pedlak aneka kacang umbi2014
DESCRIPTION
Petunjuk pelaksanaan bansos anekakacang umbiTRANSCRIPT
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi TanamanAneka Kacang Dan Umbi
Tahun 2014
KEMENTERIAN PERTANIANDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi TanamanAneka Kacang Dan Umbi
KEMENTERIAN PERTANIANDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian i
KATA PENGANTAR
Kebutuhan akan komoditi aneka kacang dan umbi (akabi) meningkat setiap
tahunnya sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan
berkembangnya industri pangan dan pakan. Produksi yang dihasilkan belum
bisa memenuhi untuk kebutuhan tersebut. Untuk itu perlu ditingkatkan
perkembangan produksi akabi melalui program pengelolaan produksi
tanaman aneka kacang dan umbi setiap tahunnya.
Dengan pedoman pelaksanaan ini, diharapkan semua pihak yang terkait
memiliki persepsi yang sama untuk saling berkoordinasi dan bersinergi
sehingga kegiatan pengembangan aneka kacang dan umbi berjalan sesuai
dengan yang diharapkan sehingga sasaran produksi dapat tercapai.
Dalam mempercepat pelaksanaan program tersebut ditingkat lapangan,
maka perlu disusun Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi. Pedoman Pelaksanaan ini sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan tersebut di daerah. Selanjutnya untuk mempercepat
pelaksanaan kegiatan di lapangan, perlu kiranya pedoman pelaksanaan ini
dijabarkan ke dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat
Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten/Kota, yang
disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi.
Jakarta, Januari 2014
Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
Udhoro Kasih AnggoroNip.19561106 198403 1 002
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….........
DAFTAR TABEL ………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..
ii
iv
v
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ………………………………..…………… 11.2 Dasar hukum……………………………..............……….. 21.3 Tujuan……………………………………………………….. 71.41.51.6
Sasaran …………………………………………………….Sistematik Pedoman Pelaksanaan Program ……………Istilah dan Pengertian ……………………………………..
89
10
II. SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 14
2.1 Sasaran ……………………………………………………. 142.2 Strategi …………………………………………………..... 142.3 Kebijakan……………………………….…………………. 16
III. PROGRAM DAN KEGIATAN AKABI TA.2014 17
3.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Hasil(Outcome) Program………………………………………... 17
3.2
3.3
3.43.5
Sasaran strategis dan Indikator Keluaran (Output)Kegiatan….…………………………………………………..Alokasi Anggaran Direktorat Budidaya Aneka Kacangdan Umbi…………………………………………………….Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan………..Pelaksanaan Rencana Aksi Pencapaian Produksikedelai 2014 (Deklarasi Bukittinggi)………………………
24
3236
38
IV. PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL TA.2014
4.1 Indikator Keberhasilan……………………………………..
4.2 Kebijakan Alokasi Belanja Bantuan Sosial………………
4.3 Persyaratan Penerima Bantuan………………………….
4.4 Tata Kelola Pencairan Belanja Bantuan Sosial…………
4.5 Pertanggungjawaban, Pembinaan dan pengendalian
Belanja Bantuan Sosial Pertanggungjawaban…………..
4141
42
47
49
54
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian iii
4.6 Pemantauan dan Evaluasi………………………………… 60
V. RENCANA AKSI KEBERHASILAN KINERJA PROGRAMKEGIATAN
62
VI.
VII
VIII.
TATA HUBUNGAN KERJA DAN PENGORGANISASIAN
PROGRAM TAHUN 2014
6.1 Tata Hubungan Kerja ……………………………………..
6.2 Pengorganisasian…………………………………………
6.3 Pengelolaan Anggaran…………………………………...
6.4 Ketentuan Pidana, Sanksi Administrasi dan Ganti Rugi
PENGENDALIAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN
7.1 Pengendalian Program, Kegiatan dan Anggaran……….
7.2 Pengawasan Program, Kegiatan dan Anggaran………...
7.3 Monitoring dan Evaluasi……………………………………
7.4 Pelaporan…………………………………………………….
PENUTUPAN
63
63
64
71
77
79
79
80
82
8384
LAMPIRAN
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan TargetProgram Direktorat Budidaya Aneka Kacang danUmbi 18
Tabel 2. Evaluasi Pencapaian Produksi Komoditas AnekaKacang dan Umbi Tahun 2013 Terhadap CapaianProduksi 2012danSasaran 2013
19
Tabel 3. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubikayu dan
Ubijalar Tahun 2014
20
Tabel 4. Skenario Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2014 20
Tabel 5. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun
2014
21
Tabel 6. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun2014
21
Tabel 7. Skenario Pencapaian Produksi Ubikayu Tahun 2014 22
Tabel 8. Skenario Pencapaian Produksi UbiJalar Tahun 2014 23
Tabel 9. Alokasi Anggaran Menurut Kewenangan Dekonsentrasidan Tugas Pembantuan lingkup Direktorat BudidayaAneka Kacang dan Umbi TA. 2014
34
Tabel 10.
Tabel 11.
Anggaran Menurut Jenis Belanja
Faktor Resiko Yang Kemungkinan BerpengaruhTerhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan
35
36
Tabel 12..
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Indikator Keberhasilan
Bentuk Belanja Sosial dan Kode Akun Belanja Bantuan
Sosial Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
Tahun 2014
Penerima Bantuan Sosial Direktorat Budidaya AnekaKacang dan Umbi Tahun 2014
Alokasi Bantuan Sosial Direktorat Budidaya AnekaKacang dan Umbi Tahun 2014
41
43
46
47
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, ProduktivitasDan Produksi Kedelai Tahun 2014 86
Lampiran 2. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, ProduktivitasDan Produksi Kacang Tanah Tahun 2014 87
Lampiran 3. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, ProduktivitasDan Produksi Kacang Hijau Tahun 2014 88
Lampiran 4. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, ProduktivitasDan Produksi Ubikayu Tahun 2014 89
Lampiran 5. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, ProduktivitasDan Produksi Ubijalar Tahun 2014 90
Lampiran 6. Lokasi SLPT KedelaiTahun 2014 91
Lampiran 7. Lokasi Perluasan Areal Tanam (PAT) Tahun 2014 95
Lampiran 8. Matrik Rencana Aksi Peningkatan Produksi KedelaiTahun 2014
99
Lampiran 9. Rencana Fasilitasi SLPTT dan PAT KedelaiTahun 2014
104
Lampiran 10. Lokasi Pengembangan Ubikayu Tahun 2014 106
Lampiran 11. Contoh Satuan biaya Pengembangan UbikayuTahun 2014
107
Lampiran 12. Lokasi Pengembangan Ubijalar Tahun 2014 108
Lampiran 13. Contoh Satuan biaya Pengembangan UbijalarTahun 2014
109
Lampiran 14. Blanko CPCL SL-PTT/PAT/Pengembangan 110
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian vi
Lampiran 15. Rencana dan Realisasi Tanam Komoditi Akabi2013/2014
111
Lampiran 16. Laporan Hasil CPCL SLPTT/PAT/Pengembangan 113
Lampiran 17. Laporan Awal Pelaksanaan SLPTT/PAT/Pengembangan 114
Lampiran 18. Laporan Bulanan Pelaksanaan SLPTT/PAT/Pengembangan 115
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Laporan Akhir Pelaksanaan SLPTT/PAT/Pengembangan
Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Kabi/Hektar Tahun 2014 Sebelum dan SetelahPelaksanaan SLPTT/PAT/Pengembangan
116
117
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam mewujudkan sasaran utama Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, program yang ditetapkan tahun 2014 melaksanakan program
peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman pangan untuk
mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan. Kegiatan
pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi (Akabi)
merupakan salah satu bagian dari unit kerja Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan. Kegiatan tersebut difokuskan pada beberapa
komoditi antara lain kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu,
ubijalar dan Akabi lainnya, dengan prioritas pada penerapan budidaya
yang tepat dan berkelanjutan.
Kebutuhan akan bahan pangan, pakan, farmasi, energi substitusi
bahan bakar energi (Bioenergi) yang berbahan baku dari aneka
kacang dan umbi, setiap tahun mengalami peningkatan sejalan
dengan pertambahan jumlah penduduk maupun berkembangnya
industri pangan dan pakan. Namun produksi yang dihasilkan belum
optimal dalam arti untuk mendukung program pembangunan nasional
di bidang pangan, pakan, farmasi dan energi baru terbarukan.
Pengelolaan aneka kacang dan umbi (Akabi) pada dasarnya
merupakan rangkaian kegiatan untuk memfasilitasi tumbuh dan
berkembangnya usaha aneka kacang dan umbi yang mampu
menghasilkan produk mulai dari hulu sampai hilir. Pengelolaan aneka
kacang dan umbi memiliki orientasi untuk meningkatkan produktivitas
dan produksi, efisiensi, nilai tambah dan daya saing sehingga mampu
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian2
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani maupun
masyarakat sekitarnya.
Komoditi Akabi memiliki keragaman yang cukup banyak untuk dapat
ditumbuh kembangkan. Program pengelolaan komoditas aneka
kacang dan umbi difokuskan pada penerapan pengelolaan budidaya
yang tepat dan efisien yang diprioritaskan pada :
a. Komoditas utama dan unggulan nasional yaitu kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar.
b. Komoditas Akabi lainnya unggulan daerah (lokal) seperti talas,
garut, gembili, kacang koro pedang dan lain-lain. Komoditas ini
berperan sebagai substitusi maupun komplemen.
Pengembangan 5 (lima) komoditas tanaman aneka kacang dan umbi
diimplementasikan dalam berbagai jenis kegiatan yang saling terkait
dan saling mendukung. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut,
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi memberikan
kewenangan kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota
melalui alokasi dana dekonsentrasi maupun tugas pembantuan.
Kebijakan alokasi anggaran pemerintah pusat tahun anggaran 2014
diarahkan terutama untuk mendukung kegiatan ekonomi nasional
dalam memacu pertumbuhan, menciptakan dan memperluas lapangan
kerja, meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan
mengurangi kemiskinan, serta menjaga stabilitas nasional.
1.2. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan
Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2014 berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian3
62/HK.310/C/12/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk
Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Tahun 2014.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang SistemBudidaya Tanaman;Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara;Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara;Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentangPemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung JawabKeuangan Negara;Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional;Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun2008;Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah;Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang SistemPenyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentangPerlindungan dan Pemberdayaan Petani;Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014;Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentangPerlindungan Tanaman;Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentangPerbenihan Tanaman;Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 tentang Alatdan Mesin Budidaya Tanaman;Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentangRencana Kerja Pemerintah;Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentangPegelolaan Barang Milik Negara/Daerah juncto PeraturanPemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian4
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006;Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentangPelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang TataCara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan;Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota;Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentangDekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentangSistem Pengendalian Intern Pemerintah;Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentangUsaha Budidaya Tanaman;Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentangStandar Akuntansi Pemerintah;Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentangPenyusunan Rencana Kerja dan Anggaran KementerianNegara/Lembaga;Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 TentangTata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan danBelanja Negara;Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentangPedoman Pelaksanaan APBN, sebagaimana telah diubahbeberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor53 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara;Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentangKebijakan Percepatan Penganekaragaman KonsumsiPangan Berbasis Sumber Daya Lokal;Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional2010-2014;Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara sertaSusunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementerian Negara;Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telahdiubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian5
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua AtasPeraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010;Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentangRencana Kerja Pemerintah Tahun 2014;Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007tentang Bagan Akun Standar;Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri KeuanganNomor 156/PMK.07/2008 Tentang Pedoman PengelolaanDana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012tentang Belanja Bantuan Sosial padaKementerian/Lembaga;Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangkaPelaksanaan APBN;Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara DanReformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentangPetunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintah;Keputusan Menteri Keuangan Nomor 258/KMK.02/2013tentang Penetapan Pagu Anggaran KementerianNegara/Lembaga dan Langkah-Langkah PenyelesaianRencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/LembagaTahun Anggaran 2014;
38.
39.
40.
41.
42.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang PedomanBudidaya Tanaman Pangan Yang Baik dan Benar (GoodAgriculture Practices);Peraturan Menteri Pertanian Nomor44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang PedomanPenanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal TanamanYang Baik (Good Handling Practices)Keputusan Menteri Pertanian Nomor511/Kpts/Pd.310/9/2006 Tentang Jenis Komoditi TanamanBinaan Direktorat Jenderal Perkebunan, DirektoratJenderal Tanaman Pangan dan Direktorat JenderalHortikulturaPeraturan Menteri Pertanian Nomor39/Permentan/OT.140/6/2010 tentang Pedoman PerizinanUsaha Budidaya Tanaman Pangan;Peraturan Menteri Pertanian Nomor
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian6
43.
44.
45.
46.
43/Permentan/OT.140/10/ 2009 tentang GerakanPercepatan Penganekaragaman Konsumsi PanganBerbasis Sumber Daya Lokal;Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianPertanian;Peraturan Menteri Pertanian Nomor45/Permentan/OT.140/8/2011 tentang Tata HubunganKerja Antar Kelembagaan Teknis, Penelitian danPengembangan, dan Penyuluhan Pertanian dalamMendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional(P2BN);Peraturan Menteri Pertanian Nomor83.1/Permentan/RC.110/12/2011 tentang RencanaStrategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 (EdisiRevisi);Peraturan Menteri Pertanian Nomor124/Permentan/OT.140/12/2013 tentang PelimpahanWewenang Kepada Gubernur Dalam PengelolaanKegiatan dan Tanggung Jawab Dana DekonsentrasiProvinsi Tahun Anggaran 2014;
47. Peraturan Menteri Pertanian Nomor125/Permentan/OT.140/12/2013 tentang PenugasanKepada Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan danTanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan ProvinsiTahun Anggaran 2014;
48. Peraturan Menteri Pertanian Nomor126/Permentan/OT.140/12/2013 tentang PenugasanKepada Bupati/Walikota Dalam Pengelolaan Kegiatan danTanggung Jawab Dana Tugas PembantuanKabupaten/Kota Tahun Anggaran 2014;
49. Peraturan Menteri Pertanian Nomor129/Permentan/OT.140/12/2013 tentang PedomanPengelolaan Belanja Bantuan Sosial KementerianPertanian Tahun Anggaran 2014.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian7
1.3. Tujuan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi Tahun 2014 bertujuan untuk:
a. Memberikan acuan bagi pelaksanaan pengembangan komoditi
aneka kacang dan umbi (kedelai, kacang tanah, kacang hijau,
ubikayu dan ubijalar serta aneka kacang dan umbi lainnya) untuk
mendukung kegiatan peningkatan produksi tahun 2014 di Provinsi
dan Kabupaten/Kota;
b. Meningkatkan dan membangun mekanisme koordinasi untuk
keterpaduan pelaksanaan peningkatan produksi komoditi aneka
kacang dan umbi melalui kegiatan SL-PTT kedelai, perluasan
areal tanam (PAT) kedelai, pengembangan ubi kayu dan ubijalar,
gerakan tanam serempak kedelai bersama TNI-AD di Provinsi,
gerakan penguatan pengembangan kawasan kedelai di Provinsi,
gerakan pengembangan kawasan kedelai di Kabupaten/Kota,
kemandirian penyimpanan benih kedelai, pembinaan dan
koordinasi kemitraan pengembangan aneka kacang dan umbi
lainnya, serta pembinaan, pengawalan, pendampingan,
monitoring dan evaluasi di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota;
c. Mendukung percepatan penerapan komponen adopsi teknologi
spesifik lokasi ditingkat petani sehingga meningkatkan produksi
nasional sesuai yang diharapkan;
d. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam usaha
pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi dari hulu
hingga hilir;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian8
e. Meningkatkan produktivitas dan produksi dalam upaya
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
1.4. Sasaran
Sasaran disusunnya pedoman pelaksanaan pengelolaan produksi
tanaman aneka kacang dan umbi tahun 2014 antara lain :
a. Tersedianya bahan acuan pelaksanaan pengelolaan produksi
tanaman aneka kacang dan umbi untuk mendukung kegiatan
peningkatan produksi tanaman pangan tahun 2014 di Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
b. Terkoordinasi dan terpadunya pelaksanaan peningkatan produksi
komoditi aneka kacang dan umbi kegiatan melalui SL-PTT kedelai,
perluasan areal tanam (PAT) kedelai, pengembangan ubikayu dan
ubi jalar,gerakan tanam serempak kedelai bersama TNI-AD
diprovinsi, gerakan penguatan pengembangan kawasan kedelai
diprovinsi, gerakan pengembangan kawasan kedelai dikabupaten,
kemandirian penyimpanan benih kedelai, pembinaan dan
koordinasi kemitraan aneka kacang dan umbi serta pembinaan,
pengawalan, pendampingan, monitoring dan evaluasi dipusat,
provinsi dan kabupaten/kota;
c. Teradopsinya penerapan spesifik lokasi teknologi aneka kacang
dan umbi ditingkat petani sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya
untuk mendukung peningkatan produksi nasional;
d. Berkembangnya agribisnis aneka kacang dan umbi dari hulu
hingga hilir sehingga dapat memantapkan ketahanan pangan
Nasional; dan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian9
e. Tercapainya sasaran produksi tahun 2014 untuk kedelai sebesar
1,5 juta ton, kacang tanah 1,3 juta ton, kacang hijau 0,43 juta ton,
ubi kayu 27,6 juta ton dan ubi jalar 2,6 juta ton.
1.5. Sistematik Pedoman Pelaksanaan Program
Pedoman pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka
kacang dan umbi TA 2014 disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
Bab I Menguraikan latar belakang, dasar hukum, tujuan,sasaran,
sistematika penyusunan pedoman pelaksanan program,
serta istilah dan pengertian.
Bab II Menguraikan sasaran, strategi, dan kebijakan aneka kacang
dan umbi TA.2014
Bab III Menguraikan sasaran strategis dan indikator kinerja hasil
program dan kegiatan; anggaran serta penilaian resiko
keberhasilan indikator kinerja pelaksanaan program dan
kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan
umbi TA 2014.
Bab IV Menguraikan indikator keberhasilan, kebijakan alokasi
belanja bantuan sosial, persyaratan penerima bantuan, tata
kelola pencairan belanja bantuan sosial,
pertanggungjawaban, pembinaan dan pengendalian belanja
bantuan sosial serta pemantauan dan evaluasi.
Bab V Menguraikan rencana aksi keberhasilan kinerja program dan
kegiatan,rencana pengadaan barang/modal Direktorat
Budidaya Aneka Kacang dan Umbi TA 2014.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian10
Bab VI Menguraikan tata hubungan kerja dan pengorganisasian,
pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat
Budidaya Aneka Kacang dan TA 2014.
Bab VII Menguraikan pengendalian, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran lingkup
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi TA 2014.
Bab VIII Penutup.
1.6. Istilah dan Pengertian
a. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau
lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa unit
organisasi dalam satu atau beberapa instansi untuk mencapai
sasaran dan tujuan kebijakan serta memperoleh alokasi anggaran.
b. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu
atau beberapa Satuan Kerja sebagai bagian dari pencapaian
sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil
(sumberdaya manusia), barang, modal, termasuk peralatan dan
teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
c. SL-PTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu)
adalah bentuk sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya
dilakukan di lapangan.
d. Hamparan SL-PTT, adalah hamparan lahan milik petani peserta
program penerapan PTT.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian11
e. LL (Laboratorium Lapangan) adalah hamparan lahan tempat
praktek sekolah lapang.
f. PAT (Perluasan Areal Tanam) Kedelai adalah penambahan areal
tanam kedelai dengan memanfaatkan lahan terlantar (bera),
peningkatan indeks pertanaman, pembukaan lahan baru,
kerjasama pemanfaatan lahan Perhutani, hutan rakyat,
perkebunan, dan lahan transmigrasi.
g. Pengembangan ubikayu adalah suatu areal pertanaman yang
digunakan sebagai lahan pengembangan ubikayu yang
bermanfaat bagi petani dan masyarakat sekitarnya dalam upaya
peningkatan produktivitas yang signifikan.
h. Pengembangan ubijalar adalah suatu areal pertanaman yang
digunakan sebagai lahan pengembangan ubijalar yang
bermanfaat bagi petani dan masyarakat sekitarnya dalam upaya
peningkatan produktivitas yang signifikan.
i. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui
oleh DPR yang masa berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai 31
Desember tahun berjalan.
j. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen
pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga atau Satuan Kerja yang disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi
sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan.
k. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) adalah dokumen yang
merupakan bagian tidak terpisah dari DIPA dan RKA-KL yang
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian12
memuat kegiatan secara rinci serta harga satuannya dan dijadikan
acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu satu tahun
anggaran.
l. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak
atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran
dengan kuantitas dan kualitas terukur.
m. Indikator Kinerja diartikan sebagai ukuran kuantitatif/kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran/tujuan yang
telah ditetapkan. Indikator kinerja merupakan sesuatu yang dapat
diukur sebagai dasar untuk menilai kinerja, baik dalam tahap
perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on-going), maupun
tahap setelah kegiatan selesai (ex-post). Indikator kinerja juga
digunakan untuk meyakinkan apakah kinerja organisasi
menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju tujuan/sasaran
yang telah ditetapkan. Tanpa indikator kinerja, maka akan sulit
menilai kinerja kebijaksanaan/program/ kegiatan yang pada
akhirnya bermuara pada kinerja organisasi.
n. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program
atas keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
o. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
p. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung percapaian
sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
q. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah
Pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian13
r. Anggaran Dekonsentrasi adalah anggaran yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil
Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran
dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk
anggaran yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
Pemberian anggaran dekonsentrasi tidak terlepas dari
kewajibannya untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan
pelaksanaannya kepada Menteri/Pimpinan lembaga terkait.
s. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah Pusat
kepada Daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan
kewajiban melaporkan dan mempertanggung jawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan dalam hal ini
Menteri/Pimpinan Lembaga terkait.
t. Anggaran Tugas Pembantuan adalah anggaran yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas
Pembantuan.
u. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA)
adalah pejabat pemegang kewenangan dalam penggunaan
anggaran satuan kerja yang dialokasikan dalam APBN. Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran adalah Menteri/Pimpinan
Lembaga atau kuasanya yang bertanggung jawab atas
pengelolaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian14
BAB II
SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
2.1. Sasaran
Sasaran utama Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi (Akabi)
tahun 2010-2014 merupakan turunan dari sasaran utama
pembangunan pertanian yaitu: a) mewujudkan pencapaian
swasembada kedelai, b) mewujudkan peningkatan diversifikasi
pangan, c) mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan
ekspor, serta d) mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani.
Pencapaian keempat sasaran (target) utama diharapkan dapat
memberikan dampak kinerja yang signifikan bagi pemenuhan
kebutuhan nasional terutama ketahanan pangan nasional. Selain itu,
dampak dari kinerja tersebut juga diharapkan dapat mengurangi
jumlah kemiskinan dan meningkatkan pendapatan bagi negara.
2.2. Strategi
Strategi pencapaian peningkatan produksi kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubikayu dan ubijalar tahun 2014 dilakukan melalui:
a. Peningkatan Produktivitas
Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui; a) perakitan,
diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik, b)
penerapan dan pengembangan teknologi,c) disertai pengawalan,
sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan koordinasi.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian15
b. Perluasan Areal Tanam dan Optimasi Lahan
Dilaksanakan melalui a) pencetakan lahan baru (sawah); b)
optimalisasi lahan melalui peningkatan indek pertanaman (IP); c)
optimalisasi lahan pertanian lainnya, d) optimalisasi lahan terlantar,
e) Kerjasama pengembangan Akabi pada lahan Perhutani, hutan
rakyat, maupun perkebunan ; e) investasi pihak swasta dan f)
kemitraan.
c. Pengamanan Produksi
Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak
perubahan iklim seperti kabanjiran dan kekeringan serta
pengendalian organisme penganggu tumbuhan (OPT) dan
pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida serta
mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen dan
pasca panen yang masih cukup besar.
d. Peningkatan Manajemen.
Strategi ini dilakukan melalui antara lain a) pengelolaan kebijakan
fiskal; b) perbaikan sistem perkreditan pertanian; c) penguatan
sistem data, d) pengembangan kawasan food estate, e)
pengembangan sistem resi gudang, f) penguatan petugas lapangan,
g) pemantapan pola pengadaan saprodi; h) penataan kebijakan
subsidi pertanian; i) pembangunan sistem informasi agribisnis
secara terpadu dari hulu on-farm dan hilir.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian16
2.3. Kebijakan
Secara operasional, kebijakan aneka kacang dan umbi diprioritaskan
pada 1) pencapaian swasembada kedelai 2) pengembangan
komoditas ubikayu dan ubijalar spesifik lokasi di Kawasan Timur
(Direktif Presiden), 3) meningkatkan produksi kacang tanah, kacang
hijau dan aneka kacang dan umbi lainnya, 4) mengembangkan
agribisnis akabi secara terpadu dengan menumbuhkan peran swasta,
koperasi dan BUMN, 5) mendukung gerakan peningkatan diversifikasi
pangan, 6) meningkatkan sumber permodalan yang mudah diakses
oleh petani, 7) memperbaiki tata niaga akabi yang kondusif bagi petani
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian17
BAB III
PROGRAM DAN KEGIATAN
ANEKA KACANG DAN UMBI TA.2014
3.1. Sasaran Strategis dan indikator Kinerja Hasil (Outcome) Program
Dalam mewujudkan sasaran utama Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, program yang ditetapkan tahun 2014 adalah program
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk
mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan.
Indikator keberhasilan kinerja program peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada
dan swasembada berkelanjutan adalah perluasan penerapan teknologi
budidaya tanaman pangan yang tepat dengan didukung oleh system
penanganan pascapanen dan penyediaan benih serta pengamanan
produksi yang efisien untuk mewujudkan produksi tanaman pangan
yang cukup dan berkelanjutan.
Dalam upaya pencapaian program dan kegiatan pengelolaan produksi
tanaman aneka kacang dan umbi tahun 2014, telah ditetapkan
berbagai kegiatan baik Pusat maupun di Daerah. Kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan
umbi meliputi :
a) Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan
produksi bulanan dan tahunan;
b) Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi;
c) Penyusunan skenario pencapaian sasaran produksi;
d) Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian18
e) Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas
panen, produktivitas dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan;
f) Koordinasi dan monitoring.
Tabel 1. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Program
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
Indikator Kinerja Target
(Outcome) (Ton)
Mewujudkan pencapaian produksi secara Jumlah Produksi :
berkelanjutan dalam rangka penyediaan - Kedelai 1.500.000
kebutuhan nasional - Kc. Tanah 1.300.000
- Kc.hijau 430.000
- Ubikayu 27.600.000
- Ubijalar 2.600.000
Sasaran strategis
Untuk mewujudkan pencapaian produksi tersebut, diperlukan sasaran
luas pertanaman/luas panen dengan capaian produktivitas tertentu.
Evaluasi pencapaian produksi tahun 2013 dibandingkan dengan
produksi tahun 2012 terjadi peningkatan untuk kacang tanah dan
ubikayu, sedangkan kedelai, kacang hijau dan ubijalar mengalami
penurunan. Bila dibandingkan dengan sasaran produksi tahun 2013,
capaian produksi tahun 2013 untuk kedelai, kacang tanah, kacang
hijau masih dibawah sasaran yang ditetapkan, sedangkan ubikayu dan
ubijalar mampu meningkat.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian19
Tabel 2. Evaluasi Pencapaian Produksi Komoditas Aneka Kacang dan
Umbi Tahun 2013 Terhadap Capaian Produksi 2012 dan
Sasaran 2013
Capaian (%) ARAM II Thd
ATAP Sasaran ARAM II ATAP Sasaran
2012 2013 2013 2012 2013
1 Kedelai 843 1,500 808 95.85 53.87
2 Kacang Tanah 713 1,200 907 127.21 75.58
3 Kacang Hijau 284 410 210 73.94 51.22
4 Ubikayu 24,177 26,300 25,495 105.45 96.94
5 Ubijalar 2,483 2,450 2,366 95.29 96.57
Produksi (000 Ton)
KomoditiNo
Melihat capaian produksi tahun 2013 tersebut, pencapaian sasaran
produksi tahun 2014 memerlukan rancangan luas pertanaman/luas
panen dan produktivitas tertentu (skenario produksi). Untuk mencapai
produksi kedelai sebesar 1,50 juta ton diperlukan luas pertanaman
sebesar 1,07 juta ha (luas panen 1,02 juta ha) dengan rata-rata
produktivitas 14,71 ku/ha, kacang tanah sebesar 1,3 juta ton
diperlukan luas pertanaman sebesar 0,91 juta ha (luas panen 0,87 juta
ha) dengan rata-rata produktivitas 15,00 ku/ha, kacang hijau sebesar
0,43 juta ton diperlukan luas pertanaman sebesar 0,36 juta ha (luas
panen 0,34 juta ha) dengan rata-rata produktivitas 12,58 ku/ha,
ubikayu sebesar 27,60 juta ton diperlukan luas pertanaman sebesar
1,40 juta ha (luas panen 1,33 juta ha) dengan rata-rata produktivitas
207,52 ku/ha,ubijalar sebesar 2,6 juta ton diperlukan luas
pertanaman sebesar 0,22 juta ha (luas panen 0,21 juta ha) dengan
rata-rata produktivitas 124,59 ku/ha.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian20
Tabel 3. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubikayu dan Ubijalar
Tahun 2014
LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
Kedelai 1,073,511 1,019,835 14.71 1,500,000
Kc.Tanah 910,000 866,700 15.00 1,300,000
Kc.Hijau 359,700 341,800 12.58 430,000
Ubikayu 1,396,500 1,330,000 207.52 27,600,000
Ubijalar 219,119 208,685 124.59 2,600,000
KOMODITAS
Untuk mewujudkan pencapaian produksi kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubikayu dan ubijalar maka ditetapkan skenario produksi
sebagai berikut:
Tabel 4. Skenario Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2014
No KegiatanL.Tanam
(ha)
L.Panen
(ha)
Provitas
(ku/ha)
Produksi
(ton)
I PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
1 SL-PTT 77,500 73,625 17.00 125,163
2Pembinaan Areal Tanam SwadayaMasyarakat (Dukungan subsidi pupuk,kredit, APBD, sumber lainnya)
506,011 480,710 14.57 700,395
Sub Jumlah 583,511 554,335 15.79 825,558
II PERLUASAN AREAL TANAM
1
Perluasan Areal Tanam peningkatan IP(Indeks Pertanaman), pemanfaatanlahan bera, lahan baru, perhutani,perkebunan, dll
340,000 323,000 14.50 468,443
2Pemanfaatan lahan bera, Psng Surut,Perkebunan, Kehutanan, Tumpang sari
75,000 71,250 14.46 103,000
3Pengembangan kedelai di lahanTransmigrasi
75,000 71,250 14.46 103,000
Sub Jumlah 490,000 465,500 14.47 674,442
Jumlah 1,073,511 1,019,835 14.71 1,500,000
KEBUTUHAN 1,980,000
SURPLUS/DEFISIT (480,000)
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian21
Pencapaian produksi kedelai tahun 2014 dilakukan melalui
peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam melalui program
pemerintah dan kerjasama dengan badan usaha pemerintah / swasta
serta swadaya petani. Berbagai instrumen bantuan / insentif diberikan
kepada pelaku usaha kedelai antara lain sarana produksi, biaya
pertemuan, biaya pendampingan /pengawalan, dan lain-lain
Tabel 5. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2014
LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
KACANG TANAH
1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 621,305 591,340 15.47 914,803
- Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya 621,305 591,340 15.47 914,803
pada pertanaman ditingkat petani
2 PERLUASAN AREAL TANAM 288,695 275,360 13.99 385,197
- Promosi Investasi 10,000 9,500 18.48 17,556
- Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 138,695 132,310 13.50 178,619
- Mendorong peningkatan IP 140,000 133,550 14.15 189,023
JUMLAH 1 + 2 910,000 866,700 15.00 1,300,000
NO. URAIAN
Tabel 6. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2014
LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
JUMLAH 1 + 2 910,000 866,700 15.00 1,300,000
KACANG HIJAU -
1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 306,390 291,090 12.86 374,341
- Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya 306,390 291,090 12.86 374,341
pada pertanaman ditingkat petani
2 PERLUASAN AREAL TANAM 53,310 50,691 10.98 55,659
- Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 39,310 37,371 10.73 40,114
- Mendorong peningkatan IP 14,000 13,320 11.67 15,544
JUMLAH 1 + 2 359,700 341,780 12.58 430,000
NO. URAIAN
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian22
Skenario pencapaian sasaran produksi 2014 dapat dicapai dengan
asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang
diharapkan antara lain tersedianya sarana prasarana produksi,
sumberdaya manusia, lahan, air, iklim yang mendukung dan kebijakan
yang kondusif serta tersedianya anggaran.
Berdasarkan skenario pencapaian produksi kacang tanah dan kacang
hijau tahun 2014 melalui pembinaan teknologi pada pertanaman
swadaya petani yang selama ini terbiasa melakukan budidaya kacang
tanah dan kacang hijau, promosi investasi kepada pelaku usaha
maupun bantuan APBD peningkatan produksi kacang tanah melalui
peningkatan produktivitas seluas 621.305 ha dan perluasan areal
tanam seluas 288.695 ha. Sedangkan untuk kacang hijau peningkatan
produktivitas seluas 306.390 ha dan perluasan areal tanam seluas
53.310 ha sehingga sasaran produksi kacang tanah maupun kacang
hijau tahun 2014 yang telah ditetapkan diharapkan dapat tercapai.
Tabel 7: Skenario Pencapaian Produksi Ubikayu Tahun 2014
L. TANAM L. PANEN PROVITAS PRODUKSI
(Ha) (Ha) Ku/Ha Ton
1 Peningkatan Produktivitas 1,186,172 1,129,688 214.02 24,177,372
- Swadaya 1,186,172 1,129,688 214.02 24,177,372
2 Perluasan Areal Tanam 210,328 200,312 170.86 3,422,629
- Pengembangan 650 618 230.00 14,203
- Kemitraan 10,000 9,500 200.00 190,000
- Pemanfaatan Lahan 199,678 190,812 168.67 3,218,426
(Perkebunan, Kehutanan dll)
JUMLAH 1,396,500 1,330,000 207.52 27,600,000
NO. URAIAN
Pencapaian produksi ubikayu tahun 2014 dilakukan melalui
peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam melalui program
pemerintah dan kerjasama dengan badan usaha pemerintah dan
swadaya petani. Berbagai instrumen bantuan/insentif diberikan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian23
kepada pelaku usaha ubikayu antara lain sarana produksi, biaya
pertemuan, biaya pendampingan/pengawalan, dan lain-lain
Tabel 8: Skenario Pencapaian Produksi UbiJalar Tahun 2014
L. TANAM L. PANEN PROVITAS PRODUKSI
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 166,332 158,015 127.00 2,006,796
- Eksisting 166,332 158,015 127.00 2,006,796
2 PERLUASAN AREAL TANAM 52,787 50,670 117.07 593,204
- Pengembangan 1,625 1,544 150.00 23,156
- Kemitraan 10,000 9,500 155.00 147,250
- Pemanfaatan Lahan 41,162 39,626 106.70 422,798
(Perkebunan, Kehutanan, dll)
JUMLAH 1 + 2 219,119 208,685 124.59 2,600,000
NO. URAIAN
Pencapaian produksi ubijalar tahun 2014 dilakukan melalui
peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam melalui program
pemerintah dan kerjasama dengan badan usaha pemerintah dan
swadaya petani. Berbagai instrumen bantuan/insentif diberikan
kepada pelaku usaha ubijalar antara lain sarana produksi, biaya
pertemuan, biaya pendampingan/pengawalan dan lain-lain.
Pencapaian sasaran produksi seperti pada tabel 4 - 8 tersebut di atas,
dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai
dengan yang diharapkan antara lain tersedianya sarana prasarana
produksi, sumber daya manusia, lahan, air, iklim yang mendukung dan
kebijakan yang kondusif.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian24
3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan
Pada tahun anggaran 2014, kinerja program peningkatan produksi
aneka kacang dan umbi, dengan sasaran strategis peningkatan
produksi kedelai 1.500.000 ton; pengembangan ubikayu 27.600.000
ton dan ubijalar 2.600.000 ton, didukung anggaran melalui APBN
dengan fokus-fokus tertentu, dan pembinaan pengembangan kacang
tanah, kacang hijau, aneka kacang dan aneka umbi lainnya.
Dalam rangka pencapaian sasaran produksi aneka kacang dan umbi
tahun anggaran 2014, dilaksanakan berbagai kegiatan sebagai
berikut :
1. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
Kedelai
Sasaran Pelaksanaan sekolah lapangan pengelolaan tanaman
terpadu (SL-PTT) kedelai tahun 2014 sebanyak 7.750 unit, dengan
total areal seluas 77.500 Ha (29 Provinsi, 137 Kabupaten). Satu
unit areal SL-PTT kedelai terdiri atas 10 hektar lahan milik petani
peserta SL-PTT. Untuk setiap unit SL-PTT dipilih lahan seluas 1
hektar untuk Laboratorium Lapangan (LL) bagi petani peserta SL-
PTT dengan pendampingan petugas lapangan. Untuk memfasilitasi
pelaksanaan SL-PTT kedelai, pemerintah memberikan bantuan
berupa sarana produksi, biaya pertemuan kelompok dan
pendampingan.
Untuk laboratorium lapangan diberikan bantuan sarana produksi
lengkap berupa pupuk an organik NPK dan SP-36 bersubsidi yang
pembeliannya melalui RDKK (sesuai peraturan yang berlaku),
pupuk organik, pupuk hayati (Rhizobium), pestisida
organik/anorganik. Jenis dan dosis bantuan sarana produksi
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian25
disesuaikan dengan rekomendasi setempat (spesifikasi lokasi)
yang berbeda untuk wilayah Pulau Jawa dan Luar Jawa. Untuk
areal di luar pulau Jawa, diberikan juga sarana produksi berupa
kapur pertanian.
Selain diberikan bantuan sarana produksi berupa pupuk, pestisida,
kapur pertanian, untuk mendukung pelaksanaan kegiatan SL-PTT,
pemerintah menyediakan benih kedelai bersubsidi. Pada saat
pelaksanaan tanam SL-PTT dimulai dan benih bersubsidi belum
tersedia, maka kelompok tani peserta SL-PTT diperbolehkan
menggunakan benih kedelai varietas unggul baik bersertifikat
maupun tidak bersertifikat, secara swadaya.
Bantuan sarana produksi kegiatan SL-PTT, diberikan langsung
kepada kelompok tani peserta SL-PTT dalam bentuk transfer uang,
dengan nilai uang untuk setiap unit SL-PTT di wilayah pulau Jawa
sebesar Rp. 1.115.000,- untuk LL dan sebesar Rp. 540.000,-,
untuk areal diluar LL.
Sedangkan untuk wilayah di luar pulau Jawa, setiap unit SL-PTT
diberikan anggaran sebesar Rp. 1.740.000 untuk areal LL, dan
sebesar Rp. 1.040.000,-.untuk areal diluar LL pada areal unit SL-
PTT. Biaya untuk pertemuan kelompok diberikan kepada kelompok
tani peserta SL-PTT, sebesar Rp. 30.000 untuk setiap unit SL-PTT.
Komponen sarana produksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dimasing masing daerah sesuai rekomendasi teknis setempat
(spesifik lokasi). Apabila salah satu komponen dalam paket berlebih,
dapat digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan, dan
apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD
atau sumber-sumber lainnya.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian26
2. Perluasan Areal Tanam (PAT) Kedelai
Kegiatan perluasan areal tanam kedelai diarahkan untuk
menambah luas tanam kedelai, sehingga tercapai peningkatan luas
tanam, luas panen dan produksi dari angka saat ini. Kegiatan PAT
bisa dilaksanakan di existing area melalui peningkatan Indeks
Pertanaman (IP) dan diluar areal existing area melalui pemanfaatan
lahan terlantar (Bera), kerjasama pemanfaatan lahan Perhutani,
Hutan rakyat, Perkebunan, Transmigrasi, maupun lahan bukaan
baru.
Kegiatan perluasan areal tanam (PAT) kedelai tahun 2014,
direncanakan seluas 340.000 hektar, yang akan dilaksanakan di 15
Provinsi, pada lokasi 115 Kabupaten. Untuk memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan PAT, pemerintah memberikan bantuan
kepada kelompok tani secara gratis, berupa paket sarana produksi
lengkap meliputi benih unggul bermutu (bersertifikat) sebanyak 50
kg/ha, pupuk NPK dan pupuk SP-36 bersubsidi yang pembeliannya
melalui RDKK (sesuai peraturan yang berlaku), pupuk hayati
(Rhizobium), pupuk organik, pestisida organik/anorganik dan
herbisida. Penggunaan sarana produksi harus mengacu pada
ketentuan yang berlaku sebagaimana pada Lampiran 9. Dosis
bantuan sarana produksi dapat disesuaikan dengan rekomendasi
setempat (spesifikasi lokasi) untuk wilayah Pulau Jawa dan Luar
Jawa. Penggunaan benih kedelai pada kegiatan PAT disyaratkan
menggunakan benih varietas unggul bermutu dan diarahkan
beberapa luasan pada lokasi kegiatan PAT digunakan untuk
penyediaan benih kedelai untuk pertanaman selanjutnya.
Bantuan sarana produksi kegiatan PAT, diberikan langsung kepada
Kelompok tani peserta PAT dalam bentuk transfer uang, dengan
nilai uang untuk setiap satu hektar PAT di wilayah pulau Jawa
sebesar Rp. 1.532.500,- sedangkan untuk wilayah di luar pulau
sebesar Rp. 2.182.500 untuk satu hektar areal PAT.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian27
Komponen sarana produksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dimasing masing daerah sesuai rekomendasi teknis setempat
(spesifik lokasi). Apabila salah satu komponen dalam paket berlebih,
dapat digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan, dan
apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD
atau sumber-sumber lainnya.
Agar pelaksaan kegiatan SL-PTT kedelai dan PAT kedelai berjalan
sesuai rencana, maka didalam operasionalnya diperlukan koodinasi
dengan seluruh pihak terkait dari mulai tingkat lapangan sampai
dengan tingkat Pusat.
Penjelasan secara rinci tentang langkah operasional pelaksanaan SL-
PTT dan perluasan areal tanam (PAT) kedelai diatur dalam Pedoman
Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2014.
3. Pengembangan Budidaya Ubi Kayu dan Ubi Jalar
Pengembangan budidaya ubi kayu dan ubijalar tahun 2014
dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan
perbaikan teknologi budidaya dengan penyiapan percontohan
seluas 25 hektar, yang dilaksanakan di provinsi Kalimantan
Tengah, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dan Papua Barat
dalam rangka mendukung pengembangan diversifikasi pangan,
serta pendekatan kegiatan pembinaan di sentra-sentra produksi
ubi kayu dan ubi jalar.
Sasaran Pelaksanaan pengembangan ubikayu melalui unit
percontohan sebanyak 26 unit, dengan total areal seluas 650
hektar yang dialokasikan di 4 Pronvinsi (Nusa Tenggara Timur,
Maluku, Papua Barat, dan Kalimantan Tengah) dan tersebar di 8
Kabupaten/Kota. Satu unit areal percontohan ubikayu seluas
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian28
antara 25 hektar. Sasaran Pelaksanaan pengembangan ubijalar
melalui unit percontohan sebanyak 65 unit, dengan total areal
seluas 1.625 hektar yang dialokasikan di 3 Provinsi (Maluku,
Papua, dan Papua Barat) dan tersebar di 17 Kabupaten/Kota.
Satu unit areal percontohan ubi jalar seluas 25 hektar
Fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada kelompok
tani/Gabungan Kelompok tani adalah paket sarana produksi
berupa pupuk (Urea, SP-36, NPK dan pupuk organik) dan
diutamakan menggunakan pupuk bersubsidi. Dana yang
disediakan untuk bantuan saprodi pengembangan ubikayu per
hektar sebesar Rp. 4.030.000,-. dan ubijalar Rp.3.570.000 berasal
dari APBN Tugas Pembantuan Tanaman Pangan Tahun 2014.
Jenis komponen sarana produksi, volume, dan harga, tidak
mengikat merupakan acuan umum, dapat disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik lokasi/rekomendasi yang telah ditetapkan oleh
masing masing daerah sesuai peraturan yang berlaku. Apabila
salah satu komponen dalam paket berlebihan dapat digunakan
untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan (kecuali bibit/benih),
atau penambahan areal tanam dan apabila dana saprodi tidak
tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD atau sumber lainnya.
Sedangkan untuk penyediaan bibit (benih) dipenuhi oleh
swadaya masyarakat dengan syarat menggunakan benih/bibit
yang berasal dari benih/bibit unggul Nasional atau unggul lokal
yang berproduksi tinggi dan sudah berkembang secara luas di
daerah tersebut.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian29
Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh petugas lapang
yang berkompeten dalam upaya terlaksananya kegiatan
pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi tersebut.
Penjelasan secara rinci tentang langkah operasional pelaksanaan
pengembangan ubikayu dan ubijalar diatur dalam Pedoman
Teknis Pengelolaan Produksi Ubikayu Tahun 2014 dan Pedoman
Teknis Pengelolaan Produksi Ubijalar Tahun 2014.
4. Pelaksanaan Koordinasi Kemitraan dengan Pelaku Usaha
Bidang Aneka Kacang dan Umbi
Sasaran kegiatan koordinasi kemitraan dengan pelaku usaha
agribisnis adalah untuk menumbuhkan motivasi petani, menarik
minat swasta, dan menggerakan aparat instansi terkait dalam
pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi secara
terpadu, sehingga dapat mendorong peningkatan investasi dan
produksi komoditas aneka umbi.
Pendekatan kegiatan berupa pertemuan koordinasi yang
melibatkan seluruh pemangku kepentingan meliputi kelompok
tani/petani, pelaku usaha budidaya maupun pengolahan
komoditas aneka kacang dan umbi serta instansi terkait terutama
perindustrian, perdagangan, perbankan dan sebagainya. Rencana
pelaksanaan koordinasi akan dilakukan di 29 provinsi, dengan
topik bahasan meliputi pemanfaatan peluang, mengantisipasi
tantangan, memanfaatkan kekuatan dan mengatasi hambatan
dalam pengembangan investasi dan produksi komoditas aneka
kacang dan umbi.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian30
5. Gerakan Tanam dan Panen kedelai
Dalam rangka mendukung percepatan peningkatan produksi
kedelai tahun 2014, salah satu upaya yang dilakukan adalah
kerjasama dengan TNI-AD sebagai tindak lanjut dari program
serupa pada tahun 2013, berupa gerakan tanam serempak
maupun gerakan panen bersama di 6 propinsi dengan fasilitasi
dana Dekonsentrasi. Sedangkan upaya lainnya adalah gerakan
pengembangan kawasan kedelai di 28 provinsi dengan dukungan
fasilitasi dana Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan dengan
menggunakan tenaga bantuan aparat sebagai tenaga
pendampingan di lapangan. Secara rinci pelaksanaan kegiatan ini
akan dituangkan dalam Petunjuk Teknis.
6. Penyimpanan Benih Kedelai
Penyediaan benih kedelai tepat waktu merupakan salah satu
persoalan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kedelai.
Oleh karena itu pada tahun 2014 melalui fasilitasi pendanaan
Dekonsentrasi, disediakan fasilitas bantuan bagi penangkar benih
kedelai, berupa kantong plastik kedap udara berteknologi tinggi
sebagai upaya untuk menjaga vigor benih kedelai. Fasilitas
bantuan diberikan di 6 Provinsi (Aceh, Jabar, Jateng, Jatim, NTB
dan Sulsel) yang merupakan sentra penangkar kedelai dan
diharapkan nantinya menjadi produsen benih. Dengan bantuan
plastik ini ditargetkan penangkar benih dapat menyimpan benih
lebih lama dan mempertahankan kualitas benih kedelai sesuai
persyaratan teknis. Bantuan plastik ini sebagai percontohan dan
diharapkan penangkar dapat mengembangkan/ menggunakan
kembali secara mandiri.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian31
7. Pembinaan, Bimbingan dan Monitoring
Dalam upaya pencapaian sasaran produksi tahun anggaran 2014
untuk komoditas kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu,
ubijalar dan pangan alternatif, dilakukan kegiatan pembinaan,
bimbingan dan monitoring peningkatan produksi terhadap
kelompok tani yang melaksanakan budidaya komoditas AKABI
secara swadaya, maupun yang menerima bantuan. Sasaran
pembinaan, bimbingan dan monitoring adalah agar program dan
kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana, dan tercapainya
sasaran peningkatan produksi.
Pembinaan, bimbingan dan monitoring, dilaksanakan secara
berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas
Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kantor
Cabang Dinas Pertanian Kecamatan, Penyuluh Pertanian
Lapangan dan pemangku kepentingan lainnya.
8. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi, Penyusunan Pedoman,
Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Sosialisasi,
Pengelolaan Data dan Informasi.
Kegiatan penyiapan kebijakan meliputi kebijakan yang mendorong
peningkatan produksi AKABI, dilaksanakan melalui pertemuan
dan koordinasi dengan instansi terkait, penyusunan pedoman
meliputi pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis yang
disiapkan oleh Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Penyusunan petunjuk
pelaksanaan dilakukan oleh Dinas Pertanian Provinsi sedangkan
petunjuk teknis dibuat oleh Dinas Pertanian Kabupaten/kota.
Sosialisasi perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan,
serta pengelolaan data dan informasi dilakukan secara berjenjang
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian32
oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan tingkat lapangan.
9. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas kantor
berupa peralatan, bahan maupun honor yang di alokasikan
dipusat maupun di daerah, agar dilaksanakan secara efisien,
efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3.3. Alokasi Anggaran Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
Pada tahun 2014, alokasi anggaran yang dikelola Direktorat Budidaya
Aneka Kacang dan Umbi melalui APBN sebesar Rp.
735.555.402.000,-
1. Anggaran Kegiatan Ditingkat Pusat
Pada Tahun Anggaran 2014 yang dialokasikan untuk kegiatan di
tingkat Pusat (Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi)
sebesar Rp.9,6 milyar,- yang dialokasikan untuk kegiatan :
pembinaan, sosialisasi, koordinasi, monitoring, evaluasi dan
pembelian peralatan kantor dalam menunjang kelancaran
pelaksanaan kegiatan.
2. Anggaran Kegiatan Ditingkat Provinsi (Dekonsentrasi)
Pembiayaan dengan anggaran dekonsentrasi kegiatan
pengelolaan budidaya aneka kacang dan umbi sebesar Rp. 15,36
milyar,- digunakan untuk memfasilitasi kegiatan aneka kacang dan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian33
umbi yang bersifat non fisik dan dilaksanakan oleh Dinas
Tanaman Pangan Provinsi. Fokus kegiatan adalah pembinaan
diareal tanam aneka kacang dan umbi serta pembinaan diareal
SL-PTT Kedelai, pengembangan ubi kayu ubi jalar maupun
kegiatan teknis lainnya. Selain untuk pembinaan, monitoring dan
evaluasi, dana Dekonsentrasi juga dialokasikan untuk kegiatan
kerjasama dengan aparat (TNI-AD). Hal itu dilaksanakan sebagai
upaya untuk meningkatan produksi kedelai melalui gerakan
tanam/panen serempak dan pendampingan serta koordinasi
kemitraan antara petani dengan stake holder terutama untuk
pengembangan kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubi jalar dan
pangan alternatif .
3. Anggaran Kegiatan Ditingkat Kabupaten/Kota (Tugas
Pembantuan)
Pembiayaan dengan anggaran tugas pembantuan sebesar
Rp.710,532 milyar,- digunakan untuk memfasilitasi kegiatan aneka
kacang dan umbi yang bersifat fisik dan non fisik yang
dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan Tingkat
Kabupaten/Kota. Fokus kegiatan adalah identifikasi calon lokasi
(CL) sampai tingkat desa, pembinaan, monitoring dan evaluasi
diareal tanam aneka kacang dan umbi, areal SL-PTT kedelai dan
PAT kedelai, pengembangan ubikayu dan ubi jalar dan untuk
pengadaan saprodi.
Mengingat bantuan pemerintah pusat hanya untuk pembelian
saprodi pelaksanaan SL-PTT kedelai, PAT kedelai dan
pengembangan budidaya sangat terbatas, maka penyediaan
saprodi lainnya agar ditanggung secara swadana oleh anggota
kelompok atau berasal dari sumber lainnya.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian34
Dana APBN (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) hanya
sebagai pemicu/stimulan sehingga diharapkan ada sharing dari
pemerintah daerah melalui dana APBD I, APBD II,
swasta/stakeholders lainnya, serta dana dari masyarakat dalam
bentuk tenaga dan sarana lainnya.
Petani/kelompok tani diarahkan pula memanfaatkan fasilitas
pembiayaan pemerintah untuk mendapatkan kredit usaha antara
lain melalui : KKP-E, SP-3, BLM-KIP, KUR dan lain sebagainya.
Tabel 9. Alokasi Anggaran Menurut Kewenangan Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan lingkup Direktorat Budidaya
Aneka Kacang dan Umbi TA 2014
No Provinsi Pusat
Dinas Prov
Dekonsentrasi
(Rp.000)
Dinas Kab/Kota
Tugas
Pembantuan
(Rp.000)
Jumlah
1 Aceh 814,900 135,262,400 136,077,300
2 Sumut 400,000 10,744,890 11,144,890
3 Sumbar 175,000 604,900 779,900
4 Riau 350,000 1,209,800 1,559,800
5 Jambi 516,950 15,984,825 16,501,775
6 Sumsel 400,000 19,533,100 19,933,100
7 Bengkulu 400,000 5,671,550 6,071,550
8 Lampung 509,900 16,896,850 17,406,750
9 Jabar 941,200 122,855,530 123,796,730
10 Jateng 922,800 67,289,070 68,211,870
11 DI Yogya 350,000 2,320,550 2,670,550
12 Jatim 966,800 113,722,500 114,689,300
13 Kalbar 375,000 1,844,700 2,219,700
14 Kalteng 369,000 2,696,100 3,065,100
15 Kalsel 375,000 14,597,250 14,972,250
16 Kaltim 350,000 1,239,800 1,589,800
17 Sulut 518,750 13,275,430 13,794,180
18 Sulteng 375,000 1,209,800 1,584,800
19 Sulsel 910,500 46,251,650 47,162,150
20 Sultra 493,150 19,473,100 19,966,250
21 Bali 350,000 2,419,600 2,769,600
22 NTB 810,800 49,434,715 50,245,515
23 NTT 650,000 5,461,400 6,111,400
24 Maluku 464,250 3,801,580 4,265,830
25 Papua 675,250 5,516,350 6,191,600
26 Banten 515,839 16,585,875 17,101,714
27 Gorontalo 325,000 2,014,660 2,339,660
28 Papua Barat 680,500 4,173,300 4,853,800
29 Sulbar 375,000 8,441,600 8,816,600
9,661,938 9,661,938
9,661,938 15,360,589 710,532,875 735,555,402
Pusat
TOTAL INDONESIA
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian35
Pemberian kewenangan Tugas Pembantuan Provinsi meliputi
pelaksanaan fisik yang dikelola oleh Provinsi dan alokasi bantuan
untuk kabupaten/kota yang tidak dapat menjadi satuan kerja
DIPA.Tugas pembantuan provinsi dialokasi untuk memperkuat
kelembagaan unit kerja terutama unit kerja pelaksana teknis daerah
(UPTD).
Berkaitan dengan belanja bantuan sosial dapat dijelaskan bahwa
penetapan alokasi anggaran untuk belanja bantuan sosial
dikategorikan karena alasan pemberdayaan sosial dan penanganan
bencana. Memperhatikan pengelolaan belanja bantuan sosial, maka
penempatan alokasi DIPA disesuaikan dengan karakteristik jenis
bantuan sosial yang diberikan. Pola pelaksanaan bantuan sosial
dimaksud dilakukan melalui transfer uang. Hal ini sangat tergantung
dengan ketepatan dan keefektifan penyaluran dalam mewujudkan
kegiatan yang baik.
Tabel 10. Anggaran Menurut Jenis Belanja
Total
Operasional Operasional (Rp)
Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Pangan
untuk Mencapai Swasembada dan
Swasembada Berkelanjutan
1761 Pengelolaan Tanaman 35,863,007 751,020 698,941,375 735,555,402
Aneka Kacang dan Umbi
Bantuan Sosial(Rp.000)
Kode
Jenis Belanja (Rp.000) Belanja Modal (Rp.000)
Program KegiatanBelanjaPegawai Non
OperasionalNon
Operasional
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian36
3.4. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan
Luas areal penerapan budidaya tanaman aneka kacang dan umbi
yang tepat dan berkelanjutan diprioritaskan pada kegiatan SLPTT
kedelai dan perluasan areal tanam kedelai, pengembangan budidaya
ubikayu dan ubijalar ditekankan agar terealisasi 100 %. Sebagai tolok
ukur keberhasilan kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka
kacang dan umbi,realisasi tanam dan penyerapan anggaran yang
telah dialokasikan harus bersinergi baik ditingkat pusat sampai tingkat
Kabupaten/Kota. Jika hal tersebut tidak berjalan sesuai yang
diharapkan maka kinerja Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
dianggap kurang berhasil walaupun dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik internal maupun eksternal yang tidak bisa ditanggulangi.Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan langkah –langkah
pencegahan. Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh
terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti tabel 11 berikut :
Tabel 11. Faktor Resiko Yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap
Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan
No Uraian Kegiatan Resiko
1SLPTT Kedelai a. Ketepatan Pedoman Pelaksanaan,
Pedoman Teknis, dan Petunjuk Teknis
b. Ketepatan penetapan CPCL
c. Ketepatan penyaluran benih bersubsidi
d. Ketepatan alokasi anggaran terhadap
dukungan teknis
e. Ketepatan penyelesaian dokumen
kinerja dan anggran
2Pengembangan PAT
Kedelai
a. Ketepatan Pedoman Pelaksanaan,
Pedoman Teknis, dan Petunjuk Teknis
b. Ketepatan penetapan CPCL
c. Ketersediaan benih
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian37
d. Ketepatan alokasi anggaran terhadap
dukungan teknis
e. Ketepatan penyelesaian dokumen
kinerja dan anggran
3Pengembangan
Ubikayu
a. Ketepatan Pedoman Pelaksanaan,
Pedoman Teknis, dan Petunjuk Teknis
b. Ketersediaan bibit unggul
c. Ketepatan penetapan CPCL
d. Ketepatan alokasi anggaran terhadap
dukungan teknis
e. Ketepatan penyelesaian dokumen
kinerja dan anggran
4Pengembangan Ubi
jalar
a. Ketepatan Pedoman Pelaksanaan,
Pedoman Teknis, dan Petunjuk Teknis
b. Ketersediaan bibit unggul
c. Ketepatan penetapan CPCL
d. Ketepatan alokasi anggaran terhadap
dukungan teknis
e. Ketepatan penyelesaian dokumen
kinerja dan anggran
5Kerjasama Aparat dan
Koordinasi
a. Kesepakatan kerjasama
b. Komitmen antar pihak/peserta
c. Fasilitasi Kebijakan Pemerintah
6Pembinaan,
pengawalan dan
Pendampingan Monev
a. Ketersediaan anggaran
b. Kontinuitas dan ketepatan pelaksanaan
c. Ketersediaan data
d. Ketersediaan SDM
7Penyusun Kebijakan,
Pedoman, Juklak,
Juknis, Sosialisasi,
Data dan Informasi
a. Komitment seluruh stakeholder dalam
mengeluarkan kebijakan
b. Ketersediaan SDM yang handal dalam
penyajian data dan informasi
c. Ketersediaan sarana teknologi data dan
informasi
d. Biaya
e. Kemudahan akses terhadap data
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian38
8Sarana dan Prasarana
penunjang
a. Ketepatan pelaksanaan pengadaan
b. Ketersediaan SDM
c. Efisiensi dan efektivitas dalam
pemanfaatan
d. Ketersediaan suku cadang
3.5 Pelaksanaan Rencana Aksi Pencapaian Produksi Kedelai 2014
(Deklarasi Bukittinggi)
Untuk mencapai sasaran produksi kedelai sesuai Deklarasi Bukittinggi
perlu dilaksanakan program dan kegiatan secara terpadu melibatkan
instansi terkait, meliputi :
1. Perbenihan
Dukungan benih, berkoordinasi dengan Badan Penelitian dan
Pengembangan dalam penyediaan benih sumber. Dalam
penyediaan benih sebar diharapkan berkoordinasi dengan
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, BUMN dan penangkar,
sedangkan dalam penyediaan benih unggul tidak bersertifikat
melalui sistem jaringan benih antar lapang antar musim (jabalsim)
yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah.
2. Infrastruktur, Prasarana dan Sarana Pertanian
Dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana pertanian,
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian dalam pengalokasian pupuk bersubsidi dan bantuan alat
mesin pertanian berupa traktor, pompa air dan spayer serta
bantuan peralatan pasca panen, dengan BUMN serta Pemerintah
Daerah dalam penyediaan kebutuhan pupuk bersubsidi dan
penyaluran bantuan alat mesin pertanian.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian39
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Dukungan peningkatan SDM pertanian, berkoordinasi dengan
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) Pertanian dalam pengawalan dan pendampingan kegiatan
pengelolaan produksi kedelai, peningkatan kompetensi melalui
pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian serta pemberian
materi bagi penyuluh pertanian yang dimaksudkan sebagai bahan
dan alat bantu penyuluhan dalam rangka pelaksanaan penyuluhan
pertanian.
4. Pembiayaan
Dukungan pembiayaan, berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian dalam pengalokasian kredit KKPE
untuk peningkatan produksi kedelai swadaya, dengan Pemerintah
Daerah dalam pembinaan, pengembangan dan pendampingan
pertanian, sosialisasi koordinasi dan promosi serta dengan
Swasta/Investor/sumber lainnya dalam bantuan modal kemitraan.
5. Teknologi
Dukungan teknologi, berkoordinasi dengan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian dalam pengembangan dan
penyebarluasan pengembangan varietas unggul, inovasi teknologi
budidaya, sosialisasi penggunaan kalender tanam terpadu.
6. Industri Hilir
Dukungan pada aspek industri hilir berupa pelatihan dan
pendampingan pengelolaan pasca panen guna meningkatkan mutu
hasil pertanian serta fasilitasi pengolahan kedelai, berkoordinasi
dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, sedangkan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian40
jaminan harga dan pasar, berkoordinasi dengan Perum BULOG,
Pemerintah Daerah dan Asosiasi Industri Tahu Tempe.
7. Regulasi Pendukung
Regulasi pendukung meliputi regulasi sistem perbenihan kedelai
GMO dan kebijakan investasi dibidang tanaman pangan,
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui
penyempurnaan regulasi sistem perbenihan kedelai untuk
memperlancar penyediaan produksi benih kedelai dan penyiapan
atau penyempurnaan regulasi investasi di bidang pangan yang
menarik minat investor. Sedangkan pengaturan importasi kedelai
berupa pengaturan pengendalian importasi kedelai saat panen raya,
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar
Negeri, Kementerian Perdagangan.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian41
BAB IV
PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL
TA.2014
4.1. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penyaluran bantuan sosial Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan sesuai dengan yang tertuang pada Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu mendorong
peningkatan produktivitas, mendorong penggunaan benih unggul
bermutu, mendorong pengamanan potensi kehilangan hasil produksi,
dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanaman
pangan. Indikator ini sangat penting sebagai jiwa program
pembangunan tanaman secara keseluruhan.
Tabel 12. Indikator Keberhasilan
1761 Pengelolaan Produksi Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi
(Kegiatan Prioritas Nasional &
Bidang)
Pemberdayaan
Sosial
Mendorong peningkatan
produktivitas melalui
pelaksanaan Sekolah
Lapangan dan
pengembangan
1 Budidaya Kedelai 690.520.625
a. SLPTT Kedelai 78.535.625 Tersalurnya bantuan
uang/barang
b. Perluasan Areal Tanam (PAT)
Kedelai
611.985.000 Tersalurnya bantuan
uang/barang
2 Pengembangan Ubi Kayu 2.619.500 Tersalurnya bantuan
uang/barang
3 Pengembangan Ubi Jalar 5.801.250 Tersalurnya bantuan
uang/barang
4 Kordinasi kemitraan AkabiTersalurnya bantuan
uang/barang
5
Bantuan plastik penyimpan benih
kedelai
Tersalurnya bantuan
uang/barang
6
Pembinaan, Bimbingan dan
Monitoring
Terlaksananya Pembinaan,
bimbingan dan monitoring
7 Penyusunan Kebijakan
Tersusunya bahan
kebijakan
8 Sarana penunjang
Terlaksanaanya sarana
penunjang
Kode Kegiatan Indikator KeberhasilanNo
Tujuan Bansos
dan Anggaran
(Rp.000)
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian42
4.2. Kebijakan Alokasi Belanja Bantuan Sosial
4.2.1. Tujuan Penggunaan Bantuan Sosial
Merujuk Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada
Kementerian Negara/Lembaga, terdapat 6 (enam) tujuan
penggunaan bantuan sosial yaitu: 1) Rehabilitasi sosial; 2)
Perlindungan sosial; 3) Pemberdayaan sosial; 4) Jaminan sosial;
5) Penanggulangan kemiskinan; serta 6) Penanggulangan
Bencana.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
91/PMK.06/2007 tanggal 30 Agustus 2007 Tentang Bagan Akun
Standar (BAS) dan Perdirjen Perbendaharaan No.PER-
80/PB/2011 Tanggal 30 November 2011 Tentang Perubahan
dan Penambahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada
Bagan Akun Standar, yang digunakan untuk penyaluran dana
bantuan sosial lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
adalah Belanja Bantuan Sosial untuk Pemberdayaan Sosial
dalam Bentuk Uang (kode akun 573111),Pemberdayaan Sosial
dalam Bentuk Barang (kode akun 573112) dan Belanja
Penanggulangan Bencana dalam Bentuk Barang/Jasa (kode
akun 576112).
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81/PMK.05/2012
tanggal 1 Juni 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada
Kementerian Negara/Lembaga mengamanatkan agar
pengalokasian dan pengelolaan dana belanja bantuan sosial
dapat dilaksanakan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian43
Mengacu pada peraturan-peraturan tersebut maka seluruh
kegiatan bantuan sosial pada Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan bertujuan untuk pemberdayaan sosial, kecuali kegiatan
bantuan bencana alam yang bertujuan untuk penanggulangan
bencana.
Belanja pemberdayaan sosial digunakan untuk usaha ekonomi
produktif kelompok sasaran dengan besarnya penggunaan
disesuaikan dengan tahapan kebutuhan pengembangan usaha
kegiatan kelompok, yang dituangkan dalam proposal RUK.
Tabel 13. Bentuk Belanja Sosial dan Kode Akun Belanja Bantuan Sosial
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2014
Transfer
Barang
Transfer
Uang
Kegiatan : Pengelolaan Produksi Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi 573111
Nama bansos:
1. SL-PTT Kedelai v
2. Perluasan Areal Tanam (PAT) Kedelai v
3. Pengembangan Ubikayu v
4. Pengembangan Ubijalar v
Kegiatan /Nama Bansos
Bentuk Belanja Bansos
Belanja Bantuan
Sosial untuk
pemberdayaan sosial
dalam bentuk uang
Kode Akun
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian44
4.2.2. Pemberi Bantuan Sosial
Pemberi bantuan sosial adalah Kementerian Negara/Lembaga
yang tugas dan fungsinya terkait dengan penanganan
kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan
ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan,Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu
Tanaman Pangan, Program Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Tanaman Pangan untuk mencapai Swasembada
Berkelanjutan maka Direktorat Jenderal Tanaman memiliki andil
yang sangat penting dalam memberikan gambaran keberhasilan
Empat Target Sukses Kementerian Pertanian.
Salah satu kegiatan untuk mewujudkan Empat Target Sukses
tersebut, maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah
dengan melakukan kegiatan belanja bantuan sosial kepada
petani tanaman pangan di Indonesia. Dalam rangka belanja
bantuan sosial, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki
komponen prioritas yang terus ditumbuhkembangkan yaitu
dengan mengoptimalkan bantuan kepada petani, penangkar
benih, pelaku usaha pasca panen, dan lembaga yang mengakar
di masyarakat, serta memperkuat cadangan bantuan saprodi
dalam mengatasi dampak bencana yang timbul.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian45
4.2.3. Penerima Bantuan Sosial
Penerima bantuan sosial dari Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan terdiri dari perorangan, keluarga, kelompok, dan/atau
masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai
akibat dari situasi krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, dan
fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup
minimum. Penerima bantuan sosial termasuk juga lembaga non
pemerintah bidang pendidikan, keagamaan dan bidang lain yang
berperan untuk melindungi individu, kelompok dan/atau
masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial,
meningkatkan kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan
masyarakat.
Kriteria penerima manfaat bantuan sosial adalah a). Kelompok
tani yang penerpana teknologi usaha tani yang belum optimal,
namun peluang penerapan teknologi usaha tani yang lebih baik
masih sangat besar; b). kelompok tani yang produktivitas
dibawah produktivitas rata-rata wilayahnya dan berpeluang
untuk ditingkatkan; c). kelompok tani yang sudah mampu
mencapai peningkatan produktivitas yang optimal namun masih
rentan; d). kelompok tani dengan indeks pertanaman (IP) yang
belum optimal dan berpeluang ditingkatkan; e). kelompok tani
yang mau melakukan adopsi teknologi dan mampu
meningkatkan produktivitas sesuai potensi; f). kelompok tani
yang mau membudidayakan dengan pergantian varietas.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian46
Tabel 14. Penerima Bantuan Sosial Direktorat Budidaya Aneka
Kacang dan Umbi Tahun 2014
4.2.4. Alokasi Bantuan Sosial
Alokasi anggaran bantuan sosial Direktorat Budidaya Aneka
Kacang dan Umbi terbagi dalam tiga lokasi yaitu Pusat, Provinsi,
dan Kabupaten/Kota. Penempatan lokasi bantuan sosial ini
memperhatikan karakteristik bantuan sosial, fleksibilitas dalam
KRITERIA PENERIMASATU
ANBIAYA/SATUAN LOKASI
MANFAAT BARANG UANG (RP.000)
Program peningkatan
produksi,
produktivitas dan
mutu tanam pangan
1761. Kegiatan
Pengelolaan Produksi
Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi
Mendorong
peningkatan
produktivitas dan
produksi melalui
pelaksanaan SL-
PTT, PAT dan
Pengembangan
a. Bantuan
Kawasan Budidaya
Kedelai meliputi:
SL-PTT Kedelai Kelompoktani yang
penerapan teknologi
usahatani belum optimal,
namun peluang penerapan
teknologi usahatani yang
lebih baik masih besar.
v Ha Lokasi P.Jawa
LL (Rp.1.145),
Luar LL dalam
SL-PTT Rp.570
Kab/Kota
Kelompoktani yang
menghasilkan produktivitas
kedelai di bawah rata2
wilayahnya dan berpeluang
untuk ditingkatkan.
Lokasi Luar
Jawa LL
(Rp.1.770), Luar
LL dalam SL-
PTT Rp.1.070
Perluasan Areal
Tanam (PAT)
Kedelai
Kelompoktani yang mau
melaksanakan perluasan
areal tanam, melalui
peningkatan IP,
Pemanfaatan lahan terlantar,
lahan perhutani, perkebunan,
dan lahan transmigrasi
v Ha - Lokasi Pulau
Jawa
Rp.1.532,5; dan
luar Jawa
Rp.2.182,5
Kab/Kota
b. Pengembangan
ubi kayu
Kelompoktani yang mau
melakukan adopsi teknologi
dan mampu meningkatkan
produktivitas sesuai potensi
v Ha Rp. 4.030 Kab/Kota
c. Pengembangan
ubi jalar
Kelompoktani yang mau
melakukan adopsi teknologi
dan mampu meningkatkan
produktivitas sesuai potensi
v Ha Rp.3.570 Kab/Kota
BENTUK
BELANJAPROGRAM DAN
KEGIATAN
OUTPUT
KEGIATANNAMA BANSOS
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian47
pelaksanaan, serta efisiensi dan efektivitas sasaran yang
ditetapkan.
Tabel 15. Alokasi Bantuan Sosial Direktorat Budidaya Aneka
Kacang dan Umbi Tahun 2014
4.3. Persyaratan Penerima Bantuan
Mekanisme Penerima Bantuan Sosial
A. Perencanaan dan Sosialisasi
Perencanaan pengelolaan dana bantuan sosial di tingkat
Kabupaten/Kota mencakup pembentukan Tim Teknis
Kabupaten/Kota, penyusunan Juknis Kabupaten/Kota, rencana
seleksi Calon Penerima dan Calon Lokasi (CP/CL), penyaluran
dana bantuan sosial, pembinaan dan pelaporannya.
Pusat Provinsi Kab/Kota
1761
Pengelolaan Produksi
Tanaman Aneka Kacang dan
Umbi
698.941.375
Budidaya Kedelai 690.520.625 417.500
a. SLPTT Kedelai 78.535.625 77.500 √b. Perluasan Areal Tanam (PAT)Kedelai
611.985.000 340.000
Pengembangan budidaya
aneka kacang dan umbi8.420.750 2.275 √
a. Pengembangan Ubi Kayu 2.619.500 650 √b. Pengembangan Ubi Jalar 5.801.250 1.625 √
Kode
Anggaran
Bansos
(Rp.000)
Volume
(ha)
Lokasi
Uraian
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian48
Juknis disusun oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota mengacu kepada
Pedoman Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja
Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun 2014, Pedoman
Teknis dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Petunjuk
Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Provinsi. Juknis disusun
untuk mengatur halhal yang belum jelas dan belum diatur dalam
Pedoman ini, dan agar disusun secara fleksibel dengan
memperhatikan aspirasi dan kondisi masingmasing wilayah.
Sosialisasi dilakukan dalam rangka penyamaan persepsi,
membangun komitmen, transparansi, dan akuntabilitas
pelaksanaan program pembangunan pertanian. Kegiatan
sosialisasi ini juga sekaligus untuk menampung aspirasi
masyarakat melalui konsultasi publik (public consultation),
sehingga pemanfaatan Dana Bantuan Sosial dapat lebih terarah
dan bermanfaat bagi masyarakat pertanian.
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan secara berjenjang mulai di
tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota sampai tingkat
desa/kelompok. Sosialisasi di tingkat desa/kelompok bertujuan
untuk membangun komitmen, transparansi pelaksanaan kegiatan,
meningkatkan minat dan motivasi masyarakat dalam
pembangunan pertanian, serta menjelaskan hak, kewajiban,
sanksi, dan penghargaan bagi kelompok sasaran yang akan
mengelola dana Bantuan sosial.
B. Kriteria Calon Penerima Dana
Kriteria atau persyaratan calon penerima dana bantuan sosial
disusun sebagai dasar untuk melakukan seleksi calon penerima
dana bantuan sosial agar sesuai dengan kriteria dan persyaratan
yang ditentukan.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian49
4.4. Tata Kelola Pencairan Belanja Bantuan Sosial
A. Penetapan Penerima Bantuan
Tahap seleksi CP/CL adalah seluruh usulan/proposal yang
masuk direkapitulasi menjadi daftar long-list calon
penerima/calon petani/calon lokasi penerima dana bantuan
sosial Kementerian Pertanian.
Selanjutnya dari daftar panjang (long-list) dilakukan proses
seleksi administrasi. Seleksi administrasi meliputi verifikasi
nama kelompok, nama ketua kelompok, alamat kelompok,
jenis usaha kelompok, besarnya usulan dana bantuan sosial,
sesuai dengan data yang terdapat di dalam usulan/proposal.
Bagi CP/CL yang lulus seleksi administrasi direkapitulasi ke
dalam daftar sedang (medium-list).
Berdasarkan daftar Sedang (medium-list), Tim Teknis
melakukan seleksi aspek teknis dengan cara
verifikasi/membandingkan kesesuaian antara kondisi di
lapangan dengan data usulan/proposal. Bagi CP/CL yang
lulus seleksi teknis direkapitulasi ke dalam daftar Pendek
(short-list).
Berdasarkan daftar pendek (short-list) CP/CL, untuk kegiatan
Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota, maka Tim Teknis
mengusulkan kepada Kepala Dinas/Badan/Kantor lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota untuk ditetapkan menjadi calon
penerima dana bantuan sosial.
Selanjutnya berdasarkan usulan Tim Teknis tersebut, Kepala
Dinas/Badan/Kantor lingkup Pertanian Kabupaten/Kota
menetapkan Kelompok Tani Penerima dana bantuan sosial.
Untuk kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Provinsi, proses seleksi CP/CL dilakukan oleh Tim Teknis
Provinsi dan Penetapan Penerima Bantuan sosial oleh
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian50
Kepala Dinas/Badan/Kantor lingkup Pertanian Provinsi.Untuk
kegiatan Pusat, proses seleksi CP/CL dilakukan oleh PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen) bersama dengan Tim Teknis
Pusat dan selanjutnya berdasarkan hasil seleksi tersebut PPK
menetapkan surat keputusan penerima bantuan sosial.
Dalam rangka penyaluran Belanja Bantuan Sosial dalam
bentuk uang, surat keputusan penerima bantuan sosial paling
sedikit harus memuat:
a. Identitas penerima bantuan sosial;
b. Nilai uang bantuan sosial;
c. Nomor rekening penerima bantuan sosial
Selanjutnya surat keputusan penerima bantuan sosial yang
ditetapkan oleh PPK kemudian disahkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran yang merupakan dasar pemberian
bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial.
Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, penetapan
surat keputusan oleh PPK dan pengesahan surat keputusan
oleh KPA dapat dilakukan secara bertahap bagi penerima
yang telah memenuhi persyaratan.
Kelompok sasaran penerima bantuan sosialyang telah
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kuasa Pengguna
Anggaran berhak menerima dana bantuan sosial. Selanjutnya
kelompok sasaran penerima dana bantuan sosial diharuskan
menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK) sebagai dasar
untuk penyaluran dana bantuan sosial. Format Rencana
Usaha Kelompok (RUK) mengacu pada format yang diatur
dalam pedoman/juklak/juknis.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian51
B. Prosedur Pengajuan Bantuan
Rencana Usaha Kelompok (RUK) disusun oleh kelompok
tani terpilih dan disahkan/ditandatangani ketua kelompok
serta kepala dinas pertanian kabupaten/kota setempat.
Kelompok terpilih membuka rekening tabungan pada
kantor Cabang/Unit BRI/ Bank Pos atau Bank lain terdekat
dan memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Kabupaten/Kota.
Ketua kelompok tani mengusulkan RUK kepada PPK
Kabupaten/Kota.
Setelah diverifikasi oleh Penyuluh Pertanian/ petugas
lapang lainnya dan disetujui oleh Ketua Tim Teknis.
PPK meneliti RUK dar i masing-masing yang akan
dibiayai dan selanjutnya mengajukan RUK k epada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
C. Prosedur Penyaluran Bansos
Bantuan bansos melalui transfer uang
Proses penyaluran dana bantuan sosial yaitu KPA mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPPLS) sebagai
berikut:
1. Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas/Badan/Kantor
lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk tentang
Penetapan Kelompok Sasaran.
2. Rekapitulasi RUK secara umum mencantumkan:
Nama kelompok tani/lembaga;
Nama ketua kelompok tani/lembaga;
Nama petani anggota kelompok tani/lembaga;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian52
Nomor rekening a.n. petani/ketua kelompok
tani/lembaga;
Nama cabang/Unit BRI/BankPos atau bank lain
terdekat/lembaga;
Jumlah dana dan susunan keanggotaan kelompok
tani/lembaga.
3. Kuitansi harus ditandatangani oleh ketua kelompok tani dan
diketahui/disetujui oleh PPK Kabupaten/Kota
yangbersangkutan
4. Surat perjanjian kerjasama antara PPK dengan kelompok
sasaran tentang pemanfaatan dana bantuan sosial
kelompok tani. Surat Perjanjian Kerjasama ini paling
sedikit memuat:
Hak dan kewajiban kedua belah pihak;
Tata cara dan syarat penyaluran dana Belanja Bantuan
Sosial dalam bentuk uang kepada penerima Belanja
Bantuan Sosial;
Kewajiban penerima bantuan sosial untuk menyampaikan
laporan penyaluran dana Bantuan Sosial secara berkala
kepada PPK;
Ketentuan mengenai sanksi yang dikenakan terhadap
salah satu pihak yang melanggar kontrak/perjanjian kerja
sama.
5. Dalam kontrak/perjanjian kerjasama tidak diperkenankan
mencantumkan klausul potongan atau pungutan terhadap
penerima dana belanja bantuan sosial
6. Atas dasar SPPLS, Pejabat Penguji tagihan dan
Penandatangan SPM menguji dan menerbitkan Surat
Perintah Membayar Langsung (SPMLS), selanjutnya
disampaikan SPMLS ke KPPN setempat.
7. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
sesuai ketentuan yang berlaku.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian53
Untuk kegiatan bantuan sosial transfer uang yang dananya
ditampung pada pos belanja Bantuan sosial pada DIPA
Pusat dan DIPA Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Provinsi, maka pengajuan dan penyaluran bantuan sosial
mengikuti pola tersebut diatas. Namun, penyebutan nama
KPA dan PPK dan lainnya disesuaikan dengan Satker
tersebut berada. Pencairan dana Belanja Bantuan Sosial
yang disalurkan dalam bentuk uang dilakukan melalui
pembayaran langsung (LS) dari Rekening Kas Umum Negara
ke Rekening penerima bantuan sosial.
8. Prosedur Pencairan Dana
Prosedur pencairan dana belanja bantuan sosial Kementerian
Pertanian Tahun 2014 antara lain :
a. kelompok tani terpilih berhak menerima dana bantuan
sosial melalui transfer ke rekening kelompok dari Bank
Persepsi;
b. kelompok tani terpilih berhak menggunakan dana
bantuan sosial tersebut sesuai dengan RUK yang
disetujui oleh PPK (di Pusat dan Dinas/Badan/Kantor
lingkup pertanian Provinsi, maupun lingkup Pertanian
Kabupaten/Kota);
c. kelompok tani terpilih berhak menarik uang yang ada di
rekening bank secara bertahap sesuai dengan tahapan
pengadaan yang akan dilakukan kelompok dan jadwal
kegiatan.
d. besarnya uang pada setiap penarikan dari rekening bank
disesuaikan dengan besarnya kebutuhan belanja yang
bersangkutan;
e. proses pengadaan dilakukan dengan didahului survey
pasar, survey harga, dan mempelajari jenis/kualitas
barang yang akan dibeli;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian54
f. proses pengadaan barang oleh kelompok tani terpilih
berhak dilakukan secara transparan dan memperhatikan
prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas dari barang yang
akan dibeli dan disaksikan oleh tokoh masyarakat atau
aparat desa setempat; dan
g. hasil dari pembelian dimanfaatkan oleh kelompok tani
terpilih dan dicatat/dibukukan menjadi aset kelompok.
9. Pemanfaatan Dana
Prosedur pemanfaatan dana bantuan sosial sebagai berikut :
a. seluruh transaksi kelompok dibukukan secara sederhana;
b. bukti/kuitansi pembelian disimpan;
c. bukti serah terima hasil pembelian kepada anggota
kelompok dibukukan;
d. Ketua kelompok tani terpilih berhak membuat laporan
rutin penggunaan dana bantuan sosial kepada PPK;
e. seluruh aset kelompok dirawat dan dikelola dengan baik;
f. dana bantuan sosial digunakan untuk usaha produktif
sehingga diperoleh keuntungan yang memadai; dan
g. sebagian dari keuntungan kelompok dimanfaatkan untuk
pemupukan modal, memperluas dan memperbesar skala
usaha, mengembangkan unit usaha pertanian yang
potensial serta memperkuat kelembagaan yang ada.
4.5. Pertangungjawaban, Pembinaan dan Pengendalian Belanja
Bantuan Sosial Pertanggungjawaban
4.5.1. PertanggungJawaban
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bertanggung jawab atas
pencapaian target kinerja penyaluran dana Belanja Bantuan
Sosial kepada penerima bantuan sosial. Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) bertanggungjawab atas pelaksanaan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian55
penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial kepada penerima
bantuan sosial untuk menjamin bantuan sosial telah sesuai
dengan peruntukan dan tepat sasaran dengan berpedoman
pada petunjuk teknis yang ditetapkan oleh KPA.
Dalam rangka pengawasan penyaluran dana Belanja Bantuan
Sosial, Kuasa Pengguna Anggaran dapat melakukan
koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional.
Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi penyaluran
dana Belanja Bantuan Sosial, Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) harus menyusun laporan pertanggungjawaban.
Laporan pertanggungjawaban paling sedikit memuat jumlah
pagu bantuan sosial yang disalurkan, realisasi bantuan sosial
yang telah disalurkan, dan sisa dana bantuan sosial yang
disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara. Laporan
Pertanggungjawaban dilampiri dengan :
a. Data bukti transfer/tanda terima/konfirmasi Penerima
bantuan sosial, untuk penyaluran dana Belanja Bantuan
Sosial dalam bentuk uang atau
b. Berita acara serah terima, untuk penyaluran dana Belanja
Bantuan Sosial dalam bentuk barang dan/atau jasa.
Laporan pertanggungjawaban dilampirkan sebagai suplemen
pada laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
4.5.2. Pembinaan
Pembinaan kelompok dilakukan secara berkelanjutan
sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian56
secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana
pembinaan lanjutan yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
4.5.2.1. Struktur Organisasi
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah
pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan
pemerintahan yang baik (goodgovernance) dan
pemerintah yang bersih (cleangovernment), maka
pelaksanaan kegiatan harus mematuhi
prinsipprinsip:
a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;
b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN);
c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi,
tranparansi dan demokratisasi; dan
d. Memenuhi asas akuntabilitas.
Tanggungjawab teknis pelaksanaan kegiatan ini
berada pada Dinas/Badan/Kantor lingkup Pertanian
Kabupaten/Kota. Tanggungjawab koordinasi
pembinaan program berada pada Dinas/Badan/Kantor
lingkup Pertanian Provinsi atas nama Gubernur.
Tanggungjawab atas program dan kegiatan, yaitu
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi program dan
kegiatan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Kegiatan koordinasi pembinaan lintas
Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan
kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian57
operasional difasilitasi oleh Kabupaten/Kota. Untuk
kelancaran pelaksanaan program pembangunan
pertanian ditingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina
Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk
Tim Teknis Kabupaten/Kota.
4.5.2.2. Penanggung Jawab Program
Unit kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian
memfasilitasi koordinasi persiapan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi kegiatan bantuan sosial
antara lain:
menyusun pedoman teknis dan pola
pemberdayaan yang berkelanjutan untuk
mengarahkan kegiatan dalam mencapai tujuan
dan sasaran sesuai Rencana Strategis yang
ditetapkan;
menggalang kemitraan dengan Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan,
pemantauan/pengendalian dan evaluasi kegiatan;
dan
menyusun laporan pelaksanaan kegiatan bantuan
sosial dari pelaksanaan program dan anggaran.
4.5.2.3. Tim Pembina Provinsi
Tim Pembina Provinsi terdiri atas unsur
Dinas/Badan/Kantor lingkup Pertanian, UPT lingkup
Pertanian, seperti Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP), Balai Perlindungan Tanaman
Pangan dan Hortikultura (BPTPH), Balai Pengujian
dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB), perguruan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian58
tinggi, asosiasi profesi, serta organisasi petani dan
masyarakat, LSM,dan lainlain sesuai kebutuhan dan
ketersediaan anggaran.Tugas Tim Pembina Provinsi
adalah:
menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu
pada pedoman umum yang disusun oleh pusat;
melakukan koordinasi lintas sektor antarinstansi
ditingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
melakukan koordinasi dengan Tim Teknis
Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan
pengendalian, serta membantu mengatasi
permasalahan dilapangan; dan
menyusun laporan hasil pemantauan dan
pengendalian serta menyampaikan laporan
ketingkat Pusat.
4.5.2.4. Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah tim teknis yang
ditunjuk dan ditetapkan olehBupati/Walikota setempat
atau Kepala Dinas/Badan/Kantor lingkup
Pertanian.Tim Teknis Kabupaten/Kota beranggotakan
Dinas/Badan/Kantor lingkup Pertanian, instansi terkait,
lembaga penyuluhan pertanian Kabupaten/Kota,
perguruan tinggi, organisasi petani/petani ahli/asosiasi
petani, LSM, dan lainnya sesuai kebutuhan dan
ketersediaan anggaran Tugas Tim Teknis Kabupaten/
Kota adalah :
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian59
menyusun petunjuk teknis (Juknis) dengan mengacu
Pedoman yang disusun oleh pusat dan juklak yang
disusun olehProvinsi disesuaikan dengan kondisi
sosial budaya setempat dan usaha yang
dikembangkan;
melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok
sasaran;
melakukan bimbingan teknis, pemantauan
/pengendalian dan evaluasi; dan
membuat laporan hasil pemantauan /pengendalian
dan evaluasi.
4.5.3. Pengendalian
Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
dan Pejabat Pembuat Komitmen. Proses pengendalian di setiap
wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing instansi.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas
fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun
lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan pengawasan oleh
masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi kepada
pihak yang terkait (penyuluh pertanian, pengurus kelompok, anggota
kelompok, tokoh masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat instansi
di daerah, perangkat pemerintahan mulai dari desa sampai
kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya).
Ada 7 (tujuh) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian60
1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim
Pengarah/Pembinadii Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di
Kabupaten/Kota;
2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok
sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di
Kabupaten/Kota;
3. Tahap transfer/penyaluran dana bantuan sosial ke rekening
kelompok;
4. Tahap pencairan dana bantuan sosial yang dilakukan oleh
kelompok;
5. Tahap kebenaran serta ketepatan pemanfaatan dana bantuan
sosial yang dilakukan oleh kelompok;
6. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh
kelompok;
7. Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output,
outcome, benefit dan impact.
Pada tingkat lokal/desa/kelompok, pengawasan masyarakat
terhadap ketepatan sasaran dilakukan oleh perangkat desa, anggota
kelompok, penyuluh lapangan, maupun LSM. Laporan pengaduan
penyimpangan terhadap pengelolaan dana dapat disampaikan
kepada Tim Teknis di Kabupaten/Kota. Pengaduan dari
masyarakat segera ditanggapi secara langsung oleh pihak yang
terkait.
4.6. Pemantauan dan Evaluasi
Kewenangan dan tanggungjawab pengelolaan Bantuan Sosial
ada pada kelompok/lembaga sasaran, agar pemanfaatan
bantuan sosial oleh kelompok/lembaga berjalan secara efektif,
dan tepat penggunaannya dalam pengelolaan usaha, maka
kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan sedini mungkin
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian61
untuk mengetahui berbagai masalah yang mungkin timbul
maupun tingkat keberhasilan yang dapat dicapai.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala dan
berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan pengembangan
usaha kelompok/lembaga, selanjutnya kegiatan pemantauan dan
evaluasi harus dilakukan pada saat sebelum dimulai kegiatan (ex-
ante), saat dilakukan kegiatan (on-going), dan setelah dilakukan
kegiatan (ex-post).
Kelompoktani/Gapoktan membuat laporan fisik kegiatan termasuk
permasalahan/kendala yang dihadapi dan menyampaikannya
kepada Tim Teknis di Kabupaten/Kota sebagai bahan pelaporan
dan evaluasi. Selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada
instansi/lembaga terkait lainnya secara berjenjang.
Tim Teknis di Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Provinsi
melakukan pemantauan dan evaluasi serta membuat laporan
pengendalian dalam semesteran dan tahunan secara berjenjang.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian62
BAB V
RENCANA AKSI KEBERHASILAN KINERJA
PROGRAM KEGIATAN
Rencana aksi keberhasilan kinerja program dan kegiatan lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan disusun berdasarkan target pelaksanaan
kegiatan selama 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai keberhasilan
kinerja, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki target kinerja utama
dengan komponen berupa rancangan, pedoman, sosialisasi, luasan/jumlah
unit bantuan sosial, serta laporan pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi pada TA.
2014 memiliki target kinerja yaitu :
a. Rancangan Pengembangan Budidaya Aneka Kacang dan Umbi.
b. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Aneka Kacang dan
Umbi.
c. Sosialisasi Pengembangan Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dan
Pengembangan Kedelai melalui PAT.
d. Laporan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi
e. Gerakan Pencanangan Tanam/Panen
f. Penilaian dan Penghargaan Kelompktani Kedelai
g. Koordinasi dan Sosialisasi
h. Laporan Pelaksanaan SLPTT Kedelai, PAT kedelai, Pengembangan
ubikayu dan ubijalar, Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi
serta Evaluasi Kegiatan Pengembangan AKABI
Titik kendali rencana aksi ini meliputi :
Pelaksanaan SLPTT Kedelai dengan target 77.500 Ha
Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan target 340.000 Ha
Pengembangan Ubi Kayu dengan target 650 Ha
Pengembangan Ubi Jalar dengan target 1.625 Ha
Pertemuan Kemitraan/Stakeholder AKABI dengan target 29 Provinsi.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian63
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA DAN PENGORGANISASIAN
PROGRAM TA.2014
6.1. Tata Hubungan Kerja
Dalam mendukung pelaksanaan sistem anggaran berbasis kinerja,
perlu dipahami bahwa tata hubungan kerja dalam pelaksanaan
pembangunan tanaman pangan baik di pusat maupun daerah perlu
ditingkatkan. Hal ini mengingat tugas dan tanggung jawab pimpinan
instansi sebagai penanggung jawab operasional kegiatan cukup
kompleks, sehingga membutuhkan kerja keras serta selektif terhadap
kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan.
Untuk mendukung pemantapan pelaksanaan kegiatan tersebut perlu
adanya koordinasi dan peningkatan jaringan kerja melalui hubungan
hierarki, koordinasi dan teknis fungsional. Adapun koordinasinya
meliputi :
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mempunyai hubungan
hierarki dengan provinsi dan kabupaten/kota sebagai pelaksana
kegiatan pembangunan pertanian di daerah sesuai dengan azas
tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
pemanfaatan anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan oleh
satuan kerja yang menerima pelimpahan atau penugasan dikelola,
dipertanggung jawabkan dan dilaporkan berdasarkan ketentuan
yang berlaku. Hubungan hierarki tersebut terwujud dalam sistem
perencanaan, pengendalian dan pelaporan.
koordinasi antara Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan UPT
pusat dengan dinas provinsi dan kabupaten/kota yang menangani
tanaman pangan dan UPTD (BBI, BPSBTPH dan BPTPH).
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian64
Koordinasi dilakukan terutama untuk mempertemukan tujuan dan
sasaran pembangunan nasional dengan tujuan dan sasaran
pembangunan masing-masing daerah, sehingga didapat
kesepakatan tentang tujuan dan sasaran pembangunan yang ingin
dicapai bersama, khususnya pembangunan yang dibiayai dari
APBN. Dengan koordinasi ini, diharapkan masing-masing daerah
juga dapat berkontribusi melalui APBD yang dimiliki.
Koordinasi juga diperlukan antara UPT Pusat dengan UPT Daerah,
terutama untuk keseragaman peraturan perundang-undangan yang
digunakan dalam memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat,
dan juga dalam aspek penyelesaian masalah (arbitrase) bila terjadi
suatu perselisihan, khususnya perselisihan antar daerah.
Pembinaan teknis kegiatan di lapangan seperti teknis penyiapan
sarana produksi, teknis perbenihan/perbibitan, teknis perlindungan
tanaman, teknis usahatani, panen dan pasca panen, dan teknis
pelatihan bagi aparat pertanian dan pelaku usahatani.
6.2. Pengorganisasian
Direktur Jenderal Tanaman Pangan membantu Menteri
Pertanian/Pengguna Anggaran dalam melaksanakan tugas
operasionalnya dibidang tanaman pangan sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran/Barang di tingkat pusat.
Untuk pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran di daerah,
Menteri Pertanian selaku Pengguna Anggaran mengalokasikan
sebagian APBN untuk pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
Anggaran dekonsentrasi merupakan bagian dari APBN yang
pengelolaan dan tanggung jawab penggunaannya oleh Gubernur
sebagai wakil pemerintah di daerah melalui pelimpahan wewenang
oleh pemerintah.
Besarnya jumlah anggaran ditentukan melalui proses perencanaan
dan pembahasan antara pemerintah dan DPR. Sedangkan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian65
anggaran tugas pembantuan adalah anggaran yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas
pembantuan.
Pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran dilakukan oleh
satuan kerja. Satuan kerja yang pimpinannya ditetapkan sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dikelompokkan sebagai berikut :
a) Satuan Kerja Pusat adalah satuan kerja yang kewenangan
dan tanggung jawabnya melakukan kegiatan pengelolaan
anggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
b) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah satuan kerja
di provinsi yang melaksanakan tugas dekonsentrasi dan satuan
kerja di provinsi/kabupaten/kota yang melaksanakan tugas
pembantuan.
Penanggung jawab program dan kegiatan pembangunan tanaman
pangan untuk masing-masing unit kerja dan jenis anggarannya
adalah sebagai berikut :
a. Tingkat Pusat
1) Menteri Pertanian sebagai Penanggung Jawab Program
Pembangunan Pertanian. Menteri Pertanian menyampaikan
laporan pertanggungjawaban kepada Presiden sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku pembina program,
kegiatan dan anggaran pembangunan tanaman pangan serta
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam pengelolaan
anggaran dan penanggung jawab program.
3) Direktur Jenderal Tanaman Pangan bertindak sebagai
koordinator pengembangan komoditas tanaman pangan dan
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian66
tugas-tugas pokok serta tugas-tugas pelayanan lainnya yang
terkait dengan unit kerjanya.
4) Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku pembina program,
kegiatan dan anggaran, dalam operasional kegiatan dibantu
oleh dua orang Bendahara (Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Penerimaan), Pejabat Penguji dan Penerbit SPM,
pejabat eselon II dan III (khusus UPT BPMPTPH) sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
5) Untuk UPT Pusat BBPOPT dan BBPPMBTPH, Kepala Balai
Besar selaku Kepala Satuan Kerja dan KPA. Dalam
menjalankan tugasnya Kepala Balai Besar dibantu oleh dua
orang Bendahara (Bendahara Pengeluaran dan Bendahara
Penerimaan), KTU/Kabag Umum sebagai Pejabat Penguji dan
Penerbit SPM, dan Kabid/Pejabat eselon III sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK).
b. Tingkat Provinsi
1) Gubernur sebagai penanggung jawab program, kegiatan dan
anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan untuk
pembangunan pertanian di daerahnya. Gubernur
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Menteri
Pertanian. Gubernur menetapkan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang akan melaksanakan dan mengelola
DIPA dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
2) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan
sekaligus sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), serta
bertanggung jawab terhadap seluruh keberhasilan aktivitas
program, kegiatan dan anggaran pada satuan kerja yang
dipimpinnya.
3) Untuk kelancaran operasional program, kegiatan dan
anggaran (tertib administrasi dan keuangan) sehari-hari,
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian67
masing-masing KPA dibantu dua orang bendahara
(Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan),
Pejabat Pembuat Komitmen serta Pejabat Penguji dan
Penerbit SPM. Penugasan dalam jabatan tersebut dilakukan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Kepala Satker selaku KPA menyampaikan laporan
pelaksanaan kegiatan kepada Gubernur untuk anggaran
dekonsentrasi dan tugas pembantuan provinsi.
c. Tingkat Kabupaten/Kota
1) Bupati/Walikota sebagai penanggungjawab program, kegiatan
dan anggaran tugas pembantuan untuk pembangunan
pertanian di daerahnya. Bupati/Walikota menyampaikan
laporan pertanggungjawaban kepada Menteri Pertanian.
Bupati/Walikota menetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang akan melaksanakan dan mengelola DIPA tugas
pembantuan.
2) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan
sekaligus sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), serta
bertanggungjawab terhadap seluruh keberhasilan program,
kegiatan dan anggaran pada satuan kerja yang dipimpinnya.
3) Untuk kelancaran operasional program, kegiatan dan
anggaran (tertib administrasi dan keuangan) sehari-hari,
masing-masing Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dibantu
oleh dua orang Bendahara (Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Penerimaan), Pejabat Pembuat Komitmen serta
Pejabat Penguji dan Penerbit SPM. Penugasan dalam
jabatan tersebut dilakukan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4) Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) menyampaikan laporan kepada Bupati/Walikota untuk
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian68
anggaran tugas pembantuan kabupaten/kota dengan
tembusan kepada Dinas tingkat provinsi yang membidangi
tanaman pangan dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
Struktur anggaran TA 2014 mengikuti struktur kegiatan pada
masing-masing satuan kerja di tingkat Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota sebagai berikut:
1. Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memayungi
kegiatan-kegiatan yang dikelola oleh unit Eselon II lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Balai Besar
Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (BBPPMBTPH) di Cimanggis – DKI Jakarta, Balai
Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(BBPOPT) di Jatisari.
Beberapa kegiatan yang dikelola diantaranya adalah:
Peningkatan kualitas pelayanan publik;
Koordinasi, pembinaan, pengawalan dan monitoring
evaluasi (SLPTT budidaya tanaman serealia; SLPTT
budidaya tanaman aneka kacang dan umbi; perbenihan;
pasca panen; dan perlindungan tanaman pangan);
Penyusunan deregulasi perbenihan;
Pembinaan,pengawalan, monitoring dan evaluasi subsidi
dan CBN;
Penyaluran insentif Mantri Tani;
Penyaluran Honor Pengelola Satker dan Adminsitrasi;
Perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
Pengelolaan SAI (termasuk honor SAP/SIMAK BMN),
bidang umum, dan dukungan manajemen lainnya;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian69
Evaluasi, monitoring, statistik dan pemberian honor
petugas Simonev;
Koordinasi penyaluran dana bantuan Lembaga Mandiri
yang Mengakar di Masyarakat (LM3), penanganan
bencana alam, dan kekeringan;
Pengelolaan gaji, honorarium, tunjangan, penyelenggaraan
operasional dan pemeliharaan perkantoran.
2. Satuan Kerja Pembinaan dan Pengembangan Tanaman
Pangan pada Dinas yang Membidangi Tanaman Pangan di
Tingkat Provinsi
Satuan kerja pembinaan dan pengembangan tanaman pangan
provinsi memayungi kegiatan-kegiatan, diantaranya:
Melaksanakan kegiatan SL-PTT padi (non hibrida spesifik
lokasi, non hibrida peningkatan IP, dan hibrida spesifik
lokasi); jagung dan kedelai
Fasilitasi kemitraan pangan alternatif;
Pembinaan, pengawalan dan monitoring evaluasi (serealia,
aneka kacang dan umbi, penangkaran benih, subsidi dan
CBN);
Penyaluran operasional dan sarana UPTD BPSBTPH,
Balai Benih, P3OPT (BPTPH), Brigade Proteksi/Gerakan
Pengendalian OPT;
Pemberian insentif petugas Pengawas Benih Tanaman
(PBT);
Pembangunan dan optimalisasi UPB;
Pemberian bantuan sarana pasca panen padi;
Pelaksanaan survei susut padi;
Pembinaan, bimbingan teknologi, apresiasi dan monitoring
evaluasi pasca panen;
Penyaluran sarana pengendalian OPT;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian70
Renovasi gudang Brigade;
Pelatihan alumni SLPHT untuk penguatan RPH;
Surveilans OPT dan monitoring evaluasi Sekolah
Lapangan;
Operasional POPT PHP, Laboratorium Pengamatan Hama
Penyakit (LPHP), Dinas Pertanian Provinsi, THL POPT-
PHP ;
SLHT dan SLI;
Pemberdayaan PPAH;
Pemberian insentif Mantri Tani; honor pengelola Satker
dan Administrasi;
Perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
Pengelolaan SAI (termasuk honor SAP/SIMAK BMN); dan
Evaluasi, monitoring evaluasi, statistik, dan pelaporan
(termasuk honor petugas Simonev).
3. Satuan Kerja Pembinaan Pengembangan Tanaman Pangan
pada Dinas yang Membidangi Tanaman Pangan Tingkat
Kabupaten/Kota
Satuan kerja ini kegiatan-kegiatan pokoknya antara lain:
Pelaksanaan kegiatan SLPTT padi non hibrida, padi hibrida,
padi lahan kering, jagung hibrida, kedelai;
Pembinaan, pengawalan, monitoring evaluasi, dan
pelaporan
Pengembangan kedelai , kacang tanah, ubi kayu, dan ubi
jalar;
Ubinan SL-PTT padi, jagung dan kedelai;
Pemberdayaan Penangkar Benih padi, jagung, dan kedelai;
Pemberian bantuan sarana pasca panen padi, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar;
Operasional Brigade Proteksi/Gerakan Pengendalian OPT;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian71
Honor pengelola Satker dan administrasi;
Perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
Pengelolaan SAI (termasuk honor SAP/SIMAK BMN);
Evaluasi, monitoring, statistik (termasuk honor petugas
Simonev); dan
Dukungan manajemen dan teknisnya.
6.3. Pengelolaan Anggaran
Rincian tugas dan wewenang aparat pengelola anggaran diuraikan
sebagai berikut:
a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan DIPA yang telah
disahkan secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
Menunjuk/memberi kewenangan kepada pejabat untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja/pejabat pembuat komitmen.
Melakukan pengawasan kepada pejabat yang diberi
kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja/Pejabat Pembuat Komitmen dan
Pemegang Uang Muka Kerja (PUMK).
Mengadakan ikatan/perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan.
Menguji, membebankan pada mata anggaran yang telah
disediakan dan memerintahkan pembayaran tagihan-tagihan
atas beban APBN.
Menandatangani cek dan mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP).
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian72
Membuat laporan keuangan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Keputusan/tindakan dalam rangka pelaksanaan pengadaan
barang/jasa seperti pengangkatan pejabat/panitia pengadaan
dan pemeriksaan barang/jasa, keputusan penetapan penyediaan
barang jasa, kontrak/perjanjian/SPK dengan nilai di atas seratus
juta rupiah (Rp. 100.000.000,-) sampai dengan lima puluh milyar
(Rp 50.000.000.000,-) baik untuk pemilihan langsung/pelelangan
ditetapkan oleh KPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa dan
menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai
peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan
peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk
koperasi kecil, serta kelompok masyarakat;
Menetapkan dan mengesahkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS),
jadwal, tatacara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang
disusun oleh panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan
pengadaan;
Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/pejabat
pengadaan/unit layanan pengadaan sesuai kewenangannya;
Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia
barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku;
Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak
penyedian barang/jasa;
Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa
kepada Kuasa Pengguna Anggaran;
Menandatangani dan mengendalikan pelaksanaan
perjanjian/kontrak;
Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset
lainnya kepada Menteri dengan berita acara penyerahan melalui
Kepala Satuan Kerja;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian73
Menandatangani fakta integritas sebelum pelaksanaan
pengadaan barang/jasa dimulai;
Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan
dalam DIPA sesuai kegiatan masing-masing;
Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan
pengeluaran (lembur, honor, vakasi), Surat perintah Tugas
(SPT) serta Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD);
Mengusulkan susunan panitia pengadaan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA);
Menetapkan Penyedia Barang/Jasa hasil pengadaan;
Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak, Berita
Acara Penyelesaian Pekerjaan, Berita Acara Pemeriksaan
Barang dan Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan;
Meneliti keberan dokumen yang menjadi
persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian
pengadaan barang dan jasa;
Meneliti ketersediaan dana dan membebankan pengeluaran
sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang bersangkutan,
serta memerintahkan pembayaran atas beban APBN;
Menandatangani kwitansi pembayaran dan bukti-bukti dokumen
pengeluaran anggaran Satuan Kerja, baik yang dilakukan secara
kontraktual maupun secara swakelola;
Mengajukan tagihan pembayaran kepada bendahara
pengeluaran untuk pembayaran yang membebani Uang
Persediaan;
Kepada Pejabat Pembuat Komitmen Sekretariat Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan diberi wewenangan menandatangani
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) baik, LS, UP, GUP, TUP
dan NIHIL, serta dokumen pendukungnya dan menyampaikan
kepada Pejabat penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah
membayar (SPM);
Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai
DIPA dan menyampaikannyakepada Kuasa Pengguna
Anggaran;
Mengangkat staf pengelola anggaran sesuai kebutuhan;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian74
Dalam melaksanakan pekerjaannya, PPK agar berkoordinasi
dengan pimpinan unit kerjanya masing-masing.
c. Penanggungjawab Teknis Kegiatan
Penanggungjawab teknis kegiatan adalah Pejabat Eselon II
(Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur, dan Kepala Balai) dengan
tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam DIPA sesuai tugas pokok dan fungsinya
masing-masing;
Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan anggaran;
Memimpin seluruh pelaksanaan rencana kerja yang telah
ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA;
Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada Pejabat
dibawahnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian keluaran/outputyang telah ditetapkan;
Menyampaikan laporan kinerja bulanan/triwulanan/semesteran
dan tahunan kepada Kuasa Pengguna Anggaran;
Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan kepada
atasan langsung;
Menyelenggarakan pembinaan teknis dan administrasi terhadap
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang berada di bawah
koordinasinya;
Melakukan pengawasan DIPA yang dilaksanakan oleh pejabat
pembuat Komitmen (PPK);
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
administrasi keuangan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan
output.
Memberikan petunjuk dan arahan serta fasilitas untuk mengatasi
permasalahan prinsip yang mungkin timbul;
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian75
Menyusun usulan rencana kegiatan Satuan Kerja yang
merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran
kementerian/lembaga (RKA-KL) tahun berikutnya.
d. Pejabat Penguji dan Penerbit SPM
Menguji secara rinci keabsahan dokumen pendukung Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk
memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas
pagu anggaran.
Menguji kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain :
Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama
orang/perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama bank).
Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan
kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai
spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak).
Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal
penarikan dana yang tercantum dalam DIPA dan/atau
ketepatannya terhadap jadwal waktu pembayaran).
Menguji pencapaian tujuan/sasaran kegiatan sesuai indikator
kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenaan dengan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
Menguji kemungkinan adanya pemborosan dan in-efisiensi.
Menguji apakah surat-surat serta data dukung telah memenuhi
persyaratan yaitu dari segi ketelitian, ketepatan penjumlahan,
pengurangan, perkalian.
Mengonsep dan menandatangani Surat Perintah Membayar
(SPM) serta menyampaikan SPM ke KPPN setempat.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian76
e. Bendahara Pengeluaran
Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja
negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/Satuan
Kerja .
Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran.
Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam
perintah pembayaran.
Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
Wajib menolak perintah bayar dari PPK atau KPA, apabila
persyaratan tersebut diatas tidak terpenuhi.
Bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang
dilaksanakannya.
f. Bendahara Penerimaan
Menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada satuan kerjanya.
KPA dan Bendaharawan Pengeluaran dalam pencairan anggaran
pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan, mempersiapkan dan
menetapkan beberapa dokumen sebagai berikut:
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Pedoman Pelaksanaan
Petunjuk Operasional Pelaksanaan (POK)
Keputusan penetapan para pelaksana anggaran
Membuat specimen bank ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN)
Mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ke Kantor
Pelayanan Pajak
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian77
Menyiapkan dan menyelenggarakan Buku Pengawasan
Pelaksanaan Anggaran per Mata Anggaran Kegiatan (MAK)
Menyiapkan dan meyelenggarakan Buku Pengawasan Uang
yang harus dipertanggungjawabkan
Menyiapkan Buku Bank
Menyiapkan Buku Pungutan Pajak
Dan lainnya.
Jika pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh anggaran
dekonsentrasi/tugas pembantuan dapat menghasilkan penerimaan,
maka merupakan penerimaan APBN dan penerimaan tersebut harus
disetor ke Kas Umum Negara sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Semua barang yang diperoleh dari pelaksanaan
kegiatan yang dibiayai oleh anggaran dekonsentrasi/tugas
pembantuan menjadi milik negara. Sisa/saldo anggaran lebih (SAL)
merupakan penerimaan APBN dan disetorkan ke rekening Kas
Umum Negara.
6.4. Ketentuan Pidana, Sanksi Administratif dan Ganti Rugi
Beberapa ketentuan pidana, sanksi administratif dan ganti rugi yang
perlu diperhatikan adalah;
1) Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota yang
terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang telah
ditetapkan dalam undang-undang tentang APBN diancam pidana
penjara dan denda sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Pimpinan Unit Organisasi Kementerian Negara/Lembaga/ Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang terbukti melakukan penyimpangan
kegiatan anggaran yang telah ditetapkan dalam undang-undang
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian78
tentang APBN diancam dengan pidana penjara dan denda sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) SKPD yang secara sengaja dan/atau lalai dalam menyampaikan
laporan dekonsentrasi dan tugas pembantuan dapat dikenakan
sanksi berupa penundaan pencairan dana dekonsentrasi dan
tugas pembantuan untuk triwulan berikutnya, atau penghentian
alokasi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan untuk
anggaran berikutnya, yang ketentuan mengenai tata cara
pemberian
sanksi dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan (Pasal 75, Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008
tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan).
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian79
BAB VII
PENGENDALIAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN
7.1. Pengendalian Program, Kegiatan dan Anggaran
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka mengingat tuntutan
agar pengelola dan penerima manfaat kegiatan dan anggaran dapat
bekerjasama melaksanakan tugas secara transparan, akuntabel,
terbuka, efektif dan efisien, serta untuk mengatasi dan mencari
pemecahan terhadap kendala maupun permasalahan yang mungkin
muncul, maka pengendalian intern perlu dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut:
a) Mengetahui sejauhmana perkembangan pelaksanaan kegiatan
dan anggaran serta ketepatan penggunaan anggaran dengan
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
b) Mengantisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang
dihadapi sehingga dapat dicari solusi pemecahannya.
c) Mencegah dan mengurangi terjadinya penyalahgunaan anggaran
yang tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
d) Memanfaatkan tahapan pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan
bahan masukan dalam penyempurnaan dan evaluasi kegiatan.
Pengendalian intern dilakukan bukan saja hanya berkaitan dengan
aspek program dan anggaran, namun termasuk proses pengambilan
keputusan, keefektifan sumber daya, dan berbagai hal lainnya. Dalam
melaksanakan pengendalian intern, ada lima (5) unsur pengendalian
yang perlu dicermati yaitu: 1) lingkungan pengendalian, 2) penilaian
risiko, 3) Kegiatan Pengendalian, 4) Informasi dan Komunikasi, serta
5) Pemantauan Pengendalian Intern. Kegiatan pengendalian
merupakan salah satu unsur pengendalian intern.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian80
Unsur-unsur yang bertugas melaksanakan pengendalian yaitu :
a. Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
Bentuk pengendalian yang dilakukan adalah:
1) Memberikan bimbingan pelaksanaan kegiatan teknis melalui
penerbitan Pedoman Pelaksanaan sebagai acuan/rambu-
rambu operasional kegiatan.
2) Melakukan sosialisasi Pedoman sebelum pelaksanaan
kegiatan.
3) Memberikan bimbingan penyusunan prosedur tata kerja
pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran.
4) Melakukan supervisi (orientasi, monitoring maupun evaluasi)
ke daerah baik dalam bentuk pembinaan, bimbingan, arahan
serta sejenisnya, sehingga kontrol yang diberikan dapat
mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan di daerah.
5) Melakukan evaluasi tahunan untuk mengetahui kinerja
keseluruhan sebagai dasar perencanaan program,
kegiatandan anggaran tahun 2014.
b. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Bentuk pengendalian yang dilakukan adalah:
1) Memberikan bimbingan kepada staf secara berjenjang dalam
hal administrasi dan teknis pelaksanaan kegiatan di lapangan.
2) Menyusun prosedur tatakerja antara provinsi dan
kabupaten/kota dengan cara meningkatkan koordinasi dan
jaringan kerja.
3) Membentuk Tim Pengendali Internal pelaksanaan kegiatan.
7.2. Pengawasan Program, Kegiatan dan Anggaran
Pada sistem penganggaran berbasis kinerja, kegiatan pengawasan
fungsional pembangunan tanaman pangan masih tetap dilaksanakan
oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Sedangkan
pengawasan melekat dilakukan Pejabat di lingkup Direktorat Jenderal
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian81
Tanaman Pangan. Pengawasan ini dapat dilakukan setiap saat
selama proses manajemen berlangsung.
Pengawasan fungsional terhadap program, kegiatan dan anggaran
pembangunan tanaman pangan juga dilakukan secara eksternal oleh
aparatur pengawasan seperti BPK, BPKP dan Bawasda. Pengawasan
yang dilakukan berupa pemeriksaan reguler yaitu pemeriksaan
setempat yang dilaksanakan secara reguler terhadap obyek
pemeriksaan lingkup tanaman pangan berdasarkan program kerja
pengawasan tahunan. Pengawasan yang dilakukan berupa
pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian terhadap
pengelolaan program, kegiatan dan anggaran kinerja.
Obyek pemeriksaan diprioritaskan terhadap obyek yang anggarannya
relatif besar, mempunyai aspek pelayanan masyarakat,
bantuan/pinjaman luar negeri serta mempunyai peranan strategis
terhadap keberhasilan pembangunan tanaman pangan. Sistem dan
upaya pengawasan terus dikembangkan dan disempurnakan melalui
berbagai langkah yang efektif agar dapat mengamankan kebijakan
pembangunan tanaman pangan secara berdayaguna dan
berhasilguna.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
a. Pemeriksaan kinerja aparat pengelola kegiatan, yaitu pemeriksaan
apakah sumberdaya dan dana sudah digunakan sesuai dengan
sasaran yang ingin dicapai serta pelaksanaannya tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
b. Pemeriksaan yang mengarah kepada pelaksanaan wewenang
sesuai tugas pokok dan fungsi, yaitu apakah kegiatan yang
dilaksanakan sudah sesuai atau tidak, sehingga akan dapat
memberikan rekomendasi terhadap penyempurnaan pada kegiatan
yang akan datang.
c. Pemeriksaan akuntabilitas kinerja dimana instansi pelaksana
kegiatan mempertanggung jawabkan wewenang dan tugas pokok
dan fungsi instansi tersebut.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian82
d. Pemeriksaan khusus dilaksanakan sewaktu-waktu melalui
pengujian dan pendalaman untuk memperoleh kejelasan suatu
informasi yang bersumber dari laporan masyarakat atau
pengembangan dari pemeriksaan reguler yang dipandang perlu
terhadap adanya dugaan terjadinya tindak pidana/ penyalahgunaan
wewenang.
7.3. Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran dilakukan :
Dengan pendekatan indikator kinerja menggunakan alat ukur
kerangka kerja logis (masukan, keluaran, hasil, manfaat dan
dampak). Indikator kinerja ini digunakan untuk meyakinkan apakah
kinerja organisasi menunjukkan kemajuan dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Evaluasi dilakukan pada saat awal kegiatan, pelaksanaan kegiatan
dan evaluasi akhir. Evaluasi awal dan evaluasi saat pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan dapat dilakukan bersamaan dengan
monitoring pelaksanaan kegiatan.
Materi evaluasi mencakup aspek administrasi, aspek teknis dan
anggaran.
Evaluasi dilakukan di masing-masing Satker Provinsi, dan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab
masing-masing.
Masing-masing penanggung jawab kegiatan juga harus melakukan
evaluasi terhadap kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Evaluasi program, kegiatan dan anggaran secara menyeluruh
dilakukan oleh Tim.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian83
7.4. Pelaporan
Mekanisme pelaporan pelaksanaan anggaran tugas pembantuan
kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang yaitu dari Dinas
pertanian kabupaten/kota menyampaikan laporan kepada
Bupati/Walikota dan tembusan kepada Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dan Dinas pertanian provinsi.
Laporan dari kabupaten/kota, Dinas pertanian provinsi merekapitulasi
laporan dari seluruh kabupaten/kota dalam propinsi bersangkutan
dan menyampaikan laporan kepada Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, Laporan yang disampaikan, baik untuk anggaran
dekonsentrasi, tugas pembantuan provinsi maupun tugas
pembantuan kabupaten/kota,
Laporan dilakukan setiap bulan, triwulan dan setiap berakhirnya
tahun anggaran.
Format pelaporan terlampir.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian84
BAB VIII
PENUTUPAN
Keberhasilan pengembangan aneka kacang dan umbi perlu dukungan dari
peran serta pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) sedangkan
Pemerintah Pusat lebih berperan sebagai fasilitator, akselerator dan
regulator. Pemerintah Daerah diharapkan juga dapat turut serta
memfasilitasi terbentuknya kerjasama kemitraan sehingga terciptanya
kepastian harga bagi kelompok tani.
Oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan menjadi lokomotif
pengembangan agribisnis aneka kacang dan umbi di masing-masing daerah,
mengingat keberhasilannya akan memberi dampak bagi peningkatan
pendapatan petani dan mempercepat pembangunan wilayah pedesaan,
kabupaten/kota maupun provinsi.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian85
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian86
Lampiran 1
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITASDAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2014
Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1 Aceh 130,503 123,978 14.56 180,567
2 Sumatera Utara 9,880 9,386 15.61 14,652
3 Sumatera Barat 1,271 1,207 15.53 1,875
4 R i a u 3,814 3,623 15.21 5,510
5 Kep. Riau 18 17 14.62 25
6 J a m b i 12,319 11,703 15.83 18,528
7 Sumatera Selatan 85,523 81,247 14.51 117,912
8 Kep. Bangka Belitung - - - -
9 Bengkulu 8,050 7,648 16.00 12,239
10 Lampung 26,088 24,784 14.88 36,874
11 DKI Jakarta - - - -
12 Jawa Barat 108,913 103,467 14.59 150,946
13 Banten 20,508 19,483 14.66 28,552
14 Jawa Tengah 107,160 101,802 14.74 150,069
15 DI Yogyakarta 26,772 25,433 14.89 37,864
16 Jawa Timur 268,860 255,417 14.58 372,376
17 B a l i 7,518 7,142 15.22 10,868
18 Nusa Tenggara Barat 114,914 109,168 14.64 159,807
19 Nusa Tenggara T imur 9,983 9,484 15.24 14,456
20 Kalimantan Barat 2,786 2,647 15.88 4,203
21 Kalimantan Tengah 8,532 8,105 15.08 12,220
22 Kalimantan Selatan 10,190 9,681 15.01 14,531
23 Kalimantan Timur 2,188 2,079 15.68 3,259
24 Sulawesi Utara 8,966 8,518 14.94 12,724
25 Gorontalo 4,844 4,602 15.42 7,097
26 Sulawesi Tengah 13,660 12,977 14.71 19,084
27 Sulawesi Selatan 47,336 44,969 14.77 66,441
28 Sulawesi Barat 5,913 5,617 15.15 8,512
29 Sulawesi Tenggara 13,375 12,706 14.80 18,808
30 Maluku 2,287 2,173 16.80 3,650
31 Maluku Utara 1,020 969 14.57 1,412
32 Papua 8,821 8,380 15.08 12,633
33 Papua Barat 1,499 1,424 16.19 2,306
532,213 505,602 14.63 739,807
541,298 514,233 14.78 760,193
1,073,511 1,019,835 14.71 1,500,000Indonesia
No. Provinsi
2014
Jawa
Luar Jawa
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian87
Lampiran 2
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS
DAN PRODUKSI KACANG TANAH TAHUN 2014
Luas Luas Produktivitas Produksi
No Propinsi Tanam Panen
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1 Nanggroe Aceh D 7,878 7,503 15.28 11,462
2 Sumatera Utara 21,708 20,675 14.28 29,518
3 Sumatera Barat 10,595 10,090 15.56 15,695
4 Riau 4,686 4,463 11.67 5,207
5 Jambi 2,588 2,464 14.45 3,559
6 Sumatera Selatan 6,890 6,562 15.39 10,098
7 Bengkulu 10,512 10,012 11.50 11,513
8 Lampung 22,797 21,713 15.00 32,567
9 Bangka Belitung 659 627 11.83 742
10 Riau Kepulauan 222 211 11.66 246
Sumatera 88,535 84,320 14.30 120,607
11 DKI Jakarta 28 27 12.59 34
12 Jawa Barat 87,390 83,232 17.72 147,496
13 Jawa Tengah 173,857 165,590 16.33 270,446
14 D.I. Yogyakarta 86,124 82,026 12.71 104,295
15 Jawa Timur 239,374 227,984 14.30 325,996
16 Banten 18,365 17,491 17.22 30,121
Jawa 605,138 576,350 15.24 878,388
17 Bali 17,731 16,888 15.55 26,268
18 Nusa Tenggara Barat 40,529 38,600 15.55 60,041
19 Nusa Tenggara Timur 30,397 28,950 14.17 41,010
Bali & Nusa Tenggara 88,657 84,438 15.08 127,319
20 Kalimantan Barat 2,660 2,533 13.33 3,377
21 Kalimantan Tengah 2,280 2,171 13.56 2,943
22 Kalimantan Selatan 20,264 19,300 13.44 25,946
23 Kalimantan Timur 3,420 3,257 13.33 4,342
Kalimantan 28,624 27,261 13.43 36,608
24 Sulawesi Utara 9,499 9,047 15.28 13,821
25 Sulawesi Tengah 7,599 7,238 19.44 14,072
26 Sulawesi Selatan 49,395 47,044 15.00 70,562
27 Sulawesi Tenggara 10,765 10,253 10.48 10,742
28 Gorontalo 3,040 2,895 13.90 4,023
29 Sulawesi Barat 1,773 1,689 16.11 2,721
Sulawesi 82,071 78,166 14.83 115,941
30 Maluku 4,433 4,223 13.66 5,770
31 Maluku Utara 6,330 6,031 13.33 8,041
32 Papua Barat 2,412 2,292 12.67 2,903
33 Papua 3,800 3,619 12.22 4,423
Maluku & Papua 16,975 16,165 13.08 21,137
Luar Jawa 304,862 290,350 14.52 421,612
Indonesia 910,000 866,700 15.00 1,300,000
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian88
Lampiran 3
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS
DAN PRODUKSI KACANG HIJAU TAHUN 2014
Luas Luas Produktivitas Produksi
No Propinsi Tanam Panen
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1 Nanggroe Aceh D 3,103 2,949 13.30 3,922
2 Sumatera Utara 6,403 6,084 12.74 7,750
3 Sumatera Barat 1,443 1,371 13.93 1,909
4 Riau 2,183 2,074 12.70 2,635
5 Jambi 647 614 12.72 781
6 Sumatera Selatan 3,271 3,107 16.13 5,012
7 Bengkulu 1,887 1,793 11.44 2,050
8 Lampung 5,857 5,566 10.67 5,937
9 Bangka Belitung - - - -
10 Riau Kepulauan 1 1 9.27 1
Sumatera 24,794 23,558 12.73 29,997
11 DKI Jakarta - - - -
12 Jawa Barat 14,169 13,463 12.78 17,204
13 Jawa Tengah 104,499 99,312 12.98 128,860
14 D.I. Yogyakarta 1,198 1,138 7.58 863
15 Jawa Timur 81,656 77,588 13.26 102,851
16 Banten 2,813 2,673 10.65 2,846
Jawa 204,334 194,174 13.01 252,624
17 Bali 1,308 1,242 11.19 1,390
18 Nusa Tenggara Barat 53,014 50,373 11.77 59,270
19 Nusa Tenggara Timur 31,574 30,001 9.72 29,173
Bali & Nusa Tenggara 85,895 81,616 11.01 89,833
20 Kalimantan Barat 2,177 2,069 8.42 1,743
21 Kalimantan Tengah 419 398 9.77 389
22 Kalimantan Selatan 1,666 1,583 12.31 1,948
23 Kalimantan Timur 1,173 1,114 12.62 1,406
Kalimantan 5,435 5,164 10.62 5,486
24 Sulawesi Utara 1,977 1,879 16.16 3,036
25 Sulawesi Tengah 1,682 1,598 9.38 1,500
26 Sulawesi Selatan 28,307 26,897 14.58 39,226
27 Sulawesi Tenggara 2,491 2,367 9.57 2,266
28 Gorontalo 526 500 14.21 710
29 Sulawesi Barat 1,008 958 15.69 1,503
Sulawesi 35,992 34,199 14.11 48,241
30 Maluku 694 661 12.52 827
31 Maluku Utara 439 417 12.93 539
32 Papua Barat 860 817 12.11 990
33 Papua 1,257 1,195 12.24 1,463
Maluku & Papua 3,250 3,090 12.36 3,819
Luar Jawa 155,366 147,626 12.02 177,376
Indonesia 359,700 341,800 12.58 430,000
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian89
Lampiran 4
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSIUBIKAYU TAHUN 2014
No Propinsi Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1. N. ACEH D. 4,168 3,969 143 56,917
2. SUMUT 46,413 44,203 226 996,791
3. SUMBAR 6,195 5,900 226 133,050
4. RIAU 6,758 6,437 127 81,877
5. JAMBI 3,154 3,004 157 47,241
6. SUMSEL 14,925 14,214 175 248,211
7. BENGKULU 7,885 7,509 135 101,602
8. LAMPUNG 357,067 340,064 277 9,420,820
9. BABEL 2,028 1,931 163 31,485
10. KEP RIAU 1,352 1,287 123 15,780
SUMATERA 449,943 428,518 260 11,133,774
11. DKI JAKARTA 56 54 134 720
12. JABAR 126,156 120,149 215 2,578,134
13. JATENG 216,268 205,969 202 4,160,841
14. DI JOGJA 72,089 68,656 173 1,190,939
15. JATIM 256,818 244,588 185 4,518,123
16. BANTEN 13,517 12,873 162 208,414
J A W A 684,904 652,289 194 12,657,170
17. BALI 13,291 12,659 169 213,724
18. N.T.B. 9,574 9,118 139 126,537
19. N.T.T. 95,743 91,184 123 1,117,745
BALI & N.T. 118,609 112,961 129 1,458,006
20. KALBAR 18,360 17,486 167 291,184
21. KALTENG 9,800 9,333 135 126,277
22. KALSEL 9,687 9,226 169 155,765
23. KALTIM 9,011 8,582 178 152,837
KALIMANTAN 46,858 44,627 163 726,063
24. SULUT 6,984 6,651 150 99,989
25. SULTENG 5,069 4,827 186 89,879
26. SULSEL 34,017 32,397 195 633,157
27. SULTRA 15,094 14,375 191 274,288
28. GORONTALO 1,690 1,609 139 22,330
29. SUL BARAT 4,731 4,506 162 72,945
SULAWESI 67,584 64,365 185 1,192,588
30. MALUKU 12,390 11,800 148 174,671
31. MALUKU UT 12,390 11,800 140 165,119
32. IRJA BARAT 2,816 2,682 131 35,046
33. PAPUA 4,506 4,291 134 57,562
MLK & PAPUA 32,102 30,574 141 432,398
LUAR JAWA 715,096 681,044 219 14,942,830
INDONESIA 1,400,000 1,333,333 207 27,600,000
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian90
Lampiran 5
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSIUBIJALAR TAHUN 2014
No Provinsi Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi
(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)
1 NAD 1,535 1,461 111.34 16,264
2 Sumatera Utara 14,961 14,229 126.90 180,564
3 Sumatera Barat 4,849 4,612 180.37 83,180
4 Riau 1,535 1,461 87.90 12,840
5 Jambi 2,401 2,283 108.10 24,677
6 Sumatera Selatan 4,341 4,129 78.54 32,425
7 Bengkulu 2,563 2,438 106.54 25,969
8 Lampung 5,624 5,349 109.48 58,565
9 Bangka Belitung 829 789 87.51 6,902
10 Kep. Riau 223 213 74.50 1,584
Sumatera 38,862 36,962 119.85 442,970
11 DKI Jakarta - - - -
12 Jawa Barat 40,649 38,739 157.54 610,300
13 Jawa Tengah 10,667 10,210 183.11 186,953
14 D.I.Yogyakarta 644 612 131.63 8,060
15 Jawa Timur 19,181 18,275 112.04 204,754
16 Banten 3,652 3,473 131.91 45,814
Jawa 74,794 71,310 148.07 1,055,881
17 Bali 7,652 7,278 141.88 103,255
18 NTB 1,226 1,166 129.18 15,061
19 NTT 14,875 14,157 90.74 128,470
Bali & NT 23,754 22,601 109.19 246,786
20 Kalimantan Barat 1,841 1,751 86.58 15,158
21 Kalimantan Tengah 1,844 1,754 77.58 13,605
22 Kalimantan Selatan 3,190 3,037 128.69 39,085
23 Kalimantan Timur 4,061 3,870 104.61 40,485
Kalimantan 10,936 10,412 104.05 108,333
24 Sulawesi Utara 6,117 5,825 110.15 64,160
25 Sulawesi Tengah 3,680 3,502 119.30 41,774
26 Sulawesi Selatan 6,508 6,192 123.22 76,300
27 Sulawesi Tenggara 3,768 3,591 85.70 30,772
28 Gorontalo 461 438 102.89 4,506
29 Sulawesi Barat 1,608 1,529 120.66 18,453
Sulawesi 22,141 21,076 111.96 235,965
30 Maluku 3,093 2,944 95.62 28,152
31 Maluku Utara 3,915 3,736 97.55 36,444
32 Papua Barat 1,031 980 111.96 10,969
33 Papua 40,594 38,666 112.37 434,500
Maluku & Papua 48,632 46,325 110.11 510,065
LUAR JAWA 144,325 137,375 112.40 1,544,119
INDONESIA 219,119 208,685 124.59 2,600,000
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian91
Lampiran 6
LOKASI SLPTT KEDELAI TAHUN 2014
LL SL
(Ha) (Ha) (Ha)
1 ACEH 300 2,700 3,000
1 Kab. Aceh Timur 100 900 1,000
2 Kab. Aceh Pidie 100 900 1,000
3 Kab. Pidie Jaya 100 900 1,000
2 SUMATERA UTARA 430 3,870 4,300
1 Kab. Asahan 10 90 100
2 Kab. Deli Serdang 50 450 500
3 Kab. Labuhan Batu 20 180 200
4 Kab. Mandailing Natal 50 450 500
5 Kab. Simalungun 50 450 500
6 Kab. Tapanuli Selatan 50 450 500
7 Kab. Serdang Bedagai 50 450 500
8 Kab. Padang Lawas 50 450 500
9 Kab. Nias Selatan 50 450 500
10 Kab Padang Lawas Utara 50 450 500
3 SUMATERA BARAT 50 450 500
1 Kab. Pasaman Barat 50 450 500
4 RIAU 100 900 1,000
1 Kab. Kampar 50 450 500
2 Kab. Rokan Hulu 50 450 500
5 JAMBI 650 5,850 6,500
1 Kab. Batanghari 50 450 500
2 Kab. Bungo 100 900 1,000
3 Kab. Kerinci 100 900 1,000
4 Kab. Merangin 50 450 500
5 Kab. Muaro Jambi 100 900 1,000
6 Kab. Sarolangun 50 450 500
7 Kab. Tanjung Jabung Barat 50 450 500
8 Kab. Tj. Jabung Timur 50 450 500
9 Kab. Tebo 100 900 1,000
6 SUMATERA SELATAN 100 900 1,500
1 Kab. Lahat 50 450 500
2 Kab. Musi Banyuasin 50 450 500
3 Kab. Muara Enim 50 450 500
7 BENGKULU 475 4,275 4,750
1 Kab. Bengkulu Selatan 50 450 500
2 Kab. Rejang Lebong 100 900 1,000
3 Kab. Kaur 75 675 750
4 Kab. Seluma 100 900 1,000
5 Kab. Muko-muko 50 450 500
6 Kab. Kepahiang 50 450 500
7 Kab Bengkulu Tengah 50 450 500
NO. PROVINSI/KABUPATEN
SL-PTTJUMLAH
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian92
Lanjutan Lampiran6
LL SL
(Ha) (Ha) (Ha)
8 LAMPUNG 400 3,600 4,000
1 Kab. Lampung Selatan 50 450 500
2 Kab. Lampung Tengah 50 450 500
3 Kab. Lampung Utara 50 450 500
4 Kab. Tanggamus 50 450 500
5 Kab. Tulang Bawang 100 900 1,000
6 Kab. Way Kanan 100 900 1,000
9 JAWA BARAT 300 2,700 3,000
1 Kab. Cianjur 50 450 500
2 Kab. Indramayu 50 450 500
3 Kab. Kuningan 50 450 500
4 Kab. Majalengka 50 450 500
5 Kab. Tasikmalaya 50 450 500
6 Kab. Bandung Barat 50 450 500
10 JAWA TENGAH 865 7,785 8,650
1 Kab. Banjarnegara 50 450 500
2 Kab. Banyumas 50 450 500
3 Kab. Blora 65 585 650
4 Kab. Boyolali 50 450 500
5 Kab. Cilacap 100 900 1,000
6 Kab. Kebumen 100 900 1,000
7 Kab. Kendal 50 450 500
8 Kab. Pati 100 900 1,000
9 Kab. Purworejo 100 900 1,000
10 Kab. Rembang 100 900 1,000
11 Kab. Sragen 50 450 500
12 Kab. Sukoharjo 50 450 500
11 DI YOGYAKARTA 350 3,150 3,500
1 Kab. Bantul 100 900 1,000
2 Kab. Gunung Kidul 200 1,800 2,000
3 Kab. Kulon Progo 50 450 500
12 JAWA TIMUR 300 2,700 3,000
1 Kab. Gresik 50 450 500
2 Kab. Pacitan 50 450 500
3 Kab. Pamekasan 50 450 500
4 Kab. Ponorogo 50 450 500
5 Kab. Sampang 50 450 500
6 Kab. Tuban 50 450 500
13 BANTEN 100 900 1,000
1 Kab. Pandeglang 50 450 500
2 Kab. Serang 50 450 500
NO. PROVINSI/KABUPATEN
SL-PTTJUMLAH
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian93
Lanjutan lampiran 6
LL SL
(Ha) (Ha) (Ha)
14 BALI 200 1.800 2.000
1 Kab. Badung 50 450 500
2 Kab. Tabanan 50 450 500
3 Kab. Gianyar 50 450 500
4 Kab. Jembrana 50 450 500
15 NUSA TENGGARA BARAT 450 4.050 4.500
1 Kab. Bima 100 900 1.000
2 Kab. Dompu 50 450 500
3 Kab. Lombok Barat 50 450 500
4 Kab. Lombok Tengah 100 900 1.000
5 Kab. Lombok T imur 50 450 500
6 Kota Bima 50 450 500
7 Kota Mataram 50 450 500
16 NUSA TENGGARA TIMUR 300 2.700 3.000
1 Kab. Ngada 50 450 500
2 Kab. Sumba Barat 50 450 500
3 Kab. T imor Tengah Selatan 50 450 500
4 Kab. Rote-Ndao 50 450 500
5 Kab. Manggarai Barat 50 450 500
6 Kab. Manggarai T imur 50 450 500
17 KALIMANTAN BARAT 150 1.350 1.500
1 Kab. Bengkayang 25 225 250
2 Kab. Sambas 50 450 500
3 Kab. Kubu Raya 50 450 500
4 Kab. Kayong Utara 25 225 250
18 KALIMANTAN TENGAH 200 1.800 2.000
1 Kab. Barito Utara 25 225 250
2 Kab. Kapuas 25 225 250
3 Kab. Lamandau 50 450 500
4 Kab. Pulang Pisau 50 450 500
5 Kab. Barito T imur 25 225 250
6 Kab. Gunung Mas 25 225 250
19 KALIMANTAN SELATAN 200 1.800 2.000
1 Kab. Hulu Sungai Tengah 50 450 500
2 Kab. Kota Baru 50 450 500
3 Kab. Tanah Laut 50 450 500
4 Kab. Balangan 50 450 500
20 KALIMANTAN TIMUR 50 450 1.000
1 Kab. Berau 25 225 250
2 Kab. Kutai Barat 25 225 250
3 Kab. Kutai T imur 50 450 500
NO. PROVINSI/KABUPATEN
SL-PTTJUMLAH
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian94
Lanjutan lampiran 6
LL SL
(Ha) (Ha) (Ha)
21 SULAWESI UTARA 150 1.350 1.500
1 Kab. Minahasa 50 450 500
2 Kab. Minahasa Utara 50 450 500
3 Kab. Minahasa Tenggara 50 450 500
22 SULAWESI TENGAH 100 900 1.000
1 Kab. Morowali 50 450 500
2 Kab. Tojo Una-Una 50 450 500
23 SULAWESI SELATAN 450 4.050 4.500
1 Kab. Bantaeng 50 450 500
2 Kab. Bulukumba 50 450 500
3 Kab. Gowa 50 450 500
4 Kab. Jeneponto 50 450 500
5 Kab. Luwu 50 450 500
6 Kab. Sinjai 50 450 500
7 Kab. Soppeng 50 450 500
8 Kab. Takalar 50 450 500
9 Kab. Tana Toraja 50 450 500
24 SULAWESI TENGGARA 150 1.350 1.500
1 Kab. Kolaka 50 450 500
2 Kab. Konawe Utara 50 450 500
3 Kab. Buton Utara 50 450 500
25 GORONTALO 170 1.530 1.700
1 Kab. Gorontalo 70 630 700
2 Kab. Pohuwato 100 900 1.000
26 SULAWESI BARAT 150 1.350 1.500
1 Kab. Mamuju 50 450 500
2 Kab. Polewali Mandar 50 450 500
3 Kab. Mamuju Tengah 50 450 500
27 MALUKU 210 1.890 2.100
1 Kab. MTB 50 450 500
2 Kab. Maluku Tengah 50 450 500
3 Kab. Pulau Buru 50 450 500
4 Kab. Seram Bag Barat 10 90 100
5 Kab. Seram Bag T imur 50 450 500
28 PAPUA 200 1.800 2.000
1 Kab. Jayapura 50 450 500
2 Kab. Merauke 50 450 500
3 Kab. Nabire 50 450 500
4 Kab. Keerom 50 450 500
29 PAPUA BARAT 100 900 1.000
1 Kab. Manokwari 50 450 500
2 Kab. Fak Fak 50 450 500
7.650 68.850 77.500TOTAL
NO. PROVINSI/KABUPATEN
SL-PTTJUMLAH
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian95
Lampiran 7
LOKASI PERLUASAN AREAL TANAM (PAT) KEDELAI TAHUN 2014
1 ACEH 60,000
1 Kab. Aceh Timur 26,000
2 Kab. Aceh Utara 9,000
3 Kab. Bireuen 8,000
4 Kab. Aceh Pidie 6,000
5 Kab. Aceh Tamiang 5,000
6 Kab. Pidie Jaya 6,000
2 SUMATERA UTARA 2,500
1 Kab. Simalungun 500
2 Kab. Padang Lawas 500
3 Kab. Nias Selatan 1,000
4 Kab. Padang Lawas Utara 500
3 JAMBI 3,750
1 Kab. Merangin 500
2 Kab. Muaro Jambi 1,000
3 Kab. Tanjab Barat 250
4 Kab. Tanjab Timur 1,000
5 Kab. Tebo 1,000
4 SUMATERA SELATAN 8,000
1 Kab. Lahat 500
2 Kab. Musi Banyuasin 2,000
3 Kab. Musi Rawas 500
4 Kab. OKI 1,500
5 Kab. Banyuasin 2,000
6 Kab. OKU Timur 1,000
7 Kab. Ogan Ilir 500
5 LAMPUNG 5,500
1 Kab. Lampung Selatan 1,000
2 Kab. Lampung Tengah 1,000
3 Kab. Lampung Utara 1,000
4 Kab. Lampung Timur 500
5 Kab. Tanggamus 1,000
6 Kab. Tulang Bawang 1,000
NO PROVINSI/KABLUAS AREAL
(HA)
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian96
Lanjutan lampiran 7
6 JAWA BARAT 78,100
1 Kab. Ciamis 10,000
2 Kab. Cianjur 15,000
3 Kab. Cirebon 500
4 Kab. Garut 5,700
5 Kab. Indramayu 17,400
6 Kab. Karawang 2,000
7 Kab. Kuningan 1,500
8 Kab. Majalengka 1,000
9 Kab. Subang 2,500
10 Kab. Sukabumi 18,000
11 Kab. Sumedang 1,000
12 Kab. Tasikmalaya 1,500
13 Kota Banjar 500
14 Kab. Bandung Barat 1,500
7 JAWA TENGAH 39,750
1 Kab. Banyumas 10,000
2 Kab. Blora 4,000
3 Kab. Boyolali 1,000
4 Kab. Cilacap 500
5 Kab. Grobogan 8,000
6 Kab. Kebumen 5,250
7 Kab. Purworejo 4,000
8 Kab. Rembang 1,000
9 Kab. Sragen 1,000
10 Kab. Wonogiri 5,000
8 JAWA TIMUR 72,000
1 Kab. Bangkalan 3,500
2 Kab. Banyuwangi 6,000
3 Kab. Blitar 2,500
4 Kab. Bojonegoro 5,000
5 Kab. Gresik 500
6 Kab. Jember 5,000
7 Kab. Jombang 5,000
8 Kab. Lumajang 4,000
9 Kab. Madiun 3,000
10 Kab. Magetan 2,000
11 Kab. Mojokerto 5,000
12 Kab. Nganjuk 5,000
13 Kab. Ngawi 1,000
14 Kab. Pamekasan 500
15 Kab. Pasuruan 5,000
16 Kab. Ponorogo 6,000
17 Kab. Sampang 5,000
18 Kab. Sumenep 1,000
19 Kab. Trenggalek 500
20 Kab. Tuban 500
21 Kab. Tulungagung 6,000
NO PROVINSI/KABLUAS AREAL
(HA)
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian97
Lanjutan lampiran 7
9 BANTEN 10,250
1 Kab.Lebak 2,000
2 Kab. Pandeglang 3,000
3 Kab.Serang 5,000
4 Kota Cilegon 250
10 NUSA TENGGARA BARAT 20,050
1 Kab. Bima 7,000
2 Kab. Dompu 5,000
3 Kab. Lombok Barat 500
4 Kab. Lombok Tengah 5,550
5 Kab. Lombok Timur 500
6 Kab. Sumbawa 1,000
7 Kab. Sumbawa Barat 500
11 KALIMANTAN SELATAN 5,500
1 Kab. Banjar 1,000
2 Kab. HST 1,000
3 Kab. Kota Baru 1,000
4 Kab. Tabalong 1,000
5 Kab. Tanah Laut 1,000
6 Kab. Tanah Bumbu 500
12 SULAWESI UTARA 5,100
1 Kab. Bolaang Mangondow 1,000
2 Kab. Minahasa 500
3 Kab. Kep. Talaud 500
4 Kab. Minahasa Selatan 500
5 Kab. Minahasa Utara 300
6 Kab. Bolmang Utara 300
7 Kab. Bolmang Selatan 500
8 Kab. Bolmang Timur 500
9 Kota Bitung 250
10 Kota Manado 250
11 Kota Kotamobagu 500
13 SULAWESI SELATAN 18,500
1 Kab. Bone 4,000
2 Kab. Maros 4,000
3 Kab. Pangkep 500
4 Kab. Soppeng 5,000
5 Kab. Wajo 5,000
NO PROVINSI/KABLUAS AREAL
(HA)
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian98
Lanjutan lampiran 7
14 SULAWESI TENGGARA 8.000
1 Kab. Konawe 2.000
2 Kab. Kolaka 1.000
3 Kab. Muna 1.000
4 Kab. Konawe Selatan 3.000
5 Kab. Buton Utara 1.000
15 SULAWESI BARAT 3.000
1 Kab. Mamuju 1.000
2 Kab. Mamuju Utara 1.000
3 Kab. Polewali Mandar 500
4 Kab. Mamuju Tengah 500
340.000Jumlah
NO PROVINSI/KABLUAS AREAL
(HA)
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian99
Lampiran 8
MATRIK RENCANA AKSI PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAITAHUN 2014
PRODUKSI
(TON)LOKASI B03 B06 B09 B12
1 1 Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) 77,500 Ha 108,965 29 Prov, 139 Kab Penerapan paket teknologi 7,750 23,250 50,375 77,500 Ditjen TP Kemenkeu, KemenegBUMN, BadanLitbang, BPPSDMP,Pemda
2 Pembinaan Swadaya : 506,011 Ha 723,596 31 Prov, 376 Kab 50,601 151,803 404,809 506,011 Ditjen TP Pemda
- Dukungan APBD + subsidi pupuk 25,301 Ha 34,371 31 Prov, 376 Kab Pendampingan danpembinaan
2,530 7,590 20,240 25,301
- Swadaya Masyarakat (Dukungan subsidi pupuk & KKPE) 480,710 Ha 689,225 31 Prov, 376 Kab Pendampingan danpembinaan
48,071 144,213 384,568 480,710
Jumlah Peningkatan Produktivitas (1) 583,511 Ha 832,561
2 1 Perluasaan Areal Tanam (PAT) 340,000 Ha 468,350 15 Provinsi, 115Kabupaten
Pnerapan paket teknologipada perluasan arealtanam
34,000 102,000 170,000 340,000 Ditjen TP Kemenkeu, KemenegBUMN, BadanLitbang, BPPSDMP,Pemda
Jumlah Perluasan Areal Tanam (2) 340,000 Ha 468,350 625,184
Total (1+2) 923,511 Ha 1,300,911 877,335.45
SASARAN PRODUKSI 1,500,000 1.483
KEKURANGAN PRODUKSI (199,089)
Sasaran Produksi Nasional 1.500.000 Ton
(Sesuai Sidang Kabinet Bukittinggi).
NO. ASPEK/SASARAN KEGIATAN
TARGET
LANGKAH OPERASIONAL
UKURAN KEBERHASILANPENANGGUNG
JAWAB
KEMENTERIAN/
LEMBAGA TERKAITVOLUME
Peningkatan produktivitas dari 14,57Ku/Ha menjadi 15,10 Ku/Ha
PERLUASAN AREAL TANAM
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian100
Lanjutan Lampiran 8
PRODUKSI
(TON)LOKASI B03 B06 B09 B12
1 DUKUNGAN BENIH
1 Subsidi Benih unggul berlabel utk SL-PTT 3,875 Ton 29 Prov, 139 Kab Penyaluran benihbersubsidi
388 1,163 2,519 3,875 BUMN/PT SHS Kemenkeu, MenegBUMN, Pemda
2 Stok benih sumber TA. 2013
- Stok benih BS (2013) 10.30 Ton 29 Provinsi Penyaluran benih sumberke penangkar
6.18 10.30 Badan LitbangPertanian
Batan, Pemda
- Stok Benih FS (2013) 6.80 Ton Penyaluran benih sumberke penangkar
5.10 6.80 Badan LitbangPertanian
Batan, Pemda
3 Penyediaan benih sumber (BS, FS, SS) TA.2014 3,300 Ton 14 Provinsi
- Penyediaan benih sumber kedelai kelas BS (Ton) 8 Ton 14 Provinsi Produksi benih sumber 6.4 8 Badan LitbangPertanian
Batan, Pemda
- Penyediaan benih sumber kedelai kelas FS (Ton) 158 Ton 14 Provinsi Produksi benih sumber 126.4 158 - Ditjen TP Pemda
- Penyediaan benih sumber kedelai kelas SS (Ton) 3,134 Ton 14 Provinsi Produksi benih sumber 2507.2 3134 - Ditjen TP Pemda
4 Penyediaan benih (BR) unggul berlabel utk Perluasan ArealTanam (PAT)
17,000 Ton 15 provinsi, 115 kab Produksi benih sebar 1,700 5,100 8,500 17,000 Ditjen TP Pemda, BUMN.
5 Penyediaan benih unggul non Label (Lokasi Swadaya) (BR) 25,301 Ton 31 Prov, 376 Kab Pelaksanaan produksibenih sistem Jabalsim,pembinaan
1,265 3,795 8,855 25,301 Ditjen TP Pemda, BUMN.
NO. ASPEK/SASARAN KEGIATAN
TARGET
LANGKAH OPERASIONAL
UKURAN KEBERHASILANPENANGGUNG
JAWAB
KEMENTERIAN/
LEMBAGA TERKAITVOLUME
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian101
Lanjutan Lampiran 8
PRODUKSI
(TON)LOKASI B03 B06 B09 B12
2
1 Kebutuhan Pupuk bersubsidi Urea, SP36, NPK, organik, CalsiumPlus(Kapur Aktif).
923,511 Ha 29 prov, 226 Kab Pengalokasian Pupukbersubsidi Permentan
Ditjen PSP BUMN, Kemendag,Pemda
- Urea 92,351 Ton 30 prov, 226 Kab Pengalokasian Pupukbersubsidi Permentan
9,235 27,705 73,881 92,351 Ditjen PSP BUMN, Kemendag,Pemda
- SP-36 92,351 Ton 31 prov, 226 Kab Pengalokasian Pupukbersubsidi Permentan
9,235 27,705 73,881 92,351 Ditjen PSP BUMN, Kemendag,Pemda
- NPK 46,176 Ton 32 prov, 226 Kab Pengalokasian Pupukbersubsidi Permentan
4,618 13,853 36,940 46,576 Ditjen PSP BUMN, Kemendag,Pemda
- Organik 461,756 Ton 33 prov, 226 Kab Pengalokasian Pupukbersubsidi Permentan
46,176 138,527 369,404 465,756 Ditjen PSP BUMN, Kemendag,Pemda
- Calsium Plus (Kapur Aktif) 18,470 Ton 34 prov, 226 Kab Pengalokasian Pupukbersubsidi Permentan
1,847 5,541 14,776 18,630 Ditjen PSP BUMN, Kemendag,Pemda
Pengadaan, penjualan danpenyaluran pupuk
5% 15% 35% 100% Ditjen PSP BUMN, Kemendag,Pemda
2 Bantuan Alat Mesin Pertanian 145 Pkt 19 Prop, 145 Kab Pengadaan, danpenyaluran peralatan
5% 15% 35% 100% Ditjen PSP Pemda
- Traktor 145 Pkt Pengadaan, danpenyaluran peralatan
7 22 51 145 Ditjen PSP Pemda
- Pompa air 145 Pkt Pengadaan, danpenyaluran peralatan
7 22 51 145 Ditjen PSP Pemda
- Spayer 145 Pkt Pengadaan, danpenyaluran peralatan
7 22 51 145 Ditjen PSP Pemda
3 Bantuan Peralatan pasca panen (power threser) 72 unit 29 Prov, 139 Kab Pengadaan, danpenyaluran peralatan
0 - 36 72 Ditjen TP Pemda
INFRASTRUKTUR, PRASARANA
DAN SARANA
NO. ASPEK/SASARAN KEGIATAN
TARGET
LANGKAH OPERASIONAL
UKURAN KEBERHASILANPENANGGUNG
JAWAB
KEMENTERIAN/
LEMBAGA TERKAITVOLUME
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian102
Lanjutan Lampiran 8
PRODUKSI
(TON)LOKASI B03 B06 B09 B12
3 PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA
1 Pengawalan dan pendampingan SL-PTT dan non SL-PTTKedelai
808 unit 26 Provinsi 1. Penyusunan rencanakerja penyuluh ditingkatWKPP
0 50 100 0 BPPSDMP Pemda
2. Penyusunan RDKKtingkat desa
0 50 100 0
3. Kursus Tani 0 0 75 100
4. Farmer Field Day 0 0 75 100
2 Peningkatan Kompotensi Apartur dan non aparatur 990 OrangPenyuluh
6 UPT PeltihanPusat dan 10 UPTDaerah
Pelatihan bagi Aparatur 198 693 792 990 BPPSDMP Pemda
3 Materi Penyuluhan Pertanian 10 Judul 29 Provinsi Penyusunan Materi - 3 10 100 BPPSDMP Pemda
4 PEMBIAYAAN
1 Pengalokasian Kredit KKPE untuk kedelai swadaya 480,710 ha 31 Prov, 376 Kab Daftar usulan pengajuankredit, dan kesiapan Avalis
48,071 144,213 384,568 480,710 Ditjen PSP Bank milik pemerintah
Penyaluran kredit usahakepada keltan yg tepat
Ditjen PSP Bank milik pemerintah
2 APBD 1 paket 29 Prov Pembinaan,Pengembangan danpendampingan
Pemda Bank milik pemerintah
3 Swasta/Investor/ sumber lainnya 1 paket 29 Prov Sosialisasi, Promosi,Koordinasi
100 Ditjen TP Pemda, Swasta
Bantuan Modal kemitraan 5% 15% 35% 100% Ditjen TP Pemda, Swasta
NO. ASPEK/SASARAN KEGIATAN
TARGET
LANGKAH OPERASIONAL
UKURAN KEBERHASILANPENANGGUNG
JAWAB
KEMENTERIAN/
LEMBAGA TERKAITVOLUME
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian103
Lanjutan Lampiran 8
PRODUKSI
(TON)LOKASI B03 B06 B09 B12
5 TEKNOLOGI
1 Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) 52 Unit 15 Prov Operasional sesuai jadwaltanam
3 10 29 52 Ditjen TP Pemda
2 Pengembangan Varietas Unggul 2 Var 14 Provinsi Pengembangan danPenyebar luasan
1 2 Badan LitbangPertanian
BPPT, Pemda
3 Inovasi Teknologi Budidaya 5 paket 14 Prov Pengembangan danPenyebar luasan
2 4 5 Badan LitbangPertanian
4 Kalender Tanam Terpadu 2 Paket 29 Prov Sosialisasi penggunaanKalender tanam terpadu
1 2 Badan LitbangPertanian
5 Pengawalan teknologi SLPTT 8 Orang 18 Prov Kunjungan Lapangan 5 8 Badan LitbangPertanian
Pemda
6 INDUSTRI HILIR
1 Peningkatan mutu hasil 1 paket 29 Prov Pelatihan danpendampinganpengelolaan pasca panen
Ditjen TP Pemprov dan Pemkab
2 Fasilitasi pengolahan kedelai 15 unit Tersalurkannya peralatanpengolahan
0 0 5 15 Ditjen PPHP Perindustrian
3 Jaminan Harga dan Pasar 30 % dariproduksi
390,273 ton, di 29 Prov Pembelian panen di tkpetani dgn harga layak
5% 15% 35% 100% BULOG Kemendag, MenegBUMN, Bulog, Pemdadan Asosiasi industritahu tempe
7
1 Regulasi Sistem Perbenihan kedelai GMO 1 paket Pusat Penyempurnaan regulasisistem perbenihan kedelaiuntuk memperlancarpenyediaan produksi benihkedelai
1 Ditjen TP Kementan,KementerianLingkungan Hidup
2 Kebijakan Investasi dibidang Tanaman Pangan 1 paket Pusat Penyiapan ataupenyempurnaan regulasiinvestasi di bidang Panganyang menarik minatinvestor
1 Ditjen TP Kementan
3 Pengaturan Importasi kedelai 1 paket Pusat Pengendaliaan importasikedelai saat panen raya
1 Ditjen PerdaganganLuar Negeri(Kemendag)
Kemenko, Kemenkeu,Kemendag,Kemenperin.
REGULASI PENDUKUNG
NO. ASPEK/SASARAN KEGIATAN
TARGET
LANGKAH OPERASIONAL
UKURAN KEBERHASILANPENANGGUNG
JAWAB
KEMENTERIAN/
LEMBAGA TERKAITVOLUME
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian104
Lampiran 9
RENCANA FASILITASI SL PTT KEDELAI TAHUN 2014
Contoh Satuan Biaya SL-PTT Kedelai Tahun 2014 Pulau Jawa
Jumlah
(Rp. 000)
Jumlah
(Rp. 000)
Pupuk NPK 100 Kg 2.300 /Kg 230 100 Kg 2.300 /Kg 230
Pupuk SP-36 50 Kg 2.000 /Kg 100 50 Kg 2.000 /Kg 100
Pupuk Hayati (Rhizobium) 1 Paket 120.000 /Paket 120 - - - - -
Pupuk Organik Padat/Cair 1 Paket 420.000 /Paket 420 - - - - -
Pestisida Organik/Anorganik 1 Paket 245.000 /Paket 245 1 Paket 210.000 /Paket 210
1.115 540
Pertemuan kelompok 6 Paket 5.000 /Ha 30 6 Paket 5.000 /Ha 30
1.145 570
Papan Nama 1 Paket 50 1 Paket 50
Pendampingan Petugas 3 Kali 330 3 Kali 330
Pendampingan Aparat 1 Kali 110 1 Kali 110
Harga (Rp/Satuan)
Total Bansos LL Total Bansos SL
Per Kawasan 50 Ha Per Kawasan 50 Ha
Uraian
Laboratorium Lapangan Sekolah Lapangan
Volume Volume Harga (Rp/Satuan)
Total Saprodi LL Total Saprodi SL
Per Kawasan 50 Ha Per Kawasan 50 Ha
Per Kawasan 50 Ha Per Kawasan 50 Ha
Bantuan Sosial
Belanja Barang Non
Operasional Lainnya
Keterangan :a. Volume benih sesuai rekomendasi Kepala Badan Litbang Pertanian No. 586/LB.130/I/7/2013 tanggal
23 Juli 2013b. Pupuk NPK dan SP-36 di utamakan pupuk bersubsidic. Pupuk Hayati (Rhizobium) 200 – 250 gram/ha
Contoh Satuan Biaya SL-PTT Kedelai Tahun 2014 Luar Pulau Jawa
Jumlah
(Rp. 000)
Jumlah
(Rp. 000)
Pupuk NPK 100 Kg 2.300 /Kg 230 100 Kg 2.300 /Kg 230
Pupuk SP-36 50 Kg 2.000 /Kg 100 50 Kg 2.000 /Kg 100
Pupuk Hayati (Rhizobium) 1 Paket 120.000 /Paket 120 - - - - -
Pupuk Organik Padat/Cair 1 Paket 560.000 /Paket 560 - - - - -
Kapur Pertanian 1 Paket 485.000 /Paket 485 1 Paket 465.000 /Paket 465
Pestisida Organik/Anorganik 1 Paket 245.000 /Paket 245 1 Paket 245.000 /Paket 245
1.740 1.040
Pertemuan kelompok 6 Paket 5.000 /Ha 30 6 Paket 5.000 /Ha 30
1.770 1.070
Papan Nama 1 Paket 50 1 Paket 50
Pendampingan Petugas 3 Kali 330 3 Kali 330
Pendampingan Aparat 1 Kali 110 1 Kali 110
Harga (Rp/Satuan)Uraian
Laboratorium Lapangan Sekolah Lapangan
Volume
Total Saprodi LL Total Bansos SL
Total Bansos LL Total Bansos SL
Volume Harga (Rp/Satuan)
Per Kawasan 50 Ha
Per Kawasan 50 Ha Per Kawasan 50 Ha
Belanja Barang Non
Operasional Lainnya
Bantuan Sosial
Per Kawasan 50 Ha Per Kawasan 50 Ha
Per Kawasan 50 Ha
Keterangan :b. Volume benih sesuai rekomendasi Kepala Badan Litbang Pertanian No. 586/LB.130/I/7/2013 tanggal
23 Juli 2013c. Pupuk NPK dan SP-36 di utamakan pupuk bersubsidid. Pupuk Hayati (Rhizobium) 200 – 250 gram/ha
Komponen sarana produksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dimasing masing daerah sesuai rekomendasi teknis setempat
(spesifik lokasi). Apabila salah satu komponen dalam paket berlebih,
dapat digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan, dan
apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD
atau sumber-sumber lainnya.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian105
Lanjutan lampiran 9
Contoh Satuan Biaya Perluasan Areal Tanam (PAT) Kedelai Tahun 2014
Jumlah (Rp.
000)
Benih 50 Kg 14.700 /Kg 735
Pupuk NPK 100 Kg 2.300 /Kg 230
Pupuk SP-36 50 Kg 2.000 /Kg 100
Pupuk Hayati (Rhizobium) 1 Paket 120.000 /Paket 120
Pupuk Organik Padat/Cair 1 Paket 120.000 /Paket 120
Pestisida Organik/Anorganik 1 Paket 227.500 /Paket 228
1.532,50
Benih 50 Kg 14.700 /Kg 735
Pupuk NPK 100 Kg 2.300 /Kg 230
Pupuk SP-36 50 Kg 2.000 /Kg 100
Pupuk Hayati (Rhizobium) 1 Paket 120.000 /Paket 120
Pupuk Organik Padat/Cair 1 Paket 120.000 /Paket 120
Pestisida Organik/Anorganik 1 Paket 227.500 /Paket 227,50
Herbisida 4 Liter 65.000 /Liter 260
Kapur Pertanian 1 Paket 390.000 /Paket 390
2.182,50
Pulau Jawa
Volume Harga (Rp/Satuan)
I. Pulau Jawa
Total Saprodi
II.Luar Pulau
Jawa
Total Saprodi
No. Uraian
Keterangan :a. Volume benih sesuai rekomendasi Kepala Badan Litbang Pertanian No. 586/LB.130/I/7/2013 tanggal
23 Juli 2013b. Pupuk NPK dan SP-36 di utamakan pupuk bersubsidic. Pupuk Hayati (Rhizobium) 200 – 250 gram/ha
Komponen sarana produksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dimasing masing daerah sesuai rekomendasi teknis setempat (spesifik
lokasi). Apabila salah satu komponen dalam paket berlebih, dapat
digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan, dan apabila dana
saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD atau sumber-
sumber lainnya.
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian106
Lampiran 10
LOKASI PENGEMBANGAN UBIKAYU TAHUN 2014
Luasan
(Ha)
1 Kalimantan Tengah 50
1 Pulang Pisau 50
2 NTT 400
1 Belu 100
2 TTS 150
3 Ende 150
3 Maluku 100
1 Seram Bagian Barat 50
2 Seram Bagian Timur 50
4 Papua Barat 100
1 Fak fak 50
2 Kaimana 50
Jumlah 650
KabupatenNo Provinsi
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian107
Lampiran 11
CONTOH SATUAN BIAYA PENGEMBANGAN UBIKAYU TAHUN 2014
SATUAN BIAYA
(Rp) (Rp)
1 Urea 300 Kg 1,800 540,000
2 SP-36 150 Kg 2,000 300,000
3 NPK 300 Kg 2,300 690,000
4 Pupuk Organik/Padat/Cair 1 Paket 2,500,000 2,500,000
Biaya Saprodi untuk 1 Ha 4,030,000
No URAIAN DOSIS
Jenis komponen sarana produksi, volume, dan harga, tidak mengikat
merupakan acuan umum, dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
lokasi/rekomendasi yang telah ditetapkan oleh masing masing daerah
sesuai peraturan yang berlaku. Apabila salah satu komponen dalam paket
berlebihan dapat digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan
(kecuali bibit/benih), atau penambahan areal tanam dan apabila dana
saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD atau sumber lainnya
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian108
Lampiran 12
LOKASI PENGEMBANGAN UBIJALAR TAHUN 2014
Luasan
(Ha)
1 Maluku 200
1 Maluku Tenggara Barat 50
2 Maluku Tengah 50
3 Maluku Tenggara 50
4 Pulau Buru 50
2 Papua 775
1 Jayawijaya 100
2 Merauke 100
3 Mimika 100
4 Nabire 100
5 Keerom 100
6 Puncak Jaya 100
7 Tolikara 75
8 Intan Jaya 100
3 Papua Barat 650
1 Sorong 150
2 Manokwari 150
3 Teluk Bintuni 150
4 Sorong Selatan 100
5 Maybrat 100
Jumlah 1,625
No Provinsi Kabupaten
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian109
Lampiran 13
CONTOH SATUAN BIAYA PENGEMBANGAN UBIJALAR
TAHUN 2014
SATUAN BIAYA
(Rp) (Rp)
1 Urea 100 Kg 1,800 180,000
2 SP-36 100 Kg 2,000 200,000
3 NPK 300 Kg 2,300 690,000
4 Pupuk Organik Padat/Cair 5,000 Kg 500 2,500,000
Biaya Saprodi untuk 1 Ha 3,570,000
No URAIAN DOSIS
Jenis komponen sarana produksi, volume, dan harga, tidak mengikat
merupakan acuan umum, dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
lokasi/rekomendasi yang telah ditetapkan oleh masing masing daerah
sesuai peraturan yang berlaku. Apabila salah satu komponen dalam paket
berlebihan dapat digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan
(kecuali bibit/benih), atau penambahan areal tanam dan apabila dana
saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD atau sumber lainnya
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian110
Lampiran 14
Provinsi
Kabupaten =Komoditi =
No. Kecamatan D e s a Nama Nama Ketua Jumlah Luas Jadwal VarietasKel.Tani Kel.Tani Anggota Tanam Tanam
(Ha)
Jumlah
………………………………..2014
MengetahuiKepala Dinas Tanaman Pangan
BLANKO CPCL SL-PTT/PAT/PENGEMBANGAN
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian111
Lampiran 15
Propinsi :
No. KomoditiRenc. Real. Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real.
1 Kedelai
2 Kc. Tanah
3 Kc. Hijau
4 Ubikayu
5 Ubijalar
Jumlah
………………………………..2014Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman PanganPropinsi ………………………..
…………………………………….NIP. ………………………………
Peb-2014 Maret-2014
RENCANA DAN REALIASAI TANAM KOMODITI KABI MT. 2013/2014
Okt.-13 Nop-13 Des-13 Jan-2014
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian112
Lanjutan lampiran 15
Propinsi :
No. KomoditiRenc. Real. Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real.
1 Kedelai
2 Kc. Tanah
3 Kc. Hijau
4 Ubikayu
5 Ubijalar
Jumlah
………………………………..2014Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman PanganPropinsi ………………………..
…………………………………….NIP. ………………………………
Agst-2014 Sep-14April.-2014 Mei-2014 Juni-2014 Juli-2014
RENCANA DAN REALIASAI TANAM KOMODITI KABI MT. 2014
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian113
Lampiran16
Komoditi =
No. Kecamatan D e s a Nama Nama Ketua Jumlah Luas JadwalKel.Tani Kel.Tani Anggota Tanam Tanam Bibit Varietas Urea SP-36 KCl Ket.
(Ha) (Stek) (Kg) (Kg) (Kg)
Jumlah
………………………………..2014Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman PanganKabupaten………………………..
……………………………………………NIP. ………………………………
LAPORAN HASIL CPCL SL-PTT/PAT/PENGEMBANGAN
Rencana Penyediaan Saprodi
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian114
Lampiran 17
Kabupaten =Komoditi =
No. Kecamatan/ Nama Luas TipologiDesa Kel.Tani/ Tanam Lahan Urea SP-36 KCl Pupuk Pestisida Tanam Panen Pola Tanam
Petani (Ha) Jml Varietas (Kg) (Kg) (Kg) Kandang (Kg/Ltr) (Tgl./Bln) (Tgl./Bln) Setahun(Kg/Stek)
Jumlah
………………………..2014Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman PanganKabupaten ………………………
…………………………………….NIP. ………………………………
LAPORAN AWAL PELAKSANAAN SL-PTT/PAT/PENGEMBANGAN
RencanaBenih/Bibit
Rencana Penyediaan Saprodi
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian115
Lampiran 18
Kabupaten =Komoditi =
No. Kecamatan/ Nama Kel.Desa Tani/Petani Rencana Realisasi Waktu Urea SP-36 KCl Pupuk Pestisida Provitas Produksi
(Ha) (Ha) (Tgl/Bln) Jumlah Varietas (Kg) (Kg) (Kg) Kandang (Kg/Ltr) (Ku/Ha) (Ton)
(Kg/Stek)
Jumlah
………..………………………2014Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman PanganKabupaten ………………………
…………………………………….NIP. ………………………………
LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN SL-PTT/PAT/PENGEMBANGAN
TanamBenih/Bibit
Penggunaan Saprodi Sasaran
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian116
Lampiran 19
Kabupaten =Komoditi =
No. Kecamatan/ Nama Kel.Desa Tani/Petani Tanam Waktu Panen Provitas Provitas Produksi Varietas Permasalahan
Sebelum Sesudah(Ha) (Tgl/Bln) (Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ton)
Jumlah
……………………………………2014Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman PanganKabupaten……………………..
…………………………………….NIP. ………………………………
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN SL-PTT/PAT/PENGEMBANGAN
Realisasi
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian117
Lampiran 20Propinsi :Kabupaten :Kecamatan :Desa :Komoditi :
NO. URAIAN FISIKRiil dikeluarkan Diperhitungkan
I INPUTA. TENAGA KERJA (HOK)
1. Pengolahan Tanah s/d siap tanama. Manusiab. Ternakc. Traktor/Mesin
2. Menanam3. Mempupuk4. Membrantas Hama5. Menyiang6. Memanen7. Mengangkut
Jumlah AB. SARANA PRODUKSI
1. Bibit/Stek (Batang)a. Pembelianb. Produksi Sendiri
2. Pupuk (Kg/Ltr)a. Ureab. TSP/SP-36c. KCld. Kandang/Hijaue. Lainnya (Tetes Miwon)
3. Pestisida (Kg/Ltr)a. Insektisida Padat
Insektisida Cairb. Lainnya padat
Lainnya cairJumlah B
C PENGELUARAN LAIN1. Sewa tanah2. Pajak3. LainnyaJumlah CTOTAL (A + B + C)
I BIAYA PRODUKSI1. Per hektar (Rp.)2. Per kilogram (Rp.)
II OUT PUT1. Produksi2. Nilai hasil
III PENDAPATAN BERSIH (Rp)1. Secara usahatani
a. Per musim = Rp. ………b. Per bulan = Rp. ………
2. Petania. Per musim = Rp. ………b. Per bulan = Rp. ………
IV R/C
Keterangan : *) Coret yang tidak perluHarga/Kg = ………..Umur panen = ……….. Bulan
Varietas = …………………………….. 2014
Petugas
…………………………NIP. ……………………
BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TANI KABI HEKTAR TAHUN 2014SEBELUM DAN SETELAH PELAKSANAAN SL-PTT/PAT/PENGEMBANGAN
NILAI (RP)