pelelangan ikan

Upload: muhammad-qustam-sahibuddin

Post on 07-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 pelelangan ikan

    1/9

    Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

    ISBN : 978-602-97491-8-2A-15-1

    KOMPETENSI MANAJER DALAM MENINGKATKAN FUNGSITEMPAT PELELANGAN IKAN SAMUDERA MINA KECAMATAN

    CILAMAYA WETAN KABUPATEN KARAWANG

    Andina Ramadhani Putri Pane Dinas Perikanann dan Kelautan Kabupaten Karawang

    Jl. Jend. Ahmad Yani Karawang Jawa Barat Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Pemerintah Kabupaten Karawang membangun fasilitas untuk pengembangan kegiatanperikanan dan kelautan di Kabupaten Karawang. Tempat pelelangan ikan ini berada di alirankali Cilamaya dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Subang. Tujuan dari penelitian iniadalah mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi manajer tempat pelelangan ikanSamudera Mina Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang.

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengkajian dan pengembangan ilmu,khususnya yang berkaitan dengan bidang kompetensi manajer dalam manajemenpengembangan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)/ Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan sebagaimasukan bagi para manajer atau pemimpin tempat pelelangan ikan Samudera Mina dalammelaksanakan manajemen pengelolaan fungsi tempat pelelangan ikan serta menjadi bahanreferensi dan acuan Pemerintah Kabupaten Karawang untuk memilih dan menetapkan seorangmanajer tempat pelelangan ikan di Kabupaten Karawang.

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitianyang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang

    diwawancarai. Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui secara langsung kegiatan dipelelangan ikan. Hasil penelitian akan dianalisis dan dihubungkan dengan proposisi sertamembuat kesimpulan dan rekomendasi. Dari hasil penelitian maka kesimpulannya adalah:fungsi TPI Samudera Mina Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang BelumOptimal, kompetensi Manajer TPI Samudera Mina Kecamatan Cilamaya Wetan KabupatenKarawang memerlukan pengembangan, faktor-faktor Penghambat Pengelolaan TPISamudera Mina Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang berimplikasi terhadapfungsi TPI, solusi Mengatasi Permasalahan Manajer dalam melaksanakan Pengelolaan TPISamudera Mina Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang membutuhkan perhatiandari berbagai pihak yang menaungi keberadaan TPI.

    Selanjutnya rekomendasi dari penelitian ini adalah peningkatan kompetensi manajer

    TPI melalui pendidikan dan pelatihan, komunikasi intensif manajer dengan pengurus danpengguna, pembinaan dari instansi terkait, pemilihan manajer agar memperhatikan tingkatpendidikan dan kompetensi lainnya, menjadikan pelelangan ikan Samudera Mina sebagaipercontohan pelelangan di Kabupaten Karawang, perbaikan fasilitas dan menganggarkan danauntuk perbaikan fasilitas tersebut.

    Kata kunci: Kompetensi Manajer, Fungsi Tempat Pelelangan Ikan.

    PENDAHULUAN

    Renstra Kementerian Kelautan Tahun 2010 – 2014 menyatakan bahwa Pembangunankelautan dan perikanan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan empat pilar pembangunan,yaitu pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth

  • 8/18/2019 pelelangan ikan

    2/9

    Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

    ISBN : 978-602-97491-8-2A-15-2

    (pertumbuhan) dan pro-environment (pemulihan dan pelestarian lingkungan). Tempatpelelangan ikan yang dibangun juga diharapkan dapat memenuhi kegiatan – kegiatan perikanandan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Agus Syarip (2011 : 69) menyatakan bahwatempat pelelangan ikan merupakan salah satu infrastruktur ekonomi dasar yang semestinyaada di wilayah pesisir dimana terdapat sentra-sentra nelayan. Pemerintah KabupatenKarawang sendiri dalam rangka mendukung kegiatan perikanan dan kelautan telahmembangun 12 tempat pelelangan ikan (TPI)/pangkalan pendaratan ikan (PPI) yang tersebardi 9 Kecamatan Pesisir. Tri Widyawati (2008 : 8) menyatakan bahwa pengelola tempatpelelangan ikan dan pengurus KUD merupakan dua unsur yang terkait dalam mengaturpemasaran hasil tangkapan nelayan. Mereka adalah bagian dari sistem kelembagaan dalamperikanan yang turut menentukan kesejahteraan nelayan. Proses peningkatan keberdayaannelayan menuntut peran mereka dalam mengelola sumberdaya perikanan. Tjutju Yuniarsihdan Suwanto (2009 : 1) manajemen sumberdaya manusia ( human resources management )mengganggap bahwa karyawan adalah kekayaan ( asset ) utama organisasi yang harus dikeloladengan baik untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

    Upaya mengembangkan fungsi dan peranan tempat pelelangan ikan maka diperlukankompetensi. Fungsi PPI/ TPI yang dinyatakan dalam Ruhimat dalam Aswan Sakumoto (2003: 14) adalah sebagai berikut:1. Pusat pengembangan masyarakat nelayan;2. Tempat berlabuhnya kapal perikanan;3. Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan;4. Tempat untuk memperlancar kegiatan bongkar muat kapal-kapal perikanan;5. Pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan;6. Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil tangkapan;7. Pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data.

    Secara keseluruhan tempat pelelangan ikan Samudera Mina telah beroperasi secaraaktif namun masih terdapat kendala-kendala dalam pelaksanaan oprasionalnya. Hal iniberdasarkan gambaran kekuatan ( Strenghts ), kelemahan ( Weaknesses ), peluang(Opportunities ) dan ancaman ( Threats ) pada tempat pelelangan ikan Samudera Mina. MatriksSWOT dijadikan dasar untuk dilakukan penelitian terhadap tempat pelelangan ikan SamuderaMina Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang. Salah satu kelemahan daripengelolaan tempat pelelangan ikan Samudera Mina adalah berkaitan dengan sumberdayamanusia. Fungsi pelelangan ikan belum berjalan seluruhnya dapat disebabkan olehkompetensi manajer pelelangan ikan dan fasilitas yang tersedia di pelelangan.

    METODA

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang dimaksud denganpenelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupakata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diwawancarai. Penelitian kualitatif meliputi kesatuan dari suatu penafsiran untuk menggambarkan, memecahkan kode,menterjemahkan dan memberikan makna, bukan dalam bentuk frekuensi tertentu yangmenunjukkan kurang atau lebih terhadap terjadinya gejala alami dalam lingkup kehidupansosial.

    Penelitian ini menggunakan kasus tunggal ( single case ) karena penelitian hanyamenitikberatkan pada suatu kasus yang muncul. Menurut Aziz dalam Burhan Bungin (2011 :240) bahwa untuk penelitian dengan kasus tunggal ada terdapat sekurang-kurangnya tiga

    macam rasionalitas yaitu:

  • 8/18/2019 pelelangan ikan

    3/9

    Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

    ISBN : 978-602-97491-8-2A-15-3

    1. Bahwa kasus tunggal pada dasarnya analog dengan eksperimen tunggal.2. Sebuah kasus merefleksikan sesuatu yang ekstrem atau penuh keunikan sehingga menarik

    dan bermakna untuk ditelusuri.3. Sebuah kasus yang dapat dikatakan sebagai kasus penyingkapan.

    HASIL DAN DISKUSI

    Fungsi tempat pelelangan ikan sebagai pusat pelaksanaan penyuluhan danpengumpulan data terlaksana di pelelangan ikan Samudera Mina namun belum maksimal. Haltersebut karena penyuluhan dilakukan tidak di pelelangan ikan saja. Manajer banyak melakukan pendekatan dengan nelayan dalam hal penyuluhan. Melalui manajer dan parapengurus tempat pelelangan ikan penyuluhan tentang kerusakan lingkungan menggunakanalat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti arad/trawl dapat dilakukan. Penyuluhanuntuk tidak menggunakan formalin sebagai bahan pengawet ikan juga dapat dilakukan ditempat pelelangan ikan. Penyuluhan tentang kesehatan dilakukan juga oleh Dinas Kesehatan

    melalui pemeriksaan kesehatan dengan mobil keliling puskesmas 1 bulan/sekali.Maka berdasarkan hasil interview dan observasi yang dilakukan dapat diketahui

    tentang faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan tempat pelelangan ikan Samudera Minaadalah sebagai berikut:1. Kondisi jalan yang menghubungkan Kecamatan Cilamaya Wetan dengan Desa Muara dan

    jalan lingkungan Desa Muara serta jalan di sekitar pelelangan ikan Samudera Minakondisinya rusak parah;

    2. Pendangkalan muara sungai menyebabkan kapal atau perahu perikanan mengalamikesulitan saat menuju ke pelelangan ikan;

    3. Masih terdapatnya penimbangan di luar pelelangan ikan yang menyebabkan tidak semuaikan dapat dipantau produksi dan retribusinya, walaupun retribusi yang diberikan olehtengkulak dapat membantu peningkatan retribusi namun jumlahnya kecil;

    4. Fasilitas yang tersedia di tempat pelelangan ikan Samudera Mina masih minim, untuk itudiperlukan penambahan fasilitas. Manajer dan para pengguna tidak mempermasalahkanfasilitas yang tersedia namun untuk memberikan pelayanan lebih diperlukan fasilitas yanglebih lengkap;

    5. Kompetensi manajer belum memenuhi untuk menjadi pemimpin yang ideal danmemerlukan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi baik secara pribadimaupun untuk menjadi pemimpin;

    6. Penanganan ikan yang masih belum sesuai dengan standar penanganan ikan yangditetapkan Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan KeputusanMenteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep. 01/MEN/2007tentang persyaratan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan pada prosesproduksi, pengolahan dan distribusi tempat pelelangan ikan;

    7. Harga ikan yang diberikan bakul pada saat pelelangan ikan dianggap masih rendah olehnelayan sehingga masih menimbulkan permasalahan tersendiri antara nelayan dan bakul.Hal ini yang harus menjadi perhatian khusus dari manajer pelelangan ikan;

    8. Manajer harus melakukan rapat rutin baik dengan pengurus pelelangan maupun denganpara pengguna dalam rangka pembinaan. Pembinaan juga dilakukan oleh Dinas Perikanandan Kelautan Kabupaten Karawang untuk tetap memantau kinerja pelelangan ikan.

    Berdasarkan observasi, wawancara dan penelitian dilapangan maka solusi yang dapatdilakukan untuk pemecahan permasalahan-permasalahan yang ada di tempat pelelangan ikan

    Samudera Mina adalah sebagai berikut:

  • 8/18/2019 pelelangan ikan

    4/9

    Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

    ISBN : 978-602-97491-8-2A-15-4

    1. Jalan yang merupakan penghubung Kecamatan Cilamaya Wetan dengan Desa Muara dan jalan sekitar pelelangan ikan mengalami kerusakan yang parah dan banyak berlubangsehingga menyulitkan bagi kendaraan yang membawa ikan. Perbaikan memerlukanbantuan berbagai pihak yang akan melakukan perbaikan jalan. Pihak tempat pelelanganikan Samudera Mina bekerjasama dengan pihak desa melakukan penambahan batu untuk mengurangi kedalaman lubang-lubang dijalan agar kendaraan yang membawa ikanmenjadi mudah dalam transportasinya.

    2. Pemerintah Daerah melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawangmelakukan pengerukan muara sungai sehingga kedangkalan muara sungai dapatdiminimalisir. Kapal-kapal perikanan dengan ukuran tonange yang lebih besar dapatmelakukan kegiatan tambat labuh dan bongkar muatan hasil tangkapan di tempatpelelangan ikan sehingga akan meningkatkan produksi. Pengerukan muara sungai jugaakan membantu mengatasi permasalahan banjir yang masih terjadi di Desa Muara inisetiap tahun. Pengerukan muara sungai dapat dilakukan dengan bantuan Dinas Perikanandan Kelautan Kabupaten Karawang bekerjasama dengan Dinas Perhubungan untuk mengerahkan kapal keruk.

    3. Fasilitas yang tersedia di tempat pelelangan ikan memerlukan berbagai pengembangandan penambahan jumlah dan jenisnya. Fasilitas dermaga, lantai lelang, bangunanmemerlukan renovasi untuk lebih memberikan kenyamanan dan keamanan bagi parapengguna. Fasilitas kesejahteraan seperti kamar mandi juga memerlukan renovasi.Perbaikan fasilitas akan lebih meningkatkan minat pengguna dalam mendaratkan ikan danakan memberikan kenyamanan bagi pengguna.

    4. Bakul-bakul yang melakukan aktivitas dipelelangan agar tidak menunggak pembayaransehingga administrasi keuanagan tidak terganggu dan mengganggu operasional pelelanganikan. Penunggakan pembayaran dilakukan oleh para baku karena modal para bakul yangterbatas. Bakul terlebih dahulu mengambil ikan lalu melakukan pemasaran ke daerah lain.Setelah ada hasil penjualan baru melakukan pembayaran kepelelangan. Hal tersebut dapatmengganggu operasionalisasi pelelangan karena modal pelelangan juga tidak akammampu menutupi tunggakan pembayaran bakul. Hal ini harus dapat di atasi oleh seorangmanajer dengan lebih mengadakan pendekatan dengan bakul agar tidak melakukanpenunggakan pembayaran.

    5. Melakukan standarisasi pengelolaan ikan hasil tangkapan sesuai dengan keputusanMenteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Ikan yang telah memenuhi standarakan lebih tinggi harganya dan tidak hanya untuk dipasarkan lokal. Standarisasipengelolaan ikan hasil tangkapan dapat diterapkan apabila fasilitas pelelangan ikandikembangkan dan direnovasi. Lantai pelelangan harus disterilkan sehingga tidak

    sembarang orang bisa menginjak lantai pelelangan.6. Manajer tempat pelelangan ikan Samudera Mina memerlukan pengembangan baik untuk diri maupun organisasi. Kepemimpinan yang dilakukan sudah memenuhi harapan parapenguna maupun para pegawai tempat pelelangan ikan, namun kompetensi belummemenuhi untuk memimpin suatu lembaga pelelangan ikan.

    7. Masih adanya usaha penimbangan di luar tempat pelelangan ikan yang dilakukan oleh 4(empat) masyarakat yang berada disekitar tempat pelelangan ikan. Penimbangan itudilakukan oleh para tengkulak yang masih memberikan pinjaman kepada para nelayanuntuk keperluan melaut. Tempat pelelangan ikan belum berhasil mengatasi permasalahanini sehingga diperlukan bantuan teknis dari Dinas Perikanan dan Kelautan KabupatenKarawang karena para tengkulak meminta pinjaman nelayan dilunasi terlebih dahulu.

    Masalah teknis jumlah keuangan yang menjadi alasan utama nelayan tetap ada yangmendaratkan ikan di tengkulak.

  • 8/18/2019 pelelangan ikan

    5/9

    Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

    ISBN : 978-602-97491-8-2A-15-5

    8. Adanya ketidakpuasan nelayan tentang harga ikan yang dianggap masih rendahdisebabkan karena para bakul yang mengikuti kegiatan pelelangan ikan dianggap bersatuuntuk menentukan harga ikan sehingga harga ikan berada dalam kendali para bakul besar.Hal tersebut menyebabkan ketidakpuasan dari para nelayan karena dianggap tidak memihak kepada nelayan.

    9. Tidak adanya jadwal rutin tentang rapat anggota pelelangan menyebabkan permasalahandilingkungan para pengguna tempat pelelengan ikan tidak dapat diselesaikan secara rapatanggota. Hal ini menyebabkan adanya keinginan para anggota agar pelelanganmengadakan rapat anggota secara rutin sesuai dengan jadwal misalnya 2 (dua) kali dalam1 (satu) tahun. Manajer tempat pelelengan ikan Samudera Mina lebih sering mengadakanpendekatan persuasif untuk pemecahan masalah dengan nelayan bukan denganmengadakan musyawarah mufakat sehingga terkadang hasil pemecahan permasalahantidak diketahui oleh seluruh anggota.

    10. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang perlu melakukan pembinaan berkalalebih intensif kepada para pengurus tempat pelelangan ikan. Pembinaan dalam bentuk pelatihan administrasi keuangan maupun manajemen perlu dilakukan agar para pengurusmemahami dengan jelas tugas pokok masing-masing pengurus. Pembinaan untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas para pengurus dalam pengembangan diri danorganisasi tempat pelelangan ikan.

    KESIMPULAN

    Tempat pelelangan ikan Samudera Mina telah aktif beroperasi walaupun denganfasilitas yang belum memadai. Tempat pelelangan ikan ini dibawah kepemimpinan manajerMuchlisi (Ici) berusaha menjalankan fungsi tempat pelelangan ikan walaupun belum optimal.Aktivitas tempat pelelangan ikan Samudera Mina dan kesejahteraan masyarakat desa Muaramemberikan pengaruh untuk optimalisasi pelelangan ikan. Fungsi-fungsi PPI/TPI yang telahdilaksanaan di tempat pelelangan ikan Samudera Mina adalah sebagai berikut:1. Pusat pengembangan masyarakat nelayan;2. Tempat berlabuhnya kapal perikanan;3. Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan;4. Tempat untuk memperlancar kegiatan bongkar muat kapal-kapal perikanan;5. Pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan;6. Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil tangkapan;7. Pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data.

    Proposisi pertama yang menyatakan bahwa Fungsi TPI Samudera Mina KecamatanCilamaya Wetan Kabupaten Karawang Belum Optimal dapat terbuki. Fungsi tempatpelelangan ikan Samudera Mina belum terlaksana secara optimal disebabkan karena fasilitasyang belum memenuhi untuk pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut. Pengembangan tempatpelelangan ikan Samudera Mina dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan danpenambahan fasilitas serta perbaikan manajemen dari pelelangan.

    Manajer sudah menjadi sosok pemimpin yang mempunyai semangat, konsentrasiterhadap peningkatan produksi, inisiatif dalam bekerja dan melakukan koordinasi denganinstansi terkait untuk pengembangan tempat pelelangan ikan Samudera Mina. Manajer telahmenjadi sosok pemimpin yang mampu mendengarkan dan memahami permasalahan yang adadi lingkungan pelelangan ikan Samudera Mina. Manajer juga sudah mampu memberikanpemecahan permasalahan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pelelangan ikan. Namun,

    manajer belum sepenuhnya mampu mempengaruhi agar tidak ada lagi praktek tengkulak didesa Muara. Walaupun ada kendala dari segi teknis permodalan dalam melakukan pendekatan

  • 8/18/2019 pelelangan ikan

    6/9

    Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

    ISBN : 978-602-97491-8-2A-15-6

    kepada nelayan. Komunikasi antara manajer dengan para pengurus harus lebih ditingkatkanagar hubungan harmonis yang sudah tercipta menjadi lebih erat dan lebih kompak.

    Proposisi kedua yang menyatakan Kompetensi Manajer TPI Samudera MinaKecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang memerlukan pengembangan telahterbukti. Kompetensi manajer pelelangan ikan dari segi pendidikan seharusnya tidak memadaiuntuk menjadi seorang pemimpin tempat pelelangan ikan karena manajer tidak menamatkanpendidikan Sekolah Dasar (SD)/Sekolah Rakyat (SR). Pengalaman yang dimiliki oleh bapak Muchlisi dalam mengelola tempat pelelangan ikan dimulai sejak tahun 1961 karena ikutbekerja di tempat pelelangan ikan yang dipimpin oleh orangtuanya. Pengalaman yang dimilikiinilah yang dijadikan dasar untuk mengelola tempat pelelangan ikan.

    Faktor yang menjadi penghambat dari pengelolan tempat pelelangan ikan ini adalahsebagai berikut:1. Kondisi jalan yang menjadi penghubung desa Muara dengan kecamatan dan jalan di

    sekitar pelelangan ikan rusak.2. Pendangkalan muara sungai menyebabkan kapal atau perahu mengalami kesulitan saat

    menuju ke pelelangan ikan.3. Masih terdapatnya penimbangan di luar pelelangan ikan yang meyebabkan jumlah

    produksi tidak diketahui dan tidak terpantaunya hasil retribusi untuk pendapatan aslidaerah.

    4. Fasilitas yang tersedia di pelelangan ikan masih minim.5. Kompetensi manajer belum ideal sehingga memerlukan berbagai pelatihan dan

    pendidikan kepemimpinan.6. Penanganan ikan yang masih belum sesuai dengan standart penanganan ikan yang

    ditetapkan Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan KeputusanMenteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep. 01/MEN/2007tentang persyaratan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan pada prosesproduksi, pengolahan dan distribusi tempat pelelangan ikan.

    7. Harga ikan yang diberikan bakul pada saat pelelangan ikan dianggap masih rendah olehnelayan sehingga masih menimbulkan permasalahan tersendiri antara nelayan dan bakul.Hal ini yang harus menjadi perhatian khusus dari manajer pelelangan ikan.

    8. Manajer harus melakukan rapat rutin baik dengan pengurus pelelangan maupun denganpara pengguna dalam rangka pembinaan. Pembinaan juga dilakukan oleh Dinas Perikanandan Kelautan Kabupaten Karawang untuk tetap memantau kinerja pelelangan ikan.

    Proposisi ketiga yang menyatakan bahwa Faktor-faktor Penghambat Pengelolaan TPISamudera Mina Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang berimplikasi terhadapfungsi TPI telah terbukti. Hal tersebut dikarenakan fungsi tempat pelelangan ikan tidak

    berjalan dengan optimal disebabkan adanya faktor penghambat dalam pengelolaan. Faktorpenghambat tersebut dimulai dari fasilitas pokok, fasilitas fungsional maupun fasilitaspenunjang dan kurangnya kompetensi manajer dalam melakukan pengelolaan pelelanganikan. Faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan pelelangan ikan Samudera Mina harusmenemukan solusi agar fungsi pelelangan ikan dapat berjalan dengan optimal. Solusi yangdilakukan baik oleh manajer selaku pimpinan di organisasi, instansi yang menaungi yaituDinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang maupun oleh pengguna pelelangan itusendiri.

    Solusi untuk mengatasi permasalahan manajer dalam melaksanakan pengelolaantempat pelelangan ikan Samudera Mina Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang:1. Manajer dapat menyampaikan permasalahan jalan kepada pihak desa atau pihak

    kecamatan melalui rapat mingguan. Koordinasi harus lebih ditingkatkan oleh manajer

  • 8/18/2019 pelelangan ikan

    7/9

    Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

    ISBN : 978-602-97491-8-2A-15-7

    untuk membantu agar jalan yang dilalui oleh kendaraan bakul dapat dilakukan pengerasan jalan.

    2. Pengerukan muara sungai merupakan suatu priorotas permasalahan yang harusdiselesaikan karena apabila muara sungai mengalami kedangkalan maka akanmenyulitkan kapal untuk merapat. Pengerukan dapat dilakukan dengan melakukankoordinasi dengan instansi terkait.

    3. Fasilitas yang seharusnya dimiliki oleh tempat pelelangan ikan baik fasilitas pokok,fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang harus dalam kondisi baik untuk dipergunakan.Perbaikan dan pengembangan fasilitas harus dilakukan agar fasilitas yang tersedia dapatdipergunakan secara optimal dalam melayani para pengguna.

    4. Penunggakan pembayaran oleh bakul akan menyebabkan berkurangnya modal dari tempatpelelangan ikan. Sebaiknya bakul membayar secara tunai ikan yang telah dibeli agarsirkulasi modal pelelangan menjadi lancar dan tidak merugikan pihak nelayan.

    5. Penanganan ikan dimulai sejak pasca penangkapan ikan di laut. Penanganan ikan tersebutharus dilakukan oleh nelayan agar tidak mengurangi kesegaran ikan. Penanganan ikanyang tidak optimal akan mempengaruhi harga ikan yang dilelang. Melakukan perbaikanfasilitas dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penanganan hasil perikanan.

    6. Manajer harus melakukan peningkatan kompetensi untuk pribadi agar dapat memimpintempat pelelangan ikan untuk melayani sesuai dengan fungsinya. Kompetensi manajer

    juga dapat dikembangkan dengan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan.7. Penimbangan ikan yang dilakukan diluar pelelangan akan menyebabkan pelelangan belum

    berjalan optimal sehingga diperlukan bantuan berbagai pihak untuk menyelesaikanpermasalahan tersebut.

    8. Ketidakpuasan nelayan terhadap harga ikan di pelelangan akan menyebabkan nelayanakan enggan untuk ke pelelangan. Melakukan studi banding harga ke tempat pelelanganikan lainnya harus dilakukan oleh manajer untuk mengantisipasi nelayan marah.

    9. Rapat rutin dapat dilakukan untuk menyatukan pemikiran manajer dengan para pengurus.Pemikiran yang tidak sama akan menyebabkan komunikasi bisa terhambat dan akanmenghalangi pelaksanaan pekerjaan.

    10. Pembinaan secara intensif ke pelelangan akan membantu agar manajer tetapmelaksanakan pekerjaan sesuai dengan koridornya. Manajer akan merasa dalampengawasan sehingga berusaha meningkatkan kemampuan fungsi dari tempat pelelanganikan.

    Proposisi keempat yang menyatakan Solusi Mengatasi Permasalahan Manajer dalammelaksanakan Pengelolaan TPI Samudera Mina Kecamatan Cilamaya Wetan KabupatenKarawang membutuhkan perhatian dari berbagai pihak yang menaungi keberadaan TPI

    terbukti setelah dilakukan analisa terhadap permasalahan-permasalahan tersebut. Solusi daripermasalahan-permasalahan tersebut tidak akan terlaksana tanpa mendapatkan perhatian dancampur tangan pihak yang menanungi tempat pelelangan ikan. Dinas Perikanan dan KelautanKabupaten Karawang harus lebih memahami kebutuhan-kebutuhan pelelangan agarpelelangan dapat menjalankan fungsinya.

    DAFTAR PUSTAKA

    I. Buku dan Jurnal

    Abdurahman K. Mohamad. 2006. Analisis Dampak Pengembangan Pangkalan PendaratanIkan (PPI) Bacan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di KecamatanBacan Kabupaten Halmahera Selatan. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut PertanianBogor. Bogor. p. 9.

  • 8/18/2019 pelelangan ikan

    8/9

    Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

    ISBN : 978-602-97491-8-2A-15-8

    Alifsyah Bambang, S. 2007. Rancang Bangun Sistem Informasi Pelabuhan Perikanan (StudiKasus di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap). Tesis. Sekolah Pascasarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor. p.1.

    Andi Prastowo. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.Ar - Ruzz Media. Yogyakarta. p. 133, 179, 204, 220, 227, 237, 238, 265, 273, 274,275.

    Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. PT Remaja RosdakaryaBandung. Bandung. p. 2, 67.

    Burhan Bungin. 2008. Penelitian Kualitatif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. p. 64,112, 240.

    Dessler, Gery. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jilid 1. Edisi 10. PT Indeks. Jakarta.p.4.

    Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. UMM Pres. Malang. p. 3, 9, 56, 88.

    Indriantoro, Nur dan Bambang S. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE Yogyakarta.Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta. p.152.

    Imas Soemaryani. 2007. The Influence of Competency, Sosiocultural Factors, and Organization Climate, to Organizational Commitment and Its Impact On EmployeePerformance (Study of Working Units at the Municipality Offices In West JavaProvince ). Economic Jurnal. Journal Of Faculty of Economics Padjajaran University.Volume 22 No. 2, September 2007. p. 166, 167.

    Lexy Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. PT Remaja RosdakaryaBandung. Bandung. p. 157, 320, 322, 330.

    Moeherino. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Edisi Revisi. PT RajagrafindoPersada. Jakarta. p. 10.

    Nunuy Nur Afiah, Hj. 2008. The Impact of the Competency of Local House Of Representative Members, The Competence of Local Goverment Apparatus, and the Application of Accounting Information System on Budgeting (A Survey on Local Goverment In West Java ). Economic Jurnal. Journal Of Faculty of Economics Padjajaran University.Volume 23 No. 2, September 2008. p. 140.

    Robbins, S dan Coulter, M. 2010. Manajemen. Edisi Sepuluh. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. p. 6.

    Sulistyani Dyah. 2005. Analisis Efisiensi TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Kelas 1, 2 Dan 3 diJawa Tengah dan Pengembangannya Untuk Peningkatan Kesejahteraan Nelayan.Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang. p. 9, 23.

    Surya Dharma. 2012. Manajemen Kinerja. Falsafah Teori dan Penerapannya. Pustaka Pelajar.Yogyakarta. p. 102, 143.

    Suwatno dan Donni. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Alfabeta.Bandung. p. 40,, 152, 158.

    Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alfabeta. p . 1, 165

    Uma Sekaran. 2009. Research Methods For Business. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis.Salemba Empat. Jakarta. p. 195.

  • 8/18/2019 pelelangan ikan

    9/9

    Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

    ISBN : 978-602-97491-8-2A-15-9

    Veithzal, R dan Sagala, E, J. 2011. Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan.Rajawali Press. Rajagrafindo Persada. Jakarta. p. 1, 16, 28, 290.

    Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. Rajawali Pres. Jakarta.p. 7. 11, 79, 331,

    335, 340.

    II. Peraturan, Kebijakan, Buku Pedoman dan Rencana Kerja

    Jawa Barat dalam Angka 2010. 2011. Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bandung. p. 293.

    Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2011. Marine and Fisheries in Figures 2011.Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

    Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 16/MEN/2006.

    Peraturan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009.

    Rencana Kerja Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang Tahun 2013. 2012.Pemerintah Kabupaten Karawang. Karawang. p. 6.

    Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010 – 2014. Peraturan MenteriKelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 15/ Men/ 2012. Jakarta.