pelaksanaan standar pelayanan publik berbasis pelayanan...

110
PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (ONE STOP SERVICE) (Studi Pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya TEGAR BIMANTORO 135030107114003 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

1

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK

BERBASIS PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

(ONE STOP SERVICE)

(Studi Pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

TEGAR BIMANTORO

135030107114003

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2017

Page 2: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

2

“PERCAYA APAPUN YANG DI LAKUKAN

DENGAN SEGENAP HATI UNTUK TUHAN

AKAN DI BUATNYA BERHASIL”

Nothing impossible

ii

Page 3: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

3

iii

Page 4: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

4

iv

Page 5: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

5

v

Page 6: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

6

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karyaku ini

Kepada ayahanda Subandriyo, S.H. dan Ibunda Ruhudiana tercinta

Kepada Kakak- Adikku Tersayang

Kepada Seseorang Terkasih “Josephira”

Serta Seluruh Sahabat dan Saudaraku Tersayang

Malang, 28 Juni 2017

Peneliti

vi

Page 7: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

7

RINGKASAN

Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar Pelayanan Publik Berbasis

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop Service) (Studi Pada Kator

Imigrasi Kelas 1 Malang. Ilmu Administrasi Publik. Dr. Siti Rochmah, M.Si. 91

Hal + xxi

Kinerja birokrasi pelayanan publik menjadi isu yang sangat strategis.

Banyaknya keluhan masarakat akan pelayanan terus mendorong pemerintah untuk

terus menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop Servive). Program ini

merupakan salah satu program pemerintah dalam memperbaiki suatu sistem

pelayanan. Metode yang di lakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan tahapan pertama menjelaskan

pelaksanan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop Service) dan yang kedua

menjelaskan tentang factor apa saja yang menghambat pelaksanaan Pelayanan

Satu Pintu (One Stop Service).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksaanaan pelayanan terpadu satu

pintu (One Stop Service) mengacu pada UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang

pelayanan public dimana penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu (One Stop

Service) berjalan dengan baik sesuai dengan standrat pelayanan public, pelayanan

manual berbasis praktis berbasis partisipasi masyarakat.

Pelaksanaan Satu PIntu (One Stop Service) memenuhi beberapa factor

yang mempengaruuhi mulai dari adanya peran pejabat serta dukungan dari pihak

ketiga dalam mencukupi sarana dan prasarana. Adapun factor yang menghambat

jalanya program Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop Service) kurangnya

keahlian petugas dalam menangani keluhan masarakat, adanya jarak tempuh yang

sangat begitu jauh. Rekomendasi atau kesimpulan yang dapat di berikan adalah

penegasan terhadap seluruh karyawan yang terlibat program ini untuk lebih

disiplin serta memperbanyak pengetahuan tentang one stop service serta

menambah SDM agar terciptanya pelayanan yang berkualitas yang di berikan oleh

pihak pengelola

Kata Kunci : Administrasi Publik, Manajemen Pelayanan Publik, Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (One Stop Service)

vii

Page 8: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

8

SUMMARY

Tegar Bimantoro, 2017, The Implementation Of Public Service Based

Standrads (One Stop Service) Studies in Immigration Office Class 1 Malang.

Public Administration. Dr. Siti Rochmah, M.Si. 91 page + xxi

Complaints by society on service encourage government to implement

continuously one stop service. This program is a government program in

improving a service system. This study is aimed to describe the implementation of

one stop service. Method conducted in this study is descriptive by using

qualitative approach. By the first step is explaining the implementation of one

stop service and the second explains what factors are that constraint the

implementation of one stop service.

Result of this study shows that the implementation of one stop service is

based on 2009 Regulation no. 25 on public service where the implementation of

one stop service works well in the standard of public service, manual service in

practice based on society participation.

The implementation of one stop service fulfill several factors that influence

the existence of government role also support from the third party in satisfying the

facilities. Factors that constraint the work of one stop service program is the less

expertise of officers in handling society complains and there is long distance to

achieve. Recommendation and conclusion given are confirmation toward all

employees involved in this program to be more discipline also widen their

knowledge on one top service and increase the number of human sources to create

qualified services by management.

Keywords : public administration, public service management, one stop service .

viii

Page 9: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan

rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas

Akhir Kuliah yakni Skripsi yang berjudul “Strategi Petahana dalam Pemilihan

Kepala Daerah (Studi pada Pemilihan Bupati Kabupaten Malang)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir individu yang diajukan untuk memenuhi

syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas

Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Peneliti menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

2. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi

Publik Fakultas Ilmu Administrasi.

3. Bapak Dr. Luqman Hakim, M.Sc selaku Koordinator Minat

Administrasi Pemerintahan, beserta Ibu Ike Arni Noventi, S.AP, M.AP

selaku Sekretaris Koordinator Minat Pemerintahan.

4. Bapak Dr. Bambang Santoso Haryono, MS dan Bapak Drs. Minto Hadi,

M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan

arahan dalam penyusunan laporan ini.

5. Seluruh Staff Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Administrasi yang

membantu lancarnya proses penyusunan skripsi.

6. Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang berserta staf yang tidak bisa

saya sebutkan satu satu.

7. Kedua orang tua peneliti beserta keluarga yang selalu memberikan

dukungan.

8. Josephira Honey (real) yang turut memberikan support untuk selalu

mengerjakan skripsi ini hingga seelesai

ix

Page 10: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

10

9. Vermak jaya jeans sumbersari yang senantiasa menemani saya selama

bertahun tahun di malang dan kerap membantu saya ketika kebutuhan

finansial.

10. Keluarga besar HMI FIA UB khususnya kawan-kawan senasib dan

seperjuangan (Forsilader 2013) yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu namanya

11. Kawan-kawan BEM FIA UB 2015 yang telah bersedia menjadi partner

saya dalam belajar berorganisasi

12. Seluruh teman-teman FIA Publik Universitas Brawijaya yang

memberikan dukungan sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

13. Serta pihak-pihak yang terkait yang telah membantu penyusunan skripsi

ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 28 Juni 2017

Peneliti

x

Page 11: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

MOTTO .............................................................................................................. ii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ iii

TANDA PENGESAHAN .................................................................................. iv

PERNYATAAN ORISIONALITAS SKRIPSI .................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

RINGKASAN ..................................................................................................... vii

SUMMARY ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Publik ...................................................................... 8

1. Definisi Administrasi Publik .................................................... 8

2. Paradigma Sistem Administrasi Publik .................................... 11

3. Ruang Lingkup Administrasi Publik ........................................ 16

B. Konsep Pelayanan Publik .............................................................. 17

1. Definisi Pelayanan Publik ......................................................... 17

2. Penyelenggaraan Pelayanan Publik .......................................... 20

3. Unsur Unsur Pelayanan Publik ................................................. 21

4. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik ................. 22

5. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik .................................. 24

a. Terpadu Satu atap………………………………………….. 27

b Terpadu Satu Pintu ……………………………………….. 28

C. Konsep Inovasi .............................................................................. 29

1. Definisi Inovasi ......................................................................... 29

2. Tingkatan Inovasi ...................................................................... 31

3. Kriteria Inovasi.......................................................................... 33

4. Jenis Inovasi Dalam Sektor Publik ........................................... 35

D. Paspor ............................................................................................ 36

1. Sejarah Paspor ........................................................................... 36

2. Definisi Paspor .......................................................................... 38

3. Jenis-Jenis Paspor ..................................................................... 40

xi

Page 12: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 42

B. Fokus Penelitian ............................................................................. 44

C. Lokasi dan Situs Penelitian ............................................................ 46

D. Sumber Data .................................................................................. 46

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 49

F. Instrumen penelitian ...................................................................... 52

G. Analisis Data ................................................................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian ..................................... 55

1. Profil Kota Malang ................................................................... 55

2. Profil Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang .................................... 58

B. Penyajian Data Fokus Penelitian .................................................. 75

1. Pelaksanaan Standar Pelayanan Publik Berbasis Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (one stop servise) Pada Kantor Imigrasi

Kelas 1 Malang ......................................................................... 75

a. Prosedur Pelayanan .............................................................. 75

b. Biaya Pelayanan .................................................................... 78

c. Waktu Penyelesaian Pelayanan ............................................. 80

d. Program Pelayanan................................................................ 82

e. Sarana da Prasarana ............................................................... 83

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (One Stop Service) di Kantor Imigrasi Kelas 1

Kota Malang ............................................................................. 85

a. Faktor Pendukung ................................................................. 85

b. Faktor Penghambat ............................................................... 87

C. Pembahasan .................................................................................. 88

1. Pelaksanaan Standar Pelayanan Berbasis Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (One Stop Service) di Kantor Imigrasi Kelas 1

Kota Malang .............................................................................. 89

2. Faktor pendukung dan penghambat pelayanan satu pintu

(one stop service) di kantor imigrasi kelas 1 kota Malang ....... 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 93

B. Saran ............................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

xii

Page 13: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Administrasi Negara dan Administrasi Niaga .................. 11

Tabel 2. Biaya Pembuatan Paspor ................................................................... 65

Tabel 3. Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak ............................................. 70

Tabel 4. Tarif Pembuatan Paspor...................................................................... 79

xiii

Page 14: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tingkat Tingkat Inovasi ................................................................. 32

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data : Model Interaktif ............... 54

Gambar 3. Luas Wilayah Menurut Kecamatan ............................................. 56

Gambar 4. Peta Kota Malang .......................................................................... 57

Gambar 5. Lokasi Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang ....................................... 59

Gambar 6. Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kota Malang ........................ 60

Gambar 7. Peta Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kota Malang ....................... 62

Gambar 8. Pembuatan Paspor Online ............................................................. 78

Gambar 9. Penyelesaian Pelayanan ................................................................ 81

Gambar 10. Fasilitas Sarana dan Prasaran ........................................................ 84

xiv

Page 15: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini, kinerja birokrasi pelayanan publik menjadi isu yang

semakin strategis, karena perbaikan kinerja birokrasi memiliki implementasi

yang luas terhadap ekonomi di suatu negara, bukan hanya dari sistem ekonomi

tetapi hal lain seperti budaya dan politik. Perkembangan jaman yang semakin

pesat mengakibatkan tuntutan pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat

menjadi semakin meningkat, terutama pada institusi birokrasi. Keluhan

masyarakat terhadap kurangnya kualitas pelayanan merupakan salah satu

indikator yang menunjukkan belum memadainya pelayanan yang di berikan

oleh aparatur birokrasi. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat tersebut

merupakan tantangan birokrasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik serta

untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Untuk itu, institusi birokrasi

perlu menerapkan strategi peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap

kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang menghendaki kualitas pelayanan.

Permasalahan tentang birokrasi publik sebenarnya telah mendapat

perhatian oleh pemerintah melalui komitmen nasional ditunjuk dengan adanya

undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025, Peraturan

Presiden no. 5 tahun 2010 tentang pembentukan komite pengarah reformasi

birokrasi nasional. Dan tim reformasi birokrasi nasional dipimpin oleh menteri

pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Reformasi itu harus di

Page 16: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

2

lakukan mulai dari pejabat tinggi seperti presiden dalam suatu Negara atau

menteri/kepala lembaga pada suatu departemen dan kementrian

negara/lembaga negara,sebagai motor penggerak utama di ikuti oleh seluruh

aparatur di bawahnya

Dari pandangan diatas, reformasi birokrasi menuntut organisasi publik

untuk senantiasa meningkatkan pelayanan secara profesional sesuai dengan

bidangnya masing-masing. Undang undang dasar 1945 mengamanatkan

kepada negara untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara demi

kesejahteraan sehingga efektivitas suatu sistem pemerintahan sangat di

tentukan oleh baik buruknya pelayanan publik.

Pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi kebutuhan

dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang dan jasa dan pelayanan

administratif yang di sediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Menurut

Miftha Thoha (1994) “pelayanan publik merupakan suatu kegiatan yang harus

mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik,

mempersingkat waktu pelayanan dan memberikan kepuasan kepada publik”.

Hal ini menunjukkan bahwa arah reformasi birokrasi ialah peningkatan

kesejahteraan masyarakat serta pelayanan publik yang efisien dan efektif.

Salah satu proses yang terpenting dalam upaya mewujudkan

kesejahteraan dan pelayanan publik itu ialah dengan adanya inovasi. Inovasi

sering kali diterjemahkan sebagai penemuan baru, namun sebenarnya aspek

“kebaruan” dalam inovasi sangat ditekankan untuk inovasi sektor swasta .

sedangkan, inovasi pada sektor publik lebih ditekankan pada aspek

Page 17: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

3

“perbaikan” yang dihasilkan dari kegiatan inovasi tersebut, yaitu pemerintah

mampu memberikan pelayanan publik secara lebih efektif, efisien dan

berkualitas, murah dan terjangkau. Inovasi dalam buku manajemen perubahan

dan inovasi karya Amy Y.S Rahayu menjelaskan bahwa inovasi menjadi

terminologi yang populer dekade ini menyusul meningkatnya desakan publik

terhadap perubahan kinerja dari organisasi baik itu privat maupun publik.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dapat

menjadi satu alasan mendasar kenapa banyak sekali tuntutan adanya inovasi

seiring meningkatnya kemajuan teknologi. Jadi tidak ada lagi alasan untuk

menghindari tuntutan inovasi.

Perbaikan pelayanan telah banyak di lakukan oleh sebagian besar

institusi publik. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan

pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik,mudah dan terjangkau. Dan juga

sebagai jawaban kepercayaan yang telah di berikan oleh masyarakat terhadap

kinerja dari birokrasi pelayanan public yang notabene selama ini mendapatkan

“image” kurang memuaskan dari berbagai kalangan masyarakat yang

mengurus pelayanan baik itu pelayanan masalah perizinan maupun pelayanan

yang non perizinan seperti proses pengurusan yang terlalu berbelit belit,

memakan waktu yang terlalu panjang serta biaya yang mahal.

Selain semua institusi publik yang melakukan pembenahan, pelayanan

Direktorat Jenderal Keimigrasian juga melakukan sebuah terobosan

pelayanan. “pelayanan satu kali selesai atau one stop service” yaitu pelayanan

yang dilakukan oleh suatu kantor, dimana masyarakat memerlukan pelayanan

Page 18: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

4

apa saja dapat dilakukan dengan menghubungi dan menerima layanan dari

kantor tersebut. Yang berfungsi sebagai Front line yang juga sebagai Back line.

Tujuan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini untuk meningkatkan kualitas

pelayanan publik dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat

untuk memperoleh pelayanan publik. Walaupun berbagai masalah masih

mewarnai pelaksanaannya, tetapi komitmen pemerintah untuk meningkatkan

kualitas pelayanan publik semakin diperkuat dengan disahkannya Undang-

undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Sistem pelayanan penertiban paspor terbaru(sppt)/system one stop service

(OSS) merupakan terobosan Direktorat Jenderal imigrasi kementrian hukum

dan HAM berupa penyederhanaan atas prosedur birokrasi yang panjang yang

sebelumnya harus mengantri 4kali menjadi satu kali mengantri yang dulu untuk

mendapatkan paspor perlu 1 minggu di kecilkan menjadi 3 hari. Harapannya

adalah untuk meningkatkan kepuasan masyarakat ketika mengajukan

permohonan penerbitan paspor di kantor imigrasi. Terobosan ini di latar

belakangi oleh permasalahan di alami dirjen pajak seperti rendahnya kepastian

layanan,kinerja kelembagaan yang kurang efektif,adanya praktek

pencaloan,permasalahan di antrian pelayanan, profesionalisme petugas dan

sosialisasi kepada masyarakat/humas keimigrasian

Tujuan dilakukannya terobosan ini adalah untuk meningkatkan kepastian

layanan pembuatan dan perpanjangan paspor kepada masyarakat yang dinilai

semakin peka terhadap perlakuan pelayanan dari petugas dan infrastruktur

pelayanan baik yang positif maupun negatif, selain itu juga dapat

Page 19: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

5

meminimalisir praktek percaloan. Strategi yang dilakukan untuk melakukan

terobosan ini adalah dengan merubah paradigma pelayanan paspor berupa

perubahan bisnis proses dalam pelayanannya. Selain itu dilakukan pula

perubahan terhadap sistem antrian karena tempat layanan yang menjadi satu

serta pembayaran paspor melalui bank

Berdasarkan pengamatan atau fenomena yang di peroleh sebagai

pemohon pembuatan One Stop Service (OSS). Masih mengalami kegagalan itu

semua di akibatkan dari masih adanya calo paspor, sistem pelayanan yang

belum sesuai prosedur, masih adanya praktek pungli,serta masih adanya

pelayanan satu meja ke meja yang lainnya. Kurangnya sosiali tentang

pembuatan paspor online yang dianggap lebih mudah dalam pengurusan paspor

ternyata tidak berjalan secara maksimal, belum lagi dengan permasalahan visa

haji yang membuat para jamaah tertunda keberangkatannya. Belum lagi

praktek pungli yang terus jadi budaya dan tidak bisa hilang.

Kurangnya sosialisasi tentang pembuatan paspor secara online yang

dianggap lebih mempermudah dalam kepengurusan paspor juga menjadi bukti

tidak berjalanya secara maksimal inovasi layanan paspor tersebut, belum lagi

permasalahan visa haji membuat banyak jamaah yang tertunda untuk berangkat

ke tanah suci. Tertukarnya paspor dan visa haji serta terjadinya pungli yang

menurut keluhan yang diterima komisi VIII DPR RI saat pengurusan paspor.

Dengan melihat yang telah di paparkan diatas penulis mengambil judul

“Pelaksanaan Standar Pelayanan Berbasis Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(One Stop Service) (Studi Pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Malang)” yang

Page 20: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

6

di buat sebagai acuan untuk meneliti kegiatan pembuatan paspor yang ada di

kantor imigrasi Malang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang di paparkan di latar belakang, maka yang menjadi

pokok permasalahan dalam penelitian ini

a. Bagaimana pelaksanaan pelayanan one stop service di kantor imigrasi kelas

1 Malang

b. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelayanan terpadu satu pintu

(one stop servis) di kantor imigrasi kelas 1 Malang

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menurunkan adanya

hasil, suatu yang di peroleh setelah adanya penelitian penelitian selesai. Sesuai

dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini ialah:

a. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana pelaksanaan pelayanan di

kantor imigrasi kelas 1 Malang

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat layanan paspor di

kantor imigrasi kelas 1 Malang

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian antara lain ada dua dimensi yang pertama,

manfaat akademis dan manfaat praktis

a. Manfaat akademis ,di harapkan dari penelitian mampu memberikan manfaat

untuk kampus/pihak pihak yang berkompeten dalam pencarian informasi

Page 21: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

7

atau sebagai referensi mengenai inovasi pelayanan paspor di kantor imigrasi

kelas 1 Malang

b. Manfaat praktis, akan memberikan kontribusi bagi pelaksanaan pelayanan

paspor serta program program inovatif lainnya di kantor imigrasi kelas 1

Kota Malang.

Page 22: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Publik

1. Definisi Administrasi Publik

Administrasi sebagai ilmu pengetahuan (science) baru berkembang

sejak akhir abad yang lalu (abad XIX), tetapi administrasi sebagai suatu seni

(art) atau administrasi dalam praktek, timbul kesamaan dengan timbulnya

peradaban manusia. Sebagai ilmu pengetahuan administrasi merupakan

suatu fenomena masyarakat yang baru timbul sebagai suatu cabang daripada

ilmu-ilmu sosial, termasuk perkembangannya di Indonesia. Sekalipun

administrasi sebagai ilmu pengetahuan baru berkembang di Indonesia

dengan membawa prinsip-prinsip yang universal, akan tetapi dalam

prakteknya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia dengan

memperhatikan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh (impact) terhadap

perkembangan ilmu administrasi sebagai suatu disiplin ilmiah yang berdiri

sendiri.

Pengembangan di bidang administrasi dalam rangka peningkatan

kemampuan administratif (administrative capability), bukan saja

diperuntukkan dalam lingkungan pemerintahan saja, tetapi juga bagi

organisasi-organisasi swasta terutama dalam rangka pelaksanaan

pembangunan nasional. Administrasi sebagai ilmu pengetahuan termasuk

kelompok "applied science”, karena kemanfaatannya ada apabila prinsip-

Page 23: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

9

prinsip, rumus-rumus, dan dalil-dalilnya diterapkan untuk meningkatkan

mutu berbagai kehidupan bangsa dan negara. Sedangkan administrasi dalam

praktek atau sebagai suatu sarana pada zaman modern sekarang ini

merupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara terus menerus,

agar administrasi sebagai suatu sarana untuk mencapai tujuan benar-benar

dapat memegang peranan yang diharapkan.

Administrasi dapat dibedakan dalam 2 pengertian, yaitu:

a. Administrasi dalam arti sempit yaitu dari kata, Administratie

(Bahasa Belanda, yang meliputi kegiatan: catat-mencatat, surat-

menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda dan

sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan (clerical work). Jadi

tata usaha adalah bagian kecil kegiatan daripada administrasi yang

akan dipelajari.

b. Administrasi dalam arti luas dari kata Administration (Bahasa

Inggris).

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat, arti atau

definisi daripada administrasi dalam arti luas, yaitu:

1) Menurut Leonard D. White, dalam bukunya : Introduction to the

study of public administration, memberikan definisi sebagai

berikut “Administration is a process Common to all group

effort, public or private, civil or militry, large scale or small

scale ... etc”. (Administrasi adalah suatu proses yang pada

umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, negara atau

swasta sipil atau militer, usaha yang besa atau kecil ... dan

sebagainya).

2) H.A Simon dan kawan-kawan, dalam bukunya Public

Administration, memberikan definisi sebagai berikut:

“Administration as the acitivities of groups cooperating to

accomplish Common goals”. (Administrasi sebagai kegiatan

daripada kelompok yang mengadakan kerja sama untuk

menyelesaikan tujuan bersama).

3) William H. Newman, dalam bukunya Administrative Action

mengemukakan: “Administration has been defined as the

guidance, leardership and control of the effort of a group of

individuals towards some Common goal”. (Administrasi

didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan

pengawasan daripada usaha-usaha kelompok individu-individu

terhadap tercapainya tujuan bersama). (Harbani, 2007:13)

Page 24: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

10

Setelah mengetahui beberapa definisi administrasi, maka ciri-ciri

administrasi tersebut di atas dapat digolongkan atas :

a) Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas 2

orang atau lebih.

b) Adanya kerja sama dari kelompok tersebut.

c) Adanya kegiatan atau proses usaha.

d) Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan.

e) Adanya tujuan (Harbani, 2007 : 16)

Administrasi dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

1. Administrasi Negara (Public Administration) yaitu kegiatan-

kegiatan atau proses usaha di bidang kenegaraan. Administrasi

Negara pada dasarnya adalah sebuah bentuk kerja sama

administratif yang dikerjakan oleh 2 orang atau lebih demi

mencapai tujuan bersama. Goal dari administrasi publik itu sendiri

adalah public Service atau Pelayanan Publik. Administrasi publik

memiliki kajian ilmu tentang Politik, Hukum, Sosial serta

Manajemen.

Beberapa pakar negarawan mendefinisikan Administrasi Publik

sebagai berikut :

a. Public Administration menurut J.M. Pfiffner dan Robert

Premnus dalam bukunya : Public Administration, ialah “Public

Administration is a concerned with carrying out public policies”

(Administrasi Negara adalah suatu proses yang berhubungan

dengan pelaksanaan kebijaksanaan Negara).

b. Dimmock dalam bukunya : Public Administration,

mendefinisikan sebagai berikut : “Public Administration is the

activity of the state in the exercise of its political power”

(Administrasi Negara adalah kegiatan negara dalam

melaksanakan kekuasaan atau kewenangan politiknya).

2. Administrasi Niaga (Business Administration), yaitu kegiatan-

kegiatan, proses atau usaha yang dilakukan di bidang niaga. Dalam

bidang “Administrasi Niaga” (Business Administration) dapat

diartikan sebagai berikut : “Administrasi Niaga adalah kegiatan-

kegiatan dari pada organisasi-organisasi niaga dalam usahanya

mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan (profit making).”

(Harbani, 2007 : 19)

Perbedaan Administrasi Negara dan Administrasi Niaga. Di bawah ini

dijelaskan ruang lingkup kegiatan antara Administrasi Negara dan

Administrasi Niaga.

Page 25: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

11

Tabel 1. Perbedaan Administrasi Negara dan Administrasi Niaga

ADMINISTRASI NEGARA ADMINISTRASI NIAGA

1) Administrasi Negara bertujuan

memberikan pelayanan yang

sebaik-baiknya kepada masyarakat

(public service).

1) Administrasi Niaga bertujuan

memperoleh untuk sebesar-

besarnya (profit motive).

2) Administrasi Negara dalam

pencapaian tujuannya dilakukan

berdasarkan ketentuan atau

peraturan perundang-undangan

yang berlaku (legalistic approach ).

2) Administrasi Niaga dalam

pencapaian tujuannya dilakukan

dengan kebijaksanaan yang bersifat

menguntungkan (tidak sangat

terikat dengan ketentuan yang telah

ditetapkan).

3) Administrasi Negara dalam

kegiatannya mengutamakan

kebenaran sesuai dengan prosedur

yang telah ditentukan (birokrasi

bereaucracy)

3) Administrasi Niaga tidak selalu

terikat dengan prosedur yang

berlaku, tetapi mengutamakan hasil

yang dicapai.

4) Administrasi Negara cara kerjanya

dianggap kurang begitu efisien (in

efficient)

4) Administrasi Niaga cara kerjanya

sangat efisien (efficient)

5) Administrasi Negara bersifat

monopolistik karena sifatnya

mengutamakan kepentingan umum

(no competition).

5) Administrasi Niaga dalam

kegiatannya sifatnya adalah

persaingan bebas (free competition)

6) Administrasi Negara dalam

kegiatannya ditujukan bagi

kepentingan kesejahteraan rakyat

banyak (social welfare), misalnya :

pembuatan jalan atau jembatan,

pengairan, kesehatan dan lain-lain.

6) Administrasi Niaga dalam

kegiatannya tidak

mempertimbangkan bagi

kepentingan kesejahteraan rakyat

tetapi memperhitungkan

kepentingan kesejahteraan individu

atau kelompoknya.

2. Paradigma Sistem Administrasi Publik

Sistem administrasi publik di Negara Kesatuan Republik Indonesia

mengenal tiga tingkatan pemerintah, yakni pemerintahan pusat,

pemerintahan propinsi, dan pemerintahan kabupaten atau kota. Secara resmi

tidak terdapat tingkatan pemerintah di luar hal tersebut. Dengan demikian,

Page 26: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

12

semua urusan pemerintahan dibagi habis dalam tiga tingkatan pemerintahan

tersebut. Namun demikian masih terdapat satu jenis lain yang memperoleh

tempat khusus baik dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam

kajian administrasi publik. Jenis pemerintahan tersebut adalah pemerintah

lokal yang dimanifestasikan baik dalam bentuk pemerintahan kelurahan

maupun desa. Penyelenggaraan administrasi publik di berbagai tingkatan

pemerintahan ini pada dasarnya tidak terlepas dari perkembangan pemikiran

administrasi publik. Kajian dan praktek administrasi publik di berbagai

negara terus berkembang. Berbagai perubahan terjadi seiring dengan

berkembangnya persoalan yang dihadapi oleh administrator publik.

Terdapat tiga perspektif dalam administrasi publik yaitu public

administration, new public management, dan new public service (Denhardt

& Denhardt, 2004). Menurut Denhardt dan Denhardt paradigma OPA dan

NPM kurang relevan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan publik

karena memiliki landasan filosofi dan ideologis yang kurang sesuai dengan

administrasi negara, sehingga perlu paradigma baru yang kemudian disebut

sebagai NPS.

Paradigma OPA tidak bisa dipindahkan dari tiga pemikiran, yaitu

paradigma dikotomi politik-administrasi, rational-model Herbert Simon dan

teori pilihan publik (public choice). Pertama, paradigma dikotomi politik-

administasi yang mencoba menawarkan gagasan pemisahan politik-

administrasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Henry. Paradigma

dikotomi politik-administrasi memiliki dua kunci pokok yang menjadi ide

tema mereka yakni :

Page 27: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

13

a. Politik berbeda dengan administrasi. Secara naluriah, politik adalah

arena dimana kebijakan diambil sehingga administrasi berhak berada

dalam arena tersebut. Pejabat-pejabat politik bertanggung jawab

mengartikulasikan kepentingan publik dan memformulasikannya menjadi

sebuah produk politik berupa kebijakan. Administrasi hanya bertugas

mengimplementasikan kebijakan tersebut. Dengan demikian fungsi

politik dan administrasi harus dipisahkan agar tidak saling

mempengaruhi. Administrasi tidak boleh terkooptasi oleh kepentingan

politik sehingga birokrasi menjadi profesional dan netral dalam

menjalankan kebijakan publik.

b. Pimpinan pada setiap level dalam organisasi administrasi juga harus

mampu menata struktur dan strategi organisasi yang memungkinkan

organisasi mencapai tujuannya dengan efisien. Atasan diberikan

keleluasaan untuk memberikan punishment kepada bawahan yang lalai.

Kedua manusia rasional Herbert Simon juga memberikan pengaruh

terhadap OPA. Menurut Simon, manusia dipengaruhi oleh rasionalitas

mereka dalam menghadapi tujuan-tujuannya. Manusia yang bertindak secara

rasional disebut dengan manusia administratif. Manusia administratif adalah

orang yang memiliki perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan

organisasi dan tujuan pribadinya. Ketiga, teori pilihan publik (public choice)

merupakan teori yang melekat dalam OPA. Teori pilihan publik berasal dari

filsafat manusia ekonomi dalam teori-teori ekonomi. Inti ajaran teori pilihan

publik menyahkan bahwa manusia adalah individu yang rasional yang selalu

Page 28: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

14

menginginkan terpenuhinya kebutuhan pribadinya dan memaksimalkan

keuntungan pribadinya. Menurut teori pilihan publik, manusia akan selalu

mencari keuntungan atau manfaat paling tinggi pada setiap situasi dalam

setiap pengambilan keputusan. Manusia diasumsikan sebagai makhluk

ekonomi yang selalu mencari keuntungan pribadi melalui serangkaian

keputusan yang mampu memberikan manfaat yang paling tinggi.

Secara ringkas Denhardt daa Denhardt menguraikan karakteristik

OPA sebagai berikut:

1) Fokus utama adalah penyediaan pelayanan publik melalui

organisasi atau badan resmi pemerintah.

2) Kebijakan publik dan administrasi negara dipahami sebagai

penataan dan implementasi kebijakan yang berfokus pada satu cara

terbaik, kebijakan publik dan administrasi negara sebagai tujuan

yang bersifat politik.

3) Administrator publik memainkan peranan yang terbatas dalam

perumusan kebijakan publik dan pemerintahan, mereka hanya

bertanggung jawab mengimplementasikan kebijakan publik.

4) Pelayanan publik harus diselenggarakan oleh administrator yang

bertanggung jawab kepada pejabat politik dan dengan diskresi

terbatas.

5) Administrator bertanggung jawab kepada pimpinan pejabat politik

yang telah terpilih secara demokratis.

6) Program-program publik dilaksanakan melalui organisasi yang

hierarkis dengan kontrol yang ketat oleh pimpinan organisasi.

7) Nilai pokok yang dikejar oleh organisasi publik adalah efisiensi

dan rasionalitas.

8) Organisasi publik melaksanakan sistem tertutup sehingga

keterlibatan warga negara dibatasi.

9) Peranan administrator publik adalah melaksanakan prinsip-prinsip

Planning, Orgaizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting

dan Budgeting. (Denhardt & Denhardt, 2003:11-12)

Paradigma OPA dikritik oleh paradigma NPM. Secara konseptual

OPA berbeda dengan NPM. NPM mengacu pada sekelompok ide dan

praktek kontemporer untuk menggunakan pendekatan-pendekatan dalam

Page 29: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

15

sektor privat (bisnis) pada organisasi sektor publik. NPM adalah suatu

gerakan yang mencoba menginjeksikan prinsip-prinsip organisasi sektor

privat ke dalam organisasi pemerintah. Pemerintah yang kaku dan

sentralistik sebagaimana yang dianut oleh OPA harus diganti dengan

pemerintah yang berjiwa wirausaha dan profitable.

NPM merupakan genealogis dari ideologi neoliberalisme karena

menganjurkan pelepasan fungsi-fungsi pemerintah kepada sektor swasta.

Inti dari ajaran NPM dalam Keban (2004:95) dapat diuraikan sebagai

berikut :

1) Pemerintah diajak untuk meninggalkan paradigma administrasi

tradisional dan menggantikannya dengan perhatian terhadap kinerja

atau hasil kerja.

2) Pemerintah sebaiknya melepaskan diri dari birokrasi klasik dan

membuat situasi dan kondisi organisasi, pegawai, dan para pekerja

lebih fleksibel.

3) Menetapkan tujuan dan target organisasi dan personel lebih jelas

sehingga memungkinkan pengukuran hasil melalui indikator yang

jelas.

4) Staf senior lebih berkomitmen secara politis dengan pemerintah

sehari-hari daripada netral.

5) Fungsi pemerintah adalah memperhatikan pasar, kontrak kerja

keluar, yang berarti pemberian pelayanan tidak selamanya melalui

birokrasi, melainkan bisa diberikan oleh sektor swasta.

6) Fungsi pemerintah dikurangi melalui privatisasi.

NPS merupakan paradigma yang relatif masih baru dalam kajian

administrasi negara. NPS berakar dari teori demokrasi kewarganegaraan,

model komunitas dan masyarakat sipil, teori organisasi humanis, dan

administrasi negara baru serta administrasi negara postmodern. Dilihat dari

teori yang mendasari munculnya NPS, nampak bahwa NPS mencoba

mengartikulasikan berbagai teori dalam menganalisis persoalan-persoalan

publik.

Page 30: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

16

Denhardt dan Denhardt merumuskan prinsip-prinsip NPS yang

memiliki perbedaan dengan prinsip-prinsip OPA dan NPM. NPS mengajak

pemerintah untuk :

1) Melayani masyarakat sebagai warga negara bukan pelanggan.

2) Memenuhi kepentingan publik, kepentingan publik sering kali

berbeda dan kompleks, tetapi negara berkewajiban untuk

memenuhinya.

3) Mengutamakan warga negara di atas kewirausahaan.

4) Berpikir strategis dan bertindak demokratis, pemerintah harus

mampu bertindak cepat dan menggunakan pendekatan dialog

dalam menyelesaikan persoalan publik.

5) Menyadari kompleksitas akuntabilitas.

6) Melayani bukan mengarahkan, fungsi utama pemerintah adalah

melayani warga negara bukan mengarahkan.

7) Mengutamakan kepentingan masyarakat bukan produktivitas.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka NPS merupakan cara pandang

baru dalam administrasi negara yang mencoba menutupi kelemahan-

kelemahan para paradigma OPA dan NPM. Dan inti dari paradigma NPS

adalah mereposisi peran negara dan pemerintah dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

3. Ruang Lingkup Administrasi Publik

Secara garis besar ruang lingkup administrasi publik merupakan topik-

topik yang dibahas dari perkembangan ilmu administrasi publik. Beberapa

pendapat mengenai ruang lingkup administrasi publik dikemukakan oleh

Nicholas Henry yang dikutip oleh Pasolong (2008:19) yaitu:

a. Organisasi publik pada prinsipnya berkenaan dengan model-model

organisasi dan perilaku birokrasi.

b. Manajemen publik yaitu berkenaan dengan sistem dan ilmu

manajemen, evaluasi program dan produktivitas, anggaran publik

dan manajemen sumber daya manusia.

Page 31: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

17

c. Implementasi yaitu menyangkut terhadap kebijakan publik dan

implementasinya, privatisasi, administrasi antar pemerintahan dan

etika birokrasi.

Keban dalam Pasolong (2008:21) juga menyebutkan ruang lingkup

administrasi publik meliputi “kebijakan, organisasi, manajemen, moral dan

etika, lingkungan dan akuntabilitas.”

Selanjutnya ruang lingkup menurut Pasolong (2008:21) meliputi

“kebijakan publik, birokrasi publik, manajemen publik, kepemimpinan,

pelayanan publik, administrasi kepegawaian negara, kinerja, dan etika

administrasi publik.

B. Konsep Pelayanan Publik

1. Definisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan

(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan

pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan

pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan

untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta

menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat

mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan

bersama (Rasyid, 1998). Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan

bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan profesional.

Dalam undang undang nomor 25 tahu 2009 tentang pelayanan publik

di tegaskan dalam pasal 1 butir 1:

Page 32: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

18

“Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangkaian pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang,

jasa/pelayanan administratif yang di selenggarakan oleh penyelenggara

pelayanan publik”

Keputusan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara nomor 63 tahun

2003 mendefinisikan pelayanan publik sebagai : “Segala bentuk pelayanan

yang di laksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat, di daerah, dan di

lingkungan badan usaha milik pemerintah atau badan usaha milik daerah

dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

perundang-undangan”

Mengikuti definisi tersebut di atas,pelayanan publik atau pelayanan

umum dapat di artikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum

yang di laksanakan oleh instansi pemerintahan pusat,di daerah, dan di

lingkungan badan usaha milik Negara maupun badan usaha milik daerah

dalam bentuk barang dan jasa dalam rangka pelaksanaan perundang-

undangan antara lain:

a. Melaksanakan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi

pemerintahan di bidang pelayanan publik.

b. Mendorong upaya pengefektifkan sistem dan tata cara pelayanan,

sehingga pelayanan publik dapat di selenggarakan lebih berdaya guna

dan berhasil guna

Page 33: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

19

c. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakrasa dan peran serta masyarakat

dalam derap langkah pembangunan serta dalam rangka mensejahterakan

masyarakat luas

Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik tadi adalah

merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi

masyarakat di samping sebagai abdi negara. Pelayanan publik (public

services) oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan

masyarakat (warga negara) dari suatu negara kesejahteraan (welfare state).

Pelayanan umum oleh Lembaga Administrasi Negara (1998) diartikan

sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh

Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha

Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka

upaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik dengan demikian dapat

diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sementara itu, kondisi

masyarakat saat ini telah terjadi suatu perkembangan yang sangat dinamis,

tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, merupakan indikasi dari

empowering yang dialami oleh masyarakat (Thoha dalam Widodo, 2001).

2. Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh penyelenggara

pelayanan publik yaitu penyelenggara Negara atau pemerintah,

Page 34: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

20

penyelenggara perekonomian dan pembangunan, lembaga independen yang

dibentuk oleh pemerintah, badan usaha atau badan hukum yang bekerjasama

dan/atau dikontrak untuk melaksanakan sebagian tugas dan fungsi

pelayanan publik.

Menurut Agus Dwiyanto (2012) yang menyebutkan beberapa

pertimbangan mengapa penyelenggaraan pelayanan publik menjadi titik

yang strategis yaitu: pertama, pelayanan publik selama ini menjadi ranah

dimana Negara yang diwakili oleh pemerintah berinteraksi dengan lembaga-

lembaga non-pemerintah. Dalam ranah ini terjadi pergumulan yang sangat

intensif antara pemerintah dengan warganya. Buruknya praktek

pemerintahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik sangat dirasakan

oleh warga dan masyarakat luas. Ini berarti jika terjadi perubahan yang

signifikan pada ranah pelayanan publik dengan sendirinya dapat dirasakan

manfaatnya secara langsung oleh warga dan masyarakat luas.

Kedua, berbagai aspek pemerintahan yang baik dapat diartikulasikan

secara relatif lebih mudah dalam ranah pelayanan publik. Aspek

kelembagaan yang selama ini sering dijadikan rujukan dalam menilai

praktek pemerintahan dapat dengan mudah dinilai dalam praktek

penyelenggaraan pelayanan publik.

Ketiga, pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur

pemerintah. Pemerintah sebagai representasi Negara, masyarakat sipil, dan

mekanisme pasar memiliki kepentingan dan keterlibatan yang tinggi dalam

ranah ini. Pelayanan publik memiliki high stake dan menjadi pertaruhan

yang penting bagi ketiga unsur pemerintahan tersebut karena baik dan

Page 35: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

21

buruknya praktek pelayanan publik sangat berpengaruh terhadap ketiganya.

Nasib sebuah pemerintahan, baik di pusat maupun daerah, akan sangat

dipengaruhi oleh keberhasilan mereka dalam mewujudkan pelayanan publik

yang baik. Keberhasilan sebuah rezim dan penguasa dalam membangun

legitimasi kekuasaan sering dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam

menyelenggarakan pelayanan publik yang baik dan memuaskan warga

(Agus Dwiyanto, 2012).

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik perlu dilakukan secara

demokratis, efisien, responsif, dan non-partisipan. Apabila dalam

penyelenggaraan pelayanan publik tidak berkualitas atau jauh dari kata baik,

maka birokrasi publik akan kehilangan kepercayaan dan akan ditinggalkan

oleh masyarakat.

3. Unsur Unsur Pelayanan Publik

Unsur unsur pelayanan publik (Anggara : 2012 hal 575) meliputi

sebagai berikut :

1. Strategi atau rencana yang di pergunakan untuk mencapai sasaran

tertentu yang telah ditentukan

2. Struktur yaitu untuk mencapai tujuan organisasi di perlukan adanya

struktur organisasi yang dapat di jabarkan ke dalam tugas tugas

fungsional

3. Sistem, sistem organisasi dalam organisasi harus di buat sedemikian

rupa, sehingga mempermudah hubungan kerja, cepat dan benar. Baik

Page 36: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

22

sarana maupun para sarana dan di sesuaikan dengan kemajuan teknologi

tanpa mengurangi efektivitas dan efisiensi

4. Staff, disini di kaitkan dalam pemilihan staff untuk mengisi organisasi.

Du upayakan dapat di dukung oleh staf yang sesuai rekrutmen yang baik

5. Style, yaitu tingkah laku manager atau gaya dalam mencapai sasaran

organisasi

6. Skill, dalam menjalankan organisasi perlu adanya kecakapan dari

anggotanya. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan skill secara terus

menerus untuk mengantisipasi setiap perubahan

7. Share value, superordinate goals, bahwa semua leader di fokuskan

dalam superordinate goals. Hal ini berarti konsep bimbingan

diinstruksikan oleh organisasi kepada anggotanya.

4. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Pelayanan publik terdapat sepuluh prinsip pelayanan umum yang

diatur dalam Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara

Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan

Pelayanan Publik, kesepuluh prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kesederhanaan: prosedur pelayanan publik yang diberikan tidak

berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan.

2) Kejelasan: persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik, unit

kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan atau

sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik dan rincian biaya

Page 37: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

23

pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3) Kepastian Waktu; pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan

dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4) Akurasi; produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah

5) Keamanan; proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman

dan kepastian hukum.

6) Tanggung jawab; pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau

pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan

pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan

pelayanan publik.

7) Kelengkapan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika (telematika)

8) Kemudahan akses; tempat dan lokasi sarana prasarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan

teknologi telekomunikasi dan informasi.

9) Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan; pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan

dengan ikhlas.

10) Kenyamanan; lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan

ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan

sehat, serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti

parkir, toilet, tempat ibadah dan lainnya.

Page 38: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

24

5. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Penyelenggaraan Pelayanan Publik perlu memperhatikan dan

menerapkan prinsip pelayanan publik. Dalam lampiran keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/Kep/M.PAN/7/2003,

dijelaskan tentang prinsip pelayanan publik sebagai berikut :

a. Kesederhaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan

1) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;

2) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan atau

sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

c. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan.

d. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

Page 39: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

25

f. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayan publik.

g. Kelengkapan sarana prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika (telematika).

h. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika

i. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,

serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu,

yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah

dan lain-lain

Berdasarkan lampiran keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor: 63/Kep/M.PAN/7/2003, setiap penyelenggaraan pelayanan

publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai

jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan. Standar pelayanan

Page 40: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

26

merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan

publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.

Standar pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi:

a. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima

pelayanan termasuk pengaduan.

b. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan

sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

c. Biaya pelayanan

Biaya pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses

pemberian pelayanan.

d. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

e. Sarana dan Prasarana

Penyedia sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan publik.

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku

yang dibutuhkan.

Page 41: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

27

Dalam kaitannya dengan pola pelayanan, lampiran keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/Kep/M.PAN/7/2003

menyatakan adanya empat pola pelayanan yaitu:

a. Fungsional

Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai

dengan tugas, fungsi dan kewenangan.

b. Terpusat

Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara

pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan.

c. Terpadu

Pasal 9 UU Nomor 25 Tahun 2009 menyatakan dalam rangka

mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan publik,

dapat dilakukan penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu. Pola

penyelenggaraan pelayanan publik terpadu dibedakan menjadi dua,

yaitu:

1) Terpadu satu atap

Dalam Keputusan Materi Pendayagunaan Aparatur Negara

Republik Indonesia Nomor 63/Kep/M.PAN/7/2003 memberikan

pengertian mengenai pelayanan terpadu satu atap yakni pola

pelayanan terpadu yang diselenggarakan dalam satu tempat yang

meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai

keterkaitan proses dan dilayani melalui beberapa pintu. Pola

pelayanan terpadu satu atap lebih banyak ditujukan untuk

Page 42: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

28

memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat. Kelemahan

sistem ini adalah sulit dilakukan kontrol oleh Kepala Pelayanan

Satu Atap karena tidak memiliki kewenangan baik administratif

maupun teknis. Sehingga jika timbul permasalahannya sulit untuk

diatasi karena di luar tanggung jawabnya.

2) Terpadu satu Pintu

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Republik Indonesia Nomor: 63/Kep/M.PAN/7/2003 memberikan

pengertian mengenai pelayanan terpadu satu pintu yakni pola

pelayanan terpadu yang diselenggarakan pada satu tempat yang

meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses

dan dilayani melalui satu pintu. Tujuan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan

memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk

memperoleh pelayanan Publik.

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop

Service) disini adalah penyelenggaraan pelayanan mulai dari tahap

permohonan sampai tahap penerbitan dokumen (penyerahan resep

pada pemohon), dilakukan secara terpadu dalam satu tempat.

Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop Service)

merupakan salah satu bentuk usaha dalam menjalankan aktivitas

pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien karena dapat

diproses secara paralel, karena baik secara administratif maupun

Page 43: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

29

teknis diselenggarakan dalam satu pintu. Untuk itu petugas front

Office melayani urusan administratif, sedangkan back Office

melayani urusan-urusan teknis. Program ini merupakan bentuk

nyata usaha pemerintah dalam mempermudah dan mempercepat

alur pelayanan kesehatan. Dengan adanya pelayanan terpadu satu

pintu yang baik, maka pemerintah dapat melaksanakan pelayanan

secara terpadu dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan

masyarakatnya.

g. Gugus tugas

Petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus

ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian

pelayanan tertentu.

C. Konsep Inovasi

1. Definisi Inovasi

Kata inovasi dalam nahas inggris adalah “innovation” sering di

terjemahkan segala hal yang baru atau pembaruan (S. Wojowasito, 1972;

Santoso S. Hamijoyo, 1996). Inovasi kadang kadang juga di pakai untuk

menyatakan penemuan. Kata penemuan juga sering di gunakan dalam

bahasa inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengaitkan

antara pengertian inovasi dan modernisasi karena keduanya sama-sama

membicarakan usaha pembaharuan.

Secara garis besar inovasi sering diartikan dalam “pembaharuan” inovasi

dalam sektor publik lebih di tekankan pada sektor “perbaikan” yang di

Page 44: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

30

hasilkan dari kegiatan inovasi tersebut.. yaitu pemerintah mampu

memberikan pelayanan publik secara efektif,efisien dan berkualitas dan

terjangkau (Angraeny dalam jurnal kebijakan dan manajemen publik Vol.

1. No1. 2013)

Inovasi menjadi teknologi yang populer dekade ini menyusul

meningkatnya desakan publik terhadap perubahan kinerja aparatur

pemerintahan baik itu privat maupun publik. Sejumlah ahli sudah berupaya

untuk mendefinisikan inovasi. Terminology inovasi juga di gunakan secara

positif dalam perubahan dinamika organisasi ke arah yang lebih baik.

Inovasi erat kaitannya dengan perubahan dalam sebuah organisasi.

Perubahan dan inovasi merupakan sebuah kejadian yang tumpang tindih

sehingga di perlukan ada kejelasan definisi diantara keduanya.

Dalam terminology umum, inovasi adalah satu ide kreatif dimana

diimplementasikan untuk menyelesaikan tekanan dari suatu masalah

(UN,2007 dalam Sangkala 2013:26).

Pugh dalam rahayu Y.S (2015:84) menyatakan inovasi adalah sebuah

pengenalan atas fitur baru dalam organisasi. Inovasi dicerminkan oleh

produk-produk dan proses produksi baru, kemajuan dalam teknologi

komunikasi,organisasi dan layanan baru di sektor publik dan sektor non-

publik Daft dalam rahayu Y.S menyatakan inovasi organisasi berkaitan

dengan adopsi sebuah ide atau perilaku yang sifatnya baru bagi organisasi

yang mengadopsinya. Secara lebih khusus, inovasi identifikasikan sebagai

sebuah awal penggunaan ide oleh sebuah organisasi dengan tujuan yang

Page 45: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

31

sama. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa inovasi memiliki nilai

tambah karena keterbaharuan yang di bawa ke dalam organisasi.

Dari definisi para tokoh tersebut penulis menyimpulkan bahwa inovasi

erat kaitannya dengan perubahan-perubahan yang di hadapi oleh organisasi.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa inovasi menjadi kunci

yang bisa digunakan oleh organisasi lain dalam menghadapi sebuah

perubahan. Definisi inovasi yang cenderung positif karena inovasi menjadi

strategi yang di gunakan oleh organisasi untuk menyediakan perubahan

manajemen yang efektif. Organisasi akan berbicara mengenai bagaimana

poin poin keterbaharuan yang menjadi karakter inovasi dapat di

kembangkan secara keseluruhan melalui perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan kontrol sehingga dapat menghubungkan semua aspek

organisasi.

2. Tingkatan Inovasi

Shapiro (2002) dalam rahayu Y.S,2015 : 95 secara tegas menyatakan

bahwa inovasi merupakan suatu capability (kapasitas). Bagi organisasi yang

inovatif,seluruh aspek dari suatu kapabilitas harus dipertimbangkan. Inovasi

sebagai suatu kapabilitas dapat dilihat dalam tingkatan pengembangan

inovasi dalam dimensi penambahan nilai atau value added, dan kondisi

kecanggihan atau sophistication. Pada tingkatan pertama, inovasi sebagai

event. Pada tingkatan kedua, sebagai proses dan tingkatan ketiga sebagai

capability. Berikut ilustrasinya:

Page 46: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

32

Gambar 1. Tingkat Tingkat Inovasi

(Shapiro, 2002) dalam Rahayu Y.S, 2015 : 95

Tingkat pertama, kebanyakan orang memandang inovasi sebagai

“event” atau kejadian semata,memang demikian pada awalnya. Inovasi

dalam tingkatan sebagai event, pada awalnya memang baru berupa

brainstorming dan kontes memamerkan ide ide baru. Jika ide ide baru

tersebut diterima oleh organisasi maka disana ada nilai tambah bagi

organisasi. Syarat pada tahapan ini adalah perlunya prakondisi yang

mendukung,dan kepemimpinan yang terbuka. Pada tingkatan yang lebih

tinggi inovasi tidak sekedar ide ide baru , namun juga menjadi bagian dari

suatu proses produksi, dimana organisasi memasukan inovasi ke dalam

perencanaan, dan struktur dari pemecahan masalah,mewujudkan dan

mengembangkannya serta mengevaluasi implementasi dari ide ide tersebut.

Prakondisi pertama selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah peluang baru

lengkap dengan dukungan infrastruktur dan sumber daya yang di perlukan.

Tingkatan selanjutnya inovasi akan sebagai capability manakala inovasi

Val

ue

Added

EVENT

(idea)

PROCESS

(deliverable)

CAPABILITY

(enviroment)

SOPHISTICATION

Page 47: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

33

tidak hanya untuk memecahkan masalah semata, melainkan

mempresentasikan organisasi itu sendiri dan apa yang mereka lakukan

sepenuhnya sangat inovatif.

3. Kriteria Inovasi

Dengan menunjuk pada sebuah pemahaman mengenai inovasi, dapat

disimpulkan bahwa sebuah program yang inovatif akan menimbulkan best

practices. Dalam sidang PBB,telah merekomendasikan bahwa best practices

di gunakan oleh UN sebagai alat yang digunakan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan publik yang didasarkan atas apa yang terjadi di lapangan.

Adapun kriteria best praticies menurut UN (dalam sangkala 2014:8)

terdiri dari: Legalilasi, kerangka peraturan oleh hukum atau standart formal

yang menghargai isu isu dan masalah yang dihadapi

a. Dampak (impact) sebuah best praticies harus menunjukkan sebuah

positif dan dapat dilihat (tangible) dalam meningkatkan kondisi

kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan tidak

beruntung. jadi kebijakan ini harus sesuai dan tepat sasaran bukan hanya

untuk sebagian golongan.

b. Kemitraan, sebuah best practice harus di dasarkan pada sebuah

kemitraan antara actor-actor yang terlibat, setidaknya melibatkan dua

pihak, antara pemerintah dan swasta

c. Keberlanjutan, sebuah best practice harus membawa perubahan dasar

pada wilayah permasalahan berikut :

Page 48: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

34

1) Kebijakan social dan strategi sektoral di daerah yang memiliki potensi

bagi adanya replikasi dimanapun

2) Kerangka institusional dan proses pembuatan kebijakan yang

memiliki kejelasan peran kebijakan dan tanggung jawab beragam

tingkatan dan kelompok aktor seperti pemerintah pusat dan daerah.

LSM,dan organisasi masyarakat

3) Efisien transparan dan sistem manajemen yang akuntabel dapat

membuat lebih efektif penggunaan sumber daya manusia,teknik

keuangan.

d. Kepemimpinan dan keberdayaan masyarakat yakni:

1) Kepemimpinan yang menginspirasikan bagi adanya tindakan dan

perubahan termasuk di dalamnya perubahan kebijakan publik

2) Pemberdayaan masyarakat, rukun tetangga dan komunitas lainnya

serta penyatuan terhadap kontribusi yang di lakukan oleh masyarakat

tersebut

3) Penerimaan dan pertanggung jawaban terhadap perbedaan sosial dan

budaya.

4) Kemungkinan bagi adanya transfer pengembangan lebih lanjut dan

replikasi

5) Tepat bagi kondisi lokal dan tingkatan pembangunan yang ada.

e. Kesetaraan gender dan pengecualian sosial yakni inisiatif haruslah dapat

di terima dan merupakan respon terhadap perbedaan sosial dan budaya;

mempromosikan kesetaraan dan keadilan sosial atas dasar pendapatan,

Page 49: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

35

jenis kelamin usia dan kondisi fisik/mental serta mengakui dan

memberikan nilai terhadap kemampuan yang berbeda.

f. Inovasi dalam konteks lokal dan dapat di transfer.

4. Jenis Inovasi Dalam Sektor Publik

Ada beberapa jenis inovasi sekor publik menurut para ahli salah

satunya adalah Helversen dkk. (dalam Sangkala, 2014:30) yang membagi

tiga Inovasi dalam Sektor publik :

1. Incremental innovation to radical innovation (ditandai oleh tingkat

perubahan perbaikan instrumental terhadap produk,proses layanan

yang sudah ada)

2. Top down innovation to bottom-up innovation (ditandai oleh

mereka yang mengawali proses dan mengarah kepada perubahan

perilaku dari top manajemen atau organisasi atau institusi di dalam

hierarki, bermakna dari sebuah pekerja di tingkat bawah seperti

pegawai negeri, pelayanan masyarakat,dan pembuatan kebijakan di

level menengah).

3. Needs led innovation and efficiency-led innovation (ditandai

apakah inovasi proses telah diawali untuk menyelesaikan masalah

spesifik atau agar produk layanan,atau prosedur yang sudah ada

lebih efisien).

Menurut, Adriana Alberti and Guido Bertucci (dalam UN 2006)

inovasi dalam governance maupun administrasi publik merupakan suatu

jawaban kreatif,efektif, dan untuk menyelesaikan persoalan persoalan baru

atau sebagai jawaban baru atas masalah masalah lama.

a. Inovasi Institutional, yang fokusnya adalah pembaruan lembaga yang

telah berdiri atau pendirian institusi baru,pembaruan lembaga ini

membutuhkan analisis dan kajian yang mendalam tentang keberadaan

suatu lembaga di dalam sektor publik. Lembaga yang di rasa tidak cukup

efektif dan tidak dapat memberikan kontribusi rill dalam

Page 50: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

36

penyelenggaraan publik perlu dilakukan perombakan atau dihilangkan

supaya tidak membebani anggaran publik

b. Inovasi organisasional, termasuk introduksi prosedur pekerjaan atau

teknik manajemen baru dalam administrasi publik. Upaya menemukan

metode dan mekanisme dalam penyelenggaraan publik sangat di

perlukan, terutama metode metode baru dalam aspek pengembangan

kompetensi individu dan penerapan teknologi baru.

c. Inovasi proses, fokusnya adalah pengembangan kualitas pemberian

pelayanan publik. Proses pemberian layanan membutuhkan sentuhan

sentuhan inovatif terutama dalam hal service delivery, efisiensi layanan

dan kemudahan akses layanan

d. Inovasi konseptual, fokusnya adalah bentuk bentuk baru governance

(seperti : pembuatan kebijakan yang interaktif,keterlibatan governance,

reformasi penganggaran berbasis masyarakat dan jaringan horizontal).

D. Paspor

1. Sejarah Paspor

Sejarah timbulnya paspor di perkirakan sudah sejak tahun 450 SM,

salah satu referensi yang dianggap mewakili keberadaan paspor ditemukan

dalam kitab suci yaitu Nehemia 2: 7:9 disebutkan Nehemia perwakilan dari

King Artaxerxes I dari Persia, memerintahkan Nehemia untuk pergi ke

Yudea dan raja memberikan sebuah surat kepada “pemimpin di seberang

sungai” yang meminta jaminan keselamatan bagi Nehemia selama ia

menjelalah daerah tersebut.

Page 51: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

37

Sumber lain juga menyebutkan penggunaan surat perjalanan pertama

kali dalam sejarah di perkirakan pada zaman Holy Land tahun 450 SM,

ketika itu raja Persia mengangkat seorang Babylonia yang bernama

Nehemia yang di angkat sebagai gubernur baru Palestina. Nehemia

memohon dan di kabulkan yaitu surat untuk keamanan dalam perjalanan

sebagai pelindung dirinya. Itulah catatan permohonan pertama kali dari surat

perjalanan, yang kemudian di kenal nama (sebutan) paspor. Penggunaan

surat keterangan diri (semacam paspor) juga ada di masa raja Fir’aun saat

berkuasa di Mesir. Pada masa kekhalifahannya islam, paspor di gunakan

dalam bentuk bara’a yaitu berupa tanda pembayaran pajak, hanya mereka

yang membayar zakat (muslim) dan jizya (non muslim) diijinkan untuk

bepergian ke daerah lain dalam kekhalifahan. Oleh itu bara’a dikenal

sebagai paspor perjalanan.

Istilah paspor sendiri dari Sea Port (pelabuhan laut). Di Eropa abad

pertengahan, dokumen itu dikeluarkan bagi pelancong oleh penguasa

setempat. Dan biasa memiliki daftar kota dimana pemilik dokumen

diijinkan lewat. Raja Henry V dari inggris di percaya sebagai pencipta apa

yang saat ini kita anggap sebagai paspor. Paspor digunakan untuk

membuktikan identitas pemiliknya di negeri asing. Paspor jenis pertama

mencakup uraian pemegang paspor. Pemasangan foto pada paspor di mulai

pada abad ke-20 ketika fotografi semakin meluas.

Di akhir abad ke 19 menjelang perang dunia 1, paspor tidak

diperlukan bagi perjalanan internasional di Eropa dan lintas batas sangat

Page 52: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

38

mudah sehingga sedikit orang yang membuat paspor. Pada tahun 1920

kumpulan Negara-negara mengadakan konferensi tentang paspor dan tiket

masuk. Petunjuk paspor di hasilkan dari konferensi tahun 1926 dan 1927.

Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) mengadakan konferensi tahun

1963, tetapi tidak menghasilkan petunjuk paspor dari konferensi tersebut.

Baru pada tahun 1980 standarisasi paspor muncul di bawah dukungan ICAO

(International Civil Aviation Organization) atau organisasi penerbangan

sipil internasional.

2. Definisi Paspor

Paspor adalah dokumen resmi yang di keluarkan oleh pejabat yang

berwenang dari suatu Negara yang memuat identitas pemegangnya dan

berlaku untuk melakukan perjalanan antar Negara. Paspor berisi biodata

pemegangnya yang meliputi foto pemegang tempat dan tanggal kelahiran ,

informasi kebangsaan dan juga beberapa informasi lain mengenai

identifikasi individual. Adakalanya pula sebuah paspor mencantumkan

daftar Negara yang tidak boleh di masuki si pemegang paspor tersebut

contoh,m dahulu pemegang paspor Indonesia tidak boleh berkunjung ke

Israel dan Taiwan.

Dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang hingga saat ini

paspor mengalami revolusi. Beberapa Negara sudah mengeluarkan e-paspor

yang merupakan pengembangan atau revolusi dari paspor konvensional saat

ini, dimana pada paspor tersebut telah di tanamkan sebuah chip yang

berisikan biodata pemegangnya beserta data biometriknya. Data biometrik

Page 53: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

39

ini di simpan dengan maksud untuk untuk lebih meyakinkan orang yang

memegang paspor adalah benar orang yang memiliki hak dan berhak atas

paspor tersebut.

Paspor biasanya di pergunakan untuk perjalanan internasional karena

harus ditunjukkan ketika memasuki perbatasan suatu Negara, walaupun di

Negara tertentu ada perjanjian dimana warga suatu negara tertentu dapat

memasuki Negara lain dengan dokumen selain paspor. Paspor di beri cap

(stempel) atau di segel dengan visa yang di lakukan oleh petugas Negara

tempat kedatangan.

Paspor republik Indonesia adalah dokumen yang di terbitkan oleh

direktorat Jenderal keimigrasian, kementrian hukum dan HAM dan hak

asasi manusia perwakilan RI di luar negeri. Paspor ini hanya di berikan

kepada warga Negara Indonesia. Paspor ini berisi 24 dan 48 halaman dan

berlaku selama 5 tahun. Namun paspor yang diterbitkan oleh perwakilan RI

di luar negeri lazimnya menertibkan paspor dengan jangka waktu 3 tahun

dan perpanjangan 2 tahun setelahnya.

Di halaman pertama paspor Republik Indonesia di temukan himbauan

dari pemerintah sebagai berikut :

Dalam bahasa Indonesia.

“Pemerintah Indonesia memohon kepada semua pihak yang

berkepentingan untuk mengijinlan kepada pemegang paspor ini berlaku

secara leluasa dan memberikan bantuan dan perlindungan kepadanya”

Page 54: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

40

Dalam bahasa inggris

“the government of the republic of Indonesia request to all whom it may

concerned to allow the bearer to pass freely without let or hindrance and

afford him/her such assistance and protection”

3. Jenis-Jenis Paspor

Ada beberapa jenis macam paspor Indonesia antara lain:

1. Paspor Diplomatik, digunakan sebagian orang untuk mengidentifikasi

mereka sebagai perwakilan diplomatik dari Negara asalnya. Karena itu

pemegang paspor ini menikmati beberapa kemudahan perlakuan dan

kekebalan di Negara tempat mereka bertugas. Di Indonesia paspor

diplomatik ini di beri warna hitam dan di keluarkan oleh departemen luar

negeri.

2. Paspor Dinas/Resmi, paspor ini diterbitkan untuk kalangan teknisi dan

petugas administrasi dari suatu misi diplomatik seperti kedutaan dan

konsulat ataupun bagi pegawai negeri/pemerintahan yang sedang

menjalankan tugas ke luar negeri. Paspor jenis ini mendapatkan beberapa

kemudahan yang tidak dimiliki oleh pemegang paspor biasa. Paspor ini

di beri sampul warna biru dan di keluarkan oleh departemen luar negeri

setelah mendapat ijin dari sekretariat Negara.

3. Paspor Orang Asing, paspor yang diberikan kepada seseorang yang

bukan warga negaranya. Syarat dan ketentuan untuk memiliki paspor

jenis ini di atur oleh masing-masing Negara.

Page 55: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

41

4. Paspor Kelompok, paspor yang diberikan untuk kelompok, misalnya

perjalanan anak sekolah (study tour) untuk belajar ke Negara lain dengan

batas waktu yang telah ditentukan

5. Paspor Haji dan Umrah, paspor yang berikan khusus jamaah haji dan

umrah nama yang tertera dalam paspor haji dan umrah harus

menggunakan 3 kata.

Page 56: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode menurut Koentjaraningrat (1997:16) dalam arti kata

sesungguhnya adalah “metode”(Yunani : Methodos) diartikan sebagai salah

satu cara atau jalan. Oleh sebab itu metode dalam hal ini merupakan cara kerja

yang digunakan untuk memahami dan menyelesaikan masalah dari proyek

yang menjadi suatu sasaran ilmu yang bersangkutan. Sedangkan yang

dimaksud penelitian menurut Ismani dan Suryadi (1987) diartikan sebagai

berikut :

“penelitian dalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan adalah segala

aktivitas berdasarkan disiplin ilmu ilmiah untuk mengumpulkan,

mengklarifikasi, menganalisa, mengintervensikan fakta-fakta serta

hubungan antara fakta fakta alam, masyarakat, kelakuan, hasil hasil

kelakuan dan rohani manusia,guna menemukan prinsip-prinsip

pengetahuan dan metode baru dalam usaha menanggapi hal-hal tersebut”

Dengan demikian metode penelitian adalah suatu cara yang sistematis

dan teratur untuk melakukan penelitian dengan menggunakan berbagai disiplin

ilmu pengetahuan guna memecahkan, menemukan, mengembangkan dan

menguji masalah yang teliti agar memperoleh hasil dan pembahasan yang

dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Pada penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif

dengan metode kualitatif.. penelitian deskriptif di definisikan sebagai penelitian

yang berupaya mengungkapkan suatu masalah dan keadaan apa adanya,

sehingga hanya akan mengungkapkan fakta-fakta dan tidak menggunakan

Page 57: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

43

pengujian hipotesa. Sedangkan Arikunto (Arikunto, 2002:309) menyebutkan

bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang di maksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan

gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan

Pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip

oleh Moleong (Moleong, 2004:4) adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang atau perilaku yang di amati. Sedangkan pendekatan kualitatif menurut

Kurt dan Miller dalam Meleong (2003:3) adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada pengamatan

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan ruang tersebut

dalam bahasanya dan peristilahannya. Penelitian ini hanya menggambarkan

“apa adanya” tentang variable, gejala atau keadaan dan tidak bermaksud

menguji hipotesa. Penelitian jenis ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan

dan pengelolaan data, namun juga menganalisa dan mengintervensi data.

Sedangkan tujuan pendekatan kualitatif adalah ingin membongkar atau

membedah wacana makna di balik suatu peristiwa atau fenomena dengan

memberikan dasar-dasar pengertian atau pemahaman berdasarkan alasan

berfikir yang dapat diterima oleh akal sehat atau logika

Dengan menggunakan jenis dan metode penelitian seperti yang telah

dijelaskan di atas, maka diharapkan penulis dapat menggambarkan dan

menjelaskan secara jelas dan tepat mengenai inovasi pelayanan satu pintu (one

stop service) di Kantor Imigrasi kelas 1 Malang.

Page 58: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

44

B. Fokus Penelitian

Di dalam fokus penelitian,diuraikan tentang masalah yang menjadi pusat

perhatian penelitian ini. Fokus ini berkedudukan sebagai batas,yaitu yang

berguna untuk mencegah terjadi pembiasaan dalam mempersepsikan maupun

dalam melakukan pembahasan nantinya.

Dalam penelitian kualitatif ada yang disebut dengan batasan batasan

masalah atau disebut juga fokus, yang berisi pokok masalah yang masih

bersifat umum. Untuk mempertajam penelitian. Fokus penelitian diperlukan

untuk membantu dalam pelaksanaan penelitian, sebab, dengan menentukan

fokus penelitian secara tepat sesuai dengan tujuan dan masalah penelitian,

maka penelitian ini dapat dilakukan secara terarah dan dapat mencapai hasil

yang di inginkan atau lebih jelasnya fokus penelitian memiliki dua tujuan.

Pertama, penetapan fokus penelitian membatasi studi, yang berarti dengan

adanya fokus, penelitian menjadi lebih terbatas dan spesifik kedua adalah

penentuan fokus secara efektif menetapkan kriteria untuk menyaring informasi

yang mengalir masuk (Moloeong, 2004:93).

Penelitian ini peneliti berfokus pada “inovasi pelayan paspor di kantor

imigrasi kelas 1 Malang” yang menyangkut dari beberapa aspek perhatian.

1. Pelayanan terpadu satu pintu (one stop service) di Kantor Imigrasi kelas 1

Malang. Adapun unsur-unsur yang di teliti meliputi

a. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayananan yang cenderung dari meja ke meja kini bisa di

layani dalam satu meja. Sehingga lebih efektif dalam melakukan

pelayanan.

Page 59: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

45

b. Biaya pelayanan

Biaya pelayanan sebelum adanya one stop service adalah perbayar

sekarang menjadi gratis.

c. Waktu penyelesaian pelayanan

Waktu penyelesaian pelayanan juga dapat ringkas dengan memberikan

janji tiga hari sudah dapat di ambil

d. Program pelayanan

Program-program yang di berikan kantor imigrasi kepada masayarat

yang meliputi delivery service bahwa pembuatan paspord bisa di antar

ke rumah jika yang bersangkuta tidak bisa hadir dalam mengambil

paspor yang sudah jadi. sosialisa kepada masyarakat bahwa mebuat

paspor bisa secara online lewat gadget ataupun pc.

e. Sarana dan prasarana

Faasilitas yang di berikan dalam menyelesaikan urusan pembuatan

paspor yang dahulu kurang nyaman sekarang lebih nyamn

2. Faktor pendukung dan penghambat pelayanan terpadu satu pintu (one stop

service) di Kantor Imigrasi kelas satu Malang.

a. Faktor pendukung

1) Faktor internal

2) Faktor eksternal

b. Faktor penghambat

1) Faktor internal

2) Faktor eksternal

Page 60: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

46

C. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian di lakukan. Menurut

Strauss dalam Islamy (1993:50-51), penetapan lokasi penelitian didasari oleh

pertimbangan sebagai berikut:

1. Kesesuaian dengan substansi penelitian

2. Mampu memberikan entri berupa proses, program pengembangan, struktur,

interaksi dan sebagainya yang sesuai dengan kebutuhan deskriptif yang

mendalam.

3. Dapat menerima kehadiran peneliti dalam waktu yang cukup lama.

Adapun lokasi penelitian ini adalah di kota Malang. Dengan

pertimbangan bahwa lokasi tersebut sebagai daerah percontohan atas berbagai

program yang telah sukses diterapkan. Sedangkan situs penelitian adalah

tempat dimana peneliti menangkap keadaan yang sebenarnya dari objek yang

di teliti. Sehubungan dengan itu, maka yang menjadi situs penelitian ini adalah

kantor imigrasi kelas 1 Malang di Jl. Raya Panjisuroso No.4, Polowijen,

Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65126 Telp. (0341) 4822233. Peneliti

mengambil lokasi dan situs penelitian tersebut dikarenakan kantor imigrasi

kelas 1 Malang merupakan kantor yang menerapkan inovasi pelayanan satu

atap (one stop service).

D. Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan faktor yang penting yang menjadi

pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data adalah

orang-orang yang dijadikan narasumber penelitian dimana orang-orang

Page 61: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

47

tersebut memperkaya dan memperpadat informasi tentang permasalahan yang

menjadi pusat perhatian peneliti. Sehingga sumber data dianggap menguasai

dan mampu memberikan data yang di perlukan.

Sesuai dengan metode penelitian yang mempergunakan jenis penelitian

deskriptif, maka terdapat dua jenis data dalam penelitian ini, yaitu :

1. Data primer

Data primer adalah data pokok yang dikumpulkan peneliti secara

langsung dari sumbernya. Sumber tersebut diperoleh melalui informan yang

berhubungan dengan objek penelitian yang meliputi wawancara dan

observasi. Dalam penelitian ini sumber data primer adalah hasil wawancara

dengan sejumlah informan. Adapun sumber data primer ini antara lain:

a. Kepala kantor imigrasi kelas 1 Malang

Yang mempunyai tugas pokok dan fungsi kementrian hukum dan

ham bidang keimigrasian khususnya di wilayah kerja Kantor Imigrasi

kelas 1 Kota Malang

b. Kasi lalu lintas ke imigrasian

Melakukan kegiatan keimigrasian yang meliputi pemberian

perlintasan, pemberian permohonan dokumen perjalanan ijin

berangkat/kembali bagi warga negara asing atau warga negara Indonesia

serta kegiatan dalam hal perjalanan, pendaratan, urusan haji, Pengiriman

tenaga kerja Indonesia keluar negeri, pengurusan anak kapal dan ijin

masuk darurat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dalam rangka menunjang kelancaran keimigrasian.

Page 62: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

48

c. Kasi sarana dan komunikasi ke imigrasian

Melakukan pengumpulan pengilahan serta penyajian data informasi

dan penyebarannya untuk penyidikan keimigrasian serta melakukan

pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai dengan ketentuan yang

berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas seksi saran dan komunikasi

keimigrasian

d. Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian

Melakukan pengawasan dan penindakan pencegahan dan

penangkapan, penampungan sementara orang asing yang melakukan

pelanggaran keimigrasian berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

e. Kepala urusan kepegawaian

Melaksanakan urusan kepegawaian yang meliputi formasi mutasi,

pemberhentian dan pemensiunan di lingkungan kantor imigrasi sesuai

dengan undang undang yang berlaku

f. Kepala Urusan Umum

Melaksanakan urusan umum yang meliputi surat menyurat,

perlengkapan dan rumah tangga di lingkungan kantor imigrasi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

g. Pegawai operasional (loket)

Melaksanakan tugas dengan memberikan nomor antrian kepada orang-

orang yang akan membuat paspor di lingkungan kantor imigrasi.

h. Masyarakat yang mengurus paspor baik warga Negara Indonesia

(WNI)/warga Negara asing (WNA)

Page 63: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

49

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang

bersumber dari dokumen-dokumen resmi, laporan laporan tahunan, jurnal-

jurnal penelitian dan data yang mendukung yang berhubungan dengan

penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

sebuah penelitian ilmiah, karena data yang di hasilkan ini di terapkan dapat

digunakan untuk menjawab sekaligus memecahkan permasalahan yang ada.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penelitian lapangan

(field research) untuk mendapatkan informasi maupun data-data dengan terjun

langsung ke objek yang di jadikan sasaran penelitian yang dapat memberikan

data atau informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini antara lain:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi dengan jalan

yang ingin diteliti. Observasi dilakukan secara instens dan dalam waktu

yang bervariatif, artinya tidak hanya melihat objek dari kerangka waktu

yang sama. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengamati

secara langsung bagaimana pelayanan terpadu satu pintu (one stop service)

di kantor imigrasi kelas satu kota Malang.

Page 64: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

50

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang berbentuk

komunikasi antara dua orang , melibatkan seseorang yang ingin

memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Adapun wawancara ini

dilakukan dengan beberapa pihak, antara lain :

a. Kepala kantor imigrasi kelas 1 Malang

Yang mempunyai tugas pokok dan fungsi kementrian hukum dan

ham bidang keimigrasian khususnya di wilayah kerja Kantor Imigrasi

kelas 1 Kota Malang

b. Kasi lalu lintas ke imigrasian

Melakukan kegiatan keimigrasian yang meliputi pemberian

perlintasan, pemberian permohonan dokumen perjalanan ijin berangkat/

kembali bagi warga negara asing atau warga negara Indonesia serta

kegiatan dalam hal perjalanan, pendaratan, urusan haji, Pengiriman

tenaga kerja Indonesia keluar negeri, pengurusan anak kapal dan ijin

masuk darurat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dalam rangka menunjang kelancaran keimigrasian.

c. Kasi sarana dan komunikasi ke imigrasian

Melakukan pengumpulan pengilahan serta penyajian data informasi

dan penyebarannya untuk penyidikan keimigrasian serta melakukan

pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai dengan ketentuan yang

berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas seksi saran dan komunikasi

keimigrasian

Page 65: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

51

d. Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian

Melakukan pengawasan dan penindakan pencegahan dan

penangkapan, penampungan sementara orang asing yang melakukan

pelanggaran keimigrasian berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku

e. Kepala urusan kepegawaian

Melaksanakan urusan kepegawaian yang meliputi formasi mutasi,

pemberhentian dan pemensiunan di lingkungan kantor imigrasi sesuai

dengan undang undang yang berlaku.

f. Kepala Urusan Umum

Melaksanakan urusan umum yang meliputi surat menyurat,

perlengkapan dan rumah tangga di lingkungan kantor imigrasi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

g. Pegawai operasional (loket)

Melaksanakan tugas dengan memberikan nomor antrian kepada

orang-orang yang akan membuat paspor di lingkungan kantor imigrasi.

Masyarakat yang mengurus paspor baik warga Negara Indonesia

(WNI)/warga Negara asing (WNA).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah tekbik pengumpulan data dengan cara

mempelajari bahan-bahan tertulis seperti literature, dokumen, arsip serta

dokumen-dokumen yang lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

Dokumen biasanya terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Page 66: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

52

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam suatu

penelitian. Dimana instrumen penelitian ini dapat dikatakan sebagai alat yang

digunakan referensi untuk mengumpulkan data guna menunjang penelitian,

maka instrumen penelitian yang digunakan haruslah tepat dan dapat dipercaya

Untuk menjaring dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari:

1. Meneliti sendiri, dimana peneliti mengumpulkan informasi sesuai dengan

masalah yang diteliti yang terjadi di lokasi penelitian

2. Pedoman wawancara (interview guide), yaitu merupakan suatu petunjuk

yang memuat daftar pertanyaan yang digunakan oleh peneliti untuk

menanyakan sejumlah informasi kepada narasumber

3. Buku catatan lapangan (field note), yaitu catatan yang di buat oleh peneliti

saat menyaksikan kejadian-kejadian tertentu. Sebagai pelengkap dari catatan

lapangan maka peneliti juga memanfaatkan camera agar mudah dalam

mengulang ingatan kondisi lapangan dan jalanya wawancara.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah di pahami dan di interpentasikan. Analisis data dimulai dengan

menghimpun data ada. Data yang telah diperoleh dari penelitian kemudian akan

diolah dengan menggunakan metode analisa yang sesuai dengan tujuan untuk

meringkas atau menyederhanakan data agar lebih dapat berarti dan dapat

diinterpretasikan, sehingga masalah dapat dipecahkan. Adapun proses analisa

Page 67: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

53

dalam metode kualitatif ini dilakukan sejak awal dan sepanjang proses penelitian

berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan analisis data model interaktif (Miles,

Huberman dan Saldana, 2014:8) dengan prosedur:

1. Data Condensation (kondensasi data)

Kondensasi data menunjukkan pada proses pemilihan, pemusatan,

penyederhanaan, pengabstrakan, dan atau transformasi data yang diperoleh

peneliti dari hasil catatan lapangan, wawancara, transkrip, dokumen, dan

data dari hasil lapangan yang lainnya.

2. Data display (penyajian data)

Penyajian data merupakan suatu pengorganisasian, penyatuan informasi-

informasi yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan aksi. Penyajian

data ini dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk melihat dan

memahami apa yang terjadi, menganalisis dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Oleh karena itu dalam

penelitian ini, peneliti akan menyajikan data dalam bentuk kualitatif.

3. Drawing and Verification Conclusion (Penarikan Kesimpulan atau

Verifikasi)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif model interaktif adalah

penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data,

peneliti mulai mencari arti dan makna benda-benda, keterangan atau

penjelasan, sebab-akibat dan proposisi. Peneliti membuat kesimpulan

berdasarkan data yang didukung dengan bukti yang kuat pada tahap

pengumpulan data. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan dapat

Page 68: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

54

berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung. Tetapi apabila

kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid maka

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman (Miles, Huberman dan Saldana,

2014:14)

Page 69: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

1. Profil Kota Malang

a. Geografis

Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan

kota besar kedua di Jawa Timur setelah kota Surabaya. Letaknya yang

berada di tengah-tengah wilayah kabupaten Malang secara astronomis

terletak pada posisi 112,06 -112,07 buhur timur, 7,06 – 8,02 lintang

selatan dengan batas wilayah sebafai berikut:

Sebelah Utara : Kec Singosari dan Kec Karangploso Kab. Malang

Sebelah Timur : Kec Pakis dan Kec Tumpang Kab Malang

Sebelah Barat : Kec Wagir dan Kec Dau Kab Malang

Sebelah Selatan : Kec Tajiman dan Kec Pakisaji Kab Malang

Luas wilayah kota Malang sebesar 110,06 km yang terbagi dari

lima kecamatan yaitu Kecamatan Kedungkandang, Sukun, Klojen,

Blimbing, Lowokwaru. Potensi alam yang dimiliki kota Malang adalah

letaknya yang cukup tinggi yaitu 440-667 meter di atas permukaan laut.

Saalah satu lokasi yang paling tinggi adalah pegunungan buring yang

terletak di sebelah timur kota Malang. Dari atas pegunungan ini terlihat

jelas pemandangan yang indah antara lain dari arah barat terlihat barisan

gunung Kawi dan Panderman. Sebelah utara Gunung arjuna. Seebelah

Page 70: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

56

timur Gunung semeru, dan jika melihat ke bawah terlihat hamparan kota

Malang, sedangkan sungai yang mengalir di wilayah kota Malang adalah

sungai Brantas, Amprong, dan Bango

Gambar 3. Luas Wilayah Menurut Kecamatan

Sumber : www.malangkota.go.id

Berdasarkan gambar 3 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat lima

kecamatan di kota Malang . Kecamatan dengan wilayah terluas adalah

Kedungkandang dengan persentase 36,34% dari total wilayah.

Selanjutanya adalah Lowokwaru dengan persentase 20,53% sukun

dengan 19,05%, Blimbing sebesar 16,15% dan yang terakhir adalah

klojen dengan persentase wilayah sebesar 8,02% dari keseluruhan total

wilayah.

Berikut adalah gambar peta wilayah kota Malang agar lebih jelas

memahami wilayah wilayah yang ada di kota Malang.

Page 71: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

57

Gambar 4. Peta Kota Malang

Sumber : Malangkota.go.id

b. Pemerintahan

Kota Malang terdiri dari lima kecamatan yang ada dan terbagi atas

57 kelurahan. Berdasarkan klarifikasi dari kemampuan kelurahan dalam

membangun wilayahnya tercatat seluruh kelurahan masuk ke dalam

kategori kelurahan swasembada artinya hampir seluruh kelurahan yang

ada telah mampu menyelenggarakan pemerintahannya dengan

sendirinya. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, aparatur pemerintah

sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai peran yang penting

dalam melaksanakan berbagai tugas baik itu tugas umum pemerintahan,

tugas pembangunan maupun dalam tugas memberikan pelayanan kepada

masyarakat

Page 72: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

58

2. Profil Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang

a. Sejarah Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang

Kantor Imigrasi Malang berdiri pada Tahun 1961 bertempat di Jl.

Bandung No. 28 Malang yang merupakan rumah pribadi Kepala Kantor

saat itu (Bp. R. Sujono). Kemudian Pemerintah membeli sebuah

bangunan di Jl. Raung No. 2 Malang dengan status tanah sewa milik

Pemerintah Daerah Kota Malang, namun sejak 1982 Kantor Imigrasi

Malang telah menempati gedung baru di Jl. Panji Suroso No. 4 Malang

dan telah mengalami penambahan/perubahan secara fisik hingga saat ini.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pemohon jasa

keimigrasian tahun 1992 telah dibangun Pos Imigrasi di Probolinggo

diatas tanah hak sewa dari Adpel dan perluasan gedung kantor tahun

1998 hingga sekarang.

Perubahan Kantor Imigrasi Kelas II Malang menjadi Kantor

Imigrasi Kelas I Malang, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M-12.PR.07.04

Tahun 2007 tanggal, 30 Juli 2007, tentang Peningkatan Kelas Kantor

Imigrasi dari Kelas II menjadi Kelas I. Kepala Kantor Imigrasi Kelas I

dilantik pada tanggal 27 Maret 2008 yang diikuti serah terima jabatan

Kepala Kantor dan pelantikan Pejabat Struktural dibawahnya pada

tanggal 04 April 2008.

Page 73: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

59

Gambar 5. Lokasi Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Malang

b. Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang

Visi

Masyarakat memperoleh kepastian hukum.

Misi

Melindungi Hak Asasi Manusia

Motto

Melayani Dengan Tulus

Janji Layanan

1. Kepastian Persyaratan

2. Kepastian Biaya

3. Kepastian Waktu Penyelesaian

Page 74: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

60

c. Sumber Daya Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang

Gambar 6. Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kota Malang

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Malang

Uraian tugas pokok dan fungsi dalam kantor imigrasi kota kelas 1

kota Malang.

1. Kepala kantor imigrasi kelas 1 Malang

Yang mempunyai tugas pokok dan fungsi kementrian hukum dan ham

bidang keimigrasian khususnya di wilayah kerja Kantor Imigrasi kelas

1 Kota Malang

2. Kasi lalu lintas ke imigrasian

Melakukan kegiatan keimigrasian yang meliputi pemberian

perlintasan, pemberian permohonan dokumen perjalanan ijin

berangkat/kembali bagi warga negara asing atau warga negara

Indonesia serta kegiatan dalam hal perjalanan, pendaratan, urusan haji,

Page 75: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

61

Pengiriman tenaga kerja Indonesia keluar negeri, pengurusan anak

kapal dan ijin masuk darurat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dalam rangka menunjang kelancaran

keimigrasian.

3. Kasi sarana dan komunikasi keimigrasian

Melakukan pengumpulan pengilahan serta penyajian data

informasi dan penyebarannya untuk penyidikan keimigrasian serta

melakukan pemeliharaan dokumentasi keimigrasian sesuai dengan

ketentuan yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas seksi saran

dan komunikasi keimigrasian

4. Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian

Melakukan pengawasan dan penindakan pencegahan dan

penangkapan, penampungan sementara orang asing yang melakukan

pelanggaran keimigrasian berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

5. Kepala urusan kepegawaian

Melaksanakan urusan kepegawaian yang meliputi formasi

mutasi, pemberhentian dan pemensiunan di lingkungan kantor

imigrasi sesuai dengan undang undang yang berlaku

6. Kepala Urusan Umum

Melaksanakan urusan umum yang meliputi surat menyurat,

perlengkapan dan rumah tangga di lingkungan kantor imigrasi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Page 76: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

62

d. Peta Wilayah Kerja

Gambar 7. Peta Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kota Malang

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Malang

Peta Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Malang terbagi atas wilayah:

1. Kota Malang

2. Kabupaten Malang

3. Kota Pasuruan

4. Kabupaten Pasuruan

5. Kota Probolinggo

6. Kabupaten Probolinggo

7. Kabupaten Lumajang

8. Kota Batu

Page 77: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

63

e. Pelayanan Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang

Ada 2 untuk pelayanan yang ada di kantor imigrasi antara lain

warga negara Indonesia dan warga negara asing. Adapun syarat untuk

mendapatkan passport baru maupun untuk ijin tentang tetap atau

sementara di jelaskan sesuai rincian di bawah:

1) Warga negara Indonesia

Persyaratan yang harus dilakukan dan dilengkapi oleh para pemohon

paspor baru adalah sebagai berikut :

a) Mengisi formulir permohonan secara lengkap dengan huruf cetak.

b) Melampirkan asli dan 1 lembar photo copy :

♦ Bukti Domisili :

1. Kartu Tanda Penduduk (*wajib)

2. Resi Kartu Tanda Penduduk

3. Keterangan domisili dari kecamatan

4. Kartu Keluarga bagi daerah yang mengeluarkan KK (*wajib)

♦ Bukti identitas diri berupa (*minimal salah satu):

1. Akte Kelahiran

2. Ijasah

3. Akte Perkawinan/Surat nikah/Surat Baptis

4. Surat Keterangan lainnya atau dokumen yang dikeluarkan

oleh instansi pemerintah.

c) Surat Keputusan Ganti Nama (*untuk WNI keturunan) :

Keputusan Presidium Kabinet

Page 78: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

64

Keputusan Kementerian Hukum dan HAM RI

Keputusan Pengadilan Negeri

d) Izin instansi bagi PNS, ABRI dan Kepolisian.

e) Bagi anak yang belum berusia 17 Tahun melampirkan :

Surat Domisili dari Kecamatan atau KIA

Akte Perkawinan/Surat Nikah Orang Tua

Surat Pernyataan (Ijin) dari orang tua (ditandatangani di atas

materai 6000)

Paspor orang tua (apabila ada)

f) Bagi anak buah kapal :

Permohonan dari nahkoda/agen perusahaan

Terdaftar dalam crew list

g) Bagi Tenaga Kerja Indonesia diperlukan Rekomendasi dari Dinas

Tenaga Kerja.

h) Surat Bukti Kewarganegaraan RI bagi WNI yang mendapatkan

kewarganegaraan Indonesia melalui Perundang-undangan

(Instruksi Menteri Kehakiman dan HAM RI no.M-01.hl.05.05 th

2004 Tentang pembuktian Kewarganegaraan dalam permohonan

SPRI atau perijinan lainnya) :

Orang yang memperoleh naturalisasi sesuai pasal 5 dan 6 UU

no.62 Th.58 wajib menunjukkan SBKRI

Ketentuan tersebut hanya untuk SPRI dan ijin lainnya yang

pertama kali

Page 79: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

65

Bagi istri/anak cukup menunjukkan pemberian

kewarganegaraan/suami/ayah/ibu beserta berita acara

pengambilan sumpah atau KTP atau KK atau Akte Kelahiran

Biaya pembuatan paspor sesuai dengan : Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis dan Tarif

Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia :

Tabel 2. Biaya Pembuatan Paspor

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF

BIAYA PASPOR

1 Paspor 48 halaman untuk WNI/orang Per Buku Rp300,000.00

2 Paspor 48 halaman Pengganti yang Hilang yang

Masih Berlaku Per Buku Rp600,000.00

3 Paspor 48 halaman Pengganti yang Rusak yang

Masih Berlaku Per Buku Rp300,000.00

4

Paspor 48 halaman pengganti yang hilang/rusak

yang masih berlaku disebabkan karena bencana

alam dan awak kapal yang kapalnya tenggelam

Per Buku Rp300,000.00

5 Paspor 24 halaman untuk WNI/orang Per Buku Rp100,000.00

6 Paspor 24 halaman pengganti yang hilang yang

masih berlaku Per Buku Rp200,000.00

7 Paspor 24 halaman pengganti yang rusak yang

masih berlaku Per Buku Rp100,000.00

8

Paspor 24 halaman pengganti yang hilang/rusak

yang masih berlaku disebabkan karena bencana

alam dan awak kapal yang kapalnya tenggelam

Per Buku Rp100,000.00

9 Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk WNI

Perorangan Per Buku Rp 50,000.00

10 Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk WNI dua

orang atau lebih Per Buku Rp100,000.00

Page 80: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

66

2) Warga negara asing

Persyaratan Izin Kunjungan / ITK

a) Permohonan perpanjangan Izin Kunjungan diajukan oleh orang

asing yang bersangkutan dan atau sponsornya, 7 hari sebelum

tanggal berakhir Izin Kunjungan kepada Kepala Kantor Imigrasi

Setempat, dengan mengisi formulir yang ditentukan;

b) Surat sponsor dan jaminan yang ditujukan kepada Kepala Kantor

Imigrasi;

c) Identitas Sponsor (KTP);

d) Foto copy dan asli Paspor kebangsaan atau dokumen perjalanan

serta bukti Izin Kunjungan yang sah dan masih berlaku;

e) Mempunyai tiket kembali (Return Ticket) atau tiket untuk

melanjutkan ke negara lain;

f) Tidak termasuk dalam daftar cegah-tangkal;

g) Pas Foto berwarna terbaru ukuran 3 x 4 sebanyak 4 buah;

h) Untuk perpanjangan ketiga sampai dengan kelima, melampirkan

bukti Pendaftaran Orang Asing (POA) dari Kantor Imigrasi yang

berwenang.

Keterangan Izin Kunjungan

a) Masa berlaku paling lama 60 hari;

b) Dapat diperpanjang max 5 kali berturut-turut dan tiap perpanjangan

selama 30 hari;

c) Dapat di alih status ke ITAS setelah tiba di Indonesia, adapun

syaratnya:

Page 81: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

67

(1) Permintaan orang asing yang bersangkutan dan sponsornya;

(2) Telah berada di Indonesia untuk:

(a) Menanamkan modal

(b) Bekerja sebagai tenaga ahli

(c) Bekerja sebagai pimpinan perusahaan

(d) Pendidikan dan pelatihan

(e) Penelitian ilmiah

(f) Bergabung dengan suami/isteri WNI

(g) Bergabung dengan suami/isteri ITAS atau ITAP

(h) Bergabung dengan orang tua ITAS/ITAP, bagi anak-anak:

< 18 th dan belum menikah

(i) Pertimbangan manfaat/alasan kemanusiaan

(j) Berdasarkan keputusan Dirjen

(k) Memperoleh kembali kewarganegaraan berdasar UU no.6

Th.2006

(l) Wisatawan lanjut usia

Permen Hukum dan Ham RI no.M.IZ.01.10 TH.2007 :

Perubahan Permen M.02.IZ.01.10 1995 Tentang visa Izin Kunjungan,

Izin Tinggal Terbatas, izin masuk dan izin keimigrasian. Proses

Permohonan Perpanjangan Izin Kunjungan ini berlaku sampai 5 (lima)

kali dengan prosedur yang sama dengan dengan Permohonan Kartu

Izin terbatas (KITAS).

Penjelasan Proses tersebut adalah sebagai berikut :

Page 82: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

68

1. Petugas loket menerima berkas dari pemohon, memeriksa

kelengkapan permohonan Izin Tinggal Terbatas dan memasukan

berkas ke dalam komputer termasuk pemindaian dokumen dan

penyerahan Paspor.

2. Petugas loket menyerahkan berkas yang sudah diverifikasi ke Seksi

Waskadim untuk dilakukan pengecekan terhadap Daftar Cegah dan

penelitian dokumen yang diterima.

3. Bagian Seksi Statuskim memproses permohonan yang sudah

diverifikasi oleh Seksi Waskadim dan melanjutkan untuk dibuatkan

permohonan lanjutan.

4. Bendahara Penerima menerima pembayaran terhadap permohonan

yang diajukan dan mengeluarkan Tanda Terima Pembayaran.

5. Berkas yang sudah dilakukan pembayaran dikirimkan ke Petugas

Foto & Sidik Jari (5.a) untuk dilakukan pengambilan identifikasi :

Foto Wajah, Sidik jari & Tanda Tangan pemohon dan

menyerahkan dokumen yang sudah lengkap kepada Kepala Kantor

(5.b) untuk ditandatangani.

6. Permohonan yang sudah ditandatangani oleh Kepala Kantor untuk

dilanjutkan ke bagian Loket Penerima (6) untuk diserahkan kepada

pemohon dan ke bagian Seksi Infokim (6.a) untuk dilakukan

pengarsipan dan pemindaian dokumen.

7. Petugas Loket menyerahkan berkas permohonan yang sudah

disetujui.

Page 83: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

69

Perubahan status dari Izin Kunjungan Terbatas ke Izin Tinggal

Terbatas, adalah sebagai berikut :

Persyaratan :

1. Paspor kebangsaan yang sah dan masih berlaku

2. Visa/izin tinggal yang masih berlaku

3. Surat permohonan dari sponsor

4. Ktp/identitas diri sponsor

5. Surat pernyataan dan jaminan bermaterai

6. Untuk alih status karena perkawinan/penyatuan keluarga

melampirkan :

a. Akte perkawinan/surat nikah yang disahkan oleh pejabat yang

berwenang

b. Surat keterangan lapor/pencatatan perkawinan dari instansi yang

berwenang apabila pernikahan dilangsungkan di luar negeri

c. KTP & KK suami atau istri WNI

7. Untuk alih status karena tenaga kerja asing melampirkan :

a. Izin mempergunakan tenaga kerja asing

b. Akta pendirian perusahaan

c. Tanda daftar perusahaan

8. Untuk Rohaniawan melampirkan rekomendasi dari kementerian

agama.

9. Untuk Pelajar/Mahasiswa yang mengikuti pendidikan

melampirkan:

Page 84: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

70

a. Rekomendasi dari Kemendiknas untuk mahasiswa yang belajar

di perguruan swasta

b. Rekomendasi Kepala Sekolah Negeri/Rektor PTN bagi

mahasiswa yang mengikuti pendidikan di sekolah negeri/PTN di

Indonesia.

Biaya Perizinan sesuai dengan : Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia :

Tabel 3. Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak

No Jenis perizinan Satuan Biaya

1 Izin Tinggal Kunjungan

- Pemberian Izin Kunjungan Per Orang Rp 300,000.00

- Setiap Kali Perpanjangan Izin Kunjungan Per Orang Rp 300,000.00

2 Izin Tinggal Terbatas (Baru/Perpanjangan)

- Saat kedatangan Per Orang Rp 450,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Non Elektronik Masa

Berlaku Paling Lama 6 (Enam) Bulan Per Orang Rp 450,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Elektronik (E-KITAS)

Masa Berlaku Paling Lama 6 (Enam) Bulan Per Orang Rp 650,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Non Elektronik Masa

Berlaku Paling Lama 1 (Satu) Tahun Per Orang Rp 800,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Elektronik (E-KITAS)

Masa Berlaku Paling Lama 1 (Satu) Tahun Per Orang Rp 1,000,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Non Elektronik Masa

Berlaku Paling Lama 2 (Dua) Tahun Per Orang Rp 1,400,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Elektronik (E-KITAS)

Masa Berlaku Paling Lama 2 (Dua) Tahun Per Orang Rp 1,600,000.00

Page 85: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

71

No Jenis perizinan Satuan Biaya

- Foto pemohon ITAS Per Orang Rp 55,000.00

3 Penggantian Kartu Izin Tinggal Terbatas Karena

Rusak atau Hillang dan masih berlaku

- Izin Tinggal Terbatas Non Elektronik Masa

Berlaku Paling Lama 6 (Enam) Bulan Per Orang Rp 900,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Elektronik (E-KITAS)

Masa Berlaku Paling Lama 6 (Enam) Bulan Per Orang Rp 1,100,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Non Elektronik Masa

Berlaku Paling Lama 1 (Satu) Tahun Per Orang Rp 1,800,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Elektronik (E-KITAS)

Masa Berlaku Paling Lama 1 (Satu) Tahun Per Orang Rp 2,000,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Non Elektronik Masa

Berlaku Paling Lama 2 (Dua) Tahun Per Orang Rp 2,800,000.00

- Izin Tinggal Terbatas Elektronik (E-KITAS)

Masa Berlaku Paling Lama 2 (Dua) Tahun Per Orang Rp 3,000,000.00

4 Izin Tinggal Tetap Non Elektronik Masa Berlaku

5 (Lima) Tahun Per Orang Rp 3,500,000.00

5 Izin Tinggal Tetap Elektronik (E-KITAP) Masa

Berlaku 5 (Lima) Tahun Per Orang Rp 3,750,000.00

6 Perpanjangan Izin Tinggal Tetap Non Elektronik

Untuk Jangka Waktu yang Tidak Terbatas Per Orang Rp 10,000,000.00

7

Perpanjangan Izin Tinggal Tetap Elektronik (E-

KITAP) Untuk Jangka Waktu yang Tidak

Terbatas

Per Orang Rp 10,200,000.00

8

Penggantian Izin Tinggal Tetap Non Elektronik

Masa Berlaku 5 (Lima) Tahun Karena Rusak atau

Hilang dan Masih Berlaku

Per Orang Rp 1,500,000.00

9

Penggantian Izin Tinggal Tetap Elektronik (E-

KITAP) Masa Berlaku 5 (Lima) Tahun Karena

Rusak atau Hilang dan Masih Berlaku

Per Orang Rp 1,700,000.00

10

Penggantian Izin Tinggal Tetap Non Elektronik

Untuk jangka Waktu yang Tidak Terbatas Karena

Rusak atau Hilang

Per Orang Rp 3,000,000.00

11 Penggantian Izin Tinggal Tetap Elektronik (E-

KITAP) Untuk jangka Waktu yang Tidak Per Orang Rp 3,200,000.00

Page 86: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

72

No Jenis perizinan Satuan Biaya

Terbatas Karena Rusak atau Hilang

12 Izin Masuk Kembali (RE-ENTRY PERMIT)

- Multiple Exit Re-Entry Permit (MERP) 6 bulan Per Orang Rp 600,000.00

- Multiple Exit Re-Entry Permit (MERP) 1 tahun Per Orang Rp 1,000,000.00

- Multiple Exit Re-Entry Permit (MERP) 2 tahun Per Orang Rp 1,750,000.00

- Surat Keterangan Keimigrasian Per Orang Rp 3,000,000.00

Penjelasan Izin Tinggal Tetap (ITAP) :

1. Izin Tinggal Tetap diberikan kepada orang asing pemegang Visa

Tinggal Terbatas yang telah tinggal di Indonesia sekurang-

kurangnya lima tahun berturut-turut terhitung sejak tanggal

diberikannya Izin Tinggal Terbatas. Jadi, Izin Tinggal Tetap

diperoleh sebagai alih status dari izin Tinggal Terbatas.

Pengalihan Alih Status tersebut dapat diberikan atas dasar

permohonan orang asing yang bersangkutan.

2. Izin Tinggal Tetap diberikan oleh Direktur Jenderal Imigrasi atas

nama Menteri Hukum dan HAM. Permohonan diajukan melalui

Kepala Kantor Imigrasi, dengan mengisi formulir dan melampirkan

dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Surat permintaan dari pemohon Izin Tinggal Tetap;

b. Pasfoto;

c. Surat sponsor dan identitas sponsor serta mengisi formulir;

Page 87: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

73

d. Foto copy dan asli paspor atau dokumen perjalanan, Buku

Pengendalian Orang Asing dan Kartu izin Tinggal Terbatas

orang asing yang bersangkutan yang sah dan masih berlaku.

3. Pemberian izin Tinggal Tetap diberikan oleh Kepala Kantor

Imigrasi kepada orang asing yang bertempat tinggal di wilayah

kerja Kantor Imigrasi tersebut dan izin Tinggal tetap hanya

diberikan kepada orang asing pemegang paspor kebangsaan, untuk

jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.

4. Permohonan perpanjangan izin Tinggal Tetap diajukan paling

lambat 60 (enam puluh) hari sebelum izin Tinggal Tetap berakhir.

5. Dalam hal izin Tinggal Tetap berakhir, sedangkan Keputusan

Direktur Jenderal Imigrasi mengenai permohonan perpanjangan

izin Tinggal tetap belum diberikan, Kepala Kantor Imigrasi yang

bersangkutan memberikan perpanjangan sementara paling lama 90

(sembilan puluh) hari, terhitung sejak izin Tinggal Tetap berakhir.

Dasar Hukum:

1. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin

Masuk, dan Izin Keimigrasian

2. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin

Masuk, dan Izin Keimigrasian

3. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995

tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin

Masuk, dan Izin Keimigrasian

Page 88: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

74

Persyaratan permohonan Izin Tinggal Tetap (ITAP) adalah

sebagai berikut :

A. Persyaratan dari Perusahaan Sponsor

1. Copy Akte Notaris yang telah disahkan oleh Pejabat terkait

2. Copy SIUP

3. Copy TDP

4. Copy Surat keterangan Domisili Perusahaan

5. Copy NPWP Perusahaan

6. Copy KTP Direktur

7. Bagan Organisasi (di dalamnya ada posisi untuk calon TKA)

8. Copy Kontrak Kerja

9. Surat penunjukkan Staf Pendamping untuk TKA

10. Copy Surat Wajib Lapor Depnaker untuk mempekerjakan

TKA (UU Wajib lapor No.17 tahun 1981)

11. Surat Sponsor dari perusahaan

12. Surat Kuasa pengurusan

B. Persyaratan yang harus disiapkan oleh WNA

1. Copy Paspor (Halaman penuh-Cover Depan sampai Cover

Belakang)

2. Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) –> Bahasa Inggris atau

Indonesia

3. Copy Ijazah

4. Pasphoto ukuran 4×6; 3×4, dan 2×3 cm, masing-masing 6

lembar (latar belakang Merah)

Page 89: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

75

B. Penyajian Data Fokus Penelitian

1. Pelaksanaan Standar Pelayanan Publik Berbasis Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (one stop servise) Pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang.

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan

laporan hasil penelitian yang telah di lakukan agar dapat di pahami dan di

analisis sesuai demgan tujuan yang di inginkan. Penyajian data juga di

maksudkan agar peneliti dapa dengan mudah memahami apa yang kita

sajikan untuk selanjutkan dilakukan perbandingan, penilaian dan lain lain.

Dalam melaksanakan program (one stop servise) kantor imigrasi kelas

1 Malang mempunyai beberapa tahapan di antaranya adalah :

a. Prosedur Pelayanan

Pemberian pelayanan pada sebuah lembaga terutama dalam

pelayanan masyarakat di awali dengan adanya prosedur pelayanan, agar

kegiatan pemberian layanan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai

dengan yang di rencanakan. Menurut hasil wawancara dengan kepala

kantor imigrasi kelas 1 Malang (Novianto Sulastono, SH, MH)

“Keluhan masyarakat akan prosedur pelayanan yang berbelit belit,

proses pelaksanaan pelayanan yang lambat, dan tidak efektif bagi

masyarakat berpengaruh pada kualitas mutu dan pelayanan dan

kepuasan masyarakat akan pelayanan yang di berikan. Oleh karena

itu, kami mencanangkan program pelayanan terpadu satu pintu

untuk mempercepat waktu. Program ini kami harapkan dapat

memperbaiki pelayanan yang masih lambat dan meningkatkan

kualitas mutu dari pada pelayanan itu sendiri demi meningkatkan

kepuasan masyarakat” (hasil wawancara 15 Mei 2017di kantor

imigrasi kelas 1 kota Malang)

Menurut pernyataan tersebut menunjukkan bahwa adanya keluhan

dari masyarakat yang merasa bahwa pelayanan yang di berikan oleh

Page 90: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

76

pihak imigrasi kota Malang terkesan berbelit belit. Hal ini di dukung

dengan salah satu masyarakat yang bernama Ibu Diana (41) dalam

mengurus pembuatan paspor baru di kantor imigrasi kelas satu Malang,

beliau menyatakan bahwa.

“pelayanan yang dulu masih terlalu rumit muter kesana kemari

antara loket pendaftaran hingga tempat foto jaraknya berjauhan

sekarang diletakkan berhadapan, jadi pelayanan sekara sudah agak

mendingan (15 Mei 2017 kantor imigrasi kelas 1 Malang).

Sebelum adanya pelayanan satu atap bagi masyarakat. Pelayanan

yang di rasakan oleh bu Diana juga dikeluhkan oleh Ibu Sumiati (45

tahun) beliau menyatakan bahwa :

“Dulu pelayanannya agak dan lambat, tetapi sekarang sudah

semakin mudah. Semua di jadikan satu dalam ruangan tertentu,

tetapi pihak yang menangani sering terlambat atau tidak tepat

waktu untuk ketika jam istirahat sudah selesai”

Adanya keluhan masyarakat mengenai prosedur pelayanan yang

terbilang berbelit-belit membuat masyarakat yang akan mendapatkan

pelayanan menjadi tertunda dan tidak efektif. Oleh itu kantor imigrasi

meluncurkan sistem satu atap yang merupakan terobosan terbaru untuk

meningkatkan pelayanan. Dalam perkembangan program satu atap atau

one stop service. Kepala kantor imigrasi Novianto Sulastono, SH, MH

menyatakan sebagai berikut:

“karena memang OSS ini program unggulan kami, Alhamdulillah,

penerapan OSS disini berjalan lancar. Memberikan banyak

perubahan pelayanan bagi masyarakat. Program ini sangat

membantu bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan

dengan mudah” (hasil wawancara 15 Mei 2017)

Page 91: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

77

Pada penerapannya program OSS ini sangat di harapkan oleh

masyarakat terutama yang butuh kepastian layanan efisiensi waktu dan

kepastian biaya. Yang selama ini kurang puas dengan pelayanan yang di

berikan. Program ini sangat di dukung oleh masyarakat yang akan

membuat paspor maupun mengurus surat-surat lainnya. Menurut Karlina

(22 tahun) menyatakan bahwa:

“saya sangat mendukung dengan adanya program OSS tersebut,

pelayanan yang mudah tidak ruwed sangat di butuhkan oleh

masyarakat terutama yang membutuhkan pelayanan cepat (15 Mei

2017 di Kantor Imigrasi kota Malang)

Pada proses penerapannya, program OSS yang di jalankan oleh

kantor imigrasi kelas 1 Malang dalam pelayanan satu pintu melalui

beberapa tahapan antara lain.

1. Tahap pertama :

Siapkan berkas yang di butuhkan

foto copy KTP

foto copy KK

foto copy akte kelahiran

2. Isi formulir pendaftaran

3. Wawancara dan pengambilan sidik jari

4. Melakukan pembayaran di bank yang sudah bekerja sama

5. Finish paspor sudah selesai

Menurut kepala kantor imigrasi kelas 1 malang apabila masyarakat

ingin lebih tidak berbelit belit lagi cukup dengan di rumah kantor

imigrasi menyediakan layanan online pada masyarakat sehingga program

Page 92: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

78

ini mempermudah masyarakat dalam menyampaikan segala sesuatu pada

kantor imigrasi. cukup mengisi data melalui website resmi imigrasi

kemudian mempersiapkan berkas untuk datang ke kantor untuk kita

verifikasi.

Berikut adalah contoh gambar pendaftaran online

Gambar 8. contoh Pembuatan Paspor Online

Sumber : www.imigrasi.go.id

b. Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan adalah biaya yang di kenakan kepada masyarakat

untuk memperoleh pelayanan yang cepat menurut Novianto Sulastono,

SH, MH selaku pimpinan kantor imigrasi kelas 1 Malang biaya yang di

kenakan untuk masyarakat adalah gratis tanpa di pungut biaya. Gratisnya

biaya pelayanan yang di keluarkan kantor imigrasi kelas 1 Malang

merupakan bentuk pengabdian kami kepada seluruh lapisan masyarakat.

“Biaya pelayanan yang kami berikan gratis semata mata hanya

untuk kepuasan masyarakat terhadap lembaga kami kantor imigrasi.

Yang harus di garis bawahi gratis disini bukaan gratis secara keseluruhan

tetapi memang ada prosedur mengenai pembiayaan di luar pelayanan itu

sendiri contoh pembayaran passport baru yang harus di bayarkan kepada

pihak bank.”

Page 93: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

79

Biaya pelayanan gratis yang bayarkan oleh masyarakat untuk

memperoleh pelayanan juga di sampaikan oleh Ibu Diana (41 tahun)

berikut penyampaian ibu Diana dalam kutipan berikut ini.

“Kantor imigrasi sekarang bayarnya gratis untuk pelayanan dan

pihak-pihaknya sangat ramah mengayomi memberikan pengertian

yang terbaik” (15 Mei 2017)

Berdasarkan kutipan di pernyataan dari hasil wawancara tersebut

dapat diketahui bahwa biaya yang harus di keluarkan masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan adalah gratis. Adapun pernyataan yang di

maksudkan oleh kepala kantor imigrasi terkait adanya biaya di luar

pelayanan adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Tarif Pembuatan Paspor

BIAYA PASPOR SATUAN TARIF

1 Paspor 48 halaman untuk WNI/orang Per Buku Rp300,000.00

2 Paspor 48 halaman Pengganti yang Hilang yang

Masih Berlaku Per Buku Rp600,000.00

3 Paspor 48 halaman Pengganti yang Rusak yang

Masih Berlaku Per Buku Rp300,000.00

4

Paspor 48 halaman pengganti yang hilang/rusak

yang masih berlaku disebabkan karena bencana

alam dan awak kapal yang kapalnya tenggelam

Per Buku Rp300,000.00

5 Paspor 24 halaman untuk WNI/orang Per Buku Rp100,000.00

6 Paspor 24 halaman pengganti yang hilang yang

masih berlaku Per Buku Rp200,000.00

7 Paspor 24 halaman pengganti yang rusak yang

masih berlaku Per Buku Rp100,000.00

8

Paspor 24 halaman pengganti yang hilang/rusak

yang masih berlaku disebabkan karena bencana

alam dan awak kapal yang kapalnya tenggelam

Per Buku Rp100,000.00

Page 94: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

80

9 Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk WNI

Perorangan Per Buku Rp 50,000.00

10 Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk WNI

dua orang atau lebih Per Buku Rp100,000.00

Sumber: Website Resmi Kantor Imigrasi Malang.

Pada keterangan di atas bahwa yang terkait gratis di luar pelayanan

yang harus di bayarkan masyarakat seperti yang sudah di terangkan

dalam gambar di atas. Di mana pembayaran di luar biaya gratis

pelayanan di bayarkan kepada negara melalui bank bank yang sudah di

tunjuk oleh Pemerintah.

c. Waktu Penyelesaian Pelayanan

Waktu penyelesai pelayanan merupakan waktu yang di perlukan

oleh petugas kantor imigrasi dalam memberikan pelayanan. Waktu

pelayanan yang di berikan kepada masyarakat di sesuaikan dengan

keluhan atau tujuannya ke kantor imigrasi. Menurut pernyataan Sari

Angraini, S.kom (petugas loket), rata-rata masyarakat yang di tangani

adalah 15-30-menit itu satu orang. Berikut adalah kutipan peryataan dari

Sari Angraini, S.kom.

“rata-rata waktu pelayanan yang di berikan untuk masyarakat

antara 15-30menit. Ini tergantung masyarakat yang mempunyai

keluhan atau tujuan ke kantor imigrasi” (hasil wawancara 16 mei

2017).

Pernyataan diatas di perkuat dengan hasil pengamatan sendiri

dengan masyarakat yang sedang melakukan pengurusan paspor di kantor

imigrasi kelas 1 kota Malang tersebut.

Page 95: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

81

Adapun pernyataan dari NurFaradilla (22tahun) pembuat paspor

mengatakan bahwa:

“Pelayanan oss untuk masyarakat ini tergolong sangat cepat,saya

menghitung waktu dari awal pendaftaran tidak sampai 30 menit itu

sudah finish, cuman yang di permasalahkan adalah kita harus antri

untuk mengambil nomer antrian yang sangat membludak orang-nya

dikarenakan luar kota juga mengurus di kantor imigrasi

Malang”(hasil wawancara 16 Mei 2017).

Waktu yang di perlukan dalam menangani masyarakat dapat di

katakana tidak terlalu lama dalam pelayanan, meskipun terkadang masih

ada beberapa masyarakat yang penanganannya membutuhkan waktu

yang lama itu dikarenakan masyarakat tersebut tidak membawa berkas

berkas atau ada masalah lain sehingga pelayanan yang cepat agak

tersendat.

Adapun contoh atau simulasi pelayanan yang cepat ini sebagai

berikut :

Gambar 9. Penyelesaian Pelayanan

Sumber : www.imigrasi.go.id

Page 96: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

82

Adanya program OSS yang saat ini di terapkan sangat membantu

dalam proses penanganannya terhadap masyarakat yang datang di kantor

imigrasi kelas 1 Malang. Waktu yang di berikan untuk menangani

pelayanan antara15-30 menit. Pelayanan yang cepat ini membuat

masyarakat yang di layani merasa terpuaskan dengan pelayanan yang di

berikan.

d. Program Pelayanan

Program pelayanan merupakan suatu kegiatan yang di laksanakan

untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang

membutuhkan pelayanan cepat pada kantor imigrasi kelas 1 Malang.

Menurut data yang dikumpulkan, program pelayanan yang di berikan

oleh kantor imigrasi kelas 1 Malang. Terdiri dari:

1. Sosialisasi kepada masarakat terkait dengan one stop servive

2. Membuat paspor dengan mudah bisa melalui gadget atau komputer.

3. Pelayanan berbasis online dan ofline

Beberapa program pelayanan yang di berikan oleh pihak kantor

imigrasi kelas 1 Malang sangat membantu dalam mengani permasalahan-

permasalahan yang sering muncul pada kantor imigrasi itu sendiri.

Program pelayanan itu bertujuan untuk membantu para masyarakat

ketika mengalami kesulitan maupun kendala yang di hadapi saat berada

pada wilayah kantor imigrasi kelas 1 Malang.

Berikut adalah kutipan dari wawancara terhadap bapak Sarip (49

Tahun) :

Page 97: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

83

“Saya cukup puas dengan adanya prosedur pelayanan seperti,

ramah di ajari sampai bisa apalagi waktu pengisian formulir secara

online saya di bombing dengan ramah ada kesan sopan terhadap

orang tua seperti saya yang sudah tidak mengikuti alur teknologi”

(hasil wawancara 16 Mei 2017).

Pernyataan diatas di perkuat dengan hasil pengamatan sendiri

dengan masyarakat yang sedang mendapatkan sosialisasi dari pihak

kantor imigrasi.

Adapun pernyataan dari Wisma (23tahun) pembuat paspor

mengatakan bahwa:

“Program pelayanan oss yang diberikan dengan sosiali begini,

mudah di pahami apalagi kita yang usianya masih muda yang

cenderung lebih melek terhadap teknologi jadi menurut saya lebih

mudah dengan adanya sistem online” (hasil wawancara 16 Mei

2017).

Program pelayanan yang di berikan oleh kantor imigrasi kelas 1

Malang kepada masyarakat sangat membantu dalam menangani

permasalahan yang selama ini di hadapi oleh masyarakat. Program-

program pelayanan tersebut yang di berikan merupakan program yang

bertujuan untuk membantu masyarakat untuk memperoleh kecepatan

sesuai visi dan misi kantor imigrasi kelas 1 kota Malang.

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang di berikan oleh

kantor imigrasi kelas 1 kota Malang untuk memperlancar kegiatan

pelayanan yang di lakukan oleh kantor imigrasi. Sarana dan prasarana

terdiri dari

1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan yang ber AC)

2. Kursi yang nyaman

Page 98: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

84

3. Kantin

4. Mushola

Berdasarkan kutipan tersebut menunjukkan bahwa sarana dan

prasarana dilaksanakan sebagai salah satu solusi dalam menyelesaikan

masalah atas keluhan yang di ungkapkan oleh masyarakat yang datang ke

kantor imigrasi. Berikut kutiapan dari kepala kantor imigras (Novianto

Sulastono, SH, MH) :

“Sarana dan prasarana ini unutk mengurangi salah satu keluhan

dari masarakat terkait sarana dan prasarana yang kurang nyaman.

Saya berharap setelah perbaikan masayarakat akan lebih senang

dalam mengurus di kantor imigrasi” (hasil wawancara 16 Mei

2017).

Adapun pernyataan dari kepala kantor tersebut di perkuat dengan

wawancara dengan salah satu ibu yang bernama Sity (39 tahun).

“Saya dua kali datang ke kantor imigrasi, waktu dulu masih

sumpek rame dan panas serta tempat duduk yang masih besi

sekrang jauh lebih nyaman dingin karena ada AC tempat duduk di

lapisi dengan spon jadimenjadi nyaman kalau duduk. (hasil

wawancara 16 Mei 2017).

Berikut adalah sebagai contoh sarana dan prasarana yang ada di

kantor Imigrasi kelas 1 Malang yang nyaman untuk menunggu panggilan

Gambar 10. Fasilitas Sarana dan Prasaran

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang

Page 99: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

85

Adanya sarana dan prasarana yang diberikan kepada masyarakat

oleh kantor imigrasi ini di peruntukan dalam melaksanakan program

OSS. Hal ini tampak pada hasil wawancara yang di peroleh yang

menunjukkan adanya kepuasan terhadap program OSS yang di terapkan

oleh kantor imigrasi

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(One Stop Service) di Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Malang

Pelayanan pelaksanaan satu pintu (one stop service) di kantor imigrasi

kelas 1 Malang tidak luput dari adanya faktor pendukung dan penghambat

dalam proses implementasinya. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari

internal dan eksternal dari kantor imigrasi itu sendiri, berdasarkan hasil

pengamatan yang di lakukan faktor pendukung dan faktor penghambat

dalam proses implementasi pelayanan satu pintu (one stop service) di kantor

imigrasi kelas 1 kota Malang sebagai berikut:

a. Faktor pendukung

Faktor pendukung merupakan faktor yang memberikan dukungan

untuk kesuksesan pelaksanaan program one stop service (OSS) yang di

lakukan oleh kantor imigrasi Malang Berdasarkan data yang di peroleh

faktor pendukung tersebut berasal dari internal dan eksternal.

1) Faktor dari internal yang mendukung kelancaran pelaksanaan program

OSS kantor imigrasi yaitu

a. Kesadaran peran dari pejabat imigrasi memiliki peran yang cukup

besar dalam terciptanya program one stop service ini, hal ini

Page 100: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

86

dikarenakan adanya kesadaran dari para pejabat imigrasi yang

peduli terhadap pelayanan masyarakat secara tidak langsung akan

dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang di ambil. Kebijakan

tersebut di implementasikan pada petugas yang ada di imigrasi, dan

dalam penerapannya pejabat imigrasi juga ikut berperan aktif.

b. Adanya kerjasama berupa dukungan pendanaan dan sarana

prasarana antara pemerintah dan swasta. Kerjasama berupa

dukungan pendanaan,sarana dan prasarana baik dari pemerintah

maupun swasta dapat mendukung terciptanya pelayanan yang

optimal dari para petugas yang ada. Adanya pelayanan yang

optimal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi kepuasan

para masyarakat yang datang untuk memperoleh pelayanan secara

cepat.

2) Eksternal

Faktor eksternal yang mendukung pelaksanaan program OSS

yang di terapkan oleh kantor imigrasi kelas 1 kota Malang, yang

terdiri dari:

a. Dukung dari masyarakat yang dapat menjadikan kantor imigrasi

terus melakukan perbaikan pelayanan. Hal ini akan berdampak

langsung pada proses implementasi OSS yang di terapkan di kantor

imigrasi kelas 1 kota Malang

b. Masarakat yang aktif atau masyarakat yang selalu memberikan

kritik atau saran. Dapat menjadi salah satu faktor yang

Page 101: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

87

memperlancar pelaksanaan pelayanan. Sehingga kami selalu

memperbaiki apa yang menjadi kritikan oleh masyarakat yang

datang ke kantor kami.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam hal ini merupakan faktor yang dapat

memperlambat atau bahkan menghambat kelancaran pelaksanaan dari

pelayanan satu pintu (one stop service). Berikut adalah faktor-faktor

penghambat terciptanya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang

di berikan oleh kantor imigrasi.

1) Internal

Faktor dari internal yang menghambat kelancaran pelaksanaan

program pelayanan satu pintu (OSS) adalah:

a) Kurangnya keahlian petugas dalam menangani masyarakat

Para petugas yang kurang ahli di bidangnya dan kurang mampu

petugas dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat menghambat kelancaran proses

pelayanan. Proses pelayanan yang tidak lancar karena kurang

ahlinya petugas akan dapat menimbulkan lancarnya proses

pelayanan yang di berikan.

b) Sikap petugas

Sikap petugas juga menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan

program OSS, petugas yang bersikap acuh dan tidak mempedulikan

masyarakat yang datang menyebabkan masyarakat tersebut merasa

Page 102: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

88

kurang di perhatikan. Hal ini membuat program OSS tersebut

menjadi terhambat dalam proses pelaksanaannya.

2) Ekternal

Faktor dari eksternal yang menghambat suksesnya pelaksanaan

program pelayanan OSS terdiri dari:

a) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang one stop service

Pengetahuan yang dimiliki masyarakat juga akan

berpengaruh terhadap pelayanan yang di berikan. Hal ini

dikarenakan masyarakat masih memiliki pengetahuan yang rendah

terutama bapak usai 40 sampai 50 tahun sehingga secara langsung

dapat menjadi penghambat pada proses pelayanan yang sedang di

lakukan oleh petugas kantor imigrasi kelas 1 Malang.

b) Jarak tempuh yang jauh

Jarak tempuh yang sangat jauh antara rumah atau kantor

tempat masyarakat bekerja dengan kantor imigrasi kelas 1 mang

menjadi faktor penghambat pelaksanaan program OSS (one stop

service)

Page 103: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

89

C. Pembahasan

1. Pelaksanaan Standar Pelayanan Berbasis Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (One Stop Service) di Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Malang

Pelayanan public merupakan kegiatan yang di lakukan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat berupa barang dan jasa public sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Menurut paradigma Public

Administrastion oleh Denhardt dan Denhardt, menyatakan bahwa focus

utama dari paradigma ini adalah pelayanan public diselenggarakan oleh

organisasi atau badan resmi pemerintah.

Pada peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan revormasi

birokrasi nomer 44 tahun 2011 tentang pedoman penilaian penyelenggaraan

pelayanan public pemerintahan dinyatakan bahwa dengan kewenangan yang

dimiliki,pemerintah daerah khususnya wajib meningkatkan mutu pelayanan

public di daerahnya masing-masing. Peningkatan kualitas pelayanan public

di harapkan akan dapat meningkatkan citra pemerintah di mata masyarakat,

karena dengan kualitas pelayanan public yang semakin baik, kepuasan dan

kepercayaan masyarakat dapat di wujudkan.

Menurut undang-undang Nomor 25 tahun 2009 menyatakan bahwa

penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu (one stop service) disini

adalah penyelenggaraan pelayanan mulai dari tahap permohonan sampai

saat penertiban dokumen, dilakukan secara terpadu dalam satu tempat.

Penerapan layanan terpadu satu pintu (one stop service) merupakan salah

satu bentuk usaha dalam menjalankan aktivitas pelayanan yang lebih efektif

dan efisien karena dapat di peroleh secara pararel, karena baik secara

Page 104: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

90

administratif maupun teknis di lakukan dalam satu pintu. Dengan adanya

pelayanan terpadu satu pintu yang baik, maka pemerintah dapat

melaksanakan pelayanan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi

lingkungan dan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa program OSS yang

diterapkan di kantor imigrasi kelas 1 Malang berjalan dengan baik, upaya

yang dilakukan oleh pihak imigrasi adalah dengan menerapkan dan

melakukan berbagai kegiatan sebagai berikut.:

a. Menerapkan pelayanan publik

b. Penerapan manual secara praktis berbasis partisipasi masyarakat

c. Penerapan hasil-hasil budaya kerja

Dari paparan atau pernyataan di atas , dapat disimpulkan bahwa

pemerintah sudah melaksanakan pelayanan publik sesuai dengan pringsip

dari pada paradigma new publik service. dimana pemerintah berusaha

melayani masyarakat sebagai pelanggan yang ada di dalam paradigma new

public management. Untuk meningkatkan suatu pelayanan publik yang

demokrastis, maka pilihan terhadap new public service (NPS) dapat

menjadikan perubahan realitas dan kondisi birokrasi pemerintahan.

2. Faktor pendukung dan penghambat pelayanan satu pintu (one stop

service) di kantor imigrasi kelas 1 kota Malang

Pelayanan terpadu satu pintu (one stop service) di kantor imigrasi

kelas 1 kota Malang tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan

penghambat dalam proses pelaksanaannya.

Page 105: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

91

Faktor-faktor yang mempengaruhi syistem pelayanan satu atap berasa;

dari internal dan eksternal dari kantor imigrasi itu sendiri

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan faktor yang memperlancar

pelaksanaan program one stop service di kantor imigrasi kelas 1 kota

Malang.

1) Internal

Faktor dari internal yang mendukung terciptanya program pelayanan

satu atap terdiri dari

a) Kesadaran peran dari pejabat dalam pelayanan

b) Adanya kerja sama antara pemerintah dengan pihak lain dalam hal

mencukupi sarana dan prasarana

2) Eksternal

Faktor dari eksternal yang mendukung terciptanya di kantor imigrasi

terdiri dari:

a) Dukung dari masyarakat yang dapat menjadikan kantor imigrasi

terus melakukan perbaikan pelayanan .

b) Masarakat yang aktif atau masyarakat yang selalu memberikan

kritik atau saran.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam hal ini merupakan faktor-faktor yang

dapat memperlambat atau bahkan menghambat kelancaran dan

Page 106: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

92

kesuksesan program pelayanan one stop service oleh kantor imigrasi

kelas 1 kota Malang, berikut faktor-faktornya.

1) Internal

Faktor dari internal yang menghambat terciptanya pelayanan satu atap

(one stop service)

a) SDM (sumber daya manusia) Kurangnya keahlian petugas dalam

menangani masyarakat

b) Sikap petugas

2) Eksternal

Faktor dari eksternal yang menghambat terciptanya pelayanan satu

atap (one stop service)

a) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang one stop service

b) Jarak tempuh yang jauh

Page 107: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut hasil penelitian dan pembahasan, di peroleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelayanan terpadu satu pintu (One Stop Service) di kantor imigrasi kelas 1

kota Malang berjalan dengan cukup baik, layanan yang di sediakan oleh

kantor imigrasi untuk masyarakat terkait dengan program One Stop Service

berupa prosedur pelayanan yang cepat, biaya pelayanan yang sudah di

tentukan, waktu penyelesaian yang relatif cepat, program pelayanan yang

terstuktur, penyediaan sumber daya yang handal, serta sarana prasarana

yang menunjang.

2. Faktor pendukung dan penghambat pelayanan terpadu satu pintu (One Stop

Service) di kantor imigrasi kelas 1 Malang. Berasal dari faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor pendukung internal yaitu kesadaran peran petugas

kantor imigrasi, adanya kerja sama dukungan pendanaan dari pemerintah.

Faktor eksternal dukungan masyarakat sekitar untuk turut menjaga sarana

dan prasaranya yang ada, serta turut aktif membantu pelaksanaan pelayanan

di kantor imigrasi kelas 1 Malang. Faktor penghambat dalam pelaksanaan

program terpadu satu pintu (One Stop Service) di kantor imigrasi kelas 1

kota Malang juga berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor

penghambat internal yaitu kurangnya keahlian petugas dalam menangani

Page 108: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

94

pelayanan terhadap masyarakat, sikap yang acuh terhadap masyarakat.

Sedankan faktor penghambat eksternal yaitu Kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang one stop service serta Jarak tempuh yang jauh antara

kantor dengan domisili asli masyarakat tersebut

.

B. Saran

Menurut hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan saran

yang dapat di berikan adalah

1. Kepala kantor imigrasi perlu melakukan sidak (inspeksi mendadak) untuk

mengetahui kinerja petugas pelayanan masyarakat dalam melaksanakan

program One Stop Service serta memberikan penghargaan atas kinerja

mereka

2. Para petugas atau seluruh elemen yang ada di dalam kantor perlu adanya

pelatihan, karena berdasarkan hasil dari pengamatan banyak petugas yang

tidak bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Dan

selama ini masih banyak petugas yang timpang tindih dalam tupoksi

mereka, hal ini akan mempersulit pencapaian tujuan dari setiap program

yang sedang di lakukan.

3. Kantor Imigrasi Kelas 1 Malang perlu melakukan upaya perbaikan

pemeliharaan dan pengadaan terhadap sarana dan prasarana, berupa ruang

sel tahanan WC kantin serta penunjang lainnya.

Page 109: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

95

DAFTAR PUSTAKA

Lukman, s. (1990). Manajemen Kulaitas Pelayanan .Jakarta: STIA LAN Press.

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Miles, Mathew B., Michael Huberman, dan Johnny Saldana. 2014. Qualitative

Data Analysis-ThirdEdition. London: Sage Publication Ltd.

Denhardt, J.V & Denhardt. R.B (2004). The New Public Service: Serving, Not

Steering (New York: M.E Sharpe,Fizsimmons, J.A and fizsimons, M.J. Service

Management: Operation, Strategy and Information Technology, 5th

ed, Mc Graw-

Hill, New Jersey2006)

Anggara, sahya. 2012. Ilmu administrasi negara(Kajian konsep,teori,dan fakta

dalam upaya menciptakan good governance) Bandung: Pustaka setia.

Dwiyanto, agus. 2012. Manejemen pelayanan publik: peduli, inklusif, dan

kalaboratif. Yokyakarata: Gadjah mada university press.

Sangkala. 2012. Dimensi-dimensi manajemen publik: Yokyakarta: Ombak.

Rahayu, ami. 2013. Manajemen perubahan dan inovasi. Jakarta: Lembaga

penerbit Universitas Indonesia (UI-Pers).

Islamy, M. Irfan (1995). Pringsip-pringsip perumusan kebijakan negara.

Jakarta:sinar grafika

Ismani, HP dar Suryadi, Imam,1987. Metodologi Penelitian. Malang : FIA

UNIBRAW

Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep,

Teori, dan Isu. Yogyakarta: Gava Media.

Koetjaningrat. (1977). Metode-Metode Penelitian Masarkat. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Ulama

Meleong,Lexy J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Meleong,Lexy J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Pasolong, H. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : ALFABETA Bandung.

____________(2008) Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: ALFABETA

Page 110: PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BERBASIS PELAYANAN …repository.ub.ac.id/5272/1/Tegar%C2%A0Bimantoro.pdf · 2020. 10. 6. · 7 RINGKASAN Tegar Bimantoro, 2017, Pelaksanaan Standar

96

Aturan-Aturan

Peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan revormasi birokrasi nomer

44 tahun 2011 tentang pedoman penilaian penyelenggaraan peleyanan

publik

KepmenPAN nomor 63 Tahun 2003 tentang pelayanan publik.

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Permendagri nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu satu Pintu.

HAM RI no.M-01.hl.05.05 th 2004 Tentang pembuktian Kewarganegaraan dalam

permohonan SPRI atau perijinan lainnya.

Permen Hukum dan Ham RI no.M.IZ.01.10 TH.2007 : Perubahan Permen

M.02.IZ.01.10 1995 Tentang visa Izin Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas,

izin masuk dan izin keimigrasian.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis

dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk, dan Izin

Keimigrasian.

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk, dan Izin

Keimigrasian.

Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa

Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk, dan Izin

Keimigrasian.

Jurnal

Angraeny, jurnal kebijakan dan manajemen publik, vol. 1, no. 1 tahun 2013.

Website

www.imigrasi.go.id

www.imigrasimalang.com

www.malangkota.go.id