pemanfaatan abu ketel pabrik gula dan lumpur lapindo sebagai bahan baku alternatif bata tanpa bakar...

2
i i SYAIFUL HIDAYAT ASSYAMSURI. 0311020070-102. Pemanfaatan Abu Ketel Pabrik Gula Dan Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Alternatif Bata Tanpa Bakar. SKRIPSI. Pembimbing : 1. Ir. Ekoyanto Pudjiono, M.Eng.Sc. 2. Ir. Ary Mustofa Ahmad, MP. RINGKASAN Dewasa ini perkembangan pembangunan di Indonesia sangat cepat, salah satunya dengan ditandai meningkatnya bermacam-macam bahan bangunan yang digunakan. Salah satu bahan bangunan yang dibutuhkan pada setiap konstruksi adalah batu bata. Bahan baku utama batu bata adalah tanah liat yang memiliki kadar silika tertentu. Dalam proses pembuatan batu bata, bahan baku tanah yang digunakan biasanya diambil dari tanah lahan pertanian yang dialih gunakan pada saat tertentu dan banyak menimbulkan dampak negatif. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diadakan penelitian untuk mencari bahan lain pengganti tanah pada lahan pertanian sebagai bahan baku batu bata. Salah satu bahan yang dapat dijadikan solusi adalah lumpur Lapindo dan abu ketel pabrik gula. Tujuan penelitian adalah untuk : (1) Mengetahui komposisi lumpur Lapindo dan abu ketel untuk membuat batu bata. (2) Mengetahui pengaruh penggunaan lumpur Lapindo dan abu ketel sebagai bahan baku batu bata terhadap kekuatan tekan dan absorbsi batu bata. Penelitian dilakukan di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan Juli - September 2008. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor I : Komposisi bahan (K), terdiri dari campuran abu ketel atau abu ampas tebu (AAT) dan lumpur Lapindo (LL) yaitu: K 1 = 10% AAT + 90% LL; K 2 = 20% AAT + 80% LL; K 3 = 30% AAT + 70% LL; K 4 = 40% AAT + 60% LL. Faktor II : Persentase semen terhadap berat total bahan (S) yaitu: S 1 =2%; S 2 = 4%; S 3 = 6%; S 4 = 8%; S 5 = 10%. Analisa data dilakukan menggunakan analisa ragam (ANOVA),dan uji lanjut dengan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan abu ketel dan lumpur Lapindo sebagai bahan baku alternatif batu bata memberikan pengaruh nyata terhadap kuat tekan dan absorbsi batu bata. Kuat tekan tertinggi adalah 31,97 kg/cm 2 terdapat pada kombinasi perlakuan K 1 S 5 sedangkan nilai kuat tekan terendah adalah 14,63 kg/cm 2 ditunjukkan oleh kombinasi perlakuan K 4 S 1 . Untuk kombinasi perlakuan yang memenuhi standar nilai kuat tekan batu bata yaitu minimum sebesar 25 kg/cm 2 adalah kombinasi perlakuan yang menggunakan persentase S 5 untuk semua faktor K dan pada penggunakan persentase S 4 hanya untuk faktor K 1 . Batu bata tanpa bakar yang memenuhi persyaratan ini termasuk dalam Kelas 25 dan Modul 5a. Pada pengujian absorbsi secara keseluruhan nilai absorbsi batu bata berada di atas 20% dengan absorbsi tertinggi pada kombinasi perlakuan K 4 S 1 yaitu sebesar 32,83%, sedangkan nilai absorbsi terendah ditunjukkan oleh K 1 S 5 sebesar 21,43%. Kata kunci : Abu, Lumpur, Kuat Tekan, Bata, Absorbsi, Lapindo.

Upload: rifky-rachmansyah

Post on 31-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Book waste controllreuse recycle

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanfaatan Abu Ketel Pabrik Gula Dan Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Alternatif Bata Tanpa Bakar (Abstrak)

i

i

SYAIFUL HIDAYAT ASSYAMSURI. 0311020070-102. Pemanfaatan Abu Ketel Pabrik Gula Dan Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Alternatif Bata Tanpa Bakar. SKRIPSI. Pembimbing : 1. Ir. Ekoyanto Pudjiono, M.Eng.Sc. 2. Ir. Ary Mustofa Ahmad, MP.

RINGKASAN

Dewasa ini perkembangan pembangunan di Indonesia sangat cepat, salah satunya dengan ditandai meningkatnya bermacam-macam bahan bangunan yang digunakan. Salah satu bahan bangunan yang dibutuhkan pada setiap konstruksi adalah batu bata. Bahan baku utama batu bata adalah tanah liat yang memiliki kadar silika tertentu. Dalam proses pembuatan batu bata, bahan baku tanah yang digunakan biasanya diambil dari tanah lahan pertanian yang dialih gunakan pada saat tertentu dan banyak menimbulkan dampak negatif. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diadakan penelitian untuk mencari bahan lain pengganti tanah pada lahan pertanian sebagai bahan baku batu bata. Salah satu bahan yang dapat dijadikan solusi adalah lumpur Lapindo dan abu ketel pabrik gula. Tujuan penelitian adalah untuk : (1) Mengetahui komposisi lumpur Lapindo dan abu ketel untuk membuat batu bata. (2) Mengetahui pengaruh penggunaan lumpur Lapindo dan abu ketel sebagai bahan baku batu bata terhadap kekuatan tekan dan absorbsi batu bata. Penelitian dilakukan di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan Juli - September 2008. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor I : Komposisi bahan (K), terdiri dari campuran abu ketel atau abu ampas tebu (AAT) dan lumpur Lapindo (LL) yaitu: K1 = 10% AAT + 90% LL; K2 = 20% AAT + 80% LL; K3 = 30% AAT + 70% LL; K4 = 40% AAT + 60% LL. Faktor II : Persentase semen terhadap berat total bahan (S) yaitu: S1=2%; S2 = 4%; S3 = 6%; S4 = 8%; S5 = 10%. Analisa data dilakukan menggunakan analisa ragam (ANOVA),dan uji lanjut dengan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan abu ketel dan lumpur Lapindo sebagai bahan baku alternatif batu bata memberikan pengaruh nyata terhadap kuat tekan dan absorbsi batu bata. Kuat tekan tertinggi adalah 31,97 kg/cm2 terdapat pada kombinasi perlakuan K1S5 sedangkan nilai kuat tekan terendah adalah 14,63 kg/cm2 ditunjukkan oleh kombinasi perlakuan K4S1. Untuk kombinasi perlakuan yang memenuhi standar nilai kuat tekan batu bata yaitu minimum sebesar 25 kg/cm2 adalah kombinasi perlakuan yang menggunakan persentase S5 untuk semua faktor K dan pada penggunakan persentase S4 hanya untuk faktor K1. Batu bata tanpa bakar yang memenuhi persyaratan ini termasuk dalam Kelas 25 dan Modul 5a. Pada pengujian absorbsi secara keseluruhan nilai absorbsi batu bata berada di atas 20% dengan absorbsi tertinggi pada kombinasi perlakuan K4S1 yaitu sebesar 32,83%, sedangkan nilai absorbsi terendah ditunjukkan oleh K1S5 sebesar 21,43%. Kata kunci : Abu, Lumpur, Kuat Tekan, Bata, Absorbsi, Lapindo.

Page 2: Pemanfaatan Abu Ketel Pabrik Gula Dan Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Alternatif Bata Tanpa Bakar (Abstrak)

ii

ii

SYAIFUL HIDAYAT ASSYAMSURI. 0311020070-102. Sugar Mill Boiler Ash and Mud Lapindo Utilization as Alternative Raw Material Non Burned Brick. SKRIPSI. Adviser : 1. Ir. Ekoyanto Pudjiono, M.Eng.Sc. 2. Ir. Ary Mustofa Ahmad, MP.

SUMMARY These day development in Indonesia growth quickly, one of them marked with increasing of all kinds of construction material that used. One of construction material that required in each construction is brick. The main raw material brick is clay that have level of certain silica. In course of brick making, raw material that used usually taken away from land of agriculture farm that displaced used when certain and frequently generate negative impact. To overcome problem is referred as must performed research to look for other materials substitution at agriculture farm as brick raw material. One of materials that can be made solution is mud Lapindo and boiler ash. The research aim be to : (1) Know composition of mud Lapindo and boiler ash to make brick. (2) Know influence the usage of mud Lapindo and boiler ash as brick raw material to pressure strength and brick absorption. The research had doing at Laboratory Power and Agriculture Machine, Agricultur Engineering Majors, Faculty Of Agricultur Technology Brawijaya University start at July-September 2008. The research method uses random program group (RAK) which on stack scale factorial with 2 factors and repeated 3 times. Factor I: Material Composition (K), consist of mixture of boiler ash or bagasse ash (AAT) and mud Lapindo (LL) that is: K1 = 10% AAT + 90 % LL; K2 = 20% AAT + 80% LL; K3 = 30% AAT + 70% LL; K4 = 40% AAT + 60% LL. Factor II : Cement Percentage to heavy totalize materials (S) that is: S1=2%; S2 = 4%; S3 = 6%; S4 = 8%; S5 = 10%. Analysis data is conducted use analysis of variant (ANOVA),and test continues with BNT Test (smallest difference reality test). The research result indicates that the usage of boiler ash and mud Lapindo as alternative raw material brick gives reality influence to pressure strength and brick absorption. The highest pressure strength is 31,97 kg/cm2 exist on treatment combination K1S5 where as smallest value of pressure strength are 14,63 kg/cm2 are shown by treatment combination K4S1. For treatment combination that fulfill standard of value of brick pressure strength that is minimum 25 kg/cm2 is treatment combination uses percentage S5 for all factor K and at usage of percentage S4 just for factor K. Non burned brick that fulfill this requirement included in Kelas 25 and Modul 5a. At absorption testing as a whole value of brick absorption resides in to the 20% with highest absorption at treatment combination K4S1 that is 32,83%, whereas smallest absorption value are shown by K1S5 as high as 21,43%. Keyword : Ash, Mud, Pressure Strength, Brick, Absorption, Lapindo.