pemahaman dan pengembangan arsitektur jawa dalam konteks kiwari

15
PEMAHAMAN DAN PENGEMBANGAN ARSITEKTUR JAWA DALAM KONTEKS KIWARI Oleh : Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo M.Arch Mempelajari mengenai Arsitektur Jawa bukanlah menjadi hal asing bagi para mahasiswa Arsitektur di Universitas Sebelas Maret ini. Hal ini dikarenakan karena lokasi kampus yang berada di wilayah yang bisa dikatakan sebagai sebuah tempat yang masih memiliki budaya yang sangat melekat di setiap masyarakatnya, yaitu Surakarta. Arsitektur Jawa menjadi sebuah ulasan menarik tersendiri untuk dibahas serta dikaji lebih dalam lagi. Karena jika kita menggali serta mempelajari mengenai Arsitektur Jawa maka tidak akan habis materi yang akan kita dapatkan pada pembahasan di dalamnya. Kali ini di Jurusan Arsitektur mendapatkan sebuah kehormatan serta kesempatan tersendiri untuk mengenal serta mempelajari lebih dalam lagi mengenai Arsitektur Jawa. Pembelajaran tersebut diapatkan dari kuliah tamu dengan pembicara yaitu Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo M.Arch. Beliau adalah seorang arsitek ahli yang sudah mendalami mengenai seluk beluk dunia arsitektur dan bagaimana Arsitektur Jawa serta perkembangannya. Dalam perkuliahan umum yang diberikan oleh beliau, beliau banyak mengulas mengenai pengertian mendasar arsitektur hingga pada ulasan ulasan yang lebih dalam lagi. Pada sesi awal, beliau menuturkan mengenai pengertian arsitektur, kemudian

Upload: maulina-sukma

Post on 30-Nov-2015

86 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tentang pemahaman arsitektur jawa di konteks kiwari

TRANSCRIPT

Page 1: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

PEMAHAMAN DAN PENGEMBANGAN ARSITEKTUR JAWA DALAM KONTEKS KIWARI

Oleh : Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo M.Arch

Mempelajari mengenai Arsitektur Jawa bukanlah menjadi hal asing bagi para

mahasiswa Arsitektur di Universitas Sebelas Maret ini. Hal ini dikarenakan karena lokasi

kampus yang berada di wilayah yang bisa dikatakan sebagai sebuah tempat yang masih

memiliki budaya yang sangat melekat di setiap masyarakatnya, yaitu Surakarta. Arsitektur

Jawa menjadi sebuah ulasan menarik tersendiri untuk dibahas serta dikaji lebih dalam lagi.

Karena jika kita menggali serta mempelajari mengenai Arsitektur Jawa maka tidak akan habis

materi yang akan kita dapatkan pada pembahasan di dalamnya.

Kali ini di Jurusan Arsitektur mendapatkan sebuah kehormatan serta kesempatan

tersendiri untuk mengenal serta mempelajari lebih dalam lagi mengenai Arsitektur Jawa.

Pembelajaran tersebut diapatkan dari kuliah tamu dengan pembicara yaitu Prof. Dr. Ir. Josef

Prijotomo M.Arch. Beliau adalah seorang arsitek ahli yang sudah mendalami mengenai seluk

beluk dunia arsitektur dan bagaimana Arsitektur Jawa serta perkembangannya.

Dalam perkuliahan umum yang diberikan oleh beliau, beliau banyak mengulas

mengenai pengertian mendasar arsitektur hingga pada ulasan ulasan yang lebih dalam lagi.

Pada sesi awal, beliau menuturkan mengenai pengertian arsitektur, kemudian Arsitektur Jawa

serta mengenai perkembangan arsitektur Jawa pada masa kini. Pada penjelasannya yang

pertama, yaitu mengenai pengertian mendasar dari arsitektur, beliau menjelaskan bahwa

arsitektur memiliki dua buah pengertian, yang pertama yaitu arsitektur adalah bangunan yang

...., dan juga arsitektur sebagai sebuah wadah kegiatan. Arsitektur sebagai sebuah wadah

kegiatan hal ini berarti bahwa arsitektur dimaknai sebagai suatu ilmu yang memiliki

konsentrasi pada sebuah pola kegiatan yang terjadi dan terlihat saja.

Namun jika kita telaah lebih lanjut dan dalam lagi, ternyata arsitektur tidak hanya

berkutat pada sebuah kegiatan yang ditampungnya saja, melainkan arsitektur juga mengajak

untuk berbicara mengeni wadah yang melingkupinya atau wujud dari bagunan itu sendiri.

Dengan adanya sebuah pernyataan ini maka dapat kita kaitkan juga dengan pernyataan beliau

yang mendefinisikan arsitektur adalah/ sebagai bangunan yang (....). Secara tidak langsung

juga kita mengetahui bahwa beliau memberikan sebuah kebebasan kepada khalayak untuk

memberikan penilaian mengenai sebuah karya arsitektur/ arsitektur itu sendiri.

Page 2: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

Arsitekturr

Seni Ilmu

Estetika KomposisiSejarah Lambang Makna

Konstruksi UtilitasSains bangunanEkonomi manajemen

Pembahasan yang banyak diutarakan oleh beliau dalam kuliah tamu kali ini lebih

mengarah pada pengertian arsitektur sebagai bangunan yang (...). Pada pengertian ini beliau

banyak menekankan bahwa arsitektur sebagai sebuah bangunan yang ..... dimaknai sebagai

sesuatu yang memutlakkan suatu/ satu hal yang pasti dan harus terlihat. Sesuatu yang terlihat

yang dimaknai di dunia arsitektur adalah bentuk dan wujud.

Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangan di dalam dunia arsitektur dimaknai

sebagai sebuah seni yang mendominasi pola pikir terhadap arsitektur di abad ke 19. Pada

abad ini dunia arsitektur lebih menekankan kepada sebuah pemahaman sebagai sebuah seni

yang yang lebih ditekankan kepada bentu/ wujud (form) dari bangunan tersebut.

Dalam perkembangannya juga pada era abad 20, pemikiran mengenai arsitektur mulai

menambah. Kali ini arsitektur dimaknai sebagai sebuah ilmu terhadap bangunan. Hal ini juga

lebih ditekankan sebagai sebuah wadah (space). Kemudian seiring berjalannya waktu

pemahaman mengenai arsitektur mulai lebih berkembang lagi. Kali ini pada era tahun 1970,

arsitektur mempersatukan pemaknaanya sebagai sebuah seni dengan ilmu, dimana arsitektur

ini menjadi sebuah pengetahuan. Dan berikut ini adalah ilustrasinya :

Digram 1 : Penyatuan makna arsitektur sebagai seni dan ilmu

Beranjak dari pengertian di atas, beliau juga memaparkan hubungan antara arsitektur

dengan alam dan manusia. Arsitektur adalah suatu hal yang berada di antara manusia dan

alam. Arsitektur itu sendiri merupakan perwujudan dari sebuah banguan yang pasti berada di

Page 3: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

Arsitektur Manusia Alam

Ekologi Lansekap Tata tapak SustainabilityGreen design

Budaya AntropologiEthologicErgonomicSosiologiReligi/ kepercayaan

alam serta berada di sekitar lingkungan hidup manusia. Hal inilah yang mengatakan/

mendasari bahwa arsitektur berada di kedua lingkup subtansi tersebut.

Dalam pernaungannya, arsitektur berada di alam semesta. Alam yang dimaksudkan

disini bukan hanya alam yang ada di daratan, namun diseluruh jagad raya. Sedangkan yang

dimaksudkan dengan manusia disini adalah makhluk yang dapat membuat tempat tinggal/

bernaungnya dengan sebuah konsep arsitektur yang didasari oleh pemikiran-pemikiran. Hal

inilah yang menyatakan bahwa arsitektur akan selalu ada di dalam lingkungan hidup manusia

dan brfungsi untuk memenuhi kebutuhan dari manusia tersebut.

Diagram 2 : Hubungan antara arsitektur, manusia, dan alam

Dari kedua pernyataan dan pengertian mendasar mengenai arsitektur, maka dalam

kuliah tamunya tersebut beliau menyimpulkan bahwa sejatinya arsitektur itu merupakan

gabungan dari 4 elemen, yaitu alam, manusia, seni, dan ilmu. Arsitektur mewakili keempat

aspek tersebut dalam pelaksanaanya di kehidupan nyata ini. Berikut ilustrasinya :

Page 4: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

Arsitektur Seni

Alam

Manusia

Ilmu

Setelah mengetahu dasar-dasar dari arsitektur itu sendiri, kemudian beliau mulai

menginjak pada pokok pembahasan utama dalam kuliah tamu tersebut, yaitu mengenai

Arsitektur Jawa. Arsitektur Jawa diartikan oleh beliau adalah suatu hal yang terlihat dan tidak

terlihat. Dalam pengertian Arsitektur Jawa sebagai sesuatu yang terlihat maka arsitektur

berbentuk wujud, sedangkan arsitektur sebagai sesuatu yang tak terlihat maka arsitektur

berupa pola, tatanan, nilai, dan budaya.

Beliau juga mengutarakan bahwa seharusnya bangunan jawa/ Arsitektur Jawa

haruslah memiliki sebuah perkembangan. Perkembangan ini akan menandakan suatu hal

yang bukan kemarin/ masa lampau namun juga mengikuti arus jaman. Dengan kata lain

Arsitektur Jawa pada masa lalu harusla mengalami sebuah transformasi desain, dimana

terdapat 2 buah macam transformasi, yaitu :

1. Transformasi terkait dengan Arsitektur Jawa pada masa lalu

Dalam transformasi yang terkait dengan Arsitektur Jawa pada masa lalu yang

ada di Indonesia adalah Candi Borobudur. Dalam candi Borobudur kita dapat

melihat bahwa terdapat sebuah transformasi desain yang sangat baik.

Transformasi yang ada di dalam Candi Borobudur terlihat di model stupa yang

dimilikinya. Dalam model stupa yang ada di Candi Borobudur tersebut, memiliki

sifat yang sangat solid dan pejal. Namun terlihat di sekeliling stupa, memiliki sifat

yang lebih renggang. Hal ini terlihat seperti sistem void. Kondisi seperti inilah

yang tidak jauh berbeda dari prinsip sebuah sangkar burung.

Selain contoh dari stupa di Candi Borobudur, kita dapat melihat contoh juga

dari dapur griya di Jawa. Dapur griya yang ada di Jawa menurut kawruh kalang

dan kawruh griya memiliki 4 macam jenis, yaitu :

Page 5: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

a. Taju : segitiga

b. Juglo : trapezium meninggi

c. Limangsap : trapezium horizontal

d. Kapung : segi empat.

Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, maka dapur tersebut mengalami

transformasi bentuk. Transformasi bentuk yang terjadi yaitu dari penggunaan atap,

yang semula satu lapis, kemudian menjadi dua lapis. Namun juga terjadi

perubahan nama yaitu pada dari taju menjadi tajuk, juglo menjadi joglo,

limangsap menjadi limasan, kapung menjadi kampong, dan penambahan satu

macam dapur griya jawa yakni panggang pe.

Munculnya type baru adalah merupakan proses transformasi dari

kode-awal yaitu type taju, juglo, limangsap, dan kapung. Type baru yang akan

muncul tersebut hanyalah sebuah variasi dari ke empat type yang ada. Suatu

misal: type joglo hageng dan joglo mangkurat merupakan transformasi dari kode

awal type juglo. Type limasan ceblokan, limasan pacul gowang, limasan gajah

mungkur, dan limasan trajumas lambang gantung, merupakan transformasi dari

kode awal type limangsap. Dan type tajug semar tinandu, tajug lambangteplok.

Merupakan transformasi dari kode awal type taju.

Page 6: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

2. Menempel

Transformasi dalam Arsitektur Jawa yang kedua adalah dengan cara

menempel. Maksud dari transformasi desain yang ini adalah untuk menjadikan

suatu bangunan menjadi lebih menarik dan terlihat lebih modern. Namun dari cara

transformasi desain yang kedua ini, dianggap menjadi suatu cara transformasi

yang menghilangkan nilai-nilai kejujuran dari suatu bangunan. Sedangkan yang

dimaksud dengan nilai-nilai kejujuran adalah nilai orisinilitas, kreatifitas,

kebersihan, kerapian. Sebagai contoh adalah hiasan yang terdapat di bangunan

tradisional Jawa.

Dari kedua cara transformasi desain tersebut sebenarnya jika ditelaah di kemudian

hari, maka kita akan dapat melihat hasil/ maha karya desain dengan bentuk yang tidak pernah

terpikirkan sebelumnya. Sehingga kita dapat melihat hasil karya dari sebuah transformasi

merupakan suatu karya yang berbeda dan menakjubkan pada era tertentu.

Sebagai contoh yang dapat kita lihat adalah bangunan kraton yang ada di Kota

Surakarta ini. Jika kita lihat, bangunan kraton ini mengalami transformasi desain dari segi

bentuknya maupun material yang digunakannya.

Dilihat dari awal/ pintu awal masuk kawasan kraton Surakarta, maka kita akan

menemukan tiang/ gapura-gapura sebagai penanda/ batasan dari kawasan di Kraton tersebut.

Jika kita lihat dari desain utamanya, maka gapura tersebut sedikit sekali mengandung unsur

arsitektur Jawa namun lebih ke unsur Arsitektur Eropa.

Di dalam mentransformasikan suatu arsitektur tradisional, yang terpenting adalah

kesan, nilai, roh, jiwa arsitektur yang tercipta yang sesuai dengan kode awal arsitektur

tradisional. Bangunan yang ditransformasikan yang hanya mementingkan kemiripan pada

bentuk, namun tidak ada roh dan jiwa arsitektur tradisional di dalamnya, maka bangunan

tersebut akan terlihat sepi, rapuh, dan hanya terlihat sebuah tempelan yang kurang dimaknai

sebagai suatu hasil transformasi arsitektur.

Dari contoh yang ada di Keraton Surakarta tersebut, kita dapat mengambil suatu

kesimpulan mengenai tujuan daru suatu transformasi yang ada di dalam dunia arsitektur ini.

Tujuan dari transformasi desain arsitektur tradisional itu sendiri adalah untuk memberikan

sebuah gambaran mengenai ekspresi yang memiliki suatu ciri khas tersendiri namun tetap

Page 7: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

memiliki suatu nilai kekayaan dalam desain yang terbentuk. Dimana desain yang terbentuk

ini akan tetap mengunggulkan unsur dari arsitektur tradisional Jawa.

Selain bertujuan seperti halnya di atas, kita juga dapat mengambil manfaat bahwa

adanya transformasi desain ini akan membuat karya-karya arsitektur tradisional akan tetap

eksis dan tetap berkembang di jaman kapanpun. Walaupun arsitektur tradisional tersebut

mengalami suatu transformasi, namun dalam hal transformasi ini, arsitektur tradisional akan

tetap menyimpan nilai-nilai identitasnya. Sehingga suatu karya hasil dari transformasi akan

dapat meningkatkan suatu citra tradisi dan budaya yang sebagaimana digunakan sebagai kode

awal dalam suatu transformasi arsitektur tradisional tersebut.

Jika kita menarik kesimpulan dari hasil kuliah tamu yang telah diadakan ini, maka

kita akan mengetahui bahwa beliau ingin menyampaikan kepada kita sebagai arsitek/ calon

arsitek untuk dapat berkarya lebih banyak lagi. Dan juga menekankan kepada kita bahwa

sebenarnya arsitektur tradisional yang ada di Indonesia itu tidaklah kuno/ ketinggalan jaman.

Jika kita pandai dan cermat dalam mentransformasikan desain dari suatu arsitektur

tradisional, khususunya Jawa, maka kita akan dapat menghasilkan suatu karya yang berbeda,

bahkan luar biasa. Selain dapat menghasilkan karya yang berbeda kita juga tetap bisa untuk

melestarikan kekhasan yang ada di arsitektur tradisional tersebut dengan tetap menjaga nilai-

nilai utama dan citra utama dari suatu arsitektur tradisional tersebut, khususnya Arsitektur

Jawa.

Jika kita menelaah lebih dalam lagi mengenai transformasi yang ada di dalam

arsitektur tradisional ini, maka kita juga akan mengetahui seluk beluk manfaat serta fungsi

diterapkannya transformasi desain pada sebuah bangunan. Hadirnya tradisi dibutuhkan untuk

mendapatkan kepastian dimasa yang akan datang, karena apa yangtelah dilalui pada masa

lampau telah mendapat kepastian dan telah teruji hasilnya .Tradisi selalu memberi keteraturan

dan ketertiban, menjadikan alat komunikasi, sebagai alat untuk menumbuhkangagasan,

sebagai aturan untuk bertindak agar terus berlanjut dan akhirnya dapat tumbuh sebagainorma.

Masyarakat dalam kehidupannya adalah selalu melihat ke depan dan juga selalu

melihatkemasa yang lampau sebagai alat kajian. Sekarang bagaimana dengan arsitektur,

tidakkah tradisiberarsitektur yang berupa naskah dan obyek arsitektur tradisional dapat

dijadikan pedoman berarsitektur sekarang ini?

Pada arsitektur jawa, hal yang dapat dikajiadalah, bentuk fisik pada beberapa

bangunan yang ada (tajug, joglo, limasan, kampung), dan apa yangtertulis pada beberapa

naskah arsitektur jawa. Seperti yang dikatakan oleh Jorge Selvitti, bahwa

dalammentransformasikan bentuk harus diawali dengan adanya “kode-awal”. Disinilah letak

Page 8: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

peran arsitektur tradisional dalam merencanakan bangunan khususnya pada proses untuk

mendapatkan bentuk,pasisinya berperan sebagai “kode awal” dan sebagai alat pengendali

pada proses transformasi.Transformasi arsitektur tradisional selain untuk maksud tujuan

pemerintahan dan kepariwisataan,sebenarnya masih ada lagi tujuan lain, yaitu digunakan

untuk mewujudkan apa yang dikehendakimasyarakat setempat yaitu muatan “nilai” tradisi,

sejauh mana setiap karya arsitek harus diberi muatantradisi, ini tergantung dari sejauh mana

klien dan arsitek mempunyai tanggung jawab moral terhadaptradisi ini, khususnya tradisi

setempat. Bahwa sebenarnya untuk menterjemahkan tradisi ini tidak harus dengan

menggunakan saluran transfromasi, akan tetapi arsitek dapat menggunakan saluran kreatifitas

yang lain. (Jurnal Transformasi Bentuk Arsitektur Jawa, Gatot Adi Susilo)

Setelah kita mengetahui akan pentingnya pelestarian akan suatu nilai dari arsitektur

tradisional di atas, maka dalam review kali ini kita akan mengetahui/ dapat mengambil suatu

kesimpulan-kesimpulan yang ada, yaitu :

- Alat pengendali proses transformasi bentuk arsitektur jawa adalah kepekakan

seorang arsitek terhadap rasa estetika terhadap “tradisi”. Sedangkan untuk

memperoleh rasa estetika tradisidiperoleh dengan memperkaya pengalaman dalam

mendalami arsitektur jawa. Dan apabiladigunakan untuk transformasi arsitektur

tradisional lainnya, maka arsitek harus memahamiarsitektur tradisional yang akan

di transformasikan

- Saluran transformasi merupakan saluran yang dapat dikaitkan dengan saluran

yang lain, bahwatransformasi adalah prosesnya. Suatu misal dalam saluran

geometri, sebagai “kode awal” dapatmenggunakan salah satu bentukan geometri,

kemudian ditransformasikan bentukannya, barukemudian dilakukan penambahan-

penambahan dengan prosedur saluran geometri

- Untuk menjawab tantang arsitek dalam membantu mencari identitas arsitektur

tradisional, denganmenggunakan metode transformasi bentuk seperti diatas. Yaitu

menetapkan “kode-awal”kemudian melakukan langkah transformasi bentuknya

dengan berpegangan pada pengendali yangdigali dari rasa estetika tradisi.

Kemudian untuk supaya dapat dipahami maka kehadiran karyatersebut harus

disertai teks yang berkaitan dengan arsitekturnya.

- Dalam saluran transformasi seorang arsitek dalam menggunakan saluran ini tidak

dituntut untuk selalu mempertahankan konsisten terhadap bentuk “kode awal”-

Page 9: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

nya, akan tetapi bebas untuk melakukan perubahan-perubahan, akan tetapi tetap

dituntut untuk konsisten terhadap variabelpengendali yang telah ditentukan.

- Dalam mentransformasikan arsitektur tradisional yang terpenting bukanlah

bentuknyayang mirip, akan tetapi kesan, “jiwa”, “roh” arsitektur yang tercipta,

sesuai tidak dengan kesan,“jiwa”, “roh” yang dimiliki oleh “kode awal” dalam hal

ini adalah arsitektur tradisional

Page 10: Pemahaman Dan Pengembangan Arsitektur Jawa Dalam Konteks Kiwari

REVIEW KULIAH TAMU

PEMAHAMAN DAN PENGEMBANGAN ARSITEKTUR JAWA DALAM

KONTEKS KIWARI

Disusun oleh :

MAULINA SUKMAWATIE BUDIHARJO

I0211039

Prodi Arsitektur

Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

2013