pedoman orientasi mobilitas

6
Pedoman Orientasi Mobilitas Tehnik Pendamping Awas dan Perlindungan Diri (Self Guidance Techniques and Self Protective Techniques) 1. Tehnik Pendamping Awas a. Making Contact (Membuat Kontak) - Sentuhkan punggung tangan pendamping awas ke punggung tangan tunanetra dan mengajaknya dengan mengatakan “ayo kita jalan”. b. Grip (Pegangan) - Tangan tunanetra menelusur tangan pendamping awas diatas sikut - Ibu jari tunanetra berada diluar lengan pendamping dan jari jari yang lain berada di sebelah dalam dari lengan pendamping dengan tujuan agar pegangan tunanetra kuat. c. Posisi - Posisi tunanetra berada setengah langkah di belakang pendamping awas dengan bahu lurus sejajar di belakang bahu pendamping awas - posisi siku tunanetra 90d. Berpindah Pegangan - Tangan tunanetra yang bebas menelusur punggung pendamping kemudian memegang lengan pendamping sehingga tangan kiri dan kanan tunanetra bersatu pada lengan pendamping - Tangan tunanetra yang pertama memegang lengan pendamping di lepaskan. - Tunanetra membetulkan kembali posisinya setengah langkah di belakang pendamping - Terjadilah perpindahan posisi e. Berbalik Arah - Penamping berhenti sejenak dan mengatakan “kita akan berbalik arah” - Kemudian pendamping dan tunanetra keduanya berputar 45 ke arah dalam (ke arah dimana lengan pendamping di pegang dan tangan tunanetra memegang) - Tunanetra memegang tangan pendamping yang bebas dan menelusur hingga atas siku - Tunanetra membetulkan kembali posisi setengah langkah di belakang pendamping kemudian berjalan kembali. f. Teknik melewati jalan sempit - Pendamping menngatakan kepada tunanetra bahwa kita akan melewati jalan sempit - Pendamping menarik kebelakang lengannya yang dipegang tunanetra ke sebelah dalam

Upload: wulan-yulian

Post on 20-Jul-2015

42 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Orientasi Mobilitas

Pedoman Orientasi Mobilitas

Tehnik Pendamping Awas dan Perlindungan Diri

(Self Guidance Techniques and Self Protective Techniques)

1. Tehnik Pendamping Awas

a. Making Contact (Membuat Kontak)

- Sentuhkan punggung tangan pendamping awas ke punggung tangan tunanetra dan mengajaknya

dengan mengatakan “ayo kita jalan”.

b. Grip (Pegangan)

- Tangan tunanetra menelusur tangan pendamping awas diatas sikut

- Ibu jari tunanetra berada diluar lengan pendamping dan jari jari yang lain berada di sebelah dalam

dari lengan pendamping dengan tujuan agar pegangan tunanetra kuat.

c. Posisi

- Posisi tunanetra berada setengah langkah di belakang pendamping awas dengan bahu lurus sejajar

di belakang bahu pendamping awas

- posisi siku tunanetra 90⁰

d. Berpindah Pegangan

- Tangan tunanetra yang bebas menelusur punggung pendamping kemudian memegang lengan

pendamping sehingga tangan kiri dan kanan tunanetra bersatu pada lengan pendamping

- Tangan tunanetra yang pertama memegang lengan pendamping di lepaskan.

- Tunanetra membetulkan kembali posisinya setengah langkah di belakang pendamping

- Terjadilah perpindahan posisi

e. Berbalik Arah

- Penamping berhenti sejenak dan mengatakan “kita akan berbalik arah”

- Kemudian pendamping dan tunanetra keduanya berputar 45⁰ ke arah dalam (ke arah dimana

lengan pendamping di pegang dan tangan tunanetra memegang)

- Tunanetra memegang tangan pendamping yang bebas dan menelusur hingga atas siku

- Tunanetra membetulkan kembali posisi setengah langkah di belakang pendamping kemudian

berjalan kembali.

f. Teknik melewati jalan sempit

- Pendamping menngatakan kepada tunanetra bahwa kita akan melewati jalan sempit

- Pendamping menarik kebelakang lengannya yang dipegang tunanetra ke sebelah dalam

Page 2: Pedoman Orientasi Mobilitas

- Tunanetra memberikan respons dengan meluruskan lengannya yang memegang lengan

pendamping, sehingga posisi tunanetra berada tepat dibelakang badan pendamping awas dengan

jarak satu langkah

- Setelah melalui jalan sempit kemudian pendamping menarik kembali lengannya ke posisi seperti

semula maka tunanetra juga berada pada posisi semula dan posisi tunet kembali keposisi semula

yaitu berada di samping dari pendamping

g. Teknik melewati pintu

- Tunanetra dan pendamping awas berhenti sejenak sebelum melewati pintu kemudian pendamping

memberitahukan kepada tunanetra bahwa kita akan melewati pintu.

- Kemudian pendamping menjelaskan kepada tunanetra ke arah manakah pintu itu membuka

(membuka menjauh atau mendekat dank e arah kiri atau ke kanan)

- Apabila pintu terbuka ke arah berlawanan dengan posisi tunanetra,maka tunanetra harus

berpindah pegangan terlebih dahulu. Saat membuka pintu pendampinglah yang membuka pertama

kali dan tunanetra yang menutup pintu.

- Selesai memberikan informasi tentang membukanya pintu, pendamping membuka pintu melalui

pegangan pintu. Tangan yang membuka pintu adalah tangan yang searah dengan membukanya

pintu. Kalau pintu membuka ke sebelah kiri maka pendamping harus membuka pintu dengan

tangan kiri dan posisi tunanetra berada di sebelah kiri

- Tangan bebas tunanetra menelusur lengan pendamping awas yang sedang memegang pintu

- Pendamping berjalan melewati pintu dan melepas pegangannya pada pintu kemudian tunanetra

memegang pegangan pintu yang sebelumnya dipegang oleh pendamping, setelah itu tunanetra

melewati pintu dan menutup pintu tersebut.

h. Teknik duduk dikursi tanpa meja

- Sebelum tunet duduk dikursi pendamping menyakinkan pada tunet tentang bentuk,ukuran dan

kondisi kursi.

- Seandainya datang dari depan kursi, pendamping menuntun tunet sejauh setengah langkah dari

bagian depan kursi dan menerangkan posisi kursi.

- Pendamping membawa tunanetra mendekati kursi , jika pendamping dating dari depan kursi maka

dekatkan tunanetra sehingga tulang keringnya menyentuh kursi.

- Pegangkanlah salah satu tangan tunanetra ke sandaran kursi.

- Tanpa melepaskan tangan yang memegang sandaran kursi, tangan yang bebas memeriksa kursi

dengan meraba keseluruh permukaan kursi terutama bagian tempat duduknya

Page 3: Pedoman Orientasi Mobilitas

- Selanjutnya tunet berputar , berdiri membelakangi kursi dengan menyentuh kan bagian belakang

kakinya pada pinggiran kursi,baru duduk sambil berpegangan pada kedua sisi kursi sebelum

duduk.

- Jika penyandang tunet dan pendamping datangnya dari belakang kursi maka pendamping harus

merabakan tunet pada bagian belakang kursi. Teknik duduknya sama dengan datang dari arah

depan kursi.

i. Tehnik duduk di kursi dengan meja

- Pendamping membawa tunanetra mendekati kursi sehingga jaraknya setengah langkah dan

berkata “sekarang kita akan duduk di kursi yang ada mejanya”

- Pendamping memegang tangan tunanetra yang bebas dan tangan tersebut dipegang pada

pinggiran meja,kemudian pendamping memegang tangan yang memegang tangan pendamping

dan dipegangkan kesandaran kursi. Kemudian berkata “ayo yang kamu pegang ditangan kanan

dan kirimu itu apa ?”

- Setelah itu tunanetra diinstruksikan “coba tarik kursinya kearah belakang”

- Setelah itu instruksikan pada tunanetra untuk meraba kursi dengan tangan yang memegang kursi.

“Coba diraba kursinya” ini agar tunanetra mengetahui sudah ada ruang untuk duduk atau belum,

kursinya aman dan dalam keadaan baik atau tidak setelah itu klien bisa duduk. “jika sudah dirasa

aman, silahkan duduk.”

- Setelah duduk tunanetra dapat mengecek posisi duduknya sehingga posisinya lurus dengan kedua

tangannya yang memegang pinggiran meja.

j. Naik tangga :

- Pendamping mendekati pinggiran tangga dan berhenti ketika sampai pada pinggiran tangga.

Siswa berada setengah langkah di belakangnya. Pendamping berkata “saya akan melangkahkan

kaki untuk naik tangga terlebih dahulu satu langkah, lalu anda mengikuti satu langkah”

- Katakan mulai, Pendamping melangkah naik, siswa maju setengah langkah untuk menemukan

tangga dan kemudian melangkah naik.

- Siswa tetap berada satu anak tangga di belakang pendamping. pastikan langkah berbeda satu

langkah.

- Katakan “habis” ketika anak tangga sudah habis. Setelah siswa dan pendamping sampai di tempat

datar , pendamping berhenti sebentar dan menerangkan pada siswa bahwa dia telah sampai di

puncak. Hal ini menjaga supaya jangan terjadi salah langkah. Jangan lupa untuk memberi tahu

subjek bahwa di sampinya ada susuran tangga

Catatan : Berat badan siswa harus bertumpu pada ujung kakinya.

Page 4: Pedoman Orientasi Mobilitas

k. Turun tangga :

- Pendamping menuruni tangga dan berhenti ketika kaki sampai di sisi tangga. Siswa tetap berada

setengah langkah dibelakangnya. Pendamping mengatakan “saya akan melangkahkan kaki untuk

turun terlebih dahulu satu langkah, lalu anda mengikuti satu langkah, pastikan beda setengah

langkah”

- Sewaktu pendamping bergerak menuruni anak tangga pendamping berkata “katakan mulai”,

siswa tetap berada setengah langkah di belakang sampai ia merasakan gerakan turun dari lengan

pendamping sambil merasakan tepi tangga.

- Siswa tetap berada satu anak tangga di belakang pendamping sewaktu dalam proses berjalan turun

tangga.

- Siswa harus menjaga posisi tegak, dengan titik pusat berat badan jatuh pada tumitnya. Inti

terutama untuk menjaga keseimbangan berat badannya.

- jika anak tangga sudah habis, katakan habis.

2. Tehnik Melindungi Diri (digunakan pada daerah atau tempat yang sudah dikenal dengan

baik)

Sekarang kita akan mempelajari tentang teknik perlindungan diri. Teknik ini hanya bisa dipakai

atau digunakan pada daerah atau tempat yang sudah dikenal dengan baik. Teknik ini terdiri dari

teknik perlindungan diri bagian atas atau “Uper Hand” , teknik perlindungan diri bagian bawah

atau “Lower Hand”, dan teknik gabungan atau “Combination” . Sekarang mari kita praktikkan.

Namun, sebelum mempraktikan posisikan terlebih dahulu tunanetra lurus dengan benda (squaring

off).

a. Upper Hand (Tangan menyilang keatas)

Pertama-tama kita berlatih mengenai teknik “Upper Hand” . Teknik ini digunakan untuk

melindungi tubuh bagian atas seperti kepala dan dada dari benturan benda atau rintanganyang ada

didepan.

- Letakkan tangan kanan pada bahu sebelah kiri (atau sebaliknya).

- Kemudian geser ke arah depan sejauh 50 cm, posisi siku membentuk sudut 120 ° dan telapak

tangan menghadap kedepan.

- Sikap kepala tegak, tidak menunduk.

- Letakkan tangan pada posisi semula (sejajar dengan paha), kemudian ulangi teknik tadi beberapa

kali sampai tunanetra mampu melakukannya dengan benar.

Page 5: Pedoman Orientasi Mobilitas

- Setelah itu, cobakan pada tangan lainnya.

Praktek :

- Posisikan tunanetra tegak lurus dengan benda (meja, tembok dll)

- “coba sekarang kita praktekan, caranya sekarang kamu berjalan dengan menggunakan teknik

upper hand sampai kamu menemukan sesuatu didepan.”

- Setelah tunanetra berjalan dan menemukan sesuatu didepannya, kemudian tanyakan “apa yang

ada didepan kamu?”

- Setelah itu ulangi sampai tunanetra mampu melakukannya dengan benar

b. Lower Hand (Tangan menyilang ke bawah)

Teknik “Lower Hand”. Teknik ini digunakan utuk melindungi tubuh bagian bawah. Caranya

adalah:

- Lengan kanan/kiri diluruskan kebawah

- Sentuhkan telapak tangan ke paha yang berlawanan dengan tangan.

- Angkat tangan tersebut menjauhi paha dengan arah ke arah depan sejauh 10-15 cm.

- Ulangi teknik tersebut beberapa kali

- Setelah itu cobakan pada tangan lainnya.

Praktek :

- Posisikan tunanetra tegak lurus dengan benda (meja, tembok dll)

- “coba sekarang kita praktekan, caranya sekarang kamu berjalan dengan menggunakan teknik

lower hand sampai kamu menemukan sesuatu didepan.”

- Setelah tunanetra berjalan dan menemukan sesuatu didepannya, kemudian tanyakan “apa yang

ada didepan kamu?”

- Setelah itu ulangi sampai tunanetra mampu melakukannya dengan benar

c. Kombinasi

Teknik ini merupakan gabungan dari teknik “Uper Hand” dan “Lower Hand” atau tehnik antara

upper hand dengan tehnik trailing. Caranya adalah: lakukan kedua teknik tersebut secara bersamaan.

d. Teknik Trailing (Menelusuri Objek)

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan garis lurus atau garis pengarah menuju sasaran.

- Tunanetra berada dalam posisi squaring off. Posisikan tunanetra menyamping baik ke kanan atau

ke kiri dengan jarak dengan objek kurang lebih 10 cm. Sudut lengan dan badan kurang lebih 60⁰

Page 6: Pedoman Orientasi Mobilitas

- Pendamping awas mengatakan “ sekarang kita akan melakukan trailing (menelusur) kamu sedang

berada di samping tembok, sekarang Coba lengan (kanan atau kiri) kamu diluruskan mendekati

tembok dengan jari manis/kelingking menempel di tembok.”

- Sekerang kamu berjalan menelusuri tembok

e. Tehnik Tegak lurus dengan benda (squaring off)

Tehnik ini digunakan jika tunanetra ingin lurus dalam berjalan sehingga ia perlu melakukan

ancang-ancang dengan memanfaatkan benda atau objek apa yang ada, bias menggunakan tumit,

telapak kaki, belakang badan atau tangan.

- Tangan tunanetra disentuhkan ke tembok kemudian tunanetra diminta berbalik arah sehingga

posisi belakang badan tunanetra menyentuh tembok

- Gunakan tanganmu untuk meraba dan meluruskan posisi kamu dengan tembok

f. Tehnik Mengambil benda yang jatuh

- Sebelum mengambil benda yang jatuh, tunanetra harus mendengarkan terlebih dahulu benda yang

jatuh.

- “Saya akan menjatuhkan sebuah benda” setelah itu tanyakan. “apa benda yang jatuh tadi?”

- “sekarang coba untuk menghadap kearah benda yang jatuh, kemudian berjongkoklah dengan

tegak lurus untuk mulai mencari benda. Coba raba permukaan lantai yang dimulai dari dekat kaki

sampai melebar sekitar kaki. Apabila belum ketemu kamu bias melangkah satu langkah kedepan

dan mulaimencari lagi”