pembahasan ikan nilem dan lele
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perairan merupakan wilayah terluas dari keseluruhan permukaan bumi, oleh sebab
itu ikan yang merupakan hewan penghuni menjadi hewan vertebrata yang paling beraneka
ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Ikan merupakan
organisme veterbrata aquatik yang termasuk hewan poikilotermik (berdarah dingin), yaitu
hewan yang suhu tubuhnya mengikuti suhu air dan bernapas dengan mengisap hawa dari
air dengan insang dan ada beberapa yang bernapas dengan paru-paru. Ikan merupakan
organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri atas beberapa sistem
organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ada beberapa jenis ikan yang
hidup di air tawar dan ada juga yang hidup di air payau, tetapi ada beberapa jenis ikan yang
bisa hidup di dua jenis perairan tersebut. Ikan juga merupakan salah satu organisme yang
memiliki ciri khas unik yang ada pada tubuh mereka. Ciri khas ini didapatkan karena
adanya adaptasi morfologi.
Ikan nilem (Osteochillus hasselti) merupakan ikan peliharaan dan termasuk
Teleostei yaitu ikan-ikan yang banyak dilihat dan banyak dimakan. Ikan nilem hidup di
perairan tawar dan banyak dikenal sebagai Wader (Jawa), Pawas atau Payon (Kalimantan)
dan masih berhubungan kerabat dengan ikan mas dan ikan tawes. Ikan Nilem termasuk
dalam kelas Pisces dan famili Crypnidae. Seluruh tubuh dari ikan nilem diselimuti sisik
dan memiliki banyak sirip sebagai alat bantu berenang.
Bagian tubuh ikan nilem terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala (caput) yang
membentang dari ujung moncong sampai operculum, badan (truncus) yang membentang
mulai dari akhir operculum sampai porus urogenitalis dan ekor (cauda) yang membentang
dari porus urogenitalis sampai ujung tubuh. Ikan Nilem termasuk dalam kelas Pisces dan
famili Syprinidae. Secara lengkap Klasifikasi ikan Nilem(Osteochillus hasselti) menurut
Radiopetro (1977) adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Verebrata
Class : Pisces
Sub-class : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Familia : Syprinidae
Genus : Osteochillus
Species : Osteochillus hasellti
Praktikum ini juga menggunakan ikan tawar lain selain ikan nilem yaitu
ikan lele (Clarias batrachus). Ikan Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin,
kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae).
Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang
tergenang air. Ikan lele merupakan ikan yang dikembangkan di Indonesia untuk konsumsi
dan kadangkala digunakan sebagai penjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali ikan Lele
ditaruh ditempat-tempat yang tercemar karena biasa menghilangkan kotoran-kotoran.
Genus Clarias dikenal memiliki tubuh yang pipih, panjang dan licin dan tidak memiliki
sisik. Secara lengkap klasifikasi ikan Lele (Clarias batrachus) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Metazoa
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub_class : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub ordo : Silarvidae
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Species : Clarias batrachus
Ikan Nilem dan Lele dipilih sebagai preparat praktikum karena cara hidupnya yang
termasuk sederhana, dan karena termasuk ikan Teleostei ikan nilem termasuk salah satu
jenis ikan yang banyak di perjual belikan dengan harga murah. Selain itu ukuran ikan
nilem termasuk cukup besar, menunjukkan banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi
dengan vertebrata tingkat tinggi, serta letak organ-organnya mudah untuk dipelajari untuk
praktikum yang tidak terlalu detail dalam melihat fungsi bagian tubuhnya. Ikan lele dan
nilem juga merupakan salah satu ikan yang populer di Indonesia dan di kembangbiakan
sebagai ikan peliharaan atau bisnis.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum struktur dan perkembangan hewan 1 kali ini adalah untuk
melihat anatomi Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus)
II. MATERI DAN METODE
A. MATERI
Alat- alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bak preparat, pinset,
pisau, gunting bedah, jarum penusuk.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nilem (Osteochillus
hasselti), Ikan Lele (Clarias batrachus), air kran, kloroform, formalin, dan tissue.
B. METODE
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ikan dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk
2. Ikan digunting mulai dari lubang dubur kea rah anterior sepanjang medioventral
mengikuti pinggir tubuh hingga ke depan dekat dengan sirip dada.
3. Bagian belahan daging sebelah atas dibuka dengan menggunakan bantuan sebuah
pinset, pengguntingan dilanutkan dari anus ke arah tubuh bagian dorsal yang
dilanjutkan ke arah interior sampai tutup insang.
4. Ikan diamati bagian organ dalamnya kemudian dicatat dan digambar.
5. Otot-otot bagian ekor dapat diamati dengan cara dipotong bagian ekornya secara
melintang.
B.PEMBAHASAN
1. Ikan Nilem
Morfologi luar ikan nilem dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala),
truncus (badan), dan cauda (ekor). Caput terbentang mulai dari ujung moncong sampai
dengan akhir operculum. Truncus membentang dari akhir operculum sampai anus dan
sisanya adalah Cauda. Caput Ikan Nilem meliputi Mulut (cavum oris) terdapat di ujung
muka moncong mempunyai rahang yang bergigi, mata (organon fisus) terletak sebelah
lateral tanpa kelopak mata, dan operculum. Bagian truncus dari Ikan Nilem terdiri dari
berbagai macam jenis sirip. Sirip – sirip tersebut berfungsi membantu pergerakan Ikan
Nilem dalam air. Sirip – sirip tersebut yaitu sepasang sirip dada (pectoral fin), sepasang
sirip perut (abdominal fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip punggung (dorsal fin). Selain
Sirip-sirip di bagian truncus juga terdapat porus urogenitalis, yaitu lubang tempat alat
reproduksi dan tempat pengeluaran hasil ekskresi. Di bagian cauda terdapat sirip ekor
(caudal fin) yang tunggal. Di seluruh bagian tubuh Ikan Nilem juga terdapat sisik dengan
bentuk pipih dan bulat, sehingga disebut cycloid. (Jasin,1989).
Ikan Nilem memiliki sistem pencernaan yang sama dengan kebanyakan ikan lainnya.
Sistem pencernaan Ikan Nilem terdiri atas lidah, hati,gastrum, intestine, pancreas, kantung
empedu. Jalur sistem pencernaan ikan adalah pertama rahang ikan yang mempunyai
banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di
dasar rongga mulut membantu. Setelah dari mulut lalu ke faring yang terdapat pada insang
di sisi dan samping lalu ke esophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau
gastrum (Storer, 1961).
Alat respirasi yang digunakan oleh ikan Nilem adalah insang yang terdiri dari empat
ruang yang setiap ruang terdiri dari dua filament insang tipis. Selain insang juga terdapat
operculum yang berfungsi untuk melindungi insang agar saat melakukan respirasi udara
yang masuk tidak tercampur dengan zat-zat asing dari luar. Pernafasan ikan nilem dimulai
dengan masuknya air yang mengikat oksigen ke rongga mulut. Setelah itu, air melewati
insang. Pada insang terjadi penyaringan oksigen dan disini terjadi pertukaran gas,
karbondioksida di dalam darah dikeluarkan melalui insang dan suplai oksigen masuk
melalui arus air yang masuk saat insang membuka.. Oksigen yang telah disaring kemudian
diedarkan melalui kapiler – kapiler darah yang terdapat pada insang (Storer, 1961)
Organ reproduksi pada vertebrata dalam hal ini Ikan Nilem terdiri dari gonad
dengan saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang
menghasilkan sel kelamin betina (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang
menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis. Ikan jantan
memiliki sepasang testis yang berukuran panjang, dan terletak di bagian ventral dari ren.
Ujung cauda mulai vas deferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan betina
memiliki sepasang ovarium yang panjang dan secara simetris berada pada sisi kanan dan
kiri tubuh. Di sebelah dalam ovarium terdapat banyak sarang-sarang telur yang berisi sel
gamet primordial (oogonia atau oosit). Ovarium ini mempunyai rongga yang ke cauda
melanjutkan ke oviduct, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Fertilisasi dilakukan
di dalam air. Telur-telur dilekatkan kepada tumbuhan yang ada di air. Ikan nilem jantan
dan ikan nilem betina dapat dibedakan setelah ikan masak kelamin. Permukaan luar
operkulum (tutup insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar sedangkan ikan betina
terasa halus. Ikan jantan apabila diurut perutnya dari operkulum ke papilla genital maka
akan keluar cairan seperti santan (milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan
langsing sedangkan ikan betina membuncit dan lunak. (Radiopoetro,1977).
Sistem ekskresi ikan nilem terdiri dari ginjal dan ureter, ureter adalh pembuluh
yang sangat halus terletak sebelah dorsal dari gelembung renang bagian posterior,
berfungsi untuk menyalurkan urine dari ginjal ke vesica urinaria, vesica urinaria berupa
kantong pelebaran dari muara kedua uretre, yang mengecil kembali menjadi uretra yang
berahir pada porus urogenitalis, porus genitalis merupakan tempat keluarnya sel-sel
kelamin dan urin dan anus tempat keluarnya vese, kedua lubang ini baik anus maupun uro
genitalis terlatak dalam satu celah.(Mamter,1959)
2. Ikan Lele
Morfologi luar ikan lele dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala),
truncus (badan), dan cauda (ekor). Caput Ikan Lele meliputi Mulut (cavum oris) yang besar
terdapat di ujung muka moncong mempunyai rahang yang bergigi, mata (organon fisus)
berukuran kecil dan terletak sebelah lateral tanpa kelopak mata, dan memiliki dua pasang
sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap, barbels ini
dibagi menjadi dua yaitu 1 pasang barbels yang berukuran pendek disebut barbels inferior
dan yang berukuran lebih panjang disebut barbels superior. Bagian truncus dari Ikan Lele
sama seperti Ikan Nilem juga terdiri dari berbagai macam jenis sirip. Sirip – sirip tersebut
yaitu sepasang sirip dada (pectoral fin) yang dilengkapi patil, sepasang sirip perut
(abdominal fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip punggung (dorsal fin). Selain Sirip-sirip di
bagian truncus juga terdapat porus urogenitalis, yaitu lubang tempat alat reproduksi dan
tempat pengeluaran hasil ekskresi. Di bagian cauda terdapat sirip ekor (caudal fin) yang
tunggal. Ikan lele tidak memiliki sisik. ( Suyanto, 1991 ).
Sistem pencernaan Ikan Lele dimulai dari mulutnya yang lalu masuk ke
oesophagus. Dari Oesophagus makanan masuk ke gastrum dan intestine. Sedangkan
system ekskresi dari Ikan Lele terdiri dari ginjal dan ureter. Sama seperti kebanyakan ikan ,
Ikan Lele juga memiliki porus urogenitalis sebagai tempat salurak ekskresi dan alat
reproduksi. Di porus urogentilasi sperma untuk jantan dan urin keluar di tempat yang
sama.
Ikan Lele mempunyai alat pernapasan yang sama seperti Ikan lainnya yaitu insang.
Udara yang masuk melalui cara naik kepermukaan akan di saring di dalam insang,
karbohidrat akan dibuang dan oksigen di edarkan ke seluruh tubuh. Ikan lele memiliki alat
pernapasan tambahan yang disebut Aborescent yaitu organ yang merupakan membran
yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah
atas insang. Organ ini dipergunakan untuk pernafasan udara sehingga memungkinkan lele
dumbo untuk mengambil napas langsung dari udara dan dapat hidup di tempat beroksigen
rendah. Alat ini juga memungkinkan lele dumbo untuk hidup di darat, asalkan udara di
sekitarnya memiliki kelembapan yang tinggi ( Sutanmuda, 2007 ).
Organ reproduksi hewan vertebrata terdiri dari gonad. Pada ikan lele, gonad ikan
lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi
gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya.
Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang
terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. (Suyanto, 1991).
IV.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan :
1. Anatomi Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri atas kepala,badan,dan ekor.
2. Insang berperan penting dalam respirasi ikan Nilem.
3. Ikan Nilem mempunyai 5 jenis sirip yaitu sirip dada, sirip punggung, sirip dubur,
sirip perut dan sirip ekor.
4. Sistem pencernaan Ikan Nilem terdiri atas lidah, hati,gastrum, intestine, pancreas,
kantung empedu.
5. Organ reproduksi Ikan Nilem jantan adalah testis dan betina ovum
6. Sistem ekskresi ikan nilem terdiri dari ginjal dan ureter
7. Arborescent merupakan alat tambahan pada pernapasan ikan lele saat ikan tersebut
berada di tempat yang sedikit oksigen.
8. Gonad ikan lele jantan memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya,warna lebih
gelap dan memeliki ukuran gonad lebih kecil daripada betinanya. Gonad betina
berwarna lebih kuning dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi.
V.DAFTAR REFERENSI
Mamter, HW. 1959. Introduction Of Zoology. Harper and row publisher, New York
Storer dan Usinger. 1968. Element of Zoology .Mc Graw-Hill Book Company Inc,
USA.
Sutanmuda. 2007. Budidaya Ikan Lele. http://sutanmuda.wordpress.com. Diakses 20 Mei
2012.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga , Jakarta.
Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele.Penebar Swadaya , Jakarta .
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk Universitas. Sinar
Wijaya, Jakarta.