pembagian-wewenang-kesehatan
DESCRIPTION
petuasTRANSCRIPT
-
Pembagian urusan dan wewenang sektor
kesehatan menurut UU No. 23 tahun
2014
Program Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) melalui Asosiasi
Dinas Kesehatan (ADINKES) mendukung revisi peraturan undang-undang No.32 tahun 2004 menjadi UU
no. 23 tahun 2014, khususnya yang terkait kesehatan di era desentralisasi. Hal-hal khusus yang ditinjau
dalam revisi dimaksud meliputi 1) standardisasi kompetensi untuk kepala dinas kesehatan kabupaten;
2) Perubahan status hokum puskesmas untuk melapor langsung ke dinas kesehatan kabupaten; 3)
perubahan peratuaran yang memungkinkan puskesmas untuk mengelola langsung pendapatannya; 4)
perubahan status hokum puskesmas menjadi unit semi otonom; dan 5) review dan revisi standar
pelayanan minimal (SPM sektor kesehatan).
Presiden Indonesia pada tanggal 30 September 2014 mengeluarkan Undang-undang No 23 Tahun 2014
terkait Pemerintahan Daerah menggantikan undang-undang terdahulu yakni UU No. 32 Tahun 201 yang
dipandang tidak lagi sesuai dengan dinamika kebutuhan tatakelola pemerintah daerah yang terus
berkembang.
Menurut UU No.23 Tahun 2014Bab IV , Pasal 9 , ayat 1 sampai 5 menyatakan bahwa pembagian
administratif terdiri dari urusan absolut , urusan konkuren dan urusan umum . Urusan mutlak berada di
bawah tanggung jawab dan kewenangan pemerintah pusat, sedangkan urusan konkuren dibagi antara
pemerintah pusat dan daerah (provinsi , kabupaten dan kota ) , yang juga merupakan dasar dari
pelaksanaan otonomi daerah . Sementara urusan umum hanya akan dikelola di bawah kewenangan
Presiden sebagai kepala negara .
Sektor Kesehatan
Secara spesifik pada Bab 1V pasal 11 dan 12 menjelaskan bahwa Sektor Kesehatan merupakan bagian
dari urusan konkuren yang wajib dan sepenuhnya terkait dengan pengiriman layanan dasar . Untuk itu
pengelolaan sektor kesehatan harus dibagi secara proporsional antara pemerintah pusat dan daerah.
Pembagian Urusan dan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah dapat dilihat di bawah
matriks
No Responsibilities
(urusan)
Central Government Provincial Government District/Municipality
1. Upaya Kesehatan a. Pengelolaan upaya
kesehatan perorangan (UKP)
rujukan nasional/lintas
provinsi
b. Pengelolaan upaya
kesehatan masyarakat
(UKM) nasional dan rujukan
nasional dan rujukan
nasiona lintas provinsi
c. Penyelenggaraan registrasi,
akreditasi, dan standardisasi
fasilitas pelayanan
kesehatan publik dan swasta
d. Penerbitan izin rumah sakit
kelas A dan fasilitas
pelayanan kesehatan
a. Pengelolaan UKP rujukan tingkat
provinsi/linntas kabupaten-kota
b. Pengelolaan UKM Provinsi dan
rujukan tingkat daerah
provinsi/lintas kabupaten/kota
c. Penerbitan ijin rumah sakit kelas B
dan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat provinsi
a. Pengelolaan UKP
kabupaten/kota dan
rujukan tingkat
kabupaten/kota
b. Pengelolaan UKM
kabupaten/kota dan
rujukan tingkat
kabupaten/kota
c. Penerbitan izin rumah
sakit kelas C dan D dan
fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat
kabupaten/kota
-
penanaman modal asing
(PMA) serta fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat
nasional
2. Sumber Daya Manusia
Kesehatan (SDMK)
a. Penetapan standardisasi dan
registrasi tenaga kesehatan
Indonesia, tenaga kesehatan
warga Negara asing (TK-
WNA) serta penerbitan
rekomendasi pengesahan
rencana penggunaan tenaga
kerja asing (RPTKA) dan izin
memperkerjakan tenaga
asing (IMTA)
b. Penetapan penempatan
dokter spesialis dan dokter
gigi spesialis bagi daerah
yang tidak mampu dan tidak
diminati
c. Penetapan standar
kompetensi tekns dan
sertifikasi pelaksana urusan
pemerintahan bidang
kesehatan
d. Penetapan standar
pengembangan kapasitas
SDM Kesehatan
e. Perencanaan dan
pengembangan SDM
kesehatan untuk UKM dan
UKP Nasional
a. Perencanaan dan pengembangan
SDM kesehatan untuk UKM dan
UKP daerah provinsi
a. Penerbitan izin praktek
dan izin kerja tenaga
kesehatan
b. Perencanaan dan
pengembangan SDM
kesehatan untuk UKM
dan UKP kabupaten/kota
3. Sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
minuman
a. Pengadaan obat, vaksin, alat
kesehatan, dan suplemen
kesehatan program nasional
b. Pengawasan ketersediaan
pemerataan, dan
keterjangkauan obat dan
alat kesehatan
c. Pembinaan dan pengawasan
industry sarana produksi
dan sarana distribusi
sediaan farmasi, obat
tradisional, alat kesehatan
dan perbekalan kesehatan
rumah tangga (PKRT), bahan
obat, bahan baku alam yang
terkait dengan kesehatan
d. Pengawasan pre-market
obat, obat tradisional,
kosmetik, alat kesehatan,
PKRT dan makanan
minuman
e. Pengawasan post-market
obat, obat tradisional,
kosmetika, alat keehatan,
pkrt dan makanan minuman
a. Penerbitan pengakian pedagan
besar farmasi (PBF) cabang dan
cabang penyalur alat kesehatan
(PAK)
b. Penerbitan izin usaha kecil obat
tradisional (UKOT)
a. Penerbitan izin apotek,
toko obat, toko alat
kesehatn dan optikal
b. Penerbitan izin usaha
mikro obat tradisional
(UMOT)
c. Penerbitan sertifikat
produksi alat kesehatan
kelas 1 (satu) tertentu
dan PKRT kelas 1 (satu)
tertentu perusahaan
rumah tangga
d. Penerbitan izin produksi
makanan dan minuman
pada industrri rumah
tangga
e. Pengawasan post-market
produk makanan
minuman industry rumah
tangga
4 Pemberdayaan
Masyarakat Bidang
Kesehatan
Pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan melalui tokoh
nasional dan internasional,
kelompo masyarakat, organisasi
Pemberdayaan masyarakat bidang
kesehata melalui tokoh provinsi,
kelompok masyarakat, organisasi
swadaya masyarakat dan dunia usaha
Pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan melalui
tokoh kabupaten/kota,
kelompok masyarakat dan
-
swadaya masyarakat serta dunia
usaha tingkat nasional dan
internasional
tingkat provinsi dunia usaha tingkat
kabupaten/kota