pemanfaatan media online terhadap interaksi …

14
Pemanfaatan Media Online Terhadap Interaksi... Firda Abraham 171 PEMANFAATAN MEDIA ONLINE TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT MEDIA ONLINE UTILIZATION AS COMMUNITYS SOCIAL INTERACTION Firda Abraham Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Banjarmasin Jl. Yos Sudarso No. 29 Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Telp. (0511) 3353849 / Hp. 08125313529 Email: [email protected] diterima: 23 Agustus 2014 | direvisi: 22 September 2014 | disetujui: 29 September 2014 ABSTRACT The study was be held in three provinces, South Kalimantan, Central Kalimantan, and Sulawesi, in each province have been six districts / cities. Furthermore, the district / city as research areas are determined randomly by the total respondents as many as 680 people from a total of 5,239,239 total population in the study area. This study aims to determine the public's knowledge of the online media / social media and determine public opinion against its use in social interaction through online media / social media. Approach to research conducted by using descriptive approach kuantitati, Withdrawal sample in this study is the random sampling method kish grid. The results showed five major social interactions on social media, ie, share files, add friends / relatives, search for information, communication and online buying and selling. In addition, online media interaction provides benefits, ie, to meet with people who have similar interests, increase knowledge, and certainly adds to the relationship. Productive age are more open to keep up with technology, although there is a fee to adopt the technology, but it does not become an obstacle the respondent to continue to follow the development of these technologies. Should use online media in order to be maximized for education and jobs, such as providing information or notice, because it is very fast online media to be accessed. Keyword: Social Interaction, communication, technology, online media ABSTRAK Penelitian dilakukan di tiga provinsi, Kalsel, Kalteng, dan Sulteng, di masing-masing provinsi dipilih enam kabupaten/kota. Selanjutnya kabupaten/kota yang menjadi lokasi penelitian ditentukan secara acak dengan total responden sebanyak 680 orang dari total 5.239.239 total populasi pada wilayah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap media online/media sosial dan mengetahui pendapat masyarakat terhadap pemanfaatannya dalam berinteraksi sosial melalui media online/media sosial. Pendekatan penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitati, Penarikan sample pada penelitian ini adalah dengan random sampling menggunakan metode kish grid. Hasil penelitian menunjukan lima interaksi sosial yang utama pada media sosial, yaitu, berbagi file, menambah teman/relasi, mencari informasi, berkomunikasi dan jual- beli online. Selain itu interaksi media online memberikan manfaat, yaitu, bertemu dengan orang yang memiliki minat yang sama, menambah pengetahuan, dan tentunya menambah relasi. Usia produktif lebih terbuka untuk mengikuti perkembangan teknologi, walaupun ada biaya untuk mengadopsi teknologi tersebut, tetapi ini tidak menjadi halangan para responden untuk terus mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Hendaknya penggunaan media online agar lebih dimaksimalkan untuk pendidikan dan pekerjaan, seperti memberikan informasi atau pemberitahuan, karena sifatnya media online yang sangat cepat untuk diakses. Kata Kunci : Interaksi sosial, komunikasi, teknologi, media online

Upload: others

Post on 27-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pemanfaatan Media Online Terhadap Interaksi... Firda Abraham

171

PEMANFAATAN MEDIA ONLINE TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT

MEDIA ONLINE UTILIZATION AS COMMUNITY’S SOCIAL INTERACTION

Firda Abraham

Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Banjarmasin

Jl. Yos Sudarso No. 29 Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Telp. (0511) 3353849 / Hp. 08125313529 Email: [email protected]

diterima: 23 Agustus 2014 | direvisi: 22 September 2014 | disetujui: 29 September 2014

ABSTRACT

The study was be held in three provinces, South Kalimantan, Central Kalimantan, and Sulawesi, in

each province have been six districts / cities. Furthermore, the district / city as research areas are

determined randomly by the total respondents as many as 680 people from a total of 5,239,239 total

population in the study area. This study aims to determine the public's knowledge of the online media /

social media and determine public opinion against its use in social interaction through online media /

social media. Approach to research conducted by using descriptive approach kuantitati, Withdrawal

sample in this study is the random sampling method kish grid. The results showed five major social

interactions on social media, ie, share files, add friends / relatives, search for information,

communication and online buying and selling. In addition, online media interaction provides benefits,

ie, to meet with people who have similar interests, increase knowledge, and certainly adds to the

relationship. Productive age are more open to keep up with technology, although there is a fee to adopt

the technology, but it does not become an obstacle the respondent to continue to follow the development

of these technologies. Should use online media in order to be maximized for education and jobs, such

as providing information or notice, because it is very fast online media to be accessed.

Keyword: Social Interaction, communication, technology, online media

ABSTRAK

Penelitian dilakukan di tiga provinsi, Kalsel, Kalteng, dan Sulteng, di masing-masing provinsi dipilih

enam kabupaten/kota. Selanjutnya kabupaten/kota yang menjadi lokasi penelitian ditentukan secara

acak dengan total responden sebanyak 680 orang dari total 5.239.239 total populasi pada wilayah

penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap media

online/media sosial dan mengetahui pendapat masyarakat terhadap pemanfaatannya dalam berinteraksi

sosial melalui media online/media sosial. Pendekatan penelitian dilakukan dengan menggunakan

pendekatan deskriptif kuantitati, Penarikan sample pada penelitian ini adalah dengan random sampling

menggunakan metode kish grid. Hasil penelitian menunjukan lima interaksi sosial yang utama pada

media sosial, yaitu, berbagi file, menambah teman/relasi, mencari informasi, berkomunikasi dan jual-

beli online. Selain itu interaksi media online memberikan manfaat, yaitu, bertemu dengan orang yang

memiliki minat yang sama, menambah pengetahuan, dan tentunya menambah relasi. Usia produktif

lebih terbuka untuk mengikuti perkembangan teknologi, walaupun ada biaya untuk mengadopsi

teknologi tersebut, tetapi ini tidak menjadi halangan para responden untuk terus mengikuti

perkembangan teknologi tersebut. Hendaknya penggunaan media online agar lebih dimaksimalkan

untuk pendidikan dan pekerjaan, seperti memberikan informasi atau pemberitahuan, karena sifatnya

media online yang sangat cepat untuk diakses.

Kata Kunci : Interaksi sosial, komunikasi, teknologi, media online

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 171-184

172

I. PENDAHULUAN

Semakin baiknya infrastruktur IT di Indonesia

seseorang dapat memanfaatkan media

online/media sosial untuk memenuhi

kebutuhannya terhadap informasi melalui tahapan

proses pembelajaran, baik melalui pembelajaran

formal maupun pembelajaran informal. Melalui

proses pembelajaran inilah, maka sesorang

mengenal, mengetahui, memahami perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

dari teknologi informasi dan informatika.

Sangatlah mustahil seseorang tanpa proses

pembelajaran langsung bisa

mengoperasionalisasikan perangkat teknologi

informasi dan informatika, seperti menjalankan

komputer dan internet. Atas dasar itulah maka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia memandang perlu

mencantumkan pembelajaran teknologi informasi

dan informatika dalam kurikulum sekolah dasar

dan menengah tahun 2006. Sejak diberlakukannya

pembelajaran teknologi informasi dan informatika

secara nasional di sekolah negeri, swasta, maka

ada sekian banyak anak-anak bangsa ini yang

secara formal telah mengenal dan mengetahui

teknologi informasi dan informatika. Melalui

pendidikan formal ini Negara telah menciptakan

generasi bangsa yang melek teknologi informasi

dan informatika. (Handani dan Razak, 2011)

Realitas menunjukan, terutama di ibukota

provinsi dan ibukota kabupaten, seperti di

Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan

Sulawesi Tengah, tumbuh usaha baru yang berkait

dengan pemanfatan media online. Tumbuhnya

usaha ini berkait erat dengan makin baiknya infra

struktur teknologi informasi dan informatika,

makin meleknya masyarakat terhadap teknologi

informasi dan informatika, dan makin

terjangkaunya pemilikan perangkat keras

komunikasi dan informatika, seperti personal

komputer, laptop, notebook, tablet, dan mobil

phone. Memang ada sebagian dari masyarakat

yang melek teknologi informasi dan informatika

tapi belum memiliki perangkat keras komunikasi

dan informatika. Mereka ini umumnya dapat

memanfaatkan media online di warung internet

terdekat dengan tempat tinggalnya.

Jumlah pengguna internet di Indonesia pada

kuartal pertama 2014 mencapai 74 juta orang.

Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 22%

dari tahun 2013. (Fatanti, 2014. Hal. 17-28)

Pesatnya angak pertumhunam pengguna

internet tahun 2014 memiliki banyak faktor yang

mendorong orang menggunakan media

online/media sosial, adalah karena karakteristik

yang dimiliki oleh media itu sendiri. Menurut

Iswara (2004) karakter media itu adalah:

1. Kecepatan (aktualitas) informasi. Kejadian

atau peristiwa di lapangan dapat langsung di

upload ke dalam situs media online ini, tanpa

harus menunggu hitungan menit, jam atau

hari. Distribusi informasi cepat ke pasar

(pengakses), dengan jangkauan global lewat

jaringan internet, dan dalam waktu yang

bersamaan, informasi sudah tertuang dalam

bentuk kata dan fakta.

2. Adanya pembaruan (updating) informasi.

Informasi disampaikan secara terus menerus,

karena adanya pembaruan informasi.

Penyajiannya bersifat realtime, karena

penyediaan informasi berlangsung tanpa

Pemanfaatan Media Online Terhadap Interaksi... Firda Abraham

173

putus, hanya tergantung kapan pengguna mau

mengaksesnya.

3. Interaktifitas. Media online memiliki fungsi

interaktif. Melalui fungsi ini pengguna media

online dapat menyampaikan keluhan, saran,

tanggapan. Contohnya seperti chatroom, e-

mail, online poling/survey, dan games.

4. Personalisasi. Media online memberikan

peluang kepada setiap pengguna hanya

mengambil informasi yang relevan dengan

dirinya.

5. Kapasitas. Informasi yang dimuat media

online memiliki kapasitas besar, nyaris tanpa

batas. Penyimpanannyapun ada di server

komputer dan sistem global. Informasi dapat

ditambah kapan saja, pengguna dapat

mencarinya kapan saja dengan mesin pencari

(search engine).

6. Hyperlink. Setiap data dan informasi yang

disajikan dapat dihubungkan dengan sumber

lain yang berkaitan dengan informasi tersebut.

Karakter hyiperlink ini membuat

pengakses/pengguna media online bisa

berhubungan dengan pengakses lainnya ketika

masuk ke sebuah situs media online dengan

menggunakan fasilitas yang sama dalam

media tersebut, misalnya dalam chatroom,

lewat e-mail atau games.

Berkaitan dengan muatan dari media

online/media sosial ini sifatnya begitu bebas dan

vulgar akan berdampak bagi pengaksesnya.

Dampaknya ini bisa positif dan negatif. Kalau

dampaknya positif adalah baik untuk masyarakat

dan itulah yang diharapkan oleh Negara, tetapi

kalau dampaknya negatif berarti dapat merugikan

si pengguna itu sendiri sebagai akibat dari

penyalahgunaan pemanfaatannya. Secara kasat

mata, bahwa pengguna terbanyak media

online/media sosial adalah para anak muda, baik

mereka yang masih bersekolah/kuliah

(pelajar/mahasiswa) maupun mereka yang tidak

lagi melanjutkan sekolah/kuliahnya di lembaga

pendidikan menengah/tinggi.

Makin banyaknya pengguna media

online/media sosial termasuk anak-anak remaja

memunculkan kekuatiran dikalangan pendidik

termasuk orang tua yang peduli terhadap dampak

negatif media online/media sosial. Akhir-akhir ini

sebagian besar anak remaja semakin familiar

dengan berbagai situs jejaring sosial seperti

facebook, twitter, dan google plus. Mereka terlena

dengan keasyikan di dunia maya sehingga mereka

menyampingkan kewajibannya belajar pada jam-

jam di luar jam sekolah. Anak remaja menjadi

malas belajar, lebih mementingkan diri sendiri,

rentan dengan penipuan, dan perjudian, kontrol diri

rendah.

Menurut Nurdin Abdul Hakim, Dosen Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Riau

menjelaskan, keberadaan media sosial merupakan

hasil dari revolusi teknologi informasi dan

komunikasi yang memiliki dampak positif dan

negatif yang harus diwaspadai. Media sosial

memungkinkan orang bebas berekpresi dan

berbicara, namun dalam pemanfaatannya generasi

muda harus memfilter dari berbagai pandangan

ekstrim dan radikal serta ancaman

penyalahggunaan, penipuan maupun pornografi.

(Zaki, 2013).

Di luar koneksi via personal computer (PC),

pemanfaatan internet juga kini secara lebih massif

diakses dengan menggunakan laptop. Merespon

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 171-184

174

hal ini, banyak perkantoran, gedung pemerintahan,

pusat perbelanjaan, restoran, bahkan sekolah dan

kampus menyediakan fasilitas hot spot. Di kantor

pengguna internetnya sebesar 20,4 %, di kampus

serta sekolah 10 %, dan pengguna internet di rumah

hanya sebesar 0,4 %. Setiap pengguna rata-rata

dapat menghabiskan waktu 1-2 jam per hari

(Indikator TIK, 2013).

Menurut Muhammad Davit bahwa dampak

positif teknologi informasi tentu yang diharapkan

dalam kehidupan sosial, seperti masyarakat yang

mulai mendapatkan informasi mengenai berita

apapun dengan memanfaatkan media online.

Majalah ataupun Koran sudah mulai ditinggalkan.

Selain itu dampak teknologi informasi juga

mempengaruhi dari berbagai bidang, seperti bidang

transportasi dapat diimplementasikan pembuatan

E-Toll card (kemudahan pembayaran tol) yang

sekarang sudah dimulai diterapkan di Jakarta.

Dalam bidang bisnis, penerapan E-commerce

sangat membantu para pengusaha dalam

menjalankan usahanya. Dengan teknologi ini tidak

perlu lagi proses jual beli secara face to face,

namun cukup dengan jaringan internet semua

proses dapat dilakukan dengan efisien. Kemudian

dari bidang pendidikan dengan adanya E-learning

memungkinkan proses belajar mengajar dari jarak

jauh sehingga menjadi lebih efektif dan efesien.

Selanjutnya menurut Iwan Awaluddin Yusuf

bahwa pada tataran individu, orang menggunakan

internet akan mengalami realitas diluar apa yang

dijalaninya sehari-hari. Pada titik tertentu orang-

orang yang mengakses teknologi informasi dengan

fasilitas komunikasi via internet misalnya, menjadi

tidak peduli dengan tatanan moral, sistem nilai dan

norma yang telah disepakati dalam masyarakat

selama berabad-abad. Intinya tidak lagi peduli pada

aturan yang ada. Belum lagi sifat individualisme

yang makin meninggi makin ditunjang dengan sifat

internet sebagai komunikasi interaktif yang tidak

mengharuskan komunikasi pertemuan. Sebaliknya

di sisi lain, sejarah juga mencatat kontribusi positif

internet. Masuknya lembaga pers dalam

memanfaatkan internet untuk jurnalisme misalnya,

telah membantu masyarakat dalam memanfaatkan

teknologi ini secara maksimal. Internet mampu

mewadahi teknologi cetak, radio, televisi.

Informasi yang ditampilkan tidak saja di-update

setiap saat, tetapi juga lebih menarik dan lengkap

dengan format teks, audio, dan audiovisual.

Dengan internet, mereka dapat berinteraksi secara

bebas dan membentuk komunitas hanya dengan

menekan tombol. Selain itu, lokasi-lokasi untuk

melakukan koneksi kini semakin luas dan mudah

dijangkau masyarakat.

Berdasarkan uraian yang disebutkan di atas

bahwa pengkajian terhadap media online/media

sosial dipandang perlu dilakukan melalui sebuah

penelitian. Apalagi penelitian sebelumnya

Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial

Facebook Terhadap Perilaku Remaja Di Kota

Makassar, oleh: Christiany Juditha ada hubungan

antara penggunaan facebook dengan perilaku

remaja yang positif dan negatif. Penelitian ini

diharapkan memperoleh temuan dari masyarakat

yang memanfaatkan media online/media sosial,

terutama untuk mengetahui pengetahuan dan

pemanfaatan terhadap interaksi sosial masyarakat.

Menyimak dari apa yang telah disampaikan

pada latar belakang di atas, maka yang menjadi

permasalahan adalah Bagaimana masyarakat

Pemanfaatan Media Online Terhadap Interaksi... Firda Abraham

175

memanfaatkan media Online untuk interaksi

sosial?

II. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dilakukan dengan

menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif.

Pemilihan pendekatan ini, karena ingin

menggambarkan atau mendeskripsikan masalah

yang digali dalam penelitian, sehingga hasilnya

dapat digeneralisasikan. Metode penelitian yang

relevan sehubungan dengan penelitian ini adalah

metode deskriptif. Metode deskriptif ini dipilih

karena ditujukan kepada sejumlah individu yang

diteliti dan tersebar di lokasi penelitian.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ditentukan secara

purposive, yaitu berdasarkan cakupan wilayah

kerja BPPKI Banjarmasin yaitu, Provinsi

Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan

Sulawesi Tengah. Kemudian di masing-masing

provinsi dipilih enam kabupaten/kota. Selanjutnya

kabupaten/kota yang menjadi lokasi penelitian

ditentukan secara acak.

Setelah ditentukan secara acak, terpilih

tabeberapa kabupaten/kota yaitu, Kalimantan

Selatan, Banjarmasin, Banjar, Hulu Sungai Selatan,

Tabalong, Tanah Laut, dan Kotabaru. Kalimantan

Tengah yaitu, Palangka Raya. Kapuas, Pulang

Pisau, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat,

dan Barito Selatan. Untuk lokasi terpilih di

Sulawesi Tengah yaitu, Palu, Sigi, Donggala,

Parigi Moutong, Tojo Una-Una, Toli-Toli.

C. Populasi dan Sample

Populasi penelitian adalah masyarakat yang

tinggal dan menetap di tiga lokasi penelitian.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode

multistage random sampling. Melalui cara ini

setiap kabupaten/kota yang menjadi lokasi

penelitian dipilih secara proporsional 2 (dua)

kecamatan, yaitu kecamatan wilayah urban dan

rural.

Setiap kecamatan dipilih 2 (dua)

kelurahan/desa, kemudian diambil 2 RW pada

setiap kelurahan/desa. Selanjutnya setiap RW

diambil sampling 2 RT, responden yang menjadi

sampel penelitian di tingkat RT dipilih secara acak.

Responden terpilih di tingkat RT ditetapkan

sebagai primary sampling unit (PSU).

Jumlah Penduduk di ketiga Provinsi tersebut

adalah 5,133,189 jiwa (BPS, 2010). Metode

penentuan ukuran sample menurut Slovin dalam

Sugiono (2007) dapat ditentukan dengan rumus

sebagai berikut:

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑎2

Keterangan: Remarks:

n = Responden n = Respondent

N = Ukuran Populasi N = Population

a = Taraf Signifikansi a = significant level

Taraf signifikan yang ditentukan dalam

penelitian ini adalah sebesar 6,83% atau sebesar

0,0683. Dari hasil rumus tersebut diketahui bahwa:

𝑛 =5,133,189

1 + 5.133.189 𝑥 (0,068)2

= 679 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 680

D. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data menggunakan

angket sebagai instrumen, angket yang digunakan

adalah angket dengan pertanyaan struktir tertutup

dengan tipe pertanyaan dua pilihan (dichotomous

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 171-184

176

Tabel 1. Hasil uji Validitas Table 1. Result of validation test

Jenis Pertanyaan

(Question Type)

Gabung Group

(Join Group)

Relasi

(Relation)

Pengetahuan

(Knowledge)

MInat

(Hobby)

Gabung Group

Pearson Correlation 1 0,408 0,535 0,621

Sig. (2 Tailed) 0,025 0,002 0.000

N 30 30 30 30

Relasi Pearson Correlation 0,408 1 0,036 0,484

Sig. (2 Tailed) 0,025 0,849 0,007

N 30 30 30 30

Pengetahuan

Pearson Correlation 0,535 0,036 1 0,106

Sig. (2 Tailed) 0,002 0,849 0,578

N 30 30 30 30

Hobby

Pearson Correlation 0,621 0,484 0,106 1

Sig. (2 Tailed) 0,000 0,007 0,578

N 30 30 30 30

question), yaitu pertanyaan dua pilihan dimana

responden memilih satu diantara dua pilihan yang

tersedia, “ya” atau “tidak”. (Hidayat, 2008)

Total jumlah pertanyaan adalah 35 pertanyaan

yang testruktur untuk mengetahui pengetahuan dan

pemanfaatan media online terhadap interaksi sosial

masyarakat.

Pengumpulan data menggunakan random,

dimana setiap rumah hanya diwakili oleh 1 (satu)

orang responden. Penarikan sampel menggunakan

tabel bilangan random

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Pada uji validitas instrumen penelitian diambil

30 sample dari kuesioner. Uji validitas ini mengacu

pada teori uji validitas menggunakan uji faktor R

kritis. Syarat yang digunakan adalah Pearson

Correlations lebih besar dari R kritis 0,3 (Sugiono,

2007). Hasil uji validitas untuk pertanyaan manfaat

membangun sebuah Group dapat dilihat

selengkapnya pada tabel 1.

Dari tabel 1 dapat dilihat hasil dari uji validitas

variabel manfaat bergabung dengan komunitas

Online. Hasil dari tabel 1 dapat disimpulkan

sebagaimana yang terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman Uji Validitas Table 2. Summary of validation test

Item Rxy Rtabel Keterangan

(remarks) Gabung Group 1 0,3 Valid

Relasi 0,408 0,3 Valid

Pengetahuan 0,535 0,3 Valid

Hobby 0,621 0,3 Valid

Dari hasil pada tabel 2 dapat disimpulkan

bahwa pertanyaan dari item Manfaat Begabung

dengan Komunitas Online sangat valid dan bisa

dijadikan instrumen penelitian yang valid untuk

mengambil data.

2. Uji Realibitas Instrumen

Hasil uji realibitas instrumen adalah untuk

mendapatkan Croanbach Alpha. Nilai Croanbach

Alpha, didapatkan dari rumus sebagai berikut

(Purwanto, 2002)

Pemanfaatan Media Online Terhadap Interaksi... Firda Abraham

177

𝑟𝑖 = (𝑛

𝑛 − 1) (1 −

∑ 𝑠𝑖2

∑ 𝑠𝑡2)

Keterangan: Remarks:

𝑟𝑖 = Realibitas Instrumen 𝑟𝑖 = instrument realibity

𝑛 = jumlah pertanyaan 𝑛 = number question

𝑠𝑖2 = varian butir 𝑠𝑖

2 = item varians

𝑠𝑖2 = varian total 𝑠𝑖

2 = total varian

Kriteria dari nilai Croanbach’s Alpha adalah

ika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi

(sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80

ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh

tes secara konsisten secara internal karena

memiliki reliabilitas yang kuat (Rainsch, 2004).

Hasil uji realibitasnya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Table 3. Result of reliability Test

Variabel Hasil

(Result)

Keterangan

(Remark) Penggunaan 0.703 Diterima

Interaksi Media Online

0.816 Baik

Manfaat 0.712 Diterima

F. Pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan diolah lebih

dahulu dan kemudian disajikan dalam bentuk

grafik dan tabel distribusi guna kepentingan

analisis. Pengolahan dikerjakan menggunakan

beberapa perangkat lunak, yaitu Microsodt Excel

dan SPSS. Pengolahannya meliputi coding dan

tabulating. Coding data, yaitu pemberian tanda atau

kode bagi setiap data yang termasuk dalam satu

kategori. Lalu melakukan tabulating, yaitu

menghimpun jawaban responden yang serupa,

mengelompokannya, kemudian dihitung dan

dijumlahkan, hingga diketahui berapa banyak

informasi dalam satu kategori.

Kegiatan ini dilaksanakan sampai terwujud

tabel-tabel sebagai data kuantitatif.

G. Analisis Data

Teknis analisis yang dilakukan dalam

penelitian adalah analisis non statistik, yaitu

dengan membaca angka-angka yang tersedia pada

tabel-tabel, kemudian melakukan uraian dan

penafsiran. Pembacaan tabel dengan menyebutkan

angka dan persentasinya.

III. HASIL PENELITIAN

A. Identitas Responden

Dari hasil penelitian dengan responden

berjumlah 680 orang, dengan rincian, 381 orang

laki-laki (56%) dan 299 orang perempuan (44%).

Usia responden terbanyak adalah responden

berusia 21-30 tahun dengan jumlah 219 responden

atau 32,20%, lalu diikuti oleh responden dengan

bentang usia antara 15-20 tahun dengan jumlah 215

responden (31,60%). Pekerjaan para responden

kebanyakan adalah pelajar/mahasiswa. Dengan

jumlah 268 orang, lalu PNS sebanyak 190 orang.

Responden dalam penelitian ini tentunya

responden yang menggunakan media sosial, dan

bisa mengakses baik dari PC, HP, maupun tablet.

PC dalam penelitian ini termasuk PC desktop,

laptop, dan sebagainya dari berbagai merek, sistem

operasi, maupun ukuran. Hp yang dimaksud adalah

telepon genggam yang bisa mengkases media

online, baik menggunakan wifi ataupun

menggunakan signal broadband, tidak membatasi

pada jenis sistem operasi, tipe, jenis dan merek

tertentu. Baik itu yang layar sentuh, qwerty

keyboard, atau candybar.

Tablet juga tidak dibatasi, definisi tablet

adalah perangkat mobile yang digunakan untuk

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 171-184

178

berkomunikasi menggunakan internet baik

menggunakan jaringan wifi, maupu jaringan

broadband. Tidak dibatasi dengan merek atau jenis

sistem operasi tertentu. Tablet disini dibedakan

dari ukuran layarnya, jika responden memiliki Hp

dengan layar 6 inchi keatas, maka dimasukan

kedalam definisi tablet, jika dibawah itu maka di

masukan dalam definisi Hp. Kepemilikan gadget

responden dapat dilihat di gambar 1.

f = 680

Gambar 1. Kepemilikan Gadget

Figure 1. Gadget Ownership

Para responden mengetahui gadget melalui

para kerabat, kerabat yang dimaksud adalah teman,

baik di lingkungan pekerjaan atau di lingkungan

rumah tinggal, baik keluarga serumah maupun

tidak, dan atau orang yang dikenal lainnya.

Mayoritas responden adalah para pelajar, tetapi

mengetahui gadget melalui buku pelajaran yang

tersedia hanya 15 orang responden.

B. Konten pada media Online

Konten pada media online yang dikenal

adalah Chat dan Jejaring sosial, kebanyakan

pengguna gadget tersebut mengkases media online

yang berupa aplikasi chat dan jejaring sosial.

Aplikasi chat tidak terbatas pada penelitian ini,

aplikasi chatting yang dimaksud adalah aplikasi

yang memungkinkan dua orang saling

berkomunikasi melalui jaringan internet, baik itu

aplikasi BBM, WeChat, Whatsapp, Line, Kakao

Talk, dan lainnya.

Sebuah aplikasi chat memungkinkan untuk

berkomunikasi dan saling berhubungan antar

pengguna, baik melalui sebuah pesan maupun

melalui suara. Berbeda dengan layanan pesan

singkat (Short Message Service / SMS) yang

disediakan oleh operator seluler, chat memiliki

interaktivitas tinggi dengan menambah berbagai

fitur diantaranya adalah sebuah emoticon, stiker,

pesan suara, panggilan video, hingga panggilan

suara tentunta dengan melalui jaringan internet.

Penelitian ini tidak untuk mengukur aplikasi

chatting apa saja yang digunakan para responden,

tetapi peneliti beranggapan, fitur utama yang

disediakan oleh chat hampir serupa. Yang

membedakan hanya nama dan tentunya perusahaan

pembuatnya.

Jejaring sosial yang dimaksud juga tidak

terbatas, tetapi pada umumnya adalah jejaring

sosial yang sangat familiar di Indonesia seperti,

facebook, twitter, Instagram, path, dan google+.

Jejaring sosial umumnya digunakan untuk

berinteraksi satu sama lain, berbagi informasi, dan

jual-beli secara online. Jelasnya dapat dilihat pada

gambar 2.

Gambar 2. Konten yang digunakan

Figure 2. Content media online

Pemanfaatan Media Online Terhadap Interaksi... Firda Abraham

179

Tabel 4. Interaksi Sosial Pada Media Online (dalam persen) Table 4. Social Interaction on Online Media (in percent)

Jenis Interaksi

(Type of Interaction) Kalsel Kateng Sulteng Total

Berbagi file 57.43 38.00 55.45 51.13

Menambah teman 3.96 17.82 3.96 7.80

Mencari informasi 26.73 32.30 18.81 26.24

Berkomunikasi 7.92 1.98 14.85 8.22

Jual beli online 3.96 9.90 6.93 6.61

Selain itu browsing untuk mencari informasi

juga menjadi salah satu fitur utama pada gadget

untuk dapat mengakses media online, serti email,

forum komunikasi, dan membaca berita. Interaksi

yang terdapat pada media online ini

memungkinkan berinteraksi layaknya di dunia

nyata, dengan bantuan aplikasi semakin banyak

interaksi yang bisa dilakukan, dan saling berbagi

diantara pengguna yang saling terhubung tanpa ada

batasan.

C. Interaksi pada Media Sosial

Interaksi yang dilakukan para responden di

kelompokan menjadi 5 hal, yaitu interaksi utama

pada media online yang sama seperti interaksi pada

kehidupan sosial. Ada perbedaan interaksi sosial

pada media sosial, yaitu menambah teman, dan

berbagi file, baik itu file berupa gambar, video,

dokumen, hingga dokumen musik. Berbagi file ini

sifatnya ada yang terbuka dan ada yang tertutup.

Interaksi pada media online ini bukan saja

interaksi yang menggunakan jejaring sosial, tetapi

interaksi secara keseluruhan seperti menggunakan

web browser atau aplikasi berbagi file, dan juga

aplikasi chat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4.

Dari tabel diatas dapat dilihat, berbagi file

adalah hal paling banyak dilakukan dalam

berinteraksi di media online. Lalu diikuti dengan

mencari informasi, baik memalui jejaring sosial

maupun browsing melalui web browser baik lewat

HP, PC, dan Tablet. Fenomena ini sama diseluruh

provinsi dimana Interaksi berbagi file manjadi

interaksi yang paling dominan.

Mencari informasi pada media online banyak

dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya

yang paling lama diketahui adalah browsing

menggunakan web browser. Beberapa media sosial

juga memberikan tautan langsung menuju ke laman

web dari berita utama tersebut, lalu para pengguna

mencari sendiri apa yang mereka akan cari.

Browsing sendiri dibantu dengan adanya mesin

pencari seperti Google, Bing, Baidu, Yahoo!, dan

lainnya. Beberapa responden mencari informasi

berdasarkan niat dan minatnya. Pada tabel 2 dapat

dilihat beberapa informasi yang sering diakses oleh

para pengguna media online.

Mayoritas responden di Kalsel mencari

informasi bertema hiburan, lalu di Kalteng sendiri

mayoritas mencari tentang Hiburan juga, tetapi

dengan nilai yang tidak significant, disbanding

Kalsel. Di Kalteng para pengguna media online

juga sering mencari informasi dengan tema Hukum

dan Pendidikan. Untuk di wilayaha Sulteng,

informasi mengenai pendidikan terbanyak

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 171-184

180

Tabel 5. Informasi yang sering di akses (dalam persen) Table 5. The information frequently accessed (in percent) Jenis Informasi

(Type of Information) Kalsel Kateng Sulteng Total

Agama 6.02 12.61 4.23 7.43

Hiburan 51.13 21.01 30.51 36.21

Hukum 1.50 20.17 8.47 9.04

Keluarga 3.76 2.52 11.86 5.78

Kesehatan 6.02 12.61 4.24 7.43

Pendidikan 30.08 19.33 33.90 28.04

Politik 1.50 11.76 6.78 6.07

Lainnya 7.52 11.76 5.93 8.30

dibandingkan dengan yang lainnya, lalu disusul

dengan hiburan.

Media online memberikan sebuah cara baru

untuk saling berbagi informasi, salah satunya

adalah membentuk sebuah komunitas atau

perkumpulan. Gambar 3 menyatakan tentang

apakah media online pernah digunakan untuk

membangun sebuah komunitas online apa tidak.

Gambar 3. Bergabung dengan komunitas

Figure 3. Join with Online Community

Sebanyak 46.62% responden pernah ikut

bergabung atau membangun sebuah komunitas

online. Komunitas online yang dibangun para

responden bertujuan beragam, mulai dari

memudahkan untuk mendapatkan informasi, reuni,

bertemu dengan orang yang memiliki hobi yang

sama, hingga untuk saling berdiskusi.

Ada beberapa media online yang sering

digunakan untuk membangun komunitas, mulai

dari facebook yang memiliki fitur untuk membuat

sebuah group, hingga sebuah forum internet, untuk

jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Para pengguna lebih banyak menggunakan

chatting group untuk membangun komunitas

online daripada facebook, daripada chatting group

atau kaskus yang merupakan komunitas online

terbesar di Indonesia.

Ada banyak manfaat atau tujuan

membangun komunitas online, yaitu menambah

relasi, menambah pengetahuan, bertemu dengan

orang yang memiliki minat yang sama, atau

sekedar ingin reuni. Jelasnya dapat dilihat pada

tabel 6.

Ada beberapa manfaat membangun

komunitas online, mayoritas manfaat komunitas

online adalah menambah pengetahuan dari orang

lain, dan bertemu dengan orang lain yang

mempunyai minat yang sama. Komunitas yang

berawal dari dunia maya ini juga sering

46.62

53.38

Pernah Tidak Pernah

Pemanfaatan Media Online Terhadap Interaksi... Firda Abraham

181

Tabel 6. Informasi yang sering di akses (dalam persen) Table 6. The information frequently accessed (in percent) Jenis Media

(Type of Media) Kalsel Kateng Sulteng Total

Facebook 59.29 19.50 50.00 44.85

Chatting Group 39.64 78.50 37.00 50.29

Kaskus 1.07 2.00 13.00 4.85

mengadakan pertemuan rutin, untuk lebih

mempererat tali silaturahmi atau sekedar berbagi

informasi secara langsung atau saling lebih

mengenal. Meskipun banyak responden yang tidak

pernah mengikuti pertemuan, atau mengaku

komunitas onlinenya jarang melakukan kopi darat,

sebanyak 39.70% responden melakukan pertemuan

sebanyak sebulan sekali.

Interaksi pada media sosial sangat beragam,

mulai komunikasi antar personal hingga jual beli.

Untuk komunikasi sendiri, masyarakat umumnya

komunikasi dengan grup untuk komunikasi dengan

topik tertentu seperti untuk hobi, universitas, dan

lainnya.

IV. PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini mendukung hasil kajian

dari Roni Tabroni (2012) yang menyatakan bahwa

dengan media sosial orang dapat menemukan

informasi, inspirasi, pendirian orang, komunitas,

dan interaksi yang lebih cepat dari yang pernah

ada.

Dari hasil penlitian menunjukan, interaksi

yang beragam terjadi pada setiap daerah. Untuk

berbagi file menjadi mayoritas di setiap daerah

penelitian. Tetapi terdapat perbedaan pola interaksi

pada setiap daerah dimana tujuan menambah teman

menjadi mayoritas di Kalteng setelah berbagi file

dan mencari informasi.

Dilihat dari kondisi geografis, Kalteng

merupakan provinsi dengan luas ke-2 di Indonesia,

dan jarak antar kota sangat jauh, ini merupakan

salah satu faktor mengapa menambah teman

menjadi sangat dominan di Kalteng bukan di lokasi

penelitian lainnya.

Berkomunikasi yang menjadi dominan di

Kalsel dan Sulteng juga tidak dominan di Kalteng.

Komunikasi melalui media sosial tidak menarik

bagi masyarakat Kalteng, masyarakat Kalteng

lebih memilih komunikasi secara verbal, langsung,

tatap muka, daripada komunikasi melalui dunia

maya.

Kemudian didukung pula oleh pendapat

Agnesia Wardani yang menyatakan bahwa internet

dapat menyatukan dunia dengan memberi izin

kepada para penggunanya dari seluruh dunia untuk

Tabel 7. Manfaat komunitas daring (dalam persen) Table 7. benefit of Online community (in percent) Manfaat Komunitas Daring

(benefit of Online community) Kalsel Kateng Sulteng Total

Bertemu dengan orang yang memiliki minat yang sama 59.29 19.50 50.00 44.85

Menambah Pengetahuan dari orang lain 39.64 78.50 37.00 50.29

Menambah Relasi 1.07 2.00 13.00 4.85

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 171-184

182

melakukan komunikasi dengan yang lain.

Teknologi yang digunakan pun sama, yaitu dengan

sambungan web komputer, di mana semua orang

bisa bergabung di satu website yang sama.

Teknologi memang memiliki keuntungan bagi

orang yang menggunakannya. Contoh yang paling

nyata dalam hal informasi, masyarakat dengan

mudah dapat mengakses informasi dengan mudah

dan cepat, hal tersebut membuat dunia seakan

berada dalam genggaman mereka. Tidak hanya itu,

teknologi informasi dan komunikasi pun memiliki

andil yang sangat besar dalam hal sarana

pembelajaran dan pendidikan. Selain itu juga

kemajuan dan perkembangan teknologi di bidang

pendidikan telah membawa kita pada perubahan

dan gaya hidup pelajar yang lebih dinamis.

Dalam mengkases informasi, informasi yang

berupa Pendidikan di Sulteng sangat dominan

dibandingkan Kalsel dan Sulteng. Tingginya angka

akses informasi berupa pendidikan ini terdapat

korelasi antara jumlah responden, dimana

responden mayoritas di Sulteng adalah PNS lalu

Mahasiswa. PNS di lebih mementingkan

pendidikan, untuk diri sendiri atau untuk anak

mereka. Mengakses pendidikan juga menjadi

mayoritas di Kalsel dengan 30%, menunjukan

kesadaran akan pendidikan juga tinggi.

Sedangkan di Kalsel dan Kalteng jenis

informasi yang banyak diakses adalah hiburan.

Baik informasi berupa video, gambar, berita,

semua yang dominan adalah tentang hiburan.

Akses informasi mengenai hukum sangat

tinggi di Kalteng, berbeda dengan di Kalsel yang

sangat minim. Tingkat kesadaran hukum yang

tinggi sangat di perhatikan di Kalteng,

dibandingkan di Kalsel. Tingkat kesadaran hukum

di Kalsel.

Dalam melakukan interaksi sosial melalui

media online, sebagian masyarakat menggunakan

Media sosial yang didefinisikan sebagai sebuah

media online di mana para penggunanya bisa

dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan

menciptakan isi meliputi blog, social network

(jejaring sosial), wiki, forum, dan dunia firtual.

Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk

media sosial yang paling umum digunakan oleh

masyarakat seluruh dunia.

Interaksi sosial berkaitan dengan membangun

sebuah group komunikasi yang saling

memudahkan untuk berkomunikasi. Dari total

responden, 46,62% pernah atau masih bergabung

dengan komunitas Online, hasil presentasi

menunjukan hanya sedikit perbandingan dengan

tidak pernah bergabung dengan sebuah komunitas

Online.

Komunitas Online menjadi sarana penting

terhadap interaksi sosial, Kalteng yang terbukti

mengakses pendidikan yang kurang, lebih suka

mendapatkan informasi melalui komunitas Online.

Interaksi komunikasi melalui media Online adalah

komunikasi langsung dari personal yang

bersangkutan, dan masyarakat Kalteng lebih

menyukai mendapatkan sumber informasi dari

personal, yang diinformasikan melalui media yang

dapat dibaca dan diakses oleh orang tertentu saja.

Ini menguatkan teori komunikasi personal yang

tidak ada noise dalam penyampaian informasinya

(Baran, 2010).

Sementara jejaring sosial merupakan situs di

mana setiap orang bisa membuat web page pribadi,

Pemanfaatan Media Online Terhadap Interaksi... Firda Abraham

183

kemudian terhubung dengan teman-teman untuk

berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring

sosial yang terbesar antara lain Facebook,

MySpace, dan Twitter. (Roni Tabroni, 2012, hal.

160).

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Masyarakat pengguna media sosial pada

umumnya adalah orang yang berusia produktif,

yakni usia 15 – 30 tahun, mayoritas penggunanya

adalah kalangan Pelajar, Mahasiswa, PNS dan

pekerja pada perusahaan swasta. Usia produktif

lebih terbuka untuk mengikuti perkembangan

teknologi, walaupun ada biaya untuk mengadopsi

teknologi tersebut, tetapi ini tidak menjadi

halangan para responden untuk terus mengikuti

perkembangan teknologi tersebut.

Melalui hasil penelitian para pengguna lebih

banyak menggunakan perangkat yang mudah

dibawa seperti Hp dibandingkan dengan tablet PC

yang ukurannya relative lebih besar. PC pun

penjadi pilihan untuk mengakses berita oleh para

pekerja seperti PNS dan pegawai swasta.

Jejaring sosial lebih banyak dimanfaatkan

oleh para responden tersebut karena jejaring sosial

tidak terbatas dan tidak mengenal batasan waktu

untuk penggunaannya. Mahasiswa memanfaatkan

jejaring sosial untuk mendapatkan informasi

terkini tentang perkuliahan mereka, dan melakukan

interaksi sosial didalamnya dalam bentuk group

yang mereka ikuti, seperti group mata perkuliahan,

group jurusan, atau khusus mahasiswa.

Sementara untuk PNS sendiri kebanyakan

mereka menggunakan group yang terdapat pada

chat untuk berkomunikasi karena mudahnya akses

chat, dan karena intensitas pertemuan yang setiap

hari, memanfaatkan aplikasi chat untuk

berkomunikasi adalah pilihan terbaik untuk

mendapatkan informasi.

Selain itu penemuan penelitian ini juga

menunjukan temuan yang serupa dengan penelitian

sebelumnya yang mengatakan bahwa para

pengguna media online bisa menambah relasi

melalui jejaring sosial atau media online yang

lainnya. (Juditha, 2011)

B. Saran

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa para

pengguna sering melakukan interaksi di media

online, baik melalui chatting maupun jejaring

sosial, untuk itu saran yang dapat diambil

diataranya adalah, penggunaan media online agar

lebih dimaksimalkan untuk pendidikan dan

pekerjaan, seperti memberikan informasi atau

pemberitahuan, karena sifatnya media online yang

sangat cepat untuk diakses.

Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk

penelitian ini, yaitu mengetahui lebih spesifik

apakah jejaring sosial, atau media online lainnya

digunakan dalam urusan perkantoran, jual beli,

atau lainnya untuk memperkaya hasil penelitian

tentang pemanfaatan media online.

DAFTAR PUSTAKA

Agusli, Rachmat. 2009. Panduan Lengkap

Mengoptimal Yahoo. Jakarta: Media Kita.

Antonius. 2004. Petunjuk Praktis Menyusun Karya

ilmiah. Bandung: Yrama Widya.

Baran, Stanley J. dan Davis Dennis K. 2010. Mass

Communication Theory: Foundations,

Ferment, Ana Future, 5th Edition. Cengage

Learning: Singapore.

Cathlia, Shara Sabrina. “Manfaat dan Pengertian

Media Sosial”.

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 18 No.2 Oktober 2014: 171-184

184

http://komunikasi.us/indik/.php/mata-

kuliah/kmn/12, diakses tanggal 20/12/2013.

Davit, Muhammad. “Dampak Perkembangan

Teknologi Terhadap Komunikasi”.

http://muhammadavit.blogspot.com/2013/04/

dampak-perkembangan-teknologi, diakses

tanggal 20/12/2013.

Faisal, Sanapiah. 1989. Penelitian Sederhana.

Malang: Yayasan Asi Asuh.

Fatanti, Megasari. N. 2014. Twitter dan Masa

Depan Politik Indonesia: Analisis

Perkembangan Komunikasi Politik Lokasl

Melalui Internet. Jurnal IPTEK-KOM, Vol.

16. No.1 Juni 2014, Hal. 17-28. BPPKI

Yogyakarta.

Hidayat, Dedy N. 2008. Dikotomi Kualitatif –

Kuantitatif dan Varian Paradigmatik dalam

penelitian Kualitatif. Jurnal Ilmiah

SCRIPTURA, Vol. 2 No.2 Juli 2008 Hal 81-94

http://download.portalgaruda.org/article.php

?article=4150&val=358

Marzuki. 1983. Metodologi Riset. Yogyakarta:

Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia

Ollie. 2009. Trik Membuat Tampilan Blog Lebih

Menarik. Jakarta: Media Kita.

Pardosi, Mico. 2004. Bimbingan Belajar Internet.

Surabaya: Indah.

Purwanto, Ngalim Moh. 2002. Prinsip-prinsip dan

Teknik Evaluasi Pembelajaran. Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Razak, Abdul., dan Hamdani. 2011. Motif

Pengguna Internet Melakukan Interaksi

Sosial. (Kasus di Kalimamantan Selatan).

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi

Pembangungan. Vol.14, No.3, Februari 2011.

BPPKI Banjarmasin. Hal. 235-247

Sugiono. 2007. Statistika Untuk Penelitian

Alfabeta: Bandung

Sebastian Rainsch, Dynamic Strategic

Analysis: Demystifying Simple Success

Strategies (Wiesbaden: Deutscher

Universitasts-Verlag, 2004) p.167.

Tabroni, Roni. 2013. Komunikasi Politik Pada Era

Multimedia. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media

Yusuf, Iwan Awaluddin. “Mendiskusikan Dampak

Media dan Teknologi”.

http://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/

05/mendiskusikan-dampak-media-dan-

teknologi/, diakses tanggal 20/12/2013.

Zainal, Ali. 2009. Add Men On Facebook. Jakarta:

Gagas Media

Zaki. 2013. Media Sosial “Memiliki Dampak

Positif dan Neegatif, Waspadai”. [Berita

Online] Media Center Riau. Tersedia di:

http://mediacenter.riau.go.id/read/1211/media

-sosial-memiliki--dampak-positif-dan-

negati.html Tanggal akses 14 April 2014