patofisiologi dan gambaran klinis infeksi rotavirus.docx
DESCRIPTION
Patofisiologi dan Gambaran Klinis Infeksi Rotavirus.docxTRANSCRIPT
Gambaran Klinis Infeksi Rotavirus
oleh Shabrina Narasati, 0906639934
Rotavirus menjadi penyebab utama diare berat pada anak usia balita baik di negara maju maupun
negara berkembang. Dilaporkan oleh WHO bahwa setiap tahun diare rotavirus menyebabkan >
500.000 kematian anak usia balita di seluruh dunia dan >80% di antaranya terjadi di negara
berkembang.
Gambaran Klinis
Rotavirus adalah virus RNA yang tergolong dalam famili Reoviridae. Penularan rotavirus terjadi
melalui faecal-oral. Rotavirus akan menginfeksi dan merusak sel-sel yang membatasi usus halus
dan menyebabkan diare cair akut dengan masa inkubasi 24-72 jam. Gejala yang timbul bervariasi
dari ringan sampai berat, didahului oleh muntah -muntah yang diikuti 4-8 hari diare hebat yang
dapat menyebabkan dehidrasi berat dan berujung pada kematian.
Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus adalah demam/low-grade fever
mual dan muntah, nyeri perut berupa tenesmus, lama sakitnya 5-7 hari. Sifat tinja: volume
sedang, frekuensi 5-10x/hari, konsistensi cair, tidak ada darah, berbau langu/asam, berwarna
kuning hijau, dan terdapat anorexia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan hiperaktivitas bising usus, tinja yang cair tanpa
darah, mata cekung, mukosa mulut kering, dapat juga terjadi penurunan berat badan. Pada diare,
dapat ditemukan lecet dan kemerahan pada inspeksi anus yang dikenal sebagai eritema natum.
Hal tersebut terjadi akibat dari feses yang asam sehingga menyebabkan iritasi pada orrificium
anal.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Sungkapalee et al. (2006) pada 103 anak positif rotavirus
menunjukkan bahwa gejala klinis dari infeksi rotavirus meliputi diare cair akut (79,6%), demam
(81,5%), mual atau muntah (80,6%). Nguyen et al. (2004) menunjukkan bahwa gejala klinis dari
infeksi rotavirus adalah gabungan antara demam, muntah dan dehidrasi (42%), muntah-dehidrasi
(20%) dan demam- dehidrasi (14%). Studi yang dilakukan oleh Soenarto et al. (2009)
menunjukkan hal yang hampir sama bahwa anak dengan infeksi rotavirus mengalami dehidrasi
dan muntah yang lebih tinggi secara bermakna dibanding dengan anak diare yang tidak
ditemukan rotavirus pada tinjanya.
Diagnosis
Anamnesis sangat penting untuk menegakkan diagnosis dari diare oleh karena infeksi virus
khususnya rotavirus. Dari anamnesis dapat diketahui onset, frekuensi dari diare, durasi, volume,
apakah diare berair (watery diarrhea), diare berdarah atau berlemak. Dalam melakukan
anamnesis pada pasien diare harus lebih fokus pada beratnya diare dan dehidrasi. Intake sangat
perlu ditanyakan, jumlah buang air kecil, kehilangan berat badan. riwayat makanan.
Untuk menegakkan diagnosis dari diare akut karena infeksi rotavirus diperlukan pemeriksaan
feses dengan metode rapid antigen tests, salah satunya dengan enzyme immunoassay (EIA)
dengan sensitivitas dan spesifik lebih dari 98 % atau latex agglutination test yang kurang sensitif
dibanding EIA. Antibodi anti rotavirus yaitu imunoglobulin A dan M diekresikan difeses setelah
hari pertama terinfeksi rotavirus. Tes antibodi masih positif sampai 10 hari setelah infeksi
pertama dan dapat lebih lama lagi jika terjadi infeksi berulang. Oleh karena itu pemeriksaan tes
antibodi dapat digunakan untuk mendiagnosa rotavirus.
Daftar Pustaka
1. Brooks GF, Carrol KC, Butel JS, Morse SA. Medical microbiology. 24 th ed. McGraw
Hill: 2007; p.501-6
2. Nguyen David D. Rotavirus : Patophysiology, Clinical Presentation. From URL:
http://www.medscape.com/viewprogram /4007_pnt. 21 November 2012.