pelayanan gizi yang tercakup dalam jkn_250214 1

Upload: jarot-mangkubumi

Post on 06-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pelayanan gizi dalam JKN

TRANSCRIPT

  • www.bpjs-kesehatan.go.id

    PPELAYANAN GIZI YANG TERCAKUP DALAM ELAYANAN GIZI YANG TERCAKUP DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONALJAMINAN KESEHATAN NASIONAL

    ddr. Tono Rustiano, MMr. Tono Rustiano, MMDirektur Perencanaan dan PengembanganDirektur Perencanaan dan Pengembangan

    Disampaikan dalam Seminar Hri Gizi Nasional 2014

  • POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN

    PENGANTAR

    PELAYANAN GIZI DI FASKES TINGKAT PERTAMA

    PELAYANAN GIZI DI FASKES RUJUKAN

    KENDALI MUTU DAN BIAYA

  • PENGANTAR

    I

  • DasarDasar HukumHukum

    1.1. UU No.UU No. 40 40 TahunTahun 20042004

    2.2. UU No.UU No. 24 24 TahunTahun 20112011

    3.3. PerpresPerpres No.No. 12 12 TahunTahun 20132013

    4.4. Perpres No. 111 Tahun 2013Perpres No. 111 Tahun 2013

    5.5. PermenkesPermenkes No.No. 71 71 TahunTahun 20132013

    6.6. PermenkesPermenkes No.No. 69 69 TahunTahun 20132013

    7.7. KepmenkesKepmenkes No.No. 455 455 TahunTahun 20132013

    8.8. SE SE MenkesMenkes No.No. 31 31 TahunTahun 20142014

    9.9. SE SE MenkesMenkes No.No. 32 32 TahunTahun 20142014

  • 1 JANUARI 2014, PT ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS KESEHATAN

    UU SJSN dan UU BPJS

    www.bpjs-kesehatan.go.id

  • Kegotong-royongan

    Nirlaba

    Keterbukaan

    Kehati-hatian

    Akuntabilitas

    Portabilitas

    Kepesertaan wajib

    Dana amanat

    Hasil pengelolaan danadigunakan seluruhnyauntuk pengembanganprogram dan sebesar-

    besarnya untukkepentingan peserta

    9 PrinsipJaminan

    Kesehatan

    Jaminan Kecelakaan Kerja

    Jaminan Hari Tua

    Jaminan Pensiun

    Jaminan Kematian

    5 ProgramKemanusiaan

    Manfaat

    Keadilan sosial bagi seluruh

    rakyat Indonesia

    3 Azas

    Sistem Jaminan Sosial NasionalSistem Jaminan Sosial Nasional

  • 2013 2014 - 2019

    Per.Pres. RI Nomor : 111 Tahun 2013 pasal 6 :(1) Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat WAJIB dan

    mencakup SELURUH penduduk Indonesia

    CAKUPAN SEMESTA 2019

    Badan Hukum PRIVATEDi bawah Menteri BUMNSemula Hanya Untuk JaminanKesehatan PNS dan PensiunanTNI/POLRI + Prts Kem + Vet

    Badan Hukum PUBLIKLangsung Bertanggung Jawab Kepada PRESIDENUntuk Mengelola Jaminan KesehatanSELURUH RAKYAT INDONESIA

    www.bpjs-kesehatan.go.id

  • www.bpjs-kesehatan.go.id

    Peserta Jaminan

    Kesehatan

    Bukan Penerima Bantuan Iuran

    (Bukan PBI)

    Pekerja Penerima Upah

    Pekerja Bukan Penerima Upah

    Bukan Pekerja

    Penerima Bantuan Iuran

    (PBI)

    Fakir Miskin

    Orang Tidak Mampu

    KEPESERTAANKEPESERTAAN

  • www.bpjs-kesehatan.go.id

    Iuran

    Rp. 19.225,- /org/bulan

    Pemberi Kerja 4% Pekerja 0,5%

    Per 1 Juli 2015

    Pemberi Kerja 4% Pekerja 1% Gaji Pokok + Tunjangan tetap

    sesuai PTKP K-1

    Min UMP Maks 2X PTKP K-1

    Tambahan Kel lainnya 1%

    Kelas 1 Rp.59.500,-/org/bln

    Kelas 2 Rp.42.500,,-/org/bln

    Kelas 3 Rp. 25,500,-/org/bln

    Khusus PPU : PNS, TNI, Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri sebesar 5% dari gaji/upah+ tunjangan keluarga perbulan

    Dibayar oleh pemerintah

    Dibayar oleh Pemberi

    Kerja dan Pekerja

    Dibayar oleh peserta

    yang bersangkutan

    PBI

    Pekerja Penerima

    Upah (PPU)

    Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)& Bukan

    Pekerja (BP)

  • www.bpjs-kesehatan.go.id

    Pentahapan Kepesertaan Jaminan Kesehatan

    PBI (Jamkesmas)

    TNI/POLRI dan Pensiunan

    PNS & Pensiunan

    JPK JAMSOSTEK

    BUMN

    Badan Usaha Swasta

    Tahap pertama

    mulai tanggal

    1 Januari 2014

    Seluruh penduduk

    yang belum masuk

    sebagai Peserta BPJS Kesehatan

    paling lambat tanggal 1

    Januari 2019

    Tahap Selanjutnya

  • www.bpjs-kesehatan.go.id

    CONTOH KARTUCONTOH KARTU

  • Manfaat Jaminan KesehatanPerpres 12/2013 pasal 20

    Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan obat, bahan medis habis pakaisesuai dengan indikasi medis yang diperlukan

    Manfaat Jaminan Kesehatan terdiri atas Manfaat medis dan non medis

    Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan

    Manfaat non medis meliputi Manfaat akomodasi dan ambulans

    Manfaat akomodasi ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan

    Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengankondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan

  • Kelas I dan II Kelas I, II dan III Kelas I, II dan III Kelas III Kelas III

    Pekerja Penerima Upah

    Pekerja Bukan Penerima Upah

    Bukan Pekerja Fakir MiskinOrang Tidak

    Mampu

    Penerima Bantuan Iuran (PBI)

    Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI)

    Peserta

    Manfaat Akomodasi

  • Peserta

    Faskes Tingkat Pertama

    Rumah Sakit

    Rujuk/Rujuk Balik

    Kegawatdaruratan

    Klaim

    Kantor CabangBPJS Kesehatan

    Alur Pelayanan Kesehatan

    Kapitasi

  • KOORDINASI MANFAAT

    Manfaat Tambahan

    Pelkes Lain yang

    ditetapkan oleh Menteri

    Pelkes Rujukan Tingkat

    Lanjutan

    Pelkes Tingkat Pertama

    BPJS KESEHATAN

    ASURANSI KESEHATAN KOMERSIAL

    Coordination of Benefit

    (COB)

    Perpres No. 12 Th. 2013 ttg Jaminan Kesehatan

  • Pelayanan Kesehatan Yang Tidak DijaminPelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamina. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana

    diatur dalam peraturan yang berlaku;b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak

    bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan

    kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja;

    d. Pelayanan Kesehatan yang dijamin oleh program kecelakaan lalu lintas yang besifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas.

    e. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;f. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;g. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;h. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi); i. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol;j. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat

    melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;

    www.bpjs-kesehatan.go.id

  • Lanjutan...Lanjutan...

    k. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasukakupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);

    l. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen);

    m. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;n. perbekalan kesehatan rumah tangga;o. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,

    kejadian luar biasa/wabah;p. biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang

    dapat dicegah (preventable adverse events); dan q. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan

    Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan.

    www.bpjs-kesehatan.go.id

  • PELAYANAN GIZI DI FASKES TINGKAT PERTAMA

    II

  • FASKES TINGKAT PERTAMAFASKES TINGKAT PERTAMA

    1. Puskesmas beserta jejaringnya

    2. Praktik dokter dengan jejaringnya (apotek, laboratorium, bidan, perawat);

    3. Praktik dokter gigi beserta jejaringnya;

    4. Klinik pratama beserta jejaringnya; (Fasilitaskesehatan milik TNI/POLRI disetarakan dengan klinik pratama)

    5. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara

    1. Puskesmas beserta jejaringnya

    2. Praktik dokter dengan jejaringnya (apotek, laboratorium, bidan, perawat);

    3. Praktik dokter gigi beserta jejaringnya;

    4. Klinik pratama beserta jejaringnya; (Fasilitaskesehatan milik TNI/POLRI disetarakan dengan klinik pratama)

    5. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara

    Catatan: bekerja sama dengan BPJS Kesehatan memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku

  • Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

    Meliputi pelayanan kesehatan non

    spesialistik yang mencakup:

    1. Administrasi pelayanan;

    2. Pelayanan promotif dan preventif;

    3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasimedis;

    4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;

    5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

    6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;

    7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan

    8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi

  • 1) Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:

    a. penyuluhan kesehatan perorangan;

    b. imunisasi dasar;

    c. keluarga berencana; dan

    d. skrining kesehatan.

    2) Penyuluhan kesehatan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

    Perpres No. 12 Tahun 2013Perpres No. 12 Tahun 2013Pasal 21

  • 2) Dalam hal Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan kapitasi sebagaimana dimaksud padaayat (1), BPJS Kesehatan diberikan kewenangan untuk

    melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna.

    1) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama secara praupaya

    berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.

    Perpres No 12 Tahun 2013

    Pasal 39

  • Mental

    Fisik

    Sosial

    Spiritual

    SEHATSEHAT

    Upaya Kesehatan Masyarakat

    Upaya Kesehatan Perorangan

    Kontribusi

    APBN

    BPJSdengan

    Managed Care

    Pemerintah

    *Pelayanan tertentu

    Model berdasarkan Referensi: Shi L, 2012

    Kerangka Sistem Pelayanan Kesehatan BPJSSesuai UU No. 40/2004 Pasal 22

  • PELAYANAN PELAYANAN PROMOTIFPROMOTIFbagi Peserta yang bagi Peserta yang SehatSehat

    Edukasi Langsung

    Penyuluhan Kesehatan langsung

    Olahraga Sehat

    Promosi Kesehatan

    Keliling

    Edukasi Tidak Langsung

    Media Cetak

    Media Elektronik

  • Penyuluhan KesehatanPenyuluhan Kesehatan

    Penyuluhan kesehatan adalah:

    kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara memberikan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga seseorang tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

    Merupakan gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu atau keluarga secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan

  • Konsultasi GiziKonsultasi Gizi

    Konsultasi gizi merupakan serangkaian proses belajaruntuk mengembangkan pengertian dan sikap positifterhadap makanan agar penderita dapat membentuk danmemiliki kebiasaan makan yang baik dalam hidup sehari-hari ( PGRS, 1991).

    Konsultasi gizi merupakan suatu proses dalammembantu seseorang mengerti tentang keadaan dirinya,lingkungannya dan hubungan dengan keluarganya dalammembangun kebiasaan yang baik termasuk makansehingga menjadi sehat dan produktif.

  • Tujuan Penyuluhan Gizi :Tujuan Penyuluhan Gizi :

    1. Terbentuknya sikap positif terhadap gizi

    2. Terbentuknya pengetahuan tentang gizi

    3. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan dengan gizi

    4. Terjadinya perubahan perilaku yang lebih baik

  • PELAYANAN PELAYANAN PREVENTIFPREVENTIF

    DIABETES MELLITUS HIPERTENSI

    DASAR LENGKAP VAKSINASI

    PELAYANAN KB PELAYANAN EFEK SAMPING

    RIWAYAT KESEHATAN DIABETES MELLITUS HIPERTENSI DETEKSI KANKER SERVIKS DETEKSI KANKER PAYUDARA

    Alat kontrasepsi dasar danvaksin untuk imunisasidasar tidak ditanggungdalam sistem pembiayaanBPJS Kesehatanpenyediaan ditanggungdalam program pemerintah

  • Merupakan program dengan dampak jangka panjang

    Tujuan: Mencegah meningkatnya insidens Mencegah severitas penyakit Mencegah komplikasi Mencegah peningkatan biaya

    2014: Diabetes Mellitus dan Hipertensi

    PP

    RR

    OO

    LL

    AA

    NN

    II

    SS

  • KEGIATANKEGIATAN

  • 1. Pengenalan tanda dan gejala DM

    2. Pengelolaan dan Pencegahan DM

    3. Definisi, komplikasi & talaksana DM

    4. Gizi pada Diabetisi5. Senam sehat Diabetes

    6. Panduan berpuasa bagi DM

    7. Perawatan kaki diabetes

    8. Penanganan kegawatdarurdatan di rmh

    9. Penyuntikan insulin mandiri

    10. Manajemen terapi bagi diabetisi

    11. Pemeliharaan kesehatan mandiri bg Diabetisi

    12. Penyuntikan insulin mandiri

    13. Dll

    MATERI PENYULUHAN KESEHATANMATERI PENYULUHAN KESEHATANPENDERITA DIABETES MELLITUSPENDERITA DIABETES MELLITUS

  • PELAYANAN GIZI DI FASKES RUJUKAN

    III

  • Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan berupa: a. klinik utama atau yang setara; b. rumah sakit umum; dan c. rumah sakit khusus.

    PENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATANPENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATANTINGKAT LANJUTAN TINGKAT LANJUTAN

    Catatan: bekerja sama dengan BPJS Kesehatan memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku

    Dengan jejaringnya

  • Meliputi pelayanan kesehatan spesialistik dan subspesialistik yang mencakup:

    Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan

    1. Rawat Jalan yang Meliputi:

    a) Administrasi pelayanan;

    b) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasispesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis;

    c) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis;

    d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

    e) Pelayanan alat kesehatan implan;

    f) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;

    g) Rehabilitasi medis;

    h) Pelayanan darah;

    i) Pelayanan kedokteran forensik; dan

    j) Pelayanan jenazah di Fasilitas Kesehatan.

    2. Rawat Inap yang Meliputi:

    a) Perawatan inap non intensif; dan

    b) Perawatan inap di ruang intensif.

    3. Pelayanan Kesehatan Lain yang ditetapkan oleh Menteri

    Penyuluhan dan konsultasi tentang

    Gizi

  • 4) Besaran kapitasi dan Indonesian Case Based Groups(INA-CBGs) ditinjau sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Menteri setelah berkoordinasidengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

    3) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups (INACBGs).

    Perpres No 12 Tahun 2013

    Pasal 39

  • PENGERTIAN PENGERTIAN CASEMIXCASEMIX Sistem casemix merupakan suatu sistem pengelompokan

    beberapa diagnosis penyakit yang mempunyai gejala/ciri yangsama serta pemakaian sumber daya (biaya perawatan) yangsama dan prosedur/tindakan pelayanan di suatu rumah sakitkedalam grup-grup.

    Sistem pembayaran pelayanan kesehatan diberikan secarapaket, dimana pembayaran/biaya telah ditentukan sebelumpelayanan diberikan.

    Sistem ini dikaitkan dengan pembiayaan dengan tujuanmeningkatkan mutu dan efektifitas pelayanan.

    Casemix merupakan penggabungan dari komponen costing,coding, clinical pathway dan teknologi informasi.

  • Karakter klinis antara lain:

    Diagnosa utama (diagnosa primer)

    Diagnosa penyerta dan penyulit (diagnosa sekunder)

    Tingkat keparahan (severitas)

    Adanya tindakan medis (prosedur)

    Sumber daya antara lain:

    Akomodasi, biaya listrik

    Makanan

    Obat dan bahan medis habis pakai

    Penunjang diagnostik

    Hal lain yang digunakan dalam penanganan pasien

  • VARIABEL PASIEN

    VARIABEL ORGANISASI

    DAN MANAJEMEN RS

    VARIABEL UTAMA DALAM

    SISTEM CASEMIX

    Penyuluhan dan

    konsultasi tentang Gizi sudah termasuk dalam komponen INA CBGs

  • Konsultasi GiziKonsultasi Gizi

    Maksud pemberian konsultasi gizi adalah untukmeningkatkan pengetahuan tentang penyakit, meningkatkanpengetahuan penderita dan keluarga tentang asupan gizi yangdiperlukan untuk mempercepat penyembuhan penyakit yangdiderita.

    Konsultasi Gizi juga dimaksudkan untuk meningkatkan statusgizi penderita melalui bimbingan penyusunan menu makanandan melakukan evaluasi terhadap peningkatan status gizimelalui pemantauan kenaikan berat badan.

  • Seorang Ahli Gizi memiliki 3 peran, yakni :

    1. sebagai dietisien,

    2. sebagai konselor gizi, dan

    3. sebagai penyuluh gizi

  • KENDALI MUTU DAN BIAYA

    IV

  • 1) Penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya oleh BPJS BPJS KesehKesehaatan tan dilakukan melalui:a. pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan;b. pemenuhan standar proses pelayanan kesehatan; danc. pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta

    2) BPJS Kesehatan membentuk tim kendali mutu dan kendali biaya yang terdiri dari unsur organisasi profesi, akademisi, danpakar klinis.

    3) Tim kendali mutu dan kendali biaya dapat melakukan:1. sosialisasi kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan

    praktik profesi sesuai kompetensi;2. utilization review dan audit medis; dan/atau3. pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga

    kesehatan.

    Pasal 38

    PERMENKES No 71 Tahun 2013tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN

  • Upaya BPJS Kesehatan dalam pembangunan sistem pelayanan

    kesehatan yang bermutu

    Upaya BPJS Kesehatan dalam pembangunan sistem pelayanan

    kesehatan yang bermutu

  • PENANDATANGANAN MOU PENANDATANGANAN MOU DENGAN TIM KENDALI MUTU & BIAYA DENGAN TIM KENDALI MUTU & BIAYA

  • MOU MOU Optimalisasi Kendali Mutu dan Biaya dalam Implementasi Jaminan Sosial Optimalisasi Kendali Mutu dan Biaya dalam Implementasi Jaminan Sosial

    bidang Kesehatan bidang Kesehatan

  • 1. Tanggal 10 Februari 2014Pertemuan dengan Organisasi Profesi:

    1) IDI (Ikatan Dokter Indonesia)2) PDGI (Ikatan Dokter Gigi Indonesia)3) PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)4) IBI (Ikatan Bidan Indonesia)5) IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)

    2. Tanggal 11 Februari 2014

    Pertemuan dengan Akademisi dan Pakar Klinis

    1. Tanggal 10 Februari 2014Pertemuan dengan Organisasi Profesi:

    1) IDI (Ikatan Dokter Indonesia)2) PDGI (Ikatan Dokter Gigi Indonesia)3) PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)4) IBI (Ikatan Bidan Indonesia)5) IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)

    2. Tanggal 11 Februari 2014

    Pertemuan dengan Akademisi dan Pakar Klinis

    Penyusunan Tim Kendali Mutu dan BiayaPenyusunan Tim Kendali Mutu dan Biaya

  • DEKLARASI SATGAS PROFESI DEKLARASI SATGAS PROFESI PROGRAM JKNPROGRAM JKN

  • Surat Keputusan Bersama Surat Keputusan Bersama SATGAS PROFESI PROGRAM JKNSATGAS PROFESI PROGRAM JKN

  • BPJS .., Wujudkan Gotong Royong untuk Generasi yang Lebih Baik