pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah indonesia di sma negeri ... · 2 sma negeri 1...

222
PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI 1 KASIHAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: EMILDA EVA ARIANI 141314017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: doandung

Post on 04-Jul-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI 1 KASIHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

EMILDA EVA ARIANI

141314017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

i

PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI 1 KASIHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

Oleh:

EMILDA EVA ARIANI

141314017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

iv

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat dan

kurnia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

judul “Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA

Negeri 1 Kasihan”. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1) Bapa dan Mama tercinta, serta semua keluarga yang telah memberikan

dorongan semangat serta dukungannya yang tak ternilai harganya, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2) Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah banyak memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mendapatkan motivasi, bimbingan, pengarahan dan dorongan semangat, serta

bantuan atas kesabarannya dalam mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini

3) Semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

v

MOTTO

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia adalah penakut dan bimbang. Teman

yang setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.

(Andrew Jakson)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Emilda Eva Ariani

NIM : 141314017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

INDONESIA DI SMA NEGERI 1 KASIHAN”

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 24 Juni 2018

Yang menyatakan,

Emilda Eva Ariani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

viii

ABSTRAK

PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI 1 KASIHAN

Emilda Eva Ariani

141314017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) perencanaan

pembelajaran Sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, (2) pelaksanaan

pembelajaran Sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi, dan (3) hasil

pembelajaran Sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi

kasus. Informan dalam penelitian ini adalah guru sejarah dan 11 siswa kelas X IPS

2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, wawancara, dokumen

dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan

Huberman yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan yang dilakukan

guru dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi dimulai

dengan menyusun RPP dengan baik, (2) pelaksanaan pembelajaran sejarah

Indonesia yang memanfaatkan literasi berjalan dengan baik dan sesuai dengan

RPP, (3) hasil yang diperoleh siswa pada aspek kognitif 30 siswa mencapai KKM

yaitu 70 dengan rata-rata 81,40 (93,75%), kemudian pada aspek afektif siswa

memiliki minat terhadap pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah

Indonesia dengan 9,37% kategori sangat tinggi dan 84,38% kategori tinggi. Pada

aspek psikomotorik siswa menghasilkan puisi sebagai produk literasi dengan

memperoleh rata-rata nilai 82,5.

Kata Kunci: literasi, pembelajaran, Sejarah Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

ix

ABSTRACT

THE USE OF LITERACY IN HISTORY LEARNING OF INDONESIA

IN SMA NEGERI 1 KASIHAN

Emilda Eva Ariani

141314017

This study aims to know how literacy is used to describe: (1) the learning

of Indonesian History plan, (2) the implementation of Indonesian History

learning, and (3) the result of learning Indonesian History.

Qualitative approach was used by running a case study as the method. The

informants of this study were history teacher and 11 tenth grade students of IPS 2

class of SMA Negeri 1 Kasihan who were chosen by using purposive sampling

technique. The data was gathered by doing an observation, distributing

questionnaire, conducting an interview, reviewing documents, and documenting.

In analyzing the data, Miles and Huberman’s interactive model, which consists of

data collection, data reduction, data presentation, and conclusion, was used.

The results of this research show that: (1) planning done by the teacher in

learning Indonesian History by using literacy was started by arranging a

standardized lesson plan, (2) the implementation of Indonesian History learning

using literacy was run well and it was based on the lesson plan, (3) 30 students

reached cognitive aspect with the Minimum Criteria of Mastery Learning (KKM)

which was 70 with an average 81,40 (93,75%). The result of the affective aspect

showed that students had passion towards the use of literacy in learning

Indonesian History in which 9,3% was in very high category and 84, 38% was in

high category. For the psychomotoric aspect, students produced poems as literacy

products by getting 82,5 as the average score.

Keyword : literacy, learning, History of Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

x

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur atas segala kasih dan penyertaan Tuhan

Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 1

Kasihan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

studi di Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak

lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharna Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan bimbingan,

pengarahan dan dorongan semangat, serta bantuan atas kesabarannya dalam

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan

bimbingan, pengarahan dan dorongan semangat, serta bantuan atas

kesabarannya dalam mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M.M., selaku Dosen Pembimbing

Akademik (DPA) yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu

dan didikan kepada penulis selama menempuh studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

xi

7. Pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang dengan setianya

memberikan pelayanan administrasi kepada penulis.

8. Kepala Sekolah, pihak Tata Usaha, guru sejarah, dan siswa kelas X IPS 2 di

SMA Negeri 1 Kasihan Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam

mendapatkan data untuk penyelesaian skripsi ini.

9. Kedua orangtua (Bapak Samuel dan Ibu Adriana) dan kakak tercinta (Osin)

telah memberikan dorongan semangat serta dukungannya yang tak ternilai

harganya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

10. Sahabat-sahabatku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dengan

demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan penyusunan skripsi yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Penulis

Emilda Eva Ariani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

xii

DAFTAR ISI

Hlm

HALAMAN JUDUL ……………………………………………..…… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………..…… ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………… iv

HALAMAN MOTTO ………………………………………………… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………… vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ….……

vii

ABSTRAK ………………………………………………………..…… viii

ABSTRACT ……………………………………………………………. ix

KATA PENGANTAR ………………………………………………... x

DAFTAR ISI ……………………………………………………...…... xii

DAFTAR TABEL ………………………………………………..…… xiv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..…... xv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………..…… xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………..…… 1

A. Latar Belakang …………………………………………….…… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 7

C. Tujuan Penelitian ………………………………………….…… 7

D. Manfaat Penelitian ………………………………………...…… 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………….…… 9

A. Kajian Teori ……………………………………………….…… 9

1. Gerakan Literasi Sekolah ……………………………...…… 9

2. Pembelajaran Sejarah ………………………………….…… 23

3. Konstruktivisme ……………………………………….…… 28

4. Kurikulum 2013 ……………………………………….…… 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

xiii

B. Penelitian yang Relevan …………………………………...… 36

C. Kerangka Berpikir …………………………………………… 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………..…… 41

B. Pendekatan Penelitian ……………………………………..…… 41

C. Sumber Data …………………………………………………… 43

D. Metode Pengumpulan Data ……………………………….…… 43

E. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………..…… 46

F. Teknik Sampling …………………………………………..…… 49

G. Validitas Data ……………………………………………..…… 50

H. Analisis Data …………………………………………………… 53

I. Sistematika Penulisan ……………………………………..…… 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….…… 58

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………….…… 58

B. Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………………… 63

C. Pembahasan ……………………………………………….…… 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………….…… 104

A. Kesimpulan ………………………………………………..…… 103

B. Saran …………………………………………………………… 104

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….…… 106

LAMPIRAN ……………………………………………………...…… 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

xiv

DAFTAR TABEL

Hlm

Tabel 1. Pihak Pelaksanaan Literasi ……………………………………... 15

Tabel. 2. Fokus Kegiatan dalam Tahapan Literasi Sekolah ……………… 21

Tabel. 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian …………………………………. 41

Tabel. 4. Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian ………………………………... 47

Tabel. 5. Kisi-Kisi Wawancara Siswa …………………………………... 48

Tabel. 6. Data hasil Kuesioner Siswa Kelas X IPS 2 …………………….. 81

Tabel. 7. Rubrik Penilaian dalam Puisi …………………………………... 82

Tabel. 8. Data Nilai Aspek Psikomotorik ………………………………... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

xv

DAFTAR GAMBAR

Hlm

Gambar I. Alur Kerangka Pikir …………………………………………. 40

Gambar II. Model Interaktif Miles dan Huberman ……………………… 54

Gambar III. Diagram Hasil Belajar Siswa terhadap Pemanfaatan Literasi

dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia …………………………………..

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hlm

Lampiran 1. Instrumen Observasi ………………………………… 109

Lampiran 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa ……………… 112

Lampiran 3. Pertanyaan Wawancara Siswa………………………. 113

Lampiran 4. Pertanyaan Wawancara Guru ………………………. 114

Lampiran 5. Daftar Narasumber ………………………………….. 115

Lampiran 6. Catatan Lapangan 1 …………………………………. 116

Lampiran 7. Catatan Lapangan 2 ………………………………… 118

Lampiran 8. Catatan Lapangan 3 ………………………………… 120

Lampiran 9. Catatan Lapangan 4 ………………………………… 122

Lampiran 10. Catatan Lapangan 5 ……………………………….. 124

Lampiran 11. Catatan Lapangan 6 ……………………………….. 126

Lampiran 12. Catatan Lapangan 7 ………………………………... 128

Lampiran 13. Catatan Lapangan 8………………………………… 130

Lampiran 14. Catatan Lapangan 9 ………………………………... 132

Lampiran 15. Catatan Lapangan 10 ………………………………. 134

Lampiran 16. Catatan Lapangan 11 ………………………………. 136

Lampiran 17.Catatan Lapangan 12 ……………………………….. 138

Lampiran 18.Catatan Lapangan 13 ……………………………….. 140

Lampiran 19. Silabus Sejarah Indonesia …………………………. 143

Lampiran 20. Dokumen RPP ……………………………………. 150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

xvii

Lampiran 21. Kisi-Kisi Soal Kognitif …………………………… 177

Lampiran 22. Soal Kognitif ……………………………………… 180

Lampiran 23. Data Nilai Kognitif Siswa ………………………… 186

Lampiran 24. Dokumentasi Kisi-kisi Kuesioner Minat …………. 187

Lampiran 25. Instrumen Kuesioner Minat ……………………… 188

Lampiran 26. Data Hasil Minat Siswa …………………………… 191

Lampiran 27. Instrumen Penilaian Keterampilan ……………….. 193

Lampiran 28. Data Nilai Aspek Psikomotorik …………………… 194

Lampiran 29. Dokumentasi Penelitian …………………………… 195

Lampiran 30. Dokumentasi Produk Literasi ……………………… 199

Lampiran 31. Surat Ijin …………………………………………… 202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah penopang perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang membawa bangsa ini pada era modern. Pendidikan bertujuan

untuk membangun tatanan bangsa yang berbalut dengan nilai-nilai akademis,

kepekaan, dan kepedulian terhadap kehidupan berbangsa dan negara. Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem

pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi, fungsi, dan

tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional,

untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan

masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global.1

Dalam arti yang sempit pendidikan yaitu pengajaran yang diselenggarakan

di sekolah sebagai lembaga tempat mendidik. Pendidikan merupakan segala

pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan

kepada sekolah agar mempunyai kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang

sempurna untuk terjun ke masyarakat, menjalin hubungan sosial, dan memiliki

tanggungjawab mereka sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.2

1Suryosubroto B, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hlm.

294. 2Soyomukti Nurani, Teori-Teori Pendidikan: Dari Tradisional, Liberal, Marxis Sosialis hingga

Postmodern, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2001, hlm. 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

2

Kualitas pendidikan di Indonesia masih terbilang kurang jika

dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara maju. Indonesia masih

memiliki minat baca yang relatif rendah jika dibanding dengan negara-negara

yang minat bacanya jauh lebih tinggi. Kecenderungan siswa yang lebih menyukai

berkomunikasi dengan smart phone daripada membaca buku. Siswa hanya

membaca atau mencari buku jika ada tugas yang diberikan guru. Berdasarkan hal

tersebut, menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang menyadari dan mandiri

melakukan kegiatan membaca untuk memperluas pengetahuan mereka. Siswa

sebagai kaum terpelajar dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan informasi

terkini. Melalui sekolah yang merupakan lembaga ilmiah, seharusnya didesain

untuk menumbuhkembangkan kegemaran membaca.

Pada tingkat sekolah menengah (usia 15 tahun) pemahaman membaca

siswa Indonesia (selain matematika dan sains) diuji oleh Organisasi untuk Kerja

Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD-Organization for Economic

Cooperation and Development) dalam Program for Internasional Student

Assessment (PISA). PISA 2009 menunjukan siswa Indonesia berada pada

peringkat 57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), sedangkan PISA 2012

menunjukan siswa Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor

rata-rata OECD 496).

Persoalan minat baca yang rendah terjadi pula di kota Yogyakarta

merupakan salah satu kota dikenal sebagai kota pelajar. Budaya atau kegemaran

membaca belum sepenuhnya terbentuk di kalangan siswa. Berdasarkan data yang

dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016, Daerah Istimewa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

3

Yogyakarta hanya menempati peringkat ke-4 dalam minat bacanya.3 Padahal pada

tahun 2014 Yogyakarta memiliki indeks baca tertinggi di Indonesia.4 Dalam data

tersebut dapat disimpulkan bahwa, minat baca siswa mengalami penurunan. Tentu

jumlah tersebut masih sangat memprihatinkan bila dibandingkan dengan negara-

negara maju yang indeks membacanya jauh lebih tinggi.

Dari hasil di atas, bahwa sekolah yang seharusnya sebagai lembaga untuk

melaksanakan praktik pendidikan dalam menghasilkan siswa yang berkualitas

belum memperlihatkan peranannya sebagai organisasi pembelajaran. Dengan

tujuan untuk mengupayakan semua warga sekolah menjadi terampil membaca

untuk mendukung mereka agar belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu sangat

diperlukan peranan guru, orang tua ataupun lingkungan sekolah untuk kembali

menumbuhkan minat baca siswa.

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

mengembangkan gerakan literasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.5 Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini ada sebagai tanggapan terhadap lahirnya

dorongan masyarakat agar terjadi perubahan signifikan dalam dunia pendidikan,

terutama terkait dekadensi moral yang merebak di kalangan siswa saat ini.

Gerakan literasi sekolah (GLS) mulai dilaksanakan ketika diterbitkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang

Penumbuhan Budi Pekerti. Pengertian Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya

3https://jogja.antaranews.com/berita/342002/minat-baca-pelajar-diy-cukup-tinggi. Di akses pada

tanggal 8 Februari 2018, pukul 16.25. 4http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah. Di akses pada

tanggal 8 Februari 2018, pukul 16.25. 5Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

4

yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi

pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Upaya yang dilakukan untuk menerapkan literasi berupa pembiasaan membaca 15

menit buku non pelajaran sebelum belajar dimulai. Setelah pembiasaan membaca

terbentuk akan dilanjutkan ketahap pengembangan dan pembelajaran.

Pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila guru dapat

memvariasikan berbagai metode dan model pembelajaran yang baik. Guru

dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif untuk mengubah kondisi pembelajaran

menjadi lebih menarik dan efektif sekaligus membuat siswa menjadi lebih aktif.

Dalam era globalisasi saat ini permasalahan-permasalahan yang muncul dalam

pembelajaran salah satunya harus diatasi melalui inovasi terhadap model maupun

media pembelajaran.

Begitupun dalam pembelajaran sejarah, guru harus mencari solusi untuk

memperbaiki proses pembelajaran sejarah yang selama ini terlihat monoton dan

kurang menarik minat siswa untuk mempelajari sejarah. Selama ini persepsi

siswa secara umum tentang pembelajaran sejarah terkesan sangat membosankan,

siswa disuruh membaca kemudian menghafal fakta-fakta sejarah yang diperoleh

dari guru maupun dari buku. Sementara kita ketahui bahwa minat baca siswa

sangat rendah. Melalui gerakan literasi sekolah (GLS) yang saat ini tengah

dilaksanakan di sekolah-sekolah negeri maupun swasta di Yogyakarta guru

sejarah dapat memanfaatkan literasi dalam pembelajaran sejarah agar dapat

meningkatkan kemampuan siswa untuk memaknai peristiwa-peristiwa sejarah

dalam diri siswa. Dalam gerakan literasi ada empat aktivitas yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

5

dimanfaatkan oleh guru sejarah agar pembelajaran dapat berjalan efektif yaitu

melalui aktivitas membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

Penerapan literasi sekolah diterapkan dalam pembelajaran sejarah sesuai

dengan tahap ketiga dalam implementasi gerakan literasi sekolah yaitu tahap

pembelajaran (kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan

Kurikulum 2013). Dalam gerakan literasi sekolah banyak kegiatan-kegiatan yang

dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah, misalnya menggunakan lingkungan

fisik, sosial, afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual,

auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya

pengetahuan dalam mata pelajaran. 6

Berdasarkan pengalaman peneliti melalui kegiatan PPL SMA Negeri 1

Kasihan menjadi salah satu sekolah di Yogyakarta yang telah menerapkan

gerakan literasi sekolah (GLS). SMA Negeri 1 Kasihan didirikan atas gagasan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Yogyakarta melalui Instruksi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Selama kurang lebih 2

bulan proses belajar mengajar dilakukan di dalam ruang laboratorium SMA

Negeri 1 Yogyakarta.

Setelah memperoleh lokasi baru di Jalan Bugisan Selatan,

KelurahanTirtonirmolo, Kecamatan Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta,

maka tanggal 11 Maret 1979 SMA Persiapan mulai menempati gedung sendiri.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

6Direktoral Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,

Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta: Kemendikbud, 2016, hlm.

22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

6

Indonesia Nomor: 035/O/1997 tanggal 7 Maret SMA Negeri 1 Tirtonirmolo

berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Kasihan.

Pelaksanaan program literasi di SMA Negeri 1 Kasihan sudah berjalan

satu tahun yang dimulai dari tahun ajaran baru 2017. Tahapan penerapan literasi

di SMA Negeri 1 Kasihan dimulai dengan tahapan yang pertama yaitu tahap

pembiasaan dan sedang diteruskan dalam tahap pengembangan dan pembelajaran.

Pada tahap pembiasaan siswa diwajibkan membaca selama 15 menit setiap hari

sebelum memulai pembelajaran.

Peneliti memilih SMA Negeri 1 Kasihan sebagai tempat penelitian

berdasarkan latar belakang masalah di atas. Peneliti ingin mengetahui hasil dari

sejauh mana pemanfaatan literasi sesuai dengan tahap ketiga yaitu tahap

pelaksanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran sejarah Indonesia dengan

memanfaatkan empat aktivitas dalam literasi yaitu aktivitas membaca, menulis,

menyimak, dan berbicara. Dengan demikian, peneliti mengambil judul

Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 1

Kasihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan

literasi di SMA Negeri 1 Kasihan?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaan sejarah Indonesia yang memanfaatkan

literasi di SMA Negeri 1 Kasihan?

3. Bagaimana hasil pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi

di SMA Negeri 1 Kasihan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitiannya

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran sejarah Indonesia yang

memanfaatkan literasi di SMA Negeri 1 Kasihan.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran sejarah Indonesia yang

memanfaatkan literasi di SMA Negeri 1 Kasihan.

3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan

literasi di SMA Negeri 1 Kasihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

8

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan ekosistem

literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka

menjadi pembelajar sepanjang hayat khususnya dalam pembelajaran sejarah.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti tentang implementasi Gerakan Literasi Sekolah

dalam Pembelajaran Sejarah, sehingga peneliti dapat mengimplementasikan

gerakan literasi ke dalam pembelajaran sejarah ketika proses belajar mengajar

berlangsung.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi bagi sekolah untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah melalui implementasi gerakan literasi

sekolah ini.

4. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dalam

menerapkan pembelajaran sejarah di kelas melalui implementasi gerakan literasi

sekolah sehingga para siswa dapat menumbuhkan minatnya untuk membaca

peristiwa-peristiwa sejarah yang dapat memberikan pengaruh terhadap

kehidupansiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Gerakan Literasi Sekolah

a. Pengertian Literasi

Istilah literasi dalam bahasa latin disebut sebagai literatus yang artinya

adalah orang yang belajar, namun National Institut for Literacy sendiri

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang

untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada

tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.

UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang

nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang

terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa

keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya.7 Dari

pengertian literasi tersebut, bahwa literasi memiliki banyak makna yang luas, akan

tetapi yang menjadi dasar bahwa literasi itu berkaitan dengan perkembangan

membaca dan menulis seseorang.

Dalam deklarasi UNESCO menyebutkan bahwa literasi informasi terkait

pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan,

mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan

mengkomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan. Kemampuan-

7https://gurudigital.id/jenis-pengertian-literasi-adalah/. Di akses pada tanggal 30 Mei 2018, pada

pukul 12.11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

10

kemampuan itu perlu dimiliki oleh setiap individu sebagai syarat untuk

berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia

mengenai pembelajaran sepanjang hayat.8

Pada abad ke-21 pendidikan dituntut harus kreatif dalam berpikir, kritis

dalam intelektual, etis dalam pergaulan dan berkarakter dalam berkehidupan.

Begitupun untuk literasi pada abad ke-21, literasi berkembang menjadi

kemampuan membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Sedangkan jika lihat

literasi secara tradisional, dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis.9

Pembelajaran literasi merupakan pembelajaran yang mengoptimalkan

keterampilan-keterampilan literasi dalam mewujudkan situasi pembelajaran yang

efektif. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi keterampilan membaca,

menyimak, keterampilan menulis, dan keterampilan berbicara:

1) Keterampilan Membaca

Keterampilan membaca dalam konteks literasi merupakan keterampilan

untuk memperoleh beragam pengetahuan yang kemudian diolah secara kritis.

Membaca tidak sekedar menyelami makna tersurat namun juga membangun

makna yang tersirat. Oleh karena itu sangat diperlukan kemampuan berpikir kritis

dan kreatif untuk memperoleh pemahaman yang mendalam.10

2) Keterampilan Menyimak

Menyimak berarti mendengarkan secara sungguh-sungguh untuk

memperoleh informasi lisan yang disampaikan seseorang atau sumber literasi.

8Dirjendikdamen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta: Direktoral Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, hlm. 7. 9Yunus Abidin, Pembelajaran Multiliterasi, Bandung: Refika Aditama, 2015, hlm. 49.

10Hendra Kurniawan, Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah, 2018, Historia Vitae,

Vol.32, No. 1, hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

11

Menyimak dikatakan sebagai kegiatan aktif reseptif. Artinya seorang penyimak

berupaya secara aktif memahami informasi yang di dengarnya dalam rangka

menumbuhkan pemahaman dan mengembangkan pengetahuannya.11

3) Keterampilan Menulis

Menulis diartikan sebagai kemampuan mengungkapkan gagasan, ide, dan

hasil pemikiran secara lancar dan menarik.12

Menulis bukan hanya untuk

mengekspresikan diri tetapi melalui karya tulis yang dihasilkan dapat membangun

makna yang bisa disampaikan kepada pembaca.

4) Keterampilan Berbicara

Apabila menulis dimaknai sebagai aktivitas penyampain gagasan melalui

karya tulisan maka literasi berbicara berarti penyampaian gagasan secara lisan.13

Dalam keterampilan berbicara harus dapat di pertanggungjawabkan dalam

konteks pengetahuan, budaya dan media.

b. Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan literasi sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan

secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran

yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Pelibatan publik

ini meliputi siswa, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah,

komite sekolah, orang tua atau wali siswa, akademisi, penerbit, media massa,

masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat mempresentasikan keteladanan, dunia

usaha, dan lain-lain), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Diktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan

11

Ibid., hlm. 12. 12

Ibid., hlm. 4. 13

Ibid., hlm. 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

12

kebudayaan.14

Dalam pelaksanaan gerakan literasi ini siswa diharapkan memiliki

kemampuan untuk mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara

cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, menyimak, menulis dan

berbicara.

Gerakan literasi sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan

kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkan berupa

pembiasaan membaca siswa. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit

membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang

disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca

terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan

pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan

asesmen agar dampak keberadaan gerakan literasi sekolah dapat diketahui dan

terus-menerus dikembangkan. Harapannya gerakan literasi sekolah mampu

menggerakan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk

bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai

bagian penting dalam kehidupan.15

c. Tujuan

Gerakan literasi sekolah mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus

sebagai berikut 16

:

14

Dirjendikdasmen, op.cit., hlm. 7. 15

Ibid., hlm. 7-8. 16

Ibid., hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

13

1) Tujuan Umum

Menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan

ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar

mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

2) Tujuan Khusus

a) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah

anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

d) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku

bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

d. Komponen Literasi

Clay dan Ferguson menjabarkan bahwa komponen literasi informasi yang

terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi

teknologi dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi ini diperlukan

sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen literasi

tersebut dijelaskan sebagai berikut17

:

1) Literasi Dini

Literasi dini yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan,

dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya

berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.

17

Ibid., hlm. 8-10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

14

2) Literasi Dasar

Literasi dasar, yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,

membaca, menulis, dan menghitung.

3) Literasi Perpustakaan

Literasi perpustakaan antara lain memberikan pemahaman untuk

membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi. Memanfaatkan koleksi referensi dan

periodikal dalam menyelesaikan penelitian, tulisan ataupun mencari solusi dalam

mengatasi masalah. Kemudian memahami penggunaan katalog dan pengindeksan

agar mempunyai pengetahuan dalam memahami informasi yang dibutuhkan.

4) Literasi Media

Literasi Media, yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk

media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media

televise), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.

5) Literasi Teknologi

Literasi Teknologi, yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang

mengikuti teknologi seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.

6) Literasi Visual

Literasi Visual, adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan

literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar

dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan

bermartabat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

15

Pihak yang berperan aktif dalam pelaksanaan komponen literasi adalah

sebagai berikut 18

:

Tabel. 1. Pihak Pelaksanaan Literasi

NO KOMPONEN

LITERASI

PIHAK YANG BERPERAN AKTIF

1. Literasi usia dini Orang tua dan keluarga, guru/PAUD,

pamong/pengasuh

2. Literasi dasar Pendidikan formal

3. Literasi perpustakaan Pendidikan formal

4. Literasi Teknologi Pendidikan formal dan keluarga

5. Literasi media Pendidikan formal, keluarga dan lingkungan

sosial (tetangga/masyarakat sekitar)

6. Literasi visual Pendidikan formal, keluarga dan lingkungan

sosial (tetangga/masyarakat sekitar)

Dalam pendidikan formal, peran aktif para pemangku kepentingan, yaitu

kepala sekolah, guru sebagai pendidik, tenaga kependidikan, dan pustakawan

sangat berpengaruh untuk menfasilitasi pengembangan komponen literasi siswa.

Agar lingkungan literasi tercipta, diperlukan perubahan paradigma semua

pemangku kepentingan. Selain itu, diperlukan juga pendekatan cara belajar-

mengajar yang mengembangkan komponen-komponen literasi ini.

e. Ihwal Literasi di Sekolah

Mengacu pada metode pembelajaran kurikulum 2013 yang menempatkan

siswa sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator, kegiatan literasi

18

Dirjendikdamen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

16

tidak lagi berfokus pada siswa semata. Guru, selain sebagai fasilitator, juga

menjadi subjek pembelajaran. Akses yang luas pada sumber informasi, baik di

dunia nyata maupun maya menjadikan siswa lebih tahu daripada guru. Oleh sebab

itu, kegiatan siswa dalam berliterasi semestinya tidak lepas dari kontribusi guru,

dan guru sebaiknya berusaha menjadi fasilitator yang berkualitas. Guru dan

pemangku kebijakan sekolah merupakan figur teladan literasi di sekolah.

Dalam konteks sekolah, subjek dalam kegiatan literasi adalah siswa ,

pendidik, tenaga kependidikan (pustakawan, pengawas) dan kepala sekolah.

Semua komponen warga sekolah ini berkolaborasi dalam Tim Literasi Sekolah

(TLS). Tim literasi sekolah di bawah koordinasi kepala sekolah dan dikuatkan

dengan SK kepala sekolah. Tim literasi sekolah bertugas untuk membuat

perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program.19

f. Prinsip-Prinsip Literasi Sekolah

Praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan

prinsip-prinsip sebagai berikut20

:

1) Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat

diprediksi.

Tahap perkembangan anak dalam proses belajar membaca dan menulis

saling beririsan antartahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan

literasi siswa dapat membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan

pembelajaran literasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa .

19

Ibid., hlm. 10-11. 20

Ibid., hlm. 11-12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

17

2) Program literasi yang baik bersifat berimbang

Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa

tiap siswa memiliki kebutahan yang berbeda. Oleh karena itu, strategi membaca

dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang

pendidikan. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum.

Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah merupakan tanggung

jawab semua guru di semua mata pelajaran sebab mata pelajaran apapun

membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian,

pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada semua

guru mata pelajaran bukan hanya pada guru bahasa saja.

3) Kegiatan membaca dan menulis dilakukakan kapanpun

Misalnya, „menulis surat kepada Presiden‟ atau „membaca untuk ibu‟

merupakan contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.

4) Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan

Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai

kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Melalui

kegiatan diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat

agar kemampuan berpikir dapat diasah. Siswa perlu belajar dari perbedaan

pendapat tersebut untuk saling menghargai, menghormati perbedaan pendapat

dalam diskusi dan saling mendengarkan tanpa harus saling mendahului saat

mengemukan pendapat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

18

5) Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman

Dengan beragamnya latar belakang siswa, maka melalui literasi dapat

menumbuhkan kesadaran siswa untuk menghargai keberagaman yang ada di

dalam lingkungan sekolah. Melalui literasi khususnya bacaan-bacaan untuk siswa

perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar mereka dapat terpajan pada

pengalaman multikultural.

g. Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah

Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya

literasi, terdapat beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi yang positif

di sekolah21

:

1) Mengkondisikan lingkungan ramah literasi

Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga

sekolah. Oleh karena itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk

pembelajaran. Untuk mendukung pengembangan budaya literasi, sebaiknya

sekolah memajang karya siswa sebagai bentuk penghargaan terhadap kerja keras

siswa dalam menghasilkan karya tersebut. Karya-karya siswa sebaiknya diganti

secara rutin agar memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memajang

karyanya.

2) Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan

interaksi yang literat

Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan

interaksi seluruh komponen sekolah.Pimpinan sekolah selayaknya berperan aktif

21

Ibid., hlm. 12-13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

19

dalam menggerakkan literasi. Dengan demikian setiap pihak sekolah dapat

berperan sesuai keahlian masing-masing. Selain guru, Orang tua memiliki peran

untuk mengembangkan kebudayaan literasi di Sekolah

3) Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat

Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan

akademik. Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di

sekolah. Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk

pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca

dalam hati dan guru membacakan buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum

pelajaran berlangsung. Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu

diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan

untuk peningkatan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan, dan

keterlaksanaannya.

h. Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

Program GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan

kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas

sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan

warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik,

dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan) 22

:

22

Ibid., hlm. 28-30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

20

1) Tahap pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem

sekolah

Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan

terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca

merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi siswa.

2) Tahap Pengembangan Minat Baca untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi

Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan

memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis,

dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan

menanggapi bacaan pengayaan.

3) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Literasi

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan

kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi,

berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui

kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam

tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran).

Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013

yang mensyaratkan siswa membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa

buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks

multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 18

buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca pada tahap

pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

21

Tabel. 2. Fokus Kegiatan dalam Tahapan Literasi Sekolah

TAHAPAN KEGIATAN

PEMBIASAAN (belum

ada tagihan)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum

jam pelajaran melalui kegiatan membacakan

buku dengan nyaring ( read aloud ) atau seluruh

warga sekolah membaca dalam hati ( sustained

silent reading ).

2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya

literasi, antara lain: (1) menyediakan

perpustakaan sekolah, sudut baca, dan area baca

yang nyaman; (2) pengembangan sarana lain

(UKS, kantin, kebun sekolah); dan (3)

penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital,

maupun multimodal yang mudah diakses oleh

seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan

kaya teks ( print-rich materials )

PENGEMBANGAN

(ada tagihan sederhana

untuk penilaian non-

akademik)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum

jam pelajaran melalui kegiatan membacakan

buku dengan nyaring, membaca dalam hati,

membaca bersama, dan/atau membaca terpandu

diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-

akademik, contoh: membuat peta cerita ( story

map), menggunakan graphic organizers,

bincang buku.

2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif

sekolah yang kaya literasi dan menciptakan

ekosistem sekolah yang menghargai keterbukaan

dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan

berbagai kegiatan, antara lain: (a) memberikan

penghargaan kepada capaian perilaku positif,

kepedulian sosial, dan semangat belajar siswa;

penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap

upacara bendera hari Senin dan/atau peringatan

lain; (b) kegiatan-kegiatan akademik lain yang

mendukung terciptanya budaya literasi di

sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di

lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan

kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.)

3. Pengembangan kemampuan literasi melalui

kegiatan di perpustakaan sekolah/perpustakaan

kota/daerah atau taman bacaan masyarakat atau

sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan,

antara lain: (a) membacakan buku dengan

nyaring, membaca dalam hati membaca bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

22

( shared reading ), membaca terpandu ( guided

reading ), menonton film pendek, dan/atau

membaca teks visual/digital (materi dari

internet); (b) siswa merespon teks

(cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi, melalui

beberapa kegiatan sederhana seperti

menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi,

dan berbincang tentang buku.

PEMBELAJARAN (ada

tagihan akademik)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum

jam pelajaran melalui kegiatan membacakan

buku dengan nyaring, membaca dalam hati,

membaca bersama, dan/atau membaca terpandu

diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-

akademik dan akademik.

2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran,

disesuaikan dengan tagihan akademik di

kurikulum 2013.

3. Melaksanakan berbagai strategi untuk

memahami teks dalam semua mata pelajaran

(misalnya, dengan menggunakan graphic

organizers ).

4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif,

dan akademik disertai beragam bacaan (cetak,

visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar

buku teks pelajaran untuk memperkaya

pengetahuan dalam mata pelajaran.

Dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran sebaiknya menggunakan

ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau

informasi lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan

proaktif mencari referensi pembelajaran yang relevan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

23

2. Pembelajaran Sejarah

a. Pembelajaran

Kata pembelajaran berasal dari kata belajar mendapat awalan “pem” dan

akhiran “an” menunjukkan bahwa adan unsur dari luar (eksternal) yang bersifat

intervensi agar terjadi proses belajar.23

Hakikat pembelajaran secara umum dilukis

Gagne dan Briggs, adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran mengandung makna

setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu individu mempelajari sesuatu

kecakapan tertentu.24

Oleh sebab itu, dalam pembelajaran pemahaman

karakteristik internal individu yang belajar menjadi penting. Sedangkan menurut

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.25

Tujuan pembelajaran yaitu upaya mempengaruhi siswa agar terjadi proses

belajar. Oleh karena itu, perlu diupayakan suatu cara atau metode membantu

terjadinya proses belajar agar menjadi efektif, efisien, dan terarah pada tujuan

yang ditetapkan. Belajar pada hakikatnya adalah penataan berbagai informasi

menjadi sesuatu yang bermakna ke dalam skema atau struktur mental dalam

bentuk reorganisasi perspektual.

Peristiwa pembelajaran terjadi apabila subjek siswa secara aktif

berinteraksi dengan sumber belajar yang diatur oleh guru. Dalam interaksi

23

Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber Belajar,

Jakarta: PR Raja Grafindo Persada, 2017, hlm. 19. 24

Ibid, hlm. 20. 25

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

24

pembelajaran tersebut, setiap siswa diperlakukan sebagai manusia yang

bermartabat, yang minat dan potensinya perlu diwujudkan secara optimal. Dalam

proses interaksi tidak hanya membutuhkan keterlibatan dari siswa tetapi juga

keterlibatan maksimal dari pihak guru. Oleh karena itu, yang penting tidak saja

unsur-unsur dinamis yang terdapat pada diri siswa, melainkan sangat penting

adalah unsur-unsur dinamis yang terdapat pada diri guru.

Motivasi merupakan salah satu unsur yang dapat terlaksananya prosses

pembelajaran. Motivasi ini tidak hanya dari sisi siswa tetapi juga dari sisi seorang

guru yang ingin tujuan pembelajarannya tercapai. Peranan guru dalam

menumbuhkan motivasi bagi siswa akan dapat jalan jika guru tersebut berada

dalam suatu kondisi tertentu. Yang dimaksud dengan kondisi tertentu adalah

bahwa, guru tersebut harus mempunyai kemampuan tertentu. Kemampuan-

kemampuan yang dapat mendukung bagi tercapainya motivasi untuk

membelajarkan siswa dikenal dengan kompetensi guru.

Dalam pembelajaran banyak strategi yang dapat digunakan untuk

menciptakan kegiatan belajar. Salah satunya dengan teori pengolahan informasi,

pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu

mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang

diterima individu dari lingkungan. Ada dua dua bidang kajian penting dalam

pengolahan informasi yaitu: (1) tentang proses individu memperoleh dan

mengingat informasi, (2) siasat yang dipakai invidu dalam memecahkan masalah.

Pada umumnya pengolahan informasi sangat diperlukan oleh siswa dalam

proses pembelajaran. Guru bukan satu-satunya sumber informasi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

25

pembelajaran melainkan masih banyak sumber-sumber lain yang akan membantu

siswa dalam menemukan informasi tambahan misalnya melalui internet, media

masa dan sumber lainnya.

Penerapan teori pengolah informasi dalam pembelajaran berpendapat

bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang menyeleksi,

mengorganisasi, dan mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi

penyimpanannya untuk dipelajari. Menurut teori pengolahan informasi bahwa

komponen belajar adalah (1) perhatian ditujukan pada stimulus, (2) pengodean

stimulus (3) penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar

komponen belajar tersebut selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yang

dapat dilakukan adalah sebagai berikut 26

:

1) Membimbing untuk Menerima Stimulus Baru

Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan membimbing

perhatian siswa terhadap penerimaan stimulus antara lain: (a) memusatkan

perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang dipilih, (b) mengenali secara awal

stimulus dengan kode-kode tertentu. Hal ini penting agar kegiatan menyajikan

fokus adalah memudahkan siswa menerima informasi yang cermat dan lengkap.

2) Memperlancar Pengodean

Selama belajar, fungsi pengodean adalah untuk menyiapkan informasi

baru untuk disimpan ke dalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki

transformasi informasi menjadi kode ringkasan untuk memudahkan mengingat

kembali diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat

memudahkan pengodean, yaitu dengan memberikan pengisyarat, elaborasi, dan

cara titian ingatan (mneomonik) sebagai pembantu untuk penyusun sandi,

pandangan ini disebut bantuan berbasis pembelajaran.

3) Memperlancar Penyimpanan dan Retrival

Siasat pengodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan

mengingat kembali. Elaborasi berbasis pembelajaran dan elaborasi berbasis siswa

kedua memberikan sumbangan dalam mengingat kembali. Proses pemunculan

kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan (retrival process). Asumsi yang

dipakai dalam penelusuran informasi dalam ingatan adalah bahwa ingatan terdiri

dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusurannya bergerak

26

Karwono dan Heni Mularsih, op. cit., hlm. 153-156.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

26

secara hierarkis, dari informasi yang paling umum yang inklusif ke informasi

yang umum dan rinci, sampai informasi yang dinginkan diperoleh.

b. Sejarah

Sejarah berasal dari kata syajaratun (dari bahasa Arab), yang berarti

pohon. Sejarah dalam bahasa Inggris adalah history (Bahasa Latin dan Yunani

Historio).27

Sejarah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung tiga

makna, yaitu: (1) kesusasteraan lama (silsilah, asal-usul), (2) kejadian dan

peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu, (3) ilmu, pengetahuan, cerita,

pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa

lampau, atau juga disebut riwayat.28

Sejarah menurut pandangan Roeslan Abdulgani ialah salah satu cabang

ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan

masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian-

kejadiannya, dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil

penelitian dan penyelidikan itu, untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan

pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa

depan. Sejarah dalam pengertian itu mengandung tiga dimensi waktu yaitu masa

lampau, sekarang, dan akan datang.29

Sejarah diartikan sebagai rekonstruksi masa lalu dan yang direkonstruksi

sejarah adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan,

dan dialami manusia. Pada umumnya orang memakai istilah sejarah untuk

menunjuk cerita sejarah, pengetahuan sejarah, gambaran sejarah, yang semuanya

27

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 1. 28

Abdul Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta:

Ombak, 2011, Hlm. 4. 29

Ibid,hlm. 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

27

itu sebenarnya adalah sejarah dalam arti subjektif. Sejarah dalam arti subjektif ini

merupakan konstruk, ialah bangunan yang disusun oleh penulis sebagai suatu

uraian atau cerita. Sejarah dalam arti objektif menunjuk kepada kejadian atau

peristiwa itu sendiri, ialah peristiwa sejarah dalam kenyataannya. Kejadian itu

sekali terjadi tidak dapat diulang atau terulang lagi.30

Mengajar sejarah berarti membantu siswa untuk mempelajari sejarah

sehingga kita perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran

sejarah sebelum menelaah strategi dan teknik yang dapat digunakan guru untuk

membantu siswa dalam belajar.31

Sampai saat ini sebagaian besar pembelajaran

sejarah di sekolah menengah masih menitikberatkan pada kegiatan menghafal

fakta-fakta sejarah. Oleh karena itu, guru sejarah harus mampu membuat pelajaran

sejarah menjadi lebih menarik melalui strategi, model dan metode yang tepat agar

pembelajaran sejarah dalam berjalan dan mencapai tujuan dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran sejarah, peran penting pembelajaran terlihat jelas

bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga proses pendewasaan

siswa untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian bangsa melalui

pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Dengan demikian pembelajaran sejarah

hendaknya memperhatikan beberapa prinsip 32

:

1) Pembelajaran yang dilakukan haruslah adaptif terhadap siswa dan

perkembangan zaman. Kendatatipun sejarah bercerita tentang kehidupan masa

lalu, bukan berarti sejarah tidak bisa diajarkan secara kontekstual. Banyak

nilai dan fakta sejarah yang bila disampaikan dengan benar dan sesuai dengan

30

Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hlm. 13-15 31

Brian Garvei dan Mary Krug, Model-Model Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2015,

hlm. 1. 32

Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran,

Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2014, hlm. 56-57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

28

alam pikiran siswa akan mampu membangkiktkan pemahaman dan kesadaran

siswa terhadap nilai-nilai nasionalisme, patriotisme dan persatuan.

2) Pembelajaran sejarah hendaklah berorentasi pada pendekatan nilai.

Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran sejarah,

akan tetapi juga tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-fakta

tersebut dan mengambil intisari nilai yang terdapat di dalamnya sehingga

pembelajar akan menjadi lebih mawas diri sebagai akibat dari pemahaman

nilai tersebut.

3) Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan kreativitas

dan memaksa siswa hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks. Sejarah

sudah saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan pembelajaran

yang terjadi seringkali dikarenakan rendahnya kreativitas dalam pembelajaran

sejarah. Sebagai akibatnya kejenuhan seringkali menjadi faktor utama yang

dihadapi guru dalam mengajarkan sejarah dan siswa dalam belajar sejarah.

Pembelajaran sejarah nasional mempunyai tujuan sebagai berikut:

a) Membangkitkan, mengembangkan serta memilihara semangat kebangsaan;

b) Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala

lapangan;

c) Membangkitkan hasrat mempelajari sekolah kebangsaan dan mempelajarinya

sebagai bagian dari sejarah dunia;

d) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-undang

Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu

sepanjang masa.

Pembelajaran sejarah yang baik dapat membantu siswa untuk berpikir

kritis. Berpikir kritis inilah yang sebenarnya dapat menuntun siswa untuk

memahami makna sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah umum. Untuk

itu, pembelajaran sejarah harus diorganisir dan dalam kegiatan-kegiatan yang

bersifat nyata, menarik, dan berguna bagi diri siswa.

3. Konstruktivisme

Pandangan konstruktivisme didasarkan pada filsafat tertentu terkait dengan

manusia dan pengetahuan. Artinya bahwa bagaimana manusia menjadi tahu dan

memiliki pengetahuan menjadi kajian penting dalam kontruktivisme. Pengetahuan

dalam pandangan kontruktivisme dibentuk dari pemahaman organisme melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

29

proses interaksi dengan lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya.33

Hal ini

menunjukan bahwa pengetahuan tidak akan terbentuk secara alamiah tetapi

melalui terjadinya proses interaksi dalam lingkungan dan orang-orang sekitar

pengetahuan tersebut akan terbentuk karena orangnya mengalami secara langsung

proses interaksi dalam masyarakat.

Dalam konstruktivisme pembelajaran lebih menekankan proses daripada

hasil pembelajaran. Artinya bahwa hasil belajar yang merupakan tujuan

pembelajaran tetap dianggap penting, namun di sisi lain proses belajar yang

melibatkan cara maupun strategi juga dianggap penting. Pandangan

kontruktivisme menganggap bahwa belajar merupakan proses aktif untuk

mengkonstruksi pengetahuan. Proses aktif tersebut sangat didukung oleh

terciptanya interaksi antara siswa dan guru, interaksi antar siswa sendiri.34

Interaksi menjadi hal penting dalam mendapat pengetahuan. Kontruktivisme

dalam pembelajaran dapat berjalan jika terjadi interaksi yang baik antara siswa

dan guru maupun antar sesama siswa.

Pengetahuan lebih menunjuk pada pengalaman seseorang akan dunia

daripada dunia itu sendiri. Tanpa pengalaman itu, seseorang tidak dapat

membentuk pengetahuan. Dengan demikian pengalaman menjadi faktor penting

untuk terbentuknya pengetahuan.35

Melalui pengalaman yang diperoleh seseorang

mudah untuk selalu mengingat karena pengalaman tersebut dialami secara

langsung melalui pancaindra sehingga melalui pengalaman yang diperoleh akan

33

Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme: Teori dan Aplikasi Pembelajaran

dalam Pembentukan Karakter, Bandung: Alfabeta, 2013, hlm. 25. 34

Ibid., hlm. 25. 35

Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997, hlm. 19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

30

lebih berkesan dalam diri seseorang. Pengalaman dapat diperoleh melalui

interaksi dengan lingkungan melihat secara langsung apa yang terjadi

dilingkungan dan ikut terlibat dalam lingkungan tersebut.

Pembelajaran konstruktivisme dapat terlaksanakan dengan menerapkan

beberapa metode pembelajaran salah satunya adalah metode pembelajaran

cooperative learning yang dalamnya memuat karakteristik pembelajaran

konstruktivis. Asas dari pembelajaran kooperatif adalah mengaktifkan siswa untuk

belajar bersama-sama untuk terciptanya pembelajaran bermakna. Pembentukan

kelompok-kelompok didasarkan pada perkumpulan siswa yang heterogen.36

Pembelajaran cooperative learning dapat diterapkan dalam berbagai pembelajaran

untuk terciptanya pendidikan karakter sesuai dengan pendidikan abad ke-21.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memfokuskan pada

kompetensi siswa sebagai individu maupun kompetensi siswa dalam melakukan

proses adaptasi dan interaksi dengan lingkungan di kelompoknya. Adapun

menurut Isjoni dalam Sigit Mangun Wardoyo terdapat lima ciri-ciri dalam

cooperative learning. Kelima ciri-ciri tersebut meliputi 37

:

a. Adanya peran yang dimiliki oleh setiap anggota di dalam proses pembelajaran.

b. Terciptanya interaksi secara langsung di antara siswa

c. Masing-masing anggota memiliki tanggung jawab dalam kelompoknya.

d. Guru sebagai fasilitator

e. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran dilakukan secara efektif dan

efesien.

Sintaks cooperative learning menurut Rusman dalam Sigit Mangun

Wardoyo meliputi empat tahap yaitu penjelasan materi, belajar kelompok,

36

Sigit Mangun Wardoyo, op. cit., hlm. 43-44. 37

Ibid., hlm. 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

31

pengakuan tim dan penilaian. Secara jelas tahapan tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut 38

:

a. Penjelasan Materi

Pada tahap ini, hal yang dilakukan dalam proses pembelajaran guru

menyampaikan materi pokok sebelum siswa belajar interaksi di dalam kelompok.

Ini bertujuan agar siswa memiliki pemahaman yang sama dan jelas untuk materi

pelajaran yang akan di bahas.

b. Belajar kelompok

Tahapan belajar kelompok dilakukan ketika guru telah memberikan

penjelasan materi pada siswa dan membentuk siswa menjadi beberapa kelompok

untuk membahas materi yang telah ditentukan. Belajar kelompok menuntut

adanya aktivitas siswa secara optimal agar dapat terjadi proses adaptasi dan

interaksi dalam proses belajar di masing-masing kelompok.

c. Pengakuan Tim

Tahapan ini adalah tahapan dimana guru menetapkan tim (kelompok) yang

paling tepat menonjol atau berprestasi dalam proses pembelajaran. kepada Tim

tersebut diberikan penghargaan atau hadiah atau pengakuan yang dapat

diharapkan akan memotivasi kelompok lain untuk berprestasi.

d. Penilaian

Tahapan penilaian merupakan tahapan penilaian yang dilakukan pada

proses pembelajaran dengan menggunakan tes. Tahapan ini bertujuan untuk

38

Ibid., hlm. 51-53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

32

mengukur hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Penilaian dilakukan dengan cara

memberikan penilaian berdasarkan kemampuan kelompok maupun individu.

Dengan adanya pembelajaran konstruktivisme menggunakan metode

pembelajaran cooperative learning, guru sejarah dapat menerapkan dalam

pembelajaran untuk tercapainya pendidikan karakter sesuai dengan tagihan dalam

Kurikulum 2013. Melalui pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah akan

membantu siswa dalam mengembangkan pendidikan karakter yang baik dengan

mengalami secara langsung untuk memperoleh pengalaman bagaimana

berinteraksi dengan siswa-siswa lain yang sangat heterogen dalam kelompok-

kelompok tersebut.

4. Kurikulum 2013

Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai

bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan

dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang

dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan

siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.39

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi lahir sebagai

jawaban untuk berbagai kritikan terhadap Kurikulum 2006, serta sesuai dengan

perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 lebih menekankan

pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi

bagi tingkat berikutnya.

39

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

33

Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan negara, kebutuhan masyarakat, dan

berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini,

dalam pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi

perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut 40

:

1) Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan

prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan

siswa.

3) Mata Pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian

kompetensi.

4) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan

kebutuhan masyarakat, negera serta perkembangan global.

5) Standar Isi dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan.

6) Standar Proses dijabarkan dari Standar Isi.

7) Standar Penilaian dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,

dan Standar Proses.

8) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan ke dalam Kompetensi Inti.

9) Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar yang

dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran. Kurikulum satuan

pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan satuan

pendidikan.

a. tingkat nasional dikembangkan oleh Pemerintah

b. tingkat daerah dikembangkan oleh Pemerintah daerah

c. tingkat satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan

10) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta

memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

11) Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk.

12) Proses belajar dengan pendekatan ilmiah.

Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat

diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat

dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-

nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan

40

Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013, hlm. 81-82.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

34

dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai, dan

pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi

menyentuh internalisasi, dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.41

Implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi

harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk komponen-

komponen yang ada dalam sistem pendidikan itu sendiri. Komponen-komponen

tersebut antara lain kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran,

mekanisme penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan

sekolah/madrasah, pelaksanaan pengembangan siswa pemberdayaan sarana

prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan

sekolah/madrasah.42

Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter

di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam

setiap aktivitas siswa dan warga sekolah lainnya. Perilaku tersebut antara lain

diwujudkan dalam bentuk: kesadaran, kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan,

kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam bertindak, kecermatan, ketelitian, dan

komitmen.43

Pada abad ke-21 pendidikan menjadi sangat penting untuk menjamin siswa

memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan memanfaatkan

teknologi dan media informasi dalam mempertahankan hidupnya. Kurikulum

2013 ini merupakan desain kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada

41

Ibid., hlm. 7 42

Ibid., hlm. 9 43

Ibid., hlm. 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

35

kesepakatan internasional tentang arah dan kebijakan pendidikan abad ke 21.44

Kurikulum 2013 di abad ke-21 dipersiapkan untuk menghasilkan generasi muda

bangsa yang bukan hanya unggul dan berkarakter dalam tingkat nasional tetapi

juga di konteks internasional. Pendidikan abad ke-21 lebih spesifik menjanjikan

perbaikan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Dalam menumbuhkan pendidikan karakter pada diri siswa dapat

diterapkan dengan strategi gerakan literasi sekolah. Dalam pelaksanaan kegiatan

literasi terbagi menjadi tiga tahap yaitu: pembiasaan, pengembangan, dan

pembelajaran. Sedangkan dalam pendidikan karakter juga ada salah satu metode

utama yang sama dengan gerakan literasi yaitu metode pembiasaan. Antara tujuan

pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 selaras dengan strategi gerakan

literasi sekolah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Pembelajaran literasi abad ke-21 memiliki tujuan utama untuk

memberikan kesempatan atau peluang kepada siswa dalam mengembangkan

dirinya sebagai komunikator yang kompoten dalam multikonteks, multikultur, dan

multimedia. Tujuan pembelajaran literasi yang utama yaitu membentuk siswa

menjadi pembaca, penulis dan komunikator yang strategis, meningkatkan

kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan berpikir pada siswa,

meningkatkan dan memperdalam motivasi belajar siswa, mengembangkan

kemandirian siswa sebagai seorang pembelajaran yang kreatif, inovatif, produktif

dan sekaligus berkarakter.

44

Yunus Abidin, Pembelajaran Multiliterasi, Bandung: PT Refika Aditama, 2015, hlm. 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

36

Keempat tujuan pembelajaran literasi di atas saling berhubungan dan

saling memperkuat satu sama lain. Selain itu, keempat tujuan pembelajaran

literasi tersebut bukan hanya diperuntukkan bagi bidang bahasa melainkan untuk

berbagai bidang ilmu yang lain termasuk dalam pembelajaran sejarah. Melalui

pemanfaatan literasi ini, harapannya siswa mampu secara mandiri meningkatkan

dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta

mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dan

sesuai dengan tujuan utama dalam Kurikulum 2013 yaitu mengenai pendidikan

karakter.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Eko Nurdiyanti dan Edy Suryanto pada

bulan Desember 2008 sampai bulan Juni 2009 yaitu Pembelajaran Literasi Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Studi Kasus di

SD Negeri 1 Gemolong Sragen). Hasil penelitian ini menunjukkan pembelajaran

literasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Gemolong, Sragen, sudah diarahkan oleh

guru ke penguasaan membaca pemahaman dan membaca kritis. Secara umum,

siswa dinilai terampil membaca. Pemahaman terhadap bahan bacaan pun cukup

baik. Pada pembelajaran menulis, guru menilai siswa telah menunjukkan hasil

yang cukup memuaskan. Indikator keberhasilan pembelajaran literasi ini

didasarkan pada ketuntasan nilai yang telah dicapai oleh siswa dalam kegiatan

membaca dan menulis, yaitu 7,5. Dikatakan oleh guru bahwa hampir seluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

37

siswa mampu mencapai nilai yang telah ditentukan dalam KKM. Jadi nilai

ketuntasan siswa dalam pembelajaran literasi cukup baik.45

Kegiatan literasi di SDN Gumpang 1 telah terlaksana dengan baik dan

memiliki peran dalam meningkatkan minat membaca dan menulis siswa, terlihat

dari antusias siswa yang mulai mampu menerapkan kegiatan membaca dan

menulis di dalam kelas maupun di rumah, siswa berpartisipasi aktif dalam

kegiatan literasi dengan mendatangi perpustakaan pada jam istirahat. Kegiatan

literasi juga telah memberikan manfaat bagi siswa seperti, menambah wawasan,

lebih memahami bacaan dan materi yang sedang dipelajari, serta siswa mulai

menyukai kegiatan untuk menulis. Secara tidak langsung kegiatan literasi

memberi motivasi siswa untuk menyukai kegiatan membaca dan menulis terlihat

dari hasil belajar siswa yang meningkat. Dari kegiatan ini lah siswa mulai tertarik

untuk mengikuti berbagai lomba membaca maupun menulis yang diadakan oleh

pihak sekolah maupun pihak luar dengan penuh rasa tanggung jawab.46

Berdasarkan pada penelitian di atas, maka dapat dilakukan penelitian yang

sejenis tetapi dengan aspek kajian yang berbeda. Penelitian di atas mengkaji

tentang pembelajaran literasi mata pelajaran bahasa Indonesia, maka akan

menarik jika dikaji tentang pembelajaran literasi pada mata pelajaran sejarah

dengan jenjang yang berbeda. Pada kedua penelitian di atas dilakukan pada

jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), sedangkan pada penelitian ini dilakukan

45

Eko Nurdiyanti dan Edy Suryanto, Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010. 46

Lea Sakti Mitasari, Peran Kegiatan Literasi dalam Meningkatkan Minat Membaca dan Menulis

Siswa Kelas Atas di SDN Gumpang 1, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

38

di Sekolah Menengah Atas (SMA). Melalui pembelajaran literasi yang diterapkan

dalam pembelajaran sejarah siswa dapat meningkat kemampuan dalam aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Jika pada penelitian diatas membahas tentang

pembelajaran literasi mata pelajaran bahasa Indonesia, maka penelitian ini

mengkaji pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia. Sedangkan

pada penelitian yang kedua keterampilan yang dikembangkan hanya keterampilan

membaca dan menulis tetapi pada penelitian ini akan mengembangkan keempat

keterampilan yang terdapat dalam literasi seperti membaca, menyimak, menulis

dan berbicara.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran literasi merupakan salah satu strategi yang diberikan oleh

pemerintah dalam rangka mengatasi persoalan meningkatkan kemampuan

membaca dan menumbuhkan minat membaca pada siswa. Pelaksanaan

pembelajaran literasi mulai dijalankan sejak tahun 2015 dan ada yang baru

berjalan di tahun 2017 salah satunya di SMA Negeri 1 Kasihan. Pembelajaran

literasi ditujukan agar siswa dapat menguasai empat keterampilan yang ada dalam

literasi yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

Dalam melaksanakan pembelajaran guru memiliki peranan penting untuk

tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berbagai macam strategi dan

model-model pembelajaran harus dikuasai oleh guru sejarah agar

pembelajarannya tidak hanya biasa saja tetapi dapat bervariasi salah satunya dapat

menerapkan pembelajaran literasi ini. Melalui empat aktivitas dalam pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

39

literasi guru sejarah dapat memanfaatkannya dengan menjadikannya sebagai

pembiasaan pada siswa. Harapannya melalui pembiasaan ini akan muncul

kesadaran siswa untuk mempelajari sejarah dan menumbuhkan budaya literasi di

dalam diri siswa sendiri. Pembiasaan ini dapat dilakukan melalui beberapa

kegiatan dengan memanfaatkan lingkungan fisik, sosial, afektif dan akademik

disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya akan informasi

dan dapat menambah pengetahuan siswa dalam semua pelajaran khususnya dalam

pelajaran sejarah.

Pembelajaran dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah

Indonesia diharapkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif , afektif, dan

psikomotorik meningkat. Begitupun dalam pembelajaran sejarah akan membantu

guru untuk mengatasi pembelajaran yang selama ini dianggap siswa

membosankan dan monoton melalui empat keterampilan dalam literasi. Berikut

ini adalah skema kerangka berpikir yang dibuat oleh peneliti:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

40

Gambar I. Alur Kerangka Berpikir Penelitian

MEMBACA

AFEKTIF

PSIKOMOTORIK

MENYIMAK

MENULIS

BERBICARA

KOGNITIF

LITERASI

GURU PEMBELAJARAN

SEJARAH S

SISWA

HASIL BELAJAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul yang beralamat

di Dusun Tegalsenggotan RT 02 Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2018 dengan jadwal

sebagai berikut:

Tabel. 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No

Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni

1. Penyusunan Proposal √

2. Perizinan √

3. Pengumpulan Data √ √

4. Analisis Data √ √

5. Penulisan Laporan √

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi

kasus. Pendekatan kualitatif adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan

sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

42

ini diterapkan untuk melihat dan memahami subjek dan objek penelitian yang

meliputi orang, lembaga berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya.

Melalui pendekatan ini akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas

sosial, dan persepsi sasaran penelitian. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk

memahami perilaku manusia, dari kerangka acuan pelaku sendiri, yakni

bagaimana pelaku memandang dan menafsirkan kegiatan dari segi pendiriannya.

Peneliti dalam hal ini berusaha memahami dan menggambarkan apa yang

dipahami dan digambarkan subjek penelitian.47

Penelitian kualitatif dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya dan

dapat dipercaya kesahihannya (validitas dan reabilitasnya), dapat bersifat objektif

sekaligus subjektif. Fenomena yang diteliti dalam penelitian kualitatif merupakan

satu kesatuan antara subjek dan lingkungan sosialnya. Tidak mungkin

memisahkan antara subjek dengan lingkungan sosialnya karena keduanya saling

terkait dan memengaruhi satu sama lain. Dalam melakukan penelitian kualitatif

sangat tidak dibenarkan untuk mengubah dan memanipulasi latar ataupun

konstruksi ranah penelitian. Biarkan ranah penelitian tersebut bersifat alami, apa

adanya. Antara peneliti dan dan subjek penelitian yang diteliti harus terjalin

hubungan yang baik dan kondusif.48

Studi kasus adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi secara

mendalam, mendetail, intensif, holistik, dan sistematis tentang orang, kejadian,

sosial setting, atau kelompok dengan menggunakan berbagai metode dan teknik

47

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2013,

hlm. 81-82. 48

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba Humanika, 2012, hlm. 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

43

serta banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif bagaimana orang,

kejadian, latar alami itu beroperasi atau berfungsi sesuai dengan konteksnya. Studi

kasus memperhatikan semua aspek yang penting dari suatu kasus yang diteliti.

Dengan menggunakan tipe penelitian ini akan dapat diungkapkan gambaran yang

mendalam dan mendetail tentang suatu situasi atau objek.

Dengan melakukan penelitian kasus akan dapat dan terungkap informasi

yang mendalam, terperinci dan utuh tentang suatu kejadian serta dapat pula

digunakan sebagai latar belakang untuk penelitian yang lebih besar dan kompleks.

Peneliti mendapatkan data-data dari sumber penelitian yakni guru, siswa dan

peneliti sendiri.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland, Sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.49

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

guru dan siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan sebagai subjek penelitian.

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sumber data

bentuk hasil kuesioner, wawancara, serta melalui hasil observasi dan

dokumentasi. Kemudian objeknya adalah pemanfataan literasi dalam

pembelajaran sejarah yang dapat meningkatkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik serta ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sejarah yang

49

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014,

hlm. 157.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

44

memanfaatkan literasi dengan menggunakan empat keterampilan dalam literasi

yaitu membaca, menyimak, menulis dan berbicara.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Obervasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan observasi langsung

dan observasi partisipatif. Observasi langsung adalah observasi untuk melihat

keadaan atau kondisi tertentu. Sedangkan observasi partisipatif adalah pengamat

ikut terlibat langsung dalam kegiatan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

observasi langsung, guna mengamati secara langsung kegiatan pembelajarannya,

keadaan sekolah, kondisi kelas dan sarana ataupun fasilitas yang mendukung

proses pembelajaran.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara

tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).

Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah

pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspons oleh siswa.

Kuesioner diberikan kepada siswa dan kemudian siswa menjawab pertanyaan atau

pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Dalam hal ini kuesioner merupakan alat

yang digunakan untuk mengukur minat siswa terhadap pembelajaran sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

45

melalui literasi. Tujuan kuesioner diberikan kepada siswa adalah untuk mencari

informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari siswa.50

3. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering

digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara dilakukan untuk memperoleh

data informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian.

Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara

mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau

orang yang diwawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama.51

Dalam penelitian ini wawancara akan

dilakukan kepada guru dan siswa. Ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia.

4. Dokumen dan Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif

dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek

sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah

satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran

dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang

ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.

50

Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm. 77. 51

Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 291.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

46

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh

dokumen. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan dari sumber

noninasi. Sumber ini terdiri dari dari dokumen dan dan rekaman. Dalam penelitian

ini dokumen yang digunakan berasal dari guru dan juga dokumen peneliti. Peneliti

menggunakan dokumen dan dokumentasi untuk mengetahui persiapan,

pelaksanaan dan hasil penelitian.

E. Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrumen Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara langsung dalam

kegiatan pembelajaran di kelas dengan memakai lembar observasi yang disiapkan

peneliti dalam pembelajaran sejarah berkaitan dengan pemanfaatan literasi.

Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti berupa daftar cek list. Peneliti

mengamati guru ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas dengan

menggunakan dua option YA dan TIDAK.

2. Instrumen Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui minat belajar sejarah

peserta didik dan ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran sejarah melalui

literasi. Ada dua kuesioner yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian

ini. dalam kuesioner ini dibuat dua pernyataan yaitu positif dan negatif. Penentuan

skor kuesioner memakai skala likert yang terdiri dari lima kategori, yaitu:

pernyataan positif, pilihan jawabannya “ Sangat Setuju (SS) skornya 5, Setuju (S)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

47

skornya 4, Kurang Setuju (KS) skornya 3, Tidak Setuju (TS) skornya 2, dan

Sangat Tidak Setuju (STS) skornya 1. Dan begitupun sebaliknya untuk pernyataan

yang negatif.

Tabel. 4. Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian

Ketertarikan siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Literasi

Variabel Definisi Variabel Indikator

Pembelajaran

literasi

Pembelajaran literasi adalah

pembelajaran yang memuat

empat keterampilan yaitu

membaca, menyimak, menulis,

dan berbicara yang bertujuan

untuk mengenalkan siswa

tentang dasar-dasar membaca,

menulis, memelihara kesadaran

bahasa, dan memotivasi untuk

belajar.

Penerapan literasi dalam

proses pembelajaran

sejarah

3. Instrumen Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X IPS

2 yang menempuh pelajaran sejarah Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan dengan

menggunakan pertanyaan wawancara yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang

dibuat oleh peneliti. Pertanyaan disusun berkaitan dengan pemanfaatan literasi

dalam mata pelajaran sejarah. Kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

48

Tabel. 5. Kisi-Kisi Wawancara siswa

Fokus Penelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan NO

Pembelajaran

sejarah yang

memanfaatkan

literasi

Pelaksanaan

pembelajaran

sejarah yang

memanfaatkan

literasi

Kelebihan proses

pembelajaran sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Kesulitan yang

dihadapi dalam proses

pembelajan sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Cara mengatasi

kesulitan yang dihadapi

Pemahaman yang

didapatkan dalam

pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Kesan siswa dalam

proses pembelajaran

sejarah yang

memanfaatkan literasi

1

2

3

4

5

4. Instrumen Dokumen atau Dokumentasi

Dalam hal ini peneliti mempelajari dokumen resmi tentang Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015

tentang Penumbuhan Budi Pekerti dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah

(GLS). Dokumen lain yang dipelajari peneliti adalah RPP yang dibuat oleh guru,

daftar nilai pelaksanaan proses pembelajaran dengan memanfaatkan empat

keterampilan dalam literasi dan lainnya. Peneliti juga mendokumentasikan foto

dan video dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

49

F. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik mengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai

teknik sampling yang digunakan.52

Pada dasarnya teknik sampling dibedakan

menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang sama bagi setiap unsur (anggota untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi semua unsur atau anggota untuk dipilih menjadi

sampel. Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis, quota, aksidental,

purposive, jenuh, dan snowball.

Sistematis sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan

dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Dalam penarikan sampel

sistematik, populasi dibagi dengan ukuran sampel yang diperlukan dan sampel

diperoleh dengan cara mengambil setiap subjek.53

Quota sampling adalah teknik

dengan mempertimbangkan kriteria yang akan dijadikan anggota

sampel.54

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok

sebagai sumber data. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

52

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 52. 53

Sudaryono, op. cit, hlm. 128. 54

Ibid., hlm. 132.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

50

populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan peneliti adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini misalnya, orang

tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan untuk

memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Peneliti

mendata nama-nama siswa yang akan diwawancara berdasarkan hasil kuesioner

yang telah diperiksa oleh peneliti.

G. Validitas Data

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data

yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Dalam penelitian

kualitatif, untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan

dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,

membercheck. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji keabsahan atau

kredibilitas data dengan triangulasi, meningkatkan ketekunan, dan diskusi teman

sejawat.55

55

Sugiyono., op. cit, hlm. 267.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

51

1. Triangulasi

Triangulasi adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan

gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti. Intinya

adalah penggunaan lebih dari satu “sumber”, di mana jika dijabarkan lebih dalam,

“sumber” yang dimaksud dapat berarti banyak hal, seperti perspektif, metodologi,

teknik pengumpulan data, dan lain sebagainya.56

Ada empat strategi yang terdapat

dalam tringulasi yaitu:

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui

berbagai sumber dalam memperoleh data. Dalam triangulasi dengan sumber yang

terpenting adalah mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-

perbedaan tersebut. Triangulasi sumber berarti membandingkan (mencek ulang)

informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.57

Dalam penelitian ini

peneliti melakukan triangulasi sumber dengan menggunakan data yang diperoleh

dari sumber penelitian. Peneliti melakukan triangulasi berdasarkan sumber

penelitian, yaitu siswa dan guru.

b. Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan pengecekan lebih dari satu metode. Jika

triangulasi sumber hanya dilakukan dengan satu metode yaitu wawancara maka

triangulasi sumber harus digunakan metode lain yaitu cara mengamati siswa

56

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba Humanika, 2012, hlm.

201. 57

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara,

2013, hlm. 219.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

52

ketika ia mengikuti pembelajaran di kelas.58

Untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

atau metode yang berbeda.59

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan data

melalui wawancara, observasi dengan melengkapi dokumen atau dokumentasi.

c. Triangulasi teori

Triangulasi teori (theory triangulation), yaitu penggunaan multiple toeri

(lebih dari satu teori utama) atau beberapa perspektif untuk menginterprestasi

data. Pada beberapa penelitian kualitatif, mungkin cukup hanya menggunakan

satu teori/grand theory atau satu perspektif ketika melakukan interpretasi data,

tetapi terkadang kita memerlukan beberapa grand theory atau lebih dari satu

perspektif dalam hal menginterpretasi banyak data dengan mempertimbangkan

jika hanya satu teori atau satu perspektif, analisis, dan interpretasi tidak akan

mendapatkan hasil yang optimal.60

Triangulasi teori yang digunakan dalam

penelitian ini untuk menganalisis data yang didapatkan dengan menggunakan

teori mengenai literasi, pembelajaran sejarah, konstruktivisme dan kurikulum

2013.

d. Triangulasi waktu

Waktu juga sangat mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih

segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang valid sehingga lebih

kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan

58

Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012,

hlm. 104. 59

Sugiyono,op.cit, hlm. 125. 60

Haris Herdiansyah, op.cit, hlm. 201.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

53

dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik

lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.61

Dalam penelitian ini peniliti

mengambil waktu yang tepat dan sesuai dengan waktu pengambilan data. Peneliti

menggunakan waktu luang dari siswa dan ketika pembelanjaran berlansung.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari

dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.62

Dengan

meningkatkan tingkat ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan

kembali tentang data yang telah didapatkan apakah benar atau salah.

3. Pemeriksaan Teman Sejawat Melalui Diskusi

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan

teman-teman yang melakukan penelitian yang sama seperti peneliti. Peneliti juga

melakukan diskusi dengan dosen guna memperlancar proses penelitian. Teknik ini

dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang

diperoleh dalam bentuk diskusi bersama teman sejawat.

H. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam

penelitian ini peneliti melakukan analisis data selama di lapangan. Analisis data

61

Sugiyono, op. cit, hlm. 127. 62

Djunaidi & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2014, hlm. 32.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

54

dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,

dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat

wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Ketika jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.63

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu tahap

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan kesimpulan.

Berikut ini adalah skema analisis data menurut Miles dan Huberman:

Gambar II. Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman

63

Sugiyono, op.cit,hlm. 91.

Penyajian

Data

Verifikasi

dan

Kesimpulan

Tahap

Pengumpulan

Data

Reduksi Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

55

1. Tahap Pengumpulan Data

Dalam tahap pengumpulan data ini peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang ditentukan sejak awal. Ketika proses pengumpulan data

harus melibatkan aktivitas, informan, peristiwa. Data penelitian kualitatif bukan

hanya terkait kata-kata tetapi terkait pula dengan sesuatu yang diamati, didengar,

dan dilihat. Peneliti mengumpulkan data dari observasi, kuesioner, wawancara

dan dokumen/dokumentasi dalam proses penelitian berlangsung. Hasil yang di

dapat dalam pengumpulan data berupa ceklist observasi, catatatan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber, dan ceklist dokumen.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Ketika peneliti banyak ke lapangan,

maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu

dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan

gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.64

Dalam hal ini peneliti

melakukan reduksi data terhadap data-data yang tidak mendukung penelitian.

3. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam

bentuk tabel, grafik dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

64

Sugiyono, op. cit, hlm. 247.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

56

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah

dipahami. Dengan mendisplay data maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

4. Verifikasi dan Kesimpulan

Dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang telah

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah

dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif

masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di

lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi

jelas.

I. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian dimuat dalam lima bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi pokok utama dalam permasalahan penelitian ini.

Bab I mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teori, penelitian yang relevan,

dan kerangka berpikir. Kajian teori mencakup literasi, pembelajaran sejarah dan

Kurikulum 2013(pendidikan karakter).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

57

Bab III Metodologi Penelitian, Mencakup tempat dan waktu penelitian,

pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, instrumen

pengumpulan data, teknik sampling, validitas data, analisis data dan sistematika

penulisan.

Bab VI Hasil Penelitian, mencakup deskripsi latar, deskripsi hasil

penelitian dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kasihan. SMA Negeri

Kasihan berawal dari gagasan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah

Yogyakarta melalui Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia. SMA Negeri 1 Kasihan berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0292/0/1978 pada

tanggal 2 September 1978 dan TMT 1 pada bulan April 1978.

Kemudian pada tanggal 1 Januari 1978, berdirilah SMA persiapan yang

pengelolaannya diserahkan kepada SMA Negeri 1 Yogyakarta. Selama kurang

lebih 2 bulan proses belajar mengajar dilakukan di dalam ruang laboratorium

SMA Negeri 1 Yogyakarta. Jumlah siswa dan siswi angkatan pertama sebanyak

80 anak dan dibagi ke dalam 2 kelas, dengan guru tetap sebanyak 7 orang serta

dibantu guru-guru dari SMA Negeri 1 Yogyakarta. Karena belum memperoleh

gedung sendiri, maka gedung SMA Persiapan berada di SMA Negeri 1

Yogyakarta.

Ketika memperoleh lokasi baru di Jalan Bugisan Selatan, Kelurahan

Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Yogyakarta maka tanggal 11 Maret 1979 SMA

Persiapan mulai melakukan kegiatan pembelajaran di gedung sendiri. Melalui

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

59

Nomor: 035/O/1997 tanggal 7 Maret SMA Negeri 1 Tirtonirmolo kemudian

berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Kasihan.

1. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kasihan

a. Visi SMA Negeri 1 Kasihan Bantul

“Terwujudnya Insan yang Bertaqwa, Berprestasi, Berkepribadian, Sehat

dan Ramah Lingkungan”, dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Bertaqwa artinya meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa

danmengamalkan perintahNya, menjauhi laranganNya sesuai dengan

keyakinan agama yang dianut.

2) Berprestasi artinya memiliki keunggulan baik akademik maupun non-

akademik di tingkat nasional dan global.

3) Berkepribadian artinya memiliki sikap yang baik sesuai dengan 20 nilai

akhlaq mulia baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

4) Sehat artinya pembiasaan pola hidup sehat untuk diri sendiri, sekolah,

keluarga dan masyarakat.

5) Ramah lingkungan artinya memiliki sikap yang peduli terhadap lingkungan

di sekitar sekolah maupun di masyarakat.

b. Misi SMA Negeri 1 Kasihan Bantul

Misi Sekolah adalah tindakan atau usaha untuk mewujudkan visi dengan

rumusan sebagai berikut :

1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan agamanya, sehingga kehidupan

beragama di Sekolah dapat tercipta manusia yang agamis penuh toleransi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

60

2) Menumbuhkan semangat berprestasi baik akademik maupun nonakademik

dengan pembinaan, pendampingan, pembimbingan dalam kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa

sehingga dapat bersaing di tingkat nasional mapun global.

3) Mencetak insan yang berkarakter, berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai

luhur budaya bangsa Indonesia .

4) Membiasakan Pola Hidup Bersih dan Sehat melalui Trias UKS menjadikan

generasi saka hebat.

5) Mengembangkan sikap peduli dan ramah lingkungan dalam mewujudkan

lingkungan sekolah yang hijau (green school).

2. Tujuan SMA Negeri 1 Kasihan

Tujuan Sekolah Menengah Atas adalah mengembangkan potensi anak agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, cakap, kreatif

dan bertanggung jawab serta keterampilan untuk mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

a. Tujuan Umum

1) Meningkatkan kualitas pendidikan nasional memberi peluang pada sekolah

yang berpotensi untuk mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional.

2) Memberi layanan kepada siswa berpotensi untuk mencapai prestasi bertaraf

nasional dan internasional

3) Menyiapkan lulusan SMA yang mampu berperan aktif dalam masyarakat

global.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

61

b. Tujuan Khusus

Menyiapkan lulusan SMA yang memiliki kompetensi seperti di dalam

Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar kompetensi lulusan

yang berciri internasional sehingga lulusannya menjadi :

1) Individu nasionalis dan berwawasan global

2) Individu yang cinta damai dan toleran

3) Pemikir yang kritis, kreatif, dan produktif

4) Pemecah masalah yang efektif dan inovatif

5) Komunikator yang efektif

6) Individu yang mampu bekerjasama

7) Pembelajaran yang mandiri

Sistem pendidikan yang diterapkan di SMA Negeri 1 Kasihan sejak tahun

2006 adalah sistem KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) bagi siswa

kelas X, XI dan XII. Namun, pada saat tahun 2013 sistem pendidikan untuk kelas

X, XI, dan XII menggunakan Kurikulum 2013. Sistem pendidikan KTSP

bertujuan untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang mampu

membentuk pola tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat

dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan test dan non test. Sedangkan

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengajak siswa berpikir kritis dalam

mengembangan pengetahuan yang dimiliki.65

Berdasarkan observasi peneliti secara keseluruhan jumlah kelas di SMA

Negeri 1 Kasihan sebanyak 24 kelas. SMA Negeri 1 Kasihan sendiri dibatasi oleh

65

Data diperoleh dari bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Kasihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

62

perkampungan penduduk di sebelah timur dan utara, sedangkan sebelah selatan

dan barat dibatasi oleh jalan kampung. Karena berada di sekitar lingkungan

perkampungan, penduduk sekitar sekolah tetap memberikan toleransi untuk

mendukung agar proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Kasihan tetap berjalan

kondusif. Dalam lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Kasihan sangat banyak kursi

dan meja yang diletakkan di bawah pohon-pohon yang besar disediakan oleh

pihak sekolah agar siswa-siswi dapat memanfaatkan tempat itu sekedar untuk

belajar diluar jam pelajaran, untuk berdiskusi dengan teman-teman atau sekedar

bercekrama.

Fasilitas yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Kasihan di setiap kelas

memiliki LCD proyektor dan speaker untuk mendukung proses pembelajaran

menjadi lebih efektif. Memiliki perpustakaan yang layak untuk mendukung

pelaksanaan literasi. Berbagai macam buku baik yang berkaitan dengan buku

mata pelajaran maunpun novel, komik dan skripsi-skripsi dari mahasiswa-

mahasiswa yang pernah melakukan penelitian di sekolah tersebut. Ketersedian

lab-lab yang berkaitan dengan pelajaran IPA serta lab-lab komputer. Kemudian

kantin sehat yang di dalamnya menjual makanan-makanan sehat, serta fasilitas

tempat ibadah yaitu Mushola dan fasilitas lainnya.

Peneliti melakukan penelitian di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.

Kelas X IPS 2 letaknya bersampingan dengan tempat ibadah yaitu mushola.

Melalui observasi, kondisi kelas X IPS terlihat sangat rapih dan bersih. Kelas ini

bersebelahan juga dengan kelas X IPS 1, akan tetapi masing-masing kelas ini

tetap memberikan toleransi untuk tidak saling mengganggu, sehingga proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

63

pembelajaran tetap berlangsung dengan kondusif. Jumlah siswa di kelas tersebut

sebanyak 32 siswa, diantaranya laki-laki berjumlah 12 siswa dan perempuan

berjumlah 20 siswi. Siswa-siswi tersebut rata-rata berasal dari Yogyakarta sendiri

khususnya di bagian Bantul dan beberapa siswa berasal dari luar seperti Medan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan

Literasi di SMA Negeri 1 Kasihan

Gerakan Literasi Sekolah merupakan salah satu strategi yang dicanangkan

oleh pemerintah dalam rangka menumbuhkan minat baca. Literasi sebagai konsep

penting pendidikan abad ke-21. Kompetensi terpenting yang harus dimiliki oleh

manusia abad ke-21 adalah kompetensi pemahaman tingkat tinggi, kompetensi

berpikir kritis, kompetensi berkolabarasi dan berkomunikasi. Gerakan Literasi

Sekolah dikembangkan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dalam

gerakan Literasi ada tiga tahapan yang meliputi tahap pembiasaan, tahap

pengembangan, dan tahap pembelajaran.

Pada tahap pembelajaran guru telah memanfaatkan literasi ke dalam

pembelajaran sejarah. Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah guru

menyiapkan beberapa perencanaan untuk mendukung proses pembelajaran agar

dapat berjalan efektif seperti menentukan Kompetensi Dasar (KD) yang akan

dibahas, menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan KD

yang telah ditentukan, membuat bahan ajar berupa power point (PPT),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

64

menyiapkan cuplikan video, menyiapkan teks narasi, kisi-kisi soal, soal test,

penilaian keterampilan, dan sumber belajar.

Sebelum menyusun RPP guru terlebih dahulu menentukan KD yang akan

dibahas. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan dalam pembelajaran sejarah

Indonesia di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan yaitu KD 3.8 dan 4.8.

Kompetensi Dasar (KD) 3.8 membahas tentang “Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan

Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku

pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini” dan Kompetensi Dasar (KD) 4.8

membahas “Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai

dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih

berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini”.

Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.8 dan 4.8, guru menyusun RPP

yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dari KD 3.8

dan 4.8 guru mengembangkan indikator pencapaian kompetensi. Indikator

pencapaian kompetensi tersebut adalah sebagai berikut 66

:

3.8.1 Mengidentifikasi sumber-sumber sejarah perkembangan kehidupan

masyakarat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaaan-kerajaan Islam

di Indonesia.

3.8.2 Mengidentifikasi bukti-bukti sejarah perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia.

3.8.3 Menunjukkan letak kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

3.8.4 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Samudra Pasai di Indonesia.

3.8.5 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaanMalaka di Indonesia.

66

Dokumen RPP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

65

3.8.6 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Aceh.

3.8.7 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Demak.

3.8.8 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Pajang.

3.8.9 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Mataram.

3.8.10 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Gowa-Tallo.

3.8.11 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Ternate Dan Tidore.

4.8.1 Menyajikan nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa

kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa pada

masa kini dalam bentuk tulisan berupa puisi.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengamati empat indikator

pencapaian kompetensi. Masing-masing indikator tersebut yaitu

3.8.1 Mengidentifikasi sumber-sumber sejarah perkembangan kehidupan

masyakarat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaaan-kerajaan Islam

di Indonesia.

3.8.2 Mengidentifikasi bukti-bukti sejarah perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia.

3.8.3 Menunjukan letak kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

4.8.1 Menyajikan nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa

kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa

Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan berupa puisi.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah Student center

learning. Dalam pendekatan student center learning guru tidak lagi sebagai

pemeran yang utama dalam pembelajaran di kelas tetapi sebaliknya bahwa siswa

menjadi pemeran utama dalam pembelajaran itu sendiri. Pendekatan ini menuntut

siswa untuk lebih mandiri dalam proses belajar, bertanggung jawab dalam

mengenali kebutuhan belajarnya, dan dapat menemukan sumber-sumber informasi

untuk kebutuhan siswa sendiri. Guru disini hanya sebagai fasilitator dan

narasumber jika siswa mengalami kesulitan dan membutuhkan bimbingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

66

Model pembelajaran yang dipakai oleh guru sejarah merupakan model

pembelajaran cooperative learning tipe numbered head together (NHT).

Pembelajaran cooperative learning yang dalamnya memuat karakteristik

pembelajaran konstruktivis. Asas dari pembelajaran kooperatif adalah

mengaktifkan siswa untuk belajar bersama-sama untuk terciptanya pembelajaran

bermakna. Pembentukan kelompok-kelompok didasarkan pada perkumpulan

siswa yang heterogen. Numbered Head Together adalah suatu model

pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam

memecahkan masalah melalui mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari

berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Para siswa bekerja

sama saling bergantung pada kelompok-kelompok secara kooperatif.

Berkaitan dengan pembelajaran literasi yang terdapat empat aktivitas

seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara maka dalam pembelajaran

sejarah dengan model cooperative learning tipe numbered head together (NHT)

dapat membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh

guru. Melihat bahwa pembelajaran secara sebelumnya sangat kurang diminati

maka dari itu guru menciptakan model pembelajaran baru untuk menjadikan siswa

lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran.

Perencanaan strategi yang digunakan oleh guru yaitu mempersiapkan teks

narasi yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.8 dan 4.8. penggunaan

dari teks narasi yang disediakan oleh guru sejarah untuk membantu siswa dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan materi pada KD 3.8 dan 4.8.

Kemudian guru meminta siswa untuk membuat puisi dalam kelompok masing-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

67

masing yang akan dibagi oleh gurunya. Puisi yang akan dibuatkan oleh siswa

berdasarkan dengan informasi yang mereka peroleh dari teks narasi yang telah

yang dibagikan. Siswa menghasilkan puisi tersebut sebagai produk literasi.

Karena melalui pembelajaran literasi dalam pembelajaran sejarah siswa dituntut

untuk menghasilkan salah satu produk literasi. Guru merencanakan melalui puisi

yang nantinya ditampilkan dan dibacakan oleh siswa, harapannya mereka dapat

menemukan nilai-nilai atau makna dari puisi yang telah dibacakan.

Guru merencanakan akan menayangkan dua video yang terkait dengan

materi pembelajaran. Video pertama terkait dengan materi yang akan dibahas

dalam pembelajaran. Video kedua berkaitan dengan tentang permasalahan

bagaimana orang tidak menghargai peninggalan sejarah. Melalui video yang

ditampilkan tersebut harapannya siswa dapat menemukan nilai menghargai,

menghormat dan bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian dari peninggalan-

peninggalan sejarah budaya Islam yang masih eksis pada masa kini.

Sintak dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pertemuan

pertama, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Dalam kegiatan pendahuluan guru sejarah membuka pertemuan dengan

menyampaikan salam kepada siswa. Karena pembelajaran sejarah di kelas X IPS

dilaksanakan pada jam 3 dan 4, maka guru sejarah langsung memeriksa kehadiran

siswa. Doa sebelum pembelajaran biasanya di SMA Negeri 1 Kasihan

dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran akan dimulai. Biasanya guru agama

yang memimpin doa sebelum pembelajaran. Setelah itu guru melakukan

apresepsi dengan menanyakan materi minggu lalu pada siswa. Kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

68

menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran sesuai dengan KD yang diajarkan.

Perencanaan alokasi waktu dalam kegiatan pendahuluan ini yaitu 10 menit.

Kegiatan inti berlangsung guru menampilkan PPT mengenai Kerajaan-

kerajaan Islam di Indonesia. Siswapun diminta untuk memperhatikan PPT

tersebut dengan serius. Untuk menambah wawasan kembali mengenai kerajan-

kerajaan Islam seperti Samudra Pasai, kerajaan Malaka, Aceh, Demak, Pajang,

Mataram Islam, Gowa-Tallo, Ternate dan Tidore, guru sejarah menayangkan

video yang berkaitan dengan materi tersebut. Dalam video tersebut dijelaskan

mengenai letak kerajaan, raja-raja yang terkenal, penyebab kemunduran dan

lainnya sebagainya. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan video tersebut.

Melalui video yang telah ditayangkan, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan kembali mengenai hal-hal yang tidak dimengerti dari

video maupun PPT yang ditampilkan.

Ketika proses tanya jawab telah selesai guru selanjutnya membagi siswa-

siswi kelas X IPS 2 ke dalam kelompok. Kelompok tersebut terdiri 4-5 siswa yang

heterogen. Selanjutnya guru membagikan teks narasi kepada masing-masing

kelompok dengan narasi yang berbeda terdiri dari delapan kerajaan Islam yaitu

Samudra Pasai, kerajaan Malaka, Aceh, Demak, Pajang, Mataram Islam, Gowa-

Tallo, dan Ternate dan Tidore. Kemudian saat teks tersebut sudah diterima

kelompok, guru sejarah menjelaskan agar teks narasi tersebut dibacakan di dalam

kelompok masing-masing dan anggota kelompok masing menyimak apa yang

dibacakan oleh temannya. Setelah itu masing-masing anggota menulis hal-hal

penting yang berkaitan dengan materi pendukung untuk membuatkan puisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

69

Dalam hal ini guru telah memasukan empat keterampilan dalam literasi yaitu

keterampilan membaca, menyimak, menulis.

Kemudian secara berkelompok siswa mengolah data mengkritisi literasi

melalui diskusi, konfirmasi tentang sumber-sumber, bukti-bukti, letak kerajaan,

kehidupan politik, kehidupan ekonomi, dan sosial kerajaan-kerajaan bercorak

Islam di Indonesia proses berdirinya, perkembangan dan tokoh-tokoh yang

berpengaruh dalam kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia sembari

menghasilkan puisi yang menarik. Dalam membuat puisi guru sejarah

menyampaikan bahwa sebaiknya setiap anggota kelompok membuat puisi

masing-masing terlebih dahulu. Kemudian melalui diskusi dan kesepakatan

kelompok baru memilih puisi siapa yang terbaik dan jika sudah menemukan yang

terbaik masing-masing kelompok bekerja sama untuk melengkapi kembali

sekiranya ada yang kurang dengan puisi dari temannya tersebut. Perencanaan

alokasi waktu yang digunakan dalam kegiatan inti yaitu 70 menit.

Pada kegiatan penutup guru melakukan refleksi pembelajaran yang

berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Selanjutnya guru memberi

penugasan pada siswa untuk mempersiapkan puisi yang akan ditampilkan pada

pertemuan selanjutnya. Dan yang terakhir guru sejarah menutup pelajaran dengan

salam. Pada pertemuan pertama ini siswa yang hadir hanya 30 siswa dari jumlah

32 siswa.

Selanjutnya sintak pertemuan kedua, pada kegiatan pendahuluan guru

menyampaikan salam, siswapun menjawab sapaan salam dari guru dan

menyampaikan informasi kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

70

dengan menanyakan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya

mengenai sumber-sumber, bukti-bukti sejarah perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia. Serta menunjukan letak kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Guru

menanyakan kesiapan untuk penampilan puisi pada masing-masing kelompok.

Alokasi waktu yang digunakan dalam pertemuan kedua pada kegiatan

pendahuluan yaitu 5 menit.

Pada kegiatan inti pertemuan kedua masing-masing kelompok

menampilkan puisi yang telah dikerjakan. Sebelum menampilkan puisi guru

terlebih dahulu memberikan nomor kepada masing-masing anggota kelompok

kemudian guru memanggil salah satu nomor tersebut yaitu nomor 2 dan masing-

masing anggota kelompok yang mendapat nomor sama yaitu nomor 2 untuk

mempersiapkan penampilan puisinya secara bergantian. Ada delapan kelompok

yang menampilkan puisinya masing-masing kelompok menyepakti yang menjadi

utusan dalam membacakan puisinya. Dalam menampilkan puisi masing-masing

kelompok diberi waktu untuk menampilkan selama 5 menit. Keterampilan

berbicara dapat terlihat ketika masing-masing perutusan membacakan puisi

dengan sangat baik. Setelah menampilkan puisinya kegiatan selanjutnya yaitu

guru bersama siswa menyimpulkan secara keseluruhan mengenai materi yang

telah didapatkan pada pertemuan sebelumnya dan pada pertemuan kedua. Alokasi

waktu pada pertemuan kedua dilakukan selama 50 menit.

Kegiatan penutup guru juga merencanakan melakukan evaluasi terhadap

pembelajaran sejarah Indonesia dengan pemanfaatan literasi dalam aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

71

kognitifnya. Evaluasi tersebut berupa soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 20

butir soal yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang dibuat guru berkaitan

dengan materi pembelajaran mengenai sumber-sumber sejarah, bukti-bukti sejarah

perkembangan kehidupan masyakarat, pemerintah dan budaya pada masa

kerajaaan-kerajaan Islam di Indonesia serta letak dari kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia. Perencanaan dilakukannya evaluasi tersebut guna mengetahui sejauh

mana pemahaman siswa dengan materi yang telah disampaikan guru dengan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia.

Sembari mengerjakan soal tersebut guru merencanakan untuk

menampilkan video refleksi mengenai permasalahan tidak menghargai

peninggalan kebudayaan yang terjadi di Yogyakarta. Video ini ditampilkan

sebagai bahan refleksi bagi siswa agar tetap menghargai, menghormati dan

bertanggung jawab terhadap peninggalan kebudayaan Islam maupun kebudayaan

lainnya yang ada di Yogyakarta sendiri maupun yang ada di luar Yogyakarta.

Alokasi waktu pada kegiatan penutup dilakukan selama 35 menit.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan

Literasi di SMA Negeri 1 Kasihan

Melalui pengamatan peneliti di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan,

Pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan literasi dilaksanakan dua kali

pertemuan oleh guru pada tanggal Rabu 2 Mei 2018 dan selasa 8 Mei 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

72

Pembelajaran sejarah Indonesia dikelas X IPS 2 dimulai pukul 08.55-10.15 pada

jam 3 dan 4. Guru telah menerapkan tiga tahapan literasi dalam pembelajaran

sejarah. Pada tahap pembiasaan, sebelum pembelajaran sejarah dimulai guru

biasanya memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca yang berkaitan

dengan materi yang akan dibahas dalam pertemuan itu. Selanjutnya tahap

pengembangan pada setiap akhir semester guru biasa memberikan tugas kepada

siswa untuk mencari informasi mengenai museum-museum yang terdapat di

Yogyakarta kemudian hasilnya dilaporkan atau dipresentasikan. Terakhir tahap

pembelajaran, guru telah menerapkan literasi dalam pembelajaran sejarah

khususnya literasi media. Biasanya guru memberikan perintah pada siswa untuk

mencari sumber belajar lain misalnya dari internet untuk menambah pengetahuan

atau wawasan siswa.67

Dalam kegiatan pendahuluan, guru terlebih dahulu membuka pertemuan

dengan menyampaikan salam kepada siswa. Karena pembelajaran sejarah di kelas

X IPS dilaksanakan pada jam 3 dan 4, maka guru langsung memeriksa kehadiran

siswa. Setelah itu guru melakukan apresepsi dengan menanyakan materi minggu

lalu pada siswa. Kemudian guru memberikan rangsangan atau stimulus kepada

siswa untuk masuk ke dalam materi yang akan diajarkan. Alokasi waktu pada

kegiatan yang dilaksanakan oleh guru selama 10 menit.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan sedikit materi yang berkaitan

dengan sumber-sumber perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintah dan

budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, bukti-bukti

67

CL 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

73

perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintah dan budaya pada masa

kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukan letak dari kerajaan-

kerajaan Islam melalui video dan menampilkan PPT. Sedangkan siswa diminta

untuk mendengarkan dan menyimak dengan materi yang telah ditayangkan dan

ditampilkan. Jika ada yang tidak dipahami dengan materi siswa bertanya kepada

guru dan kemudian guru terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada siswa

lain untuk menjawab. Ketika tidak siswa yang jawab kemudian guru membantu

untuk menjawab pertanyaan yang telah ditanyakan oleh siswa.

Setelah itu guru membagi siswa dalam delapan kelompok yang masing-

masing terdiri dari 4-5 siswa dengan latar belakang siswa yang berbeda-beda.

Melalui pembentukan kelompok ini siswa bekerja sama dalam kelompok masing-

masing karena melalui pembelajaran sejarah Indonesia dengan pemanfaatan

literasi ini akan menghasilkan satu produk literasi berupa puisi. Ketika anggota

kelompok masing-masing sudah terbentuk, guru menyarankan agar masing-

masing anggota kelompok menyepakati untuk memilih salah satu penanggung

jawab dalam kelompok.

Guru membagikan teks narasi terkait dengan sumber-sumber kehidupan

masyarakat, pemerintah dan budaya, bukti-bukti kehidupan masyarakat,

pemerintah dan budaya serta menunjukkan letak keraja-kerajaan Islam di

Indonesia. Selanjutnya masing-masing anggota kelompok berdiskusi dalam

kelompok mereka tersebut. Menuliskan hal-hal yang penting yang ditemukan

dalam teks narasi untuk jadikan sebagai bahan dan materi untuk membuat puisi.

Selain itu juga siswa dapat mencari sumber atau bahan lain yang mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

74

untuk membuat puisi melalui sumber-sumber lain dan harus terkait dengan narasi

yang didapat oleh masing-masing kelompok. Dalam pembelajaran sejarah

Indonesia guru telah menumbuhkan empat aktivitas dalam literasi seperti,

membaca, menyimak, menulis dan berbicara dalam diri siswa. Alokasi waktu

yang digunakan guru pada kegiatan inti selama 70 menit.

Dalam kegiatan penutup, guru menfasilitasi siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dibahas dalam pertemuan ini. Kemudian mengajak siswa

berefleksi untuk menemukan hal-hal penting dan bermakna dari pengalaman

belajar yang dapat diterapkan dalam kehidupan bersama. Guru memberi

penugasan pada siswa untuk mempersiapkan puisi sebagai produk literasi yang

sesuai dengan yang direncanakan dalam diskusi kelompok sebagai bahan

pertemuan berikutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam.68

Pada pertemuan kedua hari Selasa 8 Mei 2015 dilaksanakan untuk menilai

puisi dan mengevaluasi pemahaman siswa mengenai materi yang telah

disampaikan oleh guru sejarah dengan pemanfaatan literasi. Pada kegiatan

pendahuluan, siswa menjawab sapaan salam dari guru dan menyampaikan

informasi kehadiran siswa saat guru menanyakan kehadiran siswa. Guru

melakukan kegiatan apersepsi dengan menanyakan materi minggu lalu pada

siswa. Guru menanyakan kesiapan untuk penampilan puisi pada masing-masing

kelompok.69

Alokasi waktunya pada pertemuan ini dalam kegiatan pendahuluan

dilaksanakan selama 5 menit.

68

Dokumen RPP. 69

Dokumen RPP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

75

Berdasarkan pengamatan peneliti, pada kegiatan inti guru membagikan

nomor kepada masing-masing siswa dalam kelompok tersebut. Kemudian guru

menyebut nomor 2, setiap siswa dalam anggota kelompok yang mendapatkan

nomor 2 menyiapkan puisi untuk ditampilkan. Secara bergantian masing-masing

kelompok menampilkan puisi yang telah disiapkan. 70

Penomoran ini berkaitan

dengan tipe pembelajaran yang digunakan guru sejarah yaitu numbered head

together (NHT).

Guru sejarah melakukan penilaian terhadap puisi yang telah ditampilkan

oleh masing-masing kelompok. Berdasarkan penampilan dari masing-masing

anggota kelompok yang telah membacakan puisinya dapat dilihat kreativitas dan

keberanian siswa dalam membacakan puisinya. Ada yang menggunakan gerak

gerik tubuh, penekanan pada kalimat-kalimat puisi, penjiwaannya dalam

penyampaian puisi untuk memberikan informasi berupa nilai-nilai atau makna

dari puisi yang disampaikan oleh kelompok-kelompok tersebut. Alokasi waktu

pada kegiatan inti dilaksanakan 50 menit.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan yang berkaitan dengan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia, siswa mengatakan

bahwa dalam literasi ternyata tidak hanya membaca tetapi ada aktivitas-aktivitas

lain yang dapat digunakan oleh siswa seperti menulis, menyimak dan berbicara .71

Kemudian salah satu siswa juga mengatakan bahwa melalui pembelajaran sejarah

dengan pemanfaatan literasi membantu siswa dalam memahami materi sejarah

70

Dokumen RPP. 71

CL 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

76

dan siswa lebih mengerti.72

Sehingga pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan

literasi lebih efektif dan materinya tersampaikan dengan baik .73

Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia dikatakan

sangat mengasyikan, menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.74

Dengan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran khusunya pembelajaran sejarah salah

satu siswa mengatakan pembelajaran literasi dapat memotivasi siswa untuk

mengikuti pembelajaran sejarah. Karena dapat menggali minat baca siswa untuk

menjadi siswa yang lebih gemar membaca baik dalam pelajaran sejarah maupun

pelajaran lainnya.75

Akan tetapi pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia

yang dilaksanakan tersebut mendapat beberapa kendala seperti ada siswa yang

kurang memiliki minat untuk membacakan bahan ajar dibagikan guru berupa teks

narasi. Sehingga membuat siswa merasa bosan dan mengantuk. Untuk mengatasi

kesulitan tersebut beberapa siswa mencari solusi lain dengan mencari sumber

belajar lain yaitu dari internet dan buku yang sesuai dengan topik yang didapatkan

masing-masing kelompok.76

Kemudian kendala lainnya kelas menjadi kurang

kondusif sehingga membacanya menjadi kurang fokus karena masing-masing

kelompok membacakan teks narasi yang dibagikan tersebut dengan suara lumayan

keras. Sehingga membuat kelas menjadi kurang kondusif. Solusinya mencari

72

CL 2, CL 4, CL 5. 73

CL 6. 74

CL 5, CL 6, CL8, CL 9. 75

CL 3. 76

CL 7, CL 9, CL 10, CL 11, CL 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

77

sumber belajar lain yang sesuai dengan topik yang didapat kemudian setelah

kelasnya mulai kondusif baru mulai membaca.77

Berdasarkan pengamatan peneliti, pada kegiatan penutup guru membagi

soal test untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang

telah dibahas sebelumnya dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran

sejarah. Bentuk soal yang dibagikan dan dibuat oleh guru sejarah adalah pilihan

ganda yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas. Jumlah soalnya sebanyak

dua puluh soal (20). Pada pertemuan ini siswa kelas X IPS 2 semuanya hadir dan

tidak ada yang ijin ataupun sakit.

Sembari siswa mengerjakan soal guru menayangkan video mengenai

salah satu acara di Televisi yang hostnya ketika syuting di Yogyakarta melakukan

kesalahan tidak menghargai salah satu situs bersejarah di Yogyakarta dengan

menginjak plengkung di salah satu situs bersejarah. Dari video tersebut siswa

disuruh untuk merefleksikan apa yang ditayangkan dari video tersebut. Kemudian

guru sejarah menyuruh salah satu siswa untuk mengemukan pendapatnya

mengenai video tersebut. Ani (bukan nama sebenarnya) mengatakan bahwa itu

bukan merupakan tindakan yang benar yang dilakukan oleh seseorang apalagi

oleh public figure seharusnya dia memberikan contoh yang baik kepada penonton

yang menyaksikan acaranya. Sebaiknya dia bisa beradaptasi dengan kebudayaan

atau adat istiadat masyarakat setempat, agar tidak terjadi seperti hal-hal yang tidak

diinginkan. Kemudian sebagai seorang pelajar kita harus tetap menghargai,

menghormati berbagi peninggalan sejarah yang ada di Yogyakarta ataupun diluar

77

CL 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

78

Yogyakarta. Selesai merefleksikan guru kemudian penutup pelajaran dengan

menyampaikan salam. Alokasi waktu pada kegiatan penutup dilaksanakan selama

35 menit.

Sosialisasi mengenai gerakan literasi sudah pernah diikuti secara umum

oleh semua guru di SMA Negeri 1 Kasihan. Akan tetapi untuk pengadministrasian

yang dimulai dari penyusunan jadwal literasi dan sebagian lainnya yang berkaitan

dengan literasi merupakan tanggung jawab guru bahasa. Guru sudah sangat sering

menarapkan literasi khususnya literasi media dalam pembelajaran sejarah. Karena

siswa-siswi zaman sekarang masing-masing sudah mempunyai hand phone

android siswa dapat dengan mudah mengakses materi tambahan dari internet.

Guru sering memberikan tugas yang berkaitan dengan literasi. Biasanya diakhir

semester tugasnya individu siswa disuruh mengunjungi museum-museum yang

ada di Yogyakarta kemudian disuruh meringkas dan melaporkan hasilnya.78

Berdasarkan obervasi peneliti bahwa pelaksanaan pemanfaatan literasi

dalam pembelajaran sejarah Indonesia di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan

sudah berjalan dengan baik sesuai dengan hasil observasi kegiatan pembelajaran

di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru sejarah. Kemudian didukung juga

oleh hasil wawancara peneliti dengan salah satu siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri

1 Kasihan yang mengatakan bahwa dengan pemanfaatan literasi dalam

pembelajaran sejarah memudahkan siswa dalam memahami materi sejarah yang

disampaikan. Pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan literasi juga membuat

siswa merasa bahwa pembelajaranya lebih mengasyikan dan tidak membosankan.

78

CL 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

79

3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Kasihan

Literasi merupakan salah satu strategi dalam mengatasi persoalan minat

baca yang rendah. Dalam gerakan literasi sekolah ada tiga tahapan yang perlu

dikembangkan oleh sekolah yaitu pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.

Dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah dapat mengembangkan

kemampuan siswa melalui empat keterampilan dalam literasi seperti membaca,

menyimak, menulis, dan berbicara. Sehingga pembelajaran sejarah tidak hanya

identik dengan membaca dan menghafal tetapi melalui literasi ini siswa lebih

mengembangkan kemampuan yang dimiliki dan minat baca siswa menjadi lebih

baik.

Hasil belajar siswa dengan pemanfataan literasi dalam pembelajaran

sejarah Indonesia meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Aspek kognitif siswa dapat dilihat dari hasil jawaban siswa dalam mengerjakan

soal yang diberikan oleh guru sejarah sebanyak 20 soal berbentuk pilihan ganda.

Kemudian hasil aspek afektif dapat diketahui dari kuesioner yang telah dibagikan

oleh peneliti pada siswa kelas X IPS 2. Sedangkan penilaian hasil belajar aspek

psikomotorik dapat dilihat keterampilan siswa dalam menghasilkan produk literasi

berupa puisi.

a. Penilaian Aspek Kognitif

Hasil belajar aspek kognitif mengutamakan pada pengetahuan siswa

terhadap materi sejarah yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah. Soal yang dikerjakan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

80

sebanyak 20 butir soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut disusun berdasarkan kisi-

kisi yang dibuat oleh guru sejarah berkaitan dengan materi mengenai sumber-

sumber sejarah perkembangan kehidupan masyakarat, pemerintah dan budaya

pada masa kerajaaan-kerajaan Islam, bukti-bukti sejarah perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam serta letak

kerajaan-kerajaan Islam dari delapan kerajaan yang dari teks narasi yang

dibagikan. Test ini dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2018 pada jam 3 dan 4

(08.45-10.15). Jumlah siswa kelas X IPS 2 sebanyak 32 siswa dan pada

pertemuan itu semua siswa hadir.

Hasil dari penilaian aspek kognitif dengan pemanfaatan literasi dalam

pembelajaran sejarah Indonesia di kelas X IPS 2 memperoleh rata-rata 81,40

dengan persentase 93,75% yang mencapai KKM 30 siswa. Ini menunjukan bahwa

sebagian besar siswa memperoleh pemahaman mengenai materi yang telah

disampaikan melalui pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia

di kelas X IPS 2. Akan tetapi ada 2 siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak sekolah dengan persentase 6,25%.

b. Aspek Afektif

Peneliti membagikan kuesioner kepada siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1

Kasihan. Kuesioner ini dibagikan untuk melihat ketertarikan dan minat siswa

terhadap pembelajaran literasi melalui empat aktivitas dalam literasi seperti

membaca, menulis, berbicara dan menyimak dalam pembelajaran sejarah

Indonesia. Sebelum kuesioner itu dibagikan terlebih dahulu peneliti membuat kisi-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

81

kisi yang berkaitan dengan ketertarikan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

literasi. Kuesioner yang dibagikan kepada siswa berjumlah 20 nomor.

Tabel. 6. Data hasil Kuesioner Siswa Kelas X IPS 2

SKALA JUMLAH PRESENTASE KETERANGAN

100-81 3 9,37% Sangat Tinggi

80-61 27 84,38% Tinggi

60-41 2 6,25% Sedang

40-21 0 0% Rendah

20-0 0 0% Sangat Rendah

Jumlah 32 100%

Berdasarkan hasil kuesioner di atas, siswa kelas X IPS 2 tertarik dan minat

terhadap pembelajaran literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia. Dari jumlah

32 siswa, ada 3 siswa yang kategorinya sangat tinggi, kemudian 27 siswa

kategorinya tinggi dan 2 siswa masuk dalam kategori sedang. Secara keseluruhan

melalui hasil kuesioner di atas, siswa dapat mengembangkan minatnya dan

tertarik terhadap pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi

berdasarkan hasil kuesioner yang diperiksa oleh peneliti. Berikut ini gambar

diagram minat siswa kelas X IPS 2 dengan pemanfaatan literasi dalam

pembelajaran sejarah Indonesia:

Gambar III. Diagram minat siswa dengan pemanfaatan literasi dalam

pembelajaran sejarah Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

82

Berdasarkan tabel hasil kuesioner dan diagram menunjukan bahwa dengan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia terbukti sebagian

siswa dapat mengembangkan minat siswa dan memotivasi siswa untuk melakukan

kegiatan literasi baik dalam pembelajaran sejarah ataupun pembelajaran lainnya

dengan memperoleh persentase 84,38% yang masuk dalam kategori tinggi dan

9,37% sangat tinggi dan 6,25% kategori sedang.

c. Aspek Psikomotorik

Berdasarkan pengamatan peneliti, guru memberikan tugas kepada siswa

untuk membuatkan puisi dan kemudian dibacakan di depan kelas. Puisi yang

dibuatkan siswa merupakan produk dari literasi. Berkaitan dengan aspek

psikomotorik membuatkan puisi dan menampilkan puisi merupakan suatu

keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing kelompok. Guru memberikan

penilaian keterampilan puisi tersebut.

Tabel. 7. Rubrik Penilaian dalam Puisi

No Kriteria

1. Konsep/ide

2. Vokal

3. Penghayatan

4. Intonasi

5. Gerak

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai aspek-aspek yang terdapat

dalam rubrik penilaian puisi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

83

a. Konsep/ide

Dalam menyusun puisi harus disesuaikan dengan topik atau tema yang

didapatkan. Isi puisi yang dibuat harus mengandung makna atau pesan yang dapat

disampaikan kepada para pendengar. Sebaiknya jika ada hal-hal yang tidak

semestinya, lebih untuk tidak tuliskan dalam puisi.

b. Penghayatan

Penghayatan meliputi keutuhan makna puisi (pemahaman) dan

penyampaian pesan yang terkandung di dalamnya dengan penuh penghayatan.

Penghayatan seseorang dalam membacakan puisi bukan hanya untuk dirinya

sendiri, melainkan sebagai alat agar yang menyimak dan penonton lebih

memahami isi dan makna dari puisi yang ditampilkan sehingga puisi tersebut

dapat dinikmati.

c. Vokal

Kekuatan suara dalam membacakan puisi juga sangat penting untuk

diperhatikan. Dalam membaca puisi yang perlu diperhatikan adalah suara seorang

pembaca harus mampu mengatasi suara penonton atau pendengarnya. Untuk

mengatasi suara penonton atau pendengarnya, pembaca puisi dituntut untuk

memiliki vokal yang keras. volume suara yang keras semestinya dilakukan dengan

mempertinggi suara agar pesan dan makna dari puisi yang dibacakan dapat tetap

tersampaikan bukan dengan cara berteriak.

d. Intonasi

Intonasi menyangkut persoalan tekanan keras lembutnya suara; tekanan

tempo yaitu cepat lambatnya ucapan, tekanan nada yaitu menyangkut tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

84

rendahnya suara yang meliputi perubahan bunyi suara. Ketepatan intonasi atau

irama ini bergantung kepada ketepatan penafsiran atas puisi yang dibacakan.

e. Gerak

Gerak yang dilakukan dalam membaca puisi hendaknya sesuai dengan

tuntuntan puisi, yakni mampu bergerak dengan wajar karena dorongan batin yang

kuat. Yang dimaksud dengan gerak dalam membaca puisi bukan hanya terlihat

bergoyang saja, melainkan juga gerak muka, gerak tangan, dan gerak seluruh

tubuh.

Tabel. 8. Data Nilai Aspek Psikomotorik

NO Nama Kelompok Kerajaan KKM NILAI

1. Samudra Pasai 70 85

2. Kerajaan Aceh 70 80

3. Kesultanan Demak 70 95

4. Kerajaan Pajang 70 75

5. Kerajaan Mataram Islam 70 80

6. Kerajaan Gowa-Tallo 70 90

7. Kerajaan Ternate-Tidore 70 80

8. Kerajaan Malaka 70 75

Jumlah 660

Rata-rata 82,5

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat hasil dari pelaksanaan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia dalam aspek

psikomotorik melalui produk literasi yaitu hasil oleh siswa yaitu puisi

menunjukkan bahwa delapan kelompok tersebut memperoleh nilai diatas KKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

85

yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 70. Kelompok kerajaan Samudra

Pasai dan kelompok kerajaan Gowa Tallo memperoleh nilai 85 di atas KKM. Hal

ini dikarenakan berdasarkan penilaian guru sejarah dari aspek konsep atau

gagasan yang dibuat oleh kelompok Samudra Pasai sangat jelas, ide-ide yang

dibuat sangat kreatif. Dari segi penghayatan ketika penyampaian puisi sudah

lumayan baik. Vokal atau suara ketika pembaca membacakan puisi masih tidak

terlalu keras, sehingga ada beberapa siswa lain yang tidak memperhatikan. Akan

tetapi dari segi intonasi dalam membacakan puisi oleh pembaca dari kelompok

Samudra Pasai sudah sangat baik bahkan ketika membacakan puisi tersebut

menggunakan gerak gerik tubuh ataupun kontak mata dengan siswa lainnya.

Begitupun dengan kelompok kerajaan Aceh, kelompok kerajaan Mataram

Islam dan kelompok Ternate-Tidore yang mendapat nilai 80 di atas KKM sekolah.

Dari aspek konsep ataupun ide sudah sangat jelas dan kreatif. Akan tetapi dari

aspek vokal dan intonasi berdasarkan penilaian guru masih sangat kurang ketika

pembaca menampilkan puisi suaranya sangat kecil dan ketika membacakan

puisinya tidak ada intonasi-intonasi pada kalimat-kalimat tertentu dan membaca

dengan sangat datar. Sedangkan dari aspek gerak pembaca puisi menggunakan

gerak-gerik tangan, kontak mata dan penghayatannya sangat baik.

Kelompok kerajaan Demak mendapatkan nilai 95 di atas KKM yang telah

ditetapkan sekolah. Konsep ataupun idenya sangat jelas, penghayatan ataupun

penjiwaannya ketika pembaca membacakan puisinya sangat dapat sehingga pesan

atau makna dari puisi tersebut tersampaikan. Vokal yang keras dan lembut ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

86

membacakan puisi menjadi sangat baik, penekanan-penekanan pada kalimat yang

dianggap perlu juga terlihat. Akan tetapi gerak-geriknya masih kurang.

Kelompok kerajaan Pajang dan kelompok kerajaan Malaka memperoleh

nilai 75 diatas KKM sekolah yaitu 70. Konsep atau ide yang dibuat oleh

kelompok kerajaan Pajang sudah penghayatan juga sangat baik yang dilakukan

oleh pembaca. Akan tetapi dari segi vokal, intonasi dan gerak atau mimik muka

masih sangat kurang. Sehingga ketika membaca beberapa siswa ada yang kurang

memperhatikan ketika kelompok Pajang menyampaikan puisinya.

Literasi yang diterapkan dalam pembelajaran sejarah Indonesia tidaknya

menimbulkan pemahaman siswa atas pengetahuan yang diperoleh melalui materi

tetapi juga dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia

dapat menumbuhkan keingintahuan siswa terhadap pembelajaran sejarah dan juga

menumbuhkan karakter untuk menghargai dan menghormati peninggalan sejarah

Islam maupun peninggalan-peninggalan lainnya melalui video refleksi yang

ditayangkan oleh guru.

C. Pembahasan

1. Perencanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan

Literasi di SMA Negeri 1 Kasihan

Literasi hadir sebagai tanggapan terhadap lahirnya dorongan masyarakat

agar terjadi perubahan signifikan dalam dunia pendidikan, terutama terkait dengan

dekadensi moral yang merebak dikalangan siswa saat ini. Secara sempit literasi

dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis. Akan tetapi literasi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

87

abad ke-21 tidak hanya mencakup soal membaca dan menulis, tetapi juga

mencakup menyimak dan berbicara. Jadi, dalam literasi yang perlu dikembangkan

oleh individu dalam hal ini siswa adalah empat aktivitas yang terdapat pada

literasi yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara.

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

mengembangkan gerakan literasi sekolah (GLS) sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi

Pekerti.79

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini merupakan salah satu aspek dalam

literasi. Dalam gerakan literasi sekolah (GLS) ada tiga tahap yang perlu

dikembangkan oleh lembaga pendidikan dalam hal ini adalah lembaga sekolah.

Tahap pertama yaitu tahap pembiasaan. Pada tahap ini siswa dituntut

untuk membaca 15 menit buku non pelajaran. Harapannya melalui tahap

pembiasaan ini terbentuk siswa akan dengan sendiri terbiasa untuk meningkatkan

rasa cinta baca diluar jam pelajaran tanpa harus disuruh atau diawasi guru.

Berikutnya tahap yang kedua yaitu tahap pengembangan. Tahap ini siswa

didorong untuk menunjukan keterlibatan pikiran dan emosinya dengan proses

membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan.80

Dan tahap

terakhir dalam gerakan literasi yaitu, tahap pembelajaran. Tahap pembelajaran

merupakan tahap paling puncak dalam literasi. Artinya pada tahap ini

pembelajaran literasi dapat diterapkan dalam mata pelajaran sejarah bukan hanya

dalam mata pelajaran kebahasaan. Literasi dalam mata pelajaran sejarah

79

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan

Budi Pekerti. 80

Dirjendikdamen, op. cit., hlm. 15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

88

khususnya di SMA/sederajat memiliki peluang maupun tantangan. Hal ini harus

dapat dikelola dengan baik oleh guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran

literasi yang menyenangkan dan bermakna. 81

Salah satu prinsip dalam pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak

mematikan kreativitas dan memaksa siswa hanya untuk menghafal fakta dalam

buku teks. Sejarah sudah saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan

pembelajaran yang terjadi seringkali dikarenakan rendahnya kreativitas dalam

pembelajaran sejarah. Sebagai akibatnya kejenuhan seringkali menjadi faktor

utama yang dihadapi guru dalam mengajarkan sejarah dan siswa dalam belajar

sejarah.82

Melalui produk literasi yang dihasilkan berupa puisi akan mampu

membangkitkan kreativitas siswa dalam menyusun ide atau gagasan yang akan

disampaikan kepada siswa lainnya dengan memanfaatkan empat keterampilan

dalam literasi yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Dengan metode

pembelajaran sejarah yang menggunakan ceramah, pada umumnya membuat

siswa lebih cenderung jenuh dan bosan sehingga kreativitas siswa menjadi

tumpul. Dengan memanfaatkan salah satu komponen literasi yaitu literasi media

akan membantu siswa dalam menemukan informasi-informasi yang berguna

dalam menghasil produk literasi yaitu puisi.

Dengan adanya kebijakan literasi yang dicanangkan oleh pemerintah

melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guru dapat menerapkan dalam

pembelajaran sejarah. Guru mengatakan bahwa program literasi telah berjalan

81

Hendra Kurniawan,op. cit., hlm. 5. 82

Heri Susanto, op. cit., hlm. 56.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

89

selama hampir dua tahun di SMA Negeri 1 Kasihan. Sosialiasi mengenai

literasipun telah diikuti seluruh guru SMA Negeri 1 Kasihan, akan tetapi untuk

pengadministrasiannya yang bertanggung jawab adalah dari guru mata pelajaran

bahasa.

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan pemanfaatan literasi dalam

pembelajaran sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan terlebih dahulu

guru merencanakan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dibahas, menyusun bahan ajar

berupa PPT, menyiapkan cuplikan video, menyiapkan teks narasi, kisi-kisi soal,

instrumen soal test, instrumen penilaian keterampilan, dan sumber belajar. Guru

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai Kompetensi Dasar

(KD) 3.8 dan 4.8. Kompetensi Dasar (KD) membahas tentang “ Menganalisis

perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa

kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang

masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini’ dan Kompetensi

Dasar (KD) 4.8 “Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-

nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih

berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini”.

Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) pada 3.8 dan 4.8, guru

mengembangkan indikator pencapaian kompetensi. Indikator pencapaian

kompetensi tersebut adalah sebagai berikut83

:

83

Dokumen RPP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

90

3.8.1 Mengidentifikasi sumber-sumber sejarah perkembangan kehidupan

masyakarat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaaan-kerajaan Islam

di Indonesia.

3.8.2 Mengidentifikasi bukti-bukti sejarah perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia.

3.8.3 Menunjukkan letak kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

3.8.4 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Samudra Pasai di Indonesia.

3.8.5 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Malaka di Indonesia.

3.8.6 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Aceh.

3.8.7 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Demak.

3.8.8 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Pajang

3.8.9 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Mataram.

3.8.10 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Gowa-Tallo.

3.8.11 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Ternate Dan Tidore.

4.8.1 Menyajikan nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa

kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa pada

masa kini dalam bentuk tulisan berupa puisi.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengamati empat indikator masing-

masing tiga indikator pada Kompetensi Dasar (KD) 3.8 dan satu indikator pada

Kompetensi Dasar (KD) 4.8. Guru merencanakan keempat indikator dibahas

untuk satu kali pertemuan yang akan dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2018 jam

pelajaran 3 dan 4 (08.45-10.15). Sedangkan pada pertemuan kedua pada tanggal 8

Mei 2018 melanjut dari pertemuan yang pertama untuk melaksanakan pembacaan

puisi dari masing-masing kelompok.

Model pembelajaran yang dipakai oleh guru sejarah merupakan model

pembelajaran cooperative learning tipe numbered head together (NHT).84

Model

84

Dokumen RPP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

91

pembelajaran cooperative learning ini didasarkan atas kerja sama kelompok untuk

memecahkan permasalahan.85

Melalui pembelajaran cooperative learning, guru

merencanakan untuk membagi siswa ke dalam 8 kelompok dengan masing-

masing karakter yang berbeda-beda. Pembentukan kelompok dilakukan untuk

membentuk kerjasama antar anggota kelompok, menghargai, menghormati

perbedaan pendapat dalam diskusi dan saling mendengarkan tanpa harus saling

mendahului saat mengemukan pendapat.

Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat

diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat

dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-

nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan

dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai, dan

pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi

menyentuh internalisasi, dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.86

Perencanaan pembelajaran dengan literasi dalam pembelajaran sejarah

Indonesia akan menumbuhkan pendidikan karakter dalam diri siswa melalui

pembentukan kelompok-kelompok tersebut. siswa mendapatkan pengalaman

secara langsung dalam berinteraksi dengan sesama anggota kelompok. Dapat

memahami berbagai karakter yang ada di dalam kelompoknya tersebut.

mengalami secara langsung bagaimana untuk menyatukan perbedaan pendapat

yang ada di dalam kelompoknya tersebut.

85

Dokumen RPP. 86

Mulyasa, op. cit., hlm.7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

92

Selain melalui pembentukan kelompok, guru merencanakan untuk

menayangkan video yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang

terjadi dilingkungan sekitar. Misalnya melalui salah satu persoalan yang terjadi di

Yogyakarta salah satu public figure yang tidak menghormati situs sejarah.

Melalui video tersebut siswa dapat merefleksikan bahwa dimanapun berada harus

bisa beradaptasi dengan budaya dilingkungan sekitar sehingga tidak terjadi

pertentangan. Menghargai, menghormati dan bertanggung jawab dalam menjaga

situs-situs sejarah itu merupakan tanggung jawab bersama demi anak cucu.

Guru melakukan perencanaan untuk melihat aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik melalui penilaian. Dalam aspek kognitif guru berencana untuk

melakukan evaluasi dengan membuat soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.

Soal-soal tersebut disusun berdasarkan kisi-kisi yang dibuat oleh guru yang

berkaitan dengan materi-materi yang berkaitan dengan sumber-sumber sejarah,

bukti-bukti sejarah dalam kehidupan masyarakat, pemerintah dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta letak dari masing-masing

kerajaan-kerajaan tersebut. Dalam aspek psikomotorik guru melakukan penilaian

dengan melihat beberapa aspek dalam penilaian puisi meliputi kelayakan isi,

vokal, penghayatan, intonasi, dan gerak.

Sedangkan untuk melihat aspek afektif yaitu sikap, peneliti berencana

untuk membagikan kuesioner kepada siswa kelas X IPS 2 sebanyak 20 nomor

yang dibuat berdasarkan kisi-kisi kuesioner yang dibuat oleh peneliti. Kuesioner

ini disusun untuk melihat minat dan ketertarikan siswa terhadap literasi dalam

pembelajaran sejarah Indonesia di kelas X IPS 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

93

2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan

Literasi di SMA Negeri 1 Kasihan

Mengacu pada metode pembelajaran kurikulum 2013 yang menempatkan

siswa sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator, kegiatan literasi

tidak lagi berfokus pada siswa semata. Guru, selain sebagai fasilitator, juga

menjadi subjek pembelajaran. Akses yang luas pada sumber informasi, baik di

dunia nyata maupun maya menjadikan siswa lebih tahu daripada guru.87

Dengan

demikian guru harus mampu untuk bersaing dengan siswa dalam memanfaatkan

teknologi agar tidak menjadi guru yang gagap akan teknologi. Dengan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia guru maupun siswa

bersama-sama untuk melaksanakan pembelajaran agar tercapai tujuan

pembelajaran yang diingikan. Guru sebelum melaksanakan pembelajaran perlu

perencanaan yang matang agar pemanfaatan literasi dalam pembelajaran dapat

terlaksana dengan baik.

Dalam konstruktivisme pembelajaran lebih menekankan proses daripada

hasil pembelajaran. Artinya bahwa hasil belajar yang merupakan tujuan

pembelajaran tetap dianggap penting, namun di sisi lain proses belajar yang

melibatkan cara maupun strategi juga dianggap penting. Pandangan

kontruktivisme menganggap bahwa belajar merupakan proses aktif untuk

mengkonstruksi pengetahuan. Proses aktif tersebut sangat didukung oleh

terciptanya interaksi antara siswa dan guru, interaksi antar siswa sendiri.88

Strategi pemanfaatan literasi sangat sesuai untuk dilaksanakan dengan

87

Dirjendikdasmen, op.cit., hlm.10. 88

Sigit Mangun Wardoyo, op. cit., hlm. 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

94

menggunakan pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran sejarah

Indonesia. Siswa secara langsung memperoleh pengalaman melalui interaksi

dengan sesama anggota kelompok masing-masing dalam mencari informasi

melalui sumber-sumber baik buku maupun internet untuk menghasilkan produk

literasi yaitu puisi.

Pelaksanaan literasi di SMA Negeri 1 Kasihan diawali dari tahap

pembiasaan. Ketika tahap pembiasaan sudah terbentuk kemudian dilanjutkan pada

tahap pengembangan dan pembelajaran. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) saat ini

menjadi alternatif yang ditawarkan untuk mewujudkan upaya pendidikan literasi.

Tahapan GLS yang dimulai dari kegiatan pembiasaan dan pengembangan, pada

akhirnya harus sampai pada upaya penerapan literasi dalam pembelajaran.89

Guru

mengatakan bahwa telah menerapkan literasi dalam pembelajaran sejarah

Indonesia di kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan sesuai dengan tahap ketiga

dalam literasi yaitu tahap pembelajaran.

Pembelajaran sejarah hendaklah berorentasi pada pendekatan nilai.

Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran sejarah, akan

tetapi juga tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-fakta tersebut

dan mengambil intisari nilai yang terdapat di dalamnya sehingga pembelajar akan

menjadi lebih mawas diri sebagai akibat dari pemahaman nilai tersebut.90

Dengan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah membantu siswa dalam

menemukan dan menumbuhkan nilai-nilai karakter yang baik melalui berbagai

peristiwa atau kejadian sejarah yang bermakna bagi diri siswa.

89

Hendra Kurniawan, op. cit., hlm.5. 90

Heri Susanto, op. cit., hlm. 56.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

95

Pelaksanaan literasi dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah

dibuat oleh guru. Pembelajaran dengan pemanfaatan literasi dilaksanakan pada

hari Rabu tanggal 2 Mei 2018 dan 8 Mei 2018. Dalam pertemuan ini peneliti

mengamati 4 indikator pencapaian kompetensi yaitu:

3.8.1 Mengidentifikasi sumber-sumber sejarah perkembangan kehidupan

masyakarat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaaan-kerajaan Islam

di Indonesia.

3.8.2 Mengidentifikasi bukti-bukti sejarah perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia.

3.8.3 Menunjukkan letak kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

4.8.1 Menyajikan nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa

kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa

Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan berupa puisi

Pada kegiatan pendahuluan seperti biasa guru memberikan salam,

mengecek siswa yang tidak masuk, menjelaskann tujuan pembelajaran,

melakukan apersepsi dan menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan

yang akan dilakukan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, pada kegiatan inti guru menyampaikan

sedikit materi yang berkaitan dengan sumber-sumber perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintah dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia, bukti-bukti perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintah dan

budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukan letak

dari kerajaan-kerajaan Islam melalui video dan menampilkan PPT. Sedangkan

siswa diminta untuk mendengarkan dan menyimak dengan materi yang telah

ditayangkan dan ditampilkan. Jika ada yang tidak dipahami dengan materi siswa

bertanya kepada guru dan guru terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

96

siswa lain untuk menjawab. Ketika tidak siswa yang jawab kemudian guru

membantu untuk menjawab pertanyaan yang telah ditanyakan oleh siswa.

Setelah itu guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang masing-

masing terdiri dari 4-5 siswa dengan latar belakang siswa yang berbeda-beda.

Melalui pembentukan kelompok ini siswa bekerja sama dalam kelompok masing-

masing karena melalui pembelajaran sejarah Indonesia dengan pemanfaatan

literasi ini akan menghasilkan satu produk literasi yaitu puisi. Ketika anggota

kelompok masing-masing sudah terbentuk, guru menyarankan agar masing-

masing anggota kelompok menyepakati untuk memilih salah satu penanggung

jawab dalam kelompok.

Guru membagikan teks narasi terkait dengan sumber-sumber kehidupan

masyarakat, pemerintah dan budaya, bukti-bukti kehidupan masyarakat,

pemerintah dan budaya serta menunjukan letak keraja-kerajaan Islam di

Indonesia. Kemudian siswa memanfaatkan empat aktivitas yang ada dalam

literasi. Selanjutnya masing-masing anggota kelompok berdiskusi dalam

kelompok mereka tersebut. Menuliskan hal-hal yang penting yang ditemukan

dalam teks narasi untuk jadikan sebagai bahan dan materi untuk membuat puisi.

Selain itu juga siswa dapat mencari sumber atau bahan lain yang mendukung

untuk membuat puisi melalui sumber-sumber lain dan harus terkait dengan narasi

yang di dapat oleh masing-masing kelompok. Dalam pembelajaran sejarah

Indonesia guru telah menumbuhkan empat aktivitas dalam literasi seperti,

membaca, menyimak, menulis dan berbicara dalam diri siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

97

Video dan power point merupakan media yang sangat cocok untuk

digunakan dalam pembelajaran sejarah. Hal ini dipengaruhi oleh pemanfaatan

media pembelajaran secara optimal dapat mempertinggi kualitas proses belajar

mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.91

Selanjutnya siswa mengamati materi tersebut, menanyakan, mengumpulkan

informasi bersama kelompok yang telah dibagikan, mengasosiasikan dan

mengkomunikasikan produk literasi yang dihasilkan tersebut yaitu puisi.

Berdasarkan pengamatan peneliti guru melakukan evaluasi pembelajaran

untuk melihat aspek kognitif dalam pembelajaran sejarah melalui literasi. Evaluasi

dilaksanakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang

dibahas dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah. Soal yang

diberikan kepada siswa sebanyak 20 butir soal pilihan ganda yang disusun

berdasarkan kisi-kisi yang dibuat oleh guru sejarah.

Pada kegiatan penutup pembelajaran guru melakukan refleksi untuk

menemukan nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan siswa untuk diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Refleksi tersebut dalam bentuk penayangan video

mengenai permasalahan yang terjadi di Yogyakarta tentang sebuah program

televisi yaitu pemandu acaranya yang tidak menghargai peninggalan kebudayaan

sejarah.

Pembelajaran literasi abad ke-21 memiliki tujuan utama untuk

memberikan kesempatan atau peluang kepada siswa dalam mengembangkan

dirinya sebagai komunikator yang kompoten dalam multikonteks, multikultur, dan

91

Aman, op.cit.,hlm. 119.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

98

multimedia. Tujuan pembelajaran literasi yang utama yaitu membentuk siswa

menjadi pembaca, penulis dan komunikator yang strategis, meningkatkan

kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan berpikir pada siswa,

meningkatkan dan memperdalam motivasi belajar siswa, mengembangkan

kemandirian siswa sebagai seorang pembelajaran yang kreatif, inovatif, produktif

dan sekaligus berkarakter.

Dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia

memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan dirinya untuk

menuliskan puisi yang menarik berdasarkan ide-ide yang dimiliki dan juga

melalui sumber-sumber belajar lainnya yang mendukung dengan topik yang di

dapatkan oleh masing-masing kelompok.

Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter

di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam

setiap aktivitas siswa dan warga sekolah lainnya. Perilaku tersebut antara lain

diwujudkan dalam bentuk: kesadaran, kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan,

kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam bertindak, kecermatan, ketelitian, dan

komitmen.92

Begitupun dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah

Indonesia dapat terlihat perilaku-perilaku yang sesuai dengan karakter dalam

Kurikulum 2013.

Motivasi merupakan salah satu unsur yang dapat terlaksananya prosses

pembelajaran. Motivasi ini tidak hanya dari sisi siswa tetapi juga dari sisi seorang

guru yang ingin tujuan pembelajarannya tercapai. Peranan guru dalam

92

Ibid., hlm. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

99

menumbuhkan motivasi bagi siswa akan dapat jalan jika guru tersebut berada

dalam suatu kondisi tertentu. Yang dimaksud dengan kondisi tertentu adalah

bahwa, guru tersebut harus mempunyai kemampuan tertentu. Kemampuan-

kemampuan yang dapat mendukung bagi tercapainya motivasi untuk

membelajarkan siswa dikenal dengan kompetensi guru.

Siswa mengatakan bahwa pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah

Indonesia di kelas X IPS 2 dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan minat

baca baik dalam mata pelajaran sejarah maupun mata pelajaran lainnya. Kesan

siswa mengenai pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah membuat siswa

lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan, kemudian pembelajaran

sejarahnya menjadi lebih aktif daripada biasanya. Akan tetapi dalam pelaksanaan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia ada siswa yang

mengalami kendala karena kurangnya minat baca sehingga pembelajaran menjadi

lebih membosankan. Tetapi untuk mengatasi hal tersebut siswa mencari sumber-

sumber belajar lain melalui internet yang berkaitan dengan topik yang didapatkan

masing-masing kelompok.

3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan Literasi di

SMA Negeri 1 Kasihan

Dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran sangat diperlukan untuk

mengetahui hasil penilaian dari proses pembelajaran itu sendiri. Secara umum,

penilaian merupakan proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui

pencapaian belajar siswa. Penilaian proses dan hasil belajar bertujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

100

menentukan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

dalam kurikulum atau perangkat perencanaan kegiatan pembelajaran lainnya. 93

Hasil belajar siswa dengan pemanfataan literasi dalam pembelajaran

sejarah meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga

aspek ini berkaitan dengan sistem penilaian hasil dalam Kurikulum 2013.

Pembelajaran sejarah, selain bertugas memberikan pengetahuan sejarah, tetapi

juga memperkenalkan nilai luhur bangsanya. Kedua hal ini tidak akan memiliki

arti bagi kehidupan siswa pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang,

apabila siswa tidak memahami maknanya.94

Untuk mengevaluasi pembelajaran dengan pemanfaatan literasi dalam

pembelajaran sejarah, guru melakukan tes terhadap siswa di kelas X IPS 2.

Tesnya berupa tes tertulis yaitu pilihan ganda sebanyak 20 soal yang berkaitan

dengan materi sebelum dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah.

Hasil evaluasi aspek pengetahuan (kognitif) sangat baik dari 32 siswa yang

mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70 sebanyak 30 siswa dengan

rata-rata 81,40, pesertase 93,75% dan 2 siswa yang tidak memenuhi KKM dengan

persentase 6,25% . Dengan demikian pemanfaatan literasi dalam pembelajaran

sejarah siswa memiliki pemahaman terhadap pengetahuan yang diperoleh dari

materi tersebut.

Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada siswa kelas X IPS 2,

mereka memiliki ketertarikan dan dapat meengembangkan minat baca dengan

pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah dengan memperoleh persentase

93

Ibid., hlm. 74. 94

Ibid., hlm. 100.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

101

84,38% yang masuk dalam kategori tinggi dan 9,37% kategori sangat tinggi, dan

6,25% kategori sedang. Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan

responden). Kuesioner diberikan kepada siswa dan kemudian siswa menjawab

pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Dalam hal ini kuesioner

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur ketertarikan siswa terhadap

literasi melalui pembelajaran sejarah.

Penilaian hasil belajar yang terakhir adalah aspek psikomotorik. Dalam

aspek psikomotorik ini yang lebih ditekankan mengenai keterampilan atau skill

yang dimiliki siswa untuk dikembangkan. Produk l iterasi yang dihasilkan berupa

puisi, dari puisi ditampilkan menunjukan beberapa siswa dari kelompok yang

menampilkan puisi khususnya yang mewakili kelompoknya terlihat memiliki

keterampilan membacakan puisi dengan baik. Guru menilai keterampilan puisi

berdasarkan aspek-aspek yang digunakan untuk penilaian puisi. Aspek-aspek

tersebut meliputi kelayakan isi, penghayatan, intonasi, vokal dan gerak tubuh.

Dari kedelapan kelompok yang dibagikan oleh guru sejarah semuanya

mencapai KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah dengan perolehan rata-rata

82.5. Penilaian tersebut dilihat dari aspek-aspek kelayakan isi, penghayatan,

intonasi, vokal dan gerak tubuh. Berdasarkan pengamatan peneliti, antusias siswa

dalam membacakan puisi menarik. Pesan dan makna yang disampaikan melalui

puisi yang dibacakan tersampaikan kepada para pendengar sehingga membuat

siswa lebih mudah untuk memahami dan makna yang disampaikan teringat terus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

102

Melalui pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah Indonesia

khususnya berupa produk literasi yaitu puisi membuat siswa lebih mudah teringat

akan meteri yang sudah dijelaskan. Pembelajaran sejarah menjadi lebih

menyenangkan dan terkesan dapat memotivasi untuk berliterasi bukan hanya

ketika pembelajaran saja tetapi di luar waktu pelajaran juga.

Dalam pembelajaran sejarah Indonesia siswa tidak hanya dituntut untuk

memperoleh kemampuan kognitif saja. Akan tetapi melalui literasi dalam

pembelajaran sejarah Indonesia siswa juga memperoleh karakter yang baik yang

dapat diterapkan dalam kehidupan mereka ketika berada di tengah lingkungan

masyarakat. Dari video refleksi yang diberikan siswa dapat merefleksikan tentang

bagaimana untuk menghargai dan menghormati peninggalan-peninggalan sejarah..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

103

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dengan pemanfataan literasi dalam

pembelajaran sejarah Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan dapat diketahui hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Perencanaan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sejarah Indonesia

yang memanfaatkan literasi telah direncanakan dengan baik yaitu dengan

menyusun RPP yang memuat pembelajaran literasi. Penyusunan RPP

meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Selain itu untuk

mendukung proses pembelajaran guru menyiapkan bahan ajar berupa power

point materi, video yang berkaitan dengan materi, video refleksi, teks narasi,

instrumen penilaian keterampilan, kisi-kisi soal test dan soal test.

2. Pelaksanaan pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi di

SMA Negeri 1 Kasihan sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan RPP

yang telah dibuat oleh guru. Pada kegiatan pendahuluan membuka

pembelajaran hingga menjelaskan kegiatan yang dilakukan. Dalam kegiatan

inti, guru menyampaikan materi sejarah singkat melalui power poin dan

video. Kemudian membentuk kelompok untuk menghasilkan produk literasi

berupa puisi. Sedangkan untuk kegiatan penutup guru melakukan refleksi

untuk menemukan nilai-nilai yang berguna bagi siswa sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

104

3. Hasil pembelajaran sejarah Indonesia dengan memanfaatkan literasi meliputi

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam aspek kognitif yang

mencapai KKM sebanyak 30 siswa dengan perolehan rata-rata 81.40

(93,75%) dengan kategori sangat baik. Kemudian hasil aspek afektif

menunjukan bahwa sebagian besar siswa kelas X IPS 2 dapat meningkatkan

minat dan memotivasi siswa dengan pemanfaatan literasi melalui empat

keterampilam dalam pembelajaran sejarah Indonesia dengan perolehan

84,38% kategori tinggi dan 9,37% kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil

aspek psikomotorik berupa produk literasi yaitu puisi masing-masing

kelompok mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 70

dengan dengan rata-rata nilai 82,5. Penilaian aspek-aspek puisi tersebut

meliputi kelayakan isi, penghayatan, intonasi, vokal dan gerak tubuh.

Dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi siswa

dapat menemukan nilai untuk menghargai dan menghormati peninggalan-

peninggalan sejarah melalui video refleksi yang ditayangkan oleh guru.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi sekolah diharapkan untuk selalu memantau pelaksanaan literasi yang

dicanangkan oleh pemerintah agar berjalan sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan pemerintah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

105

2. Bagi guru dapat memanfaatkan literasi dalam pembelajaran sejarah dengan

menggunakan literasi media agar pembelajaran berjalan lebih efektif. Guru

harus mampu bersaing dengan siswa dalam hal teknologi sehingga guru tidak

terkesan gagap teknologi.

3. Siswa diharapkan dengan serius melaksanakan literasi agar menjadi siswa

yang kritis, kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan zaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

106

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu

Sejarah. Yogayakarta: Penerbit Ombak.

Ali Imron. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Brian Garvei dan Mary Krug. 2015. Model-model Pembelajaran Sejarah.

Yogyakarta: Ombak.

Dakir. 2004. Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktoral Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. 2016. Tentang Desain Induk Gerakan Literasi.

Dyah Tri Palupi. 2016. Cara Mudah Memahami Kurikulum. Surabaya: Jaring

Pena.

Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:

Alfabeta.

Haris Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi

Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressido.

Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Karwono dan Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembejaran: serta Pemanfaatan

Sumber Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang

Budaya.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

107

Nusa Putra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Ruslan Ahmadi. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Sigit Mangun Wardoyo. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme: Teori dan Aplikasi

Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung: Alfabeta.

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius.

Suryosubroto. 2015. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Yunus Abidin. 2015. Pembelajaran Multi Literasi. Bandung: PT Refika Aditama.

JURNAL:

Eko Nurdiyanti dan Edy Suryanto. 2010. Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Surakarta

Universitas Sebelas Maret.

Hendra Kurniawan. 2018. Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah.

Historia Vitae. Vol.32. No. 1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Lea Sakti Mitasari. 2017. Peran Kegiatan Literasi dalam Meningkatkan Minat

Membaca dan Menulis Siswa Kelas Atas di SDN Gumpang 1. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

108

INTERNET: https://jogja.antaranews.com/berita/342002/minat-baca-pelajar-diy-cukup-tinggi.

Di akses pada tanggal 8 Februari 2018, pukul 16.25.

https://gurudigital.id/jenis-pengertian-literasi-adalah/. Di akses pada tanggal 30

Mei 2018, pada pukul 12.11.

http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah. Di

akses pada tanggal 8 Februari 2018, pukul 16.25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

109

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

110

INSTRUMEN OBSERVASI

Aktivitas Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran

Sejarah Indonesia yang dilakukan Guru

Hari/Tanggal : Rabu, 2 Mei 2018

Waktu : Jam pelajaran 3 dan 4 (08.45-10.15)

1. Amatilah aktivitas guru dalam melaksanakan proses evaluasi belajar

mengajar!

2. Tuliskan tanda cek pada kolom Ya atau Tidak sesuai keadaan yang diamati

atau didapatkan!

NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK

1. Guru membuka pelajaran dengan salam

2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik

3. Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan rencana kegiatan yang dilakukan

5. Guru memberi stimulus guna menghantarkan peserta

didik pada materi pelajaran

6. Guru mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran

literasi

7. Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik

dalam pelaksanaan pembelajaran literasi

8. Guru membimbing peserta didik agar dapat

menjalankan kegiatan pembelajaran literasi dengan

baik

9. Guru membimbing peserta didik untuk mengamati

bahan ajar yang sudah disediakan guru

10. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan

memahami bahan ajar yang disediakan guru

LAMPIRAN 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

111

11. Guru menjalankan pembelajaran literasi dengan

desain metode dan model pembelajaran yang telah

dirancang oleh guru

12. Guru menerapkan pembelajaran literasi dengan

menggunakan 4 aktivitas seperti membaca,

menyimak, menulis, dan berbicara

13. Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme

peserta didik dalam pembelajaran literasi

14. Guru melakukan evaluasi pemanfaatan literasi dalam

mata pelajaran sejarah Indonesia dengan tes

15. Guru memberikan penugasan pada peserta didik

untuk menghasilkan produk dari pembelajaran

literasi

16. Merefleksikan materi pelajaran sejarah yang didapat

dari pembelajaran literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

112

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Fokus Penelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan NO

Pembelajaran

sejarah yang

memanfaatkan

literasi

Pelaksanaan

pembelajaran

sejarah yang

memanfaatka

n literasi

Kelebihan proses

pembelajaran sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Kesulitan yang

dihadapi dalam proses

pembelajan sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Cara mengatasi

kesulitan yang

dihadapi

Pemahaman yang

didapatkan dalam

pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi

Kesan peserta didik

dalam proses

pembelajaran sejarah

yang memanfaatkan

literasi

1

2

3

4

5

LAMPIRAN 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

113

PERTANYAAN WAWANCARA (UNTUK SISWA):

1. Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan literasi?

2. Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

3. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

4. Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

5. Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

LAMPIRAN 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

114

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (UNTUK GURU):

1. Bagaimana menurut bapak tentang gerakan literasi yang dicanangkan oleh

pemerintah.

2. Apakah guru pernah memperoleh sosialisasi atau pelatihan mengenai Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) ?

3. Bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS) di SMA Negeri 1

Ngaglik ?

4. Bagaimana antusias atau tanggapan peserta didik menegenai Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) yang dilaksanakan 15 menit sebelum proses pembelajaran

dimulai ?

5. Bagaimana yang guru ketahui mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada

tahap pembelajaran ?

6. Apakah guru pernah mencoba menerapkan literasi ( media) pada pembelajaran

sejarah ?

7. Apakah guru pernah memberikan tugas terkait dengan literasi ?

LAMPIRAN 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

115

DAFTAR NARASUMBER

Siswa SMA Negeri 1 Kasihan:

1. Ratma Devi A

2. Restu Anggi P

3. Fiony Widya A

4. Adnan Hidayat Purnama

5. Hannan RizkyBudi

6. Bilal Gifarly D

7. Mutiara Ghaitsa Zahira Shofa

8. Callista Nurul A

9. Anindita Murti

10. Sasha Putri N

11. Yosi Diah P

Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia SMA Negeri 1 Kasihan:

12. Tavip Wahyudi R. M. Pd

LAMPIRAN 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

116

CATATAN LAPANGAN 1

Hasil Instrumen Observasi

Aktivitas Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran yang dilakukan Guru

Sekolah : SMA Negeri 1 Kasihan

Kelas : X IPS 2

Hari/Tanggal : Rabu, 2 Mei 2018 dan 8 Mei 2018

Waktu : Jam pelajaran 3 dan 4 (08.45-10.15)

1. Amatilah aktivitas guru dalam melaksanakan proses evaluasi belajar

mengajar!

2. Tuliskan tanda cek pada kolom Ya atau Tidak sesuai keadaan yang diamati

atau didapatkan!

NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK

1. Guru membuka pelajaran dengan salam √

2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik √

3. Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan rencana kegiatan yang dilakukan

5. Guru memberi stimulus guna menghantarkan peserta

didik pada materi pelajaran

6. Guru mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran

literasi

7. Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik

dalam pelaksanaan pembelajaran literasi

8. Guru membimbing peserta didik agar dapat

menjalankan kegiatan pembelajaran literasi dengan

baik

LAMPIRAN 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

117

9. Guru membimbing peserta didik untuk mengamati

bahan ajar yang sudah disediakan guru

10. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan

memahami bahan ajar yang disediakan guru

11. Guru menjalankan pembelajaran literasi dengan

desain metode dan model pembelajaran yang telah

dirancang oleh guru

12. Guru menerapkan pembelajaran literasi dengan

menggunakan 4 aktivitas seperti membaca,

menyimak, menulis, dan berbicara

13. Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme

peserta didik dalam pembelajaran literasi

14. Guru melakukan evaluasi pemanfaatan literasi dalam

mata pelajaran sejarah Indonesia dengan tes

15. Guru memberikan penugasan pada peserta didik

untuk menghasilkan produk dari pembelajaran

literasi

16. Merefleksikan materi pelajaran sejarah yang didapat

dari pembelajaran literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

118

CATATAN LAPANGAN 2

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Ratma Devi A

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kalau sebelumnya yang dipikiran saya literasi itu hanya membaca saja, na

setelah kegiatan pembelajaran kemarin itu saya tau ternyata literasi itu

bukan hanya baca tapi juga nyimak, nulis dan berbicara. Pelajaran sejarah

kemarin yang dibawahkan oleh guru itu mengandung semuanya itu.

Pertama-tama kami diberikan teks untuk membaca dan teman-teman

dalam kelompok kami menyimak teks yang dibacakan. Kemudian kami

dibelajar membuatkan puisinya dan setelah itu praktek membacakan

puisinya. Jadi semua keterampilan dalam literasi itu diajarin. Dan

membuat saya lebih mudah memahami dan mengingat materi sejarah

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesulitannya itu kan kemarin disuruh buat puisi sebelum membuat puisi

kan baca dulu, nyimak, dan memahami konteksnya. Kesulitannya itu

waktu membuat puisinya itu kurang memahami isi teks bacaannya.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

LAMPIRAN 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

119

I : Kalau saya cara mengatasinya itu membaca berulang-ulang, coba

dengarin penjelasan lebih lanjut, cari juga dari internet yang berkaitan

dengan materi kami. Ketika kami sudah benar-benar memahami materi itu

baru kami nulis puisinya itu.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Pemahamannya saya lebih tau yang ada di literasi. Kami lebih tau tentang

materi yang didapatkan. Ketika menyimak saat teman-teman lain

membacakan puisinya jadi lebih mengerti. Prakteknya itu jadi terus ingat

terus tanpa harus menghafal.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi?

I : Kesanya itu metode mengajarnya bagus, mudah diingat materinya.

Biasanya kan sejarah itu menghafal tapi kemari itu lebih ke pemahaman.

Biasanya kalau hafalan itu sekali menghafalkan hilang tapi kalau

pemahaman itu lebih tertanam dan teringat terus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

120

CATATAN LAPANGAN 3

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Restu Anggi P

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kalau menurut kelebihannya itu kita dapat lebih bisa memenej waktu kita

untuk mencari dan menggali pembelajaran yang lebih lagi dengan

membaca. Dengan adanya pembelajaran literasi dalam pelajaran sejarah

kita dapat menggali informasi melalui membaca yang berkaitan dengan

materi yang sudah dibagikan.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Menurut saya sudah bagus tapi kekurangannya itu kaya kita agak susah

untuk membagi-bagi materinya karena dalam kelompok kita ada empat

orang sementara teks narasinya itu yang diberikan hanya satu. Jadi tidak

bisa membaca dengan fokus. Dan dalam kelompok saya kurang ada

kompromi lebih lanjut. Tapi bisa diimbangi pas uda dikelas, jadi puisi

yang dibuat sudah lebih bagus.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

LAMPIRAN 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

121

I : Cara menghadapi kesulitannya, dalam kelompok kita membagi tugas

antar teman kelompok. Na, dari membagi tugas itu kemudian kami

mengumpulkan semua pendapat dari anggota kelompok saya dan mencari

mana yang terbaik berdasarkan mufakat bersama teman kelompok. Dan

akhirnya kesulitan itu dapat diatasi.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Dengan adanya pembelajaran literasi dalam pelajaran sejarah saya dapat

memahami materi yang diberikan ke kelompok saya. Apalagi dengan

memanfaatkan keterampilan dalam literasi itu membantu untuk menggali

banyak informasi lagi mengenai pelajaran sejarah

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesannya itu pembelajaran dengan memanfaatkan literasi ini dapat

memotivasi siswa dalam pembelajaran. Karena dapat menggali minat baca

siswa tersebut untuk menjadi siswa yang lebih gemar membaca baik

dalam pelajaran sejarah maupun pelajaran lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

122

CATATAN LAPANGAN 4

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Fiony Widya A.

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Menurut saya ketika menggunakan pembelajaran literasi dalam pelajaran

sejarah itu bisa lebih paham sama materinya. Terus juga dapat menambah

minat baca juga.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kendalanya memberikan teksnya itu saya masih ada malas untuk

membaca teksnya.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

I : Meningkatkan minat baca saya lagi dan menumbuhkan rasa ingin tahunya

biar mau membaca agar dapat menambah pengetahuan khususnya sejarah

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Jadi lebih memahami tentang kerajaan Aceh karena kemarin kelompok

saya dapat meteri kerajaan Aceh. Jadi bisa lebih memahami tentang

LAMPIRAN 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

123

sejarahnya dan lain sebagainya.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesannya kalau menurut saya media pembelajaran sejarahnya harus

dibuat lebih menarik lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

124

CATATAN LAPANGAN 5

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Adnan Hidayat Purnama

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Informan

I: Peneliti

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kelebihannya menurut saya yaitu saya dapat mengerti meteri-materi

sejarah yang diberikan melalui pembelajaran yang memanfaatkan literasi

ini.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesulitannya yaitu karena berkaitan dengan membaca saya biasanya

mudah mengantuk.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

I : Caranya yaitu harus tetap fokus dan kosentrasi dalam mendengarkan

pembelajaran yang diberikan.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Pemahaman yang didapatkan itu membuat saya yang dulunya kurang

LAMPIRAN 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

125

mengerti dan menjadi lebih mengerti. Dan wawasan saya juga semakin

menambah.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesannya saya sangat senang sekali dengan pembelajaran sejarah yang

memanfaatkan pembelajaran literasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

126

CATATAN LAPANGAN 6

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Hannan RizkyBudi

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Menurut saya kelebihannya itu lebih efektif dan materinya itu

tersampaikan dengan baik melalui pembelajaran literasi ini.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesulitannya itu saya merasa bosan karena saya kurang suka membaca.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

I : Saya mengatasinya itu saya mencari sumber-sumber belajar lain yang

membuat saya lebih mudah mengerti dengan materi yang didapatkan oleh

kelompok saya.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Saya jauh lebih paham dari sebelumnya. Karena menurut saya ini lebih

efektif dan menghemat waktu.

LAMPIRAN 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

127

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesan saya sangat menyenangkan dan juga mengasyikkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

128

CATATAN LAPANGAN 7

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Bilal Gifarly D

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kalau menurut saya dengan literasi itu berarti kita membaca sendiri.

Melalui materi yang dibagikan kemarin itu, saya lebih memahami materi

disampaikan melalui membaca sendiri dari pada mendengarkan.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesulitannya itu saya kurang memiliki minat baca untuk mempelajari

materi yang dibagikan.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

I : Caranya itu mencari sumber-sumber lain di internet yang berkaitan

dengan materi saya atau dari sumber lain yang mendukung untuk materi

saya.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

LAMPIRAN 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

129

I : Saya lebih paham mengenai sejarah dan lainya yang berkaitan dengan

kerajaan Goa-Tallo dan kerajaan lainnya.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi itu mengasyikan dan

sedikit monoton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

130

CATATAN LAPANGAN 8

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Mutiara Ghaitsa Zahira Shofa

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Melalui pembelajaran sejarah yang memanfaatkan literasi pengetahuan

saya semakin bertambah.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kelasnya engga kondusif karena ketika disuruh membaca oleh guru

masing-masing kelompok membaca dengan suara yang lumayan keras

sehingga membacanya menjadi tidak fokus.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

I : Caranya itu kelompok kami mencari sumber-sumber lain dulu di internet

yang berkaitan dengan materi kemudian ketikamasing-masing kelompok

sudah selesai membaca dan kelas sudah lebih kondusif baru saya

membaca teks narasi yang dibagikan guru.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

LAMPIRAN 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

131

I : Melalui puisi-puisi yang ditampilkan saya dapat memahami materi-materi

yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan membuat

saya lebih mudah diingat materinya.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesan saya menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

132

CATATAN LAPANGAN 9

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Callista Nurul A

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kelebihanya itu saya lebih paham apalagi melalui keterampilan-

keterampilan dalam berliterasi seperti membaca, menulis, menyimak dan

berbicara.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Tidak fokus dalam pembelajaran karena mengantuk.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

I : Mencari sumber belajar lain yang mempermudah saya untuk memahami

materi yang didapatkan kelompok saya.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Pemahamannya saya lebih mudah mengerti melalui puisi yang dibuat dan

LAMPIRAN 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

133

dan puisi yang dibacakan oleh kelompok lain.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Awalnya agak bingung karena belum pernah ada motode pembelajaran

yang seperti itu. Ternyata ketika proses pembelajaran itu berjalan menjadi

menyenangkan dan ketagihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

134

CATATAN LAPANGAN 10

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Anindita Murti

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Saya bisa memahami dan memperdalam pengetahuan yang diberikan.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Cepat bosan dan ada bebapa poin dalam materi yang didapatkan

kelompok saya kurang dimengerti.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

I : Saya akan mencari poin dalam materi saya itu melalui sumber lain seperti

internet.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Saya jadi lebih mengerti tentang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

LAMPIRAN 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

135

I : Kesan saya media pembelajaran harus lebih menarik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

136

CATATAN LAPANGAN 11

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Sasha Putri N

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kelebihannya saya dapat mengetahui lebih detail tentang materi yang

didapatkan kelompok saya.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Cepat bosan dan mengantuk.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

I : Mencari sumber-sumber materi yang lebih mudah saya pahami.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Lebih membantu saya untuk memahami materi tentang kerajaan Pajang

lebih dalam dan kerajaan lainnya.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

LAMPIRAN 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

137

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesannya memiliki metode belajar yang baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

138

CATATAN LAPANGAN 12

WAWANCARA SISWA

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Yosi Diah P

Kelas : X IPS 2

Waktu : Jumat, 25 Mei 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Menurut saya kelebihannya yaitu saya dapat lebih mudah menangkap

materi dengan memanfaatkan literasi.

P : Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Kesulitannya cepat bosan dan kurang suka membaca.

P : Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi?

I : Saya membaca materi yang didapatkan kelompok saya tersebut dengan

tidak terpaksa. Kalau saya sudah mulai bosan biasanya saya istirahat atau

refresing dulu biar nanti bisa membaca lagi.

P : Apa pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Saya menjadi lebih paham salam pembelajaran sejarah.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan

LAMPIRAN 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

139

memanfaatkan pembelajaran literasi?

I : Saya merasa senang sekali. Karena saya menemukan metode belajar yang

menurut saya sangat efektif untuk saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

140

CATATAN LAPANGAN 13

WAWANCARA GURU

Topik/Judul : Pemanfaatan Literasi dalam Pembelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 1 Kasihan

Peneliti : Emilda Eva Ariani

Responden : Tavip Wahyudi R. M.Pd

Kelas : X IPS 2

Waktu : Senin, 4 Juni 2018

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Bagaimana menurut bapak tentang gerakan literasi yang dicanangkan oleh

pemerintah.

I : Gerakan literasi yang dicanangkan oleh pemerintah menurut saya sangat

baik dalam membantu menumbuhkan minat baca pada diri siswa. Selain

itu juga melalui gerakan literasi guru mempe

P : Apakah guru pernah memperoleh sosialisasi atau pelatihan mengenai

Gerakan Literasi Sekolah?

I : Sosialisasi mengenai gerakan literasi sudah pernah diikuti secara umum

oleh semua guru di SMA Negeri 1 Kasihan. Akan tetapi untuk

pengadministrasian yang dimulai dari penyusunan jadwal literasi dan

sebagian lainnya yang berkaitan dengan literasi merupakan tanggung

jawab guru bahasa.

P : Bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS) di SMA Negeri

1 Kasihan?

I : Pelaksanaan gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 Kasihan

sudah berjalan kurang lebih dua tahun. Ketika tahun awal-awal di

mulainya kegiatan literasi kebanyakan anak-anak masih bingung

LAMPIRAN 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

141

mengenai literasi. Ketika pelaksanaan pada tahap pembiasaan 15 menit

sebelum pembelajaran belum kondusif. Hanya 4-5 persen yang mengikuti

sedangkan yang lain sibuk sama kegiatan masing-masing seperti main

smart phone. Sedangkan ketikan tahun ajaran 2017/2018 kegiatan literasi

sudah mulai kondusif karena sekarang di setiap kelas sudah mempunyai

invetaris buku karena setiap siswa wajib membawa buku yang ditinggal di

kelas kemudian dikasih kode untuk bergantian membaca dengan siswa

lainnya. Buku yang diwajibkan di SMA Negeri 1 Kasihan harus buku yan

bukan buku mata pelajaran.

P : Bagaimana antusias atau tanggapan peserta didik mengenai Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) yang dilaksanakan 15 menit sebelum proses

pembelajaran dimulai ?

I : Tanggapan siswa terhadap literasi yang dilaksanakan 15 menit sebelum

pembelajaran awalnya masih belum berjalan dengan kondusif karena

mereka belum mengetahui mengenai literasi itu sendiri akan tetapi di

tahun kedua pelaksanaan kegiatan 15 menit itu sudah mulai berjalan

dengan cukup baik.

P : Bagaimana yang guru ketahui mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

pada tahap pembelajaran ?

I : Yang saya ketahui mengenai tahap pembelajaran itu guru sudah harus

menerapkan literasi dalam pembelajaran. kalau saya sudah diterapkan

dalam pelajaran sejarah biasanya saya menyuruh anak-anak untuk

berliterasi terlebih dahulu biasanya membaca buku yang berkaitan dengan

materi yang akan dibahas agar pembelajarannya dapat berjalan efektif dan

paling tidak anak-anak sudah mengetahui beberapa inti dari materi yang

akan dibahas.

P : Apakah guru pernah mencoba menerapkan literasi (media) pada

pembelajaran sejarah ?

I : Berkaitan dengan literasi media saya sering menerapkan dalam

pembelajaran sejarah. Karena sekarang anak-anak sudah mempunyai HP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

142

android jadi anak-anak saya suruh untuk mencari materi yang dibahas di

internet karena mungkin di buku kurang lengkap. Nanti dari meteri yang

mereka dapat saya menyuruh mereka untuk menyimpan dan nanti

ditayangkan atau dipresentasikan kepada teman-teman lainya. Materi

tersebut disimpan sebagai materi tambahan juga.

P : Apakah guru pernah memberikan tugas terkait dengan literasi ?

I : Saya sering memberikan tugas yang berkaitan dengan literasi. Biasanya

diakhir semester tugasnya individu siswa disuruh mengunjungi museum-

museum yang ada di Yogyakarta kemudian disuruh meringkas dan

melaporkan hasilnya. Kemudian tugas kelompok juga sama saya

memberikan materi kemudian mencari di Internet atau dibuku dan hasil

dipresentasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

143

SILABUS MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA KELAS X

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.1 Memahami konsep berpikir

kronologis, diakronik, sinkronik,

ruang, dan waktu dalam sejarah

4.1 Menyajikan hasil penerapan konsep

berpikir kronologis, diakronik,

sinkronik, ruang, dan waktu dalam

peristiwa sejarah dalam bentuk

tulisan atau bentuk lain

Cara Berpikir Sejarah

Cara berpikir kronologis

dalam mempelajari sejarah

Cara berpikir diakronik dalam

mempelajari sejarah

Cara berpikir sinkronik dalam

mempelajari sejarah

Membaca buku teks dan/melihat tayangan film

pendek tentang aktivitas manusia sehari-hari

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang konsep berpikir kronologis,

diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam

sejarah

Mengumpulkan informasi terkait dengan

konsep berpikir kronologis, diakronik,

sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah dari

sumber tertulis, sumber lainnya dan/atau

internet.

Menganalisis hasil informasi mendapatkan

kesimpulan tentang konsep berpikir kronologis,

diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam

sejarah

Menyajikan secara tertulis kesimpulan tentang

konsep berpikir kronologis, diakronik,

sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah

LAMPIRAN 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

144

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.2 Memahami konsep perubahan dan

keberlanjutan dalam sejarah

4.2 Menerapkan konsep perubahan dan

keberlanjutan dalam mengkaji

peristiwa sejarah

Konsep Perubahan dan

Keberlanjutan

Makna perubahan

Makna keberlanjutan

Membaca buku teks dan/melihat tayangan film

pendek tentang aktivitas manusia sehari-hari

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang konsep perubahan dan

keberlanjutan dalam sejarah

Mengumpulkan informasi terkait dengan

konsep perubahan dan berkelanjutan dalam

sejarah dari sumber tertulis, sumber lainnya

dan/atau internet

Menganalisis hasil informasi mendapatkan

kesimpulan tentang konsep perubahan dan

berkelanjutan dalam sejarah

Menyajikan secara tertulis kesimpulan tentang

konsep perubahan dan berkelanjutan dalam

sejarah

3.3 Menganalisis kehidupan manusia

purba dan asal-usul nenek moyang

bangsa Indonesia (Melanesoid, Proto,

dan Deutero Melayu)

3.4 Memahami hasil-hasil dan nilai-nilai

budaya masyarakat praaksara

Indonesia Zaman Praaksara: Awal

Kehidupan Manusia Indonesia

Manusia purba

Asal-usul nenek moyang

bangsa Indonesia

Corak kehidupan masyarakat

Hasil-hasil budaya masyarakat

Membaca buku teks dan/atau melihat gambar-

gambar tentang aktifitas kehidupan masyarakat

zaman praaksara, peta persebaran asal-usul

nenek moyang bangsa Indonesia dan

peninggalan hasil kebudayaan pada zaman

praaksara.

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

145

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indonesia dan pengaruhnya dalam

kehidupan lingkungan terdekat

4.3. Menyajikan informasi mengenai

kehidupan manusia purba dan asal-

usul nenek moyang bangsa

Indonesia (Melanesoid, Proto, dan

Deutero Melayu) dalam bentuk

tulisan

4.4. Menyajikan hasil-hasil dan nilai-

nilai budaya masyarakat praaksara

Indonesia dan pengaruhnya dalam

kehidupan lingkungan terdekat

dalam bentuk tulisan

Nilai-nilai budaya masyarakat

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang kehidupan manusia purba,

asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,

hasil-hasil budaya dan nilai-nilai budaya zaman

praaksara

Mengumpulkan informasi terkait dengan

pertanyaan mengenai kehidupan manusia

purba, asal-usul nenek moyang bangsa

Indonesia, hasil-hasil dan nilai-nilai budaya

masyarakat praaksara melalui bacaan sumber-

sumber yang ada di museum atau peninggalan-

peninggalan yang ada di lingkungan terdekat

Menganalisis informasi dan data-data yang

didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-

sumber lain yang terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang kehidupan manusia purba,

asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,

hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat

praaksara Indonesia

Menyajikan informasi dalam bentuk laporan

tertulis mengenai ; kehidupan manusia purba,

asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,

hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat

praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam

kehidupan lingkungan terdekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

146

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.5 Menganalisis berbagai teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan Buddha ke

Indonesia

3.6 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan, dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Hindu dan

Buddha di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti

yang masih berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini

4.5. Mengolah informasi tentang proses

masuknya agama dan kebudayaan

Hindu dan Buddha ke Indonesia

serta pengaruhnya pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini serta

mengemukakannya dalam bentuk

tulisan

4.6. Menyajikan hasil penalaran dalam

bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan

unsur budaya yang berkembang pada

masa kerajaan Hindu dan Buddha

Indonesia Zaman Hindu dan

Buddha: Silang Budaya Lokal dan

Global Tahap Awal

Teori-teori masuknya agama

dan kebudayaan Hindu dan

Buddha

Kerajaan-kerajaan Hindu dan

Buddha

Bukti-bukti kehidupan

pengaruh Hindu dan Buddha

yang masih ada sampai masa

kini

Membaca buku teks dan/atau melihat gambar-

gambar peninggalan zaman Hindu dan Buddha

di Indonesia

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan Buddha, perkembangan

masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini.

Mengumpulkan informasi terkait dengan

pertanyaan mengenai teori masuknya agama

dan kebudayaan Hindu dan Buddha,

perkembangan masyarakat, pemerintahan dan

budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha,

serta bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddha

yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini melalui bacaan,

pengamatan terhadap sumber-sumber zaman

Hindu dan Budha yang ada di museum atau

peninggalan-peninggalan yang ada di

lingkungan terdekat

Menganalisis informasi dan data-data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

147

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

yang masih berkelanjutan dalam

kehidupan bangsa Indonesia pada

masa kini

didapat dari bacaan maupun sumber-sumber

lain yang terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan Buddha, perkembangan

masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini

Menyajikan informasi dalam bentuk laporan

tertulis mengenai teori masuknya agama dan

kebudayaan Hindu dan Buddha, perkembangan

masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-

kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-bukti

pengaruh Hindu dan Buddha yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini

3.7 Menganalisis berbagai teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia

3.8 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat, pemerintahan

dan budaya pada masa kerajaan-

kerajaan Islam di Indonesia serta

Zaman Kerajaan-Kerajaan Islam

di Indonesia

Teori-teori masuknya agama

dan kebudayaan Islam

Kerajaan-kerajaan Islam

Bukti-bukti kehidupan

pengaruh Islam yang masih ada

Membaca buku teks dan melihat gambar-

gambar peninggalan zaman kerajaan Islam di

Indonesia

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan

yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai

klarifikasi tentang teori masuknya agama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

148

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

menunjukkan contoh bukti-bukti

yang masih berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini

4.7. Mengolah informasi teori tentang

proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia

dengan menerapkan cara berpikir

sejarah, serta mengemukakannya

dalam bentuk tulisan

4.8. Menyajikan hasil penalaran dalam

bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan

unsur budaya yang berkembang pada

masa kerajaan Islam dan masih

berkelanjutan dalam kehidupan

bangsa Indonesia pada masa kini

sampai masa kini kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini

Mengumpulkan informasi terkait dengan

pertanyaan tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini melalui bacaan, pengamatan terhadap

sumber-sumber zaman kerajaan-kerajaan Islam

yang ada di museum atau peninggalan-

peninggalan yang ada di lingkungan terdekat

Menganalisis informasi dan data-data yang

didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-

sumber lain yang terkait untuk mendapatkan

kesimpulan tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang

masih berlaku pada kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

149

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Menyajikan informasi dalam bentuk laporan

tertulis tentang teori masuknya agama dan

kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

150

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 KASIHAN

Kelas/Semester : X/2

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi Pokok : Pengaruh Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia

Alokasi Waktu : 4X45 menit

Jumlah Pertemuan : 2

A. Kompetensi Inti

Kompetensi sikap spiritual yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial yaitu “Memiliki sikap

jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi

permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahkluk ciptaan yang

Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang

dianutnya”.

KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

LAMPIRAN 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

151

KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan

No Uraian No Uraian

3.8 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia serta menunjukkan

contoh bukti-bukti yang masih

berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini

4.8 Menyajikan hasil penalaran

dalam bentuk tulisan tentang

nilai-nilai dan unsur budaya

yang berkembang pada masa

kerajaan Islam dan masih

berkelanjutan dalam

kehidupan bangsa Indonesia

pada masa kini

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8.1 Mengidentifikasi sumber-

sumber sejarah perkembangan

kehidupan masyakarat,

pemerintah dan budaya pada

masa kerajaaan-kerajaan Islam

di Indonesia.

4.8.1 Menyajikan nilai-nilai dan

unsur budaya yang

berkembang pada masa

kerajaan Islam dan masih

berkelanjutan dalam

kehidupan bangsa Indonesia

pada masa kini dalam bentuk

tulisan berupa puisi 3.8.2 Mengidentifikasi bukti-bukti

sejarah perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintah dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Islam

di Indonesia.

3.8.3 Menunjukan letak kerajaan-

kerajaan Islam di Indonesia

3.8.4 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan Samudra Pasai

di Indonesia

3.8.5 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

152

Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan

No Uraian No Uraian

masa kerajaan Malaka di

Indonesia

3.8.6 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan Aceh

3.8.7 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan Demak

3.8.8 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan Pajang

3.8.9 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan Mataram

3.8.10 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan Gowa-Tallo

3.8.11 Menganalisis karakteristik

kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada

masa kerajaan Ternate Dan

Tidore

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui model Cooperative learning berbasis literasi, peserta didik

diharapkan dapat menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat,

pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini sekaligus mampu menyajikan hasil penalaran dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

153

tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan

Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

Selain itu dengan menggunakan pembelajaran aktif dan bermakna yang berbasis

literasi, peserta didik juga dapat memiliki ketertarikan terhadap literasi dalam

pembelajaran sejarah.

D. Materi Pembelajaran

Zaman Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Bukti-bukti kehidupan pengaruh Islam yang masih ada sampai masa kini.

E. Pendekatan/ Model/ Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran : Student Center Learning

2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe Number Heads

Together

3. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanyajawab, diskusi, dan

penugasan.

F. Media Pembelajaran

1. Alat : LCD proyektor, speaker dan leptop

2. Bahan : Video mengenai zaman Kerajaan-Kerajaan Islam

di Indonesia

Power point mengenai Zaman Kerajaan-Kerajaan

Islam di Indonesia

Gambar-gambar mengenai bukti-bukti kehidupan

pengaruh Islam yang masih ada sampai masa kini

khususnya di Yogyakarta

Teks narasi yang berkaitan dengan delapan

kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia yaitu

Samudra Pasai, Kerajaan Aceh, Kesultanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

154

Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram

Islam, Kerajaan Gowa-Tallo, Kerajaan Ternate-

Tidore, dan Kerajaan Malaka.

G. Sumber Belajar

Hapsari Ratna dan M. Adil. 2012. Sejarah Indonesia Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas

X Kelompok Wajib. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sumber Internet

https://www.google.com/search?q=gambar+demak&tbm=isch&source=iu&ictx=1

&fir=EU_Vo__5zQD3FM%253A%252CbV7ZBf-

eJ9xtGM%252C_&usg=__tkfCx5EoILUyWth24tZtEK1jZK8%3D&sa=X&ved=

0ahUKEwiNhLKHn-

TaAhUCybwKHQr3CjgQ9QEINTAG#imgrc=EU_Vo__5zQD3FM:

http://wawasansejarah.com/sejarah-kesultanan-indonesia/ dan alamat lainnya

terkait.

Lingkungan:

Hasil kebudayaan Islam di DIY, misalnya Keraton Kesultanan Yogyakarta,

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

IPK: 3.8.1,3.8.2,3.8.3

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru membuka pertemuan dengan

salam.

Guru mengajak peserta didik

berdoa

Guru memeriksa kehadiran peserta

didik

Guru melakukan apresepsi dengan

menanyakan materi minggu lalu

pada peserta didik

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran kepada peserta didik.

Guru menyampaikan garis besar

cakupan materi dan kegiatan yang

akan dilakukan.

10 menit

Kegiatan Inti a. Orientasi masalah (mengamati) 70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

155

Guru menayangkan video yang

berkaitan sumber-sumber sejarah,

bukti-bukti sejarah kehidupan

masyarakat, pemerintah dan

budaya pada masa kerajaan Islam

dan menunjukan letak kerajaan-

kerajaan Islam melalui peta dalam

video tersebut guna memberikan

stimulus kepada siswa untuk

masuk ke dalam materi yang akan

dibahas.

Peserta didik menyimak dan

memperhatikan video yang

diberikan oleh guru.

Guru menampilkan PPT:

Kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia. Peserta didik diminta

untuk mengamati.

b. Menanya

Guru memberi beberapa

pertanyaan berdasarkan power

point dan video yang telah

ditayangkan dan siswa diminta

menjawab.

Guru kemudian memberi

kesempatan pada siswa untuk

bertanya.

c. Mengumpulkan Informasi

Guru membagi para peserta didik

menjadi beberapa kelompok besar

yang beranggotakan 4-5 peserta

didik yang heterogen.

Guru membagikan teks narasi

kepada masing-masing kelompok

yang terdiri dari delapan kerajaan

Islam yaitu Samudra Pasai,

Kerajaan Aceh, Kesultanan

Demak, Kerajaan Pajang,

Kerajaan Mataram Islam, Kerajaan

Gowa-Tallo, Kerajaan Ternate-

Tidore, dan Kerajaan Malaka.

Peserta didik membaca teks narasi

yang telah dibagikan guru dan

masing-masing anggota kelompok

membuat puisi menarik yang

berkaitan dengan tema yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

156

didapat dari teks narasi masing-

masing kerajaan

Peserta didik dalam kelompok

mendiskusikan untuk menyepakati

tema apa yang akan dibahas dalam

puisi yang akan dihasilkan dan

melakukan penelusuran informasi

untuk menemukan tema yang

menarik dan isi puisi yang layak

untuk dibuat. Peserta didik wajib

memanfaatkan berbagai sumber

belajar selain dari teks narasi dapat

diperoleh juga dari buku dan

internet.

Dalam teks narasi yang dibagikan

berkaitan dengan sumber-sumber,

bukti-bukti serta letak dari

kerajaan-kerajaan Islam tersebut.

d. Mengasosiasikan

Peserta didik dalam kelompok

mengorganisasikan seluruh

informasi yang didapatkan melalui

komparasi, mencari konsep kunci

dan sebagainya.

Peserta didik dalam kelompok

merencanakan produk literasi

yaitu puisi untuk mulai disusun

berdasarkan kesepakatan tema

yang telah didiskusikan.

Penutup 1. Guru menfasilitasi peserta didik untuk

menyimpulkan materi yang akan

dibahas dalam pertemuan ini.

2. Guru mengajak peserta didik

berefleksi untuk menemukan hal-hal

penting dan bermakna dari

pengalaman belajar yang dapat

diterapkan dalam kehidupan bersama.

3. Guru memberi penugasan pada peserta

didik untuk mempersiapkan puisi

sebagai produk literasi yang sesuai

dengan yang direncanakan dalam

diskusi kelompok sebagai bahan

dipertemuan berikutnya

4. Guru menutup pelajaran dengan

salam.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

157

Pertemuan 2

IPK: 4.8.1

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab sapaan salam

dari guru dan menyampaikan

informasi kehadiran peserta didik

ketika guru menanyakan kehadiran

peserta didik.

2. Guru melakukan kegiatan apersepsi

dengan menanyakan materi minggu

lalu pada peserta didik

3. Guru menanyakan kesiapan untuk

penampilan puisi pada masing-masing

kelompok

5 Menit

Kegiatan Inti

a. Mengkomunikasikan

Secara berkelompok peserta didik

mengecek, membandingkan

kebenaran data dari berbagai

sumber tentang sumber-sumber,

bukti-bukti kehidupan masyarakat,

pemerintah dan budaya pada masa

kerajaan-kerajaan Islam tersebut

serta menunjukan letak kerajaan-

kerajaan tersebut.

Guru membagikan nomor kepada

setiap anggota kelompok.

Kemudian guru menyebutkan satu

nomor dan para peserta didik dari

tiap kelompok dengan nomor yang

sama mengangkat tangan dan

menyiapkan puisi yang akan

dibacakan di depan kelas.

Secara bergantian masing-masing

kelompok menampilkan puisinya.

Guru dan siswa menyimpulkan

materi yang telah disampaikan

dari pertemuan pertama sampai

pertemuan kedua ini.

50 Menit

Penutup Guru melakukan evaluasi

pembelajaran dengan membagikan

soal berbentuk pilihan ganda sebanyak

35 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

158

20 nomor. Sembari siswa mengerjakan

soal guru menampilkan video refleksi

tentang permasalahan yang terjadi di

Yogyakarta yaitu persoalan tidak

menghargai peninggalan sejarah.

Melalui video yang ditampilkan

peserta didik dapat menemukan nilai

bagaimana menghargai peninggalan-

peninggalan sejarah dan bertanggung

jawab untuk tetap menjaga keutuhan

dari peninggalan sejarah kerajaan

Islam yang masih ada saat ini.

I. Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian

1. Penilaian Sikap : kuesioner minat

2. Penilaian Pengetahuan : tes tertulis

3. Penilaian Keterampilan : penugasan menghasilkan produk literasi yaitu puisi

Bentuk Penilaian

1. Penilaian Sikap : kuesioner minat

2. Penilaian Pengetahuan : pilihan ganda

3. Penilaian Keterampilan : rubrik puisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

159

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kasihan

Subarino, Ph. D

NIP. 197101281994031001

Yogyakarta, 22 April 2018

Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia

Tavip Wahyudi,R. M.Pd

NIP.19640915198703103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

160

MATERI PEMBELAJARAN

A. Sumber dan Bukti Awal Agama serta Kebudayaan Islam di Nusantara

1. Batu nisan Islam yang tertua ditemukan di Leran, Gresik, Jawa Timur. Nisan

itu milik seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun. Nisan tersebut

berangka tahun 475 H atau 1802 M. Dilihat dari hiasannya, nisan tersebut

dibuat di luar Indonesia. Penemuan bukti ini memunculkan pendapat bahwa

masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke-11 Masehi.

2. Batu nisan sultan Kerajaan Samudera Pasai yang pertama, Sultan Malik As

Saleh. Nisan tersebut bertarikh 696 H (1297 M).

3. Dua batu nisan bertarikh 781 H (1380) dan 789 H (1389 M) di Munje Tujoh,

Aceh Utara. Kedua nisan ini menunjukkan tahun meninggalnya putra sultan

Samudera Pasai ketiga, yaitu Sultan Malik Az Zahir.

4. Beberapa batu nisan yang memuat kutipan dari Alquran ditemukan di kuburan

Trowulan dan Troloyo, Jawa Timur. Tempat tersebut berdekatan dengan bekas

istana Kerajaan Majapahit. Ciri dari batu nisan ini adalah bertuliskan huruf

Arab, tetapi menggunakan tarikh Saka dan angka-angka Jawa Kuno. Nisan di

Trowulan bertarikh 1920 Saka (1268-1369 M) dan beberapa nisan di Troloyo

bertarikh 1293-1533 Saka (1371-1611 M). Makam ini dimungkinkan milik

keluarga raja dari Kerajaan Majapahit.

5. Batu nisan milik Maulana Malik Ibrahim ditemukan di Gresik. Ia adalah salah

seorang dari walisongo. Nisan ini bertarikh 822 H (1419 M). Hal ini

menunjukkan bahwa pada tahun itu agama Islam sudah masuk di pesisir utara

Jawa. Masuk dan berkembangnya pengaruh agama dan kebudayaan Islam di

Indonesia juga diperkuat dengan beberapa sumber yang berasal dari luar

negeri. Sumber-sumber tersebut di antaranya:

a. Berita Arab

Diketahui melalui para pedagang Arab yang melakukan aktivitas

perdagangan dengan bangsa Indonesia. Para pedagang Arab telah datang ke

Indonesia sejak masa Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai jalur

pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat

Malaka. Hubungan para pedagang Arab dengan Kerajaan Sriwijaya terbukti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

161

dengan adanya sebuah sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya,

yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.

b. Berita Eropa

Berasal dari Marcopolo dan Tome Pires. Marcopolo adalah orang

Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali

dari Cina menuju Eropa melalui jalur laut. Ia mendapatkan tugas dari kaisar

Cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar

Romawi. Dalam perjalanannya ia singgah di Pulau Jawa bagian utara. Di

daerah tersebut ia menemukan adanya kerajaan Islam yaitu Kerajaan Samudera

dengan ibukotanya di Pasai. Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental

menyebutkan bahwa pada awal abad ke-16 daerah bagian pesisir timur

Sumatra dari Aceh sampai Palembang, telah banyak masyarakat yang

beragama Islam. Namun, di daerah pedalaman masyarakat setempat pada

umumnya masih menganut keyakinan lama. Proses Islamisasi ke daerah

pedalaman Aceh dan Sumatra Barat terjadi sejak Aceh melakukan ekspansi

politik ke daerah pedalaman pada abad ke-16 sampai 17.

c. Berita India

Disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat memiliki peranan

penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Di

samping berdagang mereka juga aktif mengajarkan agama dan kebudayaan

Islam kepada masyarakat Indonesia, terutama masyarakat yang berada di

daerah pesisir pantai.

d. Berita Cina

Diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang

mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Dalam tulisannya, ia menyatakan

bahwa sejak sekitar tahun 1400 M telah ada saudagar-saudagar Islam yang

bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.

B. Islam Nusantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

162

Sejarah telah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari

India & Tiongkok sudah mempunyai hubungan dengan bangsa

Indonesia/penduduk Indonesia. Tetapi, kapan tepatnya Islam datang ke

Nusantara? Telah menimbulkan berbagai teori. Walaupun ada beberapa pendapat

tentang kedatangan agama Islam ke Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung

percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan berita

Tiongkok zaman Dinasti Tang. Berita tersebut telah mencatat bahwa awad ke-7,

ada permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, yakni daerah pantai

barat Sumatera Utara. Kemudian pada abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada

perkembangan Islam bersamaan dengan mulai tumbuhnya kerajaan-kerajaan

Islam di Nusantara. Dari pendapat ini, berdasarkan catatan perjalanan yang

pernah dilakukan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di

Perlak pada 1292 & berjumpa dengan orang-orang yang sudah menganut agama

Islam. Bukti lain yang memperkuat pendapat tersebut ialah ditemukannya nisan

makam Raja Samudera Pasai, Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 1297.

Agama Islam masuk & berkembang di Nusantara dibawa oleh para

pedagang dari Gujarat, Arab, & Persia. Agama Islam yang dibawa oleh para

pedagang itu untuk pertama kalinya melewati Selat Malaka & daerah yang

terpengaruh Islam adalah Barus & Perlak. Kemudian setelah itu muncul kerajaan

Samudera Pasai, yang mempercepat tersebarnya agama Islam ke pedalaman Pulau

Sumatera, serta menyebar ke arah selatan melewati Siak & Palembang. Dari Pulau

Sumatera, agama Islam selanjutnya menyebar ke wilayah Jawa, yakni kerajaan

Demak yang berperan dalam proses menyebarkan agama Islam ke Banten,

Cirebon, Gresik, & daerah-daerah di pesisir utara Pulau Jawa. Kerajaan Demak

mengembangkan Islam ke Kalimantan Selatan (Banjar), Sulawesi Selatan (Gowa-

Tallo) & Maluku (Ternate-Tidore). Kerajaan Gowa-Tallo (Makassar) di Sulawesi

Selatan ternyata berperan juga menyebarkan agama Islam ke Kalimantan Timur,

Bali, Lombok Sumba, Sumbawa & Timor.

C. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

163

Terdapat banyak kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia. Beberapa

kerajaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kesultanan Samudra Pasai (1267-1521)

a. Lokasi dan Sumber Sejarah

Samudra Pasai adalah kerajaan pertama di Indonesia yang menganut

agama Islam. Letaknya di pantai utara Sumatera (Aceh), dekat Perlak (Malaysia).

Kesultanan ini didirikan oleh Meurah Silu, yang bergelar Sultan Malik al-Saleh,

sekitar tahun 1267. Sumber sejarah yang menyebutkan tentang keberadaan

kerajaan ini adalah berita Marco Polo, berita Ibnu Batutah, hikayat Raja-raja

Pasai.

b. Bidang Politik

Setelah resmi menjadi kerajaan Islam (kerajaan bercorak Islam pertama di

Indonesia), Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan

pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina

serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai. Samudera Pasai

setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman,

meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang,

Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.

Dalam rangka islamisasi, Sultan Malik al Saleh menikah dengan putri Raja

Perlak.

Sultan Malik al Saleh meninggal pada tahun 1297 dan dimakamkan di

Kampung Samudera Mukim Blang Me dengan nisan makam berciri Islam.

Jabatan Sultan Pasai kemudian diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir.

Sultan ini memiliki dua orang putra, yaitu Malik al Mahmud dan Malik al

Mansur. Ketika masih kecil, keduanya diasuh oleh Sayid Ali Ghiatuddin dan

Sayid Asmayuddin. Kedua orang putranya itulah yang kemudian mewarisi takhta

kerajaan. Sementara itu, kedua pengasuhnya itu diangkat menjadi perdana

menteri. Ibu kota kerajaan pernah dipindahkan ke Lhok Seumawe. Pemegang

kekuasaan Samudera Pasai selanjutnya adalah Sultan Ahmad Perumadal Perumal.

Pada masa pemerintahannya, Samudera Pasai sudah menjalin hubungan dengan

Kesultanan Delhi (India). Buktinya, ketika Muhammad Tughluq dari India pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

164

tahun 1345 mengirimkan utusan yang bernama Ibn Battuta ke Cina, utusan

tersebut sempat singgah dahulu di Samudera Pasai. Sekembalinya dari Cina

(1346), Ibn Battuta singgah lagi dan diterima baik oleh Sultan Ahmad Perumadal

Perumal.

c. Aspek Kehidupan Sosial budaya dan Ekonomi

Para pedagang asing yang singgah di Malaka untuk sementara menetap

beberapa lama untuk mengurusi perdagangan mereka. Dengan demikian, para

pedagang dari berbagai bangsa itu bergaul selama beberapa lama dengan

penduduk setempat. Kesempatan itu digunakan oleh pedagang Islam dari Gujarat,

Persia, dan Arab untuk menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, kehidupan

sosial masyarakat dapat lebih maju, bidang perdagangan dan pelayaran juga

bertambah maju. Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Hal itu

terbukti terjadinya perubahan aliran Syiah menjadi aliran Syafi’i di Samudera

Pasai ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu di Mesir sedang terjadi

pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada Dinasti

Mameluk yang beraliran Syafi’i. Aliran syafi’i dalam perkembangannya di Pasai

menyesuaikan dengan adat istiadat setempat sehingga kehidupan sosial

masyarakatnya merupakan campuran Islam dengan adat istiadat setempat.

2. Kesultanan Malaka (1396-1511)

a. Lokasi dan Sumber Sejarah

Kesultanan Malaka merupakan kesultanan Islam kedua setelah Samudra

Pasai. Berdiri di akhir abad ke- 14, pusatnya adalah di daerah Malaka. Suatu

wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Malaysia. Wilayah kekuasaannya dan

pengaruhnya meliputi tidak saja Semenanjung Malaya, melainkan juga sampai ke

Riau (Indonesia). Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui melalui beberapa

sumber yaitu Sulalatus Salatin, berita Cina/ Tiongkok, Laporan kunjungan

Laksamana Cheng ho dari Dinasti Ming.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Secara geografis, posisi Malaka sangat strategis, yaitu berada di jalur

pelayaran dan perdagangan internasional. Kapal-kapal dapat merapat di segala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

165

musim. Bersekutu dengan Orang Laut, yaitu para perompak pengembara yang

senang berlalu lalang di Selat Malaka. Karena fasilitas dan pelayanan yang cukup

baik, kapal-kapal dagang tersebut lama-kelamaan singgah dengan sendirinya

tanpa harus di paksa. Kesultanan Malaka dalam urusan kenegaraan telah memiliki

susunan tata pemerintahan yang rapi. Kekuasaan sultan bersifat absolut. Dalam

administrasi pemerintahan sultan dibantu beberapa pembesar seperti bendahara,

tumenggung, penghulu bendahari, dan syahbandar. Terdapat pula beberapa

menteri yang bertanggung jawab atasan beberapa urusan Negara. Selain itu

terdapat jabatan Laksamana yang pada awalnya diberikan kepada kelompok

masyarakat Orang Laut.

c. Sistem Ekonomi Kehidupan Sosial-Budaya

- Perdagangan

- Pelayaran/ Nelayan

Pada kehidupan budaya, Perkembangan seni sastra Melayu mangalami

perkembangan yang sangat pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang

menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan dari kerajaan Malaka seperti Hikayat

Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat. Sedangkan Kehidupan

Sosial Kerjaan Malaka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam dan

lingkungan wilayahnya. Sebagai masyarakat yang hidup dari dunia maritim,

hubungan sosial masyarakat sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung

mengarah ke sifat sifat individualisme. Kelompok masyarakatpun bermunculan,

seperti adanya golongan buruh dan majikan.

3. Kesultanan Aceh (1507-1903)

a. Lokasi dan Sumber Sejarah

Kesultanan Aceh (1507-1903), yang terletak di Aceh Rayeuk didirikan

oleh Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 di atas bekas wilayah Kesultanan

Lamuri yang ditaklukkan oleh Mughayat Syah. Sumber sejarah tentang kesultanan

ini adalah Kitab Bustanul’salatin karya Nuruddin ar-Raniri tahun 1637 yang berisi

tentang silsilah sultan-sultan Aceh; batu nisan makam Sultan Ali Mughayat Syah.

Di batu nisan ini disebutkan Sultan Ali Mughayat Syah wafat pada 12 Zulhijah

tahun 936 H atau 7 Agustus 1530 M.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

166

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Meskipun Kesultanan Aceh merupakan Negara Islam, kehidupan

masyarakatnya tetap feodal. Dalam tatanan masyarakatnya Aceh memiliki

golongan bangsawan yang memiliki gelar teuku, dan golongan ulama yang

bergelar tengku; kedua golongan ini sering bersaing untuk berebut pengaruh

dalam masyarakat. Dalam bidang politik yang jelas terlihat adalah adanya

perebutan kekuasaan, terutama antara golongan bangsawan (teuku) dengan

golongan ulama (tengku). Diantara para ulama sendiri juga sering terjadi

pertikaian karena perbedaan aliran dalam agama. Aliran-aliran tersebut

diantaranya adalah aliran Syi’ah dan Ahlussunnah wal Jama’ah.

c. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya

Letak Aceh yang strategis menyebabkan perdagangannya maju pesat.

Dengan demikian, kebudayaan masyarakatnya juga makin bertambah maju karena

sering berhubungan dengan bangsa lain. Contoh dari hal tersebut adalah

tersusunnya hukum adat yang dilandasi ajaran Islam yang disebut Hukum Adat

Makuta Alam. Menurut Hukum Adat Makuta Alam pengangkatan sultan haruslah

semufakat hukum dengan adat. Oleh karena itu, ketika seorang sultan dinobatkan,

ia berdiri di atas tabal, ulama yang memegang Al-Qur’an berdiri di kanan,

sedangkan perdana menteri yang memegang pedang berdiri di kiri. Pada

umumnya, di Aceh pangkat sultan turun kepada anak. Sultan diangkat oleh rakyat

atas mufakat dan persetujuan ulama serta orang-orang cerdik pandai.

Jika sultan meninggal sebelum ada pengganti oleh karena beberapa sebab

lain, Panglima Sagi XXII Mukim yang menjadi wakil raja. Ia bertugas

menjalankan pemerintahan dan menerima hasil yang didapat dari Aceh sendiri

dan daerah taklukkan. Jika sudah ada yang patut diangkat menjadi sultan,

perbendaharaan itu pun dengan sendirinya berpindah kepada yang berhak. Dalam

menjalankan kekuasaan, sultan mendapat pengawasan dari alim ulama, kadi, dan

Dewan Kehakiman. Mereka terutama bertugas memberi peringatan kepada sultan

terhadap pelanggaran adat dan syara’ yang dilakukan. Sultan Iskandar Muda

berhasil menanamkan jiwa keagamaan pada masyarakat Aceh yang mengandung

jiwa merdeka, semangat membangun, rasa persatuan dan kesatuan, serta semangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

167

berjuang anti penjajahan yang tinggi. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika

Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah. Itulah sebabnya, bangsa-bangsa Barat

tidak mampu menembus pertahanan Aceh.

Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah

Sultan Ibrahim dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin

bertambah makmur. Dengan kekayaan melimpah, Aceh mampu membangun

angkatan bersenjata yang kuat. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda,

Aceh mencapai puncak kejayaan. Dari daerah yang ditaklukkan didatangkan lada

dan emas sehingga Aceh merupakan sumber komoditas lada dan emas. Pada masa

pemerintahan Iskandar Muda muncul ahli tasawuf yang terkenal, yaitu Hamzah

Fansyuri dan muridnya Syamsudin as Sumatrani. Sultan Iskandar Muda mangkat

pada tahun 1636 dan digantikan oleh menantunya, Iskandar Thani (1636–1641).

Masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani tidak lama karena ia tidak memiliki

kepribadian dan kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar Muda. Pengawasan

kepada para panglima yang mengurusi perdagangan mengendur sehingga mereka

dapat berbuat semaunya. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintah pusat mulai

kurang loyal terhadap sultan. Terlebih lagi setelah Nur ar Din al Raniri (Nurrudin

ar Raniri) ahli tasawuf yang beraliran ortodoks dari Gujarat datang ke Aceh. Sejak

Sultan Iskandar Muda meninggal, Aceh terus-menerus mengalami kemunduran

dan akhirnya pada permulaan abad ke-20 (1935) dapat dikuasai oleh Belanda

walaupun dengan susah payah.

4. Kesultanan Demak (1500-1568)

a. Lokasi dan Sumber sejarah

Kesultanan Demak (1500-1568) berlokasi di Demak, Jawa Tengah, adalah

merupakan kesultanan Islam pertama terbesar di Pantai Utara Jawa. Sebelum

menjadi kesultanan, Demak merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit,

dengan Raden Patah sebagai adipatinya sejak 1478. Raden Patah jugalah perintis

sekaligus peletak dasar kesultanan Demak sejak tahun 1478. Kesultanan ini

merupakan pelopor penyebaran agama Islam di Jawa dan Indonesia umumnya.

Kesultanan Demak tidak berumur lama karena adanya perebutan kekuasaan di

antara kerabat kerajaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

168

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Dalam bidang politik, terjadi konflik perebutan takhta di antara anggota

keluarga kesultanan. Akibat konflik yang terus berlanjut, kemudian berkembang

menjadi perang saudara.

c. Bidang Ekonomi, sosial, dan budaya

Demak dalam bidang ekonomi, berperan penting karena mempunyai

daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama

beras. Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara

lain beras, madu, dan lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan

Jepara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik.

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur.

Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-

tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak

merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang

cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung

Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.

Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga

memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa

kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal). Selain Masjid

Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Walisongo juga meletakkan

dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak. Perayaan itu

digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar masuk

Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus

dipelihara sampai sekarang.

5. Kerajaan Pajang

a. Letak dan Sumber Sejarah Kerajaan Pajang

Kesultanan Pajang pada awal terbentuknya dipimpin oleh Joko Tingkir.

Sebelum menjadi Kesultanan Islam Utama di kawasan Jawa Tengah dan Jawa

Timur, Pajang menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit dan Kesulatanan

Demak. Pada masa Kerajaan Majapahit, Pajang lebih dikenal dengan nama

Pengging. Pengging pada saat itu tidak memiliki andil besar dalam kekuasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

169

Majapahit. Hayam Wuruk pernah melewati daerah Pengging hanya satu kali

dalam setahun untuk menuju Sungai Bengawan Solo. Pengging pada massa

Majapahit dipimpin oleh seorang adipati bernama Jayadiningrat. Ketika awal

berdirinya Kesultanan Demak, Pengging masih menganut agama Budha yang

dianut Kerajaan Majapahit. Ketika keturunan Adipati Jayadiningrat memimpin

daerah Pengging, maka Pengging memeluk agama Islam.

Pada masa Kesultanan Demak, pemimpin daerah Pengging, yaitu Ki Kebo

Kenanga melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap Kesultanan Demak.

Pengging tidak memberi Demak upeti tahunan. Sultan Demak melihat hal itu

mengambil kesimpulan bahwa Pengging akan melakukan pemberontakan. Maka

Sultan Demak mengutus Sunan Kudus untuk menemui pemimpin Pengging.

Pemimpin Pengging menolak untuk menghadap ke Demak, maka Sunan Kudus

dan pemimpin Pengging mengadu ilmu. Dalam pertarungan tersebut Ki Kebo

Kenanga terbunuh oleh Sunan Kudus, kemudian Pengging tunduk menjadi daerah

kekuasaan Demak. Setelah kejadian tersebut daerah Pengging lebih dikenal

dengan nama Pajang. Pajang baru memiliki andil yang cukup berpengaruh dalam

kekuasaan Demak. Daerah Pajang memiliki daerah yang subur, beras merupakan

komoditas utama yang diperjual belikan. Batu bata merah juga komoditas yang

penting dalam membangun ekonomi Pajang, karena terdapat pusat pembuatan

batu bata merah. Sebagian besar rumah penduduk Pajang dibangun menggunakan

batu bata merah. Keraton Pajang hampir seluruh bangunannya terdiri dari batu

bata merah. Hal ini membantu ekonomi Kesultanan Demak dalam hal pangan dan

pembangunan. Hal tersebut semakin maju pada masa kepepimpinan Jaka Tingkir.

b. Bidang ekonomi, sosial, dan Budaya Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang ini bisa dikatakan sebagai kerajaan bekas dari Demak.

Hal ini karena sejarah berdirinya Kerajaan Pajang tidak bisa dipisahkan dari

Kerajaan Demak. Pendiri Kerajaan Pajang adalah Joko Tingkir yang kala itu

berhasil menumpas Aryo Penangsang. Aryo Penangsang sendiri adalah raja di

Demak yang tidak diinginkan oleh peihak keluarga besar Demak. Dari sini

kemudian keluarga meminta bantuan Joko Tingkir untuk menyingkirkan Aryo

Penangsang. Setelah berjalannya waktu, Kerajaan Demak runtuh maka Joko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

170

Tingkir kemudian menggeser pusat pemerintahan di Demak ke Pajang yang

sekaligus menjadi penanda berdirinya Kerajaan Islam Pajang. Kehidupan politik

Kerajaan Pajang ini sebenarnya mulai mapan dan stabil. Namun disayangkan

perjalanan Kerajaan Islam Pajang tidak cukup lama karena beberapa konflik yang

terjadi. Kerajaan Pajang sendiri berpusat di Jawa Tengah bekas Kerajaan Demak

lebih tepatnya yaitu di daerah Kartasura dekat Surakarta atau Solo. Kerajaan

Pajang ini sebenarnya meski muncul belakangan, pernah juga disebut oleh Hayam

Wuruk dalam kitab Negarakertagama. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit,

kerajaan Pajang dan kerajaan Demak sudah disinggung di dalam kitab tersebut.

Meski merupakan kerajaan baru jika dibanding dengan Kerajaan Demak,

namun secara ekonomi Kerajaan Pajang sangatlah baik. Kesejahteraan rakyatnya

cukup terjamin dengan berbagai hasil bumi yang dihasilkan. Ketika Kerajaan

Demak masih berkuasa, bahkan Kerajaan Pajang ini sudah berhasil mengekspor

beras ke beberapa daerah melalui perniagaan dengan memanfaatkan Bengawan

Solo sebagai jalur transportasi. Pada umumnya, masyarakat Pajang mengandalkan

hasil kebun dan pertanian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Bahkan Pajang

berhasil menjadi lumbung beras pada sekitar abad ke 16 dan ke 17. Hal ini karena

irigasi di daerah Pajang sangat bagus dengan adanya Bengawan Solo sehingga

irigasi lancar yang kemudian membuat hasil pertanian melimpah. Kelemahan

masyarakat Pajang pada saat itu adalah ketidakmampuan dalam bidang

perniagaan. Sehingga meski memiliki hasil agraris yang sangat melimpah,

kedigdayaan ekonomi Kerajaan Pajang ini tidak berlangsung lama. Terlebih lagi

perniagaan dengan basis laut atau maritim yang sedang terkenal pada saat itu,

semakin membuat Kerajaan Pajang tertinggal dengan kerajaan lain di bidang

ekonomi perniagaan. Karena masyarakat pajang kurang ahli dalam masalah

kelautan, padahal pada saat itu semua perdagangan hampir dilakukan di lautan.

Meski kerajaan Pajang merupakan salah satu Kerajaan Islam di Jawa,

namun pengaruh tradisi Hindu masih kentara. Sehingga beberapa kebudayaan pun

masih ada yang menggunakan tradisi-tradisi Hindu. Masyarakat di Pajang juga

masih banyak yang menjalankan beberapa tradisi yang sudah turun temurun dari

nenek moyang mereka. Pada masa kejayaan Kerajaan Pajang, terjadi akulturasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

171

budaya antara Hindu dan Islam yang kuat. Bahkan, kemunculan Kerajaan Pajang

ini juga banyak yang menafsirkan kembalinya kekuasaan Islam kejawen dari

Islam ortodok.

6. Kesultanan Mataram (1586-1755)

a. Lokasi dan sumber sejarah

Kesultanan Mataram (Islam) tidak ada hubungannya dengan kerajaan

Mataram Hindu; kebetulan saja memakai nama yang sama. Kemungkinan juga

pemakaian nama yang sama ini di dorong keinginan untuk menjadi besar seperti

kerajaan Mataram Kuno. Pemindahan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram

pada tahun 1586 oleh Senopati menandai berdirinya Kesultanan Mataram.

Pusatnya adalah di kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Pada awalnya

pemerintahan Senopati mendapat banyak tantangan dari para bupati di sepanjang

Pantai Utara Jawa yaitu di Demak, Jepara, Kudus, Gresik, dan Surabaya.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Sultan Agung membagi sistem pemerintahan Kesultanan Mataram seperti:

1) Kutanegara, daerah pusat keratin, pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh

patih lebet yang dibantu oleh wedana lebet.

2) Negara Agung, daerah sekitar Kutanegara, pelaksanaan pemerintahan

dipegang patih jawi (patih luar) yang dibantu wedana jawi.

3) Mancanegara, daerah luar Negara Agung, pelaksanaan pemerintahannya

dipegang oleh para bupati.

4) Pesisir, daerah pesisir. Pemerintahan dipegang oleh bupati atau syahbandar.

Selain tangguh, Sultan Agung juga dikenal sebagai seorang yang ahli

politik, sastra, filsafat (Jawa), serta Agama. Pada masa ini tumbuh Kebudayaan

Kejawen, yaitu akulturasi antara kebudayaan Jawa asli, Hindu, Buddha, dan

Islam.

d. Bidang Sosial, ekonomi dan budaya

Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, raja merupakan pemegang

kekuatan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan yang diserahi

tugas-tugas tertentu. Kebesaran kerajaan dan kewibawaan raja lazim dicerminkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

172

dalam keraton sebagai kompleks bangunan kediaman raja, seperti sitinggil dan

masjid besar. Kesenian yang ada di kerajaan mempunyai fungsi untuk

melambangkan status raja. Segala benda di sekeliling raja, upacara, dan perayaan-

perayaan, selain mempunyai fungsi sakral-magis juga dapat menambah semarak

suasana kerajaan dengan segala keagungannya. Di bidang keagamaan terdapat

jabatan penghulu, ketib, naib, dan suranata. Pejabat-pejabat keagamaan ini disebut

abdi dalam pametakan atau abdi dalem pemutihan. Penghulu istana merupakan

jabatan tertinggi dalam bidang keagamaan. Tugas penghulu istana adalah

memimpin upacara-upacara keagamaan.

Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa. Jabatan ini

merupakan wewenang wedana-wedana keparak. Di dalam sidang pengadilan

istana, jaksa berhak mengemukakan bukti dan mengajukan tuntutan, sedangkan

yang berhak mengadili adalah raja. Pejabat-pejabat kerajaan, seperti wedana dan

bupati tidak mendapat imbalan berupa gaji, tetapi mendapat hak tanah gaduhan

sebagai tanah lungguh. Dari hasil tanah tersebut para pejabat menggunakan

sebagai biaya keperluan hidupnya, sedangkan sebagian hasilnya harus diserahkan

kepada kas kerajaan. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan diciptakan

peraturan yang dinamakan angger-angger yang harus ditaati oleh seluruh

penduduk.

Letak geografisnya yang berada di pedalaman didukung tanah yang subur,

menjadikan kerajaan Mataram sebagai daerah pertanian (agraris) yang cukup

berkembang, bahkan menjadi daerah pengekspor beras terbesar pada masa itu.

rakyat Mataram juga banyak melakukan aktivitas perdagangan laut. Hal ini dapat

terlihat dari dikuasainya daerah-daerah pelabuhan di sepanjang pantai Utara Jawa.

Perpaduan dua unsur ekonomi, yaitu agraris dan maritim mampu menjadikan

kerajaan Mataram kuat dalam percaturan politik di nusantara.

7. Kesultanan Gowa-Tallo (1528-1670-an)

a. Lokasi dan sumber sejarah

Kesultanan Gowa-Tallo (1528-1670-an) letaknya sangat strategis yaitu di

antara wilayah barat (Malaka) dan Timur Nusantara (Maluku). Makasar menjadi

Bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya akan rempah-rempah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

173

Kerajaan ini memiliki pelaut-pelaut yang tangguh, yang dapat memperkuat

barisan pertahanan laut Makasar. Sumber asing tertulis pertama dari catatan Tome

Pires. Dalam catatannya, ia melukiskan kemampuan pelayaran dan perdagangan

orang-orang Makasar. Tome Pires menulis bahwa orang-orang Makassar telah

berdagang sampai ke Malaka, Jawa, Kalimantan, Negeri Siam, dan juga semua

tempat yang yang terdapat antara Pahang dan Siam.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Kesultanan ini di sebut-sebut kaya akan beras, bahan-bahan makanan

lainnya, daging, dan kapur barus hitam. Mereka memasok barang-barang

dagangan dari luar, antara lain jenis pakaian dari Cambay, Bengal, dan Keling.

Penemuan banyak jenis keramik dari masa Dinasti Sung dan Ming di daerah

Sulawesi Selatan juga membuktikan kerajaan ini telah menjalin hubungan baik

dengan Cina. Meski memiliki kebebasan dalam mencapai kesejahteraan hidup,

dalam kehidupan sosial sehari-hari mereka sangat terikat dengan norma adat yang

mereka anggap sakral. Norma kehidupan sosial Makasar diatur berdasarkan adat

dan agama Islam yang disebut Pangadakkang. Selain norma tersebut, masyarakat

Makassar juga mengenal sistem pelapisan sosial: lapisan yang merupakan

golongan bangsawan disebut ”anakarung/ karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan

disebut “to maradeka”, dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya

disebut golongan “ata”.

c. Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan

internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti

Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di

Makasar. Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga

yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE

sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar

menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat. Selain perdagangan,

Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga

menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

174

Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah

nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf

kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah

kemakmuran hidupnya. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut,

kerajaan ini menjalin hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari

Gresik. Raja Ternate yakni Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk

Islam, tapi gagal. Baru pada masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan

Gowa Tallo agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini. Setahun kemudian hampir

seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk Islam. Mubaligh yang berjasa

menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal yang berasal dari

Minangkabau. Raja Gowa Tallo sangat besar perannya dalam menyebarkan Islam,

sehingga bukan rakyat saja yang memeluk Islam tapi kerajaan-kerajaan

disekitarnya juga menerima Islam, seperti Luwu, Wajo, Soppeg, dan Bone. Wajo

menerima Islam tahun 1610 M. Raja Bone pertama yang menerima Islam bergelar

Sultan Adam. Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha

dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka

sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan

masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut

PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-

norma tersebut.

Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan

sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan

keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan

disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya

disebut dengan golongan “Ata”. Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar

banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia

pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh

orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo

merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.

8. Kesultanan Ternate (1257-sekarang) dan

Kesultanan Tidore (1322-akhir abad ke-18)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

175

a. Lokasi dan sumber sejarah

Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore adalah dua dari empat

kesultanan Islam di Maluku. Secara geografis letak kedua kesultanan ini di

Kepulauan Maluku, antara lain Sulawesi dan Papua. Kesultanan Ternate didirikan

oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Sumber berita yang menyatakan

tentang keberadaan kesultanan Ternate dan Tidore adalah sejarawan Belanda

F.S.A. de Clercq yang mencatat pada tahun 1334 Tidore dipimpin oleh seorang

yang bernama Hasan Syah.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Awalnya Ternate dan Tidore hidup berdampingan dengan damai. Konflik

terjadi ketika para pedagang Eropa mulai datang. Bangsa Portugis memilih untuk

berhubungan dengan Ternate, sedangkan Spanyol sama-sama ingin menguasai

wilayah-wilayah yang ada dalam persekutuan kedua kesultanan. Sehingga,

mereka sengaja melancarkan taktik dengan cara membina hubungan baik dengan

penguasa setempat.

c. Bidang Sosial Budaya dan Ekonomi

Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat

sehingga pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para

pedagang asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras

untuk ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan

keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate sehingga dapat

membangun armada laut yang cukup kuat.

Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan

Sultan Nuku (1780–1805). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore

untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta

terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapatkan apa-apa

kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan

waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis,

Spanyol, Belanda, maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus

meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Pulau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

176

Halmahera, Kepulauan Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya,

Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

177

KISI-KISI SOAL KOGNITIF

KISI-KISI ULANGAN PEMBELAJARAN SEJARAH

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan Hari, tanggal : Rabu, 8 Mei 2018

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Waktu : 2 x 45 Menit

Kelas : X IPS 2 Tahun Pelajaran : 2017/2018

No Kompetensi

Dasar

Materi Pokok Indikator Tingkat

Kesulitan

Bentuk

Soal

No

Soal

Kunci

Jawaban

1

.

.

2 3 4 5 6 7 8

3.8 Menganalisis

perkembangan

kehidupan

masyarakat,

pemerintahan

dan budaya pada

masa kerajaan-

kerajaan Islam

di Indonesia

Mengidentifikasi kerajaan Islam pertama

di Indonesia

C4 PG 1 D

Mengidentifikasi pedagang Islam yang

pertama kali masuk ke Indonesia

C1 PG 2 A

Mengklasifikasikan faktor-faktor

pendukung utama perkembangan kerajaan

Samudera Pasai.

C3 PG 3

A

LAMPIRAN 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

178

serta

menunjukkan

contoh bukti-

bukti yang

masih berlaku

pada kehidupan

masyarakat

Indonesia masa

kini

Mengidentifikasi cara kerajaan Banjar

memperluas daerah kekuasaannya.

C1 PG 4 D

Mengidentifikasikan raja pertama dari

kerajaan Samudera Pasai

C1 PG 5 D

Menentukan pusat masuknya Islam di

Maluku

C3 PG 6 A

Mengidentifikasi tokoh di kerajaan Gowa-

Tallo

C1 PG 7 A

Menemukan penyebab raja Ternate

memeluk agama Islam

C4 PG 8 A

Mengidentifikasi tujuan kedatangan

bangsa Portugis ke kepulauan Maluku

C4 PG 9 B

Menunjukkan peletak dasar kerajaan

Demak

C1 PG 10 E

Menunjukkan pendiri kerajaan Demak C1 PG 11 E

Menggali informasi mengenai pemindahan

ibukota kesultanan dari Demak ke Pajang

C3 PG 12 C

Menunjukkan pendiri kerajaan Pajang C1 PG 13 C

Menggali informasi mengenai masa

pemerintahan Sultan Agung

C3 PG 14 A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

179

Menggali informasi mengenai masa

pemerintahan Amangkurat II

C3 PG 15 A

Mengidentifikasi berbagai informasi

mengenai Kesultanan Malaka yang

dipimpin oleh Parameswara.

C4 PG 16

E

Menunjukkan letak kerajaan Banjar C1 PG 17 A

Menunjukkan bukti spesifik Kerajaan

Mataram Islam di Pulau Jawa

C1 PG 18 D

Mengidentifikasi peninggalan Kerajaan

Demak

C4 PG 19 E

Mengidentifikasi peninggalan dari

Kerajaan Gowa-Tallo

C4 PG 20 C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

180

SOAL KOGNITIF

ULANGAN SEJARAH INDONESIA

SMA NEGERI 1 KASIHAN

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas/Program : X (Sepuluh) / IPS 2

Hari/Tanggal : Rabu,8 Mei 2018

PETUNJUK KHUSUS:

Pililah salah satu jawaban yang paling tepat, denga nmemberikan

tanda silang pada huruf A,B,C,D atau E pada lembar soal pilihan

ganda nomor 1-20!

1. Pernyataan yang paling tepat di bawah ini adalah ….

A. Kerajaan Mataram merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara

B. Kerajaan Malaka merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara

C. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara

D. Kerajaan samudera pasai merupakan kerajaan pertama di Nusantara

E. Kerajaan Aceh merupakan kerajaan Islam di Nusantara

2. Pertama kali para pedagang Islam datang di Nusantara adalah pada zaman

kerajaan….

A. Samudra Pasai

B. Majapahit

C. Sriwijaya

D. Demak

E. Aceh

LAMPIRAN 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

181

3. Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa faktor - faktor pendukung utama

perkembangan Kerajaan Samudera Pasai di dunia maritim adalah….

A. Letaknya strategis yaitu di jalur perdagangan

B. Armada lautnya yang kuat

C. Bandar-bandar dagang yang aman

D. Terdapat sumber-sumber perdagangan

E. Tidak pernah terjadi perebutan kekuasaan

4. Tokoh di bawah ini yang merupakan pendiri kerajaan Aceh adalah….

A. Sultan Hasanuddin

B. Sultan Ageng Tirtayasa

C. Sultan Trenggono

D. Sultan Ali Mughayat Syah

E. Sultan Agung

5. Berikut ini pernyataan yang tepat dari Kerajaan Samudra Pasai adalah….

A. Zainal Abidin merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

B. Sultan Ahmad merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

C. Malik Al Tahir merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

D. Malik Al Saleh merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

E. Al Kamil merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

6. Pusat masuknya agama Islam di Maluku yaitu….

A. Ternate

B. Halmahera

C. Tidore

D. Wetar

E. Ambon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

182

7. Tokoh yang mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur” adalah….

A. Sultan Hasanudin

B. Amanna Gappa

C. Sultan Baabullah

D. Sultan Alaudin

E. Sultan Zainal Abidin

8. Penyebab raja Ternate tertarik untuk mengikuti ajaran agama Islam yaitu ....

A. Ada seseorang dari jawa yang namanya Maulana Husayu yang

menunjukkan kemahirannya dalam menulis dan membaca huruf arab

dalam Al-Qur’an sehingga raja Ternate tertarik untuk mempelajarinya

B. Karena Islam tidak membedakan kedudukan dalam masyarakat

C. Berbagai upacara dalam islam dilakukan secara sederhana

D. Ajaran Islam berupaya untuk dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat

dengan adanya kewajiban zakat

E. Islam dilakukan dengan damai

9. Tujuan kedatangan bangsa Portugis di kepulauan Maluku adalah ....

A. Berwisata dan menikmati keindahan pulau Maluku

B. Menjalin perdagangan dan memperoleh rempah-rempah

C. Menanamkan semua bidang kehidupan di Maluku

D. Menjalin hubungan perdagangan dan mendirikan persekutuan dagang

E. Menyebarkan agama Protestan kepada penduduk Maluku

10. Berikut ini tokoh yang menjadi peletak dasar Kerajaan Demak adalah….

A. Pati Unus

B. Abdul Mufakir

C. Maulana Yusuf

D. Sultan Haji

E. Raden Patah

11. Pernyataan di bawah ini yang paling tepat mengenai Raden Patah adalah ….

A. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Pajang

B. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Aceh

C. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan malaka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

183

D. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Mataram

E. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Demak

12. Berikut ini perubahan besar yang dilakukan oleh Sultan Hadiwijaya adalah….

A. Membangun Masjid Demak

B. Kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi dua

C. Pemindahan ibu kota kesultanan dari Demak ke Pajang

D. Peletak dasar kerajaan Demak

E. Menyejahterakan kehidupan rakyatnya

13. Tokoh yang merupakan pendiri Kerajaan Pajang adalah ….

A. Raden Patah

B. Sultan Malik Al Saleh

C. Sultan Hadiwijaya

D. Sultan Iskandar Muda

E. Sunan Kalijaga

14. Perhatikan data berikut ini

(1) Menyatukan pulau jawa di bawah kekuasaan Mataram.

(2) Menyusun Karya sastra yang berjudul Gending.

(3) Menyerang Belanda ke Batavia.

(4) Menulis cerita wayang dengan lakon yang bernapaskan Islam.

(5) Menyerang karajaan-kerajaan kecil di Bali.

Dari data tersebut hal mana sajakah yang telah dilakukan Sultan Agungpada

masa Pemerintahannya di Mataram?

A. (1), (2), (3)

B. (1), (2), (4)

C. (2), (3), (4)

D. (2), (3), (5)

E. (3), (4), (5)

15. Pada masa pemerintahan Amangkurat II, wilayah Kerajaan Mataram semakin

sempit karena sebagian besar dikuasai oleh Belanda. Hal ini dibuktikan

dengan adanya perjanjian pada 1755 M, yaitu….

A. Perjanjian Giyanti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

184

B. Perjanjian Tuntang.

C. Perjanjian Bongaya.

D. Perjanjian Salatiga.

E. Perjanjian Saragosa

16. Penguasa pertama Kesultanan Malaka disebutkan bernama Parameswara.

Setelah memeluk agama Islam ia kemudian mengganti nama menjadi

sultan….

A. Mahmud Syah

B. Mudzafat Syah

C. Allauddin Syah

D. Baharuddin

E. Iskandar Syah

17. Kehidupan ekonomi masyarakat Aceh bergerak dalam bidang ….

A. Pelayaran dan perdagangan

B. Peternakan dan perkebunan

C. Pertanian dan perkebunan

D. Pertanian dan peternakan

E. Perikanan dan peternakan

18. Bukti spesifik Kerajaan Mataram Islam di Pulau Jawa adalah….

A. Candi

B. Pendopo Agung

C. Masjid istiqlal

D. Keraton

E. Masjid Gede

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

185

19. Keempat tiang ini merupakan salah satu kekhasan yang ada di masjid Demak.

Tiang ini dibuat sebagai penopang masjid yang terinspirasi dari konstruksi

tiang kapal jung Tiongkok. Salah satu tiang yang dibuat dari potongan-

potongan kayu yaitu….

A. Saka Bledeg yang dibuat oleh Sunan Gunung Jati

B. Saka Guru yang dibuat oleh Sunan Kalijaga

C. Saka Serambi yang dibuat oleh Sunan Ampel

D. Saka Tiang yang dibuat oleh Sunan Bonang

E. Saka tatal yang dibuat oleh Sunan Kalijaga

20. Salah satu peninggalan dari kerajaan Gowa-Tallo adalah….

A. Benteng Marborough

B. Benteng Vredeburgh

C. Benteng ford Ratterdam

D. Masjid Agung Banten

E. Keraton

Nilai = X 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

186

DATA NILAI KOGNITIF SISWA

No

Nama

KKM

Nilai

Keterangan

T TT

1 Adnan Hidayat Purnama 70 95 √

2 Alfan Hafaz 70 90 √

3 AlifiaTorita Dewanti 70 85 √

4 Anandito Putra Setiadi 70 90 √

5 Anindita Murti 70 80 √

6 Asyraf Syafiq Adhika 70 80 √

7 Aulianisa Galuh PutriRamadila 70 85 √

8 Bilal Gifari Daulia 70 80 √

9 Bryan Arizky 70 75 √

10 Callista Nurul Amanda 70 90 √

11 Fajar Oktavia Rahma 70 85 √

12 Fathoni Zufarendra Purnama 70 75 √

13 Fiony Widya Astuti 70 85 √

14 Hannan Riskybudi 70 80 √

15 Muhammad Safli Rusyandana 70 70 √

16 Mutiara Ghaitsa Zahira Shofa 70 80 √

17 Nadhifa Putri Natiwi 70 90 √

18 Nerisa Putri Yasshinta 70 75 √

19 Nur Amelia Azzahra 70 80 √

20 Prasasti Prima Anggita 70 85 √

21 Prizan deva OkturaRizqy 70 85 √

22 Raden Rara Nareswari 70 80 √

23 Ratma Devi Anggraini 70 90 √

24 Restu Anggi Prawesti 70 70 √

25 Rima Oktaviani 70 70 √

26 Rizania Nur Andini 70 90 √

27 Salsabila Fadia Rahmi 70 85 √

28 Sasha Putri Nareswari 70 90 √

29 SentyaRikmaRatri 70 80 √

30 SyafiqriAestroRisangaji 70 60 √

31 Yosi Diah Pramesthi 70 85 √

32 Yudha Heriawan 70 65 √

Jumlah 2605 30 siswa 2 siswa

Rata-rata 81.40

Persentase 93,75% 6,25%

Tertinggi 95

Terendah 60

LAMPIRAN 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

187

Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian

Ketertarikan Peserta Didik dalam Pelaksanaan Pembelajaran Literasi

Variabel DefinisiVariabel Indikator

Pembelajaran

literasi

Pembelajaran literasi adalah

pembelajaran yang memuat

empat keterampilan yaitu

membaca, menyimak, menulis,

dan berbicara yang bertujuan

untuk mengenalkan siswa

tentang dasar-dasar membaca,

menulis, memelihara kesadaran

bahasa, dan memotivasi untuk

belajar.

Penerapan literasi dalam

proses pembelajaran

sejarah

LAMPIRAN 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

188

INSTRUMEN KUESIONER MINAT

KUESIONER

PEMANFAATAN LITERASI

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA

DI SMA NEGERI 1 KASIHAN

TAHUN AJARAN 2017/2018

A. Pengantar

Kuesioner ini bertujuan sebagai alat pengumpul data peneliti. Dalam

kuesioner ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan

benar sesuai dengan apa yang dialami dan telah Anda lakukan dengan

sebenarnya. Adapun jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai

apapun dan kerahasiaannya terjamin. Kesediaan Anda dalam mengisi

kuesioner ini merupakan jasa yang sangat berharga bagi penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini. Atas ketersediaanya penulis mengucapkan

terimakasih.

B. Petunjuk Pengisian

1. Tulislah data identitas Anda secara lengkap.

2. Bacalah semua pernyataan dan pilih salah satu jawaban sesuai dengan

penilaian Anda sendiri.

3. Berilah tanda check list (√) pada butir-butir pernyataan berikut ini sesuai

dengan kriteria sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang

Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

4. Sebelum Anda kembalikan kepada peneliti, periksalah kembali kuesioner

Anda apakah semua pertanyaan telah dijawab.

5. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang jujur sangat

diharapkan.

LAMPIRAN 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

189

C. Data Responden

1. Nama :

2. Kelas :

PEMANFAATAN LITERASI

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA

DI SMA NEGERI 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2017/2018

NO PERNYATAAN SKOR

SS S KS TS STS

1 Saya senang belajar sejarah dengan

pembelajaran literasi

2 Minat belajar sejarah saya meningkat

setelah menggunakan pembelajaran literasi

3 Pembelajaran literasi pada mata pelajaran

sejarah sangat membosankan

4 Saya mudah memahami materi sejarah

dengan menggunakan pembelajaran literasi

5 Sayadapat memaknai sejara hmelalui

pembelajaran literasi

6

Pembelajaran literasi memudahkan saya

untuk mendapatkan informasi dalam

pelajaran sejarah

7

Pembelajaran literasi dapat menumbuhkan

empat keterampilan membaca, menyimak,

menulis, dan berbicara padadiri saya

8 Saya lebih senang belajar sejarah tanpa

menggunakan pembelajaran literasi

9 Pembelajaran literasi tidak cocok digunaka

ndalam proses pembelajaran sejarah

10 Sayasangat tertarik belajar sejarah dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

190

menggunakan pembelajaran literasi

11

Dalam menerapkan empat aktivitas yang

ada dalam literasi, Saya menjadi lebih aktif

dalam proses pembelajaran sejarah

12

Melalui pembelajaran literasi saya mudah

mengingat dan berpikir kritis tentang

materi sejarah

13

Pembelajaran literasi dapat

mengembangkan pengetahuan dalam diri

saya

14 Pembelajaran literasi membuat saya

terbiasa untuk membaca buku

15 Pembelajaran literasi membuat saya

semangat dalam belajar sejarah

16 Saya sangat nyaman belajar sejarah dengan

menerapkan pembelajaran literasi

17 Saya tidak tertarik belajar sejarah dengan

menggunaka npembelajaran literasi

18

Pelajaran sejarah dengan menggunakan

pembelajaran literasi membuat saya

kesulitan dalam memahami materi

pemlajaran

19 Saya sangat antusias mengikuti pelajaran

sejarah dengan pembelajaran literasi

20

Saya senang belajar sejarah menggunakan

pembelajaran literasi dengan desain

pembelajaran yang menarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

191

DATA HASIL MINAT SISWA

No Nama Siswa Skor Pernyataan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Adnan Hidayat Purnama 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83

2 Alfan Hafaz 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 72

3 Alifia Torita Dewantri 3 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 72

4 Anandito Putra Setiadi 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 74

5 Anindita Murti 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 79

6 Asyraf Syafiq Adhika 3 4 2 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 5 75

7 Aulianisa Galuh Putri .R 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 77

8 Bilal Gifari Daulia 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 5 4 74

9 Bryan Arizky 4 4 3 5 4 4 5 3 3 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 81

10 Callista Nurul Amanda 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 80

11 Fajar Oktavia Rahma 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 73

12 Fathoni Zufarendra .P 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 68

13 Fiony Widya Astuti 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 4 58

14 Hannan Rizkybudi 2 2 3 2 3 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 56

15 M. Safli Rusyandana 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 73

16 Mutiara .G Zahira .S 4 5 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 82

17 Nadhifa Putri Natiwi 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 76

18 Nerisa Putri Yasshinta 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 73

19 Nur Amelia Azzahra 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 76

LAMPIRAN 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

192

20 Prasasti Prima Anggita 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 68

21 Prizandeva Oktura R 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 75

22 Raden Rara .N .W 3 4 3 3 4 4 4 3 3 5 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 70

23 Ratma Devi Anggraini 4 5 4 4 4 5 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 80

24 Restu Anggi Prwesti 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 5 77

25 Rima Oktaviani 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 73

26 Rizania Nur Andini 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 72

27 Salsabila Fadia Rahmi 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 74

28 Sasha Putri Nareswari 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 68

29 Sentya Rikma Ratri 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 78

30 Syafiqri Aestro .R 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 70

31 Yosi Diah Pramesthi 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 70

32 Yudha Heriawan 4 4 4 4 3 5 3 3 4 4 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 76

1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 -0 1 0

V V V V V V V V T V V V V V V V V T V V

Jumlah 2353

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

193

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Rubrik Penilaian Keterampilan

Mengkomunikasikan informasi mengenai kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di Indonesia melalui puisi.

Rubrik penilaian Keterampilan:

Anggota Kelompok:

1. ……………………………………

2. ……………………………………

3. ……………………………………

4. ……………………………………

dst.

Keterangan:

4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup baik

1 = kurang baik

Nilai =

X 100

No. Kriteria Skor

4 3 2 1

1 Kelayakan isi

2 Vokal

3 Penghayatan

4 Intonasi

5 Gerak

Jumlah skor

LAMPIRAN 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

194

DATA NILAI PSIKOMOTORIK

NO Nama Kelompok Kerajaan KKM NILAI

1. Samudra Pasai 70 85

2. Kerajaan Aceh 70 80

3. Kesultanan Demak 70 95

4. Kerajaan Pajang 70 75

5. Kerajaan Mataram Islam 70 80

6. Kerajaan Gowa-Tallo 70 90

7. Kerajaan Ternate-Tidore 70 80

8. Kerajaan Malaka 70 75

Jumlah 660

Rata-rata 82,5

LAMPIRAN 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

195

DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto kegiatan pembelajaran di kelas X IPS 2 yang dilaksanakan tanggal 2 Mei

2018

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

Foto kegiatan pembelajaran di kelas X IPS 2 yang dilaksanakan tanggal 2 Mei

2018

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

LAMPIRAN 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

196

Wawancara dengan Bilal Gifari Daulia pada tanggal 25 Mei 2018

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

Wawancara dengan Fiony Widya A pada tanggal 25 Mei 2018

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

197

Wawancara dengan Callista Nurul Amanda pada tanggal 25 Mei 2018

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

Wawancara dengan Ratma Devi Anggraini pada tanggal 25 Mei 2018

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

198

Wawancara dengan Tavip Wahyudi R. M.Pd pada tanggal 4 Juni 2018

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

Wawancara dengan Tavip Wahyudi R. M.Pd pada tanggal 4 Juni 2018

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

199

HASIL PUISI SEBAGAI PRODUK LITERASI

LAMPIRAN 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

202

Surat Ijin

LAMPIRAN 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PEMANFAATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI ... · 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI