pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran … · 2019. 8. 13. · sejarah peminatan...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH PEMINATAN BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL
PADA SISWA KELAS X IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN
SKRIPSI
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Maria Desta Ernia Sari
NIM: 151314014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini saya
persembahkan kepada kedua orang tua saya (Tarsisius Purwanto dan Stefani Sri
Rejeki), kedua adik saya (Albertus Bondan Dwi Saputra dan Markus Edi Tri
Wibowo), keluarga saya, pacar saya, dan sahabat-sahabat saya yang senantiasa
mendoakan dan mendukung saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Percayalah, semua yang berawal dari niat baik akan menghasilkan sesuatu yang
baik pula meskipun perlu waktu untuk mendapatkannya.
(Maria Desta Ernia Sari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya dan secara sadar bahwa skripsi
yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali
yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya
karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Juli 2019
Penulis,
Maria Desta Ernia Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Desta Ernia Sari
NIM : 151314014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH PEMINATAN BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL
PADA SISWA KELAS X IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN”
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal: 26 Juli 2019
Yang menyatakan,
Maria Desta Ernia Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH PEMINATAN BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL
PADA SISWA KELAS X IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN
Maria Desta Ernia Sari
151314014
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang: (1) persiapan
pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) hasil belajar sejarah peminatan
siswa berbasis budaya literasi digital dengan memanfaatkan media audio visual.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik analisis dokumen dan dokumentasi, observasi, kuesioner, dan
wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2 SMA
Negeri 1 Kasihan yang berjumlah 29 siswa. Informan dalam penelitian ini terdiri
dari 6 siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis data Miles dan Huberman yang terdiri
atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) persiapan pembelajaran terdiri
dari penyusunan RPP beserta lampiran penilaian, (2) pelaksanaan pembelajaran
telah berjalan sesuai dengan RPP, (3) hasil belajar siswa pada aspek kognitif
menunjukkan 87% siswa tuntas dengan rata-rata 84,37, hasil afektif terdiri dari
sikap toleransi dengan kategori “Sangat Baik” sebanyak 65% dan tanggung jawab
dengan kategori “Baik” sebanyak 48%, serta hasil psikomotorik menunjukkan
siswa mampu mengerjakan resume sejarah dengan rata-rata nilai 83,10.
Kata kunci: Media Audio Visual, Pembelajaran Sejarah Peminatan, Budaya
Literasi Digital
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
UTILIZATION OF AUDIO VISUAL MEDIA FOR SOCIAL HISTORICAL
LEARNING BASED ON DIGITAL LITERACY CULTURE IN STUDENT
CLASS X SOCIAL 2 SMA N 1 KASIHAN
Maria Desta Ernia Sari
151314014
This research aims to describes about: (1) learning preparation, (2) learning
implementation, (3) student’s result of social historical learning based on digital
literacy culture by utilizing audio visual media.
This research used qualitative method. Data collection is done through
analyzing document and documentation, observation, questionnaire, and interview.
Total respondent for this research were 29 students class X Social 2 SMA N 1
Kasihan. Total informant for this research were 6 students selected by using
purposive sampling technique. As data analyzing, this research used Miles and
Huberman model that consist of data collection, data reduction, data presentation,
and conclusion.
The result of this research indicates that: (1) the learning preparation
includes preparing the RPP along with assessment instruments, (2) learning
implementation is done well based on the RPP, (3) student learning outcomes on
the cognitive aspect shows that 87% students reach KKM with average 84,37,
65% students achieve the affective aspects of tolerance with “Very Good”
criterion and 48% students achieve responsibility with “Good” criterion. For
psychomotoric aspect, all students are able to do resume well with average score
of 83,10.
Key words: Audio Visual Media, Social Historical Learning, Digital Literacy
Culture
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan berkat yang Ia limpahkan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah
Peminatan Berbasis Budaya Literasi Digital Pada Siswa Kelas X IPS 2 SMA
Negeri 1 Kasihan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat dilepaskan dari
bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta sekaligus berperan sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa
memberikan motivasi, bimbingan, serta arahan kepada penulis selama
menyusun skripsi ini.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik
Mahasiswa Angkatan 2015 sekaligus berperan sebagai Dosen Pembimbing I
yang selalu sabar dalam membimbing, mengarahkan, dan memberikan
motivasi kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan
ilmu kepada penulis selama 4 tahun menjalankan studi di Program Studi
Pendidikan Sejarah.
6. Pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu berusaha
mencukupi kebutuhan penulis khususnya dalam hal administrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Kasihan beserta jajarannya yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian
sekaligus mencukupi kebutuhan data yang dibutuhkan penulis dalam
penyusunan skripsi.
8. Ibu Hj. Tri Lestari, M.Pd. selaku guru sejarah Peminatan kelas X IPS 2
beserta siswa kelas X IPS 2 yang selalu memberikan motivasi bagi penulis
sekaligus bersedia menjadi responden dan informan dalam penelitian ini.
9. Kedua orang tua beserta kedua adik penulis yang senantiasa mendoakan,
mendukung, dan memberikan semangat di setiap keputusan yang penulis
ambil.
10. Seseorang yang spesial dalam hidup penulis yang selalu bersedia menjadi
tempat berbagi ketika penulis menghadapi kesulitan dalam proses
mengerjakan skripsi.
11. Sahabat-sahabat penulis di Tangerang yang selalu mendoakan penulis agar
bisa secepatnya menyelesaikan studi dan berharap penulis bisa secepatnya
pulang dari perantauan.
12. Sahabat-sahabat penulis di Yogyakarta yang selalu menemani penulis serta
memberikan semangat kepada penulis selama 4 tahun belakangan ini.
13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma yang selalu siap untuk berdinamika bersama
penulis selama 4 tahun ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 26 Juli 2019
Penulis
Maria Desta Ernia Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................. vii
ABSTRAK ............................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 9
A. Kajian Teori ................................................................................... 9
1. Media Pembelajaran .................................................................. 9
2. Media Audio Visual .................................................................. 15
3. Literasi ...................................................................................... 16
4. Budaya Literasi Digital .............................................................. 22
5. Pembelajaran Sejarah ................................................................ 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 30
C. Kerangka Pikir ............................................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 34
A. Metode Penelitian .......................................................................... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 35
C. Sumber Data .................................................................................. 36
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 36
E. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 38
F. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 41
G. Validitas Data ................................................................................ 42
1. Ketekunan Pengamatan ............................................................. 43
2. Triangulasi ................................................................................ 43
3. Pengecekan Sejawat .................................................................. 45
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 45
I. Sistematika Penulisan .................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 48
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 48
B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 52
C. Pembahasan ................................................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 80
A. Kesimpulan .................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 83
LAMPIRAN .......................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................... 35
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ................................................... 40
Tabel 3. Kisi-kisi Wawancara Siswa ....................................................... 41
Tabel 4. Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Kualitatif
Moleong .................................................................................... 42
Tabel 5. Hasil Belajar Kognitif ................................................................ 58
Tabel 6. Persentase Ketuntasan Siswa ..................................................... 59
Tabel 7. Hasil Belajar Afektif ................................................................. 62
Tabel 8. Persentase Hasil Belajar Afektif ................................................ 62
Tabel 9. Hasil Belajar Psikomotorik ........................................................ 65
Tabel 10. Persentase Hasil Belajar Psikomotorik ..................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ........................................ 14
Gambar II. Kerangka Pikir ................................................................... 33
Gambar III. Komponen Analisis Data Model Miles & Huberman .......... 46
Gambar IV. Diagram Ketuntasan Siswa ................................................. 59
Gambar V. Diagram Hasil Belajar Afektif Toleransi ............................. 63
Gambar VI. Diagram Hasil Belajar Afektif Tanggung Jawab ................. 63
Gambar VII. Diagram Hasil Belajar Psikomotorik ................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ................................................................................ 88
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................... 106
Lampiran 3. Daftar Nilai Kognitif Kelas X IPS 2 .................................... 114
Lampiran 4. Daftar Nilai Afektif Kelas X IPS 2 ...................................... 115
Lampiran 5. Daftar Nilai Psikomotorik Kelas X IPS 2 ............................ 116
Lampiran 6. Hasil Psikomotorik Siswa .................................................... 117
Lampiran 7. Catatan Lapangan 1 ............................................................. 120
Lampiran 8. Catatan Lapangan 2 ............................................................. 122
Lampiran 9. Kisi-kisi Kuesioner .............................................................. 127
Lampiran 10. Lembar Kuesioner ............................................................. 128
Lampiran 11. Daftar Skor Kuesioner ....................................................... 131
Lampiran 12. Kisi-kisi Wawancara Siswa ............................................... 136
Lampiran 13. Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa ................................ 137
Lampiran 14. Daftar Narasumber ............................................................ 138
Lampiran 15. Catatan Lapangan 3 ........................................................... 139
Lampiran 16. Catatan Lapangan 4 ........................................................... 141
Lampiran 17. Catatan Lapangan 5 ........................................................... 143
Lampiran 18. Catatan Lapangan 6 ........................................................... 145
Lampiran 19. Catatan Lapangan 7 ........................................................... 147
Lampiran 20. Catatan Lapangan 8 ........................................................... 149
Lampiran 21. Catatan Lapangan 9 ........................................................... 151
Lampiran 22. Foto Dokumentasi ............................................................. 153
Lampiran 23. Surat Izin Penelitian .......................................................... 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam hidup manusia. Pendidikan
sudah mulai diterapkan di dalam hidup manusia sejak manusia tersebut masih
sangat kecil dan akan terus berlangsung hingga akhir hayatnya. Menurut Basri,
pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin),
baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain agar anak didik memiliki
kemampuan berpikir, berbicara, dan bertindak serta percaya diri dengan penuh
rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari.1 Sejalan
dengan pernyataan Basri, M.J. Langeveld menyatakan bahwa pendidikan atau
mendidik adalah upaya orang dewasa yang dilakukan secara sengaja untuk
membantu anak atau orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan.2
Maka dapat disimpulkan bahwa manusia yang telah menerima pendidikan
seharusnya dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa dibanding manusia
lainnya yang belum menerima pendidikan.
Keinginan untuk menjadikan setiap manusia menjadi pribadi yang
dewasa ini juga berlangsung di Indonesia. Pendidikan di Indonesia telah
berlangsung sejak zaman dahulu. Pendidikan ini semakin berkembang saat
Belanda masuk ke Indonesia dengan membawa sekaligus menerapkan sistem
1 Tatang S., Ilmu Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012, hlm. 14 2Ibid., hlm. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pendidikan negara Belanda di Indonesia. Begitu pula ketika Jepang menduduki
Indonesia dan menerapkan sistem pendidikan negaranya di Indonesia. Hingga
akhirnya pasca kemerdekaan, Indonesia mulai mengatur sistem pendidikannya
secara mandiri.
Pendidikan di Indonesia menjadi hal yang penting dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bahkan kepentingan ini pun
dicantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV
mengenai tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Sejak tahun 2003, penyelenggaraan pendidikan di Indonesia mengacu
pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang
menyatakan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.3 Oleh sebab itu, di Indonesia sendiri terdapat
tiga jalur pendidikan yang dapat ditempuh yaitu pendidikan formal, informal,
maupun non-formal.
Pendidikan formal berlangsung di sekolah sebagai tahap lanjutan yang
harus ditempuh manusia setelah mendapatkan pendidikan di lingkup keluarga.4
Sekolah menjadi tempat untuk seseorang tumbuh dan berkembang sehingga
diharapkan sekolah memiliki kemampuan untuk memenuhi dua syarat utama,
yaitu adanya sarana-prasarana yang menunjang keberlangsungan proses
pembelajaran serta adanya tenaga pendidik profesional yang dapat memberikan
pembelajaran secara menarik sekaligus bermutu.
3Moh. Suardi, Pengantar Pendidikan: Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT. Indeks, 2012, hlm. 3 4Ibid., hlm. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Berdasarkan data statistik The United Nations Educational, Scientific,
and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2017, “dari total 61 negara,
Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah”. 5 Alasan
utama yang menyebabkan rendahnya minat baca siswa terutama di era digital
seperti sekarang ini yaitu adanya penggunaan gadget yang berlebihan sehingga
siswa enggan untuk membaca buku-buku konvensional termasuk buku
pelajaran. Guna meningkatkan minat baca siswa di sekolah terutama minat
untuk membaca buku-buku pelajaran maka dalam Kurikulum 2013 dicetuskan
program Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Literasi tidak hanya sekedar
membaca dan menulis tetapi mencakup keterampilan berpikir dalam
menggunakan segala sumber belajar yang dapat memberikan pengetahuan bagi
siswa. Semakin beragamnya sumber bacaan yang ada mengharuskan siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya guna mengkritisi bacaan
dari berbagai sudut pandang. Literasi ini disebut juga dengan literasi kritis.6
Sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya di Jawa saat ini sudah banyak
yang menerapkan GLS. GLS sendiri memiliki tiga tahapan, yaitu tahap
pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran.7 Salah satu contoh
kegiatan dalam tahap pembiasaan ini adalah dengan memberikan waktu 15
menit sebelum jam pelajaran pertama untuk membaca buku-buku bacaan selain
buku pelajaran guna memperluas pandangan siswa. Selain itu, di pembelajaran
5 Nurul Iswari, “Ini Penyebab Rendahnya Minat Baca di Indonesia”,
https://m.kumparan.com/nurul-iswari/ini-penyebab-rendahnya-minat-baca-di-indonesia-
1504967041086, diakses tanggal 28 Februari 2019 pukul 14:19 WIB 6Endah Tri Priyatni dan Nurhadi, Membaca Kritis dan Literasi Kritis, Tangerang: Tira Smart,
2017, hlm. 162 7 Dirjendikdasmen, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
saat ini pun guru dituntut untuk mengikutsertakan kegiatan literasi dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuatnya. Hal tersebut juga
menjadi salah satu contoh kegiatan untuk mengembangkan dan menerapkan
literasi dalam pembelajaran di kelas.
Sejak berlakunya Kurikulum 2013 dan juga Kurikulum 2013 Revisi,
pelajaran sejarah banyak mengalami perubahan. Salah satu perubahan yang
paling signifikan adalah adanya dua jenis pelajaran sejarah yaitu Sejarah
Indonesia dan Sejarah Peminatan. Sejarah Indonesia sendiri merupakan
pelajaran sejarah yang diwajibkan atau harus diikuti oleh semua jenjang dan
peminatan di Sekolah Menengah Atas baik itu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
maupun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sejarah Indonesia ini diberikan alokasi
waktu 2 jam pelajaran selama seminggu. Sedangkan, Sejarah Peminatan
merupakan pelajaran sejarah yang diberikan hanya kepada siswa peminatan
IPS serta beralokasi waktu 3 jam pelajaran selama seminggu untuk jenjang
kelas X dan 4 jam pelajaran selama seminggu untuk jenjang kelas XI maupun
XII.
Semakin banyaknya waktu yang diberikan kepada siswa terutama siswa
peminatan IPS, membuat kesempatan membiasakan budaya literasi kepada
siswa semakin besar. Literasi yang diterapkan pada pelajaran sejarah tidak
hanya bisa diberikan melalui sumber buku maupun Lembar Kerja Siswa tetapi
dapat melalui media-media pembelajaran lainnya, seperti media audio visual.
Hal ini dikarenakan di zaman sekarang teknologi sudah semakin canggih dan
hampir di semua sekolah baik itu negeri maupun swasta memiliki sarana-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
prasarana yang cukup mendukung untuk menerapkan pemanfaatan media audio
visual. Adanya pemanfaatan media audio visual ini dapat menjadi sarana bagi
siswa untuk memahami materi pembelajaran secara lebih mendalam.
Salah satu jenis media audio visual yang dapat dengan mudah diterapkan
di dalam pembelajaran sejarah adalah video. Sangat mudah untuk menemukan
video-video berisi sejarah pada saat ini. Dengan menggunakan video sebagai
media pembelajaran, siswa mudah untuk membayangkan kondisi nyata yang
ada pada masa lampau dengan berdasar pada video sejarah yang ditontonnya.
Video sejarah yang menggunakan tulisan terjemahan di dalamnya juga
mempermudah siswa untuk fokus menonton sekaligus memungkinkan siswa
untuk mencatat hal-hal yang penting dari video tersebut. Salah satu sekolah di
Yogyakarta yang sering menggunakan video sejarah dalam proses
pembelajaran sejarah adalah SMA Negeri 1 Kasihan.
Berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan Program Pengalaman
Lapangan di SMA Negeri 1 Kasihan dan diperkuat dengan kegiatan wawancara
awal yang dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran Sejarah, SMA Negeri
1 Kasihan telah menerapkan kegiatan literasi setiap harinya, mengikutsertakan
literasi dalam setiap pembelajarannya, memaksimalkan pemanfaatan media
audio visual khususnya video, dan menggunakan Lembar Kerja Siswa untuk
mendukung gerakan literasi di sekolah. Akan tetapi, sejauh mana aktivitas-
aktivitas tersebut berkontribusi dalam kegiatan budaya literasi digital di
sekolah ini belum diketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berdasarkan latar belakang inilah peneliti ingin mengkaji lebih dalam
pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran sejarah yang berbasis
budaya literasi digital siswa di SMA Negeri 1 Kasihan khususnya di kelas X
IPS 2. Maka, judul penelitian ini adalah “Pemanfaatan Media Audio Visual
dalam Pembelajaran Sejarah Peminatan Berbasis Budaya Literasi Digital Pada
Siswa Kelas X IPS 2 di SMA Negeri 1 Kasihan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana persiapan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya
literasi digital dengan memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas X
IPS 2 di SMA Negeri 1 Kasihan?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya
literasi digital dengan memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas X
IPS 2 di SMA Negeri 1 Kasihan?
3. Bagaimana hasil belajar sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas X IPS 2 di SMA
Negeri 1 Kasihan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah
untuk mendeskripsikan tentang:
1. Persiapan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas X IPS 2 di SMA
Negeri 1 Kasihan.
2. Pelaksanaan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas X IPS 2 di SMA
Negeri 1 Kasihan.
3. Hasil belajar sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital dengan
memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas X IPS 2 di SMA Negeri
1 Kasihan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Program Studi Pendidikan Sejarah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi
Program Studi Pendidikan Sejarah untuk mendorong pengembangan dan
penelitian ilmu pengetahuan khususnya mengenai pemanfaatan media audio
visual dan budaya literasi digital.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah
khususnya SMA Negeri 1 Kasihan untuk meningkatkan kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pembelajaran sejarah di sekolah terutama dalam usaha penerapan Gerakan
Literasi Sekolah.
3. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi
guru untuk semakin meningkatkan pemanfaatan media audio visual yang
berbasis budaya literasi digital siswa khususnya pada saat pembelajaran
sejarah.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
peneliti dalam mengelola pembelajaran sejarah yang menarik dengan
memanfaatkan media audio visual yang berbasis budaya literasi digital
siswa. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan
dampak positif bagi peneliti dalam mengembangkan karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harafiah, kata “media” berasal dari bahasa Latin “medium”, yang
berarti perantara.8 Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata “media”, berarti
alat atau sarana.9 Association of Education and Communication Technology
(AECT) menyatakan bahwa media merupakan segala bentuk alat yang
digunakan untuk proses penyaluran informasi.10 Senada dengan AECT, Blake
dan Horalsen pun mengemukakan bahwa media merupakan saluran
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber
(pemberi informasi) dengan penerima informasi. 11 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa media merupakan perantara untuk menyampaikan
informasi antara seseorang dengan orang lain.
Media dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari segala
bentuk aspek kehidupan baik itu aspek politik, sosial, agama, ekonomi,
pendidikan, dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan sendiri, media dapat
digunakan saat proses pembelajaran sehari-hari di sekolah.
8 Benny A. Pribadi, Media dan Teknologi dalam Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2017, hlm. 15 9 https://kbbi.web.id/media, diakses tanggal 1 Maret 2019 pukul 14:06 WIB 10Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2012, hlm. 57 11John D. Latuheru, Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, hlm. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Oleh sebab itu, banyak yang mengenal media dalam dunia pendidikan ini
sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran harus memuat informasi
atau pesan yang tujuannya mendidik dan dapat menjadi bahan belajar bagi
siapapun yang menerima informasi. Hal tersebut juga dikatakan oleh Heinich
dan kawan-kawan bahwa media pembelajaran atau instructional media,
merupakan segala sesuatu yang didalamnya memuat informasi dan
pengetahuan yang dapat digunakan untuk melakukan proses belajar.12
Menurut Gerlach, secara umum media pembelajaran itu meliputi orang,
bahan, peralatan, maupun kegiatan yang dapat menciptakan kondisi bagi siswa
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik. 13
Jadi, media pembelajaran tidak hanya terbatas pada alat-alat seperti TV, radio,
buku, tetapi informasi mengenai pembelajaran juga bisa didapatkan dari
sesama manusia maupun kegiatan-kegiatan seperti seminar, diskusi,
karyawisata, dan sebagainya. Segala bentuk media pembelajaran tersebut
kemudian dikondisikan sebaik mungkin agar pengetahuan atau wawasan siswa
bertambah, keterampilan siswa meningkat, dan siswa dapat mengubah
sikapnya menjadi lebih baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sarana yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi guna menambah pengetahuan siswa, meningkatkan
keterampilan siswa, sekaligus mengubah sikap siswa. Media pembelajaran ini
12Benny A. Pribadi, op.cit., hlm. 15 13Wina Sanjaya, op.cit., hlm. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dipakai agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan penyampaian
informasi dapat disebarkan secara efektif.
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru tentu saja harus
disesuaikan. Tidak semua media dapat dipakai sebagai media pembelajaran.
Terdapat ciri-ciri yang mampu menilai apakah media tersebut sesuai untuk
dikatakan sebagai media pembelajaran atau bukan.
Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad mengemukakan tiga ciri-ciri media
pembelajaran, yakni ciri fiksatif, manipulatif, dan distributif. 14 Ciri fiksatif
merupakan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, dan
merekonstruksi peristiwa sehingga dapat ditampilkan kapan saja. Ciri
manipulatif merupakan kemampuan media untuk memanipulasi peristiwa atau
objek, misalnya rekaman yang panjang dimanipulasi atau diedit menjadi
rekaman yang pendek. Sedangkan ciri distributif merupakan kemampuan
media untuk menyebarkan suatu peristiwa kepada orang banyak tanpa terikat
pada ruang maupun waktu.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat dikatakan bahwa ciri utama dari
media pembelajaran adalah efisiensi waktu. Media pembelajaran tersebut
ditransformasikan sebaik mungkin agar dapat sesuai dengan materi
pembelajaran. Semakin baik sebuah media pembelajaran maka kegiatan
transfer ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
14Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press, 2014, hlm. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang berguna
bagi proses belajar-mengajar di sekolah. Dick dan Carey dalam Arief S.
Sadiman mengemukakan empat faktor atau prinsip yang harus diperhatikan
dalam pemilihan media pembelajaran, yakni 1) ketersediaan sumber daya yang
dapat menentukan apakah seorang guru harus membeli sebuah media
pembelajaran atau dapat membuatnya sendiri, 2) faktor dana, tenaga, dan
fasilitas, 3) kepraktisan dan ketahanan media, serta 4) efektivitas biaya dalam
jangka waktu yang panjang.15
d. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya, terdapat lima fungsi dari penggunaan media
pembelajaran di sekolah, yakni 1) fungsi komunikatif untuk mempermudah
komunikasi antara penyampai pesan dengan penerima pesan, 2) fungsi
motivasi untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran
sehingga siswa dapat memiliki keinginan untuk belajar lebih jauh, 3) fungsi
kebermaknaan untuk meningkatkan aspek kognitif, sikap, maupun
psikomotorik siswa, 4) fungsi penyamaan persepsi untuk menyamakan
pandangan siswa terhadap informasi yang diberikan, serta 5) fungsi
individualitas untuk mencukupi kebutuhan masing-masing siswa yang
memiliki perbedaan dalam hal minat dan gaya belajar.16
15Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,
Jakarta: Rajawali Pers, 2009, hlm. 86 16Wina Sanjaya, op.cit., hlm. 73-75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Klasifikasi Media Pembelajaran
Dilihat dari sifatnya, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kategori yakni media auditif, visual, dan audio visual. 17 Media auditif
hanya mengandung unsur suara (radio dan rekaman suara), media visual hanya
dapat dilihat namun tidak dapat didengar (foto atau lukisan), dan media audio
visual yang memiliki unsur suara serta unsur gambar yang dapat dilihat (video
maupun film).
Klasifikasi media pembelajaran ini dipaparkan lebih dalam lagi oleh
Edgar Dale melalui Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) yang
menunjukkan bahwa pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh melalui
indera penglihatan (mata), 13% melalui indera pendengaran (telinga), dan
sisanya diperoleh melalui indera-indera lain. 18 Jadi dapat dikatakan bahwa
seseorang mendapatkan pembelajaran melalui pengalaman langsung terlebih
dahulu yang bentuknya konkret baru kemudian seseorang tersebut menuju
tingkat yang lebih abstrak lagi. Di bawah ini merupakan gambar kerucut
pengalaman Edgar Dale:19
17Ibid., hlm. 118 18John D. Latuheru, op.cit., hlm.16 19https://terandik.blogspot.com/2016/12/edgar-dale-perumus-cone-of-experience.html?m=1
diakses tanggal 1 Maret 2019 pukul 17:40 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Berdasarkan kerucut pengalaman di atas, dapat dijelaskan bahwa
seseorang mendapatkan pengalamannya melalui tiga tahapan pengalaman
yakni pengalaman melalui aktivitas langsung (enactive), dengan perantara alat
(iconic), maupun melalui simbol (simbolic). Pengalaman melalui aktivitas
langsung terdiri dari pengalaman langsung, pengalaman tiruan, pengalaman
dramatisasi, demonstrasi, karya wisata, dan pameran. Pengalaman yang
didapatkan dengan perantara alat terdiri dari televisi, film, radio, maupun
gambar diam. Sedangkan pengalaman melalui simbol terdiri dari simbol visual
(grafik atau bagan) maupun simbol verbal (bahasa lisan atau tertulis).20
20Wina Sanjaya, op.cit., hlm. 65-68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Media Audio Visual
a. Pengertian Media Audio Visual
Media audio visual merupakan penggabungan antara dua media yaitu
media audio dan media visual sehingga dapat terjadi komunikasi dua arah
antara guru dan siswa saat proses belajar-mengajar.21 Oleh sebab itu, kedua
media tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Pada abad
ke-21 ini, media audio visual sangat sering digunakan dalam pembelajaran.
Media ini mampu membuat siswa fokus sehingga materi yang sedang diajarkan
dapat dengan mudah untuk diserap dan diingat.
b. Jenis-jenis Media Audio Visual
Dalam kehidupan sehari-hari ada tiga jenis media audio visual yang
sering kita jumpai, yaitu:
1) Televisi
Televisi merupakan salah satu contoh media audio visual. Siswa dapat
mendapatkan pengetahuan dengan menonton televisi. Akan tetapi, tayangan
yang diamati oleh siswa harus memiliki nilai-nilai kependidikan
kemampuan kognitif atau pengetahuan siswa dapat meningkat.
2) Video
Video juga merupakan salah satu contoh media audio visual yang
mudah untuk ditemukan sehari-hari. Video dari belahan dunia mana pun
dapat dengan mudah diakses dan dipelajari. Media video mampu
mengkomunikasikan pesan secara lengkap.
21Andre Rinanto, Peranan Media Audio Visual dalam Pendidikan, Jakarta: Yayasan Kanisius,
1982, hlm. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3) Film
Film merupakan contoh media audio visual yang dapat dengan mudah
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari selain televisi dan video. Menurut
Margija Mangunhardjana, film bisa memperkaya pengalaman hidup
sekaligus mampu menutup segi-segi kehidupan secara lebih mendalam.22 Di
dalam sebuah film dapat terkandung berbagai macam nilai-nilai kehidupan
baik itu nilai-nilai positif maupun nilai-nilai yang mengandung unsur negatif.
Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritisnya agar dapat memaknai film dengan benar sehingga nilai
positif yang terdapat dalam film mampu diterapkan di kehidupan sehari-hari.
3. Literasi
a. Pengertian Literasi
Literasi secara sempit diartikan sebagai kemampuan membaca dan
menulis (melek aksara). 23 Literasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan
individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.24
Menurut Puskur, literasi merupakan kemampuan seseorang menyelesaikan
masalah dengan menggunakan teks sebagai alat utamanya. 25 Jadi dapat
disimpulkan bahwa literasi merupakan usaha seseorang untuk menyelesaikan
permasalahan hidup dengan cara mengolah informasi dan pengetahuannya
lewat kemampuannya dalam membaca dan menulis.
22John D. Latuheru, op.cit., hlm. 90 23Hendra Kurniawan, “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”, 2018, Historia Vitae,
Vol.32, No.1, hlm. 4 24 https://googleweblight.com/i?u=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/literasi&grqid=R-
ZH1DFJ&s=1&hl=id-ID, diakses tanggal 4 Maret 2019 pukul 22:20 WIB 25Endah Tri Priyatni dan Nurhadi, op.cit., hlm. 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Di Indonesia sendiri, kemampuan literasi khususnya di sekolah mulai
digalakkan sejak tahun 2017 ketika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (Kemendikbud) Republik Indonesia mengeluarkan
program Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai implementasi dari Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti. 26 GLN merupakan usaha menyinergikan semua
potensi serta memperluas keterlibatan publik dalam pengembangan budaya
literasi. 27 Keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama guna
mencapai tujuan utama GLN yaitu menumbuhkembangkan budaya literasi.
Pencapaian tujuan tersebut dapat dimulai dengan usaha membiasakan
membaca sejak dini. GLN sendiri menjadi panduan bagi gerakan literasi pada
ranah lainnya, yaitu gerakan literasi keluarga (GLK), gerakan literasi sekolah
(GLS), dan gerakan literasi masyarakat (GLM).
b. Dimensi Literasi
Menurut Kemendikbud, literasi dibagi ke dalam 6 dimensi, yakni literasi
baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta literasi budaya dan
kewargaan.28 Literasi baca tulis berupaya meningkatkan kemampuan membaca
informasi, menganalisis, dan menuliskan hasil pemahamannya melalui tulisan.
Literasi numerasi berupaya meningkatkan kemampuan siswa untuk mengolah
data dalam bentuk angka, bagan, grafik, maupun tabel. Literasi sains berupaya
meningkatkan kesadaran siswa atas kemajuan sains dan teknologi. Literasi
26Kemendikbud, “Tentang GLN”, http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/tentang-gln/, diakses tanggal
4 Maret 2019 pukul 22:39 WIB 27 Kemendikbud, Panduan Gerakan Literasi Nasional, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017, hlm. 2 28Ibid., hlm. 6-7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
digital berupaya meningkatkan kesadaran siswa dalam menggunakan media
digital agar dapat menggunakannya secara sehat, bijak, dan cerdas. Literasi
finansial berupaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam
memahami masalah finansial dan isu-isu ekonomi. Serta literasi budaya dan
kewargaan berupaya meningkatkan pemahaman siswa agar sadar pada
identitasnya sebagai bangsa Indonesia sekaligus memahami hak dan
kewajibannya sebagai warga negara Indonesia.
c. Ranah Gerakan Literasi
Kemendikbud RI membagi ranah gerakan literasi nasional menjadi tiga
bagian. Hal ini menyesuaikan dengan lingkungan yang digunakan siswa dalam
usahanya meningkatkan pengetahuannya. Tiga ranah gerakan literasi tersebut
adalah 1) Gerakan Literasi Sekolah yang diintegrasikan dalam kegiatan
kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, 2) Gerakan Literasi Keluarga yang
dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan dan kegiatan membaca
bersama dalam keluarga, serta 3) Gerakan Literasi Masyarakat yang
dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan di ruang publik,
perluasan akses terhadap sumber belajar, dan perluasan pelibatan publik dalam
kegiatan literasi.29
d. Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah (GLS) merupakan upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai sarana meningkatkan
29 Ibid., hlm. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pembelajaran literasi.30 Gerakan literasi sekolah ini dilakukan sebagai usaha
pendalaman gerakan literasi nasional yang dikeluarkan oleh Kemendikbud.
Dilatarbelakangi oleh posisi Indonesia yang berada di urutan ke-60 sebagai
negara dengan literasi rendah dari 61 negara, akhirnya Kemendikbud
mengeluarkan peraturan GLN dan GLS guna meningkatkan kebiasaan literasi
masyarakat Indonesia, terutama para siswa yang merupakan generasi penerus
bangsa.
e. Ruang Lingkup Gerakan Literasi Sekolah
Agar pelaksanaan GLS dapat berjalan dengan baik, Kemendikbud
membagi ruang lingkup GLS menjadi tiga bagian, yaitu:31
1) Lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas dan sarana prasarana
literasi).
2) Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga
sekolah dalam melaksanakan kegiatan literasi di sekolah, khususnya di
SMA).
3) Lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa
dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah).
f. Komponen Gerakan Literasi Sekolah
Ferguson menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri atas 5
komponen, yaitu literasi dasar, perpustakaan, media, teknologi, dan literasi
visual. 32 Literasi dasar merupakan kemampuan mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, berhitung, mengumpulkan informasi, dan mengambil
30Dirjendikdasmen, op.cit., hlm. 2 31Ibid.,hlm. 3 32Ibid., hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kesimpulan pribadi. Literasi perpustakaan merupakan usaha memberikan
pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan non-fiksi serta memahami
penggunaan katalog dan pengindeksan. Literasi media merupakan kemampuan
untuk mengetahui berbagai bentuk media serta memahami tujuan
penggunaannya. Literasi teknologi adalah kemampuan untuk memahami
teknologi, mengetahui etika dalam menggunakan teknologi, serta mengelola
informasi yang didapatkan. Literasi visual yaitu kemampuan memahami lebih
lanjut literasi media dan literasi teknologi agar dapat memanfaatkan materi
visual dan audio visual secara lebih kritis dan bijak.
g. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah atau GLS ini memiliki tujuan umum dan tujuan
khusus sebagai berikut:33
1) Tujuan umum, yakni menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam
Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
2) Tujuan khusus, terdiri dari:
a) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Dengan adanya tujuan umum dan tujuan khusus di atas, diharapkan agar
kebijakan GLS yang dikeluarkan Kemendikbud ini mampu membuahkan hasil
yang positif guna meningkatkan kebiasaan literasi siswa yang pada masa
sekarang lebih tertarik menggunakan gadget dibanding membaca buku
pelajaran.
33Ibid., hlm. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
h. Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Pelaksanaan GLS di sekolah dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap
pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. 34 Tahap
pembiasaan ini dilakukan dengan menumbuhkan iklim literasi sekolah yang
baik. 35 Salah satu caranya yakni membaca buku non pelajaran dalam hati
selama 15 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Tujuan tahap
pembiasaan ini yaitu meningkatkan kebiasaan membaca di luar jam pelajaran
serta meningkatkan kemampuan memahami bacaan. Selain membaca 15 menit
sebelum jam pelajaran pertama, tahap pembiasaan juga bisa dilakukan dengan
membuat sudut baca di ruang kelas sebagai tempat koleksi bahan bacaan dan
membuat poster-poster yang meningkatkan motivasi baca. Selain kegiatan di
dalam kelas, tahap pembiasaan literasi juga dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perpustakaan. Perpustakaan yang memiliki peran utama sebagai
“gudang” buku di sekolah dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa
terutama ketika siswa diharuskan untuk meringkas atau membuat sinopsis dari
beberapa jenis buku.
Setelah tahap pembiasaan, tahap kedua dalam pelaksanaan GLS adalah
tahap pengembangan. Tahap pengembangan ini merupakan tindak lanjut dari
kegiatan membaca buku 15 menit.36 Kegiatan tindak lanjut ini bisa terdiri dari
menulis komentar singkat dalam jurnal pribadi siswa mengenai buku yang
telah dibaca. Dengan menuliskan komentar-komentar singkat, siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya dalam menanggapi buku yang
34Ibid., hlm. 3 35Ibid., hlm. 8 36Ibid., hlm. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ia baca. Selain itu, sekolah juga bisa menyediakan penghargaan kepada siswa
yang telah berhasil membaca buku lebih banyak dari teman satu kelasnya yang
lain. Penghargaan ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar dapat menambah
buku bacaannya lebih banyak lagi dan secara tidak langsung menaikkan daya
saing siswa secara positif melalui siapa yang mampu membaca buku lebih
banyak dibanding yang lain.
Tahap terakhir dalam pelaksanaan GLS adalah tahap pembelajaran.
Tahap pembelajaran dapat dilakukan ketika kebiasaan literasi itu sudah
membudaya sehingga siswa mampu membaca buku yang berhubungan dengan
pembelajaran dan mampu menyelesaikannya dalam bentuk tagihan akademis.
Pada tahap pembelajaran ini, siswa dan warga sekolah lainnya mampu
menggunakan lingkungan fisik, sosial-afektif, dan akademik dengan
semaksimal mungkin untuk semakin meningkatkan pengetahuan masing-
masing.37
4. Budaya Literasi Digital
a. Pengertian Budaya Literasi Digital
Di era teknologi seperti sekarang ini, pembelajaran tidak dapat
dilepaskan dari teknologi. Berbagai instansi pendidikan (sekolah) saat ini
berbondong-bondong berusaha untuk meningkatkan teknologinya. Kemajuan
teknologi ini yang akhirnya mendorong kebiasaan literasi yang tidak lagi
berupa literasi dasar maupun literasi perpustakaan tetapi langsung meningkat
37Ibid., hlm. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menjadi literasi visual yang menggabungkan literasi media dan literasi
teknologi.
Menurut Paul Gilster, literasi digital merupakan kemampuan untuk
memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber yang diakses
melalui komputer.38 Hal ini juga ditegaskan oleh UNESCO yang mengatakan
bahwa “konsep literasi digital menjadi landasan penting bagi kemampuan
memahami perangkat-perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi”.39 Saat
ini literasi digital mulai dikenal karena semua orang dari berbagai kalangan
usia tidak dapat dilepaskan dari gadget. Semakin berkembangnya literasi
digital khususnya di sekolah tentu saja mempermudah siswa untuk
mendapatkan bahan bacaan dari segala sumber informasi. Akan tetapi,
perkembangan literasi digital ini tidak sekedar membaca atau menulis saja.40
Literasi digital menuntut siswa untuk berpikir secara kritis dan bijak agar tidak
terjadi miskonsepsi apalagi menjerumuskan siswa ke dalam informasi bohong
(hoax).
5. Pembelajaran Sejarah
a. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Menurut pandangan psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai proses
pengolahan informasi dalam otak manusia. 41 Sedangkan pembelajaran
diartikan sebagai proses interaksi antara guru dan siswa dalam bertukar
38Kemendikbud, “Buku Literasi Digital”, http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/buku-literasi-digital/,
diakses tanggal 4 Maret 2019 pukul 23:31 WIB 39 Kemendikbud, Materi Pendukung Literasi Digital, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017, hlm. 8 40 Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Gava Media, 2018, hlm.
65 41Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996, hlm. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pengetahuan.42 Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses
pemberian informasi sekaligus pengolahan informasi yang dilakukan antara
siswa dan guru.
Sejarah merupakan kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau.43 Menurut Taufik Abdullah dan Abdurrachman Surjomihardjo
dalam Heri Susanto, sejarah tidak hanya sekedar membahas mengenai masa
lalu, tetapi peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat dijadikan suatu
cerminan untuk masa depan. 44 Sehingga dapat diartikan bahwa sejarah
merupakan kejadian masa lalu yang mempengaruhi masa kini dan juga masa
depan seseorang.
Berdasarkan pembahasan mengenai pembelajaran dan sejarah, maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah berarti proses pengolahan
materi sejarah antara guru dan siswa di sekolah. Dalam pembelajaran sejarah
pun siswa tidak hanya mendapatkan ide, tetapi siswa dapat belajar
mendewasakan diri melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah yang
meliputi pemahaman tentang identitas dan kepribadian bangsa.45
42 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran,
Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 56 43http://kbbi.co.id/arti-kata/sejarah, diakses tanggal 8 Maret 2019 pukul 11:45 WIB 44Heri Susanto, op.cit., hlm. 7 45Ibid., hlm. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Sejarah
Heri Susanto dalam buku Seputar Pembelajaran Sejarah menjelaskan
beberapa prinsip-prinsip pembelajaran sejarah, yaitu pembelajaran sejarah
harus konstektual dan disesuaikan dengan perkembangan zaman serta
perkembangan peserta didik, berorientasi pada pendekatan nilai, dan
pembelajaran sejarah dapat dibuat sekreatif mungkin agar siswa tidak merasa
bosan ketika belajar.46
c. Sumber dan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Literasi
Pasca Kemendikbud mengeluarkan GLS, sekolah menerapkan
menerapkan literasi dalam proses pembelajarannya. Tidak terkecuali dalam
pembelajaran sejarah. Sumber belajar sejarah saat ini banyak yang berbasis
literasi begitu pun dengan media pembelajaran yang digunakan. Sumber
sejarah sendiri terbagi menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
Hendra Kurniawan membagi sumber belajar berbasis literasi menjadi
empat jenis, yaitu 1) tempat atau lingkungan yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan keterampilan literasi visual, 2) orang atau narasumber yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi menyimak, 3) objek
atau benda yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi
visual yang lebih akurat, serta 4) bahan cetak dan non-cetak yang dapat
digunakan untuk meningkatkan berbagai macam kemampuan literasi, baik
membaca, menulis, berbicara, maupun berpikir kritis.47
46Ibid.,hlm. 56-57 47Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, op.cit., hlm. 110-119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dalam melakukan pembelajaran di kelas, guru dan siswa tidak dapat
dipisahkan dari media pembelajaran. Media ini digunakan untuk
mempermudah proses penyebaran pengetahuan dari satu pihak (guru) ke
banyak pihak (siswa). Dengan dikeluarkannya Kurikulum 2013 yang salah satu
poinnya berfokus pada peningkatan literasi, banyak media pembelajaran yang
berbasis literasi dan dapat digunakan dalam pembelajaran terutama
pembelajaran sejarah, di antaranya 1) media visual yang terdiri dari media
visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan, 2)
media audio yang terdiri dari media audio tradisional dan digital, serta 3)
media audio visual.48
d. Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah
Kurikulum 2013 membagi pelajaran Sejarah menjadi dua jenis, yaitu
Sejarah Indonesia dan Sejarah Peminatan. Semakin banyaknya waktu bagi
pelajaran Sejarah, maka diharapkan kemampuan literasi dalam pelajaran ini
semakin berkembang. Selain itu, lewat literasi sejarah diharapkan agar
penanaman nilai dan karakter bangsa serta kemampuan 4C dan HOTS siswa
berkembang. Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah memiliki
beberapa tujuan, yakni:49
1) Meningkatkan dan memperdalam minat baca serta motivasi belajar
sejarah siswa.
2) Mengembangkan kemandirian siswa dalam memproses sumber sejarah
dan menghasilkan karya literasi sejarah.
3) Mendukung upaya pendidikan karakter dan kesadaran sejarah.
4) Membentuk siswa agar memiliki minat untuk membaca, menulis, dan
mengkomunikasikan sejarah.
48Ibid., hlm.128-131 49Ibid., hlm. 47-48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
5) Meningkatkan kemampuan berpikir dan kebiasaan berpikir untuk
menempatkan sejarah sebagai sudut pandang dari suatu permasalahan
yang aktual.
e. Keterampilan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah
Terdapat empat keterampilan literasi, yaitu keterampilan membaca,
menulis, menyimak, dan berbicara. Empat keterampilan literasi ini juga
terdapat dalam pembelajaran sejarah. Keterampilan membaca terdiri dari tiga
tahap yaitu aktivitas prabaca untuk mengembangkan kesadaran siswa atas arti
penting membaca, aktivitas membaca untuk mengembangkan strategi
membaca dengan berbasis pada teori, dan aktivitas pascabaca untuk mencapai
tujuan pembelajaran baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 50 Dalam
pembelajaran sejarah, keterampilan membaca ini dapat dilakukan dengan
membaca buku paket, membaca materi dari slide yang telah dibuat guru,
berbagai referensi lain, hingga membaca dokumen-dokumen sejarah maupun
arsip-arsip.
Keterampilan kedua adalah keterampilan menulis, Yunus Abidin, dkk.
menyatakan bahwa pembelajaran literasi menulis memiliki tiga tujuan utama,
yakni menjadi sarana memahami teks, sarana untuk mengkritisi informasi, dan
sarana menghasilkan tulisan yang sesuai kaidah keilmuan. 51 Dalam
pembelajaran sejarah, keterampilan literasi menulis ini dapat dituangkan dalam
karya tulis sejarah, baik itu makalah, cerita sejarah, peta konsep, dan lain-lain.
Karya tulis tersebut pun dapat digunakan oleh guru untuk menilai aspek
psikomotorik siswa.
50Ibid., hlm. 51-54 51Ibid., hlm. 58-59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Keterampilan ketiga adalah keterampilan menyimak. Menyimak berarti
mendengarkan secara sungguh-sungguh untuk memperoleh informasi lisan dari
seseorang. 52 Akan tetapi dalam perkembangannya sekarang, keterampilan
menyimak tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan yang diberikan guru
tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa. Dalam pembelajaran sejarah ada beberapa cara untuk
mengembangkan keterampilan menyimak ini, di antaranya menggunakan
media konvensional seperti mendengarkan penjelasan guru maupun
memanfaatkan media digital baik itu dalam bentuk gambar, video, maupun
film.
Keterampilan literasi yang terakhir yaitu keterampilan berbicara.
Menurut Yunus Abidin, berbicara merupakan kegiatan menyampaikan pesan
dan secara bersamaan melahirkan pesan itu sendiri. 53 Fokus utama
keterampilan berbicara ini yaitu menyajikan informasi, mengevaluasi informasi
secara lisan, dan menggunakan bahasa yang sesuai. Dalam pembelajaran
sejarah, keterampilan berbicara ini muncul ketika siswa melakukan presentasi,
dramatisasi, maupun debat.
f. Literasi Digital dalam Pembelajaran Sejarah
Berkembangnya teknologi informasi dan semakin digalakkannya
peraturan literasi membuat literasi saat ini berfokus pada literasi digital.
Literasi digital ini tidak hanya sekedar literasi visual tapi merupakan perpaduan
antara literasi visual dengan literasi teknologi. Literasi digital ini kemudian
52Ibid., hlm. 56 53Ibid.,hlm. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menuntut guru untuk menemukan sumber-sumber pembelajaran dan
menciptakan media-media pembelajaran secara digital baik media audio, visual,
maupun audio visual. Dengan semakin seringnya media audio visual digunakan
pada era digital ini, maka keterampilan literasi digital siswa pun akan semakin
berkembang.
Selain itu, semakin banyak masyarakat yang menerapkan literasi digital
ini, maka literasi digital lama-kelamaan dapat menjadi sebuah budaya. Hal ini
dikarenakan budaya sendiri berasal dari kebiasaan sehari-hari yang terus
berlangsung dan sulit untuk diubah kembali. 54 Sehingga dapat disimpulkan
bahwa budaya literasi digital tumbuh karena kebiasaan sehari-hari masyarakat
yang selalu menggunakan media digital sebagai sarana untuk melakukan
kegiatan literasi.
Dalam pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran sejarah, literasi
digital dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan pemikiran kritis siswa.
Literasi digital ini dapat membantu siswa agar tidak mudah untuk menjadi
korban penyebaran berita bohong dan tidak termakan isu-isu provokatif yang
dapat melemahkan persatuan bangsa. 55 Literasi digital pun dapat
mempermudah siswa dalam mencari referensi-referensi guna memperkuat
pendapatnya. Hal ini disebabkan karena sumber informasi dapat dengan mudah
ditemukan di internet dalam waktu yang cepat, namun kepastian apakah
informasi tersebut sesuai atau tidak, harus tetap diperhatikan. Hal tersebutlah
yang kemudian secara tidak langsung membentuk pemikiran kritis siswa.
54https://kbbi.web.id/budaya, diakses tanggal 8 Maret 2019 pukul 19:23 WIB 55Kemendikbud, Materi Pendukung Literasi Digital, op.cit., hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yang sesuai
dengan judul dari penelitian ini. Penelitian pertama dilakukan oleh Jemi
Fantula dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pemanfaatan Media Audio Visual”.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa (1) Adanya peningkatan minat
berdasarkan rata-rata yang awalnya 74% menjadi 82%. (2) Adanya
peningkatan prestasi belajar sejarah berdasarkan KKM (75) dari keadaan awal
67% saja yang tuntas kemudian meningkat menjadi 83% pada siklus I dan
semakin meningkat pada siklus II menjadi 93%.56
Selanjutnya penelitian kedua dilakukan oleh Emilda Eva Ariani dengan
judul “Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA
Negeri 1 Kasihan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa (1)
Perencanaan yang dilakukan guru dalam pembelajaran sejarah dimulai dengan
menyusun RPP dengan baik. (2) Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan
baik dan sesuai RPP. (3) Hasil yang diperoleh siswa pada aspek kognitif 30
siswa mencapai KKM (70) dengan persentase 93,75%, pada aspek afektif
siswa memiliki minat terhadap pemanfaatan literasi dalam pembelajaran
sejarah dengan 9,37% kategori sangat tinggi dan 84,38% kategori tinggi serta
pada aspek psikomotorik, siswa mampu menghasilkan puisi sebagai produk
literasi dengan nilai rata-rata 82,5.57
56 Skripsi, tidak diterbitkan 57 Skripsi, tidak diterbitkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Mengacu pada hasil kedua penelitian di atas, maka penelitian ini akan
mengkaji aspek yang berbeda. Penelitian di atas salah satunya mengkaji
mengenai peningkatan prestasi belajar dan minat siswa dalam pelajaran sejarah
melalui pemanfaatan media audio visual. Sedangkan yang lainnya mengkaji
mengenai pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu,
penelitian ini akan mengkaji mengenai pemanfaatan media audio visual dalam
pembelajaran sejarah khususnya sejarah peminatan berbasis budaya literasi
digital siswa.
C. Kerangka Pikir
Adanya kemajuan integrasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
mampu membuat setiap pembelajaran di sekolah semakin mudah dan dapat
terlaksana dengan baik. Salah satu pembelajaran yang dapat memanfaatkan
kemajuan integrasi TIK ini yakni pembelajaran sejarah. Di era sekarang
pembelajaran sejarah tidak lagi hanya konvensional (melalui ceramah dan buku
paket) tetapi dapat memanfaatkan media audio visual. Media audio visual yang
biasanya sering digunakan dalam pembelajaran sejarah adalah video. Video
dapat menjadi sumber pengganti dalam pembelajaran sejarah karena sumber
asli yang berkaitan dengan materi tidak dapat ditunjukkan kepada siswa secara
langsung. Dengan penggunaan video, siswa dapat diarahkan untuk berimajinasi
dan fokus terhadap video yang sedang ditayangkan. Penggunaan video juga
dapat dijadikan sarana untuk menyesuaikan kebutuhan siswa yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
generasi milenial dan lebih tertarik belajar dengan menggunakan teknologi
dibanding sekedar mendengarkan ceramah dari guru.
Dengan media video, keterampilan literasi siswa juga dapat berkembang
terutama keterampilan menyimak. Ketika menonton video, guru dapat meminta
siswa untuk mencatat hal-hal yang penting di dalam video. Kemudian pasca
menonton video, siswa dapat diminta untuk membuat hasil karya baik itu
berupa peta konsep maupun mengerjakan soal-soal yang sesuai dengan video
yang telah ditonton. Dari kegiatan-kegiatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi imajinas dan kemampuan siswa dalam menyimak media audio
visual maka akan semakin meningkat pula budaya literasi digital siswa tersebut.
Dengan demikian dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar II. Kerangka Pikir
Budaya Literasi Digital
Pembelajaran
Sejarah
Integrasi
Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
Siswa
Media Audio
Visual
Video
Kognitif
Hasil
Belajar Afektif
Psikomotorik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif atau sering disebut metode
penelitian naturalistik. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek
secara alamiah (natural) di mana peneliti berperan sebagai instrumen utama,
mengumpulkan data secara trianggulasi (gabungan), menganalisis data secara
induktif, dan menekankan makna pada hasil penelitiannya.58 Senada dengan
Sugiyono, Creswell menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu
proses penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah
manusia dengan menciptakan gambaran menyeluruh, melaporkan pandangan
terperinci dari responden, serta dilakukan dalam kondisi yang alamiah tanpa
adanya intervensi apa pun dari peneliti. 59 Dalam penelitian kualitatif tidak
terdapat batasan untuk permasalahan yang dikaji karena nantinya peneliti akan
dapat menemukan masalah-masalah baru ketika sedang melakukan proses
penelitian.
Penelitian kualitatif menuntut peneliti untuk terjun langsung ke lapangan
guna mengenal subjek penelitian yang bersangkutan secara langsung tanpa
perantara. Hal ini juga diutarakan oleh Moleong bahwa penelitian kualitatif
mengutamakan proses interaksi komunikasi antara peneliti dengan fenomena
58Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2014, hlm. 1 59 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Salemba
Humanika, 2012, hlm. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang sedang diteliti agar terjalin hubungan baik dan kondusif guna
mendapatkan data yang valid.60 Peneliti sebagai instrumen utama tidak hanya
memberikan kuesioner kepada responden tetapi juga melakukan wawancara
mendalam dengan responden tersebut. Penelitian kualitatif akan berhenti
dilakukan jika peneliti sendirilah yang merasa bahwa data yang dikumpulkan
sudah cukup. Hal ini yang nantinya akan membuat hasil dari penelitian
kualitatif bersifat subjektif sekaligus objektif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul yang
beralamat di Dusun Tegalsenggotan RT 02 Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2019 dengan
jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Februari Maret April Mei Juni
1 Penyusunan Proposal
2 Perizinan
3 Pengumpulan Data
4 Analisis Data
5 Penulisan Laporan
60Ibid., hlm. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Sumber Data
Dalam penelitian, sumber data berarti subjek dari mana data dapat
diperoleh. 61 Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama penelitian
kualitatif yaitu kata-kata dan tindakan, selebihnya merupakan data tambahan
misalnya dokumen. 62 Dengan kata lain, data-data kualitatif tidak diperoleh
melalui prosedur statistik tetapi didapat dari wawancara, observasi, maupun
analisis dokumen.63 Dalam penelitian ini, peneliti memilih siswa kelas X IPS 2
SMA Negeri 1 Kasihan dan guru mata pelajaran Sejarah Peminatan kelas X
sebagai sumber data dengan melakukan analisis dokumen yang telah dibuat
oleh guru, melakukan observasi terhadap guru dan siswa di kelas, memberikan
kuesioner kepada siswa, dan melakukan wawancara mendalam kepada siswa.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Dokumen dan Dokumentasi
Metode dokumen dan dokumentasi dapat menjadi pilihan bagi peneliti
untuk mencari data kualitatif. Dokumen dan dokumentasi memiliki
pengertian yang berbeda. Guba dan Lincoln dalam Moleong mengartikan
dokumen sebagai bahan-bahan yang sudah tersedia baik itu dalam bentuk
tulisan maupun film yang tidak dipersiapkan oleh peneliti. 64 Sedangkan
dokumentasi (record) merupakan pernyataan responden baik itu tertulis
maupun lisan yang disusun peneliti untuk keperluan menguji
61Ibid.,hlm. 76 62Ibid.,hlm. 76 63Nusa Putra, Penelitian Kualitatif IPS, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013, hlm. 63 64Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006,
hlm. 216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
penelitiannya.65 Dokumen dan dokumentasi yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
dibuat oleh guru, segala sumber tertulis yang berkaitan dengan materi, hasil
nilai siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik, serta hasil
pekerjaan yang telah dibuat siswa.
2. Observasi
Metode observasi dapat menjadi salah satu pilihan untuk
mengumpulkan data-data penelitian kualitatif. Observasi merupakan metode
analisis dan pencatatan data secara sistematis mengenai tingkah laku
responden dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan.66
Dengan melakukan observasi, peneliti akan memperoleh gambaran lebih
luas mengenai permasalahan yang sedang diteliti.
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. 67 Dengan kuesioner peneliti akan mendapatkan informasi
berkaitan dengan pendapat maupun persepsi responden secara tertulis. Data
dari kuesioner dapat digabungkan dengan data wawancara agar data yang
didapat oleh peneliti mampu memiliki tingkat kevalidan yang tinggi. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui tanggapan
65Ibid.,hlm. 216 66Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm. 93 67Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta, 2012,
hlm. 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
siswa mengenai pembelajaran sejarah khususnya sejarah peminatan berbasis
literasi digital dengan memanfaatkan media audio visual.
4. Wawancara
Metode yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara. Menurut Kartono, wawancara merupakan suatu proses tanya
jawab lisan antara dua orang atau lebih yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu. 68 Wawancara yang dilakukan dalam penelitian kualitatif tidak
hanya sekedar mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban sesuai
daftar pertanyaan yang telah dibuat peneliti, tetapi peneliti dituntut untuk
melakukan wawancara secara mendalam. Maksud dari wawancara
mendalam ini yaitu awalnya peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan
terbuka yang secara umum diberikan kepada semua responden namun ketika
responden telah menjawab pertanyaan, peneliti dapat melanjutkan bertanya
hal-hal yang lebih spesifik sesuai jawaban dari responden kendati
pertanyaan tersebut tidak ada dalam daftar pertanyaan yang telah dibuat
peneliti. 69 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terhadap
beberapa siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan
metode pengumpulan data yang telah disebutkan di atas. Instrumen
68Seto Mulyadi, dkk., Metode Penelitian Kualitatif dan Mixed Method, Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2019, hlm. 232 69Agustinus Bandur, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016, hlm. 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pengumpulan data meliputi lembar check list dokumen, lembar observasi,
angket, dan pertanyaan wawancara.
1. Lembar Check list Dokumen
Dalam pengumpulan data dokumen dan dokumentasi, peneliti
menggunakan dokumen-dokumen pembelajaran seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sejarah kelas X, segala sumber bahan ajar,
hasil nilai siswa, dan hasil pekerjaan yang telah dibuat siswa. Instrumen
yang digunakan dalam analisis dokumen ini adalah lembar check list
dokumen. Sedangkan untuk dokumentasi dalam penelitian ini, peneliti
menyertakan foto-foto yang diambil di lapangan.
2. Lembar Observasi
Instrumen observasi menjadi acuan peneliti untuk melakukan
observasi. Instrumen observasi berupa lembar observasi. Peneliti
memberikan tanda cek pada kategori-kategori yang telah ditentukan oleh
peneliti. Kategori yang diobservasi dalam penelitian ini meliputi kegiatan
guru ketika mengajar di kelas dimulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, hingga kegiatan penutup.
3. Angket
Instrumen yang digunakan dalam kuesioner disebut angket. Angket
menjadi pedoman peneliti untuk mengumpulkan data secara tertulis
mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran sejarah berbasis literasi
digital dengan memanfaatkan media audio visual. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan Skala Likert yang telah dimodifikasi. Skala likert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
modifikasi ini hanya menyediakan empat (4) alternatif jawaban yakni sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Dengan menggunakan skala likert modifikasi, diharapkan responden dapat
memutuskan atau memberi jawaban yang lebih tepat dibandingkan memilih
jawaban Ragu-ragu (R) yang dapat memberikan makna ganda. Berikut kisi-
kisi kuesioner untuk penelitian ini:
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian
Variabel Indikator
Nomor Butir Ju
mla
h
Persen
tase
Kognitif Afektif Konatif
+ - + - + -
Pembelajaran
sejarah
berbasis
budaya literasi
digital
dengan mengguna-
kan media
audio visual adalah proses
pengolahan
materi
sejarah dengan
melibatkan
teknologi (media audio
visual) dalam
usaha menerapkan
empat
kemampuan
literasi (membaca,
menulis,
berbicara, dan
menyimak)
di sekolah
Mampu meng-
gunakan
media audio
visual
secara
efektif
2 5 1,6 4 3,7 8 8 27%
Mampu menerap-
kan
budaya literasi
digital di
dalam
kehidup-an sehari-
hari
10,
12
11,
14
9,
16
13,
18
17,
19,
21
15,
20,
22
14 46%
Mampu
meng-
ikuti pem-
belajaran
sejarah dengan
baik
25 26 23 28 24,
29
27,
30
8 27%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4. Daftar Pertanyaan Wawancara
Instrumen yang digunakan dalam metode wawancara adalah daftar
pertanyaan wawancara. Daftar pertanyaan menjadi acuan bagi peneliti untuk
melakukan wawancara terhadap beberapa siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri
1 Kasihan yang telah mengisi kuesioner penelitian. Dalam instrumen
wawancara terdapat butir-butir batasan pertanyaan wawancara yang
digunakan peneliti untuk mencari informasi mendalam. Peneliti mencari
informasi yang berhubungan dengan pemanfaatan media audio visual dalam
pembelajaran sejarah baik mengenai kelebihan dan kelemahan penggunaan
media tersebut, serta pemahaman siswa mengenai budaya literasi digital
baik dalam kemampuan membaca, menulis, berbicara, maupun menyimak.
Berikut kisi-kisi pertanyaan wawancara yang akan disampaikan peneliti
ketika melakukan penelitian:
Tabel 3. Kisi-kisi Wawancara Siswa
No Fokus Pertanyaan
1 Penerapan media audio visual dalam pembelajaran sejarah
2 Penerapan pembelajaran sejarah berbasis literasi digital
3 Kelebihan dari proses pembelajaran sejarah berbasis budaya literasi
digital dengan memanfaatkan media audio visual
4 Kekurangan dari proses pembelajaran sejarah berbasis budaya
literasi digital dengan memanfaatkan media audio visual
5 Kesan siswa dalam proses pembelajaran sejarah berbasis budaya
literasi digital dengan memanfaatkan media audio visual
F. Teknik Pengambilan Sampel
Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik non-probability
sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sampel.70 Teknik non-probability sampling meliputi sampling sistematis, kuota,
aksidental, purposive, jenuh, dan snowball. 71 Penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.72 Sampel untuk penelitian ini yakni siswa kelas
X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.
G. Validitas Data
Validitas merupakan kesesuaian antara alat ukur dengan sesuatu yang
hendak diukur, sehingga hasil ukur yang didapat mampu
dipertanggungjawabkan.73 Tingkat kevalidan data diukur melalui uji keabsahan.
Untuk melakukan uji keabsahan ini ada beberapa kriteria beserta teknik
pemeriksaan yang diperlukan. Moleong membagi kriteria dan teknik
pemeriksaan keabsahan data sebagai berikut:74
Tabel 4. Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Kualitatif Moleong
KRITERIA TEKNIK PEMERIKSAAN
Kredibilitas (derajat kepercayaan) (1) Perpanjangan keikut-sertaan
(2) Ketekunan pengamatan
(3) Triangulasi
(4) Pengecekan sejawat (5) Kecukupan referensial
(6) Kajian kasus negatif
(7) Pengecekan anggota
Keteralihan (8) Uraian rinci
Kebergantungan (9) Audit kebergantungan
Kepastian (10) Audit kepastian
70Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, op.cit., hlm. 84 71Ibid.,hlm. 84 72Ibid., hlm. 85 73Haris Herdiansyah, op.cit., hlm. 190 74Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Peneliti akan menggunakan uji keabsahan data dengan teknik ketekunan
pengamatan, triangulasi, dan pengecekan sejawat dalam melakukan penelitian
kualitatif ini.
1. Ketekunan Pengamatan
Moleong menyatakan bahwa ketekunan pengamatan berarti mencari
secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam usahanya
menganalisis data. 75 Dalam ketekunan pengamatan, peneliti dituntut untuk
menemukan ciri-ciri yang relevan dengan persoalan yang sedang dicari
kemudian berfokus hanya pada ciri-ciri tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti
melaksanakan teknik ketekunan pengamatan dengan berfokus pada siswa kelas
X IPS 2 yang menjadi subyek penelitian dan telah mengikuti pembelajaran
sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital dengan memanfaatkan media
audio visual.
2. Triangulasi
Menurut Sugiyono, triangulasi merupakan teknik pengumpulan data
dengan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. 76 Sugiyono membagi triangulasi menjadi tiga jenis, yakni
triangulasi teknik, triangulasi sumber, dan triangulasi waktu. 77 Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan empat triangulasi, yaitu triangulasi teknik,
triangulasi sumber, triangulasi teori, dan triangulasi waktu.
75Ibid., hlm. 329 76Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, op.cit., hlm. 83 77Ibid., hlm. 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
a. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik bertujuan untuk menguji kredibilitas data dengan
melakukan pengecekan data yang telah diperoleh dari sumber yang sama
namun menggunakan teknik atau metode yang berbeda.78 Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik analisis dokumen dan dokumentasi, observasi,
kuesioner, serta wawancara.
b. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber bertujuan untuk menguji kredibilitas data dengan
melakukan pengecekan data yang telah diperoleh dari beberapa sumber. 79
Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada pengumpulan data yang
didapatkan dari guru, siswa, dan dokumen.
c. Triangulasi Teori
Triangulasi teori bertujuan untuk memeriksa kebenaran suatu fakta
dengan teori yang digunakan oleh peneliti. 80 Dalam penelitian ini, peneliti
mengacu pada teori media audio visual, budaya literasi digital, dan
pembelajaran sejarah.
d. Triangulasi Waktu
Kredibilitas data juga dapat dipengaruhi oleh waktu. Data yang
dikumpulkan melalui wawancara di pagi hari ketika narasumber masih segar
dan belum mendapatkan masalah akan memberikan data yang lebih valid dan
78Ibid., hlm. 127 79Ibid., hlm. 127 80 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kredibel.81 Pagi hari akan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam
bentuk kuesioner sedangkan siang hari ketika waktu istirahat akan digunakan
peneliti untuk melakukan wawancara. Hal ini disebabkan karena ketika
istirahat siswa lebih santai sehingga akan lebih nyaman untuk mewawancarai
siswa.
3. Pengecekan Sejawat
Pengecekan sejawat dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara
atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan
sejawat. 82 Teknik ini dilakukan peneliti dengan berdiskusi bersama teman-
teman yang melakukan penelitian sejenis. Dengan demikian, peneliti mampu
mendapatkan kritik maupun bantuan untuk mengembangkan langkah
berikutnya.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. 83 Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis data Miles dan Huberman.
81Sugiyono, op.cit., hlm. 127 82Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 332 83Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Teknik analisis data menurut Miles dan Huberman terdiri atas empat
tahap yakni pengumpulan data, reduksi data, display data, dan tahap verifikasi.
Berikut penjelasan mengenai keempat tahapan di atas:84
a. Pengumpulan data, yaitu proses pengumpulan data yang dilakukan
sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan di akhir penelitian. Dengan
kata lain, proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terjadi
sepanjang penelitian tersebut dilakukan.
b. Reduksi data, yaitu proses penggabungan dan penyeragaman segala
bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan
dianalisis. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan mengacu
pada hasil dari pengumpulan data melalui kegiatan pengecekan dokumen
dan dokumentasi, observasi, kuesioner, dan wawancara kepada siswa
kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.
c. Display data, yaitu mengolah data setengah jadi yang telah direduksi
dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam
suatu matriks kategorisasi, serta memecah tema-tema tersebut ke dalam
bentuk yang lebih sederhana dengan memberikan kode (coding).
d. Verifikasi atau kesimpulan, yaitu proses menguraikan seluruh
subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan
pengkodean yang sudah terselesaikan.
Gambar III. Komponen Analisis Data Model Miles & Huberman
(Diadopsi dari Haris Herdiansyah dalam buku Metodologi Penelitian
Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial)
84Haris Herdiansyah, op.cit., hlm. 164
Pengumpulan
Data
Data Display
Verifikasi/
Kesimpulan
Reduksi Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
dan manfaat penelitian.
BAB II: Kajian Pustaka
Berisi kajian teori dari konsep media pembelajaran, media audio
visual, budaya literasi digital, pembelajaran sejarah, hasil penelitian
yang relevan, dan kerangka pikir penelitian.
BAB III: Metodologi Penelitian
Berisi metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, sumber data,
metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik
pengambilan sampel, validitas data, analisis data, serta sistematika
penulisan.
BAB IV: Hasil Penelitian
Berisi tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan dari hasil
penelitian.
BAB V: Penutup
Berisi kesimpulan dari hasil pembahasan serta saran-saran dari
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kasihan. Sekolah ini
dibangun melalui Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia pada Januari 1978. Sebelum menempati bangunan sekolah yang
sekarang ini, SMA Negeri 1 Kasihan melakukan proses belajar mengajar di
dalam ruang laboratorium SMA Negeri 1 Yogyakarta. Segala persiapan untuk
pembangunan sekolah SMA Negeri 1 Kasihan juga diserahkan seluruhnya ke
pihak pengelola dari SMA Negeri 1 Yogyakarta. Jumlah siswa dan siswi
angkatan pertama SMA Negeri 1 Kasihan berjumlah 80 anak sedangkan guru
tetap sekolah tersebut berjumlah 7 orang.
Pada tanggal 11 Maret 1979, SMA Negeri 1 Kasihan yang awalnya
bernama SMA Persiapan berhasil memperoleh lokasi baru untuk membangun
gedung sekolah di Jalan Bugisan Selatan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan
Kasihan, Yogyakarta. Pasca pembangunan gedung, SMA Persiapan mengganti
namanya menjadi SMA Negeri 1 Tirtonirmolo hingga tahun 1997. Keluarnya
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 035/0/1997 pada Maret 1997 membuat SMA Negeri 1 Tirtonirmolo
kembali mengalami perubahan nama menjadi SMA Negeri 1 Kasihan dan
nama tersebut digunakan sampai sekarang.85
85 http://sma-tirtonirmolo.sch.id, diakses pada 2 Mei 2019 pukul 19.00 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kasihan
a. Visi SMA Negeri 1 Kasihan
SMA Negeri 1 Kasihan memiliki visi yaitu “Terwujudnya Insan yang
Bertaqwa, Berprestasi, Berkepribadian, Sehat, dan Ramah Lingkungan”.
Berikut penjelasan mengenai visi SMA Negeri 1 Kasihan:86
1) Bertaqwa artinya meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan
mengamalkan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya sesuai dengan
keyakinan agama yang dianut.
2) Berprestasi artinya memiliki keunggulan baik akademik maupun non-
akademik di tingkat nasional dan global.
3) Berkepribadian artinya memiliki sikap yang baik sesuai dengan 20 nilai
akhlaq mulia baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
4) Sehat artinya pembiasaan pola hidup sehat untuk diri sendiri, sekolah,
keluarga, dan masyarakat.
5) Ramah lingkungan artinya memiliki sikap yang peduli terhadap
lingkungan di sekitar sekolah maupun di masyarakat.
b. Misi SMA Negeri 1 Kasihan
Dalam usaha untuk mewujudkan visi di atas, SMA Negeri 1 Kasihan
memiliki misi sebagai berikut:87
1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan agamanya sehingga
kehidupan beragama di sekolah dapat tercipta manusia yang agamis
penuh toleransi.
2) Menumbuhkan semangat berprestasi baik akademik maupun non-
akademik dengan pembinaan, pendampingan, pembimbingan dalam
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan
bakat siswa sehingga dapat bersaing di tingkat nasional maupun global.
3) Mencetak insan yang berkarakter dan berkepribadian sesuai dengan nilai-
nilai luhur budaya bangsa Indonesia.
4) Membiasakan pola hidup bersih dan sehat melalui Trias UKS menjadikan
generasi SAKA (SMA Negeri 1 Kasihan) hebat.
5) Mengembangkan sikap peduli dan ramah lingkungan dalam mewujudkan
lingkungan sekolah yang hijau (green school).
86 http://sma-tirtonirmolo.sch.id, diakses pada 2 Mei 2019 pukul 19.10 WIB 87 http://sma-tirtonirmolo.sch.id, diakses pada 2 Mei 2019 pukul 19.25 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Tujuan Pendidikan SMA Negeri 1 Kasihan
Tujuan Sekolah Menengah Atas adalah mengembangkan potensi anak
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
cakap, kreatif, dan bertanggung jawab serta keterampilan untuk mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
a. Tujuan Umum
Tujuan umum SMA Negeri 1 Kasihan yaitu sebagai berikut:88
1) Meningkatkan kualitas pendidikan nasional memberi peluang kepada
sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas bertaraf nasional dan
internasional.
2) Memberikan layanan kepada peserta didik berpotensi untuk mencapai
kualitas bertaraf nasional dan internasional.
3) Menyiapkan lulusan SMA yang mampu berperan aktif dalam masyarakat
global.
b. Tujuan Khusus
Menyiapkan lulusan SMA yang memiliki kompetensi seperti di dalam
Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar kompetensi
lulusan yang berciri internasional sehingga lulusannya menjadi: 89
1) Individu nasionalis dan berwawasan global.
2) Individu yang cinta damai dan toleran.
3) Pemikir yang kritis, kreatif, dan produktif.
4) Pemecah masalah yang efektif dan inovatif.
5) Komunikator yang efektif.
6) Individu yang mampu bekerja sama.
7) Pembelajaran yang mandiri.
Sejak tahun 2006, SMA Negeri 1 Kasihan Bantul menerapkan sistem
pendidikan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) bagi kelas X, XI,
88 http://sma-tirtonirmolo.sch.id, diakses pada 2 Mei 2019 pukul 19.40 WIB 89 http://sma-tirtonirmolo.sch.id, diakses pada 2 Mei 2019 pukul 20.00 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dan XII. Namun, pada tahun 2013 sistem pendidikan di sekolah ini berubah
menjadi kurikulum 2013 dan pasca terjadinya penyempurnaan kurikulum 2013
pada tahun 2016, SMA Negeri 1 Kasihan pun akhirnya menerapkan sistem
Kurikulum 2013 Revisi hingga sekarang.
Berdasarkan observasi peneliti, ruang kelas yang ada di SMA Negeri 1
Kasihan berjumlah 24 ruangan dan setiap kelas rata-rata terdiri dari 30 hingga
35 siswa. Masing-masing angkatan memiliki 6 ruang kelas MIPA dan 2 ruang
kelas IPS. SMA Negeri 1 Kasihan juga memiliki lingkungan yang kondusif
untuk digunakan sebagai tempat belajar dan bersosialisasi, hal ini dapat dilihat
dari adanya taman di tengah sekolah lengkap dengan fasilitas meja dan kursi
yang dapat digunakan siswa untuk belajar di luar ruangan kelas maupun untuk
berdiskusi dan mengobrol bersama. Selain itu, dalam usaha menumbuhkan
pola hidup sehat, SMA Negeri 1 Kasihan menyediakan tempat untuk mencuci
tangan di depan kelas masing-masing.
Pihak sekolah tidak hanya memperhatikan fasilitas di luar ruangan tetapi
pihak sekolah juga memperhatikan dan berusaha mencukupi kebutuhan di
dalam ruang kelas. Hal ini dapat dilihat dengan adanya LCD Proyektor yang
disediakan pihak sekolah untuk mendukung proses pembelajaran agar berjalan
dengan baik dan efisien. SMA Negeri 1 Kasihan juga memiliki perpustakaan
yang layak dengan jumlah buku bacaan yang jumlahnya tidak sedikit dan
terdiri dari beragam jenis bacaan.
Peneliti melakukan penelitian di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.
Kelas X IPS 2 terletak di bagian barat taman tepatnya di belakang UKS dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menjadi satu-satunya kelas X yang ruangan kelasnya berada di sekitar taman.
Kelas X IPS 2 ini bersebelahan dengan kelas XI MIPA 1. Berdasarkan
observasi yang dilakukan peneliti, kondisi kelas X IPS 2 terlihat cukup rapi dan
bersih. Di bagian pojok depan ruangan dekat meja guru terdapat pojok baca
yang digunakan untuk menyimpan buku-buku literasi siswa. Jumlah siswa di
kelas X IPS 2 berjumlah 29 orang yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan
17 orang siswa perempuan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Persiapan Pembelajaran Sejarah Peminatan Berbasis Budaya Literasi
Digital dengan Memanfaatkan Media Audio Visual
Dalam proses kegiatan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya
literasi digital dengan memanfaatkan media audio visual, guru perlu melakukan
beberapa persiapan agar dapat menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang
baik dan kondusif. Persiapan pertama yang perlu dilakukan guru yaitu
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ini terdiri dari Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, alat dan bahan yang digunakan
dalam pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
dan yang terakhir adalah bentuk penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dijadikan sebagai acuan guru untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga penyusunan RPP harus
dilakukan dengan baik oleh guru. Untuk menyusun RPP, guru menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kompetensi Dasar (KD) terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, KD yang
digunakan oleh guru sejarah peminatan yaitu KD 3.11 mengenai peradaban
awal dunia serta keterkaitannya dengan peradaban masa kini pada aspek
lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial.90
Setelah menentukan Kompetensi Dasar, hal selanjutnya yang perlu
dilakukan oleh guru yaitu mengembangkan indikator-indikator berdasarkan
KD yang telah dipilih. Berikut merupakan rumusan indikatornya:91
a. Menjelaskan macam-macam peradaban awal dunia.
b. Menganalisis aspek lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan
sosial pada peradaban-peradaban awal dunia.
c. Menganalisis keterkaitan antara peradaban awal dunia dengan peradaban
masa kini.
Berdasarkan indikator tersebut, kemudian dirumuskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat menganalisis keterkaitan
peradaban awal dunia dengan peradaban masa kini serta mampu menyajikan
hasil analisis tentang keterkaitan peradaban awal dunia dengan peradaban masa
kini dalam bentuk tulisan sejarah.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, guru perlu menyiapkan
model pembelajaran beserta metode pembelajaran yang akan digunakan.
Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang digunakan adalah discovery
based learning dengan metode presentasi. Guru memilih model dan metode
tersebut karena guru ingin siswa mengembangkan budaya literasi digital dan
90 CL 1 91 CL 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kemampuan berpikir kritisnya melalui tugas individu membuat analisis sejarah
dan kemudian dipresentasikan langsung oleh siswa yang bersangkutan
sehingga siswa dapat berani tampil untuk mengutarakan hasil pemikirannya.
Selain model pembelajaran, guru juga menyiapkan media pembelajaran
yaitu media audio visual sejarah mengenai peradaban awal dunia. Dalam hal
menyiapkan media, guru tidak membuat media tersebut sendiri, tetapi guru
hanya menyiapkan filenya saja dan kemudian ditampilkan di depan kelas. Guru
menyiapkan dua media audio visual yang masing-masing berdurasi sekitar 10
menit. Media audio visual yang pertama berisi tentang suku-suku yang ada
pada masa peradaban awal dunia sedangkan media audio visual yang kedua
berisi tentang fakta-fakta mengenai peradaban Mesir kuno. Kedua media audio
visual tersebut sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan guru
sebelumnya.
Penggunaan media dalam bentuk media audio visual mendorong guru
untuk wajib menyiapkan alat-alat dan bahan yang sesuai untuk mendukung
media tersebut. Alat yang dipersiapkan guru terdiri dari laptop untuk memutar
media audio visual, LCD untuk menampilkan media audio visual di depan
kelas, speaker untuk memperkeras suara agar semua siswa dapat
mendengarkan media yang ditayangkan, penggaris, dan spidol. Sedangkan
bahan yang dipersiapkan terdiri dari soft file media audio visual mengenai
peradaban awal dunia, powerpoint yang digunakan untuk menyampaikan
materi, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan lembar penilaian.92
92 CL 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Guru menyiapkan tiga penilaian yang terdiri dari aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik. Untuk mengukur aspek kognitif, guru
menyiapkan soal tes berjumlah 10 butir soal dengan lima alternatif jawaban,
yaitu A, B, C, D, dan E. Untuk mengukur aspek afektif, guru menyiapkan
lembar observasi yang terdiri dari sikap toleransi dan tanggung jawab. Kedua
sikap ini dipilih oleh guru karena dianggap sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan. Sedangkan untuk aspek psikomotorik, guru memberikan siswa tugas
untuk menceritakan kembali dalam bentuk tulisan (resume) mengenai media
audio visual yang telah ditayangkan di depan kelas.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Peminatan Berbasis Budaya Literasi
Digital dengan Memanfaatkan Media Audio Visual
Kegiatan pembelajaran sejarah peminatan di kelas X IPS 2 dilaksanakan
pada hari Selasa, 30 April 2019 pada jam pelajaran ketiga, yaitu pada pukul
08.45 WIB. 93 Seperti biasa, guru mengecek kesiapan fisik kelas sebelum
belajar, memeriksa LCD proyektor, kabel penghubung laptop dengan LCD,
serta speaker yang akan digunakan untuk menampilkan media audio visual.
Kemudian guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam pembuka dan
selanjutnya mendata kehadiran siswa. Setelah itu, guru melakukan apersepsi
dengan menanyakan materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya,
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan menyampaikan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan hari itu.94
93 CL 2 94 CL 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Setelah melakukan apersepsi, kegiatan inti pembelajaran hari itu dimulai.
Sebelum menayangkan video, guru memberi penjelasan ringkas mengenai
video yang akan ditayangkan. Guru juga menampilkan panduan dalam bentuk
powerpoint agar siswa dapat mencatat hal-hal penting sesuai yang diharapkan
guru, yaitu mengenai nama suku, wilayah yang didiami suku tersebut,
kehidupan sosial, serta kehidupan politik suku-suku yang disebutkan di dalam
video.95 Setelah semua siswa menyiapkan catatannya, guru menayangkan video
satu per satu.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di dalam kelas, siswa
terlihat antusias dan mengamati video dengan baik. Siswa juga terkadang
melontarkan beberapa komentar jika dirasa ada yang menarik perhatiannya di
dalam video tersebut. Siswa juga langsung mencatat hal-hal penting sesuai
dengan panduan yang telah diberikan guru sebelumnya. Semua siswa dapat
menyimak video dengan baik bahkan mereka meminta untuk memutarkannya
kembali karena mereka ingin memastikan apakah catatan mereka sudah sesuai
dengan video atau belum.96 Adanya keinginan untuk mengulang kembali video
tersebut menunjukkan bahwa siswa merasa antusias meskipun video yang
ditonton siswa mengandung konten sejarah.
Meskipun siswa terlihat antusias dan dapat bekerja sama dengan baik
dalam menyaksikan video, tetap saja ada beberapa hambatan yang dialami guru
dalam kegiatan belajar mengajar ini. Diantaranya suara dari speaker yang
terkadang sering menghilang dikarenakan kabel yang digunakan agak sedikit
95 CL 2 96 CL 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kendor dan terlalu mudahnya siswa untuk kehilangan konsentrasi ketika
menonton video pembelajaran dikarenakan mereka terlalu sering
mengomentari isi video.97 Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, guru
berusaha mengatasi kabel speaker yang kendor dengan memberikan beban
diatasnya agar kabel tidak bergeser sedangkan untuk mengatasi komentar siswa
yang berlebihan, guru meminta siswa kembali diam dan berkonsentrasi pada
video yang sedang ditayangkan.
Setelah video selesai ditayangkan, guru memberikan siswa waktu untuk
melengkapi catatannya dengan mencari informasi lebih lanjut di internet
maupun di buku. Guru juga memberikan tugas kepada siswa untuk membuat
resume mengenai video yang ditayangkan sekaligus membagikan kuesioner.
Tugas membuat resume dan mengerjakan kuesioner dilakukan di dalam kelas
dengan waktu pengerjaan 30 menit.98
Setelah semua siswa selesai mengerjakan resume dan mengisi kuesioner,
guru kemudian menutup pembelajaran dengan refleksi guna mencari nilai-nilai
yang dapat diteladani dari materi yang telah diajarkan pada hari itu dan
menarik kesimpulan bersama dengan siswa mengenai materi. Akan tetapi, guru
tidak melakukan kegiatan pelaksanaan tindak lanjut sehingga siswa tidak ada
bayangan mengenai apa yang akan dilakukan di pertemuan selanjutnya.
Kegiatan tindak lanjut tersebut tidak dilaksanakan oleh guru dikarenakan
waktu yang telah melebihi alokasi.99
97 CL 2 98 CL 2 99 CL 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Hasil Belajar Sejarah Peminatan dengan Memanfaatkan Media Audio
Visual
a. Hasil Belajar Kognitif
Aspek utama yang dinilai dari suatu proses pembelajaran di sekolah
adalah hasil kognitif. Aspek kognitif mengkaji mengenai kemampuan siswa
dalam memahami materi pembelajaran. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengecek kemampuan siswa dalam aspek kognitif ini
yakni menggunakan soal evaluasi (tes).
Tabel 5. Hasil Belajar Kognitif
No Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 60
2 73.3
3 86.7
4 73.3
5 86.7
6 93.3
7 86.7
8 73.3
9 80
10 93.3
11 80
12 86.7
13 100
14 86.7
15 80
16 93.3
17 80
18 100
19 86.7
20 86.7
21 86.7
22 93.3
23 93.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
24 80
25 93.3
26 80
27 80
28 86.7
29 66.7
MEAN 84.37
MAX 100
MIN 60
Tabel 6. Persentase Ketuntasan Siswa
Ketuntasan Jumlah Persentase
Tuntas 27 87%
Tidak Tuntas 2 13%
Gambar IV. Diagram Ketuntasan Siswa
Tabel belajar hasil kognitif di atas mengacu pada hasil soal evaluasi
kognitif berjumlah 10 butir soal. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai
tertinggi 100 sedangkan terendah adalah 60. Rata-rata nilai kognitif yang
didapat siswa yaitu 84,37. Dengan mengacu pada batas kriteria ketuntasan
minimum (KKM) 70, maka sebanyak 87% siswa berhasil mendapatkan nilai
di atas kriteria ketuntasan minimum. Sedangkan sebanyak 13% siswa belum
mencapai kriteria ketuntasan minimum.
87%
13%
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keberhasilan 87% siswa mendapatkan nilai di atas KKM didukung
juga melalui hasil kuesioner yang telah dikerjakan oleh siswa sekaligus
pernyataan dari beberapa siswa mengenai pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan media audio visual. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah
dikerjakan siswa, sebanyak 69% siswa memberikan tanggapan yang sangat
baik mengenai pemanfaatan media audio visual untuk pembelajaran sejarah
sedangkan 31% sisanya memberikan tanggapan yang baik.100 Hal ini juga
diperkuat oleh pernyataan salah satu siswa bernama Arnell Khaerandy yang
menyatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan media
audio visual membuat siswa tertarik untuk memperhatikan pembelajaran
karena di dalam media tersebut banyak terdapat gambar-gambar yang belum
pernah dilihat siswa secara langsung.101
Dengan memanfaatkan media audio visual, siswa juga lebih cepat
memahami materi. 102 Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran
menjadi bervariasi, tidak lagi hanya mengacu pada tulisan-tulisan di buku
yang semakin lama dibaca akan semakin membuat siswa merasa bosan.
Selain itu, siswa dapat mengembangkan imajinasinya dan dapat lebih
mudah mengingat materi yang sedang dibahas, seperti yang diungkapkan
oleh salah satu siswa bernama Rosiana Nur Azizah.103
Dengan pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran sejarah,
kemampuan siswa dalam hal literasi digital juga semakin berkembang.
100 CL 9 101 CL 3 102 CL 4 103 CL 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kemampuan ini khususnya terlihat dalam kemampuan menyimak dan juga
menulis siswa. Adanya kegiatan literasi digital dalam pembelajaran sejarah
ini mendapatkan tanggapan baik dari 52% siswa kelas X IPS 2 dan
mendapatkan tanggapan sangat baik dari 48% siswa.104
Ketertarikan siswa dalam memperhatikan media audio visual yang
sedang ditayangkan membuat siswa lebih fokus untuk menonton, seperti
yang diungkapkan oleh salah satu siswa yaitu Muhammad Rafif
Mahardika.105 Hal ini tentu saja membuat kondisi kelas kondusif dan proses
transfer ilmu dan nilai akan semakin mudah dilakukan oleh guru. Selain itu,
kemampuan menulis siswa juga semakin berkembang melalui pemanfaatan
media audio visual di dalam kelas. Hal ini dibuktikan dengan adanya
aktivitas mencatat yang dilakukan beberapa siswa. Salah seorang siswa
yakni Desi Wulandari menyatakan bahwa ia akan lebih mudah lupa jika
tidak mencatat hal-hal penting yang ada di dalam video.106
b. Hasil Belajar Afektif
Aspek kedua yang dinilai guru dalam kegiatan proses pembelajaran di
sekolah yaitu aspek afektif. Aspek afektif berhubungan dengan sikap siswa
yang hendak dibangun oleh guru melalui proses pembelajaran sesuai dengan
materi yang sedang dipelajari.
104 CL 9 105 CL 5 106 CL 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 7. Hasil Belajar Afektif
NO NISP
Nilai
Rata-rata
Toleransi Tanggung Jawab
1 9600 B C B
2 9608 C B B
3 9611 B B B
4 9619 A A A
5 9620 B A A
6 9628 B C B
7 9647 A C B
8 9660 C B B
9 9661 A B A
10 9671 B A A
11 9690 B B B
12 9691 B B B
13 9699 A A A
14 9703 B B B
15 9705 B C B
16 9720 B A A
17 9732 B B B
18 9742 A A A
19 9746 A B A
20 9754 B A A
21 9757 B C B
22 9759 B C B
23 9760 A A A
24 9770 B B B
25 9774 B B B
26 9792 A B A
27 9811 B B B
28 9823 B A A
29 9839 B B B
Tabel 8. Persentase Hasil Belajar Afektif
Sikap Nilai Jumlah Persentase
Toleransi
A 19 65%
B 8 28%
C 2 7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tanggung Jawab
A 9 31%
B 14 48%
C 6 21%
Gambar V. Diagram Hasil Belajar Afektif Toleransi
Gambar VI. Diagram Hasil Belajar Afektif Tanggung Jawab
Guru melakukan penilaian afektif terhadap dua jenis sikap, yakni
sikap toleransi dan tanggung jawab. Toleransi memiliki arti menerima
perbedaan dan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. 107 Sikap
toleransi dilihat dari kemampuan siswa untuk menghargai pendapat teman
yang lain maupun kemampuan untuk mengambil nilai-nilai toleransi yang
107 Mohamad Mustari, Nilai Karakter, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014, hlm. 168
28%
65%
7%
Hasil Belajar Afektif Toleransi
Sangat Baik (A)
Baik (B)
Cukup (C)
31%
48%
21%
Hasil Belajar Afektif Tanggung Jawab
Sangat Baik (A)
Baik (B)
Cukup (C)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
ada dalam materi Peradaban Awal Dunia. Sedangkan tanggung jawab
memiliki arti melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang
seharusnya dilakukan.108 Sikap tanggung jawab ini dilihat dari kemampuan
siswa dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh guru terutama
dalam tugas psikomotorik yaitu membuat resume video sejarah.109
Berdasarkan tabel 7 mengenai hasil belajar afektif siswa yang jika
dibuat terpisah menunjukkan bahwa siswa kelas X IPS 2 mendapatkan tiga
jenis nilai yakni nilai A (Sangat Baik), nilai B (Baik), dan nilai C (Cukup).
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa sebanyak 65% siswa mendapatkan
nilai A, 28% siswa mendapatkan nilai B, dan 7 % siswa mendapatkan nilai
C dari sikap toleransi. Sedangkan dari sikap tanggung jawab, sebanyak 31%
siswa mendapatkan nilai A, 48% siswa mendapatkan nilai B, dan 21% siswa
mendapatkan nilai C.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa kelas X
IPS 2 telah mampu bersikap toleran dan mampu bertanggung jawab dalam
melaksanakan kewajibannya sebagai siswa. Akan tetapi, ada beberapa siswa
yang masih perlu meningkatkan sikap toleransi serta tanggung jawabnya.
c. Hasil Belajar Psikomotorik
Aspek terakhir yang dinilai dalam sebuah pembelajaran di sekolah
adalah aspek psikomotorik. Aspek psikomotorik menilai kinerja siswa
dalam membuat maupun menciptakan sesuatu. Hasil belajar aspek
psikomotorik ini menjadi wujud akhir pemahaman siswa mengenai materi
108 Ibid., hlm. 19 109 CL 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang dinyatakan dalam sebuah bentuk nyata baik melalui tulisan, kliping,
peta konsep (mind-mapping) maupun dalam bentuk audio visual (video).
Tabel 9. Hasil Belajar Psikomotorik
No NISP Nilai Keterangan
Tuntas Tidak tuntas
1 9600 76
2 9608 76
3 9611 84
4 9619 84
5 9620 96
6 9628 84
7 9647 76
8 9660 76
9 9661 78
10 9671 86
11 9690 76
12 9691 76
13 9699 96
14 9703 92
15 9705 76
16 9720 92
17 9732 84
18 9742 82
19 9746 96
20 9754 76
21 9757 76
22 9759 76
23 9760 96
24 9770 88
25 9774 86
26 9792 92
27 9811 80
28 9823 78
29 9839 76
MEAN 83.10
MAX 96
MIN 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 10. Persentase Hasil Belajar Psikomotorik
Nilai Jumlah Persentase
Tuntas 29 100%
Tidak Tuntas 0 0%
Gambar VII. Diagram Hasil Belajar Psikomotorik
Tabel 9 di atas memuat daftar hasil belajar psikomotorik siswa. Hasil
belajar psikomotorik siswa ini didapat dengan menilai hasil resume siswa
berdasarkan video sejarah yang telah ditayangkan guru di depan kelas. Ada
empat kriteria yang dinilai dari resume ini yakni kelengkapan isi, sistem
penulisan, penggunaan bahasa, dan kemudahan dalam mengerti isi.
Berdasarkan tabel 10 yang berisi persentase hasil belajar psikomotorik
dapat dilihat bahwa sebanyak 100% siswa mampu mencapai nilai melebihi
KKM yang telah ditentukan, yaitu 70. Rata-rata nilai psikomotorik siswa
yaitu 83.10 dengan nilai tertinggi yang didapat adalah 96 sedangkan nilai
terendah yaitu 76. Mengacu pada daftar nilai psikomotorik yang
ditunjukkan oleh guru kepada peneliti, siswa kelas X IPS 2 sudah mampu
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menuliskan
kembali isi video sejarah meskipun isi yang dituliskan di dalam resume
100%
0%
Hasil Belajar Psikomotorik
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
belum lengkap.110 Dengan demikian, peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa siswa mampu menghasilkan sebuah produk yang baik jika siswa
memiliki ketertarikan pada materi yang sedang diajarkan. Salah satu aspek
yang membuat siswa tertarik pada materi yaitu adanya pemanfaatan media
audio visual saat pelaksanaan pembelajaran di kelas.
C. Pembahasan
1. Persiapan Pembelajaran Sejarah Peminatan Berbasis Budaya Literasi
Digital dengan Memanfaatkan Media Audio Visual
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, persiapan untuk
kegiatan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual ini tidak berbeda dengan persiapan
yang dilakukan pada mata pelajaran lainnya. Tahap pertama yang harus
dilaksanakan oleh guru adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran ini terdiri dari Kompetensi Dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran, sumber belajar, langkah-
langkah kegiatan pembelajaran, dan yang terakhir adalah bentuk penilaian.
Perangkat RPP ini menjadi salah satu jenis dokumen yang telah disediakan
guru sejarah untuk kemudian dilakukan analisis oleh peneliti dengan
menggunakan instrumen check list dokumen.111
110 CL 1 111 Lexy J. Moleong, loc.cit., hlm. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
RPP ini menjadi acuan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
sehingga penyusunannya harus dilakukan dengan baik. Hal pertama yang perlu
dilakukan dalam membuat RPP adalah menentukan Kompetensi Dasar (KD).
Tujuan penentuan KD ini adalah untuk menyesuaikan mata pelajaran dan
materi pelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas. Selanjutnya guru
membuat penjabaran indikator dari KD yang telah dipilih. Indikator ini berisi
tentang kemampuan-kemampuan yang akan dicapai oleh siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Setelah menjabarkan indikator, guru merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran ini dilihat dari KD yang
telah dipilih guru disertai dengan sikap-sikap yang akan terbentuk dalam diri
siswa setelah mempelajari materi tersebut.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan guru dalam proses pembuatan
RPP adalah menyiapkan model dan metode pembelajaran. Model pembelajaran
ini akan mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
misalnya untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
diskusi maka akan lebih baik untuk menggunakan model cooperative learning.
Begitupun jika guru ingin mengajak siswa berpikir kritis maka akan lebih baik
menggunakan model discovery based learning.
Setelah menentukan model dan metode, guru harus menyiapkan media
pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh Gerlach, media pembelajaran
dapat meliputi orang, bahan, peralatan, maupun kegiatan yang dapat
menciptakan kondisi bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dan sikap yang lebih baik.112 Media pembelajaran yang dapat digunakan guru
di sekolah bisa berupa media audio, media visual, maupun media audio
visual. 113 Media pembelajaran yang dipersiapkan guru dalam pembelajaran
sejarah peminatan berbasis literasi dengan memanfaatkan media audio visual
ini tentu saja media audio visual atau media video. Pemanfaatan media audio
visual ini bertujuan untuk mengurangi rasa bosan siswa terhadap proses belajar
sejarah yang konvensional (sekedar mendengarkan ceramah). Hal tersebut juga
sesuai dengan pernyataan salah satu siswa yakni Luh Prascitta Putri Ariawan
yang menyatakan bahwa pembelajaran sejarah konvensional lebih mudah
membuatnya cepat bosan.114 Selanjutnya guru perlu menyiapkan alat dan bahan
yang dapat mendukung penayangan media audio visual sehingga materi juga
dapat tersampaikan dengan baik.
Kemudian guru menyusun langkah-langkah pembelajaran yang harus
dilaksanakan di dalam kelas. Dalam langkah-langkah pembelajaran ini
mencakup kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa
beserta alokasi waktu di masing-masing tahapan. Langkah terakhir dalam
pembuatan RPP yaitu guru harus membuat tiga penilaian yang terdiri dari
penilaian kognitif, penilaian afektif, dan penilaian psikomotorik. Penilaian
kognitif dibuat untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi yang telah diajarkan. Penilaian afektif mengukur tingkat kemampuan
siswa untuk bersikap sesuai yang diharapkan guru berdasarkan materi yang
sedang berlangsung. Sedangkan penilaian psikomotorik menilai hasil
112 Wina Sanjaya, loc.cit., hlm. 60 113 Ibid., hlm. 118 114 CL 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diwujudkan dalam
bentuk nyata.
Berdasarkan pemaparan di atas, persiapan yang dilakukan guru sejarah
dalam pembelajaran sejarah berbasis literasi digital dengan memanfaatkan
media audio visual sama dengan persiapan yang dilakukan guru mata pelajaran.
Hal yang jelas berbeda adalah mata pelajaran beserta Kompetensi Dasar yang
diambil. Model maupun metode yang diterapkan serta media yang digunakan
juga dapat berbeda antara satu guru dengan guru lainnya. Secara keseluruhan,
guru sejarah sudah mampu mempersiapkan pembelajaran sejarah dengan baik
sesuai dengan aturan-aturan pembuatan perangkat pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Peminatan Berbasis Budaya Literasi
Digital dengan Memanfaatkan Media Audio Visual
Pelaksanaan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi
digital dengan memanfaatkan media audio visual ini berlangsung pada hari
Selasa, 30 April 2019. Peneliti melakukan observasi di kelas X IPS 2. Dalam
hal ini, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan
siswa di dalam kelas. Kegiatan pertama yang dilakukan guru adalah mengecek
kesiapan fisik kelas lalu mengucapkan salam pembuka dan kemudian mendata
kehadiran siswa. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan pada pembelajaran hari itu.
Masuk ke kegiatan inti, guru memberi penjelasan ringkas mengenai
video yang akan ditayangkan. Tidak lupa guru menampilkan panduan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
bentuk powerpoint untuk mempermudah siswa dalam mencatat hal-hal penting
yang nantinya akan berguna dalam membantu siswa mengerjakan resume
sejarah. Setelah semua siswa mencatat panduan yang ditampilkan, guru
kemudian menayangkan video. Dari kegiatan menonton video ini, peneliti
dapat melihat bahwa ada dua keterampilan literasi digital yang dilaksanakan
oleh siswa yakni keterampilan menyimak dan keterampilan menulis.
Keterampilan menyimak memiliki arti mendengarkan secara sungguh-
sungguh untuk memperoleh informasi lisan. 115 Keterampilan menyimak ini
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dapat
ditunjukkan dari komentar-komentar siswa yang mempertanyakan bagaimana
caranya manusia pada zaman dahulu dapat membuat piramid, Machu Pichu,
bahkan membuat Borobudur padahal teknologi manusia zaman dahulu belum
secanggih teknologi sekarang.116 Keterampilan literasi lain yang tampak dalam
kegiatan penayangan video ini adalah kegiatan menulis. Kegiatan ini didorong
dengan perintah guru untuk menuliskan hal-hal penting yang ada dalam video.
Dengan menulis, siswa dapat memahami video dengan lebih baik lagi dan
dapat lebih mudah mengingat materi yang ada dalam video, seperti yang
diungkapkan oleh Arnell Khaerandy dan Rosiana Nur Azizah.117
Setelah video ditayangkan, guru kemudian memperbolehkan siswa untuk
melengkapi catatannya baik dengan berdiskusi bersama teman maupun mencari
di internet. Setelah semua siswa dirasa sudah melengkapi catatannya, guru
meminta siswa untuk membuat resume sejarah. Resume sejarah ini merupakan
115 Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, op.cit., hlm. 56 116 CL 2 117 CL 3, 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kegiatan menceritakan kembali video sejarah yang telah ditayangkan
sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengecek sejauh mana kemampuan
siswa dalam memahami video dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Hasil
resume ini akan digunakan guru sebagai penilaian psikomotorik. Semakin
tinggi nilai psikomotorik siswa maka semakin baik juga keterampilan literasi
digital siswa melalui media audio visual.
Kegiatan terakhir sekaligus kegiatan penutup pembelajaran adalah guru
bersama siswa melakukan kegiatan refleksi dengan tujuan untuk mencari nilai-
nilai yang dapat diteladani dari materi yang telah disampaikan. Kemudian guru
dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan untuk materi yang telah
disampaikan pada pertemuan hari itu. Akan tetapi, guru belum melaksanakan
kegiatan tindak lanjut seperti meminta siswa mempelajari bahan pelajaran
selanjutnya padahal proses belajar sendiri tidak hanya berhenti ketika pelajaran
sudah selesai. Seperti yang diutarakan Sardiman bahwa belajar merupakan
suatu proses yang tidak pernah berhenti dan merupakan suatu proses yang
berkelanjutan.118
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu
melaksanakan proses pembelajaran sejarah peminatan berbasis literasi dengan
memanfaatkan media audio visual secara baik dan efektif. Guru telah
memanfaatkan media audio visual yaitu video untuk menyampaikan materi
yang diajarkan dan telah mampu mengusahakan terwujudnya keterampilan
literasi digital baik melalui video maupun melalui internet.
118 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011,
hlm. 221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Hasil Belajar Sejarah Peminatan dengan Memanfaatkan Media Audio
Visual
Pemanfaatan media audio visual dalam proses pembelajaran sejarah
peminatan berbasis literasi digital ini ternyata memberikan dampak positif bagi
perkembangan siswa, baik perkembangan kemampuan kognitif, perkembangan
kemampuan afektif, hingga perkembangan kemampuan psikomotoriknya.
Dampak positif ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mendapat nilai di
atas rata-rata. Hasil belajar siswa terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Berikut pembahasan mengenai ketiga
hasil belajar sejarah tersebut:
a. Hasil Belajar Kognitif
Untuk hasil belajar kognitif dapat dilihat dari total 29 siswa yang ada
di kelas X IPS 2 hanya 2 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM.119
Keberhasilan ini tidak terlepas dari pemanfaatan media audio visual dalam
proses pembelajaran yang memudahkan siswa untuk menyerap materi yang
sedang dibahas, seperti yang diungkapkan oleh salah satu siswa bernama
Luh Prascitta Putri Ariawan.120
Hal di atas sekaligus membuktikan pernyataan Edgar Dale yang
menunjukkan bahwa pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh melalui
indera penglihatan, 13% melalui indera pendengaran, dan sisanya diperoleh
melalui indera-indera lain. 121 Dari pernyataan Edgar Dale dalam kerucut
pengalamannya tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
119 Daftar nilai kognitif siswa kelas X IPS 2 120 CL 8 121 John D. Latuheru, loc.cit., hlm. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
memanfaatkan media audio visual, siswa telah memperoleh setidaknya 88%
pengalaman belajar melalui dua indera yakni indera penglihatan dan indera
pendengaran.
Adanya pengalaman yang didapat siswa melalui indera penglihatan
dan pendengaran juga menjadi salah satu pembuktian teori konstruktivisme
menurut Bruning yaitu siswa membangun atau membentuk sendiri
pengetahuannya berdasarkan apa yang mereka pelajari dan mereka
pahami.122 Hal inilah yang kemudian memudahkan siswa untuk menyerap
dan mengingat materi pelajaran yang sedang disampaikan sehingga siswa
mampu mendapatkan nilai di atas KKM.
Keberhasilan siswa juga tidak dapat dilepaskan dari peran guru
pelajaran yang mengajar. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh
seorang siswa bernama Desi Wulandari bahwa guru yang dapat menjelaskan
materi dengan baik akan membuat siswa mudah memahami materi. 123
Selain itu, siswa bernama Muhammad Rafif Mahardika juga menambahkan
bahwa guru yang memiliki sikap santai dapat membuat siswa merasa lebih
nyaman untuk belajar dibandingkan guru killer yang ketika masuk kelas
membuat kondisi kelas menjadi tegang.124 Dengan demikian, hubungan atau
relasi antara guru dan siswa sangat penting dalam proses belajar-mengajar.
Seperti yang diutarakan Sardiman bahwa sebaik apapun metode yang
122 Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme, Bandung: Alfabeta, 2013, hlm. 22 123 CL 7 124 CL 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
digunakan jika hubungan yang terjalin antara guru dan siswa tidak baik
maka hasil yang ditunjukkan siswa pun tidak akan baik.125
Meskipun pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi
digital dengan menggunakan media audio visual ini mampu meningkatkan
hasil kognitif siswa, tetapi tetap ada hambatan yang muncul ketika
pelaksanaan di kelas. Salah satunya seperti yang diutarakan Citta bahwa
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran sejarah membuat
kondisi kelas menjadi terlalu ekspresif sehingga memecah konsentrasi Citta
dalam usahanya berfokus menonton video.126 Selain itu, salah satu siswa
bernama Arnell pun menyatakan hambatan yang ia temui ketika menonton
video dalam proses pembelajaran yakni guru sejarah seringkali tidak
menjelaskan kembali mengenai video yang baru ditonton. Menurut Arnell
walaupun video yang ditayangkan menarik tapi tetap saja guru perlu
memberikan penegasan di akhir penayangan agar siswa dapat semakin
paham mengenai materi yang disampaikan melalui media video.
Dengan demikian, pemanfaatan media audio visual khususnya dalam
pembelajaran sejarah peminatan sangat diperlukan pada masa sekarang agar
siswa tertarik untuk belajar dan dapat dengan mudah memahami pelajaran
yang sedang diajarkan. Selain itu, siswa juga membutuhkan guru yang dapat
mengelola kelas dengan baik sekaligus guru yang dapat menjelaskan materi
dengan baik agar siswa memiliki semangat serta motivasi untuk mengikuti
pembelajaran.
125 Sardiman, op.cit., hlm. 147 126 CL 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Hasil Belajar Afektif
Dengan memanfaatkan media audio visual dalam proses pembelajaran
sejarah peminatan di kelas ternyata mampu memberikan hasil yang baik
dalam kemampuan afektif siswa. Hal ini dapat dilihat dengan hasil belajar
afektif siswa yang rata-rata mendapatkan nilai A dan B.127 Selain itu, proses
pembelajaran sejarah peminatan berbasis literasi digital di dalam kelas
ternyata juga menumbuhkan kemampuan afektif lainnya selain sikap
toleransi dan sikap bertanggung jawab yang dinilai guru dalam penilaian
afektif. Kemampuan afektif lainnya yang berkenaan dengan adanya
penerapan literasi digital ini adalah kemampuan berpikir kritis.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan gadget
dalam mencari materi pembelajaran di internet menjadi salah satu kegiatan
literasi digital yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Hal ini dapat dilihat ketika siswa menemukan materi di internet, siswa
melaksanakan kegiatan membaca terlebih dahulu, tidak langsung
menuliskan apa yang tertera di internet.128 Hal ini juga sesuai dengan yang
diungkapkan oleh salah satu siswa bernama Muhammad Syahrul Irwansyah.
Selain itu, salah satu siswa bernama Desi Wulandari menyatakan bahwa
tidak semua jawaban yang ditemukan di internet selalu sesuai dengan kata
kunci yang dimasukkan dalam pencarian.129 Hal tersebutlah yang membuat
Desi selalu membaca terlebih dahulu materi yang ia temukan di internet.
Dengan kegiatan membaca terlebih dahulu ini siswa akan mampu
127 Daftar nilai afektif siswa kelas X IPS 2 128 CL 6 129 CL 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menyaring informasi yang ia dapatkan. Jika memang informasi yang
didapatkan sesuai dengan yang dibutuhkan, siswa bisa langsung
menuliskannya namun jika informasi yang didapatkan tidak sesuai maka
informasi tersebut dapat dibuang atau diabaikan dan sebaiknya siswa
mencari informasi lainnya yang lebih terpercaya (kredibel).
Kredibilitas informasi ini juga dapat dilihat dengan membandingkan
informasi dari satu web atau jurnal dengan web atau jurnal lainnya. Semakin
besar persamaan yang dituliskan dalam beberapa web atau jurnal tersebut
maka dapat dipastikan bahwa informasi tersebut kredibel atau dapat
dipercaya. Keinginan untuk membaca terlebih dahulu dan membandingkan
berbagai sumber ini akan semakin mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa sehingga siswa tidak akan terjerumus dalam berita-berita
bohong atau berita-berita yang tidak sesuai. Hal ini membuktikan fungsi
literasi digital di sekolah yang disampaikan oleh Kemendikbud bahwa
literasi digital dapat membantu siswa agar tidak mudah menjadi korban
penyebaran berita bohong dan tidak termakan isu-isu provokatif yang dapat
melemahkan persatuan bangsa.130 Kebiasaan ber-literasi digital ini tentu saja
akan memberikan dampak yang lebih baik lagi ketika kebiasaan ini
diterapkan terus-menerus oleh semua pihak sehingga dapat membentuk
sebuah budaya baru, yakni budaya literasi digital.
Dari pemaparan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran sejarah peminatan
130 Kemendikbud, Materi Pendukung Literasi Digital, loc.cit., hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
berbasis literasi digital memberikan dampak positif bagi perkembangan
afektif siswa. Baik perkembangan afektif siswa yang telah ditentukan guru
ketika membuat RPP maupun perkembangan afektif secara tidak langsung.
c. Hasil Belajar Psikomotorik
Pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran sejarah
peminatan berbasis literasi digital rupanya memberikan dampak positif juga
terhadap perkembangan psikomotorik siswa. Perkembangan ini dapat dilihat
dari hasil belajar psikomotorik siswa yaitu membuat resume yang nyatanya
mampu menghasilkan nilai yang cukup memuaskan dan 100% tuntas.
Dengan menonton video sembari mencatat hal-hal penting yang ada di
dalam video ternyata mampu mempermudah siswa dalam mengingat isi dari
video yang telah ditayangkan.131 Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Rosiana Nur Azizah. Kemudian mengacu pada catatan tersebut, siswa
dapat lebih mudah untuk menceritakan kembali video yang telah mereka
tonton. Semakin lengkap catatan yang dibuat akan semakin mudah mereka
mengerjakan tugas membuat resume. Kegiatan membuat resume sejarah ini
menjadi bukti ketercapaian salah satu tujuan pemanfaatan literasi dalam
pembelajaran sejarah yang disampaikan Hendra Kurniawan, yakni untuk
mengembangkan kemandirian siswa dalam memproses sumber sejarah dan
menghasilkan karya literasi sejarah.132
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media
audio visual dalam pembelajaran di kelas tidak hanya memberikan dampak
131 CL 4 132 Hendra Kurniawan, Literasi dalam Pembelajaran Sejarah, op.cit., hlm. 47-48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
positif dalam aspek kognitif maupun afektif saja, tetapi juga mampu
memberikan dampak positif dalam aspek psikomotorik siswa. Dengan
menyimak dan membuat catatan, siswa dapat lebih mudah untuk mengingat
kembali materi yang telah disampaikan sekaligus dapat membantu siswa
untuk mengerjakan tugas psikomotorik dengan baik. Hal inilah yang
akhirnya membuat seluruh siswa kelas X IPS 2 mendapatkan nilai
psikomotorik di atas KKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya
literasi digital dengan memanfaatkan media audio visual, guru perlu
melaksanakan persiapan terlebih dahulu. Persiapan tersebut diantaranya
yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta lampiran
penilaian baik itu penilaian kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam
menyusun RPP, guru menentukan terlebih dahulu Kompetensi Dasar (KD)
yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya KD
tersebut dirumuskan dalam beberapa indikator beserta tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Kemudian guru menyiapkan materi pembelajaran beserta
metode yang akan digunakan dan media yang diperlukan dalam kegiatan
belajar mengajar. Guru juga menjabarkan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilakukan di dalam kelas. Terakhir, guru menyiapkan instrumen
penilaian bagi siswa. Penilaian ini terdiri dari penilaian kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penilaian kognitif menggunakan soal pilihan ganda sebanyak
10 butir soal, penilaian afektif menggunakan teknik observasi yang terdiri
dari sikap toleransi dan tanggung jawab, serta penilaian psikomotorik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dinilai menggunakan rubrik resume sejarah. Guru telah mampu
melaksanakan persiapan dengan baik.
2. Pelaksanaan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual dilaksanakan dengan baik dan
sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya meskipun ada beberapa
hal yang perlu penyempurnaan. Pembelajaran berhasil meningkatkan
kemampuan literasi digital siswa yakni kemampuan menyimak, menulis,
berbicara, dan berpikir kritis. Pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, kegiatan penutup, menjawab soal,
mengerjakan resume sejarah, dan mengisi kuesioner.
3. Hasil belajar pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual terdiri dari hasil belajar kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif diambil dengan cara
pengerjaan soal evaluasi berjumlah 10 butir soal. Hasil belajar afektif
diambil dengan observasi dan hasil belajar psikomotorik diambil dengan
menggunakan rubrik resume sejarah. Hasil kognitif menunjukkan 87%
siswa tuntas KKM 70 dengan rata-rata 84,37. Hasil afektif toleransi
menunjukkan 65% siswa masuk dalam kategori “Sangat Baik”, 28% siswa
masuk kategori “Baik”, dan 7% siswa masuk kategori “Cukup”. Sedangkan
hasil afektif tanggung jawab menunjukkan 31% siswa masuk dalam kategori
“Sangat Baik”, 48% siswa masuk kategori “Baik”, dan 21% siswa masuk
dalam kategori “Cukup”. Hasil psikomotorik siswa menunjukkan siswa
telah mampu membuat resume sejarah dengan rata-rata nilai 83,10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi pelaksanaan
pembelajaran berbasis literasi digital dengan memanfaatkan media audio
visual pada mata pelajaran lainnya terutama dalam usaha pengembangan
sekolah literat dengan mengacu pada tiga tahap Gerakan Literasi Sekolah.
2. Bagi guru
Pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual ini dapat diteliti lebih lanjut oleh
guru sekaligus dapat menjadi referensi dalam mengusahakan terciptanya
pembelajaran kaya literasi di kelas.
3. Bagi siswa
Pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual ini diharapkan dapat membantu
siswa mengembangkan kemampuan literasi digital khususnya kemampuan
berpikir kritis agar tidak menjadi generasi yang mudah termakan hoaks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Andre Rinanto. 1982. Peranan Media Audio Visual dalam Pendidikan. Jakarta:
Yayasan Kanisius.
Arief S. Sadiman dkk. 2009. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Azhar Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Bandur, Agustinus. 2016. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Benny A. Pribadi. 2017. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Dirjendikdasmen. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah
Atas. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Endah Tri Priyatni & Nurhadi. 2017. Membaca Kritis dan Literasi Kritis.
Tangerang: Tira Smart.
Haris Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Hendra Kurniawan. 2018. Literasi dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
Gava Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi
Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Kemendikbud. 2017. Materi Pendukung Literasi Digital. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2017. Panduan Gerakan Literasi Nasional. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Latuheru, John. D. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lexy J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mohamad Mustari. 2014. Nilai Karakter. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Mohammad Suardi. 2012. Pengantar Pendidikan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Indeks.
Nusa Putra. 2013. Penelitian Kualitatif IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Seto Mulyadi dkk. 2019. Metode Penelitian Kualitatif dan Mixed Method. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.
Sigit Mangun Wardoyo. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Tatang S. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Wina Sanjaya. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumber Jurnal:
Emilda Eva Ariani. 2018. Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah
Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma. (Skripsi, tidak diterbitkan)
Hendra Kurniawan. 2018. Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah.
Historia Vitae. Vol.32. No. 1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Jemi Fantula. 2016. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pemanfaatan Media Audio
Visual. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. (Skripsi, tidak diterbitkan)
Sumber Internet:
http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/buku-literasi-digital/, diakses tanggal 4 Maret
2019 pukul 23:31 WIB
http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/tentang-gln/, diakses tanggal 4 Maret 2019
pukul 22:39 WIB
http://kbbi.co.id/arti-kata/sejarah, diakses tanggal 8 Maret 2019 pukul 11:45 WIB
https://googleweblight.com/i?u=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/literasi&grqid
=R-ZH1DFJ&s=1&hl=id-ID, diakses tanggal 4 Maret 2019 pukul 22:20
WIB
https://kbbi.web.id/budaya, diakses tanggal 8 Maret 2019 pukul 19:23 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
https://kbbi.web.id/media, diakses tanggal 1 Maret 2019 pukul 14:06 WIB
https://m.kumparan.com/nurul-iswari/ini-penyebab-rendahnya-minat-baca-di-
indonesia-1504967041086, diakses tanggal 28 Februari 2019 pukul 14:19
WIB
https://terandik.blogspot.com/2016/12/edgar-dale-perumus-cone-of-
experience.html?m=1 diakses tanggal 1 Maret 2019 pukul 17:40 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Kelas : X
No Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
(KD) Materi Pembelajaran IPK Kegiatan Pembelajaran Waktu Sumber Belajar Penilaian
3.1 Menganalisis
kehidupan
manusia dalam
ruang dan waktu
Kehidupan manusia
dalam ruang dan waktu
dalam perubahan dan
keberlanjutan
Keterkaitan manusia
hidup dalam konsep
ruang dan waktu
3.1.1 Menjelaskan konsep
manusia, ruang, dan
waktu
3.1.2 Menganalisis konsep
waktu
(perkembangan,
kesinambungan,
pengulangan,
perubahan)
3.1.3 Menganalisis keterkaitan antara
manusia, ruang, dan
Membaca buku teks
dan/atau menyimak
penjelasan guru
tentang kehidupan
manusia dalam ruang
dan waktu
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi tentang informasi yang
belum
3 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Guru Mata
Pelajaran Sejarah
(Peminatan)
Lisan
Tes
Tertulis
Tugas LKS
Rubrik
Presentasi
Sejarah
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
4.1 Menyajikan hasil
kajian tentang
keterkaitan
kehidupan
manusia dalam
ruang dan waktu
dalam bentuk
tulisan dan/atau
media lain
waktu dalam
mempelajari sejarah
4.1.1 Menyajikan hasil
kajian tentang
keterkaitan
kehidupan manusia
dalam ruang dan
waktu dalam bentuk
presentasi
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi tentang
kehidupan manusia
dalam ruang dan
waktu
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
mengenai kehidupan
manusia dalam ruang
dan waktu
Menganalisis dan
menarik kesimpulan
dari data yang
dikumpulkan
mengenai kehidupan
manusia dalam ruang
dan waktu
Menyajikan dalam
bentuk tulisan dan/atau
media lain tentang
contoh konsep ruang dan waktu dalam
peristiwa sejarah
Indonesia
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Siswa Mata Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Modul
Sumber Internet
3.2 Menganalisis
kehidupan
manusia dalam
perubahan dan
keberlanjutan
Kehidupan manusia
dalam ruang dan waktu
dalam perubahan dan
keberlanjutan
Keterkaitan manusia
hidup dalam
perubahan dan
keberlanjutan
3.2.1 Mendeskripsikan
konsep dan bentuk-
bentuk perubahan
sosial-budaya
3.2.2 Menganalisis faktor
pendorong dan
penghambat
perubahan sosial-
Membaca buku
teks/melihat
gambar/menonton
video/film dan/atau
menyimak penjelasan
guru tentang
Kehidupan manusia
dalam perubahan dan
3 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Lisan
Tes
Tertulis
Tugas LKS
Rubrik
Tulisan
Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
4.2 Menyajikan hasil
telaah dalam
bentuk tertulis
tentang keterkaitan
kehidupan
manusia dalam
perubahan dan
keberlanjutan
budaya
3.2.3 Menemukan contoh
peristiwa sejarah
yang berhubungan
dengan konsep
perubahan dan
keberlanjutan
4.2.1 Menyajikan hasil
telaah dalam bentuk
tertulis tentang
keterkaitan kehidupan manusia
dalam perubahan dan
keberlanjutan
keberlanjutan
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi
yang belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi tentang
Kehidupan manusia dalam perubahan dan
keberlanjutan
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
mengenai Kehidupan
manusia dalam
perubahan dan
keberlanjutan
Menganalisis dan
menarik kesimpulan
dari data yang dikumpulkan
mengenai Kehidupan
manusia dalam
perubahan dan
keberlanjutan
Menyajikan hasil
analisis berbentuk
tulisan dan/atau media
lain tentang
kehidupan manusia
dalam perubahan dan
Guru Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan
Modul
Sumber
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
keberlanjutan
3.3 Menganalisis
keterkaitan
peristiwa sejarah
tentang manusia
di masa lalu
untuk kehidupan
masa kini
4.3 Membuat tulisan
tentang hasil
kajian mengenai
keterkaitan
kehidupan masa
lalu untuk kehidupan masa
kini
Kehidupan manusia
dalam ruang dan waktu
dalam perubahan dan
keberlanjutan
Keterkaitan tentang
sejarah manusia
masa lalu untuk
kehidupan masa
kini
3.3.1 Menjelaskan
pengertian konsep
kausalitas dalam
sejarah
3.3.2 Memberikan contoh
mengenai peristiwa
sejarah yang terjadi
di masa lalu dan
masa kini
3.3.3 Menganalisis
keterkaitan antara
peristiwa sejarah yang terjadi di masa
lalu dengan peristiwa
sejarah yang terjadi
pada masa kini
4.3.1 Membuat tulisan
tentang hasil kajian
mengenai
keterkaitan
peristiwa sejarah
tentang manusia di masa lalu untuk
kehidupan masa
kini
Membaca buku
teks/melihat
gambar/menonton
video/film, dan/atau
mengamati situs-situs
yang terkait Keterkaitan
peristiwa sejarah
tentang manusia di
masa lalu untuk
kehidupan masa kini
Membuat dan
mengajukan pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi yang
belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
Keterkaitan peristiwa
sejarah tentang manusia
di masa lalu untuk kehidupan masa kini
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
terkait pertanyaan
mengenai Keterkaitan
peristiwa sejarah
tentang manusia di
masa lalu untuk
kehidupan masa kini
Menganalisis dan
3 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Guru Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan) kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku Siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Lisan
Tes
Tertulis
Tugas LKS
Rubrik
Tulisan
Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
menarik kesimpulan
dari data yang
dikumpulkan mengenai
Keterkaitan peristiwa
sejarah tentang manusia
di masa lalu untuk
kehidupan masa kini
Menyajikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisandan/atau media
lain berupa kesimpulan
mengenai Keterkaitan peristiwa sejarah
tentang manusia di
masa lalu untuk
kehidupan masa kini
Modul
Sumber
Internet
3.4 Menganalisis
sejarah sebagai
ilmu, peristiwa,
kisah, dan seni
Sejarah sebagai ilmu,
kisah, peristiwa, dan
seni
Sejarah sebagai
ilmu
Sejarah sebagai
kisah
Sejarah sebagai peristiwa
Sejarah sebagai seni
3.4.1 Menjelaskan
pengertian sejarah
sebagai ilmu
3.4.2 Menjelaskan
pengertian sejarah
sebagai kisah
3.4.3 Menjelaskan
pengertian sejarah sebagai peristiwa
3.4.4 Menjelaskan
pengertian sejarah
sebagai seni
3.4.5 Menganalisis ciri-ciri
dari sejarah sebagai
ilmu
3.4.6 Menganalisis ciri-ciri
dari sejarah sebagai
kisah
Membaca buku
teks/melihat gambar/
menonton video/film
dan/atau menyimak
penjelasan guru
tentang sejarah sebagai
ilmu, peristiwa, kisah
dan Seni
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi yang
belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
9 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku Guru Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Lisan
Tes
Tertulis
Tugas LKS
Rubrik
Peta
Konsep
Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4.4 Menyajikan hasil
telaah tentang
sejarah sebagai
ilmu, peristiwa,
kisah dan seni dalam bentuk
tulisan dan/atau
media lain
3.4.7 Menganalisis ciri-ciri
dari sejarah sebagai
peristiwa
3.4.8 Menganalisis ciri-ciri
dari sejarah sebagai
seni
4.4.1 Membuat peta
konsep mengenai
sejarah sebagai
ilmu, peristiwa,
kisah, dan seni
sejarah sebagai ilmu,
peristiwa, kisah dan
Seni pemerintahan,
dan sosial
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
terkait pertanyaan
mengenai sejarah
sebagai ilmu,
peristiwa, kisah dan
Seni
Menganalisis dan menarik kesimpulan
dari data yang
dikumpulkan
mengenai sejarah
sebagai ilmu,
peristiwa, kisah dan
Seni
Menyajikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan dan/ atau media
lain mengenai sejarah sebagai ilmu,
peristiwa, kisah dan
Seni
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian Pendidikan
dan
Kebudayaan
Modul
Sumber
Internet
3.5 Menganalisis cara
berpikir diakronik
dan sinkronik
dalam karya
sejarah
Berpikir sejarah
(diakronik dan
sinkronik)
Berpikir sejarah
diakronik
Berpikir sejarah
sinkronik
3.5.1 Menjelaskan
pengertian cara
berpikir diakronik
3.5.2 Menjelaskan
pengertian cara
berpikir sinkronik
3.5.3 Menganalisis
perbandingan cara
Membaca buku
teks/melihat gambar/
menonton video/film
dan/atau menyimak
penjelasan guru
tentang cara berpikir
diakronik dan
sinkronik dalam karya
3 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Lisan
Tes
Tertulis
Tugas LKS
Rubrik
Tulisan
Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
4.5 Menyajikan hasil
telaah tentang
penerapan cara
berpikir diakronik
dan sinkronik
dalam karya
sejarah melalui
tulisan dan/atau
media lain
berpikir diakronik
dan sinkronik
3.5.4 Menganalisis sifat-
sifat ilmu sejarah
(generalisasi,
periodisasi,
kronologi)
3.5.5 Menganalisis
manfaat mempelajari
sejarah dalam
kehidupan sehari-
hari
4.5.1 Menyajikan hasil
telaah tentang
penerapan cara
berpikir diakronik
dan sinkronik dalam
karya sejarah melalui
tulisan sejarah
sejarah
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi
yang belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
cara berpikir diakronik dan
sinkronik dalam karya
sejarah
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
terkait pertanyaan
mengenai cara
berpikir diakronik dan
sinkronik dalam karya
sejarah
Menganalisis dan menarik kesimpulan
dari data yang
dikumpulkan
mengenai cara
berpikir diakronik dan
sinkronik dalam karya
sejarah
Menyajikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan dan/ atau
media lain mengenai
Guru Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan.
2016. Buku
siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan
Modul
Sumber
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
cara berpikir
diakronik dan
sinkronik dalam karya
sejarah
3.6 Mengevaluasi
kelebihan dan
kekurangan
berbagai
bentuk/jenis
sumber sejarah
(artefak, fosil,
tekstual,
nontekstual, kebendaan, visual,
audiovisual,
tradisi lisan)
4.6 Menyajikan hasil
evaluasi
kelebihan dan
kekurangan
berbagai
Sumber sejarah
Artefak
Fosil
Bukti tekstual
Kebendaan
Visual
Audio visual
Tradisi lisan
3.6.1 Menjelaskan
pengertian sumber
sejarah
3.6.2 Menjelaskan
pengertian artefak
3.6.3 Menjelaskan
pengertian fosil
3.6.4 Memberikan contoh
bukti-bukti sejarah baik lisan maupun
tertulis
3.6.5 Memberikan contoh
bukti-bukti sejarah
yang berbentuk
visual maupun audio
visual
3.6.6 Menganalisis
kelebihan masing-
masing sumber
sejarah 3.6.7 Menganalisis
kekurangan masing-
masing sumber
sejarah
4.6.1 Menyajikan hasil
evaluasi kelebihan
dan kekurangan
berbagai
bentuk/jenis
Membaca buku
teks/melihat gambar/
menonton video/film
dan/atau menyimak
penjelasan guru
tentang Kelebihan dan
kekurangan berbagai
bentuk/jenis sumber
sejarah
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi yang
belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
Kelebihan dan kekurangan berbagai
bentuk/jenis sumber
sejarah
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
terkait pertanyaan
mengenai Kelebihan
dan kekurangan
berbagai bentuk/jenis
sumber sejarah
11 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Guru Mata Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan.
2016. Buku
siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Lisan
Tes
Tertulis
Tugas LKS
Rubrik
Makalah
Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
bentuk/jenis
sumber sejarah
(artefak, fosil,
tekstual,
nontekstual,
kebendaan,
visual,
audiovisual,
tradisi lisan)
dalam bentuk
tulisan dan/atau
media lain
sumber sejarah
(artefak, fosil,
tekstual,
nontekstual,
kebendaan, visual,
audiovisual, tradisi
lisan) dalam bentuk
makalah sejarah
Menganalisis dan
menarik kesimpulan
dari data yang
dikumpulkan
mengenai Kelebihan
dan kekurangan
berbagai bentuk/jenis
sumber sejarah
Menyajikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan dan/ atau media
lain mengenai Kelebihan dan
kekurangan berbagai
bentuk/jenis sumber
sejarah
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Modul
Sumber
Internet
3.7 Memahami
langkah-langkah
penelitian sejarah
(heuristik,
kritik/verifikasi,
interpretasi/ekspla
nasi, dan
penulisan sejarah)
Penelitian sejarah
Heuristik
Kritik/verifikasi
Interpretasi/eks-
planasi
Penulisan sejarah
3.7.1 Menjelaskan
pengertian penelitian
sejarah
3.7.2 Menyebutkan
langkah-langkah
penelitian sejarah
3.7.3 Mendeskripsikan hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan topik
3.7.4 Mendeskripsikan
pengertian heuristik
3.7.5 Mendeskripsikan
pengertian
interpretasi
3.7.6 Mendeskripsikan
pengertian
historiografi
Membaca buku
teks/melihat gambar/
menonton video/film
dan/atau menyimak
penjelasan guru
tentang langkah-
langkah penelitian
sejarah (heuristik, kritik/verifikasi,
interpretasi/eksplanasi,
dan penulisan sejarah)
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi yang
belum
dipahami/informasi
14 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku Guru Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Lisan
Tes
Tertulis
Tugas LKS
Rubrik
Penelitian
Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4.7 Menerapkan langkah-langkah
penelitian sejarah
(heuristik,
kritik/verifikasi,
interpretasi/
eksplanasi dan
penulisan sejarah)
dalam
mempelajari
sumber sejarah
yang ada di sekitarnya
3.7.7 Menganalisis sifat
penulisan
historiografi
(deskriptif-naratif
atau deskriptif-
eksplanatif)
3.7.8 Menjelaskan
sumbangan sejarah
dalam ilmu-ilmu
sosial
4.7.1 Membuat penelitian sejarah dengan
menerapkan langkah-
langkah yang sudah
dijelaskan
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
langkah-langkah
penelitian sejarah
(heuristik,
kritik/verifikasi,
interpretasi/eksplanasi,
dan penulisan sejarah)
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
terkait pertanyaan mengenai sejarah
sebagai ilmu,
peristiwa, kisah dan
Seni
Menganalisis dan
menarik kesimpulan
dari data yang
dikumpulkan
mengenai langkah-
langkah penelitian
sejarah (heuristik, kritik/verifikasi,
interpretasi/eksplanasi,
dan penulisan sejarah)
Menyajikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan dan/ atau media
lain mengenai
langkah-langkah
penelitian sejarah
(heuristik,
kritik/verifikasi,
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian Pendidikan
dan
Kebudayaan
Modul
Sumber
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
interpretasi/eksplanasi,
dan penulisan sejarah)
3.8 Menganalisis ciri-
ciri dari
historiografi
tradisional,
kolonial, dan
modern
4.8 Menyajikan hasil
kajian ciri-ciri
historiografi
tradisional,
kolonial, dan
modern dalam
bentuk tulisan
dan/atau media lain
Historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
Historiografi
tradisional
Historiografi
kolonial
Historiografi
modern
3.8.1 Menjelaskan
pengertian tentang
historiografi
tradisional
3.8.2 Menganalisis ciri-ciri
historiografi
tradisional
3.8.3 Menjelaskan
pengertian tentang
historiografi kolonial
3.8.4 Menganalisis ciri-ciri historiografi kolonial
3.8.5 Menjelaskan
pengertian tentang
historiografi modern
3.8.6 Menganalisis ciri-ciri
historiografi modern
3.8.7 Memberikan contoh
tulisan historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
4.8.1 Membuat peta
konsep mengenai
jenis-jenis
historiografi di
Indonesia beserta
ciri-ciri dari masing-
masing historiografi
Membaca buku teks
dan/atau menyimak
penjelasan guru
tentang ciri-ciri
historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi tentang informasi yang
belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi tentang ciri-
ciri historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber mengenai ciri-ciri
historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
Menganalisis dan
menarik kesimpulan
dari data yang
dikumpulkan
mengenai jenis
historiografi
6 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Guru Mata
Pelajaran
Sejarah (Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan. 2016. Buku
siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Tes tertulis
(PG, Uraian)
Rubrik peta
konsep
sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
berdasarkan ciri-
cirinya
Menyajikan dalam
bentuk tulisan dan/atau
media lain hasil
klasifikasi ciri-ciri
historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
Kebudayaan
Modul
Sumber
Internet
3.9 Menganalisis
persamaan dan
perbedaan antara
manusia purba
Indonesia dan
dunia dengan
manusia modern
dalam aspek fisik
dan nonfisik
Persamaan dan
perbedaan antara
manusia purba
Indonesia dan dunia dengan manusia
modern dalam aspek
fisik dan non fisik
Manusia purba
Indonesia
Manusia purba
dunia
Manusia modern
3.9.1 Mendeskripsikan
tentang teori evolusi
3.9.2 Mendeskripsikan
tentang evolusi biologis manusia
purba
3.9.3 Mendeskripsikan
tentang
berkembangnya ras
dan keberagaman
manusia
3.9.4 Menganalisis fisik
manusia purba
Indonesia
3.9.5 Menganalisis fisik manusia purba dunia
3.9.6 Membandingkan
persamaan dan
perbedaan manusia
purba Indonesia dan
manusia purba dunia
3.9.7 Menganalisis
persamaan dan
perbedaan antara
fisik manusia purba
Membaca buku
teks/melihat
gambar/menonton
video/film dan/atau menyimak penjelasan
guru tentang
persamaan dan
perbedaan antara
manusia purba
Indonesia dan dunia
dengan manusia
modern dalam aspek
fisik dan non fisik
Membuat dan
mengajukan pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi yang
belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi tentang
persamaan dan
perbedaan antara
7 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Guru Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
siswa Mata
Pelajaran
Tes tertulis
(PG, Uraian)
Rubrik
tulisan sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4.9 Menyajikan hasil
analisis mengenai
persamaan dan
perbedaan antara
manusia purba Indonesia dan
dunia dengan
manusia modern
dalam aspek fisik
dan nonfisik dalam
bentuk tulisan
dan/atau media lain
baik di Indonesia
maupun dunia
dengan fisik manusia
modern baik di
Indonesia maupun
dunia
4.9.1 Membuat tulisan
sejarah yang berisi
analisis persamaan
dan perbedaan fisik
maupun non-fisik manusia purba
Indonesia dan dunia
dengan manusia
modern Indonesia
dan dunia
manusia purba
Indonesia dan dunia
dengan manusia
modern dalam aspek
fisik dan non fisik
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
mengenai persamaan
dan perbedaan antara
manusia purba
Indonesia dan dunia
dengan manusia modern dalam aspek
fisik dan non fisik
Menganalisis dan
menarik kesimpulan
dari data yang
dikumpulkan
mengenai persamaan
dan perbedaan antara
manusia purba
Indonesia dan dunia
dengan manusia modern dalam aspek
fisik dan non fisik
Menyajikan hasil
analisis berbentuk
tulisan dan/atau media
lain tentang
persamaan dan
perbedaan antara
manusia purba
Indonesia dan dunia
dengan manusia
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Modul
Sumber
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
modern dalam aspek
fisik dan non fisik
3.10 Menganalisis
kehidupan awal
manusia
Indonesia dalam
aspek
kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya
dalam kehidupan masa kini
Kehidupan awal
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
Aspek kepercayaan
Aspek sosial budaya
Aspek ekonomi
Teknologi
3.10.1Mendeskripsikan
kehidupan manusia
purba Indonesia pada
masa berburu dan
mengumpulkan
makanan tingkat
sederhana (budaya
paleolitik)
3.10.2 Menganalisis corak
kehidupan manusia
purba Indonesia dalam aspek
kepercayaan, sosial-
budaya, ekonomi,
dan teknologi pada
masa berburu dan
mengumpulkan
makanan tingkat
sederhana (budaya
paleolitik)
3.10.3 Mendeskripsikan
kehidupan manusia purba Indonesia pada
masa berburu dan
mengumpulkan
makanan tingkat
lanjut (budaya
mesolitik)
3.10.4 Menganalisis corak
kehidupan manusia
purba Indonesia
dalam aspek
Membaca buku
teks/melihat
gambar/menonton
video/film, dan/atau
mengamati situs-situs
yang terkait kehidupan
awal manusia
Indonesia pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi
tentang informasi yang
belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai klarifikasi mengenai
kehidupan awal
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
Mengumpulkan data
5 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
Guru Mata
Pelajaran
Sejarah (Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan. 2016. Buku
siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Tes tertulis
(PG)
Rubrik
makalah
sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kepercayaan, sosial-
budaya, ekonomi,
dan teknologi pada
masa berburu dan
mengumpulkan
makanan tingkat
lanjut (budaya
mesolitik)
3.10.5 Mendeskripsikan
kehidupan manusia
purba Indonesia pada
masa bercocok tanam (budaya neolitik)
3.10.6 Menganalisis corak
kehidupan manusia
purba Indonesia
dalam aspek
kepercayaan, sosial-
budaya, ekonomi,
dan teknologi pada
masa bercocok tanam
(budaya neolitik)
3.10.7 Mendeskripsikan kehidupan manusia
purba Indonesia pada
masa perundagian
(budaya megalitik
dan budaya logam)
3.10.8 Menganalisis corak
kehidupan manusia
purba Indonesia
dalam aspek
kepercayaan, sosial-
budaya, ekonomi,
dari berbagai sumber
terkait pertanyaan
mengenai kehidupan
awal manusia
Indonesia pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
Menganalisis dan
menarik kesimpulan dari data yang
dikumpulkan
mengenai kehidupan
awal manusia
Indonesia pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
Menyajikan hasil analisis dalam bentuk
tulisandan/atau media
lain berupa
kesimpulan mengenai
kehidupan awal
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
Kebudayaan
Modul
Sumber
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4.10 Menarik kesimpulan dari
hasil analisis
mengenai
keterkaitan
kehidupan awal
manusia Indonesia
pada aspek
kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, dan
teknologi, serta pengaruhnya dalam
kehidupan masa
kini dalam bentuk
tulisan dan/atau
media lain
dan teknologi pada
masa perundagian
(budaya megalitik
dan budaya logam)
3.10.9 Menganalisis
pengaruh dari hasil-
hasil kebudayaan
manusia purba
terhadap kebudayaan
manusia modern
4.10.1 Membuat kesimpulan
mengenai
peninggalan-
peninggalan
kebudayaan manusia
purba Indonesia
sejak masa berburu
dan mengumpulkan
makanan hingga
masa perundagian
beserta keterkaitannya
dengan kehidupan
masa kini dalam
bentuk makalah
sejarah
kehidupan masa kini
3.11 Menganalisis
peradaban awal
dunia serta
keterkaitannya
dengan peradaban
masa kini pada
Peradaban awal dunia
serta keterkaitannya
dengan manusia masa
kini pada aspek
lingkungan, hukum,
kepercayaan,
3.11.1 Menjelaskan
peradaban awal
dunia
3.11.2 Menganalisis aspek
lingkungan, hukum,
kepercayaan,
Membaca buku
teks/melihat gambar/
menonton video/film
dan/atau menyimak
penjelasan guru
tentang peradaban
15 JP Buku teks
pelajaran
yang relevan
Kementerian
Pendidikan
dan
Tes tertulis
(PG)
Rubrik
resume
sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
aspek
lingkungan,
hukum,
kepercayaan,
pemerintahan,
dan sosial
4.11 Menyajikan hasil
analisis peradaban awal
dunia serta
keterkaitannya
dengan peradaban
masa kini pada
aspek
lingkungan,
hukum,
kepercayaan,
pemerintahan,
dan sosial dalam bentuk tulisan
dan/atau media
lain
pemerintahan, dan
sosial
Peradaban awal
dunia
Peradaban awal
Asia
Peradaban awal
Afrika
Peradaban awal
Eropa
Peradaban awal Amerika
pemerintahan, dan
sosial peradaban-
peradaban awal
dunia
3.11.3 Menganalisis
keterkaitan antara
peradaban awal
dunia dengan
peradaban masa kini
4.11.1Menyajikan hasil
analisis keterkaitan antara peradaban
awal dunia dengan
peradaban masa kini
dalam bentuk tulisan
awal dunia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini
pada aspek
lingkungan, hukum,
kepercayaan,
pemerintahan, dan
sosial
Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi tentang informasi yang
belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
peradaban awal dunia
serta keterkaitannya
dengan manusia masa
kini pada aspek
lingkungan, hukum, kepercayaan,
pemerintahan, dan
sosial
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
terkait pertanyaan
mengenai peradaban
awal dunia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini
pada aspek
Kebudayaan.
2016. Buku
Guru Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
2016. Buku
siswa Mata
Pelajaran
Sejarah
(Peminatan)
kelas X.
Jakarta: Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Modul
Sumber
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
lingkungan, hukum,
kepercayaan,
pemerintahan, dan
sosial
Menganalisis dan
menarik kesimpulan
dari data yang
dikumpulkan
mengenai peradaban
awal dunia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini pada aspek
lingkungan, hukum,
kepercayaan,
pemerintahan, dan
sosial
Menyajikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan dan/ atau media
lain mengenai
peradaban awal dunia
serta keterkaitannya dengan manusia masa
kini pada aspek
lingkungan, hukum,
kepercayaan,
pemerintahan, dan
sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Sekolah : SMA Negeri 1 Kasihan
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Kelas/Semester : X / Genap Materi Pokok : Peradaban awal dunia
Alokasi Waktu : 1 Minggu x 3 Jam Pelajaran @45 Menit
A. Kompetensi Inti 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK) 3.11 Menganalisis peradaban awal dunia serta
keterkaitannya dengan peradaban masa
kini pada aspek lingkungan, hukum,
kepercayaan, pemerintahan, dan sosial
3.11.1 Menjelaskan peradaban awal dunia
3.11.2 Menganalisis aspek lingkungan,
hukum, kepercayaan, pemerintahan,
dan sosial peradaban-peradaban awal
dunia
3.11.3 Menganalisis keterkaitan antara
peradaban awal dunia dengan
peradaban masa kini
4.11 Menyajikan hasil analisis peradaban awal
dunia serta keterkaitannya dengan
peradaban masa kini pada aspek
lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain
4.11.1Menyajikan hasil analisis keterkaitan
antara peradaban awal dunia dengan
peradaban masa kini dalam bentuk
tulisan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Discovery Based Learning, siswa dapat menganalisis keterkaitan peradaban awal dunia dengan peradaban masa kini serta mampu
menyajikan hasil analisis tentang keterkaitan peradaban awal dunia dengan peradaban
masa kini dalam bentuk tulisan sejarah. Selain itu, dengan menggunakan pembelajaran aktif dan bermakna, siswa juga dapat memiliki sikap toleransi dan bertanggung jawab.
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
D. Materi Pembelajaran
1. Peradaban Awal Dunia
2. Keterkaitan Peradaban Awal Dunia dengan Peradaban Masa Kini
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Based Learning Metode : Tanya Jawab, Presentasi, Ceramah Bervariasi
F. Media Pembelajaran
Alat:
Laptop
LCD
Bahan:
Video mengenai Peradaban Awal Dunia
Powerpoint
Lembar Kerja Siswa (LKS)
G. Sumber Belajar
a. Zamroni, Akhmad. 2016. Sejarah (Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial) Kelas X SMA/MA Semester 2 (Kurikulum 2013 Edisi Revisi). Sukoharjo: CV. Graha
Printama Selaras
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (20 Menit) Guru:
Orientasi Guru mengecek kesiapan fisik kelas sebelum belajar,
jika ada sampah atau kotoran bisa dibersihkan
terlebih dahulu
Membuka pelajaran dengan salam pembuka
(religius)
Mendata kehadiran peserta didik (disiplin)
Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (komitmen)
Apersepsi Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan materi yang akan disampaikan
Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (100 Menit)
Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Stimulation (stimulasi/pemberian
rangsangan) KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi rangsangan atau motivasi untuk
memusatkan perhatian pada topik materi Peradaban Awal
Dunia:
Mengamati
Menayangkan video tentang peradaban awal dunia
(mandiri)
Lembar kerja materi peradaban awal dunia (disiplin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar
tentang materi peradaban awal dunia
Problem Statement (identifikasi
masalah) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan berkaitan
dengan video yang disajikan, contohnya:
Mengajukan pertanyaan tentang materi:
Peradaban Awal Dunia
yang tidak dipahami dari apa yang diamati untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis.
Data Collection (pengumpulan data) KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab pertanyaan melalui kegiatan:
Membaca sumber lain selain buku teks Peserta didik melakukan kegiatan literasi dengan
mencari dan membaca berbagai referensi dari
berbagai sumber yang sesuai dengan materi
Peradaban Awal Dunia
Data Processing (pengolahan data) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Peradaban Awal Dunia yang telah diperoleh dari hasil
menonton video maupun kegiatan literasi dari
berbagai sumber yang relevan dan kemudian dibuat
dalam bentuk resume sejarah.
CREATIVITY (KREATIFITAS) Guru memberikan peserta didik tugas untuk membuat
resume video.
Verification (pembuktian) COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Peserta didik mempresentasikan hasil yang telah dibuat di
depan kelas.
Generalization (menarik kesimpulan) COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Guru memberi penegasan pada materi yang telah
dipresentasikan peserta didik. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah dibahas.
Catatan: Selama pembelajaran Peradaban Awal Dunia berlangsung, guru mengamati sikap
peserta didik dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, jujur, kritis, mandiri,
toleran, dan bertanggung jawab
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik:
Membuat catatan mengenai poin-poin penting yang
telah dipelajari sesuai dengan materi Peradaban Awal
Dunia.
Guru:
Guru bersama peserta didik melakukan refleksi dari materi yang sedang dibahas.
Menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
I. Penilaian
Penilaian Teknik
Penilaian
Rubrik
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Remedial
(<70)
Pengayaan
(>70) Sikap : Observasi
Terlampir
1) Pembelajaran
ulang
2) Pemberian
bimbingan
secara khusus
3) Pemberian
tugas-tugas
latihan secara khusus
1) Belajar
mandiri Pengetahu-
an
: Tes Tertulis
Keterampil-
an
: Proyek
J. Lampiran Pendukung RPP
Lampiran Penilaian
Lampiran Materi Pelajaran
Bantul, Juli 2018
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Kasihan Guru Mata Pelajaran
Sarwono, M.Pd Hj. Tri Lestari, S.Pd, M.Pd
NIP. 19650502 1986011001 NIP. 19680313 1988042002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
EVALUASI PEMBELAJARAN
Lembar Jurnal Guru Mata Pelajaran
Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : X/Genap
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan) Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
1. LEMBAR PENILAIAN SIKAP Petunjuk: Lembar ini dinilai oleh Guru. Berilah skor 1-3 pada kolom yang sesuai sesuai dengan hasil observasi Guru.
No Nama Nilai Total
Skor Ket. Toleransi Tanggung Jawab
1.
2.
Dst.
Nilai Sikap: 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑻𝒐𝒍𝒆𝒓𝒂𝒏𝒔𝒊 (𝟏 − 𝟑) + 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑻𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈 𝑱𝒂𝒘𝒂𝒃 (𝟏 − 𝟑)
Keterangan:
a. Total Skor 5-6: A
b. Total Skor 3-4: B
c. Total Skor 1-2: C
d. Total Skor 0: D
2. LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN (TES) Kisi-kisi tes tertulis (Pilihan Ganda) Materi Pokok: Peradaban Awal Dunia
Kompetensi Dasar Indikator Soal Nomor Bentuk
Soal
3.11 Menganalisis
peradaban awal dunia serta keterkaitannya
dengan peradaban
masa kini pada aspek
lingkungan, hukum, kepercayaan,
pemerintahan, dan
sosial
3.11.1 Menjelaskan
peradaban awal dunia
2,3,4,6,8,10,15 PG
3.11.2 Menganalisis aspek
lingkungan, hukum, kepercayaan,
pemerintahan, dan
sosial peradaban-peradaban awal
dunia
1,5,11,12,13,14 PG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
3.11.3 Menganalisis
keterkaitan antara
peradaban awal dunia dengan
peradaban masa kini
7,9,10 PG
a. Soal Evaluasi
Pilihlah jawaban yang paling tepat dari kelima jawaban yang telah tersedia (A, B, C,
D, dan E)!
1. Tugu yang didirikan oleh bangsa Mesir kuno yang bertujuan untuk memuja Dewa
disebut ...
a. Sphinx
b. Mumi
c. Obelix
d. Piramida
e. Mustaba
2. Suku asli yang mendiami Peru adalah suku ...
a. Inca
b. Mongolia
c. Dravida
d. Maya
e. Aztec
3. Hal yang tidak dimiliki suku Aztec dari suku Inca adalah ...
a. Sistem pertanian
b. Kerjasama
c. Gemar bertarung
d. Perbintangan
e. Penanggalan
4. Peradaban Mesopotamia berkembang di lembah Sungai ...
a. Indus
b. Gangga
c. Tigris
d. Mekong
e. Kuning
5. Satu bukti Mesir mengenal ilmu pengetahuan yang tinggi adalah ...
a. Memanfaatkan endapan lumpur untuk pertanian
b. Mendirikan obelisk
c. Menyusun kalender
d. Meramu obat dan rempah-rempah untuk mummi
e. Membuat piramida untuk kuburan
6. Suku yang memiliki kontribusi bagi bangsa Cina adalah suku ...
a. Mongolia
b. Inca
c. Dogon
d. Aztec
e. Maya
7. Ketujuh suku dapat memiliki peradaban tertinggi di dunia dikarenakan ...
a. Suku-suku tersebut tidak ada yang menyukai bertarung
b. Saling menghormati antar sesama suku
c. Masyarakat dari segala elemen saling bekerja sama membangun kehidupan
d. Adanya pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan
e. Adanya usaha mengandalkan hidup dari alam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
8. Suku yang memiliki pengetahuan tertinggi mengenai kosmologi atau tata surya
adalah suku ...
a. Mongolia
b. Inca
c. Dravida
d. Dogon
e. Maya
9. Bukti peninggalan yang membuktikan bahwa suku Jawa memiliki peradaban
tertinggi di Indonesia adalah ...
a. Machu Pichu
b. Borobudur
c. Benteng Genghis Khan
d. Piramida Itza
e. Kota Tua Tulum
10. Raja Mataram yang mendirikan candi Borobudur adalah ...
a. Samaratungga
b. Balaputradewa
c. Dapunta Hyang
d. Indra
e. Samaragrawira
11. Bangsa Athena dan bangsa Sparta awalnya merupakan bangsa yang saling
berselisih. Akan tetapi, sejak tahun 776 SM kedua bangsa ini akhirnya dapat
bersatu dikarenakan ...
a. Adanya bencana alam yang melanda wilayah kedua bangsa tersebut
b. Bangsa Persia melakukan serangan ke Yunani
c. Adanya keinginan untuk menjadi bangsa yang besar
d. Adanya ancaman dari bangsa Romawi
e. Adanya pesta olahraga yang diadakan untuk menghormati Dewa Zeus
12. Dewa penguasa laut yang berasal dari kepercayaan Yunani Kuno adalah ...
a. Dewa Apollo
b. Dewa Zeus
c. Dewa Poseidon
d. Dewa Athena
e. Dewa Ares
13. Dari reruntuhan kota kuno di India tidak ditemukan satupun bekas benteng. Hal
ini membuktikan bahwa kehidupan masyarakat saat itu ...
a. Sering terjadi peperangan
b. Peradaban sudah tinggi
c. Sudah ada benteng alam
d. Hidup aman dan tenteram
e. Semangat persatuan yang
tinggi
14. Tembok besar yang dibangun di Cina pada saat itu memiliki fungsi sebagai
berikut, kecuali ...
a. Pertahanan bangsa dari serangan luar
b. Menjaga keamanan kerajaan dari pengacau
c. Menjadi tanda tanggung jawab raja dalam usaha melindungi rakyatnya
d. Penghias kerajaan Cina
e. Menjaga ketentraman rakyat Cina
15. Peradaban bangsa Arya menjadi cepat maju karena ...
a. Melakukan perdagangan dengan kerajaan lain
b. Merupakan keturunan bangsa Indo-Jerman
c. Sudah mengenal kebudayaan perunggu
d. Tinggal di sekitar Sungai Gangga dan Indus yang subur
e. Tidak menghilangkan kebudayaan dari bangsa Dravida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Kunci Jawaban
1. C
2. A
3. B
4. C
5. E
6. A
7. C
8. D
9. B
10. A
11. E
12. C
13. E
14. D
15. D
Nilai Pengetahuan: 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒙 𝟐
𝟑
Keterangan:
Jumlah nilai <70 = belum mencapai kompetensi
Jumlah nilai 70 – 80 = kurang mencapai kompetensi
Jumlah nilai 80 – 90 = sudah mencapai kompetensi
Jumlah nilai >90 = sudah melampaui kompetensi
3. LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN (NON TES)
Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Petunjuk : Lembar Penilaian Keterampilan ini diisi oleh guru
Bentuk Tugas : Resume Sejarah
Kelas/Semester : X/Genap
Tanggal Penilaian : _____________________________
A. Kompetensi Dasar : 4.11 Menyajikan hasil analisis peradaban awal
dunia serta keterkaitannya dengan peradaban
masa kini pada aspek lingkungan, hukum,
kepercayaan, pemerintahan, dan sosial dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain
B. Deskripsi Tugas :
1) Bentuk Tugas : Membuat resume dari video sejarah
2) Tempat/Waktu : 1 Jam Pelajaran
3) Bentuk Laporan : Tertulis
4) Rubrik Penilaian :
No Nama
Aspek Yang Dinilai
NILAI Kelengkapan
Isi (15)
Sistem
Penulisan
(10)
Penggunaan
Bahasa (15)
Mudah
Dimengerti
(10)
1
2
dst.
Teknik Penetapan Nilai:
Nilai Keterampilan = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒙 𝟐
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
DAFTAR NILAI KOGNITIF
KELAS X IPS 2
NO NISP BUTIR SOAL
TOTAL NILAI 2 3 4 6 8 9 10 12 13 14
1 9600 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 9 60
2 9608 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 11 73.3
3 9611 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.7
4 9619 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 11 73.3
5 9620 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 86.7
6 9628 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93.3
7 9647 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.7
8 9660 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11 73.3
9 9661 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 12 80
10 9671 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93.3
11 9690 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 80
12 9691 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 86.7
13 9699 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
14 9703 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 13 86.7
15 9705 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12 80
16 9720 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 93.3
17 9732 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12 80
18 9742 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
19 9746 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 86.7
20 9754 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 13 86.7
21 9757 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 13 86.7
22 9759 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93.3
23 9760 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 93.3
24 9770 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 12 80
25 9774 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 93.3
26 9792 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 12 80
27 9811 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 12 80
28 9823 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86.7
29 9839 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 10 66.7
Mean 84.37
Max 100
Min 60
Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
DAFTAR NILAI AFEKTIF
KELAS X IPS 2
NO NISP Toleransi Tanggung Jawab Total Nilai
1 9600 2 1 3 B
2 9608 1 2 3 B
3 9611 2 2 4 B
4 9619 3 3 6 A
5 9620 2 3 5 A
6 9628 2 1 3 B
7 9647 3 1 4 B
8 9660 1 2 3 B
9 9661 3 2 5 A
10 9671 2 3 5 A
11 9690 2 2 4 B
12 9691 2 2 4 B
13 9699 3 3 6 A
14 9703 2 2 4 B
15 9705 2 1 3 B
16 9720 2 3 5 A
17 9732 2 2 4 B
18 9742 3 3 6 A
19 9746 3 2 5 A
20 9754 2 3 5 A
21 9757 2 1 3 B
22 9759 2 1 3 B
23 9760 3 3 6 A
24 9770 2 2 4 B
25 9774 2 2 4 B
26 9792 3 2 5 A
27 9811 2 2 4 B
28 9823 2 3 5 A
29 9839 2 2 4 B
Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
DAFTAR NILAI PSIKOMOTORIK
KELAS X IPS 2
NO NISP
Aspek yang Dinilai Tota
l
Nila
i
Kelengkapan
Isi (15)
Sistem
Penulisan
(10)
Penggunaan
Bahasa (15)
Mudah
Dimengerti
(10)
1 9600 10 8 12 8 38 76
2 9608 10 8 12 8 38 76
3 9611 12 9 13 8 42 84
4 9619 12 10 12 8 42 84
5 9620 13 10 15 10 48 96
6 9628 12 9 13 8 42 84
7 9647 10 8 12 8 38 76
8 9660 10 8 12 8 38 76
9 9661 10 8 13 8 39 78
10 9671 13 9 13 8 43 86
11 9690 10 8 12 8 38 76
12 9691 10 8 12 8 38 76
13 9699 15 10 13 10 48 96
14 9703 13 10 15 8 46 92
15 9705 10 8 12 8 38 76
16 9720 13 10 15 8 46 92
17 9732 13 8 13 8 42 84
18 9742 10 8 13 10 41 82
19 9746 15 10 13 10 48 96
20 9754 10 8 12 8 38 76
21 9757 10 8 12 8 38 76
22 9759 10 8 12 8 38 76
23 9760 15 10 13 10 48 96
24 9770 15 8 13 8 44 88
25 9774 12 10 13 8 43 86
26 9792 13 10 13 10 46 92
27 9811 10 10 10 10 40 80
28 9823 10 8 12 9 39 78
29 9839 10 8 12 8 38 76
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
HASIL PSIKOMOTORIK SISWA
Peradaban Mesir Kuno (Hanik Istiqomah)
Seorang peneliti arkeologi dari Inggris yang menggali makam Firaun
mengalami kejadian aneh. Peneliti tersebut tidak lama meninggal. Selain itu,
anjing dan adiknya pun ikut meninggal. Hal itu dipercaya sebagai kutukan bagi
mereka yang berani membuka makam Firaun.
Mesir Kuno memiliki fenomena-fenomena yang luar biasa. Pertama, dilihat
dari bangunannya yaitu Piramida yang dibangun dengan batu seberat ribuan ton
yang bahkan manusia atau teknologi sekarang tidak dapat membuatnya.
Kemudian ditemukan juga Sphinx dan kuil-kuil untuk peribadatan. Kedua,
kemajuan pengobatan di Mesir yang dapat menyembuhkan infeksi dengan ramuan
roti berjamur, penyakit paru-paru yang dapat disembuhkan dengan ramuan madu,
susu, dan jinten. Selain itu, ditemukan juga jantung buatan dan Mesir menjadi
yang pertama memperkenalkan tradisi sunat. Masyarakat Mesir juga menjaga
kecantikannya dengan make up serta parfum. Ketiga, mereka sudah menggunakan
literatur dan dapat membuat kalender berdasarkan kemunculan bintang Sirius
yang muncul tiap tahun. Mesir Kuno juga sudah menerapkan kesetaraan gender
dan mampu membangun kuil Abu Simbel yang dipercaya menjadi bukti kemajuan
aritmatika pada saat itu.
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Peradaban Mesir Kuno (Hasnah Eha Anggiyani)
Mesir Kuno merupakan kerajaan besar pada masanya. Namun, di masa
modern saat ini, Mesir Kuno masih tetap tersohor dengan segala misteri, kutukan,
dan fakta peradaban yang dimilikinya. Kutukan Mesir Kuno merupakan kisah
yang paling terkenal yang dimulai dengan adanya seorang arkeolog dari Inggris
bernama Howard memasuki makam Tutankhamun. Tutankhamun merupakan
Firaun yang memerintah dari tahun 1333-1324 SM.
Hal-hal menarik dari Mesir Kuno dapat dilihat dari bidang-bidang berikut:
1. Arsitektur Mesir dapat membangun piramida yang memakai 2-3 juta blok
batu dengan berat ratusan ribu ton. Blok batu tersebut dibawa ke Giza memakai
perahu.
2. Medis Pada jaman tersebut sunat sudah dilakukan sebagai pembuktian
kedewasaan dan juga ditemukan jantung buatan di sebuah mumi.
3. Kendaraan Ditemukan relief dan artefak replika pesawat modern.
4. Kecantikan Wanita Mesir saat itu telah memakai make up, sabun, parfum
dari bahan alami, dan telah menggunakan cermin.
5. Literatur Adanya hieroglif.
6. Sistem penanggalan Didasarkan pada kemunculan bintang Sirius.
7. Kesetaraan gender Adanya Firaun wanita yaitu Cleopatra dan tentara wanita.
8. Matematika Dibangunnya Kuil Abu Simbel dimana matahari dapat
menyinari patung Firaun yang ada di dalamnya bertepatan pada tanggal lahir
dan tanggal penobatannya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Peradaban Mesir Kuno (Mohammad Tedy Ferdiansyah)
Mesir Kuno terkenal dengan arsitektur, mumi beserta kutukannya,
bangunan Sphinx, Piramida, dan beberapa bangunan lainnya yang dapat menjadi
bukti bahwa pengetahuan arsitektur Mesir Kuno saat itu sudah canggih. Dalam
dunia medis, peradaban Mesir Kuno membuat fakta-fakta yang cukup menarik
mulai dari pengobatan infeksi menggunakan roti berjamur hingga ditemukannya
jantung buatan pada salah satu mumi. Ditemukan juga relief berbentuk helikopter
dan pesawat yang membuktikan bahwa sudah ada kendaraan canggih pada saat itu.
Dalam bidang kebersihan dan kecantikan, masyarakat Mesir Kuno sudah
mengenal make-up buktinya dengan ditemukannya alat seperti cermin, sisir, dan
lain-lain. Adanya hieroglif menjadi bukti bahwa Mesir Kuno juga maju dalam
bidang literatur. Terakhir, masyarakat Mesir Kuno saat itu sudah mengenal
kesetaraan gender dibuktikan dengan adanya Firaun berjenis kelamin perempuan,
yaitu Cleopatra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
CATATAN LAPANGAN 1
CEKLIST DOKUMEN
NO JENIS DOKUMEN ADA TIDAK
1 Perangkat pembelajaran lengkap dan sesuai
2 Sumber belajar (Buku Paket, LKS, Jurnal, dll.)
3 Daftar nilai siswa (kognitif, afektif, psikomotorik)
4 Hasil pekerjaan yang telah dibuat siswa
5 Ketersediaan media yang menunjang pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis dokumen yang dilakukan peneliti terhadap
dokumen-dokumen yang telah dibuat oleh guru, dapat dilihat bahwa seluruh jenis
dokumen telah tersedia. Perangkat pembelajaran yang dibuat guru sudah lengkap
dan sesuai. Perangkat pembelajaran ini meliputi Program Tahunan, Program
Semester, Pengembangan Silabus, dan juga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Peneliti dalam hal ini hanya mencantumkan Pengembangan Silabus dan
RPP sebagai lampiran.
Berkenaan dengan dokumen sumber belajar, guru sejarah telah memiliki
sumber belajar berupa buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Akan tetapi,
sumber belajar ini dirasa peneliti masih kurang dan perlu ditambahkan misalnya
sumber belajar yang berupa jurnal. Semakin banyaknya sumber belajar yang
digunakan maka guru akan mampu menjelaskan materi dengan lebih baik
sehingga siswa pun mampu memperoleh pengetahuan yang lebih bervariasi.
Dokumen yang dianalisis selanjutnya adalah dokumen daftar nilai. Guru
sejarah memiliki daftar nilai siswa yang lengkap. Dalam hal ini, lengkap yang
dimaksud adalah adanya daftar nilai dari ketiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
afektif, dan aspek psikomotorik. Hasil belajar yang telah dibuat siswa juga
menjadi bahan analisis penelitian ini, khususnya hasil belajar psikomotorik yang
berupa resume video. Resume video ini juga dapat menjadi contoh produk dari
adanya pemanfaatan media audio visual berbasis literasi digital dalam
pembelajaran sejarah yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menerapkan budaya literasi digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
CATATAN LAPANGAN 2
OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS
Topik/Judul : Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah
Berbasis Budaya Literasi Digital Pada Siswa Kelas X IPS 2 Di
SMA Negeri 1 Kasihan
Peneliti : Maria Desta Ernia Sari
Waktu : 30 April 2019
NO ASPEK-ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan
media
2. Memeriksa kesiapan siswa
II MEMBUKA PELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
rencana kegiatannya
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki
belajar
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya
Nusantara
7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
yang telah dialokasikan
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media
2. Menghasilkan pesan yang menarik
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
2. Merespons positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan
siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang
kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam belajar
E. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Melakukan penilaian awal
2. Memantau kemajuan belajar
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
F. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
IV PENUTUP
A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
B. Pelaksanaan tindak lanjut
1. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai
bagian remedi
2. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai
bagian pengayaan
Berdasarkan tabel observasi aktivitas guru di atas, dapat dilihat bahwa guru
telah melaksanakan sebagian besar aktivitas yang ada dalam tabel. Akan tetapi,
masih ada beberapa aspek yang belum dilakukan oleh guru ketika peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
melakukan observasi di kelas X IPS 2. Dari observasi nampak bahwa guru telah
melaksanakan kegiatan pra pembelajaran yang meliputi pengecekan kesiapan
ruangan, pengecekan alat dan media pembelajaran yang akan digunakan, serta
melakukan pengecekan kesiapan siswa kelas X IPS 2.
Setelah melaksanakan beberapa kegiatan pra pembelajaran, guru melakukan
kegiatan apersepsi untuk menandai mulainya pembelajaran. Selanjutnya guru
menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dari materi yang akan disampaikan
pada proses pembelajaran hari itu serta memaparkan rencana kegiatan yang akan
dilakukan.
Memasuki kegiatan inti, terlihat bahwa guru mampu menguasai materi
pembelajaran, mampu menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar, dan
mampu mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. Namun, dalam bagian
penguasaan materi pelajaran ini masih ada satu kegiatan yang belum ditunjukkan
oleh guru yaitu kegiatan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.
Selanjutnya pada bagian pendekatan atau strategi pembelajaran, dari 8 kegiatan,
guru telah melaksanakan 6 kegiatan dengan baik. Akan tetapi, masih ada 2
kegiatan yang belum terlihat yaitu kegiatan mengakomodasi adanya keragaman
budaya Nusantara dan kegiatan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
yang telah dialokasikan. Kegiatan mengakomodasi adanya keragaman budaya
Nusantara belum mampu ditunjukkan oleh guru dikarenakan materi yang sedang
diajarkan saat itu menyangkut dengan peradaban kuno yang ada di negara lain
sehingga tidak memiliki sangkut paut dengan Nusantara. Sedangkan kegiatan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
mampu ditunjukkan oleh guru dikarenakan kegiatan pembelajaran saat itu
melebihi waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam bidang pemanfaatan media pembelajaran atau sumber belajar, guru
telah melaksanakan semua kegiatan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dengan
kemampuan guru untuk menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media,
mampu menghasilkan pesan yang menarik, mampu menggunakan media secara
efektif dan efisien, serta melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. Kemudian
dalam bidang pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa guru
juga mampu melaksanakan semua kegiatan atau aktivitas yang tertulis dalam tabel.
Aktivitas-aktivitas tersebut yakni menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran, merespons positif partisipasi siswa, memfasilitasi terjadinya
interaksi guru-siswa dan siswa-siswa, menunjukkan sikap terbuka terhadap
respons siswa, menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif, serta
menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Antusiasme siswa
dalam belajar dapat tumbuh juga disebabkan karena guru menggunakan media
video yang mampu menarik minat dan perhatian siswa untuk belajar.
Pada bidang penilaian proses dan hasil belajar, guru sejarah tidak
melakukan penilaian awal dan tidak langsung melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi pada hari yang sama melainkan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya. Meskipun guru sejarah tidak melakukan penilaian awal, guru tetap
memantau kemajuan belajar dan memberikan tugas sesuai dengan kompetensi.
Ketika melaksanakan proses pembelajaran, guru mampu menggunakan bahasa
lisan secara jelas dan lancar, mampu menggunakan bahasa tulis yang baik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
benar, serta mampu menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai dan dapat
mudah sampai dalam pemahaman siswa.
Di akhir pembelajaran, guru dapat melaksanakan kegiatan refleksi dan
kegiatan merangkum pembelajaran secara cepat dikarenakan waktu yang
digunakan guru tidak sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan dan setelah
jadwal mata pelajaran sejarah adalah jadwal istirahat sehingga guru hanya
menutup pembelajaran dengan salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
KISI-KISI KUESIONER
Variabel Indikator
Nomor Butir Ju
mla
h
Persen
tase
Kognitif Afektif Konatif
+ - + - + -
Pembelajaran sejarah
berbasis
budaya literasi digital dengan
menggunakan
media audio visual adalah
proses
pengolahan
materi sejarah dengan
melibatkan
teknologi (media audio
visual) dalam
usaha menerapkan
empat
kemampuan
literasi (membaca,
menulis,
berbicara, dan menyimak) di
sekolah
Mampu
menggunakan media audio
visual secara
efektif
2 5 1,6 4 3,7 8 8 27%
Mampu menerapkan
budaya literasi
digital di dalam
kehidupan
sehari-hari
10,
12
11,
14
9,
16
13,
18
17,
19,
21
15,
20,
22
14 46%
Mampu
mengikuti pembelajaran
sejarah dengan
baik
25 26 23 28 24,29
27,30
8 27%
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LEMBAR KUESIONER
Isilah identitas diri anda dengan lengkap!
Nama :
Kelas :
No. WA :
Petunjuk:
Bacalah dengan cermat setiap pernyataan di bawah ini. Kemudian, berikanlah
jawaban dengan cara memberi tanda cek () pada salah satu pilihan jawaban yang
paling sesuai dengan tingkat persetujuan Anda, dengan pilihan jawaban sebagai
berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Contoh Pengerjaan:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya senang dengan Mata Pelajaran
Sejarah
Butir-butir Pernyataan:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya merasa senang belajar sejarah
dengan menggunakan media audio
visual (video)
2. Dengan menonton video, saya
mengetahui bahwa peristiwa
bersejarah tersebut benar-benar terjadi
di masa lampau
3. Saya menulis poin-poin penting yang
ada di dalam video
4. Saya merasa mengantuk jika
menonton video dengan konten
sejarah
Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
5. Saya tidak mendapatkan ilmu baru
dari video yang saya tonton
6. Saya lebih tertarik belajar sejarah
dengan menonton video dibanding
membaca buku sejarah
7. Saya dapat mengambil nilai-nilai yang
terkandung di dalam video
8. Saya sering melamun ketika menonton
video yang diputarkan oleh guru
9. Saya sangat mendukung adanya
program membaca 15 menit sebelum
pelajaran pertama
10. Saya sadar dengan banyak membaca,
pengetahuan saya akan semakin luas
11. Saya tidak paham cara mengakses
sumber bacaan melalui internet
12. Saya mengetahui bahwa sumber
bacaan tidak hanya dapat berasal dari
buku melainkan dapat berasal dari
internet
13. Saya senang membaca berita yang
berjudul menarik tanpa
mengklarifikasi isinya
14. Saya tidak menyadari bahwa
kebiasaan membaca dapat membuat
kehidupan saya menjadi lebih positif
15. Saya menyalin begitu saja jawaban
yang saya temukan di internet tanpa
mengubahnya menggunakan kata-kata
saya sendiri
16. Saya merasa antusias ketika OSIS
mengadakan kegiatan membuat
majalah dinding (mading)
17. Saya membaca dengan cermat berita
maupun sumber belajar yang saya
dapatkan dari internet
18. Saya senang menyampaikan komentar
di media sosial karena mengikuti tren
saat ini
19. Saya sering mencari materi sejarah di
internet
20. Saya jarang melihat peristiwa maupun
video sejarah di internet atau televisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
21. Dengan membaca banyak berita,
kemampuan berpikir kritis saya
semakin berkembang
22. Saya enggan mengkritisi sumber-
sumber belajar sejarah yang saya
temukan
23. Saya sangat antusias untuk mengikuti
pembelajaran sejarah
24. Ketika mengalami kesulitan dalam
memahami materi sejarah, saya akan
langsung bertanya kepada guru
25. Keaktifan saya dalam belajar sejarah
dipengaruhi oleh banyak faktor (guru,
materi, media, lingkungan kelas)
26. Cita-cita saya mempengaruhi
pandangan saya terhadap
pembelajaran sejarah
27. Hal yang terpenting dalam
pembelajaran sejarah adalah
menghafal tanggal atau nama tanpa
perlu memahami bagaimana proses
terjadinya peristiwa tersebut
28. Saya merasa tertekan dengan berbagai
aktivitas pembelajaran sejarah
29. Nasionalisme dan patriotisme menjadi
karakter yang paling menonjol yang
dapat saya ambil dari proses
pembelajaran sejarah
30. Materi sejarah tetap sulit saya pahami
meskipun guru telah berusaha
membuat proses pembelajaran secara
menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
DAFTAR SKOR KUESIONER
1. Tanggapan siswa mengenai penggunaan media audio visual secara efektif
NO NISP Nomor Pernyataan
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8
1 9600 4 3 2 2 3 4 2 2 22
2 9608 3 3 3 3 3 4 3 3 25
3 9611 4 4 3 3 4 2 3 4 27
4 9619 3 3 3 3 4 3 3 3 25
5 9620 3 4 4 3 4 3 4 3 28
6 9628 3 3 2 1 3 4 3 3 22
7 9647 3 4 3 3 4 3 3 3 26
8 9660 4 4 3 2 4 4 3 3 27
9 9661 3 3 3 3 3 3 3 3 24
10 9671 3 3 3 3 3 3 3 3 24
11 9690 4 4 3 2 1 3 3 3 23
12 9691 4 4 2 1 4 4 4 4 27
13 9699 4 4 4 3 3 3 3 3 27
14 9703 3 3 3 3 4 3 3 3 25
15 9705 4 3 4 3 3 3 1 3 24
16 9720 4 3 3 3 3 4 4 3 27
17 9732 3 4 4 3 4 3 3 3 27
18 9742 4 3 2 3 3 4 3 3 25
Lampiran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
19 9746 3 3 3 3 3 2 3 3 23
20 9754 4 4 3 3 3 4 3 3 27
21 9757 4 4 3 3 4 4 4 3 29
22 9759 3 3 3 3 4 3 3 3 25
23 9760 4 4 3 4 3 4 3 3 28
24 9770 4 3 4 4 3 3 4 4 29
25 9774 3 4 3 3 3 3 3 3 25
26 9792 3 3 4 3 3 2 4 3 25
27 9811 3 3 2 2 3 3 3 2 21
28 9823 4 4 3 3 3 4 4 3 28
29 9839 3 3 3 3 3 2 3 3 23
Jumlah Skor 738
Max 29
Min 21
Mean 25.448
2. Tanggapan siswa mengenai penerapan literasi digital dalam kehidupan sehari-hari
NO NISP Nomor Pernyataan
Skor 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 9600 1 3 4 3 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 33
2 9608 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 43
3 9611 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 46
4 9619 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
5 9620 4 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 44
6 9628 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 41
7 9647 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 3 3 4 3 46
8 9660 2 3 4 4 2 1 3 3 3 3 3 3 4 3 41
9 9661 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 38
10 9671 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 44
11 9690 2 3 4 4 1 2 1 2 4 4 3 2 4 2 38
12 9691 1 3 4 4 3 3 3 1 4 4 4 3 3 2 42
13 9699 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43
14 9703 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 44
15 9705 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 41
16 9720 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 45
17 9732 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 45
18 9742 2 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 41
19 9746 2 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 44
20 9754 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 38
21 9757 4 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 2 48
22 9759 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 42
23 9760 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 48
24 9770 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 47
25 9774 3 4 3 4 1 2 2 2 3 3 2 4 3 3 39
26 9792 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 44
27 9811 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 37
28 9823 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
29 9839 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40
Jumlah Skor 1223
Max 48
Min 33
Mean 42.172
3. Tanggapan siswa mengenai pembelajaran sejarah
NO Nama Nomor Pernyataan
Skor 23 24 25 26 27 28 29 30
1 9600 2 3 3 3 3 3 3 1 21
2 9608 3 3 3 2 3 3 4 3 24
3 9611 3 3 3 3 1 3 4 4 24
4 9619 3 3 3 3 4 3 3 3 25
5 9620 3 3 3 2 3 3 3 2 22
6 9628 3 4 4 2 3 3 3 3 25
7 9647 3 4 4 1 2 4 3 1 22
8 9660 3 3 4 3 3 4 4 4 28
9 9661 3 3 3 2 3 3 3 3 23
10 9671 3 3 4 2 4 4 3 3 26
11 9690 3 3 3 2 2 4 3 3 23
12 9691 4 3 4 4 4 4 4 4 31
13 9699 3 3 4 1 2 3 3 3 22
14 9703 3 3 3 2 3 3 3 3 23
15 9705 3 3 4 3 3 3 3 3 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
16 9720 3 3 3 3 2 3 3 3 23
17 9732 3 3 3 3 4 4 3 4 27
18 9742 3 2 4 2 3 3 3 3 23
19 9746 3 3 3 2 3 3 3 3 23
20 9754 3 3 3 3 3 3 3 2 23
21 9757 4 4 4 3 4 3 4 4 30
22 9759 3 3 3 2 3 3 3 4 24
23 9760 4 3 3 3 3 4 3 3 26
24 9770 3 3 4 2 2 3 4 1 22
25 9774 3 3 4 2 3 3 3 3 24
26 9792 3 3 3 3 4 3 4 3 26
27 9811 3 3 3 3 2 3 3 3 23
28 9823 3 3 3 2 2 3 3 3 22
29 9839 3 3 3 2 2 3 3 2 21
Jumlah Skor 701
Max 31
Min 21
Mean 24.172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
KISI-KISI WAWANCARA SISWA
No Fokus Pertanyaan
1 Penerapan media audio visual dalam pembelajaran sejarah
2 Penerapan pembelajaran sejarah berbasis literasi digital
3 Kelebihan dari proses pembelajaran sejarah berbasis budaya literasi
digital dengan memanfaatkan media audio visual
4 Kekurangan dari proses pembelajaran sejarah berbasis budaya literasi
digital dengan memanfaatkan media audio visual
5 Kesan siswa dalam proses pembelajaran sejarah berbasis budaya literasi
digital dengan memanfaatkan media audio visual
Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA SISWA
1. Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
2. Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
3. Apa kesan yang kamu dapatkan setelah menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran sejarah?
4. Apa yang kamu ketahui mengenai literasi digital?
5. Apakah guru memberikan kesempatan kepada kamu untuk mencari materi
melalui internet?
6. Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah kamu
tonton?
7. Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
menonton video?
8. Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
9. Menurutmu apakah video tersebut sudah baik? Kurangnya pada bagian mana?
10. Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran sejarah itu
seperti apa?
Lampiran 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
DAFTAR NARASUMBER
1. Arnell Khaerandry
2. Rosiana Nur Azizah
3. Muhammad Rafif Mahardika
4. Muhammad Syahrul Irwansyah
5. Desi Wulandari
6. Luh Prascitta Putri Ariawan
Lampiran 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
CATATAN LAPANGAN 3
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah
Berbasis Literasi Digital Pada Siswa Kelas X IPS 2 Di SMA
Negeri 1 Kasihan
Peneliti : Maria Desta Ernia Sari
Informan : Arnell Khaerandy
Waktu : 8 Mei 2019
Keterangan : P: Peneliti, I: Informan
P: Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I: Ada serunya ada bosennya, tergantung gurunya sih.
P: Pelajaran Sejarah di kelas IPS ini sendiri kan dibagi menjadi dua, yaitu Sejarah
Wajib dan Sejarah Peminatan. Guru untuk kedua mata pelajaran tersebut kan
berbeda, jikalau diminta untuk memilih lebih baik cara mengajar guru Sejarah
Wajib atau guru Sejarah Peminatan?
I: Saya lebih suka Sejarah Wajib soalnya guru sejarahnya santai jadi ilmunya
gampang masuk dibanding tegas, bikin spaneng jadi kondisi kelasnya tuh malah
jadi pada takut.
P: Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I: Pernah tapi beberapa kali doang.
P: Materi apa yang dibahas ketika menggunakan media tersebut?
I: Materi semester ini tentang manusia purba dan peradaban dunia.
P: Apa kesan yang kamu dapatkan setelah guru menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran sejarah?
I: Lebih menarik, ngga bikin bosen. Dengan melihat sesuatu kan seperti ada
ketertarikan sendiri itu loh.
P: Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
menonton video?
I: Jelas lebih mudah paham sih.
Lampiran 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
P: Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah kamu
tonton?
I: Ngga saya catat soalnya kan ada beberapa model orang dalam belajar, nah
kebetulan saya itu tipenya yang lebih mudah menangkap materi dengan
mendengarkan daripada mencatat.
P: Apakah kamu tahu tentang literasi digital?
I: Iya, saya tahu.
P: Apakah guru memberikan kesempatan kamu untuk mencari materi di internet?
I: Hampir setiap diskusi kalau tidak ada bahannya di buku ya disuruh cari di
internet.
P: Ketika kamu menemukan sesuatu di internet yang sesuai dengan apa yang
kamu cari, kamu akan langsung meng-copy semuanya atau membacanya terlebih
dahulu?
I: Saya baca dulu.
P: Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I: Guru sejarah keseringan tidak menjelaskan kembali, tidak memberi penegasan
mengenai video yang baru ditonton.
P: Menurutmu apakah video yang ditampilkan guru sejarah sudah baik? Jikalau
ada kekurangan, kurangnya di bagian mana?
I: Sudah baik kok kalau menurut saya sendiri sih, sejauh ini ngga ada
kekurangannya.
P: Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran sejarah itu
seperti apa?
I: Banyak gambarnya, durasinya tidak lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
CATATAN LAPANGAN 4
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah
Berbasis Literasi Digital Pada Siswa Kelas X IPS 2 Di SMA
Negeri 1 Kasihan
Peneliti : Maria Desta Ernia Sari
Informan : Rosiana Nur Azizah
Waktu : 8 Mei 2019
Keterangan : P: Peneliti, I: Informan
P: Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I: Pembelajaran sejarah selama ini agak membosankan karena gurunya hanya
meminta kami untuk membuat kelompok kemudian meringkas materi dari LKS
dan dipresentasikan setelah itu sudah selesai tidak ada penegasan sehingga kami
tidak tahu apakah pekerjaan kami itu sudah benar atau belum.
P: Pelajaran Sejarah di kelas IPS ini sendiri kan dibagi menjadi dua, yaitu Sejarah
Wajib dan Sejarah Peminatan. Guru untuk kedua mata pelajaran tersebut kan
berbeda, jikalau diminta untuk memilih lebih baik cara mengajar guru Sejarah
Wajib atau guru Sejarah Peminatan?
I: Untuk saya sendiri, saya lebih memilih Sejarah Peminatan karena untuk Sejarah
Wajib terlalu banyak bercandanya sehingga materi tidak tersampaikan dengan
baik.
P: Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I: Pernah.
P: Materi apa yang dibahas ketika menggunakan media tersebut?
I: Materi manusia purba lalu materi peradaban dunia.
P: Apa kesan yang kamu dapatkan setelah guru menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran sejarah?
I: Penggunaan media audio visual (video) lebih menarik, saya jadi mampu untuk
membayangkan dan mengingat apa yang sedang dibahas di dalam video.
Lampiran 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
P: Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
menonton video?
I: Iya, lebih mudah
P: Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah kamu
tonton?
I: Seringnya sih saya catat, tapi kalau saya sedang malas sekali ya saya sekedar
mendengarkan saja.
P: Apakah dengan mencatat hal-hal penting di dalam video lebih memudahkan
kamu untuk mengingat materi?
I: Iya karena ketika saya membaca catatan saya, saya jadi bisa membayangkan
video yang saya tonton waktu itu seperti apa.
P: Apakah kamu tahu tentang literasi digital?
I: Saya tahunya literasi, saya belum pernah mendengar mengenai literasi digital.
P: Apakah guru memberikan kesempatan kamu untuk mencari materi di internet?
I: Iya tapi perlu ijin terlebih dahulu kepada guru yang bersangkutan.
P: Ketika kamu menemukan sesuatu di internet yang sesuai dengan apa yang
kamu cari, kamu akan langsung meng-copy semuanya atau membacanya terlebih
dahulu?
I: Saya baca terlebih dahulu, kalo sesuai ya saya tulis kalo tidak ya ngga saya
pakai
P: Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I: Cepat bosan terutama jika video yang ditampilkan durasinya lama.
P: Menurutmu apakah video yang ditampilkan guru sejarah sudah baik? Jikalau
ada kekurangan, kurangnya di bagian mana?
I: Sudah cukup baik menurut saya namun akan lebih baik jika kualitas gambarnya
ditingkatkan agar lebih jelas terlihat.
P: Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran sejarah itu
seperti apa?
I: Menggunakan bahasa Indonesia, kalopun ternyata videonya menggunakan
bahasa Inggris ya sebaiknya ada subtitle-nya jadi bisa lebih paham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
CATATAN LAPANGAN 5
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah
Berbasis Literasi Digital Pada Siswa Kelas X IPS 2 Di SMA
Negeri 1 Kasihan
Peneliti : Maria Desta Ernia Sari
Informan : Muhammad Rafif Mahardika
Waktu : 8 Mei 2019
Keterangan : P: Peneliti, I: Informan
P: Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I: Seru, lumayan seru lah.
P: Pelajaran Sejarah di kelas IPS ini sendiri kan dibagi menjadi dua, yaitu Sejarah
Wajib dan Sejarah Peminatan. Guru untuk kedua mata pelajaran tersebut kan
berbeda, jikalau diminta untuk memilih lebih baik cara mengajar guru Sejarah
Wajib atau guru Sejarah Peminatan?
I: Untuk saya sendiri, saya lebih memilih Sejarah Wajib karena gurunya santai
dan sering bercerita.
P: Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I: Pernah, beberapa kali.
P: Materi apa yang dibahas ketika menggunakan media tersebut?
I: Materi peradaban dunia dan materi sebelumnya tentang manusia purba kalo
ngga salah.
P: Apa kesan yang kamu dapatkan setelah guru menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran sejarah?
I: Video lebih menarik karena ada gambarnya jadi bisa lebih tahu bentuknya
Machu Pichu itu seperti apa.
P: Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
menonton video?
Lampiran 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
I: Iya, tapi setelah itu saya suka kepo (ingin tahu) lebih dalam jadi saya akan
membaca buku atau mencari di internet.
P: Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah kamu
tonton?
I: Jarang karena saya lebih memfokuskan diri untuk menonton.
P: Apakah kamu tahu tentang literasi digital?
I: Literasi digital setahu saya membaca sesuatu lewat internet.
P: Apakah guru memberikan kesempatan kamu untuk mencari materi di internet?
I: Iya.
P: Ketika kamu menemukan sesuatu di internet yang sesuai dengan apa yang
kamu cari, kamu akan langsung meng-copy semuanya atau membacanya terlebih
dahulu?
I: Langsung saya copy semua karena keseringan tugas yang diberikan harus
dikumpulkan hari itu juga jadi untuk mempercepat dan agar dapat mengumpulkan
tepat waktu maka saya copy saja semuanya.
P: Menurutmu apakah video yang ditampilkan guru sejarah sudah baik? Jikalau
ada kekurangan, kurangnya di bagian mana?
I: Kalo menurut saya sudah baik.
P: Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran sejarah itu
seperti apa?
I: Gambarnya berwarna, kualitas gambarnya juga harus baik agar apa yang
ditampilkan bisa ditangkap dengan baik, dan jangan lama-lama waktunya biar
ngga ngantuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
CATATAN LAPANGAN 6
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah
Berbasis Literasi Digital Pada Siswa Kelas X IPS 2 Di SMA
Negeri 1 Kasihan
Peneliti : Maria Desta Ernia Sari
Informan : Muhammad Syahrul Irwansyah
Waktu : 8 Mei 2019
Keterangan : P: Peneliti, I: Informan
P: Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I: Kadang terlalu monoton, cara mengajarnya kadang-kadang hanya dengan
menjelaskan dan bercerita sehingga siswa lama-lama menjadi bosan.
P: Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I: Jarang sih.
P: Apa kesan yang kamu dapatkan setelah guru menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran sejarah?
I: Lebih jelas aja karena ada buktinya, jadi bisa tahu bagaimana prosesnya
bagaimana bentuknya jadi nggak cuma ngebayangin doang.
P: Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
menonton video?
I: Ya lebih mudah paham tapi tetap saja guru harus memberikan penjelasan
tambahan.
P: Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah kamu
tonton?
I: Iya, saya catat.
P: Apakah kamu tahu tentang literasi digital?
I: Sesuatu yang berhubungan dengan literasi dan berhubungan dengan digital atau
internet, contohnya membaca webtoon atau membaca berita.
P: Apakah guru memberikan kesempatan kamu untuk mencari materi di internet?
Lampiran 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
I: Iya tapi harus benar-benar tidak ada di buku dulu baru boleh mencari di internet.
P: Ketika kamu menemukan sesuatu di internet yang sesuai dengan apa yang
kamu cari, kamu akan langsung meng-copy semuanya atau membacanya terlebih
dahulu?
I: Saya baca-baca dulu sekiranya sesuai ya saya tulis jika tidak ya tidak saya tulis
karena tidak semuanya yang ada di internet itu sesuai.
P: Menurutmu apakah video yang ditampilkan guru sejarah sudah baik? Jikalau
ada kekurangan, kurangnya di bagian mana?
I: Sudah cukup baik hanya saja pelafalan yang ada di dalam video masih agak
cepat jadi untuk mendengarkan sekaligus mencatat itu suka agak ketinggalan.
P: Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran sejarah itu
seperti apa?
I: Diberi tulisan di dalamnya agar dapat mempermudah untuk mencatat karena
terkadang guru tidak mau memberikan penjelasan lebih dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
CATATAN LAPANGAN 7
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah
Berbasis Literasi Digital Pada Siswa Kelas X IPS 2 Di SMA
Negeri 1 Kasihan
Peneliti : Maria Desta Ernia Sari
Informan : Desi Wulandari
Waktu : 8 Mei 2019
Keterangan : P: Peneliti, I: Informan
P: Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I: Membosankan soalnya guru hanya menjelaskan dari buku dan terkadang apa
yang dijelaskan itu sulit untuk dipahami.
P: Pelajaran Sejarah di kelas IPS ini sendiri kan dibagi menjadi dua, yaitu Sejarah
Wajib dan Sejarah Peminatan. Guru untuk kedua mata pelajaran tersebut kan
berbeda, jikalau diminta untuk memilih lebih baik cara mengajar guru Sejarah
Wajib atau guru Sejarah Peminatan?
I: Untuk saya sendiri, saya lebih memilih Sejarah Peminatan karena guru Sejarah
Peminatan lebih mudah dipahami penjelasannya dibanding Sejarah Wajib
ditambah lagi kondisi kelas lebih kondusif saat Sejarah Peminatan jadi dapat lebih
mudah menangkap materinya.
P: Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I: Iya, pernah.
P: Materi apa yang dibahas ketika menggunakan media tersebut?
I: Sebelumnya itu materi manusia purba kemudian materi peradaban dunia.
P: Apa kesan yang kamu dapatkan setelah guru menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran sejarah?
I: Lebih menarik jika dibandingkan mendengarkan cerita.
P: Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
menonton video?
Lampiran 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
I: Iya.
P: Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah kamu
tonton?
I: Selalu saya catat karena saya suka lupa kalau tidak saya catat.
P: Apakah dengan mencatat hal-hal penting di dalam video lebih memudahkan
kamu untuk mengingat materi?
I: Iya, lebih mudah dan kalopun lupa bisa langsung liat catatannya.
P: Apakah kamu tahu tentang literasi digital?
I: Membaca sesuatu dari internet itu setahu saya.
P: Apakah guru memberikan kesempatan kamu untuk mencari materi di internet?
I: Iya.
P: Ketika kamu menemukan sesuatu di internet yang sesuai dengan apa yang
kamu cari, kamu akan langsung meng-copy semuanya atau membacanya terlebih
dahulu?
I: Saya baca dulu takut ngga sesuai soalnya.
P: Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I: Jika videonya lama akan cepat bosan.
P: Menurutmu apakah video yang ditampilkan guru sejarah sudah baik? Jikalau
ada kekurangan, kurangnya di bagian mana?
I: Sudah baik kok hanya saja kualitas gambarnya mungkin bisa dinaikkan lagi.
P: Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran sejarah itu
seperti apa?
I: Durasinya tidak lama, kualitas gambarnya kalau bisa yang HD (High Definition)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
CATATAN LAPANGAN 8
WAWANCARA SISWA
Topik/Judul : Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah
Berbasis Literasi Digital Pada Siswa Kelas X IPS 2 Di SMA
Negeri 1 Kasihan
Peneliti : Maria Desta Ernia Sari
Informan : Luh Prascitta Putri Ariawan
Waktu : 8 Mei 2019
Keterangan : P: Peneliti, I: Informan
P: Bagaimana pembelajaran sejarah selama ini?
I: Membosankan karena kegiatan di kelasnya setiap pelajaran sama, yaitu
membaca, mengerjakan tugas, kemudian presentasi.
P: Pelajaran Sejarah di kelas IPS ini sendiri kan dibagi menjadi dua, yaitu Sejarah
Wajib dan Sejarah Peminatan. Guru untuk kedua mata pelajaran tersebut kan
berbeda, jikalau diminta untuk memilih lebih baik cara mengajar guru Sejarah
Wajib atau guru Sejarah Peminatan?
I: Sejarah Peminatan karena gurunya lebih tegas jadi kalau ada tugas dan
deadline-nya minggu depan ya harus dikumpulkan minggu depan.
P: Apakah guru sejarah pernah menggunakan media audio visual?
I: Pernah.
P: Apa kesan yang kamu dapatkan setelah guru menggunakan media audio visual
dalam pembelajaran sejarah?
I: Ada ilustrasinya yang bikin tertarik.
P: Apakah kamu dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
menonton video?
I: Lebih mudah.
P: Apakah kamu mencatat hal-hal yang penting dalam video yang telah kamu
tonton?
I: Pasti saya catat karena saya sendiri tipe yang senang mencatat sih.
Lampiran 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
P: Apakah dengan mencatat hal-hal penting di dalam video lebih memudahkan
kamu untuk mengingat materi?
I: Pasti lebih mudah soalnya kan saya sendiri yang nulis jadi ada proses
pengolahan informasi lah istilahnya.
P: Apakah kamu tahu tentang literasi digital?
I: Tahu.
P: Apakah guru memberikan kesempatan kamu untuk mencari materi di internet?
I: Iya diberi kok.
P: Ketika kamu menemukan sesuatu di internet yang sesuai dengan apa yang
kamu cari, kamu akan langsung meng-copy semuanya atau membacanya terlebih
dahulu?
I: Jelas saya baca dulu soalnya kalau ngga nyambung nanti malah ditanyain atau
dikritisi sama guru maupun sama teman-teman yang lain pas presentasi.
P: Apa saja hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan media video?
I: Kondisi kelas yang terlalu ekspresif yang ketika menemukan hal menarik
langsung dikomentari membuat konsentrasi saya jadi terpecah antara berusaha
fokus untuk menonton video dan mendengarkan komentar dari teman-teman.
P: Menurutmu apakah video yang ditampilkan guru sejarah sudah baik? Jikalau
ada kekurangan, kurangnya di bagian mana?
I: Menurut saya, sudah baik tidak ada kekurangan sejauh ini.
P: Menurutmu media audio visual yang menarik untuk pembelajaran sejarah itu
seperti apa?
I: Durasinya tidak perlu lama-lama soalnya kalau lama bikin bosan dan malah jadi
ngantuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
CATATAN LAPANGAN 9
HASIL KUESIONER TANGGAPAN SISWA
Indikator Jumlah Persentase Keterangan
Penggunaan Media Audio Visual 20 69% Sangat Baik
9 31% Baik
Penerapan Budaya Literasi Digital 14 48% Sangat Baik
15 52% Baik
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Sejarah
10 34% Sangat Baik
19 66% Baik
69%
31%
Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap
Penggunaan Media Audio Visual
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
48%
52%
Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap
Penerapan Budaya Literasi Digital
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Lampiran 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
34%
66%
Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap
Proses Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
FOTO DOKUMENTASI
Wawancara dengan Muhammad Syahrul Irwansyah pada tanggal 8 Mei 2019
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Wawancara dengan Rosiana Nur Azizah pada tanggal 8 Mei 2019
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Lampiran 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Siswa sedang menyaksikan video Peradaban Awal Dunia
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Siswa sedang mengerjakan tugas membuat resume video sejarah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI