arah kebijakan pembangunan pertanian maritim, dan mencerminkan kepribadian indonesia sebagai negara...
TRANSCRIPT
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERENCANAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Disampaikan di dalam Pra Musrenbangtannas Tahun 2015
Jakarta, 12 Mei 2015
Direktur Pangan dan Pertanian
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
ISI PAPARAN
I. RPJMN 2015-2019 :1.1 PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING1.2 KEDAULATAN PANGAN
II. RANCANGAN AKHIR RKP 2016
2
I. RPJMN 2015-2019(PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
2 TAHUN 2015)
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
2 TAHUN 2015)
Slide - 3
Buku I : Agenda Pembangunan NasionalBuku II : Agenda Pembangunan BidangBuku III : Agenda Pembangunan Wilayah
VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
7 MISI
Keamanan nasional yg mampu menjagakedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dg mengamankanSD maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negarakepulauan.
Masyarakat maju,berkeimbangandan demokratisberlandaskan
negara hukum.
Politik LN bebasaktif dan
memperkuat jatidiri sebagai
negara maritim
Kualitas hidupmanusian Indonesiayg tinggi, maju dan
sejahtera
Bangsa berdayasaing
Indonesia menjadi negaramaritim yg mandiri, maju,
kuat dan berbasiskankepentingan nasional
Masyarakat ygberkepribadian
dalamkebudayaan.
NAWACITA – 9 agenda prioritas
Akanmenghadirkankembali negara
untuk melindungisegenap bangsa
dan memberi rasaaman pada seluruh
WN
Akan membuatPemerintah
tidak absen dgmemba-ngun
tata kelola Pem.yg bersih,
efektif, demo-kratis danterpercaya
Akan membangunIndonesia daripinggiran dgmemperkuat
daerah-daerahdan desa dlm
kerangka NegaraKesatuan
Akan menolakNegara lemah
denganmelalukan
reformasi sistempenegakanhukum yang
bebas korupsi,bermartabat dan
terpercaya.
Akan mening-katkankuali-tas hidup
manusia Indonesiamelalui: IndonesiaPintar, IndonesiaSehat, Indonesia
Kerja dan IndonesiaSejahtera
Akan mening-katkan
produktivitasrakyat dan dayasaing di pasarinternasional
Akanmewujudkankemandirianekonomi dgmenggerak-kan sektor-
sektor strategisekonomidomestik
Akanmelakukan revolusikarakterbangsa
Akan memper-teguh Kebhi-nekaan danmemperkuat
restorasi sosial.
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG
TRISAKTI DAN NAWACITA
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK(12 program aksi-115 prioritas utama)
BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI(16 program aksi)
BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANGKEBUDAYAAN (3 program aksi)
1.Membangunwibawa politikLN danmereposisiperanIndonesiadalam isu-isuglobal (4)
2.Menguatkansistempertahanannegara (4)
3.Membangunpolitikkeamanan danketertibanmasyarakat (8)
4.Mewujudkanprofesionalitasintelijen negara(7)
5. Membangunketerbukaaninformasi dankomunikasipublik (7)
6.Mereformasisistem dankelembagaandemokrasi (6)
7.Memperkuatpolitikdesentralisasidan otda (11)
8.Mendedikasikandiri untukmemberdayakandesa (8)
9. Melindungi danmemajukan hak-hak masyarakatadat (6)
10. Pemberda-yaanPerempuandalam politik danpembangunan(7)
11. Mewujudkansistem danpenegakanhukum yangberkeadilan (42)
12. Menjalankanreformasibirokrasi danpelayanan publik(5)
1. Dedikasikanpembangunan kualitasSDM
2. Membangun ke-daulatan panganberbasis agribisniskerakyatan
3. Mendedikasikanprogram u/ mem-bangun daulat energiberbasis kepentingannas.
4. Untuk pengua-saanSDA melalui 7 langkah& mem-bangun regulasimewajibkan CSR &/atausaham u/ masyarakatlokal/ sekitar tambang,penguatan kapa-sitaspengusaha nasional(trmsuk penambangrakyat) dlm penge-lolaan tambangberkelanjutan.
5. Membangunpemberdayaan buruh
6.Membangunsektorkeuanganberbasisnasional
7.Penguataninvestasidomestik
8.Membangunpenguatankapasitasfiskal negara
9.Membanguninfrastruktur
10. Membangunekonomimaritim
11. Penguatansektorkehutanan
12. Membanguntata ruang danlingkunganberkelanjutan
13.Membangunperimbanganpembangunankawasan
14.Membangunkarakter danpotensi wisata
15.Mengembangkan kapasitasperdagangannasional
16.Pengembangan industrimanufaktur
1. Berkomitmenmewujudkan
pendidikan sbgpembentuk
karakter bangsa
2. Akanmemperteguhkebhinekaan
Indonesia danmemperkuat
restorasisosial
3. Akanmembangun jiwabangsamelalui
pemberdayaan
pemudadan olah
raga
VISI MISI PEMBANGUNAN
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan BerkepribadianBerlandaskan Gotong-royong
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkankepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negarahukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negaramaritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, danberbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
SEMBILAN AGENDA PEMBANGUNAN
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa danmemberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelolapemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistemdan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, danterpercaya.dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, danterpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkitbersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR DIMENSI PEMERATAAN &
1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin
melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpamenghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadiagen pertumbuhan;
3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTORUNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN &KEWILAYAHAN
KONDISI PERLU
Kepastian dan PenegakanHukum
Keamanan dan Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
AntarkelompokPendapatan
Antarwilayah: (1) Desa,(2) Pinggiran, (3) Luar
Jawa, (4) Kawasan Timur
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi &Ketenagalistrikan
Kemaritiman dan Kelautan
Pariwisata dan IndustriMental / Karakter
1.1 KEBIJAKAN NASIONAL PENINGKATAN AGROINDUSTRI
No.
Komoditi Baseline(2014)
2019 2015-2019 (Rata-rata pertahun %)
1. Komoditi Perkebunan(ribu ton)
Kelapa sawit 29.344 36.420 4,3
Karet 3.153 3.810 3,5
Kakao 709 870 3,0
SASARAN UTAMA:
1.Meningkatnya PDBindustri pengolahanmakanan danminuman sertaproduksi komoditasandalan ekspor dankomoditas
8
Kakao 709 870 3,0
Teh 144 163 0,5
Kopi 685 778 1,8
Kelapa 3.031 3.491 1,4
2. Hortikultura (ribu ton)
Mangga 2.236 2.519 2,4
Nenas 1.851 2.042 2,0
Manggis 142 155 1,8
Salak 1.038 1.146 2,0
Kentang 1.296 1.431 2,0
komoditasprospektif;
2.Meningkatnyajumlah sertifikasiuntuk produkpertanian yangdiekspor;
3.Berkembangnyaagroindustriterutama diperdesaan.
STRATEGI PENGUATAN(Nawacita Presiden terkait)
PENGEMBANGANINDUSTRI PENGOLAHAN
TERUTAMA DI PERDESAANSERTA PENINGKATAN
EKSPOR HASIL PERTANIAN
1. Pemanfaatan lahan bekaspertambangan
2. Pemulihan kualitas kesuburanlahan yang airnya tercemar
3. 1000 desa pertanian organik4. Pencipataan sistem inovasi
nasional5. Perluasan lahan kering 1 juta ha6. Pendirian unit perbankan untuk
pertanian, UMKM, koperasi
PENINGKATANAGROINDUSTRI
PENINGKATANPRODUKTIVITAS, MUTU
HASIL PERTANIANKOMODITI ANDALAN
EKSPOR, POTENSIAL UNTUKEKSPOR DAN SUBTITUSI
IMPOR
pertanian, UMKM, koperasi7. Peningkatan kemampuan petani,
organisasi petani, dan polahubungan pemerintah
8. Pelibatan perempuanpetani/pekerja
9. Pencipataan daya tarik pertanianbagi TK muda
10.Pengembangan inovasi teknologimelalui kerjasama swasta,pemerintah, dan PT
11.Techno-science park
9
INDIKATOR2014
(baseline)2019
Rata-rata Pertumbuhan2015-2019 (%)
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan
- Padi (Juta Ton) 70,6 82,0 3,03
- Jagung (Juta Ton) 19,1 24,1 4,7
- Kedelai (Juta Ton) 0,9 2,6 22,7
- Gula (Juta Ton) 2,6 3,8 8,3
- Daging Sapi (Ribu Ton) 452,7 755,1 10,8
1.2 KEBIJAKAN NASIONAL KEDAULATAN PANGAN
- Daging Sapi (Ribu Ton) 452,7 755,1 10,8
- Ikan -diluar rumput lain (Juta ton) 12,4 18,8 8,7
-Garam (Juta Ton) 2,5 4,5 12,9
Konsumsi
-Konsumsi kalori (Kkal) 1.967 2.150 -
-Konsumsi ikan (kg/kap/tahun) 38,0 54,5 7,5
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 81,8 92,5 -
Slide - 10
Dalam 5 tahun ke depan, produksi padi akan diarahkan untuk meningkatkan surplus beras; jagung difokuskanuntuk keragaman pangan dan pakan lokal; kedele difokuskan untuk mengamankan kebutuhan pengrajin dankebutuhan konsumsi tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumahtangga.
STRATEGI PENGUATAN(Nawacita Presiden terkait)
KEDAULATAN
PENINGKATANPRODUKSI
PANGAN POKOK
PERBAIKANKUALITAS
KONSUMSIPANGAN DAN GIZI
MASYARAKAT
1. Pengendalian konversi lahan dan perluasan sawah baru 1 jutaha
2. Pemanfaatan lahan bekas pertambangan3. 1000 Desa Mandiri Benih4. Pemulihan kualitas kesuburan lahan yang airnya tercemar5. 1000 desa pertanian organik6. Pencipataan sistem inovasi nasional7. Perluasan lahan kering 1 juta ha8. Pendirian unit perbankan untuk pertanian, UMKM, koperasi9. Peningkatan kemampuan petani, organisasi petani, dan pola
hubungan pemerintah10.Pelibatan perempuan petani/pekerja11.Pencipataan daya tarik pertanian bagi TK muda12.Pengembangan inovasi teknologi melalui kerjasama swasta,
pemerintah, dan PT13.Techno-science park14.Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi rusak dan bendungan15.Pembangunan 100 sentra perikanan/nelayan terpadu,
termasuk pengembangan sistem logistik ikan (coldstorage)dan pengembangan sistem informasi bagi nelayanKEDAULATAN
PANGANSTABILISASI
HARGA BAHANPANGAN
MITIGASIGANGGUANTERHADAP
KETAHANANPANGAN
PENINGKATANKESEJAHTERAANPELAKU USAHA
PANGAN
dan pengembangan sistem informasi bagi nelayan
1. Penyediaan kapal pengangkut ternak2. Pemberantasan “mafia” impor
1. Peningkatan akses dan aset petanimelalui distribusi hak atas tanah petanidan land reform dan programpenguasaan lahan terutama bagi petanigurem dan buruh tani
2. Sertipikasi hak atas tanah nelayan dalamupaya peningkatan akses permodalanuntuk pengembangan usaha
11
Pembukaan1 juta lahansawah baru
Reforma agraria9 juta Ha Perbaikan dan
pemb. Jaringanirigasi,
bendungan,pasar, dan
sarprastransportasi
Pengendalianimpor pangan
Kemen Pertanian; Kemen Kehutanan & LH;Kemen Agraria & TTR; Kemen PU; Pemda
Kemendag;Kemen Pertanian;KKP
Kemen PU;Kementan; KKPKemendag;Pemda
Keterkaitan Stakeholder dalamUpaya Pencapaian Kedaulatan Pangan
BAPPENAS : KOORDINASIPERENCANAAN
MENKO : KOORDINASIPELAKSANAAN
KEDAULATANPANGAN
Stop konversilahan produktif
Pemulihankualitas
kesuburanlahan; 1000
Desa MandiriBenihGudang dgn
fasilitaspengolahanpasca panen
di sentraproduksi; SLIN
Pendirian bankpertanian &
UMKM
Peningkatankemampuan
petani/nelayan/pemb
udidaya ikanPemb.
Agribisniskerakyatan
Kemen Pertanian; KKPKemen Perindustrian;Pemda
Bank Indonesia;Kemen Koperasi;Kemen Keuangan
Kemen Pertanian; KKPKemen BUMN; Pemda
Kemen Pertanian;KLH/BPLHPemda (BUMDes- Dana Desa)
Pemda;Kemen Agraria & TTR
Slide - 16
II. RANCANGAN AKHIR RKP 2016II. RANCANGAN AKHIR RKP 2016
BAB 4. TEMA DAN AGENDA PEMBANGUNAN
BAB 5. PEMBANGUNAN BIDANG
13
MUSRENBANGNAS – TRILATERAL MEETINGPEMBAHASAN RANCANGAN RKP 2016
• Telah dilakukan Musrenbangnas yang merupakan upaya mensinkronkan rencanatarget dan lokasi yang dirancang Pemerintah pusat dengan kesiapan Pemerintahdaerah dilanjutkan dengan Trilateral meeting KemenPPN/Bappenas –Kemenkeu - Kementan
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam pembahasan rencana kerjapembangunan pertanian:
a. Mengamankan target RPJMN 2015-2019 (memuat Nawacita Presiden)
b. Program dan kegiatan mengikuti struktur organisasi Kementan yang ada
14
b. Program dan kegiatan mengikuti struktur organisasi Kementan yang adasaat ini (12 Es.1) perubahan program menunggu Perpres terkait strukturorganisasi yang baru.
c. Sinkronisasi kegiatan di daerah dengan K/L (lokasi, target)kemenPPN/Bappenas mendorong Kementan dapat mengakomodasi usulandaerah namun harus disesuaikan dengan kesiapan teknis di daerah.
d. Payung hukum: insentif petani; bank pertanian
e. Kewenangan pusat-daerah. Misal. penetapan lahan pangan berkelanjutan;jaringan irigasi.
f. Penyesuaian unit cost, misal untuk perluasan sawah dan irigasi, terutamadi wilayah timur Indonesia.
SASARAN 2016
INDIKATOR PEMBANGUNANSASARAN
2016
KETAHANAN PANGAN
- Produksi bahan pokok
1. Padi (Juta Ton) 76,23
2. Jagung (Juta Ton) 21,35
INDIKATOR PEMBANGUNANSASARAN
2016MENINGKATKAN DAYA SAING
KOMODITAS BERBASIS SDA-LH
Perkebunan
- Kelapa Sawit (ribu ton) 30.845
- Karet (ribu ton) 3.438
- Kakao (ribu ton) 831
3. Kedelai (Juta Ton) 1,82
4. Gula (Juta Ton) 3,27
5. Daging Sapi-kerbau (Jt Ton) 0,59
- Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun)43,9
- Konsumsi Kalori (Kkal) 2.040
- Pola Pangan Harapan (PPH skor)86,2
15
- Teh (ribu ton) 160
- Kopi (ribu ton) 738
- Kelapa (ribu ton) 3.355
Hortikultura- Mangga (ribu ton) 2.340
- Nenas (ribu ton) 1.926
- Manggis (ribu ton) 147
- Salak (ribu ton) 1.080
- Kentang (Rb Ton) 1.322
ARAH KEBIJAKAN 2016
DIMENSI PEMBANGUNAN (BAB 4) PEMBANGUNAN BIDANG SDA DAN LH (BAB 5)
KEDAULATAN PANGAN I. MELANJUTKAN PERKUATAN KETAHANAN PANGAN DANKETAHANAN AIR UNTUK KEDAULATAN PANGAN NASIONAL
PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DANKEDELAI UNTUK MENCAPAI SWASEMBADA DANPENINGKATAN PRODUKSI PROTEIN HEWANIDAGING DAN GULA
PENGAMANAN PRODUKSI PANGAN POKOK UNTUKKEMANDIRIAN PANGAN
PENGUATAN STABILISASI HARGA DAN PASOKAN PENGUATAN STABILISASI HARGA DAN PASOKANPANGAN
PERBAIKAN KUALITAS KONSUMSI PANGAN DANGIZI MASYARAKAT
DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN
PENANGANAN GANGGUAN KETAHANANPANGAN
II. MENINGKATKAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN,PERIKANAN, KEHUTANAN, MINERAL DANPERTAMBANGAN, SERTA MENDUKUNG PENINGKATANNILAI TAMBAH NASIONAL
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS, PERTANIANBERKELANJUTAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI
PENINGKATAN PRODUKSI DAN NILAI TAMBAH SERTAKESEJAHTERAAN PETANI
16
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNANBIDANG SDA LH(LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN)
I. MELANJUTKAN PERKUATAN KETAHANAN PANGAN DAN KETAHANAN AIR UNTUK KEDAULATANPANGAN NASIONAL
1. Pengamanan Produksi untuk Kemandirian dan Diversifikasi Konsumsi Pangan
1a. Pengamanan produksi pangan pokok untuk kemandirian pangan :
• Perluasan tanam melalui: (i) Pencetakan sawah baru seluas 200 ribu ha; (ii) optimasi lahan danpemulihan kualitas kesuburan lahan untuk padi, jagung, dan kedelai seluas 670 ribu ha; (iii)percepatan optimasi perluasan areal tanam untuk peningkatan indeks pertanaman (PAT-PIP)kedelai seluas 400 ribu ha untuk mendukung perluasan pertanian lahan kering;
• Peningkatan produktivitas dilakukan dengan: (i) penyaluran bantuan pengembangan budidayapadi seluas 550 ribu ha dan jagung seluas 350 ribu ha; (ii) Pengadaan alat dan mesin pertanianpadi seluas 550 ribu ha dan jagung seluas 350 ribu ha; (ii) Pengadaan alat dan mesin pertanian(alsintan) untuk mendukung peningkatan produksi padi, jagung, kedelai sebanyak 12.300 unit; (iii)bantuan dan penyaluran subsidi pupuk sebanyak 10 juta ton; (iv) penguatan 1000 desa mandiribenih (v) peningkatan layanan produktivitas melalui pembangunan 10 Agro science park dan 23Agro techno park yang didukung dengan penyuluhan pertanian;
• Peningkatan produksi daging sapi, melalui: (i) peningkatan jumlah akseptor dan inseminasi buatansebanyak 2 juta akseptor; dan (ii) penyediaan bibit sapi
• Peningkatan produktivitas tebu, melaluipengembangan tanaman tebu seluas 42 ribu ha yangterdiri dari pengembangan areal produktif tanaman tebu 28,3 ribu ha dan pengembanganpertanian lahan kering berbasis tanaman tebu seluas 13,7 ribu ha;
• Penyediaan fasilitasi asuransi pertanian bagi petani khususnya untuk komoditi tanaman pangan;
• Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura,peternakan dan perkebunan seluas 500 ribu ha
17
1b. Diversifikasi konsumsi pangan :
• Peningkatan produksi non beras, antara lain panganberbasis aneka umbi;
• Peningkatan produksi dan konsumsi protein daging,• Peningkatan produksi dan konsumsi protein daging,telur, ikan, sayur, dan buah;
• Pengembangan model pekarangan pangan 5.500desa;
• Pemberdayaan 267 kawasan mandiri pangan;
• Penguatan pengawasan keamanan pangan daribahan pangan berbahaya maupun zoonosis;
18
II. MENINGKATKAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN, MINERAL DANPERTAMBANGAN, SERTA MENDUKUNG PENINGKATAN NILAI TAMBAH NASIONAL
1. Pengembangan Agribisnis, Pertanian Berkelanjutan dan Kesejahteraan Petani
• Revitalisasi perkebunan rakyat, melalui pengembangan areal produktif tanaman kelapa sawit seluas150 Ha, karet seluas 5,75 ribu Ha, kakao seluas 88,5 ribu Ha, teh seluas 3,1 ribu Ha, kopi seluas 15,5ribu Ha, dan kelapa seluas 12,3 ribu Ha;
• Peningkatan usaha budidaya dan pascapanen berupa: pengembangan pertanian lahan kering berbasiskawasan jeruk seluas 3.500 ha dan kawasan buah lainnya seluas 2.500 Ha, cabai seluas 5.100 ha, sertaproduksi benih bawang merah sebanyak 1 juta ton dan benih jeruk sebanyak 350 ribu batang;produksi benih bawang merah sebanyak 1 juta ton dan benih jeruk sebanyak 350 ribu batang;
• Dukungan layanan pola produksi berkelanjutan: (i) penerapan standardisasi dan keamanan pangandan pelayanan sertifikasi karantina pertanian; (ii) pengembangan usaha dan investasi dalam bentukSertifikasi Identifikasi Geografis untuk mewujudkan 1.000 desa pertanian organik; (iii) mendukungpengembangan 1000 desa pertanian organik (yang akan dilakukan pada tahun 2016 adalah sebagaiberikut: 150 desa berbasis perkebunan, 50 desa berbasis hortikultura, dan 250 desa berbasis tanamanpangan).
• Peningkatan kapasitas pemasaran produk pertanian di unit-unit Stasiun Terminal Agribisnis, pasarternak, pasar tani, dan UPPG sebesar 10 persen dalam mendukung pembangunan Agro Science danTechno Park;
• Peningkatan produksi hasil olahan perikanan dan rumput laut, melalui: (i) pengembangan industripangan olahan ikan dalam negeri; (ii) penyediaan bahan baku ikan untuk memenuhi industri panganolahan perikanan; dan (iii) pengembangan sentra kebun bibit rumput laut sebanyak 36 unit
19
2. Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Serta Kesejahteraan Petani:
• diseminasi informasi teknologi melalui penyuluhan dan media informasi;
• penyediaan subsidi bunga kredit untuk memberikan kemudahan bagi petanidalam mengakses pembiayaan di lembaga-lembaga perbankan;
• pengembangan jaringan pasar, dan pelayanan informasi pasar, pasar lelangkomoditi, dan market intelligence guna memberikan kemudahan akses daninformasi kepada pasar bagi petani;informasi kepada pasar bagi petani;
• pengembangan mutu dan standardisasi produk pertanian;
• pengembangan layanan petani melalui Agroscience parkdan Agrotechno park;
• penguatan kemitraan antara Gapoktan dengan industri pengolahandaneksportir, serta membangun dan memperkuat jaringan (networking)dengan asosiasi, industri, dan sektor jasa terkait lainnya.
20
KEGIATAN NAWACITA
NO KEGIATAN TARGET RPJMN/RKP LOKASI
1 Perluasan 1 juta ha lahan sawah baru 200.000 ha 28 prov
2 Perluasan pertanian lahan kering 1juta ha di luar Jawa
Kedelai 400 ribu ha; Perkebunan 29 ribu ha; horti6 ribu, peternakan 8 ribu
12 prov
3 Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi 500.000 ha 26 prov
4 Pengendalian konversi lahan 225 paket 33 prov
21
5 Pemulihan kualitas kesuburan lahanyang airnya tercemar
Optimasi dan pemulihan kesuburan lahan 670 ribuha
32 prov
6 1.000 Desa Mandiri Benih 2015: Pembangunan 1000 desa mandiri benih2016: Pengawalan dan pendampingan
32 prov
7 Peningkatan kemampuan petani (diantaranya melalui ATP, ASP)
10 ASP, 23 ATP 10 prov
8 Pembangunan gudang dengan fasilitaspengolahan pasca panen di tiap sentraproduksi
693 unit gudang dan fasilitas pengolahan 33 prov
9 1.000 Desa Pertanian Organik 250.000 ha SRI; 50 desa hortikultura 23 prov
PTT Padi, Jagung, Kedelai (1)
NO. PROVINSIPADI JAGUNG
KEDELAI
GP-PTT LAHANSAWAH
GP-PTTLAHANKERING
GP-PTTLAHAN
PS.SURUTPAT-PIP TOTAL
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
TOTAL 550.000 350.000 200.000 350.000 50.000 400.000 1.000.0001 ACEH 30.000 13.500 7.550 38.650 - 26.040 72.2402 SUMUT 26.000 12.000 3.120 3.050 - 8.300 14.470
22
2 SUMUT 26.000 12.000 3.120 3.050 - 8.300 14.4703 SUMBAR 16.000 5.500 - - - - -4 RIAU 8.500 3.500 100 3.650 4.500 9.000 17.2505 JAMBI 12.500 5.500 100 10.900 6.600 13.000 30.6006 SUMSEL 29.500 18.500 1.400 12.600 6.000 46.000 66.0007 BENGKULU 16.000 5.500 3.500 11.500 - 4.000 19.0008 LAMPUNG 35.000 39.000 5.050 6.250 6.000 19.500 36.8009 DKI JAKARTA - - - - - - -
10 JABAR 34.500 16.500 31.750 19.000 - 43.500 94.25011 JATENG 30.500 21.500 51.000 2.250 - 11.960 65.21012 DI YOGYAKARTA 9.000 3.500 2.000 2.000 - - 4.00013 JATIM 38.500 21.000 48.850 31.850 - 57.500 138.20014 KALBAR 21.000 6.500 - 1.200 7.500 6.000 14.70015 KALTENG 21.000 3.000 25 650 7.500 6.500 14.67516 KALSEL 17.000 3.000 200 13.500 9.900 11.500 35.10017 KALTIM 11.500 1.500 400 3.400 - 3.000 6.800
PTT Padi, Jagung, Kedelai (2)
NO. PROVINSIPADI JAGUNG
KEDELAI
GP-PTT LAHANSAWAH
GP-PTTLAHANKERING
GP-PTTLAHAN
PS.SURUTPAT-PIP TOTAL
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
18 SULUT 12.500 21.500 - 16.750 - 7.000 23.75019 SULTENG 11.000 19.000 - 4.725 - 7.000 11.72520 SULSEL 42.500 29.500 4.250 65.450 - 76.200 145.900
23
20 SULSEL 42.500 29.500 4.250 65.450 - 76.200 145.90021 SULTRA 10.500 8.000 1.000 28.000 - 12.500 41.50022 BALI 9.500 2.000 4.255 - - - 4.25523 NTB 22.000 29.000 26.000 52.000 - 25.000 103.00024 NTT 25.500 23.500 1.100 1.700 - 500 3.30025 MALUKU 7.500 3.700 850 1.350 - - 2.20026 PAPUA 6.000 500 - 2.150 - 250 2.40027 MALUT 8.500 2.900 - 1.825 - - 1.82528 BANTEN 10.500 3.000 3.500 3.000 - 3.750 10.25029 BABEL 2.000 - - - - - -30 GORONTALO 12.500 19.000 - 4.550 - - 4.55031 KEPRI - - - - - - -32 PAPUA BARAT 5.000 400 - 1.050 - - 1.05033 SULBAR 5.500 8.500 - 7.000 - - 7.00034 KALTARA 2.500 - 4.000 - 2.000 2.000 8.000
PENCETAKAN SAWAH BARU 2016
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
KepulauanRiau
BangkaBelitungSumater
aSelatan
Lampung
DKI
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
SulawesiUtaraGorontalo
SulawesiTengah
SulawesiBarat
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
MalukuUtara
Maluku
PapuaBarat
Papua
10.500ha
1100 ha
500 ha
5000 ha
1035 ha600 ha
5,000 ha
10,000ha
5,282 ha
10.000ha
3.100 ha 6.200 ha
1.775 ha
4.000 ha
2.100 ha
1.660 ha
3.500 ha
5.500 ha
8.000 ha20.350ha
21.500ha
7.000 ha12.644ha
13.500ha
7.000 ha
Kerangka Kelembagaan
• Koordinasi Kementan, Kemen PU dan Pera, Kemen LH danHut, Kemen ATR, Dinas-dinas terkait
• Penguatan kelembagaan petani untuk mengelola sawah danirigasi
Kerangka Regulasi
• Harmonisasi peraturan perundang-undangan berikutdengan peraturan perundang-undangan di bidang TataRuang.
24
JawaTengah
JawaTimur
JawaBarat
BantenDKI
DIYBali
NTB NTT
5,282 ha
4, 000ha
8,500 ha 20.654ha
7.000 ha ha
PUSAT Rp. Miliar
• Pencetakan areal sawah baru 200 ribu ha 2.800,0 Kementan
Kerangka Pendanaan
Cetak Sawah dan Perluasan Pertanian LahanKering (1)
NO PROVINSI
Perluasan areal sawahbaru
Pertanian Lahan Kering berbasis Hortikultura, perkebunan danpeternakan (ha)
Cetak Sawah (ha) BUN HORTI NAK TOTAL
INDONESIA 200.000 29.091 6.000 8.000 43.091SUMATERA 49.017 9.340 1.462 100 10.902
1 Aceh 10.500 1.370 102 100 1.5722 Sumatera Utara 1.100 200 340 5403 Sumatera Barat 500 20 260 2804 Riau 1.035 800 130 9305 Jambi 5.000 400 40 440
25
5 Jambi 5.000 400 40 4406 Sumatera Selatan 10.000 750 232 9827 Bengkulu 5.000 164 1648 Lampung 5.282 5.500 194 5.6949 Kepulauan Bangka Belitung 10.000 200 - 200
10 Kepulauan Riau 600 100 - 100JAWA 4.000 331 2.082 - 2.413
11 DKI Jakarta - -12 Jawa Barat 4.000 146 640 78613 Jawa Tengah - 20 495 51514 DI Yogyakarta - 120 12015 Jawa Timur - 165 716 88116 Banten - 111 111
BALI - NUSA TENGGARA 29.154 2.730 454 2.050 5.23417 Bali 220 22018 Nusa Tenggara Barat 8.500 1.600 150 400 2.15019 Nusa Tenggara Timur 20.654 1.130 84 1.650 2.864
Cetak Sawah dan Perluasan Pertanian LahanKering (2)
NO PROVINSI
Perluasan areal sawahbaru
Pertanian Lahan Kering berbasis Hortikultura, perkebunan danpeternakan (ha)
Cetak Sawah (ha) BUN HORTI NAK TOTAL
KALIMANTAN 58.850 3.250 857 1.200 5.30720 Kalimantan Barat 21.500 1.850 182 2.03221 Kalimantan Tengah 20.350 750 80 83022 Kalimantan Selatan 8.000 150 - 15023 Kalimantan Timur 5.500 350 1.200 1.55024 Kalimantan Utara 3.500 500 245 745
26
24 Kalimantan Utara 3.500 500 245 745SULAWESI 44.904 8.530 750 1.000 10.280
25 Sulawesi Utara 1.660 300 10 31026 Sulawesi Tengah 13.500 105 330 43527 Sulawesi Selatan 7.000 5.730 240 210 6.18028 Sulawesi Tenggara 12.644 600 245 460 1.30529 Gorontalo 7.000 1.900 25 1.92530 Sulawesi Barat 3.100 125 125
MALUKU - PAPUA 14.075 4.910 395 3.650 8.95531 Maluku 4.000 1.100 100 1.20032 Maluku Utara 2.100 2.800 40 2.84033 Papua Barat 1.775 560 65 3.650 4.27534 Papua 6.200 450 190 640
PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI 2016
JawaTengah Jawa
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
KepulauanRiau
BangkaBelitungSumater
aSelatan
Lampung Jawa
Barat
Banten
KalimantanBarat
KalimantanTengah
KalimantanUtara
KalimantanTimur
KalimantanSelatan
SulawesiUtaraGorontalo
SulawesiTengahSulawesi
Barat
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
MalukuUtara
Maluku
PapuaBarat
Papua
13.017 ha
14.000ha
20.000ha
8.000 ha
8.700 ha600 ha
5.00 ha
10.000ha
11.000ha
10.000ha
66.000
3.100ha
6.200 ha
1.775 ha
4.000 ha
2.100 ha6.160 ha
3.500 ha
5.500 ha
15.400ha
24.650ha
21.500ha
7.000 ha12.644ha
13.500ha
7.000 ha
64.000ha
8.000 ha
5.000 ha
Kerangka Pendanaan
PUSAT Rp. Miliar
• Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air di tingkat usaha tani, termasuk perbaikan irigasi 500 ribu ha 625,0 Kementan
Kerangka Kelembagaan
• Koordinasi Kementan, Kemen PuPera dan Dinas-dinasterkait di daerah.
• Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani dan P3A
Kerangka Regulasi
• Peraturan Pemerintah tentang Pengusahaan Air• PP tentang irigasi sebagai dampak dibatalkannya UU No.
7/2014 tentang Sumber Daya Air (PP Nomor 77 Tahun 2001tentang Irigasi dan PP Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi)
27
Tengah JawaTimur
BaratDIY
Bali
NTB NTT
66.000ha
13.000ha
20.654ha
3.600 ha86.000ha
5.000 ha
Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi
NOPROVINSI
Pengembangan jaringanirigasi dan optimasi air
di tingkat usaha tani(termasuk perbaikan
irigasi)
SUMATERA 119.000
1 Aceh 12.000
2 Sumatera Utara 25.000
3 Sumatera Barat 20.000
4 Riau 16.000
5 Jambi 5.000
NOPROVINSI
Pengembangan jaringanirigasi dan optimasi air di
tingkat usaha tani(termasuk perbaikan
irigasi)
BALI - NT 24.400
17 Bali 5.000
18 Nusa Tenggara Barat 13.000
19 Nusa Tenggara Timur 6.400
KALIMANTAN 98.000
20 Kalimantan Barat 19.000
21 Kalimantan Tengah 47.000
22 Kalimantan Selatan 27.000
23 Kalimantan Timur 4.000
28
6 Sumatera Selatan 24.000
7 Bengkulu 2.000
8 Lampung 11.000
9 Kepulauan Bangka Belitung 4.000
10 Kepulauan Riau -
JAWA 227.600
11 DKI Jakarta -
12 Jawa Barat 66.000
13 Jawa Tengah 64.000
14 DI Yogyakarta 3.600
15 Jawa Timur 86.000
16 Banten 8.000
23 Kalimantan Timur 4.000
24 Kalimantan Utara 1.000
SULAWESI 24.000
25 Sulawesi Utara -
26 Sulawesi Tengah 10.000
27 Sulawesi Selatan 6.000
28 Sulawesi Tenggara 5.000
29 Gorontalo 1.000
30 Sulawesi Barat 2.000
MALUKU - PAPUA 7.000
31 Maluku 1.000
32 Maluku Utara 1.000
33 Papua Barat 1.000
34 Papua 4.000
INDONESIA 500.000
Mencakup kegiatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi di tingkat usahatani (tersier) perludisinkronkan kembali dengan lokasi cetak sawah dan pembangunan/rehab jaringan primer dan sekunderyang ada.
PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH 2016
JawaTengah Jawa
Timur
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
KepulauanRiau
BangkaBelitungSumater
aSelatan
Lampung Jawa
Barat
Banten
DIYBali
NTB NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
SulawesiUtaraGorontalo
SulawesiTengahSulawesi
Barat
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
MalukuUtara
Maluku
PapuaBarat
Papua
40 desa
46 desa
60 desa
25 desa
25 desa
25 desa
50 desa
40 desa
10 desa
55 desa
22 desa
35 desa 35 desa
18 desa
16 desa
16 desa
15 desa
28 desa
10 desa
27 desa
40 desa
30 desa
45 desa
50 desa25 desa
30 desa
20 desa
55 desa
15 desa55 desa
17 desa
20 desa
Kerangka Pendanaan
PUSAT Rp. Miliar
• Pemantapan pembangunan 1.000 Desa Mandiri Benih di 32 Prop(Pembangunan 1000 Desa Mandiri Benih sudah dimulai tahun 2015 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 170 miliar)
• Pengawasan dan sertifikasi benih, perbanyakan benih sumber di 32 Prop
DAERAHPembangunan/Rehabilitasi Balai Perbenihan, Balai Proteksi dan Balai Mekanisasi Pertanian
15,0
113,0
Tba
Kementan
Kementan
Kementan
Kerangka Kelembagaan
• Penguatan Balai Benih, Balai Pengawasan dan SertifikasiBenih, Kelompok Penangkar Benih
• Penguatan kapasitas Litbang Pertanian untukmenghasilkan varitas unggul dan benih sumber bermutu
Kerangka Regulasi
Revisi terhadap peraturan-peraturan perundang-undangan berikut:a. 02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang Produksi, Sertifikasi dan
Peredaran Benih Bina;b. 06/Permentan/OT.140/1/2014 tentang Pedoman Desa Mandiri
Pangan Tahun 2014;c. 127/Permentan/SR.120/11/2014 tentang Pemasukan dan
Pengeluaran Benih Tanaman 29
35 desa 35 desa
Desa Mandiri Benih – Desa PertanianOrganik (1)
NO PROVINSI1000 Desa Mandiri Benih Pengembangan Pertanian Organik
Desa Mandiri Benih (desa)System of Rice
Intensification (SRI) (ha)Hortikultura (Desa)
1.000 250.000 50SUMATERA 321 64.500 11
1 Aceh 40 15.000 12 Sumatera Utara 46 9.000 13 Sumatera Barat 60 9.000 24 Riau 25 3.000 15 Jambi 25 3.500 16 Sumatera Selatan 50 7.500 1
30
6 Sumatera Selatan 50 7.500 17 Bengkulu 25 2.000 18 Lampung 40 15.000 19 Kepulauan Bangka Belitung 10 - 1
10 Kepulauan Riau - 500 1JAWA 197 98.050 16
11 DKI Jakarta - -12 Jawa Barat 55 32.000 413 Jawa Tengah 55 22.190 414 DI Yogyakarta 15 4.000 415 Jawa Timur 55 35.860 316 Banten 17 4.000 1
BALI - NUSA TENGGARA 90 25.700 617 Bali 20 8.200 218 Nusa Tenggara Barat 35 15.000 319 Nusa Tenggara Timur 35 2.500 1
Desa Mandiri Benih – Desa PertanianOrganik (2)
NO PROVINSI1000 Desa Mandiri Benih Pengembangan Pertanian Organik
Desa Mandiri Benih (desa)System of Rice
Intensification (SRI) (ha)Hortikultura (Desa)
KALIMANTAN 152 12.000 520 Kalimantan Barat 45 3.000 121 Kalimantan Tengah 30 1.000 122 Kalimantan Selatan 40 4.000 123 Kalimantan Timur 27 2.000 124 Kalimantan Utara 10 2.000 1
SULAWESI 175 47.250 10
31
SULAWESI 175 47.250 1025 Sulawesi Utara 28 4.000 126 Sulawesi Tengah 30 3.500 227 Sulawesi Selatan 50 32.000 328 Sulawesi Tenggara 25 2.500 229 Gorontalo 20 1.750 130 Sulawesi Barat 22 3.500 1
MALUKU - PAPUA 65 2.500 231 Maluku 16 - -32 Maluku Utara 15 1.500 133 Papua Barat 16 134 Papua 18 1.000 -
PEMBANGUNAN AGRO-SCIENCE PARKDAN AGRO-TECHNO PARK 2016
Aceh
SumateraUtara
SumateraBarat
Riau
Jambi
Bengkulu
KepulauanRiau
BangkaBelitungSumatera
Selatan
Lampung
Banten
KalimantanBarat
KalimantanTengah
KalimantanUtara
KalimantanTimur
KalimantanSelatan
SulawesiUtaraGorontalo
SulawesiTengah
SulawesiBarat
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
MalukuUtara
Maluku
Papua Barat
Papua
1 ASP; 1ATP
1 ASP
1 ATP
1 ATP1 ATP
1 ATP
1 ASP
1 ATP
1 ATP
1 ATP
1 ATP
1 ATP
1 ATP
1 ASP; 1 ATP
1 ATP
1 ATP
1 ATP
1 ASP
1 ATP1 ASP; 1ATP
1 ATP
1 ASP; 1 ATP
DKI1 ATP
Kerangka Pendanaan
PUSAT Rp. Miliar
• Pembangunan Agro-Science Park 10• Pembangunan Agro-Techno Park 23
140,0172,5
KementanKementan
Kerangka Kelembagaan
• Koordinasi Kementan, Kemenristek-Dikti,Kemen PPN/Bappenas, Lembaga Penelitian,Perguruan Tinggi, Pemda
Kerangka Regulasi
• Harmonisasi peraturan perundang-undangan di bidang TataRuang
32
JawaTengah
JawaTimur
JawaBarat
Banten
Bali
NTB NTT
1 ATP
1 ASP
1 ATP 1 ASP
1 ATP ATP
1 ATP
1 ASP
1 ATP
DKI
Audit Lahan
PROVINSI AUDIT
SUMATERA 67Aceh 8Sumatera Utara 11Sumatera Barat 8Riau 5Jambi 6Sumatera Selatan 9Bengkulu 4Lampung 10
PROVINSI AUDIT
KALIMANTAN 29
Kalimantan Barat 8
Kalimantan Tengah 6
Kalimantan Selatan 9
Kalimantan Timur 5
Kalimantan Utara 1
SULAWESI 32
Sulawesi Utara 4
33
Lampung 10Kepulauan Bangka Belitung 3Kepulauan Riau 3JAWA 69DKI Jakarta -Jawa Barat 15Jawa Tengah 24DI Yogyakarta 3Jawa Timur 23Banten 4BALI - NUSA TENGGARA 16Bali 4Nusa Tenggara Barat 6Nusa Tenggara Timur 6
Sulawesi Utara 4
Sulawesi Tengah 4
Sulawesi Selatan 3
Sulawesi Tenggara 5
Gorontalo 3
Sulawesi Barat 13
MALUKU - PAPUA 12
Maluku 3
Maluku Utara 3
Papua Barat 4
Papua 2
INDONESIA 225
Audit lahan merupakan salah satu langkah untuk mengendalikan konversi lahan, untuk itudibutuhkan kerjasama antara Pem Pusat dan Pem Prov/Kab serta langkah pengawalan ditingkat lapangan.
Gudang dengan Unit PengolahanHasil
NO PROVINSIGudang dengan Unit
Pengolahan Hasil (unit)
SUMATERA 206
1 Aceh 22
2 Sumatera Utara 23
3 Sumatera Barat 24
4 Riau 24
5 Jambi 24
6 Sumatera Selatan 23
7 Bengkulu 28
NO PROVINSIGudang dengan Unit
Pengolahan Hasil (unit)
KALIMANTAN 83
20 Kalimantan Barat 22
21 Kalimantan Tengah 16
22 Kalimantan Selatan 16
23 Kalimantan Timur 20
24 Kalimantan Utara 9
SULAWESI 163
34
7 Bengkulu 28
8 Lampung 23
9 Kepulauan Bangka Belitung 13
10 Kepulauan Riau 2
JAWA 102
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat 29
13 Jawa Tengah 25
14 DI Yogyakarta 9
15 Jawa Timur 21
16 Banten 18
BALI - NUSA TENGGARA 67
17 Bali 21
18 Nusa Tenggara Barat 22
19 Nusa Tenggara Timur 24
SULAWESI 163
25 Sulawesi Utara 25
26 Sulawesi Tengah 31
27 Sulawesi Selatan 29
28 Sulawesi Tenggara 34
29 Gorontalo 19
30 Sulawesi Barat 25
MALUKU - PAPUA 72
31 Maluku 22
32 Maluku Utara 9
33 Papua Barat 17
34 Papua 24
INDONESIA 693
TERIMA KASIH