pemanfaatan abu vulkanik sebagai aksesoris untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal...
DESCRIPTION
Bahasa Indonesia KeilmuanTRANSCRIPT
PEMANFAATAN ABU VULKANIK SEBAGAI AKSESORIS UNTUK
MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT LOKAL
PASCALETUSAN GUNUNG
1. PENDAHULUAN
Letusan gunung adalah proses keluarnya magma dari dalam perut
bumi akibat adanya tekanan yang kuat dari dalam bumi. Akibat dari proses
letusan gunung berapi menghasilkan material seperti lava, abu vulkanik, dan
gas-gas tertentu yang berbahaya. Sehingga material tersebut akan
mempermudah proses terjadinya kerusakan pada lingkungan sekitar. Tidak
sedikit kerusakan yang ditimbulkan akibat letusan gunung berapi. Hal
tersebut memberikan banyak dampak negatif bagi masyarakat, seperti
kesehatan yang menurun, trauma yang mana pemulihannya membutuhkan
proses yang bertahap. Bukan hanya itu, tetapi letusan gunung berapi juga
menyebabkan kerusakan infrastruktur yang berakibat melumpuhnya
aktivitas masyarakat, sehingga dapat menghambat perekonomian
masyarakat.
Dengan mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan oleh letusan
gunung berapi, masyarakat akan resah dan menganggap bahwa bencana
yang disebabkan oleh letusan tersebut pasti akan sulit untuk melakukan
proses pemulihannya. Keadaan ekonomi yang turun karena aktivitas warga
yang tidak bisa maksimal. Tidak banyak warga yang mengetahui, bahwa
dibalik bencana pascaletusan gunung berapi terdapat manfaat yang banyak
diperoleh dari pemanfaatan aksesoris dari material-material yang dihasilkan.
Abu vulkanik yang dikeluarkan saat erupsi gunung dapat digunakan
sebagai media untuk meningkatkan perekonomian penduduk di daerah
erupsi gunung beraapi. Masyarakat dapat memanfaatkan material-material
tersebut sebagai kerajinan tangan berbentuk aksesoris seperti gelang,
kalung, bros yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Disamping itu, dapat
membantu masyarakat untuk berkreasi mengeluarkan segala keahlian yang
mereka miliki dan memulihkan trauma sedikit demi sedikit dengan
melakukan aktivitas yang bermanfaat.
1
Pembuatan aksesoris dari abu vulkanik ini, perlu diolah dulu. Cara
pengolahannya mirip dengan pembuatan perabotan dari kaca. Hanya saja,
dibentuk menjadi aksesoris yang harganyapun tidak begitu murah. Hal ini
dapat memberikan peluang bagi warga sekitar.
Pemasaran aksesoris dari abu vulkanik harus berada pada pasar yang
tepat. Karena dengan pemasaran yang cocok diharapkan masyarakat luas
dapat mengenali produk ini serta, apabila pasar menyukainya maka, produk
aksesoris abu vulkanik ini akan siap bersaing dengan produk aksesoris yang
lain. Maka dengan demikian pencarian pasar serta teknik pemasaran yang
cocok harus dilakukan.
Sasaran pemasaran aksesoris abu vulkanik yaitu para wisatawan yang
datang ke tempat tersebut, baik domestik maupun mancanegara. Aksesoris
tersebut dapat dijadikan sebagai ciri khas daerah tersebut. Jika aksesoris abu
vulkanik tersebut kualitasnya bagus, tidak menutup kemungkinan untuk
dipasarkan keluar daerah, terutama perkotaan besar seperti Jakarta,
Surabaya, Bali, dan di ekspor sebagai komoditi ekspor nonmigas.
Tulisan ini membahas tentang pemanfaatan abu vulkanik sebagai
aksesoris untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal pascaletusan
gunung. Berdasarkan permasalah tersebut maka masalahnya adalah (1) apa
sajakah kandungan Abu vulkanik sehingga dapat dimanfaatkan untuk
aksesoris? (2) bagaimanakah proses pembuatan aksesoris dari abu vulkanik?
(3) bagaimanakah pemasaran aksesoris dari abu vulkanik kepada
masyarakat? (4) bagaimanakah aksesoris abu vulkanik dapat meningkatkan
perekonomian? Dengan adanya rumusan masalah diatas diharapkan agar
masyarakat melihat abu vulkanik sebagai tambang uang yang berharga
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar pascaletusan gunung.
2
2. PEMBAHASAN
a. Abu vulkanik beserta Kandungannya
Abu vulkanik sering disebut juga pasir vulkanik yaitu bahan material
vulkanik yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan
yang berukuran besar sampai berukuran halus. Kandungan dalam abu vulkanik
bermacam – macam antara lain bebatuan sulfat, klorida, natrium, kalsium, kalium,
magnesium, dan fluoride dan didominasi oleh silika dan sulfur. Ada juga unsur
lain, seperti seng, kadmium, dan timah, tapi dalam konsentrasi yang lebih rendah.
Dalam pembuatan aksesoris material utama dari abu vulkanik yang dibutuhkan
adalah silikat dan sulfur yang mirip dengan bahan industri kaca dan merupakan
glass hard yang sangat halus tetapi jika dilihat dengan mikroskop tepi dan
ujungnya runcing. Sehingga apabila terkena mata akan menyebabkan kerusakan
pada mata dan apabila terhirup kemudian masuk ke saluran pernafasan akan
mengganggu kesehatan terutama pada paru-paru.
Dalam unsur silika mempunyai sifat seperti kaca yaitu runcing pada kedua
bagian tepinya. Sehingga apabila dibakar untuk dijadikan aksesoris bahan silika
tersebut sangat mudah untuk merekat dengan kuat. Sedangkan pada unsur sulfur
juga berperan dalam pembuatan aksesoris yaitu sebagai tambahan.
Manfaat dari kedua unsur yaitu silika dan sulfur bukan hanya sebagai
bahan pembuatan aksesoris yang cantik dan dapat membantu perekonomian suatu
masyarakat, akan tetapi kedua unsur tersebut mempunyai manfaat lain yang dapat
membantu kegiatan ataupun kesehatan masyarakat. Seperti contoh sulfur atau
belerang dapat dijadikan sebagai pestisida dalam pertanian dan sebagai lulur
untuk menjadikan kulit menjadi halus dan sehat.
b. Proses Pembuatan Aksesoris dari Abu vulkanik
Prosedur pembuatan aksesoris dapat di bagi menjadi empat tahap utama yaitu:
a) Peleburan
Dalam proses atau tahap peleburan ini, bahan dari abu vulkanik yang terdiri
dari sulfur dan silika dipanaskan didalam tanki tanur (tempat peleburan) dengan
suhu tertentu. Tanki ini dipanasi secara elektrotermal atau dengan gas.
b) Pembuatan bentuk atau pencetakan
3
Hasil dari peleburan dapat di bentuk dengan mesin atau denagn cetak tangan.
Faktor yang terpenting yang harus di perhatikan dalam cetak mesin (machine
molding) ialah bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga
percetakan barang untuk aksesoris dapat di selesaikan dalam waktu beberapa detik
saja. Dalam waktu yang sangat singkat itu aksesoris berupa zat cair viscos
menjadi zat cair yang berwarna bening keabu-abuan. Jadi, jelas sekali bahwa
masalah rancang yang harus di selesaikan, seperti aliran kalor stabilitas logam,
dan jarak bebas bantalan merupakan masalah yang sangat rumit.
Peleburan dari hasil kerja mesin ini berupa batang-batang yang siap untuk
dibentuk manik-manik yang sesuai dengan selera dan kretivitas pengrajin
aksesoris. Aksesoris yang dibentuk dapat berupa gelang, kalung, anting, dan bros
atau mata cincin yang sesuai dengan pesanan konsumen.
Dalam pembuatan aksesoris membutuhkan tang untuk merangkai aneka
bahan menjadi perhiasan. Bahan-bahannya juga sangat mudah didapat dan
tersedia aneka pilihan bentuk dan warna.
Alat Untuk Membuat Perhiasan
1. Tang Berujung Lancip Dengan Permukaan Rata. Digunakan untuk
memipihkan pemberhenti (stopper) dan membentuk kawat sesuai kreasi
yang diinginkan.
2. Tang Berujung Bulat dan Mengecil. Digunakan untuk membentuk bulatan
dalam proses pengerjaan kreasi.
3. Tang Potong. Digunakan untuk memotong kawat dan rantai
4. Gunting Kuku. Digunakan untuk memotong senar.
Bahan Untuk Membuat Perhiasan
1) . Bahan Utama
Untuk membuat aksesoris, bahan utamanya bisa berasal dari manik, mutiara,
kristal swarovski maupun kombinasi diantara bahan-bahan tersebut. Di pasaran,
banyak tersedia aneka warna dan bentuk bahan perhiasan aksesoris.
2) Bahan Pendukung
a. Bahan Perangkai
b. Pipa Besi
4
c. Pemberhenti (stopper)
d. Kait Pembuka
e. Kait Penghubung
f. Kait Penutup
g. Kawat Tongkat
h. Kawat Paku
i. Kawat Lingkaran
j. Kawat Anting dan Giwang
k. Plat Hiasan Anting
l. Kawat Cincin
Aksesoris yang terbuat dari abu vulkanik memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan bahan utamanya mudah untuk diperoleh pada saat terjadi
letusan. Dengan adanya kandungan sulfur yang mempunyai ion negatif
bermanfaat bagi kesehatan karena dapat membantu menyeimbangkan kandungan
ion dalam tubuh. Pengrajin dapat memperoleh penghasilan yang lebih tinggi
karena hanya terfokus pada kegiatan pembuatan aksesoris.
Kekurangan aksesoris dari abu vulkanik yaitu bahan baku hanya ada pada
saat gunung meletus. Dalam pembentukannya membutuhkan keahlian yang
khusus. Aksesoris ini bersifat mudah pecah. Aksesoris tersebut lebih berat
dibandingkan dengan aksesoris dari bahan lain. Tidak semua abu vulkanik dapat
digunakan sebagai aksesoris, karena pada setiap daerah memiliki jenis abu
vulkanik yang berbeda. Sehingga untuk mendapatkan bahan dari abu vulkanik
tersebut agak sulit karena hanya bisa didapatkan pada saat gunung berapi meletus.
Sedangkan gunung berapi meletus dapat diperkirakan terjadi dalam jangka
tahunan hanya sekali.
Prospek pembuatan aksesoris dari abu vulkanik tersebut dapat menjadi
usaha sampingan dari masyarakat lokal di sekitar gungung merapi. Usaha tersebut
untuk kedepannya menjanjikan karena dapat menambah keahlian dan
pengetahuan masyarakat. Apabila keahlian dan pengetahuan tersebut dapat diasah
dan dikembangkan dengan baik, tidak menutup kemungkinan usaha kerajinan
aksesoris dapat menjadikan ciri khas dari suatu daerah itu sendiri. Dengan begitu
pengrajin dapat membuka jaringan atau kerjasama dengan daerah lain.
5
c. Pemasaran Aksesoris dari Abu vulkanik kepada Masyarakat
Target pemasaran aksesoris dari abu vulkanik adalah para wisatawan, baik
lokal maupun mancanegara. Aksesoris ini dapat dijual secara individu atau
langsung dari pengrajin ke pembeli dengan cara membuka stan di depan rumah
atau tempat pembuatan aksesoris. Selain itu, pengrajin juga dapat menjualnya
kepada pengepul. Tentunya, dalam hal ini diperlukan adanya suatu lembaga atau
paguyuban yang menaungi para pengrajin aksesoris abu vulkanik tersebut agar
harga jual aksesoris dapat sesuai dengan patokan yang sudah ditentukan.
Sehingga, nantinya tidak akan merugikan pengrajin itu sendiri. Harga jual
aksesoris tersebut dapat ditentukan oleh kerumitan pembuatan aksesoris, ukuran,
jenis aksesoris, dan kualitas aksesoris.
Diperlukan suatu cara untuk menarik minat para wisatawan untuk
membeli aksesoris abu vulkanik tersebut, agar pembeli merasa tertarik dan ingin
membeli dalam jumlah besar. Cara-cara untuk meningkatkan nilai jual hasil
kerajinan ini sangat diperlukan, khususnya bagi pengrajin yang memasarkan hasil
kerajinannya secara individu. Sebagai contoh, para pengrajin dapat menunjukkan
proses pembuatan aksesoris kepada para konsumen. sehingga konsumen dapat
melihat secara langsung pembuatan aksesorisnya.
Selain itu, para pengrajin juga bisa membuatkan beberapa model aksesoris
yang diinginkan oleh konsumen secara langsung. Dalam pemesanan, pelayanan
pertama tentunya akan diberikan kepada pesanan yang tingkat kesulitannya
rendah. Bukan hanya itu, tetapi produsen juga akan memberikan bonus atau
potongan harga pada pemesanan aksesoris dalam jumlah yang besar. Dengan
demikian, konsumen akan merasa puas dengan pelayananya.
Hasil kerajinan tangan yang dijual ke pengepul bertujuan untuk dijual
diluar daerah. Daerah sekitar ataupun kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta,
Yogyakarta, Semarang, Bandung, Denpasar, dan Malang. Setelah produk ini
dikenal dari kota-kota besar yang notabennya banyak turis asing datang berwisata
dan mengetahui aksesoris tersebut, maka tidak menutup kemungkinan adanya
permintaan ekspor keluar negeri. Hal itu dapat memberikan keuntungan yang
besar bagi masyarakat lokal pasca letusan. Karena yang mengetahui manfaat abu
vulkanik semakin meluas.
6
d. Asesoris dari Abu vulkanik dapat Meningkatkan Perekonomian
Ketika pascaletusan gunung berapi, banyak terdapat abu vulkanik dalam
jumlah yang melimpah. Setiap rumah mempunyai abu vulkanik di atapnya.
Namum, disamping itu masyarakat juga telah mengalami kerugian finansial
karena letusan gunung berapi tersebut. Mulai dari ladang yang gagal panen,
rusaknya perabotan rumah tangga, ataupun kematian hewan ternak.
Dengan adanya dampak dari letusan gunung berapi, membentuk
paradigma masyarakat menjadi berfikir bahwa, letusan gunung berapi akan selalu
menjadi penghambat aktivitas total masyarakat sekitar. Pemulihan aktivitas
masyarakat untuk normal kembali tidak hanya bergantung dan menunggu bantuan
dari pemerintah. Masyarakat akan lebih mandiri untuk menciptakakan lapangan
pekerjaan dengan memanfaatkan material dari letusan gunung berapi. Jadi,
pentingnya keberadaan abu vulkanik dapat dipandang sebagai alternatif sumber
pendapatan bagi mereka, yaitu untuk membantu mengurangi efek kerugian dari
letusan gunung berapi ini.
Apabila abu vulkanik dapat diolah dan diproses secara optimal akan
meningkatkan perekonomian masyarakat lokal secara bertahap. Kreativitas
masyarakat harus ditumbuhkan, agar dapat ditemukan cara-cara baru dalam
pengolahan abu vulkanik dan lebih bernilai ekonomis. Pelatihan masyarakat perlu
digalakkan, dikarenakan mengingat perlunya sumber daya manusia yang
maksimal untuk mengolah abu vulkanik yang melimpah. Hal ini juga digunakan
untuk melatih dan menumbuhkan rasa kreatifitas dalam masyarakat.
Penggunaan abu vulkanik untuk bahan asesoris adalah salah satu cara
untuk meningkatkan nilai ekonomis abu vulkanik. Abu vulkanik mempunyai sifat
yang kuat dan mengkilat, sehingga cocok digunakan untuk aksesoris. Meskipun
banyak kekurangan dan kelebihan dalam pembuatan aksesoris abu vulkanik,
diharapkan hal tersebut tidak menjadikan kendala bagi masyarakat untuk
memperbaiki aktivitas menjadi pulih kembali, khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan pangan dan sandang. Dalam pembuatan aksesoris ini, selain nilai
ekonomisnya menjadi lebih tinggi, juga dapat menjadi daya tarik khas masyarakat
lokal. Apabila cara ini dapat berkembang dengan optimal, maka dapat menarik
7
wisatawan luar untuk datang ke kawasan ini. Serta dapat membeli barang
produksi masyarakat lokal sebagai oleh-oleh.
8
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan demikian masyarakat akan melihat abu vulksnik sebagai sumber
nafkah pascaletusan gunung berapi. Selain dapat meningkatkan ekonomi mereka,
cara ini dapat mengembangkan kreatifitas dalam masyarakat. Dengan cara ini pula
pandangan masyarakat tentang bencana letusan gunung berapi sebagai bencana
murni akan sedikit berubah, dengan letusan gunung berapi mereka akan mendapat
berkah. Maka ketakutan masyarakat akan berkurang karena mereka dapat hidup
berdampingan dengan bencana.
9
DAFTAR PUSTAKA
Simon, Barbara, B. 1983.Gunung Berapi.Jakarta:Pradnya Paramita
Santoso,Djoko.Volkanofisik.Bandung:ITB
http://dashite.blogspot.com/2010/11/manfaat-abu-merapi.html
http://tipsehatcantikalami.blogspot.com/2012/11/manfaat-abu-vulkanik-sodium-
bentonit.html
10