pemanfaatan dan pengelolaan perikanan cucut dan pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh...

70
6 ASPEK BIOLOGI BEBERAPA JENIS CUCUT DAN PARI DI LAUT JAWA 6.1 Pendahuluan Perikanan laut dan lingkungannya merupakan suatu sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam sistem tersebut berlangsung berbagai proses interaksi yang bersifat bioekologis, bioteknologis, bioekonomis maupun sosial, yang kesemuanya itu merupakan fungsi tempat dan waktu (Hilborn dan Walters, 1992). Kehidupan ikan akan berlangsung dengan konstan jika tidak terjadi perubahan lingkungannya secara signifikan. Namun pada kenyataannya sering terjadi adanya perubahan berbagai faktor lingkungan yang menyebabkan berubahnya kehidupan ikan secara nyata (Hilborn dan Walters, 1992). Sumberdaya perikanan laut adalah sumberdaya alam yang dapat pulih kembali. Namun jika sumberdaya ini terancam kepunahan (kolap), maka untuk memperbaikinya memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang (Gulland, 1983). Penyelidikan yang menyeluruh tentang masalah makanan, reproduksi, pertumbuhan dan dinamika populasi ikan laut sering disebut biologi perikanan laut (marine fisheries biology). Makanan adalah salah satu faktor dasar yang mempengaruhi kehidupan ikan baik secara individual maupun populasinya (Schreck dan Moyle,1990). Keterbatasan suplai makanan akan mengakibatkan kompetisi antar individu (bahkan antar spesies) yang dapat menyebabkan penurunan rekruimennya. Makanan, faktor ekologi dan kondisi fisiologi ikan dapat memberikan petunjuk produksi suatu biomasa (Holden dan Raitt, 1975). Pergerakan dan migrasi populasi ikan terutama disebabkan oleh pencarian makanan dan tempat memijah. Bal dan Rao (1990) menjelaskan bahwa berdasarkan kebiasaan makan, ikan dapat diklasifikasikan sebagai pemangsa (predator), pemakan rumput (grazers), penyaring (strainers), penghisap (sucker) dan parasit (parasites). Perubahan kebiasaan makan ikan dapat terjadi sepanjang perubahan siklus hidup yang diikuti perubahan organ tubuhnya atau tempat hidupnya. Penelitian tentang makanan ikan sebaiknya dapat menjelaskan habitat, penyebaran, migrasi dan faktor-faktor lain yang berkaitan. Makanan adalah faktor penting dari setiap organisme untuk tumbuh, berkembang biak dan melakukan berbagai aktivitas yang memerlukan

Upload: vuongngoc

Post on 20-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

6 ASPEK BIOLOGI BEBERAPA JENIS CUCUT DAN PARI DI LAUT

JAWA

6.1 Pendahuluan

Perikanan laut dan lingkungannya merupakan suatu sistem yang kompleks

dan dinamis. Dalam sistem tersebut berlangsung berbagai proses interaksi yang

bersifat bioekologis, bioteknologis, bioekonomis maupun sosial, yang

kesemuanya itu merupakan fungsi tempat dan waktu (Hilborn dan Walters, 1992).

Kehidupan ikan akan berlangsung dengan konstan jika tidak terjadi perubahan

lingkungannya secara signifikan. Namun pada kenyataannya sering terjadi adanya

perubahan berbagai faktor lingkungan yang menyebabkan berubahnya kehidupan

ikan secara nyata (Hilborn dan Walters, 1992). Sumberdaya perikanan laut adalah

sumberdaya alam yang dapat pulih kembali. Namun jika sumberdaya ini terancam

kepunahan (kolap), maka untuk memperbaikinya memerlukan biaya yang mahal

dan waktu yang panjang (Gulland, 1983). Penyelidikan yang menyeluruh tentang

masalah makanan, reproduksi, pertumbuhan dan dinamika populasi ikan laut

sering disebut biologi perikanan laut (marine fisheries biology).

Makanan adalah salah satu faktor dasar yang mempengaruhi kehidupan ikan

baik secara individual maupun populasinya (Schreck dan Moyle,1990).

Keterbatasan suplai makanan akan mengakibatkan kompetisi antar individu

(bahkan antar spesies) yang dapat menyebabkan penurunan rekruimennya.

Makanan, faktor ekologi dan kondisi fisiologi ikan dapat memberikan petunjuk

produksi suatu biomasa (Holden dan Raitt, 1975). Pergerakan dan migrasi

populasi ikan terutama disebabkan oleh pencarian makanan dan tempat memijah.

Bal dan Rao (1990) menjelaskan bahwa berdasarkan kebiasaan makan, ikan

dapat diklasifikasikan sebagai pemangsa (predator), pemakan rumput (grazers),

penyaring (strainers), penghisap (sucker) dan parasit (parasites). Perubahan

kebiasaan makan ikan dapat terjadi sepanjang perubahan siklus hidup yang diikuti

perubahan organ tubuhnya atau tempat hidupnya. Penelitian tentang makanan ikan

sebaiknya dapat menjelaskan habitat, penyebaran, migrasi dan faktor-faktor lain

yang berkaitan. Makanan adalah faktor penting dari setiap organisme untuk

tumbuh, berkembang biak dan melakukan berbagai aktivitas yang memerlukan

Page 2: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

128

energi dari makanan. Pengetahuan tentang sumber makanan dari stok ikan sangat

penting dalam penentuan daerah penangkapannya secara lebih menguntungkan.

Pertumbuhan ikan, jenis kelamin, umur dan faktor kondisi merupakan

petunjuk dasar untuk memprediksi kwantitas stok ikan, apakah stok ikan tersebut

masih alami ataukan sudah dieksploitasi secara intensif (Sparre dan Venema,

1998). Hubungan panjang berat ikan akan berubah berdasarkan phase dan siklus

hidupnya, dan informasi ini akan menjelaskan faktor-faktor yang terbawa karena

suatu perubahan lingkungannya (Effendi, 1979).

Penelitian biologi reproduksi sangat bermanfaat untuk memahami

regenerasi tahunan dari stok ikan (Cortes, 2000). Parameter biologi reproduksi

seperti ukuran ikan pertama matang gonad, frekwensi pemijahan, fekunditas dan

rekruitmen dapat menjelaskan nilai prediksi perikanan dan dapat digunakan untuk

menformulasikan pengelolaan perikanan secara rasional (Widodo, 2001).

Pemijahan merupakan salah satu penentu kelangsungan hidup ikan; aspek ini

tentunya merupakan rangkaian dari siklus kematangan gonad, minimum ukuran

matang gonad, fekunditas dan sebagainya (Holden dan Raitt, 1975).

Biologi reproduksi, termasuk periode pemijahan dan fekunditas telur

adalah informasi penting yang menentukan kelangsungan hidup ikan dari waktu

ke waktu (King, 1995). Beberapa jenis ikan bermigrasi jauh untuk memijah.

Reproduksi merupakan potensi dari suatu populasi, hal ini dapat dipelajari dari

nilai mutlak fekunditas telur, yang tentunya harus memiliki laju kehidupan tinggi

menuju rekruitmen yang baik (Holden dan Raitt, 1975).

Selanjutnya Cortes (2000) menjelaskan bahwa Elasmobranchii melakukan

reproduksi seksual, yaitu persatuan sel telur dari ikan betina dan spermatozoa dari

ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang

terjadi di luar tubuh (fertilisasi eksternal). Ikan Elasmobranchii umumnya

melakukan fertilisasi internal. Elasmobranchii memiliki strategi reproduktif

dengan memproduksi telur – telur yang berukuran besar dalam jumlah sedikit.

Telur yang berisi embrio kemudian berkembang menjadi juvenil, tersimpan,

terlindungi, dan di asuh dalam jangka waktu tertentu di dalam tubuh induk betina.

Induk betina memiliki struktur khusus di bagian akhir anterior oviduk, yaitu

Page 3: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

129

kelenjar nidimental yang berfungsi untuk mengeluarkan cangkang berprotein dari

telur yang telah dibuahi (Compagno, 1999).

Elasmobranchii memiliki beberapa spesialisasi dalam reproduksi, yaitu

aplasental vivipari (ovovivipar), plasental vivipar dan ovipar. Pada spesies yang

ovipar, telur yang berukuran besar akan terbungkus oleh suatu lapisan tempat telur

yang memiliki celah untuk pertukaran air laut dan protuberances (berbentuk

seperti akar) yang akan terselip pada substrat sehingga telur tersebut menempel

pada saat telur diletakkan di lingkungan dimana embrio akan mengalami

pertumbuhan di luar tubuh induknya. Suatu bentuk evolusi yang terjadi pada

reproduksi Elasmobranchii adalah penyimpanan telur yang telah dibuahi di dalam

saluran reproduksi dalam jangka waktu yang panjang. Sebagian besar spesies

menyimpan anak yang sedang beranjak dewasa di dalam oviduk sampai akhirnya

keluar dari tubuh induk dan mampu hidup mandiri, pola reproduksi seperti itu

disebut ovovivipar. Perbedaan antara ovipar dan ovovivipar terletak pada

tereduksinya produksi kelenjar cangkang nidimental dan berkembangnya

pembuluh – pembuluh darah di dalam oviduk betina serta kantung kuning telur

embrio.

Populasi ikan selalu tumbuh dan bergerak dari satu tempat ketempat lain,

dan dari waktu kewaktu sesuai dengan lingkungan yang diinginkannya. Dalam

kondisi ekologi yang optimum, populasi ikan akan tumbuh dan berkembang

secara maksimal sesuai dengan daya dukung dari ekosistemnya. Dengan adanya

eksploitasi ikan melalui campur tangan manusia, sering membuat ketidak

seimbangan populasi ikan tersebut. Ukuran ikan yang semakin mengecil akibat

penangkapan dengan intesitas tinggi, dan berbagai faktor alam yang mengganggu

habitat ikan itu sendiri, sering menunjukan adanya penurunan nilai populasi.

Tujuan utama dari penelitian dinamika populasi adalah melakukan evaluasi

baik kepada alam maupun manusia dalam mengeksploitasi populasi ikan, agar

sumberdaya alam ini dapat dimanfaatkan secara optimal dan terjaga dalam waktu

yang panjang. Dua model yang terkemuka dari empat model penelitian dinamika

populasi adalah Model Analitik dan Model Logistik. Model yang diterapkan pada

penelitian ini adalah Model Analitik. Inti dari model ini adalah menentukan

berbagai parameter, seperti parameter pertumbuhan, laju kematian dan faktor

Page 4: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

130

seleksi untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimal dengan tetap menjaga

kelestarian sumberdayanya.

Spare dan Venema (1998) menjelaskan bahwa untuk mempelajari umur dan

pertumbuhan ikan (age and growth) dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu:

metode langsung dan metode tidak langsung. Contoh metode langsung dalam

perikanan laut adalah penandaan ikan (tagging experiment). Pertumbuhan ikan

dihitung berdasarkan ukuran dan lama waktu saat ikan dilepas sampai ditangkap

kembali. Penelitian penandaan ikan ini tidak hanya mahal, tetapi juga memerlukan

waktu yang lama.

Sedangkan metode tidak langsung dapat dibagi dalam dua cara, yaitu

dengan pengukuran distribusi panjang ikan bulanan atau pengukuran bagia keras

dari tubuh ikan (seperti otolit). Penelitian dengan menggunakan metode tidak

langsung, melalui pengukuran distribusi panjang ikan. Pengukuran panjang ikan

secara harian diambil secara acak dari tempat pendaratan ikan, dan data

dikumpulkan secara bulanan dalam waktu satu tahun. Tujuan utama mempelajari

umur dan pertumbuhan ikan ada tiga, yaitu:

1). Untuk medapatkan kelas umur yang masuk ke perikanan

2). Untuk mengestimasi laju kematian ikan

3). Untuk mengetahui dan menjaga keberlangsungan stok perikanan.

Ikan cucut memiliki ciri tumbuh lambat dan berumur panjang (Compagno,

1984; Last and Stevens, 1994; FAO, 2000). Selanjutnya White et al. (2002)

melaporkan bahwa hasil penelitiannya di perairan Australia Barat dengan

menggunakan metode tidak langsung memperoleh umur masimum 16,4 tahun

dengan panjang 133 cm untuk ikan cucut jenis Carcharhinus cautus.

Secara teoritis, rekruitmen yang kuat dari tahun ketahun kedalam perikanan

akan membuat stok ikan tetap terjaga dari eksploitasi penangkapan dengan

intesitas yang tinggi (Hilborn dan Walters, 1992). Namun seringkali laju

eksploitasi perikanan yang tinggi akan menurunkan kelimpahan stok, hal ini dapat

dijelaskan dari turunnya produksi perikanan dan faktor-faktor lainnya. Kelebihan

tangkap (over fishing) adalah turunnya hasil tangkapan akibat dari upaya

penangkapan yang berlebihan. Akibat dari kelebihan tangkap, maka suatu perairan

Page 5: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

131

harus melakukan formulasi pengelolaan yang berdasarkan penelitian dinamika

populasi yang akurat.

Hingga saat ini masih belum banyak informasi tentang kebiasaan makan,

biologi reproduksi dan beberapa parameter populasi cucut dan pari. Informasi

tersebut sangat penting sebagai landasan pengelolaan perikanan cucut yang

berkelanjutan. Bab ini menyajikan hasil penelitian khusus tentang kebiasaan

makan, biologi reproduksi dan parameter dinamika populasi ikan cucut dan pari

di Laut Jawa yang dapat dijadikan sebagai rangkaian dasar pengelolaan perikanan

secara rasional dan berkelanjutan. Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu:

1). Mendapatkan data secara rinci tentang jenis dan kebiasaan makan beberapa

jenis ikan cucut dan pari di Laut Jawa.

2). Mendapatkan data dan informasi aspek biologi reproduksi ikan cucut dan

pari yang dominan di Laut Jawa.

3). Mendapatkan data dan informasi laju pertumbuhan ikan pari dan umur

maksimumnya.

6.2 Bahan dan metode

6.2.1 Waktu dan tempat penelitian

Obyek penelitian ini adalah cucut dan pari yang ditangkap dari penangkapan

di laut dan sampel dari Jakarta (Muara Angke dan Muara Baru), Indramayu

(Indramayu dan Cirebon) Tegal, Juana, dan Brondong. Waktu penelitian dimulai

dari bulan April 2001 sampai Desember 2004, mencakup kegiatan pengumpulan

sampel, analisis laboratorium dan pengolahan data

Lokasi penelitian adalah tempat-tempat pelelangan ikan (TPI) yang ada di

pelabuhan perikanan di pantai utara. TPI pilihan tersebut cukup mewakili baik

ditinjau dari jumlah atau jenis ikan cucut dan pari yang di daratkan, jumlah dan

jenis kapal penangkap yang mendarat, maupun dari rutinitas pendaratan yang

terjadi

Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan oleh tim gabungan kerjasama

dari instansi, CSIRO Marine Science Australia, Murdoch University (Perth

Australia, Pusat Penelitian Oseanologi LIPI (P3O LIPI), dan Balai Riset

Perikanan Laut Jakarta.

Page 6: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

132

6.2.2 Pengumpulan dan analisis data

Data diambil dengan cara ‘stratified random sampling’, dimana TPI

ditentukan (dipilih) berdasarkan strata yang memenuhi kriteria, yaitu banyak

kapal yang mendaratkan hasil tangkapan ikan cucut dan pari, dan frekuensi

pendaratan tinggi (tiap hari ada pendaratan cucut dan pari). Dalam pelaksanaan

pengumpulan data biologi tidak bisa sepenuhnya menggunakan sampling acak,

pertimbangan kemudahan dalam pengumpulan data terpaksa dilakukan demi

mendapatkan data yang dibutuhkan.

Kebiasaan makan

Jenis data yang dikumpulkan adalah jumlah dan komposisi makanan dari

ikan cucut dan pari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan

makan, komposisi makanan dan membandingkan makanan cucut dan pari dari

jenis yang terpilih. Metode untuk menghitung jumlah makanan pada isi perut ikan

telah banyak dilakukan beberapa peneliti (Cristina, 2003). Analisa isi perut ikan

dilakukan dengan cara metode kwantitatif, yaitu mengidentifikasikan secara

detail dan menghitung jumlah setiap individu, melalui metode volumetrik.

Data jenis makanan yang berhasil dikumpulkan sebanyak 527 cucut yang

dibedah isi perutnya dan diteliti isi lambungnya terdiri dari lima jenis. Kelima

jenis ikan tersebut adalah Carcharhinus dussumieri, Carcharhinus falciformis,

Carcharhinus sealei, Carcharhinus sorrah dan Sphyrna lewin. Selanjutnya 731

pari yang diteliti isi lambungnya terdiri dari tujuh jenis, jenis ikan tersebut

adalah Aetoplatea zonura, Dasyatis kuhlii, Himantura bleekeri, Himantura

gerrardi, Himantura jenkinsii, Himantura uarnak, dan Himantura undulata.

Untuk mengetahui apakah ikan cucut dan pari mempunyai jumlah jenis dan

komposisi yang sama berdasarkan jenis makanan, digunakan analisis

multidimensi (bagian dari Analisis Multivariat). Perhitungan analisis multidimensi

menggunakan program Statistica versi 6. Tujuan analisis ini adalah untuk

mempelajari interaksi atar jenis ikan berdasarkan data komposisi makanannya

(analisis multidimensi disajikan pada bab 3).

Page 7: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

133

Biologi Reproduksi

Data yang dikumpulkan adalah ukuran individu menurut jenis ikan, jenis

kelamin, jumlah telur, jumlah embrio dari cucut dan pari. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang parameter biologi

reproduksi seperti ukuran ikan pertama matang gonad, frekuensi pemijahan,

fekunditas dan rekruitmen. Infomasi ini dapat menjelaskan nilai prediksi

perikanan dan dapat digunakan untuk menformulasikan pengelolaan perikanan

secara rasional.

Analisa nisbah kelamin dilakukan untuk memberi gambaran proporsi

perbandingan jantan dan betina dari satu populasi. Secara alamiah perbandinganya

adalah satu berbanding satu. Namun dilapangan sering terjadi perbandingan

nisbah kelamin yang tidak seimbang. Hal ini umumnya disebabkan karena adanya

tingkah laku ikan menurut jenis kelamin, kondisi lingkungan, aspek penangkapan

ikan dll.

Berdasarkan data biologi yang berhasil dikumpulkan, sebanyak tujuh jenis

cucut dan enam jenis pari dianalisis ukuran pertama matang kelaminnya. Namun

dari tiga belas jenis cucut dan pari tersebut, hanya tujuh jenis yang memiliki data

cukup untuk dianalisis. Analisis ukuran pertama matang kelamin dilakukan

dengan dua metode, yaitu metode kurva logistik, dan hubungan panjang klasper

dan ukuran ikan.

Biologi reproduksi ditentukan dengan mengukur panjang dan berat setiap

individu menurut spesies dan jenis kelamin. Bagi binatang jantan ukuran dan

luasnya pengkapuran (calcification) klasper akan dicatat. Gonad ditentukan

tingkat kematangannya dengan menggunakan karakteristik makroskopis dan

kriteria yang diadopsi dari Cristina (2003), seperti pola perkembangan dari

ovarium untuk ikan betina serta dari testes dan klasper untuk ikan jantan. Indek

gonadosomatik (IGS) dari betina dan jantan matang kelamin dihitung. Ukuran,

bobot, jenis kelamin, dan jumlah embrio dalam ikan betina dicatat.

Klasifikasi tingkat kematanganan gonad telah banyak didiskusikan oleh para

ahli biologi perikanan. Ada yang membagi kematanganan gonad dalam tiga

tingkatan, namun ada juga yang mendifinisikannya menjadi sembilan tingkatan.

The International Concil for the Exploitation of the Seas membagi tingkat

Page 8: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

134

kematangan gonad dalam tujuh tingkatan. Untuk perairan tropis, Bal dan Rao

(1990) mendifinisikan tingkat kematangan gonad dalam lima tingkatan, yaitu: 1.

Dara, 2 Dara berkembang, 3 Berkembang, 4 Matang, 5 bertelur (mijah). Mengacu

pada metode Cristina (2003) untuk penelitian cucut dan pari ini, tingkat

kematangan gonad untuk ikan betina dibagi dalam lima katagori yakni 1. dara, 2.

dara berkembang, 3. berkembang, 4. matang dan 5. memijah, sedangkan tingkat

kematangan kelamin ikan jantan dibagia dalam empat katagori yaitu: 1. muda, 2.

menjelang dewasa, 3. dewasa, 4. matang yang mengacu pada Cristina (2003).

Untuk berbagai bentuk kepentingan, analisa tingkat kematangan untuk ikan betina

disederhanakan menjadi tiga, yakni tingkat 1 dan 2 digabung menjadi satu, dan

tingkat 4 dan 5 juga digabung. Sedangkan ikan jantan juga disederhanakan

menjadi tiga tingkatan, tingkat pertama dan kedua digabung menjadi satu

tingkatan.

Pengetahuan tetang ukuran ikan pertama matang gonad (lm) merupakan

nilai dasar yang digunakan agar ikan tersebut tidak ditangkap dan diberi

kesempatan untuk memijah. Analisa tingkat kematangan gonad dilakukan dengan

cara menghitung proporsi ikan yang matang. Ukuran panjang ikan yang terdiri

dari 50 persen matang gonad adalah ukuran ikan pertama matang gonad (Cristina

2003).

Parameter pertumbuhan

Data yang dikumpulkan adalah dat frekwensi ukuran tubuh (panjang atau

lebar) dan tulang untuk menghitung umur dan parameter populasi cucut dan pari.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari parameter dinamika populasi

seperti pertumbuhan, umur relatif, dan laju eksploitasi.

Penelitian parameter umur untuk jenis ikan pari Dasyatis kuhlii dilakukan

melalui metode vertebral centra yang diekstrak dari vertebral colum. Sampel

diambil dari tulang punggung ikan yang disimpan dalam keadaan beku, kemudian

dibawa ke laboratorium. Sampel dikumpulkan dari tempat pendaratan ikan setiap

bulan dari berbagai ukuran. Masing-masing sampel direndam dalam larutan

sodium hypochlorite dengan kadar 5 % selama 5 sampai 20 menit (tergantung

ukuran sampel), kemudian dicuci dan dikeringkan (Simplendorfer, 1993).

Selanjutnya tiap sampel dipotong dengan ukuran 0,3 – 0,4 mm dengan

Page 9: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

135

menggunakan pemotong isomat diamon. Perhitungan umur diperoleh dari

marginal increments (dengan ukuran 0,1 ụm), dengan menggunakan alat software

IM 1000, kamera digital DC 300, dan microscop leica MZ 7,5. Analisa umur ini

dilakukan di laboratorim biologi Murdoch University, Perth Auatralia.

Selanjutnya hasil perhitungan umur ini digunakan dalam menganalisa laju

pertumbuhan melalui metode von Bertalanffy, baik untuk ikan Dasyatis kuhlii

betina maupun jantan

Upaya menentukan parameter dinamika populasi ikan cucut dan pari dari

jenis lainnya diestimasi dengan menggunakan model analitik, berdasarkan data

distribusi panjang atau lebar cawan ikan cucut dan pari dengan menggunakan

perangkat lunak FiSAT (Sparre dan Venema, 1992; Gayanilo, 1995). Hasil

analisisis tidak memuaskan karena mendapatkan nilai yang tidak rasional, hal ini

mungkin disebabkan ketidak sesuaian metode ini untuk diterapkan pada ikan

ccucut dan pari.

6.3 Hasil

6.3.1 Kebiasaan makan

Cucut

Dari 527 sampel ikan cucut diketahui bahwa makanan pada lambungnya

mencapai 81,78 %, yang terdiri dari lima jenis, yaitu Carcharhinus dussumieri,

Carcharhinus falciformis, Carcharhinus sealei, Carcharhinus sorrah dan

Sphyrna lewini. Masing-masing ikan memiliki jumlah persentasi volume isi

lambung yang berbeda-beda. Jumlah persentasi isi lambung tertinggi diperoleh

jenis Carcharhinus sealei sebesar 94 %, kemudian secara berurutan disusul jenis

Carcharhinus sorrah sebesar 87 %, Carcharhinus dussumieri sebesar 81 %,

Carcharhinus falciformis sebesar 79 %, dan Sphyrna lewini sebesar 73 %

(Gambar 62 dan Tabel 15).

Secara umum makanan ikan cucut terdiri dari enam kelompok, yaitu

kelompok ikan, udang, moluska, krustasea, Elasmobranchii dan serasah

(campuran). Komposisi makanan cucut dalam penelitian ini didominasi oleh

kelompok ikan, yaitu berkisar antara 60 hingga 85 % dari total makanan dalam

Page 10: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

136

lambungnya. Masing-masing jenis cucut memiliki jumlah kelompok dan

komposisi makanan yang berbeda-beda.

Jenis cucut Carcharhinus dussumieri dan Carcharhinus falciformis

memiliki komposisi makanan yang berada saling berdekatan, ini menunjukan

bahwa makanan kedua jenis cucut ini serupa dan berbeda dengan tiga jenis cucut

lainnya. Selanjutnya jenis cucut Carcharhinus sealei memiliki komposisi

makanan yang berada berdekatan Carcharhinus sorrah, ini menunjukan makanan

kedua jenis cucut ini berbeda tapi berdekatan. Sedangkan jenis cucut Sphyrna

lewini memiliki komposisi makanan berada di kanan atas, ini menunjukan bahwa

makanan jenis ikan ini berbeda dengan empat jenis cucut lainnya. Hasil analisis

multidimensi terhadap komposisi makanan ikan cucut menunjukan bahwa secara

umum masing-masing jenis cucut memiliki komposisi yang berbeda (Gambar 65).

Pari

Berdasarkan data 731 ikan pari yang dibedah isi perutnya, ternyata ikan

yang terisi makanan pada isi lambungnya mencapai 66,48 %. Ikan pari yang

diteliti isi lambungnya terdiri dari tujuh jenis, kelima jenis ikan tersebut adalah

Aetoplatea zonura, Dasyatis kuhlii, Himantura bleekeri, Himantura gerrardi,

Himantura jenkinsii, Himantura uarnak, dan Himantura undulata. Masing-

masing ikan memiliki jumlah persentasi volume isi lambung yang berbeda-beda.

Jumlah persentasi isi lambung tertinggi diperoleh jenis Dasyatis kuhlii sebesar

79,37 %, kemudian secara berurutan disusul jenis Himantura gerrardi sebesar

77,06 %, Himantura uarnak sebesar 55,26 %, Himantura undulata sebesar

53,49 %, Aetoplatea zonura sebesar 73 %, Himantura bleekeri sebesar 52,70 %,

dan Himantura jenkinsii sebesar 73 % (Gambar 62 dan Tabel 16).

Hasil pembedahan isi lambung lima jenis ikan pari menunjukan bahwa

jenis makanannya dapat dibagi dalam lima kelompok, yaitu kelompok ikan,

udang, moluska, krustasea, dan serasah (campuran). Makanan pari yang diteliti

didominasi oleh kelompok ikan dan udang (Gambar 64 dan Tabel 16).

Jenis pari Himantura undulata berada di kiri atas, ini menunjukan bahwa

makanan jenis ikan ini berbeda dengan enam jenis pari lainnya. Selanjutnya jenis

pari Himantura gerrardi berada pada posisi paling kanan atas, ini menunjukan

bahwa makanan jenis ikan ini berbeda dengan enam jenis pari lainnya.

Page 11: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

137

Selanjutnya jenis pari Himantura jenkinsii berada diatas bagian tengah jauh dari

ikan lainnya. Selanjutnya jenis pari Himantura uarnak, Dasyatis kuhlii, dan

Himantura bleekeri berada dalam posisi saling berdekatan, ini menunjukan bahwa

ketiga jenis pari tersebut memiliki komposisi makanan yang hampir sama dan ada

kemungkinan terjadi kompetisi makan dari jenis tersebut. Sedangkan jenis pari

Aetoplatea zonura juga berada pada posisi berbeda dengan jenis lainnya. Secara

umum masing-masing jenis pari memiliki komposisi yang berbeda (Gambar 66).

Page 12: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

138

Tabel 15. Komposisi makanan menurut jenis cucut yang di daratkan di Laut Jawa tahun 2001 – 2004 (% volume dalam berat)

Tabel 16. Komposisi makanan menurut jenis pari yang didaratkan di Laut Jawa

tahun 2001 – 2004 (% volume dalam berat)

Sampel Komposisi makanan (% volume dalam berat) Jenis pari

N Terisi (%) Ikan Udang Moluska Krustasea Elasmobrans Serasah

A. zonura 49 53,06 65,38 15,38 19,23 D. kuhlii 189 79,37 10 86 4 H. bleekeri 148 52,7 23,08 47,44 10,26 19,23 H. gerradi 218 77,06 60,12 28,57 11,31 H. jenkinsii 46 43,48 40 20 5 10 25 H. uarnak 38 55,26 19,05 57,14 4,76 19,05 H. undulata 43 53,49 4,35 26,09 4,35 52,17 13,04 Total 731 66,48

Tabel 17. Nisbah kelamin ikan cucut dan pari di Laut Jawa (% ekor)

Jumlah Jantan Betina Spesies sampel (%) (%) (ekor) C. dussumieri 746 51 49 C. melanopterus 249 52 48 Sphyrna lewini 219 38 62 C. falciformis 194 50 50 C. sorrah 192 53 47 Himantura gerrardi 1661 40 60 Dasyatis kuhlii 898 39 61 Himantura bleekeri 459 37 63 Himantura jenkinsii 247 30 70 Himantura undulata 128 36 64

Sampel

Komposisi makanan (% volume dalam berat)

Jenis cucut N Terisi (%) Ikan Udang Moluska Krustasea Elasmobrans Serasah

C. dussumieri 184 81,52 78,67 4,00 5,33 6,67 5,33

C. falciformis 34 79,41 85,19 3,70 7,41 3,70

C. sealei 84 94,05 67,09 6,33 10,13 5,06 11,39

C. sorrah 75 86,67 70,77 3,08 10,77 1,54 4,62 9,23

S. lewini 150 73,33 60,91 12,73 8,18 7,27 10,91

Total 527 81,78

Page 13: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

139

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

A. zon

ura

D. kuh

lii

H. blee

keri

H. gerr

adi

H. jenk

insii

H. uarn

ak

H. und

ulata

C. dus

sumier

i

C. falcif

ormis

C. sea

lei

C. sorr

ah

S. lewini

Pro

pors

i (%

)

Gambar 62. Proporsi sampel ikan yang memiliki lambung terisi makanan dari

beberapa jenis cucut dan pari di Laut Jawa tahun 2001–2004. Histogram putih menunjukan jenis pari dan histogram diarsir menunjukan jenis cucut.

Page 14: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

140

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

C. dussumieri

C. falciformis

C. sealei

C. sorrahS. le

wini

Pro

pors

i (%

vol

ume)

SerasahElasmobransKrustaseaMoluskaUdangIkan

Gambar 63. Komposisi makanan dari beberapa jenis cucut di Laut Jawa tahun

2001–2004, data komposisi makanan berdasarkan jumlah volume.

Page 15: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

141

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

A. zonuraD. kuhlii

H. bleekeri

H. gerradi

H. jenkinsii

H. uarnak

H. undulata

Pro

pors

i (%

vol

ume)

SerasahElasmobransKrustaseaMoluskaUdangIkan

Gambar 64. Komposisi makanan dari beberapa jenis pari di Laut Jawa tahun 2001–2004, data komposisi makanan berdasarkan jumlah volume.

Page 16: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

142

-2,0

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

-2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0

Dimensi 1

Dim

ensi

2

C. dussumieriC. falciformisC. sealeiC. sorrahS. lewini

Gambar 65. Peta spasial hasil analisis multidimensi komposisi makanan dari

beberapa jenis cucut, data berdasarkan jumlah volume di Laut Jawa tahun 2001 – 2004. Nilai stress = 0,151, variasi = 30.

-2,0

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

-2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0

Dimensi 1

Dim

ensi

2

A. zonuraD. kuhliiH. b leekeriH. gerradiH. jenkinsiiH. uarnakH. undulata

Gambar 66. Peta spasial hasil analisis multidimensi komposisi makanan dari

beberapa jenis pari, data berdasarkan jumlah volume di Laut Jawa tahun 2001 – 2004. Nilai stress = 0,151, variasi = 35.

Page 17: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

143

6.3.2 Biologi Reproduksi

Ukuran matang kelamin cucut dan pari jantan yang dominan

Hasil analisis dengan menggunakan kurva logistik terhadap ukuran panjang

total pertama matang kelamin (Lm) dari tiga jenis cucut jantan menunjukkan

bahwa Alopias pelagicus pertama matang kelamin berukuran 2508,3 mm,

selanjutnya jenis Carcharhinus amblyhynchoides berukuran 1315,0 mm, dan

jenis Carcharhinus falciformis berukuran 1935,0 mm. Sedangkan Rhinobatus

thouin (pari gitar) ukuran panjang total pertama matang kelamin (Lm) adalah

708,9 mm (Gambar 70). Selanjutnya hasil analisis ukuran matang kelamin

berdasarkan hubungan panjang klasper dan panjang ikan menujukan bahwa

Alopias pelagicus pertama matang kelamin berukuran 2409,1 mm, jenis

Carcharhinus amblyhynchoides berukuran 1285,7 mm, dan jenis Carcharhinus

falciformis berukuran 1903,0 mm. Rhinobatus thouin (pari gitar) ukuran panjang

total pertama matang kelamin (Lm) adalah 639,0 mm

Ukuran lebar cawan pertama matang kelamin (DWm) pari jantan dari jenis

Dasyatis kuhlii adalah 236,6 mm, selanjutnya Dasyatis zugei berukuran 172,9

mm dan Himantura walga berukuran 166,6 mm, dan Aetoplatea zonura berukuran

476,0 mm (Gambar 72). Selanjutnya hasil analisis ukuran matang kelamin

berdasarkan hubungan panjang klasper dan lebar cawan ikan menunjukan bahwa

Dasyatis kuhlii pertama matang kelamin (DWm) berukuran 225,3 mm, sedangkan

Dasyatis zugei berukuran 153,2 mm, dan Aetoplatea zonura berukuran 430,8

mm,dan Himantura walga tidak dapat dianalisis.

Ukuran pertama matang kelamin hasil analisis hubungan panjang klasper

dan ukuran ikan menunjukan nilai yang lebih kecil dibandingkan hasil analisis

kurva logistik. Perbedaan hsil dari kedua analisis tersebut terhadap tujuh jenis

cucut dan pari berkisar 1,7 sampai 11,4 % dari ukuran Lm atau DWm.

Sampel ikan dari jenis Carcharhinus albimarginatus, Carcharhinus

brevipinna, sorrah, dan Rhizoprionodon oligolinx didominasi ikan muda dan data

tidak mencukupi untuk dianalisis lebih lanjut. Demikian juga untuk ikan pari jenis

Himantura walga juga didominasi ikan muda dan tidak dapat dianalisis lebih

lanjut. Hasil panjang klasper ikan yang didominasi tingkat matang diperoleh dari

tiga jenis ikan pari yaitu Dasyatis kuhlii , Dasyatis zugei, dan Himantura walga.

Page 18: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

144

Diameter telur dan embrio dari tiga jenis pari betina

Dari 113 sampel telur dari jenis pari Dasyatis kuhlii, Dasyatis zugei, dan

Himantura walga yang diteliti secara mendalam, diperoleh berbagai informasi

yang memberikan pemahaman lebih baik tentang biologi reproduksi jenis

tersebut. Nilai rata-rata diameter telur bulanan (MOD) pada ikan betina Dasyatis

kuhlii mulai bulan Januari sampai Agustus berkisar dari 5,5 sampai 11,2 mm.

Hubungan diameter telur terhadap waktu ditangkap (bulan), tidak memberikan

pola perubahan yang jelas. Selanjutnya ukuran diameter telur yang besar (> 15

mm), selalu ditemukan setiap bulan, kecuali pada bulan Agustus.

Berdasarkan analisa 59 sampel diameter telur dari ikan Dasyatis zugei, dan

Himantura walga, juga tidak menunjukan pola perubahan menurut bulan (Gambar

83). Karena data bulanan diameter telur ketiga jenis ini tidak menggambarkan

pola perubahan, maka diduga pola diameter telur cenderung tetap sepanjang

tahun.

Nilai ukuran rata-rata lebar cawan dari embrio Dasyatis kuhlii cenderung

berubah dari waktu ke waktu. Pada bulan Januari ukuran rata-rata embrio

Dasyatis kuhlii adalah 29,55 mm, dan naik menjadi 69,3 mm pada bulan Maret,

dan naik kembali hingga mencapai 107,3 mm pada bulan Agustus (Gambar 84).

Selanjutnya data juga menggambarkan bahwa ukuran embrio sangat bervariasi

dari bulan ke bulan. Ukuran embrio yang sangat kecil dan masih menyatu dengan

telur ditemukan pada bulan Februari, Maret, dan Mei. Berdasarkan data ikan

Dasyatis kuhlii yang terkecil tertangkap adalah berukuran lebar cawan 118 mm,

dan ukuran embrio terbesar jenis ini mencapai 145 mm, maka diduga ukuran lebar

cawan sewaktu ikan ini dilahirkan adalah berkisar 120 – 145 mm. Berdasarkan

asumsi ikan ini lahir dengan ukuran lebar cawan 120 mm, maka diduga ikan ini

memijah hampir setiap bulan, kecuali bulan Januari dan Juli.

Nilai ukuran rata-rata lebar cawan dari embrio Dasyatis zugei berkisar dari

10,8 mm pada bulan Mei sampai 61,5 mm pada bulan Maret (Gambar 84).

Ukuran embrio yang sangat kecil dan masih menyatu dengan telur ditemukan

sebanyak tiga ekor pada bulan Mei. Berdasarkan data ikan Dasyatis zugei yang

terkecil tertangkap adalah berukuran lebar cawan 104 mm, dan ukuran embrio

terbesar jenis ini mencapai 71 mm, maka diduga ukuran lebar cawan sewaktu ikan

Page 19: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

145

ini dilahirkan adalah berkisar 70 – 100 mm. Karena jumlah sampel embrio jenis

ini terbatas, maka sulit untuk menduga pola musim pemijahannya.

Nilai ukuran rata-rata lebar cawan dari embrio Himantura walga pada bulan

Maret adalah 25,7 mm dan bulan Mei 58,8 mm pada bulan Maret (Gambar 84).

Ukuran embrio yang sangat kecil dan masih menyatu dengan telur ditemukan

pada bulan Maret dan Agustus. Berdasarkan data ikan Himantura walga yang

terkecil tertangkap adalah berukuran lebar cawan 148 mm, dan ukuran embrio

terbesar jenis ini mencapai 80 mm, maka diduga ukuran lebar cawan sewaktu ikan

ini dilahirkan adalah mendekati ukuran lebar cawan Dasyatis kuhlii dan Dasyatis

zugei.

Fekunditas dan tingkat kematangan kelamin jenis pari

Jumlah rata-rata embrio pada jenis Dasyatis zugei adalah 1,5 dengan

standar deviasi ± 0,24 (n = 10), dan untuk jenis Himantura walga adalah 1,4

dengan standar deviasi ± 0,23 (n = 8), dengan jumlah maksimum embrio dua ekor

setiap ikannya. Sedangkan untuk jenis Dasyatis kuhlii jumlah anak pada setiap

ikan yang diteliti adalah satu ekor (n = 37).

Fekunditas yang dihitung dari jumlah telur dariovarium ikan pari

menunjukan jenis Dasyatis kuhlii berkisar antara 8 – 20 butir, Dasyatis zugei

berkisar antara 9 - 18, dan Himantura walga antara 16 - 30 butir, Himantura

undulata berkisar antara 10 - 15 butir, Himmantuta jenkinsii sekitar 15 - 20 butir,

Himmantura gerrardi berkisar antara 15 - 30 butir, dan Himmantura uarnak

antara 20 - 39 butir. Gambar 91 dan 92 menunjukkan telur anak ikan pari

Himantura gerrardi di dalam kandungan.

Ikan betina yang matang dan memijah (Tingkat 4 dan 5) dari jenis Dasyatis

kuhlii terjadi hampir setiap bualan, kecuali bulan Agustus. Ikan yang matang

namun belum memijah (Tingkat 3) memiliki persentase teringgi setiap bulannya,

dan mencapai 57 % dari total. Sedangkan tingkat kematangan 4 mencapai 29 %,

dan tingkat kematngan 5 sebesar 14 %.

Selanjutnya ikan jantan dari jenis Dasyatis kuhlii yang mencapai tingkat

matang (Tingkat kematangan 4) diperoleh pada bulan Februari sebesar 24 %, dan

Juni sebesar 4 %. Sedangkan tingkat kematangan 3 terjadi hampir setiap bulan,

dan mencapai 93 % dari total tingkat kematangan kelamin secara keseluruhan.

Page 20: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

146

Komposisi ukuran dan nisbah kelamin cucut dan pari

Distribusi ukuran lebar cawan embrio jantan dan betina dari Dasyatis kuhlii,

Dasyatis zugei, dan Himantura walga tidak dapat menggambarkan adanya

indikasi pola musim pemijahan (Gambar 84). Distribusi embrio betina terjadi

pada bulan Maret - Mei dan Juni – Agustus, dengan ukuran berkisar 104 – 271

mm. Sedangkan distribusi embrio jantan terjadi pada bulan Maret – Mei, dengan

ukuran berkisar 112 - 211 mm.

Ukuran lebar cawan terkecil dari ikan betina Dasyatis kuhlii yang matang

kelamin adalah 230 mm, dengan nilai rata- rata 260 mm, sedangkan ukuran ikan

pertama kali matang kelaminya (DW50) adalah 252 mm, dan ukuran ikan pertama

tertangkap (DWC) adalah 252 mm. Selanjutnya ukuran lebar cawan terkecil dari

ikan jantan Dasyatis kuhlii yang matang kelamin adalah 206 mm, dengan nilai

rata- rata 240 mm, sedangkan ukuran ikan pertama kali matang kelaminya (DW50)

adalah 239 mm, dan ukuran ikan pertama tertangkap (DWC) adalah 263 mm.

Ukuran lebar cawan terkecil dari ikan betina Dasyatis zugei yang matang

kelamin adalah 188 mm, dengan nilai rata- rata 220 mm, sedangkan ukuran ikan

pertama kali matang kelaminya (DW50) adalah 191 mm, dan ukuran ikan pertama

tertangkap (DWC) adalah 202 mm. Selanjutnya ukuran lebar cawan terkecil dari

ikan jantan Dasyatis zugei yang matang kelamin adalah 163 mm, dengan nilai

rata- rata 200 mm, sedangkan ukuran ikan pertama kali matang kelaminya (DW50)

adalah 178 mm, dan ukuran ikan pertama tertangkap (DWC) adalah 182 mm.

Ukuran lebar cawan terkecil dari ikan betina Himantura walga yang matang

kelamin adalah 162 mm, dengan nilai rata- rata 170 mm, sedangkan ukuran ikan

pertama kali matang kelaminya (DW50) adalah 162 mm, dan ukuran ikan pertama

tertangkap (DWC) adalah 182 mm. Selanjutnya ukuran lebar cawan terkecil dari

ikan jantan Himantura walga yang matang kelamin adalah 162 mm, dengan nilai

rata- rata 170 mm, sedangkan ukuran ikan pertama kali matang kelaminya (DW50)

adalah 163 mm, dan ukuran ikan pertama tertangkap (DWC) adalah174 mm.

Dari hasil penelitian nisbah kelamin terhadap 10 jenis cucut dan pari, yaitu

C. Dussumieri, C. Melanopterus, Sphyrna lewini, C. Falciformis, C. Sorrah,

Himantura gerrardi, Dasyatis kuhlii, Himantura bleekeri, Himantura jenkinsii,

dan Himantura undulata menunjukan hasil perbandingan jenis kelamin betina

Page 21: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

147

relatif lebih banyak dari pada jantan, ini menunjukan tekanan eksploitasi terhadap

komoditas ini tidak mempengaruhi terhadap komposisi jenis (Tabel 17).

6.3.3 Parameter pertumbuhan Dasyatis kuhlii

Analisis parameter dinamika populasi dilakukan dengan menggunakan data

vertebral centra dari tulang ikan dan ukuran ikan bulanan. Dari 10 spesies yang

dikumpulkan, hanya jenis Dasyatis kuhlii yang memiliki data cukup untuk

dianalisis.Hasil analisis vertebral centra dari ikan Dasyatis kuhlii menunjukan

bahwa nilai rata-rata marginal increment bulanan memiliki dua puncak. Puncak

pertama terjadi pada bulan Januari sebesar 0,59, dan kemudian naik menjadi 0,70

pada bulan Maret, selanjutnya turun sampai 0,49 pada bulan Agustus. Hasil ini

menunjukan adanya perubahan ukuran terhadap perubahan waktu.

Dari 165 sampel data ikan betina Dasyatis kuhlii hasil perhitungan vertebral

centra digunakan untuk menganalisi kurva perumbuhan dengan metode von

Bertalanffy. Dari hasil analisis diperoleh nilai laju pertumbuhan (k) adalah 0,311

per tahun, lebar cawan asimtotik (DW∞) sebesar 312,8mm, dan umur nol tahun

(t0) adalah -1,13, dan umur maksimum diduga mencapai 16 tahun. Sedangkan

berdasarkan 109 sampel data ikan jantan Dasyatis kuhlii, dari hasil analisis

parameter populasinya diperoleh nilai laju pertumbuhan (k) adalah 0,831 per

tahun, lebar cawan asimtotik (DW∞) sebesar 257,3 mm, dan umur nol tahun (t0)

adalah -0,43, dan umur maksimum diduga mencapai 12 tahun. Hasil analisis

parameter populasi ini menunjukan bahwa ikan betina tumbuh lebih lambat, dan

berumur lebih panjang dari ikan jantan.

Selanjutnya analisis parameter populasi juga dilakukan melalui data ukuran

ikan bulanan dengan menggunakan program Fisat, namun tidak memberikan hasil

yang memuaskan. Data ukuran panjang total cucut dan pari serta lebar cawan pari

ternyata tidak mengikuti kaidah pergerakan modus bulanan. Data terlalu

bervariasi sehingga tidak memenuhi persyaratan program Fisat, nilai yang

diperoleh tidak rasional. Analisis lebih lanjut tentang parameter populasi seperti

laju kematian total, laju kematian alamiah, dan tingka eksploitasinya tidak dapat

dilanjukan. Distribusi ukuran lebar cawan bulanan dari Dasyatis kuhlii disajikan

pada Gambar 85.

Page 22: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

148

Gambar 67. Biologi reproduksi ikan Alopias pelagicus. (1) Ukuran kematangan,

histogram putih menunjukan ikan belum matang, histogram abu-abu menunjukan ikan yang sudah matang dan anak panah L50 menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Hubungan panjang klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah a menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (3) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina.

Page 23: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

149

Gambar 68. Biologi reproduksi ikan Carcharhinus amblyrhynchos. (1) Ukuran

kematangan, histogram putih menunjukan ikan belum matang, histogram abu-abu menunjukan ikan yang sudah matang dan anak panah L50 menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Hubungan panjang klasper dan panjang total ikan , = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah a menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (3) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina.

Page 24: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

150

Gambar 69. Biologi reproduksi ikan Charcharhinus falciformis. (1) Ukuran

kematangan, histogram putih menunjukan ikan belum matang, histogram abu-abu menunjukan ikan yang sudah matang dan anak panah L50 menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Hubungan panjang klasper dan panjang total ikan , = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah a menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (3) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina.

Page 25: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

151

Gambar 70. Biologi reproduksi ikan Rhinobatus thouin. (1) Ukuran kematangan,

histogram putih menunjukan ikan belum matang, histogram abu-abu menunjukan ikan yang sudah matang dan anak panah Lm menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Hubungan panjang klasper dan panjang total ikan , = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (3) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina.

Page 26: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

152

Gambar 71. Biologi reproduksi ikan Dasyatis kuhlii. (1) Ukuran kematangan,

histogram putih menunjukan ikan belum matang, histogram abu-abu menunjukan ikan yang sudah matang dan anak panah DW50 menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Hubungan panjang klasper dan panjang total ikan , = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah a menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (3) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina.

Page 27: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

153

Gambar 72. Biologi reproduksi ikan Dasyatis zugei. (1) Ukuran kematangan,

histogram putih menunjukan ikan belum matang, histogram abu-abu menunjukan ikan yang sudah matang dan anak panah DW50 menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Hubungan panjang klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah a menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (3) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina.

Page 28: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

154

Gambar 73. Biologi reproduksi ikan Himantura walga. (1) Ukuran kematangan,

histogram putih menunjukan ikan belum matang, histogram abu-abu menunjukan ikan yang sudah matang dan anak panah DW50 menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Hubungan panjang klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah a menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (3) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina.

Page 29: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

155

Gambar 74. Biologi reproduksi ikan Aetoplatea zonura. (1) Ukuran kematangan,

histogram putih menunjukan ikan belum matang, histogram abu-abu menunjukan ikan yang sudah matang dan anak panah DW50 menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Hubungan panjang klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah a menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (3) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina.

Page 30: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

156

Gambar 75. Biologi reproduksi ikan Charcharhinus albimarginus. (1) Hubungan

panjang klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina

Page 31: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

157

Gambar 76. Biologi reproduksi ikan Charcharhinus brevipinna. (1) Hubungan

panjang klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina

Page 32: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

158

Gambar 77. Biologi reproduksi ikan Charcharhinus sorrah. (1) Hubungan

panjang klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina

Page 33: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

159

Gambar 78. Biologi reproduksi ikan Prionance glauca. (1) Hubungan panjang

klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina

Page 34: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

160

Gambar 79. Biologi reproduksi ikan Rhizoprionodon oligolinx (1) Hubungan

panjang klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina

Page 35: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

161

Gambar 80. Biologi reproduksi ikan Rhinobatus sp2. (1) Hubungan panjang

klasper dan panjang total ikan , = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina

Page 36: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

162

Gambar 81. Biologi reproduksi ikan Himantura gerradi. (1) Hubungan panjang

klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina

Page 37: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

163

Gambar 82. Biologi reproduksi ikan Mobula japonica. (1) Hubungan panjang

klasper dan panjang total ikan, = muda, ○ = berkembang, ▲ = matang, dan anak panah menunjukan ukuran pertama matang kelamin. (2) Histogram ukuran ikan menurut jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan jantan, histogram abu-abu menunjukan ikan betina

Page 38: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

164

Gambar 83. Ukuran diameter telur (MOD) menurut bulan dari ikan Dasyatis

kuhli , Dasyatis zugei dan Himantura walga

Page 39: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

165

Gambar 84. Ukuran lebarra cawan embrio menurut bulan dari ikan Dasyatis

kuhlii, Dasyatis zugei dan Himantura walga

Page 40: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

166

Gambar 85. Persentase frekwensi tingkat kematangan gonad ikan Dasyatis

kuhlii berdasarkan bulan dan jenis kelamin.

Page 41: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

167

Gambar 86. Persentase frekwensi lebar cawan ikan Dasyatis kuhlii

berdasarkan bulan dan jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan muda, histogram abu-abu menunjukan ikan matang

Page 42: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

168

Gambar 87. Persentase frekwensi lebar cawan ikan Dasyatis zugei berdasarkan

bulan dan jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan muda, histogram abu-abu menunjukan ikan matang

Page 43: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

169

Gambar 88. Persentase frekwensi lebar cawan ikan Himantura walga

berdasarkan bulan dan jenis kelamin, histogram putih menunjukan ikan muda, histogram abu-abu menunjukan ikan matang

Page 44: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

170

Gambar 89. Ukuran pertama matang kelamin berdasarkan persentase frekwensi

tingkat kematangan dari ikan Dasyatis kuhlii, Dasyatis zugei dan Himantura walgai, histogram putih menunjukan tingkat kematangan 1-2, histogram abu-abu menunjukan tingkat kematangan 3-5

Page 45: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

171

Gambar 90. Kurva pertumbuhan von Bertalanffy dari ikan Dasyatis kuhlii,

Jenis betina dan Jantan yang diperoleh berdasarkan kalkulasi umur melalui metode vertebral centra.

Gambar 91. Telur dan anak ikan pari jenis Himantura gerrardi dalam kandungan

Page 46: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

172

92. Embrio jenis Dasyatis zugei dan Himmantura walga

Gambar 93. Telur dan embrio jenis Carcharhinus melanopterus

Page 47: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

173

Gambar 94. Embrio jenis Carcharhinus melanopterus dan Chiloscyllium puntactum

Page 48: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

174

6.4 Pembahasan

6.4.1 Kebiasaan Makan Ikan Cucut dan Pari

Cucut pemakan ikan, sedangkan pari pemakan ikan dan udang. Komposisi

makanani dari lima jenis cucut yaitu: Carcharhinus dussumieri, Carcharhinus

falciformis, Carcharhinus sealei, Carcharhinus sorrah dan Sphyrna lewini

memiliki persamaan dan perbedaan. Jenis cucut dengan komposisi makanan yang

serupa memberikan indikasi adanya kompetisi inter spesies jika mereka berada

dalam habitat yang sama.

Cucut dikenal sebagai ikan predator yang memiliki penciuman tajam

terutama terhadap bau darah, kemampuan indera penciumannya dapat melacak

mangsa hingga beberapa kilometer (Stevens, 1980). Tidak semua ikan cucut

pemakan daging (karnivor), jenis Cetorhinus maximus mendapatkan makanan

dengan cara menjaring plankton dari air (Compagno, 2001). Jenis-jenis makanan

ikan cucut tidak terbatas, mulai dari ikan kecil hingga besar, kepiting, cumi-cumi,

penyu, plankton, bahkan cucut dapat memakan jenisnya sendiri atau kanibalisme

(Last dan Stevens, 1994).

Interaksi antar jenis ikan dapat terjadi karena kompetisi makanan atau rantai

makanan antar pemangsa dengan jenis yang dimakannya. Penangkapan cucut

sebagai ikan predaktor akan mempengaruhi tingkat populasi jenis ikan lain yang

dimangsanya (Stevens, 2003).

Hasil analisis multidimensi terhadap komposisi makanan ikan pari

menunjukan bahwa secara umum masing-masing jenis pari memiliki komposisi

yang berbeda, ada yang terpencar dan ada yang berkelompok. Selanjutnya jenis

pari Himantura uarnak, Dasyatis kuhlii, dan Himantura bleekeri berada dalam

posisi saling berdekatan, ini menunjukan bahwa ketiga jenis pari tersebut

memiliki komposisi makanan yang hampir sama dan ada kemungkinan terjadi

kompetisi makan dari jenis tersebut.

Walaupun ikan pari umumnya pemangsa (predator) namun mempunyai

bentuk gigi yang kecil-kecil yang berfungsi sebagai penghancur (Hoeve, 1988).

Karena ukuran giginya yang kecil-kecil, ikan pari cenderung memangsa ikan-ikan

yang berukuran kecil. Mangsa ikan pari bervariasi dari jenis binatang planktonis,

invertebrata bentik hingga ikan bertulang keras berukuran kecil. Selain itu ikan

Page 49: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

175

pari juga makan binatang bertulang rawan (chondrithian) dan berbagai jenis

cephalopoda antara lain cumi-cumi (Compagno, 1999).

6.4.2 Biologi reproduksi cucut dan pari

Dominasi ikan jantan muda yang tertangkap dari tujuh jenis cucut dan pari

yang diteliti, menunjukan bahwa ikan-ikan ini dieksploitasi pada daerah asuhan

(nursery areas). Selanjutnya ikan betina memiliki ukuran panjang atau lebar yang

sama atau lebih besar dari ikan jantan, dengan fakta ini membuktikan bahwa besar

kemungkinan ikan cucut dan pari tertangkap sebelum sempat bereproduksi.

Dominasi cucut muda dalam jumlah yang besar juga tertangkap di perairan

Meksiko, dan diperkirakan mencapai 90 % dari total tangkapannya (Campana et

al., 2001). Studi lain pada berbagai perairan menunjukan bahwa habitat daerah

asuhan ikan cucut muda berada di perairan pantai dalam berbagai periode waktu

(Simpferdofer, 1999).

Proporsi ikan dewasa pada jenis Dasyatis kuhlii , Dasyatis zugei, dan

Himantura walga menunjukan jumlah yang tinggi, hal ini kemungkinan

berhubungan denga selektifitas alat yang menangkapanya yaitu jaring liongbun

dan jaring arad. Catatan khusus untuk alat tangkap bubu, ternyata alat ini

menangkap ikan pari jenis Dasyatis kuhlii dengan ukuran yang sangat kecil

yaitu 70 – 150 mm, alat ini jelas akan memberikan tekanan tinggi terhadap

rekruitmen jenis ikan pari.

Hasil analisis biologi reproduksi terhadap Dasyatis kuhlii Dasyatis zugei,

dan Himantura walga belum menujukan pola musim pemijahan secara jelas, baik

dilihat dari hasil evaluasi diameter telur, maupun ukuran dan jumlah embrio yang

dilahirkan. Contoh penelitian di perairan Florida, ikan pari jenis Raja eglanteria

diduga memijah hanya dua bulan dalam setahun (Cadenat dan Blache, 1981).

Sedangkan cucut dari jenis C. Cautus memijah selama sebelas bulan di perairan

Darwin Australia (Stevens, 1999).

Fekunditas Dasyatis kuhlii Dasyatis zugei, dan Himantura walga adalah

rendah, yaitu hanya berkiar satu sampai dua ekor tiap induknya. Ukuran lebar

cawan ketiga ikan betina dari jenis tersebut lebih besar dibandingkan ikan jantan.

Hasil yang serupa untuk beberapa jenis ikan cucut dan pari juga diperoleh di

Page 50: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

176

perairan Australia (Last dan Steven, 1994). Hasil studi biologi reproduksi spesien

ini merupakan catatan penelitian pertama di perairan Asia Tenggara.

Hasil penelitian lain menunjukan bahwa ikan cucut jenis Alopias vulpinus

menetas di dalam rahim induknya dan kemudian dilahirkan dengan panjang 1,2

sampai 1,5 meter (Hoeve, 1988). Ikan cucut jenis Carcharhinus cautus memiliki

panjang pertama kali matang gonad pada ukuran 105 cm dengan umur empat

sampai lima tahun di perairan Australia Barat (White et al, 2002).

Penelitian biologi reproduksi sangat bermanfaat untuk memahami

regenarasi tahunan dari stok ikan (Cortes, 2000). Parameter biologi reproduksi

seperti ukuran ikan pertama matang gonad, frekwensi pemijahan, fekunditas dan

rekruitmen dapat menjelaskan nilai prediksi perikanan dan dapat digunakan untuk

menformulasikan pengelolaan perikanan secara rasional (Widodo, 2001).

Hasil penelitian perbandingan jenis kelamin menunjukan bahwa nisbah

kelamin ikan cucut dan pari di perairan ini masih seimbang. Pengamatan terhadap

jenis kelamin merupakan hal yang sangat penting dalam mengamati struktur

populasi ikan. Dengan mengetahui perbandingan jenis kelamin dapat diduga

keseimbangan populasi yang ada dengan asumsi bahwa perbandingan ikan jantan

dan betina dalam suatu sediaan di alam adalah 1:1, dengan demikian populasi

dinyatakan dalam keadaan seimbang (Cristina, 2003).

6.4.3 Parameter pertumbuhan cucut dan pari

Hasil analisis parameter populasi ini menunjukan bahwa ikan betina

berumur lebih panjang dibandingkan dengan ikan jantan.. Selanjutnya ikan betina

memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan ikan jantan. Ikan

cucut memiliki ciri tumbuh lambat dan berumur panjang (Compagno, 1984; Last

and Stevens, 1994; FAO, 2000). Selanjutnya White et al. (2002) melaporkan

bahwa hasil penelitiannya di perairan Australia Barat dengan menggunakan

metode tidak langsung memperoleh umur masimum 16,4 tahun dengan panjang

133 cm untuk ikan cucut jenis Carcharhinus cautus.

Musick (2003) menjelaskan bahwa sampai tahun 2003 publikasi dari

hasil penelitian parameter populasi ikan cucut dan pari (Elasmobranchii)

telah mencapai 115 buah, yang meliputi 91 jenis Elasmobranchii dari

seluruh perairan dunia. Hasil kajian ini juga menjelaskan bahwa 70 persen

Page 51: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

177

penelitian umur ikan menggunakan metode vertebral centra. Selanjutnya kajian

ini juga menjelaskan bahwa umur berbagai jenis cucut berkisar dari 3 sampai 70

tahun, dengan laju pertumbuhan tersendah sebesar 0,039 dari jenis C. Plumbeus

dan yang tertinggi mencapai 1,337 dari jenis Rhizoprionodon taylori. Sedangkan

umur berbagai jenis ikan pari berkisar 3 – 50 tahun, dengan laju pertumbuhan

tersendah sebesar 0,019 dari jenis Leucoraja narvus dan yang tertinggi mencapai

0,502 dari jenis Raja miraletus.

Implikasi dari penelitian parameter populasi untuk brbagai jenis cucut dan

pari menjelaskan bahwa jenis-jenis ikan ini sangat beresiko terhadap eksploitasi

yang berlebihan. Berbagai dokumentasi tentang kasus kepunahan (kolap)

perikanan cucut dan pari, seperti perikanan cucut jenis Lamna nasus di perairan

Atlantik Utara (Anderson, 1990; Campana et al., 2001), perikanan cucut jenis

Galeorhinus galius di Kalifornia dan Australia. Cucut botol (Squalus acanthias) di

Laut Utara dan British Colombia (Holden, 1968;Ketchen, 1986; Hoff dan Musick,

1990), dan beberapa jenis cucut di pantai Timur Amerika (Musick et al., 1993;

NMFS, 1999). Pada umumnya pemulihan sumberdaya cucut dan pari memerlukan

waktu yang panjang, sebagai gambaran perikanan cucut di perairan Kalifornia

yang tidak dapat pulih kembali setelah 50 tahun yang lalu mengalami kepunahan

akibat penangkapan yang berlebihan (Musick, 2003).

6.5 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian aspek biologi beberapa jenis cucut dan pari di Laut

Jawa diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Makanan utama cucut adalah ikan, sedangkan pari yang utama adalah ikan

dan udang. Pari tidak makan Elasmobranchii seperti dilakukan cucut.

Kemungkinan interaksi antar jenis karena kompertisi makanan terjadi pada

beberapa jenis yang memiliki kesamaan makanan jika berada dalam

habitat yang sama.

2. Hasil analisis dengan menggunakan kurva logistik terhadap ukuran

panjang total pertama matang kelamin (L50) dari tiga jenis cucut jantan

menunjukan bahwa Alopias pelagicus pertama matang kelamin berukuran

2508,3 mm, selanjutnya jenis Carcharhinus amblyhynchoides berukuran

Page 52: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

178

1315,0 mm, dan jenis Carcharhinus falciformis berukuran 1935,0 mm.

Sedangkan Rhinobatus thouin (pari gitar) ukuran panjang total pertama

matang kelamin (L50) adalah 708,9 mm.

3. Selanjutnya hasil analisis ukuran matang kelamin berdasarkan hubungan

panjang klasper dan panjang ikan menujukan bahwa Alopias pelagicus

pertama matang kelamin berukuran 2409,1 mm, jenis Carcharhinus

amblyhynchoides berukuran 1285,7 mm, dan jenis Carcharhinus

falciformis berukuran 1903,0 mm. Sedangkan Rhinobatus thouin (pari

gitar) ukuran panjang total pertama matang kelamin (L50) adalah 639,0

mm.

4. Hasil analisis dengan menggunakan kurva logistik terhadap ukuran lebar

cawan pertama matang kelamin (DW50) pari jantan dari jenis Dasyatis

kuhlii adalah 236,6 mm, selanjutnya Dasyatis zugei berukuran 172,9 mm

dan Himantura walga berukuran 166,6 mm, dan Aetoplatea zonura

berukuran 476,0 mm.

5. Selanjutnya hasil analisis ukuran matang kelamin berdasarkan hubungan

panjang klasper dan lebar cawan ikan menujukan bahwa Dasyatis kuhlii

pertama matang kelamin (DW50) berukuran 225,3 mm, sedangkan

Dasyatis zugei berukuran 153,2 mm, dan Aetoplatea zonura berukuran

430,8 mm,dan Himantura walga tidak dapat dianalisis.

6. Ukuran pertama matang kelamin hasil analisis hubungan panjang klasper

dan ukuran ikan menunjukan nilai yang lebih kecil dibandingkan hasil

analisis kurva logistik. Perbedaan hsil dari kedua analisis tersebut terhadap

tujuh jenis cucut dan pari berkisar 1,7 sampai 11,4 % dari ukuran L50 atau

DW50.

7. Hasil analisisi terhadap sampel diameter telur dari jenis pari Dasyatis

kuhlii , Dasyatis zugei, dan Himantura walga yang diteliti secara

mendalam, tidak memberikan pola perubahan yang jelas, maka diduga

pola diameter telur cenderung tetap sepanjang tahun.

8. Berdasarkan data ikan Dasyatis kuhlii yang terkecil tertangkap adalah

berukuran lebar cawan 118 mm, dan ukuran embrio terbesar jenis ini

mencapai 145 mm, maka diduga ukuran lebar cawan sewaktu ikan ini

Page 53: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

179

dilahirkan adalah berkisar 120 – 145 mm. Selanjutnya berdasarkan asumsi

ikan ini lahir dengan ukuran lebar cawan 120 mm, maka diduga ikan ini

memijah hampir setiap bulan.

9. Berdasarkan data ikan Dasyatis zugei yang terkecil tertangkap adalah

berukuran lebar cawan 104 mm, dan ukuran embrio terbesar jenis ini

mencapai 71 mm, maka diduga ukuran lebar cawan sewaktu ikan ini

dilahirkan adalah berkisar 70 – 100 mm. Selanjutnya berdasarkan data

ikan Himantura walga yang terkecil tertangkap adalah berukuran lebar

cawan 148 mm, dan ukuran embrio terbesar jenis ini mencapai 80 mm,

maka diduga ukuran lebar cawan sewaktu ikan ini dilahirkan adalah

mendekati ukuran lebar cawan Dasyatis kuhlii dan Dasyatis zugei.

Karena jumlah sampel embrio kedua jenis ini terbatas, maka sulit untuk

menduga pola musim pemijahannya.

10. Nilai fekunditas yang dianalisis berdasarkan jumlah embrio pada ikan pari

menunjukan bahwa rata-rata embrio pada jenis Dasyatis zugei adalah 1,5

dengan standar deviasi ± 0,24, dan untuk jenis Himantura walga adalah

1,4 dengan standar deviasi ± 0,23, dengan jumlah maksimum embrio dua

ekor setiap ikannya. Sedangkan untuk jenis Dasyatis kuhlii jumlah anak

pada setiap ikan yang diteliti adalah satu ekor (n = 37).

11. Fekunditas yang dihitung dari jumlah telur dariovarium ikan pari

menunjukan jenis Dasyatis kuhlii berkisar antara 8 – 20 butir, Dasyatis

zugei berkisar antara 9 - 18, dan Himantura walga antara 16 - 30 butir,

Himantura undulata berkisar antara 10 - 15 butir, Himmantuta jenkinsii

sekitar 15 - 20 butir, Himmantura gerrardi berkisar antara 15 - 30 butir,

dan Himmantura uarnak antara 20 - 39 butir.

12. Hasil analisis tingkat kematangan kelamin menunjukan bahwa dominasi

tinkat kematangan kelamin jenis Dasyatis kuhlii terjadi pada tingkat 3

baik untuk ikan jantan maupun betina. Untuk ikan betina dan jantan pada

tingkat kematangan 3 masing-masing mencapai 57 %, dan 93 % dari

keseluruhan data kematangan kelamin.

13. Ukuran lebar cawan terkecil dari ikan betina Dasyatis kuhlii yang

matang kelamin adalah 230 mm, dengan nilai rata- rata 260 mm,

Page 54: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

180

sedangkan ukuran ikan pertama kali matang kelaminya (DW50) adalah 252

mm, dan ukuran ikan pertama tertangkap (DWC) adalah 252 mm.

Selanjutnya ukuran lebar cawan terkecil dari ikan jantan Dasyatis kuhlii

yang matang kelamin adalah 206 mm, dengan nilai rata- rata 240 mm,

sedangkan ukuran ikan pertama kali matang kelaminya (DW50) adalah 239

mm, dan ukuran ikan pertama tertangkap (DWC) adalah 263 mm.

14. Ukuran lebar cawan terkecil dari ikan betina Dasyatis zugei yang matang

kelamin adalah 188 mm, dengan nilai rata- rata 220 mm, sedangkan

ukuran ikan pertama kali matang kelaminya (DW50) adalah 191 mm, dan

ukuran ikan pertama tertangkap (DWC) adalah 202 mm. Selanjutnya

ukuran lebar cawan terkecil dari ikan jantan Dasyatis zugei yang matang

kelamin adalah 163 mm, dengan nilai rata- rata 200 mm, sedangkan

ukuran ikan pertama kali matang kelaminya (DW50) adalah 178 mm, dan

ukuran ikan pertama tertangkap (DWC) adalah 182 mm.

15. Ukuran lebar cawan terkecil dari ikan betina Himantura walga yang

matang kelamin adalah 162 mm, dengan nilai rata- rata 170 mm,

sedangkan ukuran ikan pertama kali matang kelaminya (DW50) adalah 162

mm, dan ukuran ikan pertama tertangkap (DWC) adalah 182 mm.

Selanjutnya ukuran lebar cawan terkecil dari ikan jantan Himantura

walga yang matang kelamin adalah 162 mm, dengan nilai rata- rata 170

mm, sedangkan ukuran ikan pertama kali matang kelaminya (DW50)

adalah 163 mm, dan ukuran ikan pertama tertangkap (DWC) adalah 174

mm.

16. Dari hasil analisis parameter dinamika populasi ikan betina Dasyatis kuhlii

diperoleh nilai laju pertumbuhan (k) adalah 0,311 per tahun, lebar cawan

asimtotik (DW∞) sebesar 312,8mm, dan umur nol tahun (t0) adalah -1,13,

dan umur maksimum diduga mencapai 16 tahun. Sedangkan untuk ikan

jantan Dasyatis kuhlii diperoleh nilai laju pertumbuhan (k) adalah 0,831

per tahun, lebar cawan asimtotik (DW∞) sebesar 257,3 mm, dan umur nol

tahun (t0) adalah -0,43, dan umur maksimum diduga mencapai 12 tahun.

Hasil analisis parameter populasi ini menunjukan bahwa ikan betina

tumbuh lebih lambat, dan berumur lebih panjang dari ikan jantan.

Page 55: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

7 PEMBAHASAN UMUM: PENGELOLAAN PERIKANAN CUCUT DAN

PARI DI LAUT JAWA

7.1 Pendahuluan

Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat pulih kembali, maka

di dalam pemanfaatannya tidak boleh melewati batas-batas kemampuan

sumberdaya untuk pulih kembali (King, 1995). Difinisi pengelolaan perikanan

menurut FAO (1997) adalah proses terpadu menyangkut pengumpulan informasi,

analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, pengalokasian

sumberdaya dan perumusan serta pelaksanaan, dan apabila diperlukan dengan

penegakan hukum.

Berkaitan dengan sumberdaya perikanan dunia, hasil evaluasi menunjukkan

bahwa empat wilayah perairan telah mencapai puncak pemanfaatan

sumberdayanya. Keempat wilayah tersebut meliputi wilayah Pasifik Barat

Tengah (Western Central Pacific) dengan kode wilayah 71, wilayah Samudera

Hindia Timur (Eastern Indian Ocean) dengan kode wilayah 57, wilayah Pasifik

Barat Laut (Northwest Pasific) dengan kode wilayah 61 dan wilayah Pasifik Barat

Daya (Southwest Pacific) dengan kode wilayah 81. Delapan perairan lainnya

telah dimanfaatkan sekitar lebih dari 70 %, sementara 4 perairan lainnya telah

dimanfaatkan antara 10 % hingga 50 % (FAO, 2000).

Berdasarkan hasil evaluasi FAO ini, dapat dikatakan bahwa sumberdaya

ikan dunia telah cenderung dimanfaatkan secara penuh. Khusus untuk wilayah

perairan Indonesia yang masuk pada kode wilayah 71 (kawasan barat Indonesia)

dan kode wilayah 57 (kawasan timur Indonesia) secara umum juga telah mencapai

puncak pemanfaatannya.

Dari gambaran status pemanfaatan sumberdaya perikanan baik secara

global, regional dan lokal tersebut, maka sumberdaya ikan Indonesia dan dunia

pada umumnya perlu diselamatkan. Menyelamatkan sumberdaya ikan bukan saja

membawa manfaat bagi generasi umat manusia sekarang, tetapi juga bagi generasi

yang akan datang. Menyelamatkan sumberdaya ikan bukan berarti sumberdaya

ikan tersebut tidak perlu dimanfaatkan sama sekali, tetapi pemanfaatannya harus

dilakukan dengan penuh bijaksana dan berkelanjutan.

Page 56: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

182

Menyadari keseriusan permasalahan pemanfaatan sumberdaya perikanan

dunia, maka Komisi Perikanan Dunia (The Committe on Fisheries) pada sidang

yang kesembilan belas pada bulan Maret 1991 melakukan pengembangan konsep

baru menuju perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Selanjutnya

pada Konferensi Internasional tentang penangkapan ikan yang bertanggung jawab

yang diselenggarakan pada tahun 1992 di Cancun, Mexico telah menunjuk FAO

untuk mempersiapkan suatu konsep petunjuk pelaksanaan (code of conduct) untuk

penangkapan ikan yang bertanggung jawab (responsible) dan memperhatikan

prinsip-prinsip berkelanjutan (sustainability).

Pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan (sustainable mangement)

dalam perikanan timbul karena adanya isu global tentang terbatasnya sumberdaya

perikanan di satu pihak dan kebutuhan akan sumberdaya perikanan yang terus

meningkat akibat meningkatnya penduduk di lain pihak. Dengan menerapkan

konsep pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan maka akan dapat

menyelamatkan sumberdaya ikan tersebut dari kepunahan dan sekaligus

menyelamatkan kepentingan kehidupan semua orang yang bergantung kepada

sumberdaya perikanan ini.

Pemanfaatan sumberdaya alam (ikan) secara berkelanjutan adalah

pemanfaatan sumberdaya alam yang terbarui untuk kepentingan generasi sekarang

dan yang akan datang dengan tetap menjaga kelestarikan sumberdaya tersebut

(Widodo, 2001). Sementara itu Dahuri (2000) menyatakan bahwa pemanfaatan

sumberdaya alam secara berkelanjutan adalah suatu strategi pemanfaatan

ekosistem alamiah sedemikian rupa, sehingga kapasitas fungsionalnya untuk

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia tidak rusak. Selanjutnya Monintja

(2000) menyatakan bahwa pemanfaatan sumberdaya perikanan secara

berkelanjutan mempunyai beberapa kriteria yaitu : (1) hasil tangkapan tidak

melebihi jumlah yang boleh dimanfaatkan, (2) menggunakan bahan bakar lebih

sedikit, (3) secara hukum alat tangkap legal, (4) investasi yang dibutuhkan rendah

dan (5) produk mempunyai pasar yang baik.

Agar pemanfaatan sumberdaya ikan ini dapat dilakukan secara

berkelanjutan, maka sumberdaya ini harus dikelola secara rasional. Oleh karena

itu maka sumberdaya ikan ini harus dikelola mulai dari tingkat awal

Page 57: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

183

pemanfaatannya sehingga diperoleh keseimbangan antara pengembangan dan

keuntungan yang optimal. Dalam konteks ini kita dianjurkan untuk

mengidentifikasikan tujuan-tujuan pengelolaan dan selanjutnya menentukan

metode yang paling sesuai untuk itu. Dalam menentukan langkah-langkah

pengelolaan maka harus didasarkan pada bukti ilmiah yang akurat (FAO, 1995)

Secara lebih khusus, sasaran pengelolaan perikanan biasanya dapat

dikuantifikasikan dalam bentuk-bentuk keuntungan-keuntungan sosial berupa

produksi makanan, nilai kotor bersih, kesempatan kerja, pendapatan individu

nelayan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut serta mempertahankan stok

sumberdaya ikan pada tingkat produksi lestari yang tinggi. Tujuannya untuk

mencapai keseimbangan yang optimum antara masukan-masukan dan berbagai

pengeluaran. Karena perikanan terus berkembang dan kebutuhan-kebutuhan

masyarakat serta nilai uang selalu berubah, maka sasaran pengelolaan juga

berubah.

Berbagai macam peraturan dan undang-undang telah dikeluarkan untuk

pengelolaan dan pemanfaatan perikanan yang berkelanjutan untuk melindungi

sumberdaya tersebut dari kelebihan tangkap dan kepunahannya. Menurut Gulland

(1983) pada prinsipnya metode-metode pengelolaan tersebut digolongkan menjadi

dua bagian yaitu pengontrolan ukuran ikan yang tertangkap dan pengontrolan

jumlah penangkapan (amount of fishing).

Definisi pengelolaan perikanan menurut Undang-undang Republik

Indonesia nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan adalah semua upaya, termasuk

proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan,

konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi

serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan,

yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai

kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah

disepakati.

Sehubungan dengan definisi pengelolaan perikanan yang bercakupan luas

tersebut adalah bertujuan untuk memastikan sumberdaya perikanan dapat

dimanfaatkan secara optimal dengan tetap memperhatikan dan menjaga

kelestarian sumberdaya dan lingkungannya. Adapun langkah pengelolaan

Page 58: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

184

sumberdaya ikan, dapat dikatagorikan menjadi dua (Purwanto 2003) : (1)

Pengendalian penangkapan ikan (contol of fishing), (2) Pengendalian upaya

penangkapan ikan (control of fishing effort)

Pada prinsipnya, pengelolaan perikanan bertujuan untuk mengatur intensitas

penangkapan agar diperoleh hasil tangkapan yang optimal dari berbagai aspek

(Widodo, 2001). Pengelolaan perikanan juga bertujuan menentukan tingkat hasil

tangkapan yang berkelanjutan dalam jangka panjang-long term sustainable

(Purwanto, 2003). Selanjutnya langkah-langkah yang berkaitan dengan

pengelolaan perikanan mencakup kegiatan mengumpulkan data dasar mengenai

biologi, teknologi, ekonomi dan sosial tentang perikanan. Data yang telah

diperoleh tersebut ditrasfer kedalam bentuk informasi yang berguna untuk

pembuatan berbagai keputusan pengelolaan. Opsi pengelolaan secara umum bagi

perikanan yang telah berkembang antara lain ( Merta et al., 2003): (1) Pembatasan

ukuran ikan hasil tangkapan (size limitation), (2) Pembatasan alat tangkap dan

kapal (vessel and gear limitation), (3) Zona bebas penangkapan (Sanctuary

zones), (4) Peningkatam monitoring, controlling, surveilillance (MCS),

(5)Penetapan total allowable catch (TAC).

Ikan cucut dan pari termasuk dalam sub group Elasmobranchii, yang

mencakup 1100 jenis dan merupakan jumlah species terbesar dari jenis-jenis ikan

laut (Compaqno,2001). Berbagai penelitian cucut dan pari menunjukan bahwa

ikan-ikan tersebut memiliki laju pertumbuhan sangat lambat, tingkat kedewasaan

yang lambat, dan jumlah fekunditas yang sedikit dibadingkan ikan-ikan bertulang

sejati (Camhi et al., 1998). Selain itu, cucut dan pari memiliki jumlah anak yang

sedikit (Smith et al., 1988) dan sangat rentan terhadap laju kematian karena

penangkapan (Hoenig dan Gruber, 1990). Oleh Karena itu, populasi cucut dan

pari hanya dapat terpelihara dengan mengontrol tingkat upaya penangkapan yang

tidak mengganggu jumlah sediaannya (Camhi, 1988; Musick, 1999; Cortes,

2000). Penurunan populasi cucut dan pari berlangsung sangat cepat dan sulit

untuk pulih kembali dibandingkan dengan ikan bertulang sejati (Sminkey dan

Musick,1995; 1996). Konsekuensinya adalah pengelolaan perikanan cucut dan

pari harus segera dilakukan (Musich, 1999). Namun demikian kasus pengelolaan

cucut belum banyak dikembangkan didunia (Bonfid, 1994). Selanjutnya suatu

Page 59: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

185

pola pengelolaan yang dapat menjaga sumberdaya cucut dan pari dari kepunahan

sangat dibutuhkan (Anderson, 1990; Haff dan Musick, 1990).

Kepedulian internasional terhadap Elasmobranchii direfleksikan dalam

kenyataan oleh Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) yang telah

mengembangkan IPOA (International Plan of Action) mengenai cucut dan pari.

Rencana tersebut mengharuskan negara-negara yang melakukan penangkapan

elasmobranchii untuk melaksanakan pengkajian secara reguler terhadap

sumberdaya ini, dan bila perlu mengambil langkah-langkah pengelolaan untuk

melindungi spesies atau stok yang terancam keberadaannya (FAO,2000).

Bab ini merupakan pembahasan menyeluruh terhadap aspek teknologi dan

biologi. Pembahasan difokuskan pada pengelolaan perikanan cucut dan pari di

Laut Jawa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada periode waktu mulai

Mei 2001 sampai Desember 2004. Dalam bab ini disajikan sejumlah langkah

pilihan (opsi) rencana aksi (plan of action) pengelolaan perikanan cucut dan pari

secara bertanggung jawab dan berkelanjutan yang berlandaskan studi ilmiah dari

aspek teknologi penangkapan, biologi reproduksi dan bilogi sumberdaya di Laut

Jawa.

7.2 Evaluasi pengelolaan perikanan cucut dan pari

Pengelolaan dalam arti perhatian terhadap perikanan cucut dan pari di

Indonesia sebenarnya telah lama dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan tercatatnya

hasil tangkapan cucut dan pari dalam statistik perikanan Indonesia sejak tahun

1975. Dalam statistik perikanan, ikan cucut dan pari dimasukan dalam kelompok

ikan demersal, walaupun dalam kenyataan ikan cucut dan pari banyak yang hidup

dipermukaan perairan (pelagis). Sampai saat ini, statistik perikanan Indonesia

masih mencatat ikan ini dalam dua jenis, yaitu cucut dan pari. Pada perkembangan

pengetahuan terkini, cucut dan pari memiliki banyak jenis seperti ikan bertulang

sejati, dan di Laut jawa tercatat 77 jenis cucut dan pari (Bab 4).

Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan secara berkelajutan dan

sekaligus mengatasi berbagai konflik dibidang perikanan laut, pemerintah

Republik Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk peraturan. Walaupun

peraturan itu tidak langsung berkaitan dengan sumberdaya cucut dan pari, namun

karena alat tangkap dan daerah penangkapannya bersinggungan dengan komoditas

Page 60: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

186

cucut dan pari, maka peraturan tersebut juga berdampak pada komoditas ini.

Sebagai contoh, pelarangan pukat harimau (trawl) juga mempengaruhi keberadaan

sumberdaya cucut dan pari, karena alat ini juga menangkap cucut dan pari sebagai

hasil tangkapan sampingan yang cukup signifikan. Peraturan perundang-undangan

yang dikeluarkan pemerintah Republik Indonesia dalam rangka pemanfaatan

sumberdaya perikanan secara berkelanjutan adalah sebagai berikut:

1). Surat Keputusan Menteri Pertanian No.2/Kpts/Um/1/1975 tanggal 2

Januari 1975 yang khusus berlaku di perairan Irian Jaya (Laut Arafura)

yang menetapkan pembinaan kelestarian kekayaan yang terdapat dalam

sumber perikanan di daerah tersebut serta menutup bagi semua kegiatan

penangkapan pada perairan sampai kedalaman isobath 10 m. Surat

Keputusan ini dapat berfungsi untuk melindungi kelangsungan hidup cucut

dan pari muda dan kelestarian habitatnya.

2). Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 123/Kpts/Um/3/1975 tentang

pengelolaan dan pelestarian sumber perikanan. Dalam hal ini menteri

pertanian dapat menetapkan peraturan tentang penutupan daerah/musim

tertentu dan pengendalian kegiatan penangkapan. Surat Keputusan ini

dapat berfungsi untuk menutup area pemijahan atau asuhan ikan cucut dan

pari muda pada musim tertentu, sehingga memberi kesempatan ikan cucut

dan pari untuk tumbuh dan berkembang biak.

3). Pembinaan kelestarian daerah asuhan udang (hutan mangrove) tertuang

dalam Instruksi Menteri Pertanian No. 13/ins./Um/1/1975 yang mengatur

tentang pembinaan perikanan yang berhubungan dengan hutan mangrove

dilakukan oleh Dinas Perikanan setempat dengan berkonsultasi dengan

Dinas Kehutanan setempat. Selain itu SKB Menteri Pertanian dam

Kehutanan No. 082/Kpts-II/1984 dan KB.550/246/Kpts/4/1984 yang

mengatur tentang jalur hijau hutan pantai yang berfungsi sebagai

pelindung pantai dan berpijahnya biota laut. Surat Keputusan ini dapat

berfungsi untuk menutup area ikan cucut dan pari muda dan dewasa yang

hidup di sekitar hutan mangrove, sehingga memberi kesempatan ikan

cucut dan pari untuk tumbuh dan berkembang biak.

Page 61: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

187

4). Untuk menghindari konflik sosial dan menjamin kelestarian sumberdaya

udang dikeluarkan KEPPRES No. 39/1980 tentang penghapusan trawl di

perairan Indonesia. Surat Keputusan ini dapat berfungsi untuk mengurangi

tekanan penangkapan cucut dan pari dari hasil tangkapan sampingan trawl,

sehingga memberi kesempatan ikan cucut dan pari untuk tumbuh dan

berkembang biak.

5). Untuk menjamin kelestarian sumberdaya ikan serta menghindari konflik

dikeluarkan KEPPRES No. 85/1982 tentang penggunaan pukat udang di

perairan Kai, Tanimbar, Aru, Irian Jaya dan laut Arafura dengan batas

koordinat 130º BT ke Timur. Surat Keputusan ini dapat berfungsi untuk

mengurangi tekanan penangkapan cucut dan pari dari hasil tangkapan

sampingan trawl, terutama jenis pari Urolophus kaianus yang banyak

terdapat di perairan Kai.

6). Undang-undang Republik Indonesia nomor 31 tahun 2004 tentang

perikanan yang menyebutkan pengelolaan sumberdaya perikanan adalah

semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan

informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi

sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan

perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah

atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan

produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati.

Undang-undang ini dapat berfungsi untuk pengelolaan sumberdaya ikan

cucut dan pari secara berkelanjutan, melalui pengumpulan informasi,

analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, dan alokasi

sumberdaya ikan.

Page 62: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

188

7.3 Konsep Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari Secara Berkelanjutan di

Laut Jawa

Konsep pengelolaan perikanan cucut dan pari secara berkelanjutan adalah

bertujuan untuk memastikan sumberdaya perikanan dapat dimanfaatkan secara

optimal dengan tetap memperhatikan dan menjaga kelestarian sumberdaya dan

lingkungannya. Berdasarkan sintesa dari hasil analisis karakteristik teknologi

penangkapan, biologi reproduksi, biologi sumberdaya, dan pemanfaatan hasil

tangkapan, menunjukan bahwa konsep pengelolaan perikanan cucut dan pari

harus bersifat konservasi (perlindungan) dan tegas. Konsep pengelolaan perikanan

cucut dan pari di Laut Jawa secara berkelanjutan tersebut harus mempunyai

beberapa kriteria yaitu:

1. Pembatasan Jenis dan Ukuran Ikan Terkecil

2. Pengaturan Ukuran Mata Jaring atau Pancing

3. Pembatasan Jumlah Penangkapan

4. Pembatasan Alat Penangkapan

5. Kuota Hasil Penangkapan

6. Pembatasan Upaya Penangkapan

7. Penutupan daerah dan musim penangkapan

Konsep pengelolaan perikanan cucut dan pari yang bersifat konservasi

(perlindungan) dan tegas, sudah pasti harus dilandasi fakta dan kajian ilmiah. Atas

dasar pertimbangan apa kriteria itu dibuat, apa tujuan kriteria itu, dan sejauh mana

efektifitas kriteria tersebut bila diterapkan, semua pertanyaan itu akan dijelaskan

secara detail sebagai berikut.

Pembatasan jenis dan ukuran ikan terkecil

Hasil sintesa dari berbagai studi jenis dan komposisi cucut dan pari di Laut

Jawa menunjukan bahwa komoditas ini memiliki banyak jenis, dan banyak kasus

tertangkapnya ikan dalam usia muda atau sedang masa berkembang biak (Bab 4

dan 6). Sebagai contoh, bubu yang dioperasikan di perairan karang banyak

menangkap ikan pari dalam ukuran sangat kecil (sebaiknya bubu

dibatasi). Pembatasan jenis dan ukuran ikan cucut dan pari

terkecil bertujuan untuk melindungi komoditas ini dari

Page 63: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

189

ancaman kepunahan akibat kelebihan tangkap penambahan baru (recruitment over

fishing).

Pengontrolan jenis dan ukuran ikan cucut dan pari pada saat pertama kali

ditangkap dengan menentukan jenis dan ukuran minimum yang boleh didaratkan

mungkin kurang efektif, dan merangsang praktek-praktek memusnahkan dan

membuang kembali ke laut ikan-ikan yang jenis dan ukurannya di larang.

Walaupun demikian, peraturan tersebut dapat membantu dalam menegakkan

peraturan lain seperti penutupan daerah penangkapan. Peraturan ini mungkin

akan lebih efektif jika pemasaran ikan dari jenis dan ukuran cucut dan pari

tertentu yang telah ditetapkan juga dilarang.

Pengaturan ukuran mata jaring atau pancing

Dari lima jaring yang menangkap pari, hanya jaring liongbun yang memiliki

ukuran sesuai dengan ikan cucut dan pari, Jaring lainnya berukuran kecil.

Selanjutnya analisis sembilan alat tangkap cucut dan pari terhadap ekosistem

memberikan indikasi alat tersebut tidak ramah lingkungan (Bab 5). Dan analisis

makanan menujukan bahwa ikan cucut cenderung memangsa umpan baik yang

dipasang pada pancing maupun bubu (Bab 6).

Pengaturan ukuran mata jaring dan mata pancing dimaksudkan untuk

meloloskan individu-individu ikan yang berukuran kecil (muda) dari suatu stok.

pengaturan ukuran mata jaring dimaksudkan untuk meloloskan individu-individu

ikan yang berukuran kecil (muda), dan pengaturan mata pancing diarahkan dalam

memanfaatkan umpan sehingga lebih efektif untuk menangkap jenis dan ukuran

tertentu. Jika pengaturan ukuran mata jaring dan mata pancing telah menjadi

pilihan, beberapa faktor berikut perlu diperhatikan adalah pendugaan pengaruh

jangka pendek dan jangka panjang dalam penentuan efektivitas penegakan

peraturan.

Pembatasan jumlah penangkapan

Pembatasan jumlah penangkapan ini didasari oleh hasil kajian penelitian ini

yang menunjukan kecenderungan penurunan hasil tangkapan cucut dan pari di

Laut Jawa. Selanjutnya studi ini juga menjelaskan adanya penurunan hasil

tangkapan per satuan upaya dari alat yang menangkap cucut, serta hilangnya pari

Page 64: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

190

jenis Pristidae dari Laut Jawa (Bab 5 dan 6). Selain itu, penangkapan ikan cucut

dan pari sangat tergantung dari nilai harga permintaan pasar, sehingga pada

kondisi tertentu jenis ikan ini akan menjadi buraun bagi nelayan.

Metode pembatasan jumlah penangkapan ini adalah mempersingkat musim

penangkapan, mengurangi daerah penangkapan yang dibuka, menggunakan alat

dan metode yang kurang efisien, penentuan kuota hasil tangkapan, pembatasan

jumlah kapal atau izin penangkapan dan pembatasan modal.

Karena kelimpahan stok sangat bervariasi (yang tergantung faktor

lingkungan), manajer harus diberi informasi peramalan terakhir jika ia harus

mengontrol tekanan penangkapan dan mencegah kelebihan tangkap penambahan

baru (recruitment over-harvest). Manajer juga harus cepat menyadari setiap

perubahan dari upaya penangkapan atau praktek-praktek lain yang mungkin

mempengaruhi total hasil tangkapan. Manajer harus mempertimbangkan dampak

sosial-ekonomi karena pengurangan efisiensi nelayan terutama selama periode

meningkatnya biaya operasional dan pengolahan. Pada saat ini pembatasan jumlah

tangkapan yang paling terbaik adalah mempertahankan jumlah armada

penangkapan yang ada dan memantau hasil tangkapan per satuan upaya.

Pembatasan alat penangkapan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pancing rawai menangkap cucut

dalam jumlah palling tinggi, jaring arad menangkap pari dalam jumlah terbanyak,

bubu menangkap pari dalam ukuran yang kecil, dan ikan cucut dan pari memliki

laju pertumbuhan yang rendah, hasil ini menunjukan bahwa pembatasan alat

tangkap ini perlu dilakukan (Bab 5,6 dan 7).

Hasil tangkap dapat dikurangi dengan membatasi efisiensi unit penangkapan

yang ada dengan syarat nelayan tidak meningkatkan upaya penangkapannya.

Metode yang biasa digunakan adalah pembatasan ukuran trawl atau melarang

penggunaan trawl di daerah tertentu. Di seluruh perairan Indonesia penggunaan

trawl telah dilarang untuk melindungi nelayan tradisional. Tindakan tersebut

sudah tentu memberikan dampak sosial ekonomi yang besar. Pembatasan alat

tangkap belum bisa dilakukan untuk perikanan cucut dan pari, mengingat banyak

alat tangkap yang menangkap ikan cucut dan pari bukan sebagai target

penangkapan.

Page 65: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

191

Kuota hasil penangkapan

Menurunnya produksi cucut dan pari di Laut Jawa, dan hilangnya salah satu

jenis pari, banyaknya tangkapan cucut yang hanya diambil siripnya dan dagingnya

dibuang kelaut pada perikanan rawai tuna, ini mengidikasikan bahwa pengelolaan

perikanan ini melalui kuota hasil tangkapan sangat dibutuhkan (Bab 5 dan 6).

Kuota terhadap total hasil tangkapan tahunan sering dilakukan untuk hewan

air yang umurnya panjang (cucut, pari, paus, halibut, cod), sehingga kuota

terhadap hasil tangkapan cucut dan pari sangat baik diterapkan. Kuota tahunan

akan mengontrol kematian karena penangkapan, tetapi mungkin akan merangsang

nelayan untuk menangkap secara intensif pada waktu musim penangkapan karena

khawatir jumlah kuota sangat dibatasi. Metode ini memerlukan tingkat

pemantauan yang tinggi agar penegakan hukum dapat efektif. Sampai saat ini

kuota hasil tangkapan belum bisa dilakukan untuk perikanan cucut dan pari,

mengingat keterbatasan sistem pendataan yang ada.

Pembatasan upaya penangkapan

Pembatasan upaya penangkapan didasari oleh hasil studi yang menunjukan

turunnya hasil tangkapan per satuan upaya (CPUE) untuk perikanan cucut dan

pari di Laut Jawa. Walaupun metode pengelolaan lain seperti kuota penangkapan

dapat mencapai maksud-maksud biologi, tapi kontrol langsung terhadap upaya

penangkapan (atau kapasitas armada penangkapan) kelihatannya masih perlu

untuk merealisasikan keuntungan ekonomi yang nyata yang dapat diperoleh dari

pengelolaan yang efektif. Metode ini kelihatannya juga dapat memberikan cara

pengalokasian sumberdaya diantara kelompok pemakai yang berbeda-beda.

Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan suatu tingkat upaya

penangkapan tertentu adalah mempertahankan stok pada tingkat produktivitas

yang ditentukan, menekan biaya seminimum mungkin, dan memperoleh

dukungan dari nelayan yang diatur.

Beberapa cara yang dapat membatasi upaya penangkapan adalah kuota,

pembatasan izin penangkapan, pelaksanaan undang-undang perikanan, penetapan

pajak serta biaya izin penangkapan yang tinggi. Kuota penangkapan selain tidak

menguntungkan seperti disebutkan di atas juga memerlukan tingkat penegakan

Page 66: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

192

hukum dan pengawasan yang tinggi agar efektif terutama pada perikanan skala

besar. Upaya penangkapan yang optimum masih sulit diperoleh, cara terbaik

pembatasan upaya penangkapan adalah mempertahankan izin penangkapan yang

telah berlaku.

Penutupan daerah dan musim penangkapan

Tindakan ini terutama dimaksudkan untuk memelihara siklus pertumbuhan

ikan cucut dan pari, agar tidak terjadi pemutusan terhadap siklus yang dapat

mengakibatkan penurunan populasi dan kepunahan satu atau beberapa jenis

tersebut. Tindakan ini terutama ditujukan untuk membatasi efisiensi penangkapan,

dan hanya akan efektif bila dilakukan secara simultan dengan pembatasan

terhadap ukuran, jumlah serta kekuatan mesin kapal.

Penutupan musim penangkapan tidak boleh berjalan terlalu lama, sebab

akan menimbulkan masalah ketenagakerjaan bagi nelayan yang mata

pencahariannya tergantung sepenuhnya pada kegiatan penangkapan. Penutupan

daerah penangkapan merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh

relatif terbatas terhadap pembatasan upaya penangkapan. Penerapan tindakan ini

pada umumnya dapat berupa penutupan terhadap berlakunya suatu jenis alat

tangkap tertentu, misalnya jaring arad pada kedalaman atau jarak tertentu dari

pantai. Dalam prakteknya, pelaksanaan peraturan penutupan daerah penangkapan

kadang-kadang akan merupakan problema yang sulit diatasi tanpa adanya

patroli/pengawasan yang efisien. Penutupan daerah dan musim penangkapan sulit

dilakukan, mengigat cucut dan pari merupakan target spesies yang kini diburu

nelayan (nilai ekonomisnya tinggi).

7.4 Sejumlah Langkah Rencana Aksi ( plan of action ) Pengelolaan

Perikanan Cucut dan Pari Secara Berkelanjutan di Laut Jawa

Permasalahan paling mendasar yang belum dirperhatikan secara serius

adalah pendataan sumberdaya ikan cucut dan pari. Statistik perikanan baik

propinsi maupun nasional, hanya mencatat sumberdaya ikan cucut dan pari hanya

dalam dua jenis saja. Padahal diketahui bahwa kedua sumberdaya tersebut terdiri

banyak jenis, cucut dan pari yang diidentifikasi di perairan Laut Jawa, terdiri dari

7 ordo, 18 Famili , 31 Genus, dan 77 jenis ikan. Cucut memiliki 3 ordo, 10

Page 67: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

193

Famili , 15 Genus, dan 35 jenis ikan, Sedangkan ikan pari terdiri dari 4 ordo, 9

Famili , 16 Genus, dan 42 jenis ikan.

Melihat kenyataan keberadaan sumberdaya ikan cucut dan pari tersebut,

maka sejumlah langkah rencana aksi (plan of action) yang harus dikerjakan

adalah:

(1) Memperbaiki cara pengumpulan data dan penyajian statistik dimana

sumberdaya ikan pari dan cucut dipilah berdasarkan spesies, paling tidak

untuk 10 spesis dominan.

(2) Pengembangan alat tangkap dengan target spesies ikan pari dan cucut

harus dipilih alat tangkap yang selektif yaitu jaring liongbun dan pancing

senggol dengan daerah penangkapan di perairan off shore.

(3) Penyusunan regulasi yang mengatur jenis dan batas minimal ukuran ikan

yang tertangkap. Jika jenis dan ukuran ikan cucut dan pari yang

tertangkap masih muda dan masih hidup, maka wajib dikembalikan ke

laut.

(4) Merintis wisata bahari dengan objek tontonan ikan cucut dan pari di

daerah tertentu. Hal ini dapat mengambil contoh di Pinang (Malaysia),

Maladewa atau di Australia.

7.5 Penutup

Dalam upaya memanfaatkan sumberdaya perikanan secara berkelajutan dan

sekaligus mengatasi berbagai konflik dibidang perikanan laut, pemerintah

Republik Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk peraturan. Walaupun

peraturan itu tidak langsung berkaitan dengan sumberdaya cucut dan pari, namun

karena alat tangkap dan daerah penangkapannya bersinggungan dengan komoditas

cucut dan pari maka peraturan tersebut juga berdampak pada komoditas ini.

Sampai saat ini belum ada regulasi secara nasional atau NPOA (National Plan Of

Action) maupun regulasi secara lokal atau LPOA (Local Plan OF Action) yang

berkaitan dengan sumberdaya pari dan cucut di Indonesia atau Laut Jawa.

Hasil sintesa dari hasil analisis karakteristik teknologi penangkapan,

biologi reproduksi, biologi sumberdaya, dan pemanfaatan hasil tangkapan,

menunjukan bahwa konsep pengelolaan perikanan cucut dan pari harus bersifat

konservasi (perlindungan) dan tegas. Banyak jenis ikan cucut dan pari yang

Page 68: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

194

memiliki nilai ekonomi rendah dalam produk perikanan. Namun dampak

kepunahan cucut dan pari sama saja dengan jenis ikan yang memiliki nilai

ekonomis tinggi, hal ini disebabkan waktu pemulihan sumberdaya akan sangat

panjang dan mahal (Musick, 1999).

Berbagai dokumentasi tentang kasus kepunahan (kolap) perikanan cucut dan

pari, seperti perikanan cucut jenis Lamna nasus di perairan Atlantik Utara

(Anderson, 1990; Compana et al., 2001), perikanan cucut jenis Galeorhinus galius

di Kalifornia dan Australia. Cucut botol (Squalus acanthias) di Laut Utara dan

British Colombia (Holden, 1968;Ketchen, 1986; Hoff dan Musick, 1990), dan

beberapa jenis cucut di pantai Timur Amerika (Musick dkk, 1993; NMFS, 1999).

Berbagai alasan penurunan sumberdaya cucut dan pari dari perikanan, mulai dari

penurunan stok sampai kendala ekonomi atau pemasaran (Ketchen,

1986;Myklevoll, 1989; Bonfil, 1994). Pada umumnya pemulihan sumberdaya

cucut dan pari memerlukan waktu yang panjang, sebagai gambaran perikanan

cucut di perairan Kalifornia yang tidak dapat pulih kembali setelah 50 tahun yang

lalu mengalami kepunahan akibat penangkapan yang berlebihan (Musick, 2003).

Konsep pengelolaan perikanan cucut dan pari di Laut Jawa secara

berkelanjutan tersebut harus mempunyai beberapa kriteria yaitu: pembatasan jenis

dan ukuran ikan terkecil, pengaturan ukuran mata jaring atau pancing, pembatasan

jumlah penangkapan, pembatasan alat penangkapan, kuota hasil penangkapan,

pembatasan upaya penangkapan, penutupan daerah dan musim penangkapan

Pengelolaan perikanan cucut dan pari yang berkelanjutan sangat mungkin

untuk dilaksanakan. Terutama untuk jenis yang berukuran kecil, cepat dewasa,

dan bereproduksi dengan baik. Perikanan cucut (Mustelus antarticus) di perairan

Australia merupakan contoh bentuk pengelolaan yang baik dan sukses.

Kesuksesan ini sangat ditunjang oleh pengetahuan biologi yang lengkap dan

penerapan peraturan pengelolaan yang efektif (khususnya peraturan ukuran mata

jaring insang) (Waker, 1998; Stevens, 1999). Ada juga ikan cucut dengan ciri laju

reproduksi rendah namun sukses dalam pengelolaan. Simperdofer (1999)

menjelaskan kesuksesan pengelolaan perikanan cucut jenis Carcharinus obsurus

di Barat Australia melalui cara pembatasan jumlah tangkapan tiap tahun dan

pelarangan penangkapan ikan yang berusia muda.

Page 69: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

195

Melihat kenyataan keberadaan sumberdaya ikan cucut dan pari tersebut,

maka sejumlah langkah rencana aksi (plan of action) yang harus dikerjakan

adalah: (1) Memperbaiki cara pengumpulan data dan penyajian statistik dimana

sumberdaya ikan pari dan cucut dipilah berdasarkan spesies, paling tidak untuk 10

spesis dominan. (2) Pengembangan alat tangkap dengan target spesies ikan pari

dan cucut harus dipilih alat tangkap yang selektif yaitu jaring liongbun dan

pancing senggol dengan daerah penangkapan di perairan lepas pantai (off shore).

(3) Penyusunan regulasi yang mengatur jenis dan batas minimal ukuran ikan yang

tertangkap. Jika jenis dan ukuran ikan cucut dan pari yang tertangkap masih

muda dan masih hidup, maka wajib dikembalikan ke laut. (4) Merintis wisata

bahari dengan objek tontonan ikan cucut dan pari di daerah tertentu. Hal ini dapat

mengambil contoh di Pinang (Malaysia), Maladewa atau di Australia.

Branstetter (1999) menjelaskan bahwa langkah aksi pengelolaan cucut di

perairan Amerika Serikat menggunakan cara pembatasan izin dengan membayar

pajak penangkapan tertentu (resoerces access), pembatasan alat tangkap,

pembatasan kapal penangkap, pembatasan ukuran dan jenis yang ditangkap dan

pembatasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (total allowable catch).

Sedangkan di perairan Karabian Afrika, langkah pengelolaan cucut dilakukan

dengan membatasi ukuran mata jaring yang di kontrol kementrian setempat

(Shing, 1999). Di Afrika Selatan pembatasan hanya dilakukan untuk penangkapan

jenis cucut Carcharodon carcharias (Japp, 1999). Di perairan Indonesia beberapa

ahli perikanan bersepakat bahwa perikanan cucut sudah perlu dikelola secara lebih

baik (Monintja dan Poernomo, 2000; Priono, 2000 dan Widodo, 2000).

7.5 Rekomendasi

Berdasarkan penelitian pengelolaan perikanan cucut dan pari di Laut Jawa

diusulkan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

(1) Dalam upaya memanfaatkan sumberdaya perikanan secara berkelajutan

dan sekaligus mengatasi berbagai konflik dibidang perikanan laut,

pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk

peraturan. Walaupun peraturan itu tidak langsung berkaitan dengan

sumberdaya cucut dan pari, namun karena alat tangkap dan daerah

Page 70: Pemanfaatan dan Pengelolaan Perikanan Cucut dan Pari … · ikan jantan yang terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang terjadi di luar tubuh (fertilisasi

196

penangkapannya bersinggungan dengan komoditas cucut dan pari maka

peraturan tersebut juga berdampak pada komoditas ini.

(2) Hasil sintesa dari hasil analisis karakteristik teknologi penangkapan,

biologi reproduksi, biologi sumberdaya, dan pemanfaatan hasil

tangkapan, menunjukan bahwa konsep pengelolaan perikanan cucut dan

pari harus bersifat konservasi (perlindungan) dan tegas. Konsep

pengelolaan perikanan cucut dan pari di Laut Jawa secara berkelanjutan

tersebut harus mempunyai beberapa kriteria yaitu: pembatasan jenis dan

ukuran ikan terkecil, pengaturan ukuran mata jaring atau pancing,

pembatasan jumlah penangkapan, pembatasan alat penangkapan, kuota

hasil penangkapan, pembatasan upaya penangkapan, penutupan daerah

dan musim penangkapan

(3) Sejumlah langkah rencana aksi (plan of action) yang harus dikerjakan

adalah: (a) Memperbaiki cara pengumpulan data dan penyajian statistik

dimana sumberdaya ikan pari dan cucut dipilah berdasarkan spesies,

paling tidak untuk 10 spesis dominan. (b) Pengembangan alat tangkap

dengan target spesies ikan pari dan cucut harus dipilih alat tangkap yang

selektif yaitu jaring liongbun dan pancing senggol dengan daerah

penangkapan di perairan lepas pantai (off shore). (c) Penyusunan regulasi

yang mengatur jenis dan batas minimal ukuran ikan yang tertangkap. Jika

jenis dan ukuran ikan cucut dan pari yang tertangkap masih muda dan

masih hidup, maka wajib dikembalikan ke laut. (d) Merintis wisata bahari

dengan objek tontonan ikan cucut dan pari di daerah tertentu.

(4) Melakukan penelitian dan pemantauan perikanan cucut dan pari secara

lebih baik di masa yang akan datang, terutama dalam langkah-langkah

pengelolaan yang berkelanjutan.