pemanfaatan pestisida copald sebagai pengendali hama ulat grayak (spodoptera litura f.) dalam upaya...

34
PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F. ) DALAM UPAYA PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA Diusulkan oleh: Muhammad Haidar Fakhri/ 8692 (Ketua Kelompok) Priyo Sadewo/ 8727 (Anggota) Novan Aji Imron/ 9003 (Anggota) SMA NEGERI 2 PONOROGO PASUKAN MERAH MUDA PONOROGO 2012

Upload: adi-pratama

Post on 07-Aug-2015

2.323 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Muhammad Haidar Fakhri, Priyo Sadewo, Novan aji Imron. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan tanaman perkebunan yang menjadi salah satu komoditas utama bangsa indonesia. Akan tetapi, produksi tembakau sering labil akibat serangan hama, untuk mengantisipasi hal tersebut sebagianbesar masyarakat menggunakan pestisida sintetis sebagai pilihan utama untukmembasmi hama. Pestisida sintetis mempunyai dampak negatif bagi tumbuhandan menyebabkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini ditujukan untukmengetahui keefektifan pestisida berbahan dasar tanaman puring (Codieaumvariegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), limbah detergenefektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanamantembakau (Nicotianatabacum L.). Langkah pertama yang dilakukan adalahmembandingakan pestisida sintetis buatan pabrik dengan pestisida COPALDbuatan peneliti. Perbandingan dilakukan dengan mempertimbangkan intervalpenyemprotan yang dilakukan pada hama ulat grayak dan durasi pestisida dalammembasmi hama ulat grayak. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada padainterval dua kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 5 menit 13detik, pada interval empat kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalamwaktu 3 menit 50 detik dan pada interval enam kali penyemprotan hama ulatgrayak mati dalam waktu 3 menit 1 detik.

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA

Diusulkan oleh:

Muhammad Haidar Fakhri/ 8692 (Ketua Kelompok)

Priyo Sadewo/ 8727 (Anggota)

Novan Aji Imron/ 9003 (Anggota)

SMA NEGERI 2 PONOROGO

PASUKAN MERAH MUDA

PONOROGO

2012

Page 2: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

i

Page 3: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatdankarunia sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulisi lmiah yang berjudul “PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA” selesai dengan optimal.

Penulis menyusun karya tulis ini dalam rangka mengikuti Lomba Karya

Tulis Tingkat Nasional “DIES EMAS Teknik Lingkungan ITB tahun 2012”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu

penyusunan karya tulis ini yakni:

1. Bapak Drs. Sugeng Subagyo, M.Pd selaku Kepala SMAN 2 Ponorogo

yang telah mengizinkan dan memfasilitasi penyusunan karya tulis ini.

2. Bapak Sugianto, S.Pd selakuWakasek Kesiswaan SMAN 2 Ponorogo.

3. Ibu Ernin Naurinnisa, M.Pd selaku Pembina Ekskul KIR dan Guru

Pembimbing.

4. Semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini.

Harapan penulis menyusun karya tulis ini agar dapat bermanfaat bagi

masyarakat dalam bertani dan melindungi tanamannya dari serangan hama.

Penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan karya tulis ini. Demikian semoga bermanfaat untuk berbagai pihak.

Ponorogo, Mei 2012

Penulis

Page 4: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

ABSTRAK vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Pemilihan Topik 1

1.3. Batasan Masalah 2

1.4. Rumusan Masalah 3

1.5. Manfaat Penelitian 3

1.6 . Kajian Pustaka

1.6.1. Pestisida 4

1.6.2. Tembakau (Nicotianatabacum L.) 5

1.6.3. UlatGrayak(Spodoteralitura F.) 6

1.6.4. Puring (Codieaumvariegatum Bi.) 8

1.6.5. Pandan Wangi (PandanusamaryllifoliusRoxb.) 9

1.6.6. LimbahDetergen 10

1.6.7. Hipotesis 11

BAB II TUJUAN

2.1. Tujuan Keseluruhan Pembuatan Pestisida COPALD 12

2.2. Keunggulan dan Kemutakhiran Pestisida COPALD 13

BAB III METODE PENELITIAN

Page 5: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

iv

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 14

3.2. Prosedur Penelitian 14

3.3. Metode Penelitian 15

3.4. Variabel Penelitian 16

3.5. Langkah Kerja 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 22

5.2. Saran 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.Klasifikasi Tembakau (Nicotiana tabacum L.) 5

Tabel 1.2.Klasifikasi Ulat Grayak (Spodotera litura F.) 6

Tabel 1.3. Klasifikasi Puring (Codieaum variegatum Bi.) 8

Tabel 1. 4. Klasifikasi Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 9

Tabel 3. 1. Alat dan bahan penelitian 17

Tabel 4. 1. Hasil uji coba menggunakan pestisida alami 19

Tabel 4. 2. Hasil uji coba menggunakan pestisida sintetis 20

Page 7: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Nicotiana tabacum L. 5

Gambar 2.2. Spodoptera litura F. 6

Gambar 2.3. Codieaum variegatum Bi. 8

Gambar 2.4. Pandanus amaryllifolius Roxb. 9

Gambar 3.1. Kerangka Berpikir 14

Page 8: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

vii

PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA

PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA

Muhammad Haidar Fakhri, Priyo Sadewo, Novan aji Imron

Abstrak

Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan tanaman perkebunan yang menjadi salah satu komoditas utama bangsa indonesia. Akan tetapi, produksi tembakau sering labil akibat serangan hama, untuk mengantisipasi hal tersebut sebagian besar masyarakat menggunakan pestisida sintetis sebagai pilihan utama untuk membasmi hama. Pestisida sintetis mempunyai dampak negatif bagi tumbuhan dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui keefektifan pestisida berbahan dasar tanaman puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), limbah detergen efektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotianatabacum L.). Langkah pertama yang dilakukan adalah membandingakan pestisida sintetis buatan pabrik dengan pestisida COPALD buatan peneliti. Perbandingan dilakukan dengan mempertimbangkan interval penyemprotan yang dilakukan pada hama ulat grayak dan durasi pestisida dalam membasmi hama ulat grayak. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pada interval dua kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 5 menit 13 detik, pada interval empat kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 3 menit 50 detik dan pada interval enam kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 3 menit 1 detik.

Kata Kunci: Komoditas, COPALD, Ulat Grayak

Page 9: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tembakau merupakan tanaman di sektor pertanian yang mempunyai andil

cukup besar bagi pemasukan negara. Kota yang dikenal sebagai sentra tembakau

antara lain tembakau Deli, tembakau Temanggung, tembakau Lombok, tembakau

Kaponan (Ponorogo). Pada tahun 2011 luas perkebunan tembakau di Indonesia

mencapai207.419 hektar dan produksinya mencapai 206.317 ton. Pemenuhan

permintaan luar negeri maupun pasar domestik terhadap tembakau sangatlah

besar. Namun hal ini terkendala oleh cuaca, iklim dan hama. Salah satu

penghambat ialah hama ulat grayak (Spodotera litura F.). Faktor tersebut tentunya

menimbulkan efek bagi pasar tembakau.

Sebagai petani tembakau, kejadian itu membuat mereka menggunakan

berbagai cara untuk memusnahkan hama ulat grayak. Salah satu diantaranya

dengan menggunakan pestisida sintetis. “Tanpa disadari penggunaan pestisida

sintetis menimbulkan efek kurang baik.”(Djafarudin, 2001:87). Hal ini yang

membuat penulis berinisiatif membuat pestisida yang ramah lingkungan dan

ditambah lagi bahan yang didapat untuk pembuatan pestisida ini sebagian berasal

dari limbah dan sebagian lagi berasal dari tanaman yang belum dimanfaatkan.

Bahan pembuat pestisida ini antara lain daun puring (Codieaum variegatum Bi),

pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen. Produk ini kami

namakan Pestisida COPALD (Codieaum variegatum Bi.,Pandanus amaryllifolius,

danLimbah Detergen)

1.2. Pemilihan Topik

Penulis mengangkat topik ini untuk dibahas, menggunakan pertimbangan

sebagai berikut :

Page 10: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

2

1. Pemilihan kategori tema yaitu pengelolaan lingkungan.Penulis diharapkan

mampu menciptakan sebuah solusi yang efektif untuk meminimalisir

pencemaran lingkungan guna memperbaiki kelangsungan aktivitas

kehidupan sehari-hari serta dapat berevolusi menciptakan hal-hal baru,

kritis terhadap suatu objek, dan tanggap terhadap suatu permasalahan. Hal

ini dibuktikan oleh penulis untuk membuat suatu inovasi baru pestisida

sintetis berbahan daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi

(Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen guna menanggulangi

penyebaran hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman

tembakau (Nicotiana tabacum L.).

2. Pemilihan masalah untuk dibahas yaitu penggunaan pestisidaberbahan

puring, pandan wangi, limbah detergen guna menanggulangi penyebaran

ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana

tabacum L.). Pengaruh pemberian pestisida sintetis untuk membasmi hama

ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana

tabacum L.) melalui langkah penyemprotan, hal ini diharapkan

penggunaannya lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Pemanfaatan

limbah dan bahan-bahan dari tumbuhan yang diambil ekstraknya

mempunyai nilai lebih pada pestisida ini serta penggunaanya tidak

berpengaruh pada lingkungan di sekitarnya.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis membatasi masalah yakni :

1. Lokasi observasi dan penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Ponorogo

tahun 2012.

2. Sebagai objek penelitian adalah hama ulat grayak (Spodotera litura F.)

pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.).

3. Pengambilan sampel daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan

wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen diambil dari sekitar

rumah penulis dan untuk sampel ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan

Page 11: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

3

tembakau penulis ambil dari desa Kecamatan Balong Kabupaten

Ponorogo.

4. Dalam penelitian ini penulis memberikan solusi serta penawaran sebagai

upaya meminimalisasi penyebaran hama ulat grayak (Spodotera litura F.)

serta dampak negatif yang ditimbulkan pada tanaman tembakau (Nicotiana

tabacum L.) yang sangat merugikan dengan membuat suatu pestisida

berbahan puring, pandan wangi, limbah detergen dengan

mempertimbangkan interval penyemprotan.

1.4. Rumusan Masalah

Dari latar belakang serta batasan masalah di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembuatan pestisida COPALD?

2. Apakah penggunaan pestisida COPALD efektif untuk membasmi hama

ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana

tabacum L.)?

3. Dapatkah pestisida COPALD sebagai pengganti pestisida sintetis yang

dijual di pasaran?

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dan pelajar : menambah wawasan serta pengetahuan dalam

bidang ilmu pertanian, penyakit dan hama tanaman, serta teknologi

pertanian (pestisida) untuk mengatasi penyebaran hama pada tanaman

yang menggunakan bahan-bahan alami. Serta diharapkan dapat

menerapkan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi masyarakat: memberikan informasi dan solusi alternatif untuk

mengetahui keefektifan penggunaan pestisida dari daun puring (Codieaum

variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah

detergen untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.)pada

tumbuhan tembakau(Nicotiana tabacum L.) yang lebih efektif, efisien,

dan ramah lingkungan.

3. Bagi pemerintah dan dinas terkait: dapat mengembangkan,

mensosialisasikan, dan merekomendasikan kepada masyarakat mengenai

Page 12: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

4

pestisida COPALD efektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera

litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) serta dapat

dijadikan sebagai teknologi pertanian yang lebih baik.

1.6. Kajian Pustaka

1.6.1. Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus

yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di

sini adalah sangat luas, yakni serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit

tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian

nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus,

burung dan hewan lain lain yang dianggap merugikan.

Bagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi

semua hewan yang mengganggu kesejahteraan, seperti lalat, nyamuk, kecoa,

ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lain

yang terbukti mengganggu kesejahteraan.

Suatu konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida

ditujukan untk memberantas atau membasmihama, namun lebih dititikberatkan

untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada di bawah ambang

ekonomi atau ambang kendali.

1.6.1.1. Dampak Positif Terhadap Lingkungan

Dalam bidang pertanian, pestisida merupakan sarana untuk membasmi

hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT),

pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian.

Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan

pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman cokelat. Di Pakistan

dengan menggunakan pestisida dapat meningkatkan hasil 33 persen pada tanaman

tebu, dan berdasarkan catatan FAO penggunaan pestisida dapat menyelamatkan

hasil 50 persen pada tanaman kapas.

Page 13: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

5

Dengan demikian, meningkatknya hasil yang diperoleh berkat penggunaan

pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan

merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian.

1.6.1.2. Dampak Negatif Terhadap Lingkungan

Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida

mengenai sasaran.Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran

sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah.Akumulasi residu pestisida tersebut

mengakibatkan pencemaran lahan pertanian.Apabila masuk ke dalam rantai

makana, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit

seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, dan Chemical Acquired Deficiency

Syndrome atau CAIDS (Sa’id, 1994).

Jika penggunaan pestisida terlalu berlebih akan menimbulkan matinya

musuh alami dari hama yang secara alami juga ikut mengendalikan hama. Di

samping itu juga dapat menimbulkan matinya makhluk hidup lain yang bukan

merupakan sasaran dari pemakaian pestisida tersebut.

1.6.2. Tembakau (Nicotiana tabacum L.)

1.6.2.1. Klasifikasi Nicotiana tabacum L.

Kerajaan Plantae

Sub Kerajaan Tracheobionta

Super Divisi Spermatophyta

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Sub Kelas Asteridae

Ordo Solanales

Keluarga Solanaceae

Genus Nicotiana

Spesies Nicotiana tabacum L.

Gambar 1.1.Nicotiana tabacum L.

Page 14: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

6

Tabel 1.1. Klasifikasi Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing.

Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan,

khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan

daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa

juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk “y” untuk menghirup asap

tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi

Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan

tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang

dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata

tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya

diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika. Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari

genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan

dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada

umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan sebagainya.

1.6.3. Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

1.6.3.1. Klasifikasi Spodoptera litura F.

Tabel 1.2. Klasifikasi Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

Nama umum Spodoptera litura F. adalah ulat pemotong rumput, namun

ulat tersebut lebih dikenal dengan sebutan ulat grayak atau ulat tentara. Dahulu

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insekta

Ordo Lepidoptera

Keluarga Noctuidae

SubKeluarga Amphipyrinae

Genus Spodoptera

Spesies Spodoptera litura F.

Gambar 2.2.Spodoptera litura

Page 15: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

7

nama ilmiah Spodoptera litura F. adalah Prodenia litura (Fabricius), untuk

negara-negara Afrika dan Eropa Spodoptera litura F. disebut Spodoptera littoralis

(Boisd).

1.6.3.2. Siklus Hidup dan Deskripsi

Telur: Diletakkan berkelompok, satu kelompok dapat berisi 25-500 butir, tertutup

oleh semacam beludru (= beludu) berbulu berwarna cokelat kekuningan. Terdapat

pada daun dan bagian tanaman lain. Masa inkubasi anatara 2-4 hari.

Ulat: Ulat yang baru menetas berwarna kehijauan dengan sisi samping hitam

kecokelatan. Lama stadia ulat 20-46 hari, dengan 5 kali instar.Ulat yang

tumbuhnya sudah sempurna berwarna gelap dengan garis punggung berwarna

gelap memanjang.

Kepompong: Warna cokelat kemerahan, panjang berkisar 1,6 cm, berada dalam

tanah atau pasir. Lama stadia kepompong 8-11 hari.

Dewasa: Sayap depan warna cokelat atau keperakan. Sayap belakang warna

keputihan dengan noda hitam.Kemampuan bertelur 2000-3000 butir, dengan masa

peletakkan 2-6 hari. Total perkembangan 30-61 hari.

1.6.3.3. Pengendalian Serangan

1. Musuh alami

Beberapa musuh alami yang menyerang ulat ini yaitu Apenteles sp.

Telenomeus sp, Brachymeria sp, Charops longiventris, Chelonus sp,

Euplecectrus platyphenae, Microplitis manilae, Nythobia sp, Tachinidae,

Podomya setosa dan Harpactor sp (Sudarmo,1987, hal:27).

2. Pengendali hama secara alamiah

Page 16: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

8

Nucleopolyhedrovirus (NPV) yang merupakan agensi hayati ulat

grayak.memiliki sifat yang menguntungkan, antara lain :

· memiliki inang spesifik dalam genus atau Keluarga yang sama, sehingga

aman terhadap organismebukan sasaran.

· tidak mempengaruhi parasitoid, predator dan serangga berguna lainnya.

· dapat mengatasi masalah resistensi ulat grayak terhadap insektisida

sintetis.

· kompatibel dengan insektisida sintetis yang tidak bersifat basa kuat.

3. Pestisida nabati, dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas

(pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya (Dinas Pertanian dan

Kehutanan, 2007)

1.6.4. Puring (Codieaum variegatum Bi.)

1.6.4.1. Klasifikasi Puring (Codieaum variegatum Bi.)

Kerajaan Plantae

Sub Kerajaan Tracheobionta

Super Divisi Spermatophyta

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Sub Kelas Rosidae

Ordo Euphorbiales

Keluarga Euphorbiaceae

Genus Codiaeum

Spesies Codiaeum variegatum Bi.

Tabel 1. 3. Klasifikasi Puring (Codieaum variegatum Bi.)

Puring (Codiaeum variegatum Bi.)merupakan tanaman asli Indonesia

danbanyak digunakan sebagai tanaman hias karena keindahan daunya. Selain

memiliki daun yang menarik Puring juga memiliki kelebihan menyerap zat-zat

polutan. Seperti tumbuhan monokotil pada umumnya batang puring bebentuk

bulat panjang, batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket.

Gambar 2. 3. Codieaum variegatum Bi.

Page 17: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

9

Bunga puring tidak terlalu menarik, terdiri dari bunga betina dan jantan. Bunga

puring jarang sekali berhasil menjadi buah, karena sangat jarang bunga jantan dan

betina muncul bersamaan. Adanya bunga jantan dan betina ini yang membuat

Puring relatif mudah untuk disilangkan. Tanaman puring mungkin tak asing lagi

didengar sebagai salah satu tanaman hias. Namun dalam perkembanganya

tanaman puring juga dipergunakan sebagai tanaman obat.

Zat aktif yang terkandung ialah tannin, alkaloid, flavanoid dan saponin..

Daun dan bunga ynag mengandung lakaloid, flavanoid, saponin, polifenol, dan

bahan bahan lain ternyata ampuh menghalau dan membasmi hama. Tannin

merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa fenolik

Tanin ini disebut juga asam tanat, galotanin atau asam galotanat. Saponin

merupakan glikosida triterpen dan sterol yang merupakan senyawa aktif

permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan

kemampuannya membentuk busa dan mengemolisis sel dara (Harbore, 1984).

Senyawa ini bersifat racun bagi binatang berdarah dingin, sehingga dapat

digunakan sebagai pembasmi hama tertentu. Zat-zat itulah yang nantinya

digunakan sebagai pembasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) bagi

tanaman tembakau.

1.6.5. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

1.6.5.1. Klasifikasi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

Tabel 1. 4. Klasifikasi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

Kerajaan Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Liliopsida

Ordo Pandanales

Keluarga Pandanaceae

Genus Pandanus

Spesies Pandanus amaryllifolius Gambar 2. 4. Pandanus

amaryllifolius Roxb.

Page 18: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

10

Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) merupakan salah satu

tanaman perdu yang memiliki daun beraroma khas. Pandan wangi (Pandanus

amaryllifolius Roxb.) tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman

atau di kebun. Tumbuhan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di

tempat-tempat yang agak lembap dan dapat tumbuh subur dari daerah pantai

sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Tumbuhan ini mempunyai tinggi

rata-rata 1-2 meter memiliki batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang,

menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal,

duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral.

Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar,

panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun

permukaan bawah bagian ujung-ujungnya dan berwarna hijau. Bunga majemuk,

bentuk bongkol, berwarna putih. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola,

diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi

selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan

minyak wangi. Daun memiliki aroma harum jika diremas atau diiris-iris, sering

digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada

masakan.

1.6.5.2. Komposisi

Kandungan kimia dari daun pandan adalah alkaloida, saponin, flavanoid,

tanin, polifenol, dan zat warna.

Zat tannin pada pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) inilah

nantinya akan dikombinasikan dengan zat tannin yang terkandung pada puring

(Codieaum variegatum Bi.) untuk dijadikan bahan pestisida. Di samping itu juga,

aroma harum pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) akan menetralisasi

bau pestisida dan memberikan aroma khas pada pestisida.

1.6.6. Limbah Detergen

Penggunaan limbah detegenpada komposisi pestisida menunjang kekuatan

pestisida tersebut. Tapi penambahan limbah detergen dalam hal ini harus sesuai

takaran. Jika tidak, dikhawatirkanakan merusak tanaman dan merusak tanah.

Page 19: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

11

Rata-rata penggunaan sabun detergen atau sabun colek adalah satu gram

detergen berbanding satu liter air.Penggunaan detergen ini disesuaikan dengan

bahan utama pestisida yang tersedia.Jika menggunakan satu macam bahan utama

saja dan pemakaian air banyak, bisa menggunakan detergen satu gram detergen

per liter air atau lebih.Jika menggunakan dua macam atau lebih bahan utama dan

penggunaan air banyak, penggunaan detergen bisa diminimalisasi. (Majalah Sinar

Tani No. 3281)

1.6.7. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, peneliti mendapatkan

jawaban sementara yakni:

1. Pembuatan pestisida COPALD adalah mudah, murah dan terjangkau bagi

masyarakat dankhususnya untuk para petani.

2. Pestisida COPALD efektif untuk membasmi hama ulat grayak

(Spodoptera litura F.)

3. Pestisida COPALD dapat menggantikan pestisida sintetis yang biasa dijual

di toko.

Page 20: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

12

BAB II

TUJUAN

2.1. Tujuan Keseluruhan Pembuatan Pestisida COPALD

Puring (Codieaum variegatum Bi.) memiliki zat tannin yang berguna

untuk:

1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat massa pertumbuhan bagian

tertentu pada tanaman.

2. Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga dan fungi

3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.

4. Pada industri farmasi tanin digunakan sebagai anti septik pada jaringan

luka, misalnya luka bakar yaitu dengan cara mengendapkan protein. Selain

itu tannin juga digunakan untuk campuran obat cacing dan anti kanker.

5. Pada industri kulit tanin banyak dipergunakan karena kemampuannya

mengikat bermacam – macam protein sehinggga dapat mencegah kulit dari

proses pembusukkan.

6. Tanin juga dipergunakan pada industri pembuatan tinta dan cat karena

dapat memberikan warna biru tua atau hijau kehitam – hitaman dengan

kombinasi – kombinasi tertentu.

7. Tanin dapat berperan sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara

mengeluarkan asam tamak yang tidak terlarut

8. Pada industri minuman tanin juga digunakan untuk pengendapan serat –

serat organik pada minuman anggur atau bir.

Sehingga peneliti mendapat gagasan untuk membuat pestisida COPALD

ini karena di lingkungan peneliti terdapat banyak petani yang menanam tembakau

(Nicotiana tabacum L.). Tembakau (Nicotiana tabacum L.) adalah salah satu

tanaman yang menjadi sasaran hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Petani

sering menggunakan pestisida sintetis yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena

itu, penggunaan pestisida COPALD sangat mungkin untuk dilakukan untuk

membantu petani tembakau dalam membasmi hama ulat grayak (Spodoptera

litura F.). Pestisida dari bahan daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan

Page 21: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

13

wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), dan limbah detergen efektif untuk

membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pembuatannya juga mudah,

murah, dan terjangkau untuk para petani.

2.2 Keunggulan dan Kemutakhiran Pestisida COPALD

Pestisida COPALD membantu petani tembakau dalam membasmi hama

ulat grayak (Spodoptera litura F.). Di samping itu juga, pestisida COPALD

memiliki kemampuan membasmihama ulat grayak (Spodoptera litura F.).

Walaupun sudah ditemukan kegunaan tannin (zat pada daun puring dan pandan

wangi) untuk menangkal serangga, tetapi belum ada penelitian dan produk untuk

membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.).

Pestisida COPALD merupakan inovasi pemanfaatan puring sebagai

pestisida nabati dan juga sebagai pestisida untuk hama ulat grayak (Spodoptera

litura F.).

Pestisida COPALD memiliki tingkat efektifitas yang tinggi untuk

membasmihama ulat grayak (Spodoptera litura F.), hal ini dibuktikan dengan

membandingkan waktu mati hama ulat grayak (Spodoptera litura F.)

menggunakan pestisida COPALD dan pestisida sintetis. Waktu mati hama ulat

grayak (Spodoptera litura F.) dengan menggunakan pestisida COPALD lebih

cepat daripada menggunakan pestisida sintetis.

Page 22: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian di wilayah Kabupaten Ponorogo,

sesuai dengan domisili peneliti.Tepatnya di rumah penulis Jalan

Sultan Agung58, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.

2. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian selama kurang lebih 45 hari

dengan rincian sebagai berikut :

a. Observasi dan penelitian di lapangan selama 26 hari

terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2012 hingga 26

Agustus2012.

b. Penyusunan penulisan dilakukan selama 14 hari terhitung

sejak tanggal 28 Agustus hingga 10 September 2012.

3.2. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki prosedur dalam proses penulisannya. Prosedur

penelitian ini digunakan agar mempermudah dalam proses penulisannya. Adapun

prosedur penelitian dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tahap-tahap berikut

ini:

PENENTUAN IDE

* Banyaknya pestisida sintetis yang dijual di pasaran dengan harga yang mahal

dan kurang efisien untuk para petani.

* Pestisida sintetis banyak berdampak buruk bagi lingkungan maupun mahkluk

hidup lain yang tidak berperan sebagai hamatanaman.

* Inisiatif menginovasi limbah dan bahan-bahan alami menjadi pestisida organik

yang ramah lingkungan, efektif, efisien, murah dan tidak banyak memiliki efek

samping.

Page 23: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

15

KAJIAN PUSTAKA

a. Pestisida

b. Klasifikasi Tembakau

c. Ulat Grayak (Spodotera litura F.)

d. Puring (Codiaeum variegatum Bi.).

e. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.).

f. Limbah Detergen

PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA

ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA PENYELAMATAN

KOMODITAS BANGSA

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 3. 1. Kerangka Berpikir

3.3.Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode eksperimen.

Peneliti melakukan percobaan yakni pembuatan pestisida dari, puring, pandan

wangi, danlimbah detergen yang semuanya dicampur dengan volume total 500 ml

dan seuai takaran yang ditetapkan. Setelah membuat formulasi pestisida alami,

Page 24: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

16

penulis melakukan perlakuan pemberian pestisida terhadap hama ulat grayak

(Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau yang terbagi dalam dua kelompok

penelitian, yaitu:

1. Pestisida bahan alami : terdapat 3 kelompok penelitian ulat

grayakyang kesemuanya disemprotkan pestisida COPALD dan

merata pada setiap kelompok. Penelitian ini tetap didasarkan

pada interval penyemprotan dengan perbandingan 1 : 2 : 3.

2. Pestisida sintetis : terdapat 3 kelompok penelitian ulat grayak

yang kesemuanya disemprotkan pestisida sintetis (buatan

pabrik) yang dijual di pasaran. Pestisida yang peneliti gunakan

adalah jenis Insektisida Karbamat Berbahan Aktif. Pestisida ini,

memiliki takaran penggunaan seperempat sendok teh setiap 500

ml air. Penelitian ini tetap didasarkan pada interval

penyemprotan dengan perbandingan 1 : 2 : 3.

Perlakuan terhadap semua kelompok penelitian dilakukan hanya dalam

satu siklus dan diamati sampai matinya hama ulat grayak (Spodoptera litura F.)

yang ditandai dengan tidak bergeraknya lagi hama. Penelitian dikelompokkan

mempunyai fungsi sebagai indikator pembanding antar pestisida. Setelah diberi

perlakuan kemudian pada masing-masing kelompok penelitian diidentifikasi

hasilnya untuk ditarik kesimpulan.

3.4.Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel

bebas dan terikat. Adapun variabel bebas dan terikat adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas : Limbah detergen, tumbuhan puring,

tumbuhan pandan wangi dan tumbuhan tembakau yang digunakan.

2. Variabel terikat : ulat grayak (Spodoptera litura F.)waktu

penyemprotan, interval penyemprotan, jumlah bahan (pestisida)

yang dicampurkan pada bahan penyemprot, dan hasil akhir

praktikum.

Page 25: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

17

3.5.Langkah Kerja

Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :

Tabel 3. 1. Alat dan bahan penelitian

No Gambar Alat atau

Bahan Nama Alat atau Bahan Fungsi Alat

1.

2 buah penyemprot

plastik

Sebagai wadah

pestisida alami

dan pestisida

buatan untuk

disemprotkan

2.

6 buah gelas plastik

bertutup

Menempatkan

ulat grayak untuk

diberikan

perlakuan

3.

2 buah masker medis Memberikan

perlindungan

pernapasan pada

peneliti saat

membuat dan

menyemprotkan

pestisida

4. 2 pasang sarung tangan

medis

Memberikan

perlindungan

pada tangan saat

proses pembuatan

dan

penyemprotan

pestisida

Page 26: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

18

5.

Ulat bengkok Sebagai objek

penelitian untuk

disemprotkan

pestisida alami

dan pestisida

buatan

6.

Limbah detergen 500 ml

(0,5 gram detergen

bubuk)

Sebagai bahan

pestisida alami

7.

Campuran ekstrak

pandan wangi 25 ml dan

ekstrak daun puring 75

ml

Sebagai bahan

pestisida alami

.8.

Gelas erlenmeyer 250 ml

Untuk mengukur

volume larutan

pestisida

Page 27: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil

sebagai berikut:

Tabel 4. 1. Hasil uji coba menggunakan pestisida COPALD

No Gambar Uji Coba Interval

Penyemprotan

Hasil

1

Dua kali

penyemprotan

Hama ulat grayak mati

dalam waktu 5 menit

13 detik.

2

Empat kali

penyemprotan,

Hama ulat grayak mati

dalam waktu 3 menit

50 detik.

Page 28: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

20

3

Enam kali

penyemprotan,

Hama ulat grayak mati

dalam waktu 3 menit 1

detik.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan uji pestisida nabati terhadap

hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana

tabacum L.) dengan melakukan ekperimen. Pestisida nabati disemprotkan pada

gelas plastik yang terdapat ulat grayak (Spodoptera litura F.). Dari tabel diatas

dapat diketahui bahwa, pada interval dua kali penyemprotan hama ulat grayak

(Spodoptera litura F.) mati dalam waktu lima menit tiga belas detik setelah

disemprot pestisida nabati.

Pada interval empat kali penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera

litura F.) mati dalam waktu tiga menit lima puluh detik setelah proses

penyemprotan. Pada interval enam kali penyemprotan hama ulat grayak

(Spodoptera litura F.) mati dalam waktu tiga menit satu detik setelah proses

penyemprotan pestisida nabati.

Tabel 4. 2. Hasil uji coba menggunakan pestisida sintetis

No Gambar Uji Coba Interval

penyemprotan

Hasil

1

Dua kali

penyemprotan

Hama ulat grayak mati

dalam waktu 10 menit

12 detik.

Page 29: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

21

2

Empat kali

penyemprotan

Hama ulat grayak mati

dalam waktu 6 menit.

3

Enam kali

penyemprotan

hama ulat grayak mati

dalam waktu 5 menit

33 detik.

Untuk menguji kefektifan pestisida nabati penulis membuat penelitian

terhadap pestisida kimia buatan pabrik, hal ini dilakukan untuk mendapatkan

perbandingan kefektifan pestisida alami nabati dengan pestisida kimia buatan

pabrik. Penulis membuat perlakuan yang sama seperti sebelumnya yaitu dengan

membedakan interval penyemprotan pada gelas plastik yang berisi populasi hama

ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pada interval dua kali penyemprotan, hama

ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu sepuluh menit lima puluh

detik setelah proses penyemprotan pestisida sintetis. Pada interval empat kali

penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu enam

menit setelah proses penyemprotan dengan pestisida sintetis. Pada interval enam

kali penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu

lima menit tiga puluh tiga detik setelah proses penyemprotan dengan pestisida

sintetis.

Page 30: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

22

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan uji coba terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura

F.), peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembuatan pestisida dari puring (nama latin), pandan wangi (nama latin),

dan limbah detergen untuk membasmi hama ulat grayak (Spodoptera

litura F.) pada tanaman tembakau adalah mudah, murah, dan terjangkau

bagi masayarakat khususnya para petani.

2. Penggunaan pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan

wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen efektif untuk

membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman

tembakau (Nicotiana tabacum L.).

3. Penggunaan pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan

wangi (Pandanus amaryllifolius) dan limbah detergen dapat menggantikan

penggunaan pestisida sintetis yang dijual di toko karena mampu

membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan ramah lingkungan

asalkan penggunaan limbah detergen sesuai takaran.

5.2. Saran

Dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi

(Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen baik digunakan untuk

pengganti pestisida sintetis yang tidak ramah lingkungan

2. Pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi

(Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen, ramah lingkungan,

mudah dan murah pembuatannya.

Page 31: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

23

3. Pestisida sintetis yang dijual di pasaran sebaiknya diminimalisasi

penggunaannya karena akan mengganggu lingkungan.

4. Partisipasi pemerintah sangat dibutuhkan dalam sosialisasi pestisida dari

puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus

amaryllifolius), dan limbah detergen guna melindungi komoditas bangsa

dari serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.).

Page 32: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

DAFTAR PUSTAKA

Djafarudin, Prof. Ir. 2001. DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. Jakarta: Bumi Aksara (Hal: 88)

http://globalgreenlifestyle.blogspot.com/feeds/posts/default http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=124 Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandan_wangi PESTISIDA NABATI DAN CARA PEMBUATANNYA. Majalah Sinar Tani No. 3281 (http://www.media-penyuluhan.blogspot.com/2012/06/pestisida-nabati-dan-cara-pembuatannya.html) PESTISIDA NABATI. http://m.epetani.deptan.go.id/node/5070 Puring (Codieatum variegatum Bi.). http://www.plantamor.com/index.php?plant=366

Sudarmo, Subiyakto. 1989. TEMBAKAU, PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT. Yogyakarta: Kanisius (Hal: 25 dan 26).

Tembakau (Nicotiana tabacum L.). http://plantamor.com.index.php?plant=900

Tjahjadi, Ir. Nur. 1989. Hama Dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Kanisius. Hal 98-101

Tannin pada Puring (Codieaum variegatum Bi.). http://dokterum.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss

Page 33: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa
Page 34: Pemanfaatan Pestisida COPALD sebagai Pengendali Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) dalam Upaya Penyelamatan Komoditas Bangsa

LAMPIRAN 2

CURRICULUM VITAE

Nama : Muhammad Haidar Fakhri

Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 1 Juli 1994

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jalan Sultan Agung 58, Ponorogo

E-mail : [email protected]

No. HP : +6285856877358

Nama : Priyo Sadewo

Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 3 Juli 1995

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Desa Tunggur Kec. Lembeyan Kab. Magetan

E-mail : [email protected]

No. HP : +6285859643858

Nama : Novan Aji Imron

Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 19 November 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Desa Wonodadi, Kec. Ngrayun, Kab. Ponorogo

E-mail : [email protected]

No. HP : +6282334495956