pbl28 pak paru auto saved)

Upload: eyusuh

Post on 10-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    1/24

    PENDAHULUAN

    Manusia memerlukan udara untuk bernapas dan melaksanakan matabolisme dalam

    tubuh yang nantinya menghasilkan energi yang digunakan dalam melaksanakan aktivitas sehari-

    hari.

    Dalam udara yang kita hirup, tidak selamanya bersih. Kadang kala udara tersebut

    terkandung partikel pencemar yang disebut polutan. Salah satu polutan tersebut ialah berupa

    butiran debu yang banyak ditemukan pada industri.

    Dewasa ini, keberadaan sektor industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke

    tahun, peningkatan ini sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi negara. Dengan majunya

    industri maka terbukalah lapangan kerja buat masyarakat, daerah di sekitar perindustrian juga

    berkembang dalam bidang sarana transportasi, komunikasi, perdagangan dan bidang lain.

    Meskipun perkembangan industri yang pesat dapat meningkatkan taraf hidup, tetapi

    berbagai dampak negatif juga bisa terjadi pada masyarakat. Salah satu dampak negatif adalah

    terhadap paru para pekerja dan masyarakat di sekitar daerah perindustrian. Hal ini disebabkan

    pencemaran udara akibat proses pengolahan atau hasil industri tersebut. Berbagai zat dapat

    mencemari udara seperti debu batubara, semen, kapas, asbes, zat-zat kimia, gas beracun, dan

    lain-lain. Selain itu pula, pada lingkungan tersebut banyak melibatkan proses mekanis.

    Tergantung dari jenis paparan yang terhisap, berbagai penyakit paru dapat timbul pada

    para pekerja. Pengetahuan yang cukup tentang dampak debu terhadap paru diperlukan untuk

    dapat mengenali kelainan yang terjadi dan melakukan usaha pencegahan.

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    2/24

    Diagnosis spesifik Penyakit Akibat Kerja

    Secara teknis penegakkan diagnosis dilakukan dengan (Budiono, Sugeng, 2003) :

    1. Anamnesis/wawancara meliputi : identitas, riwayat kesehatan, riwayat penyakit, keluhan.2. Riwayat pekerjaan (kunci awal diagnosis)

    a) Sejak pertama kali bekerja.b) Kapan, bilamana, apa yang dikerjakan, bahan yang digunakan, jenis bahaya yang ada,

    kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian alat pelindung diri, cara melakukan

    pekerjaan, pekerjaan lain yang dilakukan, kegemaran (hobby), kebiasaan lain

    (merokok, alkohol).

    c) Sesuai tingkat pengetahuan, pemahaman pekerjaan.3. Membandingkan gejala penyakit waktu bekerja dan dalam keadaan tidak bekerja.

    a) waktu bekerja gejala timbul/lebih berat, waktu tidak bekerja/istirahat gejalaberkurang/hilang.

    b) Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja.c) Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data penyakit di

    perusahaan.

    4. Pemeriksaaan fisik, yang dilakukan dengan catatana) gejala dan tanda mungkin tidak spesifikb) pemeriksaan laboratorium penunjang membantu diagnostik klinik.c) dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui pemeriksaan

    laboratorium khusus/pemeriksaan biomedik.

    5. Pemeriksaan laboratorium khusus/pemeriksaan biomedika) Misal : pemeriksaan spirometri, foto paru (pneumokoniosis-pembacaan standard ILO)b) Pemeriksaan audiometricc) Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah/urine.

    6. Pemeriksaan/pengujian lingkungan kerja atau data higiene perusahaan, yangmemerlukan:

    a) kerjasama dengan tenaga ahli higiene perusahaanb) kemampuan mengevaluasi faktor fisik/kimia berdasarkan data yang ada.c) Pengenalan secara langsung cara/sistem kerja, intensitas dan lama pemajanan.

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    3/24

    7. Konsultasi keahlian medis/keahlian laina) Seringkali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada diagnosis klinik, kemudian

    dicari faktor kausa di tempat kerja, atau melalui pengamatan/penelitian yang relatif

    lebih lama.

    b) Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasehat (kaitan dengankompensasi)

    ANAMNESIS

    Anamnesis mengenal riwayat pekerjaan yang akurat dan rinci sangat diperlukan, apalagi bila

    penderita sering berganti tempat kerja. Riwayat pekerjaan yang berhubungan dengan paparan

    debu dan lama paparan hendaklah diketahui secara lengkap. Berbagai faktor yang berhubungan

    dengan pekerjaan dan lingkungan perlu diketahui secara rinci.1-3

    Faktor Kunci Riwayat Pekerjaan dan Lingkungan :

    Penyakit sekarang:

    Gejala-gejala yang berhubungan dengan pekerjaan. Pekerjaan lain yang terkena gejala serupa. Paparan saat ini terhadap debu, gas bahan kimia dan biologi yang berbahaya. Laporan terdahulu tentang kecelakaan kerja. Riwayat pekerjaan meliputi catatan tentang semua pekerjaan terdahulu, hari kerja yang

    khusus, proses pertukaran pekerjaan.

    Tempat kerja :

    Ventilasi, higiene industri dan kesehatan, pemeriksaan pekerja, pengukuran proteksi. Serikat kesehatan dan keamanan cahaya, hari-hari kerja yang hilang tahun sebelumnya,

    penyebabnya, santunan kompensasi pekerja sebelumnya.

    Riwayat lingkungan :

    Rumah dan lokasi tempat kerja sekarang dan sebelumnya. Pekerjaan lain yang bermakna Polusi udara

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    4/24

    PEMERIKSAAN

    Pemeriksaan yang penting untuk menegakkan diagnosis dan menilai kecacatan paru pada

    penyakit paru akibat debu adalah pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan faal paru. Selain itu

    dapat juga dilakukan tes tuberculin dan biakan sputum pada kasus tersangka silikotuberkulosis.

    Pemeriksaan Radiologi

    Pemeriksaan foto toraks sangat berguna untuk melihat kelainan yang ditimbulkan oleh debu pada

    pneumokoniosis. Klasifikasi standar unit ILO dipakai untuk menilai kelainan yang timbul.

    Pembacaan foto toraks pneumokoniosis perlu dibandingkan dengan foto standar untuk

    menentukan klasifikasi kelainan. Perselubungan yang timbul dibagi atas perselubungan halus

    dan kasar.

    1. Perselubungan Halus (Small Opacities)

    Perselubungan ini digolongkan menurut bentuk, ukuran, banyak dan luasnya. Menurut bentuk

    dibedakan alas perselubungan halus bentuk lingkar dan bentuk ireguler. Perselubungan lingkar

    dibagi berdasarkan diameternya, yaitu:

    p = diameter sampai 1,5 mm

    q = diameter antara 1,5-3 mm

    r = diameter antara 3-10 mm

    Bentuk ireguler dibagi berdasarkan lebarnya, yaitu:

    s = lebar sampai 1,5 mm

    t = lebar antara 1,5-3 mm

    u = lebar antara 3-10 mm

    Untuk pelaporan bentuk dan ukuran kelainan digunakan dua huruf. Huruf pertama menunjukkan

    kelainan yang lebih dominan, contoh p/s. ini berarti perselubungan lingkar ukuran

    p lebih banyak, tetapi juga ada perselubungan ireguler ukuran s tetapi jumlahnya sedikit.

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    5/24

    Kerapatan (profusion) kelainan didasarkan pada konsentrasi atau jumlah perselubungan halus

    persatuan area.

    Dibagi atas 4 kategori, yaitu:

    Kategori 0 = Tidak ada perselubungan atau kerapatan kurang dari 1. Kategori 1 = Ada perselubungan tetapi sedikit. Kategori 2 = Perselubungan banyak, tetapi corakan paru masih tampak. Kategori 3 = Perselubungan sangat banyak sehingga corakan paru sebagian atau

    seluruhnya menjadi kabur.

    2. Perselubungan Kasar (Large Opacities)

    Perselubungan kasar dibagi atas 3 kategori yaitu A, B dan C.

    Kategori A = Satu perselubungan dengan diameter antara 1-5 cm, atau beberapa perselubungan dengan dimater masing-masing lebih dari 1 cm, tapi bila diameter

    semuanya di jumlahkan tidak melebihi 5 cm.

    Kategori B = Satu atau beberapa perselubungan yang lebih besar atau lebih banyak dari Adengan luas perselubungan tidak melebihi luas lapangan paru kanan atas.

    Kategori C = Satu atau beberapa perselubungan yang jumlah luasnya melebihi luaslapangan paru kanan atas atau sepertiga lapangan paru kanan.

    Pemeriksaan Faal Paru

    Pemeriksaan faal paru yang sederhana, cukup sensitif dan bersifat reprodusibel serta

    digunakan secara luas adalah pemeriksaan kapasitas vital (1(V) dan volume ekspirasi paksa detik

    pertama (VEP1) selain berguna untuk menunjang diagnosis juga perlu untuk melihat lajunya

    penyakit, efektivitas pengobatan dan menilai prognosis. Pemeriksaan sebelum seseorang bekerja,

    dan pemeriksaan berkala setelah bekerja dapat mengidentifikasi penyakit dan perkembangannya

    pada pekerja yang sebelumnya tidak mempunyai geja1a.

    Pemeriksaan faal paru lain yang lebih sensitif untuk mendeteksi kelainan di saluran napas

    kecil adalah pemeriksaan Flow Volume Curve dan Volume of Isoflow. Pengukuran kapasitas

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    6/24

    difusi paru (DLCO) sangat sensitif untuk mendeteksi kelainan di interstisial; tetapi pemeriksaan

    ini rumit dan memerlukan peralatan yang lebih canggih, dan tidak di anjurkan digunakan secara

    rutin. Pekerja yang pada pemeriksaan awal tidak menunjuickan kelainan, kemudian menderita

    kelainan setelah bekerja dan penyakitnya terus berlanjut, di anjurkan untuk menukar

    pekerjaannya. VEP1 akan menurun sedikit bila seseorang telah bekerja di dalam tambang selama

    30 tahun, pemeriksaan kapasitas difusi biasanya normal.

    Tes fungsi paru yang paling sederhana adalah dengan menggunakan spirometer. Biasanya

    pada pasien dengan gangguan fungsi paru, nilai tes fungsi paru akan berkurang dari nilai normal

    sebelum mulainya gejala penyakit. Walaupun begitu, hasil tes ini tidak dapat menentukan

    etiologi pasti dari penyakit. Pemeriksaan yang lebih spesifik seperti pengukuran kapasitas paru,

    analisis gas darah serta bronchial challenge test harus dilakukan untuk diagnosis yang lebih

    tepat.

    Tes Tuberkulin

    Pembacaan hasil tuberkulin dilakukan setelah 48 72 jam; dengan hasil positif bila terdapat

    indurasi diameter lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin bisa diulang setelah

    1-2 minggu.

    Biakan Sputum

    Basil Tuberculosis dapat tumbuh secara luas dalam kultur media yang diperkaya, tapi yang biasa

    digunakan dalam praktek adalah medium Lowenstein-Jensen. Medium ini adalah medium yang

    mengandung malachite green untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain yang dapat

    mengkontaminasi dan untuk memberikan pewarnaan kontras sehingga koloni Mycobacterium

    dapat dilihat.

    Mycobacterium Tuberculosis dapat menunjukkan pertumbuhan pada medium LJ dalam jangka

    waktu kira kira 2 minggu.1-4

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    7/24

    DIAGNOSIS KERJA

    Pneumoconiosis adalah suatu kelainan yang terjadi akibat penumpukan debu dalam paru dan

    timbulnya reaksi jaringan terhadap debu tersebut.

    Pneumokoniosis dibedakan menjadi tiga jenis, tergantung jenis debu penyebabnya. Jika

    disebabkan debu silika bebas (SiO2) disebut silikosis. Jika disebabkan debu campuran disebut

    antrakosilikosis. Dan jika disebabkan debu asbes disebut asbestosis

    y SilikosisSilikosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan penyakit paru akibat kerja

    Penyebabnya adalah silika bebas (SiO2) yang terdapat dalam debu yang dihirup

    waktu bernafas dan ditimbun dalam paru paru dengan masa inkubasi 2-4 tahun. Pekerja

    yang sering terkena penyakit ini umumnya yang bekerja di perusahaan yang

    menghasilkan batu-batu untuk bangunan seperti granit, keramik, tambang timah putih,

    tambang besi, tambang batu bara, semen, dan lain lain.

    Gejala penyakit ini dapat dibedakan pada tingkat ringan sedang dan berat. Pada

    tingkat ringan ditandai dengan batuk kering, pengembangan paru-paru. Pada lansia

    didapat hyper resonansi karena emphysema. Pada tingkat sedang terjadi sesak nafas tidak

    jarang bronchial, ronchi terdapat basis paru paru. Pada tingkat berat terjadi sesak napas

    mengakibatkan cacat total, hypertofi jantung kanan, kegagalan jantung kanan.

    Penilaian paparan terhadap silika di tempat kerja adalah dengan pengambilan

    sample debu ukuran selektif dalam zona pernapasan, lebih disukai sample perorangan.

    Paparan juga dapat dinilai dengan menilai kadar silika dalam debu yang ikut pada

    pernapasan dengan X-Ray atau inframerah.

    Penanganan ketika timbul gejala-gejala silikosis atau tuberkulosis aktif, pasien

    hendaknya segera dijauhkan dari paparan lebih lanjut. Tidak ada pengobatan spesifikuntuk silikosis. Pengobatan untuk gagal jantung dan pernapasan mungkin diperlukan

    pada silikosis stadium lanjut.

    Penggunaan Chest X-Ray sangat esensial untuk menegakkan diagnosis Silikosis.

    Meskipun terkadang gambaran radiology kurang spesifik, tetapi dapat membantu

    mengenali karakter penyakit ini. Pada silicosis yang simple, didapati nodul multiple kecil

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    8/24

    (< 10 mm) yang tersebar secara difus di paru-paru tetapi paling spesifik di lapangan paru

    atas. Kalsifikasi kelenjar hilus (eggshell calcification) adalah tanda yang sangat jelas

    untuk silicosis namun hanya sedikit kasus yang menunjukkan gambaran tersebut.

    Complicated silicosis bermanifestasi sebagai massa bilateral pada kedua lapangan paru

    atas, yang terbentuk dari kumpulan nodul-nodul. Kavitas dapat terlihat, dan kalsifikasi

    hilus mungkin tampak.5-6

    - Pneumoconiosis Batubara (Coal Workers Pneumoconiosis)Penyakit terjadi akibat penumpukan debu batubara di paru dan menimbulkan

    reaksi jaringan terhadap debu tersebut. Penyakit ini terjadi bila paparan cukup lama,

    biasanya setelah pekerja terpapar lebih daii 10 tahun. Berdasarkan gambaran foto toraks

    dibedakan atas bentuksimple dan complicated. Simple Coal Workers Pneumoconiosis

    (Simple CWP) terjadi karena inhalasi debu batubara saja. Gejalanya hampir tidak ada;

    bila paparan tidak berlanjut maka penyakti ini tidak akan memburuk. Penyakit ini dapat

    berkembang menjadi bentukcomplicated. Kelainan foto toraks pada simple CWP berupa

    perselubungan halus bentuk lingkar, perselubungan clapat terjadi di bagian mana saja

    pada lapangan paru, yang paling sering di lobus atas. Senng ditemukan perselubungan

    bentuk p dan q. Pemeriksaan faal paru biasanya tidak menunjukkan kelainan. Nilai

    VEP1dapat sedikit menurun sedangkan kapasitas difusi biasanya normal.

    Complicated Coal Workers Pneumoconiosis atau Fibrosis Masif Progresif (PMF)

    ditandai oleh terjadinya daerah fibrosis yang luas hampir selalu terdapat di lobus atas.

    Fibrosis biasanya terjadi karena saw atau lebih faktor berikut:

    1. Terdapat silika bebas dalam debu batubara.

    2. Konsentrasi debu yang sangat tinggi.

    3. Infeksi Mycobacterium tubeivulosis atau atipik.

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    9/24

    4. Imunologi penderita buruk.

    Pada daerah fibrosis tepat timbul kavitas dan ini bisa menyebabkan

    penumotoraks; foto toraks pada PMF sering miriptberkulosis, tetapi senng ditemukan

    bentuk campuran karena terjadi emfisema. Tidak ada korelasi antara kelainan faal paru

    dan luasnya lesi pada foto toraks. Gelaja awal biasanya tidak khas. Batuk dan sputum

    menjadi lebih sering, dahak berwarna hitam (melanoptisis). Kenisakan yang luas

    menimbuikan sesak napas yang makin bertambah, pada stadium lanjut terjadi kor

    hipertensi pulmonal, gagal ventrikel kanan dan gagal napas.6-7

    - A

    sbestosisAsbestosis adalah jenis pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu asbes dengan

    masa latennya10-20 tahun. Asbes adalah campuran berbagai silikat yang terpenting

    adalah campuran magnesium silikat pekerja yang umumnya terkena penyakit ini adalah

    pengelola asbes, penenunan, pemintalan asbes dan reparasi tekstil yang terbuat dari asbes.

    Gejala yang timbul berupa sesak nafas,batuk berdahak/riak terdengan rhonchi di basis

    paru, cyanosis terlihat bibir biru. Gambar radiologi menunjukan adanya titik titik halus

    yang disebut ground glass appearance, batas jantung dengan diafragma tidak jelas

    seperti ada duri duri landak sekitar jantung (Percupine heart), jika sudah lama terlihat

    penumpukan kapur pada jaringan ikat.

    Penilaian paparan dapat dilakukan dengan pengambilan sample udara statis di

    lokasi-lokasi yang telah ditetapkan memakai filter membrane, impinger,

    presipitator,termal, atau konimeter. Akan tetapi yang paling disukai adalah pengambilan

    sample perorangan.

    Penanganan kasus spesifik tidak ada, namun apabila ada gejala maka pasien

    sebaiknya dijauhkan dari paparan lebih lanjut. Adapun efek lanjut berupa kanker paru

    ditangani seperti kasus yang tidak berkaitan dengan asbestosis.

    Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat

    menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.

    Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    10/24

    terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut.

    Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-

    paru).6-7

    DIAGNOSIS BANDING

    1. Kanker paruMekanisme terjadinya kanker akibat paparan zat belum diketahui secara tuntas.

    Para ahli sepakat paling kurang ada 2 stadium terjadinya kanker karena bahan

    karsinogen. Pertama adalab induksi DNA sel target oleh bahan karsinogen sehingga

    menimbulkan mutasi sel, kemudian terjadi peningkatan multiplikasi sel yang merupakan

    manifestasi penyakit.

    Zat yang bersifat karsinogen dan dapat menimbulkan kanker paru antara lain

    adalah asbes, uranium, gas mustard, arsen, nikel, khrom, khlor metil eter, pembakaran

    arang, kalsium kiorida dan zat radioaktif serta tar batubara.

    Pekerja yang berhubungan dengan zat-zat tersebut dapat mendenta kanker paru

    setelah paparan yang lama, yaitu antara 15 sampai 25 tahun. Pekerja yang terkena adalah

    mereka yang bekerja di tambang, pabrik, tempat penyulingan dan industri kimia.9

    Tabel 1: Jenis Pekerjaan Yang Dapat Menimbulkan Kanker Saluran Napas

    Zat Penyebab Jenis Pekerjaan Jenis Kanker

    Asbes Tambang, menenun Kanker paru

    mesotelioma serosa

    Radio aktif Tambang uranium, logam,

    hematite, fluorspair

    Kanker paru

    Gas mustard Pabrik Kanker paru

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    11/24

    Arsen Penulingan logam Kanker paru

    Nikel Penyulingan Kanker paru, sinus

    Khrom Ekstraksi, produksi dan

    pigmen

    Kanker paru

    Halo eter Industry kimia

    Karbonisasi batubara

    Percetakan

    Kanker paru

    Kanker paru

    Kanker paru

    ETIOLOGI

    Penyakit karena debu (Dust LungDisease) tergantung pada jenis debu, lama pajanan, sifat debu

    dan kepekaan tubuh terhadap debu.8

    1. Jenis debui. Debu non-fibrogenik

    Debu yang tidak menimbulkan reaksi jaringan paru (debu, besi, timah, kapur).

    Pada dosis tetap merangsang dan menimbulkan reaksi jaringan, memproduksi

    lender banyak, menyebabkan perubahan jaringan retikulin, disebut

    pneumoconiosis non-kolagen.

    ii. Debu fibrogenikAdalah debu yang menimbulkan reaksi jaringan paru (fibrosis), juga disebut

    pneumoconiosis kolagen seperti batubara, silica bebas dan asbes.

    Tabel 2: Jenis Dan Etiologi Penyakit

    Jenis Etiologi

    Coal Worker Pneumokoniosis Batu bara

    Silikosis Silica

    Asbestosis Asbes

    Siderosis Besi

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    12/24

    Berryliosis Berilium

    2. Sifat debuPenyakit atau gangguan saluran nafas akibat inhalasi debu, dipengaruhi oleh:

    i. Factor debu: sifat kimiawi, bentuk, ukuran partikel, daya larut, konsentrasi danlama pajanan.

    ii. Factor individu: mekanisme pertahan paru

    Debu Industrio Deposite particulate matter: debu yang sementara di udara, kemudian

    mengendap karena gaya tarik bumi.

    o Suspended particulate matter: debu yang tetap di udara dan tidak mudahmengendap.

    Ukuran debu (debu yang mudah dihirup adalah 0,1-10 mikron)o Debu 5-10 mikron tertahan di saluran napas ataso Debu 3-5 mikron tertahan di saluran napa tengaho Debu 1-3 mikron adalah paling berbahaya, karena tertahan dan tertimbun di

    saluran napas kecil

    oDebu < 1 mikron tidak mudah mengendap

    o Debu 0,1-0,5 mikron melakukan gerakan Brown, berdifusi keluar dan dapatmemasuki alveoli, bila membentur dinding alveoli akan tertimbun di sana.

    Foto 1: Mekanisme deposisi partikel di saluran napas

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    13/24

    Tabel 3: Deposisi partikel pada region tarktus respirasi

    Regio Mekanisme deposisi Saiz partikel

    yang

    terdeposisi

    Impaksi Sedimentasi Difusi

    Nasofaringeal +++ + + 5-30 m

    Trakeal + + + 1-5 m

    Bronchial +++ ++ + 1-5 m

    Alveolar + +++ ++++

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    14/24

    obstruksi saluran napas sehingga resistensi jalan napas meningkat. Partikel debu yang masuk ke

    dalam alveoli akan membentuk fokus dan berkumpul di bagian awal saluran limfe paru. Debu ini

    akan difagositosis oleh makrofag.

    Debu yang bersifat toksik terhadap makrofag seperti silika bebas menyebabkan terjadinya

    autolisis. Makrofag yang lisis bersama silika bebas merangsang terbentuknya makrofag baru.

    Makrofag baru memfagositosis silika bebas tadi sehingga terjadi lagi autolisis, keadaan ini

    terjadi berulang-ulang. Pembentukan dan destruksi makrofag yang terus menerus berperan

    penting pada pembentukan jaringan ikat kolagen dan pengendapan hialin pada jaringan ikat

    tersebut.

    Fibrosis ini terjadi pada parenkim paru, yaitu pada dinding alveoli dan jaringan

    interstisial.Akibat fibrosis paru menjadi kaku, menimbulkan gangguan pengembangan paru yaita

    kelainan fungsi paru yang restriktif.

    Penyakit paru yang dapat timbul karena debu selain tergantung pada sifat-sifat debu, juga

    tergantung pada jenis debu, lama paparan dan kepekaan individual. Pneumokoniosis biasanya

    timbul setclah paparan bertahun-tahun. Apabila kadar debu tinggi atau kadar silika bebas tinggi

    dapat terjadi silikosis akut yang bermanifestasi setelah paparan 6 bulan. Dalam masa paparan

    yang sama seseorang dapat mengalami kelainan yang berat sedangkan yang lain kelainnya ringan

    akibat adanya kepekaan individual.

    Mekanisme yang mungkin menyebabkan peningkatan kerentanan penderita silikosis terhadap

    tuberculosis adalah sebagai berikut :

    - Partikel silica yang ditimbun dialveoli akan dimakan makrofag tetapi karena efek toksiksilica maka makrofag cepat mati dan partikel silica akan terlepas kejaringan ekstraseluler.

    Partikel silica akan dimakan oleh makrofag lain yang kemudian akan terbunuh pula.

    - Silica dengan dosis subletal juga mengganggu kesanggupan makrofag untuk menghambatpertumbuhan kuman tuberkulosis karena makrofag adalah faktor utama dalam membuat

    daya tahan terhadap tuberculosis sehingga alasan meningkatnya kerentanan penderita

    silikosis terhadap tuberculosis menjadi jelas. 8-9

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    15/24

    Silika CLEARANCE

    LOW DOSE

    Macrophage

    HIGH DOSE IMPAIRED CLEARANCE

    Epithelial sel

    Cytokines

    Peradangan inflamasi yang berterusan

    Oxidants

    Terjadi perubahan dalam genetic

    Tumor

    Foto 3: Patogenitas alur perjalanan penyakit silikosis

    PENATALAKSANAAN

    Promotif

    Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

    menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan

    mengerti, tetapi juga mau dan melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    16/24

    kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari beberapa kegiatan dan kesempatan yang

    berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga,

    kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan

    melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta

    pertolongan.

    Tujuan penyuluhan kesehatan :

    1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina danmemelihara perilaku hidup dan lingkungan yang sehat serta berperan aktif dalam upaya

    mewujudkan upaya kesehatan yang maksimal.

    2. Terbentuknya kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuaidengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan

    angka kesakitan dan kematian.

    Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan

    kesehatan adalah tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan

    masyarakat, ketersediaan waktu di masyarakat, metode yang digunakan dalam penyuluhan

    seperti: ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi, seminar dan sebagainya.

    Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan adalah rangkaian kegiatan

    yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu,

    kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan dapat hidup sehat dengan cara memelihara,

    melindungi dan meningkatkan kesehatannya.

    Kepada pekerja perlu diberi penyuluhan mengenai kebersihan perorangan, makanan

    yang nilai gizinya sesuai dengan jenis pekerjaan, gerak badan untuk kesehatan

    (olahraga), perto longan pertama pada kecelakaan, perilaku K3 yang baik dan lain-lain.

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    17/24

    Preventif

    Tindakan pencegahan merupakan tindakan yang paling penting pada

    penatalaksanaan penyakit paru akibat debu industri. Berbagai tindakan pencegahan perlu

    dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit atau mengurangi laju penyakit. Perlu

    diketahui apakah pada suatu industri atau tempat kerja ada zat-zat yang dapat menimbulkan

    kelainan pada paru. Kadar debu pada tempat kerja diturunkan serendah mungkin dengan

    memperbaiki teknik pengolahan bahan, misalnya pemakaian air untuk mengurangi debu yang

    berterbangan. Bila kadar debu tetap tinggi pekerja diharuskan memakai alat pelindung.

    Pemeriksaan faal paru dan radiologi sebelum seorang menjadi pekerja dan pemeriksaan

    secara berkala untuk deteksi dini kelainan yang timbul. Bila seseorang telah mendenita

    penyakit, memindahkan ke tempat yang tidak terpapar mungkin dapat mengurangi lajupenyakit.

    Pekerja hendaklah berhenti merokok terutama bila bekerja pada tempat-tempat yang

    mempunyai risiko terjadi penyakit bronkitis idustri dan kanker paru, karena asap rokok tepat

    meninggikan risiko timbulnya penyakit.

    Pencegahan pneumoconiosis tergantung pada tingkat keluasan kerjasama antara

    management dan pekerja, dan pendidikan dari operator tambang dan underground personnel.Di beberapa negara, peraturan menyediakan kompensasi untuk mereka yang menderita

    pneumoconiosis, dengan atau tanpa komplikasi dengan tuberculosis. Hal ini diperlukan untuk

    perawatan medis, pengganti cuti sakit dan/atau kecacatan dan kematian.10

    Pengendalian debuPengendalian debu di lingkungan kerja dapat dilakukan terhadap 3 hal yaitu

    pencegahan terhadap sumbernya, media pengantar (transmisi) dan terhadap manusia yang

    terkena dampak.

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    18/24

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    19/24

    untuk melindungi pekerja dari bahaya kesehatan. Namun APD harus sesuai dan

    adekuat.

    Alat-alat pelindung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a. Memiliki daya pencegah kuat terhadap bahaya yang ada.b. Konstruksi dan kemampuan harus memenuhi standar yang berlaku.c. Ringan, efisien, dan nyaman dipakai.d. Tidak mengganggu gerakan yang diperlukan.e. Tahan lama, pemeliharaan mudah, dan bagian-bagian mudah diganti atau

    diperoleh.

    Pre-worker check-upSemua penambang harus menjalani pemeriksaan medis sebelum bekerja dan berkala

    dengan mengutamakan upaya untuk mendeteksi pre-existing lung disease dan

    perkembangan pneumoconiosis.

    Penerangan sebelum bekerjaSuatu penjelasan agar pekerja mengetahui dan mentaati peraturan dan

    undang-undang yang berlaku serta tahu adanya bahaya kesehatan di lingkungan

    kerja, sehingga d apat bekerja lebih berhati-hati.

    Pembatasan waktu selama pekerja terpajan terhadap zat tertentu yang

    berbahaya dapat menurunkan risiko terkenanya bahaya kesehatan di lingkungan

    kerja.

    Kebersihan perorangan dan pakaiannya, merupakan hal yang penting,

    terutama untuk para pekerja yang dalam pekerjaannya berhubungan dengan

    bahan kimia serta partikel lain.

    Pemeriksaan kesehatan berkalaPemeriksaan ini bertujuan untuk menemukan dan mencegah penyakit jabatan

    dalam tingkatan sedini-dininya.

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    20/24

    Perioritas diberikan kepada pekerja yang :

    bekerja di lingkungan berbahaya dipindahkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, menderita penyakit menahun, perlu diperiksa atas permintaan dokter keluarganya, atau

    keinginannya sendiri,

    bekerja lagi setelah penyakitnya sembuh, akan berhenti bekerja.

    Kuratif

    Tidak ada pengobatan spesifik dan efektif pada penyakit paru yang disebabkan oleh

    debu industri. Penyakit biasanya memberikan gejala bila kelainan telah lanjut Pada silikosis

    dan asbestosis bila diagnosis telah ditegakkan penyakit dapat terus berlanjut menjadi fibrosis

    masif meskipun paparan dihilangkan. Bila faal paru telah menunjukkan kelainan obstruksi

    pada bronkitis industri, berarti kelainan telah menjadi ireversibel.

    Pengobatan umumnya bersifat simptomatis, yaitu mengurangi gejala. Obat lain

    yang diberikan bersifat suportif. 10

    o Menghindari pajanan lebih lanjuto Diberi oksigen apabila paru sudah pada tahap lanjut dan semakin sukar bernafas.o Pencucian Bronkuso Pemberian Kortikosteroido Diberi obat TBC pada yang sudah terinfeksi dengan kuman basil tahan asam

    (BTA).

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    21/24

    Pengobatan TBC pada orang dewasa

    Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :

    o Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin,

    Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.

    Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir,

    sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.

    o Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin danKanamisin.

    Obat Dosis harian

    (mg/kgbb/hari)

    Dosis 2x/minggu

    (mg/kgbb/hari)

    Dosis 3x/minggu

    (mg/kgbb/hari)

    INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)

    Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)

    Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

    Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

    Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)

    Table: Dosis obat antituberkulosis (OAT)

    y Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3

    Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari

    (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam

    seminggu (tahap lanjutan).

    Diberikan kepada:

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    22/24

    o Penderita baru TBC paru BTA positif.o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

    y Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3y Diberikan kepada:

    o Penderita kambuh.o Penderita gagal terapi.o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

    y Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3

    Diberikan kepada:

    o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

    Rehabilitative

    Disability limitation (membatasi kemungkinan cacat)Memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati tenaga kerja secara

    sempurna, pendidikan kesehatan. Pindah ke bagian yang tidak terpapar. Lakukan cara kerja yang

    sesuai dengan kemampuan fisik.

    Rehabilitasi (pemulihan kesehatan)Rehabilitasi dan mempekerjakan kembali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkinperusahaan mencoba menempatkan karyawan-karyawan cacat di jabatan-jabatan yang sesuai.

    10

    KOMPLIKASI

    Komplikasi pneumoconiosis termasuk tuberculosis, emphysema, pneumothorax, cor

    pulmonale, dan carcinoma. Perjalanan penyakit cenderung melambat setelah tidak terjadi

    paparan, tetapi gejala-gejalanya bisa meningkat. Gagal jantung kanan dan infeksi pernapasan

    penyerta merupakan kejadian-kejadian terminal. Kematian penyakit ini kebanyakan disebabkan

    komplikasi. Insiden tuberculosis lebih tinggi pada pneumoconiotics dibandingkan pada

    masyarakat umum dan merupakan penyebab utama kematian pada negara berkembang.10

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    23/24

    PROGNOSIS

    Perjalanan penyakit ini biasanya berlangsung sangat lambat tetapi symptom penyakit ini

    meningkat apabila terjadinya infeksi daripada tuberculosis dan prognosisnya juga amat

    buruk.Hasil akhir perjalanan penyakit ini sukar untuk di jangka walaupun pajanan debu telah di

    hindari karena perjalanan penyakit masih terus berterusan. Penurunan daya tahan tubuh

    menyebabkannnya mudah rentan terhadap pelbagai infeksi selain dari kuman tuberculosis.Pasien

    juga mengalami dyspnea yang menyukarkan pernafasan dan menyebabkan pasein meninggal di

    sebabkan komplikasi sukar untuk bernafas.10

    KESIMPULAN

    Debu industry di tempat kerja dapat menimbulkan kelainan dan penyakit paru. Berbagai

    factor berperan pada mekanisme timbulnya penyakit, diantaranya adalah jenis, konsentrasi, sifat

    kimia debu, lama paparan dan factor individu pekerja.

    Untuk menegakkan diagnosis penyakit paru akibat debu industry perlu dilakukan

    anamnesis yang teliti mengenai riwayat pekerjaan, identifikasi debu di tempat kerja, dan

    pemeriksaan penunjang seperti uji faal paru dan pemeriksaan radiologis. Diagnosis kadang-

    kadang sukar ditegakkan oleh karena sering butuh waktu yang lama antara terjadinya paparan

    dan timbulnya penyakit. Di samping itu, penyakit paru akibat debu industry mempunyai gejala

    yang sama dengan penyakit paru yang tidak disebabkan oleh debu.

    Pengobatan penyakit paru akibat debu industry bersifat simptomatis dan suportif. Usaha

    pencegahan merupakan langkah penatalaksanaan yang penting. Tindakan pencegahan meliputi

    pengurangan kadar debu, memakai pelindung diri, deteksi dini kelaianan dan pemeriksaan

    sebelum penerimaan pegawai.

    Pemeriksaan faal paru dan radiologis secara berkala perlu pada jenis kerja tertentu.

    Pekerja yang telah terkena penyakit akibat debu hendaklah dihindari dari paparan lebih lanjut.

  • 8/8/2019 Pbl28 Pak Paru Auto Saved)

    24/24

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Braunwald E, Fauci A.S, Kasper D.L, Hauser S.L, Longo D.L, Jameson J.L.Occupational exposures and pulmonary disease. In: Harrisons principles of internal

    medicine 17th

    edition. 2007. Mc graw hill publication. 2: 1469-1475

    2. Pneumoconiosis symptoms, diagnosis, treatments and causes. Diunduh darihttp://www.wrongdiagnosis.com/p/pneumoconiosis/intro.htm pada 29 Oktober 2010.

    3. Amin Z, Bahar S. Tuberkulosis paru. Dalam: Buku A jar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II,Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI , 2006: 998-

    1005, 1045-9

    4. Levy B.S, Wegman D.H. Respiratory disorder. In: Occupational Health. 2000. Lippincottwilliams & wilkins publivations. 478-498

    5. Brouke S.J. Silicosis. In : Respiratory Medicine 7th Edition. 2007. Blackwell Publishing :161-170.

    6. KumarV, Cotran R.S, Robbins S.L. Pneumokoniosis. Dalam: Buku ajar patologi robbinsedisi ke-7 volume 1. 2007. Penerbit buku kedokteran (EGC). 301-307

    7. Shankar P.S. Coal workers pneumoconiosis and cigarette smoking. Diunduh darihttp://www.lungindia.com/temp/LungIndia3269-5107066_012507.pdf pada 30 Oktober

    2010.

    8. Price. A,Wilson. L. M. Tuberkulosis Paru. Dalam: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit bab 4. Edisi VI. Jakarta: EGC. 2004 : 852-64.

    9. CN. Chan. SY. Chan. Silicosis a preventable occupational disease. Journal Hong KongMed Assoc Vol.46.No 1 , March 2006. Diunduh dari

    http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-

    a&hs=cTC&rls=org.mozilla%3Aen-

    US%3Aofficial&q=silicosis+a+preventable+occupational+disease+CN+chan+and+SY+

    Chan&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai, pada 4 November 2010.10.Martyn R.P. Pneumoconiosis. In : Respiratory Medicine. 2006. Manson Publishing : 10-

    39.