pedoman wawancara

18
160 LAMPIRAN 1 DOKUMENTASI PENELITIAN Universitas Sumatera Utara

Upload: iyhek-lubis

Post on 05-Feb-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pedoman wawancara oke

TRANSCRIPT

Page 1: pedoman wawancara

160

LAMPIRAN 1

DOKUMENTASI PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

Page 2: pedoman wawancara

161

Universitas Sumatera Utara

Page 3: pedoman wawancara

162

LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA

(INDEPTH INTERVIEW GUIDE)

“Warung Kopi Sebagai Sarana Komunikasi dan

Sumber Informasi Bagi Wartawan”

A. Naskah Pengantar (Tujuan wawancara)

1. Kita menyadari bahwa warung kopi telah menjadi bagian dari kehidupan

masyarakat Aceh bahkan sejak zaman dahulu.

2. Saya tertarik untuk mengetahui pandangan Anda mengenai warung kopi

dan bagaimana Anda memanfaatkan warung kopi ini sebagai sarana untuk

berkomunikasi dan kaitannya dengan tugas Anda sebagai seorang

wartawan.

3. Saya harap Anda berkenan meluangkan waktu untuk mendiskusikan lebih

lanjut mengenai hal ini.

B. Wartawan dan Warung Kopi

1. Bagaimana pandangan Anda tentang warung kopi Aceh pada masa dahulu

dan sekarang?

2. Seberapa sering Anda ke warung kopi?

3. Berapa lama Anda berada di warung kopi?

4. Dengan siapa sajakah Anda ke warung kopi?

5. Apa saja yang Anda lakukan di warung kopi?

6. Fasilitas apa saja yang Anda manfaatkan di warung kopi?

7. Topik apa yang dominan Anda bicarakan di warung kopi?

Universitas Sumatera Utara

Page 4: pedoman wawancara

163

8. Menurut Anda, mengapa orang memilih warung kopi sebagai tempat

untuk berkumpul?

9. Apakah Anda memanfaatkan warung kopi untuk tujuan khusus/tertentu?

10. Apakah Anda selalu pergi ke warung kopi yang sama? Jelaskan alasan

Anda! Dengan siapa saja Anda berinteraksi selama di warung kopi?

11. Sebagai wartawan, bagaimana Anda melihat fungsi warung kopi ini?

12. Dalam kaitannya dengan tugas wartawan, bagaimana cara Anda mencari

informasi di warung kopi?

13. Topik apa yang paling sering Anda dengar diperbincangkan di warung

kopi?

14. Apakah ada diantara topik-topik tersebut yang kemudian menginspirasi

Anda untuk mengangkatnya menjadi sebuah berita?

15. Bagaimana Anda memilih/menyeleksi informasi yang berkembang di

warung kopi itu untuk diangkat sebagai berita? Mengingat ada begitu

banyak informasi yang berkembang di warung kopi.

16. Adakah informasi di warung kopi yang Anda angkat menjadi berita itu

kemudian menjadi headline di media Anda?

17. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam proses komunikasi dan

pencarian informasi di warung kopi?

C. Wartawan dan Profesi

1. Bagaimana Anda melihat keberadaan wartawan di warung-warung kopi

dalam menjalankan tugasnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 40

tahun 1999 Tentang Pers?

Universitas Sumatera Utara

Page 5: pedoman wawancara

164

2. Bagaimana pula implementasi dari Kode Etik Jurnalistik (KEJ) Persatuan

Wartawan Indonesia (PWI) bagi para wartawan di warung-warung kopi?

3. Dalam menjalankan tugas, apakah Anda turut mempertimbangkan nilai

lokal pada masyarakat sekitar? Seperti apa misalnya?

4. Apakah selama menjalankan tugas sebagai wartawan dan bekerja di

warung kopi, Anda pernah menerima berbagai bentuk ancaman atau

intimidasi?

D. Wartawan dan Organisasi Media

1. Bagaimana Standard Operating Procedure (SOP) dari media tempat Anda

bekerja?

2. Bagaimana Anda menjalankan kinerja sesuai dengan SOP media Anda?

E. Penutup

Sebelum wawancara ini diakhiri, apa saran Anda terkait dengan realitas

warung kopi Aceh ini?

Terima kasih atas informasi dan partisipasi Anda

Universitas Sumatera Utara

Page 6: pedoman wawancara

165

LAMPIRAN 3

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan 1 : Zainal Bakri

Pekerjaan : Kontributor MetroTV Wilayah Lhokseumawe-Bireun

1. Bagaimana pandangan Anda tentang warung kopi Aceh pada masa dahulu dan

sekarang?

Jawab: Pada dasarnya sama saja, namun jika dulu warung kopi hanya terbatas

sebagai tempat minum kopi dan berdiskusi mengenai topik-topik

tertentu saja, sekarang warung kopi telah berkembang menjadi tempat

minum kopi yang lebih modern dengan segala fasilitasnya dan menjadi

pilihan tempat yang menarik untuk berdiskusi lintas topik.

2. Seberapa sering Anda ke warung kopi?

Jawab: Setiap hari.

3. Berapa lama Anda berada di warung kopi?

Jawab: Sekali datang bisa sampai 5 jam. Rata-rata perhari 2-3 jam.

4. Dengan siapa sajakah Anda ke warung kopi?

Jawab: Kadang-kadang sendiri, karena saya bisa ketemu dengan teman-teman

di warung kopi, baik teman yang sudah saya kenal maupun yang belum

saya kenal. Kadang-kadang juga dengan rekan kerja.

5. Apa saja yang Anda lakukan di warung kopi?

Jawab: Minum kopi pastinya, karena kita bisa memilih warung kopi bukan

hanya karena fasilitas yang ditawarkan, tetapi lebih kepada cita rasa

kopi yang dimilikinya. Selain tu juga untuk berdiskusi dengan sesama

rekan kerja, baik dari media yg sama maupun media yang berbeda,

perihal kejadian di lapangan.

6. Fasilitas apa saja yang Anda manfaatkan di warung kopi?

Jawab: free Wi-Fi, TV untuk menonton berita.

7. Topik apa yang dominan Anda bicarakan di warung kopi?

Jawab: Biasanya topik yang berhubungan dengan pekerjaan. Meskipun tak

jarang juga bicara soal hal-hal yg remeh lainnya.

8. Menurut Anda, mengapa orang memilih warung kopi sebagai tempat untuk

berkumpul?

Jawab: Mungkin lebih kepada pilihan cita rasa kopi dan juga suasana yang

ditawarkan di warung kopi.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: pedoman wawancara

166

9. Apakah Anda memanfaatkan warung kopi untuk tujuan tertentu?

Jawab: ya, untuk bekerja. Tapi kadang-kadang jga untuk sekedar bersantai.

10. Apakah Anda selalu pergi ke warung kopi yang sama setiap harinya?

Jawab: Kebanyakan iya, tapi jika ada janji dengan rekan wartawan lainnya di

tempat yang berbeda bisa saja ke warung kopi yang lain.

11. Sebagai wartawan, bagaimana Anda melihat fungsi warung kopi saat ini?

Jawab: warung kopi saat ini telah menyediakan berbagai fasilitas yang

dibutuhkan oleh pengunjungnya, seperti misalnya fasilitas free Wi-

Fi, yang merupakan perangkat vital bagi wartawan dalam bekerja.

12. Dalam kaitannya dengan tugas wartawan, bagaimana cara Anda mencari

informasi di warung kopi?

Jawab: Ada begitu banyak informasi yang berkembang di warung kopi.

Bahkan, warung kopi kini sudah menjadi sebagai pusat informasi.

Informasi bisa didapatkan dari televisi yang tersedia di warung kopi,

dari koran gratis, dari percakapan mulut ke mulut dan dari fasilitas

free Wi-Fi yang memungkinkan para pelanggannya mengakses

internet secara leluasa.

13. Apakah ada diantara topik-topik tersebut yang menginspirasi Anda untuk

kemudian mengangkatnya sebagai sebuah berita di media?

Jawab: Ya, tentu saja ada. Misalnya saja, dalam beberapa kesempatan saya

bertemu dengan seorang Kades yg baru saja kembali dari bertemu

dengan Walikota, atau Bupati, lalu kebetulan duduk di warung kopi

dan kebetulan kenal bahwa saya adalah seorang Jurnalis, bercerita

tentang gangguan gajah liar di desanya, ada puluhan hektar sawah

mengalami kekeringan dan lain sebagainya. Atas dasar informasi

tersebut, kami dari media meninjau ke lokasi untuk kemudian

melakukan peliputan, meminta konfirmasi dari pihak-pihak terkait dan

kemudian memuatnya sebagai berita.

14. Bagaimana Anda menyeleksi informasi yang berkembang di warkop untuk

diangkat menjadi berita? Mengingat ada banyak sekali informasi yang

berkembang di warung kopi?

Jawab: Kami, sebagai jurnalis, tentu sudah dibekali dengan beberapa trik dan

kiat dalam mencari informasi di lapangan; pertama, kami harus

mempertimbangkan news value yang paling besar diantara semua

informasi yang berkembang, kedua, mana yang lebih mudah untuk

digarap. Bagus sekalipun informasinya, tapi lokasi tidak

memungkinkan, jauh, butuh banyak biaya, tidak punya link di wilayah

tersebut, maka akan di-remove. Diutamakan yg memiliki news value

lebih besar, mudah dalam hal mendapatkan informasinya terlebih

dulu.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: pedoman wawancara

167

15. Adakah informasi di warung kopi yang Anda angkat menjadi berita itu

kemudian menjadi headline di media Anda?

Jawab: Ya, ada.

16. Apakah ada hambatan dan berbagai bentuk ancaman yang Anda alami dalam

proses komunikasi dan pencarian informasi di warung kopi?

Jawab: Hampir tidak ada hambatan. Hambatan dan berbagai bentuk ancaman

malah biasa kami temukan justru saat melakukan peliputan di

lapangan.

17. Bagaimana Anda melihat wartawan dalam menjalankan tugasnya berdasarkan

Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers?

Jawab: Pada dasarnya wartawan bertugas mencari, mengumpulkan dan

menyajikan berita secara cepat kepada khalayak. Tapi tidak hanya

cepat, kita sebagai wartawan juga harus mempertimbangkan fakta-

fakta yang ada itu, bagaimana dikemas agar tidak mengurangi nilai

kebenarannya karena publik punya hak untuk mendapatkan

informasi yang benar tentang berbagai persoalan yang terjadi di

lapangan.

18. Bagaimana pendapat Anda tentang profesionalisme seorang wartawan?

Jawab: Seorang wartawan yang profesional harus memiliki pengetahuan

dasar tentang jurnalistik, memiliki keterampilan dasar, terikat dan

patuh pada aturan hukum serta etika moral profesi, sehingga dapat

memandu wartawan dalam melaksanakan tugasnya. Seorang

wartawan, dalam menjalankan tugasnya haruslah memahami dan

menyadari bahwa ia mengabdi untuk kepentingan masyarakat.

Lebih lanjut Zainal Bakri bercerita bahwa:

Wartawan yang profesional pasti menyadari, bahwa media yang mereka

punya adalah sarana untuk menyampaikan informasi yang benar kepada

publik, bukan sarana untuk menakut-nakuti pihak-pihak tertentu. Terlebih

lagi jika melihat peran pers yang berfungsi sebagai watchdog (anjing penjaga)

untuk mengawasi mereka yang memiliki kekuasaan baik dalam bidang politik

(pemerintah), organisasi nirlaba maupun dalam sektor swasta. Dalam hal ini

profesionalisme seorang wartawan harus tetap dijaga. Terlebih, pers pun

dituntut untuk mampu menyuguhkan laporan-laporan investigatif untuk

menampilkan berbagai penyelewengan kekuasaan yang berlangsung dalam

berbagai lembaga yang ada secara lebih tajam.

19. Bagaimana pendapat Anda tentang kaitan antara profesi wartawan dan

keberadaan mereka di warung-warung kopi dengan UU Nomor 40 Tahun

1999 tentang Pers?

Jawab: Saya melihat warung kopi telah berhasil menjalankan fungsi sebagai

tempat berkomunikasi dan memperoleh informasi, sebagai sarana

penghubung bagi para jurnalis dengan masyarakat, memberikan

ruang untuk bertemu bagi masyarakat untuk menyampaikan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: pedoman wawancara

168

informasi maupun keluhan-keluhannya kepada para jurnalis

sehingga dapat kita tindaklanjuti.

Keberadaan kami, para wartawan di warung-warung kopi diakui oleh

sebagian masyarakat sangat mempermudah mereka dalam

menyampaikan aspirasi, opini atau keluhan apapun khususnya yang

berhubungan dengan masyarakat dan pemerintah daerah. Mereka

menganggap bahwa kami, para wartawan ini memiliki media, yang

dapat menyampaikan berbagai informasi kepada publik dan pihak-

pihak tertentu yang dituju secara cepat dan tepat sasaran.

20. Bagaimana wartawan menjalankan tugas dalam kaitannya dengan Kode Etik

Jurnalistik (KEJ) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)?

Jawab: Pada dasarnya dan sudah sepantasnya, seorang jurnalis tahu dan

paham substansi dari Kode Etik Jurnalistik ini. Namun dalam

kenyataannya di lapangan memang tidak terlalu kelihatan bagaimana

kita mempedomaninya. Selagi kita bekerja dalam batas-batas wajar

dan masih dalam koridor ketentuan yang berlaku, maka dimanapun

kita berkantor, ntah itu di warung kopi atau di tempat-tempat lain,

saya rasa kita tetap bisa produktif dalam bekerja.

Produktif dalam bekerja, menyampaikan fakta, berita yang berimbang

dan proporsional, tidak menyudutkan salah satu pihak demi

kepentingan golongan tertentu, saya rasa sudah menjadi bagian dari

pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) tersebut. Biarpun

kenyataannya masih ada wartawan-wartawan yang menyimpang dari

itu ya nggak kita pungkirilah.

21. Bagaimana pendapat Anda tentang warung kopi Aceh dan dalam kaitannya

dengan nilai lokal masyarakat Aceh?

Jawab: Dahulu orang-orang memanfaatkan meunasah (mushalla) sebagai

tempat rapat informal di masyarakat, namun sekarang warung kopi

telah menyediakan hampir semua kebutuhan bermusyawarah, seperti

suasana yang nyaman, fasilitas free Wi-Fi, ruang rapat dan lain

sebagainya.

Bahkan saya pernah melihat para kontraktor membuat kontrak

perjanjian perusahaan di warung kopi. Walikota Lhokseumawe,

Suaidi Yahya, juga kerap mendisposisi surat penting dan

menandatangani surat di warung kopi, khususnya warung kopi C’Q

kupi yang biasa dikunjunginya. Duduk berlama-lama di warung kopi

pun sudah menjadi seperti sebuah gaya hidup. Orang-orang datang

ke warung kopi hampir setiap hari, dengan atau tanpa teman, duduk

berlama-lama disana, memanfaatkan fasilitas yang ada atau sekedar

menikmati suasana dan menu disana. Seperti saya misalnya, kadang

saya datang ke warung kopi sendirian, saya bisa dapat teman dengan

sendirinya disana, bisa jadi orang yang saya kenal, namun bisa juga

Universitas Sumatera Utara

Page 10: pedoman wawancara

169

orang yang tidak saya kenal namun duduk berdekatan dengan saya.

Siapa saja bisa jadi teman di warung kopi.

22. Apa keunikan warung kopi Aceh menurut Anda?

Jawab: Kalau di Starbucks, paling lama 1-2 jam kita sudah langsung pergi,

ada perasaan tidak enak, sungkan berlama-lama disana, apalagi jika

kopi di dalam cangkir kita sudah habis. Namun berbeda dengan

warung kopi di Aceh, kita bisa duduk berjam-jam disana, berbincang

dan menikmati berbagai fasilitas yang disediakan. Di warung kopi

Aceh, siapapun bebas duduk berjam-jam, bahkan ketika ramai

pengunjung lain yang ingin masuk dan melihat tak ada lagi tempat

yang tersedia, maka mereka akan beranjak pergi mencari warung

kopi lain. Pemilik warung kopi tidak akan pernah mengusir kita.

23. Apakah ada pengalaman menarik Anda yang terkait dengan warung kopi?

Jawab: Dulu, saya sering diingatkan untuk tidak melakukan perbincangan di

luar topik keagamaan di dalam lingkungan mesjid. Orang tua saya

sering berpesan dan kalau saya melanggar pesan tersebut, maka akan

dimakan oleh seekor naga raksasa. Karena masih kecil, saya percaya

saja dan betul-betul saya dengar, karena takut. Makanya kalau mau

berbicara dengan teman, saya mencari tempat lain selain di mesjid,

maka dipilihlah warung kopi itu. Sampai sekarang, bahkan di Bulan

Ramadhan, selesai sholat tarawih saya tetap sering mengunjungi

warung kopi.

Ada kebiasan di Aceh, ketika adzan tiba, maka semua toko baik itu

toko pakaian, toko perabot, warung nasi, warung kopi dan lain

sebagainya, pasti akan tutup khususnya pada waktu azan Maghrib.

Kalaupun tidak tutup sepenuhnya, paling tidak pasti akan tutup

sebagian dengan menaruh palang di pintu masuk toko. Namun jika

waktu sholat Jum’at tiba, bisa dipastikan bahwa semua toko dan

warung kopi akan tutup total hingga selesai waktu sholat Jum’at.

Jadi semacam ada norma dan nilai tertentu yang berlaku di

masyarakat, bahwa jika pada jam-jam sholat masih ada yang duduk

di warung kopi (khususnya waktu Maghrib), maka dengan

sendirinya ada perasaan malu, khususnya jika ada orang yang kita

kenal melihat kita masih duduk di warung kopi. Biarpun kadang-

kadang, warung kopi tampak tertutup dari luar, namun di dalamnya

masih ada beberapa pengunjung yang bersantai dan tidak langsung

sholat.

24. Bagaimana Anda menjalankan tugas-tugas kewartawanan dengan tetap

menjaga nilai lokal yang berlaku bagi masyarakat Aceh??

Jawab: Masyarakat Aceh itu sekalipun ada yang tidak menjalankan Syari’at

Islam secara penuh, tetap saja dalam dirinya ada sisi-sisi yang

menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan adat asli Aceh. Jadi, kalau

kita mau mewawancarainya atau paling tidak sekedar bertanya

Universitas Sumatera Utara

Page 11: pedoman wawancara

170

perihal suatu hal, jangan sampai menyinggung nilai-nilai tersebut.

Mereka senang diajak berdiskusi dan tukar pikiran, meskipun

mungkin pada awalnya agak sulit membuka diri. Ada sedikit

perasaan curiga terhadap orang baru dan saya rasa wajar, mungkin

pengaruh tekanan konflik yang berkepanjangan di masa lalu

membuatnya tidak mudah percaya begitu saja. Ya...pandai-pandai

kitalah mengambil hatinya. Apalagi kalau dia narasumber kita.

25. Bagaimanakah Prosedur Operasional Standar dari media tempat Anda

bekerja?

Jawab: Saya sudah tidak terlalu ingat jelas bagaimana urutan-urutan SOP dari

MetroTV, tapi memang dulu saya ada menerima SOP itu sewaktu

pertama sekali bergabung dengan MetroTV, cuma karena sudah lama

jadi agak lupa. Tapi intinya, setiap melakukan kegiatan peliputan kita

harus selalu menggunakan/menunjukkan kartu identitas wartawan,

menggunakan atribut MetroTV seperti baju berlogo MetroTV, selalu

menjaga nama baik media, mengedepankan independensi media,

mengutamakan netralitas. Pada dasarnya sama saja dengan media-

media lainnya. Hal-hal yang bersifat teknis dan umum.

Meskipun demikian, ada satu perbedaan mendasar, yakni terkait

dengan tata cara penulisan berita. Dalam penulisan naskah berita, kita

harus menggunakan style book khusus MetroTV. Penulisan angka,

tanggal, hari, bulan, tahun pun harus jelas. Tidak bisa hanya disebut

“hari ini” atau “kemarin”. Penulisannya harus lengkap selayaknya

laporan di media cetak, biasanya media televisi kan tidak demikian.

Biasanya media televisi menyebut kejadian terjadi pada “hari ini”,

“kemarin”. Namun karena MetroTV memiliki portal berita secara

online di www.metrotvnews.com, maka format penulisan yang jelas

dan lengkap itu tadi sangat membantu agar para redaktur kita di portal

berita online tidak kesusahan dalam mengedit berita. Jadi semacam

ada standar panduan penulisan berita bagi MetroTV begitulah.

26. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan dalam media?

Jawab: Anggota redaksi yang terlibat dalam pencarian berita di lapangan

yaitu reporter, kontributor dan bahkan di daerah-daerah tertentu ada

yang disebut sebagai citizen journalist dan dibalik dari pencarian

berita yang dilakukan oleh kita ini, terkadang masing-masing

tentunya mempunyai cara pandang, pemikiran dan pemahaman yang

berbeda satu sama lain. Dalam sebuah kesempatan misalnya, kita

bisa saja hanya menggunakan cara pandang kita, namun di lain

waktu redaksi sesekali menyampaikan pandangannya dengan tujuan

agar kita bergerak sesuai pandangan itu.

Zainal Bakri

Universitas Sumatera Utara

Page 12: pedoman wawancara

171

LAMPIRAN 4

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan 2 : Hasan Basri

Pekerjaan : Wartawan Tabloid Muslim

1. Bagaimana pandangan Anda tentang warung kopi Aceh pada masa dahulu dan

sekarang?

Jawab: Warung kopi dulu itu dipenuhi oleh para pecandu kopi yakni para orang

tua, untuk mencari secangkir kopi dan pulut panggang di waktu sarapan

pagi, untuk kemudian berangkat kerja. Kalau sekarang kondisinya

berbeda, dimana warung kopi justru diminati oleh anak muda yang

memanfaatkan fasilitas free Wi-Fi, bahkan ada pekerja yang duduk

disana dan tidak bekerja, bisa juga sebagai tempat pertemuan dan

membahas persoalan bisnis.

2. Seberapa sering Anda ke warung kopi?

Jawab: Hampir setiap hari jika ada waktu luang dan tidak ada kerjaan.

3. Berapa lama Anda berada di warung kopi?

Jawab: Sekali datang bisa sampai 2 jam.

4. Dengan siapa sajakah Anda ke warung kopi?

Jawab: Kawan kerja, rekan bisnis.

5. Apa saja yang Anda lakukan di warung kopi?

Jawab: Ngobrol, minum kopi, kerja, ngetik berita, kirim berita dengan

menggunakan fasilitas internet gratis.

6. Fasilitas apa saja yang Anda manfaatkan di warung kopi?

Jawab: free Wi-Fi.

7. Topik apa yang dominan Anda bicarakan di warung kopi?

Jawab: Masalah pekerjaan dan bisnis.

8. Menurut Anda, mengapa orang memilih warung kopi sebagai tempat untuk

berkumpul?

Jawab: Lebih mudah dijangkau, ada dimana-mana, suasananya nyaman,

sebelum kopi dalam cangkir habis tetap bisa duduk berlama-lama,

mudah mencari orang yang diinginkan dalam arti ingin bertemu

dengan komunitas tertentu misalnya.

9. Apakah Anda memanfaatkan warung kopi untuk tujuan tertentu?

Jawab: Tidak juga.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: pedoman wawancara

172

10. Apakah Anda selalu pergi ke warung kopi yang sama setiap harinya?

Jawab: Tergantung cita rasa kopinya, kenyamanan dan tempat parkirnya

mudah atau tidak.

11. Sebagai wartawan, bagaimana Anda melihat fungsi warung kopi saat ini?

Jawab: Adanya fasilitas free Wi-Fi sangat membantu tugas-tugas kami

sebagai wartawan.

12. Dalam kaitannya dengan tugas wartawan, bagaimana cara Anda mencari

informasi di warung kopi?

Jawab: Narasumber mungkin saja kita temukan di warung kopi, tapi data

yang akurat tetap ada di lapangan, jadi kita tetap harus terjun ke

lapangan.

13. Apakah ada diantara topik-topik tersebut yang menginspirasi Anda untuk

kemudian mengangkatnya sebagai sebuah berita di media?

Jawab: Ya, ada.

14. Bagaimana Anda menyeleksi informasi yang berkembang di warung kopi

untuk diangkat menadi berita? Mengingat ada banyak sekali informasi yang

berkembang di warung kopi?

Jawab: Tergantung sumber informasinya. Jika sumber informasinya adalah

seseorang yang kredibel, dapat dipercaya dan mengetahui persis

kejadian tersebut, maka kemungkinan besar informasi tersebut benar.

Misalnya informasi yang datang dari mulut seorang Camat, yang tahu

persis keadaan di wilayahnya, maka informasi tersebut dapat

dipastikan mendekati kebenaran. Namun jika informasi datang dari

seseorang di jalanan yang kita belum tahu asal-usulnya, bisa jadi

informasi tersebut belum tentu benar.

15. Adakah informasi di warung kopi yang Anda angkat menjadi berita itu

kemudian menjadi headline di media Anda?

Jawab: Ya, ada.

16. Apakah ada hambatan dan berbagai bentuk ancaman yang Anda alami dalam

proses komunikasi dan pencarian informasi di warung kopi?

Jawab: Tidak ada.

17. Bagaimana Anda melihat wartawan dalam menjalankan tugasnya berdasarkan

Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers?

Jawab: Ya memang sudah seharusnya wartawan menjalankan tugasnya

dengan tetap berpedoman pada Undang-Undang tersebut.

18. Bagaimana pendapat Anda tentang profesionalisme seorang wartawan?

Jawab: Seorang wartawan harus mengutamakan profesional kerjanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: pedoman wawancara

173

19. Bagaimana pendapat Anda tentang kaitan antara profesi wartawan dan

keberadaan mereka di warung-warung kopi dengan UU Nomor 40 Tahun

1999 tentang Pers?

Jawab: Ya tidak masalah ya wartawan berkumpul dan bekerja di warung

kopi.

20. Bagaimana wartawan menjalankan tugas dalam kaitannya dengan Kode Etik

Jurnalistik (KEJ) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)?

Jawab: ya tetap harus memegang teguh Kode Etik Jurnalistik sebagai

wartawan. ada etika-etika yang harus dipedomani dalam menjalankan

tugas.

21. Bagaimana pendapat Anda tentang warung kopi Aceh dan dalam kaitannya

dengan nilai lokal masyarakat Aceh?

Jawab: Masyarakat Aceh sudah sejak dulu akrab dengan warung kopi.

Kesehariannya tidak bisa lepas dari minum kopi di warung-warung

kopi.

22. Apa keunikan warung kopi Aceh menurut Anda?

Jawab: Kita bisa duduk berjam-jam di warung kopi, santai, berlama-lama

disana.

23. Apakah ada pengalaman menarik Anda yang terkait dengan warung kopi?

Jawab: pengalaman menarik ketika kita bisa bertemu dengan siapa saja yang

kita butuhkan dan mereka ada di warung kopi. Mau ketemu dengan

agen mobil ada, mau ketemu dengan pebisnis apa saja juga ada.

24. Bagaimana Anda menjalankan tugas-tugas kewartawanan dengan tetap

menjaga nilai lokal yang berlaku bagi masyarakat Aceh??

Jawab: Ya kita tetap harus memperhatikan nilai-nilai dan norma yang berlaku

di masyarakat Aceh. biasanya wartawan sudah memahami itu.

25. Bagaimanakah Prosedur Operasional Standar dari media tempat Anda

bekerja?

Jawab: Bekerja sesuai aturan dan melakukan kegiatan peliputan sebagaimana

ketentuan media tempat kita bekerja.

26. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan dalam media?

Jawab: Kami bekerja biasanya suka membagi kegiatan peliputan dengan

sesama rekan wartawan dalam satu media, jadi ada yang pergi

peliputan ke suatu tempat dan yang lainnya ke tempat yang lain,

dengan koordinasi tentunya.

Hasan Basri

Universitas Sumatera Utara

Page 15: pedoman wawancara

174

LAMPIRAN 5

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan 3 : Jeffry Tamara

Pekerjaan : Wartawan Harian Realitas

1. Bagaimana pandangan Anda tentang warung kopi Aceh pada masa dahulu dan

sekarang?

Jawab: Semakin kesini semakin maju, bahkan terlihat perbedaan yang sangat

jelas ketika melihat warung-warung kopi yang ada di kampung dan di

daerah perkotaan. Tampak perbedaan dari segi suasana, cara penyajian

dan pelayanannya.

2. Seberapa sering Anda ke warung kopi?

Jawab: Setiap hari, kadang-kadang ke warung kopi Ulee Kareng, kadang-

kadang ke Corner Coffee.

3. Berapa lama Anda berada di warung kopi?

Jawab: Paling cepat 2 jam, paling lama bisa 4 sampai 5 jam.

4. Dengan siapa sajakah Anda ke warung kopi?

Jawab: Rekan wartawan dari berbagai media

5. Apa saja yang Anda lakukan di warung kopi?

Jawab: Minum kopi pastinya, duduk-duduk, bekerja, mengirim berita,

memanfaatkan fasilitas internet gratis

6. Fasilitas apa saja yang Anda manfaatkan di warung kopi?

Jawab: Internet gratis

7. Topik apa yang dominan Anda bicarakan di warung kopi?

Jawab: Seputar peliputan, kerjaan

8. Menurut Anda, mengapa orang memilih warung kopi sebagai tempat untuk

berkumpul?

Jawab: Suasananya asyik aja, nyaman

9. Apakah Anda memanfaatkan warung kopi untuk tujuan tertentu?

Jawab: Iya, untuk bekerja dan bersantai

10. Apakah Anda selalu pergi ke warung kopi yang sama setiap harinya?

Jawab: Rata-rata iya.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: pedoman wawancara

175

11. Sebagai wartawan, bagaimana Anda melihat fungsi warung kopi saat ini?

Jawab: Sudah bagus, meskipun masih ada beberapa warung kopi yang

fasilitasnya belum oke, tapi sejauh ini di warung kopi yang saya

kunjungi sudah okelah.

12. Dalam kaitannya dengan tugas wartawan, bagaimana cara Anda mencari

informasi di warung kopi?

Jawab: Pernah pada beberapa kesempatan saya janjian dengan narasumber

misalnya di warung kopi. Warung kopi itu tempat berkumpulnya

masyarakat dari berbagai kalangan. Jadi mudah untuk menemui

siapa saja disana.

13. Apakah ada diantara topik-topik tersebut yang menginspirasi Anda untuk

kemudian mengangkatnya sebagai sebuah berita di media?

Jawab: Pernah ada, biasanya topik pemilu, topik soal pendidikan

14. Bagaimana Anda menyeleksi informasi yang berkembang di warung kopi

untuk diangkat menjadi berita? Mengingat ada banyak sekali informasi yang

berkembang di warung kopi?

Jawab: Biasanya kita lihat dulu informasinya tentang apa. Seperti yang sudah

saya katakan, ada topik-topik yang memang menarik dan bisa

diangkat untuk menjadi berita maka kita angkat.

15. Adakah informasi di warung kopi yang Anda angkat menjadi berita itu

kemudian menjadi headline di media Anda?

Jawab: Ya, ada. Misalnya tentang penyimpangan-penyimpangan yang terjadi

semasa pemilu.

16. Apakah ada hambatan dan berbagai bentuk ancaman yang Anda alami dalam

proses komunikasi dan pencarian informasi di warung kopi?

Jawab: Tidak ada.

17. Bagaimana Anda melihat wartawan dalam menjalankan tugasnya berdasarkan

Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers?

Jawab: Wartawan bekerja memang dilindungi oleh hukum, jadi dimanapun ia

bekerja maka tidak menjadi masalah, sekalipun di warung kopi.

18. Bagaimana pendapat Anda tentang profesionalisme seorang wartawan?

Jawab: Ya wartawan harus menjunjung tinggi profesionalismenya dalam

bekerja.

19. Bagaimana pendapat Anda tentang kaitan antara profesi wartawan dan

keberadaan mereka di warung-warung kopi dengan UU Nomor 40 Tahun

1999 tentang Pers?

Jawab: Tidak ada masalah, seperti yang sudah saya katakan tadi

20. Bagaimana wartawan menjalankan tugas dalam kaitannya dengan Kode Etik

Jurnalistik (KEJ) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)?

Universitas Sumatera Utara

Page 17: pedoman wawancara

176

Jawab: Tiap hari harus dilakukan dan dipedomani. Jadi kita sebagai wartawan

juga diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan

jurnalistik, untuk membekali para wartawan.

21. Bagaimana pendapat Anda tentang warung kopi Aceh dan dalam kaitannya

dengan nilai lokal masyarakat Aceh?

Jawab: Ya, pasti itu harus kita perhatikan, tidak ada masalah dengan itu.

22. Apa keunikan warung kopi Aceh menurut Anda?

Jawab: Cita rasa kopinya, fasilitasnya, dan kita bisa duduk berlama-lama

disana.

23. Apakah ada pengalaman menarik Anda yang terkait dengan warung kopi?

Jawab: Banyak ya, misalnya ketika kita bisa bertemu dengan beragam orang

dengan berbagai latar belakang, bisa membuka koneksi baru dan lain

sebagainya, sangat menarik.

24. Bagaimanakah Prosedur Operasional Standar dari media tempat Anda

bekerja?

Jawab: Aturan pasti ada ya, tapi tidak terlalu ketat dan kaku. Asal kita mampu

menjalankan tugas dan pekerjaan sebagai wartawan ya sudah cukup

memenuhi standar kerja dari media kita.

25. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan dalam media?

Jawab: Kami sesama rekan wartawan dari media yang sama sering

berkoordinasi dalam melakukan peliputan, pemilihan peristiwa apa

yang mau diliput, sehingga terjalin sebuah kerjasama yang baik

dalam satu media.

Jeffry Tamara

Universitas Sumatera Utara

Page 18: pedoman wawancara

177

BIODATA PENELITI

Nama Lengkap : Novitayani

Panggilan : Novi

Tempat/Tgl. Lahir : Lhokseumawe, 06 November 1982

Alamat (Medan) : Jl. Abdul Hakim, Perumahan Taman Kampus Indah No.8

Alamat (Aceh) : Jl. Kenari No.5, Uteun Bayi, Lhokseumawe, Aceh

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Lhokseumawe

Golongan Darah : “O”

Hobi : Membaca, memasak, menonton film

Status : Menikah

e-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

1. Taman Indria (TK) Tamansiswa PT. Arun NGL Co. (Tamat Tahun 1989)

2. Taman Muda (SD) Tamansiswa PT. Arun NGL Co. (Tamat Tahun 1995)

3. Taman Dewasa (SMP) Tamansiswa PT. Arun NGL Co. (Tamat Tahun 1998)

4. Taman Madya (SMA) Tamansiswa PT. Arun NGL Co. (Tamat Tahun 2001)

5. Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi FISIP USU (Tamat Tahun 2005)

6. Magister Ilmu Komunikasi FISIP USU (Tahun 2012 - 2014)

Universitas Sumatera Utara