pemanfaatan daun mangga manalagi mangifera … filekata kunci: daun mangga manalagi, teh herbal...
TRANSCRIPT
7TH INDONESIAN SCIENCE PROJECT OLYMPIAD (ISPO)
PEMANFAATAN DAUN MANGGA MANALAGI (MANGIFERA INDICA L.) SEBAGAI TEH HERBAL
ANTIOKSIDAN
OLEH:
FERI DWI PUTRA SUHARTONO (11711)
IBNU ‘ATHO –ILLAH (11724)
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGODINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
Jl. Soekarno Hatta 137 Probolinggo Telp./Fax. (0335) 421566Website: http://sman1-prob.sch.id e-mail: [email protected]
2014
Feri Dwi P. SuhartonoIbnu ‘Atho –IllahSMA Negeri 1 Probolinggo
1
Pemanfaatan Daun Mangga Manalagi (Mangifera indica L.) sebagai Teh Herbal Antioksidan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemanfaatan Daun Mangga manalagi (Mangifera indica L.). Mangga merupakan tanaman asli dari Asia Selatan yang menyebar hampir ke seluruh kawasan beriklim tropis dan sub-tropis termasuk di Indonesia. Salah satu daerah pusat penanaman mangga adalah Kota Probolinggo dengan mangganya yang khas yaitu mangga manalagi. Buah mangga begitu digemari karena mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi manusia. Selain buahnya, daun dari pohon mangga juga bermanfaat bagi manusia. Daun mangga memiliki kandungan mangiferin yang dikenal sebagai salah satu sumber antioksidan. Oleh karena itu, peneliti ingin menciptakan teh yang begitu familiar bagi masyarakat yang bahan dasarnya dari daun mangga. Metode penelitian yang digunakan adalah browsing, studi literatur dan eksperimen. Eksperimen menggunakan dua bahan berbeda yaitu daun mangga yang muda dan daun mangga yang tua. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan proses pembuatan simplisia daun pada umumnya. Setelah pembuatan simplisia selesai, maka 2 hasil eksperimen dibandingkan dengan menyeduh keduanya dengan air panas. Teh dari daun mangga muda lebih terang dan beraroma dibandingkan teh dari daun mangga tua. Hal tersebut dikarenakan kandungan mangiferin pada daun mangga muda lebih banyak. Semakin banyak kandungan mangiferin maka semakin tinggi kadar antioksidan di dalamnya.Kadar antioksidan sendiri dapat mengurangi resiko terhadap penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit jantung koroner. Jadi, antioksidan sendiri bermanfaat baik bagi kesehatan tubuh manusia.
Kata Kunci: daun mangga manalagi, teh herbal antioksidan, mangiferin
ABSTRACT
This study is aimed to examine the use of manalagi mango leaves (Mangifera indica L.). Mango is a native plant of South Asia that spreads throughout most of the tropical andsub-tropical regions, including Indonesia. One of the central areas of mango cultivationis Probolinggo City with typical mango “manalagi”. Mango is so popular because itcontains nutrients that are beneficial to humans. Besides the fruit, the leaves of the mango tree are also beneficial for humans. Mango leaf contains mangiferin known asone of antioxidant sources. Therefore, researchers wanted to create a tea that is sofamiliar to people with mango leaves as its basic ingredients of. The methods used are browse, literature studies and experiments. The experiments used two differentmaterials, namely young mango leaves and old mango leaves. The Experiments was done by the using the making process of leaf simplicia in general. After finishing the making process of simplicia, the two experimental results were compared throughbrewing them into hot water. Young mango tea leaves are brighter and flavorful thanthe old mango tea leaves. It happened because young mango leaves contained more mangiferin. The more the content of mangiferin, the higher the levels of antioxidants in it. The levels of antioxidants itself can reduce the risk of chronic diseases, such as cancerand coronary heart disease. Thus, antioxidant is very beneficial for human’s health.
Key Words: manalagi mango leaves, antioxidants herbal tea, mangiferin
Feri Dwi P. SuhartonoIbnu ‘Atho –IllahSMA Negeri 1 Probolinggo
2
I. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Pemanfaatan
Daun Mangga manalagi (Mangifera indica L.) sebagai teh herbal yang kaya
antioksidan.
II. Pendahuluan
Mangga (Mangifera indica L.) merupakan tanaman asli dari Asia Selatan, dan
didistribusikan di daerah tropis dan subtropis di dunia termasuk negara-negara di
Asia Tenggara. Mangga biasanya ditanam untuk diproduksi buahnya, yang diakui
sebagai 'raja buah' atau 'superfruit' (Bally, 2006). Khusus di Indonesia pusat
penanaman mangga terletak di Pulau Jawa antara lain Probolinggo, Indramayu
dan Cirebon. Tahun 1994 jumlah tanaman yang menghasilkan adalah 8.901.309
tanaman dengan produksi 668.048 ton buah mangga (Kantor Deputi Menegristek
Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
2000).
Buah mangga begitu favorit di kalangan masyarakat dikarenakan memiliki
berbagai macam vitamin dan mineral di dalamnya. Para ahli meyakini mangga
adalah sumber karotenoid yang disebut beta crytoxanthin, yaitu bahan penumpas
kanker yang baik. Mangga juga kaya vitamin, antioksidan seperti vitamin C dan E.
Satu buah mangga mengandung 7 gram serat yang dapat membantu sistem
pencernaan. Sebagian besar serat larut dalam air dan dapat menjaga kolesterol
agar tetap normal (Pracaya, 2005).
Selain buahnya bagian lain dari tanaman mangga juga bisa dimanfaatkan
untuk kehidupan sehari-hari manusia. Bagian-bagian tersebut diantaranya getah
pohon mangga, kulit batang (Rukmana, 1997), serta daun mangga (Wikipedia,
2010). Getah Mangga dari bagian batang atau ranting dapat dimanfaatkan sebagai
obat tradisional untuk penyakit luar, seperti eksim, kudis, dan gatal-gatal.
Penyakit rematik atau persendian nyeri dapat diobati dengan menggunakan kulit
batang pohon Mangga.
Daun mangga setelah diteliti oleh banyak ahli diketahui mengandung zat-zat
yang bermanfaat diantaranya, mangiferin (Trevor, 1995:207, dalam Wilujeng,
Feri Dwi P. SuhartonoIbnu ‘Atho –IllahSMA Negeri 1 Probolinggo
3
2009), antosianin (Sukartini dan Syah, 2008), tanin, alkaloid, glikosid, steroid,
triterpenoid, saponin, kaumarin, flavonoid (Mone, 2013). Di antara zat-zat
tersebut salah satu yang terpenting adalah mangiferin.
Mangiferin tergolong dalam xanthonoid dengan nama glukosida-C mangiferin
(Wikipedia, 2014). Mangiferin disini memiliki gugus karboksil (C=O) dan hidroksil (-
OH) yang berasal dari golongan anion dan senyawa organik tak jenuh hidrokarbon
aromatik. Kandungan xanton jenis mangiferin pada mangga sebanyak 7%-15%.
(Trevor, 1995:207, dalam Wilujeng, 2009). Mangiferin adalah molekul panas yang
stabil dan farmakologi aktif alami fitokimia yang memiliki berbagai bioactivities,
seperti anti-inflamasi, anti-diabetes, imunomodulator, anti-tumor, dan
antioksidan. Hal ini dapat meningkatkan migrasi sel endotel selama angiogenesis
dan karena itu mungkin memiliki pencegahan yang menjanjikan dan potensi
terapi pada penyakit pembuluh darah (Luo, dkk, 2012).
Potensi yang begitu besar yang terkandung di dalam daun mangga
(Mangifera indica L.) khususnya pada kandungan mangiferin, mendorong peneliti
untuk memanfaatkannya sebagai teh herbal antioksidan. Teh herbal adalah
sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar dan buah kering untuk membuat
minuman yang disebut teh herbal. Teh herbal merupakan teh yang tidak terbuat
dari tanaman teh (Camellia sinensis).
III. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3 metode sekaligus yaitu, surfing/browsing, studi
literatur dan juga eksperimen langsung. Surfing/browsing serta studi literatur
jamak dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil penelitian sebelumnya.
Sedangkan eksperimen dilakukan untuk menguji hipotesis yang diungkapkan
peneliti. Dengan tidak mengesampingkan kedua metode lainnya, metode
eksperimen adalah tahapan paling inti dalam penelitian kali ini.
Eksperimen dilakukan di rumah peneliti yang berlokasi di Jalan Arief Rahman
Hakim No. 21B RT03/RW01 Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota
Probolinggo dilaksankan pada tanggal 14 Desember 2014. Bahan yang digunakan
adalah beberapa lembar daun mangga manalagi yang terletak di pekarangan
rumah peneliti.
Feri Dwi P. SuhartonoIbnu ‘Atho –IllahSMA Negeri 1 Probolinggo
4
Terdapat 2 eksperimen yang dilakukan secara bersamaan, antara lain: 1)
Menggunakan daun mangga tua (dikeringkan di bawah sinar matahari); 2)
Menggunakan daun mangga muda (dikeringkan dibawah sinar matahari). Kedua
proses tersebut dilakukan dengan langkah yang sama, sesuai dengan proses
pengeringan simplisia (ramuan herbal) daun pada umumnya. Langkah pertama
yang harus dilakukan adalah pengumpulan bahan, kemudian sortasi basah,
pencucian, perajangan, dan yang terakhir adalah pengeringan (Agoes, 2007).
Pemetikan daun mangga Manalagi (Mangifera indica L.) dilakukan pada pagi
hari untuk menjaga kesegaran dari daun itu sendiri. Selanjutnya dipilih daun yang
bebas dari penyakit. Adapun hama dan penyakit yang menyerang daun mangga
antara lain, bisul daun (Procontarinia matteiana), tungau (Paratetranychus
yothersi, Hemitarsonemus latus), cendawan jelaga, dan bercak karat merah.
Selanjutnya daun pilihan dicuci bersih menggunakan air bersih yang mengalir.
Diangin-anginkan beberapa menit dan kemudian dirajang menggunakan gunting
stainless steel. Daun yang sudah dirajang kemudian dikeringkan dibawah sinar
matahari selama + 7 jam (hingga daun mudah untuk dihancurkan tangan).
Untuk membandingkan teh herbal hasil dari kedua ekperimen, maka
diperlukan uji pembuatan teh. Pembuatan teh dilakukan dengan cara menyeduh
sejumput simplisia menggunakan air panas.
IV. Hasil dan Diskusi
Hasil yang dapat dilihat ketika kedua jenis simplisia disandingkan secara fisik
tidak terlalu berbeda. Warna simplisia daun mangga muda lebih terang
dibandingkan simplisia daun mangga tua yang lebih kecoklatan. Aroma yang
dihasilkan pun juga berbeda, simplisia daun mangga muda lebih memiliki aroma
khas mangga jika dibandingkan dengan simplisia daun mangga tua.
Perbedaaan tersebut dipengaruhi oleh besar kecilnya kandungan mangiferin
yang terkandung pada daun mangga itu sendiri. Daun mangga muda memilki
kandungan mangiferin yang cukup besar yakni 172 g/kg. Sedangkan pada daun
mangga tua lebih kecil sebesar 94 g/kg (Barreto, dkk, 2008). Semakin besar
kandungan mangiferin pada suatu benda maka semakin besar pula kandungan
antioksidan yang terkandung di dalamnya.
Feri Dwi P. SuhartonoIbnu ‘Atho –IllahSMA Negeri 1 Probolinggo
5
Gambar 1. Molekul Mangiferin
Aktivitas antioksidan mangiferin dikaitkan pada kemampuan mereka untuk
melepaskan atom H, dimana mereka menetralisir radikal bebas. Dari hasil
penelitian melalui pelarutan alkohol yang dilakukan oleh Stoilova, dkk (2008),
diketahui bahwa larutan alkohol Mangiferin dapat menghambat pembentukan
senyawa diena yang terkonjugasi dan hasil produk sekunder membentuk
peroksidasi lipid pada temperatur 37oC dan dengan suhu tertinggi 80oC. Penelitian
tersebut juga menunjukkan bahwa ada penghambatan kuat terhadap tahap
pembentukan produk sekunder dari auto oksidasi lemak. Hal tersebut
menandakan bahwa kandungan mangiferin pada daun mangga dapat menangkap
radikal superoksida.
Cairan alkohol mangiferin yang diuji coba dapat menghambat radikal
hidroksil. Mangiferin juga berpengaruh signifikan terhadap pengurangan
pembentukan Fe tergantung pada radikal hidroksil yang membentuk Н2О2, melalui
kapasitas pembentukan kelat (Stoilova,dkk, 2008).
Aktivitas oksidan mangiferin tersebut sangat bermanfaaat bagi kesehatan
manusia. Senyawa antioksidan dapat mengurangi resiko terhadap penyakit kronis,
seperti kanker dan penyakit jantung koroner (Rohmatussolihat, 2009). Dengan
demikian daun mangga manalagi (Mangifera indica L.) yang dimanfaatkan sebagai
teh herbal ini akan berdampak positif bagi tubuh manusia.
V. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian serta studi literatur yang telah dilakukan oleh peneliti
dapat ditarik kesimpulan bahwasannya teh daun mangga yang baik berasal dari
Feri Dwi P. SuhartonoIbnu ‘Atho –IllahSMA Negeri 1 Probolinggo
6
daun mangga manalagi (Mangifera indica L.) yang masih muda karena daun
mangga yang sudah tua memiliki kandugan Mangiferin yang sedikit dari pada
daun mangga yang muda. Teh daun mangga manalagi (Mangifera indica L.) ini
sangat bermanfaat karena mengandung kadar antioksidan yang cukup tinggi.
Manfaat dari antioksidan sendiri dapat mengurangi resiko terhadap penyakit
kronis, seperti kanker dan penyakit jantung koroner. Jadi, antioksidan bermanfaat
baik bagi kesehatan tubuh manusia.
VI. Daftar Pustaka
1. Agoes, Goeswin. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: Penerbit ITB.
2. Bally, I.S.E. 1999. Mango Varieties, Green Eating. Brisbane: Queensland
Department of Primary Industries.
3. Barreto, Jacquellin C., Trevisan M.T.S., Hull W.E., Erben G., de Brito E.S.,
Pfundstein B., Wurtele G., Spiegelhalder B., Owen R.W. 2008. Characterization
and quantitation of polyphenolic compounds in bark, kernel, leaves, and peel of
mango (Mangifera indica L.). J. Agric. Food Chem;56:5599–5610.
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Mangiferin. Diakses pada 18 Desember 2014
Pukul 15.47
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Mangga. Diakses pada 18 Desember 2014 Pukul
12.36
6. Luo, Fenglei., Qiang Lv, Yuqin Zhao, Guibing Hu, Guodi Huang, Jiukai Zhang
Chongde Sun, Xian Li, and Kunsong Chen. 2012. Quantification and Purification
of Mangiferin from Chinese Mango (Mangifera indica L.) Cultivars and Its
Protective Effect on Human Umbilical Vein Endothelial Cells under H2O2-induced
Stress. Int J Mol Sci; 13(9): 11260–11274.
7. Mangga (Mangifera spp.). 2000. Jakarta: Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
8. Mone, Angelina Thiodora. 2013. Aktivitas Antimikrobia Daun Mangga
(Mangifera Indica L.) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Teknik Industri UPN Veteran
9. Pracaya. 2005. Bertanam Mangga. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
10.Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan, Penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia. Bio T
r en ds/Vol.4/No.1/Tahun 2009
Feri Dwi P. SuhartonoIbnu ‘Atho –IllahSMA Negeri 1 Probolinggo
7
11.Rukmana, R. 1997. Mangga Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta
12.Stoilova, Ivanka., Leopold Jirovetz, Albena Stoyanova, Albert Krastanov,
Stoyanka Gargova, Lien Ho. 2008. Antioxidant Activity of The Polyphenol
Mangiferin. EJEAFChe. [2706-2716]
13.Sukartini & M. Jawal Anwarudin Syah. 2008. Potensi Kandungan Antosianin
pada Daun Muda Tanaman Mangga sebagai Kriteria Seleksi Dini Zuriat
Mangga. Solok: Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.
14.Wilujeng, Rindy Astri, dkk,. 2010. Ekstraksi dan Karakterisasi Zat Warna Alami
dari Daun Mangga (Mangifera Indica Liin) serta Uji Potensinya sebagai
Pewarna Tekstil. PKM tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM
Feri Dwi P. Suhartono Ibnu ‘Atho –Illah SMA Negeri 1 Probolinggo
Lampiran Penelitian
Lampiran 1
Pemilihan daun mangga, (A) daun mangga muda dan (B)
daun mangga tua
A B
Pencucian daun mangga
Feri Dwi P. Suhartono Ibnu ‘Atho –Illah SMA Negeri 1 Probolinggo
Pencacahan daun mangga dengan
menggunakan gunting stainless steel
Pengeringan daun mangga
Teh daun mangga sudah bisa diseduh dan
langsung dikonsumsi
Feri Dwi P. Suhartono Ibnu ‘Atho –Illah SMA Negeri 1 Probolinggo
Lampiran 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Anggota ke- 1
Nama : Feri Dwi Putra Suhartono
Agama : Islam
Tempat, tanggal lahir : Probolinggo, 16 Oktober 1997
Jenis Kelamin : Laki - laki
Hobi : Suka mendengarkan musik dan menulis
Cita-cita : Ilmuwan dan Dokter
Alamat : Jl. Gubernur Suryo no. 1 Probolinggo
Nama Orang Tua
Ayah : Suhartono
Ibu : Sumarni
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : Purnawirawan TNI - AD
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Motto : Kegagalan adalah suatu tantangan untuk menuju
keberhasilan
Feri Dwi P. Suhartono Ibnu ‘Atho –Illah SMA Negeri 1 Probolinggo
Anggota ke- 2
Nama : Ibnu ‘Atho -Illah
Agama : Islam
Tempat, tanggal lahir : Probolinggo, 19 April 1998
Jenis Kelamin : Laki - laki
Hobi : -
Cita-cita : Cendikiawan
Alamat : Jl. Arif Rahman Hakim No.21B Probolinggo
Nama Orang Tua
Ayah : H. Abdul Hannan F. Sirot, S.Ag, M.HI
Ibu : Susmiati
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : -
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Motto : Be Manual Focus, don’t Auto Focus for the best value