pedoman penulisan karya ilmiah unnes2010

137
BAGIAN I PANDUAN DASAR

Upload: retno-wihyanti

Post on 09-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • BAGIAN I

    PANDUAN DASAR

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 2

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 3

    1. PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan pada masalah, baik

    yang sederhana maupun yang rumit. Bila berhadapan dengan masalah

    yang rumit, kita bertanya-tanya mengapa terjadi masalah itu, dan

    mengapa masalah itu rumit untuk dipahami. Bila yang berhadapan

    tersebut seorang mahasiswa cerdas dia akan minta bantuan kepada

    teman sebayanya, kakak kelasnya, dosennya, atau bahkan mungkin

    profesornya. Bila salah satu profesornya memberi jawaban berdasarkan

    teori yang dikembangkan orang lain yang tertulis dalam sebuah buku,

    dia juga bertanya profesornya menggunakan buku X bukan Y?

    Mengapa professor X tidak menjawab pertanyaan berdasarkan

    penelitiannya sendiri? Seorang peneliti atau pengarang yang cerdas,

    dan kaya pengalaman kerapkali seperti anak kecil, yang cerdas, dan

    kreatif, selalu bertanya, apa sebab suatu kejadian, peristiwa dan

    masalah, dan selalu ingin tahu apa jawabannya. Jawaban yang

    diinginkan anak tersebut tampaknya bukan sekadar jawaban, melainkan

    jawaban yang terkait dengan struktur alam pikiran yang dia ketahui, dan

    struktur sosial-ekonomi di sekitarnya. Untuk anak yang memiliki

    lingkungan ekonomi kuat dan struktur alam pikiran yang cerdas,

    tampaknya menghendaki jawaban yang lebih didasarkan pada fakta,

    dan makna sebuah fakta yang dipandang dapat merupakan akar suatu

    masalah atau landasan pemikiran tertentu.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 4

    Bagi orang dewasa, jawaban atas keingintahuan tersebut dapat

    ditulis dalam bentuk karangan singkat atau karangan bersambung

    berdasarkan struktur penalaran logis yang dapat menjadi dasar sebuah

    tulisan ilmiah. Secara sederhana karya ilmiah dapat dikatakan sebagai

    tulisan untuk mencari sebab akibat suatu masalah untuk mendapatkan

    keterangan yang lengkap berdasarkan penalaran, dengan mengunakan

    metode yang tepat. Pengetahuan dapat berupa tulisan dari memori

    berdasarkan pengalaman, perjalanan, kesaksian suatu peristiwa

    dilukiskan secara cermat, berdasarkan nalar sehat dan logika yang telah

    mereka miliki.

    2. PENGETAHUAN

    Pengetahuan berbeda dengan ilmu atau karya ilmiah. Pengetahuan

    adalah semua informasi yang tersusun di dalam memori seseorang, baik

    yang berasal dari pengamatan indrawi atau dari belajar sendiri, maupun

    yang berasal dari pengamatan yang dilaksanakan dengan cara yang

    tidak sintematis, tidak jelas metodenya dan tidak dapat dibuktikan

    kebenarannya. Tulisan yang disusun berdasarkan pengetahuan atau

    pengalaman pribadi, yang telah mengacu pada teori orang lain kadang-

    kadang belum dapat memberikan pemecahan yang memuaskan atas

    suatu masalah, perlu dicarikan jawaban dengan bertanya kepada

    sejumlah orang yang dipandang memiliki pengalaman aktual,

    pengetahuan atau perhatian terhadap masalah tersebut. Dengan

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 5

    demikian, terjadi semacam korenspondensi antara gagasan yang telah

    disusun untuk memecahkan masalah tersebut dengan kondisi di tempat

    masalah tersebut timbul (lapangan), sehingga tulisan yang disajikan

    tidak bersifat gagasan kosong yang tidak membumi.

    Karya ilmiah, termasuk penelitian, sekurang-kurangnya

    mengandungi masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan akal sehat

    (common sense) atau intuisi, tetapi perlu acuan tertentu yang dapat

    membantunya. Acuan tersebut dapat berupa teori yang telah

    dikembangkan orang lain, temuan orang lain, atau pengalaman orang

    lain yang dapat diuji keandalannya. Memecahkan masalah dapat

    dilakukan dengan mengacu kepada teori yang dikembangkan ahli yang

    terkait, pengalaman, atau hasil penelitian yang telah dilakukan orang

    lain, dengan metode tertentu.

    Untuk mendapatkan pengetahuan diperlukan suatu proses:

    mulai dengan mengenal, memperhatikan, sampai dengan mengetahui.

    Karena proses untuk mendapatkan pengetahuan berbeda dalam tingkat-

    tingkat yang ditempuh, pengetahun dapat dibedakan menjadi beberapa

    tingkatan juga, mulai tahu, mengerti, dapat membedakan, dapat

    membandingkan, merekonstruksi, mangalisis, dan menilai mana yang

    benar dan mana yang tidak benar.

    Misalnya, pada waktu seorang anak kecil mulai tumbuh, dia

    menjadi tahu bahwa orang yang selalu dekat dengannya adalah ibunya.

    Bila seorang anak bertambah penalarannya, dia akan tetap tahu dan

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 6

    mengenal ibunya meskipun dia berbusana indah. Dalam perkembangan

    selanjutnya, anak dapat membedakan antara ibunya dan wanita lain,

    misalnya kakak prempuannya. Jadi, pengetahuan adalah suatu proses

    yang berkesinambungan, tidak spontan. Pada tahap sekanjutnya,

    pengetahuan diperoleh dengan proses yang lebih detail dan lebih teliti

    akan berbeda dengan pengetahuan yang diperoleh secara cepat,

    misalnya lewat pandangan pertama, atau selayang pandang seperti

    melihat sesuatu dari atas mobil atau pesawat terbang.

    3. KONSEP ILMU

    Penciptaan karya ilmiah menggunakan prosedur yang agak berbeda

    dengan pembuatan tulisan atau laporan biasa. Dalam penelitian,

    prosedur awalnya sama dengan mencari pemecahan masalah dalam

    pengetahuan, tetapi pada tahap selanjutnya disyaratkan untuk

    mengadakan studi awal untuk melihat latar belakang suatu masalah, di

    mana posisinya dengan masalah yang lain, baik yang serupa maupun

    yang berbeda. Bila latar belakang masalah telah dapat digambarkan

    dengan jelas, seorang peneliti bertugas merumuskan masalah secara

    jelas, sehingga arah pemecahannya cukup terarah.

    Apabila masalah penelitian telah disusun dengan jelas, langkah

    selanjutnya adalah menyususn tujuan penelitian. Tujuan ini harus sesuai

    dengan masalah yang hendak dipecahkan. Dengan demikian, masalah

    yang ditemukan seorang peneliti atau penulis ilmiah harus dicarikan

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 7

    jawabannya lewat data penelitian di lapangan atau di laboratorium,

    dengan metode penelitian yang sesuai, alat penelitian yang teruji

    vaiditas dan reliabilitasnya.

    Untuk mencari dasar masalah yang dirumuskan, peneliti harus

    menyusun landasan konseptual atau teoritis yang merujuk kepada teori

    yang telah terbukti keunggulannya dan disusun secara deduktif dan

    induktif. Deduksi dapat diartikan mencari landasan teori dari rumus atau

    teori besar yang telah menjadi dasar pengembangan ilmu yang terkait,

    dan juga dari acuan kepada hasil penelitian valid yang dilakukan oleh

    para peneliti sebelumnya. Dari kajian yang diperoleh, peneliti harus

    mencoba mengkaitkan masalah yang diteliti dengan situasi, kondisi

    kebudayaan, tempat, kondisi sosial ekonomi, di tempat dia melakanakan

    penelitian tersebut. Kaitan antara kajian teori dan masalah yang hendak

    dipecahkan biasanya dirumuskan dalam suatu kerangka konseptual.

    Berdasarkan konsep tersebut dirumuskan dugaan atau perkiraan secara

    nalar berdasarkan deduksi.

    Penelitian ilmiah berbeda secara mendasar dengan pengeta-

    huan yang ditulis berdasarkan akal sehat atau common sense. Menurut

    Kerlinger,1 ilmu dan common sense berbeda tajam dalam beberapa hal.

    Perbedaan tersebut terletak pada sistematika dan cara pengendalian.

    Ilmu diperoleh mengunakan konsep dan struktur teori yang disusun

    secara sistematis dari pendapat orang lain. Akal sehat biasanya

    diperoleh menggunakan teori dan konsep, tetapi dalam pengertian yang

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 8

    longgar, dan tidak sistematis. Misalnya, menganalisis bencana alam

    dipandang sebagai peringatan atau hukuman kepada orang yang

    menjadi kurbannya. Demikian juga, dalam krisis ekonomi, yang

    dipersalahkan adalah etnis tertentu; orang tidak mencoba mengkoreksi

    perilaku kelompok lain, atau perilaku korup dari pengelola birokrasi.

    Ilmuwan mempunyai pola berpikir tertentu. Mereka mengem-

    bangkan struktur teori, menguji teori tersebut dengan konsistensi

    internal, mempertimbangkan faktor terkait lain yang diperiksa dengan

    metode yang sahih, dengan uji empiris. Di samping itu, ilmuwan juga

    menyadari bahwa konsep yang mereka buat tidak selalu paling tepat.

    Dengan perkataan lain, nilai ketepatan bersifat relatif.

    Hardono2, meyebutkan bahwa common sense adalah akal sehat

    atau pendapat umum. Selanjutnya dikatakan bahwa common sense

    merupakan campuran dari insight utama sebagai prinsip nonkontradiktif,

    melalui banyak keyakinan yang lebih meragukan, sampai pada suatu

    kumpulan pengatahuan mengenai hal-hal yang remeh. Perbedaan

    antara common sense dan ilmu adalah bahwa common sense tidak

    berdasarkan penyelidikan atau penelitian yang mempertanyakan apakah

    apa yang diyakini tersebut terbukti benar atau salah.

    Dalam memecahkan masalah, ilmuwan merujuk kepada teori

    yang relevan dengan masalah dan keadaan, serta perkembangnnya,

    menguji beberapa teori dan kemudian membuat hipotesis3 atau

    perkiraan. Orang awam juga menbuat hipotesis, tetapi teori yang

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 9

    dipergunakan selektif dengan memilih yang cocok dengan

    pendangannya, serta memilih bukti tertentu yang dapat mendukung

    hipotesisnya.

    Dalam mengontrol pendapatnya, peneliti mencoba untuk

    sementara waktu mengabaikan variabel yang tidak terkait langsung

    dengan masalah, yang mungkin menjadi sebab terjadinya suatu

    masalah. Yang dikontrol hanya variabel yang memiliki kaitan atau

    penyebab langsung dengan masalah yang hendak dipecahkannya. Para

    penulis awam kerap kali tidak memberikan penjelasan tentang sebab

    suatu kejadian atau masalah secara sistematis berdasarkan phenomena

    yang mereka amati. Mereka tidak mau memberikan penjelasan

    mengenai sumber-sumber dari luar yang dipersoalkan. Dalam penelitian,

    orang awam biasanya cukup puas menerima penjelasan dengan

    konsepsi yang bias. Misalnya, banyak orang yakin bahwa anak nakal

    berasal dari kampung kumuh, mereka mengabaikan anak nakal dari

    kawasan gedongan. Dalam kasus kenaikan harga BBM (Oktober 2004),

    mestinya secara obyektif diteliti akibat kenaikan harga BBM tersebut

    terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok, transportasi, dan biaya

    produksi yang serentak naik, agar rakyat mengerti dan siap

    menghadapinya. Maka, perlu ada penelitian ilmiah yang dapat

    memberikan bukti yang valid, agar masyarakat dapat memahami

    persoalannya.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 10

    Ilmuwan terikat terus-menerus secara aktif dan sistematis

    dengan fenomen-fenomen dan dengan kesadaran yang tinggi sehingga

    menemukan hubungan sebab akibat yang jelas dan rasional. Apakah

    perbedaan antara penalaran sehat dan ilmu terletak pada penjelasan

    yang berlainan mengenai fenomena yang teramati (Explanation of the

    observed phenomena)? Seorang peneliti berusaha menjelaskan

    hubungan antara data yang diobservasi secara cermat dan

    mengesampingkan apa yang tersirat dalam metaphysical explanation

    atau proposisi yang tidak dapat diuji. Misalnya, orang miskin karena

    takdir, atau orang pandai karena suratan. Proposisi tersebut bersifat

    metaphisik dan, karena itu, tidak dapat diuji. Proposisi yang bersifat

    metaphisik seperti itu menjadi bagian dari ilmu fisafat, dan bukan lahan

    ilmuwan. Hal ini tidak berarti bahwa ilmuwan tidak perlu memperhatikan

    proposisi seperti itu. Yang menjadi perhatian ilmuwan peneliti adalah

    gejala yang dapat diamati.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada

    perbedaan mendasar antara pengetahuan dan ilmu: Pengetahuan

    diperoleh dan disampaikan menggunakan akal sehat, sedangkan ilmu

    diperoleh dan disajikan dengan cara yang terikat pada sistem, teori,

    metode, dan kebenaran ilmiah.

    Proses dalam mendapatkan ilmu ditempuh dengan penggalian,

    studi dokumen, eksperimen, pengamatan, dan pengembangan ilmu yang

    paling banyak dikerjakan melalui penelitian. Untuk mendapatkan ilmu,

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 11

    diperlukan persyaratan yang harus dipenuhi dengan cara yang

    sistematis dengan mengikuti metode tertentu dan berdasarkan

    kebenaran. Pengembangan ilmu adalah proses psikis yang menyebab-

    kan kesadaran manusia memasuki terang ada.4 Selanjutnya menurut

    Heidegger ilmu yang diperoleh manusia disebut, a-letheia. Artinya, ilmu

    dan pengetahuan adalah pernyataan diri dari ada. Pengetahuan tidak

    bisa meramalkan bagaimana ada itu dinyatakan, tetapi ilmu dapat

    membuat ramalan apabila variabel yang dipelajari diperoleh dengan

    metode yang benar, alat yang benar, serta kondisinya tidak berubah

    secara drastis. Ilmu juga menganjurkan bahwa orang yang mempunyai

    perhatian terhadap filsafat ilmu harus memiliki kerendahan hati dalam

    menghadapi pengalaman dan keterbukaan secara menyeluruh terhadap

    dunia di sekelilingnya.

    Filsafat ilmu atau epistemologi5 merupakan bagian dari ilmu

    filsafat yang mempelajari hakikat dan lingkup pengetahuan dasar dan

    yang pengandaiannya secara umum dapat diandalkan melalui

    penegasan yang dinyatakannya. Tradisi epistemologi cenderung

    membatasi diri pada persepsi inderawi dan pemahaman intelektual, di

    mana pengetahuan tersebut dimengerti secara sempit. Berdasarkan

    pernyatan tersebut, kaum sophis mempunyai pandangan bahwa

    pengetahaun dalam arti sempit adalah pengetahuan yang dalam

    keadaan apa pun tidak dapat salah, tak bisa diperoleh dan karena itu

    tak usah dicari.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 12

    Epistemologi yang diketengahkan kaum Sophis tersebut adalah

    epistemologi tradisional, yaitu usaha untuk mencari pembenaran (justify)

    bahwa pengetahuan itu terkait erat dengan peranan inderawi dan akal

    dalam pengenalannya. Plato, sebagai perintis epistemologi,

    mengemukan beberapa pertanyaan yang mendasar tentang epistemo-

    logi. Pertanyaan yang dimaksud adalah: Apa yang disebut

    pengetahuan? Di mana pengetahuan biasanya diperoleh? Di mana

    terdapat masalah yang biasa perlu kita ketahui? Berapa yang benar-

    benar pengetahuan? Dapatkah indera menghasilkan pengetahuan?

    Dapatkah akal memberikan pengetahuan? Apakah hubungan antara

    pengetahuan dan keyakinan yang benar?6

    Bertolak dari pertanyaan tersebut, para filsuf sesudah Plato

    berusaha mengembangkan filsafat ilmu untuk menjelaskan sumber,

    dasar, dan kepastian ilmu. Konsep yang mereka kembangkan

    memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan umat

    manusia, sebab mereka menjawab pertanyaan pokok yang mendasari

    ilmu, yang merefleksikan konsep dan pandangan tentang ilmu,

    mengenai hakikat, ruang lingkup dan syarat umum. Jawaban yang

    dikemukakan oleh para filsuf atas pertanyaan Plato tersebut ternyata

    beragam, dan memberi inspirasi kepada beberapa aliran. Aliran terbesar

    yang berpengaruh adalah skeptisisme, rasionalisme, dan empirisme.

    3.1 Skeptisisme

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 13

    Kaum skeptis meragukan kemungkinan menemukan sesuatu yang

    sungguh benar. Sebaliknya, mereka mengajarkan bagaimana orang

    dapat maju tanpa ilmu pengetahuan yang pasti. Kaum Skeptis

    berkeberatan dengan epistemologi, karena dalam kenyataan

    epistemologi dianggap mengusulkan suatu tujuan khayal sebab kita

    harus medemonstrasikan validitas ilmu pengetahuan kita, yang berarti

    kita telah menggunakan ilmu kita, dan akibatnya telah mengandaikan

    validitasnya.7 Hardono menjelasakan bahwa kaum skeptis, seperti

    Etienne Gilson, beranggapan bahwa tidak ada masalah mengenai ilmu

    pengetahuan sebab pertanyaan kritis tidak dapat diajukan secara

    konsisten.

    Terhadap keberatan ini ada beberapa jawaban yang terkait

    dengan segi positif dari keberatan tersebut. Yang ditekankan adalah

    kelekatan tanpa syarat antara pikiran dan kenyataan. Adanya ilmu

    merupakan suatu hal pokok yang dapat direduksi. Pikiran ada dan

    adanya pikiran merupakan kesaksian bagi dirinya sendiri mengenai

    keterbukaan terhadap ada. Tidak ada keraguan atau suatu

    penyangkalan terhadap keterbukaan ini dapat dipertahankan. Dengan

    demikian, posisi kaum skeptis absolut cukup rapuh.8

    Berangkat dari pandangan Plato tentang pengetahuan, sampai

    sekarang banyak filsuf yang berusaha mengembangkan teori pengeta-

    huan untuk menjelaskan sumber, dasar, dan kepastian pengetahuan

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 14

    manusia. Hasil yang diperoleh dari studi tentang pengetahuan untuk

    mendukung pendapat Plato tersebut sampai hari ini ternyata beragam.

    3.2 Rasionalisme dan Empirisme

    Konsep pengetahuan seperti yang dikemukan oleh Plato dan Decartes

    disebut rasionalisme sebab mereka menegaskan bahwa dengan

    menggunakan prosedur tertentu dari akal saja kita dapat menemukan

    pengetahuan dalam arti yang paling ketat, yaitu pengetahuan yang

    dalam keadaan bagaimanapun tak mungkin salah. Decartes

    menggunakan keraguan untuk mengatasi keraguan. Salah satu cara

    untuk menentukan bahwa sesuatu itu pasti adalah melihat seberapa jauh

    hal itu bisa diragukan. Bila kita secara sistematis mencoba meragukan

    sebanyak mungkin pengetahuan kita, akhirnya kita akan mencapai titik

    yang tidak diragukan, sehingga pengetahuan kita dapat dibangun di

    atas dasar kepastian absolut.9 Prosedur yang disarankan Decartes

    disebut keraguan metodis universal. Keraguan ini disebut universal

    karena terentang tanpa batas, sampai keraguan itu sendiri membatasi

    diri. Bagi Decartes persoalan dasar bagi fisafat pengetahuan bukan

    bagaimana kita dapat tahu tetapi mengapa kita dapat membuat

    kekeliruan.

    Sebagai reaksi terhadap teori rasional tersebut timbul teori

    empiris dari Inggris yang dipelopori oleh John Locke, Thomas Hobbes

    dan David Hume10. Mereka berusaha menemukan basis pengetahuan

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 15

    dari pengalaman inderawi. Dari pengalaman inderawi mereka

    mendapatkan informasi tentang dunia yang sangat kurang daripada

    harapan mereka. Hume menunjukkan bahwa dari penelitian yang

    dibuatnya, apapun yang diketahui tentang pengalaman inderawi, yang

    dihasilkan adalah skeptivisme yang sangat menyedihkan tentang

    pengetahuan sejati. Menurut Hume, pandangan mengenai apa yang

    terjadi di sekitar kita semata-mata diakibatkan oleh kerja psikologis yang

    aneh dari manusia. Apa yang menurut pendapat kita merupakan

    pengetahuan tak lain hanyalah suatu cara pengaturan pengalaman yang

    masuk ke dalam memori kita. Perkembangan filsafat Inggris yang dimulai

    dari John Lock dan Hume pada abad 18 telah mengilhami aliran ilmu

    pengetahuan yaitu: teori empiris.

    4. KEBENARAN

    Ilmu selalu dihubungkan dengan kenyataan dari pernyataan atau

    penyangkalan, atau kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan.

    Jika saya menyatakan sesuatu, dan ternyata sesuatu yang saya

    nyatakan tersebut sesuai dengan apa adanya, disebut benar karena

    sesuai dengan lenyataan. Misalnya, saya menyatakan benda itu

    berwarna hijau, pemahaman saya terhadap benda itu tidak terpisah dari

    kenyataan, dan itu adalah benar hijau.

    Epistemologi terkait erat dengan pernyataan benar dan

    pertimbangan yang diberikannya. Di samping, itu epistemologi juga

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 16

    memberi dasar pertimbangan yang paling mendasar kepada pernyataan

    yang diberikannya. Keakuratan kebenaran harus diputuskan

    berdasarkan bukti (evident), sesuai dengan keadaan yang

    sesungguhnya. Ini merupakan tugas utama epistemologi. Dengan

    mengarahkan pertahatian kepada evidence, seorang epistomolog dapat

    melepaskan diri dari perhatian dan keadaan yang terlalu sempit karena

    batas inderawi, tetapi dapat mengabstraksinya sebagai hal yang bersifat

    kognitif. Bahasa lain yang dikemukakan oleh Popper, mereka yang

    meragukan kemungkinan menemukan sesuatu yang sungguh benar,

    mengajarkan cara orang dapat maju di dunia tanpa pengetahuan yang

    pasti.11 Orang dapat menang dalam debat dengan bicara sangat

    meyakinkan, seperti apa yang diucapkan seorang Shophis terkemuka,

    Protagoras, bahwa manusia merupakan ukuran segalanya, sementara

    seorang sophis lain Gorgias mencanangkan: Tak suatupun ada, dan

    kalau ada, tak seorangpun dapat mengetahuinya, dan kalau mereka

    mengetahuinya, mereka tak dapat mengomunikasikannya.12

    Dalam sejarah Barat, kita mengenal zaman yang paling

    berpengaruh terhadap dunia modern sekarang ini, yaitu Renaissance

    dan Humanisme,13 yaitu aliran yang menonjolkan kemampuan manusia

    sebagai pribadi yang dapat mempelajari pengetahuan, setelah mereka

    berhasil mempelajari naskah yang ditulis dalam bahasa Yunani dan

    dapat mengembangkan pribadi sesuai dengan pengetahuan yang

    mereka miliki.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 17

    Dengan mempelajari naskah Yunani kuno dan menerjemahkan

    naskah tersebut ke dalam bahasa Jerman, kaum intelektual pada waktu

    itu memperoleh kesempatan untuk mendalami aliran pemikiran, filsafat,

    filsafat ilmu, budaya, sistem pemerintahan, dan teknologi yang ada pada

    zaman Yunani Kuno, dan dampaknya segera berkembang aliran

    Humanisme dan Renaisance.

    Perkembangan filsafat ilmu dimulai sejak zaman Renaissance

    dan Humanisme, yang pada dekade berikutnya diikuti dengan zaman

    rasionalisme. Berkaitan dengan filsafat ilmu tersebut berkembang juga

    paham tentang benar, dan tepat menurut beberapa cabang ilmu.

    4.1 Kebenaran Menurut Ilmu Empiris

    Istilah benar umumnya menyangkut isi ilmu itu sendiri, dan tepat bila

    ilmu dilihat dari sudut proses mendapatkannya atau yang biasa disebut

    metode, ataupun cara kerja ilmu tersebut. Ada beberapa macam cara

    kerja ilmu atau jalan yang ditempuh untuk mencapai pengetahuan yang

    benar, antara lain: proses pembentukan ilmu, hasil yang dicapai, metode

    dan sistem yang dipergunakan. Dalam ilmu alam atau fisika, kimia dan

    biologi dipergunakn serangkaian percobaan sehingga dapat ditemukan

    perkiraan atau hipotesis. Hipotesis diuji berkali-kali dalam beberapa

    temperatur udara, atau dipanasi dengan sengaja agar mendapatkan

    bentuk atau warna tertentu. Percobaan tersebut, setelah dianalisis

    menghasilkan simpulan yang disebut induksi. 14

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 18

    Setelah diperoleh simpulan dari beberapa percobaan dapat

    dirumuskan dalil tertentu, misalnya: air bila dipanasi terus menerus

    dapat menguap, besi apabila dipanasi terus menerus dapat meleleh.

    Dalil yang dirumuskan mungkin bersifat sementara sebelum diuji coba

    dalam berbagai temperatur. Setelah diuji dalam berbagai temperatur

    dihasilkan simpulan yang lebih kurang sama, dalil tersebut sudah

    dianggap baku. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya dapat

    dipergunakan sebagai acuan pada percobaan berikut untuk benda atau

    tumbuhan yang sama. Langkah ini disebut deduksi. Dengan demikian

    proses deduksi - induksi merupakan cara untuk mendapatkan ketepatan

    dan sekaligus kebenaran.

    Pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu kemanusian,

    kondisinya berbeda karena pada waktu diberi perlakuan atau pertanyaan

    manusia memberikan reaksi yang berbada-beda antara manusia yang

    satu dengan yang lain. Di dalam ilmu kemanusiaan ada dialektika antara

    subyek dengan obyek.

    Dalam mementukan benar ada perbedaan yang mendasar antara

    ilmu empiris dan ilmu kemanusiaan. Sampai dengan abad 19 di antara

    pandangan ilmuwan ditemukan pandangan dasar, yang mementingkan

    obyek yang diketahui serta bagaimana berlangsungnya pengetahuan

    tersebut. Kebenaran diartikan sebgai kesesuaian antara pengenal dengan

    apa yang dikenal (Corspondence theory of truth,) dan teori tentang

    kebenaran sebagai keteguhan (cohenrence theory of truth). 15

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 19

    Problema kebenaran, dipihak lain dapat dideskripsikan juga

    sebagai kesuaian antara pernyataan dengan eviden yang ada. Contoh, bila

    kita mengatakan bahwa pesawat Lion Air yang jatuh di bandara

    Adisumarma Surakarta, bulan Desember 2004, disebabkan oleh angin

    kencang dan landasan yang licin, serta banyak orang yang meninggal.

    Kejadian ini dianggap sesuatu yang benar. Tetapi kebenaran tersebut

    tidak dirinci secara baik, mungkin ada sesuatu yang kurang dijelaskan

    siapa saja yang meninggal, dan berapa orang, dari mana asalnya. Jadi

    problema kebenaran bukanlah sesuatu yang tanpa syarat. Kebenaran

    harus didukung dengan kriterium dan eviden. Eviden yang baik terdiri dari

    berbagai fakta tersebut harus dapat dicek keadaannya sesuai dengan

    keterangan yang dinyatakan. Kebenaran adalah kesuaian antara

    pernyataan atau berita dengan keadaan yang disebutkan.

    Kebenaran menurut ilmu Pasti agak dekat dengan kebenaran yang

    dikemukakan ilmu-ilmu empiris, yaitu sebagai suatu keteguhan yang agak

    dekat antara pernyataan dengan keadaan atau even yang tersedia.

    4. 2 Kebenaran Menurut Filsafat

    Ilmu selalu dihubungkan dengan kenyataan dari pernyataan atau

    penyangkalan, atau kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan. Jika

    saya menyatakan sesuatu, dan ternyata sesuatu yang saya nyatakan

    tersebut sesuai dengan apa adanya, disebut benar, karena sesuai dengan

    kenyataan. Misalnya saya menyatakan benda itu berwarna hijau,

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 20

    pemahaman saya terhadap benda itu tidak terpisah dari kenyataan, karena

    benda tersebut benar hijau.

    Tahapi teori tentang kebenaran dinyatakan sebagai penyesuaian

    antara si pengenal dengan apa yang dikenal. Karena pengetahuan itu

    disadari yang benar, jelaslah bahwa dalam anggapan Aristoteles mengenai

    kebenaran.

    Misalnya: pernyataan bahwa orang-orang Akit (salah satu suku

    terasing di Pulau Rupat, Kabupaten Kepulauan Riau), adalah bagian suku

    Melayu. Keterangan lain seorang antropolog mengatakan bahwa orang Akit

    bukan bagian dari suku Melayu. Yang dijelaskan di dalam kalimatkalimat

    tersebut adalah apa yang mereka tegaskan, dan apa yang mereka ungkiri.

    Ilmu itu disadari sebagai subyek yang mengenal obyek dengan baik dan

    benar. Yang mengenal dengan yang dikenal itu identik satu sama lain

    dalam ilmu yang sempurna.

    Sementara itu menurut Decartes, mengatakan bahwa ada tidaknya

    kebenaran tergantung pada ada tidaknya idea yang jelas, dan terpilah-pilah

    mengenai sesuatu (idea clara et idea) 16. Jadi kebenaran adalah

    kesesuaian antara idea dengan kenyataan. Manurut Kant, kebenaran

    adalah apa yang ada pada pihak pengenal saja, sebagai akibat kesan-

    kesan yang masuk lewat indera, diterima dalam susunan apriori ruang dan

    waktu si pengenal, dan dilanjutkan kepada kategori akal budi. Sedangkan

    Hegel menyebutkan kebenaran adalah keseluruhan, sebagai keteguhan

    yang sudah kita lihat. 17

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 21

    Pertanyaan selanjutnya menyangkut apa yang disebut kebenaran

    akal (truths of reason). Beberapa filsuf mengatakan bahwa teori

    pengetahuan yang memuaskan harus sesuai dengan kenyataan bahwa

    beberapa di antara kebenaran akal atau logika dan matematika. Tetapi

    bebrapa filsuf lain merumuskan kriteria pengetahuan begitu rupa sehingga

    katanya kebenaran akan tidak termasuk hal-hal yang kita ketahui. Di pihak

    lain ada yang mengtatakan bahwa kebenaran akal itu hanyalah cara orang

    berpikir atau cara penggunaan bahasa.

    5. PERSOALAN EPISTEMOLOGI

    Refleksi atas hakekat pengenalan membangkitkan sejumlah persoalan

    filosofis yang membingungkan, yang disebut problema epistemologi.

    Problema tersebut pada garis besarnya telah dikemukakan oleh

    Roderick M. Chisholm dalam Theory of Knowledge,18 dalam Alfons

    Taryadi, dan ditangkap penelis, sebagai berikut.

    5.1 Perbedaan antara Ilmu dan Opini

    Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam pertemuan antara para

    sarjana. Seorang sarjana yang kebetulan pandai bicara mempunyai

    dugaan kebetulan tepat, tetapi sebenarnya dia tidak mempunyai bukti.

    Seorang yang lain mengetahui tetapi tidak mau mengatakan bahwa ia tahu,

    dia tidak mau menduga-duga. Mungkin apa yang dimiliki oleh orang kedua

    tidak dimiliki oleh orang pertama? Mungkin orang akan berkata bahwa

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 22

    orang kedua memiliki evidensi, sedang orang pertama tidak memilikinya.

    Apa arti memiliki eviden, dan bagaimana dia memutuskan bahwa dia

    memiliki eviden atau tidak? Orang pertama menyampaikan pendapat atau

    opini, sedangkan orang kedua lebih berhati-hati dalam menyampaikan

    pernyataan karena dia tidak yakin akan ilmunya dengan eviden yang dia

    miliki.

    (1) Bagaimana Mencari Pembenaran (justifikasi) atas Pertanyaan bahwa Kita Mengetahui Sesuatu?

    Pengetahuan kita tentang sesuatu masalah harus berdasar pada

    fakta yang benar tentang masalah tersebut, atau masalah lain yang

    berbeda tetapi masih ada kaitannya. Ini menimbulkan pertanyaan apakah

    ada sesuatu yang nyata. dan kita ketahui secara langsung, sementara

    masalah lain kita ketahui secara tidak langsung, misalnya dari berita yang

    ditulis orang lain.

    (2) Haruskah Kita Mengatakan bahwa Seluruh yang Kita Ketahui pada waktu Tertentu, Merupakan Struktur yang Mempunyai Dasar pada eviden yang Kita Ketahu Secara Langsung Pada Waktu itu?

    Hal ini dipertanyakan sebab masalah-masalah yang kita ketahui

    biasanya bukanlah masalah yang mempunyai eviden secara langsung,

    tetapi dalam usaha untuk mencari pembenaran atas pernyataan bahwa kita

    mengetahui secara khusus masalah itu, kita mudah digiring kepada

    berbagai hal yang eviden secara langsung. Lalu dapat dipertanyakan

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 23

    apakah hubungan antara hal yang eviden sebagai dasar terhadap struktur

    tersebut bersifat defensif atau induktif, dan kalau tidak demikian apakah

    aturan yang dipergunakannya?

    5.2 Permasalahan Metafisis

    Penampakan benda-benda itu cederung bersifat subyektif, tergantung pada

    keadaan pemikiran si pelaku. Jadi penampakan benda-benda luar

    merupakan duplikat dari benda-benda itu. Misalnya orang tidak pernah

    melihat gajah tidak dapat mengatakan bahwa gajah itu besar, dan apabila

    dia tidak pernah melihat akibat dari suatu bajir bandang tsunami di Aceh

    tidak dapat mengatakan bahwa banjir itu mengerikan.

    6. METODE ILMIAH

    Dalam pemahaman tentang epistemologi dan logika, dan juga keterkaitan

    antara ilmu dengan filsafat. Ilmu adalah pengetahuan yang disusun

    berdasarkan sistem dan metodologi tertentu untuk memperoleh kebenaran.

    Pengetahuan yang diperoleh dengan pengamatan inderawi atau dialektika

    antara subyek dengan obyek belum tentu merupakan ilmu, tetapi dapat

    memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi ilmu apabila pengamatan

    yang dipergunakan atau dialektika yang dikerjakan sesuai dengan metode

    tertentu yang dapat memberi eviden atau bukti nyata idea yang ada pada

    pengenal (subjek).

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 24

    6.1 Metode Induksi

    Pengertian ilmu seperti yang di kemukakan di atas diperoleh setelah

    Revolusi Ilmiah yang terjadi pada abad 17, yang dipelopori oleh

    Kopernikus, Galileo dan Newton. Terdorong oleh pengalaman ekspirimen

    Galileo tersebut, filsuf Francis Bacon dan rekan-rekannya menganjurkan

    pada waktu itu bahwa apabila kita hendak memahami alam, seharusnya

    kita berkonsultasi bukan dengan tulisan-tulisan Aristoteles. Bacon dan

    kawan-kawan, yang ditulis J.J. Davies19 mereka berkesimpulan bahwa Ilmu

    adalah suatu struktur yang dibangun di atas fakta-fakta.

    Perintisan ekspirimen yang dikerjakan oleh Galileo, merubah sikap

    bahwa fakta-fakta yang dujicobakan adalah fakta yang obyektif dan tidak

    ada sangkut pautnya dengan ide subyektif, seperti pendapat sebelumnya.

    Dari fakta-fakta tersebut, kemudian dapat dibangun sebuah teori.20

    Sebelum zamani Humanisme, ilmu mengikuti konsep-konsep Aristoteles,

    berdasarkan akal budi yang menelurkan dugaan-dugaan yang lebih lebih

    dihormati daripada pengetahuan yang diperoleh lewat pancaindera.21

    Pengetauan lewat akal budi ini selanjutnya ditentang oleh para ahli pikir

    yang cenderung memandang pengetahuan lewat pancaindra, berdasarkan

    pengalaman, pengamatan, dan aroma lebih dapat memberikan penjelasan

    rasional, karena dalam mengamati dengan pancaindera, si pengamat juga

    telah mempergunakan pengertian, pemahaman, yang merupakan bagian

    dari akal budi atau rasio. Bila kita melihat seekor ular, pancaindera kita

    melakukan proses pengamatan. Proses menghubungkan antara memori

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 25

    tentang binatang merayap, dan berbisa yang tidak berkaki, telah

    mempergunakan rasio, jadi akal dan budi telah bekerja.

    Dalam membangun sebuah teori, bukan hanya akal budi atau rasio

    yang membayangkan sesuatu, tetapi akal budi tersebut berkerja dengan

    mendapat rangsangan dari benda-benda, keadaan, dan masalah yang

    dipelajari sehingga membentuk struktur dalam rasio kita. Metode ini disebut

    induksi naf. 22 Untuk melakukan pengamatan seorang peneliti harus

    memiliki organ-organ indera yang normal dan sehat, jujur, obyektif, teliti

    dalam kondisi bagaimana fakta tersebut diamati.

    6.2 Metode Deduksi

    Metode deduksi dimaksudkan untuk menemukan hubungan logis yang ada

    di antara teori-teori yang diajukan. Untuk mengkaji teori-teori tersebut

    menurut Popper ada beberapa syarat, antara lain:23

    Pertama, terdapat hubungan logis antara simpulan-simpulan itu

    sendiri. Dengan membandingkan simpulan-simpulan tersebut, diuji apakah

    sistem yang disodorkan tadi mempunyai konsistensi internal. Kedua,

    apakah teori yang diajukan tersebut memiliki sifat empiris, atau ilmiah.

    Ketiga, perbandingan dengan teori-teori lain, terutama dengan maksud

    untuk menentukan apakah teori yang bersangkutan akan membawa suatu

    kemajuan ilmiah seandainya tetap tidak gugur oleh hasil ujian. Dan

    pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris simpulan-simpulan

    yang ditarik dari teori tersebut, menjadi lebih jelas. Dengan demikian uji

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 26

    deduktif mempunyai tujuan praktis yang diakibatkan oleh teori-teori yang

    dihasilkan dari ekpirimen ilmiah maupun oleh teknologi secara praktis.

    Prosedur pengujian ini bersifat deduktif. Sudut pandang lain, dikemukakan

    oleh Verhaak dan Haryono, mengatakan bahwa deduksi adalah cara

    menarik simpulan secara logis, dari masalah yang umum atau general ke

    masalah khusus.

    Berangkat dari temuan Galileo bahwa semua planet bergerak

    mengikuti garis elips dan mengitari matahari, dapat diketahui dan

    disimpulkan bahwa planet Mercurius, mengikuti hukum yang sama.

    Demikian juga bila ditemukan suatu hasil ekspirimen yang membuktikan

    bahwa besi bila dipanasi sampai suhu tertentu memuai, bentangan rel

    kereta api dari Anyer sampai Banyuwangi, bila dipasang rapat tidak ada

    celah antara sambungan satu dengan yang lain, pada waktu kena panas,

    akan melengkung.

    Kedudukan logika dalam dalam semua sistem logika proposisi

    amat penting untuk mengamati ilmu-ilmu empiris. Logika proposisi bertitik

    pangkal pada proposisi, yaitu ungkapan yang berdiri sendiri dalam suatu

    sistem S. Misalnya variabel p, q, r, s. Di samping itu ada variabel konstan

    yang ada hubunganya dengan veriabel, diberi simbul dengan huruf besar,

    seperti N. Yang dimasud logika proposisi dalam logika formal modern

    adalah suatu ungkapan yang tidak mengandung arti, namun merupakan

    suatu variabel. 24

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 27

    Pokok logika proposisi dalam bentuknya yang paling sederhana

    didasarkan pada anggapan bahwa setiap proposisi entah tunggal (p, q, r, s)

    atau (Apqr, Npqr) atau konstan punyai nilai kebenaran. Umumnya nilai

    benar diberi angka 1 dan salah diberi nilai 0.

    Bila seorang peneliti mengambil keputusan bersyarat, dia

    mempergunakan silogisme hipotetis. Misalnya, apabila p terjadi q, atau

    apabila hujan turun, udara menjadi sejuk. Hurup p dan q merupakan

    proposisi. Di sini ada yang disebut primus mayor, yaitu p dan primus

    minor q. Dalam hubungan antara primus mayor dan minor di sini dapat

    terjadi empat bentuk. Keempat bentuk tersebut adalah:

    Simbul p, artinya terjadilah, dan (2) bukan p, artinya p tidak

    terjadi. (3) Dan q, (4) dan bukan q. artinya tidak terjadi. Bentuk satu

    dua, tidak dapat ditarik simpulan, demikian juga bentuk satu tiga, dan dua

    empat. Yang dapat ditarik simpulan hanyah bentuk satu dan empat. Artinya

    bila terjadi p, tidak trjadi q. Simpulan tersebut tentu saja dapat dibalik:

    apabila tidak terjadi p tidak terjadi q. Untuk terjadi q diperlukan syarat

    tertentu. Pernyataan atau primus mayor dan primus minor keduanya harus

    masuk akal, dapat terjadi hukum logis. Misalnya primus mayor tidak logis

    primus minor tentu tidak logis, sebaliknya primus mayor logis, belum tentu

    primus minor logis.

    Misalnya, bila semua orang berbulu tebal keturunan kera, Si Badu

    berbulu tebal, jadi Badu keturunan kera. Empat bentuk atau model

    silogisme hipotesis, menurut Verhaak diberi nama: Bentuk (1) diberi nama

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 28

    modus ponendo ponen, (penegasan sesuatu yaitu q, karena lebih

    dulu memberi penegasan sesuatu yang lain yaitu p ) hampir merupakan

    tautology saja, yakni mengulangi apa yang sudah ditegaskan. Bentuk (2)

    dan (3) tidak syah tidak diberi nama. Bentuk (4) diberi nama modus

    tollendo tollen ( mengungkiri sesustu, p berdasarkan kemungknan lain

    yang lebih dulu yaitu q). 25

    Bentuk (1) dan (4) merupakan bentuk deduksi, seperti halnya

    silogisme kategoris yang salah satu bentuknya adalah: M P, S M, S P.

    Selain itu perlu diingat bahwa simpulan deduksi berlaku dimana-mana

    secara mutlak dan niscaya.

    Catatan :

    1 Fred N. Kerlinger, Faundation of Behavioral Reseach, New York: Holt Renehart and Winston, Inc. hlm. 3. Common sense may often be bad master for the evaluation of knowledge. But how are science and common sense alike and how are they different? From one vieuwpoint, science and common sense are alike. The view would say that science is a systematic and controlled extention of commen sence

    2 Hardono Hadi, P. Epistemologi, Filsafat Pengetahuan, Yogyakarta: Kanisius, 1994, hlm.18

    3 Fred N. Kerlinger, Ibid. hlm. 18. A Hypthesis is a conjectictural

    statement between two variables or more variables, Hypotesis are always in declarative sentence form, and they related,either generally or specifically variables to variables

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 29

    4 Hardono Hadi, P. Ibid. hlm. 25.

    5 Roderick Firth, dalam International Encyclopedia, Lexicon Publication Inc., 1977, hlm. 500 2. Epistimology from the Greek term meaning Knowledge, a major branch of philoshophy devote primarily to the achievement of better understanding of consept of knowledge. It Also concerns itself with other closely related consepts, such as those of bilief, truth, faith, meaning, certainty, confirmation, justification, and rationality. To Say that some of our true conviction are genuine knowledge (as appost to lucky guinesses or matter of faith) seem to imply that these convictions are capable of justification, and for this reason the history of epistimology is in large part of attempt to specify the condition under which we can maintain that various of kind of conviction ( since, ethic and religious)

    6 Hardono Hadi, P. Ibid. hlm. 6.

    7 Hardono Hadi, P. Ibid. hlm. 19.

    8 Hardono Hadi, P. Ibid.

    9 Franz Magnis Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1992. hlm. 70. Decartes menolak dalil-dalil filsafat sebelumnya yang didasarkan pada pengandaian-pengandaian, apa yang dianjurkan hanyalah langkah demi langkah dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu hanya satu cara untuk menjamin keradikalan filsafat, yaitu kesangsian. Pada fakta dia sedang menyangsikan segala-galanya. Dan kalau pasti bahwa saya berpikir, ada lagi yang pasti dan tidak dapat diragukan yaitu bahwa saya sendiri ada: cogito ergo sum!

    10 Franz Magnis Suseno, Opcit. hlm. 73.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 30

    11 Alfons Taryadi, Epistemologi Pemecahan Masalah, Jakarta: PT Gramedia, 1991, hlm. 68.

    12 Alfons Taryadi, Ibid. hlm. 3. 13 Louis Gottschalk, Et.All. History of Mankind Cultural and Science

    Development, Great Britain, 1989. hlm.233. Many humanists in Germany and abroad among them Crotus Rubeanus, Hutten, Johannes Occolampadiu, Martin Bucer, and, most important of all, young Philipp Melnchthon, was at twinty one professor of greek at wittenburg, was Luthers trusted surrogate in Watemberg. assisted him in translating the Bible and organizing the reform, and published the firt systematic summary of reform theology

    14 Thomas S.Kuhn. The Strusture of Scientific Revolution, Chicago:

    University of Chicago Press, 1970, hlm. 23.

    15 C. Verhaak dan R. Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan. Telaah Atas Cara Kerja Ilmu-Ilmu. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, 1991, hlm. 122.

    16 C. Verhaak dan R. Haryono Imam, Ibid. hlm. 129. 17 C. Verhaak dan R. Haryono Imam. Ibid. hlm. 130 18 Roderick M. Chisholm, Theory of Knowledge, Prinice Hall Inc.

    Englewood Cliff N.J., 1966. 19 J.J.Davies, On The Scientific Method, London: Longman, hlm. 8 20 H. D. Amthony, dalam A.F. Calmers. Apa itu yang disebut Ilmu?

    Jakarta: Hasta Mitra, 1983. 21 C.A. van Peursen. Orientasi di Alam Pemikiran Filsafat (terjemanhan

    Dick Hartoko), Jakarta: PT Gramedia Jakarta, 1979, hlm. 19. Dalam

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 31

    sejarah filsafat, cepat juga dua macam bentuk pengetahuan menjadi pusat perhatian, yaitu pengetahaun lewat pancaindra dan pengatahuan lewat akal budi. Oleh ahli-ahli pkir Yunani pengetahuan yang diperoleh lewat pancaindera digambarkan sebagai pengetahuan yang tidak menentu, bahkan yang menyesatkan, sedangkan pengetahuan berdasarkan akal budi dihormati sebagai pengetahaun sejati.

    22 A.F. Calmers. Apa itu yang disebut Ilmu? Jakarta: Hasta Mitra, 1983.

    hlm. 2. 23 Alfons Taryadi, Ibid. hlm. 23. 24 C. Verhaak dan R. Haryono, Ibid. hlm. 18. Selain proposisi variabel itu

    juga ditandai dengan cara tertentu, yang menyatakan sesuatu yang konstan, mempunyai arti tetap dalam sistem S. Dalam banyak sistem logika proposisi modern digunakan tanda-tanda matematika

    25 Ibid, hlm. 25 Bentuk ini termasyur dan berperan penting dalam cara

    kerja ilmu empiris, merupakan azas filsafat.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 32

    BAGIAN II

    PANDUAN UMUM PENULISAN KARYA ILMIAH

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 33

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 34

    1. HAKIKAT DAN KEDUDUKAN KARYA ILMIAH

    Sebagaimana di Perguruan Tinggi pada umumnya, secara

    operasional kegiatan intrakurikuler, mahasiswa mau tidak mau harus

    menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau setara

    skripsi (Proyek Studi), tesis, disertasi. Karya ilmiah merupakan bagian dari

    kebutuhan formal akademik di setiap perguruan tinggi, tidak terkecuali

    Universitas Negeri Semarang (Unnes).

    Karya ilmiah adalah suatu karangan yang mengandung ilmu

    pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang menyajikan fakta dan disusun

    secara sistematis menurut metode penulisan dengan menggunakan bahasa

    ragam ilmiah. Secara ringkas dapat diartikan bahwa pada dasarnya karya

    ilmiah merupakan laporan ilmiah. Laporan yang dimaksud dapat berupa

    laporan kegiatan ilmiah, kegiatan kajian, dan kegiatan penelitian, baik

    penelitian lapangan, laboratorium, maupun kepustakaan. Karya ilmiah

    sebagai laporan kegiatan ilmiah memiliki berbagai jenis, yaitu: makalah,

    artikel, laporan buku/bab, karya tulis ilmiah, tugas akhir, skripsi, tesis,

    disertasi, dan buku.

    Jenis karya ilmiah berdasarkan tujuanya dapat diklasifikasikasi menjadi dua. Pertama, karya ilmiah yang bertujuan untuk memenuhi tugas-tugas perkuliahan. Bentuk karya ilmiah ini yaitu: makalah, laporan buku/bab, dan karya tulis ilmiah. Sebagai bagian dari tugas perkuliahan, karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari sistem Satuan Kridit Semester (SKS) yang merupakan komponen tugas terstruktur yang harus dipenuhi oleh mahasiswa di luar perkuliahan.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 35

    Kedua, karya ilmiah yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa. Bentuk karya ilmiah ini yaitu: tugas akhir (TA) untuk jenjang Diploma, skripsi untuk jenjang Strata 1 (S-1), tesis untuk jenjang Strata 2 (S-2), dan disertasi untuk jenjang Strata 3 (S-3). Tugas akhir wajib disusun oleh mahasiswa program ahli madya,. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahaisswa dalam penelitian yang berhubungan denghan masalah yang sesuai dengan bidang studinya untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelas Sarjana. Kemudian, tesis wajib disusun oleh mahasiswa program Magister (S-2) dan disertasi wajib disusun oleh mahasiswa program Doktor (S-3) dalam rangka menyelesaikan studinya.

    Berdasarkan fungsinya, karya ilmiah terdiri atas: (1) karya ilmiah akademis dan (2) karya ilmiah profesional. Karya ilmiah akademis merupakan karya ilmiah yang dibuat untuk kepentingan akademis dengan bimbingan dan tanggung jawab orang yang lebih profesional, tidak dipublikasikan dengan lebih menekankan pada proses bukan pada hasil yang memerlukan pengujian untuk menentukan kualitas karya tersebut. Bentuk karya ilmiah akademis adalah (1) paper, (2) skripsi, (3) tesis, dan (4) disertasi. Karya ilmiah yang berbentuk paper sering juga disebut makalah atau karya tulis ilmiah. Karya ilmiah yang berbentuk skripsi, tesis dan disertasi adalah karya ilmiah yang dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam pencapaian gelar sarjana (untuk skripsi), magister (untuk tesis), dan doktor (untuk disertasi).

    Karya ilmiah profesional yaitu karya ilmiah yang dibuat untuk pengembangan profesi bagi para profesional dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi akademis dengan proses penulisan tidak memerlukan bimbingan, tetapi tetap memerlukan pengujian dan lebih menekankan pada hasil. Bentuk karya ilmiah profesional adalah (1) buku, (2) makalah, (3) kertas kerja, (4) artikel, dan (5) laporan penelitian.

    Karya ilmiah yang berbentuk buku adalah buku yang berisi fakta umum ilmiah dan ditulis dengan sistem penulisan yang standar. Makalah adalah karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat objektif. Kertas kerja adalah

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 36

    karya ilmiah yang berisi analisis terhadap fakta secara objektif, perbedaannya dengan makalah adalah analisis yang lebih mendalam daripada analisis data dalam makalah. Artikel adalah karya ilmiah yang diterbitkan di jurnal ilmiah. Kemudian, laporan penelitian adalah karya ilmiah yang menyajikan data dan analisis suatu penelitian.

    Dari paparan di atas, karya ilmiah di Universitas Negeri Semarang, memunyai kedudukan: (1) wahana bagi mahasiswa untuk menyajikan nilai-nilai teoretis maupun praktis secara objektif dan sistematis yang merupakan produk atas dasar pengetahuan dan menurut metode penulisan dengan menggunakan bahasa ragam ilmiah.

    (2) wahana bagi civitas akedemika untuk memberikan kontribusi dalam perkembanngan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.

    2. BAGIAN KARYA ILMIAH

    Dalam penulisannya karya ilmiah harus sesuai dengan sistematika dan metode penulisan yang tepat. Sistematika penulisan dalam karya ilmiah terdiri atas bagian-bagian yang berurutan. Secara umum, pola dasar karya ilmiah paling tidak berisikan bagian-bagian yang sudah baku, yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan kepustakaan.

    Bagian pengenalan dalam karya ilmiah merupakan bagian awal yang berisi hal-hal yang bersifat informatif tentang karya ilmiah tersebut. Dalam bagian pengenalan ada dua jenis pengenalan, yaitu bagian pengenalan yang bersifat umum dan bagian pengenalan yang bersifat khusus. Bagian pengenalan dalam masing-masing bentuk karya ilmiah adalah tidak sama. Bagian pengenalan pada jenis karya ilmiah yang berbentuk buku berbeda dengan bagian pengenalan bentuk makalah, kertas kerja, artikel, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Beberapa butir pada bagian pengenalan yang terdapat dalam semua jenis karya ilmiah yaitu judul dan kepemilikan karya ilmiah atau nama penulis.

    Judul adalah identitas tulisan yang merupakan kepala karangan. Syarat judul yang baik adalah mencerminkan isi karangan, berupa

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 37

    pernyataan, bersifat singkat dan jelas serta menarik. Dalam baris kepemilikan biasanya dituliskan nama penulis beserta lembaganya. Nama penulis hendaknya tidak menyertakan gelar atau pangkat, jika penulis lebih dari satu harus dicantumkan semua. Pangkat dan gelar dapat dicantumkan pada bagian biografi pengarang jika ada.

    Butir yang lain dalam bagian pengenalan adalah abstrak. Abstrak adalah ringkasan tulisan. Dalam abstrak tercakupi seluruh bagian isi karangan, dari pendahuluan sampai penutup. Kata kunci adalah kata-kata atau istilah yang dianggap penting dan mutlak harus diketahui pembaca dalam sebuah karya ilmiah. Kemudian, terdapat pula prakata dan kata pengantar. Keduanya merupakan istilah yang berbeda, pengantar adalah tulisan awal yang ditulis oleh penulisnya sendiri, sedangkan kata pengantar adalah tulisan awal yang ditulis oleh orang lain yang menguasai karya ilmiah yang bersangkutan.

    Bagian kedua dalam penulisan karya ilmiah adalah batang tubuh. Batang tubuh adalah isi karya ilmiah yang sebenarnya. Secara umum batang tubuh terbagi menjadi tiga, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Bagian pendahuluan dalam karya ilmiah setidaknya berisi latar belakang, masalah, dan rumusan masalah. Untuk karya ilmiah yang berbentuk skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat. Bagian kedua dalam batang tubuh adalah bagian isi. Untuk karya ilmiah yang berbentuk buku, makalah, artikel dan kertas kerja berisi persoalan-persoalan inti atau materi inti yang disajikan. Untuk karya ilmiah yang berbentuk artikel, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian bagian isi berupa landasan teoretis, metode, dan hasil, serta pembahasan. Bagian akhir dalam batang tubuh adalah bagian penutup yang berisi simpulan dan saran.

    Bagian terakhir dalam penulisan karya ilmiah adalah bagian kepustakaan. Bagian kepustakaan mencakup daftar pustaka dan lampiran-lampiran, seperti indeks dan biografi pengarang.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian karya ilmiah pada intinya terbagi menjadi 3 bagian pokok,

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 38

    yaitu bagian pengenalan, batang tubuh dan bagian penutup. Bagian pengenalan berisi hal-hal yang bersifat informatif yang menunjukkan identitas karya ilmiah, yaitu judul, nama penulis, pengantar dan atau kata pengantar dan abstrak bagi karya ilmiah yang bersifat laporan penelitian. Bagian batang tubuh merupakan bagian inti dalam karya ilmiah. Pada bagian batang tubuh terdapat tiga bagian unsur, yaitu pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup. Pada bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat. Bagian isi/pembahasan memuat landasan teoretis, metodologi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Pada bagian penutup berisi simpulan dan saran. Bagian terakhir dalam karya ilmiah adalah kepustakaan, berisi daftar pustaka dan lampiran.

    3. KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH

    3.1 Makalah

    Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu topik tertentu yang tercakup dalam suatu mata kuliah. Makalah merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas atau menyelesaikan suatu perkuliahan, baik mahasiswa program Diploma, Strata 1 (S-1), Strata 2 (S-2), dan Strata 3 (S-3).

    Makalah memiliki karakteristik sebagai berikut.

    (1) menyajikan hasil kajian literatur yang berkaitan dengan topik atau cakupan permasalahan;

    (2) menerapkan pemahaman tentang teori, prinsip, atau metode tertentu yang berkaitan dengan materi perkuliahan;

    (3) menerapkan kemampuan mengemas berbagai sumber informasi dalam satu pembahasan yang utuh.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 39

    3.2 Laporan Buku/Bab/Artikel Ilmiah

    Laporan buku/bab/artikel ilmiah merupakan karya tulis ilmiah yang menyajikan pemahaman mahasiswa terhadap isi buku/bab/artikel ilmiah yang disertai dengan ulasan atau pandangan penulis. Selain itu, laporan buku/bab/artikel ilmiah juga dapat menyajikan analisis, kritik, justifikasi terhadap isi buku/bab/artikel ilmiah. SEbagai bagian dari tugas perkuliahan, buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan ditentukan oleh dosen atau dapat pula diusulkan oleh mahasiswa setelah mendapat persetujuan dosen yang bersangkutan.

    Laporan buku/bab/artikel ilmiah bertujuan untuk memperdalam dan memperluas wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang topik yang disajikan atau dibahas dalam suatu mata kuliah yang ditempuhnya. Untuk itu, laporan buku/bab/artikel ilmiah memiliki kriteria sebagai berikut.

    (1) Buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan harus aktual, minimal terbitan lima tahun terakhir.

    (2) Buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan memunyai kualitas isi yang baik.

    (3) Buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan memberikan kontribusi bagi mahasiswa untuk memperdalam

    topik yang dibahas dalam mata kuliah.

    3.3 Skripsi

    Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan atau Sarjana Non-Pendidikan. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang sesuai dengan bidang keahlian atau bidang studinya. Untuk itu, skripsi memunyai criteria sebagai berikut:

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 40

    (1) Topik skripsi dapat bersumber dari permasalahan-

    permasalahan yang sesuai dengan bidang studi atau bidang

    keahlian mahasiswa.

    (2) Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi

    lapangan dan/atau penelaahan pustaka yang relevan.

    (3) Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen

    yang sesuai dengan bidang keahlianya dan telah ditetapkan

    oleh surat tugas dekan.

    (4) Skripsi ditulis daalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

    Untuk program studi atau jurusan tertentu skripsi dapat ditulis

    dalam bahasa minat (bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa

    Prancis, bahasa asing lainnya), dengan menuliskan abstrak

    dalam bahasa minat (bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa

    Prancis, bahasa asing lainnya) dan bahasa Indonesia.

    (5) Skripsi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa di hadapan tim

    penguji yang ditetapkan dengan surat tugas Dekan.

    3.4 Tesis

    Tesis merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program Magister (S-2). Tesis merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian dan pengembangan keilmuwan pada salah satu bidang keilmuwan yang sedang ditempuh oleh mahasiswa. Tesis disusun untuk meraih gelar Magister Pendidikan (M.Pd), Magister Manajemen Pendidikan (MP). Tesis memiliki karakteristik sebagai berikut ini.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 41

    (1) Topik tesis berfokus pada kajian yang aktual yang tercakup

    dalam salah satu disiplin ilmu, sesuai dengan program studi

    yang ditempuh oleh mahasiswa.

    (2) Tesis ditulis atas dasar pengujian empirik terahadap teori

    tertentu dalam disiplin ilmu yang dipelajari.

    (3) Tesis ---untuk penelitian lapangan--- menggunakan data primer

    (data yang dikumpulkan dari lapangan) yang dapat ditunjang

    oleh data sekunder. Untuk penelitian bibliografi digunakan

    sumber-sumber yang otentik.

    (4) Tesis ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen

    yang sesuai dengan bidang keahlianya dan telah ditetapkan

    oleh surat tugas Direktur Program Pascasarjana.

    (5) Tesis ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar

    dengan menuliskan abstrak dalam bahasa Indonesia dan

    bahasa Inggris. Untuk program studi atau jurusan tertentu, tesis

    dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris).

    (6) Tesis dipertahankan sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan

    di hadapan tim penguji yang ditetapkan dengan surat tugas

    Direktur Program Pascasarjana.

    3.5 Disertasi

    Disertasi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program Doktor

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 42

    (S-3). Disertasi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam melakukan penelitian yang berkaitan temuan baru pada salah satu disiplin ilmu yang sedang ditempuh oleh mahasiswa. Disertasi disusun dan dipertahankan untuk meraih derajat gelar Doktor. Disertasi memiliki karakteristik sebagai berikut ini.

    (1) Topik disertasi berfokus pada kajian mengenai salah satu

    disiplin ilmu yang sesuai dengan bidang yang dipelajari oleh

    mahasiswa.

    (2) Disertasi ditulis atas temuan sesuatu yang baru dalam disiplin

    ilmu yang dikaji secara mendalam, baik berupa pengujian

    terhadap teori-teori yang ada, pengembangan teori dan prinsip-

    prinsip baru, tau pengembangan suatu model baru yang diuji di

    lapangan.

    (3) Disertasi menggunakan data primer (data yang dikumpulkan

    dari lapangan) yang dapat ditunjang pula oleh data sekunder.

    (4) Disertasi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan

    dosen, yaitu: promotor, ko-promotor, dan anggota yang sesuai

    dengan bidang keahlianya dan telah ditetapkan oleh surat tugas

    Direktur Program Pascasarjana.

    (5) Disertasi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar

    dengan menuliskan abstrak dalam bahasa Indonesia dan

    bahasa Inggris. Untuk program studi atau jurusan tertentu

    disertasi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris),

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 43

    dengan menuliskan abstrak dalam bahasa minat (bahasa

    Inggris) dan bahasa Indonesia.

    (6) Disertasi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa yang

    bersangkutan di hadapan tim penguji yang ditetapkan dengan

    surat tugas Direktur Program Pascasarjana.

    4. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI

    Sosok skripsi, tesis dan disertasi terdiri atas tiga bagian, yakni

    bagian awal, bagian pokok, dan bagian akhir. Bagian awal adalah bagian

    mulai dari sampul sampai dengan bagian sebelum bab pendahuluan. Mulai

    bab pendahuluan sampai dengan penutup merupakan bagian pokok,

    sedangkan bagian sesudah itu merupakan bagian akhir.

    4.1 Bagian Awal

    Bagian awal skripsi terdiri atas sampul, lembar kosong berlogo

    Universitas Negeri Semarang bergaris tengah 13 cm, lembar judul, lembar

    pengesahan, lembar pernyataan, lembar motto dan peruntukan, lembar

    abstrak (khusus untuk tesis dan disertai ditambah abstrak berbahasa

    inggris), kata pengantar, daftar isi, daftar singkatan dan tanda teknis (kalau

    ada), daftar tabel (kalau ada), daftar gambar (kalau ada), dan daftar

    lampiran (kalau ada).

    Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman dengan huruf

    Romawi kecil, ditaruh di kaki halaman bagian tengah. Penomoran halaman

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 44

    dimulai dari lembar judul (bukan sampul) sampai dengan lembar sebelum

    bab pendahuluan.

    4.1.1 Sampul

    Pada sampul bagian tengah atas terdapat logo Universitas Negeri

    Semarang, bergaris tengah 3 cm. Di bawahnya dituliskan judul dengan

    huruf kapital tebal berukuran 15-16. Di bawahnya tertulis kata

    SKRIPSI/TESIS/DISERTASI (dipilih salah satu) yang dicetak dengan huruf

    kapital tebal berukuran 14, diikuti pada baris berikutnya kalimat dengan

    huruf kapital tebal juga dengan ukuran 12, yang berbunyi Untuk

    memperoleh gelar sarjana.../magister.../doktor ...(dipilih salah satu; diisi

    bidang studi yang ditempuh) pada Universitas Negeri Semarang.

    Di bawahnya dituliskan dengan huruf berukuran 12 kata oleh

    (tanpa tanda titik dua), di bawahnya lagi dituliskan nama, dan di bawahnya

    lagi NIM ... (diisi angkanya). Pada kaki halaman dituliskan dengan huruf

    kapital tebal berukuran 14-15 nama Fakultas, Jurusan dan atau Program

    Studi, dan di bawahnya lagi tahun ujian skripsi/tesis/disertasi. Semuanya itu

    dicetak dengan huruf Roman tegak, diatur secara simetris dengan

    komposisi yang serasi. Sampul dibuat dari bahan tebal. Di punggung

    sampul dibubuhkan logo (berdiri), nama (memanjang, dengan huruf biasa

    berukuran 12), judul (memanjang, dengan huruf kapital berukuran 14),

    skripsi/tesis/disertasi, dan tahun. Contoh sampul lihat lampiran 1.

    4.1.2 Lembar Berlogo

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 45

    Lembar kosong berlogo merupakan pembatas antara sampul dan

    lembar judul.

    4.1.3 Judul

    Lembar judul bunyinya sama dengan yang terdapat pada sampul,

    hanya saja dicetak pada kertas hvs putih dengan bobot terendah 70 gr.

    4.1.4 Pengesahan Kelulusan

    Lembar ini berisi pernyataan berikut: Skripsi/Tesis/Disertasi ini

    (dipilih salah satu) telah dipertahankan di hadapan Panitia Peng-uji

    Skripsi/Tesis/Disertasi (dipilih salah satu) Fakultas/Program

    Pascasarjana/Universitas Negeri Semarang pada hari..., tanggal...(bulan

    dan tahun). Untuk skripsi panitianya panitia fakultas, untuk tesis panitia

    Program Pascasarjana, dan untuk disertasi panitia Universitas.

    Selanjutnya dicantumkan Ketua, Sekretaris, dan Anggota panitia

    penguji, yang masing-masing disertai tempat pembubuhan tanda tangan

    beserta nama lengkap dan NIP-nya. Contoh lembar Persetujuan Penguji

    lihat lampiran 3.

    4.1.5 Pernyataan

    Lembar ini diberi judul PERNYATAAN, ditulis di tengah atas. Isi

    pernyataan itu ialah bahwa skripsi/tesis/disertasi ini hasil karya (penelitian

    dan tulisan) sendiri, bukan buatan orang lain, dan tidak menjiplak karya

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 46

    ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Contoh Lembar

    Pernyataan lihat lampiran 4.

    4.1.6 Motto dan Peruntukan

    Lembar ini boleh ada, boleh tidak. Motto adalah ungkapan bijak

    untuk kehidupan, yang dipilih berkaitan dengan judul skripsi/tesis/disertasi.

    Peruntukan adalah pernyataan bahwa karya ilmiah itu diperuntukkan

    kepada orang atau lembaga tertentu. Contoh lembar motto dan

    persembahan lihat lampiran 5.

    4.1.7 Kata Pengantar

    Lembar kata pengantar diberi judul KATA PENGANTAR yang

    diletakkan di tengah atas. Dalam kata pengantar boleh dikemukakan

    ungkapan puji syukur, namun yang pokok adalah ucapan terima kasih

    secara jujur dan wajar kepada orang-orang, lembaga, atau lainnya yang

    langsung membantu pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi, tesis,

    disertasi.

    Dalam kata pengantar tidak boleh ada pernyataan bahwa penulis

    yakin akan adanya banyak kesalahan atau kekurangan dalam skripsi, tesis,

    atau disertasinya dan atas dasar itu penulis minta maaf, serta

    mengharapkan kritik dari pembaca. Kalau penulis yakin bahwa dalam

    skripsi, tesis, atau disertasinya itu masih banyak kesalahan atau

    kekurangan, skripsi, tesis, atau disertasi itu harus diperbaiki dulu sebelum

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 47

    ujian karena kesalahan ilmiah tidak dapat diselesaikan dengan permintaan

    maaf. Lagipula harapan kritik itu tidak diperlukan sebab skripsi, tesis, atau

    disertasi adalah karya ilmiah untuk diuji. Baru kalau nantinya naskah skripsi,

    tesis, atau disertasi itu akan diterbitkan, permintaan kritik itu dinyatakan.

    Teks kata pengantar diketik dengan spasi dua, seperti halnya naskah

    bagian utama, tidak boleh lebih dari dua halaman. Pada akhir teks kata

    pengantar dicantumkan kata Penulis, tanpa disertai nama, diletakkan di

    pojok kanan bawah.

    4.1.8 Abstrak

    Abstrak ditulis pada lembar baru, diberi judul ABSTRAK, ditulis di

    tengah atas, dicetak dengan huruf kapital. Di bawahnya, dengan jarak dua

    spasi dicantumkan nama akhir penulis, diikuti tanda koma, lalu nama depan

    dan tengah (kalau ada), diikuti tanda titik, lalu tahun lulus ujian, diikuti tanda

    titik; diikuti judul skripsi, tesis, atau disertasi. Selanjutnya dicantumkan kata

    Skripsi Jurusan/Program...Universitas Negeri Semarang diakhiri tanda titik,

    disusul dengan pencantuman nama-nama pembimbing.

    Pada baris baru berikutnya dicantumkan Kata-kata kunci: ...,

    berkisar dari tiga sampai dengan lima kata.

    Pada baris berikutnya, dengan jarak dua spasi ditulis teks abstrak

    dengan spasi satu. Isi abstrak meliputi latar belakang masalah, rumusan

    masalah, pendekatan dan metode yang digunakan, hasil yang diperoleh,

    dan saran yang diajukan. Butir-butir ini hendaklah ditulis dalam paragraf

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 48

    yang berbeda, dengan tidak menolak kemungkinan untuk memecah butir

    tertentu untuk dituangkan dalam paragraf yang berbeda kalau diperlukan.

    Keseluruhan teks abstrak tidak boleh lebih dari satu halaman kuarto.

    Contoh abstrak lihat lampiran 6.

    Khusus untuk tesis dan disertasi, abstrak berbahasa Inggeris

    dengan judul ABSTRACT wajib disertakan pada lembar terpisah setelah

    abstrak berbahasa Indonesia.

    4.1.9 Daftar Isi

    Dalam daftar isi dimuat judul-judul yang terdapat pada bagian awal

    skripsi, tesis, atau disertasi, mulai dari abstrak, judul-judul bab beserta

    subbab dan anak subbabnya masing-masing, dan judul-judul pada bagian

    akhir. Kecuali judul subbab dan anak subbab, semuanya diketik dengan

    huruf kapital.

    4.1.10 Daftar Singkatan dan Tanda Teknis

    Daftar ini memuat singkatan teknis beserta kepanjangannya dan

    tanda teknis beserta makna atau penggunaannya. Singkatan dan tanda

    teknis jangan dicampur, tetapi bisa diketik dalam satu halaman saja karena

    keduanya mempunyai fungsi teknis yang sama, yakni untuk kemudahan

    pemberian.

    3.1.11 Daftar Tabel

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 49

    Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti titik-titik seperti

    pada daftar isi, lalu disusul nomor halaman tempat tabel terdapat dalam

    teks. Judul tabel yang lebih dari satu halaman ditik dengan spasi satu. Jarak

    antara judul tabel yang satu dengan yang lain dalam daftar itu satu

    setengah spasi.

    4.1.12 Daftar Gambar

    Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar

    tabel.

    4.1.13 Daftar Lampiran

    Cara membuat daftar lampiran sama juga dengan cara membuat

    daftar tabel.

    4.2 Bagian Pokok

    Bagian pokok skripsi,tesis,atau disertai terdiri atas bab

    pendahuluan,teori yang digunakan untuk landasan penelitian,metode

    penelitian,hasil penelitian,dan penutup.hasil penelitian tidak harus hanya

    disajikan dalam satu bab,bergantung pada banyaknya materi yang akan

    disajikan dan perlunya pemilahan materi itu menjadi unit-unit tertentu.

    4.2.1 Pendahuluan

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 50

    Bagian ini adalah bab pertama skripsi,tesis,atau disertai yang

    mengantarkan pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti,mengapa dan

    untuk apa penelitian dilakukan.Oleh karena itu,bab pendahuluan memuat

    uraian tentang (1) latar belakang masalah penelitian, (2) rumusan masalah,

    (3) identifikasi masalah, (4) tujuan penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6)

    pembatasan masalah

    (1) Latar Belakang

    Bagian ini pada dasarnya menerangkan keternalaran (kerasionalan)

    mengapa topik yang dinyatakan pada judul skripsi,tesis,atau disertai itu

    diteliti.Untuk menerengkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu

    pengertian rumusan topik yang dipilih untuk diteliti.Baru kemudian

    diterangkan argumen yang melatarbelakangi pemilihan topik itu dilihat dari

    posisi substansi topik itu dalam keseluruhan sisitem substansi yang

    melingkupi substansi topik itu.Dalam hal ini dapat dikemukakan

    misalnya,adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,antara teori

    dan praktek.

    Setelah itu,diterangkan ketenalaran pemilihan topik itu dilihat dari

    paradigma penelitian sejenis.Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang

    memuat hasil-hasil penelitian tentang topik yang dipilih itu. Dengan melihat

    hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan

    apakah topik yang dipilih itu memang masih layak untuk diteliti.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 51

    Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti,asal penelitian yang baru

    itu dapat menghasilkan sesuatu yang baru,yang berbeda dari

    sebelumnya,yang bisa mengatasi kekurangan hasil penelitian itu,atau dalam

    penelitian yang bari itu digunakan teori lain atau metode lain yang diduga

    dapat menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.

    Dalam tesis dan disertai,kajian pustaka untuk mengemukakan

    keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik penelitin itu bisa ditaruh di

    bawah judul tersendiri, misalnya Hasil Penelitian Sebelum ini.Dalam kajian

    pustaka itu pembicaraan dilakukan secara kronologis.Dengan

    demikian,diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan para peneliti selama

    ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian

    sejenis.

    (2) Rumusan Masalah

    Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu

    dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab dengan

    penelitian.Rumusan itu tidak harus sdalam bentuk kalimat tanya,tetapi

    hendaklah mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau

    pertanyaan,yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana,bagaimana

    (bisa tentang cara atau wujud/keadaan),di mana,ke mana,dari

    mana,mengapa,dan sebagainya.

    Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik,tidak boleh

    keluar dari lingkup topik.Oleh karena itu,rumusan masalah hendaklah

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 52

    mencakupi semua variabel yang tergambarkan dalam rumusan topik.Kalau

    ada variabel umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok

    beserta sub-submasalah-nya.Jadi,rumusan masalah harus terinci dan

    terurai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan datanya untuk

    pemecahannya.

    Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk

    menentukan metode pemecahannya dan mencarikan datanya.Untuk

    masalah-masalah perlu diidentifikasi dengan baik.

    Identifikasi masalah bisa ditaruh di bawah judul tersendiri,tetapi

    yang penting bukan judulnya,melainkan materi identifikasinya itu

    sendiri.Dengan identifikasi masalah itu,permasalahan perumusan masalah

    menjadi operasional; maksudnya masalah-masalahnya dapat

    dipecahkan,karena variabel atau wujud data yang diperlukan dan teknik

    pemerolehannya dapat diprakirakan.

    Kalau terdapat banyak masalah,tetapi yang akan diteliti hanya

    masalah-masalah tertentu,perlu ada pembatasan masalah disertai

    keterangan mengapa masalah yang diteliti dibatasi.Pembatasan masalah ini

    bisa dicantumkan di bawah judul tersendiri.Akan tetapi, kalau memang tidak

    ada pembatasan,tidak perlu ada sub-judul Pembatasan Masalah.

    (3) Tujuan Penelitian

    Tujuan penalitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam

    penelitian. Rumusan sejajar dengan rumusan masalah.Misalnya,kalau

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 53

    masalahnya apakah ada pengaruhnya pendiskusian topik karangan dalam

    proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan siswa mengarang

    dan jika ada,berapa besar peranannya,rumusan tujuannya dalam penelitian

    ini ialah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendiskusian topik

    karangan dalam proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan

    siswa mengarang,dan jika ada berapa besar peranannya.

    (4) Kegunaan Penelitian

    Yang diuraikan di sini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian

    dilakukan,baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan

    praktik.Adanya uraian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah

    yang dipilih memang layak untuk diteliti.

    4.2.2 Teori yang Digunakan untuk Landasan Penelitian

    Dalam penelitian diperlukan dua landasan,yakni landasan teoretis

    dan landasan faktual.Landasan teoretis ialah teori yang digunakan untuk

    landasan kerja penelitian tentang topik yang diambil untuk diteliti.Landasan

    faktual ialah data tentang topik yang diteliti.Keduanya diuraikan dalam dua

    bagian tesis yang berbeda,tetapi berturutan. Landasan teoretis diuraikan

    pada bab II,sedangkan landasan faktual diuraikan pada bab III.

    Dalam landasan teoretis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk

    landasan kerja penelitian.Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik,bisa

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 54

    juga berupa teori yang digunakan oleh seorang ahlu.Namun,teori apapun

    yang digunakan harus dipertanggung

    Jawabkan melalui kajian sejumlah pustaka yang memuat hasil

    penelitian dalam lingkup penelitian yang menggunakan teori yang

    berbeda.Teori itu dikaji secara kronologis,dari yang lama sampai dengan

    yang mutakhir untuk menunjukkan kemajuan hasil penelitian sejalan dengan

    perkembangan teori.Dengan cara itu,di antara sederet teori,keunggulan

    teori yang dipilih sebagai landasan kerja penelitian menjadi tampak.

    Pustaka yang dikaji itu bisa berupa buku atau artikel dalam jurnal

    ilmiah,makalah, skripsi,tesis,disertai,laporan penelitian. Namun, semua itu

    harus relevan dengan topik penelitian.Lagi pula,kajian itu dilakukan dalam

    rangka pemilihan teori yang dipandang tepat untuk landasan kerja

    penelitian.Kajian pustaka untuk menentukan apakah topik yang diteliti itu

    atau yang berkaitan dengan topik itu mungkin sudah pernah diteliti orang

    lain sudah diuraikan di bagian pendahuluan.

    Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup.Prinsip-prinsip teori itu

    perlu diuraikan.Termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu.Variabel-

    variabel pembangun topik penelitian juga perlu diterangkan menurut

    pandangan teori yang dipilih itu.

    Dengan uraian tentang teori itu hakikat topik penelitian menjadi

    jelas.Variabel- variabel,masalah,dan tujuannya terperikan secara

    operasional.Data pun dapat diidentifikasi,sedangkan lahan pengambilan

    dapat ditentukan.Dengan demikian,teknik pengumpulan,pengolahan,dan

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 55

    analisis data dapat dirancang.Jadi,landasan teoretis tidak hanya melandasi

    identifikasi sasaran,tetapi juga melandasi metode penelitian.

    Dalam penelitian kuantitatif jenis tertentu,uraian tentang teori yang

    dipakai sebagai landasan penelitian diikuti uraian tentang kerangka berpikir

    dan rumusan hipotesis.Kerangka berpikir menggambarkan pola hubungan

    logis antar variabel dalam pemecahan masalah yang diteliti,sedangkan

    hipotesis menyatakan dugaan atau ramalan tentang hasil pemecahan

    masalah atas dasar kerangka berpikir.

    4.2.3 Metode Penelitian

    Uraian tentang metode penelitian dimuat dalam bab tersendiri,yakni

    bab III. Tentang metode penelitian terdapat perbedaan antara metode

    penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif,khususnya penelitian bahasa

    dan sastra.Akan tetapi,prosedurnya sama:dimulai dari pengumpulan

    data,dilanjutkan dengan pengolahan data,lalu dilakukan analisis data.

    Yang perlu diuraikan dalam penelitian kuantitatif adalah (1) jenis

    dan desain penelitian, (2) variabel penelitian yang dirumuskan secara

    operasional, (3) populasi, sampel ,dan teknik pengambilan sampel

    penelitian, (4) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan

    reliabitasnya, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik pengolahan dan

    analisis data.

    Dalam penelitian kualitatif,butir (2) diganti dengan uraian tentang

    wujud data, butir (3) diganti dengan sumber data.Khusus dalam penelitian

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 56

    linguistik dan penelitian sastra,butir (1) diganti dengan sasaran dan

    ancangan penelitian.

    Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya

    disebut istilah- istilah,misalnya digunakan teknik wawancara.Prosedur

    pelaksanaan metode atau teknik itu perlu diterangkan.Kalau dalam

    penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan atau analisis

    data,kegunaannya masing-masing perlu diterangkan.

    Sebaliknya dalam uraian itu tidak perlu didefinisikan pengertian

    populasi,sampel, dan sebagainya seperti dalam pelajaran metodologi

    penelitian.Yang diuraikan adalah populasinya siapa atau apa,dan dari

    jumlah sampel itu diambil sampel berapa,dan seterusnya.

    4.2.4 Hasil Penelitian

    Hasil penelitian dimuat dalam bab tersendiri,tetapi tidak harus

    dalam satu bab. Bisa dua bab atau lebih,bergantung kepada organisasi

    temuannya dalam pemecahan masalah.Yang penting adalah semua

    masalah harus ada jawabannya.Jawaban atas masalah yang dirumuskan di

    bab pendahuluan harus diuraikan dengan jelas,sistematis, dan tuntas.

    Bab inti ini memang berisi hasil penelitian beserta

    penjelasannya.Akan tetapi, tidak tidak berarti bahwa judul bab ini Hasil

    Penelitian dan Pembahasan.Judul hendaknya dirumuskan sesuai dengan

    topik (judul) skripsi,tesis,atau disertai.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 57

    Dalam penelitian kualitatif,temuan (hasil) penelitian itu berupa

    sistem yang mungkin tersusun dari sub-subsistem.Bangunan sistem itu

    hanya bisa dipahami dalam keseluruhannya.Oleh karena itu,temuan (hasil)

    penelitian dan pembahasannya tidak dapat dipisahkan.

    Pemisahan itu dimungkinkan dalam penelitian kuantitatif karena

    pemisahan temuan (hasil) penelitian dari penjelasannya tidak akan merusak

    organisasi substansi temuan (hasil) penelitian.Temuan (hasil) penelitian

    kuantitatif yang dinyatakan dengan angka harus ditafsirkan dengan kata-

    kata,dan tafsiran itu perlu dijelaskan dan dibahas lebih lanjut.

    4.2.5 Penutup

    Bab penutup merupakan bab terakhir skripsi,tesis,atau

    disertai.Isinya adalah simpulan dan saran.Dengan demikian,bab ini bisa

    dibagi dua subbab.

    Penyajian simpulan hendaklah sejalan dengan penyajian

    masalah,tujuan,dan uraian tentang hasil penelitian.Dengan

    demikian,masalah yang dikemukakan di bagian pendahuluan semuanya

    terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan telah tercapai. Lagi pula

    uraian atau pembahasan masalah yang dilakukan secara panjang lebar

    dalam bab sebelumnya semuanya ada simpulannya.

    Penyajian saran harus sejalan dan didasarkan pada simpulan atau

    temuan.Saran hendaklah disertai dengan argumentasinya.Kalau mungkain

    juga disertai jalan keluarnya.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 58

    Saran dapat bersifat praktis atau pragmatis,dapat juga bersifat

    teoretis.Termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya

    dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua

    masalah dapat dipecahkan secara tuntas dalam penelitian sekarang atau

    setelah selesainya penelitian sekarang ini timbul masalah lain yang terkait.

    4.3 Bagian Akhir

    Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran (kalau ada),

    penjurus atau indeks (kalau ada), dan takarir atau daftar kata

    kunci/istilah(kalau ada). Keberadaan daftar pustaka adalah wajib, artinya

    hanya pustaka yang dirujuk dalam teks skripsi, tesis dan disertasi yang

    harus ditulis dalam daftar pustaka.

    Daftar pustaka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar

    pustaka. Perlu pula diperhatikan kemutakhirannya dan diusahakan juga dari

    hasil-hasil penelitian dan jurnal ilmiah yang relevan dengan topik skripsi,

    tesis dan disertasi.

    Daftar pustaka ditulis langsung setelah teks berakhir pada halaman

    baru dengan judul DAFTAR PUSTAKA. Judul tersebut dicetak tebal

    dengan huruf tegak, kapital semua, berukuran 12, ditulis mulai dari pias kiri.

    Jarak dengan teks di atasnya empat spasi.

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 59

    Artikel ilmiah ialah karangan yang dihasilkan melalui proses

    penelitian lapangan atau pemikiran konseptual yang berlandaskan kajian

    kepustakaan dan diterbitkan di dalam jurnal ilmiah. Artikel hasil penelitian

    ditulis berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di lapangan dan

    dilaporkan kembali dalam bentuk yang lebih padat, lugas, jelas, dan

    sederhana, dan dimuat di dalam jurnal agar dibaca oleh kalangan yang

    lebih luas. Artikel konseptual ditulis berdasarkan pemikiran atau perenungan

    yang mendalam terhadap objek atau fenomena tertentu berlandaskan

    acuan kepada teori yang diperoleh melalui kajian pustaka (library research)

    untuk tujuan yang serupa dengan tujuan penulisan artikel hasil penelitian.

    Untuk itu, bab ini menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan (1)

    artikel hasil penelitian dan (2) artikel konseptual.

    5.1 Artikel Hasil Penelitian

    Artikel hasil penelitian ialah artikel ilmiah yang disajikan sebagai

    hasil penelitian lapangan yang yang dilandasi dengan kajian teoretis

    terhadap hasil penelitian terdahulu. Arikel jenis ini dapat berdasarkan hasil

    penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitatif. Artikel hasil penelitian

    terdiri atas (1) judul, (2) nama penulis dan lembaga asal, (3) abstrak dan

    kata kunci, (4) pendahuluan, (5) metodologi, (6) hasil, (7) bahasan, (8)

    simpulan, (9) catatan akhir, dan (10) daftar rujukan.

    5.1.1 Judul

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 60

    Judul (title) artikel hasil penelitian hendaknya informatif, lengkap,

    tidak terlalu panjang, yaitu antara 5 sampai dengan 15 kata. Judul artikel

    hasil penelitian memuat variabel yang diteliti atau kata kunci yang

    menggambarkan masalah yang diteliti.

    Judul artikel yang berbahasa Indonesia diikuti dengan

    terjemahannya dalam bahasa Inggris, yang ditulis tepat di baris setelah

    judul yang berbahasa Indonesia.

    5.1.2 Nama Penulis dan Lembaga Asal

    Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar

    lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis dicantumkan sebagai

    catatan kaki di halaman pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua orang

    atau lebih, semua ditulis secara berurutan mulai dengan penulis utama.

    Apabila semua penulis berasal dari lembaga yang sama, nama lembaga

    asal hanya ditulis sekali. Namun, apabila penulis berasal dari lembaga yang

    berlainan, semua nama lembaga asal penulis harus dicantumkan sebagai

    B. KENDALA SOSIAL BUDAYA

    DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN (Socio-Cultural Constraints in Developing Rural Comunities)

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 61

    catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama dengan penanda

    bintang (*).

    5.1.3 Abstrak dan Kata Kunci

    Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang gagasan

    terpenting di dalam artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah,

    tujuan, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi

    tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian sebagai

    tekanannya.

    Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya

    ditulis dalam bahasa inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa

    Inggris dilengkapi dengan abstrak berbahasa Indonesia.

    Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam

    satu paragraf. Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang

    lebih sempit daripada teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk

    1,2 cm).

    Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan

    kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah

    yang menggambarkan gagasa pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata

    tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci dalam artikel ilmiah antara 3

    sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk penelusuran lebih lanjut

  • P anduan P enulisan K arya Ilm iah 62

    ke dalam sistem informasi dan telekomunikasi menggunakan teknologi

    internet.

    5.1.4 Pendahuluan

    Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah kata kunci.

    Bagian ini menyajikan gagasan pokok yang paling sedikit terdiri atas empat

    bagian: (1) latar belakang penulisan artikel, (2) masalah , (3) tujuan

    penelitian, dan (4) sistematika artikel. Keempat gagasan tersebut ditulis

    dalam bentuk paragraf yang memperlihatkan adanya koherensi antara

    gagasan satu dengan gagasan yang lain.

    Karena pendahuluan memuat gagasan teoretis mengenai suatu

    perkara, kajian pustaka dibutuhkan untuk mendukung penyampaian

    gagasan tadi. Sebab itu, bagian ini harus disertai dengan rujukan kepada

    berbagai sumber yang terpercaya. Jumlah rujukan harus proporsional (tidak

    terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak