patofisiologi kasus seminar 2 mtht

7
PATOFISIOLOGI KASUS Kemungkinan ISPA berulang saat masih kecil Otitis Media Akut Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Maligna Pada anak : tuba pendek, tuba lebar, tuba lebih horizontal saat ISPA, kuman mudah masuk ke telinga lewat tuba Terapi tidak adekuat & Sering keluar cairan dari telinga + berbau tidak enak (bau khas kolesteatoma) Membran timpani hiperemis + perforasi marginal Daerah retroaurikul ar tenang dan nyeri tekan (-) Kolesteatom a Mengikis Os. Mastoid dan Canalis Facialis Falopii Belum mengikis daerah retroaurikuler Mengenai N. Facialis dan N. Stapedius Reflex stapedius (-) Rontgen : Mastoid kiri sklerotik dan tampak bayangan sugestif Leukositosis dan LED meningkat Liang telinga kiri terisi banyak sekret Zat Pada audiogram : AC > 25 db, BC > 25 db Gejala klinis : mengenai telinga tengah dan telinga dalam

Upload: denata-prabhasiwi

Post on 20-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PATOFISIOLOGI KASUS

Faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK pada kasus Tn. Budi :

-Terapi yang tidak adekuat karena biasanya selama ini jika sakit ia hanya memberikan obat tetes telinga yang dapat dibeli bebas dan kemungkinan tidak pernah ke dokter sebelumnya.

-Hygiene buruk, karena ia pernah mengeluh keluar cairan dari telinga sehabis berenang. Yang berarti saat infeksi sedang berlangsung, ia pernah berenang sehingga infeksi makin parah. Wajah mencong ke kanan sejak 6 bulan terakhirN. Facialis terdiri dari 3 komponen :

- Komponen motoris. Mempersarafi otot wajah, kecuali M. Levator Palpebra Superior. Selain otot wajah N. Facialis juga mensarafi M. Stapedius dan venter posterior M. Digastrikus.

- Komponen sensoris. Mempersarafi duapertiga anterior lidah untuk pengecapan, melalui chorda timpani.

- Komponen parasimpatis. Memberikan persarafan pada glandula lakrimalis, glandula submandibula, dan glandula lingualis.

Selain itu berdasarkan anatomi, N. Facialis juga dibagi menjadi :

- Supragenikula

Terletak dari akhir canalis acuticus externus sampai ganglion genikulatum.- Infragenikula Suprastapedial

Terletak diantara distal ganglion genikulatum dan berjalan ke arah posterior telinga tengah, kemudian naik kea rah fenestra ovalis dan stapes, lalu turun dan kemudian terletak sejajar dengan kanalis semisirkularis horizontal. Dan berakhir di M. Stapedius.

- Intrastapedial Suprakordal

Antara percabangan N. Stapedius yang mempersarafi M. Stapedius dan berfungsi sebagai peredam suara dengan chorda timpani yang berjalan ke anterior untuk mempersarafi 2/3 anterior lidah untuk pengecapan.- Infrakordal

Mulai dari foramen stilomastoideus, berjalan ke anterior dan mempersarafi otot-otot wajah. Telinga kiri berair disertai bau tidak enak sejak sekolah dasar

Perjalanan penyakit Tn. Budi sudah kronis, terjadi sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Kemungkinan sebelum sampai tahap OMSK, dia sebelumnya mengalami ISPA berulang. Pada anak mudah terjadi OMA karena tuba pendek, tuba lebar, dan tuba lebih horizontal. Sehingga makin sering anak terkena ISPA, makin besar kemungkinan OMA. OMA terjadi karena :

Sumbatan tuba ( fungsi tuba terganggu ( fungsi pencegahan terganggu ( kuman masuk ke telinga tengah ( telinga tengah meradang

Seringkali keluar cairan dari telinga pada saat pasien batuk-pilek atau setiap kemasukan air sehabis berenangPada awalnya kami menduga pasien ini memang sering menderita ISPA berulang yang mencetuskan terjadinya OMA, tetapi karena terapi yang tidak adekuat serta hygiene buruk, termasuk berenang saat infeksi telinga menyebabkan perjalanan penyakit pasien ini menjadi OMSK. Pendengaran telinga kiri sangat menurun

Karena ada perforasi marginal pada membran timpani dan terdapat kolesteatoma yang mengandung zat osteolitik. N. Facialis berjalan di dalam Canalis Facialis Falopii pada telinga tengah yang nantinya akan berbelok ke posterior dan berjalan di bawah aditus ad antrum (antrum mastoid) yang bila ada cairan akan masuk ke rongga tersebut dan cairan dapat berjalan mengenai os. Mastoid. Jika mastoid sudah terkena, M. Stapedius yang dipersarafi oleh N. Stapedius juga dapat terkena. Fungsi M. Stapedius adalah melindungi cochlea dari suara keras dengan cara berkontraksi (Reflex Stapedius). Reflex stapedius akan bekerja dengan baik jika N. Facialis dan N. Stapedius masih baik. Pada kasus ini karena kolesteatoma sudah mengikis Canalis Facialis Falopii dan os. Mastoid ( N. Facialis juga ikut terkena ( reflex stapedius tidak bisa berjalan baik ( ada suara keras, tidak ada yang melindungi cochlea ( gangguan pendengaran. Sakit kepala hebat, muntah proyektil, dan gangguan keseimbangan disangkal

Parese N. VII akibat tumor intracranial ataupun tumor extracranial dapat disingkirkan.

Riwayat trauma disangkal

Etiologi parese N. VII karena trauma kepala (terutama fraktur pars petrosa os temporal) dapat disingkirkan.

Rasa kebas atau kesemutan disangkal

Parese N. VII akibat komplikasi dari penyakit Diabetes Mellitus ataupun akibat stroke dapat disingkirkan.

Pasien tidak merasakan timbulnya bintik-bintik yang berisi cairan pada leher dan wajah (vesikel)

Hipotesis infeksi intracranial berupa Sindrom Ramsay-Hunt atau Herpes Opticus dapat disingkirkan.

Jika timbul keluhan, pasien sering mengobati sendiri dengan obat tetes telinga yang dapat dibeli bebas.Dari pernyataan ini, kami menyimpulkan bahwa selama ini jika timbul keluhan pasien tidak pernah pergi ke dokter. Dia hanya mengobati sendiri sehingga kemungkinan besar faktor yang menyebabkan perjalanan penyakit pasien menjadi OMSK adalah terapi yang tidak adekuat.

Daerah retroaurikuler kanan dan kiri tenang serta tidak nyeri pada penekanan.Kolesteatoma mengadung zat osteolitik yang dapat mengikis tulang. Kemungkinan pada pasien ini kolesteatoma sudah sedikit mengikis os. Mastoid karena pada foto rontgen didapatkan mastoid kiri sklerotik dan tampak bayangan sugestif kolesteatoma. Tetapi kolesteatoma tersebut belum sampai mengikis daerah retroaurikuker sehingga daerah tersebut masih tenang (belum terdapat abses ataupun fistel retroaurikuler).Kemungkinan ISPA berulang saat masih kecil

Otitis Media Akut

Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Maligna

Pada anak : tuba pendek, tuba lebar, tuba lebih horizontal ( saat ISPA, kuman mudah masuk ke telinga lewat tuba eustachius ( fungsi pencegahan tuba terganggu

Terapi tidak adekuat & hygiene buruk

Fungsi pendengaran pada telinga kiri menurun

Sering keluar cairan dari telinga + berbau tidak enak (bau khas kolesteatoma)

Membran timpani hiperemis + perforasi marginal

Daerah retroaurikular tenang dan nyeri tekan (-)

Wajah asimetris dalam keadaan diam

Kerutan dahi dan alis mata kiri lebih rendah

Sulcus nasolabial kiri mendatar

Kolesteatoma

Mengikis Os. Mastoid dan Canalis Facialis Falopii

Belum mengikis daerah retroaurikuler (belum ada abses atau fistel)

Mengenai N. Facialis dan N. Stapedius

Reflex stapedius (-)

Tidak ada yang melindungi cochlea dari suara keras

N. VII rusak ( Wajah mencong ke kanan (ke bagian yang sehat)

Rontgen : Mastoid kiri sklerotik dan tampak bayangan sugestif kolesteatoma

Leukositosis dan LED meningkat

Kelumpuhan N. VII kiri perifer setinggi infra korda

N. VII berjalan postero-inferior ke foramen stilomastoideus

Bejalan ke anterior mempersarafi otot-otot wajah

Liang telinga kiri terisi banyak sekret purulen

Zat osteolitik

Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Maligna

Daerah infrakorda

Telinga kiri tuli campur sedang berat

Pada audiogram : AC > 25 db, BC > 25 db

Gejala klinis : mengenai telinga tengah dan telinga dalam

Tidak mengenai percabangan lain

Fungsi lakrimasi dan pengecapan tidak terganggu