pemahaman kode etik pustakawan di perpustakaan...

129
PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BUDI LUHUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: ANNISA TRI OKTAVIANI NIM 11150251000031 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN

DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BUDI LUHUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

ANNISA TRI OKTAVIANI

NIM 11150251000031

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H / 2019 M

Page 2: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk
Page 3: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk
Page 4: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk
Page 5: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

i

ABSTRAK

Annisa Tri Oktaviani (11150251000031) Pemahaman Kode Etik Pustakawan di

Perpustakaan Universitas Budi Luhur. Di bawah bimbingan Fahma Rianti,

M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemahaman kode etik

pustakawan terkait dengan hubungan antar pustakawan di perpustakaan

Universitas Budi Luhur. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

dengan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Pemahaman pustakawan perpustakaan Universitas Budi

Luhur terhadap kode etik pustakawan yang terkait dengan hubungan antar

pustakawan jika dianalisa dalam kategori teori Freire adalah sebagai berikut:

1). Pengembangan keterampilan, pemahaman pustakawan perpustakaan

Universitas budi luhur berada dalam kategori kesadaran naif, 2). Hubungan

kerjasama yang baik, pemahaman pustakawan perpustakaan Universitas Budi

Luhur berada dalam kategori kesadaran kritis, 3). Sementara Partisipasi

terhadap asosiasi, pemahaman pustakawan perpustakaan Universitas Budi

Luhur berada dalam kategori kesadaran naif namun terdapat satu dari empat

informan yang telah memiliki kesadaran dalam kategori kritis, 4). Menjaga

nama baik rekan kerja, pemahaman pustakawan perpustakaan Universitas

Budi Luhur berada dalam kategori kesadaran kritis, 5). Sistem kerja yang adil,

pemahaman pustakawan perpustakaan Universitas Budi Luhur berada dalam

kategori kesadaran kritis.

Dengan demikian, pemahaman kode etik pustakawan yang terkait

hubungan antar pustakawan oleh pustakawan Universitas Budi Luhur

berdasarkan analisa dari teori Freire berada pada kategori kritis ialah point

yang terbangun dari nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari berupa rasa

kekeluargaan yang telah ditanamkan sejak awal. Sementara itu pemahaman

pustakawan terhadap point kode etik pustawan yang terkait hubungan antar

pustakawan lainnya seperti pengembangan keterampilan dan partisipasi

terhadap asosiasi masih berada dalam kategori kesadaran naif.

Kata Kunci: Perpustakaan Perguruan Tinggi, Pustakawan, Kode Etik.

Page 6: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji serta syukur penulis curahkan kepada Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Serta shalawat dan salam

tidak lupa penulis hantarkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pemahaman Kode

Etik Pustakawan di Perpustakaan Universitas Budi Luhur” ini untuk memenuhi

persyaratan dalam mendapatkan gelar S.IP.

Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, sehingga

penulis mendapat bantuan serta partisipasi dari berbagai pihak dalam penyelesaian

skripsi ini mulai dari awal studi, penyusunan proposal, hingga skripsi ini siap dijilid.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., selaku Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Syaiful Umam, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Siti Maryam S.Ag., S.S., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 7: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

iii

4. Bapak Amir Fadhila, M.Si., selaku sekretaris Program Studi Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

5. Ibu Fahma Rianti, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mengarahkan

serta memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Ibu Dr. Ida Farida, MLIS., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan pengarahan serta masukan atas penelitian penulis.

7. Seluruh Ibu/Bapak Dosen program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan

ilmu pengetahuan yang bermanfaat baik di bidang akademis, sosial, dan

agama.

8. Seluruh pihak Perpustakaan Universitas Budi Luhur khususnya Ibu

Margaretha Sri Udari, S.Sos., M.Hum, selaku kepala perpustakaan

Universitas Budi Luhur yang telah bersedia memberikan kesempatan

kepada penulis, memberi banyak bantuan dan informasi yang penulis

butuhkan selama penelitian berlangsung.

9. Kedua orangtua penulis, yang selalu memberikan dukungan baik secara

moril maupun meteril, memberikan banyak pelajaran berharga kepada

penulis serta selalu memanjatkan doa yang tak pernah putus untuk penulis,

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

iv

10. Kepada kakak-kakak penulis yang selalu memberikan motivasi kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta para keponakan-keponakan

penulis yang selalu memberikan tawa dan semangatnya untuk penulis.

11. Kepada teman serta sahabat penulis sejak SMA Dena, Nadia, Pute, Rima,

Riska, Laura, Soniya, dan Tacia terimakasih untuk setiap canda tawa, doa,

rasa peduli, dan semangatnya kepada penulis.

12. Kepada teman-teman selama perkuliahan Winka, Syafira, Uti, Via, Ika,

Ira, Dita, Abil, Nurcah, Umi Fiqoh, Dila. Terimakasih karena telah

memberi warna-warni dalam hidup penulis selama perkuliahan serta

dukungannya kepada penulis selama penyusunan skripsi.

13. Terimakasih kepada seluruh keluarga JIPERS 2015 khususnya teman-

teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk waktunya

yang tak akan terlupakan selama delapan semester bersama, semoga kita

semua bisa mencapai mimpi-mimpi kita.

14. Kepada HMJ Ilmu Perpustakaan 2016 dan HMJ Ilmu Perpustakaan 2017,

Khususnya teman-teman BPH HMJ 2017, terimakasih untuk pengalaman

berharganya.

15. Teman-teman KKN EPIC 038 yang telah memberikan banyak

pengalaman kepada penulis selama di Desa Buaran Bambu.

16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu, hanya doa dan ucapan

terimakasih yang penulis dapat sampaikan. Semoga Allah SWT membalas

Page 9: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

v

segala amal dan kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan skripsi ini, Aamiin.

Sesungguhnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya serta bagi para pembaca

pada umumnya.

Wasalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 01 April 2019

Annisa Tri Oktaviani

Page 10: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Informasi.............................................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................................................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

D. Definisi Istilah ............................................................................................................... 9

E. Sistematika Penulisan ................................................................................................. 10

BAB II TINJAUAN LITERATUR .......................................................................... 12

A. Perpustakaan Perguruan Tinggi .................................................................................. 12

1. Pengertian perpustakaan perguruan tinggi .............................................................. 12

2. Tujuan perpustakaan perguruan tinggi .................................................................... 14

3. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi .................................................................... 15

C. Kode Etik Pustakawan ................................................................................................ 19

1. Pustakawan ............................................................................................................. 19

2. Pengertian Kode etik pustakawan ........................................................................... 20

3. Tujuan dan fungsi kode etik pustakawan ................................................................ 22

4. Penjabaran kode etik pustakawan ........................................................................... 26

D. Penelitian Terdahulu ................................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 34

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................................. 34

B. Pemilihan Informan .................................................................................................... 36

C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 38

D. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 41

E. Tempat dan waktu penelitian ...................................................................................... 42

Page 11: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 44

A. Profil Objek Penelitian ................................................................................................ 44

1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Universitas Budi Luhur ...................................... 44

2. Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Budi Luhur .............................................. 45

3. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Budi Luhur..................................... 46

4. Koleksi Perpustakaan Universitas Budi Luhur ....................................................... 46

5. Daftar Staf Perpustakaan Universitas Budi Luhur .................................................. 47

6. Layanan Perpustakaan Universitas Budi Luhur ...................................................... 48

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................................... 50

1. Pemahaman Pustakawan Terhadap Kode Etik Pustakawan .................................... 50

2. Pemahaman Kode Etik Pustakawan di Perpustakaan Universitas Budi Luhur terkait

hubungan antar pustakawan ............................................................................................ 54

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 89

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 89

B. Saran ........................................................................................................................... 90

Page 12: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi……………………………………………………44

Page 13: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Data Informan………………………………………………………….....35

Tabel 3.2: Jadwal Penelitian…………………………………………………………41

Tabel 4.1: Koleksi Perpustakaan…………………………………………………….45

Tabel 4.2: Daftar Staf Perpustakaan………………………………………………....45

Page 14: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Informasi

Pada era globalisasi ini informasi terus mengalami perkembangan,

begitu juga dengan jumlah manusia yang terus mengalami peningkatan.

Dimana manusia dan informasi mengalami keterkaitan yang kuat, Manusia

sebagai makhluk hidup yang dianugrahi akal akan terus membutuhkan

informasi selama hidupnya. Dalam hal ini perpustakaan sebagai lembaga yang

bergerak dalam bidang jasa penyedia informasi diharapkan untuk selalu peka

terhadap perkembangan informasi yang terus meningkat dan mampu

mengelola informasi dengan baik agar dapat dilayankan kepada para

pemustaka secara efektif dan efisien, Karena kondisi perpustakaan suatu

bangsa adalah merupakan cerminan atau refleksi tingkat kebudayaan serta

tingkat peradaban yang dicapainya, dimana perpustakaan diharapkan mampu

memperkenalkan dan meningkatkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan

keterampilan kepada masyarakat serta menanamkan sikap untuk terus

menerus bisa belajar secara berkelanjutan seumur hidup sepanjang hayat (long

live education).

Page 15: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

2

Dalam kenyataan sehari-hari setiap orang memiliki minat baca serta

kebutuhan informasi yang berbeda-beda, dengan beragamnya kebutuhan

informasi ini maka tumbuhlah berbagai jenis perpustakaan dengan koleksi dan

informasi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat intelektualitas

pembaca. Salah satu jenis perpustakaan yang sering ditemui ialah

perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan

Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain, turut

melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih,

menghimpun, mengolah, merawat, serta melayankan sumber informasi

kepada umumnya masyarakat akademis serta khususnya kepada lembaga

induknya. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan tata cara, administrasi,

dan organisasi yang berlaku bagi penyelenggaraan sebuah perpustakaan

perguruan tinggi (PT) di sini meliputi universitas, institut, sekolah tinggi,

akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat.1 Dari

penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa keberadaan perpustakaan di tingkat

perguruan tinggi sangat diperlukan, baik untuk menunjang Tridharma

Perguruan Tinggi maupun untuk menunjang kebutuhan masyarakat akademis

yang dalam hal ini disebut pemustaka. Terdapat ciri khas dari perpustakaan

perguruan tinggi ialah hubungan segitiga antara pustakawan, mahasiswa, dan

pengajar. Hal ini tidak terdapat pada perpustakaan jenis lain. Hubungan

segitiga ini menunjukkan bahwa mahasiswa maupun pengajar berhubungan

1 Purwono, Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perupahan (Yogyakarta: graha ilmu, 2013).

Page 16: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

3

langsung dengan pustakawan dalam mencari informasi, serta penelusuran

informasi.2

Perpustakaan juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan

pustakawan, yaitu seseorang yang ahli di bidang perpustakaan. Menurut UU

Republik Indonesia No. 47 Tahun 2007, yang dimaksud pustakawan adalah

seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan

dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung

jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Seiring

dengan perkembangan perpustakaan, pustakawan diharuskan untuk terus

meningkatkan kinerjanya sebagai pekerja informasi, dalam meningkatkan

kinerja seorang pustakawan dapat melakukan berbagai macam usaha

diantaranya dengan meningkatkan kompetensi yang dimiliki hinggga

mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antar pustakawan. Saat ini

peran pustakawan telah berubah banyak dibandingkan dengan beberapa

dekade sebelumnya. Berbagai tuntutan untuk mencapai perpustakaan yang

bermutu tinggi diemban oleh para pustakawan, dimana kinerja dari seorang

pustakawan memiliki dampak yang tinggi terhadap perpustakaan yang

menaungi. Maka dapat dikatakan bahwa pustakawan ialah orang yang

bertanggung jawab terhadap gerak maju roda perpustakaan. Dalam sebuah

perpustakaan tidak hanya terdiri dari satu individu melainkan beberapa

2 Sullistyo Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan (Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2014).

Page 17: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

4

individu. Maka tidak hanya satu orang saja yang mempunyai tugas untuk

memberikan kinerja yang baik, melainkan seluruh pustakawan didalam

perpustakaan tersebut. Diperlukan usaha untuk meningkatkan kinerja

pustakawan seperti usaha-usaha yang disebutkan sebelumnya baik secara

individu maupun kelompok yang seharusnya mencerminkan kode etik

pustakawan yang mana pustakawan senantiasa berbagi pengetahuan dan

menjalin hubungan kerja yang baik antar pustakawan.

Perpustakaan dan kode etik pustakawan adalah dua hal unsur

penyangga dari ilmu pengetahuan. Perpustakaan yang merupakan pusat jasa

penyedia sumber informasi atas berbagai ilmu pengetahuan, sementara kode

etik pustakawan merupakan aturan bagi gerak laju dari perpustakaan.

Perpustakaan berperan sebagai pengolah informasi yang dimulai dari

pengadaannya hingga penyajian dan pelayanannya kepada pemustaka.

Sedangkan kode etik menjadi suatu ketetapan untuk mengatur wilayah nilai-

nilainya.

Dalam kode etik pustakawan disebutkan bahwa pustakawan adalah

seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan

memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga

induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi, dan informasi yang

dimilikinya melalui pendidikan. Kode etik sendiri merupakan sistem norma

nilai-nilai atau aturan professional yang ditetapkan secara tegas biasanya

tertulis menyatakan apa yang benar dan apa yang baik. Kode etik merupakan

Page 18: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

5

pernyataan ideal, prinsip-prinsip, dan standar perilaku profesional. Jadi, secara

sederhana kode etik pustakawan dapat diartikan sebagai sebuah aturan,

prinsip, serta standar perilaku mengenai apa yang harus dilakukan dan apa

yang harus dihindari oleh seorang pustakawan.

Tujuan dari kode etik adalah untuk memastikan profesional akan

memberikan layanan atau hasil kerja dengan kualitas tertinggi dan paling baik

untuk kliennya. Jadi untuk melindungi para pemakai jasa dari perbuatan atau

tindakan yang tidak profesional. Maka dapat diartikan, bahwa tujuan dari

kode etik pustakawan ialah untuk memastikan para pustakawan memberikan

layanan maupun jasa yang berkaitan dengan kegiatan perpustakaan yang

berkualitas tinggi kepada pemustaka. Dengan begitu dapat diketahui bahwa

kode etik pustakawan memiliki peran penting dalam perkembangan suatu

perpustakaan.

Kode etik yang diterapkan di kalangan pustakawan menjadi aturan-

aturan bagi pustakawan agar mengerjakan tugasnya dengan baik dan

maksimal. Adanya kode etik pustakawan ini tentunya akan menjadi acuan

bagi para pustakawan dalam mengerjakan tugasnya secara optimal.

Page 19: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

6

Sebagaimana firman Allah SWT. QS Al-Bayyinah/ 98 Ayat 7:

Terjemahnya:

“sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

shaleh mereka itu adalah sebaik-baiknya makhluk”.

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal shaleh mereka ialah sebaik-baiknya makhluk. Seperti yang

kita ketahui melaksanakan tanggung jawab sesuai tugas yang diemban dan

menjalankannya dengan baik merupakan amal shaleh bagi kita yang

mengerjakan, dan tentunya akan dicatat sebagai amal kebaikan. Oleh karena

itu, sebagai makhluk yang selalu berharap dan berusaha untuk menjadi sebaik-

baiknya makhluk dimataNya kita harus mampu menjadi makhluk yang

beriman dan mengerjakan amalan-amalan shaleh salah satunya ialah dengan

melaksanakan tugas yang diemban secara ikhlas dan professional. Hal ini

berkaitan dengan Pemahaman kode etik pustakawan pada sebuah

perpustakaan yang menjadi aturan bagi para pustakawan untuk bekerja dengan

professional.

Perpustakaan Universitas Budi Luhur merupakan Unit Pelayanan

Teknis (UPT) yang berada di bawah naungan Universitas Budi Luhur yang

Page 20: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

7

termasuk ke dalam jenis perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan

Universitas Budi Luhur merupakan unit yang berfungsi memberikan

pelayanan informasi kepada civitas akademika dalam melaksanakan Tri

Dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat. Jam buka dan layanan perpustakaan

Universitas Budi Luhur dimulai dari pukul 08.00 WIB-21.00 WIB pada hari

kamis, jumat pukul 08.00 WIB-11.30 WIB/ 13.00 WIB-21.00 WIB,

sementara pada hari sabtu dimulai dari pukul 09.00 WIB-16.00 WIB.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa

perpustakaan Universitas Budi Luhur memiliki mayoritas staf perpustakaan

yang latar belakangnya bukan dari jurusan ilmu perpustakaan. Yaitu dua belas

dari empat belas staf perpustakaan memiliki latar belakang pendidikan non

ilmu perpustakaan sementara hanya dua staf perpustakaan saja yang memiliki

latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan.

Terkait dengan kondisi tersebut maka penulis merasa perlu

dilakukannya penelitian untuk mengetahui bagaimana Pemahaman kode etik

pustakawan di perpustakaan Universitas Budi Luhur lebih khususnya

hubungan antar pustakawan, Karena kode etik merupakan hal yang penting

yang perlu diterapkan dalam sebuah perpustakaan. Adanya perbedaan latar

belakang pendidikan dapat mempengaruhi pemahaman dari kode etik

pustakawan. Sementara kode etik yang merupakan aturan bagi kinerja

pustakawan dapat mempengaruhi kinerja dari pustakawan yang mana salah

Page 21: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

8

satu penompang dari kualitas sebuah perpustakaan ialah pada kinerja dari para

pustakawannya, dengan adanya perbedaan latar belakang pendidikan dari para

pustakawan tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut

dengan judul penelitian “Pemahaman Kode Etik Pustakawan di

Perpustakaan Universitas Budi Luhur”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka peneliti

memberikan batasan masalah yang sesuai dengan topik yang akan diteliti

yaitu hanya dibatasi pada Pemahaman kode etik pustakawan dalam hal

hubungan antar pustakawan di Perpustakaan Universitas Budi Luhur tanpa

membahas terlalu dalam keseluruhan isi dari kode etik pustakawan.

Dari batasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana Pemahaman kode etik

pustakawan yang terkait hubungan antar pustakawan di Perpustakaan

Universitas Budi Luhur ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai masalah yang disebutkan di atas serta yang telah dijelaskan dalam

latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pemahaman kode etik pustakawan yang terkait hubungan antar pustakawan di

Perpustakaan Universitas Budi Luhur.

Berdasarkan dari tujuan di atas, manfaat yang hendak di peroleh dalam

penelitian ini adalah :

Page 22: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

9

1. Bagi instansi perpustakaan yang diteliti

Dapat diambil kesimpulan umum yang bisa dijadikan sebagai bahan

evaluasi dalam menghadapi kasus-kasus dalam perpustakaan, khususnya

mengenai kode etik pustakawan yang terkait hubungan antar pustakawan.

2. Bagi pustakawan yang diteliti

Dapat dijadikan sebagai pendoman dalam menjalankan kegiatan

profesinya serta dapat meningkatkan kinerjanya sesuai dengan kode etik

pustakawan.

3. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengaplikasian

teori yang selama ini dipelajari dalam diskusi-diskusi perkuliahan,

menambah informasi dan wawasan terkait kode etik pustakawan sebagai

bekal dalam menjalankan tugas profesi pustakawan, ketika berkecimpung

di dunia perpustakaan kelak. Selain itu, tentunya sebagai syarat utama

untuk mendapatkan gelar Strata 1 Jurusan Ilmu Perpustakaan.

D. Definisi Istilah

Dalam penulisan skripsi ini diperlukan pemaparan definisi dari istilah-

istilah yang berkaitan dengan judul dari skripsi ini

Page 23: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

10

1. Pemahaman

Penerapan berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti

benar, sedangkan pemahaman merupakan suatu proses cara

memahami atau memahamkan.3

2. Pustakawan

Pustakawan dapat dikatakan sebagai tenaga fungsional yang ahli

dalam bidang pengelolaan literatur tidak hanya mengembangkan

dirinya pada pengelolaan literatur semata. Dalam rincian tugas dan

fungsi yang dimiliki, pustakawan juga memiliki tugas maupun fungsi

sebagai seorang pembimbing.4

3. Kode etik pustakawan

Kode etik adalah seperangkat standar aturan tingkah laku, yang

berupa norma-norma yang dibuat oleh organisasi profesi yang

diharapkan dapat memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk dapat

menjalankan tugas dan fungsinya sebagai profesional.

E. Sistematika Penulisan

Dalam Sistematika penulisan, penulis menguraikan secara sistematis

kajian penulisan skripsi kedalam lima bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

3 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,

2008). 4 Rostamaji Kurniawan, “Optimalisasi Peran Pustakawan Dalam Membentuk Pola Pikir Masyarakat

Melalui Pendidikan Informal” Vol.4 No.2 (2016), http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/khizanah-

al-hikmah/article/view/1750/1697.

Page 24: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

11

Pada bab ini terdiri dari latar belakang, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, definisi

istilah, sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini berisi landasan teori dan tinjauan pustaka yang

digunakan oleh peneliti untuk mendukung hasil penelitian serta

mempunyai keterkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang metode penulisan yang

digunakan, yaitu jenis dan pendekatan penelitian, teknik

pengumpulan data, pemilihan informan, dan teknik analisis

data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang gambaran umum dari lembaga yang

diteliti, meliputi profil lembaga, visi-misi, struktur organisasi

serta mengutarakan hasil penelitian mengenai Pemahaman

kode etik pustakawan di perpustakaan Universitas Budi Luhur.

Bab V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari penyajian hasil penelitian yang

dikemukakan oleh penulis, dan penulis memberikan saran-

saran yang merupakan masukan dan sumbangan pemikiran

penulis.

Page 25: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

12

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Perguruan Tinggi

1. Pengertian perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tinggi yang layanannya

diperuntukkan bagi civitas akademika perguruan tinggi yang

bersangkutan.5 Perpustakaan perguruan tinggi merupakan wujud dari

Tridharma perguruan tunggi. Tridharma perguruan tinggi merupakan

kewajiban yang harus dilaksanakan suatu perguruan tinggi, sebagaimana

dinyatakan dalam UU Sisdiknas pasal 20 ayat 3 menerangkan bahwa

kewajiban perguruan tinggi terdiri dari tiga hal yaitu: pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tiga kewajiban ini terkenal

dengan nama Tridharma perguruan tinggi.6 Perpustakaan perguruan tinggi

dibentuk untuk memenuhi kebutuhan informasi civitas akademika

perguruan tinggi tersebut, seperti mahasiswa dan dosen. Perpustakaan

perguruan tinggi terus mengalami perkembangan sebagai sarana yang

5 M. Arif hakim, “Peran Etika Kerja Islam Dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan

Perguruan Tinggi,” Libraria: Jurnal Perpustakaan Vol. 02 Nomor 2 (2014), http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Libraria/article/view/1253. 6 Taufiq Kurniawan, “Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi Dalam Mengembangkan Repusitoi

Institusi,” Universitas Negeri Malang Vol. 8 (2016),

http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/pustakaloka/article/view/683/535.

Page 26: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

13

mundukung proses kegiatan belajar mengajar di perkuliahan dan penelitian

di perguruan tinggi. Di dalam sistem pendidikan nasional juga

mengisyaratkan bahwa perpustakaan harus ada disetiap satuan pendidikan

sebagai penunjang proses pembelajaran. Di dalam Surat Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0103/o/1981 menyebutkan

bahwa perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat kegiatan belajar

pengajar, pusat penelitian dan informasi bagi pelaksanaan Tridarma

Perguruan tinggi. Pada Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan, Pada Pasal 24 yang terdiri dari 4 ayat, Yaitu :7

(1) Setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpustakaan

yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan

memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.

(2) Perpustakaan memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun

jumlah eksemplarnya, yang mencukupi untuk mendukung

pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian

masyarakat.

(3) Perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan layanan

perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

(4) Setiap perguruan tinggi mengalokasikan dana untuk

pengembangan perpustakaan sesuai dengan peraturan

7 Perpustakaan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tentang Perpustakaan (Jakarta:

Perpustakaan Nasional, 2007).

Page 27: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

14

perundang-undangan guna memenuhi Standar Nasional

Pendidikan dan Standar Nasional Perpustakaan.

2. Tujuan perpustakaan perguruan tinggi

Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi ialah menunjang

tridharma perguruan tinggi, yang terdiri dari penyelenggaraan pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Secara khusus adalah untuk

membantu para dosen dan mahasiswa, serta pendidik di perguruan tinggi

tersebut dalam proses pembelajaran. Atau jelasnya tujuan dari

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebagai penyedia jasa pelayanan

informasi yang meliputi pengumpulan, pelestarian, pengolahan,

pemanfaatan dan penyebaran informasi sehingga dapat dimanfaatkan

pengguna, penyediaan fasilitas yang mendukung dalam memenuhi

kebutuhan informasi civitas akademika, pemberian berbagai jasa informasi

serta pengembangan mutu Perguruan Tinggi pada tempatnya bernaung.8

Adanya perpustakaan di perguruan tinggi menjadi salah satu indikator

mutu pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Semakin baik

perpustakaannya maka akan semakin baik pula mutu pendidikan perguruan

tinggi tersebut.

8 Isti Mawadah, “Jadi Pustakawan Di Perguruan Tinggi, Kenapa Harus Takut?,” STAIN Kudus Vol.3

(2015): 16.

Page 28: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

15

3. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi dijabarkan dalam rancangan

Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan UU 43 Tahun 2007 yang

selanjutnya disingkat menjadi RPP. Pada RPP dinyatakan bahwa

perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai sumber belajar, penelitian,

deposit internal, pelestarian dan pusat jejaring civitas akademika di

lingkungan perguruan tinggi.9

Pada fungsi yang pertama, perpustakaan berfungsi sebagai sumber

belajar, hal ini mengharuskan perpustakaan untuk memiliki berbagai

koleksi lengkap yang dimiliki perpustakaan. Meskipun, perpustakaan buka

menjadi satu-satunya sumber beljar di perguruan tinggi karena masih ada

kegiatan belajar mengajar yang didapat dikelas bersama dosen. Koleksi

buku perpustakaan perguruan tinggi yang ditentukan oleh RPP paling

sedikit berjumlah 2.500 judul. Yang terdiri dari buku teks wajib untuk

mendukung mata kuliah, buku teks penunjang atau buku anjuran dan buku

teks pengayaan. Selain itu juga koleksi-koleksi tersebut harus

ditambahakan koleksi referensi umum dan referensi khusus.

Fungsi yang kedua yaitu sebagai penelitian, perpustakaan perguruan

tinggi dalam fungsi ini dapat diartikan sebagai sumber informasi untuk

9 Abdul Rahman Saleh, Percikan Pemikiran: Di Bidang Kepustakawanan (Jakarta: Sagung Seto,

2011).

Page 29: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

16

melakukan penelitian atau menjadi tempat penelitian itu sendiri. Seperti

yang tercantum dari salah satu bunyi tri dharma perguruan tingggi ialah

penelitian. Penelitian dalam perguruan tinggi tidak hanya dilakukan oleh

staf pengajar atau dosen sebagai syarat pengembangan karir mereka tetapi

juga dilakukan oleh mahasiswa, yang minimal melakukan penelitian

sebagai tugas akhir mahasiswa tersebut. Untuk itu perpustakaan perguruan

tinggi harus menunjang fungsi penelitian ini dengan menyediakan sumber

informasi yang bermanfaat bagi proses penelitian.

Fungsi yang ketiga ialah pusat deposit internal perguruan tinggi. Hal

ini dikarenakan perpustakaan merupakan lembaga atau unit yang tepat

untuk mengumpulkan, mengolah, serta menyimpan karya-karya ilmiah

yang dihasilkan dari dosen maupun mahasiswa. Semakin bertambahnya

jumlah karya ilmiah yang dihasilkan perguruan tinggi inilah yang menjadi

salah satu latar belakang dari fungsi perpustakaan perguruan tinggi yang

ketiga.

Fungsi keempat dari perpustakaan perguruan tinggi ialah sebagai pusta

pelestarian informasi. Funsi ini berkaitan dengan fungsi ketiga yaitu

sebagai deposit internal. Dimana perpustakaan harus memelihara semua

informasi ilmiah yang dikoleksinya, salah satu metode untuk memelihara

koleksi yang telah diterapkan di beberapa perpustakaan perguruan tinggi

ialah dengan melakukan alih media dari koleksi tercetak menjadi koleksi

Page 30: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

17

digital.dengan koleksi digital informasi yang dimiliki dapat mengurang

resiko kerusakan dan kehilangan. Selain itu, bentuk digital juga lebih

mudah dilayankan kepada pemustaka.

Fungsi yang terakhir dari perpustakaan perguruan tinggi adalah

sebagai pusat jejaring bagi civitas akademika di lingkungan perguruan

tinggi. Fungsi ini dimaksudkan agar perpustakaan dapat menjalin

kerjasama dengan perpustakaan lain, atau mungkin dengan lembaga lain

untuk membantu setiap pemustakanya dalam memenuhi kebutuhan

informasinya.

B. Teori Freire

Teori Freire atau Paulo Freire pada dasarnya berasal dari konsep

pendidikan yang bertujuan akan penyadaran manusia terhadap realitas

sosialnya (konsientisasi). Freire memulai program pendidikannya dengan

mengkonseptualisasikan sebuah proses penyadaran yang mengarah pada

konsep pembebasan yang disebut sebagai “kemanusiaan yang lebih utuh”

hasil dari proses ini dinamakannya konsientisasi, dimana setiap individu

mampu meihat sistem sosial secara kritis. Dalam kesadaran masyarakat Freire

membaginya menjadi tiga kategori, yaitu:10

10

Rijal Abdillah, “Analisis Teori Dehuminisasi Pendidikan Paulo Feire” Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati: Jurnal Aqidah dan Filsafat Volume 2 Nomor 1 (2017). http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/article/download/4247/2489

Page 31: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

18

1. Kesadaran Magis, Yaitu suatu kesadaran masyarakat yang tidak mampu

melihat kaitan antara satu faktor pendidikan sebagai paradigma

pembebasan lainya. Masyarakat yang dimaksud didalamnya ialah

masyarakat yang tertutup dan bisu mereka menganggap hidup berarti

hidup di bawah kekuasaan orang lain atau hidup bergantung.

2. Kesadaran Naif, adalah keadaan yang dikategorikan dalam kesadaran ini

lebih melihat aspek manusia menjadi akar penyebab masalah yang ada di

masyarakat. Kesadaran naïf pada manusia hanya sebatas mengerti namun

kurang bisa menganalisis persoalan-persoalan yang berkaitan dengan

unsur suatu problem sosial.

3. Kesadaran kritis, merupakan kesadaran yang lebih melihat aspek dan

struktur sebagai sumber masalah. Kesadaran kritis merupakan jenis yang

lebih ideal dari jenis-jenis sebelumnya, Masyarakat yang termasuk dalam

kesadaran kritis ditandai dengan kedalaman menafsirkan masalah, percaya

diri dalam berdiskusi, mampu menerima dan menolak.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya teori Freire berawal dari kesadaran

masyarakat terhadap realitas sosialnya, yang mana dalam hal ini ialah bagaimana

kesadaran pustakawan dalam aturan aturan sosial yang dimiliki yaitu berupa kode

etik pustakawan. Berdasarkan kategori-kategori dari teori Freire hal ini sesuai

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti dapat menganalisa

jawaban dari para informan terkait pemahamannya terhadap kode etik

Page 32: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

19

pustakawan dengan kategori kesadaran-kesadaran masyarakat menurut teori

Freire.

C. Kode Etik Pustakawan

1. Pustakawan

Kata pustakawan berasal dari kata “pustaka”. Dengan demikian

penambahan kata “wan” diartikan sebagai orang yang pekerjannya atau

profesinya terkait erat dengan dunia pustaka atau bahan pustaka. Bahan

pustaka dapat berupa buku, majalah surat kabar, bahan pandang dengar

dan multi media. Dalam bahasa inggris pustakawan disebut sebagai

“librarian” yang terkait erat dengan kata “Ilibrary”. Kata pustakawan

juga merujuk pada kelompok atau perorangan dengan karya atau profesi di

bidang dokumentasi, informasi dan perpustakan.11

Oleh karena itu,

Pustakawan dapat dikatakan sebagai orang yang ahli dalam mengelola

perpustakaan beserta isinya. Seperti, buku, dokumen, dan materi non buku

yang merupakan koleksi dari perpustakaan juga menyediakan informasi

serta jasa peminjaman guna memenuhi kebutuhan pemakainya.

Pustakawan merupakan suatu profesi yang bertugas untuk mengelola

perpustakaan beserta isinya. Dalam sebuah perpustakaan biasanya terdiri

dari beberapa pustakawan yang saling menopang untuk meningkatkan

kualitas dari perpustakaan tersebut.

11

Blasius Sudarsono, Antalogi Kkepustakawanan Indonesia (Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia,

2006).

Page 33: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

20

Pustakawan dianggap kedudukannya sebagai sebuah profesi karena

sebagian besar kriteria telah dimiliki, diantaranya ialah:12

a. Memiliki lembaga pendidikan baik formal, maupun non formal

b. Memiliki organisasi profesi yaitu, Ikatan Pustakawan Indonesia

untuk Indonesia Congress of Southeast Asia Librarian (CONSAL)

untuk tingak regional dan internasional Federation of Library

Association (IFLA) untuk tingkat Internasional.

c. Memiliki kode etik yang menjadi acuan moral bagi anggota dalam

melaksanakan profesi

d. Memiliki majalah ilmiah sebagai sarana pengembangan ilmu serta

komunikasi antar anggota seprofesi

e. Memiliki tujuan profesi

2. Pengertian Kode etik pustakawan

Kode etik dilihat dari segi asal-usul kata (etimologis) terdiri dari dua

kata yaitu kode dan etik. Dalam bahasa inggris terdapat berbagai makna

dari kata “code” diantaranya: a). Tingkah laku, prilaku (behavior), yaitu

sejumlah aturan yang mengatakan bagaimana orang berprilaku dalam

hidupnya atau dalam situasi tertentu; b). peraturan atau undang-

undang(rules/laws), tertulis yang harus diikuti. Sedang kata etik (ethic)

dalam bentuk tunggal memiliki makna perilaku dan sikap masyarakat.

12

Hermawan, Etika Kepustakawanan (Jakarta: Sagung Seto, 2006).

Page 34: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

21

Kata etik dalam bentuk jamak bermakna sejumlah aturan moral atau

prinsip perilaku untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah

(for deciding what is right or wrong).13

Kode etik adalah seperangkat

standar aturan tingkah laku, yang berupa norma-norma yang dibuat oleh

organisasi profesi yang diharapkan dapat memberikan tuntunan bagi

anggotanya untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai

profesional.14

Sementara itu, Kode etik dalam profesi pustakawan dapat dikatakan

sebagai norma atau aturan yang harus dipatuhi pustakawan untuk menjaga

kehormatan, martabat, citra, dan profesionalisme.15

Dengan begitu kode

etik juga dapat dikatakan sebagai acuan bagi pustakawan yang harus

dipatuhi dalam bertindak dan melakukan profesi kepustakawanannya agar

kehormatan, martabat, citra, dan profesionalisme dapat terjaga

kualitasnya.

Dalam kode etik pustakawan juga dimaksudkan bahwa pustakawan

adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan

memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga

13

Purwono, Perpustakaan Dan Kepustakawanan Indonesia (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,

2013). 14

Dessy Eka Putri, “Implementasi Kode Etik Pustakawan Indonesia (Studi Deskriptif Tentang

Implementasi Kode Etik Pustakawan Indonesia Pada Pustakawan Anggota Ikatan Pustakawan

Indonesia Cabang Surabaya),” 2015, http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-

lnb764d2eebbfull.pdf. 15

Lasa, Hs, Kamus Kepustakawanan Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Book, 2009).

Page 35: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

22

induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang

dimilikinya melalui pendidikan.

3. Tujuan dan fungsi kode etik pustakawan

Segala sesuatu yang ada tentunya memiliki tujuan dan fungsinya

masing-masing. Begitu juga denga kode etik pustakawan yang memiliki

beberapa tujuan dan fungsinya. Diantaranya, ialah:16

a. Tujuan kode etik pustakawan

i. Menjaga martabat dan moral profesi. Kode etik profesi sering

disebut sebagai kode etik kehormatan profesi sebab di

dalamnya memuat aturan-aturan moral yang mengatur

perilakau yang semestinya dilakukan oleh anggota profesi agar

terhindar dari dekadensi moral yang menurunkan martabat

dirinya sebagai anggota masyarakat. Maka, salah satu hal yang

harus dijaga oleh suatu profesi adalah martabat dan moralnya.

Profesi yang mempunyai martabat dan moral yang tinggi dan

berimbas pada baiknya citra yang tinggi di masyarakat.

ii. Memelihara hubungan anggota profesi. Kode etik jiga dibuat

untuk mengatur hubungan diantara anggota. Dalam kode etik,

diatur hak dan kewajiban kepada anggota profesi. Dengan

16

Ikbal Amir, “Penerapan Kode Etik Pustakawan Di Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan” (UIN Alauddin Makassar, 2014).

Page 36: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

23

demikian, satu sama lain saling menghormati dan bersikap adil,

serta berusaha meningkatkan kesejahteraan bersama. Dengan

adanya aturan tersebut,diharapkan mendukung keberhasilan

bersama.

iii. Meningkatkan pengabdian anggota profesi. Dalam kode etik

dirumuskan tujuan pengabdian profesi sehingga anggota

profesi mendapat kepastian dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab. Oleh karena itu, biasanya kode etik

merumuskan ketentuan bagaimana anggota profesi melayani

masyarakat. Dengan adanya ketentuan ini, Para anggota profesi

dapat meningkatkan pengabdiannya kepada Tuhan Yang Maha

Esa, bangsa dan tanah air, serta kemanusiaan.

iv. Meningkatkan mutu profesi. Untuk meningkatkan mutu profesi

pustakawan, kode etik juga memuat kewjiban-kewajiban agar

para anggota profesi berusaha untuk memelihara dan

meningkatkan mutu profesi. Selain itu, kode etik juga mengatur

agar para anggotanya mengikuti perkembangan zaman. Setiap

anggota profesi berkewajiban memelihara dan meningkatkan

mutu profesi, yang pada umumnya dilakukan dalam wadah

organisasi profesi.

v. Melindungi masyarakat pemakai, Sebegai profesi pustakawan

yang bertujuan melayani masyarakat. Melalui kode etik yang

Page 37: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

24

dimiliki, pustakawan dapat melindungi pemakai jasa, ketika

ada anggota profesi maka kode etik menjadi rujukan bersama.

b. Fungsi kode etik pustakawan

i. Mendorong para pustakawan untuk bertingkah laku secara

profesional dalam bidang perpustakaan yang tidak dipandang

salah oleh teman-teman sejawat dalam profesi.

ii. Mendorong anggota untuk mematuhi aturan yang telah

ditetapkan.

iii. Menuntut anggota agar mereka tidak memilih berperilaku yang

mungkin secara serius berprasangka terhadap kedudukan dan

reputasi profesi atau asosiasi pustakawan.

iv. Mensyaratkan anggota untuk bekerja profesional, yaitu (1)

senantiasa mengikuti perkembangan dalam dunia perpustakaan

dan cabang-cabang kegiatan professional lainnya dan (2)

menghormati anggota profesi yang bertanggung jawab

melakukan supervisi, pelatihan, atau tugas pustakawan lainnya.

v. Tugas utama anggota adalah melayani pengunjung atau

pengguna.

vi. Menempatkan anggota dengan kewajiban untuk memfasilitasi

terhadap alur informasi dan ide-ide dan melindungi serta

mendorong hak setiap individu untuk bebas dan hak akses

Page 38: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

25

yang sama terhadap sumber informasi tanpa diskriminasi dan

dalam batas-batas hukum.

vii. Anggota harus memberikan kemampuan mereka yang terbaik

dalam kewajiban kontrak yang harus dibayar kepada yang

mempekerjakannya.

Dari beberapa tujuan dan fungsi kode etik pustakawan yang

telah dijelaskan secara umum, terdapat beberapa tujuan dan fungsi

kode etik pustakwan mengenai hubungan antar pustakawan secara

khusus. Seperti pada tujuan kode etik pustakawan point pertama

hingga point keempat dimulai dengan menjaga martabat dan moral

profesi, memelihara hubungan anggota profesi, meningkatkan

pengabdian anggota profesi, hingga meningkatkan mutu profesi.

Dimana profesi yang dimaksud ialah pustakwan. Sementara itu,

dalam fungsi kode etik pustakawan terdapat beberapa point yang

berkaitan dengan hubungan antar pustakawan. Seperti mendorong

pustakawan untuk bertingkah secara professional, mendorong

untuk mematuhi aturan yang telah ditentukan, menuntut agar

berprilaku terhadap asosiasinya, serta mensyratkan pustakawan

agar bekerja secara professional.

Page 39: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

26

4. Penjabaran kode etik pustakawan

Kode etik pustakawan terdiri dari beberapa bagian yang dijabarkan,

dalam berbagai kewajiban yang dimiliki oleh pustakwan diantaranya ialah

sikap dasar, pengguna, antar pustakawan, perpustakaan, organisasi profesi,

dan dengan masyarakat. Dalam penelitian ini sesuai dengan pembatasan

masalah yang ada, maka peneliti hanya mebahas kode etik antar

pustakawan saja. Sementara itu, kode etik yang menjadi landasan dari

penelitian ini ialah kode etik menurut Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI)

dan kode etik menurut International Federation of Library Associations

and Instituins (IFLA).

a. Hubungan antar pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia

pada Pasal 5:17

i. Pustakawan berusaha mencapai keunggulan dalam profesinya

dengan cara memelihara dan mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan. Point ini menjelaskan bahwa sebagai pustakawan

dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki salah satunya dengan cara berbagi pengalaman

dengan sesama pustakawan mengenai pengalaman

kepustakawanan.

17

Ikatan Pustakawan Indonesia, “Kode Etik Pustakawan Indonesia Mukadimah,” Diakses March 29,

2019, http://ipi.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2017/09/KODE_ETIK-IPI-2015_B5.pdf.

Page 40: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

27

ii. Pustakawan bekerjasama dengan pustakawan lain dalam upaya

mengembangkan kompetensi profesional pustakawan, baik

sebagai perorangan maupun kelompok. Dalam point ini dapat

dimaksudkan bahwa pustakawan dapat bekerjasama dengan

pustakawan lain dalam mengembangkan kompetensi yang

dimilikinya baik itu secara individu maupun secara kelompok.

iii. Pustakawan memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang

baik antara sesama rekan. Dalam point ini dimaksudkan bahwa

menjaga komunikasi dan rasa kekeluargaan sesame pustakawan

merupakan yang penting untuk menjaga hubungan kerja yang

baik.

iv. Pustakawan memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan

terhadapa korps pustakawan secara wajar. Pustakawan dituntut

untuk mampu memiliki kesadaran, kesetiaan, dan rasa menghargai

korps atau kelompok profesinya semampu yang ia bisa.

v. Pustakawan menjaga nama baik dan martabat rekan, baik didalam

maupun diluar kedinasan. Dan yang terakhir sesama pustakawan

juga harus menjaga nama baik satu sama lain, selain itu juga

saling mengingatkan satu sama lain jika terjadi kesalahan. Hal ini

juga berguna untuk menjaga nama baik dan kualitas perpustakaan

yang dinaungi.

Page 41: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

28

b. Hubungan antar pustakawan Menurut IFLA:18

i. Librarians and other information workers treat each other with

fairness and respect. Yang bermaksud bahwa pustakawan atau

pekerja informasi lainnya harus adil dan hormat dalam

memperlakukan satu sama lain.

ii. Librarians and other information workers oppose discrimination

in any aspect of employment because of age, citizenship, political

belief, physical or mental ability, gender, marital status, origin,

race, religion or sexual orientation. Yang bermaksud bahwa

pustakawan atau pekerja informasi lain menentang adanya

diskriminasi dalam segala aspek mulai dari usia,

kewarganegaraan, kepercayaan politik, fisik atau mental, jenis

kelamin, atau orientasi sosial.

iii. Librarians and other information workers promote equal payment

and benefits for men and women holding comparable jobs. Yang

bermaksud bahwa pustakawan atau pekerja informasi lain

mendapatkan promosi, upah, serta keuntungan yang setara antara

laki-laki dan perempuan dalam bekerja

iv. Librarians and other information workers share their professional

experience with colleagues and they help and guide new

18

IFLA, “IFLA Code of Ethics for Librarians and Other Information Workers,” Diakses March 29,

2019, https://www.ifla.org/publications/node/11092.

Page 42: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

29

professionals to enter the professional community and develop

their skills. They contribute to the activities of their professional

association and participate in research and publication on

professional matters. Yang bermaksud bahwa pustakawan dan

pekerja informasi lain saling berbagi pengalaman dan masuk

kedalam komunitas professional dan pembangunan kemampuan.

Serta berkontribusi dalam kegiatan asosiasi profesi dan

berpartisipasi dalam penelitian dan publikasi tentang masalah

profesi.

v. Librarians and other information workers strive to earn a

reputation and status based on their professionalism and ethical

behaviour. They do not compete with colleagues by the use of

unfair methods. Yang bermaksud bahwa pustakawan atau pekerja

informasi lain berusaha untuk mendapatkan reputasi profesi dan

etika profesi mereka dengan cara yang adil dan bukan dari bentuk

kecurangan.

Dari penjelasan kode etik pustakawan dalam hubungan antar

pustakawan baik menurut Ikatan Pustakawan Indonesia maupun

menurut IFLA, keduanya memiliki kesamaan yang bermaksud

agar pustakawan senantiasa meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan yang dimiliki, menjalin kerjasama yang baik antar

Page 43: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

30

pustakawan, serta mengedepankan sikap adil dengan satu sama

lain.

D. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Skripsi dengan judul “Pemahaman Kode Etik Pustakawan di Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”, Ikbal Amir

(2014). Menjelaskan tentang sejarah Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemahaman kode etik pustakawan di

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, dan

mengulas masalah kendala-kendala dalam pelaksanaan kode etik

pustakawan di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Pemahaman Kode Etik Pustakawan di Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Pemahaman kode etik pustakawan di Badan Perpustakaan dan

Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dijalankan sesuai dengan budaya

masyarakatnya, budaya yang dimaksud dalam penelitian ini ialah

kebiasaan sehari-hari dari para masyarakatnya seperti dari sikap sehari-

hari, keyakinan agama yang diyakini, serta tradisi-tradisi kehidupan

dalam bermasyarakat. budaya dan kode etik ini saling menguatkan

terutama terkait dengan hubungan sosial yang menggunakan tatakrama

Page 44: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

31

dan saling menghargai yang disimbolkan melalui sikap dan bahasa yang

digunakan dalam melayani para pemustaka.

2. Skripsi dengan judul “Penerapan Etika Pustakawan dalam Melayani

Pemustaka di Perpustakaan SMP Negeri Alla Kabupaten Enrakeng”,

Haslinda (2017). Menjelaskan penerapan etika pustakawan dalam

melayani pemustaka di Perpustakaan SMP Negeri Alla kabupaten

Enrakeng yaitu dengan cara melayani dengan sopan, ramah, murah

senyum, jujur, amanah, adil, dan lain-lain. Tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana etika yang diterapkan dalam

melayani Pemustaka di perpustakaan SMP Negeri 6 Alla Kabupaten

Enrekang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan etika pustakawan dalam melayani pemustaka di perpustakaan

SMP Negeri 6 Alla Kabupaten Enrekang yaitu dengan cara melayani

dengan sopan, ramah, murah senyum, jujur, amanah, adil, dll.

Menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan

pemustaka serta kerja sama dengan guru pengajar.

3. Skripsi dengan judul “Penerapan Kode Etik Pustakawan Perpustakaan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar”, ST. Khadijah Jafar

(2015). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan kode etik

pustakawan dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi di Perpustakaan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar oleh pustakawan di

Page 45: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

32

Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan kode etik Pustakawan

diperpustakaan UIN Alauddin Makassar telah berusaha melaksanakan

semua aturan yang tercantum dalam kode etik pustakawan mulai dari

sikap dasarnya pustakawan, hubungannya dengan pemustaka,

hubungannya dengan sesama pustakawan, hubungannya dengan

perpustakaan, hubungannya dengan organisasi profesi dan hubungannya

dengan masyarakat, dan kendala yang terdapat pada penerapan kode etik

pustakawan bagian sirkulasi khususnya layanan penitipan barang (Loker)

yang pelayanannya masih kurang maksimal dalam hal melayani.

4. Jurnal dengan judul “Implementasi Kode Etik Pustakawan dalam

Meningkatkan Kualitas Kinerja Pelayanan Pustakawan di Badan

Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara”, Jurnal

Acta Diurna Vol. 2 No. 4 oleh Risno Mbonuong (2013). Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui implementasi kode etik pustakawan oleh

pustakawan di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi

Sulawesi Utara dalam meningkatkan kualitas kinerja pelayanan

pustakawan di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi

Sulawesi Utara. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pustakawan

Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sulawesi Utara setuju bahwa penerapan

kode etik pustakawan dapat meningkatkan kualitas kinerja pelayanan

pustakawan. Dan hasil penelitian ini membuktikan pelayanan yang diberikan

Page 46: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

33

pustakawan di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi

Sulawesi Utara belum sesuai dengan harapan dan kebutuhan pemustaka

serta hubungan yang harmonis antar pustakawan di Badan Perpustakaan

Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utaramasih sangat jarang

tercipta.

Page 47: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodelogi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara

melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui

tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun, serta

menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan

untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu

pengetahuan berdasarkan bimbingan tuhan.19

Jadi, dapat dikatakan bahwa

metodelogi penelitian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang

berfokus pada cara-cara untuk melaksanakan penelitian.

Untuk memperoleh data-data yang maksimal, maka diperlukan

pembahasan mengenai jenis dan pendekatan penelitian, pemilihan informan,

teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang akan digunakan

dalam penelitian ini.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah

kualitatif, Penelitian Kualitatif ialah jenis penelitian yang temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk

hitungan lainnya. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

19

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan (Jakarta:

Kencana, 2014).

Page 48: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

35

diartikan sebagai penelitian yang berfokus pada fenomena sosial dan pada

pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan dibawah

studi.20

Para peneliti dalam penelitian kualitatif diminta untuk mampu

memahami makna suatu kejadian atau peristiwa dengan cara menjalin

interaksi dengan orang-orang yang terlibat dalam kejadian atau peristiwa

tersebut.

Pendekatan kualitatif ini digunakan karena sifatnya yang luwes, sangat

rinci, tidak rumit dalam mendeskripsikan suatu konsep serta memberikan

kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang

lebih mendasar, menarik, dan unik yang terjadi di lapangan.21

Dengan

kata lain pendekatan kualitatif dapat dikatakan fleksible atau mudah

disesuaikan.

Sementara itu, jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah

deskriptif. Jenis penelitian dengan metode deskriptif dimaksudkan untuk

memberikan gambaran secara sistematis yang sesuai dengan fakta-fakta

yang ada. Tujuan dari penelitian deskriptif juga untuk memberikan

gambaran yang lebih detail mengenai suatu kejadian atau fenomena yang

ada.

20

Emzir, Analisis Data: Metodelogi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2011). 21

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Radja Grafindo, 2003).

Page 49: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

36

B. Pemilihan Informan

Dalam melakukan penelitian perlu adanya informasi dari sumber-

sumber yang paham atas tema penelitian yang dipilih, salah satu yang

dianggap mampu memberikan informasi dalam suatu penelitian ialah

informan. Informan adalah orang yang memiliki kapasitas untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti. Dengan bahasa yang

sederhana, informan menjadi orang yang ditanyai oleh peneliti karena

dianggap memiliki pengetahuan tentang suatu yang ingin diketahui

peneliti.22

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa informan

merupakan orang yang diminta informasinya untuk membantu sebuah

penelitian dengan kapasitas yang dimiliki yaitu mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti terkait dengan tema

penelitian yang diteliti.

Oleh karena itu, dari hasil pengertian mengenai informan. Kriteria

Informan yang dipilih dalam penelitian ini ialah para pustakawan yang

bekerja di perpustakaan Universitas Budi Luhur yaitu perwakilan dari

pustakawan berlatar belakang ilmu perpustakaan dan pustakawan yang

berlatar belakang non ilmu perpustakaan yang telah bekerja lebih dari 10

tahun, termasuk didalamnya pustakawan berlatar belakang ilmu

22

Tedi Sutardi, Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves,

2007).

Page 50: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

37

perpustakaan yaitu kepala perpustakaan Universitas Budi Luhur karena

beliau lah yang bertanggung jawab terhadap pustakawan-pustakawan

yang dibawahinya, yang akan diminta informasi serta pengetahuannya

terkait Pemahaman kode etik pustakawan di perpustakaan Universitas

Budi Luhur khususnya dalam hubungan antar pustakawan.

Tabel 3.1: Data Informan

NO. LATAR

PENDIDIKAN

NAMA JABATAN LAMANYA

WAKTU

KERJA

1.

Ilmu perpustakaan

Margaretha

Sri Udari,

S.Sos.,

M.Hum

Kepala

Perpustakaan

(Pustakawan)

< 5 tahun

2. Yudi

Nugroho,

S.E., M.M.,

M.Hum

Pustakawan

15 Tahun

3. Non-ilmu

perpustakaan

Hasan Anas

Bakri,

S.I.Kom

Staf pelayan

teknis

perpustakaan

15 Tahun

4.

Suparman

Kepala

urusan

pengadaan

perpustakaan

15 Tahun

Sumber : Arsip Perpustakaan Universitas Budi Luhur

Page 51: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

38

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian merupakan bagian dari

tahapan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data-data yang

akurat serta dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan permasalahan

yang akan diteliti. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya maka dibutuhkan sumber data, Sumber

data dapat diperoleh dari lembaga atau situasi sosial, subjek atau

informan, dokumentasi lembaga badan atau historis.23

Untuk

memudahkan sumber data terbagi menjadi dua, yaitu sumber data primer

dan sumber data sekunder.

1. Data Primer, merupakan data yang diambil langsung tanpa melalui

perantara berasal langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data

primer dapat diperoleh dari para informan yaitu kepala perpustakaan

serta pustakawan di perpustakaan Universitas Budi Luhur sebagai

instrument penelitian.

2. Data sekunder, ialah data-data yang tidak langsung diperoleh dari

sumbernya.24

Data sekunder ini merupakan data pelengkap dari data

primer berupa dokumen, artikel, ataupun laporan yang sesuai dengan

permasalahan penelitian.

23

Muhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013). 24

Basrowi Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).

Page 52: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

39

Sementara dalam teknik pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian meliputi :

1. Observasi

Istilah observasi dalam penelitian diarahkan pada kegiata

memerhatikan secara akurat, mencatat menomena yang muncul, dan

mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam fenomena tersebut.25

Maka Teknik pengumpulan data dengan menggunakan

observasi dalam penelitian ini ialah dengan melakukan pengamatan

pada pustakawan terhadap fungsi, tugas, serta kegiatan-kegiatan yang

dilakukan pustakawan di perpustakaan saat menjalankan tugasnya

dalam melayani pemustaka. Hal ini dirasa penting, karena memiliki

kaitan dengan topik pada permasalahan penelitian ini.

2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan

makna dalam suatu topik tertentu.26

Wawancara merupakan teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk

memperoleh informasi dari informan secara mendalam.

Dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara

ini, peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-

25

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif:Teori Dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2017). 26

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010).

Page 53: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

40

pihak yang terkait dengan topik permasalahan penelitian ini. Baik itu

pertanyaan secara lisan maupun tulisan yang telah disiapkan peneliti

sebelumnya untuk mendapatkan data semaksimal mungkin.

Jenis wawancara yang digunakan ialah wawancara semi

terstruktur. Wawancara semi terstruktur ialah gabungan antara

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dimana

pewawancara telah menyiapkan topik wawancara sebagai panduan

wawancara sebelum aktifitas wawancara dimulai, tetapi pewawancara

perlu menelusuri lebih jauh suatu topik berdasarkan jawaban yang

diberikan partisipan.27

Jadi, dalam penelitian ini selain menanyakan

pertanyaan yang telah disiapkan peneliti juga dapat menanyakan

secara pertanyaan secara spontan yang berasal dari jawaban informan

yang diteliti. Tujuannya ialah agar mendapatkan jawaban yang lebih

rinci dari para informan yang tidak diperkirakan sebelumnya terkait

topik yang ditanyakan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian merupakan bagian dari sumber

data sekunder, dimana berguna untuk melengkapi data-data dalam

penelitian dengan menggunakan catatan-catatan yang telah terjadi

seperti catatan lapangan, laporan, maupun artikel yang berkaitan

dengan topik permasalahan ini.

27

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar (Jakarta: Indeks, 2012).

Page 54: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

41

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data. Mencari

pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya.28

Analisis

data dalam penelitian kualitatif merupakan proses mencari dan menyusun

data secara sistematis yang diperoleh dari teknik-teknik pengumpulan

data yang telah dilakukan sebelumnya yaitu observasi, wawancara,

dokumentasi, serta bahan-bahan lain. Maka dengan begitu, akan lebih

mudah untuk dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif terbagi menjadi dua yakni,

analisis data sebelum memasuki lapangan dan analisis data setelah di

lapangan.

Adapun analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan data yang diperoleh dari hasil

menyingkirkan segala sesuatu (data) subjektif untuk menerima data-

data yang obyektif. Hal ini diperlukan untuk memilah data tersebut

agar dalam proses pengamatan terhadap gejala-gejala yang dicari

dapat dilakukan.29

Reduksi data juga dapat dikatakan proses

28

Maulidya Istiqfani, “Kebutuhan Informasi Guru MTsN Tangerang II Pamulang Dalam Proses

Belajar Dan Mengajar” (Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta, 2015). 29

Yanuar Ikbar, Metode Penelitian Sosial Kualitatif: Panduan Membuat Tugas Akhir Atau Karya

Ilmiah (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012).

Page 55: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

42

pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan data kasar yang

muncul dari catatan lapangan. Langkah ini dimulai dari sebelum

terjadi penelitian dan dilakukan secara terus menerus selama

penelitian berlangsung.

b. Penyajian data

Langkah selanjutnya setelah reduksi data ialah penyajian data

yang dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat berupa teks yang

bersifat naratif. Langkah ini bertujuan agar data yang didapat mudah

dipahami sehingga dapat memudahkan langkah selanjutnya.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari penelitian,

Data-data yang disajikan dalam bentuk uraian teks bersifat naratif

kemudian dianalisis berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh di

lapangan. Penarikan kesimpulan juga dikemukakan berbentuk naratif

sebagai penarikan kesimpulan dari jawaban-jawan rumusan masalah

yang telah dirumuskan sejak awal.

E. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di perpustakaan Universitas Budi

Luhur. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian ini yaitu untuk

mengetahui Pemahaman kode etik pustakawan di perpustakaan

Universitas Budi Luhur.

Page 56: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

43

Adapun jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2: Jadwal Penelitian

NO. Kegiatan Waktu

1. Pengajuan proposal skripsi Januari 2019

2. Seminar proposal skripsi 30 Januari 2019

3. Penyusunan skripsi 01 Februari 2019

4. Pelaksanaan penelitian 01 Maret 2019

5. Pengajuan daftar siding 15 Mei 2019

6. Sidang skripsi 22 Mei 2019

Page 57: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Universitas Budi Luhur

Perpustakaan Universitas Budi Luhur berdiri bersamaan dengan

kampus yang menaunginya yaitu tahun 1965 tepatnya pada bulan April.

Sebelumnya, saat itu Budi Luhur masih belum menjadi universitas

melainkan sebuah sekolah tinggi yaitu Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer atau yang disingkat dengan STMIK dan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi yang disingkat menjadi STIE. Sebelum

menjadi universitas, setiap sekolah tinggi memiliki perpustakaannya

masing-masing. Kemudian dengan perkembangan saat itu Budi Luhur

naik tingkat menjadi universitas, dan setelah berubah menjadi universitas

perpustakaan-perpustakaan yang ada saat itu dipusatkan menjadi satu

perpustakaan. Saat ini koleksi perpustakaan terus bertambah, seiring

dengan kebutuhan para pemustakanya. Dimana perpustakaan Universitas

Budi Luhur harus menyediakan informasi kepada berbagai fakultas yaitu

fakultas teknologi informasi, fakultas ilmu komunikasi, fakultas ekonomi

dan bisnis, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, fakultas teknik, dan

akademi sekretari.

Page 58: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

45

2. Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Budi Luhur

Adapun visi dan misi perpustakaan Universitas Budi Luhur ialah :

Visi :

Menjadikan UPT Perpustakaan Universitas Budi Luhur sebagai pusat

layanan informasi yang memiliki investasi sumber daya pengetahuan yang

tinggi, lengkap dan professional dalam memberikan pelayanan prima

kepada civitas akademika dan pengguna perpustakaan secara luas berbasis

teknologi informasi untuk meningkatkan daya saing di era digital.

Misi :

a. Menyediakan kebutuhan koleksi yang relevan dengan kebutuhan

pemustaka.

b. Mengembangkan pusat repository lokal konten (deposit) yang open

access.

c. Menyelenggarakan pelayanan prima yang memenuhi standar

pelayanan minimum.

d. Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia dengan

mengembangkan kompetensi kepustakawanan yang bersertifikasi.

e. Pengembangkan Sumber Daya Informasi Tercetak dan Elektronik.

f. Pengembangan Layanan berbasis internet.

g. Mengembangkan total quality manajemen dalam pengelolaan

perpustakaan yang terakreditasi.

Page 59: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

46

3. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Budi Luhur

Gambar 4.1: Struktur Organisasi Perpustakan

Sumber : Arsip Perpustakaan Universitas Budi Luhur

4. Koleksi Perpustakaan Universitas Budi Luhur

Aadapun ragam koleksi dan jumlah koleksi yang terdapat di

perpustakaan Universitas Budi Luhur ialah sebagai berikut terdapat dalam

tabel :

Page 60: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

47

Tabel 4.1: Koleksi perpustakaan

NO. Jenis Pustaka Jumlah Judul Jumlah

eksemplar Cetak Elektronik

1. Buku teks 10.792 100 34.020

2. Jurnal Nasional yang

terakreditasi Dikti

25 25

3. Jurnal Internasional 12 12

4. Prosiding 81

Total 10.910 137

Sumber : Arsip Perpustakaan Universitas Budi Luhur

5. Daftar Staf Perpustakaan Universitas Budi Luhur

Berikut ialah tabel daftar staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

Tabel 4.2: Daftar staf perpustakaan

NO. Nama Staf Jabatan

1. Dr. Gandung Triyono, M.Kom Direktur Digitalisasi

Penunjang Akademik

2. Margaretha Sri Udari, S.Sos.,

M.Hum

Kepala Seksie Perpustakaan

3. Budi Saryatno, S,Sos, M.M Kepala Sub Bagian Teknis

dan Publikasi Perpustakaan

4. Hasan Anas Bakri, S.I.Kom Kepala Urusan Perpustakaan

5. Mardjana Kepala Urusan Perpustakaan

6. Marjuni Kepala Urusan Perpustakaan

7. Hayi Endah, A.Md Kepala Urusan Bidang

Page 61: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

48

Sumber : Arsip Perpustakaan Universitas Budi Luhur

6. Layanan Perpustakaan Universitas Budi Luhur

Layanan utama perpustakaan Universitas Budi Luhur ialah:

a. Layanan Teknis

Layanan yang menjalankan tugas pengembangan koleksi dan

pengolahan bahan pustaka serta menginformasikan kepada pengguna.

Dengan pelayanan ini memungkinkan pengguna memberikan usulan

koleksi yang diperlukan

b. Layanan Pengguna

Pengolahan Terbitan Berseri

Perpustakaan

8. Suparman Kepala Urusan Pengadaan

Perpustakaan

9. Herdiaman Kepala Urusan Pelayanan

Perpustakaan

10. Buti Suparwi Kepala Urusan Bidang

Pelayanan Pengguna Sore

Perpustakaan

11. Yudi Nugroho, S.E., M.M.,

M.Hum

Pustakawan Bidang Publikasi

12. Yulianti, S.I.Kom Staf Pelayanan Perpustakaan

13. Ahmad Arifin Wahyu Wibowo

14. Wahyu Wibowo Staf Bagian Pelayanan Sore

15. Eny Retnoningrum, S,Kom.,

M.M

Staf Bagian Pendataan Jurnal

Page 62: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

49

Layanan pengguna terdiri dari:

i. Layanan sirkulasi, yang memberikan pelayanan peminjaman dan

pengembalian buku, keterangan bebas pustaka, dan keanggotaan

perpustakaan.

ii. Layanan tugas akhir, yang memberikan layanan informasi kepada

pengguna khususnya mahasiswa yang sedang menyusun tugas

akhir dengan Memberikan bantuan penelusuran skripsi,

Menyajikan koleksi skripsi dan laporan KKP dari semua program

studi yang ada di Universitas Budi Luhur, Menyediakan ruang

baca skripsi, Menerima skripsi yang sudah di hard cover.

iii. Layanan referensi, bertugas mengarahkan, menunjukkan,

menggali, menelusur informasi dari berbagai sumber informasi

yang ada di perpustakaan maupun di luar perpustakaan baik

tercetak maupun non cetak untuk menjawab kebutuhan pengguna.

iv. Layanan jurnal dan majalah, Layanan ini menyediakan ruang baca

majalah serta koleksi surat kabar, jurnal dan majalah dari berbagai

terbitan baik nasional maupun internasional, tercetak maupun

elektronik (CD-ROM) dan jurnal dari berbagai perguruan tinggi di

Indonesia.

v. Layanan ruang baca dan diskusi, Disediakan ruang baca baik

untuk individu dengan tersedianya meja baca untuk individu

maupun kelompok dengan tersedianya meja baca kelompok. Di

Page 63: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

50

samping itu pengguna dapat melakukan diskusi dengan

memanfaatkan ruang diskusi/rapat dengan daya tampung 10

orang.

c. Layanan administrasi

Aktivitas yang ada dalam layanan administrasi antara lain

pembuatan surat keterangan bagi mahasiswa yang ingin memanfaatkan

perpustakaan lain khususnya dengan perpustakaan yang telah menjalin

kerja sama silang layan dengan perpustakaan Universitas Budi Luhur.

Di samping itu layanan ini juga mengeluarkan surat ijin membaca bagi

pengguna non civitas akademika Universitas Budi Luhur.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Pemahaman Pustakawan Terhadap Kode Etik Pustakawan

Pemahaman merupakan suatu kemampuan seseorang dalam

mengertikan, menafsirkan atau menyatakan pendapat tentang suatu hal.

Dalam hal ini, para informan akan diminta pendapatnya mengenai kode

etik pustakawan.

Kode etik pustakawan bukan menjadi kata yang asing lagi bagi

pustakawan, namun hal ini tidak menjamin semua pustakawan mengetahui

pengertian dari kode etik pustakawan. Ibu Margaretha pustakawan

Universitas Budi Luhur juga selaku kepala perpustakaan Universitas Budi

Luhur mengungkapkan bahwa menurutnya kode etik pustakawan dalam

Page 64: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

51

profesi pustakawan merupakan dasar pustakawan dalam bersikap dimana

pustakawan diharuskan untuk menjalankan tugasnya dengan saling

menghormati satu sama lain, mengembangkan perpustakaan bersama-

sama, serta tidak saling menjatuhkan antar rekan kerja. Sebagaimana hasil

wawancara dengan Ibu Margaretha seperti berikut.

“Kode etik pustakawan itu bagaimana kita harus saling menghormati

sesama pustakawan, bagaimana kita mengembangkan perpustakaan

dengan tidak saling menjatuhkan.”30

Tanggapan terkait pemahaman kode etik pustakawan juga

diungkapkan oleh ketiga informan lainnya. Jika Ibu Margaretha

memahami kode etik sebagai sesuatu dasar dalam bersikap antar

pustakawan. Bapak Hasan memahami kode etik pustakawan sebagai

dasar dalam bersikap melayani pemustaka.

“Kode etik pustakawan merupakan bentuk pelayanan kita kepada

pemustaka agar pemustaka mendapat pelayanan yang baik.” 31

Sementara itu, Bapak Yudi dan Bapak Suparman memahami kode etik

pustakawan sebagai aturan yang ditujukan bagi pustakawan.

“Kode etik pustakawan menurut saya ialah rambu-rambu yang harus

ditaati sebagai seorang pustakawan dalam menjalankan

profesinya.”32

“Saya sering dengar tetapi saya belum tau mendalam sebenarnya

kode etik itu seperti apa, saya juga belum tau apakah kode etik

30

Margaretha, Hasil wawancara pribadi, March 8, 2019. 31

Hasan, Hasil wawancara pribadi, March 8, 2019. 32

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi, March 13, 2019.

Page 65: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

52

pustakawan sudah saya amalkan. Tetapi kalau menurut saya kode etik

pustakawan itu mengenai apa yang boleh dilakukan dan yang tidak

boleh dilakukan, Seperti aturan tapi diastasnya peraturan

kedudukannya.”33

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kode etik pustakawan

merupakan hal wajib dipatuhi dan ditaati bagi pustakawan untuk

menunjang kualitas kerja yang baik dalam menjalankan tugasnya terkait

apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang. Hal tersebut sesuai

dengan definisi dari kode etik menurut Lasa yaitu norma atau aturan yang

harus dipatuhi pustakawan untuk menjaga kehormatan, martabat, citra,

dan profesionalisme.34

Dari pendapat-pendapat para informan tersebut

mungkin belum semuanya sesuai dengan pengertian-pengertian yang

dipaparkan pada bab dua sebelumnya, namun jika dicermati semua

pendapat para informan tercantum pada kode etik pustakawan apabila

ditelaah lebih lanjut. Seperti tanggapan dari Ibu Margaretha dan Bapak

Hasan yang sesuai dengan ketentuan umum dalam kode etik pustakawan

menurut Ikatan Pustakawan Indonesia, yaitu kode etik merupakan

ketentuan yang mengatur pustakawan dalam melaksanakan tugas kepada

diri sendiri, sesama pustakawan, pengguna, masyarakat dan Negara.35

Namun jika dilihat berdasarkan teori Freire hasil wawancara dari para

informan menunjukkan pada kategori naïf dimana masyarakat sudah dapat

33

Suparman, Hasil wawancara pribadi, March 8, 2019. 34

Lasa, Hs, Kamus Kepustakawanan Indonesia. 35

Ikatan Pustakawan Indonesia, “Kode Etik Pustakawan Indonesia Mukadimah,” March 29, 2019,

http://ipi.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2017/09/KODE_ETIK-IPI-2015_B5.pdf.

Page 66: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

53

mengidentifikasi diri, sadar akan permasalahan, menerima penjelasan

namun belum memperjuangkan apa yang harus dimiliki dan banyak

berpolemik namun bukan berdialog36

Pada kesempatan wawancara tersebut peneliti juga menanyakan

pertanyaan yang dikhususkan kepada Ibu Margaretha dan Bapak Yudi

selaku pustakawan yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu

perpustakaan, Yaitu terkait perannya sebagai pustakawan yang memiliki

latar belakang ilmu perpustakaan dalam berbagi informasi terkait kode

etik pustakawan kepada rekan kerja yang memiliki latar belakang

pendidikan non-ilmu perpustakaan. Hal ini dirasa perlu dikerenakan setiap

staf yang bekerja di perpustakaan diharapkan dapat memahami isi dari

kode etik pustakawan untuk menunjang kinerjanya.

“Kalau menjelaskan secara rinci atau mendalam tentang kode etik

tidak pernah, tetapi jika kode etik secara luas atau umumnya

pernah.”37

Senada dengan Ibu Maragretha, Bapak Hasan juga mengaku belum

pernah menjelaskan kepada rekan kerja lainnya terkait kode etik

pustakawan secara eksplisit.

“Mungkin secara eksplist menjelaskan tentang kode etik itu apa dan

bagaimana tidak pernah, tetapi tanpa disadari kita sering berbagi

36

Rijal Abdilah, “Analisis Teori Dehuminisasi Pendidikan Paulo Feire,” Universitas Islam Sunan

Gunung Djati Bandung Vol 2, Nomor 1 (2017),

http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/article/download/4247/2489. 37

Margaretha, Hasil wawancara pribadi.

Page 67: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

54

informasi tentang hal-hal yang sebenarnya terkandung dalam kode

etik.”38

Jawaban dari Ibu Margaretha dan Bapak Yudi dapat menjadi cerminan

dari jawaban pustakawan yang memiliki latar belakang pendidikan non-

ilmu perpustakaan, yaitu Bapak Hasan dan Bapak Suparman terkait

pendapat mereka tentang kode etik pustakawan di atas. Saat diwawancarai

Bapak Hasan dan Bapak Suparman masih terlihat kesulitan dalam

mengutarakan pemahamannya terkait kode etik pustakawan.

2. Pemahaman Kode Etik Pustakawan di Perpustakaan Universitas Budi

Luhur terkait hubungan antar pustakawan

Dasar dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti kepada

informan dalam mendapatkan informasi terkait Pemahaman kode etik

pustakawan di Perpustakaan Universitas Budi Luhur ialah pasal-pasal

yang dipaparkan dari kode etik pustakawan menurut Ikatan Pustakawan

Indonesia dan kode etik menurut International Federation of Library

Associations and Instituins (IFLA) terkait hubungan antar pustakawan

yang telah dibagi menjadi beberapa topik pertanyaan.

a. Pengembangan keterampilan

38

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi.

Page 68: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

55

Topik pengembangan keterampilan merupakan gabungan dari kode

etik pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia point 1 dan 2.

Sebagai pustakawan mengembangkan kompetensi merupakan hal

yang penting diantaranya ialah dengan mengembangkan keterampilan

yang dimiliki, Karena keterampilan yang dimiliki oleh pustakawan

dapat menjadi penunjang dari kinerja pustakawan tersebut. Untuk itu

peneliti telah menanyakan beberapa pertanyaan terkait pengembangan

keterampilan seperti berikut :

i. Salah satu upaya dari sebuah perpustakaan dalam

mengembangkan keterampilan pustakawannya ialah dengan

membuat kegiatan yang dapat menambah informasi atau ilmu para

pustakawan seperti kegiatan berbagi pengalaman.

Sementara itu di perpustakaan Universitas Budi Luhur, Ibu

Margaretha menanggapi bahwa untuk kegiatan yang diagendakan

khusus untuk berbagi pengalaman sampai saat ini belum pernah

ada, tetapi para pustakawan dan staf perpustakaan Universitas

Budi Luhur mengaku saling berbagi pengalaman ketika rapat

berlangsung.

“Kalau untuk mengadakan kumpul khusus untuk berbagi

pengalaman belum ada, tetapi biasanya setiap rapat kami

sering berbagi pengalaman disana”39

39

Margaretha, Hasil wawancara pribadi.

Page 69: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

56

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hasan dan Bapak

Suparman yang mengatakan bahwa pustakawan dan staf

perpustakaan Universitas Budi Luhur saling berbagi pengalaman

saat rapat, yang diadakan beberapa kali dalam satu semester.

“Ya, biasanya dirapat”40

“Iya, kita sering bertukar cerita pengalaman di rapat yang

diadakan beberapa kali dalam satu semester.”41

Sementara itu, Bapak Yudi menambahkan bahwa selain ketika

rapat para pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi

Luhur juga saling berbagi pengalamannya disela-sela aktivitas

dalam menjalankan pekerjaan mereka di perpustakaan.

“Selain ketika rapat, Saya rasa dalam semua aktivitas dalam

kegiatan perpustakaan kita sering berbagi pengalaman.”42

Dari jawaban-jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa

pustakawan dan staf perpustakaan universitas Budi Luhur

melakukan kegiatan berbagi pengalaman antar pustakawan dan

staf hanya pada saat rapat, sementara untuk kegiatan khusus yang

ditujukan untuk berbagi pengalaman belum pernah diadakan.

Selain saat rapat sebenarnya secara tidak langsung mereka juga

sering kali berbagi pengalaman terkait kepustakawanan disela-sela

40

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 41

Suparman, Hasil wawancara pribadi. 42

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi.

Page 70: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

57

aktivitas mereka dalam menjalankan tugas mereka di

perpustakaan. Hal ini sesuai dengan kode etik pustakawan pasal

lima point pertama yaitu Pustakawan berusaha mencapai

keunggulan dalam profesinya dengan cara memelihara dan

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.43

Dengan

berbagi pengalaman di bidang kepustakawan dapat memelihara

dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan para

pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur.

ii. Dalam pengembangan keterampilan untuk meningkatkan kualitas

diri seseorang dapat menggunakan target sebagai bentuk

pencapaiannya. Hasil wawancara dengan Ibu Margaretha beliau

mengaku memiliki target setiap tahunnya seperti yang dipaparkan

berikut ini.

“Saya memasang target setiap tahun, seperti tahun ini saya

mencoba membuat buku terkait information center, jadi tidak

hanya tentang perpustakaan. Saya juga akan aktif di

kepengurusan FPPTI DKI dimana dalam beberapa hari ini

pengurus baru akan dilantik.”44

Sementara itu berbeda dengan Ibu Margaretha, Bapak Hasan

dan Bapak Suparman mengaku tidak memiliki target untuk

meningkatkan keterampilan pribadinya di bidang perpustakaan.

43

Ikatan Pustakawan Indonesia, “Kode Etik Pustakawan Indonesia Mukadimah.” 44

Margaretha, Hasil wawancara pribadi.

Page 71: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

58

“Saya tidak pernah memasang target, hanya mengikuti saja

arahan pimpinan”45

“Saya tidak ada target”46

Sedangkan Bapak Yudi memberikan jawaban bahwa beliau

tidak memiliki target secara spesifik, tetapi beliau selalu ingin

mengembangkan diri melalui pendidikan, baik pendidikan formal

maupun non formal

“Saya selalu ingin mengembangkan diri dalam bidang yang

saya tekuni melalui pendidikan formal maupun non formal.

Tetapi untuk target secara spesifik tidak ada, karena kebetulan

saya punya dua background keilmuan yang berbeda yang juga

menuntut pengembangan diri secara terus menerus.”47

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa tidak semua

pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

memiliki target terkait pengembangan keterampilan di bidang

perpustakaan. Hanya satu dari empat informan yang memiliki

target secara spesifik sementara informan lainnya lebih memilih

untuk menjalankan tugas sesuai perintah.

iii. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

tentunya terdapat usaha yang dilakukan oleh para pustakawan

untuk memperolehnya. Dalam meningkatkan pengetahuan dan

45

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 46

Suparman, Hasil wawancara pribadi. 47

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi.

Page 72: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

59

keterampilan pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi

Luhur, menurut Ibu Margaretha terdapat beberapa usaha yang

telah dilakukan baik secara bersama-sama maupun secara individu

diantaranya dengan mengadakan rapat, mengikuti pelatihan-

pelatihan untuk pustakawan, hingga kunjungan bersama ke

Perpustakaan Nasional

“Dalam satu semester kami membuat rapat untuk berbagi

pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, kami juga mengikuti

pelatihan-pelatihan untuk pustakawan. Kami juga pernah

melakukan kunjungan bersama ke perpusnas untuk belajar

bersama cara mendapatkan e-resources di perpusnas”48

Ketiga informan lainnya juga memberikan jawaban yang

senada, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang

dilakukan oleh pustakawan dan staf perpustakaan Universitas

Budi Luhur ialah dengan mengikuti pelatihan atau seminar

perpustakaan.

“Disamping berbagi pengalaman kita sering mengikuti

seminar untuk meningkatkan keterampilan dengan cara

bergiliran”49

“Biasanya sih, kami diajak pelatihan atau seminar tentang

perpustakaan”50

“Dulu pernah kita belajar bareng jadi diajarkan oracle sistem

katalog buatan perpustakaan ubl. Dan seminar atau pelatihan

diluar juga pernah”51

48

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 49

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 50

Hasan, Hasil wawancara pribadi.

Page 73: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

60

Keempat tanggapan para informan di atas memiliki kesamaan

yaitu para pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi

Luhur dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka

salah satunya yaitu dengan mengikuti seminar atau pelatihan

seputar perpustakaan, tidak hanya pelatihan perpustakaan usaha

lainnya ialah para pustakawan atau staf perpustakaan Universitas

Budi Luhur juga melakukan belajar bersama seputar perpustakaan.

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik secara individu

maupun dengan cara berkelompok merupakan hal yang diperlukan

bagi seseorang yang bekerja di bidang perpustakaan sesuai dengan

kode etik pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia pasal

lima point ke-dua yaitu Pustakawan bekerjasama dengan

pustakawan lain dalam upaya mengembangkan kompetensi

profesional pustakawan, baik sebagai perorangan maupun

kelompok.52

iv. Untuk menunjang jawaban dari para informan yang menjawab

bahwa salah satu bentuk usaha para pustakawan dan staf

perpustakaan Universitas Budi Luhur dalam meningkatkan

keterampilan ialah dengan mengikuti seminar atau pelatihan maka

51

Suparman, Hasil wawancara pribadi. 52

Ikatan Pustakawan Indonesia, “Kode Etik Pustakawan Indonesia Mukadimah.”

Page 74: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

61

peneliti merasa perlu untuk mengetahui bagaimana intensitas para

pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur dalam

mengikuti seminar. Menurut Ibu Margaretha pustakawan atau staf

perpustakaan Universitas Budi Luhur cukup sering mengikuti

seminar atau pelatihan terkait bidang perpustakaan dengan

intesitas waktu satu kali dalam satu bulan sampai dua bulan.

“Kami mengikuti pelatihan satu kali dalam sebulan sampai

dua bulan, masih tidak tentu tetapi dalam satu semester kami

pasti mengikuti pelatihan.”53

Sementara itu, Bapak Yudi menambahkan bahwa setiap

mendapatkan undangan pelatihan di bidang perpustakaan, para

pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur selalu

mengikuti secara bergiliran.

“Cukup sering, setiap ada undangan sebisa mungkin kami

ikuti dengan bergilir.”54

Jawaban yang serupa juga diberikan oleh Bapak Hasan dan

Bapak Suparman.

“Lumayan sering, kalau saya sendiri sudah tiga kali ikut

seminar pelatihan.”55

“Kalau saya sendiri pernah sekali, tapi teman-teman yang lain

sih cukup sering.”56

53

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 54

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 55

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 56

Suparman, Hasil wawancara pribadi.

Page 75: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

62

Menurut jawaban-jawaban dari para informan di atas dapat

disimpulkan bahwa pustakawan dan staf perpustakaan Universitas

Budi Luhur cukup sering dalam mengikuti pelatihan, yaitu sekitar

satu kali dalam satu bulan sampai dua bulan. Hal ini bergantung

pada kegiatan seminar yang diadakan.

v. Seperti pertanyaan sebelumnya, peneliti juga merasa perlu untuk

menanyakan kuota dari pustakawan atau staf perpustakaan

Universitas Budi Luhur yang didelegasikan untuk mengikuti

seminar atau pelatihan di bidang perpustakaan. Dari keempat

informan yang ditanyakan, keempatnya menyatakan bahwa

jumlah pustakawan atau staf perpustakaan Universitas budi Luhur

yang didelegesaikan jumlahnya berbeda-beda. hal ini terjadi

karena pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

juga harus melihat kondisi dari perpustakaan saat itu.

“Untuk staf yang didelegasikan untuk mengikuti seminar juga

tidak tentu. Seperti saat libur kuliah karena perpus sedang

kurang ramai kami bisa mendelegasikan lebih dari empat

orang sementara jika perpustakaan sedang ramai kami

delegasikan cukup 2-4 orang saja.”57

“Mungkin sesuai dengan kuota yang ditentukan dari undangan

dan melihat lagi kondisi perpustakaan saat itu. Jadi, meskipun

pustakawan dikirim untuk mengikuti seminar, kegiatan

perpustakaan harus tetap berjalan.”58

57

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 58

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi.

Page 76: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

63

“Tidak tentu, karena disesuaikan juga dengan kondisi

perpustakaan disini.”59

“Setiap mengikuti seminar jumlah yang dikirim berbeda-beda,

karena melihat kondisi di perpustakaan juga, apakah di

perpustakaan sedang dibutuhkan banyak tenaga atau tidak.” 60

Sesuai dengan jawaban para informan di atas maka dapat

diketahui bahwa jumlah pustakawan atau staf perpustakaan

Universitas Budi Luhur yang didelegasikan untuk mengikuti

seminar atau pelatihan dalam satu waktu berbeda-beda. hal

tersebut disesuaikan dengan aktivitas di perpustakaan Universitas

Budi Luhur hal lainnya juga dilihat dari kuota yang diminta dari

pihak penyelenggara kegiatan.

vi. Setelah mengikuti seminar, peserta yang didelegasikan oleh

perpustakaan untuk mengikuti seminar perlu dilihat mengenai apa

yang dilakukan untuk perpustakaan atau rekan kerjanya setelah

mendapat informasi baru dari hasil seminar, hal ini perlu diketahui

untuk mengetahui kualitas dari para pustakawan dan staf

perpustakaan Universitas Budi Luhur setelah mengikuti seminar

atau pelatihan dibidang perpustakaan. Bapak Hasan menjawab

bahwa setiap kali setelah mengikuti seminar atau pelatihan di

bidang perpustakaan para pustakawan atau staf perpustakaan

59

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 60

Suparman, Hasil wawancara pribadi.

Page 77: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

64

Universitas Budi Luhur memberikan laporan terkait informasi apa

yang telah didapatkan. Berikut hasil wawancara yang telah

peneliti lakukan.

“Ya pasti ada laporannya gitu ya tentang apa yang didapat

diseminar.”61

Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Margaretha dan Bapak

Suparman yang menjawab bahwa setelah menikuti seminar atau

pelatihan para pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi

Luhur saling berbagi cerita dan informasi yang didapatkan sela

mengikuti seminar atau pelatihan.

“Kami biasanya sharing ke teman-teman yang lain saat

sedang kumpul.”62

“Setelah ikut yang ditugaskan saling cerita ke teman yang lain

yang bertugas diperpustakaan.”63

Sementara itu, Bapak Yudi berpendapat bahwa karena tidak

semua pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

memiliki cara penyampaian komunikasi yang baik. Maka tentunya

ada pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

yang hanya menyimpan informasi yang didapat secara pribadi.

Namun, hal ini dimaklumi oleh pustakawan atau staf perpustakaan

Universitas Budi Luhur lainnya.

61

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 62

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 63

Suparman, Hasil wawancara pribadi.

Page 78: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

65

“Biasanya saling berbagi informasi baru, tetapi ada juga

pustakawan yang memang komunikasinya kurang jadi

disimpan untuk sendiri, minimal dirinya sendiri sudah

mendapat pengetahuan baru atau keterampilan baru.”64

Dari jawaban para informan di atas, setiap kali selesai

melakukan seminar atau pelatihan para pustakawan dan staf

perpustakaan Universitas Budi Luhur saling berbagi inforasi yang

didapat kepada rekan kerja yang lainnya. Namun hal ini tidak

dilakukan oleh semua pustakawan atau staf perpustakaan

dikarenakan adanya keterbatasan penyampaian dalam komunikasi

yang kurang maka terdapat pustakawan atau staf perpustakaan

Universitas Budi luhur yang hanya menyimpan informasi yang

didapat untuk tambahan pengetahuan dirinya sendiri.

vii. Peneliti menanyakan pertanyaan khusus untuk Ibu Margaretha selaku

Kepala perpustakaan terkait anggaran rutin dari perpustakaan yang

ditujukan untuk pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi

Luhur melakukan pengembangan keterampilan.

“iya itu ada, tetapi tidak tentu karena terkadang setahun ada

banyak dan terkadang sedikit. Estimasi per tahun untuk SDM

antara Rp 2.000.000 sampai Rp 5.000.000 untuk segenap staf

jadi bukan per-orang”

Menurut hasil penelitian di atas, perpustakaan memiliki

anggaran untuk pengembangan SDM tetapi jumlahnya tidak

ditentukan sejak awal. Sehingga jumlah anggaran setiap tahunnya

64

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi.

Page 79: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

66

berbeda-beda. anggaran menjadi salah satu bagian penting bagi

suatu program jika dengan dikelola secara baik. Dengan adanya

anggaran yang dikelola dengan baik sedari awal terkait

pengembangan pustakawan atau staf perpustakaan Universitas

Budi Luhur akan berjalan lebih sistematis.

Dari hasil wawancara mengenai pengembangan keterampilan

para pustakawan perpustakaan Universitas budi luhur telah

menerapkan upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilan

namun dalam hal ini penerapan yang dilakukan belum optimal.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa pustakawan perpustakaan

Universitas Budi Luhur dalam teori Freire termasuk dalam

kategori naif dimana masyarakat telah melihat dan mengetahui

masalah yang ada disekitar namun belum ada rasa untuk bangkit

dan menyelesaikan masalah secara kongkrit.65

Seperti dalam

mengikuti pelatihan para pustakawan mengerti akan pentingnya

informasi atau ilmu yang didapat dalam sebuah pelatihan namun

pusrakawan belum membuat program khusus agar para

pustakawan dapat mengetahui setiap informasi yang didapat

dalam sebuah pelatihan yang diikuti oleh rekan kerjanya.

b. Hubungan kerjasama antar pustakawan

65

Rijal Abdilah, “Analisis Teori Dehuminisasi Pendidikan Paulo Feire.”

Page 80: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

67

Pada topik hubungan kerjasama antar pustakawan merupakan

penggabungan dari point ke-3 pada kode etik pustakawan IPI dan point

1 dan 2 pada kode etik pustakawan menurut IFLA

Pustakawan merupakan profesi yang dinaungi oleh organisasi,

dimana didalamnya tidak hanya terdapat satu pustakawan melainkan

beberapa individu yang memiliki tujuan yang sama. Untuk mencapai

keunggulan profesi pustakawan dituntut untuk bekerjasama dan

memiliki hubungan yang baik antar pustakawan. Begitu juga dengan

pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur yang terdiri

dari beberapa individu, maka sudah seharusnya didalamnya terdapat

kerjasama yang baik antar pustakwan dan staf perpustakaan

Universitas Budi Luhur. Berikut ini ialah pertanyaan beserta tanggapan

seputar hubungan kerjasama antar pustakwan yang telah diajukan

kepada para informan.

i. Dalam melakukan pekerjaan yang terdiri dari beberapa individu

diperlukan adanya kerjasama yang baik, untuk itu diperlukan

usaha agar tercipta sebuah kerjasama yang baik. Ibu Margaretha

menyampaikan bahwa agar tercipta kerjasama yang baik para

pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

menciptakan Susana kerja layaknya keluarga. Sementara itu,

beliau juga menambahkan bahwa kerjasama yang baik tidak hanya

Page 81: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

68

diciptakan dengan para pustakawan atau staf perpustakaan di

Universitas Budi Luhur saja melainkan pustakawan dari beberapa

perpustakaan universitas lainnya.

“Kalau disini cara kami saling bekerja sama dengan

menciptakan rasa kekeluargaan, kami juga tidak hanya

menciptakan kerjasama yang baik antar pustakawan di

Universitas Budi Luhur melainkan juga pustakawan dari

Universitas lain seperti dengan pustakawan perpustakaan

universitas Budhi Dharma, pustakawan Universitas Mercu

Buana, dan Bhakti Pembangunan yang sudah melakukan

kerjasama dengan kami. Kerjasamanya biasanya dalam bentuk

saling pembinaan pustakawan dan akses mahasiswa di

perpustakaan, jadi jika ada mahasiswa dari Universitas

tersebut ingin berkunjung kesini cukup dengan menunjukkan

KTM tanpa surat pengantar dari Universitas dan begitu juga

sebaliknya.”66

Sementara itu, Bapak Yudi berpendapat bahwa untuk menjalin

kerjasama yang baik diperlukan peran penting dari kepala

perpustakaan.

“Ini menjadi tugas kepala perpustakaan, dimana kepala

perpustakaan berperan penting dalam menciptakan suasana

kerja yang baik. Agar komunikasi secara horizontal dan

vertical selalu terjaga.”67

Hal lainnya juga disampaikan oleh Bapak Hasan dan Bapak

Suparman yang memiliki pendapat masing-masing dalam menjalin

kerjasama yang baik.

“Supaya kerjasamanya baik ya kita sering-sering kumpul

biasanya.”68

66

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 67

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 68

Hasan, Hasil wawancara pribadi.

Page 82: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

69

“Saling menjaga diri, paham pekerjaan masing-masing dan

saling berbagi.”69

Dari pendapat para informan di atas, terdapat berbagai

tanggapan yang temui. Keempat informan memiliki tanggapan

yang baik dalam menjalin kerjasama antar pustakawan yang sesuai

dengan kode etik pustakawan menurut Ikatan Pustakawan

Indonesia pada point ke-tiga yaitu Pustakawan memelihara dan

memupuk hubungan kerjasama yang baik antara sesama rekan.70

ii. Dalam menjalin sebuah kerjasama dengan beberapa individu hal

yang paling penting untuk diterapkan ialah komunikasi yang baik.

Maka dari itu, diperlukan usaha agar komunikasi dapat terjalin

dengan baik antar sesama pustakawan atau staf perpustakaan

Universitas Budi Luhur. Ibu Margaretha dan Bapak Hasan

menjawab bahwa salah satu usaha yang telah dilakukan ialah

dengan membuat group whatsapp untuk seluruh unit perpustakaan

Universitas Budi Luhur.

“Untuk sesama pustakawan agar komunikasi terjalin dengan

baik kami membuat group Whatsapp, dimana para pustakawan

dapat bertukar cerita disana tujuannya agar hubungan sesama

rekan kerja semakin erat. Kalau ada yang ulang tahun juga

kita sering mengadakan makan bersama.”71

69

Suparman, Hasil wawancara pribadi. 70

Ikatan Pustakawan Indonesia, “Kode Etik Pustakawan Indonesia Mukadimah.” 71

Margaretha, Hasil wawancara pribadi.

Page 83: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

70

“Kita ada group whatsapp sih sama sering kumpul agar lebih

dekat jadi komunikasinya lebih baik.”72

Selain dengan adanya group whatsapp Bapak Yudi dan Bapak

Suparman menambahkan bahwa usaha lainnya agar komunikasi

terjalin dengan baik ialah dengan adanya kegiatan-kegiatan yang

dilakukan bersama-sama.

“Komunikasi yang baik bisa dilakukan dengan adanya kumpul

bersama seperti rapat ataupun dengan seringnya mengikuti

seminar pustakawan juga dapat melatih dirinya dalam

berkomunikasi dan pengetahuan kepustakaan.”73

“Kita kumpul bersama kemudian saling mengevaluasi”74

Dari tanggapan para informan di atas, keempatnya sepakat

bahwa cara para pustakawan dan staf perpustakaan Universitas

Budi luhur dalam menjalin komunikasi yang baik yaitu dengan

adanya kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. Hal ini

dirasa memang cara yang baik untuk membuat komunikasi antar

individu terjalin dengan baik. Karena dengan seringnya bersama

maka antar individu akan semakin dekat dan saling memahami.

Selain itu, pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi

Luhur juga membuat group whatsapp sebagai wadah komunikasi

serta untuk memudahkan komunikasi satu sama lain.

72

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 73

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 74

Suparman, Hasil wawancara pribadi.

Page 84: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

71

iii. Adanya kelompok-kelompok dalam suatu organisasi ataupun

pekerjaan menjadi salah satu hal yang dapat mengganggu

hubungan kerjasama dari individu-individu didalamnya.

Menanggapi hal tersebut Ibu Margaretha, Bapak Hasan, dan

Bapak Suparman memberikan jawaban yang senada bahwa tidak

ada kelompok-kelompok didalam hubungan kerja para

pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur seperti

berikut ini.

“Tidak, kami disini saling terbuka satu sama lain, jadi tidak

perlu ada kubu-kubu.”75

“Tidak ada, disini kita kekeluargaan banget. Makanya, unit

lain suka iri dengan unit perpustakaan karena kompak.”76

“Kalau untuk kubu-kubu disini tidak ada, karena disini kita

kerjasama bukan kubu-kubuan.”77

Sama dengan tanggapan ketiga informan lainnya, Bapak Yudi

juga menanggapi bahwa didalam hubungan kerjasamanya para

pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur tidak

terdapat kelompok-kelompok melainkan hubungan yang saling

menghormati antara senior dan junior.

“Disini bukan kubu, tetapi lebih saling menghormati jika ada

senior maka senior dihormati tetapi bukan dalam pengertian

75

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 76

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 77

Suparman, Hasil wawancara pribadi.

Page 85: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

72

yang negatif. Yang senior pun tidak ada yang semena-mena

karena semua saling menghormati.” 78

Dari keempat jawaban para informan di atas memiliki

kesamaan, yaitu bahwa tidak ada kelompok-kelompok diantara

para pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur,

hal ini karena sistem kerja yang terjalin berasaskan rasa

kekeluargaan. Dalam hubungan kerja, hal ini sangat baik karena

dengan tidak adanya kelompok-kelompok diantara para

pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur maka

kerjasama yang terjalin akan lebih baik dikarenakan semua lebih

menyatu. Selain itu, dengan tidak adanya kelompok-kelompok

bertujuan agar terhindar dari diskriminasi perbedaan-perbedaan

yang dimiliki pada setia individu. Tanggapan para informan di

atas sesuai dengan kode etik pustakawan menurut IFLA pada

point ke-dua yang berbunyi Librarians and other information

workers oppose discrimination in any aspect of employment

because of age, citizenship, political belief, physical or mental

ability, gender, marital status, origin, race, religion or sexual

orientation.79

Yang berarti bahwa pustakawan atau pekerja

informasi lain menentang adanya diskriminasi dalam segala aspek

78

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 79

IFLA, “IFLA Code of Ethics for Librarians and Other Information Workers,” March 29, 2019,

https://www.ifla.org/publications/node/11092.

Page 86: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

73

mulai dari usia, kewarganegaraan, kepercayaan politik, fisik atau

mental, jenis kelamin, atau orientasi sosial. Dengan begitu,

sebagai pustakawan atau staf perpustakaan dilarang adanya

diskriminasi ataupun perbedaan-perbedaan yang mengakibatkan

perpecahan.

iv. Dalam sebuah hubungan kerjasama tentunya sering kali terdapat

hambatan-hambatan yang terjadi salah satunya ialah adanya

selisih paham antar rekan kerja. Menanggapi pertanyaan ini Ibu

Margaretha menjawab bahwa dalam menangani selisih paham

yaitu dengan menangani masalah yang terjadi yaitu dengan

menyelesaikannya secara kekeluargaan.

“Kami biasanya menangani secara kekeluargaan, biasanya

meereka cerita terlebih dahulu ke saya kemudian saya yang

menasihati. Saya panggil atau karyawannya yg bicara”80

Sedangkan Bapak Yudi menjawab bahwa dalam mengatasi

selisih paham di atasi sesuai dengan bentuk permasalahan yang

terjadi.

“Ditangani sesuai dengan masalahnya, jika cukup secara

pribadi maka bisa ditangani secara pribadi. Tetapi jika ada

kesalah pahaman disini masalah hanya cukup dalam lingkup

internal agar ketika keluar dari perpustakaan maka sudah

tidak ada lagi kesalah pahaman atau masalah.”81

80

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 81

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi.

Page 87: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

74

Hal lainnya diungkapkan oleh Bapak Hasan dan Bapak

Suparman yang merasa tidak pernah terjadi selisih paham antara

pustakwan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur.

“Belum pernah sih, saya belum mengalami.”82

“Kami belum pernah ada kesalah pahaman.”83

Dalam menangani selisih paham antar sesama rekan kerja para

pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

menanganinya dengan cara kekeluargaan dan diselesaikan sesuai

level dari masalah tersebut. Sementara itu dari tanggapan

informan di atas, dapat disimpulkan bahwa para pustakawan atau

staf perpustakaan Universitas Budi Luhur hampir tidak pernah

berselisih paham dalam kerjasamanya. Hal tersebut sesuai dengan

kategori kritis dalam teori Freire bahwa masyarakat telah sadar

akan realita soisalnya, dapat berdiskusi, serta memacahkan

masalah yang ada disekitarnya.84

c. Partisipasi terhadap asosiasi

Pada topik penghargaan dan partisipasi terhadap asosiasi

merupakan gabungan dari point 4 kode etik menurut Ikatan

Pustakawan Indonesia dan point 4 kode etik menurut IFLA.

82

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 83

Suparman, Hasil wawancara pribadi. 84

Rijal Abdilah, “Analisis Teori Dehuminisasi Pendidikan Paulo Feire.”

Page 88: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

75

Pustakawan merupakan sebuah profesi yang memiliki wadah

dalam kehidupan berorganisasinya. Pustakawan dan asosiasi yang

menaunginya merupakan satu kesatuan yang terpisahkan. Dengan

adanya asosiasi bagi profesi pustakawan maka akan memudahkan para

pustakawan dalam meningkatkan keterampilan dan membangun

jaringan antar pustakawan. Berikut ini ialah tanggapan para informan

terkait partisipasi pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi

Luhur terhadap asosiasi.

i. Apakah pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi

Luhur tergabung dalam komunitas atau asosiasi pustakawan?

Di Indonesia terdapat beberapa komunitas atau asosiasi yang

terdiri dari beberapa individu dengan kesamaan profesi, salah satu

komunitas atau asosiasi profesi di Indonesia ialah komunitas atau

asosiasi profesi pustakawan. Hal ini menjadi penting bagi seorang

pustakawan untuk bergabung dalam asosiasi pustakawan begitu

juga dengan pustakawan di perpustakaan Universitas Budi Luhur.

Ibu Margaretha sendiri tergabung ke beberapa komunitas atau

asosiasi pustakawan.

“Iya, kami tergabung ke Forum Perpustakaan Perguruan

Tinggi wilayah Jakarta. Sementara saya sendiri juga menjadi

anggota di ISIPII, P3RI, juga di komunitas Bincang Senang

Page 89: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

76

Pustakawan yang merupakan komunitas diskusi terkait

perpustakaan, arsip, dokumen, dan informasi science.”85

Sementara itu, berbeda dengan Ibu Margaretha yang tergabung

dalam beberapa komunitas atau asosiasi pustakawan. Para

informan lainnya hanya tergabung di FPPTI.

“Kami tergabung di FPPTI”86

“Iya, perpustakaan Universitas Budi Luhur itu kan tergabung

di FPPTI jadi otomatis kita juga tergabung disana.”87

“Karena perpustakaan tergabung di FPPTI jadi saya yang

karyawannya juga tergabung.”88

Hasil wawancara pada informan pertama mendapatkan hasil

bahwa ia tergabung dalam beberapa komunitas atau asosiasi

pustakawan yang diantaranya ialah ISPII (Ikatan Sarjana Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Indonesia), selain itu P3RI

(Perkumpulan Profesi Pengelola Rekod Indonesia), serta

komunitas Bincang Senang yang merupakan komunitas dari

profesi pustakawan yang sering kali mengadakan diskusi terkait

perpustakaan, arsip, dokumen, dan ilmu informasi lainnya. Hal ini

sesuai dengan point keempat dai kode etik pustakawan pada pasal

lima yang mana dikatakan bahwa Pustakawan diharuskan

memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadapa korps

85

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 86

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 87

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 88

Suparman, Hasil wawancara pribadi.

Page 90: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

77

pustakawan secara wajar.89

Bentuk dari kesadaran, kesetiaan, serta

penghargaan terhadap korps atau asosiasi pustakawan salah

satunya ialah dengan bergabung menjadi bagian dari komunitas

atau asosiasi pustakawan. Namun, ketiga informan lainnya merasa

dengan perpustakaan yang menaunginya sudah tergabung kedalam

asosiasi, maka pustakawan didalamnya sudah terwakilkan. Hal ini

tentu belum sesuai dengan kode etik terkait hubungan antar

pustakawan, dimana asosiasi yang dimaksudkan pada point

keempat bukan saja asosiasi antar perpustakaan melainkan

asosiasi pustakawan.

ii. Tidak hanya dituntut tergabung dalam asosiasi pustakawan saja

para pustakawan juga sudah seharusnya menjadi bagian dari

sebuah asosiasi sebagai anggota yang aktif, seperti tanggapan dari

Ibu Margaretha yang menjawab bahwa dirinya cukup aktif di

beberapa asosiasi pustakawan.

“Di FPPTI Jakarta Cukup aktif, karena kebetulan pertengahan

maret nanti saya akan dilantik menjadi wakil sekretaris di

FPPTI Jakarta. Dengan aktif di komunitas tersebut kami

menjadi banyak mendapat info baru seputar perpustakaan dan

info pelatihan atau seminar disana. Walaupun kami bayar

untuk menjadi anggota yaitu 500.000 per tahun. Sementara

untuk yang lainnya seperti saya aktif sebagai anggota”90

89

Ikatan Pustakawan Indonesia, “Kode Etik Pustakawan Indonesia Mukadimah.” 90

Margaretha, Hasil wawancara pribadi.

Page 91: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

78

Sementara informan lainnya tidak aktif di komunitas atau

asosiasi pustakawan terkait keterlibatannya didalam komunitas

atau asosiasi pustakawan.

“Kalau dulu di FPPTI kita tergabung tetapi hanya sebagai

anggota pasif. Tetapi sekarang Bu Margaretha cukup aktif

disana.”91

“Biasanya yang aktif itu Ibu Margaretha, tetapi saya juga

pernah ikut kumpul di UMJ.”92

“Kalau saya sendiri baru sekali mengikuti kegiatannya, tetapi

dari sini ada Ibu Margaretha yang cukup aktif.”93

Menurut hasil wawancara para informan terkait keaktifannya

dalam komunitas atau asosiasi pustakawan dapat disimpulkan

bahwa hanya Ibu Margaretha yang aktif dalam komunitas atau

asosiasi pustakawan. Hal ini tentu sangat disayangkan karena

belum sesuai dengan kode etik pustakawan menurut IFLA pada

point keempat yaitu dijelaskan bahwa Librarians and other

information workers share their professional experience with

colleagues and they help and guide new professionals to enter the

professional community and develop their skills. They contribute

to the activities of their professional association and participate in

research and publication on professional matters.94

Yang

91

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 92

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 93

Suparman, Hasil wawancara pribadi. 94

IFLA, “IFLA Code of Ethics for Librarians and Other Information Workers.”

Page 92: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

79

bermaksud bahwa pustakawan dan pekerja informasi lain

diharuskan untuk saling berbagi pengalaman dan masuk kedalam

komunitas professional dan pembangunan kemampuan. Serta

berkontribusi dalam kegiatan asosiasi profesi dan berpartisipasi

dalam penelitian dan publikasi tentang masalah profesi. Hasil dari

wawancara di atas juga menunjukkan bahwa tiga dari empat

informan yang telah diwawancarai dalam teori Freire masih berada

dalam kategori kesadaran naïf, dimana para pustakawan telah

menyadari akan realita sosial pada dirinya sebagai pustakawan

tetapi cara berpikir yang masih primitif menyebabkan belum

adanya kesadaran untuk bangkit atau dalam hal ini terlibat aktif

secara langsung dalam asosiasi pustakawan sementara satu dari

empat informan lainnya telah berada pada kategori kritis yaitu

dengan telah lebih menyadari terhadap sebab akibat, serta masalah,

dan tugas yang diemban padanya.95

d. Menjaga nama baik sesama rekan kerja

Pada topik menjaga nama baik sesama rekan kerja berasal dari

point ke-lima kode etik pustakawan menurut Ikatan Pustakawan

Indonesia

95

Rijal Abdilah, “Analisis Teori Dehuminisasi Pendidikan Paulo Feire.”

Page 93: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

80

Aktualisasi dari kerjasama antar pustakawan ialah saling menjaga

nama baik sesama rekan kerja yang tercermin dalam aktivitas sehari-

hari seperti dengan saling menutupi kesalahan satu sama lain dan tidak

menjatuhkan satu dengan yang lainnya.

i. Dalam menjalankan suatu pekerjaan, setiap orang tentu memiliki

resiko untuk melakukan kesalahan termasuk juga bagi

pustakawan. Ketika suatu kesalahan terjadi akan terdapat berbagai

tanggapan dari rekan kerja lainnya. Ibu Margaretha berpendapat

bahwa tanggapan yang dilakukan jika rekan kerja melakukan

kesalahan ialah dengan cara kekeluargaan.

“Masih dengan cara kekeluargaan, karena di Perpustakaan

Universitas Budi Luhur ada sistem Rolling jadi ada

pustakawan yang dari unit lain baru masuk ke unit

perpustakaan melakukan kesalahan maka kami tegur tapi

dengan halus jangan sampai bicara dengan kasar dan diingat

seumur hidup pernah dimarahi.”96

Senada dengan Ibu Margaretha, bapak Yudi sangat memaklumi

adanya kesalahan dalam bekerja dan cara beliau menanggapinya

ialah dengan menegur secara baik-baik.

“Ya manusia pasti pernah melakukan kesalahan, jadi kami

menegur secara baik-baik.”97

Bapak Hasan dan Bapak Suparman juga memiliki jawaban

yang sama yaitu dengan menegur secara baik-baik kemudian jika

96

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 97

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi.

Page 94: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

81

terjadi lagi maka akan diserahkan kepada Ibu Margaretha selaku

kepala perpustakaan.

“Ya, paling saya tegur tapi kalau masih salah baru dilaporkan

ke bu Margaretha.”98

“Kalau kami hanya mengingatkan saja . umtuk wewenang

diserahkan ke atasan saja.”99

Dari hasil wawancara para informan di atas, keempat informan

sepakat bahwa cara yang tepat dalam menyikapi rekan kerja yang

melakukan kesalahan dalam pekerjaannya yaitu dengan menegur

secara baik-baik dan menyelesaikannya secara kekeluargaan. Hal

ini merupakan bentuk dari rasa saling menghormati dan menjaga

nama baik sesama rekan kerja seperti yang tertuang didalam kode

etik pustakawan point kelima menurut Ikatan Pustakawan

Indonesia yang berbunyi bahwa Pustakawan menjaga nama baik

dan martabat rekan, baik didalam maupun diluar kedinasan.100

ii. Bentuk lain dari saling menghormati dan menjaga nama baik

sesama rekan kerja ialah dengan menentukan cara yang tepat

dalam menangani konflik yang terjadi. Dalam menangani konflik

yang terjadi Ibu Margaretha dan Bapak Yudi menyikapinya

dengan cara kekeluargaan.

98

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 99

Suparman, Hasil wawancara pribadi. 100

Ikatan Pustakawan Indonesia, “Kode Etik Pustakawan Indonesia Mukadimah.”

Page 95: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

82

“Harus dibicarakan baik-baik terlebih dahulu dan

diselesaikan dengan cara kekeluargaan, Agar konfliknya

tidak membesar.”101

“Kami selesaikan masalahnya, dan kami dalam menyelesaikan

masalah lebih dengan cara kekeluargaan”. 102

Sementara itu Bapak Hasan dan Bapak Suparman mengaku

selama bekerja belum pernah menemukan adanya konflik.

“Tidak pernah ada konflik disini saya juga tidak pernah ada

konflik.” 103

“Tidak ada, disini enak-enak aja,”104

Dengan demikian dari hasil wawancara di atas dapat

disimpulkan bahwa dalam menyikapi konflik para pustakawan

atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur menyikapinya

dengan cara kekeluargaan. Dari hasil wawancara di atas juga dapat

dianalisis bahwa dalam hubungan kerja pustakawan atau staf

perpustakaan Universitas Budi Luhur hampir tidak pernah terlibat

konflik. Hasil wawancara dari para informan menyatakan bahwa

pustakawan perpustakaan Universitas Budi Luhur dalam teori

Freire bukan bagian dari masyarakat yang tertutup pustakawan

perpustakaan universitas budi luhur sudah mulai berpikir terbuka

101

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 102

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 103

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 104

Suparman, Hasil wawancara pribadi.

Page 96: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

83

dan dapat berdiskusi akan realita sosial yang ada sesuai dengan

kategori kesadaran masyarakat kritis.105

e. Sistem kerja yang adil

Pada topik sistem kerja yang adil ini merupakan gabungan dari

point 1 dan point 5 kode etik pustakawan menurut IFLA.

Dalam dunia kerja salah satu yang menjadi penentu kinerja

seseorang ialah sistem kerja yang adil. Dengan sistem kerja yang

adil maka staf akan merasakan kenyamanan dalam melakukan

pekerjaannya. Hal ini juga yang harus diterapkan dalam sebuah

perpustakaan yaitu sistem kerja yang adil bagi para pustakawan

atau staf perpustakaan.

i. Setiap pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

berhak mendapatkan perlakuan yang adil. Menurut Ibu

Margaretha para pustakawan dan staf perpustakaan Universitas

Budi Luhur diperlakukan secara adil.

“Tidak, disini kita selalu adil. Seperti kalau saya ingin teraktir

berarti harus semua. Atau ada yang habis dari luar kota maka

oleh-olehnya harus dapat semua.”106

Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Bapak Hasan

dan Bapak Suparman yang mengungkapkan bahwa semua

105

Rijal Abdilah, “Analisis Teori Dehuminisasi Pendidikan Paulo Feire.” 106

Margaretha, Hasil wawancara pribadi.

Page 97: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

84

pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

diperlakukan sama.

“Sama disini semua.”107

“Sama saja disini, semuanya sama.”108

Sementara itu, Bapak Yudi menambahkan bahwa semua

pustakawan atau staf perpustakaan Universita Budi Luhur

diperlakukan sama. Namun, jika ada yang mendapat kepercayaan

lebih masih dalam batasan yang wajar.

“Tidak ada yang memang dimaksudkan disini untuk

dikhususkan atau dijadikan anak emas, sebenarnya semua

disini sama tetapi mungkin jika ada yang kualitas kerjanya

lebih baik maka wajar saja bila diberi kepercayaan lebih.

Tetapi semua masih dalam batas yang wajar.”109

Dari hasil wawancara keempat informan, keempatnya sepakat

bahwa tidak ada pustakawan atau staf perpustakaan Universitas

Budi Luhur yang mendapatkan perlakuan khusus atau yang

diistimewakan. Dengan begitu, hal tersebut senada dengan kode

etik pustakawan menurut IFLA pada point pertamanya, yaitu

Librarians and other information workers treat each other with

fairness and respect.110

Yang berarti bahwa pustakawan atau

107

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 108

Suparman, Hasil wawancara pribadi. 109

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 110

IFLA, “IFLA Code of Ethics for Librarians and Other Information Workers.”

Page 98: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

85

pekerja informasi lainnya harus adil dan hormat dalam

memperlakukan satu sama lain.

ii. Pembagian tugas yang adil juga harus diterapkan di Perpustakaan,

hal ini untuk menghindari terjadinya rasa iri antara satu sama lain.

Ibu Margaretha dan Bapak hasan memiliki pendapat yang senada

bahwa pembagian tugas di perpustakaan Universitas Budi Luhur

sudah adil karena sesuai dengan job description yang telah dibuat.

“Sudah, karena kami bekerja sudah ditentukan dengan

jobdesc. Seperti saya kepala perpustakaan sekaligus juga

pustakawan bagian referensi.”111

“Adil karena sudah sesuai dengan jobdesknya.”112

Begitu juga dengan Bapak Suparman yang merasa sudah adil

dengan pembagian tugas di perpustakaan Universitas Budi Luhur.

“Saya rasa, sudah adil.”113

Sedangkan Bapak Yudi mengaku tidak bisa memastikan adil

secara subjektif. Tetapi sejauh yang dilihat semua dalam batas

wajar dan tidak pernah ada rasa iri antar pustakawan atau staf

perpustakaan Universitas Budi Luhur.

“Kalau keadilan secara subjektif saya tidak bisa memastikan.

Karena setiap pustakawan beban kerjanya berbeda. Mungkin

saja ada yang kualitas kerjanya lebih baik dari yang lain maka

111

Margaretha, Hasil wawancara pribadi. 112

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 113

Suparman, Hasil wawancara pribadi.

Page 99: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

86

beban kerjanya lebih berat. Tetapi selama ini tidak ada yang

saling iri.”114

Dari Hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembagian tugas di perpustakaan Universitas Budi Luhur sudah

adil. Meskipun jika terjadi perbedaan beban kerja hal tersebut

telah dilihat dari kemampuan tiap individunya.

iii. Bagi sebuah profesi salah satu yang menjadi titik pencapaian ialah

mendapatkan reputasi yang baik, begitu juga dengan pustakawan.

Dalam mendapatkan reputasi yang baik tentunya juga harus diikuti

dengan usaha yang baik. Ibu Margaretha menjelaskan bahwa

untuk mendapatkan reputasi yang baik maka diperlukan usaha

untuk mendapatkannya yaitu dengan memaksimalkan

performance kerjanya.

“Untuk mendapatkan reputasi yang baik maka pustakawan

biasanya memaksimalkan performancenya seperti

kehadirannya atau Universitas Budi Luhur juga mewadahi

unit-unit disini dalam melakukan inovasi. Jadi, bila ada

pustakawan yang mempunyai inovasi terkait perpustakaan

bisa mendaftar ke web yang ada. Dengan begitu, tentunya

reputasinya akan meningkat.”115

Sementara ketiga informan lainnya menjawab bahwa untuk

memperoleh reputasi yang baik yaitu dengan pendidikan,

pengetahuan, kerajinan, dan kerja yang maksimal dan setelahnya

semua diserahkan kepada pimpinan yang memberi penilaian.

114

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 115

Margaretha, Hasil wawancara pribadi.

Page 100: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

87

“Yang pasti dengan pendidikan, kemudian pengetahuan dan

skill yang dimiliki.”116

“Biasanya itu dinilai oleh atasan dari kerajinannya, jadi

paling pustakawannya mengerjakan tugas saja sebaik

mungkin.”117

“Karena disini sudah ada pimpinan yang melihat jadi kami

hanya bekerja saja yang maksimal.”118

Dari hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa usaha

ataupun cara pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi

Luhur dalam mendapatkan reputasi yang baik ialah dengan

meningkatkan performance, pendidikan, keterampilan, kerajinan,

dan kerja yang maksimal dan setelahnya semua diserahkan kepada

pimpinan yang memberi penilaian. Usaha tersebut sesuai dengan

kode etik pustakawan point kelima menurut IFLA yaitu Librarians

and other information workers strive to earn a reputation and

status based on their professionalism and ethical behaviour. They

do not compete with colleagues by the use of unfair methods,119

yang bermaksud bahwa pustakawan atau pekerja informasi lain

berusaha untuk mendapatkan reputasi profesi dan etika profesi

mereka dengan cara yang adil dan bukan dari bentuk kecurangan.

Hal tersebut sesuai dikarenakan usaha-usaha yang telah

116

Yudi Nugraha, Hasil wawancara pribadi. 117

Hasan, Hasil wawancara pribadi. 118

Suparman, Hasil wawancara pribadi. 119

IFLA, “IFLA Code of Ethics for Librarians and Other Information Workers.”

Page 101: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

88

disebutkan sebelumnya merupakan bagian dari cara-cara yang adil

dan bukan termaksud pelanggaran atau kecurangan. Sesuai dengan

teori Freire jawaban para informan termasuk ke dalam kategori

kritis dimana secara kritis menyadari struktur dan sistem sosial,

politik, ekonomi, budaya dan akibatnya pada keadaan

masyarakat.120

Dapat dilihat bahwa para informan telah menyadari

sebab akibat dalam mendapatkan reputasi yang baik dalam

profesinya seperti dengan meningkatkan kinerjanya maka

pustakawan dapat meningkatkan reputasinya.

120

Rijal Abdilah, “Analisis Teori Dehuminisasi Pendidikan Paulo Feire.”

Page 102: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian Pemahaman kode etik di

perpustakaan Universitas Budi Luhur, Penulis dapat menyimpulkan bahwa

Pemahaman pustakawan perpustakaan Universitas Budi Luhur terhadap kode

etik pustakawan yang terkait dengan hubungan antar pustakawan jika

dianalisa dalam kategori teori Freire adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan keterampilan, pemahaman pustakawan perpustakaan

Universitas budi luhur berada dalam kategori kesadaran naif

2. Hubungan kerjasama yang baik, pemahaman pustakawan perpustakaan

Universitas Budi Luhur berada dalam kategori kesadaran kritis

3. Sementara Partisipasi terhadap asosiasi, pemahaman pustakawan

perpustakaan Universitas Budi Luhur berada dalam kategori kesadaran

naif namun terdapat satu dari empat informan yang telah memiliki

kesadaran dalam kategori kritis.

4. Menjaga nama baik rekan kerja, pemahaman pustakawan perpustakaan

Universitas Budi Luhur berada dalam kategori kesadaran kritis

5. Sistem kerja yang adil, pemahaman pustakawan perpustakaan Universitas

Budi Luhur berada dalam kategori kesadaran kritis.

Page 103: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

90

Dengan demikian pemahaman kode etik pustakawan yang terkait

hubungan antar pustakawan oleh pustakawan Universitas Budi Luhur

derdasarkan analisa dari teori Freire berada pada kategori kritis ialah point

yang terbangun dari nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari berupa rasa

kekeluargaan yang telah ditanamkan sejak awal. Sementara itu pemahaman

pustakawan terhadap point kode etik pustawan yang terkait hubungan antar

pustakawan lainnya seperti pengembangan keterampilan dan partisipasi

terhadap asosiasi masih berada dalam kategori kesadaran naif.

B. Saran

Dalam penelitian Pemahaman kode etik pustakawan di perpustakaan

Universitas Budi Luhur, penulis mendapatkan saran bagi perpustakaan

Universitas Budi Luhur yang diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikirin dalam meningkatkan Pemahaman kode etik pustakawan di

perpustakaan Universitas Budi Luhur, saran-saran tersebut ialah sebagai

berikut:

1. Kepala perpustakaan Universitas Budi Luhur memberikan informasi

ataupun penyuluhan terkait kode etik pustakawan kepada seluruh

pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur. Hal ini sangat

diperlukan untuk pemahaman seluruh pustakawan dan staf perpustakaan

Universitas Budi Luhur terkait Pemahaman kode etik pustakawan.

Page 104: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

91

2. Perpustakaan Universitas Budi Luhur membuat jadwal rutin secara

bergilir para pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur

mengikuti seminar atau pelatihan kepustakawanan agar seluruh

pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur dapat

merasakan mengikuti seminar atau pelatihan secara adil.

3. Perpustakaan Universitas Budi Luhur perlu melaksanakan kegiatan yang

ditujukan untuk pengembangan keterampilan pustakawan dan staf

perpustakaan Universitas Budi Luhur.

4. Setiap pustakawan yang mengikuti pelatihan atau seminar di bidang

perpustakaan diharuskan mempresentasikan hasil dari pelatihan atau

seminar yang telah diikuti. Hal ini agar semua pustakawan dan staf

perpustakaan Universitas Budi Luhur mendapatkan pengetahuan baru dari

setiap kegiatan seminar atau pelatihan yang diikuti.

5. Perpustakaan membuat anggaran rutin untuk pengembangan keterampilan

para pustakawan dan staf perpustakaan Universitas Budi Luhur. Hal ini

agar program pengembangan keterampilan berjalan secara sistematis.

6. Pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur perlu menjadi

komunitas atau asosiasi pustakawan agar menjalin hubungan yang baik

antar pustakawan dari perpustakaan lain serta untuk memperkaya

informasi terkait perpustakaan.

Page 105: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Saleh. Percikan Pemikiran: Di Bidang Kepustakawanan.

Jakarta: Sagung Seto, 2011.

Basrowi Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,

2008.

Blasius Sudarsono. Antalogi Kkepustakawanan Indonesia. Jakarta: Ikatan

Pustakawan Indonesia, 2006.

Burhan Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Radja

Grafindo, 2003.

Emzir. Analisis Data: Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers,

2011.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif:Teori Dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara, 2017.

Hasan. Hasil wawancara pribadi, March 8, 2019.

Haslinda. “Pemahaman Etika Pustakawan Dalam Melayani Pemustaka Di

Perpustakaan SMP Negeri 6 Alla Kabupaten Enrekang,” 2017.

Hermawan. Etika Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto, 2006.

IFLA. “IFLA Code of Ethics for Librarians and Other Information Workers,”

diakses March 29, 2019. https://www.ifla.org/publications/node/11092.

Ikatan Pustakawan Indonesia. “Kode Etik Pustakawan Indonesia Mukadimah,”

diakses march, 29, 2019 http://ipi.perpusnas.go.id/wp-

content/uploads/2017/09/KODE_ETIK-IPI-2015_B5.pdf.

Ikbal Amir. “Pemahaman Kode Etik Pustakawan Di Badan Perpustakaan Dan

Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.” UIN Alauddin Makassar,

2014.

Page 106: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

93

Isti Mawadah. “Jadi Pustakawan Di Perguruan Tinggi, Kenapa Harus Takut?”

STAIN Kudus Vol.3 (2015): 16.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008.

Lasa, Hs. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book, 2009.

M. Arif hakim. “Peran Etika Kerja Islam Dalam Meningkatkan Kinerja

Pustakawan Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi.” Libraria: Jurnal

Perpustakaan Vol. 02 Nomor 2 (2014)

.http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Libraria/article/view/1253.

Margaretha. Hasil wawancara pribadi, March 8, 2019.

Maulidya Istiqfani. “Kebutuhan Informasi Guru MTsN Tangerang II Pamulang

Dalam Proses Belajar Dan Mengajar.” Universitas Islam Negeri Syarief

Hidayatullah Jakarta, 2015.

Muhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi,

2013.

Perpustakaan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tentang

Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2007.

Purwono. Perpustakaan Dan Kepustakawanan Indonesia. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2013.

———. Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perupahan. Yogyakarta:

graha ilmu, 2013.

Putri, Dessy Eka. “Implementasi Kode Etik Pustakawan Indonesia (Studi

Deskriptif Tentang Implementasi Kode Etik Pustakawan Indonesia Pada

Pustakawan Anggota Ikatan Pustakawan Indonesia Cabang Surabaya),”

2015.http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-lnb764d2eebbfull.pdf.

Rijal Abdilah. “Analisis Teori Dehuminisasi Pendidikan Paulo Feire.” Universitas

Islam Sunan Gunung Djati Bandung Vol 2, Nomor 1 (2017).

http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/article/download/4247/2489.

Page 107: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

94

Rostamaji Kurniawan. “Optimalisasi Peran Pustakawan Dalam Membentuk

Pola Pikir Masyarakat Melalui Pendidikan Informal” Vol.4 No.2 (2016).

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/khizanah-al-

hikmah/article/view/1750/1697.

Samiaji Sarosa. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2010.

Sullistyo Basuki. Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan. Tangerang

Selatan: Universitas Terbuka, 2014.

Suparman. Hasil wawancara pribadi, March 8, 2019.

Supriyanto. Aksentuasi Perpustakaan Dan Pustakawan. Jakarta: Ikatan

Pustakawan Indonesia, 2006.

Sutardi, Tedi. Antropologi: Mengungkap Keragaman Buday. Bandung: PT

Setia Purna Inves, 2007.

Taufiq Kurniawan. “Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi Dalam

Mengembangkan Repusitoi Institusi.” Universitas Negeri Malang Vol. 8

(2016).

http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/pustakaloka/article/view/683/5

35.

Yanuar Ikbar. Metode Penelitian Sosial Kualitatif: Panduan Membuat Tugas

Akhir Atau Karya Ilmiah. Bandung: PT. Refika Aditama, 2012.

Yudi Nugraha. Hasil wawancara pribadi, March 13, 2019.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014.

Page 108: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

LAMPIRAN

Page 109: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Lampiran 1

Surat Izin Penelitian

Page 110: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Lampiran 2

Surat Tugas Dosen Pembimbing

Page 111: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Lampiran 3

Surat Perubahan Judul Skripsi

Page 112: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Lampiran 4

Kode Etik Pustakawan IPI (terkait hubungan antar pustakawan)

Page 113: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Lampiran 5

Kode Etik Pustakawan IFLA (terkait hubungan antar pustakawan)

Page 114: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Lampiran 6

Draft wawancara

DRAFT WAWANCARA PENELITIAN

Draft wawancara ini terdiri dari beberapa topic yang didapat dari point-point

yang ada pada Kode etik pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia dan

IFLA.

Pengembangan kemampuan

Pada topik pengembangan kemampuan merupakan gabungan dari point kode etik

pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia pasal 1 dan 2.

1. Apakah perpustakaan Universitas Budi Luhur pernah mengadakan kegiatan

berbagi pengalaman antar pustakawan dan staff?

2. Bagaimana para pustakawan dan staff di perpustakaan Universitas Budi Luhur

dalam meningkatkan pengetahuan atau keterampilan diri?

3. Seberapa sering pustakawan dan staff mengikuti seminar atau pelatihan

tentang kepustakawanan?

4. Berapa kuota pustakawan atau staff yang di delegasikan untuk mengikuti

seminar setiap pertemuan?

5. Apa yang dilakukan peserta seminar yang didelegasikan tersebut setelah

mengikuti seminar?

Hubungan kerjasama antar pustakawan

Pada topik hubungan kerjasama antar pustakawan merupakan penggabungan

dari pasal ke-3 pada kode etik pustakawan ikatan pustakawan Indonesia dan pasa 1

dan 2 pada kode etik pustakawan menurut IFLA?

Page 115: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

1. Bagaimana cara pustakawan atau staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

dalam menjalin kerjasama yang baik?

2. Bagaimana cara pustakawan atau staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

agar komunikasi terjalin dengan baik antar sessama?

3. Apakah terdapat kubu di antara pustakawan staff perpustakaan Universitas

Budi Luhur? (contoh: senior dengan junior)

4. Bagaimana cara pustakawan staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

menangani kesalah pahaman?

5. Dalam menjalankan tugas yang diemban apakah bapak/ibu merasa pembagian

tugas di perpustakaan Universitas Budi Luhur cukup adil?

Penghargaan dan partisipasi terhadap asosiasi

Pada topik penghargaan dan partisipasi terhadap asosiasi merupakan gabungan

dari pasal 4 kode etik menurut Ikatan Pustakawan Indonesia dan pasal 4 kode etik

menurut IFLA

1. Apakah pustakawan atau staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

tergabung dalam komunitas/ asosiasi pustakawan?

2. Seberapa aktif pustakawan staff perpustakaan Universitas Budi Luhur di

komunitas/ asosiasi tersebut?

Menjaga nama baik sesama rekan kerja

Pada topik menjaga nama baik sesame rekan kerja berasal dari pasal 5 kode etik

pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia

1. Bagaiman sikap anda jika rekan kerja anda melakukan kesalahan dalam

pekerjannnya?

2. Apa yang anda lakukan jika terlibat konflik dengan rekan kerja anda?

Page 116: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Sistem kerja yang adil

Pada topik sistem kerja yang adil ini merupakan gabungan dari pasal 1 dan pasal

5 kode etik pustakawan menurut IFLA.

1. Apakah ada pustakawan yang mendapatkan perlakuan khusus di perpustakaan

Universitas Budi Luhur?

2. Bagaimana cara pustakawan atau staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

dalam mendapatkan reputasi yang baik sebagai pustakawan?

Page 117: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Lampiran 7

Hasil Wawancara

HASIL WAWANCARA PENELITIAN

Draft wawancara ini terdiri dari beberapa topik yang didapat dari point-point

yang ada pada Kode etik pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia dan

IFLA.

Apa pendapat bapak/ibu mengenai kode etik pustakawan?

Ibu Margaretha : bagaimana kita harus saling menghormati sesama pustakawan,

bagaimana kita mengembangkan perpustakaan dengan tidak menjatuhkan.

Bapak Yudi : Rambu-rambu yang harus ditaati sebagai seorang pustakawan dalam

menjalankan profesinya.

Bapak hasan : bentuk pelayanan kita kepada pemustaka agar mendapat pemustaka

pelayanan yang baik.

Bapak Suparman : saya sering dengar tetapi saya belum tau mendalam sebenarnya

kode etik itu seperti apa, tetapi kalu menurut saya ode etik pustakawan itu mengenai

apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Seperti aturan tapi

diastasnya peraturan kededekannya.

Peneliti juga menanyakan pertanyaan khusus kepada bapk Yudi dan Ibu Margaretha

sebagai pustakawan yang memiliki latar belakang perpustakaan non ilmu

perpustakaan

Apakah bapak/ibu pernah berbagi informasi atau menjelaskan kepada

pustakawan lain terkait kode etik pustakawan?

Ibu Margaretha : kalau menjelaskan secara rinci atau mendalam tentang kode etik

tidak pernah, tetapi jika kode etik secara luas atau umumnya pernah

Bapak Yudi : Mungkin secara eksplist menjelaskan tentang kode etik itu apa dan

bagaimana tidak pernah tetapi kita berbagi informasi tentang hal-hal yang

sebenarnya terkandung dalam kode etik ytetapi tidak dijelaskan bahwa hal apa saja

yang menjadi bagian dari kode etik.

Page 118: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Pengembangan kemampuan

Pada topik pengembangan kemampuan merupakan gabungan dari point kode etik

pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia pasal 1 dan 2.

1. Apakah perpustakaan Universitas Budi Luhur pernah mengadakan kegiatan

berbagi pengalaman antar pustakawan dan staff?

Ibu Margaretha : Kalau untuk mengadakan kumpul khusus untuk berbagi

pengalaman belum ada tetapi biasanya setiap rapat kami sering berbagi

pengalaman disana

Bapak Yudi : Saya rasa dalam semua aktivitas dalam kegiatan perpustakaan

kita sering berbagi pengalaman

Bapak Hasan : ya biasanya dirapat

Bapak Suparman : iya, kita sering bertukar cerita pengalaman di rapat yang

diadakan beberapa kali dalam satu semester.

2. Apakah pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur memiliki

target dalam mengembangkan keterampilannya dibidang kepustakawanan?

Ibu Margaretha: Saya memasang target setiap tahun, seperti tahun ini saya

mencoba membuat buku terkait information center, jadi tidak hanya tentang

perpustakaan. Saya juga akan aktif di kepengurusan FPPTI DKI dimana

dalam beberapa hari ini pengurus baru akan dilantik.

Bapak Yudi : Saya selalu ingin mengembangkan diri dalam bidang yang saya

tekuni melalui pendidikan formal maupun non formal. Tetapi untuk target

secara spesifik tidak ada, karena kebetulan saya punya dua background

keilmuan yang berbeda yang juga menuntut pengembangan diri secara terus

menerus

Page 119: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Bapak Hasan : Saya tidak pernah memasang target, hanya mengikuti saja

arahan pimpinan

Bapak Suparman : Saya tidak ada target

3. Bagaimana para pustakawan dan staff di perpustakaan Universitas Budi Luhur

dalam meningkatkan pengetahuan atau keterampilan diri?

Ibu Margaretha : dalam satu semester kami membuat rapat untuk berbagi

pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, kami juga mengikuti pelatuhan-

pelatihan untuk pustakawan. Kami juga pernah melakukan kunjungan

bersama ke perpusnas untuk belajar bersama cara mendapatkan e-resources

di perpusnas.

Bapak Yudi : disamping berbagi pengalaman kita sering mengikuti seminar

untuk meningkatkan keterampilan dengan bergiliran

Bapak Hasan : biasanya sih suka diajak pelatihan atau seminar tentang

perpustakaan.

Bapak Suparman : dulu pernah kita belajar bareng jadi diajarkan oracle

sistem catalog buatan perpustakaan ubl. Dan seminar atau pelatihan diluar

juga pernah.

4. Seberapa sering pustakawan dan staff mengikuti seminar atau pelatihan

tentang kepustakawanan?

Ibu Margaretha : Kami mengikuti pelatihan satu kali dalam sebulan sampai

dua bulan, masih tidak tentu tetapi dalam satu semester kami pasti mengikuti

pelatihan.

Bapak Yudi : Cukup sering, setiap ada undangan sebisa mungkin kami ikuti

dengan bergilir

Bapak Hasan: Lumayan sering, kalau saya sendiri sudah tiga kali ikut

seminar pelatihan.

Bapak Suparman : Kalau saya sendiri pernah sekali, tapi teman-teman yang

lain sih cukup sering.

Page 120: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

5. Berapa kuota pustakawan atau staff yang di delegasikan untuk mengikuti

seminar setiap pertemuan?

Ibu Margaretha : Untuk staff yang didelegasikan untuk mengikuti seminar

juga tidak tentu. Seperti saat libur kuliah karena perpus sedang kurang ramai

kami bisa mendelegasikan lebih dari empat orang sementara jika

perpustakaan sedang ramai kami delegasikan cukup 2-4 orang saja.

Bapak Yudi : Mungkin sesuai dengan kuota yang ditentukan dari undangan

dan melihat lagi kondisi perpustakaan saat itu. Jadi, meskipun pustakawan

dikirim untuk mengikuti seminar kegiatan perpustakaan tetap berjalan.

Bapak Hasan : Tidak tentu, karena disesuaikan juga dengan kondisi

perpustakaan disini.

Bapak Suparman:Tidak tentu

6. Apa yang dilakukan peserta seminar yang didelegasikan tersebut setelah

mengikuti seminar?

Ibu margaretha: kami biasanya sharing ke teman-teman yang lain saat sedang

kumpul

Bapak Yudi : biasanya saling berbagi informasi baru, tetapi ada juga

pustakawan yang memang komunikasinya kurang jadi disimpan, minimal

dirinya sendiri sudah mendapat pengetahuan baru atau keterampilan baru.

Bapak Hasan : ya pasti ada laporannya gitu ya tentang apa yang didapat

diseminar

Bapak Suparman : setelah ikut yang ditugaskan saling cerita ke teman yang

lain yang bertugas diperpustakaan

7. Apakah perpustakaan memiliki anggaran rutin untuk pengembangan

pustakawan atau staf perpustakaan Universitas Budi Luhur?

Pertanyaan ini dikhususkan untuk Ibu Margaretha selaku kepala perpustakaan

Page 121: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Ibu Margaretha : Iya itu ada, tetapi tidak tentu karena terkadang setahun ada

banyak dan terkadang sedikit. Estimasi per tahun untuk SDM antara Rp

2.000.000 sampai Rp 5.000.000 untuk segenapa staf jadi bukan per-orang

Hubungan kerjasama antar pustakawan

Pada topik hubungan kerjasama antar pustakawan merupakan penggabungan

dari pasal ke-3 pada kode etik pustakawan ikatan pustakawan Indonesia dan pasa 1

dan 2 pada kode etik pustakawan menurut IFLA

1. Bagaimana cara pustakawan atau staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

dalam menjalin kerjasama yang baik?

Ibu Margaretha : kalau disini cara kami saling bekerja sama dengan

menciptakan rasa kekeluargaan, kami juga tidak hanya menciptakan

kerjasama yang baik antar pustakawan di Universitas Budi Luhur tetapi juga

pustakawan di Universitas lain seperti dengan pustakawan perpustakaan

universitas Budhi Dharma, pustakawan Universitas Mercu Buana, dan Bhakti

Pembangunan yang sudah melakukan kerjasama dengan kami, kerjasamanya

biasanya dalam saling pembinaan pustakawan dan akses mahasiswa di

perpustakaan, jadi jika ada mahasiswa dari Universitas tersebut ingin

berkunjung kesini cukup dengan menunjukkan KTM tanpa surat pengantar

dari Universitas dan begitu juga sebaliknya.

Bapak Yudi : ini menjadi tugas kepala perpustakaan, dimana kepala

perpustakaan berperan penting dalam menciptakan suasana kerja baik. Agar

komunikasi secara horizontal dan vertikal

Bapak Hasan : supaya kerjasamanya baik ya kita sering-sering kumpul

biasanya.

Bapak Suparman : saling menjaga diri, paham pekerjaan masing-masing dan

saling berbagi

Page 122: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

2. Bagaimana cara pustakawan atau staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

agar komunikasi terjalin dengan baik antar sessama?

Ibu margaretha : untuk sesama pustakawan agar komunikasi terjalin dengan

baik kami membuat group Whatsapp, dimana para pustakawan dapat

bertukar cerita disana agar hubungan sesame rekan kerja semakin erat.

Kalau ada yang ulang tahun juga kita sering mengadakan makan bersama.

Bapak Yudi : komunikasi yang baik bisa dilakukan dengan adanya kumpul

bersama seperti rapat ataupun dengan seringnya mengikuti seminar

pustakawan juga dapat melatih dirinya dalam berkomunikasi dan

pengetahuan kepustakaan.

Bapak Hasan : kita ada group whatsapp sih sama sering kumpul agar lebih

dekat jadi komunikasinya jadi baik.

Bapak Suparman : kita kumpul bersama kemudian saling mengevaluasi

3. Apakah terdapat kubu di antara pustakawan staff perpustakaan Universitas

Budi Luhur? (contoh: senior dengan junior)

Ibu Margaretha : tidak, kami disini saling terbuka sama lain jadi tidak perlu

ada kubu-kubu

Bapak Yudi: disini bukan kubu, tetapi lebih saling menghormati jika ada

senior maka senior dihormati tetapi bukan dalam pengertian yang negative.

Yang senior pun tidak ada yang semene-mena karena semua saling

menghormati

Bapak Hasan: tidak ada, disini kita kekeluargaan banget. Makanya unit lain

suka iri dengan unit perpustakaan karena kompak.

Bapak Suparman : kalau kubu-kubu kita tidak ada, karena disini kita

kerjasama bukan kubu-kubuan

4. Bagaimana cara pustakawan staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

menangani kesalah pahaman?

Page 123: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Ibu Margareta : Kami biasanya menangani secara kekeluargaan, biasanya

pustakawan cerita terlebih dahulu ke saya kemudian saya yang menasihati.

Saya panggil atau karyawannya yg bicara

Bapak Yudi : ditangani sesuai dengan masalahnya, jika cukup secara pribadi

maka bisa ditangani secara pribadi. Tetapi jika ada kesalah pahaman disini

masalah hanya cukup di internal ketika keluar dari perpustakaan maka sudah

tidak ada lagi kesalah pahaman atau masalah.

Bapak Hasan : belum pernah sih, saya belum mengalami.

Bapak Suparman : kita belum pernah ada kesalah pahaman.

Penghargaan dan partisipasi terhadap asosiasi

Pada topik penghargaan dan partisipasi terhadap asosiasi merupakan gabungan

dari pasal 4 kode etik menurut Ikatan Pustakawan Indonesia dan pasal 4 kode etik

menurut IFLA

1. Apakah pustakawan atau staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

tergabung dalam komunitas/ asosiasi pustakawan?

Ibu Margaretha : Iya, kami tergabung ke Forum Perpustakaan Perguruan

Tinggi wilayah Jakarta. Sementara saya sendiri juga menjadi anggota di

ISIPII, P3RI, juga di komunitas Bincang Senang Pustakawan yang

merupakan komunitas diskusi terkait perpustakaan, arsip, dokumen, dan

informasi science

Bapak Yudi : Kami tergabung di FPPTI

Bapak Hasan : Iya, perpustakaan Universitas Budi Luhur itu kan tergabung di

FPPTI jadi otomatis kita juga tergabung disana

Bapak Suparman : karena perpustakaan tergabung di FPPTI jadi saya yang

karyawannya juga tergabung

2. Seberapa aktif pustakawan staff perpustakaan Universitas Budi Luhur di

komunitas/ asosiasi tersebut?

Page 124: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Ibu Margaretha : Di FPPTI Jakarta Cukup aktif, karena kebetulan

pertengahan maret nanti saya akan dilantik menjadi wakil sekretaris di

FPPTI Jakarta. Dengan aktif di komunitas tersebut kami menjadi banyak

mendapat info baru seputar perpustakaan dan info pelatihan atau seminar

disana. Walaupun kami bayar untuk menjadi anggota yaitu 500.000 per

tahun. Sementara untuk yang lainnya seperti saya aktif sebagai anggota.

Bapak Yudi: Kalau dulu kita tergabung tetapi hanya sebagai anggota pasif.

Tetapi sekarang Bu Margaretha cukup aktif disana

Bapak Hasan : Biasanya yang aktif itu Ibu Margaretha, tetapi saya juga

pernah ikut kumpul di UMJ

Bapak Suparman : Kalau saya sendiri baru sekali, tetapi dari sini ada ibu

Margaretha yang cukup aktif

Menjaga nama baik sesama rekan kerja

Pada topik menjaga nama baik sesame rekan kerja berasal dari pasal 5 kode etik

pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia

1. Bagaiman sikap anda jika rekan kerja anda melakukan kesalahan dalam

pekerjannnya?

Ibu Margaretha : Masih dengan cara kekeluargaan, karena di Perpustakaan

Universitas Budi Luhur ada sistem Rolling jadi ada pustakawan yang dari

unit lain baru masuk ke unit perpustakaan melakukan kesalahan maka kami

tegur tapi dengan halus jangan sampai bicara dengan kasar dan diingat

seumur hidup pernah dimarahi.

Bapak Yudi : Ya manusia pasti perna melakukan kesalahan, jadi kami

menegur secara baik-baik

Bapak Hasan : Ya paling saya tegur tapi kalau masih salah baru dilaporkan k

bu Margaretha.

Page 125: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Bapak Suparman : Kalau kami hanya mengingatkan saja . umtuk wewenang

diserahkan ke atasan saja.

2. Apa yang anda lakukan jika terlibat konflik dengan rekan kerja anda?

Ibu Margaretha : Harus dibicarakan baik-baik terlebih dahulu dan

diselesaikan dengan cara kekeluargaan, Agar konfliknya tidak membesar

Bapak Yudi : Kami dalam menyelesaikan masalah lebih dengan cara

kekeluargaan

Bapak Hasan : Tidak pernah ada konflik disini saya juga tidak pernah ada

konflik.

Bapak Suparman : Tidak ada, disini enak-enak aja

Sistem kerja yang adil

Pada topik sistem kerja yang adil ini merupakan gabungan dari pasal 1 dan pasal

5 kode etik pustakawan menurut IFLA.

1. Apakah ada pustakawan yang mendapatkan perlakuan khusus di perpustakaan

Universitas Budi Luhur?

Ibu Margaretha : Tidak, disini kita selalu adil. Seperti kalau saya ingin

teraktir berarti harus semua. Atau ada yang habis dari luar kota maka oleh-

olehnya harus dapat semua

Bapak Yudi : tidak ada yang dimaksudkan disini untuk dikhususkan atau

dijadikan anak emas, sebenarnya semua disini sama tetapi mungkin jika ada

yang kualitas kerjanya lebih baik maka wajar saja bila diberi kepercayaan

lebih. Tepai semua masih dalam batas yang wajar.

Bapak Hasan : Sama, disini semua.

Bapak Suparman : Sama saja disini semuanya sama.

2. Dalam menjalankan tugas yang diemban apakah bapak/ibu merasa pembagian

tugas di perpustakaan Universitas Budi Luhur cukup adil?

Page 126: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Ibu margaretha : Sudah, karena kami bekerja sudah ditentukan dengan

jobdesk. Seperti saya kepala perpustakaan sekaligus juga pustakawan bagian

referensi.

Bapak Yudi : Kalau keadilan secara subjektif saya tidak bisa memastikan.

Karena setiap pustakawan bebabn kerjanya berbeda. Karena mungkin saja

ada yang kualitas kerjanya lebih baik dari yang lain maka beban kerjanya

lebih berat. Tetapi selama ini tidak ada yang saling iri.

Bapak Hasan : Adil karena sudah sesuai dengan jobdesknya.

Bapak Suparman : Sudah adil

3. Bagaimana cara pustakawan atau staff perpustakaan Universitas Budi Luhur

dalam mendapatkan reputasi yang baik sebagai pustakawan?

Ibu Margaretha : Untuk meningkatkan reputasi yang baik maka pustakawan

biasanya memaksimalkan performancenya seperti kehadirannya atau

Universitas Budi Luhur juga mewadahi unit-unit disini dalam melakukan

inovasi. Jadi bila ada pustakawan yang mempunyai inovasi terkait

perpustakaan bisa mendaftar. Dengan begitu tentunya reputasinya akan

meningkat.

Bapak Yudi : Yang pasti dengan pendidikan, kemudian pengetahuan dan skill

yang dimiliki.

Bapak Hasan : Biasanya itu dinilai oleh atasan dari kerajinannya, jadi paling

pustakawannya mengerjakan tugas saja sebaik mungkin.

Bapak suparman : Karena disini sudah ada pimpinan yang melihat jadi kami

hanya bekerja saja yang maksimal.

Page 127: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Lampiran 8

Dokumentasi Wawancara

Page 128: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

Lampiran 9

Dokumentasi Observasi Pustakawan Saat bertugas

Page 129: PEMAHAMAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46219/1/SP19031.pdf · teman seperjuangan kelas A Ilmu Perpustakaan 2015, untuk

BIODATA PENULIS

ANNISA TRI OKTAVIANI. Penulis lahir di Tangerang,

17 Oktober 1997. Anak Kelima dari lima bersaudara dari

ayahanda R.Hamdani dan Ibunda Tati Chaeroni. Pendidikan

yang pernah ditempuh penulis antara lain: SDN Parung

Serab (2003-2009), SMPN 24 Tangerang (2009-2012),

SMAN 12 Tangerang (2012-2015). Setelah menyelesaikan

pendidikan SMA, penulis melanjutkan pendidikan perguruan

tinggi di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan

Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Saat berkuliah penulis pernah menjabat

menjadi sekretaris II Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan (2017/2018)

Dan menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi yang berjudul “Penerapan

Kode Etik Pustakawan di Perpustakaan Universitas Budi Luhur.”

Penulis pernah menjalani magang selama satu bulan di perpustakaan PKN STAN

(2017) dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan di Suku Dinas

Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Selatan (2018) serta melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama satu bulan di Desa Paku Haji Tangerang. Selama

proses penyusunan skripsi penulis juga bergabung menjadi relawan TBM Kolong

Ciputat, dan anggota Klub Dongeng kanya untuk meningkatkan kemampuan penulis

dibidang literasi.