pedoman penatausahaan penerimaan negara web viewinstansi/satuan kerja dapat menggunakan sebagian...
TRANSCRIPT
BAB V PENGGUNAAN KEMBALI PNBP
BAB VPENGGUNAAN KEMBALI PNBP
Pada prinsipnya seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) wajib disetor
langsung secepatnya ke Kas Negara. Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dikelola dalam sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sebagian dana dari suatu Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat digunakan oleh
Instansi yang bersangkutan untuk kegiatan tertentu yang berkaitan dengan jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak tersebut. Besarnya bagian dana PNBP yang dapat
digunakan ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Kegiatan tertentu tersebut meliputi bidang-bidang kegiatan :
1. penelitian dan pengembangan teknologi;
2. pelayanan kesehatan;
3. pendidikan dan pelatihan;
4. penegakan hukum;
5. pelayanan yang melibatkan kemampuan intelektual tertentu;
6. pelestarian sumber daya alam.
Instansi/Satuan Kerja dapat menggunakan sebagian dana Penerimaan Negara
Bukan Pajak setelah memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan. Mekanisme
permohonan sebagai berikut :
1. Permohonan penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak diajukan oleh
Pimpinan Kementerian/Lembaga yang bersangkutan kepada Menteri Keuangan.
2. Permohonan paling sedikit dilengkapi dengan :
a. tujuan penggunaan dana Penerimaan Negara Bukan Pajak;
b. rincian kegiatan pokok Instansi dan kegiatan yang akan dibiayai Penerimaan
Negara Bukan Pajak;
c. jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak beserta tarif yang berlaku;
d. laporan realisasi dan perkiraan tahun anggaran berjalan serta perkiraan untuk
2 (dua) tahun anggaran mendatang.
Kementerian/Lembaga mengajukan rencana penggunaan sebagian dana dari
suatu jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak dari masing-masing Satuan Kerja yang
telah mendapat persetujuan penggunaan dana kepada Menteri Keuangan. Pengajuan
rencana penggunaan dilakukan setiap tahun anggaran selambat-lambatnya pada
tanggal 15 Nopember. Selanjutnya rencana penggunaan Penerimaan Negara Bukan
Pajak diteliti dan dibahas oleh Departemen Keuangan bersama-sama Kementerian
23MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)
BAB V PENGGUNAAN KEMBALI PNBP
Negara/Lembaga yang bersangkutan sebelum ditetapkan Menteri Keuangan. Dana
Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan
tertentu pada Satuan Kerja bersangkutan dalam rangka pembiayaan :
a. operasional dana pemeliharaan; dan atau
b. investasi, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dana penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak disediakan dalam DIPA dan saldo
lebih dari sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada akhir tahun anggaran
wajib disetor seluruhnya ke Kas Negara. Pembiayaan yang telah disediakan dalam
DIPA dan belum dilaksanakan atau belum diselesaikan dalam tahun anggaran yang
bersangkutan dapat dicantumkan pada DIPA tahun berikutnya melalui revisi anggaran.
Prosedur Pencairan Penggunaan PNBP
A. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan kelengkapannya :1. Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) untuk PNBP
diajukan terpisah dari UP/TUP lainnya.
2. UP dapat diberikan kepada Satker pengguna sebesar 20% dari pagu dana
PNBP pada DIPA maksimal sebesar Rp 500 juta, dengan melampirkan Daftar
Realisasi Pendapatan dan Penggunaan Dana DIPA (PNBP) tahun anggaran
sebelumnya. Apabila UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP debesar
kebutuhan riil satu bulan dengan memperhatikan maksimum pencairan (MP).
3. Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimum sesuai formula
sebagai berikut : MP = (PPP x JS) = JPS;MP = Maksimum Pencairan Dana;
PPP = Proporsi Pagu Pengeluaran terhadap Pendapatan;
JS = Jumlah setoran;
JPS = Jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang
diterbitkan.
B. Surat Perintah Membayar (SPM) 1. Pengajuan SPM-TUP/GUP/LS PNBP ke KPPN, Satker pengguna harus
melampirkan Daftar perhitungan Jumlah MP;
2. Untuk satker pengguna yang setorannya dilakukan secara terpusat, pencairan
dana diatur secara khusus dengan surat edaran Direktur Jenderal
Perbendaharaan tanpa melampirkan SSBP;
24MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)
BAB V PENGGUNAAN KEMBALI PNBP
3. Untuk satker pengguna yang menyetorkan pada masing-masing unit (tidak
terpusat), pencairan dana harus melampirkan bukti setoran (SSBP) yang telah
dikonfirmasi oleh KPPN;
4. Besaran PPP untuk masing-masing satker pengguna diatur berdasarkan surat
keputusan Menteri Keuangan yang berlaku;
5. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh melampaui
pagu PNBP satker ybs dalam DIPA.
6. Pertanggungjawaban penggunaan dana UP/TUP PNBP oleh kuasa PA,
dilakukan dengan mengajukan SPM setempat cukup dengan melampirkan
SPTB.
7. Khusus perguruan tinggi negeri selaku pengguna PNBP (non BHMN), sisa
dana PNBP yang disetorkan pada akhir tahun anggaran ke rekening kas
negara dapat dicairkan kembali maksimal sebesar jumlah yang sama pada
awal tahun anggaran berikutnya mendahului diterimanya DIPA dan merupakan
bagian dari target PNBP yang tercantum dalam DIPA tahun anggaran
berikutnya.
8. Sisa dana PNBP dari satker pengguna diluar angka 6, yang disetorkan ke
rekening kas Negara pada akhir tahun anggaran merupakan bagian realisasi
penerimaan PNBP tahun anggaran berikutnya dan dapat dipergunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan setelah diterimanya DIPA.
9. Sisa UP/TUP dana PNBP sampai akhir tahun anggaran yang tidak disetorkan
ke rekening kas Negara, akan diperhitungkan pada saat pengajuan pencairan
dana UP tahun anggaran berikutnya.
10. Untuk keseragaman dalam pembukuan system akuntansi, maka penyetoran
PNBP agar menggunakan formulir SSBP.
25MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)
BAB V PENGGUNAAN KEMBALI PNBP
DAFTAR REALISASI PENDAPATANDAN PENGGUNAAN DANA DIPA TAHUN……
1. Nama kantor/Satker : ……………………………………2. Kode Kegiatan :…………………………………….3. Kode Kantor :…………………………………….4. Tanggal dan nomor DIPA : ……………………………………5. Perhitungan realisasi Pendapatan dan penggunaan dana DIPA
a. Jumlah Setoran PNBP dari 1 Januari 20.. s.d 31 Desember 20..SSBP lembar 4 ……. Lembar …………………………….. Rp………….
b. Jumlah dana yang dapat digunakan ( ……..% x 5.a) Rp………….c. Realisasi Pencairan dana 1 Januari 20.. s.d 31 Desember 20..
1) SPM-UP 20% pagu Rp. …………….2) Jml SPM-TUP (isi) Rp..……………3) Jml SPM-GU (isi) Rp……………..4) Jml SPM-LS Rp…………….5) Jumlah…………………… ……………………….. Rp………….
-------------------- (-)d. Sisa Dana (5b – 5c.5)…………………………………… …Rp………….
6. Sisa UP + TUP yang belum digunakan pada tgl. 31 Desember ….a. SPM-UP 20% pagu Rp. …………….b. Jml SPM-TUP (isi) Rp..…………… (+)c. Jumlah UP + TUP ………………………………… …. Rp………..d. Jml SPM-GU Nihil………………………………… … Rp……….. (-)e. Sisa UP + TUP yang belum digunakan………………. Rp………..f. Jumlah UP + TUP disetor ke rekening Kas Negara . . Rp………. *)
*) Bukti setoran sisa UP + TUP terlampir
…………………..,…………. 20…..Kepala Kantor………………………
Nama ………………………………..NIP………………………………….
26MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)
BAB V PENGGUNAAN KEMBALI PNBP
DAFTAR PERHITUNGANJUMLAH MAKSIMAL PENCAIRAN DANA (MP)
SATKER PENGGUNA PNBP
1. Nama kantor/Satker : ……………………………………2. Nomor dan tgl. DIPA :…………………………………….3. Target Pendapatan :…………………………………….4. Pagu Pengeluaran : ……………………………………5. Perhitungan maksimal Pencairan Dana
a. Jumlah Setoran PNBP1) Jumlah setoran s.d SSBP yang lalu ……………… Rp………….2) Jumlah setoran tambahan SSBP ini ……………... Rp…………. *)
_______________ (+)3) Jumlah setoran s.d SSBP ini ……………………… Rp…………
b. Jumlah dana yang dapat digunakan (….% x 5.a.3) ……. Rp…………
c. Realisasi Pencairan dana s.d SPM yang lalu
1) SPM-UP 20% pagu Rp. …………….2) SPM-TUP (isi) Rp..…………….3) SPM-GU ………… Rp………………4) SPM-LS…………. Rp………………5) Jumlah ………………………………………..…….. Rp………. … (-)
d. Jumlah Maksimal Pencairan Dana (5b – 5c.5) ……….. Rp…………….e. Jumlah SPM ini ……………………………………….. Rp……………
…………………..,…………. 20…..Kepala Kantor………………………
Nama ………………………………..NIP………………………………….
*) Foto copy SSBP lbr 4 terlampir
27MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)