pedoman mutu standart pelayanan publik smm iso 9001:2008

DITPKASN BKN – PDM 001/2014 Tgl. Berlaku / Revisi : 1 September 2015 / 01 Halaman : 1 dari 66

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DIREKTORAT PENGADAAN DAN KEPANGKATAN Jln. Letjen Sutoyo 12 Jakarta Timur 13640

Telp. 021-8093336 Faxs 021-8093336

Pedoman Mutu Standart Pelayanan Publik SMM ISO 9001:2008

Disiapkan oleh Diperiksa oleh Kasi Perekaman data Pengadaan Direktur Pengadaan dan Dan Kepangkatan Kepangkatan Achmad Yusaq, SE AIDU TAUHID, SE, M.Si

Disetujui oleh Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian

Drs. S. KUSPRIYOMURDONO, M.Si.

Status Dokumen

Copy No.:

Pedoman Mutu Standart Pelayanan Publik


BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan

Jln. Letjen Sutoyo 12 Jakarta Timur 13640 Telp 021-8093336 Faxs 021-8093336

COPYRIGHT © Dokumen ini adalah milik Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan BKN. Dilarang memperbanyak sebagian

ataupun seluruh isi dokumen ini tanpa persetujuan tertulis dari Management Representative Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan BKN.

DAFTAR PEMEGANG DOKUMEN

Distribusi ke : 00 Dokumen Asli / Sekretariat Pengendali Dokumen 01 Kepala Badan Kepegawaian Negara 02 Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara 03 Sekretaris Utama Badan Kepegawaian Negara (Biro Kepegawaian) 04 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian 05 Direktur Pengadaan dan Kepangkatan n 06 Kasubdit Administrasi Pengadaan dan Kepangkatan n 07 Kasubdit Pengadaan ASN 08 Kasubdit KP SPT 09 Kasubdit KP PT 10 TIM Reformasi Birokrasi Badan Kepegawaian Negara





RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN





Tanggal Revisi ke Uraian Perubahan

17 Agustus 2014

18 Agustus 2015

0

1

Dokumen pertama terbit

Revisi pertama sesuai Permenpan & RB No 15 Tahun 2014





KATA PENGANTAR

ini perubahan sudah tidak dapat dihindari lagi, organisasi harus mengalami evolusi dengan berbasiskan pengetahuan/informasi yang juga berubah. Kemampuan memanfaatkan pengetahuan dan menyajikan konsep telah menjadi modal utama sehingga dapat memberi

hasil yang berbasis “customization”, fleksibel, cepat dan inovatif. Evolusi ini menuntut perubahan organisasi dengan kecenderungan pada pengurangan hirarki menjadi lebih pada penyeimbangan keahlian (leveraged talent), sehingga tidak birokratis,, memperluas peran (roles), memadukan cross functional dan teamwork untuk meningkatkan penciptaan nilai menyeluruh pada fungsi-fungsi, untuk meningkatkan kepuasan (satisfaction) pelanggan, dan kualitas pelayanan. Benah diri (internal reform) yang telah dicanangkan Badan Kepegawaian Negara sejak 1999 selain berkaitan dengan restrukturisasi organisasi juga menyangkut pembenahan profesi yang berujung pada perubahan pola pikir (mindset) seluruh jajaran organisasi untuk mencapai peningkatan kualitas pelayanan mutasi Kepegawaian. Perubahan pola pikir tsb diharapkan menyentuh sikap: (1) integrative—saling menunjang antar unit kerja dalam satu kesatuan misi pelayanan mutasi kepegawaian, (2) pro-aktif--mengedepankan kepedulian dan Kepentingan masyarakat PNS, (3) perbaikan dan penyempurnaan terus menerus (continous improvement). Sesuai dengan tujuan strategik Ditpkasn “Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan merupakan salah satu unit Eselon II BKN yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Deputi Bidang Bina Pengadaan, Kepangkatan dan Pensiun. Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi mengarahkan kegiatannya pada outcome yang hendak dicapai yaitu “Terwujudnya peningkatan pelayanan dibidang Kepangkatan dan mutasi lainnya dalam rangka mendukung kinerja organisasi BKN dalam mewujudkan visi dan misinya”. Outcome tersebut dapat diwujudkan melalui pembaharuan kebijakan manajemen pelayanan bidang mutasi kepegawaian yang dilakukan secara terus menerus dan profesional”, maka ditetapkan Pedoman Mutu untuk Pelayanan Publik Ditpkasn BKN yang ditetapkan, didokumentasikan, serta dipelihara dalam Sistem Manajemen Mutu berdasarkan standar ISO 9001 : 2008. Dokumen yang telah dikembangkan terdiri dari 3 jenis yaitu (i) Pedoman Mutu yang menjelaskan kebijakan Ditpkasn dalam memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008, (ii) Standard Operating Procedure yang menjelaskan tahapan suatu proses kerja secara kronologis yang melibatkan beberapa fungsi organisasi, serta (iii) Dokumen Pendukung yaitu dokumen lainnya yang digunakan dalam operasi sistem manajemen mutu, yaitu : 1. Instruksi Kerja, yang menjelaskan suatu aktivitas secara spesifik yang berkaitan dengan fungsi

organisasi, 2. Formulir, yang merupakan media bukti diterapkannya sistem manajemen mutu. 3. Dokumen Eksternal yang merupakan dokumen diluar dokumen internal.

K





Dengan ditetapkannya Pedoman Mutu ini, kami sebagai Deputi Mutasi Kepegawaiantelah berkomitmen terhadap penerapan dan pengembangan sistem manajemen mutu ini secara berkesinambungan dalam Pelayanan Publik di Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan . Demikian pula selanjutnya kami berharap bahwa Pedoman Mutu tersebut dipahami dan diimplementasikan serta dipelihara di seluruh fungsi Ditpkasn BKN Kami berharap pedoman ini, akan ditinjau ulang setiap satu tahun sekali untuk memastikan kesesuaiannya terhadap situasi, kondisi, harapan publik dan peraturan perundangan dalam kerangka Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

Jakarta, 18 Agustus 2015 Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian

Drs. S. KUSPRIYOMURDONO, M.Si. NIP. 195609091981101001





DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... 01

DAFTAR PEMEGANG DOKUMEN .............................................................................. 02

RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN .......................................................................... 03

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 04

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 06

VISI DAN MISI DITPKASN ....................................................................................... 08

KEBIJAKAN MUTU DITPKASN .................................................................................. 09

SASARAN MUTU DITPKASN ..................................................................................... 10

PROSES PELAYANAN PUBLIK DI DITPKASN ............................................................. 12

PROSES PELAYANAN SUBDIT ADMINISTRASI KEPANGKATAN DAN MUTASI

DI DITPKASN ......................................................................................................... 13

PROSES PELAYANAN PENETAPAN NOTA PERSETUJUAN KP PEMBINA TK. I

GOL RUANG IV/B KE BAWAH DI DITPKASN ............................................................. 14

PROSES PELAYANAN PENETAPAN NOTA PERSETUJUAN PMK DI DITPKASN ............... 15

PROSES PELAYANAN PENETAPAN NOTA PERSETUJUAN MUTASI LAIN-LAIN

DI DITPKASN ......................................................................................................... 16

PROSES PELAYANAN PENETAPAN SK PINDAH INSTANSI DI DITPKASN ..................... 17

PROSES PELAYANAN PENETAPAN NOTA PERTEK KP PEMBINA UTAMA MUDA

GOL RUANG IV/C KE ATAS DAN PENETAPAN PERTEK PENGANGKATAN JABATAN

FUNGSIONAL JENJANG UTAMA DI DITPKASN .......................................................... 18

0.0 PENDAHULUAN ................................................................................................ 19

1.0 RUANG LINGKUP, TUJUAN DAN SASARAN ......................................................... 22

2.0 ACUAN NORMATIF ........................................................................................... 24

3.0 ISTILAH DAN DEFINISI .................................................................................... 33

4.0 SISTEM MANAJEMEN MUTU ............................................................................... 34

4.1 Umum .................................................................................................. 34

4.2 Pedoman Mutu ...................................................................................... 34





4.3 Pengendalian Dokumen .......................................................................... 35

4.4 Pengendalian Arsip ................................................................................ 35

5.0 TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN .................................................................... 36

5.1 Komitmen Manajemen ........................................................................... 36

5.2 Fokus Kepada Publik .............................................................................. 36

5.3 Kebijakan Mutu ..................................................................................... 36

5.4 Perencanaan Mutu ................................................................................ 36

5.5 Tanggungjawab, Wewenang dan Komunikasi ......................................... 37

5.6 Tinjauan Manajemen ............................................................................. 38

6.0 MANAJEMEN SUMBER DAYA .................................................................................. 39

6.1 Penyediaan Sumber Daya .......................................................................... 39

6.2 Sumber Daya Manusia ................................................................................ 39

6.3 Prasarana .................................................................................................. 39

6.4 Lingkungan Kerja ...................................................................................... 40

7.0 REALISASI PELAYANAN PUBLIK ............................................................................. 40

7.1 Perencanaan .............................................................................................. 40

7.2 Proses-proses yang berkaitan dengan publik yang dilayani ............................. 40

7.3 Desain dan Pengembangan ......................................................................... 41

7.4 Pengadaan ................................................................................................ 41

7.5 Penyediaan Pelayanan Publik ..................................................................... 42

7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran ...................................... 43

8.0 PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN .............................................................. 43

8.1 Umum ....................................................................................................... 43

8.2 Pemantauan dan Pengukuran ...................................................................... 43

8.3 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai ....................................................... 44

8.4 Analisa Data .............................................................................................. 45

8.5 Peningkatan .............................................................................................. 45

9.0 LAMPIRAN ........................................................................................................... 46

9.1 REFERENSI SILANG .................................................................................... 47

9.2 RENCANA MUTU PELAYANAN ADMINISTRASI KEPANGKATAN DAN MUTASI DI DITPKASN .............................................................................................. 52 ..............................................................................................................

9.3 RENCANA MUTU PELAYANAN PENETAPAN NOTA PERSETUJUAN KP PEMBINA TK. I GOL RUANG IV/B KE BAWAH DI DITPKASN .......................................... 54





9.4 RENCANA MUTU PELAYANAN PENETAPAN NOTA PERSETUJUAN KP PMK DI DITPKASN .................................................................................................. 55

9.5 RENCANA MUTU PELAYANAN PENETAPAN NOTA PERSETUJUAN MUTASI LAIN-LAIN DI DITPKASN ..................................................................................... 56

9.6 RENCANA MUTU PELAYANAN PENETAPAN SK PINDAH INSTANSI DI DITPKASN .................................................................................................. 57

9.7 RENCANA MUTU PELAYANAN PENETAPAN NOTA PERTEK KP PEMBINA UTAMA MUDA GOL RUANG IV/C KE ATAS DAN PENETAPAN PERTEK PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL JENJANG UTAMA DI DITPKASN ................................. 58

MAKLUMAT PELAYANAN

” DENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI

STANDAR PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI

INI, KAMI SIAP MENERIMA SANGSI SESUAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG

BERLAKU ”






VISI

“Menjadi Pembina dan Penyelenggara manajemen Kepegawaian yang Profesional dan Bermartabat Tahun 2025”

MISI

1. Mengembangkan Sistem Manajemen Kepegawaian Negara 2. Mengembangkan Sistem Pelayanan Kepegawaian 3. Mengembangkan Manajemen Internal BKN

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan BKN serta

melihat latar belakang dan mencermati fenomena-fenomena yang ada, maka MOTTO Direktorat

Pengadaan dan Kepangkatan BKN adalah:

“Kemudahan dan kepuasan Pelanggan”

Pernyataan MOTTO Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan sepenuhnya mengacu pada

pernyataan Visi BKN yaitu : Menjadi Pembina dan penyelenggara manajemen kepegawaian di

dukung pelayanan prima kepada Pegawai Negeri Sipil yang profesional berbasis teknologi.

sebagaimana ditetapkan dalam Renstra BKN. JANJI PELAYANAN Direktorat Pengadaan dan

Kepangkatan memberikan pelayanan yang “Mudah dan Tepat”

Sebagai langkah nyata dari visi tersebut Ditpkasn melaksanakan misi ke 2 BKN yaitu

mengembangkan sistim pelayanan kepegawaian dengan langkah sebagai berikut :

• Terwujudnya pencapaian target penetapan kenaikan pangkat dan mutasi.

• Terwujudnya penetapan kenaikan pangkat dan mutasi secara efektif dan efisien.

• Terlaksananya koordinasi dengan pengelola kepegawaian Instansi Pusat dan

Daerah dalam penetapan kenaikan pangkat dan mutasi.

• Terwujudnya pelayanan prima melalui pengembangan Sistem Manajemen Mutu.

• Tersedianya Sumber Daya Manusia yang Profesional dalam penetapan kenaikan

pangkat dan mutasi.







NIP. 195609091981101001

KEBIJAKAN MUTU

DIREKTORAT PENGADAAN DAN KEPANGKATAN Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan berkomitmen memberikan pelayanan prima penetapan

kenaikan pangkat dan mutasi dengan Kebijakan Mutu sebagai berikut :

• Memberikan pelayanan dalam proses penetapan NIP CPNS/PNS, Kenaikan pangkat dan

Mutasi dengan cepat, tepat, profesional, dan ramah.

• Melakukan perbaikan secara berkesinambungan di dalam peningkatan kinerja sistem

manajemen mutu sesuai dengan standar ISO 9001:2008.

• Memberikan pelayanan yang maksimal secara transparan dan akuntabel dengan

mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

• Mewujudkan suasana kerja yang menjunjung tinggi profesionalisme dan terus

meningkatkan kesadaran budaya kerja, didalam memberikan pelayanan.

Seluruh jajaran pimpinan dan pegawai Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan BKN

memastikan bahwa Kebijakan Mutu ini akan dilaksanakan dalam aktivitas sehari-hari.







SASARAN MUTU Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan

Dalam rangka menunjang kebijakan mutu Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan berkomitmen

mewujudkan pelayanan prima dengan cara melakukan perbaikan pelayanan penetapan kenaikan

pangkat dan mutasi kepada Pegawai Negeri Sipil. Untuk mewujudkan hal tersebut Direktorat

Pengadaan dan Kepangkatan akan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan

berketetapan :

• Mematuhi semua persyaratan ISO 9001:2008

• Melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap efektivitas sistem manejemen mutu.

• Mengutamakan kepentingan Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menunjang terwujudnya pelayanan

prima.

• Meningkatkan kepuasan Pegawai Negeri Sipil dalam pelayanan penetapan kenaikan

pangkat dan mutasi.

Sasaran-sasaran mutu berpedoman pada Standar Pelayanan Publik Kedeputian Bidang Mutasi

Kepegawaian telah ditetapkan sebagai berikut :

NO NAMA

PELAYANAN

PERSYARATAN

(Instansi Mengajukan Usul dengan

melampirkan)

WAKTU PENYELESAIAN

BIAYA KELUHAN/

SARAN

PENGADUAN

1 Nota Persetujuan

Teknis Kenaikan

Pangkat

Pembina Tingkat I

Golongan Ruang IV/B Ke

Bawah

1. Salinan sah SK pangkat Terakhir,

2. Salinan sah DP3: 2 tahun terakhir

3. Salinan sah SK

Pengangkatan dalan jabatan dan surat

pernyataan pelantikan bagi yang menduduki

Jabatan Struktural

4. Salinan sah pengangkatan dalam

jabatan fungsional terakhir dan

Asli/tembusan asli

• Periode April

Januari s/d Mei

• Periode Oktober Juli s/d

Nopember (Proses penerimaan sampai dengan penyerahan ke pemohon maximal 25 hari kerja terhitung berkas Lengkap)

Tidak Dipungut

Melalui

• Telp. 021.8093336 Fax 021.8093336 Email [email protected]

• Kotak Saran pada Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan Lantai 1 Gedung II BKN Jln. Letjen Sutoyo

mailto:[email protected]






penetapan angka kredit

bagi yang menduduki jafung tertentu.

12 Jakarta Timur 13640

NO NAMA

PELAYANAN

PERSYARATAN


melampirkan)

WAKTU PENYELESAIAN

BIAYA KELUHAN/

SARAN

PENGADUAN

2 Nota Pertimbangan

Teknis Kenaikan

Pangkat Pembina

Utama Muda

Golongan Ruang IV/c Ke

atas Pengangkatan,

Pembebasan

dan Pengangkatan

Kembali Jabatan

Fungsional Jenjang Utama

yang menjadi

kewenangan Presiden

1. Salinan sah Sk pangkat Terakhir,

2. Salinan sah SK dalam jabatan terakhir


4. Asli penetapan angka kredit dari pejabat yang berwenang menetapkan sesuai dengan jabfung masing-masing

• Periode April Januari s/d Mei

• Periode Oktober Juli s/d Nopember (Proses penerimaan sampai dengan penyerahan ke pemohon maximal 25 hari kerja terhitung berkas Lengkap)

Tidak Dipungut

Melalui


• Kotak Saran pada Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan Lantai 1 Gedung II BKN Jln. Letjen Sutoyo 12 Jakarta Timur 13640

3 Nota Persetujuan Teknis Kenaikan Pangkat Prestasi Kerja Luar Biasa Baiknya


2. Salinan sah SK dalam jabatan terakhir apabila menduduki jabatan Struktural/fungsional

3. Tembusan asli keputusan yg ditandatangani pejabat pembina kepeg. Tentang penetapan prestasi

• Periode April Januari s/d Mei

• Periode Oktober Juli s/d Nopember (Proses penerimaan sampai dengan penyerahan ke pemohon maximal 25 hari kerja terhitung berkas Lengkap)

Tidak Dipungut

Melalui


• Kotak Saran pada Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan Lantai 1 Gedung II BKN Jln. Letjen









kerja luar biasa baiknya

Sutoyo 12 Jakarta Timur 13640

NO NAMA

PELAYANAN

PERSYARATAN


melampirkan)

WAKTU PENYELESAIAN

BIAYA

KELUHAN/

SARAN

PENGADUAN

4 Nota Persetujuan

Teknis Peninjauan

Masa Kerja

1. Salinan sah SK Kenaikan pangkat

terakhir 2. Daftar Riwayat hidup

3. Salinan STTB/ijasah/

Diploma/Akta yang digunakan pada saat

bekerja di pemerintah/ swasta

4. salinan sah SK pengangkatan

sebagai CPNS

5. Salinan sah SK pengangkatan/

pemberhentian sebagai bukti

pengalaman kerja

yang diperoleh

Januari s/d Desember (Proses penerimaan sampai dengan penyerahan ke pemohon maximal 25 hari kerja terhitung berkas Lengkap)

Tidak Dipungut

Melalui


Kotak Saran pada

Direktorat

Pengadaan dan

Kepangkatan

Lantai 1 Gedung II

BKN Jln. Letjen

Sutoyo 12 Jakarta

Timur 13640

5 Nota Persetujuan

Teknis Mutasi

Lain-lain

A. Diperbantukan ke Instansi lain :

1. Salinan sah surat

permintaan/ persetujuan dari

instansi yg menerima perbantuan

2. Salinan sah SK KP

terakhir

B. Penarikan dari perbantuan :

1. Salinan sah SK KP


Tidak Dipungut

Melalui


• Kotak Saran pada Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan Lantai 1









terakhir

2. Salinan sah SK tentang pemberhentian sebagai

pegawai perbantuan oleh Pjbt yg

berwenang dari inst ansi penerima

perbantuan

Gedung II BKN Jln. Letjen Sutoyo 12 Jakarta Timur 13640

NO NAMA

PELAYANAN

PERSYARATAN

(Instansi Mengajukan

Usul dengan melampirkan)

WAKTU

PENYELESAIAN BIAYA

KELUHAN/ SARAN

PENGADUAN

5 Nota

Persetujuan Teknis Mutasi

Lain-lain

3. Salinan sah SK

penarikan kembali dari pejabat yang

berwenang di instansi induknya.

4. Surat keterangan pemberhentian gaji dan

SPMT yg di buat

pejabat yg menerima perbantuan.

C. Rehabilitasi :

1. Salinan sah SK

pemberhentian ybs sbg PNS

2. Salinan sah SK dari pengadilan yg telah

mempunyai kekuatan

hukum tetap, menyatakan bahwa ybs

tidak terbukti bersalah 3. Salinan sah SK KP

terakhir

D. Pemutihan :

1. Salinan sah SK yang dibuat oleh pejabat yg

Januari s/d

Desember (Proses penerimaan sampai dengan penyerahan ke pemohon maximal 25 hari kerja terhitung berkas Lengkap)

Tidak

Dipungut

Melalui









tidak berwenang

menetapkan 2. Surat keterangan

pembayaran gaji ybs 3. Salinan sah dokumen

lain yg menunjang untuk pengesahan SK

E. Perbaikan : 1. Salinan sah NP Teknis

Ka BKN yang salah 2. Data pendukung yg dpt

dipergunakan untuk

perbaikan

NO NAMA

PELAYANAN

PERSYARATAN


melampirkan)

WAKTU PENYELESAIAN

BIAYA

KELUHAN/

SARAN PENGADUAN

6 Surat Keputusan

Pindah Instansi

1. Salinan sah SK KP terakhir

2. Surat pernyataan permintaan

persetujuan dari pejabat pembina Kepeg

instansi yang

membutuhkan 3. Surat pernyataan

persetujuan dari pejabat Pembina Kepeg

instansi PNS ybs

bekerja


Tidak Dipungut

Melalui



7 Pertimbangan

Teknis Alih Status

TNI/POLRI

menjadi Pegawai

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Salinan sah SK Pangkat terakhir

3. Salinan sah SK Jab

terakhir 4. Surat Keterangan

Januari s/d

Desember (Proses penerimaan sampai dengan penyerahan ke pemohon maximal 25 hari

Tidak

Dipungut

Melalui

• Telp. 021.8093336 Fax 021.8093336 Email







Negeri Sipil kesehatan dari Dokter

5. Persetujuan Panglima TNI / Kepolisian

Negara RI 6. Salinan sah SK dlm

pangkat pertama

kerja terhitung berkas Lengkap)

[email protected]


8 Penetapan NIP CPNS Pelamar

Umum

1. Daftar nominatif

pelamar yang

dinyatakan lulus dan

diterima sebagai CPNS

dan telah diumumkan

oleh PPK.

2. 5 (lima) rangkap surat

pengantar usul

penetapan NIP CPNS

beserta daftar

nominatif kelulusan

yang dibuat sesuai

dengan ketentuan

yang berlaku.

3. 4 (empat) rangkap

formulir penetapan

NIP yang telah diisi

sesuai dengan data

yang diperlukan, dan

setiap lembar formulir

ditempelkan foto pas

photo ukuran 3x4 cm

dengan tanda tangan

asli oleh pejabat yang

berwengan atau

pejabat lain yang

ditunjuk serta dibubuhi

stempel/cap dinas.

4. 1 (satu) lembar foto

Maksimal 14 hari kerja (proses penerimaan sampai dengan penyerahan ke pemohon terhitung berkas lengkap)

Tidak dipungut

Melalui











copy Surat Keputusan

PPK tentang

Penetapan Formasi

Pegawai Negeri Sipil

Tahun Anggaran yang

bersangkutan.

5. 1 (satu) lembar foto

copy ijazah/STTB yang

telah dilegalisir sesuai

dengan ketentuan

yang berlaku.

6. 1 (satu) set daftar

riwayat hidup yang

ditulis dengan tangan

sendiri memakai huruf

kapital/balok dan tinta

hitam, serta telah

ditempel foto ukuran

3x4 cm, sesui perka

BKN Nomor 11 Tahun

2002.

7. 1 (satu) lembar surat

pernyataan sesuai

dengan Keputusan

Kepala BKN Nomor 11

Tahun 2002, yang

berisi tentang:

a. Tidak pernah

dihukum penjara

atau kurungan;

b. Tidak pernah

diberhentikan

dengan hormat

tidak atas

permintaan sendiri

atau tidak dengan

hormat sebagai

Calon

Pegawai/Pegawai

Negeri atau





diberhentikan tidak

dengan hormat

sebagai pegawai

BUMN/BUMD atau

pegawia swasta;

c. Tidak

berkedudukan

sebagai Calon

Pegawai

Negeri/Pegawai

Negeri;

d. Bersedia

ditempatkan

diseluruh wilayah

Republik Indonesia

atau negara lain

yang ditentukan

oleh Pemerintah;

e. Tidak menjadi

anggota dan atau

pengurus partai

politik.

8. Foto copy bukti

pengalaman kerja

yang autentik dan

legalisir bagi yang

memiliki pengalaman

kerja.

9. Surat pernyataan dari

pejabat struktural

eselon II yang akan

menerima penempatan

CPNS pada unit kerja

lingkungannya sesuai

dengan formasi yang

ditetapkan untuk ybs.





MEKANISME PROSES PELAYANAN PUBLIK DI DIREKTORAT PENGADAAN DAN KEPANGKATAN





PROSES PELAYANAN SUBDIT ADMINISTRASI KEPANGKATAN DAN MUTASI DI DIREKTORAT PENGADAAN DAN KEPANGKATAN

PROSES PELAYANAN PENETAPAN PENINJAUAN MASA KERJA DI DIREKTORAT PENGADAAN DAN KEPANGKATAN





PROSES PELAYANAN PENETAPAN MUTASI LAIN-LAIN

DI DIREKTORAT PENGADAAN DAN KEPANGKATAN





PROSES PELAYANAN PENETAPAN SK PINDAH INSTANSI DI DIREKTORAT PENGADAAN DAN KEPANGKATAN

Demikian sasaran mutu ini ditetapkan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.







NIP. 195609091981101001

0.0 PENDAHULUAN Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan adalah unit kerja setingkat Eselon II yang dipimpin

oleh seorang Direktur, membawahi 4 (empat) Sub Direktorat 1(satu) Subbagian Tata Usaha

dan Kelompok Jabatan Fungsionalyaitu :

• Subdirektorat Pengadaan Aparatur Sipil Negara;

• Subdirektorat Kenaikan Pangkat dan Jabatan Selain Pimpinan Tinggi Utama, Pimpinan

Tinggi Madya, dan Jabatan Fungsional Utama;

• Subdirektorat Kenaikan Pangkat dan Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi

Madya, dan Jabatan Fungsional Utama;

• Subbagian Tata Usaha; dan

• Kelompok Jabatan Fungsional

Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2014 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara, Direktorat Pengadaan dan

Kepangkatan mempunyai tugas pokok :

Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan mempunyai tugas melaksanakan pemberian

Nomor Induk Pegawai Negeri Sipil untuk pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil/

Pegawai Negeri Sipil, menetapkan Kartu Pegawai dan Kartu Isteri/ Suami Pegawai

Negeri Sipil, penyiapan pertimbangan teknis kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil,

pertimbangan teknis pengangkatan jabatan fungsional jenjang utama, pengalihan

anggota TNI/POLRI menjadi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Negeri Sipil menjadi

anggota TNI/POLRI, pemberian persetujuan kenaikan pangkat, peninjauan masa

kerja, dan mutasi lainnya, serta pengalihanlpenyaluran Pegawai Negeri Sipil.

Melaksanakan penyiapan pertimbangan teknis kenaikan pangkat Pegawai Negeri

Sipil, pertimbangan teknis pengangkatan jabatan fungsional jenjang utama, dan

pengalihan Anggota TNI / POLRI menjadi Pegawai Negeri Sipil, pemberian

persetujuan kenaikan pangkat, peninjauan masa kerja, dan mutasi lainnya, serta

pengalihan / penyaluran Pegawai Negeri Sipil.

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :





a. pelaksanaan pemberian Nomor Induk Pegawai untuk Calon Pegawai Negeri

Sipil/Pegawai Negeri Sipil Instansi Pusat;

b. pelaksanaan penyiapan penetapan Kartu Pegawai dan Kartu Isteri/Suami Pegawai

Negeri Sipil kementerian dan non kementerian;

c. pelaksanaan penyiapan pemberian pertimbangan teknis tentang Kenaikan Pangkat

Pegawai Negeri Sipil dan pertimbangan teknis pengangkatan jabatan fungsional

jenjang utama yang penetapannya menjadi wewenang Presiden, serta pengalihan

anggota TNI/ POLRI menjadi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Negeri Sipil menjadi

anggota TNI/POLRI;

d. pelaksanaan penyiapan pemberian persetujuan kenaikan pangkat, pemindahan antar

instansi, dan mutasi lainnya yang penetapannya menjadi wewenang pimpinan

instansi/pejabat pembina kepegawaian;

e. pelaksanaan penyiapan penetapan surat keputusan dan pelaksanaan pengalihan/

penyaluran Pegawai Negeri Sipil sebagai akibat adanya penyederhanaan satuan

organisasi Negara;

f. pelaksanaan pemberian dan penetapan nomor pertimbangan dan nomor persetujuan

serta mencatat mengendalikan dalam buku register/komputer; dan

g. pelaksanaan pelayanan administrasi Direktorat

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kebijakan pemerintah yang

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka sebagai

operational unit bagi organisasi BKN, Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan didukung

oleh seperangkat sumberdaya yang meliputi sumberdaya manusia serta sumberdaya

manajemen lainnya.

Sumberdaya manusia, di lingkungan Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan berjumlah 90

pegawai, berdasarkan jabatan :

Unit Kerja Uraian menurut jabatan

Jumlah Eselon I

Eselon II

Eselon III

Eselon IV

Analis Kepegawaian

Fungsional Umum

1 2 3 4 5 6 7 8

Dit. Katasi 1 1

Sub bagian TU 1 1 4

Subdit Adm PK ASN

1 3 47 51





Subdit Pengadaan ASN

1 3 6 14 24

Subdit KP SPT 1 3 3 14 `20

Subdit KP PT 1 2 5 16 24

Jumlah 1 4 10 14 91 120

Sumber daya manusia dilingkungan Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan berdasarkan

pangkat dan golongan ruang :

Unit Kerja Uraian menurut Golongan

Jumlah IV III II I

1 2 3 4 5 6

Dit. Katasi 1 1

Sub bagian TU

Subdit Adm PK ASN 2 47 2 - 51

Subdit Pengadaan ASN 1 22 1 - 24

Subdit KP SPT 1 19 0 - 20

Subdit KP PT 1 22 1 - 24

Jumlah 6 110 4 - 120

Sumber daya manusia dilingkungan Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan berdasarkan

pendidikan :

Unit Kerja Uraian menurut tingkat pendidikan formal

Jumlah S.2 S.1 Sarmud/D.III SLTA SLTP SD

1 2 3 4 5 6 7 8

Dit. Katasi 1 1

Sub bagian TU

Subdit Adm PK ASN

2 10 2 37 - 51

Subdit Pengadaan ASN

10 1 13 - - 24





Subdit KP SPT 7 - 13 - - 20

Subdit KP PT 8 1 15 - - 24

Jumlah 2 36 4 78 - - 120

Sebagai perwujudan dan penjabaran dari tugas pokok tersebut diatas, Ditpkasn telah memilih

dan menetapkan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 sebagai sistem yang tepat untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta menjamin

kesinambungan sistem kerja dalam memberikan Pelayanan Prima kepada Pegawai Negeri

Sipil.

Struktur Organisasi Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan sesuai Peraturan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Kepegawaian Negara





1.0 RUANG LINGKUP, BATASAN, TUJUAN DAN SASARAN

1.1 Ruang Lingkup dan Batasan

Pedoman Mutu ini berlaku sebagai acuan dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di Pelayanan Publik DITPKASN dengan ruang lingkup pelayanan sebagai berikut: 1.1.1 Pelayanan Publik untuk penyiapan pemberian persetujuan kenaikan pangkat

Pembina Tk. I golongan ruang IV/b ke bawah; 1.1.2 Pelayanan Publik untuk penyiapan pemberian persetujuan Peninjauan Masa

Kerja; 1.1.3 Pelayanan Publik untuk penyiapan pemberian persetujuan mutasi lainnya

(perbantuan pada instansi lain, penarikan dari perbantuan, peninjauan masa kerja, pengesahan/ pemutihan), yang penetapannya menjadi wewenang pimpinan instansi/ Pejabat Pembina Kepegawaian, penyiapan penetapan surat keputusan dan pelaksanaan pengalihan/penyaluran Pegawai Negeri Sipil sebagai akibat adanya penyederhanaan satuan organisasi Negara, Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil untuk menjadi Juru muda tingkat I golongan ruang I/b sampai dengan Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b;

1.1.4 Pelayanan Publik untuk pemindahan antar instansi, 1.1.5 Pelayanan Publik untuk penyiapan pemberian pertimbangan teknis tentang

kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas yang penetapannya menjadi wewenang Presiden;

1.1.6 Pelayanan Publik untuk penyiapan pemberian pertimbangan teknis tentang pengangkatan jabatan fungsional Jenjang Utama yang penetapannya menjadi wewenang Presiden;

1.1.7 Pelayanan untuk penetapan NIP CPNS dari Pelamar Umum.

1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Pedoman Mutu ini ditujukan untuk : a. Mengkomunikasikan kebijakan penerapan sistem manajemen mutu

Pelayanan Publik di Ditpkasn. b. Menyediakan kerangka acuan kerja dalam memberikan Pelayanan Publik

sesuai dengan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan perundang-undangan oleh Ditpkasn.

c. Memberikan bukti objektif kepada pihak eksternal yang terkait bahwa telah ada dan telah diterapkannya Sistem Manajemen Mutu di Ditpkasn.





d. Memberikan bukti objektif kepada pihak eksternal yang terkait bahwa telah ada dan telah diterapkannya Sistem Manajemen Mutu untuk Penetapan NIP CPNS dari pelamar umum di Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan.

1.2.2 Sasaran-sasaran yang diharapkan dapat dicapai dengan terbitnya Pedoman Mutu

ini adalah sebagai berikut : a. Tersedianya ketetapan tentang ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen

Mutu Ditpkasn. b. Tersedianya panduan tentang tata cara Pelayanan Publik untuk penyiapan

pemberian persetujuan kenaikan pangkat Pembina Tk. I golongan ruang IV/b ke bawah;

c. Tersedianya panduan tentang tata cara Pelayanan Publik untuk penyiapan pemberian persetujuan Peninjauan Masa Kerja,

d. Tersedianya panduan tentang tata cara Pelayanan Publik untuk pemindahan antar instansi,

e. Tersedianya panduan tentang tata cara Pelayanan Publik untuk mutasi lain-lain (perbantuan pada instansi lain, penarikan dari perbantuan, pengesahan/pemutihan), yang penetapannya menjadi wewenang pimpinan instansi/Pejabat Pembina Kepegawaian penyiapan penetapan surat keputusan dan pelaksanaan pengalihan/ penyaluran Pegawai Negeri Sipil sebagai akibat adanya penyederhanaan satuan organisasi negaradan mutasi lainnya (perbantuan pada instansi lain, penarikan dari perbantuan, peninjauan masa kerja, pengesahan/ pemutihan), yang penetapannya menjadi wewenang pimpinan instansi/ Pejabat Pembina Kepegawaian penyiapan penetapan surat keputusan dan pelaksanaan pengalihan/penyaluran Pegawai Negeri Sipil sebagai akibat adanya penyederhanaan satuan organisasi negara.

f. Tersedianya panduan tentang tata cara Pelayanan Publik untuk penyiapan pemberian pertimbangan teknis tentang kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas yang penetapannya menjadi wewenang Presiden.

g. Tersedianya panduan tentang tata cara Pelayanan Publik untuk penyiapan pemberian pertimbangan teknis tentang pengangkatan jabatan fungsional Jenjang Utama yang penetapannya menjadi wewenang Presiden.

h. Tersedianya panduan tentang tata cara Penetapan NIP CPNS dari Pelamar Umum.

i. Terpeliharanya Arsip mutu yang merupakan bukti pelaksanaan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pelayanan Publik di Ditpkasn.

j. Tersedianya hasil analisis dan evaluasi kinerja Pelayanan Publik yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

k. Tersedianya bahan untuk pelatihan di bidang sistem manajemen mutu.





1.3 Pengecualian

Dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Ditpkasn melakukan pengecualian-pengecualian, yaitu pada persyaratan: • Pasal 7.3. Desain dan Pengembangan, karena tidak ada proses desain dan pengembangan

yang dilakukan sendiri atau atas permintaan PNS itu sendiri , semua desain dan

pengembangan produk diatur oleh peraturan BKN;

• Pasal 7.4.1 Seleksi dan evaluasi pemasok tidak dilakukan oleh Direktorat Pengadaan dan

Kepangkatan melainkan oleh Biro Perlengkapan Badan Kepegawaian Negara;

• Pasal 7.4.2 Verifikasi barang dan jasa yang dibeli tidak dilakukan oleh Direktorat Pengadaan

dan Kepangkatan melainkan oleh Biro Perlengkapan Badan Kepegawaian Negara;

• Pasal 7.5.2 Validasi proses tidak dilakukan karena semua proses bisa diverifikasi secara

berurutan.

• Pasal 7.5.6 Pengendalian barang milik pelanggan tidak dilakukan karena tidak ada barang milik

pelanggan yang perlu dikendalikan pada proses Kepangkatan dan mutasi.

• Pasal 7.6. Pengendalian alat Pemantauan dan Pengukuran (kalibrasi) tidak dilakukan karena

pada proses Kepangkatan dan mutasi tidak menggunakan peralatan pemantauan dan

pengukuran.

2.0 ACUAN NORMATIF

2.1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

2.2 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2.3 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

2.4 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

2.5 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil

2.6 Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002

2.7 Keppres Nomor 80 Tahun 2003 Jo Keppres Nomor 61 Tahun 2004 Jo Perpres Nomor 32 Tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah





2.8 Keppres Nomor 72 tahun 2004 atas Perubahan Keppres 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN

2.9 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2002

2.10 Peraturan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang petunjuk Pelaksanaan Penetapan NIP CPNS

2.11 Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2006 jo Peraturan Kepala BKN Nomor 02 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKN.

2.12 Peraturan Kepala BKN Nomor 30 Tahun 2007 tentang petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 9 Tahun 2012

2.13 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Pengalihan Status Anggota TNI / POLRI menjadi Pegawai Negeri Sipil untuk menduduki jabatan struktural.

2.14 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2002 Tentang perubahan atas Pengalihan Status Anggota TNI / POLRI menjadi Pegawai Negeri Sipil untuk menduduki jabatan struktural.

2.15 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tentang perubahan atas Pengalihan Status Anggota TNI / POLRI menjadi Pegawai Negeri Sipil untuk menduduki jabatan struktural yang telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2002

2.16 Peraturan Kepala BKN Nomor 29A Tahun 2007 tentang Tata Cara Pemberian Pertimbangan/Persetujuan Kenaikan Pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil yang Menunjukkan Prestasi Kerja Luar Biasa Baiknya.

2.17 PER. MENPAN Nomor PER/87M.PAN/8/2005 Tanggal 16 Agustus 2005, PB Nomor 05/A/KP/IX/2006 dan Nomor 61 Tahun 2006 Tanggal 22 September 2006 Tentang Jabatan Fungsional Diplomat

2.18 PER. MENPAN Nomor PER/07/KEP/M.PAN/5/2007 Tanggal 3 Mei 2007, PB Nomor PER/05/M/IV/2008 dan Nomor 9 A Tahun 2008 Tanggal 4 April 2008 Tentang Jabatan Fungsional Kataloger

2.19 KEP. MENPAN Nomor 46/KEP/M.PAN/6/2003 Tanggal 16 Juni 2003, SKB Nomor M.6051 KP.04.12 Tahun 2003 dan Nomor 46 Tahun 2003 Tanggal 21 Nopember 2003 Tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Merek

2.20 KEP. MENPAN Nomor 47/KEP/M.PAN/6/2003 Tanggal 16 Juni 2003, SKB Nomor M.6052-KP 04.12 Tahun 2003 dan Nomor 47 Tahun 2003 Tanggal 21 Nopember 2003 Tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Paten

2.21 KEP MENPAN Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000 tanggal 22 Desember 2000, SKB Nomor M.390-KP.04.12 Tahun 2002 dan Nomor 01 tahun 2002 tanggal 29 Januari 2002 Tentang Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan





2.22 KEP MENPAN Nomor 130/MENPAN/1989 Tanggal 27 Nopember 1989, SKB Nomor 03/SEB/MENPEN/1989 dan Nomor 53/SE/1989 Tanggal 21 Desember 1989 Tentang Jabatan Fungsional Adikara Siaran (AS)

2.23 KEP MENPAN Nomor 129/MENPAN/1989 Tanggal 27 Nopember 1989, SKB Nomor 02/SEB/MENPEN/1989 dan Nomor 51/SE/1989 Tanggal 21 Desember 1989 Tentang Jabatan Fungsional Andalan Siaran (AS)

2.24 KEP. MENPAN Nomor 32/KEP/M.PAN/3/2003 Tanggal 7 Maret 2003, SKB Nomor 149/KMK.01/2004 dan Nomor 15 Tahun 2004 Tanggal 23 Maret 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai

2.25 KEP. MENPAN Nomor 31/KEP/M.PAN/3/2003 Tanggal 7 Maret 2003, SKB Nomor 148/KMK.01/2004 dan Nomor 14 Tahun 2004 Tanggal 23 Maret 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak

2.26 KEP MENPAN Nomor 30/KEP/M.PAN/3/2003 tanggal 7 Maret 2003, SKB Nomor 147/KMK.01/2004 dan Nomor 13 tahun 2004 Tanggal 23 Maret 2004 Tentang Jabatan Fungsional Penilai Pajak Bumi dan Bangunan

2.27 PER MENPAN Nomor PER/04/M.PAN/2/2006 Tanggal 28 Pebruari 2006 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pajak

2.28 KEP MENPAN Nomor 128/MENPAN/1989 Tanggal 27 Nopember 1989, SKB Nomor 01/SEB/MENPEN/1989 dan Nomor 51/SE/1989 Tanggal 21 Desember 1989 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Siaran

2.29 KEP MENPAN Nomor 128/KEP/M.PAN/12/2002 Tanggal 3 Desember 2002 jo dan No, KEP/03/M.PAN/I/2005 Tanggal 13 Januari 2005, SKB Nomor 435/MPP/KEP/6/2003 dan Nomor 23 Tahun 2003 Tanggal 23 Juni 2003 Tentang Jabatan Fungsional Penera

2.30 KEP Menpan Nomor 131/KEP/M.PAN/12/2002 tanggal 3 Desember 2002 jo dan Nomor KEP/05/M.PAN/I/2005 tanggal 13 Januari 2005, SKB Nomor 434/MPP/KEP/6/2003 dan Nomor 22 Tahun 2003 Tanggal 23 juni 2003 Tentang Jabatan Fungsional Penguji Mutu Barang

2.31 KEP MENPAN Nomor 59/KEP/MK.WASPAN/9/1999 Tanggal 30 September 1999, SKB Nomor 1045/KPTS/OT.210/10/1999 dan Nomor 187 Tahun 1999 Tanggal 13 Oktober 1999 Tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner

2.32 KEP MENPAN Nomor 60/KEP/MK.WASPAN/9/1999 Tanggal 30 September 1999 jo dan Nomor KEP/137/M.PAN/9/2004 Tanggal 30 September 2004, SKB Nomor 1046/KPTS/OT.210/10/1999 dan Nomor 188 Tahun 1999 Tanggal 13 Oktober 1999 Tentang Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner

2.33 KEP MENPAN Nomor 57/KEP/MK.WASPAN/9/1999 Tanggal 30 September 1999 jo dan Nomor KEP/137/M.PAN/9/2004 Tanggal 30 September 2004, SKB Nomor 1042/KPTS/OT.210/10/1999 dan Nomor 184 Tahun 1999 tanggal 13 Oktober 1999 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman





2.34 KEP MENPAN Nomor 61/KEP/MK.WASPAN/9/1999 Tanggal 30 September 1999 jo dan Nomor KEP/137/M.PAN/9/2004 Tanggal 30 September 2004, SKB Nomor 1044/KPTS/OT.210/10/1999 dan Nomor 186 Tahun 1999 Tanggal 13 Oktober 1999 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak

2.35 PER MENPAN Nomor PER/17/M.PAN/4/2006 Tanggal 11 April 2006, PB Nomor 59/Permentan/OT.140/11/2006 dan Nomor 62 Tahun 2006 Tanggal 6 Nopember 2006 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian

2.36 KEP MENPAN Nomor KEP/31/M.PAN/3/2004 Tanggal 18 Maret 2004, SKB Nomor 528/Kpts/OT.140/9/2004 dan Nomor 34 A Tahun 2004 Tanggal 06 September 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan

2.37 PER MENPAN Nomor PER/10/M.PAN/05/2008 Tanggal 23 Mei 2008 Tentang Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan

2.38 PER. MENPAN Nomor PER/02/MENPAN/2/2008 Tanggal 18 Pebruari 2008 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian

2.39 KEP MENPAN Nomor 129/KEP/M.PAN/12/2002 Tanggal 3 Desember 2002 jo dan Nomor KEP/04/M.PAN/I/2005 tanggal 13 januari 2005, SKB Nomor 436/MPP/KEP/6/2003 dan Nomor 24 Tahun 2003 Tanggal 23 Juni 2003 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan

2.40 KEP. MENPAN Nomor 21/KEP/M.PAN/4/2002 Tanggal 19 April 2002, SKB 1246.K/70/MEM/2002 dan Nomor 16 Tahun 2002 Tanggal 22 Juli 2002 Tentang Jabatan Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan

2.41 KEP MENPAN Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2002 Tanggal 19 April 2002, SKB Nomor 1245 K/70/MEM/2002 dan Nomor 18 Tahun 2002 Tanggal 22 Juli 2002 Tentang Jabatan Fungsional Inspektur Minyak dan Gas Bumi

2.42 KEP. MENPAN Nomor 22/KEP/M.PAN/4/2002 Tanggal 19 April 2002, SKB Nomor 1247K/70/MEM/2002 dan Nomor 17 Tahun 2002 Tanggal 22 Juli 2002 Tentang Jabatan Fungsional Inspektur Tambang

2.43 KEP MENPAN Nomor 136/KEP/M.PAN/12/2002 Tanggal 3 Desember 2002, SKB Nomor 0064 K/70/MEM/2004 dan Nomor 05 Tahun 2004 Tanggal 17 Pebruati 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pengamat Gunung Api

2.44 KEP MENPAN Nomor 67/KEP/MK.WASPAN/10/1999 Tanggal 4 Oktober 1999, SKB Nomor 033.K/70/MPE/2000 dan Nomor 04 Tahun 2000 Tanggal 28 Januari 2000 Tentang Jabatan Fungsional Penyelidik Bumi

2.45 PER MENPAN Nomor PER/10/M.PAN/6/2007 Tanggal 18 Juni 2007, PB Nomor 06/PKS/M/2007 dan Nomor 44 Tahun 2007 Tanggal 27 Desember 2007 Tentang Jabatan Fungsional Penata Ruang

2.46 KEP MENPAN Nomor 64/KEP/MK.WASPAN/10/1999 Tanggal 01 Oktober 1999, SKB Nomor 02/SKB/M/2000 dan Nomor 157.B Tahun 2000 Tanggal 1 Nopember 2000 Tentang Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan Jembatan





2.47 KEP MENPAN Nomor 63/KEP/MK.WASPAN/10/1999 Tanggal 01 Oktober 1999, SKB Nomor 01/SKB/M/2000 dan Nomor 157-A Tahun 2000 tanggal 1 Nopember 2000 Tentang Jabatan Fungsional Teknik Pengairan

2.48 KEP MENPAN Nomor 65/KEP/MK.WASPAN/10/1999 Tanggal 01 Oktober 1999, SKB Nomor 03/SKB/M/2000 dan Nomor 157.C Tahun 2000 Tanggal 1 Nopember 2000 Tentang Jabatan Fungsional Teknik Tata Bangunan dan Perumahan

2.49 KEP MENPAN Nomor 66/KEP/MK.WASPAN/10/1999 Tanggal 01 Oktober 1999, SKB Nomor 04/SKB/M/2000 dan Nomor 157.D Tahun 2000 Tanggal 1 Nopember 2000 Tentang Jabatan Fungsional Teknik Penyehatan Lingkungan

2.50 KEP MENPAN Nomor KEP/195/M.PAN/12/2004 Tanggal 10 Desember 2004, SKB Nomor KM.61 Tahun 2005 dan Nomor 20 Tahun 2005 tanggal 05 Oktober 2005 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran

2.51 KEP MENPAN Nomor KEP/51/M.PAN/4/2004 Tanggal 30 April 2004, SKB Nomor KM.77 Tahun 2004 dan Nomor 36Tahun 2004 tanggal 13 Oktober 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio

2.52 KEP MENPAN Nomor KEP/150/M.PAN/11/2003 Tanggal 21 Nopember 2003, SKB Nomor KM.48 Tahun 2004 dan Nomor 20 Tahun 2004 tanggal 29 April 2004 Tentang Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor

2.53 KEP MENPAN Nomor KEP/192/M.PAN/11/2004 Tanggal 9 Nopember 2004, SKB Nomor KM.50 Tahun 2005 dan Nomor 13Tahun 2005 tanggal 24 Agustus 2005 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Penerbangan

2.54 KEP MENPAN Nomor 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tanggal 24 Agustus 1999, SKB Nomor 61409/MPK/KP/1999 dan Nomor 181Tahun 1999 tanggal 13 Oktober 1999 Tentang Jabatan Fungsional Dosen

2.55 SKB Nomor 0433/P/1993 dan 25 Tahun 1993 tanggal 24 Desember 1993 Tentang Jabatan Fungsional Guru

2.56 KEP MENPAN Nomor 25/KEP/MK.WASPAN/6/1999 tanggal 18 Juni1999, SKB Nomor 06/U/SKB/1999 dan Nomor 180 Tahun 1999 tanggal 13 Oktober 1999 Tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar

2.57 KEP. MENPAN Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001 Tanggal 31 Oktober 2001, SKB Nomor 0322/O/1996 dan Nomor 38 Tahun 1996 tanggal 30 Oktober 1996 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah

2.58 KEP MENPAN Nomor 15/KEP/M.PAN/3/2002 tanggal 21 Maret 2002, SKB Nomor 1U/SKB/2002 dan Nomor 4 Tahun 2002 Tanggal 24 Maretv 2002 Tentang Jabatan Fungsional Penilik

2.59 KEP MENPAN Nomor 42/KEP/M.PAN/12/2000 tanggal 22 Desember 2000, SKB Nomor 251/MENKES-KESOS/SKB/III/2001 dan Nomor 168Tahun 2001 tanggal 30 Maret 2001 Tentang Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan





2.60 PER. MENPAN Nomor PER/07/M.PAN/4/2008 Tanggal 15 April 2008 Tentang Jabatan Fungsional Apoteker

2.61 PER. MENPAN Nomor PER/08/M.PAN/4/2008 Tanggal 15 April 2008 Tentang Jabatan Fungsional Asisten Apoteker

2.62 PER. MENPAN Nomor PER/01/M.PAN/1/2008 Tanggal 28 Januari 2008 Tentang Jabatan Fungsional Bidan

2.63 KEP. MENPAN Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 Tanggal 7 Nopember 2003, SKB Nomor 1738/MENKES/SKB/XII/2003 dan Nomor 52 Tahun 2003 Tanggal 30 Desember 2003 Tentang Jabatan Fungsional Dokter

2.64 KEP. MENPAN Nomor 141/KEP/M.PAN/11/2003 Tanggal 7 Nopember 2003, SKB Nomor 1740/MENKES/SKB/XII/2003 dan Nomor 54 Tahun 2003 Tanggal 30 Desember 2003 Tentang Jabatan Fungsional Gokter Gigi

2.65 PER. MENPAN Nomor PER/17/M.PAN/9/2008 tanggal 16 September 2008 Tentang Jabatan Fungsional Dokter Penilik Klinis

2.66 KEP. MENPAN Nomor 17/KEP/M.PAN/11/2000 Tanggal 30 Nopember 2000, SKB Nomor 395/MENKES-KESOS/SKB/V /2000 dan Nomor 19 Tahun 2001 Tanggal 8 Mei 2001 Tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan

2.67 KEP. MENPAN Nomor 18/KEP/M.PAN/11/2000 Tanggal 30 Nopember 2000, SKB Nomor 396/MENKES-KESOS/SKB/V /2000 dan Nomor 20 Tahun 2001 Tanggal 8 Mei 2001 Tentang Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan

2.68 KEP. MENPAN Nomor KEP/04/M.PAN/1/2004 Tanggal 19 Januari 2004, SKB Nomor 209/MENKES/SKB/III /2004 dan Nomor 7 Tahun 2004 Tanggal 2 Maret 2004 Tentang Jabatan Fungsional Fisioterapis

2.69 PER. MENPAN Nomor PER/12/M.PAN/5/2008 Tanggal 26 Mei 2008 Tentang Jabatan Fungsional Fisikawan Medis

2.70 KEP. MENPAN Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2001 Tanggal 4 April 2001, SKB Nomor 894/MENKES-KESOS/SKB/VIII /2001 dan Nomor 35Tahun 2001 Tanggal 16 Agustus 2001 Tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis

2.71 PER. MENPAN Nomor PER/123/M.PAN/12/2005 Tanggal 30 Desember 2005, PB Nomor 101/MENKES/PB/II /2006 dan Nomor 4 Tahun 2006 Tanggal 21 Pebruari 2006 Tentang Jabatan Fungsional Okupasi Terapis

2.72 PER. MENPAN Nomor PER/122/M.PAN/12/2005 Tanggal 30 Desember 2005, PB Nomor 100/MENKES/PB/II /2006 dan Nomor 3 Tahun 2006 Tanggal 21 Pebruari 2006 Tentang Jabatan Fungsional Ortotis Prostetis

2.73 KEP. MENPAN Nomor 58/KEP/M.PAN/8/2000 Tanggal 14 Agustus 2000, SKB Nomor 1811/MENKES-KESOS/SKB/XII/2000 dan Nomor 164.A Tahun 2000 Tanggal 26 Desember 2000 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat





2.74 KEP. MENPAN Nomor 94/KEP/M.PAN/11/2001 Tanggal 7 Nopember 2001, SKB Nomor 733/MENKES/SKB/VI /2002 dan Nomor 10 Tahun 2002 Tanggal 14 Juni 2002 Tentang Jabatan Fungsional Perawat

2.75 KEP. MENPAN Nomor 22/KEP/M.PAN/4/2001 Tanggal 4 April 2001, SKB Nomor 728/MENKES-KESOS/SKB/VII/2001 dan Nomor 32.ATahun 2001 Tanggal 18 Juli 2001 Tentang Jabatan Fungsional Perawat Gigi

2.76 KEP. MENPAN Nomor 135/KEP/M.PAN/12/2002 Tanggal 3 Desember 2002, SKB Nomor 048/MENKES/SKB/1 /2003 dan Nomor 02 Tahun 2003 Tanggal 20 Januari 2003 Tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis

2.77 PER. MENPAN Nomor PER/08/M.PAN/3/2006 Tanggal 28 Maret 2006, PB Nomor 611/MENKES /PB /VIII /2006 dan Nomor 20 Tahun 2006 Tanggal 8 Agustus 2006 Tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan

2.78 PER. MENPAN Nomor PER/11/M.PAN/5/2008 Tanggal 26 Mei 2008 Tentang Jabatan Fungsional Psikolog Klinis

2.79 KEP. MENPAN Nomor 133/KEP/M.PAN/12/2002 Tanggal 3 Desember 2002, SKB Nomor 049/MENKES/SKB/1 /2003 dan Nomor 01 Tahun 2003 Tanggal 20 Januari 2003 Tentang Jabatan Fungsional Radiografer

2.80 PER. MENPAN Nomor PER/47/M.PAN/4/2005 Tanggal 21 April 2005, PB Nomor 1368/MENKES/SKB/IX /2005 dan Nomor 19 Tahun 2005 Tanggal 19 September 2005 Tentang Jabatan Fungsional Refraksionis Optisien

2.81 KEP. MENPAN Nomor 19/KEP/M.PAN/11/2000 Tanggal 13 Nopember 2000, SKB Nomor 393/MENKES-KESOS/SKB/V /2001 dan Nomor 18 Tahun 2001 Tanggal 8 Mei 2001 Tentang Jabatan Fungsional Sanitarian

2.82 KEP. MENPAN Nomor 41/KEP/M.PAN/4/2003 Tanggal 30 April 2003, SKB Nomor 717/MENKES/SKB/V/2003 dan Nomor 19 Tahun 2003 Tanggal 23 Mei 2003 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis

2.83 PER. MENPAN Nomor PER/06/M.PAN/4/2007 Tanggal 30 April 2007, PB Nomor 1148/MENKES/PB/X /2007 dan Nomor 35 Tahun 2007 Tanggal 24 Oktober 2007 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Gigi

2.84 PER. MENPAN Nomor PER/05/M.PAN/4/2007 Tanggal 30 April 2007, PB Nomor 1147/MENKES/PB /X /2007 dan Nomor 34 Tahun 2007 Tanggal 24 Oktober 2007 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Transfusi Darah

2.85 PER. MENPAN Nomor PER/48/M.PAN/4/2005 Tanggal 21April 2005, PB Nomor 1367/MENKES/PB/IX /2005 dan Nomor 19 Tahun 2005 Tanggal 19 September 2005 Tentang Jabatan Fungsional Terapis Wicara

2.86 PER. MENPAN Nomor PER/62/M.PAN/6/2005 Tanggal 3 Juni 2005, PB Nomor 20 Tahun 2005 dan Nomor 14 A Tahun 2005 Tanggal 14 September 2005 Tentang Jabatan Fungsional Penghulu





2.87 KEP. MENPAN Nomor 54/KEP/MK.WASPAN/9/1999 Tanggal 30 September 1999, SKB Nomor 574 Tahun 1999 dan Nomor 178 Tahun 1999 Tanggal 13 Oktober 1999 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama

2.88 KEP. MENPAN Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 Tanggal 28 Maret 2003, SKB Nomor Kp. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 Tanggal 10 Juli 2003 Tentang Jabatan Fungsional Instruktur

2.89 KEP. MENPAN Nomor 06/KEP/M.PAN/2/2000 Tanggal 7 Pebruari 2000, SKB Nomor Kp. 40/MEN/2000 dan Nomor 15 A Tahun 2000 Tanggal 28 Maret 2000 Tentang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja

2.90 KEP. MENPAN Nomor 35/KEP/M.PAN/3/2003 Tanggal 28 Maret 2003, SKB Nomor Kp. 189/MEN/2003 dan Nomor 25 B Tahun 2003 Tanggal 10 Juli 2003 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan

2.91 KEP. MENPAN Nomor /KEP/58/M.PAN/6/2004 Tanggal 14 Juni 2004, SKB Nomor KEP.222/MEN/X2004 dan Nomor 37 Tahun 2004 Tanggal 19 Oktober 2004 Tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat

2.92 KEP. MENPAN Nomor 40/KEP/M.PAN/12/2000 Tanggal 22 Desember 2000, SKB Nomor KEP. 307/MEN/2000 dan Nomor 165Tahun 2000 Tanggal 29 Desember 2000 Tentang Jabatan Fungsional Perantara Hubungan Industrial

2.93 KEP. MENPAN Nomor KEP/03/M.PAN/1/2004 Tanggal 16 Januari 2004, SKB Nomor 05/HUK/2004 dan Nomor 09 Tahun 2004 Tanggal 8 Maret 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pekerja Sosial

2.94 PER. MENPAN Nomor PER/06/M.PAN/4/2008 Tanggal 9 April 2008, PB Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor 13Tahun 2008 Tanggal 17 Juni 2008 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial

2.95 PER. MENPAN Nomor PER/24/M.PAN/5/2006 Tanggal 19 Mei 2006, PB Nomor 1 Tahun 2007 dan Nomor 22 Tahun 2007 Tanggal 30 Maret 2007 Tentang Jabatan Fungsional Penerjemah

2.96 KEP. MENPAN Nomor 18/MENPAN/5/1989 Tanggal 30 Januari 1989 jo. Nomor 41/1990 Tanggal 12 Mei 1990, SKB Nomor 005/JA/8/1990 dan Nomor 42/SE/1990 Tanggal 27 Agustus 1990 Tentang Jabatan Fungsional Jaksa

2.97 KEP. MENPAN Nomor 133/MENPAN/11/2003 Tanggal 3 Nopember 2003, SKB Nomor KP.004/KEP.61/2004 dan Nomor 18 Tahun 2004 Tanggal 8 April 2004 Tentang Jabatan Fungsional Operator Transmisi Sandi

2.98 KEP. MENPAN Nomor 134/KEP/M.PAN/11/2003 Tanggal 3 Nopember 2003, SKB Nomor KP.004/KEP.60/2004 dan Nomor 17 Tahun 2004 Tanggal 8 April 2004 Tentang Jabatan Fungsional Sandiman

2.99 PER. MENPAN Nomor PER/36/M.PAN/11/2006 Tanggal 29 Nopember 2006 jo. PER/14/M.PAN/6/2008 Tanggal 2 Juni 2008, PB Nomor 67 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 Tentang Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian





2.100 PER. MENPAN Nomor PER/66/M.PAN/6/2005 Tanggal 9 Juni 2005 jo PER/22/M.PAN/4/2006 Tanggal 28 April 2006, SKB Nomor 7 Tahun 2005 dan Nomor 17 Tahun 2005 Tanggal 20 September 2005 Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara

2.101 KEP. MENPAN Nomor KEP/128/M.PAN/9/2004 Tanggal 6 September 2004, SKB Nomor 3719/D/2004 dan Nomor 60 Tahun 2004 Tanggal 27 Desember 2004 Tentang Jabatan Fungsional Peneliti

2.102 KEP. MENPAN Nomor 31/KEP/M.PAN/5/2002 Tanggal 31 Mei 2002, SKB Nomor KEP.027/I/2003 dan Nomor 03 Tahun 2003 Tanggal 31 Januari 2003 Tentang Jabatan Fungsional Agen

2.103 KEP. MENPAN Nomor 149/KEP/M.PAN/11/2003 Tanggal 21 Nopember 2003, SKB Nomor 100/KA/III/2004 dan Nomor 11 Tahun 2004 Tanggal 12 Maret 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir

2.104 KEP. MENPAN Nomor 66/KEP/M.PAN/7/2003 Tanggal 27 Juli 2003, SKB Nomor 002/BPS-SKB/II/2004 dan Nomor 04 Tahun 2004 Tanggal 17 Pebruari 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pranata Komputer

2.105 KEP. MENPAN Nomor 37/KEP/M.PAN/4/2003 Tanggal 7 April 2003, SKB Nomor 003/KS/2003 dan Nomor 25 Tahun 2003 Tanggal 30 Juni 2003 Tentang Jabatan Fungsional Statistis

2.106 KEP. MENPAN Nomor 16/KEP/M.PAN/3/2001 Tanggal 19 Maret 2001, SKB Nomor 1106/Ka/08/2001 dan Nomor 34.A Tahun 2001 Tanggal 3 Agustus 2001 Tentang Jabatan Fungsional Perencana

2.107 KEP. MENPAN Nomor 09/KEP/M.PAN/2/2002 Tanggal 11 Pebruari 2002 jo KEP/34/M.PAN/3/2004 Tanggal 25 Maret 2004, SKB Nomor 03 Tahun 2002 dan Nomor 15 Tahun 2002 Tanggal 5 Juli 2002 Tentang Jabatan Fungsional Arsiparis

2.108 KEP. MENPAN Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002 Tanggal 3 Desember 2002, SKB Nomor OT.02/60-KA/VII/2003 dan Nomor 26 Tahun 2003 Tanggal 14 Juli 2003 Tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

2.109 KEP. MENPAN Nomor KEP/120/M.PAN/9/2004 Tanggal 2 September 2004, SKB Nomor 280/HK.007/B.2/2004 dan Nomor 34 Tahun 2004 Tanggal 3 September 2004 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana

2.110 PER. MENPAN Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 Tanggal 4 Juli 2008, SKB Nomor 13/M/PB/VIII/2008 dan Nomor 22 Tahun 2008 Tanggal 27 Agustus 2008 Tentang Jabatan Fungsional Perekayasa

2.111 KEP. MENPAN Nomor KEP/193/M.PAN/11/2004 Tanggal 9 Nopember 2004, SKB Nomor 190/KA/BPPT/IX/2005 dan Nomor 19A Tahun 2005 Tanggal 31 ktober 2005 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Penelitian dan Perekayasaan

2.112 KEP. MENPAN Nomor 54/KEP/M.PAN/7/2003 Tanggal 2 Juli 2003, Juklak SK Kepala BKN Nomor 10 Tahun 2004 Tanggal 11 Maret 2004, Juknis Menhut Nomor





SK.86/Menhut-II/2004 Tanggal 11 Maret 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pengendali Ekosisten Hutan

2.113 KEP. MENPAN Nomor 130/KEP/M.PAN/12/2002 Tanggal 3 Desember 2002, Juklak SK Kepala BKN Nomor 35Tahun 2003 Tanggal 12 Agustus 2003, Juknis Menhut Nomor SK.272/Kpts-II/2003 Tanggal 12 Agustus 2003 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

2.114 KEP. MENPAN Nomor 55/KEP/M.PAN/7/2003 Tanggal 2 Juli 2003, Juklak SK Kepala BKN Nomor 41 Tahun 2003 Tanggal 16 Oktober 2003, Juknis Menhut Nomor SK.34 /Kpts-II/2003 Tanggal 16 Oktober 2003 Tentang Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan

2.115 PER. MENPAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2008 Tanggal 13 Mei 2008 Tentang Jabatan Fungsional Pamong Budaya

2.116 KEP. MENPAN Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 Tanggal 4 Juli 2008 Tentang Jabatan Fungsional Auditor

2.117 KEP. MENPAN Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 Tanggal 3 Desember 2002, SKB Nomor 23 Tahun 2003 dan Nomor 21 tahun 2003 Tanggal 13 Juni 2003 Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan

2.118 KEP. MENPAN Nomor 67/KEP/M.PAN/7/2003 Tanggal 17 Juli 2003, SKB Nomor 199/HM.02/K/IX-03 dan Nomor 38A Tahun 2003 Tanggal 29 September 2003 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi

2.119 KEP. MENPAN Nomor 47/KEP/M.PAN/8/2002 Tanggal 16 Agustus 2002, SKB Nomor 08 Tahun 2002 dan Nomor 22 tahun 2002 Tanggal 25 September 2002 Tentang Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan

2.120 KEP. MENPAN Nomor 37/KEP/M.PAN/5/2001 Tanggal 25 Mei 2001 jo. PER/52/M.PAN/4/2005 Tanggal 27 April 2005, SKB Nomor SKB.55/MEN/2001 dan Nomor 42 Tahun 2001 Tanggal 19 September 2001 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Benih Ikan

2.121 KEP. MENPAN Nomor 35/KEP/M.PAN/5/2001 Tanggal 25 Mei 2001 jo. PER/50/M.PAN/4/2005 Tanggal 27 April 2005, SKB Nomor SKB.53/MEN/2001 dan Nomor 40 Tahun 2001 Tanggal 19 September 2001 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Perikanan

2.122 KEP. MENPAN Nomor 36/KEP/M.PAN/5/2001 Tanggal 25 Mei 2001 jo. PER/51/M.PAN/4/2005 Tanggal 27 April 2005, SKB Nomor SKB.54/MEN/2001 dan Nomor 41 Tahun 2001 Tanggal 19 September 2001 Tentang Jabatan Fungsional Pengendali Hama dan Penyakit Ikan

2.123 PER. MENPAN Nomor PER/19/M.PAN/10/2008 Tanggal 20 Oktober 2008 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan

2.124 PER. MENPAN Nomor PER/109/M.PAN/11/2005 Tanggal 1 Nopember 2005, PB Nomor 19/PER/M.KOMINFO/8/2006 dan Nomor 18A Tahun 2006 Tanggal 1 Agustus 2006 Tentang Jabatan Fungsional Pranata Hubungan Masyarakat





2.125 KEP. MENPAN Nomor KEP/18/M.PAN/2/2004 Tanggal 11 Pebruari 2004, SKB Nomor SK.32/KP.303/KB/BMG-2004 dan Nomor 19 Tahun 2004 Tanggal 26 April 2004 Tentang Jabatan Fungsional Pengamat Metrologi dan Geofisika

2.126 KEP. MENPAN Nomor 48/KEP/M.PAN/8/2002 Tanggal 16 Agustus 2002, SKB Nomor HK.00.04.24.02905 dan Nomor 21 Tahun 2002 Tanggal 19 September 2002 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan

2.127 KEP. MENPAN Nomor KEP/26.M.PAN/2004 Tentang Petunjuk Teknis Transparasi dan Akuntabilitas Penyelanggaraan Pelayanan Publik

2.128 Perka BKN Nomor 137/KEP/2010 dan Nomor 137/KEP/2010 tanggal 14 Juni 2010 tentang tentang pemberian kuasa kepada pejabat BKN untuk atas nama kepala BKN menandatangani persetujuan teknis dan surat keputusan tentang mutasi kepegawaian PNS.

2.129 Perka BKN Nomor 18 Tahun 2010 tanggal 30 Juli 2010 tentang Prosedur Penetapan Nomor Indentitas Pegawai Negeri Sipil, Kenaikan pangkat, Pemberhentian dan Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan Perpindahan Antar Instansi berbasis Sistim Aplikasi Pelayanan Kepegawaian secara On-line;

2.130 Perka BKN Nomor 25 Tahun 2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang Prosedur Penetapan Kenaikan pangkat Golongan ruang IV/b ke bawah;

2.131 Surat Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor WK 26-30/V 33-5/99 Tanggal 30 januari 2012 Tentang Penggunaan Formulir Pelayanan Kepegawaian melaui SAPK Online.

2.132 Standar ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Mutu.

3.0 ISTILAH DAN DEFINISI

3.1. Deputi Bidang Mutai Kepegawaian selanjutnya disingkat menjadi Deputi Mutasi adalah Pejabat eselon I di lingkungan Badan Kepegawaian Negara.

3.2. Direktur PKASN adalah Pejabat eselon II di lingkungan Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara.

3.3. PKASN adalah Pengadaan dan Kepangkatan Aparatur Sipil Negara.

3.4. Ditpkasn adalah Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan Aparatur Sipil Negara Badan Kepegawaian Negara Jakarta.

3.5. Kasubdit adalah Pejabat eselon III di lingkungan Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan Badan Kepegawaian Negara.

3.6. KP SPT adalah Kenaikan Pangkat dan Jabatan Selain Pimpinan Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi Madya, Dan Jabatan Fungsional Utama





3.7. KP PT adalah Kenaikan Pangkat dan Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi Madya, Dan Jabatan Fungsional Utama

3.1. Management Representative adalah pejabat yang ditunjuk oleh Deputi Bidang Bina Pengadaan, Kepangkatan dan Pensiun untuk melaksanakan seluruh kegiatan penerapan sistem manajemen mutu sesuai dengan persyaratan standar ISO 9001:2008 pada Unit Pelayanan Publik di Ditpkasn.

3.2. Sekretariat Pengendali Dokumen adalah suatu unit kerja fungsional yang terdiri dari satu atau lebih personil yang mepunyai tugas pokok untuk melaksanakan pengendalian dokumen yang terkait dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Atau personil yang ditunjuk untuk menangani tugas-tugas kesekretariatan pada Sekretariat Pengendali Dokumen.

3.3. Auditor Mutu Internal adalah personil yang ditunjuk oleh Management Representative dan mempunyai kompetensi untuk melakukan audit mutu internal.

3.4. Nota Persetujuan Teknis Kenaikan Pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke bawah adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari Ditpkasn yang memuat identitas PNS dan berlaku untuk pemberian Kenaikan Pangkat oleh Instansi Pembina kepegawaian.

3.5. Persetujuan Teknis Kenaikan Pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari Ditpkasn yang memuat identitas PNS dan berlaku untuk pemberian Kenaikan Pangkat oleh Presiden.

3.6. Mutasi lain-lain adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari Ditpkasn yang memuat identitas PNS dan berlaku untuk perbaikan pemberian Kenaikan Pangkat Perbantuan pada Instansi Lain, Penarikan dari Perbantuan, Rehabilitasi, dan Pengesahan/Pemutihan.

3.7. PMK adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari Ditpkasn yang memuat identitas PNS dan berlaku untuk Peninjauan Masa Kerja PNS oleh Instansi Pembina kepegawaian

3.8. PNS adalah Pegawai Negeri Sipil

3.9. CPNS adalah Calon Pegawai Negeri Sipil

3.10. MS adalah nota usul yang dinyatakan memenuhi syarat

3.11. BTL adalah nota usul yang dinyatakan bahan tidak lengkap

3.12. TMS adalah nota usul yang dinyatakan tidak memenuhi syarat

3.13. Pertek Kepegawaian adalah Pertimbangan teknes kepagawai mengenahi Kenaikan pangkat dan pengangkatan jabatan fungsional jenjang utama

3.14. Jabfung adalah jabatan fungsional

3.15. Batas akhir usul masuk adalah batas akhir masuk berkas usul yang telah ditetapkan oleh Top Managemen setiap periode kanaikan pangkat. khusus untuk Daerah Bencana, Daerah Konflik dan daerah rawan konplik atau ada kebijakan pimpinan BKN meskipun





telah melewati batas akhir usul masuk berkas masih dapat diterima dan dapat diproses sesuai peraturan yang berlaku setelah mendapat disposisi dari Top managemen atau Managemen Resprentatif.

3.16. Batas maksimal pelayanan 25 hari kerja adalah dihitung sejak berkas lengkap yaitu mulai tanggal agenda masuk BKN baik data awal maupun data kelengkapan BTL (Berkas Tidak Lengkap)

3.17. Daerah Bencana adalah satu daerah yang terkena bencana alam yang mengakibatkan tergangunya pelayanan kepegawaian. Dalam hal ini usul penetapan pertimbangan kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan sesuai aturan yang berlaku setelah mendapat disposisi dari Top Menegemen atau Managemen resperentatif pelayanan maximal 25 hari kerja dihitung sejak tangal agenda terima BKN

3.18. Daerah Konflik adalah suatu daerah yang terjadi konflik yang ,mengakibatkan tergangu nya pelayanan kepegawaian. Dalam hal ini usul penetapan pertimbangan kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan sesuai aturan yang berlaku setelah mendapat disposisi dari Top Menegemen atau Managemen resperentatif pelayanan maximal 25 hari kerja dihitung sejak tangal agenda terima BKN

3.19. Daerah Rawan Konflik adalah suatu daerah yang rawan terjadi konflik yang ,mengakibatkan tergangunya pelayanan kepegawaian. Dalam hal ini usul penetapan pertimbangan kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan sesuai aturan yang berlaku setelah mendapat disposisi dari Top Menegemen atau Managemen resperentatif pelayanan maximal 25 hari kerja dihitung sejak tangal agenda terima BKN (contoh wilayah Papua, Maluku dan daerah lainnya yang dapat dikategorikan Daerah Rawan Konflik)

4.0 SISTEM MANAJEMEN MUTU

4.1 Umum

Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan telah menetapkan, mendokumentasikan, serta memelihara Sistem Manajemen Mutu berdasarkan standar ISO 9001: 2008. Dokumen yang telah dikembangkan terdiri dari 3 jenis yaitu (i) Pedoman Mutu yang menjelaskan kebijakan Ditpkasn dalam memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008, (ii) Standard Operating Procedure yang menjelaskan tahapan suatu proses kerja secara kronologis yang melibatkan beberapa fungsi organisasi, serta (iii) Dokumen Pendukung yaitu dokumen lainnya yang digunakan dalam operasi sistem manajemen mutu, yaitu : a. Instruksi Kerja, yang menjelaskan suatu aktivitas secara spesifik yang berkaitan

dengan fungsi organisasi, b. Formulir, yang merupakan media bukti diterapkannya sistem manajemen mutu. c. Dokumen Eksternal yang merupakan dokumen diluar dokumen internal.





Pada Bab 5,6,7 dan 8 di pedoman mutu ini dijelaskan mengenai Kebijakan Ditpkasn dalam memenuhi persyaratan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008.

Proses-proses pada pelayanan publik di Ditpkasn interaksinya secara keseluruhan maupun untuk setiap unit pelayanan diuraikan pada bagian awal pada pedoman mutu ini.

4.2 Pedoman Mutu

Ditpkasn mendokumentasikan dan memelihara pedoman mutu yang merupakan kumpulan kebijakan-kebijakan dalam menerapkan sistem manajemen mutu Pelayanan Publik di Ditpkasn.

Pedoman Mutu ini memuat kebijakan-kebijakan yang termasuk :

a) Lingkup sistem manajemen mutu, berikut uraian persyaratan serta penerapan dan acuan yang dijadikan landasan pembuatannya.

b) Prosedur-prosedur terdokumentasi yang diminta oleh persyaratan dan proses-proses yang sesuai dengan aktivitas Ditpkasn dan persyaratan sistem manajemen mutu.

Pengendalian Pedoman Mutu ini seperti yang dijelaskan pada bagian 4.3 Pengendalian Dokumen.

4.3 Pengendalian Dokumen

Ditpkasn telah menetapkan, mendokumentasikan, dan memelihara prosedur pengendalian dokumen untuk mengatur pengendalian dokumen yang terkait dengan penerapan sistem manajemen mutu.

Untuk menjamin agar dokumen mutu yang dipergunakan adalah yang terbaru, maka semua dokumen mutu yang berlaku dicatat dalam daftar induk dokumen baik internal maupun eksternal.

Management Representative menunjuk Sekretaris Pengendali Dokumen untuk mengendalikan dokumen yang meliputi: a. Pengesahan dokumen sebelum diterbitkan; b. Peninjauan dan perbaikan (jika diperlukan) serta pengesahan ulang; c. Pengidentifikasian perubahan dan status revisi dokumen; d. Pendistribusian dokumen kepada pihak yang memerlukan; e. Pengidentifikasian dokumen eksternal; f. Penarikan dan penyimpanan dokumen kadaluarsa (tidak dipakai lagi).





Perubahan terhadap dokumen mutu harus ditinjau dan disetujui oleh penyusunnya, yaitu orang atau fungsi yang sama yang melaksanakan tinjauan dan persetujuan terhadap penerbitan dokumen sebelumnya.

4.4 Pengendalian Arsip

Management Representative bertanggung jawab untuk menyusun Daftar Induk Arsip yang mengatur cara identifikasi, pengumpulan, pengambilan, penyimpanan, pemeliharaan dan pemusnahan Arsip sistem manajemen mutu.

Masing-masing Kasubdit menunjuk personil untuk menyimpan Arsip agar Arsip tersebut : a. Mudah dibaca dan didapatkan kembali apabila diperlukan untuk analisis dan evaluasi

kinerja serta keperluan pemeriksa (auditor). b. Terhindar dari kerusakan atau kehilangan. c. Mempunyai masa simpan tertentu sedemikian sehingga dapat mengurangi

kebutuhan ruangan dan tempat penyimpanan.

5.0 TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

5.1 Komitmen Manajemen

Deputi Mutasi Kepegawaiantelah menetapkan komitmennya terhadap penerapan dan pengembangan sistem manajemen mutu dengan cara: a. Menetapkan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu. b. Melaksanakan Tinjauan Manajemen secara berkala. c. Menyediakan sumber daya yang memadai dan terlatih untuk pelaksanaan pekerjaan

dan aktifitas verifikasi, termasuk Audit Mutu Internal.

5.2 Fokus Kepada Publik Deputi Mutasi Kepegawaianmenentukan persyaratan perundangan yang terkait, kebutuhan dan harapan publik terhadap pelayanan Ditpkasn ditetapkan dan dipenuhi.

5.3 Kebijakan Mutu





Deputi Mutasi Kepegawaian telah menetapkan Kebijakan Mutu selaras dengan Visi dan Misi Ditpkasn yang mencerminkan komitmennya terhadap penerapan dan pengembangan sistem manajemen mutu yang berkesinambungan dalam Pelayanan Publik. Deputi Mutasi Kepegawaian menjamin bahwa Kebijakan Mutu tersebut dipahami dan diimplementasikan serta dipelihara diseluruh Subdit Ditpkasn. Kebijakan Mutu seperti yang diuraikan pada bagian awal pedoman mutu ini, akan ditinjau ulang setiap satu tahun sekali untuk memastikan kesesuaiannya terhadap situasi, kondisi, harapan Publik dan peraturan perundangan.

5.4 Perencanaan

5.4.1 Sasaran Mutu

Deputi Mutasi Kepegawaian setiap awal tahun menetapkan sasaran mutu yang sesuai dengan kebijakan dan rencana mutu Ditpkasn. Sasaran mutu ditetapkan untuk semua fungsi yang terkait. Sasaran mutu yang ditetapkan berpegangan pada prinsip SMART, yaitu ✓ Spesifik, jelas atau tidak bias, ✓ Measurable, dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif, ✓ Align, sesuai dengan tujuan atau strategi Ditpkasn, ✓ Realistic, target yang ditentukan dapat dicapai, ✓ Timelines, ada batas waktu pencapaian target.

5.4.2 Perencanaan Sistem Manajemen Mutu

Perencanaan sistem manajemen mutu dilakukan untuk memastikan pencapaian sasaran mutu yang ditetapkan, memastikan keutuhan sistem manajemen mutu ini tetap terpelihara serta memastikan kesesuaiannya dengan peraturan perundangan. Koordinator Subdit bertanggung jawab untuk membuat rencana mutu atau rencana kerja guna pencapaian sasaran mutu yang telah ditetapkan.

5.5 Tanggung jawab, Wewenang dan Komunikasi

5.5.1 Tanggungjawab dan Wewenang





Deputi Mutasi Kepegawaian telah menetapkan Uraian Tugas dan

tangungjawab pemangku jabatan sesuai dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2006 jo Peraturan Kepala BKN Nomor 02 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKN. Uraian tugas yang terkait dengan fungsi tambahan dalam penerapan sistem manajemen mutu ditetapkan dengan Surat Keputusan tersendiri. Selain itu, untuk melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, maka ditetapkan SK Deputi Mutasi Kepegawaian untuk Struktur Organisasi Tim ISO 9001:2008 dengan personil-personil yang terlibat sebagai unsur pelaksana diluar fungsi dan tugasnya.

5.5.2 Management Representative (MR)

Deputi Mutasi Kepegawaian menunjuk Direktur Pengadaan dan Kepangkatan, disamping tugas dan jabatan yang telah dijabat, dengan tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut : a. Menjamin bahwa dokumentasi sistim manajemen mutu yang merupakan

pedoman kerja dari setiap fungsi ditetapkan, diterapkan dan dipelihara. b. Management Representative melaporkan kepada Deputi Mutasi

Kepegawaianuntuk efektifitas penerapan sistem manajemen mutu dan merekomendasikan tindakan perbaikan yang diperlukan dalam rangka peningkatan sistim manajemen mutu.

c. Management Representative melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai yang berhubungan dengan persyaratan pelayanan publik.

5.5.3 Komunikasi Internal

Deputi Mutasi Kepegawaian menetapkan dan menerapkan komunikasi internal di Ditpkasn, melalui rapat-rapat, diskusi, briefing, email, pelatihan untuk menjamin dan melakukan evaluasi penerapan sistem manajemen mutu diimplementasikan secara efektif dan konsisten. Tabel Komunikasi internal

Topik Tujuan Media Penanggung Jawab

Visi, Misi dan Kebijakan

Mutu

Mengetahui, memahami dan melaksanakan

Pamflet, Poster

Deputi Bidang Mutasi

MR, Masing-masing

Kepala Subdit

Struktur Mengatur pelaksanaan Surat Deputi Bidang Mutasi





Organisasi pekerjaan Keputusan

Sasaran Mutu Untuk memberikan target

pelaksanaan pelayanan

publik

Sasaran Mutu Deputi Bidang Mutasi,

MR, Masing-masing

Kepala Subdit

Dokumen

Mutu

Sebagai panduan dalam

melaksanakan kebijakan

pelayanan publik

Pedoman

Mutu, SOP, Instruksi

Kerja

MR, Masing-masing

Kepala Subdit

Keluhan

Terhadap

Pelayanan Publik

Untuk menetapkan tindak

lanjut perbaikan yang harus

dilaksanakan berikut folow upnya

Laporan

Keluhan

MR, Masing-masing

Kepala Subdit

5.6 Tinjauan Manajemen

Deputi Mutasi Kepegawaian akan meninjau Sistem Manajemen Mutu yang diberlakukan termasuk kinerjanya minimal 2 (dua) kali dalam setahun. Tujuan rapat tinjauan manajemen ini adalah untuk menjamin kelangsungan efektifitas dan kelayakan sistem manajemen mutu, yang diberlakukan dalam memenuhi persyaratan standar dan persyaratan pelayanan publik. Termasuk didalam rapat tinjauan manajemen ini adalah Rapat Koordinasi Teknis dengan Instansi Pusat dan Daerah serta Rapat Koordinasi Teknis dengan Kepala Bidang Mutasi seluruh Kantor Regional BKN. Agenda Tinjauan Manajemen tersebut meliputi antara lain: a. Hasil audit mutu b. Tinjauan manajemen sebelumnya. c. Kebijakan mutu dan sasaran mutu. d. Umpan balik pelayanan. e. Status tindakan perbaikan dan pencegahan. f. Kinerja Pelayanan Publik. g. Masalah lain yang erat kaitannya dengan mutu. h. Saran terhadap perbaikan sistem manajemen mutu. i. Penyamaan persepsi penerapan peraturan perundang-undangan bidang kenaikan

pangkat dan mutasi. Management Representative bertanggung jawab dalam mempersiapkan pelaksanaan Tinjauan Manajemen. Rapat tinjauan manajemen menetapkan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan : a. Perbaikan pada keefektipan sistem manajemen mutu termasuk proses-prosesnya b. Perbaikan pada pelayanan publik untuk mencapai persyaratan yang ditetapkan.





c. Kebutuhan sumberdaya yang digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan publik.

6.0 MANAJEMEN SUMBER DAYA

6.1 Penyediaan Sumber Daya

Ditpkasn menetapkan bahwa penyediaan sumber daya berdasarkan kebutuhan terhadap pelayanan publik untuk menjamin efektifitas dan konsistensi penerapan sistem manajemen mutu.

6.2 Sumber Daya Manusia

Kebutuhan terhadap Sumber Daya Manusia termasuk kompetensinya untuk memberikan pelayanan publik ditentukan melalui Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Selain itu telah ditetapkan beberapa ketentuan seperti: a. Kualifikasi pegawai yang kegiatannya mempengaruhi mutu, namun keputusan

penempatan pegawai bukan kewenangan Ditpkasn, tetapi oleh Biro Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara atas usul Ditpkasn.

b. Ditpkasn menyediakan pelatihan untuk pegawai berdasarkan evaluasi kebutuhan pelatihan untuk memenuhi kemampuan pegawai yang bersangkutan.

c. Setiap atasan mengevaluasi keefektifan pelatihan yang telah dilakukan dan memastikan pegawai sadar akan relevansi dan pentingnya pencapaian sasaran mutu.

d. Apabila diperlukan Ditpkasn dapat melaksanakan pelatihan secara internal.

6.3 Prasarana

Ditpkasn telah menetapkan, menyediakan dan memelihara prasarana yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pelayanan publik berupa, a. Sebagian dari Ruang Ditpkasn untuk memberikan pelayanan publik. b. Ruang tunggu pengunjung, kursi, meja tulis, toilet. c. Peralatan yang berhubungan dengan proses kehandalan seperti work station dan

meja kursi untuk rapat, bekerja dan alat kerja lainnya. d. Peralatan pendukung lainnya seperti alat komunikasi, telepon/faksimili/e-mail/

internet.

6.4 Lingkungan Kerja





Ditpkasn telah menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian produk Ditpkasn berupa, a. Pencahayaan dan suhu ruangan yang sejuk. b. Suasana nyaman dan sehat. c. Kebersihan gedung dan lingkungan sekitarnya, ruangan dan sanitasi toilet serta

penyediaan air bersih yang cukup.

7.0 REALISASI PELAYANAN PUBLIK

7.1 Perencanaan

Setiap unit pelayanan publik mempunyai standar mutu layanan (lihat lampiran 2-4) yang sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu Ditpkasn.

Dalam perencanaan realisasi layanan publik, Ditpkasn menetapkan hal-hal berikut : a. Sasaran mutu dan persyaratan layanan. b. Menetapkan proses, dokumen dan sumber daya yang sesuai dengan jenis layanan. c. Menentukan cara verifikasi dan validasi yang, pemantauan, pemeriksaan dan

kegiatan uji yang sesuai dengan layanan dan kriteria penerimaannya.

Arsip Mutu yang diperlukan untuk membuktikan bahwa realisasi proses dan layanan yang dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.

7.2 Proses-proses yang berkaitan dengan publik yang dilayani

7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan Pelayanan Publik Ditpkasn telah menetapkan persyaratan yang berkaitan dengan Pelayanan Publik pada Rencana Mutu Layanan yang meliputi: a. Persyaratan yang merupakan kebijakan Deputi Bidang Bina Dakatsi b. Persyaratan yang merupakan usulan publik c. Persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundangan.

7.2.2 Tinjauan atas persyaratan yang berkaitan dengan Pelayanan Publik

Masing-masing fungsi dari unit layanan publik akan melakukan tinjauan Rencana Mutu Layanan yang telah ditetapkan, bila terdapat hal-hal seperti: a. Usulan/saran/kritik dari pihak-pihak yang terkait dengan pelayanan publik di

Ditpkasn.





b. Perubahan peraturan perundangan terkait. c. Terbitnya peraturan perundangan baru yang terkait dengan pelayanan

publik.

7.2.3 Komunikasi

Ditpkasn telah menetapkan dan mengatur pola komunikasi pelayanan publik secara transparan dan akuntabel.

Informasi yang dikomunikasikan mencakup: a. Informasi yang terkait dengan Pelayanan Publik yang diberikan melalui

Website BKN, Display Pelayanan di Ruang Pelayanan Ditpkasn, serta brosur-brosur pelayanan.

b. Penanganan umpan balik dari Publik yang dilayani melalui Kotak Kritik dan Saran di masing-masing ruangan unit pelayanan.

c. Layanan Hotline Service.

7.3 Disain dan Pengembangan Dikecualikan, karena pelayanan-pelayanan yang diberikan sudah merupakan ketentuan berdasarkan peraturan perundangan.

7.4 Pengadaan

7.4.1 Pengadaan

Pengadaan yang terkait dengan Pelayanan Publik di Ditpkasn adalah sebagai berikut:

Setiap tahun Anggaran dibuat Rencana Anggaran yang terkait dengan kebutuhan sarana dan prasarana.

Setiap permintaan barang dengan menggunakan Nota Dinas yang diajukan kepada Biro Umum dan Perlengkapan.

Verifikasi supplier dilakukan oleh Biro Umum dan Perlengkapan.

7.4.2 Informasi Pengadaan

Setiap pengadaan barang & jasa yang akan diadakan melalui Panitia Pengadaan Barang dan jasa BKN, harus mencantumkan spesifikasi produk /jasa dengan jelas untuk menghindari kesalahan.

7.4.3 Verifikasi Produk / Jasa Yang Diadakan





Ditpkasn melakukan verifikasi kesesuaian barang/jasa yang datang dari Biro Umum dan Perlengkapan. Bila terjadi ketidaksesuaian barang/jasa yang diterima, maka diinformasikan kepada Biro Umum dan Perlengkapan.

7.5 Penyediaan Pelayanan Publik

7.5.1 Pengendalian Penyediaan Pelayanan Publik

Ditpkasn telah merencanakan, mengatur dan melaksanakan Pelayanan Publik. Pengendaliannya meliputi: a. Ketersediaan informasi produk pelayanan yang diberikan. b. Ketersediaan Standard Operating Procedure dan Instruksi Kerja untuk

masing-masing unit pelayanan. c. Pemakaian peralatan yang sesuai. d. Ketersediaan sarana pemantauan. e. Implementasi pemantauan pelayanan. f. Implementasi penyerahan produk pelayanan kepada publik yang dilayani.

7.5.2 Validasi Penyediaan Pelayanan Publik

Dikecualikan, karena semua keluaran dari produk pelayanan yang diberikan oleh Ditpkasn dapat diverifikasi pada tiap tahap prosesnya.

7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur Produk Pelayanan

Identifikasi pada proses Nota Persetujuan, Pertimbangan Teknis dan Persetujuan Mutasi Lain-lain adalah dengan menggunakan identitas diri PNS, nomor Pertimbangan dan masa berlaku Nota Persetujuan, tempat dan tanggal pengeluaran Nota Persetujuan termasuk pejabat yang berwenang yang mengesahkan, sehingga Nota Persetujuan yang diterbitkan dapat ditelusuri.

7.5.4 Pengendalian Barang Milik PNS yang Dilayani

Dikecualikan, karena semua keluaran dari produk pelayanan yang diberikan oleh Ditpkasn tidak menyertakan barang/dokumen asli milik PNS.

7.5.5 Pemeliharaan Produk Pelayanan

Ditpkasn melakukan penanganan, penyimpanan serta penerimaan dan pengeluaran formulir yang terkait.





1. Produk yang dihasilkan yang berupa Nota Persetujuan Teknis Kenaikan

Pangkat Pertimbangan Teknis Kenaikan Pangkat dan Persetujuan Mutasi

Lain-lain, didistribusikan ke instansi terkait dan Deputi terkait di BKN.

Asli Pertimbangan Teknis didistribusikan ke Sekretariat Kabinet sedangkan Tembusannya disimpan pada Tata Naskah Ditpkasn.

2. Formulir Model D.1 a yang belum digunakan, disimpan di gudang atau

tempat yang telah ditentukan untuk menghindari dari kerusakan, pencurian

atau kehilangan dan penggunaan yang tidak diinginkan.

Nota penetapan NIP CPNS yang siap diserahkan kepada instansi terkait

yang telah ditetapkan NIP nya sebelum diserahkan kepada pemohon akan

disimpan dan dipelihara pada tempat yang telah ditentukan untuk

menghindari dari kerusakan, pencurian atau kehilangan dan penggunaan

yang tidak diinginkan.

Nota usul lembar I yang telah ditetapkan NIP nya di distribusikan/diambil

oleh instansi terkait.

Nota usul lembar II yang telah ditetapkan NIP nya didistribusikan/diambil

oleh instansi terkait.

Nota usul lembar III yang telah ditetapkan NIP nya beserta berkas

lampirannya dikirim ke Deputi INKA sebagai Tata Naskah.

Nota usul lembar IV yang telah ditetapkan NIP nya dikirim ke Kantor

Regional BKN bagi instansi yang memiliki satker di Daerah.

Setiap nota usul yang diserahkan kepada instansi terkait tanda terimanya

tercantum dalam surat pengantar.

7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran

Persyaratan ini dikecualikan karena tidak menggunakan alat ukur maupun peralatan verifikasi data.

8.0 PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN

8.1 Umum Pemantauan Pengukuran, Analisis dan Proses Peningkatan, serta Perbaikan dilakukan untuk : a. Menunjukkan kesesuaian produk pelayanan. b. Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu.





c. Meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu.

8.2 Pemantauan dan Pengukuran

8.2.1 Pemantauan dan Pengukuran Kepuasan Pelayanan

Masing-masing unit pelayanan di Ditpkasn telah menyiapkan metoda pemantauan dan pengukuran kepuasan pelayanan dengan cara : a. Menyiapkan kotak kritik dan saran b. Melakukan kuesioner kepada pengunjung yang memerlukan pelayanan

setahun sekali.

Hasil pemantauan dan pengukuran dianalisa, ditindak-lanjuti dan menjadi masukan tinjauan manajemen.

8.2.2 Audit Mutu Internal Program audit direncanakan dengan mempertimbangkan status, kepentingan dan area yang diaudit. Kriteria, lingkup dan frekuensi juga harus ditetapkan. Audit Mutu Internal dilaksanakan minimal 2 (dua) kali setahun. Audit dilaksanakan oleh Tim Auditor Mutu Internal yang dipimpin oleh Ketua Tim Audit. Auditor dipilih dan ditetapkan sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. Auditor tidak diperbolehkan melakukan audit pada bagian atau area yang secara langsung menjadi tempat kerja atau menjadi tanggung jawabnya. Auditee harus melaksanakan tindakan perbaikan yang diperlukan untuk memperbaiki temuan yang diidentifikasikan selama kegiatan audit mutu internal dilaksanakan.

Temuan Audit Mutu Internal didokumentasikan dan dipelihara oleh Management Representative sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan bahan verifikasi pada kegiatan tindak lanjut Audit Mutu Internal. Tindak lanjut tersebut dilakukan untuk memastikan, tindakan perbaikan yang dilakukan oleh auditee telah sesuai dan berjalan efektif.





8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses Pelayanan Publik

Masing-masing unit pelayanan di Ditpkasn melakukan verifikasi yang sesuai pada setiap tahap proses pelayanan untuk menghindari kesalahan yang dapat terjadi.

8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk Pelayanan Publik

Masing-masing unit pelayanan di Ditpkasn melakukan verifikasi terhadap Produk Pelayanan Publik sebelum produk tersebut diserah-terimakan kepada pemohon sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

8.3 Pengendalian Produk Pelayanan Yang Tidak Sesuai

Direktorat Pengadaan dan Kepangkatan memastikan pelayanan yang tidak sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan pelayanan diidentifikasi dan dikendalikan agar tidak

digunakan atau dikirim, dengan cara menetapkan, menerapkan dan memelihara

prosedur Pengendalian Ketidaksesuaian Pelayanan, yang mencakup :

8.3.1 Menunjuk penanggung jawab di masing-masing subdit untuk mengendalikan layanan tidak sesuai.

8.3.2 Menetapkan tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian. 8.3.3 Menetapkan wewenang untuk menggunakan, melepas atau menerima melalui

konsensi atas persetujuan penerima persetujuan/pertimbangan teknis kenaikan pangkat.

8.3.4 Melakukan tindakan untuk menghindari penggunaan pelayanan yang tidak sesuai.

8.3.5 Melakukan pemeriksaan ulang terhadap pelayanan tidak sesuai yang telah diperbaiki untuk memastikan kesesuaian layanan.

8.3.6 Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi dampak atau potensi ketidaksesuaian bila ditemukan pelayanan yang tidak sesuai setelah pengiriman atau

digunakan dalam proses.

8.3.7 Memelihara catatan pengendalian pelayanan tidak sesuai Yang dimaksud produk tidak sesuai diantaranya Ketidaksesuaian antara Nota Persetujuan Teknis Kenaikan Pangkat PNS yang telah ditetapkan dengan Data Pendukung PNS yang bersangkutan seperti NIP, nama, tanggal lahir, pangkat, masa kerja, dll

8.4 Analisis Data





Masing-masing unit pelayanan bertanggung jawab dalam melakukan pengumpulan, pengolahan dan menganalisa data untuk mendapatkan informasi yang cukup mengenai pelayanan yang telah dilakukan. Analisa data untuk mendapatkan informasi yang mencakup: ✓ Kesesuaian dengan standar pelayanan ✓ Kepuasan Pelanggan ✓ Hasil Audit Mutu Internal ✓ Karakteristik & trend pelayanan ✓ Pencapaian Sasaran Mutu. Hasil analisa data, didokumentasikan sebagai bahan untuk kajian dalam pengembangan dan perbaikan pelayanan.

8.5 Peningkatan Pelayanan

8.5.1 Peningkatan Berkelanjutan

Ditpkasn akan secara terus menerus meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu melalui kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan, dan tinjauan manajemen.

8.5.2 Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikan dilakukan untuk menghilangkan penyebab ketidak sesuaian dengan tujuan untuk mencegah terulangnya ketidaksesuaian yang sama. Tindakan perbaikan dapat juga dilakukan untuk melakukan peningkatan sasaran mutu.

Ketidaksesuaian dapat ditemukan dari: ✓ Laporan pelayanan yang tidak sesuai ✓ Keluhan Pelanggan ✓ Hasil Audit Mutu ✓ Analisa Data Analisa penyebab ketidaksesuaian harus dicari sampai ke akar permasalahannya, supaya dapat diputuskan cara penanganan yang efektif & tepat. Untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan telah dilakukan dengan baik, maka dilakukan verifikasi oleh pihak-pihak berwenang.





8.5.3 Tindakan Pencegahan

Tindakan pencegahan dirumuskan dan dilaksanakan dengan tujuan agar ketidaksesuaian yang telah terjadi dan telah dilakukan tindakan perbaikan, tidak akan terulang kembali. Tindakan pencegahan juga dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian sebelum ketidaksesuaian tersebut terjadi, tetapi sudah terlihat penyimpangan atau trend penurunan yang dapat menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian tersebut. Prosedur diterapkan untuk menentukan tindakan pencegahan, yang berisi: a. Identifikasi ketidaksesuaian yang potensial serta penyebabnya; b. Menentukan dan meyakinkan perlunya menerapkan tindakan pencegahan; c. Mencatat hasil dari tindakan pencegahan yang diambil; d. Meninjau tindakan pencegahan yang diambil. Untuk memastikan bahwa tindakan pencegahan telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai waktu yang ditetapkan maka dilakukan verifikasi oleh pihak berwenang.

9.0 LAMPIRAN

9.1 REFERENSI SILANG




Jln. Letjen Sutoyo 12 Jakarta Timur 13640 Telp. 021-8093336 Fax 021-8093336

LAMPIRAN 9.1 REFERENSI SILANG

Pedoman Mutu Elemen ISO

9001:2008 Dokumen Mutu

Bab. Uraian

4.0 SISTEM MANAJEMEN MUTU

4.0

4.1 Umum 4.1

4.2 Pedoman Mutu 4.2.2 Pedoman Mutu

4.3 Pengendalian Dokumen 4.2.3 SOP Pengendalian Dokumen

4.4 Pengendalian Arsip 4.2.4 SOP Pengendalian Arsip

5.0 TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

5.

5.1 Komitmen Manajemen 5.1

5.2 Fokus Kepada Publik 5.2 SOP Penanganan Saran dan Keluhan Pelayanan

5.3 Kebijakan Mutu 5.3 Kebijakan Mutu Ditpkasn

5.4 Perencanaan 5.4

5.4.1 Sasaran Mutu 5.4.1 Sasaran Mutu Ditpkasn

5.4.2 Perencanaan Sistem Manajemen Mutu

5.4.2 Standar Mutu Layanan Ditpkasn

5.5 Tanggungjawab, Wewenang dan Komunikasi

5.5 Organisasi dan Tupoksi Ditpkasn

5.5.1 Tanggungjawab dan Wewenang

5.5.1 Organisasi dan Tupoksi Ditpkasn

5.5.2 Management Representative (MR)

5.5.2 SK Deputi Bidang Bina Dakatsi

5.5.3 Komunikasi Internal 5.5.3

5.6 Tinjauan Manajemen 5.6 SOP Tinjauan Manajemen

6.0 MANAJEMEN SUMBER DAYA

6.0

6.1 Penyediaan Sumber Daya 6.1

6.2 Sumber Daya Manusia 6.2, 6.2.1, 6.2.2

SOP Pelatihan

6.3 Prasarana 6.3 SOP Pemeliharaan Sarana & Prasarana Pelayanan

6.4 Lingkungan Kerja 6.4 SOP Pemeliharaan Sarana & Prasarana Pelayanan





LAMPIRAN 9.1 REFERENSI SILANG (lanjutan)


9001:2008 Standard Operating Procedure

Bab. Uraian

7.0 REALISASI PELAYANAN PUBLIK

7.0

7.1 Perencanaan 7.1 • SOP Pelayanan Penetapan Surat Keputusan Pindah Instansi

• SOP Penetapan Nota Pertimbangan Teknis Kenaikan

Pangkat Pembina Utama Muda Golongan Ruang Iv/C Ke

Atas, Pengangkatan, Pembebasan Dan Pengangkatan

Kembali Jabatan Fungsional Jenjang Utama Yang Menjadi

Kewenangan Presiden

• SOP Pelayanan Penetapan Nota Persetujuan Teknis

Kenaikan Pangkat Pembina Tingkat I Golongan Ruang IV/B

Ke Bawah

• SOP Penetapan Nota Persetujuan Teknis Peninjauan Masa

Kerja

• SOP Penetapan Nota Persetujuan Teknis Mutasi Lain-Lain

7.2 Proses-proses yang berkaitan dengan publik yang dilayani

7.2 • SOP Pelayanan Penetapan Surat Keputusan Pindah Instansi





Kewenangan Presiden



Ke Bawah


Kerja


7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan Pelayanan Publik

7.2.1 • SOP Pelayanan Penetapan Surat Keputusan Pindah Instansi





Kewenangan Presiden



Ke Bawah


Kerja









Bab. Uraian

7.2.2 Tinjauan atas persyaratan yang berkaitan dengan Pelayanan Publik






Kewenangan Presiden



Ke Bawah


Kerja


7.2.3 Komunikasi Internal 7.2.3

7.3 Disain dan Pengembangan

7.3 Dikecualikan

7.4 Pengadaan 7.4, 7.4.1, 7.4.2, 7.4.3

SOP Pengelolaan ATK

7.5 Penyediaan Pelayanan Publik

7.5

7.5.1 Pengendalian Penyediaan Pelayanan Publik






Kewenangan Presiden



Ke Bawah


Kerja


7.5.2 Validasi Penyediaan 7.5.2 Dikecualikan





Pelayanan Publik




Bab. Uraian

7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur Produk Pelayanan






Kewenangan Presiden



Ke Bawah


Kerja


7.5.4 Pengendalian Barang Milik Publik yang Dilayani

7.5.4 Dikecualikan

7.5.5 Pemeliharaan Produk Pelayanan






Kewenangan Presiden



Ke Bawah


Kerja


7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan

7.6 Dikecualikan





Pengukuran

8.0 PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN

8.0

8.1 Umum 8.1

8.2 Pemantauan dan Pengukuran

8.2

8.2.1 Pemantauan dan

Pengukuran Kepuasan Pelayanan

8.2.1 • SOP Pengukuran Kepuasan Pelayanan

• SOP Penanganan Saran dan Keluhan Pelayanan

8.2.2 Audit Mutu Internal 8.2.2 SOP Audit Mutu Internal








Bab. Uraian

8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses

Pelayanan Publik


• SOP Penetapan Nota Pertimbangan Teknis Kenaikan Pangkat

Pembina Utama Muda Golongan Ruang Iv/C Ke Atas,

Pengangkatan, Pembebasan Dan Pengangkatan Kembali

Jabatan Fungsional Jenjang Utama Yang Menjadi Kewenangan

Presiden

• SOP Pelayanan Penetapan Nota Persetujuan Teknis Kenaikan

Pangkat Pembina Tingkat I Golongan Ruang IV/B Ke Bawah

• SOP Penetapan Nota Persetujuan Teknis Peninjauan Masa Kerja


8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk Pelayanan Publik


• SOP Penetapan Nota Pertimbangan Teknis Kenaikan Pangkat

Pembina Utama Muda Golongan Ruang Iv/C Ke Atas,

Pengangkatan, Pembebasan Dan Pengangkatan Kembali

Jabatan Fungsional Jenjang Utama Yang Menjadi Kewenangan

Presiden

• SOP Pelayanan Penetapan Nota Persetujuan Teknis Kenaikan

Pangkat Pembina Tingkat I Golongan Ruang IV/B Ke Bawah

• SOP Penetapan Nota Persetujuan Teknis Peninjauan Masa Kerja


8.3 Pengendalian Produk Pelayanan Yang Tidak Sesuai

8.3 SOP Pengendalian Produk Tidak Sesuai

8.4 Analisis Data 8.4 • SOP Tinjauan Manajemen

• SOP Audit Mutu Internal


• SOP Pengukuran Kepuasan Pelayanan

• SOP Tindakan Koreksi

• SOP Tindakan Pencegahan

8.5 Peningkatan Pelayanan

8.5

8.5.1 Peningkatan Berkelanjutan

8.5.1 • SOP Tindakan Koreksi

• SOP Tindakan Pencegahan

• SOP Audit Mutu Internal


• SOP Pengukuran Kepuasan Pelayanan





8.5.2 Tindakan Perbaikan 8.5.2 SOP Tindakan Koreksi

8.5.3 Tindakan Pencegahan

8.5.3 SOP Tindakan Pencegahan

pedoman mutu standart pelayanan publik smm iso 9001:2008

Documents