pemanfaatan bola tenis dan limbah kayu sebagai …

13
90 Volume 13 Nomor 1, Juli 2015 Jurnal Seni Budaya PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI INOVASI PERAJIN FURNITURE DI DESA TEMUWANGI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN Siti Badriyah Prodi Desain Interior Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126 ABSTRAK Kekaryaan seni pemanfaatan limbah bola tenis dan kayu ini memiliki tujuan strategis dan bersifat social constructive, orientasi penggunaan bahan yang tidak terpakai menjadi bernilai ekonomis, disamping irit di biaya secara aplikatif dalam desain kursi akan membuka cakrawala pandang inovatif perajin yang beberapa tahun terakhir di desa Temuwangi ini lesu dan stagnan dalam berproduksi. Mahalnya bahan baku kayu (Jati) semakin menyurutkan kreativitas perajin yang rata-rata berekonomi menengah ke bawah . Munculnya gagasan karya seni desain kursi dengan pemanfaatan limbah bola tenis dan limbah kayu telah membuka pola pikir secara konstruktif perajin untuk tidak hanya mengandalkan bahan baku kayu yang kian meroket harganya. Modifikasi bahan baku dengan desain khusus mampu menstimulus inovasi dan mulai tertanam pada pemahaman perajin adalah target dari kekaryaan ini, meskipun perlu kepekaan desain yang tepat dan pertimbangan yang bisa menembus pasar mebel nasional atau bahkan internasional. Metode efektif dalam kekaryaan ini diaplikasikan untuk monitoring program terkontrol dan berjalan pada framework yang sistematis dan benar. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan metode sebagai berikut.Pertama, persiapan yakni meliputi observasi, dokumentasi, perkenalan, dan wawancara. Kedua, pelaksanaan kekaryaan terdiri dari: (a) kegiatan mendesain meliputi programing, skematik desain, gambar kerja dan estimasi biaya; (b) produksi yang terdiri dari pembahanan, assembling, dan finishing; (c) sosialisasi. Adapun luaran kekaryaan adalah innovative design yang antara lain produk sebagai berikut: kursi santai berikut mejanya. Di setiap tahapan tersebut membutuhkan ketelitian yang mengacu konsep dasar desain yang telah dipertimbangkan dengan matang, sehingga celah-celah yang merugikan bisa diminimalisir baik itu di tenaga (man power) maupun pada pembiayaan. Kata kunci: pemanfaatan, limbah bola tenis dan limbah kayu, stimulus, inovasi ABSTRACT The art work about the use of tennis ball and wood waste has a strategic purpose and is social constructive. The orientation of using not used material has economic values. Besides, application in the chair design will give an innovative view to the craftsmen in Temuwangi village which has been weary and stagnant in production. The wood material (Jati) is very expensive that it loosens the craftsmen’s creativity that, rata2, belongs to lower class. The idea of an art work about chair design by using tennis ball and wood wastes has opened the craftsmen’s mindset not to rely on the wood material that its price becomes higher. The work’s target is modification of raw material with special design that is able to stimulate innovation and root in the craftsmen’s understandings even it needs the right design sensitivity and a consideration that can pass through national or even international furniture market. An effective method in the work is applied to monitor the controlled program and run on the right and systematic framework. The method used to reach the purpose includes: firstly, preparation covering observation, documentation, introduction, and interview. Secondly, the work execution including: a) designing covering programming, design schematic, the work image, and financial estimation; b) production consists of discussion, assembling, and finishing; c) socialization. The work result is innovative design for example the product of lounge chair and its table. Each phase needs accuracy that refers to the basic concept of design that has been considered with mature so that the gap which is disadvantage can be minimized in man power as well as the financing. Keywords: the use, the waste of tennis ball and wood waste, stimulus, innovation

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

90 Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Jurnal Seni Budaya

PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYUSEBAGAI INOVASI PERAJIN FURNITURE

DI DESA TEMUWANGI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

Siti BadriyahProdi Desain Interior

Institut Seni Indonesia SurakartaJl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126

ABSTRAK

Kekaryaan seni pemanfaatan limbah bola tenis dan kayu ini memiliki tujuan strategis dan bersifat socialconstructive, orientasi penggunaan bahan yang tidak terpakai menjadi bernilai ekonomis, disamping irit dibiaya secara aplikatif dalam desain kursi akan membuka cakrawala pandang inovatif perajin yang beberapatahun terakhir di desa Temuwangi ini lesu dan stagnan dalam berproduksi. Mahalnya bahan baku kayu (Jati)semakin menyurutkan kreativitas perajin yang rata-rata berekonomi menengah ke bawah . Munculnya gagasankarya seni desain kursi dengan pemanfaatan limbah bola tenis dan limbah kayu telah membuka pola pikirsecara konstruktif perajin untuk tidak hanya mengandalkan bahan baku kayu yang kian meroket harganya.Modifikasi bahan baku dengan desain khusus mampu menstimulus inovasi dan mulai tertanam padapemahaman perajin adalah target dari kekaryaan ini, meskipun perlu kepekaan desain yang tepat danpertimbangan yang bisa menembus pasar mebel nasional atau bahkan internasional. Metode efektif dalamkekaryaan ini diaplikasikan untuk monitoring program terkontrol dan berjalan pada framework yang sistematisdan benar. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan metode sebagai berikut.Pertama, persiapanyakni meliputi observasi, dokumentasi, perkenalan, dan wawancara. Kedua, pelaksanaan kekaryaan terdiridari: (a) kegiatan mendesain meliputi programing, skematik desain, gambar kerja dan estimasi biaya; (b)produksi yang terdiri dari pembahanan, assembling, dan finishing; (c) sosialisasi. Adapun luaran kekaryaanadalah innovative design yang antara lain produk sebagai berikut: kursi santai berikut mejanya. Di setiaptahapan tersebut membutuhkan ketelitian yang mengacu konsep dasar desain yang telah dipertimbangkandengan matang, sehingga celah-celah yang merugikan bisa diminimalisir baik itu di tenaga (man power)maupun pada pembiayaan.

Kata kunci: pemanfaatan, limbah bola tenis dan limbah kayu, stimulus, inovasi

ABSTRACT

The art work about the use of tennis ball and wood waste has a strategic purpose and is social constructive.The orientation of using not used material has economic values. Besides, application in the chair design willgive an innovative view to the craftsmen in Temuwangi village which has been weary and stagnant in production.The wood material (Jati) is very expensive that it loosens the craftsmen’s creativity that, rata2, belongs tolower class. The idea of an art work about chair design by using tennis ball and wood wastes has opened thecraftsmen’s mindset not to rely on the wood material that its price becomes higher. The work’s target ismodification of raw material with special design that is able to stimulate innovation and root in the craftsmen’sunderstandings even it needs the right design sensitivity and a consideration that can pass through nationalor even international furniture market. An effective method in the work is applied to monitor the controlledprogram and run on the right and systematic framework. The method used to reach the purpose includes:firstly, preparation covering observation, documentation, introduction, and interview. Secondly, the workexecution including: a) designing covering programming, design schematic, the work image, and financialestimation; b) production consists of discussion, assembling, and finishing; c) socialization. The work resultis innovative design for example the product of lounge chair and its table. Each phase needs accuracy thatrefers to the basic concept of design that has been considered with mature so that the gap which isdisadvantage can be minimized in man power as well as the financing.

Keywords: the use, the waste of tennis ball and wood waste, stimulus, innovation

Page 2: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

91Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Siti Badriyah: Pemanfaatan Bola Tenis dan Limbah Kayu sebagai Inovasi Perajin Furniture di Desa Temuwangi, Pedan, Klaten

A. Pengantar

Munculnya ide penciptaan karya seni kursire-use limbah (bola tenis dan kayu) ini berawal darikeprihatinan penulis melihat kenyataan geliat produksidi kalangan perajin furnitur Desa Temu Wangi Pedankian tahun kian sedikit hanya perajin yang besar sajabeberapa yang masih eksis. Sedangkan harga kayusebagai kebutuhan pokok perajin kian melambung dansangat dibatasi pemerintah. Di sisi lain adapenumpukan beberapa bahan yang penulis lihat bisamengcover penggantian fungsi kayu meskipun tidaksecara total.

Ide pemanfaatan limbah penulis pikirkansecara karakter fisik maupun performa akhir yang bisadimanfaatkan dan berdampak multifungsi khususnyapemecahan masalah bagi perajin Temu wangi. Daribeberapa hal mendasar bagi pemecahan masalah tadidimunculkan sebuah desain yang bisa menstimulusbaik itu performa fisik (fungsi ,bentuk, strukstur, dannilai estetis ) untuk membangun pola pikir perajin tidakhanya mengandalkan bahan baku kayu, tetapi mampuberfikir kreatif dan tergerak untuk berinovasi secaraberkelanjutan dalam berproduksi.

Desain adalah kegiatan pemecahan masalahdan inovasi teknologis yang bertujuan untuk mencarisolusi terbaik dengan jalan memformulasikan terlebihdahulu gagasan inovatif ke dalam suatu model, dankemudian merealisasikan kenyataan secara kreatif.Sekalipun desain itu adalah disiplin keilmuan yangmenyangkut sains alam (hal-hal yang fisis) dan sainssosial yang menyangkut perilaku (behavior), perananseni dalam pengertian cita rasa estetis juga memangrelatif terhadap waktu dan tempat. Apa yangdipecahkan saat ini, cepat atau lambat menjadiusang.1 Desain bagi sebagian besar pelaku industrifurnitur belum dianggap penting, sehingga tidak aneh

jika produk industri furnitur Indonesia, utamanyaTemuwangi, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klatenkurang memiliki geliat peningkatan produksi yangberdampak kesejahteraan perajin yang stagnan.Bahan baku kayu semakin terbatas karena munculnyaberbagai kebijakan pemberantasan illegal logging.“Selain itu, beberapa negara pengimpor hanya maumenerima produk jadi kayu yang bahan bakunyamemiliki asal-usul jelas,” ucapnya.2

Hal tersebut memerlukan pemecahanmasalah secara kongrit melalui kekaryaan desainyang berbasis budaya.Melalui identifikasi aspek-aspekdesain yang berbasis inovasi dan budaya lokal untukdiaplikasikan pada desain produk furnitur. Inovasimelalui re-use atau pemanfaatan kembali materialatau barang yang sudah tidak berguna menjadi lebihberguna dan bersifat ramah lingkungan, desain dengankonsep ini akan memiliki keuntungan lebih, selaindesain yang unik, aplikasi bola tenis bekasmerupakan usaha efisiensi pengganti bahan bakuutama kayu jati, yang dewasa ini memang kondisinasional internasional perlu digalakan pola pikirpemanfaatan bahan alternatif guna menyelamatkansumber daya alam bumi kita, lebih dari itu konsepdesain (eco-design) yang salah satunya melalui re-use adalah pemanfaatan kembali melalui desain yangsubstansinya berusaha menyelamatkan lingkungan.Re-use atau pemanfaatan limbah yang dijadikanproduk baru yang kreatif juga secara tidak langsungikut berkonstribusi dalam mengurangi pemanasanbumi .Eco-desain pada setiap giat kreatif pengadaanalat dan media huni manusia dewasa ini sangatdigalakan sebagai usaha untuk mengatasi pemanasanglobal. Pemanasan Global adalah kejadian atauproses meningkatnya temperature(suhu) rata-rataatmosfer, laut dan daratan Bumi.kita kenal denganefek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkankarena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2)dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikankonsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikanpembakaran bahan bakar minyak (BBM)3 , demikianjuga keberadaan limbah bola tenis ini disetiap klubtenis akan menumpuk karena sudah kondisinyakempes tidak layak digunakan lagi untuk berlatih,sehingga para pelatih biasanya membakar di sudut-sudut lapangan, hal ini akan menimbulkan asap yangmengandung CO2, di mana gas ini sangatberkontribusi dalam pemanasan global. Masing-masing l imbah memil iki karakter yang bisaditampilkan melalui potensi desain. Seperti bola tenismemiliki karakter yang pada dasarnya dari bahanutama karet. Karet merupakan senyawa organik,

Skemaalur pikir karya seni

Potensibudaya

tradisional

Kelangkaanbahan baku

kayu

KebijakanPemerintah

DesainRe-usetenes

furniturkayu

limbah kayumelimpah(bola tenis

bekas)Pemanasan

global

Impactcommunity

stimulusinovatif

Page 3: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

92 Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Jurnal Seni Budaya

sehingga tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutanorganik. Karet memiliki berat molekul yang tidak tetap.Dalam karet sendiri bisa diidentifikasikan berdasarkanSIR(Standard Ind Rubber), sedang mutu SIRdidasarkan pada kandungan : kadar abu, kotoran, zatmenguap, nilai PRI (Plasticity Retention index),Nitrogen. Tinggi rendah unsur-unsur tersebuttergantung dari cara pengolahan (Goodyear SumatraPlantation, Sunaryo, 1995). Karakter fisik dan kimiawidari bola tenis ini pun mengandung unsur-unsur yangsangat sesuai jika diaplikasikan sebagai bahan desainre-use. Karakter fisiknya mengandung unsur bernilaiPIR yang sangat menunjang kenyamanan sebagaiseat (dudukan)kursi, sedangkan kimiawisnya jikadibakar akan menghasilkan co2 dari nilai SIRnya.Manfaatnya bernilai ekonomis bisa mengurangiongkos pembelian bahan baku kayu atau bahan lain,sedang manfaat lainnya bernilai sustainable bagilingkungan karena jika tidak dimanfaatkan hanya akandibakar dimana pembakaran limbah bola tenistersebut akan berdampak negatif bagi lingkunganhidup. Begitu pula limbah kayu yang melimpah padasebagian besar pengrajin, yang mayoritas lebihdimanfaatkan sebagai kayu bakar, dengan konsepecodesign re-use kedua bahan limbah sangat bernilailebih secara ekonomis dan lingkungan.

Keterbatasan pengetahuan desain jugamerupakan kendala dalam produksi pada komunitasperajin di desa Temuwangi ini, sehingga desain-desainyang ada kurang berkembang dan monothon sehinggaikut andil dalam kelesuan produksi secara tidaklangsung.Desain mebel termasuk dalam katagoridesain fungsional, yaitu desain yang banyakmemberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatanhidup manusia.Untuk membuat desain mebeldiperlukan persyaratan dan prinsip-prinsip yangberorientasi pada seluruh anatomi dan keseluruhanukuran manusia, keadaaan jasmani, cara bergerak,cara bersikap, dan tuntutan selera manusia.4 Suatukarya desain dapat ditinjau dari bobot inovasi yangdicapainya setelah diperbandingkan dengan karya lainyang sejenis. Juga dapat diperbandingkan melaluiorientasi industri yang mendukungnya, apakah hanyasemata berorientasi dagang semata, atau didukungoleh bagian riset yang tangguh.5Karya kursi re-useini sarat dengan inovasi yang secara teori memilikibobot fungsi dan keunikan yang mewakili inovasispesifik, diharapkan mampu menstimulus kreativitasperajin yang stagnan dalam berproduksi.

Basis budaya setempat adalah aspek yangpotensial sebagai ide desain dalam hal visualisasibentuk.Kekayaan seni ornamen merupakan visualisasi

bentuk yang dapat dimanfaatkan sebagai representasisimbolik yang bersifat asosiati f untuk digali.Penambahan ornamen pada sebuah produk padaumumnya diharapkan penampilannya lebih menarik,dalam arti estetis, dan oleh karena itu menjadi lebihbernilai.6Hal ini sangatlah perlu dibangun pada polapengembangan desain yang harus disosialisasikankepada perajin furnitur kayu. Sedangkan kreativitasinovasi desain sangat tergantung pada tinggirendahnya pengetahuan dan daya logika. Semakintinggi kemampuan dalam bernalar, semakin canggih,dan semakin kritis dalam memecahkan masalah.Perancangan sebuah kursi estetis dan fungsionaltidak akan lepas dari aspek estetis desain danergonomi. Unsur estetika dibangun dalam desaininterior berdasarkan pada unsur dasar pembentukestetika dan mengolahnya ke dalam prinsip-prinsipestetika yang terdiri dari proporsi, keseimbangan,kesatuan, irama, komposisi, vocal point, dan lainnya.Produk seni dan budaya dalam masyarakat sepertihalnya desain sangat bergantung kompleksitasbeberapa aspek (seperti ideologi, kepercayaan, danlain-lain), kemunculannya dalam komunitasmasyarakat sangat berkaitan erat dengan situasi dankondisi masyarakat itu sendiri . Seperti yangdiutarakan oleh Steiner sebagai berikut.

The Ideological character of works of art andcultural products is recognized to beextremely complex, their determination byeconomic and other material factors mediatedboth by the existence and composition ofsocial groups, and by the nature andinterrelationship of their ideologies andconsciousness. 7

Pendapat Steiner tersebut menguatkanpertimbangan rasional bagi munculnya karya visualyang mampu membangun pola pikir masyarakatnyaseperti kekaryaan seni ini.Konsep desain yangmempertimbangkan unsur rasional dan emosionalharus didukung dengan alasan-alasan konkretpenciptaan tentang desain.8

Untuk mendukung pemikiran tersebut, dalamkonteks ini dipilih konsep desain yang mengacu padametode glass box (Jones, 1973;5). Prinsip metodeglass box adalah cara menganalisis desain secarasistematik. Proses berpikir desain mengacu padametode glass blox dengan sistematika prosessebagai berikut : (1) data diklasifikasi dan dianalisis,(2) dibuat sintesis, (3) dievaluasi, (4) hasil prosesberpikir tersebut sebagai landasan atau pedomandalam menciptakan desain (Marizar, 2005:4). Karya

Page 4: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

93Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Siti Badriyah: Pemanfaatan Bola Tenis dan Limbah Kayu sebagai Inovasi Perajin Furniture di Desa Temuwangi, Pedan, Klaten

di desain dengan metode tersebut akanmemungkinkan framework yang terkontrol dansistematis. Sepuluh masalah yang diolah dalamproses desain meliputi: (1) studi aktivitas manusiapemakai, (2) studi gerak manusia dan anthopometri/ukuran/demensi, (3) studi fungsi dan ergonomik, (4)studi bentuk dasar dan estetika, (5) studi bahan utamadan tekstur, (6) studi warna, (7) studi struktur danergonomik, (8) studi ragam hias, (9) studi bahanpenunjang dan hardwares, (10) studi gaya (styles)dalam desain.9 Sepuluh studi tersebut dilalui akanmembekali dalam membuat beberapa sketsa alternatifide atau gagasan. Penggalian ide melalui sketsamembutuhkan evaluasi dengan kriteria yang diarahkanmelalui konsep yang telah matang, sehingga dipilihalternatif sketsa terpilih yang menjadi dasar membuatgambar kerja produksi. Proses terakhir adalahmewujudkan gambar kerja ke dalam produk tigademensi melalui proses produksi.

Metode penciptaan yang sistematismenghantarkan proses produksi yang ideal bagisebuah perancangan desain kursi yang sesuai denganstandar desain. Secara teknis antara metodepenciptaan yang diterapkan akan menggawangi apliksigaya estetis dan artistic yang tampil dalam desain.Pada tahap eksplorasi ide dalam bentuk sketsaberusaha menggali ide melalui bentuk-bentuk kursidalam konsep desain yaitu desain kursi re-use limbahbola tenis yang didampingi limbah kayu sebagai variasiyang ditampilkan dalam desain yang berkonsepdesain stimulus, perangsang inovasi untuk berkreasi:(1) Bagaimana pemanfaatan(re-use) limbah bola tenisdan limbah kayu sebagi inovasi perajin furnitur desaTemu wangi, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten?Dan (2) Bagaimana desain kursi re-use limbah bolatenis dan limbah kayu yang mampu memberikan(merangsang) inovasi perajin furniture untuk tidakmengandalkan bahan baku kayu?.

Penciptaan karya seni ini dimaksudkan untukmemberikan pemecahan masalah lesunya produksiperajin mebel, dengan pemanfaatan(re-use) limbahbola tenis dan limbah kayu sebagi inovasi perajinfurnitur Desa Temu wangi, Kecamatan Pedan, denganmewujudkannya ke dalam karya desain furnituresebagai karya contoh yang mampu menstimuluskreativitas pengrajin.

B. Metode Cipta Seni

Metode penciptaan karya seni re-use kursibola tenis ini melalui tahapan proses desain yangsistematis: dari mulai programming meliputi

pengkayaan buku–buku referensi untuk memformatkonsep desain kemudian memunculkan ide dalambentuk sketsa desain (exploration of idea), kemudiangambar kerja untuk produksi furniture melalui tahapanassembling atau perakitan komponen dari bahan yangsesuai kebutuhan hingga finishing akhir sehinggadiperoleh desain yang mampu memenuhi target dantujuan dari kekaryaan seni ini.

Metode cipta seni dalam kekaryaan seni inimelalui tinjauan dari beberapa hal sebagai berikut :

1. Konsep desaina. Penentuan materi/bahan

Limbah bola tenis, diameter bahan kursi re-use stimulant digunakan bahan limbah yang sudahmerupakan fungsi ekonomis dan l ingkungan,menyelamatkan lingkungan hidup lebih sustainable,karena berkurangnya pembakaran yang menyumbangpemanasan global.

b. Rancangan dan ide dasarRancangan dan ide dasar karya desain re-

use muncul di saat peneliti melihat memperhatikanfenomena kelesuan produksi dan minimnya desain-desain baru di sentra industri furnitur, yang setelahpeneliti cermati ada beberapa factor mendasarpenyebab mengapa hal tersebut terjadi. Persoalanmendasar pada perajin anatara lain sebagai berikut.- Masih minim produksi karena faktor mahalnya

bahan baku kayu, sehingga kelompok perajinyang notabene berekonomi lemah tidak mampumembeli bahan baku yang berdampak tingkatproduksi rendah. Sementara sangat berlimpahdata limbah kayu sisa produksi yang kurangdiberdayakan.

- Masih mengandalkan desain konvensional atauorder dari buyer, tidak ada penanganan desain(tidak menggunakan jasa desainer) , sehinggakalah bersaing dalam produksi baik skala ekspormaupun lokal.

c. TemaTema atau karakter yang menonjol pada karya

seni ini yang dihadirkan yaitu desain re-use stimulus(merangsang kreativitas bersifat persuasif), baik fisikmaupun non fisik . Rangsangan fisik atau visualdihadirkan melalui bentuk dan konstruksi, warna ataufinishing, juga makna yang terkandung dalamtampilan bentuk dan detail yang mengkonstruksi kursi.Desain kursi re-use stimulan ini sangat berkarakterdalam bentuk dan warna, serta sangat spesifik dengankandungan makna.

Page 5: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

94 Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Jurnal Seni Budaya

d. Sub-sub tema- Re-use

Re-use sendiri berarti gunakan kembali, yangpada dasarnya pemanfaatan barang yang tidakberguna menjadi berguna, atau yang kurangberguna menjadi lebih berguna. Dalam karyadesain kursi ini digunakan limbah bola tenis yangtidak berguna menjadi berguna, sedang limbahkayu dari barang yang kurang berguna menjadilebih berguna. Kegunaan atau manfaatnya sudahdipaparkan

Bersifat stimulus (rangsangan secara visual)Rangsangan yang dimaksudkan pada sub

tema karya ini adalah secara visual desain kursidihadirkan melalui beberapa komponen yang secaravisual merangsang inovasi dan kreativitas.Warna yangdipilih adalah warna jingga yang memberikan kesanmerangsang, mengajak dan memikat perhatian.Kesan atau karakter yang dihadirkan warna orangepada kursi re-use ini dimaknai sebagai ajakan atauhimbauan pada komunitas perajin furnitur DesaTemuwangi untuk bangkit dan berinovasi, berkreasidengan modifikasi bahan untuk berproduksi tanpaselalu mengandalkan bahan baku kayu jati yang kianlangka.

Sentuhan lokalKarya kursi re-use ini dengan sentuhan lokal

(tradisional) tampil sebagai penguat estetis, denganmakna simbolik melalui aplikasi motif ornamen parangdengan teknik simplifikasi pada arm chair hingga kakikursi memiliki makna kemegahan dan kewibawaan,juga pada top meja diterapkan motif lung-lung yangmenyiratkan makna kesejahteraan yang diharapkanmampu memberikan peningkatan secara ekonomi bagimasyarakat perajin Desa Temuwangi. Satu hal yangperlu ditekankan agar sebuah produk memiliki dayasaing adalah, sebuah produk hendaknya memilikikarakteristik dan keunikan dibanding dengan produklainnya. Budaya tradisional dalam bentuk visualsangat menonjol di mata internasional. Kedua haltersebut jika mampu, maka akan menjadi produk yangestetis dan bercitra Indonesia sebagai karakterspesifik. Kekayaan tradisional Indonesia khususnyadi Jawa sangat komplek untuk dibanggakan sepertiyang dikatakan Fischer sebagai berikut.

High art, fine art, folk art and craft, however isdefined. Is in Java. If you include textiles, youget an even more amazing diversity of artistictradisions, forms, tehniques, and subject thatis difficult to replicate elsewhere.10

Kesatuan bentuk, struktur, tekstur sentuhangaya estetis merupakan kesatuan yang sangatergonomis, dimana bentuk sangat mengikutianthropometri tubuh , kemodernan juga terlihat padagaris dasar yang sederhana dihadirkan melalui konsepsimplifikasi ornamen parang pada bagian arm chair(kaki hingga lengan kursi) serta sentuhan hiasan padahead back chair (kepala sandaran kursi). Adopsi motifpada relief candi Prambanan sebagai ornamen padatop table.

2. Membuat skematik desainSkematik desain akan menentukan kerangka

dasar langkah-langkah dalam proses desain, dalamhal ini akan berupa bagan skematik dan eksplorasiide atau gagasan dalam bentuk sketsa. Sedang adabeberapa pertimbangan dibutuhkan dalammenghasilkan sketsa model desain agar didapatkanvisualisasi sketsa ide yang mampu mewakili konsepdesain secara lebih detail dan representatif.

(Gambar 1. Dua alternatif sketsa hasil seleksi danevaluasi dari 25 sketsa eksplorasi

(Sketsa: Siti Badriyah. 2013)

Sketsa dengan Konsep desain kursi re-use Stimulant

Bentuk berkesan dinamis

Warna Stimulus (orange)

Gaya: Modern dengan Sentuhan Tradisional

Bahan re-use Limbah(bola Tenis&kayu)

Fungsi: kursi santai +meja

Konstruksi & finishing

Page 6: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

95Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Siti Badriyah: Pemanfaatan Bola Tenis dan Limbah Kayu sebagai Inovasi Perajin Furniture di Desa Temuwangi, Pedan, Klaten

Tabel 1. Kriteria Pemilihan Alternatif Sketsa

Keterangan:F : FormCS : Comfortable & SafetyA : Anthropometri/ErgonomisE : Estetis

3. Membuat gambar kerjaTahapan gambar kerja memerlukan ketelitian

dalam mentransformasi gambar sketsa. Dalamgambar kerja terdapat tiga tahapan gambar yaitugambar proyeksi, gambar detail, dan gambarperspektif . Gambar kerja dibuat berdasarkan gambarsketsa pilihan .

SKETSAALTERNATIF

KRITERIA NILAIF C E

6

4

4

Page 7: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

96 Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Jurnal Seni Budaya

4. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)Rencana anggaran biaya dibuat untuk

membuat estimasi pembiayaan dalam produksisehingga terhindar keborosan dan bisa dilakukanpenghematan seawal mungkin. Semua bahan baikitu bahan baku, bahan pendamping, bahan finishing,biaya tenaga kerja, peralatan dan insidentiil semuadiperhitungkan secara cermat. Sedangkan RABpembiayaan karya seni ini sudah diperhitungkan sejakproposal diajukan.

5. Proses produksia. Pembahanan

Tahapan ini menyiapkan bahan-bahan baikbahan baku maupun pendukung sesuai dengangambar kerja. Bahan baku dalam desain kursi iniadalah limbah sehingga diperlukan proses pengolahanbahan baku bahan bekas menjadi bahan setengahjadi.

b. Assembling atau perakitanTahapan assembling atau peraki tan

memerlukan kesiapan semua bahan, baik secara fisikdan kimiawi. Tahapan ini substansinya konstruksiyang diterapkan. Perhatian lebih jika bahan konstruksikayu akan membutuhkan kondisi fisis yang teliti baikkarakter bahan saat dirakit maupun pasca rakit. Kadarkelembapan air perlu dijaga.

Konstruksi dasar pada kursi re-use stimulanini menggunakan konstruksi kayu, yaitu kayu jati,sambungan yang digunakan adalah dengan purus danpasak, paku. Konstruksi kursi dari bahan baku kayu(jati) yang memiliki kualitas kekuatan baik, yaitu jeniskayu yang kuat menahan beban dan berjalannya

waktu. Hal hal yang berkait dengan karakteristik bahanbaku sangat perlu diperhatikan dalam sebuahperancangan, baik visualisasi bahan (serat, warna danmata kayu), kadar kelembaban kayunya. Tiap jeniskayu apapun memiliki kelembaban relatif yang tetapdiperlukan oleh kayu tersebut. Ambang batas normalkelembaban kayu biasa berbeda-beda bila mengacuperaturan Departemen Kehutanan, di negara Eropaterdapat standar dengan klasifikasi berdasarkanpenggunaan kayu pada bangunan, contohnya untukkategori interior ruang tamu, ruang tidur, kantor danjuga eksterior. Namun umumnya untuk bahan interiorberkisar 10 s/d 14 per cent (+/- 6 s/d 9 liter per M3).Pengukuran terhadap kadar kelembaban kayumenggunakan alat hygrometer.11 Dalam paku, sekrupdan dowel merupakan satu mekanisme pengencangansambungan kayu yang sangat baik, selain kuatpemasangannyapun relatif mudah. Konstruksi lasargon pada konstruksi pendamping yaitu bahanstainless steel, lebih praktis dan mudah. Kedua teknikini diterapkan untuk mengakomodasi masing-masingkarakter bahan, bola tenis dengan ikatan besi, sedangantar komposisi konstruksi utama menggunakankonstruksi kayu.

Stainless steel diameter 0,5 inci sebagaikonstruksi pengikat susunan bola tenis dengansistem las argon. Sedangkan bola dibuat lobangsebesar diameter 8mm yang bisa memberikankemungkinan space bagi bola-bola untuk bergeser-geser pada batang besi beton pengikatnya, sehinggamemberikan efek pijatan pada punggung pengguna,yang dari sudut ilmu kesehatan efeknya bagi tubuhmembutuhkan penelitian lebih lanjut di luar wilayahbidang penulis. Lubangnya meski hanya beberapamillimeter pada besi beton yang mengikatnya dengandiameter 6 mm.

Gambar 2. Beberapa sambungan purus yangdigunakan (sumber: Diktat Kuliah Praktek Bengkel

Mebel FSRD ITB, Oleh: Deny Willy, 2012)

Page 8: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

97Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Siti Badriyah: Pemanfaatan Bola Tenis dan Limbah Kayu sebagai Inovasi Perajin Furniture di Desa Temuwangi, Pedan, Klaten

Limbah bola dengan kondisi tidak baik, dibersihkan

Dilubang @6 mm

Pewarnaan (dimasak)

Dirangkai secara manual

Ditiriskan dan dikeringkan

Rangkaian dilas argon dengan stainless (pengikat)

Penampilan seat chair

Pengulangan lap melamin

Page 9: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

98 Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Jurnal Seni Budaya

c. Proses finishingFinishing merupakan pelapisan permukaan

furnitur untuk menjamin durabilitas karya, agar lebihestetis dan tahan terhadap usia dan perubahan cuaca.Pertimbangan pada pemilihan finishing terkait dengankarakter visual yang akan tampil secara jelas ataumenonjol pada fisik desain, baik jenis dan warnafinishing sangat berperan dalam mengentalkan kesanatau style yang dihadirkan. Finishing yang digunakanyaitu masih tradisional yaitu politur warna dark brown,untuk menguatkan kontras antara warna orange boladengan rangka kayu. Warna dark brown juga mampumengekspos ornamen limbah kayu bagian bawahmeja dan ornamen lung-lungan pada top table.Prosesfinishing rancangan kursi ini membutuhkan tahapan-tahapan prosedural yang terkondisi iklim, cuaca danwaktu. Bahkan dalam finishing juga ada bagian yangbersifat restorasi terhadap bahan baku yaitu kayu jatisebagai konstruksi utama. Finishing yang digunakanpada material limbah bola tenis adalah pewarna kain,yang aplikasinya bola-bola dilubangi dahulu, dicucihingga bersih hingga kotoran tidak Nampak, bulu-buludisikat tanpa mencabutnya. Kemudian dikeringkanlalu direbus dengan pewarna kain hingga mendidih,diusahakan bola tercelup air semua, diperhatikanperubahan warna apa sudah sesuai dengan yangdiinginkan apa belum hingga proses pendidihan bisadiulang dengan pemberian air atau pewarna lagi sesuaikebutuhan. Setelah mendapatkan warna yang sesuaiditiriskan bola-bola dan dijemur dibawah sinarmatahari sekitar 2-3 jam hingga kering. Barulahdirangkai sesuai komponen desain kursi yangdiinginkan.

pembahanan

Assembling

Diaplikasi seat chair dengan konstruksi utama(Foto: Siti Badriyah, 2013)

Page 10: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

99Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Siti Badriyah: Pemanfaatan Bola Tenis dan Limbah Kayu sebagai Inovasi Perajin Furniture di Desa Temuwangi, Pedan, Klaten

Pengamplasan 180

Beberapa bahan finishing dari impra melamin

Tahapan finishing melamin:1. Pemakaian anti rayap dan pendempulan

Kemudian proses untuk pemberian anti rayappada produk furnitur secara merata untukmemberikan keawetan dan umur dari kayu dariserangan hama rayap kayu proses memakanwaktu +1 hari setelah produk/barang dilakukanpemberian anti rayap kemudian barang tersebutdihaluskan dengan mesin amplas dan gerinda,sehingga menjadi lebih halus dan bagus, setelahdirasa cukup, barang mebel tersebut dilapisidengan wood filler, lalu diamplas kembali hinggawood filler tersebut rata,

2. Pengamplasan dan cat dasar (epoxy)Langkah selanjutnya adalah menghaluskanpermukaan bidang kerja, tentu saja termasukbagian yang terdempul. Penghaluskan denganamplas no. 120 dan dilanjutkan dengan amplasno. 180.

3. Proses melamin warna dasarProses selanjutnya adalah melapisi furniturdengan dasar, fungsinya mengikat danmengeluarkan kecerahan warna cat akhir. Prosesini dilakukan dengan alat bantu kuas yangdilakukan secara manual. Ditahap ini kita sudahmasuk proses pewarnaan, pewarnaan dilakukandengan sangat hati-hati sehingga warna yangdiinginkan sesuai dengan kehendak pemesan,para tukang yang menggunakan media kuasyang kami kerjakan sudah terlatih dan terampil,

4. Proses warna akhirProses pewarnaan dengan kuas dilakukanberulang-ulang di setiap sisi secara detail untukPelapisan dasar melamin

Aplikasi wood filler,wood stain, pengamplasan 120

Lapisan pengulangan melamin lack(foto: Siti Badriyah, 2013)

Page 11: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

100 Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Jurnal Seni Budaya

mendapatkan hasil warna baik warna natural atauwarna gelap pengerjaan bisa sampai 3 kaliproses. Saat proses pengecatan warna akhirdilakukan cuaca harus benar-benar kondusif yaitucukup cahaya dan cukup panas atau pada saatmatahari sedang naik. Karena kecerahan warnaakan semakin muncul dan kuat.

C. Kesimpulan

Kekaryaan seni kursi re-use limbah bola tenisdan limbah kayu ini memiliki visualisasi bentuk sangatspesifik, baik secara fisik dan psikologis. Berawal darifungsi desain kursi ini adalah kursi santai (easy chair)sehingga bentuk dasar kursi secara garis besarmenopang posisi dalam kondisi tubuh santai,dukungan pengetahuan ergonomic (anthopometri,kenyamanan fisik dan psikologis, keselamatan, danestetis) mengarahkan secara keseluruhan wujuddesain ini mulai dari konsep desain hingga akhirproses yaitu finishing. Secara fisik bentuk kursi inidari konstruksi dasar bentuk seat chair terlihatmelengkung jika ditarik sudutnya antara tekukan pahahingga kepala memposisikan beban tubuh bersandarsecara nyaman. Sedang bentuk dasar armchair hinggakaki kursi adalah simplifikasi ornament parang, yangsecara simbolik menunjukan kewibawaaan,kemegahan, diartikan dengan ekspektasi ke depandi pasar akan diperlukan kesan wibawa dan megahuntuk mendongkrak harga jika diproduksi secara massproduct. Sedang kombinasi capaian warna pada colorchart, sangat mendukung dan memprioritas warnadominan yang secara psikis akan mempengaruhisecara visual berpotensi merangsang , memikat danmemberikan daya tarik untuk melihat, karena targetperancangan kali ini adalah memberikan stimulus paraperajin untuk berkarya tidak hanya mengandalkanbahan baku kayu.

Tingkat kesulitan dalam kekaryaaan seni iniada pada proses pewarnaan limbah bola tenis yangkadang memerlukan formulasi dalam menakar volumepewarna yang belum ada patokan dasar, karenabelum pernah ada formula objek yang diwarna adalahbola tenis bekas yang berkarakter kusam padapermukaan, lapisan bulu dari wool yang sudah tidakrata memungkinkan hasil warna yang tidak rata.Kesulitan yang kedua ada pada proses assemblingantar bola, presisi lobang bola terkadang tidak bisasama dalam proses pelobangan dengan banturan borbermata diameter 8 mm, bola saat dipegang dan diborakan sulit dalam mengikat sehingga akan terjadigeseran meskipun beberapa millimeter.

Faktor pendukung yang memperlancarkekaryaan seni ini adalah ketersediaan limbah bolatenis, apalagi limbah kayu sangat melimpah.Sehinggakita bisa memilih yang sesuai kebutuhan kita,sedangkan limbah kayu ada berbagai ukuran bisalebih mudah memilih seberapa yang kita butuhkansesuai desain. Dengan berbagai kemungkinan akanterjadi kesalahan pun tidak akan rugi dalam prosesproduksi, karena selain banyak juga murah sekaliharganya. Tenaga kerja yaitu perajin (tukang kayu)sangat antusias ikut dilibatkan dalam proses produksirancangan kursi ini, dan mudah diberi pengertiandengan gambar kerja yang telah pengkarya siapkan,sehingga mempercepat proses produksi.

Karya seni ini mencakup kebaharuan temadan teknik, juga logika fungsi yang sarat denganmanfaat bagi peningkatan kualitas hidup secaraberkelanjutan (sustainable), antara lain sebagaiberikut.1. Kebaharuan tema: tema dihadirkan melalui konsep

desain kursi re-use (pemanfaatan kembali) dengangaya postmodern dan bersifat stimulan.

a. Kebaharuan berupa Re-use bola tenis, bola tenisyang digunakan adalah bola bekas, dari yangkondisi kusam pengkarya sulap menjadi menjadilebih terlihat baru dengan pewarnaan lagi, adabeberapa karya kursi bola tenis menggunakan bolatenis yang baru sehingga lebih mahal;

b. Kebaharuan dalam nilai: nilai manfaat limbah bolatenis kebiasaan yang telah diamati hanya dibakarsetelah benar-benar kondisi kempes tidakmemungkinkan untuk digunakan berlatih tenislagi. Pembakaran tersebut akan menghasilkangas-gas yang memperparah terjadinyapemanasan global. Jika dimanfaatkan dalamdesain akan lebih bermanfaat dan bernilaiekonomis, juga secara tidak langsung akanmembantu mengurangi pemanasan global, danmendukung lingkungan yang sustainable;

c. Kebaharuan pada nilai simbolik yang ditampilkanmelalui ornamen tradisional motif parang, sebagaibawaan gaya postmodern yang memprasyaratkansentuhan bersifat lokal dan individual;

d. Kebaharuan dalam jenis dan makna warna, warnaorange bersifat stimulus memberikan pesan untukmemikat, merangsang secara visual suatu objekdesain, membangun pola pikir kreatif tidak hanyamengandalkan bahan baku kayu bagi pengrajin.Demikian juga pada limbah kayu merupakantampilan kebaharuan, hadir sebagai ornamenpendukung baik dalam bentuk potongan-potonganyang terjalin diantara kaki meja, kehadirannya

Page 12: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

101Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Siti Badriyah: Pemanfaatan Bola Tenis dan Limbah Kayu sebagai Inovasi Perajin Furniture di Desa Temuwangi, Pedan, Klaten

dapat membukakan kesadaran perajin karenamereka biasanya hanya menjadikan limbah kayuini sebagai bahan bakar untuk memasak, setelahmelihat karya ini akan berpikir lebih ekonomis dankreatif dalam memanfaatkan limbah kayu yangbegitu melimpah.

2. Kebaharuan dalam teknika. Kebaharuan dalam proses produksi kursi inipun

membutuhkan teknik-teknik tertentu yang belumterbukukan, seperti dalam proses pewarnaan,memerlukan formula takaran yang pengkaryaciptakan supaya pas dan tepat dengan warnasesuai konsep;

b. Kebaharuan dalam teknik pemasangan bola-boladalam struktur kursipun membutuhkan teknikyang direka pengkarya, baik dalam prosespelobangan bola dan pengikatan dalam konstruksisupaya berkolaborasi seimbang dengankonstruksi kayu, proses pelubangan yang berbedakarena ada pada bahan karet (bahan dasar bolatenis);

c. Kebaharuan dalam pengaplikasian limbah kayudalam bentuk dan struktur dalam kursi. Baikbentuk dasar potongan maupun pola susunandalam desain karya ini.

Integrasi semua kebaharuan yang spesifikpada karya seni kursi dan meja ini akhirnya menjadiproduk visual yang berbobot pada logika rasional,fungsi, ekonomi, budaya dan sosial. Keterpaduansemua nilai positif yang ditargetkan dalam karya inidiharapkan mampu mendobrak kepesimisan,kelesuan kreativitas produksi di kalangan perajinfurnitur yang rata-rata menengah ke bawah akanterdorong (terstimulus) untuk berpikir kreatif dalammengatasi kondisi meningkatnya harga bahan bakukayu. Sehingga dimungkinkan peningkatanpendapatan secara bertahap masyarakat perajin padakhususnya dan berkembangnya tingkat kesejahteraanmasyarakat secara lebih luas.

Catatan Akhir:

1 http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/ LaksmiKusuma Wardani,2012, 136

2 Kompas .com, Selasa, 29 Januari 2013/20:27WIB.

3 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/tentang-pemanasan-global/diakses terakhir kali padajumat, 9 jan 2013,22.45

4 Marizar. Eddy S, Designing Furniture: TehnikMerancang Mebel Kreatif. Yogyakarta: Penerbit MediaPressindo, 2005, p. 19

5 Sachari. Agus,Metode Penelitian BudayaRupa, Jakarta: Airlangga, 2005,p. 114

6 Sunaryo. Aryo, Ornament Nusantara; KajianKhusus tentang ornament Indonesia : Dahara Prize,2011, p. 3

7 Steiner (1969, p. 271), Arvon (1973, pp. 36-7)8 Marrizar .Eddy.(2005,p. 2)9 Marrizar .Eddy. (2005,p. 4)10 Fischer, Joseph. The Folk Art of java. New

York: Oxffort university Press, 1994,p.711 Diktat Kuliah Praktek Bengkel Mebel FSRD

ITB, Oleh: Deny Willy,2012,p.19

KEPUSTAKAAN

Chiara, Josehp De, J. Panero and Martin Zelnik.1992.Time Saver Standards for InteriorDesign and Space Planning.New York. Mc.Graw Hill, Inc.

Ching, Francis D. K. & Corky Bingely. 2011. InteriorDesign Ilustrated. Terj. Lois Nur FathiaPraja. Jakarta: Indeks. Cet-1.

Deny Willy. 2012. Diktat Kuliah Praktek BengkelMebel FSRD ITB, p.19.

Karl T. Ulrich dan Steven D Eppinger. 2004. ProductDesign and Development. New York: McGraw Hill, -3rd ed, p 2-3.

Lubis. Harry. 2002. Gambar Teknik Jilid 2. Bandung:Penerbit ITB. Hal. 2.

Marizar. Eddy S. 2005. Designing Furniture :TehnikMerancang Mebel Kreatif. Yogyakarta:Penerbit Media Pressindo, p. 19.

Pile, John F. 1994. Interior Design, second edition,New York: published by Harry N Abrams,p.356.

Panero, Julius and Martin zelnik. 1979. HumanDemension & Interior Space. New york:Whitney Library of desidn.

Sachari. Agus. 2005. Metode Penelitian Budaya Rupa,Jakarta: Airlangga,p. 114.

Page 13: PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI …

102 Volume 13 Nomor 1, Juli 2015

Jurnal Seni Budaya

Narasumber:

Purwanto, (22), perajin Furnitur kayu, Pedan Klaten.

Rabiman, (54), Pelatih Tenis dan pengumpul limbahbola tenis bekas.

Wasiman, (37), Pengusaha Furniture di desaTemuwangi Pedan Klaten.

Widodo, (35), Pengukir, Ngledok, Troketon, PedanKlaten.

Internet:

http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/LaksmiKusuma Wardani, 2012, 136

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/tentang-pemanasan-global/diaksesterakhir kalipada jumat, 9 jan 2013,22.45

Kompas.com, Selasa, 29 Januari 2013/20:27 WIB.