pelatihan dan pendampingan pembuatan media...

72
i LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANDROID BAGI GURU-GURU FISIKA SMA DI KUTA TIM PELAKSANA Dr. Rai Sujanem, M.Si (Ketua) NID. 0031106403 Drs. Iwan Suswandi, M.Si (Anggota) NID. 000846003 Drs. Putu Yasa, M.Si (Anggota) NID. 0004116103 Dibiayai oleh: Bana DIPA BLU Universitas Pendidikan Ganesha Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor SP DIPA/042.01.2.400987/2019 revisi III tanggal 15 Maret 2019 Sesuai dengan Kontrak Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor: 254/UN48.16/PM/2019 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA DAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA OKTOBER 2019

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • i

    LAPORAN

    PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

    PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA

    PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANDROID

    BAGI GURU-GURU FISIKA SMA DI KUTA

    TIM PELAKSANA

    Dr. Rai Sujanem, M.Si (Ketua)

    NID. 0031106403

    Drs. Iwan Suswandi, M.Si (Anggota)

    NID. 000846003

    Drs. Putu Yasa, M.Si (Anggota)

    NID. 0004116103

    Dibiayai oleh:

    Bana DIPA BLU

    Universitas Pendidikan Ganesha

    Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

    Nomor SP DIPA/042.01.2.400987/2019 revisi III tanggal 15 Maret 2019

    Sesuai dengan Kontrak Pengabdian Kepada Masyarakat

    Nomor: 254/UN48.16/PM/2019

    JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA DAN FAKULTAS MIPA

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    OKTOBER 2019

  • ii

  • iii

    Kata Pengantar

    Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi

    Wasa, karena berkat Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir P2M DIPA

    Penerapan IPTEKS “Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis

    Android Bagi Guru-guru Fisika SMA di Kuta”.

    Dalam perjalanan selama pelaksanaan program P2M Pelatihan dan Pendampingan

    Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android Bagi Guru-guru Fisika SMA di Kuta ini,

    atas bantuan berbagai pihak, kegiatan ini banyak mengalami penyempurnaan. Proses pelaksanaan

    program P2M ini telah dilakukan secara maksimal, namun, kami masih merasakan bahwa

    kegiatan program P2M ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

    argumentatif dan konstruktif dari berbagai fihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan

    pengalaman kami dalam rangka pelaksanaan P2M berikutnya.

    Selama mengerjakan kegiatan program P2M ini, kami banyak mendapat bantuan dan

    dorongan baik moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut,

    maka dalam kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terimakasih, rasa hormat, dan

    penghargaan yang tulus kepada yang terhormat:

    1) Rektor Undiksha, atas bantuan dana yang disediakan untuk pelaksanaan program P2M

    IPTEKS “Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis

    Android Bagi Guru-guru Fisika SMA di Kuta” ini.

    2) Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undiksha yang

    telah menyetujui proposal P2M ini untuk didanai.

    3) Dekan FMIPA Undiksha selaku pimpinan FMIPA.

    4) Kepala SMA Negeri 1 Kuta dan SMA Kutapura Kuta yang telah memberikan izin penggunaan

    ruang multimedia dan ruang kelas untuk pelaksanana P2M.

    5) Guru-guru SMA Negeri 1 , SMA Negeri 2 Kuta, SMA Kutapura Kuta, SMA Katolik Soverdi

    Tuban, dan SMA Negeri 1 Kuta Utara yang tergabung yang telah berpartisipasi dalam kegiatan

    ini.

    Semoga semua perhatian, dorongan, bimbingan, amal, sapaan, dan pengorbanan semua

    fihak yang telah diberikan kepada kami dalam kegiatan P2M IPTEKS “Pelatihan dan

    Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android” ini, memperoleh karunia

    dari Ida Hyang Widhi Wasa. Semoga P2M ini bermanfaat.

    Singaraja, 31 Oktober 2019

    Tim Pelaksana

  • iv

    Daftar Isi

    Halaman

    HALAMAN PENGESAHAN …………………………..……………………....................... ii

    KATA PENGANTAR.... …………………………..…………………………....................... iii

    DAFTAR ISI ……………………………………………………………………................... I iv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................ ……………….…................. 1

    A. Analisis Situasi. ……………..............…................... ................ 2

    B. Identifikasi dan Perumusan Masalah …………….......…….......

    C. Tujuan Kegiatan ……………………………………..…......…

    D. Manfaat Kegiatan ....………………………………......…...….

    5

    6

    6

    BAB II METODE PELAKSANAAN.…………………………............................... 8

    A. Kerangka Pemecahan Masalah .…............................................ 8

    B. Khalayak Sasaran …………………………………….............. 8

    C. Keterkaitan ……………………………………………............ 8

    D. Prosedur Pelaksanaan …………………………………........... 9

    E. Rancangan Evaluasi ……………………………………..…... 10

    BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. …………………………………………….. 11

    A. Hasil ....................... .....................…........…………….….…. 11

    B. Pembahasan ........................................................................... 21

    BAB IV PENUTUP ……………………………………………………… 23

    A. Simpulan ……………………………………………..…….. 23

    B. Saran-saran …………………………………………………… 23

    DAFTAR PUSTAKA …….….....….. …...…………….….......................................... 24

    LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………………… 26

  • v

    Daftar Tabel

    Halaman

    Tabel 3.I

    Tabel 3.2

    Tabel 3.3

    Materi pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika dengan

    program android……………….…................. ………………….

    12

    Hassil-hasil pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika

    dengan program android……..............…..................... ................

    Produk Media Pembelajaran Fisika berbasis Android …………

    19

    20

  • vi

    Daftar Gambar

    Halaman

    Gambar 3.I

    Gambar 3.2

    Gambar 3.3

    Gambar 3.4

    Gambar 3.5

    Gambar 3.6

    Gambar 3.7

    Gambar 3.8

    Gambar 3.9

    Pembukaan P2M Penerapan Ipteks …......... ……………………. 11

    Foto Kegiatan Pelatihan Pembuatan Media dengan program

    android……..............…..................... .........................................

    Tampilan awal halaman https://www.appsgeyser.com/ ………..

    Tampilan Pop Up untuk pendaftaran ……………….…………

    Tampilan Dashboard AppsGeyser saat pertama kali login atau

    belum ada aplikasi yang sudah dibuat ……………….…………

    AppsGeyser akan mengirim l ke inbox untuk memverifikasi

    email ……..............…..................... .............................................

    Kegiatan pendampingan pertama pembuatan media di ruang

    Multimedia SMA Negeri 1 Kuta ………………………………

    Kegiatan pendampingan kedua pembuatan media di ruang

    Multimedia SMA Negeri 1 Kuta ……..............…........................

    Implementasi Media Pembelajaran Fisika berbassi Android di

    kelas SMA Kutapura ……..............…..................... ...................

    11

    15

    16

    17

    17

    18

    18

    19

    https://www.appsgeyser.com/

  • vii

    Daftar Lampiran

    Halaman

    Lampiran 1

    Lampiran 2

    Lampiran 3

    Lampiran 4

    Lampiran 5

    Lampiran 6

    Daftar Hadir Peserta Pelatihan ……………….…....................... 27

    Media Pembelajaran fisika berbasis Android ..............................

    Modul Pelatihan Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media

    Pembelajaran Fisika berbasis Android ………………………….

    Produk Media Pembelajaran Fisika berbasis Android …………

    Foto Kegiatan P2M Pada Saat Pembukaan dan Pelatihan

    Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android………

    . Foto Kegiatan P2M Pada Saat Pendampingan dan Implementasi

    Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android ………………….

    30

    38

    47

    52

    54

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sesuai dengan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar

    dan Menengah, Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

    inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

    memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

    minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu Pemanfaatan teknologi

    informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan Era

    globalisasi sekarang ini, berbagai institusi di tanah air terus mengembangkan implementasi

    teknologi informasi dan komunikasi yang bahasa trend-nya kita kenal dengan Information

    Communication Technology (ICT). Dengan semakin cepat berkembangnya ilmu pengetahuan

    dan teknologi, maka semakin cepat usang pula pengetahuan dan teknologi yang kita miliki. Untuk

    mengimbanginya harus selalu dilakukan Updating dan Upgrading pada beberapa sisi, mulai dari

    managemen, human resources, sistem kerja organisisasi, sarana dan prasarana pendukung,

    pendanaan, dan hal-hal lain yang terkait. ICT hanyalah sebagai salah satu bagian dari system

    informasi. ICT merupakan salah satu sub sektor teknologi yang melahirkan banyak terobosan

    baru dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran.

    Pendayagunaan ICT untuk pendidikan telah menjadi pilihan bagi berbagai institusi untuk

    peningkatan efisiensi dalam pembelajaran. Demikian pula dengan pendayagunaan teknologi

    multimedia dan perangkat ICT lainnya, dapat memanfaatkan fungsi otak kanan siswa dan

    memanfaatkan memori jangka panjang anak didik sambil mengasah kemampuan berfikir dan

    berkreasi (Firman, 2003).

    Seiring dengan era globalisasi ini, perkembangan media ICT sangat pesat. Pada jamans

    sekarang sudah diterap kan pembelajaran Lebih lanjut menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun

    2007 ditetapkan bahwa salah satu Kompetensi Pedagogik yang harus dimiliki guru fisika SMA

    adalah mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

    pembelajaran. Sementara untuk kompetensi Profesional, guru fisika SMA harus mampu

    memanfaatkan ICT untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Ini menunjukkan bahwa

    kemampuan memanfaatkan ICT bukanlah hanya menjadi monopoli bagi guru bidang ICT saja,

    tetapi guru fisika juga wajib untuk mampu memanfaatkan ICT.

  • 2

    Konteks pembelajaran yang terkait dengan ICT seharusnya meliputi: (1) kerja mandiri

    dan berinteraksi dengan materi pembelajaran, (2) bekerja secara kolaborasi dengan teman pada

    tempat yang berlainan, baik secara serempak atau tidak, di mana kedua cara ini mungkin akan

    menjadi multimedia, (3) siswa magang kerja dan berinteraksi dengan para pekerja yang lebih

    berpengalaman, supervisor, atau instruktur, (4) sebagai instruktur, supervisor atau kolega yang

    lebih pengalaman untuk kolega-kolega lain yang kurang berpengalaman. (Saba, dalam Sujanem,

    2006).

    Salah satu ciri pengelolaan pembelajaran fisika yang berkualitas di sekolah adalah

    terciptanya proses pembelajaran yang memperhatikan karakteristik dari fisika sebagai produk

    dan proses yang tercemin mulai dari tahap penyusunan perencanaan, pelaksanaan sampai pada

    proses evaluasi. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan tersebut, maka peran kompetensi

    profesional guru fisika sangatlah penting dan mutlak diperlukan. Komitmen pemerintah untuk

    meningkatkan kompetensi profesional guru termasuk guru fisika di sekolah agar menciptakan

    pendidikan yang berkualitas ditandai dengan lahirnya beberapa kebijakan, antara lain

    Permendikbud No 65 Tahun 2013 yang telah diubah menjadi Permendikbud No 22 tahun 2016

    Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Berdasarkan peraturan

    menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 22 tahun 2016, pembelajaran diharapkan dapat

    berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

    untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

    kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

    Salah satu ciri pengelolaan pembelajaran IPA (fisika) yang berkualitas di sekolah adalah

    terciptanya proses pembelajaran yang memperhatikan karakteristik dari fisika sebagai produk

    dan proses yang tercemin mulai dari tahap penyusunan perencanaan, pelaksanaan sampai pada

    proses evaluasi (Kemdikbud, 2016). Untuk mewujudkan kualitas pendidikan tersebut, maka

    peran kompetensi profesional guru fisika sangatlah penting dan mutlak diperlukan. Komitmen

    pemerintah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru termasuk guru fisika di sekolah

    agar menciptakan pendidikan yang berkualitas ditandai dengan lahirnya beberapa kebijakan,

    antara lain PP No No 22 Tahun /2016 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar

    dan Menengah. Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 22 tahun

    2016, pembelajaran diharapkan dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

    menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

    cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

    perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

  • 3

    A. Analisis Situasi

    Salah satu paradigma pendidikan abad 21 adalah keterampilan menggunakan media

    informasi digital (Ananiadou dan Claro, 2009). Pendidikan pada abad 21 ini menuntut

    pembelajaran berbasis TIK/ICT (Information Communication and Technogy). Guru sebagai

    penyelenggara pembelajaran di era global harus memiliki kompetensi menggunakan TIK,

    terutama penggunaan komputer dan internet. Hal ini sesuai (Depdiknas, 2008). pasal 3 yang

    menjelaskan tentang 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh Kemampuan yang harus dimiliki

    seorang guru, yaitu yaitu kompetensi pedagogik, Kompetensi pedagogik berisikan poin yang

    merupakan pemanfaatan teknologi pembelajaran. dengan salah satu Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia No 74 Tahun 2008.

    Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 yang telah diubah menjadi Peraturan

    Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Undang-undang

    dan Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan bahwa guru harus memiliki kualifikasi minimum

    dan kompetensi sesuai dengan bidangnya. Kompetensi disini dapat diartikan sebagai seperangkat

    pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan

    diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dengan demikian, guru

    yang kompeten adalah guru yang mempunyai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan,

    nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan

    profesi sebagai seorang guru. Menjelang abad dua puluh satu, tantangan pelaksanaan pendidikan

    di sekolah semakin berat. Setidaknya ada tiga aspek yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan

    saat ini, yaitu aspek globalisai, teknologi dan inovasi, dan bagaimana cara siswa belajar. Salah

    satu aspek dari 21st adalah keterampilan menggunakan media informasi digital (Ananiadou dan

    Claro, 2009).

    Berdasarkan wawancara dengan guru-guru Fisika SMA di kecamatan Kuta dan Kuta

    Utara, terungkap bahwa kegiatan pembelajaran fisika selama ini masih diwarnai model

    konvensional, ada beberapa penerapan model pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2013.

    Namun, seiring dengan perkembangan ICT yang begitu pesat, pemanfaatan Imedia ICT belum

    tersentuh sama sekali. Padahal berdasarkan info dari siswa dan guru. Siswa sekarang sudah bisa

    bawa handphone (HP) ke sekolah. Hp yang dipergunakan oleh para siswa dan guru sekarang

    rata-rata adalah HP pintar (smartphone). Namun, hp tidak digunakan dalam pembelajaran, tapi

    di simpan pada suatu loker. Hp smartphone dimanfaatkan di luar jam pelajarn, pas istirahat. HP

    dipergunakan sebagai media sosial, selfie dengan teman atau grup. Di sekolah juga sudah ada

  • 4

    grup untuk memudahkan informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, Hp smartphone

    dapat dipergunakan dalam pembelahran fisika SMA. Hp dapat dipergunakan sebagai sumber

    pembelajaran, sebagai informasi dalam pembelajaran. Sangat disayangkan hp pintar hanya

    dimanfaatkan sebatas medsos dan keperluan selfie.

    Kemunculan smartphone dengan sistem operasi yang saat ini sedang berkembang, yakni

    Android memungkinkan siswa bisa mencari informasi yang luas di manapun dan kapanpun siswa

    berada. Kemudahan dan sifat mobile dari sistem operasi Android membuat kesan praktis karena

    mudah untuk dibawa kemana saja. Android merupakan salah satu sistem operasi mobile yang

    tumbuh di tengah sistem operasi lain yang berkembang saat ini. Sistem operasi lain seperti

    Windows Mobile, i-Phone, Symbian, dan masih banyak lagi juga menawarkan kekayaan isi dan

    keoptimalan berjalan di atas perangkat keras (hardware). Menurut Joseph (2013:13), Android

    menguasai pasar dengan jumlah penjualan mencapai 37,19% selanjutnya iOS 27,18%,

    Blackberry 3,27%, Symbian 7,98%, dan sisa untuk OS lain. Survei diambil pada bulan Maret

    tahun 2013. Penelitian ini mengembangkan aplikasi Android karena selain merupakan sistem

    operasi yang terkenal dan banyak digunakan saat ini, aplikasi Android juga bersifat open source,

    yakni memungkinkan untuk dikembangkan dalam pelbagai bentuk ragam aplikasi.

    Hasil wawancara dengan para guru fisika SMA Negeri dan Swasta di kecamatan Kuta,

    dan Kuta Utara diperoleh info bahwa mereka memang belum pernah mememanfaatkan media

    pembelajaran fisika berbasis android. Hal ini disebabkan karena mereka belum mehamahi

    pemanfaatan media berbasis android yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran fisika.

    Selama ini juga mereka menyampaikan belum pernah mendapatkan workshop atau pelatihan

    khusus terkait media berbasis android. Atas dasar ini para guru fisika SMA di kecamatan Kuta,

    dan Kuta Utara sepakat untuk pelatihan selama ini mereka belum pernah mendapatkan sehingga

    berharap bisa mendapatkan pelatihan media fisika berbasis android. Atas dasar ini, kami

    menetapkan pengabdian masyrakat ini dalam bentuk pelatihan pembuatan media fisika berbasis

    andorid. Media fisika masih sangat terbatas. Ada beberapa hal penyebab keterbatasan

    pemanfaatn Hp/smartphe berbasis android, para guru memang belum pernah mendapat pelatihan

    pemanfaatan media tersebut. Hal ini belum sejalan dengan harap pendidikan pada abad 21 ini.

    Finkelstein (2006) mengatakan bahwa komputer dapat digunakan untuk menunjang

    pelaksanaan praktikum fisika, baik untuk mengumpulkan data, menyajikan, dan mengolah data.

    Selain itu, komputer juga dapat digunakan untuk memodifikasi eksperimen dan menampilkan

    eksperimen lengkap dalam bentuk virtual yang disebut “Model Laboratorium Maya atau Virtual

    Laboratory Model (VLM)”. Namun demikian, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi

  • 5

    sangat pesat dan telah merambah banyak aspek kehidupan manusia, belum banyak dimanfaatkan

    oleh fihak sekolah dalam kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi, khususnya

    pemanfaatn computer di kalangan institusi pendidikan pada berbagai jenjang dan jenis

    nampaknya masih belum merata, kecuali pada perguruan tinggi umumnya telah akses dengan

    teknologi internet ini. Pada jenjang dan jalur pendidikan lain seperti SMA dan SMP, di mana

    proses belajarnya relatif masih konvensional (tatap muka), yang sesungguhnya sudah tidak lagi

    mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk masyarakat yang semakin kompleks,

    memerlukan inovasi dan media yang mampu menangulanginya.

    Aplikasi Android bisa dikembangkan dengan pelbagai macam perangkat lunak untuk

    para developer. Aplikasi Android memiliki ekstensi atau format file .apk. Pengembangan aplikasi

    Android bisa menggunakan perangkat lunak offline maupun online. Beberapa perangkat lunak

    yang dimaksudkan adalah Eclipse, App Inventor, Appsgeyser, Adobe Dreamweaver CS6, dan

    masih banyak lagi tergantung dari selera dan gaya para pengembang aplikasi itu sendiri. Namun,

    dari sekian banyak perangkat lunak yang beredar, bahasa utama yang digunakan untuk

    menjalankan aplikasi Android adalah dengan bahasa pemrograman Java.

    Berdasarkan permasalahan fasilitas media yang dihadapi guru-guru fisika yang berkaitan

    dengan pembuatan media berbasis android, maka saya memberikan alternatif solusi dengan

    memberikan pelatihan pembuatan media apembelajaran fisika berbasis android. Melalui media

    pembelajaran fisika berbasis android dapat memberikan kegiatan hand on laboratory activity

    untuk mengembangan kemampuan atau keterampilan.

    Hasil penelitian Siti Solehah, yaitu hasil belajar fisika menggunakan media pembelajaran

    berbasis aplikasi pada smartphone android lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak

    menggunakan media pembelajaran berbasis android. Hal ini diperoleh dari beberapa faktor yaitu

    dari proses belajar mengajar dan antusias belajar siswa.

    B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

    Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa hasil penelitian dan hasil diskusi dengan

    Guru-guru SMA di kecamantan Kuta dan Kuta Utara teridentifikasi masalah pemanfaatan

    media pembelajaran ICT yang familiar jama global ini belum tersentu. Siswa dan guru telah

    memiliki media smartphole yang semestinya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran,

    namun hanya dipergunakan sebabatas medsos, selvie, dna main game.

  • 6

    Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diidentifikasi di atas, prioritas

    permasalahan yang disepakati untuk dipecahkan adalah permasalahan yang dapat dirumuskan

    sebagai berikut.

    (1) Apakah melalui pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran fisika

    berbasis android, guru-guru fisika SMA di kecamatan Kuta dan Kuta Utara dapat

    membuat media pembelajaran fisika berbasis android?

    (2) Apakah melalui pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran fisika

    berbasis android, guru-guru dapat mengimplemtasikan media pembelajaran fisika

    berbasis android dalam proses pembelajaran fisika?

    Dua permasalahan pokok yang diidentifikasi di sekolah mitra di atas cukup mudah

    dipecahkan seiring dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi program media

    pembelajaran fisika berbasis android. Permasalahan di atas belum pernah dicoba untuk

    dicarikan solusi sehingga permasalahan ini akan terus dihadapi oleh guru. Dua permasalahan

    pokok di atas selanjutnya menjadi fokus yang dipecahkan dalam kegiatan pengabdian

    masyarakat ini.

    C. Tujuan Kegiatan

    Tujuan kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut. 1) Guru-guru fisika SMA di kecamatan

    Kuta, dan Kuta Utara dapat membuat media pembelajaran fisika berbasis android. 2) Guru-guru

    fisika SMA di kecamatan Kuta, dan Kuta Utara kabupaten Badung dapat mengimplementasikan

    media pembelajaran fisika SMA berbasis android dalam proses pembelajaran fisika.

    D. Manfaat Kegiatan

    Ada tiga manfaat yang diperoleh dari Kegiatan P2M ini, yaitu manfaat untuk guru,

    bagi pelaksana P2M, dan sekolah mitra.

    Bagi guru, kegiatan P2M ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

    keterampilan guru Fisika SMA tentang pembuatan media pembelajaran, khususnya

    pembelajaran fisika SMA berbasis android untuk mendukung implementasi kurikulum 2013.

    Peningkatan wawasan dan kemampuan guru ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk

    berkreasi lebih lanjut dalam mengoptimalkan kualitas pembelajaran yang diampunya, sehingga

    di masa yang akan datang, guru menjadi lebih produktif dan tidak mengalami kesulitan dalam

    meniti karir sesuai dengan tuntutan profesionalisme guru. Secara khusus, keikutsertaan guru

  • 7

    dalam kegiatan P2M ini memberikan peluang guru memiliki karya-karya inovatif di bidang

    pembelajaran fisika. Di samping itu, melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan ini, guru-

    guru Fisika untuk dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.

    Bagi pelaksana, kegiatan P2M memberikan peluang untuk mengabdikan kepakaran

    yang dimiliki untuk memajukan pendidikan nasional. Mengingat media pembelajaran fisika

    SMA berbasis android memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran yang

    students centered, memiliki keunggulan dalam memudahkan belajar, dan adaptable bagi siswa,

    maka diseminasi kemampuan dan keterampilan dalam membuat media, khususnya multimedia

    berbasis komputer, sangat penting dilakukan di kalangan guru yang merupakan garda terdepan

    untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.

    Bagi Undiksha, kegiatan P2M ini di samping sebagai wujud kepedulian lembaga

    terhadap permasalahan eksternal dan membangun citra lembaga, UNDIKSHA juga merasa ikut

    bertanggungajawab pada peningkatan pendidikan nasional dari tingkat dasar sampai perguruan

    tinggi. Sebagai Lembaga pendidikan, UNDIKSHA diharapkan mampu sebagai agent perubahan

    pendidikan nasional menuju ke arah yang lebih baik melalui penerapan IPTEKS.

  • 8

    BAB II

    METODE PELAKSANAAN

    A. Kerangka Pemecahan Masalah

    Masalah yang terjadi di lokasi P2M ini adalah pengetahuan dan keterampilan para guru

    dalam pembuatan pembelajaran fisika SMA berbasis android sangat kurang. Padahal, melalui

    pengetahuan tentang teori pengembangan media pembelajaran, para guru akan bisa melakukan

    berbagai inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran fiisika SMA sehingga pelaksanaan

    pembelajaran lebih menarik dan siswa lebih mudah untuk belajar. Dengan demikian,

    diharapkan kualitas proses dan hasil belajar siswa akan lebih baik. Selain itu, kegiatan ini sangat

    bermanfaat bagi guru untuk melakukan berbagai inovasi dalam pelaksanaan proses

    pembelajaran dan sekaligus untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam zaman global.

    Berdasarkan masalah yang dialami oleh para guru di lokasi P2M yang dilaksanakan ini,

    maka hal yang dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan melakukan

    kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika berbasis android yang dilanjutkan

    pendampingan. Kegiatan pelatihan dilakukan selama satu bulan dalam bentuk kegiatan peer

    teaching. Pendampingan yang dilakukan adalah menyangkut pembuatan dan implementasi

    media pembelajaran fisika berbasis android di kelas. Kegiatan pendampingan dilakukan selama

    dua bulan pada pelaksanaan pembelajaran fisika dengan menggunakan media pembelajaran

    fisika berbasis android di kelas pada sekolah masing-masing.

    Dengan demikian para guru mendapat pemahaman dan keterampilan secara menyeluruh

    tidak sekadar pemahaman secara teoritis saja.

    B. Khalayak Sasaran

    Khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah para guru fisika

    SMA di kecamatan Kuta, dan Kuta Utara kabupaten Badung. Ada sebanyak 10 orang dipilih

    dalam kegiatan pelatihan. Guru-guru fisika yang terpilih adalah guru yang telah memiliki

    ketrampilan komputer dasar seperti Sistem Operasi, dan Microsoft Office.

    C. Keterkaitan

    Kegiatan penerapan teknologi yang berupa pelatihan pembuatan media pembelajaran

    fisika berbasis android ini melibatkan fihak terkait seperti: LPM Undiksha Singaraja, MGMP

  • 9

    Fisika kabupaten Badung, Dinas Pendidikan kabupaten Badung, SMAN 1, 2 Kuta, SMAN

    Kuta Utara, SMA Kutapura, dan SMA Katolik Sorvedia Tuban.

    Bagi LPPM Undiksha Singaraja. Lembaga ini akan dapat membantu program

    pemerintah khususnya Depdiknas dalam mensosialisasikan, merangsang dan memberi

    pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika berbasis Android. Program pelatihan ini akan

    sangat bermanfaat dalam menunjang program pemerintah yang mengarah pada pembelajaran

    berbasis ICT.

    D. Metode Pelaksanaan kegiatan

    Kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran fisika berbasis

    Android ini dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.

    1) Berkoordinasi dengan MGMP di Kabupaten Badung

    Penulis berkoordinasi dengan pengurus MGMP bidang studi Fisika di Kabupaten Badung

    tentang kegiatan P2M yang akan dilaksanakan, seperti: Jenis kegiatan, sasaran kegitan,

    peserta, tempat dan waktu pelaksanaan. Pada kegiatan koordinasi ini diharapkan akan diperoleh

    informasi tentang guru-guru yang aktif dan memiliki keterampilan dasar komputer yang

    memadai. Guru-guru ini selanjutnya menjadi khalayak sasaran dari kegiatan P2M ini. Melalui

    MGMP, beberapa anggota yang memenuhi kriteria ditunjuk sebagai peserta. Pada kegiatan

    koordinasi ini juga dijajagi tempat kegiatan pelatihan dan pendampingan. Pengurus dari salah

    satu MGMP bidang studi diharapkan dapat membantu pelaksana menyiapkan prasarana

    dan sarana penunjang pelaksanaan kegiatan pelatihan.

    2) Pemberian dan pengkajian Materi Pelatihan:

    Materi pelatihan berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan guru fisika dalam

    pembuatan media pembelajaran fisika berbasis Android. Untuk komponen pengetahuan akan

    diberikan materi ajar konsep dasar media dan dasar-dasar pembuatan media pembelajaran fisika

    berbasis Android. Untuk komponen keterampilan pembuatan media pembelajaran fisika

    berbasis Android.

    3) Prosedur pelatihan:

    Kegiatan ini direncanakan selama dua bulan untuk pelatihan, dan dua bulan untuk

    pendampingan. Kegiatan pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan

    tentang teori, konsep-konsep dasar media pembelajaran, konsep dasar media pembelajaran

  • 10

    fisika berbasis Android. Pada kegiatan pelatihan, direncanakan dilaksanakan setiap hari sabtu

    selama satu bulan. Pada setiap pertemuan, kegiatan diawali dengan kajian konsep-konsep dasar,

    kemudian dilanjutkan dengan penggunaan media fisika berbasis android dalam pembelajaran

    fisika di kelas. Pada setiap akhir kegiatan, peserta pelatihan diberikan membuat media terkait

    yang dikaji dan didiskusikan pada pertemuan berikutnya.

    Setelah kegiatan pelatihan berakhir, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan

    implementasi media simulasi praktikum dalam pembelajaran di kelas. Teknis pendampingan,

    sebagian dilakukan melalui tatap muka, dan sebagian dilakukan melalui kegiatan forum diskusi

    online. Untuk teknis tatap muka, kegiatan pendampingan ini dilakukan secara bergiliran pada

    masing-masing sekolah sesuai dengan jadwal di sekolah masing-masing. Untuk kegiatan

    pendampingan forum diskusi online, dilakukan setiap hari Sabtu atau sesuai jadwal pelajaran

    fisika.

    Untuk kegiatan tatap muka, sebelum kegiatan implementasi, peserta terlebih dahulu media

    simulasi yang akan diimplementasikan kepada narasumber. Selanjutnya, narasumber

    mencermati media peserta dan memberikan masukan-masukan. Narasumber mengamati

    implementasi media pembelajaran fisika berbasis android, dan memberikan penilaian-

    penilaian. Pada akhir implementasi media simulasi, dilakukan refleksi dan diskusi membahas

    pelaksanaan, penyampaian hal-hal yang sudah bagus, dan pemberian saran-saran.

    E. Rancangan Evaluasi

    Evaluasi kegiatan P2M ini dilihat dari dua aspek, yaitu (1) keterlibatan peserta dan (2)

    output kegiatan. Indikator keberhasilan kegiatan dilihat dari dua komponen evaluasi tersebut.

    Kegiatan P2M ini menargetkan kehadiran peserta 85% dari peserta keseluruhan. Output yang

    ditargetkan adalah dihasilkannya minimal 1 media pembelajaran fisika berbasis Android untuk

    mendukung pembelajaran fisika oleh para peserta. Pada akhir kegiatan, media yang terbaik

    dari masing-masing kelompok diimplementasikan dalam pembelajaran fisika di kelas.

  • 11

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. HASIL

    Kegiatan P2M penerapan IPTEKS dalam bentuk pelatihan dan pendampingan

    pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis android ini dilaksanakan dalam 2 (dua)

    periode, yaitu: (1) kegiatan Pelatihan, dan (2) Pendampingan. Kegiatan pelatihan

    dilaksanakan pada tanggal 16 Juni dan 25 Juni 2019 bertempat di ruang Multimedia SMA

    Negeri 1 Kuta. Peserta pelatihan berjumlah 10 orang guru fisika SMA yang tersebar pada

    SMA Negeri 1 Kuta, SMA Negeri 2 Kuta, SMA Kutapura Kuta, SMA Katolik Sorvedi Tuban,

    dan SMA Negeri 1 Kuta Utara. Sebaran peserta pelatihan terdapat pada Lampiran 1. Kegiatan

    Pelatihan dan Pendampingan pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis android

    ini dibuka oleh Ketua Panitia. Kegiatan pembukaan ditunjukkan degan foto-foto seperti pada

    Gambar 3.1. Ketua Panitia Pelaksana P2M Penerapan Iptek mengharapkan kegiatan P2M ini

    supaya ada suatu produk yang dihasilkan bukan sekedar ceramah dan pelatihan begitu saja.

    Seiring perkembangan teknologi informasi, silakan manfaatkan media internet untuk

    penyampaian kelengkapan informasi. Dalam proses pendampingan nanti, silakan waktu

    diatur sedmikian rupa, sehingga para peserta yang berasal dari SMA yang relatif jauh dari

    pusat pelatihan di SMA Negeri 1 Kuta betul-betul mendapat pendampingan, sehingga hasil

    akhir kegiatan ini ada produk media pembelajaran fisika SMA berbasis android.

    Gambar 3.1. Pembukaan P2M Penerapan Ipteks

    Gambar 3.2. Foto Kegiatan Pelatihan Pembuatan Media

  • 12

    1. Kegiatan Pelatihan

    Pada pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis android ini,

    kegiatan dimediasi oleh narasumber yang sekaligus juga sebagai instruktur, yaitu Bapak Dr.

    Rai Sujanem, M.Si. dan I Wayan Prajatika, S.Pd. Intruktur adalah seorang pendidik yang

    telah memiliki kualifikasi tentang pembuatan media berbasis ICT, dan telah mengikuti

    pelatihan program pembelajaran berbasis ICT. Kegiatan pelatihan juga didampingi oleh dosen

    pelaksana P2M pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis android ini. Kegiatan

    pelatihan ditunjukkan pada Gambar 3.2.

    Di awal kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika SMA berbasis

    android ini adalah kegiatan sosialisasi tentang program P2M IPTEKS. Pada kegiatan

    sosialisasi tentang pembuatan Media pembelajaran fisika SMA berbasis android ini, nara

    sumber menyampaikan materi tentang konsep media pembelajaran fisika, dasar-dasar

    pemrograman dengan program android, dan keunggulan program android. Para peserta diberi

    informasi bahwa kegiatan ini bisa dIlakukan secara tatap muka dengan dipandu makalah, dan

    dapat juga secara online. Pada makalah pelatihan telah disajikan materi tentang manfaat

    android, langkah-langkah pembuatan media pembelajaran fisika dengan program android.

    Rangkaian kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika dengan program android

    disajikan pada Tabel 3.1

    Tabel 3.1. Materi pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika

    dengan program android

    NO Materi Pelatihan, Pendampingan, dan Implementasi Alokasi waktu

    `I Materi Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android

    1. Konsep Dasar Media Pembelajaran Fisika dan Media Android dengan AppsGeyser

    2 Jam

    2. Pembuatan Modul Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser.

    2 jam

    3. Pembuatan Media Pembelajaran Fisika .berbasis Android dengan AppsGeyser

    2 jam

    4. Pembuatan Quis Pembelajaran Fisika .berbasia Android dengan AppsGeyser

    2 jam

    5. Pembuatan Kombinasi Modul dan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser

    3 jam

  • 13

    6. Pembuatan Kombinasi Modul dan Quis Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser

    3 jam

    7. Pembuatan Kombinasi Modul, Media, dan Quis Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser

    3 jam

    II Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android

    1. Pembuatan Kombinasi Modul dan Media Pembelajaran Fisika

    berbasis Android dengan AppsGeyser

    3 jam

    2. Pembuatan Kombinasi Modul dan Quis Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser

    3 jam

    3. Pembuatan Kombinasi Modul, Media, dan Quis Pembelajaran Fisika berbasis Android dengan AppsGeyser

    3 jam

    III Implementasi Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android dengan AppsGeyser di kelas.

    1. Implementasi Modul Pembelajaran Fisika berbasis Android

    dengan AppsGeyser

    2 jam

    2. Implementasi Modul dan Media Pembelajaran Fisika berbasis

    Android dengan AppsGeyser

    2 jam

    3. Implementasi Modul, Media, dan Quis Pembelajaran Fisika

    berbasis Android dengan AppsGeyser

    2 jam

    Jumlah 32 jam

    Pada awal pelatihan, Narasumber memberikan pengantar terkait media pembelajaran.

    Dalam proses belajar pada pelajaran fisika misalnya, perlu diperhatikan karakteristik materi

    dan pebelajar, agar tidak mengesankan fisika itu rumit, ditakuti, tidak disukai dan

    membosankan (Sihaloo, 2015; Fauzi & Radiyono, 2009). Pesatnya perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi di era globalisasi secara khusus juga berpengaruh pada bidang

    pendidikan, teknologi turut serta menjadi bagian dari perkembangan untuk tercapainya tujuan

    pendidikan. Banyak penelitian lain juga mengungkap bahwa integrasi teknologi dalam

    pembelajaran memberikan kesempatan peserta didik berinteraksi dengan sumber, melacak

    informasi dan data, memfasilitasi terjadinya komunikasi antar peserta didik, diskusi,

    kolaborasi dan sebagainya selain itu adanya hasil teknologi dan informasi membantu

    mempercepat proses pembelajaran di kelas (Kirkwood, 2009). Teknologi memungkinkan

    mengubah cara memfasilitasi bagaimana proses belajar berlangsung, mendorong kearah

    pebelajar aktif (Laurillard, 2008). Berdasarkan beberapa hasil penelitian diperoleh bahwa

    media dapat meningkatkan motivasi peserta didik, meningkatkan hasil belajar siswa

  • 14

    (Siswanto, 2011), prestasi belajar peserta didik, meningkatkan minat dan prestasi belajar

    fisika Peserta didik (Hess, 2014; Calimag et al., 2014). Efek simulasi media dapat

    meningkatkan daya serap dan konsentrasi belajar siswa, mempermudah pemahaman dan

    pengertian siswa terhadap materi yang dipelajari (Teoh & Neo, 2007;Jong-Heon).

    Selanjutnya, Narasumber memperkenalkan beberapa istilah terkait dengan pelatohan

    media berbasis android ini. Istilah mobile learning adalah mengacu pada penggunaan

    perangkat bergerak, teknlogi informasi (TI) genggam atau bergerak (mobile), seperti PDA,

    telepon genggam, laptop, dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. Mobile learning

    merupakan bagian dari elektronik learning (e-learning) sehingga dengan sendirinya, juga

    merupakan bagian dari distance learning. Memang suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan

    antara mobile - electronic - distance learning. Pada dasarnya konsep mobile learning dari

    waktu ke waktu adalah memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar dimana saja

    (mobile) dan tidak dibatasi waktu. Pada awalnya konsep mobile learning hanya sebatas teks

    singkat (SMS) namun lambat laun meningkat dengan adanya perangkat java untuk

    menampilkan gambar. Terlebih sekarang dengan adanya perangkat yang canggih dengan

    mengusung sistem operasi, media berupa gambar bergerak/video dapat dimunculkan.

    Android merupakan sistem operasi yang tergolong baru, padahal sebelumnya ada

    PDA (Personal Device Assisstant) dengan Palm OS atau Windows Mobile dan juga beberapa

    ponsel dengan sistem operasi Symbian. Mengapa dengan Android? Android merupakan

    sistem operasi pada ponsel pintar atau smartphone. Yang membedakan android dengan sistem

    operasi lainnya adalah adanya standar kemampuan pada perangkat keras. Misalnya saja wifi,

    android wajib memiliki wifi sehingga semua ponsel yang mempunyai sistem operasi tersebut

    siap terhubung dengan jaringan internet. Inilah yang membuat android pasti bisa untuk mobile

    learning. Ada beberapa jenis aplikasi android. Salah satu aplikasi android yang digunakan

    adalah AppsGeyser. AppsGeyser adalah sebuah tools online (Web) gratis yang

    memungkinkan setiap penggunamya untuk megembangkan aplikasi atau game mobile dalam

    format kustom Android. Terdapat berbagai macam kategori aplikasi dan game yang bisa

    dibuat disini dimulai dari aplikasi messenger, website, map, untuk game sperti flappy brid,

    basket, shooting, jump dan banyak lagi. AppsGeyser sendiri mulai menjadi populer sebagai

    salah satu Game Maker Online terbaik karena menyajikan kemudahan berupa tampilan yang

    user friendly sehingga para pengguna akan merasa lebih mudah dalam menciptakan aplikasi

  • 15

    buatannya. Cara pembuatan aplikasi android dengan AppsGeyser sangat mudah dan

    sederhana sehingga bisa dilakukan oleh para pemula

    Setelah Narasumber memperkenalkan konsep dasar media pembelajaran dengan

    android AppsGeyser, selanjutnya para peserta pelatihan mulai dimediasi dalam pembuatan

    media pembelajaran fisika berbasis android. Langkah-langkah pembuatan ,media

    pembelajaran mengikuti pedoman yang telah disediakan oleh Narasumber. Pedoman

    pembuatan media pembelajaran berbasis android terdapat pada Lampiran 02.

    Untuk pengguna pertama kali sebaiknya membuat akun terlebih dahulu. Kunjungi

    alamat webnya di https://www.appsgeyser.com/ kemudian klik menu login seperti pada

    Gambar 3.3.

    Gambar 3.3. Tampilan awal halaman https://www.appsgeyser.com/

    Setelah menu login di klik akan muncul pop up menu untuk melakukan pendaftaran.

    https://www.appsgeyser.com/

  • 16

    Gambar 3.4. Tampilan Pop Up untuk pendaftaran

    Klik menu “Register” untuk memilih tab pendaftaran. Klik menu “Sign up with E-

    mail”. Siapkan email dan password yang akan dipakai untuk pendaftaran. Email di masukan

    pada kolom nomor (1) pada Gambar 3.4. Masukkan password yang akan dipakai login pada

    web AppsGeyser pada kolom nomor (2). Ulangi memasukkan pasword yang sama pada

    kolom nomor (3). Kemudian beri centang pada box “saya bukan robot”, ikuti petunjuk yang

    muncul jika diberikan pilihan gambar untuk pengujian akun ini memang dibuat oleh manusia.

    Terakhir klik menu “Sign UP”.

    Jika proses pendaftaran dilakukan dengan sukses maka akan langsung diarahkan ke

    halaman Dasboard. Akun sudah siap dipakai untuk membuat aplikasi seperti pada Gambar

    3.5.

    2

    3

    1

  • 17

    Gambar 3.5 Tampilan Dashboard AppsGeyser saat pertama kali login atau belum ada

    aplikasi yang sudah dibuat.

    Agar pembuatan media dapat berjalan dengan lancar, buka email yang digunakan untuk

    melakukan pendaftaran. AppsGeyser akan melakukan pengiriman email untuk memverifikasi

    email yang digunakan pada saat pendaftaran. Untuk itu silakan buka inbox email kemudian

    klik link yang tersedia untuk melakukan verifikasi, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6.

    Gambar 3.6. AppsGeyser akan mengirim email ke inbox untuk memverifikasi email

    Pembuatan media pembelajaran fisika diawali dengan pembuatan modul, dilanjutkan

    dengan pembuatan atau penambahan media gambar, foto, maupun video, dan terakhir

    pembuatan media quis. Hasil-hasil pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika dengan

    program android, dan lain-lain seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut.

    Selanjutnya Instruktur memberi kesempatan kepada peserta pelatihan mulai

    merancang media secara global sesuai materi ajar yang dikaji dalam keseharian. Dalam

    proses pembuatan rancangan ini, para peserta pelatihan didampingan panitia pelaksana yang

  • 18

    telah memiliki pemahaman tentang media android. Pada tahap pendampingan awal ini, para

    peserta secara umum telah dapat membuat rancangan sederhana media berbasis android.

    Dengan mengacu pada modul pelatihan yang telah disediakan oleh Narasumber, para peserta

    secara aktif berkreasi membuat rancangan media terkait modul yang dikaji keseharian dalam

    mengajar. Sesi pendampingan awal ini berlangsung selama 3,5 jam membuat rancangan

    media yang diwarnai tanya jawab, dan diskusi. Pada akhir sesi pelatihan dan pendampingan

    tahap pertama ini, panitia bersama dengan Narasumber memberikan penugasan kepada

    peserta, supaya draf rancangan media yang masih sederhana ini dilanjutkan diikerjakan secara

    berkelompok dan dilengkapi sesuai panduan yang ada pada modul. Para peserta pelatihan

    selama 9 hari ke depan pelatihan dilangsungkan secara online. Draf media yang sudah

    dirancang dilatihan di rumah, dan akan mendapatkan pembinaan secara online, dan ban akan

    ada pendampingan dalam pertemuan berikutnya dalam artian kalau ada masalah bisa

    disuskusikan baik lewat email, atau lewat grup wa yang telah dibuat.

    Selanjutnya Instruktur memberi kesempatan kepada peserta pelatihan mulai

    merancang media secara global sesuai materi ajar yang dikaji dalam keseharian. Dalam proses

    pembuatan rancangan ini, para peserta pelatihan didampingan panitia pelaksana yang telah

    memiliki pemahaman tentang media android. Pada tahap pendampingan awal ini, para peserta

    secara umum telah dapat membuat rancangan sederhana media berbasis android. Dengan

    mengacu pada modul pelatihan yang telah disediakan oleh Narasumber, para peserta secara

    aktif berkreasi membuat rancangan media terkait modul yang dikaji keseharian dalam

    mengajar. Sesi pendampingan awal ini berlangsung selama 3,5 jam membuat rancangan

    media yang diwarnai tanya jawab, dan diskusi. Kegiatan pendampingan seperti ditunjukkan

    pada Gambar 3.7 dan 3.8.

    Gambar 3.7 Kegiatan pendampingan pertama pembuatan media di ruang

    Multimedia SMA Negeri 1 Kuta

    Gambar 3.8. Kegiatan pendampingan kedua pembuatan media di ruang

    Multimedia SMA Negeri 1 Kuta

  • 19

    Tabel 3.2. Hassil-hasil pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika

    dengan program android

    Peserta Produk Media

    1 Modul dan Kuis Elastisitas

    2 Modul dan Kuis Alat Optik

    3 Kuis Radiasi EM

    4 Kuis Gelombang Bunyi

    5 Kuis Gelombang Bunyi, dan Gelombang Optik

    6 Modul dan Kuis Momentum dan Tumbukan

    7 Kuis Optik Gelombang

    8 Modul dan Kuis Usaha dan Energi

    9 Modul dan Kuis Suhu dan Kalor

    10 Modul dan Kuis Suhu dan Kalor

    Kemudian pada pertemuan terakhir peserta melakukan praktek pembuatan media

    pembelajaran secara mandiri dan kemudian Produk media yang dihasilkan diimplementasi-

    kan di kelas. Ada dua produk medai yang terbaik yang dihasilkan peserta pelatihan

    diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas. Implementasi produk pelatihan dilakukan di

    SMA Kutapura Kuta, seperti ditunjukkan dengan foto pada Gambar 3.9.

    Gambar 3.9. Implementasi Media Pembelajaran Fisika berbassi Android di kelas SMA Kutapura

    Selain produk media pembelajaran fisika diimplementasikan di kelas akan dikoreksi oleh

    Narasumber dan Panitia. Sesuai dengan hasil pengamatan langsung dan penilaian produk

    selama kegiatan pengabdian masyarakat berlangsung, maka didapatkatkan beberapa hasil

    sebagai berikut.

  • 20

    a. Kehadiran aktivitas para peserta sangat tinggi, pada awal pelatihan kehadiran peserta

    100%, dan pada pelatihan dan pendampingan selanjutnya adalah 90% ada nggak hadir

    satu orang karena fihak kluarganya sakit. Keterlibatan peserta pelatihan ini telah

    memenuhi kriteria keberhasilan yang ditargetkan sebesar 85% sudah mencapai kehadiran

    90% -100%.

    b. Para peserta pelatihan telah berhasil membuat media pembelajaran fisika dalam bentuk

    draft modul fisika bebasis android dan draft quis.

    c. Draft modul pada saat pelatihan, secara garis besar sudah dapat diselesaikan oleh para

    peserta pada saat pendampingan.

    Hasil akhir produk media pembelajaran fisika berbasis android ditunjukkan pada Tabel 3.3 .

    Tabel 3.3 Produk Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    Peserta Produk Media Skor Penilaian

    Kate-gori D K T

    1 Modul dan Kuis Elastisitas 85 90 85 Sangat Baik

    2 Modul dan Kuis Alat Optik 85 85 83 Baik

    3 Kuis Radiasi EM 85 80 83 Baik

    4 Kuis elombang Bunyi 85 80 83 Baik

    5 Kuis Gelombang Bunyi, dan Gelombang Optik 85 85 83 Baik

    6 Modul dan Kuis Momen-tum dan Tumbukan 85 88 85 Sangat Baik

    7 Kuis Optik Gelombang 85 80 83 Baik

    8 Modul dan Kuis Usaha dan Energi 85 85 83 Baik

    9 Modul dan Kuis Suhu dan Kalor 83 85 83 Baik

    10 Modul dan Kuis Suhu dan Kalor 83 85 83 Baik

    Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pendampingan dihasilkan pening-

    katan kemampuan guru dalam mendesain media pembelajaran fisika berbasis android, hal ini

    sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan, penggunaan media pembelajaran yang inovatif

    sangat efektif diterapkan dalam proses pembelajaran, yang dihasilkan akan menjadikan

    pembelajaran lebih bermakna, efektif dan menyenangkan sehingga pada akhirnya akan

    bermuara kepada peningkatan hasil belajar siswa.

  • 21

    B. PEMBAHASAN

    Materi pelatihan pembuatan media pembelajaran fisika dengan program android

    dilaksanakan di di ruang multimedia SMA Negeri 1 Kuta. Pelatihan dilaksanakan pada bulan

    Juni dan Juli 2019. Metode pelatihan, para peserta dibekali konsep dasar media pembelajaran

    fisika dengan program android, diberi contoh cara membuat, dilanjutkan latihan, dan

    penugasan di rumah dalam waktu satu bulan. Pada pertemuan selanjutnya, dilakukan diskusi

    sharing pendapat terhadap tugas rumah, kemudian dilanjutkan dengan topik yang baru. Sama

    seperti pertemuan pertama, peserta dibekali konsep awal simulasi dengan media pembelajaran

    fisika dengan program android, diberi contoh cara membuat, dilanjutkan latihan, dan

    penugasan di rumah dalam waktu satu bulan.

    Kegiatan pelatihan dilakukan pada bulan Juni-Juli 2019, dan pelatihan penugasan di

    rumah dilakukan bulan Juli 2019. Kegiatan pendampingan pembuatan media simulasi PhET

    dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2019, dan peserta pelatihan mengimplementasikan dalam

    pembelajaran pada bulan Agustus akhir 2019 di SMA Kutapura Kuta.

    Peserta diberikan form isian untuk merancang secara teori tetang ide mereka terkait

    tema atau topik pokok bahasan Fisika yang akan diajarkan. Pada saat pendampingan, peserta

    mendiskusikan rancangan yang telah dibuat, narasumber mengklarifikasi rancangan apakah

    nantinya bisa dirancang dalam bentuk media pembelajaran fisika dengan program android.

    Rancangan tersebut nantinya diimplementasikan saat pembelajaran berlangsung.

    Pada saat implementasi media pembelajaran fisika dengan program android pada

    proses belajar mengajar di kelas, dilakukan observasi dan evaluasi untuk dianalisis

    sejauhmana efektivitas media pembelajaran fisika dengan program android dalam menunjang

    proses belajar mengajar Fisika. Hasil observasi media simulasi yang dirancang Guru termasuk

    katagori baik. Hal ini ditunjukkan dengan rancangan yang dibuat telah sesuai dengan konsep

    fisika, kemenarikan media pembelajaran fisika dengan program android siswa antusias

    mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran fisika dengan program android memiliki

    kepraktisan yaitu mudah dibuat dan diterapkan dalam pembelajaran.

    Berdasarkan hasil media pembelajaran fisika dengan program android yang sudah

    diimplementasikan oleh Guru, untuk tahap awal para peserta sudah menghasilkan media

    pembelajaran fisika dengan program android yang sudah baik, namun untuk tahap selanjutnya

    diharapkan diterapkan pada topic materi yang lain, dan perlu diteliti lebih lanjut keefektifan

    penggunaan media pembelajaran fisika dengan program android dalam pembelajaran fisika

    SMA.

    Pada akhir kegiatan, dilakukan wawancara kepada perwakilan guru peserta pelatihan

    terungkap bahwa beberapa orang guru telah menerapkan media pembelajaran fisika dengan

  • 22

    program android ini, bahkan ada guru peserta yang mengangkat penggunaan media

    pembelajaran fisika dengan program android ini untuk penelitian, namun ada juga guru yang

    belum menerapkan media ini karena ada beberapa kegiatan di sekolah seperti persiapan dan

    pelaksanaan ulangan, ada sekolah yang mengikuti lomba, dan kegiatan akademik lainnya.

    Pada saat pendampingan, peserta mendiskusikan rancangan media pembelajaran

    fisika dengan program android yang telah dibuat, narasumber mengklarifikasi rancangan draft

    media tersebut apakah draft media pembelajaran fisika nantinya bisa dirancang dalam bentuk

    media berbasis android. Rancangan tersebut nantinya didiskusikan pada saat pendampingan.

    Instruktur atau narasumber berperan memberikan bimbingan dan reviu terhadap rancangan

    baik secara langsung tatap muka maupun lewat online lewat wa grup pelatihan atau lewat

    email. Setelah beberapa kali dilakukan proses bimbingan pembuatan media pada tahap

    pendampingan ini, pada akhir Agustus sebagian besar peserta telah menghasilkan produk

    media pembelajaran fisika berbasis android. Semua produk P2M penerapan Iptek bisa selesai

    dan dikirim lewat email atau grup WA oleh peserta pelatihan. Produk yang dihasilkan ada yang

    berupa modul yang dilengkapi kuis pada pokok bahasan Suhu dan Kalor, Momentum dan

    Impuls, Elastisitas, Gelombang Bunyi- Gelombang Optik, dan Alat-alat Optik.

  • 23

    BAB V

    PENUTUP

    A. SIMPULAN

    Kegiatan P2M penerapan IPTEKS berupa pelatihan dan pendampingan pembuatan media

    pembelajaran fisika berbasis android diikuti oleh 10 orang Guru Fisika SMA di kecamatan Kuta

    dan Kuta Utara kabupaten Badung Propinsi Bali. Hasil kegiatan P2M ini sesuai dengan tujuan

    kegiatan, yaitu sebagai berikut. (1) Guru-guru fisika SMA di kecamatan Kuta dan Kuta Utara

    telah dapat membuat media pembelajaran fisika berbasis android. (2) Guru-guru dapat

    mengimplementasikan media pembelajaran fisika berbasis android dalam proses

    pembelajaran fisika di kelas.

    B. SARAN-SARAN

    Kepada guru-guru fisika SMA disarankan agar pengetahuan dan keterampilan yang

    telah dimiliki terus dterapkan dalam pembelajaran fisika dengan membuat media pembelajaran

    fisika berbasis android yang bervariasi dan inovtif. Pemanfaatan media pembelajaran fisika berbasis

    android juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar. Media

    pembelajaran fisika berbasis android yang baru dihasilkan dan perlu bimbingan yang lebih intensip

    kan perlu diimpllementasi dalam pembelajaran di kelas.

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    Ananiadou, K. & Claro, M. 2009. 21st Century Skill and Competency for New Millennium

    Learners in OECD Countries. OECD Education Working Papers, No.41:OECD

    Publishing.

    Calimag, J. N., Mugel, P. A., Conde, R. S., & Aquino, L. B. (2014). Ubquitous learning

    environment using android mobile application. International Journal of Research in

    Engineering & Technology, 2 (2), 119- 128 (2014).

    Fauzi, A, & Radiyono. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Dasar I Berbasis

    Spreadsheet Dengan Pendekatan Analitik dan Numerik. Jurnal Materi dan

    Pembelajaran Fisika (JMPF) Universitas Sebelas Maret Surakarta, 1(1), 15-

    17(2009).

    Finkelstein, N. 2006. “Hightech Tools For Teaching Physics:The Physics Education

    Technology Project”. Merlot journal of online learning and teaching. Vol. 2 (3): 110-

    121.

    Firman, H. (2006). Sains-lingkungan-teknologi-masyarakat dalam konteks implementasi

    pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Makalah dipresentasikan pada

    Seminar-Lokakarya Pengembangan Model Pembelajaran Sains-Lingkungan-

    Teknologi-Masyarakat dalam KBK, Pusat Kurikulum Balitbang Depkdiknas 7 Maret

    2006.

    Hess, S. (2014). Digital media and student learning: Impact of electronic books on

    motivation and achievement. New England Reading Associatiion Journal Volume 49

    (2) , 35. (2014). Tersedia pada http://search.proquest.com /openview/4fe2b1455bc68

    38713f1028ecaee6b85/1?pq-origsite =gschola

    Joseph, A.G. (2013). Contemporary Abstract Algebra. Boston: Brooks/Cole.

    Kemdikbud. (2016). Salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan

    nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah.

    Jakarta: Kemdikbud.

    Kemdikbud. (2015).Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 sebagai perubahan ke dua

    atas Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud.

    Kirkwood, A. (2009). E-Learning : You don’t always get what you hope for. Technology,

    Pedagogy and Education, 18(2), 107-121(2009). doi:10.1080/ 14759 39090 299

    2576. Tersedia pada https://blogs.deakin.edu.au/innovation-in-psychology/wp-

    content/ uploads/sites/24/2013/11/elearning assessm ent.pdf

  • 25

    Laurillard, D. (2008). Technology enhanced learning as a tool for pedagogical innovation.

    Journal of Phylosophy of Education, 42(3-4) (2008b), 521-533.doi:10.1111/j.1467-

    9752.2008.00658.x. Tersedia pada http://onlinelibrary wiley.com/

    doi/10.1111/j.14679752.2008.00658.x/pdf

    Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha. 2014. Pedoman Kegiatan Pengabdian

    kepada Masyarakat Undiksha. Singaraja:Undiksha.

    Siswanto, J. (2015). Compact Disk Online (CD-O) sebagai Multimedia Interaktif

    Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek. Jurnal JP2F 2(1), 56-70 (2011). Tersedia pada

    pada http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6925&val=528

    Sujanem, R. 2006. Program Magang ICT:Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web.

    Laporan Magang Dosen. Proyek TPSDP-P3AI IKIP Negeri Singaraja.

    Sujanem, R. 2006. Mengkemas Media Pembelajaran Berbasis ICT dengan Program

    Macromedia Flash. Makalah disajikan pada “Pelatihan Pembelajaran Berbasis ICT”

    tanggal 8-11 Nopember 2006.

    Teoh, B.S.P & T.K. (2007). Neo, Interactive Multimedia Learning: Students’ Attitudes and

    Learning Impact in an Animation Course. The Turkish Online Journal of Educational

    Technology – TOJET, 6(4), 28-38. Tersedia pada http://www.tojet.net/articles/

    v6i4/643.pdf

    http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6925&val=528http://www.tojet.net/articles/

  • 27

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    27

    Lampiran 1.

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    28

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    29

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    30

    Lampiran 2.

    MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANDROID

    Rai Sujanem

    Prodi S1 Pendidikan Fisika FMIPA Undiksha [email protected]

    1. Pendahuluan

    Teknologi informasi memberikan kontribusi luar biasa dalam hal penyebaran informasi

    ke berbagai belahan dunia. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menciptakan

    kultur baru di mana setiap orang mampu terhubung ke dunia virtual global untuk mengakses

    ribuan komputer penyedia informasi. Hal ini berpengaruh besar pada dunia pendidikan, di mana

    dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), efektivitas, dan efisiensi

    pendidikan dapat ditingkatkan.

    Perkembangan TIK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang

    menarik dan lebih berwarna di dalam kelas. Media pembelajaran biasa dikemas dalam bentuk

    power point, video pembelajaran, buku ajar fisika, dan LKS tetapi seiring perkembangan zaman,

    media pembelajaran juga disediakan dalam bentuk elektronik atau lebih dikenal dengan mobile.

    Android merupakan salah satu sistem operasi mobile yang tumbuh di tengah sistem operasi lain

    yang berkembang saat ini. Menurut Gargenta dalam (Matsun et al., 2018: 101), “Android adalah

    platform komprehensif bersifat open source yang dirancang untuk perangkat mobile". Android

    dapat dimanfaatkan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran karena dapat melakukan

    pembelajaran kapan dan di mana saja.

    mailto:[email protected]

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    31

    2. Media Pembelajaran

    Menurut Sanjaya (2008), macam-macam media, yaitu: 1) media visual gerak, seperti :

    film suara, pita video, film tv, 2) media visual diam, seperti: film rangkai suara, 3) media

    semigerak, seperti: tulisan jauh bersuara, 4) media visual bergerak, seperti: film bisu, 5) media

    visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu, 6) media audio, seperti: radio,

    telepon, pita audio, dan 7) media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

    Media visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan

    dalam proses pembelajaran. Azhar (2011: 45) mendefinisikan bahwa media visual adalah jenis

    media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan penglihatan sekaligus

    dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini

    dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan penglihatan Beberapa contoh

    media visual adalah film, video, program TV dan lain-lain.

    Dalam proses belajar pada pelajaran fisika misalnya, perlu diperhatikan karakteristik

    materi dan pebelajar, agar tidak mengesankan fisika itu rumit, ditakuti, tidak disukai dan

    membosankan (Sihaloo, 2015; Fauzi & Radiyono, 2009). Pesatnya perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi di era globalisasi secara khusus juga berpengaruh pada bidang

    pendidikan, teknologi turut serta menjadi bagian dari perkembangan untuk tercapainya tujuan

    pendidikan. Banyak penelitian lain juga mengungkap bahwa integrasi teknologi dalam

    pembelajaran memberikan kesempatan peserta didik berinteraksi dengan sumber, melacak

    informasi dan data, memfasilitasi terjadinya komunikasi antar peserta didik, diskusi, kolaborasi

    dan sebagainya selain itu adanya hasil teknologi dan informasi membantu mempercepat proses

    pembelajaran di kelas (Kirkwood, 2009). Teknologi memungkinkan mengubah cara memfasilitasi

    bagaimana proses belajar berlangsung, mendorong kearah pebelajar aktif (Laurillard, 2008). Dari

    beberapa hasil penelitian diperoleh bahwa media dapat meningkatkan motivasi peserta didik,

    meningkatkan hasil belajar siswa (Siswanto, 2011), prestasi belajar peserta didik, meningkatkan

    minat dan prestasi belajar fisika Peserta didik (Hess, 2014; Calimag et al., 2014). Efek simulasi media

    dapat meningkatkan daya serap dan konsentrasi belajar siswa, mempermudah pemahaman dan

    pengertian siswa terhadap materi yang dipelajari (Teoh & Neo, 2007;Jong-Heon, 2005)

    Pengembangan media yang dilakukan dengan berbantuan Android memungkinkan pebelajar

    dapat mengakses materi, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pelajaran tanpa dibatasi oleh

    ruang dan waktu, dimanapun dan kapanpun mereka berada [26], ditambah lagi perkembangan

    Android di Indonesia perkembangan Android dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    32

    3. Android

    Seiring dengan perkembangan zaman pada abad 21 ini, perkembangan di bidang teknologi

    informasi dan komunikasi semakin pesat. Perkembangan teknologi informasi berlangsung sangat

    cepat dan dinamis. Hampir setiap hari selalu berkembang dan menghasilkan produk-produk baru

    yang semakin canggih. Produk-produk hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

    selalu menjadi barang buruan konsumen yang hendak menikmati kecanggihan-kecanggihan dari

    produk terbaru.

    Tingkat perkembangan smartphone yang semakin cepat dan semakin terjangkau harganya

    merupakan faktor utama meningkatnya penggunaan perangkat tersebut. Lembaga riset digital

    marketing Emerketer memprediksi pada tahun 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di

    Indonesia tumbuh pesat dan akan mencapai lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu,

    Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar ke-empat di dunia

    setelah Cina, India, dan Amerika (Wahyudi, A. Indonesia, Raksasa Teknologi Digital Asia. 2017.

    Pada era digital ini, manusia dapat memperoleh berbagai informasi dunia dalam waktu

    yang sangat cepat. Bahkan informasi tersebut kini bisa diperoleh dari “genggaman tangan”

    melalui sebuah gadget, baik yang berbentuk smartphone maupun tablet. Melalui perangkat

    tersebut, pengguna dapat menikmati berbagai aplikasi baik dalam kategori hiburan, informasi atau

    bahkan edukasi. Minimnya aplikasi berkategori pendidikan, terutama yang menyajikan bahan ajar

    Fisika baik untuk pelajar maupun mahasiswa memberi peluang adanya pengembangan media

    pembelajaran Fisika berbasis teknologi. Salah satu media teknologi mengalami pertumbuhan

    yang sangat pesat adaalh Gadget ber-platform Android. Android merupakan sistem operasi pada

    ponsel pintar atau smartphone. Yang membedakan android dengan sistem operasi lainnya adalah

    adanya standar kemampuan pada perangkat keras. Misalnya saja wifi, android wajib memiliki

    wifi sehingga semua ponsel yang mempunyai sistem operasi tersebut siap terhubung dengan

    jaringan internet. Inilah yang membuat android pasti bisa untuk mobile learning.

    Belajar Fisika di Era Digital”.Tingkat perkembangan smartphone yang semakin cepat dan

    semakin terjangkau harganya merupakan faktor utama meningkatnya penggunaan perangkat

    tersebut. Android adalah sistem operasi Hp berbasis Linux yang paling banyak digunakan di

    dunia. Karena bersifat open source, sistem operasi Android banyak digunakan di hampir semua

    merk Hp pintar atau smartphone seperti: Asus, Samsung, Xiaomi, Huawei, Oppo, Vivo, dan

    lainnya. Karena banyak digunakan di berbagai merk Hp dengan segmen berbeda-beda, Android

    jadi sistem operasi terpopuler saat ini. Android kerap bersaing ketat dengan sistem operasi iOS

    yang dirancang khusus hanya untuk Hp Apple.

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    33

    Android sama seperti iOS karena didesain khusus untuk Hp dengan layar sentuh. Untuk

    navigasi dan memilih menu bisa dengan gesture tekan, geser, ketuk, atau cubit. Android

    menyediakan toko aplikasi bernama Play Store. Melalui toko aplikasi tersebut, kamu bisa mencari

    dan instal berbagai macam aplikasi dan games di Hp Android. Kebanyakan aplikasi dan games

    yang ada di Play Store bersifat gratis. Jadi kamu tak perlu mengeluarkan uang untuk

    menggunakannya, cukup sediakan kuota data yang cukup.

    Dunia pendidikan tidak lepas dari interaksi komponen pembelajaran yang meliputi: guru,

    siswa, media, evaluasi, tujuan dan bahan ajar akan saling berhubungan satu sama lain. Media

    pembelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Hal

    ini berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan bervariasi dalam

    pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa (Listiaji, P, 2015).

    Android merupakan salah satu sistem operasi untuk mobile device berbasis Linux. Android

    bersifat open source sehingga pengembang Android bisa mengkustomisasi sistem operasinya

    sesuai kebutuhan tanpa harus berurusan dengan lisensi, Pengembang diberi akses untuk

    menggunakan library dan tools yang memudahkan saat mengembangkan aplikasi.

    Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk

    menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan berkualitas. Penggunaan media dalam

    pembelajaran fisika juga dapat membantu siswa untuk belajar (Acedo, 2014). Beberapa tahun

    terakhir, perangkat mobile jenis sistem operasi android menunjukkkan perkembangan yang pesat

    (Gadri, et al., 2014). Mulai dari kalangan anak-anak, remaja, maupun orang tua telah memiliki

    perangkat mobile android baik yang berupa smartphone maupun tablet.

    Semakin banyak masyarakat yang menggunakan perangkat mobile, membuka peluang

    penggunaan perangkat teknologi bergerak dalam dunia pendidikan khususnya dalam

    pembelajaran fisika. Melalui perangkat mobile-android yang dapat menampilkan gambar, video,

    maupun animasi diharapkan siswa memperoleh pemahaman konsep fisika yang utuh dan

    bermakna representasi hasil pembelajaran sains yang utuh (Dancy & Beichner, 2009, Shauna,

    2012, Motiwalla, 2007).

    4. Situs Aplikasi Android

    Ada beberapa situs yang menyediakan aplikasi Android, diantaranya yaitu: (1) App Inventor,

    (2) AppyPie, dan (3) Appsgeyser. Tersedia pada situs: https://teknojurnal.com/5-situs-membuat-

    aplikasi-android-dengan-mudah-dan-gratis/

    https://teknojurnal.com/5-situs-membuat-aplikasi-android-dengan-mudah-dan-gratis/https://teknojurnal.com/5-situs-membuat-aplikasi-android-dengan-mudah-dan-gratis/

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    34

    (1) MIT App Inventor

    App Inventor adalah proyek dari Massachuset Institute of Technology (MIT) yang dibuat

    untuk mengajarkan semua orang khususnya pemula untuk membuat aplikasi Android

    dengan block-based programming tool. Dengan tampilan yang sederhana namun kayak akan fitur

    membuat pengguna nyaman menggunakannya.

    App Inventor digunakan cukup mudah hanya dengan melakukan drag and drop dan

    menambahkan infromasi atau data serta mengatur palette di bagian properties. App Inventor ini

    merupakan tools untuk membuat aplikasi Android melalui browser yang cukup lengkap

    fungsinya. Dibagian palette terlihat banyak sekali fitur yang bisa digunakan seperti sensor,

    Bluetooth, dan lainnya. Untukuraian lebih lengkap bisa dicermati pada alamat ini.

    http://appinventor.mit.edu/explore/index-2.html

    (2) AppyPie

    Dengan menggunakan situs AppyPie.com ini, pengguna dapat membuat aplikasi Android

    secara online dan sangat mudah serta tanpa koding. Untuk memulai mambuat aplikasinya, cukup

    memilih kategori aplikasi yang akan dibuat seperti bisnis, informasi, bisnis online, fotografi,

    edukasi, dan lain-lain. Sesuaikan kategori aplikasi yang akan dibuat dengan kategori yang tersedia

    pada AppyPie.com.

    http://appinventor.mit.edu/explore/index-2.htmlhttp://appypie.com/

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    35

    Untuk membuat aplikasi AppyPe dengan menggunakan AppyPie.com, cukup melakukan drag

    and drop sehingga membuat pengguna yang buta terhadap koding akan sangat mudah. Setelah

    memilih kategori, pengguna akan memilih tema untuk tampilan aplikasi, selanjutnya tinggal

    mengikuti intruksi sampai melakukan publish aplikasi. Untuk berlangganan gratis, pengguna

    dapat membuat aplikasi Android, iOS, dan HTML5.

    (3) AppsGeyser

    Situs aplikasi Android adalah AppsGeyser. Sama seperti situs lainnya, AppsGeyser

    memberikan kemudahan serta tampilan yang menarik sehingga pengguna akan lebih mudah dan

    cepat dalam membuat aplikasi. Terdapat beberapa kategori aplikasi yang bisa dibuat

    diantaranya website, messenger, map, RSS, dan lainnya.

    Selain membuat aplikasi, pengguna juga bisa membuat game Android menggunakan

    AppsGeyser. Selain itu, pengguna dapat langsung melakukan publish aplikasi ke Google Play

    Store atau store lainnya jika sudah memilki akun pada store tersebut yang disinkronasi dengan

    AppsGeyser.

    Daftar Pustaka

    Acedo, C. (2014). Mobile learning for literacy, teacher training and curriculum development.

    Prospects, vol. 44(1), 1–4.

    Bayu. (2019). Urutan Versi Android Terbaru 2019 & Kelebihannya. Tersedia pada https://hpsultan.com/urutan-sistem-operasi-android-terbaru/. Diakses pada 2 Januari 2019.

    Calimag, J. N., Mugel, P. A., Conde, R. S., & Aquino, L. B. (2014). Ubquitous learning

    environment using android mobile application. International Journal of Research in

    Engineering & Technology, 2 (2), 119- 128 (2014).

    http://www.appsgeyser.com/https://hpsultan.com/urutan-sistem-operasi-android-terbaru/

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    36

    Fadilah, L. (2018). Pengertian Android Serta Kelebihan dan Kekurangannya (Lengkap). Tersedia pada https://androbuntu.com/2018/10/04/pengertian-android/, diakses pada 3 Januari 2019.

    Fantastic. (2019). Urutan Tingkatan Versi Sistem Operasi Android. Tersedia pada

    https://mainthebest.com/smartphones/urutan-tingkatan-versi-sistem-operasi-android/. Diakses pada 2 Januari 2019.

    Fauzi, A, & Radiyono. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Dasar I Berbasis Spreadsheet

    Dengan Pendekatan Analitik dan Numerik. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika

    (JMPF) Universitas Sebelas Maret Surakarta, 1(1), 15-17(2009).

    Gadri, R.C., Alhat B., Chavan A., Kamble S., dan Sonawane R. (2012). Land Vehicle Tracking

    System Using Java on Android Platform. Computer Engineering and Intelligent Systems

    Journal IISTE.

    Guntoro. (2018). Android Studio Mastery “ Panduan Membuat Aplikasi Android Untuk Pemula

    Dalam 9 Hari “.Rangkasbitung: Badoy Studio.

    Hess, S. (2014). Digital media and student learning: Impact of electronic books on motivation

    and achievement. New England Reading Associatiion Journal Volume 49 (2) , 35.

    (2014). Tersedia pada http://search.proquest.com /openview/4fe2b1455bc68

    38713f1028ecaee6b85/1?pq-origsite =gschola

    Kim, Jong-Heon. (2005). Correcting Misconception Using Unrealistic Virtual Reality Simulation

    in Physics Education. Recent Research Developments in Learning Technologies.1-5

    (2005). Tersedia pada alamat http://citeseerx.ist.

    psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.135.3357&rep=rep1&type=pdf

    Kirkwood, A. (2009). E-Learning : You don’t always get what you hope for. Technology,

    Pedagogy and Education, 18(2), 107-121(2009). doi:10.1080/14759390902992576.

    Tersedia pada https://blogs.deakin.edu.au/innovation-in-psychology/wp-content/

    uploads/ sites/24/2013/11/elearning assessm ent.pdf

    Laurillard, D. (2008). Technology enhanced learning as a tool for pedagogical innovation.

    Journal of Phylosophy of Education, 42(3-4) (2008b), 521-533.doi:10.1111/j.1467-

    9752.2008.00658.x. Tersedia pada http://onlinelibrary wiley.com/

    doi/10.1111/j.14679752.2008.00658.x/pdf

    Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

    Sihaloho, M. (2013). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami Konsep Larutan Buffer Pada

    Tingkat Makroskopik dan Mikroskopis. Jurnal Entropi, Inovasi Penelitian, Pendidikan dan

    Pembelajaran Sains, Volume VIII(1),488-499 (2013). Tersedia pada

    https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uac

    t=8&ve= 25.

    https://androbuntu.com/author/lokifadilah/https://androbuntu.com/2018/10/04/pengertian-android/https://mainthebest.com/smartphones/urutan-tingkatan-versi-sistem-operasi-android/https://mainthebest.com/smartphones/urutan-tingkatan-versi-sistem-operasi-android/

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    37

    Siswanto, J. (2015). Compact Disk Online (CD-O) sebagai Multimedia Interaktif Pembelajaran

    Fisika Berbasis Proyek. Jurnal JP2F 2(1), 56-70 (2011). Tersedia pada pada

    http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6925&val=528

    Teoh, B.S.P & T.K. (2007). Neo, Interactive Multimedia Learning: Students’ Attitudes and

    Learning Impact in an Animation Course. The Turkish Online Journal of Educational

    Technology – TOJET, 6(4), 28-38. Tersedia pada

    http://www.tojet.net/articles/v6i4/643.pdf

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    38

    Lampiran 3.

    Modul Pelatihan Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media

    Pembelajaran Fisika berbasis Android

    I Wayan Prajatika

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    39

    PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DENGAN

    APPSGEYSER

    Tujuan pelatihan

    Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah peserta pelatihan mampu memanfaatkan

    Android sebagai media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran. Minimal peserta

    pelatikan memiliki kemampuan dasar untuk merancang dan membuat aplikasi pembelajaran

    yang nantinya bisa dikembangkan kembali sebagai salah satu bentuk pengembangan diri Guru.

    Media Pembelajaran Mobile

    Banyak ahli mendefinisikan pembelajaran mobile atau lebih sering dikenal dengan

    mobile learning. Istilah mobile learning adalah mengacu pada penggunaan perangkat bergerak,

    teknlogi informasi (TI) genggam atau bergerak (mobile), seperti PDA, telepon genggam,

    laptop, dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. Mobile learning merupakan bagian

    dari elektronik learning (e-learning) sehingga, dengan sendirinya, juga merupakan bagian dari

    distance learning. Memang suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan antara mobile - electronik

    - distance learning. Pada dasarnya konsep mobile learning dari waktu ke waktu adalah memberi

    kesempatan pada peserta didik untuk belajar dimana saja (mobile) dan tidak dibatasi waktu.

    Pada awalnya konsep mobile learning hanya sebatas teks singkat (SMS) namun lambat laun

    meningkat dengan adanya perangkat java untuk menampilkan gambar. Terlebih sekarang

    dengan adanya perangkat yang canggih dengan mengusung sistem operasi, media berupa

    gambar bergerak/video dapat dimunculkan.

    Android merupakan sistem operasi yang tergolong baru, padahal sebelumnya ada PDA

    (Personal Device Assisstant) dengan Palm OS atau Windows Mobile dan juga beberapa ponsel

    dengan sistem operasi Symbian. Mengapa dengan Android? Android merupakan sistem operasi

    pada ponsel pintar atau smartphone. Yang membedakan android dengan sistem operasi lainnya

    adalah adanya standar kemampuan pada perangkat keras. Misalnya saja wifi, android wajib

    memiliki wifi sehingga semua ponsel yang mempunyai sistem operasi tersebut siap terhubung

    dengan jaringan internet. Inilah yang membuat android pasti bisa untuk mobile learning.

  • Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    40

    Selain dari perangkat komunikasi yang biasanya 3G hingga 4G dan mendukung wifi,

    perangkat android memiliki kinerja yang lebih baik, layar yang lumayan lebar jika

    dibandingkan ponsel lain. Apalagi jika android pada perangkat tablet, tentu sudah tidak

    diragukan lagi lebar tampilan layarnya. Kemampuan perangkat dalam menampilkan konten

    juga didukung prosesor yang sudah sanggup menjalankan gambar bergerak seperti audio- video

    maupun flash. Faktor ini yang mendukung android sebagai media yang yang sesuai untuk

    mobile learning.

    Perbedaan mendasar Android dengan sistem operasi lainnya adalah Android itu

    dikembangkan secara gratis. Terdapat banyak cara untuk mengembangkan aplikasi untuk

    sistem operasi Android. Cara yang paling mudah dan gratis adalah membuat di AppsGeyser.

    Selain AppsGeyser ada juga App Inventor, aplikasi yang masih turunan dari Google ini lebih

    fleksibel dari AppsGeyser. Di sini juga tidak ada kode-kode pemrograman dalam

    pembuatannya. Cara kerjanya adalah menggunakan kode blok. Kode blok dapat dengan mudah

    dipahami jika praktek langsung saat pembuatannya.

    Selain dua cara di atas, ada juga cara menggunakan sdk dari google. SDK ini biasanya

    disebut juga sebagai Adt-bundle. Sesuai dengan namanya, adt-bundle ini adalah android

    develompent tools yang siap pakai. Pengembangan metode ketiga ini dibuat dengan

    menggunakan bahasa pemrograman yang biasa digunakan programmer yakni bahasa Java. Java

    adalah sistem operasi yang paling banyak digunakan mulai dari handphone nokia, Sony Ericson

    dan beberapa perangkat lainnya.

    Aplikasi lain yang dapat digunakan untuk mengembangkan Aplikasi Android adalah

    Adobe XD. Adobe XD adalah aplikasi terbaru dari Adobe yang dapat digunakan untuk

    merancang dan mendesain aplikasi Android. Penggunaan Adobe XD lebih ditujukan pada

    pengguna profesional.

    Pembuatan Aplikasi Andorid dengan AppsGeyser

    AppsGeyser adalah sebuah tools online (Web) gratis yang memungkinkan setiap

    penggunamya untuk megembangkan aplikasi atau game mobile dalam format kustom Android.

    Terdapat berbagai macam kategori aplikasi dan game yang bisa dibuat disini dimulai dari

    aplikasi messenger, website, map, untuk game sperti flappy brid, basket, shooting, jump dan

    banyak lagi. AppsGeyser sendiri mulai menjadi populer sebagai salah satu Game Maker Online

    terbaik karena menyajikan kemudahan berupa tampilan yang user friendly sehingga para

    pengguna akan merasa lebih mudah dalam menciptakan aplikasi buatannya. Cara pembuatan

  • Page | 32 Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    aplikasi android dengan AppsGeyser sangat mudah dan sederhana sehingga bisa dilakukan oleh

    para pemula. Jadi tidak diperlukan keahlian khusus dibidang pemrogaman untuk bisa membuat

    aplikasi android tersebut.

    Gambar 1. Tampilan awal web AppsGeyser

    Selain menyajikan kemudahan pada penggunaannya, AppsGeyser juga memberikan

    izin untuk semua aplikasi atau game Android yang dikembangkan melalui platform mereka

    entah itu untuk didistribusikan ataupun dimonetisasi. Jika ingin mendistribusikan atau

    melakukan pertukaran secara online pengguna bisa melakukannya melalui AppsGeyser App

    Marketplace atau di Google Play Store. Sedangkan untuk memonetisasi aplikasi atau game

    AppsGeyser bisa mnggunakan AdMob atau program periklanan lainnya yang mendukung versi

    mobile.

    AppsGeyser adalah generator App Do-It-Yourself yang paling cepat berkembang untuk

    Android.

    1. Diluncurkan 25 Januari 2011

    2. Mencapai 1 juta instalasi pada tanggal 14 April 2011

    3. Sejumlah 29.000 aplikasi dibuat pada platform pada tanggal 2 Juni 2011

    4. Mencapai 1.000.000 pengguna aplikasi per hari pada 21 Juli 2011

    5. Mencapai 50 juta instalasi pada tanggal 4 Juni 2012

    6. 100 juta instalasi dan tayangan iklan 4 miliar pada bulan Oktober 2012

    7. 500.000 aplikasi dibuat pada platform pada bulan Juli 2013

    Keunggulan dan kelemahan AppsGeyser

    Ada beberapa keunggulan AppsGeyser dibandingkan program lain dalam pembuatan

    aplikasi android.

  • Page | 33 Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    1. Tidak membutuhkan penguasaan bahasa pemograman

    2. Gratis membuat game dan aplikasi.

    3. Cara pembuatan game dan aplikasi mudah dan cepat.

    4. Bisa mengganti asset sesuai dengan keinginan.

    5. File APK game atau aplikasi yang dibuat bisa di download dan di instal di Hp Android.

    6. Game atau aplikasi yang dikembangkan bisa di monetisasi.

    7. Game atau aplikasi bisa di masukan secara langsung ke GooglePlay dan Amazone

    Market.

    Walaupun memiliki sejumlah kelebihan, ternyata AppsGeyser juga memiliki beberapa

    kelemahan.

    1. Pengembangan aplikasi terbatas pada template yang tersedia.

    2. Perlu jaringan internet untuk membuat game dan aplikasi.

    3. Harus memiliki akun untuk bisa membuat game serta aplikasi.

    4. Hanya mendukung platform Android.

    5. Untuk bisa memonetisasi game atau aplikasi di AppsGeyser di butuhkan sekitar 500

    download terlebih dahulu. Selain itu, setiap penghasilan akan mendapat potongan dari

    AppsGeyser.

    Pembuatan Akun AppsGeyser

    Untuk pengguna pertama kali sebaiknya membuat akun terlebih dahulu. Kunjungi alamat

    webnya di https://www.appsgeyser.com/ kemudian klik menu login.

    Gambar 2. Tampilan awal halaman https://www.appsgeyser.com/

    https://www.appsgeyser.com/http://www.appsgeyser.com/

  • Page | 34 Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    Setelah menu login di klik akan muncul pop up menu untuk melakukan pendaftaran.

    1

    2

    3

    Gambar 3. Tampilan Pop Up untuk pendaftaran

    Klik menu “Register” untuk memilih tab pendaftaran. Klik menu “Sign up with E-

    mail”. Siapkan email dan password yang akan dipakai untuk pendaftaran. Email di masukan

    pada kolom nomor (1) pada Gambar 3. Masukkan password yang akan dipakai login pada web

    AppsGeyser pada kolom nomor (2). Ulangi memasukkan pasword yang sama pada kolom

    nomor (3). Kemudian beri centang pada box “saya bukan robot”, ikuti petunjuk yang muncul

    jika diberikan pilihan gambar untuk pengujian akun ini memang dibuat oleh manusia. Terakhir

    klik menu “Sign UP”.

    Jika proses pendaftaran dilakukan dengan sukses maka akan langsung diarahkan ke

    halaman Dasboard. Akun sudah siap dipakai untuk membuat aplikasi.

  • Page | 35 Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika berbasis Android

    Gambar 4. Tampilan Dashboard AppsGeyser saat pertama kali login atau belum ada aplikasi

    yang sudah di