pemanfaatan media prezi terhadap pembelajaran …

154
PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI TEKS BIOGRAFI PESERTA DIDIK KELAS X SMA IT INSAN MADANI 8 TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun oleh Dini Tri Hastuti 11150130000076 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP

PEMBELAJARAN MENCERITAKAN KEMBALI

TEKS BIOGRAFI PESERTA DIDIK KELAS X

SMA IT INSAN MADANI 8 TANGERANG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh

Dini Tri Hastuti

11150130000076

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN

MENCERITAKAN KEMBALI

TEKS BIOGRAFI PESERTA DIDIK KELAS X

SMA IT INSAN MADANI 8 TANGERANG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendididikan (S.Pd.)

Oleh:

Dini Tri Hastuti

11150130000076

Menyetujui

Dosen Pembimbing Skripsi

Nur Syamsiyah, M.Pd.

NIP. 19831021 201503 3 002

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 3: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …
Page 4: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …
Page 5: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

i

ABSTRAK

DINI TRI HASTUTI. NIM: 11150130000076. Skripsi “Pemanfaatan Media

Prezi terhadap Pembelajaran Menceritakan Kembali Teks Biografi Peserta Didik

Kelas X SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen

Pembimbing: Nur Syamsiah, M.Pd. 2020.

Skripsi ini meneliti tentang pemanfaatan media prezi terhadap

pembelajaran menceritakan kembali teks biografi peserta didik kelas X. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran media prezi terhadap

pembelajaran menceritakan kembali teks biografi pada peserta didik kelas X-

MIPA SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Terpadu Insan Madani 8

Tangerang Selatan. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini terhitung dari

bulan Maret 2019 sampai bulan Maret 2020. Pengambilan data penelitian

dilakukan pada peserta didik kelas X-MIPA yang berjumlah 30 orang, tahun

pelajaran 2019/2020. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media prezi dapat

membantu memperbaiki nilai peserta didik dalam menceritakan kembali teks

biografi. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil penilaian kemampuan berbicara

peserta didik. Hasil nilai peserta didik ketika menceritakan kembali sebelum

menggunakan media prezi memperoleh tingkat penguasaan nilai terendah 50 dan

nilai tertinggi 75 dengan nilai rata-rata 65. Kemudian hasil nilai terendah peserta

didik setelah menggunakan media prezi adalah 62,5 dan nilai tertinggi 100 dengan

nilai rata-rata 78, sehingga dapat dikatakan peserta didik mampu menceritakan

kembali teks biografi dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa media prezi dapat

membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik.

Kata Kunci: media prezi, menceritakan kembali, teks biografi.

Page 6: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

ii

ABSTRACT

DINI TRI HASTUTI. NIM: 11150130000076. Thesis "Utilization of Prezi

Media on Learning Retells Biography Texts of Class X Students of SMA IT Insan

Madani 8 Tangerang Selatan 2019/2020 Academic Year". Indonesian Language

and Literature Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Nur Syamsiah,

M.Pd. 2020

This thesis examines the use of prezi media for learning to retell

biographical texts of class X students. This study aims to identify and describe the

role of prezi media in learning to retell biographical texts in class X-MIPA

students at SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan in the school year

2019/2020.

This research was conducted at Insan Madani 8 Tangerang Selatan Islamic

Integrated High School. The time used in this study was from March 2019 to

March 2020. The research data collection was carried out on 30 students of class

X-MIPA, 2019/2020 academic year. The research method used is descriptive

qualitative.

The results showed that the use of prezi media could help improve

students' scores in retelling biographical texts. This increase can be seen from the

results of the assessment of students' speaking skills. The results of the students

'scores when retelling before using prezi media obtained the lowest mastery level

of 50 and the highest score of 75 with an average value of 65. Then the results of

the lowest score of students after using prezi media were 62.5 and the highest

score was 100 with an average value of 78, so it could be said that students were

able to tell the biographical text well. This proves that prezi media can help the

learning process be better.

Keywords: prezi media, retelling, biographical text.

Page 7: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil Alamin. Puji serta syukur ke hadirat Allah Swt. yang

telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat

selesai sesuai waktu yang diharapkan. Salawat dan salam selalu tercurahkan

kepada junjungan Nabi Muhammad saw. sebagai suri tauladan bagi kita semua.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S1 Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi

Pemanfaatan Media Prezi terhadap Pembelajaran Menceritakan Kembali Teks

Biografi Peserta Didik kelas X SMA IT Insan Madani 8 Pondok Aren Tahun

Pelajaran 2019/2020.

Penulis menyadari, skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak

yang telah mencurahkan segenap pikiran, memberikan dorongan, bantuan baik

material maupun spiritual. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku dosen

pembimbing akademik dari awal hingga akhir masa perkuliahan yang

telah memberikan motivasi serta bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Nur Syamsiyah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya, memberi arahan dengan penuh kesabaran dan

Page 8: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

iv

keikhlasan, serta dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini

sampai selesai.

5. Seluruh dosen dan staf FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak

membantu dan memberikan ilmu pengetahuan serta pengalaman kepada

penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan dengan baik

semasa penulis menyelesaikan penulisan skripsi.

7. Drs. Abas, M.Pd., M.Si., selaku kepala sekolah SMA IT Insan Madani 8

Tangerang Selatan dan Susi Susilawati, S.Pd., selaku wakil kepala sekolah

SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan

penulis melakukan penelitian.

8. Utami Parahaya, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas

X-MIPA SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan, Nur Halimah, S.Pd.,

selaku wali kelas X-MIPA, serta seluruh guru dan staf yang telah

membantu kelancaran dan memberikan dukungan kepada penulis selama

melakukan pengambilan data.

9. Peserta didik SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan terutama seluruh

peserta didik kelas X-MIPA atas kerja sama dan semangatnya selama

pengambilan data berlangsung.

10. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Bapak Yadi dan Ibu Sutini

yang tiada hentinya memberikan dukungan doa, materi, nasihat, motivasi,

kasih sayang dan cinta yang besar, serta kesabaran dan pengertiannya

kepada penulis.

11. Kakak serta adik tersayang penulis, Angga Yulistya Aryadi, Nungki

Wijayadi, Dyah Pratiwi, Purwandari, Tika Oktaviani, dan Kinandira Putri

Aryadi yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, dan sebagai

penghibur selama penulis menyelesaikan skripsi.

12. Sahabat-sahabat penulis, Nikmatus Saniyah, Siti Ma’usarah, Syarifah

Aulia, dan Laras Oktavia yang selalu memberikan doa, dukungan, dan

Page 9: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

v

membantu penulis selama menjalani perkuliahan dan menyelesaikan

penulisan skripsi.

13. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2015, khususnya PBSI Kelas B yang selalu menjaga

kekompakan dan saling membantu serta mendoakan selama proses

perkuliahan berlangsung.

14. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu,

yang telah memberikan doa, dukungan semangat dan bantuannya kepada

penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi.

Penulis berdoa dan berharap agar semua pihak yang telah memberikan doa,

dukungan, semangat, serta bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini,

mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Aamiin.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, baik teknis maupun isi materi penulisan, karena keterbatasan ilmu. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikannya. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

dan pembaca, serta menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia

pendidikan.

Tangerang, 03 Maret 2020

Dini Tri Hastuti

Page 10: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .......................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS ................................................................ 7

A. Hakikat Media Pembelajaran .............................................................. 7

1. Pengertian Media Pembelajaran .............................................. 7

2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran ................................................. 9

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran .............................. 11

4. Klasifikasi Media Pembelajaran ............................................ 13

5. Multimedia Berbasis Komputer ............................................. 16

B. Hakikat Multimedia Prezi .................................................................. 19

1. Pengertian Multimedia Prezi.................................................. 19

2. Sejarah Munculnya Prezi ....................................................... 21

3. Menu Prezi ............................................................................. 22

4. Kelebihan dan Kekurangan Prezi........................................... 23

C. Hakikat Berbicara............................................................................... 24

1. Pengertian Berbicara .............................................................. 24

Page 11: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

vii

2. Tujuan Berbicara .................................................................... 26

3. Faktor-Faktor Penunjang Berbicara ....................................... 28

4. Faktor-Faktor Penghambat Berbicara .................................... 30

5. Bentuk-Bentuk Kompetensi Berbicara .................................. 32

D. Hakikat Keterampilan Menceritakan Kembali................................... 34

1. Pengertian Bercerita ............................................................... 34

2. Pengertian Menceritakan Kembali ......................................... 36

3. Manfaat Bercerita ................................................................... 38

4. Aspek Penilaian Kemampuan Bercerita................................. 38

E. Hakikat Teks Biografi ........................................................................ 39

1. Pengertian Teks Biografi........................................................ 39

2. Struktur Teks Biografi............................................................ 41

3. Kaidah Kebahasaan Teks Biografi ......................................... 42

F. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 47

B. Metode Penelitian............................................................................... 47

C. Subjek Penelitian ................................................................................ 50

D. Objek Penelitian ................................................................................. 51

E. Instrumen Penelitian........................................................................... 51

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 52

1. Observasi ................................................................................ 52

2. Wawancara ............................................................................. 53

3. Tes .......................................................................................... 56

4. Dokumentasi .......................................................................... 61

G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 61

1. Reduksi Data .......................................................................... 62

2. Penyajian Data ....................................................................... 62

3. Conclusion Drawing/Verification .......................................... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 64

A. Profil Sekolah ..................................................................................... 64

Page 12: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

viii

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................... 69

C. Analisis Data ...................................................................................... 71

D. Deskripsi Hasil Tes Sebelum Menggunakan Media Prezi ................ 124

E. Deskripsi Hasil Tes Sesudah Menggunakan Media Prezi ................ 126

F. Perbandingan Nilai Hasil Tes Menceritakan Kembali

Teks Biografi Sebelum Menggunakan Media Prezi ......................... 128

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 131

A. Simpulan ........................................................................................... 131

B. Saran .................................................................................................. 132

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 133

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 136

RIWAYAT PENULIS

Page 13: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Peserta Didik

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Menceritakan Kembali Teks

Biografi

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tingkat Penguasaan Siswa Teori Ngalim

Purwanto

Tabel 4.1 Data Pendidik

Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan

Tabel 4.3 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 1

Tabel 4.4 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 2

Tabel 4.5 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 3

Tabel 4.6 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 4

Tabel 4.7 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 5

Tabel 4.8 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 6

Tabel 4.9 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 7

Tabel 4.10 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 8

Tabel 4.11 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 9

Page 14: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

x

Tabel 4.12 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 10

Tabel 4.13 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 11

Tabel 4.14 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 12

Tabel 4.15 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 13

Tabel 4.16 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 14

Tabel 4.17 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 15

Tabel 4.18 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 16

Tabel 4.19 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 17

Tabel 4.20 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 18

Tabel 4.21 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 19

Tabel 4.22 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 20

Tabel 4.23 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 21

Tabel 4.24 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 22

Tabel 4.25 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 23

Tabel 4.26 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 24

Tabel 4.27 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik No. 25

Tabel 4.28 Nilai Hasil Menceritakan Kembali Teks Biografi Sebelum

Menggunakan Media Prezi

Page 15: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

xi

Tabel 4.29 Nilai Hasil Menceritakan Kembali Teks Biografi Sesudah

Menggunakan Media Prezi

Tabel 4.30 Perbandingan Nilai Kemampuan Menceritakan Kembali Teks

Biografi Peserta Didik Kelas X-MIPA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 : Hasil Wawancara Guru

Lampiran 4 : Hasil Wawancara Peserta Didik

Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar

Lampiran 6 : Media Prezi

Lampiran 7 : Transkrip Hasil Tes Menceritakan Kembali Peserta Didik

Lampiran 8 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian.

Lampiran 10 : Surat Pernyataan Penelitian dari Sekolah

Page 16: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam

kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia akan memperoleh

pengetahuan serta keterampilan baru sebagai modal untuk menjalani

kehidupannya dalam bermasyarakat. Salah satu cara yang dapat ditempuh

untuk memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan

formal. Pendidikan formal merupakan jenis pendidikan yang terstruktur

dan berjenjang yang dilaksanakan di sekolah dengan syarat-syarat tertentu

yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang di dalamnya

memuat proses pembelajaran antara guru dengan peserta didik.

Pembelajaran bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib di setiap

jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat

perguruan tinggi di Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan

untuk mengembangkan pengetahuan serta keterampilan berkomunikasi

yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat,

menempuh pendidikan, dan di dunia kerja nantinya. Pembelajaran bahasa

Indonesia memiliki empat keterampilan, yaitu menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Penguasaan empat aspek keterampilan tersebut

berbeda pada setiap orang. Penelitian ini berfokus pada keterampilan

berbicara.

Berbicara merupakan modal utama dalam berkomunikasi dan

memegang peranan penting dalam kehidupan sosial manusia. Berbicara

memegang peranan penting karena dalam kehidupan sehari-hari, seseorang

yang memiliki kemampuan berbicara yang baik akan mudah

menyampaikan isi hati, pikiran, dan gagasannya secara lisan kepada orang

lain yang membuat orang lain percaya atau yakin dengan perkataanya,

sehingga orang tersebut akan mudah mengikuti kehendaknya.

Page 17: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

2

Melatih keterampilan berbicara pada peserta didik, diperlukan

latihan, praktik, dan pengarahan yang tepat secara terus-menerus. Di

dalam kurikulum 2013 terdapat beberapa teks yang harus memiliki hasil

penilaian yang baik dalam hal pemilihan diksi maupun penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Sesuai dengan silabus bahasa Indonesia

Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat, terdapat Standar

Kompetensi (SK) yaitu berbicara, yang dikhususkan pada kompetensi

dasar menceritakan kembali hal-hal yang dapat diteladani. Salah satu teks

yang harus peserta didik ceritakan kembali adalah teks biografi. Penulis

memilih teks biografi karena teks ini mudah untuk dipelajari dan dalam

teks biografi terdapat kejadian-kejadian luar biasa yang dialami dalam

hidup tokoh-tokoh penting atau terkenal di dunia dunia, sehingga dapat

menjadi inspirasi dan motivasi bagi yang membacanya.

Berdasarkan pengalaman penulis pada saat mengikuti kegiatan

Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di MTsN 13 Jakarta, ditemukan

beberapa permasalahan yang menjadi penyebab peserta didik belum

menguasai keterampilan berbicara dengan baik, khususnya dalam kegiatan

menceritakan kembali sebuah informasi. Permasalahan tersebut

merupakan permasalahan umum yang sepertinya banyak ditemui juga di

sekolah-sekolah lain.

Permasalahan yang pertama, muncul dari pihak peserta didik.

Kurangnya minat siswa dalam memerhatikan dan menyimak materi yang

disampaikan oleh guru menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi

tidak efektif dan efisien. Minimnya penguasaan kosa kata pada peserta

didik juga menyebabkan mereka kesulitan untuk menceritakan kembali

informasi yang sebelumnya telah mereka simak atau baca. Selain itu,

kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki oleh peserta didik membuat

mereka tidak maksimal saat berbicara pada kegiatan presentasi di depan

kelas. Peserta didik juga lebih banyak menggunakan bahasa yang tidak

baku saat menceritakan kembali sebuah informasi.

Page 18: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

3

Permasalahan yang kedua muncul dari pihak guru. Cara

menyampaikan materi yang monoton dari pendidik membuat peserta didik

menjadi jenuh dan tidak tertarik memerhatikan materi yang sedang

dipelajari. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dan tidak

bervariasi menyebabkan peserta didik kurang maksimal menyerap materi

yang disampaikan oleh pendidik. Selain itu, penggunaan media yang

kreatif dan inovatif saat kegiatan belajar mengajar belum dimaksimalkan

oleh sang pendidik, padahal peran pendidik dalam menentukan pilihan

penggunaan media yang tepat sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran sangatlah penting. Media yang tepat dan sesuai dengan

materi dapat menunjang hasil pembelajaran dengan baik.

Menurut Arsyad, media pembelajaran diartikan sebagai alat-alat

grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media pembelajaran

merupakan komponen penting dalam belajar bersama agar tujuan dapat

dicapai secara optimal. Media pembelajaran merupakan alat atau sarana

yang dapat memperlancar proses belajar mengajar. Media berfungsi

sebagai alat penyalur komunikasi yang dapat menunjang pembelajaran

yang dilaksanakan antara guru dan siswa.1 Media pembelajaran mampu

membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan bervariasi,

maka dari itu pendidik masa kini dituntut untuk mampu menghadirkan dan

menggunakan media-media yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Salah satu contoh media pembelajaran masa kini yang dapat digunakan

sebagai pilihan adalah media prezi.

Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis

internet (SaaS). Selain untuk presentasi prezi juga dapat digunakan sebagai

alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual. Prezi

menjadi unggul karena program ini menggunakan en:Zooming User

Interface (ZUI), yang memungkinkan penggunaan prezi untuk

memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi mereka. Pada

1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 3.

Page 19: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

4

prezi, teks, gambar, video, dan media presentasi lainnya ditempatkan di

atas kanvas presentasi, dan dapat dikelompokkan dalam bingkai-bingkai

yang telah disediakan. Pengguna kemudian menentukan ukuran relatif dan

posisi antara semua obyek presentasi dan dapat mengitari serta menyorot

obyek-obyek tersebut.2 Dengan menerapkan media prezi ini, diharapkan

dapat membuat peserta didik lebih termotivasi, bergairah, berminat dan

dapat meningkatkan aktivitas belajarnya sehingga dapat dengan mudah

memahami materi yang disampaikan oleh pendidik.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan Media

Prezi terhadap Pembelajaran Menceritakan Kembali Teks Biografi

Peserta Didik Kelas X SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan Tahun

Pelajaran 2019/2020.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Rendahnya minat siswa dalam memahami materi menceritakan

kembali teks biografi.

2. Kemampuan menceritakan kembali merupakan sebuah kemampuan

yang dianggap sulit untuk dikuasai oleh sebagian peserta didik.

3. Belum tepatnya metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh

guru.

4. Media pembelajaran belum dimanfaatkan secara optimal.

5. Pemanfaatan media Prezi sebagai alternatif untuk meningkatkan

kemampuan menceritakan kembali teks biografi peserta didik kelas X

SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan.

2 Zurrahma Rusyfian, Prezi Solusi Presentasi Masa Kini, (Bandung: Informatika

Bandung, 2016), hlm. 2.

Page 20: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

5

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pemanfaatan

media prezi terhadap pembelajaran menceritakan kembali teks biografi

pada peserta didik kelas X SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan

Tahun Pelajaran 2019/2020.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

pemanfaatan media prezi terhadap pembelajaran menceritakan kembali

teks biografi pada peserta didik kelas X SMA IT Insan Madani 8

Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pemanfaatan media media

prezi terhadap keterampilan menceritakan kembali isi teks biografi

pada peserta didik kelas X-MIPA SMA IT Insan Madani 8 Tangerang

Selatan tahun pelajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat berperan sebagai

sumbangsih untuk proses belajar mengajar yang lebih baik.

Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa pemilihan media

pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap keterampilan

peserta didik khususnya pada keterampilan menceritakan kembali

dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Manfaat Praktis:

1) Bagi Sekolah

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka

memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah bahwa

Page 21: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

6

pembelajaran berbicara, khususnya menceritakan ulang teks

biografi dapat menggunakan media prezi sebagai bahan

pencapaian hasil belajar yang maksimal.

2) Bagi Peserta Didik

Penggunaan media pembelajaran prezi diharapkan dapat

menjadi sebuah inovasi baru bagi peserta didik, sehingga dapat

meningkatkan keaktifan dan minat belajarnya selama kegiatan

pembelajaran.

3) Bagi Guru

Pemanfaatan media pembelajaran prezi dapat

meningkatkan kreativitas guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Penggunaan media ini juga membuat guru

terampil menggunakan model pembelajaran yang variatif.

4) Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media ketika nanti

menjadi guru. Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat

mengembangkan kreatifitas untuk terus mencari dan

menemukan media yang lebih efektif untuk meningkatkan

keterampilan menceritakan ulang teks biografi.

Page 22: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

7

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Hakikat Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang

dapat memengaruhi proses belajar mengajar di kelas. Semakin inovatif

media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik, maka semakin

baik pula penerimaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang

sedang dipelajari.

Heinich berpendapat bahwa media adalah alat saluran komunikasi.

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

“medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara

antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan

tercetak (prinred materials), komputer, dan infrastruktur. Contoh

media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika

membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran1

Gerlach & Ely menyatakan bahwa media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian

media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-

alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,

dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.2

Sependapat dengan pandangan Gerlach, Gagne juga menyatakan

bahwa media pembelajaran adalah pelbagai komponen yang ada dalam

1 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.

159. 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 3.

Page 23: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

8

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.3 Leslie J

Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah alat-alat fisik

untuk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk buku, film,

rekaman video, dan lain sebagainya. Briggs juga menyatakan bahwa

media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi peserta

didik supaya terjadi proses belajar.4

Rossi dan Breidle mendefinisikan media pembelajaran sebagai

seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan

seperti radio, televisi, buku, koran majalah dan sebagainya. Rossi

berpendapat bahwa alat-alat semacam radio dan televisi kalau

digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media

pembelajaran. Bagi Rossi media itu sama dengan alat-alat fisik yang

mengandung informasi dan pesan pendidikan. Pendapat Rossi itu juga

dikemukakan oleh AECT yang menjelaskan media sebagai segala

bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan5

Suryani dan Agung menyatakan bahwa media pembelajaran adalah

media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu

guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar

ke penerima pesan belajar (siswa). Sedangkan NEA mengungkapkan

bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk

cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Sementara itu, Latuheru menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan maksud agar proses komunikasi pendidikan antara

3 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016),

h. 60. 4 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Diva Perss, 2011), h.

14. 5 Sanjaya, op. cit., h. 58.

Page 24: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

9

guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya

guna.6

Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah alat bantu atau perantara yang

digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan pesan, informasi,

dan materi pelajaran kepada peserta didik untuk dapat merangsang

pikiran dan menarik minat peserta didik terhadap materi yang sedang

dipelajari.

2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Gerlach & Elly mengemukakan tiga ciri media yang merupakan

petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat

dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang

efisien) melakukannya.

a. Ciri Fiksiatif (Fixiative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau

objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali

dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket

komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya

(direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat

direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri

fiksiatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau

objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa

mengenal waktu.

Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian

atau objek yang telah direkam atau disimpulkan dengan format

media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang

kejadiannya hanya sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat

6 Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Ombak,

2012), h. 136-137.

Page 25: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

10

diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran.

Prosedur laboratoriun yang rumit dapat direkam dan diatur untuk

kemudian direproduksi berapa kali pun pada saat diperlukan.

Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian

dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan

maupun secara kelompok.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan

karena media memiliki ciri manipulative. Kejadian yang memakan

waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua

atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse

recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong

kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik

rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, proses

loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan

kemampuan manipulatif dari media. Demikian pula, suatu aksi

gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk foto. Pada

rekaman hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur.

Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru

hanya menampilkan bagian-bagian penting/utama dari ceramah,

pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian

yang tidak diperlukan. Kemampuan media dan ciri manipulative

memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi

kesalahan dalam pengaturan urutan kejadian atau pemotongan

bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan

penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan

menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka ke arah yang

tidak diinginkan.

c. Ciri Distiributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau

kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan

Page 26: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

11

kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan

stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas

atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah

tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio,

disket computer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang

diinginkan kapan saja.7

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Rusman berpendapat bahwa media pembelajaran memiliki fungsi

yang sangat stategis dalam pembelajaran. Seringkali terjadi banyaknya

siswa yang tidak atau kurang memahami materi pelajaran yang

disampaikan guru atau pembentukan kompetensi yang diberikan pada

siswa dikarenakan ketiadaan atau kurang optimalnya pemberdayaan

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Beberapa fungsi

media pembelajaran menurut Rusman di antaranya:

a. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media

pembelajaran merupakan alat batu yang dapat memperjelas,

mempermudah, mempercepat penyampaian pesan atau materi

pelajaran kepada para siswa, sehingga inti materi pelajaran secara

utuh dapat disampaikan pada para siswa.

b. Sebagai komponen dari sub sistem pembelajaran. Pembelajaran

merupakan suatu sistem yang mana di dalamnya memiliki sub-sub

komponen di antaranya adalah komponen media pembelajaran.

Dengan demikian media pembelajaran merupakan sub komponen

yang dapat menentukan keberhasilan proses maupun hasil

pembelajaran.

c. Sebagai pengarah dalam pembelajaran. Salah satu fungsi dari

media pembelajaran adalah sebagai pengarah pesan atau materi apa

7 Arsyad, op. cit., h. 12-14.

Page 27: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

12

yang akan disampaikan, atau kompetensi apa yang akan

dikembangkan untuk dimiliki siswa.

d. Sebagai permainan atau membangkitkan perhatian dan motivasi

siswa. Media pembelajaran dapat membangkitkan perhatian dan

motivasi siswa dalam belajar, karena media pembelajaran dapat

mengakomodasi semua kecakapan siswa dalam belajar. Media

pembelajaran dapat memberikan bantuan pemahaman pada siswa

yang kurang memiliki kecakapan mendengar atau melihat atau

yang kurang memiliki konsentrasi dalam belajar. Dapat pula alat

bantu pembelajaran ini menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih

langsung antara murid dengan sumber belajar.

e. Meningkatkan hasil dan proses pembelajaran. Secara kualitas dan

kuantitas media pembelajaran sangat memberikan kontribusi

terhadap hasil maupun proses pembelajaran. Oleh karena itu,

dalam penggunaan media pembelajaran harus memperhatian

rambu-rambu mekanisme media pembelajaran.

f. Mengurangi terjadinya verbalisme. Dalam pembelajaran sering

terjadi siswa mengalami verbalisme karena apa yang diterangkan

atau dijelaskan guru lebih bersifat abstrak atau tidak ada wujud,

tidak ada ilustrasi nyata atau salah contoh, sehingga siswa hanya

bisa mengatakan tetapi tidak memahami bentuk, wujud, dan

karakteristik objek. Dengan demikian media pembelajaran dapat

berfungsi sebagai alat yang efektif dalam memperjelas pesan yang

disampaikan.

g. Mengalami keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

Sering terjadi dalam pembelajaran menjelaskan objek pembelaran

yang sifatnya sangat luas, besar, atau sempit, kecil atau bahaya,

sehingga memerlukan alat bantu untuk menjelaskan, mendekatkan

pada objek yang dimaksud.8

8 Rusman, op. cit., h. 162-163.

Page 28: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

13

Dale mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat

memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Berikut ini manfaat media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar menurut Sudjana & Rivai.

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau

guru mengajar pada setiap jam.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemostrasikan, memerankan dan lain-

lain.9

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa fungsi dan manfaat dari media pembelajaran adalah sebagai alat

bantu dalam proses pembelajaran agar penyampaian materi menjadi

lebih jelas dan mampu menarik perhatian peserta didik sehingga

peserta didik dapat memahami dan menguasai materi serta dapat

tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan oleh guru.

4. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis

tergantung dari sudut mana melihatnya. Berikut ini klasifikasi media

pembelajaran menurut Wina Sanjaya.10

9 Arsyad, op. cit., h. 24-25.

10 Sanjaya, op. cit., h. 118-119.

Page 29: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

14

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,

atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio,

tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Beberapa hal yang termasuk ke

dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan,

gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media

grafis dan lain sebagainya.

3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,

seperti misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide

suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap

lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur

jenis media yang pertama dan kedua.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi

ke dalam:

1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti

radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari

hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak

tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan

waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi

ke dalam:

1) Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe,

transparansi, komputer dan lain sebagainya. Jenis media yang

demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film

proyektor untuk memproyeksikan film slide, Overhead

Projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi, LCD

untuk memproyeksikan komputer. Tanpa dukungan alat

Page 30: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

15

proyeksi semacam ini, maka media semacam ini akan kurang

berfungsi.

2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,

radio, dan lain sebagainya dan berbagai bentuk media grafis

lainnya.

Klasfikasi media pembelajaran juga dikemukakan oleh Rusman,

menurutnya terdapat lima jenis media yang dapat digunakan dalam

pembelajaran, yaitu:

1) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan

menggunakan indera penglihatan yang terdiri atas media yang

dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan

yang biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak.

2) Media Audio

Media audio merupakan media yang mengandung pesan

dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari

bahan ajar. Contoh dari media audio ini adalah program kaset suara

dan program radio.

3) Media Audio-Visual

Media audio-visual merupakan kombinasi audio dan visual

atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media

audio-visual adalah program video/televisi pendidikan,

video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).

4) Kelompok Media Penyaji

Media kelompok penyaji ini sebagaimana diungkapkan

Donald T. Tosti dan John R. Ball dikelompokkan ke dalam tujuh

jenis, yaitu:

a) Kelompok kesatu: grafis, bahan cetak, dan gambar diam

b) Kelompok kedua: media proyeksi diam

c) Kelompok ketiga: media audio

Page 31: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

16

d) Kelompok keempat: media visual

e) Kelompok kelima: media gambar hidup/film

f) Kelompok keenam: media televisi

g) Kelompok ketujuh: multi media

5) Media Objek dan Media Interaktif Berbasis Komputer

Media objek merupakan media tiga dimensi yang

menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan

melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya,

beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya.

Media ini dapa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media objek

sebenarnya dan media objek pengganti. Sedangkan media interaktif

berbasis komputer adalah program interaktif dalam pembelajaran

komputer.11

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa klasifikasi media yang dapat digunakan oleh guru untuk

menunjang proses pembelajaran yaitu: media visual, media audio-

visual, media penyaji, serta media objek dan media interaktif berbasis

komputer.

5. Multimedia Berbasis Komputer

a. Pengertian Multimedia Berbasis Komputer

Rusman berpendapat bahwa saat ini teknologi komputer

tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan

pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai sarana

belajar multimedia yang memungkinkan mahasiswa membuat

desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian

multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi

yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk

menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah

tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat

11

Rusman, op. cit., h. 143.

Page 32: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

17

mengombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan

pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media

teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi

pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan

animasi.12

Munir mengungkapkan bahwa multimedia berhubungan

dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk

menyampaikan informasi. Multimedia berasal dari kata multi dan

media. Multi berasal dari bahasa Latin, yaitu nouns yang berarti

banyak atau bermacam-macam. Sedangkan kata media berasal dari

bahasa Latin, yaitu medium yang berarti perantara atau sesuatu

yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau

membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage

Electronic Dictionary (1991) diartikan sebagai alat untuk

mendistribusikan dan mempresentasikan informasi. Berdasarkan

itu multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media

(format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik,

sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas

menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk

menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik.13

Sementara itu, definisi multimedia menurut Haffost dalam

Feldmans adalah suatu sistem komputer yang terdiri dari hardware

dan software yang memberikan kemudahan untuk menggabungkan

gambar, video, fotografi, grafik dan animasi dengan suara, teks,

dan data yang dikendalikan dengan program komputer. Sejalan

dengan hal tersebut, Jayant, dkk dalam Infotech menyatakan bahwa

multimedia adalah dasar dari teknologi modern yang meliputi

suara, teks, video, gambar, dan data.14

12

Rusman, op. cit., h. 146. 13

Munir, Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),

hlm. 2-3. 14

Rusman, op. cit., h. 149.

Page 33: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

18

b. Bentuk-bentuk Penggunaan Multimedia Berbasis Komputer

Rusman menyatakan beberapa bentuk penggunaan

komputer sebagai multimedia yang dapat digunakan dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut.

1) Penggunaan Multimedia Presentasi

Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan

materi-materi yang sifatnya teoretis, digunakan dalam

pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak

di atas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan

multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup

besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua

unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan

sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga

mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa.

Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe

visual, auditif, maupun kinestetik. Penggunaan perangkat lunak

perancang presentasi seperti Microsoft Power Point, Corel

Presentation, hingga perkembangan perangkat lunak terbaru

seperti Macromedia Flash MX dan Direktor MX.

Berbagai perangkat lunak tersebut memungkinkan

presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan

sangat menarik karena didukung oleh perkembangan sejumlah

perangkat keras sebagai penunjangnya.

2) CD Multimedia Interaktif

CD interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di

sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa

terutama komputer. Sifat media ini selain interaktif juga

bersifat multi media terdapat unsur-unsur media secara lengkap

yang meliputi sound, animasi, video, teks, dan grafis.. 15

15

Rusman, op. cit., h. 147-149.

Page 34: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

19

B. Hakikat Multimedia Prezi

1. Pengertian Multimedia Prezi

Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis

internet (SaaS). Selain untuk presentasi, prezi juga dapat digunakan

sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas

virtual. Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan

en:Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna

prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi

mereka.16

Brian dan Alyson dalam penelitiannya mengungkapkan,“Prezi is

an online presentation service provider that offers different types of

accounts and options for creating and storing digital presentations.

Traditional presentation software requires preparing a linear story

line using a storyboard approach. Prezi, on the other hand, allows for

both a linear and a free-flowing presentation of a story line. Like

traditional presentation software, prezi has the capability of

integrating text, images, animation, audio, and video seamlessly into a

single presentation.”17

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa prezi adalah

penyedia layanan presentasi daring yang menawarkan berbagai jenis

akun dan pilihan untuk membuat dan menyimpan presentasi digital.

Perangkat lunak presentasi tradisional harus menyiapkan alur cerita

linier menggunakan pendekatan storyboard. Prezi memungkinkan

untuk membuat presentasi dengan dua cara, yaitu secara linear dan non

linear. Seperti perangkat lunak presentasi tradisional, prezi memiliki

kemampuan mengintegrasikan teks, gambar, animasi, audio, dan video

mulus menjadi satu presentasi.

Diamond juga mengemukakan, “Prezi describes itself as a digital

storytelling tool. Most slide programs dictate a process. They’re set up

to organize material for a presenter to talk about in a linear fashion,

which is great for the presenter but not always great for the audience.

Prezi, on the other hand, uses content to create a story line. With prezi,

16

Zurrahma Rusyfian, Prezi: Solusi Presentasi Masa Kini, (Bandung: Informatika, 2016),

h. 2. 17

Brian E. Perron and Alyson G., A Review of a Presentation Technology: Prezi,

Research on Social Work Practice, 2010, p. 1.

Page 35: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

20

the organization of the material doesn’t dictate a particular process —

the story does.”18

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa prezi

mendefinisikan dirinya sendiri sebagai sebuah alat untuk bercerita

secara digital. Sebagian besar program presentasi menampilkan suatu

proses. Program-program tersebut dirancang untuk mengatur materi

untuk dapat ditampilkan secara linear oleh pembicara, yang mana hal

tersebut bagus untuk pembicara tetapi tidak selalu bagus untuk

pendengarnya. Prezi, di sisi lain, menggunakan konten untuk membuat

suatu rangkaian cerita. Dengan prezi, penataan materi tidak

menampilkan sebuah proses tertentu, melainkan sebuah cerita.

Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi dalam

bentuk linier maupun non-linier, yaitu presentasi terstruktur sebagai

contoh dari presentasi linier, atau presentasi berbentuk peta pikiran

(mind-map). Pada prezi, teks, gambar, video, dan media presentasi

lainnya ditempatkan di atas kanvas presentasi, dan dapat

dikelompokkan dalam bingkai-bingkai yang telah disediakan.

Pengguna kemudian menentukan ukuran relatif dan posisi antara

semua obyek presentasi dan dapat mengitari serta menyorot obyek-

obyek tersebut. Untuk membuat presentasi linier, pengguna dapat

membangun jalur navigasi presentasi yang telah ditentukan

sebelumnya.19

Harvey dan Barringer berpendapat bahwa prezi adalah sebuah

presentasi yang dapat membantu untuk menyampaikan pesan yang

kompleks menjadi menarik dengan cara yang dinamis. Prezi juga

merupakan sebuah software presentasi perangkat lunak “berbasis

flash” dan memberi kebebasan pada pengguna untuk membuat sebuah

18

Stephanie Diamond, Prezi for Dummies, (Indianapolis: Wiley Publishing Inc., 2010), p.

10. 19

Muh. Rais, “Pengaruh Penggunaan Multimedia Presentasi Berbasis Prezi dan Gaya

Belajar terhadap Kemampuan Mengingat Konsep”, Jurnal Mekom, Vol.2 No.1, 2015, h. 12.

Page 36: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

21

presentasi yang dinamis yang terlihat berbeda dengan slide show

powerpoint pada umumnya.20

2. Sejarah Munculnya Prezi

Prezi pada awalnya dikembangkan oleh arsitek Hungaria bernama

Adam Somlai-Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur. Misi yang

dinyatakan oleh prezi adalah untuk “membuat berbagi ide menjadi

lebih menarik”, dan prezi sengaja dibuat untuk menjadi alat untuk

mengembangkan dan berbagi ide dalam bentuk visual yang bersifat

naratif.

Adam Somlai-Fischer adalah seorang arsitek dan seniman yang

telah berkutat dengan presentasi yang dapat diperbesar dan diperkecil

sejak tahun 2001. Adam menemukan bahwa en:Zooming User

Interface (ZUI) memungkinkan ia untuk mengeksplorasi gambaran

besar dari sebuah denah lantai atau instalasi dan kemudian

memperbesar detail-detail dari denah lantai tersebut. Karena pada saat

itu belum tersedia editor presentasi ZIU yang tersedia secara

komersial, setiap presentasi ZIU yang ia kembangkan harus ia buat

secara manual.

Pada tahun 2007, Peter Halascy, seorang profesor dari Universitas

Teknologi Budapest berhasil meyakinkan Adam untuk

mengembangkan editor ZIU agar dapat digunakan oleh umum. Setelah

membuat prototipe dari ZIU editor tersebut, mereka merekrut

wirausahawan ketiga, yaitu Peter Arvai, untuk bergabung sebagai

CEO- untuk membantu dalam meluncurkan produk dan

perusahaannya. Prezi kemudian diluncurkan pada bulan April tahun

2009 di Budapest. Peluncuran tersebut mengundang investasi dari

TED Conferences and Sunstone Capital.21

20

Surani dan Dina Ampera, “Pengembangan Media Pembelajaran Prezi Pada Mata

Pelajaran Membuat Pola di Smk Awal Karya Pembangunan Galang”, Jurnal Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan, Vol. 19 No. 1, 2017, h. 15. 21

Rusyfian, op. cit., h. 2-4.

Page 37: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

22

3. Menu Prezi

Menu utama pada Prezi interface disebut dengan istilah Menu

Gelembung (Bubble Menu) , yang terdiri dari lima konten utama.

Dengan mengetahui cara menavigasi menu gelembung pada prezi

dapat membantu pengguna untuk membuat presentasi yang menarik.

Berikut ini adalah konten utama pada menu gelembung prezi.22

Tools dalam Prezi

Gunakan gelembung ini Untuk melakukan ini

Write Mengetik teks, menyisipkan pranala

web, dan mengakses ikon

Transformation Zebra yang dapat

memindahkan, mengatur ukuran, dan

memutar konten.

Insert Mengunggah berkas media dan

memasukkan bentuk-bentuk seperti

panah, garis bebas, atau tembolok

Frame Menyisipkan “wadah” di sekeliling

konten presentasi untuk

mengelompokkan konten. Wadah yang

tersedia adalah braket, lingkaran,

segitiga, dan tersembunyi.

Path Mengatur tampilan navigasi satu per

satu, menangkap tampilan dalam

sebuah bingkai (wadah), atau

menghapus seluruh alur, dan

memulainya dari awal.

22

Stephanie Diamond, Prezi For Dummies Cheat Seet,

https://www.dummies.com/software/other-software/prezi-for-dummies-cheat-sheet/, diakses pada

tanggal 24 Agustus 2019 pukul 14.41 WIB.

Page 38: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

23

Colors and Fonts Menerapkan gaya-gaya presentasi

tertentu. Masing-masing gaya memiliki

pemilihan huruf dan warna di

dalamnya.

4. Kelebihan dan Kekurangan Prezi

Brian dan Alyson dalam penelitiannya mengungkapkan, “Prezi can

be used as a tool for creating dynamic and informative presentations.

Unlike many existing presentation tools, Prezi allows users to work on

and access their presentation tools require content to fit within the

boundaries of a slide, where as prezi allows users to prepare and

present content of virtually any size. The presenter can focus on

different elements by using the zooming and panning features. This can

save a significant amount of time in preparing a presentation, and

such capabilities can also help the audience view big picture concepts

and specific details, which can greatly aid in comprehension and

retention of information.”23

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa prezi dapat

digunakan sebagai alat untuk menciptakan presentasi yang dinamis dan

informatif. Tidak seperti banyak alat presentasi yang ada, prezi

memungkinkan pengguna untuk mengerjakan dan mengakses

presentasi mereka secara online, serta di komputer lokal mereka. Alat

presentasi lainnya membutuhkan konten agar sesuai dengan batas

slide, sedangkan prezi memungkinkan pengguna untuk menyiapkan

dan menyajikan konten hampir pada semua ukuran. Presenter dapat

fokus pada unsur-unsur yang berbeda dengan menggunakan fitur

(zooming and panning). Hal tersebut dapat mengefektifkan waktu

dalam mempersiapkan presentasi, dan kemampuan seperti itu juga

dapat membantu penonton untuk melihat konsep gambar secara besar,

detail, dan spesifik yang dapat membantu dalam pemahaman dan

penyimpanan informasi.

Brian dan Alyson dalam penelitiannya juga mengungkapkan, “In

our experience, the prezi website is intuitive and has several tutorials

and options to hel[ users get started with this technology. However,

23

Brian E. Perron and Alyson G., op. cit., p. 2.

Page 39: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

24

users who are not skilled at working with different file types and

navigating websites may find prezi confusing at first. At the time of

writing this review, prezi does not offer live technical problems

loading prezi if their system (i.e., hardware and software) is not up to

date. prezi is a subscription-based service, and some features may not

be affordable to all persons or organizations. The free account option

that prezi offers still requires that users have access to an updated

computer with an Internet connection, which may not always be

available to some participants.”24

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa situs web prezi

bersifat intuitif dan memiliki beberapa tutorial dan pilihan untuk

membantu pengguna untuk memulai menggunakan teknologi ini.

Namun, pengguna yang tidak terampil mengoperasikan berbagai jenis

file dan menavigasi situs web mungkin merasa prezi membingungkan

pada awalnya. Selain itu, beberapa pengguna mungkin mengalami

masalah saat memuat prezi jika sistem mereka (perangkat keras dan

perangkat lunak) tidak mutakhir. Prezi adalah layanan berbasis

langganan, dan beberapa fitur mungkin tidak terjangkau untuk semua

orang atau organisasi. Pilihan akun gratis yang ditawarkan prezi masih

mengharuskan pengguna memiliki akses ke komputer yang diperbarui

dengan koneksi Internet, yang mungkin tidak selalu tersedia untuk

beberapa pengguna.

C. Hakikat Berbicara

1. Pengertian Berbicara

Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang

pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan

menyimak, dan masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar

dipelajari. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai perluasan dari

batasan ini, dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem

24

Ibid.

Page 40: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

25

tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible)

yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia untuk

maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang

dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu perilaku manusia yang

memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik,

dan lingusitik sedemikian ekstensif, sehingga secara luas, berbicara

dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi

keperluan kontrol sosial.25

Elvi Susanti mengemukakan bahwa keterampilan berbicara

merupakan keterampilan yang mekanistik. Semakin banyak berlatih,

semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara. Tidak ada

seseorang yang langsung terampil berbicara tanpa melalui proses

latihan. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar mengemukakan bahwa

keterampilan berbicara merupakan keterampilan mereproduksi arus

sitem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan,

perasaan, dan keinginan kepada orang lain.26

Mulgrave menyatakan bahwa berbicara lebih daripada hanya

sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah

suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun

serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang

pendengar atau penyimak. 27

Mudini dan Salamat Purba berpendapat bahwa pada hakikatnya

berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam

bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan

mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan

perasaan.28

25

Henry Guntur Tarigan, Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 1979), h. 3-16. 26

Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara, (Depok: Rajawali Pers, 2018), h. 3-4. 27

Tarigan, op. cit., h. 16. 28

Mudini dan Salamat Purba, Pembelajaran Berbicara-KKG, (Jakarta: Depdiknas, 2009),

h. 4

Page 41: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

26

Sependapat dengan pandangan beberapa ahli di atas, Asep

Supriyana menyatakan bahwa berbicara merupakan keterampilan

berbahasa yang bersifat produktif. Artinya, melalui kemampuan

berbicara, seseorang menyampaikan pengalaman, pikiran, ide kreatif,

dan pendapatnya kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang

baik dan benar. Kemampuan berbicara seseorang ditentukan dengan

tingkat penguasaannya terhadap topik pembicaraan dan kebahasaan.29

2. Tujuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat

menyampaikan isi pikiran secara efektif, pembicara harus memahami

makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan terhadap

pendengarnya. Di samping itu, pembicara harus mengetahui prinsip-

prinsip yang mendasari situasi pembicaraan, baik secara umum

maupun perseorangan.30

Pada dasarnya, berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu: (1)

memberitahukan, melaporkan (to inform); (2) menjamu, menghibur (to

entertain); (3) membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to

persuade). Dari tiga tujuan umum berbicara tersebut, jika diuraikan,

dapat dibedakan menjadi lima tujuan berbicara. Kelima tujuan itu akan

diuraikan sebagai berikut.

1) Menghibur

Tujuan berbicara untuk menghibur biasanya dilakukan oleh

pelawak, pemain dagelan, seperti Srimulat dan sebagainya.

Suasana pembicaraan biasanya santai, rileks, penuh canda, dan

menyenangkan. Sesuai dengan namanya, dalam berbicara untuk

menghibur pendengar, pembicara biasanya menarik perhatian

pendengar dan menimbulkan perasaan terhibur pada diri pendengar

29

Yeti Mulyati, dkk., Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2014), h. 6.3. 30

I Nengah Suandi, dkk., Keterampilan Berbahasa Indonesia: Berorientasi Integrasi

Nasional dan Harmoni Sosial, (Modul Tidak Diterbitkan), (Singaraja: Universitas Pendidikan

Ganesha, 2013), h. 129.

Page 42: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

27

dengan berbagai cara, seperti: humor, spontanitas, dan kisah-kisah

jenaka.

2) Menginformasikan

Berbicara untuk tujuan menginformasikan banyak sekali

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara untuk tujuan

menginformasikan dilakukan apabila pembicara ingin melaporkan,

menjelaskan suatu proses, menguraikan, menafsirkan atau

menginterpretasikan suatu hal, memberi atau menanamkan suatu

pengetahuan, menjelaskan kaitan atau hubungan antara benda-

benda, hal atau peristiwa.

3) Menstimulasikan

Dalam berbicara dengan tujuan menstimulasi, pembicara

berusaha membangkitkan inspirasi, kemauan, atau minat

pendengar untuk melakukan sesuatu. Berbicara untuk tujuan

menstimulasi jauh lebih kompleks daripada berbicara untuk

menginformasikan dan menghibur. Pembicara harus memiliki

pengetahuan dan kemampuan yang memadai. Pembicara harus

benar-benar mengetahui kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan, dan

cita-cita pendengarnya. Berdasarkan keadaan itulah pembicara

masuk menstimulasi, membangkitkan semangat dan emosi

pendengar, sehingga pendengar tergerak untuk melakukan atau

mengerjakan sesuatu yang dikendaki pembicara.

4) Meyakinkan

Dalam berbicara untuk tujuan meyakinkan, pembicara

berupaya meyakinkan pendengar akan sesuatu. Melalui

pembicaraan yang meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah,

misalnya dari sikap menolak menjadi menerima. Melalui

pembicara yang terampil dan meyakinkan yang disertai dengan

bukti, fakta, contoh, dan ilustrasi yang mengena, akhirnya sikap

pendengar dapat diubah dari tidak setuju menjadi setuju.

Page 43: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

28

5) Menggerakkan

Dalam berbicara dengan tujuan menggerakkan, pembicara

berupaya agar mampu menggerakkan pendengar untuk mau

berbuat, bertindak, atau bereaksi seperti yang dikehendaki oleh

pembicara. Berbicara dengan tujuan menggerakkan merupakan

kelanjutan atau perkembangan dari berbicara dengan tujuan

meyakinkan, karena untuk menggerakkan pendengar agar berbuat

atau bertindak, pembicara harus mampu meyakinkan pendengar

terlebih dahulu. Setelah pendengar yakin, lebih lanjut pembicara

berupaya membakar emosi pendengar, sehingga akhirnya

pendengar terdengar untuk berbuat atau bertindak. Dalam berbicara

untuk tujuan menggerakkan, pembicara dituntut untuk berwibawa

sebagai panutan, atau tokoh idola di masyarakat.31

3. Faktor-faktor Penunjang Berbicara

Untuk memiliki kemampuan berbicara yang baik, maka penting

bagi pembicara untuk mengetahui berbagai faktor yang dapat

menunjang kemampuan berbicara. Berikut ini beberapa faktor

penunjang kemampuan berbicara menurut Elvi Susanti.

1) Pengetahuan

Seorang pembicara penting untuk memiliki pengetahuan,

baik yang berkaitan dengan kebahasaan maupun materi berbicara.

Pengetahuan dan wawasan pembicara sangat diperlukan dalam

berbicara. Kedalaman dan bobot gagasan yang diungkapkan sangat

ditentuan oleh pengetahuan dan wawasan pembicara. Dengan

memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dapat menjadikan

pembicara lebih percaya diri dan dapat mengatur irama

pembicaraan.

31

I Nengah Suandi, dkk., op. cit., h. 130-131.

Page 44: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

29

2) Kesiapan Mental

Kemampuan berbicara tidak hanya didukung oleh

kemampuan intelegensi, tetapi juga harus didukung oleh kesiapan

mental. Dalam berbicara, ada sesuatu yang ingin dikemukakan oleh

seorang pembicara kepada pendengar. Sesuatu yang dikemukakan

tersebut tidak akan muncul dengan sempurna kalau tidak didukung

oleh kesiapan mental.

3) Sikap yang Wajar, Tenang, dan Tidak Kaku

a. Membangun Kepercayaan Diri

Ketakutan adalah reaksi spontan dari tekanan luar dan

dalam dari seseorang saat berbicara di depan khalayak ramai,

yang perlu dilakukan adalah menemukan tujuan yang realistis,

hal ini paling mendasar untuk dilakukan dalam upaya

membangun rasa percaya diri.

b. Menghilangkan Pikiran Negatif

Imajinasi sangat ampuh membunuh rasa takut, ketika rasa

takut menghantui berimajinasilah seolah-olah menjadi

pembicara yang profesional. Saat seseorang akan berbicara

maka ia harus mengeluarkan segala pikiran negatif tersebut dari

kepalanya, jangan pesimis dulu dalam menghadapi keadaan

negatif atau blok negatif dalam pikiran anda.

4) Bahasa Tubuh

Pidato yang efektif menyempurnakan pidato melalui bahasa

tubuh yang alami. Bahasa tubuh yang tak alami atau gerakan yang

dibuat-buat mengimplikasikan ketidaktulusan hati dan

mengganggu jalanya pidato atau presentasi. Gerak fisik yang alami

secara nyata akan memperjelas nilai penyampaian pidato karena

memberikan poin-poin (pokok pidato) yang diutarakan. Bahasa

tubuh yang dapat digunakan oleh pembicara adalah tatapan mata

dan gerak isyarat.

Page 45: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

30

5) Pengelolaan Suara

Anggap saja tubuh seorang pembicara sebuah pabrik dan

audiens adalah konsumen yang membutuhkan produk, jadi

pembicara perlu memproduksi suara yang baik supaya konsumen

puas. Karakter dan kualitas suara yang baik adalah sebagai berikut:

a) Menyenangkan untuk didengar.

b) Dinamis, memberikan impresi penuh tenaga dan kekuatan.

c) Ekspresif, kaya akan suara

d) Jelas, segar, dan punya power kuat untuk didengar.

e) Mengalir, wajar, dan tidak dibuat-buat.

6) Penguasaan Topik

Berhasil atau tidaknya seseorang berbicara di depan publik

berpengaruh pada sedalam apa pembicara menguasai materi yang

akan disampaikannya.32

4. Faktor-Faktor Penghambat Berbicara

Berbicara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setiap orang

untuk berkomunikasi. Kemampuan untuk berbicara di depan umum

memang tidak dimiliki oleh semua orang. Kemampuan ini dapat

dimiliki oleh semua orang jika melalui proses belajar dan berlatih

secara berkesinambungan dan sistematis. Terkadang dalam proses

belajar pun masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan, hal

tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang merupakan hambatan

dalam kegiatan berbicara. Berikut ini adalah faktor-faktor yang

menyebabkan hambatan dalam berbicara.

1) Faktor Fisik

Faktor fisik memiliki dua penyebab, yaitu:

a. Faktor yang berada pada partisipan itu sendiri, misalnya organ

bicara kurang sempurna, dan pancaindera tidak berfungsi

dengan semestinya.

32

Susanti, op. cit., h. 14-20.

Page 46: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

31

b. Faktor yang berasal dari luar partisipan, misalnya suara gaduh

yang ditimbulkan oleh berbagai sumber, kondisi ruangan dan

sebagainya.

2) Faktor Media

Sujanto mengungkapkan bahwa komunikasi dibatasi pada

berbicara, maka media yang dimaksud adalah bahasa ragam lisan.

Gangguan/hambatan yang mungkin timbuk dan mengacaukan

komunikasi bersumber pada dua faktor, yaitu:

a. Faktor linguistik

Gangguan/hambatan dari kebahasaan ini dapat mempunyai

bentengan dari ketidakpahaman makna beberapa kata atau

istilah, ungkapan serta bentuk-bentuk kebahasaan lainnya

sehingga tidak mengenal media itu sama sekali. Misalnya sama

sekali tidak mengerti bahasa yang dipergunakannya, sehingga

sama sekali tidak komunikatif.

b. Faktor non-linguistik

Gangguan/hambatan dari segi ini dibedakan lagi atas dua

sumber, yaitu mengenai “lagu”, tekanan, irama, dan ucapan

mengenai “body language” atau isyarat gerak bagian-bagian

tubuh, seperti perubahan air muka, pandangan mata, gerakan

kepala, dan tangan.

3) Faktor Psikologis

Pengiriman dan penerimaan pesan dapat dipengaruhi juga

oleh kejiwaan para peserta komunikasi. Apalagi jika ketika ingin

berbicara, psikologi pembicara mengalami gangguan/hambatan

yang terkadang mungkin tidak disengaja, seperti keadaan marah,

sedih, takut, enggan, buruk sangka, terkejut, dan maksud kurang

terpuji dapat mengganggu keaslian maksud dari pesan tersebut.

Faktor psikologis yang menjadi hambatan terbesar saat

berbicara adalah nervous,gugup/takut, dan blank. Keadaan ini

Page 47: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

32

biasanya semakin memuncak ketika akan berbicara di depan

umum.33

5. Bentuk-Bentuk Kompetensi Berbicara

Nurgiyantoro berpendapat bahwa ada banyak tugas yang dapat

diberikan kepada peserta didik untuk mengukur kompetensi

berbicaranya dalam bahasa target. Apapun yang dipilih haruslah yang

memungkinkan peserta didik untuk tidak saja mengekspresikan

kemampuan berbahasanya, melainkan juga mengungkapkan gagasan,

pikiran, perasaan, atau menyampaikan informasi. Dengan demikian,

tes tersebut bersifat fungsional, di samping dapat juga menangkap

kemampuan peserta didik berbicara dalam bahasa yang bersangkutan

mendekati pemakaiannya secara normal. Selain itu, pemberian tugas

hendaklah juga dilakukan dengan cara yang menarik-menyenangkan

agar peserta uji tidak merasa tertekan dan dapat mengungkapkan

kompetensi berbahasanya secara normal dan maksimal. Berikut ini

bentuk-bentuk tugas kompetensi dalam berbicara.

a) Berbicara Berdasarkan Gambar

Untuk mengungkap kemampuan berbicara peserta didik

dalam suatu bahasa, gambar dapat dijadikan rangsang pembicaraan

yang baik. Rangsang gambar yang dapat dipakai sebagai rangsang

berbicara dapat dikelompokkan ke dalam gambar objek dan

gambar cerita. Gambar objek merupakan gambar tentang objek

tertentu yang berdiri sendiri seperti binatang, kendaraan, pakaian,

alam, dan berbagai objek lainnya yang kehadirannya tidak

memerlukan bantuan objek gambar yang lain. Sedangkan gambar

cerita adalah gambar susun yang terdiri dari sejumlah panel

gambar yang saling berkaitan secara keseluruhan membentuk

sebuah cerita.

33

Susanti, op. cit., h. 20-22.

Page 48: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

33

b) Berbicara Berdasarkan Rangsang Suara

Tugas berbicara berdasarkan rangsang suara yang lazim

dipergunakan adalah suara yang berasal dari siaran radio atau

rekaman yang sengaja dibuat untuk maksud tersebut. Program

radio yang dimaksud dapat bermacam, misalnya siaran berita,

sandiwara atau program-program lain yang layak.

c) Berbicara Berdasarkan Rangsang Visual dan Suara

Berbicara berdasarkan rangsang visual dan suara

merupakan gabungan antara berbicara berdasarkan gambar dan

suara pada penjelasan sebelumnya. Namun, wujud visual yang

dimaksud sebenarnya lebih dari sekedar gambar. Selain wujud

gambar diam, ia juga berupa gambar gerak dan gambar aktivitas.

Contoh rangsang yang dimaksud yang paling banyak dikenal

adalah siaran televisi, video, atau berbagai bentuk rekaman sejenis.

d) Bercerita

Tugas bercerita yang dimaksudkan di sini ada kemiripan

dengan tugas bercerita berdasarkan beberapa rangsang di atas,

namun lebih luas cakupannya. Ia dapat berdasarkan “rangsang” apa

saja tergantung perintah guru. Tugas ini dalam jenis asesmen

otentik berupa tugas menceritakan kembali teks atau cerita

(retelling text or story). Jadi, rangsang yang dijadikan bahan untuk

bercerita dapat berupa buku yang sudah di baca, berbagai cerita

(fiksi dan cerita lama), berbagai pengalaman, dan lain-lain.

e) Wawancara

Wawancara (oral iterview) barangkali merupakan teknik

yang paling banyak dipergunakan untuk menilai kompetensi

berbicara seseorang dalam suatu bahasa. Wawancara biasanya

dilakukan terhadap seorang pembelajar yang kompetensi berbahasa

lisannya, sudah cukup memadai sehingga memungkinkan untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaannya dalam bahasa itu.

Wawancara dimaksudkan untuk menilai kompetensi berbahasa

Page 49: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

34

peserta uji melalui pertanyaan tentang berbagai masalah

keseharian.

f) Berdiskusi dan Berdebat

Tugas berbicara yang dimaksudkan dalam bagian ini adalah

berdiskusi, berdebat, berdialog, dan berseminar. Kegiatan tersebut

merupakan tugas-tugas berbicara yang paling tidak melibatkan dua

orang pembicara. Bahkan, dalam berseminar lazimnya diikuti

banyak peserta, walau belum tentu semuanya mau dan dapat

berbicara.

g) Berpidato

Untuk melatih kemampuan peserta didik mengungkapkan

gagasan dalam bahasa yang tepat dan cermat, tugas berpidato baik

untuk diajarkan dan diujikan di sekolah. Dalam kaitannya dengan

pembelajaran (dan tes) bahasa di sekolah, tugas berpidato dapat

berwujud dalam permainan simulasi. Misalnya, peserta didik

bersimulasi sebagai kepala sekolah yang berpidato dalam upacara

bendera, menyambut tahun ajaran baru, hari sumpah pemuda, dan

sebagainya.34

D. Hakikat Keterampilan Menceritakan Kembali

1. Pengertian Bercerita

Segala kegiatan atau aktivitas dilakukan dengan tujuan tertentu.

Cerita adalah uraian, gambaran atau deskripsi tentang peristiwa atau

kejadian tertentu. Hidayat menyatakan bahwa bercerita merupakan

aktivitas menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan,

pengalaman, atau kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun

hasil rekaan.35

34

Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Komputer,

(Yogyakarta: BPFE, 2016), h. 443-462. 35

Aprianti Yafita Rahayu, Penerapan Kegiatan Bercerita: Anak Usia TK, (Jakarta: PT.

Indeks, 2013), h. 80.

Page 50: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

35

Bercerita dikatakan sebagai menuturkan, yaitu menyampaikan

gambaran atau deskripsi tentang kejadian tertentu. Artinya bercerita

merupakan kegiatan mendeskripsikan pengalaman atau kejadian yang

telah dialaminya. Bercerita juga merupakan proses kreatif anak-anak.

Dalam proses perkembangannya, cerita tidak hanya mengaktifkan

aspek-aspek intelektual tetapi juga aspek kepekaan, kehalusan budi,

emosi, seni, fantasi, dan imajinasi, yang tidak hanya mengutamakan

otak kiri saja. Cerita menawarkan kesempatan kepada anak untuk

menginterpretasikan pengalaman langsung yang dialami anak.36

Heroman dan Jones mengemukakan bahwa bercerita merupakan

salah satu seni, bentuk hiburan, dan pandangan tertua yang telah

dipercayai nilainya dari generasi ke generasi berikutnya. Selain itu,

bercerita juga merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang secara

lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang

harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi, atau dongeng untuk

didengarkan dengan rasa yang menyenangkan.37

Issa dalam penelitiannya mengungkapkan, “Too early in the past,

people of all cultures have used stories to help them explain a practice,

a belief, or a natural phenomenon. It is a universal means of

communicating cultural traditions and values, as well as a vehicle for

passing on information about history, science, government, and

politics. Some stories are new; others have been handed down from the

ancients. Regardless of the origin of stories, storytelling is unique and

a dynamic interaction between the teller and the listener.”.38

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa sejak zaman dahulu

bercerita telah digunakan oleh orang-orang dari berbagai lapisan

budaya untuk membantu mereka dalam menjelaskan praktik,

kepercayaan, atau fenomena alam. Bercerita adalah cara yang

universal untuk berkomunikasi mengenai tradisi dan nilai-nilai budaya,

36

Ibid., 37

Aprianti Yafita Rahayu, op. cit., h. 80-81. 38

Osama Issa, “Research: The Art of Storytelling”, National Center For The

Distinguished, Syiria, 2016, p. 3.

Page 51: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

36

serta sebagai wahana untuk menyampaikan informasi tentang sejarah,

sains, pemerintahan, dan politik.

Sementara itu, Serrat dalam penelitiannya mengungkapkan,

“Storytelling is the vivid description of ideas, beliefs, personal

experiences, and life-lessons through stories or narratives that evoke

powerful emotions and insights.”39

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa bercerita adalah

deskripsi yang jelas tentang ide, kepercayaan, pengalaman pribadi, dan

pelajaran hidup melalui cerita atau narasi yang membangkitkan emosi

serta wawasan yang kuat.

2. Pengertian Menceritakan Kembali

Majid berpendapat bahwa salah satu tujuan bercerita pada tingkat

pertama adalah mengukur kemampuan siswa untuk mengungkapkan

ide dan apa-apa yang diketahuinya dari sebuah cerita. Pengungkapan

cerita bisa dilakukan secara lisan saja, atau dengan lisan dan gerakan

tubuh serta ekspresi jiwa, yaitu memeragakan sambil bercerita.40

Stoutz mengemukakan, “Retelling is a skill that calls on students

to tell the story again in their own words in the correct order. In order

to do this, students must remember the story, pick out the important

pieces, and tell the story once again in the correct order.”41

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa menceritakan

kembali adalah keterampilan yang meminta siswa untuk menceritakan

kembali sebuah cerita dengan kata-kata mereka sendiri dalam urutan

yang benar. Untuk dapat melakukan kegiatan ini, siswa harus

mengingat cerita, memilih bagian-bagian penting, dan menceritakan

kembali cerita tersebut urutan yang benar

Kissner mengungkapkan, “Retelling is an oral activity in which a

reader explains the main ideas of the text also, a powerful classroom

39

Olivier Serrat, “Storytelling”, Asian Development Bank: Knowledge Solutions, Manila

, 2008, p. 1. 40

Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik dengan Cerita, Terj. dari Al-Qisasah fi al-Tarbiyah

oleh Neneng Yanti Kh. dan Iip Dzulkifli Yahya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 55. 41

Sarah Stoutz, “Retelling Using Different Methods”, Education Masters. Paper 199,

2011, p. 4.

Page 52: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

37

tool for building comprehension. In this technique a reader retells the

story of reading by using his or her own words”.42

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa menceritakan

kembali adalah kegiatan lisan di mana pembaca juga menjelaskan ide-

ide utama yang terdapat pada teks, model pembelajaran yang tepat

untuk untuk membangun pemahaman. Dalam teknik ini, pembaca

menceritakan kembali kisah yang telah dibacanya dengan

menggunakan kata-katanya sendiri.

Isbell juga mengungkapkan, “Retelling stories encourages children

to use their imagination, expand their ideas, ad create visual images

as they transfer the plot to a new setting, include different charactes,

or add new voices.”43

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa menceritakan

kembali sebuah cerita dapat mendorong anak-anak untuk

menggunakan imajinasi mereka, memperluas ide-ide mereka, dan

membuat gambar visual ketika mereka mentransfer plot ke pengaturan

baru, memasukkan karakter yang berbeda, atau menambahkan suara

baru.

Sementara itu, Doug Stevenson mengungkapkan bahwa “Latihan

storytelling atau menyampaikan cerita sama saja seperti mengasah

kemampuan komunikasi.” Menurutnya, storytelling adalah

keterampilan berbicara yang sangat bermanfaat baik saat mengajar,

pertemuan bisnis, wawancara, ataupun kehidupan sehari-hari.44

42 Maryam Rohani dan Behzad Pourgharib, “The Impact of Retelling Technique on

Reading Comprehension of Iranian High School Student”, Journal of Language Science &

Linguistics. Vol. 3 (1), 1-4, 2015, p. 1. 43

Rebecca T. Isbell, Telling and Retelling Stories: Learning Language and Literacy,

https://www.naeyc.org/sites/default/files/globallyshared/downloads/PDFs/resources/pubs/isbell_ar

ticle_march_2002.pdf, diakses pada tanggal 4 September 2019 pukul 08.27 WIB. 44

Oh Su Hyang, Bicara Itu Ada Seninya: Rahasia Komunikasi yang Efektif, Terj. dari The

Secret Habits to Master Your Art of Speaking oleh Asti Ningsih, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,

2018), h. 16.

Page 53: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

38

3. Manfaat Bercerita

Manfaat pada kegiatan bercerita adalah dapat membantu anak

mengembangkan kosakata, kemampuan berbicara, mengekspresikan

cerita yang disampaikan sesuai karakteristik tokoh, serta melatih

keberanian anak untuk tampil di depan umum. Hal ini sesuai dengan

kurikulum bahwa kegiatan bercerita bermanfaat untuk:

1) Menyalurkan ekspresi anak dalam kegiatan yang menyenangkan;

2) Mendorong aktivitas, inisiatif, dan kreativitas anak agar

berpartisipasi dalam kegiatan, memahami isi cerita yang

dibacakan;

3) dan membantu anak menghilangkan rasa rendah diri, murung,

malu, dan segan untuk tampil di depan teman atau orang lain.

Musrifoh menyatakan bahwa manfaat dari kegiatan bercerita

adalah mengasah imajinasi anak, mengembangkan kemampuan

berbahasa, aspek sosial, aspek moral, kesadaran beragama, aspek

emosi, semangat berprestasi, dan melatih konsentrasi anak.

Yudha mengemukakan pula bahwa manfaat dari kegiatan bercerita

antara lain, cerita mampu melatih daya konsentrasi anak, melatih anak-

anak berasosiasi, mengasah kreativitas anak, sebagai media

bersosialisasi, menumbuhkan kepercayaan dalam diri, melatih untuk

berpikir kritis dan sistematis, dan melatih kemampuan berbahasa.45

4. Aspek Penilaian Kemampuan Bercerita

Seorang pendongeng yang baik adalah yang mengetahui aspek apa

saja yang menjadi dasar penilaian bercerita. Dalam bercerita, ada

beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Kegiatan bercerita tergolong

dalam kegiatan berbicara, maka Arsjad dan Mukti mengatakan, bahwa

ada beberapa faktor yang menjadikan kegiatan berbicara menjadi

efektif yaitu faktor kebahasaan dan faktor non-kebahasaan.

45

Rahayu, op. cit., h. 81-82.

Page 54: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

39

a) Aspek Kebahasaan

Aspek kebahasaan artinya aspek-aspek yang menjadi faktor

keefektifan saat berbicara dengan memerhatikan bahasa. Dalam

ilmu bahasa, terdapat ilmu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,

dan pragmatik. Dalam kegiatan berbicara, hal-hal tersebut menjadi

penting untuk diperhatikan, terutama pada pengucapan, tekanan,

nada, intonasi, pilihan kata, dan struktur kalimat.

b) Aspek Non-kebahasaan

Arsjad dan Mukti menyatakan bahwa faktor kebahasaan

perlu ditanamkan lebih dulu. Meki alat penyampaiannya bahasa,

namun aspek non-kebahasaan ini penting diperhatikan lebih awal.

Kecenderungan sikap atau etitude yang kurang berterima

mengakibatkan proses komunikasi tidak berjalan dengan baik.

Arsjad dan Mukti menyatakan pula bahwa faktor non-

kebahasaan yang perlu diperhatikan antara lain: sikap, pandangan,

kesediaan, gerak-gerik dan mimik, kenyaringan, kelancaran,

penalaran, dan penguasaan topik.46

E. Hakikat Teks Biografi

1. Pengertian Teks Biografi

Biografi adalah buku yang berisi riwayat hidup seseorang, tentu

saja tidak semua aspek kehidupan dan peristiwa dikisahkan, melainkan

dibatasi pada hal-hal tertentu yang dipandang perlu dan menarik untuk

diketahui oleh orang lain, atau pada hal-hal tertentu yang “mempunyai

nilai jual”. Biografi memberikan kejelasan tentang berbagai hal yang

berhubungan dengan tokoh yang dibiografikan sepanjang hayat atau

sampai biografi tersebut ditulis. Biografi dapat pula dipergunakan

untuk menguraikan sikap dan pandangan tokoh yang bersangkutan,

46

Aries Setia Nugraha, “Peningkatan Kemampuan Bercerita dengan Menggunakan Alat

Peraga Pada Mahasiswa yang Praktik di Laboratorium Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Tahun Pelajaran 2016/2017”, Literasi: Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa Sastra

Indonesia dan Daerah, Vol. 7, No.2, 2017, h. 156.

Page 55: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

40

mengklarifikasikan pandangan orang yang selama ini dinilai salah,

atau sebaliknya untuk memberitahukan sesuatu yang selama ini belum

diketahui orang.47

Lukens berpendapat bahwa biografi (biography) adalah sejarah

hidup seseorang Lukens mengungkapkan bahwa biografi mengandung

tiga aspek esensial, yaitu fakta, konsep, dan tone. Sebagai sebuah

konsep, biografi merupakan bacaan yang berharga yang mengisahkan

seorang tokoh tentang apa yang telah dilakukan, didemonstrasikan,

ditemukan, yang membuat tokoh tersebut menjadi signifikan, lebih

signifian daripada rata-rata orang lain.48

Fuad mengungkapkan bahwa teks biografi merupakan riwayat

hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Penulis sebagai pemilik

hak atas kekayaan intelektual atas penulisannya bertanggung jawab

atas risiko hukum buku tersebut, sementara tokoh yang ditulis hanya

sebagai narasumber. Pendekatan dalam teks biografi adalah penulis

sebagai orang ketiga.49

Wahono, Mafrukhi, dan Sawali mengungkapkan bahwa teks

biografi adalah teks yang bersifat faktual yang artinya apa yang

disampaikan berdasarkan fakta-fakta. Fakta tersebut berupa identitas

tokoh, keistimewaan, perjuangan, kesuksesan, rintangan, dan pelajaran

hidup tokoh. Teks biografi memuat banyak hal tentang kehidupan

tokoh. Hal yang paling menonjol dalam teks biografi adalah

keistimewaan dari sang tokoh.50

Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang

lain. Dalam biografi disajikan sejarah hidup, pengalaman-pengalaman,

sampai kisah sukses orang yang sedang diulas. Dalam biografi pada

47

Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 2005), h. 29. 48

Ibid., h. 394. 49

Pipit Dewi Puspitasari, Sarwiji Suwandi, dan Raheni Suhita, “Penerapan Model

Pembelajaran Think Talk Write dalam Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Teks Biografi

Dengan Media Cetak”, Basastra Jurnal Penelitian Bahasa Sastra Indonedia dan Pengajarannya,

Vol.6, No.1, (Solo: Universitas Sebelas Maret, 2018), h. 234. 50

Ibid.,

Page 56: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

41

umumnya menampilkan tokoh-tokoh terkenal, orang sukses atau orang

telah berperan besar dalam suatu hal yang menyangkut kehidupan

orang banyak.51

2. Struktur Teks Biografi

Teks biografi termasuk ke dalam jenis teks narasi. Oleh karena itu,

struktur teks biografi juga sama dengan teks cerita ulang lainnya

seperti cerpen dan hikayat, yaitu: orientasi, kejadian penting, dan

reorientasi.

a) Orientasi

Orientasi atau setting berisi informasi mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa yang akan diceritakan selanjutnya untuk

membantu pendengar/pembaca. Informasi yang dimaksud

berkenaan dengan perihal siapa, kapan, di mana, dan bagaimana.

b) Kejadian Penting

Kejadian penting berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara

kronologis, menurut ukuran waktu, yang meliputi kejadian-

kejadian utama yang dialami tokoh. Dalam bagian ini mungkin

pula disertakan komentar-komentar pencerita pada beberapa

bagiannya.

c) Reorientasi

Reorientasi berisi komentar evaluatif atau pernyataan simpulan

mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya.

Bagian ini sifatnya opsional, yang mungkin ada atau tidak ada di

dalam teks biografi.52

51

Suherli, dkk., Bahasa Indonesia Untuk Siswa: SMA/MA/SMK/MAK Kelas X , (Jakarta:

Balitbang Kemdikbud, 2016), h. 215. 52

Suherli, dkk., loc. cit.

Page 57: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

42

3. Kaidah Kebahasaan Teks Biografi

Tim Kemendikbud mengungkapkan bahwa teks biografi

menggunakan beberapa kaidah kebahasaan yang dominan sebagai

berikut.

a) Menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal ia atau dia atau

beliau. Kata ganti ini digunakan secara bervariasi dengan

penyebutan nama tokoh atau panggilan tokoh.

b) Banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan

peristiwa-peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh.

Contoh: belajar, membaca, berjalan, melempar.

c) Banyak menggunakan kata deskriptif untuk memberikan informasi

secara rinci tentang sifat-sifat tokoh. Kata-kata yang dimaksud,

contoh: kata sifat untuk mendeskripsikan watak tokoh antara lain

genius, rajin, ulet. Dalam melakukan deskripsi, seringkali

penggunaan kata sifat didahului oleh kopulatif adalah, merupakan.

d) Banyak menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan peristiwa

yang dialami tokoh sebagai subjek untuk diceritakan. Contoh:

diberi, ditugaskan, dipilih.

e) Banyak menggunakan kata kerja mental dalam rangka

penggambaran peran tokoh.

f) Banyak menggunakan kata sambung, kata depan, ataupun nomina

yang berkenaan urutan dengan waktu. Contoh: sebelum, sudah,

pada saat, kemudian, selanjutnya, sampai, hingga, pada tanggal,

nantinya,selama, saat itu.

Tim Kemendikbud menyatakan bahwa kaidah-kaidah kebahasan

tersebut terkait dengan pola pengembangan teks cerita ulang yang pada

umumnya bersifat kronologis.53

53

Suherli, dkk., op. cit., h. 235.

Page 58: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

43

F. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis yaitu sebagai berikut:

Widya Dwi Mariana, (2018) “Pembelajaran Menceritakan Kembali

Isi Teks Biografi dengan Menggunakan Media Poster di Kelas X SMA

PGRI 1 Bandung Tahun Pelajaran 2017/2018” (Skripsi: Universitas

Pasundan Bandung). Tujuan penelitian milik Widya ini adalah untuk

mengetahui kemampuannya dan peserta didik serta keefektifan media

poster pada pelakasanaan pembelajaran menceritakan kembali isi teks

biografi pada siswa kelas X SMA PGRI 1 Bandung. Metode penelitian

yang digunakan oleh Widya adalah metode eksperimen dan kontrol jenis

one group pretest posttest design dengan teknik penelitian observasi, uji

coba, dan tes.

Adapun hasil penelitiannya adalah: 1) Widya mampu

merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran menceritakan

kembali isi teks biografi dengan menggunakan media poste di kelas X

SMA PGRI 1 Bandung. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang diperolehnya sebesar 3,7

dan termasuk ke dalam kategori sangat baik (A); 2) Peserta didik di kelas

X MIPA 2 SMA PGRI 1 Bandung mampu menceritakan kembali isi teks

biografi. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata pretes sebesar 30 dan nilai

rata-rata postes 6.2 atau peningkatan sebesar 9,38%; 3) Media poster

efektif digunakan dalam pembelajaran menceritakan kembali isi teks

biografi. Hal ini dibuktikan dengan uji statistik t hitung ≥ t tabel yaitu 11,2

> 2,04 dalam tingkat kepercayaan 95 % dengan taraf signifikan 5 % dan

derajat kebebasan 29.54

Jika dianalisis perbedaan dan persamaannya dengan penelitian

yang akan dilakukan penulis yaitu terdapat perbedaan pada tahun

54

Widya Dwi Mariana, “Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Teks Biografi Dengan

Menggunakan Media Poster di Kelas X SMA PGRI 1 Bandung Tahun Pelajaran 2017/2018”,

Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung, 2018, tidak

dipublikasikan.

Page 59: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

44

dilakukannya penelitian, lokasi, waktu penelitian, dan media pembelajaran

yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Widya

menggunakan media pembelajaran poster, sedangkan media pembelajaran

yang akan digunakan oleh penulis adalah prezi. Persamaan antara

penelitian Widya dengan penelitian yang akan dilakukan penulis terletak

pada objek penelitiannya yaitu, pembelajaran menceritakan kembali isi

teks biografi.

Mardini Dwikencana Chaerunnisa, (2018) “Pengaruh Penggunaan

Media Prezi terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 6 Tangerang

Selatan”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Penelitian milik Mardini ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan media prezi terhadap hasil belajar siswa di SMP Negeri 6

Tangerang Selatan.

Metode penelitian yang digunakan oleh Mardini adalah kuasi

eksperimen dengan desain Pre-test Post-test control group design. Adapun

hasil penelitian milik Mardini menunjukan bahwa terdapat pengaruh dari

penggunaan media prezi terhadap hasil belajar siswa di SMP Negeri 6

Tangerang Selatan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t. diperoleh nilai t

hitung sebesar 0,115 yang lebih besar dari t tabel 0,036. Selain itu, nilai

rata-rata hasil belajar siswa di kelas VIII-1 yang berjumlah 36 sebagai

kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran prezi bernilai

92,78 lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa tanpa

menggunakan media prezi yang bernilai 72,50. Dengan selisih kenaikan

nilai rata-rata kelas ekperimen dan kontrol sebesar 20,28.55

Jika dianalisis

perbedaan dan persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan

penulis yaitu terdapat perbedaan pada tahun dilakukannya penelitian,

lokasi, waktu, subjek dan objek penelitian.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mardini, objek penelitiannya

adalah pengaruh penggunaan media prezi terhadap hasil belajar siswa serta

55

Mardini Dwikencana Chaerunnisa, “Pengaruh Penggunaan Media Prezi terhadap Hasil

Belajar Siswa di SMP Negeri 6 Tangerang Selatan”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018, tidak dipublikasikan.

Page 60: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

45

subjeknya adalah siswa di SMP Negeri 6 Tangerang Selatan. Sementara

objek pada penelitian yang akan dilakukan penulis adalah pemanfaatan

media prezi terhadap keterampilan menceritakan kembali isi teks biografi

serta subjeknya adalah peserta didik kelas X-MIPA SMA IT Insan Madani

8 Tangerang Selatan. Persamaan antara penelitian milik Mardani dengan

penelitian yang akan dilakukan penulis terletak pada media pembelajaran

yang digunakan, yaitu media prezi.

Mulus Muhammad, (2017) “Pembelajaran Menceritakan Kembali

Isi Teks Biografi dengan Media Gambar di Kelas X SMKN 15 Bandung

Tahun Pelajaran 2016/2017”, (Skripsi: Universitas Pasundan Bandung).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian milik Muhammad

adalah eksperimen yang pelaksanaannya menggunakan jenis eksperimen

kuasi dengan desain the one group pretest-postest.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad adalah sebagai

berikut; 1) ia mampu merencanakan, melaksanakan, dan menilai

pembelajaran menceritakan kembali isi teks biografi dengan menggunakan

media gambar. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai persiapan dan

pelaksanaan pembelajaran sebesar 3,3. 2) Peserta didik kelas X PS 2

SMKN 15 Kota Bandung mampu menceritakan kembali isi teks biografi

dengan menggunakan media gambar. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai

rata-rata pretes 38,06 dan nilai rata-rata postes 72,27. Jadi, ada

peningkatan sebesar 34,21. Perolehan dari nilai rata-rata sikap yaitu

sebesar 3,2. 3) Media gambar efektif digunakan dalam pembelajaran

menceritakan kembali isi teks biografi kelas X PS 2 SMKN 15 Kota

Bandung. Hal ini terbukti berdasarkan hasil uji statistik t hitung > t tabel,

yakni 27,58 > 2,04 dalam tingkat kepercayaan 95% dengan taraf signifikan

5% dan derajat kebebasan 20.56

Perbedaan yang terdapat pada penelitian yang telah dilakukan oleh

Muhammad dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah

56

Mulus Muhammad, “Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Teks Biografi dengan

Media Gambar di Kelas X SMKN 15 Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017”, Skripsi pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung, 2017, tidak dipublikasikan.

Page 61: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

46

perbedaan pada tahun dilakukannya penelitian, lokasi, waktu penelitian,

dan media pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan

oleh Muhammad menggunakan media pembelajaran gambar, sedangkan

media pembelajaran yang akan digunakan oleh penulis adalah prezi.

Persamaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad dengan

penelitian yang akan dilakukan penulis terletak pada objek penelitiannya

yaitu, pembelajaran menceritakan kembali isi teks biografi.

Penjabaran mengenai tiga penelitian di atas menunjukkan tidak ada

penelitian sejenis yang dilakukan oleh penelitian terdahulu. Penelitian

pemanfaatan media prezi pada pembelajaran menceritakan kembali teks

biografi ini pertama kali dilakukan oleh peneliti.

Page 62: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Terpadu Insan

Madani 8 yang terletak di Jalan Japos Raya No. 79, Jurang Mangu

Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

terhitung dari bulan Maret 2019 sampai bulan September 2020.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif. Secara umum, metode penelitian

didefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur,

sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis.

Dikatakan sebagai 'kegiatan ilmiah' karena penelitian dengan aspek

ilmu pengetahuan dan teori. Dikatakan “terencana” karena penelitian

harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana dan

aksesibilitas terhadap tempat dan data.59

Terdapat dua metode

penelitian yang sering digunakan pada suatu penelitian. Metode

penelitian yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah metode

kualitatif.

Denzin dan Licoln (2009) menyatakan bahwa kata kualitatif

menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji

secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas,

atau frekuensinya. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

59

J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis Karakteristik dan Keunggulannya,

(Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 5.

Page 63: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

48

dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki

suatu fenomena sosial dan masalah manusia.60

Nana Syaodih mengatakan bahwa penelitian kualitatif (Qualitative

research) adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual

maupun kelompok. Penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu peneliti

membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau

dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan

pengamatan seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang

mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam,

serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.61

Creswell menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan

responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian

kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna

(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian

sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu, landasan teori juga

bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar

penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.62

Sementara itu menurut Lodico, Spaulding, dan Voegtle peneliti

kualitatif menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya

bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan.

Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada

pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah

60

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

(Jakarta, Kencana, 2012), h. 32-33. 61

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 60. 62

Noor, op. cit., h. 34.

Page 64: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

49

studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pengetahuan

dihasilkan dari setting sosial dan bahwa pemahaman pengetahuan

sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah (legitimate).63

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang dapat digunakan

untuk mengetahui dan memahami suatu fenomena yang diteliti.

Peneliti memutuskan menggunakan penelitian kualitatif dengan data

pada penelitian ini akan disampaikan dalam bentuk deskriptif.

Wina Sanjaya berpendapat bahwa penelitian deskriptif kualitatif

adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara

utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang

terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga

tergambarkan ciri, karakter, sift, dan model dari fenomena tersebut.64

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

menggambarakan atau menjelaskan secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu.65

Lexy J. Moleong mengatakan bahwa penelitian deskriptif

merupakan laporan penelitian kualitatif akan berisi kutipan-kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data

tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen

resmi lainnya.66

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian deskriptif merupakan metode yang mengungkapkan fakta

penelitian secara apa adanya dengan memberikan gambaran pada

proses penyajian data penelitian.

63

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press,

2010), hlm. 2. 64

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidkan: Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta: Kencana,

2013), hlm. 47. 65

Ibid., h. 59. 66

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2017), h.11.

Page 65: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

50

Berikut adalah langkah-langkah penelitian sebelum dan sesudah

penggunaan media pembelajaran prezi dalam pembelajaran

menceritakan kembali isi teks biografi. Pertama adalah langkah

sebelum diterapkannya model pembelajaran. Sebelum siswa

ditugaskan untuk menceritakan kembali isi teks biografi, peneliti

menjelaskan terlebih dahulu materi teks biografi. Setelah penjelasan

selesai, peneliti bersama siswa menyepakati teks biografi yang akan

diceritakan kembali, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk

menghafal selama 15 menit. Setelah itu, peneliti memanggil siswa

secara acak untuk menceritakan kembali teks biografi di depan kelas

dan sekaligus dilakukan pengambilan nilai sebelum penggunaan media

pembelajaran prezi.

Kedua, langkah penggunaan media pembelajaran prezi dalam

pembelajaran menceritakan kembali isi teks biografi. Langkah

pertama, yaitu peneliti menjelaskan terlebih dahulu fungsi dan

ketentuan penggunaan media pembelajaran prezi dalam pembelajaran

menceritakan kembali. Langkah kedua, peneliti menampilkan materi

teks biografi pada media prezi di depan kelas. Langkah ketiga, peneliti

memerintahkan siswa untuk menyimak dan menuliskan hal-hal penting

yang terdapat dalam teks biografi yang ditampilkan. Langkah keempat,

peneliti memberikan kesempatan kepada siswa selama 15 menit untuk

menghafal kembali isi teks biografi yang telah ditulisnya tadi. Langkah

terakhir, yaitu siswa dipanggil secara acak untuk menceritakan

kembali isi teks biografi sekaligus dilakukan pengambilan nilai

sesudah penggunaan media pembelajaran prezi.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X-MIPA

SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran

2019/2020 yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 25 peserta didik

perempuan dan 5 peserta didk laki-laki. Alasan peneliti memilih

Page 66: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

51

peserta didik kelas X-MIPA sebagai subjek penelitian karena

mendapatkan saran dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pemanfaatan media prezi terhadap

pembelajaran menceritakan kembali isi teks biografi pada peserta didik

kelas X-MIPA SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan. Penelitian

yang dilakukan terkait perubahan sebelum dan sesudah digunakannya

media pembelajaran prezi terhadap keterampilan menceritakan

kembali isi teks biografi pada peserta didik kelas X-MIPA SMA IT

Insan Madani 8 Tangerang Selatan.

E. Instrumen Penilaian

W. Gulo menyatakan bahwa untuk menggunakan cara yang telah

ditentukan (pengamatan, wawancara, kuesioner, dokumenter)

dibutuhkan alat yang dipakai untuk mengumpulkan data. Alat itulah

yang disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah

pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar

pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari

responden.67

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif,

maka instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti

secara langsung mengumpulkan data melalui tahapan teknik

pengumpulan data yang telah disebutkan sebelumnya. Guna

mendukung kredibilitas penelitian ini, peneliti membuat instrumen

penelitian tambahan yaitu membuat sebuah pedoman penilaian tes

lisan yang bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan

penilaian terhadap penampilan menceritakan kembali isi teks biografi

oleh siswa.

67

W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010),

h. 83.

Page 67: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

52

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data

yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Cara

mengumpulkan data pada umumnya menggunakan teknik: wawancara

(interview), angket (questioner), pengamatan (observation), studi

dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Peneliti pada

penelitian ini ingin mengetahui keterampilan menceritakan kembali isi

teks biografi pada saat sebelum dan sesudah penggunaan media

pembelajaran prezi. Teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini,

sebagai berikut:

1. Observasi

Garayibah menyatakan bahwa observasi atau pengamatan

dapat didefinisikan sebagai “perhatian yang terfokus terhadap

kejadian, gejala, atau sesuatu”. Adapun observasi ilmiah adalah

“perhatian terfokus terhaddap gejala, kejadian atau sesuatu dengan

maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor

penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang

mengaturnya”.68

Ngalim Purwanto menyatakan bahwa observasi ialah

metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan

secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara atau

metode tersebut pada umumnya ditandai oleh pengamatan tentang

apa yang benar-benar dilakukan oleh individu, dan membuat

pencatatan-pencatatan secara objektif mengenai apa yang

diamati.69

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

observasi merupakan pengamatan terhadap data penelitian yang

dilakukan secara langsung dan sistematis.

68

Emzir, op. cit., h. 38. 69

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013), h. 149.

Page 68: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

53

Tujuan dari observasi pada penelitian ini adalah untuk

menilai proses pembelajaran siswa sebelum dan sesudah

dilakukannya penelitian ini. Selain mengamati proses

pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi keadaan sekolah

baik fisik maupun struktur dari SMA IT Insan Madani 8 Tangerang

Selatan berupa visi misi sekolah, data guru dan pegawai.

2. Wawancara

Hasan berpendapat bahwa wawancara dapat didefinisikan

sebagai “interaksi bahasa” yang berlangsung antara dua orang

dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang

melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada

orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan

keyakinannya.70

Peneliti melakukan wawancara dengan peserta didik dan

guru bidang studi Bahasa Indonesia dengan mengajukan

pertanyaan terkait materi teks biografi dan penggunaan media

prezi. Hasil dari wawancara tersebut untuk mengetahui tanggapan

mengenai penggunaan media pembelajaran prezi dalam

pembelajaran menceritakan kembali teks biografi.

Berikut ini pertanyaan yang peneliti ajukan kepada peserta

didik.71

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu menyukai pelajaran

bahasa Indonesia?

2 Apakah kamu senang menceritakan

70

Emzir, op. cit., h. 50. 71

Vika Popy Yuliana Putri, “Penggunaan Media Video Akun Instagram 5.Min.Crafts

terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur pada Peserta Didik Kelas VII SMP Kharisma

Bangsa School Of Global Education Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020”, Skripsi pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019,

tidak dipublikasikan.

Page 69: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

54

kembali isi teks biografi?

3 Apa kesulitan yang kamu hadapi

saat menceritakan kembali teks

biografi?

4 Tahukah kamu mengenai media

prezi?

5 Apakah pelajaran bahasa Indonesia

menjadi lebih mudah dipahami

dengan menggunakan media?

6 Bagaimana pendapat kamu

mengenai penggunaan media prezi

sebagai media pembelajaran teks

biografi?

7 Apakah dengan menggunakan

media prezi ini membuat kamu

menjadi lebih tertarik mengikuti

pelajaran bahasa Indonesia?

8 Apakah kamu merasakan adanya

perbedaan saat menceritakan

kembali isi teks biografi

menggunakan media prezi dan saat

tidak menggunakan media

pembelajaran apapun?

Page 70: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

55

Berikut ini daftar pertanyaan untuk guru Bahasa Indonesia

kelas X-Adminsitrasi Perkantoran 1 SMK Kartika X-2 Jakarta

Selatan.72

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana menurut Ibu antusiasme

peserta didik terhadap pelajaran

Bahasa Indonesia?

2 Apakah sebelumnya Ibu sudah

pernah menggunakan media prezi

dalam pembelajaran menceritakan

kembali, khususnya teks biografi?

3 Bagaimana pendapat Ibu mengenai

penerapan media prezi terhadap

pembelajaran menceritakan

kembali teks biografi?

4 Menurut Ibu, apakah kedepannya

media prezi ini bisa digunakan

sebagai media dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia?

5 Apakah kendala yang akan

ditemukan jika media pembelajaran

ini diterapkan di dalam kelas yang

Ibu ajar?

72

Vika Popy Yuliana Putri, “Penggunaan Media Video Akun Instagram 5.Min.Crafts

terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur pada Peserta Didik Kelas VII SMP Kharisma

Bangsa School Of Global Education Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020”, Skripsi pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019,

tidak dipublikasikan.

Page 71: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

56

3. Tes

Mahmud berpendapat bahwa tes adalah rangkaian

pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok.73

Jenis tes yang

digunakan pada penelitian ini adalah tes kemampuan hasil belajar,

yaitu tes terhadap keterampilan menceritakan kembali isi teks

biografi peserta didik kelas X-MIPA SMA IT Insan Madani 8

Tangerang Selatan sebelum dan sesudah penggunaan media

pembelajaran prezi.

Berikut ini kriteria penilaian untuk kegiatan menceritakan

kembali yang akan peneliti gunakan pada saat sebelum dan

sesudah diterapkannya media pembelajaran prezi.74

Penilaian Tugas Menceritakan Kembali

No Aspek yang Dinilai Skor Keterangan Kriteria

Penilaian

1 Ketepatan

menceritakan

orientasi dalam teks

biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan unsur

orientasi secara lengkap

dalam teks biografi berupa

informasi mengenai latar

belakang kisah atau

peristiwa. Informasi yang

dimaksud berkenaan

dengan ihwal siapa, kapan,

di mana, dan mengapa.

73

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Raya, 2011), h. 185. 74

Nurgiyantoro, op. cit., h. 443-462.

Page 72: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

57

(Sangat Tepat)

3 Apabila peserta didik hanya

mampu menceritakan tiga

unsur orientasi dalam teks

biografi berupa informasi

mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa.

(Tepat)

2 Apabila peserta didik hanya

mampu menceritakan dua

unsur orientasi dalam teks

biografi berupa informasi

mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa.

(Cukup Tepat)

1 Apabila peserta didik hanya

mampu menceritakan dua

unsur orientasi dalam teks

biografi berupa informasi

mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa.

(Kurang Tepat)

2 Ketepatan

menceritakan

peristiwa dalam

teks biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara lengkap dan

berurutan.

(Sangat Tepat)

3 Apabila peserta didik

Page 73: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

58

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara lengkap

namun tidak berurutan.

(Tepat)

2 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara tidak

lengkap namun berurutan.

(Cukup Tepat)

1 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara tidak

lengkap dan tidak

berurutan.

(Kurang Tepat)

3 Ketepatan

menceritakan

reorientasi dalam

teks biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

reorientasi dalam teks

biografi berupa komentar

evaluatif atau pernyataan

kesimpulan mengenai

rangkaian peristiwa yang

telah diceritakan

sebelumnya secara lengkap.

Page 74: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

59

(Sangat Baik)

3 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

reorientasi dalam teks

biografi berupa komentar

evaluatif atau pernyataan

kesimpulan mengenai

rangkaian peristiwa yang

telah diceritakan

sebelumnya secara tidak

lengkap. (Baik)

4 Kelancaran dan

kelantangan dalam

menceritakan

kembali teks

biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

kembali teks biografi

dengan lancar dan lantang.

(Sangat Tepat)

3 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

kembali teks biografi

dengan lancar tetapi tidak

lantang.

(Tepat)

2 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

kembali teks biografi

dengan lantang tetapi tidak

lancar.

(Cukup Tepat)

1 Apabila peserta didik

menceritakan kembali teks

Page 75: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

60

biografi dengan tidak lancar

dan tidak lantang.

(Kurang Tepat)

TOTAL

Keterangan:

Skor Siswa = (𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 : 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎) X 100

Adapun penentuan kriteria penilaian tentang tingkat

penguasaan siswa dalam menceritakan kembali isi teks biografi

adalah dengan melakukan pengelompokkan atas lima kriteria

penilaian yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang.

Berikut ini kriteria persentase menurut Ngalim Purwanto

yang akan peneliti gunakan untuk mengukur tingkat penguasaan

siswa dalam menceritakan kembali isi teks biografi.75

Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Tingkat

Penguasaan

Nilai Huruf Bobot Predikat

86-100 % A 4 Sangat Baik

76-85 % B 3 Baik

60-75 % C 2 Cukup Baik

55-59 % D 1 Kurang

Kurang dari 54

%

TL 0 Sangat

Kurang

Peneliti mengolah data hasil tes keterampilan menceritakan

kembali isi teks biografi peserta didik kelas X-MIPA SMA IT

Insan Madani 8 Tangerang Selatan sebelum dan sesudah

75

Purwanto, op.cit., h. 103

Page 76: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

61

penggunaan media pembelajaran prezi menggunakan rumus

sebagai berikut:

P = (𝒇 : 𝑵) X 100%

Keterangan:

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyak individu)

P = Angka Persentase76

4. Dokumentasi

Juliansyah Noor berpendapat bahwa sejumlah besar fakta

dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.

Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan

harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data

ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang

kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di

waktu silam. Secara detail, bahan dokumenter terbagi menjadi

beberapa macam, yaitu autobiografi, surat pribadi, buku atau

catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau

swasta, data di server atau flashdisk, dan data yang tersimpan di

web site.77

Peneliti melakukan dokumentasi terhadap pengambilan

nilai kemampuan menceritakan kembali peserta didik berupa

perekaman suara, hasil wawancara, dan foto saat proses penelitian

berlangsung.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik

analisis deskriptif kualitatif. Sugiyono menyatakan bahwa analisis data

76

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), h. 43. 77

Noor, op. cit., h. 141.

Page 77: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

62

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan

ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.78

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,

dan conclusion drawing/verification.79

Berikut ini langkah-langkah

dalam menganalis data dalam penelitian kualitatif menurut model

Miles dan Huberman:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan dan selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.

Cara peneliti dalam mereduksi data berupa rekaman hasil

menceritakan kembali teks biografi BJ Habibie, yaitu dengan

mengubahnya ke dalam bentuk transkrip terlebih dahulu.

Selanjutnya, membaca dengan teliti hasil transkrip tersebut.

Kemudian, peneliti menandai hasil transkrip peserta didik yang

memiliki kriteria sangat tepat, kriteria tepat dan cukup, serta

kriteria kurang tepat.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

78

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 89. 79

Sugiyono, op. cit., h. 92-99.

Page 78: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

63

kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman

menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif.

Pada tahap penyajian data yang peneliti lakukan adalah

mendeskripsikan hasil menceritakan kembali peserta didik

berdasarkan tabel kriteria penilaian menceritakan kembali teks

biografi.

3. Conclusion Drawing / Verification

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,

dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dibuat

berdasarkan nilai hasil menceritakan kembali teks biografi peserta

didik sebelum menggunakan media dan saat menggunakan media

prezi.

Page 79: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

131

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1. Pemanfaatan media prezi dapat membantu memperbaiki nilai peserta

didik dalam menceritakan kembali teks biografi. Alasan tersebut

semakin kuat karena seluruh nilai akhir peserta didik lebih besar ketika

menggunakan media prezi.

2. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil penilaian tes peserta didik.

Hasil nilai peserta didik ketika menceritakan kembali sebelum

menggunakan media prezi diporeleh nilai terendah 50 dan nilai

tertinggi 75, sedangkan nilai peserta didik ketika menceritakan

kembali teks biografi dengan menggunakan media prezi memperoleh

nilai terendah 62,5 dan nilai tertinggi 100. Dari peningkatan nilai

tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik mampu menceritakan

kembali teks biografi dengan baik.

3. Peneliti juga mendapatkan hasil bahwa pemanfaatan media prezi

dalam pembelajaran menceritakan kembali teks biografi dapat

membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik. Hal tersebut

dibuktikan dengan wawancara peserta didik yang mengatakan bahwa

penggunaan media prezi membuat kegiatan pembelajaran menjadi

lebih mudah dipahami karena dilengkapi dengan gambar-gambar dan

tampilan teks yang menarik sehingga peserta didik mudah mengingat

informasi dan peristiwa penting yang dialami tokoh dalam teks

biografi.

Page 80: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

132

B. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini di antaranya:

1. Hendaknya guru dapat memilih media pembelajaran yang tepat

sehingga dapat menarik minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan baik

2. Guru diharapkan dapat selalu berinovasi untuk menyajikan media baru

sehingga peserta didik tidak bosan dan dapat berpartisipasi aktif di

dalam kegiatan pembelajaran.

3. Hendaknya sekolah dapat membantu guru untuk memfasilitasi media

pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

4. Hendaknya guru dapat menggunakan media prezi dalam materi

pembelajaran Bahasa Indonesia agar penyampaian materi menjadi

lebih mudah dan menarik.

5. Hendaknya guru dan peserta didik dapat bekerja sama membuat

presentasi menggunakan media prezi dalam proses pembelajaran

untuk melatih kreatifitas dan menjalin kerjasama yang baik antar

peserta didik dan guru.

6. Hendaknya guru dapat memberikan dorongan dan motivasi kepada

peserta didik agar lebih percaya diri dalam mengungkapkan kembali

informasi yang sudah peserta didik baca.

Page 81: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

133

DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul Aziz Abdul. Mendidik Anak Dengan Cerita, Terjemahan, Syarif

Hade Masyah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.

Diamond, Stephanie. Prezi for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc,

2010.

------------------------. Prezi For Dummies Cheat Seet,

https://www.dummies.com/software/other-software/prezi-for-dummies-

cheat-sheet/, 24 Agustus 2019.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press,

2010.

Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,

2010.

Hyang, Oh Su. Bicara Itu Ada Seninya: Rahasia Komunikasi yang Efektif.

(Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2018.

Indriana,Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Perss,

2011.

Isbell, Rebecca T. “Telling and Retelling Stories: Learning Language and

Literacy”, https://www.naeyc.org/sites/default/files/globally-

shared/downloads/PDFs/resources/pubs/isbell_article_march_2002.pdf. 4

September 2019.

Issa, Ossama. “Research: The Art of Storytelling”. National Center For The

Distinguished, Syiria, 2016.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Raya, 2011.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2017.

Mudini dan Salamat Purba. Pembelajaran Berbicara-KKG. Jakarta: Depdiknas,

2009.

Mulyati, Yeti. dkk. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka, 2014.

Page 82: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

134

Munir. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta,

2012.

Nugraha, Aries Setia. “Peningkatan Kemampuan Bercerita dengan Menggunakan

Alat Peraga Pada Mahasiswa yang Praktik di Laboratorium Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Literasi: Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah,

Volume 7 Nomor 2, 2017.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2012.

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Komputer.

Yogyakarta: BPFE, 2016.

------------------------. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2013.

Perron, E. Brian and Alyson G. “A Review of a Presentation Technology: Prezi,

Research on Social Work Practic”,

https://www.researchgate.net/profile/Brian_Perron2/publication/4892737

9_A_Review_of_a_Presentation_Technology_Prezi/links/5cdc89be299bf1

4d959c4507/A-Review-of-a-Presentation-Technology-

Prezi.pdf?origin=publication_detail, 24 Agustus 2019.

Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Puspitasari, Pipit Dewi. dkk. “Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write

dalam Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Teks Biografi Dengan

Media Cetak”. Basastra Jurnal Penelitian Bahasa Sastra Indonedia dan

Pengajarannya, Volume 6 Nomor 1. Solo: Universitas Sebelas Maret,

2018.

Rais, Muh. “Pengaruh Penggunaan Multimedia Presentasi Berbasis Prezi dan

Gaya Belajar Terhadap Kemampuan Mengingat Konsep”. Jurnal

Mekom.Volume 2 Nomor 1, 2015.

Rahayu, Aprianti Yafita. Anak Usia TK: Menumbuhkan Kepercayaan Diri

Melalui Kegiatan Bercerita. Jakarta: PT. Indeks, 2013.

Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta,

2013.

Rusyfian, Zurrahma. Prezi: Solusi Presentasi Masa Kini. Bandung: Informatika,

2016.

Page 83: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

135

Rohani, Maryam dan Behzad Pourgharib. “The Impact of Retelling Technique on

Reading Comprehension of Iranian High School Student”, Journal of

Language Science & Linguistics. Volume. 3 (1), 1-4, 2015.

Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group,

2016.

------------------------. Penelitian Pendidkan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:

Kencana, 2013.

Semiawan, Conny R. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Grasindo, 2010.

Serrat, Olivier. “Storytelling”. Asian Development Bank: Knowledge Solutions,

Manila, 2008

Stoutz, Sarah. “Retelling Using Different Methods”. Education Masters. Paper

199, 2011.

Suandi, I Nengah . dkk. Keterampilan Berbahasa Indonesia: Berorientasi

Integrasi Nasional dan Harmoni Sosial, (Modul Tidak Diterbitkan).

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, 2013.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.

Suherli. dkk. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X/Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi. Jakarta: Balitbang Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013.

Surani dan Dina Ampera. “Pengembangan Media Pembelajaran Prezi Pada Mata

Pelajaran Membuat Pola Di Smk Awal Karya Pembangunan Galang”.

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Volume 19 Nomor 1, 2017.

Suryani, Nunuk dan Leo Agung. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:

Ombak, 2012.

Susanti, Elvi. Keterampilan Berbicara. Depok: Rajawali Pers, 2018.

Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung, 1979.

Page 84: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

136

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 : Hasil Wawancara Guru

Lampiran 4 : Hasil Wawancara Peserta Didik

Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar

Lampiran 6 : Media Prezi

Lampiran 7 : Transkrip Hasil Tes Menceritakan Kembali Peserta Didik

Lampiran 8 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian.

Lampiran 10 : Surat Pernyataan Penelitian dari Sekolah

Page 85: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

137

Page 86: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

138

Page 87: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

139

Page 88: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

140

Page 89: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

141

Page 90: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

142

Page 91: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

143

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Pertemuan Pertama (Sebelum Menggunakan Media Prezi)

Satuan Pendidikan : SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X (Sepuluh)

Semester : Genap

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Teks Biografi

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak

mata).

KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori.

Page 92: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

144

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian

Kompetensi

4.14

Mengungkapkan kembali hal-

hal yang dapat diteladani dari

tokoh yang terdapat dalam teks

biografi yang dibaca secara

tertulis

4.14.2 Menceritakan kembali isi

teks biografi dengan bahasa

sendiri

C. Tujuan Pembelajaran

Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik

diharapkan dapat :

1. Mengidentifikasi peristiwa penting yang dialami tokoh dalam teks biografi

dengan tepat melalui lisan atau tulisan.

2. Menemukan hal-hal yang dapat diteladani dalam teks biografi dengan

tepat melalui tulisan

3. Menceritakan kembali isi teks biografi yang telah dibaca menggunakan

bahasa sendiri dengan tepat

D. Materi Pembelajaran

1. Definisi biografi

Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang

lain. Dalam biografi disajikan sejarah hidup, pengalaman-pengalaman,

sampai kisah sukses orang-orang yang sedang diulas. Dalam biografi pada

umumnya menampilkan tokoh-tokoh terkenal, orang sukses atau orang

yang telah berperan besar dalam suatu hal yang menyangkut kehidupan

orang banyak.

2. Struktur biografi

Teks biografi termasuk teks narasi. Struktur teks biografi adalah sebagai

berikut.

Page 93: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

145

a) Orientasi atau setting (aim), berisi informasi mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa yang akan diceritakan selanjutnya untuk

membantu pendengar/pembaca. Informasi yang dimaksud berkenaan

dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan mengapa.

b) Kejadian penting (important event, record of events), berisi rangkaian

peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang

meliputi kejadian-kejadian utama yang dialami tokoh. Dalam bagian

ini mungkin pula disertakan komentarkomentar pencerita pada

beberapa bagiannya.

c) Reorientasi, berisi komentar evaluatif atau pernyataan kesimpulan

mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya.

Bagian ini sifatnya opsional, yang mungkin ada atau tidak ada di

dalam suatu cerita ulang.

3. Teks biografi B. J. Habibie

Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, (lahir

di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 – meninggal di Jakarta, 11

September 2019 pada umur 83 tahun adalah Presiden Republik

Indonesia yang ketiga. Sebelumnya, B.J. Habibie menjabat sebagai Wakil

Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. B. J.

Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan

Presiden pada tanggal 21 Mei 1998. B. J. Habibie merupakan Wakil

Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Dari

sekian banyak Presiden Indonesia, B. J. Habibie merupakan satu-satunya

Presiden yang berasal dari etnis Gorontalo, Sulawesi dari garis keturunan

Ayahnya yang berasal dari Kabila, Gorontalo dan etnis Jawa dari ibunya

yang berasal dari Yogyakarta

B.J. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara,

pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo.

Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari

etnis Gorontalo sedangkan ibunya dari etnis Jawa. Alwi Abdul Jalil

Page 94: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

146

Habibie (Ayah dari B.J. Habibie) memiliki marga "Habibie", salah satu

marga asli dalam struktur sosial Pohala'a (Kerajaan dan Kekeluargaan) di

Gorontalo. Sementara itu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo (Ibu dari B.J.

Habibie) merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Jogjakarta, dan

ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.

Marga Habibie dicatat secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah

daerah di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Dari silsilah

keluarga, kakek dari B.J. Habibie merupakan seorang pemuka agama,

anggota majelis peradilan agama serta salah satu pemangku adat

Gorontalo yang tersohor pada saat itu. Keluarga besar Habibie di

Gorontalo terkenal gemar beternak sapi, memiliki kuda dalam jumlah yang

banyak, serta memiliki perkebunan kopi. Sewaktu kecil, Habibie pernah

berkunjung ke Gorontalo untuk mengikuti proses khitanan dan upacara

adat yang dilakukan sesuai syariat islam dan adat istiadat Gorontalo.

Pada awalnya, kisah cinta antara Habibie dan Ainun bermula sejak

masih remaja, ketika keduanya masih duduk di bangku Sekolah Menengah

Pertama. Namun, keduanya baru saling memperhatikan ketika sama-sama

bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung, Jawa Barat. Komunikasi

mereka akhirnya terputus setelah Habibie melanjutkan kuliah dan bekerja

di Jerman, sementara Ainun tetap di Indonesia dan berkuliah di Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12

Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun

digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar

keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger.

Ketika menikah dengan Habibie, Ainun dihadapkan dengan dua pilihan,

memilih untuk tetap bekerja di rumah sakit anak-anak di Hamburg atau

berperan serta berkarya di belakang layar sebagai istri dan ibu rumah

tangga. Setelah berdiskusi dengan Habibie, Ainun pun akhirnya memilih

opsi yang kedua. Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai

dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Page 95: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

147

B. J. Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas

Kristen Dago. Habibie kemudian belajar tentang keilmuan teknik mesin di

Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut

Teknologi Bandung) pada tahun 1954. Pada 1955–1965, Habibie

melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat

terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom

ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan

predikat summa cum laude.

Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah

perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun

1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan Presiden Soeharto.

Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan

Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie

saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk

mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatan-

lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan

teknologi, khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT.

IPTN, PINDAD, dan PT. PAL. Targetnya, Indonesia sebagai negara

agraris dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, ketika

menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih

secara aklamasi menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990.

Puncak karir Habibie terjadi pada tahun 1998, di mana saat itu ia

diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 – 20 Oktober

1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7

(menjabat sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998) dalam Kabinet

Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.

Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca

pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan

maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia.

Page 96: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

148

Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera

membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali

mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas

negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga

membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada

kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.

Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan

landasan kukuh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli

atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling

penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi

daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde

Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan

Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.

Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai

macam kontroversi bagi masyarakat Indonesia. Pihak yang pro

menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai

dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bila

Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya

dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis

waktunya". Sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa

pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini

bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan

bahwa "sebelum Presiden memangku jabatan maka Presiden harus

mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR".

Setelah ia tidak menjabat lagi sebagai Presiden, Habibie sempat

tinggal dan menetap di Jerman. Tetapi, ketika era kepresidenan Susilo

Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat Presiden untuk

mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang

didirikannya Habibie Center dan akhirnya menetap dan berdomisili di

Indonesia.

Page 97: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

149

Kontribusi besar Habibie bagi bangsa ini pun tetap tercurahkan

ketika masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Habibie aktif

memberikan masukan dan gagasan pembangunan bagi pengembangan

sumber daya manusia di Indonesia. Kesibukan lain dari B. J. Habibie

adalah mengurusi industri pesawat terbang yang sedang dikembangkannya

di Batam. Habibie menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT. Regio

Aviasi Industri, sebuah perusahaan perancang pesawat terbang R-80 dan

kemudian menyerahkan pucuk pimpinan perusahaan tersebut kepada

anaknya, Ilham Habibie.

Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal

11 September 2019 pukul 18.05 WIB karena gagal jantung. Sebelumnya,

Habibie telah menjalani perawatan intensif sejak 1 September 2019.

Sebelum dimakamkan, pada malam hari jenazah B.J. Habibie dibawa dari

RSPAD menuju ke kediaman Habibie-Ainun di Jalan Patra Kuningan XIII

Blok L15/7 No.5, kawasan Patra Kuningan untuk disemayamkan. Ia

kemudian dimakamkan di samping istrinya yaitu Hasri Ainun

Besari di Taman Makam Pahlawan Kalibata slot 120 pada tanggal 12

September 2019 pukul 14.00 WIB. Upacara pemakaman dihadiri oleh

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai inspektur upacara.

4. Indikator Penilaian Menceritakan Kembali Teks Biografi

a) Ketepatan menceritakan orientasi yang terdapat pada teks biografi

b) Ketepatan menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang tertuang

pada teks biografi

c) Ketepatan menceritakan reorientasi yang terdapat pada teks biografi

d) Kelancaran dan kelantangan dalam menceritakan kembali teks biografi

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific Learning

2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)

Page 98: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

150

3. Metode : Ceramah

F. Media Pembelajaran

1. LCD Projector

2. Laptop

G. Sumber Belajar

1. Suherli, dkk. 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK

Kelas X Revisi Tahun 2016.

2. Nihil Obstat. 2015. Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK

Kelas X Revisi Tahun 2015.

3. Internet

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1 (2 x 45 Menit) Nilai Karakter

(PPK), Literasi,

4C, HOTS

Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan/Kegiatan Awal

1. Guru mengawali proses pembelajaran

dengan salam dan berdoa

2. Mengondisikan kelas dan siswa untuk

siap dalam kegiatan belajar

3. Peserta didik merespon salam tanda

mensyukuri anugerah Tuhan dan

saling mendoakan

4. Peserta didik merespon pertanyaan

dari guru berhubungan dengan

pembelajaran sebelumnya (tanya

jawab)

5. Peserta didik menyimak kompetensi

dan tujuan pembelajaran yang akan

Religius 10 menit

Page 99: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

151

dicapai manfaatnya dalam kehidupan

sehari-hari

6. Peserta didik mendiskusikan

informasi dengan proaktif tentang

keterkaitan pembelajaran sebelumnya

dengan pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Peserta didk menerima

informasi tentang hal-hal yang akan

dipelajari, metode dan media, langkah

pembelajaran dan penilaian

pembelajaran

B. Kegiatan Inti/Kegiatan Pembelajaran

Mengamati

1. Peserta didik mengamati tayangan

prezi tentang materi teks biografi

2. Peserta didik mengamati guru

menjelaskan apa yang dimaksud

dengan teks biografi

3. Peserta didik mengamati struktur teks

biografi

4. Peserta didik mengamati pola

penyajian teks biografi

5. Peserta didik mengamati langkah-

langkah menceritakan kembali teks

biografi

Literasi 25 menit

Menanya

1. Guru memberikan kesempatan untuk

siswa bertanya

2. Peserta didik bertanya tentang teks

biografi

Rasa ingin tahu 10 menit

Page 100: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

152

3. Peserta didik bertanya tentang

struktur teks biografi

4. Peserta didik bertanya tentang

langkah-langkah menceritakan

kembali teks biografi

Mengumpulkan Informasi

1. Masing-masing peserta didik mencari

informasi melalui diskusi bersama

teman sebangkunya tentang: langkah-

langkah menceritakan kembali teks

biografi

2. Peserta didik mengidentifikasi teks

biografi yang telah dibaca

3. Peserta didik mengidentifikasi

peristiwa penting yang dialami tokoh

dalam teks biografi yang telah dibaca

4. Peserta didik menuliskan kembali teks

biografi menggunakan bahasa sendiri

berdasarkan peristiwa-peristiwa

penting yang dialami tokoh dalam

teks biografi yang telah dibaca

Kerja Sama

(Collaborative)

Berpikir kritis

(Critical

thinking)

20 menit

Menalar

1. Peserta didik menentukan peristiwa

penting apa saja yang dialami tokoh

dari teks biografi yang telah dibaca

2. Peserta didik menghafalkan teks

biografi tokoh yang telah diubah

menggunakan bahasa sendiri

Kreativitas

(Creativity)

10 menit

Mengomunikasikan

1. Peserta didik menceritakan kembali

Komunikatif

(Communicative)

10 menit

Page 101: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

153

teks biografi menggunakan bahasa

sendiri

2. Menanggapi hasil presentasi antar

peserta didik

3. Menyimpulkan hasil diskusi

mengenai isi teks biografi

C. Kegiatan Penutup

1. Membuat rangkuman/simpulan

pelajaran.

2. Melaksanakan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan.

3. Memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran

4. Melakukan penilaian

5. Memberikan tugas kepada peserta

didik untuk menceritakan kembali

teks biografi tokoh idola secara

tertulis.

6. Menyampaikan rencana pembelajaran

yang akan dilakukan selanjutnya.

7. Menutup kegiatan bekajar mengajar

HOTS 5 menit

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan

b. Penilaian Pengetahuan : Penugasan

c. Penilaian Keterampilan : Tes lisan

2. Bentuk Penilaian

a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik

b. Penugasan : lembar penilaian

c. Tes Lisan : lembar penilaian

Page 102: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

154

J. Instrumen Penilaian

a. Penilaian Keterampilan

No Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian

Instrumen

1 Menceritakan

kembali isi teks

biografi BJ Habibie

Tes Lisan Lembar

Penilaian

Ceritakanlah

kembali

dengan

menggunakan

bahasa

sendiri

biografi BJ

Habibie, dan

presentasikan

di depan

kelas.

b. Pedoman Penilaian Hasil Menceritakan Kembali Teks Biografi

No Aspek Yang Dinilai Skor Keterangan Kriteria

Penilaian

1 Ketepatan

menceritakan

orientasi dalam teks

biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan unsur

orientasi secara lengkap

dalam teks biografi berupa

informasi mengenai latar

Page 103: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

155

belakang kisah atau

peristiwa. Informasi yang

dimaksud berkenaan

dengan ihwal siapa, kapan,

di mana, dan mengapa.

(Sangat Tepat)

3 Apabila peserta didik hanya

mampu menceritakan tiga

unsur orientasi dalam teks

biografi berupa informasi

mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa.

(Tepat)

2 Apabila peserta didik hanya

mampu menceritakan dua

unsur orientasi dalam teks

biografi berupa informasi

mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa.

(Cukup Tepat)

1 Apabila peserta didik hanya

mampu menceritakan dua

unsur orientasi dalam teks

biografi berupa informasi

mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa.

(Kurang Tepat)

2 Ketepatan

menceritakan

peristiwa dalam teks

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

Page 104: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

156

biografi dialami tokoh dalam teks

biografi secara lengkap dan

berurutan.

(Sangat Tepat)

3 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara lengkap

namun tidak berurutan.

(Tepat)

2 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara tidak

lengkap namun berurutan.

(Cukup Tepat)

1 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara tidak

lengkap dan tidak

berurutan.

(Kurang Tepat)

3 Ketepatan

menceritakan

reorientasi dalam

teks biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

reorientasi dalam teks

biografi berupa komentar

Page 105: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

157

evaluatif atau pernyataan

kesimpulan mengenai

rangkaian peristiwa yang

telah diceritakan

sebelumnya secara lengkap.

(Sangat Baik)

3 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

reorientasi dalam teks

biografi berupa komentar

evaluatif atau pernyataan

kesimpulan mengenai

rangkaian peristiwa yang

telah diceritakan

sebelumnya secara tidak

lengkap. (Baik)

4 Kelancaran dan

kelantangan dalam

menceritakan

kembali teks biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

kembali teks biografi

dengan lancar dan lantang.

(Sangat Tepat)

3 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

kembali teks biografi

dengan lancar tetapi tidak

lantang.

(Tepat)

2 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

kembali teks biografi

Page 106: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

158

dengan lantang tetapi tidak

lancar.

(Cukup Tepat)

1 Apabila peserta didik

menceritakan kembali teks

biografi dengan tidak lancar

dan tidak lantang.

(Kurang Tepat)

TOTAL 16

c. Lembar Penilaian Hasil Menceritakan Kembali Teks Biografi

No Nama

Peserta

Didik

Aspek Penilaian Jumlah

Skor Orientasi Peristiwa

Penting

Reorientasi Kelantangan

dan

Kelancaran

1

2

3

4

5

Penghitungan nilai akhir menceritakan kembali teks biografi

Skor Siswa = (𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 : 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎) × 100

d. Kriteria Penilaian Menceritakan Kembali Teks Biografi

Tingkat

Penguasaan

Nilai Huruf Bobot Predikat

86-100 % A 4 Sangat Baik

Page 107: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

159

76-85 % B 3 Baik

60-75 % C 2 Cukup Baik

55-59 % D 1 Kurang

Kurang dari 54

%

TL 0 Sangat

Kurang

Tangerang, 29 November 2019

Mengetahui,

Guru Pamong Mata Pelajaran Peneliti

Utami Parahaya, S.Pd. Dini Tri Hastuti

Page 108: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

160

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Pertemuan Kedua (Menggunakan Media Prezi)

Satuan Pendidikan : SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X (Sepuluh)

Semester : Genap

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Teks Biografi

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak

mata).

KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori.

Page 109: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

161

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian

Kompetensi

4.14

Mengungkapkan kembali hal-

hal yang dapat diteladani dari

tokoh yang terdapat dalam teks

biografi yang dibaca secara

tertulis

4.14.2 Menceritakan kembali isi

teks biografi dengan bahasa

sendiri

C. Tujuan Pembelajaran

Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik

diharapkan dapat :

1. Mengidentifikasi peristiwa penting yang dialami tokoh dalam teks biografi

dengan tepat melalui lisan atau tulisan.

2. Menemukan hal-hal yang dapat diteladani dalam teks biografi dengan

tepat melalui tulisan

3. Menceritakan kembali isi teks biografi yang telah dibaca menggunakan

bahasa sendiri dengan tepat

D. Materi Pembelajaran

1. Definisi biografi

Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang

lain. Dalam biografi disajikan sejarah hidup, pengalaman-pengalaman,

sampai kisah sukses orang-orang yang sedang diulas. Dalam biografi pada

umumnya menampilkan tokoh-tokoh terkenal, orang sukses atau orang

yang telah berperan besar dalam suatu hal yang menyangkut kehidupan

orang banyak.

Page 110: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

162

2. Struktur biografi

Teks biografi termasuk teks narasi. Struktur teks biografi adalah sebagai

berikut.

a) Orientasi atau setting (aim), berisi informasi mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa yang akan diceritakan selanjutnya untuk

membantu pendengar/pembaca. Informasi yang dimaksud berkenaan

dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan mengapa.

b) Kejadian penting (important event, record of events), berisi rangkaian

peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang

meliputi kejadian-kejadian utama yang dialami tokoh. Dalam bagian

ini mungkin pula disertakan komentarkomentar pencerita pada

beberapa bagiannya.

c) Reorientasi, berisi komentar evaluatif atau pernyataan kesimpulan

mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya.

Bagian ini sifatnya opsional, yang mungkin ada atau tidak ada di

dalam suatu cerita ulang.

3. Teks biografi B. J. Habibie

Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, (lahir

di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 – meninggal di Jakarta, 11

September 2019 pada umur 83 tahun adalah Presiden Republik

Indonesia yang ketiga. Sebelumnya, B.J. Habibie menjabat sebagai Wakil

Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. B. J.

Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan

Presiden pada tanggal 21 Mei 1998. B. J. Habibie merupakan Wakil

Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Dari

sekian banyak Presiden Indonesia, B. J. Habibie merupakan satu-satunya

Presiden yang berasal dari etnis Gorontalo, Sulawesi dari garis keturunan

Ayahnya yang berasal dari Kabila, Gorontalo dan etnis Jawa dari ibunya

yang berasal dari Yogyakarta

Page 111: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

163

B.J. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara,

pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo.

Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari

etnis Gorontalo sedangkan ibunya dari etnis Jawa. Alwi Abdul Jalil

Habibie (Ayah dari B.J. Habibie) memiliki marga "Habibie", salah satu

marga asli dalam struktur sosial Pohala'a (Kerajaan dan Kekeluargaan) di

Gorontalo. Sementara itu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo (Ibu dari B.J.

Habibie) merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Jogjakarta, dan

ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.

Marga Habibie dicatat secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah

daerah di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Dari silsilah

keluarga, kakek dari B.J. Habibie merupakan seorang pemuka agama,

anggota majelis peradilan agama serta salah satu pemangku adat

Gorontalo yang tersohor pada saat itu. Keluarga besar Habibie di

Gorontalo terkenal gemar beternak sapi, memiliki kuda dalam jumlah yang

banyak, serta memiliki perkebunan kopi. Sewaktu kecil, Habibie pernah

berkunjung ke Gorontalo untuk mengikuti proses khitanan dan upacara

adat yang dilakukan sesuai syariat islam dan adat istiadat Gorontalo.

Pada awalnya, kisah cinta antara Habibie dan Ainun bermula sejak

masih remaja, ketika keduanya masih duduk di bangku Sekolah Menengah

Pertama. Namun, keduanya baru saling memperhatikan ketika sama-sama

bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung, Jawa Barat. Komunikasi

mereka akhirnya terputus setelah Habibie melanjutkan kuliah dan bekerja

di Jerman, sementara Ainun tetap di Indonesia dan berkuliah di Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12

Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun

digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar

keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger.

Ketika menikah dengan Habibie, Ainun dihadapkan dengan dua pilihan,

memilih untuk tetap bekerja di rumah sakit anak-anak di Hamburg atau

Page 112: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

164

berperan serta berkarya di belakang layar sebagai istri dan ibu rumah

tangga. Setelah berdiskusi dengan Habibie, Ainun pun akhirnya memilih

opsi yang kedua. Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai

dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

B. J. Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas

Kristen Dago. Habibie kemudian belajar tentang keilmuan teknik mesin di

Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut

Teknologi Bandung) pada tahun 1954. Pada 1955–1965, Habibie

melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat

terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom

ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan

predikat summa cum laude.

Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah

perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun

1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan Presiden Soeharto.

Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan

Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie

saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk

mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatan-

lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan

teknologi, khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT.

IPTN, PINDAD, dan PT. PAL. Targetnya, Indonesia sebagai negara

agraris dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, ketika

menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih

secara aklamasi menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990.

Puncak karir Habibie terjadi pada tahun 1998, dimana saat itu ia

diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 – 20 Oktober

1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7

Page 113: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

165

(menjabat sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998) dalam Kabinet

Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.

Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca

pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan

maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia.

Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera

membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali

mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas

negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga

membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada

kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.

Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan

landasan kukuh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli

atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling

penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi

daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde

Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan

Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.

Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai

macam kontroversi bagi masyarakat Indonesia. Pihak yang pro

menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai

dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bila

Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya

dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis

waktunya". Sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa

pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini

bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan

bahwa "sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus

mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR".

Page 114: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

166

Setelah ia tidak menjabat lagi sebagai Presiden, Habibie sempat

tinggal dan menetap di Jerman. Tetapi, ketika era kepresidenan Susilo

Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat Presiden untuk

mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang

didirikannya Habibie Center dan akhirnya menetap dan berdomisili di

Indonesia.

Kontribusi besar Habibie bagi bangsa ini pun tetap tercurahkan

ketika masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Habibie aktif

memberikan masukan dan gagasan pembangunan bagi pengembangan

sumber daya manusia di Indonesia. Kesibukan lain dari B. J. Habibie

adalah mengurusi industri pesawat terbang yang sedang dikembangkannya

di Batam. Habibie menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT. Regio

Aviasi Industri, sebuah perusahaan perancang pesawat terbang R-80 dan

kemudian menyerahkan pucuk pimpinan perusahaan tersebut kepada

anaknya, Ilham Habibie.

Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal

11 September 2019 pukul 18.05 WIB karena gagal jantung. Sebelumnya,

Habibie telah menjalani perawatan intensif sejak 1 September 2019.

Sebelum Dimakamkan, pada malam hari Jenazah B.J. Habibie dibawa dari

RSPAD menuju ke kediaman Habibie-Ainun di Jalan Patra Kuningan XIII

Blok L15/7 No.5, kawasan Patra Kuningan untuk disemayamkan. Ia

kemudian dimakamkan di samping istrinya yaitu Hasri Ainun

Besari di Taman Makam Pahlawan Kalibata slot 120 pada tanggal 12

September 2019 pukul 14.00 WIB. Upacara pemakaman dihadiri oleh

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai inspektur upacara.

4. Indikator Penilaian Menceritakan Kembali Teks Biografi

a) Ketepatan menceritakan orientasi yang terdapat pada teks biografi

b) Ketepatan menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang tertuang

pada teks biografi

c) Ketepatan menceritakan reorientasi yang terdapat pada teks biografi

Page 115: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

167

d) Kelancaran dan kelantangan dalam menceritakan kembali teks biografi

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific Learning

2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)

3. Metode : Presentasi dan ceramah

F. Media Pembelajaran

1. LCD Projector

2. Laptop

3. Bahan Tayang Prezi Materi Teks Biografi

G. Sumber Belajar

1. Suherli, dkk. 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK

Kelas X Revisi Tahun 2016.

2. Nihil Obstat. 2015. Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK

Kelas X Revisi Tahun 2015.

3. Internet.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

2. Pertemuan Ke-2 (2 x 40

Menit)

Nilai Karakter

(PPK), Literasi,

4C, HOTS

Alokasi Waktu

A. Pendahuluan/Kegiatan Awal

1. Guru mengawali proses

pembelajaran dengan salam

dan berdoa

2. Mengondisikan kelas dan

siswa untuk siap dalam

kegiatan belajar

Religius 10 menit

Page 116: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

168

3. Peserta didik merespon salam

tanda mensyukuri anugerah

Tuhan dan saling mendoakan

4. Peserta didik merespon

pertanyaan dari guru

berhubungan dengan

pembelajaran sebelumnya

(tanya jawab)

5. Peserta didik menyimak

kompetensi dan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai manfaatnya dalam

kehidupan sehari-hari

6. Peserta didik mendiskusikan

informasi dengan proaktif

tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya

dengan pembelajaran yang

akan dilaksanakan. Peserta

didk menerima informasi

tentang hal-hal yang akan

dipelajari, metode dan media,

langkah pembelajaran dan

penilaian pembelajaran

B. Kegiatan Inti/Kegiatan

Pembelajaran

Mengamati

1. Peserta didik mengamati

tayangan prezi tentang materi

teks biografi

2. Peserta didik mengamati guru

Literasi 25 menit

Page 117: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

169

menjelaskan apa yang

dimaksud dengan teks biografi

3. Peserta didik mengamati

struktur teks biografi

4. Peserta didik mengamati pola

penyajian teks biografi

5. Peserta didik mengamati

langkah-langkah menceritakan

kembali teks biografi

Menanya

1. Guru memberikan kesempatan

untuk siswa bertanya

2. Peserta didik bertanya tentang

teks biografi

3. Peserta didik bertanya tentang

struktur teks biografi

4. Peserta didik bertanya tentang

langkah-langkah menceritakan

kembali teks biografi

Rasa ingin tahu 10 menit

Mengumpulkan Informasi

1. Masing-masing peserta didik

mencari informasi melalui

diskusi bersama teman

sebangkunya tentang: langkah-

langkah menceritakan kembali

teks biografi

2. Peserta didik mengidentifikasi

teks biografi yang telah dibaca

3. Peserta didik mengidentifikasi

peristiwa penting yang dialami

Kerja Sama

(Collaborative)

Berpikir kritis

(Critical

thinking)

20 menit

Page 118: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

170

tokoh dalam teks biografi yang

telah dibaca

4. Peserta didik menuliskan

kembali teks biografi

menggunakan bahasa sendiri

berdasarkan peristiwa-

peristiwa penting yang dialami

tokoh dalam teks biografi yang

telah dibaca

Menalar

1. Peserta didik menentukan

peristiwa penting apa saja yang

dialami tokoh dari teks biografi

yang telah dibaca

2. Peserta didik menghafalkan

teks biografi tokoh yang telah

diubah menggunakan bahasa

sendiri

Kreativitas

(Creativity)

10 menit

Mengomunikasikan

1. Peserta didik menceritakan

kembali teks biografi

menggunakan bahasa sendiri

2. Menanggapi hasil presentasi

antar peserta didik

3. Menyimpulkan hasil diskusi

mengenai isi teks biografi

Komunikatif

(Communicative)

10 menit

C. Kegiatan Penutup

1. Membuat rangkuman/simpulan

pelajaran.

2. Melaksanakan refleksi

HOTS 5 menit

Page 119: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

171

terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan.

3. Memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran

4. Melakukan penilaian

5. Memberikan tugas kepada

peserta didik untuk

menceritakan kembali teks

biografi tokoh idola secara

tertulis.

6. Menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan

dilakukan selanjutnya.

7. Menutup kegiatan belajar

mengajar

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan

b. Penilaian Pengetahuan : Penugasan

c. Penilaian Keterampilan : Tes lisan

2. Bentuk Penilaian

a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik

b. Penugasan : lembar penilaian

c. Tes Lisan : lembar penilaian

Page 120: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

172

J. Instrumen Penilaian

a. Penilaian Keterampilan

No Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian

Instrumen

1 Menceritakan

kembali isi teks

biografi BJ Habibie

dari materi yang

ditayangkan melalui

media Prezi.

Tes Lisan Lembar

Penilaian

Ceritakanlah

kembali

dengan

menggunakan

bahasa

sendiri

biografi BJ

Habibie, dan

presentasikan

di depan

kelas.

b. Pedoman Penilaian Hasil Menceritakan Kembali Teks Biografi

No Aspek Yang Dinilai Skor Keterangan Kriteria

Penilaian

1 Ketepatan

menceritakan

orientasi dalam teks

biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan unsur

orientasi secara lengkap

dalam teks biografi berupa

informasi mengenai latar

belakang kisah atau

peristiwa. Informasi yang

dimaksud berkenaan

dengan ihwal siapa, kapan,

Page 121: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

173

di mana, dan mengapa.

(Sangat Tepat)

3 Apabila peserta didik hanya

mampu menceritakan tiga

unsur orientasi dalam teks

biografi berupa informasi

mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa.

(Tepat)

2 Apabila peserta didik hanya

mampu menceritakan dua

unsur orientasi dalam teks

biografi berupa informasi

mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa.

(Cukup Tepat)

1 Apabila peserta didik hanya

mampu menceritakan dua

unsur orientasi dalam teks

biografi berupa informasi

mengenai latar belakang

kisah atau peristiwa.

(Kurang Tepat)

2 Ketepatan

menceritakan

peristiwa dalam teks

biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara lengkap dan

berurutan.

(Sangat Tepat)

Page 122: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

174

3 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara lengkap

namun tidak berurutan.

(Tepat)

2 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara tidak

lengkap namun berurutan.

(Cukup Tepat)

1 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

peristiwa penting yang

dialami tokoh dalam teks

biografi secara tidak

lengkap dan tidak

berurutan.

(Kurang Tepat)

3 Ketepatan

menceritakan

reorientasi dalam

teks biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

reorientasi dalam teks

biografi berupa komentar

evaluatif atau pernyataan

kesimpulan mengenai

rangkaian peristiwa yang

telah diceritakan

Page 123: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

175

sebelumnya secara lengkap.

(Sangat Baik)

3 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

reorientasi dalam teks

biografi berupa komentar

evaluatif atau pernyataan

kesimpulan mengenai

rangkaian peristiwa yang

telah diceritakan

sebelumnya secara tidak

lengkap. (Baik)

4 Kelancaran dan

kelantangan dalam

menceritakan

kembali teks biografi

4 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

kembali teks biografi

dengan lancar dan lantang.

(Sangat Tepat)

3 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

kembali teks biografi

dengan lancar tetapi tidak

lantang.

(Tepat)

2 Apabila peserta didik

mampu menceritakan

kembali teks biografi

dengan lantang tetapi tidak

lancar.

(Cukup Tepat)

1 Apabila peserta didik

Page 124: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

176

menceritakan kembali teks

biografi dengan tidak lancar

dan tidak lantang.

(Kurang Tepat)

TOTAL 16

c. Lembar Penilaian Hasil Menceritakan Kembali Teks Biografi

No Nama

Peserta

Didik

Aspek Penilaian Jumlah

Skor Orientasi Peristiwa

Penting

Reorientasi Kelantangan

dan

Kelancaran

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Penghitungan nilai akhir menceritakan kembali teks biografi

Skor Siswa = (𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 : 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎) × 100

Page 125: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

177

d. Kriteria Penilaian Menceritakan Kembali Teks Biografi

Tingkat

Penguasaan

Nilai Huruf Bobot Predikat

86-100 % A 4 Sangat Baik

76-85 % B 3 Baik

60-75 % C 2 Cukup Baik

55-59 % D 1 Kurang

Kurang dari 54

%

TL 0 Sangat

Kurang

Tangerang, 30 November 2019

Mengetahui,

Guru Pamong Mata Pelajaran Peneliti

Utami Parahaya, S.Pd. Dini Tri Hastuti

Page 126: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

178

Lampiran 3

HASIL WAWANCARA GURU BAHASA INDONESIA

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana menurut Ibu antusiasme

peserta didik terhadap pelajaran

bahasa Indonesia?

Antusiasme mereka sih beda-beda ya.

Sebagian siswa ada yang punya

antusiasme tinggi dalam menyimak, ada

juga yang kurang berantusias saat

pelajaran berlangsung.

2 Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah

menggunakan media prezi dalam

pembelajaran menceritakan kembali,

khususnya teks biografi?

Oh kalau untuk prezi ini saya baru

dengar ya. Jadi saya belum pernah

menggunakan media prezi ini dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

3 Bagaimana pendapat Ibu mengenai

penerapan media prezi terhadap

pembelajaran menceritakan kembali

teks biografi?

Setelah melihat penggunaannya dalam

kegiatan pembelajaran tadi, menurut

saya media prezi ini bagus ya. Karena

media ini bisa membuat presentasi

materi jadi lebih menarik dan siswa juga

jadinya mudah paham dengan materi

yang dijelaskan.

4 Menurut Ibu, apakah kedepannya

media prezi ini bisa digunakan

sebagai media dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia?

Bisa saja ya, kalau memang sarana dan

prasarana di ruang kelas mendukung

karena ini kan harus tersambung internet

yah.

5 Adakah kendala yang akan ditemukan

jika media pembelajaran ini

diterapkan di dalam kelas yang Ibu

ajar?

Mungkin kalau saya karena belum

pernah tahu media ini sebelumnya, jadi

harus belajar dulu untuk membuatnya ya

sebelum dipakai di kelas yang saya ajar.

Karena selama ini saya hanya membuat

presentasi dengan power point saja.

Page 127: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

179

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK

1. Hasil Wawancara dengan Naila Syifani Az-zahra

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu menyukai pelajaran

bahasa Indonesia?

Kurang suka, karena kadang

pelajarannya ngebosenin.

2 Apakah kamu senang

menceritakan kembali isi teks

biografi?

Mmmm gak terlalu suka sih kak.

3 Apa kesulitan yang kamu hadapi

saat menceritakan kembali teks

biografi?

Susah buat nyampein kata-kata, terus

malu ngomong di depan kelas.

4 Tahukah kamu mengenai media

prezi?

Belum tahu.

5 Apakah pelajaran bahasa

Indonesia menjadi lebih mudah

dipahami dengan menggunakan

media?

Iya.

6 Bagaimana pendapat kamu

mengenai penggunaan media prezi

dalam pembelajaran teks biografi?

Jadi lebih jelas materinya.

7 Apakah kamu merasakan adanya

perbedaan saat menceritakan

kembali teks biografi

menggunakan media prezi dan saat

tidak menggunakan media

pembelajaran apapun?

Ada. Kalau pake prezi materinya jadi

mudah dipahamin, kalau gak pake

media jadi kurang jelas.

Page 128: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

180

2. Hasil Wawancara dengan Angela Prisca

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu menyukai pelajaran

bahasa Indonesia?

Suka.

2 Apakah kamu senang

menceritakan kembali isi teks

biografi?

Nggak terlalu seneng.

3 Apa kesulitan yang kamu hadapi

saat menceritakan kembali teks

biografi?

Susah ngafalinnya.

4 Tahukah kamu mengenai media

prezi?

Nggak tahu.

5 Apakah pelajaran bahasa

Indonesia menjadi lebih mudah

dipahami dengan menggunakan

media?

Iya sih jadi lebih mudah.

6 Bagaimana pendapat kamu

mengenai penggunaan media prezi

dalam pembelajaran teks biografi?

Bagus kak.

7 Apakah kamu merasakan adanya

perbedaan saat menceritakan

kembali isi teks biografi

menggunakan media prezi dan saat

tidak menggunakan media

pembelajaran apapun?

Ada, kalo pakai prezi pelajarannya

jadi lebih jelas. Kalo gak pakai

media, bingung mahaminnya.

3. Hasil Wawancara dengan Wulan Safitri

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu menyukai pelajaran

bahasa Indonesia?

Lumayan suka.

Page 129: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

181

2 Apakah kamu senang

menceritakan kembali isi teks

biografi?

Seneng, soalnya saya suka baca

biografi. Tapi biografi tentang orang-

orang yang sukses.

3 Apa kesulitan yang kamu hadapi

saat menceritakan kembali teks

biografi?

Nyebutin peristiwa pentingnya.

4 Tahukah kamu mengenai media

prezi?

Baru tahu.

5 Apakah pelajaran bahasa

Indonesia menjadi lebih mudah

dipahami dengan menggunakan

media?

Pasti jadi lebih mudah kak.

6 Bagaimana pendapat kamu

mengenai penggunaan media prezi

dalam pembelajaran teks biografi?

Jadi tertarik ngikutin pelajarannya.

7 Apakah kamu merasakan adanya

perbedaan saat menceritakan

kembali isi teks biografi

menggunakan media prezi dan saat

tidak menggunakan media

pembelajaran apapun?

Ada. Kalo pake prezi, belajarnya jadi

enak soalnya ada gambarnya.

4. Hasil Wawancara dengan Zahro Musyarofah

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu menyukai pelajaran

bahasa Indonesia?

Suka.

2 Apakah kamu senang

menceritakan kembali isi teks

biografi?

Nggak terlalu.

Page 130: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

182

3 Apa kesulitan yang kamu hadapi

saat menceritakan kembali teks

biografi?

Kadang kalo ngomong di depan

kelas suka lupa kak.

4 Apakah sebelumnya kamu sudah

tahu mengenai media prezi?

Belum.

5 Apakah pelajaran bahasa

Indonesia menjadi lebih mudah

dipahami dengan menggunakan

media?

Mmmm iya.

6 Bagaimana pendapat kamu

mengenai penggunaan media prezi

dalam pembelajaran teks biografi?

Bagus kak.

7 Apakah kamu merasakan adanya

perbedaan saat menceritakan

kembali isi teks biografi

menggunakan media prezi dan saat

tidak menggunakan media

pembelajaran apapun?

Ada. Kalo pake prezi teks biografi

nya enak dibaca soalnya ada foto-

fotonya.

5. Hasil Wawancara dengan Diana Saputri

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu menyukai pelajaran

bahasa Indonesia?

Enggak.

2 Apakah kamu senang

menceritakan kembali isi teks

biografi?

Enggak.

3 Apa kesulitan yang kamu hadapi

saat menceritakan kembali teks

biografi?

Malu kak.

4 Tahukah kamu mengenai media Belum tahu.

Page 131: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

183

prezi?

5 Apakah pelajaran bahasa

Indonesia menjadi lebih mudah

dipahami dengan menggunakan

media?

Iya.

6 Bagaimana pendapat kamu

mengenai penggunaan media prezi

sebagai media pembelajaran teks

biografi?

Bagus, jadi mudah penjelasannya.

7 Apakah kamu merasakan adanya

perbedaan saat menceritakan

kembali isi teks biografi

menggunakan media prezi dan saat

tidak menggunakan media

pembelajaran apapun?

Iya. Sebelum pake media, susah buat

nyatet peristiwanya. Kalau pake

prezi jadi mudah.

6. Hasil Wawancara dengan Iyis Nurul Puada

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu menyukai pelajaran

bahasa Indonesia?

Kurang.

2 Apakah kamu senang

menceritakan kembali isi teks

biografi?

Enggak.

3 Apa kesulitan yang kamu hadapi

saat menceritakan kembali teks

biografi?

Susah ngafalinnya kak.

4 Tahukah kamu mengenai media

prezi?

Belum.

5 Apakah pelajaran bahasa Iya.

Page 132: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

184

Indonesia menjadi lebih mudah

dipahami dengan menggunakan

media?

6 Bagaimana pendapat kamu

mengenai penggunaan media prezi

sebagai media pembelajaran teks

biografi?

Enak kak, jadi mudah penjelasannya.

7 Apakah kamu merasakan adanya

perbedaan saat menceritakan

kembali isi teks biografi

menggunakan media prezi dan saat

tidak menggunakan media

pembelajaran apapun?

Iya. Waktu pake prezi lebih mudah

nangkep materinya dibandingkan ga

pake media.

7. Hasil Wawancara dengan Nur Laila

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu menyukai pelajaran

bahasa Indonesia?

Kurang.

2 Apakah kamu senang

menceritakan kembali isi teks

biografi?

Enggak terlalu.

3 Apa kesulitan yang kamu hadapi

saat menceritakan kembali teks

biografi?

Ngga hafal dan malu.

4 Tahukah kamu mengenai media

prezi?

Belum tahu.

5 Apakah pelajaran bahasa

Indonesia menjadi lebih mudah

dipahami dengan menggunakan

media?

Iya.

Page 133: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

185

6 Bagaimana pendapat kamu

mengenai penggunaan media prezi

sebagai media pembelajaran teks

biografi?

Bagus kak.

7 Apakah kamu merasakan adanya

perbedaan saat menceritakan

kembali isi teks biografi

menggunakan media prezi dan saat

tidak menggunakan media

pembelajaran apapun?

Iya. Sebelum pakai media kan cuma

lihat teks di buku, kalo pakai prezi

ada foto perjalanan hidup si

tokohnya.

Page 134: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

186

Lampiran 5

Page 135: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

187

Page 136: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

188

Page 137: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

189

Lampiran 6

Page 138: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

190

Page 139: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

191

Page 140: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

192

Page 141: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

193

Page 142: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

194

Page 143: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

195

Page 144: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

196

Page 145: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

197

Page 146: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

198

Lampiran 7

Transkrip Hasil Tes Menceritakan Kembali Teks Biografi

Page 147: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

199

Page 148: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

200

Page 149: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

201

Page 150: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

202

Lampiran 8

Page 151: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

203

Page 152: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

204

Lampiran 9

Page 153: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

205

Page 154: PEMANFAATAN MEDIA PREZI TERHADAP PEMBELAJARAN …

206

RIWAYAT PENULIS

Dini Tri Hastuti atau yang biasa dipanggil

Diyas, lahir di Jakarta pada 4 April 1997. Penulis

merupakan anak ketiga dari empat bersaudara

pasangan Bapak Yadi dan Ibu Sutini. Penulis

bertempat tinggal di Jl. KP. Pondok Aren RT 09/RW

01 No. 11, Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan

Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

Penulis mengawali pendidikan di TK Permata

Indah pada tahun 2002, kemudian melanjutkan

pendidikan di SDN 04 Pesanggrahan Jakarta pada tahun 2003 hingga tahun 2009.

Lalu, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri

235 Jakarta Selatan pada tahun 2009 sampai 2012, kemudian dilanjutkan dengan

pendidikan di SMKS Kartika pada tahun 2012 hingga 2015. Setelah itu penulis

melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

Penulis mengambil skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Media Prezi

terhadap Pembelajaran Menceritakan Kembali Teks Biografi Peserta Didik

Kelas X SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran

2019/2020”.