilai berdasarkan kebijakan ini. Kebijakan sebaiknya sesuai dengan dampak

lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa organisasi (dalam lingkup sistem

manajemen lingkungan yang ditetapkan) dan sebaiknya menjadi panduan dalam

menyusun tujuan dan sasaran.

Dalam menyusun kebijakan lingkungan, organisasi sebaiknyan

mempertimbangkan:

a) Misi, visi, nilai utama dan keyakinan (core values and beliefs) organisasi.

b) Keselarasan dengan kebijakan organisasi lainnya (misal mutu, keselamatan dan

kesehatan kerja).

c) Persyaratan dan komunikasi dengan pihak yang berkepentingan.

d) Prinsip panduan.

e) Kondisi khusus setempat atau regional.

f) Komitmen untuk pencegahan pencemaran, perbaikan berkelanjutan.

g) Komitmen untuk penataan terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan dan

persyaratan lainnya yang diikuti oleh organisasi.

Pencegahan terhadap pencemaran :

a) Pengurangan atau eliminasi terhadap sumber.

b) Reuse.

18 | P a g e

Page 19: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

c) Recovery.

d) Mekanisme pengendalian seperti pembakaran atau pembuangan terkendali bila

diijinkan.

e) Audit sistem.

C. Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Prinsip audit

a) Kode audit : dasar frofesionalisme

b) Penyajian yang objektif (fair)

c) Profesional

d) Independen

e) Pendekatan berdasarkan bukti

Pengelolaan program audit

Personel yang diberi tanggung jawab untuk mengelola program audit sebaiknya :

a) Menetapkan, menerapkan, memantau, meninjau dan meningkatkan program

audit.

b) Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan dan menjamin ketersediaannya

D. Asesmen lingkungan

Proses asesmen

Proses asesmen meliputi perencanaan asesmen, pengumpulan dan validasi

informasi, evaluasi informasi dan pelaporan asesmen

19 | P a g e

Page 20: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam mengelola suatu lingkungan terdapat standar atau tatacara dalam mengelola

lingkungan tersebut agar lingkungan tersebut tidak terjadi kerusakan dan pencemaran

yang dapat menghilangkan lingkungan tersebut.

Banyak standar yang mengatur mengenai keadaan lingkungan, manajemen lingkungan,

serta syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi syarat baku mutu lingkungan,

namun yang terpenting adalah bagaimana standar – standar tersebut di aplikasikan dan di

laksanakan secara rutin serta dilakukan pengamatan secara berkala. Standar-standar

tersebut diantaranya adalah ISO, SNI, dan UNEP.

Sistem manajemen lingkungan yang dirinci sesuai standar mengikuti model manajemen

Rencanakan-Lakukan-Periksa-Tindaki (“Plan-Do-Check-Act” atau PDCA).

4.2 Saran

Dengan adanya makalah ini, disarankan pembaca bisa menjaga lingkungan dengan

baik sesuai standar yang berlaku baik secara nasional maupun internasional.

20 | P a g e

Page 21: Pembahasan Makalah Etika Profesi Lingkungan

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://www.unepie.org

http://www.bsn.go.id

http://www.iso.org

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan

21 | P a g e