pedoman pengelolaan hygiene sanitasi makanan di rumah tangga

111
PEDOMAN PENGELOLAAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI RUMAH TANGGA DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN DITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI 2009

Upload: indriany

Post on 09-Aug-2015

729 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga, Kementerian Kesehatan, 2009

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

PEDOMAN PENGELOLAAN HYGIENESANITASI MAKANAN DI RUMAH TANGGA

DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGANDITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

DEPARTEMEN KESEHATAN RI2009

Page 2: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

��

Page 3: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

KATA PENGANTAR

Dar� tahun ke tahun angka kejad�an Penyak�t Bawaan Makanan (PBM) terus merupakan masalah kesehatan masyarakat. Penyak�t bawaan makanan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang harus d�tangan� dengan cermat dan terarah. Penyak�t �n� tetap menjad� masalah kesehatan masyarakat terutama karena perkembangan pesat s�stem penjualan dan penyed�aan makanan jad� yang t�dak d��mbang� dengan pengaturan dan penert�ban melalu� peraturan dan perundangan yang d�perlukan.

Pada t�ngkat nas�onal, peraturan dan perundangan yang dapat menjad� dasar pert�mbangan hukum adalah UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Keputusan Menter� Kesehatan Republ�k Indones�a (Kepmenkes) Nomor 715/Menkes/SK/V/2003 tentang persyaratan Hyg�ene San�tas� Jasaboga; Kepmenkes Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg�ene San�tas� Makanan Jajanan, dan Kepmenkes Nomor 1098/ Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hyg�ene San�tas� Rumah Makan dan Restoran.

Dengan berlakunya desentral�sas� dan otonom� pemer�ntahan yang d�jabarkan berdasarkan Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemer�ntahan Daerah dan Peraturan Pemer�ntah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemer�ntah dan Kewenangan Prop�ns� sebaga� Daerah Otonom, d�perlukan pula perangkat hukum m�salnya Peraturan Daerah (PERDA) untuk menerapkan penyelenggaraan dan pengawasan Hyg�ene San�tas� Makanan d� rumah tangga untuk mas�ng-mas�ng Daerah sesua� dengan t�ngkat permasalahan yang d�hadap�.

Pada waktunya, penyelenggaraan pengawasan dan pemb�naan Hyg�ene San�tas� Makanan akan menjad� daya ungk�t dalam mengembangkan sektor-sektor la�n yang mempunya� n�la� ekonom� bag� kesejahteraan masyarakat m�salnya dalam pengembangan b�dang Kepar�w�sataan Daerah. D� samp�ng �tu, dengan terselenggaranya penyed�aan makanan secara h�g�en�s dan san�ter dapat d�harapkan terkendal�nya Kejad�an Penyak�t Bawaan Makanan d� dalam masyarakat seh�ngga dapat mengurang� beban b�aya pengobatan

Page 4: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

��

Page 5: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

���

dan kerug�an produkt�f masyarakat yang t�dak perlu.

Pedoman �n� d�maksudkan untuk member�kan arahan umum dalam Pemb�naan dan Pengawasan yang selanjutnya perlu d�atur dan d�tetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) d� mas�ng-mas�ng Kabupaten/Kota.

Semoga dengan Pedoman �n�, upaya Pemb�naan dan Pengawasan Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga dapat terlaksana dengan ba�k dan benar.

DIREKTUR PENYEHATAN LINGKUNGAN,

Dr. Sholah Imari, M.Sc NIP 195402281982031002

��

Page 6: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

�v

Page 7: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

v

DAFTAR ISI Kata Pengantar .......................................................................... �

Daftar Is� ................................................................................... ���

Bab

I. PENDAHULUAN ................................................................. 1 a. Gambaran Umum .......................................................... 1 b. Ruang l�ngkup ............................................................... 2 c. Keterka�tan dengan san�tas� dasar .................................. 3

II. TUJUAN ............................................................................. 5 a. Tujuan Umum ................................................................ 5 b. Tujuan khusus ................................................................ 5

III. PERMASALAHAN .............................................................. 6

IV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI ............................................... 8 a. Keb�jakan ....................................................................... 8 b. Strateg�s ........................................................................ 9

V. SOSIALISASI DAN PROMOSI ............................................... 10 a. Sos�al�sas� ....................................................................... 10

b. Promos� ........................................................................ 11

VI. HYGIENE SANITASI MAKANAN DAN BAHAN PANGAN ....... 12 a. Mengenal Penyak�t Bawaan Makanan ........................... 12

b. Pr�ns�p – pr�ns�p Hyg�ene dan San�tas� Makanan ............. 29 c. Mencegah keracunan bahan makanan alam� ................. 56 d. Keamanan makanan d� rumah tangga ……………… ..... 72

VII. HYGIENE PERORANGAN (Personal Hyg�ene) ....................... 75

VIII. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB …………………………… 87

IX. LANGKAH KEGIATAN ........................................................ 94

X. EVALUASI .......................................................................... 100

XI. PENUTUP …………………………………………………… .. 104

���

Page 8: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

1

I. PENDAHULUAN

a. Gambaran Umum

Hyg�ene san�tas� makanan merupakan upaya kesehatan untuk menyehatkan makanan. Makanan sehat adalah makanan yang mengandung unsur g�z� yang cukup, bebas dar� kuman pathogen dan aman dar� bahan berbahaya atau zat k�m�a beracun. Ketentuan �n� berlaku bag� semua orang ba�k penduduk d� desa maupun d� kota, ba�k bag� orang kaya maupun orang yang m�sk�n, ba�k bag� pengusaha maupun rumah tangga. Namun pada kenyataannya bahwa kesehatan ternyata belumlah dapat d�n�kmat� oleh semua orang. Banyak faktor yang mempengaruh� status kesehatan �nd�v�du, keluarga maupun masyarakat. Salah satunya adalah kond�s� hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga yang belum memada�. Berbaga� program kesehatan telah d�laksanakan dengan tujuan untuk men�ngkatkan status kesehatan masyarakat.

Berbaga� produk hukum telah pula d�tetapkan untuk mel�ndung� masyarakat konsumen maupun produsen makanan, m�numan dan bahan makanan dar� gangguan kerusakan pangan. Berbaga� bentuk �ntervens� tehn�s dan penyuluhan hyg�ene san�tas� makanan juga telah ser�ngkal� d�sos�al�sas�kan, namun per�st�wa penyak�t bawaan makanan dan keracunan makanan mas�h saja belum dapat d�atas� secara bermakna. Upaya kesehatan adalah upaya bersama antara Pemer�ntah dan warga masyarakat, seh�ngga sebanyak dan seser�ng apapun upaya yang d�lakukan oleh Pemer�ntah, j�ka tanpa dukungan part�s�pas� akt�f dan bantuan masyarakat, maka hal �tu sangatlah sul�t akan terwujud.

Oleh karena �tu, dukungan part�s�pas� dar� seluruh warga masyarakat harus terus d�wujudkan, d�b�na dan d�kembangkan

Page 9: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

2

melalu� sos�al�sas� oleh seluruh aparatur kesehatan, aparatur pemer�ntah daerah dan organ�sas� kemasyarakatan, agama dan profes� untuk terselenggaranya upaya-upaya pengaturan, pemb�naan, pengawasan dan penyuluhan hyg�ene dan san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga.

b. Ruang lingkup

Upaya hyg�ene san�tas� makanan (termasuk m�numan), bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga merupakan unsur kesehatan dasar yang sangat pent�ng untuk mel�ndung� seluruh anggota keluarga d� dalam rumah tangga, dar� gangguan penyak�t bawaan makanan dan Upaya hyg�ene san�tas� merupakan kewaj�ban yang harus d�lakukan oleh set�ap orang sejak d� dalam rumah tangga, d� l�ngkungan sek�tarnya sampa� kepada d� tempat usaha komers�al yang menyelenggarakan keg�atan pengelolaan makanan dan bahan makanan.

Pemb�naan dan pengawasan hyg�ene dan san�tas� makanan dan bahan makanan pada tempat atau badan usaha komers�al makanan dan bahan makanan, telah d�lakukan sejak lama, melalu� upaya penyuluhan dan penerapan ketentuan-ketentuan dar� peraturan perundang-undangan yang telah ada, ba�k d�t�ngkat Pusat, Prop�ns� maupun Kabupaten/ Kota. Sedangkan untuk l�ngkup rumah tangga, hal �tu belum banyak yang d�jalankan, karena keb�jakannya adalah leb�h men�t�k beratkan kepada upaya penyuluhan dan percontohan.

Walaupun hal �tu sama pent�ngnya dengan pemb�naan dan pengawasan hyg�ene san�tas� makanan terhadap tempat usaha komers�l, maka pemb�naan dan pengawasan hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga leb�h kepada men�ngkatkan kesadaran dan

Page 10: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

3

kepatuhan anggota keluarga terutama �bu-�bu rumah tangga yang berperanan akt�f dalam menyed�akan makanan s�ap saj� bag� keluarga, agar terjam�n aman dan t�dak menjad� sumber penyak�t atau keracunan makanan. Seh�ngga pemahaman tentang hyg�ene dan san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga, menjad� suatu kebutuhan dasar bag� set�ap �bu rumah tangga ba�k d� desa maupun d� kota.

c. Keterkaitan dengan sanitasi dasar.

San�tas� dasar merupakan unsur pent�ng dalam upaya pencegahan penyak�t dan gangguan kesehatan la�nnya.

Hyg�ene dan San�tas� Makanan merupakan salah satu upaya dar� sek�an banyak upaya dalam san�tas� dasar. D�antara upaya san�tas� dasar, sepert� penyed�aan a�r bers�h, pembuangan t�nja, perumahan sehat, dan pembuangan sampah domest�k, maka h�g�ene san�tas� makanan, bertujuan untuk mengh�langkan atau menurunkan populas� jasad ren�k pathogen, dan zat k�m�a beracun dalam makanan seh�ngga t�dak berpotens� men�mbulkan penyak�t atau gangguan kesehatan la�nnya. Dengan melaksanakan ka�dah-ka�dah hyg�ene dan san�tas� dasar, termasuk upaya hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan kemanan makanan, d�harapkan bahwa potens� yang merug�kan kesehatan tersebut dapat d�cegah leb�h awal, untuk mel�ndung� dan men�ngkatkan status kesehatan �nd�v�du, keluarga dan masyarakat.

Makanan s�ap saj� yang sudah terolah d� rumah tangga dan s�ap d�saj�kan mas�h syarat dengan berbaga� ancaman dan gangguan kesehatan, sebaga� ak�bat dar� penanganan makanan yang belum terjam�n keamanannya. Berbaga� sumber ancaman keamanan makanan d� rumah tangga sepert� pencemaran fis�ka, m�kroba dan bahan k�m�a beracun,

Page 11: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

4

serangga penular penyak�t, serta bahan makanan yang mengandung racun secara alam� dan atau zat-zat penyebab keracunan makanan la�nnya.

Upaya Hyg�ene san�tas� makanan leb�h men�t�k beratkan kepada pengetahuan, s�kap dan per�laku seseorang dalam menangan� proses pengolahan makanan makanan, sedangkan upaya keamanan makanan adalah men�t�k beratkan kepada semua kompos�s� makanan yang terdapat dalam makanan yang s�ap d�konsums�, akan terjam�n aman dar� berbaga� gangguan penyak�t dan keracunan makanan.

Sesua� dengan asas Pemer�ntahan Otonom� Daerah, maka pelaksanaan pemb�naan dan pengawasan hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga adalah sepenuhnya menjad� tugas pemer�ntah Kabupaten/Kota. Sementara �tu Peraturan Pemer�ntah No.28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan G�z� Pangan, menetapkan bahwa Pengawasan mutu pangan olahan merupakan tugas Badan POM, dan pengawasan dan pemb�naan makanan olahan rumah tangga menjad� tugas Pemer�ntah Kabupaten/Kota.

Untuk terlaksananya s�nkron�sas� dalam pemb�naan dan pengawasan hyg�ene san�tas� makanan d� daerah, perlu d�tetapkannya Peraturan Pelaksanaan dar� pada Peraturan Pemer�ntah No. 28 Tahun 2004 d�maksud dalam bentuk Keputusan Menter� Kesehatan, sebaga� Pedoman Persyaratan Tehn�s bag� Pemer�ntah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pemb�naan dan pengawasan hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga, sesua� dengan tugas yang d�tetapkan d� dalam PP d�maksud.

Seh�ngga dengan dem�k�an, keterka�tan dalam Pemb�naan dan pengawasan hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan

Page 12: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

5

dan keamanan makanan d� rumah tangga antara Pusat dan Daerah menjad� jelas, terukur dan akuntab�l�tas k�nerja aparatur pemer�ntah menjad� leb�h ba�k.

II. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

a. Tersed�anya payung hukum berupa Keputusan Menter� Kesehatan tentang Pedoman Pemb�naan dan Pengawasan Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan, dan Keamanan Makanan d� rumah tangga.

b. Tersed�anya sumber hukum d�dalam penyelenggaraan Pemb�naan dan Pengawasan Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga dalam rangka Pelaksanaan Otonom� Daerah d� Kabupaten/Kota.

c. Tersed�anya Produk hukum untuk pengaturan dan pengawasan hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga pada t�ngkat Kabupaten/Kota sebaga� penyelengara pemer�ntahan otonom� daerah d�b�dang hyg�ene san�tas�, g�z� dan keamanan makanan.

d. Tersed�anya sumber daya, metoda dan pendekatan untuk penerapan pemb�naan dan pengawasan Hyg�ne San�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga sesua� dengan kemampuan daerah mas�ng-mas�ng.

2. Tujuan Khusus :

a. Tersos�al�sas�nya Pedoman Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga, dalam rangka mel�ndung� masyarakat dar�

Page 13: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

6

penyak�t bawaan makanan, dan keracunan makanan.

b. Terlaksananya penyuluhan tentang Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga pada t�ngkat Prop�ns�, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan/Desa.

c. Terlaksananya penerapan ka�dah-ka�dah tentang Cara Produks� Makanan yang Ba�k (CPMB) oleh �bu-�bu rumah tangga dan para pengelola makanan s�ap saj� la�nnya.

d. Terlaksananya Pengawasan dan Pemb�naan Hyg�ene san�tas� Makanan, bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga.

e. Menurunnya jumlah per�st�wa/ep�sode/kejad�an keracunan makanan yang terjad� d� rumah tangga.

III. PERMASALAHAN

Kejad�an, per�st�wa atau ep�sode penyak�t bawaan makanan (PBM) keracunan makanan d� Indones�a dewasa �n� mas�h ser�ng terjad� dan banyak membawa korban sak�t, bahkan ada yang men�nggal. Pender�ta harus mendapat pertolongan d� rumah sak�t atau fas�l�tas pelayanan kesehatan la�nnya yang terdekat. Jumlah korban b�asanya banyak dan terjad� dalam waktu bersamaan, seh�ngga ser�ngkal� men�mbulkan kepan�kan d� masyarakat yang dapat mengganggu ketert�ban dan kenyamanan masyarakat.

Dampak dar� kejad�an atau per�sr�wa PBM terutama keracunan makanan bers�fat mult� efek, ya�tu sela�n terjad� kepada korban yang mender�ta penyak�t, ya�tu sela�n mender�ta sak�t, �a juga akan keh�langan har� kerja dan produkt�v�tas la�nnya yang berdampak kepada aspek sos�al, budaya dan ekonom� keluarga dan masyarakat.

Page 14: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

7

Namun berdasarkan data per�st�wa keracunan makanan selama tahun 2008 yang d�muat sejumlah med�a on l�ne, terdapat 80 per�st�wa atau ep�sode keracunan makanan yang tersebar d�seluruh w�layah tanah a�r. D�l�hat dar� sumber makanan penyebab keracunan makanan, sebag�an besar (50 %) terjad� d� rumah tangga, d�susul usaha kater�ng 25%, makanan jajanan 20 % dan usaha komers�al makanan la�nnya 5%. Sedangkan data keracunan makanan pada tahun 2009 sampa� dengan bulan Jul�, tercatat 37 per�st�wa keracunan dengan propors� terbesarropors� terbesar adalah makanan rumah tangga 40 %, kater�ng 27 %, jajanan, 22 % dan usaha komers�al makanan la�nnya 11 %.

Data Badan POM tahun 2008 menyebutkan bahwa 41,62 % keracunan makanan d� rumah tangga, 25,89 karena jasaboga, 15,74 % makanan jajanan dan s�sanya pangan olahan.

Walaupun menurut Guru Besar Pangan pada Un�vers�tas Gajah Mada Prof.Umar Santoso, d�katakan bahwa propors� keracunan makanan karena kater�ng berjumlah 65 %, �ndustr� kec�l 19 % dan s�sanya makanan rumah tangga 16 %.

Dar� gambaran data tersebut d� atas dapat d�s�mpulkan bahwa propors� antara Keracunan makanan rumah tangga dan makanan kater�ng merupakan penyebab terbesar terjad�nya keracunan makanan d� Indones�a. Perbedaannya adalah bahwa keracunan makanan d� rumah tangga jumlah pender�tanya relat�f kec�l dan tertutup walaupun dapat bers�fat leb�h fatal j�ka d�band�ngkan dengan keracunan makanan kater�ng (jasaboga) yang bers�fat massal dan men�mbulkan efek med�a sepert� mudah d�ketahu� atau menjad� perhat�an masyarakat luas.

Kejad�an keracunan makanan t�dak dapat terlepas dar� kond�s� san�tas� dasar penduduk dewasa �n�. J�ka d�l�hat dar� cakupan san�tas� penduduk rata-ratanya mas�h d�bawah dar� standar yang d�tetapkan dun�a.

Page 15: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

8

Berdasarkan data Profil DepKes tahun 2004, d�kemukakan bahwa cakupan sarana san�tas� dasar yang mas�h rendah sepert� penyed�aan a�r bers�h (32 % ledeng dan pompa), pembuangan t�nja (42,7 sept�k tank) dan kond�s� perumahan penduduk yang belum sepenuhnya memenuh� persyaratan kesehatan (55,3%).

Dem�k�an pula dengan kond�s� san�tas� pasar terutama pasar trad�s�onal yang kurang terjaga kebers�hannya dan m�n�mnya pengawasan hyg�ene san�tas� bahan makanan yang d�jual d�pasar, serta ket�adaan fas�l�tas peny�mpanan makanan dan bahan makanan d� rumah tangga yang d�lengkap� dengan pengaturan suhu secara layak.

Semuanya �tu akan mempengaruh� kepada kond�s� kesehatan dan keamanan makanan dan bahan makanan d� rumah tangga.

IV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI

a. Kebijakan

1) Pemb�naan dan pengawasan Hyg�ene san�tas� makanan, bahan bahanan dan keamanan makanan d� rumah tangga merupakan tugas dan tanggung jawab bersama antara Pemer�ntah dan masyarakat yang penyelenggaraannya merupakan wewenang Pemer�ntah Daerah cq. D�nas Kesehatan Kabupaten/Kota termasuk aparatur kesehatan d�bawahnya sepert� Puskesmas, Puskemas Pembantu, Pol�ndes, Poskesdes dan B�dan/San�tar�an Desa.

2) Pelaksanaan pemb�naan dan pengawasan hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga d�lakukan dengan berbaga� pendekatan manajemen terapan, pengaturan dan pemb�naan secara lokal, penyuluhan mater� yang jelas, tegas, dan mudah d�paham�, serta berkoord�nas� secara l�ntas program

Page 16: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

9

maupun l�ntas sektoral sesua� dengan kond�s� daerah mas�ng-mas�ng.

3) Pemer�ntah Prop�ns� dan Pusat melakukan pemb�naan dan pengawasan sesua� dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, dan terus memantau perkembangan penerapan pemb�naan dan pengawasan hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan d� rumah tangga yang d�lakukan oleh Pemer�ntah Kabupaten/Kota.

4) Dalam penyelenggaraan upaya hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga d�lakukan secara s�nerg� dan s�multan dengan program kesehatan atau program non kesehatan la�nnya yang sejen�s sepert� program ad�pura, kal� bers�h, pasar sehat, rumah sehat dsb.

5) Peran serta �nd�v�du, keluarga dan masyarakat terus d�wujudkan, d�b�na dan d�t�ngkatkan dalam penerapan pemb�naan dan pengawasan yang d�lakukan oleh Pemer�ntah Kabupaten/Kota.

b. Strategi.

1) Pelaksanaan Pedoman �n� d�lakukan secara bertahap dengan menetapkan sejumlah lokas� percontohan untuk meng�dent�fikas� hambatan dan kekurangan yang ada guna d�perba�k� sebaga�mana mest�nya.

2) Kond�s� dan per�laku hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga d�wujudkan sebaga� suatu kebutuhan masyarakat send�r� melalu� pendekatan part�s�pator� seh�ngga menjad� kebutuhan masyarakat atas kesadaran, ke�ng�nan dan dampak manfaatnya yang menguntungkan bag� kesehatan anggota keluarganya d� rumah tangga.

Page 17: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

10

3) D�kembangkannya pembelajaran kedepan dar� pengalam-an negat�f masa lalu, sebaga� suatu t�t�k awal d�mula�nya pemahaman baru dan perba�kan per�laku tentang pent�ngya upaya hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga yang ba�k dan benar.

4) Azas manfaat keluarga dengan terh�ndarnya dar� gangguan penyak�t bawaan makanan dan keracunan makanan d�arahkan untuk men�ngkatkan status. Kesehatan dan sos�al ekonom� keluarga yang leb�h ba�k.

V. SOSIALISASI DAN PROMOSI

a. Sosialisasi

1) Sos�al�sas� Pedoman �n� d�lakukan melalu� berbaga� saluran dan sasaran sos�al�sas�. Saluran sos�al�sas� mel�put� pelat�han, pertemuan, kunjungan rumah melalu� daerah percontohan yang d�kembangkan untuk tujuan �tu. Sedangkan sasaran sos�al�sas� mel�put� berbaga� p�hakerbaga� p�hak ba�k formal maupun �nformal, dengan mel�batkan semua p�hak dan sektor yang terka�t, ba�k dar� unsur pemer�ntah, swasta termasuk pengusaha dan masyarakat.

2) Kelompok masyarakat sebaga� konsumen maupun pelaku penyed�a makanan s�ap saj� d� rumah tangga, berperanan sebaga� ujung tombak atau agen perubahan dar� s�stem keamanan pangan nas�onal, yang mel�put� organ�sas� wan�ta dan �bu-�bu rumah tangga serta para pend�d�k dan peserta d�d�k.

3) Sos�al�sas� d�lakukan secara bertahap dan berjenjang, secara terus menerus dar� satu generas� ke generas� ber�kutnya seh�ngga semua masyarakat dapat menurunkan pola h�dup bers�h dan sehat dalam mengelola makanan d�

Page 18: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

11

rumah tangga, makanan untuk konsums� umum maupun d� tempat pengelolaan makanan komers�al la�nnya.

4) Tehn�k sos�al�sas� melalu� pendekatan part�s�pator� menjad� p�l�han populer seh�ngga masyarakat t�dak merasa d�tekan atau d�paksa tetap� merasa mem�l�k� �dent�tas masalahnya send�r� dan mampu memecahkan masalahnya dengan cara dan selera masyarakat send�r�. Hal �n� akan mendorong kemand�r�an dan kedewasaan masyarakat, seh�ngga pemer�ntah hanya bers�fat memb�na, memb�mb�ng dan mengarahkannya saja.

b. Promosi

1) Promos� d�ber�kan sebaga� bentuk penghargaan atas part�s�pas� dan sos�al�sas� yang telah d�laksanakan oleh semua p�hak.

2) Promos� dapat d�lakukan dalam berbaga� bentuk dan keg�atan yang d�sesua�kan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah mas�ng-mas�ng.

3) Promos� dapat juga d�ka�tkan dengan program nas�onal yang la�n yang telah lama berjalan sehubungan dengan pen�ngkatan kual�tas h�dup dan l�ngkungan sepert� promos� ad�pura, kota sehat, kal� bers�h, posyandu, STBM, dasa w�sma yang sudah berjalan selama �n�.

4) Saluran promos� la�n yang telah ada dan berjalan, dapat menjad� pelengkap dalam keg�atan promos� melalu� desa s�aga atau santr� raksa desa, seh�ngga pencapa�an sasaran kesehatan menjad� leb�h utuh dan kompr�hens�f.

Page 19: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

12

VI. HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN BAHAN PANGAN

a. MENGENAL PENYAKIT BAWAAN MAKANAN (PBM)

1. PENGERTIAN :

1) Penyak�t Bawaan Makanan (PBM) adalah penyak�t dengan gejala umum d�are, mulas, sak�t kepala, sak�t perut, kadang d�serta� muntah, dan kejang yang d�sebabkan karena memakan makanan yang tercemar.

2) Infeks� adalah masuknya kuman penyak�t kedalam tubuh dan men�mbulkan penyak�t.

3) Masa �nkubas� adalah waktu antara �nfeks� dan t�mbulnya gejala sak�t.

4) Kontam�nas� adalah masuknya zat pencemar m�kroba kedalam makanan dan atau berkembang b�ak seh�ngga berpotens� men�mbulkan �nfeks�.

5) Polus� adalah masuknya zat pencemar non m�kroba ba�k k�m�a maupun fis�k kedalam makanan dalam jumlah yang dapat berpotens� men�mbulkan gangguan kesehatan.

6) Carr�er adalah orang sehat atau baru sembuh dar� sak�t yang d� dalam tubuhnya mengandung kuman penyak�t yang dapat menularkan kepada orang la�n.

7) Dos�s adalah takaran yang menunjukkan jumlah tertentu dar� bahan pencemar yang berpengaruh atau t�dak berpengaruh terhadap tubuh manus�a.

2. Konsep dasar terjadinya PBM

a. PBM terjad� karena dos�s �nfeks� kuman atau bakter� yang telah melampau� ambang batas ketahanan tubuh

Page 20: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

13

manus�a. Dos�s �nfeks� pada set�ap orang dan jen�s kuman berbeda-beda. Berdasarkan l�teratur (Betty C Hobb) jumlah m�n�mal kuman antara 102 sampa� 106.

b. Man�festas� PBM dapat terjad� mula� dar� skala r�ngan sampa� skala berat tergantung ketahanan tubuh, keganasan kuman penyak�t atau racun dalam makanan tersebut, ya�tu :

1) Skala r�ngan seh�ngga hamp�r t�dak d�ketahu� oleh yang bersangkutan,

2) skala sedang karena sudah mula� terasa keluhan,

3) skala berat dengan gejala sak�t yang tampak,

4) Skala sangat berat dengan gejala dahsyat, p�ngsan sampa� dengan kemat�an.

3. PBM dikelompokkan kedalam 7 (tujuh) golongan, yaitu :

a. PBM karena �nfeks� bakter�, ak�bat jumlah bakter� yang meleb�h� daya tahan tubuh, m�salnya Salmonella, Sh�gella, Cholera dsb.

b. PBM karena toks�n bakter�, ak�bat bakter� menghas�lkan toks�n bakter� dan men�mbukan penyak�t walaupun bakter�nya sudah mat�, sepert� Staphylococcus, V�br�o dan Clostr�d�um.

c. PBM karena v�rus sepert� rotav�rus, v�rus hepat�t�s dsb.

d. PBM karena racun alam pada hewan dan tumbuhan sepert� �kan buntel, �kan karang dan kerang (hewan); bayam, kentang beracun, gadung, ub� kayu, dan jamur beracun (tumbuhan).

e. PBM karena paras�t, sepert� cac�ng p�ta, cac�ng gelang, cac�ng krem�, dsb.

Page 21: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

14

f. PBM karena allerg� sepert� allerg� �kan laut, �kan tongkol, udang , penyedap masakan, dsb.

g. PBM karena bahan k�m�a buatan sepert� pest�s�da, pupuk, racun t�kus dsb.

4. Jenis, gejala, penyebab, habitat atau sumber, cara penularan dan pencegahan PBM

PBM yang disebabkan jasad renik :

a. Demam tifus

1) Gejala : Demam t�ngg� terus menerus selama leb�h kurang 2 (dua) m�nggu, sak�t kepala, t�dak enak badan, t�dak nafsu makan, t�mbul bercak kemerahan d�kul�t, d�are atau susah buang a�r besar, kadang sed�k�t batuk-batuk, perut sak�t, seh�ngga harus d�tekuk.

2) Penyebab :

Salmonella typh� dan S. parathyp�

3) Hab�tat atau sumber penular :

Manus�a carr�er (pembawa kuman)

4) Cara penularan :

Pencemaran makanan karena t�nja dan a�r kenc�ng (ur�n).

5) Masa �nkubas� :

1 – 3 m�nggu

6) Pencegahan :

a) Memel�hara kebers�han l�ngkungan dan dapur pengolahan makanan,

b) Menjaga kebers�han perorangan penjamah makanan, terutama keb�asaan mencuc� tangan

Page 22: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

15

paka� sabun sebelum menjamah makanan,

c) Pender�ta dan carr�er seba�knya t�dak menjamah makanan untuk orang la�n,

b. Disentri basiler

1) Gejala : D�are mendadak d�serta� demam dan sak�t perut (mules), t�nja bercampur lend�r darah.

2) Penyebab : Shygella d�sentr�

3) Hab�tat atau sumber penular : Manus�a carr�er (pembawa kuman) dan pender�ta

4) Cara penularan : Pencemaran terhadap makanan dan peralatan

makan m�num,

5) Masa �nkubas� : 1 – 3 m�nggu,

6) Pencegahan :

a) Memel�hara kebers�han l�ngkungan dan dapur pengolahan makanan,

b) Menjaga kebers�han perorangan penjamah makanan, terutama keb�asaan mencuc� tangan paka� sabun sebelum menjamah makanan,

c) Pender�ta dan carr�er seba�knya t�dak menjamah makanan untuk orang la�n,

c. Cholera :

1) Gejala : D�are mendadak dan terus menerus tanpa terasa

Page 23: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

16

sak�t, ca�ran t�nja sepert� cuc�an beras yang berbau am�s (hany�r), tubuh keh�langan ca�ran (deh�dras�), gejala yang berat dapat menyebabkan p�ngsan. J�ka pender�ta t�dak segera d�tolong dapat men�nggal karena deh�dras�nya.

2) Penyebab : bakter� V�br�o Cholera Eltor.

3) Hab�tat atau sumber penular : Pender�ta dan carr�er (pembawa kuman),

4) Cara penularan : Pencemaran melalu� a�r dan makanan.

5) Masa �nkubas� : beberapa jam – beberapa har�,

6) Pencegahan :

a) Memel�hara kebers�han l�ngkungan dan dapur pengolahan makanan,

b) Menjaga kebers�han perorangan penjamah makanan, terutama keb�asaan mencuc� tangan paka� sabun sebelum menjamah makanan,

c) Pender�ta dan carr�er seba�knya t�dak menjamah makanan untuk orang la�n,

d. Salmonellosis

1) Gejala : Demam t�ngg�, kepala pus�ng, mual muntah dan d�are

2) Penyebab : bakter� Salmonella sp.

Page 24: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

17

3 Hab�tat atau sumber penular : Pender�ta dan carr�er (pembawa kuman)

Pencemaran makanan karena t�nja dan a�r kenc�ng (ur�n).

5) Masa �nkubas� : 1-3 jam

6) Pencegahan :

a) Memel�hara kebers�han l�ngkungan dan dapur pengolahan makanan,

b) Menjaga kebers�han perorangan penjamah makanan, terutama keb�asaan mencuc� tangan paka� sabun sebelum menjamah makanan,

c) Pender�ta dan carr�er seba�knya t�dak menjamah makanan untuk orang la�n,

d) Meny�mpan makanan pada suhu d�ng�n d�bawah 120 C.

e. Keracunan Staphylococcus

1) Gejala : D�are, mual, muntah, sak�t perut, kadang d�serta� kejang otot.

2) Penyebab : toks�n bakter� Staphylococcus yang tahan panas,

3) Hab�tat atau sumber penular : Makanan tercemar yang mengandung toks�n,

4) Cara penularan : Makanan karena d�masak t�dak sempurna atau

5) Masa Inkubas� : 1-2 jam

Page 25: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

18

6) Pencegahan :

a) Memel�hara kebers�han l�ngkungan dan dapur pengolahan makanan,

b) Menjaga kebers�han perorangan penjamah makanan, terutama keb�asaan mencuc� tangan paka� sabun sebelum menjamah makanan,

c) Memasak makanan sampa� masak sempurna,

d) Meny�mpan makanan dalam suhu d�bawah 10o C,

f. Keracunan Clostridium botulinum

1) Gejala : ak�t kepala, pandangan kabur, lemas, d�are dan

muntah.

2) Penyebab : toks�n bakter� Clostr�d�um botul�num.

3) Hab�tat atau Sumber penular : Makanan kaleng yang tercemar,

4) Cara penularan : Mengkonsums� makanan kaleng yang sudah

rusak,

5) Masa �nkubas� : beberapa men�t sampa� 1 jam.

6) Pencegahan :

a) Mem�l�h makanan kaleng yang mas�h ba�k, t�dak rusak, penyok, bocor atau

b) Memasak makanan kaleng sebelum d�gunakan,

c) Menghab�skan makanan kaleng untuk sekal� pemaka�an.

Page 26: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

19

g. Keracunan Vibrio parahaemolyticus

1) Gejala : D�are hebat, perut kram dan sak�t, mual, muntah

dan demam.

2) Penyebab : toks�n bakter� V�br�o parahaemotyt�cus

3) Hab�tat atau Sumber penular :

4) Cara penularan : Mengkonsum� makanan laut yang tercemar dan

d�masak t�dak sempurna.

5) Masa �nkubas� : 1-7 har�

6) Pencegahan :

a) Mem�l�h makanan laut yang mas�h segar dan baru,

b) Memasak makanan laut sampa� masak sempurna,

c) Mem�sahkan makanan masak dengan bahan mentah,

d) Meny�mpan bahan mentah pada suhu beku atau d�ng�n d� bawah 10o C,

e) Segera memakan makanan laut yang sudah masak ket�ka mas�h panas,

h. Keracunan Baccilus cereus.

1) Gejala : Mual dan muntah mendadak kadang dengan

d�serta� sak�t perut dan d�are.

Page 27: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

20

2) Penyebab : toks�n bakter� Bacc�lus cereus tahan panas yang

menyebabkan muntah dan toks�n yang rusak dengan panas menyebabkan d�are. Bakter� �n� juga menghas�lkan spora yang tahan panas.

3) Hab�tat atau Sumber penular : Makanan yang tercemar bakter� �n� yang berasal

dar� tanah dan debu yang h�nggap ke makanan.

4) Cara penularan : Mengkonsum� makanan b�j�-b�j�an yang sudah

tercemar,

5) Masa �nkubas� : beberapa jam sampa� 1 har�,

6) Pencegahan :

a) Mem�l�h bahan makanan yang segar.

b) Meny�mpan bahan makanan pada suhu d�ng�n d�bawah 10o C.

c) Memanaskan kembal� makanan yang sudah d�s�mpan lama.

PBM yang disebabkan virus :

a. Hepatitis Infektiosa.

1) Gejala : Demam mendadak, terasa t�dak enak badan,

kemud�an beberapa har� t�mbul warna kekun�ngan

2) Penyebab : V�rus Hepat�t�s A

3) Sumber penular :

manus�a pender�ta,

4) Cara penularan :

Melalu� t�nja pender�ta atau ker�ngat yang

Page 28: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

21

mencemar� makanan dan a�r m�num.

5) Masa �nkubas�: 1 – 2 m�nggu,

6) Pencegahan :

a) Penyuluhan kesehatan untuk memel�hara kebers�han dapur pengolahan makanan dan l�ngkungannya.

b) Menjaga kebers�han perorangan penjamah makanan, terutama keb�asaan mencuc� tangan paka� sabun sebelum menjamah makanan,

c) Mengolah makanan dengan cara memasak sempurna.

d) Vaks�nas� Hepat�t�s A.

b. Gasteroenteritis akibat virus

1) Gejala : D�are, muntah, sak�t perut dan demam. Dapat

mengena� banyak orang sekal�gus seh�ngga menjad� ep�dem�. Ada yang sporad�s dan b�asanya sembuh dengan send�r�nya, kecual� gejala d�are berat pada anak-anak dapat menyebabkan deh�dras�.

2) Penyebab : v�rus rotav�rus dan v�rus calc�v�rus,

3) Sumber penular : V�rus pada pender�ta yang mencemar� makanan.

4) Cara penularan : Makanan yang tercemar oleh v�rus dar� penjamah

yang sak�t dan mas�h menangan� makanan, a�r dan atau peralatan yang d�paka� menangan� makanan

Page 29: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

22

dan m�numan yang t�dak bers�h.

5) Masa �nkubas�: 1 – 3 har�.

6) Pencegahan :

a) Memel�hara kebers�han dapur dan l�ngkungan

b) Menjaga kebers�han perorangan penjamah makanan, terutama keb�asaan mencuc� tangan paka� sabun sebelum menjamah makanan,

PBM yang disebabkan bahan kimia :

a. Keracunan logam berat.

1) Gejala : Gangguan fungs� syaraf, otak dan peredaran darah,

dan dapat men�mbulkan kanker.

2) Penyebab : Logam berat sepert� Mercury (Hg), T�mah H�tam

(Pb), Cadm�um (Cd).

3) Hab�tat dan Sumber penular : L�mbah Industr�,

4) Cara penularan : Makanan yang tercemar logam berat masuk

dalam makanan dalam jumlah yang kumulat�f (menumpuk)

5) Masa �nkubas �: 1 – 10 tahun,

6) Pencegahan :

a) Memel�hara kebers�han peralatan pengolahan makanan.

Page 30: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

23

b) Mem�l�h peralatan yang t�dak mengandung logam berat beracun.

c) T�dak mengkonsums� makanan tertentu secara

b. Keracunan pestisida.

1) Gejala : Mual, muntah, pus�ng, l�nglung kadang d�serta�

d�are, kejang, p�ngsan sampa� kemat�an.

2) Penyebab : Pest�s�da golongan Organochlorat dan Organoposfat.

3) Hab�tat dan Sumber penula r: Cara Penanganan Pest�s�da yang ceroboh

4) Cara penularan : Pencemaran pest�s�da kedalam makanan dan t�dak

d�cuc� sampa� bers�h.

5) Masa �nkubas� : beberapa det�k sampa� men�t.

6) Pencegahan :

a) Memasang label pest�s�da yang jelas dan mudah d�l�hat agar t�dak kel�ru dalam penggunaannya.

b) Meny�mpan pest�s�da d�tempat yang jauh dar� makanan dan jangkauan anak-anak.

c) Menyemprot tanaman dengan pest�s�da harus jauh waktunya sebelum panen.

d) Menyed�akan obat-obatan ant�dote keracunan pest�s�da.

Page 31: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

24

PBM yang disebabkan toksin/racun alam

a. Keracunan makanan asal hewani

1) Gejala : Mual, muntah, pus�ng, l�nglung kadang d�serta�

d�are, kejang, p�ngsan sampa� kemat�an.

2) Penyebab : Racun C�guatera pada �kan buntel dan scrombo�d

pada �kan karang.

3) Sumber penular : Hewan beracun (�kan).

4) Cara penularan : Mengolah makanan yang secara alam mengandung

racun dan sebenarnya t�dak untuk d�makan, b�asanya karena ket�adaan bahan pangan.

5) Masa �nkubas� : beberapa det�k sampa� men�t.

6) Pencegahan :

a) Mem�l�h bahan makanan yang terbukt� aman,

b) Menyed�akan obat ant�dote untuk menangkal j�ka terjad� keracunan.

b. Keracunan makanan asal tanaman

1) Gejala : Mual, muntah, pus�ng, l�nglung kadang d�serta

d�are dan kejang, dan sampa� p�ngsan.

2) Penyebab : Bayam rubhar, kentang solan�n, asam jengkol,

asam gadung,

Page 32: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

25

3) Sumber penular: Makanan tumbuhan yang secara alam beracun,

4) Cara penularan: Makanan tumbuhan beracun yang d�masak karena

kekurangan makanan atau karena ket�dak tahuan.

5) Masa �nkubas�: beberapa det�k sampa� men�t,

6) Pencegahan :

a) Mem�l�h bahan makanan asal tumbuhan yang terbukt� aman.

b) Menyed�akan obat ant�dote untuk mencegah keracunan makanan,

c) Penyuluhan untuk mengenal berbaga� jen�s makanan asal tumbuhan beracun.

PBM yang disebabkan Allergi.

a. Allergi histamin

1) Gejala: Demam, kul�t memerah, panas, rasa terbakar dan

gatal-gatal dan b�b�r terasa bengkak.

2) Penyebab: zat allergen H�stam�n

3) Hab�tat dan Sumber penular:

Ikan laut yang tercemar bakter� Proteus sp.

4) Cara penularan:

Ikan laut has�l tangkapan yang sudah lama d�perjalanan dan tercemar bakter� Proteus sp. menyebabkan perubahan asam am�no essent�al

Page 33: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

26

H�sd�t�ne d�rubah menjad� h�stam�n yang bers�fat zat allergen.

5) Masa �nkubas�: beberapa men�t sampa� jam,

6) Pencegahan:

a) Mem�l�h bahan makanan �kan laut yang mas�h segar dan baru.

b) Mengolah �kan laut sedem�k�an rupa, seh�ngga dapat mengh�langkan zat allergen d�dalamnya sepert� m�salnya memasukkan arang atau sereh kedalam makanan.

C) Menyed�akan obat ant�dote untuk mencegah dampak buruk j�ka terjad� keracunan makanan.

d) Penyuluhan untuk mengenal berbaga� jen�s �kan yang mengandung zat allergen.

b. Allergi penyedap makanan

1) Gejala: Demam, kul�t memerah, panas, rasa terbakar dan

2) Penyebab: Penyedap makanan Ch�na (Ch�nese Food

syndrome)

3) Hab�tat dan Sumber penular: Penyedap makanan MSG dan vets�n

4) Cara penularan: Pengolahan makanan Ch�na yang menggunakan

penyedap makanan dalam dos�s berleb�han seh�ngga men�mbulkan reaks� allergen pada tubuh yang sens�t�f

Page 34: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

27

5) Masa �nkubas� : beberapa men�t sampa� jam,

6) Pencegahan :

a) Mem�l�h bahan makanan olahan komers�al yang mas�h segar dan baru.

b) Mengolah masakan sedem�k�an rupa, seh�ngga t�dak menambahkan bahan penyedap yang berleb�han sepert� m�salnya metch�n atau MSG.

c) Menyed�akan obat ant�dote untuk mencegah.

d) Penyuluhan untuk mengenal berbaga� jen�s makanan yang mengandung zat allergen.

PBM karena parasit

a. Disentri amoeba.

1) Gejala : D�are mendadak d�serta� demam dan sak�t perut

2) Penyebab : Entamoeba h�stol�t�ca

3) Hab�tat dan Sumber penular : Manus�a carr�er (pembawa kuman) dan pender�ta.

4) Cara penularan : Pencemaran terhadap makanan dan peralatan

makan m�num

5) Masa �nkubas� : 1 – 3 m�nggu,

6) Pencegahan :

a) Memel�hara kebers�han dapur dan l�ngkungan pengolahan makanan,

Page 35: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

28

b) Menjaga kebers�han perorangan penjamah makanan

c) Penjamah yang sak�t dan carr�er d�larang menjamah makanan,

b. Penyakit kecacingan

1) Gejala :

Perut bunc�t, nafsu makan h�lang, mata pucat,

2) Penyebab :

Berbaga� jen�s cac�ng sepert�: cac�ng p�ta, cac�ng gelang, cac�ng tambang, cac�ng krem� dan cac�ng sp�ral.

3) Hab�tat dan Sumber penular :

Manus�a carr�er (pembawa cac�ng)

4) Cara penularan :

Penularan telur cac�ng yang keluar dar� tubuh pender�ta terbawa t�nja dan mencemar� makanan melalu� a�r, tanah, tangan dan peralatan dapur.

5) Masa �nkubas� :

1 – 3 m�nggu

6) Pencegahan :

a) Memel�hara kebers�han dapur dan l�ngkungan tempat pengolahan makanan,

b) Menjaga kebers�han perorangan penjamah makanan,

c) Membuang t�nja ke sept�k tank yang san�ter.

d) Menggunakan a�r m�num yang telah d�masak sampa� mend�d�h.

e) Menggunakan paka�an, sepatu dan sarung tangan j�ka bekerja d� kebun.

Page 36: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

29

b. PRINSIP‑PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN

1. PENGERTIAN :

a. Pr�ns�p adalah asas keutamaan atau kebenaran yang menjad� pokok dasar dalam berp�k�r, bert�ndak dan berper�laku.

b. Ka�dah adalah perumusan asas-asas yang menjad� hukum atau aturan tertentu yang member�kan kepast�an has�l atau tujuan.

c. Hyg�ene adalah usaha kesehatan yang bertujuan untuk men�ngkatkan status kesehatan bag� �nd�v�du dar� subyeknya.

d. San�tas� adalah usaha kesehatan yang bertujuan untuk men�ngkatkan status kesehatan bag� l�ngkungan dar� subyeknya.

e, Bahan makanan adalah bahan makanan segar dan atau bahan makanan olahan yang akan d�proses leb�h lanjut untuk menjad� makanan yang s�ap saj�.

f. Makanan s�ap saj� adalah makanan yang telah d�olah d� rumah tangga atau d� tempat usaha penyaj�an makanan komers�l yang s�ap langsung d�konsums�.

g. Makanan olahan kemasan adalah makanan s�ap saj� yang d�kemas secara tehnolg� vakum seh�ngga leb�h tahan lama d�s�mpan.

h. Makanan olahan jajanan pasar adalah makanan s�ap saj� yang d�jual untuk umum tanpa kemasan vakum seh�ngga t�dak untuk d�konsums� dalam jangka waktu yang lama.

�. Organolept�k adalah kond�s� atau penguj�an kond�s�

Page 37: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

30

makanan dengan melalu� l�ma �ndra pengl�hatan, perabaan, penc�uman,pendengaran dan pengecapan.

ENAM PRINSIP HYGIENE SANITASI MAKANAN

1) PEMILIHAN MAKANAN

Makanan yang akan d�olah d� rumah tangga ataupun yang akan langsung d�konsums� hendaknya d�p�l�h makanan yang memenuh� syarat mutu, kesehatan dan keamanan makanan, ya�tu dengan memperhat�kan organolept�k untuk set�ap jen�s makanan sebaga� ber�kut :

Makanan hewani

a) Daging hewan, dengan ciri‑cirinya adalah :

1) dag�ng tampak mengk�lat, warna cerah dan t�dak pucat.

2) t�dak terc�um bau asam atau busuk

3) s�fat dag�ng mas�h elast�s art�nya b�la d�tekan dengan jar� akan segera kembal� (kenyal) dan t�dak kaku.

4) b�la d�pegang t�dak lekat/lengket tetap� mas�h terasa kebasahannya

Perbedaam umum untuk set�ap jen�s dag�ng dengan c�r� c�r� ber�kut :

a) sap� Warna merah segar, serat halus,lemak kun�ng dan

lembut

b) kerbau Warna merah tua, serat kasar,lemak kun�ng dan

kasar,

Page 38: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

31

c) kamb�ng

Warna merah jambu, serat halus,lemak put�h dan keras, bau aroma prengus yan khas.

d) bab� Warna merah jambu, serat halus,lemak put�h dan

lembut.

e) Ayam Bro�ler (pedag�ng) Dag�ng montok, lembek, warna put�h, jengger kec�l ukuran sedang,

Ras (Petelur) Dag�ng montok agak keras, warna put�h, jengger besar, ukuran besar.

Kampung Dag�ng sekel warna kekun�ngan, jengger kec�l dan s�s�k kak� keh�taman.

T�ren (mat� kemaren) Dag�ng pucat, warna agak keh�taman, atau kun�ng menyolok karena d�ber� pewarna, luka sembel�han rata.

b. Ikan segar, dengan ciri‑cirinya sebagai berikut :

1) warna kul�t terang, cerah dan t�dak suram.

2) s�s�k mas�h melekat dengan kuat dan t�dak mudah rontok.

3) mata melotot, jern�h dan t�dak suram.

4) dag�ng elast�s, b�la d�tekan t�dak berbekas.

5) �nsang berwarna merah segar dan t�dak bau

6) t � d a k t e rd a p a t l e n d � r b e r l e b � h a n p a d a permukaannya.

7) t�dak berbau busuk, asam atau bau as�ng yang la�n

8) �kan akan tenggelam dalam a�r.

Page 39: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

32

c. Ikan asin, dengan ciri‑cirinya sebagai berikut :

1) cukup ker�ng dan t�dak busuk.

2) dag�ng utuh dan bers�h, bebas serangga.

3) bebas bahan racun sepert� pest�s�da.

4) t�dak menjad� daya tar�k bag� lalat

5) warna kul�t terang, cerah dan t�dak suram

Cara mengolah �kan as�n sepert� menjad� �kan segar:

1) Ikan as�n d�rebus sampa� a�rnya mend�d�h sampa� garamnya larut.

2) Ikan d�cuc� dengan a�r bers�h agar rasanya tawar.

3) Ikan d�t�r�skan atau d�ker�ngkan agar a�r rebusannya keluar.

4) Ikan s�ap d�olah sebaga�mana �kan segar yang tawar.

5) Ikan as�n yang sudah tawar t�dak boleh d�s�mpan karena akan cepat membusuk,

d. Telur

Telur yang d�maksud adalah telur dengan cangkang keras sepert� telur ayam, bebek, puyuh, dan unggas la�nnya, dengan c�r�-c�r�nya sebaga� ber�kut

1) Kul�t tampak bers�h dan kuat, t�dak pecah, retak atau bocor

2) T�dak terdapat noda atau kotoran pada kul�t.

3) Mempunya� lap�san zat tepung pada permukaan kul�t

Page 40: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

33

4) Permukaan kul�t ker�ng dan t�dak basah ak�bat d�cuc�.

5) B�la d�kocok telur t�dak kopyor (koclak), atau d�sebut telur d�ng�n (kun�ng telur telah pecah),

6) B�la d�teropong (candl�ng), terl�hat tembus cahaya.

d. Susu segar

Susu segar adalah susu yang langsung d�amb�l dar� pemerahan susu sap�, kerbau, kuda atau kamb�ng. C�r�-c�r� susu segar yang ba�k adalah:

1) Penampakkan ca�ran bers�h, warna put�h susu dan homogen.

2) Ca�ran t�dak menggumpal atau berlend�r,

3) J�ka menempel pada d�nd�ng botol atau gelas, terl�hat s�sa yang melekat pekat.

4) Aroma khas susu,t�dak berbau teng�k, asam, atau bau am�s (hany�r)

5) Bebas dar� kotoran fis�k atau serangga,

6) Seba�knya telah mem�l�k� sert�fikat uj� pasteur�sas� dan atau uj� mutu la�nnya.

e. Susu bubuk

Susu bubuk adalah susu segar yang telah mengalam�Susu bubuk adalah susu segar yang telah mengalam� proses penguapan seh�ngga membentuk bubuk susu yang s�ap d�gunakan dengan malarutkan dengan a�r panas. Susu bubuk leb�h tahan lama karena kadar a�rnya sangat kec�l penger�ngan dan penambahan zat g�z� tertentu untuk pen�ngkatan g�z� dan pengawetan.Ada dua jen�s susu bubuk ya�tu wholemilk ya�tu susu dengan kandungan lemak, dan susu skimmilk ya�tu

Page 41: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

34

susu tanpa kandungan lemak. C�r� susu bubuk yang ba�k adalah :

1) Tepung ker�ng dan bers�h

2) T�dak bernoda atau menggumpal

3) Bebas dar� serangga dan kotoran la�nnya

4) Aroma khas susu, t�dak berbau teng�k, asam, atau bau am�s (hany�r)

f. Susu kental manis.

Susu kental man�s adalah susu segar yang d�prosesSusu kental man�s adalah susu segar yang d�proses dengan cara penambahan gula sebaga� bahan pengawet. Susu �n � d �gunakan dengan cara menambahkan a�r panas sesua� dengan takaran yang d�kehendak�. Karena kadar gulanya t�ngg�, susu �n� tahan lama d�s�mpan, dan banyak d�paka� sebaga� bahan tambahan untuk penyaj�an makanan dan m�numan. C�r�-c�r�nya yang ba�k adalah :

1) Ca�ran kental, bers�h berwarna put�h susu

2) T�dak bernoda, menggumpal atau berlend�r

3) Bebas dar� serangga dan kotoran la�nnya

4) Aroma khas susu,t�dak berbau teng�k, asam, atau bau am�s (hany�r)

Makanan nabati :

a. Buah‑buahan, dengan ciri‑cirinya adalah :

1) keadaan fis�knya ba�k, �s�nya penuh, kul�t utuh, t�dak rusak atau kotor dan bag�an �s� mas�h terbungkus dengan ba�k.

2) warna sesua� dengan bawaannya, t�dak ada warna

Page 42: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

35

tambahan, warna buatan (karb�tan), dan warna la�n sela�n warna buah.

3) aroma t�dak berbau busuk, bau asam/ bas� atau bau yang t�dak segar la�nnya.

4) t�dak ada ca�ran la�n sela�n getah asl�nya.

b. Sayuran :

1) Daun, buah atau umb� dalam keadaan segar, utuh dan t�dak layu.

2) Kul�t buah atau umb� t�dak rusak/pecah, dan t�dak ada bekas g�g�tan hewan, serangga atau manus�a.

3) T�dak ada bag�an tubuh yang rusak, berubah warnanya kotor atau berdebu.

4) Is� bag�an dalam mas�h terasa kuat dan utuh.

c. Sayuran berlapis :

Sayuran jen�s bawang, kol, saw�, jagung muda,Sayuran jen�s bawang, kol, saw�, jagung muda, bunga tebu mem�l�k� lap�san kul�t luar pel�ndung yang berfungs� mel�ndung� bag�an dalam makanan. Lap�san �n� berfungs� mel�ndung� makanan selama dalam waktu pemanenan, pengangkutan dan peny�mpanan, karena akan mencegah kerusakan pada bag�an dalam makanan. C�r�-c�r�nya yang ba�k adalah :

1) Lap�san pel�ndung luar mas�h menempel dengan ba�k.

2) Keadaan fis�k sayuran bers�h,

3) Bebas g�g�tan hewan, serangga dan manus�a,

4) J�ka akan d�gunakan lap�san pal�ng luar d�kupas terleb�h dahulu dan t�dak d�gunakan,

Page 43: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

36

d. Biji‑bijian :

1) Keadaan b�j� ba�k, ker�ng, �s� penuh, t�dak ker�put dan warnanya mengk�lap.

2) Permukaannya kul�t utuh, t�dak ada noda karena rusak, jamur atau kotoran sela�n warna asl� bawaanya.

3) T�dak ada bekas g�g�tan serangga atau hewan pengerat,

4) T�dak terc�um aroma sela�n bau khas b�j� yang bersangkutan.

5) T�dak tumbuh kecambah/tunas kecual� d�kehendak� (toge).

6) B�j� akan tenggelam b�la d�masukkan kedalam a�r.

Perhatikan : B�j� yang telah berubah warna, bernoda atau berjamur dan terasa pah�t, jangan d�makan karena sangat berbahaya ya�tu alfatoks�n yang dapat memat�kan.

f. Jenis tepung, dengan ciri‑ciri berikut :

1) Cukup ker�ng, t�dak lembab/basah atau menggumpal.

2) warna asl�nya t�dak berubah karena jamur atau kapang.

3) t�dak mengandung kutu atau serangga.

4) mas�h dalam kemasan untuk sekal� penggunaan.

g. Bumbu kering, dengan ciri‑cirinya berikut :

1) Keadaan teksturnya ker�ng,

Page 44: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

37

2) t�dak d�makan serangga atau bekas g�g�tannya.

3) warna mengk�lap dan ber�s� penuh,

4) F�s�knya bers�h ya�tu bebas dar� kotoran dan debu.

h. Makanan fermentasi

Makanan fermentas� adalah makanan yang d�olah dengan cara metabol�sme m�kroorgan�sme seh�ngga d�peroleh jen�s makanan baru yang tahan lama. C�r�-c�r�nya adalah :

1) Terc�um aroma khas makanan fermentas�,

2) t�dak ada perubahan warna, aroma dan rasa.

3) Bebas dar� cemaran serangga (ulat) atau hewan la�nnya.

4) T�dak terdapat noda-noda pertumbuhan benda as�ng sepert� spot-spot berawarna h�tam, atau jamur gundul pada tempe atau oncom.

i. Makanan kemasan pabrik

- Kemasannya mas�h ba�k, utuh, t�dak rusak, bocor atau kembung.

- M�numan dalam botol t�dak berubah warna atau menjad� keruh yang la�n dar� b�asanya

- Makanan ca�r homogen dan t�dak terdapat gumpalan atau berlend�r.

- Makanan padat yang ker�ng dan t�dak lembab atau layu.

- Bebas dar� serangga (ulat) dan kotoran la�nnya,

- Belum hab�s masa paka�nya (belum kadaluwarsa).

Page 45: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

38

- Segel penutup mas�h terpasang dengan ba�k.

- Mempunya� merk, label dan komp�s�s� makanan yang jelas

- Mempunya� nama, alamat pabr�k atau d�str�butornya yang jelas.

- Terdaftar d� Departemen Kesehatan atau Badan POM dengan tanda kode nomor:

ML : Untuk makanan luar neger� (�mport)

MD: Untuk makanan dalam neger� (lokal)

SP : Untuk makanan pengraj�n bukan pabr�kan.

2) PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

Peny�mpanan bahan makanan ser�ngkal� d�lakukan masyarakat karena keberadaan persed�aan bahan makanan t�dak sama volumenya set�ap saat. Selama makanan d�s�mpan akan terjad� perkembangan enzym dalam makanan ya�tu enzym am�lase yang akan merusak karbo h�drat, enzym protease yang akan merusak prote�n, enzym l�pase yang akan merusak lemak dan enzym maltase yang akan mematangkankan buah dan akh�rnya menjad� busuk. Agar bahan makanan yang d�s�mpan dapat bertahan lama, d�perlukan cara-cara peny�mpanan makanan yang ba�k ber�kut �n� :

1) Jenis penyimpanan :

a) Peny�mpanan segar (fresh cool�ng), antara 10o -15oC ya�tu suhu peny�mpanan untuk jen�s

buah dan sayuran

b) Peny �mpanan se juk (ch � l l �ng) , ya � tu suhu peny�mpanan untuk makanan s�ap santap yang

Page 46: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

39

akan segera d�saj�kan kembal� dengan suhu antara 0o - 10oC.

c) Peny�mpanan d�ng�n (freez�ng), ya�tu suhu peny�mpanan untuk bahan yang mudah rusak untuk jangka waktu tertentu sebelum d�pergunakan, dengan suhu antara 0o sampa� -10oC.

d) Peny �mpanan beku ( f rozen ) , ya � tu suhu peny�mpanan untuk makanan s�ap saj�/santap atau bahan makanan yang d�s�mpan untuk jangka waktu lama dengan suhu m�n�mal - 10oc sampa� - 50oC atau leb�h rendah dar� �tu.

2) Manajemen Suhu dan waktu penyimpanan bahan makanan.

a) Suhu adalah suhu l�ngkungan d�mana bahan makanan berada. Mak�n t�ngg� suhu peny�mpanan akan mak�n cepat kerja enzym dan membuat buah-buahan leb�h cepat masak dan membusuk.

b) Waktu adalah lamanya bahan makanan d�s�mpan pada suhu kamar. Mak�n lama makanan d�s�mpan pada suhu kamar maka r�s�ko kerusakan akan semak�n besar.

c) P�l�han terba�k adalah secepat mungk�n makanan d�konsums�, dan atau d�s�mpan pada suhu d�ng�n, dan t�dak d�keluarkan j�ka t�dak akan d�gunakan.

3) Suhu Penyimpanan yang baik untuk setiap jenis bahan makanan

a) Dag�ng, ayam, �kan, hewan laut dan has�l olahannya:

(1) Selama 3 har�. -5o sampa� 0oC

Page 47: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

40

(2) Selama 1 m�nggu. -10o sampa� -5oC

(3) Selama leb�h 1 m�nggu. D�bawah – 10oC

b) Telor, susu dan has�l olahannya :

(1) Selama 3 har� 5o sampa� 7oC

(2) Selama 1 m�nggu -5o sampa� 0oC

(3) Selama leb�h 1 m�nggu d�bawah –5oC

c) Sayuran, buah, umb� dan has�l olahannya Pal�ng lama untuk waktu 1 m�nggu 7Pal�ng lama untuk waktu 1 m�nggu 7o sampa� 10oC

d) Tepung, b�j� dan bumbu ker�ng Pal�ng lama untuk waktu 6 bulan suhu kamarPal�ng lama untuk waktu 6 bulan suhu kamar

(25oC)

4) Penataan penyimpanan bahan pada suhu dingin

a) Ketebalan bahan makanan yang d�s�mpan t�dak leb�h dar� 10 cm. agar suhu dapat merata keseluruh bag�an makanan.

b) Set�ap jen�s bahan makanan d�tempatkan secara terp�sah dalam wadah (conta�ner) mas�ng-mas�ng.

c) Penempatan bahan makanan sedem�k�an rupa agar terjad� s�rkulas� udara dengan ba�k. Penempatan yang terlalu padat dapat men�ngkatkan suhu peny�mpanan.

d) Penempatan makanan s�ap santap harus d�atas dar�pada rak bahan makanan, untuk mencegah kontam�nas� s�lang.

e) Makanan yang berbau tajam harus d�tutup dalam kantong plast�k yang rapat seh�ngga t�dak merusak aroma makanan la�nnya.

Page 48: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

41

f) Makanan s�ap santap yang leb�h dar� 3 har� harus d�keluarkan untuk d�musnahkan atau d�buang.

g) P�ntu lemar� harus menutup rapat dan t�dak boleh terlalu ser�ng d�buka, maka d�anjurkan lemar� untuk keperluan sehar�-har� d�p�sah dengan lemar� untuk keperluan peny�mpanan bahan makanan.

5) Penataan penyimpanan suhu kamar.

a) Bahan makanan d�letakkan dalam rak-rak yang t�dak menempel pada lanta�, d�nd�ng dan lang�t-lang�t. Untuk memudahkan pembers�han lanta�, dan stock opname.

b) Untuk makanan ker�ng dan makanan kemasan yang d�s�mpan dalam suhu kamar, maka kamar peny�mpanan harus d�atur sebaga� ber�kut :

(1) Terjad� s�rkulas� udara segar yang dapat masuk keseluruh ruangan.

(2) mencegah kemungk�nan jamahan dan tempat persembuny�an serangga dan t�kus.

(3) Set�ap makanan d�tempatkan berkelompok sesua� jen�s makanan mas�ng-mas�ng.

(4) Untuk bahan makanan curah sepert� gula pas�r, tepung, beras,harus d�tempatkan dalam wadah bers�h dan d�tutup.

Page 49: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

42

3) PENGOLAHAN MAKANAN) PENGOLAHAN MAKANAN PENGOLAHAN MAKANAN

Dalam pengolahan makanan d�kenal dengan pr�ns�p atau ka�dah Cara Pengolahan Makanan yang Ba�k (CPMB). CPMB mel�put� tahapan ber�kut �n�;

a) Pers�apan tempat pengolahan

b) Pencegahan masuknya lalat, t�kus dan hewan la�nnya

c) Pers�apan rancangan menu

d) Pers�apan peralatan dan perlengkapannya

e) Pencuc�an bahan dan sort�r bahan

f) Pengaturan suhu, waktu dan tenaga.

g) Pewadahan Makanan yang masak

a. Persiapan tempat pengolahan.

Dapur pengolahan makanan m�n�mal memenuh� persyaratan hyg�ene dan san�tas� untuk mencegah r�s�ko pencemaran makanan, antara la�n adalah :

1) Lubang vent�las� yang dapat mengeluarkan udara panas dar� dapur, sepert� jendela, lubang ang�n atau k�pas ekshouster.

2) Kond�s� dapur bers�h, teratur, terawat, dan tersed�a segala keperluan untuk mengolah makanan yang berada pada tempatnya mas�ng-mas�ng dan s�ap d�gunakan.

3) Ruangan dapur akan men�mbulkan aroma makanan yang merangsang kehad�ran lalat, t�kus dan hewan la�nnya. Seh�ngga perlu d�cegah dengan cara ber�kut �n� :

Page 50: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

43

(a) Memasang kawat kassa pada jendela, lubang ang�n dan lubang terbuka la�nnya

(b) Menjaga kebers�han dapur agar t�dak menar�k lalat, t�kus dan hewan la�nnya masuk ke dapur.

(c) Memasang lampu perangkap lalat (�nsect k�ller lamp) tegangan t�ngg�

(d) Memasang kertas rekat lalat (reppelent)

(e) Mamasang al�ran udara d�ng�n yang t�dak d�suka� lalat

(f) Memasang umpan lalat d�kebun seh�ngga lalat t�dak jad� masuk ke dapur.

4) Lanta�, d�nd�ng dan lang�t-lang�t d�buat secara utuh dan menutup seluruh bag�an dengan sempurna.

5) Bahan untuk lanta� yang d�gunakan adalah bahan yang mudah d�bers�hkan dan t�dak menyerap debu, sepert� plesteran semen, keram�k, porsel�n atau bahan sejen�s la�nnya.

6) Tempat pengolahan makanan harus d�tata sedem�k�an rupa, seh�ngga alur makanan teratur dan t�dak s�mpang s�ur, atau dengan cara kerja ban berjalan.

b. Pencegahan masuknya lalat, tikus dan hewan lainnya.

Lalat,t�kus dan hewan la�nnya adalah sumber penular utama terhadap pencemaran makanan yang dapat menyebabkan penyak�t bawaan makanan, dan cara mengh�ndar�nya antara la�n :

1) T�dak ada d�nd�ng rangkap yang dapat d�gunakan t�kus bersarang

Page 51: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

44

2) T�dak ada bahan bangunan berlubang yang terbuka

3) T�dak ada celah d�antara kayu bangunan atau perabotan yang jaraknya kurang dar� 5 cm.

4) Daun p�ntu bag�an bawah d�lap�s� lembaran logam untuk mencegah t�kus membuat lubang d� daun p�ntu.

5) P�ntu-p�ntu d�buat dapat menutup send�r� agar dapat menahan masuknya lalat, t�kus dan hewan la�nnya.

c. Persiapan rancangan menu.

Menu d�susun sesua� dengan kebutuhan kalor� har�an untuk kecukupan g�z� sehat ya�tu sek�tar 2.100 – 2.300 kalor� untuk dewasa dan remaja, dan 500 – 750 kalor� untuk anak-anak. Menyusun menu dengan memperhat�kan beberapa faktor antara la�n :

1) Ketersed�aan bahan, jen�s bahan dan jumlahnya

2) Keragaman var�as� dar� set�ap menu

3) Proses dan lamanya pengolahan

4) Keahl�an dalam mengolah makanan

d. Persiapan Peralatan dan perlengkapan.

Peralatan adalah semua alat yang berhubungan langsung dengan makanan yang d�perlukan dalam pengolahan makanan, pewadahan dan peny�mpanan makanan ba�k untuk makanan mentah dan yang telah masak.

Perlengkapan adalah semua alat yang t�dak berhubungan langsung dengan makanan tetap�

Page 52: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

45

d�perlukan dalam pengolahan makanan, pewadahan dan peny�mpanan makanan. Persyaratannya ya�tu :

1) Meja perac�kan

a) Meja perac�kan harus bers�h, kuat dan tahan karat. Bahan dapat berupa bambu atau kayu yang kuat dan d�lap�s� dengan plast�k, sta�nless stell atau keram�k,

b) Talenan untuk merac�k makanan harus kuat dan t�dak melepaskan bahan beracun.

2) Peralatan untuk merac�k makanan sepert� p�sau, garpu, panc�, sendok dan sejen�snya.

a) harus bers�h, kuat dan t�dak mudah rusak d�gunakan

b) Peralatan untuk merac�k bahan mentah harus d�bedakan dengan peralatan untuk merac�k makanan yang sudah d�masak.

c) Set�ap jen�s peralatan sudah tersed�a pada tempatnya set�ap kal� akan d�gunakan.

d) Peralatan t�dak boleh bercampur baur karena dapat menyebabkan kontam�nas� s�lang.

3) Peralatan untuk mengolah makanan.

a) harus bers�h, kuat dan t�dak mudah rusak d�gunakan

b) Peralatan untuk mengolah bahan mentah harus d�bedakan dengan peralatan untuk mengolah makanan yang sudah d�masak.

c) Set�ap jen�s peralatan sudah tersed�a pada tempatnya set�ap kal� akan d�gunakan.

Page 53: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

46

d) Peralatan t�dak boleh bercampur baur karena dapat menyebabkan kontam�nas� s�lang,

4) Peralatan wadah makanan masak

a) Harus Bers�h, kuat dan t�dak mudah rusak d�gunakan

b) Set�ap wadah d�gunakan untuk menempatkan jen�s makanan yang berbeda sesua� dengan peruntukkannya.

c) Wadah d�lengkap� dengan tutup yang dapat mengeluarkan udara panas dar� makanan, untuk mencegah pengembunan (kondensas�) yang dapat men�ngkatkan kadar a�r bebas sebaga� med�a pertumbuhan bakter�.

5) Bahan peralatan untuk merac�k, mengolah dan wadah makanan t�dak boleh melarutkan zat beracun kedalam makanan. Contoh Kun�ngan, tembaga, t�mah dan melam�n.

6) Perlengkapan pengolahan. Perlengkapan pengolahan sepert� kompor, tabung gas,lampu, k�pas ang�n dsb, harus memenuh� persyaratan :

a) Bers�h, kuat dan berfungs� dengan ba�k.

b) T�dak menjad� sumber pencemaran.

c) T�dak menjad sumber bencana atau kecelakaan,

e. Penyortiran dan pencucian bahan

1) Set�ap bahan yang akan d�masak harus d�lakukan penyort�ran untuk mem�sahkan atau membuang bag�an bahan yang rusak (afk�r)

Page 54: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

47

2) Bahan afk�r harus d�buang dan t�dak boleh d�olah leb�h lanjut.

3) Pencuc�an dengan a�r mengal�r b�sa menggunakan larutan peka (KMNO4/Kal�um Permanganat) atau kapor�t atau pemut�h, untuk des�nfeks� bakter�.

f. Pengaturan suhu, waktu dan tenaga

1) Suhu pengolahan m�n�mal 90o C, agar kuman pathogen mat�.

2) Waktu memasak t�dak boleh terlalu lama/terlalu matang seh�ngga zat g�z� dalam makanan t�dak h�lang ak�bat penguapan. Set�ap Jen�s bahan makanan mempunya� waktu kematangan yang berbeda.

3) Tenaga pengolah makanan harus sehat, bukan pembawa kuman penyak�t, berper�laku h�dup bers�h dan sehat, dan selalu mencuc� tangan dengan sabun set�ap kal� melakukan pengolahan makanan.

4) Makanan yang telah s�ap d�saj�kan sesegera Makanan yang telah s�ap d�saj�kan sesegera mungk�n d�h�dangkan untuk d�santap, seh�ngga leb�h segar, n�kmat dan aman,

g. Pewadahan makanan

1) Set�ap jen�s makanan d�masukan kedalam wadah yang berbeda.

2) Is� wadah untuk makanan berkuah t�dak boleh terlalu penuh untuk mencegah tumpah.

Page 55: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

48

4. PENYIMPANAN MAKANAN MASAK

Bahan makanan yang sudah d�olah d� rumah tangga menjad� makanan yang s�ap saj�. Makanan s�ap saj� merupakan campuran dar� zat-zat g�z� yang terd�r� dar� karboh�drat, lemak, prote�n, m�neral dan v�tam�n d�perlukan manus�a untuk h�dup, tumbuh dan berkembang b�ak. Namun ternyata zat-zat g�z� tersebut merupakan makanan kesukaan jasad ren�k pathogen sepert� bakter� dan jamur. Bakter� sangat menyuka� prote�n, sedangkan jamur sangat menyuka� karboh�drat dan lemak. J�ka jumlahnya mencapa� dos�s �nfeks�, maka makanan tersebut menjad�makanan tersebut menjad� sumber penyak�t bawaan makanan. Oleh karena �tu peny�mpanan makanan masak menjad� sangat pent�ng untuk d�perhat�kan bersama.

Ruang lingkup kaidah penyimpanan makanan masak: 1) Konsep Pertumbuhan bakter�

2) Tahapan pertumbuhan bakter�

3) L�ngkungan penghambat pertumbuhan bakter�

4) L�ngkungan pemacu pertumbuhan bakter�

5) Suhu peny�mpanan yang aman

6) Waktu peny�mpanan yang aman.

Peny�mpanan makanan harus leb�h cermat dan waspada dar�pada peny�mpanan bahan makanan, karena makanan adalah langsung untuk d�konsums�, sedangkan bahan makanan perlu d�lakukan pengolahan terleb�h dahulu.

1) Konsep pertumbuhan bakteri

a) Bakter� akan berkembang b�ak d� dalam makanan s�ap saj� secara membelah d�r� satu menjad� dua,

Page 56: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

49

dua menjad� empat, empat menjad� delapan dan seterusnya, set�ap 20 men�t sekal�.

b) Dalam suasana dan kond�s� l�ngkungan makanan yang cocok bag� pertumbuhan jasad ren�k, maka set�ap satu sel bakter� akan tumbuh menjad� 300 r�bu sel selama 6 jam atau menjad� 2 juta sel dalam tempo tujuh jam. Oleh karena �tu makanan s�ap saj� yang d�b�arkan beg�tu saja leb�h dar� enam jam seba�knya t�dak d�konsums� lag�.

2) Tahap pertumbuhan bakteri pathogen

a) Pertumbuhan normal pada suhu 15 – 350 C dan 40 -600 Cb) Pertumbuhan cepat antara suhu 36 – 390 C

c) Pertumbuhan lambat antara 7 – 150 C dan 60 – 700 C

d) Pertumbuhan berhent� tetap� t�dak mat� pada <00 C

e) Pertumbuhan berhent� dan mat� pada ?700 C.

3) Lingkungan penghambat pertumbuhan bakteri

a) Kond�s� makanan yang ker�ng

b) pH asam atau basa

c) suhu < 100C atau > 600 C

d) mengandung gula, garam atau cuka

4) Lingkungan pemacu pertumbuhan bakteri

a) Kond�s� makanan yang basah atau lembab

b) pH normal (6,8-7,5)

c) suhu opt�mum ya�tu 10 - 60o C

d) tersed�a cukup makanan prote�n

Page 57: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

50

e) mengandung a�r bebas (a�r yang d�gunakan untuk tumbuhnya bakter�)

5) Suhu penyimpanan yang aman

a) Makanan ker�ng, goreng gorengan : 25 – 300 C

b) Makanan basah berkuah sop gula�, soto: > 600 C

c) Makanan yang akan d�saj�kan leb�h dar� 6 jam tetap� kurang dar� satu har� : 100 C

6) Waktu penyimpanan yang aman

a) Makanan yang baru d�masak suhunya sek�tar ± >800 C, kond�s� �n� mas�h aman

b) Makanan dalam waktu tunggu kurang dar� 4 jam, suhunya dapat d�aba�kan karena mas�h > 600 C

c) Makanan yang suhunya sudah < 600 C harus segera d�makan

d) Makanan panas harus d�saj�kan dalam keadaan panas

f) Makanan d�ng�n yang suhunya < 100 C selama d�s�mpan maks�mum 24 jam, aman d�konsums�.

5. PENGANGKUTAN MAKANAN

Pengangkutan makanan mel�put� pengangkutan bahan makanan, makanan s�ap saj� dan membawa makanan s�ap saj� untuk d�h�dangkan atau d�sed�akan d� tempat makan.

a) Pengangkutan bahan makanan

1) Terjam�n aman dar� pencemaran

2) Terp�sah dar� bahan berbahaya dan beracun

Page 58: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

51

3) Bahan makanan yang telah d�rac�k harus d�angkut dalam wadah yang bers�h dan tertutup

b) Pengangkutan makanan siap saji

1) Terjam�n aman dar� pencemaran

2) Terp�sah dar� bahan berbahaya dan beracun

3) Wadah makanan terp�sah untuk set�ap jen�s makanan

4) Is� wadah t�dak terlalu penuh untuk mencegah makanan tumpah atau tercecer.

c) Membawa makanan siap saji

1) Orang yang membawa makanan harus sehat dan bebas dar� penyak�t menular sepert� batuk, flu atau demam

2) Makanan d�tutup agar terh�ndar dar� perc�kan ludah dan debu

3) Letak makanan berada d�atas bahu, seh�ngga terh�ndar dar� perc�kan waktu b�cara.

4) Wadah makanan d�pegang pada bag�an bawahnya dan t�dak memegang p�ngg�r wadah atau p�r�ng.

6. PENYAJIAN MAKANAN

Penyaj�an makanan merupakan rangka�an akh�r dar� perjalanan pengolahan makanan d� rumah tangga. Makanan yang telah selesa� d�olah dan d�masukan kedalam wadah mas�ng-mas�ng s�ap d�saj�kan untuk d� santap oleh anggota keluarga atau tamunya. Tentu saja harapannya bahwa makanan yang telah susah payah d�olah, membawa berkah buat seluruh anggota keluarga atau s�apapun yang menyantapnya. Oleh karena �tu

Page 59: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

52

sebelum makanan d�saj�kan ada ba�knya d�lakukan test terleb�h dahulu dar� seg� penamp�lan, rasa, selera dann keamanannya.

Untuk keamanan makanan keluarga, maka penyaj�an makanan d�lakukan dengan beberapa ka�dah, ya�tu :

1) Ka�dah wadah makanan

2) Ka�dah kadar a�r

3) Ka�dah ed�ble

4) Ka�dah segera

5) Ka�dah selera

6) Ka�dah bers�h

7) Ka�dah aman

8) Ka�dah et�ka

9) Ka�dah tepat

10) Ka�dah pencuc�an peralatan makan, m�num dan masak

Ka�dah dalam penyaj�an makanan merupakan dasar per�laku h�dup bers�h dan sehat d� rumah tangga, yang mel�put� :

1) Kaidah wadah makanan

a) Set�ap jen�s makanan d�tempatkan pada wadah mas�ng-mas�ng seh�ngga t�dak sal�ng bercampur yang dapat menyebabkan kontam�nas� s�lang

b) Dengan pem�sahan makanan dapat mencegah kerusakan makanan secara massal

c) Dapat memperpanjang waktu paka� makanan

Page 60: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

53

terutama jen�s makanan ker�ng yang terp�sah dar� kelembaban makanan berkuah.

2) Kaidah kadar air

a) Mencampurkan kuah kedalam makanan pada saat akan d�konsums� seh�ngga makanan terasa segar

b) Makanan yang belum d�campur kuah akan leb�h tahan lama dar�pada yang sudah d�campur

c) Suhu kuah yang belum d�campurkan dengan makanannya akan leb�h tahan panas.

3) Kaidah edible

a) set�ap bahan yang d�saj�kan adalah merupakan bahan makanan yang dapat d�makan,

b) D�larang menggunakan stekker bes�, tusuk g�g�, bunga plast�c, contoh bentuk makanan dalam penyaj�an makanan

4) Kaidah segera

a) set�ap makanan yang telah d�masak harus segera d�saj�kan dan segera d�konsums�.

b) Set�ap makanan yang t�dak akan d�saj�kan segera, harus segera d�s�mpan d� lemar� pend�ng�n pada suhu, 10? C atau d�panaskan lag� sampa� waktu penyaj�an.

5) Kaidah selera

a) Set�ap masakan harus mengundang selera karena rasa, aroma dan penamp�lannya

b) H�ndar� penggunaan bahan penyedap k�m�a yang dapat menyebabkan allerg� dan ketag�han

Page 61: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

54

c) Tersed�a bumbu meja untuk memenuh� selera set�ap orang.

6) Kaidah bersih

a) Set�ap peralatan makan dan m�num harus bers�h, utuh, dan t�dak berbau am�s.

b) Bag�an permukaan peralatan yang kontak dengan makanan t�dak boleh tersentuh dengan tangan, b�b�r atau makanan

c) Peralatan makan m�num yang gompel atau retak jangan d�gunakan karena t�dak d�jam�n bers�h dan dapat men�mbulkan kecelakaan.

7) Kaidah aman

a) Menyaj�kan makanan yang d�olah dar� bahan makanan yang sudah d�ketahu� dan d�yak�n� aman.

b) Menyaj�kan makanan t�dak bersamaan tempatnya dengan bahan beracun atau menggunakan wadah bekas tempat bahan beracun sepert� pest�s�da atau bahan k�m�a beracun la�nnya

8) Kaidah etika

a) Tata penyaj�an makanan secara layak dengan peralatan makan m�num yang b�asa d�gunakan.

b) T�dak menyaj�kan wadah makanan dar� bahan kun�ngan, tembaga, t�mah dan melam�n atau bahan la�n yang melarutkan zat beracun kedalam makanan.

c) T�dak menggunakan wadah la�n yang bukan untuk wadah makanan

Page 62: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

55

9) Kaidah tepat

a) penyaj�an makanan harus tepat volume dan kalor� sesua� dengan kebutuhan konsums� keluarga seh�ngga makanan t�dak berleb�han

b) Penyaj�an makanan tepat waktu seh�ngga dapat mengundang selera makan yang t�ngg�

c) Penyaj�an makanan tepat menu seh�ngga t�dak membosankan.

10) Kaidah pencucian peralatan makan, minum dan masak.

a) Langkah dalam proses pencuc�an peralatan.

(1) Members�hkan peralatan dar� s�sa-s�sa makanan yang tert�nggal (scraping)

(2) Merendam peralatan atau mengguyur dengan a�r yang mengal�r (flushing)

(3) Menggosok dengan bahan/larutan pembers�h (washing)

(4) Memb�las dengan a�r bers�h (rinsing)

(5) Mendes�nfeks� hama (sanitizing)

(6) Menger�ngkan (drying)

(7) Meny�mpan d�tempat yang terl�ndung (keeping).

b) Bahan pencuc� peralatan dapat berupa

(1) Sabun ca�r, sabun bubuk atau sabun colek

(2) Bubuk pembers�h atau abu gosok

(3) Tapes, sabut atau s�kat

Page 63: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

56

(4) A�r panas mend�d�h

(5) Larutan kapor�t

(6) Detergen khusus untuk mencuc� peralatan

c) Proses san�tas� s�nar matahar�

(1) Peralatan yang selesa� d�cuc� d�jemur panas matahar� sampa� ker�ng

(2) D�s�mpan d�tempat peny�mpanan yang bers�h dan ker�ng serta tertutup dar� serangga,t�kus dan hewan la�n.

c. MENCEGAH KERACUNAN BAHAN MAKANAN ALAMI

Keracunan makanan yang terjad� d� rumah tangga, khusunya d� perdesaan d�sebabkan karena faktor ket�dak tahuan (ignorance), faktor kem�sk�nan (poverty) dan faktor penyuluhan g�z� dan kesehatan (heatlh education) tentang bahan makanan yang dapat d�makan (edible stuffs). Kesul�tan akses untuk mendapatkan bahan makanan melalu� jalur d�str�bus� pangan, dapat terjad� karena berbaga� penyebab antara la�n : komun�kas� transportas� yang sul�t d�jangkau, daerah luas dan terpenc�l, kerusakan sarana ak�bat bencana atau daya bel� masyarakat yang rendah. Karenanya penduduk menggunakan bahan makanan l�ar yang d�temukan d� hutan dan kebun yang belum d�ketahu� keamanannya, Hal �n� terpaksa d�lakukan karena ket�adaan persed�aan pangan keluarga atau karena �ng�n berhemat dengan cara memanfaatkan sumber pangan l�ar, sepert� jamur, umb�, s�ngkong beracun dan bahan pangan la�nnya yang belum terbukt� aman d�makan.

Cara mengenal bahan pangan yang aman atau t�dak aman d�makan adalah :

Page 64: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

57

1. Jenis jamur untuk dikonsumsi.

a. Jamur merang (vovariella volvacea)

1) Bentuk : Ket�ka kec�l berbentuk bulat kec�l berselaput, ket�ka sudah besar berbentuk sungkup berbatang pendek lurus dengan permukaan halus dan bers�h.

2) Warna : Put�h keabu-abuan

3) Ukuran : sedang dengan d�ameter 2-3 cm, t�ngg� batang 3-5 cm

4) Hab�tat :Tumbuh d�bawah tumpukan jeram� lembab d� sawah yang t�dak terkena s�nar matahar�, sekarang sudah banyak d�bud�dayakan.

b. Jamur tiram (Pleurotus ostreotus)

1) Bentuk : Sepert� cangkang t�ram atau kerang berlap�s-lap�s, berbatang pendek dengan permukaan halus dan bers�h.

2) Warna : Put�h bers�h

3) Ukuran : Sedang dengan d�ameter 3-4 cm, t�ngg� t�ang 3edang dengan d�ameter 3-4 cm, t�ngg� t�ang 3

cm

4) Hab�tat : D�batang pohon mat� yang lapuk d� hutan atau d� kebun yang t�dak terkena s�nar matahar�, sekarang sudah banyak d�bud�dayakan.

Page 65: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

58

c. Jamur kuping (Auricularia polytricha (hitam);dan A. judae (merah))

1) Bentuk : sepert� daun kup�ng, t�dak berbatang, permukaannya

2) Warna : Coklat, h�tam dan merah yang tembus pandang.

3) Ukuran : sedang dengan panjang/lebar 2-3 cm,

4) Hab�tat : Tumbuh pada pohon mat� d� hutan atau kebun,

sekarang sudah banyak d�bud�dayakan.

d. Jamur Payung tanah (Pholiota nameko)

1) Bentuk : Sepert � payung, berbatang t �ngg� dengan

permukaan halus dan bers�h.

2) Warna : Put�h kecoklatan, atau coklat muda kemerahan

3) Ukuran : Besar dengan d�ameter 5-10 cm, t�ngg� t�ang 10-20 cm

4) Hab�tat : Tumbuh d�tanah kebun yang banyak rumah rayapnya, sekarang sudah banyak d�bud�dayakan.

d. Jamur Payung kayu atau Shiitake (lentinus edodes)

1) Bentuk : Sepert� payung, berbatang sedang dengan

permukaan halus dan bers�h.

Page 66: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

59

2) Warna : Coklat kemerahan

3) Ukuran : Sedang dengan d�ameter 4-6 cm, t�ngg� t�ang 3-5 cm

4) Hab�tat : Tumbuh d� batang kayu mat� d� hutan atau kebun,

sekarang sudah banyak d�bud�dayakan, terutama d� Jepang.

e. Jamur kantarel (Cantharellus cibarius )

1) Bentuk :

sepert� payung bersungkup keatas, berbatang pendek dengan permukaan halus dan bers�h.

2) Warna : Put�h pad bag�an spora dan keh�taman pada bag�an

payung luarnya

3) Ukuran : Sedang dengan d�ameter 2-3 cm, t�ngg� t�ang 2-3

cm

4) Hab�tat : Tumbuh d�batang pohon mat� d� hutan atau kebun,

sekarang sudah banyak d�bud�dayakan.

f. Jamur champignon (Agaricus bisporus)

1) Bentuk : Sepert� payung, berbatang sedang dan berc�nc�n,

permukaan halus dan bers�h.

2) Warna : Put�h bers�h

Page 67: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

60

3) Ukuran : Sedang dengan d�ameter 3-4 cm, t�ngg� t�ang 3

cm

4) Hab�tat : D�batang pohon mat� d� hutan atau kebun,D�batang pohon mat� d� hutan atau kebun,

sekarang sudah banyak d�bud�dayakan.

g. Jamur melinjo

1) Bentuk : Sepert� batu, t�dak berpayung, permukaan kasar

dan kotor, mempunya� lap�san kul�t luar.

2) Warna : Abu-abu tua keh�taman.

3) Ukuran : kec�l sampa� sedang d�ameter 1-4 cm, t�ngg� 2-3

cm

4) Hab�tat : Tumbuh d�bawah dan sek�tar batang pohon mel�njo

d� hutan atau kebun, mas�h banyak yang belum d�kenal.

2. Jenis jamur beracun.

1) Tempat tumbuhnya d�tempat kotor atau sumber kotoran,

2) J�ka d�s�nar� akan mengeluarkan cahaya karena permukaannya mengandung fosfor,

3) Permukaan jamur bers�s�k, t�dak halus dan Warna berb�nt�k-b�nt�k atau bernoda,

4) Berwarna b�ru atau warna terang la�nnya yang menyolok,

Page 68: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

61

5) Aroma jamur mengeluarkan bau yang t�dak sedap,

6) Permukaanya mengeluarkan serp�han dan kotoran semacam debu.

b. Contoh jamur beracun

1) Jamur tanah (Amanita muscuria), yang permukaan payungnya berb�nt�k-b�nt�k h�tam t�dak rata.

2) Jamur Amanita palloides, yang bentuknya sepert� jamur merang, tetap� permukaannya kasar dan mempunya� c�nc�n berwarna pada batangnya.

3) Jamur kayu Cordyceps sp. yang warna payungnya berb�nt�k-b�nt�k sepert� bunga.

4) Jamur kayu Formes appiana yang sepert� jamur kup�ng tetap� bertekstur keras dengan warna put�h atau h�tam.

5) Jamur papan Gonoderma sp yang bentuknya sepert� kul�t kerang berwarna put�h dan h�tam, dapat d�jad�kan ramuan obat herbal.

6) Jamur Morchella esculenta yang warna permukaan payungnya belang bergar�s-gar�s sepert s�s�k ular, berbatang put�h pendek.

7) Jamur la�nnya yang t�dak d�kenal janganlah d�masak untuk d�konsums�.

c. Jenis‑jenis racun pada jamur Gyromitrin, Amatoxin, Muscarin, Ergotamin, Aflatoxin luteokirin.dan Faloidin

d. Obat dan antidote keracunan jamur

1) s�rup ipeka dapat d�gunakan untuk merangsang

Page 69: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

62

muntah dan obat pencahar d�gunakan untuk mengosongkan usus.

2) Antrop�n dapat d�ber�kan untuk keracunan muskar�n.

3) Pada keracunan falo�d�n, d�ber�kan makanan yang mengandung dekstrosa dan natrium klorida, yang akan membantu memperba�k� kadar gula yang rendah dalam darah (hipoglikemia) yang d�sebabkan oleh kerusakan hat�.

4) Manitol, yang d�ber�kan melalu� �nfus, kadang-kadang d�gunakan untuk mengatas� keracunan s�guatera yang berat

5) P�l nor�t atau arang untuk menyerap gas beracun dalam usus

6) A�r kelapa atau susu bers�fat basa yang banyak mengandung bahan penvahar untuk muntah.

7) Pada keracunan jamur yang t�dak d�kenal, harus segera memuntahkan makanan dan membawa muntahannya ke laborator�um untuk d�sel�d�k�.

3. Jenis ubi kayu (singkong) beracun

S�ngkong (manihot utilissima) merupakan bahan makanan yang dapat d�jad�kan penggant� beras. S�ngkong mengandung linamarin, ya�tu gl�kos�da cyanogen�k yang meng�kat racun asam s�an�da (HCN). S�an�da dalam l�namar�n akan terbebas karena enzym lynase, atau karena kerusakan fis�k dar� s�ngkong. Kandungan HCN dalam s�ngkong dapat d�bag� dalam 2 (dua) golongan :

S�ngkong t�dak beracun, ya�tu s�ngkong dengan kadar HCN d�bawah 100 mg / kg berat s�ngkong segar.

Page 70: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

63

S�ngkong beracun, ya�tu jen�s s�ngkong dengan kadar HCN leb�h dar� 100 mg / kg berat s�ngkong segar.

Dos�s lethal HCN s�ngkong pada manus�a adalah 0,06 gram atau 60 mg / kg BB. Tetap� ada yang b�sa bertahan sampa� t�ga kal�nya, sesua� daya tahan tubuh seseorang.

a) Tanda‑tanda singkong beracun :

1) Warna daun h�jau tua, bentuk daun t�p�s dan panjang

2) J�ka d�c�um terc�um aroma pengar atau menyengat yang tajam

3) J�ka d�c�c�p dengan l�dah terasa pah�t.

4) Kul�t batang berwarna h�jau tua keh�taman

5) Bentuk ub� b�asanya panjang-panjang dengan warna kul�t ar� merah tua.

6) S�ngkong yang t�dak utuh, cacad atau sudah terpotong menyebabkan pen�ngkatan kadar HCN.

b) Cara mengolah singkong agar tidak keracunan:

1) Mem�l�h par�etas s�ngkong yang mengandung sed�k�t HCN.

2) P�l�h bentuk s�ngkong yang utuh dan t�dak terpotong, luka atau patah

3) Meng�r�s-�r�s leb�h dahulu kemud�an d�rendam dalam a�r mengal�r selama 12 jam

4) Merebus sampa� matang sempurna dalam a�r yang banyak. Cara �n� akan mengh�langkan HCN pada umb� sebanyak 67 % dan HCN pada daun sebanyak 95 %.

Page 71: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

64

c) Antidote keracunan singkong

1) Natr�um n�trat

2) Natr�um t�osulfat

4. Jenis umbi gadung (Dioscorea hispida Daenst)

a) Nama local

1) Manado : B�tule, Bunga meraya

2) Sumatera Barat : Gadung, Gadung r�bo

3) Sunda : Gadung

4) Jawa : Gadung

5) Madura : Ghadhung

6) BeI�tung : S�kapa atau Skapa

7) Sumbawa : Iw�

8) M�nahasa : Ondot �n lawanan, P�tur

9) Bug�s : S�apa

10) Makasar : S�kapa

11) P. Rot� : Bot�

12) P. Seram : Uhul�b�ta, Ulub�ta

13) P. Ambon : Hayule, Hayuru

b) Sumber asal : Berasal dar� Ind�a Barat dan menyebar ke negara As�a Tenggara termasuk Indones�a.

c) Gejala Keracunan

1) Gejala keracunan bag� orang awam, gadung yang d�rebus saat d�makan sangat gur�h dan lejat

Page 72: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

65

seh�ngga kerap orang lupa d�r� dan melahapnya tanpa perh�tungan

2) Dampaknya pun luar b�asa, orang tersebut akan d�dera pus�ng kepala, vert�go b�asa d�sebut mabuk gadung.

3) Gejala la�n berupa :radang kerongkongan, pus�ng muntah darah, sukar bernafas, mengantuk dan rasa let�h.

4) J�ka t�dak segera d�obat� dapat men�mbulkan Kemat�an b�asanya setelah 6 jam selepas memakan ub� gadung �n�.

d) Jen�s Racun

1) racun d�oscor�ne,

2) alkalo�d d�oscor�n

e) Obat dan ant�dote :

1) Natr�um n�trat

2) Natr�um t�osulfat

f) Cara Pengolahan 1: Umb� gadung d�campur abu gosok dan d�rendam

1) Umb� tua yang kul�tnya berwarna coklat kekun�ngan d�kupas kul�tnya sampa� kel�hatan dag�ngnya (kupas tebal) yang berwarna kun�ng keput�han

2) Umb� kemud�an d� potong t�p�s-t�p�s setebal k�ra-k�ra 3 m�l�meter dan d�cuc� sampa� bers�h.

3) D�masukkan abu dapur atau abu gosok seh�ngga seluruh permukaan tersel�mut� abu. (Abu berfungs�

Page 73: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

66

sebaga� penetral�s�r racun). Bahan la�n sebaga� penggant� abu adalah soda kue (NaHCO3), soda ap� (NaOH), kapur tohor (Ca(OH)2).

4) Remas-remas potongan gadung yang d�lap�s� abu, sampa� merata,kemud�an d�jemur sampa� ker�ng.

5) Kemud�an d� rendam d� dalam a�r mengal�r selama 2-3 har�. Atau dalam a�r t�dak mengal�r namun harus d�gant� set�ap 6 jam sekal� selama 3 har�

6) D� cuc� kembal� sampa� bers�h kemud�an d�jemur d� panas matahar� sampa� ker�ng

7) Gadung s�ap untuk d�olah sebaga� makanan yang aman untuk d�konsums�

g) Cara Pengolahan 2: Umb� gadung d�peram dengan campuran garam

1) Setelah gadung d��r�s dan d�cuc�, maka d�lakukan penaburan garam secara berlap�s-lap�s

2) Lamanya pengeraman adalah satu m�nggu

3) Setelah pengeraman, gadung d�cuc� dengan a�r bers�h dan d�jemur sampa� ker�ng

4) Gadung s�ap untuk d�olah sebaga� makanan yang aman untuk d�konsums�

5. Jenis ubi jalar liar (Ipomoea batatas)

a) Nama lokal

1) ub� hura

2) ub� hewa

b) Gejala : Beberapa jam setelah mengkonsums� ub� jalar beracun, dengan gejala sbb.

Page 74: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

67

1) pus�ng

2) mual

3) muntah

c) Cara pengolahan

1) D�cuc�, d�potong dan d�rendam dalam a�r mengal�r (sunga�) selama semalam

2) D� t�r�skan sampa� ker�ng, kemud�an d�rendam kembal� sebelum d�masak.

6. Ikan buntal (Tetraodontidae ) atau fugu

a) Jen�s �kan buntal beracun yang terdapat d� Indones�a

1) Buntal Duren (D�odon hytr�x)

berg�g� lempeng dan kuat

2) Buntal Landak (D�odon holacanthus)

bers�r�p 14, berdur� lemah pada punggung, dada, pada s�r�p dubur terdapat 23 dur� lemah

3) Buntal Kotak (Rhynchostr�c�on nasus)

berdur� d� kepalanya

4) Buntal Tanduk (Tetronomus g�bbosus)

berdur� d� kepalanya

5) Buntal Kelapa (Arothron ret�cular�s)

berc�r� dur� lemah antara 10 - 11 pada s�r�p punggung, 9 - 10 pada s�r�p dubur dan 18 pada s�r�p dada

6) Buntal Pas�r (Arthron �mmaculatus)

7) Buntal Tutul (A. aerostat�cus)

Page 75: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

68

8) Buntal P�sang (Gastrophysus lunar�s).

b) Nama la�n

1) Ikan fugu

2) Fuffer fish

3) Ikan bab� laut

b) Bentuk fis�k �kan

1) Tubuh bulat sepert� bola dengan s�s�k kec�l

2) berbadan gemuk, bulat, mata besar dan lubang pada celah �nsangnya besar

3) Mulut kec�l berg�g� banyak

4) Ser�ngkal� mengapung sepert� �kan mat�

5) Ukuran mencapa� 285 mm.

c) Jen�s toks�n Tetrodotox�n (Puffer Toxin)

d) Sumber racun

1) Empedu �kan, kalau sampa� racunnya menyebar ke seluruh dag�ng dan t�dak h�lang walaupun d�masak pada suhu t�ngg�.

2) kandung telur/ovar�um (tert�ngg�), sebaga� alat perl�ndungan d�r� dar� pemangsa

3) hat� sangat beracun

4) mata, dan kul�t

5) saluran pencernaan dan jeroan la�nnya

e) Gejala Keracunan

1) kepala pus�ng, perut mual, dan tubuh lemas,

Page 76: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

69

muntah-muntah beberapa jam setelah makan.

2) mat� rasa dalam rongga mulut

3) J�ka berlanjut dapat menyebabkan t�dak sadarkan d�r�

4) gangguan fungs� syaraf sepert� kelumpuhan dan kemat�an ak�bat sul�t bernapas dan serangan jantung.

5) Gejala tersebut t�mbul selama 10 men�t h�ngga 3 jam setelah mengkonsums�nya.

f) Jen�s menu masakan (oleh Kok� ahl� khusus)

1) Fugu sash� : �r�san t�p�s-t�p�s dag�ng �kan fugu, d�saj�kan dengan saus ponzu (campuran a�r jeruk n�p�s dan kecap as�n).

2) Fugu ch�r� : sayuran dan dag�ng �kan fugu d� rebus dalam kuah konbu dash� (kaldu �kan dan rumput laut) dalam wadah besar. D�saj�kan juga dengan saus ponzu.

3) Fugu kara age : potongan dag�ng �kan �n� d�bumbu�, d�balut tepung dan d�goreng.

4) Fugu h�re zake : potongan s�r�p �kan fugu yang d�panggang dan d�rendam dalam sake panas.

g) Pencegahan : T�dak mengkonsums� �kan buntel j�ka t�dak ahl� dalam

memasaknya

7. Kerang beracun

a) Jen�s Kerang beracun

1) kerang kelep (bivalve mollusca).

Page 77: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

70

2) kepah dan rem�s (scallop).

3) rem�s(”mussel”).

4) t�ram(”kijing”).

b) Jen�s toks�n Sax�toks�n, okada�c ac�d, pectenotox�n, yessotox�n,

Domo�c ac�d dan Brev�tox�n.

c) Nama Penyak�t keracunan kerang

1) D�arrhet�c shellfish po�son (DSP)

2) Paralyt�c shellfish po�son (PSP),

3) Amnest�c shellfish po�son (ASP),

4) Neurotox�c shellfish po�son (NSP).

d) Gejala keracunan Paralyst�c Shellfish Po�son (PSP)

1) Jen�s kerang kelep (bivalve mollusca). .

2) Jen�s racun: Sax�toks�n yang d�produks� Alexandrium dan dinoflagellata.

3) gejala sepert� rasa terbakar pada l�dah, b�b�r dan mulut yang merambat ke leher, lengan dan kak�.

4) Mat� rasa d� sekujur tubuh seh�ngga gerakan menjad� sul�t.

5) Perasaan melayang-layang, mengeluarkan a�r l�ur, pus�ng dan muntah

6) gejala ataks�a, dysphonia, dysphagia dan paralysis otot total

7) Kemat�an b�asanya terjad� karena kerusakan pada s�stem pernapasan.

Page 78: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

71

e) Gejala Keracunan D�arrhet�c Shellfish Po�son (DSP)

1) Jen�s kerang kepah dan rem�s (scallop).

2) Jen�s racun: okada�c ac�d, pectenotox�n dan yessotox�n yang d�produks� oleh alga laut Dinophysis fortii.

3) Gejala:d�are akut, mual, muntah, sak�t perut, kram dan ked�ng�nan.

4) Okada�c ac�d mempunya� efek sebaga� promotor tumor

f) Gejala Keracunan Amnes�c Shellfish Po�son (ASP)

1) Jen�s kerang rem�s(”mussel”).

2) Jen�s racun: Domo�c ac�d merupakan asam am�no neurotoks�k yang d�buat oleh Jen�s plankton Alexandrium catenella dan A. tamarensis, Pyrodinium bahamense

3) Gejala: sak�t perut, sak�t kepala, h�langnya kese�mbangan sampa� dengan kerusakan s�stem syaraf pusat termasuk h�langnya �ngatan.

4) Kemat�an b�asanya terjad� karena kerusakan s�stem pernafasan.

g) Gejala Keracunan Neurotox�c Shellfish Po�son (NSP)

1) Jen�s kerang t�ram(”kijing”).

2) Jen�s racun: Brev�tox�n yang d�produks� oleh alga laut Ptychdiscus brevis,

3) Gejala: rasa gatal pada muka yang menyebar ke bag�an tubuh la�n, rasa panas-d�ng�n yang bergant�an, pembesaran pup�l dan perasaan mabuk

Page 79: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

72

4) Kemat�an jarang terjad�.

h) Pencegahan :

1) T�dak mengkonsums� kerang beracun atau belum d�kenal aman

2) T�dak mengkonsums� kerang pada mus�m red tide (pasang a�r laut berwarna merah).

D. KEAMANAN MAKANAN DI RUMAH TANGGA

Keamanan makanan d� rumah tangga d�ka�tkan dengan penggunaan makanan s�ap saj�, makanan kemasan olehan pabr�k maupun makanan olahan �ndustr� rumah tangga, dan bahan makanan yang akan d�olah d� rumah tangga, dengan memperhat�kan hal-hal ber�kut �n� :

1. Makanan siap saji

a. D�anjurkan untuk mengkonsums� makanan yang berasal dar� tempat-tempat pengelolaan makanan yang telah d�awas� oleh �nstans� kesehatan yang berwenang.

b. Terjam�n kebers�han dan hyg�ene san�tas�nya

c. Menggunakan wadah atau bungkus yang t�dak melarutkan zat k�m�a berbahaya kedalam makanan.

d. T�dak menggunakan bahan k�m�a pewarna atau bahan k�m�a la�nnya yang d�larang d�gunakan untuk makanan.

e. Makanan dalam keadaan segar, t�dak bas�, t�dak rusak dan t�dak terc�um bau as�ng sela�n bau makanan yang bersangkutan.

f. Segera d�konsums� dan t�dak untuk d�s�mpan dalam waktu lama.

Page 80: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

73

2. Makanan kemasan olahan pabrik

a. Kemasan dalam keadaan t�dak rusak, t�dak penyok, t�dak bocor, t�dak menggelembung atau t�dak berkarat.

b. Mempunya� segel asl� yang mas�h ba�k.

c. Belum hab�s masa kedaluwarsa atau masa paka� makanan

d. Mempunya� merk, kompos�s�, dan cara penggunaan makanan dalam tul�san lat�n, bahasa Indones�a atau Inggr�s.

e. Mempunya� nama dan alamat pabr�k atau d�str�butornya d� Indones�a.

f. Segera d�gunakan untuk sekal� paka� sampa� hab�s dan t�dak untuk d�s�mpan dalam waktu lama.

g. J�ka d�s�mpan harus mas�h dalam kemasan utuh pada suhu yang sesua�.

h. Mempunya� nomor tanda pendaftaran : BPOM MD (dalam neger�) atau BPOM ML(luar neger�).

�. Is� makanan mas�h dalam keadaan ba�k.

3. Makanan olahan industri rumah tangga

a. Kemasan/wadah atau bungkusan dalam keadaan t�dak rusak, t�dak sobek, t�dak bocor, dan t�dak kotor.

b. Mempunya� bungkus asl� yang mas�h ba�k.

c. Mempunya� nama dan alamat yang jelas.

d. Segera d�gunakan untuk sekal� paka� sampa� hab�s dan t�dak untuk d�s�mpan dalam waktu lama.

e. Mempunya� nomor tanda penyuluhan : SP(Sert�fikat Penyuluhan Industr� Rumah Tangga) atau nomor IRTP.

Page 81: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

74

f. Is� makanan mas�h dalam keadaan ba�k.

g. Aroma khas makanan tersebut dan t�dak ada aroma la�nnya.

4. Bahan makanan

a. Keadaan fis�k bers�h dan segar

b. Tekstur ba�k dan t�dak layu atau ker�ng, kecual� bumbu ker�ng.

c. Segera d�gunakan dan t�dak untuk d�s�mpan dalam waktu yang lama.

d. J�ka akan d� s�mpan, maka s�mpanlah pada suhu yang sesua� dengan jen�s dan waktunya.

5. Bahan tambahan

a. Sejauh mungk�n gunakanlah bahan tambahan makanan alam� yang telah d�ketahu� dan telah terbukt� aman d�gunakan.

b. Gunakan bahan tambahan k�m�a yang telah d��z�nkan oleh Pemer�ntah dengan dos�s yang sesua�.

c. Jangan menggunakan bahan tambahan k�m�a yang d�larang karena berbahaya bag� kesehatan.

6. Bahan berbahaya dan beracun

a. Jauhkan semua jen�s bahan berbahaya dan beracun dar� tempat pengolahan makanan.

b. J�ka telah merac�k bahan berbahaya dan beracun, segerakan mencuc� tangan dengan a�r bers�h yang mengal�r dengan menggunakan sabun sampa� terasa bers�h dan t�dak terc�um lag� bau racunnya.

c. Gunakan selalu alat pel�ndung j�ka menggunakan

Page 82: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

75

bahan pest�s�da pertan�an, dan h�ndar� kontak dengan tubuh atau bahan makanan.

d. Jangan menggunakan wadah kemasan bekas racun atau pest�s�da untuk wadah atau alat memasak makanan.

7. Bahan pencahar di rumah tangga

a. Gunakan a�r kelapa muda sebanyak mungk�n j�ka ada dugaan terjad�nya keracunan makanan ak�bat bahan k�m�a yang asam

b. Gunakan a�r jeruk atau asam jawa sebanyak mungk�n j�ka ada dugaan terjad�nya keracunan ak�bat bahan k�m�a yang basa.

c. Usahakan memuntahkan makanan dengan cara memasukkan jar� tangan kedalam rongga mulut pal�ng dalam seh�ngga makanan yang beracun akan keluar melalu� muntahan.

d. Gunakan tablet nor�t atau arang batok kelapa untuk d�makan agar dapat menyerap gas racun dar� dalam usus.

VII. HYGIENE PERORANGAN (PERSONAL HYGIENE)

A. PENGERTIAN

Kebers�han Penjamah makanan dalam �st�lah populernya d�sebut Hyg�ene Perorangan atau dalam �st�lah as�ngnya d�sebut Personal Hyg�ene, merupakan kunc� kebers�han dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat. Betapapun ketatnya peraturan telah d�buat dan d�keluarkan oleh suatu usaha d� tambah peralatan kerja dan fas�l�tas

Page 83: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

76

yang memada�, semua �tu akan s�a-s�a saja b�la manus�a yang menggunakannya berper�laku yang t�dak mendukung. Sepert� m�salnya paka�an yang d�b�arkan kotor, tangan yang d�b�arkan t�dak bers�h, meludah d� sembarang tempat. Karena �tu semua akan kembal� pada faktor manus�anya. Dapat d�mengert� k�ranya bahwa per�laku penjamah makanan dan keb�asaan-keb�asaan yang hyg�en�s bag� set�ap orang pent�ng dan perlu d�perhat�kan untuk menc�ptakan keadaan l�ngkungan d� rumah tangga yang ba�k.

Tanggung jawab kebers�han dar� perorangan akan berkembang secara beranta� secara kumulat�f dar� satu orang kepada orang la�n, dan d� dalam kelompok-kelompok masyarakat karena set�ap orang mem�l�k� dorongan meng�kut� s�kap per�laku yang ba�k. Patut yang terjad� selama �n� d�lakukan orang secara turun temurun yang telah d�lakukan sejak nenek moyang dan t�dak terjad� perubahan tetap� juga t�dak d�ketahu� mengapa dem�k�an. Tetap� sudah mendarah dag�ng keb�asaan �tu sul�t berubah. Kalau per�laku tersebut menguntungkan akan sangat membantu dalam mot�vas� s�kap penjamah, tetap� kalau per�laku yang bertentangan akan sangat sul�t merubahnya. Kalaupun b�sa d�rubah dengan persuas� terus menerus akan memakan waktu yang cukup lama.

B. PRINSIP HYGIENE PERORANGAN

Pr�ns�p hyg�ene perorangan atau yang d�sebut juga dengan kebers�han d�r�, dalam penerapannya adalah sebaga� ber�kut :

1. Mengetahu� sumber cemaran dar� tubuh

Tubuh manus�a sela�n sebaga� alat kerja yang merupakan sumber cemaran bag� manus�a la�n dan l�ngkungannya termasuk kepada makanan dan m�numan.

Page 84: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

77

Sumber cemaran yang pent�ng untuk d�ketahu� adalah :

o H�dung

o Mulut

o Tel�nga

o Is� perut

o Kul�t

Semua yang menjad� sumber cemaran dar� tubuh harus selalu d�jaga kebers�hannya agar t�dak menambah potens� pencemarannya.

Cara-cara menjaga kebers�han sebaga�mana laz�mnya adalah sebaga� ber�kut :

a. Mand� secara teratur dengan sabun dan a�r bers�h dengan cara yang ba�k dan benar. Mand� yang benar akan d�tanda� dengan rasa segar sehab�s mand� karena por�-por� kul�t telah d�bers�hkan dar� debu dan kotoran la�n seh�ngga terbuka dan memasukkan udara bers�h seh�ngga tubuh terasa segar.

b. Meny�kat g�g� dengan pasta dan s�kat g�g�. S�kat g�g� yang ba�k dan teratur akan menjaga kebers�han g�g�. Idealnya set�ap hab�s makan harus meny�kat g�g�, dem�k�an pula sehab�s t�dur dan sebelum t�dur.

c. Berpaka�an yang bers�h. Paka�an yang bers�h akan terasa segar karena mas�h belum terkena kotoran. Sebal�knya paka�an yang telah kotor yang banyak mengadung kotoran b�la bersentuhan dengan kul�t akan terasa t�dak enak d� badan. Sebelum d�kenakan, paka�an bers�h seba�knya d�seter�a terleb�h dahulu untuk memat�kan kuman atau bakter�.

Page 85: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

78

d. Memb�asakan members�hkan lubang h�dung, lubang tel�nga, sela kuku secara rut�n dan teratur seh�ngga bag�an tersebut bers�h. Kuku d�cuc� bers�h dan t�dak panjang agar mudah d�bers�hkan.

e. Membuang kotoran d� tempat yang ba�k sesua� dengan syarat kesehatan. Setelah buang a�r, ba�k besar maupun kec�l harus mencuc� tangan dengan a�r bers�h dan sabun. Dem�k�an pula dengan tangan yang telah d�pergunakan harus d�cuc� dengan sabun. Itu sebabnya d� sek�tar tempat buang a�r harus selalu ada wastafel.

f. Kul�t harus d�jaga kebers�hannya terutama dar� bahan-bahan kosmet�k yang t�dak perlu. Pemaka�an kosmet�k yang t�dak cocok dapat membahayakan kul�t, terutama kosmet�k yang mengandung mercury (untuk sejen�s obat pemut�h kul�t).

Kul�t dalam keadaan normal mengandung banyak bakter� penyak�t. Sekal� kul�t terkelupas ak�bat luka atau ter�r�s, maka bakter� akan masuk ke bag�an dalam kul�t dan terjad�lah �nfeks�.

Infeks� adalah masuknya bakter� ke dalam tubuh dan men�mbulkan gejala penyak�t. Gelaja penyak�t yang pal�ng umum adalah demam, sak�t, per�h dan sebaga�nya. Luka yang terjad� harus segera d�tutup dengan plester tahan a�r dan mengandung obat ant� �nfeks�. Obat ant� �nfeks� yang banyak d�gunakan adalah mercurochroom, jod�um t�ntuur (obat merah) atau betad�n.

Perlu d�perhat�kan dalam upaya pengamanan makanan ya�tu :

a. Luka ter�r�s segera d�tutup dengan plester tahan a�r.

Page 86: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

79

b. Koreng dan b�sul tahap d�n� d�tutup dengan plester tahan a�r.

c. Rambut d�tutup dengan penutup rambut yang menutup bag�an depan seh�ngga t�dak terura�.

Adanya luka koreng atau luka bernanah mempunya� res�ko yang besar dalam menularkan penyak�t kepada makanan, oleh karena �tu d�anjurkan segera berobat. Dem�k�an pula rambut harus d�b�asakan (keramas) secara teratur agar t�dak terjad� ketombe.

Sela�n ak�bat tubuh dapat pula sumber cemaran karena per�laku pengelola makanan yang dapat menularkan penyak�t kepada makanan karena per�laku antara la�n :

a. Tangan yang kotor

b. Batuk, bers�n atau perc�kan ludah

c. Many�s�r rambut dekat makanan

d. Perh�asan yang d�paka�.

a. Tangan yang kotor

Kebers�han tangan sangat pent�ng bag� set�ap orang terutama bag� Penjamah makanan. Keb�asaan mencuc� tangan yang set�ap saat harus d�b�asakan. Pada umumnya ada keengganan untuk mencuc� tangan karena d�rasakan memakan waktu sebelum mengerjakan sesuatu, apalag� letaknya cukup jauh. Dengan keb�asaan mencuc� tangan yang sangat membantu dalam mencegah penularan bakter� dar� tangan kepada makanan.

b. Batuk bers�n atau perc�kan ludah

Bers�n b�asanya datang tanpa d�sadar�. Tetap�

Page 87: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

80

pada saat menjelang bers�n sudah dapat d�ketahu� seh�ngga b�sa d�lakukan langkah-langkah pencegahan sebaga� ber�kut :

o Segera menjauh� makanan.o Segera menutup h�dung dengan saputangan atau t�ssuo Segera keluar ruangan.

Batuk adalah suatu tanda adanya penyak�t atau alerg�. Orang yang batuk sebenarnya orang yang t�dak sehat, seh�ngga harus berobat. B�la penjamah batuk karena sak�t akan batuk terus menerus seh�ngga mengganggu pekerjaan sela�n juga akan menularkan penyak�tnya, karena �tu harus d��st�rahatkan untuk berobat. Kalau batuk karena alerg� m�salnya t�dak tahan asap, bau tertentu atau sebab la�n, maka harus mengh�ndar� dar� sumber penyebab dan menutupnya dengan saputangan yang telah d�ber� bahan perangsang sepert� colonye, m�nyak ang�n dan sejen�snya.Ludah merupakan sumber cemaran yang akan tersebar ke udara selag� berb�cara atau tertawa. Oleh karena �tu t�dak d�benarkan bergurau d� depan makanan atau berkata-kata selag� bekerja. Keb�asaan meludah adalah sesuatu yang cukup menj�j�kan, terleb�h lag� meludah dengan keluar dahak. Untuk mencegah keb�asaan meludah dapat d�atas� dengan cara mengunyah permen atau gula-gula seh�ngga ludah dapat d�telan dengan rasa yang enak sesua� dengan rasa permen. B�la terpaksa harus meludah maka meludah pada tempat yang telah d�sed�akan.Orang C�na d�kenal sebaga� orang yang pal�ng suka meludah sembarangan d�mana-mana dan k�n� S�ngapura sebaga� negara mayor�tas C�na telah mengubah keb�asaan

Page 88: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

81

�tu menjad� keb�asaan yang t�dak meludah melalu� program rekayasa “don’t sp�t”.

c. Meny�s�r rambutRambut adalah bag�an atas tubuh yang mel�ndung� kepala dar� sengatan panas matahar� atau debu. Karena �tu rambut akan cepat sekal� kotor karena debu-debu akan mengendap d�permukaan rambut, ak�batnya rambut penuh kotoran. Rambut yang menggunakan pomode leb�h cepat kotor karena debu akan menempel dan membentuk kotoran rambut yang d�sebut ketombe. B�la rambut d�s�s�r kotoran akan p�ndah ke s�s�r dan sebag�an akan jatuh ke bawah. B�la meny�s�r d� dapur maka kotoran rambut akan jatuh ke dalam makanan. Oleh karena �tu meny�s�r juga akan menyebabkan pencemaran kepada makanan.

d. Perh�asan yang d�paka�Perh�asan yang d�paka� akan menjad� sarang kotoran yang h�nggap ak�bat debu, kotoran melalu� ker�ngat dan sebaga�nya. Perh�asan akan menjad� sumber cemaran seh�ngga t�dak perlu d�paka� sewaktu mengolah makanan.

Tangan yang d�lengkap� dengan perh�asan akan sul�t d�cuc� sampa� bers�h karena lekukan perh�asan dan permukaan kul�t d�sek�tar perh�asan t�dak akan sempurna pembers�hannya. Kosmet�ka sela�n akan merupakan cemaran ak�bat luntur karena ker�ngat juga dapat merupakan bahan racun b�la masuk ke dalam makanan.

Page 89: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

82

2. Sumber karena ket�dak tahuan

Pengetahuan merupakan salah satu faktor dar� serangka�an per�laku ya�tu pengetahuan, s�kap dan per�laku (PSP). Ket�daktahuan dapat terjad� karena :

a. Dar� asalnya t�dak tahub. Belum d�paham� dalam penggunaannyac. T�dak d�sadar� bahayanya.

Terjad�nya pemaka�an bahan makanan yang dapat men�mbulkan bahaya tetap� tetap d�pergunakan sebaga� ak�bat untuk tujuan tertentu sepert� :

a. Pemaka�an bahan palsub. Pemaka�an bahan rusak/kual�tas rendah.c. T�dak b�sa membedakan bahan makanan dan

bukan untuk makanan.d. T�dak mengatahu� pewarna makanan dan

bukan untuk makanan.

C. PENCEGAHAN PENCEMARAN

1. Tangan Tangan harus selalu d�jaga kebers�hannya, ya�tu :

a. Kuku d�potong pendek, sebab dalam kuku akan terkumpul kotoran yang menjad� sumber kuman penyak�t yang akan mencemar� makanan. Dengan kuku panjang sul�t untuk d�bers�hkan dengan sempurna walaupun tangan d�cuc� dengan ba�k, karena pada sela-sela kuku yang panjang kotoran mas�h tert�nggal d� dalamnya.

Page 90: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

83

b. Kul�t selalu dalam keadaan bers�h, sebab-sebab kul�t tempat beradanya kuman yang secara normal h�dup pada kul�t manus�a. Kul�t yang t�dak bers�h akan men�mbulkan pencemaran kepada makanan. Members�hkan kul�t dengan cara mand� yang ba�k, mencuc� tangan set�ap saat dan menggant� paka�an yang telah kotor karena d�paka� bekerja atau t�dur akan member�kan kebers�han akan kul�t. Terutama kul�t tangan sepert� jar�, telapak tangan yang langsung dengan makanan sangat pent�ng untuk selalu d�jaga kebers�hannya.

c. Bebas dar� kosmet�k (kutek), sebab kosmet�k merupakan obat kecant�kan yang sesungguhnya mengandung racun yang berbahaya yang b�la masuk ke dalam makanan dapat mencemar� makanan sepert� zat warna, a�r raksa, arsen dan sebaga�nya.

d. Kul�t harus bers�h dan bebas luka, sebab kul�t yang luka akan memudahkan berkembangnya kuman d� kul�t dan men�mbulkan pencemaran, kul�t perlu d�pel�hara jangan sampa� luka seh�ngga waktu mencuc� tangan mudah bers�h. B�la kul�t luka atau koreng maka sul�t d�bers�hkannya karena akan terjad� pencemaran berulang-ulang.

e. Members�hkan tangan, dapat d�lakukan dengan a�r bers�h yang mengal�r, sabun dan s�kat kuku. B�la tersed�a akan leb�h ba�k dengan menggunakan a�r panas atau a�r jeruk n�p�s. A�r panas yang d�gunakan untuk mencuc� tangan cukup pada suhu 40 – 50oC saja sebab kalau leb�h panas akan melepuh (a�r suam-suam kuku). A�r jeruk n�p�s untuk mengh�langkan bau.

Page 91: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

84

Keb�asaan mencuc� tangan harus d�lakukan pada waktu

ber�kut �n� :

a. Sebelum menjamah makanan

b. Sebelum memegang peralatan makan

c. Sebelum makan

d. Setelah keluar WC atau kamar kec�l

e. Setelah merac�k bahan mentah sepert� dag�ng, �kan, sayuran dan la�n-la�n.

f. Setelah mengerjakan pekerjaan la�n sepert� bersalaman, menyet�r kendaraan, memperba�k� peralatan dan pekerjaan la�nnya.

2. MerokokMerokok adalah d�larang d�waktu mengolah makanan atau berada d� dalam ruang pengolahan makanan. Keb�asaan merokok d� l�ngkungan pengolahan makanan mengandung r�s�ko sebaga� ber�kut :a. Bakter� atau kuman dar� mulut dan b�b�r dapat

d�p�ndahkan ke tangan seh�ngga tangan menjad� semak�n kotor dan seterusnya akan mengotor� makanan.

b. Abu rokok dapat jatuh ke dalam makanan secara t�dak d�sadar� dan sul�t d�cegah.

c. Men�mbulkan bau asap rokok yang dapat mengotor� udara seh�ngga terjad� sesak yang mengganggu pekerja la�n dan bau rokok dapat meresap ke dalam makanan.

Page 92: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

85

3. Keb�asaan bers�h Harus d�jaga selalu kebers�han, kerap�han dan keap�kan penamp�lan dengan menjauhkan s�fat per�laku buruk sepert� ber�kut �n� :a. Menggaruk-garuk kul�t, rambut, lubang h�dung,

tel�nga atau sela-sela g�g� dan kuku. Kalaupun �tu akan d�lakukan, lakukanlah d� luar tempat pengolahan makanan atau ke kamar to�let untuk members�hkan semua �tu.

b. Menc�c�p� makanan dengan jar� atau menj�lat pada sendok yang langsung d�paka� untuk mengaduk makanan.

c. Meludah, usahakan t�dak membuang ludah dengan cara sembarangan pada saat ke�ng�nan membuang ludah yang sudah terb�asa. Untuk keadaan mendesak �ng�n membuang ludah, buanglah ludah d� luar tempat pengolahan makanan dan pada tempat yang telah d�sed�akan.

d. Batuk atau bers�n, kalaupun terpaksa d�lakukan tutuplah dengan saputangan atau t�ssue.

e. Memegang-megang rambut dengan tangan atau menggaruk-garuk karena kotoran (ketombe) atau kutu. Bers�hkanlah selalu rambut dengan pembers�h rambut dan gunakan obat hama kutu agar kul�t kepala bers�h dan sehat.

f. T�dak meny�s�r rambut d� tempat pengolahan makanan.

4. Paka�an D�paka� hanya d� tempat kerja dan t�dak d�paka� d� jalanan. D�anjurkan d�buat seragam untuk memudahkan

Page 93: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

86

pengawasan. Paka�an dar� rumah akan sangat kotor sewaktu d� jalanan, seh�ngga b�sa menjad� sumber pengotoran. Pekerja yang menempat� asrama tersend�r� dapat menggunakan paka�an rumah asal pengawasan kesehatan d� asrama juga terjam�n. Penamp�lan paka�an selalu bers�h, ap�k dan rap�h.

5. Perh�asan Perh�asan yang boleh d�paka� sebatas perh�asan t�dak beruk�r, sepert� c�nc�n kaw�n. Perh�asan la�n termasuk arloj� d�anjurkan t�dak d�paka� dan d�s�mpan d� tempat peny�mpanan pr�bad� (locker).Perh�asan dapat menyebabkan hal-hal sebaga� ber�kut :a. Kul�t d� bawah tempat perh�asan menjad� tempat

berkumpulnya kuman atau bakter�.

b. Perh�asan beruk�r dapat menjad� tempat kumpulnya kotoran sebaga� sumber kuman sewaktu bekerja, karena sul�t d�bers�hkan pada waktu mencuc� tangan atau barang kal� t�dak d�cuc� karena takut rusak (arloj�) atau takut luntur (c�nc�n/gelang)

c. Perh�asan sepert� ant�ng-ant�ng dan perh�asan la�n dapat masuk atau jauh ke dalam makanan tanpa dapat d�cegah atau tanpa d�sadar�, hal mana karena merug�kan d�r�nya send�r� dan mengotor� makanan.

D. HYGIENE DALAM PENANGANAN MAKANAN

Menangan� makanan secara hyg�en�s atau sehat d�antaranya adalah sebaga� ber�kut :a. Memperlakukan makanan secara hat�-hat� dan seksama,

meny�mpan dan menyaj�kan makanan sesua� dengan pr�ns�p-pr�ns�p hyg�ene.

Page 94: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

87

b. Menempatkan makanan dengan wadah tertutup dan d�h�ndar� cara penempatan dengan tumpang t�nd�h yang terbuka, karena bag�an luar pada wadah d� atasnya akan mengotor� makanan dalam wadah d� bawahnya, dem�k�an seterusnya.

VIII. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

Untuk melaksanakan Program Penyelenggaraan Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga, perlu d�tetapkan peranan dan tanggung jawab dar� mas�ng-mas�ng p�hak yang terka�t sebaga� ber�kut :

1. Pusat :

a. Merencanakan, menyusun dan menetapkan keb�jakan t�ngkat Nas�onal yang akan menjad� sumber hukum bag� penetapan keb�jakan t�ngkat Prop�ns� dan Kabupaten/Kota.

b. Merencanakan, menyusun dan menetapkan metoda penyelenggaraan pemb�naan dan pengawasan termasuk penyuluhan dan pelat�han yang akan d�lakukan oleh semua jenjang mula� dar� t�ngkat Pusat, Prop�ns�, Kabupaten/ Kota, Kecamatan/Puskesmas, Kelurahan/Desa dan RT/RW.

c. Merencanakan, menyusun dan menetapkan bahan dan mater� penyuluhan dan pelat�han dengan metode part�s�pator� secara nas�onal.

d. Mengangkat dan mempekerjakan tenaga ahl� untuk membantu kelancaran penyelenggaraan Program d� Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota, dengan kr�ter�a tertentu sesua� dengan kebutuhan Program.

Page 95: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

88

e. Merencanakan, menyusun dan menetapkan anggaran belanja negara dan sumber pemb�ayaan la�nnya secara nas�onal.

f. Melakukan advokas�, sos�al�sas� dan as�stens� untuk tersed�anya alokas� anggaran dan terlaksananya Program untuk Prop�ns� dan Kabupaten/Kota sesua� dengan volume dan beban kerja.

g. Merencanakan, menyusun dan menetapkan daerah lokas� percontohan untuk d�kembangkan secara bertahap dan berkelanjutan d� t�ngkat Nas�onal.

h. Melakukan pelat�han petugas penanggung jawab program dan pelat�h fas�l�tator part�s�pator� t�ngkat Prop�ns�.

�. Merencanakan, menyusun dan menetapkan kerjasama l�ntas program dan l �ntas sektoral dalam rangka men�ngkatkan s�nerg� dan s�nkron�sas� keg�atan untuk mencapa� has�l yang maks�mal.

j. Merencanakan, menyusun dan menetapkan kr�ter�a nas�onal untuk evaluas� keberhas�lan secara kual�tat�f maupun kuant�tat�f yang terukur, transparan dan akuntabel.

k. Penanggung jawab program secara nas�onal adalah D�rjen Pengendal�an Penyak�t dan Penyehatan L�ngkungan Departemen Kesehatan cq. D�rektur Penyehatan L�ngkungan.

2. Propinsi :

a. Merencanakan, menyusun dan menetapkan keb�jakan t�ngkat Prop�ns� berdasarkan Keb�jakan Nas�onal dan Keb�jakan Perencanaan Pembangunan Daerah Prop�ns�.

Page 96: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

89

b. Mengamankan dan mengawas� metoda penyelenggaraan pemb�naan dan pengawasan Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� Rumah tangga termasuk penyuluhan dan pelat�han part�s�pator� yang d�lakukan oleh Kabupaten/Kota, Kecamatan/Puskesmas, Kelurahan/Desa dan RT/RW.

c. Menyebarluaskan dan menggandakan kembal� bahan dan mater� penyuluhan dan pelat�han dengan metode part�s�pator� secara nas�onal untuk kebutuhan d� t�ngkat Prop�ns�.

d. Merencanakan, menyusun dan menetapkan anggaran belanja Prop�ns� dan sumber pemb�ayaan la�nnya d� w�layah/daerah Prop�ns�.

e. Melakukan advokas�, sos�al�sas� dan as�stens� untuk tersed�anya alokas� anggaran dan terlaksananya Program d� Kabupaten/Kota sesua� dengan volume, beban kerja dan pr�or�tas keg�atan dan pr�or�tas daerah.

f. Merencanakan, menyusun dan mengajukan usulan penetapan daerah lokas� percontohan t�ngkat Prop�ns�, untuk d�kembangkan secara bertahap dan berkelanjutan d� w�layah Prop�ns�.

g. Melakukan pelat�han petugas penanggung jawab program dan pelat�h fas�l�tator part�s�pator� t�ngkat Kabupaten/Kota

h. Merencanakan, menyusun dan menetapkan kerjasama l�ntas program dan l�ntas sektoral t�ngkat Prop�ns� dalam rangka menjal�n keterpaduan, dan men�ngkatkan s�nerg� dan s�nkron�sas� keg�atan untuk mencapa� has�l yang maks�mal.

Page 97: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

90

�. Mengamankan, mengawas� dan melaksanakan kr�ter�a evaluas� nas�onal dalam men�la� keberhas�lan secara kual�tat�f maupun kuant�ta�t�f yang terukur, transparan dan akuntabel dalam l�ngkup Prop�ns�.

j. Penanggung Jawab program d� Prop�ns� adalah Kepala D�nas Kesehatan Prop�ns� cq Kepala Sub D�nas yang memb�dang� Kesehatan L�ngkungan Prop�ns�.

3. Kabupaten/Kota.

a. Merencanakan, menyusun dan menetapkan keb�jakan t�ngkat Kabupaten/Kota berdasarkan Keb�jakan Nas�onal, Prop�ns� dan Keb�jakan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota.

b. Memb�na dan mengawas� penyelenggaraan Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga termasuk sos�al �sas�, penyuluhan dan pelat�han part�s�pator� yang d�lakukan oleh petugas Kecamatan/ Puskesmas, Kelurahan/Desa dan RW/RT.

c. Menyebarluaskan dan menggandakan kembal� bahan dan mater� penyuluhan dan pelat�han secara nas�onal atau sesua� dengan lokal spes�fik untuk kebutuhan d� w�layah Kabupaten/Kota.

d. Merencanakan, menyusun dan menetapkan anggaran belanja Kabupaten/Kota dan sumber pemb�ayaan la�nnya untuk daerah Kabupaten/Kota.

e. Melakukan pelat�han fas�l�tator part�s�pator� petugas Kecamatan/Puskesmas dan l�ntas sektoral/program dan LSM t�ngkat Kabupaten/Kota.

Page 98: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

91

f. Merencanakan, menyusun dan menetapkan daerah kecamatan lokas� percontohan, untuk d�kembangkan secara bertahap dan berkelanjutan d� seluruh w�layahnya.

g. Merencanakan, menyusun dan menetapkan kerjasama l�ntas program dan l�ntas sektoral d� t�ngkat Kabupaten/Kota dalam rangka men�ngkatkan dukungan, keterpaduan, s�nerg� dan s�nkron�sas� keg�atan untuk mencapa� has�l yang maks�mal.

h. Memb�na dan mengawas� pelaksanaan program dan melaksanakan evaluas� k�ter�a keberhas�lan secara kual�tat�f maupun kuant�tat�f yang terukur, transparan dan akuntabel d� Kabupaten/Kota.

�. Melakukan sos�al�sas� kr�ter�a keberhas�lan program untuk d�t�ndaklanjut� oleh Kecamatan/Puskesmas.

j. Meng�mplementas�kan alokas� anggaran yang bersumber dar� Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota untuk pelaksanaan Pogram Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan Rumah tangga d� w�layah Kecamatan/ Puskesmas.

k. Penanggung Jawab program d� Kabupaten/Kota adalah Kepala D�nas Kesehatan Kabupaten/Kota cq. Pejabat yang memb�dang� Kesehatan L�ngkungan.

4. Kecamatan/Puskesmas

a. Merencanakan, menyusun dan melaksanakan keb�jakan tekn�s pelaksanaan program d� t�ngkat Kecamatan/Puskesmas.

b. Menyelenggarakan pelaksanaan sos�al�sas� dan penyuluhan l�ntas program dan l�ntas sektoral d� t�ngkat kecamatan/puskesmas.

Page 99: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

92

c. Menyebarluaskan bahan dan mater� penyuluhan dan pelat�han part�s�pator� untuk kebutuhan d� t�ngkat Kecamatan/ Puskesmas.

d. Merencanakan, menyusun dan mengusulkan real�sas� rencana anggaran belanja yang telah d�alokas�kan oleh sumber pemb�ayaan Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota.

e. Melakukan pelat�han part�s�pator� petugas Desa/Kelurahan dan Pengurus RW/RT, Kader dan Tokoh Masyarakat Desa.

f. Merencanakan, menyusun dan mengusulkan desa lokas� percontohan keg�atan yang akan d�kembangkan secara bertahap dan berkelanjutan kepada D�nas Kesehatan Kabupaten/Kota.

g. Melaksanakan kerjasama l�ntas program maupun l�ntas sektoral d� t�ngkat Kecamatan/Puskesmas dalam rangka men�ngkatkan dukungan, kerjasama, s�nerg� dan s�nkron�sas� keg�atan untuk mencapa� has�l yang maks�mal.

h. Melaksanakan evaluas� kr�ter�a keberhas�lan program secara kual�tat�f dan kuant�tat�f yang terukur, transparan dan akuntabel d� t�ngkat Kecamatan/Puskesmas.

�. Penanggung jawab program d� t�ngkat Kecamatan/ Puskesmas adalah Camat dan wak�l penanggung Jawab Program adalah Kepala Puskesmas Kecamatan.

5. Kelurahan/Desa

a. Merencanakan, menyusun dan melaksanakan keg�atan d� t�ngkat Kelurahan/Desa.

Page 100: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

93

b. Menyelenggarakan sos�al�sas�, penyuluhan dan pelat�han part�s�pator� bag� petugas kesehatan, tokoh masyarakat, Pengurus RW/RT, kader kesehatan dan Posyandu.

c. Menyebarluaskan bahan dan mater� penyuluhan Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan untuk kebutuhan �bu-�bu d� t�ngkat RW, RT, dan Dasa W�sma.

d. Merencanakan, menyusun dan melaksanakan anggaran belanja yang telah d�alokas�kan oleh sumber pemb�ayaan d� t�ngkat Pusat, Prop�ns�, Kabupaten/Kota dan Kecamatan/Puskesmas.

e. Merencanakan, menyusun dan mengusulkan lokas� percontohan keg�atan d� w�layah RW/RT yang akan d�kembangkan secara bertahap dan berkelanjutan kepada w�layah la�nnya.

f. Melaksanakan koord�nas� keg�atan dengan menggerakkan semua unsur d� t�ngkat Kelurahan dan Desa dalam rangka men�ngkatkan dukungan, keterpaduan, s�nerg� dan s�nkron�sas� keg�atan untuk mencapa� has�l yang maks�mal.

g. Melaksanakan evaluas� kr�ter�a keberhas�lan program dan mengumpulkan data kunjungan rumah tentang Per�laku H�dup Bers�h dan Sehat (PHBS), Cara Pembuatan Makanan yang Ba�k (CPMB) d� rumah tangga dan kasus Penyak�t Bawaan Makanan dan Keracunan Makanan d� rumah tangga secara terukur, transparan dan akuntabel.

h. Penanggung jawab program d� Kelurahan/Desa adalah Lurah/Kepala Desa/Kuwu dan wak�l penanggung jawab program adalah Petugas kesehatan d� Desa/Kelurahan

Page 101: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

94

IX LANGKAH KEGIATAN

A. Tingkat Pusat

1. Menetapkan Keb�jakan Nas�onal berupa Keputusan Menter� Kesehatan tentang Pedoman Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� Rumah Tangga, sebaga� sumber acuan tekn�s dan acuan hukum untuk d�t�ndaklanjut� dengan Penetapan Peraturan Daerah Prop�ns� dan atau Kabupaten/Kota.

2. Membentuk T�m Pemb�na d� t�ngkat Pusat yang d�p�mp�n oleh D�rjen PP dan PL atau Pejabat la�n yang d�tunjuk olehnya yang mel�batkan unsur-unsur terka�t d� sektor Pemer�ntah dan swasta, serta Organ�sas� dan Lembaga Swadaya Masyarakat sepert� Asos�as�, Profes�, Pemuda, Wan�ta dan p�hak terka�t la�nnya.

3. Menyusun rencana kerja Program hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga yang ter�ntegras� dengan berbaga� program dan sektor terka�t ba�k dalam rangka program San�tas� Total Berbas�s Masyarakat, program M�llenn�um Development Goals maupun program-program kesehatan la�nnya.

4. Membentuk t�m pelat�h t�ngkat Nas�onal yang bertugas menyelenggarakan pelat�han petugas Prop�ns� dan Kabupaten/Kota dalam rangka mempers �apkan penyelenggaraan praktek hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga.

5. Mengembangkan, menggandakan dan menyebarluaskan bahan dan mater� penyuluhan, pelat�han dan sos�al�sas� tentang praktek hyg�ene san�tas� makanan, bahan

Page 102: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

95

makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga kepada aparatur pemer�ntahan daerah, swasta dan masyarakat.

6. Melakukan koord�nas� l�ntas program dan l�ntas sektoral d� t�ngkat Pusat serta Pers�apan Daerah Kabupaten/Kota percontohan.

7. Melakukan evaluas� input dengan mengukur seberapa jauh respon Pemer�ntah Kabupaten/Kota terhadap Penerb�tan Kepmenkes dengan d�laksanakannya akt�fitas rencana kerja Hyg�ene San�tas� Makanan Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� Rumah Tangga dan pengajuan Rencana Kerja dan Anggarannya oleh D�nasrannya oleh D�nas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Pemda dan DPRD.

8. Melakukan evaluas� proses dengan mengukur keg�atan-keg�atan yang d�laksanakan oleh D�nas Kesehatan Prop�ns� dalam men�ndaklanjut� Kepmenkes dengan membuat edaran, superv�s� atau forum d�skus� pemecahkan masalah Penyak�t Bawaan Makanan dan Keracunan Makanan d� Kabupaten/Kota w�layah kerjanya.

9. Melakukan evaluas� output dengan mengukur banyaknya keg�atan, penyusunan perda, pelat�han dan penyuluhan yang telah d�jalankan oleh D�nas Kesehatan Prop�ns� dan atau D�nas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam rangka penyelenggaraan Hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga.

10 Melakukan evaluas� outcome dengan mengukur banyaknya keluarga yang telah menerapkan praktek Per�laku H�dup Bers�h dan Sehat dalam menerapkan Cara Produks� Makanan yang Ba�k d� rumah tangga dan menurunnya kejad�an Penyak�t Bawaan Makanan dan Keracunan Makanan d� rumah tangga.

Page 103: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

96

B. Tingkat Propinsi

1. Mengamankan dan mensos�al�sas�kan Keb�jakan Nas�onal berupa Keputusan Menter� Kesehatan tentang Pedoman Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� Rumah Tangga, kepada p�hak-p�hak terka�t, ba�k pemer�ntah, swasta, maupun Organ�sas� atau Lembaga Swadaya Masyarakat sepert� Organ�sas� Profes�, Wan�ta, Pemuda dan Keagamaan yang berlokas� d� Prop�ns�, agar sejalan dengan program la�n d� t�ngkat Prop�ns�, dalam rangka mengurang� atau mencegah kejad�an Penyak�t Bawaan Makanan dan Keracunan Makanan d� rumah tangga,

2. Membentuk T�m Pengawas d� t�ngkat Prop�ns� yang d�p�mp�n oleh Kepala D�nas Kesehatan Prop�ns� atau pejabat la�n yang d�tunjuk olehnya yang mel�batkan unsur-unsur Pemer�ntah, swasta, dan Organ�sas� atau Lembaga Swadaya Masyarakat sepert� Asos�as�, Profes�, Pemuda, Tokoh Masyarakat, Wan�ta dan p�hak terka�t la�nnya.

3. Menyusun program dan rencana kerja t�ngkat Prop�ns� yang ter�ntegras� dengan berbaga� program dan sektor terka�t d� Prop�ns�, dalam rangka program unggulan Prop�ns�, STBM Prop�ns�, program MDG’s Prop�ns� maupun program-program d� t�ngkat Prop�ns� la�nnya.

4. Membentuk t�m pelat�h t�ngkat Prop�ns� yang d�p�mp�n oleh Kepala D�nas Kesehatan Prop�ns� atau Pejabat yang d�tunjuk olehnya yang bertugas menyelenggarakan pelat�han petugas Kabupaten/Kota dalam rangka penyelenggaraan pelat�han Petugas Puskesmas dan Kecamatan.

Page 104: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

97

5. Mengembangkan, menggandakan dan menyebarluaskan bahan dan mater� penyuluhan, pelat�han dan sos�al�sas� tentang praktek hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga dengan metode part�s�pator� dalam l�ngkup Prop�ns� ba�k dalam gaya atau bahasa lokal, sesua� dengan kebutuhan masyarakat.

6. Melakukan koord�nas� l�ntas program dan l�ntas sektoral d� t�ngkat Prop�ns� serta membantu Pusat dalam Pers�apan Daerah Kabupaten/Kota Percontohan.

7. Membantu Pusat dalam melakukan evaluas� input dengan mengukur jumlah Kabupaten/Kota yang telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga.

8. Membantu Pusat dalam melakukan evaluas� proses dengan mengukur jumlah program dan keg�atan yang telah d�laksanakan oleh D�nas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam rangka men�ndaklanjut� Kepmenkes, Edaran Prop�ns�, superv�s� atau forum d�skus� masalah PBM dan KM d� w�layahnya.

9. Membantu Pusat dalam melakukan evaluas� output dengan mengukur banyaknya keg�atan, penyusunan perda, pelat�han dan penyuluhan yang telah d�laksanakan oleh D�nas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam rangka penerapan Peraturan Daerah tentang Hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan rumah tangga dalam l�ngkup Prop�ns� yang bersangkutan.

10. Membantu Pusat dalam melakukan evaluas� outcome dengan mengukur banyaknya jumlah keluarga yang

Page 105: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

98

melakukan penerapan PHBS dan CPMB dan penurunan jumlah kejad�an PBM dan KM d� rumah tangga, dalam l�ngkup Prop�ns� yang bersangkutan.

C. Tingkat Kabupaten/Kota

1. Menyusun dan Menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga, dengan mel�batkan semua p�hak terka�t ba�k pemer�ntah, swasta, organ�sas� profes� maupun organ�sas� kemasyarakatan.

2. Membentuk T�m Pelaksana Pelat�han d� Kabupaten/Kota yang d�p�mp�n oleh Kepala D�nas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Pejabat la�n yang d�tunjuk untuk menyelenggarakan Pelat�han Petugas Penyuluh Puskesmas Kecamatan.

3. Menyusun Rencana Kerja dan keg�atan PHBS dan CPMB HSMBMKMRT d� T�ngkat Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan per�laku h�dup bers�h dan sehat dalam rangka menurunkan kasus PBM dan KM d� Rumah Tangga.

4. Menyelenggarakan Sos�al�sas� L�ntas Sektoral tentang Program HSMBMKMRT d� t�ngkat Kabupaten/Kota, dalam rangka mempers�apkan Pelat�han Petugas Puskesmas, Kecamatan dan p�hak terka�t d� t�ngkat Kecamatan untuk melakukan sos�al�sas� dan penyuluhan part�s�pator� Praktek Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga.

5. Menyelenggarakan sos�al�sas� dan Pelat�han fas�l�tator dengan metode part�s�pator� tentang Praktek Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga.

Page 106: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

99

6. Menggandakan dan menyebarluaskan bahan dan mater� penyuluhan, pelat�han dan sos�al�sas� tentang praktek hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga dalam l�ngkup Kabupaten/Kota ba�k dalam gaya atau bahasa lokal.

7. Melakukan pendataan awal kejad�an PBM dan KM, d� w�layah Kabupaten/Kota d�serta� keterangan tentang kejad�an, ep�sode, waktu, lokas� dan jen�s bahan yang d�makan, penyebab dan alasannya mengapa hal �tu b�sa terjad�.

8. Melakukan pem�l�han dan penetapan pengusulan lokas� Daerah Kecamatan percontohan HSMBMKMRT yang akan d�ajukan ke Prop�ns� dan Pusat.

9. Melakukan mon�tor�ng dan evaluas� sesua� dengan tahapan �nput, proses, output dan outcome yang d�lakukan oleh Kecamatan lokas� percontohan.

D. Tingkat Kecamatan/Puskesmas

1. Menyusun Rencana Kerja Puskesmas Kecamatan dan mengkoord�nas�kan seluruh jajarannya dalam melaksanakan pelat�han/penyuluhan Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga.

2. Membentuk T�m Pelat�han T�ngkat Kecamatan Puskesmas untuk melat�h Petugas Posyandu, Dasa W�sma, PKK dan tokoh masyarakat sebaga� agen perubahan dalam rangka praktek Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga, d�p�mp�n Kepala Puskesmas atau Pejabat la�n yang d�tunjuk.

3. Menyusun rencana kerja t�ngkat Kecamatan, dengan mel�batkan petugas Med�s, San�tar�an, B�dan, Perawat,

Page 107: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

100

G�z� dan petugas la�nnya untuk melakukan program kerja Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga.

4. Menyelenggarakan Pelat�han Petugas Penyuluh jajaran Puskesmas dan Petugas Kelurahan/Desa, untuk melakukan penyuluhan dan sos�al�sas� tentang part�s�patory Praktek Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� rumah tangga.

5. Melakukan pendataan kejad�an PBM dan KM d� w�layah Puskesmas dengan meng�dent�fikas� kasus, waktu, lokas� d�serta� keterangan tentang jen�s bahan yang d�makan, penyebab dan alasannya mengapa hal �tu b�sa terjad�.

6. Menyebarluaskan bahan dan mater� pelat�han, penyuluhan dan sos�al�sas� tentang praktek hyg�ene san�tas� makanan, bahan makanan dan keamanan makanan d� rumah tangga kepada masyarakat umum.

7. Melakukan mon�tor�ng dan evaluas� sesua� dengan tahapan �nput, proses, output dan outcome yang d�lakukan oleh desa/kelurahan lokas� percontohan.

X. EVALUASI

Untuk melakukan evaluas� d�lakukan dengan 4 (empat) jen�s evaluas� yang d�ukur dalam kurun waktu satu tahun ya�tu :

1. Evaluasi input :

a. Adanya keg�atan pemb�naan dan pengawasan yang telah d�anggarkan pemb�ayaannya oleh Departemen Kesehatan untuk d�laksanakan d� Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota.

Ind�katornya : adanya alokas� anggaran sektor Kesehatan d� Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota

Page 108: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

101

b. Adanya rencana keg�atan HSMBMKM d� RT yang telah d�s�apkan oleh Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota.

Ind�katornya : adanya TOR keg�atan d� Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota

c. Adanya rencana pers�apan tenaga, sarana dan prasarana yang akan d�gunakan dalam keg�atan HSMBMKM d� RT oleh Pusat, Kabupaten/Kota yang dapat d�gunakan dalam pelaksanaan program.

Ind�katornya : tercantumnya dalam TOR, rencana pers�apan tenaga, sarana & prasarana yang akan d�gunakan dalam pelaksanaan keg�atan.

d. Jumlah K�t penyuluhan yang telah d�gandakan dan d�salurkan oleh Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota kepada semua p�hak terka�t.

Ind�katornya: prosentase k�t penyuluhan yang telah d�gandakan dan d�salurkan oleh sektor Kesehatan d� Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota

e. Jumlah pembentukan atau rev�tal�sa� Dasa W�sma dan PKK yang telah d�laksanakan Kelurahan, RW dan RT.

Ind�katornya : prosentase Kelurahan yang telah melakukan pembentukan atau rev�tal�sas� Posyandu dan Dasa W�sma

2. Evaluasi proses :

a. Adanya surat, edaran, SK, komun�kas� la�nnya oleh Pusat ke Prop�ns� dan Kabupaten/Kota atau sebal�knya.

Ind�katornya : adanya surat menyurat dan komun�kas� la�nnya antara Pusat, Prop�ns� dan Kabupaten/Kota yang telah d�k�r�m.

b. Adanya b�mb�ngan tekn�s dan atau superv�s� Pusat ke Prop�ns� dan Kabupaten/Kota.

Page 109: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

102

Ind�katornya : adanya keg�atan b�mb�ngan tekn�s dan atau superv�s� yang telah d�lakukan.

c. Adanya Rancangan Perda tentang HSMBMKM d� RT yang telah d�susun dan d�d�skus�kan.

Ind�katornya : adanya dokumen rancangan Perda yang d�ajukan oleh Kepala D�nas Kesehatan Kabupaten/Kota.

d. Jumlah Kabupaten/Kota yang telah mempunya� keg�atan HSMBMKM d� RT.

Ind�katornya : prosentase Kab/Kota yang mempunya� keg�atan HSMBMKM d� RT.

e. Adanya sos�al�sas� t�ngkat Pusat, Prop�ns�, Kab/Kota yang telah d�laksanakan.

Ind�kator : adanya laporan sos�al�sas� yang telah d�laksanakan.

f. Jumlah pelat�han pelat�h fas�l�tator (TOT) yang telah d�laksanakan oleh Pusat, Prop�ns� dan Kab/Kota.

Ind�kator : jumlah pelat�han fas�l�tator yang telah d�laksanakan.

g. Jumlah pelat�han fas�l�tator yang telah d�laksanakan Kabupaten/Kota dan Kecamatan.

Ind�kator : jumlah pelat�han fas�l�tator yang telah d�laksanakan.

h. Jumlah pelat�han part�s�pator� keg�atan HSMBMKM d� RT yang telah d�laksanakan d� Kecamatan, Desa, RW/RT dan Dasa W�sma.

Ind�kator : jumlah pelat�han part�s�pator� yang telah d�laksanakan.

3. Evaluasi output :

a. Jumlah peraturan daerah yang telah d�terb�tkan oleh

Page 110: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

103

Kabupaten/Kota. Ind�kator : prosentase Kab/Kota yang telah mem�l�k� Perda

HSMBMKM d� RT.

d. Jumlah pelat�h fas�l�tator (TOT) yang terlat�h d� Pusat, Prop�ns� dan Kab/Kota.

Ind�kator : jumlah pelat�h fas�l�tator yang terlat�h.

c. Jumlah fas�l�tator yang terlat�h d� Kabupaten/Kota dan Kecamatan.

Ind�kator : jumlah fas�l�tator yang terlat�h.

d. Jumlah masyarakat yang telah meng�kut� pelat�han part�s�pator� keg�atan HSMBMKM d� RT d� Kecamatan dan Desa.

Ind�kator : jumlah masyarakat yang telah meng�kut� pelat�han part�s�pator�.

4. Evaluasi outcome :

a. Jumlah rumah tangga yang telah melaksanakan PHBS dan CPMB d� rumah tangga men�ngkat.

Parameter pen�la�an : mencuc� tangan paka� sabun sebelum memasak, kuku pendek dan bers�h, paka� celemek waktu memasak, makanan d�saj�kan tertutup, makanan segera d�konsums�.

Ind�kator : Persentase keluarga yang telah melaksanakan PHBS dan CPMB

b. Jumlah kejad�an PBM dan KM yang terjad� d� rumah tangga setelah penyuluhan cenderung menurun.

Ind�katornya : jumlah kejad�an kasus keracunan makanan d� rumah tangga.

Page 111: Pedoman Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan Di Rumah Tangga

104

X PENUTUP

Dengan d�tetapkannya Pedoman Hyg�ene San�tas� Makanan, Bahan Makanan dan Keamanan Makanan d� Rumah Tangga �n�, maka d�harapkan Pemer�ntah Kabupaten/Kota dapat men�ndak lanjut�nya dalam bentuk Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, seh�ngga semua rumah tangga dapat menyelenggarakan per�laku h�dup sehat dan bers�h dalam menyed�akan makanan s�ap saj� d� rumah tangga, seh�ngga semua anggota keluarganya dapat terh�ndar dar� gangguan penyak�t bawaan makanan (PBM) dan keracunan makanan (KM)

MENTERI KESEHATAN RI

ttd.

Dr.dr.Endang Rahayu Sedyan�ngs�h, MPH