partai demokrat dorong reshuffl e - ftp.unpad.ac.id fileyang berasal dari partai politik mitra...

1
Jaksa Agung Definitif Tunggu Uji KPK Partai Demokrat Dorong Reshufe 2 | Politik & HAM SABTU, 23 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Pencitraan pemerintahan saat ini kurang berhasil memenuhi harapan publik. Dinny Mutiah pat beragam pendapat dari parpol mitra koalisi pemerintah. Apalagi, dari 38 anggota KIB II, terdapat sejumlah menteri yang berasal dari partai politik mitra koalisi, yakni 6 dari Partai Demokrat, 3 dari PAN, Golkar, PPP, dan PKS masing-masing mendapat 2 kursi kabinet, dan 1 dari PKB. Sekjen DPP PKS Anis Matta menilai desakan untuk evaluasi ataupun reshufe adalah upaya provokasi. Ia menekankan, reshufe bukan jalan terbaik. Ia mencontohkan kondisi yang sama terjadi saat Orde Lama. “Yang memprovokasi harus berhati-hati karena akibatnya bukan kepada mereka, tetapi presiden,” tandasnya. Wakil Ketua DPR dari F-PG Priyo Budi Santoso menilai, peningkatan citra pemerintah bisa dicapai tanpa reshuffle . Akan tetapi, para menteri harus meningkatkan kinerja sesuai arahan Presiden. Priyo optimistis, menteri yang berasal dari Partai Golkar tidak akan terkena reshuffle. Sebab, sambungnya, para menteri itu memenuhi standar dari evaluasi yang dilakukan Unit Kerja Pre- siden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Sekjen DPP PPP Irgan Chairul Mahfiz juga yakin dua men- teri dari PPP, Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, tidak akan terkena re- shufe. Sebab, kedua menteri itu dinilai sudah berkinerja baik. Fungsi humas Anas mengakui, pemerin- tahan saat ini memiliki kelema- han dalam menjalankan fungsi komunikasi dengan publik. “Yang kurang dari pemerintah adalah public relation (hubungan masyarakat/humas). Saya tidak ingin menyebut spesifik, tapi hubungan masyarakat peme- rintah kurang karena prestasi yang tidak sampai ke publik,” kata Anas. Peneliti Lembaga Survei Indo- nesia (LSI) Burhanudin Muhtadi menilai, pencitraan pemerin- tahan saat ini kurang berhasil memenuhi harapan publik. “SBY perlu introspeksi. Dia seharusnya menampilkan unsur tegas dan berani ambil risiko tanpa khawatir dengan kekua- tan partai politik,” tukasnya. (Ant/P-1) [email protected] MI/ROMMY PUJIANTO PELANTIKAN KAPOLRI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak Kepala Polri yang baru dilantik Komjen Timur Pradopo (kanan) dan mantan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri untuk berfoto bersama seusai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, kemarin. PENENTUAN jaksa agung denitif pengganti Hendarman Supandji mungkin berlang- sung setelah t and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) calon pimpinan Komisi Pem- berantasan Korupsi (KPK) oleh DPR. “Bukan tidak mungkin. Ba- rangkali itu salah satu pertim- bangan,” ujar Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi di Jakarta, kemarin. Padahal, sempat beredar in- formasi Presiden Susilo Bam- bang Yudhoyono bakal melan- tik Panglima TNI, Kapolri, dan jaksa agung secara berbareng- an. Akan tetapi, Presiden melan- tik Laksamana Agus Suhartono sebagai Panglima TNI pada 28 September, dan Komjen Timur Pradopo dilantik sebagai Ka- polri, kemarin. Presiden Yudhoyono telah mencopot Hendarman sebagai jaksa agung sejak 24 Septem- ber dan menunjuk Wakil Jaksa Agung Darmono sebagai pelak- sana tugas jaksa agung. “Ternyata malah tidak bareng. Kami masih cari yang lebih baik dari Hendarman,” ujar Sudi. Saat dilantik sebagai Kapolri, Timur Pradopo berjanji akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. “Kami membangun kemitraan dan memantapkan kepercayaan masyarakat,” kata Timur di Istana Negara. Kekosongan jaksa agung de nitif mengakibatkan pena- nganan kasus pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto-Chandra M Hamzah terkatung-katung. Darmono merasa tidak ber- wenang untuk menempuh upaya pengesampingan perka- ra demi kepentingan umum (deponeering. “Untuk deponeer- ing menunggu jaksa agung denitif,” tutur Darmono. Adapun berkas putusan pe- ninjauan kembali (PK), kemarin, baru diterima Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan Muham- mad Yusuf. (Rin/*/NJ/P-1) PENGANTAR KPK, Apa lagi yang Ditunggu? MI/SUSANTO INTERUPSI Selengkapnya di www.mediaindonesia.com SATU per satu kejanggalan proyek renovasi rumah dinas DPR di Kalibata, Jakarta Selatan, mulai terkuak. Dana APBN sebesar Rp445 miliar untuk renovasi 495 rumah dimutilasi kemudian dibagi-bagi kepada sembilan subkontraktor. Padahal aturan tidak membolehkan. Tapi mengapa semua bungkam? Berikut ini pendapat yang disampaikan lewat Mediaindonesia. com, Facebook Harian Umum Media Indonesia, dan Inter- [email protected]. Mari kita simak petikannya. Lekas Usut Tuntas! SESUATU yang wajar bagi mereka dan tidak wajar bagi rakyat Indonesia. Usut tuntas tentang ini! Francois Geny Ritonga Lho.....??!! DPR melanggar keppres? Sanksinya apa? Lalu...? Pelanggaran ada di mana-mana? Lalu...? Mark up itu termasuk korupsikah? Lalu...? KPK tidak tahu? Lalu...? Rakyat bersandar kepada apa? Lalu...? Jabatan itu untuk mencari status atau alat meraih prestasi negarawan? Lalu...? Adakah negarawan di Indonesia? Lalu...? Dahulu pada zaman Soeharto ada pepatah ‘putus urat malunya’, lalu sekarang...? FJ Karto Siapa yang Bisa Kami Percayai? TAK habis-habisnya kegaduhan di DPR. Belum usai soal dana aspirasi, rumah aspirasi, studi banding ke ber- bagai negara, kini muncul soal mark up biaya renovasi rumah dinas. Publik pun tercengang, siapa yang bisa dipercaya di negeri ini. Korupsi ditantang, tapi suap dan mark up jalan terus. Harapan rakyat yang sangat tinggi tak terjawab realistik dari kiprah pemerintahnya. Masih adakah harapan masa depan bagi bangsa ini dengan kondisi korup di berbagai lini? Muhammad Hasir Sonda Bikin Gemas! GEMAS juga. KPK menunggu. ICW diam saja. BPK tak punya suara apa-apa. BURT asal-asalan. Bukankah lebih baik memberantas korupsi real time? Maaf, jadi bawel. FJ Karto Harusnya KPK sudah Masuk SUDAH bukan berita baru lagi.... KPK harusnya sudah masuk dari dulu. Fachruddin A Latif Miring Terus? KENAPA lembaga ini (DPR) tidak melepaskan dirinya dari isu-isu miring seperti ini, tidak menjaga dirinya untuk bisa mendapatkan simpati dari rakyat yang menunjuknya sebagai wakil mereka? Poerbo Sini Saya Borong? TIDAK perlu sebesar itu untuk renovasi. Jika boleh, saya berani memborong renovasi dengan anggaran setengah dari Rp900 juta/rumah. Emil Burhanuddin P ARTAI Demokrat men- dorong agar Presiden Susilo Bambang Yu- dhoyono tidak mem- pertahankan anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II yang berkinerja buruk. “Menteri-menteri yang tidak naik kelas agar jangan dipak- sakan naik kelas karena ha- nya menjadi beban Presiden,” kata Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam diskusi bertema Evaluasi satu tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, kemarin. Ia menyatakan, publik meng- harapkan agar kabinet diisi orang-orang yang cakap dalam bekerja. “Sekarang kesempatan terbaik untuk Presiden mela- kukan evaluasi komprehensif pada anggota kabinet,” kata Anas. Namun, ia berkelit ketika di- tanyakan soal penilaian internal partai terhadap jajaran kabinet. “Publik boleh menilai dan itu menjadi bahan masukan DPR. Saya tidak etis melakukan pe- nilaian spesik,” tukasnya. Dorongan reshufe itu menda- MI/GINO F HADI HAPOSAN Hutagalung, ter- dakwa penyuapan yang juga mantan pengacara Gayus Halomoan Tambunan, lagi-lagi membantah membocorkan dua salinan rencana penuntutan Gayus. Haposan malah balik menan- tang Gayus untuk membuktikan kebenaran layanan pesan sing- kat (SMS) yang menunjukkan keterlibatannya. Haposan juga membantah telah menerima uang Rp20 miliar dari Gayus. “Soal rencana penuntutan, saya tegaskan saya tidak pernah tahu soal itu. Dari mana dico- longnya, saya tidak mengerti itu. Apa sih sulitnya men-tip-ex kop surat kalo kita mau,” ujar Haposan, di Pengadilan Negeri Jaksel, kemarin. Bocornya salinan rencana penuntutan Gayus terungkap dalam persidangan 18 Oktober lalu. Dalam salinan itu ada dua tuntutan berbeda, yakni bernomor 481 dengan tuntutan pidana satu tahun penjara dan yang bernomor 455 dengan hu- kuman satu tahun percobaan. Tiga hari setelah kesaksian Gayus, Kejaksaan Agung segera melakukan pemeriksaan terha- dap 17 orang staf kejaksaan. Pe- meriksaan dimulai sejak tanggal 19–21 Oktober 2010. Sidang kemarin mendengar- kan keterangan sembilan saksi dari level jenderal hingga sopir. Mereka terdiri dari, antara lain, Brigjen Edmond Ilyas, Kombes Pambudi Pamungkas, Sjahril Djohan, hingga sopir Haposan, Nasikin. Mereka dihadirkan untuk memperjelas peranan Haposan dalam pusaran uang Rp28 miliar milik Gayus Tam- bunan. Edmond Ilyas mengaku tidak pernah bertemu atau berhubu- ngan dengan Haposan selama pemeriksaan kasus Gayus. Ed- mond adalah mantan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri yang pernah me- nangani kasus Gayus. Dalam sidang itu, anggota majelis hakim PN Jaksel Alber- tina Ho menganggap keterang- an yang disampaikan Pambudi kontradiktif. Pambudi menjelas- kan bahwa dirinya sejak Juli 2009 sudah tidak lagi menjadi kepala unit dalam pemeriksaan perkara Gayus. (*/P-4) Haposan Tantang Gayus soal Rencana Tuntutan JADI SAKSI HAPOSAN: Mantan Kepala Unit III Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Kombes Pambudi pamungkas menjadi saksi atas terdakwa Haposan Hutagalung dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Setneg Selidiki Calo Anggaran MENTERI Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi me- nyatakan sedang menyelidiki dan memeriksa pegawai Sek- retariat Negara (Setneg) terkait dengan pemalsuan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) yang dilakukan seseorang yang mengaku pegawai Setneg. “Kalau ada oknum Setneg se- perti itu, kami serahkan kepada aparat hukum untuk disidik, diperiksa, dan hukum ditegak- kan,” kata Sudi ketika ditemui di Istana Negara, Jakarta, ke- marin. Para calo itu menjadi penghu- bung antara pemerintah daerah dan instansi pemerintah pusat, guna meloloskan alokasi ang- garan tertentu. Atas jasanya itu, para calo meraup imbalan uang. Sudi menambahkan, Setneg masih menyelidiki kasus terse- but. Namun, ia belum bisa me- mastikan apakah ada pegawai Setneg yang bertindak sebagai calo anggaran. Ditemui terpisah, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan masalah DIPA bodong yang ramai dibicarakan itu berada di wilayah kabupaten dan menjadi tanggung jawab provinsi. Pasalnya pemerintah provinsi yang mengevaluasi kinerja kabupaten. “Kenapa bisa lolos itu waktu mengoreksinya. Ka- rena tidak mungkinlah bodong. Mestinya, kalau ada kegiatan, dituliskan di situ anggarannya. Kenapa bisa terjadi itu, artinya waktu mengevaluasi itu, tidak ya kurang cermatlah begitu,” ujar Gamawan. Terkait dengan modus operandi kompolotan yang membobol anggaran DIPA, Gamawan mengaku heran ka- rena jumlah yang digasak calo tersebut mencapai miliaran rupiah. Karena itu, Kemendagri akan mengusut hal tersebut. Kasus pemalsuan DIPA Ka- bupaten Tasikmalaya, pada APBD Perubahan 2010 Provinsi Jawa Barat dilakukan oleh se- orang perantara yang bekerja sama dengan orang yang me- ngaku pegawai Setneg. Gamawan mengingatkan gubernur agar jeli dalam meng- oreksi anggaran. (Rin/*/P-3)

Upload: ngoduong

Post on 17-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jaksa Agung Definitif Tunggu Uji KPK

Partai Demokrat Dorong Reshuffl e

2 | Politik & HAM SABTU, 23 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Pencitraan pemerintahan saat ini kurang berhasil memenuhi harapan publik.

Dinny Mutiah pat beragam pendapat dari parpol mitra koalisi pemerintah. Apalagi, dari 38 anggota KIB II, terdapat sejumlah menteri yang berasal dari partai politik mitra koalisi, yakni 6 dari Partai Demokrat, 3 dari PAN, Golkar, PPP, dan PKS masing-masing mendapat 2 kursi kabinet, dan 1 dari PKB.

Sekjen DPP PKS Anis Matta menilai desakan untuk evaluasi ataupun reshuffl e adalah upaya provokasi. Ia menekankan, reshuffl e bukan jalan terbaik. Ia mencontohkan kondisi yang sama terjadi saat Orde Lama. “Yang memprovokasi harus berhati-hati karena akibatnya bukan kepada mereka, tetapi presiden,” tandasnya.

Wakil Ketua DPR dari F-PG Priyo Budi Santoso menilai, peningkatan citra pemerintah bisa dicapai tanpa reshuffle. Akan tetapi, para menteri harus me ningkatkan kinerja sesuai arahan Presiden.

Priyo optimistis, menteri yang berasal dari Partai Golkar tidak akan terkena reshuffle. Sebab, sambungnya, para menteri itu memenuhi standar dari eva luasi yang dilakukan Unit Kerja Pre-siden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan

(UKP4).Sekjen DPP PPP Irgan Chairul

Mahfiz juga yakin dua men-teri dari PPP, Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, tidak akan terkena re-shuffl e. Sebab, kedua menteri itu dinilai sudah berkinerja baik.

Fungsi humasAnas mengakui, pemerin-

tahan saat ini memiliki kelema-han dalam menjalankan fungsi komunikasi dengan publik. “Yang kurang dari pemerintah adalah public relation (hubungan masyarakat/humas). Saya tidak ingin menyebut spesifik, tapi hubungan masyarakat peme-rintah kurang karena prestasi yang tidak sampai ke publik,” kata Anas.

Peneliti Lembaga Survei Indo-nesia (LSI) Burhanudin Muhtadi menilai, pencitraan pemerin-tahan saat ini kurang berhasil memenuhi harapan publik.

“SBY perlu introspeksi. Dia seharusnya menampilkan unsur tegas dan berani ambil risiko tanpa khawatir dengan kekua-tan partai politik,” tukasnya. (Ant/P-1)

[email protected]

MI/ROMMY PUJIANTO

PELANTIKAN KAPOLRI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak Kepala Polri yang baru dilantik Komjen Timur Pradopo (kanan) dan mantan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri untuk berfoto bersama seusai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

PENENTUAN jaksa agung defi nitif pengganti Hendarman Supandji mungkin berlang-sung setelah fi t and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) calon pimpinan Komisi Pem-berantasan Korupsi (KPK) oleh DPR.

“Bukan tidak mungkin. Ba-rangkali itu salah satu pertim-bangan,” ujar Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi di Jakarta, kemarin.

Padahal, sempat beredar in-formasi Presiden Susilo Bam-

bang Yudhoyono bakal melan-tik Panglima TNI, Kapolri, dan jaksa agung secara berbareng-an.

Akan tetapi, Presiden melan-tik Laksamana Agus Suhartono sebagai Panglima TNI pada 28 September, dan Komjen Timur Pradopo dilantik sebagai Ka-polri, kemarin.

Presiden Yudhoyono telah mencopot Hendarman sebagai jaksa agung sejak 24 Septem-ber dan menunjuk Wakil Jaksa Agung Darmono sebagai pelak-

sana tugas jaksa agung. “Ternyata malah tidak bareng.

Kami masih cari yang lebih baik dari Hendarman,” ujar Sudi.

Saat dilantik sebagai Kapolri, Timur Pradopo berjanji akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. “Kami membangun kemitraan dan memantapkan kepercayaan masyarakat,” kata Timur di Istana Negara.

Kekosongan jaksa agung de fi nitif mengakibatkan pena-nganan kasus pimpinan Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto-Chandra M Hamzah terkatung-katung.

Darmono merasa tidak ber-wenang untuk menempuh upaya pengesampingan perka-ra demi kepentingan umum (deponeering. “Untuk deponeer-ing menunggu jaksa agung defi nitif,” tutur Darmono.

Adapun berkas putusan pe-nin jauan kembali (PK), kemarin, baru diterima Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan Muham-mad Yusuf. (Rin/*/NJ/P-1)

PENGANTAR

KPK, Apa lagi yang Ditunggu?

MI/SUSANTO

INTERUPSI

Selengkapnya di www.mediaindonesia.com

SATU per satu kejanggalan proyek renovasi rumah dinas DPR di Kalibata, Jakarta Selatan, mulai terkuak. Dana APBN sebesar Rp445 miliar untuk renovasi 495 rumah dimutilasi kemudian dibagi-bagi kepada sembilan subkontraktor. Padahal aturan tidak membolehkan. Tapi mengapa semua bungkam? Berikut ini pendapat yang disampaikan lewat Mediaindonesia.

com, Facebook Harian Umum Media Indonesia, dan [email protected]. Mari kita simak petikannya.

Lekas Usut Tuntas!SESUATU yang wajar bagi mereka dan tidak wajar bagi rakyat Indonesia. Usut tuntas tentang ini!

Francois Geny Ritonga

Lho.....??!!DPR melanggar keppres? Sanksinya apa? Lalu...? Pelanggaran ada di mana-mana? Lalu...? Mark up itu termasuk korupsikah? Lalu...? KPK tidak tahu? Lalu...? Rakyat bersandar kepada apa? Lalu...? Jabatan itu untuk mencari status atau alat meraih prestasi negarawan? Lalu...? Adakah negarawan di Indonesia? Lalu...? Dahulu pada zaman Soeharto ada pepatah ‘putus urat malunya’, lalu sekarang...?

FJ Karto

Siapa yang Bisa Kami Percayai?TAK habis-habisnya kegaduhan di DPR. Belum usai soal dana aspirasi, rumah aspirasi, studi banding ke ber-bagai negara, kini muncul soal mark up biaya renovasi rumah dinas. Publik pun tercengang, siapa yang bisa dipercaya di negeri ini. Korupsi ditantang, tapi suap dan mark up jalan terus. Harapan rakyat yang sangat tinggi tak terjawab realistik dari kiprah pemerintahnya. Masih adakah harapan masa depan bagi bangsa ini dengan kondisi korup di berbagai lini?

Muhammad Hasir Sonda

Bikin Gemas!GEMAS juga. KPK menunggu. ICW diam saja. BPK tak punya suara apa-apa. BURT asal-asalan. Bukankah lebih baik memberantas korupsi real time? Maaf, jadi bawel.

FJ Karto

Harusnya KPK sudah MasukSUDAH bukan berita baru lagi.... KPK harusnya sudah masuk dari dulu.

Fachruddin A Latif

Miring Terus?KENAPA lembaga ini (DPR) tidak melepaskan dirinya dari isu-isu miring seperti ini, tidak menjaga dirinya untuk bisa mendapatkan simpati dari rakyat yang menunjuknya sebagai wakil mereka?

Poerbo

Sini Saya Borong?TIDAK perlu sebesar itu untuk renovasi. Jika boleh, saya berani memborong renovasi dengan anggaran setengah dari Rp900 juta/rumah.

Emil Burhanuddin

PARTAI Demokrat men-dorong agar Presiden Susilo Bambang Yu-dhoyono tidak mem-

pertahankan anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II yang berkinerja buruk.

“Menteri-menteri yang tidak naik kelas agar jangan dipak-sakan naik kelas karena ha-nya menjadi beban Presiden,” kata Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam diskusi bertema Evaluasi satu tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, kemarin.

Ia menyatakan, publik meng-harapkan agar kabinet diisi orang-orang yang cakap dalam bekerja. “Sekarang kesempatan terbaik untuk Presiden mela-kukan evaluasi komprehensif pada anggota kabinet,” kata Anas.

Namun, ia berkelit ketika di-tanyakan soal penilaian internal partai terhadap jajaran kabinet. “Publik boleh menilai dan itu menjadi bahan masukan DPR. Saya tidak etis melakukan pe-nilaian spesifi k,” tukasnya.

Dorongan reshuffl e itu menda-

MI/GINO F HADI

HAPOSAN Hutagalung, ter-dakwa penyuapan yang juga mantan pengacara Gayus Halo moan Tambunan, lagi-lagi membantah membocorkan dua salinan rencana penuntutan Gayus.

Haposan malah balik menan-tang Gayus untuk membuktikan kebenaran layanan pesan sing-kat (SMS) yang menunjukkan keterlibatannya. Haposan juga membantah telah menerima uang Rp20 miliar dari Gayus.

“Soal rencana penuntutan, saya tegaskan saya tidak pernah tahu soal itu. Dari mana dico-longnya, saya tidak mengerti itu. Apa sih sulitnya men-tip-ex kop surat kalo kita mau,” ujar Haposan, di Pengadilan Negeri Jaksel, kemarin.

Bocornya salinan rencana penuntutan Gayus terungkap dalam persidangan 18 Oktober lalu. Dalam salinan itu ada dua tuntutan berbeda, yakni bernomor 481 dengan tuntutan pidana satu tahun penjara dan yang bernomor 455 dengan hu-kuman satu tahun percobaan.

Tiga hari setelah kesaksian Gayus, Kejaksaan Agung segera melakukan pemeriksaan terha-dap 17 orang staf kejaksaan. Pe-meriksaan dimulai sejak tanggal 19–21 Oktober 2010.

Sidang kemarin mendengar-kan keterangan sembilan saksi dari level jenderal hingga sopir. Mereka terdiri dari, antara lain, Brigjen Edmond Ilyas, Kombes Pambudi Pamungkas, Sjahril Djohan, hingga sopir Haposan,

Nasikin. Mereka dihadirkan untuk memperjelas peranan Haposan dalam pusaran uang Rp28 miliar milik Gayus Tam-bunan.

Edmond Ilyas mengaku tidak pernah bertemu atau berhubu-ng an dengan Haposan selama pemeriksaan kasus Gayus. Ed-mond adalah mantan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri yang pernah me-nangani kasus Gayus.

Dalam sidang itu, anggota majelis hakim PN Jaksel Alber-tina Ho menganggap keterang-an yang disampaikan Pambudi kontradiktif. Pambudi menjelas-kan bahwa dirinya sejak Juli 2009 sudah tidak lagi menjadi kepala unit dalam pemeriksaan perkara Gayus. (*/P-4)

Haposan Tantang Gayus soal Rencana Tuntutan

JADI SAKSI HAPOSAN: Mantan Kepala Unit III Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Kombes Pambudi pamungkas menjadi saksi atas terdakwa Haposan Hutagalung dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin.

Setneg Selidiki Calo AnggaranMENTERI Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi me-nyatakan sedang menyelidiki dan memeriksa pegawai Sek-retariat Negara (Setneg) terkait dengan pemalsuan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) yang dilakukan seseorang yang mengaku pegawai Setneg.

“Kalau ada oknum Setneg se-perti itu, kami serahkan kepada aparat hukum untuk disidik, diperiksa, dan hukum ditegak-

kan,” kata Sudi ketika ditemui di Istana Negara, Jakarta, ke-marin.

Para calo itu menjadi peng hu-bung antara pemerintah daerah dan instansi pemerintah pusat, guna meloloskan alokasi ang-garan tertentu. Atas jasanya itu, para calo meraup imbalan uang.

Sudi menambahkan, Setneg masih menyelidiki kasus terse-but. Namun, ia belum bisa me-

mastikan apakah ada pegawai Setneg yang bertindak sebagai calo anggaran.

Ditemui terpisah, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan masalah DIPA bodong yang ramai dibicarakan itu berada di wilayah kabupaten dan menjadi tanggung jawab provinsi.

Pasalnya pemerintah provinsi yang mengevaluasi kinerja kabupaten. “Kenapa bisa lolos

itu waktu mengoreksinya. Ka-rena tidak mungkinlah bodong. Mestinya, kalau ada kegiatan, dituliskan di situ anggarannya. Kenapa bisa terjadi itu, artinya waktu mengevaluasi itu, tidak ya kurang cermatlah begitu,” ujar Gamawan.

Terkai t dengan modus operandi kompolotan yang membobol anggaran DIPA, Gamawan mengaku heran ka-rena jumlah yang digasak calo

tersebut mencapai miliaran rupiah. Karena itu, Kemendagri akan mengusut hal tersebut.

Kasus pemalsuan DIPA Ka-bupaten Tasikmalaya, pada APBD Perubahan 2010 Provinsi Jawa Barat dilakukan oleh se-orang perantara yang bekerja sama dengan orang yang me-ngaku pegawai Setneg.

Gamawan mengingatkan gubernur agar jeli dalam meng-oreksi anggaran. (Rin/*/P-3)