pelanggaran dalam berbagai bidang kehidupan ekonomi … · web viewselain itu mahasiswa juga berhak...
TRANSCRIPT
(Sumber: merdeka.com)
Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari, seperti hak untuk keselamatan diri, hak berpergian, hak memiliki sesuai serta hak untuk berkomunikasi. Semua hak yang kita miliki akan berjalan dengan selamat sesuai dengan hak tersebut apabila kita melihat pula apa yang menjadi kewajiban kita, seperti dalam menggunakan hak milik kita seperti memiliki kendaraan bermotor harus mengetahui bagaimana cara penggunaannya dijalan raya, kita harus tahu kewajiban kewajiban demi keselamatan kita sendiri, seperti jika mengendarai motor haru punya helm, dikendarai hanya untuk dua orang, jangan berkomunikasi dengan handphone saat mengendari motor. Semua kewajiban yang kita lakukan adalah untuk menjamin keselamatan kita sendiri, jika kita ingkar akan kewajiban itu maka kita akan mengalami musibah (kecelakaan). Jadi memenuhi kewajiban demi keselamatan kita yang memiliki hak dalam kehidupan kita. Pembahasan dalam materi adalah agar kita mampu menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengikaran kewajiban sebagai warga negara.
Peta Konsep
2
A Pengenal HAK dan Kewajiban
Tujuan Pembelajaran:
Setelah membaca dan memahami materi ini siswa diharapkan:
Menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga
negara
Menyaji analisis penanganan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
sebagai warga negara
Nilai Karakter yang diharapkan:
Taat Aturan, bertanggung jawab, sportif, saling menghargai,
Kata Kunci:
2
PELANGGARAN
Pengenalan
Pelanggaran dan Pengingkaran Kewajiban WN
Kasus Pelanggaran Hak
Kasus Pengingkaran Kewajiban
Sumber:motor.sportku.com
Lihatlah gambar disamping ini, seseorang
anak muda baru saja membeli sebuah
kendaraan bermotor yang berarti sudah
menjadi Hak Milikinya. Namun kita ingan
hak yang dipunya oleh seseorang dalam
penggunaannya dia tidak lepas dari pada
kewajiban yang terkait dengan haknya,
seperti dalam mengendari dijalan raya dia
harus wajib punya helm, punya surat izin
mengemudi, dalam mematuhi rambu-rabu
lalu lintas di jalan raya.
Untuk lebih memahami hak dan kewajiban marilah kita pahami pengertian dari pada Hak dan
kewajiban.
1. Pengertian Hak dan kewajiban
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita
sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mengeluarkan pendapat.
Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas
kewajiban.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Contohnya: melaksanakan tata tertib di sekolah, membayar SPP atau
melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya dan sebagainya.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan yang hukumnya wajib
untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat. Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan/kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktik
harus dijalankan dengan seimbang. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam
praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan dalam pelaksanaan kehidupan individu
baik dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , maupun bernegara.
2
Ketimpangan hak dan kewajiban yang terjadi akan menimbulkan gejolak dalam kehidupan baik
dari kalangan individu maupun kelompok. Gejolak tersebut merupakan bentuk ketidakpuasan atas
tidak berjalannya hak dan kewajiban secara seimbang. Oleh karena itu, untuk menghindari
adanya gejolak pada masyarakat mengenai ketimpangan akan hak dan kewajiban tersebut
diperlukan kesadaran secara mendasar pada individu akan kewajiban yang harus dipenuhi guna
mendapatkan hak yang pantas dan sesuai atas pelaksanaan kewajiban tersebut.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap individu
sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara .
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang
akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan
sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti pangan (makanan),
sandang (pakaian), dan papan (tempat tinggal).
Era globalisasi ini sering dijumpai tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan
kewajiban. Di sisi lain, masih terdapat pula hak yang kian tak bersambut dengan kewajiban yang
telah dilakukan. Kedua hal tersebut merupakan pemicu terjadinya ketimpangan antara hak untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan kewajiban yang tak kunjung
dilaksanakan.
Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban pada umumnya
disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya kemampuan dalam suatu bidang pekerjaan.
Sifat malas tersebut dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja untuk menjadi lebih
produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan yang layak, sedangkan
kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu menjadi pesimistis yang menyebabkan
individu tidak dapat bergerak ke arah tingkat kehidupan yang lebih layak.
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan pada
umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik dari pihak pemerintah maupun swasta atas
upah yang tidak sesuai dengan pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan. Bagaimanapun pihak
yang tidak bisa memenuhi hak seseorang maka pihak tersebut telah ingkar, berlaku tidak adil, dan
bertindak zalim. Hal tersebut, dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya ketimpangan hak
dengan kewajiban. Gejolak masyarakat timbul akibat adanya rasa ketidakpuasan terhadap
ketimpangan tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja.
2
Fenomena tersebut merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam kehidupan
kewarganegaraan.
Pengawalan akan keseimbangan hak dan kewajiban memang bukanlah tugas yang mudah.
Pemerintah sebagai pimpinan rakyat harus berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi hak-
hak dari rakyatnya dan pemenuhan hak-hak rakyatnya tersebut merupakan kewajiban mutlak dari
pemerintah karena hal tersebut adalah tugas dari pemerintah. Di lain pihak, rakyat juga harus
memenuhi kewajibannya sebagai warga negara, seperti membayar pajak dan lain-lain. Baru
kemudian akan didapatkan hak-haknya. Baik elemen pemerintah dan rakyat harus saling sinkron
dan mendukung supaya dalam implementasinya bisa adil seadil-adilnya.
2. Norma-Norma sebagai pengatur Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu terkait dengan pelaksanaan hak dan penunaian
kewajiban, dalam berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan dilingkungan, kehidupan dalam
masyarakat. Sering kita merasakan dan melihat kejadian pelanggaran hak dan mengingkari
kewajiban. Lihatlah gambar diatas dalam lalu lintas dijalan raya disitu ada hak dan kewajiban
kita, jika kita tidak mematuhinya maka terjadilah pelanggran . Apakah indikator pelanggaran hak
itu, tentunya adalah norma atau aturan yang hidup dalam masyarakat. Norma dan aturan yang
hidup dalam masyarakat dapat kita sebagai berikut:
1. Norma Agama
Indonesia memang bukan merupakan negara agama, akan tetapi hampir seluruh penduduknya
beragama. Oleh karena itu, norma agama merupakan salah satu norma yang berlaku didalam
masyarakat kita. Norma agama itu sendiri merupakan peraturan-peraturan yang bersumber
langsung dari Tuhan YME, bisa berupa perintah-perintah ataupun larangan-larangan. Norma ini
seharusnya ditaati bagi siapa aja yang mengaku dia beragama, pelanggaran terhadap norma ini
akan mendapatkan siksa diakhirat kelak.
Berikut ini contoh norma agama, apabila kita tidak melaksanakannya maka kita sudah disebut
sebagai orang pelanggaran, yaitu:
Taat dalam menjalankan ibadah.
Menghormati orang-orang yang lebih tua.
Menghargai orang-orang yang lebih muda.
Tidak boleh berdusta (berkata bohong)
Tidak boleh mencuri barang milik orang lain
2. Norma Kesusilaan
2
Salah satu dari berbagai macam norma yang berlaku umum dimasyarakat kita adalah norma
kesusilaan. Norma ini munculnya dari hari sanubari yang paling dalam seorang manusia.
Parameter dari norma kesusilaan adalah ahlak, jika seseorang memiliki ahlak yang baik tentu dia
mentaati norma kesusilaan dengan baik, dan juga sebaliknya. Pelanggaran terhadap norma
kesusilaan adalah perasaan menyesal yang amat sangat dari hati yang paling dalam. Norma ini
berlaku umum dan universal, artinya tiap-tiap manusia dapat menerimanya.Contoh-contoh dari
norma kesusilaan antara lain:
Berbuat baik terhadap setiap orang.
Selalu berbicara jujur dan tidak berdusta.
Menjalankan perintah orang tua.
Tidak berbuat curang atau menipu.
Tidak mencuri barang milik orang lain.
3. Norma Kesopanan.
Tidak bisa dipungkiri lagi jikalau kehidupan masyarakat Indonesia takan pernah lepas dari norma
kesopanan yang berlaku dimasyarakatnya. Norma kesopanan itu sendiri memiliki arti aturan-
aturan yang berlaku dimasyarakat yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri sehingga akan tercipta
masyarakat yang saling menghormati satu sama lain. Pelanggaran terhadap norma ini akan sangat
merugikan karena orang tersebut akan dicela bahkan dikucilkan oleh masyarakat, hal ini
dikarenakan norma ini bersumber dari keyakinan masyarakat itu sendiri.
Contoh-contoh dari norma kesopanan antara lain:
Berpakaian sopan ditengah masyarakat.
Berbicara sopan kepada orang tua.
Membuang sampah pada tempatnya.
Tidak berbicara ketika makan.
Tidak meludah disembarang tempat.
Norma Kebiasaan
Macam-macam norma yang berlaku didalam masyarakat Indonesia lainnya adalah norma
kebiasaan atau habit. Norma ini muncul akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat
secara berulang-ulang dan dalam bentuk yang sama sehingga menjadikannya suatu kebiasaan.
Jika ada orang yang tidak melakukannya, maka orang tersebut dianggap aneh oleh masyarakat
setempat. Jika norma ini dilakukan secara terus menerus dan oleh masyarakat yang lebih luas,
bukan tidak mungkin norma ini menjadi suatu budaya bangsa.
Contoh-contoh dari norma kebiasaan antara lain:
Mudik ketika menjelang lebaran.
2
A Pelanggaran HAK
Kegiatan-kegiatan selamatan.
Syukuran kelahiran bayi.
Upacara-upacara adat istiadat.
Kegiatan-kegiatan adat.
5. Norma Hukum
Indonesia adalah negara hukum, sehingga tiap-tiap warganya menjungjung tinggi norma hukum
yang berlaku. Norma Hukum sendiri memiliki arti peraturan-peraturan yang dibuat oleh lembaga
negara yang berwenang untuk mengikat setiap warganya agar senantiasa taat pada hukum yang
berlaku. Adapun pelanggaran terhadap norma ini akan dikenakan hukuman, bisa berupa penjara,
denda maupun hal-hal lainnya. Satu hal yang istimewa dari norma hukum adalah sifatnya yang
memaksa.
Contoh-contoh norma hukum antara lain
Berbuat korupsi akan mendapatkan hukuman
Membunuh orang lain akan mendapatkan hukuman
melanggar ketertiban umum akan mendapatkan hukuman
Berbuat teror akan mendapatkan hukuman
Menipu orang lain akan mendapatkan hukuman
Pendalam Materi
Tugas Mandiri
2
Pelanggaran yang sangat mudah kita sehari-
hari adalah pada saat dijalan raya, pengguna
jalan raya sangat mudah sekali terpancing
untuk melanggar tata tertib lalu lintas,
lihatlah gambar disamping dimana
perbuatan pengendara sepeda motor pada
hakekatnya dia telah melanggar hak, yaitu
hak orang lain/ hak masyarakat yang diatur
oleh pemerintah, dimana kendaraan
bermotor sudah ada jalurnya yang tidak
menggunakan jalur kendaraan lain
(busway), jalur busway dibuat oleh
pemerintah agar mengurangi kemacetan,
sehingga hak dan kewajiban masyarakat
umum terlayani dengan baik.
(Sumber; Syofyanlaksana.Blogspot.com)
Begitu juga dalam berbagai aspek kehidupan kita akan bersentuhan dengan hak-hak yang kita
miliki dan kewajiaban yang dimiliki orang lain. Supaya jangan terjadi perbenturan maka
diperlukan norma.
1. Jenis Pelanggaran Hak di Jalan Raya
Jenis pelanggaran yang biasa dilakukan oleh anggota masyarakat terkait dengan norma hukum,
seperti dalam mengendari kendaraan di jalan raya adalah sebagai berikut:
1. Kewajiban pejalan kaki untuk berjalan pada bagian jalan yang diperuntukan baginya atau
pada bagian jalan yang paling kiri bila tidak terdapat bagian jalan yang dimaksudkan dan
menyeberang di tempat yang telah ditentukan.
2. Mengemudikan kendaraan tidak bermotor tanpa memenuhi persyaratan rem, lampu, tuter
bagi kendaraan tidak bermotor.
3. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar rambu-rambu perintah atau
larangan
4. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar marka jalan yang berupa garis
utuh membujur tunggal atau ganda gerakan LL/Jalur.
5. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar marka jalan sebagai garis
berhenti bagi kendaraan bermotor yang diwajibkan oleh alat pemberi isyarat lalu lintas
atau rambu stop.
6. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar ketentuan cahaya yang diberikan
alat pemberi isyarat lalu lintas.
2
7. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar larangan melewati kendaraan lain
dipersimpangan atau dipersilangan sebidang.
8. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar larangan melewati kendaraan lain
yang sedang memberi kesempatan menyeberang pejalan kaki atau pengendara sepeda.
9. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar kewajiban pemakai jalan untuk
mendahulukan kendaraan yang mendapat prioritas sebagai yang dimaksud ayat 1 Psl 65
PP 43/1993.
10. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar tanda berhenti atau parkir di
tempat-tempat tertentu.
11. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar isyarat bunyi yang mengeluarkan
suara tidak sesuai dengan persyaratan teknis dan laik jalan.
12. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar penggunaan isyarat peringatan
dengan bunyi sirene.
13. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar kewajiban pada waktu malam
hari atau dalam keadaan gelap untuk menyalakan lampu utama, dekat lampu posisi depan
dan belakang, lampu tanda nomor kendaraan
14. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar larangan menyalakan lampu
peringatan berwarna biru atau merah kecuali kendaraan bermotor tertentu sebagaimana
Psl 72 PP43/93.
15. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar kewajiban untuk menyalakan
lampu petunjuk arah waktu akan membelok atau membalik arah.
16. Pengemudi bus sekolah melanggar kewajiban untuk menyalakan lampu tanda berhenti
waktu menurunkan atau menaikkan penumpang.
17. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar kewajiban untuk menyalakan
lampu peringatan berwarna kuning bagi kendaraan bermotor untuk penggunaan tertentu
atau yang menyangkut barang tertentu sebagaimana yang dimaksud pasal 64 PP 44/93.
18. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar kecepatan maksimum yang
diijinkan untuk kendaraan bermotor.
19. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan melanggar larangan kendaraan bermotor
ditarik oleh lebih dari satu kendaraan bermotor.
20. Kewajiban menggunakan helm bagi pengemudi atau penumpang sepeda motor maupun
kendaraan bermotor roda empat atau lebih tanpa dilengkapi rumah-rumah.
2. Pelanggaran Dalam Bidang Ekonomi
2
Pelanggaran dalam berbagai bidang kehidupan ekonomi dapat kita lihat bentuknya sebagai
berikut:
1) Penyalahgunaan uang negara untuk
kepentingan pribadi (korupsi)
2) Pelanggaran terhadap wajib pajak
3) Melakukan berbagai cara untuk
menguntungkan diri sendiri
walaupun merugikan orang lain
( Nepotisme ) (Sumber:
bloggerrumahku.blogspot.com)
Sebagai faktor penyebab tertjadinya pelanggaran dalam bidang ekonomi antara lain:
a. Penyalahgunaan kekuasaan yang melampaui batas kewajaran hukum oleh para
pejabat Negara
b. Mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan publik oleh para pejabat
yang bersangkutan.
c. Kurangnya kesadaran para pemimpin terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
d. Kurang profesionalnya para aparatur negara dalam mengemban tugasnya.
e. Kurang dijunjung tingginya hukum yang berlaku di Indonesia.
3. Pelanggaran Hak Dalam Bidang Hukum
Bentuk Pelanggaran Hak dalam bidang hukum antara lain:
a) Penggelapan dan pencurian dalam berbagai hal
b) Pelanggaran terhadap asusila
c) Terorisme ancaman terhadap desintegrasi bangsa
d) Terjadinya pertidaksamaan masyarakat di mata hukum
4. Pelanggaran Hak Dalam Bidang Politik
Bentuk pelanggaran Hak dalam politik antara lain dapat kita :
Money politik ( politik uang) adalah semua tindakan yang disengaja memberi atau
menjanjikan uang atau materi lainya kepada seseorang supaya tidak menggunakan hak
pilihnya atau memilih peserta pemilu tertentu, atau menggunakan hak pilihnya
dengan cara tertentu sehingga surat suaranya menjadi tidak sah atau dengan sengaja
2
B Pengingkaran kewajiban
menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihak-pihak yang dilarang
menurut ketentuan undang-undang nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu atau dengan
sengaja memberikan keterangan tidak benar dalam laporan dana kampanye pemilu.
5. Pelanggaran bidang Sosial Budaya
5. Bentuk pelanggaran
6. Penyimpangan norma
7. Kesenjangan ekonomi tingkat atas dan tingkat bawah
Menjatuhkan budaya pada daerah lain
Persatuan dan kesatuan yang belum tercapai
Beberapa masyarakat masih bersifat kedaerahan
6. Pelanggaran Dibidang Lingkungan Dan Sumber Daya Alam
Bentuk pelanggaran
Penebangan liar
Eksploitasi SDA yang
berlebihan
Pencemaran lingkunagan
Penjualan flora dan fauna
secara illegal
Pengrusakan SDA hayati
(sumber:arif-worldscience.com)
2
(Sumber:gresnews.com)
Kewajiban adalah menyangkut sessuatu yang harus dikerjakan. Kewajiban menyangkut
keharusan untuk melakukan sesuatu sehingga kewajiban dapat dikatakan bersifat oblibatif
(keharusan). Sebagai suatu keharusan maka bila tidak dilakukan maka akan mendapaat sanksi
beruba hukuman (pusnisment). Hukuman bagi yng tidak melakukan sesutu dari yang paling
ringan berupa dikucilkan sampai yang paling berat berupa hukuman mati. Sanksi diberikan dalam
rangka bagaimana agar kewajiban dilaksanakan. Kewajiban harus dilaksanakan dalam rangka
ketertiban dan keteraturan hidup bersama dalam rangka mencapai cita-cita atau tujuan bersama.
Kewajiban harus dilakukan. Oleh karena itu sifat dari kewajiban adalah dituntut untuk
dilaksanakan. Dituntut untuk dilaksanakan artinya dapat dipaksakan dalam pelaksanaannya.
Tentunya paksaan dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit sesuai dengan tingkat
kewajiban yang harus dilaksanakan. Kalau hak menyangkut sesuatu yang harus didapat dapat
dituntut tetapi kalau kewajiban menyangkut sesuatu yang harus diberikan/dikerjakan. Yang
hakberarti dapat dituntut sedangkan kewajiban menuntutuntuk dilaksanakan. Pelaksanaan
kewajiban perlu ditegaskan dalam rangka mencapai harmoni sosial demi tercapainya tujuan dan
cita-cita bersama.
2
Kewajiban tumbuh bersamaan dengan masyarakat sendiri. Masyarakat menuntut untuk
dilaksanakannya kewajiban. Kewajiban ada untuk membantu menciptakan ketertiban,
kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan secara nyata. Tanpa melaksanakan kewajiban maka
ditengah masyarakat akan sulit tercapai keadilan dan harmoni sosial. Keadilan akan membantu
masyarakat mewujudkan kehidupan yang nyaman dan sejahtera tentunya demi masyarakat itu
sendiri. Masyarakat hidup dan berekembang bersamaan dengan kewajiban anggota
masyarakatnya.
Kewajiban warga negara adalah:
1. wajib menjunjung hukum dan pemerintah
2. wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
3. wajib ikut serta dalam pembelaan negara
4. wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
5. wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
6. wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
7. wajib mengikuti pendidikan dasar
Dispenda.jabarprov.go.id
PENGERTIAN HAK, KEWAJIBAN
DAN WARGANEGARA
Untuk memahami hak, kewajiban dan
warganegara secara tepat maka pengertian
ketiga istilah tersebut menjadi sangat
penting dam mendasar.
1. Hak
Hak diartikan sebagai sesuatu hal yang memang secara sah menjadi milik kita. Karena secara sah
(legitimasi) menjadi milik kita maka berbicara tentang hak menyangkut pengakuan (klaim)
terhadap sesuatu, bisa orang, benda maupun sesuatu. Ada pula yang mengartikan hak sebagai
kuasa untuk memiliki. Kedua pengertian tersebut sebenarnya mirip karena kedua-duanya
menyangkut sesuatu yang bisa dimiliki dan juga menyangkut secara sah dan bisa diklaim. Untuk
bahasa diklaim kalau dalam bahasa hukum berarti bisa dituntut untuk dimiliki. Karena begitu
2
kuatnya hak ini maka siapapun yang melanggar hak orang lain maka bisa dituntut untuk
mengembalikan kalau sulit bisa dituntut dalam proses hukum lebih lanjut. Jadi rentangan hak ini
dari yang sifatnya sederhana dan melekat pada diri pribadi sampai yang rumit menyangkut
sesuatu hal yang sangat kompleks. Pengklaiman suatu hak yang rumit dapat melalui proses
hukumyang ada, artinya siapapun orangnya yang mengaku mempunyai sesuatu maka orang
tersebut harus bisa membuktikan bahwa sesuatu itu memang merupakan miliknya disinilah peran
Pengadilan dan lembaga Peradilan sangat penting dan menentukan terutama bila menyangkut
masalah yang rumit.
Hak sifatya bisa atau dapat dituntut artinya tidak semua yang berbau Hak harus dituntut, untuk
menuntut diserahkan pada yang punya hak itu sendiri. Tentunya berdasarkan keadilan dan
kepatutan serta kelayakan. Penuntutan terhadap pemenuhan hak terjadi biasanya menyangkut
sesuatu yang memang sangat perlu dituntut, semisal terjadinya perampasan, penipuan,
penyrobotan dan atau masalah sosial kenegaraan seperti tidak dipenuhinya hak warganegara
dalam hal upah, dalam hal hak menyangkut pendidikan, hak kesehatan, hak tenaga kerja dan lain
sebagainya.
2. Kewajiban
Rimanews.com
Sebagai Warga Negara Indonesia
kita memiliki hak dan kewajiban, warga yg
sudah berusia 17 tahun atau lebih akan
memiliki kartu identitas yaitu Kartu Tanda
Pendduk (KTP). Dengan kartu Identitas
resmi tersebut kita dapat menggunakannya
untuk kegiatan dan keperluan sehari-hari
kita contohnya untuk melaksanakan hak dan
kewajiban Warga Negara Indonesi. UUD 45
memberikan hak yang lebih banyak
dibandingkan kewajiban dan Undang-
Undang Dasar juga menjamin hak dan
kewajiban setiap warga Negara Indonesia.
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunanya tergantung kepada
diri kita sendiri. Dari pengertian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hak hendaknya
dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain jadi
harus pihak yang menerimannya lah yang melakukan itu. Kewajiban pada intinya adalah sesuatu
yang harus dilakukan. Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan
2
kewajiban kita harus melaksaakannya tanpa ada alasan apapun itu. Kewajiban juga berarti sesuatu
yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri serta memenuhi syarat-syarat tertentu yang
ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal
pokok (domisili) dalam wilayah negara itu. Setiap Warga Negara pasti memiliki hak dan
kewajiban. hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita
sehari-hari. Dan untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban kita harus tau posisi
diri kita sendiri.
Dalam kehidupan sehari ada beberapa contoh kewajiban yang kita laksanakan dalam
kegiatan sehari-hari Contoh yang paling utama adalah menjunjungi tinggi dasar Negara, peraturan
dan hukum yang berlaku. Yang dimaksud dengan kewajiban ini adalah semua warga Negara di
mata hokum kedudukannya sama tidak mengenal usia, agama, jenis kelamin dll. Oleh sebab itu
semua warga Negara diwajibkan menjunjung tinggi hokum dan pemerintahan tanpa
pengecualian.
Dan juga kita diwajibkan menghargai hak orang lain. Selain contoh tersebut kita di
wajibkan juga untuk membayar pajak. Karena pajak adalah darah-nya Negara. Selain contoh
tersebut kita sebagai mahasiswa juga mempunyai kewajiban yaitu salah satunya datang ke
kampus tepat waktu dan tidak terlambat, mengerjakan tugas yang diberikan dosen dan wajib turut
serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju
ke arah yang lebih baik.
Contoh Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari yaitu
hak mendapatkan pendidikan. Setiap warga Negara mempunya hak mendapatkan pendidikan
salah satunya kita sebagai mahasiswa, kita berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas hal
tersebut bertujuan untuk membuat Negara kita maju dan lebih baik kedepannya karena kita semua
adalah asset Negara yang sangat penting.
Selain itu ada beberapa contoh lagi salah satunya dalam proses diskusi di kelas bersama
teman dan dosen, dalam keadaan tersebut kita berhak untuk mengemukakan pendapat kita supaya
dalam proses diskusi tersebut kita mendapatkan jalan keluar yang sama-sama menguntungkan.
2
Selain itu mahasiswa juga berhak mendapatkan nilai dari dosen setelah melaksanakan
kewajibannya yaitu mengerjakan tugas yang diberikan dosen atau melaksanakan ujian.
Dari pejelasan diatas dapat kita ketahui
jumlah kewajiban lebih sedikit dibandingkan
hak sebagai warga Negara Indonesia. Secara
statistik, hak dan kewajiban empat
berbanding satu. Sebagai warga Negara
Indonesia yang baik selayaknya kita
melaksanakan kewajiban terlebih dahulu
dibandingkan melaksanakan hak kita. Hal
tersebut bertujuan agar Negara ini aman,
nyaman dan sejahtera. Pajak.go.id
A. Kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di Indonesia
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran dan sebagainya,
yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seseorang warga dari negara itu. Sementara
Dr. H.A. Hikam (2000) mendefinisikan warga negara (citizenship) adalah anggota dari sebuah
komunitas yang membentuk komunitas itu sendiri.
Penduduk menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945 ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Sedangkan warga negara menurut pasal 26 ayat (1)
ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara.
Sedangkan menurut Undang-undang No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia
menyatakan bahwa Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga
negara Republik Indonesia.
Warga negara dari suatu negara berarti anggota dari negara itu yang merupakan pendukung dan
penanggung jawab terhadap kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh sebab itu seseorang
2
menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh Undang-undang yang dibuat
oleh negara tersebut. Sebelum negara menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara
terlebih dahulu negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali
sebagaimana dinyatakan oleh pasal 28E ayat (1) UUD 1945. Pernyataan ini mengandung makna
bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat diklasifikasikan menjadi berikut:
a. Penduduk, ialah orang yang memiliki domisili atau tempat tinggal tetap di wilayah
negara itu, yang dapat dibedakan warga negara dengan Warga Negara Asing (WNA).
b. Bukan penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara
sesuai dengan visa yang diberikan oleh negara (Kantor Imigrasi) yang bersangkutan,
seperti turis.
1. Asas Kewarganegaraan
Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas
kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman yaitu
a. Asas kelahiran (Ius soli)
Asas kelahiran (Ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan
tempat atau daerah kelahiran seseorang. Pada awalnya asas kewarganegaraan
hanyalah ius soli saja, sebagai suatu anggapan bahwa seseorang lahir di suatu
wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut, akan
tetapi dengan tingginya mobilitas manusia maka diperlukan asas lain yang tidak
hanya berpatokan pada kelahiran sebagai realitas bahwa orang tua yang memiliki
status kewarganegaraan yang berbeda akan menjadi bermasalah jika kemudian orang
tua tersebut melahirkan di tempat salah satu orang tuanya (misalnya di tempat
ibunya). Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan maka si anak tidak berhak untuk
mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar itulah maka muncul asas
ius sanguinis.
b. Asas keturunan (Ius sanguinis)
Asas keturunan (Ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan
pertalian darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis, maka
seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara
seperti Indonesia maka anak tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang
tuanya, yaitu warga negara Indonesia.
c. Asas perkawinan
2
Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang memiliki asas
kesatuan hukum, yaitu paradigma suami isteri atau ikatan keluarga merupakan inti
masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat dan bersatu. Di samping itu
asas perkawinan mengandung asas persamaan derajat, karena suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak. Asas ini
menghindari penyelundupan hukum, misalnya seorang yang berkewarganegaraan
asing ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara dengan cara berpura-
pura melakukan pernikahan denga perempuan di negara tersebut, setelah mendapat
kewarganegaraan itu ia menceraikan isterinya.
d. Unsur pewarganegaraan (naturalisasi)
Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang dapat menggunakan
hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari
suatu negara. Sedangkan naturalisasi pasif, seseorang yang tidak mau
diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau diberi status warga negara suatu
negara, maka yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk
menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.
4. Problem Status Kewarganegaraan
Problem status kewarganegaraan seseorang apabila asas kewarganegaraan di atas
diterapkan secara tegas dalam sebuah negara akan mengakibatkan status
kewarganegaraan seseorang sebagai berikut:
apatride, yaitu seseorang tidak mendapat kewarganegaraan disebabkan oleh orang
tersebut lahir di sebuah negara yang menganut asas ius sanguinis.
bipatride, yaitu seseorang akan mendapatkan dua kewarganegaraan apabila orang
tersebut berasal dari orang tua yang mana negaranya menganut asas ius sanguinis
sedangkan dia lahir di suatu negara yang menganut asa ius soli.
multipatride, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan antara dua
negara yang sangat mudah terjadi mobilisasi penduduk, sehingga orang tersebut
dengan mudah mendapat dua atau lebih warganegara
Dalam rangka memecahkan problem kewarganegaraan di atas setiap negara memiliki
peraturan sendiri-sendiri yang prinsip-prinsipnya bersifat universal sebagaimana
dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4) bahwa setiap orang berhak atas status
kewarganegaraan. Dalam Piagam HAM di PBB pada pasal 15 menyatakan bahwa:
1. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
2
2. Tidak seorang pun dengan semena-mena dapat dikeluarkan dari kewarganegaraannya
atau ditolak haknya untuk mengganti kewarganegaraannya.
Oleh sebab itu negara Indonesia melalui UU No.62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan
Indonesia dinyatakan bahwa cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai berikut
karena :
a) kelahiran
b) pengangkatan
c) dikabulkan permohonan
d) pewarganegaraan
e) perkawinan
f) turut ayah dan ibu
g) pernyataan
UU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia
Selama Indonesia merdeka telah berlaku cukup lama undang-undang kewarganegaraan
Indonesia No. 62 tahun 1958 yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman yang
harus dicabut dan diganti dengan UU No. 12 tahun 2006.. Beberapa hal yang prinsip dari UU No.
12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI itu adalah:
a. Pengertian warga negara Indonesia adalah setiap orang yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan / atau berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain
sebelum UU ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia.
b. Yang menjadi warga negara Indonesia adalah:
1) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibunya WNI.
2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibunya
WNA.
3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ibu WNI , tetapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
4) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
5) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.
6) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
2
tersebut berusia 18 tahun atau sebelum kawin.
7) Anak yang lahir di wilayah RI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah ibunya
8) Dll.
Berdasarkan UU No. 12 tahun 2006 ini sudah menjadi kemudahan bagi wanita Indonesia
kawin dengan WNA, disamping anaknya boleh menjadi WNI juga suaminya dapat ditarik
menjadi WNI pula. Ancaman hukuman bagi petugas negara yang memcoba memperlambat dan
menghalangi proses kewarganegaraan sesorang.
Pendalaman Materi
Jawablah pertanyaan berikut:
1. Jelaskanlah pengertian warga negara suatu negara?
2. Apakah dasar hukum penetapan warga negara menurut UUD 1945?
3. Klasifikasikanlah rakyat (orang) orang yang berada dalam suatu negara?
4. Jelaskanlah asas-asas kewarganegaran dengan akibat-akibat penerapannya?
5. Apakah perubahan tentang kewarganegaraan yang dibawa oleh UU No. 12/2006?
Tugas Mandiri
Carilah suatu kasus kewarganegaraan dalam media massa dan diskusikan bagaimana
penyelesaiannya!
B. Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
Dalam masyarakat agraris perbedaan peranan antara pria-wanita atau suami-istri terbatas,
di mana pria berada dalam posisi yang lebih tinggi daripada wanita, maka dalam masyarakat
idustri hubungan tersebut mengalami perubahan.
Warga negara adalah anggota suatu negara dan sebagai anggota suatu negara, seorang warga
negara mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan
kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negara. Hak warga negara adalah suatu yang dapat
dimiliki oleh warga negara dari negaranya. Prinsip utama dalam menentukan hak dan
kewajiban warga negara adalah terlibatnya warga negara baik secara langsung maupun
perwakilan dalam setiap perumusan hak dan kewajiban tersebut sehingga warga negara sadar
dan menganggap hak dan kewajiban tersebut sebagai bagian dari kesepakatan bersama di antara
mereka.
Persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai bidang kehidupan, seperti
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan dapat ditentukan dengan
2
oleh kedudukan hak dan kewajiban warga negara yang diatur dengan lengkap dalam Undang-
Undang Dasar. Pemahaman tentang hak dan kewajiban terlebih dahulu harus dipahami tentang
pengertian hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang
sebagai ciptaan Tuhan agar mampu menjaga harkat, martabatnya dan keharmonisan lingkungan.
Hak asasi merupakan hak dasar yang melekat secara kodrati pada diri manusia dengan sifatnya
yang universal dan abadi.
Oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, tidak boleh diabaikan, tidak
boleh dikurangi dan dirampas oleh siapapun. Hak asasi manusia perlu mendapat jaminan atas
perlindungannya oleh negara melalui pernyataan tertulis yang harus dimuat dalam UUD negara.
Peranan negara sesuai dengan pasal 1 ayat (1) UU No. 39/1999 tentang HAM menyatakan bahwa
negara, hukum dan pemerintah serta setiap orang wajib menghormati, menjunjung tinggi dan
melindungi hak asasi manusia.
c. Tugas dan tanggung jawab negara
Dalam rangka terpeliharanya hak dan kewajiban warga negara, negara memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
1. negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agamanya
2. negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan khususnya pendidikan dasar
3. pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional
4. negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari anggaran
belanja negara dan belanja daerah
5. pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia
6. negara memajukan kebudayaan manusia ditengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dengan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya
7. negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan kebudayaan
nasional
8. negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara dan menguasai hidup
orang banyak
9. negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat
2
10. negara berkewajiban memelihara
fakir miskin dan anak-anak terlantar
11. negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan
12. negara bertanggung jawab atas
persediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak
(Sumber;news.liputan6.com)
Pendalaman Materi
Jaablah pertanyaan berikut:
1. Bagaimana persamaan kedudukan dilihat dari sudut HAM?
2. Bagaimana kesimpulan anda tentang keseimbangan hak dan kewajiban menurut UUD 1945?
3. Dalam UUD 1945 tanggung jawab negara lebih kelihat. Kenapa?
C. Persamaan kedudukan warga negara tanpa Perbedaan
Persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan,
budaya dan suku sudah menjadi kovensi internasional yang dikeluarkan oleh Perserikatan bangsa-
bangsa (PBB).
Penghapusan semua bentuk Diskriminasi Rasial
Deklerasi PBB tentang penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial tanggal 20
November 1963 dengan kidmat menegaskan perlunya dengan cepat menghapuskan diskriminasi
rasial di seluruh dunia dalam semua bentuk dan manisfestasinya dan menjalamin pengertian dan
penghormatan bagi martabat pribadi manusia.
Dalam Konvensi ini istilah “diskriminasi rasial” berarti pembedaan, pelarangan,
pembatasan atau pengutamaan apa pun yang didasarkan pada ras, warna kulit, asal-usul
keturuanan, bangsa atau etnis yang mempunyai tujuan atau akibat meniadakan pengakuan akan
hak asasi manusia dan kebebasan dasdar di setiap bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
kehidupan umum lainnya.
2
Konvensi internasional mengenai Penindasan dan penghukuman Kejahatan Apartheid
yang disetujuai oleh Majelis Umum PBB 30 November 1973 menyatakan bahwa Apartheid
adalah suatu kejahatan terhadap kemanusiaan yang merupakan kejahatan menurut hukum
internasional. Kejahatan apatheid adalah membentuk dominasi suatu rasial terhadap rasial yang
lain dan menjajah mereka secara sistematis.
UUD 1945 telah memberikan jaminan akan kedudukan warga negara tanpa perbedaan
rasial, seperti tertuang dalam Pasal 28I ayat (2) yang menyatakan bahwa : “setiap orang berhak
bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.” Pasal ini menunjukkan bahwa
manusia adalah sama derajat dan martabatnya tanpa perbedaan warna kulit atau keturunan (ras),
bagi seseorang yang mendapat perlakukan rasial orang tersebut berhak mendapat perlindungan
baik kepada negara maupun perlindungan dari masyarakat.
Penghapusan terhadap semua bentuk diskriminasi terhadap Wanita
Majelis Umum PBB telah menyetujui Konvensi tentang penghapusan Semua bentuk
Diskriminasi terhadap Wanita pada tanggal 18 Desember 1979 dengan usaha adanya asas
persamaan pria dan wanita ke dalam konstitusi nasional. Hak-hak yang sama dengan pria adalah:
1. hak atas pekerjaan.
2. hak untuk penerapan kriteria yang sama dalam soal pekerjaan.
3. hak atas pemilihan yang bebas akan profesi dan pekerjaan.
4. hak atas pengupahan yang sama.
5. hak atas jaminan sosial.
6. hak atas perlindungan kesehatan
Wanita juga mendapat perlindungan dari negara untuk tidak dipecat dalam pekerjaan
karena alasaan hamil, punya hak cuti hamil dan memberikan perlindungan terhadap kehamilan.
UUD 1945 tidak membedakan wanita dengan laki-laki, semua mempunyai hak yang
sama untuk mendapatkan sesuatu dan kedudukan dalam negara, bahkan jabatan tertinggi dalam
negara seperti Presiden pun merupakan hak yang sama antara wanita dan pria. Terbukti kepala
negara Republik Indonesia pernah di jabat oleh seorang wanita (ibu Megawati Sukarno Putri),
Pilipina dengan Gloria Macapagal Arroyo, Condoleezza Rice sebagai Menteri Luar Negeri AS
dan Gubuner juga telah dijabat oleh wanita, seperti Gubernur Banten (Ratu Atut Choisyiah) dan
beberapa kepala daerah tingkat II di Indonesia. Semua ini menunjukkan bahwa tidak ada
2
distriminasi antara pria dan wanita dalam kedudukannya sebagai warga negara yang memiliki
hak-haknya.
Persamaan kedudukan pria-wanita dimuali oleh persamaan hak dan kewajiban dalam
berbagai segi kehidupan.. Dalam zaman industri mewmasuki dunia kerja didominasi oleh pria
dalam masyarakat agraris, sedangkan dalam masyarakat industri kesempatan yang sama juga
dapat diraih oleh wanita.
Persamaan dalam Mendapatkan Pendidikan
PBB telah mengeluarkan konvensi Melawan Diskriminasi Dalam pendidikan pada
tanggal 14 Desember 1960. Persamaan kesempatan di bidang pendidikan, yaitu:
1. pendidikan dasar wajib dan terbuka bagi semua orang.
2. menjamin standar pendidikan sepadan bagi semua lembaga pendidikan.
3. menyediakan pelatihan bagi profesi pengajaran tanpa diskriminasi.
UUD 1945 juga telah menegaskan bahwa hak yang sama bagi setiap warga negara untuk
mendapat pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 31 ayat (1) bahwa: “ Setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan”. Bahkan pendidikan dasar diwajibkan oleh pemerintah dan
pemerintah akan berkewajiban pula untuk membiayainya. Sebagai mana yang dinyatakan dalam
pasal 31 ayat (2).
Persamaan kedudukan Tanpa perbedaan Agama
Majelis umum PBB telah mengeluarkan deklerasi tentang penghapusan Semua bentuk
Ketidakrukunan dan Diskriminasi berdasarkan Agama dan Kepercayaan pada tanggal 25
November 1981.
Pengakuan itu adalah:
1. setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, hati nurani dan beragama.
2. Tidak ada pemaksaan untuk mengurangi kebebasan seseorang dalam menganut agama.
3. setiap keluarga berhak mengatur kehidupan keluarganya sesuai dengan agamanya.
4. anak harus dilindungi dalam bentuk dikriminasi apa pun berdasarkan alasan agama dan
pekercayaan.
Kebebasan beragama secara tegas telah dinyatakan dalam UUD 1945, yaitu:
Pasal 28E ayat (1) : Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.
2
Pasal 28E ayat (2) : Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.
Pasal 29 ayat (2) negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.
Pendalaman Materi
Jawablah pertanyaan berikut:
1. Kenapa dikeluarkan Konvensi PBB tentang diskriminasi rasial?
2. Apakah isi pasal 28I ayat (2)?
3. Apakah kesamaan hak antata wanita dan pria?
4. bagaimana jaminan persamaan kedudukan dalam agama dan pendidikan menurut
perundang-undang yang berlaku?
Tugas Mandiri
Carilah kasus diskirimiasi yang terdapat dalam masyarakat atau melalui mdia massa. Bagaimana
penyelesaiannya menurut anda?
Ulangan Blok
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Penduduk menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945 ialah warga negara Indonesia dan …..
a. orang Indonesia asli (Bumi Putra)
b. orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia
c. orang-orang dari keturunan Asia lainnya
d. warga negara asing yang memiliki visa di Indonesia
e. para diplomat asing di Jakarta
2. Orang yang tinggal di Indonesia bersifat sementara disebut ……
a. Diplomat asing
b. Pekerja asing
c. Bukan penduduk
d. Penduduk berdomisili
e. Penduduk tetap
2
3. Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran disebut …..
a. Isu soli
b. Isu sanguinis
c. Ius constitutum
d. Ius constituendum
e. Perkawinan
4. Orang yang tidak mendapat kewarganegaraan dari suatu negara disebut …..
a. Apatrida
b. Bipatrida
c. Multipatrida
d. Naturalisasi
e. Dwi kewarganegaraan
5. Dengan keluarnya UU No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan Indonesia, maka UU No.
62 tahun 1958 adalah …..
a. Tidak berlaku lagi
b. Dapat berlaku sementara
c. Diadakan amandemen
d. Di revisi sesuai perkembangan
e. Dirobah sebagian pasalnya
6. Menurut UU No. 12 tahun 2006 seseorang anak dari wanita WNI dengan ayahnya WNA
dapat menjadi WNI, sedangkan bapaknya …..
a. Tidak dapat menjadi WNI
b. Tetap sebagai warga asing
c. Dapat ditarik menjadi WNI
d. Diizinkan tinggal di Indonesia
e. Harus keluar dari Indonesia
7. Status kewarganegaraan adalah hak yang dimiliki oleh ……
a. Setiap orang
b. Warga negara
c. Penduduk
2
d. Warga asing
e. Suaka politik
8. Berikut ini kewajiban warga negara terhadap negara. Kecuali …
a. Menjunjung hukum dan pemerintahan
b. Menghormati hak asasi manusia
c. Ikut serta dalam pembelaan negara
d. Melanjutkan ke pendidikan tinggi
e. Mengikuti pendidikan dasar
9. Salah satu tanggung jawab negara terhadap daerah adalah …..
a. Membantu pendidikan di daerah
b. Mendukung demokrasi di daerah
c. Memelihara bahasa daerah
d. Mendorong otonomi daerah
e. Mengunjungi kebudayaan daerah
10. Konvensi internasional mengenai penindasan dan penghukuman kejahatan apartheid disetujui
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 30 November 1973. Alkasan dikeluarkan konvensi
itu adalah karena apartheid …
a. Diskriminasi dalam bidang politik
b. Kejahatan terhadap kemanusiaan
c. Politik diskriminasi yang berlaku di Afrika
d. Pelanggran yang dilakukan oleh ras tertentu
e. Diskriminasi terhadap gender
11. Pada tanggal 18 Desember 1979 Majelis Umum PBB telah menyetujui konvensi terhadap
diskriminasi kepada ….
a. Wanita
b. Agama
c. Suku
d. Budaya
e. Etnis
2
12. Pasal 28E ayat (1) mengandung kebebasan dan persamaan kedudukan warga negara dalam
berbagai bidang. Kecuali ….
a. Memeluk agama
b. Memilih pendidikan
c. Memilih pekerjaan
d. Memilih kewarganegaraan
e. Memilih partai politik
2
(Sumber;news.liputan6.com)
Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan
kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945
yang meliputi.
a. Hak dan kewajiban dalam bidang politik
• Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemeritahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Pasal ini menyatakan adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu:
1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
• Pasal 28 menyatakan, bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Arti
pesannya adalah:
1. Hak berserikat dan berkumpul.
2. Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).
3. Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan aturan-aturan
lainnya, di antaranya: Semua organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai azasnya,
semua media pers dalam mengeluarkan pikiran (pembuatannya selain bebas harus pula
bertanggung jawab dan sebagainya)
b. Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya
• Pasal 31 ayat (1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
2
pengajaran”.
• Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistim pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”.
• Pasal 32 menyatakan bahwa “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia”.
Arti pesan yang terkandung adalah:
1. Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat, baik umum maupun
kejuruan.
2. Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah.
3. Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang kependidikan.
4. Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan ketertibannya.
5. Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.
6. Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.
Selain dinyatakan oleh pasal 31 dan 32, Hak dan Kewajiban warga negara tertuang pula
pada pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu”. Arti pesannya adalah:
7. Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral keagamaannya,
sehingga di samping kehidupan materiil juga kehidupan spiritualnya terpelihara dengan
baik.
8. Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Hak dan kewajiban dalam bidang Hankam
• Pasal 30 menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara”. Arti pesannya:
o bahwa setiap warga negara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan negara.
d Hak dan kewajiban dalam bidang Ekonomi
• Pasal 33 ayat (1), menyatakan, bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan”.
• Pasal 33 ayat (2), menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi yang penting bagi
2
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
• Pasal 33 ayat (3), menyatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.
• Pasal 34 menyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara”.
Arti pesannya adalah:
1. Hak memperoleh jaminan kesejahteraan ekonomi, misalnya dengan tersedianya barang
dan jasa keperluan hidup yang terjangkau oleh daya beli rakyat.
2. Hak dipelihara oleh negara untuk fakir miskin dan anak-anak terlantar.
3. Kewajiban bekerja keras dan terarah untuk menggali dan mengolah berbagai sumber
daya alam.
4. Kewajiban dalam mengembangkan kehidupan ekonomi yang berazaskan kekeluargaan,
tidak merugikan kepentingan orang lain.
5. Kewajiban membantu negara dalam pembangunan misalnya membayar pajak tepat
waktu.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 “Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.” Bunyi ayat pasal tersebut secara teori telah dijelaskan dalam UUD
1945, tetapis secara praktik belum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pasal tersebut telah
dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya tingkat pengangguran dan
warga negara dengan tingkat kehidupan yang kurang layak. Pengangguran dapat disebabkan oleh
berbagai macam hal, terutama tingkat pendidikan dan kemampuan. Hal tersebut merupakan
pemicu terbesar dari tingginya tingkat pengangguran. Tingginya angka tingkat pengangguran
menyebabkan terjadinya ketidakefisienan terhadap kegiatan produksi yang mengakibatkan
semakin jauhnya tingkat kehidupan yang layak bagi warga negara.
Tingkat kehidupan yang kurang layak dapat disebabkan oleh sifat malas dari warga negara
tersebut yang tidak ingin mencoba mengubah tingkat kehidupannya ke arah yang lebih baik dari
sebelumnya. Pada umumnya, warga negara terlalu terfokus untuk menunggu uluran tangan dari
individu lain maupun pemerintah, tanpa melakukan suatu usaha sebagai kewajiban untuk
memenuhi hak penghidupan yang layak. Warga negara yang baik seharusnya memiliki semangat
2
kerja atau etos yang tinggi mewarisi para pejuang yang telah gigih meraih kemerdekaan untuk
Indonesia.
Antara pemerintah dan rakyat tidak sepatutnya saling menyalahkan. Dalam implementasi hak dan
kewajiban ini kedua elemen haruslah bersatu, bersinergi, dan saling mendukung. Apabila antara
pemerintah dan rakyat saling mendukung maka akan dihasilkan suasana yang kondusif untuk
pembangunan di negeri ini. Bagaimana juga permasalahan akan hak dan kewajiban ini sangat
berpengaruh terhadap kemajuan, perkembangan, dan pembangunan negara Indonesia. Sumber
daya manusia yang ada di kepemerintah perlu diisi oleh orang-orang yang berkompeten di
bidangnya dan tidak asal menunjuk, demi tercapainya keadilan hak dan kewajiban yang
berdampak membawa negara ini semakin maju dan makmur.
Akibat Pelanggaran
Korupsi menyebabkan perbedaan yang tajam di antara kelompok sosial dan individu baik dalam hal pendapatan, prestis, kekuasaan dan lain-lain.Korupsi juga membahayakan terhadap standar moral dan intelektual masyarakat. Ketika korupsi merajalela, maka tidak ada nilai utama atau kemulyaan dalam masyarakat.Korupsi menyebabkan sikap individu menempatkan kepentingan diri sendiri di atas segala sesuatu yang lain dan hanya akan berfikir tentang dirinya sendiri semata-mata.Kemiskinan merajalela dalam negara dan terjadi ketidakstabilan dalam negara. Terjadi ketidak percayaan masyarakat terhadap aparatur negara.
4. Solusi Pemecahan
Hukum di Indonesia perlu ditegakkan dan dijunjung setinggi - tingginya. Perlunya seleksi yang ketat demi menjaring aparatur negara yang profesional, jujur, bijaksana, adil dan bertanggung jawab.Perbaikan moral secara dini, dengan melakukan pendidikan moral dan karakter di sekolah – sekolah.
Faktor Pelanggaran
2
Kurang tegasnya lembaga hukum dalam mengambil keputusan sehingga setiap keputusan yang mereka ambil hanya dapat diterima oleh salah satu pihak tanpa memikirkan pihak lain.
Banyak diantara penegak hukum yang tidak menjalankan tugasnya secara profesional, misalya masih banyak dari mereka yanh masih menerima uang suap.Aktifitas teroris telah membidik dan memanfaatkan ideologi dan agama bagi masyarakat dunia sebagai garapan agar memihak kepada perjuangan mereka.Dengan memanfaatkan kemampuan teknologi modern saat ini teroris dapat menghancurkan sasaran yang diijinkan dari jarak jauh, seperti telepon genggam atau bom bunuh diri seperti yang terjadi di Bali.
Kesadaran masyarakat masih sangat kurang untuk menjunjung tinggi dan menegakkan hukum.
3. Akibat Pelanggaran
Pelaksanaan hukum yang diharapkan untuk memajukan Indonesia akan sangat sulit untuk dicapai.
Terpecahnya persatuan antara seluruh rakyat Indonesia akibat terorisme, karena dapat menimbulkan prasangka antara ras dan agama.Semakin banyak penegak hukum yang tidak profesional .
Terjadi kesenjangan antara masyarakat akibat tidak dijunjung tingginya hukum.
4. Solusi Pemecahan
Perlu adanya perbaikan yang signifikan dalam sistem/lembaga hukum demi terbentuknya aparatur hukum yang profesional dan negara yang kondusif.Perlu adanya sosialisasi lebih lanjut mengenai hukum yang berlaku di Indonesia yang dikemas dengan menarik agar pelaksanaan hukum dapat dijalankan dengan baik dan mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.
Tindakan sewenang wenang ( penyalahgunaan wewenang)
2. Faktor Pelanggaran
Tidak adanya komitmen pejabat atau pegawai dan sebagian masyarakat dalam memegang nilai-nilai keimanan, misalnya perasaan diawasi oleh Allah SWT, dan keyakinan akan perhitungan amal pada hari kiamat.
Tidak adanya komitmen pejabat atau pegawai dan sebagian masyarakat dalam memegang nilai-nilai moral misalnya: jujur, berkata benar, bersih, menjaga rasa malu ('iffah) serta menjaga kehormatan diri.
2
Tidak adanya system pemantauan dan pengawasan yang efektif dari atasan sampai bawahanya, dan kalaupun ada merekapun cenderung menunda nunda pelaksanaanya.Merebaknya budaya Nepotisme, basa basi, dan lobi-lobi sedang konsentrasi hanya pada titik-titik pengecualian disertai ketiadaan komitmen memegang peraturan, system, kaidah, dan prosedur, serta tiadanya panutan yang dapat diteladani.
3. Akibat Pelanggaran
Rakyat belum siap merupakan dampak dari keadaan masyarakat yang belum siap dan belum mengerti arti sebuah kepemimpinan yang terbaik, bangsa dan dilatarbelakangi masalah sosial, ekonomi, pendidikan serta moral yang berbeda-beda tersebut
maka bisa menjadi suatu kelemahan dalam penentuan kepemimpinan bangsa yang butuh pemimpin yang terbaik dan handal tersebut yang sangat empuk mudah dimanfaatkan para calon pemimpin bangsa ini dengan menebar janji-janji muluk (jargon) atau dalam bentuk lainya seperti menggulirkan materi baik berupa sembako, kaos dan bahkan uang melalui berbagai kesempatan.
4. Solusi Pemecahan
Sponsorship Peran sponsorship masih dianggap ikut membantu kesuksesan dalam pencapaian menjadikan siapa untuk menjadi pimpinan eksekutif atau anggota legilatif masihlah sangat besar dilapangan, namun disisi lain apabila masyarakat sudah mengerti bahwa semua yang dilakukan seperti itu dampaknya sangat besar terutama dari sisi negatifnya, masyarakat tidak akan mempan diiming-iming kenikmatan apapun juga.
Pemimpin yang Ideal. Bagaimana untuk menjawab kepemimpinan yang ideal ke depan yang sangat diidam-idamkan masyarakat di era otonomi daerah yang sudah berjalan ini sekiranya pendidikan masyarakat harus terus ditingkatkan dengan semakin banyaknya sosialisasi tentang politik, ketatanegaraan dan pemerintahan yang baik.
Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam pemilu adanya money politik akan mengurangi tercapainya asas-asas dari pemiluMemberikan sanksi kepada pelaku money politik baik pemberi maupun penerimaq suap dalam pemilu
2. Faktor Pelanggaran
Proses sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak berhasil karena seseorang mengalami kesulitan dalam hal komunikasi ketika
2
bersosialisasi.Pertentangan antar agen sosialisasi Pertentangan antara norma kelompok dengan norma masyarakat Terbentuknya perilaku penyimpangan di lingkungan sekitar
3. Akibat Pelanggaran
Penyimpangan sosial yang timbul adalah pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan.Terjadinya tindak kriminal Menggunakan dan mengedarkan narkotika
4. Solusi Pemecahan
Memperbaiki proses sosialisasi dari keluarga Membentuk kepribadian yang baik Lingkungan yang lebih kondusif dan teman sepermainan Menggunakan media elektronik dengan hal-hal yang positif
E. 2. Faktor Pelanggaran
Menginginkan keuntungan yang lebih dengan cara yang lebih mudah Kurangnya kesadaran dan rasa cinta pada lingkungan Kurangnya lapangan pekerjaan sehingga muncul banyak pengangguran yang mencari pekerjaan yang lebih mudah
3. Akibat-akibat Pelanggaran
Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. Mengurangi cadangan SDA sebagai akibat dari eksploitasi berlebihan Kerusakan karang di lautan
Terjadi kelangkahan flora dan fauna akibat penjualan iligal
2
4.Solusi Pemecahan
Mengeluarkan undang-undang mengenai perlindungan flora dan fauna Meningkatkan propaganda kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap pentingnya lingkungan dan sumber daya alam.
Memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat-masyarakat yang berada dilingkungan kumuh tentang lingkungan dan sumber daya alam.Mempertegas/memperketat UUD tentang lingkungan dan sumber daya alam. Mendirikan lembaga-lembaga yang bertugas mengontrol tentang pelanggaran-pelanggaran terhadap lingkungan dan sumber daya alam
Setiap warga negara memiliki persamaan kedudukannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Persamaan kedudukan warga negara
Indonesia dapat dilihat dari ketentuan hak dan kewajiban yang sama
sebagaimana diatur dalam UUD 1945. Berikut ini kita melihat hak-hak dan
kewajiban warga negara serta tugas dan tanggung jawab negara terhadap warga
negara menurut UUD 1945.
a. Hak Warga Negara Dalam UUD 1945 telah dinyatakan hak warga negara sebagai berikut:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2. Berhak berserikat, berkumpul serta mengeluarkan pikiran
3. Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan
4. Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan
5. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta perlindungan kekerasan dan diskriminasi
6. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya
7. Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan
hidup manusia.
2
8. Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya
9. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.
10.Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
11.Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan
12.Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
13.Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali.
14.Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
15.Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
16.Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
17.Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak
atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
18.Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlaskuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik negara lain.
19.Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
2
memperoleh pelayanan kesehatan.
20.Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai guna
mencapai persamaan dan keadilan.
21.Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
22.Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
23.Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun.
24.Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.
25. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
2