pedoman tata kelola perusahaan...6 2. dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat...

19
1 PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Pendahuluan PT Mandala Multifinance Tbk senantiasa mengedepankan komitmen dan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai dengan peraturan yang berlaku, bagi seluruh manajemen dan karyawan Perusahaan. Hal ini terutama bertujuan untuk : - Menjamin keberlanjutan usaha dan mengoptimalkan nilai Perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan. - Meningkatkan pengelolaan Perusahaan secara profesional, efektif, dan efisien. - Meningkatkan kepatuhan seluruh organ Perusahaan agar dalam mengambil keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi pada etika yang tinggi, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial Perusahaan. - Mewujudkan Perusahaan yang lebih sehat, dapat diandalkan, amanah, dan kompetitif. Dalam penerapannya, Perusahaan selalu menekankan pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi, dengan mengacu pada prinsip-prinsip : - Keterbukaan Proses pengambilan keputusan dan pengungkapan dilakukan secara terbuka, penyediaan informasi yang relevan mengenai Perusahaan mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan di bidang pembiayaan. - Akuntabilitas Kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban seluruh organ Perusahaan, sehingga kinerja Perusahaan dapat berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan efisien. - Pertanggungjawaban Kesesuaian pengelolaan Perusahaan dengan peraturan di bidang pembiayaan dan nilai-nilai etika serta praktik penyelenggaraan usaha pembiayaan yang sehat - Kemandirian Perusahaan dikelola secara mandiri dan profesional serta bebas dari Benturan Kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan di bidang pembiayaan dan nilai-nilai etika.

Upload: others

Post on 04-Mar-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

1

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pendahuluan

PT Mandala Multifinance Tbk senantiasa mengedepankan komitmen dan pelaksanaan Tata

Kelola Perusahaan yang Baik sesuai dengan peraturan yang berlaku, bagi seluruh manajemen

dan karyawan Perusahaan.

Hal ini terutama bertujuan untuk :

- Menjamin keberlanjutan usaha dan mengoptimalkan nilai Perusahaan bagi seluruh

pemangku kepentingan.

- Meningkatkan pengelolaan Perusahaan secara profesional, efektif, dan efisien.

- Meningkatkan kepatuhan seluruh organ Perusahaan agar dalam mengambil

keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi pada etika yang tinggi, kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial

Perusahaan.

- Mewujudkan Perusahaan yang lebih sehat, dapat diandalkan, amanah, dan

kompetitif.

Dalam penerapannya, Perusahaan selalu menekankan pada prinsip-prinsip tata kelola

perusahaan yang baik pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi, dengan mengacu pada

prinsip-prinsip :

- Keterbukaan

Proses pengambilan keputusan dan pengungkapan dilakukan secara terbuka,

penyediaan informasi yang relevan mengenai Perusahaan mudah diakses oleh seluruh

pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan di bidang pembiayaan.

- Akuntabilitas

Kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban seluruh organ Perusahaan,

sehingga kinerja Perusahaan dapat berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan

efisien.

- Pertanggungjawaban

Kesesuaian pengelolaan Perusahaan dengan peraturan di bidang pembiayaan dan

nilai-nilai etika serta praktik penyelenggaraan usaha pembiayaan yang sehat

- Kemandirian

Perusahaan dikelola secara mandiri dan profesional serta bebas dari Benturan

Kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai

dengan peraturan di bidang pembiayaan dan nilai-nilai etika.

Page 2: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

2

- Kesetaraan dan kewajaran

Keseimbangan dan keadilan dalam memenuhi hak-hak dan kewajiban Pemangku

Kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan yang berlaku.

Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasan tertinggi dalam

struktur kepengurusan Perusahaan dan memiliki wewenang yang tidak dimiliki Dewan

Komisaris atau Direksi. Wewenang tersebut meliputi pengambilan keputusan tentang

pengubahan Anggaran Dasar Perusahaan, penggabungan, peleburan, pengambilalihan,

kepailitan, dan pembubaran Perusahaan. Dasar wewenang tersebut diatur dan dibatasi

oleh Undang-Undang Perusahaan Terbatas dan Anggaran Dasar Perusahaan.

Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan anggaran dasar Perusahaan, yang transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Pengambilan keputusan dalam RUPS harus menjaga kepentingan semua pihak,

khususnya kepentingan Debitur, kreditur, dan pemegang saham minoritas.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi

Dewan Komisaris

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris bertanggung jawab

melaksanakan fungsi pengawasan terhadap operasional Perusahaan serta pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab Direksi. Adapun kegiatan ini meliputi pengarahan, pemantauan,

pemberian rekomendasi, serta pengevaluasian kebijakan strategis yang telah disusun oleh

Direksi.

Ketentuan Umum :

1. Setiap anggota Dewan Komisaris Perusahaan wajib lulus penilaian kemampuan dan

kepatutan.

2. Anggota Dewan Komisaris Perusahaan dilarang melakukan rangkap jabatan

sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 3 (tiga) Perusahaan lain.

3. Dewan Komisaris wajib melaksanakan rapat minimal 1 (satu) kali dalam tiga bulan atau

setiap saat bila diperlukan.

Page 3: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

3

4. Anggota Dewan Komisaris wajib menghadiri rapat Dewan Komisaris paling sedikit 75%

(tujuh puluh lima persen) dari jumlah rapat Dewan Komisaris dalam periode 1 (satu)

tahun.

5. Hasil rapat Dewan Komisaris wajib dituangkan dalam risalah rapat Dewan Komisaris

dan didokumentasikan dengan baik.

6. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam keputusan rapat Dewan Komisaris wajib

dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat Dewan Komisaris disertai alasan

perbedaan pendapat tersebut.

7. Anggota Dewan Komisaris Perusahaan yang hadir maupun yang tidak hadir dalam

rapat Dewan Komisaris berhak menerima salinan risalah rapat Dewan Komisaris.

8. Jumlah rapat Dewan Komisaris yang telah diselenggarakan dan jumlah kehadiran

masing-masing anggota Dewan Komisaris harus dimuat dalam laporan penerapan Tata

Kelola Perusahaan Yang Baik.

9. Dewan Komisaris Perusahaan wajib menjamin pengambilan keputusan yang efektif,

tepat, dan cepat serta dapat bertindak secara independen dalam melaksanakan tugas.

10. Anggota Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi dari Direksi mengenai

Perusahaan secara lengkap dan tepat waktu.

Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris :

1. Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi.

2. Mengawasi Direksi dalam menjaga keseimbangan kepentingan semua pihak.

3. Menyusun laporan kegiatan Dewan Komisaris yang merupakan bagian dari laporan

penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik.

4. Memantau efektifitas penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik.

5. Memberikan persetujuan dalam hal Dewan Pengawas Syariah memerlukan bantuan

anggota komite yang struktur organisasinya berada di bawah Dewan Komisaris.

6. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari

satuan kerja audit intern Perusahaan, auditor eksternal, hasil pengawasan OJK

dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

Larangan Bagi Dewan Komisaris :

1. Melakukan transaksi yang mempunyai Benturan Kepentingan dengan kegiatan

Perusahaan.

Page 4: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

4

2. Memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain

yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Perusahaan.

3. Mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Perusahaan, selain

remunerasi dan fasilitas yang ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS.

4. Mencampuri kegiatan operasional Perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi.

Komisaris Independen

Komisaris Independen Perusahaan Harus Memenuhi Persyaratan Sebagai Berikut:

1. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Direksi, anggota Dewan

Komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah, atau pemegang saham Perusahaan,

dalam Perusahaan yang sama.

2. Tidak pernah menjadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota Dewan

Pengawas Syariah atau menduduki jabatan 1 (satu) tingkat di bawah Direksi pada

Perusahaan yang sama atau perusahaan lain yang memiliki hubungan afiliasi dengan

Perusahaan tersebut dalam kurun waktu2 (dua) tahun terakhir.

3. Memahami peraturan perundang-undangan di bidang pembiayaan dan peraturan

perundang-undangan lain yang relevan.

4. Memiliki pengetahuan yang baik mengenai kondisi keuangan Perusahaan.

5. Memiliki kewarganegaraan Indonesia dan berdomisili di Indonesia.

Komisaris Independen Mempunyai Tugas :

1. Melakukan fungsi pengawasan untuk menyuarakan kepentingan Debitur, kreditur, dan

Pemangku Kepentingan lainnya.

2. Komisaris Independen wajib melaporkan kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari

kalender sejak ditemukannya:

a. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pembiayaan.

b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha

Perusahaan.

Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Sesuai dengan ketentuan dan Peraturan yang berlaku, setiap kegiatan usaha berbasis

syariah baik dalam bentuk Perusahaan Pembiayaan Syariah maupun Unit Usaha Syariah

(UUS) wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang terdiri dari sedikitnya 1 (satu)

Page 5: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

5

orang ahli syariah atau lebih yang diangkat oleh RUPS, atas rekomendasi Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Ketentuan Umum :

1. Setiap anggota DPS Perusahaan Pembiayaan Syariah atau Unit Usaha Syariah wajib

lulus penilaian kemampuan dan kepatutan.

2. DPS wajib menyelenggarakan rapat secara berkala paling sedikit 6 (enam) kali dalam

1 (satu) tahun.

3. Hasil rapat DPS wajib dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan

baik.

4. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam keputusan rapat DPS wajib dicantumkan

secara jelas dalam risalah rapat disertai alasan perbedaan pendapat tersebut.

5. Anggota DPS yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat berhak menerima salinan

risalah rapat.

6. Jumlah rapat DPS yang telah diselenggarakan dan jumlah kehadiran masing-masing

anggota DPS harus dimuat dalam laporan penerapan tata kelola Perusahaan yang baik.

Dewan Pengawas Syariah Harus Memenuhi Persyaratan :

1. Mampu bertindak dengan itikad baik, jujur dan professional.

2. Mampu bertindak untuk kepentingan Perusahaan dan/atau pemangku kepentingan

lainnya.

3. Mendahulukan kepentingan Perusahaan dan/atau Pemangku Kepentingan lainnya

dari pada kepentingan pribadi.

4. Mampu mengambil keputusan berdasarkan penilaian independen dan objektif untuk

kepentingan Perusahaan dan/atau pemangku kepentingan lainnya.

5. Mampu menghindarkan penyalahgunaan kewenangannya untuk mendapatkan

keuntungan pribadi yang tidak semestinya atau menyebabkan kerugian bagi

Perusahaan.

Tugas dan Tanggungjawab Dewan Pengawas Syariah :

1. Melakukan pengawasan dan pemberian nasihat serta saran kepada Direksi, agar

kegiatan Perusahaan Pembiayaan Syariah atau UUS sesuai dengan Prinsip Syariah,

meliputi :

a. Kegiatan Pembiayaan Syariah agar sesuai dengan prinsip syariah.

b. Akad pembiayaan syariah yang digunakan oleh Perusahaan.

c. Praktik pemasaran pembiayaan syariah yang dilakukan oleh Perusahaan.

Page 6: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

6

2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat

dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya berada di

bawah Dewan Komisaris dan/atau Direksi.

3. Mewakili Perusahaan pada Dewan syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

4. Bertindak sebagai mediator antara Perusahaan dengan Dewan Syariah Nasional dalam

mengkomunikasikan usulan dan saran pengembangan produk, jasa yang memerlukan

kajian dan fatwa dari Dewan Syariah Nasional

Dewan Pengawas Syariah dilarang :

1. Melakukan rangkap jabatan sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada

Perusahaan yang sama.

2. Melakukan rangkap jabatan sebagai anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau

anggota DPS pada lebih dari 4 (empat) lembaga keuangan syariah lainnya.

3. Melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dengan kegiatan

Perusahaan tempat anggota Dewan Pengawas Syariah dimaksud menjabat.

4. Memanfaatkan jabatannya selaku DPS untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau

pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Perusahaan.

5. Mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Perusahaan tempat anggota

DPS menjabat, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang telah ditetapkan.

Direksi

Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola Perusahaan.

Direksi terdiri dari Direktur Utama dan Direktur. Setiap anggota Direksi memiliki

kedudukan yang setara, serta memiliki tugas dan wewenang masing-masing. Secara

keseluruhan Direksi memikul tanggung jawab bersama atas pelaksanaan tugas masing-

masing di samping bertanggungjawab kepada RUPS.

Ketentuan Umum

1. Setiap anggota Direksi Perusahaan wajib lulus penilaian kemampuan dan kepatutan.

2. Direksi wajib menyelenggarakan rapat Direksi secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali

dalam satu bulan.

3. Direksi wajib menghadiri rapat Direksi paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari

jumlah rapat Direksi dalam periode 1 (satu) tahun.

4. Hasil rapat Direksi wajib dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan

dengan baik.

Page 7: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

7

5. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam keputusan rapat Direksi wajib dicantumkan

secara jelas dalam risalah rapat disertai alasan perbedaan pendapat tersebut.

6. Anggota Direksi yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat Direksi berhak

menerima salinan risalah rapat Direksi.

7. Jumlah rapat Direksi yang telah diselenggarakan dan jumlah kehadiran masing-masing

anggota Direksi harus dimuat dalam laporan penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang

Baik.

8. Direksi harus menjamin pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat serta

dapat bertindak secara independen, tidak mempunyai kepentingan yang dapat

mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan objektif.

9. Perusahaan wajib memiliki anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.

10. Fungsi kepatuhan tersebut adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah untuk

memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha

yang dilakukan oleh Perusahaan telah sesuai dengan peraturan perundang- undangan

serta memastikan kepatuhan Perusahaan.

11. Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak dapat dirangkap oleh

anggota Direksi yang membawahkan fungsi pembiayaan, fungsi pemasaran dan

fungsi keuangan, kecuali direktur utama.

Anggota Direksi Wajib Memenuhi Kriteria :

1. Mampu untuk bertindak dengan itikad baik, jujur dan professional.

2. Mampu bertindak untuk kepentingan Perusahaan dan/atau Pemangku Kepentingan

lainnya.

3. Mendahulukan kepentingan Perusahaan dan/atau Pemangku Kepentingan lainnya dari

pada kepentingan pribadi.

4. Mampu mengambil keputusan berdasarkan penilaian independen dan objektif untuk

kepentingan Perusahaan, Debitur, kreditur, dan/atau Pemangku Kepentingan lainnya.

5. Mampu menghindarkan penyalahgunaan kewenangannya untuk mendapatkan

keuntungan pribadi yang tidak semestinya atau menyebabkan kerugian bagi

Perusahaan.

Tugas dan Tanggungjawab Direksi :

1. Mematuhi peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan peraturan internal

lain dari Perusahaan dalam melaksanakan tugasnya.

2. Mengelola Perusahaan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya.

Page 8: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

8

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS.

4. Memastikan agar Perusahaan memperhatikan kepentinga semua pihak, khususnya

kepentingan Debitur, kreditur, dan/atau Pemangku Kepentingan lainnya.

5. Memastikan agar informasi mengenai Perusahaan diberikan kepada Dewan Komisaris

dan Dewan Pengawas Syariah secara tepat waktu dan lengkap.

6. Membantu dan menyediakan fasilitas dan/atau sumber daya untuk kelancaran

pelaksanaan tugas dan wewenang Organ Perusahaan dan Dewan Pengawas Syariah.

Larangan Bagi Anggota Direksi :

1. Melakukan transaksi yang mempunyai Benturan Kepentingan dengan kegiatan

Perusahaan .

2. Memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain

yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Perusahaan.

3. Mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Perusahaan selain

remunerasi dan fasilitas yang ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS.

4. Memenuhi permintaan pemegang saham yang terkait dengan kegiatan operasional

Perusahaan selain yang telah ditetapkan dalam RUPS.

Kelengkapan dan Tata Cara Pelaksanaan Tugas Komite-Komite dan Satuan Kerja yang Menjalankan Fungsi Pengendalian Internal

Komite Audit

Untuk membantu tugas-tugas pengawasan, Dewan Komisaris membentuk Komite Audit.

Demi memaksimalkan efektivitas pelaksanaan serta mencegah adanya benturan

kepentingan, anggota Komite Audit bersifat independen dan bukan termasuk ke dalam

manajemen internal Perusahaan.

Secara khusus, Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris dengan tugas utama yaitu

mendukung pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap kinerja Perusahaan melalui

mekanisme evaluasi hasil kerja terhadap Direksi beserta seluruh jajarannya.

Sesuai ketentuan yang tercantum dalam Piagam Komite Audit, anggota Komite Audit

diangkat oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tanggung jawab

yang relevan dalam pengelolaan Perusahaan agar dapat berlangsung dengan efisien dan

efektif melalui sistem dan pelaksanaan pengawasan yang kompeten dan independen.

Page 9: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

9

Perusahaan menyadari pentingnya independensi bagi Komite Audit dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya. Untuk menjamin berlangsungnya independensi Komite

Audit maka Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.

Tugas Komite Audit:

1. Memastikan sistem pengendalian intern dan pelaksanaan tugas eksternal auditor dan

internal auditor berjalan secara efektif.

2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawas

intern maupun auditor eksternal.

3. Memberikan rekomendasi terkait dengan penyempurnaan sistem pengendalian

manajemen Perusahaan serta pelaksanaannya.

4. Memastikan segala informasi yang dikeluarkan Perusahaan telah ditinjau sesuai

prosedur.

5. Melakuan identifikasi terhadap hal-hal yang memerlukan perhatian serta tugas

Komisaris lainnya.

6. Tugas-tugas lain yang dapat diberikan oleh Komisaris kepada Komite Audit antara lain:

a. Menelaah atas informasi mengenai Perusahaan serta Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan, Laporan Manajemen dan informasi lainnya.

b. Menelaah atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

c. Menelaah atas pengaduan yang berkaitan dengan Perusahaan.

d. Mengkaji kecukupan fungsi audit internal.

e. Mengkaji kecukupan pelaksanaan audit eksternal.

Sistem Pengendalian Internal

Direksi Perusahaan wajib menetapkan pengendalian internal yang efektif dan efisien

untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan usaha dijalankan sesuai

dengan sasaran dan strategi bisnis serta anggaran dasar dan aturan internal lain

Perusahaan, dan peraturan perundang-undangan.

Pengendalian internal mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Lingkungan pengendalian internal dalam Perusahaan yang disiplin dan terstruktur.

b. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,

menganalisis, menilai, dan mengelola risiko usaha.

c. Aktivitas pengendalian, yaitu tindakan yang dilakukan dalam suatu proses

pengendalian terhadap kegiatan Perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam

Page 10: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

10

struktur organisasi Perusahaan, antara lain mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi,

rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap

aset perusahaan.

d. Sistem informasi dan komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan mengenai

kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas peraturan perundang- undangan di

bidang usaha pembiayaan.

f. Tata cara monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas system pengendalian

internal termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi

Perusahaan, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal.

g. Mekanisme pelaporan kepada Direksi dengan tembusan kepada komite audit,

dalam hal terjadi penyimpangan kualitas sistem pengendalian internal termasuk fungsi

internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi Perusahaan.

Dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap aktivitas dan pengelolaan Perusahaan,

Unit Audit Internal dan Audit Eksternal menggunakan Sistem Pengendalian Internal

sebagai metode tersendiri untuk mendorong ketaatan terhadap penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik serta kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Sistem

pengendalian ini adalah suatu upaya yang meliputi seluruh cara yang digunakan oleh

Perusahaan dalam mengawasi dan mengendalikan jalannya Perusahaan. Mulai dari aspek

operasional, keuangan dan kepatuhan terhadap perundang-undangan. Sistem ini juga

dimaksudkan untuk menekan potensi risiko usaha maupun penyimpanan etika bisnis yang

berdampak negatif terhadap Perusahaan.

Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan diangkat oleh Direksi sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No.

IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan. Sekretaris Perusahaan bertanggung

jawab terhadap Direksi dan berperan dalam menjaga kelancaran hubungan antara

Perusahaan dengan pemerintah, pemegang saham, dan masyarakat luas.

Tugas dan Wewenang Sekretaris Perusahaan, termasuk membantu Direksi melalui

beberapa kegiatan seperti:

1. Mengelola informasi yang berkaitan dengan lingkungan bisnis Perusahaan dan

menjalin hubungan baik dengan para pihak lembaga penunjang industri pasar modal

dan regulator pasar modal.

2. Memastikan Perusahaan menjalankan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)

serta memenuhi peraturan perundangan yang berlaku.

Page 11: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

11

3. Menyelenggarakan kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan.

4. Menyelenggarakan kegiatan komunikasi antara Direksi dan manajemen dengan

pemangku kepentingan dalam rangka membangun citra Perusahaan.

5. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan pengurus Perusahaan serta memfasilitasi

hubungan Perusahaan atau pimpinan dengan para pemangku kepentingan.

6. Memantau Daftar Pemegang Saham.

7. Memonitor perkembangan yang terjadi di pasar modal dan peraturan-peraturan yang

berlaku.

8. Menyebarkan informasi kepada semua unsur dalam organisasi yang menyangkut

program-program Perusahaan, termasuk memberikan informasi kepada masyarakat

tentang kondisi Perusahaan.

Kebijakan dan Prosedur Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Internal, dan Audit Eksternal

Fungsi Kepatuhan

1. Pemegang saham Perusahaan melalui RUPS harus memastikan Perusahaan dijalankan

berdasarkan praktik usaha pembiayaan yang sehat.

2. Pemegang saham Perusahaan dilarang mencampuri kegiatan operasional Perusahaan

yang menjadi tanggung jawab Direksi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar

Perusahaan dan peraturan perundang-undangan, kecuali dalam rangka

melaksanakan hak dan kewajiban selaku RUPS.

3. Pemegang saham Perusahaan yang menjabat sebagai anggota Direksi, anggota

Dewan Komisaris, atau anggota DPS pada Perusahaan yang sama harus

mendahulukan kepentingan Perusahaan.

4. Dalam melakukan kegiatan usaha, Perusahaan wajib menyelenggarakan kegiatan

usahanya secara sehat dan mematuhi semua peraturan perundang-undangan

industri jasa keuangan yang berada dalam pengawasan OJK.

5. Perusahaan wajib memiliki standar operasi dan prosedur yang memadai untuk

seluruh aktivitas bisnis Perusahaan yang ditetapkan oleh Direksi.

6. Standar operasi dan prosedur yang telah ditetapkan wajib diaksankan dan ditaati oleh

seluruh karyawan pada semua jenjang oraganisasi Perusahaan.

7. Perusahaan wajib memiliki satuan kerja atau pegawai yang bertanggung jawab:

Page 12: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

12

a. Menyelenggarakan fungsi pemasaran, penerapan prinsip mengenal nasabah,

analisis pembiayaan, pemantauan kualitas piutang pembiayaan, penagihan,

penanganan pengaduan Debitur.

b. Menyusun dan menerapkan standar dan prosedur operasional pembiayaan.

c. Menyusun dan menerapkan system dan prosedur pengendalian internal

untuk memastikan bahwa proses pemberian pembiayaan dilakukan sesuai

dengan kebijakan dan strategi pembiayaan, serta tidak melanggar peraturan

perundang-undangan.

Audit Internal

Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan operasional yang sesuai dengan Prosedur Operasi

Standar Perusahaan, maka Perusahaan telah membentuk Unit Audit Internal dan

menetapkan Piagam Audit Internal sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam LK No.

IX.1.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK tentang Pembentukan dan Pedoman

Penyusunan Piagam Audit Internal.

Audit Internal terutama bertugas meninjau kebijakan Direksi dan memberikan

peringatan dini kepada Direktur Utama terhadap potensi masalah yang mungkin timbul.

Selain itu, Audit Internal juga memegang peranan untuk membina hubungan dengan

instansi pemeriksa dari luar Perusahaan agar bisa mendapat informasi lebih dini tentang

perkembangan standar internal audit yang berlaku.

Audit Internal berfungsi dalam mengimplementasikan visi dan misi Perusahaan ke dalam

konsep audit internal dan pengawasan manajemen di tingkat korporasi. Audit Internal juga

berperan dalam mengendalikan kegiatan pemeriksaan internal agar mencapai sasaran dan

sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal serta Piagam Audit Internal.

Audit Internal juga bertanggung jawab terhadap terlaksananya pengkajian kebijakan

Direksi dan terselenggaranya kegiatan audit terhadap implementasi kebijakan atau

peraturan Perusahaan di unit kerja.

Struktur Unit Audit Internal

Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas

persetujuan Dewan Komisaris. Seluruh anggota UAI adalah merupakan para praktisi

ahli dengan kecakapan yang memadai dengan tingkat kecermatan yang seksama dan

merupakan profesional dalam mengerjakan kegiatan audit.

Setiap anggota UAI haruslah juga bersifat independen, tanpa benturan kepentingan

dengan pihak internal Perusahaan ataupun yang berkaitan dengan pihak berafiliasi, serta

Page 13: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

13

entitas anak. Upaya ini penting untuk menjamin bahwa hasil evaluasi yang dilakukan

adalah murni untuk perkembangan Perusahaan demi mencapai maksud dan tujuannya

seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasar.

Tugas Dan Tanggungjawab Unit Audit Internal

Unit Audit Internal memiliki tugas dan Tanggung Jawab yang mencakup:

1. Membantu Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit dalam penerapan Tata

Kelola Perusahaan yang Baik;

2. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja Audit Internal tahunan;

3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan pengendalian internal dan

sistem Manajemen Risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan;

4. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur

Utama, Dewan Komisaris dan/ atau Komite Audit;

5. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut (corrective action)

yang telah disarankan;

6. Bekerjasama dengan Komite Audit dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Komite Audit; dan

7. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang

sedang diaudit pada semua tingkat manajemen.

Audit Eksternal

Perusahaan setiap tahun menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit

finansial terhadap Laporan Keuangan Perusahaan secara independen, Independensi yang

dimaksud di sini adalah mengenai pemberian pendapat terhadap kinerja Perusahaan di

tahun berjalan dari sudut pandang pihak ketiga secara objektif mengenai kewajaran dan

kesesuaian laporan keuangan Perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Auditor eksternal Perusahaan ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham dari calon

auditor eksternal yang diajukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan usulan komite audit.

Pencalonan auditor eksternal disertai :

a. Alasan pencalonan dan besarnya honorarium atau imbal jasa yang diusulkan untuk

auditor eksternal tersebut.

b. Pernyataan kesanggupan yang ditandatangani oleh auditor eksternal, untuk

bebas dari pengaruh Direksi, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan pihak

Page 14: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

14

yang berkepentingan di Perusahaan dan kesediaan untuk memberikan informasi

terkait dengan hasil auditnya kepada OJK.

Perusahaan wajib menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang

diperlukan bagi auditor eksternal sehingga memungkinkan auditor eksternal

memberikan pendapatnya tentang kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan

Perusahaan dengan standar audit yang berlaku.

Tugas Pokok Audit Eksternal

Kantor Akuntan Publik mempunyai tugas pokok melaksanakan standar auditing yang telah

ditetapkan. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan

melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan

bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian,

bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan

yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara

keseluruhan.

Kebijakan dan Prosedur Penerapan Manajemen Risiko

Perusahaan wajib menerapkan manajemen risiko dengan mengidentifikasi, menilai,

dan memantau risiko usaha secara efektif, sesuai dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran

dan kompleksitas usaha serta kemampuan Perusahaan.

Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang dapat

menghambat atau menghalangi pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan

Perusahaan. Manajemen risiko yang baik adalah bukti kapabilitas mutlak sebuah

perusahaan.

Prosedur pengelolaan risiko merupakan aspek yang mutlak dan harus dimiliki oleh untuk

menjamin keberlanjutan usaha. Perusahaan wajib memiliki panduan untuk

mengidentifikasi, menilai, mengukur, serta memantau risiko sehingga penanganan dan

tindakan yang diperlukan dapat dilakukan secara cepat untuk mengantisipasi risiko yang

berpotensi merugikan Perusahaan secara finansial.

Berikut ini merupakan risiko-risiko yang berpotensi untuk muncul:

Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat

bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman,

Page 15: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

15

yang dapat membawa risiko bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan,

risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal

pengelolaan tingkat bunga.

Perubahan tingkat bunga acuan akan menjadi risiko pada saat perubahannya,

terutama ketika tingkat bunga dinaikkan, yang menyebabkan kerugian bagi Perusahaan

sehingga dapat menyebabkan risiko kredit Perusahaan meningkat. Untuk itu,

Perusahaan menerapkan pengelolaan tingkat bunga tetap secara konsisten dengan

menyesuaikan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana.

Risiko Pembiayaan

Risiko pembiayaan merupakan risiko utama karena Perusahaan bergerak dalam bidang

pembiayaan, di mana Perusahaan menawarkan jasa pembiayaan bagi masyarakat yang

hendak memiliki kendaraan bermotor. Secara langsung, Perusahaan menghadapi risiko

seandainya konsumen tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam melunasi kredit

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.

Risiko pembiayaan merupakan risiko yang akan dihadapi, namun dapat dikelola hingga

pada batasan yang dapat diterima. Perusahaan telah memiliki kebijakan dalam

menghadapi risiko ini. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi pembiayaan yang

selektif dan ditangani dengan prinsip kehati- hatian, yang mana aplikasi pembiayaan

akan melalui proses survei dan analisa untuk kemudian disetujui oleh Kepala Cabang.

Selain itu, Perusahaan juga melakukan pengawasan terhadap saldo piutang pembiayaan

konsumen yang dilakukan secara berkesinambungan untuk meminimalisasi piutang yang

tidak dapat ditagih.

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko, yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan

yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo.

Perusahaan mengatasi risiko tersebut dengan menggunakan perangkat rencana likuiditas.

Perangkat ini mempertimbangkan jatuh tempo untuk aset keuangan yaitu piutang

pembiayaan konsumen dan membuat rencana arus kas dari operasi. Perusahaan

mempunyai jangka waktu pinjaman dari bank yang disesuaikan dengan jangka waktu

(tenor) yang diberikan kepada konsumen.

Kebijakan Remunerasi

Perusahaan wajib menerapkan kebijakan remunerasi bagi anggota Direksi, anggota Dewan

Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, dan pegawai yang mendorong perilaku berdasarkan

Page 16: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

16

prinsip kehati-hatian yang sejalan dengan kepentingan jangka panjang Perusahaan dan

perlakuan adil terhadap Debitur, kreditur, dan/atau Pemangku Kepentingan lainnya.

Kebijakan remunerasi harus memperhatikan :

a. Kinerja keuangan dan pemenuhan kewajiban Perusahaan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Prestasi kerja individual.

c. Kewajaran dengan Perusahaan dan/atau level jabatan yang setara.

d. pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Perusahaan.

Kebijakan Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Keterbukaan Informasi

Perusahaan menjamin adanya keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan dan menyampaikan informasi materiil yang telah terbarukan serta relevan

mengenai perusahaan, termasuk didalamnya transparansi mengenai kondisi keuangan dan

non keuangan, Implementasi prinsip keterbukaan ini dilakukan dengan publikasi informasi

Perusahaan secara berkala melalui website Perusahaan yang dapat diakses melalui

www.mandalafinance.com.

Selain memuat berita tentang Perusahaan, situs ini juga memuat informasi mengenai

profil perusahaan, laporan tahunan, serta informasi lain yang menghubungkan

Perusahaan dengan publik secara langsung. Informasi tersebut selalu diperbarui secara

berkala agar publik dapat menerima informasi terbaru mengenai Perusahaan.

Informasi keuangan dan non keuangan Perusahaan dapat juga didapat melalui media

publikasi lain seperti Koran dan majalah. Upaya penyebaran informasi merupakan wujud

komitmen Perusahaan dalam menampilkan akuntabilitas sekaligus memenuhi hak publik

akan kebutuhan informasi mengenai Perusahaan.

Kebijakan dan strategi komunikasi Perusahaan, meliputi :

a. Informasi yang dibutuhkan dan diberikan kepada OJK secara lengkap, tepat waktu,

dan dengan cara yang efisien.

b. Perusahaan wajib memiliki sistem pelaporan keuangan yang diandalkan untuk

keperluan pengawasan dan Pemangku Kepentingan lain.

Perusahaan wajib mengungkapkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, mengenai hal-hal

penting, sekurang-kurangnya meliputi :

a. Pengunduran diri atau pemberhentian auditor eksternal.

Page 17: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

17

b. Transaksi material dengan pihak terkait.

c. Benturan Kepentingan yang sedang berlangsung dan/atau yang mungkin akan terjadi.

d. Informasi material lain mengenai Perusahaan.

Pengungkapan hal-hal penting diatas dimuat dalam laporan penerapan Tata Kelola

Perusahaan Yang Baik.

Kode Etik dan Budaya Perusahaan

Perusahaan menyadari perlunya membangun budaya keterbukaan, akuntabilitas dan

kepatuhan. Sikap-sikap tersebut diterjemahkan Perusahaan ke dalam suatu rancangan

Budaya Korporasi dan Kode Etik sebagai pedoman standar perilaku yang wajib diterapkan

secara konsisten oleh setiap insan Perusahaan dalam kegiatan sehari-hari. Perusahaan

juga mendukung penerapan Kode Etik dan Budaya Korporasi dengan melakukan sosialisasi

dan publikasi etika tersebut serta tata cara penerapan, pelaporan, pemantauan dan

evaluasinya. Dengan mengaktualisasikan keseluruhan sikap tersebut, diharapkan adanya

peningkatan kesadaran, pola pikir, sikap serta perilaku segenap karyawan sesuai dengan

prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik.

Kode Etik dan Budaya Korporasi Perusahaan seperti yang tercantum dalam Nilai-Nilai

Utama Perusahaan adalah sebagai berikut:

• Jujur

Memperoleh kepercayaan dengan melaporkan yang benar.

• Rendah Hati

Mengakui bahwa keberhasilan saya adalah merupakan sebagian dari hasil kontribusi

orang lain dalam hidup saya.

• Tekad

Bertekad untuk mencapai tujuan yang benar, pada saat yang tepat meskipun

menghadapi tantangan.

Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, dan karyawan Perusahaan dilarang

menawarkan atau memberikan sesuatu, baik langsung maupun tidak langsung kepada

pihak lain, untuk mempengaruhi pengambilan keputusan yang terkait dengan transaksi

pembiayaan, dengan melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Page 18: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

18

Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, dan karyawan Perusahaan dilarang

menerima sesuatu untuk kepentingan pribadinya dengan melanggar ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, baik langsung maupun tidak langsung, dari siapapun,

yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang terkait dengan transaksi

pembiayaan.

Perusahaan wajib membuat pedoman tentang perilaku etis, yang memuat nilai etika

berusaha, sebagai panduan bagi Organ Perusahaan dan seluruh karyawan Perusahaan.

Sistem Whistleblowing

Whistleblowing System merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik. Sistem ini dipercaya dapat mendorong partisipasi aktif karyawan

dan pemangku kepentingan untuk menegakkan nilai-nilai dan etika bisnis sehingga akan

tercipta iklim keterbukaan serta transparansi yang terhindar dari penyimpangan yang

berpotensi untuk menyebabkan kerugian baik finansial maupun non-finansial dalam

kegiatan operasional Perusahaan.

Upaya penerapan sistem whistleblowing yang telah dilakukan Perusahaan mencakup:

• cara penyampaian laporan pelanggaran;

• perlindungan bagi pelapor;

• penanganan pengaduan;

• pihak yang mengelola pengaduan; dan

• hasil dari penanganan pengaduan

Selain itu, Perusahaan juga memiliki nomor sms pengaduan di 0812-29-700-700 yang bias

digunakan karyawan maupun nasabah untuk pelaporan terkait penyimpangan atau

kecurangan yang berkaitan dengan Perusahaan.

Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Jangka Panjang serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

Perusahaan wajib menyusun rencana kerja tahunan, yang sekurang-kurangnya

meliputi :

a. Ringkasan eksekutif.

b. Kebijakan dan strategi manajemen.

c. Penerapan manajemen risiko dan kepatuhan.

Page 19: PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN...6 2. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat serta saran, DPS dapat dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya

19

d. Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.

e. Kinerja keuangan Perusahaan periode sebelumnya.

f. Proyeksi laporan keuangan beserta asumsi yang digunakan.

g. Proyeksi rasio-rasio dan tingkat kesehatan keuangan.

h. Rencana pengembangan dan pemasaran pembiayaan.

i. Rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor.

j. Rencana permodalan.

k. Rencana pendanaan.

l. Rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia.

m. Informasi lainnya.

Perusahaan wajib menyampaikan rencana kerja tahunan kepada OJK paling lambat

pada tanggal 30 Januari tahun berikutnya.

Jakarta, 12 Mei 2016

PT Mandala Multifinance Tbk