parasitologi

13
MAKALAH PARASITOLOGI Pemeriksaan Angka Kapang Pada Tepung Tapioka Disusun Oleh : Alfian hadri (A.102.09.004) AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA

Upload: alfian-hadri

Post on 21-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pemeriksaan angka kapang pada tepung tapioka sesuai SNI 01-3451-2011

TRANSCRIPT

Page 1: Parasitologi

MAKALAH PARASITOLOGI

Pemeriksaan Angka Kapang Pada Tepung

Tapioka

Disusun Oleh :

Alfian hadri (A.102.09.004)

AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL

SURAKARTA

TAHUN AJARAN

Page 2: Parasitologi

2014/2015

KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah tentang Pemeriksaan Angka Kapang Pada

Tepung Tapioka ini dengan baik meskipun banyak kekurangan

didalamnya.

       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh

dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran

dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang

akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran

yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna

bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami

mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan

dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di

masa depan.

Surakarta, April 2015

Penyusun

Page 3: Parasitologi
Page 4: Parasitologi

Daftar isi

Kata pengantar............................................................ ........ ............i

Daftar isi................................................................. ......................ii

BAB I Pendahuluan............................................................................1

BAB II ISI

1. Prinsip........................................................ ..........................4

2. Peralatan ..............................................................................4

3. Pembenihan, Pengencer, dan Pereaksi............................................4

4. Persiapan dan Homogenisasi.......................................... ...............5

5. Cara Kerja............................................ .......................... .......5

6. Pernyataan Hasil.................................... ..................................6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................7

Daftar Pustaka.................................................................................8

Page 5: Parasitologi

BAB I

PENDAHULUAN

Tepung tapioka merupakan pati yang diekstrak dari singkong.

Dalam memperoleh pati dari singkong (tepung tapioka) harus

dipertimbangkan usia atau kematangan dari tanaman singkong. Sebagai

contoh usia optimum tanaman singkong siap panen berdasarkan hasil

percobaan terhadap salah satu varietas singkong yang berasal dari Jawa

yaitu San Pedro Preto adalah sekitar 18-20 bulan (Grace, 1977). Ketika

umbi singkong dibiarkan di tanah, jumlah pati akan meningkat sampai

pada titik tertentu, lalu umbi akan mejadi keras dan menyerupai kayu,

sehingga umbi akan sulit untuk ditangani ataupun diolah.

Mutu tepung tapioka ditentukan berdasarkan persyaratan standar

yang ditetapkan oleh SII (Standar Industri Indonesia), atau standar lain

yang berlaku dengan tujuan agar produk tepung tapioka yang dihasilkan

dapat menembus pasar di dalam dan di luar negeri.

Faktor yang menentukan kualitas atau mutu tapioka adalah

parameter mutunya. Para meter mutu tapioka meliputi parameter fisik

(bentuk, bau dan warna), parameter kimia (kadar air, kadar abu, serat

kasar dan cemaran logam), parameter fisikokimia (derajat putih dan dan

derajat asam), serta parameter mikrobiologi. Persyaratan standar yang

ditetapkan oleh SNI dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Page 6: Parasitologi

Fungi adalah kelompok besar dan beragam, namun hanya tiga jenis

fungi yang penting dan relatif mudah untuk mengidentifikasinya. Ketiga

nya yaitu kapang, khamir, dan jamur. Fungi dapat dibedakan dari alga

karena fungi tidak mempunyai klorofil dan dengan demikian fungi tidak

dapat melakukan fotosintesis.

Fungi adalah suatu organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri

spesifik sebagai berikut:

1.      Mempunyai inti sel

2.      Memproduksi spora

3.      Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesa

4.      Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual

5.      Beberapa mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk filament dengan

didin sel yang mengandung selulosa atau khitin, atau keduanya.

Page 7: Parasitologi

Fungi sebenarnya merupakan organisme yang menyerupai

tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan sebagai berikut:

1.      Tidak berklorofil

2.      Komposisi dinding sel berbeda

3.      Reproduksi dengan spora

4.      Tidak ada batang, cabang, akar atau daun

5.      Tidak mempunyai system vaskular seperti tanaman

6.      Multiseluler namun tidak mempunyai pembagian fungsi seperti tanaman

Page 8: Parasitologi

BAB II

ISI

Cara kerja menurut SNI 01-3451-2011

1.Prinsip:

Pertumbuhan kapang dalam media yang sesuai, setelah diinkubasikan

pada suhu (25 ± 1)°C selama 5 hari.

2.Peralatan:

1) Inkubator (25 ± 1) °C , terkalibrasi;

2) Otoklaf;

3) Penangas air (45 ± 1) °C;

4) pH meter;

5) Alat penghitung koloni;

6) Tally register;

7) Pipet ukur 10 mL dan 1 mL, steril;

8) Cawan petri gelas/plastik (berukuran minimal15 mm x 90 mm),

steril; dan

9) Bent glass rod.

3.Pembenihan, Pengencer dan Pereaksi:

1) Agar dichloran rose bengal chloramphenicol (DRBC);

2) Agar dichloran 18% glycerol (DG 18);

3) Larutan pepton 0,1%;

- pepton 1 gram dalam air suling 1000 ml larutkan pepton dalam air

suling kemudian sterilkan dengan menggunakan otoklaf pada suhu

121 °C selama 15 menit, dan atur pH sehingga mencapai pH akhir

(7,0 ± 0,2).

4) Larutan antibiotik.

Antibiotik ditambahkan dalam media kapang untuk mencegah

pertumbuhan bakteri. Chloramphenicol adalah salah satu pilihan

antibiotik karena stabil selama proses dalam diotoklaf. Konsentrasi

antibiotik yang dianjurkan adalah 100 mg/L media. Jika terlihat

Page 9: Parasitologi

pertumbuhan bakteri yang berlebihan, siapkan media dengan

penambahan chloramphenicol 50 mg/L sebelum otoklaf dan

chlortetracycline 50 mg/L steril saat media mulai di kondisikan,

tepat sebelum menuang media dalam cawan.

4.Persiapan dan homogenisasi contoh:

1) Timbang 50 g contoh secara aseptik ke dalam botol pengencer yang

telah berisi 450 mL larutan pepton 0,1% steril sehingga diperoleh

pengenceran 1:10;

2) Kocok campuran beberapa kali hingga homogen.

5.Cara kerja:

1)Buat tingkat pengenceran dari 10-2 sampai dengan 10-6 dengan

menggunakan larutan pepton 0,1%;

2)Persiapan media dalam cawan dapat dilakukan dengan salah satu

media di bawah ini, yaitu :

- Metode sebar (media DRBC atau DG 18), penggunaan media DG

18 lebih sesuai untuk contoh uji yang mempunyai Awkurang dari

95 : pipet 0,1 mL masing-masing pengenceran secara aseptik ke

dalam media padat dan sebarkan merata dengan menggunakan

bent glass rod. - Metode tuang (media DG 18):

a. pipet 1,0 mL masing-masing pengenceran ke dalam cawan petri

dan sesegera

b. mungkin tuangkan 20 mL sampai dengan 25 mL media;

c. campurkan dengan menggoyang cawan secara perlahan searah

jarum jam, kemudian berlawanan arah jarum jam selama 1 menit

sampai dengan 2 menit; dan biarkan hingga campuran dalam

cawan petri memadat.

3)Masukkan semua cawan petri dengan posisi tidak terbalik ke dalam

inkubator pada ruang gelap bersuhu 25 °C selama 5 hari. Jangan

menumpuk cawan lebih dari 3 tumpukan. Biarkan cawan dan jangan

merubah posisinya;

Page 10: Parasitologi

4)Hitung koloni kapang setelah 5 hari inkubasi. Jika setelah 5 hari

tidak ada koloni yang tumbuh, tambahkan waktu inkubasi selama

48 jam. Jangan menghitung cawan-cawan sampai batas waktu

inkubasi berakhir, karena merubah posisi cawan dapat

mengakibatkan pertumbuhan sekunder dari spora; dan

5)Nyatakan hasil perhitungan sebagai koloni per gram contoh.

6.Pernyataan hasil:

Cara menghitung dan membulatkan angka

Cara menghitung koloni kapang dan cara membulatkan angka pada hasil

perhitungan untuk cawan yang berisi 10 koloni sampai dengan 150 koloni.

sesuai atau sama dengan cara menghitung koloni pada uji angka lempeng

total.

Page 11: Parasitologi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah

sebagai berikut :

1.     Mahasiswa dapat mengetahui SNI dari tepung tapioka.

2. Mahasiswa dapat mengetahui secara rinci bagaimana cara

pemeriksaan angka kapang pada tepung tapioka.

3. Mahasiswa dapat mengetahui hasil dari pemeriksaan angka kapang

pada sampel tepung tapioka.

Page 12: Parasitologi

Daftar pustaka

Lies Suparti, 2005. Tepung Tapioka. Pembuatan dan Pemanfaatannya.

Kanisius. Yogyakarta

PENGUJIAN MUTU TEPUNG TAPIOKA (SNI 01-3451-2011)

Pengujian Mutu Pangan : Kurikulum 2013 pdf.