pemanfaatan pestisida copald sebagai pengendali hama ulat grayak (spodoptera litura f.) dalam upaya...
DESCRIPTION
Muhammad Haidar Fakhri, Priyo Sadewo, Novan aji Imron. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan tanaman perkebunan yang menjadi salah satu komoditas utama bangsa indonesia. Akan tetapi, produksi tembakau sering labil akibat serangan hama, untuk mengantisipasi hal tersebut sebagianbesar masyarakat menggunakan pestisida sintetis sebagai pilihan utama untukmembasmi hama. Pestisida sintetis mempunyai dampak negatif bagi tumbuhandan menyebabkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini ditujukan untukmengetahui keefektifan pestisida berbahan dasar tanaman puring (Codieaumvariegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), limbah detergenefektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanamantembakau (Nicotianatabacum L.). Langkah pertama yang dilakukan adalahmembandingakan pestisida sintetis buatan pabrik dengan pestisida COPALDbuatan peneliti. Perbandingan dilakukan dengan mempertimbangkan intervalpenyemprotan yang dilakukan pada hama ulat grayak dan durasi pestisida dalammembasmi hama ulat grayak. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada padainterval dua kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 5 menit 13detik, pada interval empat kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalamwaktu 3 menit 50 detik dan pada interval enam kali penyemprotan hama ulatgrayak mati dalam waktu 3 menit 1 detik.TRANSCRIPT
PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA
Diusulkan oleh:
Muhammad Haidar Fakhri/ 8692 (Ketua Kelompok)
Priyo Sadewo/ 8727 (Anggota)
Novan Aji Imron/ 9003 (Anggota)
SMA NEGERI 2 PONOROGO
PASUKAN MERAH MUDA
PONOROGO
2012
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatdankarunia sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulisi lmiah yang berjudul “PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA” selesai dengan optimal.
Penulis menyusun karya tulis ini dalam rangka mengikuti Lomba Karya
Tulis Tingkat Nasional “DIES EMAS Teknik Lingkungan ITB tahun 2012”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
penyusunan karya tulis ini yakni:
1. Bapak Drs. Sugeng Subagyo, M.Pd selaku Kepala SMAN 2 Ponorogo
yang telah mengizinkan dan memfasilitasi penyusunan karya tulis ini.
2. Bapak Sugianto, S.Pd selakuWakasek Kesiswaan SMAN 2 Ponorogo.
3. Ibu Ernin Naurinnisa, M.Pd selaku Pembina Ekskul KIR dan Guru
Pembimbing.
4. Semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini.
Harapan penulis menyusun karya tulis ini agar dapat bermanfaat bagi
masyarakat dalam bertani dan melindungi tanamannya dari serangan hama.
Penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan karya tulis ini. Demikian semoga bermanfaat untuk berbagai pihak.
Ponorogo, Mei 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
ABSTRAK vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Pemilihan Topik 1
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Rumusan Masalah 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
1.6 . Kajian Pustaka
1.6.1. Pestisida 4
1.6.2. Tembakau (Nicotianatabacum L.) 5
1.6.3. UlatGrayak(Spodoteralitura F.) 6
1.6.4. Puring (Codieaumvariegatum Bi.) 8
1.6.5. Pandan Wangi (PandanusamaryllifoliusRoxb.) 9
1.6.6. LimbahDetergen 10
1.6.7. Hipotesis 11
BAB II TUJUAN
2.1. Tujuan Keseluruhan Pembuatan Pestisida COPALD 12
2.2. Keunggulan dan Kemutakhiran Pestisida COPALD 13
BAB III METODE PENELITIAN
iv
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 14
3.2. Prosedur Penelitian 14
3.3. Metode Penelitian 15
3.4. Variabel Penelitian 16
3.5. Langkah Kerja 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 22
5.2. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.Klasifikasi Tembakau (Nicotiana tabacum L.) 5
Tabel 1.2.Klasifikasi Ulat Grayak (Spodotera litura F.) 6
Tabel 1.3. Klasifikasi Puring (Codieaum variegatum Bi.) 8
Tabel 1. 4. Klasifikasi Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 9
Tabel 3. 1. Alat dan bahan penelitian 17
Tabel 4. 1. Hasil uji coba menggunakan pestisida alami 19
Tabel 4. 2. Hasil uji coba menggunakan pestisida sintetis 20
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Nicotiana tabacum L. 5
Gambar 2.2. Spodoptera litura F. 6
Gambar 2.3. Codieaum variegatum Bi. 8
Gambar 2.4. Pandanus amaryllifolius Roxb. 9
Gambar 3.1. Kerangka Berpikir 14
vii
PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA
PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA
Muhammad Haidar Fakhri, Priyo Sadewo, Novan aji Imron
Abstrak
Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan tanaman perkebunan yang menjadi salah satu komoditas utama bangsa indonesia. Akan tetapi, produksi tembakau sering labil akibat serangan hama, untuk mengantisipasi hal tersebut sebagian besar masyarakat menggunakan pestisida sintetis sebagai pilihan utama untuk membasmi hama. Pestisida sintetis mempunyai dampak negatif bagi tumbuhan dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui keefektifan pestisida berbahan dasar tanaman puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), limbah detergen efektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotianatabacum L.). Langkah pertama yang dilakukan adalah membandingakan pestisida sintetis buatan pabrik dengan pestisida COPALD buatan peneliti. Perbandingan dilakukan dengan mempertimbangkan interval penyemprotan yang dilakukan pada hama ulat grayak dan durasi pestisida dalam membasmi hama ulat grayak. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pada interval dua kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 5 menit 13 detik, pada interval empat kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 3 menit 50 detik dan pada interval enam kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 3 menit 1 detik.
Kata Kunci: Komoditas, COPALD, Ulat Grayak
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tembakau merupakan tanaman di sektor pertanian yang mempunyai andil
cukup besar bagi pemasukan negara. Kota yang dikenal sebagai sentra tembakau
antara lain tembakau Deli, tembakau Temanggung, tembakau Lombok, tembakau
Kaponan (Ponorogo). Pada tahun 2011 luas perkebunan tembakau di Indonesia
mencapai207.419 hektar dan produksinya mencapai 206.317 ton. Pemenuhan
permintaan luar negeri maupun pasar domestik terhadap tembakau sangatlah
besar. Namun hal ini terkendala oleh cuaca, iklim dan hama. Salah satu
penghambat ialah hama ulat grayak (Spodotera litura F.). Faktor tersebut tentunya
menimbulkan efek bagi pasar tembakau.
Sebagai petani tembakau, kejadian itu membuat mereka menggunakan
berbagai cara untuk memusnahkan hama ulat grayak. Salah satu diantaranya
dengan menggunakan pestisida sintetis. “Tanpa disadari penggunaan pestisida
sintetis menimbulkan efek kurang baik.”(Djafarudin, 2001:87). Hal ini yang
membuat penulis berinisiatif membuat pestisida yang ramah lingkungan dan
ditambah lagi bahan yang didapat untuk pembuatan pestisida ini sebagian berasal
dari limbah dan sebagian lagi berasal dari tanaman yang belum dimanfaatkan.
Bahan pembuat pestisida ini antara lain daun puring (Codieaum variegatum Bi),
pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen. Produk ini kami
namakan Pestisida COPALD (Codieaum variegatum Bi.,Pandanus amaryllifolius,
danLimbah Detergen)
1.2. Pemilihan Topik
Penulis mengangkat topik ini untuk dibahas, menggunakan pertimbangan
sebagai berikut :
2
1. Pemilihan kategori tema yaitu pengelolaan lingkungan.Penulis diharapkan
mampu menciptakan sebuah solusi yang efektif untuk meminimalisir
pencemaran lingkungan guna memperbaiki kelangsungan aktivitas
kehidupan sehari-hari serta dapat berevolusi menciptakan hal-hal baru,
kritis terhadap suatu objek, dan tanggap terhadap suatu permasalahan. Hal
ini dibuktikan oleh penulis untuk membuat suatu inovasi baru pestisida
sintetis berbahan daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi
(Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen guna menanggulangi
penyebaran hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman
tembakau (Nicotiana tabacum L.).
2. Pemilihan masalah untuk dibahas yaitu penggunaan pestisidaberbahan
puring, pandan wangi, limbah detergen guna menanggulangi penyebaran
ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana
tabacum L.). Pengaruh pemberian pestisida sintetis untuk membasmi hama
ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana
tabacum L.) melalui langkah penyemprotan, hal ini diharapkan
penggunaannya lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Pemanfaatan
limbah dan bahan-bahan dari tumbuhan yang diambil ekstraknya
mempunyai nilai lebih pada pestisida ini serta penggunaanya tidak
berpengaruh pada lingkungan di sekitarnya.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis membatasi masalah yakni :
1. Lokasi observasi dan penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Ponorogo
tahun 2012.
2. Sebagai objek penelitian adalah hama ulat grayak (Spodotera litura F.)
pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.).
3. Pengambilan sampel daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan
wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen diambil dari sekitar
rumah penulis dan untuk sampel ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan
3
tembakau penulis ambil dari desa Kecamatan Balong Kabupaten
Ponorogo.
4. Dalam penelitian ini penulis memberikan solusi serta penawaran sebagai
upaya meminimalisasi penyebaran hama ulat grayak (Spodotera litura F.)
serta dampak negatif yang ditimbulkan pada tanaman tembakau (Nicotiana
tabacum L.) yang sangat merugikan dengan membuat suatu pestisida
berbahan puring, pandan wangi, limbah detergen dengan
mempertimbangkan interval penyemprotan.
1.4. Rumusan Masalah
Dari latar belakang serta batasan masalah di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan pestisida COPALD?
2. Apakah penggunaan pestisida COPALD efektif untuk membasmi hama
ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana
tabacum L.)?
3. Dapatkah pestisida COPALD sebagai pengganti pestisida sintetis yang
dijual di pasaran?
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti dan pelajar : menambah wawasan serta pengetahuan dalam
bidang ilmu pertanian, penyakit dan hama tanaman, serta teknologi
pertanian (pestisida) untuk mengatasi penyebaran hama pada tanaman
yang menggunakan bahan-bahan alami. Serta diharapkan dapat
menerapkan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi masyarakat: memberikan informasi dan solusi alternatif untuk
mengetahui keefektifan penggunaan pestisida dari daun puring (Codieaum
variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah
detergen untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.)pada
tumbuhan tembakau(Nicotiana tabacum L.) yang lebih efektif, efisien,
dan ramah lingkungan.
3. Bagi pemerintah dan dinas terkait: dapat mengembangkan,
mensosialisasikan, dan merekomendasikan kepada masyarakat mengenai
4
pestisida COPALD efektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera
litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) serta dapat
dijadikan sebagai teknologi pertanian yang lebih baik.
1.6. Kajian Pustaka
1.6.1. Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di
sini adalah sangat luas, yakni serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit
tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian
nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus,
burung dan hewan lain lain yang dianggap merugikan.
Bagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi
semua hewan yang mengganggu kesejahteraan, seperti lalat, nyamuk, kecoa,
ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lain
yang terbukti mengganggu kesejahteraan.
Suatu konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida
ditujukan untk memberantas atau membasmihama, namun lebih dititikberatkan
untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada di bawah ambang
ekonomi atau ambang kendali.
1.6.1.1. Dampak Positif Terhadap Lingkungan
Dalam bidang pertanian, pestisida merupakan sarana untuk membasmi
hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT),
pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian.
Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan
pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman cokelat. Di Pakistan
dengan menggunakan pestisida dapat meningkatkan hasil 33 persen pada tanaman
tebu, dan berdasarkan catatan FAO penggunaan pestisida dapat menyelamatkan
hasil 50 persen pada tanaman kapas.
5
Dengan demikian, meningkatknya hasil yang diperoleh berkat penggunaan
pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan
merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian.
1.6.1.2. Dampak Negatif Terhadap Lingkungan
Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida
mengenai sasaran.Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran
sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah.Akumulasi residu pestisida tersebut
mengakibatkan pencemaran lahan pertanian.Apabila masuk ke dalam rantai
makana, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit
seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, dan Chemical Acquired Deficiency
Syndrome atau CAIDS (Sa’id, 1994).
Jika penggunaan pestisida terlalu berlebih akan menimbulkan matinya
musuh alami dari hama yang secara alami juga ikut mengendalikan hama. Di
samping itu juga dapat menimbulkan matinya makhluk hidup lain yang bukan
merupakan sasaran dari pemakaian pestisida tersebut.
1.6.2. Tembakau (Nicotiana tabacum L.)
1.6.2.1. Klasifikasi Nicotiana tabacum L.
Kerajaan Plantae
Sub Kerajaan Tracheobionta
Super Divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Sub Kelas Asteridae
Ordo Solanales
Keluarga Solanaceae
Genus Nicotiana
Spesies Nicotiana tabacum L.
Gambar 1.1.Nicotiana tabacum L.
6
Tabel 1.1. Klasifikasi Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing.
Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan,
khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan
daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa
juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk “y” untuk menghirup asap
tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi
Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan
tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang
dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata
tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya
diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika. Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari
genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan
dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada
umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan sebagainya.
1.6.3. Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
1.6.3.1. Klasifikasi Spodoptera litura F.
Tabel 1.2. Klasifikasi Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Nama umum Spodoptera litura F. adalah ulat pemotong rumput, namun
ulat tersebut lebih dikenal dengan sebutan ulat grayak atau ulat tentara. Dahulu
Kerajaan Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insekta
Ordo Lepidoptera
Keluarga Noctuidae
SubKeluarga Amphipyrinae
Genus Spodoptera
Spesies Spodoptera litura F.
Gambar 2.2.Spodoptera litura
7
nama ilmiah Spodoptera litura F. adalah Prodenia litura (Fabricius), untuk
negara-negara Afrika dan Eropa Spodoptera litura F. disebut Spodoptera littoralis
(Boisd).
1.6.3.2. Siklus Hidup dan Deskripsi
Telur: Diletakkan berkelompok, satu kelompok dapat berisi 25-500 butir, tertutup
oleh semacam beludru (= beludu) berbulu berwarna cokelat kekuningan. Terdapat
pada daun dan bagian tanaman lain. Masa inkubasi anatara 2-4 hari.
Ulat: Ulat yang baru menetas berwarna kehijauan dengan sisi samping hitam
kecokelatan. Lama stadia ulat 20-46 hari, dengan 5 kali instar.Ulat yang
tumbuhnya sudah sempurna berwarna gelap dengan garis punggung berwarna
gelap memanjang.
Kepompong: Warna cokelat kemerahan, panjang berkisar 1,6 cm, berada dalam
tanah atau pasir. Lama stadia kepompong 8-11 hari.
Dewasa: Sayap depan warna cokelat atau keperakan. Sayap belakang warna
keputihan dengan noda hitam.Kemampuan bertelur 2000-3000 butir, dengan masa
peletakkan 2-6 hari. Total perkembangan 30-61 hari.
1.6.3.3. Pengendalian Serangan
1. Musuh alami
Beberapa musuh alami yang menyerang ulat ini yaitu Apenteles sp.
Telenomeus sp, Brachymeria sp, Charops longiventris, Chelonus sp,
Euplecectrus platyphenae, Microplitis manilae, Nythobia sp, Tachinidae,
Podomya setosa dan Harpactor sp (Sudarmo,1987, hal:27).
2. Pengendali hama secara alamiah
8
Nucleopolyhedrovirus (NPV) yang merupakan agensi hayati ulat
grayak.memiliki sifat yang menguntungkan, antara lain :
· memiliki inang spesifik dalam genus atau Keluarga yang sama, sehingga
aman terhadap organismebukan sasaran.
· tidak mempengaruhi parasitoid, predator dan serangga berguna lainnya.
· dapat mengatasi masalah resistensi ulat grayak terhadap insektisida
sintetis.
· kompatibel dengan insektisida sintetis yang tidak bersifat basa kuat.
3. Pestisida nabati, dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas
(pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya (Dinas Pertanian dan
Kehutanan, 2007)
1.6.4. Puring (Codieaum variegatum Bi.)
1.6.4.1. Klasifikasi Puring (Codieaum variegatum Bi.)
Kerajaan Plantae
Sub Kerajaan Tracheobionta
Super Divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Sub Kelas Rosidae
Ordo Euphorbiales
Keluarga Euphorbiaceae
Genus Codiaeum
Spesies Codiaeum variegatum Bi.
Tabel 1. 3. Klasifikasi Puring (Codieaum variegatum Bi.)
Puring (Codiaeum variegatum Bi.)merupakan tanaman asli Indonesia
danbanyak digunakan sebagai tanaman hias karena keindahan daunya. Selain
memiliki daun yang menarik Puring juga memiliki kelebihan menyerap zat-zat
polutan. Seperti tumbuhan monokotil pada umumnya batang puring bebentuk
bulat panjang, batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket.
Gambar 2. 3. Codieaum variegatum Bi.
9
Bunga puring tidak terlalu menarik, terdiri dari bunga betina dan jantan. Bunga
puring jarang sekali berhasil menjadi buah, karena sangat jarang bunga jantan dan
betina muncul bersamaan. Adanya bunga jantan dan betina ini yang membuat
Puring relatif mudah untuk disilangkan. Tanaman puring mungkin tak asing lagi
didengar sebagai salah satu tanaman hias. Namun dalam perkembanganya
tanaman puring juga dipergunakan sebagai tanaman obat.
Zat aktif yang terkandung ialah tannin, alkaloid, flavanoid dan saponin..
Daun dan bunga ynag mengandung lakaloid, flavanoid, saponin, polifenol, dan
bahan bahan lain ternyata ampuh menghalau dan membasmi hama. Tannin
merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa fenolik
Tanin ini disebut juga asam tanat, galotanin atau asam galotanat. Saponin
merupakan glikosida triterpen dan sterol yang merupakan senyawa aktif
permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan
kemampuannya membentuk busa dan mengemolisis sel dara (Harbore, 1984).
Senyawa ini bersifat racun bagi binatang berdarah dingin, sehingga dapat
digunakan sebagai pembasmi hama tertentu. Zat-zat itulah yang nantinya
digunakan sebagai pembasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) bagi
tanaman tembakau.
1.6.5. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
1.6.5.1. Klasifikasi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Tabel 1. 4. Klasifikasi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Ordo Pandanales
Keluarga Pandanaceae
Genus Pandanus
Spesies Pandanus amaryllifolius Gambar 2. 4. Pandanus
amaryllifolius Roxb.
10
Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) merupakan salah satu
tanaman perdu yang memiliki daun beraroma khas. Pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.) tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman
atau di kebun. Tumbuhan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di
tempat-tempat yang agak lembap dan dapat tumbuh subur dari daerah pantai
sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Tumbuhan ini mempunyai tinggi
rata-rata 1-2 meter memiliki batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang,
menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal,
duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral.
Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar,
panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun
permukaan bawah bagian ujung-ujungnya dan berwarna hijau. Bunga majemuk,
bentuk bongkol, berwarna putih. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola,
diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi
selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan
minyak wangi. Daun memiliki aroma harum jika diremas atau diiris-iris, sering
digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada
masakan.
1.6.5.2. Komposisi
Kandungan kimia dari daun pandan adalah alkaloida, saponin, flavanoid,
tanin, polifenol, dan zat warna.
Zat tannin pada pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) inilah
nantinya akan dikombinasikan dengan zat tannin yang terkandung pada puring
(Codieaum variegatum Bi.) untuk dijadikan bahan pestisida. Di samping itu juga,
aroma harum pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) akan menetralisasi
bau pestisida dan memberikan aroma khas pada pestisida.
1.6.6. Limbah Detergen
Penggunaan limbah detegenpada komposisi pestisida menunjang kekuatan
pestisida tersebut. Tapi penambahan limbah detergen dalam hal ini harus sesuai
takaran. Jika tidak, dikhawatirkanakan merusak tanaman dan merusak tanah.
11
Rata-rata penggunaan sabun detergen atau sabun colek adalah satu gram
detergen berbanding satu liter air.Penggunaan detergen ini disesuaikan dengan
bahan utama pestisida yang tersedia.Jika menggunakan satu macam bahan utama
saja dan pemakaian air banyak, bisa menggunakan detergen satu gram detergen
per liter air atau lebih.Jika menggunakan dua macam atau lebih bahan utama dan
penggunaan air banyak, penggunaan detergen bisa diminimalisasi. (Majalah Sinar
Tani No. 3281)
1.6.7. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, peneliti mendapatkan
jawaban sementara yakni:
1. Pembuatan pestisida COPALD adalah mudah, murah dan terjangkau bagi
masyarakat dankhususnya untuk para petani.
2. Pestisida COPALD efektif untuk membasmi hama ulat grayak
(Spodoptera litura F.)
3. Pestisida COPALD dapat menggantikan pestisida sintetis yang biasa dijual
di toko.
12
BAB II
TUJUAN
2.1. Tujuan Keseluruhan Pembuatan Pestisida COPALD
Puring (Codieaum variegatum Bi.) memiliki zat tannin yang berguna
untuk:
1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat massa pertumbuhan bagian
tertentu pada tanaman.
2. Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga dan fungi
3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.
4. Pada industri farmasi tanin digunakan sebagai anti septik pada jaringan
luka, misalnya luka bakar yaitu dengan cara mengendapkan protein. Selain
itu tannin juga digunakan untuk campuran obat cacing dan anti kanker.
5. Pada industri kulit tanin banyak dipergunakan karena kemampuannya
mengikat bermacam – macam protein sehinggga dapat mencegah kulit dari
proses pembusukkan.
6. Tanin juga dipergunakan pada industri pembuatan tinta dan cat karena
dapat memberikan warna biru tua atau hijau kehitam – hitaman dengan
kombinasi – kombinasi tertentu.
7. Tanin dapat berperan sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara
mengeluarkan asam tamak yang tidak terlarut
8. Pada industri minuman tanin juga digunakan untuk pengendapan serat –
serat organik pada minuman anggur atau bir.
Sehingga peneliti mendapat gagasan untuk membuat pestisida COPALD
ini karena di lingkungan peneliti terdapat banyak petani yang menanam tembakau
(Nicotiana tabacum L.). Tembakau (Nicotiana tabacum L.) adalah salah satu
tanaman yang menjadi sasaran hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Petani
sering menggunakan pestisida sintetis yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena
itu, penggunaan pestisida COPALD sangat mungkin untuk dilakukan untuk
membantu petani tembakau dalam membasmi hama ulat grayak (Spodoptera
litura F.). Pestisida dari bahan daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan
13
wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), dan limbah detergen efektif untuk
membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pembuatannya juga mudah,
murah, dan terjangkau untuk para petani.
2.2 Keunggulan dan Kemutakhiran Pestisida COPALD
Pestisida COPALD membantu petani tembakau dalam membasmi hama
ulat grayak (Spodoptera litura F.). Di samping itu juga, pestisida COPALD
memiliki kemampuan membasmihama ulat grayak (Spodoptera litura F.).
Walaupun sudah ditemukan kegunaan tannin (zat pada daun puring dan pandan
wangi) untuk menangkal serangga, tetapi belum ada penelitian dan produk untuk
membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.).
Pestisida COPALD merupakan inovasi pemanfaatan puring sebagai
pestisida nabati dan juga sebagai pestisida untuk hama ulat grayak (Spodoptera
litura F.).
Pestisida COPALD memiliki tingkat efektifitas yang tinggi untuk
membasmihama ulat grayak (Spodoptera litura F.), hal ini dibuktikan dengan
membandingkan waktu mati hama ulat grayak (Spodoptera litura F.)
menggunakan pestisida COPALD dan pestisida sintetis. Waktu mati hama ulat
grayak (Spodoptera litura F.) dengan menggunakan pestisida COPALD lebih
cepat daripada menggunakan pestisida sintetis.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian di wilayah Kabupaten Ponorogo,
sesuai dengan domisili peneliti.Tepatnya di rumah penulis Jalan
Sultan Agung58, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.
2. Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian selama kurang lebih 45 hari
dengan rincian sebagai berikut :
a. Observasi dan penelitian di lapangan selama 26 hari
terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2012 hingga 26
Agustus2012.
b. Penyusunan penulisan dilakukan selama 14 hari terhitung
sejak tanggal 28 Agustus hingga 10 September 2012.
3.2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki prosedur dalam proses penulisannya. Prosedur
penelitian ini digunakan agar mempermudah dalam proses penulisannya. Adapun
prosedur penelitian dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tahap-tahap berikut
ini:
PENENTUAN IDE
* Banyaknya pestisida sintetis yang dijual di pasaran dengan harga yang mahal
dan kurang efisien untuk para petani.
* Pestisida sintetis banyak berdampak buruk bagi lingkungan maupun mahkluk
hidup lain yang tidak berperan sebagai hamatanaman.
* Inisiatif menginovasi limbah dan bahan-bahan alami menjadi pestisida organik
yang ramah lingkungan, efektif, efisien, murah dan tidak banyak memiliki efek
samping.
15
KAJIAN PUSTAKA
a. Pestisida
b. Klasifikasi Tembakau
c. Ulat Grayak (Spodotera litura F.)
d. Puring (Codiaeum variegatum Bi.).
e. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.).
f. Limbah Detergen
PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA
ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA PENYELAMATAN
KOMODITAS BANGSA
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 3. 1. Kerangka Berpikir
3.3.Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode eksperimen.
Peneliti melakukan percobaan yakni pembuatan pestisida dari, puring, pandan
wangi, danlimbah detergen yang semuanya dicampur dengan volume total 500 ml
dan seuai takaran yang ditetapkan. Setelah membuat formulasi pestisida alami,
16
penulis melakukan perlakuan pemberian pestisida terhadap hama ulat grayak
(Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau yang terbagi dalam dua kelompok
penelitian, yaitu:
1. Pestisida bahan alami : terdapat 3 kelompok penelitian ulat
grayakyang kesemuanya disemprotkan pestisida COPALD dan
merata pada setiap kelompok. Penelitian ini tetap didasarkan
pada interval penyemprotan dengan perbandingan 1 : 2 : 3.
2. Pestisida sintetis : terdapat 3 kelompok penelitian ulat grayak
yang kesemuanya disemprotkan pestisida sintetis (buatan
pabrik) yang dijual di pasaran. Pestisida yang peneliti gunakan
adalah jenis Insektisida Karbamat Berbahan Aktif. Pestisida ini,
memiliki takaran penggunaan seperempat sendok teh setiap 500
ml air. Penelitian ini tetap didasarkan pada interval
penyemprotan dengan perbandingan 1 : 2 : 3.
Perlakuan terhadap semua kelompok penelitian dilakukan hanya dalam
satu siklus dan diamati sampai matinya hama ulat grayak (Spodoptera litura F.)
yang ditandai dengan tidak bergeraknya lagi hama. Penelitian dikelompokkan
mempunyai fungsi sebagai indikator pembanding antar pestisida. Setelah diberi
perlakuan kemudian pada masing-masing kelompok penelitian diidentifikasi
hasilnya untuk ditarik kesimpulan.
3.4.Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel
bebas dan terikat. Adapun variabel bebas dan terikat adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas : Limbah detergen, tumbuhan puring,
tumbuhan pandan wangi dan tumbuhan tembakau yang digunakan.
2. Variabel terikat : ulat grayak (Spodoptera litura F.)waktu
penyemprotan, interval penyemprotan, jumlah bahan (pestisida)
yang dicampurkan pada bahan penyemprot, dan hasil akhir
praktikum.
17
3.5.Langkah Kerja
Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :
Tabel 3. 1. Alat dan bahan penelitian
No Gambar Alat atau
Bahan Nama Alat atau Bahan Fungsi Alat
1.
2 buah penyemprot
plastik
Sebagai wadah
pestisida alami
dan pestisida
buatan untuk
disemprotkan
2.
6 buah gelas plastik
bertutup
Menempatkan
ulat grayak untuk
diberikan
perlakuan
3.
2 buah masker medis Memberikan
perlindungan
pernapasan pada
peneliti saat
membuat dan
menyemprotkan
pestisida
4. 2 pasang sarung tangan
medis
Memberikan
perlindungan
pada tangan saat
proses pembuatan
dan
penyemprotan
pestisida
18
5.
Ulat bengkok Sebagai objek
penelitian untuk
disemprotkan
pestisida alami
dan pestisida
buatan
6.
Limbah detergen 500 ml
(0,5 gram detergen
bubuk)
Sebagai bahan
pestisida alami
7.
Campuran ekstrak
pandan wangi 25 ml dan
ekstrak daun puring 75
ml
Sebagai bahan
pestisida alami
.8.
Gelas erlenmeyer 250 ml
Untuk mengukur
volume larutan
pestisida
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4. 1. Hasil uji coba menggunakan pestisida COPALD
No Gambar Uji Coba Interval
Penyemprotan
Hasil
1
Dua kali
penyemprotan
Hama ulat grayak mati
dalam waktu 5 menit
13 detik.
2
Empat kali
penyemprotan,
Hama ulat grayak mati
dalam waktu 3 menit
50 detik.
20
3
Enam kali
penyemprotan,
Hama ulat grayak mati
dalam waktu 3 menit 1
detik.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan uji pestisida nabati terhadap
hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana
tabacum L.) dengan melakukan ekperimen. Pestisida nabati disemprotkan pada
gelas plastik yang terdapat ulat grayak (Spodoptera litura F.). Dari tabel diatas
dapat diketahui bahwa, pada interval dua kali penyemprotan hama ulat grayak
(Spodoptera litura F.) mati dalam waktu lima menit tiga belas detik setelah
disemprot pestisida nabati.
Pada interval empat kali penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera
litura F.) mati dalam waktu tiga menit lima puluh detik setelah proses
penyemprotan. Pada interval enam kali penyemprotan hama ulat grayak
(Spodoptera litura F.) mati dalam waktu tiga menit satu detik setelah proses
penyemprotan pestisida nabati.
Tabel 4. 2. Hasil uji coba menggunakan pestisida sintetis
No Gambar Uji Coba Interval
penyemprotan
Hasil
1
Dua kali
penyemprotan
Hama ulat grayak mati
dalam waktu 10 menit
12 detik.
21
2
Empat kali
penyemprotan
Hama ulat grayak mati
dalam waktu 6 menit.
3
Enam kali
penyemprotan
hama ulat grayak mati
dalam waktu 5 menit
33 detik.
Untuk menguji kefektifan pestisida nabati penulis membuat penelitian
terhadap pestisida kimia buatan pabrik, hal ini dilakukan untuk mendapatkan
perbandingan kefektifan pestisida alami nabati dengan pestisida kimia buatan
pabrik. Penulis membuat perlakuan yang sama seperti sebelumnya yaitu dengan
membedakan interval penyemprotan pada gelas plastik yang berisi populasi hama
ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pada interval dua kali penyemprotan, hama
ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu sepuluh menit lima puluh
detik setelah proses penyemprotan pestisida sintetis. Pada interval empat kali
penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu enam
menit setelah proses penyemprotan dengan pestisida sintetis. Pada interval enam
kali penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu
lima menit tiga puluh tiga detik setelah proses penyemprotan dengan pestisida
sintetis.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan uji coba terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura
F.), peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembuatan pestisida dari puring (nama latin), pandan wangi (nama latin),
dan limbah detergen untuk membasmi hama ulat grayak (Spodoptera
litura F.) pada tanaman tembakau adalah mudah, murah, dan terjangkau
bagi masayarakat khususnya para petani.
2. Penggunaan pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan
wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen efektif untuk
membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman
tembakau (Nicotiana tabacum L.).
3. Penggunaan pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan
wangi (Pandanus amaryllifolius) dan limbah detergen dapat menggantikan
penggunaan pestisida sintetis yang dijual di toko karena mampu
membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan ramah lingkungan
asalkan penggunaan limbah detergen sesuai takaran.
5.2. Saran
Dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi
(Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen baik digunakan untuk
pengganti pestisida sintetis yang tidak ramah lingkungan
2. Pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi
(Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen, ramah lingkungan,
mudah dan murah pembuatannya.
23
3. Pestisida sintetis yang dijual di pasaran sebaiknya diminimalisasi
penggunaannya karena akan mengganggu lingkungan.
4. Partisipasi pemerintah sangat dibutuhkan dalam sosialisasi pestisida dari
puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius), dan limbah detergen guna melindungi komoditas bangsa
dari serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.).
DAFTAR PUSTAKA
Djafarudin, Prof. Ir. 2001. DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. Jakarta: Bumi Aksara (Hal: 88)
http://globalgreenlifestyle.blogspot.com/feeds/posts/default http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=124 Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandan_wangi PESTISIDA NABATI DAN CARA PEMBUATANNYA. Majalah Sinar Tani No. 3281 (http://www.media-penyuluhan.blogspot.com/2012/06/pestisida-nabati-dan-cara-pembuatannya.html) PESTISIDA NABATI. http://m.epetani.deptan.go.id/node/5070 Puring (Codieatum variegatum Bi.). http://www.plantamor.com/index.php?plant=366
Sudarmo, Subiyakto. 1989. TEMBAKAU, PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT. Yogyakarta: Kanisius (Hal: 25 dan 26).
Tembakau (Nicotiana tabacum L.). http://plantamor.com.index.php?plant=900
Tjahjadi, Ir. Nur. 1989. Hama Dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Kanisius. Hal 98-101
Tannin pada Puring (Codieaum variegatum Bi.). http://dokterum.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss
LAMPIRAN 2
CURRICULUM VITAE
Nama : Muhammad Haidar Fakhri
Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 1 Juli 1994
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Sultan Agung 58, Ponorogo
E-mail : [email protected]
No. HP : +6285856877358
Nama : Priyo Sadewo
Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 3 Juli 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Tunggur Kec. Lembeyan Kab. Magetan
E-mail : [email protected]
No. HP : +6285859643858
Nama : Novan Aji Imron
Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 19 November 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Wonodadi, Kec. Ngrayun, Kab. Ponorogo
E-mail : [email protected]
No. HP : +6282334495956