partisipasi masyarakat kelurahan perigi...

119
PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI BARU KECAMATAN PONDOK AREN KOTA TANGERANG SELATAN TERHADAP PROGRAM PEMBERDAYAAN KOTA TANPA KUMUH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Fikra Sutan Purnama NIM 1112054100015 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Upload: trandien

Post on 07-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI BARU KECAMATAN

PONDOK AREN KOTA TANGERANG SELATAN TERHADAP PROGRAM

PEMBERDAYAAN KOTA TANPA KUMUH

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Fikra Sutan Purnama

NIM 1112054100015

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat
Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat
Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat
Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

i

ABSTRAK

Fikra Sutan Purnama

1112054100015

Partisipasi Masyarakat Kelurahan Perigi Baru Kecamatan Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan terhadap Program Pemberdayaan Kota Tanpa Kumuh

(KOTAKU)

Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

aksesnya kepada kegiatan ekonomi, sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya

yang mempunyai potensi yang lebih tinggi. Masalah kemiskinan muncul karena

adanya sekelompok anggota masyarakat yang secara struktural tidak mempunyai

peluang dan kemampuan yang memadai untuk mencapai tingkat kehidupan yang

layak untuk mengatasi persoalan di atas dalam program kotaku.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam

pembangunan infrastruktur perkotaan kumuh serta aspek-aspek yang berhubungan

dengan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur

perkotaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yang menggunakan unit analisis informan dengan teknik pengumpulan data

melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Analisis yang

digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : pertama, bentuk partisipasi masyarakat pada

tahap persiapan berupa kehadiran dan sumbangan ide atau pemikiran, pada tahap

pelaksanaan bentuk partisipasi masyarakat berupa tenaga, dana dan material, pada

tahap pemeliharaan bentuk partisipasi masyarakat berupa tenaga. Kedua, aspek-aspek

yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat yaitu jumlah keluarga sejahtera,

jenis pekerjaan.

Dalam bentuk partisipasinya masyarakat digolongkan pada partisipasi vertikal,

dimana masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program

secara langsung dengan bimbingan dari pihak penyedia layanan. Dan dalam

partisipasi horizontal, dimana masyarakat tidak berperan cukup aktif dalam

pengambilan keputusan dan pelaksanaan program. Masyarakat disini hanya diam dan

menunggu hasil keputusan dalam musyawarah perencanaan program.

Adapun faktor penghambat dalam partisipasi program yaitu: dari faktor usia, waktu,

dan aspek pendidikan. Dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi tingkat

partisipasi masyarakat dalam sebuah program. Dan faktor pendukungnya yaitu : peran

masyarakat dan relasi yang dijalankan berperan dengan baik dan faktor lamanya

tinggal masyarakat di lingkungan tersebut.

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana

Kesejahteraan Sosial di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi

adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh

keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan, penulis sampaikan ucapan

terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Hj. Nunung Khoiriyah, M.Ag, Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

5. Muhtadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis yang telah

meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta

membantu literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta

jajarannya, yang senantiasa memberikan ilmu, membimbing, dan memberikan

pengarahan selama perkuliahan.

7. Pengelola program KOTAKU Kelurahan Perigi Baru yang telah banyak

membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan

dalam penyusunan skripsi.

8. Kedua orang tua Bapak Sutan Suherman dan Ibu Rina Indarti, terima kasih

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

iii

untuk semua doanya, untuk semua Jasa-jasanya dan semua Pengorbanannya.

9. Saudara-saudara sepupu saya, Asep Rahmatullah M.Si, Dian Betet

Nurdiansyah, Eko Nurdiansya, Dede Eka Nurdiansyah, Desi Agustin, Agung

Brimasidik, Yudha Anugrah, dan Adi alex Imam Taufik, dan adik saya Nanda

Permana Cahya Sutan, terima kasih atas dukungan moril dan materiil dalam

menempuh studi selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Bingka Belisha Meitiyanto terima kasih atas dukungan moril dan materiil

yang telah berjasa memberikan fasilitas selama proses pembuatan skripsi dari

awal hingga akhir.

11. Sahabat dan teman-teman seperjuagan Jurusan Kesejahteraan Sosial Angkatan

2012, Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Banten Jakarta, yang terus

memberikan dukungan dalam proses penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

12. Keluarga besar ALLBEST Familly dan Royal 23 BR yang tidak bisa

disebutkan satu-persatu, terimakasih telah memberikan dukungan dalam

proses penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Starta 1 (S1) di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 13 Januari 2016

Fikra Sutan Purnama

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .......................................... 7

1. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

2. Perumusan Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 7

1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

2. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

D. Metodologi Penelitian ................................................................................ 9

1. Jenis Pendekatan Penelitian ................................................................. 9

2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .............................................. 10

3. Sumber Data Penelitian ........................................................................ 10

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 11

5. Analisis Data ........................................................................................ 13

6. Keabsahan Data ................................................................................... 14

E. Pedoman Penulisan Skripsi ........................................................................ 14

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 15

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 16

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 18

A. Pengertian Partisipasi Masyarakat .............................................................. 18

1. Partisipasi Masyarakat ......................................................................... 18

2. Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat ................................................ 20

3. Prinsip-prinsip Partisipasi Masyarakat ................................................ 20

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat ................. 22

5. Tingkatan Partisipasi Masyarakat ........................................................ 24

6. Tahapan-tahapan Partisipasi ................................................................ 25

7. Derajat Partisipasi ................................................................................ 27

B. Pemberdayaan Masyarakat ........................................................................ 28

1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat .................................................... 32

2. Tujuan Pemberdayaan .......................................................................... 35

3. Tahapan dan Proses Pemberdayaan ..................................................... 36

4. Aras Pemberdayaan ............................................................................. 41

C. Perkotaan .................................................................................................... 42

BAB III PROFIL PROGRAM ........................................................................... 45

A. Profil Kotaku .............................................................................................. 45

B. Pengertian Program dan Definisi “Kumuh” .............................................. 49

C. Tujuan Program ......................................................................................... 51

D. Strategi Operasional ................................................................................... 52

E. Prinsip ........................................................................................................ 53

F. Pola Penanganan ........................................................................................ 54

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

vi

G. Struktur Organisasi .................................................................................... 57

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS LAPANGAN .................. 58

A. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Program KOTAKU ....................... 59

1. Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan

Program ...................................................................................................... 59

2. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program

KOTAKU ................................................................................................... 65

3. Partisipasi Masyarakat dalam Pelembagaan ........................................ 72

4. Partisipasi Masyarakat dalam Evaluasi dan Monitoring ...................... 76

B. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program

KOTAKU ......................................................................................................... 78

C. Faktor Penghambat dan Pendukung ........................................................... 82

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 86

A. Kesimpulan ................................................................................................ 86

B. Saran .......................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan kemiskinan merupakan masalah yang sudah ada sejak

lama dan hampir bisa dikatakan akan tetap menjadi “kenyataan abadi” dalam

kehidupan. Pengertian kemiskinan sendiri sebagai suatu konsep ilmiah lahir

sebagai dampak dari istilah pembangunan. Karena itu dalam setiap

pembahasan tentang pembangunan kemiskinan mendapat tempat yang cukup

penting. Kemiskinan dipandang sebagai bagian dari masalah dalam

pembangunan, yang keberadaannya ditandai dengan adanya pengangguran,

keterbelakangan, yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan.

Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan

terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi, sehingga tertinggal jauh dari

masyarakat lainnya yang mempunyai potensi yang lebih tinggi. Masalah

kemiskinan muncul karena adanya sekelompok anggota masyarakat yang

secara struktural tidak mempunyai peluang dan kemampuan yang memadai

untuk mencapai tingkat kehidupan yang layak.

Akibatnya mereka harus mengakui keunggulan kelompok masyarakat

lainnya dalam persaingan mencari nafkah dan kepemilikan aset, sehingga

semakin lama semakin tertinggal. Dalam prosesnya, gejala tersebut

memunculkan persoalan ketimpangan distribusi pendapatan dalam

masyarakat.

Masalah kemiskinan di Indonesia tercermin dari kondisi fisik

masyarakat yang tidak memiliki akses sarana dan prasarana dasar lingkungan

yang memadai, dengan kualitas perumahan dan pemukiman yang jauh di

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

2

bawah standar kelayakan untuk ditempati, serta mata pencarian yang tidak

menentu.

Permasalahan kemiskinan ini telah menggugah pemerintah dan

lembaga internasional seperti bank dunia untuk berperan aktif mengentaskan

kemiskinan melalui berbagai program. Beberapa program cenderung parsial

dan tidak berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan program yang bersifat

sistematis dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Pemberdayaan masyarakat merupakan metode yang cukup efektif

untuk membantu mengatasi masalah kemiskinan atau paling tidak mencegah

munculnya masalah-masalah turunan dari kemiskinan seperti busung lapar,

kurang gizi, anak putus sekolah, bayi terlantar, anak jalanan, kondisi

lingkungan pemukiman yang buruk, kriminalitas dan prostitusi.1 Krisis

ekonomi yang berkepanjangan yang dialami bangsa Indonesia sejak tahun

1997 telah membawa dampak yang sangat luas bagi seluruh aspek kehidupan

masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat miskin yang semakin miskin,

ditambah lagi utang luar negri yang semakin besar yang merupakan warisan

dari pemerintah Orde Baru. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa

angka kemiskinan di Indonesia sangat fluktuatif. Pada saat krisis moneter

tahun 1997/1998 penduduk miskin Indonesia mencapai 24% kemiskinan atau

pada tahun tersebut melesat ke 49,5 juta jiwa. Berdasarkan sensus penduduk

Badan Pusat Statistik (BPS) 2011, penduduk miskin Indonesia berjumlah

32,02 juta jiwa atau 13,33% dari total jumlah penduduk, sebanyak 11,05 juta

jiwa berada di perkotaan dan 18,97 juta jiwa di pedesaan.1

1 Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pembangunan Masyarakat Model dan Strategi Pembangunan

berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2011), h. 187 1 Data statistic BPS 2011 Jumlah Masyarakat Miskin di Indonesia

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

3

Masalah kemiskinan di perkotaan lebih kompleks karena tidak hanya

menyangkut pekerjaan, pendapatan, perumahan, tetapi berkaitan pula dengan

masalah sosial lain yang bersifat pathologis seperti kerentanan terhadap

kriminalitas, tindak kekerasan, penyalahgunaan narkoba, kadang juga mudah

dieksploitasi untuk kepentingan tertentu. Kemiskinan di kota sering dikatakan

miskin plus, yaitu selain miskin mereka juga tidak jarang menjadi penyandang

masalah sosial lain yang bersifat pathologis. Orang miskin di kota relatif

lebih sulit kehidupannya dibanding dengan orang miskin di pedesaan, sebab

sumberdaya pendukung lingkungan semakin berkurang sehingga untuk

memenuhi kebutuhan hidup di perkotaan haruslah dengan memiliki uang.2

Begitu juga dengan peningkatan urbanisasi terjadi tanpa terkendali

terutama di negara-negara dengan ketimpangan pertumbuhan antar wilayah

yang cukup tinggi. Beberapa ciri pembeda wilayah desa dengan kota memang

secara fakual dapat dilihat secara kasat mata yang menunjukkan bias

pembangunan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Berpijak pada

ciri desa-kota tersebut, kota lebih memberikan kesan yang lebih maju dari

pada desa. Kehidupan di perkotaan seolah-olah memberikan suasana

menjanjikan bagi setiap urban yang silau dengan corak kehidupan glamour,

penuh kemewahan, fasilitas sosial dan fasilitas umum memadai, berbagai

gedung menjulang tinggi dan masyarakat bergaya hidup modern. Semua sisi

kehidupan kota seolah memberi kesan kemakmuran hidup. Padahal

berdasarkan beberapa hasil penelitian Santoso (1991) dan Evers (1982)

menemukan bahwa :

“Sisi lain atau kehidupan kota yang menunjukan kemajuan terdapat

keterbelakangan yang mencerminkan potret ketidakberdayaan,

2 The World Bank, 2007, understanding poverty

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

4

kemiskinan yang kesemuanya terkonsentrasi pada pemukiman kumuh

(sejumlah area).”

Kehidupan masyarakat di perkotaan keatas kelas bawah dengan

terminology Hans Dieter Evers (1982) mengatakan :

“masyarakat pinggiran kota” mencerminkan realitas sebuah kehidupan

yang serba terbatas. Masyarakat pinggiran kota yang lebih dikenal

dengan istilah dengan wong melarat merupakan refleksi dari

keberadaan kaum yang tak beruntung seperti: tunawisma, tunakarya,

gelandangan, pengemis, buruh kasar dan anak jualan. Mereka

cenderung tinggal tak menentu di sembarang tempat seperti belakang

gedung bertingkat, kolong jembatan, pinggiran rel kereta api, tepi

bantaran sungai, kios kosong di sudut pasar, trotoar pertokoan,

pekuburan umum yang kontras berbeda dengan kondisi kehidupan

gemerlap permukaan kota”.

Adams (1964) menjelaskan:

“Kaum miskin di perkotaan biasanya hidup bergerombol dalam suatu

kawasan yang disebut kampong gembel. Sebagian masyarakat

pinggiran kota di kawasan kampung gembel mendirikan rumah kardus,

gubuk dan pondok reyot unruk difungsikan sebagai tumah tinggal.

Kehadiran rumah kardus, gubuk reyot hanyalah satu dari sekian cara

untuk menggambarkan potret kemiskinan di perkotaan. Gambar ciri

lain yang lebih menyedihkan dari kaum miskin kota sering kali kita

lihat dari fakta: tingkat ekonomi rendah, tingkat pendidikan rendah,

akses tahap fasilitas kesehatan lemah, kesulitan memenuhi kebutuhan

pokok, selalu terlilit hutang, pekerjaan tak tetap, lokasi pekerjaan

berpindah-pindah dan sring dikejar-kejar aparat. Tak jarang, warga

miskin di perkotaan terlibat tindakan kriminal yang meresahkan

kehidupan sosial.”3

Dalam massa krisis masyarakat miskin sangat sulit untuk bangkit karena

ketidak berdayaan dan partisipasi masyarakat itu sendiri. Hal ini khususnya terjadi

pada masyarakat perkotaan, karena potensi yang ada pada umumnya sangat susah

direalisasikan atau susah didapatkan, terutama dari segi sumber daya manusianya

sehingga masyarakat kota tidak memiliki kemampuan yang baik untuk membangun

walaupun didukung sumber daya yang ada, karena sudah mulai hilangnya kapital

sosial. Masalah kemiskinan hanya dapat dituntaskan apabila pemerintah merumuskan

kebijakan yang berpihak kepada masyarakat miskin dan pelaksanaannya

membutuhkan intervensi dan koordinasi dari semua pihak.

3 Prasudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Sinar Harapan, 1984), h. 4

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

5

Menjawab tantangan tersebut, dalam penanganan masalah kemiskinan yang

dialami masyarakat Indonesia dengan cara melakukan pemberdayaan tahap

masyarakat, maka presiden telah mengeluarkan Perpres No. 57 tentang Tim

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), yang bertugas untuk merumuskan

langkah-langkah kongkrit dalam penanggulangan kemiskinan melalui “Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), yang sekarang telah berubah nama

dengan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Sebagai instrumen dalam

percepatan penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di daerah.4

Salah satu wilayah sasaran Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah

Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi

Banten. Merupakan salah satu wilayah yang fokus menjadi target Program KOTAKU.

Alasan memilih lokasi ini karena Kelurahan Perigi Baru memiliki potensi kapital

sosial (seperti; kegotong rorongan, kepedulian, musyawarah, keswadayaan dan lain-

lain) yang cukup baik untuk peningkatan ekonomi masyarakatnya dan juga untuk

permasalahan di dalam infrastruktur pada lingkungan Kelurahan Perigi Baru tersebut

yang bertujuan untuk melancarkan akses ekonomi, penidikan dan lain-lain.

Diharapkan melalui Program KOTAKU ini dapat meningkatkan partisipasi

masyarakat dan kemampuan masyarakat dalam mengelola sumberdaya semakin baik,

sehingga berpengaruh terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas menarik untuk melakukan penelitian skripsi yang

berjudul “Partisipasi Masyarakat Kelurahan Perigi Baru Kecamatan Pondok

Aren Kota Tangerang Selatan Terhadap Program Pemberdayaan Kota Tanpa

Kumuh (KOTAKU)”. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena selain belum

banyak yang diteliti, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai

4 Direktorat Jendral Cipta Karya, Bersama Membangun Kemandirian, (Jakarta: Kementrian Pekerjaaan

Umum Republik Indonesia, 2010), h. 15

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

6

tambahan informasi tentang implementasi Program KOTAKU, dan sejauh mana

partisipasi masyarakat terhadap program yang dilakukan oleh Program KOTAKU.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan

penelitian yang berfokus pada partisipasi masyarakat pada Progran

KOTAKU pada program yang dicanangkan oleh KOTAKU di Kelurahan

Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut dapat dilihat sejumlah masalah yang

memungkinkan dapat dijelaskan dalam penulisan skripsi ini. Penulisan

akan merumuskan dalam permasalahan sebgai berikut:

a. Bagaimana Partisipasi Masyarakat pada Program KOTAKU di

Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang

Selatan ?

b. Apa Faktor Penghambat dan Pendukung Program KOTAKU bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat kelurahan Perigi Baru,

Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mendeskripsikan Partisipasi Masyarakat pada Program Kota Tanpa

Kumuh (KOTAKU) di Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok

Aren, Kota Tanggerang Selatan.

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

7

b. Mendeskripsikan faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Program

KOTAKU bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat kelurahan

Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

1) Untuk menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa

kesejahteraan sosial.

2) Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan

penelitian serupa dimasa mendatang.

3) Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi dokumen

perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi rujukan bagi

masyarakat yang konsentrasinya pada studi sosial dalam dimensi

program pemerintah.

b. Manfaat Praktis

1) Bahan masukan bagi intansi dalam hal ini Kementerian Pekerjaan

Umum untuk menjalankan Program pemberdayaan-pemberdayaan

masyarakat.

2) Selain bahan masukan bagi masyarakat dalam pelaksaan program

PNPM Mandiri Perkotaan atau pemberdayaan masyarakat agar

dapat meningkatkan kesejahteraan kualitas hidup

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

8

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Menurut

Strauss dan Corbin (1997), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah

jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat

dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau

cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara

umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat,

sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-

lain.5

Adapun alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman

para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan

memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala

merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.6

Serta

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi partisipasi masyarakat

Kelurahan Perigi Baru tehadap program yang dijalankan oleh PNPM Mandiri

Perkotaan. Kemudian untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang

diberikan PNPM Mandiri Perkotaan dalam mengatasi permasalahan sosial

yang ada di Kelurahan Perigi Baru.

2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Kelurahan Perigi

Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Metode yang

digunakan dalam penentuan lokasi penelitian adalah metode purposive

sampling, yaitu metode penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tujuan

5 Nur Syam’un, Metodelogi penelitian (Serang: sultan Maulana Hasanudin Banten, 1998), h.22 6 Lex J Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosyda Karya, 1993), h.3

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

9

penelitian. Menurut metode ini, lokasi penelitian hendaknya didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan kemenarikan/ketertarikan, keunikan, kesesuaian

dengan topik yang dipilih, lokasi hendaknya diuraikan dengan jelas dan

lengkap.

Pertimbangan yang mendasari peneliti memilih daerah tersebut di atas

sebagai tempat penelitian karena Kelurahan Perigi Baru merupakan Kelurahan

yang melaksanakan program PNPM Mandiri berupa kegiatan pemberdayaan

masyarakat. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah warga Kelurahan

Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren. Waktu penelitian : Penelitian dilakukan

pada bulan April 2016 sampai dengan bulan Oktober 2016.

3. Sumber Data Penelitian

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokan dalam

dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.7

a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikelompokan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga

sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara

langsung, teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan

data primer antara lain observasi dan wawancara.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti

dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).

Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat

Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

7 Prof. Dr. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), h.186

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

10

a. Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data

dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang informan, caranya

adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini

wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara

dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview

dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, serta

mencantumkan isu-isu yang harus diliputi tanpa menentukan urutan

pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaa yang eksplisit.8

Tabel .01 Theoritical Sampling

INFORMAN JUMLAH JENIS INFORMASI

Ketua Kordinator KOTAKU 1 orang Informasi tentang program

KOTAKU dan partisipasi

masyarakat

Fasilitator Senior Kelurahan Perigi Baru 1 orang Informasi tentang program

KOTAKU dan partisipasi

masyarakat

Ketua BKM 1 orang Peran partisipasi

masyarakat dalam program

KOTAKU

Anggota BKM 2 orang Peran partisipasi

masyarakat dalam program

KOTAKU

Anggota UPL 3 orang Peran partisipasi

masyarakat dalam program

KOTAKU

Anggota UPK 2 orang Peran partisipasi

masyarakat dalam program

KOTAKU

Jumlah 10

8 Hamid Patilima, Metode penelitian kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-3, h.68

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

11

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dari sumber data, dalam hal ini peneliti

datang ketempat yang diamati, tetapi tidak ikut dalam kegiatan tersebut,

melainkan melakukan pengamatan langsung bagaimana partisipasi

masyarakat dalam program KOTAKU di Kelurahan Perigi Baru,

Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Yang ingin didapatkan

dari observasinya adalah memahami konteks data dalam keseluruhan

situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang menyeluruh,

memperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti

menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau

pandangan sebelumnya, dan memperoleh kesan-kesan pribadi, dan situasi

sosial yang diteliti.9

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi

dokumentasi adalah studi kumpulan modul KOTAKU, buku panduan

pelaksanaan KOTAKU, dan foto-foto pelaksanaan KOTAKU di

Kelurahan Perigi Baru Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

Maksud pengumpulan dokumen ialah untuk memperoleh kejadian nyata

tentang situasi sosial dan arti berbagai factor disekitar subjek penelitian.10

Dalam hal ini peneliti menggunakan video recorder untuk merekam

selama melakukan wawancara dan observasi, serta menggunakan kamera

ponsel sebagai dokumentasi dan bahan tambahan untuk penelitian ini.

9 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5, h.64 10 Heribertus B. Sutopo, Metodelogi Penelitian Kualitatif: Metodelogi Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Sosial

dan Budaya (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996), h.36

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

12

5. Analisis Data

Sesuai dengan subjek penelitian partisipasi masyarakat, maka hal

tersebut akan dikemukakan di sini, menurut Bogan bahwa analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, menyusun pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.11

6. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji dan

valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data yang diujikan lewat

diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan meliahat

realitas sosial serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena

itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data-data

yang relevan. Teknik untuk keabsahan data dengan triangulasi sumber

berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan

teknik yang sama. Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan

dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat

dari observasi dan wawancara. Penulis melakukan wawancara tahapan

hasil dari observasi.12

11 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV. Alfabeta, Agustus 2009), Cet- Ke 5, h.88

12 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV. Alfabeta, Agustus 2009), Cet- Ke 5, h.83

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

13

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam

skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis,

dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, tahun

2008.

F. Tinjauan Pustaka

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perkotaan (PNPM-MP): Studi atas Pembangunan Gedung PAUD di

Kelurahan Petukangan Utara, Pesanggrahan Jakarta Selatan. Yang disusun oleh

Resty Dwi Anggraini, mahasiswi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sarjana Sosial bidang Kesejahteran Sosial. Melakukan tinjauan pustaka pada skripsi

tersebut merupakan ketertarikan penulis dalam penelitian partisipasi masyarakat

dalam program yang dijalankan oleh PNPM Mandiri Perkotaan. Apa yang dilakukan

penelitian skripsi ini tentu menjadi bahan perbandingan terhadap skripsi tersebut.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah lebih

pada partisipasi masyarakat dalam keseluruhan program yang dicanangkan oleh Kota

Tanpa Kumuh (KOTAKU) di Kelurahan Perigi Baru. Perlu diketahui partisipasi

masyarakat sangatlah penting dalam berjalannya suatu program yang telah

direncanakan. Mengetahui sejauh mana masyarakat mengawal program tersebut,

apakah masyarakat berperan aktif atau apatis dalam menanggapi program tersebut.

Kemudian melihat perubahan apa saja yang terjadi pada masyarakat sebelum dan

sesudah masuknya program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) ke Kelurahan Perigi

Baru.

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

14

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisam ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian,

serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, yang terdiri dari pertama definisi partisipasi,

bentuk dan tipe partisipasi, manfaat partisipasi. Kedua definisi

pemberdayaan, definisi pemberdayaan masyarakat, tujuan

pemberdayaan, ciri-ciri pemberdayaan masyarakat, dan tahapan

pemberdayaan masyarakat. Ketiga kerangka alur penelitian.

BAB III Gambaran Umum meliputi :

Gambaran Umum Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan, Latar Belakang PNPM-MP,

Visi dan Misi PNPM-MP, tujuan PNPM-MP, Fungsi dan Divisi

yang bergerak di PNPM-MP, Struktur Organisasi, Nilai-nilai

dan Prinsip-prinsip yang Melandasi PNPM-MP

kemudian gambaran umum Kelurahan Perigi Baru, Letak

Geografis Jumlah Penduduk, Kondisi Pendidikan, Jenis Mata

Pencaharian, dan Agama.

BAB IV Analisis Penelitian, merupakan bentuk analisis Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat tentang Partisipasi

Masyarakat Kelurahan Perigi Baru terhadap Progran PNPM

Mandiri Perkotaan.

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

15

BAB V Penutup, dalam hal ini akan ditarik kesimpulan dari pemikiran

sebelumnya serta saran-saran sebagai bentuk hasil dari analisa

dalam penelitian penulis.

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Partisipasi Masyarakat

1. Partisipasi Masyarakat

Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari

bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”

(sukanto,1983). Dalam bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari

kata kerja “Partipare” yang berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung

pengertian aktif yaitu adanya kegiatan atau aktivitas.

Menurut Davis dan Newstrom (2004: ) Partisipasi adalah keterlibatan

mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok. Dan mendorong

mereka untuk memberikan suatu kontribusi demi tujuan kelompok, dan juga

berbagai tanggung jawab dalam pencapaian tujuan.

Menurut Sajogyo (artikel :2002) “Partisipasi” adalah suatu proses

dimana sejumlah pelaku bermitra punya pengaruh dan membagi wewenang di

dalam prakarsa “pembangunan”, termasuk mengambil keputusan atas

sumberdaya.

Menurut Rauf, Nasution dalam Sri Yuliyati, mengemukakan partisipasi

terhadap koperasi adalah manifestasi dari perilaku seseorang atau sekelompok

orang dalam menunjukkan sikap dan mewujudkan peranannya terhadap

koperasi guna meningkatkan kesejahteraanya.

Menurut (Sastropoetro:1995,11). Bahwa partisipasi adalah

keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan

lahiriahnya. Pengertian ini menjelaskan peran masyarakat dalam mengambil

bagian, atau turut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran ke dalam suatu

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

17

kegiatan, berupa keterlibatan ego atau diri sendiri atau pribadi yang lebih

daripada sekedar kegiatan fisik semata.(artikel Dr. Arifin Sitio)Secara umum,

partisipasi dapat di artikan sebagai keterlibatan diri seseorang dalam suatu

kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung atau suatu proses

identifikasi diri seseorang untuk menjadi peserta dalam kegiatan bersama

dalam situasi sosial tertentu.13

Menurut Ach. Wazir Ws, Partisipasi biasa diartikan sebagai

keterlibatan seseorang secara sadar kedalam interaksi sosial dalam situasi

tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia

menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses

berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan,

kepatuhan dan tanggung jawab bersama.14

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di

masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi

untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan

keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.15

2. Bentuk-bentuk Partisipasi

a. Partisipasi vertikal adalah bentuk kondisi tertentu vertikal di

masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam

program pihak lain, sehubungan dengan yang masyarakat ada sebagai

posisi bawahan.

13 http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-beberapa.html diakses pada hari

kamis tanggal 26 Mei 2016, pukul 11.07 Wib 14 Ach Wazir Ws, Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya Masyarakat (Jakarta: Sekertariat

Bina Desa dengan Dukungan AusAID, 1999), h.30 15 Isbandi Rukminto Adi, Penerapan Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan: sebuah buku

pegangan bagi para praktisi lapangan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999)

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

18

b. Partisipasi horizontal di mana orang tidak mungkin memiliki inisiatif

di mana setiap kelompok anggota / masyarakat berpartisipasi secara

horizontal antara satu sama lain, baik dalam melakukan bisnis

bersama-sama, dan melakukan kegiatan dengan pihak lain. menurut

Effendi sendiri, tentu saja, partisipasi merupakan tanda awal

dari komunitas yang berkembang yang mampu berkembang secara

mandiri.

3. Prinsip-prinsip Partisipasi

Prinsip partisipasi adalah mendorong setiap warga menggunakan hak

menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan yang

menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Analisis partisipatif ini dilakukan guna memahami suara masyarakat

miskin, laki-laki dan perempuan, tentang masalah kemiskinan yang mereka

hadapi serta mengakomodasikan suara masyarakat miskin dalam perumusan

kebijakan. Berikut adalah prinsip-prinsip dalam partisipasi masyarakat:

a. Cakupan: Semua orang atau perwakilan dari semua kelompok yang

terkena dampak proyek pembangunan keputusan atau proses.

b. Kesetaraan dan kemitraan (Partnership Equal): Pada dasarnya setiap

orang memiliki keterampilan, kemampuan dan inisiatif serta hak untuk

menggunakan inisiatif dalam terlibat dalam setiap proses dialog dalam

rangka membangun terlepas dari tingkat dan struktur masing-masing

pihak.

c. Transparansi: Semua pihak harus dapat mengembangkan komunikasi

dan komunikasi adalah iklim terbuka dan kondusif, dialog dihasilkan.

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

19

d. Pihak berwenang kesetaraan (Power Sharing / Equal

Powership): Berbagai pihak yang terlibat harus dapat

menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk

menghindari dominasi.

e. Tanggung Jawab kesetaraan (Responsibility): Berbagai pihak memiliki

tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena kesetaraan

otoritas (pembagian kekuasaan) dan keterlibatan dalam proses

pengambilan keputusan dan langkah-langkah pemberdayaan

berikutnya

f. Pemberdayaan: Keterlibatan berbagai pihak tidak dapat dipisahkan dari

semua kekuatan dan kelemahan masing-masing pihak, sehingga

melalui keterlibatan aktif dalam kegiatan proses, ada proses saling

belajar dan saling kerjasama untuk memberdayakan satu sama lain.

g. Dibutuhkan kerjasama dari semua pihak yang terlibat untuk berbagi

kelebihan untuk meminimalkan mereka, khususnya yang berkaitan

dengan kemampuan sumber daya manusia.16

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat

dalam program, sifat faktor-faktor ini bisa mendukung program yang sukses,

tetapi ada juga sifat dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya,

faktor usia, yang terbatas properti, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

Angell (Ross, 1967: 130) mengatakan bahwa partisipasi berkembang dalam

masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kecenderungan seseorang untuk berpartisipasi, yaitu;

16 Direktorat Jendral Cipta Karya, Bersama Membangun Kemandirian, (Jakarta: Kementrian Pekerjaaan

Umum Republik Indonesia, 2010)

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

20

a. Usia

Faktor usia adalah faktor yang mempengaruhi sikap seseorang

terhadap kegiatan masyarakat yang ada. Orang dari kelompok usia

menengah dengan lampiran moral terhadap nilai-nilai dan norma-

norma masyarakat yang lebih stabil, cenderung lebih mungkin untuk

berpartisipasi dibandingkan kelompok usia lainnya.

b. Jenis Kelamin

Nilai panjang dominan dalam budaya berbagai bangsa mengatakan

bahwa pada dasarnya seorang wanita adalah “di dapur” yang berarti

bahwa di banyak masyarakat peran perempuan, terutama mengurus

rumah tangga, tetapi nilai bagi peran perempuan telah bergeser oleh

gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan, semakin baik.

c. Pendidikan

Dikatakan salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan

dianggap mempengaruhi sikap seseorang terhadap lingkungan, sikap

yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

masyarakat.

d. Pekerjaan dan Penghasilan

Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan

seseorang akan menentukan berapa banyak pendapatan yang akan

diperoleh. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan memenuhi

kebutuhan sehari-hari dapat mendorong orang untuk berpartisipasi

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

21

dalam kegiatan masyarakat. Memahami bahwa untuk berpartisipasi

dalam kegiatan, harus didukung oleh suasana ekonomi yang stabil.

e. Lamanya Tinggal

Lamanya seseorang yang hidup dalam lingkungan tertentu dan

pengalaman berinteraksi dengan lingkungan akan mempengaruhi

partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal di lingkungan tertentu,

rasa memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam

partisipasi besar dalam aktivitas apapun yang lingkungan.17

5. Tingkatan Partisipasi Masyarakat

Untuk menumbuhkan kegiatan partisipasi diperlukan suatu

keterampilan dan pengetahuan agar dapat mencapai berbagai tingkatannya,

dan untuk itu selalu ditemukan titik tolaknya untuk mengawalinya. Maka

pada dasarnya Nampak adanya tiga tingkatan, yaitu :

a. Tingkat saling mengerti, Tujuannya adalah untuk membantu

para anggota kelompok agar memahami masing-masing fungsi

dan sikap, sehingga dapat mengembangkan kerjasama yang

baik.

b. Tingkat penasihat/sugesti, yang dibangun atas dasar saling

mengerti, oleh karena para anggota kelompok pada hakekatnya

sudah cenderung siap untuk memberikan suatu usul atau saran

kalau telah memahami masalah ataupun situasi yang

dihadapkan kepada masyarakat.

17http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://www.jelajahinternet.com/2015/11/11-

pengertian-partisipasi-menurut-para.html diakses 26-Mei-2016 pukul 12.10 Wib

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

22

c. Tingkat otoritas, otoritas pada dasarnya memberikan kepada

kelompok suatu wewenang untuk medapatkan keputusannya.18

6. Tahapan- Tahapan Partisipasi

Terdapat empat tahapan partisipasi, yaitu tahapan perancanaan,

pelaksanaan, pelembagaan, dan monitoring evaluasi program, dari

keempat tahapan tersebut saling berkaitan dan harus beraturan, karena

dalam tahapan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.

a. Tahapan Perancanaan

Partisisipasi masyarakat dalam tahapan perencanaan dalam

pemberdayaan, indikatornya dapat dilihat, pada keikutsertaan

anggota masyarakat dalam musyawarah penentuan program,

identifikasi, dan masalah, ataupun pembuatan formula kegiatan

atau program kemasyarakatan tersebut.

b. Tahapan Pelaksanaan

Partisipasi pada tahap ini, anggota masyaakat adalah ikut serta dalam

pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya.

Rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan diikuti secara seksama dan

cermat. Warga masyarakat aktif sebagai pelaksana maupun

pemanfaat program.

c. Tahap Pelembagaan

Partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat ikut serta merumuskan

keberlanjutan atau pelembagaan program. Langkah partisipasinya,

masyarakat ikut serta dalam merumuskan dan membuat model-

model pendanaan program, pembuat lembaga-lembaga pengelola

18 Sastopoetro, Santoso R.A “Partisipasi, Komunikasi, Persuasif, dan Disiplin Dalam Pembangunan

Nasional”, (Bandung: Alumni, 1986), h,49.

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

23

program dan melakukan pengkaderan anggota masyarakat sebagai

pengatur SDM bagi program tersebut. Partisipasi pada tahap ini

memilki pada makna penting, karena masyarakat yang akan

melanjutkan program ini perlu dipersiapkan agar mereka dapat

berbuat, berkarya, dan bekerja bagi kesinambungan program

tersebut. Dengan demikian, masyarakat dapat terbiasa dan sudah

memiliki kapasitas serta jaringan dalam melakukan operasionalnya.

d. Tahapan Monitoring dan Evaluasi

Pada tahapan monitoring dan evaluasi, masyarakat ikut serta

mengawasi pelaksanaan program. Pengawasan ini menjadi penting

agar program pemberdayaan tersebut dapat memiliki kinerja

administrasi, artinya tata pelaksanaan dapat dipertanggung

jawabkan dengan dokumen-dokumen pelaporan yang semestinya

berlaku atau sesuai dengan perundang-undangan.19

7. Derajat Partisipasi Masyarakat

Terdapat kadar yang berbeda dalam setiap praktek partisipasi.

Kadar ini jika diperbandingkan satu sama lain akan membentuk suatu garis

kontinum mulai dari titik non partisipasi warga sampai kendali warga

sepenuhnya. Untuk memperjelas mana proses yang disebut partisipasi dan

bukan partisipasi dalam penelitian ini akan mempergunakan konsep

delapan tangga partisipasi masyarakat (Eight Rungs on Ladder of Citizen

Participation) menurut Arnstein (1971).

Dalam konsepnya Arnstein menjelaskan partisipasi masyarakat

yang didasarkan kepada kekuatan masyarakat untuk menentukan suatu

19 Tantan Hermansyah, dkk, Dasar-Dasar Pembangunan Masyarakat Islam, (Ciputat: UIN Jakarta Press

2013), h.33-34

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

24

produk akhir, tiap tangga dibedakan berdasarkan “corresponding to the

extent of citizen’s power in determining the plan and/or program. Secara

umum, dalam model ini ada tiga derajat partisipasi masyarakat : Pertama;

Tidak Partisipatif (Non Participation), kedua: Derajat Semu (Degrees of

Tokenism) dan kekuatan masyarakat (Degrees of Citizen Powers). Lebih

jelasnya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

25

DERAJAT PARTISIPASI

Sumber : Sherry.R Arnstein “A Ladder of Citizen Participation”(AIP Jurnal, July

1971).

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

26

Dua tangga terbawah yang dikategorikan dalam derajat Non

partisipasi (Non Participation) menempatkan bentuk-bentuk partisipasi

yang dinamakan Manipulasi (Manipulation) dan Terapi (Therapy)

dalam kedua tangga tersebut partisipasi hanya bertujuan untuk

mendidik “menatar” masyarakat dan “mengobati” masyarakat. Dalam

tangga pertama Manipulasi bisa diartikan (relative) tidak ada

komunikasi apalagi dialog sedangkan dalam tangga kedua Therapy

telah ada komunikasi namun masih bersifat terbatas, inisiatif datang

dari pemerintah (pemegang kekuasaan) dan hanya satu arah.

Tangga ketiga, keempat dan kelima dikategorikan dalam

derajat tanda partisipasi (Degree of Tokenism) yaitu partisipasi

masyarakat telah didengar dan berpendapat tetapi mereka tidak

memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan

mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang keputusan, dalam taraf

ini partisipasi masyarakat memiliki kemungkinan yang sangat kecil

untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat. Dalam tangga ke

tiga yaitu Information menyiratkan bahwa komunikasi sudah banyak

terjadi tetapi masih bersifat satu arah; tidak ada sarana bagi masyarakat

untuk melakukan timbal balik (feed back), seperti pengumuman,

penyebaran pamflet dan laporan tahunan. Tangga ke empat yaitu

Consultation bermakna bahwa komunikasi telah bersifat dua arah

tetapi masih bersifat partisipasi yang ritual/formalitas, sudah ada

kegiatan penjaringan aspirasi, penyelidikan keberadaan masyarakat,

telah ada aturan pengajuan proposal dan ada harapan aspirasi

masyarakat akan didengarkan tetapi belum ada jaminan aspirasi

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

27

tersebut akan dilaksanakan misalnya survei sikap, temu warga dan

dengar pendapat publik. Tangga ke lima yaitu Placation (penentraman)

berarti bahwa komunikasi telah berjalan baik dan sudah ada negosiasi

antara masyarakat dengan pemerintah, masyarakat (khususnya yang

rentan dan termajinalisa) dimungkinkan untuk memberikan masukan

secara lebih signifikan dalam penentuan hasil kebijakan publik, namun

proses pengambilan keputusan masih dipegang oleh pemegang

kekuasaan.

Tiga tangga teratas dikategorikan dalam derajat kuasa

masyarakat (Degree of Citizen Power) dimana masyarakat memiliki

pengaruh terhadap proses pengambilan keputusaan partisipasi

masyarakat (kelompok masyarakat miskin/rentan) sudah masuk dalam

ruang penentuan proses, hasil dan dampak kebijakan dengan

menjalankan kemitraan (partnership) yaitu masyarakat telah mampu

bernegosiasi dengan “pemegang kekuasaan” dalam posisi sejajar,

pendelegasian kekuasaan (delegated power) yaitu masyarakat telah

mampu mengarahkan kebijakan karena ruang pengambilan keputusan

telah “dikuasai”. Pada tangga kendali warga (citizen control)

partisipasi masyarakat secara politik maupun administratif sudah

mampu mengendalikan proses pembentukan, pelaksanaan dan

konsumsi dari kebijakan bahkan sangat mungkin masyarakat telah

memiliki kewenangan penuh untuk mengelola suatu objek kebijakan

tertentu.

Berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Arnstein (1971)

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

28

terlihat bahwa terdapat perbedaaan yang cukup mendasar antara bentuk

partisipasi semu (empty ritual) dengan yang mempunyai kekuatan

nyata (real power). Didalamnya digambarkan bagaimana bentuk-

bentuk partisipasi masyarakat dari masyarakat dipaksa atau

dimanipulasi dan dimana masyarakat telah mampu mengontrol

pembuatan keputusan dan pengalokasian sumber daya. Kemudian

masing-masing derajat ditekankan bukan pada seberapa jauh

masyarakat telah terlibat dalam proses pembentukan kebijakan atau

program yang dilaksanakan oleh pemegang kekuasaan tetapi seberapa

jauh masyarakat dapat menentukan hasil akhir atau dampak dari

kebijakan tersebut.20

B. Pemberdayaan Masyarakat

“Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

menetapkan bahwa bentuk-bentuk upaya yang harus dilakukan dalam

mengatasi kemiskinan tersebut mencakup penyuluhan dan bimbingan sosial,

pelayanan sosial, penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha, pelayanan

kesehatan dasar, pendidikan dasar, perumahan dan pemukiman, penyediaa

akses pelatihan, modal usaha, dan pemasaran hasil usaha.”

Begitu juga dengan UU No 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir

Miskin memuat secara rinci bentuk penanganan fakir miskin yaitu

pengembangan potensi diri, bantuan pangan dan sandang, penyedian

pelayanan perumahan, penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha,

bantuan hukum dan pelayanan sosial.21

20 Arnstein, Sherry R. "A Ladder of Citizen Participation" (JAIP: Vol. 35, July 1969), h. 216-224 21 http://kumoro.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2008/12/sistemjaminansosial.pdf (diakses pada

tanggal 17 Mei 2016, pukul 14.28 Wib)

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

29

Negara dalam upaya perwujudan kesejahteraan warganya terutama di

Negara-negara sedang berkembang dibutuhkan peranannya paling tidak dalam

tiga hal. Pertama, dalam menangani masalah sosial dan dampaknya terutama

pada ranah publik. Kedua, masalah sosial yang dihadapi warganya yang

berada dibawah pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) melalui jaminan

sosial. Ketiga, melindungi masyarakat dari cengkraman dan dominasi pasar.22

1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment)

berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan). Beberapa ahli

mengatakan definisi pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses, dan cara-cara

pemberdyaan:

a. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang

lemah atau tidak beruntung.23

b. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup

kuat untuk berpartisipasi dalam pengontrolan atas dan mempengaruhi

terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh

keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk

mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiannya.24

c. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan

melaui pengubahan struktur sosial.25

22 Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Januari 2011) 23 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung Refika Aditama 2007), h.

58-59 24 Ibid. 25 Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Januari 2011), h. 36

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

30

d. Pemberdayaan adalah suatu cara dimana rakyat, organisasi, dan komunitas

diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya.

Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.

Sebgi proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat

kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Dalam konteks ini memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi

tidak mampu untuk pelepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan. Dengan kata lain, memberdayakan adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat. Ini berarti bahwa pemberdayaan masyarakat

adalah upaya untuk memampukan dan memandirikan dengan mendorong,

memotivasi dan membangkitkan kesadaran terhadap potensi yang dimilikinya

untuk lebih berdaya guna dan berhasil. Hal ini daoat dimaknai bahwa

pemberdayaan masyarakat itu salah satunya adalah bagaimana merubah mind

set seseorang dari perasaan tidak mampu, tidak bias dan tidak mungkin

menjadi merasa mampu, bisa dan sangat mungkin untuk melakukan

perubahan. Adanya pencerahan pada masyarakat akan kekuatan dan potensi

yang dimiliki dapat memberikan kesadaran bersama bahwa perubahan menuju

kesejahteraan adalah sebuah keniscayaan.

Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan

sustainable development dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu

prasyarat utama serta dapat diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa

masyarakat menuju suatu keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekolog.

Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

31

kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara

optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi,

sosial dan ekologinya.26

2. Tujuan Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai tujuan

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya baik berifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata

peencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Sedangkan pengertian

pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indicator

keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.27

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya

kelompok lemah dan rentan sehingga mereka memiliki kekuatan atau

kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga bebas

mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari

kebodohan, dan bebas dari kesakitan; (b) menjaga sumber-sumber produktif

yang memungkinkan meraka dapat meningkatkan pendapatannya dan

memperoleh barang-barang dan jasa yang mereka perlukan; dan (c)

26 Isbandi Rukmito, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta:Fakultas

Ekonomi UI, 2002), h. 102 27 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian Strategi Pembangunan

Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, h. 60

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

32

berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi mereka.28

3. Tahapan dan Proses Pemberdayaan

Pranarta dan Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa “proses pemberdayaan

mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang

menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan,

kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar inividu lebih berdaya.

Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut kecenderungan primer dari

makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau kecenderungan

sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi

individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa

yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”. Sumardjono (1999)

menyebutkan ciri-ciri masyarakat berdaya yaitu;29

1. Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan

(mengantisipasi perubahan kondisi kedepan)

2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri

3. Memiliki kekuatan untuk berunding

4. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerja sama yang

saling menguntungkan, dan

5. Bertanggung jawab atas tindakannya.

Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud dengan

masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, menjalankan

peranan dan tugas-tugas kehidupannya.pemberdayaan harus mampu menyokong

28 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Refika Aditama, 2008), h.

58

29 http://www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-pengertian.html diakses pada hari

kamis tanggal 26 Mei 2016, pukul 15.02 Wib

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

33

masyarakat agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang semakin lemah

dan terpinggirkan.

Pemeliharaan: Memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat.

Pemberdayaan harus menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan

setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.

Menurut Isbandi tahapan-tahapan dalam pemberdayaan adalah sebagai

berikut:

Menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang,

titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki

potensi (daya) yang dapat dikembangkan, pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun daya itu dengan mendorong pemberian motivasi dan membangkitkan

kesadaran. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat, dalam hal ini

diperlukan langkah-langkah yang lebih positif dan nyata, serta pembukaan akses pada

berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya dalam

memanfaatkan peluang.

Memberdayakan berarti melindungi, karena dalam pemberdayaan harus dapat

mencegah yang lemah menjadi semakin lemah.

Menurut Nanih Mahendrawati dan Agus Ahmad Syafe’I ada tiga tahapan

dalam pemberdayaan, yaitu:30

Tahap pertama adalah pemberdayaan pada mata ruhaniah, dalam hal ini terjadi

degradasi moral atau pergeseran nilai masyarakat Islam yang sangat mengguncang

kesadaran Islam. Oleh karena itu pemberdayaan jiwa dan akhlak harus lebih

ditingkatkan. Tahap ke dua adalah pemberdayaan intelektual, pada saat ini seperti

30 Ibid h. 58

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

34

yang disaksikan betapa umat Islam Indonesia sudah jauh tertinggal dalam kemajuan

penguasaan tekhnologi, untuk itu diperlukan berbagai upaya pemberdayaan

intelektual sebagai perjuangan besar (jihad). Tahap ke tiga adalah pemberdayaan

ekonomi, masalah kemiskinan menjadi semakin identic dengan masyarakat Islam

Indonesia,pemecahannya adalah tanggung jawab masyarakat Islam sendiri.

Menurut Hogan (200:h. 20) mengembangkan proses pemberdayaan yang

berkesinambungan sebagai suatu siklus yang terdiri dari lima (5) tahapan utama

yaitu:31

Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak

memberdayakan (recall depowering/empowering experinces). Mendiskusikan alasan

mengapa terjadi pemberdayaan dan pentidakberdayaan (discuss reasons for

development/empowerment). Mengidentifikasi suatu masalah ataupun proyek

(indentify one problem or project). Mengidentifikasi basis daya yang bermakna

(identify useful power bases). Mengembangkan rencana aksi dan

mengimplementasikannya (develop and implement action plans).

a. Tahapan Seleksi Lokasi

Seleksi lokasi untuk menentukan tempat atau wilayah pelaksanaan

pemberdayaan masyarakat yang diinginkan. Pemilihan lokasi dilakukan sesuai

dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak-pihak dan masyarakat.

Misalnya: Kesediaan masyarakat menerima kegiatan non-fisik, tidak terlalu

banyak kegiatan keproyekan lain, adanya masyarakat yang terpinggirkan,

dukungan dari aparat setempat serta tokoh-tokoh masyarakat, lokasi

terjangkau, sesuai kemampuan dan sarana.

31 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pembangunan dan Intervensi Komunitas, (Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2003), h. 304

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

35

Penempatan kriteria ini penting agar tujuan lembaga dalam

Pemberdayaan Masyarakat akan tercapai serta pemilihan lokasi dilakukan

sebaik mungkin. Bisa saja suatu desa terlalu luas untuk menerapkan

Pemberdayaan Masyarakat secara menyeluruh sehingga Pemberdayaan

Masyarakat dilaksanakan nisaknya dalam salah satu dusun.

b. Tahap Sosialisasi Pembedayaan Masyaarakat

Sosialisasi pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk menciptakan

komunikasi serta dialog dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian

masyarakat dan pihak terkait tentang program. Proses sosialisasi sangat

menentukan kriteria masyarakat untuk berperan dan terlibat didalam program.

Tahapan dan metode dalam proses sosialisasi meliputi: Pertemuan formal

denganAparat Desa dan tokoh-tokoh masyarakat, menyepakati wilayah kerja

(dusun), pertemuan formal dengan masyarakat: kunjungan rumah, diskusi

kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat (sosial,agama, lapangan.

Hal-hal yang perlu disosialisasikan misalnya: penjelasan tujuan, manfaat,

sasaran PM, prinsip-prinsip PM (termasuk prinsip non-fisik), penjelasan

kelompok sasaran (pria, wanita, pemudan dan lain-lain). Umpan balik

masyarakat terhadap semua aspek diatas. Materi dan media yang dapat

dimanfaatkan dalam sosialisasi diantaranya: Brosur, Film (video), poster, buku

dan lain-lain.

c. Tahap Proses Pemberdayaan Masyarakat

Kajian wilayah kajian partisipatif, kajian wilayah partisipatif

dimaksudkan agar masyarakat mampu dan percay diri dalam mengidentifikasi

serta menganalisa keadaannya, baik potensi maupun permasalahannya. Selain

itu tahapan ini dimaksud untuk mendapat gambaran mengenai aaspek sosial,

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

36

ekonomi dan kelembagaan masyarakat serta sumber daya alam dan sumber

daya manusia. Gambaran ini akan memberikan dasar untuk penyusunan

rencana kegiatan pembangunan. Pengembangan kelompok, pengembangak

kelompok dilakukan dengan mengfokuskan kegiatan pada masyarakat yang

benar-benar tertarik dan berminat untuk melakukan kegiatan bersama. Dan

dalam melibatkan anggota dan pengurus kelompok dalam proses inisiasi

hingga berjalan dengan baik dan akan tercapai. M&EP dilaksanakan oleh

semua pihak yang terlibat dalam pembangunan masyarakat dimana intinya

adalah peran masyarakat sebagai pelaku utama. M&EP adalah suatu proses

penilaian, pengkajian dan pemantauan kegiatan PM, baik prosesnya maupun

hasil dan dampaknya agar dapat disusun proses perbaikan bila diperlukan.

d. Tahap Pemandirian Masyarakat

Proses pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses

pembelajaran terus-menerus bagi masyarakat dengan tujuan kemandirian

masyarakat dalam upaya-upaya peningkatan taraf hidupnya. Yang perlu

diperhatikan adalah masyarakat dari awal proses sada bahwa hal ini akan

terjadi.

Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dapat dicapai

melalui penerapan dan pendekatan yang dapat disingkat 5P, yaitu: Penguatan,

Perlindungan, Penyokongan, dan Pemeliharaan.32

4 Aras Pemberdayaan

Dalam konteks pekerjaan sosial menurut Edi Suharto pemberdayaan

dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment

setting): Aras Mikro, pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

32 Edi Suharto, Membangun Masyarakat dan Memberdayakan Rakyat, (Bandung:Refika Aditama, 2007),

h. 67-68

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

37

melalui bimbingan konseling, stress management, crisis intervensison. Tujuan

utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-

tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang

berpusat pada tugas (task contered approach).

Aras Mezzo, pemberdayaan dilakukan kepada sekelompok klien,

pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media

intervensi, pendidikan dan pelatihan, dan dinamika kelompok. Biasanya

digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan,

keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan

permasalahan yang dihadapinya.

Aras Makro, pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi System Besar

(Large System Strategi). Karena sasaran perubahan diarahkan pada system

lingkungan yang lebih luas, perumusan kebijakan, perencanaan sosial,

kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, dan

manageman konflik adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi

System Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi

untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri dan untuk memilih serta

menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.33.

C. Perkotaan

1. Pengertian Perkotaan

Secara umum perkotaan adalah tempat bermukimnya warga kota,

tempat bekerja, tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintah dan lain-

lain. Dengan kata lain, Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat

manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi

33 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005), h. 66-67

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

38

kota berbeda dengan pedesaan, karena masyarakat kota merupakan suatu

kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-

kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi

yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat

interkomuniti yang tinggi.

Perkotaan adalah satuan pemukiman bukan pedesaan yang berperan

didalam satuan wilayah pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai

simpul jasa , menurut pengamatan tertentu. Perkotaan merupakan suatu

perkembangan kota yang melibatkan seluruh elemen-elemen di dalamnya

yang menyangkut kota itu sendiri, yang mempunyai kegiatan utama bukan

pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial, dan kegiatan ekonomi.

Menurut Bintarto dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu

sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang

tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak

materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang

ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala

pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat

heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.

2. Kumuh

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman dijelaskan bahwa Permukiman Kumuh adalah

permukiman yang tidak laik huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat

kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

39

prasarana yang tidak memenuhi syarat, sedangkan Perumahan Kumuh adalah

perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.

Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan karakteristik perumahan kumuh

dan permukiman kumuh dari aspek fisik sebagai berikut:

a. Merupakan satuan entitas perumahan dan permukiman;

b. Kondisi bangunan tidak memenuhi syarat, tidak teratur dan

memiliki kepadatan tinggi;

c. Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat. Khusus

untuk bidang keciptakaryaan, batasan sarana dan prasarana adalah

sebagai berikut:

Keteraturan bangunan

Jalan Lingkungan;

Drainase Lingkungan,

Penyediaan Air Bersih/Minum;

Pengelolaan Persampahan;

Pengelolaan Air Limbah;

Pengamanan Kebakaran; dan

Ruang Terbuka Publik.

Karakteristik fisik tersebut selanjutnya menjadi dasar perumusan

kriteria dan indikator dari gejala kumuh dalam proses identifikasi lokasi

perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Selain karakteristik fisik,

karakteristik non fisik pun perlu diidentifikasi guna melengkapi penyebab

kumuh dari aspek non fisik seperti perilaku masyarakat, kepastian bermukim,

kepastian berusaha.

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

40

BAB III

GAMBARAN PROGRAM

A. Profil KOTAKU

Program Penanggulangan Kemiskinan telah berjalan sejak tahun 1999 dengan

program P2KP yang kemudian pada tahun 2007 berkembang dengan Pogram

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dimana program

ini didalamnya mengacu kepada tridaya yaitu : Sosial, Ekonomi dan Infrastruktur. Di

tahun 2015 Program PNPM Mandiri Perkotaan berganti nama dengan P2KP yaitu

Program Peningkatan Kualitas Permukiman yang berfokus pada peningkatan pada

kualiatas permukiman kumuh. Dan di tahun 2016 tepatnya pada bulan April P2KKP

berubah nama dengan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Program ini lebih

berfokus intervensinya pada satu kawasan kumuh.

Badan Keswadayaan Masyarakat merupakan wadah perjuangan warga miskin

dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya, dan sekaligus menjadi motor

penggerak dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pembangunan wilayahnya

khususnya wilayah kumuh yang dijalankan oleh masyarakat secara berkelanjutan,

diawali dari proses sampai penentuan kebutuhahan, penyusunan dan pelaksanaan

program hingga pelaksanaan dan pemeliharaan.

Tentunya disini tugas kita selaku Konsultan untuk selalu melakukan dan

memberikan pemahaman-pemahaman kepada mereka, agar tingkat kemandirian BKM

seutuhnya dimiliki sehingga kedepan bukan hanya tingkat kemandirian yang dimiliki

mereka tetapi tingkat madani yang sudah mereka miliki, sehingga tidak ada lagi

ketergantungan kepada kelompok tertentu maupun kepada kita selaku konsultan,

dengan adanya tingkat kemandirian bahkan tingkat madani yang sudah mereka miliki,

interfensi dari program kepada mereka mulai berkurang bahkan tidak ada. Untuk

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

41

mewujudkan hal tersebut tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan

ataupun sekaligus, tapi perlu proses dan bertahap.

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28H Ayat 1 menyatakan bahwa:

“Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan”. Ayat tersebut menunjukkan bahwa tinggal di sebuah hunian

dengan lingkungan yang layak merupakan hak dasar yang harus dijamin

pemenuhannya oleh Pemerintah sebagai penyelenggara negara.

Penanganan permukiman kumuh menjadi tantangan yang rumit bagi

pemerintah kota/kabupaten, karena selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata

merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian kota. Berangkat dari cita-cita

bangsa dan memperhatikan berbagai tantangan yang ada, Pemerintah menetapkan

penanganan perumahan dan permukiman kumuh sebagai target nasional yang

dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019. Dalam RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaran

pembangunan kawasan permukiman adalah tercapainya pengentasan permukiman

kumuh perkotaan menjadi 0 (nol) hektar melalui penanganan kawasan permukiman

kumuh seluas 38.431 Ha. Untuk itu, seluruh program di Ditjen Cipta Karya (DJCK)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR) dalam kurun

waktu 5 tahun ke depan akan difokuskan untuk mewujudkan permukiman yang layak

huni hingga tercapai 0 Ha kumuh tanpa menggusur. Oleh karena itu, DJCK

menginisiasi pembangunan platform kolaborasi untuk mewujudkan permukiman

layak huni melalui Program KOTAKU.

Kota Tangerang Selatan sebagai kota di Provinsi Banten yang berbatasan

langsung dengan DKI Jakarta, memunculkan fenomena berkembangnya kawasan

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

42

kumuh. Hingga tahun 2007 masih terdapat 284,43 Ha kawasan kumuh yang belum

tertangani di Provinsi Banten. Kawasan kumuh adalah kawasan pemukiman yang

dibangun secara spontan, tanpa direncanakan terlebih dulu, serta tanpa konsep

penataan lingkungan yang jelas. Kawasan perumahan ini dibangun atas swadaya

masyarakat, yang dikenal dengan istilah slums ataupun squatters (E.E. Bergel). Juga

berupa hunian tingkat rendah dengan ciri bangunan liar di atas tanah yang tidak sah

(Charter Adam). Kawasan kumuh adalah bagian kota yang jorok, bangunannya tidak

memenuhi syarat kesehatan serta ditinggali oleh kaum miskin dengan tidak memiliki

fasilitas sanitasi, air bersih dan pembuangan sampah. Menurut WHO, kawasan kumuh

adalah kawasan pemukiman yang dijadikan tempat tinggal yang bangunannya

berkondisi substandar atau tidak layak yang dihuni oleh penduduk miskin yang padat.

Kawasan yang digunakan menjadi tempat tinggal adalah bantaran sungai, pinggir rel

kereta api, tanah-tanah kosong di sekitar pabrik atau pusat kota dan di bawah

jembatan. Kawasan kumuh ini menjadi masalah umum perkotaan karena merusak

keindahan dan estetika kota, sehingga diperlukan langkah-langkah penyelesaian, baik

penataan ulang maupun pemindahan penduduk di kawasan tersebut. Namun, hal ini

sulit dilakukan, karena menimbulkan pro-kontra seperti kasus pemindahan penghuni

bantaran sungai di Jakarta yang dipindahkan ke rumah susun. Rata-rata penghuni

kawasan kumuh adalah keluarga pra sejahtera yang berpenghasilan rendah, karena

menempati bantaran sungai, danau dan waduk, untuk itu perlu diberikan insentif

misalnya kartu gratis (free card) karena pada umumnya mereka tidak memiliki

kendaraan sehingga dapat naik bis secara gratis, berobat secara gratis dan bersekolah

secara gratis bagi anak-anak mereka. Sebagai kota yang baru dibentuk, saat ini

Tangerang Selatan sedang melakukan pendataan daerah kumuh yang ada di

lingkungannya. Semoga setelah pendataan, langsung dilanjutkan dengan perencanaan

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

43

kota yang jelas, agar kawasan kumuh tidak terlalu berkembang, sehingga nantinya

akan menjadi problem bagi Pemerintah Kota di kemudian hari. Ruang publik yang

peruntukannya bagi masyarakat luas juga belum terlalu banyak. Paling baru berupa

tempat pemancingan di situ-situ yang belum tertata rapi. Memang beberapa taman di

beberapa perumahan tampak sudah di tata. Dua taman kota yang cukup luas dan

selalu ramai digunakan untuk olahraga masyarakat, yakni Taman Kota I di BSD City

dan Taman Kota II di Taman Tekno. Pada ke dua taman kota ini masih terdapat hutan

mini dengan pepohonan yang rindang dan rimbun, sungai dan danau kecil.

Semestinya banyak kawasan luas di daerah Serpong, namun pada umumnya

sudah dikuasai oleh para pemodal kuat, seperti lokasi gedung pameran international

Indonesia Convention and Exhibition (ICE) dan Kawasan Green Building

(Breeze). Guna menunjang tema Hari Habitat Dunia, sebaiknya perlu ditambah

taman-taman kota seperti di daerah Ciputat dan Pamulang. Lapangan olahraga terbuka

juga sudah sulit ditemukan, digantikan oleh lapangan futsal berbayar. Masih untung

terdapat jalur sepeda, sehingga memungkinkan masyarakat bersepeda dengan aman.

Dengan adanya program Car Free Day pada hari Minggu juga sangat membantu

menciptakan ruang publik sementara, sebelum Pemerintah merencanakan membangun

ruang publik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara cuma-cuma.34

B. Pengertian Program dan Definisi “Kumuh”

Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program yang dilaksanakan

secara nasional di 269 kota/kabupaten di 34 Propinsi yang menjadi “platform” atau

basis penanganan kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya dan sumber

pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat, provinsi, kota/kabupaten, pihak donor,

swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. KOTAKU bermaksud untuk

34 http://www.kompasiana.com/sutiono/menantikan-taman-kota-berikutnya-di-tangerang-

selatan_560bf2f5b59373f10d49ad65diakses pada hari sabtu, 14 Mei 2016. Pukul 21:50 wib.

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

44

membangun sistem yang terpadu untuk penanganan kumuh, dimana pemerintah

daerah memimpin dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam

perencanaan maupun implementasinya, serta mengedepankan partisipasi masyarakat.

KOTAKU diharapkan menjadi “platform kolaborasi” yang mendukung penanganan

kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 Ha yang dilakukan secara bertahap di

seluruh Indonesia melalui pengembangan kapasitas pemerintah daerah dan

masyarakat, penguatan kelembagaan, perencanaan, perbaikan infrastruktur dan

pelayanan dasar di tingkat kota maupun masyarakat, serta pendampingan teknis untuk

mendukung tercapainya sasaran RPJMN 2015-2019 yaitu pengentasan permukiman

kumuh perkotaan menjadi 0 persen.

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman dijelaskan bahwa Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak

laik huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi,

dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat,

sedangkan Perumahan Kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas

fungsi sebagai tempat hunian.

Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan karakteristik perumahan kumuh

dan permukiman kumuh dari aspek fisik sebagai berikut:

1. Merupakan satuan entitas perumahan dan permukiman;

2. Kondisi bangunan tidak memenuhi syarat, tidak teratur dan memiliki kepadatan

tinggi;

3. Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat. Khusus untuk bidang

keciptakaryaan, batasan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:

a. Keteraturan bangunan

b. Jalan Lingkungan;

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

45

c. Drainase Lingkungan,

d. Penyediaan Air Bersih/Minum;

e. Pengelolaan Persampahan;

f. Pengelolaan Air Limbah;

g. Pengamanan Kebakaran; dan

h. Ruang Terbuka Publik.

Karakteristik fisik tersebut selanjutnya menjadi dasar perumusan kriteria dan

indikator dari gejala kumuh dalam proses identifikasi lokasi perumahan kumuh dan

permukiman kumuh. Selain karakteristik fisik, karakteristik non fisik pun perlu

diidentifikasi guna melengkapi penyebab kumuh dari aspek non fisik seperti perilaku

masyarakat, kepastian bermukim, kepastian berusaha, dsb.

C. Tujuan Program

Tujuan program adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan

pelayanan dasar di kawasan kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya

permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan.

Tujuan tersebut dicapai melalui tujuan antara sebagai berikut:

1. Menurunnya luas kawasan permukiman kumuh menjadi 0 Ha;

2. Terbentuknya Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja

PKP) di tingkat kabupaten/kota dalam penanganan kumuh yang berfungsi dengan

baik;

3. Tersusunnya rencana penanganan kumuh tingkat kota/kabupaten dan tingkat

masyarakat yang terlembagakan melalui Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD);

4. Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui

penyediaan infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

46

untuk mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman

kumuh; dan

5. Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan perilaku hidup bersih

dan sehat masyarakat dan pencegahan kumuh.

Pencapaian tujuan program dan tujuan antara diukur dengan merumuskan

indikator kinerja keberhasilan dan target capaian program yang akan berkontribusi

terhadap tercapainya sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019 yaitu pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0

persen. Secara garis besar pencapaian tujuan diukur dengan indikator “outcome”

sebagai berikut:

1. Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan perkotaan

pada kawasan kumuh sesuai dengan kriteria kumuh yang ditetapkan (a.l drainase;

air bersih/minum; pengelolaan persampahan; pengelolaan air limbah;

pengamanan kebakaran; Ruang Terbuka Publik);

2. Menurunnya luasan kawasan kumuh karena akses infrastruktur dan pelayanan

perkotaan yang lebih baik;

3. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan yaitu Pokja PKP di tingkat

kota/kabupaten untuk mendukung program KOTAKU; dan

4. Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur dan pelayanan perkotaan di

kawasan kumuh.

D. Strategi Operasional

Strategi operasional dalam penyelengaraan program adalah sebagai berikut:

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

47

1. Menyelenggarakan penanganan kumuh melalui pencegahan kumuh dan

peningkatan kualitas permukiman kumuh;

2. Meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kelembagaan yang mampu

berkolaborasi dan membangun jejaring penanganan kumuh mulai dari tingkat

pusat s.d. tingkat masyarakat;

3. Menerapkan perencanaan partisipatif dan penganggaran yang terintegrasi

dengan multi-sektor dan multi-aktor;

4. Memastikan rencana penanganan kumuh dimasukkan dalam agenda RPJM

Daerah dan perencanaan formal lainnya;

5. Memfasilitasi kolaborasi dalam pemanfaatan produk data dan rencana yang

sudah ada, termasuk dalam penyepakatan data dasar (baseline) permukiman

yang akan dijadikan pegangan bersama dalam perencanaan dan pengendalian;

6. Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar lingkungan yang terpadu

dengan sistem kota; Mengembangkan perekonomian lokal sebagai sarana

peningkatan penghidupan berkelanjutan;

7. Advokasi kepastian bermukim bagi masyarakat berpenghasilan rendah kepada

semua pelaku kunci; dan

8. Memfasilitasi perubahan sikap dan perilaku pemangku kepentingan dalam

menjaga lingkungan permukiman agar layak huni dan berkelanjutan.

E. Prinsip

Prinsip dasar yang diterapkan dalam pelaksanaan Program KOTAKU adalah:

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

48

1. Pemerintah daerah sebagai Nakhoda

Pemerintah daerah dan pemerintah desa/kelurahan memimpin kegiatan

penanganan permukiman kumuh

2. Perencanaan komprehensif dan berorientasi outcome (pencapaian tujuan

program)

Penataan permukiman diselenggarakan dengan pola pikir yang komprehensif dan

berorientasi pencapaian tujuan terciptanya permukiman layak huni sesuai visi

kabupaten/ kota

3. Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran

Rencana penanganan kumuh merupakan produk Pemda sehingga mengacu pada

visi kabupaten/ kota dalam RPJMD.

4. Partisipatif.

Pembangunan partisipatif dengan memadukan perencanaan dari atas (top-down)

dan dari bawah (bottom-up)

5. Kreatif dan Inovatif

Prinsip kreatif dalam penanganan permukiman kumuh adalah upaya untuk selalu

mengembangkan ide-ide dan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang

yang sangat dibutuhkan dalam penanganan kumuh

6. Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (good governance)

Pemerintah daerah pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat mampu

melaksanakan dan mengelola pembangunan wilayahnya secara mandiri, dengan

menerapkan tata kelola yang baik (good governance).

7. Investasi penanganan kumuh disamping harus mendukung perkembangan kota

juga harus mampu meningkatkan kapasitas dan daya dukung lingkungan.

F. Pola Penanganan

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

49

Sesuai dengan tujuan program, penanganan permukiman kumuh yang

dimaksud dalam Program KOTAKU tidak hanya mengatasi kekumuhan yang sudah

ada, namun juga untuk mencegah tumbuhnya kekumuhan baru. Cakupan kerja

penanganan kumuh dalam Program KOTAKU berdasarkan kondisi kualitas

permukiman yang ada dapat dibedakan menjadi tiga pola penanganan, yang mengacu

kepada Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman, yaitu:

1. Pencegahan

Tindakan pencegahan kumuh meliputi pengelolaan dan pemeliharaan kualitas

perumahan dan permukiman, serta dengan pencegahan tumbuh dan

berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru.

2. Peningkatan Kualitas

Peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat

dilaksanakan melalui pola-pola penanganan, antara lain pemugaran, peremajaan,

dan permukiman kembali

3. Pengelolaan

a. Pengelolaan dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas

perumahan dan permukiman secara berkelanjutan;

b. Pengelolaan dilakukan oleh masyarakat secara swadaya;

c. Pengelolaan oleh masyarakat difasilitasi oleh pemerintah daerah baik

dukungan pendanaan untuk pemeliharaan maupun penguatan kapasitas

masyarakat untuk melaksanakan pengelolaan; dan

d. Pengelolaan oleh pemerintah daerah dengan berbagai sumber pendanaan.

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

50

Diagram Penyelenggaraan Program KOTAKU Tingkat Kota dan Masyarakat

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

51

G. Struktur Organisasi

Kementerian PUPR

Direktorat Jenderal

Cipta Karya

Dit. PKP

PMU

Satker/PPK Pusat

Satker/PPK Provinsi

Satker/PPK Kab/Kota

Tim Advisory Tim Evaluasi

KMP/NMC OSP CB

KMW & KMT

Tim Korkot

Tim Pengarah Pokja PKP

Nasional

Pokja PKP

Nasional

CCMU

Pokja PKP Provinsi

Gubernur

Pokja PKP Kab/Kota

Bupati/Walikota

CamatTim Fasilitator

Lurah/Kades

Tim UP yang Dikontrak

Masyarakat

BKM/LKM

KSM

Relawan

Relawan

Teknik

GARIS KOLABORASI

DAN KOORDINASIGARIS PELAKSANAAN GARIS DUKUNGAN PROGRAM

Tingkat

Kel/Desa

Tingkat

Kecamatan

Tingkat

Kab/Kota

Tingkat

Provinsi

Tingkat

Pusat

Garis Pengendalian

Garis Koordinasi

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

52

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kelurahan Perigi Baru, mempunyai program

pemberdayaan masyarakat antara lain yaitu, jalan lingkungan dan drainase

lingkungan, penyediaan air bersih atau air minum, perencanaan air limbah,

pengelolaan sampah dan ruang terbuka public untuk mengatasi pemukiman Perkotaan

yang kumuh. Dalam program ini masyarakat dituntut berpartisipasif dalam

pelaksanaan program tersebut, agar para masyarakat mempunyai bekal dan

pengalaman untuk ke depannya.

“Dengan adanya pemberdayaan dari KOTAKU, perekonomian warga yang

mengikuti program dari KOTAKU perlahan membaik, karna dengan

diberdayakannya masyarakat pan mereka bisa tercukupi, mempunyai hunian

yang layak serta infrastruktur yang memadai. Bukan hanya itu saja, keterampilan

masyarakatpun jadi lebih bertambah dengan adanya pemberdayaan tersebut.

Dan atas partisipasi masyarakat yang aktif program yang di rencanakanpun bisa

berjalan dengan lancar.”35

Seluruh program KOTAKU yang partisipatif adalah bagian dari

pemberdayaan masyarakat, yang bisa merubah paradigma masyarakat terhadap

keswadayaan ataupun gotong royong serta mengubah pola pikir masyarakat yang

beranggapan berswadaya atau bergotong royong hanya membuang waktu dan buang

tenaga saja. Pemberdayaan ini dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan masyarakat

dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat dari program KOTAKU.

A. Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Program KOTAKU

Partisipasi adalah proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri,

dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses

(lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan control secara efektif.

Partisipasi tersebut dikategorikan: Pertama, warga komunitas dilibatkan dalam

35 Wawancara pribadi dengan Pak Syukur selaku ketua RT/RW 06/05 Kelurahan Perigi Baru, Hari

Senin, 26 Oktober 2016, pukul 12.00.

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

53

tindakan yang telah dipikirkan atau direncanakan oleh orang lain dan dikontrol oleh

orang lain. Kedua partisipasi merupakan proses pembentukan kekuatan untukkeluar

dari masalah mereka sendiri. Titik tolak partisipasi adalah memutuskan, bertindak,

kemudian mereka merefleksikan tindakan tersebut sebagai subjek yang sadar.36

Untuk menganalisa bentuk partisipasi masyarakat berdasarkan perencanaan

program KOTAKU dapat dilihat berikut ini :

1. Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Program

Partisipasi masyarakat dalam tahapan perencanaan dalam pemberdayaan,

indikatornya dapat dilihat, pada keikutsertaan anggota masyarakat dalam musyawarah

penentuan program, identifikasi, dan masalah, ataupun pembuatan formula kegiatan

atau program kemasyarakatan tersebut, seperti pada table di bawah ini:

Tabel 02:

Partisipasi Musyawarah Perencanaan Program :

NO Kegiatan Bentuk Partisipasi Analisis Partisipasi

1 Musyawarah

perencanaan jalan

lingkungan dan

drainase

lingkungan

Sebagian masyarakat aktif ikut

berbicara dan memberikan ide atau

gagasan dalam musyawarah

tersebut.

Ide dan gagasan tersebut berupa

sasaran yang tepat untuk

menempatkan suatu perencanaan

program tersebut. semisalnya

daerah mana saja yang perrlu

mendapatkan penangan

pemberdayaan tersebut.

Ada beberapa warga menyumbangkan

konsumsi seperti makanan ringan

dan air mineral dalam musyawarah

Dalam analisis ini

partisipasi

masyarakat

dikategorikan

dalam tangga ke

tiga, empat dan

lima yaitu

pemberian

informasi,

konsultasi dan

penentraman.

36 Fredian Tony Nasdiam, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2014), h.89

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

54

tersebut.

Ada beberapa warga hanya diam

menunggu hasil keputusan dan

menerima hasil keputusan tersebut.

Warga yang hadir dalam

musyawarah tersebut sekitar 20

orang.

2 Musyawarah

perencanaan

penyediaan air

bersih atau air

minum

Sebagian masyarakat aktif ikut

berbicara dan memberikan ide tau

gagasan dalam musyawarah

tersebut.

Ide dan gagasan tersebut berupa

sasaran yang tepat untuk

menempatkan suatu perencanaan

program tersebut. semisalnya

daerah mana saja yang perrlu

mendapatkan penangan

pemberdayaan tersebut.

Ada beberapa warga menyumbangkan

konsumsi berupa makanan ringan

dan kue tradisional dalam

musyawarah tersebut.

Ada beberapa warga hanya diam

menunggu hasil keputusan dan

menerima hasil keputusan tersebut.

Ada sekirar 10 warga yang

mengikuti musyawarah ini.

Dalam analisis ini

partisipasi

masyarakat

dikategorikan

dalam tangga ke

tiga, empat dan

lima yaitu

pemberian

informasi,

konsultasi dan

penentraman.

3 Musyawarah

perencanaan air

limbah

Sebagian masyarakat aktif ikut

berbicara dan memberikan ide tau

gagasan dalam musyawarah

tersebut.

Ide dan gagasan tersebut berupa

sasaran yang tepat untuk

Dalam analisis ini

partisipasi

masyarakat

dikategorikan

dalam tangga ke

tiga, empat dan

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

55

menempatkan suatu perencanaan

program tersebut. semisalnya

daerah mana saja yang perrlu

mendapatkan penangan

pemberdayaan tersebut.

Ada beberapa warga menyumbangkan

konsumsi dalam musyawarah

tersebut.

Ada beberapa warga hanya diam

menunggu hasil keputusan dan

menerima hasil keputusan tersebut.

Ada sekitar 13 orang yang

mengikuti musyawarah ini.

lima yaitu

pemberian

informasi,

konsultasi dan

penentraman.

4 Musyawaarah

perencanaan

pengelolaan

sampah

Sebagian masyarakat aktif ikut

berbicara dan memberikan ide tau

gagasan dalam musyawarah

tersebut.

Ide dan gagasan tersebut berupa

sasaran yang tepat untuk

menempatkan suatu perencanaan

program tersebut. semisalnya

daerah mana saja yang perrlu

mendapatkan penangan

pemberdayaan tersebut.

Ada beberapa warga menyumbangkan

konsumsi dalam musyawarah

tersebut.

Ada beberapa warga hanya diam

menunggu hasil keputusan dan

menerima hasil keputusan tersebut.

Ada sekitar 20 orang yang hadir

dalam musyawarah ini.

Dalam analisis ini

partisipasi

masyarakat

dikategorikan

dalam tangga ke

tiga, empat dan

lima yaitu

pemberian

informasi,

konsultasi dan

penentraman.

5 Musyawarah Sebagian masyarakat aktif ikut Dalam analisis ini

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

56

perencanaan ruang

terbuka public

berbicara dan memberikan ide tau

gagasan dalam musyawarah

tersebut.

Ide dan gagasan tersebut berupa

sasaran yang tepat untuk

menempatkan suatu perencanaan

program tersebut. semisalnya

daerah mana saja yang perrlu

mendapatkan penangan

pemberdayaan tersebut.

Ada beberapa warga menyumbangkan

konsumsi dalam musyawarah

tersebut.

Ada beberapa warga hanya diam

menunggu hasil keputusan dan

menerima hasil keputusan tersebut.

Ada sekitar 20 warga yang hadir

dalam musyawarah ini.

partisipasi

masyarakat

dikategorikan

dalam tangga ke

tiga, empat dan

lima yaitu

pemberian

informasi,

konsultasi dan

penentraman.

Sumber : Hasil observasi dan wawancara

Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat tingkat partisipasi masyarakat terhadap

musyawarah perencanaan program yang dicanangkan oleh KOTAKU. Masyarakat di

Kelurahan Perigi Baru berada pada derajat kondisi partisipatif terhadap musyawarah

perencanaan program KOTAKU, didalam Forum masyarakat berperan dalam analisis

untuk perencanaan kegiatan dan pembentukan program yang akan dilakukan oleh

masyarakat. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam pelaksanaan program,

guna terciptanya suatu program yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Partisipasi

masyarakat telah didengar dan berpendapat tetapi mereka tidak memiliki kemampuan

untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh

pemegang keputusan, dalam taraf ini partisipasi masyarakat memiliki kemungkinan

yang sangat kecil untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat.

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

57

Dalam tangga ke tiga yaitu Information menyiratkan bahwa komunikasi sudah

banyak terjadi tetapi masih bersifat satu arah; tidak ada sarana bagi masyarakat untuk

melakukan timbal balik, seperti pengumuman, penyebaran pamflet dan laporan

tahunan. Tangga ke empat yaitu Consultation bermakna bahwa komunikasi telah

bersifat dua arah tetapi masih bersifat partisipasi yang ritual atau formalitas, sudah

ada kegiatan penjaringan aspirasi, penyelidikan keberadaan masyarakat, telah ada

aturan pengajuan proposal dan ada harapan aspirasi masyarakat akan didengarkan

tetapi belum ada jaminan aspirasi tersebut akan dilaksanakan misalnya survei sikap,

temu warga dan dengar pendapat publik. Tangga ke lima yaitu Placation

(penentraman) berarti bahwa komunikasi telah berjalan baik dan sudah ada negosiasi

antara masyarakat dengan pemerintah, masyarakat (khususnya yang rentan dan

termajinalisa) dimungkinkan untuk memberikan masukan secara lebih signifikan

dalam penentuan hasil kebijakan publik, namun proses pengambilan keputusan masih

dipegang oleh pihak Internal KOTAKU.

Diukur dari bentuk partisipasi, masyarakat berada pada partisipasi vertikal.

Karena masyarakat terlibat didalamnya dalam mengambil suatu keputusan,

masyarakat memberi gagasan dan saran dalam suatu perencanaan program yang akan

dijalankan. Tidak sedikit pula masyarakat yang berada di psisi partisipasi horizontal,

masyaarakat hamya diam dan menunggu hasil dari kesepakatan musyawarah tersebut.

Namun dengan dorongan masyarakat yang lain, beberapa orang bisa menenukan sikap

dan memberi gagasan atau saran dalam musyawarah ini. Ajakan dari masyarakat yang

lain memang sangat penting untuk membuat masyarakat yang tidak aktif menjadi

aktif dalam mengikuti program KOTAKU.

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

58

2. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program KOTAKU

Partisipasi pada tahap ini, anggota masyaakat adalah ikut serta dalam

pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya. Rangkaian kegiatan

dalam pelaksanaan diikuti secara seksama dan cermat. Warga masyarakat aktif

sebagai pelaksana maupun pemanfaat program.

Tabel 03:

Partisipasi Pelaksanaan Program

NO Kegiatan Bentuk Partisipasi Analisis Partisipasi

1 Pelaksanaan

program jalan

lingkungan dan

drainase

lingkungan

Warga sibuk bergotong royong dalam

pelaksanaan program ini, masyarakat

mempunyai tugasnya masing-

masingg ada yang membuat adukan

semen, membawa bahan-bahan yang

dibutuhkan. Adapula masyarakat

yang menyumbangkan materi berupa

konsumsi, sajian makan siang untuk

masyarakat yang sedang bergotong

royong. Dan ada masyarakat sibuk

mengatur jalannya program tersebut

berupa gagasan atau pemikiran. Ada

sekitar 15 masyarakat yang

berpartisipasi dalam program ini.

Dalam analisis ini

masyarakat

dikategorikan pada

derajat kuasa

masyarakat dan

derajat tanda

partisipasi. Berada

pada posisi tangga

kemitraan, yaitu

masyarakat telah

mampu bernegosiasi

dengan “pemegang

kekuasaan” dalam

posisi sejajar,

pendelegasian

kekuasaan

(delegated power)

yaitu masyarakat

telah mampu

mengarahkan

kebijakan karena

ruang pengambilan

keputusan telah

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

59

“dikuasai”.

Masyarakat berperan

aktif dalam

menjalankan

program tersebut

dengan didampingi

oleh pihak

KOTAKU.

Masyarakat pun

melakukan relasi

dengan pihak terkait

untuk pengadaan

dana anggaran

program tersebut.

2 Pelaksanaan

program

penyediaan air

bersih dan air

minum

Dalam pelaksanaan ini tidak semua

wilayah mendapatkan program

tersebut, karena yang mendapatkan

program ini adalah wilayah yang

benar-benar membutuhkan air bersih

dan air minum, jadi tenaga

masyarakat yang dibutuhkan tidak

banyak. Tetapi partisipasi warga

disini pun sangat aktif, dengan ikut

serta menyediakan konsumsi seperti

makanan ringan untuk masyarakat

yang bekerja, dan membantu tenaga

serta pikiran atau saran. Ada sekitar

15 mayarakat yang berpartisipasi

dalam pelaksanaan program ini.

Dalam analisis ini

masyarakat

dikategorikan pada

derajat kuasa

masyarakat.

Masyarakat yang

terlibat berperan

aktif dalam

pelaksanaan program

ini.

3 Pelaksanaan

program

pengelolahan

sampah

Partisipasi warga dalam program ini,

warga yang tadinya membuang

sampah sembarangan ke lahan-lahan

kosong kini beralih ke tempat

Dalam analisis ini

masyarakat

dikategorikan pada

derajat kuasa

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

60

pembuangan sampah. Kini di setiap

sudut atau di depan halaman rumah

telah tersedia tempat sampah yang

terpisah menjadi dua bagian, yaitu

organik dan non organik. Masyarakat

pun berperan dalam pengolahan

limbah sampah dengan adanya

pembuatan kerajinan tangan dari

limbah sampah rumah tangga. Dari

limbah sampah tersebut, masyarakat

menjadikan nilai ekonomi yang

sangat tinggi seperti kerajinan dari

pelastik bekas bungkus kopi atau

ditergen yang dijadikan tas atau

kerajinan yang lain-lain. Dan limbah

sampah yang mudah membusuk

masyarakat mengolahnya

menjadikan pupuk.

masyarakat dalam

derajat tanda

partisipasi.

Masyarakat yang

terlibat berperan

aktif dalam

pelaksanaan program

ini. Berada pada

tangga konsultasi,

penentraman

kemitraan dan

kendali warga. Tidak

hanya berpartisipasi

dalam pelaksanaan

pengelolaannya saja,

masyarakatpun

mempunyai

kesadaran akan

membuang sampah

pada tempatnya.

4 Pelaksanaan

program

penanganan air

limbah

Dalam pelaksanaan ini masyarakat

dituntut kesadarannya, bagi

masyarakat yang rumahnya memiliki

saluran air limbah yang kurang

memadai bisa membenahi saluran

tersebut, tentunya dibantu secara

swadaya dengan masyarakat lain dan

diawasi oleh pihak KOTAKU,

sebagian masyarakat ada yang

menyumbangkan ide agar air limbah

tersebut tidak mencemari

lingkungan. Dan para ibu-ibu

biasanya menyediakan konsumsi.

Dalam analisis ini

masyarakat

dikategorikan pada

derajat kuasa

masyarakat dan

derajat tanda

partisipasi.

Masyarakat yang

terlibat berperan

aktif dalam

pelaksanaan program

ini. Berada pada

tangga konsultasi,

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

61

penentraman

kemitraan dan

kendali warga.

Masyarakat pun

mempunyai

kesadaran untuk

tidak membuang

limbah air rumah

tangga sembarangan.

5 pelaksanaan

program ruang

terbuka public

Dalam pelaksanaan Ruang terbuka

public masyarakat bersama-sama

bergotong royong untuk membangun

sarana prasarana yang dibutuhkan

diwilayah tersebut. Selain

menyumbangkan tenaganya

masyarakat juga memberikan ide,

gagasan, dan pemikiran untuk

pembangunan ruang terbuka public

tersebut. Perlu disadari ide, gagasan

dan pemikiran sangatlah diperlukan

guna hasil pembangunan yang baik.

Dan sebagian warga ada yang

menyediakan konsumsi untuk para

masyarakat yang sedang bergotong

royong.

Dalam analisis ini

masyarakat

dikategorikan pada

derajat kuasa

masyarakat dan

derajat tanda

partisipasi.

Masyarakat yang

terlibat berperan

aktif dalam

pelaksanaan program

ini. Berada pada

tangga konsultasi,

penentraman

kemitraan dan

kendali warga.

Sumber : Hasil observasi dan wawancara

Berdasarkan tabel di atas, tingkat partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan

program yang dicanangkan oleh KOTAKU. Partisipasi masyarakat Kelurahan Perigi

Baru mempunyai bentuk partisipasi yang fungsional, Masyarakat membentuk

kelompok untuk mencapai tujuan, dan secara bertahap menunjukan kesadarannya

bahwa pentingnya berpartisipasi dalam sebuah pembangunan untuk kebaikan

masyarakatnya itu sendiri, masyarakatpun selalu mensosialisasikan dan mengajak

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

62

kepada warga yang belum berpartisipasi, seperti yang dikatakan oleh Pak Syukur

selaku ketua RT/RW 06/05 dan sebagai anggota BKM.

“Untuk menjalankan sebuah program saya biasanya dan masyarakat yang

terlibat selalu mengsosialisasikan atau mengajak masyarakat untuk

ikutberpartisipasi membangun kampong sendiri, kalo bukan kita yang

menjaga dan membangun siapa lagikan ?dan selagi adayang

maumemfasilitasi dari KOTAKU, tinggal kesadaran dirikitanya aja

perlu ditumbuhkan, gituu hehehe.”37

Dimana masyarakat memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan

keputusaan partisipasi masyarakat (kelompok masyarakat miskin/rentan) sudah masuk

dalam ruang penentuan proses, hasil dan dampak kebijakan dengan menjalankan

kemitraan (partnership) yaitu masyarakat telah mampu bernegosiasi dengan

“pemegang kekuasaan” dalam posisi sejajar, pendelegasian kekuasaan (delegated

power) yaitu masyarakat telah mampu mengarahkan kebijakan karena ruang

pengambilan keputusan telah “dikuasai”. Pada tangga kendali warga (citizen control)

partisipasi masyarakat secara politik maupun administratif sudah mampu

mengendalikan proses pembentukan, pelaksanaan dan konsumsi dari kebijakan

bahkan sangat mungkin masyarakat telah memiliki kewenangan penuh untuk

mengelola suatu objek kebijakan tertentu.

Dilihat dari bentuk partisipasinya masyarakat berada pada kondisi vertikal,

dimana masyarakat sudah melakukan tanggung jawabnya dalam melakukan kinerja

yang baik dalam suatu program tersebut, dan masyarakat mengikuti arahan yang

disarankan oleh fasilitator penyedia layanan program tersebut. Dalam bentuk

partisipasinya masyarakat ada beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk partisipasi

masyarakat dalam program tersebut, diantaranya adalah faktor usia. Dimana faktor

usia ini mempengaruhi kinerja masyarakat dalam tahap pembangunan ini, diusia

masyarakat yang sudah cukup tua tenaga yang disumbangkanpun tidak begitu

37 Wawancara pribadi dengan Pak Syukur selaku ketua RT/RW 06/05 Kelurahan Perigi Baru, Hari

Senin, 26 September 2016

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

63

maksimal karena masyarakat yang umurnya sudah cukup tua akan cepat lelah dalam

melakukan pembangunan ini. Kemudian dari faktor jenis kelamin hanya kaum laki-

laki saja yang mempunyai tugas berat dalam pembangunan, sementara para kaum

wanita hanya bertugas menyiapkan konsumsi.

3. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelembagaan

Masyarakat memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan keputusaan

partisipasi masyarakat (kelompok masyarakat miskin/rentan) sudah masuk dalam

ruang penentuan proses, hasil dan dampak kebijakan dengan menjalankan kemitraan

(partnership) yaitu masyarakat telah mampu bernegosiasi dengan “pemegang

kekuasaan” dalam posisi sejajar, pendelegasian kekuasaan (delegated power) yaitu

masyarakat telah mampu mengarahkan kebijakan karena ruang pengambilan

keputusan telah “dikuasai”. Pada tangga kendali warga (citizen control) partisipasi

masyarakat secara politik maupun administratif sudah mampu mengendalikan proses

pembentukan, pelaksanaan dan konsumsi dari kebijakan bahkan sangat mungkin

masyarakat telah memiliki kewenangan penuh untuk mengelola suatu objek kebijakan

tertentu.

Tabel 04:

Partisipasi dalam Pelembagaan Program

NO Kegiatan Bentuk Partisipasi Analisis Partisipasi

1 Musyawarah

program

KOTAKU

Sebagian masyarakat aktif dalam

menyampaikan pendapaat, gagasan

serta saran. Ada yang diam

menunggu hasil keputusan, dan ikut-

ikutan dalam sebuah keputusan.

sebagian ibu-ibu menyiapkan

konsumsi bagi para masyarakat yang

hadir dalam forum tersebut. Ada

Dalam analisis ini

masyarakat

dikategorikan dalam

tangga ke tiga, empat

dan lima yaitu

derajat tanda

partisipasi.

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

64

sekitar 20 masyarakat yang

berpartisipasi hadir.

2 Pinjaman bergulir

yang dilakukan

oleh UPK (Unit

Pengelola

Keuangan)

Masyarakat yang membutuhkan

mengajukan permohonan dana

pinjaman kepada UPK, untuk

mengelola usaha mereka. Pinjaman

ini bersifat diberikan kepada

kelompok, dimana masyarakat yang

ingin meminjam harus mempunyai

kelompok minimal 5 orang anggota.

Dan UPK tersebut beranggotakan

masyarakat Kelurahan Perigi Baru,

Anggota UPK ini bekerja secara

sukarela dan tidak mendapat

imbalan. Ada sekitar 20 kelompok

yang menjalankannya, dari masing

masing kelompok terdiri dari 5

sampai 7 orang.

Dalam analisis ini

masyarakat

dikategorikan dalam

tangga kendali warga

atau (citizen control).

3 Kegiatan yang

diadakan oleh

UPL (Unit

Pengelola

Lingkungan)

Banyak kegiatan yang dilakukan oleh

UPL, diantaranya yaitu, membuat

irigasi saluran air, paping block

jalan, bedah rumah dan lain-lain.

Pengerjaan itu semua dilakukan oleh

masyarakat tanpa melibatkan pekerja

atau membayar tukang untuk

mengerjakannya. Masyarakat

dituntut kesadarannya untuk

berpartisipasi dalam semua kegiatan

pembangunan tersebut. Bahkan

masyarakatpun yang harus turun

tangan untuk survey mencari barang

keperluan bangunan ke matrial-

matrial, guna membandingkan harga

Dalam analisis ini

masyarakat

dikategorikan dalam

Tangga ke lima yaitu

penentraman berarti

bahwa komunikasi

telah berjalan baik

dan sudah ada

negosiasi antara

masyarakat dengan

pemerintah,

masyarakat

(khususnya yang

rentan dan

termajinalisai).

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

65

barang di matrial satu dan matrial

yang lainnya.

Masyarakatpun terlibat dalam pencarian

dana untuk pembangunan tersebut,

dengan ini diharapkan masyarakat

bisa mengembangkan kontak dengan

jaringan jaringan seperti Pemkot

terkait.

Dan para ibu-ibu menyiapkan konsumsi

untuk para masyarakat yang sedang

bergotong royong. Untuk

kepengurusan UPL beranggota 5

orang dan masyarakat yang

berpartisipasi setiap programnya ada

sekitar 15 orang.

Sumber : Hasil observasi dan wawancara

Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat tingkat partisipasi masyarakat terhadap

kegiatan kelembagaan. Masyarakat terlihat mandiri dalam menjalankan program

tersebut, kultur gotong royong yang masih dijaga membuat partisipasi masyarakat

yang apatis mentadi partisipatif. Dan masyarakat pun bisa mengembangkan kontak

mereka dengan jaringan-jaringan pemberi dana untuk program tersebut, seperti

Pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi, dan Dinas-Dinas yang terkait. Seperti yang

dibilang oleh Pak RT Marjan, selaku Ketua UPL (Unit Pengelola Lingkungan).

”Masyarakat ini harus wajib bergotong royong, jangan ada kata males,

kalau mau maju yaa harus bergerak. Program-program ini harus

tuntas, engga ada yang setengah-setengah pengerjaannya, contohnya

bedah rumah. Bedah rumah itu dikerjakan sama masyarakat engga

ada kita sewa tukang bangunan, arsiteknya yaa kita jugaa hahha

(sambil tertawa), bedah rumah yang diprogramkan oleh KOTAKU ini

tidak setengah-setengah pengerjaannya, dari rumah tidak layak huni

berdiri sampai dirobohkan lagi sama masyarakat. Dan dibangun

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

66

kembali dari pondasi sampai ke atap yaaa sama masyarakat juga

Fik.38

Dari setiap program pembangunan yang dicanangkan oleh KOTAKU peran

warga sangat aktif untuk keberlangsungan pembangunan tersebut. dari perencanaan

hingga Pelembagaan peran masyarakat sangat menonjol. Dalam bentuk partisipasinya

pada pertisipasi vertikal masyarakat terlibat dalam suatu program tersebut, dengan

bimbingan dari fsilitator penyedia layanan mereka berperan dengan baik dalam

menjalankan tugasnya masing-masing.

4. Partisipasi Masyarakat Dalam Evaluasi dan Monitoring

Pada tahapan monitoring dan evaluasi, masyarakat ikut serta mengawasi

pelaksanaan program. Pengawasan ini menjadi penting agar program pemberdayaan

tersebut dapat memiliki kinerja administrasi, artinya tata pelaksanaan dapat

dipertanggung jawabkan dengan dokumen-dokumen pelaporan yang semestinya

berlaku atau sesuai dengan perundang-undangan.

Tabel 05:

Partisipasi Evaluasi dan Monitoring

NO Kegiatan Bentuk Partisipasi Analisis Partisipasi

1 Evaluasi dan monitoring

program KOTAKU

Dari setiap program,

masyarakat yang

bertanggung jawab

menangani program

tersebut pasti akan

mengevaluasi dan

memonitoring program

tersebut. Masyarakat

melihat dari segi apa saja

kekurangan dan kelebihan

program tersebut untuk

Dalam analisis ini

masyarakat

dikategorikan dalam

tangga kendali warga.

38 Wawancara pribadi dengan Pak Marjan, Selaku Ketua UPK Kelurahan Perigi Baru, hari Selasa, 11

Oktober 2016

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

67

dijadikan bahan evaluasi

dan monitoring. biasanya

dalam setiap program tidak

hanya sekali evaluasi, bisa

berkalikali melakukan

evaluasi dan monitoring

dalam setiap program. dan

tidak hanya dari

masyarakat yang

mengevaluasi dan

monitoring, bisa dari

Korkot, dan pusat. Jadi

kegiatan evaluasi dan

monitoring ini akan

dilakukan secara berlapis.

Sumber : Hasil observasi dan wawancara

Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat tingkat partisipasi masyarakat terhadap

kegiatan evaluasi dan monitoring ini. Pada tahap evaluasi dan monitoring ini bentuk

partisipasi masyarakat ini interaktif, karena ditahap pengawasan inimasyarakat

memiliki peran untuk mengontrol dan mengawasi pelaksanaan keputusan-keputusan

mereka, seperti melakukan evluasi dan monitoring kewilayan program yang mereka

bina. Seperti yang dikatakan Pak Syakur, selaku kordinator KOTAKU kelurahan

Perigi Baru.

“Dalam setiap evaluasi dan monitoring masyarakat yang bertanggung

jawab mengenai programnya akan melakukan evaluasi dan

monitoring, agar mereka bisa mengawasi program yang telah

dilaksanakan. dan dalam setiap evaluasi dan monitoring tidak hanya

kita saja yang melakukan, aka nada dari KOTAKU Kota Tangsel,

kemudian dari Prov Banten dan dari pusat akan mengontrol. untuk

apa pengawasan ini berlapis ?agar memastikan kalo setiap program

berjalan dengan lancar dan tidak ada masalah Fik, dan juga untuk

mengantisipasi penyelewengan dana, jadi gitu Fik.39

39 Wawancara pribadi dengan Pak Syakur, Selaku Ketua Kordinator KOTAKU Kelurahan Perigi Baru,

hari Jumat 29 Oktober 2016

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

68

Jadi dapat disimpulkan, sebagian masyarakat Kelurahan Perigi Baru, terlibat

aktif dalam kegiatan program KOTAKU dan kegiatan sosial, seperti dari musyawarah

perencanaan program, pelaksanaan program, partisipasi dalam kelembagaan dan tahap

monitoring dan evaluasi sebuah program. Dan sebagian masyarakat yang kurang

terlibat aktif berada pada tipe partisipasi yang pasif.

B. Tingkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Program KOTAKU

Tingkatan partisipasi untuk setiap anggota masyarakat berlainan satu sama

lain sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan yang lebih penting adalah

dorongan untuk berpartisipasi, yaitu berdasarkan atas motivasi, cita-cita dan

kebutuhan individu yang kemudian diwujudkan secara bersama-sama.40

Tabel 06:

Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program KOTAKU

NO Kriteria-kriteria

Untuk Mengukur

Tingkatan

Partisipasi

Masyarakat

Analisis Analisis Partisipasi

2 Kehadiran dalam

pertemuan atau

musyawarah

Kehadiran masyarakat

dalam setiap pertemuan

program KOTAKU

sangatlah aktif, bisa

dilihat dari beberapa

kegiatan yang diadakan.

Seperti musyawarah

perencanaan program dan

lainnya. Masyarakat aktif

dalam kegiatan-kegiatan

Dalam analisis ini

masyarakat dikategorikan

dalam tangga ke tiga, empat

dan lima yaitu derajat tanda

partisipasi (Degree of

Tokenism), dimana

masyarakat berperan dalam

pengambilan keputusan

dalam musyawarah ini dan

masyarakat akan

40 Syifa Thoyyibah, “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Organik Di Kelurahan

Bojong Sari Baru, Sawangan, Kota Depok” (Skripsi S1 Penyuluhan Masyarakat Islam, Universitan Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.102

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

69

sosial yang lainnya,

seperti berswadaya atau

bergotong royong. Dan

aja pula masyarakat

dalam fotum hanya

mendengarkan dan

menunggu hasil

keputusan.

menerapkan kedepannya.

3 Keanggotaan dalam

kepengurusan

Keanggotaan dalam

kepengurusan ini diisi

oleh masyarakat sendiri,

secara sukarela

masyarakat bersedia ikut

serta dalam kepengurusan

ini.

Dalam analisis ini

masyarakat dikategorikan

dalam tangga kendali warga

atau (citizen control). Pada

tangga kendali warga

partisipasi masyarakat

secara politik maupun

administratif sudah mampu

mengendalikan proses

pembentukan, pelaksanaan

dan konsumsi dari

kebijakan bahkan sangat

mungkin masyarakat telah

memiliki kewenangan

penuh untuk mengelola

suatu objek yang akan

mereka jalankan dari hasil

dana tersebut.

4 Kedudukan anggota

dalam kepengurusan

Secara sukarela

masyarakat ikut serta

dalam kedudukan dalam

kepengurusan ini, ada

yang menjadi ketua

bidang dan anggota. Dan

masyarakatpun aktif dan

Dalam analisis ini

masyarakat dikategorikan

dalam Tangga ke lima yaitu

penentraman berarti bahwa

komunikasi telah berjalan

baik. Dengan adanya

komunikasi yang baik

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

70

ikut serta dalam

pemilihan ketua BKM.

setiap anggota mampu

berpartisipsi dengan baik

pada setiap program.

5 Evaluasi dan

monitoring program

Peran masyarakat dari

mulai memutuskan,

menjalankan program

sampai tahap evaluasi

dan monitoring terlibat

aktif. Bisa dilihat dari

setiap pengawasan

program yang sudah

berjalan.

Dalam analisis ini

masyarakat dikategorikan

dalam tangga kendali

warga. Dimana masyarakat

mampu untuk

mengendakikan program

yang sudah dijalankan

untuk mengevaluasinya

kembali agar tidak ada

kekurangan dalam program

tersebut.

Sumber : Hasil observasi dan wawancara

Berdasarkan tabel di atas, masyarakat Kelurahan Perigi Baru berada pada

tingkatan partisipasi vertikal masyarakat dalam Program KOTAKU. Terlihat dari

keikutsertaan masyarakat dalam Kelembagaan yang ada di KOTAKU Perigi Baru,

seperti keanggotaan dalam BKM, UPK, UPL dan kegiatan program KOTAKU yang

lainnya. Kehadiran masyarakat dalam setiap pertemuan atau musyawarah yang

diadakan didominasi oleh masyarakat yang aktif untuk memberikan gagasan serta

saran untuk program KOTAKU. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang hanya

diam menunggu hasil keputusan dari musyawarah tersebut. Dalam kedudukan

anggota kepengurusan, masyarakat secara sukarela untuk menjadi bagian anggota

kelembagaan tersebut, dalam pemilihan Ketua BKM masyarakat juga terlibat dalam

sesi pemilihan itu.

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

71

C. Faktor penghambat dan pendukung

1. Faktor Penghambat

Faktor Penghambat Program KOTAKU bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren,

Kota Tanggerang Selatan sangat kecil, hanya dari segi waktu dan kesiapan

masyarakat saja yang menjadi penghambat. Adapun hambatan yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat terdiri pada faktor didalam masyarakat

itu sendiri (internal), yaitu kemampuan dan kesediaan masyarakat untuk

berpartisipasi, maupun faktor dari luar masyarakat (eksternal) yaitu peran

aparat dan lembaga formal yang ada. kemampuan masyarakat akan berkaitan

dengan stratifikasi sosial dalam masyarakat.

Untuk faktor-faktor internal adalah berasal dari dalam kelompok

masyarakat sendiri, yaitu individu-individu dan kesatuan kelompok

didalamnya. tingkah laku individu berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-

ciri sosiologis seperti umur, jenis kelamin, pengetahuan pekerjaan dan

penghasilan. Secara tidak langsung, terdapat hubungan antara ciri-ciri individu

dengan tingkat partisipasi, seperti usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,

lamanya menjadi anggota masyarakat, besarnya pendapatan, keterlibatan

dalam kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh pada partisipasi.

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

72

2. Faktor Pendukung

Faktor Pendukung Program KOTAKU bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tanggerang

Selatan sangat baik, bisa dilihat dari peran masyarakat dan relasi yang

dijalankan berperan dengan baik. Kesadaran masyarakat menjadi salah satu

faktor pendukung dalam pelaksanaan program.

Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan observasi, pengumpulan data serta

wawancara dengn informan dilapangan mengenai Partisipasi Masyarakat

Kelurahan Perigi Baru Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

Terhadap Program Pemberdayaan Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan Program KOTAKU di Kelurahan Perigi Baru dilaksanakan

dengan baik karena pelaksanaan Kotaku di Kelurahan Perigi Baru dalam

tahapan pemberdayaan yang dilakukan hampir sesuai dengan teori yang

dikatakan oleh Isbandi Rukminto dalam pemberdayaan yang dilakukan

berawal dari engagement, assessment, planning, planning action, action,

monitoring dan evaluation.

a. Dalam bentuk partisipasinya masyarakat berada dalam partisipasi

vertikal. Dimana masyarakat terlibat dalam suatu pengambilan

keputusan dan melaksanakan program yang dijalankan. Dengan

dibimbing oleh pihak penyedia layanan masyarakat tidak mengambil

keputusan begitu saja, masyarakat dituntut harus melakukan

musyawarah sebelum mengambil keputusan dalam sebuah

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

74

perencanaan program. Sebagian masyarakat berada pada posisi

partisipasi horizontal, dimana masyarakat hanya diam dan menunggu

hasil keputusan dalam musyawarah.

b. Partisipasi masyarakat terhadap musyawarh perencanaan program di

Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang

Selatan berada pada bentuk partisipasi vertikal hal ini terlihat karena

hampir semua masyarakat di Kelurahan Perigi Baru turut serta dalam

setiap programnya. Dan masyarakat sebagiannya hanya mendengar dan

menunggu dari hasil musyawarah tersebut.

c. Partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan program berada dalam

bentuk partisipasi vertikal, masyarakat aktif ikut serta dalam kegiatan

pelaksanaan program yang dijalankan. Sebagian masyarakat berada

pada partisipasi horizontal, karna tidak semua masyarakat bisa

mengkuti kegitana tersebut, ada pekerjaan lain dan masalah waktu

yang tidak bisa ditinggalkan sehingga tidak bisa mengikuti dalam

melaksanakan kegiatan pembangunan dalam program tersebut.

d. Faktor Penghambat Program KOTAKU bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok

Aren, Kota Tanggerang Selatan sangat kecil, hanya dari segi waktu dan

kesiapan masyarakat saja yang menjadi penghambat.

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

75

e. Faktor Pendukung Program KOTAKU bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota

Tanggerang Selatan sangat baik, bisa dilihat dari peran masyarakat dan

relasi yang dijalankan berperan dengan baik.

2. Pelaksanaan Program KOTAKU di Kelurahan Perigi Baru secara umum

memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat dan berjalan dengan

baik. Masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup mereka dengan adanya

bantuan dana bergulir untuk modal usaha. Selain itu masyarakat juga

merasakan manfaat lingkungan infrastruktur yang layak disekitar mereka.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan sesuai dengan analisa

Program Pemberdayaan KOTAKU di Kelurahan Perigi Baru adalah sebagai

berikut:

1. Sebaiknya sebelum melakukan pelaksanaan kegiatan program

KOTAKU, pihak yang terlibat di dalamnya sebagai pengurus harus

mampu memberikan pengarahan kepada masyarakat akan

pentingnya keterlibatan mereka, sehingga kesadaran masyarakat

untuk berpartisipasi akan lebih baik.

2. Untuk Para Mahasiswa/mahasiswi semoga skripsi ini dapat kalian

lanjutkan dan lebih detail lagi dalam mengkajinya dan menjadi

acuan bagi kalian yang tertarik dengan Partisipasi Masyarakat

Terhadap Program KOTAKU.

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

76

DAFTAR PUSTAKA

Huraerah Abu, Pengorganisasian dan Pembangunan Masyarakat Model dan

Strategi Pembangunan berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2011)

Ws Wazir Ach, Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya

Masyarakat (Jakarta: Sekertariat Bina Desa dengan Dukungan AusAID, 1999)

Sherry Arnstein, R. "A Ladder of Citizen Participation" (JAIP: Vol. 35, July

1969

Data statistic BPS 2011 Jumlah Masyarakat Miskin di Indonesia

Direktorat Jendral Cipta Karya, Bersama Membangun Kemandirian, (Jakarta:

Kementrian Pekerjaaan Umum Republik Indonesia, 2010)

Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung

Refika Aditama 2007)

________, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian Strategi

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial

Patilima Hamid, Metode penelitian kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet.

Ke3

Sutopo Heribertus B, Metodelogi Penelitian Kualitatif: Metodelogi Penelitian

Untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996)

Adi Rukminto Isbandi, Penerapan Partisipatoris dan Upaya-upaya

Pemberdayaan: sebuah buku pegangan bagi para praktisi lapangan. (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1999)

Moeloeng Lex J, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosyda

Karya, 1993)

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

77

Syam’un Nur, Metodelogi penelitian (Serang: sultan Maulana Hasanudin

Banten, 1998)

Suparlan Prasudi, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Sinar Harapan, 1984)

Sugiyono Dr Prof.., Statistika Untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta,

2003)

R.A Santoso Sastopoetro, “Partisipasi, Komunikasi, Persuasif, dan Disiplin

Dalam Pembangunan Nasional”, (Bandung: Alumni, 1986

Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Januari

2011)

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet.

Ke-5

dkk Hermansyah Tantan, , Dasar-Dasar Pembangunan Masyarakat Islam,

(Ciputat: UIN Jakarta Press 2013)

The World Bank, 2007, understanding poverty

http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-

beberapa.html diakses pada hari kamis tanggal 26 Mei 2016, pukul 11.07 Wib

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://www.jelajahint

ernet.com/2015/11/11-pengertian-partisipasi-menurut-para.html diakses 26-Mei-2016

pukul 12.10 Wib

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

78

Peneliti : baik pak, kan setiap program pasti ada tuh evaluasi ataupun monitoring,

apakah bapak berperan aktif dalam evaluasi dan monitoring tersebut ?

Narasumber : iyaaa harus itu, karna kan ini melibatkan banyak orang banyak program

dan dana juga, pasti sangat sensitive.

Peneliti : dalam bentuk apa partisipasi yang bapak berikan dalam pengawasan ini ?

Narasumber : saya evaluasi program yang sudah berjalan, kita lihat sudah sejauhmana

program ini berjalan, apa penghambatnya sehingga program ini sedikit macet, tapi

sejauh ini program selalu berjalan lancer, yaa karna tadi itu masyarakatnya yang

selalu aktif dalam bergotong royong. Kemudian yang mengevaluasi bukan dari kita

aja, evaluasi ini berlapis-lapis, setelah kitaevaluasi nanti aka nada lagi dari Korkot,

kemudian dari Provinsi, dan sampai Pusat yang mengevaluasi. dari segala segi selalu

dievaluasi apalagi terhadap dana, jadi tidak mungkin ada penyelewengan dana di

program ini.

Peneliti : Pak terimakasih nih untuk informasinya, mungkin saya rasa ini sudah cukup,

maaf sudah merepotkan pak

Narasumber : iyaa sama-sama dek, semoga bermanfaat yaaah dek

Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

HASIL OBSERVASI

NO KEGIATAN WAKTU

DAN

TEMPAT

HASIL OBSERVASI

1 Musyawarah pemilihan

ketua BKM

Kediaman

Pak Syakur,

28

September

2016

Pada musyawarah ini masyarakat

masyarakat membahas tentang

pemilihan ketua BKM yang baru.

Dalam musyawarah masyarakat

antusias dalam mengikutinya, ada

masyarakat yang mmberikan

saran atau gagasan dalam

pemilihan nanti dan ada juga

masyarakat yang hanya diam dan

menunggu hasil dari musyawarah

tersebut. Sebagian dari

masyarakat wanita menyiapkan

konsumsi untuk musyawarah.

Musyawarah ini dihadiri sekitar

15 orang masyarakat.

2 Pembangunan jalan

paving blok dan irigasi

RT/RW

06/05, 30

September

2016

Masyarakat bergotong royong

dalam melakukan pembangunan,

masyarakat yang ikut

berpartisipasi dalam

pembangunan ini aktif dalam

tugasnya masing-masing. Para

ibu-ibu menyiapkan makanan

untuk para bapak-bapak yang

sedang melakukan pembangunan.

Warga yang ikut berpartisipsi

dalam pembangunan ini sekitar

10 orang.

3 Musyawarah

perencanaan ruang

terbuka publik

Kediaman

Pak Syakur,

2 Oktober

Dalam musyawarah ini sebagian

masyarakat aktif dalam

menyampaikan suaranya,

Page 90: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

2016 masyarakat memberikan saran

dan gagasan dalam musyawarah.

Dalam musyawarah ini ada

sebagian masyarakat yang

menyumbangkan materi berupa

konsumsi. Ada sekitar 15

masyarakat yang hadir dalam

musyawarah ini.

4 Pelaksanaan pengolahan

sampah

Lingkungan

RT 05 dan

RT 07, 5

Oktober

2016

Dalam pengolahan sampah ini

masyarakat diwajibkan untuk

membuang sampah padan tempat

yang sudah disediakan. Tempat

sampah yang sudah disiapkan

terbagi menjadi dua tempat

sampah, yaitu untuk sampah

organic dan non organic. Dari

sampah tersebut kemudian dipilah

untuk dijadikan pupuk bagi

sampah organic, dan kerajinan

tangan bagi sampah non organic.

5 Bedah rumah Lingkungan

RT/RW

02/06, 11

Oktober

2016

Dalam pembangunan bedah

rumah ini masyarakat terutama

tetangga yang berada disekitar

yang rumahnya direnovasi ikut

berpartisipasi dalam

pembangunan ini. Untuk

pembangunan bedah rumah ini,

rumah dibangun kembali hingga

layak huni. Seluruh pekerja yang

melakukan pembangunan ini

adalah masyarakat sepenuhnya,

tidak ada menyewa tukang atau

tenaga ahli dalam pembangunan

Page 91: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

rumah. Sebagian ibu-ibu

menyediakan atau memasak

makanan untuk dihidangkan bagi

para masyarakat yang ikut

bergotong royong.

6 Pemilihan Ketua BKM Kantor

Kelurahan

Perigi Baru,

15 Oktober

2016

Dalam pemilihan Ketua BKM ini

masyarakat yang datang adalah

perwakilan dari masing-masing

RT/RW, dari 1 RW diwakilkan

oleh 2 orang. Masyarakat yang

hadir memberikan hak suaranya

untuk memilih kandidat ketua

BKM yang baru. Sebagian

masyarakatpun ada yang

membawa makanan ringan untuk

dihidangkan dalam acara tersebut.

Page 92: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

DOKUMENTASI

1. Foto masyarakat berpartisipasi dalam pelaksanaan program drainase dan jalan

2. Foto kegiatan pemasangan paving blok jalan

Page 93: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

3. Foto kegiatan masyarakat sedang bergotong royong membuat saluran air

4. Foto pelaksanaan bedah rumah

Page 94: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

5. Foto Kegiatan Wawancara dengan Narasumber

a. Bu Hindun (Kantor Kelurahan Perigi Baru, 11 Oktober 2016)

b. Pak Marjan (Kantor Kelurahan Perigi Baru, 11 Oktober 2016)

5. Musyawarah perencanaan pemilihan ketua BKM Kediaman Pak Syakur, 28 September 2016

Page 95: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

6. Foto Kegiatan Pemilihan Ketua BKM

7. Foto Kegiatan Pemilihan BKM Kantor Kelurahan Perigi Baru, 15 Oktober 2016

Page 96: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 1

Nama : Abdul syukur HD

Jabatan : Ketua RT 06/05 dan Anggota BKM

Tempat : Kediaman Rumah Pak Syukur

Waktu : 26 September, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Pak, perkenalkan saya Fikra Sutan Purnama, Mahasiswa

Dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Narasumber : Walaikumsallam, iyaa saya sudah diceritakan oleh mbak wulan kalo

nak Fikra mau dateng kesini untuk penelitian.

Peneliti : hehe iya pak,mungkin langsung saja yah pak, saya akan mencari informasi

terkait partisipasi masyarakat pada program kotaku

Narasumber : iyaa baik silahkan… (sambil tersenyum)

Peneliti : Apakah bapak berperan aktif dalam keikutsertaan musyawarah perencanaan

program KOTAKU ?

Narasumber : yaa, saya sangat berperan aktif dalam keikutsertaan musyawarah itu,

atas dasar kesadaran yang kita miliki kita harus berperan aktif dalam mengikuti segala

kegiatan pada KOTAKU.

Peneliti : Apakah bapak mengikuti musyawarah perencanaan jalan lingkungan dan

draenase lingkungan ?

Narasumber : yaa saya selalu hadir dalam musyawarah kegiatan apapun dek

Peneliti : Apakah bapak atau ibu mengikuti musyawarah perencanaan perencanaan

penyediaan air bersih atau air minum ?

Narasumber : yaa itu juga saya mengikutinya

Peneliti : Apakah bapak atau ibu mengikuti musyawarah perencanaan air limbah ?

Narasumber : yaa saya ikut, tapi pengelolaan itu bukan di RT saya melainkan ada di

daerah RT lain, namun saya ikut berpartisipasi dalam musyawarah ataupun

kegiatannya.

Peneliti : ooh jadi tergantung kebutuhan setiap daerh juga yah pak untuk

mencanangkan program itu ?

Narasumber : iya betul dek, setiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda

Peneliti : Kemudin apakah bapak mengikutu musyawarah pelaksanaan pengelolaan

sampah ?

Narasumber : yaa saya mengikutinya

Page 97: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Peneliti : Apakah bapak mengikuti musyawarah perencanaan ruang terbuka public ?

Narasumber : yaa saya mengikuti itu juga

Peneliti : berarti setiap ada musyawarah bapak mengikutinya ?

Narasumber : iya betul, seperti yang saya bilang tadi, setiap kegiatan saya selalu

mengikutinya, mau itu musyawarah, rapat, pelaksanaan saya mengikutinya. walaupun

di daerah RT saya tidak membutuhkan salah satu program saya selalu ikut andil

dalam kegiatan tersebut yang berada didaerah lain.

Peneliti : Sangat luar biasa yah pak. kemudian apakah bapak aktif didalam forum

semua musyawarah yang sedang berjalan tersebut ?

Narasumber : iya saya cukup aktif disetiap forum, agar tidak monoton hehe (sambil

tertawa)

Peneliti : Apakah bapak memberikan gagasan berupa pikiran dalam forum

musyawarah-musyawarah tersebut ?

Narasumber : ya tentu, agar kelancaran program kita harus bisa memberi gagasan

terhadap program tersebut, biar ada perubahan yang sangat baik kedepannya.

Peneliti : Apakah bapak menyumbangkan tenaga dalam forum tersebut ?

Narasumber : tentu saja, kan untuk menyiapkan segala perlengkapan saya turun

tangan juga, yaa segala tenaga pikiran saya sumbangkan dalam program ini.

Peneliti : waah begitu yah pak, lantas kemudian apakah bapak menyumbangkan

berupa materi pak ? mungkin seperti konsumsi begitu pak ?

Narasumber : jadi begini, saya sering menyediakan konsumsi, tempat untuk kegiatan

ini, yaa untuk kelancaran kegiatan ini lah dek. kalo bukan kesadaran kita siapa lagi

yang akan melakukannya, kita disini bergotong royong berswadaya secara sukarela

dek.

Peneliti : waah hebat yah pak warga disini sangat kompak. Kemudian apakah bapak

berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan program yang direncanakan

KOTAKU?

Narasumber : Tentu saya mengikuti, musyawarah saja saya ikut apa lagi dalam

pelaksanaannya kan hehe

Peneliti : iya juga sih pak hehe, nah dari beberapa kegiatan seperti pelaksanaan

program jalan lingkungan dan drainase lingkungan, pelaksanaan program penyediaan

air bersih atau air minum, pelaksanaan program pengelolaan sampah, pelaksanaan

program penanganan air limbah dan pelaksanaan program ruang terbuka public,

apakah bapak berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan tersebut ?

Page 98: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber : iyaa, saya mengikuti semuanya, kan saya anggota Dewan Pimpinan

Kolektif, jadi saya harus mengikuti segala kegiatan yang ada pada KOTAKU ini,

walaupun program itu diwilayah saya tidak ada saya pasti ikut dek.

Peneliti : Sumbangsih apa yang bapak atau ibu berikan dalam pelaksanaan program

tersebut ?

Narasumber : Tergantung kebutuhan dan kesadaran diri kita sendiri dek, kita melihat

dari segi apa nih yang bisa saya bantu, semisalnya konsumsi, yaa saya sediakan itu,

yaa kalo tenaga sudah pastilah, kan namanya juga bergotong royong.

Peneliti : waah begitu yaah pak, kemudian bapak juga meberikan gagasan atau

pemikiran dalam pelaksanaan tersebut ?

Narasumber : Tentu, dalam pelaksanaan atau membangun apapun kita tidak memakai

tukang, kita berswadaya, bergotong royong untuk membangunnya. jadi dari setiap

orang pasti ada pemikiran gagasan atau ide-ide dalam pembuatan itu.

Peneliti : Naah itu dari masyarakat untuk masyarakat yah pak hehehe

Narasumber : iya begitulaah dek heheh

Peneliti : Kemudian apakah bapak mengikuti program UKM yang dinaungi oleh

KOTAKU ?

Narasumber :Iya saya ikut juga, ada banyak UKM yang dinaungi KOTAKU seperti

pelatian-pelatihan kerajinan, ataupun seperti koprasi simpan pinjam.

Peneliti : Bagaimana Bapa ikut bepartisipasi dalam menentukan pengelola program

pada tahap selanjutnya?

Narasumber : Kita lihat sejauh mana kemajuan program itu berjalan, kalo ada yang

kurang mungkin bisa mencari solusi agar bisa menjadi baik lagi, dan apabila

kekurangan sumberdaya manusia, mungkin bisa memberikan kembali pelatihan

pelatihan yang dibutuhkan dalam setiap kebutuhan itu sendiri dek

Peneliti : owh begitu yaah pak, kemudian apakah bapak ikut bepartisipasi dalam

menentukan penguatan jaringan-jaringan yang bekerja sama dengan program ini ?

Narasumber : Iyaa saya terlibat dalam hal itu, kita membuat proposal untuk mencari

jaringan-jaringan, soalnya tidak haya dari APBD dan APBN dana kita ini, kita juga

harus pintar-pintar mencari jaringan kerja terutama untuk mendanai ini.

Peneliti : lantas selain APBN dan APBD dari mana saja pendanaan itu bergulir pak ?

Narasumber : yaa semisalnya dari CSR perusahaan-perusahaan besar, dari

Kementrian Sosial, dan bisa juga dari penghargaan-penghargaan yang kita dapat.

Page 99: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Peneliti : baik pak, kan setiap program pasti ada tuh evaluasi ataupun monitoring,

apakah bapak berperan aktif dalam evaluasi dan monitoring tersebut, dan bagaimana

agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi dengan baik ?

Narasumber : iyaaa harus itu, karna kan ini melibatkan banyak orang banyak program

dan dana juga, pasti sangat sensitive. Untuk menjalankan sebuah program saya

biasanya dan masyarakat yang terlibat selalu mengsosialisasikan atau mengajak

masyarakat untuk ikut berpartisipasi membangun kampong sendiri, kalo bukan kita

yang menjaga dan membangun siapa lagikan ?dan selagi adayang maumemfasilitasi

dari KOTAKU, tinggal kesadaran dirikitanya aja perlu ditumbuhkan

Peneliti : dalam bentuk apa partisipasi yang bapak berikan dalam pengawasan ini ?

Narasumber : saya evaluasi program yang sudah berjalan, kita lihat sudah sejauhmana

program ini berjalan, apa penghambatnya sehingga program ini sedikit macet, tapi

sejauh ini program selalu berjalan lancer, yaa karna tadi itu masyarakatnya yang

selalu aktif dalam bergotong royong. Kemudian yang mengevaluasi bukan dari kita

aja, evaluasi ini berlapis-lapis, setelah kitaevaluasi nanti aka ada lagi dari Korkot,

kemudian dari Provinsi, dan sampai Pusat yang mengevaluasi. Dari segala segi selalu

dievaluasi apalagi terhadap dana, jadi tidak mungkin ada penyelewengan dana di

program ini. Dalam setiap evaluasi dan monitoring masyarakat yang bertanggung

jawab mengenai programnya akan melakukan evaluasi dan monitoring, agar mereka

bisa mengawasi program yang telah dilaksanakan. dan dalam setiap evaluasi dan

monitoring tidak hanya kita saja yang melakukan, aka nada dari KOTAKU Kota

Tangsel, kemudian dari Prov Banten dan dari pusat akan mengontrol. untuk apa

pengawasan ini berlapis ? agar memastikan kalo setiap program berjalan dengan

lancar dan tidak ada masalah Fik, dan juga untuk mengantisipasi penyelewengan

dana, jadi gitu Fik.

Penelii : Apa saja manfaat yang dirasakan bapak dan masyarakat setelah mengikuti

program dari KOTAKU ?

Narasumber : Dengan adanya pemberdayaan dari KOTAKU, perekonomian warga

yang mengikuti program dari KOTAKU perlahan membaik, karna dengan

diberdayakannya masyarakat pan mereka bisa tercukupi, mempunyai hunian yang

layak serta infrastruktur yang memadai. Bukan hanya itu saja, keterampilan

masyarakatpun jadi lebih bertambah dengan adanya pemberdayaan tersebut. Dan atas

partisipasi masyarakat yang aktif program yang di rencanakanpun bisa berjalan

dengan lancar

Page 100: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Peneliti : Pak terimakasih nih untuk informasinya, mungkin saya rasa ini sudah cukup,

maaf sudah merepotkan pak

Narasumber : iyaa sama-sama dek, semoga bermanfaat yaaah dek.

Page 101: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 2

Nama : Ibu Hindun

Jabatan : Anggota UPK (Unit Pengelolaan Keuangan)

Tempat : Sekertariat KOTAKU Kelurahan Perigi Baru

Waktu : 11 Oktober, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Bu Hindun, saya Fikra yang sedang mengadakan

penelitian skripsi di KOTAKU

Narasumber : Oiya Fikra, bagaimana ada yang bisa saya bantu ?

Peneliti : Mungkin saya butuh informasi dari ibu nih, saya akan mewawancarai ibu

Narasumber : iyaa Fikra silahkan

Peneliti : Siap bu, mungkin langsung saja bu, apakah ibu berperan aktif dalam

keikutsertaan musyawarah perencanaan program KOTAKU ?

Narasumber : iya saya cukup aktif dalam musyawarah

Peneliti: dari bebera kegiatan musyawarah program jalan lingkungan dan drainase

lingkungan, musyawarah program penyediaan air bersih atau air minum, musyawarah

program pengelolaan sampah, musyawarah program penanganan air limbah dan

musyawarah program ruang terbuka public, apakah ibu berperan aktif dalam

keikutsertaan pelaksanaan tersebut ?

Narasumber : tentu saja, dalam musyawarah itukan pasti membeberkan berapa

anggaran yang dibutuhkan, dan saya harus tau itu

Peneliti : Apakah ibu memberikan gagasan berupa pikiran dalam forum tersebut ?

Narasumber : iyaa saya bemberikan gagsan ataupun pemikiran dalam forum tersebut

Peneliti : contohnya gagasan atau pemikiran seperti apa bu ?

Narasumber : yaa seperti kebutuhan kebutuhan yang harus dibeli yaah, harga bisa

terjangkau dan kualitas bagus juga

Peneliti : Untuk pelaksanaannya ibu berperan aktif dalam program yang saya

sebutkan tadi bu?

Narasumber : yaa tentu kan saya yang mengatur keluarnya uang tersebut hehhe

Peneliti : berjalannya pelaksanaan dalam UPK ini seperti apa bu ?

Narasumber : yaa seperti membatu kelompok yang mempunyai usaha kecil, kita kasih

dana yang mereka butuhkan untuk modal, ini harus kelompok tidak bisa individu

Peneliti : dari sebagian masyarakat disini banyak yang berpartisipasi untuk meminta

bantuan ini ?

Page 102: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber : yaa cukup banyak, dalam satu RT bisa ada 3 sampai 4 kelompok yang

mebgikutinya

Peneliti :kemudian pola pendanaan yang diberikan kepada kelompok itu seperti apa ?

Narasumber :Ada untuk pembuatan kerajinan, pedagang kelontong dan bersifat

simpan pinjam, dan pinjaman itu bisa diganti dengan kemampuan kelompok itu kapan

bisa untuk membayarnya, kita kasih waktu 10 bulan dan angsuran yang diberikan itu

2% setiap jumlah yang dipinjam.

Peneliti : Kemudian bagai mana untuk mengevaluasinya itu bu ? apakah ibu ikut

berperan aktif ?

Narasumber : Melihat KSM tersebut berjalan lancer atau tidak, kemudian dipilah

KSM mana yang macet, kemudian kamu berikan solusi yang terbaik buat kelompok

itu.

Peneliti : ooh begitu yaah, maksih ibu untuk informasinya

Naarasumber : iyaa sama sama Fikra

Page 103: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 3

Nama : Pak Marjan

Jabatan : Ketua UPL (Unit Pengelolaan Lingkungan)

Tempat : Sekertariat KOTAKU Kelurahan Perigi Baru

Waktu : 11 Oktober, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Pak

Narasumber : Walaikumsallam, dengan Fikra yaah, ada yang bisa saya bantu Fik

Peneliti : iyaa betul Pak, saya ingin menggali informasi tentang KOTAKU pak,

partisipasi masyarakatnya itu seperti apa

Narasumber : ooh begitu, silahkan

Peneliti : Mungkin langsung saja yah pak, Apakah bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan musyawarah perencanaan program KOTAKU ?

Narasumber : yaa saya selalu mengikuti

Peneliti : dari bebera kegiatan musyawarah program jalan lingkungan dan drainase

lingkungan, musyawarah program penyediaan air bersih atau air minum, musyawarah

program pengelolaan sampah, musyawarah program penanganan air limbah dan

musyawarah program ruang terbuka public, apakah Bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan pelaksanaan tersebut ?

Narasumber :yaaa saya mengikuti, kaarna dari setiap kegiatan pasti UPL pasti akan

terlibat apalagi dalam kegiatan yang bersifat infrastruktur lingkungan

Peneliti : Apakah bapak memberikan gagasan berupa pikiran dalam forum tersebut ?

Narasumber : seringkali saya memberikan berupa gagasan atau pemikiran-pemikiran

untuk berjalannya suatu program

Peneliti : Apakah bapak menyumbangkan tenaga dalam forum tersebut ?

Narasumber : Jadi seperti ini Fik, baik tenaga atau Materi, kita sebagai masyarakat

berpartisipasi dalam hal itu, yaa namanya berswadaya, kita jangan pamrih

memberikan bantuan. Masyarakat ini harus wajib bergotong royong, jangan ada kata

males, kalau mau maju yaa harus bergerak. Program-program ini harus tuntas, engga

ada yang setengah-setengah pengerjaannya, contohnya bedah rumah. Bedah rumah itu

dikerjakan sama masyarakat engga ada kita sewa tukang bangunan, arsiteknya yaa

kita jugaa hahha (sambil tertawa), bedah rumah yang diprogramkan oleh KOTAKU

ini tidak setengah-setengah pengerjaannya, dari rumah tidak layak huni berdiri sampai

Page 104: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

dirobohkan lagi sama masyarakat. Dan dibangun kembali dari pondasi sampai ke atap

yaaa sama masyarakat juga Fik.

Peneliti : Kemudian apakah Bapak berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan

program yang direncanakan KOTAKU?

Narasumber : yaa saya selalu ada dilapangan setiap kegiatan yang dirogramkan

kotaku

Peneliti : Bagaimana untuk dikelembagaan KOTAKU itu sendiri ? apakah bapak

berperan aktif ?

Narasumber : dalam kelembagaan tidak semua aktif, namun adakalanya saya ikut

berpartisipasi untuk membantu rekan-rekan yang ada di lapangan

Peneliti : wah hebat yah pak, kalo begitu terimakasih pak buat waktunya

Narasumber : sama-sama Fikra semoga bermanfaat.

Page 105: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 4

Nama : A. Rohmat

Jabatan : Anggota UPL (Unit Pengelolaan Lingkungan)

Tempat : Sekertariat KOTAKU Kelurahan Perigi Baru

Waktu : 12 Oktober, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Pak

Narasumber : Walaikumsallam, dengan Fikra yaah, ada yang bisa saya bantu Fik

Peneliti : iyaa betul Pak, saya ingin menggali informasi tentang KOTAKU pak,

partisipasi masyarakatnya itu seperti apa

Narasumber : ooh begitu, silahkan

Peneliti : Mungkin langsung saja yah pak, Apakah bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan musyawarah perencanaan program KOTAKU ?

Narasumber : yaa saya selalu mengikuti

Peneliti : dari bebera kegiatan musyawarah program jalan lingkungan dan drainase

lingkungan, musyawarah program penyediaan air bersih atau air minum, musyawarah

program pengelolaan sampah, musyawarah program penanganan air limbah dan

musyawarah program ruang terbuka public, apakah Bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan pelaksanaan tersebut ?

Narasumber : Kalo untuk musyawarah saya selalu menyempatkan hadir,

bagaimanapun kita harus berpartisipasi untuk memberikan gagasan dalam forum

tersebut.

Peneliti : Apakah bapak memberikan gagasan berupa pikiran dalam forum tersebut ?

Narasumber : seperti yang sudah saya bilang, memberi gagasan dalam sebuah forum

itu manfaatnya besar, walaupun titak terlalu banyak bicara tapi sebuah gagasan itu

akan dipertimbangkan.

Peneliti : Apakah bapak menyumbangkan tenaga dalam forum tersebut ?

Narasumber : iya tentu saja saya menyumbangkan tenaga, kan untuk menyiapkan juga

perlu tenaga, untuk angkat-angkat baranglah, begitu

Peneliti : Kemudian apakah Bapak berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan

program yang direncanakan KOTAKU?

Narasumber : iyaa saya mengikuti untuk keseluruhan program, kita harus mengawal

segalanya dengan baik

Page 106: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Peneliti : Bagaimana untuk dikelembagaan KOTAKU itu sendiri ? apakah bapak

berperan aktif ?

Narasumber : dalam kelembagaan saya tidak begitu aktif, haya sebagian saja

mengikuti, tapi untuk setiap kegiatan saya mengikutinya dari kelembagaan tersebut

Peneliti : wah hebat yah pak, kalo begitu terimakasih pak buat waktunya

Narasumber : sama-sama Fikra semoga bermanfaat.

Page 107: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 5

Nama : Pak Rohman

Jabatan : Warga RT 06

Tempat : Kediaman Pak Rohman

Waktu : 12 Oktober, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Pak, saya Fikra Mahasiswa UIN pak

Narasumber : Walaikumsallam, oiya fik, bagaimana ada yang bisa saya bantu ?

Peneliti : Saya ingin menggali informasi tentang KOTAKU pak, partisipasi

masyarakatnya itu seperti apa

Narasumber : ooh begitu, silahkan

Peneliti : Mungkin langsung saja yah pak, Apakah bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan musyawarah perencanaan program KOTAKU ?

Narasumber : kalo saya sempet saya selalu mengikuti untuk musyawarah tersebut,

tergantung situasinya juga sih

Peneliti : dari bebera kegiatan musyawarah program jalan lingkungan dan drainase

lingkungan, musyawarah program penyediaan air bersih atau air minum, musyawarah

program pengelolaan sampah, musyawarah program penanganan air limbah dan

musyawarah program ruang terbuka public, apakah Bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan pelaksanaan tersebut ?

Narasumber : tidak semua musyawarah, paling yang berkaitan dengan lingkungan RT

sekitar saya saja

Peneliti : Apakah bapak memberikan gagasan berupa pikiran dalam forum tersebut ?

Narasumber : kebanyakan saya hanya diam menunggu hasil keputusan forum saja

Peneliti : Apakah bapak menyumbangkan tenaga dalam forum tersebut ?

Narasumber : iya saya menyumbangkan tenaga, untuk membantu menyiapkan

musyawarah

Peneliti : Kemudian apakah Bapak berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan

program yang direncanakan KOTAKU?

Narasumber : iya saya mengikuti, tapi hanya yang ada disekitar lingkungan wilayah

RT saya saja

Peneliti : Bagaimana untuk dikelembagaan KOTAKU itu sendiri ? apakah bapak

berperan aktif ?

Narasumber : untuk kelembagaan saya haya mengikuti sosialisasinya saja, tidak

terlalu mengikutinya

Page 108: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Peneliti : wah hebat yah pak, kalo begitu terimakasih pak buat waktunya

Narasumber : sama-sama Fikra semoga bermanfaat.

Page 109: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 6

Nama : Ibu Neneng

Jabatan : Penerima dana Bergulir

Tempat : Kediaman Ibu Neneng

Waktu : 14 Oktober, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Bu, saya Fikra Mahasiswa UIN pak

Narasumber : Walaikumsallam, oiya fik, bagaimana ada yang bisa saya bantu ?

Peneliti : Saya ingin menggali informasi tentang KOTAKU pak, partisipasi

masyarakatnya itu seperti apa

Narasumber : ooh begitu, silahkan

Peneliti : Mungkin langsung saja yah Bu, Apakah bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan musyawarah perencanaan program KOTAKU ?

Narasumber : kalo saya sempet saya selalu mengikuti untuk musyawarah tersebut,

tergantung situasinya juga sih

Peneliti : dari bebera kegiatan musyawarah program jalan lingkungan dan drainase

lingkungan, musyawarah program penyediaan air bersih atau air minum, musyawarah

program pengelolaan sampah, musyawarah program penanganan air limbah dan

musyawarah program ruang terbuka public, apakah Ibu berperan aktif dalam

keikutsertaan pelaksanaan tersebut ?

Narasumber : tidak semua musyawarah, paling yang berkaitan dengan lingkungan RT

sekitar saya saja

Peneliti : Apakah Ibu memberikan gagasan berupa pikiran dalam forum tersebut ?

Narasumber : kebanyakan saya hanya diam menunggu hasil keputusan forum saja

Peneliti : Apakah Ibu menyumbangkan tenaga dalam forum tersebut ?

Narasumber : iya saya menyumbangkan tenaga, untuk membantu menyiapkan

musyawarah

Peneliti : Kemudian apakah Ibu berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan

program yang direncanakan KOTAKU?

Narasumber : iya saya mengikuti, tapi hanya yang ada disekitar lingkungan wilayah

RT saya saja

Peneliti : Bagaimana untuk dikelembagaan KOTAKU itu sendiri ? apakah Ibu

berperan aktif ?

Page 110: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber : untuk kelembagaan saya haya mengikuti sosialisasinya saja, tidak

terlalu mengikutinya

Peneliti : Apa manfaat yang ibu rasakan setelah mengikuti menerima dana bergulir ?

Narasumber : banyak manfaatnya dek, ekonomi keuangan saya meningkat berkat

bantuan tersebut

Peneliti : wah hebat yah pak, kalo begitu terimakasih pak buat waktunya

Narasumber : sama-sama Fikra semoga bermanfaat.

Page 111: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 7

Nama : Pak Syakur

Jabatan : Ketua Fasilitator dan Fasilitator Senior KOTAKU

Tempat : Basecamp KOTAKU Perigi Baru

Waktu : 15 Oktober, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Pak, saya Fikra Mahasiswa UIN pak

Narasumber : Walaikumsallam, oiya fik, bagaimana ada yang bisa saya bantu ?

Peneliti : Saya ingin menggali informasi tentang KOTAKU pak, partisipasi

masyarakatnya itu seperti apa, kan Bapak selaku Fasilitator disini

Narasumber : iya baik Fikra, untuk partisipasi masyarakat disini aktif yah dalam

berpartisipasi, dari segala program pasti masyarakat antusias dalam keikutsertaan

tersebut

Peneliti : Apakah keaktifan masyarakat untuk brtpartisipasi ada paksaan dari pihak

lain Pak ?

Narasumber : Kepedulian warga dalam partisipasi ini murni dari hati nurani

masyarakat sendiri, dengan berswadaya masyarakat melakukan segalanya

Peneliti : Kemudian bagaimana dengan warga yang partisipasinya belum tergugah pak

?

Narasumber : Melalui pendekatan kami berdialog dengan masyarakat untuk bisa

berpartisipasi dama segala kegiatan, perlahan dan pasti masyarakat akan

mengikutinya

Peneliti : Apakah masyarakat mengharapkan imbalan dari setiap kegiatan yang

dilakukan ?

Narasumber : Tidak sama sekali, mereka ikhlas melakukannya, masyarakat bergotong

royong, bahkan masyarakat menyumbangkan tenaga dan materi daam segala kegiatan.

Peneliti : waah hebat yah pak, mungkin ini sudah cukup pak. Terimakasih Pak

Narasumber : Baik Fikra, sama-sama

Page 112: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 8

Nama : Ibu Amsinah

Jabatan : Ketua Fasilitator dan Fasilitator Senior KOTAKU

Tempat : Basecamp KOTAKU Perigi Baru

Waktu : 15 Oktober, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Bu, saya Fikra Mahasiswa UIN pak

Narasumber : Walaikumsallam, oiya fik, bagaimana ada yang bisa saya bantu ?

Peneliti : Saya ingin menggali informasi tentang KOTAKU pak, partisipasi

masyarakatnya itu seperti apa

Narasumber : ooh begitu, silahkan

Peneliti : Mungkin langsung saja yah Bu, Apakah bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan musyawarah perencanaan program KOTAKU ?

Narasumber : kalo saya sempet saya selalu mengikuti untuk musyawarah tersebut,

tergantung situasinya juga sih

Peneliti : dari bebera kegiatan musyawarah program jalan lingkungan dan drainase

lingkungan, musyawarah program penyediaan air bersih atau air minum, musyawarah

program pengelolaan sampah, musyawarah program penanganan air limbah dan

musyawarah program ruang terbuka public, apakah Ibu berperan aktif dalam

keikutsertaan pelaksanaan tersebut ?

Narasumber : tidak semua musyawarah, paling yang berkaitan dengan lingkungan RT

sekitar saya saja

Peneliti : Apakah Ibu memberikan gagasan berupa pikiran dalam forum tersebut ?

Narasumber : kebanyakan saya hanya diam menunggu hasil keputusan forum saja

Peneliti : Apakah Ibu menyumbangkan tenaga dalam forum tersebut ?

Narasumber : iya saya menyumbangkan tenaga, untuk membantu menyiapkan

musyawarah

Peneliti : Kemudian apakah Ibu berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan

program yang direncanakan KOTAKU?

Narasumber : iya saya mengikuti, tapi hanya yang ada disekitar lingkungan wilayah

RT saya saja

Peneliti : Bagaimana untuk dikelembagaan KOTAKU itu sendiri ? apakah Ibu

berperan aktif ?

Page 113: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber : untuk kelembagaan saya haya mengikuti sosialisasinya saja, tidak

terlalu mengikutinya

Peneliti : Pada Kegiatan UPS apa peran ibu didalamnya ?

Narasumber : Saya memberikan sosialisasi kepada masyarakat atau mengajak

masyarakat agar berperan aktif dalam segala kegiatan

Peneliti : Lalu apa hasilnya bu ?

Narasumber : Alhamdullilah masyarakat perlahan bisa perperan aktif untuk kegiatan

di KOTAKU, dimulai dari kesadaran sendiri sih pada awalnya fik

Peneiti : owwh begitu bu, baiklah Bu terimakasih untuk waktunya

Wawancara : Sama-sama fikra, semoga bermanfaat

Page 114: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 9

Nama : Pak Nisan

Jabatan : Anggota BKM

Tempat : Kediaman Pak Syukur

Waktu : 16 Oktober, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Pak

Narasumber : Walaikumsallam, dengan Fikra yaah, ada yang bisa saya bantu Fik

Peneliti : iyaa betul Pak, saya ingin menggali informasi tentang KOTAKU pak,

partisipasi masyarakatnya itu seperti apa

Narasumber : ooh begitu, silahkan

Peneliti : Mungkin langsung saja yah pak, Apakah bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan musyawarah perencanaan program KOTAKU ?

Narasumber : yaa saya selalu mengikuti

Peneliti : dari bebera kegiatan musyawarah program jalan lingkungan dan drainase

lingkungan, musyawarah program penyediaan air bersih atau air minum, musyawarah

program pengelolaan sampah, musyawarah program penanganan air limbah dan

musyawarah program ruang terbuka public, apakah Bapak berperan aktif dalam

keikutsertaan pelaksanaan tersebut ?

Narasumber : Kalo untuk musyawarah saya selalu menyempatkan hadir,

bagaimanapun kita harus berpartisipasi untuk memberikan gagasan dalam forum

tersebut.

Peneliti : Apakah bapak memberikan gagasan berupa pikiran dalam forum tersebut ?

Narasumber : seperti yang sudah saya bilang, memberi gagasan dalam sebuah forum

itu manfaatnya besar, walaupun titak terlalu banyak bicara tapi sebuah gagasan itu

akan dipertimbangkan.

Peneliti : Apakah bapak menyumbangkan tenaga dalam forum tersebut ?

Narasumber : iya tentu saja saya menyumbangkan tenaga, kan untuk menyiapkan juga

perlu tenaga, untuk angkat-angkat baranglah, begitu

Peneliti : Kemudian apakah Bapak berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan

program yang direncanakan KOTAKU?

Narasumber : iyaa saya mengikuti untuk keseluruhan program, kita harus mengawal

segalanya dengan baik

Peneliti : Bagaimana untuk dikelembagaan KOTAKU itu sendiri ? apakah bapak

berperan aktif ?

Page 115: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber : dalam kelembagaan saya tidak begitu aktif, haya sebagian saja

mengikuti, tapi untuk setiap kegiatan saya mengikutinya dari kelembagaan tersebut

Peneliti : wah hebat yah pak, kalo begitu terimakasih pak buat waktunya

Narasumber : sama-sama Fikra semoga bermanfaat.

Page 116: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber 10

Nama : Pak Zaenal Abidin

Jabatan : Anggota BKM

Tempat : Sekretariat Kelurahan Perigi Baru

Waktu : 16 Oktober, 2016

Peneliti : Assalamualaikum Pak, perkenalkan saya Fikra Sutan Purnama, Mahasiswa

Dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Narasumber : Walaikumsallam, iyaa saya sudah diceritakan oleh mbak wulan kalo

nak Fikra mau dateng kesini untuk penelitian.

Peneliti : hehe iya pak,mungkin langsung saja yah pak, saya akan mencari informasi

terkait partisipasi masyarakat pada program kotaku

Narasumber : iyaa baik silahkan… (sambil tersenyum)

Peneliti : Apakah bapak berperan aktif dalam keikutsertaan musyawarah perencanaan

program KOTAKU ?

Narasumber : yaa, saya sangat berperan aktif dalam keikutsertaan musyawarah itu,

atas dasar kesadaran yang kita miliki kita harus berperan aktif dalam mengikuti segala

kegiatan pada KOTAKU.

Peneliti : Apakah bapak mengikuti musyawarah perencanaan jalan lingkungan dan

draenase lingkungan ?

Narasumber : yaa saya selalu hadir dalam musyawarah kegiatan apapun dek

Peneliti : Apakah bapak atau ibu mengikuti musyawarah perencanaan perencanaan

penyediaan air bersih atau air minum ?

Narasumber : yaa itu juga saya mengikutinya

Peneliti : Apakah bapak atau ibu mengikuti musyawarah perencanaan air limbah ?

Narasumber : yaa saya ikut, tapi pengelolaan itu bukan di RT saya melainkan ada di

daerah RT lain, namun saya ikut berpartisipasi dalam musyawarah ataupun

kegiatannya.

Peneliti : ooh jadi tergantung kebutuhan setiap daerh juga yah pak untuk

mencanangkan program itu ?

Narasumber : iya betul dek, setiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda

Peneliti : Kemudin apakah bapak mengikutu musyawarah pelaksanaan pengelolaan

sampah ?

Narasumber : yaa saya mengikutinya

Page 117: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Peneliti : Apakah bapak mengikuti musyawarah perencanaan ruang terbuka public ?

Narasumber : yaa saya mengikuti itu juga

Peneliti : berarti setiap ada musyawarah bapak mengikutinya ?

Narasumber : iya betul, seperti yang saya bilang tadi, setiap kegiatan saya selalu

mengikutinya, mau itu musyawarah, rapat, pelaksanaan saya mengikutinya. walaupun

di daerah RT saya tidak membutuhkan salah satu program saya selalu ikut andil

dalam kegiatan tersebut yang berada didaerah lain.

Peneliti : Sangat luar biasa yah pak. kemudian apakah bapak aktif didalam forum

semua musyawarah yang sedang berjalan tersebut ?

Narasumber : iya saya cukup aktif disetiap forum, agar tidak monoton hehe (sambil

tertawa)

Peneliti : Apakah bapak memberikan gagasan berupa pikiran dalam forum

musyawarah-musyawarah tersebut ?

Narasumber : ya tentu, agar kelancaran program kita harus bisa memberi gagasan

terhadap program tersebut, biar ada perubahan yang sangat baik kedepannya.

Peneliti : Apakah bapak menyumbangkan tenaga dalam forum tersebut ?

Narasumber : tentu saja, kan untuk menyiapkan segala perlengkapan saya turun

tangan juga, yaa segala tenaga pikiran saya sumbangkan dalam program ini.

Peneliti : waah begitu yah pak, lantas kemudian apakah bapak menyumbangkan

berupa materi pak ? mungkin seperti konsumsi begitu pak ?

Narasumber : jadi begini, saya sering menyediakan konsumsi, tempat untuk kegiatan

ini, yaa untuk kelancaran kegiatan ini lah dek. kalo bukan kesadaran kita siapa lagi

yang akan melakukannya, kita disini bergotong royong berswadaya secara sukarela

dek.

Peneliti : waah hebat yah pak warga disini sangat kompak. Kemudian apakah bapak

berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan program yang direncanakan

KOTAKU?

Narasumber : Tentu saya mengikuti, musyawarah saja saya ikut apa lagi dalam

pelaksanaannya kan hehe

Peneliti : iya juga sih pak hehe, nah dari beberapa kegiatan seperti pelaksanaan

program jalan lingkungan dan drainase lingkungan, pelaksanaan program penyediaan

air bersih atau air minum, pelaksanaan program pengelolaan sampah, pelaksanaan

program penanganan air limbah dan pelaksanaan program ruang terbuka public,

apakah bapak berperan aktif dalam keikutsertaan pelaksanaan tersebut ?

Page 118: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Narasumber : iyaa, saya mengikuti semuanya, kan saya anggota Dewan Pimpinan

Kolektif, jadi saya harus mengikuti segala kegiatan yang ada pada KOTAKU ini,

walaupun program itu diwilayah saya tidak ada saya pasti ikut dek.

Peneliti : Sumbangsih apa yang bapak atau ibu berikan dalam pelaksanaan program

tersebut ?

Narasumber : Tergantung kebutuhan dan kesadaran diri kita sendiri dek, kita melihat

dari segi apa nih yang bisa saya bantu, semisalnya konsumsi, yaa saya sediakan itu,

yaa kalo tenaga sudah pastilah, kan namanya juga bergotong royong.

Peneliti : waah begitu yaah pak, kemudian bapak juga meberikan gagasan atau

pemikiran dalam pelaksanaan tersebut ?

Narasumber : Tentu, dalam pelaksanaan atau membangun apapun kita tidak memakai

tukang, kita berswadaya, bergotong royong untuk membangunnya. jadi dari setiap

orang pasti ada pemikiran gagasan atau ide-ide dalam pembuatan itu.

Peneliti : Naah itu dari masyarakat untuk masyarakat yah pak hehehe

Narasumber : iya begitulaah dek heheh

Peneliti : Kemudian apakah bapak mengikuti program UKM yang dinaungi oleh

KOTAKU ?

Narasumber :Iya saya ikut juga, ada banyak UKM yang dinaungi KOTAKU seperti

pelatian-pelatihan kerajinan, ataupun seperti koprasi simpan pinjam.

Peneliti : Bagaimana Bapa ikut bepartisipasi dalam menentukan pengelola program

pada tahap selanjutnya?

Narasumber : Kita lihat sejauh mana kemajuan program itu berjalan, kalo ada yang

kurang mungkin bisa mencari solusi agar bisa menjadi baik lagi, dan apabila

kekurangan sumberdaya manusia, mungkin bisa memberikan kembali pelatihan

pelatihan yang dibutuhkan dalam setiap kebutuhan itu sendiri dek

Peneliti : owh begitu yaah pak, kemudian apakah bapak ikut bepartisipasi dalam

menentukan penguatan jaringan-jaringan yang bekerja sama dengan program ini ?

Narasumber : Iyaa saya terlibat dalam hal itu, kita membuat proposal untuk mencari

jaringan-jaringan, soalnya tidak haya dari APBD dan APBN dana kita ini, kita juga

harus pintar-pintar mencari jaringan kerja terutama untuk mendanai ini.

Peneliti : lantas selain APBN dan APBD dari mana saja pendanaan itu bergulir pak ?

Narasumber : yaa semisalnya dari CSR perusahaan-perusahaan besar, dari

Kementrian Sosial, dan bisa juga dari penghargaan-penghargaan yang kita dapat.

Page 119: PARTISIPASI MASYARAKAT KELURAHAN PERIGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35282/1/FIKRA... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat

Peneliti : baik pak, kan setiap program pasti ada tuh evaluasi ataupun monitoring,

apakah bapak berperan aktif dalam evaluasi dan monitoring tersebut ?

Narasumber : iyaaa harus itu, karna kan ini melibatkan banyak orang banyak program

dan dana juga, pasti sangat sensitive.

Peneliti : dalam bentuk apa partisipasi yang bapak berikan dalam pengawasan ini ?

Narasumber : saya evaluasi program yang sudah berjalan, kita lihat sudah sejauhmana

program ini berjalan, apa penghambatnya sehingga program ini sedikit macet, tapi

sejauh ini program selalu berjalan lancer, yaa karna tadi itu masyarakatnya yang

selalu aktif dalam bergotong royong. Kemudian yang mengevaluasi bukan dari kita

aja, evaluasi ini berlapis-lapis, setelah kitaevaluasi nanti aka nada lagi dari Korkot,

kemudian dari Provinsi, dan sampai Pusat yang mengevaluasi. dari segala segi selalu

dievaluasi apalagi terhadap dana, jadi tidak mungkin ada penyelewengan dana di

program ini.

Peneliti : Pak terimakasih nih untuk informasinya, mungkin saya rasa ini sudah cukup,

maaf sudah merepotkan pak

Narasumber : iyaa sama-sama dek, semoga bermanfaat yaaah dek