pemahaman guru taman pendidikan al-qur’an atas...

94
PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS SURAH LUQMÂN [31]: 12-15 (STUDI KASUS TPA HIKMAH PELANGI PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh : Sandi Pajriandi NIM 11140340000160 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

Upload: phungtu

Post on 27-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

ATAS SURAH LUQMÂN [31]: 12-15

(STUDI KASUS TPA HIKMAH PELANGI PESANGGRAHAN

JAKARTA SELATAN)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh :

Sandi Pajriandi

NIM 11140340000160

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN
Page 3: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN
Page 4: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN
Page 5: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

i

ABSTRAK

Sandi Pajriandi

Pemahaman Guru Taman Pendidikan Al-Qur’ân Atas Surah Luqmân [31]:

12-15

(Studi Kasus TPA Hikmah Pelangi Pesanggrahan Jakarta Selatan)

Islam menjunjung tinggi akhlak yang mulia sebagai puncak kebaikan.

Dengan akhlak maka seseorang akan senantiasa memiliki patokan nilai dalam

keseluruhan orientasi hidup dan tindakannya. Salah satu pembahasan akhlak

dalam al-Qur‟ân adalah birr al-wâlidain (berbuat baik kepada orang tua). Islam

sangat menekankan kepada umatnya untuk memperhatikan, menghargai dan

menghormati hak itu. Karena perantaraan mereka kita hadir di dunia, mengasuh,

mendidik dan membesarkan, sehingga kita menjadi manusia yang berguna. Oleh

sebab itu kita wajib menyayangi, menghormati dan membahagiakan keduanya,

serta mendoakan kebahagiaannya di dunia dan akhirat, seperti yang diperintahkan

dalam ajaran Islam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman para guru di Taman

Pendidikan Al-Qur‟ân Hikmah Pelangi Pesanggrahan Jakarta Selatan atas surah

Luqmân [31]:12-15. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

dengan jenis penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah para guru TPA

Hikmah Pelangi Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Perbuatan berbakti kepada kedua orang tua dalam bentuk apapun sangat

dianjurkan untuk dilaksanakan. agama Islam pun sangat memperhatikan betul

perbuatan berbakti kepada kedua orang tua ini bahkan kedudukannya sangat

tinggi Allah memerintahkan perbuatan baik kepada kedua orang tua setelah Allah

memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa perbuatan

berbakti kepada kedua orang tua merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan.

Berdasarkan temuan data yang penulis peroleh dari informan berkesimpulan

bahwa Guru Taman Pendidikan al-Qurân Hikmah Pelangi Pesanggrahan Jakarta

Selatan dapat menyebutkan dengan baik dan benar surah Luqmân [31]:12-15.

Kemudian birr al-wâlidain sebagai perangai yang terpuji yang merupakan

perbuatan yang sangat baik yang akan menghasilkan manfaat bagi diri sendiri dan

orang tua. Dampak bagi pelaku yang tidak birr al-wâlidain sangat buruk berupa

dosa besar dan termasuk anak yang durhaka kemudian ketika di dunia ia akan

sulit mendapatkan rezeki, tidak diberi kelancaran dalam setiap urusan dunianya,

hidup dilanda kegelisahan, Allah tidak akan rida terhadapnya dan Allah akan

murka terhadapnya, dan ketika di akhirat nanti akan mendapat siksa yang amat

pedih.

Kata Kunci: Berbakti, Pemahaman, Dampak

Page 6: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt., yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Yang senantiasa melimpahkan segala nikmat dan pertolongannyakepada penulis.

Berkat izin dari Allah Swt penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat

serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga

kita termasuk umatnya yang istiqamah menjalani perintahnya, dan mendapatkan

syafaat pada hari kiamat kelak.

Penulis menyadari betul bahwa skripsi yang berjudul “PEMAHAMAN

GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS SURAH LUQMÂN [31]:

12-15 (STUDI KASUS TPA HIKMAH PELANGI PESANGGRAHAN

JAKARTA SELATAN)” ini tidak akan selesai jika hanya mengandalkan daya

yang penulis miliki. Ada banyak sosok, kerabat, orang-orang yang secara

langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis. Maka dalam

pengantar skripsi ini penulis banyak mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., selaku Ketua Prodi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir

dan ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd., selaku Sekretaris Prodi Ilmu al-Qur‟an

dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak M. Suryadinata, Dr. M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik dan bapak

Eva Nugraha M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan

banyak nasihat dan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

dengan tulus dan ikhlas memberikan ilmu dan pengalaman berharga kepada

penulis.

6. Kepada kedua orang tua terkasih bapak Anwar Hidayat dan Ibu Nina Roslina,

yang selalu memberikan semangat kebaikan di setiap kehidupan penulis dan

mendoakan penulis di setiap ibadahnya. Dan juga untuk adik-adik tersayang Iip

Paisal dan Denisa Ramadhani, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

iii

7. Kepada sepupu penulis bapak H. Mujib Ridwan S. Thi. beserta keluarga, yang

selalu memberikan dukungan, arahan dan semangat kepada penulis selama

menempuh masa studi. Terima kasih telah menjadi orang tua kedua penulis ketika

hidup di jakarta.

8. Kepada teman-teman seperjuangan di Yayasan Hikmah pelangi Ibu Hj. Zulaikha

Asyurati Harnim, bapak Khoir, Bapak Ali, Anam, Agam, Ibu Fiqoh, Ibu Hesti.

Terima kasih telah memberikan berbagai pelajaran dan manfaat selama penulis

menjalankan kuliah.

9. Kepada keluarga besar Himalaya Jakarta Mang Ali, Agung, Arip, Ashly, Rio,

Syekh dll. yang telah menemani dan menghibur serta menjadi saudara bagi

penulis ketika hidup di perantuan. Hatur nuhun sadayana.

10. Kepada teman-teman seperjuangan keluarga Tafsir Hadis angkatan 2014,

terkhusus TH D yang telah banyak membantu dan memberikan semangat dan

motivasi dalam menyelesaikan studi penulis. Semoga kita selalu menjalin

silaturahmi sampai akhir hayat.

Sekali lagi penulis haturkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu penulis. Semoga Allah Swt membalas kebaikan yang berlipat

ganda dan mendapatkan keberkahan yang berlimpah. Âmîn yâ Rabb al-Âlamîn.

Ciputat, 15 November 2018

Sandi Pajriandi

Page 8: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada

hasil Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah Nomor: 507 Tahun 2017.

1. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts Te da es ث

j Je ج

ẖ Ha dengan garis bawah ح

kh Ka dan ha خ

d De د

dz De dan zet ذ

r Er ر

z Zet ز

s Es س

sy Es dan ye ش

s Es dengan garis di bawah ص

ḏ De dengan garis di bawah ض

Page 9: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

v

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong, untuk vokal tunggal,

ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a Fatẖah _ػ

_ i Kasrah

_ u Ḏammah

ṯ Te dengan garis di bawah ط

ẕ Zet dengan garis di bawah ظ

Koma terbalik di atas hadap kanan „ ع

gh Ge dan ha غ

f Ef ؼ

q Qi ؽ

k Ka ؾ

l El ؿ

m Em ـ

n En ف

w We ك

h Ha ق

Apostrof ` ء

y Ye ي

Page 10: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

vi

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai A dan i _ ي

au A dan u _ ك

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang, yang dalam bahasa Arab dilambangkan

dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

 A dengan topi di atas ػػا

Î I dengan topi di atas ػػي

Û U dengan topi di atas ػػو

4. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu dialihaksarakan menjadi huruf „l‟ baik diikuti huruf syamsiyah maupun

huruf qamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

5. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda (ـــ ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. akan tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang

yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya; kata )الضرورة( tidak ditulis ad-

ḏarûrah melainkan al-ḏarûrah, demikian seterusnya.

6. Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf „h‟. Hal

yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti oleh kata sifat. Namun

jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata benda, maka huruf tersebut dialih

aksarakan menjadi huruf „t‟.

Page 11: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

vii

No Kata Arab Alih Aksara

ṯarîqah طريقة 1

Al-jâmî‟ah al-islâmiyyah اجلامعة اإلسالمية 2

waẖdat al-wujûd كحدة الوجود 3

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, alih aksara

ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan

permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain.

Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf

kapital tetap huruf awal nama diri tersebut; bukan huruf awal atau kata

sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâli, al-

Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam

alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau cetak tebal.

Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian

halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari

dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialih aksarakan meskipun akar katanya

berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd

al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja, kata benda, maupun huruf ditulis secara terpisah.

Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atau kalimat-kalimat dalam bahasa

Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

Dzhab al-ustâdzu دىب األستاد

Tsabata al-ajru ثػبت األجر

al-ẖarakah al-„asriyyah احلركة العصرية

Asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh أشهد أف آل إلو إأل اهلل

Page 12: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

viii

موآلنا ملك الصالحMaulânâ Malik al-Sâlih

Yu‟atstsirukum Allâh يػؤثركم اهلل

ظاىر العقلية Al-mazâhir al-„aqliyyah امل

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama

orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialih aksarakan.

Contoh: Nurcholis Madjid, bukan Nûr Khâlis Majid; Mohamad Roem, bukan

Muhammad Rûm; Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Rahmân.

Page 13: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................ 4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................ 5

D. Kajian Pustaka .......................................................................................... 5

E. Metodologi Penelitian ............................................................................. 11

1. Teknik Pengumpul Data ...................................................................... 11

F. Teknik Analisis Data................................................................................ 12

1. Deskripsi data ...................................................................................... 12

2. Analisis data ........................................................................................ 13

3. Teknik Penulisan ................................................................................. 13

G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 13

BAB II GAMBARAN UMUM BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG

TUA ...................................................................................................................... 14

A. Pengertian Birr dan al-Wâlidain ............................................................. 14

B. Akhlak dan Adab terhadap Kedua Orang Tua ........................................ 15

C. Ayat Berbakti Kepada Kedua Orang Tua (Birrul Walidain) Surah

Luqmân [31]: 12-15 dan Tafsirannya .......................................................... 22

BAB III PROFIL TPA HIKMAH PELANGI .................................................. 26

Page 14: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

x

A. Sejarah Berdirinya TPA Hikmah Pelangi ................................................ 26

B. Struktur Organisasi .................................................................................. 26

C. Program Kegiatan .................................................................................... 27

D. Kurikulum Pendidikan ............................................................................. 28

E. Prestasi TPA Hikmah Pelangi .................................................................. 32

F. Profil Siswa TPA Hikmah Pelangi .......................................................... 32

BAB IV PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

ATAS SURAH LUQMÂN [31]: 12-15............................................................... 34

A. Analisis Data ............................................................................................ 34

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 46

A. Kesimpulan .............................................................................................. 46

B. Saran ........................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 48

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 52

Page 15: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian Skripsi

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara

Lampiran 4 : Transkrip Wawancara

Page 16: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam menjunjung tinggi akhlak yang mulia sebagai puncak kebaikan.

Dengan akhlak maka seseorang akan senantiasa memiliki patokan nilai tentang

benar dan salah, baik dan buruk, serta pantas dan tidak pantas dalam keseluruhan

orientasi hidup dan tindakannya. Orang boleh berelaborasi konsep tentang akhlak

atau moral atau etika; yang paling penting bagaimana nilai-nilai kebaikan

diwujudkan menjadi “mode of action” (model tingkah laku) sehingga menjadi

kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, yang membentuk kebaikan dan kearifan

hidup manusia baik dengan Tuhan, sesama, dan lingkungannya secara harmonis.

Ketika menyaksikan paradoks perilaku yang berkaitan dengan moralitas

atau etika ditimpakan sepenuhnya kepada agama dan kaum agamawan. maka

pandangan yang demikian lebih merupakan bentuk kesadaran kritis kaum

agamawan sendiri atas fungsi risalah agama sebagai ajaran ke dalam realitas

kehidupan. Kendati demikian, kesadaran atau intropeksi yang kritis semacam itu

menjadi bentuk komitmen kalangan agama yang sangat luhur.

Akhlak atau moralitas agama perlu semakin dijadikan basis dan

ditransformasikan ke dalam proses pembentukan karakter atau watak kepribadian

seseorang. Lebih konkret lagi akhlak perlu di transformasikan menjadi moralitas

atau etika publik. Dengan demikian moralitas keagamaan benar-benar menjadi

sistem pengetahuan dan sistem tindakan yang nyata dalam kehidupan masyarakat

dan bangsa.1

Salah satu pembahasan akhlak dalam al-Qur‟ân adalah birr al-wâlidain

(berbuat baik kepada orang tua). Agama Islam sangat memperhatikan, menghargai

dan menghormati hak itu, sehingga menekankan kepada umatnya untuk

mengamalkan dengan baik. Hak yang sangat penting di antara sekian banyak hak

itu ialah hak orang tua, karena perantaraan mereka kita hadir di dunia, mengasuh,

mendidik dan membesarkan, hingga kita menjadi manusia yang berguna. Oleh

sebab itu kita wajib menyayangi, menghormati dan membahagiakan keduanya,

1 Haedar Nashir, Peran Agama Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara (Jakarta:

Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Kehidupan Beragama, 2008), h. 39-48.

Page 17: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

2

serta mendoakan kebahagiaannya di dunia dan akhirat, seperti yang

diperintahkan agama Islam.2

Namun pemahaman tentang birr al-wâlidain hanya menjadi sebuah konsep

tanpa adanya pengamalan atau tindakan, dan hal inilah yang terjadi pada era

modern sekarang ini yang ikut mempengaruhi pola pikir kehidupan sosial

masyarakat, sehingga sering dijumpai seorang anak yang bersikap kasar dan acuh

terhadap kedua orang tuanya. Bahkan ada yang tega sampai membunuh orang

tuanya hanya karena alasan sepele.

Hal ini merupakan tantangan zaman yang dihadapi oleh umat Islam,

sehingga diperlukan sebuah lembaga pendidikan agama yang diharapkan dapat

membendung arus era globalisasi serta menghapus pengaruh-pengaruh negatif

yang dapat merusak akhlak anak-anak selaku generasi muda Islam.

Maka kehadiran pendidikan agama baik formal maupun non formal sangat

diperlukan guna menyiapkan generasi Qur‟ani untuk menyongsong masa depan

gemilang. Tujuan tersebut merupakan moto dari pendidikan agama nonformal

yang ada di Indonesia yaitu lembaga Taman Kanak-kanak/Taman Pendidikan Al-

Qur‟ân.

Taman Pendidikan al-Qur‟ân (TPA) sebagai lembaga pendidikan

nonformal mempunyai tujuan dalam mengembangkan potensi anak ke arah

pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan keagamaan, melalui

pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan taraf perkembangan anak,

berdasarkan tuntunan al-Qur‟ân dan Sunnah Rasul.3

Penelitian tentang TPA sudah banyak dilakukan di dalam buku, skripsi,

dan lain sebagainya. Akan tetapi mayoritas dilakukan oleh sarjana program studi

Tarbiyyah, dengan cenderung membahas tentang metode belajar yang dilakukan

oleh TPA dan peranannya terhadap perilaku santri/siswa. Contoh seperti skripsi

yang berjudul “Peranan Taman Kanak-Kanak Al-Qur’ân/Taman Pendidikan

Al-Qur’ân (TKA/TPA) Terhadap Pembentukan Akhlak Anak Di Desa

2 Ahmad Isa Asyur, Berbakti Kepada Ibu Bapak (Jakarta: Gema Insani Press, 2008), h. 9.

3 H. U. Syamsuddin MZ dkk., Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA (Jakarta:

LPPTKA BKPRMI Pusat, 2006), h. 25.

Page 18: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

3

Maradekaya Kec. Bajeng Kab.Gowa”4, kemudian “Upaya Taman Pendidikan

Al-Qur’ân Dalam Mempersiapkan Generasi Muda Menuju Masyarakat Islami:

Studi Kasus TPA Baiturrahman Komplek MPR Jaksel”5, lalu “Peranan Taman

Pendidikan Al-Qur’ân Terhadap Akhlak Santri: Suatu Studi Pada TPA. Al-

Wasi’ di RW 09 Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara.”6 Penelitian ini

menyatakan bahwa TPA sangat berperan dalam pembentukan akhlak anak-anak di

sekitarnya. Selanjutnya skripsi yang berjudul “Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’ân Pada Anak Usia Dini: Penelitian Deskriptif di TKA-TPA Plus Jakarta

Islamic Centre Jakarta Utara”7, dan “Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’ân di

TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur.”8Penelitian ini menyatakan bahwa

metode pembelajaran yang digunakan di TPA tersebut sangat relevan dengan

kemampuan siswanya. Sehingga berbagai materi dan evaluasi berjalan dengan

baik. Selanjutnya “Sosialisasi Peran Gender Tradisional Pada Anak: Studi

Kasus Pada Orang Tua, Anak, dan Guru Taman Kanak-kanak Al-Qur’ân Al-

Ihsan.”9Penelitian ini menghasilkan bahwa cara anak mempelajari peran gender

yang sesuai jenis kelaminnya dari orang tua (keluarga), lingkungan sekolah, dan

teman sebaya yaitu dalam bentuk penjelasan sikap yang tepat, mengenalkan

identitas masing-masing, dan pemilihan permainan sesuai dengan gender.

Dari beberapa penelitian skripsi tersebut penulis belum temukan kesamaan

mengenai fokus kajian yang di angkat. Mengingat latar belakang penulis yaitu

mahasiswa Ilmu Al-Qur‟ân dan Tafsir, sementara penelitian sebelumnya

4 Hasnah, “Peranan Taman Kanak-Kanak Al-Qur‟an/Taman Pendidikan Al-Qur‟an

(TKA/TPA) Terhadap Pembentukan Akhlak Anak Di Desa Maradekaya Kec. Bajeng Kab.Gowa,”

(Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Makassar, 2011). 5 Syahid Darajat, “Upaya Taman Pendidikan Al-Qur‟an Dalam Mempersiapkan Generasi

Muda Menuju Masyarakat Islami: Studi Kasus TPA Baiturrahman Komplek MPR Jaksel,”

(Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟an Jakarta,

2005). 6 Aminullah, “Peranan Taman Pendidikan Al-Qur‟an Terhadap Akhlak Santri: Suatu

Studi Pada TPA. Al-Wasi‟ di RW 09 Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara,” (Skripsi S1 Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008). 7 Himmatul Uliya, “Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an Pada Anak Usia Dini: Penelitian

Deskriptif di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara,” (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014). 8 Mungadi, “Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur‟an di TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta

Timur,” (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007). 9 Mega Yunita, “Sosialisasi Peran Gender Tradisional Pada Anak: Studi Kasus Pada

Orang Tua, Anak, dan Guru Taman Kanak-kanak Al-Qur‟an Al-Ihsan,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).

Page 19: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

4

kebanyakan dari Fakultas Tarbiah. Maka penelitian tentang pemahaman guru atas

suatu ayat yang diajarkan di TPA menarik untuk dikaji.

Mengapa demikian, karena hasil dari observasi awal penulis terhadap guru

yang diasumsikan mengerti atau paham atas ayat birr al-wâlidaintidak selalu

mengaplikasikan pemahamannya dalam bentuk adab-adab kesehariannya terhadap

orang tua.

TPA Hikmah Pelangi dipilih karena penulis melihat bahwa TPA tersebut

mempunyai pengaruh penting terhadap perkembangan keagamaan anak-anak di

wilayahnya, dengan menghasilkan ± 700 santri yang khatam Al-Qur‟ân selama

dua dekade terakhir. Berdasarkan kurikulum yang telah diterapkan oleh TPA

Hikmah Pelangi, penulis berasumsi bahwa santri TPA Hikmah Pelangi tingkat

paket B dan C sudah dituntut untuk menguasai hafalan sejumlah surah pendek,

ayat pilihan dan doa harian. Serta mengembangkan dalam perilaku sosial yang

baik.10

Atas dasar itulah penulis berpikir untuk melakukan penelusuran guru TPA

tersebut dalam memahami suatu ayat dan apakah pemahaman mereka

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari berupa sikap dan perilaku.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti guru TPA

Hikmah Pelangi, mengenai birr al-wâlidain antara pemahaman tentang ayat dan

pengetahuan seputar berbakti kepada kedua orang tua . Dengan demikian penulis

mengadakan penelitian dengan judul: “Pemahaman Guru Taman Pendidikan

Al-Qur’ân Atas Surah Luqmân Ayat 12-15 (Studi Kasus TPA Hikmah Pelangi

Bintaro Jakarta Selatan)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,

maka penulis membatasinya agar pembahasan dalam skripsi ini terarah dan tidak

terjadi kesalahan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, maka penulis

membatasi permasalahan pada pemahaman guru TPA Hikmah Pelangi terhadap

ayat berbakti kepada kedua orang tua yaitu Surah Luqmân ayat 12-15.

10

U. Syamsuddin MZ dkk, Panduan Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-kanak Al-

Qur‟an (TKA) Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) (LPPTKABKPRMI Pusat:Jakarta, 2006), h.

25-26.

Page 20: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

5

Adapun perumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana

pemahaman guru TPA Hikmah Pelangi terhadap ayat berbakti kepada kedua

orang tua yaitu Surah Luqmân [31]: 12-15?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan diatas,

maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

1. Mengetahui pemahaman guru TPA Hikmah Pelangi terhadap ayat-ayat

berbakti kepada kedua orang tua.

2. Mengetahui bagaimana pengaruh pemahaman guru TPA Hikmah Pelangi

tentang ayat-ayat berbakti kepada kedua orang tua di aplikasikan pada

kehidupan sehari-hari.

3. Mengetahui bagaimana pemahaman guru terhadap ayat-ayat al-Qur‟ân

yang diajarkan di TPA tentang berbakti kepada kedua orang tua

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Melatih berpikir ilmiah dalam menganalisa persoalan-persoalan di dalam

al-Qur‟ân, dengan melalui penelitian langsung pada objek yang dikaji,

sehingga ilmu yang selama ini dipelajari dapat diaplikasikan.

2. Menjadi bagian dari materi ajar metode penelitian di bidang Ilmu Al-

Qur‟ân dan Tafsir. Terutama yang terkait penulis jadikan penelitian.

3. Menjadi bahan untuk evaluasi pembelajaran al-Qur‟ân di TPA Hikmah

Pelangi.

D. Kajian Pustaka

Untuk menjadikan penelitian ini relevan, diperlukan perbandingan dengan

penelitian sebelumnya yang terlebih dahulu mengangkat tema tentang pemahaman

santri Taman Pendidikan Al-Qur‟ân terhadap ayat birr al-wâlidain. Penelitian

pertama adalah Hasnah yang berjudul Peranan Taman Kanak-Kanak Al-

Qur‟ân/Taman Pendidikan Al-Qur‟ân (TKA/TPA) Terhadap Pembentukan Akhlak

Anak Di Desa Maradekaya Kec. Bajeng Kab.Gowa. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif yang menggambarkan objek penelitian dengan data yang

bersifat analisis data deskriptif yang bersifat kualitatif dengan menggunakan

teknik induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TKA/TPA memiliki peranan

Page 21: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

6

dalam pembentukan akhlak anak dengan kerja sama yang baik antara guru

TKA/TPA dengan orang tua santri.11

Penelitian kedua adalah Syahid Darajat yang berjudul Upaya Taman

Pendidikan Al-Qur‟ân dalam Mempersiapkan Generasi Muda Menuju

Masyarakat Islami: Studi Kasus TPA Baiturrahman Komplek MPR Jaksel.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang bersifat lapangan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa TPA sebagai pendidikan nonformal

sangat berperan dan mempunyai pengaruh besar serta strategis terhadap

pembentukan generasi islami yang didambakan oleh setiap masyarakat.12

Peneltian ketiga adalah Aminullah yang berjudul Peranan Taman

Pendidikan Al-Qur‟ân Terhadap Akhlak Santri: Suatu Studi Pada TPA. Al-Wasi‟

di RW 09 Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara. Penelitian ini bersifat deskriptif

dengan menggunakan angket yang diberikan kepada santri beserta orang tuanya.

Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data

deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa TPA memiliki peranan

yang cukup besar terhadap akhlak santri. Hal ini terbukti bahwa santri TPA Al-

Wasi‟ memiliki Akhlak yang cukup baik, baik dalam ḥablu min Allah, ḥablun min

al-nâs, serta dengan lingkungannya.13

Penelitian keempat adalah Irfan Rafiq Bin Shaari yang berjudul Konsep

Pembinaan Birr Al-wâlidain Dalam Al-Qur‟ân: Kajian Analisis Deskriptif Tafsir

Mauḍu‟i. Penelitian ini menggunakan metode content analysis. Di samping itu,

diperkuat dengan metode tafsir mauḍu‟i. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa, di dalam al-Qur‟ân terdapat banyak ayat-ayat al-Qur‟ân

yang berkait dengan birr al-wâlidain. Selanjutnya kedua mufasir menjelaskan

bahwa, anak-anak secara khusus memang sangat memerlukan arahan untuk

berbakti kepada kedua orang tua, generasi yang mendidik dan merawatnya.

11

Hasnah, “Peranan Taman Kanak-Kanak Al-Qur‟an/Taman Pendidikan Al-Qur‟an

(TKA/TPA) Terhadap Pembentukan Akhlak Anak Di Desa Maradekaya Kec. Bajeng Kab.Gowa,”

(Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2011). 12

Syahid Darajat, “Upaya Taman Pendidikan Al-Qur‟an Dalam Mempersiapkan Generasi

Muda Menuju Masyarakat Islami: Studi Kasus TPA Baiturrahman Komplek MPR Jaksel,”

(Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟an Jakarta,

2005). 13

Aminullah, “Peranan Taman Pendidikan Al-Qur‟an Terhadap Akhlak Santri: Suatu

Studi Pada TPA. Al-Wasi‟ di RW 09 Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara,” (Skripsi S1 Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

Page 22: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

7

Pengarahan-pengarahan ini datang dari Allah swt. yang Maha Pengasih Lagi

Maha Penyayang, yang mengajarkan hamba-hamba-Nya untuk saling menyayangi

baik mereka sebagai anak maupun sebagai orang tua. Oleh demikian, konsep

pembinaan birr al-wâlidaindalam al-Qur‟ân adalah dengan berbakti kepada kedua

orang tua dan ini merupakan kewajiban bagi seorang anak, baik ketika orang tua

masih hidup maupun telah tiada. Hal ini dapat menghindarkan dari sikap durhaka

yang mendatangkan kemurkaan dan azab dari Allah Swt.14

Penelitian kelima adalah Haris Munandar yang berjudul Konsep Birr al-

wâlidainDalam Q.S Al-Isra Ayat 23-24 dan Implikasinya Dalam Pendidikan

Keluarga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan

pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini tentang ayat al-Qur‟ân, maka metode

yang digunakan untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dalam penelitian ini

yaitu metode mauḍu‟i dan muqaran.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa prinsip-prinsip birr al-

wâlidainyaitu berbakti kepada orang tua selama tidak bertentangan dengan

perintah Allah SWT, tidak pernah merasa tersakiti atas perlakuan buruk orang tua

dan berbakti kepada orang tua tidak terbatas ruang dan waktu. Materi-materi

pendidikan yang harus ada dalam keluarga yaitu ke-tauhidan, akhlak, doa, dan

ketaatan. Metode-metode pendidikan dalam keluarga yang harus digunakan antara

lain harus didahului dengan menanamkan keimanan, mendidik dengan sentuhan

emosional, menggunakan kata yang paling baik dan mendidik dengan

menggunakan do‟a.15

Penelitian keenam adalah Mustagfirin yang berjudul Konsep Birr al-

wâlidainDalam Al-Qur‟ân: Studi Komparatif antara Penafsiran Sayyid Qutb

dalam Kitab Tafsir Fî Ẓilal Al-Qur‟ân dengan Penafsiran Muhammad „Alî al-

Ṣâbūnî dalam Kitab Tafsir Ṣafwah Al-Tafâsîr. Jenis penelitian ini adalah library

research (penelitian pustaka) dengan sifat Deskriptif Analitik. Adapun

pengambilan datanya dengan pengumpulan dari pustaka dari kitab tafsir Fî

14

Irfan Rafiq, “Konsep Pembinaan Birrul Walidain Dalam Al-Qur‟an: Kajian Analisis

Deskriptif Tafsir Maudhu‟i,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Aceh, 2017). 15

Haris Munandar, “Konsep Birr al-Walidain Dalam Q.S Al-Isra Ayat 23-24 dan

Implikasinya Dalam Pendidikan Keluarga,” (Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013)

Page 23: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

8

Ẓilal Al-Qur‟an dan Ṣafwah Al-Tafâsîr sebagai buku primer serta buku-buku

lain tentang birr al-wâlidainsebagai data sekunder.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, Di

dalam kitab tafsir Fî Ẓilal Al-Qur‟ân dan Ṣafwah al-Tafâsîr, Sayyid Qutb dan Alî

al-Ṣâbūnî menafsirkan ayat-ayat tentang birr al-wâlidain dengan memerintah

untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, kemudian disusul dengan menyebut

ibu secara khusus. Ini adalah istilah bahasa disebut “żikru al-khaṣ ba‟da „am”

(menyebutkan yang khusus sesudah yang umum). Gunanya untuk menambah

perhatian dan memandang sebagai hal yang penting, karena hak ibu atas anak

lebih besar dari pada hak ayah.

Dari penafsiran Alî al-Ṣâbūnî ayat-ayat tentang birr al-wâlidain dibahas

secara ringkas dan mudah untuk dipahami, sedangkan dari sisi Sayyid Qutb, ayat-

ayat tentang birr al-wâlidain terasa lebih panjang pembahasannya, beliau

menambahkan pemikiran pergerakan untuk menumbuhkan semangat kaum muda

untuk selalu taat kepada kedua orang tua.

Selain itu terdapat persamaan dan perbedaan dari kedua mufasir di atas

yaitu dari segi metode dan bentuknya. Dari segi metodenya kedua mufasir di atas

sama-sama menggunakan metode tahlili, sedangkan dari segi bentuk tafsirnya

kedua mufasir di atas menggunakan bi al-ra‟yi atau kekuatan akal dalam

menyibak materi yang ada di dalam al-Qur‟ân. Akan tetapi kedua mufassir di atas

juga mempunyai perbedaan dalam menafsirkan ayat-ayat birr al-wâlidain yaitu

dari segi kemandirian dalam menafsirkan. Dari segi Sayyid Qutb, beliau sangat

mandiri dalam menafsirkan ayat-ayat tentang birr al-wâlidain. Sedangkan disisi

Alî al-Sâbûnî beliu belum bisa mandiri dalam menafsirkan al-Qur‟an karena

dalam tafsirnya beliau masih didominasi oleh penafsiran-penafsiran mufassir

sebelumnya. 16

Penelitian ketujuh adalah Fatkhur Rochman yang berjudul Berbakti

Kepada Orang Tua Menurut Penafsiran Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar Dan

Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Tafsir An-Nur: Study Komparatif. jenis penelitian

16

Mustagfirin, “Konsep Birrul Walidain Dalam Al-Qur‟an (Studi Komparatif antara

Penafsiran Sayyid Qutb dalam Kitab Tafsir Fī Ẓilal Al-Qur‟an dengan Penafsiran Muhammad „Alī

al-Ṣâbūnī dalam Kitab Tafsir Ṣafwah At-Tafâsīr,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, 2016).

Page 24: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

9

yang ditempuh adalah “Library Research” (kepustakaan) dengan menggunakan

metode deskriptif dan komparatif. Penelitian ini menghasilkan suatu teori

komparatif dari kedua mufasir tersebut, yaitu persamaan dan perbedaan dalam

menafsirkan ayat-ayat tentang berbakti kepada kedua orang tua.

Persamaannya adalah mengenai penafsiran Kedua tokoh tersebut terhadap

lima ayat untuk kata ihsan dan satu ayat untuk ḥusn. Maka perhatikanlah surah

Al-Baqarah: 83, Al-Nisa‟: 36, Al-An‟am: 151, Al-isra‟: 23, dan Al-Ahqaf: 15,

untuk menemukan kata ihsan, dan perhatikan pula surah Al-Ankabut: 8 untuk

menemukan kata husn. Dan Menurut penafsiran kedua tokoh tersebut dengan

menghimbau dan mempertegas bahwasanya Allah SWT, tegas memerintahkan

untuk berbuat baik (ihsan,kebajikan) kepada kedua orang tua, dari kesungguhan,

keseriusan taat, tunduk dan patuh kepada keduanya, atau berlaku lebih baik

(ihsan) dengan memenuhi segala hak-haknya, dan jangan mengecewakan hati

keduanya.

Adapun perbedaannya adalah mengenai sistematika penafsiran. Hamka

dalam tafsirnya Al-Azhar sistematikanya dimulai dengan menerjemahkan ayat-

ayat ke dalam bahasa Indonesia yg simpel, praktis dan mudah dipahami,

kemudian menguraikannya mengenai munasabah ayat dengan ayat sebelumnya,

dilanjutkan penjelasan tentang asbab al-nuzul (jika ditemui pendapat yang

menjelaskan hal itu), contohnya tentang ayat peralihan Kiblat dari Bait al-Maqdis

ke Ka‟bah. Sedangkan menurut Hasbi Ash-Shiddieqy dalam menafsirkan dimulai

dengan terjemahkan ayat-ayat ke dalam bahasa Indonesia yg indah simpel, praktis

dan mudah dipahami, menafsirkan ayat dengan didukung oleh ayat yang lain,

hadis, riwayat sahabat dan tabi‟in serta penjelasan yang ada kaitannya dengan ayat

tersebut dan tahapan ini diberi judul ”Tafsirnya”, dan kesimpulan (intisari dari

kandungan ayat yang diberi judul ”kesimpulan”)17

Penelitian kedelapan adalah Windi Wulandari yang berjudul

Perkembangan Perilaku Keberagamaan Pada Anak Usia Sekolah Dasar Peserta

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada. Jenis penelitian ini adalah penelitian

lapangan yang menjadikan DTA di kampung Batukembar 05/07 sebagai objek

17

Fatkhur Rochman, “Berbakti Kepada Orang Tua Menurut Penafsiran Hamka Dalam

Tafsir Al-Azhar Dan Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Tafsir An-Nur: Study Komparatif,” (Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2010).

Page 25: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

10

penelitian. Yang bertujuan untuk mendapatkan data kualitatif tentang peran DTA

terhadap perkembangan keberagamaan anak. Pengumpulan data ini dilakukan

dengan studi dokumen, observasi interview serta quesioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DTA juga memiliki peran yang

sangat penting dalam perkembangan ke-beragamaan pada seorang anak. DTA

menjadi agen kedua yang mensosialisasikan nilai-nilai keagamaan pada anak.

Karena DTA tidak hanya sebagai lembaga yang mengajarkan pengetahuan agama

dan melatih keterampilan anak dalam melaksanakan ibadah melainkan sebagai

suatu lembaga yang memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian anak.18

Penelitian ke sembilan adalah Mega Yunita yang berjudul “Sosialisasi

Peran Gender Tradisional Pada Anak: Studi Kasus Pada Orang Tua, Anak, dan

Guru Taman Kanak-kanak Al-Qur‟ân Al-Ihsan.” Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan tiga kategori informan yaitu orang tua, anak dan guru.

Dan penelitian ini membahas tentang pemahaman anak dalam mempelajari peran

gender dari keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Serta pandangan orang tua

terhadap peran gender anak dan cara orang tua mensosialisasikan peran gender

pada anak.19

Berdasarkan sembilan penelitian terdahulu di atas maka terdapat

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan pertama yaitu pada

fokus penelitian yang sama-sama menggunakan lembaga pendidikan agama non-

formal sebagai studi kasus, dan pada penelitian yang ke empat sampai ke tujuh

sama-sama mengangkat tema tentang birr al-wâlidain. Kemudian persamaan

kedua yaitu terletak pada metode penelitian yang di gunakan selain pada

penelitian yang ke empat sampai ke tujuh yaitu metode kualitatif dengan informan

anak-anak dan orang tua. Namun, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan

penelitian sebelumnya yaitu pada objek penelitian. Pada penelitian ini dalam

teknik analisis data, penulis menggunakan angket dan pedoman observasi yang

diberikan kepada guru dan orang tua santri/siswa sebagai indikator dalam

18

Windi Wulandari, “Perkembangan Perilaku Keberagamaan Pada Anak Usia Sekolah

Dasar Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017). 19

Mega Yunita, “Sosialisasi Peran Gender Tradisional Pada Anak: Studi Kasus Pada

Orang Tua, Anak, dan Guru Taman Kanak-kanak Al-Qur‟ân Al-Ihsan,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014).

Page 26: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

11

pemahaman dan pengamalan santri atas ayat birul walidain. Sehingga data yang

diperoleh lebih otoritatif dan menunjukkan hasil yang diharapkan.

E. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu suatu penelitian yang menggambarkan atau memaparkan secara umum

mengenai siswa atau santri Taman Pendidikan Al-Qur‟ân Hikmah Pelangi Bintaro

Jakarta Selatan dalam mempelajari al-Qur‟ân surah Luqmân [31]: 12-15, dengan

cara mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data yang berkaitan

dengan penelitian ini.

Dalam pengumpulan data, sebanyak mungkin data yang diperoleh atau

dikumpulkan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian

ini. Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan data primer dan data

sekunder. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data yaitu surah Luqmân [31]: 12-15, sedangkan data sekunder

adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain, dokumen, hasil wawancara.

1. Teknik Pengumpul Data

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses pengamatan dan ingatan terhadap fenomena-

fenomena yang sedang dijadikan sarana pengamatan.20

Dalam penelitian ini yang

menjadi objek observasi adalah murid atau santri Taman Pendidikan Al-Qur‟ân

Hikmah Pelangi Bintaro Jakarta Selatan.

b. Wawancara

Penulis menggunakan teknik wawancara terbuka secara intensif yang

bertujuan memperoleh informasi tertentu dari beberapa responden. Dalam

wawancara ini penulis melakukan bertemu langsung dengan responden.

c. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di TKA/TPA Hikmah

Pelangi Jakarta Selatan dengan alamat jl.H. Sailin II no 35 Pesanggrahan Bintaro

20

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Press, 2008),

h.52.

Page 27: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

12

Jakarta Selatan. Dengan objek yang diteliti adalah santri Taman Pendidikan Al-

Qur‟ân Hikmah Pelangi.

d. Populasi21

dan Sampel22

Populasi dalam penelitian ini adalah santri TPA Hikmah Pelangi yang

tercatat aktif pada tahun ajaran 2017-2018 dengan jumlah 115 orang. Prinsip-

prinsip dasar penentuan sampel mengacu pada masalah teknis pelaksanaan dan

kualitas produk yang dihasilkan. Dalam hal ini penentuan sampel harus sederhana

mungkin dan sampel yang dipilih haruslah betul-betul mempersentasikan keadaan

populasi yang sesungguhnya. Dari beberapa literatur atau bacaan tentang

metodologi penelitian dapat diperoleh informasi bahwa penulis membatasnya

dengan menggunakan teknik pengambilan sampel quota.23

e. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian kualitatif24

dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan objek yang diteliti untuk

memperoleh pemahaman mendalam yang otentik mengenai pemahaman

responden. Kebanyakan peneliti kualitatif menganggap bahwa observasi dan

wawancara langsung merupakan metode yang potensial.25

F. Teknik Analisis Data26

1. Deskripsi data

Metode ini bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena

tertentu, berdasarkan data-data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara, dan

21

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan

diduga.(Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 154). 22

Sampel adalah karakteristik yang memampukan kita untuk memerinci populasi menjadi

kelompok kecil dan tidak boleh tumpang tindih serta mencakup seluruh populasi riset.(Lisa

Harrison, Metodologi Penelitian Politik (Jakarta: kencana, 2009), h.23). 23

Teknik pengambilan sampel quota lazim digunakan dalam pengumpulan pendapat

umum jika jumlah populasi telah diketahui sebelumnya.(Sanapiah Faisal, Format-Format

Penelitian Sosial, h.69). 24

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang mengumpulkan dan

menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta

peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah di peroleh

dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka.(Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif

(Jakarta: Rajawali Press, 2015), h. 13). 25

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, h. 53. 26

Analisi data adalah mereduksi data atau kegiatan pemilihan data penting dan tidak

penting dari data yang telah terkumpul, menyajikan data dan menarik kesimpulan.( Afrizal,

Metode Penelitian Kualitatif, h. 174).

Page 28: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

13

observasi. Data yang di peroleh dari hasil wawancara, dan observasi tersebut di

deskripsikan dalam bentuk uraian.

2. Analisis data

Data-data yang telah terkumpul dari hasil wawancara dan observasi

tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Kemudian analisis data diuraikan dengan

menggunakan bahasa sendiri dan memberikan interpretasi terhadap data yang

diperoleh secara apa adanya.27

3. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dan penyusunan skripsi ini di bawah panduan

buku Pedoman Penulisan Skripsi.28

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub-sub

bab, adapun sistematika bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:

Bab pertama membahas tentang pendahuluan, yaitu terdiri dari latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan Masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, Tinjauan Kepustakaan, Metodologi Penelitian, yang terdiri dari Lokasi

dan Waktu Penelitian, Populasi, Sampel, Metode Pengumpulan Data, Teknik

Analisis Data, dan Sistematika Penulisan.

Bab kedua membahas tentang teori gambaran umum berbakti kepada

kedua orang tua dalam Islam, kemudian tentang Ayat-ayat Berbakti kepada Kedua

Orang Tua dan Tafsirannya.

Bab ketiga membahas Profil TPA Hikmah Pelangi, yang terdiri dari:

Sejarah berdirinya, Struktur Organisasi, Program kegiatan, Prestasi, Profil Santri.

Bab keempat membahas tentang analisis data dari Ragam Pemahaman

Guru Taman Pendidikan al-Qur‟ân atas Surah Luqmân [31]:12-15.

Bab kelima penutup yang berisi tentang Kesimpulan dan Saran-saran.

27

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, h. 13. 28

Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi

(Jakarta: CeQDA, 2007).

Page 29: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

14

BAB II

GAMBARAN UMUM BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

A. Pengertian Birr dan Al-wâlidain

Kata birr diambil dari bahasa Arab dengan asal kata بػرر atau بػر –يػبػر –بػر yaitu ḏiddu al-„uqūqi artinya kebalikan dari melanggar atau durhaka yakni

berbakti.29

Dalam kamus al-Munawwir kata بر memiliki arti ketaatan atau

berbakti.30

Sedangkan dalam KBBI kata berbakti merupakan asal kata dari bakti

yang artinya tunduk dan hormat, maka berbakti artinya berbuat tunduk dan

hormat.31

Sedangkan menurut al-Asfahâni di dalam Mufradâh alfâzi al-Qur‟ân kata

al-birr memiliki arti al-tawassu‟ fî fi‟li al-khair (kelapangan di dalam

mengerjakan kebaikan) dengan memiliki dua aspek yaitu pekerjaan hati seperti

keyakinan yang benar dan niat yang suci, dan pekerjaan anggota badan seperti

ibadah kepada Allah. Dalam ungkapan birr al- wâlidain diartikan al-tawassu‟ fî

ihsâni ilaihimâ (keluasan untuk berbuat baik kepada keduanya).32

Kata wâlidain merupakan kata gabungan dari wâlid (bapak) dan wâlidah

(ibu), jadi wâlidain adalah ibu dan bapak atau kedua orang tua.33

Dari beberapa

pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa birr al-wâlidain adalah suatu

ketaatan yang dilakukan dengan perbuatan hormat dan patuh terhadap ibu dan

bapak atau kedua orang tua.

Manusia adalah makhluk sosial yang kehidupannya tidak dapat

diisolasikan secara permanen dari sesamanya. Kelahiran manusia di muka bumi

ini dikarenakan kedua orang tuanya, yang kemudian menjadi lingkungan pertama

pada masa awal kehidupannya di dunia. Maka kewajiban manusia terhadap

sesama harus dipenuhi sehingga tercipta kondisi yang harmonis dan dinamis yang

menjamin kelangsungan hidupnya. Terutama kewajiban terhadap kedua orang tua,

29

Ibnu Mandzur, Lisan al-Arab (Libanon: Dar Shȃdir, 1990), j. 4 h. 53. 30

Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 74. 31

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,

2008), h. 125. 32

M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur‟ân: Kajian Kosakata (Jakarta: Lentera Hati,

2007), h. 145-146. 33

Ibnu Mandzur, Lisân al-Arâb (Libanon: Dâr al-Shâdir, 1990), j. 3 h. 467 lihat Ahmad

Warson Munawwir, al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 1580.

Page 30: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

15

yaitu berbakti secara tulus dengan memenuhi dan mematuhi permintaan serta

nasihat mereka.

Wujud dari sikap berbakti itu, antara lain, di tunjukan melalui sikap sayang

dan hormat, khususnya kepada ibu. Dalam berkomunikasi dengan kedua orang tua

hendaknya bertutur kata secara lembut dan ramah serta menghindari penggunaan

kata-kata yang menyakitkan dan menyinggung perasaan mereka.

Kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua bersifat permanen,

meskipun keduanya telah tiada. Dengan selalu mendoakan keduanya

pengampunan atas segala dosa dan kesalahan mereka.34

B. Akhlak dan Adab terhadap Kedua Orang Tua

Berbuat baik terhadap kedua orang tua merupakan suatu perbuatan yang

menempati kedudukan istimewa dalam ajaran Islam, di dalam al-Qur‟ân Allah

SWT mewasiatkan kepada manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak dan

menempatkan perintah bersyukur kepada ibu bapak langsung sesudah perintah

kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman-Nya surah Luqmân ayat 14 :

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang

bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku

dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”35

Sementara di dalam hadis, Rasulullah menempatkan birr al-wâlidain

sebagai amalan terbaik setelah salat tepat pada waktunya.

ـ بن عبد الملك قاؿ: حدثػنا شعبة قاؿ ح زار أخبػرن دثػنا أبػو الوليد ىشا : الوليد بن العيػعت أبا عمر ك الشيبان يػقوؿ: حدثػنا صاحب ىذه الدار، كأشار إل دار عبد اهلل، قاؿ: س

هلل ؟ قاؿ: )الصالة على كقتها(. قاؿ: قاؿ:سألت النب صلى اهلل عليو كسلم: أي العمل أحب إل ابن، كلو ث أي ؟ قاؿ: )ث بر الوالدين(. قاؿ: ث أي ؟ قاؿ: )اجلهاد ف سبيل اهلل(. قاؿ: حدثن

استػزدتو لزادن

34 Affandi Muchtar, “Akhlak,” Dalam Taufiq Abdullah, ed., Ensiklopedi Tematis Dunia

Islam, Vol. III (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), h. 330-331. 35

Sofyan Abdul Rasyid. Dkk, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya (Bandung:

Mizan, 2011), h. 413.

Page 31: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

16

“Abu Walid bin Abdul Malik menceritakan kepada kami, berkata: Syu‟bah

menceritakan kepada kami, berkata: al-Walid bin al-Aizar memberitakan

kepadaku, berkata: Aku mendengar Abu Amir al-Syaibani berkata: seorang teman

dari daerah Abdullah menceritakan kepada kami, berkata: “Aku bertanya kepada

Nabi SAW: Apa amalan yang paling disukai oleh Allah?” beliau menjawab:

(Salat tepat pada waktunya). Aku bertanya lagi: Kemudian apa? Beliau

menjawab: (Kemudian berbuat baik terhadap kedua orang tua). Kemudian aku

bertanya lagi: seterusnya apa? Beliau menjawab: (Jihad di jalan Allah).”36

Demikianlah Allah dan Rasul-Nya menempatkan kedua orang tua pada

posisi yang sangat istimewa sehingga berbuat baik terhadap keduanya merupakan

sesuatu kewajiban yang bersifat niscaya.37

Adapun bentuk atau cara berbuat baik kepada kedua orang tua di antaranya

ialah sebagai berikut:

1) Selalu Memuliakan Kedua Orang Tua

Salah satu dari karakteristik seorang muslim ialah orang yang

memperlakukan kedua orang tuanya dengan baik dan bijak, karena hal tersebut

merupakan salah satu dari ajaran Islam. Sebagaimana Allah SWT berfirman

dalam surah al-Ankâbut ayat 8 :

“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-

bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu

mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan

kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”38

Rasulullah SAW bersabda :

ثػنا إبػراىيم بن سعد، عن ابيو، عن حيد بن عبد الرحن ثػنا أحد بن يػونس، حد ، عن حدن أكب عبد اهلل بن عمر ك رضي اهلل عنػهما، قاؿ: قاؿ رسوؿ اهلل صلى اهلل عليو ك سلم : ))إف م

36

Muhammad ibn Ismâil ibn Ibrâhim ibn al Mughirah, Abu abdillah al- Bukhâri,

Sahīh Bukhâri (Beirut: Dar Al Kutub Al Islami, 2009), h.138. 37

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan

Islam (LPPI), 2001), h.148-151. 38

Sofyan Abdul Rasyid. Dkk, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya (Bandung:

Mizan, 2011), h. 398.

Page 32: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

17

ب الكبائر أف يػلعن الرجل كالديو((. قيل: يا رسوؿ اهلل! ككيف يػلعن الرجل كالديو؟ قاؿ : ))يب أمو((. ب اباه ك ي الرجل أبا الرجل، فػي

“Artinya : Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami, Ibrahim bin

Sa‟ad menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Humaid bin „Abd al-

Rahman, dari „Abd Allah bin „Amr r.a, berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya dosa yang paling besar ialah seseorang yang melaknat kedua

orang tuanya.” Sahabat bertanya: wahai Rasulullah! Bagaimana seseorang itu

melaknat kedua orang tuanya? Rasulullah menjawab: „Seseorang mengeluarkan

kata-kata yang isinya mencela dan menghina keduanya.‟”39

Kedua orang tua merupakan sosok yang paling dekat dalam kehidupan

seseorang. Karena keduanya telah berjasa besar dalam menjaga dan membesarkan

dari seorang anak hingga mencapai dewasa. Bahkan sebelum sang anak lahir pun,

peran ibu ketika mengandung hingga akan melahirkan, ia rela dan ikhlas

berkorban waktu dan tenaga untuk menahan rasa sakit yang tak terkira.40

Sebagaimana yang Allah gambarkan dalam al-Qur‟ân surah Luqmân ayat 14 :

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang

bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku

dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”41

2) Taat Kepada Kedua Orang Tua Kecuali Dalam Mendurhakai Allah

Taat kepada kedua orang tua mempunyai tingkatan yang sama dengan

diwajibkannya beribadah kepada Allah SWT. Dengan demikian membuktikan

bahwa betapa agungnya ketaatan seorang anak terhadap kedua orang tua. Allah

berfirman pada surah al-Isra‟ ayat 23:

39

Muhammad ibn Ismâil ibn Ibrâhim ibn al Mughirah, Abu Abdillah al- Bukhâri,

Sahīh Bukhâri, h. 1517. 40

Imam Ibnul Jauzi, Birrul Wâlidain (Surabaya: Pustaka Progresif, 1993), h. 31. 41

Sofyan Abdul Rasyid. Dkk, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya, h. 413.

Page 33: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

18

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu

mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.”42

Bentuk ketaatan kepada orang tua adalah dengan cara menaati segala apa

yang diperintahkan, selama tidak bertentangan dengan syariat Allah dan Rasul-

Nya. Bahkan harus mendahulukan perintahnya dari perkara-perkara yang sunah,

seperti salat sunah, meskipun sang anak sudah dalam keadaan berkeluarga harus

tetap mengedepankan dan memprioritaskan taat kepada kedua orang tua daripada

taat terhadap istri dan anak-anaknya. Hal ini dikarenakan hak orang tua lebih

besar dan lebih utama dari hak keluarga.43

3) Menafkahi Kedua Orang Tua.

Memberi nafkah merupakan bentuk dari birr al-wâlidainyang perlu

diperhatikan dan diamalkan tatkala seorang anak sudah berkecukupan dalam

memenuhi kebutuhan kedua orang tua. Karena menafkahi kedua orang tua

merupakan hal yang diprioritaskan dalam memberi harta. Sebagaimana firman

Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 215

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa

saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum

42

Sofyan Abdul Rasyid. Dkk, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya, h. 285. 43

Achmad Sunarto, Kado Buat Ayah Bunda Menurut Al-Qur‟ân dan al-Sunnah (Jakarta:

Tamer, t.t.), h. 190.

Page 34: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

19

kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang

dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya

Allah Maha mengetahuinya.”44

Bagi anak laki-laki yang telah menjadi suami diutamakan untuk menafkahi

kedua orang tua terlebih dahulu kemudian istri dan anak. Karena kewajiban bagi

anak laki-laki yang telah menjadi suami adalah berbakti kepada orang tua setelah

Allah dan Rasul-Nya, berbeda dengan anak perempuan yang telah menjadi istri,

yaitu setelah berbakti atau taat kepada Allah dan Rasul-Nya ialah suami bukan

kedua orang tua.45

4) Memprioritaskan Kepentingan Kedua Orang Tua

Sudah semestinya seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya

untuk selalu mendahulukan kepentingan mereka atas kepentingan dan kebutuhan

pribadi. Bahkan ketika orang tua berbuat yang tidak berkenan di hati sang anak, ia

harus tetap berbuat baik kepada mereka. Sehingga ketika mereka mengajak

anaknya untuk berbuat kemusyrikan, sang anak harus menyikapinya dengan baik,

menolaknya dengan halus, dan tetap mempergaulinya dengan baik. Allah SWT

berfirman dalam surah Luqmân ayat 15:

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu

mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah

jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,

Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”46

Termasuk dalam upaya mendahulukan kepentingan kedua orang tua ialah

dengan memberikan mereka kesempatan untuk mendapatkan segala yang

disukainya dalam kebaikan. Ibnu Jarir menyebutkan dalam menjelaskan makna al-

Qur‟ân surah Al-Isrâ ayat 24 yang artinya “dan rendahkanlah dirimu kepada

44

Sofyan Abdul Rasyid. Dkk, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya, h. 34 45

Ahmad Jumadi, Dahsyatnya Birul Wâlidain (Yogyakarta: Lafal, 2014), h. 77-78. 46

Sofyan Abdul Rasyid. Dkk, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya, h. 413.

Page 35: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

20

mereka (berdua) dengan penuh kasih sayang” beliau berkata bahwa “janganlah

kamu mencegah sesuatu yang disenangi mereka berdua.”47

5) Mendoakan dan Memohon Ampunan Atas Dosa-Dosa Kedua Orang Tua

Setelah kedua orang tua meninggal atau wafat, berbuat baik terhadap

kedua orang tua masih bisa untuk terus dilaksanakan. Yaitu di antaranya dengan

mendoakan dan memohon ampunan atas dosa-dosa mereka. Karena doa

merupakan ibadah yang dibutuhkan oleh orang-orang yang telah meninggal dunia.

Hal itu menjadi persembahan bakti anak terhadap kedua orang tuanya yang telah

wafat.48

Allah SWT berfirman dalam surah Maryam ayat 47:

“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku

akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat

baik kepadaku.”49

Ayat di atas menceritakan tentang kisah Nabi Ibrahim yang berdoa untuk

ayahnya, meskipun ayahnya selalu mendesak Nabi Ibrahim untuk melakukan

perbuatan musyrik dengan menyembah berhala. Akan tetapi, Nabi Ibrahim tetap

menolak desakan ayahnya, sehingga membuat ayahnya sangat marah.50

Menurut M. Quraish Shihab, ayat di atas menjelaskan tentang “betapapun

orang tua marah kepada anaknya, anak akan selalu berusaha untuk berbuat baik

dan akan selalu memohon ampunan kepada Allah untuk kedua orang tuanya. Oleh

sebab itu para ulama menganjurkan ketika selesai salat wajib melakukan duduk

sejenak untuk mendoakan dan memohon ampunan serta surga Allah untuk kedua

orang tua.

اللهم إغفرل كلوالدي ك ارحهما كما ربػيان صغيػرا “Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku sayangilah

mereka, seperti mereka menyayangiku sejak aku kecil”51

Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh

Imam Ahmad Bin Hanbal :

47

Achmad Sunarto, Kado Buat Ayah Bunda Menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah, h. 199. 48

M. Quraish Shihab, Birul Wâlidain: Wawasan al-Qur‟ân tentang Bakti kepada Ibu

Bapak (Tangerang Selatan: Lentara Hati, 2014), h. 142. 49

Sofyan Abdul Rasyid. Dkk, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya, h. 309. 50

Achmad Sunarto, Kado Buat Ayah Bunda Menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah, h. 205. 51

M. Quraish Shihab, Birul Wâlidain: Wawasan al-Qur‟an tentang Bakti kepada Ibu

Bapak, h. 146.

Page 36: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

21

ثػنا يزيد، أخبػرنا حاد بن سلمة، عن عاصم بن أب النجود، عن أب صالح، عن أب حدرجة للعبد الصالح، ىريػرة قاؿ : قاؿ رسوؿ اهلل صلى اهلل عليو ك سلم : إف اهلل عز ك جل ليػرفع الد

، أن ل ىذه؟ فػيػقوؿ : باستغفار كلدؾ لك. ف اجلنة فػيػقوؿ : ياربArtinya: “Yazid menceritakan kepada kami, Hammâd bin Salamah

memberitakan kepada kami, dari „Âsim bin Abu al-Nujum, dari Abu Sâlih, dari

Abu Hurairah berkata : Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya Allah „Azza

wa Jalla meninggikan derajat seorang hamba saleh di surga, kemudian ia

bertanya : Wahai Tuhanku, kenapa aku ada di sini? Allah SWT berfirman :

dikarenakan kamu sering memohon ampunan untuk kedua orang tua mu.”52

6) Tidak Memanggil Orang Tua Dengan Namanya.

Ketika seorang anak memanggil atau berbicara kepada kedua orang tuanya

tidak dianjurkan untuk berkata dengan menyebut namanya melainkan berbicara

dengan penuh adab, sopan santun, dan lemah lembut.53

Sebagaimana Imam Bukhari menyebutkan dalam kitabnya Adab al-

Mufrad :

ـ بن عركة ، عن أبيو ، أك ثػنا ىشا ثػنا أبػو الربػيع عن إسعيل بن زكريا قاؿ : حد غيه ، حدو . أف أبا ىريػرة أبصر رجلي فػقاؿ ألحدها : ما ىذا منك ؟ فػقاؿ : أب . مو با س فػقاؿ : ل ت

لو. كلتش أمامو . كل تلس قػبػAbu al-Rubai‟u menceritakan kepada kami dari Ismail bin Zakariya

berkata : Hisyam bin „urwah menceritakan kepada kami, dari ayahnya, atau

selainnya, sesungguhnya Abu Hurairah pernah melihat dua orang, lalu dia

bertanya kepada salah satunya : “apa yang ada di dekat kamu” ? orang itu

menjawab : “ia ayahku”. Maka Abu Hurairah berkata : “Janganlah kamu

panggil ia dengan namanya, jangan berjalan di depannya, dan jangan duduk

sebelumnya”54

Tidak hanya dalam memanggil mereka, adab saat berbicara dan hal

lainnya, kita diharuskan untuk berbicara dengan penuh adab, sopan santun, dan

lemah lembut. Jangan mencela, mencaci, dan mengolok-olok kepada mereka.

Tidak boleh berbohong kepada mereka. Tidak mengeraskan suara, berkata kasar

52

Ahmad Bin Hanbal, Musnad Ahmad Bin Hanbal (Riyadh, Bait al-Ifkâr, 1997), h.751. 53

Majid Sa‟ud al-Ausyan, Panduan Lengkap dan Praktis: Adab dan Akhlak Islami

Berdasarkan al-Qur‟ân dan al-Sunnah (Jakarta: Darul Haq, 2014), h. 326-328. 54

Muhammad ibn Ismâil ibn Ibrâhim ibn al Mughirah, Abu Abdillah al- Bukhâri, al-

Adab al-Mufrad,(T. tp.: al-Maṯba‟ah al-Salafiyyah, t.t.), h.22.

Page 37: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

22

dan membantah di depan mereka.55

Penuhilah dengan segera panggilan mereka

bila mereka memanggil kita.56

C. Ayat Berbakti Kepada Kedua Orang Tua (Birrul Walidain) Surah

Luqmân [31]: 12-15 dan Tafsirannya.

1. Tafsir Surah Luqmân Ayat 12

“Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqmân, Yaitu:

"Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah),

Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barang siapa yang

tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji"”.57

Ayat ini menjelaskan tentang salah seorang yang bernama Luqmân yang

dianugerahi oleh Allah SWT berupa hikmah yaitu kebenaran dalam perbuatan,

tepat dalam pendapat, dan mengucapkan sesuatu sesuai dengan kebenaran.

Mujahid berkata: Hikmah adalah mengerti dan memahami serta benar dalam

ucapan.58

Hikmah tersebut kemudian beliau sampaikan kepada anaknya. Ayat diatas

menyatakan Dan sesungguhnya Kami Yang Maha Perkasa dan Bijaksana telah

menganugerahkan dan mengajarkan juga mengilhami hikmah kepada Luqmân,

yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah, dan barang siapa yang bersyukur kepada

Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk kemaslahatan dirinya sendiri; dan

barang siapa yang kufur yakni tidak bersyukur, maka yang merugi adalah dirinya

sendiri. Dia sedikit pun tidak merugikan Allah, sebagaimana yang bersyukur tidak

menguntungkan-Nya, karena sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak butuh kepada

apapun, lagi Maha Terpuji oleh makhluk di langit dan di bumi”.59

2. Tafsir Surah Luqmân ayat 13

55

Majid Sa‟ud al-Ausyan, Panduan Lengkap dan Praktis:”Adab dan Akhlak Islami”

Berdasarkan al-Qur‟ân dan al-Sunnah, h. 326-328. 56

Choiruddin Hadhiri, Akhlak dan Adab Islami: Menuju Pribadi Muslim Ideal (Jakarta:

PT Bhuana Ilmu Populer, 2015), h.245-248. 57

Sofyan Abdul Rasyid, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya, h. 413. 58

M. Ali al-Shâbuni, Shawatu al-Tafâsir. Penerjemah Yasin (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2011), j. 4, h. 168. 59

M. Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah: Kesan, Pesan dan Keserasian al-Qur‟ân (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), j. 12, h. 121.

Page 38: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

23

“Dan (ingatlah) ketika Luqmân berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan

Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman

yang besar"”.60

Ayat ini menjelaskan tentang nasihat yang tidak dicurigai memuat maksud

yang tidak baik, karena seorang ayah tidak menghendaki apapun bagi anaknya

selain kebaikan; dan yang harus dilakukan ayah kepada anaknya adalah

menasihati. Luqmân al-Hakîm melarang anaknya melakukan kemusyrikan, dan

memberi alasan terhadap larangan ini bahwa kemusyrikan merupakan kedzaliman

yang besar.61

Sisi keberadaan syirik sebagai kedzaliman yang sangat besar adalah karena

sesungguhnya tidak ada yang lebih keji dan lebih buruk daripada orang yang

menyamakan makhluk dengan Allah sang Pemilik segala perkara.62

3. Tafsir Surah Luqmân Ayat 14

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang

bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku

dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”63

Nasihat kepada anak untuk berbakti kepada kedua orang tua sering diulang

di dalam al-Qur‟ân dan pesan-pesan Rasulullah SAW. Sedangkan nasihat kepada

orang tua untuk berbuat baik kepada anak itu sangat sedikit. Karena fitrah semata

telah menjamin orang tua melindungi anaknya. Orang tua pasti mau

60

Sofyan Abdul Rasyid, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya, h. 413. 61

Sayyid Qutub, Tafsir Fi-Zhilalil Qur‟an: Di Bawah Naungan al-Qur‟ân. Penerjemah

M. Misbah, Aunur Rafiq Shaleh Tamhid (Jakarta: Robbani Press, 2009), j. 21, h. 723. 62

Abdurrahman bin Nashir al-Sa‟di, Taisir al-Kârim al-Rahmân Fi Tafsīr Kalam al-

Mannân. Penerjemah M. Iqbal dkk (Jakarta: Darul Haq, 2012), j. 5, h. 534. 63

Sofyan Abdul Rasyid, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya, h. 413.

Page 39: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

24

mengorbankan jiwa, raga, usia, dan segala miliknya yang berharga untuk anaknya,

tanpa berkeluh kesah.

Jadi, fitrah semata telah menjamin nasihat untuk orang tua, tanpa

memerlukan nasihat lain! Sedangkan anak membutuhkan nasihat yang berulang-

ulang agar ia memperhatikan orang tua yang telah berkorban, mendidik,

mengayomi, dan telah sampai di usia senja kehidupannya, setelah ia

mengorbankan usia, jiwa, dan raganya untuk kehidupan anaknya! Akan tetapi,

seorang anak tidak akan mampu dan tidak bisa mengganti apa yang telah

dikorbankan orang tua, meskipun ia menghibahkan usianya untuk keduanya.64

Kemudian pada ayat “Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah

yang bertambah-tambah,” menjelaskan bahwa ibunya mengandungnya berupa

janin dalam perutnya dan setiap hari dia bertambah lemah sejak hamil sampai saat

melahirkan, sebab kehamilan semakin hari semakin berat dan semakin

melemahkan. “Dan menyapihnya dalam dua tahun,” anak disapih ketika berusia

dua tahun penuh. “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu

bapakmu.” Maksudnya ialah: Bersyukurlah kepada Tuhanmu atas nikmat iman

dan ihsan dan bersyukurlah kepada kedua orang tuamu atas nikmat pendidikan.

“Hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” Artinya adalah: lalu Aku membalas orang

yang berbuat baik berdasarkan perbuatan baiknya dan orang yang berbuat buruk

berdasarkan perbuatan buruknya.65

4. Tafsir Surah Luqmân Ayat 15

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu

mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah

64

Sayyid Quṭub, Tafsir Fi-Ẓīlâl al-Qur‟ân: Di Bawah Naungan al-Qur‟ân. Penerjemah

M. Misbah, Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, j.21 h. 725. 65

M. Ali al-Ṣâbuni, Shawatu al-Tafâsir. Penerjemah Yasin, j. 4, h. 169.

Page 40: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

25

jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,

Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”66

Pada firman Allah “Dan jika keduanya memaksamu,”Maksudnya, kedua

ibu bapakmu bersikeras “untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak

ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mematuhi keduanya,” dan

jangan kamu mengira hal tersebut termasuk berbuat baik kepada keduanya, sebab

hak Allah harus lebih diutamakan atas hak semua orang, dan tidak ada kepatuhan

kepada makhluk dalam kemaksiatan terhadap sang Khalik.67

Kemudian pada firman Allah “Dan tetap pergauilah keduanya secara

makruf di dunia.” Hasbi Ash-Shiddieqy menafsirkan bahwa dalam

memperlakukan kedua orang tua dalam masalah keduniaan harus dengan cara

yang paling baik yakni cara yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang

tinggi.

Pada firman Allah “ Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadamu.”

Maksudnya ialah kembali kepada Islam yang benar dengan mengikuti ajaran

Muhammad dan turutilah jalan Allah dengan paham tauhid, sikap ikhlas dan taat.

Sebaliknya, jangan menuruti kedua orang tua yang berbuat salah.68

Firman Allah “Kemudian kepada-Ku tempat kembalimu, lalu Aku

beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Abu Bakar al-Jazairi

menafsirkan bahwa Allah akan memberitahukan kepada manusia tentang apa yang

mereka kerjakan, dan Allah akan membalas setiap perbuatan mereka dengan surga

dan neraka. Oleh sebab itu maka bertakwalah kepada Allah dengan berbuat taat

dan mengesakan-Nya, karena kepada-Nya lah kembalinya segala sesuatu.69

66

Sofyan Abdul Rasyid, Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya, h. 413. 67

Abdurrahman bin Nashir al-Sa‟di, Taisir al-Kârim al-Rahmân Fi Tafsir Kalam al-

Mannân. Penerjemah M. Iqbal dkk, j. 5, h. 536. 68

Teungku M. Hasbi al-Shiddieqy, Tafsir al-Qur‟ân al-Majid Al-Nuur (Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 200), j. 4 h. 3208-3209. 69

Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Tafsir al-Qur‟ân al-Aisar. Penerjemah Fityan Amaliy dan

Edi Suwanto (Jakarta: Darus Sunnah, 2012), j. 5 h. 714.

Page 41: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

26

BAB III

PROFIL TPA HIKMAH PELANGI

A. Sejarah Berdirinya TPA Hikmah Pelangi

Taman Pendidikan al-Qur‟ân (TPA) Hikmah Pelangi merupakan lembaga

pendidikan nonformal yang mempelajari tentang baca tulis al-Qur‟ân dan hafalan

lainnya. Berlokasi di Jl. H. Sailin II NO 35 RT 003 RW 005 Pesanggrahan

Bintaro Jakarta Selatan. TPA Hikmah Pelangi berdiri di bawah naungan Yayasan

Hikmah Pelangi dengan akta no 9 tanggal 14 Januari 1998 notaris PPAT H. Abu

Yusuf H dan terdaftar di Kementrian Agama oleh lembaga LPPTKA BKPRMI

Jakarta Selatan dengan nomor unit 847. 70

Sejarah dari TPA Hikmah Pelangi, sebagaimana yang diungkapkan oleh

kepala sekolah TPA Hikmah Pelangi bahwa:

“TPA Hikmah Pelangi didirikan pada tanggal 10 Oktober 1996 oleh ustadz

Abu Khoir yang bermula dari seorang ibu tetangga rumah yang mendengarkan

bacaan al-Qur‟ân beliau yang kemudian menyuruh putranya agar belajar mengaji.

Dan pendidikan mengaji pun dimulai oleh beberapa orang bersama anak-anak

yang berada di sekitar rumah; dengan memakai tempat dan sarana yang sangat

sederhana. 71

Kemudian, seiring berjalannya waktu dengan terlihat dari minat dan

kebutuhan masyarakat setempat akan pendidikan. Maka mulai dilakukan

pembangunan gedung untuk kegiatan belajar mengajar TKA / TPA sekaligus

Majelis Taklim Hikmah Pelangi berupa sewa kontrak bangunan di atas tanah

seluas ±145 m2

persis di depan rumah tinggalnya ketua yayasan yaitu Hj. Zulaika

Asyurati di Jl. H. Sailin II No. 35 C, Rt 003/05 – Bintaro, Jakarta Selatan.72

B. Struktur Organisasi

Kemampuan dan perkembangan sebuah instansi/lembaga/organisasi

terletak pada kinerja struktur ke pengurusan dan semua sistem yang ada di

dalamnya. TPA Hikmah Pelangi memiliki struktur ke pengurusan sebagai berikut

:

70

Zulaika Asyurati, “Profil Yayasan Hikmah Pelangi”,(Jakarta: Yayasan Hikmah

Pelangi, 2016), h. 6. 71

Wawancara Pribadi dengan Ustaz Abu Khoir, Jakarta, 16 Maret 2018. 72

Zulaika Asyurati, Profil Yayasan Hikmah Pelangi, h. 1.

Page 42: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

27

Bagan 3.1 Struktur Organisasi TKA/TPA Hikmah Pelangi

C. Program Kegiatan

Taman Pendidikan al-Qur‟ân sebagai lembaga pendidikan nonformal

mempunyai tujuan kelembagaan sebagai berikut :

1. Membantu mengembangkan potensi anak ke arah pembentukan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan keagamaan, melalui pendekatan yang

disesuaikan dengan lingkungan dan taraf perkembangan anak, berdasarkan

tuntunan Al-Qur‟ân dan Sunnah Rasul.

2. Mempersiapkan anak agara mampu mengembangkan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan keagamaan yang telah dimilikinya melalui program

pendidikan lanjutannya.

Tujuan kelembagaan tersebut di implementasikan dalam bentuk

pengajaran atau kurikuler pada Taman Pendidikan Al-Qur‟ân dengan disesuaikan

kepada tarap perkembangan daya serap dan pengalaman belajar pada masing-

masing kelompok usia anak didik/siswa tersebut. Bahan pengajarannya sendiri

disusun dalam bentuk paket pengajaran materi pokok dan paket pengajaran

materi penunjang.

Penasehat dan Pelindung

Hj. Zulaika Asyurati, dra. Psy

Ketua Yayasan Hikmah Pelangi

Abu Khoir

Kepala Sekolah

Agam Bahruddin

Sekretaris

Siti Faiqah R

Bendahara

Staf Guru-Guru

Siswa-Siswi

Page 43: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

28

Tujuan pengajarannya adalah sebagai berikut :

1. Siswa dapat mengagumi dan mencintai Al-Qur‟ân sebagai bacaan

istimewa dan pedoman utama.

2. Siswa dapat terbiasa membaca al-Qur‟ân dengan lancar dan fasih serta

memahami hukum-hukum bacaannya berdasarkan kaidah ilmu tajwid.

3. Siswa dapat mengerjakan salat lima waktu dengan tata cara yang benar

dan menyadarinya sebagai kewajiban sehari-hari.

4. Siswa dapat menguasai hafalan sejumlah surat pendek, ayat pilihan dan

doa harian.

5. Siswa dapat mengembangkan perilaku sosial yang baik sesuai tuntutan

Islam dan pengalaman pendidikannya.

6. Siswa dapat menulis huruf Arab dengan baik dan benar.73

D. Kurikulum Pendidikan

1. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum Taman Pendidikan Al-Qur‟ân meliputi subtansi

pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun,

yang terdiri dari jenjang Paket A, B, dan C. Struktur kurikulum disusun

berdasarkan standar kompetensi lulusan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Kurikulum Taman Pendidikan Al-Qur‟ân memuat 7 materi pokok dan

materi muatan lokal (Paket A dan Paket C), 8 materi muatan dan materi

lokal (Paket B). Muatan pokok yang dimaksud adalah Dasar Pembelajaran

al-Qur‟ân, tadarus Al-Qur‟ân, hafalan bacaan salat, hafalan surah pendek,

latihan praktek salat, adab dan doa harian, tahsîn al-kitâbah, pengenalan

dasar dinul islam, dinul islam, ilmu tajwid, sedangkan muatan lokal

merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi diri

siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan, ciri khas, dan potensi daerah

masing-masing.

b. Pembelajaran pada Taman Pendidikan Al-Qur‟ân dilakukan melalui

pendekatan pembiasaan.

73

U. Syamsuddin MZ dkk, Panduan Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-kanak Al-

Qur‟an (TKA) Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA), (LPPTKABKPRMI Pusat:Jakarta, 2006), h.

25-26.

Page 44: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

29

c. Jam pembelajaran untuk setiap materi dialokasikan sesuai program

kegiatan.

d. Alokasi waktu untuk satu jam pembelajaran adalah 30 menit.

e. Pertemuan tatap muka perhari adalah 4 jam pembelajaran (120 menit).

f. Hari efektif dalam seminggu adalah 5 hari.

g. Minggu efektif dalam satu tahun pembelajaran adalah 38 - 40 minggu (200

hari, 800 jam pelajaran).

2. Muatan kurikulum

Muatan kurikulum dalam Taman Pendidikan Al-Qur‟ân adalah sebagai

berikut :

a. Dasar Pembelajaran al-Qur‟ân

1) Dasal pembelajaran al-Qur‟ân adalah bimbingan membaca al-Qur‟ân

dengan mengacu pada buku iqra susunan KH. As‟ad Humam, yang terdiri

dari 6 jilid atau semacamnya.

2) Bahan bimbingan belajar membaca al-Qur‟ân tersebut diselesaikan oleh

siswa selambat-lambatnya dalam waktu dua semester untuk TPA Paket A.

3) Metodologi pembelajarannya didasarkan atas petunjuk yang telah

dirumuskan oleh penyusun buku tersebut melalui pengajaran individual

dan secara klasikal.

4) Proses pembelajarannya harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut : bacaan langsung (tanpa dieja), tatap muka langsung, CBSA, dapat

melalui asistensi, dan menggunakan modul. Dan yang juga diperhatikan

guru yang bertugas harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan

psikologis dan karakteristik anak.

b. Hafalan Bacaan Sholat

1) Bacaan sholat yang diprioritaskan untuk siswa TPA adalah bacaan sholat

fardu dengan dzikir/doa sesudah sholat yang sederhana, diberikan di level

A (dua semester).

2) Untuk mengatasi perbedaan fiqih maka hendaknya guru mengambil

langkah dengan menentukan pilihan (salah satu versi) yang diyakininya,

berdasarkan dalil yang dapat dipertanggungjawabkan. Dan pada tahap

tertentu guru dapat memperkenalkan versi bacaan lain kepada para

Page 45: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

30

siswanya, minimal untuk menjadi pengetahuan siswa dan maksimalnya

agar bacaan versi lain tersebut dapat pula untuk dihafal.

3) Metode pembelajaran bacaan sholat lebih dengan cara klasikal dan sekali

waktu dilaksanakan dengan cara privat, supaya guru dapat memperhatikan

ketepatan cara pengucapannya.

c. Hafalan Surah Pendek

1) Yang dimaksud dengan surat pendek ialah sejumlah surah yang terdapat

dalam juz amma (juz ke 30), dan targetnya untuk siswa TPA sebanya 28

surah, ditempuh dalam 6 semester yakni 13 surah pada level A (2

semester), dan 9 surah pada level B (2 semester), dan 6 surah pada level C

(2 semester).

2) Metode ini dilakukan dengan cara klasikal dan private, guru sangat

diharapkan untuk memperhatikan dengan seksama kualitas bacaan siswa

agar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid serta makharijul huruf yang benar

dan baik.

d. Praktik Ibadah

Praktik ibadah adalah pembelajaran pelaksanaan ibadah mahdhoh secara praktek.

Untuk TPA materinya meliputi praktek wudhu, adzan dan iqamah, dan

salat fardhu yang lima waktu (Level A), di tahun ke dua (Level B) siswa

dikondisikan selalu dikondisikan selalu berwudhu dan sholat berjamaah.

Pada praktek sholat berjamaah ditekankan cara mengatur barisan sholat

yang benar, praktek menjadi imam dan ma‟mum secara bergiliran. Ditahun

ke tiga (Level C) siswa dikenalkan cara melaksanakan beberapa sholat

sunnah (Sholat sunnah rawatib, dhuha, idul fitri dan idul adha, dan

gerhana) dan sholat fardhu kifayah (Sholat jenazah).

e. Bacaan Tadarus bi al-Tartil

Bacaan tadarus bi al-tartil adalah membaca al-Qur‟ân dengan dengan pola tartil

(Murotal). Bimbingan tadarus bi al-tartil ini baru diberikan kepada siswa

setelah menyelesaikan dasar-dasar pembelajaran al-Qur‟ân (iqra atau

sejenisnya), pada level B (Tahun ke 2) diharapkan siswa bertadarus

sebanyak 15 juz (juz 1 s/d juz 15) dan pada level C (Tahun ke 3)

diharapkan bertadarus hingga juz 30.

Page 46: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

31

f. Ilmu Tajwid

Pembelajaran ilmu tajwid diberikan pada siswa di level B (2 semester) dan

level C (2 semester), penekanan kompetensinya siswa mampu menguasai ilmu

tajwid ini baik secara teori maupun secara praktek.

g. Hafalan Ayat Pilihan

Ayat pilihan yang dimaksud adalah sejumlah ayat-ayat tertentu yang berisi

tentang akidah, syariah, akhlak, dan ayat yang berisi tentang rahasia alam (Ayat

kauniyah). Ayat pilihan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Surat al-Baqarah ayat 255, 284-286

2) Surat Ali Imran ayat 133-136

3) Surat al-Mu‟minun ayat 1-11

4) Surat Luqmân ayat 12-15

5) Surat al-Nahl ayat 65-69

6) Surat al-Fath ayat 28-29

7) Surat al-Rahman ayat 1-16

8) Surat al Jumu‟ah ayat 9 -11

Berhubung materi hafalan ayat pilihan ini tidak sepopuler surat-surat

pendek (karena surah pendek sering dibaca ketika salat), maka teknis

pembelajarannya, selain di hafal di luar kepala, juga ditopang melalui tulisan.

Dengan demikian diharapkan dapat menunjang memori anak, baik dari segi

ketepatan dalam cara pengucapannya maupun dari segi penulisannya. Dan yang

tak kurang pentingnya adalah segi pemahaman dan penghayatan terhadap

kandungan maknanya. Untuk itu sebaiknya guru memberikan penjelasan tentang

isi ayat yang bersangkutan. Tentu saja dengan penafsiran yang proposional dan

dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak.

h. Doa dan Adab Harian

Materi doa dan adab harian adalah bahan pengajaran yang terdiri dari doa

harian dan adab yang menyertainya. Di tahun pertama (level A / 2 semester)

diberikan 20 doa harian dan di tahun kedua (Level B / 1 semester) diberikan 10

doa berikut adabnya.

i. Dîn al-Islâm

Page 47: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

32

Materi dîn al-islâm adalah berupa pengetahuan dasar tentang ajaran Islam

yang terdiri dari ajaran akidah, syariah, dan akhlak. Materi ini diberikan pada

tahun kedua (Level B) semester 2 sampai dengan tahun ke 3 semester 1 dan 2.

j. Tahsîn al-Kitâbah

Materi tahsîn al-kitâbah ialah pengajaran tentang cara belajar menulis

huruf al-Qur‟ân serta angka arab. Materi ini diberikan pada tahun pertama (level

A / 2 semester), di tahun kedua (level B / 2 semester) dan di tahun ketiga (level C

/ 2 semester).

k. Muatan Lokal

Muatan lokal adalah materi tambahan yang sifatnya alternatif sesuai

dengan kondisi dan potensi yang memungkinkan untuk dapat diselenggarakan

dilingkungan unit TPA yang bersangkutan. Beberapa alternatif muatan lokal yang

sinkron dan dapat menarik minat siswa antara lain sebagai berikut :

1) al-Arabiyyah li aulâd

2) English for kids

3) Senam Siswa

4) Kreativitas

5) Dan lain-lain.74

E. Prestasi TPA Hikmah Pelangi

Prestasi TPA Hikmah Pelangi sebagaiamana yang di ungkapkan oleh

Kepala sekolah TPA Hikmah Pelangi ialah:

“Prestasi TPA Hikmah Pelangi berawal dari perlombaan tingkat rt, rw,

kelurahan sampai tingkat kecamatan anak-anak TPA Hikmah Pelangi selalu

menjadi juara. Bahkan kami selalu mengikutsertakan anak-anak kami kepada

kegiatan munaqasyah akhir yang diselenggarakan oleh lembaga kami yaitu

LPPTKA BKPRMI untuk kelulusan bagi anak-anak kami yang sudah khatam al-

Qur‟ân dan menguasai kurikulum, dan alhamdulillah anak-anak kami dalam

kurun waktu delapan tahun ini berturut-turut menjadi juara nilai terbaik tingkat

kota Jakarta Selatan.”75

F. Profil Siswa TPA Hikmah Pelangi

TPA Hikmah Pelangi memiliki siswa dengan berjumlah 121 orang, terdiri

dari 73 siswa putra dan 50 siswa putri. Dengan dibagi menjadi tiga

74

U. Syamsuddin MZ dkk, Panduan Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-kanak Al-

Qur‟an (TKA) Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA), h. 9-13. 75

Wawancara Pribadi dengan ustadz Abu Khoir, Jakarta, 16 Maret 2018.

Page 48: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

33

tingkatan/kelas, yaitu TPA Paket A berjumlah 41, TPA Paket B berjumlah 23,dan

TPA Paket C berjumlah 46.

Waktu belajar siswa dilaksanakan pada tiga waktu, yaitu pada pagi hari

jam 07.30-08.45 WIB berjumlah 10, dan siang hari jam 13.00-14.15 WIB

berjumlah 31, dan sore hari jam 15.45-17.00 WIB berjumlah 57.

Untuk daftar siswa lebih detailnya bisa lihat di bagian lampiran. Adapun

daftar siswa yang menjadi informan ialah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Identitas Informan

NO NAMA KODE ALAMAT USIA/Jenis

Kelamin

PENDIDIKAN

TERAKHIR

1 Hestiwati HW Jl. H. Sailin II

RtRw 03/05 40/P SLTA

2 Ali Murtadho AM Jl. H. Sailin II

RtRw 03/05 37/L MA

3 Abu Khoir AK Jl. H. Sailin II

RtRw 03/05 42/L MA

4 Agam

Bahruddin AB

Jl. H. Sailin II

RtRw 03/05 21/L SMA

5 Khoirul

Anam KA

Jl. H. Sailin II

RtRw 03/05 29/L MTS

6 Mohammad

Arifin MA

Jl. H. Sailin I

RtRw 03/05 43/L MA

7 Siti Faiqoh

Rika SF

Jl. H. Sailin II

RtRw 03/05 40/P MA

Page 49: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

34

34

BAB IV

PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS

SURAH LUQMÂN [31]: 12-15

A. Analisis Data

al-Qurân dan Hadis turun ke kehidupan manusia bertujuan untuk

menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat. oleh sebab itu, peraturan yang

terdapat di dalam al-Qurân dan hadis perlu diterapkan dan menjadikan al-Qurân

dan hadis sebagai pedoman hidup manusia agar selamat di dunia dan di akhirat.

Bab ini menjelaskan tentang pemahaman guru atau tenaga pengajar Taman

Pendidikan Al-Qurân Hikmah Pelangi Bintaro Pesanggrahan Jakarta Selatan

terhadap Surah Luqman [31]: 12-15 tentang berbakti kepada kedua orang tua. ada

beberapa hal yang akan dijelaskan didalamnya, yaitu tentang pemahaman mereka

seputar pengertian birr al-wâlidain, lingkup dan cakupan birr al-wâlidain, contoh

sikap birr al-wâlidain, pemahaman mereka tentang pengaruh birrul wilaidain bagi

kehidupan di dunia dan di akhirat, pemahaman mereka tentang konsekuensi atau

balasan bagi orang yang tidak birr al-wâlidain, serta kemampuan mereka dalam

memahami perintah birr al-wâlidain dalam al-Qurân dan mengaitkannya dengan

hadis-hadis Nabi SAW.

a. Pengetahuan Informan Terhadap Surah Luqman [31]: 12-15 dan ayat

Birr al-Wâlidain lainnya.

Dalam sub bab ini penulis dalam memperoleh data yang diinginkan

dengan mengajukan sebuah pertanyaan kepada informan dengan bentuk

pertanyaan pengetahuan informan tentang ayat-ayat yang membahas birr al-

wâlidain dalam al-Qurân.

Pertanyaan yang diajukan penulis terhadap responden dalam wawancara

penelitian yang penulis lakukan adalah dengan menanyakan “apakah mereka

mengetahui Surah Luqman 12-15? Dan ayat al-Qurân lain yang terkait dengan

perintah birr al-wâlidain?” Dari tujuh informan yang penulis wawancarai, semua

informan dengan spontan mampu menyebut surah Luqman 12-15 dan

menyebutkan ayat al-Qurân lain yang terkait dengan perintah birr al-wâlidain

dapat dirincikan dalam sebuah tabel berikut ini:

Page 50: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

35

No Nama Informan Menyebut Luqman 12-15 Ayat al-Qurân lain

1 AK Lengkap Surat al-Isra ayat 23-24

2 SF Lengkap Surat al-Isra ayat 23

3 HW Lengkap Tidak

4 AM Lengkap Surat al-Isra ayat 23-24,

Surat al-Ankabut ayat 8

5 KA Lengkap Surah al-isra ayat 23-25,

surat al-Nisa ayat 36

6 AB Lengkap Surah al-isra ayat 23-25

7 MA Lengkap Surah al-isra ayat 23-25

b. Pemahaman Informan Tentang Isi Kandungan Surah Luqman [31]:

12-15.

Pada sub-bab ini menjelaskan tentang sejauh mana pemahaman informan

tentang isi kandungan dari surah Lukman [31]: 12-15 secara keseluruhan dengan

mengajukan pertanyaan kepada informan, “Apakah anda bisa menyebutkan pesan

apa yang disampaikan pada surah Luqman ayat 12-15?”. Berikut adalah rincian

pemahaman mereka.

Menurut pemahaman HW, isi kandungan dari ayat tersebut ialah

menjelaskan tentang perintah Allah untuk berbakti kepada kedua orang tua

terutama kepada ibu kandung dan tentang untuk selalu bersyukur kepada Allah.76

Begitu juga dengan pemahaman AB, ia menjelaskan bahwa ayat tersebut

mengandung tentang perintah harus menghormati kedua orang tua. ia

menambahkan dengan alasan karena ibu yang telah berjasa melahirkan kita dan

bapak telah menafkahi kita.77

Itu menandakan bahwa peran orang tua kepada

anaknya sangatlah besar dan itu tidak cukup dibayar dengan harta akan tetapi

diharuskan untuk senantiasa menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua.

Sementara menurut pemahaman KA, dalam menjelaskan isi dari

kandungan ayat tersebut ialah bahwasanya di dalam ayat tersebut Allah melarang

76

Wawancara Pribadi dengan Hestiwati (42 Tahun) pada 13 Desember 2018. 77

Wawancara Pribadi dengan Agam Bahruddin (20 Tahun) pada 23 Desember 2018.

Page 51: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

36

kita untuk berbuat musyrik atau menyekutukan-Nya, kemudian setelah itu Allah

menyuruh kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.78

Pendapat tersebut

juga diamini oleh pemahaman SF, ia menambahkan bahwa setelah allah

menyuruh kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua selanjutnya Allah

memerintahkan bahwa jika kedua orang tua kita menyuruh untuk

mempersekutukan-Nya atau perbuatan maksiat lainnya maka jangan dipatuhi

tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada kedua orang tua.79

Adapun menurut pemahaman MA, ia menjelaskan bahwa pesan yang

disampaikan pada ayat tersebut ialah tentang wasiat Lukman kepada anaknya

tentang larangan musyrik kepada Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua

terutama kepada ibu kandung, dan boleh tidak mengikuti perintah orang tua yang

menyuruh kepada kemusyrikan.80

Hal yang sama juga diutarakan oleh AM, dalam

menjelaskan isi kandungan dari ayat tersebut ia menyebutkan bahwa Allah

memerintahkan kita untuk bersyukur kepada-Nya, dan larangan tentang

mempersekutukan Allah, kemudian tentang berbakti kepada kedua orang tua.81

begitu juga dengan pemahaman AK, ketika menyatakan pendapatnya tentang isi

kandungan dari ayat tersebut ialah bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang

wasiat Lukman kepada anaknya mengenai larangan mempersekutukan Allah, serta

bersyukur kepada Allah, dan berbakti kepada kedua orang tua, kemudian menolak

tanpa mengurangi rasa hormat kepada keduanya jika orang tua menyuruh kita

untuk musyrik kepada Allah dan dosa-dosa lainnya.82

c. Pemahaman Informan Tentang Pengertian Birr al-Wâlidain

Dalam sub bab ini menjelaskan tentang bagaimana pemahaman informan

terhadap pengertian atau makna dasar dari birr al-wâlidain melalui pertanyaan

yang diajukan kepada mereka, “Menurut anda, apa yang dimaksud dengan birr al-

wâlidain?”

Hampir semua informan memahami makna birr al-wâlidain secara global

yakni mengandung arti tentang berbuat baik kepada kedua orang tua. Menurut

pemahaman AM Birr al-wâlidain adalah berasal dari dua kata yaitu kata birru

78

Wawancara Pribadi dengan Khoirul Anam (29 Tahun) pada 7 Januari 2019. 79

Wawancara Pribadi dengan Siti Faiqoh Rika (40 Tahun) pada 5 Januari 2019. 80

Wawancara Pribadi dengan Mohammad Arifin (43 Tahun) pada 6 Januari 2019. 81

Wawancara Pribadi dengan Ali Murtadho, (37 Tahun) pada 11 Desember 2018. 82

Wawancara Pribadi dengan Abu Khoir, (42 Tahun) Pada 8 Januari 2019.

Page 52: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

37

yang artinya kebaikan atau berbuat baik. Dan kata walidain artinya kedua orang

tua. Jadi, menurutnya birr al-wâlidain mempunyai arti berbuat baik kepada kedua

orang tua dengan melaksanakan dan mentaati perintahnya, serta melaksanakan

perbuatan yang bisa membuat keridaan hati orang tua, dan menjauhkan perkara

yang bisa membuat hati orang tua marah dan kecewa.83

hal senada juga di

kemukakan oleh informan AK, ia menyebutkan bahwa birr al-wâlidain diambil

dari kata bahasa Arab yang memiliki arti yaitu perbuatan baik atau berbakti

terhadap kedua orang tua.84

Sementara itu menurut pemahaman MA birr al-wâlidain adalah Birr al-

wâlidain diambil dari bahasa arab dengan akar kata birr dan walid. Birr adalah

perbuatan baik sementara walid adalah anak bentuk tasniyah litaglibnya ialah

walidain yang artinya kedua orang tua. Jadi birr al-wâlidain adalah sikap atau

perbuatan dalam berbakti kepada kedua orang tua.85

Adapun menurut pemahaman KA birr al-wâlidain adalah sikap atau

perbuatan yang menjunjung tinggi nama baik kedua orang tua, dengan cara taat

dan patuh terhadap keduanya selama tidak melanggar syariat Islam.86

Menurutnya

berbakti kepada kedua orang tua itu merupakan nilai atau prinsip yang harus

dipegang sampai kapan pun.

Sedangkan menurut pemahaman AB tentang pengertian atau definisi dari

birr al-wâlidain menggunakan arti yang secara keseluruhan yaitu menaati segala

perintah dan menjauhi segala larangan orang tua.87

Begitu juga menurut

pemahaman HW, ia menjelaskan bahwa birr al-wâlidain adalah berbuat baik

dalam bentuk apapun kepada kedua orang tua.88

pendapat tersebut juga diamini

oleh SF bahwa birr al-wâlidain mengandung arti tentang perbuatan baik atau

berbakti kepada kedua orang tua.89

Dari keterangan informan tersebut dapat diketahui bahwa birr al-wâlidain

hanya sekedar berbuat baik kepada kedua orang tua saja. untuk lebih detailnya

83

Wawancara Pribadi dengan Ali Murtadho, (37 Tahun) pada 11 Desember 2018. 84

Wawancara Pribadi dengan Abu Khoir, (42 Tahun) Pada 8 Januari 2019. 85

Wawancara Pribadi dengan Mohammad Arifin (43 Tahun) pada 6 Januari 2019. 86

Wawancara Pribadi dengan Khoirul Anam (29 Tahun) pada 7 Januari 2019. 87

Wawancara Pribadi dengan Agam Bahruddin (20 Tahun) pada 23 Desember 2018. 88

Wawancara Pribadi dengan Hestiwati (42 Tahun) pada 13 Desember 2018. 89

Wawancara Pribadi dengan Siti Faiqoh Rika (40 Tahun) pada 5 Januari 2019.

Page 53: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

38

tentang definisi birr al-wâlidain yakni aspek-aspek ruang lingkup dan bentuk-

bentuk birr al-wâlidain. penulis bahas di sub bab berikutnya.

d. Pemahaman Informan tentang Lingkup/Cakupan Perbuatan Birr al-

Wâlidain

Dalam subbab ini penulis membahas tentang pemahaman informan tentang

ruang lingkup atau cakupan atau bentuk-bentuk dari perbuatan birr al-wâlidain

melalui pertanyaan yang diajukan ialah “menurut anda, pada dan sikap apa saja

yang termasuk kategori birr al-wâlidain?”

Menurut pemahaman AL cakupan atau ruang lingkup dari birr al-wâlidain

ialah: Mendengarkan dengan baik di saat orang tua memberikan nasihat, berkata-

kata dengan halus pada saat berbicara dengan orang tua, Membantu orang tua

pada saat mampu untuk membantunya, Meringankan pekerjaan orang tua yang

mampu dikerjakan, Mendoakan orang tua pada waktu kapan saja.90

Adapun menurut pemahaman MA bentuk-bentuk atau ruang lingkup dari

perbuatan berbakti kepada kedua orang tua adalah perilaku atau tindakan

merendah diri di hadapan orang tua, berkata sopan santun dalam berbicara, selalu

siap ketika diperintah oleh orang tua, selalu mendoakannya setelah salat.91

Sedangkan menurut pemahaman KA cakupan dari perbuatan berbakti

kepada kedua orang tua ialah untuk terus taat dan patuh kepada kedua orang tua,

dan jangan menyakiti hati kedua orang tua akibat dari perbuatan atau sikap kita

terhadapnya.92

Begitu juga dengan pemahaman AB dalam menjelaskan mengenai

cakupan atau bentuk-bentuk dari perbuatan berbakti kepada kedua orang tua

bahwasanya kita dianjurkan ketika berbicara dengan orang tua hindari dari

perkataan kasar, mencela apalagi membentak.93

Kemudian menurut pemahaman AK, menyatakan bahwa bentuk-bentuk

dari perbuatan birr al-wâlidain ialah sikap atau perilaku kita senantiasa santun

terhadap mereka bahkan ketika memiliki pilihan atau keinginan yang berbeda

dengan kita, begitu juga dalam berbicara dengan mereka untuk terus menghindari

90

Wawancara Pribadi dengan Ali Murtadho, (37 Tahun) pada 11 Desember 2018. 91

Wawancara Pribadi dengan Mohammad Arifin (43 Tahun) pada 6 Januari 2019. 92

Wawancara Pribadi dengan Khoirul Anam (29 Tahun) pada 7 Januari 2019. 93

Wawancara Pribadi dengan Agam Bahruddin (20 Tahun) Pada 23 Desember 2018.

Page 54: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

39

berkata kasar, berteriak, dan ngambek apalagi sampai membentak. Dan selalu

mendoakan mereka ketika kita selesai salat fardhu.94

Sementara itu, ada pula informan yang menjelaskan lingkup perbuatan

berbakti kepada kedua orang tua dalam kaitannya ketika terjadi perbedaan prinsip

atau pilihan antara anak dan orang tua. Menurut pemahaman yang diungkapkan

oleh HW dinyatakan bahwa ketika kita mempunyai perbedaan dari mulai prinsip

sampai dengan hal yang sepele kita harus tetap menghormati keputusan dari orang

tua. Dan lingkup lain perihal birr al-wâlidain ialah kita harus lebih menyayangi

mereka di saat mereka sudah tua.95

Kemudian, menambahkan dari pemahaman tentang cakupan atau bentuk

dari berbakti kepada kedua orang tua tersebut di atas informan SF menyatakan

bahwa untuk selalu merawat orang tua ketika kita sudah berkeluarga, jangan

sampai kita lupa untuk merawat dan mengurusi orang tua saat mereka

membutuhkan kita.96

e. Pemahaman Informan Tentang Perintah Berbuat Baik Kepada

Kedua Orang Tua.

Subbab ini membahas tentang bagaimana pemahaman informan dalam

mendeskripsikan dan merinci penjelasan tentang perintah berbakti kepada kedua

orang tua. Ada beragam pendapat dan pemikiran dalam menjelaskan alasan dari

diperintahkannya berbakti kepada kedua orang tua. Berikut adalah rincian dari

pemahaman mereka.

Menurut pemahaman MA dalam menjelaskan alasan dari

diperintahkannya berbakti kepada kedua orang tua bahwasanya berbakti kepada

kedua orang tua merupakan kewajiban sang anak sampai kapan pun karena

sebagai tanda syukur dan terima kasih kita kepada Allah dan orang tua yang telah

melahirkan kita ke dunia ini, serta mengurusi dan membimbing kita sampai

sekarang. Dan hikmahnya ialah segala urusan dunia kita berjalan lancar,

mendapatkan keridaan dari Allah SWT, dan di akhirat bisa menjadi syafaatnya

dan mendapatkan surga.97

94

Wawancara Pribadi dengan Abu Khoir, (42 Tahun) Pada 8 Januari 2019. 95

Wawancara Pribadi dengan Hestiwati (42 Tahun) Pada 13 Desember 2018 96

Wawancara Pribadi dengan Siti Faiqoh Rika (40 Tahun) pada 5 Januari 2019. 97

Wawancara Pribadi dengan Mohammad Arifin (43 Tahun) pada 6 Januari 2019.

Page 55: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

40

Sementara menurut pemahaman AM menjelaskan alasan dari perbuatan

baik terhadap kedua orang tua ialah karena perbuatan baik, hormat, patuh dan

taat pada perintah orang tua adalah wajib hukumnya. Tetapi, apabila perintah

orang tua itu perintah maksiat maka tidak wajib untuk diikuti perintahnya. Oleh

sebab itu manfaat yang didapatkan dari berbuat bakti kepada kedua orang tua

ialah Mendapatkan rida dan keberkahan dari Allah dalam hidupnya, Dilancarkan

dan dimudahkan dalam mencari rezeki yang halal.98

Begitu juga menurut penjelasan dari HW bahwasanya dengan

diperintahkannya berbakti kepada kedua orang tua itu menjadi jalan atau petunjuk

dalam mendapatkan keridaan dari Allah SWT karena keridaan Allah SWT

tergantung dari keridaan kedua orang tua. Maka hikmah yang diperoleh ialah

selain akan mendapatkan julukan anak yang saleh juga bisa menjadi penolong

bagi orang tuanya untuk masuk ke dalam surga. Dan di kehidupan sehari-hari pun,

anak yang berbakti pada orang tua pasti mempunyai akhlak yang baik di

lingkungannya dan akan menjadikan anak itu banyak teman dan disukai banyak

orang.99

Sama halnya dengan pendapat AB ia menyatakan bahwa dengan

melaksanakan perbuatan baik terhadap kedua orang tua, anak pasti akan

mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat karena berbakti kepada kedua

orang tua adalah kunci dari kebahagiaan tersebut. Dan hikmah yang didapatkan

adalah hidup menjadi tenteram, rezeki tidak akan sempit, dan kelak di akhirat bisa

menolongnya atau menjadi syafaatnya untuk masuk bersama ke dalam surga.100

Hal tersebut juga disetujui oleh KA yang menjelaskan bahwa alasan dari

diperintahkan berbuat baik terhadap kedua orang tua ialah karena tanpa kedua

orang tua, kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Dan sebab mereka pula yang

membesarkan dan membimbing kita hingga menjadi manusia yang baik. Dan

manfaat yang kita peroleh dari berbuat baik terhadap kedua orang tua adalah

ketika di dunia hidupnya akan menjadi tenang dan dimudahkan segala urusannya

98

Wawancara Pribadi dengan Ali Murtadho, (37 Tahun) pada 11 Desember 2018. 99

Wawancara Pribadi dengan Hestiwati (42 Tahun) Pada 13 Desember 2018 100

Wawancara Pribadi dengan Agam Bahruddin (20 Tahun) Pada 23 Desember 2018.

Page 56: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

41

kemudian ketika di akhirat nanti akan mendapatkan keridaan dari Allah SWT dan

mendapatkan balasan yang baik serta ditempatkan di surganya Allah SWT.101

Sementara itu informan AK mengutarakan pendapatnya bahwa perbuatan

baik atau berbakti kepada kedua orang tua sangat penting karena perintahnya

datang langsung dari Allah seperti halnya perintah wajibnya salat. Kemudian ia

menambahkan bahwa imbalan atau manfaat dari perbuatan tersebut memiliki

banyak manfaat di antaranya ialah mendapatkan rida dari Allah serta selama

hidupnya selalu diberi keberkahan berkat doa orang tua dan bakti kita kepadanya.

Dan di akhirat nanti pasti mendapat ampunan dan surga dari Allah SWT.102

Adapun menurut pemahaman SF dalam menjelaskan alasan dari perbuatan

baik terhadap kedua orang tua berbeda dari informan lainnya. Ia menyebutkan

bahwa berbakti kepada kedua orang tua itu setara dengan perbuatan jihad. Karena

perbuatan berbakti kepada kedua orang tua adalah perintah Allah SWT dan

perbuatan tersebut dicintai oleh Allah SWT. serta mendapatkan keridaan dari

Allah SWT dan selama di dunia dimudahkan segala urusan perkaranya.103

f. Pemahaman Informan Tentang Balasan Bagi Pelaku yang Tidak Birr

al-Wâlidain

Dalam sub-bab ini masalah yang akan dibahas adalah mengenai

bagaimana pemahaman informan tentang balasan bagi pelaku yang tidak berbakti

kepada kedua orang tua atau yang sering disebut dengan sebagai anak durhaka.

Secara keseluruhan informan menyatakan bahwa pelaku orang yang tidak birr al-

wâlidain di akhirat kelak akan mendapatkan siksa. Ada banyak pandangan tentang

bagaimana meruginya atau sengsaranya orang yang tidak berbakti kepada kedua

orang tua. berikut adalah uraian rinci yang diberikan oleh informan dengan

mengajukan pertanyaan “Apakah ada konsekuensi jika seseorang tidak berbakti

kepada kedua orang tuanya? Apa saja konsekuensinya?”

Menurut pemahaman AK, balasan bagi orang yang tidak berbakti kepada

kedua orang tua ada banyak balasan atau konsekuensi yang didapat. Di antaranya

ialah Allah tidak akan rida terhadapnya, berdosa besar, tidak diberi kelancaran

dalam setiap urusan dunianya. Dan di akhirat kelak mendapatkan murka dan

101

Wawancara Pribadi dengan Khoirul Anam (29 Tahun) pada 7 Januari 2019. 102

Wawancara Pribadi dengan Abu Khoir, (42 Tahun) Pada 8 Januari 2019. 103

Wawancara Pribadi dengan Siti Faiqoh Rika (40 Tahun) pada 5 Januari 2019.

Page 57: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

42

siksaan dari Allah SWT.104

Pendapat tersebut juga disetujui oleh AM, ia

menambahkan dengan menyebutkan bahwa anak yang tidak berbakti pada orang

tuanya dalam hal kebaikan termasuk dosa besar dan termasuk anak yang

durhaka.105

Sementara menurut pemahaman MA, konsekuensi atau balasan bagi orang

yang tidak berbakti terhadap kedua orang tuanya ialah ketika di dunia ia akan

sulit mendapatkan rezeki, hidup dilanda kegelisahan, dan Allah murka

terhadapnya, dan ketika di akhirat nanti akan mendapat siksa yang amat pedih.106

Hal tersebut juga diamini oleh KA, ia berpendapat bahwa orang yang tidak

berbakti terhadap kedua orang tuanya dicatat sebagai anak yang durhaka dan

selama hidupnya tidak akan diberi ketenangan.107

Adapun menurut pemahaman SF, dalam menjelaskan balasan bagi orang

yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya ada beberapa ancaman-ancaman

yang bakal orang itu terima yaitu orang tersebut telah di murkai oleh Allah,

kemudian Allah akan memberikan azab, serta dosanya tidak diampuni, dan

terputus rezekinya, dan di akhirat kelak haram masuk ke surganya Allah.108

begitu

juga menurut pemahaman AB, ia menyatakan bahwa orang yang tidak berbakti

kepada kedua orang tuanya sudah pasti akan mendapatkan laknat dari Allah

SWT.109

Kemudian menurut pemahaman HW, ketika menjelaskan perihal balasan

bagi orang yang tidak berbakti kepada kedua orang tua ia menuturkan bahwa

orang tersebut ketika berdoa kepada Allah, doa nya tidak akan terkabul, dan dicap

menjadi anak yang durhaka, serta di akhirat nanti pelaku akan dimasukkan ke

nerakanya Allah SWT.110

g. Pemahaman Informan Tentang Hadis Perintah Berbakti Kepada

Kedua Orang Tua.

Subbab ini akan membahas pemahaman informan terkait hadis-hadis yang

memerintahkan melakukan perbuatan baik atau berbakti kepada kedua orang tua

104

Wawancara Pribadi dengan Abu Khoir, (42 Tahun) Pada 8 Januari 2019. 105

Wawancara Pribadi dengan Ali Murtadho, (37 Tahun) pada 11 Desember 2018. 106

Wawancara Pribadi dengan Mohammad Arifin (43 Tahun) pada 6 Januari 2019. 107

Wawancara Pribadi dengan Khoirul Anam (29 Tahun) pada 7 Januari 2019. 108

Wawancara Pribadi dengan Siti Faiqoh Rika (40 Tahun) pada 5 Januari 2019. 109

Wawancara Pribadi dengan Agam Bahruddin (20 Tahun) Pada 23 Desember 2018. 110

Wawancara Pribadi dengan Hestiwati (42 Tahun) Pada 13 Desember 2018

Page 58: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

43

dan pertanyaan yang diajukan adalah “Apakah anda dapat menyebutkan Hadis

yang terkait perintah birr al-wâlidain?”.

Beberapa informan dapat menyebutkan hadis-hadis tersebut meskipun

hanya sebatas lafal matan hadis saja, tidak mampu menyebutkan hadis secara

utuh. Untuk lebih detailnya pada data berikut ini.

Beberapa informan AK,111

KA,112

MA113

menyebutkan hadis yang sama

terkait perintah berbakti kepada kedua orang tua. hadisnya secara lengkap

berbunyi sebagai berikut :

ثػن ، حد ثػنا أبػو حفص عمرك بن علي ثػنا شعبة عن يػعلى بن عطاء عن حد ا خالد بن احلارث، حدف رض الوالدين ك ا الرب صلى اهلل عليو ك سلم قاؿ : رض عن النب لو بن عمر عن عبد الأبيو

ف سحط الوالدين الرب سحط Artinya : Abû Hafsin „Amr bin „Ali Telah menceritakan kepada kami,

Khâlid bin Hârits telah menceritakan kepada kami, Syu‟bah telah menceritakan

kepada kami dari Ya‟lâ bin Atâ‟ dari ayahnya dari „Abd Allah bin „Amr dari Nabi

SAW bersabda: “Rida Tuhan ada pada rida kedua orang tua, dan murka Tuhan

ada pada murka kedua orang tua”.114

Jadi dalam hadis ini dijelaskan bahwa tidak hanya himbauan untuk

berbakti kepada kedua orang tua, tetapi juga anjuran untuk mendapatkan kerelaan

mereka berdua. karena kedudukan berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang

tua nomor dua setelah perintah beribadah kepada Allah. dan Allah tidak akan rela

dengan kita, kecuali setelah orang tua kita rida dengan kita.

Pemahaman yang sama dengan beberapa informan di atas juga dilontarkan

oleh informan AM,115

Namun, selain menyebutkan hadis di atas AM

menambahkan penjelasannya dengan menyebutkan hadis yang lain. Menurutnya,

al-Qurân menyuruh untuk melakukan perbuatan baik atau berbakti kepada kedua

orang tua dengan hadis di atas saling berhubungan terutama ketika berbuat baik

kepada seorang ibu yang lebih diutamakan. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW

bersabda:

111

Wawancara Pribadi dengan Abu Khoir, (42 Tahun) Pada 8 Januari 2019. 112

Wawancara Pribadi dengan Khoirul Anam (29 Tahun) pada 7 Januari 2019. 113

Wawancara Pribadi dengan Mohammad Arifin (43 Tahun) pada 6 Januari 2019. 114

Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi (Beirut: Darl Fikr,2005), h. 566 115

Wawancara Pribadi dengan Ali Murtadho, (37 Tahun) pada 11 Desember 2018.

Page 59: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

44

ثػنا جريػر، عن عمارة بن القعقاع بن شبػرمة عن زرعة، ثػنا قػتػيبة بن سعيد، حد رة عن أب ىريػ حدأحق الناس رضي اهلل عنو قاؿ جاء رجل إل رسوؿ اهلل صل اهلل عليو كسلم ، فػقاؿ يا رسوؿ اهلل من

ن صحابت قاؿ أمك قاؿ ث من قاؿ أمك قاؿ ث من قأؿ ث أمك قاؿ م ن قاؿ ث أبػوؾ ب Artinya: Qutaibah bin Sa‟îd telah menceritakan kepada kami, Jarîr telah

menceritakan kepada kami, dari „Umârah bin al-Qa‟qâ‟a bin Syubrumah dari

Zur‟ah, dari Abû Hurairah R.A. berkata “telah datang seorang laki-laki kepada

Rasulullah SAW kemudian bertanya “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang

paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya

lagi; “Kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;

“Kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;

“Kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.”116

Jadi dalam hadis ini disebutkan bahwa berbakti kepada ibu lebih

diutamakan ketimbang berbakti kepada ayah karena pengulangannya kata ibu

dalam hadis tersebut.

Adapun pendapat SF,117

berbeda dengan pendapat sebelumnya,

menurutnya hadis yang terkait perintah berbakti kepada kedua orang tua adalah

tentang wasiatnya Allah kepada manusia, yaitu :

ثػنا إساعيل بن عياش عن ب ـ بن عمار حد ثػنا ىشا عن ي بن )سعد( عن خالد بن معداف حدكرب أف رسوؿ اهلل صل اهلل عليو كسلم إف اهلل يػوصيكم بأمهاتكم ثالثا إف اهلل المقداـ بن معدي

ا لقػرب فالقػرب يػوصكم بأ بائكم إف اهلل يػوصيكم ب Artinya : Hisyâm bin „Ammar menceritakan kepada kami, Ismâ‟îl bin

Ayyâsy menceritakan kepada kami, dari Bahîr bin Sa‟d, dari Khâlid bin Ma‟dân,

dari al-Miqdâm bin Ma‟dîkariba bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya Allah SWT mewasiatkan kepada kalian untuk berbakti (berbuat

baik) kepada ibu-ibu kalian, kemudian mewasiatkan kepada kalian untuk berbakti

(berbuat baik) kepada ibu-ibu kalian, mewasiatkan kepada kalian untuk berbakti

(berbuat baik) kepada ibu-ibu kalian, mewasiatkan kepada kalian untuk berbakti

(berbuat baik) kepada bapak-bapak kalian, mewasiatkan kepada kalian untuk

berbakti (berbuat baik) kepada kerabat kalian yang paling dekat kemudian

seterusnya”.118

Jadi menurutnya, dalam berbakti kepada kedua orang tua lebih diutamakan

kepada ibu kandung daripada berbakti ke ayah kandung karena berdasarkan hadis

di atas.

116

Al-Bukhari,Sahih Bukhari (Beirut: Darl Fikr,tanpa tahun), h. 1516 117

Wawancara Pribadi dengan Siti Faiqoh Rika (40 Tahun) pada 5 Januari 2019. 118

Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Ibn Majah, Sunan Ibnu Majah (Riyadh: Baitul

Ifkar),, h. 393

Page 60: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

45

Adapun menurut pemahaman AK,119

KA,120

MA,121

mengenai hadis lain

yang terkait dengan perintah berbakti kepada kedua orang tua ialah tentang hadis

surga di bawah telapak kaki ibu meskipun hadis yang disampaikan oleh para

informan memiliki redaksi yang berbeda dikarenakan redaksi yang populer di

masyarakat ialah هات ة تحت أقدم األم 122,الجن sementara hadis yang hasan sahihnya

ialah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Nasa‟i yaitu :

ثػنا حجاج عن ابن جريج قاؿ أخبػرن مد بن أخبػرنا عبد الوىاب بن عبد احلكم الوراؽ قاؿ حد . أف جاهة طلحة كىو ابن عبد اهلل بن عبد الرحن عن أبيو طلحة عن معاكية بن جاحة لمي ال

فػقاؿ يا رسل اهلل أردت أف أغزك كقد جئت أستشيػرؾ فػقاؿ ىل صل اهلل عليو كسلم جاء إل النب ـ ؟ قاؿ نػعم قاؿ فالزمها فإف اجلنة تت رجليػه ا. لك من أ

Artinya : „Abd al-Wahhâb bin „Abd al-Hakam al-Warrâq memberitakan

kepada kami, Hajjâj menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij berkata

Muhammad bin Talhah adalah Ibn „Abd Allah bin ;Abd al-Rahmân memberitakan

kepada ku dari ayahnya Talhah dari Mu‟âwiyah bin Jâhimah al-Salamiy.

Sesungguhnya Jâhimah telah datang kepada Nabi kemudian bertanya “Wahai

Rasulullah! Aku ingin ikut dalam peperangan dan aku datang untuk minta

pendapatmu.” Maka Rasullah bersabda “Apakah kamu mempunyai ibu?” Dia

menjawab, “Ya” kemudian Rasulullah bersabda “Tetaplah bersamanya! Karena

sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.”123

Dari pendapat-pendapat informan tentang hadis-hadis terkait perintah

berbakti kepada kedua orang tua di atas dapat diketahui bahwa informan

memahami hadis tersebut secara umum dan bisa menyebutkan matan hadisnya

saja dengan memakai hadis tentang anjuran untuk berbuat baik kepada kedua

orang tua terutama kepada ibu.

119

Wawancara Pribadi dengan Abu Khoir, (42 Tahun) Pada 8 Januari 2019. 120

Wawancara Pribadi dengan Khoirul Anam (29 Tahun) pada 7 Januari 2019. 121

Wawancara Pribadi dengan Mohammad Arifin (43 Tahun) pada 6 Januari 2019. 122

Hadis dengan redaksi ini adalah hadis yang palsu sebagaimana yang dikatakan oleh

para ulama ahli hadis, di antaranya Imam Ibnu Thahir, Imam al-Dzahabi al-Syafi‟i, dan Imam Ibnu

Hajar al-Asqalani. 123

Abi Abdul Rahman Ahmad bin Syuaib bin Ali Al-Nasa‟i, Sunan Al-Nasa‟i (Riyadh:

Baitul Ifkar), h. 329

Page 61: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

46

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada data yang telah diperoleh, penulis berkesimpulan bahwa

perbuatan berbakti kepada kedua orang tua dalam bentuk apapun sangat

dianjurkan untuk dilaksanakan. agama Islam pun sangat memperhatikan betul

perbuatan berbakti kepada kedua orang tua ini bahkan kedudukannya sangat

tinggi Allah memerintahkan perbuatan baik kepada kedua orang tua setelah Allah

memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa perbuatan

berbakti kepada kedua orang tua merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan.

Berdasarkan temuan data pada surah Luqman [31]:12-15 yang penulis

ujikan kepada informan, semua informan mengetahui betul surah Luqman

[31]:12-15 dan dapat menyebutkannya dengan baik , yang menunjukkan bahwa

ayat al-Qur‟an tersebut sudah tidak asing lagi bagi mereka.

Sejalan dengan informan mengetahui dan membaca dengan baik beserta

artinya berarti informan sudah memahami bahwa berbakti kepada kedua orang tua

adalah perbuatan yang sangat dianjurkan. Dan berbakti kepada kedua orang tua

memiliki kedudukan yang tinggi setelah perintah beribadah kepada Allah.

Mengenai pandangan informan tentang berbakti kepada kedua orang tua

adalah perbuatan yang mentaati segala yang diperintahkan oleh kedua orang tua

dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh kedua orang tua, intinya

melaksanakan perbuatan yang bisa membuat keridaan hati orang tua, dan

menjauhkan perkara yang bisa membuat hati orang tua marah dan kecewa.

Pemahaman informan mengenai lingkup atau bentuk-bentuk dari

perbuatan berbakti kepada orang tua adalah perilaku atau tindakan merendah diri

di hadapan orang tua, berkata sopan santun dalam berbicara dengan terus

menghindari berkata kasar, berteriak, dan ngambek apalagi sampai membentak.,

selalu siap ketika diperintah oleh orang tua, selalu mendoakannya setelah salat,

dan sikap atau perilaku kita senantiasa santun terhadap mereka bahkan ketika

memiliki pilihan atau keinginan yang berbeda dengan kita, serta untuk selalu

merawat orang tua ketika kita sudah berkeluarga, jangan sampai kita lupa untuk

merawat dan mengurusi orang tua saat mereka membutuhkan kita.

Page 62: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

47

Kemudian informan juga memahami bahwa jika seseorang melakukan

perbuatan berbakti kepada kedua orang tua pasti akan mendapatkan banyak

manfaat di antaranya ialah Mendapatkan rida dan keberkahan dari Allah dalam

hidupnya, dilancarkan dan dimudahkan dalam mencari rezeki yang halal. segala

urusan dunia kita berjalan lancar, mendapatkan keridaan dari Allah SWT, dan di

akhirat bisa menjadi syafaatnya dan mendapatkan surganya Allah SWT. Begitu

juga sebaliknya jika seseorang tidak melakukan perbuatan berbakti atau durhaka

kepada kedua orang tua akan mendapatkan balasan yang setimpal berupa dosa

besar dan termasuk anak yang durhaka kemudian ketika di dunia ia akan sulit

mendapatkan rezeki, tidak diberi kelancaran dalam setiap urusan dunianya, hidup

dilanda kegelisahan, Allah tidak akan rida terhadapnya dan Allah akan murka

terhadapnya, dan ketika di akhirat nanti akan mendapat siksa yang amat pedih.

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini, penulis sangat menyadari

bahwa penelitian ini jauh dari cukup apalagi sempurna. Sehingga penulis yakin

bahwa penelitian ini meninggalkan banyak kesalahan dan kekurangan di

dalamnya. Karena itu penelitian ini sesungguhnya tidak dapat dikatakan selesai,

masih banyak hal yang dapat dikaji dari penelitian ini lebih dalam lagi.

Perlunya kepada tokoh agama yakni guru atau ustad hendaklah

menekankan pengajarannya yang berada di TPA, Majelis Taklim, dan Pondok

Pesantren tentang pentingnya berbakti kepada kedua orang tua agar masyarakat

sadar akan dampak atau manfaat dari perbuatan tersebut.

Page 63: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

48

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press, 2015.

al- Bukhâri, Muhammad ibn ismâil ibn ibrâhim ibn al Mughirah, abu abdillah.

Sahîh Bukhâri. Beirut: Dar Al Kutub Al Islami, 2009.

. al-Adabu al-Mufrodu. tp: al-Maṯba‟ah al-Salafiyyah, tt.

al-Ausyan, Majid Sa‟ud. Panduan Lengkap dan Praktis: Adab dan Akhlak Islami

Berdasarkan al-Qur‟ân dan al-Sunnah. Jakarta: Darul Haq, 2014.

Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. Tafsir al-Qur‟ân al-Aisar. Penerjemah Fityan Amaliy

dan Edi Suwanto. Jakarta: Darus Sunnah, 2012.

Al-Sa‟di, Abdurrahman bin Nashir. Taisir al-Kârim al-Rahmân Fi Tafsir Kalam

al-Mannân. Penerjemah M. Iqbal dkk. Jakarta: Darul Haq, 2012.

al-Ṣâbuni, M. Ali. Shawatu al-Tafâsir. Penerjemah Yasin. Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2011.

Al-Shiddieqy, Teungku M. Hasbi. Tafsir al-Qur‟ânul Majid An-Nuur. Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 2000.

Aminullah. “Peranan Taman Pendidikan Al-Qur‟ân Terhadap Akhlak Santri:

Suatu Studi Pada TPA. Al-Wasi‟ di RW 09 Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta

Utara.” Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Asyur, Ahmad Isa. Berbakti Kepada Ibu Bapak. Jakarta: Gema Insani Press, 2008.

Asyurati, Zulaika “Profil Yayasan Hikmah Pelangi”, Jakarta: Yayasan Hikmah

Pelangi, 2016.

Darajat, Syahid. “Upaya Taman Pendidikan Al-Qur‟ân dalam Mempersiapkan

Generasi Muda Menuju Masyarakat Islami: Studi Kasus TPA Baiturrahman

Komplek MPR Jaksel.” Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut

Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟ân Jakarta, 2005.

Efendi, Sofian. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 2012.

Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press, 2008.

Page 64: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

49

Hadhiri, Choiruddin. Akhlak dan Adab Islami: Menuju Pribadi Muslim Ideal.

Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2015.

Hanbal, Ibn. Ahmad. Musnad Ahmad Bin Hanbal. Riyadh: Bayt al-Ifkâr, 1997.

Harrison, Lisa. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana, 2009.

Hasnah. “Peranan Taman Kanak-Kanak Al-Qur‟ân/Taman Pendidikan Al-Qur‟ân

Terhadap Pembentukan Akhlak Anak di Desa Maradekaya Kec. Bajeng

Kab.Gowa.” Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar, 2011.

Ibn al-Jauzi, Imam. Birrul Walidain. Surabaya: Pustaka Progresif, 1993.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam (LPPI), 2001.

Jumadi, Ahmad. Dahsyatnya Birul Walidain. Yogyakarta: Lafal, 2014.

Mandzur, Ibnu. Lisân al-Arâb. Libanon: Dar Shâdir, 1990.

Muchtar, Affandi. “Akhlak.” Dalam Taufiq Abdullah, ed. Ensiklopedi Tematis

Dunia Islam, Vol. III. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.

Munandar, Haris. “Konsep Birr al-Walidain Dalam Q.S Al-Isra Ayat 23-24 dan

Implikasinya dalam Pendidikan Keluarga.” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

Munawwir, Ahmad Warson. al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.

Mungadi. “Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur‟ân di TPA SDN 02 Pinangranti

Jakarta Timur.” Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

Mustagfirin. “Konsep Birrul Walidain Dalam Al-Qur‟ân: Studi Komparatif antara

Penafsiran Sayyid Qutb dalam Kitab Tafsir Fî Ẓilal Al-Qur‟ân dengan

Penafsiran Muhammad „Alî al-Ṣâbūnî dalam Kitab Tafsir Ṣafwah At-

Tafâsîr.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Kudus, 2016.

MZ, U Syamsuddin. dkk. Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA. Jakarta:

LPPTKA BKPRMI Pusat, 2006.

Nashir, Haedar. Peran Agama Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara.

Jakarta: Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Kehidupan Beragama, 2008.

Page 65: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

50

Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi.

Jakarta: CeQDA, 2007.

Nufus, Fika Pijaki. Dkk. “Konsep Pendidikan Birrul Walidain dalam QS. Luqman

[31]: 14 dan al – Isra [17]: 23-24.” DIDAKTIKA XVIII, no. 1 (Agustus 2017).

Qutub, Sayyid. Tafsir Fi-Ẓîlâl al-Qur‟ân: Di Bawah Naungan al-Qur‟ân.

Penerjemah M. Misbah, Aunur Rafiq Shaleh Tamhid. Jakarta: Robbani Press,

2009.

Rafiq, Irfan. “Konsep Pembinaan Birrul Walidain Dalam Al-Qur‟ân: Kajian

Analisis Deskriptif Tafsir Maudhu‟i.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah,

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Aceh, 2017.

Rasyid, Sofyan Abdul. dkk. Al-„Alim: Al-Qur‟ân dan Terjemahannya. Bandung:

Mizan, 2011.

Rochman, Fatkhur. “Berbakti Kepada Orang Tua Menurut Penafsiran Hamka

Dalam Tafsir Al-Azhar Dan Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Tafsir An-Nur:

Study Komparatif.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam

Negeri Walisongo, 2010.

Shihab, M. Quraish. Birul Wâlidain: Wawasan al-Qur‟an tentang Bakti kepada

Ibu Bapak. Tangerang Selatan: Lentara Hati, 2014.

. Ensiklopedia al-Qur‟ân: Kajian Kosakata. Jakarta: Lentera

Hati, 2007.

. Tafsir al-Misbah: Kesan, Pesan dan Keserasian al-Qur‟ân.

Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sunarto, Achmad. Kado Buat Ayah Bunda Menurut Al-Qur‟ân dan Al-Sunnah.

Jakarta: Tamer, t.th.

Syibromalisi, Faizah Ali. “Pendidikan Spiritual Anak Usia Dini.” Dalam Women‟s

Fair Aliansi Azanutrian Gold Generation. Jakarta: Masjid Fathullah, 2014.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008.

Uliya, Himmatul. “Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟ân Pada Anak Usia Dini:

Penelitian Deskriptif di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara.”

Page 66: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

51

Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

Wawancara Pribadi dengan Abu Khoir. Jakarta, 16 Agustus 2018.

Wawancara Pribadi dengan Abu Khoir. Jakarta, 8 Januari 2019.

Wawancara Pribadi dengan Ali Murtadho. Jakarta, 11 Desember 2018.

Wawancara Pribadi dengan Mohammad Arifin. Jakarta, 6 Januari 2019.

Wawancara Pribadi dengan Khoirul Anam. Jakarta, 7 Januari 2019.

Wawancara Pribadi dengan Siti Faiqoh Rika. Jakarta, 5 Januari 2019.

Wawancara Pribadi dengan Agam Bahruddin. Jakarta, 23 Desember 2018.

Wawancara Pribadi dengan Hestiwati. Jakarta, 13 Desember 2018

Wulandari, Windi. “Perkembangan Perilaku Keberagamaan Pada Anak Usia

Sekolah Dasar Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada.” Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2017.

Yunita, Mega. “Sosialisasi Peran Gender Tradisional Pada Anak: Studi Kasus

Pada Orang Tua, Anak, dan Guru Taman Kanak-kanak Al-Qur‟ân Al-Ihsan.”

Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Page 67: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

52

52

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Surat Izin Penelitian Skripsi

Page 68: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

53

LAMPIRAN 2

Surat Keterangan Penelitian Skripsi

Page 69: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

54

LAMPIRAN 3

Pedoman Wawancara

DATA DIRI INFORMAN

Nama : ........................................................

Jenis Kelamin : ...............

Usia : ...............

Alamat : ...........................................................

............................................................

Pekerjaan Selain Guru (Jika Ada) : ............................................................

Pendidikan Terakhir : ...........................................................

Lama Mengajar : ...................

Pernah membaca kitab tafsir/hadis : ...................

Pedoman Wawacara

1. Apakah anda mengetahui ayat al-Qur‟an Surah Luqman 12-15, jika

mengetahui tolong bacakan ayat tersebut

2. Apakah anda bisa menyebutkan pesan apa yang disampaikan pada surah

Luqman ayat 12-15?

3. Apa referensi anda dalam memahami surah Luqman ayat 12-15?

4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan birrul walidain?

5. Apakah anda dapat menyebutkan ayat lain dalam al-Qur‟an mengenai perintah

untuk berbakti kepada orang tua?

6. Apakah anda dapat menyebutkan Hadis yang terkait perintah birrul walidain?

7. Menurut anda, pada dan sikap apa saja yang termasuk kategori birrul

walidain?

Page 70: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

55

8. Apa pendapat anda pribadi terhadap perintah berbakti kepada orang tua,

setujukah dan selalu anda ikuti? Apa saja alasannya sehingga perintah berbakti

ini harus selalu diikuti?

9. Dapatkah anda menyebutkan contoh sikap dan perbuatan yang anda anggap

sebagai tindakan yang tidak menghormati orang tua?.

10. Apakah anda melihat ada hikmah dalam perintah berbakti kepada orang tua

bagi kebaikan dalam kehidupan anda di dunia ini dan juga di akhirat nanti?

Apa sajakah hikmah itu jika bisa disebutkan?

11. Apakah ada konsekuensi jika seseorang tidak berbakti kepada kedua orang

tuanya? Apa saja konsekuensinya?

12. Apakah anda menilai bahwa sikap berbakti kepada kedua orang tua wajib

dipenuhi setiap anak, dan apa ada alasan-alasan untuk tidak mengikuti

perintah berbakti ini?

13. Selain karena alasan tauhid, apakah seseorang dibenarkan untuk tidak berbakti

kepada kedua orang tuanya? Jika ada, apa saja misalnya? Dan apak itu patut

menurut anda?

14. Bagaimana pendapat anda terhadap teman atau kerabat yang tidak

menghormati kedua orang tuanya? Setujukah anda, apa alasannya?

Page 71: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

56

LAMPIRAN 4

Transkrip Wawancara

DATA DIRI INFORMAN

Nama : Hestiwati

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 40 Tahun

Alamat : Jl. H. Sailin II RtRw 03/05 Bintaro

Pesanggrahan Jakarta Selatan

Pekerjaan Selain Guru (Jika Ada) : -

Pendidikan Terakhir : SLTA

Lama Mengajar : 8 Tahun

Pernah membaca kitab tafsir/hadis : -

Pedoman Wawancara

1. Apakah anda mengetahui ayat al-Qur’an Surah Luqman 12-15, jika

mengetahui tolong bacakan ayat tersebut?

Page 72: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

57

2. Apakah anda bisa menyebutkan pesan apa yang disampaikan pada surah

Luqman ayat 12-15?Perintah Allah untuk berbakti kepada kedua orang tua,

terutama kepada ibunya, dan untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT

3. Apa referensi anda dalam memahami surah Luqman ayat 12-15?Dengan

membaca terjemahan al-Qur‟an.

4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan birrul walidain?Berbakti

kepada kedua orang tua.

5. Apakah anda dapat menyebutkan ayat lain dalam al-Qur’an mengenai

perintah untuk berbakti kepada orang tua?

6. Apakah anda dapat menyebutkan Hadis yang terkait perintah birrul

walidain?

7. Menurut anda, pada dan sikap apa saja yang termasuk kategori birrul

walidain?Menyayangi kedua orang tua di saat mereka sudah tua. Tetap

menghormati walaupun berbeda prinsip.

8. Apa pendapat anda pribadi terhadap perintah berbakti kepada orang

tua, setujukah dan selalu anda ikuti? Apa saja alasannya sehingga

perintah berbakti ini harus selalu diikuti?Sangat setuju, karena ridho Allah

tergantung kepada ridho orang tua kita.

9. Dapatkah anda menyebutkan contoh sikap dan perbuatan yang anda

anggap sebagai tindakan yang tidak menghormati orang tua?Membentak

ketika diperintah, Membuat mereka menangis dengan perbuatan dosa kita.

10. Apakah anda melihat ada hikmah dalam perintah berbakti kepada orang

tua bagi kebaikan dalam kehidupan anda di dunia ini dan juga di akhirat

nanti? Apa sajakah hikmah itu jika bisa disebutkan?Hikmah berbakti

kepada kedua orang tua, selain akan menjadi anak yang shaleh yang bisa

menolong orang tuanya masuk surga. dalam kehidupan sehari-hari pun anak

yang berbakti pada orang tua pasti mempunyai akhlak yang baik di

lingkungannya dan akan menjadikan anak itu banyak teman dan disukai

banyak orang.

11. Apakah ada konsekuensi jika seseorang tidak berbakti kepada kedua

orang tuanya? Apa saja konsekuensinya?Masuk neraka, Doanya tidak

dikabulkan sama Allah, Menjadi anak yang durhaka

Page 73: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

58

12. Apakah anda menilai bahwa sikap berbakti kepada kedua orang tua

wajib dipenuhi setiap anak, dan apa ada alasan-alasan untuk tidak

mengikuti perintah berbakti ini?Wajib ditaati asal perintah itu sesuai

dengan ajaran Islam. Boleh kita tidak taat sama perintah orang tuaselagi

perintah itu tidak sesuai dengan perintah agama Islam

13. Selain karena alasan tauhid, apakah seseorang dibenarkan untuk tidak

berbakti kepada kedua orang tuanya? Jika ada, apa saja misalnya? Dan

apak itu patut menurut anda?Tidak benar dengan alasan apapun, tetap

anak harus berabkti pada orang tua dan tidak patut anak melawan perintah

orang tua selagi perintah itu benar.

14. Bagaimana pendapat anda terhadap teman atau kerabat yang tidak

menghormati kedua orang tuanya? Setujukah anda, apa alasannya?

Tidak setuju, karena orang tualah kita ada di dunia karena orang tualah kita

bisa pintar, berstatus sosial tinggi, dihormati orang, jadi bagaimanapun

keadaan orang tua kita wajib menghormatinya.

Page 74: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

59

DATA DIRI INFORMAN

Nama : Ali Murtadho

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 37

Alamat : Jl. H. Sailin II no 35 Bintaro Pesanggrahan

Jakarta Selatan

Pekerjaan Selain Guru (Jika Ada) : -

Pendidikan Terakhir : MA/SMA

Lama Mengajar : 12 Tahun

Pernah membaca kitab tafsir/hadis : Pernah

Pedoman Wawancara

1. Apakah anda mengetahui ayat al-Qur’an Surah Luqman 12-15, jika

mengetahui tolong bacakan ayat tersebut?

2. Apakah anda bisa menyebutkan pesan apa yang disampaikan pada surah

Luqman ayat 12-15?Perintah Bersyukur kepada Allah, Dilarang

mempersekutukan Allah, Berbakti kepada kedua orang tua.

Page 75: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

60

3. Apa referensi anda dalam memahami surah Luqman ayat 12-15?Tafsir

Ibnu Katsir

4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan birrul walidain?Birrul walidain

adalah berasal dari dua kata yaitu kata birru yang artinya kebaikan atau

berbuat baik. Dan kata walidain artinya kedua orang tua. Jadi birrul walidain

artinya berbuat baik kepada kedua orang tua dengan melaksanakan dan

mentaati perintahnya, serta melaksanakan perbuatan yang bisa membuat

keridoan hati orang tua, dan menjauhkan perkara yang bisa membuat hati

orang tua marah dan kecewa

5. Apakah anda dapat menyebutkan ayat lain dalam al-Qur’an mengenai

perintah untuk berbakti kepada orang tua?Surat al-Isra ayat 23-24

Surat al-Ankabut ayat 8

6. Apakah anda dapat menyebutkan Hadis yang terkait perintah birrul

walidain?

ف عن عبد اللو بن عمر رضي اهلل عنػهما قاؿ : قاؿ رسوؿ اهلل صلى اهلل عليو ك سلم : رض اهلل رض الوالدين ك سحط اهلل ف سحط الوالدين

إل رسوؿ اهلل صل اهلل عليو كسلم ، فػقاؿ يا رسوؿ اهلل عن أب ىريػرة رضي اهلل عنو قاؿ جاء رجل ن صحابت قاؿ أمك قاؿ ث من قاؿ أمك قاؿ ث من قأؿ ث أمك ق اؿ من قاؿ من أحق الناس ب

ث أبػوؾ

Page 76: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

61

7. Menurut anda, pada dan sikap apa saja yang termasuk kategori birrul

walidain?Sikap yang termasuk kategori birrul walidain: Mendengarkan

dengan baik di saat orang tua memberikan nasihat, Berkata-kata dengan

halus pada saat berbicara dengan orang tua, Membantu orang tua pada saat

mampu untuk membantunya, Meringankan pekerjaan orang tua yang mampu

dikerjakan, Mendoakan orang tua pada waktu kapan saja.

8. Apa pendapat anda pribadi terhadap perintah berbakti kepada orang

tua, setujukah dan selalu anda ikuti? Apa saja alasannya sehingga

perintah berbakti ini harus selalu diikuti?saya setuju terhadap perintah

kepada orang tua. Sebab, hormat patuh dan berbuat baik taat pada perintah

orang tua adalah wajib hukumnya. Tetapi, apabila perintah orang tua itu

perintah maksiat maka tidak wajib untuk diikuti perintahnya.

9. Dapatkah anda menyebutkan contoh sikap dan perbuatan yang anda

anggap sebagai tindakan yang tidak menghormati orang tua? Contoh

sikap dan perbuatan yang tidak menghormati orang tua : Memotong

pembicaraan orang tua pada saat orang tua memberikan nasihat, menolak

perintahnya orang tua pada perintah yang baik, berkata-kata kotor terhadap

orang tua.

10. Apakah anda melihat ada hikmah dalam perintah berbakti kepada orang

tua bagi kebaikan dalam kehidupan anda di dunia ini dan juga di akhirat

nanti? Apa sajakah hikmah itu jika bisa disebutkan?Hikmah berbakti

pada orang tua: Mendapatkan ridho Allah, Mendapat keberkahan dari Allah

dalam hidupnya, Dilancarkan dan dimudahkan dalam mencari rezeki yang

halal.

11. Apakah ada konsekuensi jika seseorang tidak berbakti kepada kedua

orang tuanya? Apa saja konsekuensinya?Anak yang tidak berbakti pada

orang tuanya dalam hal kebaikan termasuk dosa besar dan termasuk anak

yang durhaka.

12. Apakah anda menilai bahwa sikap berbakti kepada kedua orang tua

wajib dipenuhi setiap anak, dan apa ada alasan-alasan untuk tidak

mengikuti perintah berbakti ini?Berbakti kepada orang tua itu wajib

hukumnya selama dalam hal kebaikan, akan tetapi tidak wajib hukumnya

Page 77: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

62

berbakti pada orang tua bila dalam hal keburukan atau kemaksiatan karena

itu larangan dari Allah manusia melaksanakan hal-hal yang berupa suatu

kemaksiatan.

13. Selain karena alasan tauhid, apakah seseorang dibenarkan untuk tidak

berbakti kepada kedua orang tuanya? Jika ada, apa saja misalnya? Dan

apak itu patut menurut anda?Seseorang anak tidak dibenarkan kalau untuk

tidak berbakti kepada orang tuanya walaupun bukan karena ketauhidan

misalnya : orang tua berbicara menasihati anak, maka wajib hukumnya anak

mendengarkannya.

14. Bagaimana pendapat anda terhadap teman atau kerabat yang tidak

menghormati kedua orang tuanya? Setujukah anda, apa alasannya?

Terhadap teman atau kerabat yang tidak menghormati kedua orang tuanya

sangat tidak setuju . sebab, orang tua adalah orang yang sangat berjasa

kepada anak, yang jasa-jasa tersebut tidak akan mungkin bisa di tebus dengan

apapun oleh seorang anak bahkan Allah belum akan meridhai anak sebelum

mendapat ridho dari kedua orang tuanya.

Page 78: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

63

DATA DIRI INFORMAN

Nama : Abu Khoir

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 42

Alamat : Jl. H. Sailin II no 35 Bintaro Pesanggrahan

Jakarta Selatan

Pekerjaan Selain Guru (Jika Ada) : Konsulat Herbalife

Pendidikan Terakhir : MA

Lama Mengajar : 22 Tahun

Pernah membaca kitab tafsir/hadis : Pernah

Pedoman Wawancara

1. Apakah anda mengetahui ayat al-Qur’an Surah Luqman 12-15, jika

mengetahui tolong bacakan ayat tersebut?

2. Apakah anda bisa menyebutkan pesan apa yang disampaikan pada surah

Luqman ayat 12-15? Wasiat Luqman kepada anaknya tentang larangan

mempersekutukan Allah, bersyukur kepada Allah, Berbakti kepada kedua

Page 79: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

64

orang tua, menolak tanpa mengurangi rasa hormat kepada keduanya jika

orang tua menyuruh kita untuk musyrik kepada Allah dan dosa-dosa lainnya.

3. Apa referensi anda dalam memahami surah Luqman ayat 12-15?

Membaca terjemahan al-Qur‟an

4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan birrul walidain? Birrul

walidain diambil dari bahasa Arab yang memiliki arti yaitu perbuatan baik

atau berbakti terhadap kedua orang tua.

5. Apakah anda dapat menyebutkan ayat lain dalam al-Qur’an mengenai

perintah untuk berbakti kepada orang tua? al-Isra ayat 23-24

6. Apakah anda dapat menyebutkan Hadis yang terkait perintah birrul

walidain? : رض اهلل ف رض الوالدين ك سحط اهلل ف سحط الوالدين

اجلنة تت أقدـ األمهات 7. Menurut anda, pada dan sikap apa saja yang termasuk kategori birrul

walidain? Bentuk-bentuk dari perbuatan birrul walidain yaitu sikap atau

perilaku kita senantiasa santun terhadap mereka bahkan ketika memiliki

pilihan atau keinginan yang berbeda dengan kita, begitu juga dalam

berbicara dengan mereka untuk terus menghindari berkata kasar, berteriak,

dan ngambek apalagi sampai membentak. Dan selalu mendoakan mereka

ketika kita selesai salat fardu

8. Apa pendapat anda pribadi terhadap perintah berbakti kepada orang

tua, setujukah dan selalu anda ikuti? Apa saja alasannya sehingga

perintah berbakti ini harus selalu diikuti? Sangat setuju, karena perintah

Page 80: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

65

berbakti kepada orang tua adalah langsung perintah Allah di dalam al-

Qur‟an yang hukumnya wajib seperti wajibnya melaksanakan shalat.

9. Dapatkah anda menyebutkan contoh sikap dan perbuatan yang anda

anggap sebagai tindakan yang tidak menghormati orang tua? males atau

ngeyel ketika diperintah sesuatu, berkata kasar, berteriak, ngambek, bahkan

membentak ketika berbicara dengan orang tua. ketika orang tua kita sudah

renta kita tidak mengurusnya.

10. Apakah anda melihat ada hikmah dalam perintah berbakti kepada orang

tua bagi kebaikan dalam kehidupan anda di dunia ini dan juga di akhirat

nanti? Apa sajakah hikmah itu jika bisa disebutkan? Ada banyak manfaat

ketika kita berbakti dan menghormati kedua orang tua. di antaranya ialah

mendapatkan rida dari Allah serta selama hidupnya selalu diberi keberkahan

berkat doa orang tua dan bakti kita kepadanya. Dan di akhirat nanti pasti

mendapat ampunan dan surga dari Allah SWT.

11. Apakah ada konsekuensi jika seseorang tidak berbakti kepada kedua

orang tuanya? Apa saja konsekuensinya? begitu juga ketika kita tidak

berbakti kepada kedua orang tua ada banyak balasan atau konsekuensi yang

didapat. Allah tidak rida terhadapnya, berdosa besar, tidak diberi kelancaran

dalam setiap urusan dunianya. Dan di akhirat kelak mendapatkan murka dan

siksaan dari Allah SWT.

12. Apakah anda menilai bahwa sikap berbakti kepada kedua orang tua

wajib dipenuhi setiap anak, dan apa ada alasan-alasan untuk tidak

mengikuti perintah berbakti ini? Berbakti kepada kedua orang tua

hukumnya wajib sampai kapanpun, bahkan ketika orang tua telah meninggal,

kita masih wajib berbakti kepada nya. Kita tidak boleh mengikuti perintah

orang tua ketika mereka menyuruh kita untuk maksiat.

13. Selain karena alasan tauhid, apakah seseorang dibenarkan untuk tidak

berbakti kepada kedua orang tuanya? Jika ada, apa saja misalnya? Dan

apakah itu patut menurut anda? Tidak dibenarkan, tapi kita harus

menolaknya dengan baik-baik.

14. Bagaimana pendapat anda terhadap teman atau kerabat yang tidak

menghormati kedua orang tuanya? Setujukah anda, apa alasannya?

Page 81: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

66

Tidak setuju, karena birrul walidain merupakan perintah yang wajib

dilakukan oleh anak. ketika ada teman ayau kerabat yang tidak birrul

walidain, kita wajib mengingatkannya.

Page 82: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

67

DATA DIRI INFORMAN

Nama : Agam Bahruddin

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 21

Alamat : jl. H. Sailin II No 35 Bintaro Pesanggrahan

Jakarta Selatan.

Pekerjaan Selain Guru (Jika Ada) : ......................................................

Pendidikan Terakhir : SMA

Lama Mengajar : 3 tahun

Pernah membaca kitab tafsir/hadis : ......................................................

Pedoman Wawancara

1. Apakah anda mengetahui ayat al-Qur’an Surah Luqman 12-15, jika

mengetahui tolong bacakan ayat tersebut?

2. Apakah anda bisa menyebutkan pesan apa yang disampaikan pada surah

Luqman ayat 12-15?Kita harus menghormati kedua orang tua kita karena

ibu yang telah mengandung kita dan bapak yang telah yang telah

menafkahkan kita.

Page 83: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

68

3. Apa referensi anda dalam memahami surah Luqman ayat 12-15?Surat al

isra ayat 23-25

4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan birrul walidain?Yaitu mentaati

segala perintah dan menjauhi segala larangan orang tua

5. Apakah anda dapat menyebutkan ayat lain dalam al-Qur’an mengenai

perintah untuk berbakti kepada orang tua?Surah al-isra ayat 23-25

6. Apakah anda dapat menyebutkan Hadis yang terkait perintah birrul

walidain?

7. Menurut anda, pada dan sikap apa saja yang termasuk kategori birrul

walidain? Berkata dengan tidak kasar

8. Apa pendapat anda pribadi terhadap perintah berbakti kepada orang

tua, setujukah dan selalu anda ikuti? Apa saja alasannya sehingga

perintah berbakti ini harus selalu diikuti? Setuju, Alhamdulillah saya ikuti

karena itu kunci kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

9. Dapatkah anda menyebutkan contoh sikap dan perbuatan yang anda

anggap sebagai tindakan yang tidak menghormati orang tua? Berkata

dengan kasar dan tidak mendegarkan nasihatnya.

10. Apakah anda melihat ada hikmah dalam perintah berbakti kepada orang

tua bagi kebaikan dalam kehidupan anda di dunia ini dan juga di akhirat

nanti? Apa sajakah hikmah itu jika bisa disebutkan? Hidup menjadi

tenteram, rezeki tidak akan sempit, dan di akhirat bisa menolongnya.

Page 84: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

69

11. Apakah ada konsekuensi jika seseorang tidak berbakti kepada kedua

orang tuanya? Apa saja konsekuensinya? Tentunya akan dilaknat oleh

Allah

12. Apakah anda menilai bahwa sikap berbakti kepada kedua orang tua

wajib dipenuhi setiap anak, dan apa ada alasan-alasan untuk tidak

mengikuti perintah berbakti ini? Iya wajib, karena merekalah mengurusi

kita, membimbing kita, dan selalu menyayangi kita.

13. Selain karena alasan tauhid, apakah seseorang dibenarkan untuk tidak

berbakti kepada kedua orang tuanya? Jika ada, apa saja misalnya? Dan

apak itu patut menurut anda? Alasan fi‟liyah, itu tidak baik dan tidak benar

14. Bagaimana pendapat anda terhadap teman atau kerabat yang tidak

menghormati kedua orang tuanya? Setujukah anda, apa alasannya?

Pendapat saya, saya tidak setuju jika ada teman atau kerabat saya yang tidak

menghormati kedua orang tuanya, karena itu perbuatan yang tidak terpuji

dan itu tidak dibenarkan dalam hal apapun.

Page 85: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

70

DATA DIRI INFORMAN

Nama : Khoirul Anam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 29

Alamat : Jl. H. Sailin II No 35 Bintaro Pesanggrahan

Jakarta Selatan

Pekerjaan Selain Guru (Jika Ada) : -

Pendidikan Terakhir : Mts

Lama Mengajar : 2 Tahun

Pernah membaca kitab tafsir/hadis : Pernah

Pedoman Wawancara

1. Apakah anda mengetahui ayat al-Qur’an Surah Luqman 12-15, jika

mengetahui tolong bacakan ayat tersebut?

2. Apakah anda bisa menyebutkan pesan apa yang disampaikan pada surah

Luqman ayat 12-15? Jangan Menyekutukan Allah dan berbuat baiklah

kepada kedua orang tua (ibu dan bapak)

Page 86: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

71

3. Apa referensi anda dalam memahami surah Luqman ayat 12-15? Kitab

hadis Shahih Muslim

4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan birrul walidain? Menjunjung

tinggi nama baik kedua orang tua, taat dan patuh terhadap keduanya selama

tidak melanggar syariat Islam.

5. Apakah anda dapat menyebutkan ayat lain dalam al-Qur’an mengenai

perintah untuk berbakti kepada orang tua? Surah al-Isra ayat 23-25,

dan surat al-Nisa ayat 36.

6. Apakah anda dapat menyebutkan Hadis yang terkait perintah birrul

walidain?

رض اهلل ف رض الوالدين ك سحط اهلل ف سحط الوالدين اجلنة تت أقدـ األمهات

7. Menurut anda, pada dan sikap apa saja yang termasuk kategori birrul

walidain? Taat patuh kepada kedua orang tua, jangan menyakiti hati orang

tua

Page 87: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

72

8. Apa pendapat anda pribadi terhadap perintah berbakti kepada orang

tua, setujukah dan selalu anda ikuti? Apa saja alasannya sehingga

perintah berbakti ini harus selalu diikuti? Setuju, kita harus berbakti

kepada kedua orang tua karena tanpa mereka berdua kita tidak akan pernah

ada di dunia ini, mereka pula yang membesarkan dan membimbing kita

hingga menjadi manusia yang baik.

9. Dapatkah anda menyebutkan contoh sikap dan perbuatan yang anda

anggap sebagai tindakan yang tidak menghormati orang tua? Membentak

dan berkata kasar kepada kedua orang tua.

10. Apakah anda melihat ada hikmah dalam perintah berbakti kepada orang

tua bagi kebaikan dalam kehidupan anda di dunia ini dan juga di akhirat

nanti? Apa sajakah hikmah itu jika bisa disebutkan? Insya Allah di dunia

hidupnya akan tenang dimudahkan segala urusannya dan di akhirat nanti

akan mendapat ridho Allah dan mendapatkan balasan yang baik ditempatkan

di surganya Allah.

11. Apakah ada konsekuensi jika seseorang tidak berbakti kepada kedua

orang tuanya? Apa saja konsekuensinya?dicatat sebagai anak yang

durhaka dan hidupnya tidak akan tenang.

12. Apakah anda menilai bahwa sikap berbakti kepada kedua orang tua

wajib dipenuhi setiap anak, dan apa ada alasan-alasan untuk tidak

mengikuti perintah berbakti ini? Wajib setiap anak berbakti kepada kedua

orang tua dalam hal kebaikan. Alasan untuk tidak mengikuti perintah orang

tua kalau melanggar syariat agama Islam dan menyekutukan Allah.

13. Selain karena alasan tauhid, apakah seseorang dibenarkan untuk tidak

berbakti kepada kedua orang tuanya? Jika ada, apa saja misalnya? Dan

apak itu patut menurut anda? Tidak dibenarkan

14. Bagaimana pendapat anda terhadap teman atau kerabat yang tidak

menghormati kedua orang tuanya? Setujukah anda, apa alasannya?

Tidak setuju, karena orang tua lah yang merawat, membesarkan dan mendidik

kita.

Page 88: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

73

DATA DIRI INFORMAN

Nama : Mohammad Arifin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 43 tahun

Alamat : Jl. H. Sailin I No 24 Bintaro Pesanggrahan

Jakarta Selatan

Pekerjaan Selain Guru (Jika Ada) : -

Pendidikan Terakhir : MA

Lama Mengajar : 3 Tahun

Pernah membaca kitab tafsir/hadis : Pernah

Pedoman Wawancara

1. Apakah anda mengetahui ayat al-Qur’an Surah Luqman 12-15, jika

mengetahui tolong bacakan ayat tersebut?

2. Apakah anda bisa menyebutkan pesan apa yang disampaikan pada surah

Luqman ayat 12-15? Pesan yang disampaikan pada ayat tersebut ialah

tentang wasiat Lukman kepada anaknya tentang larangan musyrik kepada

Page 89: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

74

Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua terutama kepada ibu kandung,

dan boleh tidak mengikuti perintah orang tua yang menyuruh kepada

kemusyrikan.

3. Apa referensi anda dalam memahami surah Luqman ayat 12-15? dengan

membaca terjemahan kemudian melihat ke tafsir

4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan birrul walidain? Birrul

walidain diambil dari bahasa arab dengan akar kata birr dan walid. Birr

adalah perbuatan baik sementara walid adalah anak bentuk tasniyah

litaglibnya ialah walidain yang artinya kedua orang tua. Jadi birrul walidain

adalah sikap atau perbuatan dalam berbakti kepada kedua orang tua.

5. Apakah anda dapat menyebutkan ayat lain dalam al-Qur’an mengenai

perintah untuk berbakti kepada orang tua? Al-isra 23-25

6. Apakah anda dapat menyebutkan Hadis yang terkait perintah birrul

walidain?

: رض اهلل ف رض الوالدين ك سحط اهلل ف سحط الوالدين اجلنة تت أقدـ األمهات

7. Menurut anda, pada dan sikap apa saja yang termasuk kategori birrul

walidain?perilaku atau tindakan merendah diri dihadapan orang tua, berkata

sopan santun dalam berbicara, selalu siap ketika diperintah oleh orang tua,

selalu mendoakannya setelah shalat.

Page 90: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

75

8. Apa pendapat anda pribadi terhadap perintah berbakti kepada orang

tua, setujukah dan selalu anda ikuti? Apa saja alasannya sehingga

perintah berbakti ini harus selalu diikuti?setuju dan selalu saya ikuti,

karena berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban sang anak

sampai kapanpun sebagai tanda syukur dan terimakasih kita kepada Allah

dan orang tua karena telah lahir di dunia ini, serta mengurusi dan

membimbing kita sampai sekarang.

9. Dapatkah anda menyebutkan contoh sikap dan perbuatan yang anda

anggap sebagai tindakan yang tidak menghormati orang tua?berkata

kasar atau membentak ketika berbicara dengan orang tua, selalu mengelak

ketika diperintah, tidak mendoakannya setiap setelah salat,.

10. Apakah anda melihat ada hikmah dalam perintah berbakti kepada orang

tua bagi kebaikan dalam kehidupan anda di dunia ini dan juga di akhirat

nanti? Apa sajakah hikmah itu jika bisa disebutkan?hikmahnya ialah

segala urusan dunia kita berjalan lancar, diridhoi oleh Allah SWT, dan di

akhirat bisa menjadi syafaatnya dan mendapatkan surga.

11. Apakah ada konsekuensi jika seseorang tidak berbakti kepada kedua

orang tuanya? Apa saja konsekuensinya? Sulit mendapatkan rezeki, hidup

dilanda kegelisahan, dan Allah murka terhadapnya, dan di akhirat mendapat

siksa yang amat pedih.

12. Apakah anda menilai bahwa sikap berbakti kepada kedua orang tua

wajib dipenuhi setiap anak, dan apa ada alasan-alasan untuk tidak

mengikuti perintah berbakti ini? Berbakti kepada kedua orang tua

merupakan kewajiban sang anak sampai kapanpun dari mulai kecil, remaja,

dewasa, hingga sampai berkeluarga pun kita harus tetap terus berbakti

kepada mereka bahkan ketika mereka sudah meninggal pun kita harus tetap

berbakti dengan selalu mendoakannya setiap setelah salat.

13. Selain karena alasan tauhid, apakah seseorang dibenarkan untuk tidak

berbakti kepada kedua orang tuanya? Jika ada, apa saja misalnya? Dan

apak itu patut menurut anda? Selain alasan tauhid tidak dibenarkan untuk

tidak berbakti kepada kedua orang tua.

Page 91: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

76

14. Bagaimana pendapat anda terhadap teman atau kerabat yang tidak

menghormati kedua orang tuanya? Setujukah anda, apa alasannya?

Tidak setuju, karena perbuatan tersebut sangat tercela dan merupakan

tindakan orang yang tidak tahu berterima kasih dan bersyukur.

Page 92: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

77

DATA DIRI INFORMAN

Nama : Siti Faiqoh Rika

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 40 Tahun

Alamat : Jl. H. Sailin II No 35 Bintaro Pesanggrahan

Jakarta Selatan

Pekerjaan Selain Guru (Jika Ada) : wiraswasta

Pendidikan Terakhir : SMA/MA

Lama Mengajar : 18 Tahun

Pernah membaca kitab tafsir/hadis : pernah

Pedoman Wawancara

1. Apakah anda mengetahui ayat al-Qur’an Surah Luqman 12-15, jika

mengetahui tolong bacakan ayat tersebut?

2. Apakah anda bisa menyebutkan pesan apa yang disampaikan pada surah

Luqman ayat 12-15? Dan kami wajibkan kepada manusia agar berbuat

kebaikan kepada kedua orang tuanya dan jika keduanya memaksa untuk

Page 93: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

78

mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu

tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya, hanya kepada Allah

tempatmu kembali

3. Apa referensi anda dalam memahami surah Luqman ayat 12-15? Hikmah

Lukman bersyukur kepada Allah untuk dirinya sendiri. Pesan Lukman kepada

anak-anaknya jangan mempersekutukan Allah dan diperintahkan kepada

manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah

mengandungnya dalam keadaan lemah.

4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan birrul walidain? Berbuat baik

kepada kedua orang tua atau berbakti kepada orang tua

5. Apakah anda dapat menyebutkan ayat lain dalam al-Qur’an mengenai

perintah untuk berbakti kepada orang tua? Surat al-Isra ayat 23

6. Apakah anda dapat menyebutkan Hadis yang terkait perintah birrul

walidain? رب فالقػرب إف اهلل يػوصيكم بأمهاتكم ثالث : إف اهلل يػوصكم بأ بائكم ، إف اهلل يػوصيكم با لقػ

7. Menurut anda, pada dan sikap apa saja yang termasuk kategori birrul

walidain? Merawat orang tua dan berbuat baik pada orang tua

8. Apa pendapat anda pribadi terhadap perintah berbakti kepada orang

tua, setujukah dan selalu anda ikuti? Apa saja alasannya sehingga

perintah berbakti ini harus selalu diikuti? Sangat setuju karena berbakti

kepada orang tua adalah perintahnya Allah SWT

9. Dapatkah anda menyebutkan contoh sikap dan perbuatan yang anda

anggap sebagai tindakan yang tidak menghormati orang tua? Membentak

orang tua, tidak menuruti orang tua, bicara tidak sopan terhadap orang tua.

Page 94: PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ATAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44064/2/SANDI PAJRIANDI-FU.pdf · PEMAHAMAN GURU TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

79

10. Apakah anda melihat ada hikmah dalam perintah berbakti kepada orang

tua bagi kebaikan dalam kehidupan anda di dunia ini dan juga di akhirat

nanti? Apa sajakah hikmah itu jika bisa disebutkan? Berbakti kepada

kedua orang tua setara dengan jihad. Perbuatan yang dicintai Allah, Ridha

Allah tergantung ridho orang tua, dan dimudahkannya segala perkara.

11. Apakah ada konsekuensi jika seseorang tidak berbakti kepada kedua

orang tuanya? Apa saja konsekuensinya? Di murkai oleh Allah, Allah akan

memberikan azab, dosanya tidak diampuni, terputus rezekinya, haram masuk

ke surga Allah

12. Apakah anda menilai bahwa sikap berbakti kepada kedua orang tua

wajib dipenuhi setiap anak, dan apa ada alasan-alasan untuk tidak

mengikuti perintah berbakti ini? Wajib, karena mereka belum mengerti

tentang birrul walidain dan pengetahuan tentang berbakti kepada orang tua.

13. Selain karena alasan tauhid, apakah seseorang dibenarkan untuk tidak

berbakti kepada kedua orang tuanya? Jika ada, apa saja misalnya? Dan

apak itu patut menurut anda? Tidak ada, tidak benar, tidak patut

14. Bagaimana pendapat anda terhadap teman atau kerabat yang tidak

menghormati kedua orang tuanya? Setujukah anda, apa alasannya?

Mereka termasuk orang yang mendapat kerugian besar, tidak setuju, karena

menghormati orang tua hukumnya wajib.