pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (yajna)

11
WEJANGAN BHAGAVAN TENTANG YAJNA KUTIPAN DARI WEJANGAN BHAGAVAN SRI SATHYA SAI BABA “Buku kecil ini ditujukan kepada para pembaca untuk sebagai dasaracuan yang terkait dengan topic Yajna. Buku ini bukanlah segalanya dan sempurna mengupas tentang topic ini. Kami berharap dapat memberikan ispirasi bagai para pembaca untuk membaca berbagai buku wejagangan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba yang terkait dengan topic ini”. Yajna yang bersifat ke dalam Ada dua jenis Yajna yang disebutkan dalam naskah-naskah suci; kedua jenis Yajna itu adalah Yajna yang bersifat keluar dan Yajna yang bersifat kedalam. Bentuk dari yajna yang bersifat keluar tidak begitu penting dan produktif. Ini diumpamakan hanyalah seperti sebuah kulit tanpa adanya isi di dalamnya, dan kulit ini tidak memiliki makna dan hanya cocok untuk dibuang saja. Memuja Tuhan sambil dengan memusatkan seluruh perhatian pada nama dan kemuliaan-Nya adalah bentuk dari yajna yang bersifat kedalam. Yajna yang mempersembahkan korban binatang di atas altar (bali—peeth) adalah tindakan yajna keluar namun tetap memiliki arti penting untuk ke dalam diri. Pikiran adalah tempat pengorbanan dan kualitas serta naluri binatang yang masih melekat di dalam karakter manusia harus disembelih dii atas altar dari pikiran. Penyakit yang gila akan kehormatan dalam diri manusia terus mendorong manusia untuk mengejar kekuasaan tanpa adanya kesadaran yang baik adalah seperti kualitas dari kerbau yang harus dikorbankan. Kedunguan yang menutupi kecemerlangan manusia dan menganggap dirinya adalah mahluk lemah dan penurut adalah kualitas dari domba yang segera harus dihilangkan. Kelicikan dan kecerdikan yang menyelimuti pikiran manusia adalah seperti naluri kucing yang harus dilepaskan dengan cara yang sama. Ini adalah Yajna yang bersifat ke dalam sedangkan Yajna yang bersifat keluar hanyalah pantulan belaka. Ketika ritual upacara sedang dilaksanakan, maka maknanya untuk ke dalam diri harus tetap diingat dan dimaknai. Merupakan sebuah dosa dengan melakukan yajna yang bersifat formalitas belaka tanpa adanya pengetahuan dari pengorbanan yang dilakukan.

Upload: nyoman-sumantra

Post on 14-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Ulasan yang dapat memberikan pemahaman yang benar dan isnpirasi tentang makna dari pengorbanan atau Yajna dalam arti yang sebenarnya.

TRANSCRIPT

Page 1: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

WEJANGAN BHAGAVAN TENTANG YAJNA

KUTIPAN DARI WEJANGAN BHAGAVAN SRI SATHYA SAI BABA

“Buku kecil ini ditujukan kepada para pembaca untuk sebagai dasaracuan yang terkait dengan

topic Yajna. Buku ini bukanlah segalanya dan sempurna mengupas tentang topic ini. Kami

berharap dapat memberikan ispirasi bagai para pembaca untuk membaca berbagai buku

wejagangan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba yang terkait dengan topic ini”.

Yajna yang bersifat ke dalam

Ada dua jenis Yajna yang disebutkan dalam naskah-naskah suci; kedua jenis Yajna itu adalah

Yajna yang bersifat keluar dan Yajna yang bersifat kedalam. Bentuk dari yajna yang bersifat

keluar tidak begitu penting dan produktif. Ini diumpamakan hanyalah seperti sebuah kulit tanpa

adanya isi di dalamnya, dan kulit ini tidak memiliki makna dan hanya cocok untuk dibuang saja.

Memuja Tuhan sambil dengan memusatkan seluruh perhatian pada nama dan kemuliaan-Nya

adalah bentuk dari yajna yang bersifat kedalam.

Yajna yang mempersembahkan korban binatang di atas altar (bali—peeth) adalah tindakan

yajna keluar namun tetap memiliki arti penting untuk ke dalam diri. Pikiran adalah tempat

pengorbanan dan kualitas serta naluri binatang yang masih melekat di dalam karakter manusia

harus disembelih dii atas altar dari pikiran. Penyakit yang gila akan kehormatan dalam diri

manusia terus mendorong manusia untuk mengejar kekuasaan tanpa adanya kesadaran yang

baik adalah seperti kualitas dari kerbau yang harus dikorbankan. Kedunguan yang menutupi

kecemerlangan manusia dan menganggap dirinya adalah mahluk lemah dan penurut adalah

kualitas dari domba yang segera harus dihilangkan. Kelicikan dan kecerdikan yang menyelimuti

pikiran manusia adalah seperti naluri kucing yang harus dilepaskan dengan cara yang sama. Ini

adalah Yajna yang bersifat ke dalam sedangkan Yajna yang bersifat keluar hanyalah pantulan

belaka. Ketika ritual upacara sedang dilaksanakan, maka maknanya untuk ke dalam diri harus

tetap diingat dan dimaknai. Merupakan sebuah dosa dengan melakukan yajna yang bersifat

formalitas belaka tanpa adanya pengetahuan dari pengorbanan yang dilakukan.

Page 2: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

Lima Yajna (panca yajna) yang dijelaskan oleh naskah-naskah suci (sastra)

Manusia di dalam menjalani kehidupannya sehari-hari telah melakukan berbagai jenis tindakan

yang secara sengaja atau tidak sengaja telah menyebabkan penderitaan bagi makhluk hidup

yang lainnya. Untuk memohon pengampunan atas tindakan tersebut, lima jenis Yajna ---- ritual

untuk meredakan kemarahan – telah dijabarkan dalam sastra. Kelima jenis yajna ini adalah:

Deva Yajna, Pitru Yajna, Bhoota Yajna, Manushya Yajna dan Rishi Yajna atau Brahma Yajna.

Makna yang terpendam di dalam kelima jenis Yajna ini seharusnya dipahami dengan jelas oleh

setiap orang.

Deva Yajna : Dalam kegiatan sehari-hari misalnya berjalan, bernafas, dan aktifitas yang lainnya,

tanpa disadari orang-orang telah menyebabkan hilangnya nyawa berbagai bentuk kehidupan

seperti, semut, serangga dan mikro organism lainnya. Untuk memohon pengampunan atas

kesalahan dan dosa yang telah diperbuat secara tidak sengaja, Deva Yajna dapat dilakukan

untuk meredakan kemarahan para Dewata dan telah dijabarkan dalam sastra. Selain itu, did

alam tubuh manusia, dalam setiap organ dan anggota badan, para Dewata hadir dalam bentuk

Rasa (cairan yang halus). Karena itu para Dewata ini disebut dengan gelar Angirasa (Dewata

yang menguasai Anga atau anggota tubuh). Karena para Dewata ini hadir dalam wujud yang

halus dan melindungi organ-organ yang ada di dalam tubuh, maka kalian harus mengucapkan

rasa terima kasih kepada mereka dengan jalan melaksanakan Deva Yajna. Selama dalam

keadaan tidur, maka para Dewata ini tetap menjaga tubuh kalian. Karena tubuh yang diberikan

kepada manusia untuk melaksanakan kewajibannya dan telah dilindungi dan dijaga oleh para

Dewata maka manusia wajib untuk mengungkapkan rasa terima kasih. “Tubuh phisik sangat

penting untuk memnuhi kewajiban atau Dharma.” Dengan memusatkan pikiran kepada Anga

Deva, dengan memuja mereka dan mengucapkan rasa terima kasih adalah tugas pertama dari

manusia.

Pitru Yajna : Ketika sebuah dahan pohon dipatahkan dan bunganya dipetik akhirnya pohonnya

ditebang, maka ada banyak makhluk kecil yang kemungkinan kehilangan nyawa mereka.

Menyadari tanggung jawab seseorang terhadap hilangnya nyawa makhluk kecil ini, maka

Page 3: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

manusia seharusnya melaksanakan Pitru Yajna (pengorbanan kepada para binatang) dengan

tujuan untuk memohon pengampunan. Sebagai tambahan, seseorang harus tetap ingat

manusia berhutang tubuh dan kelengkapannya dan juga makanan yang membantu tumbuh

kembang mereka sejak masih anak-anak kepada orang tua. Selama mereka masih hidup,

merupakan kewajiban seseorang untuk melayani mereka dan membuatnya bahagia.

Penguburan dan upacara kremasi yang dilakukan kepada orang tua setelah mereka meninggal

adalah untuk menghormati jasa-jasa mereka. Dengan melaksanakan Pitru Yajna maka para

leluhur telah didamaikan dan ditentramkan.

Bhoota Yajna: Ketika kita mandi atau meuncuci pakaian, atau menyapu lanati rumah, banyak

makhluk hidup yang telah terbunuh. Untuk memohon pengampunan atas kematian mereka,

maka upacara Bhoota Yajna (persembahan kepada para Bhoota) harus dilaksanakan. Kegiatan

ini telah dilakukan dan diwariskan oleh para Resi-Resi jaman dahulu. Mereka biasanya

memelihara binatang seperti kijang, sapi dan binatang yang lainnya di dalam ashram tempat

mereka tinggal dan merawatnya dengan kasih sebagai ungkapan kasih mereka kepada semua

makhluk hidup. Sedangkan yang lainnya ada yang menaburkan gula atau tepung di dekat bukit

semut dengan tujuan untuk member makan pada semut. Dengan memberikan sisa makanan

kepada anjing atau binatang yang lainnya adalah juga bentuk dari Bhoota Yajna. Bahkan pada

saat sekarang banyak orang yang memelihara anjing, burung beo, atau binatang peliharaan

lainnya di rumah. Dengan memberikan kasih kepada makhluk hidup dengan cara ini, itu berarti

bahwa kalian telah melakukan beberapa permohonan maaf atas tindakan yang bersifat

menyakiti mereka yang tanpa sengaja dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Manava atau Manushya Yajna: Yajna atau ritual ini dilakukan untuk memohon maaf atas

berbagai tindakan penyerangan yang dilakukan terhadap berbagai makhluk hidup dalam

kehidupan sehari-hari, baik pada waktu bekerja maupun bermain.

Rishi atau Brahma Yajna: Dengan menganggap bahwa kelahiran sebagai manusia adalah

pemberian yang sangat berharga, para Resi jaman dahulu menuangkan semuanya ke dalam

Page 4: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

naskah-naskah suci, Upanishad dan Dharma Sastra tentang prinsip-prinsip dari tubuh phisik

sebagai penuntun kehidupan manusia sehingga manusia berusaha untuk mencapai tujuan

utama kelahirannya --- kesadaran diri. Para Resi menjabarkannya ke dalam empat Purushartha -

--- Dharma, Artha, Kama dan Moksha – sebagai tuntunan umat manusia. Peraturan-peraturan

yang ada dan termuat dalam naskah-naskah suci tidak dapat diterapkan pada hewan dan

unggas, dan hanya ditujukan untuk umat manusia saja karena hanya manusia yang diberkati

dengan kemampuan menyelidiki dan membedakan untuk memilih antara yang benar dan salah.

Semua hukum dan sastra ditujukan hanya bagi manusia. Para Resi telah memberikan

bentangan jalan yang megah untuk kehidupan yang baik bagi semua umat manusia. Ini

merupakan kewajiban kita untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada mereka dengan

memusatkan pikiran dan menghaturkan persembahan kepada mereka dengan jalan Rishi Yajna.

Yajna adalah latihan untuk penolakan akan benda-benda duniawi

Setiap tindakan yang dilakukan sebagai persembahan dan pengabdian kepada Tuhan adalah

Yajna. Manu, seorang pembuat dan penegak hukum pada jaman dahulu telah menyatakan

bahwa memberikan penghormatan yang dilakukan di depan ibu, ayah dan pencipta

sesungguhnya adalah makna dari Yajna; ketika sifat ego seperti keangkuhan, kesombongan dan

kerakusan telah hilang dan ketika tujuan seseorang adalah untuk kebaikan semuanya, maka

tindakan itu adalah makna dari Yajna.

Yajna adalah sebuah latihan untuk melepaskan keterikatan dan juga penolakan terhadap

benda-benda duniawi; namun latihan ini seharusnya tidak bersifat kabur dan kemudian menjadi

batal. Semangat untuk pelepasan dan penolakan benda-benda duniawi harus terlihat dengan

jelas dalam setiap tindakan dalam kehidupan seseorang.

Kata Yajna dan kata Yaaga keduanya diterjemahkan menjadi pengorbanan; inilah tujuan utama

dan pertama dari pelaksanaan Yajna. Kalian mengorbankan kekayaan, kesenangan, kekuasaan

(yang dapat menaikkan ego) dan menyatu dalam yang tiada batas. Inilah tujuan dan hasil

akhirnya. Pelaksanaan Yajna sangat berguna karena Yajna ini mendukung idealism

pengorbanan dan mengutuk pada penumpukan kekayaan. Yajna menekankan pada disiplin

Page 5: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

daripada kebebasan yang menggila. Pelaksanaan Yajna menuntut pemusatan perhatian yang

penuh pada pikiran, lidah dan tangan untuk Tuhan. Para pembual menghitung berapa banyak

karung biji-bijian, berapa kilogram ghee , berapa liter minyak dan berapa banyak kedamaian

dan kesenangan yang didapat sebagai gantinya! Hasil dan akibat dari Yajna adalah pada

karakter dan kesadaran yang tidak dapat ditimbang dengan ukuran kilogram ataupun liter. Ini

adalah sesuatu yang tidak terhitung, walaupun sesungguhnya dapat dirasakan dan dialami.

Selain itu, para pembual tidak pernah menghitung ghee, biji-bijian dan minyak yang mereka

telah habiskan untuk kepentingan mereka tanpa adanya kebahagiaan. Ghee, biji-bijian yang

dipersembahkan ke dalam api suci yang dilengkapi dengan pengucapan mantra Vedhic telah

memberikan begitu banyak timbal balik; kegiatan ini akan membersihkan dan menguatkan

semua lapisan udara di seluruh dunia. Kalau tidak, Avathaar tidak akan mendorong dan

memugar kembali yajna ini!

Manusia memulai suatu pekerjaan dengan tujuan, sasaran dan hasil akhir dalam

pandangannya. Namun, kegiatan dapat dikategorikan ke dalam Yajna (ritual pengorbanan yang

dapat menarik rahmat Tuhan) hanya jika tujuan, sasaran dan hasil akhirnya adalah pemuliaan

Tuhan, dan tanpa mempertimbangkan yang lainnya.

“Yajno vai Vishnu”, Vedha bersabda. Tuhan adalah Yajna, karena Beliau adalah tujuannya.

Rahmat Beliau adalah sebagai hadiah. Ciptaan Beliau digunakan untuk menenangkan-Nya;

pelaksana Yajna adalah Tuhan, penerima Yajna adalah Tuhan juga. Ketika ego dalam

pelaksanaan yajna tidak muncul, maka Yajna itu adalah suci dan murni.

Tanpa adanya keyakinan maka pemujaan adalah palsu

Aham hi, Aham hi, sarvaYajnaanam: “Dalam semua Yajna, Aku adalah pelakunya,

penyumbangnya, penikmatnya dan penerima Yajna.” Inilah alsannya mengapa para pandita

utama di dalam pelaksanaan Yajna seperti dalam Vedapurusha Yajna yang sedang kita lakukan

sekarang, disebut dengan Brahma. Pandita dalam yajna yang disebut sebagai Brahma harus

menuntun seluruh prosesi yajna; beliau harus didampingi oleh istrinya, orang lain dan orang-

Page 6: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

orang kepercayaannya tidaklah cukup. Istri melambangkan keyakinan (shraddha). Tanpa adanya

keyakinan, puji-pujian yang disampaikan menjadi kosong, pemujaan adalah palsu dan

pengorbanan menjadi kegiatan yang tidak mengandung arti.

Bicara yang sebenarnya, hati merupakan altar pelaksanaan upacara; tubuh phisik adalah

sebagai tempat api suci, rmabut adalah rumput suci, darbha; harapan-harapan adalah minyak

untuk menghidupkan api; keinginan adalah ghee yang dituangkan ke dalam api dan

membuatnya hangus terbakar; kemarahan adalah binatang yang dikorbankan; api suci itu

adalah thapa yang kita selesaikan. Banyak orang kadang-kadang mengartikan thapa sebagai

melakukan kegiatan olah thapa seperti berdiri dengan satu kaki atau dengan kepala. Bukan!

Thapa bukanlah kemampuan mengolah tubuh. Ini merupakan kesatuan koordinasi antara

pikiran, perkataan dan tindakan. Ketika hal ini telah dicapai, maka kemuliaan dari api suci dapat

terwujud.

Banyak orang yang melakukan Yajna tanpa membersihkan diri mereka sendiri. Hanya Yajna

yang memiliki tujuan untuk kedamaian dan kesejahtraan dunia (Loka-kalyaan) dapat mencapai

Tuhan. Karena Tuhan sendiri adalah sebagai Yajnabhuk (penerima persembahan); Beliau juga

adalah Yajna-bhrith (penjaga yajna) dan Yajna Krith (pelaku dari pelaksanaan Yajna). Tuhan

adalah segalanya; hanya ketika Beliau adalah semuanya maka Yajna itu adalah yang

sesungguhnya. Jika sikap yang seperti ini diterapkan dalam setiap kegiatan, maka hal ini akan

menyucikan setiap momen hidupmu dan membuatnya menjadi sebuah Yajna.

Yajna membantu membersihkan kesadaran

Yajna ini hanya cocok untuk satu tujuan melebihi dari yang lainnya --- membersihkan semua

tingkat kesadaran (chittha – shuddhi), karena Yajna terkait dalam pelepasan ikatan duniawi,

pelantunan doa kepada Tuhan dan pelaksanaan kehidupan pertapa.

Page 7: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

Manusia harus melepaskan sifat ego kebinatangannya

Dengan pikiran yang bersih, seseorang harus mengejar penyelidikan akan kenyataan yang

sejati, sampai tidak adanya bekas-bekas jejak daya tarik terhadap pengejaran benda-benda

yang bersifat khayal. Yajna terkait dalam penolakan benda-benda duniawi. Ini berarti

“melepaskan” Apa yang harus kita lepaskan? Apakah kekayaan? Hal ini cukup mudah dilakukan.

Apakah tempat tinggal? Hal ini juga tidak begitu sulit. Apakah melepaskan anak, istri, tanah

ladang dan meninggalkan rumah untuk selanjutnya pergi menuju ke hutan? Hal ini juga telah

banyak dilakukan oleh yang lainnya. Namun walaupun tubuh dan pikiran seseorang istirahat di

hutan, namun bayangan istri, anak, tanah ladang, dan rumah mungkin masih terpatri dalam

perasaan dan hatinya. Lantas, apa yang harus dilkepaskan? Maka dari itu, hal yang patut untuk

dibuang adalah kecendrungan sifat-sifat buruk, pikiran yang jahat, perasaan untuk kepentingan

diri sendiri dan tertarik pada kesenangan sensual. Seseorang harus luput dari kebencian, suka

pamer dan menonjolkan diri. Ketika kualitas ini telah dihilangkan, maka semua banyangan tadi

tidak akan mengganggu lagi.

Vedha mengharapkan agar manusia melepaskan sifat ego kebinatangannya berserta dengan

pelengkapnya seperti kemarahan. Sifat-sifat jahat seperti kebencian, kesombongan dan

kedengkian adalah ada dalam satu keturunan. Semuanya ini adalah “kebinatangan” yang ada

dalam wujud manusia. Vedha menjelaskan bahwa kasih, toleransi, rasa iba, tanpa keterikatan

dan mentaati kebenaran adalah karakter dari manusia yang sesungguhnya.

Karma Kaanda dari Vedha harus memurnikan pikiran sehingga dapat berhasil dalam upaasana

(pemujaan dan persembahan kepada Tuhan) dan mencapai jnaana yang membebaskan

seseorang dari keterikatan. Vedhic Karma atau ritual ini disebut dengan nama Yajna. Yajna

mengandung arti “melepaskan,” “penolakan benda-benda duniawi,” atau thyaaga. Apa yang

sebenarnya yang harus dilepaskan? Kekayaan? Rumah? Melakukan semuanya ini tidaklah sulit.

Apakah itu berarti harus menyepi ke dalam hutan, melepaskan hubungan teman dan kerabat?

Banyak orang yang telah melakukannya dan merasa sombong akan kemampuan ini. Thyaaga

Page 8: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

yang Yajna tuntut adalah melemparkan jauh-jauh kebanggaan diri, kesombongan, kebencian,

singkatnya adalah ego itu sendiri.

Setiap ritual yang dijabarkan di dalam Vedha hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk

mengembangkan serta meningkatkan sifat tanpa mementingkan diri dan kasih yang bersifat

universal. Hindarilah memusatkan perhatian pada sifat-sifat binatang seperti daya tarik

sensualitas, kemarahan, dan kebencian. Manusia seharusnya merasa malu walaupun

mempunyai sedikit kualitas –kualitas binatang. Karakteristik dasar dari sifat manusia adalah

kasih, kesabaran, tanpa keterikatan, pengunduran diri dari duniawi dan kebenaran.

Aannandha pada akhirnya mengacu pada makanan, makanan berasal dari hujan, hujan adalah

rahmat dari Tuhan sebagai timbal balik dari persembahan Yajna. Yajna adalah ritual yang

dilakukan sebagai bagian dari Karmakaanda, yang merupakan bagian dari Vedha yang berkaitan

dengan tindakan. Jadi, Vedha Purusha (Vedhic yang utama) adalah seperti air mancur yang

keluar dari sumurnya Aanandha. Itulah sebabnya mengapa yajna ini disebut dengan Vedha

purusha yajna.

Yajna (pengorbanan), adalah seperti takdir bagi setiap makhluk hidup. Hidup ditopang oleh

pengorbanan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mulai dari yang paling

kecil yaitu amoeba sampai pada para sarjana besar secara terus menerus terlibat di dalam

Yajna. Seorang ibu berkorban untuk anak-anaknya, seorang ayah berkorban untuk

keturunannya, seorang sahabat berkorban untuk temannya, seorang individu berkorban untuk

kelompoknya, saat sekarang berkorban untuk masa yang akan datang, orang kaya berkorban

untuk yang miskin dan yang lemah berkorban untuk yang kuat --- semua ini adalah Yajna,

persembahan, pengorbanan. Hanya, kebanyakan yang melakukan pengorbanan adalah tidak

sadar; tidak ikhlas, tidak dengan kebaikan. Pengorbanan yang dilakukan bersifat karena takut

atau tamak atau dengan pandangan untuk mendapatkan hasil atau buah dari tindakan yang

telah dilakukannya, atau hanya karena naluri atau dorongan semata. Pengorbanan yang

dilakukan harus dengan kesadaran yang penuh, selain itu juga untuk meningkatkan

Page 9: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

perkembangan spiritual, khususnya pada manusia. Kemudian, ketika hidup telah menjadi

Yajnamaya (ladang pengorbanan), egoisme akan menjadi hilang dan sungai akan menyatu

dengan lautan.

Bawalah keluar pusaka adiluhung yang tidak terkira dari warisan negeri India

Aliran dari sungai Sarasawathi adalah aliran dari Yajna dan merupakan Vedhic Thriveni; makna

dan arti dari setiap nyanyian pujian dan ritual dari Vedha adalah Yajna. Setiap bagian silabus

dari Vedha adalah nama-nama Tuhan; dan setiap bagian silabus mengandung tiga belas lakh

(1.300.000) suku kata. Ketika sungai Saraswathi berada di bawah sungai kembar yaitu Ganga

dan Yamuna mengering maka akan terjadi tragedi yang sangat menyedihkan; begitu juga ketika

aliran dari Yajna mengering, maka akan terjadi kehilangan yang sangat besar dalam kekayaan

spiritual; karena ketika hal itu terjadi maka India tidak bisa lanjut menjadi India.

Bhaarathavarsha disebut dengan Karmabhuumi, karena Yajna adalah karma yang paling

bermanfaat. India merupakan Vedhabhuumi (tanah dari Vedha), dan bukannya Vedhanabhuumi

(tanah dari kesedihan yang mendalam) yang segera akan terjadi. Vedhana atau penderitaan

tidak akan pernah datang jika Vedha dipelajari dan kembali dilaksanakan.

Besok, antara jam delapan dan sembilan pagi akan dilaksanakan Poornahuthi atau

persembahan terakhir ke dalam api suci. Saat itu adalah moment yang sangat berharga di

dalam setiap pelaksanaan Yajna; persembahan yang penuh dan terakhir dianggap sebagai

pemenuhan dari segi ritual. Namun disini, kalian harus menyimpan satu kenyataan di dalam

pikiran kalian. Aku tidak sedang melaksanakan Yajna ini; Aku adalah DIA yang menerima

persembahan dalam yajna.

Aku mengamati banyak dari kalian yang aktif untuk memperoleh benda seperti kayu cendana,

emas, batu berharga, dsb dari Bangalore atau Ananthapur pada waktu Poornaahuthi. Benda-

benda itu untuk dipersembahkan ke dalam api suci pada saat Aahuthi terakhir dilakukan. Aku

tidak mengijinkan siapapun untuk melakukan itu. Adalah sangat gampang untuk membuang

beberapa rupee dan membeli benda-benda baru dari toko dan membawanya kesini dan

mempersembahkannya ke dalam api dan lalu mengatakan bahwa kalian telah melakukan

Page 10: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

tindakan pengorbanan yang besar. Aku akan memberikan kalian tugas yang lebih sulit; kalian

tidak bisa lepas dan lari dengan mempersembahkan hal yang sepele. Aku ingin kalian semua,

ketika bertepatan dengan waktunya Poornaahuthi untuk mempersembahkan sesuatu ke dalam

api suci, semuanya harus berdiri dan secara hormat mempersembahkan dhurguna (sifat-sifat

buruk) yang kalian miliki seperti kesalahan-kesalahan, kelalaian, godaan, pelanggaran. Mulailah

mencari kualitas-kualitas buruk yang ada di dalam dirimu dari sekarang, gali dan temukan

mereka dari persembunyiannya, bawalah kesini besok dan dikemas dengan rapi dan dengan

dorongan terakhir buanglah semuanya itu ketika api poornaahuthi menyala dengan besar.

Inilah bagian yang harus kalian dapatkan dari pelaksanaan Yajna. Itulah intinya, tidak lebih dan

tidak kurang.

Orang-orang umumnya berpikir bahwa melepaskan kehidupan berkeluarga, rumah, tanah

ladang, dan bentuk lain dari kekayaan adalah sebuah Thyaga (pengorbanan). Namun, itu

bukanlah pengorbanan sama sekali! Hal ini bisa dilakukan dengan gampang. Apa yang

diperlukan adalah mengorbankan keinginan-keinginan yang dihasilkan. Itulah pengorbanan

yang sesungguhnya.

Athi Rudra Maha Yajna sedang dilaksanakan adalah untuk kesejahtraanm dunia. Ada sebuah

aspek yang sangat penting. Athi Rudra Maha Yajna melindungi dan mengembangkan sifat atau

kualitas keTuhanan di dalam diri manusia, dan juga menolak dan melepaskan sifat-sifat jahat.

Jadi, yajna ini bekerja untuk kesejahtraan umat manusia. Yajna ini dapat dilakukan oleh

siapapun juga yang tertarik dengan kesejahtraan umat manusia.

Yajna seharusnya tidak dilaksanakan untuk mendapatkan hasil akhir yang mementingkan diri

sendiri namun yajna dilaksanakan untuk kesejahtraan seluruh umat manusia.

Menghancurkan kecendrungan sifat-sifat buruk dan mengembangkan sifat baik dan kualitas

kebajikan adalah tujuan dari yajna.

Page 11: Pemahaman yang sejati tentang "pengorbanan" (Yajna)

Upacara pengorbanan dalam api suci

Yajur Vedha menguraikan secara terperinci tentang pentingnya Yajna. Semua Yajna adalah

untuk mengembangkan kedamaian dan kesejahtraan di dunia, karena itu merupakan tujuan

utama dari semua bagian Vedha. Nyanyian pujian dalam Yajur Vedha adalah memuji kemuliaan

dan kebesaran Tuhan dan menenangkan kekuatan Tuhan. Sebagai hasilnya adalah, emas dan

biji-bijian, kekayaan dan kemakmuran, berkecukupan dan kemajuan yang didapat oleh umat

manusia.

Yajna dipusatkan pada pemujaan pada api. Manusia terikat secara kuat dengan api sepanjang

hidupnya. Manusia adalah termasuk dalam ketegori makhluk yang berdarah panas; kehangatan

hati mendorong munculnya kecerdasan dan intuisi. Berdoa kepada Tuhan dan menaruh

persembahan ke dalam api merupakan tindakan yang akan membawa hujan untuk

mendapatkan hasil panen yang berlimpah. Api adalah media yang begitu berguna untuk

mendapatkan keselamatan dan keamanan dalam upaya menjaga moralitas dan kebaikan.

Samudra juga memiliki Agni (api) yang terpendam dalam ______

Api ada dimana-mana

Dalam upaya untuk menyalakan api di dalam tungku perapian pengorbanan suci, sebuah kayu

kecil sebagai pemutar diletakkan diatas sebuah kayu yang juga keras dan diputar diatasnya

untuk menghasilkan api. Kayu yang harus digunakan sebagai bahan yajna adalah kayu pippala

atau kayu beringin. Kayu penahan itu adalah ibu dan pemutar diatasnya adalah ayah. Agni atau

api yang keluar adalah seorang anak’ Api ini membakar kedua orang tuanya --- Uurvasi adalah

ibu dan Puruurava adalah ayah ketika anak ini mulai lahir! Keduanya dibakar hangus menjadi

abu, itulah yang dikatakan bahwa anak akan menjadi satu dengan mereka dan mereka menjadi

satu dengan anak-anak mereka.