prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../spodoptera-litura1.docx · web...

15
Spodoptera litura Sistematika dan Daerah Sebaran Menurut Kalshoven (1981), ulat bawang atau Spodoptera litura, termasuk dalam : kingdom : Animalia Family : Noctuidae Genus : Spodoptera Spesies : litura S. litura di temukan di Eropa, Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan biasanya banyak terdapat pada daerah yang beriklim panas. Di daerah tropic yang di temukan di Negara-negara seperti Indonesia, India, Arab, bagian selatan Yaman, Somalia, Ethopia, Sudan, Nigeria, Mali, Kamerun dan Madagaskar (Kalshoven, 1981). Di Indonesia hama ini terutama banyak di temukan pada pertanaman bawang merah di Brebes, Jawa Tengah (Moeksan dan Supryadi, 1983): dan Sulawesi Selatan khususnya Jeneponto sebagai sentra produksi bawang merah. Bioekologi Telur Imago betina meletakkan telur pada malam hari, telur berbentuk bulat sampai bulat lonjong telur di letakkan secara berkelompok di atas permukaan daun tanaman bawang merah. Dalam satu kelompok jumlah telur antara 30 – 100 butir, telur-telur dapat menetas

Upload: vuongminh

Post on 11-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

Spodoptera litura

Sistematika dan Daerah Sebaran

Menurut Kalshoven (1981), ulat bawang atau Spodoptera litura, termasuk dalam :

kingdom : Animalia

Family : Noctuidae

Genus : Spodoptera

Spesies : litura

S. litura di temukan di Eropa, Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan biasanya banyak terdapat

pada daerah yang beriklim panas. Di daerah tropic yang di temukan di Negara-negara seperti

Indonesia, India, Arab, bagian selatan Yaman, Somalia, Ethopia, Sudan, Nigeria, Mali, Kamerun

dan Madagaskar (Kalshoven, 1981). Di Indonesia hama ini terutama banyak di temukan pada

pertanaman bawang merah di Brebes, Jawa Tengah (Moeksan dan Supryadi, 1983): dan

Sulawesi Selatan khususnya Jeneponto sebagai sentra produksi bawang merah.

Bioekologi

Telur

Imago betina meletakkan telur pada malam hari, telur berbentuk bulat sampai bulat lonjong telur

di letakkan secara berkelompok di atas permukaan daun tanaman bawang merah. Dalam satu

kelompok jumlah telur antara 30 – 100 butir, telur-telur dapat menetas dalam waktu 2 – 4 hari.

Kelompok telur di tutupi oleh rambut-rambut halus yang berwarna putih, kemudian telur berubah

menjadi kehitam-hitaman pada saat akan menetas. Telur umumnya menetas pada pagi hari

(Rahayu dan Nur Berlian, 1994).

Larva

Larva instar satu S. litura atau yang beru menetas hidup berkelompok tetapi setelah besar

menyebar dan hidup sendiri-sendiri. (Rukmana, 1994). Perkembangan larva instar awal terutama

menyebar ke bagian pucuk-pucuk tanaman dan membuat lubang gerekan pada daun kemudian

masuk kedalam kapiler daun. Larva mengalami perubahan warna sesuai dengan perubahan instar

yang di alaminya. Larva instar satu biasanya berwarna hijau muda, kemudian berubah menjadi

Page 2: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

hijau tua pada saat memesuki instar dua. Pada instar tiga dan empat warnanya menjadi hijau

kehitam-hitaman pada bagian abdomen, pada abdomen terdapat garis hitam yang melintang.

Pada saat larva memasuki instar lima warnanya berubah menjadi coklat muda (Anonim; 2004).

Panjang ulat penggerek daun sekitar 2,5 cm (Rahayu dan Nur Berlian; 2004).

Aktivitas larva terutama terjadi pada malam hari, namun larva instar akhir juga sering ditemukan

berada pada permukaan daun bawang untuk melakukan aktivitas makan pada pagi dan sore hari.

Stadium larva S. litura hidup pada tanaman bawang merah berkisar 9 – 14 hari (Khalshoven,

1981). Larva instar akhir bergerak dan menjatuhkan diri ketanah dan setelah berada di dalam

tanah larva tersebut memasuki pro pupa dan kemudian berubah menjadi pupa.

Pupa

Pupa S. litura berwarna cokelat muda dan pada saat akan menjadi imago berubah menjadi

cokelat kehitam-hitaman. Pupa memiliki panjang 9-12 mm, dan bertipe obtek, pupa berada di

dalam tanah dengan kedalaman + 1 cm, dan sering di jumpai pada pangkal batang, terlindung di

bawah daun kering atau di bawah partikel tanah. Pupa berkisar 5-8 hari bergantung pada

ketinggian tempat di atas eprmukaan laut (Anonim, 2004).

Imago

Imago memiliki panjang yang berkisar 10-14 mm dengan jarak rentangan sayap 24-30 mm.

Sayap depan berwarna putih keabu-abuan, pada bagian tengah sayap depan terdapat tiga pasang

bintik-bintik yang berwarna perak.sayap belakang berwarna putih dan pada bagian tepi berwarna

cokelat gelap (Kalshoven, 1981).

Ekologi

Larva S. litura mulai di temukan pada saat tanaman berumur dua minggu setelah tanam,

sedangkan stadium awal pertumbuhan tanaman bawang merah yang biasanya ditemukan adalah

kelompok telur. Populasi S. litura mulai meningkat pada umur tanaman 3 minggu setelah tanam

(Moekasan dan Supriyadi, 1993 dalam Fatahuddin, 1999).

Pada musim kemarau populasi S, litura sangat tinggi dan kemampuan imagonya meletakkan

telur sangat tinggi. Pada periode tersebut rata-rata populasi larva adalah 11,52 ekor per rumpun

Page 3: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

tanaman dengan intensitas serangan 63 % pada umur tanaman 7 minggu setelah tanam (Sutarya,

1996 dalam Fatahuddin, 1999). Pada selembar daun bawang sering di temukan larva instar 1

dalam jumlah banyak.

Tanaman Inang

Tanaman inang adalah tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan serangga baik yang

berhubungan dengan perilaku maupun dengan kebutuhan gizi serangga. Hubungan antara

tanaman inang dan serangga merupakan serangkaian proses interaksi antara lain mekanisme

pemilihan tanaman inang. Pemanfaatan tanaman tersebut sebagai sumber makanan serta tempat

berlinung dan tempat bertelur. Serangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang

sesuai dan sebaliknya perkembangan serangga menjadi lambat pada tanaman inang yang kurang

sesuai. Perbedaan tingkat kesesuaian dapat terjadi baik pada tanaman yang sama maupun pada

tanaman yang berbeda spesiesnya (Fadruddind, 1980).

Tanaman bawang merah merupakan salah satu inang utama S. litura. Tanaman inang lainnya

adalah tanaman padi, terutama yang di tanam pada dataran tingg (Kalshoven, 1981). Selain itu

S.exiqua juga dapat meyerang tanaman tomat, lombok, tembakau, orok-orok, kapri, jagung dan

sayuran lainnya (Sunarjono dan Soedomo, 1983).

Iklim

Kehidupan serangga sangat erat hubungan dengan keadaan lingkungan dan serangga memiliki

cara hidup tersendiri berbeda-beda menurut jenisnya. Faktor iklim yang berperan dalam berbagai

aspek kehidupan serangga antara lain suhu, udara, curah hujan, dan cahaya matahari. Aspek-

aspek tersebut erat hubungannya antara satu dengan yang lainnya (Sunjaya, 1970).

Menurut Smith (1987 dalam Sutarya 1996), bahwa lamanya daur hidup ulat bawang ini sangat

tergantung dari temperature. Temperatur yang tinggi akan memperpendek stadium larva, pupa

dan imago. Dengan demikian, daur hidup ulat bawang ini di dataran tinggi memerlukan waktu

yang relative lama di bandingkan dataran rendah. Suhu optimum yang di butuhkan oleh C

(HILL, 1983).serangga ini adalah 28

Gejala Serangan dan Arti Ekonomi

Bagian tanaman yang terserang terutama pada bagian daun di mana telur yang baru menetas

Page 4: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

segera menggigit daun tanaman bawang yang masih muda, kemudian larva tersebut masuk

kedalam daun bawang yang berbentuk pipa dan makan dari dalam, akibatnya daun bawang

berlubang dan ada kalanya sampai patah. Dari luar dapat di ketahui dengan melihat gejala yang

ditimbulkan pada daun tersebut, yakni pada daun bawang tampak berat putih memanjang seperti

membrane, kemudian layu, berlubang, dan di dekat lubang tersebut terdapat kotoran ulat

(Sunarjono dan Soedomo, 1983).

Larva S. litura kadang-kadang meyerang sampai ke umbi yang terjadi apabila populasi hama ini

cukup tinggi (Rahayu dan Nur Berlian, 2004). Apabila tidak di kendalikan maka daun bawang di

areal pertanaman akan habis.

Kerusakan yang di timbulkan oleh larva S. litura di pertanaman dapat mengakibatkan kehilangan

hasil 57 %, bahkan gagal panen dapat terjadi utamanya di musim kemerau apabila tidak di

lakukan pengendalian (Rukmana, 2005).

Pengendalian

Prinsip pengendalian hama tanaman yang di kembangkan dewasa ini adalah menekan jumlah

populasi hama yang menyerang tanaman sampai pada tingkat populasi yang tidak merugikan.

Komponen pengendalian hama yang dapat di terapkan untuk mencapai sasaran tersebut antara

lain pengendalian hayati, pengendalian secara fisik dan mekanik, pengendalian secara kultur

teknis dan pengendalian secara kimiawi.

Pengendalian hayati yaitu suatu teknik pengendalian hama secara biologi yaitu dengan

memanfaatkan musuh alami seperti prodator, parasitoid dan pathogen. Keuntungan pengendalian

hayati ini adalah aman, tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan tidak menyebabkan

resistensi (Jumar, 2000). Beberapa spesies predator dari S. litura adalah Solenopsis sp, Paedorus

sp, Euberellia sp, Lycosa sp, dan laba-laba.

Pengendalian secara kultur teknis adalah pengendalian serangga hama dengan memodifikasi

kegiatan pertanian agar lingkungan pertanian menjadi tidak menguntungkan bagi perkembangan

hama. Usaha-usaha tersebut mencakup sanitasi, pengolahan tanah, pergiliran tanaman,

pemupukan berimbang, penggunaan mulsa, penggunaan tanaman perangkap (Endah dan

Novisan, 2003).

Pengendalian kimiawi adalah usaha mengendalikan hama dengan menggunakan bahan kimia

pestisida yang mempunyai daya racun terhadap serangga hama yang di sebut Insektisida.

Page 5: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

Insektisida dapat bersifat racun perut, racub konkak, dan racun pernapasan. Insektisida yang

dapat bersifat racun perut seperti : Curacron 500EC dan Decis 2,5 EC (Anonim, 1994).

Pengendalian S. litura pada tanaman bawang merah hingga saat ini masih mengandalkan

penggunaan insektisida secara intensik baik dengan meningkatkan dosis maupun dengan

meningkatkan interval waktu penyemprotan dengan system kelender (Moeksan dan Supriyadi,

1993).

Pestisida adalah semua zat campuran zat yang khusus di gunakan untuk mengendalikan,

mencegah gangguan serangga, binatang mengerat, nematode, gulma, virus, bakteri, jasad renik

yang di anggap hama. Pestisida dapat di golongkan berdasarkan sasaran yaitu insektisida untuk

mengendalikan serangga hama, fungisida untuk mengendalikan cendawan, rodentisida untuk

mengendalikan binatang pengerat, nematisida untuk mengendalikan nematode, mulliksisida

untuk mengendalikan molluska atau siput, akarisida untuk mengendalikan akarina atau tungau,

herbisida untuk mengendalikan gulma dan bakterisida untuk mengendalikan bakteri (Rukmana

dan Sugandi, 2002).

Insektisida yang di izinkan untuk pengendalian hama pada tanaman bawang merah yaitu Atabron

50 EC, Buldok 25 EC, Curacron 500 EC, Larvin 375 AS, Larvin 75 WP, Matador 25 EC,

Lannate 25 WP, Decis 2,5 EC, Drusband 20 EC, Metal 30 EC (Anonim, 2004).

Insektisida Pratenofos 500 g/l dengan nama dagang Curacron 500 EC merupakan racun kontak

dan racun lambung den termasuk dalam golongan organofosfat, Decis 2,5 EC berbahan aktif

Deltametrin 25 g/l dan termasuk golongan piretroid yang bersifat racun kontak dan racun

lambung serta Dursband 200 EC barbahan aktif klorpiritos 200 g/l dan termasuk golongan

organotostak yang bersifat racun kontak dan lambung.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Ulat grayak (Spodoptera litura)

Menurut Direktorat Perlindungan Hortikulutura (2007), ulat grayak

(Spodoptera litura) diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Lepidoptera

Page 6: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

Famili : Noctuidae

Subfamili : Amphipyrinae

Genus : Spodoptera

Spesies : Spodoptera litura F

Hama ini termasuk ke dalam jenis serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang

terdiri dari empat stadia hidup yaitu telur, larva, pupa, dan imago . Pada siang hari ulat grayak

tidak tampak, karena umumnya bersembunyi di tempat-tempatyang teduh, di bawah batang dekat

leher akar. Pada malam hari ulat grayak akan keluar dan melakukan searangan. Serangga ini

merusak pada stadia larva, yaitu memakan daun, sehingga menjadi berlubang-lubang. Biasanya

dalam jumlah besar ulat garayak bersama-sama pindahdari tanaman yang telah habis dimakan

daunnya ke tanaman lainnya (Pracaya, 1995)

Biologi

Sayap ngengat bagian depan berwarna coklat atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna

keputih-putihan dengan bercak hitam. Malam hari ngengat dapat terbang

sejauh lima kilometer. Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2000-3000 telur.

Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadang-kadang tersusun

dua lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan diletakkan berkelompok (masing-masing berisi

25-500 butir)yang bentuknya bermacam-macam pada daun atau bagian tanaman lainnya.

Kelompok telur tertutup bulu seperti beludru yang berasal dari bulu-bulu tubuh bagian ujung

ngengat betina. Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon),

berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Siklus hidup berkisar antara 30-60

hari (lama stadium telur 2-4 hari, larvayang terdiri dari 5 instar : 20-46 hari, pupa : 8-11 hari)

(Ardiansyah, 2007).

Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit berwarna hitam pada

segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal terdapat garis kuning.

Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan

dan hidup berkelompok. Beberapa hari kemudian tergantung ketersediaan makanan, larva

menyebar dengan menggunakan benang suteradari mulutnya. Siang hari bersembunyi dalam

tanah (tempat yang lembab) dan menyerang tanaman pada malam hari. Biasanya ulat berpindah

ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar. Warna dan perilaku ulat instar terakhir

mirip ulat tanah, perbedaan hanya pada tanda bulan sabit, berwarna hijau gelap dengan garis

Page 7: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

punggung warna gelap memanjang. Umur dua minggu panjang ulat sekitar lima centimeter,

(Hera, 2007).

Morfologi

Umumnya larva mempunyai titik hitam arah lateral pada setiap abdomen (Samharinto,1990).

Larva muda berwarna kehijau-hijauan. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (1994), instar

pertama tubuh larva berwarna hijau kuning, panjang 2,00 sampai 2,74 mm dan tubuh berbulu-

bulu halus, kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm. Instar kedua, tubuh berwarna hijau

dengan panjang 3,75-10,00 mm, bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama

terdapat garis hitam meningkat pada bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks

hingga ujung abdomen, pada toraks terdapat empat buah titik yang berbaris dua-dua. Larva instar

ketiga memiliki panjang tubuh 8,0 – 15,0 mm dengan lebar kepala 0,5 – 0,6 mm. Pada bagian

kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig-zag berwarna putih dan bulatan hitam sepanjang

tubuh. Instar keempat , kelima dan keenam agak sulit dibedakan. Untuk panjang tubuh instar ke

empat 13-20 mm, instar kelima 25-35 mm dan instar ke enam 35-50 mm. Mulai instar keempat

warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau kekuningan atau hijau keunguan.

Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit berwarna hitam pada

segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal terdapat garis kuning.

Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-

coklatan.Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna

coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Imago berupa ngengat dengan warna hitam

kecoklatan. Pada sayap depan ditemukan spot-spot berwarna hitam dengan strip-strip putih dan

kuning. Sayap belakang biasanya berwarna putih, (Ardiansyah, 2007).

Gejala dan Kerusakan Yang Ditimbulkan

Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian

atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja dan ulat yang besar memakan tulang daun

dan buahnya. Gejala serangan pada daun rusak tidak beraturan, bahkan kadang-kadang hama ini

juga memakan tunas dan bunga. Pada serangan berat menyebabkan gundulnya daun. Serangan

berat umumnya terjadi pada musim kemarau (Wikipedia, 2007).

Tanaman Inang

Hama ini bersifat polifag, selain tomat juga menyerang kubis, cabai, buncis, bawang merah,

terung, kentang, kangkung, bayam, padi, jagung, tebu, jeruk, pisang, tembakau, kacang-

Page 8: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

kacangan, tanaman hias, gulma Limnocharis sp., Passiflora foetida, Ageratum sp., Cleome sp.,

dan Trema sp (Hera,2007).

Musuh Alami

Beberapa musuh alami yang menyerang ulat ini yaitu Apenteles sp. Telenomeus sp, Brachymeria

sp, Charops longiventris, Chelonus sp, Euplecectrus platyphenae, Microplitis manilae, Nythobia

sp, Tachinidae, Podomya setosa dan Harpactor sp (Sudarmo, 1987).

globalgreenlifestyle.blogspot.co

*********************

Siklus hidup R. linearis meliputi stadium telur, nimfa yang terdiri atas lima instar,dan stadium

imago. Imago (Gambar 1a) berbadan panjang dan berwarna kuning kecokelatan dengan garis

putih kekuningan di sepanjang sisi badannya (Tengkano dan Dunuyaali 1976). Imago datang

pertama kali di pertanaman kedelai saat tanaman mulai berbunga dengan meletakkan telur satu

per satu pada permukaan atas dan bawah daun. Seekor imago betina mampu bertelur hingga 70

butir selama 4– 47 hari. Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari bentuk perutnya, yaitu

imago jantan ramping dengan panjang 11– 13 mm dan betina agak gemuk dengan panjang 13–14

mm. Telur R. linearis berbentuk bulat dengan bagian tengah agak cekung, ratarata berdiameter

1,20 mm. Telur berwarna biru keabuan kemudian berubah menjadi cokelat suram (Gambar 1b).

Setelah 6–7 hari, telur menetas dan membentuk nimfa instar I selama 3 hari (Gambar 1c). Pada

Page 9: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

stadium nimfa, R. linearis berganti kulit (moulting) lima kali. Setiap berganti kulit terlihat

perbedaan bentuk, warna, ukuran, dan umur. Rata-rata panjang tubuh nimfa instar I adalah 2,60

mm, instar II 4,20 mm, instar III 6 mm, instar IV 7 mm, dan instar V 9,90 mm (Tengkano dan

Dunuyaali 1976). Nimfa maupun imago mampu menyebabkan kerusakan pada polong kedelai

dengan cara mengisap cairan biji di dalam polong dengan menusukkan stiletnya. Tingkat

kerusakan akibat R. linearis bervariasi, bergantung pada tahap perkembangan polong dan biji.

Tingkat kerusakan biji dipengaruhi pula oleh letak dan jumlah tusukan pada biji (Todd dan

Turnipseed 1974). Serangan R. linearis pada fase pembentukan polong menyebabkan polong

kering dan gugur. Serangan pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan

polong dan biji kempes kemudian polong mengering dan akhirnya gugur. Serangan pada fase

pengisian biji menyebabkan biji berwarna hitam dan busuk, sedangkan pada fase pematangan

polong mengakibatkan biji keriput. Serangan pada polong tua menjelang panen menyebabkan

biji berlubang (Todd dan Turnipseed 1974; Tengkano 1985).

Gambar 1. Hama pengisap polong kedelai Riptortus linearis; (a) imago, (b) telur,(c) nimfa instar I, dan (d) nimfa instar V (Prayogo dan Tengkano 2003,

tidak diterbitkan).

Page 10: prasastidwi08.student.ipb.ac.idprasastidwi08.student.ipb.ac.id/.../Spodoptera-litura1.docx · Web viewSerangga berkembang biak lebih cepat pada tanaman inang yang sesuai dan sebaliknya

Ardiansyah, Hama Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Mengganas

Hera. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Makalah. http://www.deptan.go.id/ditlinhorti

Pracaya. 1995. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta

Samharinto. 1990. Biologi Ulat Grayak (Spodoptera litura F) pada beberapa Varietas

Sudarmo, S., 1987. Insektisida Nabati Sebagai Sumber Alternatif Pengendalian