pedoman ikkon 2016

Upload: ayipbali

Post on 01-Mar-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    1/13

    Halaman | 1

    IKKON

    Inovatif dan Kreatif Kolaborasi Nusantara

    DIREKTORAT EDUKASI

    KEDEPUTIAN RISET, EDUKASI DAN PENGEMBANGAN

    BADAN EKONOMI KREATIF

    Pengantar Visi Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) yaitu Indonesia menjadi salah satu

    kekuatan utama dunia dalam Ekonomi Kreatif di tahun 2030.

    Untuk mencapai visi tersebut BEKRAF menjalankan misi:

    1). Menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif Indonesia untuk mencapai

    ekonomi kreatif yang mandiri.

    2). Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif.3). Mendorong inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya

    saing di dunia Internasional.

    4). Membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap segala aspek yang

    berhubungan dengan ekonomi kreatif.

    5). Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual,

    termasuk perlindungan hukum terhadap hak cipta.

    6). Merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan

    Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia.

    Dari butir-butir dalam misi tersebut, BEKRAF secara tegas menyatakan komitmen

    dalam pengembangan ekonomi kreatif. Pengembangan ekonomi kreatifIndonesia yang diformulakan dalam Rencana Strategi Pengembangan Ekonomi

    Kreatif Indonesia 20152019, merupakan wujud optimisme serta luapan aspirasi

    untuk mendukung mewujudkan visi pemerintah yakni Terwujudnya Indonesia

    yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong royong. Di

    dalam visi tersebut terdapat pemikiran-pemikiran, cita-cita, imajinasi dan mimpi

    untuk menjadi masyarakat dengan kualitas hidup yang tinggi, sejahtera dan

    kreatif.

    Di berbagai negara di dunia saat ini, Ekonomi kreatif yang mencakup industri

    kreatif diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsanyasecara signifikan. Indonesia pun mulai melihat bahwa berbagai subsektor dalam

    industri kreatif berpotensiuntuk dikembangkan, karena Bangsa Indonesia

    memiliki sumberdaya insani kreatif dan warisan budaya yang kaya.

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    2/13

    Halaman | 2

    Ekonomi kreatif ini diyakini dapat menjawab tantangan permasalahan

    dasar jangka pendek dan menengah:

    1. relatif rendahnya pertumbuhan ekonomi pasca krisis (rata-rata hanya

    4,5% per tahun)

    2.

    masih tingginya pengangguran (9-10%), tingginya tingkat

    kemiskinan (16-17%),

    3. rendahnya daya saing industri di Indonesia.

    Selain permasalahan tersebut, ekonomi kreatif ini juga diharapkan dapat

    menjawab tantangan seperti isu global warming, pemanfaatan energi yang

    terbarukan, deforestasi, dan pengurangan emisi karbon, karena arah

    pengembangan industri kreatif ini akan menuju pola industri ramah lingkungan

    dan penciptaan nilai tambah produk dan jasa yang berasal dari intelektualitas

    sumber daya insani yang dimiliki oleh Indonesia, di mana intelektualitas sumber

    daya insani merupakan sumber daya yang terbarukan.

    Dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia ditemui beberapa

    permasalahan utamasebagai berikut:

    a. Pengembangan industri kreatif belum optimal, terutama disebabkankurangnya daya tarik industri, adanya posisi dominan usaha kreatif, model

    bisnis industri kreatif yang belum matang, serta risiko usaha yang harus

    dihadapi;

    b.Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum optimal, terutamadisebabkan infrastruktur internet belum memadai, infrastruktur gedung

    pertunjukan belum memenuhi standar, mahalnya mesin produksi, mahalnyapiranti lunak penghasil produk dan jasa kreatif, kurangnya riset konten, dan

    kurangnya aktivitas pengarsipan konten;

    c. Kurangnya perluasan dan penetrasi pasar bagi produk dan jasa kreatif didalam dan luar negeri, terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi

    terhadap kreativitas lokal, kurangnya konektivitas jalur distribusi nasional,

    terkonsentrasinya pasar luar negeri, tingginya biaya promosi, belum

    diterapkannya sistem pembayaran online, dan rendahnya monitoring

    terhadap royalti, lisensi, hak cipta;

    d.Lemahnya institusi industri kreatif, terutama disebabkan oleh belum adanyapayung hukum yang mengatur tata kelola masing-masing subsektor industri

    kreatif; iklim usaha belum cukup kondusif, apresiasi yang rendah dan

    pembajakan yang tinggi, dan transaksi elektronik belum diregulasi dengan

    baik;

    e.Minimnya akses pembiayaan pelaku sektor ekonomi kreatif, terutamadisebabkan belum sesuainya skema pembiayaan dengan karakteristik industri

    kreatif yang umumnya belum bankable, high risk high return, cash flow yang

    fluktuatif, serta aset yang bersifat intangible; dan

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    3/13

    Halaman | 3

    f. Pengembangan sumber daya ekonomi kreatif belum optimal, baik sumber

    daya alam maupun sumber daya manusia, antara lain masalah kelangkaan

    bahan baku, kurangnya riset bahan baku, kesenjangan antara pendidikan dan

    industri, serta standardisasi dan sertifikasi yang belum baik.

    Dari apa yang telah diuraikan di atas jelaslah bahwa permasalahan sumber dayainsani merupakan hal yang memegang peranan penting dalam pengembangan

    ekonomi kreatif Indonesia oleh karena itu peningkatan kapasitas sumber daya

    insani menjadi salah satu prioritas penting. Salah satu cara yang umumnya

    dilakukan yaitu melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara insidental

    karena kurangnya sumber daya para pelatih dalam sub sektor sub sektor yang

    dikembangkan, terutama di daerah-daerah karena kondisi penyebaran para

    desainer pelaku ekonomi kreatif yang berpengalamandan di Indonesia tidak

    merata dengan terkonsentrasinya di kota-kota besar bahkan sebagian besar

    berada di Jakarta. Untuk itu dibutuhkan cara yang progresif dalam program

    pengembangan kapasitasini yaitu dengan cara mengolaborasikan potensi-potensi yang dimiliki daerah dengan para desainer pelaku ekonomi kreatif yang

    berpengalamanmelalui program IKKON.

    Program ini mengharapkan terjadinya kolaborasi antara desainer lokal dan para

    desainer pelaku ekonomi kreatif yang berpengalaman sehingga mampu menjadi

    medium yang produktif dalam menghasilkan karya-karya lokal namun bercita

    rasa global (think local, act global). Para desainer indigenous dengan

    pemahaman terhadap nilai-nilai lokal dari budayanya dapat membantu

    menginspirasi para desainer pelaku ekonomi kreatif yang berpengalaman yang

    bertindak sebagai Fasilitator (selanjutnya disebut desainer-fasilitator) sehinggadapat diwujudkan suatu karya yangbaik dan bernilai ekonomi. Para desainer-

    fasilitator, tentunya mempunyai kewajiban profesi sebagai agen pembangunan.

    Keahlian mereka juga dibutuhkan untuk membantu percepatan pengembangan

    sumber daya manusia kreatif maupun peningkatan kualitas produk-produk

    kreatif di daerah-daerah di Indonesia.

    Badan Ekonomi Kreatif sebagai institusi milik pemerintah, memiliki beberapa

    tugas dan fungsi. Salah satu diantaranya yakni perumusan, penetapan dan

    pelaksanaan kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Penjabaran lebih lanjut dari

    perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan dapat ditempuh melalui

    berbagai cara. Dalam RENSTRA-nya dijabarkan mengenai fokus pengembangan

    ekonomi kreatif berupa pengembangan industri kreatif, peningkatan akses

    pembiayaan bagi pelakunya, peningkatan akses pasar, perlindungan terhadap

    Hak Kekayaan Intelektual dan juga penguatan institusi yang terkait dengan

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    4/13

    Halaman | 4

    ekonomi kreatif.

    Salah satu cara yang ditempuh oleh Direktorat Edukasi Kedeputian Riset,

    Edukasi dan PengembanganBadan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai

    bentuk pelaksanaan dari tugas dan fungsi yaitu melaksanaan kegiatan

    IKKONdalam beberapa sub sektor yang dikembangkan

    Daftar Isi Hal.

    Pengantar

    Daftar Isi

    Pendahuluan

    Dasar Hukum

    Ruang Lingkup

    Pengertian

    IKKON

    Maksud, Tujuan dan Sasaran

    Kriteria dan Prosedur

    Kriteria

    Prosedur

    Penyelenggaraan

    Pra Kegiatan

    Kegiatan Pasca Kegiatan

    Evaluasi dan Laporan

    Penutup

    Referensi

    Pendahuluan

    Dalam rangka mendukung visi dan misi BEKRAF perlu dibuat program yang

    langsung dapat dirasakan pada tataran akar rumput; Program yang mempunyai

    efek pengganda yang berdampak positif secara ekonomi maupun sosial, salah

    satu kegiatan tersebut yaituIKKON. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan

    warna bagi sentra-sentra, kantong-kantong, komunitas-komunitas,

    asosiasiindustri kreatif yang secara tradisi sudah eksis namun mengalami

    kemandegan dalam kreativitas. Dengan adanya kegiatan IKKONdiharapkan dapat

    menumbuhkan kembali semangat eksplorasi kreatif secara kolaboratif sehingga

    dapat melahirkan gagasan dan produk-produk baru yang bernilai tambah.

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    5/13

    Halaman | 5

    Terkait dengan tugas, fungsi dan kewenangan Badan Ekonomi Kreatif yang

    dimilikinya, melalui Kedeputian Riset, Edukasi dan Pengembangan c.q. Direktorat

    Edukasi, menginisiasi kegiatan IKKON dengan maksud untuk:

    a.

    Mempercepat proses pengembangan kapasitas sumber daya manusia di

    bidang kreatif lokal di seluruh Indonesia.

    b.

    Mempercepat peningkatan kualitas produk kreatif di daerah melalui kegiatan

    kolaboratif antara peserta program IKKON dengan para potensi kreatif lokal di

    sentra-sentra industri kreatif.

    c.

    Membantu menciptakan habitat kreatif yang kondusifdi lokasi program IKKON

    untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas.

    d.

    Memberikan wadah bagi para desainer / pelaku kreatif untuk menggali

    inspirasi-inspirasi baru dalam berkarya dari kekayaan budaya lokal.

    e.

    Membangun jejaring industri kreatif seperti kemitraan/resource sharing,

    information sharingdanknowledge/skill exchangeantara potensi kreatif lokal

    serta rantai nilai lainnya yang terlibat dengan para peserta program IKKON.

    Secara umum, program ini akan berbentuk penempatan para peserta program

    IKKON untuk tinggal di sentra-sentra industri kreatif sebagai kantong komunitas

    ekonomi kreatif di Indonesia dengan tugas membantu mengembangkan potensi

    setempat melalui pendekatan kreativitas

    Dalam penempatan para peserta program IKKON di sentra-sentra industri kreatif

    tersebut, bukanlah dimaksudkan untuk menggurui namun agar terjadi kolaborasi

    dengan para pelaku kreatif lokal, perajin, produsendan masyarakat

    lainnya.Proses saling belajar akan berdampak positif bagi munculnya karya-karya

    kreatif baru yang bernilai tambah tanpa menghilangkan ciri-ciri kekayaan lokal.

    Hal lainnya yang harus dapat dicapai yaitu keberlanjutan bahwa dampak dari

    kegiatan tidak berakhir ketika para para peserta program IKKON sudah

    meninggalkan tempatnya bertugas.

    Sebagai langkah awal diantaranya yaitu mempersiapkan secara terstruktur

    langkah-langkah yang melibatkan seluruh pemangku kepentinganuntuk

    membuat pranata berupa pedoman pelaksanaan untuk menunjang program

    yang nantinya akan dibuat sebagai langkah nyata. Beberapa diskusi telah

    dilaksanakan bersama dengan unsur dari para pelaku, akademisi, dan

    masyarakat pemerhati ekonomi kreatif.

    Dari diskusi-diskusi yang telah dilakukan dalam persiapan pelaksanaan kegiatan

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    6/13

    Halaman | 6

    IKKON ini, muncul berbagai pandangan yang penuh dinamika, namun pada

    akhirnya semua pemangku kepentingan sepakat untuk mendukung kegiatan ini

    dengan sepenuhnya karena bagi para peserta IKKON, kegiatan ini merupakan

    suatu bentuk pengabdian atas profesinya.

    Dasar Hukum a.

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang

    BadanEkonomi Kreatif.

    b.

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2015 Tentang

    PerubahanAtas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan

    Ekonomi Kreatif.

    c.

    Rencana Strategis Badan Ekonomi Kreatif tahun 2015 2019.

    d.

    Rincian Kertas Kerja Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melaluiDaftar

    IsianPelaksanaan Anggaran Nomor SP DIPA 121.01.1.725001/2016.

    Ruang Lingkup Ruang lingkup Program IKKON meliputi:

    Subyek kegiatan ini yaitu para peserta program IKKON dalam bidang1.

    Aplikasi dan pengembangan game

    2.

    Arsitektur,

    3.

    Desain Interior,

    4.

    Desain komunikasi visual,

    5.

    Desain Produk,

    6.

    Fashion,

    7.

    Film, Animasi dan Video,

    8.

    Fotografi,

    9.

    Kriya (Kerajinan Tangan),

    10.

    Kuliner,

    11.

    Musik,12.

    Penerbitan,

    13.

    Periklanan,

    14.

    Seni Pertunjukan,

    15.

    Seni Rupa,

    16.

    Televisi dan Radio.

    Obyek kegiatan ini yakni para peserta program IKKON dan potensi kreatif

    lokaluntuk ditingkatkan kapasitasnya, dan dapat juga obyekberupa ruang untuk

    ditata menjadi habitat kreatif yang kondusif dalam meningkatkan kreativitas dan

    produktivitas.Obyek di sini tidak diartikan sebagai obyekyang pasif namun dalam

    pelaksanaannya diharapkan terjadi kolaborasi yang produktifsehingga terjadi

    hubungan yang saling membawa manfaat.

    Wilayah kegiatan mencakup seluruh wilayah Indonesia sesuai potensi ekonomi

    kreatif masing-masing.Kegiatan ini dapat dilakukan secara sendiri-sendiripada

    setiap sub sektor ekonomi kreatif maupun secara bersama-sama (kolaboratif).

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    7/13

    Halaman | 7

    Namun diharapkan dapat dilakukan secara terpadu dan kolaboratif sehingga

    dampak positif yang ditimbulkan akan lebih besar.

    Lingkup waktu kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dengan periode

    waktu yang disesuaikan dengan kondisi tempat di mana kegiatan akan diadakan.

    Namun yang harus menjadi catatan, para peserta program IKKONharus menetap

    dan berinteraksi secara langsung dengan potensi-potensi lokal yang ada di lokasi,

    bukan sekedar melakukan kunjungan.

    Direktorat Edukasi BEKRAF bertindak sebagai penyelenggara baik dalam

    pesiapan, pelaksanaan dan pasca kegiatan serta sebagai fasilitator dalam

    penciptaan kebijakan-kebijakan yang menunjang kegiatan ini.

    Melakukan monitoring dan evaluasi pra kegiatan, kegiatan dan pasca

    kegiatan program IKKON

    Pengertian

    IKKON IKKON(Inovatif dan Kreatif Kolaborasi Nusantara) merupakan sebuah program

    yang menempatkan seseorang atau sekelompok pelaku kreatif yang disebut

    sebagai para peserta program IKKONpada suatu wilayah tertentu untuk

    mendorong dan membantu pengembangan potensi ekonomi kreatif local.Dalam

    pelaksanaannya diharapkan para peserta program IKKONdan masyarakat dapat

    saling berbagi, berinteraksi, bereksplorasi dan berkolaborasi sehingga masing-

    masing pihak yang terlibat dapat saling memperoleh manfaat.

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    8/13

    Halaman | 8

    Maksud, tujuan dan

    sasaran

    Adapun maksud, tujuan dan sasaran Pedoman IKKONyaitu:

    Maksud:

    Sebagai pedoman operasional bagi aparatur pemerintah sampai ke tingkat

    Dinas di provinsi dan kabupaten/kota yang berkoordinasi dengan BEKRAF

    dalam pelaksanaanprogramIKKON.

    Sebagai rujukan bagi instansi yang terkait dengan pengembangan sumber

    daya insani melalui kegiatan IKKON,sehingga tercipta kolaborasi serta sinergi

    yang positif dalam pembangunan ekonomi kreatif di seluruh Indonesia.

    Arahan dan rujukan bagi para pemangku kepentingan.

    Tujuan

    Meningkatkan kapasitas SDM setempat, peningkatan kualitas produk lokal

    yang khas dan berdaya saing serta terciptanya ekosistem kreatif yang

    kondusif di wilayah setempat.

    Menjadi wadah bagi para peserta pelaku ekonomi kreatif untuk lebih

    memahami potensi lokal sebagai sumber inspirasi dalam berkarya serta

    menciptakan kolaborasi dalam berkarya yang saling membawa manfaat bagi

    kedua belah pihak.

    Berpotensi menyediakan bahan kajian untuk Pemerintah dalam membuat

    kebijakan-kebijakan terkait pengembangan ekonomi kreatif di daerah

    berdasarkan isu-isu yang didapat dari program IKKON

    Sasaran

    Wilayah Indonesia yang memiliki potensi ekonomi kreatif untuk

    dikembangkan.

    Para peserta program IKKON dan pelaku kreatif lokal

    Prosedur

    Komposisi Tim Tim program IKKON terdiri dari antara lain :

    Mentor

    Ketua Tim

    Desainer Mode

    Desainer Produk

    Desainer Komunikasi Visual

    Desainer Interior

    Arsitek

    Antropolog

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    9/13

    Halaman | 9

    Fotografer dan Videografer

    Desainer Web

    Programmer

    Ahli Komunikasi

    Penulis / blogger

    *) komposisi ini dapat berubah sesuai kebutuhan

    Kriteria peserta programIKKON antaralain :

    Individu atau kelompok yang memiliki rekam jejak, baik pengalaman,

    pengetahuan maupun pekerjaan di dunia ekonomi kreatif termasuk

    infrastrukturnya (pranata) dalam konteks pengembangan ekonomi kreatif;

    Memiliki minat dan komitmen yang kuat untuk berkontribusi pada

    pengembangan ekonomi kreatif dan bersedia bekerja sesuai dengan

    ketentuan yang ditetapkan dalam program IKKON.

    Dapat bekerja dalam tim.

    Mentor program IKKON yaitu :

    Seorang pelaku kreatif yang mampu memahami potensi, mengembangkan

    keterampilan, membagikan pengetahuan dan memberikan pandangan yang

    berharga kepada para peserta.

    Kriteria Mentor IKKON, antara lain :

    Berpengalaman lebih dari 10 tahun di bidang keahliannya dan bersedia

    menjadi pendamping peserta program IKKON dengan rekam jejak, baik

    pengalaman, pengetahuan maupun pekerjaan di dunia ekonomi kreatiftermasuk infrastrukturnya (pranata) dalam konteks pengembangan ekonomi

    kreatif;

    Menyatakan kesediaannya secara tertulis untuk menjadi mentor sesuai

    dengan jadwal yang telah disepakati

    Kriteria LokasiIKKON antara lain :

    Mempunyai potensi produk, potensi alam, seni budaya dan ruang yang dapat

    dikembangkan melalui pendekatan penguatan ekosistem ekonomi kreatif

    Mendapatkan dukungan penuh dari kepala daerah provinsi, kabupaten/kota

    dan pemangku kepentingan setempat.

    KRITERIA PESERTA

    DEFINISI MENTOR

    KRITERIA MENTOR

    KRITERIA LOKASI

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    10/13

    Halaman | 10

    KRITERIA OBJEK Kriteria Obyek IKKON antara lain :

    Pelaku ekonomi kreatif lokal yang akanmenjadi mitra kolaborasi potensial

    bagi para peserta program IKKON.

    Prinsip kolaborasi dan pemberdayaan menjadi kriteria penting dalam

    program ini karena tidak ingin menjadikan potensi lokal semata-mata

    sebagai obyek eksploitasi.

    PROSEDUR Prosedur pelaksanaan IKKONyaitu :

    Panitia Pengarah :

    Pembentukan Panitia Pengarah(Steering Committee)IKKONyang terdiri dari

    BEKRAF, Asosiasi Profesi, Komunitas dan Akademik.

    Penentuan lokasiIKKONberdasarkan permintaan dari Pemerintah Daerah

    atas persetujuan BEKRAF.

    Panitia pengarah menugaskan tim pelaku kreatif yang sudah dibentukuntuk

    melakukan koordinasi dengan K/L lain dan PEMDA survei pendahuluan

    dalam memetakan dan mengidentifikasi potensi dan kondisi wilayah yang

    menjadi calon tempat kegiatan Program IKKON. Sekaligus melakukan

    kegiatan sosialisasi dan komunikasi kegiatan program IKKON ke seluruh

    pemangku kepentingan.

    Melakukan MoU atau bentuk perjanjian lainnya dengan pemerintah daerah

    yang terpilih menjadi lokasiIKKON.

    Membentuk Panitia PelaksanaIKKONyang akan menjalankan tugas harian

    dan bertanggung jawab kepada Panitia Pengarah.

    Panitia Pelaksana :

    Panitia pelaksana membentuk kepanitiaan sesuai dengan kebutuhan danmembuat program kerja kegiatan Program IKKON.

    Panitia pelaksanaIKKONmenjalankan tugas harian dan bertindak sebagai

    koordinator pelaksana. Panitia Kerja bertanggung jawab kepada Panitia

    Pengarah.

    Peserta Program IKKON:

    Peserta program IKKON diutamakan adalah alumni hasil seleksi yang

    dilakukan oleh Direktorat Edukasi BEKRAF atau pelaku kreatif yang berminat

    dan sudah menjalani tahap seleksi sesuai peraturan yang ditentukan.

    Para peserta program IKKONakan diikat dalam kontrak kerja yang mengaturhak dan kewajiban masing-masing pihak.

    Peserta program IKKON akan bertugas selama masa kontraknya dan dapat

    diperpanjang sesuai dengan kebutuhan dan disetujui oleh Panitia Pengarah.

    Setiap calon peserta IKKON akan melalui tahapan:

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    11/13

    Halaman | 11

    o Asesmen

    o

    Pembekalan

    o

    Penentuan Lokasi Penempatan

    o Koordinasi dengan pemangku kepentingan/PEMDA setempat

    o Pembuatan Program Kerja

    o

    Pelaksanaan

    o Monitoring dan Evaluasi

    Portal Online Live in Desainer

    Untuk mempermudah komunikasi seluruh pemangku kepentingan kegiatan

    IKKONperlu dibuat portal online.

    Penyelenggaraan Pra-kegiatan

    Perekrutan peserta IKKON berdasarkan hasil asesmen

    Pembekalan para peserta program IKKON sebelum diterjunkan di lokasi

    kegiatan.

    Penandatanganan:

    o Kontrak antara BEKRAF dengan peserta IKKON

    o MOU antara BEKRAF dengan PEMDA

    Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah tempat

    dilaksanakannya program IKKON

    Pembuatan program kerjadan target kegiatan oleh timpeserta program

    IKKON termasukpengadaan peralatan dan perlengkapan untuk menunjang

    kegiatan Program IKKON

    Melakukan proses pendokumentasian saatpra kegiatan.

    Pelaksanaan Kegiatan

    Para peserta program IKKON ke lokasi untuk tinggal dalam jangka waktu

    tertentu dan menjalankan kegiatan yang telah diprogramkan.

    Para peserta program IKKON berkolaborasi dengan para pelaku kreatiflokal

    untuk mengembangkan potensi kreatifnya tanpa menghilangkan ciri-ciri

    lokalnya yang khas sehingga potensi tersebut dapat menjadi bernilai

    tambah.

    Para peserta program IKKONdiwajibkan membuat catatan harian kemajuan

    program kegiatan yang diampunya dan mengunggahnya ke portalonlineIKKON secara berkala.

    Melakukan proses pendokumentasian kegiatan

    Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    12/13

    Halaman | 12

    Pasca Kegiatan

    Mensosialisasikan hasil-hasil dariProgram IKKON melalui pameran di lokasi

    masing-masing yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.

    Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan K/L, pemerintah daerah,

    instansi-instansi lainnya baik pemerintah maupun swasta untuk melakukan

    tidak lanjut terhadap hasil-hasil dari Program IKKON.

    Melakukan kegiatan promosi dalam rangka komersialisasi dari hasil-hasil

    Program IKKON, misal melalui pameran dagang dan kegiatan-kegiatan

    lainnya baik online maupun offline

    Melakukan proses pendokumentasian pasca kegiatan.

    Melakukan monitoring dan evaluasi keseluruhan.

    Evaluasi dan Pelaporan

    Pembuatan laporan dari peserta kegiatan IKKON kepada panitia pelaksana

    secara berkala (tiap bulan) dan laporan akhir

    Pembuatan laporan dari panitia pelaksana setiap lokasi kegiatan IKKON

    kepada Panitia pengarah secara berkala dan di akhir kegiatan.

    Panitia pengarah membuat laporan akhir program kegiatan IKKONsecara

    keseluruhan yang ditujukan kepada Kepala Badan Ekonomi Kreatif

    Ketentuan dan sistematika pelaporan akan ditentukan kemudian

    Penutup IKKONmerupakan kegiatan yang perlu dilakukan secara berkesinambungan

    di berbagai wilayah Indonesia untuk mengembangkan potensi ekonomi

    kreatifsetempat.

    Direktorat Edukasi sebagai Pembina memiliki kewenangan untuk

    menetapkan IKKONsebagai program jangka menengah.Referensi

    Depdiknas (2006).Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ed. Ketiga). Jakarta: Balai

    Pustaka

    Departemen Perdagangan (2008). Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia

    2025 - Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015. Jakarta:

    Depdag

    Echols, John M., Hassan Shadily (2005). Kamus Inggris-Indonesia (cet. XXVI).

    Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

    IAI (2007). Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Arsitek, Jakarta: Ikatan Arsitek

    Indonesia.

    BEKRAF (2012). Renstra Badan Ekonomi Kreatif 2012-2014.Jakarta: BEKRAF.

  • 7/25/2019 Pedoman IKKON 2016

    13/13

    Halaman | 13

    Simon, H. A. (1996). The Sciences of the Artificial (Ed. Ketiga.).Cambridge, MA:

    MIT Press

    Website:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Desain

    Jakarta, 4 Juni 2016

    http://id.wikipedia.org/wiki/Desainhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desainhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desain